agian penafsir), tidak dipinjam dari
negeri-negeri tetangga mereka, bahkan tidak dari orang-orang
Mesir. Sebab, kendati orang Mesir menyembah dewa Apis di
dalam seekor sapi yang hidup, mereka tidak pernah menyembah
sebuah anak lembu emas. Anak lembu emas itu asalnya dari
Israel. Itu yaitu perbuatan jahat mereka. Nah, apakah sesuatu
yang merupakan rancangan mereka sendiri layak mereka
sembah? Berhala itu asalnya dari Israel, maksudnya, emas dan
perak yang darinya anak lembu itu terbuat dikumpulkan dari
bangsa Israel melalui ajakan. Patung anak lembu itu merupakan
Tuhan yang malang yang dibentuk melalui sumbangan.
[2] Berhala itu ada berkat keahlian dan pekerjaan seorang tukang
(Ul. 27:15). Itu dibuat oleh tukang, dan itu bukan Tuhan ! (ay. 6). Ini
492
merupakan sanggahan yang sangat kuat dan meyakinkan, dan
kesimpulannya begitu jelas hingga orang akan menganggap
bahwa itu sudah terbersit dalam pikiran mereka sendiri,
sehingga mereka malu akan penyembahan berhala mereka.
Adakah yang lebih tidak masuk akal selain bahwa orang
menyembah sesuatu sebagai Tuhan , yang memberinya
keberadaan dan kebaikan, sementara ia sendirilah yang
menjadikan Tuhan itu (baik bahan maupun bentuknya), namun ia
tidak dapat memberinya kehidupan? Suatu Tuhan buatan
bukanlah Tuhan . Ini yaitu sebuah kebenaran yang tak
terbantahkan. Namun demikian, Rasul Paulus dituduh sebagai
seorang penjahat sebab memberitakan bahwa apa yang dibuat
oleh tangan manusia bukanlah dewa (Kis. 19:26). Dan di sini, apa
yang seharusnya menjauhkan mereka dari berhala mereka ini
malah menjadi alasan mengapa mereka tetap melekat kepadanya
tanpa dapat dipisahkan. Itulah mengapa mereka tidak dapat
mencapai kesucian, sebab berhala itu berasal dari diri mereka
sendiri. Mereka mau membuat Tuhan -Tuhan mereka sendiri
melakukan apa yang mereka senangi, supaya mereka sendiri
dapat berbuat apa yang mereka sukai.
(2) Apa yang akan terjadi dengan Tuhan -Tuhan mereka. Jika mereka bukan
Tuhan , mereka pasti tidak akan tetap ada. Bahkan, jika mereka
mengaku-ngaku sebagai Tuhan , maka mereka akan dimintai
pertanggungjawaban: Sungguh, akan menjadi serpih anak lembu
Samaria itu. Dan orang-orang yang tidak dapat diyakinkan dengan
sanggahan sebelumnya, akan diyakinkan dengan sanggahan ini,
bahwa anak lembu itu bukanlah Tuhan , melainkan sebuah berhala
yang tak berguna, sebagaimana disebut dalam kitab bahasa Aram.
Berhala itu akan diremukkan, seperti tembikar tukang periuk,
kendati itu yaitu patung anak lembu emas. Berhala itu
akan menjadi serpihan atau serbuk gergaji. Berhala itu akan menjadi
jaring laba-laba, demikian menurut Hieronimus. Hal itu tampak
mengacu pada tindakan Musa yang menggiling sampai halus patung
anak lembu emas yang ada pada zamannya. Patung anak lembu ini
juga akan bernasib sama seperti patung anak lembu itu. Sanherib
bermegah atas apa yang telah diperbuatnya terhadap Samaria dan
berhala-berhalanya (Yes. 10:11). Perhatikanlah, mendewakan
makhluk ciptaan apa pun membuka jalan bagi kehancuran makhluk
itu. Jika mereka membuat bejana dan hiasan bagi diri mereka sendiri
Kitab Hosea 8:1-7
493
dari emas dan perak mereka, mungkin bejana dan hiasan itu akan
tetap ada. namun , jika mereka membuat berhala-berhala dari-
nya, maka berhala-berhala itu akan dihancurkan menjadi serpih.
(3) Apa yang akan dilakukan Tuhan -Tuhan mereka terhadap mereka.
Penghancuran berhala itu akan memberi kekecewaan bagi
mereka yang telah mempercayainya. namun itu belum semuanya:
Mereka membuat berhala-berhala bagi diri mereka sendiri, sehingga
mereka dilenyapkan (ay. 4), sehingga emas dan perak mereka, yang
telah mereka salah gunakan seperti itu, akan dilenyapkan (demikian
sebagian orang memahaminya). Bahkan, sehingga mereka sendiri
dilenyapkan dari Tuhan , dari negeri mereka sendiri, dan dari negeri
orang-orang yang hidup. Penyembahan berhala mereka pasti akan
berakhir dalam pemusnahan mereka, seakan-akan mereka telah
sengaja merancangnya demikian. Dan, saat hal ini terbukti sebagai
akibat dari dosa mereka, pertolongan apakah yang akan mereka
terima dari Tuhan -Tuhan yang mereka percayai itu? Tidak ada sama
sekali: “Anak lembumu itu, hai Samaria, telah menolakmu (ay. 5, KJV).
Anak lembu ini tidak dapat memberimu pertolongan apa pun
dalam kesusahanmu, dan kesenangan yang sekarang engkau
dapatkan di dalamnya akan lenyap, sehingga tidak akan ada
kesenangan bagimu.” Orang-orang yang memang sudah sepantasnya
disuruh pergi kepada para Tuhan yang telah mereka pilih, mendapati
para Tuhan itu sebagai penghibur sialan (Hak. 10:14). Sekalipun ma-
nusia tidak mau meninggalkan kecintaan dan pelayanan terhadap
dosa, tetap saja mereka pasti akan kehilangan segala kenikmatan dan
keuntungan dari dosa. Seandainya Samaria terus berpegang teguh
dan setia kepada Tuhan Israel, Ia pasti akan menjadi pertolongan yang
kuat dan siap sedia baginya. Sebaliknya, patung anak lembu yang
lebih disukainya dibandingkan Tuhan hanyalah sebuah buluh yang patah
terkulai. Sama halnya dengan orang-orang yang menuhankan emas
dan perak mereka. Patung ini akan membuang mereka, dan
tidak berguna bagi mereka pada hari kemurkaan (Yeh. 7:12).
Perhatikanlah, orang-orang yang membiarkan diri ditipu ke dalam
penyembahan berhala pasti akan mendapati diri tertipu di
dalamnya. Kardinal Wolsey mengakui bahwa jika dirinya telah me-
layani Tuhan nya dengan sama setianya seperti dia melayani rajanya,
maka Tuhan tentu tidak akan membuangnya, seperti yang dilakukan
oleh rajanya, di masa tuanya. Kekecewaan mereka terhadap berhala-
berhala mereka digambarkan di sini (ay. 7) melalui sebuah
494
perumpamaan yang menyatakan baik kehancuran anak lembu itu
maupun kehancuran yang ditimpakan Tuhan ke atas mereka sebab
penyembahan berhala mereka.
[1] Mereka tidak mendapatkan kebaikan apa pun bagi diri mereka
sendiri dengan menyembah berhala: Mereka menabur
angin. Mereka telah bersusah payah dan mengeluarkan banyak
biaya untuk membuat dan menyembah berhala-berhala mereka.
Mereka telah menjadikan penyembahan berhala sebagai
pekerjaan mereka, sebagaimana petani menabur gandum untuk
bekerja, dengan harapan akan menuai suatu keuntungan yang
besar darinya. Demikian pula mereka menyembah berhala
dengan harapan akan menjadi sejahtera dan penuh kemenangan
seperti bangsa-bangsa tetangga mereka yang menyembah
berhala. Namun semuanya itu hanyalah tipuan belaka. Yang
mereka lakukan itu seperti menabur angin, yang tidak akan
memberi hasil. Mereka telah bekerja dengan sia-sia, berlelah-
lelah menjaring angin (Pkh. 5:15). Mereka bersusah payah tanpa
tujuan, berlelah untuk yang sia-sia (Hab. 2:13). Demikian pula
halnya dengan orang-orang yang memberhalakan dunia ini.
Mereka mengarahkan mata kepada sesuatu yang tidak ada (Ams.
23:5, KJV), yang seperti angin, membuat keributan besar, namun
tidak ada isinya.
[2] Mereka mendatangkan kehancuran atas diri mereka sendiri
dengan menyembah berhala: Mereka akan menuai puting
beliung, puting beliung yang hebat (demikian dalam bahasa
aslinya), yang akan menghempaskan mereka jauh-jauh dan
menghancurkan mereka berkeping-keping. Mereka bukan hanya
tidak akan ditolong oleh Tuhan -Tuhan palsu mereka, namun juga
akan menyebabkan Tuhan yang sejati melawan mereka. Kebaikan
Tuhan -Tuhan palsu itu tidak akan berguna bagi mereka sama halnya
seperti angin, namun murka-Nya akan mencelakakan
merekadengan lebih hebat dibandingkan puting beliung. Apa yang
ditabur orang, itulah yang akan dituainya. “Anggaplah saja
bahwa orang dapat menabur angin dan menutupinya dengan
tanah, atau membuatnya tetap terkurung di sana untuk
sementara waktu. Apa yang dapat diharapkannya selain bahwa
sebab terkurung, angin itu akan memaksa keluar, dan akan ada
sesuatu yang dapat memperbesar kekuatannya, sehingga angin
itu kembali mendesak keluar dengan jumlah yang lebih besar
Kitab Hosea 8:1-7
495
dan dengan kekerasan yang lebih hebat?” Demikian menurut Dr.
Pocock. Dengan menyembah berhala, mereka banyak berharap
akan mendapatkan kelimpahan, kedamaian, dan kemenangan,
namun harapan mereka itu hampa belaka. Apa yang mereka tabur
tidak pernah berhasil. Tidak keluar tangkainya dan daunnya,
atau jika ada, tumbuh-tumbuhan itu tidak menghasilkan tepung.
Yang keluar hanyalah seperti bulir-bulir gandum yang kurus di
dalam mimpi Firaun, yang layu oleh angin timur, dan tidak ada
apa-apa di dalamnya. Atau jika memberi hasil, jika mereka
berhasil untuk sementara waktu di jalan penyembahan berhala
mereka, orang-orang lain akan menelannya. Keberhasilan itu
sama sekali tidak akan berguna bagi mereka, namun justru hanya
akan menjadi seperti umpan yang mengundang orang-orang
asing untuk menyerang mereka, dan seperti jarahan yang
memperkaya orang-orang asing itu dan memampukan mereka
untuk melakukan jauh lebih banyak kejahatan. Perhatikanlah,
melayani berhala yaitu pelayanan yang tidak menguntungkan,
dan perbuatan-perbuatan kegelapan itu tidak berbuahkan apa-
apa. Bahkan, pada akhirnya segala perbuatan itu akan
merugikan. Kesudahan semuanya itu ialah kematian (Rm.
6:21). Orang yang menabur kecurangan akan menuai
bencana. Bahkan, orang-orang yang menabur dalam daging akan
menuai kebinasaan. Pengharapan orang-orang berdosa hanyalah
tipuan, dan keuntungan-keuntungan yang mereka peroleh akan
menjadi jerat.
Dosa-dosa Bangsa Israel
(8:8-14)
8 Israel sudah ditelan; sekarang mereka itu ada di antara bangsa-bangsa seperti barang
yang tidak disukai orang. 9 Sebab mereka telah pergi ke Asyur, bagaikan keledai hutan
yang memencilkan diri; Efraim telah membagi-bagi hadiah cinta. 10 Sekalipun mereka
membagi-bagi hadiah itu di antara bangsa-bangsa, sekarang ini Aku akan mengumpulkan
mereka, dan sebentar lagi mereka akan berhenti mengurapi raja dan para pemuka. 11
Sungguh, Efraim telah memperbanyak mezbah; mezbah-mezbah itu menjadikan mereka
berdosa. 12 Sekalipun Kutuliskan baginya banyak pengajaran-Ku, itu akan dianggap
mereka sebagai sesuatu yang asing. 13 Mereka mencintai korban sembelihan; mereka
mempersembahkan daging dan memakannya; namun TUHAN tidak berkenan kepada
mereka. Sekarang Ia akan mengingat kesalahan
mereka dan akan menghukum dosa mereka; mereka harus kembali ke Mesir! 14 Israel
telah melupakan Pembuatnya dan telah mendirikan istana-istana; Yehuda telah
memperbanyak kota-kota yang berkubu; namun Aku akan melepas api ke dalam kota-kota
mereka, sehingga puri mereka dimakan habis.
496
Sungguh suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi Israel bahwa mereka hanya
memiliki satu Tuhan untuk diandalkan, Tuhan yang Maha mencukupi dalam segala
kesesakan, dan hanya satu Tuhan untuk dilayani, Tuhan yang sangat layak
menerima semua pengabdian mereka. Namun, sungguh merupakan dosa,
kebodohan, dan aib mereka bahwa mereka tidak menyadari betapa sejahteranya
mereka, sehingga mereka meninggalkan Dia, yang mengasihi mereka dengan
setia, demi berhala kesia-siaan. Sebab,
I. Mereka memperbanyak sekutu mereka (ay. 9): Mereka telah membagi-bagi
hadiah cinta, atau (seperti dalam terjemahan yang agak luas) mereka telah
mengupah cinta. Mereka mengeluarkan biaya yang besar untuk membeli
persahabatan bangsa-bangsa di sekitar mereka, yang sebenarnya sama
sekali tidak menghargai atau mengasihi mereka, tidak pula ambil peduli
untuk berurusan dengan mereka selain hanya berdasar dasar-dasar
pemikiran Sikhem – Ternak mereka, harta benda mereka dan segala hewan
mereka, bukankah semuanya itu akan menjadi milik kita? (Kej. 34:23).
Seandainya Israel menjaga kehormatan dari keistimewaan mereka, tentu
bangsa-bangsa di sekitar akan terus mengagumi mereka sebagai umat yang
bijaksana dan berakal budi. namun , saat mereka mencemarkan
mahkota mereka sendiri, bangsa-bangsa sekitar pun memandang rendah
mereka, dan tidak ambil peduli terhadap mereka kecuali mereka membayar
mahal untuk itu. Namun, orang pasti telah berperilaku buruk di antara
tetangga mereka jika mereka tidak memiliki cinta dan kekasih selain
dengan mengupahnya. Lihatlah di sini,
1. Penghinaan yang dialami Israel di antara bangsa-bangsa (ay. 8): Israel
sudah ditelan, diganyang oleh orang-orang asing, dan negeri mereka
telah dimakan habis (ay. 7), beserta diri mereka. Dan, sebab menjadi
miskin, mereka benar-benar kehilangan nama baik dan kehormatan
mereka, seperti seorang pedagang yang telah menjadi bangkrut,
sehingga di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi mereka menjadi seperti
periuk yang tidak disukai orang, perabot yang dipakai untuk maksud yang
kurang mulia (2Tim. 2:20), periuk yang hina, yang akan dipecahkan
orang (Yer. 22:28). Tak satu pun dari bangsa-bangsa tetangga mereka
menghargai mereka, atau ambil peduli untuk berurusan dengan mereka.
Perhatikanlah, orang-orang yang telah hidup beragama, jika mereka
menjadi merosot dan berperilaku duniawi, yaitu orang-orang yang
paling rendah di antara semuanya. Jika garam itu menjadi tawar, maka ia
tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Atau pernyataan
itu menandakan terserak dan tertawannya mereka di antara bangsa-
Kitab Hosea 8:1-7
497
bangsa. Mereka akan menjadi miskin dan tertawan di antara bangsa-
bangsa itu. Dan siapakah yang merasa senang dalam keadaan seperti itu?
2. Dukungan yang berusaha diperoleh Israel dari bangsa-bangsa kendati
dengan semuanya itu (ay. 9): Mereka telah pergi ke Asyur, untuk
membuat raja Asyur tergerak menolong mereka. Dan dalam hal ini
mereka menjadi seperti seekor keledai hutan yang memencilkan
diri, bodoh, keras kepala, dan sulit diatur. Mereka mau mengikuti jalan
mereka sendiri, dan tidak ada yang dapat menahan mereka, sekalipun itu
kekang hukum Tuhan , tidak ada yang dapat membuat mereka berbalik,
sekalipun itu pedang murka Tuhan . Mereka menempuh jalan mereka
sendiri, dan sebagai akibatnya, seperti seekor keledai hutan yang
memencilkan diri, mereka akan menjadi mangsa yang lebih mudah dan
lebih empuk bagi singa (Lihat Ayb. 11:12; Yer. 2:24). Perhatikanlah,
manusia tidaklah lebih seperti keledai jantan jika mereka mencari pada
makhluk ciptaan, pertolongan dan kepuasan yang hanya bisa didapatkan
pada Tuhan saja.
3. Kemalangan-kemalangan yang tampaknya akan mereka temui dalam
persekutuan mereka dengan bangsa-bangsa tetangga (ay. 10): Sekalipun
mereka membagi-bagi hadiah itu di antara bangsa-bangsa, dan dengan
begitu berharap untuk mencegah kehancuran mereka sendiri, namun
sekarang ini Aku akan mengumpulkan mereka, seperti berkas gandum ke
tempat pengirikan (Mi. 4:12). Dengan demikian, apa yang mereka per-
siapkan bagi keamanan mereka sendiri hanya akan membuat mereka
menjadi mangsa yang lebih mudah bagi musuh-musuh mereka.
Perhatikanlah, tidak ada pagar yang bisa melindungi diri dari hukuman
Tuhan , saat hukuman itu datang untuk melaksanakan perintah. Bahkan,
apa yang diupah manusia untuk melindungi diri mereka sering kali
justru berbalik mendatangkan kehancuran bagi diri mereka sendiri
(Lihat Yes. 7:20). Raja Asyur, yang ingin mereka ajak bersahabat, menye-
but dirinya sebagai raja dari para pemuka (Yes. 10:8). Bukankah
panglima-panglimaku itu raja-raja semua? Ia meletakkan beban ke atas
Israel, memungut pajak dari mereka (2Raj. 15:19-20), dan untuk
semuanya ini mereka akan sedikit menderita (ay. 10, KJV). Ini hanya akan
menjadi sedikit beban bagi mereka dibandingkan dengan apa yang dapat
mereka perkirakan lebih lanjut. Atau mereka hanya akan sedikit merasa-
kan kesedihan ini, tidak akan memasukkannya ke dalam hati, dan sebab
itu harus bersiap-siap menghadapi hukuman-hukuman yang lebih berat.
Mereka telah mulai melemah (demikian sebagian penafsir membacanya),
oleh beban dari raja atas para pemuka. Namun ini barulah permulaan
498
penderitaan (Mat. 24:8), permulaan dari pembalasan (Ul. 32:42, KJV).
Perhatikanlah, Tuhan sering kali datang secara bertahap dengan hukum-
an-hukuman-Nya ke atas suatu bangsa yang menyulut murka-Nya,
supaya Ia dapat menunjukkan betapa Ia tidak cepat murka, dan dapat
menggugah mereka untuk bertobat. namun orang-orang yang dibuat
berdukacita sebentar, jika dengan begitu mereka tidak dibuat
berdukacita menurut kehendak Tuhan , kelak akan dibuat sangat
menderita, menderita untuk selamanya.
II. Mereka memperbanyak mezbah dan istana mereka. Amatilah,
1. Bagaimana mereka menyangkal kuasa kesalehan, dan membuangnya
dengan sepenuhnya (ay. 12): Kutuliskan baginya banyak pengajaran-Ku.
Hal ini menyiratkan hak istimewa yang mereka nikmati, sebab kepada
mereka dinyatakan ketetapan dan hukum Tuhan , dan dipercayakan
firman-firman yang hidup. Perhatikanlah,
(1) Segala perkara tentang hukum Tuhan yaitu magnalia Dei – perkara-
perkara yang agung tentang Tuhan . Semuanya itu yaitu perkara-
perkara yang menyatakan keagungan Sang Pembuat hukum dan
sangat berguna serta sangat penting bagi kita. Semuanya itu yaitu
hidup kita, dan nasib kekal kita bergantung pada pemeliharaan
hukum-hukum itu dan ketaatan kepadanya. Hukum-hukum itu akan
membuat kita besar jika kita menggunakannya dengan benar. Dan
hukum-hukum itu yaitu perkara yang akan dijadikan mulia dan
terhormat oleh Tuhan .
(2) Sungguh suatu hak istimewa untuk memiliki hukum Tuhan secara
tertulis. Dengan demikian, hukum itu menjadi lebih pasti, tersebar
lebih luas, dan bertahan lebih lama, dengan kemungkinan bahaya
yang jauh lebih kecil untuk dipalsukan dan dirusakkan dibandingkan jika
hukum ini diteruskan melalui perkataan mulut saja.
(3) Semua hukum Tuhan yaitu karya tulis-Nya sendiri. Sebab Musa dan
para nabi hanyalah juru tulis-Nya, dan orang-orang kudus menulis
sebagaimana mereka digerakkan oleh Roh Kudus.
(4) Sungguh suatu keuntungan bagi orang-orang yang menjadi anggota
dari jemaat yang kelihatan di dunia ini bahwa perkara-perkara yang
agung ini ditulis bagi mereka, dimaksudkan sebagai bimbingan bagi
mereka, dan mereka harus menerimanya sesuai dengan yang
dimaksud. Segala sesuatu yang ditulis pada zaman dulu telah ditulis
untuk menjadi pelajaran bagi kita, dan berguna bagi kita. Dan, jika
Kitab Hosea 8:1-7
499
sungguh berbahagia orang-orang yang bagi mereka banyak
pengajaran Tuhan ditulis, betapa jauh lebih berbahagia kita sebab
memiliki Injil yang tertulis bagi kita! namun lihatlah bagaimana hak
istimewa ini diremehkan. Perkara-perkara yang agung dari hukum
Tuhan ini dianggap mereka sebagai sesuatu yang asing, yang tidak
dapat dimengerti dan tidak masuk akal (yang sebab nya dapat dire-
mehkan, sebab tidak dapat dipahami, tidak dapat dijelaskan). Atau
sebagai sesuatu yang asing dan tidak ada sangkut pautnya dengan
mereka, sesuatu yang bukan urusan mereka atau yang harus
mengatur hidup mereka. Mereka memandang hal-hal ini
sebagai orang asing, yang terhadapnya mereka malu dan tidak tahu
bagaimana menyambutnya. Kami tidak suka mengetahui jalan-jalan-
Mu. Perhatikanlah,
[1] sebab Tuhan telah menulis bagi kita perkara-perkara yang agung
dari hukum-Nya, maka kita harus mengakrabkan diri dengan
perkara-perkara itu, sebagai saudara-saudara terdekat kita
(Ams. 7:3-4). Sebab itulah mengapa kita memilikinya secara
tertulis, yaitu supaya hukum itu dapat menyapa kita (Ams. 6:22).
[2] Kita tidak menganggap penting perkara-perkara agung dari
hukum Tuhan jika kita menjadikannya sebagai sesuatu yang asing
bagi kita, seakan-akan semua perkara itu tidak memengaruhi
kita, dan sebab itu kita tidak perlu terpengaruh olehnya.
2. Bagaimana mereka menjalankan ibadah secara lahiriah kendati dengan
semuanya itu, dan betapa tidak ada gunanya mereka berbuat demikian.
(1) Mereka memperbanyak mezbah mereka (ay. 11): Efraim telah
memperbanyak mezbah yang menjadikan mereka berdosa. Tuhan
sesungguhnya telah menetapkan bahwa harus ada satu mezbah saja
untuk korban (Ul. 12:3, 5). namun sepuluh suku, jsesudah
meninggalkan mezbah itu, masih ingin dianggap sangat berbakti dan
giat mengejar kehormatan Tuhan . Dan seakan-akan ingin menebus
penghinaan yang pernah mereka timpakan ke mezbah Tuhan ,
sekarang mereka malah membuat banyak mezbah, yang diabdikan
bagi Tuhan Israel. Dengan berbuat begitu mereka bermaksud, atau
paling tidak mengaku-ngaku, memuliakan-Nya. Namun hal itu tidak
akan membenarkan pelanggaran mereka terhadap perintah Tuhan
yang jelas, tidak pula mereka dapat membenarkannya dengan
contoh para bapak leluhur, yang sebelum hukum Musa telah
membuat banyak mezbah. Tidak, mereka telah memperbanyak
500
mezbah yang menjadikan mereka berdosa (yaitu, mereka melakukan
apa yang berbalik menjadi dosa bagi mereka). Dan sebab nya
mezbah-mezbah itu menjadikan mereka berdosa, yaitu, Tuhan akan
mendakwakannya kepada mereka sebagai dosa yang keji, dan
memperhitungkannya sebagai kejahatan mereka, walaupun mereka
merancangnya untuk menebus kejahatan mereka. Atau mezbah-
mezbah itu akan menjadi bagi mereka kesempatan untuk berbuat
dosa lebih jauh. Diperbanyaknya mezbah yang diabdikan kepada
Tuhan Israel akan membawa masuk mezbah-mezbah yang diabdikan
kepada Tuhan -Tuhan lain. Perhatikanlah, sungguh dosa besar jika orang
merusak ibadah kepada Tuhan . Dan orang-orang yang melakukannya
akan didakwa dengan dosa, betapapun masuk akalnya dalih mereka.
Jalan dosa ini, seperti dosa-dosa lainnya, terjal ke bawah. Sekali orang
menyimpang dari aturan tetap perintah Tuhan , mereka akan mengem-
bara tanpa akhir.
(2) Mereka memperbanyak korban (ay. 13). Mezbah mereka yaitu
mezbah yang berasap: Mereka mempersembahkan daging korban
sebagai persembahan kepada Tuhan (KJV), dan mereka merayakannya
dengan menyantap korban mereka. Mereka mengeluarkan biaya
yang sangat besar untuk ibadah mereka, dan seperti yang biasa
terjadi pada orang-orang yang menegakkan temuan sendiri sebagai
ganti ketetapan ilahi, mereka sangat bersemangat dalam menjalan-
kannya. Seakan-akan mereka berharap, dengan menipu diri sendiri,
untuk menebus penghinaan atas penebusan agung. Dan dengan
menjalankan upacara ibadah mereka sendiri, mereka berharap
untuk dilepaskan dari kewajiban semua perintah Tuhan yang
menyangkut kebaikan akhlak. namun adakah mereka berhasil?
[1] Tuhan tidak memperhitungkan ibadah mereka: TUHAN tidak
berkenan kepada mereka. Bagaimana Tuhan dapat menerimanya,
jika mereka tidak mempersembahkan korban mereka di atas
mezbah, padahal mezbah itulah yang menguduskan
persembahan, dan jika mereka hanya mempersembahkan
daging korban, namun bukan korban rohani dari hati yang bertobat
dan percaya? Perhatikanlah, ibadah yang berkenan pada Tuhan ha-
nyalah ibadah yang dilaksanakan menurut peraturan firman-Nya,
dan melalui Yesus Kristus (1Ptr. 2:5, terjemahan bebas).
[2] Tuhan mengambil kesempatan ini untuk mengadakan
perhitungan dengan mereka atas dosa-dosa mereka. Sekarang Ia,
bukannya mengampuni kesalahan mereka dan menghapus dosa
Kitab Hosea 8:1-7
501
mereka, seperti yang mereka harapkan, justru mengingat
kesalahan mereka dan menghukum dosa mereka. Sungguh suatu
kekejian bagi TUHAN korban orang fasik itu, sehingga korban
ini menggusarkan hati-Nya untuk mengadakan perhitung-
an dengan mereka atas segala kekejian mereka yang lainn.
Sementara mereka menyangka bahwa, melalui korban-korban
itu, mereka dapat menyuap Hakim langit dan bumi supaya
mengabaikan kefasikan mereka, Ia justru akan membenci
kefasikan itu sebagai penghinaan tertinggi yang dapat mereka
berikan kepada-Nya, dan hal itu akan menjadi dosa yang
memenuhi takaran. Perhatikanlah, meminta izin untuk berdosa
sama saja dengan menyumpahi datangnya kutuk atas dosa itu, dan
memang demikianlah yang akan digenapi, sesuai dengan
banyaknya berhala. “Aku akan menghukum dosa-dosa
mereka, sebab mereka harus kembali ke Mesir.” Mereka akan
diangkut sebagai tawanan ke Asyur, yang bagi mereka akan
menjadi rumah perbudakan, seperti Mesir bagi nenek moyang
mereka. Atau perkataan itu merujuk pada Ulangan 28:68, di
mana kembali ke Mesir dijadikan sebagai hal yang menutup dan
melengkapi kesengsaraan-kesengsaraan dari bangsa yang ber-
dosa itu.
(3) Mereka memperbanyak istana mereka, dan hal ini juga dilakukan
untuk menghormati Tuhan yang benar, seperti pengakuan mulut
mereka. namun sebenarnya hal itu dilakukan dalam penghinaan
terhadap pilihan yang telah dibuat-Nya atas Yerusalem supaya nama-
Nya tinggal di sana. Israel telah melupakan Pembuatnya (ay. 14). Me-
reka mengaku-ngaku mengenal Dia, namun mereka melupakan Dia,
sebab mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Tuhan , saat ingatan
kepada-Nya akan merintangi hawa nafsu mereka. Dosa mereka dalam
melupakan Tuhan semakin diperberat sebab Ia yaitu Pembuat mere-
ka (Ul. 32:15, 18; Ayb. 35:10), sebab tidak ada yang lebih mewajib-
kan kita untuk mengingat Dia selain bahwa Ia yaitu Pencipta kita
(Pkh. 12:1). “Ia telah melupakan Pembuatnya, dan mendirikan tempat-
tempat ibadah (KJV). Melalui tempat-tempat ibadah yang dibangunnya
itu, ia tampak mengingat Pembuatnya dan tetap ingin mengingat-
Nya. Namun sesungguhnya ia telah melupakan-Nya, sebab ia telah
membuang rasa takut akan Dia.” Sebagian penafsir memahami
tempat ibadah di sini sebagai istana, sebab demikianlah kadang-ka-
dang kata itu diartikan. “Ia telah melupakan Pembuatnya, namun ia
502
merasa begitu aman dan tinggi hati sehingga ia menantang
penghakiman-penghakiman-Nya, seperti yang diperbuat
Nebukadnezar saat dia berkata, Bukankah itu Babel yang besar itu,
yang telah kubangun?” Yehuda juga didakwa memperbanyak kota-kota
yang berkubu, dan mengandalkannya sebagai keamanan, saat peng-
hakiman-penghakiman Tuhan sedang dicurahkan. Membentengi kota-
kota mereka dalam sikap yang tunduk dan merendah kepada Tuhan
yaitu hal yang baik. namun membentengi kota-kota itu dalam per-
lawanan kepada Tuhan , tanpa sedikit pun mengindahkan Dia atau
penyelenggaraan-Nya (Yes. 22:11), menunjukkan bahwa hati mereka
sudah benar-benar menjadi tegar sebab tipu daya dosa. Namun
tidak ada yang dapat berkeras melawan Dia, dan tetap selamat, ter-
masuk mereka. Tuhan akan melepas api ke dalam kota-kota mereka, ke
dalam kota-kota Yehuda dan Israel, bukan hanya kota-kota penting
di Yerusalem dan Samaria, melainkan juga semua kota lain dari dua
kerajaan ini . Dan api itu akan menelan habis bukan hanya gu-
buk-gubuk, melainkan juga puri-puri. Kendati puri-puri itu begitu
kuat, api akan membakar habis semuanya. Kendati puri-puri itu
begitu megah dan mewah, api tidak akan meluputkannya. Hal ini
digenapi saat semua kota Israel dihancurleburkan menjadi abu
oleh raja Asyur, dan semua kota Yehuda oleh raja Babel. Api yang
mereka kobarkan itu dikirim oleh Tuhan . Dan saat Tuhan
menghakimi, Ia akan menang.
PASAL 9
Dalam pasal ini,
I. Tuhan mengancam akan melucuti segala kesenangan duniawi dari
keturunan Israel yang merosot ini, sebab melalui dosa, mereka telah
kehilangan hak atasnya. Dengan demikian, mereka tidak akan
mendapat penghiburan entah dalam menerima sendiri segala
kesenangan itu atau dalam mempersembahkannya kepada Tuhan (ay. 1-
5).
II. Tuhan menghukum mereka pada kehancuran yang sehabis-habisnya,
sebab dosa-dosa mereka dan dosa-dosa para nabi mereka (ay. 6-8).
III. Tuhan menegur mereka atas kejahatan nenek moyang yang mendahului
mereka, yang jejak langkahnya mereka ikuti (ay. 9-10).
IV. Tuhan mengancam mereka dengan kebinasaan anak-anak mereka dan
tercabutnya keturunan mereka (ay. 11-17).
Ancaman Hukuman
(9:1-6)
1 Janganlah bersukacita, hai Israel! Janganlah bersorak-sorak seperti bangsa-bangsa! Sebab
engkau telah berzinah dengan meninggalkan Tuhan mu, engkau telah mencintai upah
sundal di segala tempat pengirikan gandum. 2 Tempat pengirikan gandum dan tempat
pemerasan anggur tidak akan memberi mereka makan, dan anggur akan mengecewakan
mereka. 3 Mereka tidak akan tetap diam di tanah TUHAN, namun Efraim harus kembali ke
Mesir, dan di Asyur mereka akan memakan makanan najis. 4 Mereka tidak akan memper-
sembahkan korban curahan anggur kepada TUHAN dan korban-korban sembelihan
mereka tidak akan menyenangkan hati-Nya. Roti mereka yaitu seperti roti perkabungan,
semua orang yang memakannya akan menjadi najis, sebab roti mereka yaitu untuk
dirinya sendiri, tidak boleh dibawa ke dalam rumah TUHAN. 5 Apakah yang hendak kamu
perbuat pada waktu pertemuan raya dan pada waktu hari raya TUHAN? 6 Sebab
walaupun mereka men-gelakkan diri dari pemusnahan, Mesir akan mengumpulkan
mereka, Memfis akan menguburkan mereka. Rumput akan menutupi barang-barang
perak mereka yang berharga; onak akan tumbuh dalam kemah-kemah mereka.
506
Dalam perikop ini,
I. Bangsa Israel didakwa atas perzinahan rohani: Hai Israel! Engkau telah
berzinah dengan meninggalkan Tuhan mu (ay. 1). Kovenan mereka dengan
Tuhan yaitu kovenan pernikahan, yang melaluinya mereka disatukan
dengan Dia sebagai Tuhan mereka, dengan menolak semua yang lain. Akan
namun , saat mereka mendirikan berhala dan menyembahnya, saat
mereka lari menghampiri makhluk ciptaan untuk meminta pertolongan dan
menaruh percaya kepadanya, mereka berzinah dengan meninggalkan Tuhan
sebagai Tuhan mereka, dan memberi penghormatan kepada pihak lain
yang mengaku-ngaku sebagai Tuhan serta para pesaing-Nya dengan kasih
sayang, pemujaan, dan keyakinan, yang seharusnya diberikan kepada Tuhan
saja. Bangsa lain yaitu penyembah berhala, namun dosa penyembahan
berhala itu, dalam diri mereka, bukanlah berzinah dengan meninggalkan
Tuhan , seperti dalam diri Israel yang telah dinikahkan dengan-Nya. Perhati-
kanlah, dosa orang-orang yang mengaku beragama dan memiliki hubungan
dengan Tuhan lebih menyulut murka-Nya dibandingkan dosa-dosa orang lain.
Sebagai bukti mereka berzinah dengan meninggalkan Tuhan , didakwakan
kepada mereka bahwa mereka telah mencintai upah sundal di segala tempat
pengirikan gandum.
1. Mereka senang memberi upah kepada berhala-berhala mereka, berupa
persembahan dan hasil pertama yang mereka persembahkan kepada
berhala-berhala itu dari setiap tempat pengirikan gandum. Mereka
secara mengherankan merasa senang melayani berhala-berhala mereka
dengan sesuatu yang jika dikuduskan bagi Tuhan , dan digunakan untuk
melayani-Nya, pasti akan mereka lakukan dengan menggerutu.
Perhatikanlah, sudah biasa bahwa orang-orang yang kikir dalam menge-
luarkan biaya untuk ibadah, justru sangat royal dalam mengeluarkan
uang untuk melampiaskan hawa nafsu mereka. Atau,
2. Mereka senang menerima upah dari berhala-berhala mereka. Dan
memang mereka menganggap hasil bumi sebagai upah dari berhala-
berhala itu: Ini semuanya pemberian kepadaku, yang dihadiahkan
kepadaku oleh para kekasihku (2:11). Perhatikanlah, jika orang lebih
mencintai upah di tempat pengirikan gandum dibandingkan upah berupa
perkenanan Tuhan dan hidup yang kekal, hati mereka sudah sangat
condong pada perzinahan rohani.
Kitab Hosea 9:1-6
507
II. Mereka dilarang untuk bersukacita seperti bangsa lain: “Janganlah
bersukacita, hai Israel! Janganlah bersorak-sorak. Jangan berharap untuk
bersukacita. Bagaimana ada damai, bagaimana ada sukacita, apa urusanmu
dengan semuanya itu, selama persundalan dan sihirmu begitu banyak?”
(2Raj. 9:19-22). Janganlah ingin bersukacita, sebab hal itu tidak patut
bagimu, namun berdukacita dan merataplah (Yak. 4:9). Yehuda, yang tetap
melekat kepada Tuhan yang benar, dan bangsa lain yang tidak pernah
mengenal Dia dan tidak pula dapat didakwa telah memberontak terhadap-
Nya, dapat diizinkan untuk bersukacita, sebab mereka tidak memiliki
sedemikian banyak alasan untuk merasa malu seperti Israel, yang telah
berzinah dengan meninggalkan Dia. Sebagian penafsir berpendapat bahwa
bangsa Israel pada saat itu memiliki alasan-alasan khusus untuk bersukacita,
mungkin atas sejumlah kehilangan yang didapat kembali, atau sejumlah ke-
untungan yang diperoleh, atau suatu perjanjian yang diadakan dengan seku-
tu yang kuat. Untuk semuanya itu mereka semua bersukacita, seperti yang
biasa dilakukan oleh bangsa lain dalam kesempatan-kesempatan serupa.
namun Tuhan meminta mereka untuk tidak bersukacita. Perhatikanlah,
sukacita yaitu buah terlarang bagi orang fasik. Mereka tidak boleh
bersukacita, sebab mereka telah berzinah dengan meninggalkan Tuhan . Oleh
sebab itu,
1. Apa pun itu yang membuat mereka bersukacita, hal itu tidak akan
memberi keamanan atau keuntungan bagi mereka, sepanjang
mereka menjauh dari Tuhan dan berseteru dengan-Nya. Perhatikanlah,
sedikit saja penghiburan yang dapat kita nikmati dari makhluk ciptaan
jika kita tidak menjadikan Tuhan sebagai puncak sukacita kita.
2. Kesadaran akan dosa dan kengerian akan murka haruslah menjadi
peredam sukacita mereka dan bumbu yang kuat bagi segala penghiburan
mereka. Perhatikanlah, orang-orang yang telah meninggalkan Tuhan
perlu bertobat, dan dengan demikian mereka telah menodai
kegembiraan mereka sendiri, sebelum mereka kembali dan berdamai
dengan Tuhan .
III. Mereka diancam dengan hukuman-hukuman yang membinasakan atas
persundalan rohani mereka, sesuai dengan apa yang sudah dikatakan lama
sebelumnya. Kaubinasakan semua orang, yang berzinah dengan
meninggalkan Engkau (Mzm. 73:27). Diancamkan di sini,
1. Bahwa tanah mereka tidak akan memberi hasil seperti biasa. Kanaan,
tanah yang subur itu, akan menjadi padang asin, oleh sebab kejahatan
508
orang-orang yang diam di dalamnya. Mereka mencintai upah sundal di
segala tempat pengirikan gandum, dan begitu penuh dengan sukacita
panen sehingga hati mereka sama sekali tidak condong untuk berduka
atas dosa-dosa mereka. Dan sebab nya Tuhan , untuk benar-benar
merendahkan mereka, akan mengambil dari mereka bukan hanya
makanan mereka yang nikmat dan lezat, melainkan juga bahkan
makanan yang mereka butuhkan (ay. 2): Tempat pengirikan gandum dan
tempat pemerasan anggur tidak akan memberi mereka makan, apalagi
menjamu mereka dengan kelimpahan hasilnya. Mereka akan dihantam
oleh tangan Tuhan atau dijarah oleh tangan manusia. Anggur baru yang
dengannya mereka biasa bergembira akan mengecewakan mereka.
Perhatikanlah, jika kita menjadikan dunia dan segala sesuatu di
dalamnya sebagai berhala dan bagian kita, melampaui apa yang
semestinya, maka adillah bagi Tuhan untuk mengambil dari kita bahkan
sesuatu yang perlu untuk menopang hidup kita, yang memang dirancang
sesuai dengan yang semestinya, untuk menunjukkan kebodohan kita dan
memperbaiki diri kita. Biarlah orang-orang yang mengharapkan upah
sundal mereka di tempat pengirikan gandum kehilangan makanaan
mereka di sana. Kita kehilangan hal-hal yang baik dari dunia ini jika kita
mencintainya sebagai hal-hal yang terbaik.
2. Bahwa negeri mereka tidak hanya akan berhenti memberi mereka
makan, namun juga berhenti menampung mereka dan menjadi tempat
tinggal bagi mereka. Negeri itu akan memuntahkan mereka, seperti yang
telah dilakukannya terhadap orang-orang Kanaan sebelum mereka (ay.
3): Mereka tidak akan tetap diam di tanah TUHAN. Tanah Kanaan secara
istimewa yaitu tanah TUHAN, tanah Shekinah (demikian kitab
terjemahan bahasa Aram), tanah TUHAN atas seluruh dunia (demikian
dalam Alkitab terjemahan bahasa Arab). Ia yang empunya seluruh bumi
(Mzm. 24:1) mengambil tanah Kanaan sebagai tanah milik-Nya. Akulah
pemilik tanah itu, firman Tuhan (Im. 25:23). Mereka telah menggunakan
tanah itu, atau lebih tepatnya menyalahgunakannya, seakan-akan itu
tanah milik mereka sendiri. Mereka tidak membayar biaya sewa, tidak
pula melakukan pelayanan-pelayanan yang semestinya diberikan kepada
kepada Tuhan sebagai Tuan tanah mereka. Oleh sebab itu, Tuhan dengan
adil masuk dan menduduki tanah itu, sebab hak sewa mereka telah
dicabut. “Akulah pemilik tanah itu” kata firman Tuhan , “dan Aku akan me-
nunjukkan hal itu, sebab mereka akan diusir sebagai penyewa yang
jahat, dan dibuat tahu bahwa, kendati mereka menganggap diri sebagai
pemilik mutlak, sesungguhnya mereka hanyalah penyewa untuk jangka
Kitab Hosea 9:1-6
509
waktu tertentu.” Perhatikanlah, demi kehormatan dari keadilan dan
kekudusan Tuhan , orang-orang yang berzinah dengan meninggalkan Dia
tidak boleh dibiarkan tetap tinggal di tanah-Nya. Oleh sebab itu, cepat
atau lambat, orang fasik akan dienyahkan dari dunia. Atau tanah itu dise-
but tanah TUHAN sebab tanah ini yaitu tanah suci, negeri
Imanuel, tanah yang memiliki tanda-tanda khusus akan perkenanan Tuhan
terhadapnya dan kehadiran-Nya di dalamnya. Tanah itu yaitu tempat di
mana Tuhan dikenal dan nama-Nya masyhur, di mana para nabi dan
sabda-sabda Tuhan berada. Tanah ini seperti salinan dari firdaus di
bumi dan sebuah perlambang akan Firdaus sorgawi. Sungguh suatu hak
yang sangat istimewa untuk memperoleh milik pusaka di tanah seperti
ini. Sungguh suatu dosa dan kebodohan yang sangat besar untuk
memberontak melawan Tuhan , dan berzinah meninggalkan Dia, di tanah
seperti ini, untuk berbuat curang di negeri di mana hukum berlaku (Yes.
26:10). Dan sungguh suatu penghakiman yang menyedihkan dan berat
untuk diusir dari tanah seperti ini. Itu sama saja seperti terusirnya
orangtua pertama kita dari taman Eden, dan hampir sama seperti
dikucilkan dari Kanaan sorgawi. Perhatikanlah, orang tidak dapat
berharap untuk tetap tinggal di dalam tanah TUHAN jika mereka
tidak mau tunduk kepada hukum TUHAN, atau tergerak hatinya oleh
kasih-Nya. Orang telah kehilangan hak-hak istimewa jemaat jika
mereka tidak mau mengikuti aturan-aturan jemaat.
3. Bahwa, saat mereka diusir dari tanah TUHAN, mereka tidak akan
mendapat ketenangan atau kepuasan di tanah lain mana pun. saat
Kain dihalau dari hadirat TUHAN, dia menjadi seorang pelarian dan
pengembara untuk selamanya, dan tinggal di negeri
kegentaran. Demikian pula Israel di sini. Sebagian orang akan kembali ke
Mesir, rumah perbudakan yang lama. Ke sanalah mereka akan lari dari
orang Asyur (8:13), dan di tempat di mana mereka hendak bersembunyi
dan mencari pertolongan, di situ mereka akan kehilangan nyawa dan
membuat diri mereka sendiri hancur. Sebagian yang lain akan diangkut
sebagai tawanan ke Asyur, dan di sana mereka akan dipaksa
untuk memakan makanan najis, baik itu
(1) Makanan-makanan yang tidak pantas untuk dimakan oleh manusia,
makanan yang sudah basi dan busuk, yang menyiratkan bahwa
mereka akan jatuh miskin semiskin-miskinnya, seperti si anak hilang
yang ingin mengisi perutnya dengan ampas. Maupun,
(2) Makanan-makanan yang tidak pantas untuk dimakan oleh orang
Yahudi, sebab dilarang oleh hukum mereka. Ada kemungkinan
510
bahwa selama mereka tinggal di negeri sendiri, betapapun tidak
taatnya mereka dalam hal-hal lain, mereka tetap memelihara diri
dari makanan yang haram, dan bermegah dalam hal itu. namun ,
sebab mereka tidak mau memelihara hukum Tuhan dalam hal-hal
lain, maka mereka tidak boleh dibiarkan memelihara hukum tentang
makanan haram itu. Dan memakan makanan yang dipersembahkan
kepada berhala yaitu hukuman yang adil atas dosa mereka.
Perhatikanlah, saat kita menderita dalam hal makanan, dan
terpaksa makan atau minum apa yang tidak menyenangkan, entah
sebab kekurangan atau demi kesehatan, kita harus mengakui
bahwa Tuhan itu benar, sebab kita telah berdosa dalam hal makanan
kita, dan telah memanjakan diri terlalu banyak dalam apa yang
menyenangkan.
4. Bahwa di negeri musuh mereka, tempat mereka akan dihalau, mereka
tidak akan memiliki kesempatan untuk memuliakan Tuhan atau
memperoleh perkenanan Tuhan , dengan mempersembahkan korban apa
pun yang berkenan pada-Nya. Mereka tidak akan mampu memelihara
ataupun menunjukkan kehidupan yang agamais. “Dan dengan demikian”
(sebagaimana diungkapkan oleh Dr. Pocock), “mereka seolah-olah sama
sekali tidak bisa mengungkapkan adanya suatu hubungan dengan Tuhan ,
atau mengungkapkan segala tanda anugerah dan sarana pendamaian
dengan Dia. Hal ini bagi mereka akan menjadi tanda ditolaknya mereka
oleh Tuhan , diasingkannya mereka dari-Nya, dan tidak diakuinya lagi
mereka oleh-Nya sebagai umat-Nya.”
(1) Mereka tidak akan memiliki korban untuk dipersembahkan, atau
mezbah untuk mempersembahkannya, atau imam yang
mempersembahkannya. Mereka bahkan tidak akan lagi mem-
persembahkan korban curahan kepada TUHAN, apalagi korban-
korban lainnya.
(2) Kalaupun mereka mempersembahkannya, baik mereka maupun
korban-korban mereka tidak akan berkenan pada-Nya, sebab mereka
tidak dapat mempersembahkan korban yang sah secara hukum, dan
hati mereka pun tidak merendah.
(3) Sebagai ganti korban sukacita dan korban pujian, mereka
akan memakan roti perkabungan. Mereka akan hidup terasing dan
tanpa penghiburan, meratapi kematian saudara-saudara mereka dan
kesengsaraan-kesengsaraan mereka sendiri, sehingga jika mereka
memiliki kesempatan untuk mempersembahkan korban, mereka
Kitab Hosea 9:1-6
511
sendiri tidak akan pernah berada dalam suasana hati yang pantas
untuk itu. Sebab mereka dilarang memakan segala sesuatu dari per-
sembahan kudus pada waktu mereka berkabung (Ul. 26:14). Semua
orang yang memakan roti perkabungan akan menjadi najis, dan tidak
boleh mendapat bagian dari mezbah.
(4) Roti mereka yang untuk diri mereka sendiri itu, roti yang harus
mereka makan atau tanpanya mereka akan kelaparan, roti yang
harus mereka peroleh untuk menopang hidup mereka, tidak boleh
dibawa ke dalam rumah TUHAN. Mereka tidak akan memiliki rumah
TUHAN untuk membawa roti itu ke dalamnya, atau jika mereka
punya, roti itu tidaklah layak untuk dibawa ke sana, tidak pula hati
mereka benar untuk membawanya.
(5) Oleh sebab itu, kembalinya hari-hari raya kudus mereka akan
menjadi sangat menyedihkan dan tidak menghibur bagi mereka (ay.
5): Apakah yang hendak kamu perbuat pada waktu pertemuan raya,
pada hari Sabat, yaitu pertemuan raya setiap minggu, pada bulan-
bulan baru, yaitu pertemuan raya setiap bulan, dan pada saat
kembalinya waktu untuk merayakan Paskah, Pentakosta, dan hari
raya Pondok Daun, yaitu pertemuan raya setiap tahun, waktu hari
raya TUHAN? Perhatikanlah, hari-hari raya TUHAN yaitu hari-hari
yang khidmat. Dan, saat kita diundang ke perayaan-perayaan itu,
kita harus memikirkan dengan sungguh-sungguh apa yang akan kita
lakukan. namun , pertanyaan itu di sini diajukan kepada orang-
orang yang tidak akan mendapat keuntungan dan penghiburan dari
perayaan-perayaan itu, “Apakah yang hendak kamu perbuat pada
waktu itu? Engkau pada saat itu akan menghabiskan hari-hari itu
dalam dukacita dan ratapan, padahal jika bukan sebab kesalahanmu
sendiri, bisa jadi engkau menghabiskannya dalam sukacita dan puji-
pujian. Engkau pada saat itu akan dibuat tahu betapa berharganya
belas kasih ilahi dengan tidak adanya rahmat itu, dan akan dibuat
menghargai roti rohani dengan dibuat merasakan kelaparan akan
roti itu.” Perhatikanlah, saat kita menikmati sarana-sarana
anugerah, kita harus mempertimbangkan apa yang akan kita perbuat
kalau sampai kita mengalami kekurangan sarana-sarana itu, jika
sarana-sarana itu diambil dari kita atau kita dibuat tidak mampu
memanfaatkannya.
5. Bahwa mereka akan binasa di negeri tempat mereka terserak (ay. 6, KJV):
Sebab, lihatlah, mereka telah pergi keluar dari tanah TUHAN, di mana
mereka dapat menghabiskan hari-hari Sabat mereka dan hari-hari lain
512
dengan penuh penghiburan. Mereka telah pergi keluar sebab
kehancuran, pergi ke Mesir sebab kehancuran negeri mereka sendiri
oleh bangsa Asyur, sambil membuai diri dengan harapan bahwa mereka
akan kembali jsesudah badai berlalu. namun pengharapan-pengharapan
ini juga akan mengecewakan mereka. Mereka akan mendapati
bahwa ada kuburan di Mesir, seperti yang dikatakan oleh nenek moyang
mereka yang suka menggerutu (Kel. 14:11), kuburan bagi mereka. Sebab
Mesir akan mengumpulkan mereka, seperti orang-orang mati
dikumpulkan dan diusung ke kuburan, dan Memfis (salah satu kota utama
di Mesir) akan menguburkan mereka. Mengumpulkan dan menguburkan
disebutkan secara bersama-sama (Yer. 8:2; Ayb. 27:19, KJV). Perhati-
kanlah, orang-orang yang dengan lancang mencoba melarikan diri dari
hukuman-hukuman Tuhan akan menemui kematian mereka di mana
mereka berharap untuk menyelamatkan hidup mereka.
6. Bahwa tanah mereka, yang telah mereka tinggalkan dan yang di sana
mereka berharap untuk kembali, akan menjadi reruntuhan: Ada pun
kemah-kemah mereka, di mana mereka dulu tinggal dan menyimpan
perbendaharaan mereka, tempat yang menyenangkan bagi barang-
barang perak mereka (ay. 6, KJV), semuanya itu akan dirubuhkan dan
diporak-porandakan, dengan begitu rupa sehingga tempat itu akan
ditutupi dengan onak. Dengan demikian, jika mereka dapat bertahan dari
kesusahan itu, dan kembali ke tanah mereka sendiri lagi, mereka akan
mendapatinya tidak lagi subur atau dapat ditinggali. Tanah ini
tidak akan mencukupkan mereka dengan makanan atau tempat tinggal.
Perhatikanlah, orang-orang yang menuhankan uang mereka
menganggap tempat perak mereka sebagai tempat yang menyenangkan,
sebagaimana orang-orang yang menjadikan TUHAN sebagai Tuhan
mereka menganggap kemah suci-Nya sebagai tempat yang
menyenangkan dan ketetapan-ketetapan-Nya sebagai hal yang paling
indah (Yes. 64:11). namun , sementara kesenangan dari persekutuan
dengan Tuhan kebal terhadap segala gangguan dan perubahan, tempat-
tempat yang menyenangkan dari perak manusia, yang dibeli dengan
perak, atau yang di dalamnya mereka menyimpan perak mereka, atau
yang diperindah dan dihiasi dengan perak, bisa saja menjadi reruntuhan,
dan tertutup onak duri, beserta segala kesenangan yang dirasakan manusia
di dalamnya.
Kitab Hosea 9:1-6
513
Ancaman Hukuman
(9:7-10)
7 Sudah datang hari-hari penghukuman, sudah datang hari-hari pembalasan, Israel akan
mengalaminya, “Nabi yaitu seorang pandir, orang yang penuh roh yaitu orang gila!”,
oleh sebab besarnya kesalahanmu dan besarnya permusuhan: 8 Efraim, umat Tuhan ku,
sedang mengintai nabi, jerat penangkap burung ada di sepanjang jalannya, permusuhan
ada di rumah Tuhan nya. 9 Busuk sangat perbuatan mereka seperti pada hari-hari Gibea; Ia
akan mengingat kesalahan mereka dan akan menghukum dosa mereka. 10 Seperti buah-
buah anggur di padang gurun Aku mendapati Israel dahulu; seperti buah sulung sebagai
hasil pertama pohon ara Aku melihat nenek moyangmu. namun mereka itu telah pergi
kepada Baal-Peor dan telah membaktikan diri kepada dewa keaiban, sehingga mereka
menjadi kejijikan sama seperti apa yang mereka cintai itu.
Untuk menyadarkan mereka lebih jauh, di sini diancamkan,
I. Bahwa kehancuran yang dibicarakan itu akan datang dengan segera. Mereka
tidak akan memiliki alasan untuk mengharapkan penundaan waktu yang
lama, sebab hukuman itu tidak datang berlambat-lambat. Hukuman itu
sudah ada di ambang pintu (ay. 7): Sudah datang hari-hari penghukuman,
dan tidak akan ada lagi penangguhan. Sudah datang hari-hari pembalasan,
yang sudah begitu sering diperingatkan kepada mereka agar mereka bersiap
menghadapinya. Para nabi mereka telah memberi tahu mereka bahwa
kehancuran akan datang, dan sekarang kehancuran itu sudah datang, dan
waktu kesabaran ilahi telah habis. Perhatikanlah,
1. Hari penghakiman Tuhan yaitu hari penghukuman, di mana dosa manusia
diperhitungkan dan disingkapkan, dan juga hari pembalasan, di mana
nasib akhir manusia akan ditentukan, dan upah diberikan kepada setiap
orang menurut perbuatannya. Penghukuman yang ketat diperlukan
supaya ada pembalasan yang adil.
2. Hari penghukuman dan pembalasan ini sedang bergegas menuju
kedatangannya. Kedatangannya sudah pasti, sudah dekat, seakan-akan
sudah datang.
II. Bahwa dengan demikian mereka akan dibuat malu atas apa yang telah
mereka sangka tentang para nabi mereka. saat hari penghukuman
datang, Israel akan mengalaminya, akan dibuat tahu melalui pengalaman
yang menyedihkan, apa yang tidak akan mereka ketahui melalui ajaran.
Israel akan mengalaminya pada saat itu betapa meninggalkan Tuhan yaitu
hal yang jahat dan pahit, dan betapa ngerinya kalau jatuh ke dalam tangan-
Nya. Pada waktu tangan-Mu dinaikkan mereka tidak melihatnya, namun mere-
ka akan melihat. Israel akan mengetahui perbedaan antara nabi-nabi yang
benar dan nabi-nabi yang palsu.
514
1. Mereka akan mengalami pada saat itu bahwa orang-orang yang
mengaku-ngaku bernubuat, yang menyanjung-nyanjung mereka di
dalam dosa mereka, dan membuai mereka dalam rasa aman, serta
memberi tahu mereka bahwa mereka akan beroleh damai kendati
mereka terus berbuat dosa, betapapun mereka mengaku-ngaku sebagai
orang-orang yang penuh roh (seperti yang diperbuat nabi-nabi Ahab,
1Raj. 22:24), mereka itu yaitu orang-orang pandir dan gila, dan bukan
nabi-nabi yang sejati. Mereka menipu diri sendiri dan orang-orang yang
mendengarkan kata-kata nubuatan mereka. namun mengapa Tuhan mau
membiarkan umat-Nya Israel diperdaya oleh para nabi palsu itu? Ia
menjawab, “Oleh sebab besarnya kesalahanmu yang, dengan
memandang rendah hukum ilahi, terus-menerus engkau lakukan dengan
berkeras hati. Dan sebab besarnya permusuhanmu terhadap para nabi
yang sejati, yang atas nama Tuhan telah menegur engkau sebab
tindakanmu itu.” Perhatikanlah, oleh sebab manusia tidak menerima
kasih dari Sang Kebenaran, namun menyimpan permusuhan terhadap-
Nya, dan oleh sebab besarnya kesalahan mereka, mereka malah
menentang-Nya, maka Tuhan akan mendatangkan kesesatan atas mereka,
yang menyebabkan mereka percaya akan dusta. Kesesatan itu begitu kuat
sehingga mereka tidak sadar sampai hari penghukuman dan pembalasan
tiba, yang akan meyakinkan mereka akan kebodohan dan kegilaan
orang-orang yang telah memperdaya mereka, dan akan kebodohan dan
kegilaan mereka sendiri dalam membiarkan diri mereka diperdaya oleh
orang-orang itu.
2. Mereka akan mengetahui pada saat itu apakah nabi-nabi sejati, yang
sungguh-sungguh merupakan orang yang penuh roh, dan dibimbing oleh
Roh Tuhan , yaitu orang-orang seperti yang mereka sebut dan anggap,
yaitu orang pandir dan orang gila. Dan mereka akan diyakinkan bahwa
nabi-nabi itu sama sekali bukan orang-orang yang demikian, melainkan
justru orang-orang yang bijak pada zamannya, dan merupakan para
utusan Tuhan yang setia yang dikirim kepada mereka. Pada waktu Israel
melihat bahwa tak satu pun dari kata-kata Samuel yang gugur, mereka
pun tahu bahwa dia ditetapkan sebagai seorang nabi (1Sam. 3:20).
Demikian pula halnya di sini, saat Tuhan menggenapi perkataan para
utusan-Nya, dengan mendatangkan hari-hari pembalasan yang mereka
nubuatkan, maka pada saat itu orang-orang yang telah meremehkan dan
mengolok-olok mereka, dan menganggap rumah sakit jiwa sebagai
tempat yang paling cocok buat mereka, akan menjadi malu
akan besarnya kesalahan mereka dalam perkara itu, dan akan besarnya
Kitab Hosea 9:1-6
515
permusuhan mereka, yang sebab nya Tuhan menimpakan kehancuran
yang cepat ini ke atas mereka. Mencemooh utusan Tuhan yaitu dosa
yang mengakibatkan hukuman bagi mereka, dan dengan demikian
membuat mereka malu akan dosa itu.
III. Bahwa dengan demikian kefasikan nabi-nabi palsu itu sendiri akan
dibeberkan untuk mempermalukan mereka (ay. 8, KJV): “Pengintai Efraim
ada bersama Tuhan ku. Efraim ada bersama Tuhan sebelumnya. Mereka
memiliki sederet hamba Tuhan yang baik, yang tetap dekat dengan Tuhan dan
menjaga persekutuan dengan Dia. namun sekarang mereka memiliki
sekelompok nabi yang bobrok, jahat dan penganiaya, yang menjadi biang
keladi dari segala kejahatan.” Atau, “Pengintai Efraim sekarang berpura-pura
sedang bersama dengan Tuhan ku, dan mengawali perkataan dustanya dengan
ucapan, demikian firman TUHAN. namun jerat penangkap burung ada di
sepanjang jalannya, dan dia dengan licik menarik orang yang polos ke dalam
dosa dan orang benar ke dalam masalah. Dan ia begitu penuh dengan
kebencian dan permusuhan terhadap kebaikan dan orang-orang baik,
sehingga ia telah menjadi permusuhan itu sendiri di rumah Tuhan nya, atau
terhadap rumah Tuhan nya.” Perhatikanlah, nabi-nabi jahat yaitu manusia
yang paling buruk. Dosa-dosa mereka terhadap Tuhan yaitu yang paling keji,
dan persekongkolan mereka melawan agama yaitu yang paling berbahaya.
Mereka bisa saja bermegah bahwa mereka yaitu pengintai, pengira-ngira,
dan, sejauh itu merupakan perkiraan, mereka mungkin saja benar.
Dan mereka bersama Tuhan ku, kepala mereka bisa saja penuh dengan
pemikiran-pemikiran yang baik. Namun coba lihat hidup mereka, jerat
perangkap burung ada di sepanjang jalan mereka, mereka menangkap untuk
diri mereka sendiri dan memangsa orang lain. Coba lihat hati mereka,
mereka yaitu permusuhan di rumah Tuhan ku, sangat keji dan penuh
kebencian terhadap hamba-hamba Tuhan yang baik dan orang-orang baik.
Celakalah engkau, hai negeri, hai jemaat, jika para pengintaimu seperti
itu, jika nabi-nabimu seperti itu, yakni para pelihat, namun bukan para
pelaku firman! Corruptio optimi est pessima – Hal-hal yang terbaik, jika
dirusakkan, menjadi yang terburuk.
IV. Bahwa Tuhan sekarang akan mengadakan perhitungan dengan mereka
sebab dosa-dosa nenek moyang mereka, yang jejak langkahnya telah
mereka ikuti (ay. 9-10).
1. Mereka sama buruknya seperti nenek moyang mereka: Busuk sangat
perbuatan mereka. Mereka berurat akar di dalam dosa. Mereka sudah
516
terlalu jauh menelusuri seluk-beluk Iblis (Yes. 31:6), sehingga hampir
mustahil mereka dipulihkan. Noda kebusukan mereka sudah menempel
dalam-dalam, tidak bisa dihapuskan. Noda kebusukan itu merah seperti
kirmizi dan kain kesumba, atau seperti belang macan tutul. Dan itu kesa-
lahan mereka sendiri. Busuk sangat perbuatan mereka. Mereka telah
mencemarkan dan mengeraskan hati mereka sendiri, seperti pada hari-
hari Gibea, saat gundik Lewi dilecehkan hingga mati oleh orang-orang
Gibea dan seluruh suku Benyamin melindungi kejahatan itu. Itu memang
merupakan masa yang amat jahat, dan seperti itulah masa sekarang ini.
Percabulan dan kefasikan dilakukan dengan sama kurang ajar dan lan-
cangnya sekarang seperti pada hari-hari Gibea. Oleh sebab itu, apa lagi
yang dapat diharapkan selain pembalasan seperti yang diadakan pada
waktu itu di Gibea? Setiap suku sekarang ini sama buruknya seperti suku
Benyamin pada waktu itu, dan sebab itu harus bersiap-siap untuk
direndahkan seperti suku ini pada waktu itu.
2. Mereka sebab nya akan dimintai perhitungan atas dosa-dosa nenek
moyang mereka: Ia akan mengingat kesalahan mereka dan akan
menghukum dosa mereka, kesalahan yang mereka lakukan dengan cara
serupa seperti nenek moyang mereka dan sebagai keturunannya, dosa
yang sudah mendarah daging. Dosa bapa sekarang akan dibalaskan
kepada anak-anak. Dari sini Tuhan mengambil kesempatan untuk
menegur mereka atas kemerosotan dan kemurtadan nenek moyang
mereka, atas kedurhakaan dan sikap nenek moyang mereka yang tidak
tahu berterima kasih (ay. 10). Di sini amatilah,
(1) Kehormatan besar yang diberikan Tuhan atas Israel saat Ia pertama
kali membentuk mereka sebagai umat: Seperti buah-buah anggur di
padang gurun Aku mendapati Israel dahulu. Ia sangat bersuka dan
senang dengan mereka sama seperti seorang musafir malang saat
menemukan buah anggur di padang gurun, di mana ia paling mem-
butuhkannya dan paling tidak menyangka akan mendapatkannya.
Atau saat mereka sedang berada di padang gurun, Tuhan mendapati
mereka seperti buah anggur, tidak berharga dengan sendirinya,
namun berharga bagi-Nya, dan menyenangkan sama seperti buah
anggur yang pertama masak bagi pemilik kebun anggur. Mereka
berharga di mata-Nya, dan mulia (Yes. 43:4). Ia menanam mereka
sebagai pokok anggur pilihan, sebagai benih yang sungguh murni
(Yer. 2:21), dan mendapati mereka tetap sama seperti saat Ia
menjadikan mereka, pokok anggur yang baik pada mulanya. Aku
melihat mereka dengan senang hati, seperti buah sulung sebagai hasil
Kitab Hosea 9:1-6
517
pertama pohon ara. Orang yang baik dibandingkan dengan buah ara
yang sangat baik, buah ara bungaran (Yer. 24:2). Satu pokok anggur
pada mulanya, sama harganya dengan amat banyak buah anggur
sesudahnya. Hal ini menyiratkan bahwa Tuhan bersuka dalam diri
mereka dan dalam berbuat baik kepada mereka, bukan demi mereka
sendiri, melainkan sebab Ia mengasihi nenek moyang mereka. Ia
menjaga mereka dengan hati-hati, seperti seseorang menjaga buah
sulung pilihan di kebun anggurnya. Nah, saat Ia menaruh semua
kehormatan ini ke atas mereka, dan mereka menunjukkan harapan
yang begitu besar untuk menempati kedudukan yang baik, orang
akan berpikir bahwa mereka seharusnya mempertahankan
keunggulan mereka. namun ,
(2) Lihatlah aib besar yang mereka timpakan ke atas diri mereka sendiri.
Tuhan telah menguduskan mereka bagi diri-Nya sebagai umat
kesayangan, namun mereka malah pergi kepada Baal-Peor. Mereka
bergabung dengan bangsa Moab dalam mempersembahkan korban
kepada dewa sampah yang kotor itu (Bil. 25:2-3), dan membaktikan
diri kepada dewa keaiban itu, berhala yang memalukan itu, demikian-
lah Baal-Peor secara khusus, jika (seperti yang tampaknya memang
demikian) persundalan yang dilakukan oleh bangsa Israel dengan
putri-putri Moab yaitu bagian dari ibadah kepada Baal-Peor.
Perhatikanlah, kepada siapa pun orang-orang membaktikan diri
jsesudah meninggalkan Tuhan , hal itu pasti akan menjadi aib bagi
mereka, cepat atau lambat. Kejijikan mereka dikatakan di sini sama
seperti apa yang mereka cintai. Perbuatan-perbuatan mereka yang
merupakan suatu kejijikan bagi Tuhan yaitu sesuatu yang paling
dicintai jiwa mereka. Atau begitu meninggalkan Tuhan , mereka
memperbanyak kejijikan mereka, berhala-berhala mereka dan segala
penyembahan berhala mereka yang menjijikkan, dengan sesuka hati
mereka. Inilah jalan hidup nenek moyang mereka. Tuhan telah
berbuat baik kepada nenek moyang mereka, namun nenek moyang
mereka telah berlaku tidak tahu terima kasih kepada-Nya, dan
dengan cara yang sama pula angkatan sekarang menjadi buruk
sangat perbuatannya.
518
Ancaman Hukuman
(9:11-17)
11 Kemuliaan Efraim terbang seperti burung: tiada yang melahirkan, yang hamil dan yang
mengandung! 12 Sekalipun mereka membesarkan anak-anaknya, Aku akan membuat
mereka bulus, sehingga tidak ada manusia lagi. Sungguh, celakalah juga mereka pada
waktu Aku menjauh dari pada mereka! 13 Efraim, seperti yang Aku lihat, telah membuat
anak-anaknya menjadi binatang perburuan; Efraim terpaksa menyerahkan anak-anaknya
kepada si pembunuh. 14 Berilah kepada mereka, ya TUHAN – apakah yang hendak Kau-
beri? Berilah kepada mereka kandungan yang mandul dan buah dada yang kering. 15
Segala kejahatan mereka terjadi di Gilgal, sungguh, di sana Aku mulai membenci mereka.
Oleh sebab jahatnya perbuatan-perbuatan mereka Aku akan menghalau mereka dari
rumah-Ku. Aku tidak akan mengasihi mereka lagi, semua pemuka mereka yaitu
pemberontak. 16 Efraim telah dipukul, akarnya telah menjadi kering, mereka tidak akan
menghasilkan buah. Bahkan sekalipun mereka melahirkan anak, Aku akan mematikan
buah kandungannya yang berharga. 17 Tuhan ku akan membuang mereka, sebab mereka
tidak mendengarkan Dia, maka mereka akan mengembara di antara bangsa-bangsa.
Dalam ayat-ayat sebelumnya kita melihat dosa Israel yang diturunkan dari
nenek moyang mereka. Dalam perikop ini kita melihat hukuman Israel yang
diturunkan kepada anak-anak mereka. Sebab, sama seperti kematian masuk ke
dalam dunia pertama-tama melalui dosa, demikian pula dosa masih diikuti oleh
kematian. Kita dapat mengamati, di dalam ayat-ayat ini,
I. Dosa Efraim. Ada beberapa ungkapan di sini yang menggambarkan dosa
Efraim itu.
1. Mereka tidak mendengarkan Tuhan (ay. 17). Mereka tidak memberi
perhatian kepada suara firman-Nya atau tongkat hajaran-Nya. Mereka
tidak percaya apa yang telah dikatakan-Nya, tidak pula mau diatur oleh-
Nya. Ia memberi tahu mereka kewajiban mereka, apa yang baik bagi
mereka, bahaya yang mengancam mereka, namun mereka tidak
mengindahkan-Nya. Semua yang dikatakan-Nya kepada mereka melalui
firman-Nya dan para nabi-Nya bagi mereka hanyalah seperti sebuah
cerita dongeng. Maka tidak heran jika kita mendengar,
2. Tentang jahatnya perbuatan-perbuatan mereka (ay. 15), kekejian secara
terang-terangan yang terkandung di dalam dosa mereka. Itu bukanlah
kelemahan, melainkan kekurangajaran dan kelancangan. Bagaimana
mereka tidak melakukan kejahatan bila mereka tidak mau
mendengarkan firman Tuhan , yang hendak mengajar dan meyakinkan
mereka untuk berbuat baik? Dan tidak heran bahwa ada perbuatan-
perbuatan jahat di antara mereka jika ,
3. Ibadah mereka rusak (ay. 15): Segala kejahatan mereka terjadi di Gilgal,
yang merupakan tempat tercela oleh sebab penyembahan berhalanya,
seperti yang tampak pada pasal 4:15; 12:11; dan Am. 4:4; 5:5. Ada
Kitab Hosea 9:1-6
519
kemungkinan bahwa para penyembah berhala memilih tempat ini
sebagai pusat kegiatan mereka sebab tempat itu telah tersohor pada
zaman-zaman sebelumnya sebagai tempat diadakannya upacara-upacara
ibadah bangsa Israel untuk berhubungan dengan Tuhan (Yos. 5:2, 10;
1Sam. 10:8; 11:15). Di sana, di mana sumber penyembahan berhala
berada, dan dari sana penyembahan berhala itu tersebar ke seluruh
kerajaan, di sanalah dapat dikatakan bahwa segala kejahatan mereka
terjadi, sebab semua kejahatan yang lain berasal dari sana. Kerusakan
dalam ibadah membuka jalan bagi kerusakan akhlak. Ibu dari wanita-
wanita pelacur yaitu ibu dari segala kekejian lain (Why. 17:5).
Cendekiawan Grotius menduga bahwa ada arti mistis di sini. Golgota
dalam bahasa Aram yaitu sama dengan Gilgal dalam bahasa Ibrani, dan
sebab nya dia berpendapat bahwa kata ini mungkin merujuk pada
peristiwa dihukum matinya Kristus di Golgota, yang merupakan dosa
terbesar bangsa Yahudi, dan yang tentangnya benarlah kalau dikatakan,
segala kejahatan mereka memuncak pada tindakan itu. Dan tidak heran
bahwa bangsa itu melakukan yang jahat, baik di dalam ibadah maupun
dalam perilaku hidup sehari-hari, jika
4. Semua pemuka mereka yaitu pemberontak. Semua penerus raja-raja
dari sepuluh suku melakukan yang jahat di mata TUHAN, atau seluruh
kumpulan hakim dan penegak hukum pada waktu itu yaitu orang-
orang jahat. Mereka menyimpang ke jalan-jalan dosa dan bersikeras
untuk berada di jalan itu.
II. Murka Tuhan terhadap Efraim sebab dosa mereka. Hal ini diungkapkan
secara beragam di sini, untuk menunjukkan betapa dosa, bagi mata suci
kemuliaan-Nya, yaitu sesuatu yang menyulut murka, dan betapa dosa
membuat si pendosa menjijikkan bagi Dia.
1. Ia menjauh dari pada mereka (ay. 12). saat mereka memberontak
terhadap-Nya, dan mengingkari sumpah setia mereka kepada-Nya, apa
lagi yang dapat mereka harapkan selain bahwa Ia akan menjauh dari
mereka dan menarik kembali baik perlindungan-Nya maupun
kemurahan hati-Nya? Dan memang pantas ancaman-Nya ditegaskan
seperti itu, dan dibuat mengerikan: Sungguh, celakalah juga mereka pada
waktu Aku menjauh dari pada mereka! Perhatikanlah, sungguh celaka
keadaan orang-orang yang telah ditinggalkan Tuhan . Kesejahteraan atau
celaka kita bergantung pada hadirat Tuhan yang penuh rahmat bersama
kita. Dan jika Ia pergi, maka segala kesejahteraan juga pergi bersama-
Nya dan segala celaka datang menimpa kita. “Tuhan telah meninggalkan
520
dia, kejar dan tangkaplah dia. Saul mengetahui hal ini saat dia begitu
menekankan sebagian dari keluhannya ini, orang Filistin berperang
melawan aku, dan Tuhan telah undur dari padaku. Bahkan, Tuhan tidak
hanya undur dari mereka, namun juga,
2. Ia membenci mereka. Di Gilgal, di mana segala kejahatan mereka terjadi,
di sana Aku mulai membenci mereka. Di sana, di mana kejijikan dosa
dilakukan, di sanalah Tuhan merasa jijik terhadap para pendosanya. Di
Gilgal, Ia telah memberi banyak tanda perkenanan-Nya kepada nenek
moyang mereka, namun sekarang tempat itu menjadi tempat di mana Ia
membenci mereka sebab sikap mereka yang tak tahu berterima kasih.
Bahkan, Ia tidak hanya membenci mereka, namun juga,
3. Ia tidak akan mengasihi mereka lagi, tidak akan pernah berkenan
menerima mereka kembali. Jurang pemisah antara Tuhan dan Israel itu
luas seluas lautan, yang tidak dapat dijebatani. Hal ini sesuai dengan apa
yang telah dikatakan-Nya (1:6-7), Aku tidak akan menyayangi lagi kaum
Israel, yaitu kesepuluh suku.
4. Ia akan membuang mereka, dan tidak akan berurusan lagi dengan
mereka: Oleh sebab jahatnya perbuatan-perbuatan mereka Aku akan
menghalau mereka dari rumah-Ku. Ia tidak akan lagi mengakui mereka
sebagai milik-Nya, atau anggota keluarga-Nya di dunia. Ia akan mengusir
mereka keluar dari pintu sebagai para penyewa yang tidak jujur yang
tidak membayar uang sewa, sebagai hamba-hamba yang tidak berguna
yang tidak memberi-Nya kehormatan dan tidak pula melakukan peker-
jaan mereka. Perhatikanlah, orang-orang yang menajiskan rumah Tuhan
tidak dapat berharap hal lain selain diusir dari rumah-Nya, dan tidak lagi
dibiarkan menjadi penghuni atau pelayan di dalamnya. Bahkan, Ia tidak
hanya akan mengusir mereka dari rumah-Nya, namun juga,
5. Ia akan menghalau mereka sangat jauh (ay. 17): Tuhan ku akan membuang
mereka, bukan hanya dari rumah-Nya, melainkan juga dari pandangan-
Nya. Ia akan benar-benar meninggalkan dan menolak mereka. Mereka
akan menjadi orang-orang yang terbuang. Tuhan berkata bahwa Ia
akan menghalau mereka dari rumah-Nya, dan di sini sang nabi
menyokong perkataan itu, sebagai orang yang sangat mengenal pikiran
Tuannya: Tuhan ku akan membuang mereka. Lihatlah betapa dengan
nyaman dan senang hati dia menyebut Tuhan sebagai Tuhan nya. Perhati-
kanlah, saat orang lain tidak mengakui Tuhan , dan tidak diakui oleh-
Nya, sungguh suatu kepuasan yang sangat besar bagi orang baik bahwa
mereka dapat menyebut Tuhan sebagai Tuhan mereka, dapat mengakui Dia
dengan riang hati dan melihat diri mereka sendiri diakui oleh-Nya. Biar
Kitab Hosea 9:1-6
521
saja semua orang menjadi pemberontak, semua orang dihancurkan,
namun Tuhan tetaplah Tuhan ku.
III. Akibat dari murka ini, yaitu ditinggalkan dan dibinasakannya keturunan
mereka, yang merupakan hukuman yang diancamkan di sini berulang kali.
Amatilah di sini,
1. Betapa Efraim dulu kelihatannya akan bertambah banyak.
Nama Efraim berasal dari kata kesuburan (Kej. 41:52). Yusuf
yaitu pohon buah-buahan yang muda (Kej. 49:22), dan berkat Musa
menubuatkan adanya puluhan ribu orang Efraim (Ul. 33:17). Inilah
kemuliaan Efraim (ay. 11). Untuk hal inilah Efraim tampak dirancang
oleh Dia yang menentukan batas-batas kediaman manusia. Sebab Efraim,
seperti Aku melihat Tirus, ditanam di suatu tempat yang menyenangkan
(ay. 13, KJV), supaya ia cepat bertumbuh, sebagaimana orang berharap
hal serupa dari sebuah pohon yang ditanam di tepi sungai. Efraim sama
kuat dan kayanya seperti Tirus, dan sama-sama merasa sombong dan
aman. Penjelasan kitab terjemahan bahasa Aram memberi
pengertian ini, jemaah Israel, sewaktu memelihara hukum Taurat, yaitu
seperti Tirus dalam hal kemakmuran dan keamanan.
2. Betapa Efraim di kemudian hari akan berjumlah sedikit (ay. 11):
Kemuliaan Efraim terbang seperti burung. Anak-anak mereka akan
diambil dan pengharapan-pengharapan keluarga mereka menjadi pupus.
Segala kemuliaan mereka akan terbang seperti rajawali ke angkasa,
begitu cepat dan tidak akan kembali. Perhatikanlah, kemuliaan duniawi
yaitu kemuliaan yang akan terbang. namun orang-orang yang menjadi-
kan Tuhan sebagai kemuliaan mereka memiliki kemuliaan yang kekal dan
tak pernah pudar di dalam Dia. Efraim telah menjadi seperti pohon yang
berbuah lebat. namun sekarang Efraim telah dipukul, ditumbangkan.
Akarnya telah menjadi kering, mereka tidak akan menghasilkan buah (ay.
16). Jika akarnya kering, maka cabangnya tentu akan menjadi layu.
Amatilah,
(1) Ancaman yang dibuat Tuhan untuk membinasakan anak-anak mereka.
[1] Mereka akan binasa sendiri oleh tangan Tuhan secara langsung
(ay. 11): Mereka akan terbang sehingga tiada yang melahirkan,
yang hamil dan yang mengandung. Sebagian dari anak-anak
mereka akan mati segera sesudah dilahirkan. Buaian akan segera
berubah menjadi peti mati. Sebagian yang lain dari anak-anak
mereka akan mati saat lahir, atau rahim akan menjadi kuburan
522
mereka, dan kematian mereka di sana juga menjadi kematian ibu
mereka. Untuk anak-anak mereka yang lain lagi, ibu-ibu mereka
akan keguguran segera sesudah mengandung, dan mereka akan
menjadi buah kandungan yang belum waktunya. Lihatlah betapa
Tuhan dapat dengan mudah, dan betapa Ia dapat dengan adil,
sebagaimana yang bisa kita yakini, membasmi seluruh bangsa
manusia, bangsa yang merosot, bersalah, dan memuakkan itu,
dan menghapuskan namanya dari bawah kolong langit. Yang
dilakukan-Nya itu hanyalah dampak dari apa yang diperbuat-Nya
terhadap Efraim di sini. Ia menetapkan supaya mereka semua
tidak memiliki keturunan, membuat semua kemuliaan me-
reka terbang sehingga tiada yang melahirkan, yang hamil dan
yang mengandung, mengeringkan akar mereka, sehingga mereka
tidak menghasilkan buah, maka urusan mereka pun habis sudah
hanya dalam beberapa tahun.
[2] Mereka akan binasa oleh tangan musuh-musuh mereka. Mereka
akan mengalami kematian oleh kekerasan (ay. 12): “Sekalipun
mereka membesarkan anak-anaknya ke tingkat kedewasaan
tertentu, kendati mereka luput dari penyakit dan kematian yang
rentan bagi para balita, dan dianggap sudah melewati
bahaya, namun Aku akan membuat mereka bulus (ay. 12), melalui
satu atau lain hukuman, sehingga tidak ada manusia lagi untuk
membangun keluarga mereka dan meneruskan nama mereka.”
Sekali lagi (ay. 13), Efraim terpaksa menyerahkan anak-anaknya
kepada si pembunuh. Ibu-ibu akan menderita sakit bersalin
saat melahirkan anak-anak mereka,