• coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

  • kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label daniel obaja 12. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label daniel obaja 12. Tampilkan semua postingan

daniel obaja 12

  


baik, namun  juga bahkan memberi kita segala kesenangan dan 

kenikmatan indrawi ini . Para penyembah berhala menjadikan 

Seres sebagai dewi gandum mereka, Bakkhus sebagai dewa anggur 

mereka, dan lain-lain, kemudian dengan bodohnya mengira bahwa 

mereka beroleh gandum dan anggur dari dewa-dewi ini, dengan 

melupakan TUHAN Tuhan   mereka, yang memberi mereka negeri yang 

baik itu dan juga kekuatan untuk memperoleh kekayaan darinya.  

(3) Banyak orang dibuat berkeras hati di dalam dosa oleh kekayaan 

duniawi mereka. Mereka memiliki kelimpahan hal-hal duniawi 

saat  beribadah kepada berhala-berhala mereka, dan kemudian 

menganggap semuanya itu diberikan kepada mereka oleh berhala-

berhala mereka, yang membuat mereka tetap beribadah kepada 

berhala-berhala itu. Demikianlah mereka beralasan (Yer. 44:17-18), 

saat  kami membakar korban kepada ratu sorga, kami memiliki  

cukup makanan.  

IV. Mereka harus membujuk ibu mereka untuk bertobat dan memperbarui diri. 

Tuhan   akan menyangkal dia jika dia bersikeras di dalam persundalannya. 

Biarlah dijauhkannya sundalnya dari mukanya (ay. 1). Biarlah dia sadar 

bahwa masih mungkin baginya untuk memperbarui diri. Berhala-berhala, 

betapapun disayangnya mereka, dapat dilepaskan. Dan tentu dia akan baik-

baik saja jika dia benar-benar memperbarui diri. Perhatikanlah, jika kita 

mengadukan orang-orang berdosa, itu haruslah dilakukan untuk mendorong 

mereka pada pertobatan, bukan pada keputusasaan. Biarlah dijauhkannya 

sundalnya dan zinahnya. Digandakannya kata-kata itu untuk maksud yang 

sama, dan keduanya dalam bentuk jamak (KJV), menunjukkan begitu 

banyaknya penyembahan berhala yang telah mereka lakukan, yang 

semuanya harus ditinggalkan sebelum Tuhan   mau diperdamaikan dengan 

mereka. Hendaklah dia menjauhkan berhala-berhala itu dari pandangan 

matanya, sebagai hal-hal yang menjijikkan yang tidak tahan dilihatnya. 

Hendaklah dia berkata kepada mereka, keluar! (Yes. 30:22). Hendaklah dia 

menjauhkan mereka dari mukanya dan dari antara buah dadanya. Artinya, 

janganlah dia melakukan seperti yang biasa dilakukan oleh para pelacur, 

yang memperlihatkan kecenderungan hati mereka sendiri yang jahat, dan 

memikat orang lain pada kejahatan, dengan merias wajah mereka dan mem-

pertontonkan buah dada mereka yang telanjang, serta menghiasinya. Ja-

nganlah dia, dengan melekatkan segala kegembiraan dan kesenangan pada 

penyembahan berhala, menggiatkan dirinya sendiri dan memikat orang lain 

untuk melakukannya. Hendaklah dia menjauhkan semuanya ini. Setiap jalan 

dosa, jika diteruskan, yaitu  persundalan yang membuat kita menjauh dari 

Tuhan  . Dan di sini kita dapat melihat apa itu sesungguhnya bertobat dan ber-

paling darinya.  

1. Orang yang betul-betul bertobat akan meninggalkan dosa-dosa yang 

terbuka, akan menjauhkan persundalan yang tidak hanya terbentang di 

depan mata, namun  juga yang ditutupi di antara buah dadanya, dosa yang 

disembunyikan di bawah lidah seperti makanan yang manis.  

2. Mereka akan menghindari keadaan-keadaan lahiriah yang mengarah pada 

dosa dan akan mematikan kecenderungan batiniah terhadapnya. Para 

penyembah berhala berjalan mengikuti pandangan mata mereka, yang 

berzinah dengan mengikuti berhala-berhala mereka (Yeh. 6:9, Ul. 4:19). 

Dan sebab nya mereka harus menjauhkan berhala-berhala itu dari pan-

dangan mereka, supaya jangan sampai mereka tergoda untuk 

menyembahnya. Jangan melihat kepada anggur, kalau merah menarik 

warnanya. Namun itu belum cukup. Kapak harus tersedia pada akar 

pohon. Kecenderungan hati yang bobrok harus diubah dan harus 

dijauhkan dari antara buah dada, sehingga hanya Kristus sajalah yang 

mendapat tempat di lubuk hati yang terdalam dan terutama (Kid. 1:13). 

V. Mereka harus menunjukkan kepada ibu mereka tentang kehancuran yang 

sehabis-habisnya yang pasti akan menjadi akibat mematikan dari dosanya 

jika dia tidak bertobat dan memperbarui diri (ay. 2): Supaya jangan Aku 

menanggalkan pakaiannya sampai dia telanjang. Hal ini disampaikan di sini 

bukan sebagai hukuman yang dijatuhkan atasnya, melainkan sebagai 

peringatan yang diberikan kepadanya, supaya dia dapat mencegahnya: 

Biarlah dijauhkannya sundalnya, supaya jangan Aku menanggalkan pakaian-

nya sampai dia telanjang (demikian ayat itu dapat dibaca). Hal ini 

menyiratkan bahwa Tuhan   menunggu untuk menunjukkan belas kasihan 

kepada orang-orang berdosa, jika saja mereka mau melayakkan diri untuk 

menerima belas kasihan ini . Di sini diancamkan bahwa Tuhan   akan 

beperkara dengan sang ibu seperti yang pada akhirnya akan dilakukan oleh 

suami yang adil dan cemburu terhadap istrinya yang berzinah, yang telah 

memenuhi rumahnya dengan anak-anak haram, dan tidak mau berbalik dari 

dosa. Ia mengusir istrinya dan anak-anaknya dari rumah dan menyuruh 

mereka mengemis. Tentang anak-anaknya, Aku tidak akan menyayangi 

mereka (ay. 3). Orang-orang tertentu yang ikut terkena malapetaka bangsa 

itu, dan angkatan yang baru muncul, akan dihancurkan olehnya, sebab 

mereka yaitu  anak-anak sundal, dan meneruskan cara hidup yang sia-sia 

yang mereka warisi dari nenek moyang mereka. Sekarang di sini diancamkan 

bahwa mereka akan ditelanjangi dan juga dibiarkan kelaparan. Mereka 

menyangka bahwa berhala-berhala mereka memberi roti dan air minum 

mereka, bulu domba dan kain lenan mereka. namun  Tuhan  , dengan 

mengambilnya, akan membuat mereka tahu bahwa Dialah yang memberi  

semuanya itu.  

1. Ia akan ditelanjangi: Jangan sampai Aku menelanjanginya dari segala 

hiasan yang dibanggakannya, dan yang dengannya ia merayu para 

kekasihnya, menelanjanginya dan membiarkan dia seperti pada hari dia 

dilahirkan, mengusirnya telanjang dari dunia seperti saat  dia masuk ke 

dalamnya. Inilah yang dilakukan oleh kematian (Ayb. 1:21). Aku 

menanggalkan pakaiannya, dan dengan demikian membiarkan dia 

kedingina dan mendapat malu. Dan sudah sewajarnya dia dibiarkan 

mendapat malu, sebab  dia telah berlaku tidak senonoh (ay. 4). Hari 

saat  Tuhan   membawa mereka keluar dari Mesir, di mana mereka tidak 

lebih baik dibandingkan  budak dan pengemis, yaitu  hari mereka dilahirkan. 

Dan Tuhan   mengancam untuk membawa mereka kembali kepada 

keadaan yang sama rendah dan sengsaranya seperti saat  Ia mendapati 

mereka pada saat itu. Apa pun yang mereka miliki yang membuat 

mereka dihormati atau terlindung dari penghinaan, di antara bangsa-

bangsa sekitar mereka, akan diambil dari mereka (Lihat Yeh. 16:4, 39).  

2. Ia akan dibiarkan kelaparan, akan dilucuti bukan hanya dari segala 

kehormatannya, melainkan juga dari segala penghiburan dan penopang 

hidup yang diperlukannya. Ia akan menderita kelaparan, akan dijadikan 

seperti padang gurun dan tanah kering, lalu membiarkan dia mati 

kehausan. Ia yang dahulu begitu menyombongkan diri sebab  roti dan 

air minumnya, minyak dan minumannya, yang telah diberikan kepadanya 

oleh para kekasihnya, kelak bahkan tidak akan mendapatkan makanan 

yang dibutuhkannya. Negeri tidak akan mampu memenuhi kebutuhan 

para penduduknya, sebab  tidak ada hujan dari langit. Atau, kalaupun 

mampu, makanan itu akan diambil dari mereka oleh musuh, sehingga 

pemiliknya yang sah akan binasa sebab  tidak ada makanan. Sebagian 

penafsir memahaminya demikian: Aku akan membuat dia seakan-akan 

berada di padang gurun, dan membiarkan dia seakan-akan berada di 

tanah kering, tempat dia sewaktu-waktu siap mati kehausan. Dengan 

demikian hal itu menjelaskan bagian pertama dari ayat 2: Aku akan 

membiarkan dia seperti pada hari dia dilahirkan. Sebab di padang 

belantara yang luas dan menderulah Israel pertama kali dibentuk 

sebagai suatu bangsa. Mereka akan berada di dalam keadaan yang 

mengenaskan sama seperti nenek moyang mereka, yang mayat-mayat-

nya terserak di padang gurun, malah lebih buruk lagi, sebab  pada waktu 

itu anak-anak diluputkan untuk menjadi ahli waris tanah perjanjian, 

namun  sekarang Aku tidak akan menyayangi anak-anak mereka, sebab ibu 

mereka telah menjadi sundal. 

Ancaman Hukuman 

(2:5-12) 

5 Sebab itu, sesungguhnya, Aku akan menyekat jalannya dengan duri-duri, dan 

mendirikan pagar tembok mengurung dia, sehingga dia tidak dapat menemui jalannya. 6 

Dia akan mengejar para kekasihnya, namun  tidak akan mencapai mereka; dia akan 

mencari mereka, namun  tidak bertemu dengan mereka. Maka dia akan berkata: Aku akan 

pulang kembali kepada suamiku yang pertama, sebab waktu itu aku lebih berbahagia dari 

pada sekarang.  

7 namun  dia tidak insaf bahwa Akulah yang memberi kepadanya gandum, anggur dan 

minyak, dan yang memperbanyak bagi dia perak dan emas yang dibuat mereka menjadi 

patung Baal. 8 Sebab itu Aku akan mengambil kembali gandum-Ku pada masanya dan 

anggur-Ku pada musimnya, dan akan merampas kain bulu domba dan kain lenan-Ku yang 

harus menutupi auratnya. 9 Dan sekarang, Aku akan menyingkapkan kemaluannya, di 

depan mata para kekasihnya, dan seorang pun tidak akan melepaskan dia dari tangan-Ku. 

10 Aku akan menghentikan segala kegirangannya, hari rayanya, bulan barunya dan hari 

Sabatnya dan segala perayaannya. 11 Aku akan memusnahkan pohon anggurnya dan 

pohon aranya, yang tentangnya dikatakannya: Ini semuanya pemberian kepadaku, yang 

dihadiahkan kepadaku oleh para kekasihku! Aku akan membuatnya menjadi hutan, dan 

binatang-binatang di padang akan memakannya habis. 12 Dan Aku akan menghukum dia 

sebab  hari-hari saat  dia membakar korban untuk para Baal, berhias dengan anting-

antingnya dan kalungnya, dan mengikuti para kekasihnya dan melupakan Aku,” 

demikianlah firman TUHAN. 

Dalam perikop ini Tuhan   melanjutkan ancaman-Nya tentang apa yang akan 

dilakukan-Nya terhadap bangsa penyembah berhala yang berkhianat ini. Dan Ia 

memperingatkan supaya Ia tidak melukai, Ia mengancam supaya Ia tidak 

menghajar. Kembali ia mengasah pedangnya, melentur busurnya dan membidik 

(Mzm. 7:13, KJV: Jika mereka tidak berbalik, maka kembali Ia akan mengasah 

pedang-Nya ). Namun, jika mereka berbalik, Ia akan menyarungkannya. Ternyata 

mereka tidak berbalik, maka semuanya ini menimpa mereka. Dan sebab  sudah 

diancamkan sebelumnya, maka itu menunjukkan bahwa malapetaka itu 

merupakan pelaksanaan hukuman ilahi atas mereka sebab  kejahatan mereka. 

Dan hal itu ditulis sebagai peringatan bagi kita.  

I. Mereka akan dikacaukan dan dipermalukan dalam segala rancangan mereka, 

dan menjadi kecewa dalam semua harapan mereka. Hal ini diancamkan (ay. 

5-6). namun  dalam ancaman itu digabungkan suatu janji bahwa hal ini akan 

menjadi sarana untuk menyadarkan mereka akan kebodohan mereka dan 

membawa mereka kembali kepada kewajiban mereka. Dan kebaikan yang 

sebesar itu akan ditimbulkan dari kejahatan, sebagai tanda dari belas 

kasihan yang masih disediakan Tuhan   bagi mereka. Dan, sebab  hal ini 

merupakan hasil dan dampak yang membahagiakan dari kesusahan itu, 

maka sukar untuk mengatakan apakah nubuatan itu ataukah kesusahan itu 

sendiri yang harus disebut sebagai ancaman atau janji.  

1. Tuhan   akan membangkitkan kesukaran dan masalah di jalan mereka, 

sehingga segala rancangan dan urusan mereka yang menyangkut orang 

banyak tidak akan berhasil, tidak pula mereka akan dapat melangkah 

maju di dalamnya: Aku akan menyekat jalan-jalannya dengan duri-

duri, dengan salib-salib yang, seperti semak dan rumput duri, 

merupakan dampak dari dosa dan kutukan, dan yang menggores, 

merobek serta menyusahkan. Dan, jika  jalan kita disekat olehnya, 

maka langkah kita pun terhenti, dan kita terpaksa kembali. Ibu mereka 

berkata, “Aku mau mengikuti para kekasihku. Aku mau mengadakan 

ikatan dan persekutuan dengan kekuasaan-kekuasaan asing, dan 

bergantung kepada mereka.” namun  Tuhan   berkata, “Ia akan digagalkan 

dalam rencana-rencana ini dan tidak akan sanggup untuk 

melanjutkannya. Aku akan menyekat jalannya dengan duri-duri, dan, jika 

itu tidak berhasil, Aku akan mendirikan pagar tembok.” jika  

kesukaran-kesukaran kecil dapat diatasi, dan tidak berhasil 

menghentikan langkahnya, maka Tuhan   akan memunculkan kesukaran 

yang lebih besar, sebab Ia akan berhasil saat  Ia menghakimi. Sekat duri 

itu akan sedemikian rupa, dan pagar tembok itu pun sedemikian rupa, 

sehingga dia tidak dapat menemui jalannya. Perubahan kata ganti orang 

di sini (KJV), Aku akan menyekat jalanmu, lalu, dia tidak dapat menemui 

jalannnya, yaitu  hal yang biasa di dalam Kitab Suci, terutama dalam 

gaya berbicara yang sungguh-sungguh. “Hai orang berdosa, camkanlah, 

Aku akan menyekat jalanmu, dan kalian semua yang berdiri di sekitar 

perhatikanlah apa yang akan menjadi akibatnya, engkau akan melihat 

bahwa dia tidak akan dapat menemukan jalannya.” Ia akan menjadi 

seperti seorang musafir yang bukan hanya tidak tahu jalan mana yang 

harus ditempuh, dari sekian banyak jalan di hadapannya, namun  juga 

tidak akan menemukan jalan sama sekali untuk melanjutkan perjalan-

annya. Maka kemudian dia akan mengejar para kekasihnya, namun  tidak 

akan mencapai mereka. Ia akan berusaha menjalin hubungan dengan 

bangsa Asyur dan bangsa Mesir, dan menjadikan mereka sebagai 

pelindung mereka, namun  dia tidak akan mencapai tujuannya. Mereka 

tidak akan mau bersekutu dengannya atau tidak mau membantunya, 

akan memberi pertolongan yang tak berguna dan akan menjadi seperti 

tongkat bambu yang patah terkulai. Dia akan mencari mereka, namun  

tidak bertemu dengan mereka, akan mencari berhala-berhalanya, namun  

tidak akan mendapatkan kepuasan di dalam mereka seperti yang 

diyakininya. Ilah-ilah yang dia percayai dan dimintai pertolongan bukan 

hanya tidak dapat berbuat apa-apa baginya, namun  juga tidak dapat 

berkata apa-apa kepadanya untuk menguatkannya. Nah,  

(1) Ini yaitu  hukuman yang sama adilnya seperti yang dialami oleh 

orang-orang Sodom, yang matanya dibutakan, sehingga percumalah 

orang-orang itu mencari-cari pintu (Kej. 19:11), dan seperti orang-

orang Aram (2Raj. 6:18). Perhatikanlah, orang-orang yang paling 

gigih dalam mengejar jalan dosa biasanya yang paling banyak 

menemui halangan di dalamnya. Duri dan perangkap ada di jalan 

orang yang serong hatinya (Ams. 22:5). Maka demikianlah terhadap 

mereka Tuhan   berlaku belat-belit (Mzm. 18:27), dan bertindak 

melawan mereka yang hidup bertentangan dengan Dia (Im. 26:23-

24). Nabi peratap mengeluh, Ia merintangi jalan-jalanku (Rat. 3:7, 9). 

Jalan Tuhan   dan kewajiban terhadap-Nya sering kali dipagari dengan 

duri, namun  beralasan bagi kita untuk berpikir bahwa jalan dosalah 

yang disekat dengan duri.  

(2) Ini merupakan teguran yang sama baiknya, dan belas kasihan yang 

sungguh sama besarnya, seperti yang didapatkan Bileam, saat  

malaikat berdiri menghadang jalannya, untuk mencegah 

perjalanannya mengutuk Israel (Bil. 22:22). Perhatikanlah, segala 

halangan dan rintangan di jalan yang jahat merupakan berkat yang 

besar, dan harus dipandang demikian. Semuanya itu yaitu  pagar 

Tuhan  , untuk menjaga kita supaya tidak menerobos, untuk membatasi 

kita agar tidak menyimpang keluar dari rumput yang hijau, untuk 

menghalangi manusia dari pada perbuatannya (Ayb. 33:17), untuk 

mempersulit jalan dosa, sehingga kita tidak terus berjalan di 

dalamnya, dan untuk menjaga kita darinya entah kita mau atau tidak. 

Beralasan bagi kita untuk memuji Tuhan   atas segala anugerah dan 

penyelenggaraan ilahi yang memberi  pembatasan seperti itu.  

2. Kesulitan-kesulitan yang ditimbulkan Tuhan   di jalan mereka ini akan 

menimbulkan di dalam benak mereka pemikiran untuk berbalik: “Maka 

dia akan berkata, sebab  aku tidak dapat mengejar para kekasihku, aku 

akan pulang kembali kepada suamiku yang pertama, yaitu, akan kembali 

kepada Tuhan  , dan merendahkan diri kepada-Nya, dan memohon Dia 

untuk menerimaku kembali. Sebab, saat  aku tetap dekat pada-Nya, aku 

lebih berbahagia dalam segala hal dari pada sekarang.” Ada dua hal yang 

dipaksa keluar dari ucapan mulut bangsa yang murtad dan merosot ini:  

(1) Sebuah pengakuan yang pantas akan kebodohan dari kemurtadan 

mereka. Kini mereka dibuat mengakui bahwa mereka lebih 

berbahagia saat  tetap dekat dengan Tuhan   mereka dibandingkan  sejak 

mereka meninggalkan-Nya. Perhatikanlah, siapa pun yang menukar 

pelayanan kepada Tuhan   dengan pelayanan kepada dunia dan 

kedagingan, cepat atau lambat, akan dibuat mengakui bahwa mereka 

berubah menjadi lebih buruk. Dan bahwa sewaktu mereka terus 

berada di dalam lingkungan yang baik, dan terus menjalankan 

kewajiban-kewajiban dengan baik, serta memikirkan betul-betul 

bagaimana mereka menghabiskan waktu mereka dan apa yang 

mereka katakan dan lakukan, pada saat itu mereka lebih berbahagia. 

Mereka mendapat penghiburan dan kenikmatan yang sejati dibandingkan  

yang pernah mereka dapatkan sejak mereka menyimpang.  

(2) Sebuah tujuan yang baik, yaitu kembali kepada kewajiban 

mereka: Aku akan pulang kembali kepada suamiku yang pertama. 

Dan dia tahu betul tentang kebaikan dan kesiapan suaminya untuk 

mengampuni, sehingga dia berkata tanpa ragu sedikit pun bahwa 

suaminya akan berkenan menerimanya kembali dan memulihkan 

keadaannya menjadi baik seperti semula. Perhatikanlah, 

kekecewaan-kekecewaan yang kita jumpai dalam usaha mengejar 

kepuasan pada makhluk ciptaan haruslah, jika hal lain tidak berhasil, 

mendorong kita pada akhirnya untuk kembali kepada Sang Pencipta, 

yang di dalam diri-Nya semata-mata kepuasan itu bisa didapatkan. 

jika  Moab sudah lelah dan bersusah payah di atas bukit 

pengorbanan, maka dia akan masuk ke tempat kudus (Yes. 16:12). 

Dan saat  anak yang hilang sudah terpaksa harus makan ampas, 

sebab  kehabisan perbekalan, serta ingat bahwa di rumah bapanya 

ada makanan yang berlimpah-limpah, pada saat itulah dia berkata, 

aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku (Luk. 15:17-18). 

II. Penopang hidup yang diperlukan dan kenyamanan hidupakan diambil dari 

mereka, sebab mereka telah menghina Tuhan   dengan semuanya itu (ay. 7-8). 

Negeri mereka kaya dan berlimpah. Sekarang lihatlah di sini,  

1. Betapa dengan penuh rahmat kelimpahan mereka diberikan kepada 

mereka. Tuhan   memberi mereka bukan hanya gandum untuk kebutuhan 

hidup, melainkan juga anggur untuk kenikmatan hidup, serta minyak 

untuk hiasan. Bahkan, Ia memperbanyak bagi mereka perak dan emas, 

yang dapat dipakai untuk berdagang dengan bangsa-bangsa lain serta 

membawa pulang barang-barang buatan mereka, dan yang dapat mereka 

simpan bagi anak cucu. Perak dan emas akan bertahan lebih lama 

dibandingkan  gandum, anggur, dan minyak. Ia juga memberi mereka bulu 

domba dan kain lenan, untuk menutupi aurat mereka, dan sebagai hiasan 

yang cukup bagi mereka (Yeh. 16:10). Perhatikanlah, Tuhan   yaitu  

pemberi yang murah hati bahkan bagi orang-orang yang sudah 

diketahui-Nya akan bersikap tidak tahu bersyukur dan berterima kasih 

kepada-Nya.  

2. Betapa dengan rendah kelimpahan mereka disalahgunakan oleh mereka.  

(1) Mereka merampok kehormatan dari pemberian-pemberian Tuhan  : 

Dia tidak insaf bahwa Akulah yang memberi kepadanya gandum dan 

anggur. Ia tidak mengingatnya. Hukum Taurat dan para nabi telah 

memberi tahu mereka, berulang-ulang kali, bahwa semua 

penghiburan mereka itu mereka terima dari penyelenggaraan Tuhan   

yang berlimpah. Namun mereka sudah begitu sering diberi tahu oleh 

nabi-nabi palsu mereka dan imam-imam mereka yang penyembah 

berhala bahwa mereka memperoleh gandum dari berhala yang ini, 

dan anggur dari berhala yang itu, sehingga mereka melupakan sama 

sekali hubungan mereka dengan sang pemberi yang agung dan 

kewajiban-kewajiban mereka kepada-Nya. Ia tidak merenungkannya, 

ia tidak mau mengakuinya. Mereka sengaja tidak mau tahu akan hal 

ini, dan perilaku mereka lebih menyerupai binatang dibandingkan  lembu, 

yang mengenal pemiliknya, dan keledai, yang mengenal palungan 

yang disediakan tuannya. Dia tidak insaf, sebab dia tidak 

mengucapkan terima kasih kepada-Nya atas segala pemberian-Nya, 

atau berusaha mencari tahu bagaimana ia harus membalasnya. Ia 

juga tidak memberi  kepada-Nya apa yang menjadi hak-Nya dari 

semua pemberian itu, namun  bertindak seakan-akan ia tidak tahu 

siapa pemberinya.  

(2) Mereka melayani dan menghormati musuh-musuh-Nya dengan 

segala pemberian itu: Perak dan emas itu mereka persiapkan untuk 

Baal. Mereka menghiasi patung-patung mereka dengan emas dan 

perak (Yer. 10:4), dan menghiasi diri mereka sendiri untuk 

menyembah patung-patung mereka (ay. 12 dan Yeh. 16:17-

19). Dengan perak dan emas itu mereka membuat Baal (demikian 

dalam tafsiran yang agak luas), yaitu patung Baal. Perhatikanlah, 

sungguh suatu penghinaan yang sangat besar kepada Tuhan   di sorga 

jika  kita menjadikan pemberian-pemberian dari penyelengga-

raan-Nya sebagai makanan dan bahan bakar bagi hawa nafsu kita, 

padahal Ia memberi nya kepada kita untuk mendukung kita 

dalam melayani-Nya, dan untuk menjadi minyak pelumas bagi roda 

ketaatan kita. 

3. Betapa dengan adil kelimpahan mereka akan diambil dari mereka: 

“Sebab itu Aku akan kembali. Aku akan mengubah cara-Ku dalam 

menghadapi mereka, akan menempuh jalan lain, dan akan mengambil 

kembali gandum-Ku dan hal-hal baik lainnya yang pernah Kuberikan 

kepadanya.” Aku akan mendapatkannya kembali, sebuah istilah hukum, 

seperti seseorang yang melalui jalur hukum mendapatkan kembali apa 

yang ditahan secara tidak adil darinya. Atau seperti saat  seorang 

penyewa menimbulkan suatu kerusakan, maka pemilik rumah 

mendapatkan locum vastatum – ganti rugi atas kerusakan itu. Amatilah, 

Tuhan   menyebut kelimpahan mereka sebagai gandum-Ku dan anggur-Ku, 

kain bulu domba-Ku dan kain lenan-Ku. Mereka telah menyebutnya 

sebagai milik mereka, roti dan air minumku (ay. 4), namun  Tuhan   

membiarkan mereka tahu bahwa semuanya itu bukanlah milik mereka. 

Ia hanya mengizinkan mereka untuk menggunakannya sebagai penyewa, 

mempercayai mereka untuk mengelolanya sebagai pengurus, namun  Ia 

masih memegang hak milik sendiri atas semuanya itu. “Itu 

yaitu  gandum-Ku dan anggur-Ku.” Tuhan   ingin kita tahu, bukan hanya 

bahwa segala penghiburan dan kenikmatan yang kita peroleh dari 

makhluk ciptaan itu berasal dari-Nya, melainkan juga bahwa Dia tetap 

memegang hak dan kuasa yang tidak bisa diganggu gugat atasnya. 

Bahwa semuanya lebih merupakan milik-Nya dibandingkan  milik kita, dan 

sebab nya harus digunakan bagi Dia, dan dipertanggungjawabkan ke-

pada-Nya. Itulah alasannya Ia akan mengambil kelimpahan mereka dari 

mereka, sebab mereka telah kehilangan semuanya itu dengan 

mengingkari hak-Nya. Ini sama halnya seperti seorang penyewa yang 

melalui surat pengadilan memakai tanah atas kehendak tuannya, namun 

dia kehilangan tanahnya jika dia mengambil hak milik penuh atasnya 

seakan-akan dia yaitu  seorang pemilik mutlak. Tuhan   akan 

mendapatkannya kembali, akan membebaskannya atau melepaskannya, 

sehingga tanah itu tidak disalahgunakan lagi, sama seperti makhluk cip-

taan dikatakan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan yang di 

bawahnya mereka mengeluh (Rm. 8:21). Ia akan mengambilnya pada 

masanya dan pada musimnya, tepat saat  mereka berharap 

mendapatkannya, dan menyangka bahwa mereka pasti memperolehnya. 

Barang-barang itu akan karam di pelabuhan, dan panen akan segera 

lenyap. Ia akan mengambilnya melalui cuaca yang bukan pada musimnya 

atau melalui orang-orang yang tidak berbudi. Perhatikanlah, orang-

orang yang menyalahgunakan belas kasih yang diberikan Tuhan   kepada 

mereka, dengan menghina-Nya, tidak dapat berharap akan 

menikmatinya untuk waktu yang lama.  

III. Mereka akan kehilangan segala kehormatan mereka, dan akan diperhadap-

kan pada penghinaan (ay. 9): “Aku akan menyingkapkan kemaluannya, akan 

membeberkan semua kejahatannya yang tersembunyi, dan menunjukkannya 

di hadapan umum, untuk mempermalukan dirinya. Aku akan 

memperlihatkan melalui penghukuman terhadapnya betapa keji, betapa 

menjijikkan, dan betapa menyakitkannya pelanggaran itu. Kenyataan telah 

disangkal, namun  sekarang kenyataan itu akan tampak jelas. Kesalahannya 

telah dikurang-kurangi, namun  sekarang kesalahan itu akan tampak luar 

biasa berdosanya. Dan hal ini akan dilakukan di depan mata para kekasihnya, 

di hadapan bangsa-bangsa tetangga, yang dengan mereka dia ingin mengikat 

persekutuan, dan yang kepada mereka dia bergantung. Mereka akan 

memandang rendah dirinya dan malu terhadapnya oleh sebab  

kelemahannya, kemiskinannya, dan perilaku buruknya. Mereka tidak akan 

lagi menganggapnya layak menjadi sahabat mereka.” Lihatlah penggenapan 

hal ini dalam Ratapan 1:8, semua yang dahulu menghormatinya, sekarang 

menghinanya, sebab  melihat telanjangnya. Atau di hadapan matahari dan 

bulan, yang disembahnya sebagai kekasihnya. Di hadapan 

keduanya kemaluannya akan disingkapkan. Bandingkan hal ini dengan 

Yeremia 8:1-2, pada masa itu tulang-tulang raja-raja dan pemuka-pemuka 

mereka akan dikeluarkan dari dalam kubur, dan diserakkan di depan 

matahari dan bulan, yang dahulunya dicintai dan diabdi oleh mereka. Perhati-

kanlah, dosa akan menuai rasa malu. Hendaklah orang-orang yang telah 

berbuat hal yang memalukan bersiap mendapatkan rasa malu. Nasib apa 

yang dapat diharapkan oleh pezinah yang kurang ajar ini selain nasib yang 

pada umumnya menimpa wanita  sundal, yaitu diarak keliling kota? Dan, 

saat  Tuhan   datang untuk beperkara dengannya seperti itu, seorang pun 

tidak akan melepaskan dia dari tangan-Nya, baik itu para Tuhan   maupun 

manusia-manusia yang mereka andalkan. Perhatikanlah, orang-orang yang 

tidak mau menyerahkan diri ke dalam tangan belas kasihan Tuhan   tidak dapat 

dilepaskan dari tangan keadilan-Nya.  

IV. Mereka akan kehilangan semua kesenangan mereka, dan akan dibiarkan 

merana (ay. 10): Aku akan menghentikan segala kegirangannya. Tampaknya, 

pada saat itu, kendati mereka telah berzinah dengan meninggalkan Tuhan   

mereka, mereka masih memiliki  hati untuk bersukacita seperti bangsa-

bangsa lain, yang dilarang dalam pasal 9:1. Perhatikanlah, banyak orang 

yang sekalipun melakukan kesalahan dan terkena murka, namun tetap riang 

gembira dan hidup dengan bersukaria. namun  , entah di dalam tawa 

mereka hati mereka sedih atau tidak, sudah pasti bahwa akhir dari 

kesukaan mereka yaitu  kedukaan (Ams. 14:13, KJV). Sebab Tuhan   akan 

menghentikan segala kegirangan mereka. Ini seperti yang dicermati oleh 

Tuan Burroughs di sini, bahwa dosa dan kegirangan tidak akan pernah dapat 

bertahan lama bersama-sama. Sebaliknya, jika manusia tidak mau 

menjauhkan dosa dari kegirangan mereka, maka Tuhan   akan menjauhkan 

kegirangan dari dosa mereka.  

1. Tuhan   akan menghilangkan kesempatan-kesempatan mereka untuk 

menjalankan ibadah yang penuh kegirangan – hari raya mereka, bulan 

baru mereka, hari Sabat mereka, dan segala perayaan mereka. Semuanya 

ini ditetapkan Tuhan   untuk dijalankan dalam suatu upacara keagamaan, 

dan harus dilaksanakan dengan sukacita. Dan, tampaknya, kendati 

mereka telah meninggalkan penyembahan yang murni kepada Tuhan  , na-

mun mereka tetap menjalankan perayaan-perayaan ini, bukan di bait 

Tuhan   di Yerusalem, sebab mereka sudah sejak lama meninggalkannya, 

melainkan mungkin di Dan dan Betel, di mana ada  patung anak 

lembu, atau di beberapa tempat pertemuan lain yang mereka miliki. 

Mereka menjalankan perayaan-perayaan itu, bukan bagi kehormatan 

Tuhan   atau dengan pengabdian yang sungguh-sungguh terhadap-Nya, me-

lainkan hanya sebab  itu yaitu  hari-hari untuk bergembira dan 

berpesta, bernyanyi dan menari, serta berjumpa dengan teman-teman, 

kebiasaan yang mereka warisi dari nenek moyang mereka. Demikianlah, 

walaupun mereka telah kehilangan kekuatan ibadah, dan 

memungkirinya, namun, demi menyenangkan pikiran duniawi yang sia-

sia, mereka tetap menjalankan ibadah itu secara lahiriah. Dan dengan 

cara ini bulan baru dan hari Sabat mereka menjadi kejahatan, sehingga 

Tuhan   tidak tahan melihatnya (Yes. 1:13). Sekarang amatilah,  

(1) Tuhan   menyebutnya bulan baru mereka dan hari Sabat mereka, itu 

semua bukan milik-Nya (Tuhan   tidak mengakuinya), melainkan milik 

mereka.  

(2) Ia akan menghentikannya. Perhatikanlah, jika  manusia melalui 

dosa-dosa mereka telah menghentikan makna dan hakikat dari 

upacara-upacara ibadah, maka adillah bagi Tuhan   melalui 

penghakiman-penghakiman-Nya untuk menghentikan rupa lahiriah 

dan bayang-bayangnya yang tersisa.  

2. Tuhan   akan mengambil segala penopang bagi pikiran duniawi mereka. 

Mereka mencintai bulan baru dan hari Sabat hanya demi suasana riang 

yang dihadirkannya, bukan demi ibadah-ibadah penyembahan yang 

dilaksanakan di dalamnya. Ibadah-ibadah ini telah mereka tinggalkan 

sejak lama. Dan sekarang Tuhan   akan mengambil persediaan-persediaan 

yang mereka miliki bagi perayaan ini (ay. 11): Aku akan memusnahkan 

pohon anggurnya dan pohon aranya. Perhatikanlah, jika manusia 

memusnahkan firman dan ketetapan Tuhan  , yang olehnya Ia harus 

dihormati pada hari-hari raya mereka, maka adillah bagi Tuhan   untuk 

memusnahkan pohon anggur dan pohon ara mereka, yang dengannya 

mereka menyenangkan diri mereka sendiri. Sementara mereka 

menikmati semuanya ini, mereka memuji para kekasih mereka atas 

semua hal ini : “Ini semuanya pemberian kepadaku, yang 

dihadiahkan kepadaku oleh para kekasihku. Semuanya ini terjadi berkat 

binatang-bintangku, dan penyembahanku terhadap mereka. Semuanya ini 

terjadi berkat para tetanggaku, dan ikatan persekutuanku dengan mereka.” 

Dan sebab nya Tuhan   akan memusnahkan semuanya itu, akan 

membuatnya layu dengan embusan udara panas, atau dengan membawa 

masuk musuh asing yang akan memorak-porandakan negeri, sehingga 

kebun anggur mereka akan menjadi hutan. Pagar-pagar pelindung akan 

dirubuhkan, seperti yang biasa terjadi di dalam peperangan. Semuanya 

akan disamaratakan, sehingga binatang-binatang di padang akan 

memakan habis anggur dan buah ara mereka. Atau kebun-kebun anggur 

mereka akan dihempas oleh angin timur dengan begitu rupa sehingga 

pohon-pohon buah tidak akan berguna lagi sama seperti pohon-pohon 

hutan. Sebaliknya, sebab  menjadi layu dan tidak berguna sama sekali, 

maka buah yang masih tersisa akan diberikan kepada binatang-binatang 

di padang. Atau semuanya itu akan dimakan habis oleh musuh-musuh 

mereka, oleh orang-orang yang biadab seperti binatang buas. Nah,  

(1) Hal ini akan merusak kegembiraan mereka: Tuhan   akan menghentikan 

segala kegirangannya. Bagaimanakah Ia akan melakukannya? 

Menghentikan bulan baru dan hari Sabat saja tidaklah cukup. Mereka 

dapat dengan sangat mudah melepaskannya, dan sama sekali tidak 

merasa rugi. namun  “Aku akan memusnahkan pohon anggurnya dan 

pohon aranya, akan melenyapkan kesenangan-kesenangan indrawi-

nya, maka barulah ia akan berpikir bahwa dirinya benar-benar 

dihancurkan.” Perhatikanlah, kehancuran pohon anggur dan pohon 

ara akan menghentikan segala kegirangan hati yang bersifat 

kedagingan. Hati itu akan berkata, seperti Mikha, Engkau telah 

mengambil Tuhan  ku, apakah lagi yang masih tinggal padaku?   

(2) Hal ini akan menjadi hukuman bagi penyembahan berhalanya (ay. 

12): “Aku akan menghukum dia sebab  hari-hari saat  dia 

membakar korban untuk para Baal. Aku akan mengadakan 

perhitungan dengannya atas segala penyembahan terhadap semua 

Baal yang telah dijadikannya Tuhan  , dari sejak masa nenek 

moyangnya hingga hari ini.” Kita membaca bahwa mereka 

menyembah Baal sudah lama sejak masa hakim-hakim, dan 

sepanjang yang saya ketahui, ayat ini melihat jauh ke belakang 

sejauh masa-masa itu, hari-hari saat  dia membakar korban untuk 

para Baal. Sebab di dalam perintah yang kedualah, yang melarang 

penyembahan berhala, Tuhan   mengancam untuk membalaskan 

kesalahan bapa kepada anak-anaknya. Dan memang adil dosa itu 

dibalaskan dengan cara seperti itu, lebih dibandingkan  dengan cara lain, 

sebab  dosa pada umumnya didukung oleh kebiasaan yang sudah 

menetap dan lama. Sekarang sebab  takaran dari kesalahan Israel 

telah penuh, maka dosa-dosa mereka sebelumnya harus diperhitung-

kan, dan akan dituntut dari angkatan ini. Atau hari-hari Baal yaitu  

hari-hari perayaan yang mereka pelihara untuk menghormati 

berhala-berhala mereka. Hari-hari kegirangan yang penuh dosa 

harus dibalaskan pada hari-hari perkabungan. Ini yaitu  hari-hari di 

mana dia membakar korban untuk berhala-berhala, dan, untuk 

menyemarakkan perayaan itu, ia berhias dengan anting-antingnya 

dan kalungnya, sehingga, dengan tampil terhormat, kehormatan yang 

diberikannya kepada Baal dapat dipandang lebih besar lagi. Atau dia 

seperti seorang istri yang menghias diri dengan anting-anting dan 

kalung yang diberikan oleh suaminya, untuk membuat dirinya 

menawan bagi para kekasihnya, yang diikutinya, dan yang selalu 

diingatnya. Namun dia melupakan Aku, demikianlah firman TUHAN. 

Perhatikanlah, jika  kita meninggalkan Tuhan   dengan berkhianat, 

itu terjadi sebab  kita telah melupakan Dia, melupakan hakikat-Nya 

dan sifat-sifat-Nya, hubungan-Nya dengan kita dan kewajiban-

kewajiban kita terhadap-Nya. Banyak orang mengaku bahwa mereka 

memiliki ingatan yang lemah, dan melupakan perkara-perkara 

tentang Tuhan  , namun mereka dapat mengingat perkara-perkara lain 

dengan cukup baik. Bukan begitu masalahnya, ini terjadi sebab  

mereka begitu memikirkan berhala yang sia-sia, sehingga mereka 

begitu lupa akan rahmat-rahmat ilahi yang telah mereka terima 

sendiri. 

Janji-janji tentang Belas Kasihan 

(2:13-22) 

13 “Sebab itu, sesungguhnya, Aku ini akan membujuk dia, dan membawa dia ke padang 

gurun, dan berbicara menenangkan hatinya. 14 Aku akan memberi  kepadanya kebun 

anggurnya dari sana, dan membuat lembah Akhor menjadi pintu pengharapan. Maka dia 

akan merelakan diri di sana seperti pada masa mudanya, seperti pada waktu dia 

berangkat keluar dari tanah Mesir. 15 Maka pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, 

engkau akan memanggil Aku: Suamiku, dan tidak lagi memanggil Aku: Baalku! 16 Lalu Aku 

menjauhkan nama para Baal dari mulutmu, maka nama mereka tidak lagi disebut. 17 Aku 

akan mengikat perjanjian bagimu pada waktu itu dengan binatang-binatang di padang 

dan dengan burung-burung di udara, dan binatang-binatang melata di muka bumi; Aku 

akan meniadakan busur panah, pedang dan alat perang dari negeri, dan akan membuat 

engkau berbaring dengan tenteram. 18 Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk 

selama-lamanya dan Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebe-

naran, dalam kasih setia dan kasih sayang. 19 Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam 

kesetiaan, sehingga engkau akan mengenal TUHAN.  

20 Maka pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mendengarkan langit, dan 

langit akan mendengarkan bumi. 21 Bumi akan mendengarkan gandum, anggur dan minyak, 

dan mereka ini akan mendengarkan Yizreel. 22 Aku akan menaburkan dia bagi-Ku di bumi, 

dan akan menyayangi Lo-Ruhama, dan Aku berkata kepada Lo-Ami: Umat-Ku engkau! dan 

ia akan berkata: Tuhan  ku!” 

Keadaan Israel yang hancur sebab  dosanya sendiri pada bagian awal pasal ini 

tidaklah kelihatan begitu hitam dan suram lagi, sebab keadaannya, dengan 

dibatasi oleh anugerah ilahi, tampak begitu terang dan menyenangkan di sini 

pada bagian akhir pasal ini. Dan hal ini lebih mengejutkan lagi, sebab  janji-janji 

tentang belas kasihan itu diberikan segera sesudah ancaman-ancaman. Bahkan, 

yang sangat mengherankan, janji-janji ini  melalui sebuah kata penghubung 

dihubungkan dengan, dan disimpulkan dari, pernyataan tentang keberdosaan 

mereka yang mendasari ancaman-ancaman kehancuran mereka: Dia mengikuti 

para kekasihnya dan melupakan Aku, demikianlah firman TUHAN. Sebab itu, 

sesungguhnya, Aku ini akan membujuk dia. Oleh sebab nya, tepatlah kata 

penghubung sebab itu segera diikuti dengan sebuah kata penanda rasa senang: 

Sesungguhnya, Aku ini akan membujuk dia! saat  dikatakan, dia melupakan Aku, 

orang akan menyangka bahwa kalimat selanjutnya seharusnya, “sebab  itu Aku 

akan meninggalkan dia, Aku akan melupakan dia, Aku tidak akan pernah 

mengurusnya lagi.” Tidak, sebab itu Aku akan membujuk dia. Perhatikanlah, 

rancangan dan jalan belas kasihan Tuhan   itu secara tak terhingga melampaui 

rancangan dan jalan belas kasihan kita. Alasan-alasan-Nya bersumber dari 

dalam diri-Nya sendiri, dan bukan dari apa pun di dalam diri kita. Bahkan, 

kebaikan-Nya mengambil kesempatan dari keburukan manusia untuk tampil 

jauh lebih berkilau (Yes. 57:17-18). Sebab itu, mengingat dia tidak mau dikekang 

oleh segala pemberitahuan tentang murka, Tuhan   akan mencoba apakah dia akan 

disadarkan oleh tawaran-tawaran belas kasihan. Sebagian penafsir berpendapat 

bahwa ayat itu dapat diterjemahkan, sesudah itu, atau biarpun demikian, Aku 

akan membujuk dia. Artinya sama saja. Rancangannya jelas untuk 

mengagungkan anugerah ilahi yang cuma-cuma kepada orang-orang yang akan 

diberi belas kasihan oleh Tuhan  , semata-mata sebab  belas kasihan. Nah, apa 

yang dijanjikan di sini kepada Israel yaitu ,  

I. Kendati sekarang mereka sedang bermuram durja, dan sudah mau berputus 

asa, mereka akan dihidupkan kembali dengan penghiburan dan 

pengharapan (ay. 13-14). Hal ini diungkapkan di sini dengan merujuk pada 

cara Tuhan   menghadapi bangsa Israel saat  Ia membawa mereka keluar dari 

Mesir, dengan melewati padang gurun ke Kanaan. Sebab keadaan mereka 

yang menyedihkan dan mengenaskan di dalam pembuangan dibandingkan 

dengan keadaan mereka di Mesir pada hari mereka dilahirkan (ay. 2, 

terjemahan bebas). Mereka akan dibentuk secara baru melalui mujizat-

mujizat kasih dan belas kasihan yang sedemikian rupa seperti mereka 

pertama kali dibentuk, dan mereka akan dihanyutkan oleh sukacita yang 

sedemikian besar seperti yang mereka alami sebelumnya. Sukar untuk 

dikatakan apakah hal ini memang sudah digenapi di dalam kerajaan sepuluh 

suku. namun  yang menjadi tujuan utamanya yaitu , tidak diragukan lagi, di-

bawa masuknya baik orang-orang Yahudi maupun orang-orang bukan 

Yahudi ke dalam jemaat melalui Injil Kristus. Dan hal itu dapat diterapkan, 

bahkan beralasan bagi kita untuk berpikir bahwa nubuatan itu memang 

dirancang untuk diterapkan, kepada pertobatan jiwa-jiwa kepada Tuhan  . 

Sekarang amatilah, 

1. Cara-cara penuh rahmat yang akan dipakai Tuhan   untuk menangani 

mereka.  

(1) Ia akan membawa mereka ke padang gurun, seperti per tama kali 

dilakukan-Nya saat  Ia membawa mereka keluar dari Mesir, di 

mana Ia mendidik mereka dan membawa mereka ke dalam kovenan 

dengan-Nya. Negeri tempat pembuangan mereka akan menjadi bagi 

mereka sekarang, seperti halnya padang gurun dahulu, dapur keseng-

saraan, di mana Tuhan   akan memilih mereka. Aku akan membawa 

kamu ke padang gurun bangsa-bangsa dan di sana Aku akan 

beperkara dengan kamu (Yeh. 20:35). Tuhan   telah berkata bahwa Ia 

akan membuat mereka seperti padang gurun (ay. 2), yang merupakan 

suatu ancaman. Sekarang, saat  di sini dijadikan sebagai bagian dari 

janji bahwa Ia akan membawa mereka ke padang gurun, artinya 

mungkin bahwa Ia oleh anugerah-Nya akan membuat mereka me-

nyadari keadaan mereka: “Mereka akan memiliki hati yang 

merendah di bawah penyelenggaraan ilahi yang merendahkan. 

sebab  miskin, mereka akan menjadi miskin di hadapan Tuhan  , akan 

membayar pulih kesalahan mereka, dan kemudian mereka 

dipersiapkan untuk menerima penghiburan yang telah dijanjikan 

kepada mereka.” saat  Tuhan   melepaskan Israel dari Mesir, Ia 

memimpin mereka ke dalam padang gurun, untuk merendahkan hati 

mereka dan mencobai mereka, supaya dapat berbuat baik kepada me-

reka akhirnya (Ul. 8:2-3, 15-16), dan Ia akan berbuat demikian lagi. 

Perhatikanlah, orang-orang yang akan menerima belas kasihan dari 

Tuhan  , pertama-tama dibawa-Nya ke padang gurun, ke tempat yang 

sunyi dan terasing, supaya mereka dapat bersekutu dengan-Nya 

secara lebih bebas jauh dari kebisingan dunia ini. Ia akan membawa 

mereka ke dalam tekanan pikiran, melalui perasaan bersalah dan 

kengerian akan murka, yang membuat jiwa menjadi kalut dan 

kebingungan, dan melalui kesadaran akan kesalahan itu Ia 

mempersiapkan penghiburan. Dan kadang-kadang Ia membawa 

mereka ke dalam kesusahan dan masalah lahiriah, dengan tujuan 

untuk membuka telinga mereka agar menerima hajaran.  

(2) Ia kemudian akan membujuk mereka dan berbicara menenangkan 

hati mereka, akan meyakinkan mereka dan berbicara kepada hati 

mereka. Maksudnya, melalui firman dan Roh-Nya Ia akan 

mencondongkan hati mereka untuk kembali kepada-Nya, dan 

mendorong mereka untuk berbuat demikian. Ia akan membujuk 

mereka dengan janji-janji perkenanan-Nya, seperti sebelumnya Ia 

telah menakuti mereka dengan ancaman-ancaman murka-Nya. Ia 

akan berbicara dengan ramah kepada mereka, baik melalui para 

nabi-Nya maupun melalui penyelenggaraan-Nya, seperti sebelumnya 

Ia telah berbicara dengan keras (Yes. 40:1-2). Melalui tangan hamba-

hamba-Ku, para nabi, Aku akan berbicara menenangkan hatinya. 

Demikian dalam Alkitab terjemahan bahasa Aram. Hal ini merujuk 

kepada Injil Kristus, dan tawaran-tawaran anugerah ilahi di dalam 

Injil, yang olehnya kita dibujuk untuk meninggalkan dosa-dosa kita 

dan berpaling kepada Tuhan  . Injil berbicara kepada hati seorang 

berdosa yang insaf tentang segala sesuatu yang sesuai dengan 

keadaannya, berbicara tentang penghiburan yang berlimpah kepada 

orang-orang yang berduka sebab  dosa dan meratap kepada Tuhan. 

Dan saat  oleh Roh hal itu benar-benar disampaikan kepada hati, 

dan sampai masuk ke dalam nurani (yang merupakan hak istimewa 

Tuhan   saja untuk melakukannya), Oh betapa penuh berkat perubahan 

yang dibuat olehnya! Perhatikanlah, cara terbaik untuk 

mengembalikan jiwa-jiwa yang berkelana kepada Tuhan   yaitu  

melalui sarana-sarana yang adil. Melalui janji bahwa kita akan 

mendapat ketenangan di dalam Kristus, kita diundang untuk 

memikul kuk-Nya. Dan karya pertobatan dapat diwujudkan melalui 

penghiburan sama seperti melalui teguran atas kesalahan kita.  

(3) Ia akan memberi  kepadanya kebun anggurnya dari sana. Dari 

sejak saat itu dan dari tempat di mana Ia telah menghukumnya, dan 

membuatnya melihat kebodohannya dan merendahkan dirinya, dari 

sana Ia akan berbuat baik kepadanya. Ia tidak hanya akan berbicara 

menenangkan hatinya, namun  juga berbuat baik baginya, dan 

mencabut kembali apa yang telah dilakukan-Nya melawan dia. Ia 

telah memusnahkan pohon anggurnya (ay. 11), namun  sekarang Ia 

akan memberinya kebun anggur sekaligus, seakan-akan untuk setiap 

pohon anggur yang dihancurkan, dia akan mendapatkan kembali 

kebun anggur, dan dengan demikian dibayar berikut bunganya. Ia 

tidak hanya akan memiliki gandum untuk kebutuhan pokok, namun  

juga kebun anggur untuk kesenangan. Hal ini menunjukkan segala 

hak istimewa dan penghiburan dari Injil, yang disiapkan bagi orang-

orang yang muncul dari padang gurun, yang bersandar pada Kristus 

sebagai kekasih mereka (Kid. 8:5). Perhatikanlah, Tuhan   memiliki 

kebun anggur penghiburan yang siap untuk dianugerahkan kepada 

orang-orang yang bertobat dan kembali kepada-Nya. Dan Ia dapat 

memberi  kebun anggur dari padang gurun, yang dari semua hal 

lain paling dinanti-nantikan, seperti istirahat bagi orang yang lelah.  

(4) Ia akan memberinya lembah Akhor menjadi pintu pengharapan. 

Lembah Akhor yaitu  lembah di mana Akhan dirajam. Akhor 

berarti lembah kesusahan, sebab  Akhan telah menyusahkan Israel, 

dan di sana Tuhan   menyusahkan dia. Ini yaitu  permulaan dari 

peperangan Kanaan. Dan dengan menyingkirkan barang yang 

dikutuk di tempat ini , mereka memiliki  alasan untuk 

berharap bahwa Tuhan   akan terus hadir bersama mereka dan 

menuntaskan kemenangan-kemenangan mereka. Maka saat  Tuhan   

kembali kepada umat-Nya di dalam belas kasihan, dan mereka 

kembali kepada-Nya di dalam kewajiban, hal ini  bagi mereka 

akan menjadi pertanda yang membahagiakan di antara hal-hal 

lainnya. Jika mereka menyingkirkan barang yang dikutuk dari antara 

mereka, jika dengan mematikan dosa mereka merajam si Akhan yang 

telah menyusahkan perkemahan mereka, maka menaklukkan musuh 

di dalam diri mereka sendiri yaitu  suatu pertanda bagi mereka 

akan kemenangan  atas semua raja Kanaan. Atau, jika  yang 

dirujuk yaitu  nama Akhor itu sendiri, maka hal ini  

menyiratkan bahwa kesusahan sebab  dosa, jika itu tulus, akan 

membuka pintu pengharapan. Sebab dosa yang sungguh-sungguh 

menyusahkan kita tidak akan menghancurkan kita. Lembah Akhor 

yaitu  lembah yang sangat subur dan indah, sebagian penafsir 

menganggapnya sama dengan lembah En-Gedi, yang terkenal sebab  

kebun-kebun anggurnya (Kid. 1:14). Lembah ini diberikan Tuhan   

kepada Israel sebagai contoh dan tanda dari seluruh tanah Kanaan. 

Dengan demikian, “Tuhan   melalui Injil-Nya akan memberi  kepada 

semua orang percaya segala pemberian, anugerah, dan penghiburan 

yang begitu rupa di dalam kehidupan ini, yang membuat mereka 

dapat mengecap hal-hal yang lebih baik dan sempurna dari kerajaan 

sorga. Dan Ia akan memberi mereka harapan yang pasti bahwa 

mereka akan memilikinya secara penuh pada waktunya nanti.” 

Demikianlah penjelasan dari seorang cendekiawan, Dr. Pocock. Dan, 

untuk maksud yang sama, demikianlah seluruh konteks ayat ini.  

2. Sukacita besar yang dengannya mereka akan menyambut kembalinya 

Tuhan   dengan penuh rahmat kepada mereka: Dia akan merelakan diri di 

sana sama seperti pada masa mudanya (2:14, KJV: Dia akan menyanyi di 

sana). Hal ini dengan jelas merujuk kepada nyanyian kemenangan dan 

nubuatan yang dinyanyikan oleh Musa dan orang-orang Israel di Laut 

Teberau (Kel. 15:1). Pada waktu mereka dibebaskan dari penawanan, 

mereka akan mengulangi nyanyian itu, dan bagi mereka itu akan menjadi 

nyanyian baru, sebab  dinyanyikan pada kesempatan yang baru, yang 

tidak kalah penting dari sebelumnya. Tuhan   telah berkata (ay. 10) bahwa 

Ia akan menghentikan segala kegirangannya, namun  sekarang Ia akan 

menghidupkannya lagi: Ia akan menyanyi seperti pada waktu dia keluar 

dari Mesir. Perhatikanlah, saat  Tuhan   mengulangi rahmat-rahmat-Nya 

yang dulu, kita harus mengulangi puji-pujian kita yang dulu. Kita juga 

mendapati nyanyian Musa dinyanyikan di dalam Perjanjian Baru (Why. 

15:3). Janji tentang Israel yang bernyanyi ini digenapi di dalam Injil 

Kristus, yang memenuhi kita dengan bahan berlimpah untuk bersukacita 

dan memuji. Dan di mana pun Injil diterima dalam kuasanya, ia 

melapangkan hati dengan sukacita dan pujian. Inilah negeri yang 

melimpah dengan susu dan madunya, yang pintu pengharapan kepada-

nya dibuka oleh lembah Akhor. Kita bersukacita dalam kesesakan. 

II. Bahwa, kendati mereka telah sangat kecanduan menyembah Baal, mereka 

sekarang akan dibebaskan darinya secara sempurna. Mereka akan 

melepaskan dan meninggalkan segala sesuatu yang terlihat seperti 

penyembahan berhala dan yang mendekatinya, dan hanya berpaut kepada 

Tuhan   saja, serta menyembah Dia seperti yang ditetapkan-Nya (ay. 15-16). 

Perhatikanlah, jaminan dan tanda yang pasti akan perkenanan Tuhan   kepada 

suatu bangsa yaitu  bagaimana Ia secara tuntas memisahkan mereka dari 

dosa-dosa yang mereka sukai. Penyembahan kepada Baal yaitu  dosa yang 

begitu merintangi bangsa Israel. Itu yaitu  pelanggaran mereka sendiri, 

dosa yang menguasai diri mereka. namun  sekarang penyembahan berhala 

ini  akan dihapuskan sama sekali, dan tidak akan tersisa sedikit pun 

darinya di antara mereka.  

1. Berhala-berhala Baal tidak akan disebutkan lagi, tidak satu pun dari para 

Baal yang telah membuat kegaduhan begitu besar pada hari-hari saat  

mereka membakar korban, ya Baal, jawablah kami! Ya Baal, jawablah 

kami! Nama para Baal itu sendiri akan dijauhkan dari mulut mereka. 

Nama itu tidak akan dipakai sama sekali sehingga akan betul-betul 

dilupakan, seakan-akan nama para Baal tidak pernah dikenal di Israel. 

Nama para Baal akan begitu dibenci sehingga umat sendiri tidak akan 

tahan menyebutnya, atau mendengar orang lain menyebutnya. Dengan 

demikian, keturuan yang akan datang hampir tidak pernah tahu bahwa 

dulu pernah ada hal-hal yang demikian. Mereka akan menjadi begitu 

malu akan kecintaan mereka yang dulu kepada Baal, sehingga mereka 

akan melakukan segala sesuatu yang dapat mereka lakukan untuk 

melenyapkan ingatan terhadapnya. Mereka akan menerapkan makna 

harfiah yang seketat mungkin pada hukum yang menentang 

penyembahan berhala itu (Kel. 23:13), nama Tuhan   lain janganlah kamu 

panggil, janganlah nama itu kedengaran dari mulutmu, sama seperti yang 

dilakukan Daud (Mzm. 16:4). Demikian pula Rasul Paulus 

mengungkapkan kejijikan yang harus kita rasakan terhadap segala rupa 

hawa nafsu: Disebut saja pun jangan di antara kamu (Ef. 5:3). namun  

bagaimana mungkin perubahan kulit orang Etiopia itu dapat terjadi? 

Jawabnya, kuasa Tuhan   dapat mengerjakannya, dan akan melakukannya. 

Aku menjauhkan nama para Baal dari mulutmu. Seperti dalam Zakharia 

13:2, Aku akan melenyapkan nama-nama berhala. Perhatikanlah, 

anugerah Tuhan   di dalam hati akan mengubah ucapan bibir dengan cara 

membuat pelanggaran yang dulu dicintai sekarang dibenci. Aku akan 

memberi  bibir lain kepada bangsa-bangsa, yakni bibir yang bersih 

(Zef. 3:9). Salah satu rabi berkata bahwa janji ini merujuk kepada 

bangsa-bangsa bukan Yahudi yang, melalui Injil Kristus, dijauhkan dari 

penyembahan berhala yang telah mengikat mereka (1Tes. 1:9).  

2. Kata Baal itu sendiri akan disingkirkan, bahkan dalam artinya yang tidak 

mengandung kesalahan. Tuhan   berkata, engkau akan memanggil Aku: 

Suamiku, dan tidak lagi memanggil Aku: Baalku! (KJV: engkau akan 

memanggil Aku: Ishi, dan tidak lagi memanggil Aku: Baali!). Keduanya 

berarti suamiku, dan keduanya juga digunakan bagi Tuhan  . Sebab yang 

menjadi Baalmu (demikianlah kata yang dipakai), pemilikmu, 

pengayommu, dan pelindungmu, ialah Dia yang menjadikan engkau (Yes. 

54:5). Ada kemungkinan bahwa banyak orang baik, dengan mengikuti 

ayat itu, telah menggunakan nama Baali dalam menyembah Tuhan   Israel. 

saat  bangsa-bangsa di sekitar mereka yang jahat bersembah sujud 

kepada Baal, mereka bermegah dalam hal ini, bahwa Tuhan   yaitu  Baal 

mereka. “namun  ,” kata Tuhan  , “engkau tidak akan memanggil-Ku lagi 

demikian, sebab Aku akan menyingkirkan nama-nama Baal itu sendiri.” 

Perhatikanlah, apa yang dengan sendirinya tidak mengandung 

kesalahan, saat  hal itu diselewengkan kepada penyembahan berhala, 

haruslah dihapuskan dan tidak lagi digunakan, supaya tidak ada 

tindakan yang dilakukan untuk tetap mengingat berhala-berhala, apalagi 

untuk mempertahankan nama baik mereka. jika  memanggil Tuhan   

dengan sebutan Ishi sama saja intinya, dan sama pula artinya, seperti 

Baali, maka biarlah nama ini  dipilih, supaya jangan sampai, dengan 

memanggil-Nya Baali, orang lain akan diingatkan akan para Baal mereka 

yang dulu. Sebagian penafsir berpendapat bahwa ada alasan lain yang 

tersirat mengapa Tuhan   ingin dipanggil Ishi dan bukan Baali. Keduanya 

berarti suamiku, namun  Ishi yaitu  sapaan yang penuh kasih, sikap manis, 

dan keakraban, sementara Baali yaitu  sapaan yang penuh sikap hormat 

dan tunduk. Ishi yaitu  vir meus – laki-lakiku. Baali yaitu  dominus meus 

– tuanku. Di zaman Injil Tuhan   telah menyatakan diri-Nya dengan begitu 

rupa kepada kita, hingga mendorong kita untuk datang dengan berani ke 

hadapan takhta anugerah-Nya, dan untuk bersikap bebas secara kudus 

dan rendah hati di sana. Kita harus menyebut Tuhan   Tuan kami, sebab 

memang demikianlah Ia adanya, namun  kita lebih diajar untuk menyebut 

Dia Bapa kami. Ishi yaitu  seorang laki-laki dengan pertolongan TUHAN 

(Kej. 4:1), dan menyiratkan bahwa di zaman Injil suami jemaat yaitu  

manusia Kristus Yesus, yang dijadikan seperti saudara-saudara-Nya, dan 

sebab nya mereka akan memanggil-Nya Ishi, bukan Baali. 

III. Bahwa kendati mereka terus-menerus tertimpa masalah, seakan-akan 

seluruh ciptaan berperang melawan mereka, kini mereka akan menikmati 

kedamaian dan ketenangan yang sempurna, seakan-akan mereka mengikat 

persahabatan dengan seluruh ciptaan (ay. 17): Pada waktu itu, saat  

mereka telah meninggalkan berhala-berhala mereka, dan menempatkan diri 

mereka di bawah perlindungan ilahi, Aku akan mengikat perjanjian bagi 

mereka.  

1. Mereka akan dilindungi dari kejahatan. Tidak ada yang akan men-

celakakan mereka, atau berbuat jahat kepada mereka. Tranquillus Deus 

tranquillat amnia – jika  Tuhan   berdamai dengan kita, maka Ia 

membuat setiap makhluk ciptaan berdamai pula dengan kita. Makhluk-

makhluk ciptaan yang lebih rendah tidak akan mencelakakan mereka, 

seperti yang telah terjadi saat  binatang-binatang di padang memakan 

habis pohon anggur mereka (ay. 11), dan saat  binatang buas me-

rupakan salah satu dari hukuman Tuhan   yang berat-berat (Yeh. 14:15). 

Burung-burung di udara dan binatang-binatang melata dimasukkan ke 

dalam kovenan ini. Sebab mereka juga, saat  Tuhan   memakai mereka 

sebagai alat keadilan-Nya, bisa sangat mencelakakan, namun  sekarang 

mereka tidak lagi demikian. Bahkan, berdasar  kovenan ini, semua 

binatang ini  akan menjadi berguna bagi mereka dan berpihak 

kepada mereka. Perhatikanlah, Tuhan   berkuasa atas makhluk-makhluk 

ciptaan yang lebih rendah, dan membawa mereka ke dalam kovenan apa 

pun sebagaimana yang dikehendaki-Nya. Ia dapat membuat binatang 

hutan memuliakan Dia (demikianlah yang telah dijanjikan-Nya, Yes. 

43:20) dan membantu memberi penghiburan bagi umat-Nya. Dan, jika 

makhluk-makhluk ciptaan yang lebih rendah diikat seperti itu untuk 

melayani kita, maka bagian kita dalam kovenan yaitu  untuk tidak me-

nyalahgunakan mereka, namun  melayani Tuhan   dengan mereka. Sebagian 

penafsir berpendapat bahwa kovenan ini telah digenapi dalam kuasa 

mujizat yang diberikan Kristus kepada murid-murid-Nya 

untuk memegang ular (Mrk. 16:17-18). Hal ini sesuai dengan janji-janji 

yang dibuat secara khusus kepada Israel, jsesudah  mereka kembali dari 

penawanan (Yeh. 34:25, Aku akan meniadakan binatang buas dari tanah 

itu), dan janji-janji yang lebih umum kepada semua orang kudus. 

Binatang liar akan berdamai dengan engkau (Ayb. 5:22-23), dan singa 

dan ular tedung akan kaulangkahi (Mzm. 91:13). Namun ini belum 

semuanya. Manusia lebih terancam bahaya dari satu sama lain 

dibandingkan dari binatang buas, dan sebab nya dijanjikan lebih lanjut 

bahwa Tuhan   akan menghentikan peperangan, akan melucuti musuh: Aku 

akan meniadakan busur panah, pedang dan alat perang dari negeri. Ia 

dapat melakukannya kapan pun seperti yang dikehendaki-Nya (Mzm. 

44:7-8), dan akan melakukannya bagi orang-orang yang jalannya di-

perkenan oleh-Nya, sebab dengan demikian maka musuh orang itu pun 

didamaikan-Nya dengan dia (Ams. 16:7, KJV). Hal ini sesuai dengan janji 

bahwa di zaman Injil pedang-pedang akan ditempa menjadi mata 

bajak (Yes. 2:4).  

2. Mereka akan ditenangkan dari rasa takut terhadap malapetaka. Tuhan   

tidak hanya akan menjaga mereka agar tetap aman, namun  juga membuat 

mereka berbaring dengan tenteram, sebagai orang-orang yang tahu 

bahwa mereka berada di bawah perlindungan sorga, dan sebab nya 

tidak takut terhadap kuasa neraka.  

IV. Bahwa, kendati Tuhan   telah memberi mereka surat cerai sebab  persundalan 

mereka, namun, atas pertobatan mereka, Ia sekali lagi akan membawa 

mereka masuk ke dalam kovenan dengan diri-Nya, ke dalam kovenan 

pernikahan (ay. 18-19). Tindakan Tuhan   yang membuat kovenan bagi mereka 

dengan makhluk-makhluk ciptaan yang lebih rendah yaitu  suatu 

perkenanan yang besar. namun  itu tidak ada apa-apanya dibandingkan 

dengan hal ini, bahwa Ia membawa mereka ke dalam kovenan dengan diri-

Nya dan mengikat diri-Nya sendiri untuk berbuat baik bagi mereka. 

Amatilah,  

1. Sifat dari kovenan ini. Ini yaitu  perjanjian pernikahan, yang dibangun 

atas dasar pilihan dan kasih, dan yang membangun hubungan terdekat: 

Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku. Dan lagi, untuk ketiga kalinya, 

Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku. Perhatikanlah, semua orang yang 

dengan sungguh-sungguh mengabdi kepada Tuhan   diperistri oleh-Nya. 

Tuhan   memberi mereka rasa aman yang paling suci dan tidak dapat 

diganggu gugat bahwa Ia akan mengasihi mereka, melindungi mereka, 

dan memelihara mereka. Bahwa Ia akan melakukan kewajiban seorang 

suami kepada mereka, dan bahwa Ia akan mencondongkan hati mereka 

untuk melekat kepada-Nya, dan akan menerima mereka dengan penuh 

rahmat saat  mereka berbuat demikian. Jiwa-jiwa yang percaya 

dipertunangkan kepada Kristus (2Kor. 11:2). Jemaat Injili yaitu  

pengantin wanita , mempelai Anak Domba. Dan mereka tidak akan 

pernah sampai memiliki  hubungan ini  dengan Dia seandainya Ia 

dengan kuasa anugerah-Nya tidak memperistri mereka. Perpisahan 

dimulai dari pihak kita, kita mengasingkan diri kita sendiri dari Tuhan  . 

Penyatuan dimulai dari pihak-Nya, Ia menjadikan kita sebagai istri-Nya.  

2. Lamanya kovenan ini: “Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk 

selama-lamanya. Kovenan itu sendiri tidak akan dapat diganggu gugat. 

Tuhan   tidak akan melanggarnya dari pihak-Nya, dan engkau tidak akan 

melanggarnya dari pihakmu. Dan berkat-berkat kovenan ini  akan 

berlangsung selamanya.” Salah satu rabi Yahudi berkata bahwa ini 

yaitu  janji bahwa Israel akan memperoleh kehidupan di dunia yang akan 

datang, yang kekal dan abadi.  

3. Dengan cara bagaimana kovenan ini akan dibuat.  

(1) Dalam keadilan dan kebenaran, yaitu, Tuhan   akan berlaku tulus dan 

jujur dalam mengikat kovenan dengan mereka. Mereka telah 

melanggar kovenan, namun Tuhan   berlaku benar. “namun ,” kata Tuhan  , 

“Aku akan memperbarui kovenan dalam kebenaran.” Perkara itu 

akan diatur dengan sedemikian rupa sehingga Tuhan   dapat menerima 

bahkan anak-anak yang murtad ini ke dalam keluarga-Nya sekali 

lagi, tanpa menodai keadilan-Nya. Bahkan keadilan-Nya dipuaskan 

oleh Sang Pengantara kovenan ini, yang membawa kehormatan 

besar bagi kovenan ini . Namun apakah gerangan alasannya 

sehingga Tuhan   mengikat kovenan dengan suatu bangsa yang sudah 

begitu sering berkhianat? Tidakkah hal itu akan menodai hikmat-

Nya? “Tidak,” tegas Tuhan  . “Aku akan melakukannya dalam keadilan, 

bukan dengan gegabah, melainkan berdasar  pertimbangan yang 

semestinya. Biarlah Aku sendiri yang memberi  alasan untuk itu 

dan membenarkan tindakan-Ku sendiri.”  

(2) Dalam kasih setia dan kasih sayang. Tuhan   akan berlaku dengan 

lembut dan penuh rahmat dalam membuat kovenan dengan mereka. 

Dan Ia tidak hanya akan berbuat sesuai dengan firman-Nya, namun  

juga lebih baik. Dan, sama seperti Ia akan bersikap adil dalam 

menjaga kovenan dengan mereka, demikian pula Ia akan berbelas 

kasihan dalam menjaga mereka tetap di dalam kovenan itu. Mereka 

rentan pada banyak kelemahan, dan, jika  Ia bersikap keras untuk 

menandai kesalahan yang mereka perbuat, maka mereka akan 

segera kehilangan berkat dari kovenan itu. Oleh sebab nya, Ia 

berjanji bahwa kovenan itu yaitu  kovenan anugerah, yang dibuat 

dalam pertimbangan yang penuh belas kasihan terhadap kelemahan-

kelemahan mereka, sehingga setiap pelanggaran di dalam kovenan 

itu tidak akan melempar mereka keluar dari kovenan. Ia akan 

mengumpulkan mereka dengan kasih setia yang kekal.  

(3) Dalam kesetiaan. Setiap butir kovenan akan dilaksanakan dengan 

tepat. Ia yang memanggil kamu yaitu  setia, Ia juga akan 

menggenapinya. Ia tidak dapat menyangkal diri-Nya. 

4. Sarana yang dengannya mereka akan dijaga ketat dan tetap setia kepada 

kovenan itu dari pihak mereka: Engkau akan mengenal TUHAN. Ini 

bukan hanya sebuah janji bahwa Tuhan   akan menyatakan diri-Nya 

kepada mereka secara lebih penuh dan lebih jelas dibandingkan  sebelumnya, 

namun  juga bahwa Ia akan memberi mereka hati untuk mengenal Dia. 

Mereka akan mengenal lebih banyak tentang Dia, dan akan mengenal-

Nya dengan cara lain dibandingkan  selama ini. Alasan dari kemurtadan 

mereka yaitu  sebab  mereka tidak mengenal Tuhan   sebagai pemelihara 

mereka (ay. 8). Oleh sebab  itu, untuk mencegah hal yang serupa, 

mereka semua akan diajar oleh Tuhan   untuk mengenal Dia. Perhatikanlah, 

Tuhan   mempertahankan pengaruh-Nya di dalam jiwa manusia dengan 

memberi mereka pemahaman yang baik dan pengetahuan yang benar 

tentang segala sesuatu (Ibr. 8:11). 

V. Bahwa, kendati langit bagi mereka telah menjadi seperti tembaga dan bumi 

menjadi seperti besi, kini langit akan memberi  embunnya, dan 

melaluinya bumi menghasilkan buahnya (ay. 20-21). sebab  Tuhan   telah 

menjadikan jemaat Injili, dan di dalamnya semua orang percaya, sebagai 

istri-Nya, bagaimana mungkin Ia, oleh diri-Nya sendiri dan bersama-sama 

dengan Anak-Nya, tidak secara cuma-cuma memberi mereka segala sesuatu, 

segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan dan kesalehan, segala se-

suatu yang mereka butuhkan atau yang dapat mereka inginkan? Semua 

yaitu  milik mereka, sebab mereka yaitu  milik Kristus, dipertunangkan 

kepada-Nya. Dan beserta dengan kebenaran kerajaan Tuhan  , yang mereka 

cari lebih dahulu, maka semua hal yang lain akan ditambahkan kepada 

mereka. Namun demikian, janji tentang gandum dan anggur ini juga harus 

dipahami dalam pengertian rohani (demikian pendapat cendekiawan Dr. 

Pocock): Curahan segala berkat dan anugerah yang berkaitan dengan jiwalah 

yang dijanjikan di sini melalui perumpamaan berkat-berkat duniawi, yaitu 

embun dari langit, dan juga tanah-tanah gemuk di bumi, dan berkat rohani 

itu disebutkan terlebih dahulu, seperti di dalam berkat Yakub (Kej. 27:28). 

Tuhan   telah mengancam (ay. 8) bahwa Ia akan mengambil kembali gandum 

dan anggur mereka. namun  sekarang Ia berjanji untuk memulihkan 

semuanya, dan itu dilakukan melalui cara kerja alam seperti biasa. Sewaktu 

mereka ditimpa hukuman kelaparan, mereka meminta bumi untuk 

menghasilkan gandum dan anggur untuk menopang kebutuhan mereka dan 

keluarga mereka. Dengan sangat senang hati bumi mau memenuhi 

kebutuhan mereka, namun  bumi tidak dapat memberi kecuali dia menerima, 

tidak dapat menghasilkan gandum dan anggur kecuali dia dilimpahi dengan 

Batang air Tuhan   (Mzm. 65:10). Dan sebab nya dia memanggil hujan dari 

langit, hujan awal dan hujan akhir pada waktunya, supaya ada panen anggur. 

Dan jika  hujan ditahan, maka dengan muka sedih ia memohonkannya. 

“namun  ,” kata langit, “kami tidak memiliki  hujan untuk diberikan 

kecuali Ia yang memiliki kunci awan, membuka kunci itu, dan membuka 

tempayan-tempayan langit ini. Dengan demikian, jika TUHAN tidak menolong 

engkau, kami tidak dapat menolong.” namun  , jika  Tuhan   memasukkan 

mereka ke dalam kovenan dengan diri-Nya, maka roda alam akan diputar 

lagi untuk kebaikan mereka, dan aliran-aliran rahmat akan mengalir dalam 

saluran yang biasa: Maka pada waktu itu Aku akan mendengar, demikianlah 

firman TUHAN. Aku akan menerima doa-doamu (demikianlah kitab 

terjemahan bahasa Aram menafsirkan kata mendengar  yang pertama). Tuhan   

dengan penuh rahmat akan memperhatikan permohonan-permohonan 

mereka kepada-Nya. Lalu Aku akan mendengarkan langit. Aku akan men-

jawabnya (demikian ayat itu dapat dibaca). Dan langit akan mendengarkan 

dan menjawab bumi, serta mencurahkan hujan ke atasnya tepat pada 

waktunya. Lalu bumi akan mendengarkan gandum dan anggur, dan 

memberinya kelembaban. Kemudian gandum dan anggur akan 

mendengarkan Yizreel, akan menjadi makanan dan minuman yang 

menyehatkan bagi orang-orang yang mendiami Yizreel. Lihatlah di sini 

keterkaitan antara penyebab-penyebab duniawi satu dengan yang lain, 

seperti kaitan dalam sebuah mata rantai, dan bagaimana semua penyebab 

duniawi itu mutlak bergantung pada Tuhan  , sebagai Penyebab yang pertama. 

Perhatikanlah, kita harus mengharapkan segala penghiburan dari Tuhan   

dengan cara yang biasa dan melalui sarana yang telah ditentukan. Dan, 

jika  suatu saat kita menjadi kecewa di dalamnya, kita harus menengadah 

kepada Tuhan  , di atas bukit-bukit dan gunung-gunung (Mzm. 121:1-2). 

Lihatlah betapa siapnya makhluk-makhluk ciptaan melayani umat Tuhan  , 

betapa mereka mendambakan kehormatan itu: gandum berseru kepada 

bumi, bumi kepada langit, langit kepada Tuhan  , dan semuanya berseru supaya 

mereka dapat mencukupi kebutuhan umat Tuhan  . Dan lihatlah betapa siapnya 

Tuhan   memberi  kelegaan: Aku akan mendengar, firman TUHAN, ya, Aku 

akan mendengarkan. Dan, jika Tuhan   mau mendengarkan seruan dari langit 

bagi umat-Nya, jauh terlebih lagi Ia akan mendengarkan doa syafaat Anak-

Nya bagi mereka, yang dijadikan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat 

sorga. Lihatlah betapa orang-orang yang mengikat kovenan dengan Tuhan   

dapat bersuka secara istimewa dalam penghiburan-penghiburan yang 

mereka nikmati dari makhluk ciptaan, sebab  mereka melihat semuanya itu 

datang kepada mereka dari tangan Tuhan  . Mereka dapat menelusuri semua 

aliran sungai sampai ke mata airnya, dan mengecap kovenan kasih dalam 

belas kasihan yang bersifat biasa, yang membuatnya menjadi dua kali lipat 

lebih manis.  

VI. Bahwa walaupun mereka kini tersebar, tidak hanya, seperti Simeon dan 

Lewi, terpencar di Yakub dan tersebar di Israel, namun  juga terpencar dan 

tersebar ke seluruh dunia, namun Tuhan   akan mengubah kutukan ini, seperti 

yang dilakukan-Nya terhadap kutukan yang dulu, menjadi berkat: “Aku tidak 

hanya akan mengairi bumi baginya, namun  juga akan menaburkan dia bagi-Ku 

di bumi. Tersebarnya mereka tidak akan menjadi seperti sekam di tempat 

pengirikan, yang ditiupkan angin, melainkan seperti benih di ladang, agar 

bertumbuh besar dan bertambah banyak. Ke mana pun mereka tersebar, 

mereka akan berakar ke bawah dan menghasilkan buah ke atas. Benih yang 

baik itu yaitu  anak-anak Kerajaan. Aku akan menaburkan dia bagi-Ku.” Hal 

ini merujuk kepada nama Yizreel, yang berarti ditabur oleh Tuhan  , atau bagi 

Tuhan  . Sama seperti dia disebar oleh-Nya (yang merupakan salah satu makna 

dari perkataan itu) demikian pula dia akan ditabur oleh-Nya. Dan apa yang 

ditabur-Nya akan dibuat-Nya bertumbuh. saat  di semua belahan dunia 

Kekristenan dapat berpijak dan berdiri, dan di mana-mana ada orang-orang 

yang mengakui iman Kristen, pada saat itulah janji ini digenapi, Aku akan 

menaburkan dia bagi-Ku di bumi. Perhatikanlah, berkat terbesar dari bumi 

ini yaitu  bahwa Tuhan   memiliki jemaat di dalamnya, dan dari jemaat itu 

muncul segala pujian kemuliaan yang diberikan kepada-Nya. Jemaat yaitu  

apa yang ditaburkan bagi diri-Nya, dan sebab  itu yang akan dilindungi bagi 

diri-Nya.  

VII. Bahwa, walaupun mereka telah menjadi Lo-Ami – bukan umat-Ku dan Lo-

ruhama – tidak mendapat belas kasihan Tuhan  , namun kini mereka akan 

mendapatkan kembali perkenanan-Nya dan dimasukkan lagi ke dalam 

kovenan dengan-Nya (ay. 22): Mereka dahulu tidak beroleh belas kasihan, 

namun  tampak ditelantarkan. Mereka dahulu bukan umat-Ku, tidak 

dibedakan, tidak diurus, sebagai umat-Ku, namun  dibiarkan sejajar dengan 

bangsa-bangsa lain. Inilah keadaan orang-orang Yahudi yang ditolak. Dan ini 

juga keadaan yang sama, bahkan lebih mengenaskan, dari bangsa-bangsa 

bukan Yahudi (yang kepada mereka Rasul Paulus menerpakan ayat ini, Rm. 

9:24-25), yang tanpa pengharapan, dan tanpa Tuhan   di dalam dunia. Namun 

saat  kumpulan besar baik orang-orang Yahudi maupun orang-orang bukan 

Yahudi, sesudah percaya kepada Kristus, digabungkan ke dalam jemaat 

Kristen, maka pada saat itulah,  

1. Tuhan   berbelas kasihan kepada mereka yang dahulu tidak beroleh belas 

kasihan. Mereka mendapat perkenanan Tuhan  , dan menjadi anak-anak 

yang disayangi-Nya, sekalipun telah lama mereka tidak mendapat 

perkenanan-Nya dan menjadi anak-anak yang dimurkai-Nya. Dan, 

seandainya belas kasihan yang tak terhingga tidak menengahi, maka 

mereka akan menjadi demikian untuk selama-lamanya. Perhatikanlah, 

kita tidak boleh berputus asa mengharapkan belas kasihan Tuhan   di mana 

pun di sebarang neraka sini.  

2. Ia mengikat hubungan kovenan dengan mereka yang dahulu merupakan 

pendatang dan orang asing. Ia berkata kepada mereka, “Umat-Ku engkau, 

yang akan Kuakui dan Kuberkati, Kulindungi dan Kupelihara.” Dan 

mereka akan berkata, “Engkau yaitu  Tuhan  ku, yang akan kulayani dan 

kusembah, dan dengan sepenuh hati aku akan mengabdi selama-

lamanya bagi kehormatan-Mu.” Perhatikanlah,  

(1) Seluruh kebahagiaan orang-orang percaya terletak pada hubungan 

timbal-balik antara mereka dan Tuhan  , bahwa Ia yaitu  milik mereka 

dan mereka yaitu  milik-Nya. Inilah yang menjadi puncak dari 

semua janji.  

(2) Hubungan ini didasarkan atas anugerah yang cuma-cuma. Bukan kita 

yang memilih Dia, namun  Dia yang memilih kita. Ia yang terlebih 

dahulu berkata, mereka yaitu  umat-Ku, dan Ia yang membuat 

mereka merelakan diri untuk menjadi umat-Nya pada hari kuasa-

Nya. Dan baru kemudian mereka menyatakan Dia sebagai Tuhan   

mereka.  

(3) Sama seperti kita tidak memerlukan apa-apa lagi untuk membuat 

kita bahagia selain menjadi umat Tuhan  , demikian pula kita tidak 

memerlukan apa-apa lagi untuk membuat kita tenang dan gembira 

selain mendapatkan jaminan dari-Nya bahwa kita memang umat-

Nya. Selain itu, mendengar Dia berkata kepada kita, melalui Roh-Nya 

yang bersaksi dengan roh kita, umat-Ku engkau.   

(4) Orang-orang yang telah menerima Tuhan sebagai Tuhan   mereka 

harus menyatakan bahwa Dia memang Tuhan   mereka. Mereka harus 

datang kepada-Nya di dalam doa dan berkata demikian kepada-Nya, 

Engkau yaitu  Tuhan  ku, dan harus siap untuk membuat pengakuan 

iman di hadapan manusia.  

(5) Sungguh menambah penghiburan dalam kovenan kita dengan Tuhan   

bahwa di dalamnya ada persekutuan orang-orang kudus. Kendati 

ada banyak, namun di sini mereka yaitu  satu. Bukan, Aku akan 

berkata kepada mereka, kalian yaitu  umat-Ku, melainkan, engkau 

yaitu  umat-Ku. Sebab Tuhan   memandang mereka semua sebagai 

satu di dalam Kristus, dan sebagai satu kesatuan di dalam Kristuslah 

Tuhan   berbicara kepada mereka dan mengadakan kovenan dengan 

mereka. Mereka juga tidak berkata, Engkau yaitu  Tuhan   kami, sebab 

mereka memandang diri mereka sebagai satu tubuh. Dengan satu 

pikiran dan satu mulut mereka berkeinginan untuk memuliakan Dia, 

dan sebab nya mereka berkata, Engkau yaitu  Tuhan  ku. Atau per-

kataan itu menyiratkan bahwa kovenan demikian yang dulu telah 

dibuat oleh Tuhan   dengan umat-Nya Israel, secara umum, sekarang di 

bawah Injil dibuat-Nya dengan orang-orang percaya secara khusus. 

Dan Ia berkata kepad