ibrani wahyu 13



 ihan ini dikatakan sesuai dengan rencana Tuhan . 

Rencana di sini dapat dipahami dalam dua cara: Per-

tama, sebagai pengetahuan, penglihatan, atau pengerti-

an yang dibuat sebelum sesuatu terjadi, dan bahwa 

sesuatu hal itu akan terjadi. Demikianlah ahli matema-

tika sudah mengetahui dengan pasti sebelumnya bahwa 

pada waktu tertentu akan terjadi gerhana. Pengetahuan 

yang dimiliki sebelumnya semacam ini ada pada Tuhan , 

yang hanya dengan satu pandangan yang penuh kuasa 

melihat segala sesuatu yang pernah ada, yang sekarang 

ada, dan yang akan pernah ada. namun  “pra-pengetahu-

an” seperti itu bukanlah penyebab mengapa suatu hal 

Surat 1 Petrus 1:1-2 

 411 

begini atau begitu, meskipun hal itu pasti akan terjadi, 

seperti halnya ahli matematika yang sudah memper-

kirakan gerhana tidak lantas menyebabkan gerhana itu 

terjadi. Kedua, rencana kadang-kadang berarti keputus-

an, ketetapan, dan persetujuan. Dia yang diserahkan 

Tuhan  menurut maksud dan rencana-Nya (Kis. 2:23). 

Kematian Kristus bukan hanya sudah diketahui jauh 

sebelum terjadi, namun  juga sudah ditetapkan, seperti 

dalam ayat 20. Dengan mengambil makna ini, maka 

pengertian di sini yaitu , dipilih sesuai dengan keputus-

an, ketetapan, dan anugerah Tuhan  yang cuma-cuma. 

[2] Ditambahkan di situ, sesuai dengan rencana Tuhan  Bapa 

kita. Yang harus kita pahami dengan Bapa di sini ada-

lah Pribadi pertama dari Tritunggal yang terpuji. Di 

antara ketiga Pribadi itu ada suatu urutan, meskipun 

tidak ada keunggulan satu di atas yang lain. Ketiganya 

setara dalam kuasa dan kemuliaan, dan ada tata lak-

sana yang disepakati dalam pekerjaan-pekerjaan Mere-

ka. Dengan demikian, dalam perkara penebusan manu-

sia, hal pemilihan lebih terutama dikaitkan dengan 

Bapa, seperti halnya hal pendamaian dikaitkan dengan 

Anak, dan hal pengudusan dikaitkan dengan Roh Ku-

dus, meskipun dalam setiap hal ini, satu Pribadi tidak 

sepenuhnya mengambil kepentingan sendiri sehingga 

mengecualikan dua Pribadi lain. Dengan ini Pribadi-

Pribadi dalam Tritunggal dinyatakan secara lebih jelas 

kepada kita, dan kita diajar apa kewajiban-kewajiban 

kita terhadap masing-masing Pribadi itu. 

(2) Mereka dipilih dan dikuduskan oleh Roh, supaya taat ke-

pada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. 

Tujuan dan hasil akhir dari pemilihan yaitu  kehidupan 

kekal dan keselamatan. namun  , sebelum hal ini ter-

capai, setiap orang yang dipilih harus dikuduskan oleh 

Roh, dan dibenarkan oleh darah Yesus. Ketetapan Tuhan  

atas keselamatan manusia selalu bekerja melalui pengu-

dusan Roh dan percikan darah Yesus. Yang harus dipa-

hami dengan pengudusan di sini bukanlah sesuatu yang 

bersifat upacara saja, namun  benar-benar nyata, yang di-

mulai dengan pembaharuan hidup atau lahir baru. Dengan 


 412

pembaharuan hidup ini kita diperbaharui menurut gambar 

Tuhan  dan dijadikan ciptaan baru, dan terus dibimbing 

untuk hidup kudus sehari-hari, dengan semakin memati-

kan dosa-dosa kita, dan hidup bagi Tuhan  dalam segala ke-

wajiban hidup sebagai seorang Kristen. Di sini kesemuanya 

ini dirangkum dalam satu kata, ketaatan, yang mencakup 

semua kewajiban kristiani. Yang dimaksud Rasul Petrus 

dengan Roh di sini, menurut sebagian orang, yaitu  roh 

manusia, bagian dari manusia yang menjadi sasaran untuk 

dikuduskan. Pengudusan di bawah hukum Taurat atau 

yang menjadi perlambangan saja, tidak bekerja lebih jauh 

dibandingkan  menyucikan tubuh jasmani, namun  cara pengu-

dusan kristiani berdampak pada roh manusia, dan menyu-

cikannya. Sebagian orang lain lagi, dengan alasan yang 

lebih baik, berpendapat bahwa yang dimaksud dengan roh 

di sini yaitu  Roh Kudus, pelaku pengudusan. Ia memper-

baharui pikiran, mematikan dosa-dosa kita (Rm. 8:13), dan 

menghasilkan buah-buah-Nya yang mulia dalam hati 

orang-orang Kristen (Gal. 5:22-23). Pengudusan oleh Roh 

ini menyiratkan adanya penggunaan sarana. Kuduskanlah 

mereka dalam kebenaran; firman-Mu yaitu  kebenaran 

(Yoh. 17:17). Supaya taat. Kata taat ini, seperti yang ditun-

jukkan dalam terjemahan kita, merujuk pada apa yang di-

katakan sebelumnya, dan menandakan tujuan pengudusan, 

yaitu untuk membawa orang-orang berdosa yang mem-

berontak supaya taat lagi, supaya taat sepenuhnya, taat 

pada kebenaran dan Injil Kristus: Kamu telah menyucikan 

dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran melalui Roh (ay. 22). 

(3) Mereka juga dipilih untuk menerima percikan darah Yesus. 

Mereka dirancang oleh ketetapan Tuhan  untuk dikuduskan 

oleh Roh, dan disucikan oleh jasa dan darah Kristus. Di 

sini ada rujukan jelas pada pemercikan darah sebagai per-

lambang dalam hukum Taurat, yang bahasanya dipahami 

betul oleh orang-orang Yahudi yang sudah bertobat ini. 

Darah hewan-hewan korban tidak saja harus ditumpahkan 

namun  juga dipercikkan, untuk menandakan bahwa keun-

tungan-keuntungan yang dimaksudkan dengannya diterap-

kan dan diperhitungkan kepada orang-orang yang mem-

berikan persembahan itu. Demikian pula darah Kristus, 

Surat 1 Petrus 1:1-2 

 413 

korban yang agung dan maha-mencukupi, yang diperlam-

bangkan oleh korban-korban hukum Taurat sebelumnya, 

tidak hanya ditumpahkan, namun  juga harus dipercikkan 

dan diberikan kepada tiap-tiap orang Kristen yang dipilih 

ini, supaya sebab  iman dalam darah-Nya mereka menda-

pat pengampunan dosa (Rm. 3:25). Percikan darah ini 

membuat kita dibenarkan di hadapan Tuhan  (Rm. 5:9), me-

meteraikan perjanjian antara Tuhan  dan kita, yang diper-

lambangkan oleh Perjamuan Tuhan (Luk. 22:20). Percikan 

darah ini juga menyucikan kita dari segala dosa (1Yoh. 

1:7), dan memberi jalan masuk kepada kita ke sorga (Ibr. 

10:19). Perhatikanlah,  

[1] Tuhan  telah memilih sebagian orang untuk hidup kekal, 

sebagian saja, bukan semua. Yang dipilih itu orang, dan 

tidak berdasar  orang itu layak atau tidak.  

[2] Semua orang yang dipilih untuk hidup kekal sebagai 

tujuan akhirnya dipilih untuk taat sebagai jalan menuju 

ke sana.  

[3] Kecuali orang dikuduskan oleh Roh, dan diperciki oleh 

darah Yesus, tidak akan ada ketaatan yang sesungguh-

nya di dalam hidup.  

[4] Ada kesepakatan dan kerja sama di antara semua Pri-

badi Tritunggal dalam urusan keselamatan manusia, 

dan tindakan-tindakan Mereka sepadan satu dengan 

yang lain: siapa saja yang dipilih oleh Bapa, dikuduskan 

oleh Roh supaya taat, dan ditebus oleh Anak serta 

diperciki dengan darah-Nya.  

[5] Ajaran Tritunggal merupakan dasar dari semua agama 

wahyu. Jika kita menolak keilahian Anak dan Roh Ku-

dus, maka kita membuat penebusan oleh yang satu dan 

pekerjaan-pekerjaan anugerah oleh yang lain tidak ber-

laku, dan dengan demikian menghancurkan dasar yang 

akan membuat kita sendiri aman dan terhibur. 

III. Salam kepada orang-orang yang disurati oleh Rasul Petrus: Kira-

nya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas 

kamu. Berkat-berkat yang diinginkan untuk mereka yaitu  kasih 

karunia dan damai sejahtera. 


 414

1. Kasih karunia, yaitu perkenanan Tuhan  yang cuma-cuma, be-

serta semua dampaknya yang semestinya, yang mengampuni, 

menyembuhkan, menolong, dan menyelamatkan.  

2. Damai sejahtera. Segala macam kedamaian mungkin dimak-

sudkan di sini, kedamaian dalam rumah tangga, masyarakat, 

jemaat, dan kedamaian dalam batin dengan Tuhan , beserta 

perasaan damai dalam hati nurani kita sendiri. 

3.  Di sini ada permohonan atau doa, dalam hubungannya de-

ngan berkat kasih karunia dan damai sejahtera ini, yaitu 

supaya berkat-berkat itu makin melimpah. Ini menyiratkan 

bahwa mereka sedikit banyak sudah memiliki berkat-berkat 

ini, dan ia berharap supaya berkat-berkat itu terus mengalir, 

makin bertambah, dan menjadi sempurna. Amatilah,  

(1) Mereka yang memiliki berkat-berkat rohani dalam jiwa me-

reka sendiri pasti sungguh-sungguh menginginkan berkat-

berkat yang sama itu diberikan kepada orang lain. Kasih 

karunia Tuhan  merupakan suatu hal yang membuat orang 

murah hati, bukan mementingkan diri. 

(2) Berkat-berkat terbaik yang dapat kita inginkan bagi diri 

kita sendiri, atau bagi satu sama lain, yaitu  kasih karunia 

dan damai sejahtera, beserta kelimpahannya. Oleh sebab  

itulah para rasul sering kali menjadikan hal ini sebagai doa 

mereka di awal dan akhir surat rasuli mereka.  

(3) Kedamaian yang teguh tidak dapat dinikmati jika  tidak 

ada kasih karunia sejati. Pertama-tama kasih karunia, 

kemudian damai sejahtera. Damai sejahtera tanpa kasih 

karunia hanyalah kebodohan. namun  kasih karunia bisa 

saja nyata walaupun untuk sementara waktu tidak ada da-

mai sejahtera yang terwujud. Seperti Heman yang tergang-

gu oleh kengerian, dan Kristus yang pernah mengalami 

sengsara mengerikan.  

(4) Bertambahnya kasih karunia dan damai sejahtera, dan 

juga diberikannya kasih karunia dan damai sejahtera itu 

untuk pertama kali, berasal dari Tuhan . jika  Tuhan  mem-

berikan kasih karunia sejati, Ia akan memberi  lebih 

banyak lagi. Dan setiap orang baik pasti sungguh-sungguh 

menginginkan perkembangan dan kelimpahan dari berkat-

berkat ini dalam dirinya sendiri dan orang lain. 

Surat 1 Petrus 1:3-5 

 415 

Hak-hak Istimewa Orang Kristen  

(1:3-5) 

3 Terpujilah Tuhan  dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang sebab  rahmat-

Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus 

Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharap-

an, 4 untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak da-

pat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu. 5 

Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Tuhan  sebab  imanmu semen-

tara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan 

pada zaman akhir. 

Sekarang kita sampai pada isi surat rasuli ini, yang dimulai dengan, 

I.  Ucapan selamat atas martabat dan kebahagiaan yang dialami 

orang-orang percaya ini, yang dinyatakan dalam bentuk ucapan 

syukur kepada Tuhan . Surat-surat rasuli lain juga dimulai dengan 

cara serupa (2Kor. 1:3; Ef. 1:3). Di sini kita mendapati, 

1. Kewajiban yang dijalankan, yaitu memuji Tuhan . Manusia me-

muji Tuhan  dengan mengakui sebagaimana mestinya keunggul-

an dan keterpujian-Nya. 

2. Pribadi yang mendapat pujian ini digambarkan melalui hu-

bungan-Nya dengan Yesus Kristus: Tuhan  dan Bapa Tuhan kita 

Yesus Kristus. Di sini ada tiga nama untuk satu Pribadi, yang 

menunjukkan jabatan rangkap tiga yang dimiliki-Nya.  

(1) Dia yaitu  Tuhan, Raja atau Penguasa berdaulat atas se-

gala sesuatu.  

(2) Yesus, Imam atau Juruselamat.  

(3) Kristus, Nabi, yang diurapi dengan Roh dan diperlengkapi 

dengan segala karunia yang diperlukan untuk mengajar, 

membimbing, dan menyelamatkan jemaat-Nya. Tuhan  ini, 

yang demikian terpuji, yaitu  Tuhan  Kristus menurut kodrat 

manusiawi-Nya, dan Bapa-Nya menurut kodrat ilahi-Nya. 

3. Alasan-alasan yang mengharuskan kita untuk menjalankan 

kewajiban memuji Tuhan . Semua alasan ini dirangkum dalam 

satu ungkapan, yaitu sebab  rahmat-Nya yang besar. Semua 

berkat yang kita terima yaitu  sebab  rahmat Tuhan , bukan 

sebab  jasa manusia, terutama berkat pembaharuan hidup 

atau kelahiran baru. Ia telah melahirkan kita kembali, dan 

sudah selayaknya kita mengucap syukur kepada Tuhan  untuk 

ini, terutama bila kita menimbang buah yang dihasilkannya 

dalam diri kita, yaitu anugerah pengharapan yang luhur itu. 


 416

Itu bukan harapan yang sia-sia, mati, dan binasa seperti ha-

rapan orang-orang duniawi dan munafik, melainkan harapan 

yang hidup, harapan yang kuat, menghidupkan, dan terus 

bertahan, dan harapan ini memang harus seperti itu, sebab  

ia memiliki dasar yang kukuh seperti kebangkitan Yesus 

Kristus dari antara orang mati. Amatilah,  

(1) Seburuk apa pun keadaan orang Kristen yang baik, ia 

memiliki  alasan yang luhur untuk tetap memuji Tuhan . 

Seperti halnya orang berdosa selalu memiliki  alasan 

untuk meratap, kendati dengan kemakmurannya pada saat 

ini, demikian pula orang baik, di tengah-tengah kesulitan 

mereka yang bermacam-macam, memiliki  alasan untuk 

tetap bersukacita dan memuji Tuhan .  

(2) Dalam doa-doa dan puji-pujian kita, kita harus menyapa 

Tuhan  sebagai Bapa Tuhan kita Yesus Kristus. Hanya mela-

lui Kristuslah kita dan pelayanan-pelayanan kita diterima.  

(3) Orang-orang yang terbaik berutang pada rahmat Tuhan  yang 

besar atas berkat-berkat terbaik yang mereka terima. 

Segala kejahatan di dunia berasal dari dosa manusia, namun  

segala kebaikan di dalamnya berasal dari rahmat Tuhan . 

Pembaharuan hidup jelas-jelas harus diakui terjadi oleh 

sebab  rahmat Tuhan  yang berlimpah, dan demikian pula 

dengan semua hal lain. Kita sepenuhnya hidup oleh sebab  

topangan rahmat ilahi. Mengenai sifat pembaharuan hidup 

ini, lihat Yohanes 3:3.  

(4) Pembaharuan hidup menghasilkan hidup yang penuh 

pengharapan akan hidup kekal. Setiap orang yang belum 

bertobat yaitu  makhluk yang tanpa harapan. Apa pun ha-

rapan yang mereka sangka mereka miliki hanyalah keya-

kinan diri dan rekaan tanpa dasar. Pengharapan Kristiani 

yang benar yaitu  kelahiran kembali manusia oleh Roh 

Tuhan . Itu tidak terjadi secara alami begitu saja, melainkan 

sebab  anugerah yang cuma-cuma. Orang yang dilahirkan 

kembali kepada sebuah hidup rohani yang baru, dilahirkan 

kembali kepada sebuah pengharapan yang baru dan rohani.  

(5) Pengharapan orang Kristen memiliki keunggulan ini, bahwa 

pengharapannya yaitu  pengharapan yang hidup. Harapan 

akan hidup kekal dalam diri orang Kristen yang sungguh-

sungguh yaitu  harapan yang membuatnya tetap hidup, 

Surat 1 Petrus 1:3-5 

 417 

yang menggerakkan dia, menopang dia, dan memimpin dia 

ke sorga. Harapan itu menyegarkan dan menggerakkan jiwa 

untuk bertindak, untuk bersabar, untuk tabah, dan ber-

tahan sampai akhir. Harapan yang menyesatkan dari orang-

orang yang tidak diperbaharui hidupnya yaitu  harapan 

yang sia-sia dan binasa. Orang durhaka dan harapannya 

akan berakhir dan mati bersama-sama (Ayb. 27:8).  

(6) Kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati yaitu  

dasar atau fondasi dari pengharapan orang Kristen. Ke-

bangkitan Kristus yaitu  tindakan Bapa sebagai Hakim, 

dan Anak sebagai Pemenang. Kebangkitan-Nya menunjuk-

kan bahwa Bapa menerima kematian-Nya sepenuhnya un-

tuk menebus kita, bahwa Ia menang atas maut, kubur, dan 

semua musuh rohani kita. Kebangkitan-Nya juga merupa-

kan jaminan kebangkitan kita sendiri. sebab  ada kesatu-

an yang tak terpisahkan antara Kristus dan kawanan 

domba-Nya, maka mereka bangkit lebih sebab  kebangkit-

an-Nya sebagai Kepala dibandingkan  sebab  kuasa-Nya sebagai 

Hakim. Kita dibangkitkan bersama dengan Kristus (Kol. 

3:1). berdasar  semua hal ini secara bersama-sama, 

maka orang Kristen memiliki dua dasar yang teguh dan 

kuat untuk membangun harapan mereka akan hidup kekal. 

II.  sesudah  mengucap selamat kepada orang-orang ini atas kelahiran 

baru mereka, dan harapan akan hidup kekal, Rasul Petrus me-

lanjutkan dengan menggambarkan hidup kekal itu melalui gagas-

an tentang bagian atau warisan. Ini merupakan cara penyampai-

an yang paling tepat untuk orang-orang ini, sebab mereka miskin 

dan teraniaya, dan mungkin terampas dari warisan yang berhak 

mereka dapatkan sebab  status kelahiran mereka. Untuk meri-

ngankan penderitaan ini, ia memberi tahu mereka bahwa mereka 

telah lahir baru untuk mendapat warisan baru, yang tak terhing-

ga lebih baik dibandingkan  apa yang hilang dari mereka. Selain itu, 

sebagian besar dari mereka yaitu  orang-orang Yahudi, dan de-

ngan demikian merasa sangat sayang kepada tanah Kanaan, 

sebagai tanah warisan mereka, yang ditetapkan untuk mereka 

oleh Tuhan  sendiri. Jadi, terusir sehingga tidak bisa tinggal di da-

lam tanah yang diwariskan TUHAN dipandang sebagai pengha-

kiman yang pedih (1Sam. 26:19). Untuk menghibur mereka di 


 418

bawah penghakiman ini, mereka diingatkan akan bagian mulia 

yang disediakan di sorga bagi mereka, bagian yang jika dibanding-

kan dengannya tanah Kanaan hanyalah sebagai bayangan belaka. 

Di sini perhatikanlah, 

1. Sorga yaitu  warisan yang tak diragukan lagi akan diterima 

oleh semua anak Tuhan . Semua orang yang sudah lahir baru 

dilahirkan untuk mendapat sebuah warisan, seperti orangtua 

yang menjadikan anaknya sebagai ahli warisnya. Rasul Paulus 

menyatakan bahwa, jika kita yaitu  anak, maka kita juga 

yaitu  ahli waris (Rm. 8:17). Tuhan  memberi  pemberian-

pemberian-Nya kepada semua orang, namun  warisan hanya 

diberikan-Nya kepada anak-anak-Nya. Mereka yang menjadi 

putra dan putri-Nya melalui kelahiran kembali dan pengang-

katan sebagai anak, menerima bagian kekal yang dijanjikan 

itu (Ibr. 9:15). Bagian ini tidak kita peroleh sendiri, melainkan 

pemberian Bapa kita. Bagian itu bukan upah yang pantas kita 

terima, melainkan buah dari anugerah, yang pertama-tama 

mengangkat kita sebagai anak, dan kemudian menetapkan 

warisan ini untuk kita melalui sebuah perjanjian yang teguh 

dan tak dapat berubah. 

2. Keutamaan-keutamaan yang tiada banding dari warisan ini, 

yang semuanya ada empat:  

(1) Warisan ini tidak fana, yang dalam hal ini menyerupai 

Penciptanya, yang disebut Tuhan  yang tidak fana (Rm. 1:23). 

Kerusakan yaitu  perubahan dari yang lebih baik menjadi 

lebih buruk, namun  sorga tidak ada perubahan dan tidak 

ada akhir. Rumah di sorga itu kekal, dan para pemiliknya 

pasti hidup selama-lamanya, sebab  yang dapat binasa 

harus mengenakan yang tidak dapat binasa (1Kor. 15:53). 

(2) Warisan ini tanpa noda, seperti Imam Besar yang sekarang 

memegang kepemilikan atas warisan itu, yang saleh, tanpa 

salah, dan tanpa noda (Ibr. 7:26). Dosa dan kesengsaraan, 

dua noda besar yang menghancurkan dunia ini, dan 

merusak keindahannya, tidak mendapat tempat di sana.  

(3) Warisan ini tidak lenyap, namun  selalu mempertahankan 

kekuatan dan keindahannya, dan tidak dapat binasa, te-

tapi senantiasa menghibur dan menyukakan hati orang-

Surat 1 Petrus 1:3-5 

 419 

orang kudus yang memilikinya, tanpa sedikit pun mereka 

bosan atau merasa hambar.  

(4) “Tersimpan di sorga bagi kamu,” ungkapan yang mengajar 

kita,  

[1] Bahwa warisan itu yaitu  warisan yang mulia, sebab 

warisan itu ada di sorga, dan semua yang ada di sana 

mulia (Ef. 1:18).  

[2] Warisan itu pasti, sesuatu yang tersimpan di dunia lain, 

yang dengan aman dijaga dan dipelihara sampai tiba 

saatnya kita memilikinya. 

[3] Orang-orang yang bagi mereka warisan itu tersimpan 

digambarkan, melalui nama mereka, melainkan melalui 

sifat mereka: bagi kamu, atau kita, atau setiap orang 

yang dilahirkan kembali kepada suatu hidup yang penuh 

pengharapan. Warisan itu tersimpan bagi mereka, 

hanya bagi mereka. Sementara untuk semua yang lain, 

pintu untuk mendapat warisan itu akan tertutup untuk 

selama-lamanya. 

III. sebab  warisan ini digambarkan sebagai suatu hal untuk masa 

depan, dan masih jauh baik dalam waktu maupun tempat, maka 

Rasul Petrus menganggap ada suatu keraguan atau kegelisahan 

yang masih tinggal dalam pikiran orang-orang ini, apakah mereka 

akan gagal memperolehnya di tengah jalan. “Meskipun kebahagia-

an tersimpan aman di sorga, namun kita masih berada di bumi, 

rentan terhadap berbagai macam godaan, kesengsaraan, dan kele-

mahan. Apakah keadaan kita sudah sedemikian aman sehingga 

kita pasti akan sampai di sana?” Terhadap pertanyaan ini ia men-

jawab bahwa mereka pasti akan dijaga dan dibimbing dengan 

aman ke sana. Mereka akan dijaga dan dipelihara dari segala 

godaan dan kecelakaan yang merusak, yang akan mencegah 

mereka tiba dengan selamat di kehidupan kekal. Ahli waris harta 

duniawi tidak memiliki jaminan bahwa ia akan hidup untuk 

menikmatinya, namun  ahli waris sorga pasti akan dibimbing 

dengan aman untuk memilikinya. Berkat yang dijanjikan di sini 

yaitu  pemeliharaan: kamu dipelihara. Yang memelihara yaitu  

Tuhan . Sarana dalam diri kita yang digunakan untuk tujuan itu 

yaitu  iman dan perhatian kita sendiri. Tujuan kita dipelihara 

yaitu  keselamatan. Dan waktu di mana kita akan melihat akhir 


 420

dan hasil yang aman dari semuanya yaitu  zaman akhir. Perhati-

kanlah, 

1. Demikianlah perhatian lembut Tuhan  terhadap umat-Nya, bah-

wa Ia tidak hanya memberi mereka anugerah, namun  juga me-

melihara mereka sampai pada kemuliaan. Dipeliharanya mere-

ka menyiratkan adanya baik bahaya maupun pertolongan. 

Mereka bisa saja diserang, namun  tidak akan ditaklukkan.  

2. Dipeliharanya orang-orang yang lahir kembali sampai memper-

oleh hidup kekal yaitu  dampak dari kuasa Tuhan . Besarnya 

pekerjaan, banyaknya musuh, dan kelemahan-kelemahan kita 

sendiri yaitu  sedemikian rupa sehingga tidak ada kuasa 

selain yang mahakuasa yang dapat memelihara jiwa melewati 

semuanya itu untuk sampai pada keselamatan. Oleh sebab 

itulah Kitab Suci sering menggambarkan keselamatan manu-

sia sebagai dampak dari kuasa ilahi (2Kor. 12:9; Rm. 14:4).  

3. Pemeliharaan oleh kuasa Tuhan  tidak menggantikan upaya dan 

perhatian manusia bagi keselamatannya sendiri. Di sini ada 

kuasa Tuhan  dan iman manusia, yang menyiratkan adanya 

keinginan yang sungguh-sungguh akan keselamatan, keber-

gantungan pada Kristus sesuai dengan panggilan dan janji-

janji-Nya, perhatian dan kewaspadaan untuk melakukan se-

gala sesuatu yang berkenan pada Tuhan  dan menghindari apa 

saja yang melanggar, kebencian terhadap godaan, perhatian 

pada upah, dan ketekunan senantiasa di dalam doa. Dengan 

iman yang sedemikian sabar, yang giat bekerja, dan menak-

lukkan, kita dipelihara di bawah pertolongan anugerah ilahi 

untuk memperoleh keselamatan. Pada iman ada kekuasaan 

untuk memelihara jiwa melalui keadaan penuh anugerah sam-

pai ke dalam keadaan penuh kemuliaan.  

4. Keselamatan ini telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman 

akhir. Di sini ada tiga hal yang ditegaskan tentang keselamat-

an orang-orang kudus:  

(1) Bahwa keselamatan itu sedang dipersiapkan, tersedia, dan 

tersimpan di sorga bagi mereka.  

(2) Meskipun keselamatan itu dipersiapkan sekarang, namun 

sebagian besarnya tersembunyi dan tidak dinyatakan un-

tuk saat ini, bukan hanya kepada dunia yang tidak tahu 

dan buta, yang tidak pernah mempertanyakannya, melain-

Surat 1 Petrus 1:6-9 

 421 

kan juga bahkan kepada para ahli waris keselamatan itu 

sendiri. Belum nyata apa keadaan kita kelak (1Yoh. 3:2).  

(3) Bahwa keselamatan itu akan secara penuh dan utuh di-

nyatakan pada zaman akhir, atau pada hari penghakiman. 

Hidup yang tidak dapat binasa kini telah didatangkan oleh 

Injil, namun  hidup ini akan dinyatakan secara lebih mulia 

pada saat kematian, saat  jiwa diterima di hadapan Kris-

tus, dan memandang kemuliaan-Nya. Bahkan di samping 

itu akan ada penyingkapan yang lebih jauh dan terakhir 

tentang besar dan unggulnya kebahagiaan orang-orang ku-

dus pada zaman akhir, saat  tubuh mereka dibangkitkan 

dan dipersatukan kembali dengan jiwa mereka, dan peng-

hakiman akan dijatuhkan atas para malaikat dan manusia, 

dan Kristus akan menghormati dan memuji hamba-hamba-

Nya di hadapan seluruh dunia. 

Hak-hak Istimewa Orang Kristen 

(1:6-9) 

6 Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu sesaat  harus 

berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. 7 Maksud semuanya itu ialah 

untuk membuktikan kemurnian imanmu – yang jauh lebih tinggi nilainya 

dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api – sehingga 

kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari 

Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. 8 Sekalipun kamu belum pernah melihat 

Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun 

kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira sebab  sukacita yang 

mulia dan yang tidak terkatakan, 9 sebab  kamu telah mencapai tujuan 

imanmu, yaitu keselamatan jiwamu. 

Perkataan akan hal itu mengacu pada pembicaraan Rasul Petrus 

sebelumnya tentang keunggulan keadaan mereka pada saat ini dan 

pengharapan-pengharapan mereka yang besar untuk masa depan. 

“Dalam keadaan ini bergembiralah, sekalipun sekarang ini, atau 

dalam waktu yang sebentar ini, kamu sesaat  harus berdukacita oleh 

berbagai-bagai pencobaan” (ay. 6). 

I.  Rasul Petrus mengakui bahwa mereka ada dalam penderitaan be-

sar, dan mengemukakan beberapa hal untuk meringankan keseng-

saraan-kesengsaraan mereka.  

1.  Setiap orang Kristen yang benar selalu memiliki  suatu hal 

yang di dalamnya ia dapat bersukacita. Sukacita yang besar 


 422

itu lebih dibandingkan  ketenangan dan ketenteraman pikiran atau 

perasaan nyaman. Sukacita yang besar akan menunjukkan 

dirinya dalam wajah dan perilaku, namun  terutama dalam 

pujian dan syukur.  

2. Sukacita yang utama dari orang Kristen yang baik timbul dari 

perkara-perkara rohani dan sorgawi, dari hubungannya de-

ngan Tuhan  dan sorga. Dalam hal-hal ini, setiap orang Kristen 

yang benar sangat bersukacita. Sukacitanya timbul dari harta 

karunnya, yang terdiri atas hal-hal yang bernilai tinggi, dan 

haknya atas hal-hal itu sudah terjamin.  

3. Orang-orang Kristen yang terbaik, yaitu mereka yang memiliki 

alasan untuk sangat bersukacita, bisa saja tetap berdukacita 

sebab  berbagai macam cobaan. Segala macam penderitaan 

merupakan cobaan, atau ujian terhadap iman, kesabaran, dan 

keteguhan. Semuanya ini jarang datang dalam satu macam 

saja, namun  berbagai macam, dan datang dari tempat-tempat 

yang berbeda, dan dampak dari semuanya yaitu  dukacita 

yang besar. Sebagai manusia, kita akan mengalami kesedihan, 

baik yang sifatnya pribadi maupun yang berhubungan dengan 

keluarga. Sebagai orang Kristen, kewajiban kita kepada Tuhan  

membuat kita sering-sering berdukacita: dan belas kasihan 

kita terhadap orang-orang yang sengsara, penghinaan terha-

dap Tuhan , malapetaka-malapetaka yang menimpa jemaat-Nya, 

dan kehancuran umat manusia, baik sebab  kebodohan mere-

ka sendiri maupun sebab  pembalasan ilahi, menimbulkan 

kesedihan yang hampir terus-menerus dalam diri orang yang 

murah hati dan saleh. Aku sangat berdukacita dan selalu 

bersedih hati (Rm. 9:2).  

4. Penderitaan-penderitaan dan dukacita orang baik hanyalah 

untuk sementara, hanya untuk waktu yang singkat. Meskipun 

menyengat, penderitaan-penderitaan itu berlangsung sebentar 

saja. Hidup itu sendiri hanya sebentar, dan kesedihan-kesedih-

annya tidak akan terus berlangsung melebihinya. Singkatnya 

penderitaan sangat meringankan beratnya penderitaan itu.  

5. Dukacita sering kali diperlukan bagi kebaikan orang Kristen: 

Kamu harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Tuhan  

tidak berkehendak menyusahkan umat-Nya, namun  bertindak 

berdasar  pertimbangan, sesuai dengan kebutuhan kita. 

Kesusahan itu tepat dan sesuai, bahkan mutlak perlu, sebab 

Surat 1 Petrus 1:6-9 

 423 

demikianlah yang dimaksudkan dalam perkataan: Kamu ha-

rus. Oleh sebab itu janganlah ada orang yang goyang imannya 

sebab  kesusahan-kesusahan ini. Kamu sendiri tahu, bahwa 

kita ditentukan untuk itu (1Tes. 3:3). Masalah-masalah ini, 

yang terasa berat, menimpa kita hanya jika kita memerlukan-

nya, dan tidak akan berlangsung lebih lama dibandingkan  yang 

diperlukan. 

II. Rasul Petrus mengungkapkan maksud dari penderitaan-penderi-

taan mereka dan dasar bagi mereka untuk bersukacita di dalam-

nya (ay. 7). Maksud dari penderitaan-penderitaan orang baik 

yaitu  untuk membuktikan kemurnian iman mereka. Adapun sifat 

dari pembuktian iman itu yaitu  jauh lebih tinggi nilainya dari 

pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api. 

Dampak dari pembuktian iman ini yaitu  bahwa mereka akan 

memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari 

Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Perhatikanlah,  

1. Penderitaan orang Kristen yang sungguh-sungguh dimaksud-

kan untuk menguji iman mereka. Maksud Tuhan  dalam menim-

pakan penderitaan kepada umat-Nya yaitu  untuk menguji, 

dan bukan menghancurkan mereka. Itu demi keuntungan 

mereka, bukan kebinasaan mereka: Ujian, sesuai dengan arti 

kata itu, yaitu  pencobaan atau penyelidikan atas manusia, 

melalui suatu penderitaan, untuk membuktikan nilai dan 

kekuatan imannya. Ujian ini terutama dilakukan terhadap 

iman, dan bukan terhadap anugerah lain mana pun, sebab  

ujian terhadap iman, pada akhirnya, yaitu  ujian terhadap 

semua yang baik dalam diri kita. Kekristenan kita bergantung 

pada iman kita. Jika tidak ada iman, maka tidak ada hal lain 

yang baik secara rohani dalam diri kita. Kristus pun berdoa 

bagi rasul ini, supaya imannya jangan gugur. Jika iman dito-

pang, maka semua yang lain akan berdiri teguh. Iman orang 

baik diuji, supaya ia sendiri bisa mendapat penghiburan dari 

imannya, Tuhan  mendapat kemuliaan darinya, dan orang lain 

mendapat manfaat darinya.  

2.  Iman yang dimurnikan itu jauh lebih berharga dibandingkan  emas 

yang dimurnikan. Di sini ada dua perbandingan antara iman 

dan emas, dan antara permunian iman dan pemurnian emas. 

Emas yaitu  logam yang paling berharga, murni, berguna, dan 


 424

tahan lama dari semua jenis logam. Demikian pula halnya 

iman di antara kebajikan-kebajikan kristiani. Iman tetap ada 

sampai ia mengantarkan jiwa ke sorga, dan kemudian meng-

hasilkan kebersamaan yang mulia antara jiwa dan Tuhan  untuk 

selama-lamanya. Menguji iman itu jauh lebih berharga dari-

pada menguji emas. Dalam kedua pengujian itu ada pemurni-

an, pemisahan ampas, dan penyingkapan keindahan dan ke-

baikan dari barang yang diuji. Emas tidak bertambah banyak 

dan berlipat ganda dengan diuji dalam api, malah semakin 

mengecil. namun  iman menjadi teguh, bertumbuh, dan berlipat 

ganda melalui segala perlawanan dan penderitaan yang diha-

dapinya. Emas pasti binasa pada akhirnya, emas yang fana, 

namun  iman tidak akan pernah binasa. Aku telah berdoa untuk 

engkau, supaya imanmu jangan gugur (Luk. 22:32). Ujian 

terhadap iman akan mendatangkan pujian, kehormatan, dan 

kemuliaan. Kehormatan dalam arti yang benar yaitu  harga 

dan nilai yang dimiliki seseorang di mata orang lain, dan 

dengan demikian Tuhan  dan manusia akan menghormati orang-

orang kudus. Pujian yaitu  ungkapan atau pernyataan dari 

nilai itu. Demikianlah Kristus akan memuji umat-Nya pada 

hari penghakiman, “Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-

Ku,” dst. Kemuliaan yaitu  kemilau yang membuat orang, 

dengan dihormati dan dipuji seperti itu, bersinar di sorga. 

Kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh 

semua orang yang berbuat baik (Rm. 2:10). Jika iman yang 

sudah teruji mendatangkan pujian, kehormatan, dan kemulia-

an, maka hendaklah ini membuat iman berharga di matamu, 

sebagai sesuatu yang jauh lebih berharga dibandingkan  emas, 

meskipun ia diserang dan diuji oleh berbagai penderitaan. Jika 

kamu membuat perhitungan berdasar  kegunaan iman 

sekarang atau hasil yang akan diperolehnya nanti, maka hal 

ini akan terbukti benar, sekalipun dunia memandangnya 

sebagai hal yang tidak masuk akal atau bertentangan dengan 

apa yang biasa dipikirkan orang.  

3. Yesus Kristus akan tampil kembali dalam kemuliaan, dan apa-

bila Ia tampil, orang-orang kudus akan tampil bersama-sama 

dengan Dia, dan anugerah-anugerah yang ada pada mereka 

akan tampil kemilau. Semakin banyak mereka diuji, semakin 

teranglah mereka akan tampil pada saat itu. Ujian akan segera 

Surat 1 Petrus 1:6-9 

 425 

berakhir, namun  kemuliaan, kehormatan, dan pujian akan ber-

langsung sampai pada kekekalan. Hal ini harus membuatmu 

menerima penderitaan-penderitaanmu pada saat ini: penderi-

taan itu mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi 

segala-galanya. 

III. Rasul Petrus secara khusus memuji iman jemaat Kristen mula-

mula ini sebab  dua hal: 

1. Keunggulan dari sasaran iman mereka, yaitu Yesus yang tak 

terlihat. Rasul Petrus sudah melihat Tuhan kita secara jas-

mani, namun  orang-orang Yahudi yang ada dalam perantauan 

ini tidak pernah melihat-Nya, namun mereka percaya kepada-

Nya (ay. 8). Percaya adanya Tuhan , atau Kristus, itu satu hal 

(sebab Iblis juga percaya), namun  percaya kepada-Nya itu hal 

lain. Percaya kepada-Nya menandakan ketundukan, kebergan-

tungan, dan pengharapan akan semua kebaikan yang dijanji-

kan dari Dia.  

2.  sebab  dua hasil atau dampak yang terlihat dari iman mereka, 

yaitu kasih dan sukacita, dan sukacita ini begitu besar sehingga 

tidak dapat diuraikan dengan kata-kata: Kamu bergembira kare-

na sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan. Amatilah,  

(1) Iman orang Kristen yang benar mengenal dengan semesti-

nya hal-hal yang disingkapkan, namun tidak terlihat. Pan-

caindra mengenal hal-hal yang tercerap indra dan yang ada 

pada saat ini. Sementara akal budi yaitu  pemandu yang 

lebih tinggi, yang dengan pasti dapat memberi  kesim-

pulan umum tentang cara kerja penyebab-penyebab ter-

jadinya sesuatu, dan kepastian terjadinya peristiwa-peris-

tiwa. namun  iman naik lebih tinggi lagi, dan meyakinkan 

kita akan berlimpahnya hal-hal tertentu berkat pewahyu-

an, yang tidak akan pernah dapat ditemukan oleh panca-

indra dan akal budi. Iman yaitu  bukti dari segala sesuatu 

yang tidak kita lihat.  

(2) Iman yang benar tidak pernah sendirian, namun  menghasil-

kan kasih yang kuat terhadap Yesus Kristus. Orang Kristen 

yang sungguh-sungguh memiliki kasih yang tulus terhadap 

Yesus, sebab  ia percaya kepada-Nya. Kasih ini menunjuk-

kan dirinya dalam bentuk penghargaan yang paling tinggi 


 426

untuk Dia, keinginan-keinginan hati terhadap-Nya, kese-

diaan untuk lebur untuk bisa bersama-sama dengan Dia, 

pikiran-pikiran yang penuh sukacita, berbagai pelayanan 

dan penderitaan yang dijalani dengan hati gembira, dll.  

(3) Di mana ada iman dan kasih yang benar terhadap Kristus, 

maka di situ ada, atau bisa jadi ada, sukacita yang mulia 

dan yang tidak terkatakan. Sukacita ini tidak terungkap-

kan, tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Cara ter-

baik untuk memperoleh sukacita ini yaitu  dengan meng-

alami dan mengecapnya. Sukacita ini penuh kemuliaan, 

penuh dengan sorga. Sorga dan kemuliaan yang akan da-

tang akan banyak dirasakan dalam sukacita sekarang ini 

oleh orang-orang Kristen yang bertumbuh. Iman mereka 

menghilangkan penyebab-penyebab kesedihan, dan mem-

berikan alasan-alasan terbaik untuk bersukacita. Meski-

pun adakalanya orang baik berjalan dalam kegelapan, 

sering kali itu sebab  kesalahan dan ketidaktahuan mereka 

sendiri, atau sebab  kecenderungan hati yang mudah takut 

atau sedih, atau sebab  suatu dosa yang dilakukan bela-

kangan ini. Atau juga mungkin sebab  suatu peristiwa 

yang menyedihkan yang terjadi oleh sebab  maksud peme-

liharaan ilahi, yang menenggelamkan penghiburan mereka 

untuk saat ini. Namun mereka memiliki alasan untuk ber-

sorak-sorak di dalam TUHAN, dan beria-ria di dalam Tuhan  

yang menyelamatkan mereka (Hab. 3:18). Memang pantas 

jemaat Kristen mula-mula ini bersorak-sorak dalam suka-

cita yang tak terkatakan, sebab setiap hari mereka telah 

mencapai tujuan iman mereka, yaitu keselamatan jiwa 

mereka (ay. 9). Perhatikanlah,  

[1] Berkat yang mereka terima: Keselamatan jiwa mereka 

(jiwa, yaitu bagian manusia yang lebih mulia, yang dise-

butkan di sini untuk menggambarkan manusia seutuh-

nya). Di sini keselamatan itu disebut sebagai tujuan 

iman mereka, tujuan di mana iman akan berakhir: iman 

membantu menyelamatkan jiwa, dan sesudah  itu ia sele-

sai menjalankan tugasnya, dan berhenti untuk selama-

lamanya.  

[2] Rasul Petrus berbicara mengenai keadaan pada saat ini: 

Kamu telah mencapai tujuan imanmu sekarang ini, dst.

Surat 1 Petrus 1:10-12 

 427 

[3] Kata yang digunakan merujuk pada pertandingan di 

mana sang pemenang menerima atau memakai mah-

kota atau hadiah dari juri, yang diaraknya dengan ber-

keliling dalam kemenangan. Demikian pula keselamatan 

jiwa yaitu  hadiah yang berusaha didapatkan orang-

orang Kristen ini, mahkota yang berupaya mereka per-

oleh, tujuan yang ingin mereka capai, yang setiap hari 

semakin dekat dan semakin ada dalam jangkauan me-

reka. Amatilah, pertama, setiap orang Kristen yang setia 

setiap hari sedang menerima keselamatan jiwanya. 

Keselamatan yaitu  satu hal yang tetap, yang dimulai 

dalam hidup ini, tidak terputus oleh kematian, dan 

terus sampai pada kekekalan. Orang-orang percaya ini 

mengalami permulaan sorga berupa memiliki kekudus-

an dan pikiran sorgawi, berupa kewajiban-kewajiban 

dan persekutuan mereka dengan Tuhan , berupa tanda 

jaminan akan warisan itu, dan kesaksian Roh ilahi. 

Sudah sepantasnya hal ini ditegaskan kepada orang-

orang yang sedang kesusahan ini. Mereka berada di 

pihak yang kalah di dunia, namun  Rasul Petrus meng-

ingatkan mereka akan apa yang telah mereka terima. 

Kalaupun mereka telah kehilangan suatu kebaikan 

yang nilainya lebih rendah, mereka sedang menerima 

keselamatan jiwa mereka sebagai gantinya. Kedua, ada-

lah wajib bagi orang Kristen untuk menjadikan kese-

lamatan jiwanya sebagai tujuannya. Kemuliaan Tuhan  

dan kebahagiaan kita sendiri begitu berkaitan satu 

sama lain sehingga jika kita dengan teratur mengusaha-

kan yang satu, kita pasti memperoleh yang lain. 

Hak-hak Istimewa Orang Kristen  

(1:10-12) 

10 Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah 

bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. 11 Dan mereka 

meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh 

Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi 

kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan ten-

tang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu. 12 Kepada mereka telah 

dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, namun  mela-

yani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada 


 428

kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari 

sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin 

diketahui oleh malaikat-malaikat. 

sesudah  menjelaskan siapa orang-orang yang disuratinya, dan menya-

takan kepada mereka keuntungan-keuntungan luhur yang mereka 

miliki, Rasul Petrus melanjutkan dengan menunjukkan kepada mere-

ka jaminan apa yang ia miliki untuk menyampaikan apa yang sudah 

disampaikannya. sebab  mereka yaitu  orang-orang Yahudi, dan 

menjunjung tinggi Perjanjian Lama, ia mengeluarkan kewenangan 

para nabi untuk meyakinkan mereka bahwa ajaran keselamatan oleh 

iman kepada Yesus Kristus bukanlah ajaran baru, melainkan ajaran 

yang sama yang diselidiki dan diteliti oleh para nabi di zaman dulu. 

Perhatikanlah, 

I.  Siapa orang-orang yang menyelidiki dengan tekun ini, yaitu nabi-

nabi, yang merupakan orang-orang yang diilhami Tuhan  untuk 

melakukan atau mengatakan hal-hal yang luar biasa melebihi 

batas pengetahuan dan kemampuan mereka sendiri, seperti 

menubuatkan hal-hal yang akan datang dan menyingkapkan 

kehendak Tuhan , melalui bimbingan Roh Kudus. 

II. Apa yang mereka selidiki, keselamatan, dan kasih karunia yang 

diuntukkan bagimu. Keselamatan yang tersedia bagi seluruh umat 

manusia dari segala bangsa oleh Yesus Kristus, dan secara lebih 

khusus keselamatan yang ditawarkan kepada bangsa Yahudi, 

kasih karunia yang diuntukkan bagi mereka dari Dia yang diutus 

hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Mereka 

sudah melihat jauh sebelumnya masa-masa kemuliaan yang 

penuh dengan terang, anugerah, dan penghiburan yang datang 

atas jemaat, yang membuat para nabi dan orang benar ingin 

melihat dan mendengarkan hal-hal yang digenapi di zaman Injil.  

III. Cara mereka mencari tahu: mereka menyelidiki dan meneliti. Kata 

yang digunakan kuat dan tegas, merujuk pada para penambang, 

yang menggali sampai ke dasar, dan menembus bukan hanya 

tanah, melainkan juga bebatuan, untuk bisa mendapatkan bijih. 

Demikian pula para nabi yang kudus ini memiliki  keinginan 

yang sungguh-sungguh untuk mencari tahu, yang diimbangi 

dengan ketekunan mereka dalam menyelidiki anugerah Tuhan , 

Surat 1 Petrus 1:10-12 

 429 

yang akan disingkapkan pada zaman Mesias. Walaupun men-

dapat ilham, hal itu tidak membuat mereka merasa tidak perlu 

menyelidiki dengan tekun. Sebab, terlepas dari pertolongan luar 

biasa terhadap mereka dari Tuhan , mereka wajib memanfaatkan 

semua cara biasa untuk mengembangkan hikmat dan pengetahu-

an. Daniel yaitu  orang yang sangat dikasihi dan terilhami, 

namun ia memahami perhitungan waktu melalui kitab-kitab dan 

dengan belajar (Dan. 9:2). Bahkan wahyu yang mereka terima 

sendiri menuntut mereka untuk belajar, merenung, dan berdoa. 

Sebab banyak nubuat memiliki makna ganda: maksud pertama 

yaitu  nubuat ditujukan kepada seseorang atau suatu peristiwa 

yang dekat, namun  rancangan akhirnya yaitu  untuk menggam-

barkan pribadi, penderitaan-penderitaan, atau kerajaan Kristus. 

Cermatilah,  

1.  Ajaran tentang keselamatan manusia oleh Yesus Kristus telah 

menjadi bahan penyelidikan dan kekaguman orang-orang ter-

besar dan terbijak. Luhurnya apa yang mereka selidiki itu, dan 

kepedulian mereka sendiri di dalamnya, telah membuat me-

reka mengerahkan segenap pikiran dan perhatian secermat-

cermatnya untuk menyelidikinya.  

2.  Orang yang baik akan betul-betul terjamah dan senang 

dengan anugerah dan belas kasihan Tuhan  terhadap orang lain, 

dan juga terhadap dirinya sendiri. Nabi-nabi amat senang 

dengan pengharapan bahwa belas kasihan akan ditunjukkan 

baik kepada bangsa Yahudi maupun bangsa-bangsa bukan 

Yahudi pada saat kedatangan Kristus.  

3. Mereka yang ingin mengenal keselamatan agung ini, dan anu-

gerah yang bersinar di dalamnya, harus menyelidiki dan mene-

litinya dengan tekun: jika seorang nabi yang mendapat ilham 

saja perlu melakukannya, apalagi orang-orang yang begitu 

lemah dan sembrono seperti kita. 

4.  Anugerah yang datang melalui Injil mengungguli semua yang 

datang sebelumnya. Tatanan (dispensasi) Injil itu lebih mulia, 

lebih jelas, lebih dapat dimengerti, lebih luas cakupannya, dan 

lebih berhasil dibandingkan  tatanan apa saja yang pernah men-

dahuluinya. 

IV. Hal-hal khusus yang terutama diselidiki oleh para nabi di zaman 

dulu, yang diungkapkan dalam ayat 11. Yesus Kristus merupakan 


 430

pokok utama penyelidikan mereka. Dan apa saja yang berkaitan 

dengan Dia, mereka ingin sekali mengetahuinya.  

1. Penghinaan dan kematian-Nya, dan dampak-dampak yang mu-

lia dari-Nya: Segala penderitaan yang akan menimpa Kristus 

dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu. Pe-

nyelidikan ini akan membawa mereka ke dalam pandangan 

tentang Injil secara keseluruhan, yang ringkasnya yaitu , 

bahwa Yesus telah diserahkan sebab  pelanggaran kita dan 

dibangkitkan sebab  pembenaran kita. 

2. Saat yang mana, dan saat yang bagaimana, Mesias akan mun-

cul. Tidak diragukan lagi bahwa para nabi suci ini dengan 

sungguh-sungguh ingin melihat hari-hari Anak Manusia. Oleh 

sebab  itu, di samping hal itu sendiri, pikiran mereka terpatri 

pada masa penggenapannya, sejauh Roh Kristus, yang ada 

dalam diri mereka, memberi  tanda-tanda tentang hal itu. 

Ciri-ciri masanya juga menjadi pertimbangan mereka secara 

ketat, apakah itu masa yang tenang atau bergejolak, masa 

damai atau masa perang. Amatilah,  

(1) Yesus Kristus sudah ada sebelum Dia menjelma menjadi 

manusia. Sebab Roh-Nya sudah ada pada waktu itu dalam 

diri para nabi, dan sebab  itu Dia yang Roh-Nya sudah ada 

pada waktu itu, pasti wujud-Nya juga sudah ada.  

(2) Ajaran Tritunggal bukanlah sesuatu yang tidak diketahui 

sepenuhnya oleh orang-orang beriman dalam Perjanjian 

Lama. Para nabi tahu bahwa mereka terilhami oleh Roh 

yang ada dalam diri mereka. Roh ini mereka ketahui seba-

gai Roh Kristus, dan sebab  itu berbeda dari Kristus sen-

diri: di sini kita melihat ada beberapa Pribadi, dan dari 

bagian-bagian lain dalam Perjanjian Lama, kita dapat 

menarik kesimpulan tentang adanya Tritunggal.  

(3) Pekerjaan-pekerjaan yang di sini diakui sebagai dikerjakan 

oleh Roh Kudus membuktikan bahwa Ia yaitu  Tuhan . Ia 

memaksudkan, menyingkapkan, dan menyatakan kepada 

para nabi, beratus-ratus tahun sebelumnya, segala pen-

deritaan yang akan menimpa Kristus, dan banyak kejadian 

tertentu yang menyertainya. Ia juga memberi kesaksian, 

atau memberi  bukti dan keterangan sebelumnya, me-

ngenai kepastian peristiwa itu, dengan mengilhami para 

Surat 1 Petrus 1:10-12 

 431 

nabi untuk menyingkapkannya, untuk mengadakan muji-

zat-mujizat yang meneguhkannya, dan dengan memampu-

kan orang-orang beriman untuk mempercayainya. Pekerja-

an-pekerjaan ini membuktikan Roh Kristus sebagai Tuhan , 

sebab  Ia memiliki kekuatan yang mahakuasa dan penge-

tahuan yang tak terbatas.  

(4) berdasar  teladan Kristus Yesus, belajarlah untuk ber-

siap menghadapi datangnya masa-masa pelayanan dan 

penderitaan sebelum kita diterima dalam kemuliaan. Demi-

kianlah yang dilakukan Kristus, dan seorang murid tidak 

lebih dari pada Gurunya. Masa penderitaan hanya seben-

tar, namun  kemuliaan itu kekal. Sepedih dan seberat apa 

pun masa penderitaan, itu tidak akan menghalang-halangi, 

namun  justru mengerjakan bagi kita kemuliaan kekal yang 

melebihi segala-galanya. 

V.  Keberhasilan yang memahkotai penyelidikan mereka. Jerih payah 

mereka yang kudus untuk mencari tahu tidak diremehkan, kare-

na Tuhan  memberi mereka pewahyuan yang memuaskan untuk 

menenangkan dan menghibur pikiran mereka. Mereka diberi tahu 

bahwa hal-hal ini tidak akan terjadi pada masa mereka, namun 

semuanya sudah teguh dan pasti, dan akan digenapi pada zaman 

para rasul: Mereka bukan melayani diri mereka sendiri, namun  

melayani kamu. Dan kita harus memberitakannya, di bawah pim-

pinan Roh Kudus yang tak pernah keliru, kepada seluruh dunia. 

Hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat, dst. 

Di sini kita mendapati ada tiga oknum yang mempelajari atau 

menyelidiki perkara besar tentang keselamatan manusia oleh 

Yesus Kristus: 

1.  Nabi-nabi, yang menyelidiki dan menelitinya dengan tekun.  

2.  Para rasul, yang mempelajari semua nubuat dan menjadi 

saksi-saksi penggenapannya, dan dengan demikian menyam-

paikan apa yang mereka ketahui kepada orang lain dalam 

pewartaan Injil.  

3.  Para malaikat, yang dengan penuh perhatian mengintai untuk 

mencari tahu perkara-perkara ini. Amatilah,  

(1) Upaya yang tekun untuk mengenal Kristus dan melakukan 

kewajiban kita pasti akan mendapat jawaban yang baik. 


 432

Para nabi dijawab dengan pewahyuan. Daniel belajar, dan 

menerima pengetahuan. Orang-orang Berea menyelidiki 

Kitab Suci, dan diteguhkan.  

(2) Adakalanya permintaan yang halal dan saleh dari orang-

orang terkudus dan terbaik sekalipun ditolak. yaitu  sah 

dan saleh bagi nabi-nabi ini untuk ingin tahu lebih banyak 

dibandingkan  apa yang diperbolehkan untuk mereka ketahui 

tentang waktu kemunculan Kristus di dunia, namun  ke-

inginan mereka itu ditolak. yaitu  sah dan saleh bagi 

orangtua yang baik untuk berdoa bagi anak-anak mereka 

yang fasik, bagi kaum miskin untuk berdoa melawan ke-

miskinan, bagi orang baik untuk berdoa melawan kemati-

an, namun, permintaan-permintaan mereka yang tulus ini 

sering kali ditolak. Tuhan  berkenan memenuhi apa yang kita 

butuhkan dibandingkan  apa yang kita minta.  

(3) Merupakan suatu kehormatan dan kebiasaan orang Kristen 

untuk berguna bagi orang lain, dalam banyak kasus, dari-

pada bagi dirinya sendiri. Para nabi melayani orang lain, 

bukan diri mereka sendiri. Tidak ada seorang pun di antara 

kita yang hidup untuk dirinya sendiri (Rm. 14:7). Tidak ada 

yang lebih bertentangan dengan kodrat manusia atau asas-

asas Kekristenan dibandingkan  bagi seseorang untuk menjadi-

kan dirinya sebagai tujuannya sendiri, dan hidup bagi diri-

nya sendiri.  

(4) Pewahyuan-pewahyuan Tuhan  kepada jemaat-Nya, meski-

pun bertahap, dan diberikan sedikit demi sedikit, semua-

nya selaras secara sempurna. Ajaran para nabi dan rasul 

persis bersesuaian satu sama lain, sebab  berasal dari Roh 

Tuhan  yang sama.  

(5) Keberhasilan pelayanan Injili bergantung pada Roh Kudus 

yang diutus dari sorga. Injil yaitu  pelayanan Roh, dan 

keberhasilannya bergantung pada pekerjaan dan berkat-

Nya.  

(6) Rahasia-rahasia Injil, dan cara-cara keselamatan manusia, 

yaitu  hal yang begitu mulia sehingga para malaikat yang 

terberkati sungguh-sungguh ingin mencari tahu tentang-

nya. Mereka penasaran, teliti, dan tekun dalam mencari 

tahu tentangnya. Mereka memandang seluruh rancangan 

penebusan manusia dengan perhatian dan kekaguman

Surat 1 Petrus 1:13-23 

 433 

 yang mendalam, khususnya mengenai hal-hal yang sedang 

dibicarakan Rasul Petrus di sini: Hal-hal yang ingin diketa-

hui oleh malaikat-malaikat dengan melongok ke bawah, 

seperti halnya para kerub terus melihat ke bawah pada 

tutup pendamaian. 

Kewaspadaan dan Kekudusan;  

Nasihat untuk Menjalin Kasih Persaudaraan  

(1:13-23)  

13 Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspyaitu  dan letakkanlah peng-

harapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu 

pada waktu penyataan Yesus Kristus. 14 Hiduplah sebagai anak-anak yang 

taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu 

kebodohanmu, 15 namun  hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh 

hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, 16 sebab 

ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. 17 Dan jika kamu menyebut-

Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang 

menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan 

selama kamu menumpang di dunia ini. 18 Sebab kamu tahu, bahwa kamu 

telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek 

moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak 

atau emas, 19 melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang 

sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. 20 Ia 

telah dipilih sebelum dunia dijadikan, namun  sebab  kamu baru menyatakan 

diri-Nya pada zaman akhir. 21 Oleh Dialah kamu percaya kepada Tuhan , yang 

telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan yang telah memulia-

kan-Nya, sehingga imanmu dan pengharapanmu tertuju kepada Tuhan . 22 

sebab  kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, se-

hingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, 

hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap 

hatimu. 23 sebab  kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang 

fana, namun  dari benih yang tidak fana, oleh firman Tuhan , yang hidup dan 

yang kekal.      

Di sini Rasul Petrus memulai dengan nasihat-nasihatnya kepada 

orang-orang yang disuratinya itu, yang sebelumnya ia gambarkan 

berada dalam keadaan mulia. Dengan begitu, ia mengajar kita bahwa 

Kekristenan yaitu  ajaran yang sesuai dengan kesalehan, yang di-

rancang untuk membuat kita bukan hanya lebih bijak, melainkan 

juga lebih baik. 

I. Ia menasihati mereka untuk waspada dan hidup kudus. 

1.  Sebab itu siapkanlah akal budimu, dst. (ay. 13). Seolah-olah ia 

berkata, “Sebab itu, sebab  kamu demikian dihormati dan di-

bedakan, seperti yang sudah dijelaskan di atas, siapkanlah 


 434

akal budimu. Ada perjalanan yang harus kamu tempuh, per-

tandingan yang harus kamu ikuti, peperangan yang harus 

kamu menangkan, dan pekerjaan besar yang harus kamu laku-

kan. Seperti halnya pelancong, petanding, prajurit, dan pekerja 

mempersiapkan diri dan mengencangkan pakaian mereka yang 

panjang dan longgar, supaya mereka lebih siap, cepat, dan 

sigap dalam urusan mereka, demikian pula halnya dengan pi-

kiranmu, manusia batinmu, dan perasaan-perasaan yang ber-

diam di sana: Siapkanlah semuanya itu, bereskan itu, jangan 

biarkan menggantung longgar dan terabaikan. Kencangkan 

apa yang longgar, dan hendaklah ikat pinggang atau kekuatan 

dan daya pikiranmu kamu kerahkan untuk menjalankan 

kewajibanmu. Lepaskanlah dirimu dari semua yang akan 

menghambat kamu, dan teruslah bertekad untuk taat. Was-

pyaitu , waspada terhadap semua bahaya dan musuh rohani-

mu, dan jangan berlebih-lebihan dalam makan, minum, berpa-

kaian, berlibur, bekerja, dan dalam seluruh perilakumu. Was-

pyaitu  juga dalam berpendapat, dan dalam berbuat, dan 

rendah hatilah dalam menilai dirimu sendiri.” Dan letakkanlah 

pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianu-

gerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus. 

Sebagian orang merujuk hal ini pada penghakiman terakhir, 

seakan-akan Rasul Petrus mengarahkan harapan mereka pada 

penyataan terakhir dari Yesus Kristus. namun  tampaknya lebih 

wajar mengartikannya, seperti yang dapat diartikan dari sini, 

“Berharaplah dengan sempurna, atau seluruhnya, atas kasih 

karunia yang dianugerahkan kepadamu di dalam atau oleh 

penyataan Yesus Kristus. Yaitu oleh Injil, yang telah mematah-

kan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat 

binasa. Berharaplah dengan sempurna, percayalah tanpa ragu 

pada kasih karunia yang sekarang ditawarkan kepadamu oleh 

Injil.” Amatilah,  

(1) Pekerjaan utama orang Kristen terletak pada mengatur 

dengan benar hati dan pikirannya. Anjuran pertama dari 

Rasul Petrus yaitu  mempersiapkan akal budi.  

(2) Orang-orang Kristen yang terbaik sekalipun perlu dinasi-

hati supaya waspada atau menahan diri. Orang-orang 

Kristen yang unggul ini diingatkan akan hal itu. Menahan 

diri dituntut dari seorang penilik jemaat (1Tim. 3:2), dari 

Surat 1 Petrus 1:13-23 

 435 

kaum laki-laki yang tua (Tit. 2:2), dan wanita -perem-

puan muda harus diajari untuk menahan diri, dan orang-

orang muda juga diperintahkan untuk menguasai diri (Tit. 

2:4, 6). 

(3) Pekerjaan orang Kristen belum selesai segera sesudah  ia ada 

dalam keadaan penuh anugerah. Ia masih harus berharap 

dan berusaha memperoleh anugerah yang lebih banyak 

lagi. Sesudah memasuki gerbang yang sempit, ia masih ha-

rus berjalan di jalan yang sempit, dan mempersiapkan akal 

budinya untuk memperoleh anugerah yang lebih banyak 

lagi.  

(4) Kepercayaan yang kuat dan sempurna pada anugerah Tuhan  

betul-betul selaras dengan daya upaya terbaik kita dalam 

menjalankan kewajiban kita. Kita harus berharap dengan 

sempurna, namun juga mempersiapkan akal budi kita, dan 

mengerahkan segenap kekuatan untuk melakukan pekerja-

an yang harus kita lakukan, dengan mendorong diri kita 

sendiri berdasar  anugerah Yesus Kristus. 

2.  Sebagai anak-anak yang taat, dst. (ay. 14). Perkataan ini dapat 

dipandang sebagai pedoman hidup kudus, baik yang bersifat 

menegaskan, yakni “Kamu harus hidup sebagai anak-anak 

yang taat, seperti orang-orang yang sudah diangkat Tuhan  men-

jadi anggota keluarga-Nya, dan diperbaharui oleh anugerah-

Nya,” maupun bersifat melarang, yakni “Kamu tidak boleh me-

nuruti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodoh-

anmu.” Atau perkataan itu dapat dipandang sebagai alasan 

untuk mendesak mereka supaya hidup kudus dengan menim-

bang siapa mereka sekarang, yaitu anak-anak yang taat, dan 

siapa mereka pada waktu mereka hidup menuruti hawa nafsu 

dan kebodohan. Amatilah,  

(1)  Anak-anak Tuhan  harus membuktikan diri sebagai anak-

anak yang taat dengan menaati Tuhan , dengan taat seka-

rang, seterusnya, dan sepenuhnya.  

(2)  Yang terbaik dari anak-anak Tuhan  pun pernah hidup me-

nuruti hawa nafsu dan kebodohan. Itu terjadi saat seluruh 

kerangka hidup mereka, jalan dan cara mereka, hanya 

untuk memenuhi dan memuaskan segala keinginan mere-

ka yang terlarang dan nafsu mereka yang keji, sebab  


 436

mereka sama sekali tidak mengenal Tuhan  dan diri mereka 

sendiri, Kristus dan Injil. 

(3)  Manusia, jika  bertobat, menjadi sangat berbeda dari 

siapa mereka di waktu dulu. Mereka menjadi orang-orang 

yang mengikuti cara dan jalan yang berbeda dibandingkan  

sebelumnya. Sifat batin mereka, tingkah laku, ucapan, dan 

perilaku hidup mereka banyak berubah dibandingkan di 

masa-masa lalu.  

(4)  Segala hawa nafsu dan apa saja yang berlebihan pada para 

pendosa merupakan buah-buah dan tanda-tanda dari ke-

bodohan mereka. 

3.  namun  sama seperti Dia yang telah memanggil kamu, dst. (ay. 

15-16). Di sini ada pedoman luhur yang ditegaskan dengan 

alasan-alasan yang kuat: Hendaklah kamu menjadi kudus di 

dalam seluruh hidupmu. Siapa yang sanggup melakukan ini? 

Namun itu dituntut dengan keras, dan ditegaskan dengan tiga 

alasan, berdasar  anugerah Tuhan  dalam memanggil kita, 

berdasar  perintah-Nya, ada tertulis, dan berdasar  tela-

dan-Nya. Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. Amatilah,  

(1) Anugerah Tuhan  dalam memanggil orang berdosa merupa-

kan ajakan yang kuat untuk hidup kudus. Sungguh suatu 

perkenanan yang besar jika kita berhasil dipanggil oleh 

anugerah ilahi untuk keluar dari keadaan dosa dan ke-

sengsaraan ke dalam keadaan di mana kita memiliki semua 

berkat dari perjanjian baru. Dan perkenanan yang besar 

berarti kewajiban yang kuat. Perkenanan yang besar me-

mampukan dan juga mewajibkan kita untuk hidup kudus.  

(2) Kekudusan yang utuh yaitu  keinginan dan kewajiban 

setiap orang Kristen. Inilah pedoman kekudusan yang ber-

sifat ganda: 

[1] Kekudusan itu, dalam jangkauannya, harus mencakup 

semuanya. Kita harus kudus, dan harus begitu di dalam 

seluruh hidup kita. Dalam semua perkara kemasyara-

katan dan agama, dalam setiap keadaan, sejahtera atau 

sengsara. Kudus terhadap semua orang, kawan atau-

pun lawan. Dalam segala hubungan dan pekerjaan, kita 

harus tetap kudus. 

Surat 1 Petrus 1:13-23 

 437 

[2] Kudus dengan mengikuti teladan. Kita harus kudus, 

sama seperti Tuhan  itu kudus: kita harus meniru Dia, 

meskipun kita tidak pernah dapat menyamai-Nya. Tuhan  

itu kudus secara sempurna, tak berubah, dan kekal, 

dan kita harus bercita-cita untuk mencapai keadaan 

seperti itu. Merenungkan kekudusan Tuhan  haruslah 

mewajibkan kita untuk mencapai kekudusan tingkat 

tertinggi yang dapat kita capai.  

(3) Firman Tuhan  yang tertulis yaitu  pedoman hidup yang 

paling pasti untuk orang Kristen, dan dengan pedoman 

ini kita diperintahkan untuk kudus dalam segala hal. 

(4) Perintah-perintah dalam Perjanjian Lama harus dipelajari 

dan dipatuhi di zaman Perjanjian Baru. Rasul Petrus, ber-

dasarkan perintah yang disampaikan beberapa kali oleh 

Musa, menuntut kekudusan dari semua orang Kristen. 

4.  Jika kamu menyebut-Nya Bapa, dst. (ay. 17). Di sini Rasul 

Petrus sama sekali tidak bermaksud meragukan apakah orang-

orang Kristen ini menyebut Tuhan  itu Bapa atau tidak. Ia tahu 

mereka pasti memanggil-Nya Bapa, dan oleh sebab  itu ia me-

nasihati mereka untuk hidup dalam ketakutan selama mereka 

menumpang di dunia ini: “Jika kamu mengakui Tuhan  yang 

Mahabesar sebagai Bapa dan Hakim, maka kamu harus hidup 

dalam takut akan Dia selama kamu menumpang di dunia ini.” 

Amatilah,  

(1) Semua orang Kristen yang baik memandang diri mereka 

sebagai peziarah dan orang asing di dunia ini, orang asing 

di negeri yang jauh, yang lewat di situ menuju negeri lain, 

yang pantas bagi mereka (Mzm. 39:13; Ibr. 11:13).  

(2) Seluruh waktu kita menumpang di sini harus dilewati 

dengan takut akan Tuhan .  

(3) Merenungkan Tuhan  sebagai Hakim bukanlah sesuatu yang 

tidak pantas bagi mereka yang betul-betul dapat memang-

gil-Nya Bapa. Keyakinan yang kudus kepada Tuhan  sebagai 

Bapa, takut dan hormat kepada-Nya sebagai Hakim, yaitu  

dua hal yang sangat selaras. Memandang Tuhan  sebagai Ha-

kim yaitu  satu sarana untuk menumbuhkan rasa sayang 

kita kepada Dia sebagai Bapa.  


 438

(4) Penghakiman Tuhan  tidak akan membeda-bedakan orang: 

Menurut perbuatan setiap orang. Hubungan lahiriah apa 

saja dengan-Nya tidak dapat melindungi siapa pun. Orang 

Yahudi boleh saja memanggil Tuhan  Bapa dan Abraham 

bapa, namun  Tuhan  tidak membeda-bedakan orang, juga 

tidak mendukung kepentingan mereka, berdasar  per-

timbangan-pertimbangan pribadi, namun  menghakimi mere-

ka menurut perbuatan mereka. Perbuatan-perbuatan orang 

akan menyingkapkan siapa mereka sesungguhnya pada 

hari penghakiman. Tuhan  akan membuat seluruh dunia 

tahu siapa kepunyaan-Nya melalui perbuatan-perbuatan 

mereka. Kita wajib hidup beriman, kudus, dan taat, dan 

perbuatan-perbuatan kita akan menjadi bukti apakah kita 

sudah memenuhi kewajiban kita atau tidak. 

5. sesudah  menasihati mereka untuk hidup dalam takut akan 

Tuhan  selama mereka menumpang di dunia ini berdasar  

pertimbangan bahwa mereka menyebut-Nya Bapa, ia menam-

bahkan (ay. 18) alasan kedua: sebab  atau mengingat bahwa 

kamu telah ditebus bukan dengan barang yang fana, dst. 

Dalam hal ini ia mengingatkan mereka,  

(1) Bahwa mereka telah ditebus, atau dibeli kembali, dengan 

tebusan yang dibayarkan kepada Bapa.  

(2)  Harga yang dibayar untuk menebus mereka yaitu : Bukan 

dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau 

emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah 

Kristus.  

(3) Dari apa mereka ditebus: Dari cara hidupmu yang sia-sia 

yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu.  

(4) Mereka sudah mengetahui hal ini: Sebab kamu tahu, dan 

tidak bisa berpura-pura tidak mengetahui perkara besar 

ini. Amatilah,  

[1] Permenungan akan penebusan kita haruslah menjadi 

dorongan yang kuat dan terus-menerus untuk hidup 

kudus dan takut akan Tuhan .  

[2] Tuhan  mengharapkan agar orang Kristen hidup sesuai 

dengan apa yang ia ketahui, dan sebab  itu kita sangat 

perlu diingatkan akan apa yang sudah kita ketahui 

(Mzm. 39:5).  

Surat 1 Petrus 1:13-23 

 439 

[3] Bukan perak atau emas, bukan pula barang yang fana 

di dunia ini, yang dapat menebus bahkan satu jiwa 

saja. Barang-barang itu sering kali menjadi jerat, goda-

an, dan hambatan bagi keselamatan manusia, namun  

sama sekali tidak dapat membeli atau memperolehnya. 

Barang-barang itu fana, dapat rusak, dan sebab  itu 

tidak bisa menebus jiwa yang tidak fana dan abadi.  

[4] Darah Yesus Kristus yaitu  satu-satunya harga pene-

busan manusia. Penebusan manusia itu nyata, bukan 

kiasan. Kita dibeli dengan harga, dan harga itu sepadan 

dengan pembeliannya, sebab itu yaitu  darah Kristus 

yang mulia. Darah itu yaitu  darah orang yang tidak 

bersalah, Anak Domba yang tak bernoda dan tak ber-

cacat, yang diperlambangkan dengan Domba Paskah. 

Dan darah itu yaitu  darah seorang Pribadi yang tak 

terhingga nilainya, sebab Ia yaitu  Anak Tuhan , dan 

sebab  itu disebut darah Anak Tuhan  (Kis. 20:28).  

[5] Rancangan Kristus dalam menumpahkan darah-Nya 

yang paling berharga yaitu  untuk menebus kita, bu-

kan hanya dari kesengsaraan kekal di akhirat, melain-

kan juga dari perilaku atau hidup yang sia-sia di dunia 

ini. Perilaku yang sia-sia itu yaitu  perilaku yang ko-

song, sembrono, membuang-buang waktu, dan tidak 

mendatangkan kehormatan bagi Tuhan  dan nama baik 

agama, tidak menginsyafkan orang-orang kafir, dan 

tidak menghibur serta memuaskan hati nurani manusia 

sendiri. Bukan hanya kefasikan secara terang-terangan, 

melainkan juga sia-sia dan tidak bermanfaatnya peri-

laku kita merupakan hal yang sangat berbahaya.  

[6] Perilaku orang bisa saja menampakkan diri dalam ben-

tuk ibadah, dan mengatas-namakan kebiasaan dan tra-

disi yang sudah ada sejak dahulu kala, namun pada 

akhirnya perilaku itu hanya sia-sia. Orang-orang Ya-

hudi dapat mengatakan banyak hal tentang ini, dengan 

segala ibadah lahiriah mereka. Namun perilaku mereka 

begitu sia-sia sehingga hanya darah Kristus yang dapat 

menebus mereka darinya. Sudah adanya sesuatu sejak 

dahulu kala bukanlah merupakan pedoman kebenaran 

yang pasti, bukan pula keputusan yang bijak, “Aku 


 440

akan hidup dan mati dengan cara seperti ini, sebab 

nenek-moyangku juga begitu.” 

6. sesudah  menyebutkan harga penebusan, Rasul Petrus melan-

jutkan dengan berbicara tentang beberapa hal yang berkaitan 

baik dengan Sang Penebus maupun yang ditebus (ay. 20-21). 

(1) Sang Penebus digambarkan lebih jauh bukan hanya seba-

gai Anak Domba yang tak bercacat cela, melainkan juga 

sebagai,  

[1] Yang telah dipilih sebelum dunia dijadikan, telah dipilih 

atau ditetapkan, yang sudah diketahui. jika  Tuhan  

dikatakan sudah mengetahui segala sesuatu sebelum-

nya, itu menyiratkan lebih dibandingkan  sekadar kemung-

kinan atau dugaan. Itu berarti suatu kehendak, kepu-

tusan bahwa apa yang akan terjadi pasti terjadi (Kis. 

2:23). Tuhan  tidak saja sudah mengetahui sebelumnya, 

namun  juga menentukan dan menetapkan, bahwa Anak-

Nya harus mati bagi manusia, dan ketetapan ini sudah 

ada sebelum dunia dijadikan. Waktu dan dunia dimulai 

bersama-sama, sebelum waktu dimulai, tidak ada apa-

apa selain kekekalan.  

[2] Yang sebab  mereka, baru menyatakan diri-Nya pada 

zaman akhir. Ia dinyatakan atau diperlihatkan sebagai 

Penebus yang telah dipilih Tuhan . Ia dinyatakan melalui 

kelahiran-Nya, melalui kesaksian Bapa-Nya, dan me-

lalui pekerjaan-pekerjaan-Nya sendiri, terutama melalui 

kebangkitan-Nya dari antara orang mati (Rm. 1:4). “Ini 

terjadi pada zaman akhir Perjanjian Baru dan Injil, untuk 

kamu, kamu orang-orang Yahudi, kamu orang-orang ber-

dosa, kamu orang-orang yang menderita. Kamu diberi 

penghiburan dengan penyataan dan penampakan Kris-

tus, jika kamu percaya kepada-Nya.”  

[3] Yang dibangkitkan dari antara orang mati oleh Bapa, 

yang memberi-Nya kemuliaan. Kebangkitan Kristus, yang 

dipandang sebagai tindakan kekuasaan, bersifat umum 

untuk ketiga Pribadi Tritunggal itu, namun  sebagai tindak-

an penghakiman, itu khusus menjadi tugas Sang Bapa, 

yang sebagai Hakim membebaskan Kristus, membang-

kitkan Dia dari kubur, dan memberi-Nya kemuliaan. 

Surat 1 Petrus 1:13-23 

 441 

Bapa menyatakan Dia kepada seluruh dunia sebagai 

Anak-Nya melalui kebangkitan-Nya dari antara orang 

mati, mengangkat-Nya ke sorga, memahkotai-Nya de-

ngan kemuliaan dan kehormatan, menyerahkan kepada-

Nya segala kuasa di sorga dan bumi, dan memuliakan 

Dia dengan kemuliaan yang Dia miliki di hadirat Tuhan  

sebelum dunia ada. 

(2) Umat yang ditebus juga di sini digambarkan dengan iman 

dan harapan mereka, yang ditimbulkan oleh Yesus Kristus: 

“Oleh Dialah kamu percaya kepada Tuhan , oleh Dia sebagai 

Pemimpin, Pendorong, Penopang, dan Penyempurna iman-

mu. Sekarang kamu dapat beriman dan berharap kepada 

Tuhan , yang sudah diperdamaikan dengan kamu oleh Kris-

tus Sang Pengantara.”  

(3) Dari semuanya ini kita dapat memetik pelajaran,  

[1] Ketetapan Tuhan  untuk mengutus Kristus sebagai Peng-

antara sudah ada sejak dari kekekalan, dan merupakan 

ketetapan yang adil dan penuh rahmat, namun sama 

sekali tidak mengabaikan dosa manusia dalam menya-

libkan Dia (Kis. 2:23). Sejak kekekalan itu Tuhan  telah 

memiliki  tujuan-tujuan dalam bentuk perkenanan 

khusus kepada umat-Nya jauh sebelum Ia memberi  

penyataan-penyataan apa saja tentang anugerah itu 

kepada mereka.  

[2] Besarlah kebahagiaan pada zaman akhir dibandingkan 

dengan apa yang dinikmati pada zaman-zaman sebelum-

nya di dunia. Terang yang cerah, penopang-penopang 

iman, ketetapan-ketetapan ibadah yang membuahkan 

hasil, dan penghiburan yang besar, semuanya ini jauh 

lebih besar sejak Kristus menyatakan diri dibandingkan  sebe-

lum-sebelumnya. Rasa syukur dan pelayanan kita ha-

ruslah sepadan dengan perkenanan-perkenanan itu.  

[3] Penebusan Kristus bukan milik siapa-siapa selain 

orang-orang yang sungguh-sungguh percaya. Penebus-

an yang bersifat umum ditegaskan oleh sebagian orang, 

dan disangkal oleh sebagian yang lain, namun  tidak ada 

yang menyatakan bahwa kematian Kristus diterapkan 

secara umum demi keselamatan semua orang. Orang-


 442

orang munafik dan kafir tetap akan binasa selama-

lamanya, kendati dengan kematian Kristus. 

[4] Tuhan  di dalam Kristus yaitu  yang terutama diimani 

oleh orang Kristen, iman yang dengan kuat ditopang 

oleh kebangkitan Kristus dan kemuliaan yang betul-

betul mengikuti sesudahnya. 

II. Rasul Petrus menasihati mereka supaya menjalin kasih persau-

daraan. 

1. Ia menganggap bahwa Injil sudah memiliki dampak yang sede-

mikian rupa atas mereka sehingga memurnikan jiwa mereka 

sementara mereka mematuhinya melalui Roh, dan bahwa Injil 

telah menghasilkan setidak-tidaknya kasih persaudaraan yang 

tulus ikhlas. sebab  itu ia mengajak mereka untuk melanjut-

kan ke tingkat perasaan yang lebih tinggi, yaitu untuk sung-

guh-sungguh mengasihi satu sama lain dengan hati yang 

murni (ay. 22). Amatilah,  

(1) Tidak diragukan bahwa setiap orang Kristen yang tulus 

memurnikan jiwanya. Rasul Petrus menganggap hal ini me-

mang harus demikian adanya: sebab  kamu telah, dst. Me-

murnikan jiwa mengandaikan adanya sesuatu yang sangat 

najis dan kotor yang telah mencemarkannya, dan bahwa 

kotoran ini dihilangkan. Baik pemurnian imamat Lewi di ba-

wah hukum Taurat maupun pemurnian manusia lahiriah 

seperti orang munafik tidak dapat menghasilkan hal ini.  

(2) Firman Tuhan  yaitu  sarana agung untuk memurnikan 

orang berdosa: sebab  kamu telah menyucikan dirimu oleh 

ketaatan kepada kebenaran. Injil disebut kebenaran, seba-

gai lawan dari perlambang dan bayangan, kesalahan dan 

kepalsuan. Kebenaran ini dapat memurnikan jiwa dengan 

berhasil, jika dipatuhi (Yoh. 17:17). Banyak orang men-

dengar kebenaran, namun  tidak pernah dimurnikan olehnya, 

sebab  mereka tidak mau berserah diri padanya atau 

mematuhinya.  

(3) Roh Tuhan  yaitu  pelaku agung dalam memurnikan jiwa 

manusia. Roh meyakinkan jiwa akan ketidakmurniannya, 

dan melengkapinya dengan kebajikan-kebajikan dan anu-

gerah yang menghiasi dan memurnikannya, seperti iman 

Surat 1 Petrus 1:13-23 

 443 

(Kis. 15:9), pengharapan (1Yoh. 3:3), takut akan TUHAN 

(Mzm. 34:10), dan kasih terhadap Yesus Kristus. Roh me-

micu upaya-upaya kita, dan membuatnya berhasil. Perto-

longan Roh tidak menggantikan usaha kita sendiri. Orang-

orang ini memurnikan jiwa mereka sendiri, namun  itu 

melalui Roh.  

(4) Jiwa-jiwa orang Kristen harus dimurnikan sebelum mereka 

sama sekali bisa mengasihi satu sama lain dengan tulus 

ikhlas. Ada hawa nafsu dan keberpihakan dalam kodrat 

manusia, sehingga tanpa anugerah ilahi kita tidak bisa me-

ngasihi Tuhan  atau satu sama lain seperti yang seharusnya. 

Tidak ada kasih selain yang keluar dari hati yang murni.  

(5) Merupakan kewajiban semua orang Kristen untuk menga-

sihi satu sama lain dengan tulus dan sungguh-sungguh. 

Kasih sayang kita satu terhadap yang lain haruslah tulus 

dan nyata, dan harus sungguh-sungguh, terus-menerus, 

dan luas. 

2. Rasul Petrus lebih jauh mendesakkan kepada orang-orang 

Kristen kewajiban untuk sungguh-sungguh mengasihi satu 

sama lain dengan hati yang murni dengan menimbang hu-

bungan rohani mereka. Mereka semua telah dilahirkan kembali 

bukan dari benih yang fana, namun  dari benih yang tidak fana, 

dst. Dari sini kita dapat memetik pelajaran,  

(1) Bahwa semua orang Kristen telah dilahirkan kembali. 

Rasul Petrus membicarakan perkara ini sebagai hal yang 

umum bagi semua orang Kristen yang sungguh-sungguh, 

dan melalui kelahiran kem