• coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

  • kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label ibrani wahyu 19. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ibrani wahyu 19. Tampilkan semua postingan

ibrani wahyu 19


 k-

anak dan ahli waris-Nya, yang dikasihi-Nya dan diangkat-Nya 

sebagai anak. Mereka harus bersuka dalam hubungan mereka 

yang berbahagia dengan Anak Bapa, sebagai anggota-anggota 

tubuh-Nya yang terkasih, dan sebagai ahli waris bersama-

sama dengan Dia. Mereka juga harus bersuka dalam pengam-

punan akan dosa-dosa mereka, pengudusan kodrat mereka, 

pengangkatan mereka sebagai anak, dan pengharapan akan 

anugerah dan kemuliaan, yang akan disingkapkan saat  

Tuhan dan Kepala sorgawi mereka datang kembali. Kalau 

mereka teguh dalam iman mereka yang kudus, betapa mereka 

akan bersukacita! Murid-murid di Antiokhia penuh dengan 

sukacita dan dengan Roh Kudus (Kis. 13:52). 

Surat 1 Yohanes 1:5-7 

 625 

Kesaksian Rasuli 

(1:5-7)   

5 Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sam-

paikan kepada kamu: Tuhan  yaitu  terang dan di dalam Dia sama sekali tidak 

ada kegelapan. 6 Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan 

Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak 

melakukan kebenaran. 7 namun  jika kita hidup di dalam terang sama seperti 

Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan 

yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala 

dosa.  

Rasul Yohanes, sesudah  menyatakan kebenaran dan martabat dari 

Sang Pengarang Injil, di sini membawa pesan atau berita dari Dia. 

Dari sini ada kesimpulan yang dengan sewajarnya harus diambil 

untuk diperhatikan dan diyakini oleh orang-orang yang mengaku 

beriman, atau yang mengaku menyambut Injil yang mulia ini. 

I.   Inilah pesan atau berita yang ditegaskan Rasul Yohanes sebagai 

pesan yang datang dari Tuhan Yesus: Dan inilah berita, yang telah 

kami dengar dari Dia (ay. 5), dari Anak-Nya Yesus Kristus. sebab  

Kristuslah yang langsung mengutus para rasul, maka Dia yaitu  

Pribadi yang terutama dibicarakan dalam bacaan sebelumnya, 

dan Kristus jugalah yang dimaksud dengan kata ganti Dia dalam 

bacaan ini. Para rasul dan hamba-hamba Tuhan di zaman rasuli 

yaitu  utusan-utusan Tuhan Yesus. Merupakan suatu kehormat-

an bagi mereka, kehormatan utama yang mereka agungkan, 

untuk menyampaikan pikiran dan pesan-pesan-Nya kepada dunia 

dan kepada jemaat-jemaat. Inilah hikmat dan ketetapan (dispen-

sasi) sekarang dari Tuhan Yesus, yaitu menyampaikan pesan-

pesan-Nya kepada kita melalui orang-orang seperti kita sendiri. 

Dia yang mengenakan kodrat manusia berkenan untuk meng-

hormati bejana-bejana tanah liat. Sudah menjadi keinginan besar 

para rasul untuk didapati setia, dan menyampaikan dengan setia 

semua tugas dan pesan yang mereka terima. Apa yang sudah 

disampaikan kepada mereka, ingin sekali mereka beritahukan: 

Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami 

sampaikan kepada kamu. Sebuah pesan yang datang dari Firman 

hidup, dari Firman kekal, haruslah kita terima dengan senang 

hati. Dan pesan-Nya sekarang yaitu  (berkenaan dengan kodrat 

Tuhan  yang harus kita layani, dan yang dengan-Nya kita harus 

mendambakan persekutuan yang seerat-eratnya), yaitu bahwa 


 626

Tuhan  yaitu  terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada 

kegelapan (ay. 5). Pesan ini menegaskan keluhuran kodrat ilahi. 

Dia yaitu  segala keindahan dan kesempurnaan yang dapat 

digambarkan kepada kita melalui terang. Kerohanian, kemurnian, 

kebijaksanaan, kekudusan, dan kemuliaan-Nya utuh tak 

terpisahkan dan berasal dari diri-Nya sendiri. Dan pesan ini juga 

menegaskan mutlak dan utuhnya keluhuran dan kesempurnaan 

itu. Di dalam Dia tidak ada cacat atau ketidaksempurnaan, tidak 

ada campuran dengan hal apa saja yang asing atau bertentangan 

dengan keluhuran yang mutlak, tidak ada perubahan, tidak pula 

ada kemungkinan untuk menjadi rusak: Di dalam Dia sama sekali 

tidak ada kegelapan (ay. 5). Atau pesan ini mungkin lebih 

berhubungan langsung dengan apa yang biasanya disebut sebagai 

kesempurnaan moral dari kodrat ilahi, yaitu apa yang harus kita 

tiru, atau apa yang secara lebih langsung mempengaruhi kita 

dalam pekerjaan Injili kita. Dalam pengertian itu, maka pesan ini 

mencakup kekudusan Tuhan , kemurnian mutlak dari kodrat dan 

kehendak-Nya, pengetahuan-Nya yang menusuk sampai ke dalam 

(khususnya ke dalam hati), serta kecemburuan dan keadilan-Nya, 

yang menyalakan api yang amat terang dan berkobar-kobar. 

Sudah sepantasnya kepada dunia yang gelap ini Tuhan  yang agung 

digambarkan sebagai terang yang murni dan sempurna. Tuhan 

Yesuslah yang dengan paling baik membukakan kepada kita 

nama dan kodrat Tuhan  yang tak terselami: Anak Tunggal Tuhan , 

yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya. Meru-

pakan hak istimewa dari wahyu Kristen untuk memberitahukan 

kepada kita gambaran yang paling mulia, paling megah, dan 

paling serasi tentang Tuhan  yang terpuji, yang sedemikian rupa 

sehingga gambaran itu sangat sesuai dengan terang akal budi dan 

dengan apa yang dapat ditunjukkan olehnya, sangat sesuai 

dengan kemegahan karya-karya-Nya di sekitar kita, dan dengan 

kodrat serta jabatan-Nya sebagai Pengatur, Penguasa, dan Hakim 

Agung atas dunia. Apa lagi yang bisa dimasukkan (berkenaan 

dengan segala sesuatu yang mencakup kesempurnaan seperti itu) 

ke dalam satu kata selain hal ini, bahwa Tuhan  yaitu  terang dan 

di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan? Maka dari itu, 

II.  Ada kesimpulan yang dengan sewajarnya harus diambil dari 

pesan dan berita ini, dan kesimpulan itu untuk dipertimbangkan 

Surat 1 Yohanes 1:5-7 

 627 

dan diyakini oleh orang-orang yang mengaku beriman, atau yang 

mengaku menyambut Injil ini. Kesimpulan ini terbagi menjadi 

dua:  

1.  Untuk meyakinkan orang-orang yang mengaku beriman namun  

tidak memiliki persekutuan yang benar dengan Tuhan : Jika kita 

katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun 

kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak 

melakukan kebenaran. Sudah diketahui bahwa dalam 

pengertian Kitab Suci, hidup atau berjalan berarti mengatur 

dan menyusun jalan dan tindakan-tindakan hidup bermoral, 

yaitu hidup sejauh itu ditundukkan kepada hukum ilahi. 

Berjalan atau hidup di dalam kegelapan berarti hidup dan 

bertindak sesuai dengan kebodohan, kesalahan, dan perbuat-

an yang sangat keliru sehingga bertentangan dengan tuntutan-

tuntutan dasar dari agama kita yang kudus. Nah, mungkin 

ada orang yang mengaku sudah memperoleh pencapaian-

pencapaian dan kenikmatan-kenikmatan besar dalam agama. 

Mereka mungkin mengaku bersekutu dengan Tuhan , namun 

hidup mereka tidak saleh, tidak bermoral, dan tidak murni. 

Kepada orang-orang seperti itu, Rasul Yohanes tidak takut 

menunjukkan kebohongan mereka: Mereka berdusta dan tidak 

melakukan kebenaran. Mereka mendustai Tuhan , sebab Ia tidak 

memiliki  persekutuan atau hubungan sorgawi dengan jiwa-

jiwa yang tidak kudus. Bagaimanakah terang dapat bersatu 

dengan gelap? Mereka mendustai diri mereka sendiri, atau 

berdusta mengenai diri mereka sendiri, sebab mereka tidak 

memiliki  hubungan seperti itu dengan Tuhan , dan juga tidak 

memiliki  cara untuk masuk menghadap Dia. Tidak ada 

kebenaran dalam pengakuan atau perbuatan mereka, atau 

perbuatan mereka menunjukkan kebohongan dari pengakuan 

dan kepura-puraan mereka, dan memperlihatkan kebodohan 

dan kepalsuannya.  

2.  Untuk meyakinkan dan selanjutnya memuaskan orang-orang 

yang dekat dengan Tuhan : namun  jika kita hidup di dalam 

terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang 

lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari 

pada segala dosa. Seperti halnya Tuhan  yang terpuji yaitu  

terang yang kekal dan tak terhingga, dan Sang Pengantara 

yaitu  terang dunia dari Tuhan , demikian pula ketetapan 


 628

kristiani yaitu  terang besar yang terbit dalam bola dunia kita, 

dan bersinar di dunia bawah sini. Jika roh dan perbuatan kita 

serupa dengan terang ini, maka itu menunjukkan persekutuan 

atau hubungan dengan Tuhan . Orang-orang yang hidup demi-

kian menunjukkan bahwa mereka mengenal Tuhan , bahwa 

mereka telah menerima Roh Tuhan , dan bahwa gambar atau 

rupa ilahi tercap pada jiwa mereka. Maka kita beroleh perse-

kutuan seorang dengan yang lain, mereka dengan kita dan kita 

dengan mereka, dan kita semua dengan Tuhan , dalam hal-hal 

yang terberkati atau yang membawa kebahagiaan sorgawi, 

yang disampaikan Tuhan  kepada kita. Dan inilah salah satu hal 

yang membawa kebahagiaan sorgawi, yang sudah disampai-

kan-Nya kepada kita itu, yakni bahwa darah atau kematian 

Anak-Nya diterapkan atau diperhitungkan kepada kita: Darah 

Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. 

Sang Hidup kekal, Anak yang kekal, telah mengenakan darah 

dan daging, dan dengan demikian menjadi Yesus Kristus. 

Yesus Kristus telah menumpahkan darah-Nya bagi kita, atau 

mati untuk menyucikan dosa-dosa kita dalam darah-Nya 

sendiri. Darah-Nya yang dicurahkan ke atas kita membebas-

kan kita dari kesalahan akibat semua dosa kita, baik dosa 

asali maupun dosa perbuatan kita sendiri, yang bersifat bawa-

an maupun yang nyata dilakukan. Dan dengan demikian kita 

menjadi benar di mata-Nya. namun  bukan hanya itu, darah-

Nya juga mendatangkan bagi kita kuasa-kuasa kudus yang 

dengannya dosa semakin hari semakin ditundukkan, sampai 

pada akhirnya terhapuskan (Gal. 3:13-14). 

Pengakuan dan Pengampunan 

(1:8-10)  

8 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita 

sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. 9 Jika kita mengaku dosa 

kita, maka Ia yaitu  setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala 

dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. 10 Jika kita berkata, 

bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi 

pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita. 

Surat 1 Yohanes 1:8-10 

 629 

Dalam perikop ini,  

I.   Rasul Yohanes, sesudah  memberi pandangan bahwa bahkan 

orang-orang yang sudah beroleh persekutuan sorgawi ini sekali-

pun masih berdosa, melanjutkan dengan membenarkan anggapan 

itu. Ini dilakukannya dengan menunjukkan akibat-akibat yang 

mengerikan jika kita menyangkal kebenaran hal ini, yang secara 

khusus ada dua:  

1.  Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu 

diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita (ay. 8). 

Kita harus berhati-hati supaya tidak menipu diri sendiri dalam 

menyangkali dosa-dosa kita atau berdalih bagi dosa-dosa kita. 

Semakin kita melihat dosa-dosa kita, semakin kita akan 

menghormati dan menghargai obat penawarnya. Jika kita 

menyangkalnya, kebenaran tidak ada di dalam kita, entah 

kebenaran yang menentang penyangkalan itu (kita berdusta 

dalam menyangkal dosa kita), atau kebenaran agama, dua-

duanya tidak ada di dalam kita. Agama Kristen yaitu  agama 

orang-orang berdosa, orang-orang yang sudah berdosa, yang 

dalam diri mereka dosa sedikit banyak masih tinggal. Kehidup-

an Kristen yaitu  kehidupan yang senantiasa bertobat, senan-

tiasa merendahkan diri sebab  dosa dan mematikan dosa, 

senantiasa beriman, bersyukur, dan mengasihi Sang Penebus, 

dan senantiasa menantikan dengan penuh harapan dan 

sukacita kedatangan hari penebusan yang mulia, saat  orang 

percaya akan sepenuhnya dan pada akhirnya dibebaskan, dan 

dosa dihapuskan untuk selama-lamanya.  

2.  Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka 

kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada 

di dalam kita (ay. 10). Menyangkali dosa tidak hanya menipu 

diri kita sendiri, namun  juga menghina kehormatan Tuhan . 

Penyangkalan itu menantang kebenaran-Nya. Ia sudah begitu 

banyak memberi bukti tentang dosa dunia dan melawan dosa 

dunia. Berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya (bertekad demikian 

dalam hati-Nya): Aku takkan mengutuk bumi ini lagi (seperti 

yang baru-baru ini dilakukan-Nya) sebab  manusia, sebab 

atau sekalipun (mengikuti seorang cendekiawan, Uskup 

Patrick) yang ditimbulkan hatinya yaitu  jahat dari sejak kecil-

nya (Kej. 8:21). Tuhan  telah bersaksi tentang adanya dosa yang 


 630

terus berlanjut dan keberdosaan dunia dengan menyediakan 

korban yang memadai dan mujarab untuk dosa, yang akan 

dibutuhkan di segala zaman. Dan Tuhan  telah bersaksi tentang 

berlanjutnya keberdosaan orang-orang percaya sendiri dengan 

mengharuskan mereka untuk senantiasa mengakui dosa-dosa 

mereka, dan membasuh diri mereka dengan iman dalam darah 

korban itu. Oleh sebab  itu, jika kita berkata bahwa kita tidak 

berdosa atau belum berdosa, maka firman Tuhan  tidak ada di 

dalam kita, tidak ada di dalam pikiran kita sehingga kita dapat 

mengenalnya, tidak pula ada di dalam hati kita sehingga 

berpengaruh dalam perilaku kita. 

II. Rasul Yohanes kemudian mengajar orang percaya mengenai jalan 

yang harus ditempuh supaya senantiasa memperoleh pengam-

punan dosa. Di sini kita mendapati,  

1. Kewajiban orang percaya supaya senantiasa mendapat peng-

ampunan dosa: Jika kita mengaku dosa kita (ay. 9). Mengaku 

dosa dan bertobat yaitu  pekerjaan orang percaya, dan sarana 

untuk membebaskannya dari kesalahan dosa. Dan, 

2. Apa yang dapat mendorongnya untuk memperoleh pengam-

punan dosa, dan kepastian bahwa hasilnya akan membahagia-

kan. Inilah kebenaran, kebajikan, dan pengampunan Tuhan , 

yang kepada-Nya orang percaya membuat pengakuan dosa: Ia 

yaitu  setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala 

dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan (ay. 9). 

Tuhan  itu setia terhadap perjanjian dan firman-Nya, yang di 

dalamnya Ia telah menjanjikan pengampunan bagi mereka 

yang mengaku dosa dengan hati yang bertobat dan percaya. Ia 

pasti adil terhadap diri-Nya sendiri dan kemuliaan-Nya, sebab 

Ia sudah menyediakan korban seperti itu, yang melaluinya 

kebenaran-Nya menjadi nyata dalam membenarkan orang-

orang berdosa. Ia juga pasti adil terhadap Anak-Nya, sebab Ia 

tidak hanya mengutus-Nya untuk menjalankan pelayanan 

pengampunan dosa, namun  juga berjanji kepada-Nya bahwa 

siapa yang datang melalui Anak-Nya itu akan diampuni sebab  

Dia. Hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenar-

kan banyak orang oleh hikmatnya (dengan mengenal Dia 

disertai hati yang percaya) (Yes. 53:11). Tuhan  itu pengampun 

Surat 1 Yohanes 1:8-10 

 631 

dan juga pemurah, dan sebab  itu Dia akan mengampuni 

semua dosa orang yang mengakui dosa-dosa mereka dengan 

menyesal, dan akan menyucikan dia dari segala kesalahan 

akibat kejahatannya, dan pada waktunya akan melepaskan 

dia dari kuasa dan perbuatan jahat. 

 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL  2  

i sini Rasul Yohanes menganjurkan supaya tidak berbuat dosa 

(ay. 1-2), menunjukkan pengetahuan dan kasih kepada Tuhan  

yang sebenarnya (ay. 3-6), memperbarui ajaran tentang kasih persau-

daraan (ay. 7-11), berbicara kepada orang-orang Kristen dari bebe-

rapa golongan usia (ay. 12-14), memperingatkan perihal cinta terha-

dap dunia (ay. 15-17), terhadap para penyesat (ay. 18-19), menyata-

kan jaminan bagi orang-orang Kristen sejati (ay. 20-27), dan menasi-

hati agar tetap tinggal di dalam Kristus (ay. 28-29). 

Pendamaian Kristus 

(2:1-2) 

1 Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan 

berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita memiliki  seorang 

pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. 2 Dan Ia yaitu  

pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, namun  

juga untuk dosa seluruh dunia. 

Ayat-ayat ini berhubungan dengan pokok yang mengakhiri pasal 

sebelum ini, perihal anggapan Rasul Yohanes mengenai dosa orang 

Kristen yang sesungguhnya. Dan di sini ia memberi mereka anjuran 

berupa larangan dan juga dukungan.  

I.   Larangan. Ia tidak mengizinkan perbuatan dosa: “Anak-anakku, 

hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat 

dosa (ay. 1). Tujuan atau inti surat ini, maksud tentang apa yang 

baru kukatakan tentang persekutuan dengan Tuhan  dan upaya 

merusaknya melalui jalan yang tidak saleh, yaitu  untuk mela-

rangmu berbuat dosa dan mendorongmu agar menjauhinya.” 

Amatilah dorongan penuh kasih sayang yang biasa digunakannya 


 634

untuk menyampaikan peringatan: Anak-anakku, anak-anak yang 

mungkin diperoleh melalui Injil yang diberitakannya, anak-anak 

sebab  mereka jauh di bawah usia dan pengalamannya, anak-

anakku, sebab  mereka sangat dikasihinya di dalam ikatan Injil. 

Pastilah Injil paling berjaya di mana dan bilamana kasih 

pelayanan yang demikian berlimpah. Atau boleh jadi pembaca 

yang bijaksana akan memiliki  alasan untuk berpikir bahwa 

maksud Rasul Yohanes dalam larangan atau peringatan ini bisa 

juga dibaca sebagai berikut: Hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, 

bukan supaya kamu berbuat dosa. Dengan demikian perkataan-

nya akan mengacu kepada apa yang sebelum ini dikatakannya 

perihal jaminan pengampunan dosa: Ia yaitu  setia dan adil, 

sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita (1:9). Dengan 

demikian, perkataannya bertujuan menghindari semua penyalah-

gunaan terhadap kebaikan dan kemurahan ini. “Walaupun dosa 

orang-orang yang mengaku dengan penuh penyesalan akan di-

ampuni, namun aku menulis ini bukan untuk mendorongmu agar 

berbuat dosa, melainkan sebab  alasan lain.” Atau, kalimat 

ini  bisa juga merujuk kepada apa yang akan dikatakan 

Rasul Yohanes perihal Pengantara atau Pembela bagi orang-orang 

berdosa. Dengan demikian ayat ini  dipakai untuk berjaga-

jaga, sebagai pencegahan supaya jangan terjadi kesalahan atau 

penyalahgunaan seperti itu: “Hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, 

bukan supaya kamu berbuat dosa, melainkan supaya kamu bisa 

melihat ada obat bagi dosa.” Dengan demikian, kalimat ini  

dapat diubah secara terbalik (seperti yang diketahui orang terpela-

jar): Namun jika seorang berbuat dosa, ia bisa mengetahui perto-

longan dan penyembuhannya. Dengan demikian kita melihat, 

II.  Dukungan serta kelepasan bagi orang percaya dalam hal dosa: 

Namun (namun ) jika seorang berbuat dosa (siapa pun di antara kita 

atau dari persekutuan kita yang disebutkan sebelum ini), kita 

memiliki  seorang pengantara pada Bapa, dst. (ay. 1). Orang 

percaya sendiri, yakni mereka yang sudah lebih dahulu bersuka-

cita di dalam Injil, masih bisa berbuat dosa. Oleh sebab itu terda-

pat perbedaan mencolok dengan orang-orang berdosa duniawi. 

ada  orang-orang yang sudah di-Kristen-kan (yaitu yang di-

sahkan di dalam hak-hak istimewa yang kudus dan yang menye-

lamatkan dari tubuh mistik atau tubuh rohani Kristus), dan

Surat 1 Yohanes 2:1-2 

 635 

orang-orang yang belum di-Kristen-kan, antara orang-orang ber-

dosa yang sudah bertobat dan yang belum bertobat. Ada sebagian 

orang yang meskipun benar-benar berbuat dosa, namun jika 

dibandingkan dengan orang-orang lain, dikatakan tidak berbuat 

dosa (3:9). saat  orang-orang percaya menerima pendamaian 

pada saat mereka masuk ke dalam keadaan pengampunan dan 

pembenaran, mereka memiliki seorang Pengantara di sorga yang 

akan terus mempertahankan keadaan itu bagi mereka, dan terus 

mendapatkan pengampunan bagi mereka. Dan inilah yang harus 

menjadi dukungan, kepuasan, dan tempat perlindungan bagi 

orang-orang percaya (atau orang Kristen sejati) di dalam atau atas 

dosa-dosa mereka: Kita memiliki  seorang Pengantara. Sebutan 

ini adakalanya digunakan untuk Roh Kudus, yang kemudian 

diterjemahkan menjadi Penghibur. Ia bertindak di dalam kita. Ia 

menaruh permohonan dan perkataan di dalam hati serta mulut 

kita. Demikian juga halnya dengan Pengantara kita, yakni dengan 

mengajar kita menjadi pengantara bagi diri sendiri. namun   di 

sini ada seorang Pengantara di luar diri kita, yakni di sorga ber-

sama Tuhan  Bapa. Jabatan serta tugas yang pantas dari seorang 

pengantara atau pembela yaitu  dengan hakim. Terhadap hakim-

lah ia membela perkara orang yang dibelanya. Hakim dengan 

siapa Pengantara kita mengajukan pembelaan yaitu  Sang Bapa, 

Bapa-Nya dan Bapa kita. Dia yang dulunya menjadi Hakim kita di 

pengadilan hukum Taurat (pengadilan terhadap hukum Taurat 

yang dilanggar) sekarang yaitu  Bapa kita di pengadilan Injili, 

yakni pengadilan sorga dan kasih karunia. Takhta atau kursi 

pengadilan-Nya merupakan tutup pendamaian atau kursi rahmat. 

Dan Dia yang yaitu  Bapa kita, juga merupakan Hakim kita, 

Pengadil yang Maha-agung bagi kedudukan dan keadaan kita, 

baik untuk hidup maupun mati, untuk waktu sekarang ataupun 

kekekalan. Kamu sudah datang – kepada Tuhan , yang menghakimi 

semua orang (Ibr. 12:22-23). Supaya orang-orang percaya dapat 

didorong untuk berbesar hati, bahwa perkara mereka akan dita-

ngani dengan baik, maka, seperti halnya Hakim mereka direpre-

sentasikan dalam hubungan sebagai seorang Bapa dengan 

mereka, demikian juga Pengantara mereka direkomendasikan 

kepada mereka berdasar  pertimbangan-pertimbangan sebagai 

berikut: 


 636

1. Melalui pribadi dan sebutan-sebutan yang disandang-Nya. 

Yakni Yesus Kristus, Anak Bapa, yang diurapi Bapa untuk 

menjalankan seluruh tugas pengantaraan, seluruh karya pe-

nyelamatan, dan oleh sebab nya juga untuk menjadi Peng-

antara atau Pembela. 

2. Melalui kemampuan atau sifat-Nya untuk menjalankan tugas 

itu. Dialah Tuhan yang adil, adil di hadapan pengadilan dan 

pada pemandangan Sang Hakim. Sifat ini belum tentu terda-

pat pada pembela lain. Pembela lain (atau pembela di pengadil-

an lain) boleh jadi seseorang yang tidak adil, namun membela 

perkara yang benar (perkara orang benar), dan membela per-

kara itu sesuai dengan itu. Namun di sini, orang yang dibela 

itu memang bersalah. Mereka tidak dapat dibela sebagai orang 

yang tidak bersalah dan benar secara hukum. Dosa mereka 

harus diakui atau dipandang benar ada. sebab  itu kebenaran 

Sang Pembela sendirilah yang harus diajukan-Nya untuk 

membela pelaku kejahatan itu. Ia tetap benar sampai mati, 

benar demi mereka. Ia telah membawa serta kebenaran kekal. 

Hal ini tidak akan disangkal oleh Sang Hakim. berdasar  

alasan inilah Ia membela, supaya dosa-dosa mereka yang 

dibela-Nya itu tidak diperhitungkan kepada mereka. 

3.  Melalui pembelaan yang harus diajukan-Nya, yakni dasar ser-

ta alasan pembelaan-Nya: Dan Ia yaitu  pendamaian untuk se-

gala dosa kita (ay. 2). Ia menjadi korban demi penebusan, 

korban persembahan pendamaian yang telah dipersembahkan 

kepada Sang Hakim bagi semua pelanggaran kita terhadap 

keagungan, hukum, dan pemerintahan Sang Hakim. Merupa-

kan kesia-siaan jika ada sebagian orang percaya yang ber-

usaha membedakan antara pembela penebusan dan pembela 

perantaraan, atau pengantara bagi jasa yang sangat berbeda. 

Penengah perantaraan, yakni Pengantara kita, yaitu  Pene-

ngah penebusan, pendamaian bagi dosa-dosa kita. Pendamai-

an inilah yang dibela-Nya. Kita mungkin saja beranggapan 

bahwa darah-Nya telah kehilangan nilai dan keampuhannya, 

andaikata hal ini tidak disebut masih terus berlanjut di sorga 

sejak saat dicurahkan. Namun, sekarang kita melihat bahwa 

darah-Nya sangat dihargai di sorga sana, sebab  darah itu 

masih terus terlibat dalam pengantaraan Sang Pengantara 

agung (jaksa agung) bagi jemaat Tuhan . Ia hidup senantiasa

Surat 1 Yohanes 2:3-6 

 637 

 untuk menjadi Pengantara mereka bagi semua orang yang oleh 

Dia datang kepada Tuhan . 

4.  Melalui luasnya pembelaan-Nya atau jangkauan pendamaian-

Nya. Pembelaan atau pendamaian-Nya ini tidak dibatasi bagi 

satu bangsa saja, dan tidak dikhususkan bagi bangsa Israel, 

umat Tuhan  pada zaman dahulu itu: Ia yaitu  pendamaian 

untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja (bukan 

untuk dosa-dosa kita orang Yahudi saja, kita yang merupakan 

keturunan Abraham secara jasmani), namun  juga untuk dosa 

seluruh dunia (ay. 2). Tidak saja bagi orang-orang percaya pada 

masa lampau atau sekarang, namun  juga bagi dosa-dosa semua 

orang yang akan percaya kepada-Nya atau datang kepada 

Tuhan  melalui Dia. Jangkauan dan tujuan kematian Sang Peng-

antara menjangkau semua suku, bangsa, dan negara. Sama 

seperti Ia merupakan satu-satunya Pengantara, Ia juga meru-

pakan pendamaian menyeluruh bagi semua orang yang disela-

matkan dan dibawa pulang kepada Tuhan , dan kepada per-

kenan serta pengampunan-Nya. 

Tugas Orang Percaya 

(2:3-6) 

3 Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Tuhan , yaitu jikalau kita menu-

ruti perintah-perintah-Nya. 4 Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, namun  

ia tidak menuruti perintah-Nya, ia yaitu  seorang pendusta dan di dalamnya 

tidak ada kebenaran. 5 namun  barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam 

orang itu sungguh sudah sempurna kasih Tuhan ; dengan itulah kita ketahui, 

bahwa kita ada di dalam Dia. 6 Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di 

dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup. 

Ayat-ayat ini tampaknya berkaitan dengan ayat ketujuh pasal sebe-

lumnya, dan di antara ayat ini  dengan ayat-ayat ini, ada  

suatu pokok bahasan yang muncul saat  kewajiban dan pertolongan 

bagi orang percaya menyangkut dosa dibicarakan. Hal ini terjadi keti-

ka disebut-sebut soal hak istimewa orang percaya, yakni disucikan 

dari dosa oleh darah Sang Pengantara. Di dalam ayat itu, yakni 1 

Yohanes 1:7, Rasul Yohanes menegaskan akibat menguntungkan dari 

hidup di dalam terang: “Maka kita beroleh persekutuan seorang 

dengan yang lain, dan persaudaraan dan persekutuan ilahi yang 

demikian merupakan hak istimewa jemaat Kristus.” Sekarang di 

dalam pasal ini, yaitu dalam ayat-ayat di atas tadi, kita melihat 


 638

bagaimana cobaan dan ujian atas terang serta kasih kita bisa 

berhasil. 

  

I.  Ujian atas terang kita: Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal 

Tuhan , yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya (ay. 3). 

Terang dan pengenalan ilahi merupakan keindahan dan pening-

katan akal budi. Sungguh pantas bagi para murid Sang Pengan-

tara bila mereka menjadi orang-orang yang memiliki hikmat dan 

pengertian. Orang-orang Kristen yang muda mudah membesar-

besarkan terang mereka yang baru dan memuji-muji pengetahuan 

mereka sendiri, terutama jika  hal ini disampaikan dengan 

tiba-tiba atau dalam waktu singkat. Orang-orang Kristen yang tua 

mudah ragu, apakah pengenalan mereka sudah cukup dan penuh 

atau belum. Mereka mengeluh bahwa mereka sudah tidak 

mengenal Tuhan  dan Kristus, serta kekayaan Injil-Nya lagi. Namun, 

di sini diberikan bukti tentang kekuatan pengenalan atau 

pengetahuan kita, yakni jika  pengenalan ini mendesak kita 

untuk menuruti perintah-perintah Tuhan . Setiap kesempurnaan 

hakikat-Nya menguatkan kuasa-Nya. Hikmat di dalam rencana-

rencana-Nya, kekayaan kasih karunia-Nya, serta keagungan kar-

ya-Nya, mendatangkan kepujian bagi hukum serta pemerintahan-

Nya. Ketaatan yang cermat dan berhati-hati terhadap perintah-

perintah-Nya menunjukkan bahwa pemahaman serta pengenalan 

tentang perintah-perintah-Nya itu telah tertanam di dalam jiwa 

dengan sepenuhnya. Oleh sebab itu, kebalikan dari pernyataan ini 

yaitu  bahwa, barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, namun  ia 

tidak menuruti perintah-Nya, ia yaitu  seorang pendusta dan di 

dalamnya tidak ada kebenaran (ay. 4). Orang-orang yang meng-

aku mengenal kebenaran, sering kali malu dengan ketidaktahuan 

mereka, atau malu mengakui ketidaktahuan mereka itu. Mereka 

sering kali berlagak telah mencapai banyak dalam mengenali 

rahasia ilahi: Kamu bermegah dalam Tuhan , dan tahu akan 

kehendak-Nya, dan oleh sebab  diajar dalam hukum Taurat, dapat 

tahu (menurut penilaian akalmu) mana yang baik dan mana yang 

tidak, dan yakin, bahwa engkau (sudah sepantasnya) yaitu  

penuntun orang buta, dan seterusnya (Rm. 2:17, dst.). Namun, 

pengenalan akan Tuhan  macam apa itu sampai tidak bisa melihat 

bahwa Ia yaitu  yang paling layak untuk mendapatkan seluruh 

dan segenap ketaatan sepenuh-penuhnya? Dan kalaupun kela-

Surat 1 Yohanes 2:3-6 

 639 

yakan-Nya itu bisa dilihat dan diketahui, betapa sia-sia dan pal-

sunya pengenalan ini jika  tidak berhasil menggerakkan hati 

kepada ketaatan! Hidup tanpa ketaatan itu menunjukkan kesa-

lahan dan aib dari pengenalan agama yang penuh kepura-puraan. 

Kehidupan tanpa ketaatan demikian menampakkan dusta sikap 

dari orang-orang yang penuh dengan sikap bermegah dan kepura-

puraan, dan menunjukkan bahwa tidak ada agama ataupun keju-

juran di dalam diri mereka. 

 II.  Ujian kasih kita: namun  barangsiapa menuruti firman-Nya, di 

dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Tuhan ; dengan 

itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia (ay. 5). Menuruti 

firman Tuhan  atau Kristus berarti mengikuti firman-Nya di dalam 

semua kelakuan dan jalan hidup dengan penuh sikap kudus. Di 

dalam diri orang yang berbuat demikian, kasih Tuhan  disempurna-

kan. Boleh jadi ada beberapa orang yang dalam hal ini memahami 

kasih Tuhan  kepada kita. Tidak perlu diragukan lagi bahwa kasih-

Nya kepada kita tidak dapat disempurnakan (atau mencapai 

rancangan dan buah sempurnanya) tanpa pengamalan kita sen-

diri akan firman-Nya dalam perbuatan kita. Kita dipilih untuk 

menjadi kudus dan tidak bersalah di hadapan-Nya di dalam ka-

sih. Kita dibebaskan untuk menjadi umat kepunyaan-Nya sendiri, 

yang rajin berbuat baik. Kita diampuni dan dibenarkan supaya 

ikut mengambil bagian yang lebih besar dari Roh Tuhan  untuk 

memperoleh pengudusan. Kita dikuduskan supaya dapat berjalan 

dalam kekudusan dan ketaatan. Tidak ada perbuatan kasih ilahi 

yang berakhir pada diri kita dapat mencapai tujuan, akhir, dan 

pengaruhnya, jika  kita tidak mengamalkan firman Tuhan  de-

ngan kekudusan. Bagaimanapun, di sini kalimatnya lebih menan-

dakan kasih kita kepada Tuhan . Jadi menurut ayat 15, maka kasih 

akan (kepada) Bapa tidak ada di dalam orang itu. Menurut pasal 

3:17, bagaimanakah kasih (kepada) Tuhan  dapat tetap di dalam 

dirinya? Nah, terang yaitu  untuk menyalakan kasih, sedang  

kasih harus dan akan menuruti firman Tuhan . Kasih memperta-

nyakan apakah Dia yang dikasihi telah merasa senang dan dila-

yani? Apakah Dia merasa demikian melalui pengamalam atas 

kehendak-Nya yang telah Dia nyatakan? Dengan cara itulah maka 

kasih itu bekerja dan menampakkan dirinya sendiri. Di situlah 

kasih diperlihatkan. Di situlah ia mencapai pengamalannya, pene-


 640

rapannya, sukacitanya yang sempurna (atau lengkap). Dan 

dengan cara itulah (melalui pengamalan akan kehendak Tuhan  

atau Kristus dengan saksama), kita ketahui, bahwa kita ada di 

dalam Dia (ay. 5), kita tahu bahwa kita yaitu  kepunyaan-Nya, 

dan bahwa kita dipersatukan dengan-Nya oleh Roh yang mening-

gikan serta menolong kita dalam ketaatan ini. Jika kita mengakui 

hubungan kita dengan-Nya dan penyatuan kita dengan-Nya, 

maka keharusan ini harus terus ada pada kita: Barangsiapa 

mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama 

seperti Kristus telah hidup (ay. 6). Kristus Tuhan pernah tinggal 

dan hidup di dunia ini. Di dunia sini Ia memberi  contoh 

cemerlang perihal ketaatan mutlak kepada Tuhan . Orang-orang 

yang mengaku berada di pihak-Nya dan mau terus mengikuti Dia, 

harus hidup bersama-Nya, hidup mengikuti pola dan teladan-Nya. 

Para pengikut beberapa  sekte filsuf zaman dahulu sangat meng-

hormati perintah serta perilaku para pengajar dan guru sekte me-

reka masing-masing. Jadi terlebih lagi orang Kristen yang meng-

aku tinggal di dalam dan bersama Kristus, harus bertekad men-

jadi serupa dengan Guru dan Kepala mereka itu yang sempurna 

tanpa kesalahan apa pun, dan mengikuti jalan serta aturan-Nya: 

Kamu yaitu  sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperin-

tahkan kepadamu (Yoh. 15:14). 

 Hukum Kasih  

(2:7-11) 

7 Saudara-saudara yang kekasih, bukan perintah baru yang kutuliskan 

kepada kamu, melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mula-

nya. Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar. 8 Namun perin-

tah baru juga yang kutuliskan kepada kamu, telah ternyata benar di dalam 

Dia dan di dalam kamu; sebab kegelapan sedang lenyap dan terang yang 

benar telah bercahaya. 9 Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam 

terang, namun  ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai 

sekarang. 10 Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam 

terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. 11 namun  barangsiapa mem-

benci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelap-

an. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, sebab  kegelapan itu telah membutakan 

matanya. 

Ayat ketujuh bisa berarti merujuk ke pokok yang disampaikan tepat 

sebelum itu (sehingga hidup sama seperti Kristus telah hidup, yang di 

sini disebut bukan perintah baru, melainkan perintah lama. Hal inilah 

yang pasti hendak ditanamkan para rasul ke mana pun mereka

Surat 1 Yohanes 2:7-11 

 641 

memberitakan Injil Kristus), atau ini juga bisa merupakan apa yang 

hendak dinasihatkan kepada kita, yakni hukum kasih persaudaraan. 

Inilah pesan yang telah kamu dengar dari mulanya (3:11), dan juga 

perintah yang sudah ada (2Yoh. 1:5). Nah, sementara Rasul Yohanes 

menganjurkan orang berperilaku seperti itu, ia juga siap memberi  

contoh mengenai perilaku itu dengan menggunakan sapaan yang 

penuh kasih: “Saudara-saudara, kalian yang kukasihi di dalam kasih 

yang kuminta darimu.” Dan dengan demikian pedoman tentang kasih 

persaudaraan itu dianjurkan, 

I.   Sebagai pedoman lama: Saudara-saudara yang kekasih, bukan 

perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah 

lama yang telah ada padamu dari mulanya (ay. 7). Pedoman ten-

tang kasih pastilah sama tuanya dengan kodrat manusia, namun  

pelaksanaan, tuntutan dan alasannya beragam. saat  kodrat 

manusia dalam keadaan tidak berdosa dahulu diwariskan kepada 

keturunannya, manusia harus saling mengasihi sebagai orang 

yang sedarah, menempati bumi sebagai anak-anak Tuhan , dan 

menyandang citra-Nya. Dalam keadaan berdosa dan dijanjikan 

akan mendapatkan pemulihan, mereka harus saling mengasihi 

sebagai orang yang bertalian dengan Tuhan  Pencipta mereka, saling 

bertalian melalui darah, dan sebagai mitra di dalam pengharapan 

yang sama. saat  orang-orang Ibrani secara khusus dihimpun, 

sesuai dengan hal itu mereka harus saling mengasihi sebagai 

umat yang memiliki hak istimewa, yang diberikan perjanjian dan 

pengangkatan sebagai anak, dan yang darinya Sang Mesias dan 

Kepala gereja harus terbit. Dan hukum kasih harus disampaikan 

dengan kewajiban baru kepada Israel baru milik Tuhan  dan kepada 

jemaat Injil, sehingga dengan demikian merupakan perintah lama, 

atau perkataan yang telah didengar anak-anak Injil Israel dari 

mulanya (ay. 7). 

II.  Sebagai pedoman baru: “Namun, untuk semakin mendesakmu 

kepada kewajiban ini, perintah baru juga yang kutuliskan kepada 

kamu, yakni hukum masyarakat baru, atau persatuan Kristen, 

yang telah ternyata benar di dalam Dia. Pedoman ini pertama-

tama benar di dalam dan menyangkut Sang Kepala dari persatuan 

Kristen itu. Kebenarannya pertama-tama benar, dan juga berlim-

pah di dalam diri-Nya. Kristus telah mengasihi jemaat dan telah 


 642

menyerahkan diri-Nya baginya. Dan itu terbukti di dalam kamu. 

Dalam ukuran tertentu, hukum ini dituliskan di hatimu. Kamu 

diajar Tuhan  untuk saling mengasihi, dan hal itu disebab kan 

(atau mengingat, atau mengingat kenyataan bahwa) kegelapan 

sedang lenyap, yakni kegelapan pikiranmu yang belum bertobat 

(baik orang Yahudi atau bukan Yahudi) dan penuh prasangka, 

ketidaktahuanmu yang menyedihkan akan Tuhan  dan Kristus 

sekarang sudah lenyap, dan terang yang benar telah bercahaya 

(ay. 8). Terang pewahyuan Injil telah bersinar membawa hidup 

dan kuasa ke dalam hatimu. Oleh sebab  itu kamu telah melihat 

keunggulan kasih Kristen, dan kewajiban mendasar terhadapnya.” 

Oleh sebab itu kita melihat bahwa dasar-dasar (terutama 

pedoman-pedoman dasar) Kekristenan bisa digambarkan sebagai 

sesuatu yang baru ataupun lama. Ajaran Reformasi, atau ajaran 

di gereja-gereja Reformed, merupakan ajaran baru dan lama-baru, 

yakni merupakan ajaran baru sebab  diajarkan sesudah masa 

kegelapan yang lama, melalui terang Reformasi, disebut baru ka-

rena dimurnikan dari pemalsuan-pemalsuan ajaran gereja sebe-

lumnya. Disebut lama, sebab  telah diajarkan dan telah didengar 

dari mulanya. Kita harus memastikan agar kasih karunia atau 

kebajikan yang benar di dalam Kristus itu juga benar di dalam 

kita. Kita harus serupa dengan Kepala kita. Semakin kegelapan 

kita lenyap, dan terang Injil bersinar di dalam diri kita, semakin 

dalam juga kita harus takluk kepada perintah-perintah Tuhan 

kita, entah itu dianggap lama atau baru. Terang harus menghasil-

kan panas yang sesuai. Sejalan dengan itu, berikut yaitu  ujian 

lain bagi terang kristiani kita. Sebelum ini, terang itu harus di-

buktikan melalui ketaatan kepada Tuhan , sedang  di sini, mela-

lui kasih kristiani. 

1.  Orang yang tidak memiliki terang seperti itu mengaku-ngaku 

sekan-akan memilikinya: Barangsiapa berkata, bahwa ia ber-

ada di dalam terang, namun  ia membenci saudaranya, ia berada 

di dalam kegelapan sampai sekarang (ay. 9). Sungguh patut 

bagi orang-orang Kristen sejati untuk mengakui apa yang telah 

Tuhan  lakukan bagi jiwa mereka. Namun, di dalam gereja yang 

tampak di dunia ini, sering kali ada  orang-orang yang 

memandang diri lebih dari sebenarnya. Ada yang berkata bah-

wa mereka berjalan di dalam terang, bahwa pewahyuan ilahi 

sangat berkesan di hati dan roh mereka, namun tetap hidup 

Surat 1 Yohanes 2:7-11 

 643 

dalam kebencian dan permusuhan terhadap saudara-saudara 

Kristen mereka. Hati mereka tidak dapat digerakkan dengan 

rasa kasih Kristus terhadap saudara-saudara mereka. Oleh 

sebab  itu mereka tetap berada dalam kegelapan, meskipun 

mereka berpura-pura memeluk agama Kristen. 

2.  Orang yang dikuasai kasih Kristus itu membuktikan bahwa 

terangnya sungguh baik dan sejati: Barangsiapa mengasihi 

saudaranya (sebagai saudara di dalam Kristus), ia tetap ber-

ada di dalam terang (ay. 10). Ia melihat dasar dan alasan kasih 

Kristen. Ia mampu memahami bobot dan nilai penebusan 

Kristen. Ia melihat alangkah pantasnya jika  kita mengasihi 

orang-orang yang dikasihi Kristus. Akibatnya, di dalam dia 

tidak ada penyesatan (ay. 10). Ia tidak akan mempermalukan, 

tidak akan menjadi batu sandungan bagi saudara-saudaranya. 

Ia akan berhati-hati agar tidak menyebabkan saudaranya ber-

buat dosa atau membuatnya berpaling dari jalan benar. Kasih 

Kristen mengajar kita agar menjunjung tinggi jiwa saudara 

kita, dan menjauhi apa pun yang dapat membahayakan ke-

murnian dan rasa damainya. 

3. Kebencian merupakan tanda kegelapan rohani: namun  barang-

siapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan (ay. 

11). Terang rohani ditanamkan oleh Roh kasih karunia, dan 

salah satu buah Roh ialah kasih. sebab  itu, orang yang di-

kuasai kedengkian terhadap saudara Kristen tentunya tidak 

memiliki terang rohani. Akibatnya, ia hidup di dalam kegelapan 

(ay. 11). Hidupnya bersesuaian dengan pikiran dan hati nurani 

yang gelap, sehingga ia tidak tahu ke mana ia pergi. Ia tidak 

melihat ke mana roh kegelapan ini membawanya, terutama ke 

dunia yang penuh kegelapan, sebab  kegelapan itu telah mem-

butakan matanya (ay. 11). Kegelapan yang membutakan, yang 

dibuktikan dengan roh yang jahat, bertolak belakang dengan 

terang hidup. Bila kegelapan berada di dalam diri seseorang, 

maka pikiran, penilaian, dan hati nuraninya akan gelap, se-

hingga dengan demikian akan salah melihat jalan menuju 

hidup kekal sorgawi. Di sini kita dapat mengamati betapa Rasul 

Yohanes sekarang telah dipulihkan dari perangainya yang 

meledak-ledak. Pernah dulu ia ingin menyuruh api turun dari 

langit ke atas orang-orang Samaria yang miskin dan bodoh, 

yang tidak mau menerima Kristus dan para murid (Luk. 9:54). 


 644

Namun, Tuhannya telah menunjukkan bahwa ia tidak menge-

nal rohnya sendiri, atau ke mana rohnya membawa dia. Kare-

na sudah semakian menghirup Roh Kristus, ia mengembuskan 

perbuatan baik kepada umat manusia, dan kasih kepada se-

mua saudara. Tuhan Yesus-lah Guru Agung mengenai kasih, 

dan sekolah-Nya (jemaat-Nya sendiri) merupakan sekolah ka-

sih. Murid-murid-Nya merupakan murid-murid kasih, sedang-

kan keluarga-Nya pastilah merupakan keluarga kasih. 

Larangan Mengasihi Dunia 

(2:12-17) 

12 Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, sebab dosamu telah diampuni 

oleh sebab  nama-Nya. 13 Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, sebab  

kamu telah mengenal Dia, yang ada dari mulanya. Aku menulis kepada 

kamu, hai orang-orang muda, sebab  kamu telah mengalahkan yang jahat. 14 

Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, sebab  kamu mengenal Bapa. 

Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, sebab  kamu mengenal Dia, yang 

ada dari mulanya. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, sebab  

kamu kuat dan firman Tuhan  diam di dalam kamu dan kamu telah mengalah-

kan yang jahat. 15 Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di 

dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada 

di dalam orang itu. 16 Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan 

daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari 

Bapa, melainkan dari dunia. 17 Dan dunia ini sedang lenyap dengan keingin-

annya, namun  orang yang melakukan kehendak Tuhan  tetap hidup selama-

lamanya. 

Perintah baru tentang kasih kudus ini, termasuk dorongan untuk 

menjalankannya, mungkin ditujukan kepada beberapa tingkatan mu-

rid yang ditegur di sini. beberapa  lulusan sekolah Kristen, gereja 

yang am, harus memastikan diri agar memelihara ikatan kasih ku-

dus. Atau, sebab  adanya anjuran penting dan larangan yang harus 

diikuti, yang jika  tidak diperhatikan dapat jmemicu  ajaran 

yang sangat penting tentang kasih Tuhan  dan kasih persaudaraan 

tidak dapat tetap hidup, maka sudah sepantasnya Rasul Yohanes 

sepertinya mendahului nasihatnya dengan pesan sepenuh hati ke-

pada beberapa bentuk atau golongan di dalam sekolah Kristus. Biar-

lah bayi-bayi atau anak-anak, orang-orang muda, dan orang-orang 

tua (atau adepti, teleioi, yang paling sempurna), di dalam lembaga 

Kristen, tahu supaya mereka jangan mengasihi dunia ini. sebab  itu,

Surat 1 Yohanes 2:12-17 

 645 

I.   Kita lihat di sini bagaimana pesan itu disampaikan kepada berba-

gai bentuk dan tingkatan di dalam jemaat Kristus. Semua orang 

Kristen tidak memiliki  kedudukan dan sifat yang sama. Ada 

yang masih seperti bayi di dalam Kristus, orang dewasa, dan mu-

rid-murid tua. Sama seperti mereka ini berada dalam keadaan 

masing-masing yang khas, demikian juga masing-masing memiliki 

kewajiban-kewajiban khusus. Walaupun begitu, ada  aturan 

dan ketaatan yang sama di antara mereka semua, seperti misal-

nya saling mengasihi dan membenci dunia. Kita juga melihat bah-

wa para gembala yang berhikmat akan menyampaikan firman 

kehidupan dengan bijaksana, dan memberi berbagai anggota 

keluarga Kristus bagian masing-masing yang sesuai: Aku menulis 

kepada kamu, hai anak-anak, bapa-bapa, dan orang-orang muda. 

Di dalam pembagian ini, Rasul Yohanes berpesan kepada, 

1.  Tingkatan terendah dalam sekolah Kristen: Aku menulis ke-

pada kamu, hai anak-anak (ay. 12). ada  orang-orang baru 

di dalam agama, bayi-bayi di dalam Kristus, yakni mereka 

yang sedang mempelajari dasar-dasar kesalehan Kristen. 

Rasul Yohanes sepertinya membesarkan hati mereka dengan 

cara mengajukan permintaan kepada mereka terlebih dulu. 

Boleh jadi memang berguna untuk orang-orang yang lebih 

cakap untuk mendengar apa yang dikatakan kepada orang-

orang yang lebih muda dari mereka. Dasar-dasar yang paling 

sederhana patut diulang. Pedoman-pedoman dasar merupakan 

fondasi atau dasar dari semuanya. Rasul Yohanes menyebut 

mereka anak-anak dalam Kekristenan berdasar  dua per-

timbangan: 

(1) Sebab dosa mereka telah diampuni oleh sebab  nama-Nya 

(ay. 12). Murid termuda yang tulus telah diampuni. Perse-

kutuan orang-orang kudus disertai dengan pengampunan 

dosa. Dosa diampuni, baik oleh sebab  nama Tuhan , demi 

kepujian bagi kemuliaan-Nya (kesempurnaan-Nya yang 

mulia diperlihatkan di dalam pengampunan), maupun oleh 

sebab  nama Kristus, atas alasan-Nya dan penebusan yang 

ada di dalam-Nya. Mereka yang diampuni Tuhan  sangat ber-

kewajiban untuk melepaskan dunia ini yang sangat meng-

ganggu kasih Tuhan . 


 646

(2) Oleh sebab pengenalan mereka akan Tuhan : Aku menulis 

kepada kamu, hai anak-anak, sebab  kamu mengenal Bapa 

(ay. 14). Anak-anak biasanya tidak mengenal siapa pun se-

cepat mengenal bapa mereka. Anak-anak di dalam Kekris-

tenan harus dan benar-benar mengenal Tuhan . Mereka se-

mua, besar kecil, akan mengenal Aku (Ibr. 8:11). Anak-anak 

di dalam Kristus harus tahu bahwa Tuhan  yaitu  Bapa me-

reka. Hal ini merupakan hikmat mereka. Kita biasa ber-

kata, anak yang bijaksana mengenal bapanya. Anak-anak 

ini tidak bisa tidak pasti mengenal bapa mereka. Mereka 

bisa diyakinkan dengan baik oleh kuasa orang yang mela-

hirkan mereka dan oleh kasih karunia orang yang menjadi-

kan mereka anak. Orang-orang yang mengenal Bapa akan 

bisa dijauhkan dari kasih akan dunia ini. Kemudian Rasul 

Yohanes melanjutkan, 

2.  Kepada mereka dengan pencapaian serta kedudukan tertinggi, 

yakni mereka yang sudah dewasa di dalam Kekristenan, ke-

pada siapa ia memberi  sebutan terhormat: Aku menulis ke-

pada kamu, hai bapa-bapa (ay. 13-14), kepada Manason yang 

sudah lama menjadi murid (Kis. 21:16). Rasul Yohanes lang-

sung beralih dari tingkat murid dasar ke puncak, dari yang 

terendah ke yang tertinggi, supaya mereka yang berada di 

tengah bisa mendengar kedua pelajaran yang disampaikan, 

dapat mengingat apa yang telah mereka pelajari, dan meng-

amati pelajaran apa yang harus mereka capai: Aku menulis 

kepada kamu, hai bapa-bapa. Mereka yang paling lama belajar 

di sekolah Kristus membutuhkan nasihat serta petunjuk lebih 

lanjut. Murid paling tua harus ke sorga (perguruan tinggi di 

atas) sambil membawa artikel nya, yakni Alkitab. Kepada para 

bapa harus disampaikan surat dan khotbah, sebab tidak ada 

yang terlampau tua untuk belajar. Rasul Yohanes menulis 

kepada mereka berdasar  pertimbangan akan pengetahuan 

mereka: Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, sebab  

kamu mengenal Dia, yang ada dari mulanya (ay. 14). Orang-

orang tua memiliki pengetahuan serta pengalaman, dan meng-

harapkan tindakan yang berbeda. Rasul Yohanes bersedia 

mengakui pengetahuan orang-orang Kristen berusia lanjut, 

dan memberi selamat kepada mereka atas hal itu. Mereka 

sudah mengenal Kristus Tuhan, terutama Dia, yang ada dari 

Surat 1 Yohanes 2:12-17 

 647 

mulanya (1:1). Sama seperti Kristus yaitu  Alfa dan Omega 

demikian juga Ia juga harus menjadi awal dan akhir dari 

pengetahuan Kekristenan kita. Segala sesuatu kuanggap rugi, 

sebab  pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia 

dari pada semuanya (Flp. 3:8). Orang-orang yang mengenal 

Dia yang ada dari mulanya, sebelum dunia ini dijadikan, akan 

cukup mampu melepaskan dunia ini. Selanjutnya, 

3. Kepada orang-orang Kristen usia muda, yakni mereka yang se-

dang berkembang dan menginjak usia dewasa: Aku menulis 

kepada kamu, hai orang-orang muda (ay. 13-14). ada  

orang-orang dewasa di dalam Yesus Kristus, yakni yang telah 

mencapai kekuatan roh serta akal sehat, dan mampu mem-

bedakan yang baik dan jahat. Rasul Yohanes menulis kepada 

mereka berdasar  pertimbangan-pertimbangan berikut: 

(1) Oleh tindakan kepahlawanan mereka dalam perang. Mereka 

yaitu  prajurit tangkas Kristus: sebab  kamu telah meng-

alahkan yang jahat (ay. 13). Si jahat senantiasa berperang 

melawan jiwa-jiwa, terutama para murid. Namun, mereka 

yang sudah belajar dengan baik di sekolah Kristus, mampu 

menggunakan senjata dan menaklukkan si jahat. Mereka 

yang mampu menaklukkannya dapat dipanggil juga untuk 

menaklukkan dunia yang merupakan alat Iblis yang sangat 

ampuh.  

(2) Oleh kekuatan mereka yang tampak melalui pencapaian 

mereka: sebab  kamu kuat dan kamu telah mengalahkan 

yang jahat (ay. 14). Orang-orang muda sudah terbiasa 

bermegah di dalam kekuatan mereka. Sungguh merupakan 

kemuliaan bagi orang-orang muda jika  mereka kuat di 

dalam Kristus dan kasih karunia-Nya. Hal ini akan menjadi 

kemuliaan bagi mereka dan juga menguji kekuatan mereka 

saat  mengalahkan Iblis. Jika mereka tidak teramat kuat 

bagi Iblis, maka Iblis terlalu tangguh bagi mereka. Biarlah 

orang-orang Kristen yang kekar menunjukkan kekuatan 

mereka dalam menaklukkan dunia, dan kekuatan yang 

sama juga harus digerakkan untuk mengalahkan Iblis. 

(3)  Oleh pengetahuan mereka tentang firman Tuhan : dan firman 

Tuhan  diam di dalam kamu (ay. 14). Firman Tuhan  harus 

diam di dalam murid-murid yang sudah dewasa. Ini meru-

pakan gizi dan persediaan tenaga mereka. Firman Tuhan  


 648

merupakan senjata yang dapat digunakan untuk menga-

lahkan si jahat. Ia bagaikan pedang Roh untuk menangkal 

anak-anak panah berapi Iblis. Dan orang-orang yang memi-

liki firman Tuhan  di dalam diri mereka diperlengkapi dengan 

baik di dalam penaklukan dunia. 

II.  Kita telah melihat anjuran ataupun larangan disampaikan sebagai 

kata-kata pendahuluan dan pengantar, sebagai peringatan yang 

menjadi dasar penting bagi pengamalan agama: “Janganlah kamu 

mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya (ay. 15). Hendak-

lah kamu disalibkan terhadap dunia, mati terhadap keinginan, 

urusan, dan godaan duniawi.” Berbagai tingkatan orang Kristen 

itu harus bersatu di dalam hal ini, yakni mati terhadap dunia. 

jika  mereka telah dipersatukan seperti itu, tidak lama kemu-

dian mereka akan bersatu sebab  sebab-sebab lain: kasih mereka 

harus dicadangkan bagi Tuhan  dan jangan diberikan kepada dunia. 

Di sini kita melihat alasan bagi larangan serta peringatan ini. 

Mereka terdiri atas beberapa tingkatan, dan memang sudah demi-

kianlah seharusnya. Sungguh sulit untuk bertengkar dengan atau 

melarang para murid mengasihi dunia. Alasan-alasan ini diambil, 

1. Dari kasih yang tidak tetap ini, dibandingkan dengan kasih 

Tuhan : Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa 

tidak ada di dalam orang itu (ay. 15). Hati manusia sungguh 

sempit sehingga tidak mampu diisi dengan kedua kasih itu. 

Dunia menarik dan menjauhkan hati dari Tuhan . Oleh sebab  

itu, semakin kasih akan dunia berjaya, maka kasih akan Tuhan  

akan semakin redup dan padam. 

2. Dari larangan terhadap kasih duniawi atau keinginan daging. 

Hal ini tidak ditentukan Tuhan : bukan berasal dari Bapa, me-

lainkan dari dunia (ay. 16). Kasih atau keinginan daging ini 

tidak ditetapkan Tuhan  (Ia meminta kita menjauhinya), namun  

muncul dari dunia. Dunia merupakan perampok yang meram-

pas kasih sayang kita. Di sini kita melihat seperti apa dunia 

itu, yang oleh sebab itu harus disalibkan dan ditolak. Dunia, 

jika dipandang secara jasmani, memang baik dan patut dika-

gumi sebagai hasil karya Tuhan , bagaikan gelas dengan kesem-

purnaan-Nya yang memancar dari dalamnya. Namun, dunia 

juga harus diperhatikan dalam hubungannya dengan kita 

sekarang yang berada dalam keadaan tercemar, dan bagai-

Surat 1 Yohanes 2:12-17 

 649 

mana dunia bekerja terhadap kelemahan kita serta menghasut 

dan menyalakan keinginan cemar kita. Di antara dunia ini dan 

keinginan daging ada  daya tarik-menarik dan persekong-

kolan. Dunia menerobos dan mengganggu keinginan daging, 

sehingga dengan demikian bangkit melawan Tuhan . Oleh sebab 

itu, semua yang ada di dalam dunia dibedakan dalam tiga 

kelompok, sesuai dengan ketiga kemauan utama tabiat yang 

telah rusak, yaitu, 

(1)  Keinginan daging. Di sini daging, dibedakan dari mata dan 

hidup, berarti tubuh. Keinginan daging, dari dalam dirinya 

sendiri, merupakan kesenangan dan kegemaran dalam 

memuaskan kenikmatan daging, sedang  di luar dirinya, 

terdiri dari semua hal yang membangkitkan dan menyalah-

kan kesenangan daging. Keinginan ini biasanya disebut ke-

mewahan. 

(2) Kemudian ada  keinginan mata. Mata menyukai harta. 

Kekayaan dan harta benda sangat didambakan mata yang 

boros. Ini yaitu  keinginan yang tamak.  

(3) Lalu ada  keangkuhan hidup. Pikiran sia-sia mendam-

bakan kehebatan, kelengkapan, dan kemegahan hidup ge-

merlap yang sia-sia. Keangkuhan hidup merupakan ke-

inginan berlebihan dan rasa haus akan kehormatan serta 

tepuk tangan. Ini termasuk penyakit telinga, yang suka 

disanjung dengan rasa kagum dan pujian. Hal-hal yang 

menjadi sasaran keinginan ini harus ditinggalkan dan 

disingkirkan. sebab  memikat dan menguasai sepenuhnya 

perasaan dan keinginan, semua ini bukanlah berasal dari 

Bapa, melainkan dari dunia (ay. 16). Bapa tidak mengizin-

kan mereka, sedang  dunia seharusnya menyimpan sen-

diri semua hal itu bagi dirinya sendiri. Nafsu atau keingin-

an akan hal-hal ini harus ditundukkan dan dimatikan. De-

ngan demikian, memuaskan hal itu tidak ditetapkan oleh 

Bapa, namun  ditawarkan oleh dunia yang penuh perangkap 

ini.  

3.  Dari keadaan hal-hal duniawi yang sia-sia dan akan lenyap, 

serta kesukaan akan hal-hal ini . Dan dunia ini sedang 

lenyap dengan keinginannya (ay. 17). Apa yang ada di dalam 

dunia sedang menghilang dan mati dengan cepat. Keinginan 


 650

itu sendiri, berikut kegemaran akan hal ini  menjadi layu 

dan membusuk. Keinginan itu tidak akan dapat dibangkitkan 

lagi dan segera lenyap (Pkh. 12:5). Dan apa yang kemudian 

terjadi dengan kemegahan dan kesenangan semua orang yang 

sekarang sedang terbaring membusuk di dalam kubur? 

4. Dari kekekalan kekasih ilahi, kekasih Tuhan : orang yang mela-

kukan kehendak Tuhan , yang harus menjadi sifat dari kekasih 

Tuhan , yang bertentangan dengan kekasih dunia ini, tetap 

hidup selama-lamanya (ay. 17). Sasaran kasih-Nya yang ber-

tentangan dengan dunia yang sedang lenyap, akan tetap hidup 

selama-lamanya. Kerinduannya atau perasaannya yang kudus, 

bertentangan dengan keinginan daging yang akan lenyap, 

tetap hidup selama-lamanya. Kasih tidak akan pernah gagal, 

sedang  kekasih Tuhan  itu sendiri merupakan ahli waris 

kekekalan serta hidup tanpa akhir, dan pada waktunya nanti 

akan dibawa ke sana. 

Dari semua ayat ini kita harus mengamati kemurnian dan kero-

hanian ajaran rasuli. Kehidupan hewani harus takluk kepada hidup 

ilahi. Tubuh dengan kegemarannya harus dikuasai oleh iman atau 

kasih Tuhan  yang penuh kemenangan. 

 Mengenai Antikristus 

(2:18-19) 

18 Anak-anakku, waktu ini yaitu  waktu yang terakhir, dan seperti yang 

telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit 

banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar yaitu  

waktu yang terakhir. 19 Memang mereka berasal dari antara kita, namun  mere-

ka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-

sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan 

kita. namun  hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka 

sungguh-sungguh termasuk pada kita. 

Di sini ada , 

I.   Nubuat tentang waktu, bahwa akhir zaman itu akan datang: 

Anak-anakku, waktu ini yaitu  waktu yang terakhir (ay. 18). 

Sebagian orang beranggapan bahwa Rasul Yohanes di sini kem-

bali berbicara kepada tingkatan pertama orang-orang Kristen. 

Mereka yang masih anak-anak paling mudah disesatkan, dan oleh 

sebab itu, “Anak-anakku, kalian yang masih muda di dalam iman,

Surat 1 Yohanes 2:18-19 

 651 

 waspyaitu  agar kalian tidak dicemarkan.” Namun, sama seperti 

di tempat lain, hal ini mungkin juga merupakan nasihat secara 

umum, sebagai peringatan bahaya bagi semua orang Kristen: 

“Anak-anakku, waktu ini yaitu  waktu yang terakhir. Pemerintah-

an Yahudi di dalam jemaat dan masyarakat kita akan segera ber-

akhir. Ketetapan dan tata tertib Musa sedang lenyap. Masa-masa 

Daniel tidak berlaku lagi. Penghancuran kota serta tempat kudus 

orang Ibrani sudah dekat, dan akan menemui ajalnya dalam air 

bah; dan sampai pada akhir zaman akan ada peperangan dan 

pemusnahan, seperti yang telah ditetapkan (Dan. 9:26). Sudah 

sepantasnya para murid diperingatkan tentang akhir zaman yang 

segera datang, serta diberi tahu sebanyak mungkin tentang masa-

masa waktu yang dinubuatkan. 

II.  Tanda waktu yang terakhir: sekarang telah bangkit banyak anti-

kristus (ay. 18), dan banyak yang menentang pribadi, pengajaran, 

serta kerajaan Kristus. Sungguh merupakan bagian pemeliharaan 

Tuhan  yang penuh rahasia, mengapa antikristus dibiarkan mun-

cul. Namun, saat  mereka sudah datang, sungguh baik dan pa-

tut jika  para murid diberi tahu mengenai keberadaan mereka. 

Para hamba Tuhan harus menjadi penjaga kaum Israel. Sekarang, 

adanya antikristus seperti itu tidak harus menjadi serangan me-

rugikan bagi para murid: 

1.  Kedatangan seorang antikristus yang hebat telah diberitahu-

kan sebelumnya: seperti yang telah kamu dengar, seorang anti-

kristus akan datang (ay. 18). Jemaat semuanya telah diberi-

tahukan melalui pewahyuan ilahi bahwa akan ada perlawanan 

panjang dan berbahaya terhadap Kristus dan jemaat-Nya 

(2Tes. 2:8-10). Tidaklah mengherankan jika  ada  ba-

nyak pendahulu dan pelopor, sebelum antikristus yang utama 

itu tiba: sekarang telah bangkit banyak antikristus, rahasia 

kejahatan sudah bekerja. 

2.  Jemaat juga diberi tahu mengenai tanda dari waktu terakhir 

ini. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan mun-

cul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat 

dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka me-

nyesatkan orang-orang pilihan juga (Mat. 24:24). Inilah para 

pelopor penghancuran negeri, bangsa, dan agama orang Ya-

hudi: waktu ini benar-benar yaitu  waktu yang terakhir (ay. 


 652

18). Semoga nubuatan perihal adanya para penyesat yang mun-

cul di dunia Kekristenan itu justru menguatkan kita untuk me-

lawan penyesatan mereka.  

III. Beberapa gambaran tentang para penyesat atau antikristus ini. 

1.  Lebih bersifat positif. Dahulu mereka pernah menyambut atau 

mengaku percaya akan pengajaran para rasul: “Memang mere-

ka berasal dari antara kita (ay. 19), dari kalangan dan perse-

kutuan kita.” Boleh jadi dari jemaat di Yerusalem, atau bebe-

rapa jemaat di daerah Yudea, Beberapa orang datang dari 

Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara 

di situ, dst. (Kis. 15:1). Di antara jemaat-jemaat yang paling 

murni bisa saja ada  orang-orang yang murtad dan mem-

berontak. Pengajaran rasuli tidak membuat bertobat seluruh 

anggota jemaat yang diyakinkan dengan kebenarannya. 

2.  Lebih bersifat pribadi. “Di dalam hati, mereka tidak seperti 

kita: namun  mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita. 

Mereka tidak dengan segenap hati telah menaati pengajaran 

yang telah diteruskan kepada mereka. Mereka tidak bersama 

kita, menyatu dengan Kristus yang menjadi Kepala.” Kemu-

dian inilah, 

(1) Alasan untuk menyimpulkan bahwa mereka bukan dari 

kita, tidak seperti apa yang pura-pura mereka tunjukkan 

atau tidak seperti kita, dan itulah pembelotan mereka yang 

sesungguhnya: “Sebab jika mereka sungguh-sungguh terma-

suk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan 

kita (ay. 19). jika  kebenaran kudus itu berurat akar di 

dalam hati mereka, maka kebenaran itu akan memegang 

mereka bersama kita. Seandainya mereka telah menerima 

pengurapan ilahi, yang olehnya mereka dijadikan orang 

Kristen yang benar dan sejati, maka mereka tidak akan 

berbelok menjadi antikristus.” Mereka yang murtad dari 

iman dengan cukup jelas menunjukkan bahwa sudah dari 

sebelumnya mereka memang munafik di dalam beragama. 

Sebab, orang-orang yang telah mereguk roh kebenaran Injil 

memiliki penangkal untuk melawan kekeliruan yang meng-

hancurkan.

Surat 1 Yohanes 2:20-27 

 653 

(2) Alasan mengapa mereka dibiarkan meninggalkan pengajar-

an rasuli dan persekutuan, yaitu supaya ketidaksungguh-

an hati mereka dapat diketahui: namun  hal itu terjadi (atau 

mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita), supaya 

menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sung-

guh termasuk pada kita (ay. 19). Jemaat tidak begitu tahu 

siapa saja yang merupakan anggota yang sesungguhnya, 

dan siapa yang bukan. Oleh sebab itu, jemaat yang diang-

gap sudah dikuduskan secara batiniah, dapat dikatakan 

tidak kelihatan. Beberapa yang munafik harus dinyatakan 

di sini, demi mempermalukan dan menguntungkan mereka 

juga, sebab  telah mengurangi kebenaran, jika mereka 

tidak berbuat dosa sampai mati, dan juga demi untuk me-

nimbulkan rasa takut serta memberi peringatan bagi yang 

lain. namun  kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, kamu 

telah mengetahui hal ini sebelumnya. sebab  itu waspada-

lah, supaya kamu jangan terseret ke dalam kesesatan 

orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan kehi-

langan peganganmu yang teguh. namun  bertumbuhlah dalam 

kasih karunia, dst. (2Ptr. 3:17-18). 

Mengenai Antikristus 

(2:20-27) 

20 namun  kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demi-

kian kamu semua mengetahuinya. 21 Aku menulis kepadamu, bukan sebab  

kamu tidak mengetahui kebenaran, namun  justru sebab  kamu mengetahui-

nya dan sebab  kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal 

dari kebenaran. 22 Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal 

bahwa Yesus yaitu  Kristus? Dia itu yaitu  antikristus, yaitu dia yang 

menyangkal baik Bapa maupun Anak. 23 Sebab barangsiapa menyangkal 

Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga 

memiliki Bapa. 24 Dan kamu, apa yang telah kamu dengar dari mulanya, itu 

harus tetap tinggal di dalam kamu. Jika apa yang telah kamu dengar dari 

mulanya itu tetap tinggal di dalam kamu, maka kamu akan tetap tinggal di 

dalam Anak dan di dalam Bapa. 25 Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya 

sendiri kepada kita, yaitu hidup yang kekal. 26 Semua itu kutulis kepadamu, 

yaitu mengenai orang-orang yang berusaha menyesatkan kamu. 27 Sebab di 

dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-

Nya. sebab  itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. namun  sebagaimana 

pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu – dan pengajaran-

Nya itu benar, tidak dusta – dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar 

kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia. 


 654

Di sini,  

I.   Rasul Yohanes menguatkan hati para murid (yang kepadanya 

surat ini ditujukan) di dalam masa-masa penuh bahaya saat ini, 

pada masa ini yang penuh dengan para penyesat. Ia menguatkan 

hati mereka dengan meyakinkan mereka bahwa mereka akan 

tetap teguh berdiri di hari kemurtadan ini: namun  kamu telah ber-

oleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu 

semua mengetahui semua hal. Kita melihat, 

1.  Berkat yang memperkaya mereka, suatu salep sorgawi: kamu 

telah beroleh pengurapan. Orang-orang Kristen sejati merupa-

kan orang-orang yang diurapi, dan nama mereka sungguh 

menyiratkan hal ini . Mereka diurapi dengan minyak 

kasih karunia, dengan berbagai karunia serta anugerah rohani 

oleh Roh kasih karunia. Mereka diurapi sehingga memegang 

jabatan serupa dengan Tuhan mereka, yakni sebagai nabi, 

imam, dan raja bagi Tuhan . Roh Kudus diperbandingkan de-

ngan minyak, api, dan air, sedang  penyampaian kasih ka-

runia-Nya yang mampu menyelamatkan itu merupakan peng-

urapan kita.  

2.  Dari siapa berkat ini datang, yaitu dari Yang Kudus, baik dari 

Roh Kudus maupun dari Kristus Tuhan, Inilah firman dari 

Yang Kudus (Why. 3:7). Kristus Tuhan sungguh mulia di 

dalam kekudusan-Nya. Kristus Tuhan memberi  berbagai 

kasih karunia Roh ilahi, dan mengurapi para murid untuk 

membuat mereka seperti diri-Nya sendiri, serta untuk mene-

guhkan mereka demi kepentingan-Nya. 

3.  Akibat dari pengurapan ini, yaitu menjadi salep mata rohani 

yang menerangi dan menguatkan mata pengertian: “Dan 

dengan demikian kamu semua mengetahuinya (ay. 20), menge-

tahui semua hal menyangkut Kristus dan ajaran-Nya, yang 

telah dijanjikan dan diberikan kepadamu untuk tujuan itu” 

(Yoh. 14:26). Kristus Tuhan tidak menangani semua orang 

yang mengaku murid dengan cara sama, sebab beberapa 

menerima urapan lebih dibandingkan  yang lain. Sungguh sangat 

berbahaya jika  mereka yang tidak diurapi seperti itu sama 

sekali tidak setia kepada Kristus, sehingga mereka sebaliknya 

menjadi antikristus dan kemudian melawan pribadi, kerajaan, 

dan kemuliaan Kristus. 

Surat 1 Yohanes 2:20-27 

 655 

II.  Rasul Yohanes menunjukkan pikiran serta makna surat yang di-

tuliskannya kepada mereka. 

1. Dengan memakai kalimat ingkar. Maksudnya bukan untuk 

mencurigai bahwa mereka tidak tahu, atau menduga ketidak-

tahuan mereka akan kebenaran agung Injil: “Aku menulis 

kepadamu, bukan sebab  kamu tidak mengetahui kebenaran 

(ay. 21). Sebab kalau demikian adanya, maka tentu saja aku 

tidak akan yakin dengan keteguhan hatimu di dalam kebenar-

an itu, ataupun memberi selamat kepadamu atas pengurapan 

yang kamu terima dari atas.” Sungguh baik jika  kita men-

duga-duga yang baik perihal saudara-saudara Kristen kita. 

Kita harus tetap bersikap demikian sampai bukti mengguling-

kan dugaan kita. Keyakinan yang benar terhadap orang-orang 

saleh dapat mendorong dan mendukung ketaatan mereka. 

2. Dengan memberi penegasan dan pengakuan yang mengandal-

kan penilaian mereka dalam hal-hal berikut: namun  justru kare-

na kamu mengetahuinya dan sebab  kamu juga mengetahui 

(kamu mengetahui kebenaran di dalam Kristus), bahwa tidak 

ada dusta yang berasal dari kebenaran. Orang-orang yang 

mengenal kebenaran dalam segala hal akan siap melihat hal 

yang bertentangan dan tidak sesuai dengan kebenaran itu. 

Rectum est index sui et obliqui – Garis yang terlihat lurus, juga 

menunjukkan garis mana yang bengkok. Kebenaran dan kepal-

suan tidak dapat menyatu dan cocok satu sama lain. Orang-

orang yang sangat mengenal kebenaran Kristen akan diperkuat 

untuk membentengi diri terhadap kesalahan dan pemikiran 

antikristus. Tidak ada  dusta di dalam agama, baik agama 

alamiah maupun agama wahyu. Para rasul sangat mengecam 

dusta, dan menunjukkan ketidakbenaran dari dusta dengan 

pengajaran mereka. Mereka pasti akan menjadi orang-orang 

yang paling terkutuk seandainya mereka telah menyebarkan 

kebenaran melalui dusta. Sungguh merupakan pujian bagi 

Kekristenan bahwa ia begitu serasi dengan agama alamiah 

yang merupakan dasarnya, dan juga begitu sesuai dengan 

agama Yahudi, yang mengandung unsur-unsur dasarnya. 

Tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran. Oleh sebab  itu, 

para penipu dan pemalsu merupakan sarana-sarana yang sa-

ngat tidak sesuai untuk mendukung dan menyebarkan kebe-

naran. Menurut pendapat saya, agama akan menjadi lebih 


 656

baik jika  orang-orang seperti itu tidak dimanfaatkan. Aki-

bat dari perbuatan mereka tampak dalam ketidaksalehan di 

zaman kita. Para penipu dan akal muslihat mereka pada za-

man dahulu nyaris membawa zaman kita menuju atheisme 

tanpa agama. Walaupun begitu, para pelaku pewahyuan aga-

ma Kristen dan mereka yang menderita sebab nya meyakin-

kan kita bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran. 

III. Selanjutnya, Rasul Yohanes menuntut dan mendakwa para pe-

nyesat yang baru muncul ini. 

1.  Mereka yaitu  pendusta, para penentang yang luar biasa jahat 

terhadap kebenaran kudus: Siapakah pendusta itu, atau si 

pendusta terkenal pada waktu dan zaman kita hidup, bukan-

kah dia yang menyangkal bahwa Yesus yaitu  Kristus? Dusta-

dusta besar dan jahat yang oleh bapa segala dusta atau pen-

dusta, disebarkan ke seluruh dunia, sudah ada sejak dulu, 

dan biasanya merupakan kepalsuan serta kekeliruan yang 

berhubungan dengan pribadi Kristus. Tidak ada kebenaran 

yang terbukti kudus dan benar sepenuhnya kecuali kalau 

mendapat perlawanan dan penyangkalan dari sebagian orang. 

Bahwa Yesus dari Nazaret yaitu  Anak Tuhan  terbukti kebenar-

annya oleh sorga, bumi, maupun neraka. Sepertinya, ada 

sebagian orang yang dalam penghakiman Tuhan  yang dahsyat, 

diserahkan kepada rupa-rupa khayalan yang kuat. 

2. Mereka merupakan musuh-musuh terbesar Tuhan  dan juga 

Kristus Tuhan: Dia itu yaitu  antikristus, yaitu dia yang me-

nyangkal baik Bapa maupun Anak (ay. 22). Orang yang menen-

tang Kristus menyangkali kesaksian Bapa dan meterai yang 

telah diberikan-Nya kepada Anak-Nya, sebab Dialah yang 

disahkan oleh Bapa, Tuhan , dengan meterai-Nya (Yoh. 6:27). 

Orang yang menyangkali kesaksian Bapa tentang Yesus Kris-

tus, juga berarti menyangkali bahwa Tuhan  yaitu  Bapa Tuhan 

Yesus Kristus, sehingga dengan demikian mencampakkan 

pengetahuan akan Tuhan  di dalam Kristus. Dengan demikian, 

ia juga meninggalkan seluruh pewahyuan Tuhan  di dalam Kris-

tus, terutama Tuhan  di dalam Kristus yang mendamaikan dunia 

dengan diri-Nya. Oleh sebab itu, dengan tepat Rasul Yohanes 

menyimpulkan, barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak 

memiliki Bapa (ay. 23). Ia tidak memiliki pengetahuan sejati 

Surat 1 Yohanes 2:20-27 

 657 

tentang Bapa, sebab Anak telah menyatakan Dia dengan luar 

biasa baiknya. Orang seperti itu tidak menaruh minat terha-

dap Bapa, terhadap perkenan, kasih karunia, dan keselamat-

an-Nya, sebab tidak ada seorangpun yang datang kepada 

Bapa, kalau tidak melalui Anak. namun , barangsiapa mengaku 

Anak, ia juga memiliki Bapa (ay. 23). Sama seperti ada  hu-

bungan teramat dekat di antara Bapa dan Anak, demikian pula 

ada penyatuan yang tidak dapat dilanggar di antara Keduanya 

dalam hal ajaran, pengetahuan, dan kepentingan. Dengan demi-

kian, orang yang memiliki  pengetahuan dan hak terhadap 

Anak, maka ia juga memiliki  pengetahuan dan hak terhadap 

Bapa. Barang siapa melekat kepada pewahyuan Kristen, ia juga 

memegang terang dan manfaat dari agama alamiah bersama-

nya. 

IV. Tentang hal ini, Rasul Yohanes menasihati dan mengajak para 

murid agar terus berlanjut di dalam pengajaran lama yang per-

tama disampaikan kepada mereka: apa yang telah kamu dengar 

dari mulanya, itu harus tetap tinggal di dalam kamu (ay. 24). 

Kebenaran lebih tua dibandingkan  kekeliruan. Kebenaran tentang 

Kristus yang pada mulanya disampaikan kepada orang-orang 

kudus, tidak boleh digantikan dengan hal-hal baru. Para rasul 

begitu yakin akan kebenaran yang telah mereka sampaikan 

perihal Kristus dan terima dari Dia, hingga sesudah bekerja keras 

dan menderita oleh sebab nya, mereka tidak bersedia melepas-

kannya. Kebenaran Kristen dapat membuktikan kekunoannya 

yang bernilai tinggi, dan oleh sebab  itu sangat dihargai. Nasihat 

ini dikuatkan oleh pertimbangan-pertimbangan berikut: 

1. Mereka akan menerima keuntungan yang kudus bila terus 

memeluk kebenaran dan iman yang mula-mula itu. 

(1) Mereka akan terus bersatu dalam kekudusan dengan Tuhan  

dan Kristus: Jika apa yang telah kamu dengar dari mulanya 

itu tetap tinggal di dalam kamu, maka kamu akan tetap 

tinggal di dalam Anak dan di dalam Bapa (ay. 24). Kebenar-

an Kristus yang tinggal di dalam diri kit