Definisi Malaikat dalam Tinjauan Bahasa dan Isytiqdaq
(Asal Kata) Penamaannya
a4Jat (A,l-Malaa-ikah), adalah bentuk jamak (plural) dari 3x
(mal-ak) atau bk (malak). Dalam bahasa Arab, penggunaankata itk
(malak, tanpa huruf hamzab) lebih banyak dan lebih dikenal daripada
kata 3x (mal-ak,, dengan menggunakan huruf bamzah). Oleh sebab
itu, orang-orang Arab mengatakan ilk (malak) yang diambil dari
kata'a-:-5; (malaa- ikai). Mereka menghilangkan atau menggugurkan
huruf bamzab lalu memberikan harakat fat-hab pada huruf lam yang
sebelumnya berbaris sukun jika kata tersebut menggunakan huruf
hamzah. Harakat fat-hah diberikan karena mereka memindahkan
harakat p ada h am zab y ang digu gurkan kep ada huruf sebelumn y a y ang
berharakat sukun. Meskipun demikian, tatkala menyebutkan bentuk
jamak (plural) kata ini, mereka mengembalikan bentuknya seperti
aslinya, yaitu dengan menggunakan huruf hamzah, sehingga mereka
men gat ak an i4\; (m a la a- ikah) .
Men ggu gu rkan b am zah p ada kalimat y ang aslinya men ggunakan
h:un;f hamzahbanyak dilakukan oleh orang Arab dalam bahasa mereka.
Namun, penggunaan kata-kata tersebut dalam pembicaraan (bahasa
lisan), terkadan g mereka menggu gu rkan b am zab dan p ada kesempatan
y ang lainnya mereka menyebutkannya.
Contoh dalam hal ini ialah ucapan mereka: rixi ei-'r; (Aku melihat
Fulan) y angkemudian menj adi kebiasaan untuk menggunakan h amzah
pada kata;:--! (aku melihat). Demikian juga perkataan mereka:;", dengan menggugurkan hamzab padakata-kata tersebut
sehingga menjadi kebiasaan. Akibatnya bamzah pun dianggap ganjil
apabila digunakan bersama kata-kata tersebut meskipun kata aslinya
memang menggunakan huruf itu.
Demikian pula kiranyayangterjadi padakata at; (malak) yang
bentuk jamaknya adalah 'r*-,1; Qnalaa-ikaD). Sudah menjadi kebiasaan
mereka untuk menghilangkan huruf hamzah pada bentuk mufrad
(singular)nya dan menggunakan bamzab tersebut pada benttk jamak
(plural)nya. Namun, terkadang bentuk tunggalnya menggunakan huruf
hamzah, sepefti ungkapan seorang penya'ir:
Engkau bukanlah manusia biasa,
tetapi engkau adalah Malaikat yangturun dari langit
'
Maknanya adalah engkau bukanlah manusia biasa, melainkan
engkau termasuk salah satu Malaikat penghuni langit.2
Kata 3x (mal-ak) merupakan bentuk fu (mafa[) dari kata iJ'Y
(la-aka) yangberarti mengirim atau mengutus. Kata K1\t (al-aluukah),
,tti,tr (al-rna-luk),i(itt (al-ma-kkah) dan Kj'r:lr (al-malukaD), kesemuanya
mengandung makna utusan.
Labid berkata:
Seorang laki-Iaki diutus oleh ibunya
untuk meminta sesuatu, maka kami berikan aPayang
diminta.'
Ada yang menerangkan bahwakata: ;t3i (al-kaani)berarti: "Ia
mengutusku."o
Dari sini dapat diketahui bahwa kata Malaikat berasal dari kata
Kj\t (al-aluukah), yar.g artinya utusan, karena para Malaikat ffi
adalah utusan Atlah yangmembawa apayangDia kehendaki kepada
makhluk-Nyr.Allah bj sendiri telah menamai mereka dengan rasul
(utusan) dalam banyak ayat, di arLrarany^ firman-Nya berikut ini:
"Dd.n tatkala datangutusd.n-utusan Kami (para Malaikat) itu hEod" Luth,
dia merasa susab dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka,
dan dia berkata: 'Ini adalah bari yang d.lndt sulit."'(QS. Hud: 77)
"Ibrahim bertanya: 'Apakab 'i uril.sAnrnu, uril,sAnrnu, bai paraa utusd.nl"'(QS. .NdzDzaariyaat:31)
Pendapat inilah yatgdipegang oleh mayoritas ahli bahasa dan
para ulama tafsir.
Ada yang berpendapat bahwa asal kata tersebut adalah ctitt (almalku), artinya mengambil dengan kuat. Ada pula yangberpendapat
bahwa kata ini berasal dari kata 4v (maaliA). Yang lainnya berpendapat
bahwa para,Malaikat dinamai demikian karena mereka bertugas untuk
mengatur semua yangdiperintahkan Allah \g di langit, sebagaimana
orang yangbertugas untuk mengarur urusan manusia di bumi disebut
c4vQnaalik), yang artinya ra1a.
Pendapat yangmenyatakan bahwa kata Malaikat tersebut berasal
dari kata Kj\t (al-aluukab), yang berarti urusan, lebih mendekati
kebenaran dari segi bahasa dan makna. Adapun kedua makna yang
terakhir, pendapat itu lebih merupakan penjelasan sifat para Malaikat
Huruf a (ta marbutbah) yurgterdapat pada kata a4); (malaa-ikah)
menegaskan bentuk j amak mu-annats, seperri halny a kata'a; $,At (asb -
sbalaadimab) ; sedangkan i;y3r (asb-Sbalaadim) sendiriberarti kuda yang
kuat. Adapun bentuk tunggal (mufrad)nya adalah ;'* (shaldam).
Ada pula yang berpendapat bahwa huruf ,a tersebut untuk
menunjukkan makna mubaalagbab (superlatif), sepeni halnya pada
kata i;j; ('allaamah) dan i:t15 (nassaabah).6
B. Hakikat Malaikat dalam al-Qur-an dan as-Sunnah
Nash-nash al-Qur-an, as-Sunnah, dan ijma' kaum Muslimin
menunjukkan bahwa Malaikat merupakan salah satu ciptaan Allah \H .
Allah menciptakan mereka untuk beribadah kepada-Nya, sebagaimana
Dia menciptakan jin dan manusia untuk tujuan yang sama. Mereka
hidup, berakal, dan dapat berbicara. Meskipun sama-sama ciptaan
Allah W, alam Malaikat berbeda dengan alam jin dan manusia.
Alam Malaikat adalah alam yang mulia lagi suci, yangdipilih Allah
di dunia karena kedekatan mereka kepada-Nya dan karena mereka
senantiasa melaksanakan perintah-perintah Allah, baik yang bersifat
kaunimaupun syar'i.
Allah menj adika n paraMalaikat sebagai utusan kepada makhluk
untuk menyampaikan wahyu-Nya. Allah memuliakan makhluk-Nya
ini dengan tugas tersebut dan Dia menerangkan sifat-sifat mereka
dengan hal itu.
Ddn mereka berkata: 'Rabb Yang Maba Pemurah telab mengambil
(mempunyai) anah.' Mabasuci Allab. Sebenarnya (Malaikat-Malaikat
itu) adalah bamba-hamba yang dimuliakan. Mereka tidak mendabuluiNya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintab'Nyo.
Allab mengetahui segala sesuatu yang di badapan mereka (Malaikat) dan
yangdi belakangmereka; dan mereka tiada memberi tyofoot melainkan
kepada orangydngdiridhai Allab; dan mereka selalu berbati'bati karena
takut kepada-Nya. Dan barang siapa di antara mereka mengatakan:
'sesunggubnya Aku adalah Rabb selain dari Allah,' maka ordng itu Kami
beri balasan dengan Jahannam, demihian Kami memberikan pembalasan
kepada ord.ng- orang zb alim." (QS. Al-Anbiy aa' : 26-29)
Pada ayatini, Allah menerangkan hakikat paraMalaikat sebagai
makhluk ciptaan Allah yarLgsangat mulia. Allah menciptakan mereka
untuk beribadah kepada-Nya. Allah meninggikan derajat mereka dan
memuliakannya. Akan tetapi, meskipun memiliki kemuliaan seperti
ini, mereka tidak keluar dari sifat 'ubudiyyab (sebagai hamba); di
samping mereka memang tidak mampu melakukan kezhaliman itu.
Andaikan salah seorang dari mereka melakukan hal tersebut, niscaya
Allah akan akan menghukumnya dengan api Neraka.
Pada pembahasan-pembahasan selanj utny a- insy a A ll ab-akan
dijelaskan hakikat Malaikat dan keterangan mengenai kelebihan yarLg
Allah anugerahkan kepada mereka dari jin dan manusia.Kedudukan Beriman kepada Malaikat dalam Kacamata
Agama dan Hukum Mengingkari Mereka
Iman kepada para Malaikat adalah rukun kedua dari enam rukun
iman sehingga iman seorang hamba tidak dianggap sah tanpa meyakinirlya.
Al-Qur-an sendiri s arat den g
ay at-ay at y aflg berbicara tent an g
para Malaikat, kelompok-kelompok dan tingkatan-tingkatan mereka.
Demikian pula perintah untuk beriman kepada mereka, peringatan
untuk tidak mengingkari mereka, keterangan mengenai kondisi mereka
bersama dengan Allah dan manusia, dan penjelasan mengenai tingkatantingkatan dan perbuatan-perbuatan mereka. Bahkan, terdapat surat di
dalam al-Qur-an yangdinamai dengan nama Malaikat.T
Terkadang Allah menggandengkan nama-Nya dengan n mapara
Malaikat. Allah menjadikan keimanan seseorang kepada-Nya dan
mewajibkan orang tersebut untuk beriman kepada mereka. Allah juga
menerangkan bahwa kebaikan itu tidak mungkin diraih selain dengan
beriman kepada Malaikat.
Allah \H berfirman:
"Bukanlab menghadapkan wajabmu ke arab timur dan barat itu suatu
kebajikan, tetapi sesunggubnya kebajikan itu ialab beriman kepada
Allah, hari Akbir, Malaikat-Malaikat, Kitab-Kitab, Nabi-Nar, ... " (QS.
Al-Baqarahz 177)
Pada kesempatan lain, Allah W menjelaskan bahwa Rasul dan
orang-orang yang beriman bersamanya meyakini dan membenarkan
apa yang diturunkan dari Rabb mereka, termasuk beriman kepada
Malaikat.
"Rasul telah beriman kepada al-Qur-anydngditurunkan kepadanya dari
Rabbnya, demikian p ula orang- ord.ng y ang beriman. Semuany a beriman
hepada Allah, Malaik at-Malaikat-Nyo, Kitab-Kitab-Nya dan Rasul-RasulNya. (Mereka mmgatakan): 'Kami tilak membeda-bedakan antdra seorang
p un (dengan y ang lain) dari Rasul- Rasul-Ny a,' dan mereka mengatakan :
'Kami mendengar dan kami mentaati.' (Mereka berdo'a): 'Ampunilab
kami, ya Rabb kami, dan kepada Engkaulah ternpdt kembali." (QS. A1-
Baqarah:285)
Pada ayat yang lain, Allah menggandengkan persaksian Para
Malaikat dengan persaksian-Ny" untuk menjelaskan keagungan Persaksian mereka.
Allah \sE berfirman:
"Allab menyatahan bahanasdnya tidak, ada ilah (yong berbah diibadabi)
melainkan Dia, (demikian pula) para Malaikat dan oranS'orang yang
berilmu...." (QS. Ali 'Imran: 18)
Demikianlah, dalam banyak ayat Allah menyebut para Malaikat
dan memuji mereka dengan amal ibadah dan keikhlasan, serta keteguhan
mereka di atas kebenaran. Allah memerintahkan kita untuk mengimani
semua itu. Kita pun harus mengimani dan membenarkan hal tersebut,
mencintai dan memujinya dengan segala kebaikan.
Sama halnya dengan al-Qur-an, hadits-hadits Nabi ffiitga sarat
dengan berita-berita dan penjelasan-penjelasan tentang kondisi mereka.
Hadits menjelaskan apayatgdisebutkan secara global dalam al-Quran. Hadits memerintahkan untuk beriman kepada para Malaikat
sebagaimana halnya yangdiperintahkan al-Qur-an. Di antara haditshadits tersebut adalah hadits Jibril yangsudah sangar terkenal:
"Iman itu adalah kamu beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya,
Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari Akhir, dan beriman kepada
takdir (ketetapan) Allah yangbaik maupun yang buruk."s
Dalam riw ay at y ang lain disebutkan :
"fman itu adalah kamu beriman kepadaAllah, Malaikat-Malaikat-Nya,
Kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, Rasul-Rasul-Nya, dan beriman
kepada hari Kebangkitan, serta beriman kepada takdir Allah yang baik
maupun yangburuk."e
IbnuAbil'Izzal-Han fi pWberkata: "Allah W telah menetapkan
iman dengan syarat mengimani sejumlah hal ini. Maka dari itu, orangorang yang beriman kepada sejumlah hal tersebut disebut Mukmin
(orang yangberiman)."'o
Hadits-hadits yang semakna dengan hadits di atas sangat banyak.
Saya akan menyebutkannya pada pembahasan-pembahasan berikutnya,
insya Allab.
Kaum Muslimin juga telah beriima' atas wajibnya beriman
kepada para Malaikat. Mereka menyatakan bahwa beriman kepada
paiaMalaikat merupakan salah satu hal yangwajib diyakini oleh kaum
Muslimin. Allah sendiri telah menetapkan hukum kafir bagi orang yang
mengingkari keberadaan mereka, bahkan Allah meniadikan keingkaran
terhadap mereka sama halnya dengan ingkar (kafir) kepada-Nya.
Allah [H berfirman:
"... Barang siapa y ang kafi.r kepada A llab, Malaikat-Malaikat-Ny o, Kitab'
Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, dan bari Akbir maka sesunggubTtya. ordng
itu telah sesat sejauh-jaubnya." (QS. An-Nisaa': 136)
Dengan demikian, barang siapa kafir terhadap para Malaikat dan
mengingkari keberadaan mereka, atau mentakwilnya dengan asumsiasumsi yangdidasarkan pada akal dan jiwa, dan berpendapat bahwa
sebenarnya wujud mereka tidak ada, maka dia telah mendustakan
Allah dan Rasul-Nyr.Barang siapa yangmelakukan hal tersebut-ual
'i.yaadzu billaab-berarti dia telah kafir.
Beriman kepada Malaikat Secara Global
Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Rasul-Rasu1-Nya,
hari Akhir dan taqdir (ketetapan)-Ny" yang baik dan yang buruk
adalah wajib secara ijmal (global). Tidak sah iman seseorang melainkan
dengan mengimani hal tersebut. Setiap kali ilmu seseorang mengenai
rincian hal-hal tersebut bertambah maka ia pun wajib beriman sesuai
dengan kadar ilmu yang dimilikinya tersebut. Dengan pertambahan
ilmu tersebut, imannya akan semakin bertambah, sebagaimana firman
Allah w} z
"Dan apabila diturunkan suatu sttrdt, maka di antara mereka (orangordng munafik) ada yang berkata: 'siapakab di antara kamu ydng
bertambab irnannya dengan (turannya) surat ini?'Adapun oranS-orang
ydngberiman, maka surat ini menambah imannya, dan mereha rnerdsa
gembira." (QS. At-Taubah: L24)
DAn tidaklah Kami menjadikan penjaga Neraka itu melainhan dari
Malaikat; dan tidaklab Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan
untuk dij adikan c obaan bagi orang- orang k afi.r, supd) a orang-orang y ang
diberi al-Kitab menj adi y akin dan supdy d ordng y d.ng beriman bertambab
imannya... " (QS. Al-Muddatstsir: 3 1)
Di sini terdapat satu masalah penting yang justru banyak dilalaikan
orang, yaitu bahwasanya iman yalgdiwajibkan bagi setiap orang ini
tidak mungkin dapat diperoleh melainkan dengan ilmu. Dengan
demikian, mempelajari hal-hal tersebut secara global hukumnya fardhu
'ain bagi setiap Muslim, baik laki-laki maupun perempuan.
Ibnu'Abdil Barr 't!tM berkata: "Paraulama telah sepakat bahwa
ilmu itu adayangsifatnya fardhu'ain, yaitu yangwajib diketahui oleh
setiap orang dan ada juga yang sifatnya fardhu kifayah, yakni ilmu
wajib yang gugur kewajibannya jika ada orang yangmengetahuinya.
Namun, para ulama berbeda pendapat mengenai rincian hal itu.
Ilmu yang wajib diketahui oleh seriap Muslim, yang tidak
dibenarkan bagi seorang pun untuk tidak mengetahuinya, adalah ilmu
tentang pokok-pokok agama, seperti mengucapkan syahadat dengan
lisan dan meyakininyadalamhati bahwa Allah adalah Maha Esa, tidak
ada sekutu bagi-Nya, tidak adayangmenyerupai-Nya, dan tidak ada pula
yangseperti diri-Nya. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan,
serta tiada seorang pun yang setara dengan-Nya. Dialah Pencipta
segala sesuatu dan kepada-Nyalah segala sesuatu akan kembali. Dialah
Yang Menghidupkan dan Mematikan, namun Dia tidak akan mati.
Keyakinan Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah Allah W tetap dengan
sifat-sifat dan nama-nama y angdimiliki-Ny a, a:w al ft ej adian)-Nya tidak
memiliki permulaan, dan akhir-Nya tidak memiliki penghabisan. Dia
pun ber-lstiua Persemayam) di atas'Arsy."r
Kemudian, beliau (Ibnul Barr) menyebutkan keyakinan-keyakinan
dan kewajiban-kewajiban agam a lainnya.
Masalah yang sangat penting ini telah dilalaikan oleh banyak
orang. Orang-orang cenderung kepada ketidaktahuan dan menyangka
bahwa mempelajari hal tersebut bukanlah kewajiban mereka. Padahal,
dengan kondisi demikian, sebenarnya mereka telah menyelisihi a1-Quran dan as-Sunnah Nabi-Nya ffi serta ijma' kaum Muslimin.
Beriman secara mujmal (global) kepada Malaikat mencakup
beberapa hal:
1. Mengakui keberadaan para Malaikat dan mengakui bahwa mereka
merupakan salah satu makhluk Allah y^ng diciptakan untuk
beribadah kepada-Nya, juga meyakini adanya wujud mereka.
Ketidakmampuan kita untuk melihat wujud tersebut tidaklah
berarti bahwa mereka tidak ada. Selain itu, sesungguhnya Nabi
ffi pernah melihat sebagian mereka dalam bentuk aslinya. Para
Nabi, orang-orang shalih, dan para Sahabat pernah melihat
Malaikat menampakkan dirinya dalam bentuk manusia. Mereka
adalah utusan Allah kepada makhluk-Nya dengan membawa
apa saja yang dikehendaki-Nya, baik berupa wahyu atauPun
yarglainnya. Perincian tentang hal tersebtt, insyd. Allab, akan
dijelaskan nanti.
2. Menempatkan para Malaikat pada kedudukan yangtelah Allah
tetapkan untuk mereka, juga menetapkan bahwa mereka adalah
hamba Allah yarlgdiberi perintah dan kewajiban. Mereka hanya
mampu melakukan sesuatu sebatas kemampuan yang Allah
berikan. Meyakini bahwa Allah memuliakan dan meninggikan
deralat mereka di sisi-Nya, bahkan Allah memuliakan sebagian
mereka atas sebagi an yanglain. Meskipun demiki an, paraMalaikat
itu tidak mampu melakukan sesuatu bagi diri mereka mauPun
terhadap yang lainnya selain dengan izin Allah. Oleh karena itu, kita
tidak boleh menyandarkan suatu bentuk ibadah kepada mereka,
apalagi sampai menyifati mereka dengan sifat-sifat uluhiyyah
(ketuhanan) sebagaimana yangdilakukan orang-orang Nasrani.
3. Beriman kepada apa-apayang terkait dengan para Malaikat sebagaimana yang telah disebutkan dalam al-Qur-an dan as-Sunnah.
4. Beriman kepada nama-nama Malaikat yang telah disebutkan Al1ah. Kita mengakui nama-nama tersebut dan meyakini
bahwasanya Allah \99 memiliki Malaikat-Malaikat , di antaranya
adalah Jibril, Mika-il, dan Israfil. Dengan demikian, kita wajib
mengimani keberadaan Malaikat-Malaikat yang namanya telah
Allah sebutkan. Adapun untuk Malaikat yang namany^ tidak
Allah sebutkan, maka kita wajib mengimaninya secara global.'
Inilah bentuk keimanan secara global terhadap para Malaikat
r&. Keimanan seperti ini bersifat fardhu 'ain bagi setiap Muslim,
baik laki-laki maupun perempuan. Mereka pun wajib mempelajari dan
meyakini hal ini. Pembahasan rinci tentang masalah ini akan diberikan
kemudian.
B. Penciptaan Malaikat, Dalil dan Hikmahnya
1. Materi penciptaan Malaikat
Allah Mj menciptakan Malaikat dari cahaya sebagaimana
ditegaskan dalam Sbahiih Muslim. Diriwayatkan dari 'Aisyah g, ,
bahwasanya Rasulullah ffi bersabda
"Malaikat diciptakan dari cahaya, jindiciptakan dari kobaran api, dan
Adam diciptakan dari apa yarLgtelah diterangkan kepada kalian."3
Cahayayangmenjadi materi penciptaan Malaikat tidak lain juga
merupakan makhluk ciptaan Allah. Allah terlebih dahulu menciptakan
cahaya tersebut, baru kemudian Dia menciptakan Malaikat darinya;
sebagaimana Allah menciptakan api, baru kemudian Dia ciptakan jin
dari api tersebut; seperti halnya pula ketika Allah menciptakan tanah,
baru kemudian Dia menciptakan Adam ),W! darinya.
Adapun maksud dari sabda beliau: 'Dan Adam diciptakan dari
apa yangtelah diterangkan kepada kalian," yaitu dari apa y^ng telah
Allah terangkan di dalam al-Qur-an yangmulia, sesuai dengan firmanNya \H berikut ini:
"(Ingatlab) ketika Rabbmu berfirman kepada Malaikat: 'sesunggubnya Aku akan menciptakdn rnAnusia dari tanab'. Maka apabila telah
Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya rob (ciptaan)-Ku,
maha bendaklab kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya." (QS.
Shaad: 7L-72)
"Dan Allab menciptakan kamu dari tanah, lalu dari air mani, kemudian
Dia menjadikan kamu berpasangan (aki-laki dan perernPuan/ ..." (QSFaathir: 11)
*Sesungguhnya misal (penciptaan) 'Isa di sisi Allab adalah seperti
(penciptaan) Adam. Allah menciptahan Adam dari tanah, kemudian
Allab berfirman kepadanya: ladilah' (seorang manusia), maka jadilab
dia.'(QS. Ali 'Imran: 59)
Pada beberapa ayat, Allah W menyebutkan penciPtaan Adam
dan penciptaan syaitan secara bersamaan, seperti dalam firman-Nya W:
*Allab berfirman: 'Apakab yangmengltalangimu untuk bersujud (kEada
Adam) tatkala Aku menyurubmu?' Iblis menjawab: 'Aku lebih baik
daripadanya, Engkau menciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau
ciptakan dari tanab.'" (QS. AI-A'raaf: 12)
Hadits pun menerangkan kepada kita tentang penciptaan Adam
),W, bahan dan waktu penciptaannya. Di antaranya adalah hadits
'Aisyah W. yangdiriwayatkan oleh Muslim.
Dari Abu Hurairah 45 , dari Nabi ffi, beliau bersabda:
"Allah menciptakan Adam yangtingginya enam puluh hasta."a
Dari Anas bin Malik 45, bahwasanya Rasulullah ffi bersabda:
'Setelah menciptakan Adam di Surga, Allah meninggalkannya selama
beberapa waktu. Selanjutnya, Iblis mengelilinginyas dan memperhatikan
secara saksama ciptaan tersebut. Ketika melihatnya ajuaf (memiliki
rongga)u, Iblis pun mengetahui bahwa Allah telah menciptakan
makhluk yanglemah."'
Dari Abu Musa al-Asy'ari *!B , dia berkata: "Aku mendengar
Rasulullah ffi bersabda:
'sesungguhnya Allah \H menciptakan Adam dari segenggam (tanah)
yangdiambil-Nyadariseluruh bumi. Maka dari itu, keturunan Adam
terlahir sesuai dengan tanah tersebut. Di antara mereka ada yang
berwarna (berkulit) merah, putih, hitam, dan ada pula yang berwarna
(kulit) lainnya. Di antara mereka adayanglembut dan ada pula yang
keras, serta ada yangjelek dan ada pula yang baik.'"8
Hadits-hadits yang semakna dengan riwayat di atas sangatlah
banyak.
Adapun tentang penciptaan Malaikat, al-Qur-an tidak merincinya
sebagaimana pada penciptaan jin dan manusia. Al-Qur-an hanyamenjelaskan bahwa Malaikat adalah salah satu ciptaan-Nya. Allah menciptakan mereka untuk beribadah kepada-Nya. Allah juga memuliakan dan
meninggikan derajat mereka. Mereka sama sekali tidak berhak untuk
disembah karena mereka tidak memiliki sifat ulubiyyal (ketuhanan),
tetapi mereka hanyalah hamba Allah yang muli a, yatgtidak mendahului
Allah dengan perkataan mereka dan senantiasa melaksanakan perintahNyr.
Penyebutan penciptaan Malaikat secara global seperti ini,uallaahu
d'lArn,diperlukan karena beriman kepada mereka merupakan salah satu
ujian dari Allah kepada hamba-hamba-Nya. Barang siapa membenarkan
apa-apayangAllah kabarkan maka dia adalah orang Mukmin, namun
barang siapa mengingkarinyamaka dia bukan golongan orangMukmin.
Kita berlindung diri kepada Allah darinya.
.U.acUts pun tlctaK menyeDutKan banan penclptaan lvlalalKat
secara terperinci, walaupun terdapat banyak hadits yangsarat dengan
Hadits tidak menyebutkan bahan penciptaan Malaikat
penyebutan sifat-sifat, ibadah-ibadah, perbuatan-perbuatan, dan
golongan-golongan mereka. Sepanjang pengetahuan saya, tidak ada satu
hadits shahih pun yang berbicara tentang bahan penciptaan Malaikat
selain hadits'Aisyah terdahulu.
Meskipun demikian, saya mendapatkan beberapa riwayat
maqtbu'dan mauquf yang berbicara sedikit lebih rinci mengenai
materi penciptaan Malaikat. Di ar,itaranya adalah yang diriwayatkan
oleh Imam'Abdullah bin Imam Ahmad dalam as-Sunnah dan Abusy
Syaikh dalam al-'Azhamab serta y anglainny a dari' Abdullah bin'Amr
"Allah menciptakan Malaikat dari cahaya kedua lengan dan dada."e
Atsar ini telah diperbincangkan oleh para ulama. Alhasil, mereka
menjelaskan bahwa derapt d.tsd.r tersebut tidaklah shahih sehingga
berargumentasi dengan riwayat ini dalam masalah 'aqidah tidak
diperbolehkan.
Al-Baihaqi '#55 berkata: "Hadits ini mauquf (terhenti) pada
'Abdullah bin 'Amr. Selain itu, terdapat seorang perawi yangtidak
disebutkan namanya. O[eh karena itu, hadits ini munqatbi'. Aku
mendengar Ibnu 'Uyainah telah meriwayatkannya dari Hisyam
bin'Urwah, dari ayahnya, dari'Abdullah bin 'Amr. Jika hal itu
memang benar, maka (perlu diketahui bahwa) 'Abdullah bin'Amr
telah membaca buku-buku orang terdahulu sehingga ap^ yang tidak
disandarkannya kepada Nabi ffi boleh jadi termasuk dari aPa yang
iabaca dari buku-buku tersebut. Kemudian, tidak dapat dipungkiri
bahwa ad.z-Dziraa'aani Q<edna lengan) dan asb-Sbadr (dada) adalah nama
sebagian makhluk Allah. Bahkan, ada bintangyar,g dinamai dengan
Dziraa'ain.
Dalam sebuah hadits yangditegaskan dari'Urwah, dari'Aisyah
@:-, ,ia berkata bahwa Rasulullah ffi bersabda:
"Malaikat diciptakan dari cahaya."
Demikianlah matan hadits yarlgdisebutkan secara mutlak itu.r,
Yan g jelas-u allaab u a' lam-bahwasa ny a :ucaP an "Dari cahay a
kedua lengan dan dada" merupakan sisipan yang ditambahkan ke
dalam riwayat 'Abdullah bin'Amr u#,berdasarkan beberapa alasan
berikut:
1. Riwayat tersebut bertentangan dengan riwayat yatgshahih dari
Nabi ffi dalam hadits 'Aisyah q+r, terdahulu.
2. Buruknya kalimat (redaksi hadits) ini. Dalam sebagian riwayat
disebutkan: 'Dari kedua lengan dan dada-Nya'r'
3. Diriwayatkan dari'Abdullah bin'Amr Q*p tanpa penyebutan:
"Kedua lengan dan dada."r2 Tambahan ini adalah syadz (cacat)
karena bertentangan dengan riwayat yang lebih shahih, yaitu
hadits'Aisyah
Oleh sebab itu, banyak ulama yangmenyatakan hal ini termasuk
riwayat Isra-iliat (yrrg berasal dari Ahlul Kitab) sehingga tidak boleh
diambil karena tidak berasal dari Nabi ffi.'3
Di antara riwayat-riwayat kra-iliyat tersebut adalah hadits yang
diriwayatkan dari Anas ia berkata: "Orang Yahudi Khaibar mendatangi
Nabi ffilaltbertanya: ''Wahai Abul Qasim (maksudnya Rasulullah-0"")!
Allah telah menciptakan Malaik at dari cahayahijab, Adam dari lumpur
hitam, Iblis dari kobaran api, langit dari asap, dan bumi dari buih air.
Maka beritahukanlah kepada kami siapa sebenarnya Rabbmu?'Nabi
ffi tidak menjawab. Kemudian, datanglahJibril kepadanya dan berkata:
'\7ahai Muhammad, katakanlah: 'Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah
adalah Rabb yang bergantung kepada-Nya segala sesuaru. Dia tidak
beranak dan tidak pula diperanakkan, serta tidak ada seorang pun yang
setara dengan-Nfa."rt
Riwayat dari Anas qb ini,yangmenunjukkan bahwa Malaikat
diciptakan dari nuur al-bijaab (cahayahijab), tidak shahih. Sebab, tidak
diragukan lagi bahwa hijab Allah wj adalah cahaya, sebagaimana
ditegaskan dalam hadits Abu Musa al-Asy'ari iy di bawah ini:
"Rasulullah ffi berdiri di antara kami lalu menyampaikan limaperkara:
(1) Sesungguhnya Allah tidak tidur dan tidak mungkin tidur. Q) Dia
merendahkan dan meninggikan timbangan. (3) Amal perbuatan pada
waktu malam diangkat kepada-Nya sebelum amal perbuatan pada
siang hari. (a) Demikian pula, amal perbuatan pada siang hari diangkat
kepada-Nya sebelum amal perbuatan pada malam hari. (5) Hijab-Nya
adalah nuur (cahaya) yangseandainya Dia menyingkapnya, niscaya
keagungan wajah-Nya akan membakar sejauh mata-Nya memandang
kepada makhluk-Nya."ts
Meskipun hadits ini menerangkan hijab Allah adalah cahaya,tetapi
tidak serta merta menunjukkan bahwa Malaikat diciptakan dari nuur
al-bijaab (cahaya hijab). Jadi, cahayayarg menjadi materi penciptaan
Malaikat tetap bersifat mutlak. Kita dilarang menyandarkannya kepada
nuur al-bijaab karena ketidakshahihan hadits yangmenyebutkan hal
itu (yaitu d.tsar yangdisandarkan kepada Anas €5 ).
D i antara r Lw ay at y angmenyebutkan penciptaan Malaikat adalah
hadits yangdiriwayatkan oleh'Abdullah dengan sanadnya, dari Abu
Shalih, dari 'Ikrimah, ia berkata: "Malaikat diciptakan dari nuur al-
' izzab (cahay akemuliaan), sedangkan Iblis diciptakan dari naar al-'izzab
(api kemuliaan;."'u Namun, riwayat ini dha'if seperti halnya haditshadits sebelumnya sehingga tidak boleh dijadikan sebagai hujjah dalam
masalah 'aqidah. Selain itu, kita tidak mengetahui bagaimanakah 'izzab
(kemuliaan) Malaikat yangdiciptakan dari cahayanya dan 'izzab lblis
y ang diciptakan dari apiny a.
Riwayat Isra-iliyat yang lain adalah hadits yang diriwayatkan
dariYazid bin Ruman, bahwasarya telah sampai kepadanya berita:
'Malaikat diciptakan dari roh Allah wj ."" Riwayat ini juga dba'r.f
sehingga tidak bisa dijadikan hujjah dalam masalah 'aqidah. Adapunpenyebutan roh yangdisandarkan kepada Allah, seandainya riwayat
ini shahih; maka hal itu lebih merupakan penisbatan makhluk kepada
hbaliq (pencipta)nya, sebagaimana firman Allah \H:
*Maka apabila Aku telah lnenyernPurnakan kejadiannya, dan telab me'
niupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadartya
dengan bersujud." (QS. Al-Hiir 29)
Atas dasar ayatitu,tentu roh yang ditiupkan kepada Adam )p
adalah makhluk.
nya, materi penciptaan para Malaikat >W! adalah
nuur (cahaya) dan cahaya tersebut adalah makhluk ciptaan Allah,
seperti halnya mereka. Adapun perincian lainnya yartg disebutkan
(dalam beberapa riwayat), kesemuanya tidak shahih dan tidak boleh
diamalkan ataupun diyakini. Sebaliknya, wajib berpegang pada nashnash yang shahih tanpa menambah ataupun menguranginya.
2. Vaktu penciptaan Malaikat
Al-Qur-an tidak menielaskan waktu penciptaan Malaikat,
demikian pula halnya dengan hadits. Yang disebutkan dalam hadits
hanyalah waktu penciptaat Adr* lP, dan makhluk-makhluk
lainnya.
Dari Abu Hurairah *!F.' ia berkata: "Rasulullah ffi memegang
tanganku lalu bersabda:
'Allah menciptakan bumi pada hari Sabtu, lalu darinya Dia menciptakan
gunung-gunung pada hari Ahad. Dia menciptakan pepohonan pada
hari Senin, kemudian menciptakan keburukan pada hari Selasa. Dia
menciptakannuur (cahaya) pada hari Rabu, menebar binatang di bumi
pada hari kamis, dan menciptakan Adam pada saat terakhir hariJum'at,
yaitu antarawaktu'Ashar hingga malam.'"r8
Hadits ddak pernah menjelaskan kepada kita waktu diciptakannya
Malaikat. Akan tetapi, jtka nuur (cahaya) yang diciptakan pada hari
Rabu ini adalah nuuryangmenjadi materi penciptaan Malaikat, maka
mungkin saja mereka diciptakan pada hari Rabu, wallaabu a'lam.
'Walaupun demikian, al-Qur-an menegaskan secara pasti bahwa mereka
diciptakan sebelum Adam lpr, sebagaimana dijelaskan dalam firmanNya:
*Ingatlab ketika Rabbmu berfirman kepada para Malaikat: 'sesungguhnya
Aku bendak menjadikan seorang kbalifub di muka burni....'" (QS. A1-
Baqarah:30)
Allah pun memerintahkan para Malaikat untuk sujud kepada
Adam setelah mereka diciptakan, sebagaimana dalam firman-Nya:
"Dd.n (ingatlab) ketika Kami berfi.rman kepada para Malaikat: 'Sujudlah
kamu kepada Adarn,' ntdka sujudlab mereka kecuali lblis. Ia mggan dan
takabur dan ia termasuk golongan orang-ordng yang kafir." (QS. A1-
Baqarah: 34)
Meskipun ayat ini dan ayat-ayat yarLg serupa dengannya menunjukkan bahwa Malaikat diciptakan lebih dahulu daripada Adam,
namun ia tidak menunjukkan waktu penciptaan mereka. Hal ini
wajib diimani. \flajib pula hukumnya berpegang pada apayangtelah
dijelaskan oleh nash-nash serta tidak membebani diri pada sesuatu
yangtidak mempunyai sandaran dalil, baik dalam al-Qur-an maupun
as-Sunnah.
3. Hikmah diciptakannya Malaikat
Adapun hikmah diciptakannya para Malaikat adalah untuk
beribadah kepada Allah \H. Mereka tidak berbeda dengan makhlukmakhluk lainnya,yaitu sebagai hamba Allah, sebagaimana firman-Nya:
"Dan mereka berkata: 'Rabb Yang Maba Pemurah telah mengarnbil
(mempuny ai) anak.' Mahas uci A llab. Sebenarny a (Malaikat-Malaikat itu)
adalah hamba-bamba yang dimuliakan. Mereka itu tidak mmdabului-Nya
dmgan perk ataan dan mereka mengerjakan perintah-perintab-Nyo. Allab
mmgeabui segala sesud.tuyangdi bad,apan mereka (Makikat) danyangdi
belakang mereka; dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kEada
ordng ydng diridbai Allab; dan mereka itu selalu berbati-bati karena
takut kepada-Nya. Dan barang siapa di antara mereka mengatakan:
'Sesungubnya aku adalah ilab selain Allab,' maka ord.ng itu Kami beri
balasan dengan Jabannam, demikian Kami memberikan pembalasan
kepada orang- orang zh alim. " (QS. Al-Anbiy aa' : 26-29)
Ibadah para Malaikat bermacam-macam. Ada yang berbentuk
ibadah mahdbab, seperti dzikir, tasbih, sujud, dan ruku', serta amal
yanglainnya. Ada pula yang berbentuk perbuatan yar,g ditugaskan
kepada Malaikat di langit dan bumi, lalu mereka melaksanakannya
sebagai bentuk ibadah kepada Allah dengan mentaati-Nya.
Terdapat banyak nash, baik dari al-Qur-an maupun as-Sunnah,
yang menunjukkan bahw a paraMalaikat memiliki kewajiban beribadah
yang sangat banyak, yargtidak mampu dilaksanakan oleh manusia.
Ibadah-ibadah tersebut sesuai dengan kekuatan jasmani yang luar
biasa yangAllah berikan kepada mereka. Secara umum, ibadah-ibadah
tersebut sama dengan ibadah-iba dah yang disyari' atkan Allah kepada
kita. Saya tidak mendapatkan adanya nash yangmenerangkan bahwa
mereka diperintah untuk melaksanakan ibadah-ibadah khusus yang
tidak ada padanannya dalam ibadah kita, wallaahu a'lam.
Tugas-tugas dan ibadah-ibadah mereka akan diuraikan secara terperinci pada pembahasan-pembahasa n y ang akan data ng, insya Allab.
C. Jumlah dan Nama-Nama Malaikat
l. Jumlah Malaikat
Nash-nash al-Qur-an dan as-sunnah menunjukkan bahwa Malaikat
adalah makhluk yang sangat banyak. Tidak ada yang mengetahui
jumlahnya, kecuali Allah.'' Oleh karena itu, ketika menyebutkan
jumlah Malaikat penjagaNeraka Jahannam dalam firman-Nya:
*Dan tiada Kami jadikan penjaga Neraka itu melainkan dari Malaikat,
dan tidaklab Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk
jadi cobaan ...." (QS. Al-Muddatstsir: 31)
Allah ffij melanjutkan dengan firman-Nya:
"... DAn tidak, ada yang mengetabui tentara Rabbmu melainkan Dia
sendiri.... " (QS. Al-Muddatstsir: 3 1)
Hal itu untuk menjelaskan bahwa jumlah yarLgdisebutkan pada
ayat sebelumnya (yaitu 19 Malaikat*) adalah jumlah PeryagtNeraka.
Bahkan, mereka memiliki para pembantu dan bala tefLtara yang
jumlahnya tidak diketahui, kecuali oleh Allah. Jika demikian tdanya,
berapakah kira-kira jumlah mereka jika ditambah dengan Malaikat
penjagaSurga serta Malaikat yang ada di langit dan di bumi berdasarkan
berbagai kelompok dan tugas mereka?
Di antara nash yang menuniukkan banyaknya jumlah Malaikat
adalah hadits tentang Isra' dan Mi'raj. Dalam hadits tersebut Rasulullah
ffi bersabda:
'Aku pun naik ke Baitul Ma'mur. Kemudian, aku bertanya kepada
Jibril dan dia menjawab: 'Ini adalah Baitul Ma'mur. Setiap hari terdapat
7O.OOO Malaikat yarLgshalat di dalamnya. Jika mereka keluar darinya,
maka mereka tidak akan kembali ke dalamnya.'"20
Renungkanlah, berapakah jumlah Malaikat yang masuk ke
dalam Baitul Ma'mur sejak Allah menciptakannya hingga sekarang?
Sesungguhnya jumlah tersebut tidak mungkin dapat diketahui oleh
akal. Mahabenar Allah y^ngberfirman dalam Kitab-Nya:
"... Dd.n tidak ada yang mengetahui tentara Rabbmu melainkan Dia
smdiri.... " (QS. Al-Muddatstsir: 31)
Bahkan, Nabi ffi pernah mendengar suara rintihan dariz'langit
disebabkan beratnya pare Malaikat dan jumlah mereka yang sangat
banyak, sebagaimana sabdanya M:
"Sesungguhnyaaku dapat melihat apayangtidak dapat kalian lihat dan
mendengar apayangtidak dapat kalian dengar. Sesungguhnya langit
itu bergemuruh merintih dan ia pantas untuk merintih. Tidak ada
tempat seluas empat jaritanganmelainkan di tempat tersebut terdapat
Malaikat yang sedang meletakkan keningnya bersujud kepada A1lah.
Demi Allah! Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui,
niscaya kalian akan sedikit tertawa dan lebih banyak menangis."22
Setelah kita mengetahui bahwasanya ketujuh lapis langit dipenuhi
oleh para Malaikat, sampai-sampai tidak ada tempat seluas empat jari
tangan melainkan di sana terdapat Malaikat yang sedang beribadah
kepada Allah, maka mungkinkah akal manusia dapat membayangkan
berapa jumlah mereka?
Pe rhatikanl ah j uml ah p ar a Malaikat y ang menjaga Neraka-kit a
berlindung diri darinya-pada hari Kiamat agar Anda dapatmengetahui
betapa besarnya jumlah mereka.
Dari'Abdullah bin Mas'ud *!b ,diaberkata bahwa Rasulullah ffi
bersabda:
Padahari Kiamat, didatangkanlah Jahannam. Ia memiliki 70.000 tali
pengikat. Setiap tahnyaditarik oleh 70.000 Malaikat."23
Dengan metode perhitungan matematis yang sederhana, Anda
dapat melihat besarnya jumlah Malaikat yang ditugaskan menjaga
Neraka pada hari Kiamat, yaitu mencapai 4,9 mrlyar Malaikat! Mahasuci
Allah yartgtelah menciptakan, mengatur, menguasai, dan mengetahui
jumlah mereka.
*Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang
kepada Rabb YangMaba Pemurab, selaku seord.nghamba. Sesungguhnya
Allab telah menentukan jumlab ntereka dan menghitung mereka dengan
bitungan yang teliti. Dan tiap-tiap mereka akan datang kEada Allah
pddd hari Kiamat dengan sendiri-sendiri." (QS. Maryam:93'95)
2. Nama-Nama Malaikat
Nama-nama Malaikat >W telah disebutkan di dalam alQur-an dan al-Hadits dengan beberapa nama umum dan khusus.
a. Nama-Nama lJmum:
0 il)t er-nusul (utusan)
Allah menamai para Malaikat denga n ar'rusul (ptarautusan) dalam
banyak ayat, di antararrya firman-Nya
"A llah memilih utusan-utusan-(Ny a) dai Mdkikat dan dari nanusia. Sesungguhnya Allah Maba Mendengar lagi Maha Melibat." (QS. AI-Hqj:75)
*Segala puji bagi Allah, Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan
Malaikat sebagai utusdn-utusan (untuk rnengurus berbagai rnacarn urusan)
y ang tnernpuny d.i say ap, mas ing-mas ing (ada y org) dua, tiga, dan empat.
Allab menambabkan pada ciptaan-Nya apa yang dikebendaki-Nya.
Sesunggubnya Allab Mabakuasa atas segala sesud.tu." (QS. Faathir: 1)
"Ibrahim bertanya: 'Apakab urusanrnu, bai pdra utusan?' Mereka
menjaw.tab: 'Sesungguhnya kami diutus kepada kaumyangberdosa (kaum
Lutb).'Agar karni timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah." (QS.
Adz-D zaariy aat: 3 l-3 3)
Masih b anyak ay at-ay at lainny a y ang semakna den gan
at y ang
telah disebutkan di atas.
z) $Ar As-Safarab (duta)
Allah j uga menamai Malaikat-Nya dengan as s afarab,sebagaimana
dalam firman-Nya:
"Di tangan pdrd utusdn (Malaibat). Yang mulia lagi berba[ri. " (QS:
'Abasa: 1,5-16)Al-Bukhari berkata : " ii-i);u t;; (Safaratul Malaa-ih,ab), bentuk
tunggalnya adalah;y(saafir). (Dalam bahasa Arab dikatakan) '#ap
(Safartu bainabum), artinya aku mendamaikan di antara mereka.
Ketika Malaikat turun membawa wahyu dan mengajarkannya, dia
diumpamakan sebagai duta yargmendamaikan antara kaum."
Kemudian al-Bukhari menyebutkan riwayat dengan sanadnya,
yakni hadits'Aisyah ri€k,
, dari Nabi ffi, beliau bersabda:
'Perumpamaan orang yang membaca al-Qur-an dan menghafalnya
adalah dia sedang bersama para duta (Malaikat) yangmulia, sedangkan
perumpamaan orang yang membaca al-Qur-an dengan sungguhsungguh dan mengalami kesulitan (dalam membacanya) adalah dia
mendapatkan dua ganjaran."2a
Ibnu Jarir ath-Thabari 'affi berkata: "Yang benar, maksud assafarah adalah paraMalaikat. As-safarah sendiriberarti duta antara Allah
W dan makhluk-Nyr.Dikatakan (dalam bahasa Arab) bahwa as-safi.ir
adalah orang yang berusaha mendamaikan dan melakukan kebaikan
di antara manusia, sebagaimana perkataan seorang penya'ir:
Aku selalu melakukan perdamaian antara kaumku
dan aku tidak menebar tipu daya jika berjalan (di tengah mereka)."
l) i_r!.tt Al-tunuud (pasukan)
Di antara namaMalaikat yargshahih adalah al-junuud (pasukan),
sebagaimana disebutkan dalam {irman-Nya:
Kemudian, Allab menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan
kepada ord.ng-ord.ngydng berirnan, dan Allab menurunkan bala tentara
yang kamu tiada melihatnya, dan Allab menimpakan bencana kepada
ord.ng-ordng yang k afi.r, dan dernikianlah pembalasan kEada orang-ordng
"Jikalau kamu tidak menolongnya (Mubammad), maka sesungguhnya
Allab telah menolongnya. Aoit") ketika ord.ng-ord.ng hafi.r (musyrikin
Makkab) mengeluarkannya (dari Makkab) sedang dia salab seordng
dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, pada uaktu dia
berkata kepada ternannya: fanganlab kamu berduha cita, sesungguhnya
Allab beserta kita.'Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada
(Mubammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak
melibatnya... " (QS. At-Taubah: a0)
"Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nibmat Allab (yong
telah dikurniakan) kepadamu ketika datang kEadamu tentard-tentard.,
lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentaraydngtidakdapat kamu melihatnya. Dan Allab Maba Melibat akan d.pd.ya.ngkamu
kerjakan." (QS' Al-Ahzaab: 9)
Masih b anyak ay at lainny a y
semakna den gan ay at-ay at y ang
telah disebutkan di atas.
Para ahli tafsir menjelaskan bahwa al-junuud (pasukan) yang
Allah turunkan untuk orang-orang Mukmin dan Rasul-Ny a ffi adalah
para Malaikat.26 Banyak hadits yangmenunjukkan bahwa bala tentara
yangtidak mereka lihat itu tidak lain adalah Malaikat, sebagaimana
dijelaskan dalam hadits H:udzaif.ah, ia berkata: "Aku pun pergi dan
menyusup ke kelompok musuh, sedang ketika itu angin dan pasukan
Allah sedang melakukan sesuatu."27
Dari 'Aisyah WY,, ia berkata: "Tatkala Rasulullah ffi kembali dari
Perang Khandaq, beliau meletakkan senjatanya lalu mandi. Kemudian,
datanglahJibril dan ketika itu ia sedang membersihkan kepalanya dari
debu. Ia (]ibril)pun berkata: 'Engkau telah meletakkan senjata? Demi
Allah, kami belum meletakka nny a.' " (A1-Hadits)'z8
(kelompok yang mulia dan
tinggi)
Al-Mala-ul a'laa termasuk di antara nama y^ngAllah berikan
kepada Malaikat 2@, sebagaimana firman-Nya W berikut ini:
"Syaitan-syaitan itu tidak dapat mendengarkan (pembicaraan) pd.rd.
Malaikat dan mereka dilenryari dari segala pmjuru. " (QS. Ash-Shaaffaat: 8)
"Aku tiada rnernpunydi pengetabuan sedikit pun tentd.ng al-mala-ul a'la
(Malaikat) itu ketika mereka berbantab-bantaban " (QS. Shaad: 69)
Al-Mala'artinya kelompok. Allah menisbatkan sifat a'la (tinggl)
kepada para Malaikat karena mereka termasuk penghuni langit. Jadi,
maksud al-mala-ul a'laa adalah para Malaikat. Kata al-mala' sendiri
sebenarnya ditujukan kepada setiap kelompok y^ngtelah bersepakat
atas suatu hal. Akan tetapi, kata al-mala-ul a'laa tidak dipergunakan
selain untuk menunjukkan Malaikat.
s) 3r;atrr Al-Asybaad (ptarasaksi)
Di antara nama umum lain bagi Malaikat yang disebutkan di
dalam al-Qur-an adalah al-asybaad, sebagaimana firman Allah \H:
"Ddn siapakah ydng lebib zbalim daripada orang ydng membuat-buat
dusta terbadap Allab? Mereka itu akan dihadapkan kepada Rabb mereka
dan para saksi akan berkata: 'Orang-orang inilab ydng telab berdusta
terbadap Rabb mereka.' Ingatlab,laknat Allab (ditimpakan) atas orangorangyangzbalim." (QS. Hud: 18)
Al-Qunh ubi q\E berkata : " A I -A sy h aad adalah p ara Mala Lkat."'s
IbnuJarir 't!$5 berkata: "ir,iitrr (A,l-Asyhaad) adalah bentuk jamak
dari kata vu (syaahi.d), seperti halnya kata;r^;r'yt (al-asbhaaD) merupakan
bentuk jamak dari kata o.w (shaabib).la meriwayatkan dengan
sanadnya dari Mujahid, Qatadah, dan al-A'masy bahwa yangdimaksud
dengan al-asyhaad adalah Malaikat. "3o
Allah W berfirman:
Sesungguhnya Kami menolong Rasul-Rasul Kami dan orang-ord.ng yd.ng
baiman dakm kebi.dupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (bari
Kiamat)." (QS. Al-Mu'min: 51)
Ibnu Katsir berkata: "Al-Asybaad adalah Malaikat.""
Demikianlah penjelasan nama-nama umum yangAllah berikan
kepada para Malaikat-Nya. Apabila kita mau mengkaii al-Qur-an lebih
dalam, mungkin saja kita akan mendapatkan nama-namay^ngbersifat
umum lainnya, uallaahu a'lam.
Adapun nama-namayang bersifat khusus, jumlahnya sangat
sedikit jika dibandingkan dengan jumlah Malaikat itu sendiri.
b. Nama-Nama Khusus
t) tibril
Jibril adalah nama Malaikat yangpaling masyhur. Malaikat ini
ditugaskan untuk menyampaikan wahyu dan melakukan tugas-tugas
lainnya. Namanya disebutkan dalam banyak ayat didalam al-Qur-an,
di antaranyafirman Allah W:
"Katakanlah: 'Barang siapa ydng menjadi musuh Jibril maka Jibril itu
telah menurunkannya (al-Qur-an) ke dalam batimu dengan seizin Allah
....'" (QS. Al-Baqarah: 97)
"... DAn jika kamu berdua bantu-mernbantu mertyusabkan Nabi maka
sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya, dan (begitu pula) libril dan
orang-orang Mukmin ydng baik ...." (QS. At-Tahriim: 4)
Nama Malaikat itu juga banyak disebutkan di dalam hadits. Jibril
adalah Malaikat yangdatang membawa wahyu kepada Nabi ffi seiak
hari pertama di Gua Hira hingga akhir usia beliau ffi. Jibril pulalah
yangmenemani Rasulullah ffi padaperistiwa Isra' dan Mi'raj. Malaikat
ini terkadang menampakkan diri dalam wujud seorang laki-laki. Suatu
ketika, Jibril berbicara kepada Nabi, sementara para Sahabat yang
belum mengenalnya melihat drn mendengarkan, hingga kemudian
Nabi ffi memberitahukan mereka.
Al-Bukhari'aafu menulis satu bab dengan menyebutkan nama
Jibril dalam (Shahiihul Bukhari) Kitab "at-Tafsiir", ia berkata: "Bab
Qauluhu man Kaana 'Aduwwan li Jibril." Kemudian al-Bukhari
berkata: Ikrimah berkata: "Jibr, Miik, (dan) Saraaf berarti hamba,
sedangkan lilbermakna Allah (yakni: Jibril, Mikail, Israfil maknanya
adalah hamba Allah -ed).
IbnuJarir ath-Thabari berkata: 'Menurut orang Arab, kataJibril
memiliki beberapa pengucapan." Kemudian, ia menyebutkan dengan
sanadnya dari Ibnu'Abbas dan'Ikrimah, bahwasanya Jibril bermakna
'Abdullah (hamba Allah). Adapun setiap kata lil pasti berarti Al[ah."
'Al-Qurthubi berkata: "Mengenai (kata) Jibril, para ulama ahli
bahasa memiliki sepuluh pendapat (tentang cara pengucapannya):
d b* Vlarlf, sebagaimanayangdilafalkan penduduk Hi1az. Flassan
berkata: Jibril adalah utusan Allah di kalangan kami."
b e-r VoUrlil) , dengan mem-fat'babkan hurut/l m, adalahucaPan yang
dilafalkan oleh al-Hasan dan Ibnu Katsir.
d ,ls:; (labra-iil) dengan huruf ya set elthhamza], sepeni juga EF
(labra'iil) yangmerupakan bacaan penduduk Kufah. Mereka menyebutkan sebuah sya'ir:
Kami berperang namun tidak ada satu pun pasukanyarrg
menemui kami
sepanjang masa, kecuali Jabraa-iil berada di hadapannya.3a
Latalseperti itu adalah bahasa (ogat) penduduk Qais dan Tamim.
g;9 (labra-il),yangmerupakan padanan kata Sc-,'* (labra'il) yaitu
dengan membacanya pendek. Demikianlah lafal bacaan Abu Bakar
dari'Ashim.
g-.; (/ abra- il [), dengan men-tasy did-kan huruf I am, adalah bacaan
Yahya bin Ya'mar.
,y\# (/abraa-it), dengan huruf alif setelah rakemtdian hamzab,
adalah lafal dari 'Ikrimah.
&\# (labraa-iil), dengan memasukkanhuruf alif, hamzah, danya.
,b\# (labraayiil), dengan dua huruf ya dantanpa bamzah, adalah
bacaan al-A'masy dan Yahya bin Ya'mar.
,f-# (labra-iin), dengan mem.fat-bah-kan huruf jim dan mengkasrab-kan huruf bamzab kemudian diikuti dengan huruf ya dan
nun.
G* V;Ur;in), dengan meng-kasrab-kanhuruf jim dan men-sukunkan huruf ba, kemudian diikuti dengan huruf nun tanpa huruf
bamzah, adalah bahasa Bani Asad.3s
Ibnu }{qar berkata: "Kata ini memiliki tiga belas bahasa (cara
melafalkannya)." Kemudian, ia pun menyebutkannya.36
Allah \H memberikan nama lain kepada Malaikat Jibril di
dalam al-Qur-an. Di antara nama-namayang mulia tersebut adalah:PAnA Malaikat dan Jibril naik (mengbadap) kepada Rabb dalam sebari
yang kadarnya 50.000 tahun." (QS. Al-Ma'aarij: 4)
Pada hari, ketika ruh (Jibril "d) dan para Malaikat berdiri bersbaf-sbaf,
mereka tidak berkata-kata, kecuali siapayangtelab diberi izin kepadanya
oleb Rabb Yang Maba Pemurah dan ia rnengucd.pkan k'ata yang benar."
(QS. An-Naba': 38)
*Pada malam itu turun Malaikat-Malaihat dan Malaikat Jibril dengan
izin Rabbrrya untuk nxengdtur segala Ltrusan." (QS. Al-Qadr: 4)
Al-Qunhubi f"lU berkata: " Ar-Ruuh adalah Jibr LI ffi . Demikianlah pendapat Ibnu'Abbas."3'
Di antar a dalil yang menunj ukkan b ahw a y angdimaksud den gan
ar-Ruuh di sini adalah Jibril. Allah Mj menyandarkan kata tersebut
kepada diri-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya:
"... Lalu Kami mengutus roh Kami kEadanya, maka ia menjelma di
hadapannya (dalam bentuk) manusiayd.ng sempurnd." (QS. Maryam: 17)
Tentunya sudah dimaklumi bahwa yangdiutus kepada Maryam
adalahJibril A4r.
Dari'Aisyah t1lk,, bahwasanya Rasulullah ffi pernah membaca
dalam ruku' dan sujudnya:
"Mahasuci dan Mahamulia Rabb para
Malaikat dan ar-Ruub."
Ar-Ruub di sini-uallaabu a'lam-adalah Jibril. Ia merupakan
bentuk penyefi^ n sesuatu yang bersifat khusus kepada sesuatu yang
bersifat umum untuk menjelaskan pentingnya sesuatu yang bersifat
khusus tersebut.
b) *'tt i;lt (Ar-Ruuhul Amiin)
Ini juga merupakan salah satu namaJibril lp; yang lain, sebagaimana firman Allah \H :
"Dia dibaw)d. turun oleb ar-Ruubul Amiin (Jibril). Ke dalam hatimu
(Mubammad) agar kamu menjadi salab seord.ng di antara ordng-orang
ydng memberi peringatan. Dengan babasa Arab yang jelas." (QS. AsySyu'araa': 193 -195)
Ibnu Katsir '#E berk^ta: "Yane dimaksud adalah Jibril AO;.
Pendapat ini diutarakan oleh lebih dari seorang ulama Salal yaitu Ibnu
'Abbas, Muhammad bin Ka'ab, Qatadah, dan yang lainnya. Pendapat
ini sudah tidak diperdebatkan lagi.""
Nama ini juga disebutkan dalam Musnad al-Imam Ahmad dari
hadits'Abdullah bin'Abbas iF,, ia berkata:
Allah menurunkan kesucianmu ('Aisyah) dari atas langit ketuiuh,
y angdibawa oleh ar'Ruubul Amiin."
Nama ini disebutkan berulang kali di dalam al-Qur-an, sebagaimana
firman Allah \H:
.
"... Dd.n telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) hepada
Isaputerd.Maryant. dan Kami memperkuatnya dengan Rubul Qudus .-.."
(QS. A1-B aqarahz 87)
"Katakanlab: 'Rubul Qudus ffibril) menurunkan al-Qur-an itu dari
Rabbmu dengan benar, untuk menegubkan (bati) ordng-orangyangtelab
beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-ordng
ydngberserab diri (kepada Allah).'" (QS. An-Nahl: 102)
Nama ini juga sangat masyhur disebutkan di dalam hadits. Nabi
ffi menyebutkannya dalam do'anya untuk Hassan €i;, ketika ia
membela beliau ffi (dengan bait sya'irnya).
Dari Abu Salamah bin'Abdurrahman bin 'Auf, ia mendengar
Hassan bin Tsabit al-Anshari meminta persaksian Abu Hurairah 9., :
"Saya bersumpah kepadamu. Demi Allah, bukankah engkau pernah
mendengar sabda Nabi ffi:
flahai Hassan, jawablah (belalah*) untuk Rasulullah M.Y^ Allah,
kuatkanlah dia dengan Ruubul Qudus.'" Abu Hurairah menjawab:
Dari Abi Umamah +B ,
ia berkata bahwa Rasulullah ffi bersabda:
"Sesungguhnya Ruuhul Quduus telah menghembuskan ke dalam
hatiku (memberitahuku-"d) bahwa suaru jiwa tidak akan mati hingga
ia menyempurnakan ajalnya dan mendapatkan seluruh rizkinya.
Maka bertakwalah kalian kepada Allah dan carilah (rizki) dengan cara
yang baik dan halal. Janganlah seseorang dari kalian yangterlambat
memperoleh rizkinya, menca rinyadengan cara maksiat. Sesungguhnya
apayangada di sisi Allah \H tidak mungkin diperoleh, kecuali dengan
mentaati-N\L" +z
Makna al-Quds adalah yangsuci.a3
Ar-Raghib berkata: "Firman Allah ti&' * q'aiiidis*
'Katakanlah: 'Rubul Qudus (libriA menurunkan al-QLr-an;tl,'(qS. MNahl: 102) bermaknaJibril turun dengan membawa al-Quds (kesucian)
dari Allah, yaitu sesuatu yangmenyucikan jiwa kita, berupa al-Qur-an,
al-Hikmah, dan karunia Ilahi."*
Allah \H juga menamai al-Qur-an dengan Ruub, sebagaimana
dalam firman-Nya:
"DAn demikianlab Kami ualryukan kepadamu ualryu (al'Qur-an) dengan
perintab Kami. Sebelumnya kamu tidahlab mengetabui apakah al-Kitab
(al-Qur-an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami
menjadihan al-Qur-an itu cabaya ydng Kami tunjuki dengan dia siapa
yangKami hebendaki di antara barnba-bamba Kami. Dan sesunggubrtya
kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan ydng lurus." (QS.
Asy-Syuura:52).
Ibnul Qayyim 4i'iY" berkata: "Allah \g menamai al-Qur-an
dengan Ruuh karena padanya bergantung hakikat kehidupan yang
sebenarnya, sedangkan dia menamai al-Qur-an dengan Nuur karena
padany a tergantun g hidayah. "ot
Dari sinil ah-wallaabu a'lam-dapat diketahui mengaPa Allah
menamai Jibril 1,p; dengan Ruub, yaitu karena dia turun dengan
membawa roh yang tidak lain adalah wahyu.
Ath-Thahawi td,E berkata: "Firman Allah: {@ iai*$t*ti$
'Diz dibaua turun oleh ar-Ruubul Amiir?.'(QS. Asy-Syu'araa': 193) Yang
dimaksud adalahJibril 1y4;. Malaikat itu dinamai Ruub karena dialah
pembawa wahyu (yrrg padanyaterdapat kehidupan bagi hati) kepada
para Rasul dari kalangan manusia dan karena dia sangat amanah."o6Allah menyifati Jibril dengan sifat-sifat yangagung, sebagaimana
yangdifirmankan-Nya ffi :
'Yang diaj arkan kep adan y a oleb I ibril) y ang sdngat kuat, Yang mcmpuny ai
akal yang cerdas; dan (Jibril itu) rnend.rnpdhkan diri dengan rilpa ydng
asli. Sedang dia berada di ufuk yang tinggi." (QS. An-Najm: 5-7)
Ibnu Katsi r'+iH berkata: " 4 iijt $ aninya yang memiliki kekuatan.
Demikianlah pendapat Mujaliid, al'-Hasan dan Ibnu Zaid. Sedang
Ibnu'Abbas berkata: 'Yang memiliki wujud yang bagus.'Adapun
Qatadah berkata: 'Yang memiliki tubuh dan tinggi yang bagus.'"
Lebih lanjut, beliau (Ibnu Katsir) mengatakan: "Tidak ada
pertentangan antara kedua pendapat tersebut karena sesungguhnya
dia Sibril AA;) memiliki penciptaan yang sangat bagus dan kekuatan
yang sangat dahsyat. "aT
Allah \H berfirman:
" Sesungubrrya al-Qur-an itu benar-benar firman (Allab yang dibaua oleb)
utusan yang mulia (Jibril). Yang rnenxpunydi kekuatan ydng mempunyai
kedudukan tinggi di sisi Allab yang lnernpunydi 'Arsy. Yang ditaati di
sana (di alam Malaikat) lagi dipercaya." (QS. At-Takwiir: 19-21)
Ibnu Katsir +E berkata: "Maksudnya, sesungguhnya al-Quran ini disampaikan oleh seorang rasul (utusan) mulia, yaitu seorang
Malaikat y^rgsangat bagus penciptaannyadan sangat indah tubuhnya,
yakni Jibril ))si. Demikianlah yang dikatakan oleh Ibnu 'Abbas,
Maimun bin Mihran, al-Flasan, Qatadah, Rabi' bin Anas, adh-Dhahhak,
dan ulama lainnyaLafazh 4.1j,";b berarti sangat keras penciptaan, kekuatan dan
perbuatannya.
Lafazh 4.,#J;;,st!* b:,r-akna dia memiliki tempat dan
kedudukan yang tinggi di sisi Allah wj. .
Lafazh 4;)i6ril) maksudnya dia memiliki keutamaan,
yaitu bahwa suirairyi didengar dan ditaati di antara para Malaikat.
Qatadah berkata: "47 ZAb maksudnya di langit. Jibril bukanlah
dari kalanganparaMalaikat (pada umumnya), melainkan dia pemimpin
yangmulia dan sangat diperhatikan. Allah telah memilihnya untuk
-.ribr*a risalah i^ngagung ini. Adap"" {Fr} adalah sifat bagi
Jibril, yaitu amanah. Sesuatu yangsangat agung terjadi tatkala Allah
menyucikan hamba dan Rasul-Ny, dari kalangan Malaikat yaituJibril,
sebagaimana Dia menyucikan hamba dan Rasul-Nf? dari kalangan
manusia yaitu Muhammad M dalam firman-Nya: ( afr'$cVF
'Dan temanmu (Mubammad) itu sekali-kali bukanlah orangydng gila.'
(QS. At-Takwiir: 22)"az
Renungkanlah keagungan, keutamaan, kemuliaan, dan
kedudukan Malaikat (]ibril) ini di sisi Allah. Demikian pula keagungan
penciptaannya dan keutamaan tugas yarlg diembannya agar engkau
dapat mencintainya. Karena mencintainya merupakan iman, sedangkan membencinya adalah kekafiran dan kemunafikan, sebagaimana
y ang telah dij elaskan sebelumnya.
Jibril memiliki peran ymLgsangat mulia terhadap Nabi ffi. Dialah
yarLgmenemani beliau di gua Hira pada hari penama kenabiannya.ae
Jibril menampakkan diri dalam sosok seorang laki-laki dan mengaial<nya
berbicara.'0 Beliau ffi pm pernah melihatJibril dalam bentuk aslinya.s'
Nabi ffi selalu rindu untuk bertemuJibril dan memintanyaagar tidak
terlambat datang mengunjungi beliau.
Jibril juga masuk ke dalam rumah Nabi dan menyampaikan
ucapan salam dari Allah, demikian juga mengucapkan salam kepada
isteri beliau ffi.53 Jibril hadir bersama Rasulullah ffi dalam beberapa
peperangan.'o Jibril pun menyertainya ketika Isra' dan Mi'rajss dan
mengimaminya ketika shalat.'u Jibril mengajarkan al-Qur-an kepada
Rasulullah ffi setiap bulan Ramadhan, bahkan pada tahun ketika beliau
w af at ia mengajarkan al-Qur-an seb anyak dua kali.', Jibril pulalah y ang
membacakan al-Qur-an kepada Nabi ffi dengan tujuh ragam bahasa
(qira-at)."Jibril pernah turun untuk meruqyah Nabi ffi ketika beliau
terkena sihir.t'
Malaikat ini juga melakukan perbuatan-perbuatan mulia lagi
agung lainnya yangmenunjukkan kedudukannya di sisi Allah. Bahkan,
banyak ulama yang berpendapat bahwa dialah Malaikat yangpaling
utama dan paling agung di sisi Allah wi . Seandainya kita mengkaji
lebih dalam lagi mengenai perbuatan-perbuatan maupun berita-berita
tentang Jibril, niscaya pembahasanrTya akan menjadi sangat panjang.
Semoga apayangtelah disebutkan tadi dapat mencukupi, insya Allah.
Nabi *& menerangkan sifat-sifat Malaikat Jibril yarLg sangat
luar biasa, yaitu ketika Ummul Mukminin, 'Aisyah QF, , bertanya
kepada Nabi ffi mengenai firman Allah W , 4 *r i'tiil; ;;$ "Dan
ses