baik, namun juga bahkan memberi kita segala kesenangan dan
kenikmatan indrawi ini . Para penyembah berhala menjadikan
Seres sebagai dewi gandum mereka, Bakkhus sebagai dewa anggur
mereka, dan lain-lain, kemudian dengan bodohnya mengira bahwa
mereka beroleh gandum dan anggur dari dewa-dewi ini, dengan
melupakan TUHAN Tuhan mereka, yang memberi mereka negeri yang
baik itu dan juga kekuatan untuk memperoleh kekayaan darinya.
(3) Banyak orang dibuat berkeras hati di dalam dosa oleh kekayaan
duniawi mereka. Mereka memiliki kelimpahan hal-hal duniawi
saat beribadah kepada berhala-berhala mereka, dan kemudian
menganggap semuanya itu diberikan kepada mereka oleh berhala-
berhala mereka, yang membuat mereka tetap beribadah kepada
berhala-berhala itu. Demikianlah mereka beralasan (Yer. 44:17-18),
saat kami membakar korban kepada ratu sorga, kami memiliki
cukup makanan.
IV. Mereka harus membujuk ibu mereka untuk bertobat dan memperbarui diri.
Tuhan akan menyangkal dia jika dia bersikeras di dalam persundalannya.
Biarlah dijauhkannya sundalnya dari mukanya (ay. 1). Biarlah dia sadar
bahwa masih mungkin baginya untuk memperbarui diri. Berhala-berhala,
betapapun disayangnya mereka, dapat dilepaskan. Dan tentu dia akan baik-
baik saja jika dia benar-benar memperbarui diri. Perhatikanlah, jika kita
mengadukan orang-orang berdosa, itu haruslah dilakukan untuk mendorong
mereka pada pertobatan, bukan pada keputusasaan. Biarlah dijauhkannya
sundalnya dan zinahnya. Digandakannya kata-kata itu untuk maksud yang
sama, dan keduanya dalam bentuk jamak (KJV), menunjukkan begitu
banyaknya penyembahan berhala yang telah mereka lakukan, yang
semuanya harus ditinggalkan sebelum Tuhan mau diperdamaikan dengan
mereka. Hendaklah dia menjauhkan berhala-berhala itu dari pandangan
matanya, sebagai hal-hal yang menjijikkan yang tidak tahan dilihatnya.
Hendaklah dia berkata kepada mereka, keluar! (Yes. 30:22). Hendaklah dia
menjauhkan mereka dari mukanya dan dari antara buah dadanya. Artinya,
janganlah dia melakukan seperti yang biasa dilakukan oleh para pelacur,
yang memperlihatkan kecenderungan hati mereka sendiri yang jahat, dan
memikat orang lain pada kejahatan, dengan merias wajah mereka dan mem-
pertontonkan buah dada mereka yang telanjang, serta menghiasinya. Ja-
nganlah dia, dengan melekatkan segala kegembiraan dan kesenangan pada
penyembahan berhala, menggiatkan dirinya sendiri dan memikat orang lain
untuk melakukannya. Hendaklah dia menjauhkan semuanya ini. Setiap jalan
dosa, jika diteruskan, yaitu persundalan yang membuat kita menjauh dari
Tuhan . Dan di sini kita dapat melihat apa itu sesungguhnya bertobat dan ber-
paling darinya.
1. Orang yang betul-betul bertobat akan meninggalkan dosa-dosa yang
terbuka, akan menjauhkan persundalan yang tidak hanya terbentang di
depan mata, namun juga yang ditutupi di antara buah dadanya, dosa yang
disembunyikan di bawah lidah seperti makanan yang manis.
2. Mereka akan menghindari keadaan-keadaan lahiriah yang mengarah pada
dosa dan akan mematikan kecenderungan batiniah terhadapnya. Para
penyembah berhala berjalan mengikuti pandangan mata mereka, yang
berzinah dengan mengikuti berhala-berhala mereka (Yeh. 6:9, Ul. 4:19).
Dan sebab nya mereka harus menjauhkan berhala-berhala itu dari pan-
dangan mereka, supaya jangan sampai mereka tergoda untuk
menyembahnya. Jangan melihat kepada anggur, kalau merah menarik
warnanya. Namun itu belum cukup. Kapak harus tersedia pada akar
pohon. Kecenderungan hati yang bobrok harus diubah dan harus
dijauhkan dari antara buah dada, sehingga hanya Kristus sajalah yang
mendapat tempat di lubuk hati yang terdalam dan terutama (Kid. 1:13).
V. Mereka harus menunjukkan kepada ibu mereka tentang kehancuran yang
sehabis-habisnya yang pasti akan menjadi akibat mematikan dari dosanya
jika dia tidak bertobat dan memperbarui diri (ay. 2): Supaya jangan Aku
menanggalkan pakaiannya sampai dia telanjang. Hal ini disampaikan di sini
bukan sebagai hukuman yang dijatuhkan atasnya, melainkan sebagai
peringatan yang diberikan kepadanya, supaya dia dapat mencegahnya:
Biarlah dijauhkannya sundalnya, supaya jangan Aku menanggalkan pakaian-
nya sampai dia telanjang (demikian ayat itu dapat dibaca). Hal ini
menyiratkan bahwa Tuhan menunggu untuk menunjukkan belas kasihan
kepada orang-orang berdosa, jika saja mereka mau melayakkan diri untuk
menerima belas kasihan ini . Di sini diancamkan bahwa Tuhan akan
beperkara dengan sang ibu seperti yang pada akhirnya akan dilakukan oleh
suami yang adil dan cemburu terhadap istrinya yang berzinah, yang telah
memenuhi rumahnya dengan anak-anak haram, dan tidak mau berbalik dari
dosa. Ia mengusir istrinya dan anak-anaknya dari rumah dan menyuruh
mereka mengemis. Tentang anak-anaknya, Aku tidak akan menyayangi
mereka (ay. 3). Orang-orang tertentu yang ikut terkena malapetaka bangsa
itu, dan angkatan yang baru muncul, akan dihancurkan olehnya, sebab
mereka yaitu anak-anak sundal, dan meneruskan cara hidup yang sia-sia
yang mereka warisi dari nenek moyang mereka. Sekarang di sini diancamkan
bahwa mereka akan ditelanjangi dan juga dibiarkan kelaparan. Mereka
menyangka bahwa berhala-berhala mereka memberi roti dan air minum
mereka, bulu domba dan kain lenan mereka. namun Tuhan , dengan
mengambilnya, akan membuat mereka tahu bahwa Dialah yang memberi
semuanya itu.
1. Ia akan ditelanjangi: Jangan sampai Aku menelanjanginya dari segala
hiasan yang dibanggakannya, dan yang dengannya ia merayu para
kekasihnya, menelanjanginya dan membiarkan dia seperti pada hari dia
dilahirkan, mengusirnya telanjang dari dunia seperti saat dia masuk ke
dalamnya. Inilah yang dilakukan oleh kematian (Ayb. 1:21). Aku
menanggalkan pakaiannya, dan dengan demikian membiarkan dia
kedingina dan mendapat malu. Dan sudah sewajarnya dia dibiarkan
mendapat malu, sebab dia telah berlaku tidak senonoh (ay. 4). Hari
saat Tuhan membawa mereka keluar dari Mesir, di mana mereka tidak
lebih baik dibandingkan budak dan pengemis, yaitu hari mereka dilahirkan.
Dan Tuhan mengancam untuk membawa mereka kembali kepada
keadaan yang sama rendah dan sengsaranya seperti saat Ia mendapati
mereka pada saat itu. Apa pun yang mereka miliki yang membuat
mereka dihormati atau terlindung dari penghinaan, di antara bangsa-
bangsa sekitar mereka, akan diambil dari mereka (Lihat Yeh. 16:4, 39).
2. Ia akan dibiarkan kelaparan, akan dilucuti bukan hanya dari segala
kehormatannya, melainkan juga dari segala penghiburan dan penopang
hidup yang diperlukannya. Ia akan menderita kelaparan, akan dijadikan
seperti padang gurun dan tanah kering, lalu membiarkan dia mati
kehausan. Ia yang dahulu begitu menyombongkan diri sebab roti dan
air minumnya, minyak dan minumannya, yang telah diberikan kepadanya
oleh para kekasihnya, kelak bahkan tidak akan mendapatkan makanan
yang dibutuhkannya. Negeri tidak akan mampu memenuhi kebutuhan
para penduduknya, sebab tidak ada hujan dari langit. Atau, kalaupun
mampu, makanan itu akan diambil dari mereka oleh musuh, sehingga
pemiliknya yang sah akan binasa sebab tidak ada makanan. Sebagian
penafsir memahaminya demikian: Aku akan membuat dia seakan-akan
berada di padang gurun, dan membiarkan dia seakan-akan berada di
tanah kering, tempat dia sewaktu-waktu siap mati kehausan. Dengan
demikian hal itu menjelaskan bagian pertama dari ayat 2: Aku akan
membiarkan dia seperti pada hari dia dilahirkan. Sebab di padang
belantara yang luas dan menderulah Israel pertama kali dibentuk
sebagai suatu bangsa. Mereka akan berada di dalam keadaan yang
mengenaskan sama seperti nenek moyang mereka, yang mayat-mayat-
nya terserak di padang gurun, malah lebih buruk lagi, sebab pada waktu
itu anak-anak diluputkan untuk menjadi ahli waris tanah perjanjian,
namun sekarang Aku tidak akan menyayangi anak-anak mereka, sebab ibu
mereka telah menjadi sundal.
Ancaman Hukuman
(2:5-12)
5 Sebab itu, sesungguhnya, Aku akan menyekat jalannya dengan duri-duri, dan
mendirikan pagar tembok mengurung dia, sehingga dia tidak dapat menemui jalannya. 6
Dia akan mengejar para kekasihnya, namun tidak akan mencapai mereka; dia akan
mencari mereka, namun tidak bertemu dengan mereka. Maka dia akan berkata: Aku akan
pulang kembali kepada suamiku yang pertama, sebab waktu itu aku lebih berbahagia dari
pada sekarang.
7 namun dia tidak insaf bahwa Akulah yang memberi kepadanya gandum, anggur dan
minyak, dan yang memperbanyak bagi dia perak dan emas yang dibuat mereka menjadi
patung Baal. 8 Sebab itu Aku akan mengambil kembali gandum-Ku pada masanya dan
anggur-Ku pada musimnya, dan akan merampas kain bulu domba dan kain lenan-Ku yang
harus menutupi auratnya. 9 Dan sekarang, Aku akan menyingkapkan kemaluannya, di
depan mata para kekasihnya, dan seorang pun tidak akan melepaskan dia dari tangan-Ku.
10 Aku akan menghentikan segala kegirangannya, hari rayanya, bulan barunya dan hari
Sabatnya dan segala perayaannya. 11 Aku akan memusnahkan pohon anggurnya dan
pohon aranya, yang tentangnya dikatakannya: Ini semuanya pemberian kepadaku, yang
dihadiahkan kepadaku oleh para kekasihku! Aku akan membuatnya menjadi hutan, dan
binatang-binatang di padang akan memakannya habis. 12 Dan Aku akan menghukum dia
sebab hari-hari saat dia membakar korban untuk para Baal, berhias dengan anting-
antingnya dan kalungnya, dan mengikuti para kekasihnya dan melupakan Aku,”
demikianlah firman TUHAN.
Dalam perikop ini Tuhan melanjutkan ancaman-Nya tentang apa yang akan
dilakukan-Nya terhadap bangsa penyembah berhala yang berkhianat ini. Dan Ia
memperingatkan supaya Ia tidak melukai, Ia mengancam supaya Ia tidak
menghajar. Kembali ia mengasah pedangnya, melentur busurnya dan membidik
(Mzm. 7:13, KJV: Jika mereka tidak berbalik, maka kembali Ia akan mengasah
pedang-Nya ). Namun, jika mereka berbalik, Ia akan menyarungkannya. Ternyata
mereka tidak berbalik, maka semuanya ini menimpa mereka. Dan sebab sudah
diancamkan sebelumnya, maka itu menunjukkan bahwa malapetaka itu
merupakan pelaksanaan hukuman ilahi atas mereka sebab kejahatan mereka.
Dan hal itu ditulis sebagai peringatan bagi kita.
I. Mereka akan dikacaukan dan dipermalukan dalam segala rancangan mereka,
dan menjadi kecewa dalam semua harapan mereka. Hal ini diancamkan (ay.
5-6). namun dalam ancaman itu digabungkan suatu janji bahwa hal ini akan
menjadi sarana untuk menyadarkan mereka akan kebodohan mereka dan
membawa mereka kembali kepada kewajiban mereka. Dan kebaikan yang
sebesar itu akan ditimbulkan dari kejahatan, sebagai tanda dari belas
kasihan yang masih disediakan Tuhan bagi mereka. Dan, sebab hal ini
merupakan hasil dan dampak yang membahagiakan dari kesusahan itu,
maka sukar untuk mengatakan apakah nubuatan itu ataukah kesusahan itu
sendiri yang harus disebut sebagai ancaman atau janji.
1. Tuhan akan membangkitkan kesukaran dan masalah di jalan mereka,
sehingga segala rancangan dan urusan mereka yang menyangkut orang
banyak tidak akan berhasil, tidak pula mereka akan dapat melangkah
maju di dalamnya: Aku akan menyekat jalan-jalannya dengan duri-
duri, dengan salib-salib yang, seperti semak dan rumput duri,
merupakan dampak dari dosa dan kutukan, dan yang menggores,
merobek serta menyusahkan. Dan, jika jalan kita disekat olehnya,
maka langkah kita pun terhenti, dan kita terpaksa kembali. Ibu mereka
berkata, “Aku mau mengikuti para kekasihku. Aku mau mengadakan
ikatan dan persekutuan dengan kekuasaan-kekuasaan asing, dan
bergantung kepada mereka.” namun Tuhan berkata, “Ia akan digagalkan
dalam rencana-rencana ini dan tidak akan sanggup untuk
melanjutkannya. Aku akan menyekat jalannya dengan duri-duri, dan, jika
itu tidak berhasil, Aku akan mendirikan pagar tembok.” jika
kesukaran-kesukaran kecil dapat diatasi, dan tidak berhasil
menghentikan langkahnya, maka Tuhan akan memunculkan kesukaran
yang lebih besar, sebab Ia akan berhasil saat Ia menghakimi. Sekat duri
itu akan sedemikian rupa, dan pagar tembok itu pun sedemikian rupa,
sehingga dia tidak dapat menemui jalannya. Perubahan kata ganti orang
di sini (KJV), Aku akan menyekat jalanmu, lalu, dia tidak dapat menemui
jalannnya, yaitu hal yang biasa di dalam Kitab Suci, terutama dalam
gaya berbicara yang sungguh-sungguh. “Hai orang berdosa, camkanlah,
Aku akan menyekat jalanmu, dan kalian semua yang berdiri di sekitar
perhatikanlah apa yang akan menjadi akibatnya, engkau akan melihat
bahwa dia tidak akan dapat menemukan jalannya.” Ia akan menjadi
seperti seorang musafir yang bukan hanya tidak tahu jalan mana yang
harus ditempuh, dari sekian banyak jalan di hadapannya, namun juga
tidak akan menemukan jalan sama sekali untuk melanjutkan perjalan-
annya. Maka kemudian dia akan mengejar para kekasihnya, namun tidak
akan mencapai mereka. Ia akan berusaha menjalin hubungan dengan
bangsa Asyur dan bangsa Mesir, dan menjadikan mereka sebagai
pelindung mereka, namun dia tidak akan mencapai tujuannya. Mereka
tidak akan mau bersekutu dengannya atau tidak mau membantunya,
akan memberi pertolongan yang tak berguna dan akan menjadi seperti
tongkat bambu yang patah terkulai. Dia akan mencari mereka, namun
tidak bertemu dengan mereka, akan mencari berhala-berhalanya, namun
tidak akan mendapatkan kepuasan di dalam mereka seperti yang
diyakininya. Ilah-ilah yang dia percayai dan dimintai pertolongan bukan
hanya tidak dapat berbuat apa-apa baginya, namun juga tidak dapat
berkata apa-apa kepadanya untuk menguatkannya. Nah,
(1) Ini yaitu hukuman yang sama adilnya seperti yang dialami oleh
orang-orang Sodom, yang matanya dibutakan, sehingga percumalah
orang-orang itu mencari-cari pintu (Kej. 19:11), dan seperti orang-
orang Aram (2Raj. 6:18). Perhatikanlah, orang-orang yang paling
gigih dalam mengejar jalan dosa biasanya yang paling banyak
menemui halangan di dalamnya. Duri dan perangkap ada di jalan
orang yang serong hatinya (Ams. 22:5). Maka demikianlah terhadap
mereka Tuhan berlaku belat-belit (Mzm. 18:27), dan bertindak
melawan mereka yang hidup bertentangan dengan Dia (Im. 26:23-
24). Nabi peratap mengeluh, Ia merintangi jalan-jalanku (Rat. 3:7, 9).
Jalan Tuhan dan kewajiban terhadap-Nya sering kali dipagari dengan
duri, namun beralasan bagi kita untuk berpikir bahwa jalan dosalah
yang disekat dengan duri.
(2) Ini merupakan teguran yang sama baiknya, dan belas kasihan yang
sungguh sama besarnya, seperti yang didapatkan Bileam, saat
malaikat berdiri menghadang jalannya, untuk mencegah
perjalanannya mengutuk Israel (Bil. 22:22). Perhatikanlah, segala
halangan dan rintangan di jalan yang jahat merupakan berkat yang
besar, dan harus dipandang demikian. Semuanya itu yaitu pagar
Tuhan , untuk menjaga kita supaya tidak menerobos, untuk membatasi
kita agar tidak menyimpang keluar dari rumput yang hijau, untuk
menghalangi manusia dari pada perbuatannya (Ayb. 33:17), untuk
mempersulit jalan dosa, sehingga kita tidak terus berjalan di
dalamnya, dan untuk menjaga kita darinya entah kita mau atau tidak.
Beralasan bagi kita untuk memuji Tuhan atas segala anugerah dan
penyelenggaraan ilahi yang memberi pembatasan seperti itu.
2. Kesulitan-kesulitan yang ditimbulkan Tuhan di jalan mereka ini akan
menimbulkan di dalam benak mereka pemikiran untuk berbalik: “Maka
dia akan berkata, sebab aku tidak dapat mengejar para kekasihku, aku
akan pulang kembali kepada suamiku yang pertama, yaitu, akan kembali
kepada Tuhan , dan merendahkan diri kepada-Nya, dan memohon Dia
untuk menerimaku kembali. Sebab, saat aku tetap dekat pada-Nya, aku
lebih berbahagia dalam segala hal dari pada sekarang.” Ada dua hal yang
dipaksa keluar dari ucapan mulut bangsa yang murtad dan merosot ini:
(1) Sebuah pengakuan yang pantas akan kebodohan dari kemurtadan
mereka. Kini mereka dibuat mengakui bahwa mereka lebih
berbahagia saat tetap dekat dengan Tuhan mereka dibandingkan sejak
mereka meninggalkan-Nya. Perhatikanlah, siapa pun yang menukar
pelayanan kepada Tuhan dengan pelayanan kepada dunia dan
kedagingan, cepat atau lambat, akan dibuat mengakui bahwa mereka
berubah menjadi lebih buruk. Dan bahwa sewaktu mereka terus
berada di dalam lingkungan yang baik, dan terus menjalankan
kewajiban-kewajiban dengan baik, serta memikirkan betul-betul
bagaimana mereka menghabiskan waktu mereka dan apa yang
mereka katakan dan lakukan, pada saat itu mereka lebih berbahagia.
Mereka mendapat penghiburan dan kenikmatan yang sejati dibandingkan
yang pernah mereka dapatkan sejak mereka menyimpang.
(2) Sebuah tujuan yang baik, yaitu kembali kepada kewajiban
mereka: Aku akan pulang kembali kepada suamiku yang pertama.
Dan dia tahu betul tentang kebaikan dan kesiapan suaminya untuk
mengampuni, sehingga dia berkata tanpa ragu sedikit pun bahwa
suaminya akan berkenan menerimanya kembali dan memulihkan
keadaannya menjadi baik seperti semula. Perhatikanlah,
kekecewaan-kekecewaan yang kita jumpai dalam usaha mengejar
kepuasan pada makhluk ciptaan haruslah, jika hal lain tidak berhasil,
mendorong kita pada akhirnya untuk kembali kepada Sang Pencipta,
yang di dalam diri-Nya semata-mata kepuasan itu bisa didapatkan.
jika Moab sudah lelah dan bersusah payah di atas bukit
pengorbanan, maka dia akan masuk ke tempat kudus (Yes. 16:12).
Dan saat anak yang hilang sudah terpaksa harus makan ampas,
sebab kehabisan perbekalan, serta ingat bahwa di rumah bapanya
ada makanan yang berlimpah-limpah, pada saat itulah dia berkata,
aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku (Luk. 15:17-18).
II. Penopang hidup yang diperlukan dan kenyamanan hidupakan diambil dari
mereka, sebab mereka telah menghina Tuhan dengan semuanya itu (ay. 7-8).
Negeri mereka kaya dan berlimpah. Sekarang lihatlah di sini,
1. Betapa dengan penuh rahmat kelimpahan mereka diberikan kepada
mereka. Tuhan memberi mereka bukan hanya gandum untuk kebutuhan
hidup, melainkan juga anggur untuk kenikmatan hidup, serta minyak
untuk hiasan. Bahkan, Ia memperbanyak bagi mereka perak dan emas,
yang dapat dipakai untuk berdagang dengan bangsa-bangsa lain serta
membawa pulang barang-barang buatan mereka, dan yang dapat mereka
simpan bagi anak cucu. Perak dan emas akan bertahan lebih lama
dibandingkan gandum, anggur, dan minyak. Ia juga memberi mereka bulu
domba dan kain lenan, untuk menutupi aurat mereka, dan sebagai hiasan
yang cukup bagi mereka (Yeh. 16:10). Perhatikanlah, Tuhan yaitu
pemberi yang murah hati bahkan bagi orang-orang yang sudah
diketahui-Nya akan bersikap tidak tahu bersyukur dan berterima kasih
kepada-Nya.
2. Betapa dengan rendah kelimpahan mereka disalahgunakan oleh mereka.
(1) Mereka merampok kehormatan dari pemberian-pemberian Tuhan :
Dia tidak insaf bahwa Akulah yang memberi kepadanya gandum dan
anggur. Ia tidak mengingatnya. Hukum Taurat dan para nabi telah
memberi tahu mereka, berulang-ulang kali, bahwa semua
penghiburan mereka itu mereka terima dari penyelenggaraan Tuhan
yang berlimpah. Namun mereka sudah begitu sering diberi tahu oleh
nabi-nabi palsu mereka dan imam-imam mereka yang penyembah
berhala bahwa mereka memperoleh gandum dari berhala yang ini,
dan anggur dari berhala yang itu, sehingga mereka melupakan sama
sekali hubungan mereka dengan sang pemberi yang agung dan
kewajiban-kewajiban mereka kepada-Nya. Ia tidak merenungkannya,
ia tidak mau mengakuinya. Mereka sengaja tidak mau tahu akan hal
ini, dan perilaku mereka lebih menyerupai binatang dibandingkan lembu,
yang mengenal pemiliknya, dan keledai, yang mengenal palungan
yang disediakan tuannya. Dia tidak insaf, sebab dia tidak
mengucapkan terima kasih kepada-Nya atas segala pemberian-Nya,
atau berusaha mencari tahu bagaimana ia harus membalasnya. Ia
juga tidak memberi kepada-Nya apa yang menjadi hak-Nya dari
semua pemberian itu, namun bertindak seakan-akan ia tidak tahu
siapa pemberinya.
(2) Mereka melayani dan menghormati musuh-musuh-Nya dengan
segala pemberian itu: Perak dan emas itu mereka persiapkan untuk
Baal. Mereka menghiasi patung-patung mereka dengan emas dan
perak (Yer. 10:4), dan menghiasi diri mereka sendiri untuk
menyembah patung-patung mereka (ay. 12 dan Yeh. 16:17-
19). Dengan perak dan emas itu mereka membuat Baal (demikian
dalam tafsiran yang agak luas), yaitu patung Baal. Perhatikanlah,
sungguh suatu penghinaan yang sangat besar kepada Tuhan di sorga
jika kita menjadikan pemberian-pemberian dari penyelengga-
raan-Nya sebagai makanan dan bahan bakar bagi hawa nafsu kita,
padahal Ia memberi nya kepada kita untuk mendukung kita
dalam melayani-Nya, dan untuk menjadi minyak pelumas bagi roda
ketaatan kita.
3. Betapa dengan adil kelimpahan mereka akan diambil dari mereka:
“Sebab itu Aku akan kembali. Aku akan mengubah cara-Ku dalam
menghadapi mereka, akan menempuh jalan lain, dan akan mengambil
kembali gandum-Ku dan hal-hal baik lainnya yang pernah Kuberikan
kepadanya.” Aku akan mendapatkannya kembali, sebuah istilah hukum,
seperti seseorang yang melalui jalur hukum mendapatkan kembali apa
yang ditahan secara tidak adil darinya. Atau seperti saat seorang
penyewa menimbulkan suatu kerusakan, maka pemilik rumah
mendapatkan locum vastatum – ganti rugi atas kerusakan itu. Amatilah,
Tuhan menyebut kelimpahan mereka sebagai gandum-Ku dan anggur-Ku,
kain bulu domba-Ku dan kain lenan-Ku. Mereka telah menyebutnya
sebagai milik mereka, roti dan air minumku (ay. 4), namun Tuhan
membiarkan mereka tahu bahwa semuanya itu bukanlah milik mereka.
Ia hanya mengizinkan mereka untuk menggunakannya sebagai penyewa,
mempercayai mereka untuk mengelolanya sebagai pengurus, namun Ia
masih memegang hak milik sendiri atas semuanya itu. “Itu
yaitu gandum-Ku dan anggur-Ku.” Tuhan ingin kita tahu, bukan hanya
bahwa segala penghiburan dan kenikmatan yang kita peroleh dari
makhluk ciptaan itu berasal dari-Nya, melainkan juga bahwa Dia tetap
memegang hak dan kuasa yang tidak bisa diganggu gugat atasnya.
Bahwa semuanya lebih merupakan milik-Nya dibandingkan milik kita, dan
sebab nya harus digunakan bagi Dia, dan dipertanggungjawabkan ke-
pada-Nya. Itulah alasannya Ia akan mengambil kelimpahan mereka dari
mereka, sebab mereka telah kehilangan semuanya itu dengan
mengingkari hak-Nya. Ini sama halnya seperti seorang penyewa yang
melalui surat pengadilan memakai tanah atas kehendak tuannya, namun
dia kehilangan tanahnya jika dia mengambil hak milik penuh atasnya
seakan-akan dia yaitu seorang pemilik mutlak. Tuhan akan
mendapatkannya kembali, akan membebaskannya atau melepaskannya,
sehingga tanah itu tidak disalahgunakan lagi, sama seperti makhluk cip-
taan dikatakan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan yang di
bawahnya mereka mengeluh (Rm. 8:21). Ia akan mengambilnya pada
masanya dan pada musimnya, tepat saat mereka berharap
mendapatkannya, dan menyangka bahwa mereka pasti memperolehnya.
Barang-barang itu akan karam di pelabuhan, dan panen akan segera
lenyap. Ia akan mengambilnya melalui cuaca yang bukan pada musimnya
atau melalui orang-orang yang tidak berbudi. Perhatikanlah, orang-
orang yang menyalahgunakan belas kasih yang diberikan Tuhan kepada
mereka, dengan menghina-Nya, tidak dapat berharap akan
menikmatinya untuk waktu yang lama.
III. Mereka akan kehilangan segala kehormatan mereka, dan akan diperhadap-
kan pada penghinaan (ay. 9): “Aku akan menyingkapkan kemaluannya, akan
membeberkan semua kejahatannya yang tersembunyi, dan menunjukkannya
di hadapan umum, untuk mempermalukan dirinya. Aku akan
memperlihatkan melalui penghukuman terhadapnya betapa keji, betapa
menjijikkan, dan betapa menyakitkannya pelanggaran itu. Kenyataan telah
disangkal, namun sekarang kenyataan itu akan tampak jelas. Kesalahannya
telah dikurang-kurangi, namun sekarang kesalahan itu akan tampak luar
biasa berdosanya. Dan hal ini akan dilakukan di depan mata para kekasihnya,
di hadapan bangsa-bangsa tetangga, yang dengan mereka dia ingin mengikat
persekutuan, dan yang kepada mereka dia bergantung. Mereka akan
memandang rendah dirinya dan malu terhadapnya oleh sebab
kelemahannya, kemiskinannya, dan perilaku buruknya. Mereka tidak akan
lagi menganggapnya layak menjadi sahabat mereka.” Lihatlah penggenapan
hal ini dalam Ratapan 1:8, semua yang dahulu menghormatinya, sekarang
menghinanya, sebab melihat telanjangnya. Atau di hadapan matahari dan
bulan, yang disembahnya sebagai kekasihnya. Di hadapan
keduanya kemaluannya akan disingkapkan. Bandingkan hal ini dengan
Yeremia 8:1-2, pada masa itu tulang-tulang raja-raja dan pemuka-pemuka
mereka akan dikeluarkan dari dalam kubur, dan diserakkan di depan
matahari dan bulan, yang dahulunya dicintai dan diabdi oleh mereka. Perhati-
kanlah, dosa akan menuai rasa malu. Hendaklah orang-orang yang telah
berbuat hal yang memalukan bersiap mendapatkan rasa malu. Nasib apa
yang dapat diharapkan oleh pezinah yang kurang ajar ini selain nasib yang
pada umumnya menimpa wanita sundal, yaitu diarak keliling kota? Dan,
saat Tuhan datang untuk beperkara dengannya seperti itu, seorang pun
tidak akan melepaskan dia dari tangan-Nya, baik itu para Tuhan maupun
manusia-manusia yang mereka andalkan. Perhatikanlah, orang-orang yang
tidak mau menyerahkan diri ke dalam tangan belas kasihan Tuhan tidak dapat
dilepaskan dari tangan keadilan-Nya.
IV. Mereka akan kehilangan semua kesenangan mereka, dan akan dibiarkan
merana (ay. 10): Aku akan menghentikan segala kegirangannya. Tampaknya,
pada saat itu, kendati mereka telah berzinah dengan meninggalkan Tuhan
mereka, mereka masih memiliki hati untuk bersukacita seperti bangsa-
bangsa lain, yang dilarang dalam pasal 9:1. Perhatikanlah, banyak orang
yang sekalipun melakukan kesalahan dan terkena murka, namun tetap riang
gembira dan hidup dengan bersukaria. namun , entah di dalam tawa
mereka hati mereka sedih atau tidak, sudah pasti bahwa akhir dari
kesukaan mereka yaitu kedukaan (Ams. 14:13, KJV). Sebab Tuhan akan
menghentikan segala kegirangan mereka. Ini seperti yang dicermati oleh
Tuan Burroughs di sini, bahwa dosa dan kegirangan tidak akan pernah dapat
bertahan lama bersama-sama. Sebaliknya, jika manusia tidak mau
menjauhkan dosa dari kegirangan mereka, maka Tuhan akan menjauhkan
kegirangan dari dosa mereka.
1. Tuhan akan menghilangkan kesempatan-kesempatan mereka untuk
menjalankan ibadah yang penuh kegirangan – hari raya mereka, bulan
baru mereka, hari Sabat mereka, dan segala perayaan mereka. Semuanya
ini ditetapkan Tuhan untuk dijalankan dalam suatu upacara keagamaan,
dan harus dilaksanakan dengan sukacita. Dan, tampaknya, kendati
mereka telah meninggalkan penyembahan yang murni kepada Tuhan , na-
mun mereka tetap menjalankan perayaan-perayaan ini, bukan di bait
Tuhan di Yerusalem, sebab mereka sudah sejak lama meninggalkannya,
melainkan mungkin di Dan dan Betel, di mana ada patung anak
lembu, atau di beberapa tempat pertemuan lain yang mereka miliki.
Mereka menjalankan perayaan-perayaan itu, bukan bagi kehormatan
Tuhan atau dengan pengabdian yang sungguh-sungguh terhadap-Nya, me-
lainkan hanya sebab itu yaitu hari-hari untuk bergembira dan
berpesta, bernyanyi dan menari, serta berjumpa dengan teman-teman,
kebiasaan yang mereka warisi dari nenek moyang mereka. Demikianlah,
walaupun mereka telah kehilangan kekuatan ibadah, dan
memungkirinya, namun, demi menyenangkan pikiran duniawi yang sia-
sia, mereka tetap menjalankan ibadah itu secara lahiriah. Dan dengan
cara ini bulan baru dan hari Sabat mereka menjadi kejahatan, sehingga
Tuhan tidak tahan melihatnya (Yes. 1:13). Sekarang amatilah,
(1) Tuhan menyebutnya bulan baru mereka dan hari Sabat mereka, itu
semua bukan milik-Nya (Tuhan tidak mengakuinya), melainkan milik
mereka.
(2) Ia akan menghentikannya. Perhatikanlah, jika manusia melalui
dosa-dosa mereka telah menghentikan makna dan hakikat dari
upacara-upacara ibadah, maka adillah bagi Tuhan melalui
penghakiman-penghakiman-Nya untuk menghentikan rupa lahiriah
dan bayang-bayangnya yang tersisa.
2. Tuhan akan mengambil segala penopang bagi pikiran duniawi mereka.
Mereka mencintai bulan baru dan hari Sabat hanya demi suasana riang
yang dihadirkannya, bukan demi ibadah-ibadah penyembahan yang
dilaksanakan di dalamnya. Ibadah-ibadah ini telah mereka tinggalkan
sejak lama. Dan sekarang Tuhan akan mengambil persediaan-persediaan
yang mereka miliki bagi perayaan ini (ay. 11): Aku akan memusnahkan
pohon anggurnya dan pohon aranya. Perhatikanlah, jika manusia
memusnahkan firman dan ketetapan Tuhan , yang olehnya Ia harus
dihormati pada hari-hari raya mereka, maka adillah bagi Tuhan untuk
memusnahkan pohon anggur dan pohon ara mereka, yang dengannya
mereka menyenangkan diri mereka sendiri. Sementara mereka
menikmati semuanya ini, mereka memuji para kekasih mereka atas
semua hal ini : “Ini semuanya pemberian kepadaku, yang
dihadiahkan kepadaku oleh para kekasihku. Semuanya ini terjadi berkat
binatang-bintangku, dan penyembahanku terhadap mereka. Semuanya ini
terjadi berkat para tetanggaku, dan ikatan persekutuanku dengan mereka.”
Dan sebab nya Tuhan akan memusnahkan semuanya itu, akan
membuatnya layu dengan embusan udara panas, atau dengan membawa
masuk musuh asing yang akan memorak-porandakan negeri, sehingga
kebun anggur mereka akan menjadi hutan. Pagar-pagar pelindung akan
dirubuhkan, seperti yang biasa terjadi di dalam peperangan. Semuanya
akan disamaratakan, sehingga binatang-binatang di padang akan
memakan habis anggur dan buah ara mereka. Atau kebun-kebun anggur
mereka akan dihempas oleh angin timur dengan begitu rupa sehingga
pohon-pohon buah tidak akan berguna lagi sama seperti pohon-pohon
hutan. Sebaliknya, sebab menjadi layu dan tidak berguna sama sekali,
maka buah yang masih tersisa akan diberikan kepada binatang-binatang
di padang. Atau semuanya itu akan dimakan habis oleh musuh-musuh
mereka, oleh orang-orang yang biadab seperti binatang buas. Nah,
(1) Hal ini akan merusak kegembiraan mereka: Tuhan akan menghentikan
segala kegirangannya. Bagaimanakah Ia akan melakukannya?
Menghentikan bulan baru dan hari Sabat saja tidaklah cukup. Mereka
dapat dengan sangat mudah melepaskannya, dan sama sekali tidak
merasa rugi. namun “Aku akan memusnahkan pohon anggurnya dan
pohon aranya, akan melenyapkan kesenangan-kesenangan indrawi-
nya, maka barulah ia akan berpikir bahwa dirinya benar-benar
dihancurkan.” Perhatikanlah, kehancuran pohon anggur dan pohon
ara akan menghentikan segala kegirangan hati yang bersifat
kedagingan. Hati itu akan berkata, seperti Mikha, Engkau telah
mengambil Tuhan ku, apakah lagi yang masih tinggal padaku?
(2) Hal ini akan menjadi hukuman bagi penyembahan berhalanya (ay.
12): “Aku akan menghukum dia sebab hari-hari saat dia
membakar korban untuk para Baal. Aku akan mengadakan
perhitungan dengannya atas segala penyembahan terhadap semua
Baal yang telah dijadikannya Tuhan , dari sejak masa nenek
moyangnya hingga hari ini.” Kita membaca bahwa mereka
menyembah Baal sudah lama sejak masa hakim-hakim, dan
sepanjang yang saya ketahui, ayat ini melihat jauh ke belakang
sejauh masa-masa itu, hari-hari saat dia membakar korban untuk
para Baal. Sebab di dalam perintah yang kedualah, yang melarang
penyembahan berhala, Tuhan mengancam untuk membalaskan
kesalahan bapa kepada anak-anaknya. Dan memang adil dosa itu
dibalaskan dengan cara seperti itu, lebih dibandingkan dengan cara lain,
sebab dosa pada umumnya didukung oleh kebiasaan yang sudah
menetap dan lama. Sekarang sebab takaran dari kesalahan Israel
telah penuh, maka dosa-dosa mereka sebelumnya harus diperhitung-
kan, dan akan dituntut dari angkatan ini. Atau hari-hari Baal yaitu
hari-hari perayaan yang mereka pelihara untuk menghormati
berhala-berhala mereka. Hari-hari kegirangan yang penuh dosa
harus dibalaskan pada hari-hari perkabungan. Ini yaitu hari-hari di
mana dia membakar korban untuk berhala-berhala, dan, untuk
menyemarakkan perayaan itu, ia berhias dengan anting-antingnya
dan kalungnya, sehingga, dengan tampil terhormat, kehormatan yang
diberikannya kepada Baal dapat dipandang lebih besar lagi. Atau dia
seperti seorang istri yang menghias diri dengan anting-anting dan
kalung yang diberikan oleh suaminya, untuk membuat dirinya
menawan bagi para kekasihnya, yang diikutinya, dan yang selalu
diingatnya. Namun dia melupakan Aku, demikianlah firman TUHAN.
Perhatikanlah, jika kita meninggalkan Tuhan dengan berkhianat,
itu terjadi sebab kita telah melupakan Dia, melupakan hakikat-Nya
dan sifat-sifat-Nya, hubungan-Nya dengan kita dan kewajiban-
kewajiban kita terhadap-Nya. Banyak orang mengaku bahwa mereka
memiliki ingatan yang lemah, dan melupakan perkara-perkara
tentang Tuhan , namun mereka dapat mengingat perkara-perkara lain
dengan cukup baik. Bukan begitu masalahnya, ini terjadi sebab
mereka begitu memikirkan berhala yang sia-sia, sehingga mereka
begitu lupa akan rahmat-rahmat ilahi yang telah mereka terima
sendiri.
Janji-janji tentang Belas Kasihan
(2:13-22)
13 “Sebab itu, sesungguhnya, Aku ini akan membujuk dia, dan membawa dia ke padang
gurun, dan berbicara menenangkan hatinya. 14 Aku akan memberi kepadanya kebun
anggurnya dari sana, dan membuat lembah Akhor menjadi pintu pengharapan. Maka dia
akan merelakan diri di sana seperti pada masa mudanya, seperti pada waktu dia
berangkat keluar dari tanah Mesir. 15 Maka pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN,
engkau akan memanggil Aku: Suamiku, dan tidak lagi memanggil Aku: Baalku! 16 Lalu Aku
menjauhkan nama para Baal dari mulutmu, maka nama mereka tidak lagi disebut. 17 Aku
akan mengikat perjanjian bagimu pada waktu itu dengan binatang-binatang di padang
dan dengan burung-burung di udara, dan binatang-binatang melata di muka bumi; Aku
akan meniadakan busur panah, pedang dan alat perang dari negeri, dan akan membuat
engkau berbaring dengan tenteram. 18 Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk
selama-lamanya dan Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebe-
naran, dalam kasih setia dan kasih sayang. 19 Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam
kesetiaan, sehingga engkau akan mengenal TUHAN.
20 Maka pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mendengarkan langit, dan
langit akan mendengarkan bumi. 21 Bumi akan mendengarkan gandum, anggur dan minyak,
dan mereka ini akan mendengarkan Yizreel. 22 Aku akan menaburkan dia bagi-Ku di bumi,
dan akan menyayangi Lo-Ruhama, dan Aku berkata kepada Lo-Ami: Umat-Ku engkau! dan
ia akan berkata: Tuhan ku!”
Keadaan Israel yang hancur sebab dosanya sendiri pada bagian awal pasal ini
tidaklah kelihatan begitu hitam dan suram lagi, sebab keadaannya, dengan
dibatasi oleh anugerah ilahi, tampak begitu terang dan menyenangkan di sini
pada bagian akhir pasal ini. Dan hal ini lebih mengejutkan lagi, sebab janji-janji
tentang belas kasihan itu diberikan segera sesudah ancaman-ancaman. Bahkan,
yang sangat mengherankan, janji-janji ini melalui sebuah kata penghubung
dihubungkan dengan, dan disimpulkan dari, pernyataan tentang keberdosaan
mereka yang mendasari ancaman-ancaman kehancuran mereka: Dia mengikuti
para kekasihnya dan melupakan Aku, demikianlah firman TUHAN. Sebab itu,
sesungguhnya, Aku ini akan membujuk dia. Oleh sebab nya, tepatlah kata
penghubung sebab itu segera diikuti dengan sebuah kata penanda rasa senang:
Sesungguhnya, Aku ini akan membujuk dia! saat dikatakan, dia melupakan Aku,
orang akan menyangka bahwa kalimat selanjutnya seharusnya, “sebab itu Aku
akan meninggalkan dia, Aku akan melupakan dia, Aku tidak akan pernah
mengurusnya lagi.” Tidak, sebab itu Aku akan membujuk dia. Perhatikanlah,
rancangan dan jalan belas kasihan Tuhan itu secara tak terhingga melampaui
rancangan dan jalan belas kasihan kita. Alasan-alasan-Nya bersumber dari
dalam diri-Nya sendiri, dan bukan dari apa pun di dalam diri kita. Bahkan,
kebaikan-Nya mengambil kesempatan dari keburukan manusia untuk tampil
jauh lebih berkilau (Yes. 57:17-18). Sebab itu, mengingat dia tidak mau dikekang
oleh segala pemberitahuan tentang murka, Tuhan akan mencoba apakah dia akan
disadarkan oleh tawaran-tawaran belas kasihan. Sebagian penafsir berpendapat
bahwa ayat itu dapat diterjemahkan, sesudah itu, atau biarpun demikian, Aku
akan membujuk dia. Artinya sama saja. Rancangannya jelas untuk
mengagungkan anugerah ilahi yang cuma-cuma kepada orang-orang yang akan
diberi belas kasihan oleh Tuhan , semata-mata sebab belas kasihan. Nah, apa
yang dijanjikan di sini kepada Israel yaitu ,
I. Kendati sekarang mereka sedang bermuram durja, dan sudah mau berputus
asa, mereka akan dihidupkan kembali dengan penghiburan dan
pengharapan (ay. 13-14). Hal ini diungkapkan di sini dengan merujuk pada
cara Tuhan menghadapi bangsa Israel saat Ia membawa mereka keluar dari
Mesir, dengan melewati padang gurun ke Kanaan. Sebab keadaan mereka
yang menyedihkan dan mengenaskan di dalam pembuangan dibandingkan
dengan keadaan mereka di Mesir pada hari mereka dilahirkan (ay. 2,
terjemahan bebas). Mereka akan dibentuk secara baru melalui mujizat-
mujizat kasih dan belas kasihan yang sedemikian rupa seperti mereka
pertama kali dibentuk, dan mereka akan dihanyutkan oleh sukacita yang
sedemikian besar seperti yang mereka alami sebelumnya. Sukar untuk
dikatakan apakah hal ini memang sudah digenapi di dalam kerajaan sepuluh
suku. namun yang menjadi tujuan utamanya yaitu , tidak diragukan lagi, di-
bawa masuknya baik orang-orang Yahudi maupun orang-orang bukan
Yahudi ke dalam jemaat melalui Injil Kristus. Dan hal itu dapat diterapkan,
bahkan beralasan bagi kita untuk berpikir bahwa nubuatan itu memang
dirancang untuk diterapkan, kepada pertobatan jiwa-jiwa kepada Tuhan .
Sekarang amatilah,
1. Cara-cara penuh rahmat yang akan dipakai Tuhan untuk menangani
mereka.
(1) Ia akan membawa mereka ke padang gurun, seperti per tama kali
dilakukan-Nya saat Ia membawa mereka keluar dari Mesir, di
mana Ia mendidik mereka dan membawa mereka ke dalam kovenan
dengan-Nya. Negeri tempat pembuangan mereka akan menjadi bagi
mereka sekarang, seperti halnya padang gurun dahulu, dapur keseng-
saraan, di mana Tuhan akan memilih mereka. Aku akan membawa
kamu ke padang gurun bangsa-bangsa dan di sana Aku akan
beperkara dengan kamu (Yeh. 20:35). Tuhan telah berkata bahwa Ia
akan membuat mereka seperti padang gurun (ay. 2), yang merupakan
suatu ancaman. Sekarang, saat di sini dijadikan sebagai bagian dari
janji bahwa Ia akan membawa mereka ke padang gurun, artinya
mungkin bahwa Ia oleh anugerah-Nya akan membuat mereka me-
nyadari keadaan mereka: “Mereka akan memiliki hati yang
merendah di bawah penyelenggaraan ilahi yang merendahkan.
sebab miskin, mereka akan menjadi miskin di hadapan Tuhan , akan
membayar pulih kesalahan mereka, dan kemudian mereka
dipersiapkan untuk menerima penghiburan yang telah dijanjikan
kepada mereka.” saat Tuhan melepaskan Israel dari Mesir, Ia
memimpin mereka ke dalam padang gurun, untuk merendahkan hati
mereka dan mencobai mereka, supaya dapat berbuat baik kepada me-
reka akhirnya (Ul. 8:2-3, 15-16), dan Ia akan berbuat demikian lagi.
Perhatikanlah, orang-orang yang akan menerima belas kasihan dari
Tuhan , pertama-tama dibawa-Nya ke padang gurun, ke tempat yang
sunyi dan terasing, supaya mereka dapat bersekutu dengan-Nya
secara lebih bebas jauh dari kebisingan dunia ini. Ia akan membawa
mereka ke dalam tekanan pikiran, melalui perasaan bersalah dan
kengerian akan murka, yang membuat jiwa menjadi kalut dan
kebingungan, dan melalui kesadaran akan kesalahan itu Ia
mempersiapkan penghiburan. Dan kadang-kadang Ia membawa
mereka ke dalam kesusahan dan masalah lahiriah, dengan tujuan
untuk membuka telinga mereka agar menerima hajaran.
(2) Ia kemudian akan membujuk mereka dan berbicara menenangkan
hati mereka, akan meyakinkan mereka dan berbicara kepada hati
mereka. Maksudnya, melalui firman dan Roh-Nya Ia akan
mencondongkan hati mereka untuk kembali kepada-Nya, dan
mendorong mereka untuk berbuat demikian. Ia akan membujuk
mereka dengan janji-janji perkenanan-Nya, seperti sebelumnya Ia
telah menakuti mereka dengan ancaman-ancaman murka-Nya. Ia
akan berbicara dengan ramah kepada mereka, baik melalui para
nabi-Nya maupun melalui penyelenggaraan-Nya, seperti sebelumnya
Ia telah berbicara dengan keras (Yes. 40:1-2). Melalui tangan hamba-
hamba-Ku, para nabi, Aku akan berbicara menenangkan hatinya.
Demikian dalam Alkitab terjemahan bahasa Aram. Hal ini merujuk
kepada Injil Kristus, dan tawaran-tawaran anugerah ilahi di dalam
Injil, yang olehnya kita dibujuk untuk meninggalkan dosa-dosa kita
dan berpaling kepada Tuhan . Injil berbicara kepada hati seorang
berdosa yang insaf tentang segala sesuatu yang sesuai dengan
keadaannya, berbicara tentang penghiburan yang berlimpah kepada
orang-orang yang berduka sebab dosa dan meratap kepada Tuhan.
Dan saat oleh Roh hal itu benar-benar disampaikan kepada hati,
dan sampai masuk ke dalam nurani (yang merupakan hak istimewa
Tuhan saja untuk melakukannya), Oh betapa penuh berkat perubahan
yang dibuat olehnya! Perhatikanlah, cara terbaik untuk
mengembalikan jiwa-jiwa yang berkelana kepada Tuhan yaitu
melalui sarana-sarana yang adil. Melalui janji bahwa kita akan
mendapat ketenangan di dalam Kristus, kita diundang untuk
memikul kuk-Nya. Dan karya pertobatan dapat diwujudkan melalui
penghiburan sama seperti melalui teguran atas kesalahan kita.
(3) Ia akan memberi kepadanya kebun anggurnya dari sana. Dari
sejak saat itu dan dari tempat di mana Ia telah menghukumnya, dan
membuatnya melihat kebodohannya dan merendahkan dirinya, dari
sana Ia akan berbuat baik kepadanya. Ia tidak hanya akan berbicara
menenangkan hatinya, namun juga berbuat baik baginya, dan
mencabut kembali apa yang telah dilakukan-Nya melawan dia. Ia
telah memusnahkan pohon anggurnya (ay. 11), namun sekarang Ia
akan memberinya kebun anggur sekaligus, seakan-akan untuk setiap
pohon anggur yang dihancurkan, dia akan mendapatkan kembali
kebun anggur, dan dengan demikian dibayar berikut bunganya. Ia
tidak hanya akan memiliki gandum untuk kebutuhan pokok, namun
juga kebun anggur untuk kesenangan. Hal ini menunjukkan segala
hak istimewa dan penghiburan dari Injil, yang disiapkan bagi orang-
orang yang muncul dari padang gurun, yang bersandar pada Kristus
sebagai kekasih mereka (Kid. 8:5). Perhatikanlah, Tuhan memiliki
kebun anggur penghiburan yang siap untuk dianugerahkan kepada
orang-orang yang bertobat dan kembali kepada-Nya. Dan Ia dapat
memberi kebun anggur dari padang gurun, yang dari semua hal
lain paling dinanti-nantikan, seperti istirahat bagi orang yang lelah.
(4) Ia akan memberinya lembah Akhor menjadi pintu pengharapan.
Lembah Akhor yaitu lembah di mana Akhan dirajam. Akhor
berarti lembah kesusahan, sebab Akhan telah menyusahkan Israel,
dan di sana Tuhan menyusahkan dia. Ini yaitu permulaan dari
peperangan Kanaan. Dan dengan menyingkirkan barang yang
dikutuk di tempat ini , mereka memiliki alasan untuk
berharap bahwa Tuhan akan terus hadir bersama mereka dan
menuntaskan kemenangan-kemenangan mereka. Maka saat Tuhan
kembali kepada umat-Nya di dalam belas kasihan, dan mereka
kembali kepada-Nya di dalam kewajiban, hal ini bagi mereka
akan menjadi pertanda yang membahagiakan di antara hal-hal
lainnya. Jika mereka menyingkirkan barang yang dikutuk dari antara
mereka, jika dengan mematikan dosa mereka merajam si Akhan yang
telah menyusahkan perkemahan mereka, maka menaklukkan musuh
di dalam diri mereka sendiri yaitu suatu pertanda bagi mereka
akan kemenangan atas semua raja Kanaan. Atau, jika yang
dirujuk yaitu nama Akhor itu sendiri, maka hal ini
menyiratkan bahwa kesusahan sebab dosa, jika itu tulus, akan
membuka pintu pengharapan. Sebab dosa yang sungguh-sungguh
menyusahkan kita tidak akan menghancurkan kita. Lembah Akhor
yaitu lembah yang sangat subur dan indah, sebagian penafsir
menganggapnya sama dengan lembah En-Gedi, yang terkenal sebab
kebun-kebun anggurnya (Kid. 1:14). Lembah ini diberikan Tuhan
kepada Israel sebagai contoh dan tanda dari seluruh tanah Kanaan.
Dengan demikian, “Tuhan melalui Injil-Nya akan memberi kepada
semua orang percaya segala pemberian, anugerah, dan penghiburan
yang begitu rupa di dalam kehidupan ini, yang membuat mereka
dapat mengecap hal-hal yang lebih baik dan sempurna dari kerajaan
sorga. Dan Ia akan memberi mereka harapan yang pasti bahwa
mereka akan memilikinya secara penuh pada waktunya nanti.”
Demikianlah penjelasan dari seorang cendekiawan, Dr. Pocock. Dan,
untuk maksud yang sama, demikianlah seluruh konteks ayat ini.
2. Sukacita besar yang dengannya mereka akan menyambut kembalinya
Tuhan dengan penuh rahmat kepada mereka: Dia akan merelakan diri di
sana sama seperti pada masa mudanya (2:14, KJV: Dia akan menyanyi di
sana). Hal ini dengan jelas merujuk kepada nyanyian kemenangan dan
nubuatan yang dinyanyikan oleh Musa dan orang-orang Israel di Laut
Teberau (Kel. 15:1). Pada waktu mereka dibebaskan dari penawanan,
mereka akan mengulangi nyanyian itu, dan bagi mereka itu akan menjadi
nyanyian baru, sebab dinyanyikan pada kesempatan yang baru, yang
tidak kalah penting dari sebelumnya. Tuhan telah berkata (ay. 10) bahwa
Ia akan menghentikan segala kegirangannya, namun sekarang Ia akan
menghidupkannya lagi: Ia akan menyanyi seperti pada waktu dia keluar
dari Mesir. Perhatikanlah, saat Tuhan mengulangi rahmat-rahmat-Nya
yang dulu, kita harus mengulangi puji-pujian kita yang dulu. Kita juga
mendapati nyanyian Musa dinyanyikan di dalam Perjanjian Baru (Why.
15:3). Janji tentang Israel yang bernyanyi ini digenapi di dalam Injil
Kristus, yang memenuhi kita dengan bahan berlimpah untuk bersukacita
dan memuji. Dan di mana pun Injil diterima dalam kuasanya, ia
melapangkan hati dengan sukacita dan pujian. Inilah negeri yang
melimpah dengan susu dan madunya, yang pintu pengharapan kepada-
nya dibuka oleh lembah Akhor. Kita bersukacita dalam kesesakan.
II. Bahwa, kendati mereka telah sangat kecanduan menyembah Baal, mereka
sekarang akan dibebaskan darinya secara sempurna. Mereka akan
melepaskan dan meninggalkan segala sesuatu yang terlihat seperti
penyembahan berhala dan yang mendekatinya, dan hanya berpaut kepada
Tuhan saja, serta menyembah Dia seperti yang ditetapkan-Nya (ay. 15-16).
Perhatikanlah, jaminan dan tanda yang pasti akan perkenanan Tuhan kepada
suatu bangsa yaitu bagaimana Ia secara tuntas memisahkan mereka dari
dosa-dosa yang mereka sukai. Penyembahan kepada Baal yaitu dosa yang
begitu merintangi bangsa Israel. Itu yaitu pelanggaran mereka sendiri,
dosa yang menguasai diri mereka. namun sekarang penyembahan berhala
ini akan dihapuskan sama sekali, dan tidak akan tersisa sedikit pun
darinya di antara mereka.
1. Berhala-berhala Baal tidak akan disebutkan lagi, tidak satu pun dari para
Baal yang telah membuat kegaduhan begitu besar pada hari-hari saat
mereka membakar korban, ya Baal, jawablah kami! Ya Baal, jawablah
kami! Nama para Baal itu sendiri akan dijauhkan dari mulut mereka.
Nama itu tidak akan dipakai sama sekali sehingga akan betul-betul
dilupakan, seakan-akan nama para Baal tidak pernah dikenal di Israel.
Nama para Baal akan begitu dibenci sehingga umat sendiri tidak akan
tahan menyebutnya, atau mendengar orang lain menyebutnya. Dengan
demikian, keturuan yang akan datang hampir tidak pernah tahu bahwa
dulu pernah ada hal-hal yang demikian. Mereka akan menjadi begitu
malu akan kecintaan mereka yang dulu kepada Baal, sehingga mereka
akan melakukan segala sesuatu yang dapat mereka lakukan untuk
melenyapkan ingatan terhadapnya. Mereka akan menerapkan makna
harfiah yang seketat mungkin pada hukum yang menentang
penyembahan berhala itu (Kel. 23:13), nama Tuhan lain janganlah kamu
panggil, janganlah nama itu kedengaran dari mulutmu, sama seperti yang
dilakukan Daud (Mzm. 16:4). Demikian pula Rasul Paulus
mengungkapkan kejijikan yang harus kita rasakan terhadap segala rupa
hawa nafsu: Disebut saja pun jangan di antara kamu (Ef. 5:3). namun
bagaimana mungkin perubahan kulit orang Etiopia itu dapat terjadi?
Jawabnya, kuasa Tuhan dapat mengerjakannya, dan akan melakukannya.
Aku menjauhkan nama para Baal dari mulutmu. Seperti dalam Zakharia
13:2, Aku akan melenyapkan nama-nama berhala. Perhatikanlah,
anugerah Tuhan di dalam hati akan mengubah ucapan bibir dengan cara
membuat pelanggaran yang dulu dicintai sekarang dibenci. Aku akan
memberi bibir lain kepada bangsa-bangsa, yakni bibir yang bersih
(Zef. 3:9). Salah satu rabi berkata bahwa janji ini merujuk kepada
bangsa-bangsa bukan Yahudi yang, melalui Injil Kristus, dijauhkan dari
penyembahan berhala yang telah mengikat mereka (1Tes. 1:9).
2. Kata Baal itu sendiri akan disingkirkan, bahkan dalam artinya yang tidak
mengandung kesalahan. Tuhan berkata, engkau akan memanggil Aku:
Suamiku, dan tidak lagi memanggil Aku: Baalku! (KJV: engkau akan
memanggil Aku: Ishi, dan tidak lagi memanggil Aku: Baali!). Keduanya
berarti suamiku, dan keduanya juga digunakan bagi Tuhan . Sebab yang
menjadi Baalmu (demikianlah kata yang dipakai), pemilikmu,
pengayommu, dan pelindungmu, ialah Dia yang menjadikan engkau (Yes.
54:5). Ada kemungkinan bahwa banyak orang baik, dengan mengikuti
ayat itu, telah menggunakan nama Baali dalam menyembah Tuhan Israel.
saat bangsa-bangsa di sekitar mereka yang jahat bersembah sujud
kepada Baal, mereka bermegah dalam hal ini, bahwa Tuhan yaitu Baal
mereka. “namun ,” kata Tuhan , “engkau tidak akan memanggil-Ku lagi
demikian, sebab Aku akan menyingkirkan nama-nama Baal itu sendiri.”
Perhatikanlah, apa yang dengan sendirinya tidak mengandung
kesalahan, saat hal itu diselewengkan kepada penyembahan berhala,
haruslah dihapuskan dan tidak lagi digunakan, supaya tidak ada
tindakan yang dilakukan untuk tetap mengingat berhala-berhala, apalagi
untuk mempertahankan nama baik mereka. jika memanggil Tuhan
dengan sebutan Ishi sama saja intinya, dan sama pula artinya, seperti
Baali, maka biarlah nama ini dipilih, supaya jangan sampai, dengan
memanggil-Nya Baali, orang lain akan diingatkan akan para Baal mereka
yang dulu. Sebagian penafsir berpendapat bahwa ada alasan lain yang
tersirat mengapa Tuhan ingin dipanggil Ishi dan bukan Baali. Keduanya
berarti suamiku, namun Ishi yaitu sapaan yang penuh kasih, sikap manis,
dan keakraban, sementara Baali yaitu sapaan yang penuh sikap hormat
dan tunduk. Ishi yaitu vir meus – laki-lakiku. Baali yaitu dominus meus
– tuanku. Di zaman Injil Tuhan telah menyatakan diri-Nya dengan begitu
rupa kepada kita, hingga mendorong kita untuk datang dengan berani ke
hadapan takhta anugerah-Nya, dan untuk bersikap bebas secara kudus
dan rendah hati di sana. Kita harus menyebut Tuhan Tuan kami, sebab
memang demikianlah Ia adanya, namun kita lebih diajar untuk menyebut
Dia Bapa kami. Ishi yaitu seorang laki-laki dengan pertolongan TUHAN
(Kej. 4:1), dan menyiratkan bahwa di zaman Injil suami jemaat yaitu
manusia Kristus Yesus, yang dijadikan seperti saudara-saudara-Nya, dan
sebab nya mereka akan memanggil-Nya Ishi, bukan Baali.
III. Bahwa kendati mereka terus-menerus tertimpa masalah, seakan-akan
seluruh ciptaan berperang melawan mereka, kini mereka akan menikmati
kedamaian dan ketenangan yang sempurna, seakan-akan mereka mengikat
persahabatan dengan seluruh ciptaan (ay. 17): Pada waktu itu, saat
mereka telah meninggalkan berhala-berhala mereka, dan menempatkan diri
mereka di bawah perlindungan ilahi, Aku akan mengikat perjanjian bagi
mereka.
1. Mereka akan dilindungi dari kejahatan. Tidak ada yang akan men-
celakakan mereka, atau berbuat jahat kepada mereka. Tranquillus Deus
tranquillat amnia – jika Tuhan berdamai dengan kita, maka Ia
membuat setiap makhluk ciptaan berdamai pula dengan kita. Makhluk-
makhluk ciptaan yang lebih rendah tidak akan mencelakakan mereka,
seperti yang telah terjadi saat binatang-binatang di padang memakan
habis pohon anggur mereka (ay. 11), dan saat binatang buas me-
rupakan salah satu dari hukuman Tuhan yang berat-berat (Yeh. 14:15).
Burung-burung di udara dan binatang-binatang melata dimasukkan ke
dalam kovenan ini. Sebab mereka juga, saat Tuhan memakai mereka
sebagai alat keadilan-Nya, bisa sangat mencelakakan, namun sekarang
mereka tidak lagi demikian. Bahkan, berdasar kovenan ini, semua
binatang ini akan menjadi berguna bagi mereka dan berpihak
kepada mereka. Perhatikanlah, Tuhan berkuasa atas makhluk-makhluk
ciptaan yang lebih rendah, dan membawa mereka ke dalam kovenan apa
pun sebagaimana yang dikehendaki-Nya. Ia dapat membuat binatang
hutan memuliakan Dia (demikianlah yang telah dijanjikan-Nya, Yes.
43:20) dan membantu memberi penghiburan bagi umat-Nya. Dan, jika
makhluk-makhluk ciptaan yang lebih rendah diikat seperti itu untuk
melayani kita, maka bagian kita dalam kovenan yaitu untuk tidak me-
nyalahgunakan mereka, namun melayani Tuhan dengan mereka. Sebagian
penafsir berpendapat bahwa kovenan ini telah digenapi dalam kuasa
mujizat yang diberikan Kristus kepada murid-murid-Nya
untuk memegang ular (Mrk. 16:17-18). Hal ini sesuai dengan janji-janji
yang dibuat secara khusus kepada Israel, jsesudah mereka kembali dari
penawanan (Yeh. 34:25, Aku akan meniadakan binatang buas dari tanah
itu), dan janji-janji yang lebih umum kepada semua orang kudus.
Binatang liar akan berdamai dengan engkau (Ayb. 5:22-23), dan singa
dan ular tedung akan kaulangkahi (Mzm. 91:13). Namun ini belum
semuanya. Manusia lebih terancam bahaya dari satu sama lain
dibandingkan dari binatang buas, dan sebab nya dijanjikan lebih lanjut
bahwa Tuhan akan menghentikan peperangan, akan melucuti musuh: Aku
akan meniadakan busur panah, pedang dan alat perang dari negeri. Ia
dapat melakukannya kapan pun seperti yang dikehendaki-Nya (Mzm.
44:7-8), dan akan melakukannya bagi orang-orang yang jalannya di-
perkenan oleh-Nya, sebab dengan demikian maka musuh orang itu pun
didamaikan-Nya dengan dia (Ams. 16:7, KJV). Hal ini sesuai dengan janji
bahwa di zaman Injil pedang-pedang akan ditempa menjadi mata
bajak (Yes. 2:4).
2. Mereka akan ditenangkan dari rasa takut terhadap malapetaka. Tuhan
tidak hanya akan menjaga mereka agar tetap aman, namun juga membuat
mereka berbaring dengan tenteram, sebagai orang-orang yang tahu
bahwa mereka berada di bawah perlindungan sorga, dan sebab nya
tidak takut terhadap kuasa neraka.
IV. Bahwa, kendati Tuhan telah memberi mereka surat cerai sebab persundalan
mereka, namun, atas pertobatan mereka, Ia sekali lagi akan membawa
mereka masuk ke dalam kovenan dengan diri-Nya, ke dalam kovenan
pernikahan (ay. 18-19). Tindakan Tuhan yang membuat kovenan bagi mereka
dengan makhluk-makhluk ciptaan yang lebih rendah yaitu suatu
perkenanan yang besar. namun itu tidak ada apa-apanya dibandingkan
dengan hal ini, bahwa Ia membawa mereka ke dalam kovenan dengan diri-
Nya dan mengikat diri-Nya sendiri untuk berbuat baik bagi mereka.
Amatilah,
1. Sifat dari kovenan ini. Ini yaitu perjanjian pernikahan, yang dibangun
atas dasar pilihan dan kasih, dan yang membangun hubungan terdekat:
Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku. Dan lagi, untuk ketiga kalinya,
Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku. Perhatikanlah, semua orang yang
dengan sungguh-sungguh mengabdi kepada Tuhan diperistri oleh-Nya.
Tuhan memberi mereka rasa aman yang paling suci dan tidak dapat
diganggu gugat bahwa Ia akan mengasihi mereka, melindungi mereka,
dan memelihara mereka. Bahwa Ia akan melakukan kewajiban seorang
suami kepada mereka, dan bahwa Ia akan mencondongkan hati mereka
untuk melekat kepada-Nya, dan akan menerima mereka dengan penuh
rahmat saat mereka berbuat demikian. Jiwa-jiwa yang percaya
dipertunangkan kepada Kristus (2Kor. 11:2). Jemaat Injili yaitu
pengantin wanita , mempelai Anak Domba. Dan mereka tidak akan
pernah sampai memiliki hubungan ini dengan Dia seandainya Ia
dengan kuasa anugerah-Nya tidak memperistri mereka. Perpisahan
dimulai dari pihak kita, kita mengasingkan diri kita sendiri dari Tuhan .
Penyatuan dimulai dari pihak-Nya, Ia menjadikan kita sebagai istri-Nya.
2. Lamanya kovenan ini: “Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk
selama-lamanya. Kovenan itu sendiri tidak akan dapat diganggu gugat.
Tuhan tidak akan melanggarnya dari pihak-Nya, dan engkau tidak akan
melanggarnya dari pihakmu. Dan berkat-berkat kovenan ini akan
berlangsung selamanya.” Salah satu rabi Yahudi berkata bahwa ini
yaitu janji bahwa Israel akan memperoleh kehidupan di dunia yang akan
datang, yang kekal dan abadi.
3. Dengan cara bagaimana kovenan ini akan dibuat.
(1) Dalam keadilan dan kebenaran, yaitu, Tuhan akan berlaku tulus dan
jujur dalam mengikat kovenan dengan mereka. Mereka telah
melanggar kovenan, namun Tuhan berlaku benar. “namun ,” kata Tuhan ,
“Aku akan memperbarui kovenan dalam kebenaran.” Perkara itu
akan diatur dengan sedemikian rupa sehingga Tuhan dapat menerima
bahkan anak-anak yang murtad ini ke dalam keluarga-Nya sekali
lagi, tanpa menodai keadilan-Nya. Bahkan keadilan-Nya dipuaskan
oleh Sang Pengantara kovenan ini, yang membawa kehormatan
besar bagi kovenan ini . Namun apakah gerangan alasannya
sehingga Tuhan mengikat kovenan dengan suatu bangsa yang sudah
begitu sering berkhianat? Tidakkah hal itu akan menodai hikmat-
Nya? “Tidak,” tegas Tuhan . “Aku akan melakukannya dalam keadilan,
bukan dengan gegabah, melainkan berdasar pertimbangan yang
semestinya. Biarlah Aku sendiri yang memberi alasan untuk itu
dan membenarkan tindakan-Ku sendiri.”
(2) Dalam kasih setia dan kasih sayang. Tuhan akan berlaku dengan
lembut dan penuh rahmat dalam membuat kovenan dengan mereka.
Dan Ia tidak hanya akan berbuat sesuai dengan firman-Nya, namun
juga lebih baik. Dan, sama seperti Ia akan bersikap adil dalam
menjaga kovenan dengan mereka, demikian pula Ia akan berbelas
kasihan dalam menjaga mereka tetap di dalam kovenan itu. Mereka
rentan pada banyak kelemahan, dan, jika Ia bersikap keras untuk
menandai kesalahan yang mereka perbuat, maka mereka akan
segera kehilangan berkat dari kovenan itu. Oleh sebab nya, Ia
berjanji bahwa kovenan itu yaitu kovenan anugerah, yang dibuat
dalam pertimbangan yang penuh belas kasihan terhadap kelemahan-
kelemahan mereka, sehingga setiap pelanggaran di dalam kovenan
itu tidak akan melempar mereka keluar dari kovenan. Ia akan
mengumpulkan mereka dengan kasih setia yang kekal.
(3) Dalam kesetiaan. Setiap butir kovenan akan dilaksanakan dengan
tepat. Ia yang memanggil kamu yaitu setia, Ia juga akan
menggenapinya. Ia tidak dapat menyangkal diri-Nya.
4. Sarana yang dengannya mereka akan dijaga ketat dan tetap setia kepada
kovenan itu dari pihak mereka: Engkau akan mengenal TUHAN. Ini
bukan hanya sebuah janji bahwa Tuhan akan menyatakan diri-Nya
kepada mereka secara lebih penuh dan lebih jelas dibandingkan sebelumnya,
namun juga bahwa Ia akan memberi mereka hati untuk mengenal Dia.
Mereka akan mengenal lebih banyak tentang Dia, dan akan mengenal-
Nya dengan cara lain dibandingkan selama ini. Alasan dari kemurtadan
mereka yaitu sebab mereka tidak mengenal Tuhan sebagai pemelihara
mereka (ay. 8). Oleh sebab itu, untuk mencegah hal yang serupa,
mereka semua akan diajar oleh Tuhan untuk mengenal Dia. Perhatikanlah,
Tuhan mempertahankan pengaruh-Nya di dalam jiwa manusia dengan
memberi mereka pemahaman yang baik dan pengetahuan yang benar
tentang segala sesuatu (Ibr. 8:11).
V. Bahwa, kendati langit bagi mereka telah menjadi seperti tembaga dan bumi
menjadi seperti besi, kini langit akan memberi embunnya, dan
melaluinya bumi menghasilkan buahnya (ay. 20-21). sebab Tuhan telah
menjadikan jemaat Injili, dan di dalamnya semua orang percaya, sebagai
istri-Nya, bagaimana mungkin Ia, oleh diri-Nya sendiri dan bersama-sama
dengan Anak-Nya, tidak secara cuma-cuma memberi mereka segala sesuatu,
segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan dan kesalehan, segala se-
suatu yang mereka butuhkan atau yang dapat mereka inginkan? Semua
yaitu milik mereka, sebab mereka yaitu milik Kristus, dipertunangkan
kepada-Nya. Dan beserta dengan kebenaran kerajaan Tuhan , yang mereka
cari lebih dahulu, maka semua hal yang lain akan ditambahkan kepada
mereka. Namun demikian, janji tentang gandum dan anggur ini juga harus
dipahami dalam pengertian rohani (demikian pendapat cendekiawan Dr.
Pocock): Curahan segala berkat dan anugerah yang berkaitan dengan jiwalah
yang dijanjikan di sini melalui perumpamaan berkat-berkat duniawi, yaitu
embun dari langit, dan juga tanah-tanah gemuk di bumi, dan berkat rohani
itu disebutkan terlebih dahulu, seperti di dalam berkat Yakub (Kej. 27:28).
Tuhan telah mengancam (ay. 8) bahwa Ia akan mengambil kembali gandum
dan anggur mereka. namun sekarang Ia berjanji untuk memulihkan
semuanya, dan itu dilakukan melalui cara kerja alam seperti biasa. Sewaktu
mereka ditimpa hukuman kelaparan, mereka meminta bumi untuk
menghasilkan gandum dan anggur untuk menopang kebutuhan mereka dan
keluarga mereka. Dengan sangat senang hati bumi mau memenuhi
kebutuhan mereka, namun bumi tidak dapat memberi kecuali dia menerima,
tidak dapat menghasilkan gandum dan anggur kecuali dia dilimpahi dengan
Batang air Tuhan (Mzm. 65:10). Dan sebab nya dia memanggil hujan dari
langit, hujan awal dan hujan akhir pada waktunya, supaya ada panen anggur.
Dan jika hujan ditahan, maka dengan muka sedih ia memohonkannya.
“namun ,” kata langit, “kami tidak memiliki hujan untuk diberikan
kecuali Ia yang memiliki kunci awan, membuka kunci itu, dan membuka
tempayan-tempayan langit ini. Dengan demikian, jika TUHAN tidak menolong
engkau, kami tidak dapat menolong.” namun , jika Tuhan memasukkan
mereka ke dalam kovenan dengan diri-Nya, maka roda alam akan diputar
lagi untuk kebaikan mereka, dan aliran-aliran rahmat akan mengalir dalam
saluran yang biasa: Maka pada waktu itu Aku akan mendengar, demikianlah
firman TUHAN. Aku akan menerima doa-doamu (demikianlah kitab
terjemahan bahasa Aram menafsirkan kata mendengar yang pertama). Tuhan
dengan penuh rahmat akan memperhatikan permohonan-permohonan
mereka kepada-Nya. Lalu Aku akan mendengarkan langit. Aku akan men-
jawabnya (demikian ayat itu dapat dibaca). Dan langit akan mendengarkan
dan menjawab bumi, serta mencurahkan hujan ke atasnya tepat pada
waktunya. Lalu bumi akan mendengarkan gandum dan anggur, dan
memberinya kelembaban. Kemudian gandum dan anggur akan
mendengarkan Yizreel, akan menjadi makanan dan minuman yang
menyehatkan bagi orang-orang yang mendiami Yizreel. Lihatlah di sini
keterkaitan antara penyebab-penyebab duniawi satu dengan yang lain,
seperti kaitan dalam sebuah mata rantai, dan bagaimana semua penyebab
duniawi itu mutlak bergantung pada Tuhan , sebagai Penyebab yang pertama.
Perhatikanlah, kita harus mengharapkan segala penghiburan dari Tuhan
dengan cara yang biasa dan melalui sarana yang telah ditentukan. Dan,
jika suatu saat kita menjadi kecewa di dalamnya, kita harus menengadah
kepada Tuhan , di atas bukit-bukit dan gunung-gunung (Mzm. 121:1-2).
Lihatlah betapa siapnya makhluk-makhluk ciptaan melayani umat Tuhan ,
betapa mereka mendambakan kehormatan itu: gandum berseru kepada
bumi, bumi kepada langit, langit kepada Tuhan , dan semuanya berseru supaya
mereka dapat mencukupi kebutuhan umat Tuhan . Dan lihatlah betapa siapnya
Tuhan memberi kelegaan: Aku akan mendengar, firman TUHAN, ya, Aku
akan mendengarkan. Dan, jika Tuhan mau mendengarkan seruan dari langit
bagi umat-Nya, jauh terlebih lagi Ia akan mendengarkan doa syafaat Anak-
Nya bagi mereka, yang dijadikan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat
sorga. Lihatlah betapa orang-orang yang mengikat kovenan dengan Tuhan
dapat bersuka secara istimewa dalam penghiburan-penghiburan yang
mereka nikmati dari makhluk ciptaan, sebab mereka melihat semuanya itu
datang kepada mereka dari tangan Tuhan . Mereka dapat menelusuri semua
aliran sungai sampai ke mata airnya, dan mengecap kovenan kasih dalam
belas kasihan yang bersifat biasa, yang membuatnya menjadi dua kali lipat
lebih manis.
VI. Bahwa walaupun mereka kini tersebar, tidak hanya, seperti Simeon dan
Lewi, terpencar di Yakub dan tersebar di Israel, namun juga terpencar dan
tersebar ke seluruh dunia, namun Tuhan akan mengubah kutukan ini, seperti
yang dilakukan-Nya terhadap kutukan yang dulu, menjadi berkat: “Aku tidak
hanya akan mengairi bumi baginya, namun juga akan menaburkan dia bagi-Ku
di bumi. Tersebarnya mereka tidak akan menjadi seperti sekam di tempat
pengirikan, yang ditiupkan angin, melainkan seperti benih di ladang, agar
bertumbuh besar dan bertambah banyak. Ke mana pun mereka tersebar,
mereka akan berakar ke bawah dan menghasilkan buah ke atas. Benih yang
baik itu yaitu anak-anak Kerajaan. Aku akan menaburkan dia bagi-Ku.” Hal
ini merujuk kepada nama Yizreel, yang berarti ditabur oleh Tuhan , atau bagi
Tuhan . Sama seperti dia disebar oleh-Nya (yang merupakan salah satu makna
dari perkataan itu) demikian pula dia akan ditabur oleh-Nya. Dan apa yang
ditabur-Nya akan dibuat-Nya bertumbuh. saat di semua belahan dunia
Kekristenan dapat berpijak dan berdiri, dan di mana-mana ada orang-orang
yang mengakui iman Kristen, pada saat itulah janji ini digenapi, Aku akan
menaburkan dia bagi-Ku di bumi. Perhatikanlah, berkat terbesar dari bumi
ini yaitu bahwa Tuhan memiliki jemaat di dalamnya, dan dari jemaat itu
muncul segala pujian kemuliaan yang diberikan kepada-Nya. Jemaat yaitu
apa yang ditaburkan bagi diri-Nya, dan sebab itu yang akan dilindungi bagi
diri-Nya.
VII. Bahwa, walaupun mereka telah menjadi Lo-Ami – bukan umat-Ku dan Lo-
ruhama – tidak mendapat belas kasihan Tuhan , namun kini mereka akan
mendapatkan kembali perkenanan-Nya dan dimasukkan lagi ke dalam
kovenan dengan-Nya (ay. 22): Mereka dahulu tidak beroleh belas kasihan,
namun tampak ditelantarkan. Mereka dahulu bukan umat-Ku, tidak
dibedakan, tidak diurus, sebagai umat-Ku, namun dibiarkan sejajar dengan
bangsa-bangsa lain. Inilah keadaan orang-orang Yahudi yang ditolak. Dan ini
juga keadaan yang sama, bahkan lebih mengenaskan, dari bangsa-bangsa
bukan Yahudi (yang kepada mereka Rasul Paulus menerpakan ayat ini, Rm.
9:24-25), yang tanpa pengharapan, dan tanpa Tuhan di dalam dunia. Namun
saat kumpulan besar baik orang-orang Yahudi maupun orang-orang bukan
Yahudi, sesudah percaya kepada Kristus, digabungkan ke dalam jemaat
Kristen, maka pada saat itulah,
1. Tuhan berbelas kasihan kepada mereka yang dahulu tidak beroleh belas
kasihan. Mereka mendapat perkenanan Tuhan , dan menjadi anak-anak
yang disayangi-Nya, sekalipun telah lama mereka tidak mendapat
perkenanan-Nya dan menjadi anak-anak yang dimurkai-Nya. Dan,
seandainya belas kasihan yang tak terhingga tidak menengahi, maka
mereka akan menjadi demikian untuk selama-lamanya. Perhatikanlah,
kita tidak boleh berputus asa mengharapkan belas kasihan Tuhan di mana
pun di sebarang neraka sini.
2. Ia mengikat hubungan kovenan dengan mereka yang dahulu merupakan
pendatang dan orang asing. Ia berkata kepada mereka, “Umat-Ku engkau,
yang akan Kuakui dan Kuberkati, Kulindungi dan Kupelihara.” Dan
mereka akan berkata, “Engkau yaitu Tuhan ku, yang akan kulayani dan
kusembah, dan dengan sepenuh hati aku akan mengabdi selama-
lamanya bagi kehormatan-Mu.” Perhatikanlah,
(1) Seluruh kebahagiaan orang-orang percaya terletak pada hubungan
timbal-balik antara mereka dan Tuhan , bahwa Ia yaitu milik mereka
dan mereka yaitu milik-Nya. Inilah yang menjadi puncak dari
semua janji.
(2) Hubungan ini didasarkan atas anugerah yang cuma-cuma. Bukan kita
yang memilih Dia, namun Dia yang memilih kita. Ia yang terlebih
dahulu berkata, mereka yaitu umat-Ku, dan Ia yang membuat
mereka merelakan diri untuk menjadi umat-Nya pada hari kuasa-
Nya. Dan baru kemudian mereka menyatakan Dia sebagai Tuhan
mereka.
(3) Sama seperti kita tidak memerlukan apa-apa lagi untuk membuat
kita bahagia selain menjadi umat Tuhan , demikian pula kita tidak
memerlukan apa-apa lagi untuk membuat kita tenang dan gembira
selain mendapatkan jaminan dari-Nya bahwa kita memang umat-
Nya. Selain itu, mendengar Dia berkata kepada kita, melalui Roh-Nya
yang bersaksi dengan roh kita, umat-Ku engkau.
(4) Orang-orang yang telah menerima Tuhan sebagai Tuhan mereka
harus menyatakan bahwa Dia memang Tuhan mereka. Mereka harus
datang kepada-Nya di dalam doa dan berkata demikian kepada-Nya,
Engkau yaitu Tuhan ku, dan harus siap untuk membuat pengakuan
iman di hadapan manusia.
(5) Sungguh menambah penghiburan dalam kovenan kita dengan Tuhan
bahwa di dalamnya ada persekutuan orang-orang kudus. Kendati
ada banyak, namun di sini mereka yaitu satu. Bukan, Aku akan
berkata kepada mereka, kalian yaitu umat-Ku, melainkan, engkau
yaitu umat-Ku. Sebab Tuhan memandang mereka semua sebagai
satu di dalam Kristus, dan sebagai satu kesatuan di dalam Kristuslah
Tuhan berbicara kepada mereka dan mengadakan kovenan dengan
mereka. Mereka juga tidak berkata, Engkau yaitu Tuhan kami, sebab
mereka memandang diri mereka sebagai satu tubuh. Dengan satu
pikiran dan satu mulut mereka berkeinginan untuk memuliakan Dia,
dan sebab nya mereka berkata, Engkau yaitu Tuhan ku. Atau per-
kataan itu menyiratkan bahwa kovenan demikian yang dulu telah
dibuat oleh Tuhan dengan umat-Nya Israel, secara umum, sekarang di
bawah Injil dibuat-Nya dengan orang-orang percaya secara khusus.
Dan Ia berkata kepad