• coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

  • kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label TAFSIF AL ATZAR 9. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label TAFSIF AL ATZAR 9. Tampilkan semua postingan

TAFSIF AL ATZAR 9


 dan Madinah, orang Shabi'in dan lain-lain, yang beragama tidak

dengan pengetahuan itu, yang berkata bahwa yang benar adalah pihak mereka

masing-masing saja. Yang lain ahli neraka semua. Hanya mereka yang akan

masuk syurga. Sudah nampak terlebih dahulu garis yang ditentukan Tuhan.

Yaitu siapa di antara mereka yang benar-benar berserah diri kepada Allah dan

beramal yang baik? Yang agamanya bukan hanya diujung lidah, tetapikosong

dari otak dan kosong dari hatP Yang agama bukan asal beragama orang,

beragama pula awak? Yang beramal dengan pengetahuan dan keinsafan.

Mereka itulah yang akan dibenarkan Tuhan. Adapun yang pengakuan mulut

berteriak.teriak, tetapi amal tidak terbukti, tidaklah akan disahkan Tuhan

untuk mendapat pahalaNya.

Bagaimana pula kita hai kaum Muslimin? Apakah syurga hanya tertentu

buat orang Islam saja? Dan yang benar hanyalah orang Islam saja? Yahudi tidak

sebuah juga. Nasrani tidak sebuah juga? Kalau engkau mengatakan bahwa yang

cukup segala sesuatunya hanyalah orang Islam, sudahkah engkau ketahui

hakikat agamamu yang engkau peluk? Apakah sah beragama dengan kebo￾dohan?

Selanjutnya bersabdalah Tuhan tentang kesucian rumah-rumah tempat

beribadat bersujud kepada Allah.

"Don siarykoh yang lebih aniaya dari orong-orang yang menghalang￾halangi mesjid-mesjid Allah daripada akan disebut padonyo namal,'lyo seraya

berusoho mereka pada meruntuhkannya?" (pangkal ayat 114). Meskipun Nabi

Muhammad s.a.w. telah datang membawa agama Tauhid, membawa Islam dan

telah berdirimesjid Rasulullah diMadinah, namun perlindungan kepada seka￾lian tempat beribadat menyembah AIlah Yang Maha Esa dengan ayat ini telah

dinyatakan. Mesjid artinya ialah tempat sujud; di ayat ini dipakai kata lbmo'

yaitu mosooTid, artinya semua tempat bersujud, semua tempat bersembah￾yang. Dengan jalan pertanyaan yang bernamalstifhamlnkori yaitu pertanyaan

berisi sanggahan keras, tempat-tempat beribadat itu telah dibela dengan ayat

ini; siapa yang lebih zalim dari orang.orang yang menghalang-halangi mesjid.

mesjid Allah? Artinya, tidak ada lagi orang yang lebih zalim dari orang yang

berbuat demikian. Apatah lagi setelah menghalang.halang berusaha pula me-

runtuhnya. Orang-orang perusak mesjid, penghancur rumah-rumah tempat

beribadat itu memang jahat hatinya, jauh dari Tuhan: "Mereka itu tidaklah

okon mosuk ke dalamnya, melainkon dengan ketakutan." Padahal apabila

orang telah masuk ke dalam sebuah tempat beribadat, baik dia mds.iid lslam

atau sinagog Yahudi, atau gereja Nasrani, namun suasana di dalamnya sudah

lain. Orang-orang yang masuk ke dalamnya dengan hati lembut, telah menye￾diakan diri buat tafakkur kepada Tuhan. Betapapun cara mereka beribadat,

namun yang mereka seru hanya Yang Esa juga. Meskipun kadang-kadang

berlsrnLl ibadat yang bid'ah atau tambahan-tambahan, namun dia dapat disele￾saikan apabila keinsafan beragama yang sejati sudah mendalam. Tetapitidak

boleh dihalangi, apatah lagi dirusak dan diruntuhkan. Dikatakan didalam ayat

ini rahasia jiwa orang yang amat zalim itu. Mereka memang takut masuk ke

dalam mesjid karena jiwa mereka sudah sangat berjauhan dengan Tuhan.

Keganasan mereka menghalangi orang beribadat, atau menghancurkan mesjid

bukanlah karena mereka gagah berani, tetapi sl pengecut. orang yang beriba￾dat kepada Allah, yang meramaikan tempat beribadat, memang tidak merasa

takut dan tidak tunduk hatinya kepada penguasa dunia yang sombong ragi

aniaya itu. Meskipun mereka kelihatan lemah, tetapijiwa mereka tidak bisa

dioerkosa. Si zalim takut masuk ke dalam tempat beribadat karena takut

mendengar khutbah yang berapi-api mencela perbuatannya. Bagaimana zalim

pula ancaman Tuhan terhadap kepada mereka.

Untuk mereka di dalam dunia ini adaloh kehinaon." Sebab mereka

menjadi timbulan sumpah dan nista orang yang dianiaya. Orang menutup mulut

hanyalah karena takut akan aniaya saja. Kadang-kadang apabila orang tidak

tahan menderita lagi, orang akan merenggutkan mereka dari kekuasaannya.

Siang malam orang-orang yang zalim itu tidak akan bersenang diam, karena hati

kecil mereka sendiri telah merasa amat bersalah karena telah merusakkan

tempat yang dimuliakan dan disucikan orang. 

"D.qn untuk mereko di akhirat

adalah azob yang besar." (ujung ayat 1 14).

Macam-macam pulalah riwayat ahli tafsir tentang sebab turun ayat ini.

Kadang-kadang mereka bawakan hikayat seketika Nebukadnesar menakluk￾kan Jerusalem, lalu meruntuh dan menghancurkan Haikalsulaiman atau Baitul

Maqdis yang terkenal itu. Ada pula yang mengisahkan masuknya tentara

Romawi ke Palestina 130 tahun setelah wafatnya Nabi Isa Almasih, lalu mereka

hancurkan pula kembali bangunan-bangunan ibadat orang yahudi. Ada pula

yang mengatakan bahwa ayat ini adalah suatu bayangan bahaya besar yang

akan datang kemudian hari dalam Islam sendiri, yaitu datangnya kaum eara￾mithah menyerang Makkah merusak mesjid dan mencungkil Hajarul Aswad.

(Batu Hitam) dari Ka'bah dan membawanya ke Bahrain, pusat kedudukan

mereka. Sampai 22 tahun lamanya batu mulia itu tertahan di sana. Dan ada juga

mentafsirkan ketika tentara Salib menyerang negeri-negeri Islam dan merun￾tuhkan mesjid.mesjid.

Tetapimeskipun semuanya itu dipandang darisanad riwayat tidaklah kuat

untuk menjadi sebab turun ayat, namun ayat ini telah menjadi pendirian yang

pokok dari lslam, yaitu membela dan mempertahankan dan menjaga kemuliaan

tempat-tempat beribadat. Baik tempat beribadat orang Yahudi atau orang

Nasrani, atau, apatah lagi mesjid'mesjid Islam. Dengan pemeluk kedua agama

itu pertukaran fikiran tentang i'tikad boleh diteruskan. Kepercayaan mereka

yang salah boleh dibantah, akal dapat diadu dengan akal. Tetapisinagog, gereja

dan biara mereka tidak boleh diganggu. Tidak bolehdr'gonggu adalah kata yang

masih pasif. Melainkan lebih tegas lagi; wajib dibela dan dipertahankan. Mala￾han pembelaan terhadap tempat'tempat beribadat itulah yang menjadidasar

politik mendirikan pertahanan dalam Islam.

Artinya membentuk tentara dalam Islam, menjadikan senjata dan kende￾raan untuk perang, semuanya itu tujuan pertama adalah guna memeprtahan￾kan dan membela sinaggg, gereja, biara dan mesjid dari kezaliman luar,

Pemeluk agama lain itu di dalam pemerintah Islam diberijaminan dan dibela di

dalam ibadat dan rumah suci mereka.*

sebab itu maka seketika saiyidina Abu Bakar akan menyuruh usamah

berperang, atau menyuruh Khalid bin al-walid menaklukkan negeri-negeri

taklukan Romawi yang beragama Nasrani, beliau pesankan yang terutama agar

nrmah-rumah ibadat jangan diganggu. Pendeta-pendeta yang sedang menger￾jakan upacara agama jangan dihalangi. Itu pula sebabnya maka seketika

Jerusalem ditaklukkan oleh tentara Islam, Uskup Nasrani memohon Khalifah

Umar bin Khathab sendiri datang menerima penyerahan takluk mereka, dan

langsung uskup itu diakui dalam jabatannya itu dengan tidak diganggu. Bahkan

dalam Kerajaan Turki Osmani, seketikaSultan MuhammadPenakluk (al Fatih)

menaklukkan Konstantinopel (1453) Patrick Nasrani di sana, beliau akuidan

diangkat menjadi menteri untuk urusan agama mereka dalam perlindungan

baginda. Sampai sekarang, Kerajaan TurkiOsmani telah habis, danTurkitelah

bertukar menjadi Republik namun Gereja Kristen orthodox, masih tetap

berpusat di Konstantinopel. Patricknya yang tertinggi masih berkedudukan di

negeri itu. Sebab yang terpenting ialah bahwa setelah negeri itu dikuasai oleh

Kerajaan Turki Islam, kedudukan itu tidak diganggu, sehingga tidak ada niat

Gereja Orthodox memindahkannya ke negeri lain. Sebab Konstantinopel

dahulunya adalah pusat Kerajaan Byzantium.

Oleh karena ayat ini, Alhamdulillah, bersihlah sejarah perjuangan dan

perkembangan Islam daripada meruntuhkan sinagog, gereja atau biara. Mala￾han seketika Khalifah umar bin Khathab datang ke syam menerima penyera￾han takluk kaum Nasrani itu, hari telah petang, waktu asar sudah hampir habis,

padahal beliau sedang dalam pekarangan Gereja Qiyamat, yang menurut

k"p"r.uyuun orang Nasrani dari sanalah Nabi Isa naik ke langit setelah dia

bangkit darikubur. Setelah beliau menyatakan bahwa beliau hendak sembah￾yang, pendeta di gereja itu mempersilahkan beliau masuk ke dalam saja, agar

beliau sembahyang secara Islam di pekarangan dalam itu' Tetapi beliau meno￾lak dengan alasan, kalau beliau sembahyang ke dalam, takut kalau-kalau datang

orang Islam yang di belakang hari yang mendengar beliau pernah sembahyang di sana, merekapun meminta pula diizinkan sembahyang disitu, sehingga orang

Nasrani sendiri yang hendak beribadat cara agamanya jadi terganggu karena￾nya. Sebab itu beliau sembahyang di luar pekarangannya saja. Sungguhpun

begitu sampai sekarang ini, turis orang Islam berziarah ke gereja itu, pendeta￾pendeta yang di sana masih dengan bangganya menunjukkan bahwa ditempat

ini pernah Umar bin Khathab sembahyang.

Padahal Kerajaan Prancis di tahun 1830 setelah menaklukkan Aljazair,

sudah merampas mesjid Islam dan mengalihkannya menjadi gereja tidak de￾ngan persesuaian penduduk Muslimin. Maka setelah Aljazair menang dalam

perjuangan kemerdekaannya (1963), mesjid itu diambil orang kembali dan

patung-patung yang ada di dalamnya, dihancurkan, mihrabnya ditegakkan

sebagai semula.

Sudah banyaklah perjuangan yang ditempuh Islam, ada masa pasang naik

dan ada masa pasang turun, namun suatu hal yang menimbulkan rasa bahagia

dalam hati, tidaklah banyak kejadian raja-raja dan penakluk Muslim yang

melanggar larangan keras Allah dalam ayat ini, menghalangi pemeluk agama

lain memasuki rumah ibadat mereka, apatah lagimenghancurkan. Sebab Allah

sendirilah yang mencap mereka zalim, tidak ada zalim lebih atas dariitu lagi, jika

menghalangi orang beribadat atau mereka runtuhkan tempat beribadat. Cuma

Kaisar MoghulAurangzeb yang bertindak agak keras ketika beginda menakluk￾kan India. Yaitu beginda perintahkan meruntuhi kuil-kuilHindu tempat memuja

Dewa-dewa: Dewa Brahmana, Dewa Wishnu, Dewa Shiwa dan beratus-ratus

bahkan beribu dewa lagi.

Tetapi tidak beliau ganggu gereja-gereja Kristen yang telah ada dibawah

orang Portugis (Katholik) di beberapa negeri waktu itu. Karena menurut hemat

beliau, kuil-kuil itu tidaklah tempat memuja Allah, tetapimemuja berhala. Sebab

itu seketika menulis riwayat Kaisar-kaisar Moghul di India itu, orang-orang

Barat lebih memuji-muji Kaisar Akbar dan memburuk-burukkan Kaisar

Aurangzeb. Sebab Kaisar Akbar bukan saja menenggangorangHindu, bahkan

di akhir hayatnya, karena tenggang-menenggang, tidak tentu lagi agama apa

yang baginda peluk.

Di istana baginda ada api pujaan orang Parsi. Ada berhala-berhala orang

Hindu, ada pula panitia penterjemahan Taurat dan Injil. Dan beliau coba

membentuk sebuah agama baru, gabungan segala agama, yang beliau namai

Dan llahi: Agama Tuhan. Dan beliau jadikan api sebagai rumus dari kekekalan

Tuhan. Karena tenggang-menenggang, baginda korbankan agama baginda

sendiri, dan beliau bentuk agama baru. Tetapi setelah baginda mangkat, yang

mengantarkan jenazah baginda ke kubur tidak lebih dari 10 orang, karena

hanya 10 orang yang benar-benar menganut agama itu. Kemudian agama itu

telah diteruskan oleh Nyonya Annie Besant, dan Nyonya Balavatsky dengan

Theosofie.

Dan di masa puteranya Syah Jehan, agama Akbar itu dipadamkan kembali.

Tetapi toleransi yang demikian luas dalam Islam telah disalah-gunakan oleh

pemeluk agama lain, terutama Nasrani. Di mana-mana negeri yang mereka

merasa kuat, berebutlah mereka mendirikan gereja di daerah orang Islam,

sehingga Ulama Fiqh mengeluarkan berbagai hasilFiqh mengatur, bahwa di

daerah lslam tidak boleh didirikan gereja yang baru. Ulil-Amri Islam berhak

mengaturnya.

Dan di Tanahair kita Indonesia, setelah negeri ini bebas daripenjajahan

Belanda-Kristen, perlombaan mendirikan gereja di tanah-tanah orang lslam,

meskipun di tempat itu tidak ada orang Kristen bertambah hebat daripada

waktu penjajahan sendiri. Meskipun golongan penduduk yang terbesar (mayo￾ritas) adalah kaum Muslimin.

Apa sebabnya?

Karena umumnya pemegang kekuasaan adalah orang yang mendapat

pendidikan Belanda khususnya dan Barat umumnya, yang bagi mereka tidak

perduli dan tidak jadi perhatian, apakah yang banyak itu gereja atau mesjid. Dan

pendidikan Barat yang telah berurat-berakar itu menyebabkan timbulnya satu

perasaan, bahwa kalau mereka mempertahankan hak kaum Muslimin, mereka

akan dituduh fanatik. Oleh karena takut dituduh fanatik itu, mereka akan

marah dan sangat murka kepada orang Islam sendiri, kalau orang Islam itu saja

menentang orang mendirikan gereja di pekarangan kaum Muslimin.

Keluasan dada Islam yang ditanamkan oleh ayat yang bertuah ini, adalah

suatu peringatan keras yang wajib dipegang teguh oleh penguasa-penguasa

Islam. Itu sebabnya maka sampai sekarang orang Nasrani minoritas di negeri￾negeri Islam, sebagai di Mesir, di Suria, Irak, dan di Transyordania, masih tetap

ada. Mereka itu telah diakuidan dilindungi(dzimmi) sejak 14 abad yang telah

lalu. Di Libanon mereka dapat mendirikan negara sendiri, di mana mereka

dapat menjadi Fresiden menurut Undang-undang Dasar yang disokong oleh

Prancis di waktu Libanon mencapai kemerdekaannya. Tetapi orang Islam di

Sepanyol setelah pertahanan terakhir Kerajaan Islam diGranada (BanilAhmar)

kalah maka mereka yang tinggal diSpanyol dipaksa masuk Nasrani dengan

keras, dan mesjid-mesjid mereka dijadikan gereja. Yang masih saja berkeras

memegang agamanya diusir besar-besaran berjuta banyaknya. Sebab itu maka

habis musnahlah minoritas Islam dari negeri Spanyol, Portugal dan juga

Prancis.

Seketika hebat peperangan Turki Osmani dengan Rusia-Tsar di dalam

abad kesembilanbelas, Kerajaan Tsar menuntut Kerajaan Turki memberikan

hak bagiRusia memperlindungi ummat Kristen di negeriTurki. Padahal per￾lindungan yang diberikan Turki kepada minoritas Kristen itu telah cukup baik.

Malahan sampai sekarang inisebagaikita tuliskan diatas tadi, Gereja Orthodox

Yunani yang banyak tersebar di Eropa Timur dan Rusia masih tetap berpusat di

Istanbuldan gereja Kopti masih tetap berpusat dilskandariyah.

Ada orang membantah, mengapa Sultan Muhammad Penakluk menjadi￾kan gereja Aya Sophia menjadimesjid Islam. Kita akui itu adalah sebagaisuatu

lambang kemenangan politik pada waktu itu, yang disodorkan oleh Sultan

kepada Uskup Besar Kristen di Istanbul (Konstantinopel) karena gereja di

waktu itu terlalu banyak sedang mesjid Islam belum ada, padahal kekuasaan

sudah di tangan kerajaan Islam. Hal ini berbeda dengan menukar mesjid

Gordova menjadi gereja, setelah memaksa sisa orang Islam yang ada di

Gordova menjadi Kristen. Dan Sultan Muhammad Penakluk dan raja-raja Turki

kemudiannya tidak ada terdengar meruntuhkan gereja atau sinagog. Malahan

sampai saat tafsir ini dikarang, orang-orang tua-tua Kristen diYugoslavia masih

saja mengenang kebahagiaan yang mereka rasai tatkala negeri mereka di

bawah kekuasaan Turki, yang baru pada tahun 1912 dihabiskan dari sana.

Sudah pasti jauh lebih baik pemerintah Turki-lslam dari pemerintah Komunis

Tito.

Dan seketika Jakarta yang didirikan Syarif Hidayatullah (Fatahillah) se.

bagai lambang kemenangan Islam di Jawa Barat (1527), jadilah Jakarta atau

Jayakarta sebuah negerilslam yang makmur. Tetapisejak tahun 1611 masuk￾lah pengaruh Belanda. Maka seketika pengarang Inggeris yang besar, Arnold

Toynbee datang ke Jakarta setelah Indonesia merdeka, dia mengakui keluasan

dada kaum Muslimin, karena di mana-mana berdiri gereja-gereja yang megah.

Sebagai penglihatan sepintas-lalu, beliau telah terkesan akan keluasan dada

Islam. Padahal bukan keluasan dada saja, melainkan karena tidak ada ke￾kuasaan selama 350 tahun. Maka berdirilah gereja-gereja yang megah ditempat

yang penting-penting, di tempat yang didiami oleh penduduk sengsara, dengan

tidak ada sokongan pemerintah, hanya dari iyuran jamaahnya saja.

Sejarah berjalan terus, kadang-kadang membawa suka, kadang-kadang

membawa duka. Namun ayat ini terus menjadi ancaman keras kepada pe￾nguasa-penguasa Islam, jangan menghalangi orang beribadat, di rumah ibadat,

jangan merusakkan tempat beribadat. Karena perbuatan itu adalah sangat

zalim. Dan pertahankanlah sinagog, gereja dan biara dan kemudian itu mesjid

Islam, daripada gangguan orang-orang yang bermaksud kepada agama memuja

Allah: Tuhan Allah Yang Maha Esa.

Memang telah berdiri di beberapa tempat dan kota beberapa mesjid yang

besar. Tetapi seluruhnya tidaklah didirikan oleh pemerintah, tidaklah didirikan

oleh Kementerian atau Departemen Agama. Hanya sebuah mesjid dalam kota

Jakarta, yaitu Mesjid Agung Al-Azhar, yang berdiri di atas suatu pekarangan

yang luas di Kebayoran Baru Jakarta Selatan. 90olo mesjid itu adalah bantuan

pemerintah, namun panitia dan pengurusnya tetap swasta.

Mengapa yang satu itu lolos? Ialah karena Perdana Menteri yang mem￾permudahnya waktu itu ialah Mohammad Natsir, MenteriAgamanya Kiyahi

Fakih Usman dan Wali Kota Jakarta Almarhum Syamsurrijal. Kalau tidaklah

karena itu, 90olo kemungkinan bahwa tanah itu telah diserahkan kepada

Katholik.

Mesjid Istiqlal yang dikerjakan dalam masa lebih 10 tahun, asalmulanya

telah diprakarsai oleh satu panitia swasta. Tetapi untuk kemegahan dirinya, Ir.

Sukarno mencaplok panitia itu, lalu dikepalainya sendiri. Setelah dia jatuh,

kembali seret lagi pembangunan mesjid itu.

Dan seluruh panitia pendirian mesjid-mesjid di daerah yang luas di Indo￾nesia ini, sebagai Mesjid Ambon, Mesjid Kota Medan, Mesjid Agung diPalem￾bang, Mesjid di Flores dan lain-lain, adalah panitia swasta belaka, pengusaha

pemerintah tokuf menonjolkan diri, mengelakkan tuduhan fanatik agama.Di beberapa kota orang mendirikan mesjid dengan memakai namaJendral￾jendral supaya jangan terlalu banyak desas-desus menghalang-halanginya.

Sebab orang takut kepada nama tentara.

(115) Dan kepunyaan Allahlah Timur

dan Barat; maka ke mana juapun

kamu menghadap, di sanapun

ada wajah Allah; sesungguhnya

Allah adalah Maha Luas lagi

Maha Mengetahui.

(116) Dan mereka berkata: Allah telah

mengambil anak! Maha Suci Dia;

(117) Yang mencipta semua langit dan

bumi dengan tak ada bandingan.

Dan apabila Dia telah menentu￾kan sesuatu, Dia hanya ber￾firman kepadanya: Jadilah! Maka

diapun terjadi.

(118) Dan berkata orang-orang yang

tidak berpengetahuan itu: Me￾ngapa tidak bercakap-cakap

Allah itu dengan kita, atau datang

kepada kita suatu tanda? Seperti

itu jugalah kata-kata orang-orang

yang sebelum mereka, seperti

kata mereka itu pula. Bersamaan

hati mereka. Sesungguhnya

telah Kamijelaskan ayat-ayat ke￾pada kaum yang yakin.

izz.Cz2..rl.Gt ..r-. t ,..-. .

f t l, l,;"ti -r.,r.11: i;,-l At

e.1)rz

dll 4>. J

'JJK3y

EE.

. ta z )z z,) /.rlz- zzl-t )zz

9\,,d.)., ,cb.-,1-il9 rlll iJllrU,

bahkan kepunyaanNyalah apa .. E

yang ada di semua iangit dan ^'.,:.i:; k ub'r\\;o(;*l\ bumi; semuanya kepadaNyalah qJ"'t)"ry

bertunduk.

-661;

L / a- a, / .t- ,1.

.-/.i-JlJu gll'15 \Y,

/ a) //,

;--lll Jtil

z Zz,1 Ltlr r'

Le*

z)r,/2,,-aa/>, frhj;jo,g-Js-YIl;r, -ri

,

) 2-zz )- r.


Kemudian, setelah ditegaskan zalim orang-orang yang menghalangi tempat

beribadat kepada Allah, apatah lagi menghancurkan dan merusakkannya,

dijelaskan lagi tentang hakikat ibadat:

 D an kepuny aan Allahlah T imur dan B ar a t. " (pangkal ayat 1 15 ). Ahli taf sir

al-Jalal menafsirkannya demikian; "maka kepunyaan Allahlah seluruh jagat

ini," sebab di mana-mana ada Timur dan di mana-mana ada Barat. Apabila kita

tegak menghadap ketepatan matahari terbit (masyriq) maka yang di belakang

kita adalah Barat, yang di kanan kita adalah Selatan dan di kiri kita adalah Utara.

"Maka ke mana juapun kamu menghadap, di sanapun ada waioh Allah;

sesungguhnya Allah adalah Maha Luas, lagi Maha Mengetahui. " (ujung ayat

115).

Inilah hikmat yang sebenarnya; ke manapun kita menghadapkan muka

ketika beribadat kepada Tuhan, ketika sembahyangpun, asal hati telah di￾hadapkan kepada Allah, diterimalah ibadat itu oleh Tuhan. Sebab Timur dan

Barat, Utara ataupun Selatan, Allah jua yang empunya. Memang kemudiannya

telah diatur oleh Rasulullah, dengan perintahSabdaTuhan menentukan Ka'bah

Masjidil Haram sebagai kiblat tetap, namun sekali-sekali ketika hari sangat

gelap misalnya, sehingga kita tidak tahu arah kiblat, ke manapun saja muka

terhadap, sah jualah sembahyang kita, asal hati khusyu'. Malahan kalau hati

tidak khusyu' terhadap kepada wajah Tuhan, walaupun telah menghadap ke

kiblat Masjidil Haram, belum juga tentu sembahyang itu akan diterima Tuhan.

Imam Ghazali berpendirian tidak sah sembahyang kalau tidak khusyu'.

As-Syaikh al-Akbar Muhyiddin Ibnu Arabi Failasuf dan Shufi yang terkenal

itu pernah menyatakan pendirian bahwa menghadap kiblat menurut fahamnya,

tidaklah syarat sah sembahyang. Tetapi karena telah ijma' (sefaham) seluruh

Ulama menyatakan bahwa menghadap kiblat adalah syarat sah sembahyang,

diapun tidak mau berpacul (memisahkan diri) dari ijma' itu. Ayat inidapatlah

menimbulkan faham bahwasanya yang teramat penting, yang menjadi inti sejati

daripada sembahyang, ialah khusyu' menghadap ke wajah Tuhan. Adapun

menghadap kiblat ke Ka'bah dalam sembahyang adalah wajib dituruti karena

perintah yang nyata, yang kelak kita akan sampai kepada penafsirannya

beberapa ayat lagi. Dan ayat 115 ini tetap berlaku kuasanya di malam sangat

gelap, sehingga kita tidak tahu di mana kiblat. Atau kita sedang diatas kapal

udara yang menuju ke satu tujuan, bukan menjuruskan ke Ka'bah. Sesungguh￾nya Maha Luaslah Tuhan Allah itu Dia Ada di mana-mana dan Maha Menge￾tahui akan kepatuhan hati hamba-hambaNya sekalian.

Ketika menafsirkan ayat 106 tentang nasikh dan mansukh, telah kita

bayangkan juga khilafiyah Ulama tentang adakah atau tidak suatu hukum yang

mansukh di dalam al-Quran? Adakah satu ayat yang tulisannya masih ada,

tetapi hukumnya tidak berlaku lagi? Maka ayat 115 ini menjadi salah satu

khilafiyah tentang adanya nasikh dan mansukh. Golongan yang mengatakan

adanya nasikh dan mansukh mengatakan bahwa ayat 115 ini telah mansukh.

Sebab kemudiannya telah datang ayat 144 dan 149 dan 150 yang menentukan

Masjidil Haram sebagai kiblat.

Maka dengan demikian tidaklah sah lagi menghadapkan sembahyang ke

penjuru yang lain, kecuali ke MasjidilHaram, dan kecuali kalau tidak tahu arah

kiblat.

Menurut suatu riwayat yang dibawakan oleh IbnulMundzir dan lbnu Abi

Hatim dan al-Hakim dan dia berkata riwayat inishahih, dan al-Baihaqididalam

Sunannya, dari Ibnu Abbas, bahwa dia berkata: "Yang mula-mula sekali

dimansukhkan dari al-Quran menurut ingatan kita 

tetapiAllah yang lebih

tahu (Wallahu A'lam) 

ialah urusan kiblat. Tuhan telah bersabda: "Kepunya￾an Allahlah masyriq dan maghrib," dan seterusnya sebagai tersebut di dalam

ayat. Maka menghadaplah Rasulullah s.a.w. dan sembahyanglah dia mengha￾dap ke Baitul Maqdis dan ditinggalkannya BaitulAtiq, dan dengan demikian

dimansukhkanlah ayat ini; lalu dibaca oleh lbnu Abbas "dan dari mana saja

engkau datang, maka hadapkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. " (ayat

149 atau ayat 150).

Tetapi golongan yangmempertahankan bahwa didalam al-Quran tidak ada

hukum yang mansukh menyatakan bahwa di dalam ayat inipun tidak terdapat

mansukh. Sebab isiayat 115 ini tetap berlaku. Menurut mereka, tetaplah ke

mana sajapun kita menghadapkan muka, namun di sana tetap ada wajahAllah.

Perintah menghadapkan muka kepada Ka'bah tetap berlaku untuk memper￾satukan seluruh kiblat kaum Muslimin, jangan sampai mereka berpecah-belah,

berkiblat sebanyak mereka. Terutama di dalam sembahyang yang wajib lima

waktu. Apa lagi ada pula sebuah riwayat yang dirawikan oleh Ibnu AbiSyaibah

dan Abd bin Humaid, dan Muslim dan Termidzi dan an-Nasa'i dan lain-lain, yang

diterima dari sahabat Ibnu Umar, bahwasanya Rasulullah s.a.w. pernah sem￾bahyang di atas kenderaannya, yaitu sembahyang tathawwu' (sembahyang

sunnat), ke mana saja tunggangannya itu menghadapkannya. Lalu Ibnu Umar

membaca ayat "Ke mana juapun kamu menghadap, maka di sanalah wajah

Allah." (ayat 115 ini) dan dia berkata: "Pada keadaan seperti inilah ayat ini

diturunkan."

Dikuatkan pula oleh suatu riwayat yang dirawikan oleh Bukhari, yang

diterimanya daripada sahabat Jabir bin Abdullah, bahwa Nabi s.a.w. pernah

sembahyang di atas tunggangannya menghadap ke Timur, tetapi apabila dia

akan sembahyang yang mokfubol (yang 5 waktu) beliau pun turun dan meng￾hadaplah beliau ke kiblat, lalu sembahyang.

Dan ada pula sebuah Hadis yang dirawikan oleh Abd bin Humaid, dan Ibnu

Majah dan Ibnu Jarir dan lain-lain, dan diriwayatkan pula oleh Termidzi

(meskipun Termidzi ini mengatakan dha'if) yang diterima dari sahabat Nabi,

Amir bin Rabi'ah, bahwa Amir bin Rabi'ah inipernah bersama banvak sahabat

Nabi berjalan mengiringkan beliau dalam satu perjalanan. Malam sangat gelap,

lalu datang waktu sembahyang, merekapun turun sembahyang, ada orang yang

pergi ke atas batu dan sembahyang di sana. Setelah hari siang, ternyata bahwa

mereka sembahyang tadi malam itu tidak menghadap tepat arah kiblat, lalu

disampaikan hal itu kepada Rasulullah s.a.w. Maka turunlah ayatini:."Kepunya￾on Allahlah masyriq dan maghrib ," maka bersabdalah Rasulullah s.a.w.: "Telah

berlaku sembahyang kamu." Artinya, sah sembahyang itu, tak perlu diulang.

Dengan alasan yang demikian, segolongan yang mengatakan tidak ada

nasikh tidak ada mansukh menguatkan bahwa ayat 115 tidak mansukh. Walau￾pun pada riwayat yang diterima daripada Amir bin Rabi'ah ini seakan-akan

nampak bahwa ayat 115 kemudian turun daripada ayat 144 dan 149 dan 150,

dan diragukan keshahihan Hadis ini oleh Termidzi, tetapi setelah disambung￾kan dengan Hadis riwayat lbnu Umar dan Jabir dan Abdullah tad teranglah

bahwa ayat 115 tidak mansukh, tetapitetap berlaku, yaitu untuk sembahyang￾sembahyang tathawwu' di atas kenderaan, atau di waktu tidak jelas di mana

arah kiblat sebab hari gelap, atau di zaman moden kita sekarang ini, kita

sembahyang yang sunnat atau yang wajib sedang di dalam keretapi, bahkan di

dalam kapal udara. Datang waktu sembahyang, padahal yangdituju kenderaan

itu tidak tepat mengarah ke kiblat. Tentu bila waktu sembahyang telah datang

kitapun sembahyang. Kalau Nabi s.a.w. naik tunggangan unta, lalu sembahyang

menghadap kiblat, niscaya sedang diatas kapaludara kita tidak dapat berbuat

demikian, sehingga sembahyang yang makfubofpun dapat kita kerjakan de￾ngan tidak menghadap ke Masjidil Haram, melainkan kita berpegang kepada

ayat 115 ini; ke marlb sajapun muka menghadap namun di sana ada wajah Allah,

yang pokok ialah khusyu'.*

"Dan mereka berkata: Allah telah mengombil anak." (pangkal ayat 116).

Atau diturunkan asalartidari lttakhadzo: Allah telah mengambilanak. Orang

Nasrani mempunyai kepercayaan bahwa Nabi Isa Almasih itu adalah anak

Allah. Sebasian dari orang Yahudi pun demikian pula, ada yang mengatakan

bahwa Uzair atau lzair Imam besar dan Nabiyang membangkitkan kembali

Kerajaan Banilsrail setelah penawanan raja Nebukadnezar, adalah anak Allah.

Orang musyrikin penyembah berhala ditanah Arab ada pula yangmengatakan

bahwa Malaikat-malaikat itu adalah anak Allah dan perempuan semua. Di

dalam catatan yang oleh orang Yahudi disebut Taurat, ada dikatakan bahwa

Bani Israil itu adalah anak Allah.

Ayat ini adalah pertaliannya dengan ayat-ayat yang sebelumnya. Tempat

beribadat kepada Allah hendaklah dimakmurkan dan jangan dihalang'halangi.

Timur dan Barat, Utara dan Selatan, seluruhnya kepunyaanAllah, dan kepada￾Nyalah menghadap yang sebenarnya. Tetapi hendaklah menetapkan benar￾benar dalam hati siapa dan bagaimana yang sebenarnya Allah itu. Dia Tunggal,

tidak beranak dan tidak diperanakkan. Hendaklah bersihkan kepercayaan

kepadaNya. Jangan dikatakan Dia beranak, karena Tuhan itu bukan makhluk

yang memerlukan keturunan untuk meneruskan atau menyambung kekuasa'

anNya kalau Dia mati. Allah itu hidup terus; tidak akan mati-mati.'MohoSuci

Dio. " Tidak masuk dalam akal yang murni bahwa Dia beranak. "Bahkan

kepunyaanl''lyaloh apa yang ada di semualangit dan bumi; semuonyakepada'

Nyoloh bertunduk." (ujung ayat 116). Hanya satu Dia. Tidak ada anakNya.

Yang selainnya ini, segala kandungan semua langit, segala kandungan bumi,

semuanya di bawah kekuasaanNya. Dan semua patuh, menekur bertunduk

kepadaNya. Sama saja di antara makhluk yang beku dengan makhluk ber-

nyawa. Malaikat bukan anakNya, manusiapun bukan analNya, tetapi makh￾lukNya. Yang terjadi karena diciptakanNya. Kamu orang musyrikin; kamu

katakan Malaikat anak Allah, lalu kamu ambil kayu atau batu menjadi berhala

dan patung, lalu kamu sembah. Sebab katamu dia anak Allah!'Maha Suci Dia!"

Kamu orang Nasrani: Isa Almasih yang lahir deng6n kuatkuasa llahi menurut

jalan yang tidak terbiasa, kamu katakan pula anak Allah. Kalau kamu fikirkan

halitu dalam-dalam kamu sendiri akan bingungdengan kepercayaanmu itu.lsa

Almasih itu makan dan minum sebagai manusia biasa. Padahal Tuhan Allah

tidak makan dan tidak minum. Dan Isa Almasih itu kalau mengantuk matanya,

diapun tidur. Sedang Tuhan Allah tidak pemah tidur.

Memang Isa Almasih ataupun Uzair ataupun manusid-manusia yang Iain,

diangkat Tuhan menjadi Rasul dan Nabi, kadang-kadang diberi mu jizat. Nyata￾lah bahwa semua bukan atas kehendak mereka, melainkan atas kehendak

Allah jua. Allahlah yang sebenar Tuhan dan Dia tidak memerlukan anak. Mulai

sekarang berhentilah dari fikiran yang demikian. Karena tidak masuk akal.

Badfus-samawati wal ordhr-' Kita artikan: "Yang menciptakan semua

longit dan bumi dengan tiada bandingan." (pangkal ayat 117).

Di sana terdapat kalimat BodI. Arti BodI ialah penciptaan, yang menge￾luarkan suatu ciptaan belum pernah didahului oleh orang lain. Sebab itu maka

ilmu ungkapan kata-kata yang indah dinamai dalam bahasa Arab: Ilmu Bodi"

Tuhan Allah mencipta alam adalah atas kehendakNyadan bentuknyapun atas

pilihanNya sendiri. Tidak dapat didahului oleh siapapun dan tak dapat disamai

oleh siapapun. Sebab itu pula maka kalau ada seorang mencipta satu lukisan

yang belum dicapai oleh orang lain, ciptaannya itu disebut juga Bodi. Bahkan

kata-kata Bidoh yang biasa terpakai dalam agama, juga ambilan dari kata Bodi".

Kalau ada orang menambah-nambah suatu amalan agama, yang tidak menurut

teladan daripada Rasulullah, disebut pembuat Bidah, atau Mubtadf .

Itu pula sebabnya maka tidak mendapat kata lain buat menyatakan mak￾sud dari ayat Bodfus samawatiwal ardhi, ialah"menciptakan semua langit dan

bumi dengan tiada bandingan." Diberi ujung dengan tiadabandingan supaya

jelas apa yang dimaksud dengan kata pencipta.

"Dan apabila Dia telah menentukan sesuolu, Dia hanya berfirman ke'

padanya: Jadilah! Maka diapun terjadi." (ujung ayat 117).

Dengan ayat ini jelas siapa Tuhan dan siapa makhlukNya. Tuhan AIlah

berkekuasaan mutlak dan langsung, tidak memakai perantaraan. Bila Dia

menghendaki sesuatu, diperintahkanNya saja supaya terjadi, maka sesuatu

itupun terjadi. Bagaimana rahasia kejadian itu, berapa lamanya dan bila masa￾nya, tidaklah kuat otak manusia buat berfikir sampai ke sana. Yang terang

dengan ayat ini ialah bahwa Allah yang seperti itu Maha Besar kekuasaanNya

tidaklah memerlukan anak.

Orang Yahudi mengatakan Allah itu beranak, Uzair namanya. Orang

Nasrani mengatakan Allah itu beranak, Isa Almasih namanya. Orang musyrikin

Arab mengatakan Allah itu beranak, dan anak itu perempuan, yaitu sekalian

Malaikat. Maka dengan keterangan ayat ini, bahwa Allah itu Maha Kuasamuttak sendirinya mencipta alam ini, dengan tidak memerlukan pertolongan

yang lain memberi kenyataan bahwa anak itu tidak perlu bagiAllahYangMaha

Kuasa, di dalam menjadikan dan menciptakan seluruh langit dan bumidengan

seluruir isinya. Kalau difikirkan bahwa anak itu ada bagiAllah, pada kekuasaan

seluruhnya hanya ada pada Allah, nyatalah bahwa adanya anak itu hanya

membuat anak-anak yang menganggur dari kekuasaan. Dan kalau anak-anak

itu turut berkuasa, nyatalah bahwa kekuasaan yang telah dibagikan Allah

kepada anak yong dikosih itu telah mengurangi kekuasaan yang ada pada Allah

sendiri. Untuk menerima gagasanTuhan beranak ini, fikiran mestidikacaukan

lebih dahulu, sehingga gambaran tentang kekuasaan Allah Yang Maha Kuasa

itu tidak terang lagi.

"MahaSuci Diol" Dia Tunggal, Dia Khaliq! Yang selainNya adalah makh'

luk. Dengan ini maka bulatkanlah ibadat dan persembahan kepadaNya saja,

karena Dia memang Esa, mustahil berbilang. Mustahil beranak. Kepercayaan

yang pecah, yang tidak tunggal akan memecah fikiran sendiri. Dan fikirkanlah

agama itu baik-baik, sehingga dapat dikerjakan dengan fikiran murni.

Dengan kalimat Kun, artinya; Jodiloh, atau Adoloh. Tuhan bersabda, maka

apa yang dikehendakiNyapun teriadi. Kalimat itu Ia tujukan kepada yang belum

ada supaya ada, atau kepada yang telah ada supaya lebih sempuma. Sebelum

datang kalimat Kun, barang itu belum ada. Maka takluk adanya sesuatu ialah

kepada iradatNya (kehendakNya). Jika tidak dengan iradatNya tidaklah jadi.

Bagaimana pertalian di antara sebelum ada, menjadiada, sejak bilaadanya

dan bagaimana dahulunya, tidaklah ada seorang sarjanapun mengetahuinya.

Yang disusun hanya kumpulan dari kemungkinon, hanya sangka-sangka,

(Zhan). Dan itulah yang dinamai ilmu. Sebab hal itu adalah rahasia Ilahi yang

sangat dalam; hal itu tertutup buat kita selama-lamanya, sebagaimana juga

tertutup rahasia buat mengetahui Dzat Allah. Kata pendek yang diungkapkan

dalam al-Quran kun la yakun. Jadilah, maka diapun terjadi! Hanyalah semata￾mata buat mendekatkan kepada faham kita saja. Kita sendiritidak dapat lagi

berjalan lebih jauh dari itu. Kalau dikatakan bahwa alam yang ada itu timbuldari

dalam Allah sendiri, niscaya mustahil. Sebab suatu ketimbulan hanyalah me￾nempuh salah satu dua jalan. Pertama timbul yang mesti, sebagai mestinya

timbul panas dari cahaya. Teranglah bahwa timbul yang demikian bukan

kehendak dari keduanya ataupun salah satu dari keduanya. Atau jalan kedua,

yaitu ada karena perkawinan sebagai lahirnya seorang manusia. Maka Allah

adalah Tunggal, dan bukanlah teriadinya apa yang ada ini karena pertemuon di

antara satu Allah jantan dengan satu Allah betina: "Maha Suci DioI"

Setelah ditilik keadaan ini, bertambah tidak perlu diadakan pula anak bagi

Allah. Fikiran yang sihat tidak memberinya tempat buat masuk.

" D an berkata orang-orang yang tidak berpengetahuan itu : M engapa tidak

bercokap-cakap Allah itu dengan kita, otau datongkepada kito sotu tanda?"

(pangkal ayat 118).

selain dari mengatakan bahwa Tuhan Allah beranak, satu waktu datang

lagi kepada Rasulullah s.a.w. suatu usul, yaitu kalau memang Tuhan Allah ituada dan Maha Kuasa, mengapa Allah itu tidak datang bercakap-cakap dengan

mereka, atauTuhan membuktikan bahwa Dia ada dengan menunjukkan suatu

tanda. Di pangkal ayat sudah dinyatakan bahwa usul seperti ini timbulnya ialah

daripada orang-orang yang tidak berpengetahuan. Kalau orang itu berilmu,

berfikir mendalam, tidak mungkin timbul usul seperti itu.

Di dalam Surat al-lsra'(Surat 17) yang turun diMakkah, sudah dilukiskan

pula permintaan-permintaan yang tidak-tidak itu. Mereka minta adakan mata￾air dari bumi (Ayat 90), atau kebun indah mempunyai sungai mengalir, terjadi

sendirinya (ayat 91), atau runtuhkan langit (ayat 91), atau Tuhan Allah turun ke

dunia diiringkan oleh Malaikat (ayat 92), atau dirikan sebuah rumah tempat

tinggal Nabi Muhammad sendiri yang bertatahkan emas (ayat 93).

Maka di sambungan ayat Tuhan bersabda: "Seperti itu jugalah kata-kata

orang-orang yang sebelum mereka, seperti kata mereka itu pula." Artinya,

usul kaum musyrikin Arab atau Yahudi yang sekarang, meminta supayaTuhan

Allah bercakap dengan mereka, bukanlah usuldatang sekarang saja. Ummat￾ummat yang dahulupun meminta demikian pula. Ummat NabiMusa mengemu￾kakan berbagai permintaan kepada Musa; setengah permintaan itu dikabulkan

Tuhan, namun mereka tetap keras kepala dan yang kafir bertambah kafir juga.

Ummat Nabi Shalih meminta didatangkan seekor unta sebagaimu'jizat: Unta

itu didatangkan, tetapi mereka langgar janji dan mereka bunuh unta itu.

Maka datanglah sambungan ayat: " Bersamaan hati mereka. " Baik Yahudi

yang dahulu atau Yahudi yang sekarang, atau ummat yang dahulu atau

musyrikin yang sekarang, namun hati mereka sama saja. Yaitu kekufuran

kepada Allah menyebabkan timbulnya berbagai usul yang tidak-tidak, yang

bercakap asal bercakap.

Sepintas lalu.timbul pertanyaan: "Apakah permohonan mereka itu tidak

akan dikabulkan Tuhan?"

Tuhan telah menjawab, dengan ujung ayat: "Sesungguhnya telah Kami

jeloskan oyat-oyat itu kepada kaum yang yakin." (ujung ayat 118).

Bagi orang yang yakin ayat-ayat itu sudah nampak. Tidak perlu lagi

menurunkan ayat baru. Tidak perlu lagi tercipta di tengah padang belantara

sebuah istana indah bertatahkan emas dan ratna-mutumanikam lalu tercipta

lagi taman-sari indah-berseri, sungai mengalir laksana ulargerang; tidak perlu

lagi ayat-ayat yang lain yang diminta itu. Sebab bagi orang yang yakin segala

yartg nampak ini adalah ayat belaka:

"-\i 

t \ J3')3 *.'q\'t tA,9e

Dan pada tiap-tiap sesuofu adalah tanda bagNya;

yang menu.njukkon bahwa Dia Esa adanya.

Orang-orang yang yakinpun telah bercakap-cakap dengan Allah didalam

munajatnya, di dalam doanya, didalam sembahyangnya yang khusyu', dan di

ldalam segala tingkah-laku perbuatannya. Dia selalu merasai bahwa dirinya

tidak lepas dari tilikan Tuhan. Tetapi orang-orang yang bodoh, walaupun

berapa banyaknya terbentang di hadapan matanya, tidak juga dia akan yakin.

283

(119) Sesungguhnya telah Kami utus

engkau dengan kebenaran, pem￾bawa berita gembira dan peringa￾tan ancaman. Dan tidaklah

engkau akan ditanya darihalahli￾ahli neraka.

(120) Dan sekali-kalitidaklah ridha ter￾hadap engkau orang-orang

Yahudi dan Nasrani itu, sehingga

engkau mengikut agama mere￾ka. Katakanlah: Sesungguhnya

petunjuk Allah, itulah dia yang

petunjuk. Dan sesungguhnya

jika engkau turuti kemauan-ke￾mauan mereka itu, sesudah

datang kepada engkau pengeta￾huan, tidaklah adabagi engkau

selain Allah akan pelindung dan

tidak pula akan penolong.

(121) Orang-orang yang Kami datang￾kan kepada mereka akan Kitab,

yang mereka baca dengan sebe￾nar-benar bacaan, itulah orang￾orang yang akan percaya ke￾padanya. Dan barangsiapa yang

tidak mau percaya kepadanya,

itulah orang-orang yang merugi.

b

)2 2l zz ., ,. ./ / /,.,ira

J€*i Yr t r!, ,4.*[ au-rr u I

,it oli

: / / /: 

lz I lz,- z / , ,/ ./

&- .$."4J1 lr ::rJ I JJ.:, Vj J:

L .r.-.) ,. zr : ,rL-r., . ,.

.y$lr^ li.rr! J!- ,y C e

z >i , z

ey\ J,

t

)i ctG D'C

a- z>z I 

-z :j;t- 6Jl w rr;19l /\

,AV

i'-:r . i- (--r., l, Ll a

' --gt

///

re .\l .\r., r.,a) Jt wJ'

) I z,z , a￾r. -lz . :ll

#rt J-AJI

. ,,i / /

,tlf 

= it)".

a, )z ),2

?,4*-

ri

;;" jr?- {

z ) zn -)) , ,,1. -, -,

sl ;rr;*, d ,Pru .+ fd,,-

( 122) waha;,3."T,Hilk'x';:fl lii$ eJ\ -e),yi'f ;r ;.i -y;;p.

. ,rr- .. ,r rraa .1

-dhrl 'lcJjl,5 ..;tr;+

Aku nikmatkan kepada kamu,

dan bahwasanya telah Aku

muliakan kamu atas bangsa￾bangsa.


Dan takutlah kamu akan hari

yang tidak akan dapat melepas￾kan satu diri daripada diri yang

lain sesuatupun, dan tidak diteri￾ma daripadanya penebusan, dan

tidak bermanfaat padanya satu

syafaatpun dan tidaklah mereka

akan ditolong.

tl z 9zz >z i^/-z q,f ,r; 6fY t -

. ra., l*l-t

z)z z zz tt.. u, )zr2 1z 5.. t{,,;; Yr J"ro V ,.U-)r t*

z )t 2z) zz!!zzz

@ i-1r;". d Yr Lrj,

"Sesungguhnya telah Kami utus dengan kebenaran." (pangkal ayat 119).

Kebenaran ialah sesuatu yang dapat dipertanggungjawabkan oleh akal yang

sihat, yang tidak akan dapat ditumbangkan oleh perkisaran angin zaman, yang

menolak akan segala yang salah, menentang yang bobrok, agak-agak dan

angan-angan, dongeng-dongeng yang tidak berdasar. Kebenaran ialah yang

menimbulkan thuma'ninoh, yaitu ketenteraman di dalam batin orang yang

menganutnya, dan menghilangkan keraguan. Kebenaran pada kepercayaan

(i'tikad) tentang keesaan Allah, dan kebenaran tentang syariat dan peraturan

yang disampaikanNya. Dengan itulah NabiMuhammad s.a.w. diutus Tuhan ke

dunia ini. "Pembawa berita gembiro," untuk barangsiapa yang menerima

kebenaran itu. Berita yang menggembirakan hati mereka, baik di dunia atau

kelak di akhirat karena tempat yang bahagia yang disediakan untuk mereka

"dan peringatan ancamon" bagi barangsiapa yang tak sudi menerima kebe￾naran itu, ialah ancaman bahwa hidupnya di dunia akan sengsara dan diakhirat

akan dihinakan dengan azab. Maka lantaran itulah tugas engkau, wahai utusan￾ku yang membawa kebenaran, memberikan berita gembira bagi yang taat dan

ancaman siksa bagi yang menolak, teguhlah engkau pada tugasmu itu dan

bekerjalah terus, jangan berhenti: "Dan tidoklah engkau akan ditanya dari hal

ahliahli neraka." (ujung ayat 119).

Artinya sebagai penghubung untuk Rasul supaya pekerjaan beliau diterus￾kan. Yaitu menyampaikan kebenaran, menggembirakan yang taat dan me￾nyampaikan berita pahit bagi yang menolak. Pekerjaan engkau ini memang

berat dan banyak orang yang akan menentangnya, maka janganlah engkau

ambil pusing segala tingkah-laku mereka. Tidaklah engkau yang akan ditanya

tentang perangai orang-orang ahli neraka itu. Hal yang demikian sudahlah hal

yang biasa bagi seorang Rasul. Karena seorang Rasul adalah seorang Maha￾guru, bukan seorang pemaksa. Tunjukkan kepada mereka mudharat dan

manfaat, tunjukkan kepada mereka betapa bahagianya jika mereka patuhi dan

betapa bencana jika mereka masih saja berkeras kepala. Yang akan beroleh

bahaya bukan orang lain, melainkan diri mereka jua. sabda Tuhan selanjutnya;

"Dan sekali-kali tidaklah ridha terhadap engkau orangyohudidon Nos￾rani itu, sehinggo engkau mengikut ogamomereko. "(pangkalayat 120). Untuk

mengetahui latar-belakang sabda Tuhan ini, hendaklah kita ketahuibahwasa-

nya sebelum Rasulullah s.a.w. diutus dalam kalangan bangsa Arab, adalah

seluruh bangsa Arab itu dipandang Ummi atau orang-orang yang bodoh, tidak

beragama, penyembah berhala. Kecerdasannya dianggap rendah. Sedang

orang Yahudi dan Nasrani yang berdiam di sekitar bangsa Arab itu me￾mandang, barulah Arab itu akan tinggi kecerdasannya, kalau mereka suka

memeluk agama Yahudi atau agama Nasrani. Sekarang Nabi Muhammad

s.a.w. diutus Tuhan membawa ajaran Tuhan mencegah menyembah berhala,

percaya kepada Kitab-kitab dan Rasul-rasul yang terdahulu, baik Musa dan

Harun atau Isa Almasih. Lantaran Nabi s.a.w. tidak menyebut-nyebut agama

Yahudi atau Nasrani, melainkan menunjukkan pula cacat-cacat yang telah

terdapat dalam kedua agama itu, jengkellah hati mereka. Mereka ingin hendak'

nya Nabi Muhammad itu mempropagandakan agama mereka. Yahudi meng￾hendaki NabiMuhammad s.a.w. itu jadiYahudi, dan Nasrani menghendakinya

jadiNasrani.

Setelah itu Tuhan memberikan tuntunan kepada RasulNya: "Katakanlah:

Sesungguhnya petunjuk Allah rtulah dia yang petunjuk." Dengan inilah ke￾inginan mereka agar Rasul mengikuti agama mereka telah dijawab. Bahwasa￾nya yang menjadipedoman didalam hidup, dan yang diserukan oleh Muham￾mad s.a.w. kepada seluruh ummat manusia ialah petunjuk Allah. Petunjuk

Allahlah yang sejati petunjuk. Adapun petunjuk manusia, khayal dan teori

manusia bukanlah petunjuk. Dengan ini marilah berikan nilainya kepada

Yahudi dan Nasrani itu, adakah keduanya itu petunjuk Allah? Tuhan telah

mengutus Musa dan Harun dan mengutus Isa Almasih, dan kemudian di￾sambung oleh Muhammad. Cobalah perhatikan, apakah segala sesuatu yang

menjadi anutan Yahudi dan Nasrani sekarang ini masih berdasar kepada

petunjuk Allah yang sejati? Atau telah dicampuri oleh tangan manusia? Dengan

inipun lebih jelas, bahwa Muhammad s.a.w. adalahdatang membawa petunjuk

Allah. Kalau Yahudi dan Nasrani masih berpegang kepada petunjuk Allah yang

asli, bahwa Nabi-nabi yang diutus kepada mereka, dengan sendirinya akan

timbullah persesuaian.

Dan sabda Tuhan seterusnya:

"Don sesungguhnya iika engkau turuti kemauan'kemauan mereka itu."

Dengan lanjutan ayat ini, telah diingatkan Tuhan kemauan-kemauan mereka,

yang ditulis Ahwaa-ahum. Dari kalimat hawa, atau hawanafsu, atau sentimen

yang samasekali tidak ada dasar kebenarannya. Setengah darihawanafsu itu

telah dibayangkan pada ayat-ayat diatas tadi, yaitu kata mereka bahwa agama

yang benar hanya agama Yahudi dan Nasrani. Yahudi merasa bahwa segala

anjuran dari pihak lain, walaupun benar, kalau tidak timbul dari orang yang

berdarah Israil adalah tidak sah. Sebab mereka adalah "Kaum yang telah dipilih

dan diistimewakan Tuhan." Yahudi dan Nasrani telah memandang bahwa

masin g- masing mereka telah menjad i golongan yang ist imeut a. Lantaran keper￾cayaan yang demikian, mereka tidak mau lagimenilaikebenaran dan menguji

faham yang mereka anut. Maka kalau kemauan atau hawanafsu mereka ini

diperturutkan: "Sesudoh datang kepada engkau pengetahuan," yaitu Wahyu

yang telah diturunkan Tuhan kepada Rasul s.a.w. bahwa tidak ada Tuhan yangsebenarnya patut disembah melainkan Allah, dan Allah itu tidak beranak dan

tidak diperanakkan, dan lain-lain dasar pokok Tauhid, yang jadi pegangan dan

tiang teguh dari ajaran sekalian Nabi dan Rasul. Maka kalau kehendak dan

kemauan kedua pemeluk agama itu engkau perturutkan, sedang engkau telah

diberi ilmu tentang hakikat yang sebenarnya. "ridoklahadabagiengkau selain

Allah akan pelindung dan tidak pula okan penolong." (ujung ayat 120).

Pokok ilmu telah diturunkan kepada NabiMuhammad s.a.w., dan pokok

ilmu itu pegangan sejati untuk seluruh Rasulsejak Nuh sampaiNabi-nabiyang

datang di belakang Nuh sebagai disebutkan dalam surat 42, as-syura ayat 13.

Allah satu, tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan itulah hakikat igama,

dan satu itulah pegangan bersama sekalian Nabi, tidak boleh berpecah-belah

padanya. Apabila menyeleweng sedikit saja dari ketentuan itu, tersesatlah

daripada jalan yang benar dan segala pegangan tidak lagiberdasar ilmu. Dan

segala pegangan di luar dari itu, sudah tegas tidak lagi datang dariAllah. Kalau

sudah tegas tidak datang dari Allah, maka tidaklah ada lagijaminan dari Allah

bahwa Dia akan melindunginya dan tidak pula lagi akan mendapat pertolongan

daripadaNya.

Yahudi mengajarkan bahwa bangsa yang paling pirihan daram dunia ini,

tidak lain hanyalah Bani Israil. Bangsa lain adalah rendah belaka. Ini tidak sesuai

dengan hakikat ilmu. Hakikat ilmu ialah bahwa manusia adalah keturunan

Adam, dan Adam dari tanah. Perbedaan warna kulit atau darah keturunan

bukan melebihkan yang satu dari yang lain. Yang mulia di sisi Allah ialah

barangsiapa yang lebih takwa kepadaNya.

Nasrani mengajarkan bahwa manusia ini berdosa waris, karena dosa

Adam. Beribu-ribu tahun Allah bingung di antara sifat kasihNya dengan sifat

adilNya. Akhirnya dia mengambil keputusan, yaitu menjelma sendiri ke dalam

alam ini, yaitu masuk ke dalam rahimnya seorang anak-dara yang suci, lalu

menjelma menjadi Isa Almasih, yang disebutnya sebagaianaknya. Artinya, Dia

sendiri menjelma menjadi Anakl Lalu Dia mati di atas kayu-palang untuk

menebus dosa manusia itu. Dan yang mati itu ialah Bopo itu sendiri.-

Ajaran itu tidaklah berdasar ilmu; ini adalah Ahwaa-ahurn, angan-angan

yang tidak ada dasarnya. Kalau diturutkan, niscayalah kita akan sangsi. Di

dalam ayat ini ditujukan peringatan kepada Nabi Muhammad s.a.w. supaya

kemauan mereka itu jangan dituruti, sebab kalau dituruti, terlepaslah beliau dari

ilmu yang diberikan langsung oleh Allah. Sudah terang bahwa maksud yang

sebenarnya dari ayat ini ialah buat kita, ummat Muhammad s.a.w. Jangan

sampai kita diombang-ambingkan oleh kemauan manusia, sehingga petunjuk

ilmu dariTuhan kita tinggalkan.

segala macam yang menyeleweng dari Tauhid bukantah petunjuk. pe￾tunjuk sejati banyaklah yang datang dari Allah. Dan dengan ayat ini kita telah

diberi peringatan, bahwasanya Lon tardha,sekali-kali tidak akan ridha yahudi

dan Nasrani sebelum kita mengikuti agama mereka. Menurut loghat, huruf Lon

itu berarti Nofyin-waistiqbalin, yaitu mereka tidak akan ridha, tidak, untuk

selama-lamanya.Ayat ini telah memberikan pesan dan pedoman kepada kita, buat terus￾menerus sampai hari kiamat, bahwasanya di dalam dunia ini akan tetap terus

ada perlombaan merebut pengaruh dan menanamkan kekuasaan agrrra. Ayat

ini telah memberi ingat kepada kita, bahwasanya tidaklah begitu penting bagi

orang Yahudi dan Nasrani meyahudikan dan menasranikan orang yang belum

beragama, tetapi yang lebih penting ialah meyahudikan dan menasranikan

pengikut Nabi Muhammad s.a.w. sendiri. Sebab kalau Islam merata di seluruh

dunia ini, pengaruh kedua agama itu akan hilang. Sebab apabila akidah Islami'

yah telah merata dan diinsafi, kedua agama itu akan ditelannya. Sebab pemeluk

lslam berarti kembali kepada hakikat ajaran yang sejati daripada NabiMusa dan

Nabi Isa. Niscaya pemeluk kedua golongan itu tidak senang, sebab agama yang

mereka peluk itu telah mereka pandang sebagai golongan yang wajib di￾pertahankan. Dengan tidak usah mengaji lagi benar atau tidak benar.

Maka isyarat yang diberikan oleh ayat inilah yang telah kita temuidalam

perjalanan sejak Islam bangkit dan tersebar dimuka bumi inisampaisekarang.

Kalau sekiranya kita lihat kegiatan pengkristenan yang begitu hebat, sejak dari

Perang Salib Pertama pada 900 tahun yang lalu, sampai kepada ekspansi

penjajahan sejak 300 tahun yang telah lalu, sampai pula kepada usaha zending￾zending dan missi Protestan dan Katholik ke negeri-negeri Islam dengan

membelanjakan uang berjuta-juta dollar untuk mengkristenkan pemeluk Aga￾ma Islam, semuanya ini adalah isyarat yang telah diberikan oleh ayat ini,

bahwasanya mereka belum ridha dan belum bersenang hati, sebelum ummat

Muhammad menurut agama mereka.

Pekerjaan mereka itu berhasil pada negeri-negeri yang orang Islamnya

hanya pada nama, tetapi tidak mengerti asli pelajarannya. Kadang-kadang

mereka berkata, biarkanlah orang Islam itu tetap memeluk Agama Islam pada

lahir, asal kebatinan mereka telah bertukar jadi Kristen.

Orang Yahudi tidaklah mengadakan Zending dan Missi. Pemeluk agama

Yahudi lebih senang jika agama itu hanya beredar di sekitar Bani lsrail saja,

sebab mereka memandang bahwa mereka mempunyai darah istimewa. Tetapi

mereka memasukkan pengaruh ajaran mereka dari segi yang lain.

Bukan saja di Dunia Islam, bahkan pada dunia Kristen merekapun men￾coba memasukkan pengaruh, sehingga merekalah yang berkuasa. Kita masih

ingat bahwa dalam Kitab-kitab Perjanjian Lama yang menjadipegangan me￾reka, tidak ada pengajaran tentang Hari Akhirat. Agama orang Yahudi itu

terlebih banyak menghadapkan perhatian kepada urusan dunia, kepada harta￾benda. Kehidupan riba (rente) adalah ajaran orang Yahudi. NegeriAmerika

Serikat yang begitu besar dan berpengaruh, terpaksa menutup kantomya dua

hari dalam seminggu. Bukan saja pada hariAhad, sebagai hari besar Kristen,

tetapi hari Sabtupun tutup. Sebab yang memegang keuangan di Wallstreet

(New York) adalah Bankier-bankier Yahudi. Sebab itu maka segala sesuatu

kelancaran ekonomi di tangan Yahudi. Sedangkan di Amerika lagi demikian,

apatah lagi di negeri-negeri lain.

Gerakan Vrijmetselar, Gerakan Masonia, dan beberapa gerakan Inter￾nasional yang lain, tempuknya dalam tangan Yahudi. Dunia Islam tidak perlumasuk agama mereka, asal turutkan pengaruh mereka. Negeri-negeri Islam

yang besar-besar terpaksa mendirikan Bank-bank, menjalunkun niaga dan

ekonomi berdasarkan kepada riba, baik riba besar atau riba kecil; teipaksa

memperlicin hukum riba supaya bernafas untuk hidup, tidak dapat mencari jalan lain, sebab seluruh dunia telah dikongkong oleh ajaran yahudi.

sedikit orang Yahudi yang berpencar-pencar di seluruh dunia dapat men￾dirikan sebuah negara Yahudi, mereka beri nama Israel, di tengah-tengah

negeri orang Arab, dengan dibantu oleh Kerajaan Inggeris dan Amerika,

bahkan mendapat pengakuan pertama dariRusia Komunis.

semuanya inilah yang diisyaratkan oleh ayat yang tengah kita tafsirkan,

bahwasanya orang Yahudi dan Nasrani belum merasa puas hati, sebelum kita

penganut ajaran Muhammad mengikut agama mereka. Ini bukanlah ancaman

yang menimbulkan takut, tetapi sebagai perangsang supaya kaum Muslimin

terus berjihad menegakkan agamanya, dan melancarkan da'wahnya. Karena

selama kaum Muslimin masih berpegang teguh kepada ajaran agama yang

dipeluknya, mengamalkannya dengan penuh kesadaran, tidaklah mereka akan

runtuh lantaran usaha kedua pemeluk agama itu. Sebab ayat telah menegas￾kan, bahwasanya petunjuk yang sejati tidak ada lain, melainkan pertunjuk

Allah.

Disampaikan orang-orang yang demikian keras hawanafsunya hendak

menarik orang lain ke dalam agamanya, baik Yahudi ataupun Nasrani, maka

Tuhan menerangkan lagi segolongan manusia, yang bukan hanya semata

membaca Kitab, tapi memahamkan.

"Orang-orang yang Kami datangkan kepada mereka akan Kitab; yong

mereka baca dengan sebenor-benar bacaan, itulah orang-orong yang akai

percaya kepadanya." (pangkal ayat 121). Ayat ini memberi kejelasan kepada

kaum Muslimin, bahwasanya apabila mereka membaca Kitab ar-euran yung

diturunkan kepada mereka dengan perantaraan Nabi s.a.w. sebenar-benainya

membaca, yaitu difahamkan isinya dan diikuti, orang yang semacam itulah yang

akan merasai nikmat iman kepadanya. Kalau kita sambungkan dengan ayaf

yang sebelumnya, bahwasanya Yahudi dan Nasrani tidak bersenang hati,

sebelum orang Islam mengikuti agama mereka, maka orang Islam yant tidak

memperhatikan, membaca dan mengikutial-Quran yang akan dapat mengikut

agama yang lain itu.

Setengah ahli tafsir mengartikan Yatlunahu dengan membaca. Dan se￾tengah lagi mengartikannya mengikutinyo. Kitapun dapat menggabungkan

kedua arti itu, membaca dan mengikuti. Jangan hanya iemata-mita dibaca,

padahal tidak diikuti. Dan di sini ditetapkan lagi, Haqqa tilawatihi, sebenar￾benar membaca. Kalau sekiranya al-Quran pada mulanya diturunkan kepada

orang Arab, yang mereka dengan sekali baca saja sudah faham akan artinya,

sebab bahasanya sendiri, betapa lagi kita yang bukan Arab. Niscaya b6ih

bergandalah kewajiban kita untuk memahamkan artinya, dan menladi ke￾wajibanlah bagi orang yang pandai bacaan dan maknanya, mengajaikannya

kepada vang belum pandai. Hendaklah dibaca dengan plnuh peihatian, dinmempelajarinya dengan seksama. Pelajari sampai faham. Orang-orang yang

demikianlah yang dih'arap akan beriman kepadanya' Orang yang langsung

mempelajari Kitab dengan akal yang bebas, jangan mendengar Benafsiran

pendeta-pendeta mereka yang telah mengandung maksud lain. Mereka itulah

yang diharapkan beriman kepada kebenaran NabiMuhammad s.a.w.

"Dan barangsiapo yang tidak mahu wrcaya kepadanya." Yaitu pemuka￾pemuka mereka sendiri, pendeta-pendeta mereka, yang telah membuat tafsiran

lain karena maksud tertentu. "ltulah orang'orang yang merugi." (ujung ayat

121). Rugilah mereka karena tidak mendapat kebahagiaan hidayat; gelaplah

mereka di dalam selubung hawanafsu dan kedustaan. Baik oleh karena mereka

memutar-mutar penafsiran Kilab Sucidarikebenaran, atau oleh karena tidak

berani membantah apa yang telah diputuskan oleh pendeta-pendeta mereka.

Inipun menjadi i'tibar pula bagi kita kaum Muslimin yang telah 14 abad jarak

dengan Nabikita Muhammad s.a.w. Meskipun telah berjarak 14 abad, namun

apabila kita mengambilpetunjuk Rasulullah s.a.w. langsung darial-Quran yang

telah betiau bawa, tidaklah kita akan tersesat. Hanya dengan membaca al￾Quran dengan sebenar-benar bacaan dan memahamkan maksudnya; hanya

dengan itulah kita akan dapat beriman kepada kebenarannya. Tetapi orang

yang membacanya hanya karena mengharapkan pahala, tetapi tidak tahu apa

isinya, tidaklah diharap akan mendapat cahaya iman dari dalamnya. Ke￾munduran kita kaum Muslimin dalam lapangan agama kita ialah setelah al￾Quran hanya untuk dibaca-baca cari pahala, tetapi tidak faham apayangditulis

di dalamnya. Apatah lagi setelah zaman kemunduran timbul geiala dalam

kalangan lslam bahwa penafsiran orang yang dinamai Ulamalah yang wajib

diperhatikan, karena beliau lebih faham akan al-Quran daripada kita orang

awam ini. Seakan-akan keawaman hendak dipertahankan terus-menerus. Apa￾kah si awam tidak berusaha supaya iadiUlama pula?

Satu waktu ada pula larangan mengartikan al-Quran. Tetapi berpahala

membacanya. orang-orang yang berfikir bebas jadi bertanya-tanya dalam

hatinya. Kita sebagaiorang Islam ingin mengetahui isial'Quran itu, tetapi kita

tidak mempunyai waktu buat belajar bahasa Arab. Kalau begitu, apakah boco￾boco itu saja yang menjadi kewajiban kita orang Islam? Apakah kita tidak boleh

turut memikirkannya?

Oleh sebab itu penulis "Tafsir" ini sampailah kepada suatu kesimpulan,

bahwasanya mengajarkan arti dan maksud al-Quran kepada orang Islam yang

belum mengarti bahasa Arab, atau yang tidak ada waktu untuk mempelajarinya

adalah menjadi kewajiban bagi orang-orang Islam yang mengerti bahasa itu.

Dalam pengalaman saya akhir-akhir ini diJakarta, adalah berpuluh orang laki￾laki dan perempuan Islam yang selama ini mendapat pendidikan di sekolah'

sekolah Barat membaca tafsir atau terjemahan al'Quran ke bahasa Belanda

atau Inggeris dan sekarang sudah ada bahasa Indonesia, telah menjadi orang

Islam yang tekun, dan bertambah tekun keinginannya mempelajari lebih men￾dalam. Meskipun pada mulanya, jangankan mengetahui bahasa Arab, sedang￾kan tulisannya itu saja mereka tidak tahu. Banyak sekalimereka lebih faham

maksud agama dari membaca terjemahan atau tafsir itu, daripada orang-orangyang selalu membaca al-Quran mengharapkan dapat pahala, padahaldia tidak

tahu apa yang dia baca.

Kadang-kadang dalam pergolakan zaman timbul juga gejala-gejala pe￾ngaruh agama lain ke dalam masyarakat Islam, bahwa yang berhak rn"n"nir￾kan pemikiran agama itu hanya para golongan yang digelariulama atau Kiyai.

Tetapi karena membaca keterangan-keterangan Isram dalam bahasa asing,

bahwa dalam Islam tidak ada kelas kependetaan yangmemutuskan halal-haram

sesuatu, maka timbullah semangat mempelajari agama yang merata, dalam

kalangan kaum terpelajar.

lnipun menggembirakan. sebab dengan demikian maka golongan.golong￾an yang memang mempunyai keahlian, yang sebenarnya Ulama Islam, dapit

memperdilam studinya tentang agama dan pengetahuan umum. sebab kepida

mereka jugalah orang akan menanyakan jika timbul soal-soal yang musykil

sebab keahlian mereka. Bukan sebab mereka yang memutuskan.

Pada permulaan peringatan yang dikhususkan kepada Bani Israildiayat40

dahulu, yang mula-mula dikatakan kepada mereka ialah supaya mereka ingat

betapa besarnya nikmat yang telah dikurniakan Tuhan Allih 

-kepadu 

-"r"lu. 81 ayat banyaknya, adalah peringatan yang sebagian besar terhadap kepada

mereka. sekarang peringatan itu dikuncikan lagi dengan mengulingi per￾ingatan kurnia Tuhan itu sekali lagi:

"wahai Bani IsraiMngatlah olehmu akan nikmatKu yang terah Aktr

nikmatkan kepada Kamlt." (pangkal ayat 1221. Dari perbudakan dan pe￾nindasan kamu Aku bebaskan. Kepada tanah yang muria pusaka nenek￾moyangmu, kamu Aku antarkan. Makan dan minummu Aku sediakan. Aku

beri kamu pemimpin besar yang tabah dan gagah berani. Itulah Musa. Aku

kalahkan bangsa-bangsa yang menghambat jalanmu. "Dan bahwasanya telah Aku muliakan kamu o/os bongso-bangsa." (ujung ayat 122).

Diakui Tuhan sekali lagi, bahwa memang pada masa itu mereka dimuliakan

atas bangsa-bangsa lain yang masih kulub. Sebab-sebab kemuliaan itu ialah

karena ajaran yang kamu pegang. Bukan karena darah Keturunan, bukan

karena kamu menjadi bangsa pilihan. Kemudian yang diberikan kepadamu

melebihibangsa-bangsa yang lain, akan tanggal dari diii kamu apabila intisari

ajaran Musa itu tidak kamu pegang teguh lagi, merainkan kamu campur￾adukkan dengan peraturan lain yang dibikin-bikin oleh pemuka.pemuka dan pemimpin-pemimpin kamu. sebab itu peringatan Tuhan selanjutnya ialah:

"Dan takutlah kamu akon hari yang tidak akan dapat melepaskan satu

dii daripado diri yang lain sesuatupun." (pangkal ayat 123). satu kenyataan

bahwa kemuliaan di sisi Allah ra'ala hanyalah karena iman dan amal. Maka

orang yang kosong imannya, berkurang-kurang amalnya, tidaklah dapat di￾lepaskan oleh temannya yang lain, baik ayah-bundanya atau gurunya sekiliprn,

dari azab yang akan dideritanya. "Don tidok diterima daripadonya pene￾buson. "Tidaklah dapat ditebus atau dibayar, berapapun banyak uangtebusan,walau sebanyak isi bumi dan langit. Karena harta kekayaan buat menebus tidak

ada. Orang pulang ke akhirat tidaklah membawa hartabenda untuk penebus

diri. Hartabenda manusia setelah dia mati telah kembali kepada yang empunya

sejati yaitu Allah, lalu dipinjamkanNya kepada waris si mati. Dan apabila

mereka telah punah, semua harta itu diambil kembalioleh yang Empunya. Oleh

sebab itu tidak ada sedikitpun hartabenda buat penebus diri dari azab dihari

kiamat itu, karena tidak ada yang ditebuskan.'Don tidak bermanlaat padanya

satu syafoatpltn." Persangkaan mereka bahwa Nabi'nabi mereka akan dapat

menolong, menjadi permintaan syafaat kepada Allah, minta diringankan, seba'

gai memintakan grasi, atau abolisi kepada Tuhan Allah, sebagai teradat diatas

dunia ini, tidaklah akan berlaku di sana. "Dan tidaklah mereka akan ditolong."

(ujung ayat 123). Tidak ada yang akan menolong karena semua manusia dan

semua Malaikat, dan semua Jin dan syaitan pada waktu itu adalah mem￾pertanggungjawabkan dosa atau jasa mereka sendiri'sendiri.

Dengan ini tertolak pulalah kepercayaan bahwa lsa Almasih menebus dosa

manusia dengan matidi kayu salib.

Penolong satu-satunya hanya Allah. Tetapipertolongan Allah tidaklah ada

faedahnya kalau diminta pada waktu itu, melainkan darihidup sekarang inilah.

Asal perintahNya diikut laranganNya dihentikan, urusan di Hari Akhirat itu

tidak akan sukar lagi.

291

(124) Dan (ingatlah) tatkala telah diuji

Ibrahim oleh TuhanNya dengan

beberapa kalimat, maka telah di￾penuhinya semuanya. Diapun

berfirman: Sesungguhnya Aku

hendak menjadikan engkau

Imam bagimanusia. Dia berkata:

Dan juga dari antara anak-cucu￾ku. Berfirman Dia: Tidaklah akan

mencapai perjanjianKu itu ke￾pada orang-orang yang zalim.

(125) Dan (ingatlah) tatkala telah Kami

jadikan rumah itu tempat ber'

himpun bagi manusia dan (tem￾pat) keamanan: Dan dijadikanlah

seb'agian dari makam Ibrahim itu

tempat sembahyang. Dan telah

Kami perintahkan kepada

Ibrahim dan Ismail, supaya me'

reka berdua membersihkan

rumaMu itu untuk orang-orang

yang tawaf dan orang-orangyang

i'tikaf dan orang-orang yang

ruku' serta sujud.

(126) Dan (ingatlah) tatkala berkata

Ibrahim: Ya Tuhanku. Jadikan￾lah negeri ini negeri yang aman,

dan kurniakanlah kepada pen￾duduknya dari berbagai buah￾buahan, (yaitu) barangsiapa yang

beriman di antara mereka ke￾pada Allah dan Hari Kemudian.

Berfirman Dia: Dan orang-orang

yang kafir pun, akan Aku beri

kesenangan untuk dia semen￾tara, kemudian akan Kami hela￾kan dia kepada siksaan neraka,

yaitu seburuk-buruk tujuan.

(127) Dan (ingatlah) tatkala meng￾angkat Ibrahim sendi-sendi dari

rumah itu dan Ismail: Ya Tuhan

kami, terimalah daripada kami;

sesungguhnya Engkau adalah

Maha Mendengar, Maha Me￾ngetahui.

(128) Ya Tuhan kami! Jadikanlah kami

kedua ini orang-orang yang ber￾serah diri kepada Engkau, dan

dari keturunan-keturunan kami￾pun (hendaknya) menjadi orang￾orang yang berserah diri kepada

Engkau, dan tunjukkan kiranya

kepada kami cara-cara kami ber￾ibadat, dan ampunilah kiranya

kami, sesungguhnya Engkau

adalah Maha Pengampun lagi Pe￾nyayang.  Ya Tuhan kami! Bangkitkanlah di

antara mereka itu seorang Rasul

dari mereka sendiri, yang akan

membacakan kepada mereka

ayat-ayat Engkau dan mengajar'

kan kepada mereka Kitab dan

Hikmat, dan yang akan mem￾bersihkan mereka; sesungguh￾nya Engkau adalah Maha Gagah

lagiMaha Bijaksana.

c )-z .1.- ./ 2 z - , .r-. .ta /

t*. e.\-r ed+lr t-.r

/ / -,) ) ))-z) 2

y:.-9r t-t

V

&;";r;y;

+;rd

t ar. z 7 z i

t./\ j:\ 

'5;L

P erjuangan Nobi lbrohim

@'ffi

Setelah menyampaikan peringatan-peringatan yang semacam itu, yang

g2 ayat banyaknya terlebih dikhususkan kepada Bani Israil, yang diharapkan

moga-moga ada perhatian mereka menerima ajaran kebenaran yang dibawa

Nabi Muhammad s.a.w., di samping pengharapan kepada kaum musyrikin

Arab sendiri, tetapi tidak juga lepas pertaliannya dengan Bani Israil, maka

dengan ayat yang akan datang ini, di antara Bani Ismail,(Arab) dipertemukan

denlan Bani Israil pada pokok asal, yaitu Nabi lbrahim. sebab orang Arab

."nJiri mengakui, terutama Arab Adnan, atau Arab Musta'ribah mengakui dan

membanggakan bahwa mereka adalah keturunan Ibrahim dan Ismail diikuti

oleh Arab yans lain (Qahthan).

"Dan (ingatlah) tatkata telah diuji lbrahim oleh TuhanNya dengan be'

berapa kalimat." (pangkal ayat 724). Dengan ini diperingatkan kembali siapa

Ibrahim. Yang dibanggakan oleh kedua suku bangsa Banilsraildan Banilsmail

sebagai nenek-moyang mereka. Itulah seorang besar yang telah lulus dari

berbagai ujian. Tuhan telah mengujinya dengan beberapa kalimat, artinya

beberapa ketentuan dari Tuhan. Dia telah diuji seketika menentang orang

negerinya dan ayahnya sendiri yang menyembah berhala. Dia telah diujisampai

dibakar orang. Dia telah diuji, apakah kampung-halaman yang lebih dikasihinya

ataukah keyakinannya? Dia telah tinggalkan kampung halaman karena me￾negakkan keyakinan. Dia telah diuji karena sampai tua tidak beroleh putera.

Dan setelah dia tua mendapat putera yang diharapkan, maka diuji pula, disuruh

menyembelih puteranya yang dicintainya itu. Dan berbagai ujian yang lain:

,Maka telah dipenuhinya semuonyo."Artinya, telah dipenuhinya sekalian ujian

itu, telah dilaluinya dengan selamat dan jaya.

Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dan lbnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas:

"Kalimat-kalimat yang diujikan kepadanya itu, dan telah dipenuhinya semua￾nya. Dia telah memisah dari kaumnya karena Allah memerintahkannya me-misahkan diri. Perdebatannya dengan raja Nambrudz tentang kekuasaan Allah

menghidupkan dan mematikan. Kesabaran hatinya tatkala dia dilemparkan ke

dalam api bernyala; tidak lain karena mempertahankan pendiriannya tentang

keesaan Allah. setelah itu dia hijrah dari kampung halaminnya, karena Tuhan

yang menyuruh. Ujian Tuhan kepadanya seketika dia didatangi tetamu (se￾ketika_tetamu itu singqah kepadanya dalam perjalanan membawiazab kepada

kaum Luth), dan ujian kepadanya dengan menyuruh menyembelih puteranya.',

Di dalam riwayat yang dikeluarkan oleh Abd bin Humaid dan Ibnu Jarir dan

Ibnu Abi Hatim dari al-Hasan, ia berkata: "lbrahim telah diuji dengan kelap￾kelipnya bintang, diapun lulus. Dia diujidengan bulan, diapun iulus. kemudian

diuji dengan matahari, itupun dia lulus. Diujidengan hijrair, diapun lulus. Diuji pula dengan menyuruh menyembelih anak kandungnya sendiri, itupun dia

lulus. Padahal waktu itu usianya telah 80 tahun.,'

Menjadi Imam Sesudoh Lulus Ujian

setelah dilaluinya_segala ujian itu dan dipenuhinya dengan sebaik-baiknya.

"Diapun berfirman: sesungguhnya Aku hendak menjadikon engkau Imom

bagi manusia."

Di sini kita mendapat suatu pelajaran yang dalam sekali, tentang jabatan

yang begitu mulia yang dianugerahkan Tuhan kepada seorang di antara Rasul￾Nya. setelah beliau lulus dalam berbagai ragam ujian yang berat itu dan diatasi￾nya segala ujian itu dengan jaya, barulah ruhan memberikan jabatan kepada￾nya, yaitu menjadi Imam bagi manusia. Imam, ialah orang yang diikut, orang

yang menjadi pelopor, yang patut ditiru diteladan, baik berkenaan dengal

agama dan ibadat, atau akhlak.

setelah jabatan Imam itu diberikan Tuhan, Ibrahimpun mengemukakan

permohonan: "Dan juga dari antara anak-cucuku. "sebagai seorang ayah atau

nenek yang besar yang bercita-cita jauh, Ibrahim memohonkan supaya jabatan

Imam itupun diberikan pula kepada orang-orang yang dipilih'Tuhan dari

kalangan anak-cucunya. Moga-moga timbullah kiranya orang-6runn yang akan

menyambung usahanya. Permohonan itu disambut oleh ruhan: ,,Tidaklah

akan mencapai perjanjianKu itu kepada orang-orang yang zalim." (ujung ayat

r24).

Permohonannya dikabulkan Tuhan, bahwasanya dalam kalangan anak￾cucu keturunannya memang akan ada yang dijadikan Imam pula-, sebalii

pelanjut dari usahanya. Akan ada tmam, tetapijanii itu tidak akan'berlaku piii

anak-cucunyg vang zalirn. Keutamaan budi, ketinggian agama dan ibadat

bukanlah didapat karena keturunan. yang akan nJf hanialah orang yang

sanggup menghadapi ujian, sebagaimana Ibrahim juga. Ibrahim telah memenuhi

segala ujian dengan selamat; baru diangkat menjali Imam. Bagaimana anak￾cucunya akan langsung saja menjadi Imam, kalau mereka tidik lulus dalam ujian atau zalim di dalam hidup. Imam yang dimaksud di siniadalah lmamat

Agama, bukan kerajaan dan bukan dinastiyang dapat diturunkan kepada anak.

Sebab itu keturunan lbrahim tidaklah boleh membanggakan dirikarenamereka

keturunan Imam Besar. Malahan kalau mereka zalim, bukanlah kemuliaan yang

akan didapat lantaran mereka keturunan Ibrahim, melainkan berlipatgandalah

dosa yang akan mereka pikul, kalau mereka yang terlebih dahulu melanggar

apa yang dianjurkan oleh amanat nenek-moyangnya.

Ingatlah betapa beratnya ujian itu semuanya. Bukanlah perkara yang

ringan menegakkan faham dan keyakinan sendiri, yang bertentangan dengan

pendirian ayah kandungnya. Ayahnya Azar tukang membuat berhala, sedang

dia sendirimenegakkan Tauhid. Dan untuk itu Ibrahim bersedia dibakar. Dan

ketika akan masuk pembakaran, Malaikat Jibril bertanya; Apakah dia me￾merlukan pertolongan? Ibrahim menjawab dengan tegas: "Kepada engkau

tidak!" Kemudian ujian lagi karena sampaitua tidak beranak. Kemudian ujian

lagi, karena disuruh menyembelih anaknya yang tertua Ismail, yang telah lama

diharap-harapkannya.

Oleh sebab itu maka jabatanlmamyang diberikan Allah kepadanya, adalah

hal yang wajar. Imamat yang sejati tidaklah mudah didapat oleh sembarang

orang. Kekayaan harta bisa diwariskan kepada anak. Pangkat jabatan jadiRaja

boleh diturunkan, tetapi Imamat yang sejati haruslah melalui ujian. Di dalam

Surat 32, as-Sajdah, ayat 34, Tuhan menjelaskan pula bahwa di antara pengikut￾pengikut Nabi Musa ada yang diangkat Tuhan menjadi Imam, diberi pula

petunjuk dan pimpinan, setelah ternyata betapa keteguhan hati, ketabahan

mereka dan sabar mereka menempuh berbagai ujian hidup.

Keturunan lbrahim terbagi dua, yaitu Bani Ismail dan Bani Israil. Pada

kedua cabang turunan ini, terdapatlah beberapa orang Imam ikutan orang

banyak. Terakhir sekali Muhammad s.a.w. Imam Dunia dari keturunan Ismail.

"Dan (ingatlah) tatkala telahKami iadikan rumah itu tempat berhimpun

bogimonusio."(pangkal ayat 125). Didalam ayat inidisuruh mengingat kembali

bahwasanya Allah Ta'ala telah menyuruhkan kepada Ibrahim menjadikan

rumah itu, yaitu Ka'bah atau Masjidil Haram menjadi tempat berhimpun

manusia, yaitu tempat beribadat dari seluruh manusia yang telah mempercayai

keesaan Tuhan, supaya mereka dapat berkumpul ke sana mengerjakan haji

setiap tahun, sebagaimana yang dijelaskan pula di dalam Surat 22, Surat al-Haj.

"Dan (tempat) aman." Sekalian dari tempat berkumpul seluruh manusia

mengerjakan ibadat, maka tempat itupun dijadikan tempat yang aman sentosa.

Di dalam Surat ali Imran (surat 3 ayat 97), kelak akan dijelaskan sekali lagi

bahwa barangsiapa yang masuk ke dalam pekarangan Masjidil Haram itu,

terjaminlah keamanannya. Bukan saja manusia, bahkan juga binatang-binata4g

perburuan. Oleh sebab itu disebut juga dia Tanah Haram, atau daerah yang

dihormati. Demikianlah peraturan mensucikan tanah itu yang dimulaioleh Nabi

Ibrahim, telah dipelihara turun-temurun oleh bangsa Arab, terutama oleh

penduduk yang berdiam di dalam daerah itu, walaupun dalam masa-masa

mereka telah bertolak kepada menyembah berhala: "Dan jadikanlah sebagian

dari makam lbrahim menjadi tempat sembahyang." Di sini tersebutlah pula

suatu tanda sejarah yang amat penting, yaitu Makam Ibrahim. Banyaklah

bertemu Hadis-hadis dan riwayat tentang Makam lbrahim itu. Di dalam Hadis￾hadis yang shahih ada tersebut yang menunjukkan bahwa Makam Ibrahim,

yang berarti tempat berdiri lbrahim, ialah sebuah batu tempat Nabilbrahim

berdiri ketika beliau membangun Ka'bah. Bilamana bertambah tinggidinding

Ka'bah itu, datanglah Ismail puteranya mengantarkan batu-batu bangunan ke

tangan beliau, dan naiklah pula Ismail ke atas batu itu. Demikian riwayat

Bukhari. Menurut sebuah riwayat darilbnu Abbas, dahulu batu Makam lbrahim

itu termasuk menjadi dinding Ka'bah. Menurut suatu riwayat dari al-Baihaqi

dari Abdul Razzaq, Umar bin Khathablah yang membawa batu itu dariKa'bah

dan membinanya di tempat tersendiri. Menurut Ibnu Abi Hatim dari Hadis

Jabir, seketika Rasulullah s.a.w. mengerjakan haji dan tawaf, di antara yang

mengiringkan beliau ialah Umar bin Khathab. Sesampaidimakam itu, beliau

bertanya kepada Rasulullah s.a.w.: "Makam Ibrahim?" Rasulullah menjawab:

"Ya!" Menurut Hadis yang dirawikan oleh Muslim, setelah selesai beliau

tawaf, lalu beliau sembahyang dua rakaat di belakang Makam Ibrahim itu.

Di dalam ayat 97 Surat ali Imran kelak akan lebih jelas lagi keistimewaan

makam itu. Dikatakan bahwa di sana terdapat ayat (tanda) yang nyata, yaitu

Makam Ibrahim. Jarak di antara zaman Muhammad s.a.w. dengan zaman

Ibrahim telah berlalu beribu tahun, tetapiayat atau tanda buktimasih ada, itulah

Makam lbrahim.

Menurut suatu riwayat lagi dari Tabi'in yang terkenal, Mujahid; yang

dikatakan Makam Ibrahim itu ialah seluruh pekarangan Masjidil Haram itu.

Maka teringatlah kita tentang usaha Raja Saud dariSaudiArabia pada tahun

1958 merombak dan memperbesar Masjidil Haram, yang menurut bentuk

maketnya yang baru, terpaksa letak Makam Ibrahim digeser, tetapi Ulama￾ulama Makkah tidak mau Makam Ibrahim digeser. Rupanya pihak Kerajaan

berpegang kepada pendapat Mujahid, dan Ulama-ulama mempertahankan

tradisi. Di dalam rangka memperluas tempat tawaf mengelilingi Ka'bah, pada

bulan Rajab 1387, (1967) Masehi, raja Faisal lbnu Abdil Aziz telah merombak

bangunan yang melingkungi makam yang lama, lalu menggantinya dengan satu

bangunan kecil memakai keranda tembaga. Di dalamnya beliau lingkungi

dengan keranda-kaca (kaca-pembesarkan), sehingga batu makam itu telah jelas

kelihatan. Di zaman raja-raja yang dahulu, rupanya di bekas jejak kaki Nabi

Ibrahim tempat beliau berdiri itu telah diberi pertanda dengan perak, sehingga

bekas telapak kaki itu lebih jelas kelihatan.

"Dan telah Kami perintahkan kepadalbrahim danlsmail supaya mereka

berdua membersihkan rumahKu itu untuk orang-orang bertawaf, dan orang￾orang yang i'tikaf dan orang-orang yang ruku' serta sujud." (ujung ayat 125).

Inilah ujung lanjutan ayat. Yaitu selain dijadikan tempat berkumpul haji

setiap sekalisetahun dan Umrah, dan dijadikan daerah aman, diapun dijadikan

pula daerah tempat beribadat yang tetap.Pertama sekali, bersihkan RumahKu.

n7

Tuhan menyebut rumah itu sebagai Rumahku, sehingga diapun disebut

Baitullah, rumah Alloh, untuk mengangkat kehormatan rumah itu. Dia wajib

bersih daripada persembahan yang selain daripada Allah. Ketika Ibiahim telah

meninggalkan negeri Babil dan Mesir dan tempat-tempat yang lain, sudah

terang beliau menolak tegas segala persembahan kepada berhala. Maka di

tanah yang telah diamankan ini, di sana rumah Tuhan telah berdiri, hendaklah

dia bersih dari berhala. Ini diingatkan kembali kepada bangsa Arab, sebab

mereka telah tersesat mmyembah berhala. Rumah itu mesti dibersihkan

daripada syirik dan perbuatan yang tidak patut, sehingga tetaplah dia untuk

orang yang tawaf, yaitu mengelilingi Ka bah itu tujuh kali, dengan mengambil

jalan kanan. Dan untuk orang yang i'tikaf, artinya orang yang duduk bermenung

tafakkur mengingat Allah di dalam mesjid itu. Dan untuk mereka mengerjakan

ruku' dan sujud, yaitu mengerjakan sembahyang.

Dengan demikian bertambah jelaslah bahwa Ibrahim yang dibantu oleh

puteranya Ismail telah diperintahkan Tirhan menjadikan tanah itu menjadi

Tanah Haram.

Perhatikanlah betapa besar pengaruh ayat ini ke dalam perjuangan Nabi

kita di dalam menegakkan Tauhid. Ayat iniditurunkan diMadinah, setelah Nabi

Muhammad diusir oleh kaumnya dari Makkah kampung halaman dan bumi

kelahirannya, dan di ayat ini dijelaskan Tuhan bahwa Nabilbrahim bersama

puteranya Ismail diperintahkan, pertama: Mendirikan rumah Allah itu. Kedua:

Menjadikannya daerah aman. Ketiga: Membersihkannya. Yaitu bersih dari

penyembahan kepada yang lain dan bersih pula daripada amalan yang karut.

Sedang di waktu ayat ini turun, Ka bah tidak aman lagi, sehingga ummat yang

membelanya diusir dari sana. Ka'bah telah kotor karena di sana telah ditegak￾kan 360 berhala, dan sejak beberapa waktu orang-orang musyrikin mengerja￾kan tawaf dengan kotor, ada yang bersorak-sorak, ada yang bertepuk-tepuk

tangan, bahkan ada laki-laki dan perempuan yang bertelanjang.

Untuk membangkitkan dan menimbulkan kembalikesucian Baitullah itu,

mula-mula sekali setelah 17 bulan Rasulullah pindah ke Madinah, datanglah

perintah Tuhan memutarkan kembali Kiblat dari Baitul Maqdis kepada Ka'bah

diMakkah itu.

Pada tahun kedelapan Hijriyah negeriMakkah ditaklukkan, karena orang

Quraisy sendiri yang memungkiri perjanjian Hudaibiyah. Di waktu menakluk￾kan Makkah itu, secara langsung beliau perintahkan menghancurkan dan

meruntuhkan berhala-berhala itu, dan beliau perintahkan Sayidina Bilalazanke

puncak Ka bah.

Pada tahun kesembilan beliau perintahkan Abu Bakar as-Shiddiq menjadi

Amirul-Haj. Kemudian beliau usulkan dengan memerintahkan Ali bin Abu

Thalib membacakan Surat Baraah (at-Taubah), meyampaikan beberapa pe￾rintah. Di antaranya ialah bahwa tahun muka tidak boleh lagiada orang yang

tawaf keliling Ka'bah dengan bertelanjang. Kabarnya konon, karena beliau

tidak mau melihat orang telanjang bertawaf itulah maka beliau tidak naik haji

tahun itu memerintahkan Abu Bakar memimpin haji. Baru tahun depannya,

tahun kesepuluh beliau memimpin sendirinaik haji, setelah Ka'bah benar-benar

bersih. Dan haji beliau yang terakhir itulah yang dinamai Haji Wada': Haji

Selamat Tinggal.

Keterangan lebih lanjut akan didapat kelak ketika menafsirkan Surat

Baraah (at-Taubah), Surat 9.

Dan menurut sebuah Hadis yang dirawikan oleh Imam Bukhari, bahwasa￾nya Allah Ta'ala telah menjadikan Tanah Makkah itu menjadi Tanah Haram

sejak Tuhan menjadikan semua langit dan bumi, dan akantetapmenjadiTanah

Haram sampaiHariKiamat. Maka perintah yang diberikan kepada Ibrahim itu,

ialah sebagai pelaksanaan dari kehendak Tuhan sejak dahulu kala itu. Sebab

sebelum Ibrahim dan puteranya Ismail datang ke tempat itu, khususnya se￾belum ada sumur Zamzam belumlah ada manusia di sana.

"Dan (ingatlah) tatkala berkata lbrahim: YaTuhanku! Jadikonlah negeri

ini negeri yang amon." (pangkal ayat 126). Dimohonkanlah oleh lbrahim,

hendaknya negeri itu tetap aman sentosa selama-lamanya, sehingga tenteram￾lah jiwa orang-orang yang melakukan ibadat bertawaf dan beri'tikaf, sembah￾yang dengan ruku' dan sujudnya, menurut peraturan sembahyang yang ada

pada masa itu. 'Don kurniakanlah poda penduduknya dari berbagai buah￾buahan." Oleh karena wadi (lembah) itu amat kering tidak ada sesuatu yang

dapat tumbuh di dalamnya, dimohonkan pula oleh Nabi Ibrahim agar penduduk

lembah itu jangan sampai kekurangan makanan, supaya hati merekapun tidak

bosan tinggal di sana menjaga peribadatan yang suci mulia itu. Tetapi Nabi

Ibrahim memberi alasan permohonannya: "Yaitu barangsiapa yang beriman di

antaro mereka itu kepada Allah danHariKemudion. "Sebagai seorang hamba

Allah yang patuh, Nabi Ibrahim memohonkan agar yang diberimakanan cukup

dan buah-buahan yang segar ialah yang beriman kepada Allah saja. Tetapi

Tuhan Allah telah menjawab: "Don orang-orangyang kat'irpun, akon Aku beri

kesenangan untuk dia sementara." Dengan penjawaban ini Tuhan Allah telah

memberikan penjelasan, bahwasanya dalam soal makanan atau buah-buahan,

Tuhan Allah akan berlaku adiljuga. Semuanya akan diberimakanan, semuanya

akan diberi buah-btrahan, baik mereka beriman kepada Allah dan HariAkhirat,

ataupun mereka kufur. Oleh sebab itu maka dalam urusan dunia ini, orang

beriman dan orang kafir akan sama-sama diberi makan. Beratus tahun Nabi

lbrahim dan Nabi Ismail wafat, telah banyak penduduk di dalam lembah

Makkah itu yang menyembah berhala namun makanan dan buah-buahan

mereka dapat juga. Sebab demikianlah keadilan Allah dalam kehidupan dunia

ini'. "Kemudian akan Kami tarikkan dia kepada siksoon neroka (yaitu) se￾buruk-buruk tujuan." (ujung ayat 126).

Di dunia mendapat bagian yang sama diantara mu'min dan kafir. Malahan

kadang-kadang rezeki yang diberikan kepada kafir lebih banyak daripada yang

diberikan kepada orang yang beriman. Tetapibanyak atau sedikit pemberian

Allah diatas dunia ini, dalam soal kebendaan belumlah boleh dijadikan ukuran.

Nantidiakhirat baru akan diperhitungkan diantara iman dengan kufur. Yang

kufur kepada Allah, habislah reaksinya sehingga hidup ini saja. Ujian akan

diadakan lagi di Akhirat. Betapapun kaya-raya banyaknya tanam-tanaman,

buah-buahan di dunia ini, tidak akan ada lagi setelah gerbang maut dimasuki.

Orang yang kaya kebendaan tetapi miskin jiwa, gersang dan sunyidaripada

iman, adalah neraka yang meniadi tempatnya.

Semuanya itu disuruh-ingatkan kembali kepada kaum musyrikin Arab,

supaya mereka kenangkan bahwasanya kedudukan yang aman sentosa di

negeri Makkah itu adalah atas kehendak dari kurnia Tuhan, yang disuruh

laksanakan kepada kedua RasulNya, Ibrahim dan Ismail, yaitu nenek-moyang

mereka. Negeri itu telah mereka dapati aman, buah-buahan dan sayur-sayuran

diangkut orang dari negeri.negeri di luar Makkah, dariThaif ataupun lembah￾lembah yang lain. Diperingatkan kepada mereka asal mula segala kejadian itu,

yaitu supaya mereka menyembah Allah Yang Maha Esa, bersih daripada -berhala 

dan segala macam kemusyrikan. Sudah mereka dapati sentosa, mak￾mur dan subur, tempat kediaman mereka menjadipusat peribadatan seluruh

manusia sejak zaman purbakala, telah beratus beribu tahun.

Lalu diperingatkan lagi tentang asal'usut berdirinya Ka'bah itu: 'Don

ingatlah tatkala lbrahim mengangkat sendi-sendi dari rumah itu, danlsmail."

(pangkal ayat 127). Di sini diperingatkan kembali bahwa Ibrahimlah, dibantu

oleh puteranya Ismail yang mengangkat sendi-sendi rumah itu, yaitu Ka'bah.

Sendi-sendi atau batu permata, lbrahim sendiri yang meletakkannya. Kemu'

dian berangsur-angsur sehingga menjadi dinding, sebab itu disebut beliau

mengangkatnya seterusnya membangun sampai tinggi.

Di dalam Kitab-kitab Tafsir, macam-macamlah ditulis tentang bagaimana

caranya sendi-sendi itu dibangun, iCan dari batu'batu mana diambil dan di'

angkut. Ibnu Katsir menulis di dalam tafsirnya, demikian juga lbnu Jarir.

Dengan mengingatkan ini, terkenanglah hendaknya mereka kembali bahwa

n"n"k--oyung mereka Nabi lbrahim, dibantu oleh puteranya lsmail bukan saja

meramaikan dan mengamankan negeri itu atas perintah Tuhan, bahkan lebih

dari itu merekalah yang memulai membangun rumah yang pertama di tempat

itu, yaitu rumah yang pertama ditentukan buat tempat beribadat kepada Allah

Yang Maha Esa.

Demi setelah selesai Ibrahim dibantu oleh lsmail mendirikan rumah itu,

merekapun bermunajatlah kepada Tuhan:

"Ya Tuhankami, terimalah daripoda komi." Artinya, bahwa pekeriaan

yang Engkau perintahkan kepada kami berdua, ayah dan anak, mendirikan

Ka'bah sudah selesai. Sudilah kiranya menerima pekerjaan itu: "Sesungguhnya

Engkou adalah Maha Mendengor," akan segala pemohonan kami dan doa

kami: "Moha Mengetahui." (uiung ayat 127). Yaitu Maha Mengetahui jika

terdapat kekurangan didalam pekeriaan kami ini, Engkaulah yang lebih tahu.

Setelah dengan segenap kerendahan hati, kedua makhluk bapa dan anak

itu, lbrahim dan Ismail, yang telah menjadi manusia terpilih di sisi Tuhan,

memohonkan supaya amalan mereka diterima oleh Tuhan, mereka teruskan￾lah munajat itu. Si ayah yang berdoa dan si anak mengaminkan:

Ya Tuhan kami! Jadikanlah kami keduanya ini orang-orang yang ber￾serah diri kepada Engkau." (pangkal ayat 128). Setelah rumah atau Ka'bah itu

selesai mereka dirikan, maka mereka berdua pulalah orang yang pertama sekali

menyatakan bahwa mereka keduanya: Mu slimainiLako, muslimin kami kedua￾nya kepada Engkau! Yang berpokok kepada kata.kata ISLAM yang berarti

berserah diri. Berjanjilah keduanya bahwa rumah yang suciitu hanyalah untuk

beribadat daripada orang-orang yang berserah diri kepada Allah, tidak ber￾campur dengan penyerahan diri kepada yang lain.

"Dcin dari keturunan-keturunan kamipin (hendaknya) menjadi orang￾orang yong berserah diri kepada Engkou. " Bukan saja lbrahim mengharapkan

agar penyerahan dirinya dan puteranya Ismailkepada Alah, agar diterima Allah.

Bahkan diapun memohonkan kepada Allah agar anak-cucu dan keturunannya

yang datang di belakangpun menjadi orang-orang yang berserah diri, menjadi

orang-orang yang Muslim, atau ISLAM. Sehingga cocoklah dan sesuailah

hen