• coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

  • kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label bilangan ulangan 5. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bilangan ulangan 5. Tampilkan semua postingan

bilangan ulangan 5

 


ng dimaksudkan-

nya, “Dari mana Tuhan  harus mengambil daging itu untuk 

mereka?”, maka ia terlalu membatasi kuasa Yang Kudus 

dari Israel.  

(6) Ia sungguh tidak percaya akan anugerah ilahi, saat  de-

ngan rasa putus asa ia mengungkapkan ketidakmampuan 

untuk memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini (ay. 

14). Sekalipun tugas itu jauh lebih ringan, ia juga tidak 

akan dapat menanggungnya dengan kekuatannya sendiri. 

Dan kalaupun pekerjaan itu jauh lebih besar, melalui Tuhan  

yang menguatkannya, ia akan dapat melakukannya.  

(7) Yang terburuk dari semuanya yaitu  ia sungguh-sungguh 

berharap untuk mati saja, dan ingin dibunuh sesaat  itu 

juga, sebab  saat itu hidupnya sungguh tidak tenang (ay. 

15). Inikah Musa itu? Inikah orang yang paling lemah 

lembut dari semua manusia di bumi? Orang-orang yang 

paling baik sekalipun memiliki  kelemahan-kelemahan-

nya, dan kadang-kadang gagal memakai anugerah yang 

justru membuat mereka terkenal. Namun demikian, 

dengan penuh rahmat Tuhan  mengabaikan amarah Musa 

pada saat ini, dan sebab  itu kita tidak boleh terlalu keras 

dalam mencela dia sebab nya, namun  harus berdoa, Tuhan, 

janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. 

Pertolongan Disediakan untuk Musa 

(11:16-23)  

16 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Kumpulkanlah di hadapan-Ku 

dari antara para tua-tua Israel tujuh puluh orang, yang kauketahui menjadi 

tua-tua bangsa dan pengatur pasukannya, lalu  bawalah mereka ke 

Kemah Pertemuan, supaya mereka berdiri di sana bersama-sama dengan

Kitab Bilangan 11:16-23 

 143 

engkau. 17 Maka Aku akan turun dan berbicara dengan engkau di sana, lalu 

sebagian dari Roh yang hinggap padamu itu akan Kuambil dan Kutaruh atas 

mereka, maka mereka bersama-sama dengan engkau akan memikul tang-

gung jawab atas bangsa itu, jadi tidak usah lagi engkau seorang diri memi-

kulnya. 18 namun  kepada bangsa itu haruslah kaukatakan: Kuduskanlah diri-

mu untuk besok, maka kamu akan makan daging; sebab kamu telah me-

nangis di hadapan TUHAN dengan berkata: Siapakah yang akan memberi 

kami makan daging? Begitu baik keadaan kita di Mesir, bukan? – TUHAN 

akan memberi kamu daging untuk dimakan. 19 Bukan hanya satu hari kamu 

akan memakannya, bukan dua hari, bukan lima hari, bukan sepuluh hari, 

bukan dua puluh hari, 20 namun  genap sebulan lamanya, sampai keluar dari 

dalam hidungmu dan sampai kamu muak – sebab  kamu telah menolak 

TUHAN yang ada di tengah-tengah kamu dan menangis di hadapan-Nya 

dengan berkata: Untuk apakah kita keluar dari Mesir?” 21 namun  kata Musa: 

“Bangsa yang ada bersama aku ini berjumlah enam ratus ribu orang berjalan 

kaki, namun Engkau berfirman: Daging akan Kuberikan kepada mereka, dan 

genap sebulan lamanya mereka akan memakannya! 22 Dapatkah sekian ba-

nyak kambing domba dan lembu sapi disembelih bagi mereka, sehingga me-

reka mendapat cukup? Atau dapatkah ditangkap segala ikan di laut bagi me-

reka, sehingga mereka mendapat cukup?” 23 namun  TUHAN menjawab Musa: 

“Masakan kuasa TUHAN akan kurang untuk melakukan itu? Sekarang eng-

kau akan melihat apakah firman-Ku terjadi kepadamu atau tidak!”      

Kita mendapati di sini jawaban Tuhan  yang penuh rahmat terhadap 

kedua keluhan yang disebutkan sebelumnya. Dengan jawaban-Nya 

itu, kebaikan-Nya mengambil peluang dari keburukan manusia dan 

muncul dengan semakin berkilau. 

I. Dibuat ketentuan untuk meringankan penderitaan-penderitaan 

yang dikeluhkan Musa. Ia merasa beban pemerintahan itu terlalu 

berat menindihnya, dan terlalu berlebihan dalam berbantah. Wa-

laupun begitu, ia akan diringankan dari beban itu, bukan dengan 

cara diambil jabatannya dari pemerintahan itu, seperti yang sewa-

jarnya menimpanya seandainya Tuhan  berlaku keras menyatakan 

dia bersalah, melainkan dengan diangkatnya para pendamping 

untuknya. Para pendamping itu, seperti yang dikatakan Rasul 

Paulus (1Kor. 12:28), yaitu  untuk melayani, memimpin (yaitu, 

membantu memerintah), dan bukan untuk mengurangi atau me-

mudarkan kehormatannya, melainkan untuk membuat pekerjaan 

itu lebih mudah baginya, dan untuk memikul tanggung jawab atas 

bangsa itu bersama-sama dengan dia. Dan supaya ketentuan ini 

dapat diterimanya dan benar-benar bermanfaat, maka 

1. Musa diperintahkan untuk menunjuk orang-orangnya (ay. 16). 

Rakyat itu terlalu cepat panas hati, terburu nafsu, dan ricuh 

untuk dipercayai melakukan pemilihan itu. Jadi Musa sendiri 


 144

yang harus memilih, supaya ia senang dengan pilihan yang dia 

buat, dan tidak mengeluh sesudahnya. Jumlah yang harus dia 

pilih yaitu  tujuh puluh orang, sesuai dengan jumlah orang 

yang turun ke Mesir. Ia harus memilih orang-orang yang di-

ketahuinya sebagai tua-tua, yaitu, orang-orang yang bijak dan 

berpengalaman. Mereka yang sudah membuktikan diri terbaik 

sebagai pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang (Kel. 

18:25), akan memperoleh gelar yang baik ini. “Pilihlah orang-

orang yang engkau ketahui sebagai para tua-tua yang sejati, 

dan bukan namanya saja, para petugas yang melaksanakan 

tugas mereka.” Kita membaca tentang jumlah yang sama dari 

tua-tua Israel (Kel. 24:1) yang naik bersama Musa ke gunung 

Sinai, namun  mereka itu dipilih hanya untuk keperluan itu, 

sedang  tua-tua yang ini dipilih untuk selama-lamanya. 

Dan, menurut ketetapan ini, Sanhedrin, atau Mahkamah 

Agama bangsa Yahudi, yang pada masa-masa sesudahnya du-

duk di Yerusalem, dan merupakan lembaga peradilan tertinggi 

di antara mereka, terdiri atas tujuh puluh orang. Juruselamat 

kita tampak mengarahkan pandangan pada hal ini dalam me-

milih tujuh puluh murid, untuk menjadi pendamping para 

rasul (Luk. 10). 

2. Tuhan  berjanji untuk melengkapi dan melayakkan ketujuh 

puluh tua-tua itu. Jika mereka didapati tidak layak untuk pe-

kerjaan itu, mereka akan dibuat layak, sebab jika tidak, 

mereka hanya akan lebih menjadi penghalang dibandingkan  peno-

long bagi Musa (ay. 17). Meskipun Musa sudah berbicara ter-

lalu lancang kepada Tuhan , namun Tuhan  tidak memutuskan 

persekutuan dengannya. Ia sangat bersabar terhadap kita, dan 

kita pun harus demikian satu dengan yang lain: Aku akan 

turun (firman Tuhan ) dan berbicara dengan engkau, saat  eng-

kau sudah tenang dan menguasai diri. Lalu sebagian dari Roh 

kebijaksanaan, kesalehan, dan keberanian yang sama yang 

hinggap padamu itu akan Kuambil, dan Kutaruh atas mereka. 

Bukan berarti bahwa Roh pada Musa berkurang sebab  para 

tua-tua itu berbagi dengannya, atau bahwa dengan begitu 

mereka dibuat setara dengannya. Musa masih tiada banding-

nya (Ul. 34:10), namun  kepada mereka dikenakan roh pemerin-

tahan yang sepadan dengan tempat mereka, dan roh nubuatan 

untuk membuktikan panggilan ilahi yang mereka terima untuk 

Kitab Bilangan 11:16-23 

 145 

memerintah, sebab pemerintahan itu didasarkan atas hukum 

ilahi dengan Tuhan  sebagai Kepala Pemerintahannya. Perhati-

kanlah,  

(1) Orang-orang yang dipakai Tuhan  dalam suatu pelayanan 

pasti akan dilengkapi dan dilayakkan-Nya, dan sebab  itu 

siapa yang tidak memenuhi syarat, jangan merasa diri 

sudah layak dan terpanggil.  

(2) Semua kelengkapan yang layak berasal dari Tuhan . Setiap 

pemberian yang baik diturunkan dari Bapa segala terang. 

II.  Bahkan keinginan dari orang-orang yang tidak pernah puas ini 

akan dipuaskan juga, supaya setiap mulut dibungkam. Mereka di-

perintahkan untuk menguduskan diri mereka (ay. 18), yaitu, 

mengambil sikap tubuh yang pantas untuk menerima bukti kuasa 

Tuhan  yang begitu rupa, hingga akan menjadi tanda rahmat mau-

pun penghakiman. Bersiaplah untuk bertemu dengan Tuhan mu, hai 

Israel (Am. 4:12). 

1. Tuhan  berjanji, boleh saya katakan, mengancam lebih tepatnya, 

bahwa mereka akan kenyang makan daging, sehingga selama 

sebulan penuh mereka tidak hanya akan diberi makan, namun  

juga dibuat berpesta daging, di samping manna yang mereka 

terima tiap hari. Dan, jika mereka tidak dapat menguasai 

nafsu makan mereka sekarang ini dengan lebih baik, maka 

mereka akan dibuat kekenyangan dengan daging (ay. 19-20): 

Kamu akan memakannya sampai keluar dari dalam hidungmu 

dan sampai kamu muak. Lihatlah di sini,  

(1) Sia-sianya semua kenikmatan inderawi. Semua kenikmat-

an itu akan membuat bosan, namun  tidak pernah memuas-

kan. Sebaliknya dengan kesenangan-kesenangan rohani. 

Sama seperti dunia akan lenyap, demikian pula dengan 

keinginannya (1Yoh. 2:17). Apa yang diinginkan dengan 

tamak, dalam waktu singkat akan memuakkan.  

(2) Betapa kerasukan dan kemabukan yaitu  dosa-dosa yang 

menyerupai perilaku binatang (dan lebih buruk dibandingkan  

perilaku binatang). Dosa-dosa itu membuat apa yang 

alamiah menjadi tidak normal, apa yang seharusnya me-

nyehatkan tubuh, dibuatnya sakit. Dosa-dosa itu mengan-


 146

dung hukuman-hukumannya sendiri di dalamnya, namun 

bukan yang terburuk yang menyertainya.  

(3) Betapa benarlah Tuhan  untuk membuat apa yang diingin-

kan manusia dengan nafsu yang berlebihan menjadi men-

jijikkan. Tuhan  dapat membuat mereka membenci daging 

sama seperti mereka telah membenci manna. 

2. Musa tidak yakin bahwa perkataan Tuhan  itu akan terwujud 

(ay. 21-22). Ketidakpercayaan ini sama seperti yang dibuat 

oleh para murid (Mrk. 8:4), bagaimana orang dapat memberi 

mereka roti sampai kenyang? Sebagian orang dapat menerima 

keberatan Musa di sini, dan menafsirkan apa yang dikatakan-

nya hanya sebagai pertanyaan yang sederhana, dari mana 

persediaan itu harus didapat. namun  pertanyaan itu terlalu 

terdengar seperti ia kehilangan kepercayaan terhadap Tuhan , 

dan itu tidak bisa dibenarkan. Ia berkeberatan mengenai jum-

lah orangnya, seolah-olah Dia yang menyediakan roti untuk 

mereka semua tidak dapat, dengan kuasa tak terbatas yang 

sama, menyediakan daging juga. Musa menganggap bahwa itu 

pasti daging binatang darat atau ikan, sebab  hewan-hewan 

itu paling banyak dagingnya. Sedikit terlintas dalam pikiran-

nya bahwa daging burung, burung-burung kecil, dapat meme-

nuhi keperluan itu. Tuhan  tidak melihat seperti manusia me-

lihat, namun  pemikiran-pemikiran-Nya jauh mengatasi kita. 

Musa merasa berat hatinya memikirkan betapa rakusnya 

bangsa Israel, jadi bagaimana caranya sehingga mereka men-

dapat cukup. Perhatikanlah, bahkan orang-orang percaya yang 

hebat dan bersungguh-sungguh terkadang merasa sulit untuk 

mempercayai Tuhan  di bawah kejadian-kejadian yang menge-

cilkan hati. Terkadang mereka merasa sukar untuk sekalipun 

tidak ada dasar untuk berharap, berharap juga dan percaya. 

Musa sendiri hampir tidak bisa menahan diri untuk berkata, 

sanggupkah Tuhan  menyajikan hidangan di padang gurun?, 

saat  keyakinan ini sudah menjadi teriakan umum. Tidak 

diragukan lagi bahwa ini yaitu  kelemahannya. 

3. Tuhan  memberi  sebuah jawaban yang singkat namun  me-

muaskan hati terhadap keberatan hati Musa yang penuh 

keraguan itu, masakan kuasa TUHAN akan kurang untuk mela-

kukan itu? (ay. 23). Seandainya Musa ingat akan tahun-tahun 

tangan kanan Yang Mahatinggi, maka ia tidak akan memulai

Kitab Bilangan 11:24-30 

 147 

 semua kesulitan ini. Itulah sebabnya Tuhan  mengingatkan dia 

akan tahun-tahun itu, yang menyiratkan bahwa keberatan ini 

menghina kuasa ilahi, yang untuknya Musa sendiri sudah 

begitu sering menjadi bukan hanya saksi, melainkan juga alat. 

Sudah lupakah ia akan keajaiban-keajaiban kuasa ilahi yang 

dibuat untuk bangsa itu, saat  kuasa itu menimbulkan tulah-

tulah di Mesir, membelah laut, menghancurkan gunung batu, 

dan menurunkan hujan roti dari sorga? Adakah kuasa itu 

telah berkurang? Adakah Tuhan  menjadi semakin lemah? Atau-

kah Ia lelah dengan apa yang sudah dilakukan-Nya? Apa pun 

hal berlawanan yang terbersit dalam hati kita yang tidak per-

caya, tetaplah pasti bahwa,  

(1) Tangan Tuhan  tidak pendek. Kuasa-Nya tidak dapat ditahan 

untuk dikerahkan oleh apa saja kecuali oleh kehendak-Nya 

sendiri. Bagi-Nya tidak ada yang mustahil. Tidaklah pendek 

tangan-Nya itu yang menakar air laut dan mengukur langit 

(Yes. 40:12), dan mengumpulkan angin (Ams. 30:4).  

(2) Tangan-Nya tidak menjadi layu. Ia masih kuat seperti sebe-

lum-sebelumnya, Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi 

lesu. Dan ungkapan berikut ini sudah cukup untuk mem-

bungkam semua ketidakpercayaan kita saat  berbagai 

sarana gagal bekerja bagi kita, adakah sesuatu apa pun 

yang mustahil untuk TUHAN? Tuhan  di sini membawa Musa 

kembali kepada dasar pegangan yang mula-mula ini, meng-

arahkan dia kembali untuk belajar, untuk mempelajari 

nama Tuhan  yang sudah ada sejak zaman purbakala, bahwa 

Tuhan , Tuhan Yang Mahakuasa. lalu  Tuhan  memberi-

kan bukti atas perkara itu: Sekarang engkau akan melihat 

apakah firman-Ku terjadi kepadamu atau tidak. Ini meng-

agungkan firman Tuhan  di atas semua nama-Nya, bahwa 

perbuatan-perbuatan-Nya tidak pernah terlalu sulit untuk 

firman-Nya. Jika Ia berfirman, maka terjadilah. 

Tuhan  Menjanjikan Daging kepada Bangsa Israel, 

Masalah Eldad dan Medad 

(11:24-30)  

24 Sesudah  Musa datang ke luar, disampaikannya firman TUHAN itu kepada 

bangsa itu. Ia mengumpulkan tujuh puluh orang dari para tua-tua bangsa 


 148

itu dan menyuruh mereka berdiri di sekeliling kemah. 25 Lalu turunlah 

TUHAN dalam awan dan berbicara kepada Musa, lalu  diambil-Nya se-

bagian dari Roh yang hinggap padanya, dan ditaruh-Nya atas ketujuh puluh 

tua-tua itu; saat  Roh itu hinggap pada mereka, kepenuhanlah mereka se-

perti nabi, namun  sesudah itu tidak lagi. 26 Masih ada dua orang tinggal di 

tempat perkemahan; yang seorang bernama Eldad, yang lain bernama 

Medad. saat  Roh itu hinggap pada mereka – mereka itu termasuk orang-

orang yang dicatat, namun  tidak turut pergi ke kemah – maka kepenuhanlah 

mereka seperti nabi di tempat perkemahan. 27 Lalu berlarilah seorang muda 

memberitahukan kepada Musa: “Eldad dan Medad kepenuhan seperti nabi di 

tempat perkemahan.” 28 Maka menjawablah Yosua bin Nun, yang sejak mu-

danya menjadi abdi Musa: “Tuanku Musa, cegahlah mereka!” 29 namun  Musa 

berkata kepadanya: “Apakah engkau begitu giat mendukung diriku? Ah, 

kalau seluruh umat TUHAN menjadi nabi, oleh sebab  TUHAN memberi Roh-

Nya hinggap kepada mereka!” 30 lalu  kembalilah Musa ke tempat 

perkemahan, dia dan para tua-tua Israel.      

Kita mendapati di sini penggenapan dari firman Tuhan  kepada Musa, 

bahwa ia akan diberi penolong dalam memerintah Israel. 

I.   Inilah perkara tentang ketujuh puluh orang penasihat secara 

umum. Musa, walaupun sedikit terganggu oleh kericuhan orang 

banyak, namun sepenuhnya ditenangkan oleh persekutuan yang 

dimilikinya dengan Tuhan , dan segera menguasai dirinya kembali. 

Dan sesuai dengan ketetapannya dengan Tuhan ,  

1. Ia melakukan bagiannya. Ia mempersembahkan ketujuh puluh 

tua-tua di hadapan Tuhan, di sekeliling Kemah Suci (ay. 24), 

supaya mereka berdiri di sana, siap menerima anugerah Tuhan , 

di tempat di mana Ia telah menyatakan diri-Nya, dan supaya 

umat juga dapat menjadi saksi dari panggilan mereka yang 

khidmat. Perhatikanlah, orang-orang yang menantikan perke-

nanan dari Tuhan  haruslah dengan rendah hati mempersem-

bahkan diri mereka dan pelayanan mereka kepada-Nya.  

2. Tuhan  tidak lalai melakukan bagian-Nya. Ia menaruh Roh yang 

hinggap pada Musa ke atas ketujuh puluh tua-tua itu (ay. 25). 

Roh ini membuat orang-orang yang kemampuan dan pendidik-

annya setara dengan sesamanya tiba-tiba mampu mengatakan 

dan melakukan hal yang luar biasa. Dan ini membuktikan 

bahwa mereka digerakkan oleh ilham ilahi. Mereka bernubuat, 

dan tidak berhenti sepanjang hari itu, dan (menurut sebagian 

penafsir) hanya pada hari itu. Mereka menceritakan perkara-

perkara tentang Tuhan  kepada bangsa itu, dan mungkin mene-

rangkan hukum Taurat yang belakangan ini mereka terima 

Kitab Bilangan 11:24-30 

 149 

dengan kejelasan, keutuhan, kesiapan, dan ketepatan ungkap-

an yang mengagumkan, sehingga semua orang yang mende-

ngar mereka dapat melihat dan berkata bahwa sungguh, Tuhan  

ada di tengah-tengah mereka. Lihat 1 Korintus 14:24-25. Demi-

kian pula, lama sesudahnya, Saul ditandai untuk memerintah 

oleh karunia bernubuat, yang menghinggapinya selama sehari 

semalam (1Sam. 10:6, 11). saat  Musa harus menjemput 

Israel untuk keluar dari Mesir, Harun ditunjuk menjadi nabi-

nya (Kel. 7:1). namun , sebab  sekarang Tuhan  telah memanggil 

Harun untuk suatu pekerjaan lain, maka sebagai gantinya 

Musa memiliki  tujuh puluh nabi untuk mendampinginya. 

Perhatikanlah, orang-orang yang paling pantas memerintah 

Israel milik Tuhan  yaitu  mereka yang mengenal baik perkara-

perkara ilahi dan selalu ingin mengajar untuk membangun 

orang lain. 

II. Di sini ada perkara khusus tentang dua orang dari antara mereka, 

Eldad and Medad, kemungkinan dua bersaudara. 

1. Mereka ditunjuk oleh Musa untuk menjadi pendamping dalam 

pemerintahan, namun  mereka tidak turut pergi ke kemah seperti 

yang lain (ay. 26). Calvin menduga bahwa perintah itu dikirim-

kan kepada mereka, namun  tidak sampai, sebab  mereka 

sedang berada di suatu tempat lain. Jadi, walaupun mereka 

tercatat, namun mereka tidak terpanggil. Sebagian besar pe-

nafsir berpendapat bahwa mereka menolak datang ke Kemah 

Suci sebab  terlalu bersahaja dan merendah. sebab  sadar 

akan kelemahan dan ketidaklayakan mereka sendiri, mereka 

ingin dimaklumi untuk tidak ikut dalam pemerintahan. Pemi-

kiran mereka itu merupakan sesuatu yang terpuji, namun  per-

buatan mereka yang tidak mematuhi perintah yaitu  kesalah-

an mereka. 

2. Roh Tuhan  menemukan mereka di dalam perkemahan, di mana 

mereka tersembunyi di antara segala pekerjaan, dan di sana 

mereka bernubuat, yaitu, mereka menerapkan karunia berdoa, 

berkhotbah, dan memuji Tuhan , di dalam suatu tenda pribadi. 

Perhatikanlah, Roh Tuhan  tidak terikat pada Kemah Suci, 

namun , seperti angin, bertiup ke mana ia mau (Yoh. 3:8). Ke 

mana kita dapat pergi menjauhi Roh itu? Ada penyelenggaraan 

ilahi secara khusus yang ikut campur tangan dalam ketidak-


 150

hadiran kedua orang ini, sebab dengan demikian semakin jelas 

tampak bahwa memang Roh Tuhan lah yang menggerakkan para 

tua-tua itu, dan bahwa bukan Musa yang memberi mereka 

Roh itu, melainkan Tuhan  sendiri. Mereka dengan rendah hati 

menolak pengangkatan itu, namun  Tuhan  memaksakannya 

kepada mereka. Bahkan, mereka mendapat kehormatan untuk 

disebut namanya, yang tidak didapat oleh semua yang lain. 

Sebab barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan, dan 

orang-orang yang paling pantas memerintah yaitu  mereka 

yang paling tidak berhasrat menginginkannya. 

3. Kabar tentang hal ini diberitahukan kepada Musa (ay. 27): 

“Eldad dan Medad kepenuhan seperti nabi di tempat perkemah-

an. Ada sebuah perkumpulan dalam suatu tenda, dan Eldad 

dan Medad sedang berkhotbah di sana, di bawah pengawasan 

dan kepemimpinan Musa, dan di luar persekutuan dengan 

para tua-tua lain.” Siapa pun orang yang membawa kabar itu, 

ia tampak melihatnya sebagai suatu hal yang tidak biasanya. 

4. Yosua tergerak untuk mendiamkan mereka: Tuanku Musa, 

cegahlah mereka! (ay. 28). Ada kemungkinan bahwa Yosua 

sendiri yaitu  salah satu dari ketujuh puluh tua-tua itu, yang 

membuatnya semakin cemburu bagi kehormatan kelompok-

nya. Ia beranggapan kedua orang itu tidak seharusnya berlaku 

seperti itu, sebab karunia nabi takluk kepada nabi-nabi, dan 

sebab  itu ia ingin supaya mereka tidak bernubuat sama 

sekali atau datang ke Kemah Suci dan bernubuat bersama-

sama dengan yang lain. Ia tidak ingin mereka dihukum atas 

apa yang telah mereka lakukan, namun  hanya dikekang supaya 

tidak lagi melakukan hal yang sama di lalu  hari. Ia 

berlaku begini sebab  maksud baik, bukan sebab  tidak suka 

dengan Eldad dan Medad, melainkan sebab  semangat yang 

tulus untuk apa yang dipahaminya sebagai kesatuan jemaat, 

dan kepedulian terhadap kehormatan Tuhan  dan Musa. 

5. Musa menolak permohonan itu, dan menegur orang yang 

mengajukannya (ay. 29): “Apakah engkau begitu giat mendu-

kung diriku? Engkau tidak tahu dengan roh apa engkau ber-

bicara.” Meskipun Yosua yaitu  teman dan orang kepercayaan 

istimewa Musa, walaupun ia mengatakan ini berdasar  rasa 

hormat kepada Musa, yang kehormatannya tidak mau ia lihat 

berkurang oleh panggilan kedua tua-tua itu, namun Musa 

Kitab Bilangan 11:24-30 

 151 

menegurnya serta secara tidak langsung juga menegur semua 

orang lain yang menunjukkan roh seperti itu.  

(1) Kita tidak boleh bersedih secara diam-diam atas karunia, 

anugerah, dan kebergunaan orang lain. yaitu  kesalahan 

murid-murid Yohanes Pembaptis bahwa mereka iri terha-

dap kehormatan Kristus, sebab  kehormatan-Nya memu-

darkan kehormatan guru mereka (Yoh. 3:26, dst.).  

(2) Kita tidak boleh terbawa amarah terhadap kelemahan dan 

kekurangan orang lain. Kalaupun Eldad dan Medad ber-

salah atas suatu penyimpangan, Yosua terlalu cepat dan 

terlalu keras dalam menghardik mereka. Semangat kita 

harus selalu diimbangi dengan kelemahlembutan hikmat. 

Kebenaran Tuhan  tidak memerlukan amarah manusia (Yak. 

1:20).  

(3) Kita tidak boleh membuat orang-orang yang paling baik 

dan paling berguna sekalipun sebagai kepala suatu golong-

an. Paulus tidak ingin namanya dipakai untuk mengayomi 

sebuah golongan (1Kor. 1:12-13). 

(4) Kita tidak boleh gegabah dalam mengutuk dan membung-

kam orang-orang yang berbeda dari kita, seolah-olah mere-

ka tidak mengikuti Kristus sebab  mereka tidak mengikuti 

Dia bersama kita (Mrk. 9:38). Akankah kita menolak orang-

orang yang telah diakui Kristus, atau menahan siapa saja 

untuk berbuat baik sebab  mereka tidak sepikiran dengan 

kita dalam segala hal? Musa memiliki  roh yang lain. Ia 

sama sekali tidak mau membungkam kedua orang ini, dan 

memadamkan Roh dalam diri mereka, namun  justru berha-

rap seluruh umat TUHAN menjadi nabi, yaitu, supaya 

TUHAN memberi Roh-Nya hinggap kepada mereka. Bukan 

berarti bahwa ia ingin mengangkat siapa saja sebagai nabi 

walaupun mereka tidak memenuhi syarat, atau bahwa ia 

berharap supaya Roh nubuatan dibuat menjadi sedemikian 

umum. namun  begitulah ia mengungkapkan kasih dan 

penghargaannya terhadap seluruh umat TUHAN, kepuasaan 

hatinya atas karunia-karunia orang lain, dan betapa ia 

tidak marah sama sekali terhadap Eldad dan Medad sebab  

bernubuat di bawah pengawasannya. Roh unggul seperti 

itu jugalah yang dimiliki Paulus yang terberkati itu, yang 

bersukacita bahwa Kristus diberitakan, meskipun oleh 


 152

orang-orang yang dengan berbuat demikian bermaksud 

memperberat bebannya dalam penjara (Flp. 1:17). Kita ha-

rus senang bahwa Tuhan  dilayani dan dimuliakan, dan 

kebaikan dilakukan, meskipun itu mengurangi pujian bagi 

diri kita dan kesempatan bagi kita untuk dipuji. 

6. Para tua-tua, yang baru ditahbiskan sekarang, segera masuk 

ke dalam pelayanan mereka (ay. 30). Sesudah  panggilan mereka 

sudah cukup terbukti melalui nubuat-nubuat mereka, mereka 

pergi bersama Musa ke dalam perkemahan, dan membaktikan 

diri untuk bekerja. Sesudah  menerima karunia, mereka mela-

yani seorang akan yang lain sebagai pengurus yang baik. Dan 

sekarang Musa senang bahwa ia memiliki  begitu banyak 

orang untuk berbagi dengannya dalam pekerjaan dan kehor-

matannya. Dan,  

(1) Hendaklah kesaksian Musa diyakini oleh orang-orang yang 

ingin berkuasa, bahwa memerintah yaitu  sebuah beban. 

Memerintah yaitu  beban masalah dan kesusahan bagi 

orang-orang yang menjalankan kewajiban itu dengan kesa-

daran hati nurani. Dan bagi orang-orang yang tidak menja-

lankannya dengan kesadaran hati nurani, memerintah 

akan terbukti menjadi beban yang lebih berat pada hari 

penghakiman nanti, saat  mereka dijatuhi hukuman 

sebagai hamba yang tidak berguna, yang menguburkan 

talentanya.  

(2) Hendaklah teladan Musa ditiru oleh orang-orang yang 

sedang berkuasa. Janganlah mereka menganggap remeh na-

sihat dan bantuan dari orang lain, namun  hendaklah mereka 

menginginkannya, dan bersyukur untuk itu, dengan tidak 

berhasrat untuk memegang sendiri hikmat dan kekuasaan. 

Jikalau penasihat banyak, keselamatan ada. 

Burung-burung Puyuh 

(11:31-35)  

31 Lalu bertiuplah angin yang dari TUHAN asalnya; dibawanyalah burung-

burung puyuh dari sebelah laut, dan dihamburkannya ke atas tempat perke-

mahan dan di sekelilingnya, kira-kira sehari perjalanan jauhnya ke segala 

penjuru, dan kira-kira dua hasta tingginya dari atas muka bumi. 32 Lalu se-

panjang hari dan sepanjang malam itu dan sepanjang hari esoknya bangkit-

lah bangsa itu mengumpulkan burung-burung puyuh itu – setiap orang

Kitab Bilangan 11:31-35 

 153 

sedikit-dikitnya mengumpulkan sepuluh homer –, lalu  mereka menye-

barkannya lebar-lebar sekeliling tempat perkemahan. 33 Selagi daging itu ada 

di mulut mereka, sebelum dikunyah, maka bangkitlah murka TUHAN ter-

hadap bangsa itu dan TUHAN memukul bangsa itu dengan suatu tulah yang 

sangat besar. 34 Sebab itu dinamailah tempat itu Kibrot-Taawa, sebab  di 

sanalah dikuburkan orang-orang yang bernafsu rakus. 35 Dari Kibrot-Taawa 

berangkatlah bangsa itu ke Hazerot dan mereka tinggal di situ.  

Tuhan , Sesudah  menggenapi janji-Nya kepada Musa dengan memberi-

nya para penasihat dalam memerintah bangsa itu, dan dengan demi-

kian membuktikan kuasa yang dimiliki-Nya atas roh-roh manusia 

oleh Roh-Nya, di sini menggenapi janji-Nya kepada bangsa itu dengan 

memberi mereka daging. Dan dengan demikian Ia membuktikan 

kuasa-Nya atas makhluk-makhluk ciptaan yang lebih rendah dari 

manusia dan kekuasaan-Nya dalam kerajaan alam. Amatilah,  

1. Bagaimana umat dipuaskan dengan daging yang berkelimpahan: 

Angin (angin timur dan angin selatan, seperti yang tampak, Mzm. 

78:26) membawa burung-burung puyuh (ay. 31). Tidak pasti hewan 

macam apa mereka itu. Sang pemazmur menyebutnya burung-

burung bersayap. Cendikiawan Uskup Patrick, cenderung sepen-

dapat dengan beberapa penulis masa kini, yang berpendapat 

bahwa hewan itu yaitu  belalang, jenis makanan lezat yang terke-

nal di bagian-bagian dunia itu, terlebih lagi sebab  mereka dibawa 

oleh angin, tergeletak bertumpuk-tumpuk, dan dikeringkan di 

bawah sinar matahari untuk dimakan lalu . Bagaimanapun, 

apa pun hewan itu, mereka sungguh memenuhi keinginan orang 

Israel, mereka memenuhi persediaan pesta bangsa Israel selama 

sebulan. Betapa Tuhan  yaitu  Bapa yang suka memanjakan ke-

luarga-Nya yang suka membangkang. Belalang-belalang, yang 

sudah menjadi tulah bagi Mesir yang subur, dengan memakan 

hasil-hasil ladangnya, menjadi berkat bagi padang gurun yang 

tandus, menjadi makanan orang.  

2. Betapa rakusnya orang Israel dalam mengumpulkan daging yang 

dikirimkan Tuhan  kepada mereka ini. Mereka lari berhamburan 

mengambil jarahan itu dengan nafsu yang tak terpuaskan, tanpa 

mengindahkan apa yang telah dikatakan Musa kepada mereka 

dari Tuhan , bahwa mereka akan memakannya sampai kekenyang-

an (ay. 32). Dua hari satu malam mereka memburunya, me-

ngumpulkan daging, sampai setiap kepala keluarga membawa 

pulang setidak-tidaknya sepuluh homer (yaitu, sepuluh muatan 

keledai). Daud menginginkan air dari perigi Betlehem, namun  


 154

tidak mau meminumnya saat  ia mendapatkannya, sebab air 

itu diperoleh dengan mempertaruhkan nyawa orang. Jauh lebih 

beralasan bagi orang-orang Israel ini untuk menolak daging ini, 

yang diperoleh dengan bersungut-sungut, dan yang, dapat me-

reka lihat dengan mudah, melalui apa yang dikatakan Musa, 

diberikan kepada mereka dalam murka. namun  orang-orang yang 

dikuasai oleh sifat kedagingan ingin memuaskan hawa nafsu 

mereka, meskipun itu pasti merusak dan menghancurkan jiwa 

mereka yang berharga.  

3. Betapa mahalnya harga yang mereka bayar untuk pesta mereka, 

saat  diadakan perhitungan dengan mereka: TUHAN memukul 

bangsa itu dengan suatu tulah yang sangat besar (ay. 33). Suatu 

penyakit jasmani, yang ada kemungkinan merupakan akibat dari 

kekenyangan mereka, dan yang menimbulkan kematian bagi 

banyak orang dari mereka. Dan orang-orang itu, ada kemungkin-

an, yaitu  biang keladi dalam pemberontakan terhadap Tuhan 

Tuhan  itu. Perhatikanlah, Tuhan  sering kali mengabulkan keingin-

an-keinginan umat-Nya sendiri di dalam kasih. Diberikan-Nya 

kepada mereka apa yang mereka minta, namun  didatangkan-Nya 

penyakit paru-paru di antara mereka (Mzm. 106:15). Oleh segala 

sesuatu yang dikatakan kepada mereka, mereka belum merasa 

puas, dan sebab  itu, sedang makanan masih ada di mulut mere-

ka, bangkitlah murka Tuhan  terhadap mereka (Mzm. 78:30-31). 

Apa yang kita inginkan secara berlebihan, jika kita mendapat-

kannya (beralasan bagi kita untuk takut), akan menjadi pen-

deritaan dan salib bagi kita dengan suatu cara tertentu. Tuhan  

memuaskan mereka terlebih dahulu, dan lalu  menulahi 

mereka,  

(1) Untuk menyelamatkan nama baik kuasa-Nya, supaya tidak 

dikatakan, “Ia tidak akan melenyapkan mereka seandainya Ia 

sanggup menyediakan daging untuk mereka.” Dan,  

(2) Untuk menunjukkan kepada kita arti dari kemujuran orang-

orang berdosa. Kemujuran itu yaitu  persiapan mereka un-

tuk kehancuran, mereka diberi makan seperti lembu yang 

akan disembelih. Yang terakhir, ingatan akan peristiwa ini 

diabadikan dalam nama yang diberikan kepada tempat itu 

(ay. 34). Musa menyebutnya Kibrot-Taawa, kuburan orang-

orang yang bernafsu atau kuburan nafsu. Dan sungguh baik 

seandainya kuburan orang-orang Israel yang bernafsu ini 

Kitab Bilangan 11:31-35 

 155 

terbukti sebagai kuburan bagi nafsu Israel. Peringatan itu 

dirancang untuk tujuan itu, namun  tidak menimbulkan dam-

pak yang semestinya, sebab dikatakan selanjutnya (Mzm. 

78:32), sekalipun demikian mereka masih saja berbuat dosa.  

 

 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL 12  

alam pasal sebelumnya kita membaca perihal kesusahan yang 

ditimbulkan umat Israel kepada Musa. Dalam pasal ini kita 

mendapati kesabarannya diuji oleh sanak keluarganya sendiri. 

I. Miryam dan Harun, saudari dan saudara kandungnya sen-

diri, telah menghina dia (ay. 1-3). 

II.  Tuhan  memanggil mereka untuk mengadakan perhitungan 

dengan mereka (ay. 4-9). 

III. Miryam terkena kusta sebab nya (ay. 10). 

IV. Harun patuh, dan Musa dengan lemah lembut memohonkan 

kesembuhan untuk Miryam (ay. 11-13). 

V. Miryam sembuh, namun  mendapat malu selama tujuh hari 

(ay. 14-16). Hal ini dicatat untuk menunjukkan bahwa orang-

orang dan keluarga-keluarga terbaik sekalipun memiliki 

kebodohan dan kesusahan mereka sendiri. 

Miryam dan Harun Bersungut-sungut 

(12:1-3) 

1 Miryam serta Harun mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush 

yang diambilnya, sebab memang ia telah mengambil seorang perempuan 

Kush. 2 Kata mereka: “Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan 

Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?” Dan 

kedengaranlah hal itu kepada TUHAN. 3 Adapun Musa ialah seorang yang 

sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi. 

Di sini diceritakan tentang, 

I. Luapan amarah Harun dan Miryam yang tidak pantas: mereka 

mengatai Musa (ay. 1). Kalau Musa saja, yang telah menerima be-

gitu banyak kehormatan dari Tuhan , namun menerima begitu 


 158

banyak perlakuan yang meremehkan dan penghinaan dari ma-

nusia, masakan kita menganggap pencobaan-pencobaan sema-

cam itu aneh atau berat, dan menjadi gusar atau berkecil hati ka-

renanya? namun  siapa yang akan menyangka bahwa ada ganggu-

an yang diberikan kepada Musa, 

1. Oleh orang-orang yang juga bersungguh-sungguh dan baik. 

Bahkan, yang terkemuka dalam agama, yaitu  Miryam seorang 

nabiah, dan Harun seorang imam besar, yang kedua-duanya 

diberi tugas bersama Musa untuk membebaskan orang Israel. 

Aku telah mengutus Musa dan Harun dan Miryam sebagai 

penganjurmu (Mi. 6:4). 

2. Oleh orang-orang yang berkerabat paling dekat dengannya, 

yaitu  saudara dan saudarinya sendiri, yang bersinar begitu 

cemerlang berkat cahaya-cahaya yang dipinjam darinya? 

Demikian pula sang mempelai mengeluh (Kid. 1:6), putera-

putera ibuku marah kepadaku. Dan pertengkaran-pertengkar-

an di antara sanak saudara secara khusus mendukakan hati. 

Saudara yang dikhianati lebih sulit dihampiri dari pada kota 

yang kuat. Namun demikian, hal ini justru membantu mene-

guhkan panggilan Musa, dan menunjukkan bahwa pengang-

katannya semata-mata terjadi oleh perkenanan ilahi, dan 

bukan akibat suatu kesepakatan atau persekongkolan dengan 

sanak keluarganya, yang justru menggerutu sebab  pengang-

katannya. Tidak pula banyak dari saudara-saudara Jurusela-

mat kita percaya kepada-Nya (Yoh. 7:5). Sepertinya Miryamlah 

yang memulai pertengkaran itu, dan Harun, sebab  tidak 

diikutsertakan atau diminta pendapat dalam pemilihan ketu-

juh puluh tua-tua, merasa agak muak pada saat ini. Dengan 

begitu, ia segera terseret untuk memihak saudara perempuan-

nya. Sungguh menyedihkan melihat Harun ikut andil dalam 

begitu banyak pelanggaran, namun  itu menunjukkan bahwa 

hukum Taurat menetapkan orang-orang yang diliputi kelemahan 

menjadi Imam Besar. Iblis pertama-tama menang atas Hawa, 

dan melalui dia atas Adam. Lihatlah betapa kita perlu berjaga-

jaga agar tidak terseret ke dalam pertengkaran-pertengkaran 

oleh saudara-saudara kita, sebab kita tidak tahu seberapa 

besar kebakaran yang dapat ditimbulkan oleh api yang kecil. 

Harun seharusnya ingat bagaimana Musa tetap mendampingi-

nya sebagai teman saat  Tuhan  murka kepadanya sebab  telah 

Kitab Bilangan 12:1-3 

 159 

membuat anak lembu tuangan (Ul. 9:20), dan tidak membalas 

kebaikannya dengan kejahatan. Ada dua hal yang mereka per-

tengkarkan dengan Musa: 

(1) Tentang pernikahannya. Menurut sebagian penafsir, perni-

kahannya baru-baru ini dengan seorang perempuan Kush 

atau Arab. Menurut sebagian yang lain, sebab  pernikah-

annya dengan Zipora, yang dalam kejadian ini mereka 

sebut, dengan nada menghina, sebagai perempuan Kush 

(KJV: perempuan Etiopia). Mereka juga menyindir secara 

tidak langsung bahwa Zipora terlampau memengaruhi 

Musa dalam pemilihan ketujuh puluh tua-tua itu. Mungkin 

telah terjadi suatu pertengkaran pribadi antara Zipora dan 

Miryam, yang menyebabkan terlontarnya kata-kata kasar. 

Dan satu celaan yang penuh kemarahan menimbulkan 

celaan yang penuh kemarahan lain, hingga Musa dan 

Harun ikut terseret ke dalamnya. 

(2) Tentang pemerintahan Musa. Bukan sebab  ia salah me-

ngelolanya, melainkan sebab  ia memegang hak tunggal 

atasnya (ay. 2): “Sungguhkah TUHAN berfirman dengan 

perantaraan Musa saja? Haruskah dia saja yang boleh 

memilih orang-orang yang akan didatangi oleh roh nubuat? 

Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman? 

Tidak bolehkah kami ikut andil dalam perkara itu, dan 

memilih teman-teman kami, sama seperti Musa memilih 

teman-temannya?” Miryam dan Harun memang tidak dapat 

menyangkali bahwa Tuhan  telah berbicara melalui Musa, 

namun  jelas bahwa adakalanya Ia juga berbicara melalui 

mereka. Apa yang menjadi tujuan mereka yaitu  membuat 

diri mereka setara dengan Musa, meskipun Tuhan  sudah 

membedakan dia dalam begitu banyak cara. Perhatikanlah, 

berusaha keras untuk menjadi yang terbesar yaitu  dosa 

yang dengan mudah merintangi para murid sendiri, dan ini 

luar biasa berdosa. Bahkan orang-orang yang diberi kedu-

dukan tinggi jarang merasa senang jika orang lain diberi 

kedudukan yang lebih tinggi. Orang-orang yang unggul 

biasanya menimbulkan iri hati pada orang lain. 

II. Kesabaran Musa yang luar biasa di bawah hasutan ini. Kedengar-

anlah hal itu kepada TUHAN (ay. 2), namun  Musa sendiri tidak 


 160

memperhatikannya, sebab (ay. 3) ia seorang yang sangat lembut 

hatinya. Sebenarnya ia memiliki  alasan kuat untuk merasa 

marah atas penghinaan itu. Penghinaan itu timbul dari hati yang 

dengki dan datang pada saat yang tidak tepat, saat  bangsa itu 

berkecenderungan untuk memberontak, dan belakangan ini su-

dah membuat Musa sangat jengkel dengan sungut-sungut me-

reka. Ada bahaya bahwa pemberontakan itu akan pecah kembali 

saat  dipimpin dan didukung seperti itu oleh Harun dan Miryam. 

namun  Musa, seperti orang tuli, tidak mendengar. jika  me-

nyangkut kehormatan Tuhan , seperti dalam perkara anak lembu 

emas, tidak ada orang yang lebih gigih membelanya dibandingkan  

Musa. Akan namun , saat  kehormatannya sendiri diusik, tidak 

ada orang yang lebih lemah lembut dibandingkan  Musa. Segarang 

singa dalam perkara Tuhan , namun sejinak anak domba dalam 

perkaranya sendiri. Umat Tuhan  yaitu  orang yang rendah hati di 

negeri (Zef. 2:3), namun  sebagian orang lebih menonjol dibandingkan  

sebagian yang lain dalam anugerah ini. Contohnya Musa, yang 

dengan demikian dibuat layak untuk menjalankan tugas yang 

menjadi panggilannya, yang menuntut segenap kelemah-lembutan 

yang dimilikinya, dan terkadang lebih. Adakalanya ketidakbaikan 

teman-teman kita menjadi ujian yang lebih berat bagi kelemah-

lembutan kita dibandingkan  kedengkian musuh-musuh kita. Kristus 

sendiri menyebutkan kelemah-lembutan-Nya (Aku lemah lembut 

dan rendah hati, Mat. 11:29). Teladan kelemah-lembutan yang 

sudah ditetapkan Kristus sungguh tanpa cela, namun tidak demi-

kian dengan teladan kelemah-lembutan Musa. 

Miryam dan Harun Bersungut-sungut 

(12:4-9) 

4 Lalu berfirmanlah TUHAN dengan tiba-tiba kepada Musa, Harun dan 

Miryam: “Keluarlah kamu bertiga ke Kemah Pertemuan.” Maka keluarlah me-

reka bertiga. 5 Lalu turunlah TUHAN dalam tiang awan, dan berdiri di pintu 

kemah itu, lalu memanggil Harun dan Miryam; maka tampillah mereka ke-

duanya. 6 Lalu berfirmanlah Ia: “Dengarlah firman-Ku ini. Jika di antara kamu 

ada seorang nabi, maka Aku, TUHAN menyatakan diri-Ku kepadanya dalam 

penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi. 7 Bukan demikian hamba-

Ku Musa, seorang yang setia dalam segenap rumah-Ku. 8 Berhadap-hadapan 

Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia 

memandang rupa TUHAN. Mengapakah kamu tidak takut mengatai hamba-Ku 

Musa?” 9 Sebab itu bangkitlah murka TUHAN terhadap mereka, lalu pergilah Ia.

 

Kitab Bilangan 12:4-9 

 161 

Musa tidak marah atas penghinaan yang melukai hatinya, tidak pula 

mengeluhkannya kepada Tuhan , atau membuat pembelaan bagi diri-

nya di hadapan-Nya. namun  Tuhan  murka atas kejadian itu. Ia men-

dengar segala sesuatu yang kita ucapkan dalam amarah, dan cepat 

menjadi saksi atas perkataaan-perkataan yang kita ucapkan dengan 

gegabah. Itulah sebabnya mengapa kita harus dengan tegas menge-

kang lidah kita, agar kita tidak berbicara buruk tentang orang lain. 

Dan mengapa kita harus dengan sabar menutup telinga kita dan ti-

dak memberi perhatian jika  orang lain berbicara buruk tentang 

diri kita. Aku tidak mendengar, sebab Engkaulah yang akan men-

dengar (Mzm. 38:14-16, KJV). Semakin kita diam dalam perkara kita 

sendiri, semakin Tuhan  tergerak untuk membelanya. Orang yang tidak 

bersalah namun  dituduh bersalah, tidak perlu berkata banyak jika ia 

tahu bahwa sang hakim sendiri akan menjadi pembelanya. 

I.   Perkara itu digelar, dan pihak-pihak yang bersangkutan dipanggil 

dengan segera untuk berkumpul di depan pintu Kemah Pertemu-

an (ay. 4-5). Musa sendiri sudah sering menunjukkan dirinya 

gigih untuk menjaga kehormatan Tuhan , dan sekarang Tuhan  me-

nunjukkan diri-Nya gigih untuk menjaga nama baik Musa. Sebab 

siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati, dan Ia tidak akan 

pernah terlambat untuk memberi  kehormatan kepada siapa 

saja yang tampil bagi-Nya. Para hakim pada zaman dahulu biasa 

duduk di gerbang kota untuk mengadili perkara. Demikian pula 

pada kesempatan ini Syekina (hadirat Tuhan  – pen.) dalam tiang 

awan kemuliaan berdiri di pintu kemah itu, sementara Harun dan 

Miryam, sebagai para pelanggar hukum, dipanggil untuk diadili. 

II. Harun dan Miryam dibuat tahu bahwa sekalipun mereka orang-

orang besar, mereka tidak boleh berlagak sederajat dengan Musa, 

atau menegakkan diri sebagai saingannya (ay. 6-8). Adakah me-

reka nabi-nabi TUHAN? Tentang Musa, bisa dikatakan dengan se-

sungguhnya, ia lebih lagi. 

1. Memang benar bahwa Tuhan  memberi  kehormatan yang 

sangat besar kepada para nabi. Betapapun orang mengolok-

olok dan memperlakukan mereka dengan semena-mena, mere-

ka tetap merupakan orang-orang kesayangan dan sahabat-

sahabat karib sorga. Tuhan  menyatakan diri kepada mereka, 

baik melalui mimpi saat  mereka sedang tertidur ataupun 


 162

melalui penglihatan saat  mereka sedang terjaga. Dan melalui 

mereka Ia menyatakan diri-Nya kepada orang-orang lain. Ber-

bahagialah orang-orang, besarlah orang-orang, sungguh-sung-

guh besar, sungguh-sungguh berbahagia, jika Tuhan  menya-

takan diri-Nya kepada mereka. Sekarang Ia tidak menyatakan 

diri-Nya melalui mimpi dan penglihatan, seperti pada zaman 

dahulu, namun  melalui Roh hikmat dan wahyu. Roh ini mem-

beritahukan kepada orang kecil, hal-hal yang ingin dilihat, 

namun  tidak dapat dilihat, oleh banyak nabi dan raja. Itulah 

sebabnya pada zaman akhir, zaman Mesias, anak-anak laki-

laki dan perempuan dikatakan akan bernubuat (Yl. 2:28), sebab 

mereka akan lebih mengenal rahasia-rahasia kerajaan anu-

gerah bahkan lebih dibandingkan  nabi-nabi sendiri. Lihat Ibrani 

1:1-2. 

2. Namun demikian, kehormatan yang diberikan kepada Musa 

itu jauh lebih besar (ay. 7): Bukan demikian hamba-Ku Musa, 

ia lebih unggul dibandingkan  mereka semua. Untuk memberi  

imbalan kepada Musa atas kelembutan hati dan kesabarannya 

dalam menanggung penghinaan-penghinaan yang diberikan 

Miryam dan Harun kepadanya, Tuhan  tidak saja membersihkan 

namanya, namun  juga memujinya. Dan Tuhan  memanfaatkan 

kesempatan itu untuk memberi dia kata-kata pujian yang 

tetap tercatat sebagai penghormatan yang abadi baginya. 

Demikianlah orang-orang yang dicela dan dianiaya oleh sebab 

kebenaran akan menerima upah besar di sorga. Kristus akan 

mengakui mereka di hadapan Bapa-Nya dan para malaikat 

kudus. 

(1) Musa yaitu  orang yang sangat lurus hati dan teruji kese-

tiaannya. Ia setia dalam segenap rumah-Ku. Hal ini disebut 

pertama mengenai tabiatnya, sebab anugerah melebihi 

pemberian, kasih melebihi pengetahuan, dan ketulusan 

dalam melayani Tuhan  memberi  kehormatan yang lebih 

besar bagi seseorang. Ketulusan membuat orang memper-

oleh perkenanan ilahi lebih dibandingkan  pengetahuan, buah-

buah pikiran yang sulit dimengerti, dan kemampuan untuk 

berkata-kata dalam bahasa roh. Ini merupakan bagian dari 

tabiat Musa yang dikutip oleh sang rasul saat  ia hendak 

menunjukkan bahwa Kristus lebih besar dibandingkan  Musa, 

dengan menyimpulkan bahwa Kristus memang demikian 

Kitab Bilangan 12:4-9 

 163 

dalam contoh utama dari kebesaran-Nya. Sebab Musa setia 

hanya sebagai pelayan, namun  Kristus setia sebagai Anak 

(Ibr. 3:2, 5-6). Tuhan  memberi  kepercayaan kepada Musa 

untuk menyampaikan pikiran-Nya tentang segala hal ke-

pada umat Israel. Israel memberi  kepercayaan kepada 

Musa untuk melakukan perundingan dengan Tuhan  bagi 

mereka. Dan Musa setia baik kepada Tuhan  maupun kepada 

Israel. Ia berkata dan berbuat segala sesuatu dalam meng-

urus perkara besar itu selayaknya orang yang jujur dan 

baik, yang tidak memiliki  tujuan lain selain kehormatan 

Tuhan  dan kesejahteraan Israel. 

(2) Oleh sebab itu Musa diberi kehormatan untuk menerima 

penyingkapan-penyingkapan yang lebih jelas tentang pikir-

an Tuhan , dan persekutuan yang lebih akrab dengan Tuhan , 

dibandingkan nabi-nabi lain. Ia akan, 

[1] Mendengar lebih banyak dari Tuhan  dibandingkan nabi-

nabi lain, mendengar dengan lebih terang dan jelas: 

Berhadap-hadapan, atau berhadapan muka (Kel. 33:11), 

Aku berbicara dengan dia, seperti seorang berbicara 

kepada temannya. Dengan Musa Tuhan  bercakap-cakap 

secara bebas dan akrab, tanpa ada kebingungan atau 

ketakutan, seperti yang adakalanya dialami oleh nabi-

nabi lain. Misalnya Yehezkiel, dan Yohanes sendiri, ke-

tika Tuhan  berbicara kepada mereka. Melalui nabi-nabi 

lain, Tuhan  menyampaikan kepada umat-Nya teguran-

teguran, dan nubuatan-nubuatan tentang yang baik atau 

buruk, yang memang pantas disampaikan dalam berba-

gai teka-teki, bayangan, perlambang, dan perumpamaan. 

namun  melalui Musa Tuhan  memberi  hukum-hukum 

kepada umat-Nya, dan ketetapan-ketetapan kudus, yang 

sama sekali tidak dapat disampaikan melalui teka-teki, 

namun  harus diutarakan dengan cara yang sejelas-jelas-

nya dan dapat dimengerti. 

[2] Musa akan melihat lebih banyak tentang Tuhan  diban-

dingkan nabi-nabi lain: Ia memandang rupa TUHAN, 

seperti yang pernah dilihatnya di gunung Horeb, saat  

Tuhan  menyerukan nama-Nya di depan dirinya. Namun 

demikian, ia hanya memandang rupa TUHAN, sedang-

kan para malaikat dan orang-orang kudus yang dimu-


 164

liakan senantiasa memandang wajah Bapa kita. Musa 

memiliki roh nubuat dengan cara yang istimewa, dan 

yang mengangkatnya jauh di atas semua nabi lain. Na-

mun demikian, yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih 

besar dari pada Musa, maka jauh lebih lagi Yesus 

Tuhan kita secara tak terhingga lebih unggul dibandingkan  

Musa (Ibr. 3:1, dst.). 

Sekarang biarlah Miryam dan Harun merenungkan, 

siapa yang telah mereka hina itu: Mengapakah kamu 

tidak takut mengatai hamba-Ku Musa? Menentang ham-

ba-Ku, menentang Musa? demikianlah bunyi ayat itu 

dalam bahasa aslinya. “Berani-beraninya kamu men-

caci-maki seorang hamba-Ku, terutama hamba seperti 

Musa, yang merupakan sahabat, orang kepercayaan, 

dan pengurus rumah-Ku?” Bisa-bisanya mereka berani 

berbicara dengan cara yang membuat sedih dan men-

cela orang yang kepadanya Tuhan  memiliki  begitu 

banyak hal untuk dikatakan sebagai pujian? Tidakkah 

mereka menduga bahwa Tuhan  akan marah atas perka-

taan mereka, dan menganggapnya sebagai penghinaan 

terhadap diri-Nya sendiri? Perhatikanlah, ada alasan 

bagi kita untuk takut mengatakan atau melakukan apa 

saja yang menentang hamba-hamba Tuhan . Jika kita 

melakukannya, kita sendirilah yang akan menanggung 

akibatnya, sebab Tuhan  akan membela perkara mereka, 

dan menganggap bahwa siapa yang menjamah mereka, 

berarti menjamah biji mata-Nya. Sungguh berbahaya 

untuk menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil 

yang percaya kepada Kristus (Mat. 18:6). Sungguh 

lancang orang-orang yang tidak segan-segan menghujat 

kemuliaan (2Ptr. 2:10). 

III. Sesudah  menunjukkan kesalahan dan kebodohan mereka seperti 

itu, Tuhan  selanjutnya memperlihatkan murka-Nya kepada mereka 

(ay. 9): Bangkitlah murka TUHAN terhadap mereka. Mungkin 

beberapa tanda dari murka itu, yang dapat disaksikan oleh indra 

jasmani, diberikan dalam perubahan warna tiang awan, atau 

kilat-kilat yang menyambar dari dalamnya. namun  memang sudah 

cukup menjadi tanda murka-Nya bahwa Ia pergi, dan sama sekali

Kitab Bilangan 12:10-16 

 165 

 tidak mau mendengarkan dalih mereka, yang memang tidak 

perlu, sebab Ia mengerti pikiran mereka dari jauh. Dan dengan 

cara itu Ia mau menunjukkan bahwa Ia murka. Perhatikanlah, 

beranjaknya hadirat Tuhan  dari kita merupakan tanda yang paling 

pasti dan paling menyedihkan dari murka Tuhan  terhadap kita. 

Celakalah kita jika Ia pergi. Dan Ia tidak pernah pergi sampai kita, 

melalui dosa dan kebodohan kita, membuat-Nya menjauh dari 

kita. 

Miryam Terkena Kusta 

(12:10-16) 

10 Dan saat  awan telah naik dari atas kemah, maka tampaklah Miryam 

kena kusta, putih seperti salju; saat  Harun berpaling kepada Miryam, maka 

dilihatnya, bahwa dia kena kusta! 11 Lalu kata Harun kepada Musa: “Ah 

tuanku, janganlah kiranya timpakan kepada kami dosa ini, yang kami 

perbuat dalam kebodohan kami. 12 Janganlah kiranya dibiarkan dia sebagai 

anak gugur, yang pada waktu keluar dari kandungan ibunya sudah setengah 

busuk dagingnya.” 13 Lalu berserulah Musa kepada TUHAN: “Ya Tuhan , 

sembuhkanlah kiranya dia.” 14 lalu  berfirmanlah TUHAN kepada Musa: 

“Sekiranya ayahnya meludahi mukanya, tidakkah ia mendapat malu selama 

tujuh hari? Biarlah dia selama tujuh hari dikucilkan ke luar tempat 

perkemahan, lalu  bolehlah ia diterima kembali.” 15 Jadi dikucilkanlah 

Miryam ke luar tempat perkemahan tujuh hari lamanya, dan bangsa itu tidak 

berangkat sebelum Miryam diterima kembali. 16 lalu  berangkatlah 

mereka dari Hazerot dan berkemah di padang gurun Paran. 

Di sini diceritakan tentang, 

I. Hukuman Tuhan  atas Miryam (ay. 10): Awan telah naik dari atas 

bagian kemah itu, sebagai tanda dari murka Tuhan , dan pada saat 

itu Miryam pun terkena kusta. saat  Tuhan  pergi, kejahatan 

datang. Janganlah mengharapkan kebaikan jika  Tuhan  pergi. 

Kusta yaitu  penyakit yang sering kali ditimpakan langsung oleh 

tangan Tuhan  sebagai hukuman atas dosa tertentu. Misalnya 

hukuman terhadap Gehazi sebab  berdusta, terhadap Uzia sebab  

menyerobot pekerjaan imam, dan di sini terhadap Miryam sebab  

mengata-ngatai Musa dan menimbulkan kejahatan di antara 

sesama saudara. Tulah kusta itu, ada kemungkinan, muncul di 

wajahnya, sehingga tampak oleh semua orang yang melihatnya 

bahwa ia terkena kusta, kusta yang paling parah. Ia terkena kusta 

hingga menjadi putih seperti salju. Ia tidak saja menjadi begitu 

putih, namun  juga begitu lunak, sebab  dagingnya telah kehilang-


 166

an kekencangannya, seperti daging yang membusuk. Lidahnya 

yang busuk (menurut Uskup Hall) dihukum setimpal dengan 

wajah yang busuk. Dan kebodohannya dalam berlagak menjadi 

saingan Musa dinyatakan kepada semua orang, sebab  setiap 

orang melihat wajah Musa mulia, sedang  wajah Miryam ter-

kena kusta. Sementara Musa membutuhkan selubung untuk me-

nyembunyikan kemuliaannya, Miryam membutuhkan selubung 

untuk menyembunyikan aibnya. Perhatikanlah, penyakit-penyakit 

yang mengakibatkan suatu cacat pada diri kita haruslah kita 

anggap sebagai teguran atas kesombongan kita, dan dimanfaat-

kan untuk menyembuhkannya. Dan di bawah pemeliharaan-

pemeliharaan ilahi yang merendahkan seperti itu, kita harus 

menjadi sangat rendah hati. Jika daging menjadi busuk, namun 

nafsu-nafsu kedagingan tetap tidak membusuk, maka itu me-

rupakan tanda bahwa hati sungguh keras. Sepertinya tulah yang 

menimpa Miryam ini dimaksudkan untuk menjelaskan hukum 

tentang penyakit kusta (Im. 13), sebab  tulah ini mengacu pada 

hukum yang diulang (Ul. 24:8-9). Miryam terkena kusta, namun  

Harun tidak, sebab Miryamlah yang pertama melakukan pelang-

garan itu, dan Tuhan  hendak membedakan antara orang-orang 

yang menyesatkan dan orang-orang yang disesatkan. Tugas 

Harun, meskipun tidak meluputkan dia dari murka Tuhan , namun 

membantu melindunginya dari tanda murka-Nya ini. Tanda mur-

ka Tuhan  itu tidak saja akan menghentikan Harun dari tugasnya 

untuk sementara waktu, saat  ia bisa diluputkan dari pen-

deritaan itu, mengingat tidak ada imam-imam lain selain dia dan 

kedua putranya. namun  hal itu juga akan membuat dirinya dan 

pekerjaannya hina, dan akan menjadi cela bagi keluarganya 

untuk selama-lamanya. Sebagai imam, Harun harus memberi  

penghakiman terhadap orang yang sakit kusta. Ia menjalankan 

bagian dari tugasnya itu pada kesempatan ini, saat  ia berpaling 

kepada Miryam, dan dilihatnya, bahwa dia kena kusta. Hal itu 

sudah cukup membuatnya malu. Ia dihantam melalui Miryam, 

dan tidak sanggup menyatakan Miryam terkena kusta tanpa me-

merah mukanya dan gemetar tubuhnya, sebab  tahu bahwa ia 

sendiri bersikap sama buruknya. Hukuman atas Miryam ini dapat 

kita manfaatkan sebagai peringatan untuk berhati-hati supaya 

kita tidak memberi  penghinaan apa saja terhadap Yesus Tu-

Kitab Bilangan 12:10-16 

 167 

han kita. Jika Miryam dihajar seperti itu sebab  mengatai Musa, 

apa jadinya dengan orang-orang yang berdosa melawan Kristus? 

II.  Kepatuhan Harun dalam kejadian ini (ay. 11-12). Ia merendahkan 

diri di hadapan Musa, mengakui kesalahannya, dan memohon 

pengampunan. Ia yang baru saja bergabung dengan saudara pe-

rempuannya untuk mengata-ngatai Musa, di sini terpaksa me-

nyampaikan penyesalan yang sangat dalam bagi dirinya dan 

saudara perempuannya kepada Musa. Dan ia mengagungkan 

Musa dengan setinggi-tingginya seolah-olah Musa memiliki kuasa 

Tuhan  untuk mengampuni dan menyembuhkan, yang belum begitu 

lama ini sudah dijelek-jelekkannya. Perhatikanlah, mereka yang 

menginjak-injak orang-orang kudus dan hamba-hamba Tuhan , 

suatu hari nanti akan berusaha mendekati mereka dengan senang 

hati. Sejauh-jauhnya di dunia lain, seperti yang dilakukan gadis-

gadis bodoh kepada gadis-gadis yang bijaksana untuk meminta 

sedikit minyak, dan yang dilakukan orang kaya kepada Lazarus 

untuk meminta setetes air. Mungkin juga di dunia ini, seperti 

yang dilakukan teman-teman Ayub kepadanya untuk meminta 

doanya, dan di sini, yang dilakukan Harun kepada Musa (Why. 

3:9). Dalam kepatuhannya, 

1. Harun mengakui dosanya sendiri dan dosa saudarinya (ay. 

11). Ia berbicara dengan penuh hormat kepada Musa, yang 

tentangnya ia sudah berbicara dengan meremehkan. Ia menye-

but Musa sebagai tuannya, dan sekarang membuat celaan itu 

berbalik ke atas dirinya sendiri. Ia berbicara sebagai orang 

yang malu atas apa yang telah diucapkannya: Janganlah kira-

nya timpakan kepada kami dosa ini, yang kami perbuat dalam 

kebodohan kami. Orang-orang yang mencerca dan berbicara 

buruk tentang orang lain, terutama tentang orang baik atau 

orang-orang yang berwenang, telah berdosa dan bertindak 

bodoh. Pertobatan yaitu  mencabut kesalahan yang telah kita 

ucapkan. Lebih baik ucapan itu dicabut dibandingkan  kita binasa 

sebab nya. 

2. Harun memohon ampun kepada Musa: Janganlah kiranya tim-

pakan kepada kami dosa ini. Harun hendak membawa persem-

bahannya ke mezbah, namun , sebab  tahu bahwa ada sesuatu 

dalam hati saudaranya terhadap dirinya, ia dari semua orang 

berkepentingan untuk berdamai dengan saudaranya itu, 


 168

supaya ia dapat memenuhi syarat untuk mempersembahkan 

persembahannya. Sebagian penafsir berpendapat bahwa Tuhan  

melihat Harun siap untuk patuh, dan kepatuhannya yang 

cepat itulah yang mencegah dia terkena kusta seperti saudara 

perempuannya. 

3. Harun menyerahkan keadaan saudarinya yang mengenaskan 

kepada pertimbangan Musa yang penuh belas kasihan (ay. 12): 

Janganlah kiranya dibiarkan dia sebagai anak gugur. Maksud-

nya, “Jangan biarkan dia terus terpisah seperti itu dari per-

gaulan dengan warga , dengan mencemarkan semua yang 

disentuhnya, dan bahkan membusuk di atas tanah seperti 

orang mati.” Harun menggambarkan sengsaranya keadaan 

Miryam dengan penuh perasaan, untuk menggerakkan rasa 

iba Musa. 

III. Permohonan yang dibuat bagi Miryam (ay. 13): Musa berseru 

kepada TUHAN dengan suara nyaring, sebab tiang awan, lambang 

kehadiran-Nya, telah berpindah dan berdiri di tempat yang agak 

jauh. Dan Musa berseru seperti itu untuk mengungkapkan 

kesungguhannya dalam permohonan ini: “Ya Tuhan , sembuhkanlah 

kiranya dia.” Melalui seruan ini Musa hendak memperlihatkan 

bahwa ia benar-benar memaafkan Miryam dengan sepenuh hati 

atas penghinaan yang telah diberikan kepadanya, bahwa ia tidak 

mendakwa Miryam di hadapan Tuhan , atau menuntut keadilan 

terhadapnya. Sama sekali tidak, justru saat  Tuhan , dalam ke-

pekaan terhadap kehormatannya, telah menghajar Miryam atas 

sikapnya yang kurang ajar, Musalah yang pertama tergerak untuk 

membatalkan penghakiman itu. Melalui contoh ini kita diajar 

untuk berdoa bagi mereka yang menganiaya kita. Janganlah ber-

gembira atas hukuman yang paling adil yang dijatuhkan oleh 

Tuhan  ataupun manusia atas orang-orang yang telah mencederai 

kita. Tangan Yerobeam yang kejang dipulihkan kembali berkat 

tindakan dan permohonan abdi Tuhan  yang kepadanya tangan itu 

telah diulurkan (1Raj. 13:6). Demikian pula Miryam di sini disem-

buhkan melalui doa Musa, yang telah ia perlakukan dengan se-

mena-mena, dan Abimelekh melalui doa Abraham (Kej. 20:17). 

Musa bisa saja menolak, dan berkata, “Dia pantas mendapat 

hukuman itu. Lain kali biarlah ia mengendalikan lidahnya dengan 

lebih baik.” Sebaliknya, tidak puas hanya dengan dapat berkata 

Kitab Bilangan 12:10-16 

 169 

bahwa ia tidak berdoa supaya hukuman itu ditimpakan, Musa 

berdoa sepenuh hati agar hukuman itu diangkat. Teladan Musa 

ini, dan teladan Juruselamat kita, Ya Bapa, ampunilah mereka, 

haruslah berusaha kita ikuti. 

IV. Penanganan perkara ini dengan cara yang disesuaikan supaya 

belas kasihan dan keadilan dapat bertemu bersama-sama. 

1. Belas kasihan diberikan dengan begitu rupa hingga Miryam 

akan sembuh kembali. Musa memaafkan Miryam, dan Tuhan  

pun akan memaafkannya. Lihat 2 Korintus 2:10. Akan namun , 

2. Keadilan ditegakkan dengan begitu rupa hingga Miryam akan 

direndahkan (ay. 14): Biarlah dia selama tujuh hari dikucilkan 

ke luar tempat perkemahan, supaya ia lebih dapat menyadari 

kesalahannya dan menyesalinya. Juga supaya hukumannya 

bisa lebih diketahui umum, dan seluruh Israel dapat memper-

hatikannya serta belajar dari peringatan itu untuk tidak 

memberontak. Jika Miryam sang nabiah saja harus mendapat 

tanda-tanda yang memperpermalukan seperti itu sebab  satu 

perkataan yang diucapkan tanpa pikir panjang menentang 

Musa, apa jadinya jika kita bersungut-sungut? Jikalau orang 

berbuat demikian dengan kayu hidup, apakah yang akan 

terjadi dengan kayu kering? Lihatlah bagaimana orang meren-

dahkan dan mengecilkan diri mereka sendiri sebab  dosa, 

menodai kemuliaan mereka, dan membaringkan kehormatan 

mereka di dalam debu. saat  Miryam memuji Tuhan , kita 

mendapati dia berada di bagian depan himpunan umat, dan 

menjadi salah satu hiasannya yang paling cemerlang (Kel. 

15:20). Sekarang sebab  ia berseteru dengan Tuhan , kita men-

dapati dia dikucilkan sebagai sampah dan kotoran umat. 

Diberikan alasan mengapa ia dikucilkan dari perkemahan 

selama tujuh hari, yaitu sebab  dengan demikian ia harus 

membayar pulih kesalahannya. Andaikata ayahnya, ayah kan-

dungnya, meludahi wajahnya, dan dengan begitu menunjuk-

kan kemarahannya terhadap dia, bukankah ia akan merasa 

begitu risau dan prihatin sebab nya, dan begitu menyesal 

bahwa ia sudah pantas mendapatkannya, sehingga ia akan 

mengunci diri di kamar selama beberapa waktu? Bukankah ia 

tidak akan datang menghadap ayahnya, atau memperlihatkan 

wajahnya kepada keluarganya, sebab  merasa malu atas  


 170

kebodohan dan ketidakbahagiaannya sendiri? Jika penghor-

matan seperti ini harus diberikan kepada bapak kandung 

kita, saat ia menegur kita, terlebih jauh lagi kita harus me-

rendahkan diri di bawah tangan yang kuat dari Bapa segala 

roh (Ibr. 12:9). Perhatikanlah, saat  kita berada di bawah 

tanda-tanda murka Tuhan  akibat dosa, sudah sepantasnya 

kita menerima rasa malu, dan terbaring dalam rasa malu itu, 

dengan mengakui bahwa patutlah kita malu. Jika sebab  

kesalahan dan kebodohan kita sendiri, kita membiarkan diri 

kita terbuka untuk dicela dan dihina manusia, dikecam 

jemaat secara pantas, atau ditegur oleh sang pemelihara ilahi, 

maka kita harus mengakui bahwa sudah sepantasnya Bapa 

kita meludahi muka kita, sehingga kita harus merasa malu 

sebab nya. 

V. Hambatan yang diakibatkan oleh masalah ini pada kelanjutan 

perjalanan umat Israel: Bangsa itu tidak berangkat sebelum 

Miryam diterima kembali (ay. 15). Tuhan  tidak memindahkan tiang 

awan, dan oleh sebab  itu mereka tidak memindahkan perkemah-

an mereka. Hal ini dimaksudkan, 

1. Sebagai teguran bagi bangsa itu, yang sadar diri bahwa mere-

ka telah berbuat dosa  dengan cara yang sama seperti yang 

telah dibuat oleh Miryam, dalam mengata-ngatai Musa. Oleh 

sebab itu, mereka akan ikut menanggung hukuman Miryam 

dengan sedemikian jauh, hingga hal itu akan memperlambat 

perjalanan mereka menuju Kanaan. Banyak hal menentang 

kita, namun  tidak ada yang menghalangi perjalanan kita menu-

ju sorga seperti dosa. 

2. Sebagai tanda penghormatan bagi Miryam. Andaikata per-

kemahan itu berpindah tempat selama pengucilannya, maka 

kesusahan dan aibnya akan lebih besar. Oleh sebab  itu, 

dalam belas kasihan terhadap Miryam, mereka akan tetap 

tinggal hingga pengucilannya dihentikan, dan ia diterima kem-

bali, ada kemungkinan dengan upacara-upacara yang biasa 

dilaksanakan untuk mentahirkan orang kusta. Perhatikanlah, 

orang-orang yang sedang dikecam dan ditegur sebab  dosa, 

harus diperlakukan dengan sangat lembut, dan tidak terlam-

pau dibebani, bahkan dengan aib yang pantas mereka dapat-

kan. Mereka tidak boleh dianggap sebagai musuh (2Tes. 3:15), 

Kitab Bilangan 12:10-16 

 171 

namun  harus diampuni dan dihibur (2Kor. 2:7). Orang-orang 

berdosa harus dikucilkan dengan rasa sedih, dan orang-orang 

yang bertobat harus diterima dengan sukacita. saat  Miryam 

telah diampuni dan diterima kembali, bangsa itu pun berang-

kat menuju padang gurun Paran, yang bersebelahan dengan 

perbatasan selatan dari Kanaan. Ke sanalah mereka seharus-

nya berpindah selanjutnya, kalau saja mereka tidak menaruh 

penghalang di jalan mereka sendiri.  

 

 

 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL 1 3  

ungguh tak terlupakan dan sangat menyedihkan kisah yang di-

ceritakan dalam pasal ini dan pasal berikutnya, yaitu  mengenai 

berbaliknya Israel dari perbatasan Kanaan, saat  mereka tinggal 

selangkah lagi memasukinya, dan dihukumnya mereka untuk ber-

kelana dan binasa di padang gurun akibat ketidakpercayaan dan 

sungut-sungut mereka. Kisah ini disebut di dalam Kitab Mazmur 

95:7 dan seterusnya, dan dipakai sebagai peringatan untuk orang-

orang Kristen (Ibr. 3:7, dst.). Dalam pasal ini kita mendapati, 

I. Pengutusan kedua belas pengintai untuk mendahului bangsa 

Israel memasuki Kanaan (ay. 1-16). 

II. Perintah-perintah yang diberikan kepada para pengintai ini 

(ay. 17-20). 

III. Pelaksanaan tugas para pengintai sesuai dengan perintah-

perintah yang diberikan kepada mereka, dan kembalinya me-

reka dari pengintaian (ay. 21-25). 

IV. Laporan yang mereka bawa kembali ke perkemahan Israel 

(ay. 26, dst.) 

Tugas Perutusan untuk 

Kedua Belas Pengintai 

(13:1-20)  

1 TUHAN berfirman kepada Musa: 2 “Suruhlah beberapa orang mengintai 

tanah Kanaan, yang akan Kuberikan kepada orang Israel; dari setiap 

suku nenek moyang mereka haruslah kausuruh seorang, semuanya pemim-

pin-pemimpin di antara mereka.” 3 Lalu Musa menyuruh mereka dari padang 

gurun Paran, sesuai dengan titah TUHAN; semua orang itu yaitu  kepala-

kepala di antara orang Israel. 4 Dan inilah nama-nama mereka: Dari suku 

Ruben: Syamua bin Zakur; 5 dari suku Simeon: Safat bin Hori; 6 dari suku 

Yehuda: Kaleb bin Yefune; 7 dari suku Isakhar: Yigal bin Yusuf; 8 dari suku 


 174

Efraim: Hosea bin Nun; 9 dari suku Benyamin: Palti bin Rafu; 10 dari suku 

Zebulon: Gadiel bin Sodi; 11 dari suku Yusuf, yaitu  dari suku Manasye: Gadi 

bin Susi; 12 dari suku Dan: Amiel bin Gemali; 13 dari suku Asyer: Setur bin 

Mikhael; 14 dari suku Naftali: Nahbi bin Wofsi; 15 dari suku Gad: Guel bin 

Makhi. 16 Itulah nama orang-orang yang disuruh Musa untuk mengintai negeri 

itu; dan Musa menamai Hosea bin Nun itu Yosua. 17 Maka Musa menyuruh 

mereka untuk mengintai tanah Kanaan, katanya kepada mereka: “Pergilah 

dari sini ke Tanah Negeb dan naiklah ke pegunungan, 18 dan amat-amatilah 

bagaimana keadaan negeri itu, apakah bangsa yang mendiaminya kuat atau 

lemah, apakah mereka sedikit atau banyak; 19 dan bagaimana negeri yang 

didiaminya, apakah baik atau buruk, bagaimana kota-kota yang didiaminya, 

apakah mereka diam di tempat-tempat yang terbuka atau di tempat-tempat 

yang berkubu, 20 dan bagaimana tanah itu, apakah gemuk atau kurus, apa-

kah ada di sana pohon-pohonan atau tidak. Tabahkanlah hatimu dan bawalah 

sedikit dari hasil negeri itu.” Waktu itu ialah musim hulu hasil anggur. 

Dalam perikop ini kita mendapati, 

I. Perintah-perintah yang diberikan untuk mengirim para pengintai 

agar menyelidiki tanah Kanaan. Dikatakan di sini bahwa Tuhan  

memerintahkan Musa untuk mengirim mereka (ay. 1-2), namun  

dari pengulangan kisah ini sesudahnya (Ul. 1:22), tampak bahwa 

usulan itu digagas oleh orang Israel sendiri. Mereka mendatangi 

Musa, lalu berkata, marilah kita menyuruh beberapa orang men-

dahului kita. Dan itu merupakan buah dari ketidakpercayaan me-

reka. Mereka tidak mau meyakini firman Tuhan  bahwa negeri itu 

baik, dan bahwa Ia takkan gagal untuk membawa mereka men-

dudukinya. Mereka tidak dapat mempercayai tiang awan dan api 

untuk menunjukkan kepada mereka jalan menuju ke sana, namun  

lebih mengandalkan kepandaian mereka sendiri dalam bersiasat 

dibandingkan  hikmat Tuhan . Betapa tidak masuk akalnya mereka 

untuk mengirim para pengintai untuk mengintai negeri yang 

sudah diintai Tuhan  sendiri bagi mereka, dan menanyakan jalan ke 

sana, padahal Tuhan  sendiri sudah bersedia menunjukkan jalan 

itu kepada mereka! namun  demikianlah kita menghancurkan diri 

kita sendiri, dengan lebih mempercayai apa yang dilihat dan di-

rasakan oleh indra jasmani dibandingkan  apa yang diwahyukan oleh 

Tuhan . Kita hidup sebab  melihat, bukan sebab  percaya. Kita 

menerima kesaksian manusia, padahal tidak diragukan lagi bahwa 

kesaksian Tuhan  lebih kuat. Sesudah  orang Israel menyampaikan 

usulan ini kepada Musa ia, mungkin tanpa menyadari ketidak-

percayaan yang mendasarinya, meminta petunjuk tentang perkara 

itu kepada Tuhan . Tuhan  lalu  memerintahkan Musa untuk 

mengabulkan permohonan mereka, dan mengirimkan para peng-

Kitab Bilangan 13:1-20 

 175 

intai untuk mendahului mereka: “Biarlah mereka berjalan meng-

ikuti rencananya sendiri.” Namun demikian, Tuhan  sama sekali 

tidak punya andil dalam dosa yang diperbuat Sesudah nya. Sebab 

pengutusan para pengintai ini sama sekali bukan merupakan pe-

nyebab dari dosa itu. Justru seandainya para pengintai itu me-

lakukan tugas mereka, dan orang Israel melakukan tugas mereka, 

pengutusan itu akan meneguhkan iman mereka, dan akan mem-

berikan pelayanan yang baik bagi mereka. 

II. Orang-orang yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas ini (ay. 4, 

dst.), yaitu  satu orang dari tiap-tiap suku, agar hal itu tampak 

sebagai tindakan umat Israel secara keseluruhan. Dari yang di-

tunjuk itu ada yang merupakan para pemimpin, orang-orang ter-

pandang dalam suku mereka masing-masing, dan sebagian dari 

para pemimpin seribu atau seratus orang, untuk memberi  

kehormatan yang lebih besar pada tugas pengutusan mereka. Hal 

ini sebetulnya  dirancang untuk membawa hasil terbaik, namun  

ternyata menimbulkan dampak buruk ini, bahwa kedudukan dari 

orang-orang yang diutus itu menyebabkan kabar buruk yang 

mereka bawa semakin dipercaya, dan orang banyak semakin ter-

pengaruh olehnya. Sebagian penafsir berpendapat bahwa nama-

nama para pengintai itu sengaja dituliskan demi dua orang baik 

yang ada di antara mereka, yaitu  Kaleb dan Yosua. Diberi per-

hatian tentang adanya perubahan pada nama Yosua pada kesem-

patan ini (ay. 16). Ia yaitu  abdi Musa, namun  pernah ditugaskan 

sebagai panglima pasukan yang dikirim melawan orang Amalek, 

meskipun ia sendiri berasal dari suku Efraim. Di dalam sukunya 

sendiri, ia biasanya dipanggil dan dikenal dengan nama Hosea, 

namun  Musa memanggilnya dengan nama Yosua, sebagai tanda 

dari kasih Musa kepadanya dan kewenangan Musa atas dirinya. 

Dan sekarang, dari apa yang tampak, Musa memerintahkan orang 

lain untuk memanggilnya dengan nama Yosua juga, dan menetap-

kan nama itu sebagai namanya mulai saat itu. Hosea berarti doa 

untuk meminta keselamatan, selamatkanlah kami, sementara 

Yosua berarti sebuah janji keselamatan, Dia akan menyelamatkan, 

sebagai jawaban atas doa itu. Begitu dekatnya hubungan antara 

doa dan janji. Doa dikabulkan sebab  adanya janji, dan janji 

mengarahkan dan mendorong doa. Sebagian penafsir berpendapat 

bahwa dengan mengambil suku kata pertama dari nama Yehova 


 176

lalu menempatkannya pada awal nama Yosua, yang mengubah 

Hosea menjadi Yehosua (KJV), Musa hendak memberi kehormatan 

kepada Yosua, dan menyemangatinya dalam pekerjaan ini dan 

semua pekerjaannya di lalu  hari dengan jaminan-jaminan 

akan penyertaan Tuhan . Namun, Sesudah  peristiwa ini ia dipanggil 

dengan nama Yosua (Ul. 32:44, KJV). Yesus yaitu  nama yang 

sama artinya dengan Yosua, dan itulah nama Kristus Tuhan kita. 

Yosua yaitu  perlambang akan Kristus sebagai penerus Musa, 

panglima Israel, dan penakluk Kanaan. Ada pula orang lain yang 

bernama sama, yang juga merupakan perlambang Kristus (Za. 

6:11). Yosua yaitu  penyelamat umat Tuhan  dari kuasa-kuasa 

Kanaan, namun  Kristus yaitu  Juruselamat mereka dari kuasa-

kuasa neraka.  

III. Perintah-perintah yang diberikan kepada para pengintai. Mereka 

diutus ke tanah Kanaan melalui jalan terdekat, untuk melintasi 

negeri itu, dan memberi  gambaran tentang keadaannya seka-

rang (ay. 17). Ada dua hal pokok yang harus mereka selidiki, yaitu , 

1. Mengenai negeri itu sendiri: Amat-amatilah bagaimana keada-

an negeri itu (ay. 18, dan lagi, ay. 19), lihatlah apakah negeri 

itu baik atau buruk, dan (ay. 20) apakah tanahnya gemuk atau 

kurus. Tidak semua daerah di bumi diberkati dengan hasil 

yang berlimpah-limpah. Sebagian negeri diberkati dengan 

tanah yang lebih subur dibandingkan  sebagian yang lain. Musa 

sendiri sudah puas saat  diberi tahu bahwa Kanaan meru-

pakan negeri yang sangat baik, namun  ia tetapmengutus para 

pengintai ini untuk memberi  gambaran tentangnya untuk 

memuaskan orang Israel. Sama halnya seperti Yohanes Pem-

baptis yang mengirimkan murid-muridnya kepada Yesus, un-

tuk menanyakan apakah Ia yaitu  Kristus, bukan untuk 

memberi tahu dirinya sendiri, melainkan untuk memberi tahu 

murid-murid yang diutusnya. Mereka harus memperhatikan 

apakah udaranya menyehatkan atau tidak, seperti apa tanah-

nya, dan apa hasil-hasil buminya. Dan, untuk lebih memuas-

kan orang Israel, mereka harus membawa pulang beberapa 

buah dari sana. 

2. Mengenai penduduknya, yaitu  berapa jumlahnya, apakah se-

dikit atau banyak, seperti apa ukuran tubuh dan perawakan-

nya, apakah bertubuh kuat dan sehat atau lemah. Lalu di

Kitab Bilangan 13:21-25 

 177 

 mana tempat tinggalnya, apakah mereka tinggal di perkemah-

an atau di perumahan, apakah di pedesaan yang terbuka atau 

di kota-kota berkubu. Lalu apakah pepohonannya dibiarkan 

tetap tumbuh seperti di negeri-negeri yang belum diolah, kare-

na penduduknya tidak terampil dan malas, ataukah pepohon-

annya sudah dipapras, dan negeri itu dibuat menjadi padang 

yang terhampar, untuk memudahkan bercocok tanam. Inilah 

hal-hal yang harus mereka selidiki. Mungkin pada beberapa 

tahun terakhir tidak ada perdagangan yang begitu ramai 

antara Mesir dan Kanaan seperti yang ada pada zaman Yakub. 

sebab  jika ada, tentu mereka sudah mengetahui hal-hal ini 

tanpa perlu mengirim orang-orang untuk menyelidikinya. 

Lihatlah manfaat yang dapat kita peroleh dari membaca buku 

dan belajar, sehingga orang-orang yang ingin tahu dan haus 

akan ilmu dapat mengenal keadaan negeri-negeri asing, yang 

jaraknya sangat jauh melampaui jarak Kanaan dari Israel, 

tanpa perlu bersusah-payah dan mengeluarkan biaya seperti 

ini. 

IV. Musa melepas para pengintai itu dengan nasihat ini, tabahkanlah 

hatimu. Ini menyiratkan bahwa tak hanya mereka harus menguat-

kan diri menghadapi kesulitan-kesulitan dari perjalanan ini, namun  

juga bahwa mereka harus membawa berita yang menguatkan hati 

orang-orang Israel, dan memanfaatkan segala sesuatunya dengan 

sebaik-baiknya. Itu bukan hanya tugas besar yang diletakkan di 

pundak mereka, yang menuntut penanganan yang baik dan 

keteguhan hati, melainkan juga kepercayaan besar yang dititipkan 

kepada mereka, yang menuntut agar mereka setia. 

Mengintai Tanah Perjanjian 

(13:21-25) 

21 Mereka pergi ke sana, lalu mengintai negeri itu mulai dari padang gurun 

Zin sampai ke Rehob, ke jalan yang menuju ke Hamat. 22 Mereka berjalan 

melalui Tanah Negeb, lalu sampai ke Hebron; di sana ada Ahiman, Sesai dan 

Talmai, keturunan Enak. Hebron didirikan tujuh tahun lebih dahulu dari 

Soan di Mesir. 23 saat  mereka sampai ke lembah Eskol, dipotong merekalah 

di sana suatu cabang dengan setandan buah anggurnya, lalu berdualah 

mereka menggandarnya; juga mereka membawa beberapa buah delima dan 

buah ara. 24 Tempat itu dinamai orang lembah Eskol, sebab  tandan buah 


 178

anggur yang dipotong orang Israel di sana. 25 Sesudah lewat empat puluh 

hari pulanglah mereka dari pengintaian negeri itu. 

Kita mendapati di sini gambaran singkat tentang pengintaian yang 

dilakukan para pengintai di tanah perjanjian. 

1. Mereka menjelajahi negeri itu dengan saksama, mulai dari padang 

gurun Zin di selatan sampai ke Rehob, dekat Hamat, di utara (ay. 

21 dan juga 34:3, 8). Ada kemungkinan bahwa mereka tidak 

bepergian bersama-sama dalam satu kelompok, supaya mereka 

tidak dicurigai lalu ditangkap. Bahaya itu akan lebih mengancam 

mereka jika orang Kanaan tahu (dan orang akan berpikir bahwa 

tidak bisa tidak mereka pasti tahu) betapa dekatnya orang Israel 

dengan mereka. Akan namun , mereka membagi diri mereka ke 

dalam beberapa kelompok, dan dengan begitu melewati negeri itu 

tanpa mengundang curiga, sebagai para pelancong. 

2. Mereka memberi perhatian khusus pada Hebron (ay. 22), mung-

kin sebab  di dekat sana terdapat ladang Makhpela, tempat para 

bapa leluhur dimakamkan (Kej. 23:9), yang jasadnya, seolah-olah, 

tetap menjaga kepemilikan atas tanah itu bagi keturunan mereka. 

Ke makam ini mereka mengadakan kunjungan khusus, dan men-

dapati bahwa kota di sebelahnya diduduki oleh keturunan Enak, 

yang nama-namanya dituliskan di sini. Di tempat di mana mereka 

berharap akan mendapat dorongan-dorongan terbesar, di situ 

mereka justru menemukan kejadian-kejadian yang teramat me-

ngecilkan hati. Di tempat di mana jasad nenek moyang mereka 

menduduki tanah itu bagi mereka, di situ para raksasa mendu-

dukinya melawan mereka. Mereka berjalan melalui Tanah Negeb, 

lalu sampai ke Hebron, yaitu , menurut orang Yahudi, “kepada 

Kaleb, secara khusus,” sebab  keberadaannya di sana kita dapati 

dirujuk secara langsung dalam Yosua 14:9, 12-13. namun  bahwa 

para pengintai lain juga berada di sana, tampak dari gambaran 

mereka tentang orang Enak (ay. 33). 

3. Mereka membawa serta setandan buah anggur, dan beberapa 

buah lain dari hasil bumi, sebagai bukti betapa luar biasa subur-

nya negeri itu. Ada kemungkinan mereka membekali diri mereka 

dengan buah-buahan ini dalam perjalanan pulang meninggalkan 

negeri itu. Tandan buah anggur itu begitu besar dan berat sehing-

ga mereka menggantungnya di atas gandar (tongkat untuk memi-

kul – pen.), dan berdua-dua mereka memikulnya (ay. 23-24).

Kitab Bilangan 13:26-33 

 179 

 Tempat mereka memetik buah anggur itu, berdasar  kejadian 

ini, disebut lembah tandan, tandan yang ternama itu, yang bagi 

orang Israel menjadi tanda maupun contoh dari segala buah yang 

ada di tanah Kanaan. Seperti itu jugalah penghiburan-peng-

hiburan yang sekarang kita miliki dalam persekutuan dengan 

Tuhan , yaitu sebagai pendahulu dari kepenuhan sukacita yang 

berharap kita dapatkan di Kanaan sorgawi. Melalui penghiburan-

penghiburan itu, kita dapat melihat apa sorga itu. 

Hasil Mengintai 

(13:26-33) 

26 dan [mereka] langsung datang kepada Musa, Harun dan segenap umat 

Israel di Kadesh, di padang gurun Paran. Mereka membawa pulang kabar 

kepada keduanya dan kepada segenap umat itu dan memperlihatkan kepada 

sekaliannya hasil negeri itu. 27 Mereka menceritakan kepadanya: “Kami 

sudah masuk ke negeri, ke mana kausuruh kami, dan memang negeri itu 

berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya. 28 Hanya, bangsa 

yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat 

besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana. 29 Orang Amalek diam 

di Tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan orang Amori diam di pegunung-

an, orang Kanaan diam sepanjang laut dan sepanjang tepi sungai Yordan.” 

30 lalu  Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan 

Musa, katanya: “Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita 

pasti akan mengalahkannya!” 31 namun  orang-orang yang pergi ke sana ber-

sama-sama dengan dia berkata: “Kita tidak dapat maju menyerang bangsa 

itu, sebab  mereka lebih kuat dari pada kita.” 32 Juga mereka menyampaikan 

kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan 

berkata: “Negeri yang telah kami lalui untuk diintai yaitu  suatu negeri yang 

memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana yaitu  

orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. 33 Juga kami lihat di sana 

orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan 

kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap 

kami.” 

Sungguh mengherankan bagaimana orang Israel dapat bersabar 

untuk menunggu selama empat puluh hari hingga para pengintai 

mereka kembali, padahal mereka sudah bersiap-siap untuk mema-

suki Kanaan, dengan semua jaminan keberhasilan yang bisa mereka 

dapatkan dari kuasa ilahi, dan serangkaian mujizat yang hingga saat 

itu telah menyertai mereka. Akan namun , mereka tidak percaya pada 

kuasa dan janji Tuhan , dan rela dibuat was-was oleh rancangan-

rancangan mereka sendiri, dibandingkan  dibuat pasti oleh perjanjian 

Tuhan . Betapa kita bergantung pada pengertian kita sendiri dengan 


 180

ketidakpercayaan kita! Memang, pada akhirnya para pengintai itu 

kembali, namun  mereka tidak satu suara dalam laporan mereka. 

I. Sebagian besar dari pengintai itu mengecilkan hati orang Israel 

agar tidak maju memasuki Kanaan. Sudah sepantasnya orang-

orang Israel dibiarkan jatuh ke dalam pencobaan ini, sebab  mere-

ka sudah menaruh keyakinan yang begitu besar pada penilaian 

manusia, padahal mereka memiliki firman Tuhan  untuk mereka 

andalkan. Tuhan  bertindak benar dengan mendatangkan kesesatan 

atas orang-orang yang tidak mau menerima kebenaran-Nya dalam 

cinta terhadap kebe