daknya langkah dan sikap hidup anak-cucu keturunannya dengan dasar
pertama ketika rumah itu didirikan.
"Dan tunjukkan kiranya kepada kami caro-cara kamiberibadat." Caracara kami beribadat, kita artikan dariMonosikono.
Setelah lbrahim dan membawa juga nama puteranya Ismail mengakui
bahwa Allahlah tempat mereka berserah diri, dan telah bulat hati mereka
kepada Allah, tidak bercampur dengan yang lain, dan diharapkannya pula
kepada Tuhan agar anak-cucu keturunannya yang tinggaldisekeliling rumah
itu semuanya mewarisi keislaman itu pula, barulah Ibrahim memohonkan
kepada Allah agar ditunjuki bagaimana caranya beribadat, yang disebut juga
Manasik. Manasik bisa diartikan umum untuk seluruh ibadat, dan bisa pula
dikhususkan untuk seluruh upacara ibadat haji.
Menurut riwayat yang dibawakan oleh Ibnu Abi Hatim dan Said bin
Manshur yang diterima dari Mujahid, bahwa permohonan lbrahim agar Tuhan
mempertunjukkan bagaimana cara-cara beribadat itu, datanglah Jibril. Mulamulanya Jibril telah menuntunnya bagaimana memasang batu-batu sampai
tegak menjadi dinding. Setelah selesai dibimbingnyalah tangan Ibrahim berjalan
menuju Mina. sampai di tempat yang sekarang dinamai Jamratul Aqabah itu
(Aqabah boleh diartikan penghalang) kelihatanlah Iblis sedang bernaung di
bawah sepohon kayu. Lalu Jibrilmenyuruh lbrahim: "Takbirlah, dan lempartah
Iblis itu!" Lalu lbrahim takbir sambil melempar lblis itu. Iblispun pergi lalu
menghambat lagi di tempat yang sekarang dinamai Jamratul wus-fho. Lalu
Ibrahim berbuat pula sebagaimana dibuatnya di Jamratul Aqabah tadi, dan
demikian juga dibuatnya sampai di Jamrah yang ketiga.
Kemudian Jibril membimbing tangan Ibrahim, lalu berjalan menuju Masy,aril Haram (Muzdalifah), kemudian itu berjalan terus ke Arafah. Sesampai di
sana berkatalah Jibril: "Sekarang telah engkau kenal (arafta) ibadat-ibadat yang
aku pertunjukkan kepada engkau itu." Ibrahim menjawab: "Na'am" (ya)!
"Sekarang sudahkah engkau kenal ( arafta) ibadat-ibadat yang aku pertunjukkan itu?r' Diulang itu oleh Jibril sampai tiga kali. Maka menjawablah
Ibrahim: "Na'am!" (Ya, saya sudah kenal sekarang). Maka berkata pulalah
Jibril: "Kalau demikian, mulailah engkau panggilmanusia untuk mengerjakan
haji." Lalu Ibrahim bertanya: "Bagaimana caranya aku memanggil mereka?"
Jibril menjawab: "Katakanlah, wahai sekalian manusia! Sambutlah seruan
Tuhan kamu! Serukanlah demikian sampai tiga kali!" Lalu yang demihan itu
dilakukan oleh lbrahim, maka menyahutlah hamba-hamba Allah:
"SeruanMu telah hamba dengar, ya Allah dan hamba segera melakukannya." (lnilah artiyang agak dekat dari kata-kata: Lobboiko).
Kata Mujahid seterusnya: "Maka barangsiapa yang menyambut seruan
lbrahim dimasa itu, akan jadihajilah dia."
Kita salinkan riwayat yang diriwayatkan oleh lbnu AbiHatim dan Said bin
Manshur daripada Tabi'in yang terkenal ini, yaitu Imam Mujahid, hanyalah
sekedar untuk tafsir saja.
Satu riwayat pula daripada lbnu Jarir dan diterimanya daripada Tabi'in
Said bin al-Musayyab, yang diterimanya pula daripada Ali bin Abu Thalib,
demikian bunyinya: "setelah lbrahim selesaimembina Baitullah itu, berserulah
dia kepada Allah: Ya Tuhanku! Telah aku kerjakan apa yang telah Engkau
titahkan. Sekarang aku bermohon, pertunjukkanlah kepada kami, bagaimana
caranya ibadat.ibadat kami (Manasik kami). Maka diutus Tuhanlah Jibril, lalu
dituntunnyalah lbrahim mengerjakan haji."
Ada juga beberapa riwayat lain yang hampir sama isinya. Disebut juga
gangguan syaitan di tengah jalan itu, sebagai keterangan Mujahid tadi. Ada juga
riwayat lain dari Ibnu Khuzaimah dan at-Thabrani dan al-Hakim dan diakui
shahihnya dan al-Baihaqi di dalam Syo'bul Imon, semuanya dari Ibnu Abbas.
Dan ada juga riwayat lain dari Ahmad dan al-Baihaqi dan lbnu AbiHatim.
Dari sekalian riwayat ini dapatlah kita mengambil kesimpulan bahwasanya
setelah selesaimendirikan Ka'bah, Ibrahim dituntun oleh Jibril, dengan perintah
Tuhan, agar dia mengerjakan haji. Dan Sunnah yang telah direntangkan oleh
Nabi lbrahim itulah yang diterima turun-temurun oleh manusia khususnya
anak-cucunya, sebagai pelopor pemberi contoh yang pertama, yaitu bangsa
Arab, dan manusia pada umumnya yang percaya. Lantaran riwayat Mujahid
yang kita salinkan di atas, bahwa Nabilbrahim menyeru manusia mengerjakan
haji, timbullah suatu kepercayaan pada setengah manusia, lalu mereka meniru
Nabi lbrahim mengipas-ngipas memanggil-manggil keluarganya yang di kam'
pung supaya terseru pula naik haji.
Kalau perbuatan memanggil'manggil mengipas-ngipas serban ini dilakukan
orang, karena memandangnya sebagai suatu ibadat, maka bid'ahlahperbuatan
itu. Dan jika hanya karena iseng-iseng saja, terserahlah kepada yang mengerjakan.
"Dan ampunilah kiranya kami, sesungguhnya Engkau adalah Maho
Pengompun logi Penyayang. " (ujung ayat 128)
Kita sudah maklum bahwasanya RasulAllah adalah ma'shltm, suci dari'
pada dosa, terutama dosa yang besar. Tetapi orang'orang yang telah mencapai
derajat iman yang sempurna sebagai Ibrahim dan Ismail, tidaklah berbangga
dengan anugerah Allah kepada mereka dengan mo'shum itu.
Nabi lbrahim memohonkan taubat untuk dirinya dan untuk anaknya ini,
adalah suatu teladan bagi kita agar selalu ingat dan memohonkan ampun
kepada Tuhan. Makna yang asaldaripada taubat ialah kembali. Kita bertaubat
kepada Allah. Dan Allah mengabulkan permohonan kita, dengan memakai
perkataan ?lo, yang berarti ke atas. Kita mendaki menuju Allah, dan Allah
menarik tangan kita ke atas. Nabi Isa alaihis salam yangMo'shum, setiap waktu
memohon taubat kepada Tuhan, sehingga diriwayatkan oleh Imam Ghazali,
bahwasanya beliau menyediakan bunga-karang (spons) untuk menghapus
airmatanya, dan Nabi kita Muhammad s.a.w., mengatakan bahwa tidak kurang
dari 70 kali seharisemalam beliau memohon ampun. Dengan demikian, bertambah suci manusia, bertambah pula mereka merasa kekurangan.
Setelah selesai Ibrahim membina Baitullah itu dan selesai pula dia mengerjakan Haji dengan tuntunan Jibril sendiri, dan telah selesai dia menyerahkan diri, berdua dengan puteranya Ismail dan diharapkannya agar anakcucunyapun menjadi orang-orang yang Muslim kepada Allah, maka akhirnya
ditutupnyalah permohonannya dengan suatu permohonan lagi: "Yo Tuhan
kami! Bangkitkanlah di ontora mereka if u seorong R asul dori mereka sendiri."
(pangkal ayat 129).
Di dalam beberapa ayat disebut bahwa salah satu bawaan budi Nabi
Ibrahim itu ialah auwaah, artinya penghiba, amat halus perasaan, tidak tega
hati. Dan perasaan beliau yang halus itu terdapat di dalam nama beliau sendiri,
yaitu Ibrohim.
Menurut keterangan al-Mawardi, dan dikuatkan pula oleh catatan lbnu
Athiya, Ibrahim itu adalah bahasa Suryani, yang rumpun asalnya bersarnaan
dengan bahasa Arab. Dia adalah gabungan di antara dua kalimat, yaitu Ib dan
Rahim.Ib sama a$pv-a dengan Abun dalam bahasa Arab, yang berarti bapa
atau ayah. Rahim-no3 dalam bahasa Suryani sama artinya dengan Rahim
H dalam bahisiArab, yang berarti penyayang. Jadilbrahim artinya iatah
ayah -yang penyayang.
Maka ayah yang penyayang ini tidaklah merasa puas dengan menyatakan
menyerahkan dirinya bersama puteranya Ismail saja kepada Allah, menjadi
Muslimaini Loko (berdua menyerahkan diri kepada Engkau), malahan dimohonkannya pula anak-cucunya, sehingga tetaplah terpelihara Rumah Allah
atau Ka'bah itu, jangan sampai menjadirumah-rumah tempat berhala. Tetapi
ayah yang penyayang itu rupanya amat jauh pandangannya ke zaman depan,
berkat tuntunan Tuhan. Tidak puas hanya memohon anak-cucunya menjadi
Islam semua, bahkan beliau memohonkan pula agar di antara anak dan
cucunya itu di kemudian hari dibangkitkan seorang yang menjadi Rasul Allah:
"Y ang akan membac ak an kepada mer ek a ay at - aya t E ngkou. " Yait u perintahperintah llahi untuk memupuk dasar yang telah ditinggalkan oleh beliau di
dalam mengakui keesaan Tuhan.
"Dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmot." Kitab ialah kumpulan daripada wahyu-wahyu yang diturunkan Ilahi, yang bernama al-Quran itu,dan hikmof ialah kebijaksanaan di dalam cara menjalankan perintah, baik di
dalam perkataan atau perbuatan atau sikap hidup Nabi itu sendiri, yang akan
dijadikan contoh dan teladan bagi ummatnya. "Don yang akan membersihkan
mereka." Baik ayat-ayat, ataupun kitab itu, ataupun hikmat kebijaksanaan
yang dibawakan oleh Rasul itu adalah maksudnya membersihkan mereka
seluruhnya. Bersih daripada kepercayaan yang karut-marut, syirik dan menyembah berhala, dan bersih pula kehidupan sehari-haridaripada rasa benci,
dengki, khizit dan khianat. Yuzakkihim, untuk membersihkan mereka pada
rohani dan jasmani. Sehingga dapat memperbedakan mana kepercayaan yang
kotor dengan yang bersih. Kebersihan itulah yang akan membuka akal dan
budi, sehingga selamat dalam kehidupan.
Itulah pengharapan Nabi Ibrahim kepada Allah, yang ditutupnya dengan
ucapan: "Sesungguhnya Engkou, adalah Maha Gagah, lagi Moha Bijaksana."
(ujung ayat 729).
Kepada Allah yang satu di antara sifatNya ialah Aziz, yaitu Maha Gagah,
Ibrahim telah menggantungkan pengharapan kepada Allah di dalam sifat
kegagahanNya itu, bahwa meskipun betapa besarnya rintangan dan halangan
akan bertemu didalam perjalanan sejarah, namun kehendak Allah mesti terjadi.
Tetapi di samping sifat Gagah Perkasa itu Tuhanpun mempunyai sifat Bijaksana; yaitu bahwa kehendakNya mesti berlaku, tetapi menurut arah jalan yang
masuk di akal dan mengagumkan.
Maka apabila kita ketahuibetapa perjalanan sejarah diantara zaman Nabi
Ibrahim dengan zaman Nabi Muhammad s.a.w., sebagai pelaksanaan Allah atas
permohonan Nabi Ibrahim itu, memang bertemulah betapa hebatnya Kegagahperkasaan Tuhan dan BijaksanaNya, sehingga Rasul yang diharapkan itu
akhirnya datang juga. Setumpuk Tanah Hejaz itulah yang dengan kebijaksanaan Tuhan tidak sampai dimasuki oleh tentara penakluk, sehingga tidak
pernah merasai bila bencana penjajahan. Di sebelah Utara beberapa orang
penakluk yang besar telah bertindak semau-mau, sejak Nabukadneshar raja
Babil, sampai Cyprus raja Persia, sampai kemudiannya datang Iskandar Macedonia, sampai pula kepada Julius Caesar dan Antonius, namun Tanah Hejaz
dan khususnya Makkah itu, tidaklah sampai mereka injak. Menurut kebijaksanaan Tuhan, tanah itu dijadikan tanah kering gersang, sehingga penakluk memandang tidak perlu datang ke sana. Setelah Abrahah wakil raja
Habsyi mencoba hendak menaklukkannya dan meruntuhkan Ka'bah yang suci
itu, dengan gagah-perkasaNya pula Allah Ta'ala membinasakan dan menghancurkan tentara Abrahah itu dengan mengirim burung Ababil.
Keturunan lbrahim terbagi dua yaitu Bani lsmailyang menurunkan Ara[
Musta'ribah, berkedudukan di bagian Selatan dan Barat. Keturunannya yang
secabang lagi adalah yang diturunkan daripada Ya'kub anak Ishak, yang
disebut Bani Israil, diberi kedudukan di sebelah Utara, daerah Mesopotamia.
Dari antara Bani Israil banyak diturunkan Nabi-nabi dan Rasul, tetapidengan
kurnia Allah, dari keturunan Bani Ismail itulah diturunkan RasulAkhir Zaman,
Muhammad s.a.w. mengabulkan permohonan nenekandanya It,rahim itu.
Demikianlah beberapa kesimpulan yang kita tarik daripada ayat-ayat ini,
peringatan tentang asalmulanya negsri Makkah dijadikan Tanah Haram yang
i111un] tempat minusia berkumpul dan asal mulanya Ibrahim dibantu oleh
puteranya fsmail diperintahkan membangun Ka'bah. Sampaikelak dari dekat
ku'Uut itulah beribu tahun kemudian dibangkitkan seorang Rasul, Muhammad
s.a.w. menjadi Rasul Penutup, membawa ayat dan Kitab dan Hikmat dan
tuntunan kesucian, hingga terkabul doa lbrahim.
Di dalam Kitab-kitab Tafsir bertemu juga riwayat-riwayat lain yang lebih
paniang dari yang kita salinkan dan kita kupaskan ini, dan kita sambungkan
dengan beberapa sejarah.
lda tersebut bahwasanya Ka'bah yang didirikan Nabilbrahim itu adalah
menurut contoh dari satu Ka'bah lain, terletakdi langityangkeempat,bemama
Baitul Ma'mur, persis tertetak di langit bertentangan dengan Ka'bah yang di
Makkah itu. Dan tersebut pula di dalam satu riwayat bahwasanya Ka'bah itu
didirikan oleh NabiAdam ietelah betiau turun ke dunia, setelah dia bertemu
dengan isterinya Hawa di Padang Arafah. Tengah Padang itu diberi nama
Aralah, sebab di sana Adam dan Hawa kamikenal mengenalkembali. Kata
riwayat itu pula, setelah teriadi taufan Nabi Nuh, Ka'bah buatan NabiAdam itu
aiangkat tuhan ke tangit, sehingga dasarnya tinggal; di atas dasar itulah lbrahim
mendirikan Ka bah yang baruDan tersebut pula bahwasanya Hajarul Aswad (Batu Hitam) yang tertempel di dinding Ka'bah sekarang itu asal mulanya daripada batu Yaqut yang
sangat putih, daiang dari dalam syurga. Tetapilama kelamaan menjadihitam
karena drpegang oleh tangan manusia yang berdosa'
Di bebeiapa kitab tafsir, bertemu cerita ini. Tetapisumbemya payahlah
untuk dipertanggungiawabkan. Karena kisah-kisah begini banyak berasal dari
Ka'but Ahbar yang terkenal sebagai sumber dari cerita-cerita Israiliyat (dongeng-dongeng Israil) yang akal kita tertegun menerimanya'
- fentans Hajarul Aswad, Batu Hitam, baiklah kita ingat saja perkataan
Umar bin Khuthub yang terkenal seketika beliau tawaf: "Aku tahu bahwa
engkau ini hanya batu, tidak memberimanfaat dan tidak memberi mudharat'
KJau tidaklah aku metihat Rasulullah menciummu, tidaklah aku akan menciummu."
Ka bah terang dibangun dari batu-batu granit yang ada di bukit-bukit
keliling Ka'bah itu. Pernah rosak, pernah runtuh karena banjir. Di zaman
Jahiliy-ah, Batu Hitam pernah dihancurkan air. Di zaman Qaramithah, Batu
Hitam itu pernah dicuri kaum Qaramithah itu lalu mereka larikan ke Bahrain
dan mereka simpan di sana 22 tahun lamanya. Di tahun 1958 pernah Ka'bah
diperbaiki karena retak.
4;$y4"t!:n3;.; kt
,a .:/,2.. .2 z,zz n. '<' )z'z
,i!r (.;rtl J4-L4l $ts ,a*))
(130) Dan siapakah yang akan enggan
dari agama lbrahim kalau bukan
orang yang telah memPerbodoh
dirinya? Padahal sesungguhnYa
Kami telah memilih dia didunia
ini, dan sesungguhnya dia di
Akhirat adalah dari orang-orang
yang shalih.
(l3l) Tatkala berfirman kepadanya
Tuhannya: Berserah dirilah
engkau! dia menjawab: Aku
serahkan diriku padaTuhan bagi
sekalian alam.
(132) Dan telah memesankan (pula)
lbrahim dengan itu kepada anakanaknya dan Ya'kub: Wahai
anak-anakku, sesungguhnya
Allah telah memilihkan untuk
kamu suatu agama. Maka janganlah kamu mati, melainkan
hendaklah kamu di dalam Mus
limin.
(133) Atau apakah kamu menyaksikan
seketika telah dekat kepada
Ya'kub kematian, tatkala dia berkata kepada anak-anaknya: Apakah yang akan kamu sembah sepeninggalku? Mereka menjawab:
Akan kami sembah Tuhan engkau dan Tuhan bapa-bapamu,
Ibrahim dan lsmaildan Ishak yaitu Tuhan YangTunggal, dan kepadaNyalah kami akan menyerah diri (Muslimin).
(134) Mereka itu adalah satu ummat
yang telah lampau. Mereka akan
mendapat apa yangtelah mereka
usahakan dan untuk kamupun
apa yang kamu usahakan, dan
tidaklah kamu akan diperiksa
perihal apa yang mereka kerjakan.
Demikian pada ayat-ayat yang telah lalu, diakhirnya diterangkanlah bahwa
permohonan terakhir dari Nabi lbrahim ialah supaya dibangkitkan seorang
Rasul dari antara mereka sendiri, anak-cucu beliau itu. Dan permohonan itu,
sesuai dengan waktunya, telah dikabulkan Tuhan; Nabi Muhammad s.a.w.
telah dibangkitkan dari kalangan anak-cucu beliau itu. Dan Dia telah membangkitkan kembali agama Nabilbrahim yaitu agama dari manusia-manusia yang
menyerahkan diri kepada Allah.
(., n L, r,F rla\if{-iJJi e-4!\'*)'^U
"Agama bapa komu lbrohim: Dialah yang menamai kamu Muslimin
dahulunya." (al-Haj: 78)
Ummat yang menyerahkan diri kepada Allah itu bernama Muslimin, dan
penyerahan diri itu bernama I s I a m.
Setehh ini terang dan jelas, datangtah ayat selanjutnya: 'Don siapakah
yang akan enggan dari ogama lbrahim itu kalau bukan orang telah memperbodoh dirinya?" (pangkal ayat 130). Apakah sikap agama yang lebih tepat dan
yang lebih benar daripada menyerahkan diri dengan tulus-ikhlas kepada Allah?
Dan tidak bercabang kepada yang lain? Siapakah yang akan enggan beragama
begitu kalau bukan orang yang telah memperbodoh diri sendiri? Terutama
kamu, hai keturunan lbrahim yang meramaikan Ka'bah itu, yang hidup aman
damai di sekelilingnya dan menerimai pusaka itu, bukankah kebodohanmu jua
yang menyebabkan kamu enggan kembalikepada hakikat ajaran lbrahim itu?
"Padahal sesungguhnyaKami telah memilih dia di dunia ini. "Dia telah menjadi
Imam bagi manusia dan telah berkembang anak-cucunya melanjutkan ajarannya. Berpuluh Nabidan Rasulmengalir darah lbrahim dalam tubuhnya. 'Don
sesungguhny a dia di akhirat odolah dari orang-orang yang sholih. " (ujung ayat
130). Termasuk daftar orang-orang yang mulia yang mendapat kedudukan
tinggi di sisiTuhan.
Ayat yang selanjutnya memberikan penegasan lagi:
"Tatkala berfirman kepadanya Tuhannya: Berseroh dirilah engkau! Dio
menjawab: "Aku serahkan diriku kepado Tuhan bagi sekalian alam." (ayat
131).
Tuhan bersabda: Aslim! Berserah dirilah engkau!
Ibrahim menjawab: Aslamtu li Rabbil'Alamin!. Aku telah menyerahkan
diriku, jiwa dan ragaku kepada Allah Tuhan sarwa sekalian alam; aku tidak
berpaling sedikit juapun kepada yang lain. Dari sinilah asal kata ISLAM itu.
Dengan demikian, sejak semula sudahlah terang bahwa berhala, atau patung,
atau kayu, ataupun batu, atau manusia yang diagung didewakan sudah tidak
diakui samasekali.
Dengan ayat-ayat ini bertambah jelas bahwasanya lahirnya Islam, yang
dipancangkan oleh Nabi lbrahim dan puteranya lsmail itu, sama dengan
lahirnya bangsa Arab baru, gabungan keturunan lbrahim dan puteranya lsmail
karena perkahwinannya dengan anak perempuan orang Jurhum itu. Tegasnya
mulaisaja rumah suciKa'bah itu didirikan, dengan serta-merta tumbuhlah satu
keturunan Arabi, yang samasekali tidak mengenal penyembahan berhala. Dan
patut pula diingat bahwasanya Jurhum adalah sisa-sisa keturunan dari kaum
Aad dan Tsamud, yang kepada mereka telah diutus terlebih dahulu NabiHud
dan Shalih. Dan menurut suatu riwayat daripada Abu Hamid as-Sajastani di
dalam kitabnya yang bernama ol-Amaali (Juz 2, hal 168) dekat-dekat zaman
Rasul s.a.w. masih didapat pemeluk agama Nabi Syu'aib, yang bemama alHarits bin Ka'ab al-Mudzhaji, dan Ubaid bin Khuzaimah dan Tamim bin Murr.
Oleh sebab itu ahlisejarah berani mengatakan bahwa penyembahan berhala
tidaklah asli pada bangsa Arab. Adapun penyembahan berhala adalahpenyokir
yang kemasukan dari luar Arab, masuk dariSyarqil-Urdun dan negeri-negeri
Kanaan, dibawa oleh seorang yang bernama'Amr bin Luhayi. Di kala suatu
waktu kabilah Khuza'ah berkuasa diHejaz, yaitu kira-kira 400 tahun sebelum
NabiMuhammad s.a.w. diutus Tuhan. Oleh sebab itu maka hanya dalam masa
4 abad sajalah di Hejaz terdapat penyembahan berhala. Dan seketika Nabi
Muhammad s.a.w. telah menyampaikan risalatnya, nyata saja dengan jelas
bahwa penyembahan berhala adalah suatu hal yang menumpang, sebab dia
disandar-sandarkan kepada Ka'bah. Masa 400 tahun jauh berbeda dengan
pengaruh penyembahan berhala di lndia atau Tiongkok, atau penyembahan
berhala di zaman Fir'aun Mesir atau zaman Athena (Yunani dan Romawi).
Dan dengan mengikuti ayat-ayat yang panjang-lebar mengkisahkan perjuangan lbrahim ini, jelaslah oleh kita bahwa Nabi kita Muhammad s.a.w.
disuruh menyampaikan hal ini, agar penduduk Makkah ingat kembali kepadd
agama mereka yang asal, yaitu agama lbrahim. Dan kepada agama asli Nabi
Ibrahim itulah beliau mengajak mereka kembali.
Kemudian datanglah ayat berikutnya: "Don telah memesankan (pula)
lbrahim dengan itu kepada anak-anaknya dan Ya'kub." (pangkal ayat 132).
Artinya, tatkala lbrahim telah dekat akan wafat, dipanggilnyalah sekalian
puteranya untuk menyampaikan wasiatnya: Putera beliau yang terkenal ialah
lsmail dan Ishak. Ibu Ismail ialah Hajar, isterimuda beliau yang darigundik. Ibu
Ishak ialah Sarah. Tersebut juga bahwa .ada lagi isteri beliau yang ketiga,
bernama Katura. Dari Katura inibeliau beroleh putera Zimram, Yoksan, Medan
dan Madyan, Isbak dan Suah. Di antara cucu-cucunya yang telah besar di
waktu beliau akan wafat itu ialah Ya'kub anak lshak. Ya'kub pun turut hadir di
kala lbrahim akan melepaskan nafasnya yang penghabisan. Maka kepada anakanak dan cucu itulah beliau pesankan wasiat terakhir, yaitu supaya mereka
semuanya menyerahkan diri kepada Allah (Muslimun), jangan mempersekutukan yang lain dengan Dia, dan jangan menyembah berhala. Maka di antara
wasiat beliau itu ialah: "Wohai anok-anakku, sesungguhnyo Allah telah me-
milihkan untuk kamu suatu agama. Maka k:lr.ganlah komu mati melainkan
hendaklah kamu di dalam Muslimin." (ujung ayat 132).
Artinya, sampai akhir hayat dikandung badan, pegang-teguhlah agama
yang satu ini, agama menyerahkan dirisepenuh dan sebulatnya kepadaAllah,
tidak bercabang kepada yang lain, dan tidak mempersekutukan, dan tidak
mengatakan bahwa Dia beranak atau diperanakkan. Bahkan sampai kamu
menutup mata, hendaklah tegas pegangan kamu, yaitu: "TIADA TUHAN,
MELAINKAN ALLAH."
Itulah Islam yang sejati. Itu wasiat beliau kepada Ismailyangdiakuisebagai
nenek-moyang daripada bangsa Arab. Dan itu juga wasiatnya kepada lshak,
dan kepada Ya'kub anak Ishak, yang turut hadir bersama-sama ayahnya dan
paman-pamannya, di waktu neneknya akan mati. Dan Ya'kub adalah nenekmoyang dari Bani Israil. Israil adalah nama dari Ya'kub sendiri.
Dengan memahamkan ayat-ayat ini, nyatalah bahwa di antara Arab dengan
Yahudi, yang telah bergaul di bawah kekuasaan Rasul s.a.w. di Madinah di
waktu itu, pada hakikatnya tidak ada perbedaan agama. Keduanya, baik Arab
keturunan Ismail atau Yahudi keturunan Ya'kub, diajak supaya kembali kepada
agama nenek mereka yang di atas sekali, ayah dari Ismail dan Ishak, yaitu
Ibrahim a.s.
Orang Yahudi mencoba juga hendak mencari dalih, hendak mengatakan
bahwa agama mereka lain, lebih tinggidariArab. Maka datanglahayatselanjutnya:. "Atau apakah komu menyoksikon, seketiko telah dekat kepodaYa'kub
kematian, tatkalo dia berkato kepada anak-anaknyn: Apkah yang okan
kamu sembah sepeningalku?" (pangkal ayat 133).
Atau apakah kamu menyaksikan? Suatu pertanyaan yang bersifat pengingkaran. Pertanyaan yang dihadapkan kepada orang Yahudi ataupun Nasrani,
yang mengatakan bahwa Ismail atau Ya'kub adalah pemeluk agama Yahudi,
ataupun agama Nasrani. Datang pertanyaan seperti ini yang maksudnya boleh
diartikan: "Apakah kamu tahu benar apa wasiat Ya'kub kepada anak-anaknya
tidak lain adalah menanyakan, apakah atau siapakah yang akan kamu sembah,
kalau aku telah meninggal dunia?" Di dalam ayat ini diterangkan dengan jelas
apa bunyi jawaban daripada anak-anaknya itu: " Mqr eka menjautab : Kami akan
menyembah Tuhan engkau dan Tuhan bapa-bapamu lbrahim dan Ismail dan
lshak, yaitu Tuhan Yang Tunggal, dan kewdal'lyalah kami akan menyerah
diri." (ujung ayat 133).
Di ujung ayat ini dijelaskanlah bahwa jawaban anak-anak Ya'kub, tidak
berubah sedikit juapun dengan apa yang telah mereka pegang teguh selama ini,
yaitu agama ayah mereka dan datuk-nenekmereka, tidak adaTuhan yanglain,
melainkan Allah. Sesudah mengakui bahwa tidak ada Tuhan melainkanAllah,
merekapun mengaku pula, bahwa tempat menyerahkan diri hanya Allah itu
pula, tidak ada yang lain, dan itulahyangdisebutdidalambahasaArab: IS[AM.
Sekarang datang pertanyaan kepada Ahlul-Kitab, terutama Yahudi, karena mereka yang banyak berdiam di Madinah seketika ayat turun, dantermasuk juga Nasrani, apakah mereka ada menyaksikan ada kata lain dan
wasiat yang lain daripada Ya'kub? Atau adakah jawaban anak-anaknya, termasuk Nabi Yusuf, yang mengatakan mereka akan bertuhan kepada yang
selain Allah? Yaitu Tuhan Datuk mereka Ibrahim dan Nenek mereka Ismail dan
Ishak? Atau dapatkah mereka mengemukakan sesuatu kesaksianpun yang
menyatakan bahwa anak-anak Nabi Ya'kub itu menjawab bahwa mereka tidak
akan menyerahkan diri kepadaAllah? Dapatkah mereka mengemukakan suatu
kesaksian bahwa Ya'kub meninggalkan suatu wasiat, bahwa jika dia telah
meninggal dunia, hendaklah mereka menukar agama mereka menjadi Yahudi?
Atau agama Nasrani? Atau ada mereka menjawab wasiat ayah mereka bahwa
mereka hendak menukar agama sepeninggal beliau, tidak lasi berserah diri
(lslam) kepada Allah, tetapi membuat satu kelompok yang bernama Yahudi,
ataupun Nasrani?
Baik dari segi akal budi, mereka tidak akan dapat mengemukakan kesaksian yang demikian. Tidak mungkin menurut akal bahwa mereka tidak akan
mengakui keesaan Allah, dan tidak pula mungkin mereka akan menukar
penyerahan diri ajaran lbrahim, Ismail dan Ishak dan Ya'kub dengan ajaran lain.
Di dalam Kitab Perjanjian Lama, yaitu Kitab Kejadian, Fasal 218 dan 49
memang ada tertulis panjangJebar wasiat-wasiat Ya'kub kepada anak-anaknya
ketika dia akan meninggalkan dunia. Di dalam fasal-fasal itu memang tidak
bertemu bunyi wasiat yang sejelas di dalam al-Quran ini, bahwa anak-anak
Ya kub berjanji tidak akan mengubah-ubah agama pusaka Ibrahim dan Ismail
dan Ishak. Di Fasal 49 hanya bertemu wasiat-wasiat Ya'kub tentang kedudukan
anak-anak, cucu dan keturunannya di belakang hari, disebutkan satu demi satu
kedudukan mereka di dalam masyarakat, bahwa Yahudi akan begini. Benyamin
akan begitu, Reubin akan demikian nasibnya, keturunan Yusuf pun begitu.
Tetapisungguhpun demikian apabila kita baca sejak timbulnya Nabi lbrahim
(dahulunya Abraham) dalam Kitab Kejadian Fasal 12, sampai lahir anaknya
yang tertua Ismail dan anak yang kedua Ishak, dan kehidupan kedua anak itu,
disambung lagi oleh ke.hidupan Ya'kub dan Yusuf, tidak lain daripada agama
datuk mereka Ibrahim. Maka kalau di dalam ayat-ayat Kitab yang terdahulu itu,
sebab aslinya tidak ada lagi, tidak begitu jelas dasar agama Ibrahim itu,
datanglah al-Quran menjelaskan bahwa agama itu Islam namanya, yaitu penyerahan diri. Dan Tuhan itu ialah Allah. yang tiada bersekutu dengan yang lain.
Di dalam Surat Hud (Surat 1l ayat 71), ada dikisahkan seketika beberapa
Malaikat datang membawa kabar yang menggembirakan kepada Ibrahim dan
isterinya Sarah yang mandul, bahwa mereka akan diberi putera, yaitu Ishak.
Dan di belakang Ishak itu akan diberi pula seorang lagi, yaitu Ya'kub. Maka
beberapa Zending Kristen yang belum mendalami seluk-beluk bahasa Arab
mencoba menyalahkan al-Quran dan menyalahkan Nabi Muhammad s.a.w.
Sebab dia memahamkan kata-kata Min wara'i y!:LBerarti di belakang Ishak
ialahYa'ku[ artinya ialah Sarah akan beranak lagi sesudah Ishak, ialah Ya'kub.
Padahal maksud ayat ialah menerangkan bahwa kelak Ishak itu akan berputera
Ya'kub sebagai turunan dari Ibrahim, yang akan menurunkan putera-putera
yang banyak, sehingga keturunan Ibrahim akan banyak meriap laksana pasir dipantai, dari keturunan Ya'kub itu. Maka ayat 133 Surat al-Baqarah ini memberikan keterangan lebih jelas lagi, dari penjawaban anak-anak Ya'kub yang
berbunyi: "Tuhan bapa-bapamu Ibrahim dan Ismail dan Ishak." Di sinijelaslah
bahwa Ishak saudara tua dari Ya'kub, melainkan bapanya. Sebagai juga Ismail
dan Ibrahim adalah bapa-bapanya juga. Kalau di dalam ayat ini Ismail disebutkan bapanya pula, sama sajalah dia dengan kebiasaan bahasa Melayu (lndo
nesia) sendiri yang menyebutkan paman (saudara ayah) sebagai bapa juga.
Saudara ayah yang sulung disebut orang bopo fuo (pak tua) dan saudara ayah
yang bungsu disebut orang bopo kecil(pak Cik atau pak bungsu). Dan Ibrahim
disebutnya juga bapanya, sesuai dengan bahasa Inggeris menyebutkan nenek
Grandfather. atau bahasa Belanda Grootuader. Dan lagidalam bahasa Arab,
sejak dari ayah kandung, lalu kepada nenek, lalu kepada datuk-nenek yang di
atas disebut bapo-bapa.*
"Mereka itu adalah ummat yang telah lampau." (pangkalayat 134). Sete
lah ayat-ayat yang di atas menguraikan panjang-lebar dari hal Nabi Ibrahim,
Nabi Ismail dan Nabilshak dan menurunkan Banilsrail, menjadikebanggaanlah
pada ummat keturunan mereka yang mendengar ayat'ayat ini, apabila nenekmoyang mereka diperkatakan. Memang nama-nama yang mulia itu telah meninggalkan bekas sejarah yang baik, tetapi mereka sekarang sudah tak ada lagi.
Memang keturunan Ibrahim, dari Bani Ismail dan Bani Israil adalah pendukung
ajaran Ketuhanan yang murni, yaitu pengakuan atas keesaan Tuhan, tetapi
hanya tinggal riwayat: "Mereka akan beroleh apa yang telah mereka usahakon. " Artinya, bahwasanya segala usaha mereka, perjuangan mereka, suka dan
duka mereka di dalam menegakkan kepercayaan kepada Allah Yang Maha Esa
itu, yang tidak bersekutu yang lain dengan Dia, tidaklah lepas daritilikan Tuhan
Allah: 'Don kamupun akan beroleh (pula) hasil dari apa yang kamu usahakon. " Artinya tidaklah kamu yang datang di belakang ini akan mendapat pahala
dari hasil usaha ummat yang telah lampau itu. Tidak pada tempatnya kamu
membanggakan hasil usaha ummat yang telah lampau itu, yang telah istirahat di
alam kubur, sedang kamu tidak berusaha melanjutkannya. Kamu baru akan
mendapat pahala, kalau kamu membuat usaha sendiri pula: "Dan tidaklah
kamu akan diperiksa dari hal apa yang telah mereka kerjakan." (ujung ayat
134). Salah atau benar hasil usaha orang yang telah terdahulu itu tidaklah ada
sangkut-pautnya dengan kamu yang datang di belakang, barulah mendapat
pahala pula kalau kamu menghasilkan pekerjaan yang baik. Dan kalau sisa
peninggalan dari orang yang telah terdahulu itu salah, tidak perlu kamu cela dan
nista, sebab yang berdosa bukanlah kamu, melainkan mereka sendiri. Kalau
kamu pandang perbuatan mereka itu salah, jauhilah kesalahan semacam itu
dan jangan sampai terulang lagi. Karena kalau kamu ulang lagi, kamu pula yang
akan berdosa karena salahmu.
Karena pentingnya peringatan ayat ini, kelak akan diperingatkan lagi,
dalam kata yang serupa, berupa ayat 141.
Dan mereka berkata: Menjadilah
kamu Yahudi, atau Nasrani
supaya kamu daPat Petunjuk.
Katakanlah: Bahkan agama
Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia dari orang-orang Yang
musyrik.
pada apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim dan Ismail
dan Ishak dan Ya'kub dan anakcucu, dan kepada apa yang diberikan kepada Musa dan Isa
dan apa yang diberikan kepada
Nabinabi daripada Tuhan mereka; tidaklah kami membedabedakan di antara seseorangpun
dari mereka, dan kami kepadaNya semua menyerah diri.
E-
>z t) o )z>z z zz>11 2o) )-t2zz
..!J lr-r+ Ale;rllr3'rlif UVt
. ./ .a v,
,
i';'Yt, + ,iL'Y
Wo.s*ir
E
. aara /'
!.urlrA
311
(136) Katakanlah oleh kamu: Kami ,i.r'-" 2" z l-zz z' iz e)'t
percaya kepada Ar;i;"; k;- o/lv) L!1 .t'-t vt !\rvY' lil;
z )>za //, a a /, ua t,,
-.t3itt- e SvL: VL : f' t.L-$L
;:lr'6s;4'\:('t;nt;
zt z>z )-22 z > -i z I -.
f:, A, o;;\ ff.) a J4rJl
z I .2 2,1 ).1t .).-
(137) Maka jika mereka percaya sebagaimana yang kamu telah Percaya itu, sesungguhnYa telah
dapat petunjuklah mereka. Tetapi jika mereka berPaling, sesungguhnya mereka akan berPecah-belah. TetaPiAllah akan me'
nyelamatkan engkau dari mereka. Karena Dia adalah Maha
Mendengar, lagi Maha Mengetahui.
(138) Celupan Allah! Siapakah lagi
yang lebih indah celupannya daripada Allah? Dan kami, kepadaNyalah kami menghambakan
diri.
Katakanlah: Apakah kamu
hendali membantah kami perihal
Allah? Padahal Dia adalah Tuhan
kami dan Tuhan kamu? Danbagi
kami adalah amalan kami dan
bagi kamu amalan kamu. Dan
kami terhadapNya adalah ikhlas.
Ataukah kamu katakan: Sesungguhnya Ibrahim dan Ismail dan
Ishak dan Ya'kub dan anak-cucu
adalah semuanya Yahudi, atau
Nasrani. Katakanlah: Apakah
kamu yang lebih tahu ataukah
Allah? Dan siapakah yang lebih
zalim daripada orang yang menyembunyikan kesaksian dari
Allah yang ada padanya? Dan
Allah tidak lengah dari apa yang
kamu kerjakan.
(141) Mereka itu adalah suatu ummat
yang sesungguhnya telah berlalu;
mereka akan mendapat apa yang
mereka usahakan, dan kamupun
akan mendapat apa yang kamu
usahakan, dan tidaklah kamu
akan diperiksa perihal apa yang
mereka amalkan.
.l2z z
5ts
)a ) ... ., , ..1 tl zz t2 zt1
-
zzz
,,1 Jlt S)vt jgr ulrlt+
,yL;'Wy'17ty'ti;iilr
'i#;1,1;i;vt;ii;:i,
zLzzlzz.- zt2-221 -)
V : :ts.ltcl i:"r+t+ t .,1,
z 2;2 jt+
7 *.{si ;'at i)' l,,1?i, i;
\nn (Jr. )
'11;"lti,
qv
)z lz zz
o.uc 6-tl#
z 2z>z az
G)drL-- t^e
E 2 zz -2ur...--.. -a n=l .-
trr.=+.ftU c!-ri Ll cJ;
tl z- iz z lzt2 .. ljf L-e dld Yr
"Dan mereka berkata: Menjadilah kamu Yahudi, atau Nosroni supaya
kamu dapat petunjuk." (pangkal ayat 135). Orang Yahudi berkata, masuklah
ke dalam agama Yahudi supaya kamu mendapat petunjuk. Orang Nasranipun
berkata begitu pula. Sekarang setelah dijelaskan duduk perkara, yaitu bahwa
yang ditegakkan oleh Muhammad s.a.w. adalah agama Nabi lbrahim, menyerah
diri dengan segala tulus-ikhlas kepada Allah, dan agama itu jauh terlebih dahulu
daripada apa yang dinamakan agama Yahudi atau apa yang dinamakan agama
Nasrani, dapatlah disambut seruan mereka mengajak masuk agarna mereka
itu. "Katakanlah: Bahkan agama lbrahim yang lurus." Agama lbrahim adalah
agama yang lurus. Demikian kita artikan kalimat Hanif. Kadang-kadangdiarti
kan orang juga condong, sebab kalimat itupun mengandung arti condong.
Maksudnya satu lurus menuju Tuhan, atau condong hanya kepada Tuhan.
Tidak membelok kepada yang lain. Sebab itu di dalamnya terkandung iuga
makna Tauhid. Itulah agama Nabi Ibrahimi "Dan bukanlah dia dari orang'
orang yang musyrik " (ujung ayat 135).
oleh sebab agama Nabi Ibrahim adalah lurus kepada Allah dan Ibrahim itu
sendiri bukanlah seorang yang mempersekutukan Allah dengan yang lain, dan
itu agama yang kamipegang, perluapalagikami masuk ke dalam agamaYahudi
ataiagarna Nasrani. SeUaU kalau kedua agama itu berasal lurus pula, tidak
mempJrsekutukan Tuhan dengan yang lain perlu apa lagi masuk ke dalam
usulnu yang dua itu, padahal diapun timbuljauh kemudian di belakang Nabi
Ib-rahirn Din kalau pemuka kedua agama itu mengatakan bahwa agama
mereka memang agama Nabi lbrahim juga.
Mengapa setengah Yahudi mengatakan bahwa 'uzair anak Allah? Atau
-"r,gup.-Nurrani mengatakan Almasih anak Allah? Bukankah itu telah musyrik? -A[au dapatkah mereka mengemukakan-bukti-bukti bahwa agama Nabi
Ibrahim itu memang agama musyrik? Di Kitab yang mana terdapatnya? Orang
Yahudi niscaya tidik akan dapat mengemukakan itu dari Taurat, walaupun
catatan yang kemudian yang mereka namai Taurat itu. Dan orang Nasranipun
ketika mempertahankan pendirian bahwa Almasih anak Allah, bukanlah dari
nash yang terang dari Injil, melainkan dengan berbagai tafsiran yang sangat jauh
di beiakans. KJau pihak mereka mengatakan bahwa masuk Yahudi atau
Nasranilah yang akan dapat petunjuk dari Tuhan, timbullah pertanyaan: Apakah mengiklt Nabilbrahim tidak mendapat petunjuk? Sebab itu mereka harus
menjehsfan apa kelebihan agama mereka. Kalau Yahudimengatakan kelebihannya ialah karena selain dari Taurat merekapun telah mempunyai Kitab
tambahan yang bernama Talmud, yaitu kumpulan dari peraturan-peraturan
yang telah dibuat jauh terkemuka daripada wafatnya Nabi Musa, teranglah
-Uutr*u
Yahudi bukan lagi suatu agama yang memberikan jaminan petunjuk
Allah, melainkan pindah daripada petunjuk Allah kepada peraturan-peraturan
yang disusun oleh Kahin-kahin dan Ahbar mereka. Agama Nasranipun demi'
tiar,-prlur "Kalau mereka mengatakan bahwa mengakuiNabi Isa anak Allah
atau Allah sendiri yang menjelma menjadi anakNya untuk menebus dosa
manusia, maka kalau kimi masuk ke dalam agama itu, kami artinya kembali
dari pendirian yang terang (Nur) ke dalam gelap (Zhulumat)." Sebab kepercayaan demikian tidak pernah diajarkan lbrahim.
Sekarang diterangkan pendirian agama menyerahkan diri atau agama yang
lurus dari Nibi Ibrahim yang dilanjutkan oleh Nabi Muhammad s.a.w. itu:
"Katakanlah olehmu!'(pangkal ayat 136). Seruan memakai kamu ini ialah
kepada ummat beriman pengikut Nabi Muhammad s.a.w. Artinya, terangkan
lah pendirian Islam yang sebenamya tentang agama: "Kami Wrcaya kepada
Attah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami." Yaitu al-Quran yang
disampaikan oleh Nabi Muhammad s.a.w. "Don apa yang diturunkan kepada
Ibrahim, Ismail dan Ishak dan Ya'kub dan anak-cucu." Dan sudahlah dijelaskan tadi bahwasanya dasar ajaran Ibrahim yang dilanjutkan oleh Ismail, nenekmoyang orang Arab dan Ishak dan Ya'kub nenek-moyang Bani Israil adalah
satu jua; Yaitu menyerah diri kepada Allah. Inipun dipegang teguh oleh anak.
cucu mereka, yaitu anak Nabi Ya'kub yang 12 orang dan keturunan mereka.
"Dan kepada apa yang diberikan kepada Musa dan Isa dan apa yang
diberikan kepada Nobinobi dari Tuhan mereka; tidaktah Kami membedabedakan di antara seorangpun dari mereka, dan kami kepadaNya, semua
menyerah diri." (ujung ayat 136).
Inilah dia pokok ajaran Islam. Segala Nabi-nabi itu sama-sama dipercayai
dan diimani. Kepada lbrahim dan anak-anaknya diturunkan wahyu; kami
percaya akan ajaran itu. Kepada Musa dan Isa diberikan Taurat dan Injil;
kamipun percaya bahwa Tuhan memang memberikan Kitab-kitab itu kepada
mereka. Dan Nabi-nabi yang lainpun ada yang diberi Kitab-kitab, Shuhuf atau
Zabur. Semuanya itu adalah dalam kepercayaan kami. Dan kepada Tuhan
Allah sendiri kami tetap menyerah diri, kami tetap Muslim.
Dengan sebab yang demikian, kalau kami kabulkan ajakan kamu; ajakan
Yahudi supaya masuk Yahudi, atau ajakan Nasrani supaya masuk Nasrani,
artinya ialah bahwa kami pindah dari lapangan yang besar ke dalam bilik kecil.
Bagi kami agama itu bukanlah kebangsaan sempit, bukan membangun diri
kepada satu suku kaum, yaitu keturunan Yahudi dan bukan pula (epada
tempat lahir seorang Nabi, yaitu negeri Nazaret. Dan kalau kami masuk ke
dalam agama Yahudi, artinya kami menanggalkan kepercayaan kami kepada
Isa Almasih dan Muhammad, mengkafirikembalidua Kitab Suciyang penting
bagi ummat manusia, yaitu Injil dan al-Quran. Dan kalau kami masuk Nasrani,
kami wajib mendustakan kebenaran yang dibawa oleh al-Quran, padahal
dimana kesalahan al-Quran, cobalah tunjukkan. Dan kalau masuk Nasrani
wajib memandang Muhammad Nabi dusta; padahal apakah kedustaannya
cobalah buktikan!
"Maka jika mereka telah percaya sebagaimana yang kamu telah percaya,
sesungguhnya telah dapat petunjuklah mereko." (pangkal ayat 137). Dengan
pangkal ayat ini mereka diajak berfikir yang waras, yang logis (menurut
Manthiq).
Kalau mereka sudi menurut fikiran yang teratur, tidak dipengaruhi oleh
hawanafsu mempertahankan golongan, tentu mereka akan menyetujui. Yaitu
bahwa sekalian Nabi, sejak dari Ibrahim sebagai nenek-moyang, sampai kepada
Ismail, sampai kepada Musa sebagai Rasul Pahlawan Pembebas Bani Israil dari
belenggu perbudakan Fir'aun, sampai kepada Isa Almasih, sebagai pemberi
peringatan kembali akan pokok ajaran Taurat, adalah semuanya beliau-beliau
itu penegak dari hanya satu faham saja, yaitu menyerah diri kepada Allah yang
Tunggal. Kalau mereka telah menyetujui, ini dengan sendirinya mereka telah
memegang petunjuk itu, artinya itulah hakikat yang ditegakkan oleh Nabi
Muhammad s.a.w. sebagai penyambung usaha Nabi-nabi yang dahulu itu.Mari kita perhatikan bunyi ayat sekali lagi. Di dalam ayat ini tidak ada
perkataan: Masuklah ke dalam agama kami ini supaya kamu mendapat petunj'uk seperti kami pula." Tetapi susunan ayat lebih halus dariitu. Yaitu kalau
kamu telah benar-benar menyerah diri dengan tulus-ikhlas kepada Allah,
dengan sendirinya kamu telah mendapat petunjuk. Maka dengan ayat ini, kita
yang telah mengakui diri orang Islam, karena kebetulan kita keturunan orang
islam, diberi pula peringatan bahwa Islam yang sebenarnya ialah penyerahan
diri yang sebenarnya kepada Allah, disertai ikhlas, tidak bercabang kepada
yuns tuir",. Meskipun bernama orang Islam, tetapi penyerahan diri tidak bulat
k"piau Allah, sama sajalah dengan orangYahudidan Nasrani, yang mengambil
persandaran kepada Nabi-nabi Allah pada nama, padahaltidak pada hakikat.
Maka sesuailah semuanya itu dengan maksud ujung ayat: "Tetapi jika mereka
berpaling, sesungguhn y a mereka akan berpecah-belah."
Terang sekali tujuan ayat ini. Persatuan seluruh ummat manusia hanya
akan tercapai bilamana penyerahan mereka hanya satu, yaitu kepada Allah
saja. Apabila berpaling daripada Allah kepada yang lain, niscaya perpecahanlah
yang timbul, sebab Allah Esa, dan yang lain adalah berbilang dan cerai-berai.
Yans ini mengatakan 'l)zair anak Allah, yang itu mengatakan Almasih anak
Allah, yang lain menghadapkan hati kepada berhala. Perpalingan membawa
perpecahan dan perpecahan membawa permusuhan. Tidak ada agama lagi
yang tegak, tetapi mempertahankan pengaruh dan kedudukan. Berkali-kali,
teratus bahkan beribu kali terjadi peperangan dan pertumpahan darah, karena
mempertahanan pendirian masing-masing dan tidak bertemu ialan damai.
Maka kepada Nabi Muhammad s.a.w. sudah teguh dan tetap, tidak berkisar
lagi, yaitu pegangan Nabi Ibrahim tadi, Hanifan-Musliman. Perselisihan yang
teijadi di antara penyembah berhala sesama penyembah berhala, semuanya
tidak akan membahayakan bagi Rasul dan orang yang beriman kepada ajarannya, asal mereka tidak berganjak dari pendirian yang digariskan itu, bahkan
merekalah yang akan membawa damai bagi segala yang bertentangan: Fo
sayakfikahumullah! Allah akan menyelamatkan engkau daripada mereka. Ayat
sekelumit kecil ini amat luas yang dicakupnya. Asal pegangan sudah ada, asal
Tauhid sudah matang, janganlah bimbang menghadapi hidup. Tidak ada gyaitan
yang akan dapat memperdayakan, tidak ada jin yang akan dapat mempengaiuni tiaaf ada manusia yang akan dapat membujuk. Demikian luas dan
dalamnya pengaruh sabda Tuhan yang sepatah ini, sehingga dia dapat kita ingat
di waktu-waktu kita menghadapi bahaya. Apapun yang kita hadapi, namun
Tuhan akan tetap menyelamatkan dan memelihara kita, asal kitapun ingat
selalu kepadaNya. "kore na Dia adolah Maha Mendengar, lagi Maha Mengeta'
hui." (ujung ayat 137).
Tuhan mendengar apa pokok yang diperselisihkan dan Tuhan mengetahui
apa tujuan mereka masing-masing. Dan Tuhanpun Mendengar dan Mengetahui
apa kegiatan Muslimin sendiri di bawah pimpinan RasulNya menegakkan
da wah Islamiyah yang seiati. Apabila Rasul Allah, dan orang-orang yang
beriman sertanya tetap berpegang teguh pada pendirian yang telah digariskan
Allah itu.Kemudian diberikan Tuhanlah jaminan yang tertinggi atas nilaipendirian
agama Nabi Ibrahim itu, maka sabda Tuhan: "celupan Allah, dan siapakahtagi
yang lebih bogus celupannya daripada Allah.'(pahgkal ayat 138).
Shifuhatal-Lohi: Celupan Allah! Berkata al-Akhfasy dan lain-lain: "Celupan Allah, artinya ialah Agomo Allah!"
Menurut satu riwayat dari Ibnu Jarir dan lbnu AbiHatim darilbnu Abbas,
bahwa yang dimaksud dengan celupan Allah itu ialah Agama Allah. Menurut
keterangan yang disampaikan oleh Abd bin Humaid dan Ibnu Jarir dariMujahid
bahwa maksud celupan Allah itu ialah Fithroh Alloh, atau kemurnian Allah
yang telah difithrahkan manusia atasnya.
Menurut satu penafsiran pula dari Qatadah, yang dirawikanolehlbnuJarir
dan lbnul Mundzir, berkata Qatadah: "Orang Yahudi mencelup anak-anaknya
dengan celupan keyahudian. Orang Nasranipun mencelup anak-anaknya dengan celupan kenasranian, tetapi sesungguhnya celupan yang asli daripada
AIIah ialah Islam, dan tidak ada satu celupanpun yang lebih bagus dan lebih
bersih daripada celupan Islam. Sebab dialah Agama Allah yang telah diutus
dengan dia Nuh dan Nabi-nabi yang datang sesudahnya.
Dari keterangan tafsir-tafsir sahabat dan Tabi'in tentang shibghoh atau
celupan ini, dapatlah kita fahami ke mana maksudnya di sini.
Tuhan telah meninggalkan dua celupan, yang keduanya asli dan tidak
dapat ditandingi dan dibandingi. Yang pertama ialah celupan warna pada alam,
yang dapat dilihat dengan mata. Inidikuatkan oleh sebuah Hadis yang dirawikan oleh Ibnu Mardawaihi, dan Ibnu Abbas, bahwasanya Rasulullah s.a.w.
pernah menceriterakan bahwa Bani Israil pernah bertanya kepada Musa a.s.
apakah Tuhan Allah itu mencelup juga? Mendengar pertanyaan demikian,
marahlah Nabi Musa kepada mereka dan disuruhnya mereka supaya bertakwa
kepada Allah, iangan sampai bertanya demikian rupa. Tetapitidak berapa lama
kemudian, datanglah seruan Allah kepada Musa: "Bertanyakah mereka kepada
engkau adakah Allahmu itu mencelupi alam ini?" Menjawab NabiMusa: "Benar,
ya Tuhanku, mereka tanyakan demikian kepadaku." Maka bersabdalah Allah
kepada Musa: "Katakanlah kepada mereka itu bahwa memang Allah memberikan calupan warna, semuanya adalah celupan." Menurut Hadis yang dirawikan
Ibnu Abbas itu, maka turunlah ayat ini kepada NabiMuhammad s.a.w. menyatakan celupan Allah, bahwa tidak ada yang lain yang sanggup mencelup seindah
celupan Allah.
Dari kedua macam tafsir inidapatlah kita memahamibahwa keduanya
dapat diterima. Pertama ialah bahwa alam ini dicelup oleh ruhan sendiri,
dengan warna-warni yang merah, yang hitam, yang jingga, ungu, lembayung,
merah-jambu, merah-muda, hijau, hijau-laut, biru, biru-laut, putih, kecubung
dan lain-lain sebagainya. sebagaimana yang disebutkan Tuhan kepada Nabi
Musa seketika Bani Israil bertanya itu.
Dengan memegang tafsiran ini, maka ayat ini dapat kita pergunakan buat
merenungkan keindahan warna di dalam alam sekeliling kita ini. Wama asli dari
Allah, tiap pagi dan tiap petang bertukar celupannya, yang kelihatan kemarin,
tidak kelihatan lagi hari ini. Dan besok lain lagi. Berjuta-juta haritelah bertalu
dan berjuta pula hari akan datang sampaidatang kiamat kelak. Adakah kita
bosan melihatkan matahari ketika terbit dan kemudian ketika terbenam?
Bagaimana wama langit ketika itu? Adakah seorang yang sanggup{nenirunya?
Gambar lukisan indah buatan Rembrandt, atau Rafael, atau Leonardo dan
Vinci dan lain-lain, memang mengagumkan. Apakah sebabnya dikatakan mengagumkan? Ialah karena mereka sebagai ahli seni yang besar telah sanggup
mendekati hakikat yang diiadikan Tuhan.
Celupan Allah atas alam ini adalah keindahan yang asli, yang di dalam
Filsafat disebut Aestetiko. Maka manusia yang sanggup mendekati keindahan
yang asli itu sekali lagi kita katakan: Mendekatf,. Manusia yang sanggup
mendekati keaslian itu dalam lukisannya, dalam campuran warnanya, dinamai
seniman. Bertambah pandai mereka mendekati, bertambah agunglah mereka
dalam pandangan para peminat seni. Sebab itu kebenaran seni bukanlah
keasliannya, melainkan pula kesanggupannya mendekati keaslian.
Begitulah uraian kita tentang tafsir celupan itu, yang pertama. Yaitu
celupan atau campuran warna ciptaan Allah yang tidak dapat diatasi oleh
siapapun dalam alam ini.
Sekarang kita masuk kepada tafsiran yang kedua.
Penafsiran yang kedua, sebagai dari Tabi'in yang temama tadi, yaitu
Mujahid, arti celupan ialah Fifhroh, yang dapat kita artikan warna asli, atau
celupan asli dari jiwa manusia. Dan menurut penafsiran Qatadah
tadi, dikatakan bahwasanya keyahudian atau kenasranian adalah celupan
buatan manusia yang dicelupkan oleh ayah kepada anak, atau celupan pendeta,
yang sewaktu-waktu pasti luntur. Maka Islam yang berartipenyerahan diri yang
sungguh-sungguh kepada Dzat Allah Yang Maha Esa, adalah celupan asli pada
akal manusia. Sama terjadinya dengan akal itu sendiri. Sebab itu dapatlah
difahami suatu Hadis Shahih yang terkenal, bahwasanya manusia seluruhnya
ini dilahirkan dalam Fithrah, artinya dalam lslam. Cuma pendidikan ayahbundanyalah yang membuat anak jadiYahudi, jadiNasrani atau jadiMajusi.
Teringat lagi kita satu tafsir yang lain dari Ibnu Abbas, menurut yang
diriwayatkan oleh Ibnu an-Naijar di dalam Tarikh Baghdad, bahwa arti celupan
ialah putih. Artinya masih putih-bersih jiwa itu dalam Fithrahnya, sebelum
dihinggapioleh lain warna faham.
Sebab itu dapatlah kita simpulkan kembali ayat ini kepada ayat-ayat yang
sebelumnya. Yaitu bahwasanya agama Hanif ajaran lbrahim itu adalah celupan
asliTuhan, yaitu Fithrah Manusia, itulah Tauhid yang sejati. Celupan manusia
akan luntur karena pergiliran zaman. Dia tidak akan tahan kena cahaya
matahari kebenaran. Adapun Akidah Islamiyah yang dipusakakan daripada
Nabi lbrahim a.s. tidaklah lekang karena panas, tidak lapuk karena hujan.
Maka agama Hanif itulah celupan Allah yang sejati, pakaian sejak mulai
membuka mata menghadapi hidup, sampai menutup mata meninggalkan dunia.
Sebab itu tersebutlah didalam sebuah Hadis yang dirawikan oleh Imam
Ahmad daripada Umamah; berkata dia, berkata Rasulullah s.a.w.:Aku diutus dengan ogama Hanil yang sangat berlapang dada (toleransi,
pemoaf)."
Demikian juga menurut sebuah Hadis yang dirawikan oreh rmam Ahmad
dan Bukhari dan Ibnul Mundzir dari lbnu Abbas, berkata lbnu Abbas; "Orang
bertanya kepada beliau: Ya Rasulullah! Manakah agama yang lebih disukaioleh
Allah?" Beliau menjawab: "lslam agamaHaniliyoh os-somho, "iaitu agama yang
Hanif dan berlapang dada.
Bertambah maju ilmu pengetahuan manusia didalam menyelidikialam ini
dari segala bidangnya, bertambah dekatlah mereka sampai kepada kesimpulan
akan keesaan Allah dan bertambah menyerahlah mereka kepada Allah. (Hanifan Musliman), meskipun mereka belum mendaftarkan diri dengan resmi
masuk Islam. Sebab agama Hanif itu adalah celupan Ailah sejati, maka siapapun
di antara makhluk Allah tidak ada yang akan dapat mengatasicelupan AlLLritu; "Dan kami, kepadal,,lyalah kami menghombakan diri.,'(ujung ayat 13g).
Kalau kita ambil tafsiran yang pertama tadi, yaitu bahwa celupin Allah atas
alam, dengan berbagai ragam warna, tidaklah dapait diatasi oreh pencelup yang
lain, atau keindahan alam karena keindahan Allah. Kita sampai kepada inii.uri
agama dengan melihat benda yang nyata di sekeliling kita. Kita mengakui
beribadat kepada Allah. Di sini kita mendapat Allah di dalam seni.
Kalau kita ambil penafsiran kedua, bahwa celupan Allah yang asli itu ialah
keadaan Fithrah Manusia, jiwa murni manusia, belum dicampuriLleh celupan
dan lukisan warna manusia, yangbisa rusak karena hujan dan panu., ru-puiluh
kita kepada hakikat hidup, artinya sampailah kepada Tuhan dari segi kerohanian. Disini kita mendapat Allah dari segi Filsafat. Sebab campuran warna
yang lahir telah menimbulkan kesan kepada campuran warna yang batin.
Di samping kedua. tafsiran tadi, shibghoh dengan makna warna warniyang
diciptakan Allah di dalam Alam, yang menimbulkan minat kesenian, dan
shibghoh dengan arti fithrah, celupan asri jiwa manusia, bertemu lagi keterangan dari setengah ahli tafsir. Kata mereka, asalnya maka timbuf kata
celupan ini ialah karena orang Nasrani membaptiskan puteranya dengan air,
yang mereka namaiMo m udiyoh,atau Bopfison atau diDoop, atiu dipermandikan, barulah mereka berkata: shibghotollah, cerupan tuhan, artinya lslam,
inilah permandian yang betul.
Bila kita renungkan penafsiran yang ketiga ini, dapatlah kita menarik garis
perbedaan
^faham tentang kesucian jiwa di antara Islam dengan Nasrani. Di
dalam Islam, anak lahir ke dunia dalam keadaan suci, tidak ada dosa dan bersih (fithrah); setelah datang ke dalam lingkungan orang tuanya, barulah anak itu
mempunyai warna yang tidak asli. oleh sebab itu maka hendaklah pendidikan
orang tua memelihara dan menumbuhkan kemurnian anak itu di dalam hidup
nva, agar tidak terlepas daripada beribadat kepada Allah. sedang bagi agama
Nasrani adalah sebaliknya; anak lahir ke dunia adalah dalam dosa, yaitu dosa
waris dari Nabi Adam. Setelah dipermandikan dengan air-serani itu, barulah dia
bersih dari dosa. Karena dengan pemandian itu berarti bahwa dia.telah di.
berkati oleh Yesus Kristus yang dianggap sebagai Tuhan yang menebus dosa
manusia dengan mati di kayu palang.
Setelah mengakui celupan Allah, yang satu kuasapun tidak sanggup menyamai, usahpun melebihi celupan Allah, seorang yang beriman bertambah
insaf akan kebesaran Tuhan. Dan keinsafan itu dibuktikannya dengan berbuat
baik beribadat mempertahankan diri. Sebab itu jelaslah bahwa peribadatan
timbul sesudah berfikir.
Bagaimana orang yang telah mencoba pendirian demikian, hanya Allah
tempat mereka berabdi, menyembah dan memuja, akan dapat diajak turun
kembali pergi menyembah sesama makhluk?
"Katakanlah: Apokah kamu hendak membantoh kami perihal Alloh?"
(pangkal ayat 139). Apakah kamu hendak membantah kami, karena pada
sangkamu bahwa Allah telah menentukan hanya Bani Israillah kaum yang
terpilih. Nabi-nabi dan Rasul-rasul hanyalah dari Bani Israil. Kami Bani lsrail
adalah kekasih Allah dan anak-anak Allah. Dan kalau masuk neraka, kami
hanya berbilang hari saja. Pendeknya dalam tingkah dan caramu selama ini,
kamu hendak memonopoli Allah hanya untuk kamu. Bagaimana kamu mendakwakan demikian wahai saudara-saudara kami ahlul-kitab? "Podohal Dia
adalah Tuhon kami dan Tuhon kamu?" Kita sama-sama makhlukNya. Jika
Nabi-nabi ada dalam kalangan Bani Israil, maka dalam kalangan Banilsmailpun
apa salahnya ada Nabi? Apakah kamu sangka bahwa ummat yang telah
mempercayai Allah dan menyerah diri kepadaNya bukanlah ummat yang
utama? Melainkan yang menjadi pengikut kamu saja yang utama? "Dan bagi
komi adalah amalan kami don bagi kamu amalan komu. " Mengapa kita harus
bertengkar berbantah-bantah. Marilah kita masing-masing pihak beramal, be.
kerja, berusaha. Bukankah agama yang benar adalah mementingkan amal?
Kalau kita bertengkar dan berbantah, niscaya amal menjadi terlantar'Don
kami terhadapNya adalah ikhlos." (ujung ayat 139). Kami terhadap Allah,
ikhlas, bersih tidak terganggu oleh niat yang lain. Sebab kepercayaan kami tidak
bercabang kepada yang lain.
"Ataukah kamu kotakon; Sesungguhnya lbrahim dan Ismail don Ishok
dan Yo'kub dan onak-cucu adalah semuonyo Yahudi dan Nosroni. " (pangkal
ayat 140). Artinya bahwa orang Yahudi akan mengatakan Ibrahim dan keturunannya itu adalah Yahudi. Nasrani mengatakan demikian pula, mereka
semuanya adalah Nasrani. Kalau mereka berkata demikian maka
"Katokanlah"
-
wahai UtusanKu: "Apakah komu yang lebih tohu atoukah
Allah?" Dapatkah kamu mengemukakan bukti bahwa nama Yahudisudah ada
di zaman lbrahim, lsmail, Ishak dan Ya'kub? Nama Yahudi kamu ambil dari
Yahuda anak Ya'kub, sebagai nama agama. Mulanya hanya nama dari ke-
turunan satu suku, lama-lama kamu jadikan nama agama. Bagaimana kamu
mengatakan nenek-moyang itu beragama Yahudi? Kitab Talmud pegangan
kamu, kumpulan peraturan dari pendeta-pendeta kamu, lama sesudah Nabi
Musa barulah ada. Bagaimana kamu mengatakan nenek-moyang itu beragama
Yahudi?
Apatah lagi agama Nasrani. Di zaman Isa Almasih sendiri nama agama
Nasrani atau Kristen, belum ada atau belum pernah terdengar. Barulah Paulus
kemudian merasmikan nama Masehi atau Kristen. Yaitu setelah Nabi lsa
sendiri meninggal dunia! Dan ketentuan, upacara peribadatan, pembaptisan,
dan sebagainya itu, belumlah dikenal di zaman Nabilbrahim,lsmail, Ishak dan
Ya'kub dan anak-cucu mereka itu. Hal ini jelas tertulis di dalam Kitab "Perjanjian Baru" sendiri. Yaitu di dalam Kisah segala Rasul, Fasal 11. Didalam ayat
19 sampai ayat 25, dinyatakan bahwa pada mulanya setelah Isa Almasih
meninggalkan dunia, murid-muridnya hanya menyebarkan ajaran Almasih
dalam kalangan Yahudi saja. Tetapi karena tantangan yang keras dari orang
Yahudi di Jerusalem sendiri, sehingga seorang di antara murid itu, yang
bernama Stepanus mati dibunuh orang Yahudi, bercerai-berailah murid-murid
Almasih itu. Ada yang mengembara ke Cyprus dan ada yang berangkat ke
Cyrania. Dan ada yang berangkat ke Antiochia, mencoba menyebarkan ajaran
itu pula kepada orang Greek (Yunani). Seorang di antara murid Almasih,
bernama Barnabus, berangkat ke Tarsus dan di sana bergabung dengan Paul
(Paulus) dan menyebarkan ajaran Almasih bersama-sama, dan melanjutkan
perjalanan ke Antochia: "Tatkala dijumpainya dia, lalu dibawanya ke Antiochia."
Demikianlah setahun genap lamanya keduanya itu berhimpun bersamasama dengan sidang Jum'at, serta mengajar beberapa banyak orang. Maka di
Antochialah murid-murid itu mula-mula disebut orang Krisfen.*
Jadi nama Kristen, Nasrani atau Masehi itu tidaklah dalam zaman Isa
Almasih itu sendiri, dan tidak beliau yang memberinama itu, melainkan muridmuridnya sesudah dia mati saja. Sedang Almasih semasa hidupnya hanya
menamai dirinya dari keturunan Bani Israil.
Apakah kamu yang lebih tahu ataukah Allah? Kalau kamu berbicara
dengan jujur, kamu akan mengakui bahwa awal pokok ajaran NabiMusa ialah
menyembah Allah Yang Maha Esa, yang tersebut dalam Hukum YangSepuluh.
Dan Nabi Isa Almasih seketika ditanyai oleh orang Yahudi, pun mengakui
bahwa yang beliau tegakkan ialah agar mencintaiAllah, lebih darimencintaidiri
sendiri. Mengapa hal inihendak kamu sembunyikan? "Dan siapakahyanglebih
zalim dariapda orang yong menyembunyikan kesoksion dori Allah yang ada
padanya?" Yang tertulis dengan jelas dari Kitab-kitabmu itu? Itulah pokok
agama Ibrahim sejati, yang dilanjutkan oleh Musa dan Isa dan sekarang oleh
Muhammad s.a.w. Yang lain dari itu adalah tambahan-tambahan saja dari
pendeta-pendeta kamu, Kahin* dan Ahbar Yahudi, Uskup, Petrick, Kardinal
Kristen.
"Don Allah tidaklah lengah daripada apa yang kamu keriakon." (uiung
ayat 140).
Artinya pemalsuan-pemalsuan yang telah kamu lakukan, tambahan yang
telah kamu tambahkan, sehingga keputusan pemuka-pemuka agama yang
telah mengobah pokok ajaran yang asal dari Allah tidaklah lepas dari penglihatan Allah. Tidak selamanya pula manusia dapat didinding dari kebenaran.
Setringga lama-lama bila manusia telah timbul keberanian dan kebebasan
fikiran, agama yang kamu tegakkan dengan cara begini akan kian lama kian
ditentang orang, dan perpecahan dalam kalanganmu sendiri akan bertambah
menjadi-jadi. Sebab celupan manusia, bukan celupan Allah.
Agama yang sebenar agama hanya satu, yaitu penyerahan diri yang tulus
ikhlas kepada Allah. Kalau ini dibantah, berarti kamu membantah fithrahmu.
Sekali lagi Tuhan mengulang peringatanNya: "Mereka itu adalah suatu
ummat yong sesungguhnya telah berlalu." (pangkal ayat 141). Mereka telah
pergi, dan yang tinggal hanyalah jejak bekas dan sejarah: "Mereka okan
mendapatkan apa yang telah mereka usohokon, dan kamupun akan mendapat apa yang telah kamu usahakan pulo."lnilah peringatan kepada ummat
yang datang di belakang, baik ummat Arab keturunan Ismail, atau ummat
Yahudi keturunan Ya'kub dan lshak dengan keduabelas pecahan keturunannya. Bahwasanya nenek-moyang mereka yang telah terdahulu itu, yang mana
mereka telah banyak disebut dan jasa mereka menegakkan agama Allah, atau
Hanilan Musliman telah banyak diperkatakan. Mereka itu sekarang sudah
tidak ada lagi, yang tinggalhanya bekas dan seiarah mereka. Mereka itu telah
berjasa menyampaikan ajaran agama Allah yang sejati itu kepada dunia. Jasa
mereka yang baik akan mendapat ganjaran yang baik dari Tuhan. Dan kamupun, yang datang dibelakang inisebagaianak-cucu keturunan mereka, tidaklah
perlu hanya membanggakan dan mencukupkan sebutan dan pujian atas jasa
mereka. Kalau mereka mendapat ganjaran yang baik dariAllah, bukanlah itu
berarti menjadi ganjaran pula, mentang-mentang kamu membanggakan diri
sebagai keturunan mereka.
Barulah kamu akan mendapat ganjaran setimpalpula dariTuhan, apabila
usaha mereka yang telah lalu itu kamu sambung dengan amalan yang mulia
pula: "Don tidaklah kamu akan diperikso perihal apa yang mereko kerjakan."
(ujung ayat 141).
Buruk atau baik, mulia atau hina, perbuatan ummat'ummat yang telah
terdahulu itu, bukanlah tanggungjawab bagi kamu yang datang di belakang.
Yang akan kamu pertanggungiawabkan di hadapan Tuhan adalah amal usaha
kamu sendiri.
Inilah satu peringatan yang keras, sampaidiulangTuhan dua kali, yaitu ayat
134 dan ayat 141 ini, yang sama isinya dan sama susunannya. Memang patutlah
hal ini diulang-ulangi, walaupun berpuluh kali. Sebab sudah menjadipenyakit
bagi suatu ummat keturunan ummat yang besar, membanggakan amalan
nenek-moyang, tetapi tidak berusaha menyambung usaha itu. orang Arab
keturunan Ismail di negeri Hejaz, membanggakan bahwa mereka adalah keturunan dari pembangun Ka'bah, padahal mereka telah menyembah berhala.
orang Yahudi di Madinah, merasa diri lebih tinggi dari orang Arab, dengan
menyebut nama Nabi-nabi yang diutus Tuhan di kalangan mereka, sejak Musa
sampai beberapa Nabi dariBani lsrail, padahalmerekalah yang banyak membunuh Nabi-nabi itu, karena tidak cocok dengan hawanafsu meieka. sekarang
datang Nabi Muhammad s.a.w. mengajak kembali kepada ajaran pokok yan!
asli dari nenek-moyang itu, tetapi mereka bertahan pada pendirian-pendirian
yang salah, yang telah jauh dari ajaran nenek-moyang itu.
Inipun dapat menjadi pengajaran bagi kita yang datang jauh sesudah Nabi
Muhammad s.a.w. Berapa banyak kita banggakan sejoroh, sedikit-sedikit
sejarah kebesaran Islam, sejarah ulama Islam, sejarah kemenangan tslam. Dan
semuanya itu memang benar; tetapi semuanya adalah bekas usaha ummat yang
telah lalu Kalau mereka beroleh pahala dari usaha itu, tidaklah kita yang datan!
di belakang ini yang akan menerimanya. Kita hanya menerima bekas daiiusahi
kita sendiri. Adalah amat membosankan membangga-banggakan zaman yang
telah lampau, dari usaha orang lain, sehingga masa hanya habis dalam berceritera, tetapi tidak dapat menunjukkan bukti dan usaha sendiri. Inilah penyakit dari ummat yang telah masuk ke dalam lumpur.
Kata pepatah ahli syair:
*LA6J6_;-;rti; 5ififiii5iA
Orong muda sejati ialah yang berkato: lnilah Aku.
Bukonloh orong mudo sejati orong yang berkata: Bapaku dahulu begini
dan begitu.
SURAT
AL-BAOARAH
(Lembu Betina)
Muqaddimah Juzu'Ke2
*;Ntj/trir,L "!
Juzu'yang kedua daripada al-Quran ini masih saja dalam lingkunganSurat
al-Baqarah (lembu betina). Sebagailanjutan daripangkalSurat dijuzu'kedua ini
masihlah diutamakan pembentukan Masyarakat Muslim. Sebab Masyarakat
Muslim itu telah ditentukan oleh Tuhan akan menjadiKhalifah Allah dimuka
bumi. Dan untuk memenuhi tugas yang berat itu dimatangkanlah terlebih
dahulu akidah, atau kepercayaan yang akan menjadi pegangan hidup. Di juzu'
pertama panjang-lebar diterangkan bagaimana tempelak-tempelak Tuhan
kepada Bani Israil dan cerita di sekitar kehidupan dengan kekufuran mereka
dan keingkaran mereka terhadap Rasul Allah yang diutus kepada merekayaitu
Nabi Musa dan Nabi Harun. Maka dengan mengambil bandingan dari segala
kisah Bani Israil itu, mengerti sendirilah kaum Muslimin yang masyarakatnya
tengah dibentuk itu, bahwa janganlah mereka meniru sikap hidup yang buruk
dari Bani Israil itu. Kadang-kadang teguran itu ditegaskan sekali, sebagai
tersebut di dalam ayat 108: "Apakah kamu akan menanya kepada Rasul kamu,
sebagaimana ditanya Musa tempoh dulu?"
Segala rintangan dan cemuh serta tekanan-tekanan, baik dari ahlul-kitab,
ataupun dari kaum yang masih musyrikin, atau dari kaum yang munafik, telah
disanggah dan disambut semuanya. Latar-belakang dari perangai-perangai
buruk mereka telah dicela. Pada akhir-akhir darijuzu'pertama diterangkanlah
dari hal Nabi lbrahim dengan segala perjuangannya. Bahwa berbagai ujian telah
didatangkan Tuhan Allah kepada lbrahim dan dia telah dapat menggenapi, atau
mengatasi segala ujian itu, dan setelah dia lulus dariujian, diangkat Allahlah dia
menjadi Imam bagi manusia. Lalu diterangkan apakah inti ajaran yang dibawa
oleh lbrahim; yaitu agama Hanifan Musliman,lurus menuju kepada Allah dan
menyerahkan jiwa raga sepenuhnya kepadaNya. Bukanlah ajaran Ibrahim itu
agama yang bernama Yahudi, sebab Yahudi diambil dari nama salah seorang
putera Nabi Ya'kub bernama Yahudzo, padahal Ya'kub adalah cucu lbrahim.
Dan bukan pula agama Kristen (Nasrani). Sedangkan nama Kristen itu baru ada
sesudah Isa Almasih sendiri meninggal dunia*. Agama Ibrahim adalah Agama
lslam, yang berarti penyerahan diri kepada Allah Yang Maha Esa, Maha Kuasa.
Dan penganut faham itu diberi nama Muslim, artinya orang yang menyerah.
Sesudah itu dilanjutkan cerita asal mula beliau diperintahkan Allah mendirikan Ka'bah yang diMakkah itu, dibantu oleh puteranya Ismail. Bagaimana
beliau berdoa agar tempat yang telah dibukanya itu diberi berkat oleh Tuhan.
Dan beliaupun berdoa agar kelak kemudian hari, dari anak-cucu keturunannya
di Makkah itu timbul seorang Rasul untuk menuntun mereka. Kemudian itu
ujung kisah sampailah pada persediaan hendak mengambil Kiblat kepada
tempat yang asli, yaitu Masjidil-Haram sebagairumah ibadat kepada Allah Yang
Maha Esa, yang paling pertama di dunia ini.
Dari hal peralihan kiblat itulah yang dimulai pada Juzu' kedua ini.
Di pangkal juzu' kedua ini sudah diterangkan dengan jelas, bahwa kiblat
dikembalikan ke Makkah, bukan lagi ke Baitul-Maqdis. Disana diterangkan
salah satu sebab yang penting yaitu karena maksud Allah ialah menjadikan
ummat Muhammad ini ummatan wasathan, ummat yang di tengah, untuk
menjadi saksi bagi seluruh manusia, penyambung zaman lampau dengan
zaman depan, terletak di antara Timur dengan Barat. Di ayat-ayat ini dijelaskan
juga bahwa setiap ummat mempunyai ciri khasnyasendiri. Dengan cirinya yang
khas itulah dibentuk peribadinya.
Dia berkiblat sendiri. Dia mempunyai satu kepercayaan(akidah) yang jelas
dalam hubungan di antara Pencipta Alam, dan alam itu sendiri, dan Insan di
sekeliling diri dan pengertian tentang hidup dan peribadi sendiri. Dan diapun
mempunyai ibadat, cara menghubungkan diri dengan Allah yang berupa shalat,
puasa, zakat, dan haji; yang lain dari yang lain. Didalam juzu'kedua inimulai
diterangkan apa arti perjuangan. Perjuangan dengan harta dan jiwa, perjuangan
menegakkan keyakinan dan kebenaran. Kesediaan taat yang mutlak kepada
Tuhan, walaupun untuk itu jiwa sendiri, walaupun mati tantangannya, maka
mati yang demikian dinamai Syohid.
Dengan membaca ayat-ayat pada juzu' kedua, atau bahagian kedua dari
Surat al-Baqarah dan mengikutnya dengan seksama, nyata sekali bagaimana
ummat ini dibentuk. Ummat ini, dengan berpindah ke Madinah telah mulai
menegakkan peribadinya. Mereka tidak lagi menegakkan keyakinan dengan
sembunyi-sembunyi sebagai di Makkah dahulu. Mereka telah diberi Allah
kurnia dapat menegakkan Daulah, kekuasaan. Mempunyai daerah yang mulanya sempit saja sekedar kota Madinah, kemudian meluas dan meluas lagi dalam
masa 10 tahun. Dan di tahun kedelapan sesudah hijrah itu, Makkahpun dapat
ditaklukkan. Dalam membangun negara ke dalam, menyerbu musuh ke luar,
ataupun menangkis musuh yang akan merebut kembali kemerdekaan itu;
dalam menghadapi semuanya itu masyarakat ke dalam terus diperkokoh. Di
saat-saat yang penting wahyu Ilahi datang, maka Nabi Muhammad s.a.w.
menyampaikan wahyu itu kepada ummat, lalu dijadikan undang-undang dan
diamalkan dengan taat.
Maka bertemulah di dalam juzu' kedua ini peraturan puasa, peraturan
wasiat, hukum berperang di bulan-bulan suci dan di Masjidil-Haram, perintah
mengerjakan haji, bahaya minuman keras dan perjudian dan peraturan ber.
kenaan dengan membentuk rumahtangga, tentang kawin, talak, rujuk,'iddah,
sampai kepada meminang, sampai kepada cara bergaul suami-isteri; semuanya
itu peraturan yang selalu berpokok dan berpangkal daripada akidah dan
hubungan takwa kepada Allah.
Segala pahit-getir yang ditempuh dalam menegakkan Masyarakat Muslim,
diterangkan pada juzu' kedua ini tidak kurang hebatnya dari juzu' pertama.
Hambatan dari Ahlul-Kitab masih tetap dibayangkan, keingkaran kaum musyrikin masih tetap dijelaskan dan munafik masih tetap menggerutu di dalam
kelam, tetapi kepada Muslimin diperintahkan supaya jangan ragu-ragu mengikuti Islam. Kalau sekali telah masuk dan mengakui akidah ini, janganlah
masuk separoh-separoh, bahkan masukilah seluruhnya, dan ambillah dia jadi
pegangan dalam seluruh segi kehidupan, dan jangan diturutilangkah-langkah
yang digariskan oleh syaitan (ayat 208). Bahkan diterangkan lagibahwasanya
hendak masuk syurga tidaklah semudah yang disangka oleh orang yang lemah
peribadinya. Jalan ke syurga tidak bertabur kembang.
Seorang yang ingin masuk syurga hendaklah tahan menderita kesusahan,
tahan menderita kemelaratan, bahkan sampai digoncangkan dan digempakan,
sehingga kadang-kadang dari hebatnya goncangan itu sampaiRasul sendiri dan
orang-orang yang beriman mengeluh menuntut kepada Tuhan, mana dia janji
Allah itu. (ayat 214). Ujung ayat menerangkan bahwa kalau keadaan sudah
sampai demikian rupa, itulah alamat bahwa pertolongan telah dekat.
Di ujung Juzu' bertemulah suatu kisah praktek daripada perjuangan
menegakkan iman dan akidah, yaitu sejemput rentetan kisah Bani Israil lama
sesudah Musa meninggal di bawah pimpinan seorang Nabi mereka. Mereka
telah menderita tindasan yang tidak tertahankan lagi yang datang dari musuhmusuh mereka. Lalu mereka minta kepada Nabi mereka agarNabi itu mencarikan seorang Raja, atau Kepala Perang yang akan memimpin mereka berperang
pada jalan Allah. Cerita ini menceritakan jiwa kecil dari ummat yang lemah.
Mereka memerlukan seorang pemimpin tetapi setelah Nabi itu menunjukkan
siapa yang patut jadi pemimpin itu, ada-ada saja bantahan mereka, terutama
karena pemimpin itu tidak kaya. Padahal keniudian ternyata bahwa pemimpin
atau raja itu seorang yang gagah berani. Meskipun dia miskin dahulunya,
namun dia berwibawa dan sanggup memimpin. Setelah mereka diajak pergi
berperang, dan diuji ketaatan mereka setelah menyeberangi sungai, ternyata
bahagian yang terbesar tidak setia kepada disiplin.
Untunglah ada sebahagian kecilyang teguh hati melanjutkan perang, setia
patuh mengikuti perintah pimpinan, sehingga mereka tidak jadikalah. Cerita ini
adalah perbandingan yang tepat bagi jamaah masyarakat Islam yang tengah
dibentuk itu, sebab Masyarakat Islam adalah penyambut pusaka daripada
ummat Nabi-nabi yang telah lalu, guna menegakkan Imam kepada Allah dalam
alam ini, yang di kiri-kanan perjalanannya ranjau-ranjau telah disediakan oleh
musuh buyutannya, yaitu syaitan dan lblis.
Dengan menuruti secara seksama ayat-ayat di juzu' kedua ini, lalu disambung dengan juzu'yang sebelumnya, kita akan menampak bagaikan al-
Quran memimpin jiwa kita dalam menempuh perjuangan ini. Satu perjuangan
besar menegakkan Sobililoh, jalan Allah ditengah-tengah hasad'dmgki, intimidasi, permainan kotor, kedustaan dan kebohongan yang digunakan oleh Iblis
dan kakitangannya menghalangi tegaknya Kalimat Allah itu. Di samping itu
terdapat pula kelemahan manusia dalam menangkisnya, dan bagaimana agar
jiwa kuat dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah, sehingga ternyatalah
bahwa di samping perjuangan ke luar, jihad dengan musuh diluar diri, terlebih
dahulu hendaklah berjihad pula mengendalikan diri sendiri, mendekatiAllah
dan memperkuat batin dengan munajat kepadanya. Sehingga selama dunia
terkembang, sejak zaman dulu, zaman sekarang dan nanti, jihad itu tidak akan
berhenti dan kebenaran jalan Allah jua yang akan menang.
Sehingga apabila kita baca ayat demi ayat, lihat Asbobun-Nuzul (sebab
turunnya ayat), perhatikan sanggahan musuh dan perhatikan pula sikap yang
dituntunkan wahyu, kerapkali kita merasakan bahwa apa yang kejadian di
zaman Rasulullah itu, itu pula yang kita hadapi sekarang. Namun nama-nama
musyrikin, Yahudi, Nasrani, munafiqin yang telah disebutkan 14 abad yang lalu
itu, itu jugalah yang kita hadapi sekarang, dan perjuangan tetap sesengit dahulu
juga.
Bahkan kadang-kadang lebih ngeri lagi tipudaya mereka, usaha mereka
membelokkan kita daripada Tauhid kepada syirik, menggagalkan kita mene'
gakkan jalan Allah, usaha mereka dengan menaburkan uang, ataupun dengan
memakai kekerasan senjata untuk menghalangi ajaran Nabi Muhammad ini;
caranya bisa bertukar, kadang-kadang kasar, kadang'kadang halus, namun
hakikatnya sama saja. Maka karena yang pokok pangkal pertentangan bukanlah barang benda lahir (materi), melainkan pokok pendirian batin, tidak ada
jalan lain bagi Muslimin melainkan menyatukan dirinya kembalidengan Kitab
Wahyu Suci ini. Sebab al-Quran akan tetap menjadipenggerak daridinamika
hidup Muslim, pemimpinnya dalam perjalanan menempuh jalan nyata: Undangundang dasar asasi pokok pangkal berfikir, di dalam hidup dan di dalam
bermasyarakat. Penuntun Muslim di dalam pergaulan Internasional, baik dalam
budi peribadiataupun dalam kegiatan karya hidup.
Akan berkata yang bodoh-bodoh
dari manusia itu: Apakah yang
memalingkan mereka itu dari
kiblat mereka yang telah ada
mereka padanya? Katakanlah:
Kepunyaan Allah timur dan
barat. Dia memberi petunjuk
siapa yang Dia kehendaki kepada jalan yang lurus.
(143) Dan demikianlah, telah Kami
jadikan kamu suatu ummat yang
di tengah, supaya kamu menjadi
saksi-saksi atas manusia, dan
adalah Rasul menjadi saksi (pula)
atas kamu. Dan tidaklah Kami
jadikan kiblat yang telah ada
engkau atasnya, melainkan supaya Kami ketahui siapa yang
mengikut Rasul dari siapa yang
berpaling atas duatumitnya. Dan
memanglah berat itu kecuali atas
orang yang telah diberipetunjuk
oleh Allah. Dan tidaklah Allah
akan menyia-nyiakan iman
kamu. Sesungguhnya Allah terhadap manusia adalah Penyantun lagi Penyayang.
3;;'*iWWAdli
Lr..,-.
v i-llr
> 2azz 1-. -zt|- 2 2zz
f.lrt qgt 4altlrl Jt;* *
Lr'f lLiur-,y"i
t>2
L-A:...,
t;fi.ur;\"?G4,K;
,).zt 2 ,a-. ,-2. --- zz -tt2 5+ Jyi iF-:'tUI.J'11#
-t*ii3c4tur;6?1
4,t-j;tl{.;'[4iL
1t =
a- .-, ,..- . ,, , .,
&YLrnrJ.>;Yrl: f &
J4'A rvv;ht o; u)t
t - tt ., i2 zz-r1r..
clB 6, i:t),tPt .lr JI 5: :c-L
Dori Hal Kiblat
I
Pada ayat 115 (juzu' I) telah difirmankan dengan jelas, bahwasanya baik
timur ataupun barat, baik jurusan yang mana saja, semuanya itu adalah
kepunyaan Allah, dan ke mana sajapun menghadap, di sana akan diterima juga
oleh wajah Allah. Sebab Allah tidak menempati sesuatu, bahkan Dia Maha Luas
dan Maha Mengetahui. Oleh sebab itu, pada pokoknya ke mana sajapun kita
menghadapkan muka di kala shalat, yang kita hadapi tetaplah wajah Allah, asal
kita kerjakan dengan khusyu'.
Tetapi agama bukanlah semata-mata urusan peribadi. Agamapun adalah
kesatuan seluruh insan yang sefaham dalam iman kepada Allah dan ibadat dan
amal shalih. Terutama sekalidalam mengerjakan shalat. Kalau sekiranya semua
orang menghadap ke mana saja tempat yang disukainya, meskipun yang
disembah hanya satu, di saat itu juga mulailah ada perpecahan ummat tadi.
Maka dalam Islam bukan saja cara menyembah Allah itu diajarkan dalam
waktu-waktunya yang tertentu, dengan rukun dan syaratnya yang tertentu,
tempat menghadapkan mukapun diatur jadi satu.
Menurut riwayat yang dirawikan oleh Bukhari dan Muslim daripada alBara', bahwa Nabi s.a.w. mula datang ke Madinah, beliau menepat pada
okhuolnya (keluarga dari pihak ibu) dari kaum Anshar. Diwaktu mula datang
itu beliau shalat menghadap ke Baitul Maqdis, lamanya 16 atau 17 bulan.
sedang beliau rindu sekali kiblatnya itu menghadap ke Baitullah (Ka'bah).
Setelah permohonan beliau itu dikabulkan Tuhan, maka shalat yang mula
dihadapkannya ke Ka'bah itu ialah shalat Ashar. suatu kaum menjadi ma'mum
di belakang beliau. Setelah selesai shalat, seorang di antara ma'mum itu pergi ke
luar mesjid. Maka bersumpahlah orang itu sambil berkata: "Saya bersaksi di
hadapan Allah, bahwa saya baru saja selesai shalat bersama Nabi s.a.w.
menghadap ke Ka'bah." Mendengar perkataan orang itu maka sekalian orang
yang shalat itu memalingkan mukanya ke Ka'bah dengan tidak memutusi
shalatnya.
Sampai sekarang mesjid tempat orang mengalih kiblat sedang shalat itu
masih tetap dijadikan mesjid peringatan sejarah bernama mestidZulKiblotoini.
Yang empunya dua kiblat.
Inilah satu riwayat yang berkenaan dengan perputaran kiblat itu, disertai
lagi oleh beberapa Hadis yang lain.
Menurut satu riwayat dari lbnu Abi Hatim, Ibnu Jarir, Ibnul Mundzir dan alBaihaqi, mereka mengatakan bahwa Ibnu Abbas pernah berkata bahwa nasikhmansukh yang pertama terdapat dalam al-Quran, ialah urusan perpindahan
kiblat itu, tetapi setengah ahli lagi berpendapat bahwa dalam urusan ini tidak
terdapat nasikh-mansukh. Sebab bila NabiMuhammad mulanya menghadap
Kiblat! Baitul Maqdis, adalah menurut ijtihad beliau sendiri, sebelum ada
ketentuan dari Tuhan. Sebab selama ini kedudukan Baitul Maqdis masih
istimewa dan Ka'bah sendiri masih penuh dengan berhala.
Menurut riwayat lbnu Abi Syaibah dan Abu Daud dan al-Baihaqi pula dari
Ibnu Abbas, katanya ketika Rasulullah masih diMakkah sebelum pindah ke
Madinah, kalau shalat, beliau menghadap kiblat ke BaitulMaqdis, tetapiKa'bah
dihadapan beliau. Dan setelah pindah keMadinah, beliau langsungberkiblat ke
Baitul Maqdis 16 bulan setelah itu Allah memalingkan kiblatnya ke Ka'bah.
Untuk mengetahui duduk perkara, di sini kita salin beberapa riwayat
berkenaan dengan soal kiblat itu.
Tentu kita telah mengerti dasar bermula di ayat 115 tadi. Jika ummat
dipimpin menyarukan haluan kiblatnya, baik diBaitulMaqdis atau ke Masjidil
Haram, bukanlah karena Tuhan Allah bertempat di kedua tempat itu. Atau
mulanya Tuhan bertempat di Baitul Maqdis kemudian pindah ke Ka'bah.
Bukan! Kiblat-kiblat itu adalah tempat biasa. AIam biasa dan batu biasa. Di
Baitul Maqd.is memang ada Sokhroh, yaitu batu yang menurut riwayat banyak
kejadian yang berhubung dengan diri Nabi-nabi pada batu itu. Tetapi diapun
batu biasa. Ada orang yang membuat dongeng bahwa batu itu tergantung tidak
bertali ke langit. Teranglah bahwa itu.dongeng yang tidak-tidak yang hanya
dapat dipercaya oleh orang bodoh-bodoh yang belum pernah melihatnya ke
sana. Batu itu tidak tergantung, melainkan terlekat di atas bumi, berlobang
sedikit ke dalam, sebagai batu-batu gua di mana-mana di dunia ini. Dan
Ka'bahpun bukan batu akik atau yaqut yang didatangkan dari syurga. Maka
bukanlah karena batu-batu itu istimewa sangat, sehingga telah tergantung di
antara alam dengan Tuhan, maka dianya yang dijadikan tempat buat kiblat.
Ka'bah sendiri berkali.kali telah rusak. Di tahun 1957 pernah ada retak di
Ka'bah, lalu dicari batu yang bagus-bagus dan ditambah dengan semen; bukan
semen dari syurga, tetapi semen dari pabrik.
Enambelas atau tujuhbelas bulan lamanya berkiblat ke Baitul Maqdis.
Maka Rasulullah s.a.w. sangatlah rindu jika Tuhan Allah menurunkan perintah
wahyu kembali menyuruh berkiblat ke Masjidil Haram yang diMakkah. Kerin.
duan beliau itu sudah dapat dimaklumi dari wahyu-wahyu yang telah turun
terlebih dahulu mengatakan bahwa rumah yang di Makkah itu diperintahkan
Tuhan kepada lbrahim buat mendirikannya. Maka oleh sebab NabiMuhammad
s.a.w. berkewajiban melanjutkan ajaran Ibrahim itu, yaitu menyerah diri kepada
Allah, yang menjadi pokok asal dari sekalian agama, niscaya akan datanglah
masanya, datang perintah menghidupkan kiblat yang asli itu kembali. Sebab
dialah rumah tempat beribadat kepada Allah Yang Esa yang pertama sekali
dibangunkan untuk manusia (lihat Surat ali Imran, Surat 3 ayat 96).
Apatah lagi di dalam Slrotegiperjuangan, kepindahan Rasulullah s.a.w. ke
Madinah ialah dengan tujuan memperkuat kaum Muslimin, untuk merebut
Ka'bah itu kelak dari kaum musyrikin dan membersihkannya daripada berhala.
Dengan segeranya kiblat dikembalikan ke sana, maka semangat buat merebutnya itu bertambah berkobar dalam dada seluruh ummat Tauhid yang telah
mulai disusun di Madinah.
Tuhan Allah Yang Maha Mengetahur akan segala rahasia hatihambaNya
dan telah mengetahui keinginan RasulNya itu memberi ingatlah kepada Nabi
s.a.w. bahwa peralihan kiblat itu kelak akan membawa suatu keributan lagidi
kalangan orang-orang yang bodoh-bodoh. Inilah ayatNya: "Akan berkatoyang
bodoh-bodoh dori manusio itu: Apakah yang memolingkan mereka itu dori
kiblat mereko yong telah ada mereko podonya?" (pangkal ayat 142).
Tadi di atas telah kita salinkan beberapa Hadis yang menyatakan bahwa
setelah Rasulullah s.a.w. berhijrah ke Madinah, kiblat yang beliau hadapi ialah
Baitul Maqdis. Setelah l6 atau 17 bulan, lalu dipalingkan kiblat itu ke Ka'bah. Di
dalam ayat ini telah diperingatkan kepada Rasulullah s.a.w. bahwa sebelum
kiblat itu beralih maka orang-orang yang bodoh di kalangan manusia itu akan
menjadikannya percakapan yang ribut, mengapa dialihkan kiblatnya, padahal
selama ini dia berkiblat ke BaitulMaqdis. Didalam ayat ini disebut Sufahaau,
sebagai kata jama' dariso/ih, yaitu orang-orang bodoh yang berfikiran dangkal,
yang bercakap asal bercakap saja, tetapi tidak sanggup mempertanggungjawabkan apa yang diucapkannya. Mereka bercakap hanya asalkeluar saja'
Ada yang berkata bahwa peralihan kiblat ini ialah karena Muhanmad itu
berfikir kurang matang, sebentar menghadap ke sana sebentar menghadap ke
mari. Dan ada pula yang berkata bahwa Muhammad hendak mengajak manusia
kembali kepada agama nenek-moyangnya. Sebab diwaktu itu diKa'bah masih
didapati berhala.berhala. Semuanya ini adalah lidah yang tidak bertulang. Maka
di dalam ayat ini Nabi diberi peringatan, bahwa sebagaimana sudah terbiasa,
apabila seorang Rasul atau pemimpin membuat suatu perobahan baru, sudah
pasti akan ada ribut-ribut. Tetapi ribut'ribut hanya akan datang dari orang'
orang bodoh, orang yang tidak bertanggungiawab. Baik penduduk Madinah
yang memang munafik ataupun orang Yahudi yang berkeliaran di Madinah
yang tidak merasa senang hati, karena dengan peralihan kiblat dari Baitul
Maqdis itu, kemegahan mereka akan runtuh. Sebab menurut mereka, sumber
agama Yahudi itu adalah BaitulMaqdis dan diBaitulMaqdis pula timbulNabi
nibi dan Rasul-rasul dari Bani Israil. Dengan demikian orang dapat mengambil
kesan bahwa ajaran Nabi Muhammad itu hanlalah tiruan atau jiplakan dari
agama mereka saja.
Kepada Nabi Muhammad diperingatkan bahwa kata-kata dari orang-orang
yang bodoh itu tidak perlu diacuhkan. Yangakan diberipenerangan bukanlah si
bodoh dan dungu atau bebal, melainkan orang yang berfikir waras. Sebab itu
bersabdaAllah dalam lanjutan ayat itu: "Katakanlah: Kepunyaan Alloh timur
dan barat." Artinya bahwasanya di sisiTuhan, baik barat ataupun timur, baik
utara ataupun selatan, adalah sama saja. Segala peniuru dunia ini Tuhan yang
empunya. Jika di waktu yang sudah-sudah orang berkiblat ke BaitulMaqdis
bukanlah berarti bahwasanya Allah Ta ala bertempat di BaitulMaqdis dan iika
kemudian dialihkan ke Ka bah, bukan pula berarti bahwa Allah bertempat di
Ka bah atau telah berpindah ke sana. Soal peralihan tempat bukanlah soal
penempatan Tuhan di salah satu tempat: "Dio memberi petunjuk siopa yang
Dia kehendaki, kepada jalan yang lurus." (ujung ayat 142).
Ayat ini memberi kejelasan bahwa soal beralih atau tetapnya kiblat,
bukanlah berarti karena tempat itu yang kita sembah. Timur dan barat, utara
dan selatan dan penjuru yang manapun adalah kepunyaan Allah.
Di antara Baitul Maqdis dengan Baitullah al-Haram diMakkah tidak ada
perbedaan pada sisi Allah. Keduanya sama-sama terdiri dari batu dan kapur
yang diambil dari bumi Allah. Tuiuan yang terutama adalah tujuan hati, yaitu
memohonkan petunjuk jalan yang lurus kepada Tuhan, yang Tuhan bersedia
memberikannya kepada barangsiapa yang Dia kehendaki. Dengan keterangan
ini dijelaskan duduk soal yang bisa mengacaukan fikiran, karena kacau'balau
dari cara berfikir orang-orang yang bodoh. Tegasnya, meskipun tetap menghadap ke BaitulMaqdis, ataupun telah beralih kepada Ka'bah, namun kalau hati
tidak jujur, kalau langkah yang ditempuh didalam hidup adalah langkah curang,
beralih atau tidak beralih kiblat, tidaklah akan membawa perobahan bagijiwa.
Oleh sebab itu percakapan dari orang-orang yang bodoh janganlah sampai
membawa orang-orang yang berakal cerdas terpesona daripada maksud agama
yang bermula. Jangan sampai orang yang berakal fikiran cerdas meninggalkan
pokok (prinsip) karena terbawa oleh aliran yang kacau dariorang boaoh, tatu
bertengkar pada soal ranting (detail).
untuk itu dijelaskan lagi bagaimana kedudukan ummat Muhammad di
dalam menegakkan jalan lurus yang dikehendaki itu. Berkatalah ayat selanjut.
nya: "Don demikianlah, telah Kami jadikon kamu suatu ummat yang di
tengah." (pangkal ayat 143).
Dan ada dua ummat'yang datang sebelum ummat Muhammad, yaitu
ummat Yahudi dan ummat Nasrani. Terkenallah didalam riwayat perjalinan
ummat-ummat itu bahwasanya ummat Yahudi terlalu condong kepada dunia,
kepada benda dan harta. Sehingga di dalam catatan Kitab Suci mereka sendiri,
kurang sekali diceritakan darihalsoalakhirat. Lantaran itulah maka sampaiada di antara mereka yang berkata bahwa kalau mereka masuk neraka kelak,
hanyalah beberapa hari saja, tidak akan lama.
Sebaliknya dari itu adalah ajaran Nasraniyang lebih mementingkan akhirat
saja, meninggalkan segala macam kemegahan dunia, sampai mendirikan biarabiara tempat bertapa, dan menganjurkan pendeta-pendeta supaya tidak kawin.
Tetapi kehidupan rohani yang sangat mendalam ini akhirnyi hanya dapat
dituruti oleh golongan yang terbatas, ataupun dilanggar oleh yang telah menempuhnya, sebab berlawanan dengan tabiat kejadian manusia. Terutama
setelah agama ini dipeluk oleh bangsa Romawi dan diakui menjadi agama
kerajaan.
sampai kepada zaman kita inipun dapatlah kita rasakan betapa sikap hidup
orang Yahudi. Apabil