ihan ini dikatakan sesuai dengan rencana Tuhan .
Rencana di sini dapat dipahami dalam dua cara: Per-
tama, sebagai pengetahuan, penglihatan, atau pengerti-
an yang dibuat sebelum sesuatu terjadi, dan bahwa
sesuatu hal itu akan terjadi. Demikianlah ahli matema-
tika sudah mengetahui dengan pasti sebelumnya bahwa
pada waktu tertentu akan terjadi gerhana. Pengetahuan
yang dimiliki sebelumnya semacam ini ada pada Tuhan ,
yang hanya dengan satu pandangan yang penuh kuasa
melihat segala sesuatu yang pernah ada, yang sekarang
ada, dan yang akan pernah ada. namun “pra-pengetahu-
an” seperti itu bukanlah penyebab mengapa suatu hal
Surat 1 Petrus 1:1-2
411
begini atau begitu, meskipun hal itu pasti akan terjadi,
seperti halnya ahli matematika yang sudah memper-
kirakan gerhana tidak lantas menyebabkan gerhana itu
terjadi. Kedua, rencana kadang-kadang berarti keputus-
an, ketetapan, dan persetujuan. Dia yang diserahkan
Tuhan menurut maksud dan rencana-Nya (Kis. 2:23).
Kematian Kristus bukan hanya sudah diketahui jauh
sebelum terjadi, namun juga sudah ditetapkan, seperti
dalam ayat 20. Dengan mengambil makna ini, maka
pengertian di sini yaitu , dipilih sesuai dengan keputus-
an, ketetapan, dan anugerah Tuhan yang cuma-cuma.
[2] Ditambahkan di situ, sesuai dengan rencana Tuhan Bapa
kita. Yang harus kita pahami dengan Bapa di sini ada-
lah Pribadi pertama dari Tritunggal yang terpuji. Di
antara ketiga Pribadi itu ada suatu urutan, meskipun
tidak ada keunggulan satu di atas yang lain. Ketiganya
setara dalam kuasa dan kemuliaan, dan ada tata lak-
sana yang disepakati dalam pekerjaan-pekerjaan Mere-
ka. Dengan demikian, dalam perkara penebusan manu-
sia, hal pemilihan lebih terutama dikaitkan dengan
Bapa, seperti halnya hal pendamaian dikaitkan dengan
Anak, dan hal pengudusan dikaitkan dengan Roh Ku-
dus, meskipun dalam setiap hal ini, satu Pribadi tidak
sepenuhnya mengambil kepentingan sendiri sehingga
mengecualikan dua Pribadi lain. Dengan ini Pribadi-
Pribadi dalam Tritunggal dinyatakan secara lebih jelas
kepada kita, dan kita diajar apa kewajiban-kewajiban
kita terhadap masing-masing Pribadi itu.
(2) Mereka dipilih dan dikuduskan oleh Roh, supaya taat ke-
pada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya.
Tujuan dan hasil akhir dari pemilihan yaitu kehidupan
kekal dan keselamatan. namun , sebelum hal ini ter-
capai, setiap orang yang dipilih harus dikuduskan oleh
Roh, dan dibenarkan oleh darah Yesus. Ketetapan Tuhan
atas keselamatan manusia selalu bekerja melalui pengu-
dusan Roh dan percikan darah Yesus. Yang harus dipa-
hami dengan pengudusan di sini bukanlah sesuatu yang
bersifat upacara saja, namun benar-benar nyata, yang di-
mulai dengan pembaharuan hidup atau lahir baru. Dengan
412
pembaharuan hidup ini kita diperbaharui menurut gambar
Tuhan dan dijadikan ciptaan baru, dan terus dibimbing
untuk hidup kudus sehari-hari, dengan semakin memati-
kan dosa-dosa kita, dan hidup bagi Tuhan dalam segala ke-
wajiban hidup sebagai seorang Kristen. Di sini kesemuanya
ini dirangkum dalam satu kata, ketaatan, yang mencakup
semua kewajiban kristiani. Yang dimaksud Rasul Petrus
dengan Roh di sini, menurut sebagian orang, yaitu roh
manusia, bagian dari manusia yang menjadi sasaran untuk
dikuduskan. Pengudusan di bawah hukum Taurat atau
yang menjadi perlambangan saja, tidak bekerja lebih jauh
dibandingkan menyucikan tubuh jasmani, namun cara pengu-
dusan kristiani berdampak pada roh manusia, dan menyu-
cikannya. Sebagian orang lain lagi, dengan alasan yang
lebih baik, berpendapat bahwa yang dimaksud dengan roh
di sini yaitu Roh Kudus, pelaku pengudusan. Ia memper-
baharui pikiran, mematikan dosa-dosa kita (Rm. 8:13), dan
menghasilkan buah-buah-Nya yang mulia dalam hati
orang-orang Kristen (Gal. 5:22-23). Pengudusan oleh Roh
ini menyiratkan adanya penggunaan sarana. Kuduskanlah
mereka dalam kebenaran; firman-Mu yaitu kebenaran
(Yoh. 17:17). Supaya taat. Kata taat ini, seperti yang ditun-
jukkan dalam terjemahan kita, merujuk pada apa yang di-
katakan sebelumnya, dan menandakan tujuan pengudusan,
yaitu untuk membawa orang-orang berdosa yang mem-
berontak supaya taat lagi, supaya taat sepenuhnya, taat
pada kebenaran dan Injil Kristus: Kamu telah menyucikan
dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran melalui Roh (ay. 22).
(3) Mereka juga dipilih untuk menerima percikan darah Yesus.
Mereka dirancang oleh ketetapan Tuhan untuk dikuduskan
oleh Roh, dan disucikan oleh jasa dan darah Kristus. Di
sini ada rujukan jelas pada pemercikan darah sebagai per-
lambang dalam hukum Taurat, yang bahasanya dipahami
betul oleh orang-orang Yahudi yang sudah bertobat ini.
Darah hewan-hewan korban tidak saja harus ditumpahkan
namun juga dipercikkan, untuk menandakan bahwa keun-
tungan-keuntungan yang dimaksudkan dengannya diterap-
kan dan diperhitungkan kepada orang-orang yang mem-
berikan persembahan itu. Demikian pula darah Kristus,
Surat 1 Petrus 1:1-2
413
korban yang agung dan maha-mencukupi, yang diperlam-
bangkan oleh korban-korban hukum Taurat sebelumnya,
tidak hanya ditumpahkan, namun juga harus dipercikkan
dan diberikan kepada tiap-tiap orang Kristen yang dipilih
ini, supaya sebab iman dalam darah-Nya mereka menda-
pat pengampunan dosa (Rm. 3:25). Percikan darah ini
membuat kita dibenarkan di hadapan Tuhan (Rm. 5:9), me-
meteraikan perjanjian antara Tuhan dan kita, yang diper-
lambangkan oleh Perjamuan Tuhan (Luk. 22:20). Percikan
darah ini juga menyucikan kita dari segala dosa (1Yoh.
1:7), dan memberi jalan masuk kepada kita ke sorga (Ibr.
10:19). Perhatikanlah,
[1] Tuhan telah memilih sebagian orang untuk hidup kekal,
sebagian saja, bukan semua. Yang dipilih itu orang, dan
tidak berdasar orang itu layak atau tidak.
[2] Semua orang yang dipilih untuk hidup kekal sebagai
tujuan akhirnya dipilih untuk taat sebagai jalan menuju
ke sana.
[3] Kecuali orang dikuduskan oleh Roh, dan diperciki oleh
darah Yesus, tidak akan ada ketaatan yang sesungguh-
nya di dalam hidup.
[4] Ada kesepakatan dan kerja sama di antara semua Pri-
badi Tritunggal dalam urusan keselamatan manusia,
dan tindakan-tindakan Mereka sepadan satu dengan
yang lain: siapa saja yang dipilih oleh Bapa, dikuduskan
oleh Roh supaya taat, dan ditebus oleh Anak serta
diperciki dengan darah-Nya.
[5] Ajaran Tritunggal merupakan dasar dari semua agama
wahyu. Jika kita menolak keilahian Anak dan Roh Ku-
dus, maka kita membuat penebusan oleh yang satu dan
pekerjaan-pekerjaan anugerah oleh yang lain tidak ber-
laku, dan dengan demikian menghancurkan dasar yang
akan membuat kita sendiri aman dan terhibur.
III. Salam kepada orang-orang yang disurati oleh Rasul Petrus: Kira-
nya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas
kamu. Berkat-berkat yang diinginkan untuk mereka yaitu kasih
karunia dan damai sejahtera.
414
1. Kasih karunia, yaitu perkenanan Tuhan yang cuma-cuma, be-
serta semua dampaknya yang semestinya, yang mengampuni,
menyembuhkan, menolong, dan menyelamatkan.
2. Damai sejahtera. Segala macam kedamaian mungkin dimak-
sudkan di sini, kedamaian dalam rumah tangga, masyarakat,
jemaat, dan kedamaian dalam batin dengan Tuhan , beserta
perasaan damai dalam hati nurani kita sendiri.
3. Di sini ada permohonan atau doa, dalam hubungannya de-
ngan berkat kasih karunia dan damai sejahtera ini, yaitu
supaya berkat-berkat itu makin melimpah. Ini menyiratkan
bahwa mereka sedikit banyak sudah memiliki berkat-berkat
ini, dan ia berharap supaya berkat-berkat itu terus mengalir,
makin bertambah, dan menjadi sempurna. Amatilah,
(1) Mereka yang memiliki berkat-berkat rohani dalam jiwa me-
reka sendiri pasti sungguh-sungguh menginginkan berkat-
berkat yang sama itu diberikan kepada orang lain. Kasih
karunia Tuhan merupakan suatu hal yang membuat orang
murah hati, bukan mementingkan diri.
(2) Berkat-berkat terbaik yang dapat kita inginkan bagi diri
kita sendiri, atau bagi satu sama lain, yaitu kasih karunia
dan damai sejahtera, beserta kelimpahannya. Oleh sebab
itulah para rasul sering kali menjadikan hal ini sebagai doa
mereka di awal dan akhir surat rasuli mereka.
(3) Kedamaian yang teguh tidak dapat dinikmati jika tidak
ada kasih karunia sejati. Pertama-tama kasih karunia,
kemudian damai sejahtera. Damai sejahtera tanpa kasih
karunia hanyalah kebodohan. namun kasih karunia bisa
saja nyata walaupun untuk sementara waktu tidak ada da-
mai sejahtera yang terwujud. Seperti Heman yang tergang-
gu oleh kengerian, dan Kristus yang pernah mengalami
sengsara mengerikan.
(4) Bertambahnya kasih karunia dan damai sejahtera, dan
juga diberikannya kasih karunia dan damai sejahtera itu
untuk pertama kali, berasal dari Tuhan . jika Tuhan mem-
berikan kasih karunia sejati, Ia akan memberi lebih
banyak lagi. Dan setiap orang baik pasti sungguh-sungguh
menginginkan perkembangan dan kelimpahan dari berkat-
berkat ini dalam dirinya sendiri dan orang lain.
Surat 1 Petrus 1:3-5
415
Hak-hak Istimewa Orang Kristen
(1:3-5)
3 Terpujilah Tuhan dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang sebab rahmat-
Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus
Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharap-
an, 4 untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak da-
pat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu. 5
Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Tuhan sebab imanmu semen-
tara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan
pada zaman akhir.
Sekarang kita sampai pada isi surat rasuli ini, yang dimulai dengan,
I. Ucapan selamat atas martabat dan kebahagiaan yang dialami
orang-orang percaya ini, yang dinyatakan dalam bentuk ucapan
syukur kepada Tuhan . Surat-surat rasuli lain juga dimulai dengan
cara serupa (2Kor. 1:3; Ef. 1:3). Di sini kita mendapati,
1. Kewajiban yang dijalankan, yaitu memuji Tuhan . Manusia me-
muji Tuhan dengan mengakui sebagaimana mestinya keunggul-
an dan keterpujian-Nya.
2. Pribadi yang mendapat pujian ini digambarkan melalui hu-
bungan-Nya dengan Yesus Kristus: Tuhan dan Bapa Tuhan kita
Yesus Kristus. Di sini ada tiga nama untuk satu Pribadi, yang
menunjukkan jabatan rangkap tiga yang dimiliki-Nya.
(1) Dia yaitu Tuhan, Raja atau Penguasa berdaulat atas se-
gala sesuatu.
(2) Yesus, Imam atau Juruselamat.
(3) Kristus, Nabi, yang diurapi dengan Roh dan diperlengkapi
dengan segala karunia yang diperlukan untuk mengajar,
membimbing, dan menyelamatkan jemaat-Nya. Tuhan ini,
yang demikian terpuji, yaitu Tuhan Kristus menurut kodrat
manusiawi-Nya, dan Bapa-Nya menurut kodrat ilahi-Nya.
3. Alasan-alasan yang mengharuskan kita untuk menjalankan
kewajiban memuji Tuhan . Semua alasan ini dirangkum dalam
satu ungkapan, yaitu sebab rahmat-Nya yang besar. Semua
berkat yang kita terima yaitu sebab rahmat Tuhan , bukan
sebab jasa manusia, terutama berkat pembaharuan hidup
atau kelahiran baru. Ia telah melahirkan kita kembali, dan
sudah selayaknya kita mengucap syukur kepada Tuhan untuk
ini, terutama bila kita menimbang buah yang dihasilkannya
dalam diri kita, yaitu anugerah pengharapan yang luhur itu.
416
Itu bukan harapan yang sia-sia, mati, dan binasa seperti ha-
rapan orang-orang duniawi dan munafik, melainkan harapan
yang hidup, harapan yang kuat, menghidupkan, dan terus
bertahan, dan harapan ini memang harus seperti itu, sebab
ia memiliki dasar yang kukuh seperti kebangkitan Yesus
Kristus dari antara orang mati. Amatilah,
(1) Seburuk apa pun keadaan orang Kristen yang baik, ia
memiliki alasan yang luhur untuk tetap memuji Tuhan .
Seperti halnya orang berdosa selalu memiliki alasan
untuk meratap, kendati dengan kemakmurannya pada saat
ini, demikian pula orang baik, di tengah-tengah kesulitan
mereka yang bermacam-macam, memiliki alasan untuk
tetap bersukacita dan memuji Tuhan .
(2) Dalam doa-doa dan puji-pujian kita, kita harus menyapa
Tuhan sebagai Bapa Tuhan kita Yesus Kristus. Hanya mela-
lui Kristuslah kita dan pelayanan-pelayanan kita diterima.
(3) Orang-orang yang terbaik berutang pada rahmat Tuhan yang
besar atas berkat-berkat terbaik yang mereka terima.
Segala kejahatan di dunia berasal dari dosa manusia, namun
segala kebaikan di dalamnya berasal dari rahmat Tuhan .
Pembaharuan hidup jelas-jelas harus diakui terjadi oleh
sebab rahmat Tuhan yang berlimpah, dan demikian pula
dengan semua hal lain. Kita sepenuhnya hidup oleh sebab
topangan rahmat ilahi. Mengenai sifat pembaharuan hidup
ini, lihat Yohanes 3:3.
(4) Pembaharuan hidup menghasilkan hidup yang penuh
pengharapan akan hidup kekal. Setiap orang yang belum
bertobat yaitu makhluk yang tanpa harapan. Apa pun ha-
rapan yang mereka sangka mereka miliki hanyalah keya-
kinan diri dan rekaan tanpa dasar. Pengharapan Kristiani
yang benar yaitu kelahiran kembali manusia oleh Roh
Tuhan . Itu tidak terjadi secara alami begitu saja, melainkan
sebab anugerah yang cuma-cuma. Orang yang dilahirkan
kembali kepada sebuah hidup rohani yang baru, dilahirkan
kembali kepada sebuah pengharapan yang baru dan rohani.
(5) Pengharapan orang Kristen memiliki keunggulan ini, bahwa
pengharapannya yaitu pengharapan yang hidup. Harapan
akan hidup kekal dalam diri orang Kristen yang sungguh-
sungguh yaitu harapan yang membuatnya tetap hidup,
Surat 1 Petrus 1:3-5
417
yang menggerakkan dia, menopang dia, dan memimpin dia
ke sorga. Harapan itu menyegarkan dan menggerakkan jiwa
untuk bertindak, untuk bersabar, untuk tabah, dan ber-
tahan sampai akhir. Harapan yang menyesatkan dari orang-
orang yang tidak diperbaharui hidupnya yaitu harapan
yang sia-sia dan binasa. Orang durhaka dan harapannya
akan berakhir dan mati bersama-sama (Ayb. 27:8).
(6) Kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati yaitu
dasar atau fondasi dari pengharapan orang Kristen. Ke-
bangkitan Kristus yaitu tindakan Bapa sebagai Hakim,
dan Anak sebagai Pemenang. Kebangkitan-Nya menunjuk-
kan bahwa Bapa menerima kematian-Nya sepenuhnya un-
tuk menebus kita, bahwa Ia menang atas maut, kubur, dan
semua musuh rohani kita. Kebangkitan-Nya juga merupa-
kan jaminan kebangkitan kita sendiri. sebab ada kesatu-
an yang tak terpisahkan antara Kristus dan kawanan
domba-Nya, maka mereka bangkit lebih sebab kebangkit-
an-Nya sebagai Kepala dibandingkan sebab kuasa-Nya sebagai
Hakim. Kita dibangkitkan bersama dengan Kristus (Kol.
3:1). berdasar semua hal ini secara bersama-sama,
maka orang Kristen memiliki dua dasar yang teguh dan
kuat untuk membangun harapan mereka akan hidup kekal.
II. sesudah mengucap selamat kepada orang-orang ini atas kelahiran
baru mereka, dan harapan akan hidup kekal, Rasul Petrus me-
lanjutkan dengan menggambarkan hidup kekal itu melalui gagas-
an tentang bagian atau warisan. Ini merupakan cara penyampai-
an yang paling tepat untuk orang-orang ini, sebab mereka miskin
dan teraniaya, dan mungkin terampas dari warisan yang berhak
mereka dapatkan sebab status kelahiran mereka. Untuk meri-
ngankan penderitaan ini, ia memberi tahu mereka bahwa mereka
telah lahir baru untuk mendapat warisan baru, yang tak terhing-
ga lebih baik dibandingkan apa yang hilang dari mereka. Selain itu,
sebagian besar dari mereka yaitu orang-orang Yahudi, dan de-
ngan demikian merasa sangat sayang kepada tanah Kanaan,
sebagai tanah warisan mereka, yang ditetapkan untuk mereka
oleh Tuhan sendiri. Jadi, terusir sehingga tidak bisa tinggal di da-
lam tanah yang diwariskan TUHAN dipandang sebagai pengha-
kiman yang pedih (1Sam. 26:19). Untuk menghibur mereka di
418
bawah penghakiman ini, mereka diingatkan akan bagian mulia
yang disediakan di sorga bagi mereka, bagian yang jika dibanding-
kan dengannya tanah Kanaan hanyalah sebagai bayangan belaka.
Di sini perhatikanlah,
1. Sorga yaitu warisan yang tak diragukan lagi akan diterima
oleh semua anak Tuhan . Semua orang yang sudah lahir baru
dilahirkan untuk mendapat sebuah warisan, seperti orangtua
yang menjadikan anaknya sebagai ahli warisnya. Rasul Paulus
menyatakan bahwa, jika kita yaitu anak, maka kita juga
yaitu ahli waris (Rm. 8:17). Tuhan memberi pemberian-
pemberian-Nya kepada semua orang, namun warisan hanya
diberikan-Nya kepada anak-anak-Nya. Mereka yang menjadi
putra dan putri-Nya melalui kelahiran kembali dan pengang-
katan sebagai anak, menerima bagian kekal yang dijanjikan
itu (Ibr. 9:15). Bagian ini tidak kita peroleh sendiri, melainkan
pemberian Bapa kita. Bagian itu bukan upah yang pantas kita
terima, melainkan buah dari anugerah, yang pertama-tama
mengangkat kita sebagai anak, dan kemudian menetapkan
warisan ini untuk kita melalui sebuah perjanjian yang teguh
dan tak dapat berubah.
2. Keutamaan-keutamaan yang tiada banding dari warisan ini,
yang semuanya ada empat:
(1) Warisan ini tidak fana, yang dalam hal ini menyerupai
Penciptanya, yang disebut Tuhan yang tidak fana (Rm. 1:23).
Kerusakan yaitu perubahan dari yang lebih baik menjadi
lebih buruk, namun sorga tidak ada perubahan dan tidak
ada akhir. Rumah di sorga itu kekal, dan para pemiliknya
pasti hidup selama-lamanya, sebab yang dapat binasa
harus mengenakan yang tidak dapat binasa (1Kor. 15:53).
(2) Warisan ini tanpa noda, seperti Imam Besar yang sekarang
memegang kepemilikan atas warisan itu, yang saleh, tanpa
salah, dan tanpa noda (Ibr. 7:26). Dosa dan kesengsaraan,
dua noda besar yang menghancurkan dunia ini, dan
merusak keindahannya, tidak mendapat tempat di sana.
(3) Warisan ini tidak lenyap, namun selalu mempertahankan
kekuatan dan keindahannya, dan tidak dapat binasa, te-
tapi senantiasa menghibur dan menyukakan hati orang-
Surat 1 Petrus 1:3-5
419
orang kudus yang memilikinya, tanpa sedikit pun mereka
bosan atau merasa hambar.
(4) “Tersimpan di sorga bagi kamu,” ungkapan yang mengajar
kita,
[1] Bahwa warisan itu yaitu warisan yang mulia, sebab
warisan itu ada di sorga, dan semua yang ada di sana
mulia (Ef. 1:18).
[2] Warisan itu pasti, sesuatu yang tersimpan di dunia lain,
yang dengan aman dijaga dan dipelihara sampai tiba
saatnya kita memilikinya.
[3] Orang-orang yang bagi mereka warisan itu tersimpan
digambarkan, melalui nama mereka, melainkan melalui
sifat mereka: bagi kamu, atau kita, atau setiap orang
yang dilahirkan kembali kepada suatu hidup yang penuh
pengharapan. Warisan itu tersimpan bagi mereka,
hanya bagi mereka. Sementara untuk semua yang lain,
pintu untuk mendapat warisan itu akan tertutup untuk
selama-lamanya.
III. sebab warisan ini digambarkan sebagai suatu hal untuk masa
depan, dan masih jauh baik dalam waktu maupun tempat, maka
Rasul Petrus menganggap ada suatu keraguan atau kegelisahan
yang masih tinggal dalam pikiran orang-orang ini, apakah mereka
akan gagal memperolehnya di tengah jalan. “Meskipun kebahagia-
an tersimpan aman di sorga, namun kita masih berada di bumi,
rentan terhadap berbagai macam godaan, kesengsaraan, dan kele-
mahan. Apakah keadaan kita sudah sedemikian aman sehingga
kita pasti akan sampai di sana?” Terhadap pertanyaan ini ia men-
jawab bahwa mereka pasti akan dijaga dan dibimbing dengan
aman ke sana. Mereka akan dijaga dan dipelihara dari segala
godaan dan kecelakaan yang merusak, yang akan mencegah
mereka tiba dengan selamat di kehidupan kekal. Ahli waris harta
duniawi tidak memiliki jaminan bahwa ia akan hidup untuk
menikmatinya, namun ahli waris sorga pasti akan dibimbing
dengan aman untuk memilikinya. Berkat yang dijanjikan di sini
yaitu pemeliharaan: kamu dipelihara. Yang memelihara yaitu
Tuhan . Sarana dalam diri kita yang digunakan untuk tujuan itu
yaitu iman dan perhatian kita sendiri. Tujuan kita dipelihara
yaitu keselamatan. Dan waktu di mana kita akan melihat akhir
420
dan hasil yang aman dari semuanya yaitu zaman akhir. Perhati-
kanlah,
1. Demikianlah perhatian lembut Tuhan terhadap umat-Nya, bah-
wa Ia tidak hanya memberi mereka anugerah, namun juga me-
melihara mereka sampai pada kemuliaan. Dipeliharanya mere-
ka menyiratkan adanya baik bahaya maupun pertolongan.
Mereka bisa saja diserang, namun tidak akan ditaklukkan.
2. Dipeliharanya orang-orang yang lahir kembali sampai memper-
oleh hidup kekal yaitu dampak dari kuasa Tuhan . Besarnya
pekerjaan, banyaknya musuh, dan kelemahan-kelemahan kita
sendiri yaitu sedemikian rupa sehingga tidak ada kuasa
selain yang mahakuasa yang dapat memelihara jiwa melewati
semuanya itu untuk sampai pada keselamatan. Oleh sebab
itulah Kitab Suci sering menggambarkan keselamatan manu-
sia sebagai dampak dari kuasa ilahi (2Kor. 12:9; Rm. 14:4).
3. Pemeliharaan oleh kuasa Tuhan tidak menggantikan upaya dan
perhatian manusia bagi keselamatannya sendiri. Di sini ada
kuasa Tuhan dan iman manusia, yang menyiratkan adanya
keinginan yang sungguh-sungguh akan keselamatan, keber-
gantungan pada Kristus sesuai dengan panggilan dan janji-
janji-Nya, perhatian dan kewaspadaan untuk melakukan se-
gala sesuatu yang berkenan pada Tuhan dan menghindari apa
saja yang melanggar, kebencian terhadap godaan, perhatian
pada upah, dan ketekunan senantiasa di dalam doa. Dengan
iman yang sedemikian sabar, yang giat bekerja, dan menak-
lukkan, kita dipelihara di bawah pertolongan anugerah ilahi
untuk memperoleh keselamatan. Pada iman ada kekuasaan
untuk memelihara jiwa melalui keadaan penuh anugerah sam-
pai ke dalam keadaan penuh kemuliaan.
4. Keselamatan ini telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman
akhir. Di sini ada tiga hal yang ditegaskan tentang keselamat-
an orang-orang kudus:
(1) Bahwa keselamatan itu sedang dipersiapkan, tersedia, dan
tersimpan di sorga bagi mereka.
(2) Meskipun keselamatan itu dipersiapkan sekarang, namun
sebagian besarnya tersembunyi dan tidak dinyatakan un-
tuk saat ini, bukan hanya kepada dunia yang tidak tahu
dan buta, yang tidak pernah mempertanyakannya, melain-
Surat 1 Petrus 1:6-9
421
kan juga bahkan kepada para ahli waris keselamatan itu
sendiri. Belum nyata apa keadaan kita kelak (1Yoh. 3:2).
(3) Bahwa keselamatan itu akan secara penuh dan utuh di-
nyatakan pada zaman akhir, atau pada hari penghakiman.
Hidup yang tidak dapat binasa kini telah didatangkan oleh
Injil, namun hidup ini akan dinyatakan secara lebih mulia
pada saat kematian, saat jiwa diterima di hadapan Kris-
tus, dan memandang kemuliaan-Nya. Bahkan di samping
itu akan ada penyingkapan yang lebih jauh dan terakhir
tentang besar dan unggulnya kebahagiaan orang-orang ku-
dus pada zaman akhir, saat tubuh mereka dibangkitkan
dan dipersatukan kembali dengan jiwa mereka, dan peng-
hakiman akan dijatuhkan atas para malaikat dan manusia,
dan Kristus akan menghormati dan memuji hamba-hamba-
Nya di hadapan seluruh dunia.
Hak-hak Istimewa Orang Kristen
(1:6-9)
6 Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu sesaat harus
berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. 7 Maksud semuanya itu ialah
untuk membuktikan kemurnian imanmu – yang jauh lebih tinggi nilainya
dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api – sehingga
kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari
Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. 8 Sekalipun kamu belum pernah melihat
Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun
kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira sebab sukacita yang
mulia dan yang tidak terkatakan, 9 sebab kamu telah mencapai tujuan
imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.
Perkataan akan hal itu mengacu pada pembicaraan Rasul Petrus
sebelumnya tentang keunggulan keadaan mereka pada saat ini dan
pengharapan-pengharapan mereka yang besar untuk masa depan.
“Dalam keadaan ini bergembiralah, sekalipun sekarang ini, atau
dalam waktu yang sebentar ini, kamu sesaat harus berdukacita oleh
berbagai-bagai pencobaan” (ay. 6).
I. Rasul Petrus mengakui bahwa mereka ada dalam penderitaan be-
sar, dan mengemukakan beberapa hal untuk meringankan keseng-
saraan-kesengsaraan mereka.
1. Setiap orang Kristen yang benar selalu memiliki suatu hal
yang di dalamnya ia dapat bersukacita. Sukacita yang besar
422
itu lebih dibandingkan ketenangan dan ketenteraman pikiran atau
perasaan nyaman. Sukacita yang besar akan menunjukkan
dirinya dalam wajah dan perilaku, namun terutama dalam
pujian dan syukur.
2. Sukacita yang utama dari orang Kristen yang baik timbul dari
perkara-perkara rohani dan sorgawi, dari hubungannya de-
ngan Tuhan dan sorga. Dalam hal-hal ini, setiap orang Kristen
yang benar sangat bersukacita. Sukacitanya timbul dari harta
karunnya, yang terdiri atas hal-hal yang bernilai tinggi, dan
haknya atas hal-hal itu sudah terjamin.
3. Orang-orang Kristen yang terbaik, yaitu mereka yang memiliki
alasan untuk sangat bersukacita, bisa saja tetap berdukacita
sebab berbagai macam cobaan. Segala macam penderitaan
merupakan cobaan, atau ujian terhadap iman, kesabaran, dan
keteguhan. Semuanya ini jarang datang dalam satu macam
saja, namun berbagai macam, dan datang dari tempat-tempat
yang berbeda, dan dampak dari semuanya yaitu dukacita
yang besar. Sebagai manusia, kita akan mengalami kesedihan,
baik yang sifatnya pribadi maupun yang berhubungan dengan
keluarga. Sebagai orang Kristen, kewajiban kita kepada Tuhan
membuat kita sering-sering berdukacita: dan belas kasihan
kita terhadap orang-orang yang sengsara, penghinaan terha-
dap Tuhan , malapetaka-malapetaka yang menimpa jemaat-Nya,
dan kehancuran umat manusia, baik sebab kebodohan mere-
ka sendiri maupun sebab pembalasan ilahi, menimbulkan
kesedihan yang hampir terus-menerus dalam diri orang yang
murah hati dan saleh. Aku sangat berdukacita dan selalu
bersedih hati (Rm. 9:2).
4. Penderitaan-penderitaan dan dukacita orang baik hanyalah
untuk sementara, hanya untuk waktu yang singkat. Meskipun
menyengat, penderitaan-penderitaan itu berlangsung sebentar
saja. Hidup itu sendiri hanya sebentar, dan kesedihan-kesedih-
annya tidak akan terus berlangsung melebihinya. Singkatnya
penderitaan sangat meringankan beratnya penderitaan itu.
5. Dukacita sering kali diperlukan bagi kebaikan orang Kristen:
Kamu harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Tuhan
tidak berkehendak menyusahkan umat-Nya, namun bertindak
berdasar pertimbangan, sesuai dengan kebutuhan kita.
Kesusahan itu tepat dan sesuai, bahkan mutlak perlu, sebab
Surat 1 Petrus 1:6-9
423
demikianlah yang dimaksudkan dalam perkataan: Kamu ha-
rus. Oleh sebab itu janganlah ada orang yang goyang imannya
sebab kesusahan-kesusahan ini. Kamu sendiri tahu, bahwa
kita ditentukan untuk itu (1Tes. 3:3). Masalah-masalah ini,
yang terasa berat, menimpa kita hanya jika kita memerlukan-
nya, dan tidak akan berlangsung lebih lama dibandingkan yang
diperlukan.
II. Rasul Petrus mengungkapkan maksud dari penderitaan-penderi-
taan mereka dan dasar bagi mereka untuk bersukacita di dalam-
nya (ay. 7). Maksud dari penderitaan-penderitaan orang baik
yaitu untuk membuktikan kemurnian iman mereka. Adapun sifat
dari pembuktian iman itu yaitu jauh lebih tinggi nilainya dari
pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api.
Dampak dari pembuktian iman ini yaitu bahwa mereka akan
memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari
Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Perhatikanlah,
1. Penderitaan orang Kristen yang sungguh-sungguh dimaksud-
kan untuk menguji iman mereka. Maksud Tuhan dalam menim-
pakan penderitaan kepada umat-Nya yaitu untuk menguji,
dan bukan menghancurkan mereka. Itu demi keuntungan
mereka, bukan kebinasaan mereka: Ujian, sesuai dengan arti
kata itu, yaitu pencobaan atau penyelidikan atas manusia,
melalui suatu penderitaan, untuk membuktikan nilai dan
kekuatan imannya. Ujian ini terutama dilakukan terhadap
iman, dan bukan terhadap anugerah lain mana pun, sebab
ujian terhadap iman, pada akhirnya, yaitu ujian terhadap
semua yang baik dalam diri kita. Kekristenan kita bergantung
pada iman kita. Jika tidak ada iman, maka tidak ada hal lain
yang baik secara rohani dalam diri kita. Kristus pun berdoa
bagi rasul ini, supaya imannya jangan gugur. Jika iman dito-
pang, maka semua yang lain akan berdiri teguh. Iman orang
baik diuji, supaya ia sendiri bisa mendapat penghiburan dari
imannya, Tuhan mendapat kemuliaan darinya, dan orang lain
mendapat manfaat darinya.
2. Iman yang dimurnikan itu jauh lebih berharga dibandingkan emas
yang dimurnikan. Di sini ada dua perbandingan antara iman
dan emas, dan antara permunian iman dan pemurnian emas.
Emas yaitu logam yang paling berharga, murni, berguna, dan
424
tahan lama dari semua jenis logam. Demikian pula halnya
iman di antara kebajikan-kebajikan kristiani. Iman tetap ada
sampai ia mengantarkan jiwa ke sorga, dan kemudian meng-
hasilkan kebersamaan yang mulia antara jiwa dan Tuhan untuk
selama-lamanya. Menguji iman itu jauh lebih berharga dari-
pada menguji emas. Dalam kedua pengujian itu ada pemurni-
an, pemisahan ampas, dan penyingkapan keindahan dan ke-
baikan dari barang yang diuji. Emas tidak bertambah banyak
dan berlipat ganda dengan diuji dalam api, malah semakin
mengecil. namun iman menjadi teguh, bertumbuh, dan berlipat
ganda melalui segala perlawanan dan penderitaan yang diha-
dapinya. Emas pasti binasa pada akhirnya, emas yang fana,
namun iman tidak akan pernah binasa. Aku telah berdoa untuk
engkau, supaya imanmu jangan gugur (Luk. 22:32). Ujian
terhadap iman akan mendatangkan pujian, kehormatan, dan
kemuliaan. Kehormatan dalam arti yang benar yaitu harga
dan nilai yang dimiliki seseorang di mata orang lain, dan
dengan demikian Tuhan dan manusia akan menghormati orang-
orang kudus. Pujian yaitu ungkapan atau pernyataan dari
nilai itu. Demikianlah Kristus akan memuji umat-Nya pada
hari penghakiman, “Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-
Ku,” dst. Kemuliaan yaitu kemilau yang membuat orang,
dengan dihormati dan dipuji seperti itu, bersinar di sorga.
Kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh
semua orang yang berbuat baik (Rm. 2:10). Jika iman yang
sudah teruji mendatangkan pujian, kehormatan, dan kemulia-
an, maka hendaklah ini membuat iman berharga di matamu,
sebagai sesuatu yang jauh lebih berharga dibandingkan emas,
meskipun ia diserang dan diuji oleh berbagai penderitaan. Jika
kamu membuat perhitungan berdasar kegunaan iman
sekarang atau hasil yang akan diperolehnya nanti, maka hal
ini akan terbukti benar, sekalipun dunia memandangnya
sebagai hal yang tidak masuk akal atau bertentangan dengan
apa yang biasa dipikirkan orang.
3. Yesus Kristus akan tampil kembali dalam kemuliaan, dan apa-
bila Ia tampil, orang-orang kudus akan tampil bersama-sama
dengan Dia, dan anugerah-anugerah yang ada pada mereka
akan tampil kemilau. Semakin banyak mereka diuji, semakin
teranglah mereka akan tampil pada saat itu. Ujian akan segera
Surat 1 Petrus 1:6-9
425
berakhir, namun kemuliaan, kehormatan, dan pujian akan ber-
langsung sampai pada kekekalan. Hal ini harus membuatmu
menerima penderitaan-penderitaanmu pada saat ini: penderi-
taan itu mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi
segala-galanya.
III. Rasul Petrus secara khusus memuji iman jemaat Kristen mula-
mula ini sebab dua hal:
1. Keunggulan dari sasaran iman mereka, yaitu Yesus yang tak
terlihat. Rasul Petrus sudah melihat Tuhan kita secara jas-
mani, namun orang-orang Yahudi yang ada dalam perantauan
ini tidak pernah melihat-Nya, namun mereka percaya kepada-
Nya (ay. 8). Percaya adanya Tuhan , atau Kristus, itu satu hal
(sebab Iblis juga percaya), namun percaya kepada-Nya itu hal
lain. Percaya kepada-Nya menandakan ketundukan, kebergan-
tungan, dan pengharapan akan semua kebaikan yang dijanji-
kan dari Dia.
2. sebab dua hasil atau dampak yang terlihat dari iman mereka,
yaitu kasih dan sukacita, dan sukacita ini begitu besar sehingga
tidak dapat diuraikan dengan kata-kata: Kamu bergembira kare-
na sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan. Amatilah,
(1) Iman orang Kristen yang benar mengenal dengan semesti-
nya hal-hal yang disingkapkan, namun tidak terlihat. Pan-
caindra mengenal hal-hal yang tercerap indra dan yang ada
pada saat ini. Sementara akal budi yaitu pemandu yang
lebih tinggi, yang dengan pasti dapat memberi kesim-
pulan umum tentang cara kerja penyebab-penyebab ter-
jadinya sesuatu, dan kepastian terjadinya peristiwa-peris-
tiwa. namun iman naik lebih tinggi lagi, dan meyakinkan
kita akan berlimpahnya hal-hal tertentu berkat pewahyu-
an, yang tidak akan pernah dapat ditemukan oleh panca-
indra dan akal budi. Iman yaitu bukti dari segala sesuatu
yang tidak kita lihat.
(2) Iman yang benar tidak pernah sendirian, namun menghasil-
kan kasih yang kuat terhadap Yesus Kristus. Orang Kristen
yang sungguh-sungguh memiliki kasih yang tulus terhadap
Yesus, sebab ia percaya kepada-Nya. Kasih ini menunjuk-
kan dirinya dalam bentuk penghargaan yang paling tinggi
426
untuk Dia, keinginan-keinginan hati terhadap-Nya, kese-
diaan untuk lebur untuk bisa bersama-sama dengan Dia,
pikiran-pikiran yang penuh sukacita, berbagai pelayanan
dan penderitaan yang dijalani dengan hati gembira, dll.
(3) Di mana ada iman dan kasih yang benar terhadap Kristus,
maka di situ ada, atau bisa jadi ada, sukacita yang mulia
dan yang tidak terkatakan. Sukacita ini tidak terungkap-
kan, tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Cara ter-
baik untuk memperoleh sukacita ini yaitu dengan meng-
alami dan mengecapnya. Sukacita ini penuh kemuliaan,
penuh dengan sorga. Sorga dan kemuliaan yang akan da-
tang akan banyak dirasakan dalam sukacita sekarang ini
oleh orang-orang Kristen yang bertumbuh. Iman mereka
menghilangkan penyebab-penyebab kesedihan, dan mem-
berikan alasan-alasan terbaik untuk bersukacita. Meski-
pun adakalanya orang baik berjalan dalam kegelapan,
sering kali itu sebab kesalahan dan ketidaktahuan mereka
sendiri, atau sebab kecenderungan hati yang mudah takut
atau sedih, atau sebab suatu dosa yang dilakukan bela-
kangan ini. Atau juga mungkin sebab suatu peristiwa
yang menyedihkan yang terjadi oleh sebab maksud peme-
liharaan ilahi, yang menenggelamkan penghiburan mereka
untuk saat ini. Namun mereka memiliki alasan untuk ber-
sorak-sorak di dalam TUHAN, dan beria-ria di dalam Tuhan
yang menyelamatkan mereka (Hab. 3:18). Memang pantas
jemaat Kristen mula-mula ini bersorak-sorak dalam suka-
cita yang tak terkatakan, sebab setiap hari mereka telah
mencapai tujuan iman mereka, yaitu keselamatan jiwa
mereka (ay. 9). Perhatikanlah,
[1] Berkat yang mereka terima: Keselamatan jiwa mereka
(jiwa, yaitu bagian manusia yang lebih mulia, yang dise-
butkan di sini untuk menggambarkan manusia seutuh-
nya). Di sini keselamatan itu disebut sebagai tujuan
iman mereka, tujuan di mana iman akan berakhir: iman
membantu menyelamatkan jiwa, dan sesudah itu ia sele-
sai menjalankan tugasnya, dan berhenti untuk selama-
lamanya.
[2] Rasul Petrus berbicara mengenai keadaan pada saat ini:
Kamu telah mencapai tujuan imanmu sekarang ini, dst.
Surat 1 Petrus 1:10-12
427
[3] Kata yang digunakan merujuk pada pertandingan di
mana sang pemenang menerima atau memakai mah-
kota atau hadiah dari juri, yang diaraknya dengan ber-
keliling dalam kemenangan. Demikian pula keselamatan
jiwa yaitu hadiah yang berusaha didapatkan orang-
orang Kristen ini, mahkota yang berupaya mereka per-
oleh, tujuan yang ingin mereka capai, yang setiap hari
semakin dekat dan semakin ada dalam jangkauan me-
reka. Amatilah, pertama, setiap orang Kristen yang setia
setiap hari sedang menerima keselamatan jiwanya.
Keselamatan yaitu satu hal yang tetap, yang dimulai
dalam hidup ini, tidak terputus oleh kematian, dan
terus sampai pada kekekalan. Orang-orang percaya ini
mengalami permulaan sorga berupa memiliki kekudus-
an dan pikiran sorgawi, berupa kewajiban-kewajiban
dan persekutuan mereka dengan Tuhan , berupa tanda
jaminan akan warisan itu, dan kesaksian Roh ilahi.
Sudah sepantasnya hal ini ditegaskan kepada orang-
orang yang sedang kesusahan ini. Mereka berada di
pihak yang kalah di dunia, namun Rasul Petrus meng-
ingatkan mereka akan apa yang telah mereka terima.
Kalaupun mereka telah kehilangan suatu kebaikan
yang nilainya lebih rendah, mereka sedang menerima
keselamatan jiwa mereka sebagai gantinya. Kedua, ada-
lah wajib bagi orang Kristen untuk menjadikan kese-
lamatan jiwanya sebagai tujuannya. Kemuliaan Tuhan
dan kebahagiaan kita sendiri begitu berkaitan satu
sama lain sehingga jika kita dengan teratur mengusaha-
kan yang satu, kita pasti memperoleh yang lain.
Hak-hak Istimewa Orang Kristen
(1:10-12)
10 Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah
bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. 11 Dan mereka
meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh
Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi
kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan ten-
tang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu. 12 Kepada mereka telah
dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, namun mela-
yani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada
428
kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari
sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin
diketahui oleh malaikat-malaikat.
sesudah menjelaskan siapa orang-orang yang disuratinya, dan menya-
takan kepada mereka keuntungan-keuntungan luhur yang mereka
miliki, Rasul Petrus melanjutkan dengan menunjukkan kepada mere-
ka jaminan apa yang ia miliki untuk menyampaikan apa yang sudah
disampaikannya. sebab mereka yaitu orang-orang Yahudi, dan
menjunjung tinggi Perjanjian Lama, ia mengeluarkan kewenangan
para nabi untuk meyakinkan mereka bahwa ajaran keselamatan oleh
iman kepada Yesus Kristus bukanlah ajaran baru, melainkan ajaran
yang sama yang diselidiki dan diteliti oleh para nabi di zaman dulu.
Perhatikanlah,
I. Siapa orang-orang yang menyelidiki dengan tekun ini, yaitu nabi-
nabi, yang merupakan orang-orang yang diilhami Tuhan untuk
melakukan atau mengatakan hal-hal yang luar biasa melebihi
batas pengetahuan dan kemampuan mereka sendiri, seperti
menubuatkan hal-hal yang akan datang dan menyingkapkan
kehendak Tuhan , melalui bimbingan Roh Kudus.
II. Apa yang mereka selidiki, keselamatan, dan kasih karunia yang
diuntukkan bagimu. Keselamatan yang tersedia bagi seluruh umat
manusia dari segala bangsa oleh Yesus Kristus, dan secara lebih
khusus keselamatan yang ditawarkan kepada bangsa Yahudi,
kasih karunia yang diuntukkan bagi mereka dari Dia yang diutus
hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Mereka
sudah melihat jauh sebelumnya masa-masa kemuliaan yang
penuh dengan terang, anugerah, dan penghiburan yang datang
atas jemaat, yang membuat para nabi dan orang benar ingin
melihat dan mendengarkan hal-hal yang digenapi di zaman Injil.
III. Cara mereka mencari tahu: mereka menyelidiki dan meneliti. Kata
yang digunakan kuat dan tegas, merujuk pada para penambang,
yang menggali sampai ke dasar, dan menembus bukan hanya
tanah, melainkan juga bebatuan, untuk bisa mendapatkan bijih.
Demikian pula para nabi yang kudus ini memiliki keinginan
yang sungguh-sungguh untuk mencari tahu, yang diimbangi
dengan ketekunan mereka dalam menyelidiki anugerah Tuhan ,
Surat 1 Petrus 1:10-12
429
yang akan disingkapkan pada zaman Mesias. Walaupun men-
dapat ilham, hal itu tidak membuat mereka merasa tidak perlu
menyelidiki dengan tekun. Sebab, terlepas dari pertolongan luar
biasa terhadap mereka dari Tuhan , mereka wajib memanfaatkan
semua cara biasa untuk mengembangkan hikmat dan pengetahu-
an. Daniel yaitu orang yang sangat dikasihi dan terilhami,
namun ia memahami perhitungan waktu melalui kitab-kitab dan
dengan belajar (Dan. 9:2). Bahkan wahyu yang mereka terima
sendiri menuntut mereka untuk belajar, merenung, dan berdoa.
Sebab banyak nubuat memiliki makna ganda: maksud pertama
yaitu nubuat ditujukan kepada seseorang atau suatu peristiwa
yang dekat, namun rancangan akhirnya yaitu untuk menggam-
barkan pribadi, penderitaan-penderitaan, atau kerajaan Kristus.
Cermatilah,
1. Ajaran tentang keselamatan manusia oleh Yesus Kristus telah
menjadi bahan penyelidikan dan kekaguman orang-orang ter-
besar dan terbijak. Luhurnya apa yang mereka selidiki itu, dan
kepedulian mereka sendiri di dalamnya, telah membuat me-
reka mengerahkan segenap pikiran dan perhatian secermat-
cermatnya untuk menyelidikinya.
2. Orang yang baik akan betul-betul terjamah dan senang
dengan anugerah dan belas kasihan Tuhan terhadap orang lain,
dan juga terhadap dirinya sendiri. Nabi-nabi amat senang
dengan pengharapan bahwa belas kasihan akan ditunjukkan
baik kepada bangsa Yahudi maupun bangsa-bangsa bukan
Yahudi pada saat kedatangan Kristus.
3. Mereka yang ingin mengenal keselamatan agung ini, dan anu-
gerah yang bersinar di dalamnya, harus menyelidiki dan mene-
litinya dengan tekun: jika seorang nabi yang mendapat ilham
saja perlu melakukannya, apalagi orang-orang yang begitu
lemah dan sembrono seperti kita.
4. Anugerah yang datang melalui Injil mengungguli semua yang
datang sebelumnya. Tatanan (dispensasi) Injil itu lebih mulia,
lebih jelas, lebih dapat dimengerti, lebih luas cakupannya, dan
lebih berhasil dibandingkan tatanan apa saja yang pernah men-
dahuluinya.
IV. Hal-hal khusus yang terutama diselidiki oleh para nabi di zaman
dulu, yang diungkapkan dalam ayat 11. Yesus Kristus merupakan
430
pokok utama penyelidikan mereka. Dan apa saja yang berkaitan
dengan Dia, mereka ingin sekali mengetahuinya.
1. Penghinaan dan kematian-Nya, dan dampak-dampak yang mu-
lia dari-Nya: Segala penderitaan yang akan menimpa Kristus
dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu. Pe-
nyelidikan ini akan membawa mereka ke dalam pandangan
tentang Injil secara keseluruhan, yang ringkasnya yaitu ,
bahwa Yesus telah diserahkan sebab pelanggaran kita dan
dibangkitkan sebab pembenaran kita.
2. Saat yang mana, dan saat yang bagaimana, Mesias akan mun-
cul. Tidak diragukan lagi bahwa para nabi suci ini dengan
sungguh-sungguh ingin melihat hari-hari Anak Manusia. Oleh
sebab itu, di samping hal itu sendiri, pikiran mereka terpatri
pada masa penggenapannya, sejauh Roh Kristus, yang ada
dalam diri mereka, memberi tanda-tanda tentang hal itu.
Ciri-ciri masanya juga menjadi pertimbangan mereka secara
ketat, apakah itu masa yang tenang atau bergejolak, masa
damai atau masa perang. Amatilah,
(1) Yesus Kristus sudah ada sebelum Dia menjelma menjadi
manusia. Sebab Roh-Nya sudah ada pada waktu itu dalam
diri para nabi, dan sebab itu Dia yang Roh-Nya sudah ada
pada waktu itu, pasti wujud-Nya juga sudah ada.
(2) Ajaran Tritunggal bukanlah sesuatu yang tidak diketahui
sepenuhnya oleh orang-orang beriman dalam Perjanjian
Lama. Para nabi tahu bahwa mereka terilhami oleh Roh
yang ada dalam diri mereka. Roh ini mereka ketahui seba-
gai Roh Kristus, dan sebab itu berbeda dari Kristus sen-
diri: di sini kita melihat ada beberapa Pribadi, dan dari
bagian-bagian lain dalam Perjanjian Lama, kita dapat
menarik kesimpulan tentang adanya Tritunggal.
(3) Pekerjaan-pekerjaan yang di sini diakui sebagai dikerjakan
oleh Roh Kudus membuktikan bahwa Ia yaitu Tuhan . Ia
memaksudkan, menyingkapkan, dan menyatakan kepada
para nabi, beratus-ratus tahun sebelumnya, segala pen-
deritaan yang akan menimpa Kristus, dan banyak kejadian
tertentu yang menyertainya. Ia juga memberi kesaksian,
atau memberi bukti dan keterangan sebelumnya, me-
ngenai kepastian peristiwa itu, dengan mengilhami para
Surat 1 Petrus 1:10-12
431
nabi untuk menyingkapkannya, untuk mengadakan muji-
zat-mujizat yang meneguhkannya, dan dengan memampu-
kan orang-orang beriman untuk mempercayainya. Pekerja-
an-pekerjaan ini membuktikan Roh Kristus sebagai Tuhan ,
sebab Ia memiliki kekuatan yang mahakuasa dan penge-
tahuan yang tak terbatas.
(4) berdasar teladan Kristus Yesus, belajarlah untuk ber-
siap menghadapi datangnya masa-masa pelayanan dan
penderitaan sebelum kita diterima dalam kemuliaan. Demi-
kianlah yang dilakukan Kristus, dan seorang murid tidak
lebih dari pada Gurunya. Masa penderitaan hanya seben-
tar, namun kemuliaan itu kekal. Sepedih dan seberat apa
pun masa penderitaan, itu tidak akan menghalang-halangi,
namun justru mengerjakan bagi kita kemuliaan kekal yang
melebihi segala-galanya.
V. Keberhasilan yang memahkotai penyelidikan mereka. Jerih payah
mereka yang kudus untuk mencari tahu tidak diremehkan, kare-
na Tuhan memberi mereka pewahyuan yang memuaskan untuk
menenangkan dan menghibur pikiran mereka. Mereka diberi tahu
bahwa hal-hal ini tidak akan terjadi pada masa mereka, namun
semuanya sudah teguh dan pasti, dan akan digenapi pada zaman
para rasul: Mereka bukan melayani diri mereka sendiri, namun
melayani kamu. Dan kita harus memberitakannya, di bawah pim-
pinan Roh Kudus yang tak pernah keliru, kepada seluruh dunia.
Hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat, dst.
Di sini kita mendapati ada tiga oknum yang mempelajari atau
menyelidiki perkara besar tentang keselamatan manusia oleh
Yesus Kristus:
1. Nabi-nabi, yang menyelidiki dan menelitinya dengan tekun.
2. Para rasul, yang mempelajari semua nubuat dan menjadi
saksi-saksi penggenapannya, dan dengan demikian menyam-
paikan apa yang mereka ketahui kepada orang lain dalam
pewartaan Injil.
3. Para malaikat, yang dengan penuh perhatian mengintai untuk
mencari tahu perkara-perkara ini. Amatilah,
(1) Upaya yang tekun untuk mengenal Kristus dan melakukan
kewajiban kita pasti akan mendapat jawaban yang baik.
432
Para nabi dijawab dengan pewahyuan. Daniel belajar, dan
menerima pengetahuan. Orang-orang Berea menyelidiki
Kitab Suci, dan diteguhkan.
(2) Adakalanya permintaan yang halal dan saleh dari orang-
orang terkudus dan terbaik sekalipun ditolak. yaitu sah
dan saleh bagi nabi-nabi ini untuk ingin tahu lebih banyak
dibandingkan apa yang diperbolehkan untuk mereka ketahui
tentang waktu kemunculan Kristus di dunia, namun ke-
inginan mereka itu ditolak. yaitu sah dan saleh bagi
orangtua yang baik untuk berdoa bagi anak-anak mereka
yang fasik, bagi kaum miskin untuk berdoa melawan ke-
miskinan, bagi orang baik untuk berdoa melawan kemati-
an, namun, permintaan-permintaan mereka yang tulus ini
sering kali ditolak. Tuhan berkenan memenuhi apa yang kita
butuhkan dibandingkan apa yang kita minta.
(3) Merupakan suatu kehormatan dan kebiasaan orang Kristen
untuk berguna bagi orang lain, dalam banyak kasus, dari-
pada bagi dirinya sendiri. Para nabi melayani orang lain,
bukan diri mereka sendiri. Tidak ada seorang pun di antara
kita yang hidup untuk dirinya sendiri (Rm. 14:7). Tidak ada
yang lebih bertentangan dengan kodrat manusia atau asas-
asas Kekristenan dibandingkan bagi seseorang untuk menjadi-
kan dirinya sebagai tujuannya sendiri, dan hidup bagi diri-
nya sendiri.
(4) Pewahyuan-pewahyuan Tuhan kepada jemaat-Nya, meski-
pun bertahap, dan diberikan sedikit demi sedikit, semua-
nya selaras secara sempurna. Ajaran para nabi dan rasul
persis bersesuaian satu sama lain, sebab berasal dari Roh
Tuhan yang sama.
(5) Keberhasilan pelayanan Injili bergantung pada Roh Kudus
yang diutus dari sorga. Injil yaitu pelayanan Roh, dan
keberhasilannya bergantung pada pekerjaan dan berkat-
Nya.
(6) Rahasia-rahasia Injil, dan cara-cara keselamatan manusia,
yaitu hal yang begitu mulia sehingga para malaikat yang
terberkati sungguh-sungguh ingin mencari tahu tentang-
nya. Mereka penasaran, teliti, dan tekun dalam mencari
tahu tentangnya. Mereka memandang seluruh rancangan
penebusan manusia dengan perhatian dan kekaguman
Surat 1 Petrus 1:13-23
433
yang mendalam, khususnya mengenai hal-hal yang sedang
dibicarakan Rasul Petrus di sini: Hal-hal yang ingin diketa-
hui oleh malaikat-malaikat dengan melongok ke bawah,
seperti halnya para kerub terus melihat ke bawah pada
tutup pendamaian.
Kewaspadaan dan Kekudusan;
Nasihat untuk Menjalin Kasih Persaudaraan
(1:13-23)
13 Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspyaitu dan letakkanlah peng-
harapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu
pada waktu penyataan Yesus Kristus. 14 Hiduplah sebagai anak-anak yang
taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu
kebodohanmu, 15 namun hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh
hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, 16 sebab
ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. 17 Dan jika kamu menyebut-
Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang
menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan
selama kamu menumpang di dunia ini. 18 Sebab kamu tahu, bahwa kamu
telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek
moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak
atau emas, 19 melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang
sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. 20 Ia
telah dipilih sebelum dunia dijadikan, namun sebab kamu baru menyatakan
diri-Nya pada zaman akhir. 21 Oleh Dialah kamu percaya kepada Tuhan , yang
telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan yang telah memulia-
kan-Nya, sehingga imanmu dan pengharapanmu tertuju kepada Tuhan . 22
sebab kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, se-
hingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas,
hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap
hatimu. 23 sebab kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang
fana, namun dari benih yang tidak fana, oleh firman Tuhan , yang hidup dan
yang kekal.
Di sini Rasul Petrus memulai dengan nasihat-nasihatnya kepada
orang-orang yang disuratinya itu, yang sebelumnya ia gambarkan
berada dalam keadaan mulia. Dengan begitu, ia mengajar kita bahwa
Kekristenan yaitu ajaran yang sesuai dengan kesalehan, yang di-
rancang untuk membuat kita bukan hanya lebih bijak, melainkan
juga lebih baik.
I. Ia menasihati mereka untuk waspada dan hidup kudus.
1. Sebab itu siapkanlah akal budimu, dst. (ay. 13). Seolah-olah ia
berkata, “Sebab itu, sebab kamu demikian dihormati dan di-
bedakan, seperti yang sudah dijelaskan di atas, siapkanlah
434
akal budimu. Ada perjalanan yang harus kamu tempuh, per-
tandingan yang harus kamu ikuti, peperangan yang harus
kamu menangkan, dan pekerjaan besar yang harus kamu laku-
kan. Seperti halnya pelancong, petanding, prajurit, dan pekerja
mempersiapkan diri dan mengencangkan pakaian mereka yang
panjang dan longgar, supaya mereka lebih siap, cepat, dan
sigap dalam urusan mereka, demikian pula halnya dengan pi-
kiranmu, manusia batinmu, dan perasaan-perasaan yang ber-
diam di sana: Siapkanlah semuanya itu, bereskan itu, jangan
biarkan menggantung longgar dan terabaikan. Kencangkan
apa yang longgar, dan hendaklah ikat pinggang atau kekuatan
dan daya pikiranmu kamu kerahkan untuk menjalankan
kewajibanmu. Lepaskanlah dirimu dari semua yang akan
menghambat kamu, dan teruslah bertekad untuk taat. Was-
pyaitu , waspada terhadap semua bahaya dan musuh rohani-
mu, dan jangan berlebih-lebihan dalam makan, minum, berpa-
kaian, berlibur, bekerja, dan dalam seluruh perilakumu. Was-
pyaitu juga dalam berpendapat, dan dalam berbuat, dan
rendah hatilah dalam menilai dirimu sendiri.” Dan letakkanlah
pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianu-
gerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus.
Sebagian orang merujuk hal ini pada penghakiman terakhir,
seakan-akan Rasul Petrus mengarahkan harapan mereka pada
penyataan terakhir dari Yesus Kristus. namun tampaknya lebih
wajar mengartikannya, seperti yang dapat diartikan dari sini,
“Berharaplah dengan sempurna, atau seluruhnya, atas kasih
karunia yang dianugerahkan kepadamu di dalam atau oleh
penyataan Yesus Kristus. Yaitu oleh Injil, yang telah mematah-
kan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat
binasa. Berharaplah dengan sempurna, percayalah tanpa ragu
pada kasih karunia yang sekarang ditawarkan kepadamu oleh
Injil.” Amatilah,
(1) Pekerjaan utama orang Kristen terletak pada mengatur
dengan benar hati dan pikirannya. Anjuran pertama dari
Rasul Petrus yaitu mempersiapkan akal budi.
(2) Orang-orang Kristen yang terbaik sekalipun perlu dinasi-
hati supaya waspada atau menahan diri. Orang-orang
Kristen yang unggul ini diingatkan akan hal itu. Menahan
diri dituntut dari seorang penilik jemaat (1Tim. 3:2), dari
Surat 1 Petrus 1:13-23
435
kaum laki-laki yang tua (Tit. 2:2), dan wanita -perem-
puan muda harus diajari untuk menahan diri, dan orang-
orang muda juga diperintahkan untuk menguasai diri (Tit.
2:4, 6).
(3) Pekerjaan orang Kristen belum selesai segera sesudah ia ada
dalam keadaan penuh anugerah. Ia masih harus berharap
dan berusaha memperoleh anugerah yang lebih banyak
lagi. Sesudah memasuki gerbang yang sempit, ia masih ha-
rus berjalan di jalan yang sempit, dan mempersiapkan akal
budinya untuk memperoleh anugerah yang lebih banyak
lagi.
(4) Kepercayaan yang kuat dan sempurna pada anugerah Tuhan
betul-betul selaras dengan daya upaya terbaik kita dalam
menjalankan kewajiban kita. Kita harus berharap dengan
sempurna, namun juga mempersiapkan akal budi kita, dan
mengerahkan segenap kekuatan untuk melakukan pekerja-
an yang harus kita lakukan, dengan mendorong diri kita
sendiri berdasar anugerah Yesus Kristus.
2. Sebagai anak-anak yang taat, dst. (ay. 14). Perkataan ini dapat
dipandang sebagai pedoman hidup kudus, baik yang bersifat
menegaskan, yakni “Kamu harus hidup sebagai anak-anak
yang taat, seperti orang-orang yang sudah diangkat Tuhan men-
jadi anggota keluarga-Nya, dan diperbaharui oleh anugerah-
Nya,” maupun bersifat melarang, yakni “Kamu tidak boleh me-
nuruti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodoh-
anmu.” Atau perkataan itu dapat dipandang sebagai alasan
untuk mendesak mereka supaya hidup kudus dengan menim-
bang siapa mereka sekarang, yaitu anak-anak yang taat, dan
siapa mereka pada waktu mereka hidup menuruti hawa nafsu
dan kebodohan. Amatilah,
(1) Anak-anak Tuhan harus membuktikan diri sebagai anak-
anak yang taat dengan menaati Tuhan , dengan taat seka-
rang, seterusnya, dan sepenuhnya.
(2) Yang terbaik dari anak-anak Tuhan pun pernah hidup me-
nuruti hawa nafsu dan kebodohan. Itu terjadi saat seluruh
kerangka hidup mereka, jalan dan cara mereka, hanya
untuk memenuhi dan memuaskan segala keinginan mere-
ka yang terlarang dan nafsu mereka yang keji, sebab
436
mereka sama sekali tidak mengenal Tuhan dan diri mereka
sendiri, Kristus dan Injil.
(3) Manusia, jika bertobat, menjadi sangat berbeda dari
siapa mereka di waktu dulu. Mereka menjadi orang-orang
yang mengikuti cara dan jalan yang berbeda dibandingkan
sebelumnya. Sifat batin mereka, tingkah laku, ucapan, dan
perilaku hidup mereka banyak berubah dibandingkan di
masa-masa lalu.
(4) Segala hawa nafsu dan apa saja yang berlebihan pada para
pendosa merupakan buah-buah dan tanda-tanda dari ke-
bodohan mereka.
3. namun sama seperti Dia yang telah memanggil kamu, dst. (ay.
15-16). Di sini ada pedoman luhur yang ditegaskan dengan
alasan-alasan yang kuat: Hendaklah kamu menjadi kudus di
dalam seluruh hidupmu. Siapa yang sanggup melakukan ini?
Namun itu dituntut dengan keras, dan ditegaskan dengan tiga
alasan, berdasar anugerah Tuhan dalam memanggil kita,
berdasar perintah-Nya, ada tertulis, dan berdasar tela-
dan-Nya. Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. Amatilah,
(1) Anugerah Tuhan dalam memanggil orang berdosa merupa-
kan ajakan yang kuat untuk hidup kudus. Sungguh suatu
perkenanan yang besar jika kita berhasil dipanggil oleh
anugerah ilahi untuk keluar dari keadaan dosa dan ke-
sengsaraan ke dalam keadaan di mana kita memiliki semua
berkat dari perjanjian baru. Dan perkenanan yang besar
berarti kewajiban yang kuat. Perkenanan yang besar me-
mampukan dan juga mewajibkan kita untuk hidup kudus.
(2) Kekudusan yang utuh yaitu keinginan dan kewajiban
setiap orang Kristen. Inilah pedoman kekudusan yang ber-
sifat ganda:
[1] Kekudusan itu, dalam jangkauannya, harus mencakup
semuanya. Kita harus kudus, dan harus begitu di dalam
seluruh hidup kita. Dalam semua perkara kemasyara-
katan dan agama, dalam setiap keadaan, sejahtera atau
sengsara. Kudus terhadap semua orang, kawan atau-
pun lawan. Dalam segala hubungan dan pekerjaan, kita
harus tetap kudus.
Surat 1 Petrus 1:13-23
437
[2] Kudus dengan mengikuti teladan. Kita harus kudus,
sama seperti Tuhan itu kudus: kita harus meniru Dia,
meskipun kita tidak pernah dapat menyamai-Nya. Tuhan
itu kudus secara sempurna, tak berubah, dan kekal,
dan kita harus bercita-cita untuk mencapai keadaan
seperti itu. Merenungkan kekudusan Tuhan haruslah
mewajibkan kita untuk mencapai kekudusan tingkat
tertinggi yang dapat kita capai.
(3) Firman Tuhan yang tertulis yaitu pedoman hidup yang
paling pasti untuk orang Kristen, dan dengan pedoman
ini kita diperintahkan untuk kudus dalam segala hal.
(4) Perintah-perintah dalam Perjanjian Lama harus dipelajari
dan dipatuhi di zaman Perjanjian Baru. Rasul Petrus, ber-
dasarkan perintah yang disampaikan beberapa kali oleh
Musa, menuntut kekudusan dari semua orang Kristen.
4. Jika kamu menyebut-Nya Bapa, dst. (ay. 17). Di sini Rasul
Petrus sama sekali tidak bermaksud meragukan apakah orang-
orang Kristen ini menyebut Tuhan itu Bapa atau tidak. Ia tahu
mereka pasti memanggil-Nya Bapa, dan oleh sebab itu ia me-
nasihati mereka untuk hidup dalam ketakutan selama mereka
menumpang di dunia ini: “Jika kamu mengakui Tuhan yang
Mahabesar sebagai Bapa dan Hakim, maka kamu harus hidup
dalam takut akan Dia selama kamu menumpang di dunia ini.”
Amatilah,
(1) Semua orang Kristen yang baik memandang diri mereka
sebagai peziarah dan orang asing di dunia ini, orang asing
di negeri yang jauh, yang lewat di situ menuju negeri lain,
yang pantas bagi mereka (Mzm. 39:13; Ibr. 11:13).
(2) Seluruh waktu kita menumpang di sini harus dilewati
dengan takut akan Tuhan .
(3) Merenungkan Tuhan sebagai Hakim bukanlah sesuatu yang
tidak pantas bagi mereka yang betul-betul dapat memang-
gil-Nya Bapa. Keyakinan yang kudus kepada Tuhan sebagai
Bapa, takut dan hormat kepada-Nya sebagai Hakim, yaitu
dua hal yang sangat selaras. Memandang Tuhan sebagai Ha-
kim yaitu satu sarana untuk menumbuhkan rasa sayang
kita kepada Dia sebagai Bapa.
438
(4) Penghakiman Tuhan tidak akan membeda-bedakan orang:
Menurut perbuatan setiap orang. Hubungan lahiriah apa
saja dengan-Nya tidak dapat melindungi siapa pun. Orang
Yahudi boleh saja memanggil Tuhan Bapa dan Abraham
bapa, namun Tuhan tidak membeda-bedakan orang, juga
tidak mendukung kepentingan mereka, berdasar per-
timbangan-pertimbangan pribadi, namun menghakimi mere-
ka menurut perbuatan mereka. Perbuatan-perbuatan orang
akan menyingkapkan siapa mereka sesungguhnya pada
hari penghakiman. Tuhan akan membuat seluruh dunia
tahu siapa kepunyaan-Nya melalui perbuatan-perbuatan
mereka. Kita wajib hidup beriman, kudus, dan taat, dan
perbuatan-perbuatan kita akan menjadi bukti apakah kita
sudah memenuhi kewajiban kita atau tidak.
5. sesudah menasihati mereka untuk hidup dalam takut akan
Tuhan selama mereka menumpang di dunia ini berdasar
pertimbangan bahwa mereka menyebut-Nya Bapa, ia menam-
bahkan (ay. 18) alasan kedua: sebab atau mengingat bahwa
kamu telah ditebus bukan dengan barang yang fana, dst.
Dalam hal ini ia mengingatkan mereka,
(1) Bahwa mereka telah ditebus, atau dibeli kembali, dengan
tebusan yang dibayarkan kepada Bapa.
(2) Harga yang dibayar untuk menebus mereka yaitu : Bukan
dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau
emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah
Kristus.
(3) Dari apa mereka ditebus: Dari cara hidupmu yang sia-sia
yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu.
(4) Mereka sudah mengetahui hal ini: Sebab kamu tahu, dan
tidak bisa berpura-pura tidak mengetahui perkara besar
ini. Amatilah,
[1] Permenungan akan penebusan kita haruslah menjadi
dorongan yang kuat dan terus-menerus untuk hidup
kudus dan takut akan Tuhan .
[2] Tuhan mengharapkan agar orang Kristen hidup sesuai
dengan apa yang ia ketahui, dan sebab itu kita sangat
perlu diingatkan akan apa yang sudah kita ketahui
(Mzm. 39:5).
Surat 1 Petrus 1:13-23
439
[3] Bukan perak atau emas, bukan pula barang yang fana
di dunia ini, yang dapat menebus bahkan satu jiwa
saja. Barang-barang itu sering kali menjadi jerat, goda-
an, dan hambatan bagi keselamatan manusia, namun
sama sekali tidak dapat membeli atau memperolehnya.
Barang-barang itu fana, dapat rusak, dan sebab itu
tidak bisa menebus jiwa yang tidak fana dan abadi.
[4] Darah Yesus Kristus yaitu satu-satunya harga pene-
busan manusia. Penebusan manusia itu nyata, bukan
kiasan. Kita dibeli dengan harga, dan harga itu sepadan
dengan pembeliannya, sebab itu yaitu darah Kristus
yang mulia. Darah itu yaitu darah orang yang tidak
bersalah, Anak Domba yang tak bernoda dan tak ber-
cacat, yang diperlambangkan dengan Domba Paskah.
Dan darah itu yaitu darah seorang Pribadi yang tak
terhingga nilainya, sebab Ia yaitu Anak Tuhan , dan
sebab itu disebut darah Anak Tuhan (Kis. 20:28).
[5] Rancangan Kristus dalam menumpahkan darah-Nya
yang paling berharga yaitu untuk menebus kita, bu-
kan hanya dari kesengsaraan kekal di akhirat, melain-
kan juga dari perilaku atau hidup yang sia-sia di dunia
ini. Perilaku yang sia-sia itu yaitu perilaku yang ko-
song, sembrono, membuang-buang waktu, dan tidak
mendatangkan kehormatan bagi Tuhan dan nama baik
agama, tidak menginsyafkan orang-orang kafir, dan
tidak menghibur serta memuaskan hati nurani manusia
sendiri. Bukan hanya kefasikan secara terang-terangan,
melainkan juga sia-sia dan tidak bermanfaatnya peri-
laku kita merupakan hal yang sangat berbahaya.
[6] Perilaku orang bisa saja menampakkan diri dalam ben-
tuk ibadah, dan mengatas-namakan kebiasaan dan tra-
disi yang sudah ada sejak dahulu kala, namun pada
akhirnya perilaku itu hanya sia-sia. Orang-orang Ya-
hudi dapat mengatakan banyak hal tentang ini, dengan
segala ibadah lahiriah mereka. Namun perilaku mereka
begitu sia-sia sehingga hanya darah Kristus yang dapat
menebus mereka darinya. Sudah adanya sesuatu sejak
dahulu kala bukanlah merupakan pedoman kebenaran
yang pasti, bukan pula keputusan yang bijak, “Aku
440
akan hidup dan mati dengan cara seperti ini, sebab
nenek-moyangku juga begitu.”
6. sesudah menyebutkan harga penebusan, Rasul Petrus melan-
jutkan dengan berbicara tentang beberapa hal yang berkaitan
baik dengan Sang Penebus maupun yang ditebus (ay. 20-21).
(1) Sang Penebus digambarkan lebih jauh bukan hanya seba-
gai Anak Domba yang tak bercacat cela, melainkan juga
sebagai,
[1] Yang telah dipilih sebelum dunia dijadikan, telah dipilih
atau ditetapkan, yang sudah diketahui. jika Tuhan
dikatakan sudah mengetahui segala sesuatu sebelum-
nya, itu menyiratkan lebih dibandingkan sekadar kemung-
kinan atau dugaan. Itu berarti suatu kehendak, kepu-
tusan bahwa apa yang akan terjadi pasti terjadi (Kis.
2:23). Tuhan tidak saja sudah mengetahui sebelumnya,
namun juga menentukan dan menetapkan, bahwa Anak-
Nya harus mati bagi manusia, dan ketetapan ini sudah
ada sebelum dunia dijadikan. Waktu dan dunia dimulai
bersama-sama, sebelum waktu dimulai, tidak ada apa-
apa selain kekekalan.
[2] Yang sebab mereka, baru menyatakan diri-Nya pada
zaman akhir. Ia dinyatakan atau diperlihatkan sebagai
Penebus yang telah dipilih Tuhan . Ia dinyatakan melalui
kelahiran-Nya, melalui kesaksian Bapa-Nya, dan me-
lalui pekerjaan-pekerjaan-Nya sendiri, terutama melalui
kebangkitan-Nya dari antara orang mati (Rm. 1:4). “Ini
terjadi pada zaman akhir Perjanjian Baru dan Injil, untuk
kamu, kamu orang-orang Yahudi, kamu orang-orang ber-
dosa, kamu orang-orang yang menderita. Kamu diberi
penghiburan dengan penyataan dan penampakan Kris-
tus, jika kamu percaya kepada-Nya.”
[3] Yang dibangkitkan dari antara orang mati oleh Bapa,
yang memberi-Nya kemuliaan. Kebangkitan Kristus, yang
dipandang sebagai tindakan kekuasaan, bersifat umum
untuk ketiga Pribadi Tritunggal itu, namun sebagai tindak-
an penghakiman, itu khusus menjadi tugas Sang Bapa,
yang sebagai Hakim membebaskan Kristus, membang-
kitkan Dia dari kubur, dan memberi-Nya kemuliaan.
Surat 1 Petrus 1:13-23
441
Bapa menyatakan Dia kepada seluruh dunia sebagai
Anak-Nya melalui kebangkitan-Nya dari antara orang
mati, mengangkat-Nya ke sorga, memahkotai-Nya de-
ngan kemuliaan dan kehormatan, menyerahkan kepada-
Nya segala kuasa di sorga dan bumi, dan memuliakan
Dia dengan kemuliaan yang Dia miliki di hadirat Tuhan
sebelum dunia ada.
(2) Umat yang ditebus juga di sini digambarkan dengan iman
dan harapan mereka, yang ditimbulkan oleh Yesus Kristus:
“Oleh Dialah kamu percaya kepada Tuhan , oleh Dia sebagai
Pemimpin, Pendorong, Penopang, dan Penyempurna iman-
mu. Sekarang kamu dapat beriman dan berharap kepada
Tuhan , yang sudah diperdamaikan dengan kamu oleh Kris-
tus Sang Pengantara.”
(3) Dari semuanya ini kita dapat memetik pelajaran,
[1] Ketetapan Tuhan untuk mengutus Kristus sebagai Peng-
antara sudah ada sejak dari kekekalan, dan merupakan
ketetapan yang adil dan penuh rahmat, namun sama
sekali tidak mengabaikan dosa manusia dalam menya-
libkan Dia (Kis. 2:23). Sejak kekekalan itu Tuhan telah
memiliki tujuan-tujuan dalam bentuk perkenanan
khusus kepada umat-Nya jauh sebelum Ia memberi
penyataan-penyataan apa saja tentang anugerah itu
kepada mereka.
[2] Besarlah kebahagiaan pada zaman akhir dibandingkan
dengan apa yang dinikmati pada zaman-zaman sebelum-
nya di dunia. Terang yang cerah, penopang-penopang
iman, ketetapan-ketetapan ibadah yang membuahkan
hasil, dan penghiburan yang besar, semuanya ini jauh
lebih besar sejak Kristus menyatakan diri dibandingkan sebe-
lum-sebelumnya. Rasa syukur dan pelayanan kita ha-
ruslah sepadan dengan perkenanan-perkenanan itu.
[3] Penebusan Kristus bukan milik siapa-siapa selain
orang-orang yang sungguh-sungguh percaya. Penebus-
an yang bersifat umum ditegaskan oleh sebagian orang,
dan disangkal oleh sebagian yang lain, namun tidak ada
yang menyatakan bahwa kematian Kristus diterapkan
secara umum demi keselamatan semua orang. Orang-
442
orang munafik dan kafir tetap akan binasa selama-
lamanya, kendati dengan kematian Kristus.
[4] Tuhan di dalam Kristus yaitu yang terutama diimani
oleh orang Kristen, iman yang dengan kuat ditopang
oleh kebangkitan Kristus dan kemuliaan yang betul-
betul mengikuti sesudahnya.
II. Rasul Petrus menasihati mereka supaya menjalin kasih persau-
daraan.
1. Ia menganggap bahwa Injil sudah memiliki dampak yang sede-
mikian rupa atas mereka sehingga memurnikan jiwa mereka
sementara mereka mematuhinya melalui Roh, dan bahwa Injil
telah menghasilkan setidak-tidaknya kasih persaudaraan yang
tulus ikhlas. sebab itu ia mengajak mereka untuk melanjut-
kan ke tingkat perasaan yang lebih tinggi, yaitu untuk sung-
guh-sungguh mengasihi satu sama lain dengan hati yang
murni (ay. 22). Amatilah,
(1) Tidak diragukan bahwa setiap orang Kristen yang tulus
memurnikan jiwanya. Rasul Petrus menganggap hal ini me-
mang harus demikian adanya: sebab kamu telah, dst. Me-
murnikan jiwa mengandaikan adanya sesuatu yang sangat
najis dan kotor yang telah mencemarkannya, dan bahwa
kotoran ini dihilangkan. Baik pemurnian imamat Lewi di ba-
wah hukum Taurat maupun pemurnian manusia lahiriah
seperti orang munafik tidak dapat menghasilkan hal ini.
(2) Firman Tuhan yaitu sarana agung untuk memurnikan
orang berdosa: sebab kamu telah menyucikan dirimu oleh
ketaatan kepada kebenaran. Injil disebut kebenaran, seba-
gai lawan dari perlambang dan bayangan, kesalahan dan
kepalsuan. Kebenaran ini dapat memurnikan jiwa dengan
berhasil, jika dipatuhi (Yoh. 17:17). Banyak orang men-
dengar kebenaran, namun tidak pernah dimurnikan olehnya,
sebab mereka tidak mau berserah diri padanya atau
mematuhinya.
(3) Roh Tuhan yaitu pelaku agung dalam memurnikan jiwa
manusia. Roh meyakinkan jiwa akan ketidakmurniannya,
dan melengkapinya dengan kebajikan-kebajikan dan anu-
gerah yang menghiasi dan memurnikannya, seperti iman
Surat 1 Petrus 1:13-23
443
(Kis. 15:9), pengharapan (1Yoh. 3:3), takut akan TUHAN
(Mzm. 34:10), dan kasih terhadap Yesus Kristus. Roh me-
micu upaya-upaya kita, dan membuatnya berhasil. Perto-
longan Roh tidak menggantikan usaha kita sendiri. Orang-
orang ini memurnikan jiwa mereka sendiri, namun itu
melalui Roh.
(4) Jiwa-jiwa orang Kristen harus dimurnikan sebelum mereka
sama sekali bisa mengasihi satu sama lain dengan tulus
ikhlas. Ada hawa nafsu dan keberpihakan dalam kodrat
manusia, sehingga tanpa anugerah ilahi kita tidak bisa me-
ngasihi Tuhan atau satu sama lain seperti yang seharusnya.
Tidak ada kasih selain yang keluar dari hati yang murni.
(5) Merupakan kewajiban semua orang Kristen untuk menga-
sihi satu sama lain dengan tulus dan sungguh-sungguh.
Kasih sayang kita satu terhadap yang lain haruslah tulus
dan nyata, dan harus sungguh-sungguh, terus-menerus,
dan luas.
2. Rasul Petrus lebih jauh mendesakkan kepada orang-orang
Kristen kewajiban untuk sungguh-sungguh mengasihi satu
sama lain dengan hati yang murni dengan menimbang hu-
bungan rohani mereka. Mereka semua telah dilahirkan kembali
bukan dari benih yang fana, namun dari benih yang tidak fana,
dst. Dari sini kita dapat memetik pelajaran,
(1) Bahwa semua orang Kristen telah dilahirkan kembali.
Rasul Petrus membicarakan perkara ini sebagai hal yang
umum bagi semua orang Kristen yang sungguh-sungguh,
dan melalui kelahiran kem