n penghakiman itu seluruhnya. Dan sebagai
pertanda awalnya, Dia datang untuk membebaskan umat-Nya
yang tertindas, datang untuk menegakkan kerajaan-Nya di dunia.
[2] Majelis Pengadilan akan duduk (ay. 26). Tuhan akan menyatakan
bahwa Dia yang memberi keadilan di bumi, dan, dalam hikmat dan
keadilan, akan membela perkara orang benar-Nya. Pada hari yang
hebat itu Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang
yang telah ditentukan-Nya.
[3] Kekuasaan musuh akan dicabut dari padanya (ay. 26). Semua
musuh Kristus akan dibuat menjadi tumpuan kaki-Nya, dan akan
dimusnahkan dan dihancurkan sampai lenyap. Hal inilah yang
dirujuk Rasul Paulus saat berbicara mengenai manusia
durhaka (2Tes. 2:8). Ia akan membunuhnya dengan nafas mulut-
Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali.
[4] Keadilan diberikan kepada orang-orang kudus milik Yang
Mahatinggi. Para rasul dipercayakan membawa pemberitaan
Injil yang akan digunakan untuk menghakimi dunia. Semua orang
kudus, melalui iman dan ketaatannya, akan menghakimi dunia
yang durhaka dan tidak percaya. Dalam nama Kristus, kepala
mereka, mereka akan menghakimi dunia, akan menghakimi ke-
dua belas suku Israel (Mat. 19:28). Inilah alasan mengapa kita
harus menghormati orang yang takut akan Tuhan. Betapa pun
cela dan hinanya sekarang orang-orang kudus tampaknya di
mata dunia, dan seberapa pun banyaknya cemoohan ditimpakan
atas mereka, merekalah orang-orang kudus milik Yang
Mahatinggi. Mereka dekat dan dikasihi Tuhan , dan Dia mengakui
mereka milik kepunyaan-Nya, dan penghakiman diberikan
kepada mereka.
[5] Bahwa yang paling ditekankan yaitu orang-orang kudus milik
Yang Mahatinggi akan menerima pemerintahan, dan mereka akan
memegang pemerintahan itu sampai selama-lamanya (ay. 18).
Dan sekali lagi dikatakan, waktunya datang orang-orang kudus
itu memegang pemerintahan (ay. 22). Dan lagi, pemerintahan,
kekuasaan dan kebesaran dari kerajaan-kerajaan di bawah se-
mesta langit akan diberikan kepada orang-orang kudus, umat
Yang Mahatinggi (ay. 27). Janganlah kita mengira, berdasar
hal ini, bahwa pemerintahan atau kekuasaan itu didasarkan atas
anugerah, atau bahwa hal ini membenarkan seseorang, dengan
alasan sebagai orang kudus, untuk merebut kuasa sebagai raja.
Tidak. Kerajaan Kristus bukan dari dunia ini. Hal ini meng-
gambarkan kuasa rohani orang-orang kudus atas hawa nafsu dan
kecemarannya sendiri, kemenangan mereka atas setan dan
pencobaan-pencobaannya, serta kemenangan para martir atas
kematian dan kengeriannya. Hal ini juga menjanjikan bahwa
kerajaan Injil akan ditegakkan, yaitu kerajaan kasih karunia. Hak
istimewa dan penghiburan yang berasal dari kerajaan itu seka-
rang, di bawah langit, akan menjadi jaminan dan buah sulung
kerajaan kemuliaan di atas langit. saat rajanya menjadi orang
Kristen, dan pemimpin-pemimpinnya menggunakan kuasa
mereka untuk membela dan memajukan Kekristenan, maka
orang-orang kudus itu memegang pemerintahan. Orang-orang
kudus memerintah melalui Roh yang memerintah di dalam
mereka (dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman
kita) dan dengan membuat kerajaan-kerajaan dunia ini menjadi
kerajaan Kristus. Namun, penggenapan penuh nubuat ini ada
dalam kebahagiaan kekal orang-orang kudus, kerajaan yang
tidak tergoncangkan, yang kita nantikan menurut janji ini (yaitu
kerajaan-kerajaan), mahkota kemuliaan yang tidak akan pudar –
pemerintahan yang kekal. Lihatlah betapa tinggi penekanan yang
diberikan pada bagian ini (ay. 18): Orang-orang kudus akan
memegang pemerintahan itu sampai selama-lamanya, bahkan
kekal selama-lamanya. Dan alasannya sebab yang memiliki
orang-orang kudus itu yaitu Yang Mahatinggi dan pemerintahan-
Nya yaitu pemerintahan yang kekal (ay. 27). Dia kekal, maka
kerajaan mereka pun akan kekal. Sebab Aku hidup dan kamupun
akan hidup (Yoh. 14:19). Kerajaan-Nya yaitu kerajaan mereka.
Mereka memandang diri mereka ditinggikan dalam peninggian-
Nya, dan tidak menginginkan penghormatan dan kepuasan lain
bagi diri mereka lagi, selain bahwa segala kekuasaan akan meng-
abdi dan patuh kepada mereka (KJV: kepada-Nya), sama seperti
mereka patuh kepada-Nya (ay. 27). Mereka akan dibuat tunduk
di bawah tongkat emas-Nya atau dihancurkan oleh tongkat besi-
Nya.
Daniel, di bagian penutup, saat dia mengakhiri penjelasan
penglihatannya itu, memberi tahu kita kesan apa yang
ditimbulkan penglihatan ini padanya. Penglihatan itu sangat
membebani rohnya sampai ia menjadi pucat, namun ia menyimpan
hal itu dalam ingatannya (KJV: hati). Perhatikanlah, hati harus
menjadi tempat penyimpanan dan khazanah hal-hal yang ilahi. Di
sanalah kita harus menyimpan firman Tuhan , seperti Perawan
Maria menyimpan perkataan Kristus (Luk. 2:51). Daniel
menyimpan hal itu dalam hatinya, bukan dengan maksud untuk
menjauhkannya dari jemaat, namun untuk menyimpannya bagi
jemaat, agar pesan yang diterimanya dari Tuhan dapat
diteruskan sepenuhnya dan dengan sebenar-benarnya kepada
umat Tuhan . Perhatikanlah, sudah menjadi kewajiban para nabi
dan hamba-hamba Tuhan untuk menyimpan hal-hal yang dari
Tuhan dalam pikiran mereka, agar di sana, perkara-perkara itu
dapat dicerna dengan baik. Jika kita ingin agar firman Tuhan ada
di mulut kita untuk kita pergunakan saat ada kesempatan,
maka kita harus menyimpannya dalam hati kita setiap saat.
PASAL 8
erbagai penglihatan dan nubuatan dalam pasal ini hanya melihat
sepenuhnya pada peristiwa-peristiwa yang pada waktu itu akan segera
terjadi pada kerajaan Persia dan kerajaan Yunani, dan tampak tidak memiliki
rujukan lebih jauh sama sekali. Tak ada yang dikatakan di sini tentang kerajaan
Kasdim, sebab kerajaan itu baru saja memasuki masa akhirnya. Oleh sebab itu,
pasal ini tidak ditulis dalam bahasa Aram, seperti keenam pasal sebelumnya,
untuk kepentingan orang-orang Kasdim, melainkan dalam bahasa Ibrani, dan
begitu pula dengan semua pasal lain yang tersisa sampai akhir kitab ini, untuk
kepentingan orang-orang Yahudi. Tujuannya supaya orang-orang Yahudi
mengetahui kesusahan-kesusahan apa yang ada di hadapan mereka dan apa
akhir dari semua kesusahan itu, dan supaya mereka bersiap-siap sebagaimana
mestinya. Dalam pasal ini kita mendapati,
I. Penglihatan itu sendiri tentang domba jantan, dan kambing jantan, dan
tanduk kecil yang akan bertempur dan menang melawan umat Tuhan ,
selama batas waktu tertentu (ay. 1-14).
II. Penafsiran tentang penglihatan ini oleh seorang malaikat, yang
menunjukkan bahwa domba jantan melambangkan kekaisaran Persia,
kambing jantan melambangkan kekaisaran Yunani, dan tanduk kecil
melambangkan seorang raja dari kerajaan Yunani, yang akan
meninggikan dirinya melawan orang-orang Yahudi dan agama Yahudi,
yaitu Antiokhos Epifanes (ay. 15-27). Jemaat Yahudi, sejak awal,
sampai sejauh ini, sedikit banyak diberkati dengan nabi-nabi, yaitu
orang-orang yang mendapat ilham ilahi untuk menjelaskan pikiran
Tuhan kepada mereka dalam penyelenggaraan-penyelenggaraan-Nya,
dan untuk memberi mereka suatu pandangan tentang apa yang akan
datang menimpa mereka. namun , segera jsesudah zaman Ezra, ilham
ilahi berhenti, dan tidak ada lagi nabi sampai fajar Injil menyingsing.
Oleh sebab itu, peristiwa-peristiwa pada masa itu dinubuatkan di sini
oleh Daniel, dan dicatat, supaya bahkan pada saat itu Tuhan tidak
membiarkan diri-Nya tanpa saksi, tidak pula mereka tanpa
pembimbing.
Penglihatan tentang Domba Jantan
dan Kambing Jantan
(8:1-14)
1 Pada tahun yang ketiga pemerintahan raja Belsyazar, nampaklah kepadaku, Daniel,
suatu penglihatan sesudah yang tampak kepadaku dahulu itu. 2 Aku melihat dalam
penglihatan itu, dan sementara aku melihat, aku berada di puri Susan, yang ada di wilayah
Elam, dan aku melihat dalam penglihatan itu, bahwa aku sedang di tepi sungai Ulai. 3 Aku
mengangkat mukaku dan melihat, tampak seekor domba jantan berdiri di depan sungai
itu; tanduknya dua dan kedua tanduk itu tinggi, namun yang satu lebih tinggi dari yang
lain, dan yang tinggi itu tumbuh terakhir. 4 Aku melihat domba jantan itu menanduk ke
barat, ke utara dan ke selatan, dan tidak ada seekor binatang pun yang tahan menghadapi
dia, dan tidak ada yang dapat membebaskan dari kuasanya; ia berbuat sekehendak
hatinya dan membesarkan diri. 5 namun sementara aku memperhatikannya, tampak
seekor kambing jantan datang dari sebelah barat, yang melintasi seluruh bumi tanpa
menginjak tanah; dan kambing jantan itu memiliki satu tanduk yang aneh di antara
kedua matanya. 6 Ia datang pada domba jantan yang dua tanduknya dan yang kulihat
berdiri di depan sungai itu, lalu menyerangnya dengan keganasan yang hebat. 7 Aku
melihatnya mendekati domba jantan itu; ia menggeram, lalu ditanduknya domba jantan
itu, dipatahkannya kedua tanduknya, dan domba jantan itu tidak berdaya untuk tahan
menghadapi dia; dihempaskannya dia ke bumi, diinjak-injaknya, dan tidak ada yang
melepaskan domba jantan itu dari kuasanya. 8 Kambing jantan itu sangat membesarkan
dirinya, namun saat ia sampai pada puncak kuasanya, patahlah tanduk yang besar itu,
lalu pada tempatnya tumbuh empat tanduk yang aneh, sejajar dengan keempat mata
angin yang dari langit. 9 Maka dari salah satu tanduk itu muncul suatu tanduk kecil, yang
menjadi sangat besar ke arah selatan, ke arah timur dan ke arah Tanah Permai. 10 Ia
menjadi besar, bahkan sampai kepada bala tentara langit, dan dari bala tentara itu, dari
bintang-bintang, dijatuhkannya beberapa ke bumi, dan diinjak-injaknya. 11 Bahkan
terhadap Panglima bala tentara itu pun ia membesarkan dirinya, dan dari pada-Nya
diambilnya korban persembahan sehari-hari, dan tempat-Nya yang kudus dirobohkan-
nya.
12 Suatu kebaktian diadakan secara fasik menggantikan korban sehari-hari, kebenaran
dihempaskannya ke bumi, dan apa pun yang dibuatnya, semuanya berhasil. 13 Kemudian
kudengar seorang kudus berbicara, dan seorang kudus lain berkata kepada yang
berbicara itu: “Sampai berapa lama berlaku penglihatan ini, yakni korban sehari-hari dan
kefasikan yang membinasakan, tempat kudus yang diserahkan dan bala tentara yang
diinjak-injak?” 14 Maka ia menjawab: “Sampai lewat dua ribu tiga ratus petang dan pagi,
lalu tempat kudus itu akan dipulihkan dalam keadaan yang wajar.”
Di sini ada,
I. Penanggalan penglihatan ini (ay. 1). Penglihatan itu terjadi pada tahun yang
ketiga pemerintahan raja Belsyazar, yang ternyata menjadi tahun
terakhirnya, seperti yang dihitung oleh banyak orang. Dengan demikian,
pasal ini juga seharusnya, sesuai urutan waktu, ditempatkan sebelum pasal
kelima. Supaya Daniel tidak terkejut dengan kehancuran Babel, yang
sekarang sudah dekat, Tuhan memberinya penglihatan tentang kehancuran
kerajaan-kerajaan lain sesudah itu, yang pada zaman mereka sama kuatnya
seperti kerajaan Babel. Seandainya kita bisa melihat terlebih dulu
perubahan-perubahan yang akan terjadi di masa depan, sesudah kita tiada,
maka kita tidak akan begitu mengagumi, dan tidak akan begitu terpengaruh
oleh perubahan-perubahan pada zaman kita sendiri. Sebab apa yang pernah
dibuat akan dibuat lagi (Pkh. 1:9). Pada waktu itu nampaklah kepadaku,
Daniel, suatu penglihatan. Di sini ia menegaskan dengan khidmat kebenaran
peristiwa itu. Kepadanyalah, bahkan kepada dia, penglihatan itu ditun-
jukkan. Ia yaitu saksi matanya. Dan penglihatan ini mengingatkannya akan
penglihatan sebelumnya yang tampak kepadanya dahulu, pada tahun
pertama pemerintahan ini. Hal itu disebutkannya sebab penglihatan ini
merupakan penjelasan dan peneguhan atas penglihatan yang dahulu, dan
menunjuk pada banyak peristiwa yang sama. Penglihatan yang dahulu
tampak seperti mimpi, penglihatan dalam tidurnya, sementara penglihatan
yang sekarang tampaknya terjadi saat ia terjaga.
II. Tempat terjadinya penglihatan ini. Tempat di mana penglihatan itu
diberikan yaitu di puri Susan, salah satu pusat kerajaan dari raja-raja
Persia, yang terletak di tepi sungai Ulai, yang mengelilingi kota itu. Puri itu
ada di wilayah Elam, bagian dari Persia yang terletak di sebelah Babel.
Daniel sendiri tidak ada di sana, sebab pada waktu ia sedang berada di Babel,
sebagai seorang tawanan, sedang mengerjakan sesuatu di bawah perintah
Belsyazar, dan tidak boleh pergi ke negeri yang jauh seperti itu, terutama
sebab negeri itu merupakan negeri musuh saat itu. namun ia ada di sana
dalam penglihatan. Seperti Yehezkiel, saat menjadi tawanan di Babel,
sering kali dibawa ke tanah Israel di dalam roh. Perhatikanlah, jiwa bisa saja
bebas saat tubuh sedang tertawan. Sebab, saat kita terikat, Roh Tuhan
tidak terikat. Penglihatan itu berhubungan dengan negeri itu, dan oleh
sebab nya ia dibuat membayangkan dirinya berada di sana dengan kuat
seolah-olah ia memang ada di sana.
III. Penglihatan itu sendiri dan bagaimana berlangsungnya.
1. Ia melihat seekor domba jantan dan tanduknya dua (ay. 3). Ini yaitu
kekaisaran atau kerajaan besar kedua, dan di dalamnya ada kerajaan
Media dan Persia yang merupakan dua tanduknya. Tanduk-tanduk itu
sangat tinggi, namun tanduk yang tumbuh terakhir lebih tinggi,
mengungguli yang tumbuh pertama. Demikianlah yang terakhir akan
menjadi yang terdahulu, dan yang terdahulu menjadi yang terakhir.
Kerajaan Persia, yang muncul terakhir, dalam diri Raja Koresh, menjadi
lebih unggul dibandingkan kerajaan Media.
2. Ia melihat domba jantan ini menanduk ke semua di sekelilingnya dengan
kedua tanduknya (ay. 4), ke barat (ke arah Babel, Asyur, Yunani, dan Asia
Kecil), ke utara (ke arah orang Lidia, orang Armenia, dan orang Skit), dan
ke selatan (ke arah Arabia, Etiopia, dan Mesir). Semua bangsa ini
berupaya diserang oleh kekaisaran Persia, pada satu atau lain waktu,
untuk memperluas wilayah kekuasaan mereka. Dan pada akhirnya ia
menjadi begitu kuat sehingga tidak ada seekor binatang pun yang tahan
menghadapi dia. Domba jantan ini, meskipun dari jenis hewan yang
sering dimangsa, menjadi menakutkan bahkan bagi binatang-binatang
pemangsa itu sendiri, sehingga tidak ada yang tahan menghadapinya,
tidak ada yang dapat lari darinya, tidak ada yang dapat membebaskan
dari kuasanya, namun semua harus tunduk kepadanya. Raja-raja Persia
berbuat sekehendak hatinya, berhasil dalam semua jalan mereka di
negeri-negeri asing, memiliki kuasa yang tak terkendali di negeri sendiri,
dan membesarkan diri. Ia menganggap dirinya besar sebab ia berbuat
semaunya, namun berbuat baik merupakan perbuatan yang membuat
orang benar-benar besar.
3. Ia melihat domba jantan ini dikalahkan oleh seekor kambing jantan. Ia
sedang memperhatikan domba jantan itu sambil bertanya-tanya
mengapa binatang yang begitu lemah sampai menjadi begitu berkuasa
dan memikirkan bagaimana kesudahannya. Dan, tampak seekor kambing
jantan datang (ay. 5). Ini yaitu Aleksander Agung, putra Filipus raja
Makedonia. Ia datang dari sebelah barat, dari Yunani, yang terletak di
sebelah barat Persia. Ia meraup wilayah yang luas dengan tentaranya. Ia
datang melintasi seluruh bumi. Ia pada dasarnya benar-benar
menaklukkan dunia, dan kemudian duduk menangis sebab tidak ada
dunia lain untuk ditaklukkan lagi. Unus Pellæo juveni non sufficit orbis –
Satu dunia masih terlalu kecil bagi sang pemuda dari Pela. Kambing
jantan ini yaitu makhluk yang terkenal gagah jalannya (Ams. 30:31)
melaju dengan kecepatan yang luar biasa, sehingga ia tidak menginjak
tanah, sebab begitu ringannya ia bergerak. Ia tampak lebih seperti
terbang di atas tanah dibandingkan menapak di atas tanah. Atau tidak ada
yang menyentuhnya di bumi, yaitu, ia menjumpai sedikit atau tanpa
perlawanan sama sekali. Kambing jantan ini, atau rusa jantan,
memiliki satu tanduk yang aneh di antara kedua matanya, seperti
kuda bertanduk satu dalam dongeng. Ia memiliki kekuatan, dan
mengetahui kekuatannya sendiri. Ia melihat dirinya sendiri sebagai
tandingan bagi semua tetangganya. Aleksander mendesakkan
penaklukan-penaklukannya dengan begitu cepat, dan dengan begitu
ganas, sehingga tak satu pun dari kerajaan-kerajaan yang diserangnya
memiliki keberanian untuk menghadapinya, atau menahan laju
senjata-senjatanya yang berjaya. Dalam enam tahun ia menjadikan
dirinya penguasa atas sebagian besar dunia yang diketahui pada masa
itu. Pantas saja ia disebut tanduk yang aneh (KJV: tanduk yang
terkemuka), sebab namanya masih hidup dalam sejarah sebagai salah
seorang panglima perang yang paling terkemuka yang pernah dikenal
dunia. Berbagai kemenangan dan pencapaian Aleksander masih menjadi
hiburan bagi kaum cerdik pandai. Kambing jantan ini datang kepada
domba jantan yang dua tanduknya (ay. 6). Aleksander dengan tentaranya
yang berkemenangan menyerang kerajaan Persia. Pasukan tentaranya
tidak lebih dari 30.000 prajurit dan 5.000 kuda. Ia menyerangnya, untuk
membuatnya terkejut sebelum ia mengetahui gerak-geriknya, dengan
keganasan yang hebat. Ia mendekati domba jantan itu. Aleksander
dengan tentaranya mendatangi Darius Kodomanus, yang pada waktu itu
merupakan kaisar Persia, dengan menggeram (ay. 7). Dengan ganas dan
buas Aleksander mendesak maju memerangi Darius, yang, meskipun
membawa pasukan dalam jumlah yang sangat besar ke medan
pertempuran, namun, sebab tidak tangkas, bukanlah tandingan yang
sepadan bagi Aleksander. Dengan begitu Aleksander menjadi terlalu
tangguh baginya setiap kali ia menyerangnya, dan ditanduknya domba
jantan itu, dihempaskannya dia ke bumi, dan diinjak-injaknya. Ketiga
ungkapan ini, menurut sebagian orang, merujuk pada tiga kemenangan
terkenal yang diperoleh Aleksander atas Darius, di Granikus, di Isus, dan
di Arbela. Oleh semua kemengangan ini Darius pada akhirnya dikalahkan
habis-habisan, sebab , dalam pertempuran terakhir, 600.000 orangnya
tewas, sehingga Aleksander menjadi penguasa mutlak atas semua
kekaisaran Persia, dan mematahkan kedua tanduknya, yaitu kerajaan
Media dan Persia. Domba jantan yang sudah membinasakan tidak ada
yang tahan menghadapi dia (ay. 4), sekarang ia sendiri yang dibinasakan.
Darius tidak tahan menghadapi Aleksander, tidak pula ia memiliki
teman-teman atau sekutu-sekutu yang dapat membantu membebaskan
dia dari kuasanya. Perhatikanlah, kerajaan-kerajaan yang, saat
berkuasa, menyalahgunakan kekuasaan itu, dan, sebab tidak ada yang
bisa menentang mereka, tidak menahan diri dari melakukan kejahatan
apa saja, dapat menantikan saatnya kuasa mereka diambil dari mereka
pada akhirnya, dan mereka diganjar dengan perbuatan mereka sendiri
(Yes. 33:1).
4. Daniel melihat bahwa dengan kemenangan itu kambing jantan itu dibuat
menjadi sangat besar. namun tanduk yang besar itu, yang telah
melakukan semua tindakan ini, menjadi patah (ay. 8). Aleksander
berusia sekitar dua puluh tahun saat ia memulai peperangan-
peperangannya. saat umurnya sekitar dua puluh enam tahun, ia
menaklukkan Darius, dan menjadi penguasa atas seluruh kekaisaran
Persia. namun saat ia berusia sekitar tiga puluh dua atau tiga puluh tiga
tahun, saat ia kuat, sedang kuat-kuatnya, ia menjadi patah. Ia tidak
terbunuh dalam perang, di tempat tidur kehormatan, namun mati sebab
mabuk secara berlebihan, atau, seperti yang disangka sebagian orang,
sebab diracun, dan tidak meninggalkan anak untuk menikmati apa yang
telah berupaya dicapainya tanpa henti. Sebaliknya, ia meninggalkan tugu
peringatan yang abadi tentang sia-sianya kemegahan dan kekuasaan du-
niawi, dan ketidakcukupannya untuk membuat orang bahagia.
5. Daniel melihat kerajaan ini dibagi-bagi menjadi empat bagian, dan
bukannya ada satu tanduk besar, namun tumbuh empat tanduk yang aneh,
yaitu keempat panglima Aleksander, yang kepada mereka ia mewariskan
hasil-hasil penaklukannya. Dan ia memiliki begitu banyak taklukan
sehingga, saat dibagi-bagi di antara keempat panglimanya, mereka
mendapat cukup untuk tiap-tiap orang. Keempat tanduk yang aneh ini
mengarah pada keempat mata angin yang dari langit, sama dengan
empat kepala macan tutul (7:6), yaitu ke arah kerajaan Asyur dan
kerajaan Mesir, kerajaan Asia dan kerajaan Yunani. Asyur terletak di
sebelah timur, Yunani di sebelah barat, Asia Kecil di sebelah utara, dan
Mesir di sebelah selatan. Perhatikanlah, orang-orang yang menimbun
kekayaan tidak mengetahui siapa yang akan mengambil kekayaan itu,
atau siapa yang akan memiliki segala sesuatu yang telah mereka
persiapkan itu.
6. Daniel melihat sebuah tanduk kecil yang menjadi penganiaya besar
jemaat dan umat Tuhan . Dan ini merupakan hal utama yang ingin
ditunjukkan kepadanya dalam penglihatan ini, seperti juga dalam
penglihatan sesudahnya (11:30, dst.). Semua penafsir sependapat bahwa
penganiaya ini yaitu Antiokhos Epifanes (demikian ia menyebut dirinya
sendiri) – yang ternama, namun orang lain menyebutnya Antiokhos
Epimanes – Antiokhos Si Bengis. Ia disebut di sini (seperti sebelumnya,
7:8), tanduk kecil, sebab ia sesungguhnya hina. Ada orang-orang lain di
antara dia dan kerajaan. Ia memiliki kecenderungan yang rendah seperti
budak, tidak ada sifat-sifat rajawi dalam dirinya. Dan selama beberapa ia
waktu menjadi sandera dan tahanan di Roma, yang dari situ ia melarikan
diri. Dan, meskipun ia adik bungsu, dan kakaknya masih hidup, dialah
yang memperoleh kerajaan. Ia menjadi sangat besar ke arah selatan,
sebab ia merebut Mesir, dan ke arah timur, sebab ia menyerang Persia
dan Armenia. namun apa yang terutama diperhatikan di sini yaitu
kejahatan yang dia lakukan terhadap orang-orang Yahudi. Orang Yahudi
tidak disebutkan secara jelas, atau memang nubuatan-nubuatan tidak
boleh terlalu kentara. namun mereka digambarkan sedemikian rupa di
sini supaya mudah bagi orang-orang yang memahami bahasa Kitab Suci
untuk mengetahui siapa yang dimaksud. Dan orang-orang Yahudi,
sebab sudah diberi tahu tentang hal ini sebelumnya, dapat tergugah
untuk mempersiapkan diri mereka dan anak-anak mereka terlebih
dahulu untuk masa-masa yang penuh penderitaan dan cobaan ini.
(1) Antiokhos, atau si penganiaya ini, meninggikan dirinya melawan
Tanah Permai, tanah Israel, yang disebut demikian sebab tanah itu
yaitu tanah yang permai di antara semua negeri, sebab
kesuburannya dan segala sesuatu yang menyukakan hidup manusia,
namun terutama sebab tanda-tanda kehadiran Tuhan di dalamnya,
dan sebab ia diberkati dengan pewahyuan-pewahyuan dan
ketetapan-ketetapan ilahi. Gunung Sionlah yang menjulang permai,
yang menjadi kegirangan bagi seluruh bumi (Mzm. 48:3). Permainya
tanah itu yaitu sebab di sana Mesias akan dilahirkan, yang akan
menjadi penghiburan maupun kemuliaan bagi umat-Nya, Israel.
Perhatikanlah, kita memiliki alasan untuk menganggap suatu
tempat sebagai tempat yang permai, jika tempat itu yaitu tempat
yang kudus, yang di dalamnya Tuhan tinggal, dan di mana kita bisa
mendapat kesempatan untuk bersekutu dengan Dia. Tentu, betapa
bahagianya kita berada di tempat ini.
(2) Antiokhos, atau si penganiaya ini, berperang melawan bala tentara
langit, yaitu, umat Tuhan , jemaat, yang yaitu kerajaan sorga, jemaat
yang sedang berjuang di sini di atas bumi. Orang-orang kudus,
sebab dilahirkan dari atas, dan merupakan warga sorga, dan oleh
anugerah-Nya melakukan kehendak Tuhan , dalam ukuran tertentu,
seperti para malaikat di sorga melakukannya, bisa juga disebut bala
tentara sorga. Atau imam-imam dan orang-orang Lewi, yang dipe-
kerjakan untuk melayani Kemah Suci, dan di sana memperjuangkan
perjuangan yang baik, yaitu bala tentara langit ini. Melawan
mereka inilah Antiokhus meninggikan dirinya. Ia menjadi besar,
bahkan sampai kepada bala tentara langit, dengan melawan mereka
dan menantang mereka.
(3) Ia menjatuhkan beberapa dari bala tentara itu yaitu, dari bintang-
bintang itu, sebab mereka disebut bala tentara langit ke bumi, dan
menginjak-injaknya. Sebagian dari orang-orang yang paling
terkemuka baik dalam jemaat maupun pemerintahan, yang
merupakan terang yang menyala dan bersinar dalam angkatan
mereka, dipaksanya untuk mengikuti penyembahan-penyembahan
berhalanya atau dibunuh olehnya. Ia mencengkeram mereka dalam
tangannya, dan kemudian menginjak-injak mereka dan bersorak-
sorak atas mereka. Seperti Eleazar yang baik hati dan sudah tua, dan
tujuh orang bersaudara, yang dia hukum mati dengan siksaan-
siksaan yang kejam, sebab mereka tidak mau makan daging babi (2
Makabe 6-7). Ia bermegah dalam hal ini bahwa dengan begitu ia
menghina sorga itu sendiri dan mendirikan takhtanya mengatasi bi-
ntang-bintang Tuhan (Yes. 14:13).
(4) Bahkan terhadap Panglima bala tentara itu pun ia membesarkan
dirinya. Ia meninggikan dirinya melawan imam besar, Onias, yang dia
rampas martabatnya, atau lebih tepatnya melawan Tuhan sendiri,
yang yaitu Raja Israel dari zaman purbakala, yang memerintah
untuk selama-lamanya, yang yaitu raja Sion, yang mengepalai
sendiri bala tentara-Nya yang berperang bagi peperangan-Nya.
Terhadap Dialah Antiokhos membesarkan dirinya. Seperti Firaun, keti-
ka berkata, siapakah TUHAN itu? Perhatikanlah, orang-orang yang
menganiaya umat Tuhan , menganiaya Tuhan sendiri.
(5) Ia mengambil korban persembahan sehari-hari. Domba pagi dan
petang, yang ditetapkan Tuhan untuk dipersembahkan setiap hari di
atas mezbah-Nya bagi kehormatan-Nya, oleh Antiokhos dilarang dan
ditahan untuk dipersembahkan. Tidak diragukan lagi bahwa ia
mengambil semua korban lainnya, namun hanya korban sehari-hari
yang disebutkan, sebab korban itu yaitu kehilangan terbesar dari
semuanya, sebab dalam korban itu mereka menjaga persekutuan
mereka dengan Tuhan secara terus-menerus, yang lebih mereka
utamakan dibandingkan korban yang hanya dipersembahkan sesekali.
Umat Tuhan menganggap korban sehari-hari mereka, ibadah pagi dan
petang mereka, sebagai pekerjaan yang paling dibutuhkan dari
pekerjaan mereka sehari-hari dan penghiburan yang paling
menyukakan hati dari penghiburan-penghiburan mereka sehari-hari,
dan tidak mau berpisah dengannya demi apa pun juga.
(6) Ia merobohkan tempat-Nya yang kudus. Ia tidak membakar dan
menghancurkan Bait Suci, namun mencampakkannya, saat ia
menajiskannya, menjadikannya sebagai kuil Zeus Olimpios, dan
mendirikan patungnya di dalamnya. Ia juga menghempaskan
kebenaran ke bumi, menginjak-injak kitab hukum Taurat, firman
kebenaran itu, merobek-robeknya, dan membakarnya, dan berbuat
semampunya untuk betul-betul menghancurkannya, supaya kitab itu
lenyap dan dilupakan untuk selama-lamanya. Inilah rencana-rencana
dari raja yang fasik itu. Hal-hal inilah yang diperbuatnya. Dan, siapa
sangka, dalam perbuatan-perbuatan ini ia berhasil. Ia berbuat sangat
jauh, tampak sudah mencapai tujuannya, dan hampir saja membasmi
agama yang kudus itu yang telah ditanam oleh tangan kanan Tuhan .
namun supaya jangan sampai ia atau yang lain bersorak-sorak,
seolah-olah dalam hal ini ia sudah menang melawan Tuhan sendiri
dan menjadi terlalu tangguh bagi-Nya, maka duduk perkaranya di
sini dijelaskan dan ditempatkan dengan benar.
[1] Ia tidak akan mampu melakukan perbuatan ini seandainya Tuhan
tidak mengizinkan dia untuk melakukannya, tidak akan bisa
memiliki kekuatan melawan Israel kecuali kekuatan itu
diberikan kepadanya dari atas. Tuhan menaruh kekuatan ini ke
dalam tangannya, dan suatu kebaktian diadakan secara fasik
menggantikan korban sehari-hari (KJV: memberinya bala tentara
melawan korban sehari-hari). Tindakan penyelenggaraan Tuhan
menempatkan pedang itu ke dalam tangannya, dan oleh pedang
itu ia dimampukan seperti itu untuk mengalahkan semua yang
ada di hadapannya. Perhatikanlah, kita harus melihat dan
mengakui tangan Tuhan dalam semua upaya dan semua
keberhasilan dari musuh-musuh jemaat melawan jemaat. Semua
itu hanyalah tongkat di tangan Tuhan .
[2] Tuhan tidak akan mengizinkan perbuatan itu jika umat-Nya tidak
terlebih dulu menyulut murka-Nya untuk berbuat demikian. Oleh
sebab pelanggaranlah (KJV), pelanggaran Israel, untuk
menghajar mereka atas pelanggaran itu, sehingga Antiokhus
dipekerjakan untuk menimpakan semua kesusahan ini kepada
mereka. Perhatikanlah, jika tanah yang permai dan semua hal
yang menyenangkan darinya diporak-porandakan, maka harus
diakui bahwa dosa yaitu penyebab timbulnya semua kehancuran
itu. Siapakah yang menyerahkan Yakub untuk dirampas? Bukankah
itu TUHAN? Sebab kepada-Nya kita telah berdosa (Yes. 42:24).
Pelanggaran besar orang-orang Yahudi jsesudah pembuangan
(saat mereka dipulihkan dari penyembahan berhala) yaitu
penghinaan dan penajisan terhadap hal-hal yang kudus,
merampas pelayanan kepada Tuhan , dengan membawa binatang
yang timpang dan binatang yang sakit sebagai persembahan ,
seolah-olah meja TUHAN boleh dihinakan (demikian yang kita
dapati dalam Mal. 1:7-8, dst., dan bahwa para imam bersalah atas
hal ini, Mal. 2:1, 8). Oleh sebab itu, Tuhan mengutus Antiokhus un-
tuk mengambil korban persembahan sehari-hari dan merobohkan
tempat-Nya yang kudus. Perhatikanlah, adil bagi Tuhan untuk
mencabut hak-hak istimewa rumah-Nya dari orang-orang yang
merendahkan dan menajiskannya, dan membuat orang
mengetahui betapa berharganya ketetapan-ketetapan ilahi
dengan mengambilnya dari mereka yang tidak mau
mengetahuinya dengan menikmatinya.
7. Daniel mendengar bahwa waktu dari malapetaka ini dibatasi dan
ditentukan, bukan kapan malapetaka itu datang, (hal itu tidak ditetapkan
di sini, sebab Tuhan ingin supaya umat-Nya selalu bersiap-siap untuk
itu), melainkan sampai berapa lama berlaku penglihatan ini. Bahwa,
saat mereka tidak lagi memiliki nabi untuk memberi tahu mereka
berapa lama lagi (Mzm. 74:9, KJV. Mazmur yang tampak dirancang untuk
hari yang gelap dan suram ini), mereka bisa memiliki nubuatan ini
untuk memberi mereka harapan akan pembebasan pada waktunya. Nah,
mengenai hal ini kita mendapati di sini,
(1) Pertanyaan yang diajukan tentang malapetaka itu (ay. 13). Amatilah
[1] Oleh siapa pertanyaan itu diajukan: Kemudian kudengar seorang
kudus berbicara untuk maksud ini, dan kemudian seorang kudus
lain mendukungnya. “Oh, kalau saja kita tahu berapa lama
kesusahan ini akan berlangsung!” Para malaikat di sini disebut
orang-orang kudus, sebab mereka yaitu orang-orang kudus
(4:13), beribu-ribu orang kudus (Yud. 14). Para malaikat menyi-
bukkan diri dengan urusan-urusan jemaat, dan bertanya
tentangnya. Dan jika, seperti di sini, mereka bertanya tentang
keselamatan-keselamatannya yang sementara di dunia, maka jauh
terlebih lagi mereka ingin mengetahui keselamatan besar (1Ptr.
1:12). Satu orang kudus berbicara mengenai hal itu, dan yang
lain bertanya tentangnya. Demikian pula Yohanes, yang bersan-
dar dekat Kristus, diberi isyarat oleh Petrus untuk mengajukan
pertanyaan kepada Kristus (Yoh. 13:23-24).
[2] Kepada siapa pertanyaan itu diajukan. Ia berkata kepada Palmoni
yang berbicara itu. Menurut sebagian orang, seorang kudus yang
berbicara ini yaitu malaikat yang berkedudukan tinggi yang
lebih mengerti dibandingkan yang lain, yang sebab itu
kepadanyalah mereka datang dengan pertanyaan-pertanyaan
mereka. Menurut tafsiran lain lagi, orang itu yaitu Firman yang
kekal, Anak Tuhan . Dialah Yang tak diketahui. Palmoni tampak
merupakan gabungan dari Peloni Almoni, yang digunakan dalam
Rut 4:1, dan diterjemahkan hai saudara, dan dalam 2 Raja-raja
6:8, yang diterjemahkan tempat ini dan itu. Kristus pada waktu
itu masih menjadi Yang tak bernama. Mengapa engkau juga
menanyakan nama-Ku? Bukankah nama itu ajaib? (Hak. 13:18,
KJV: Bukankah nama itu rahasia). Dia yaitu penghitung rahasia
(seperti yang diterjemahkan oleh sebagian orang), sebab dari-
Nya tak ada suatu apa pun yang tersembunyi – penghitung yang
ajaib, demikian menurut sebagian yang lain. Nama-Nya disebut
Ajaib. Perhatikanlah, jika kita ingin mengetahui pikiran Tuhan ,
kita harus datang kepada Yesus Kristus, yang ada di pangkuan
Bapa, dan yang di dalam Dia tersembunyi segala harta hikmat dan
pengetahuan, tidak tersembunyi dari kita, namun tersembunyi
untuk kita.
[3] Pertanyaan yang diajukan itu sendiri: “Sampai berapa lama
berlaku penglihatan ini, yakni korban sehari-hari? Berapa lama
larangannya akan terus berlaku? Berapa lama tanah yang permai
itu akan dibuat tidak menyenangkan oleh larangan yang keras
itu? Berapa lama kefasikan yang membinasakan (patung Zeus),
pelanggaran besar yang membuat semua hal sakral kita diting-
galkan itu, berapa lama patung itu akan berdiri di Bait Suci?
Berapa lama tempat kudus dan bala tentara, tempat suci dan
orang-orang kudus yang melayani di dalamnya, diinjak-injak oleh
si penindas?” Perhatikanlah, para malaikat menaruh perhatian
terhadap kesejahteraan jemaat di atas bumi dan ingin melihat
berakhirnya kehancuran-kehancurannya. Para malaikat ber-
tanya, untuk memuaskan Daniel, tanpa ragu bahwa ia ingin tahu,
berapa lama malapetaka-malapetaka ini akan berlangsung?
Pertanyaan itu mengandung anggapan bahwa malapetaka-
malapetaka itu tidak akan berlangsung selamanya. Tongkat
kerajaan orang fasik tidak akan tinggal tetap di atas tanah yang
diundikan kepada orang-orang benar (Mzm. 125:3), meskipun
tongkat itu bisa saja datang ke tanah mereka. Kristus menghibur
diri-Nya dalam penderitaan-penderitaan-Nya dengan ucapan ini,
apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi (Luk. 22:37, KJV:
Hal-hal yang menyangkut Aku ada akhirnya), dan demikian pula
jemaat dapat menghibur diri dalam penderitaan-penderitaannya.
namun rasanya kita ingin tahu berapa lama malapetaka-mala-
petaka itu akan berlangsung, supaya kita bisa bersiap-siap
sebagaimana mestinya.
(2) Jawaban yang diberikan terhadap pertanyaan ini (ay. 14). Kristus
memberi perintah kepada para malaikat kudus, sebab mereka
yaitu hamba-hamba seperti kita. namun di sini jawabannya
diberikan kepada Daniel, sebab untuk dialah pertanyaan itu
diajukan: Maka ia menjawab. Tuhan adakalanya memberi dalam
perkenanan-perkenanan yang besar kepada umat-Nya, sebagai
jawaban atas berbagai pertanyaan dan permintaan dari sahabat-
sahabat mereka untuk mereka. Nah,
[1] Kristus meyakinkan dia bahwa kesusahan itu akan berakhir.
Kesusahan itu akan terus berlangsung selama dua ribu tida ratus
hari dan tidak lebih lama dari itu, sekian banyak malam dan pagi
(demikian kata yang dipakai), sekian banyak nuchthēmerai,
sekian banyak hari-hari biasa, yang dihitung, seperti pada
permulaan Kejadian, dari petang demi petang dan pagi demi
pagi. Sebab kehilangan korban petang dan korban pagilah yang
paling banyak mereka ratapi, dan mereka merasa waktu berjalan
sangat lambat selama korban-korban itu dirampas dari mereka.
Sebagian orang memandang pagi dan petang, dalam bilangan ini,
sebagai dua hari, maka 2.300 petang dan sekian banyak pagi
hanya berjumlah 1.150 hari. Dan kira-kira sekian banyak harilah
korban sehari-hari terputus. Dan jumlah ini lebih dekat dengan
perhitungan (7:25) satu masa dan dua masa dan setengah masa.
namun tidak akan begitu dipaksakan jika kita memahaminya
sebagai sekian banyak hari biasa. 2.300 hari berarti 6 tahun dan
3 bulan, dan kira-kira 18 hari. Dan tepat sekian lamalah mereka
menghitung dari pembelotan rakyat, yang ditimbulkan oleh
imam besar Menelaus pada tahun ke-142 dari masa kerajaan
Seleukia, pada bulan keenam dalam tahun itu, dan hari ke-6
dalam bulan itu (demikian Yosefus memberi penanggalan-
nya), sampai ke pemulihan tempat kudus, dan ditegakkannya
kembali agama di antara mereka, yang terjadi pada tanggal dua
puluh lima bulan kesembilan, dalam tahun seratus empat puluh
delapan (1 Makabe 4:52). Tuhan memperhitungkan waktu
penderitaan-penderitaan umat-Nya yang ditimpakan-Nya. Kamu
akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari (Why. 2:10).
[2] Kristus meyakinkan dia bahwa mereka akan melihat hari-hari
yang lebih baik sesudah itu: Lalu tempat kudus itu akan
dipulihkan (KJV: akan dibersihkan). Perhatikanlah, pembersihan
tempat kudus yaitu pertanda yang membahagiakan akan
kebaikan bagi suatu umat. saat mereka mulai diperbaharui,
mereka akan segera dibebaskan. Meskipun Tuhan yang benar bisa
saja, untuk menghajar umat-Nya, membiarkan tempat kudus-Nya
dinajiskan untuk sementara waktu, namun Tuhan yang cemburu
akan, bagi kemuliaan-Nya sendiri, memastikan pembersihannya
pada waktunya. Kristus mati untuk membersihkan jemaat-Nya,
dan Ia akan membersihkannya sedemikian rupa hingga pada
akhirnya Ia dapat mempersembahkannya tanpa cacat cela
kepada diri-Nya sendiri.
Makna Penglihatan tentang Domba Jantan
dan Kambing Jantan Diungkapkan
(8:15-27)
15 Sedang aku, Daniel, melihat penglihatan itu dan berusaha memahaminya, maka
tampaklah seorang berdiri di depanku, yang rupanya seperti seorang laki-laki; 16 dan aku
mendengar dari tengah sungai Ulai itu suara manusia yang berseru: “Gabriel, buatlah
orang ini memahami penglihatan itu!” 17 Lalu datanglah ia ke tempat aku berdiri, dan
saat ia datang, terkejutlah aku dan jatuh tertelungkup, lalu ia berkata kepadaku:
“Pahamilah, anak manusia, bahwa penglihatan itu mengenai akhir masa!” 18 Sementara ia
berbicara dengan aku, jatuh pingsanlah aku tertelungkup ke tanah; namun ia menyentuh
aku dan membuat aku berdiri kembali. 19 Lalu berkatalah ia: “Kuberitahukan kepadamu
apa yang akan terjadi pada akhir murka ini, sebab hal itu mengenai akhir zaman. 20
Domba jantan yang kaulihat itu, dengan kedua tanduknya, ialah raja-raja orang Media dan
Persia. 21 Dan kambing jantan yang berbulu kesat itu ialah raja negeri Yunani, dan tanduk
besar yang di antara kedua matanya itu ialah raja yang pertama. 22 Dan bahwa tanduk itu
patah dan pada tempatnya itu muncul empat buah, berarti: empat kerajaan akan muncul
dari bangsa itu, namun tidak sekuat yang terdahulu. 23 Dan pada akhir kerajaan mereka,
jika orang-orang fasik telah penuh kejahatannya, maka akan muncul seorang raja
dengan muka yang garang dan yang pandai menipu. 24 Kekuatannya akan menjadi hebat,
namun tidak sekuat yang terdahulu, dan ia akan mendatangkan kebinasaan yang mengeri-
kan, dan apa yang dilakukannya akan berhasil; orang-orang berkuasa akan dibinasakan-
nya, juga umat orang kudus. 25 Dan oleh sebab akalnya, penipuan yang dilakukannya
akan berhasil; ia akan membesarkan dirinya dalam hatinya, dan dengan tak disangka-
sangka banyak orang akan dibinasakannya; juga ia akan bangkit melawan Raja segala
raja. namun tanpa perbuatan tangan manusia, ia akan dihancurkan. 26 Adapun penglihatan
tentang petang dan pagi itu, apa yang dikatakan tentang itu yaitu benar. namun engkau,
sembunyikanlah penglihatan itu, sebab hal itu mengenai masa depan yang masih jauh.” 27
Maka aku, Daniel, lelah dan jatuh sakit beberapa hari lamanya; kemudian bangunlah aku
dan melakukan pula urusan raja. Dan aku tercengang-cengang tentang penglihatan itu,
namun tidak memahaminya.
Di sini kita mendapati,
I. Keinginan Daniel yang sungguh-sungguh supaya penglihatan ini dijelaskan
kepadanya (ay. 15): Aku berusaha memahaminya. Perhatikanlah, orang-
orang yang mengetahui dengan benar perkara-perkara tentang Tuhan tidak
bisa tidak ingin mengetahui lebih banyak lagi dan lagi tentangnya, dan
dituntun lebih jauh lagi ke dalam rahasianya. Orang-orang yang ingin
menemukan makna dari apa yang telah mereka lihat atau dengar dari Tuhan
harus mencarinya, dan mencarinya dengan tekun. Carilah, maka kamu akan
mendapat. Daniel menimbang-nimbang perkara itu, membanding-
bandingkannya dengan penyingkapan-penyingkapan sebelumnya, untuk
mencoba apakah ia bisa memahaminya. namun terutama ia mencari dengan
doa (seperti yang sudah dilakukannya, 2:18), dan ia tidak mencari dengan
sia-sia.
II. Perintah-perintah yang diberikan kepada malaikat Gabriel untuk memberi
tahu dia mengenai penglihatan ini. Seorang yang rupanya seperti seorang
laki-laki (yang, menurut sebagian orang, yaitu Kristus sendiri, sebab siapa
lagi selain Dia yang dapat memerintah malaikat-malaikat?) memerintahkan
Gabriel untuk membuat Daniel memahami penglihatan itu. Adakalanya Tuhan
berkenan memanfaatkan pelayanan para malaikat, bukan hanya untuk
melindungi anak-anak-Nya, melainkan juga untuk mengajar mereka, untuk
memenuhi maksud-maksud yang baik bukan hanya dari penyelenggaraan-
Nya, melainkan juga dari anugerah-Nya.
III. Kecemasan yang dirasakan Daniel saat pengajarnya ini datang mendekat
(ay. 17): saat ia datang, terkejutlah aku (KJV: saat ia datang mendekat,
takutlah aku). Meskipun Daniel yaitu seorang yang amat bijak dan berani,
dan sudah mengenal penglihatan-penglihatan tentang Yang Mahakuasa,
namun mendekatnya seorang utusan yang luar biasa dari sorga
membuatnya ketakutan seperti ini. Ia jatuh tertelungkup, bukan untuk
menyembah sang malaikat, melainkan sebab ia tidak tahan lagi dengan
kemilau yang menyilaukan dari kemuliaannya. Bahkan, jsesudah tertelungkup
ke tanah, ia jatuh pingsan (ay. 18, KJV: ia tertidur lelap), yang terjadi bukan
sebab ia mengabaikan penglihatan itu, atau tidak peduli dengannya,
melainkan sebab ia pingsan dan mengalami tekanan roh, oleh melimpahnya
pewahyuan. Murid-murid Kristus tidur di taman sebab bersedih hati. Dan,
seperti di sana, demikian pula di sini, roh memang penurut, namun daging
lemah. Daniel ingin tetap terjaga, namun tidak bisa.
IV. Kelegaan yang diberikan sang malaikat kepada Daniel, disertai dorongan
yang kuat kepadanya untuk menantikan penyingkapan yang memuaskan
tentang makna dari penglihatan ini.
1. Sang malaikat menyentuh dia dan membuatnya berdiri kembali (ay. 18).
Demikian pula saat Yohanes, dalam keadaan serupa, sedang diliputi
kecemasan yang serupa, Kristus meletakkan tangan kanan-Nya di
atasnya (Why. 1:17). Sentuhan yang lembutlah yang diberikan sang
malaikat di sini kepada Daniel, untuk menunjukkan bahwa ia datang
bukan untuk menyakitinya, bukan untuk mengadakan perkara
dengannya dalam kemahakuasaan-Nya, atau dengan tangan yang menin-
dihnya dengan berat, melainkan untuk menolongnya, untuk menaruh
perhatian kepadanya (Ayb. 23:6, KJV: untuk memberi kekuatan
kepadanya), yang dapat dilakukan Tuhan dengan sentuhan. saat kita
sedang tertidur dan tertelungkup di atas tanah ini, kita sangat tidak
layak untuk mendengar dari Tuhan , dan untuk bercakap-cakap dengan-
Nya. namun , jika Tuhan merancang pengajaran bagi kita, Ia dengan
anugerah-Nya akan membangunkan kita dari tidur kita, mengangkat kita
dari perkara-perkara yang di bawah, dan membuat kita berdiri kembali.
2. Sang malaikat berjanji untuk memberi tahu dia: “Pahamilah, anak
manusia! (ay. 17). Engkau akan paham, jika saja engkau mau
mengerahkan akal budimu untuk memahami.” Ia memanggilnya anak
manusia, untuk menyiratkan bahwa ia akan mempertimbangkan
kejasmaniannya, dan akan berlaku lembut terhadapnya, menyesuaikan
dirinya dengan kemampuan Daniel sebagai manusia. Atau dengan begitu
ia mengajarkan kerendahan hati kepadanya. Meskipun Daniel
diperbolehkan bercakap-cakap dengan malaikat-malaikat, ia tidak boleh
menyombongkan diri sebab itu, namun harus ingat bahwa ia yaitu anak
manusia. Atau mungkin sebutan ini memberi kehormatan
kepadanya: Sang Mesias belum lama ini disebut sebagai Anak Manusia
(7:13), dan Daniel bersaudara dengan-Nya, dan merupakan perlambang
dari-Nya sebagai nabi dan orang yang sangat dikasihi. Sang malaikat
meyakinkan dia bahwa ia akan dibuat mengetahui apa yang akan terjadi
pada akhir murka ini (ay. 19). Biarlah disediakan bagi penghiburan
orang-orang yang akan hidup untuk melihat masa-masa bencana itu
bahwa semua itu akan ada akhirnya. Amarah-Ku akan berakhir (Yes.
10:25), amarah itu akan berlalu (Yes. 26:20). Amarah itu bisa saja datang
sesekali dan kembali lagi, namun akhirnya akan menjadi mulia. Kebaikan
akan mengikutinya, bahkan, kebaikan akan dihasilkan darinya. Sang ma-
laikat memberi tahu dia (ay. 17), “Penglihatan itu mengenai akhir masa.
saat murka yang terakhir datang, saat jalan penyelenggaraan ini
selesai, pada waktu itulah penglihatan ini akan dibuat jelas dan
dimengerti melalui peristiwa yang terjadi, seperti halnya peristiwa itu
akan dibuat jelas dan dimengerti melalui penglihatan ini.” Atau, “Pada
akhir masa dari jemaat Yahudi, pada hari-hari terakhirnya, penglihatan
itu akan digenapi, 300 atau 400 tahun sesudah itu. Oleh sebab itu,
pahamilah, bahwa engkau dapat mencatatnya untuk angkatan-angkatan
yang akan datang.” namun jika ia bertanya secara lebih khusus, “Kapan
akhir zaman itu? Dan berapa lama lagi akhir zaman akan tiba?” Biarlah
jawaban ini cukup (ay. 19, KJV): Hal itu mengenai akhir zaman yang
ditentukan. Itu sudah ditetapkan dalam putusan hikmat ilahi, yang tidak
dapat diubah dan tidak boleh diungkit-ungkit.
V. Penjelasan yang dia berikan kepada Daniel tentang penglihatan ini.
1. Mengenai kedua kerajaan Persia dan Yunani (ay. 20-22). Domba jantan
melambangkan pergantian raja-raja Media dan Persia. Kambing jantan
yang berbulu kesat melambangkan raja-raja Yunani. Tanduk besar yaitu
Aleksander. Keempat tanduk yang tumbuh di tempat Aleksander yaitu
empat kerajaan yang ke dalamnya wilayah-wilayah penaklukannya
dibagi-bagi, yang tentang itu kita baca sebelumnya dalam ayat 8.
Kerajaan-kerajaan ini dikatakan akan muncul dari bangsa itu, namun tidak
sekuat yang terdahulu. Tidak satu pun dari kerajaan-kerajaan itu pernah
berpengaruh besar seperti Aleksander. Yosefus menceritakan bahwa
saat Aleksander telah merebut Tirus, dan menaklukkan Palestina, dan
sedang berarak menuju Yerusalem, Yadua, yang pada waktu itu
menjabat sebagai imam besar (Nehemia menyebutkan salah satu
namanya, Neh. 12:11), sebab takut dengan kemarahannya, datang
kepada Tuhan dengan doa dan korban bagi keselamatan semua orang.
Dan oleh-Nya ia diperingatkan dalam sebuah mimpi bahwa saat
Aleksander datang mendekat, ia harus membuka lebar pintu-pintu ger-
bang kota. Dan bahwa ia dan semua imam yang lain harus keluar untuk
menemui Aleksander dalam jubah-jubah mereka, dan semua rakyat
berpakaian putih. Aleksander, jsesudah melihat kawanan ini dari
kejauhan, pergi sendiri menemui imam besar, dan, jsesudah bersujud di
hadapan Tuhan yang nama-Nya terukir di patam emas dari serban (bdk.
Im. 8:9) imam besar, ia terlebih dulu memberi salam kepada sang
imam. Dan, saat ditanya oleh salah seorang panglimanya sendiri
mengapa ia berbuat demikian, ia berkata bahwa sewaktu ia masih di
Makedonia, saat merenungkan penaklukan atas Asia, tampaklah
kepadanya seseorang seperti imam besar ini, yang berpakaian seperti
itu, yang mengundangnya ke Asia, dan meyakinkan dia bahwa ia akan
berhasil menaklukkannya. Para imam menuntunnya ke Bait Suci, di
mana ia mempersembahkan korban kepada Tuhan Israel seperti yang
mereka arahkan kepadanya. Dan di sana mereka menunjukkan
kepadanya Kitab Daniel ini, bahwa di dalamnya dinubuatkan bahwa
seorang Yunani akan datang dan menghancurkan orang Persia. Hal ini
sangat menyemangati Aleksander untuk melakukan serangan yang
sedang diniatkannya melawan Darius. Segera sesudah itu ia
menempatkan orang-orang Yahudi dan agama mereka di bawah
perlindungannya, berjanji untuk bersikap baik terhadap orang-orang
seagama mereka yang ada di Babel dan Media, yang ke sana ia tengah
menuju. Dan untuk menghormatinya, semua imam menamai anak-anak
lelaki mereka yang lahir pada tahun itu dengan nama Aleksander. (Lih.
Yosefus. lib. 11).
2. Mengenai Antiokhos, dan penindasannya terhadap orang-orang Yahudi.
Hal ini dikatakan terjadi pada akhir kerajaan Yunani, jika orang-
orang fasik telah penuh kejahatannya (ay. 23). Yaitu, jika orang-orang
Yahudi yang bobrok telah memenuhi takaran kedurhakaan mereka, dan
matang bagi kehancuran ini, sehingga Tuhan di dalam kehormatan tidak
tahan lagi dengan mereka, pada saat itulah akan muncul raja ini, untuk
menjadi flagellum Dei – tongkat di tangan Tuhan untuk menghajar orang-
orang Yahudi. Sekarang amatilah di sini,
(1) Tabiatnya: Ia akan menjadi seorang raja dengan muka yang garang,
kurang ajar dan penuh amarah, tidak takut akan Tuhan dan tidak
menghormati seorang pun, pandai menipu, atau (lebih tepatnya)
berpengalaman dalam perbuatan-perbuatan gelap, segala perbuatan
tersembunyi yang memalukan. Ia menguasai semua keahlian
berpura-pura dan menipu, dan mengetahui seluk-beluk Iblis dan juga
semua orang. Ia pintar untuk berbuat jahat.
(2) Keberhasilannya. Ia akan membuat kerusakan yang mengerikan atas
bangsa-bangsa di sekitarnya. Kekuatannya akan menjadi hebat, akan
mengalahkan semua yang ada di hadapannya, namun tidak sekuat
yang terdahulu (ay. 24. KJV: bukan oleh kekuatannya sendiri),
melainkan sebagian oleh bantuan sekutu-sekutunya, Eumenes dan
Atalos, dan sebagian lagi oleh perbuatan rendah dan pengkhianatan
banyak orang Yahudi, bahkan para imam yang ambil bagian dalam
kepentingan-kepentingannya, dan terutama atas izin ilahi. Bukan
oleh kekuatannya sendiri, melainkan oleh kekuatan yang diberikan
kepadanya dari ataslah ia mendatangkan kebinasaan yang
mengerikan. namun ia menganggap bahwa ia sudah membuat dirinya
besar dengan menjadi perusak yang besar. Ia sungguh mendatang-
kan kebinasaan yang mengerikan, sebab ia membinasakan,
[1] Orang-orang berkuasa, dan mereka tidak bisa melawannya
dengan kekuatan mereka. Raja-raja Mesir tidak tahan
menghadapinya dengan segenap pasukan mereka. Ia maju
melawan mereka dan berhasil. Perhatikanlah, orang-orang yang
berkuasa di bumi biasanya akhirnya akan berhadapan juga
dengan orang-orang yang terlalu tangguh bagi mereka, yang
lebih perkasa dibandingkan mereka. Oleh sebab itu, janganlah orang
kuat bermegah dalam kekuatannya, seberapa hebat pun kekuat-
an mereka itu, kecuali ia bisa yakin bahwa tak ada yang lain yang
lebih kuat dibandingkan dia.
[2] Ia membinasakan umat kudus, atau umat dari orang-orang kudus.
Dan sifat mereka yang suci tidak menghalanginya untuk
membinasakan mereka atau melindungi mereka sehingga tidak
dibinasakan. Segala sesuatu sama bagi sekalian, dan nasib yang
sama menimpa orang berkuasa dan orang kudus di dunia ini.
[3] Cara-cara yang dengannya ia akan meraih keberhasilan ini,
bukan dengan keberanian yang sejati, hikmat, atau keadilan,
melainkan dengan akal dan penipuannya (ay. 25), dengan
kecurangan dan tipu daya, dan kelicikan seperti ular. Penipuan
yang dilakukannya akan berhasil. Dengan begitu licik ia akan
meneruskan rancangan-rancangannya sehingga ia akan
mencapai tujuannya dengan keahlian membujuk rayu. Dengan
tak disangka-sangka banyak orang akan dibinasakannya, seperti
yang dilakukan orang lain melalui perang. Dengan dalih
perjanjian, perserikatan, dan persekutan dengan mereka, ia akan
menyerobot hak-hak mereka, dan memperdaya mereka hingga
tunduk kepadanya. Demikianlah, kadang-kadang apa yang telah
diperoleh oleh bangsa yang benar-benar berani dalam perang
yang benar, direbut oleh bangsa yang benar-benar rendah
tabiatnya dengan mengkhianati perdamaian, dan berbuat licik
supaya menang.
[4] Kejahatan yang akan dia lakukan terhadap agama: Ia akan
membesarkan dirinya dalam hatinya, dan menganggap dirinya
pantas untuk memberi perintah dan hukum kepada semua
orang, sehingga ia juga akan bangkit melawan Raja segala raja,
yaitu melawan Tuhan sendiri. Ia akan menajiskan Bait Suci dan
mezbah-Nya, melarang penyembahan terhadap-Nya, dan
menganiaya para penyembah-Nya. Lihatlah bagaimana
kedurhakaan sebagian orang membawa mereka ke puncak
kelancangan yang sedemikian tinggi. Mereka secara terang-
terangan membangkang terhadap Tuhan sendiri sekalipun Ia
yaitu Raja segala raja.
[5] Kehancuran yang ke dalamnya ia akan dijerumuskan pada
akhirnya: Ia akan dihancurkan tanpa perbuatan tangan, yaitu
tanpa perbuatan tangan manusia. Ia tidak akan gugur dalam
perang, tidak pula akan dibunuh, seperti yang biasa terjadi pada
para penguasa yang lalim, namun ia akan jatuh ke tangan Tuhan
yang hidup, dan mati oleh hantaman langsung dari pembalasan-
Nya. jsesudah mendengar bahwa orang-orang Yahudi melempar-
kan patung Zeus Olimpios dari Bait Suci, di mana ia telah
menempatkannya, ia begitu geram terhadap orang-orang Yahudi
sehingga ia bersumpah akan membuat Yerusalem menjadi
tempat pemakaman umum, dan menetapkan hati untuk pergi ke
sana dengan segera. namun begitu ia mengucapkan kata-kata
yang sombong ini, ia segera dihajar dengan tulah yang tak dapat
disembuhkan dalam perutnya. Cacing-cacing berkembang biak
dengan begitu cepat dalam tubuhnya hingga serpihan-serpihan
daging secara utuh kadang-kadang jatuh darinya. Siksaan-
siksaannya begitu keras, dan bau busuk penyakitnya begitu
menyengat sehingga tak ada orang yang tahan berada di
dekatnya. Ia terus berada dalam kesengsaraan ini dalam waktu
yang sangat lama. Pada awalnya ia bersikeras dalam ancaman-
ancamannya terhadap orang-orang Yahudi. namun pada
akhirnya, sebab hilang harapannya untuk pulih, ia memanggil
teman-temannya untuk berkumpul, dan mengakui bahwa semua
kesengsaraan itu telah jatuh menimpanya sebab tindakan-
tindakannya yang mencederai orang-orang Yahudi dan
menajiskan Bait Suci di Yerusalem. Lalu ia menulis surat-surat
yang penuh hormat kepada orang-orang Yahudi, dan bersumpah
bahwa jika ia sembuh ia akan membiarkan mereka menjalankan
agama mereka dengan bebas. namun , sebab mendapati
penyakitnya terus bertumbuh dalam dirinya, sampai ia tidak
tahan lagi dengan baunya sendiri, ia berkata, sungguh pantas
untuk tunduk kepada Tuhan , dan bagi manusia yang fana untuk
tidak meninggikan dirinya menyaingi Tuhan . Dan demikianlah ia
mati dengan sengsara di negeri orang asing, di pegunungan
Pakata dekat Babel. Demikian menurut Ussher dalam Annals,
A.M. 3840, sekitar 160 tahun sebelum kelahiran Kristus.
3. Mengenai waktu yang ditetapkan untuk berlanjutnya korban sehari-hari
yang berhenti, tidak dijelaskan di sini, namun hanya diteguhkan (ay. 26).
Penglihatan tentang petang dan pagi itu yaitu benar, dalam arti yang
sebenar-benarnya, dan tidak memerlukan penjelasan. Betapa pun
tampak tidak mungkin bahwa Tuhan akan membiarkan tempat kudus-
Nya sendiri dinajiskan seperti itu, namun itu benar, sungguh benar, dan
demikianlah yang akan terjadi.
VI. Inilah penutup dari penglihatan ini, dan di sini,
1. Diberikan perintah kepada Daniel untuk merahasiakannya untuk saat
ini: Sembunyikanlah penglihatan itu. Janganlah itu diketahui secara
umum di antara orang-orang Kasdim, supaya jangan sampai orang-orang
Persia, yang sebentar lagi akan memiliki kerajaan, menjadi geram
terhadap orang-orang Yahudi sebab nya, sebab kejatuhan kerajaan
mereka dinubuatkan olehnya, yang tidak pada waktunya sekarang, sebab
titah pembebasan mereka diharapkan keluar dari raja Persia. Sem-
bunyikanlah penglihatan itu, sebab hal itu mengenai masa depan yang
masih jauh. Sekitar 300 tahun berlalu dari waktu penglihatan ini sampai
ke waktu penggenapannya. Oleh sebab itu, ia harus menyembunyikannya
untuk saat ini, bahkan dari orang-orang Yahudi, supaya hal itu tidak
memukau dan membingungkan mereka. namun hendaklah itu
disembunyikan dengan aman untuk angkatan-angkatan yang akan
datang, yang akan hidup kira-kira pada waktu penggenapannya, sebab
untuk mereka hal itu akan paling dimengerti dan paling bermanfaat.
Perhatikanlah, apa yang kita ketahui dari perkara-perkara tentang Tuhan
haruslah disimpan dengan hati-hati, supaya selanjutnya, jika ada
kesempatan, hal itu dapat dibeberkan dengan penuh kesetiaan. Dan apa
yang pada saat ini tidak bermanfaat bagi kita, bisa saja bermanfaat bagi
kita di lain waktu. Kebenaran-kebenaran ilahi harus dimeteraikan di
antara harta benda kita, supaya kita bisa menemukannya lagi sesudah
beberapa waktu lamanya.
2. Perhatian yang dia berikan untuk tetap merahasiakannya, jsesudah
menerima perintah seperti itu (ay. 27). Ia lelah dan jatuh sakit, sebab
banyak pikiran dalam dirinya yang ditimbulkan oleh penglihatan ini,
yang semakin menekannya dan membuatnya kehabisan daya sebab ia
dilarang untuk memberitakan apa yang telah dilihatnya, sehingga
batinnya seperti anggur yang tidak mendapat jalan hawa, seperti kirbat
baru yang akan meletup (Ayb. 32:19). Namun demikian, ia tetap
menyimpannya bagi dirinya sendiri, menahan dan menutupi
kekhawatiran yang meliputinya. Dengan begitu, orang-orang yang
bergaul dengannya tidak bisa melihatnya, namun ia melakukan urusan
raja sesuai dengan tugas jabatannya, apa pun itu. Perhatikanlah, selama
kita hidup di dunia ini, kita harus memiliki sesuatu untuk dikerjakan.
Bahkan orang-orang yang martabatnya dijunjung paling tinggi oleh Tuhan
dengan perkenanan-perkenanan-Nya tidak boleh beranggapan bahwa
mereka terlalu tinggi untuk pekerjaan mereka. Demikian pula,
hendaknya kesenangan yang dirasakan dalam bersekutu dengan Tuhan
tidak membuat kita melalaikan segala kewajiban dari panggilan-
panggilan khusus kita. Sebaliknya, di dalam kewajiban-kewajiban itu kita
harus tetap tinggal di hadapan Tuhan . Orang-orang yang terutama
dipercayai untuk mengurus kepentingan umum harus memastikan
bahwa mereka melaksanakan kepercayaan yang diberikan kepada
mereka itu dengan kesadaran hati nurani.
PASAL 9
Dalam pasal ini kita mendapati,
I. Doa Daniel untuk pemulihan orang-orang Yahudi yang ada dalam
pembuangan. Dalam doa itu ia mengaku dosa, dan mengakui keadilan
Tuhan dalam malapetaka-malapetaka yang menimpa mereka, namun
menyerukan janji-janji Tuhan akan belas kasih yang masih disediakan-
Nya untuk mereka (ay. 1-19).
II. Jawaban langsung terhadap doanya, yang dikirimkan kepadanya oleh
seorang malaikat, yang di dalamnya,
1. Ia diyakinkan akan pembebasan orang-orang Yahudi dari
pembuangan mereka dengan segera (ay. 20-23). Dan,
2. Ia diberi tahu tentang penebusan dunia oleh Yesus Kristus (dan
pembebasan bangsa Yahudi itu yaitu perlambangnya), apa yang
akan menjadi sifat dari penebusan itu dan kapan penebusan itu
akan digenapi (ay. 24-27). Dan ini merupakan nubuatan yang
paling jelas, paling terang, tentang Mesias dalam seluruh Perjanjian
Lama.
Pengakuan dan Doa Daniel
(9:1-3)
1 Pada tahun pertama pemerintahan Darius, anak Ahasyweros, dari keturunan orang
Media, yang telah menjadi raja atas kerajaan orang Kasdim, 2 pada tahun pertama
kerajaannya itu aku, Daniel, memperhatikan dalam kumpulan Kitab jumlah tahun yang
menurut firman TUHAN kepada nabi Yeremia akan berlaku atas timbunan puing
Yerusalem, yakni tujuh puluh tahun. 3 Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Tuhan
untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu.
Kita meninggalkan Daniel, dalam penutup pasal sebelumnya, sedang
mengerjakan urusan raja. namun di sini kita mendapatinya sedang mengerjakan
urusan yang lebih baik dibandingkan urusan apa saja yang dimiliki raja untuknya,
yaitu berbicara dengan Tuhan dan mendengar dari-Nya, bukan hanya untuk
dirinya sendiri, melainkan juga untuk jemaat. Ia menjadi juru bicara jemaat di
hadapan Tuhan , dan untuk kepentingan jemaatlah firman Tuhan dipercayakan
kepadanya, yang berhubungan dengan zaman Mesias. Amatilah,
1. Kapan Daniel mengadakan persekutuan dengan Tuhan ini (ay. 1), pada tahun
pertama pemerintahan Darius orang Media, yang baru saja diangkat menjadi
raja atas orang Kasdim, sebab Babel sudah ditaklukkan olehnya dan
keponakannya, atau cucunya, Koresh. Pada tahun ini, tujuh puluh tahun
pembuangan orang Yahudi berakhir, namun maklumat untuk pembebasan
mereka belum dikeluarkan. Dengan demikian, permohonan Daniel kepada
Tuhan ini tampak sudah siap pada tahun itu, dan mungkin sebelum ia
dilemparkan ke dalam gua singa. Dan mungkin suatu dorongan yang kuat
baginya pada waktu itu untuk tetap begitu dekat dengan kewajiban berdoa,
meskipun itu mengancam nyawanya, sebab belakangan ini ia telah
mengalami manfaat dan penghiburan dari doa.
2. Apa yang membuat dia membawa dirinya kepada Tuhan dengan doa (ay. 2):
Ia memperhatikan dalam kumpulan Kitab bahwa tujuh puluh tahun yaitu
waktu yang ditetapkan untuk masa berlangsungnya timbunan puing
Yerusalem (ay. 2). Kitab yang melaluinya ia memahami hal ini yaitu kitab
yang berisi nubuatan-nubuatan Yeremia, yang di dalamnya ia mendapati
dinubuatkan dengan jelas (Yer. 29:10): jika telah genap tujuh puluh
tahun bagi Babel, Aku akan memperhatikan kamu, dan menepati janji-Ku itu
kepadamu. Oleh sebab itu, tujuh puluh tahun itu harus dihitung dari
pembuangan pertama, pada tahun yang ketiga pemerintahan Yoyakim, yang
beralasan bagi Daniel untuk mengingatnya dengan suatu tanda yang baik,
sebab dalam pembuangan itulah ia sendiri dibawa (1:1). Demikian pula
dikatakan (Yer. 25:11), seluruh negeri ini akan menjadi reruntuhan
(chorbath) tujuh puluh tahun lamanya, kata yang sama yang dipakai Daniel di
sini untuk timbunan puing Yerusalem, yang menunjukkan bahwa nubuatan
Yeremia ada di hadapannya saat ia menulis nubuatan ini. Meskipun Daniel
sendiri yaitu seorang nabi besar, dan seorang yang mengenal baik
penglihatan-penglihatan tentang Tuhan , namun ia seorang pelajar Kitab Suci
yang tekun, dan tidak menganggap bahwa kebesarannya akan berkurang
jika ia mencari petunjuk dari nubuatan-nubuatan Yeremia. Ia seorang ahli
pemerintahan yang hebat, dan perdana menteri untuk salah satu kerajaan
terbesar di bumi, namun ia bisa menemukan hati maupun waktu untuk
bergaul dengan firman Tuhan . Orang-orang terbesar dan terbaik di dunia
sekalipun tidak boleh menganggap diri mereka lebih tinggi dibandingkan Alkitab
mereka.
3. Betapa sungguh-sungguh dan khidmat seruannya kepada Tuhan saat ia
memahami bahwa ketujuh puluh tahun itu akan segera berakhir (sebab
tampaknya, menurut penanggalan Yehezkiel untuk nubuatan-nubuatannya,
mereka menghitung tahun-tahun pembuangan mereka dengan tepat). Maka
dari itu ia mengarahkan mukanya kepada Tuhan Tuhan untuk berdoa.
Perhatikanlah, janji-janji Tuhan dimaksudkan bukan untuk menggantikan,
melainkan untuk menggugah dan menyemangati, doa-doa kita. Dan, jika
kita melihat hari penggenapannya sudah dekat, kita harus lebih sungguh-
sungguh lagi menyerukannya kepada Tuhan dan menuntutnya. Demikianlah
yang dilakukan Daniel di sini. Ia berdoa tiga kali sehari, dan, tidak diragukan
lagi, dalam setiap doa ia menyebutkan timbunan puing Yerusalem. Namun ia
tidak menganggap itu cukup, namun bahkan di tengah-tengah urusannya ia
meluangkan waktu untuk memohon secara luar biasa kepada sorga atas
nama Yerusalem. Tuhan sudah berkata kepada Yehezkiel bahwa meskipun
Daniel, di antara yang lain, berdiri di hadapan-Nya, doa syafaatnya tidak
akan berhasil mencegah penghakiman (Yeh. 14:14). Namun Daniel berharap,
sebab sekarang perhambaan sudah berakhir (Yes. 40:2), doanya untuk
menghapuskan penghakiman itu akan didengar. saat fajar pembebasan
menyingsing, itulah saatnya bagi umat Tuhan yang pendoa untuk bangkit
bergerak. Pada saat itu sesuatu yang luar biasa diharapkan dan dituntut dari
mereka, selain korban sehari-hari mereka. Sekarang Daniel berdoa dan
bermohon, sebab takut jangan-jangan dosa-dosa umat menyulut murka-Nya
untuk menangguhkan pembebasan mereka lebih lama dibandingkan yang diniat-
kan. Atau lebih tepatnya supaya umat dipersiapkan oleh anugerah Tuhan
untuk menyambut pembebasan itu, sebab sekarang penyelenggaraan Tuhan
hendak mengerjakannya untuk mereka. Sekarang amatilah,
(1) Kesungguhan pikirannya dalam doa ini. Aku mengarahkan mukaku
kepada Tuhan Tuhan untuk mencari Dia, yang menandakan ketetapan
pikirannya, keteguhan imannya, dan semangat perasaannya yang saleh,
dalam menjalankan kewajiban itu. Kita harus, dalam doa, menempatkan
Tuhan di hadapan kita, dan menempatkan diri kita sedang ada dalam
hadirat-Nya. Kepada-Nyalah kita harus mengarahkan doa kita dan mene-
ngadah. Ada kemungkinan, sebagai pertanda bahwa ia mengarahkan
wajahnya kepada Tuhan , ia, seperti biasa, mengarahkan wajahnya ke
Yerusalem, untuk membuat hatinya semakin tergerak oleh timbunan
puingnya.
(2) Mati raga yang dijalankannya dalam doa ini. Sebagai pertanda dari
kehinaannya yang dalam di hadapan Tuhan atas dosa-dosanya sendiri,
dan dosa-dosa bangsanya, dan perasaannya akan ketidaklayakannya, ia
berdoa sambil berpuasa, mengenakan kain kabung, dan berbaring dalam
abu. Hal itu dilakukannya untuk membuat hatinya semakin tergerak oleh
timbunan puing Yerusalem, yang pemulihannya sedang ia doakan, dan
untuk membuat dirinya sadar bahwa ia sekarang hendak melakukan
sebuah pekerjaan yang luar biasa.
Pengakuan dan Doa Daniel,
Doa Daniel untuk Bangsanya
(9:4-19)
4 Maka aku memohon kepada TUHAN, Tuhan ku, dan mengaku dosaku, demikian: “Ah
Tuhan, Tuhan yang maha besar dan dahsyat, yang memegang Perjanjian dan kasih setia
terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu! 5 Kami telah
berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah
menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu, 6 dan kami tidak taat kepada hamba-
hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada
pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri. 7
Ya Tuhan, Engkaulah yang benar, namun patutlah kami malu seperti pada hari ini, kami
orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem dan segenap orang Israel, mereka yang
dekat dan mereka yang jauh, di segala negeri kemana Engkau telah membuang mereka
oleh sebab mereka berlaku murtad terhadap Engkau. 8 Ya TUHAN, kami, raja-raja kami,
pemimpin-pemimpin kami dan bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat
dosa terhadap Engkau. 9 Pada Tuhan, Tuhan kami, ada kesayangan dan keampunan,
walaupun kami telah memberontak terhadap Dia, 10 dan tidak mendengarkan suara
TUHAN, Tuhan kami, yang menyuruh kami hidup menurut hukum yang telah diberikan-
Nya kepada kami dengan perantaraan para nabi, hamba-hamba-Nya. 11 Segenap orang
Israel telah melanggar hukum-Mu dan menyimpang sebab tidak mendengarkan suara-
Mu. Sebab itu telah dicurahkan ke atas kami kutuk dan sumpah, yang tertulis dalam kitab
Taurat Musa, hamba Tuhan itu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Dia. 12 Dan telah
ditetapkan-Nya firman-Nya, yang diucapkan-Nya terhadap kami dan terhadap orang-
orang yang telah memerintah kami, yakni bahwa akan didatangkan-Nya kepada kami
malapetaka yang besar, yang belum pernah terjadi di bawah semesta langit, seperti di
Yerusalem. 13 Seperti yang tertulis dalam kitab Taurat Musa, segala malapetaka ini telah
menimpa kami, dan kami tidak memohon belas kasihan TUHAN, Tuhan kami, dengan
berbalik dari segala kesalahan kami dan memperhatikan kebenaran yang dari pada-Mu.
14 Sebab itu TUHAN bersiap dengan malapetaka itu dan mendatangkannya kepada kami;
sebab TUHAN, Tuhan kami, yaitu adil dalam segala perbuatan yang dilakukan-Nya,
namun kami tidak mendengarkan suara-Nya. 15 Oleh sebab itu, ya Tuhan, Tuhan kami, yang
telah membawa umat-Mu keluar dari tanah Mesir dengan tangan yang kuat dan
memasyhurkan nama-Mu, seperti pada hari ini, kami telah berbuat dosa, kami telah
berlaku fasik. 16 Ya Tuhan, sesuai dengan belas kasihan-Mu, biarlah kiranya murka dan
amarah-Mu berlalu dari Yerusalem, kota-Mu, gunung-Mu yang kudus; sebab oleh sebab
dosa kami dan oleh sebab kesalahan nenek moyang kami maka Yerusalem dan umat-Mu
telah menjadi cela bagi semua orang yang di sekeliling kami.
17 Oleh sebab itu, dengarkanlah, ya Tuhan kami, doa hamba-Mu ini dan permohonannya,
dan sinarilah tempat kudus-Mu yang telah musnah ini dengan wajah-Mu, demi Tuhan
sendiri. 18 Ya Tuhan ku, arahkanlah telinga-Mu dan dengarlah, bukalah mata-Mu dan
lihatlah kebinasaan kami dan kota yang disebut dengan nama-Mu, sebab kami
menyampaikan doa permohonan kami ke hadapan-Mu bukan berdasar jasa-jasa kami,
namun berdasar kasih sayang-Mu yang berlimpah-limpah. 19 Ya Tuhan, dengarlah! Ya,
Tuhan, ampunilah! Ya Tuhan, perhatikanlah dan bertindaklah dengan tidak bertangguh,
oleh sebab Engkau sendiri, Tuhan ku, sebab kota-Mu dan umat-Mu disebut dengan nama-
Mu!”
Kita mendapati di sini doa Daniel kepada Tuhan sebagai Tuhan nya, dan pengakuan
yang ia gabungkan dengan doa itu: Aku memohon dan mengaku dosaku.
Perhatikanlah, dalam setiap doa kita harus membuat pengakuan, bukan hanya
akan dosa-dosa yang menjadi kesalahan kita, yang biasanya kita sebut
pengakuan dosa, melainkan juga akan iman kita kepada Tuhan dan
kebergantungan kita kepada-Nya, akan rasa sesal kita atas dosa dan tekad kita
untuk melawannya. Itu harus menjadi pengakuan kita, harus menjadi ungkapan
keinsyafan kita, dan harus menjadi sesuatu yang kita yakini sendiri dengan
sepenuh hati.
Mari kita bahas beberapa bagian dari doa Daniel ini, dan beralasan bagi kita
untuk berpikir bahwa ia memanjatkan doa itu dengan jauh lebih panjang
dibandingkan yang dicatat di sini, yang hanya merupakan pokok-pokoknya saja.
I. Di sini ada seruannya yang penuh kerendahan hati, kesungguhan, dan
penghormatan kepada Tuhan ,
1. Sebagai Tuhan yang harus ditakuti, dan yang wajib selalu kita hormati:
“Ah Tuhan, Tuhan yang maha besar dan dahsyat, yang mampu menghadapi
musuh-musuh jemaat yang paling besar dan paling mengerikan
sekalipun.”
2. Sebagai Tuhan yang harus dipercayai, dan yang pada-Nya kita wajib
bergantung dan menaruh keyakinan: Yang memegang Perjanjian dan
kasih setia terhadap mereka yang mengasihi-Nya, dan, sebagai bukti dari
kasih mereka terhadap-Nya, mereka berpegang pada perintah-Nya. Jika
kita menunaikan bagian kita dari persepakatan itu, maka Ia tidak akan
gagal memenuhi bagian-Nya. Ia akan menjadi bagi umat-Nya sebaik
seperti yang dikatakan-Nya, sebab Ia memegang kovenan dengan
mereka, dan tak setitik pun janji-Nya akan jatuh sia-sia ke tanah. Bahkan,
Ia akan menjadi lebih baik dibandingkan yang dikatakan-Nya, sebab Ia
menyimpan rahmat untuk mereka, sesuatu yang lebih dibandingkan apa yang
ada dalam kovenan. Tepatlah bagi Daniel untuk mengarahkan pandang-
annya kepada belas kasihan Tuhan , sebab sekarang ia hendak mena