Agama Yahudi merupakan salah satu daripada bagian agama abrahamik. Agama-agama
abrahamik dalam perkembangannya, seperti agama Yahudi mengalami perpecahan
sehingga menimbulkan aliran-aliran baru dalam agama Yahudi. Aliran-aliran baru dalam
agama Yahudi muncul disebabkan adanya perbedaan pandangan dan pendapat di
kalangan orang Yahudi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui definisi aliran-aliran
dalam agama Yahudi beserta faktor munculnya setiap aliran dalam agama Yahudi.
Beberapa di antara aliran-aliran dalam agama Yahudi yaitu diawali dengan aliran yahudi
pencerahan, yahudi reformasi, yahudi ortodoks, yahudi konservatif, dan yahudi
rekonstruksionis. Selain aliran tersebut, dalam agama Yahudi terbagi lagi menjadi
beberapa aliran lagi, di antaranya yaitu parisi, saduki, pembaca, penulis, essenes, dan
golongan fanatic atau zealots. Di antara aliran-aliran dalam agama Yahudi tidak hanya
berbeda dari sisi latar belakang namun juga di sisi pemahaman terhadap ajaran-ajaran
dalam agama Yahudi. Oleh demikian itu tidak bisa dipungkiri perbedaan pemahaman
maupun praktek keagamaan dalam agama Yahudi di setiap aliran. Penelitian ini
memakai metode deskriptif melalui pendekatan kualitatif dengan studi kepustakaan.
Hasil dari pembahasan dalam penelitian ini yaitu mengetahui definisi, faktor, dan aliran-
aliran dalam agama Yahudi. Serta penelitian ini menyimpulkan bahwa agama Yahudi
dalam perkembangannya memiliki berbagai macam aliran.
Agama Yahudi yaitu salah satu dari agama monoteistik. Agama monoteistik
merupakan agama yang menerapkan konsep satu tuhan (Ismail, 2016). Bukan hanya itu,
agama Yahudi juga merupakan salah satu bagian dari agama abrahamik (Karman, 2019).
Agama abrahamik merupakan agama yang memiliki kesamaan ajaran serta memiliki jejak
historis dengan ajaran yang bersumber kepada Nabi Ibrahim As. Agama ini merupakan
agama pertama dalam agama-agama abrahamik yang kemudian selanjutnya yakni agama
Nasrani atau sekarang disebut dengan agama Kristen, selanjutnya lagi yang terakhir dalam
agama abrahamik yaitu agama Islam. Agama yahudi saat ini merupakan salah satu agama
yang telah memiliki sistem pemerintahan dan Negara sendiri yakni di Negara Israel
Namun demikian, dalam perkembangan agama Yahudi sejak awal, sudah banyak
terjadi perpecahan dalam agama Yahudi. Hal ini merupakan sesuatu yang tidak bisa
dipungkiri dalam setiap agama, tidak terkecuali agama Yahudi. Perpecahan yang
mengakibatkan munculnya berbagai macam aliran dalam Yahudi disebabkan dari
perpedaan pendapat serta pandangan di kalangan orang Yahudi dalam menyikapi
berbagai permasalahan yang terjadi.
Oleh demikian itu, perlu untuk melakukan kajian tentang aliran-aliran dalam
Yahudi untuk mengetahui apa saja aliran-aliran dalam agama Yahudi serta faktor apa saja
yang menyebabkan terjadinya perselisihan di kalangan orang Yahudi sehingga terpecah
menjadi beberapa aliran.
Permasalahan utama penelitian ini yaitu aliran-aliran dalam agama Yahudi.
Rumusan masalah penelitian ini yaitu apakah aliran-aliran dalam agama Yahudi? Serta
bagaimana latar belakang munculnya aliran-aliran dalam perkembangan agama Yahudi?.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aliran-aliran dalam agama Yahudi serta
perkembangannya dalam agama Yahudi. Hasil penelitian ini diharapkan memberi
implikasi manfaat, baik teoritis maupun praktis. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan
memberi sumbangan dalam khazanah pengetahuan tentang studi agama-agama.
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk mengetahui
serta mempelajari aliran-aliran dalam agama Yahudi bagi para peneliti, akademisi, dan
umat beragama.
Penelitian terdahulu telah dilakukan oleh para ahli, di antaranya yaitu oleh Ilim
Abdul Halim, (2017). “Agama Yahudi Sebagai Fakta Sejarah dan Sosial Keagamaan.”
Penelitian ini hanya menjelaskan agama Yahudi dalam sejarah perkembangannya serta
praktek dan tradisi-tradisi keagamaan dalam agama Yahudi. Serta melihat agama Yahudi
sebuah kenyataan dalam sejarah dan ruang lingkup sosial keagamaan. Pratama, (2017).
“Aliran-Aliran dalam Agama Yahudi,” penelitian ini hanya menjelaskan sekte-sekte dalam
agama Yahudi namun belum secara jelas dan spesifik dalam menjelaskan aliran-aliran
dalam agama Yahudi. Deming, (2015). “Understanding Religions in The World,” buku
ini telah menjelaskan aliran-aliran dalam agama Yahudi. Namun, dalam buku ini aliran-
aliran agama Yahudi hanya dijelaskan secara ringkas dan belum secara jelas dan spesifik
dalam memaparkan aliran-aliran dalam agama Yahudi. Adapun perbedaan penelitian ini
dengan penelitian terdahulu terletak pada kejelasan penelitian ini dalam menjelaskan
pengertian dan latar belakang munculnya berbagai macam aliran-aliran dalam agama
Yahudi. Oleh demikian itu, jelas bahwa penelitian ini berbeda dan memiliki kebaruan
dari penelitian sebelumnya.
Metodologi penelitian merupakan teknik melakukan pengamatan dengan cara
yang sistematis berdasar tahapan-tahapan secara ilmiah untuk menemukan,
menyusun, dan menganalisis data , Penelitian ini memakai metode
deskriptif dengan menjelaskan pengertian, latar belakang, serta faktor munculnya aliran-
aliran dalam agama Yahudi , dan memakai pendekatan kualitatif
melalui studi pustaka (library research) Adapun data yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder Data primer dalam penelitian ini merupakan buku-buku ilmiah yang
membahas tentang agama yahudi. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini, ialah
artikel-artikel ilmiah dan web page relevan yang berkaitan dengan agama Yahudi.
B. Pengertian dan Latar Belakang Munculnya Agama Yahudi
Agama Yahudi merupakan salah satu dari agama ibrahimiah. Agama ibrahimiah
yaitu agama-agama yang memiliki jejak dan titik temu yang sama kepada ajaran Nabi
Ibrahim As . Yahudi atau Yudaisme (Irani: Yahadut; dari bahasa Irani
Yehuda) yaitu agama asli orang Yahudi yang mencakup semua tradisi dan peradaan
agama budaya dan hukum Yahudi. Agama Yahudi ini dalam perkembangannya memiliki
banyak aliran seiring waktu
Adapun yang dimaksudkan dengan orang Yahudi yaitu menurut Yudaisme
Rabani seorang Yahudi yaitu siapa saja yang beragama Yahudi dan siapa saja yang
masuk agama Yahudi sesuai dengan hukum agama Yahudi. Dalam pandangan Pembaru
Yudaisme dan Yudaisme Reformasi seorang Yahudi yaitu siapa pun dari seribu tahun
yang lalu yang yaitu ayah dari seorang Yahudi dan dibesarkan oleh orang tuanya sebagai
seorang Yahudi. Semua denominasi utama Yudaisme sekarang terbuka bagi siapa saja
yang berniat untuk pindah ke Yudaisme meskipun orang-orang Yahudi telah
diperingatkan sejak zaman Talmud untuk tidak menerima mualaf baru. Proses konversi
seseorang ke Yudaisme diteliti secara menyeluruh oleh pihak berwenang seperti juga
kesungguhan niat dan pengetahuan terkait Yudaisme. Salah satu orang Yahudi pertama
diseut ben Abraham (Abraham putra) atau bat Abraham (Abraham putri). Terkadang
konversi bahkan ditolak oleh pihak berwenang. Pada tahun 2008 pengadilan tinggi agama
Israel membatalkan konversi 40.000 orang ke Yudaisme meskipun dinyatakan sah oleh
seorang rabi Ortodoks
C. Aliran-Aliran dalam Agama Yahudi
Adapun aliran-aliran dalam agama Yahudi dalam perkembangannya di mulai dari
aliran Yahudi pencerahan. Pertama Aliran Yahudi pencerahan ini pertama kali
diperkenalkan oleh Moses Mendelssohn pada akhir abad ke 18. Adapun yang melatar
belakangi Mendelssohn dalam mendirikan Yahudi pencerahan yaitu ketika gerakan
Hasid mengubah kehidupan orang yahudi di Timur eropa, serta mulainya modernitas
bagi orang Yahudi yang berada di eropa Barat dan eropa Tengah sebagai tujuan dalam
mengambil manfaat dari perkembangan budaya modern eropa , Salah
satu dari manfaat yang bisa diambil Yahudi dari budaya modern eropa yaitu orang Yahudi
menjadi leluasa dalam berbicara, berperilaku serta terbuka dari semulanya tertutup.
Munculnya agama Kristen di Eropa abad pertengahan, mengakibatkan
permusuhan terhadap orang-orang Yahudi meningkat sebagai kelompok agama
independen yang tidak percaya kepada Kristus dan menolak untuk masuk Kristen.
Meskipun penurunan Kekristenan pada abad ke-18 pencerahan, permusuhan terhadap
orang-orang Yahudi terus berlanjut, meskipun sebagai kelompok etnis dan status nasional
yang rendah. Sistem apartheid didirikan di negara-negara Katolik Roma, dan gerakan
politik dan agama anti-Semit berlangsung di bawah slogan "anti-Semitisme." Orang-orang
Yahudi Eropa dihadapkan pada pembantaian, terutama Holocaust. Ini menjelaskan
hubungan konsep "anti-Semitisme" yang mencari pembentukan pogrom. Situs web ADL,
salah satu organisasi yang menentang "anti-Semitisme," menggambarkannya sebagai
seorang anti-Semit (Nashrullah, 2021). Kemudian dalam perkembangan Yahudi
pencerahan timbul aliran baru, aliran ini disebut sebagai Yudaisme reformasi.
Kedua Yudaisme reformasi, yaitu orang Yahudi yang mewujudkan kembali
ajaran Yahudi secara estetis dan membangun sinagog-sinagog seperti gereja. Terwujudnya
hal ini merupakan salah satu dari dampak asimilasi Yahudi terhadap eropa yang didorong
oleh para rabi seperti Samuel Holdem antara tahun 806-1860 (Deming, 2015). Yudaisme
Reformasi (juga dikenal sebagai Yudaisme Liberal atau Yudaisme Progresif) tidak
berfokus pada pegunungan Wahyu, namun dipandu oleh akal dan kecerdasan manusia,
perubahan keyakinan, dukungan untuk aspek etika dalam ritual. Yahudi sekte besar yang
menganjurkan kepercayaan pada wahyu terus menerus di Sinai. Dari sudut pandang
orang Yahudi yang murah hati, kelompok ini tidak fokus pada ritual dan intropeksi,
percaya bahwa hukum Yahudi tidak mengikat dan bahwa setiap orang Yahudi dapat
mandiri, dengan pengaruh eksternal dan kemajuan Sangat terbuka terhadap nilai-nilai.
Yudaisme Reformasi dimulai di Jerman pada abad ke-19, dan prinsip-prinsipnya awalnya
diusulkan oleh Rabi Braham Geiger dan rekan-rekannya (Gordis, 2007). Namun
demikian, dalam perkembangan Yahudi pencerahan dan Yahudi reformasi mendapat
perlawanan baru dari kalangan orang Yahudi yang berpegang teguh terhadap ajaran
Yahudi lama atau juga disebut sebagai Yudaisme ortodoks.
Ketiga Yudaisme ortodoks, merupakan orang Yahudi yang sangat berpegang
teguh terhadap ajaran lama (Wirachmi, 2021). Serta menolak terhadap asimilasi Yahudi
dengan Kristen di eropa. Aliran Yahudi Ortodoks berasumsi bahwa baik hukum tertulis
maupun lisan yaitu wahyu ilahi kepada Musa, dan bahwa semua hukum yang
terkandung di dalamnya mengikat dan ditetapkan. Gereja Yahudi Ortodoks umumnya
menganggap komentar Schulhan Ark, yaitu sebuah buku ringkasan hukum syariah yang
disimpan oleh orang-orang Yahudi Sephardim, sebagai buku definitif Yudaisme. Aliran
Yahudi Ortodoks ini mewakili pilar ketiga belas dari iman Rabi Musa bin Maimun
sebagai definisi iman Yahudi. Sebab, dalam ajaran aliran di doktrin bahwa setiap yang
baru dan tidak berasal dari Taurat yaitu dilarang.
Aliran ini pada awalnnya dikemukakan oleh salah seorang Rabi yang bernama
Moses Sofer pada tahun 1762-1839. Yudaisme Ortodoks umumnya dibagi menjadi
Yudaisme Ortodoks Modern dan Yudaisme Haredi. Sekte Haredi kurang terbuka
terhadap kemajuan zaman dan kurang peduli dengan isu-isu non-Yahudi. Denominasi ini
dapat dibedakan dari Yudaisme Ortodoks modern dengan mempertimbangkan gaya
berpakaian jemaat serta praktik denominasi yang lebih adil. Cabang-cabang Yudaisme
Haredi yaitu sekte Hasidi yang berakar pada Kabalah dan sangat bergantung pada
seorang rabi (sarjana besar) dan sekte Haredi Sefardi yang tumbuh di kalangan Yahudi
Sefardi (Yahudi Asia dan Afrika Utara) di Israel. Yudaisme Ortodoks yaitu bidang
Yudaisme yang sangat radikal. Para pengikutnya dikenal sangat ketat dalam mematuhi
seluruh hukum Taurat. Misalnya, tidak ada aliran uang pada hari Sabat, jadi mereka
memutuskan pergi ke sinagog untuk beribadah.
Demikian pula, tidak ada wanita yang bisa menjadi rabi, namun hanya pria yang
bisa melakukan segala sesuatu yang disebut rabi. Mereka sebenarnya jauh dari kehidupan
sekuler. Pendekatan religiusnya terhadap Yudaisme ditegaskan dalam teks Talmud,
Talmud yaitu kumpulan penjelasan dari kitab suci pertama, Taurat, dan berisi banyak
informasi dari para guru yang terkadang mengabdikan hidup mereka untuk mempelajari
Al-kitab. Ini yaitu ensiklopedia: hukum peradaban, kemanusiaan, dan keilahian. Jadi
bukan hanya buku regulasi. Isinya lebih imajinatif daripada fakta dan peristiwa aktual
kehidupan nasional Yahudi ribuan tahun yang lalu. Semua cerita rakyat dikumpulkan
dengan itikad baik, dilestarikan, disimpan dengan hati-hati dan sederhana. Sebab, dilarang
untuk menghilangkan atau menambahkan hukum Musa atau ketentuannya, itu dengan
senang hati diterima sebagai dasar untuk integritas kehidupan orang-orang yang berpura-
pura menjadi orang Yahudi
Oleh Tanay dan Amorime, interpretasi serta penerapan hukum dan etika Taurat
yang kemudian dikembangkan dan dijelaskan oleh otoritas yang setelah itu dikenal
sebagai Gaonim, Rishonim, dan Acharonim. Yudaisme Ortodoks umumnya mencakup
Yudaisme Ortodoks modern dan Yudaisme ultra-Ortodoks, namun mungkin mencakup
filosofi yang berbeda. Yudaisme Ortodoks yaitu ekspresi arus utama Yudaisme pra-
abad ke-19, namun bagi sebagian orang itu yaitu perbedaan kesadaran diri modern yang
membedakannya dari Yudaisme pra-modern tradisional (Aurbach, 1994). Kemudian di
tengah-tengah perlawanan Yudaisme ortodoks terhadap Yudaisme pencerahan dan
Yudaisme reformasi muncul suatu aliran baru dalam agama Yahudi yakni Yudaisme
konservatif ,
Keempat, yaitu aliran Yudaisme konservatif. Yudaisme konservatif merupakan
orang Yahudi yang mengambil jalan tengah. Jalan tengah dimaksudkan tersebut yaitu
bahwa aliran ini tetap menjalankan ajaran lama orang Yahudi tanpa melarang sesuatu
yang tidak berasal dari Taurat atau yang dianggap sebagai sesuatu yang baru (Jayanti,
2019). Yudaisme Konservatif diedakan dari denominasi lain oleh semangat mereka
dalam mempraktikkan syariah termasuk hukum Saat dan hukum kasrut yang
memberi ajaran tentang prinsip-prinsip iman yang konon dianggap tidak ada
fundamentalis positif terhadap budaya modern dan menerima pandangan para rabi
modern, dan ulama tentang harta dalam literatur agama Yahudi. Yudaisme Konservatif
mengajarkan bahwa hukum syariah tidak stabil namun terus berkembang seiring
perubahan zaman. Sekte ini percaya bahwa Taurat yaitu literatur suci yang ditulis oleh
para nabi yang diilhami dan mencerminkan kehendak Tuhan namun menolak pandangan
Yahudi Ortodoks bahwa ayat-ayat Taurat yaitu perintah Tuhan kepada Musa.
Ditafsirkan oleh para rabi dengan cara yang mencerminkan kepekaan terhadap
perkembangan waktu dan adaptasi dengan kondisi zaman modern,
Yudaisme Konservatif (juga dikenal sebagai Yudaisme Masotian di luar Amerika
Serikat dan Kanada) yaitu aliran modern Yudaisme Ashkenazi yang berasal dari
pertengahan abad ke-19. Yudaisme Konservatif bermula ketika di Jerman pada tahun
1850-an sebagai reaksi terhadap posisi keagamaan yang lebih dermawan dari "Yahudi
reformasi.” Istilah "konservatif" berarti bahwa orang Yahudi harus berusaha untuk
melestarikan tradisi Yahudi daripada mereformasi atau meninggalkannya, yang berarti
pendukung gerakan politik konservatif. Karena potensi kebingungan ini, beberapa rabi
konservatif telah menyarankan untuk mengganti nama gerakan tersebut. Yudaisme
Konservatif sehubungan dengan tingkat wahyu Taurat menolak posisi interpretasi yang
sah dari wahyu lisan dan langsung Taurat. Namun, Yudaisme konservatif belum
mengungkapkan hukum dan menolak pandangan reformasi yang diilhami oleh Tuhan . Meskipun sepertinya aliran ini memberi sebuah alternatif dalam
perlawanan Yudaisme ortodoks terhadap Yudaisme pencerahan dan Yudaisme reformasi
namun, aliran ini juga mendapat perlawanan dari Yudaisme ortodoks. Yudaisme
konservatif di tengah perkembangan yang pesat muncul di dalamnya sebuah gerakan baru
orang yahudi yang dinamakan yahudi rekonstruksionis.
Kelima, Yahudi rekonstruksionis. Aliran ini merupakan hasil dari unsur-unsur
liberal Yudaisme konservatif yang mengemukakan program perubahan yang lebih
dramatis serta didominasi oleh kalangan intelektual Yahudi (Deming, 2015). Mazhab
Yahudi Rekonstruksionistis, sebagaimana mazhab Yahudi Pembaharuan, tidak
menganggap syariat sebagai himpunan perintah dan larangan yang wajib ditaati, namun
berbeda dari mazhab Yahudi Pembaharuan, mazhab ini menonjolkan peran komunitas
dalam pengambilan keputusan mengenai perintah dan larangan mana yang patut dituruti.
Di antara aliran-aliran dalam agama Yahudi di atas. Ada sebuah gerakan yang
dinamakan dengan zionisme. Zionisme yaitu sebuah gerakan nasionalisme orang
Yahudi untuk mendirikan pemerintahan dan Negara sendiri di tempat yang dijanjikan
Tuhan dalam Taurat (Samsuri, 2016). Gerakan ini muncul setelah orang Yahudi
mendapat diskriminasi di eropa dari orang Kristen berupa gerakan antisemitisme.
Antisemitisme merupakan sebuah upaya orang Kristen eropa terhadap Yahudi berupa
pengusiran, penyiksaan, bahkan pembunuhan seperti yang terjadi pada peristiwa
Holocaust (UMM, 2021), yakni sebuah peristiwa pembantaian orang Yahudi oleh Nazi
Jerman (Ningsih, 2021). Dari kekecewaan serta kekhawatiran ini lah, orang Yahudi
akhirnya pada sekitar abad ke 19 oleh Theodor Herzl mendeklarasikan sebuah gerakan
nasionalis Yahudi yang dikenal dengan zionis yang kemudian melakukan kongres
pertamanya di Basel pada tahun 1897. Kemudian setelah 50 tahun yakni bertepatan
setelah kongres pertama, akhirnya pada tanggal 29-November-1947, PBB mengeluarkan
resolusi untuk mendirikan Negara Israel modern. Ini seperti yang ditulis oleh Herzl
dalam buku hariannya bahwa ia akan mendirikan Negara orang Yahudi “jika tidak dalam
5 tahun, tentu dalam 50 tahun”
D. Aliran Lain yang berdasar Denominasi Yahudi
Selain beberapa aliran di atas, dalam agama Yahudi juga ada aliran lain yang
berdasar denominasi Yahudi termasuk parisi, saduki, pembaca, penulis, essenes, dan
golongan fanatik atau zeleots. Pertama Parisi, Parisi berarti menyendiri atau menjauh.
Oleh karena itu, denominasi Paris selalu berjauhan dan selalu ingin memecah belah.
Nama ini diberikan oleh orang-orang yang tidak puas dengan mereka. Mereka menyebut
diri mereka pelayan agama dan saudara dalam cara Yahweh dan Ravani. Orang-orang
percaya sekte ini hampir seluruhnya terdiri dari orang-orang yang dikenal karena iman
mereka yang kuat, keberanian mereka, pendakwah mereka atau pendakwah agama
mereka. Sebagian besar pengikutnya, terutama para pemimpinnya, cenderung hidup
melajang, tidak pernah menikah, tinggal di tempat ibadah, hidup pertapa, dan tidak
beribadah dalam bentuk kurban. Mereka juga percaya pada akhirat dan para malaikat
pada hari penghakiman dan kebangkitan setelah kematian
Menurut mereka, Taurat tidak hanya dipatuhi sebagai kitab suci, namun ada
banyak kitab suci lain selain Taurat, termasuk yang telah dibahas oleh para rabi secara
turun-temurun, beberapa di antaranya Tamrud. Kelompok ini yaitu kelompok yang
populer, namun tidak terlalu aktif secara politik. Mereka lebih fokus pada agama daripada
politik. Pemahaman politik yang mereka perhatikan hanyalah kebebasan beragama, dan
mereka percaya bahwa suatu hari nanti kerajaan Yahudi akan menang lagi di posisi itu.
Kerajaan Yahudi dibawa oleh wahyu, bukan oleh revolusi. Pada masa pemerintahan Raja
Makabi, aliran ini mendapat tempat yang baik di antara para penguasa, yang pertama
ditandai dengan rambut panjang lurus, wajah masam, mata cerah, pakaian gelap, bau
busuk, dan kitab suci yang selalu bersamamu. Yang kedua yaitu pendukung kepatuhan
yang tepat terhadap aturan dan hukum. Menurut Talmud, mereka yang mematuhi aturan
dari cinta mereka kepada Tuhan yaitu Parisi yang baik. Mottonya: Perlakukan orang
lain seperti Anda ingin diperlakukan sendiri dan ikuti hukum. Segala sesuatu yang lain
dalam hukum hanyalah sebuah komentar.
Kedua Saduki, Saduki yaitu denominasi penting yang ada sebelum akhir abad
ke-1 SM. Saat itulah John Hircanus menjadi raja Yerusalem. Orang Saduki mendukung
penuh raja, jadi sekte ini juga menentang Republik Romawi. Saduki berasal dari kata
Saduk, yang berarti nama seorang pemuka agama besar di zaman Sulaiman. Namun,
beberapa orang berbagi tren ini dengan penenun dan kain terkenal di abad ke-3 SM.
Kelompok ini terkenal karena ketidakpercayaan mereka terhadap beberapa masalah
agama, sehingga mereka mungkin diberi nama untuk mengekspresikan penentangan
mereka oleh lawan-lawan mereka yang tidak puas dengan mereka. Apalagi mereka hanya
mengakui kebenaran yang mereka yakini sendiri. Itulah mengapa mereka disebut
Saduki. Artinya "sangat jelas." Menurut mereka, balas dendam pada manusia hanya
terbatas pada dunia saja. Mereka tidak mempraktikkan Talmud dan tidak menyucikan
seluruh Taurat. Keabadian individu, keberadaan malaikat dan setan telah menyangkal
mereka. Tidak menerima takdir baik dan takdir buruk namun sebaliknya percaya pada
kebebasan mutlak. Semua tindakan manusia bukanlah kehendak Yahweh, namun
kehendak manusia itu sendiri. Mereka percaya bahwa tidak akan adanya penyelamat
apalagi mengharapkannya. Sikap ini diyakini karena sebagian besar anggotanya yaitu
bangsawan pasif yang tinggal di Vitul McDisis. Mereka sangat dipengaruhi oleh filsafat
Yunani. Untuk alasan ini, sebagian besar penulis dianggap telah mencapai kesepakatan.
Mereka lebih condong ke kelompok politik daripada kelompok agama. Mereka
mengatakan bahwa kepercayaan, pemujaan, dan ketaatan yang berlebihan terhadap ajaran
lisan Talmud yaitu sesat dan harus ditolak.
Kedua aliran di atas memiliki persamaan dan perbedaan. Kesamaan: Misalkan
aturan ibadah penting untuk keselamatan. Perbedaan: Pertama, orang Parisi percaya
pada kehidupan setelah kematian, surga, neraka, dan kebangkitan, namun Saduki menolak
semuanya. Kedua, sementara Saduki hanya percaya pada hukum, orang Parisi juga
diilhami oleh wahyu ilahi dan percaya bahwa mereka mengandung iman dan hukum,
hukum tidak tertulis dan kisah pendahulu mereka. Ketiga, orang Saduki menerima ajaran
filsafat Yunani tentang kebebasan mutlak, namun orang Farisi tidak mengatakan bahwa
kebebasan manusia dibatasi oleh kehendak Tuhan (Aurbach, 1994).
Ketiga yakni Pembaca, kelompok ini merupakan kelompok terkecil dari
denominasi Yahudi. Mereka baru mendapat dukungan ketika situasi di Saduki dan Parisi
menurun dan menunjukkan perlawanan yang hebat. Seperti Saduki, mereka hanya
mematuhi hukum, tidak menerima buku lain, dan tidak mengakui Talmud. Tapi mereka
juga sangat terkenal karena berpegang teguh pada ijtihad paling banyak. Keempat yakni
Pengarang. Kelompok ini yaitu kelompok Yahudi yang dipercayakan untuk menulis
hukum syariah bagi setiap orang yang membutuhkannya. Oleh karena itu, mereka sering
disebut sebagai penulis religi. Karena tugasnya mereka, yaitu ahli dalam sebagian besar
ajaran agama yang terkandung dalam buku-buku yang mereka tulis. Kelompok ini juga
dikenal sebagai pendeta atau master atau rabi. Karena mereka dikenal sebagai penegak
hukum agama. Namun dalam politik, mereka cenderung menyukai kekuatan asing
seperti Persia, Yunani, dan Romawi, terutama ketika dikucilkan dari profesi mereka
(Aurbach, 1994).
Kelima Essenes, kelompok ini tidak melakukan pengorbanan hewan, mereka
mengatakan jiwa yang mulia yaitu satu-satunya pengorbanan yang sah, mereka
menentang perbudakan, mereka mengajarkan tentang cinta Tuhan, ibadah, dan juga
manusia. Seperti Saduki, mereka tidak mau menerima buku-buku selain Taurat, apalagi
buku-buku karya para sarjana Parisi. Mereka hidup dalam keterasingan, menikmati area
misterius seperti memprediksi masa depan, dan percaya pada takdir mutlak, yang
menolak kebebasan bertindak dan berkehendak. Keenam fanatik atau antusias,
denominasi ini erat kaitannya dengan denominasi Parisi dalam banyak urusan agama, dan
keduanya secara sengit melawan kelompok lain, namun mereka bersama-sama setuju.
Sikap mereka melebihi apa yang disebut anti-dewa. Mereka tidak ingin tunduk pada
kekuatan apa pun. Lebih baik mereka mati daripada menyerah pada kekuasaan yang
dikuasai orang lain selain Yahudi
Yahudi atau Yudaisme (Ibrani: Yahadut; dari bahasa Ibrani Yehuda) yaitu
agama asli orang Yahudi yang mencakup semua tradisi dan peradaban agama, peradaban
budaya dan hukum Yahudi. Adapun yang dimaksudkan dengan orang Yahudi yaitu
menurut Yudaisme Rabani seorang Yahudi yaitu siapa saja yang beragama Yahudi dan
siapa saja yang masuk agama Yahudi sesuai dengan hukum agama Yahudi. Dalam
pandangan pembaru Yudaisme dan Yudaisme reformasi seorang Yahudi yaitu siapa
pun dari seribu tahun yang lalu yang yaitu ayah dari seorang Yahudi dan dibesarkan
oleh orang tuanya sebagai seorang Yahudi. Agama Yahudi dalam perkembangannya,
muncul berbagai macam aliran yang disebabkan oleh perbedaan pandangan dan
pendapat dalam melihat suatu persoalan yang terjadi di kalangan orang Yahudi. Adapun
aliran-aliran dalam agama Yahudi yaitu aliran pencerahan, aliran reformasi, aliran
ortodoks, aliran konservatif, aliran rekonstruksionis, dan juga gerakan zionisme. Selain
itu, juga ada perpecahan aliran dalam agama Yahudi yang berdasar denominasi
Yahudi yaitu parisi, saduki, pembaca, penulis, essenes, dan golongan fanatik atau zeleots.
Penelitian ini diharapkan bisa memberi impilikasi manfaat baik secara teoritis
maupun praktis. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan menjadi tambahan khazanah
ilmu pengetahuan tentang agama-agama terkhusus agama Yahudi. Sedangkan secara
praktis, diharapkan penelitian ini menjadi referensi bahan bacaan dan penelitian
selanjutnya bagi para peneliti, akademisi, dan peminat studi agama-agama. Serta menjadi
rujukan untuk mengetahui aliran-aliran dalam agama Yahudi bagi umat beragama.
Penelitian ini masih memiliki keterbatasan dalam penelitian karena baru penelitian
tentang aliran-aliran dalam agama Yahudi. Sehingga masih perlu dilakukan penelitian
lanjutan oleh peneliti selanjutnya terkait agama Yahudi secara mendalam. Penelitian ini
direkomendasikan dan ditujukan kepada para peneliti dan peminat bidang keilmuan
studi agama-agama serta masyarakat umum.”