• coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

  • kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label alam malaikat 10. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label alam malaikat 10. Tampilkan semua postingan

alam malaikat 10


 hadits Abu


Hurairah gE dalam hal itu, sebagaimanayangtelah lalu. Selanjutnya,


Syaikh menyebutkan masalah-masalah yang dapat diambil dari hadits


tersebut, ia berkata: "Yang kedua, hujjah yangterdapat di dalamnya


(ayat itu) menerangkan kebathilan syirik, khususnya bagi oranB yang


bergantung kepada orang-orang shalih. Di samping itu, inilah ayatyarag


diumpamakan se b a gai ay at y ang memoton g akar pohon syirik. "


Pensyarah Kitaabut Tauhiid, Syaikh Sulaiman bin 'Abdullah


4!;5,menjelaskan: "Dalam penafsiran ini penulis hendak menerangkan


kondisi para Malaikat yang dijadikan sembahan selain Allah yanglebih


kuat dan lebih besar. Akan tetapi, jika kondisi mereka bersama Allah


W seperti ini, yaitu kekhawatiran mereka dari-Nya serta ketakutan


mereka kepada-Nya, maka mengapa seseorang mau menyembah

mereka selain Allah? Apabila mereka tidak layak disembah bersama


Allah, baik secara langsung maupun sebagai Perantara, maka selain


mereka yaagtidak mampu melakukan sesuatu, sePerti orang-orang


yarrgtelah mati dan berhala-berhala, lebih tidak Pantas lagi untuk


diseru dan disembah. Dalam penjelasan ini terdapatbantahan terhadap


orang-orang musyrik yang menyembah bersama Allah kepada sesuatu


yangtidak mendekati dan tidak menyamai satu pun dari sifat-sifat


Malaikat."os


Syaikh Ibnu 'Utsaimin 4!$5 berkomentar: "Yang demikian itu


karena meskipun para Malaikat memiliki kekuatan dan keagungan,


mereka tetap pingsan dan terperanjat karena mengagungkan Allah.


Lantas, bagaimana dengan berhala-b erhala yang disembah selain


Allah, sementara mereka jauh lebih lemah dibanding para Malaikat,


tetapi manusia malah bergantung penuh kepada berhala-berhala itu.


Oleh sebab itu, diungkapkan:'Sesungguhnya ayat ini memoton g akar


kemusyrikan dari hati. Sebab, jika manusia telah mengenal keagungan


Allah W , yang membuat langit bergetar dan penghuninya pingsan


hanya karena Dia berbicara dengan wahyu, maka bagaimana mungkin


manusia menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain? Bahkan,


sebagian manusia membuat sekutu itu dengan tangannya sendiri.


Misalnya, orang-orang Arab dulu yang jahil membuat tuhan-tuhan dari


kurma, namun sesembahan itu akan dimakan juga jika salah seorang


dari mereka lapar. Terdapat pula seseorang di antara mereka yang


turun ke suatu lembah lalu mengambil emPat buah batu: tiga buah


batu untuk (mencari ketetapan) takdirnya, sedangkan yang keempat,


yaitu yangterbaik, dijadikannya sebagai tuhan."ae


Renungkanlah, wahai saudaraku, makna-makna yang sangat agung


ini agar Anda dapat mencapai apayangdikehendaki Allah dengan cara


yangdisyari'atkan-Nya. Dengan menjalaninya, niscaya Anda akan


beruntung di dunia dan di akhirat. Semoga Allah memberikan taufik


(kepada kita).

3. Mengetahui berbagai rahasia alam dan makhluk sehingga


dapat menambah keimanan di hati seorang Mukmin


Manusia benar-benar bingung (takjub) di hadapan alam semesra


yang agung ini, dengan langitnya, buminya, bintang-bintangnya,


planet-planetnya, gunungnya, lembahnya, laut dan daratnya, serta


pepohonan dan binatangnya. Manusia pun melihat keseimban gan dan


keteraturan di alam yangluar biasa ini, sampai-sampai pandangannya


tidak dapat melihat ujung dan batasnya. Tatkala melihat awan yar.g


diterbangkan, mendengarkan gunrur yangmenggelegar, melihat kilat


yangmenyambar penglihatan, serta merta manusia akan mengetahui


dengan yakin bahwa alam semesta ini memiliki Pencipta dan Pengatur


yangMahabijaksana. Alhasil, manusia sangat membutuhkan petunjuk￾Nyr, penga1aran-Nyr, dan seruan-Nya terha dap apa-ap^ y angbermanfaat


baginya. Di dalam hatinya muncul berbagai pertanyaan tentang alam


dan proses kejadiannya, juga mengenai malam dan siangnya, namun


manusia tidak mendapatkan jawaban semua iru.


Siapa yarlgmenerbangkan awan dari satu negeri ke negeri yang


lainnya? Siapa yang mengatur urusan nutbfah? Siapa yang menjaga


manusia dari musuh-musuhnya, baik yangtampak maupun yang


tersembunyi? Demikian pula pertanyaan-pertanyaansemacarnny a y ang


membuat manusia kebingungan. Sungguh, dalam waktu singkat manusia


dapat mengenal rahasia-rahasia alam ini jlka dia mau mentadabburi


ay at- ay at y ang di dalamnya Allah menj elaskan Malaikat-Malaikat-Ny,


dan apa-apa yang ditugaskan-Nya kepada mereka. Alhasil, dadanya


akan menjadi lapang dan imannya bertambah.


Pada saat itulah, manusia mengetahui bahwa ada Malaikat yang


menerbangkan awan ketika melihatnya, merTyadari ada Malaikat


yangmemelihara pegunungan tatkala menyaksikannya, dan menatap


pepohonan pun seperti itu. Demikian juga terhadap nuthfah yang


ada di rahim dan mayat di dalam kuburan. Ia pun beriman terhadap


kedatanganparaMalaikat pada hari Kiamat dan kepastian akan melihat


Malaikat sehingga dia mencintai mereka serta bertambah ketakutan


dan pengagungannya kepada Allah, sebagaimana firman-Nya 

Tidakkab kamu melibat bahwasanya Allab menurunkan bujan dari


langit lalu Kami basilkan dari hujan itu buab-buaban yang beraneka


macam jenisnya. Dan di antara gununggunung itu ada garis-garis putib


dan merab ydng beraneka nm.cdrn w)arnartyrt. dan ada (pula) yang bitam


pekat. Dan demikian (pula) di antara manusiz, binatang'binatangmelata


dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-?nacanx warnanya.


(dan jenisnya). Sesungguhnyd. yd.ng takut kepada Allah di antara hamba'


bamba-Nya, banyalah ulama. Sesunggubnya Allab Mabaperkasa lagi Maba


Pengampuz." (QS. Faathir: 27-28)


4. Mendapatkan keamanan dan ketenangan


Firman Allah \W:



"Orang-orang yd.ng beriman dan tid,ak nt encdrnPuradukkan iman mereka


dengan kezh aliman (sy irik), mereka itulah ordng' ord,ng y dng mendap at


keamanan dan mereka ini adalab orang-ord.ngyang mendapat petunjuk."


(QS. Al-An'aam:82)


Allab berfi.rman: 'Turunlab kamu berdua dari Surga bersama-sama,


sebagian kamu menjadi musuh sebagian ydng lain. Maka jika datang


kepadamu petunjuk, dari-Ku, lalu barang siapa ydng mengikuti petunjuk￾Ku, ia tidak akan sesat dan ia tidak akan celaha. Dan barang siapaydng


berpaling dari peringatan-Ku, maka sesunggubnya baginya penghi.dupan


ydng sempit, dan Kami akan mengbimpunkannya pada bari Kiamat


dalam keadaan buta.' Berkatalah ia: 'Ya Rabbku, ntengd.pa Engkau


mengbimpunkan aku dalam headaan buta, padahal aku dahulunya


seora.ng yang melibat.' Allah berfirman: 'Demikianlab, telab datang


kepadamu ayd.t-d.yat Kdmi, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula)


pada bari ini pun kamu dilupakan'" (QS. Thaha: 123-126)


Keamanan di dunia dan ketenangan sena kehidupan yang baik


di dunia dan di akhirat tergantung pada kebenaran iman, di antaranya


adalah beriman kepada para Malaikat r&.


Ada keamar\an lain dan ketenangan jiwa di dunia yar.g dapat


diraih orang y^ng membenarkan imannya kepada Malaikat. Apabila


seorang manusia mengetahui bahwasanya Allah menugaskan para


Malaikat untuk menjaganya dari perintah-Nya dan dengan perintah￾Nya juga mereka melindunginya dari musuh-musuhnya, maka jiwanya


pasti akan tenang dan hatinya menjadi tenteram. Sebab, ia menyadari


bahwa apa pun yangditakdirkan Allah pasti akan terjadi, begitu pula


sebaliknya.


Orang itu pun memahami bahwa jika dia mengingat Allah dengan


dzikir-dzikir yang disyari'atkan, seperti memb aca ayat K:ursi, Qul


Huaullab u ah ad (surat al-Ikhlaash), al -Mu' auwidzatain (al-F alaq dan


an-Naas) dan yang semacamnya, niscaya Allah mengutus Malaikat


yang akan menjaganya dari musuh-musuhnya. Maka jin, binatang,

dan sihir tidak mungkin dapat mendatangkan mudharat baginya.


Jika hal itu telah diketahuinya, niscaya dia akan tunduk kepada Allah


dan bertawakkal kepada-Nya.Ia pun menjauhi hal-hal yang tidak


bermanfaat baginya,seperti mendatangi dukun, juru tenung, penyihir,


dan yang semisalnya. Sesungguhnya mereka (yrtg diminta pertolongan


itu) hanya akan menambah ketakutan manusia, sebagaimana firman


Allah W:


"DAn babwasanya ada beberapa ordng laki-laki di antara manusia


meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka


jin-jin itu menambab bagi mereka dosa dan kesalaban." (QS.Al-Jin: 6)


Di mana pun kamu berada dan ke mana pun kamu menghadapkan


wajahmu, di darat ataupun di laut, di bumi mauPun di langit, pada


waktu malam atau waktu siang, sesungguhnya bersamamu ada Malaikat


yangtidak akan berpisah darimu selama-lamanya. Oleh sebab itu,


amalkan dzlkir-dzikir yang disyari'atkan agar kamu mendapatkan


keamanan dan ketenangan. Oleh karena itu pula, Allah mengutus


para Malaikat kepada Nabi ffi dan para Sahabatnya o&a dalam


peperangan untuk meneguhkan mereka, sebagaimana firman-Nya \99:

"(Ingatlab), ketika kamu memohon pertolongan kEada Rabbmu, lalu


diperkmankan-Nya bagimu:'sesunguhnya Aku akan mmdatangkan bala


bantuan kepadamu dengan seribu Malaikat ydng datang bertutut-turut.'


Dan Allab tidak menjadikanryd (mmgirim bala bantuan itu), melainkan


sebagai kabar gembira dan agar batimu menjadi tenterdm harenanya.


Dan kemenangan itu banyalah dari sisi Allab. Sesunggubnya Allab


Mabaperkasa lagi Mababijaksand. (Ingatlab), ketika Allab menjadikan


kamu rnengd.ntuk, sebagai sudtu penentrarnan dari-Nya, dan Allah


msnurunkan kepadamu bujan dari langit untuk menltucikan kamu dmgan


bujan itu dan mengbilangkan dari kamu gdnggud.n-gdngguan syaitan


dan untuk menguatkan batimu dan memperteguh dengannya telapak


kaki(mu). (Ingatlah), ketika Rabbmu rneraalryukan kepada para Malaihat:


'Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlab (pendirian) orang￾ordngydng telab beriman.' Kelak akan Ahu jatuhkan rasa ketakutan ke


dalam hati orang-ordng kafi.r, maka penggallab kepala-kepala mereka


dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mere,€a. " (QS. Al-Anfaal: 9-1,2)


Jika setiap Muslim telah mengetahui hal ini, niscaya jiwanya


tenang dan hilanglah rasa takut yangsebelumnya dihunjamkan syaitan


ke dalam hainya. Apabila kaum Muslimin bertawakkal kepada Allah


serta senantiasa menjaga dzlkir-dzikir yangdisyari'atkan, maka dia pasti


selamat dari se gala sesuatu y 


^ngmenakutk anny a, tentunya dengan izin


Allah, uallaabu a'lam.


5. Mencintai amal-amal shalih dan tempat-tempat yang mulia


Di antara buah keimanan kepada para Malaikat adalah mencintai


amal-amal shalih. Sesungguhnya paraMalaikat mencintai amal shalih


dan mencintai oran g yang mengerj ak arnya, bahkan mereka berdo'a


dan bershalawat serta memohonkan ampunan untuknya. oleh karena


itu, Nabi ffi memotivasi ummatnya untuk melakukan amal-amal


shalih karena buah dari amal tersebut adalah do'a dan shalawat para


Malaikat bagi pelakunya. Contohnya, shalawat mereka untuk orang

y argmengaj arkan kebaikan kepada manusia, sej atinya menyebabkan


Andauntuk mencintai ilmu dan orang yangberilmu. Shalawat mereka


kepada orang-orang yang berdiri di shaf Pertama, sejatinya membuat


Anda untuk senang berada pada shaf pertama. Mereka juga bershalawat


kepada orang-orang yang makan sahur sehingga sejatinya Anda rutin


untuk makan sahur. Mereka bershalawat kepada orang-orang yang


bershalawat atas Nabi ffi hingga Anda pun banyak menyampaikan


shalawat kepada beliau. Demikian pula seterusnya. Kapan saja kalian


mengetahui suatu perbuatan yang disukai Malaikat itu termasuk


amal shalih, maka berusahalah untuk melaksanakannya agar Anda


mendapatkan kemenangan dengan do'a dan permohonan amPun


mereka.


Demikian pula, Anda senantiasa berada pada temPat-temPat


yang disukai Malaikat, seperti masjid dan balaqab (majelis) ilmu,


karena di dalamnyaterdapatkeutamaan yang sangat banyak. Di antara


kemuliaanrlya ialah Allah Mj menugaskarr para Malaikat untuk


berkumpul bersama dengan orang-orangyang berada di dalamnya.


Anda pun akan senantiasa mengisi waktu dengan berbagai amal


shalih dan mendatangi tempat-tempat yang mulia. Inilah sebagian


buah keimanan kepada Malaikat. Seandainya Anda tidak mengetahui


hal ini, niscaya Anda tidak mau melakukannya, wallaabu a'lam.


6. Membenci maksiat dan segalayangdibenci Malaikat


Sebagaimana beriman kepada par^ Malaikat dapat meniadi￾kan seseorang selalu dalam ketaatan kepada-Nya, maka ia juga akan


menjauhkan Anda dari perbuatan maksiat dan dosa, baik perkataan


maupun perbuatan. Jika Anda telah mengetahui bahwa Allah W


menugask an para Malaikat untuk mencatat setiaP perkataan dan


perbuatan Anda, niscaya Anda akan berhati-hati agar mereka tidak


mencatat kecuali sesuatu yangbaik dan bermanfaat di akhirat kelak,


yaitu ketika diberikan kepada Anda catatan amal dan disuruh untuk


membacakannya, sebagaimana firman-Nya:

Bacalab kitabmu, cukuplab dirimu sendiri pada waktu ini sebagai peng￾bisap terhadapmz." (QS. Al-Israa': 14)


Apabila iman Anda kepada para Malaikat bertambah hingga


seolah-olah dapat melihat mereka, maka tidak diragukan lagi bahwa


keimanan ini akan memberikan pengaruh y^ng positif dan akan


menjauhkan Anda dari segala yangdiharamkan. Bagaimanahalitu bisa


terjadi? Penyebabnya tidak lain karenajisrayangtidak pernah kosong


selamanya (penuh keimanan), sedangkan biasanya, manusia tidak


berani melakukan maksiat, kecuali jika jiwanya kosong. Maka dari


itu, siapa yang benar imannya kepada Malaikat niscaya tidak pernah


merasakan kekosongan, bahkan tidak diragukan lagi hal ini akan


menyamp aikannyakepada tingkatan ihsan. Alangkah mulianya derajat


tersebut. Kita memohon kepada A1lah agar Dia memberikan ihsan


sehingga seolah-olah kita melihat-Nya ketika beribadah kepada-Nya.


Sebagaimana pula perbuatan-perbuatan y angpelakunya dilaknat


oleh Allah,yangjika telah mengetahuinya, pasti Anda akan menjauhi


perbuatan yang dapat menyebabkan laknat Allah tersebut. Alhasil,


jika telah mengetahui bahwa Malaikat melaknat para pelaku bid'ah,


maka Anda akan meninggalkan bid'ah; terlebih lagi jika Anda sedang


berada di Madinah Nabawiyah-semoga shalawat dan salam senantiasa


dilimpahkan kepada para penduduknya-pasri Anda akan tebih


menjauhi perbuatan munkar itu karena adanya nash khusus yang


melaknat pelaku bid'ah di dalamnya. Anda akan mengagungkan para


Sahabat Nabi M, dan tidak mencela mereka walaupun hanya satu


kata karena Malaikat akan melaknat orang yang mencela mereka.


Anda tidak akan mengancam saudara Anda dengan senjata arau yang


semacamnya karena Malaikat melaknat pelakunya. Demikianlah,


Anda akan menjauhi banyak perbuatan buruk karena takut Allah


menurunkan Malaikat kepada Anda untuk mendo'akan hal yarLgsangat


menakutkan ini.


Anda bersegera mengeluarkan gambar-gambar dari rumah, karena


Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yangdi dalamnya ada


gambar atau anjing. Anda akan memperhatikan untuk selalu mandi


junub dan tidak menyerupai perempuan dalam hal-hal yangkhususbagi mereka, seperti dalam hal minyak wangi dan yang lainnya.


Pengetahuan Anda terhadap beberapa hal yang disebutkan Allah dan


(Nabi ffi) dalam as-Sunnah tentang Malaikat akan membuat Anda


istiqamah dalam menjauhi dosa dan maksiat sesuai dengan ilmu Anda,


anllaahu a'lam.


7. Memperbaiki amal perbuatan dengan mencontoh Malaikat


Di antara pengaruh keimanan kepada Malaikat dalam bentuk


perbuatan ialah sebagaimana peringatan Nabi ffi dalam sabdanya:


l

"Mengapa kalian tidak bershaf sebagaimana Malaikat bershaf di sisi


Rabbnya?" Mereka menjawab: "Bagaimana para Malaikat bershaf di


sisi Rabbnya?" Beliau menjawab: "Mereka menyempurnakan shaf


(meluruskan) dan merapatk aflny a." s0


Nabi ffitelahmembimbing kita untuk mengikuti Malaikat dalam


beribadah kepada Allah Mj ,tenttnya sesuai dengan kemampuan dan


kesanggupan, karena kita tidak memiliki kekuatan y^ngsama dengan


para Malaikat. Yang dimaksudkan ialah memperbaiki amal perbuatan


kita sebagaimana Malaikat melaksanakan ibadahny a, misalnya dengan


meluruskan dan merapatkan shaf.


Hendakny a jugamanusia melihat ketawadhu'an Malaikat kepada


Allah W, yaitu meskipun ibadahnya banyak dan terus-menerus


dalam menjalank anrlya,Malaikat tersebut selalu memperbaiki dirinya,


tawadhu'kepada Allah, serta menjauhi sifat sombong dan merasa lebih


berjasa terhadap Allah Mj , sebagaimana firman-Nya 

Mereka telah merasa memberi nikmat kEadamu dengan keislaman


mereka. Katakanlab: Janganlab kamu rnerasd telah memberi nikmat


kepadaku dmgan keislamanmu, sebenarnya Allab Dialab yang melimpab￾kan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika


kamu adalah ord,ng-orangyang benar.'" (QS. Al-Hujuraat: 17)


Apabila manusia memperhatikan keagungan penciptaan,


kekuatan, kegagahan, dan keperkasaan para Malaikat, bahk an di antara


mereka ada Malaikat Zabaniyah dan Malaikat penjaga Neraka yarLg


kasar lagi keras, dan mengetahui kekhawatiran dan ketakutan mereka


terhadap Allah wi , makaniscaya dia akan memperbaiki amalnyadan


mencontohparaMalaikat dalam ketakutan mereka kepada Allah wj .


Setiap kali pengetahuan seseorang tenrang Allah bertambah, niscaya


akan bertambah pula ketakuran, kecintaan, dan pengharapan orang


itu kepada-Nyr.


8. Banyak berdzikir dan bersyukur kepada Allah atas nikmat


yang agung ini


Hal tersebut akan dilakukan apabila manusia mengetahui bahwa


Allah W telah memudahkan bagi keturunan Adam dengan hadirnya


makhluk-makhluk yarlg agung ini (Malaikat). Allah membebaninya


dengan tugas yangdapat mendarangkan maslahat bagi keturunan Adam


di dunia dan di akhirat, di antaranyaadayangbertugas memberi bentuk


ketika berada dalam rahim ibunya dan menjagany^atas perintah Allah


dalam tiga kegelapan, lalu memindahkannya dari satu tahap penciptaan


ke tahap penciptaan lainnya, hingga akhirnya sempurna dan lahir ke


dunia.


Para Malaikat menyertai manusia sejak kecil dan menghindarkannya


dari setiap musuhnya (marabahaya) karena manusia ketika itu belum


memiliki kekuatan untuk menghalaunya. Merekalah yangmenunduk￾kan segala kebaikan kepadanya, meneguhkan hatinya dengan izin


Allah, mengaj arkan kep ada ny a ap a-ap a y ang mendatan gkan manf aaq


menjanjikan kebaikan dan mengajak kepadanya, serra memperingatkan


dari keburukan dan melarang darinya. Para malaikat bersama manusia


ketika manusia sedang tidur sebagaimana ketika sedang terjaga.

Mereka pun menjaga anak Adam dari setiap yangtidak disukai dan


memperlihatkan kepadany a apa-ap^ y ang dapat menggembirakannya,


bahkan memperin gatkan ap a-ap a y angdap at memb aha y akanny a. P ar a


malaikat jugayangmemberi kabar gembira dengan Surga bagi manusia


beriman ketika dalam keadaan sekarat.


Mereka menjadi wali dan penolong, penjaga,pengajar,dan pemberi


nasihat; serta yan g mendo' ak anny a, memohonkan ampun baginya, dan


bershalawat kepadanya. ParaMalaikat mengingatkan manusia ketika


lupa, membuatnya aktif lagi ketika malas, menjadikantyaberani ketika


takut, dan berusaha keras demi kebaikannya di dunia dan di akhirat.


Apabila manusia mengetahui tugas-tugas yang mulia ini, niscaya


dia akan memuji Allah \H dan bersyukur kepada-Nya terhadap


nikmat ini. Betapa kelembutan dan kemudahan dari-Nya menjadikan


manusia memohon agar diteguhkan di atas agama-Nya. Dengan


mengakui nikmat ini dengan hatinya dan mengakui keutamaanyang


Allah berikan kepada para Malaikat, manusia akan selalu mengingat


mereka dalam lisan dan ucapannya serta akan dibenarkan melalui


Perbuatannya.


Pada kondisi demikian, Allah IH tidak melihatnya, kecuali dia


sedang sibuk dengan apa yang disukai-Nya dan menjauhi apa yang


dibenci-Nya. Setiap kali manusia mengingat bahwa Malaikat pemikul


'Arsy dan Malaikat-Malaikat yang ada di sekitarnya bershaf-shaf di


hadapan Allah, bertasbih dan memuji-Nya, serta memohonkan ampun


untuk orang yangada di bumi dari tempat yangtinggi lagi mulia itu,


maka wajib baginyauntuk bersyukur kepada Allah \H atas nikmat ini.


Sebab, Dia telah memudahkan bagi paraMalaikat untuk memohonkan


ampunan untuknya serta mengeluarkannya dari kegelapan menuju


cahaya dengan do'a dan shalawat mereka.


Segalapuji bagi Allah dan kita bersyukur kepada-Nya atas nikmat


yangagung ini. Hal ini, tidak diragukan lagi, termasuk buah keimanan


kepada Malaikat dan salah satu faedah untuk mengetahui lebih luas


mengenai keadaan-keadaan dan tugas-tugas mereka, uallaahu a'lam.


Keyakinan Sebagian Kelompok-Kelompok


Islam Mengenai Malaikat


A. Keyakinan Sebagian Ahli Ilmu Kalam mengenai Malaikat


Para Ahli Ilmu Kalam (ahli teologi) adalah mereka yang


memban gun keyakin anny a di atas kalam, ata:u ap a y angdisebut den gan


dalil akal (logika). Poros madzhab mereka dibangun di atas dua kaidah:


(1) mendahulukan akal daripada naql (dalil al-Qur-an atau al-Hadits)


dan Q) mentakwil nash.'


Kelompok-kelompok mereka yangpaling penting adalah sebagai


berikut.


l. Jahmiyyah


Di antara kelompok-kelompok yang muncul pertama kali adalah


Jahmiyyah yang dinisbatkan kepada al-Jahm bin Shafwan as-Samarqandi.


Pertama kali, aliran ini muncul di Tirmidz, kemudian berpindah ke Balkh


dan (penganutnya) bermukim di sana. Setelah itu, dia diusir ke Tirmidz


dan gugur dalam salah satuf tnab Q<eiadian) di Asfahan pada tahun 128H.


Adz-Dzahabi berkata: "Al-Jahm bin Shafwan Abu Mihraz as￾Samarqandi adalah sesat, mubtadi'(pelaku bid'ah), dan pemimpin


Jahmiyyah. Ia gugur pada masa Tabi'in junior. Tidaklah aku mengetahui

riwayatnya, melainkan ia telah menanamkan kejahatar- yang sangat


besar."2


Al-Jahm pernah belajar kepada al-Ja'd bin Dirham. Mengenai


dirinya, adz-Dzahabi berkata: "Al-Ja'd adalah Ahlul Bid'ah dan


sesat. Ia mengklaim bahwa Allah tidak menjadikan Nabi Ibrahim


sebagai kbalil ftekasih) dan berpendapat bahwa Allah tidak berbicara


langsung dengan Nabi Musa. Maka karena itu, ia dibunuh di Irak


pada hari Naht'. Gubernur Irak ketika itu, Khalid bin 'Abdullah al￾Qusari, yangmendengarkan ucapan al-Ja'd, lantas segera menuntutnya


(ke pengadilan). Ketika berhasil mengalahkannya, Khalid pun


mengeluarkannya ke hadapan orang banyak pada hari 'Iedul Adh￾ha. Kemudian, seusai shalat dan menyampaikan khutbah, Gubernur


itu berseru: '\7ahai sekalian manusia, berkurbanlah! Semoga Allah


menerima kurban kalian. Adapun saya akan berkurban dengan a1-Ja'd


bin Dirham. Karena al-Ja'd meyakini bahwa Musa tidak diajak bicara


oleh Allah secara langsung dan Allah tidak menjadikan Nabi Ibrahim


sebagai kbalil (kekasih). Mahatinggi Allah dari apa yang dikatakan


al-Ja'd dengan setinggi-tingginya.' Sesudah itu, Khalid turun (dari


mimbarnya*d) lalu menyembelih (menebas leher) al-Ja'd di dekat


mimbar, sebagai kurbannya. "a


a. Intisari keyakinan Jahmiryah


1,. Meniadakan nama-nama Allah Mj" dan sifat-sifat-Nya serta


menegaskan bahwa Dia berada di setiap tempat dan senantiasa


bersama dengan setiap orang dengan Dzat-Nya.


2. Al-Qur-an adalah Makhluk dan Allah tidak dapat dilihat pada


hari Kiamat.


3. Iman hanyalah pengetahuan dan seorang hamba majbur (tidak


memiliki kehendak berikhtiar) atas perbu atanny a.4. Mereka mengingkari hal-hal ghaib, sePerti adzab dan nikmat


kubur, asb-sbirath (tempat meniti), al-Mizan (timbangan amal),


serta banyak lagi bentuk kesesatan mereka. Para ulama Islam


telah membantah pendapat mereka. Kitab terPenting mengenai


bantahan tersebui adalah ar-Raddu 'alal labmiyyah karya ad￾Darimi, ar-Raddu 'alaz Zanadiqah ual Jabmiyyah karya Imam


Ahmad, dan ar-Raddu'alal lahmlryah karya Ibnu Mandah.s


b. Keyakinan Jahmiyyah mengenai Malaikat


Iman menurut paham Jah miyy ahhanyalah mengenal Allah. u Oleh


sebab itu, disebutkan dari Jahmiyyah bahwasanya iman manusia sama


dengan iman Jibril dan para Malaikat.' Demikianlah pengakuannya


merigenai keberadaan Malaikat. Meskipun mengakuinya, s_u-ngguh


dia telah mengingkari tugas-tugasnya. Al-Jahm mengingk ari al-kiraam


al-kaatibiin'8- m- ngingkari bahwa Malaikat maut mencabut roh;e


mengingk ari adanya adzab dan nikmat kubur serta para Malaikat


yanidiiugaskan mengurusnya; serra mengingkari pertanyaan.di


dalam kubur dan dua Malaikat yangditugaskan, yaitu Munkar dan


Nakir.roJahmiyyah pun berpendapat bahwa Surga dan Neraka bersifat


fana, tidak kekal.,, Ini berarti, menurutnya penghuni kedua temPat


itu juga tidak kekal, demikian pula para Malaikat Peniaganya. _Pada


hakikatnya, ia tidak beriman kepada para Malaikat, tetapi menolak dan


mendustakan mereka berdasarkan apa y^ngtelah ditetapkan dalam al￾Qur-an dan as-Sunnah mengenai sifat-sifat dan tugas-tugas mereka.


2. Mu'tazilah


Mu'tazilah adalah salah satu sekte ahli kalam yangmuncul pada


masa-masa akhir Khilafah Umayyah. Penamaan aliran ini diambil


dari peristiwa yang dialami salah seorang pembesar mereka, yaituTashil bin'Atha', murid al-Hasan al-Bashri, yang i'tizal (menyendiri/


memisahkan diri) karena peftarLyaennyamengenai hukum pelaku dosa


besar. Al-Hasan menjawab pertanyaan -.riidrrya itu sesuai dengan


manhaj Ahlus sunnah wal Jama'ah, bahwasanya pelaku dosa beiar


tetap dihukumi seorang Mukmin, harryasaja berkurang imannya. Akan


t_etapi, jaw aban tersebut tidak memuaskan \7ashil bin'Atha' sehingga


dia berdiri dan berseru: "Aku, berpendapat bahwa pelaku dosa besar


berada di suatu rempat antaraduamanzilab (tempat)." Sesudah itu, dia


berdiri meninggalkan majelis al-Hasan dan -.-t.rrtuk perkumpulan


orang-oran gyangmendukung pendapatnya. Al-Hasan berkata:.Washil


telah_mening_galkan (menyendiri dari) kita (i'tazalana). Kelompok


mereka pun dinamakan Mu'tazilah, uallaabu a'lam.


a. Intisari keyakinan Mu'tazilah


Ringkasan madzhab mereka disebutkan dalam prinsip yarTglima,


yaitu sebagai berikut:


L. Tauhid yang menurut mereka bermakna nafius sbrfaar (meniadakan


sifat-sifat Allah), al-Qur-an itu, makbluq (ciptaan) Allah, dan Allah


tidak dapat dilihat padahari Kiamat.


2. Al-'Adl, yang berarti bahwa Allah tidak menciptakan afaal


(perbuatan-perbuatan) hamba dan Allah tidak suka didurhakai.


Hamba itu sendiri yangmenciptakan perbua tanny a,maka karena


itu pula kelak dia akan diberi pahaladan disiksa.


3. ALlva'du ual wa'iid (lanjidan ancaman), maksudnya wajib bagi


Allah menyiksa pelaku dosa besar dan tidak diperbolehkan bagl￾Nya mengampuninya.


4. Al-Manzilah bainal manzilatain (berada di antara dua tempat).


Adayangmengatakan bahwa inilah dasar keyakinan mereka i^ng


pertama. Baru kemudian t plna pendukungnya mengumpulkan


pendapat-pendapat J ahmiyy ah padanya dalam masalatr- ta'thil


(meniadakan sifat Allah) hingga mereka melahirkan aliran ini.


Maksud dari manzilah ini adalah, pelaku dosa besar di dunia


!"hl orang Mukmin, tetapi juga bukan orang kafir; sedangkan


di akhirat, dia termasuk orang kafir dan kekal selama-laminy^


di dalam Neraka.5. Amar ma'ruf nabi munkar, menurut mereka artinya wajib


mengajak kepada bid'ah yang mereka lakukan dan memaksa


manusia dengan kekuatan untuk mengikutinya. Sebagai contoh,


mereka mengklaim bahwa al-Qur-an itu adalah makhluk, bukan


Kalamullah. Sebagian khalifah dari Bani'Abbasiyyah terpengaruh


dengan paham ini, lalu mereka memaksa masyarakat untuk


meyakini hal itu. Mereka bahkan menyiksa Imam Ahmad dan


ulama Salaf lainnya dengan klaim am r ma'ruf nahi munkar


terhadap mereka yangtidak meyakini hal tersebut.'2


Termasuk amar ma'ruf nahi munkar menurut paham Mu'tazilah


adalah keluar untuk melawan imam (pemimpin) zhalim. Banyak para


da'i dengan cara seperti ini saat ini yang terpengaruh, tidak ada daya


dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah.


Inilah lima dasar yangmereka tetapkan berdasarkan akal semata,


jauh dari dalil-dalil al-Qur-an dan as-Sunnah. Apa yang dianggap


baik oleh akal berani itulah yang baik dan apa yang dianggap jelek


oleh akal berarti itulah yangjelek. Di antara riwayat paling keji dari


mereka dalam menolak nash adalah yang disampaikan oleh salah


seorang pembesar mereka, yaitu Amr bin 'Ubaid, ketika disebutkan


di hadapannya hadits 'Abdullah bin Mas'ud gg , berikut ini: "Asb￾Shadiqul Masbduuq (Rasulullah ffi) telah memberitahuku bahwa


sesungguhnya salah seorang kalian dikumpulkan penciptaannya di


dalam rahim ibunya selama empat puluh hari dalam keadaan nuthfah."


Hadits ini telah disebutkan sebelumnya. Maka Amr bin 'Ubaid pun


berseru: "Seandainya aku mendengarkan al-A'masy mengucapkan ini,


pasti aku akan mendustakannya; andaikata aku mendengarkanZaidbin


\7ahab mengucapkan ini, niscaya aku tidak menjawabnya; apabila aku


mendengar'Abdullah bin Mas'ud mengucapkan ini, niscaya aku tidak


menerimanya; dan jikalau aku mendengar Rasulullah ffi mengucapkan


ini, niscaya aku menolaknya; sefta kalau aku mendengarkan Allah


berfirman seperti ini, niscaya aku katakan: "Bukan atas yang demikian


ini Engkau mengambil perjanjian kami."rPerhatikanlah kelancangan Mitazilah dalam menolak nash jika


bertentangan dengan akal dan keyakinan mereka. Kaum yangsesat ini


menolak hadits yang rnuttafa,q 'alaib ini karena bertentangan dengan


pendapatnya. Alhasil, mereka menafikan kehendak Allah dan meyakini


bahwa hambalah y ang menciptakan perbuat annya sendiri.


As-Sam'ani '+55 berkata: "Mu'tazilah menjadikan akal sebagai


penyeru kepada Allah dan menempatkannya sebagai Rasul di antara


mereka. Seandainya ada yang berkata: 'Tidak ada ilah yang berhak


diibadahi melainkan Allah dan akalku adalah Rasul Allah,' maka


pendapat ini tidak tertolak di kalangan ahli kalam dari segi makna."ra


b. Keyakinan Mu'tazilah mengenai Malaikat


Mu'tazilah beriman dengan keberadaan Malaikat. 'Aqidah


mereka mengenai Malaikat sama dengan 'aqidah Ahlus Sunnah wal


Jama'ah secara umum, meskipun mereka menyelisihi pada beberapa


perinciannya. Mu'tazrlah menjadikan keimanan kepada Malaikat


termasuk as-sam'iyyddt, yaitt diambil berdasarkan wahyu. Tetapi


kenyataannya, mereka tidak menerima semua yang disebutkan


wahyu dalam hal itu, bahkan menolak dan mentakwilnya dengan


menggunakan akal.


Di antarayaagdisebutkan dari mereka adalah:


1. Definisi Malaikat


Malaikat menurut Mu'tazilah adalah jasad dalam bentuk cahaya,


udara, dan (bersifaQ lembut. Mereka tidak berketurunan dan bertempat


tinggal di langit. Para malaikat itu dimuliakan di sisi Allah dan lebih


utama daripada seluruh hamba karena mereka memiliki kondisi dan


sifat-sifat yangtidak dimiliki makhluk lainnya.'s


2. lbadahMalaikat


Mu'tazilah berpendapat bahwa para Malaikat diciptakan untuk


beribadah kepada Allah. Mereka beribadah kepada Allah sesuai dengan

apa-apa yang diperintahkan-Nya, seperti tasbih dan tahmid serta


yang semacamnya. Kaum ini juga berpendapat bahwa ada beberapa


kelompok Malaikat yang memiliki ibadah khusus yangtidak sama


dengan ibadah-ibadahyanglainnya, seperti thawaf di Baitul Ma'mur.


Meskipun demikian, menurut mereka semua Malaikat memiliki tabiat


yangsama, yaitu hanya beribadah kepada Allah.'u


Mu'tazilah berpendapat bahwa Malaikat memiliki kehendak dan


kemampuan untuk bermaksiat. Mereka berkata: "seandainya para


malaikat tidak mampu untuk meninggalkan kebaikan, niscaya mereka


tidak akan mendapatkan pujian dengan mengerjakannya. Sebab, yang


berlindung kepada ,.rrrrtr., dan yang tidak memiliki kemampuan


untuk meninggalkan sesuatu tidak akan mendapatkan pujian dengan


melakukan sesuatu itu."rz


Sebagian kaum Mu'tazllah berpendapat bahwa para Malaikat


memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan manusia dan jin, yaitu


mereka diciptakan untuk taat meskipun mampu bermaksiat. Akan


tetapi, tidak adayangmereka lakukan selain ketaatan."


Az-Zamakhsyari berpendapat bahwa para Malaikat itu ma'sltum


(terjagadari dosa), namun dia tidak menyebutkan hal itu secara detail.''


Mu'tazilah juga berpendapat bahwa paraMalaikat tidak dapat


dilihat seperti jin.20 Mereka memiliki sayap sebanyak dua, tiga, empat,


atau lebih dari itu.


Az-Zamakhsyari menj elaskan: "Maksudnya, Malaikat adalah


makhluk (Allah) yangbersayap dua-dua. Artinya, setiap mereka me￾miliki dua sayap. Ada juga yargdiciptakan memiliki sayap tiga-tiga dan


ada pula yattg-e-ilikitry.f .-prt-empat 4',6-C {t e3"i* ;Ahb


menambabkan pada ciptaan-Nya aprt, ydng dikehendaki-Nya" (QS.


Faathir: 1), maknanyaDia menambahkan pada ciptaan-Nya sayap atau yang lainnya, sesuai dengan kehendak dan hikmah-Nya. Pada


dasarnya, sayap itu berjumlah dua karena dua sayap itu kedudukannya


sama dengan kedua tangan. Jadi, sayap yangketiga dan keempat adalah


tambahan dari yang asli. Yang demikian itu menjadikan Malaikat


lebih kuat untuk terbang dan sangat membantunya." Setelah itu, Az￾Zamakhsyari menjelaskan hal itu secara panjang lebar."2r


Kaum Mu'tazilah mengingkari orang-orarLg yang menyifati


Malaikat dengan jenis perempuan.


Az-Zamakhsyari mengemukakan bantahan terhadap orang y ang


berpendapat bahwa Malaikat adalah anak perempuan Allah: "Mereka


menghina makhluk Allah yan1paling mulia dan paling dekat kepada￾Nya dengan menjadikannya perempuan. Seandainya dikatakan kepada


orang yangpaling minim dan paling rendah (ilmu dan kedudukannya)


di antara mereka: 'Kamu memiliki sifat perempuan atau perawakanmu


seperti perempuan,' niscaya dia akan marah, bahkan mungkin saja


matanya akan terbelalak. Pernyataan tersebut adalah upaya penghinaan


terhadap mereka secara nyata.oz2


Telah disebutkan sebelumnya bahwasanya al-Mala-ul a'laa


termasuk nama Malaikat rsr. Akan tetapi, az-ZamaL<hsyari belpendapat


bahwa al-Mala-ul a'laa adalah para pelaku kisah, Malaikat, Adam,


dan Iblis dikarenakan mereka berada di langit dan pembicaraan itu


berlangsung di antara mereka.23 Dalam pembahasan khusus tentang


nama-nama Malaikat y^ng lalu, terdapat dalil yang menerangkan


kebathilan perkataan az-Zamakhsyari ini.


Mu'tazilah berkeyakinan bahwa para Malaikat mampu menampak￾kan diri dalam beberapa bentuk, di antaranya menyerupai manusia,


hewan, dan burung. Al-Jahizh menyebutkan hal itu secara panjang


lebar.'

Az-Zamakhsyari berkata dalam menafsirkan surat Maryam:


"Maryam didatangi oleh Malaikat dalam bentuk seorang pemuda ...


tidak kurang dari bentuk manusia sedikit pun, fisiknya bagus dan tegak


perawakannya. Malaikat itu menampakkan diri kepadany^ dalam


wujud seorang manusia agar dapat mengajaknya berbicara dan (yrrg


diajak bicara) tidak lari darinya. Seandainya Malaikat itu menampakkan


diri kepadanya dalam wujud aslinya, niscaya Maryam akan lari dan


tidak sanggup mendengarkan (memahami) pembicara anny a ... ar- Ruub


adalah Jibril karena agama menj adi hidup (bergantung) dengan ny a dan


dengan wahyu yatgdibawanya..." ia menyebutkan selain itu."


Telah dijelaskan kemampuan Malaikat untuk menjelma, tetapi


saya tidak pernah mendapatkan satu riwayat pun yang menunjukkan


bahwa mereka menampakkan diri selain dalam bentuk seorang laki￾laki, uallaahu a'lam.


3. Tugas Para Malaikat


Mu'tazilah menyebutkan rugas-tugas para Malaikat y^ng sangat


agung dan banyak. Di arltaramereka terdapat utusan yangmenyampai￾kan risalah Allah kepada para Nabi dan mereka dikepalai oleh Jibril.


Di antara mereka terdapat juga Malaikat pembawa'Arsy. Mu'tazilah


mengklaim bahwasanya 'Arsy yang berada di langit digunakan


sebagai tempat ibadah Malaikat, seperti halnya Baitullab al-Haram


(Masjidil Haram) di bumi.26 Ucapan ini bathil, karena'Arsy Allah,


sebagaimana yang sudah diketahui, adalah sariirul mulk (singgasana


kerajaan) atau tempat Allah \H beristiwa' di atasnya. Adapun nama


tempat ibadah di langit yarLg di dalamnya para Malaikat berkumpul


adalah Baitul Ma'mur, sebagaimana telah disebutkan pada pembahasan


khusus tentang jumlah Malaikat, bahwasanya masuk ke dalamnya


70.000 Malaikat setiap hari dan mereka tidak akan kembali lagi ke


dalamnya.Terdapat pula Malaikat al-Hafazbab yang bertugas menjaga


para Nabi rHu. Di antara mereka ada juga al-Hafazbab yangmenjaga


manusia. Malaikat pencatat dan pencabut nyawa pun ada.


Adapun para Malaikat y ang ditugaskan menyiksa dalam kubur,


orang-orang Mu'tazilah berbeda pendapat. Hal ini berkaitan dengan


perselisihan ulama-ulama mereka dalam menetapkan adzab kubur.


Jadi, merekayangmenetapkan adanya adzab kubur menetapkan juga


adanya Malaikat yangditugaskan dengan adzab dan nikmat kubur,


sedangkan mereka yangmengingk arinya mengingkari juga Malaikat


yangditugaskan untuk memberikan siksa dan nikmat kubur.


Ibnu Hazm berkata: "Dhirar bin 'Amr al-Ghathfani, salah seorang


sesepuh Mu'tazilah, mengingkari adanya adzab kubur. Pendapat ini


adalah pendapat kaum Khawarij, setahu kami. Pendapat yang sama


dikemukakan oleh sebagian Ahlus Sunnah, Bisyr bin al-Mu'tamir, dan


al-Jub ba-i, serta seluruh Mu't azilah lainny a." "


Adzab kubur dan nikmatnyamenunrt para ulamayangmenetap￾kannya berlaku untuk roh saja.'s Sebagian mereka mengingkari


penamaan Malaikat Munkar dan Nakir yangditugaskan untuk adzab


kubur." Mereka beriman kepada tiupan sangkak ala danyang meniupnya


adalah Israfil, j u ga te rhadap Malaikat-M alaikat al -Mu qarr abuun (y 


^ng dekat kepada Allah).:o


Mu'tazilah berpendapat bahwa Malaikat lebih mulia darrpada par a


Nabi, bahkan Abul Hasan al-Asy'ari menyebutkan ijma' ftesepakatan)


mereka atas hal itu.3r Telah disebutkan perbedaan derajat manusia


dalam hal ini dalam pembahasan khusus mengenai manakah yanglebih


utama antara manusia dan Malaikat.


Mu'tazilah berpendapat bahwa Iblis termasuk golongan jin


sehingga bukan dari golongan Malaikat.


Abul Hudzail al-'Allaf, dari kalangan Mu'tazllah, berpendapat


bahwa pergerakan penghuni Surga dan Nerakaitufana' (akan terhenti


karena bersifat sementara) sehingga nantinya mereka sePerti benda


mati yang tidak bergerak meskipun hidup kekal. 'Walaupun demikian


dalam kondisi seperti itu, mereka tetap menikmad kelezatan atau


merasakan adzab.tt


Dalam pada itu, Ibnul Qayyim '{E berkata:



3a Syarb al-'Aqiidzh an-Nuuniyyahkarya, al-Harras (hlm. 393).


Menyelisik Alam Malaikat



Abul Hudzail berkata: 'Akan musnah setiap apayangada di


dalamnya


dari seluruh gerakan penghuninya)


Negeri yangkekal (Surga dan Neraka) itu bersama penghuninya,


sedangkan


buah-buah annya seperti batu bangunan.


Mereka berkata: 'seandainya bukan karena negeri yangkekal,


maka Rabb tidak menetapkan bagi kami


lantaran segala yangada saling bergantian


Kaum itu ada yangdurhaka kepada Rabb mereka


atau mengingkari hakikat-hakikat iman.3a


Inilah ringkasan paham il..dutaztlah mengenai Malaikat, yarLg


sebenarnya dekat kepada pemahaman madzhab Salaf tt:t'rit;-t tentunya


apabilatidak ada beberapaperbedaan keyakinan yang mendasar menurut

mereka. Siapa saja yang ingin memperoleh tambahan penjelasan


hendaknya mengkaji ayat-ayat yang membicarakan Malaikat dalam


t afsir az-Zamakhsyari. 35


Pada akhir pembahasan ini, penulis memandang perlu untuk


menyebutkan sekilas tentang 'aqidah Ibnu Hazm tenrang Malaikat


karena kemasyhuran dan kedekatannya kepada metode Mu'tazilah


dalam mengambil dalil, sebagaimana hal itu akan tampak bagi yang


mengkaji perkatannya dalam kitab al-Asmaa'was Sifaat.36


Ibnu Hazm berkata: "Malaikat itu baq (benar). Mereka adalah


makhluk Allah Wj . Mereka mulia dan semua nya adalah Rasul Allah


... Mereka diciptakan dari nur (cahaya), sedangkan Adam diciptakan


dari air dan tanah; sementara itu jin diciptakan dari api.t'Malaikat


adalah makhluk Allah yangpaling mulia, tidak ada satu pun di antara


mereka yang durhaka dalam masalah kecil maupun besar. Mereka


adalah penghuni langit ..."


Kemudian, Ibnu Hazm menyebutkan dalil-dalil yang menunjukkan


Malaikat itu lebih mulia daripada manusia, seraya berkata: "Adapun


diperintahkannya Malaikat untuk bersujud kepada Adam hanyalah


semata-mata sebagai penghormatan kepadanya. Tidak terdapat padanya


dalil bahwasanya Adam lebih mulia." lajugamenjelaskan pembahasan


yarLgdetail seputar masalah ini dalam kitabnya, al-Fasblls


Pada bagian kitab yang lain, Ibnu Hazm berkata: 'Lembaran￾lembaran yang di dalamnya Malaikat mencatat amal perbuatan para


hamba-Nya adalah baq (benar) ... Bahwasanya pada setiap manusia


ada dua Malaikat penjaga dari kalangan Malaikat yang mencatar


perkataan dan perbuatannya... Barang siapa yanghendak melakukan


suatu kebaikan, tetapi dia belum melaksanakannya, maka akan dicatat


baginya satu kebaikan; lalu jika dia telah melaksanakannya, maka


dicatat baginya sepuluh kebaikan. Demikian pula sebaliknya, barang


siapa yanghendak melakukan keburukan, tetapi dia meninggalkannya

karena Allah, maka dicatat baginya satu kebaikan; kemudian iika dia


meninggalkannya lantaran tidak mampu melakukannya atau karena


hal lainnya, maka tidak dicatat sesuatu apa pun baginya; sedangkan


jika dia melakukannya, maka dicatat baginya satu keburukan."3e


Ibnu Hazm berpendapat bahwa Iblis bukanlah Malaikat, tetapi


termasuk golongan jin, dia berkata: 'Jin bukan Malaikat. Malaikat


semuanya baik lagi mulia menurut nash al-Qur-an, sedangkan jin dan


manusia adayangtercela dan ada pula yang terpuji."a,


Demikianlah ringkasan dari nukilan yartg saya dapatkan mengenai


pendapat Ibnu Hazm.Intinya, dia sepakat dengan pendapat para Salaf


selain dalam masalah keuatamaan manusia atas Malaikat, sebagaimana


telah dijelaskan tadi.


3. Asy'ariyyah dan Maturidiyyah


.Prsy'ariyyah adalah kelompok Ilmu kalam y^ngpaling terkenal


dan paling banyak menyebar di dunia Islam saat ini. Mereka sama


sepefti kelompok ilmu kalam lainnya, yaitu mendahulukan akal￾yang dimaksud dengan akal adalah sejumlah kaidah yang dibuat


oleh filosof dalam penyimpulan dalil-namun bukan akal sehat.


Sebab, sama sekali tidak ada pertentangan antara akal sehat dan


dalil shahih-daripada dalil-dalil yang sangat terkenal dalam kitab￾kitab mereka. Ar-Razi,al salah seorang pemimpin mereka, membuat


undang-undang tentang keharusan meninggalkan al-Qur-an dan


as-Sunnah yang dinamakan dengan al-qaanuunul al'kullii, yang


intinya bahwa ayat-ayat tentang sifat-sifat Allah y^ng bertentangan


dengan akal (ogika) wajib untuk ditakwil agar sejalan dengan akal.

Yang dimaksud dengan takwil di sini adalah memalingkannya


dari zb ah ir (makna lahiriah) ay at lal:u menyelewen gkanny a, u al' i.y adzu


billaah. Mereka menambahkan atas hal yang sangar berbahaya ini


musibah yangkedua, yaitumembuang sunnah Nabi ffi dengan bujjah


(argumen) bahwa sunnah itu adalah berita-beritaabad (tidak memenuhi


syarat mutawatir) yangtidak memberikan ilmu pasti sehingga tidak


diperbolehkan berhujjah dengannya dalam masalah 'aqidah. Al￾Asy' ariyyah memiliki b anyak bantahan-bant ahan terhadap Mu'tazilah


yarLgsangat berpengaruh dalam penyebaran paham mereka dan karena


pengagungan orang-orang terhadap mereka.


Di sisi lain, Asy'ariyyah juga berperan aktif dalam menjauhkan


paham ini dari al-Qur-an dan as-Sunnah, lalu menyibukkan diri


dengan akal dan filsafat dengan hujjah untuk membantah orang-orang


Mu'tazilah. Yang sangat mengherankan ialah orang-orang Asy'ariyyah


sengaja menyelisihi orang-orang Mu'tazilah walaupun kebenaran


itu ada pada pihak Mu'tazilah, seperti masalah hikmah dan at-ta'lil,


masalah al-hasan (baik) danal-qubb (felek), dan masalah masuknyaamal


perbuatan ke dalam iman. Meskipun demikian, Asy'ariyyah sepakat


dengan Mu'tazilah dalam beberapa masalah yang masybur (sangat


terkenal).


a. Intisari keyakinan Asy'ariyyah


Alhasil, paham ini (Asy'ariyyah) menjadi paham baru dan diada￾adakan, yarg tegak di atas prinsip-prinsip Jahmiyyah, meskipun


mereka berhujjah dengan a1-Qur-an dan as-sunnah dalam beberapa


masalah. Akan tetapi, dalam masalah-masalah prinsipil kaum ini


tidak berhujjah dengan keduanya. Oleh karena itu, mereka membagi


keyakinan menurut mereka sesuai dengan masbdar at-talaqqike dalam


dua bagian:


Pertarna: Al-'Aqliyaat. Yang mereka maksudkan ialah hal-hal


yang ditetapkan dengan akal, termasuk bagian ini adalah hal-hal


yang bersifat ketuhanan, nama-nama dan sifat-sifat (A11ah), dalil-dalil


keberadaan Allah, qadha'dan qadar, kenabian, dan berbagai masalah


'aqidah lainnya.Kedua: As-Sam'iyaat Yaitu, hal-hal ghaib yangmenurut akal tidak


mustahil terjadi dan telah disebutkan oleh dahl naqli (nash wahyu).


Atas dasar ini, kaum Asy'ariyyah menolak beberapa nash


(berita) seputar akhirat yangtidak dapat dicerna oleh akal. Alhasil,


mereka pun mentakwilkan sebagian urusan akhirat, sePerti al-Miizaan


(timbangan).


Meskipun semua keyakinan Asy'ariyyah telah dijelaskan di atas,


pada hakikatnya mereka tetap dalam keadaan bimbang. Seandainya


Anda kembali merujuk kepada prinsip-prinsip mereka, niscaya Anda


tidak akan mendapatkan dua orang dari merekayang memiliki satu


keyakinan. Maka benarlah firman Allah \liH berikut ini:




*Maka apakab mereka tiddk memperhatikan al-Qur'an? Kalau kiranya al￾Qur-an itu bukan dari sisi Allah, tentulab mereka mendapat pertentanSnn


ydng banyak di dalamnya." (QS. An-Nisaa': 82)


Yang sangat mengherankan dari penults al-laubarab-salah satu


kitab Asy'ariyyah-yangmengakui'aqidah ahli filsafat di bawah nama


'aqidah khalaf bahwa ia memperingatkan orang-orang dari kebid'ahan


para khalaf dan menyenr kepada 'aqidah as-Salaf, seraya bersya'ir:


;l

Semua kebaikan terdapat dalam mengikuti orang salaf


dan semua keburukan terdapat dalam kebid'ahan orang


khalaf.

Berdasarkan pernyataan ini, terlihat bahwa orang-orang tersebut


tidak mengenal paham Salaf. Mereka menyangka para ulama Salaf


meninggalkan ilmu kalam dan filsafatlantaran kebodohan. Tidak


demikian, sebenarny a parasalaf meninggalkannya karena kedua ilmu


tersebut termasuk sesuatu yangdiada-adakan, atau bid'ah, sehingga


menghalangi pengikutnya dari kebenaran yang terdapat di dalam al￾Qur-an dan Sunnah Rasulullah ffi. Seandainya mereka meninggalkan


bid'ah ini lalu mentadabburi al-Qur-an dan Sunnah Nabi ffi serta


mengikuti pemahaman para Salafush Shalih, niscaya mereka akan


mendapat hidayah dengan izin Allah.a


Apa yang diterangkan mengenai Asy'ariyyah di atas sama saja


keadaannya seperti saudaranya (a1-Maturidiyyah).


b. Keyakinan Asy'adyyah mengenai Malaikat


Asy' ariyyah menjadikan keimanan kepada Malaikat termasuk


as-Sam'i4ryaat, yaitu yang ditetapkan melalui wahyu. Oleh karena itu,


kaum ini sepakat dengan salaf dalam masalah'aqidah secara global. Di


antara ungkapan mereka dalam hal ini ialah definisi iman yarTgwajib


sebagai berikut: "Membenarkan apa-apayangdibawa Nabi ffi, seperti


yang diketahui dalam agama secara alami (fitrah)... dalam hal yang


wajib diyakini secara global maka kita cukup mengetahuinya secara


global, seperti beriman kepada para Nabi dan Malaikat; dan wajib


beriman secara terperinci pada hal-h alyangdiwajibkan secara terperinci


pula ... Di antara hrl yr"g wajib diketahui ,..r.. terperinci diri para


Malaikat adalahJibril, Mika-il, Israfil, 'Izra-il, dan Ridhwan penjaga


Surga.a5 Adapun Munkar dan Nakir, orang yangmengingkarinyatidakdikafirkan karena dasar ftetetapan) pertanyaan (dalam kubur) masih


diperdebatkan. \7ajib juga beriman kepada para pembawa'Arsy dan


Malaikat-Malaikat yangada di sekitarnya secara global, berbeda dengan


Malaikat-Malaikat lainny a." o6


Jumhur Asy'ariyyah berpendapat bahwa para Nabi lebih mulia


daripada Malaikat. Sementara itu, 'Abdullah al-Hulaimi berpendapat


bahwa Malaikat lebih mulia daripada para Nabi, kecuali Nabi


Muhamm^d M.


Tajuddin as-Subki berkata: "Kemuliaan manusia dibandingkan


dengan Malaikat tidak termasuk yangwajib diyakini, bahkan yang


lebih selamat adalah diam dalam masalah ini. Sebab, menganggap mulia


sesuatu tanpa berdasarkan dalil qath'i sangat berbahaya, seperti halnya


menghukumi suatu hal tanpa hak."o'


As-Subki benar dalam hal ini. Alangkah baiknya seandainya dia dan


kaumnya menggunakan dasar pemikiran ini dalam pendapat-pendapat


mereka yalglebih besar dari ini, yaitu Asma-ul Husna dan sifat-Nya


yargMulia. Kaum Asy'ariyyah menggunakan akal mereka dalam


hal-hal yargtidak mampu dicernanya hingga menyebabkan mereka


menolak Kitabullah dan sunnah Nabi ffi. Mereka Pun meniadakan


sifat-sifat Allah ffij" dan menyifati-Nya dengan sesuatu yang tidak


pantas bagi-Nya \H. Sungguh,fitrab (akal) yangsudah dirusak dengan


flsafat-wal iyaadzu billab-tidak bisa lagi membedakan mana yang


benar dan mana yangsalah, sebagaimana dikatakan:


,*U,6 v \% 6i .3L,( )t, ?\3"i e #\ lF,*


Dia memutuskan atas seseorangpada hari-hari fitnah


hingga dia memandang baik hal yangtidak baik.


Asy'ariyyah berkata: "Para Malaikat tidak boleh disifati dengan


laki-laki. Siapa saja yang menyifati mereka demikian berarti fasik.

Para Malaikat juga tidak disifati dengan perempuan. Siapa saja yang


menyifatinya demikian maka dia telah kafir karena hal tersebut


bertentangan dengan a1-Qur-an."a8


Demikianlah 'aqidah-'aqidah lainnya yang diyakini kaum Asy-


'ariyyah ini. Intinya, secara umum mereka sepakat dengan 'aqidah


Salaf, kecuali dalam sebuah masalah yangsangar berbahaya. Mereka


menjauh dari pemahaman Salaf dan menyetujui paham Mu'tazilah


dalam masalah 'aqidah yangpaling terkenal, yaitu Jibril menerima al￾Qur-an dari Allah lalu menyampaikannya kepada Nabi Muhamm ad M.


Para ulama Salaf meyakini bahwa al-Qur-an adalah kalamullab,


dariNyalah keluar dan dari-Nya pula dimulai. Allah berbicara dengan


al-Qur-an, huruf dan maknanya, lalu Dia memperdengarkannya kepada


Jibril, kemudian baru turun dibawakan olehnya kepada Nabi kita,


MuhammadM, dan selanjutnya didengarkan oleh para sahabat beliau


nya. Jibril l,yo;, Nabi Muhammad M, dan orang-orang yangdatang


setelahnya tidak memiliki (kalam tersebut), kecuali hanya sebatas


melaksanakan dan menyampaikan. Dalil-dalil atas hal itu sangar


banyak.o'


Adapun paham Asy'ariyyah dan Maturidiyyah dalam hal ini


sangat berbeda dengan pemahaman Salaf iitt'rigr. Pemahaman kedua


aliran ini sesuai dengan 'aqidah Jahmiyyah dan Mu,'tazilah. Mereka


pun berbeda pendapat dalam keyakinan rersebut dan mengalami


kebimban gan y ang sangat dahsyat.


Sebagian mereka berkata: "Allah berbicara kepada siapa saja


y ang be rbicara den gan-Nya-Jib ril atau p ar a Nabi-dan menciptakan


pengetahuan makna pembicaraan-Nya itu kepada mereka. Dengan


kata lain, Jibril tidak mendengarkan kalamullab."


Mereka berkata: "Allah \iH menciptakan al-Qur-an di Laubul


Mabfuzb dan Jibril mengambilnya dari Laubul MahfuzbJ'

Di antara mereka ada yang mengatakan: "sesungguhnya Allah


menciptakannya (al-Qur-an) di udara lalu ia diambil oleh Jibril fWE.


Bahkan, di antara mereka ada yang berkata: "Allah memaham￾kan maknanyakepada Jibril lalu Malaikat ini mengucaPkan dengan


perkataannya. Maka dari itu, al-Qur-an adalah ucapan Jibril."t'


Penulis al-J aub arah berkata:


,

Dia mensucikan al-Qur-an, yaitu kalam-Nya


dari hal-hal yangbaru, tetapi berhati-hatilah dari dendamnya.


Karena semua nash bagi hal-haIbaru sebagai petunjuk,


p ahamilah atas laf azh y ang ditunj ukk anny a.


Pensyarah berkata: 'Madzhab Ahlus Sunnah- Asy'ariyyah


menamakan diri mereka dengan Ahlus Sunnah, namun ini adalah dusta


dan pemalsuan terhadap manusia-bahwa al-Qur-an yang bermakna


kalam jiwa, adalah bukan makhluk. Adapun a1-Qur-an-dengan


makna lafazh yang kita baca-adalah makhluk, tetapi tidak boleh


dikatakan secara mutlak bahwa al-Qur-an adalah makhluk karena


yarLg dimaksudkan adalah lafazh y ang kita baca, kecuali apabila hal


itu diungkapkan dalam rangka pengajaran ...


Pendapat yang rajih (ebih kuat) adalah yang diturunkan (oleh


Allah) hanyalah laf.azh dan makna. Ada yang berpendapat bahwa


yangditurunkan adalah makna, kemudian Jibril mengucaPkannya


dengan lafazhmiliknya. Ada yang mengatakan bahwa yangditurunkan


adalah makna, lalu Nabi ffi mengucapkannya dengan lafazh darinya.


Pendapat y arLgditetapkan melalui penelitian adalah pendap at Pert ama.

sebab, Allah menciptakan (al-Qur-an) perrama kali di Lauhul Mahfuzb,


kemudian menurunkannya di dalam lembaran-lembaran ke langit


dunia, pada satu rempat yang disebut Baitul 'Izzah, pada malam


Lailatul Qadr. Setelah itu, Dia menurunkannya kepada Nabi ffi


secara terpisah sesuai dengan peristiwa-peristiwa yangterjadi (dengan


perantar^Jibril).5'


Berdasarkan pendapat ini, Asy'ariyyah dan Maturidiyyah meng￾ingkari Jibril $g; yang mendengarkan al-eur-an dari Allah Mj


dan mengingkari bahwa Jibril mendengarkan berbagai perintah dan


larangan yangditurunkan kepada Nabi MdariAllah a;I . Meskipun


demikian, mereka menyep ak ati Mu' tazilah dengan mengarakan bahwa


al-Qur-an adalah makhluk, ual'iyadzu billaab.


As-Safarini ,+!fi5 berkata: "A1hasil, kaum Mt'tazilah sepakat


dengan Asy'ariyyah. Kaum Asy'ariyyah pun sepakat dengan Mu'tazilah


bahwasanya al-Qur-an yang ada di antara dua sampul ini adalah


makhluk dan mubdars (suatu halyangbaru). Perbedaan antarakedua


kelompok itu terletak pada tidak ditetapkan nya kalambagi Allah selain


ini oleh Mu't azilah, sedangkan Asy' ari w ah menetapk an adany akalam


an-Nafsi (iwa) yangmelekat dengan Dzar-Nya."52


Perhatikanlah kesesuaian antarakedua paham sesat ini. Berdasar￾kan hal itu, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ,#8, brrkomenrar: ,.Sesung￾guhnya ucapan mereka (Asy'ariyyah dan Maturidiyyah) mengerai al￾Qur-an itu lebih buruk daripadapendapat Mu'tazilah. Adapun hakikat


paham mereka kembali kepada paham Jahmiyyah."s3


4. Madzhab Neo Mu'tazilah


Yang dimaksud deng an madzhab Neo Mu'tazilah adalah kelompok


dakwah dan pembaruan di Mesir. Ia mengaitkan Islam dengan budaya


Barat serta menanamkan taklid. Dari satu segi mereka benar dalam


dakwahnya, tetapimereka melakukan kesalahan dalam banyak segi.

a. Intisari kegiatan Neo Mu'tazilah


Kegiatan-kegiatan terpenting kelompok ini adalah:


Memberikan kekuasaan kepada akal dan mendahulukannya


daripada wahyu, seperti metode para ahli ilmu kalam.


Bebas dalam pengkajian segala sesuatu yangdi dalamnyaterdapat


pengagungan terhadap orang-orang terdahulu yaitu para Sahabat,


Tabi'in, dan para ulama Salaf, sebagaimanayangdiserukan oleh


orang-orang orientalis.


Berusaha mengadakan pembaruan sesuai dengan metode orang￾orang barat.


Berusaha mendekatkan antara kelompok-kelompok Islam, seperti


Syi'ah dan Sunni.


Berusaha mendekatkan antar 


^gama￾agama y ang berkemb an g.


Memberhalakan budaya materialisme barat dan berusaha bertaklid


dengannya, dengan klaim pembaruan (tajdiiQ dan perbaikan


Qsblab).


Demikianlah hal-hal utama dari pergerakan kelompok ini.


Adapun tokoh-tokoh penting aliran ini adalah:


Jamaluddin al-Afghani, wafat di Istanbul pada tahun 1314 H.s4


Muhammad Abduh."


Muhammad Mushtafa al-Maraghi, wafat pada tahun 1364 H.


Demikian juga tokoh-tokoh lainnya yang menisbatkan diri


kepada kelompok da'wah ini.


b. Keyakinan Neo Mu'tazilah mengenai Malaikat


Al-Maraghi berkata: "Malaikat termasuk alam ghaib sehingga kita


tidak mengetahui hakikatnya. Al-Qur-an hanya menyebutkan bahwa


mereka berkelompok-kelompok dan setiap kelompok memiliki tugas.

Telah disebutkan dalam syari'at, menyandarkan ilham kebaikan dan


kebenaran kepada para Malaikat ... dan penyandaran waswas kepada


syaitan ...


Malaikat dan syaitan adalah roh yang memiliki hubungan dengan


ma