QS. Al-Baqarah: 268)"zn
Terdapat juga hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud secara
mauquf, y ang serupa dengannya.
Realita saat ini menunjukkan kebenaran sabda Rasulullah ffi
tersebut. Oleh sebab itu, Allah Mi memerintahkan kepada kita dalam
banyak ayat untuk memohon perlindungan dari syaitan yangterkutuk,
di antaranyafrcmanAllah W di bawah ini:
-6{ig}j@ <,}tifi*,}fi' o-,$v)b'fi;y
serta berpalinglah dari orang-orangyd,ngbodob. Dan jika kamu ditimpa
sesud.tu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Allab. Sesungubnya
Allab Maba Mendengar lagi Maba Mengetabui. Sesunggubnya ord.ngordngydng bertakwa bila mereka ditimpa'u,)as'@as dari syaitan, mereka
ingat kepada Allab, maha ketika itu juga mereka melihat kesalabank esalahannya. " (QS. Al-A'raaf : L99-201)
;
Dan jika syaian mengangumu dertgan sud.tu gd,ngud.n, maka mohonkb
perlindungan kepada Allah. Sesunggubnya Dialab YangMaba Mendengar
lagi Maha Mengetabui." (QS. Fushshilat:36) lVallaabu a'lam.
e. Mengatur nutbfab dalam rahim
Allah [H berfirman:
"Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentd.ng kebangkitan (dari
kubur); maka (ketabuilab) sesunggubnya Kami telab menjadikan kamu
dari tanah, hemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darab,
kemudian dari segumpal dagingyang sernpurnd kejadiannya dan yang
tidak sen-tpurnd, agar Kami jelaskan kepadamu dan Kami tetapkan dalam
rabim, apd yang Kami kebendaki sampai uaktu ydng sudab ditentukan,
kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
berangsur-angsur) kamu sampai pada bedeansaan, dan di antara kamu
ada y ang dianfatkan dan (ada p ula) di antara kamu y dng dip anj angkan
urnurnyd sampai pikun, supayd. dia tidak mengetahui lagi sesud.tu pun
ydng dahulunya telah diketahuinya. Dan karnu lihat bumi ini kering
kemudian apabila Karni turunkan air di d.td.snyd., biduplab bumi itu dan
suburlab dan menumbuhkan berbagai rnacarn tumbub-tumbuban yang
indab." (QS. Al-Hajj: s)
Demikianlah penggambaran tahapan-tahapan kehidupan yang
dilalui manusia, yaitu sejak diciptakannya Adam dari tanah sampai
penciptaan keturunannya dari air yang hina. Manusia berada di
dalam rahim ibunya berupa nuthfab, hingga berkembang menjadi
'alaqab (segumpal darah), kemudian menjadi mudbghab (segumpal
daging). Ketika berada dalam kondisi seperti ini, manusia lemah
sekali. Seandainya Allah tidak menjaganya, niscaya dia pasti hancur
sejak masih berbentuk nuthfdb. Akan tetapi, Allah wj merahmati
dan menjaganya serta menugaskan Malaikat untuk melindungi dan
memelihar^nya. Manusia saat itu tidak mampu berbuat sesuatu untuk
mengurus dirinya sendiri; dia jtgatidak mengetahui apakah dia akan
hidup atau mati, berkelamin laki-laki atau perempuan, dan nantinya
bakal sengsara atau bahagia.
Pada waktu pertama kali turunrLya nuthfdb inike dalam rahim,
para Malaikat meliputi dan memeliharanya sesuai dengan perintah
Allah. Bagaiman a para Malaikat dapat meliputi nutbfah tersebut,
padahal ilmu tentang hal ini hanya milik Allah dan tidak ada petunjuk
ilmiah yalgmenjelaskan hal itu? Dalam masalah seperti ini kita wajib
beriman dan berserah diri dengan apa-apayangditerangkan oleh haditshadits Nabi ffi.Di antarahadits yangdiriwayatkan dalam hal tersebut
adalah sebagai berikut.
Diriwayatkan dari Anas eB , dari Nabi ffi, beliau bersabda:
*Allah menugaskan Malaikat kepada rahim, lalu Malait r, ir,, berkata:
'\7ahai Rabb, nutbfab (air mani). \7ahai Rabb, darah. \7ahai Rabb,
daging.'Jika Allah hendak menetapkan penciptaarrnya, maka Malaikat
itu berkata: ''$[ahai Rabb, laki-laki atau perempuan, apakah sengsara atau
bahagia, bagaimanarizkinya? Bagaimana pula aplnya? Maka Malaikat
pun mencatat sepefti itu (ketetaparl Allah) dalam rahim 7bwya."2'2
Diriwayatkan dari 'Abdullah bin Mas'ud gg
, dia berkata: "Telah
menceritakan kepada kami Nabi *5, seorangyangjujur dan diakui
kejujurannya, beliau bersabda:
'sesunggu hnyasalah ,.orrri, di
^,n ^r^kalian dikumpulkan dalam
perut ibunya selama 40 hari berupa nutbfab,lalu menjadi segumpal
darah seperti itu (40 hari), kemudian menjadi segumpal daging seperti
itu (+0 hari). Sesudah itu, Allah mengutus Malaikat lalu diperintahkan
(untuk mencatat) empat hal: rizkinya, ajalnya, sengsaranya, dan
bahagianya. Selanjutnya, ditiupkanlah roh ke dalamnya. Demi Allah,
sesungguhnya salah satu kalian-atau seseorang-benar-benar telah
melakukan perbuatan penghuni Neraka hingga tidak ada (arak) antara
dia dan Neraka melainkan hanya satu depa atau satu hasta; namun
ketetapan (takdir) mendahuluinya sehingga dia melakukan perbuatan
penghuni Surga, maka dia pun memasuki. Demikian pula, sesungguhnya
seseorang benar-benar telah melakukan perbuatan penghuni Surga
hingga tidak ada (arak) antara dia dan Surga melainkan hanya satu
hasta atau dua hasta; namun ketetapan Grkdi| mendahuluinya sehingga
dia melakukan perbuatan penghuni Neraka, maka dia pun memasuki
Neraka."213
SeorangMukmin harus beriman kepada semua ini dan mengetahui
bahwa segala sesuatu yang diciptakan Allah adalah dengan qadar
(ketentuan). Allah telah menulis apa-apa y angtelah terj adi dan apa-apa
yangakan terjadi. Semuanya akan dimudahkan kepada apayangDia
ciptakan baginya. Seorang Mukmin iuga harus beriman bahwasanya
Allah telah menugaskanparaMalaikat terhadap unrsan mereka untuk
memelihara, membentuk, dan menciptakan nuthfdb ini sesuai dengan
perintah-Nya t$i , sebasaimana hal itu disebutkan dalam hadits
Hudzalfah bin Usaid al-Ghifari qb , dia berkata: "Aku mendengar
Rasulullah ffi bersabda:
'Apabila nuthfabtelah melewati +Z *^l^ri.,maka Allah mengutus
Malaikat kepadanya, lalu Malaikat itu membentuknya dan menciptakan
penden ga r anny a, penglihat anny a, kulitnya, dagin g dan tulan gnY a,
kemudian ia berkata: '\7ahai Rabb, apakah (anin ini) berkelamin lakilaki atau perempuan?' Rabbmu pun memutusk an apa yatgdikehendakiNyr, lalu Malaikat menc atatnya. Kemudian, Malaikat itu kembali
berkata: ''Wahai Rabb, bagaimana ajalnya?'Maka Rabbmu mengatakan
apayang dikehendaki-Nya dan Malaikat mencatatnya. Setelah itu,
ia berkata: 'N7ahai Rabb, rizkinya?' Lalu, Rabbmu memuruskan
apa yangdikehendakinya dan Malaikat mencatatnya. Sesudah itu,
Malaikat keluar dengan membawa sebuah lembaran di tangannya
yang tidak ditambahkan dan tidak dikurangi sesuai dengan apa yang
diperintahll n."zr+
Para ulama telah menerangkan hadits ini dan hadits yangsemakna
dengannya dengan jelas. Mereka berhasil memadukan (makna hadits)
y^ng secara zhahir bertentangan dengan hadits-hadits ini."s Maksud
dari periwayatanhadits-hadits di sini adalah untuk menetapkan bahwa
Allah Mj. telah menugaskan Malaikat kepada rahim, sedangkan kata
Malak di sini adalah isim jenis bagi Malaikat, wallaabu a'lam.
f. Mencabut roh manusia ketika kematian datang
Para Malaikat selalu menyertai manusia sejak masih berupa
nutbfah, sebagaima na yang telah disebutkan dalam pembahas an y arrg
lalu, hingga akhir dari saat-saat kehidupannya di dunia. Ada Malaikat
yang membentuk manusia di dalam rahim ibunya dan ada Malaikat
yangmencabut rohnya. Pembentukan (anin) dan pencabutan nyawa
itu merupakan dua urusan besar yangdiemban oleh para Malaikat 2Ss.
Telah ditetapkan dalam al-Qur-an dan as-Sunnah bahwa Allah
[H menugaskan Malaikat untuk mencabut roh saat kematian telah
ditetapkan. Hal tersebut dijelaskan dalam banyak ayat al-Qur-an.
Firman Allah \H:
Ddn Dialab yang mernpunydi kekuasaan tertinggi atas semud bamba'
Nya, dan diutusnya kepadamu Malaikat-Malaikat penjaga, sebingga
apabila ddtang kematian kEada salab seordng di antara kamu, ia di'
uafatkan oleb Malaikat-Malaikat Kami, dan Malaikat-Malaikat Kami
itu tidak melalaikan kewajibannya.. Kemudian, mereka ftamba Allab)
dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereha yang sebendrnya.. Ketabui'
lah, bahua segala hukum (pada bari itu) kepunyaan-Nyo. Dan Dialah
pembuat perbitungan yangpaling cEdt." (QS. AI-An'aam: 6L-62)
" Katakanlab :'Malaikat rnd.ut y dng diserab i untuk, (menc abut ny aua)mu
ahan mematikan kamu; kemudian banya kepada Rabbmulah kamu akan
dikembalikAn. "' (QS. As-Sajdah: 1 1)
Syaikh Muhammad al-Amin'{)5 berkata: "secara zhahir, ayat
yangmulia ini menerangkan bahwa yangmencabut roh manusia adalah
satu Malaikat. Demikian yangmasyhur, bahkan dalam beberapa dtsdr
disebutkan namanya, yakni (Izra-71.'216
Allah ffi menjelaskan dalam ay^t-ayat lainnya bahwa manusia
diwafatkan oleh paraMalaikat, bukan oleh satu Malaikat saja, sePerti
halnya yangdisebutkan dalam firman-Nya \W:
..."trTdp'K.{s&r;rif }
" (Yaitu) ord.ng- ord,ng y ang dimatikan oleh p ara Malaikat dalam keadaan
berbuat zbalim kepada diri mereha sendiri,..." (QS. An-Nahl: 28
Dan Dialah ydng n ernpunydi hekuasaan tertinggi atas semud bambaNya, dan diutusnya kepadamu Malaikat-Malaikat penjaga, sebingga
apabila daung kematian kEod" salab seorang di antara hamu, ia dianfathan oleb MalaikarMalaikat Kami, dan Malaihat-Malaikat Kami itu tidab
melalaikan k eanjibanrrya." (QS. Al-An'aam: 6 1)
Masih banyak ay^t-ayat lainnya yangmenegaskan hal ini.
Syaikh al-Amin berkata: "Menurut para ulam a, yangditugaskan
untuk mencabut ruh-ruh adalah satu Malaikat, yaitu yangdisebutkan di
sini. Akan tetapi, dia memiliki pembantu-pembanru yang melaksanakan
apa saja sesuai dengan perintahnya. Kemungkinan mereka mencabut
ruh sampai tenggorokan,lalu Malaikat maut pun mengambilnya; atau
mereka membantunya dalam hal lain.
nya, hadits al-Bara' menunjukkan bahwa bersama
Malaikat maut terdapat banyak Malaikat lain yang mengambil roh
dari tangannya setelah dia mencabutnya dari jasad manusia.
Adapun firman Allah W:
$....-q-.v a-.* f dSt'dj' 'w.;:i:.ii-6;1-{t1 $ "ellab mernegang jiua
(orang) ketika matinya dan (memegang) jian (orang) yang belum mati di
ataktu ti"dumya...." (QS. Az-Ztmar: 42),ayat tersebut tidak menimbulkan kerancuan karena sesungguhnya para Malaikat tidak dapat
mewafatkan seseorang, kecuali dengan izin-Nya:
4 "9. i V5 r", aiyf 9 # ;1 Al,r4 Y 5 $ " S e s u at u y an g berny au a t idak
akan mati melainhan dengan izin Allab, sebagai ketetapan yang telab
ditmtukan waktunya...." (QS. Ali 'Imran: 145)
Maka dapat disimpulkan bahwa kematian itu disandarkan kepada
satu Malaikat maut, sebagaimana firman Allah \H:
45#j'&*tt*'$K;" ji;$iit{*;.5*g"Katakantab:'Mataikat
rndutyangdiserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu;
kemudian banya kepada Rabbmulab kamu akan dikembalikarr.- (QS.
As-Sajdah: 11), karena dialah yarLl diperintahkan untuk mencabut
roh-roh. Adapun kematian yang disandarkan kepada para Malaikat,
sesuai dengan firman-Ny"' { ....
tK$ A*j 6\.IK$"Bagaimanakah
keadaan mueka) apabik Malaikat (naut) mmcabut nyd.wd. mereka... " (QS.
Muhammad:27) dan ayat-ayat semacamnya, adalah karena Malaikat
maut memiliki pembantu-pembantu yegmelaksanakan perintahnya.
Dalam pada itu, kematian disandarkan jugakepada Allah, seperti
h alny a dal a m fi rm an-N y t 4 l'ri;''w ;E'ii -,t{-'at
$ ",l l l ah m e m e gan g
jiua (orang) ketika matinya'dan (memegang)jiua (orang)yang belum
rndti di utaktu tidurnya..." (QS. Az-Zumar: 42), karena segala sesuatu,
bagaimanapun keadaannya, tidak mungkin terjadi melainkan dengan
ketetapan Allah dan takdir-Nyr. Sesungguhnya pengetahuan mengenai
hal ini hanyalah milik Allah Yang Mahatinggi.2'7
Tidak ada yang dapat meragukan (pemah aman ini)-wallaabu
a'lam-bahwa Malaikat maut dalam ayat tersebut adalah nama jenis
bagi Malaikat yang melaksanakan tugas ini dari kalangan Malaikat. Di
samping itu, bahwasanya yangmencabut nyawa adalahpara Malaikat
yangjumlahnya sangat banyak, sepefti yangtampak dalam firman
Allah Bu
' { 't t{i iiCt:"^*;* *k diuafatkan oleb Malaikat-Malaikat
Kami, dan Malaikat-Malaikat Kimi itu tilak, melalaikan keuajibannyA."
(QS. Al-An'aam: 61) dan ayat-ayat yang semisalnya. Sesungguhnya
mereka semua dipimpin oleh satu Malaikat, sebagaimana keadaanny^
pada beberapa perbuatan (tugas) yang diemban oleh Malaikat Mika-il
(y^ngmenurunkan hujan) dan Malik penlagaNeraka. Dengan kata lain,
Malaikat tersebut memiliki pembantu-pembantu yang melaksanakan
ap
^
y ang dia perintahkan.
Para Malaikat turut hadir untuk mencabut nyawabersama Malaikat
maut, baik Malaikat rahmat-kita memohon kepada Allah hal itumaupun Malaikat adzab-kita mohon perlindungan kepada Allah.
Firman Allah
sesunggubny d. ord.ng- ord.ng y dng mengatakan:' Rabb kami ialab Allah'
kemudian mereka menegubkan pendirian mereka, maka Malaikat akan
tilrun kEada mereka (dengan mengatakan): 'tanganlab kamu nlerasd
takut dan janganlah kamu n'terasa sedib; dan bergembiralab kamu
dengan (mempero leb) Surga y ang telah dij anj ikan A llah kep adamu. " (QS.
Fushshilat: 30)
Ibnu Katsir '+!$5 berkata: "Yaitu t paffi, Malaikat berkata kepada
orang-orang Mukmin ketika kematian telah menghampirinya: 'Kami
adalah penolong-penolong kalian, atau qarin (teman) kalian di dunia.
Kami memperteguh kalian, memberi taufik, dan menjaga kalian
dengan perintah Allah. Demikian pula, kami bersama kalian di akhirat.
Kamilah yangakan menghibur (menenangkan) kalian dari apa-apa yarLg
menyeramkan di dalam kubur dan ketika ditiup sangkakala. Kami akan
memberikan kedamaian kepada kalian ketika hari berbangkit dan akan
membawa kalian menyeber angi asb-Sbiratb serr.amenyampaikan kalian
ke dalam Surga yangpenuh kenikmatan."'2t}
Malaikat adzab- w al' i aadzu bil laah
-
diutus kep ada oran g-orang
yanghendak diadzab oleh Allah untuk mencabut roh mereka dengan
segala kekuatan dan kekerasan, sebagaimana firman Allah \H:
'
"Ddn siapakab ydng lebib zbalim daripada ord.ng yang mengadakan
kedustaan terbadap Allab dtdu ydng berkata: 'Telah diwalryukan kepada
saya,'padabal tidak ada diualryukan sesud.tu pun kepadanya, dan ord.ng
yang berkata: 'Sa1ta akan menurunkan sepmi apa yang diturunkan Allab.'
Alanghab dabsyatnya sekiranya kamu melihat di uaktu ordng-ordng
yangzbalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedangpara
Malaikat memukul dengan trmgannyd., (sambil berkata):'Keluarkanlab
nyd.@arnu.'Di bari ini kamu dibalas dengan siksaanyangmenghinakan,
karena kamu selalu mengatakan terbadap Allab (perkataan) ydng tidak
benar dan (karma) karnu selalu menyombongkan diri terbadap d.ydl'ayatNyo." (QS. A1-An'aam 93)
Ayat ini menunjukkan bahwa para Malaikat memiliki tangan
untuk mencabut roh orang-orang yang akan meninggal dunia. Ayat
ini juga menunjukkan adanya adzab kubur berdasarkan firman-Nya:
$<;;fu'Ay"Di bari ini kamu dibalas."
Allah \iM berfirman:
"Kalau kamu melibat ketika para Malaikat rnencd.but jiwa ord.ng'orang
ydng kafir serd.yd. memukul muha dan belakang mereka (dan berkata):
'Rasakan olebmu siksa Neraka yang membakar." (Tentulah kamu akan
rnerasa ngeri). Demikian itu disebabkan oleh perbuatd.n tanganmu smdiri.
Sesunggubnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya. " (QS. A1-
Anfaal: 50-51)
"Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila Malaikat (maut) mencabut
nyaa)a mereka serrtyd. memukul muha mereka dan punggung mereka.
Yang demikian itu karena sesunggubnya mereka mengikuti apa ydng
menimbulkan kemurkaan Allab dan (karena) mereka rnernbenci (apa
yangmenimbulkan) keridbaan-Nya; sebab itu Allab mengbapus (pabala)
amal-arnal mereka." (QS. Muhamm ad: 27 -28)
Dalam hadits al-Bara' bin'Azib y^ngsangat masyhur disebutkan
rincian tugas Malaikat pencabut roh-roh, yaitu:
'sesungguhnya seorang hamba Mukmin jika dia sedang menghadapi
(awal kehidupan) dari akhirat dan terputus dari dunia, maka turunlah
para Malaikat yang seolah-olah di wajah mereka ada matahari. Mereka
membawa kain kafan dari Surga danbanuth (wewangian) dari Surga...
Sesungguhnya seorang hamba kafir jika akan terputus dari (kehidupan)
dunia dan sedang menghadapi (awal kehidupan) dari akhirat, maka
turunlah kepadany a paraMalaikat y^ngwaj ahnya hitam sambil membawa al-musuh (tenunan kasar)."2re
Disebutkan sebelumnya bahwa Malaikat rahmat dan Malaikat adzab saling berebut mengenai seorang hamba yang belum jelas
keadaannya. Keduanya mengatakan: "Akulah yang akan mencabut
rohnya." Akhirnya, Allah pun memutuskan perkara di antara keduanya.
Hal itu sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Sa'id al-Khudri 45 ,
bahwasanya Nabi ffi bersabda:
"Dahulu di kalangan umat sebelum kalian, terdapat seorang laki-laki
yang telah membunuh 99 orang. Laki-laki itu pun ingin bertanya
kepada penduduk negeri yar,g paling alim, maka ia ditunjukkan
kepada seorang rahib, lalu dia mendatanginya. Laki-laki itu berkata:
' Sesunggu hny a seseoran g telah membunuh 99 o r mg, apakah taubatnya
dapat diterima?' Rahib itu menj awab:' Tidak.' Menden gar jaw aban itu,
laki-laki tadi langsung membunuhnya sehingga genaplah 100 orang y{Lg
dia bunuh. Kemudian, dia bertanya lagi tentang penduduk bumi yang
paling alim, lalu ia ditunjukkan pada seorang alim. Kemudian ia berkata
kepadanya: 'sesungguhnya seseorang telah membunuh 100 orang,
apakah taubatnya dapat diterima?' Orang alim tersebut menjawab:
'Ya. Siapakah yang dapat menghalangi diriny a dari bertaubat? Pergilah
ke negeri sana karena di situ terdapat sekumpulan masyarakat yang
beribadah kepada Allah. Beribadahlah kepada Allah bersama mereka
dan janganlah kamu kembali ke negerimu yang bermoral rusak itu.'
Setelah itu, laki-laki itu berangkat menuju negeri tersebut hingga
ketika samp ai p ada perten gahan jalan, kematian datangmenj emputnya.
Maka dia (rohnya) diperebutkan oleh Malaikat rahmat dan Malaikat
adzab. Malaikat rahmat berkata: 'Dia datang untuk bertaubat dengan
menghadapkan hatinya kepada Allah.' Sementara itu, Malaikat adzab
berkata: 'sesungguhnya dia sama sekali belum melakukan kebaikan.'
Kemudian, datanglah seorang Malaikat dalam bentuk manusia. Kedua
Malaikat itu pun menjadikainnya (hakim) di antara mereka, lalu dia
berkata: 'Ukurlah jarakantaradua negeri itu. Ke negeri mana orang ini
lebih dekat maka itulah putusannya.' Setelah mengukurnya, mereka
mendapatkan bahwa laki-laki itu lebih dekat ke negeri yanghendak
dia tuju. OIeh sebab itu, rohnya dicabut oleh Malaikat rahmat."
Qatadah berkata: "Al-Hasan berkata: 'Disebutkan kepada kami
bahwa ketika kematian datang, pembunuh itu sudah lebih dekat dengan
negeri yangditujunya."'
Dalam riwayat lain disebutkan:
"Allah mewahyukan kepada (negeri yangditinggalkan) agar menjauh,
sedangkan kepada (negeri y arTg dituju) agar mend ekat."220
Dalam hadits ini terkandung penjelasan bahwa Allah memiliki
Malaikat yangdiutus untuk mencabut roh orang-orang Mukmin, yaitu
Malaikat rahmat. Allah juga memiliki Malaikat yang diutus untuk
mencabut roh orang-orang kafir, yakni Malaikat adzab.
Di dalamnya |uga terdapat keterangan bahwa Malaikat membutuhkan pengajaran Allah. Sesungguhnya mereka, meskipun ditugas-
kan untuk melaksanakan tugas-tugas besar, tidak pernah merasa cukup
(akan ilmu) walau hanyasekejap mata, bahkan lebih singkat daripada
itu, sebagaimana firman Allah \H:
*Mereka mmjawab: 'Mahasuci Engkau, ti.dak adayangkami kaabui selain
a.pd. ydng telab Engkau ajarkan kepada kami; sesunggubnya Engkaulab
Yang Maba Mengetabui lagi Mahabij aksand,. "' (QS. A1-B aqarah: 32)
Di dalam hadits di atas terkandung pula keterangan mengenai kemampuan sebagian Malaikat untuk menjelma, bahkan tidak adayang
dapat mengetahui bahwa sebenarnya dia adalah Malaikat, meskipun
oleh sesama Malaikat.
Di dalamnya dijelaskan keutamaan bertaubat dan berhiirah
kepada Allah yaiwmeninggalkan negeri tempat dia mendurhakai Allah
menuju negeri yangbaik.
Di dalamnya disebutkan betapa luasnya rahmat Allah terhadap
hamba-hamba-Nya. Allah memudahkan mereka untuk bertaubat dari
berbagai dosa, meskipun dosa yang sangat besar, lalu menolongnya
dalam hal itu.
Di dalamnya pun terkandung dalil yang dipegang teguh oleh
Ahlus Sunnah wal Jama'ah, bahwasanya dosa tidak mengeluarkan
pelakunya dari keimanan meskipun kadarnya sangat besar.
Ath-Thah awi '+ii)5 berkata: "Kami tidak menganggap kafir
seorang pun dari ahli kiblat (kaum Muslimin) karena dia berbuat dosa,
selama orang itu tidak menghalalkannya (menganggap dosa itu halal
untuk dilakukan). Meskipun demikian, kami tidak berpendapat bahwa
iman seseorang tidak rusak dengan dosa yang diperbuatnya. Kami
hanya berharap agar orans-orang Mukmin yang berbuat kebaikan
dimaafkan dan dimasukkan ke dalam Surga dengan rahmat-Nya. Kami
pun tidak merasa aman dari pelaku kemaksiatan tersebut dan tidak
memberi kesaksian Surga bagi mereka. Kami memohon ampunan bagi
orang-orangyang berbuat jahat di antara mereka dan takut terhadap
mereka, tetapi kami tidak berputus asa (dalam memberikan petunjuk)
kepada mereka."z2l
Itulah pendapat yangmoderat (penengahan)-walillabil hamdu
anl m inn ah
-
ant ar a madzhab Mi t aztlah dan Kh aw ari j de n gan Murj iah. Imam Ibnu Abil'lzz al-Hanafi mengulas secara luas pendapat athThahawi ini, sekaligus menyebutkan dalil-dalilnya dari al-Qur-an dan
as-Sunnah."'
An-Nawaw i'#55 berkat a : "Adapun p en gukur an y angdilakukan
paraMalaikat terhadap dua negeri tersebut, juga keputusan Malaikat
y^ng mereka jadikan sebagai penengah, hal ini dapat dipahami
bahwasanya Allah \99 telah memerintahkan demikian. Ketika terjadi
masalah bersamaan dengan prinsip dua Malaikat pencabut nyawa ini,
mereka pun berbeda pendapat hingga akhirnya mereka menjadikan
seseorang yartglewat sebagai hakim. Tidak lama kemudian, Malaikat
dalam bentuk seorang lakilaki lewat lalu memutuskan perkara itu."223
nya, Malaikat maut ada dua yaitu, Malaikat rahmat
dan Malaikat adzab. Mereka turun untuk mencabut roh manusia
sesuai dengan amal perbuatannya. Orang Mukmin dicabut rohnya
oleh Malaikat rahmat, sedangkan orang kafir dicabut rohnya oleh
Malaikat adzab.
Disebutkan dalam beberapa d,tsd,r (riwayat), bahwa orang yang
sedang sakaratul maut merasakan keberadaan Malaikat maut, bahkan
terkadang dia bertanya kepada orang-orargyang sedang duduk di
sekitarnya tentang keberadaan orang asing di antara mereka. Hal ini
sebenarnya sangat mungkin terjadi, sebagaima na y
^ngditunjukkan
oleh
beberapa nash (hadits) sebelumnya mengenai tunrnnya Malaikat yang
memberi kabar gembira dengan Surga kepada orang Mukmin ketika
sedang sekarat, dan turunnya Malaikat yang memberi kabar buruk
dengan Neraka kepada orang-orang kafir ketika sedang sekarat.
Di,
6f,, , dia
antara riw ay at y angmenguatkan hal itu adalah hadits' Aisyah
berkata bahwa Rasulullah ffi bersabda:
'Siapa yangsenang bertemu dengan Allah, maka Allah akan senang
bertemu dengannya, dan siapa yang benci bertemu dengan Allah,
maka Allah benci bertemu dengannya.' Aku bertanya: ''$7ahai Nabi
Allah, apakah dilarang membenci kematian, karena kami semua
membencinya?' Beliau menj awab :' Tidak demikian (maksudnya). Akan
tetapi, jika orang Mukmin diberi kabar gembira dengan rahmat Allah
dan ridha-Nya serta Surga-Nya, maka dia senang bertemu dengan Allah
sehingga Allah pun senang bertemu dengannya. Sebaliknya,ilkaorang
kafir telah diberi kabar buruk dengan adzab dan murka Allah, maka
dia benci bertemu dengan Allah sehingga Allah pun benci bertemu
denganny a.e 224 Vdllaahu a'lam.
g. Bertanya kepada manusia di dalam kubur dan memutuskan
apakah nikmat ataukah adzab yang akan mengiringinya
Ahlus Sunnah walJama'ah mengimaniadanya fitnah kubur dan
pertanya n dua Malaikat yang ditugaskan kepada mayit (orang yang
telah meninggal), beserta apa-apa yang mengiringinya atas jawaban
ma.yit, baik berupa nikmat maupun adzab.
Ath-Thahawi 'taSH berkata: "Demikian pula adzab kuburyaitt, kita beriman-hal itu akan dialami oleh siapa saia yang pantas
menerimanya. Begitu juga (adanya) pefi^nyaan Munkar dan Nakir
di dalam kubur seseorang tentang siapa Rabbnya, apa agam^nya, dan
siapa Nabinya. Semua itu berdasarkan dalil-dalil dari Rasulullah ffi
dan para Sahabatnya ,M. Sesungguhnya kuburan adalah salah satu
taman dari taman-taman Surga atau salah satu lubang dari lubanglubang Neraka."22s
Al-Qur-an dan as-Sunnah telah menunjukkan kebenaran adzab
dan nikmat kubur, di antaranyafirman Allah \H berikut ini:
"... dln Fir'aun beserta ftaumnya dikepungoleh adzabydngarnd.t buruk.
Kepada mereka ditampakkan Neraka pada pagi dan petang, dan pada
bari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada Malaikat): 'Masukkanlab
Fir'aun dan kaumnya ke dalam adzabyangsd.ngd.t keras.'" (QS. Mu'min:
4s-46)
*Maka biarkanlab mereka hinga mereka menemui hari (yangdijanjikan
hrpod") merekayangpada bari itu rnereka dibinasakan. (Yaitu) bari ketika
tidak berguna bagi mereka sedihit pun tipu daya mereka dan mereka
tidak ditolong. Dan sesungubnya untuk ordng-ord.ngydng zbalim ada
adzab selain itu. Akan tetapi, kebanyakan mereka tidak mengetahui."
(QS. Ath-Thuur: 45-47)
Ibnu larir 4E berkata: "Para ahli tafsir berbeda pendapat
mengenai adzab yang dijanjikan Allah kepada orang-orang zhalim
tersebut sebelum hari kematian. Sebagian mereka berpendapat bahwa
adzab itu adalah adzab kubur, sebagaimana diriwayatkan dari al-Bara'
dan Ibnu 'Abbas. Ada juga yatgmengatakan bahwa yang dimaksud
adalah kelaparan, sepefti yangdiriwayatkan dari Mujahid. Yang lainnya
menyatakan bahwa itu adalah kesulitan yang menimpa mereka di
dunia, yaitu hilangnya harta dan anak. Adapun pendapat yangrajih
(kuat) ialah ayat tersebut menunjukkan keumuman makna setiaP
adzab,sebelum adzabpada hari Kiamat, dan di antaranyaadalah adzab
kubur.' 226
Asy-Syaikh Muhammad al-Amin'rt)H berkata: "secara zhahir,
makna firman Allah: 4 aySi(la:;$ "adzab selain itu" adalah adzab y^ng
menimpa manusia di dunia, seperti pembunuhan dan yanglainnya ...
namun tidak menghalangi (dipungkiri) bahwa adzab kubur termasuk
adzab tersebut karena ia masuk ke dalam lahiriah ayat." 227 Sungguh,
y ang semakna den gannya s an gat b any ak."r
Adapun dalil dari as-Sunnah mengenai fitnah kubur dan PeraanyaarL
dua Malaikat serta siksa dan nikmat kubur banyak sekali. Penulis
berusaha mencukupkannya dengan mengungkapkan satu hadits yang
kiranya akan menguatkan pembahasan ini dan mendukung haditshadits yangdi dalamnya disebutkan Malaikat. Di antara hadits-hadits
tersebut adalah hadits Anas €;' dari Nabi ffi, beliau bersabda:Setelah seorang hamba (Mukmin) diletakkan di dalam kuburnya
dan sahabat-sahabatnya (orang yang melayarnya) telah berpaling
(pergi) hingga diadapatmendengarkan suara sandal mereka, datanglah
kepadanya dua Malaikat. Kedua Malaikat itu mendudukkannya lalu
bertanya kepadanya: 'Apa y^rLgkamu ketahui mengenai laki-laki ini,
yaitu Muhammad ffi| Ia menjawab: 'Aku bersaksi bahwa dia adalah
hamba Allah dan Rasul-Ny..'Maka dikatakan (kepadanya): 'Lihatlah
tempatmu di dalam Neraka y^ngtelah digantikan oleh Allah bagimu
dengan tempat duduk di dalam Surga ini."'Nabi ffi bersabda: "Orang
Mukmin itu pun melihat keduanya. Adapun orang kafir atau munafik,
dia berkata: 'Aku tidak tahu. Aku mengatakan sebagaimana dikatakan
oleh orang-orang.' Maka dikatakan: 'Kamu memang tidak tahu dan
tidak mau membaca.'Kemudian, orang itu dipukul dengan palu yang
terbuat dari besi dengan satu pukulan di ant^r^ kedua telinganya
sehingga dia pun berteriak sekeras-kerasnya hingga dapat didengar
oleh semua makhluk yang berada di sekitarnya, kecuali ats-tsaqalain
(jin dan manusia)."'2e
Telah diriwayatkan hadits masyhur yarlgsemisal dengan hadits
di atas dari al-Bara' bin'Azib. Di dalamnya disebutkan:
selanjutnya dua Malaikat mendatanginya. Kedua Malaikat itu
mendudukkannya lalu bertanya kepadanya:'Siapa Rabbmu?' Ia
menjawab: 'Rabbku adalah Allah.'Keduanya bertanya lagi: 'Apa
agamamu?' Ia menjawab: 'Agamaku Islam.'Keduanya kembali bertanya:
'siapakah laki-laki ini yang diutus kepada kalian? Ia menjawab: 'Beliau
adalah Rasulullah ffi .' Kedu any a b erttnya kep ad any ai' Siap akah y ang
mengajarkanmu (awaban ini)? Ia menjawab: 'Aku membaca Kitab
Allah W serta beriman kepadanya dan membenarkannya.'Tiba-tiba,
berserulah penyeru dari langit mengabarkan bahwa'hamba-Ku itu
benar. Oleh karena itu, sediakanlah baginya tempat tidur di dalam
Surga, berilah dia pakaian dari Surga, dan lapangkanlah baginyapintu
menuju Surga.' Selanjutnya, dihembuskan kepadanya angin sepoisepoi dan wewangian, serta dilapangkan baginya di dalam kubur
sejauh mata memandang ... Sesungguhnya seorang hamba yangkafir
... maka dikembalikan rohnya ke dalam jasadnya,lalu dia didatangi
dua Malaikat. Keduanya mendudukkannya lalu bertanya:'siapakah
Rabbmu?'Ia menjawab: 'Ha, ha, aku tidak tahu.'Keduanya bertanya
lagi: 'Apa agamamu? Ia menjawab: 'Ha, ha, aku tidak tahu.'Keduanya
kembali bertanya:'siapakah laki-laki ini yang diutus kepada kalian?Ia menjawab: 'Ha, ha, aku tidak tahu.'Maka berserulah penyeru dari
langit mengabarkan bahwa 'hamba-Ku telah berdusta. Oleh karena
itu, sediakanlah baginya tempat tidur di dalam Neraka, bukakanlah
baginya pintu menuju Neraka, dan datangkanlah kepadanyaudara
yang panas dan racunnya, Selanjutnya, kuburnya pun menyempit
sehingga meremukkan tulang-tulang rusuknya."230
Hadits-hadits yang semakna dengan hadits tersebut sangat banyak.
Telah disebutkan pula pada pembahasan seputar nama-nama Malaikat,
bahwasanya salah satu dari kedua Malaikat yangditugaskan untuk
menangani siksa kubur bernama Munkar; sedangkan Malaikat yang
lainnya bernama Nakir.
Diterangkan jr,rya sebelumnya mengenai sifat kedua Malaikat
itu. Sosok keduanya yang hitam kebiru-biruan tidak lain untuk
membangkitkan ketakutan dan kekaguman dalam hati manusia. Orang
yang berbahagia adalah orang yarug diteguhkan (lisannya) oleh Allah
(untuk menjawab pert^nyaan Malaikat dengan repat), sedangkan orang
yangsengsara adalah orang y^ngmengatakan: "Ffa, ha, aku tidak tahu."
Kita memohon kepada Allah keteguhan.23'
Telah dijelaskan hadits y^ng diriwayatkan dari Abu Hurairah
, bahwasanya para Malaikat berdo'a untuk orang Mukmin; bahkan
setelah rohnya dibawa ke langit, paraMalaikat di setiap langit pun rurut
mendo'akannya,. Sebalikny\ orangkafir dilaknat oleh para Malaikat;
bahkan setelah rohnya dibawa ke langit, para Malaikat di seriap langit
pun mel ak natny a-w dl' iy aadz u b ill aab _hin gga ro h itu dike mb alikan
ke dalam jasadnya.232
Nash-nash yangdisebutkan di atas memberikan beberap a f.aedah,
di antaranya:
1) Penetapan adanya fitnah kubur dan pertanyaan dtaMalaikat.
2) Penetapan adanya siksa dan nikmat kubur.
3) Penetapan nama kedua Malaikat (penjaga kubur), yakni yang
pertama bernama Munkar dan yang kedua bernama Nakir.
4) Rahmat Allah dicurahkan bagi hamba-hamba-Nya yalgberiman
ketika meninggal dunia dan pemberitahuan mengenai berita
gembira yangdisampaikan Malaikat kepadanya.
5) Adzab bagi orang kafir dimulai sejak ia sekarat dan Malaikat
menyampaikan berita duka kepadanya dengan Neraka.
6) Bahwasanya kedua Malaikat itu menanyakantiga perkara kepada
manusia: Siapa Rabbmu? Apa agamamu? dan Siapakah laki-laki
yangdiutus kepada kalian ini?
7) Allah memberikan kemampuan kepada Malaikat untuk masuk
dan keluar dari kubur serta menyiksa orang berdosa yangtelah
meninggal dunia tanpa menghadapi kesulitan aPa pun.
Demikianlah beberapa faedah yang kiranya dapat diambil dari
penjelasan nash-nash tersebut, uallaabu a'lam.
h. Menyampaikan salam kepada Nabi ffi dari ummatnya
Allah \s9 memuliakan Nabi-Nya ffi setelah sebelumnya menganugerahkan beliau dengan kenabian, kerasulan, dan persahabatan.
Dia \H memuliakan beliau dengan memberinya temPat y^ngterpuji,
haudb (telaga) yang dapat dilalui, dan dengan bendera pujian. Rabb
lH menjadikan Muhammad sebagai penutuP kenabian dan kerasulan,
serta penghapus agamapara Nabi sebelumn ya. P araMalaikat bersama
Rabb mereka di langit bershalawat kepadanya.DiaPun memerintahkan
kepada penghuni bumi untuk bershalawat kepada beliau dan
menjanjikan bagi mereka yang melakukannya pahala yang besar.
Allah \s9 berfirman:
;
"sesungubnya Allab dan Makikat-Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi.
Hai orang-orangydng beriman, bershalaantlah kamu untuk Nabi dan
ucap kanlab salam pengb ormatan bep adany A. " (QS. Al-Ahzaab : 5 6)
Nabi ffi bersabda:
"Barang siapa yangbersahalawat kepadaku satu kali maka Allah akan
bershalawat (memberi rahmat) kepadanya sepuluh kali.D233
Masih banyak lagi hadits-hadits yangsemakna dengan ini.234
Nabi ffi mengancam orang yangtidak bershalawatkepadanya,
yaitu dalam sabda beliau ffi:
"Sesungguhnya orang bakhil itu adalah orang y^ngketika namaku disebut di hadapannya, dia tidak bershalawat kepadaklr."23s
Di antara kemuliaan Nabi ffiadalahAllah Wj menueaskan para
Malaikat untuk bershalawat kepadanya. Mereka mengelilingi bumi
untuk menyampaikan shalawat ummatnya kepada beliau, sebagaimana
disebutkan dalam hadits'Abdullah bin Mas'ud "ty, dia berkata bahwa
Rasulullah ffi bersabda:
"Sesungguhnya Allah memiliki Malaikat-Malaikat yangberkeliling di
bumi untuk menyampaikan salam ummatku kepadaku.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ly , dia berkata bahwa
Rasulullah ffi bersabda:
"Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan.
Janganlah pula kalian menjadikan kuburanku sebagai tempat perayaan.
Bershalawatlah kalian kepadaku karena sesungguhnya shalawat kalian
sampai kepadaku, di mana pun kalian berada."z31
Hadits ini menunjukkan disyari'atk anrry
^
mengucapkan salam
kepada Nabi M, di mana pun seseorang berada. Di dalamnya juga
terdapat larangan mengunjungi kuburan Nabi ffi berkali-kali sehingga
seseorang menjadika nny a sebagai kebiasaan (rutinitas).
Diriwayatkan dari 'AIi bin al-Husain, bahwasanya dia melihat
seorang laki-laki mendatangi sebuah lubang di sisi kuburan Nabi ffi.
Laki-laki itu biasa memasuki ny a dan berdo' a sehingga' Ali melar angny
^
dan berkata: 'Akan kuberitahukan kepadamu sebuah hadits yang aku
dengar dari ayahku, dari kakekku, dari Rasulullah ffi, bahwasanya
beliau bersabda:
'Janganlah kalian menjadikan kuburanku sebagai tempat perayaandan
janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan.
Ucapkanlah salam kepadaku karena ucapan salam kalian sampai
kepadaku, di mana pun kalian berada.''
As-Sakhawi'ri'55 berkata: "Hadits di atas memiliki penguat dari
riwayat al-Hasan bin al-Husain bin'Ali. Kami telah meriwayatkannya
dalam Mushannaf Abdurrazzaq dari jalur lain secara mursal dengan
lafazh: "Flasan bin 'Ali pernah melihat suatu kaum berkumpul di sisi
kuburan. Maka dia melarang mereka dan berkata: 'sesungguhnya Nabi
ffi bersabda:
'Janganlah kalian menjadikan kuburanku sebagai tempat perayaandan
janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian seperri kuburan.
Bershalawatlah kalian kepadaku di mana pun kalian berada karena
sesungguhnya shalawat kalian benar-benar sampai kepadaku."23e
Telah diriwayatkan pula bahwa dia (al-Hasan bin al-Husain)
melihat seorang laki-laki berseru di sisi kuburan: "Hai, kamu (di sini)
dan orang di Spanyol (di sana) sama saja.' Semtanyadapat menyampaikan shalawat dan salam Allah kepada Rasulullah selamanya, hingga
hari Kiamat."24o
Telah ditetapkan melalui hadits-hadits dan beberapa dtsdr shahih
ini larangan menjadikan kuburan Nabi ffi sebagai tempat perayaan
sehingga seseorang membiasakan diri, secara rutin, mengunjunginya
pada waktu-waktu tertentu, seperti setiap minggu, setiap bulan, setiap
tahun, ataupun setiap hari. Demikian pula dilarang berkumpul di sisi
kuburan beliau sebagaimana orang-orang berkumpul pada hari raya.
Kuburan beliau dikunjungi sama dengan kuburan-kuburan lainnyaagar
dapat mengingatkan manusia terhadap akhirat. Seandainya seseorang
datang dari perjalanan jauh lalu pergi ke Masjid Nabawi kemudian
menziarahi kubur Nabi M secara syar'i, maka hal itu diperbolehkan
dan termasuk amal shalih, insya Allab.
Di dalamnya terdapat keutamaan bershalawat kepada Nabi ffi,
yakni shalawat te rsebut sampai kep adany a dari oran g y angbershalawat
dan mengucapkan salam kepadanya dengan perarLtaraMalaikat di mana
pun orang itu berada.
Di dalam nya iuga terkandung perkara yang bathil, yaltv aPt
yangdilakukan sebagian orang dengan mengirimkan (menitipkan)
,r1r- kepada sebagian y^nglainnya agar disampaikan kepada Nabi
ffi, sebagaimana y^ng biasa dilakukan oleh para lamaah haii dan
"r"rrh. Perbr.ratan ini bertentangan dengan petunjuk Nabi ffi dan
para Sahabatnya.Justru sebaliknya, Nabi ffi mensyari'atkan kepada
titr rrrrtrk langsung mengucaPkan salam kepadanya. Sungguh, Allah
telah menugaskan Malaik at yangamanah untuk menyamPaikan salam
seorang Muslim kepada beliau. Oleh sebab itu, tidak perlu seorang
Muslim mengirimkan salam melalui orang lain, karena bukan termasuk
petunjuk para Sahabat de. Sesungguhnya setiaP y^ng diada-adakan
lUia'rtr; itu adalah sesat. Maka dari itu, wajib meninggalkan bid'ah_ini
dan mencukupkan diri dengan aPa yang ditegaskan bahwa Malaikat
menyampaikan salam seorang Muslim kepada beliau. Hal ini adalah
nikmat y^ttgsangat agung, walillaabil hamdu uan ni'mah.
Di dalam nya terdapat keterangan bahwa tidak ada kelebihan
bagi seorang Muslim yangmemberikan salam kepada Nabi ffi ketika
beiada di sisi kuburan dibandingkan dengan temPat-temPat ftuburan)
lainnya. Semuanya sampai kepada beliau sebagaima na yarLgdikatakan
al-Hasan bin al-Husain: "Anda dengan orang yangberada di Spanyol
sama saja."
Hal ini menuniukkan kefaqihan ulama Salaf iirl i,i;, dankedalaman
pemahaman mereka terhadap hakikat tauhid untuk meniaga ummat
agar tidak terjerumus kepada aPa yang orang-orang sebelum mereka
terjerumus ke dalamnya, seperti mengagungkan kuburan hingga
mereka menyemb ahnya selain Allah, wal'iaadzu billaab.
Menguatkan hadits ini dan d.tsd.r setelahnya adalah bahwasanya
Allah telah menugaskan Malaikat untuk menyamPaikan shalawat atas
Nabi ffiagarmereka menyamPaikannya kepada beliau di alam barzakh.
Maka seyogyanya bagi setiap Muslim untuk senanriasa mengucapkan
shalawat untuk Nabi ffi, dengan redaksi shahih yangr.r,rai.yrri'rt,
dan hendaknya dia mengetahui bahwa salamnya itu pasti disampaikan
kepada Nabi ffi, uallaabu d'ldm.24l
i. Menghadiri dan berdiam di masiid-masiid pabhariJum'at
Telah disebutkan sebelumnya dalil dalam hal ini.z4z
i. Menghadiri majelis-majelis ilmu
sebelumnya telah disebutkan dalil atas hal ini. oleh sebab itu,
sepantasnyabagipara penuntut ilmu unruk meyakini hadits-hadits ini
yangmenunjukkan hadir nya paraMalaikat bersama mereka di majelis
ilmu. Para ulama telah menyebutkan beberapa keutamaan bagi orang
yang menuntut ilmu, di antaranyai
1) Allah menyebut mereka di tempat yangpaling tinggi.
2) Turun ketenangan atas mereka.
3) Mereka diliputi rahmat.
4) Mereka dikelilingiparaMalaikat yangmemenuhi antaramereka
dengan langit dunia.
5) Allah memberikan apa yang mereka minta, dan yangpaling
agung adalah Surga, maka kita memohon kepada Allah agar
mendapatkan Surga.
6) Allah melindungi mereka dari apa ya gmereka takutkan, dan
yangpaling agung adalah berlindung diri dari Neraka, maka kita
berlindung diri dari Neraka.
7) Allah mengampuni mereka dan orang yang hadir bersama mereka,
sebagaimana sabda beliau: "Mereka adalah kaum y^rLgtidak akan
celaka orang yangduduk bersama mereka." Telah disJutkan juga
bahwa majelis-majelis ilmu memiliki banyak keutamaan selain
ini, anllaab 14 a' ldm.
Namun, yangsangat mengherankan ialah sedikit sekali diantara
para penuntut ilmu yang merasakan hal ini, ualaa baula ualaa qrru)a)d.td.
illaa billah (tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan
Allah).
k. Tugas-tugas lainnya
Demikianlah tugas-tugas para Malaikat yang berkaitan dengan
manusia. Seandainyakita mau meneliti as-Sunnah, niscaya kita
akan mendapatkan lebih banyak selain dari tugas-tugas ini. Masih
banyak tugas lain yang telah dan akan dilaksanakan oleh Malaikat, di
antar any a-secara glob al-sebagai berikut :
o Memandikan Nabi Adam ketika wafat
Diriwayatkan dari Ubay bin Ka'ab *!9.' , dia berkata: "Ketika
wafat, Nabi Adam )ptr dimandikan oleh Malaikat dengan air dalam
jumlah ganjil lalu mereka menggalikan liang lahad untuknya, seraya
berkata: 'Ini adalah sunnah Adam pada anaktrya."'zu
. Menghancurkan kaum Luth
Telah dikisahkan sebelumnya kisah yangberkenaan dengan tamu
Nabi Ibrahim ,W,yaiwbahwasanya Allah mengutus mereka untuk
menghancurkan kaum Nabi Luth, sebagaimana firman-Nya:"Ibrahim bertanya: 'Apakah urusdnrnu, bai pard utusan.' Mereka
mmjawab: 'sesunggubnya kami diutus kepada kaumyangberdosa (kaum
Lutb), agar kami timpakan hepada mereka batu-batu dari tanah ydng
(kera), y ang ditandai di sisi Rabbmu untuk (membinasakan) ordng- orang
y ang melamp aui batas.' Lalu Kami k eluark an ordng- ordng y ang beriman
yangberada di negeri kaum Lutb itu. Dan Kami tidak, mendapati di negeri
itu, kecuali sebuah rumah dari orang-orangydngberserah diri. Dan Kami
tinggalkan pada negeri itu suatu tanda bagi orang-orangyangtakut pada
siksa yang pedih." (QS. Adz-Dzaariyaat: 3l-37)
. Membawa Tabut kepada Bani Israil
Firman Allah \gH:
"DAn Nabi mereka mengatakan kepada mereka: 'sesunggubnya tanda
ia akan menjadi raja ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya
terddpdt keterangan dari Rabbmu dan sisa dari peningalan keluarga
Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibauta oleb Malaikat. Sesungubnya
pada ydng demikian itu terdapat tanda bagimu, jika hamu orangyang
berirnan.'" (QS. Al-Baqarah: 2aB)
Allah W memberitahukan bahwa Dia mengangkat Thalut
sebagai rajabagi Bani Israil. Akan tetapi, kaum Bani Israil ini tidak
rela atas pengangka:.anThalut sebagai raja mereka, sebagaimana
kebiasaan mereka mendurhakai perintah-perintah Allah dan berbuat
sombong dengan menentangny^,dengan alasan bahwa Thalut bukanlah keturunan ra)a dan tidak memiliki harta, sementara mereka
adalah hamba hana. Allah pun memberikan tanda-tanda kebenaran
untuk Raja ini, yaitu dengan membawakan tabut kepada mereka; ada
yangmengatakan bahwa di dalamnya terkandung ilmu Bani Israil.
Para Malaikat datang membawanya antara langit dan bumi hingga
mereka meletakkannyadi hadapan Thalut, sementara itu orang-orang
menyaksikannya. Meskipun demikian, peristiwa ini-wal'iyaadzu
billab-tidak memberikan manfaat bagi pemilik hati yanglalai, telinga
yangtuli, dan mata y^ng buta. Akibatnya, teriadilah apa yang mesti
terjadi, yaitu Bani Israil mendurhakai raiaini, sebagaimanayang
dikisahkan Allah kepada kita di dalam surat A1-Baqarah.'os
Dasar y^ngdijadikan dalil dalam hal ini bahwa para ahli tafsir
berkata: "sesungguhnya paruMalaikat datang membawa Tabut itu
di hadapan manusia sehingga manusia dapat melihat tanda-tanda
kekuasaan Allah atas kebenaran Thalut dan Nabi pada zaman itt,
uallaahu d'ld.rn.n
. Menolong Nabi ffi dan para Sahabatnya dalam pePerangan
Di antara berbagai peristiwa yang dialami Nabi ffi, adalah
pembedah an dadabeliau M, dan melihat Jibril dalam bentuk aslinya.
Termasuk juga penj agaan Malaikat terhadap beliau, sebagaimana
disebutkan dalam hadits Abu Hurairah <9., , dia berkata: "Abu Jahal
berkata: 'Apakah Muhammad pernah melumuri wajahnya dengan
tanah di hadapan kalian?'Seseorang menjawab: 'Ya.'AbuJahal berseru:
'Demi Lata dan 'lJzza,jika aku melihatnya melakukan hal itu, niscaya
akan kuinjak tengkukty, atau akan kulumuri waiahnyadengan tanah.'"
Abu Hurairah melanjutkan: 'Abu Jahal pun mendatangi Rasulullah
ffi ketika beliau sedang shalat, dengan tujuan untuk menginjak
tengkuknya.' Abu Hurairah berkata: 'Orang kafir itu tidak dapat
melakuka n apa-apamelainkan berbalik ke belakang sambil menjadikan
tangannya sebagai tameng.' Abu Hurairah bercerita: "Ditanyakan
kepadanya: 'Ada apa?'Abu Jahal menjawab: 'sesungguhnya arrtara
aku dan Muhammadterdapat sebuah parit besar dari api, penghalang
yangmenakutkan, dan sayap. Maka Rasulullah ffi bersabda:
Seandainya dia mendekat kepadaku, niscaya dia akan disambar
Malaikat pada setiap anggota badannya."'2a6
Allah \99 menyebutkan pertolongan para Malaikat terhadap
orang-orang Mukmin dalam banyak ayat, di antaranya firman-Nya
\H berikut ini:
"
"(Ingatlah), ketika kamu memobon pertolongan kEada Rabbmu, lalu
diperkenankan-Ny a bagimu :'sesunggubny o2 h, akan mendatangkan
bala bantuan kepadamu dengan seribu Malaikat ydng datang bertututturut.'" (QS. Al-Anfaal: 9)
"Hai orang-ordngydngberiman, ingatlab akan nikmat Allab (yangtelab
dikaruniakan) kepadamu ketika datang hepadamu tentdrd-tentara, lalu
Kami kirimkan kepada mereka angin topd.n dan tentarayangtidak dapat
kamu melibatnya. Dan adalab Allah Maha Melibat akan apayangkamu
k erj akan." (QS. Al-Ahzab: 9)
Al-Bukhari menjelaskan masalah ini dalam satu bab, yakni Bab
"Syuhuudhul Malaaikah Badra" melalui sanad dari hadits Rifa'ah bin
Rafi', dia berkata: Jibril datang kepada Nabi ffi lalu bertanya: 'Ap"
yangkalian siapkan untuk Perang Badar?" Beliau menjawab: "Kaum
Muslimin y angterbaik, atau kalim at yangsemisalnya. " Jibril berkata:
"Demikian pula dari kalang nparaMalaikat akan ikut berjuang dalam
Perang Badar ini."
Dari'Aisyah @, dia berkata: "Ketika kembali dari Perang
Khandaq, Rasulullah ffi meletakkan senjata dan mandi, laluJibril r}@i
mendatangi beliau seraya berkata: 'Engkau telah meletakkan senjata?
Demi Allah, kami belum meletakkannya, maka keluarlah kepada
(perangilah) mereka.' Beliau bertanya: 'Ke mana?'Jibril Meniawab:
'Ke sini.'Jibril menunjuk kepada Bani Quraizhah. Setelah itu, Nabi
ffi berangkat ke Bani Quraizhah."z48
Diriwayatkan dari Anas €b , dia berkata: "seolah-olah aku
melihat debu yang bersinar di lorongJorong Bani Ghanam karenaJibril
menyertai Nabi ffi ketika berjalan menuju Bani Quraizhah."24e
. MenaungiJenazah Sahabat yangmulia,'Abdullah bin Haram
al-Anshari gg
Al-Bukha ri,+i')H berkata: "Bab Zhillul Malaa-ikah' alasy Syahiid
@ab Naungan Malaikat terhadap Orang yalgMati Syahid)." Ia pun
menyebutkan hadits dari Jabir bin'Abdullah qtlrr, dia berkat a: "J enazah
ayahku ('Abdullah bin Haram) dibawa kepada Nabi ffi dalam keadaan
cacat,lalu diletakkan di hadapan beliau. Kemudian, aku pergi untuk
menyingkap wajahnya, tetapi kaumku melarangku. Tiba-tiba, aku
mendengar suara ratapan. Ada yang mengatakan: 'Puteri 'Amr atau
saudara perempuan 'Amr.' Nabi berkata: 'Mengapa engkau menangis,'
atau 'jangan menangis, karena sesungguhnya Malaikat senantiasa
menaunginya dengan sayapnya."' Aku (al-Bukhari) bertanya kepada
Shadaqah:'Apakah dalam hadits ini disebutkan: 'sehingga jenazahnya
diangkat?' Ia menjawab:'sepertinya begitu.'D2s,
Di antara urusan yang akan dilakukan para Malaikat bersama
manusia dan pasti akan terjadi adalah mereka akan turun bersama
Nabi 'Isa )pi pada akhir zaman. Peristiwa tunrnnya'Isa lpi pada
akhir zamanini termasuk tanda Kiamat besar yangdiimani oleh Ahlus
Sunnah wal Jama'ah, sebagaimana telah disebutkan oleh al-Qur-an
dan as-Sunnah. Sangat penting untuk diperhatikan di sini bahwa
Nabi'Isa )pi akan turun pada akhir zamansambil meletakkan kedua
tangannya di atas dua Malaikat yang mulia, seperti yangditerangkan
dalam sebuah hadits panjang yang diriwayatkan oleh an-Nuwas bin
Sam'an. Dalam hadits itu disebutkan: "Ketika dia (Drjjrl) dalam kondisi
seperti itu, tiba-tiba Allah mengutus al-Masih bin Maryam. Beliau pun
tunrn di menara berwarna putih di sebelah timur Damaskus di antara
Mahruudatain2st dengan meletakkan kedua telapak tang nnya di atas
sayap dua Malaikat."zs2
Tentang deralat hadits tunrnnya Nabi'Isa pW, sebagian ulama
berpendap at b ahwa hadits-hadits terse bu t rnut a@ at ir.2s3
o Memberikan syaf.aatkepada orang beriman pada hari Kiamat
Diriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudri *!B , dia berkata bahwa
Rasulullah ffi bersabda:
"... Allah t6i" pun berfirman:'Para Malaikat telah memberi syaf.aat,
para Nabi telah memberi syaf.aat, dan orang-orang Mukmin telah
memberi sy afaat; hingga tidak ada y angtersisa (dalam memberi syafaat),
kecuali Allah Yang Maha Penyayang."'2s4
Allah menyebutkan syafaat para Malaikat rS bagi siapa yang diridhai setelah mendapatkan izin dari-Nya, sesuai dengan firman-Nya [H :
"Dan berapa banyaknya Malaikat di langit, syafaat mereka sedikit pun
tidak berguna, kecuali sesudab Allab mengizinkan bagi orang ydng
dikehendak i dan diridhai-(Nya)." (QS. An-Naj m: 26)
Demikianlah tugas-tugas terpenting para Malaikat secara global.
Seandainya kita mengkaji as-Sunnah lebih detail lagi, niscaya kita akan
mendapatkan pengetahuan lebih dari itu. Cukuplah kiranya apayang
dijelaskan pada pembahasan di atas sebagai petunjuk banyaknya tugas
mereka, w.,allaabu a'lam.
Hak-HakPara Malaikat Atas Manusia
Dan Buah Beriman Kepada Mereka
A. Perbedaan Keutamaan antara Malaikat dan Manusia
Al-Baihaqi +W berkata: "Orang-orang dahulu dan sekarang
telah berbicara tentang perbedaan keutamaan antara Malaikat dan
manusia. Di antara mereka ada yang berpendapat bahwa para Rasul
dari kalangan manusia lebih utama daripada para Rasul dari kalangan
Malaikat, dan para wali dari kalangan manusia lebih utama daripada
para wali dari kalangan Malaikat. Ulamayanglain berpendapat bahwa
al-Mala-ul a'la (salah satu jenis Malaikat) lebih baik daripada seluruh
penduduk bumi."
Ia (al-Baihaqi) berkata: "Kedua pendapat tersebut memiliki alasan
(dalil)."'
Ibnu Abrl'Izz al-Hanafi '#E berkata: nOrang-orang telah
membicarakan perbedaan keutamaan antara Malaikat dan orang-orang
shalih. Ia menisbatkan kepada pendapat Ahlus Sunnah bahwasanya
orang shalih dan para Nabi saja yanglebih utama daripada Malaikat.
Kaum Mu'tazilah berpendapat bahwa Malaikat lebih utama. Sementara
itu, para pengikut al-Asy'ari terbagi menjadi dua pendapat. Di arLtara
mereka ada yang berpendapat bahwa para wali dan para Nabi lebih
utama, sedangkan yanglainnya tawaqquf (diam) atau tidak menentukan
9a1u pendapat. Namun, dikabarkan bahwasanya mereka cenderung
lebih mengutamakan Malaikat. Pendapat demikian juga disebutkan
dari selain mereka dari kalangan Ahlus Sunnah dan sebagian kalangan
Shufi."'
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah +V" berkara: "sebagian orang
yangmembicarakan tentang amal-amal hati menyarakan pendap
kepadaku: 'Dibandingkan ^tnya dengan para Malaikat yang *.ngrtrri langit
dan bumi serta apa-apayangadadiantarakeduanya, juga mereka yang
ditugaskan kepada manusia, maka mereka-yaitu orang-orang shalihlebih baik darip ada paraMalaikat tersebut. Adapun al-karubiy un yang
kedudukannyalebih tinggi dari itu, tidak ada seorang pun yanglebih
utama daripada mereka. Namun, sebagian mereka mengkhususkan
Nabi kita, Muhammad ffi, yakni mengecualikannya dari keumuman
manusia, baik mereka lebih mengutamakan beliau daripada seluruh
Malaikat maupun hanyaterhadap para Malaikat yang mengarur urusan
alam semesta.""
Dengan demikian, menurut kami, dalam masalah ini terdapat
tiga pendapat:
1) orang-orang shalih dari kalangan manusia lebih utama daripada
para Malaikat. Pendapar ini masyhur menunrr madzhab Ahlus
Sunnah wal Jama'ah.
2) Malaikat lebih urama daripada seluruh manusia. Pendapat ini
diceritakan dari sebagian Asya'irah, dan Mu'r azilahserta dikuatkan dan didukung oleh Ibnu Hazmdalam kitabnya, al-Fasbl.o
3) Para Malaikat lebih utama daripada orang-orang shalih, kecuali
Nabi Muhammad W.Beliau lebih utama daripada semua
Malaikat.
Demikian pendapat-pendapat terpenring dalam masalah ini.
Semuanya (ptara ulama) berargumentasi dengan dalil dan berusaha
men-tarj ib pendapatnya masing-masing.
Syaikhul Islam telah mengumPulkan dalil-dalil pendapat Ahlus
Sunnah wal Jama'ah bahwasanya orang-orang shalih lebih utama
daripada Malaikat-Malaikat, lalu berkata: "Aku pernah menganggaP
pendapat tersebut adalah muhdats (sesuatu yangdiada-adakan), hingga
,khirrry, aku meyakininya sebagai pendapat para Salaf dan Sahabat
Nabi ffi. Alhasil, timbullah keinginan berpaling untuk men-tabqiq
(menetapkan) pendapat tersebut. Maka dari itu, kami berpendapat
sebagaima na y angdikatakan oleh Salaf, yaitu orang-orang shalih lebih
utama daripada para Malaikat."
Setelah itu, beliau {d)H ^rnyebutkan tiga belas da1i15 mengenai
keutamaan orang-orang shalih atas Malaikat, sebagai berikut:
Dalil pertama; .Ptb:u Ya'la al-Mushili meriwayatkan dalam kitabnya, at-Tafsiir, dengan sanadnya dari 'Abdullah bin Salam # , dia
berkata: "Tidak ada makhluk ciptaan yang lebih mulia daripada
Muhammad Mi."o
Dalil kedua: Firman Allah \H ketika mengkisahkan Iblis:
4 '& a? "itt6 &-':;\ iv $ " Dia (iblis) berkata: 'Terangkanlab kepada'
tu, inikab ordngnydyangEnghau muli.akan atas diriku?"' (QS. Al-Israa':
62) merupakan nash yang menunjukkan bahwa Adam lebih mulia
daripada Iblis sehingga dia diperintahkan sujud kepadanya. Yang
dimaksudkan oleh Syaikhul Islam '{o)H sujud kepada Adam adalah
dalil pemuliaan Allah baginya atas makhluk (Malaikat dan Iblis) yang
diperintahkan bersujud kepadanya.
Dalil ketiga: Allah menciptakan manusia dengan tangan-Nya,
sedangkan Malaikat tidak diciptakan dengan tangan-Nya, tetapi dengan
kalimat-Nya.
Dalil keempat: Dalam firman Allah W' 41aj9 e.:ni C'bq cL*
"sesungguhnya'Ahu hendak menjadikan tror)rg kbalifab di mulia
bumi." (QS. Al-Baqarah: 30) terdapat dalil diutamakannya (manusiamenjadi*d) khalifah dari dua segi. Pertama, khatifah lebih mulia
daripada yangdipimpin, sementara di bumi sudah ada Malaikat. Kedua,
paraMalaikat telah meminta kepada Allah agar menjadikan mereka
sebagai khalifah dan yang menjadi khatifah dari kalangan mereka.
Seandainya kedudukan khalifah itu tidak memiliki derajatyang tinggi,
yangmelebihi deralatmereka, rentu para Malaikat tidak akan meminta
hal itu dan tidak akan menginginkannya.
Dalil ketujub: Allah memuliakan Adam atas mereka dengan
ilmu. Hal ini dapatdilihat ketika Allah bertanya kepada para Malaikat
tentang nama-nama, tetapi mereka tidak dapat menjawab-Nyr, bahkan
mengakui tidak mengetahuinya. Maka Adam pun memberitahukan
hal itu.
Dalil kedelapan: Kisah sujudnya para Malaikat kepada Adam, serta
mengutuk siapa sqa yang tidak mau bersujud, ini karena pemuliaan
dan penghormatan terhadap Adam.
Dalil kesembilan: Banyak d.tsdr dari para Salaf yang memberikan
faedah bahwa orang-orang shalih lebih mulia daripada para Malaikat,
tanpa pengingkaran dari mereka akan hal itu dan tidak ada seorang
pun yang menyelisihi mereka dalam hal itu. Akan tetapi, perbedaan
pendapat itu terjadi ketika hawa nafsu telah menguasai para pelakunya
sehingga pendapat pun bercerai berai. Hal itu rn.r.r*1