• coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

  • kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label agama yahudi 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label agama yahudi 2. Tampilkan semua postingan

agama yahudi 2

  



Agama Yahudi merupakan salah satu daripada bagian agama abrahamik. Agama-agama 

abrahamik dalam perkembangannya, seperti agama Yahudi mengalami perpecahan 

sehingga menimbulkan aliran-aliran baru dalam agama Yahudi. Aliran-aliran baru dalam 

agama Yahudi muncul disebabkan adanya perbedaan pandangan dan pendapat di 

kalangan orang Yahudi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui definisi aliran-aliran 

dalam agama Yahudi beserta faktor munculnya setiap aliran dalam agama Yahudi. 

Beberapa di antara aliran-aliran dalam agama Yahudi yaitu diawali dengan aliran yahudi 

pencerahan, yahudi reformasi, yahudi ortodoks, yahudi konservatif, dan yahudi 

rekonstruksionis. Selain aliran tersebut, dalam agama Yahudi terbagi lagi menjadi 

beberapa aliran lagi, di antaranya yaitu parisi, saduki, pembaca, penulis, essenes, dan 

golongan fanatic atau zealots. Di antara aliran-aliran dalam agama Yahudi tidak hanya 

berbeda dari sisi latar belakang namun juga di sisi pemahaman terhadap ajaran-ajaran 

dalam agama Yahudi. Oleh demikian itu tidak bisa dipungkiri perbedaan pemahaman 

maupun praktek keagamaan dalam agama Yahudi di setiap aliran. Penelitian ini 

memakai  metode deskriptif melalui pendekatan kualitatif dengan studi kepustakaan. 

Hasil dari pembahasan dalam penelitian ini yaitu  mengetahui definisi, faktor, dan aliran-

aliran dalam agama Yahudi. Serta penelitian ini menyimpulkan bahwa agama Yahudi 

dalam perkembangannya memiliki berbagai macam aliran.  


Agama Yahudi yaitu  salah satu dari agama monoteistik. Agama monoteistik 

merupakan agama yang menerapkan konsep satu tuhan (Ismail, 2016). Bukan hanya itu, 

agama Yahudi juga merupakan salah satu bagian dari agama abrahamik (Karman, 2019). 

Agama abrahamik merupakan agama yang memiliki kesamaan ajaran serta memiliki jejak 

historis dengan ajaran yang bersumber kepada Nabi Ibrahim As. Agama ini merupakan 

agama pertama dalam agama-agama abrahamik yang kemudian selanjutnya yakni agama 

Nasrani atau sekarang disebut dengan agama Kristen, selanjutnya lagi yang terakhir dalam 

agama abrahamik yaitu agama Islam. Agama yahudi saat ini merupakan salah satu agama 

yang telah memiliki sistem pemerintahan dan Negara sendiri yakni di Negara Israel 

Namun demikian, dalam perkembangan agama Yahudi sejak awal, sudah banyak 

terjadi perpecahan dalam agama Yahudi. Hal ini merupakan sesuatu yang tidak bisa 

dipungkiri dalam setiap agama, tidak terkecuali agama Yahudi. Perpecahan yang 

mengakibatkan munculnya berbagai macam aliran dalam Yahudi disebabkan dari 

perpedaan pendapat serta pandangan di kalangan orang Yahudi dalam menyikapi 

berbagai permasalahan yang terjadi. 

Oleh demikian itu, perlu untuk melakukan kajian tentang aliran-aliran dalam 

Yahudi untuk mengetahui apa saja aliran-aliran dalam agama Yahudi serta faktor apa saja 

yang menyebabkan terjadinya perselisihan di kalangan orang Yahudi sehingga terpecah 

menjadi beberapa aliran. 

  

 

Permasalahan utama penelitian ini yaitu  aliran-aliran dalam agama Yahudi. 

Rumusan masalah penelitian ini yaitu  apakah aliran-aliran dalam agama Yahudi? Serta 

bagaimana latar belakang munculnya aliran-aliran dalam perkembangan agama Yahudi?. 

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aliran-aliran dalam agama Yahudi serta 

perkembangannya dalam agama Yahudi. Hasil penelitian ini diharapkan memberi  

implikasi manfaat, baik teoritis maupun praktis. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan 

memberi  sumbangan dalam khazanah pengetahuan tentang studi agama-agama. 

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk mengetahui 

serta mempelajari aliran-aliran dalam agama Yahudi bagi para peneliti, akademisi, dan 

umat beragama. 

Penelitian terdahulu telah dilakukan oleh para ahli, di antaranya yaitu oleh Ilim 

Abdul Halim, (2017). “Agama Yahudi Sebagai Fakta Sejarah dan Sosial Keagamaan.” 

Penelitian ini hanya menjelaskan agama Yahudi dalam sejarah perkembangannya serta 

praktek dan tradisi-tradisi keagamaan dalam agama Yahudi. Serta melihat agama Yahudi 

sebuah kenyataan dalam sejarah dan ruang lingkup sosial keagamaan. Pratama, (2017). 

“Aliran-Aliran dalam Agama Yahudi,” penelitian ini hanya menjelaskan sekte-sekte dalam 

agama Yahudi namun belum secara jelas dan spesifik dalam menjelaskan aliran-aliran 

dalam agama Yahudi. Deming, (2015). “Understanding Religions in The World,” buku 

ini telah menjelaskan aliran-aliran dalam agama Yahudi. Namun, dalam buku ini aliran-

aliran agama Yahudi hanya dijelaskan secara ringkas dan belum secara jelas dan spesifik 

dalam memaparkan aliran-aliran dalam agama Yahudi. Adapun perbedaan penelitian ini 

dengan penelitian terdahulu terletak pada kejelasan penelitian ini dalam menjelaskan 

pengertian dan latar belakang munculnya berbagai macam aliran-aliran dalam agama 

Yahudi. Oleh demikian itu, jelas bahwa penelitian ini berbeda dan memiliki kebaruan 

dari penelitian sebelumnya. 

Metodologi penelitian merupakan teknik melakukan pengamatan dengan cara 

yang sistematis berdasar  tahapan-tahapan secara ilmiah untuk menemukan, 

menyusun, dan menganalisis data , Penelitian ini memakai  metode 

deskriptif dengan menjelaskan pengertian, latar belakang, serta faktor munculnya aliran-

aliran dalam agama Yahudi , dan memakai  pendekatan kualitatif 

melalui studi pustaka (library research)  Adapun data yang 

digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder  Data primer dalam penelitian ini merupakan buku-buku ilmiah yang 

membahas tentang agama yahudi. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini, ialah 

artikel-artikel ilmiah dan web page relevan yang berkaitan dengan agama Yahudi. 

 

B. Pengertian dan Latar Belakang Munculnya Agama Yahudi 

Agama Yahudi merupakan salah satu dari agama ibrahimiah. Agama ibrahimiah 

yaitu  agama-agama yang memiliki jejak dan titik temu yang sama kepada ajaran Nabi 

Ibrahim As . Yahudi atau Yudaisme (Irani: Yahadut; dari bahasa Irani 

Yehuda) yaitu  agama asli orang Yahudi yang mencakup semua tradisi dan peradaan 


 

agama budaya dan hukum Yahudi. Agama Yahudi ini dalam perkembangannya memiliki 

banyak aliran seiring waktu 

Adapun yang dimaksudkan dengan orang Yahudi yaitu menurut Yudaisme 

Rabani seorang Yahudi yaitu  siapa saja yang beragama Yahudi dan siapa saja yang 

masuk agama Yahudi sesuai dengan hukum agama Yahudi. Dalam pandangan Pembaru 

Yudaisme dan Yudaisme Reformasi seorang Yahudi yaitu  siapa pun dari seribu tahun 

yang lalu yang yaitu  ayah dari seorang Yahudi dan dibesarkan oleh orang tuanya sebagai 

seorang Yahudi. Semua denominasi utama Yudaisme sekarang terbuka bagi siapa saja 

yang berniat untuk pindah ke Yudaisme meskipun orang-orang Yahudi telah 

diperingatkan sejak zaman Talmud untuk tidak menerima mualaf baru. Proses konversi 

seseorang  ke Yudaisme diteliti secara menyeluruh oleh pihak  berwenang seperti juga 

kesungguhan niat dan pengetahuan terkait Yudaisme. Salah satu orang Yahudi pertama 

diseut ben Abraham (Abraham putra) atau bat Abraham (Abraham putri). Terkadang 

konversi bahkan ditolak oleh pihak berwenang. Pada tahun 2008 pengadilan tinggi agama  

Israel membatalkan konversi 40.000 orang ke Yudaisme meskipun dinyatakan sah oleh 

seorang rabi Ortodoks 

 

C. Aliran-Aliran dalam Agama Yahudi 

Adapun aliran-aliran dalam agama Yahudi dalam perkembangannya di mulai dari 

aliran Yahudi pencerahan. Pertama Aliran Yahudi pencerahan ini pertama kali 

diperkenalkan oleh Moses Mendelssohn pada akhir abad ke 18. Adapun yang melatar 

belakangi Mendelssohn dalam mendirikan Yahudi pencerahan yaitu ketika gerakan 

Hasid mengubah kehidupan orang yahudi di Timur eropa, serta mulainya modernitas 

bagi orang Yahudi yang berada di eropa Barat dan eropa Tengah sebagai tujuan dalam 

mengambil manfaat dari perkembangan budaya modern eropa , Salah 

satu dari manfaat yang bisa diambil Yahudi dari budaya modern eropa yaitu orang Yahudi 

menjadi leluasa dalam berbicara, berperilaku serta terbuka dari semulanya tertutup.  

Munculnya agama Kristen di Eropa abad pertengahan, mengakibatkan 

permusuhan terhadap orang-orang Yahudi meningkat sebagai kelompok agama 

independen yang tidak percaya kepada Kristus dan menolak untuk masuk Kristen. 

Meskipun penurunan Kekristenan pada abad ke-18 pencerahan, permusuhan terhadap 

orang-orang Yahudi terus berlanjut, meskipun sebagai kelompok etnis dan status nasional 

yang rendah. Sistem apartheid didirikan di negara-negara Katolik Roma, dan gerakan 

politik dan agama anti-Semit berlangsung di bawah slogan "anti-Semitisme." Orang-orang 

Yahudi Eropa dihadapkan pada pembantaian, terutama Holocaust. Ini menjelaskan 

hubungan  konsep "anti-Semitisme" yang mencari pembentukan pogrom. Situs web ADL, 

salah satu organisasi yang menentang "anti-Semitisme," menggambarkannya sebagai 

seorang anti-Semit (Nashrullah, 2021). Kemudian dalam perkembangan Yahudi 

pencerahan timbul aliran baru, aliran ini disebut sebagai Yudaisme reformasi.  

Kedua Yudaisme reformasi, yaitu  orang Yahudi yang mewujudkan kembali 

ajaran Yahudi secara estetis dan membangun sinagog-sinagog seperti gereja. Terwujudnya 

hal ini merupakan salah satu dari dampak asimilasi Yahudi terhadap eropa yang didorong 

oleh para rabi seperti Samuel Holdem antara tahun 806-1860 (Deming, 2015). Yudaisme 

Reformasi (juga dikenal sebagai Yudaisme Liberal atau Yudaisme Progresif) tidak 

berfokus pada pegunungan Wahyu, namun  dipandu oleh akal  dan kecerdasan manusia, 

perubahan keyakinan, dukungan untuk aspek etika dalam ritual. Yahudi sekte besar yang 

menganjurkan kepercayaan pada wahyu terus menerus di Sinai. Dari sudut pandang 

orang Yahudi yang murah hati, kelompok ini tidak fokus pada ritual dan intropeksi, 

percaya bahwa hukum Yahudi tidak mengikat dan bahwa setiap orang Yahudi dapat 

mandiri, dengan pengaruh eksternal dan kemajuan Sangat terbuka terhadap nilai-nilai. 

Yudaisme Reformasi dimulai di Jerman pada abad ke-19, dan prinsip-prinsipnya awalnya 

diusulkan oleh Rabi Braham Geiger dan rekan-rekannya (Gordis, 2007). Namun 

demikian, dalam perkembangan Yahudi pencerahan dan Yahudi reformasi mendapat 

perlawanan baru dari kalangan orang Yahudi yang berpegang teguh terhadap ajaran 

Yahudi lama atau juga disebut sebagai Yudaisme ortodoks.  

Ketiga Yudaisme ortodoks, merupakan orang Yahudi yang sangat berpegang 

teguh terhadap ajaran lama (Wirachmi, 2021). Serta menolak terhadap asimilasi Yahudi 

dengan Kristen di eropa. Aliran Yahudi Ortodoks berasumsi bahwa baik hukum tertulis 

maupun lisan yaitu  wahyu ilahi kepada Musa, dan bahwa semua hukum yang 

terkandung di dalamnya  mengikat dan ditetapkan. Gereja Yahudi Ortodoks  umumnya 

menganggap komentar Schulhan Ark, yaitu sebuah buku ringkasan hukum syariah yang 

disimpan oleh orang-orang Yahudi Sephardim, sebagai buku definitif Yudaisme. Aliran 

Yahudi Ortodoks ini mewakili pilar ketiga belas dari iman Rabi Musa bin Maimun 

sebagai definisi iman Yahudi. Sebab, dalam ajaran aliran di doktrin bahwa setiap yang 

baru dan tidak berasal dari Taurat yaitu  dilarang.  

Aliran ini pada awalnnya dikemukakan oleh salah seorang Rabi yang bernama 

Moses Sofer pada tahun 1762-1839. Yudaisme Ortodoks umumnya dibagi menjadi 

Yudaisme Ortodoks Modern dan Yudaisme Haredi. Sekte Haredi kurang terbuka 

terhadap kemajuan zaman dan kurang peduli dengan isu-isu non-Yahudi. Denominasi ini 

dapat dibedakan dari Yudaisme Ortodoks modern dengan mempertimbangkan gaya 

berpakaian jemaat serta praktik denominasi yang lebih adil. Cabang-cabang Yudaisme 

Haredi yaitu  sekte Hasidi yang berakar pada Kabalah dan sangat bergantung pada 

seorang rabi (sarjana besar) dan sekte Haredi Sefardi yang tumbuh di kalangan  Yahudi 

Sefardi (Yahudi Asia dan Afrika Utara) di Israel. Yudaisme Ortodoks yaitu  bidang 

Yudaisme yang sangat radikal. Para pengikutnya dikenal sangat ketat dalam mematuhi 

seluruh hukum Taurat. Misalnya, tidak ada aliran uang pada hari Sabat, jadi mereka 

memutuskan pergi ke sinagog untuk beribadah.  

Demikian pula, tidak  ada  wanita yang bisa menjadi rabi, namun  hanya pria yang 

bisa melakukan segala sesuatu yang disebut rabi. Mereka sebenarnya jauh dari kehidupan 

sekuler. Pendekatan religiusnya terhadap Yudaisme ditegaskan dalam teks Talmud, 

Talmud yaitu   kumpulan penjelasan dari kitab suci pertama, Taurat, dan berisi banyak 

informasi dari para guru yang terkadang mengabdikan hidup mereka untuk mempelajari 

Al-kitab. Ini yaitu  ensiklopedia: hukum peradaban, kemanusiaan, dan keilahian. Jadi 

bukan hanya buku regulasi. Isinya lebih imajinatif daripada fakta dan peristiwa aktual 

kehidupan nasional Yahudi ribuan tahun yang lalu. Semua cerita rakyat dikumpulkan 

dengan itikad baik, dilestarikan, disimpan dengan hati-hati dan sederhana. Sebab, dilarang 

untuk menghilangkan atau menambahkan hukum Musa atau ketentuannya, itu dengan 

senang hati diterima sebagai dasar untuk integritas kehidupan orang-orang yang berpura-

pura menjadi orang Yahudi 

Oleh Tanay dan Amorime, interpretasi serta penerapan hukum dan etika Taurat 

yang kemudian dikembangkan dan dijelaskan oleh otoritas yang setelah itu dikenal 

sebagai Gaonim, Rishonim, dan Acharonim. Yudaisme Ortodoks  umumnya mencakup 

Yudaisme Ortodoks modern dan Yudaisme ultra-Ortodoks, namun  mungkin mencakup 

filosofi yang berbeda. Yudaisme Ortodoks  yaitu   ekspresi arus utama Yudaisme pra-

abad ke-19, namun  bagi sebagian orang itu yaitu  perbedaan kesadaran diri modern yang 

membedakannya dari Yudaisme pra-modern tradisional (Aurbach, 1994). Kemudian di 

tengah-tengah perlawanan Yudaisme ortodoks terhadap Yudaisme pencerahan dan 

Yudaisme reformasi muncul suatu aliran baru dalam agama Yahudi yakni Yudaisme 

konservatif ,

Keempat, yaitu  aliran Yudaisme konservatif. Yudaisme konservatif merupakan 

orang Yahudi yang mengambil jalan tengah. Jalan tengah dimaksudkan tersebut yaitu  

bahwa aliran ini tetap menjalankan ajaran lama orang Yahudi tanpa melarang sesuatu 

yang tidak berasal dari Taurat atau yang dianggap sebagai sesuatu yang baru (Jayanti, 

2019). Yudaisme Konservatif diedakan dari denominasi lain oleh semangat mereka 

dalam mempraktikkan syariah termasuk hukum Saat dan hukum kasrut yang 

memberi  ajaran tentang prinsip-prinsip iman yang konon dianggap tidak ada 

fundamentalis positif terhadap budaya modern dan menerima pandangan para rabi 

modern, dan ulama tentang harta dalam literatur agama Yahudi. Yudaisme Konservatif 

mengajarkan bahwa hukum syariah tidak stabil namun  terus berkembang seiring 

perubahan zaman. Sekte ini percaya bahwa Taurat yaitu  literatur suci yang ditulis oleh 

para nabi yang diilhami dan mencerminkan kehendak Tuhan namun  menolak pandangan 

Yahudi Ortodoks bahwa ayat-ayat Taurat yaitu  perintah Tuhan kepada Musa. 

Ditafsirkan oleh para rabi dengan cara yang mencerminkan kepekaan terhadap 

perkembangan waktu dan adaptasi dengan kondisi zaman modern,

Yudaisme Konservatif (juga dikenal sebagai Yudaisme Masotian di luar Amerika 

Serikat dan Kanada) yaitu  aliran modern Yudaisme Ashkenazi yang berasal dari 

pertengahan abad ke-19. Yudaisme Konservatif bermula ketika di Jerman pada tahun 

1850-an sebagai reaksi terhadap posisi keagamaan yang lebih dermawan dari "Yahudi 

reformasi.” Istilah "konservatif" berarti bahwa orang Yahudi harus berusaha untuk 

melestarikan tradisi Yahudi daripada mereformasi atau meninggalkannya, yang berarti 

pendukung gerakan politik konservatif. Karena potensi kebingungan ini, beberapa rabi 

konservatif telah menyarankan untuk mengganti nama gerakan tersebut. Yudaisme 

Konservatif sehubungan dengan tingkat wahyu Taurat menolak posisi interpretasi yang 

sah dari wahyu lisan dan langsung Taurat. Namun, Yudaisme konservatif belum 

mengungkapkan hukum dan menolak pandangan reformasi yang diilhami oleh Tuhan . Meskipun sepertinya aliran ini memberi  sebuah alternatif dalam 

 

perlawanan Yudaisme ortodoks terhadap Yudaisme pencerahan dan Yudaisme reformasi 

namun, aliran ini juga mendapat perlawanan dari Yudaisme ortodoks. Yudaisme 

konservatif di tengah perkembangan yang pesat muncul di dalamnya sebuah gerakan baru 

orang yahudi yang dinamakan yahudi rekonstruksionis. 

Kelima, Yahudi rekonstruksionis. Aliran ini merupakan hasil dari unsur-unsur 

liberal Yudaisme konservatif yang mengemukakan program perubahan yang lebih 

dramatis serta didominasi oleh kalangan intelektual Yahudi (Deming, 2015). Mazhab 

Yahudi Rekonstruksionistis, sebagaimana mazhab Yahudi Pembaharuan, tidak 

menganggap syariat sebagai himpunan perintah dan larangan yang wajib ditaati, namun  

berbeda dari mazhab Yahudi Pembaharuan, mazhab ini menonjolkan peran komunitas 

dalam pengambilan keputusan mengenai perintah dan larangan mana yang patut dituruti. 

Di antara aliran-aliran dalam agama Yahudi di atas. Ada sebuah gerakan yang 

dinamakan dengan zionisme. Zionisme yaitu  sebuah gerakan nasionalisme orang 

Yahudi untuk mendirikan pemerintahan dan Negara sendiri di tempat yang dijanjikan 

Tuhan dalam Taurat (Samsuri, 2016). Gerakan ini muncul setelah orang Yahudi 

mendapat diskriminasi di eropa dari orang Kristen berupa gerakan antisemitisme. 

Antisemitisme merupakan sebuah upaya orang Kristen eropa terhadap Yahudi berupa 

pengusiran, penyiksaan, bahkan pembunuhan seperti yang terjadi pada peristiwa 

Holocaust (UMM, 2021), yakni sebuah peristiwa pembantaian orang Yahudi oleh Nazi 

Jerman (Ningsih, 2021). Dari kekecewaan serta kekhawatiran ini lah, orang Yahudi 

akhirnya pada sekitar abad ke 19 oleh Theodor Herzl mendeklarasikan sebuah gerakan 

nasionalis Yahudi yang dikenal dengan zionis yang kemudian melakukan kongres 

pertamanya di Basel pada tahun 1897. Kemudian setelah 50 tahun yakni bertepatan 

setelah kongres pertama, akhirnya pada tanggal 29-November-1947, PBB mengeluarkan 

resolusi untuk mendirikan Negara Israel modern. Ini seperti yang ditulis oleh Herzl  

dalam buku hariannya bahwa ia akan mendirikan Negara orang Yahudi “jika tidak dalam 

5 tahun, tentu dalam 50 tahun” 

 

D. Aliran Lain yang berdasar  Denominasi Yahudi 

Selain beberapa aliran di atas, dalam agama Yahudi juga ada  aliran lain yang 

berdasar  denominasi Yahudi termasuk parisi, saduki, pembaca, penulis, essenes, dan 

golongan fanatik atau zeleots. Pertama Parisi, Parisi berarti menyendiri atau menjauh. 

Oleh karena itu, denominasi Paris selalu berjauhan dan selalu  ingin memecah belah. 

Nama ini  diberikan oleh orang-orang yang tidak puas dengan mereka. Mereka menyebut 

diri mereka pelayan agama dan saudara dalam cara Yahweh dan Ravani. Orang-orang 

percaya sekte ini hampir seluruhnya terdiri dari orang-orang yang dikenal karena iman 

mereka yang kuat, keberanian mereka, pendakwah mereka atau pendakwah agama 

mereka. Sebagian besar pengikutnya, terutama para pemimpinnya, cenderung hidup 

melajang, tidak pernah menikah, tinggal di tempat ibadah, hidup pertapa, dan tidak 

beribadah dalam bentuk kurban. Mereka juga percaya pada akhirat dan para malaikat 

pada hari penghakiman dan kebangkitan setelah kematian 

Menurut mereka, Taurat tidak hanya dipatuhi sebagai kitab suci, namun  ada 

banyak kitab suci lain selain Taurat, termasuk yang telah dibahas oleh para rabi secara 

turun-temurun, beberapa di antaranya Tamrud. Kelompok ini yaitu  kelompok yang 

populer, namun   tidak terlalu aktif secara politik. Mereka lebih fokus pada agama daripada 

politik. Pemahaman politik yang  mereka perhatikan hanyalah kebebasan beragama, dan 

mereka percaya bahwa suatu hari nanti kerajaan Yahudi  akan menang lagi di posisi itu. 

Kerajaan Yahudi dibawa oleh wahyu, bukan oleh revolusi. Pada masa pemerintahan Raja 

Makabi, aliran ini mendapat tempat yang baik di antara para penguasa, yang pertama 

ditandai dengan rambut panjang lurus, wajah masam, mata cerah, pakaian gelap, bau 

busuk, dan kitab suci yang selalu bersamamu. Yang kedua yaitu  pendukung kepatuhan 

yang tepat terhadap aturan dan hukum. Menurut Talmud, mereka yang mematuhi aturan 

dari cinta mereka kepada Tuhan yaitu  Parisi yang baik. Mottonya: Perlakukan orang 

lain seperti Anda ingin diperlakukan sendiri dan ikuti hukum. Segala sesuatu yang lain 

dalam hukum hanyalah sebuah komentar.  

Kedua Saduki, Saduki yaitu  denominasi penting yang ada sebelum akhir abad 

ke-1 SM. Saat itulah John Hircanus menjadi raja Yerusalem. Orang Saduki mendukung 

penuh raja, jadi sekte ini juga menentang Republik Romawi. Saduki berasal dari kata 

Saduk, yang berarti nama seorang pemuka agama besar di zaman Sulaiman. Namun, 

beberapa orang berbagi tren ini dengan penenun dan kain terkenal di abad ke-3 SM. 

Kelompok ini terkenal karena ketidakpercayaan mereka terhadap beberapa masalah 

agama, sehingga mereka mungkin diberi nama untuk mengekspresikan penentangan 

mereka oleh lawan-lawan mereka yang tidak puas dengan mereka. Apalagi mereka hanya 

mengakui kebenaran yang  mereka yakini sendiri. Itulah mengapa mereka disebut 

Saduki. Artinya "sangat jelas." Menurut mereka, balas dendam pada manusia hanya 

terbatas pada dunia saja. Mereka tidak mempraktikkan Talmud dan tidak menyucikan 

seluruh Taurat. Keabadian individu, keberadaan malaikat dan setan telah menyangkal 

mereka. Tidak menerima takdir baik dan takdir buruk namun  sebaliknya percaya pada 

kebebasan mutlak. Semua tindakan manusia bukanlah kehendak Yahweh, namun  

kehendak manusia itu sendiri. Mereka percaya bahwa tidak akan adanya penyelamat 

apalagi mengharapkannya. Sikap ini diyakini karena sebagian besar anggotanya yaitu  

bangsawan pasif yang tinggal di Vitul McDisis. Mereka sangat dipengaruhi oleh filsafat 

Yunani. Untuk alasan ini, sebagian besar penulis dianggap telah mencapai kesepakatan. 

Mereka lebih condong ke kelompok politik daripada kelompok agama. Mereka 

mengatakan bahwa kepercayaan, pemujaan, dan ketaatan yang berlebihan terhadap ajaran 

lisan Talmud yaitu  sesat dan harus ditolak.  

Kedua aliran di atas memiliki persamaan dan perbedaan. Kesamaan: Misalkan 

aturan ibadah penting untuk  keselamatan.  Perbedaan: Pertama, orang Parisi percaya 

pada kehidupan setelah kematian, surga, neraka, dan kebangkitan, namun  Saduki menolak 

semuanya. Kedua, sementara Saduki hanya percaya pada hukum, orang Parisi juga 

diilhami oleh wahyu ilahi dan percaya bahwa mereka mengandung iman dan hukum, 

hukum tidak tertulis dan kisah pendahulu mereka. Ketiga, orang Saduki menerima ajaran 

filsafat Yunani tentang kebebasan mutlak, namun  orang Farisi tidak mengatakan bahwa 

kebebasan manusia dibatasi oleh kehendak Tuhan (Aurbach, 1994).  

Ketiga yakni Pembaca, kelompok ini merupakan kelompok terkecil dari 

denominasi Yahudi. Mereka baru mendapat dukungan ketika situasi di Saduki dan Parisi 

menurun dan menunjukkan perlawanan yang hebat. Seperti Saduki, mereka hanya 

mematuhi hukum, tidak menerima buku lain, dan tidak mengakui Talmud. Tapi mereka 

juga sangat terkenal karena berpegang teguh pada ijtihad paling banyak. Keempat yakni 

Pengarang. Kelompok ini yaitu  kelompok Yahudi yang dipercayakan untuk menulis 

hukum syariah bagi setiap orang yang membutuhkannya. Oleh karena itu, mereka sering  

disebut sebagai penulis religi. Karena tugasnya mereka, yaitu  ahli dalam sebagian besar 

ajaran agama yang terkandung dalam buku-buku yang  mereka tulis. Kelompok ini juga 

dikenal sebagai pendeta atau master atau rabi. Karena mereka dikenal sebagai penegak 

hukum agama. Namun dalam politik, mereka cenderung menyukai kekuatan asing 

seperti Persia, Yunani, dan Romawi, terutama ketika dikucilkan dari profesi mereka 

(Aurbach, 1994).   

Kelima Essenes, kelompok ini tidak melakukan pengorbanan hewan, mereka 

mengatakan jiwa yang mulia yaitu  satu-satunya pengorbanan yang sah, mereka 

menentang perbudakan, mereka mengajarkan tentang cinta Tuhan, ibadah, dan juga 

manusia. Seperti Saduki, mereka tidak mau menerima buku-buku selain  Taurat, apalagi 

buku-buku karya para sarjana Parisi. Mereka hidup  dalam keterasingan, menikmati area 

misterius seperti memprediksi masa depan, dan percaya pada takdir mutlak, yang 

menolak kebebasan bertindak dan berkehendak. Keenam fanatik atau antusias, 

denominasi ini erat kaitannya dengan denominasi Parisi dalam banyak urusan agama, dan 

keduanya secara sengit melawan kelompok lain, namun  mereka bersama-sama setuju. 

Sikap mereka melebihi apa yang disebut anti-dewa. Mereka tidak ingin tunduk pada 

kekuatan apa pun. Lebih baik mereka mati daripada menyerah pada kekuasaan yang 

dikuasai orang lain selain Yahudi 

Yahudi atau Yudaisme (Ibrani: Yahadut; dari bahasa Ibrani Yehuda) yaitu  

agama asli orang Yahudi yang mencakup semua tradisi dan peradaban agama, peradaban 

budaya dan hukum Yahudi. Adapun yang dimaksudkan dengan orang Yahudi yaitu 

menurut Yudaisme Rabani seorang Yahudi yaitu  siapa saja yang beragama Yahudi dan 

siapa saja yang masuk agama Yahudi sesuai dengan hukum agama Yahudi. Dalam 

pandangan pembaru Yudaisme dan Yudaisme reformasi seorang Yahudi yaitu  siapa 

pun dari seribu tahun yang lalu yang yaitu  ayah dari seorang Yahudi dan dibesarkan 

oleh orang tuanya sebagai seorang Yahudi. Agama Yahudi dalam perkembangannya, 

muncul berbagai macam aliran yang disebabkan oleh perbedaan pandangan dan 

pendapat dalam melihat suatu persoalan yang terjadi di kalangan orang Yahudi. Adapun 

aliran-aliran dalam agama Yahudi yaitu aliran pencerahan, aliran reformasi, aliran 

ortodoks, aliran konservatif, aliran rekonstruksionis, dan juga gerakan zionisme. Selain 

itu, juga ada  perpecahan aliran dalam agama Yahudi yang berdasar  denominasi 

Yahudi yaitu parisi, saduki, pembaca, penulis, essenes, dan golongan fanatik atau zeleots. 

Penelitian ini diharapkan bisa memberi  impilikasi manfaat baik secara teoritis 

maupun praktis. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan menjadi tambahan khazanah 

ilmu pengetahuan tentang agama-agama terkhusus agama Yahudi. Sedangkan secara 

praktis, diharapkan penelitian ini menjadi referensi bahan bacaan dan penelitian 

selanjutnya bagi para peneliti, akademisi, dan peminat studi agama-agama. Serta menjadi 

rujukan untuk mengetahui aliran-aliran dalam agama Yahudi bagi umat beragama. 

Penelitian ini masih memiliki keterbatasan dalam penelitian karena baru penelitian 

tentang aliran-aliran dalam agama Yahudi. Sehingga masih perlu dilakukan penelitian 

lanjutan oleh peneliti selanjutnya terkait agama Yahudi secara mendalam. Penelitian ini 

direkomendasikan dan ditujukan kepada para peneliti dan peminat bidang keilmuan 

studi agama-agama serta masyarakat umum.”