• coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

  • kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label daniel obaja 7. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label daniel obaja 7. Tampilkan semua postingan

daniel obaja 7

 


n penghakiman itu seluruhnya. Dan sebagai 

pertanda awalnya, Dia datang untuk membebaskan umat-Nya 

yang tertindas, datang untuk menegakkan kerajaan-Nya di dunia.  

[2] Majelis Pengadilan akan duduk (ay. 26). Tuhan   akan menyatakan 

bahwa Dia yang memberi keadilan di bumi, dan, dalam hikmat dan 

keadilan, akan membela perkara orang benar-Nya. Pada hari yang 

hebat itu Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang 

yang telah ditentukan-Nya.  

[3] Kekuasaan musuh akan dicabut dari padanya (ay. 26). Semua 

musuh Kristus akan dibuat menjadi tumpuan kaki-Nya, dan akan 

dimusnahkan dan dihancurkan sampai lenyap. Hal inilah yang 

dirujuk Rasul Paulus saat  berbicara mengenai manusia 

durhaka (2Tes. 2:8). Ia akan membunuhnya dengan nafas mulut-

Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali.  

[4] Keadilan diberikan kepada orang-orang kudus milik Yang 

Mahatinggi. Para rasul dipercayakan membawa pemberitaan 

Injil yang akan digunakan untuk menghakimi dunia. Semua orang 

kudus, melalui iman dan ketaatannya, akan menghakimi dunia 

yang durhaka dan tidak percaya. Dalam nama Kristus, kepala 

mereka, mereka akan menghakimi dunia, akan menghakimi ke-

dua belas suku Israel (Mat. 19:28). Inilah alasan mengapa kita 

harus menghormati orang yang takut akan Tuhan. Betapa pun 

cela dan hinanya sekarang orang-orang kudus tampaknya di 

mata dunia, dan seberapa pun banyaknya cemoohan ditimpakan 

atas mereka, merekalah orang-orang kudus milik Yang 

Mahatinggi. Mereka dekat dan dikasihi Tuhan  , dan Dia mengakui 

mereka milik kepunyaan-Nya, dan penghakiman diberikan 

kepada mereka.  

[5] Bahwa yang paling ditekankan yaitu  orang-orang kudus milik 

Yang Mahatinggi akan menerima pemerintahan, dan mereka akan 

memegang pemerintahan itu sampai selama-lamanya (ay. 18). 

Dan sekali lagi dikatakan, waktunya datang orang-orang kudus 

itu memegang pemerintahan (ay. 22). Dan lagi, pemerintahan, 

kekuasaan dan kebesaran dari kerajaan-kerajaan di bawah se-

mesta langit akan diberikan kepada orang-orang kudus, umat 

Yang Mahatinggi (ay. 27). Janganlah kita mengira, berdasar  

hal ini, bahwa pemerintahan atau kekuasaan itu didasarkan atas 

anugerah, atau bahwa hal ini membenarkan seseorang, dengan 

alasan sebagai orang kudus, untuk merebut kuasa sebagai raja. 

Tidak. Kerajaan Kristus bukan dari dunia ini. Hal ini meng-

gambarkan kuasa rohani orang-orang kudus atas hawa nafsu dan 

kecemarannya sendiri, kemenangan mereka atas setan dan 

pencobaan-pencobaannya, serta kemenangan para martir atas 

kematian dan kengeriannya. Hal ini juga menjanjikan bahwa 

kerajaan Injil akan ditegakkan, yaitu kerajaan kasih karunia. Hak 

istimewa dan penghiburan yang berasal dari kerajaan itu seka-

rang, di bawah langit, akan menjadi jaminan dan buah sulung 

kerajaan kemuliaan di atas langit. saat  rajanya menjadi orang 

Kristen, dan pemimpin-pemimpinnya menggunakan kuasa 

mereka untuk membela dan memajukan Kekristenan, maka 

orang-orang kudus itu memegang pemerintahan. Orang-orang 

kudus memerintah melalui Roh yang memerintah di dalam 

mereka (dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman 

kita) dan dengan membuat kerajaan-kerajaan dunia ini menjadi 

kerajaan Kristus. Namun, penggenapan penuh nubuat ini ada 

dalam kebahagiaan kekal orang-orang kudus, kerajaan yang 

tidak tergoncangkan, yang kita nantikan menurut janji ini (yaitu 

kerajaan-kerajaan), mahkota kemuliaan yang tidak akan pudar – 

pemerintahan yang kekal. Lihatlah betapa tinggi penekanan yang 

diberikan pada bagian ini (ay. 18): Orang-orang kudus akan 

memegang pemerintahan itu sampai selama-lamanya, bahkan 

kekal selama-lamanya. Dan alasannya sebab  yang memiliki 

orang-orang kudus itu yaitu  Yang Mahatinggi dan pemerintahan-

Nya yaitu  pemerintahan yang kekal (ay. 27). Dia kekal, maka 

kerajaan mereka pun akan kekal. Sebab Aku hidup dan kamupun 

akan hidup (Yoh. 14:19). Kerajaan-Nya yaitu  kerajaan mereka. 

Mereka memandang diri mereka ditinggikan dalam peninggian-

Nya, dan tidak menginginkan penghormatan dan kepuasan lain 

bagi diri mereka lagi, selain bahwa segala kekuasaan akan meng-

abdi dan patuh kepada mereka (KJV: kepada-Nya), sama seperti 

mereka patuh kepada-Nya (ay. 27). Mereka akan dibuat tunduk 

di bawah tongkat emas-Nya atau dihancurkan oleh tongkat besi-

Nya.  

Daniel, di bagian penutup, saat  dia mengakhiri penjelasan 

penglihatannya itu, memberi tahu kita kesan apa yang 

ditimbulkan penglihatan ini padanya. Penglihatan itu sangat 

membebani rohnya sampai ia menjadi pucat, namun  ia menyimpan 

hal itu dalam ingatannya (KJV: hati). Perhatikanlah, hati harus 

menjadi tempat penyimpanan dan khazanah hal-hal yang ilahi. Di 

sanalah kita harus menyimpan firman Tuhan  , seperti Perawan 

Maria menyimpan perkataan Kristus (Luk. 2:51). Daniel 

menyimpan hal itu dalam hatinya, bukan dengan maksud untuk 

menjauhkannya dari jemaat, namun  untuk menyimpannya bagi 

jemaat, agar pesan yang diterimanya dari Tuhan dapat 

diteruskan sepenuhnya dan dengan sebenar-benarnya kepada 

umat Tuhan  . Perhatikanlah, sudah menjadi kewajiban para nabi 

dan hamba-hamba Tuhan   untuk menyimpan hal-hal yang dari 

Tuhan   dalam pikiran mereka, agar di sana, perkara-perkara itu 

dapat dicerna dengan baik. Jika kita ingin agar firman Tuhan   ada 

di mulut kita untuk kita pergunakan saat  ada kesempatan, 

maka kita harus menyimpannya dalam hati kita setiap saat. 

 

 

 

 

 

PASAL  8  

erbagai penglihatan dan nubuatan dalam pasal ini hanya melihat 

sepenuhnya pada peristiwa-peristiwa yang pada waktu itu akan segera 

terjadi pada kerajaan Persia dan kerajaan Yunani, dan tampak tidak memiliki  

rujukan lebih jauh sama sekali. Tak ada yang dikatakan di sini tentang kerajaan 

Kasdim, sebab kerajaan itu baru saja memasuki masa akhirnya. Oleh sebab itu, 

pasal ini tidak ditulis dalam bahasa Aram, seperti keenam pasal sebelumnya, 

untuk kepentingan orang-orang Kasdim, melainkan dalam bahasa Ibrani, dan 

begitu pula dengan semua pasal lain yang tersisa sampai akhir kitab ini, untuk 

kepentingan orang-orang Yahudi. Tujuannya supaya orang-orang Yahudi 

mengetahui kesusahan-kesusahan apa yang ada di hadapan mereka dan apa 

akhir dari semua kesusahan itu, dan supaya mereka bersiap-siap sebagaimana 

mestinya. Dalam pasal ini kita mendapati,  

I. Penglihatan itu sendiri tentang domba jantan, dan kambing jantan, dan 

tanduk kecil yang akan bertempur dan menang melawan umat Tuhan  , 

selama batas waktu tertentu (ay. 1-14).  

II. Penafsiran tentang penglihatan ini oleh seorang malaikat, yang 

menunjukkan bahwa domba jantan melambangkan kekaisaran Persia, 

kambing jantan melambangkan kekaisaran Yunani, dan tanduk kecil 

melambangkan seorang raja dari kerajaan Yunani, yang akan 

meninggikan dirinya melawan orang-orang Yahudi dan agama Yahudi, 

yaitu Antiokhos Epifanes (ay. 15-27). Jemaat Yahudi, sejak awal, 

sampai sejauh ini, sedikit banyak diberkati dengan nabi-nabi, yaitu 

orang-orang yang mendapat ilham ilahi untuk menjelaskan pikiran 

Tuhan   kepada mereka dalam penyelenggaraan-penyelenggaraan-Nya, 

dan untuk memberi mereka suatu pandangan tentang apa yang akan 

datang menimpa mereka. namun  , segera jsesudah  zaman Ezra, ilham 

ilahi berhenti, dan tidak ada lagi nabi sampai fajar Injil menyingsing. 

Oleh sebab itu, peristiwa-peristiwa pada masa itu dinubuatkan di sini 

oleh Daniel, dan dicatat, supaya bahkan pada saat itu Tuhan   tidak 

membiarkan diri-Nya tanpa saksi, tidak pula mereka tanpa 

pembimbing. 

Penglihatan tentang Domba Jantan  

dan Kambing Jantan  

(8:1-14)  

1 Pada tahun yang ketiga pemerintahan raja Belsyazar, nampaklah kepadaku, Daniel, 

suatu penglihatan sesudah yang tampak kepadaku dahulu itu. 2 Aku melihat dalam 

penglihatan itu, dan sementara aku melihat, aku berada di puri Susan, yang ada di wilayah 

Elam, dan aku melihat dalam penglihatan itu, bahwa aku sedang di tepi sungai Ulai. 3 Aku 

mengangkat mukaku dan melihat, tampak seekor domba jantan berdiri di depan sungai 

itu; tanduknya dua dan kedua tanduk itu tinggi, namun  yang satu lebih tinggi dari yang 

lain, dan yang tinggi itu tumbuh terakhir. 4 Aku melihat domba jantan itu menanduk ke 

barat, ke utara dan ke selatan, dan tidak ada seekor binatang pun yang tahan menghadapi 

dia, dan tidak ada yang dapat membebaskan dari kuasanya; ia berbuat sekehendak 

hatinya dan membesarkan diri. 5 namun  sementara aku memperhatikannya, tampak 

seekor kambing jantan datang dari sebelah barat, yang melintasi seluruh bumi tanpa 

menginjak tanah; dan kambing jantan itu memiliki  satu tanduk yang aneh di antara 

kedua matanya. 6 Ia datang pada domba jantan yang dua tanduknya dan yang kulihat 

berdiri di depan sungai itu, lalu menyerangnya dengan keganasan yang hebat. 7 Aku 

melihatnya mendekati domba jantan itu; ia menggeram, lalu ditanduknya domba jantan 

itu, dipatahkannya kedua tanduknya, dan domba jantan itu tidak berdaya untuk tahan 

menghadapi dia; dihempaskannya dia ke bumi, diinjak-injaknya, dan tidak ada yang 

melepaskan domba jantan itu dari kuasanya. 8 Kambing jantan itu sangat membesarkan 

dirinya, namun  saat  ia sampai pada puncak kuasanya, patahlah tanduk yang besar itu, 

lalu pada tempatnya tumbuh empat tanduk yang aneh, sejajar dengan keempat mata 

angin yang dari langit. 9 Maka dari salah satu tanduk itu muncul suatu tanduk kecil, yang 

menjadi sangat besar ke arah selatan, ke arah timur dan ke arah Tanah Permai. 10 Ia 

menjadi besar, bahkan sampai kepada bala tentara langit, dan dari bala tentara itu, dari 

bintang-bintang, dijatuhkannya beberapa ke bumi, dan diinjak-injaknya. 11 Bahkan 

terhadap Panglima bala tentara itu pun ia membesarkan dirinya, dan dari pada-Nya 

diambilnya korban persembahan sehari-hari, dan tempat-Nya yang kudus dirobohkan-

nya.  

12 Suatu kebaktian diadakan secara fasik menggantikan korban sehari-hari, kebenaran 

dihempaskannya ke bumi, dan apa pun yang dibuatnya, semuanya berhasil. 13 Kemudian 

kudengar seorang kudus berbicara, dan seorang kudus lain berkata kepada yang 

berbicara itu: “Sampai berapa lama berlaku penglihatan ini, yakni korban sehari-hari dan 

kefasikan yang membinasakan, tempat kudus yang diserahkan dan bala tentara yang 

diinjak-injak?” 14 Maka ia menjawab: “Sampai lewat dua ribu tiga ratus petang dan pagi, 

lalu tempat kudus itu akan dipulihkan dalam keadaan yang wajar.” 

Di sini ada,  

I. Penanggalan penglihatan ini (ay. 1). Penglihatan itu terjadi pada tahun yang 

ketiga pemerintahan raja Belsyazar, yang ternyata menjadi tahun 

terakhirnya, seperti yang dihitung oleh banyak orang. Dengan demikian, 

pasal ini juga seharusnya, sesuai urutan waktu, ditempatkan sebelum pasal 

kelima. Supaya Daniel tidak terkejut dengan kehancuran Babel, yang 

sekarang sudah dekat, Tuhan   memberinya penglihatan tentang kehancuran 

kerajaan-kerajaan lain sesudah itu, yang pada zaman mereka sama kuatnya 

seperti kerajaan Babel. Seandainya kita bisa melihat terlebih dulu 

perubahan-perubahan yang akan terjadi di masa depan, sesudah kita tiada, 

maka kita tidak akan begitu mengagumi, dan tidak akan begitu terpengaruh 

oleh perubahan-perubahan pada zaman kita sendiri. Sebab apa yang pernah 

dibuat akan dibuat lagi (Pkh. 1:9). Pada waktu itu nampaklah kepadaku, 

Daniel, suatu penglihatan. Di sini ia menegaskan dengan khidmat kebenaran 

peristiwa itu. Kepadanyalah, bahkan kepada dia, penglihatan itu ditun-

jukkan. Ia yaitu  saksi matanya. Dan penglihatan ini mengingatkannya akan 

penglihatan sebelumnya yang tampak kepadanya dahulu, pada tahun 

pertama pemerintahan ini. Hal itu disebutkannya sebab  penglihatan ini 

merupakan penjelasan dan peneguhan atas penglihatan yang dahulu, dan 

menunjuk pada banyak peristiwa yang sama. Penglihatan yang dahulu 

tampak seperti mimpi, penglihatan dalam tidurnya, sementara penglihatan 

yang sekarang tampaknya terjadi saat  ia terjaga. 

II. Tempat terjadinya penglihatan ini. Tempat di mana penglihatan itu 

diberikan yaitu  di puri Susan, salah satu pusat kerajaan dari raja-raja 

Persia, yang terletak di tepi sungai Ulai, yang mengelilingi kota itu. Puri itu 

ada di wilayah Elam, bagian dari Persia yang terletak di sebelah Babel. 

Daniel sendiri tidak ada di sana, sebab pada waktu ia sedang berada di Babel, 

sebagai seorang tawanan, sedang mengerjakan sesuatu di bawah perintah 

Belsyazar, dan tidak boleh pergi ke negeri yang jauh seperti itu, terutama 

sebab  negeri itu merupakan negeri musuh saat  itu. namun  ia ada di sana 

dalam penglihatan. Seperti Yehezkiel, saat  menjadi tawanan di Babel, 

sering kali dibawa ke tanah Israel di dalam roh. Perhatikanlah, jiwa bisa saja 

bebas saat  tubuh sedang tertawan. Sebab, saat kita terikat, Roh Tuhan 

tidak terikat. Penglihatan itu berhubungan dengan negeri itu, dan oleh 

sebab nya ia dibuat membayangkan dirinya berada di sana dengan kuat 

seolah-olah ia memang ada di sana. 

III. Penglihatan itu sendiri dan bagaimana berlangsungnya. 

1. Ia melihat seekor domba jantan dan tanduknya dua (ay. 3). Ini yaitu  

kekaisaran atau kerajaan besar kedua, dan di dalamnya ada kerajaan 

Media dan Persia yang merupakan dua tanduknya. Tanduk-tanduk itu 

sangat tinggi, namun  tanduk yang tumbuh terakhir lebih tinggi, 

mengungguli yang tumbuh pertama. Demikianlah yang terakhir akan 

menjadi yang terdahulu, dan yang terdahulu menjadi yang terakhir. 

Kerajaan Persia, yang muncul terakhir, dalam diri Raja Koresh, menjadi 

lebih unggul dibandingkan kerajaan Media. 

2. Ia melihat domba jantan ini menanduk ke semua di sekelilingnya dengan 

kedua tanduknya (ay. 4), ke barat (ke arah Babel, Asyur, Yunani, dan Asia 

Kecil), ke utara (ke arah orang Lidia, orang Armenia, dan orang Skit), dan 

ke selatan (ke arah Arabia, Etiopia, dan Mesir). Semua bangsa ini 

berupaya diserang oleh kekaisaran Persia, pada satu atau lain waktu, 

untuk memperluas wilayah kekuasaan mereka. Dan pada akhirnya ia 

menjadi begitu kuat sehingga tidak ada seekor binatang pun yang tahan 

menghadapi dia. Domba jantan ini, meskipun dari jenis hewan yang 

sering dimangsa, menjadi menakutkan bahkan bagi binatang-binatang 

pemangsa itu sendiri, sehingga tidak ada yang tahan menghadapinya, 

tidak ada yang dapat lari darinya, tidak ada yang dapat membebaskan 

dari kuasanya, namun  semua harus tunduk kepadanya. Raja-raja Persia 

berbuat sekehendak hatinya, berhasil dalam semua jalan mereka di 

negeri-negeri asing, memiliki kuasa yang tak terkendali di negeri sendiri, 

dan membesarkan diri. Ia menganggap dirinya besar sebab  ia berbuat 

semaunya, namun  berbuat baik merupakan perbuatan yang membuat 

orang benar-benar besar. 

3. Ia melihat domba jantan ini dikalahkan oleh seekor kambing jantan. Ia 

sedang memperhatikan domba jantan itu sambil bertanya-tanya 

mengapa binatang yang begitu lemah sampai menjadi begitu berkuasa 

dan memikirkan bagaimana kesudahannya. Dan, tampak seekor kambing 

jantan datang (ay. 5). Ini yaitu  Aleksander Agung, putra Filipus raja 

Makedonia. Ia datang dari sebelah barat, dari Yunani, yang terletak di 

sebelah barat Persia. Ia meraup wilayah yang luas dengan tentaranya. Ia 

datang melintasi seluruh bumi. Ia pada dasarnya benar-benar 

menaklukkan dunia, dan kemudian duduk menangis sebab  tidak ada 

dunia lain untuk ditaklukkan lagi. Unus Pellæo juveni non sufficit orbis – 

Satu dunia masih terlalu kecil bagi sang pemuda dari Pela. Kambing 

jantan ini yaitu makhluk yang terkenal gagah jalannya (Ams. 30:31) 

melaju dengan kecepatan yang luar biasa, sehingga ia tidak menginjak 

tanah, sebab  begitu ringannya ia bergerak. Ia tampak lebih seperti 

terbang di atas tanah dibandingkan  menapak di atas tanah. Atau tidak ada 

yang menyentuhnya di bumi, yaitu, ia menjumpai sedikit atau tanpa 

perlawanan sama sekali. Kambing jantan ini, atau rusa jantan, 

memiliki  satu tanduk yang aneh di antara kedua matanya, seperti 

kuda bertanduk satu dalam dongeng. Ia memiliki  kekuatan, dan 

mengetahui kekuatannya sendiri. Ia melihat dirinya sendiri sebagai 

tandingan bagi semua tetangganya. Aleksander mendesakkan 

penaklukan-penaklukannya dengan begitu cepat, dan dengan begitu 

ganas, sehingga tak satu pun dari kerajaan-kerajaan yang diserangnya 

memiliki  keberanian untuk menghadapinya, atau menahan laju 

senjata-senjatanya yang berjaya. Dalam enam tahun ia menjadikan 

dirinya penguasa atas sebagian besar dunia yang diketahui pada masa 

itu. Pantas saja ia disebut tanduk yang aneh (KJV: tanduk yang 

terkemuka), sebab namanya masih hidup dalam sejarah sebagai salah 

seorang panglima perang yang paling terkemuka yang pernah dikenal 

dunia. Berbagai kemenangan dan pencapaian Aleksander masih menjadi 

hiburan bagi kaum cerdik pandai. Kambing jantan ini datang kepada 

domba jantan yang dua tanduknya (ay. 6). Aleksander dengan tentaranya 

yang berkemenangan menyerang kerajaan Persia. Pasukan tentaranya 

tidak lebih dari 30.000 prajurit dan 5.000 kuda. Ia menyerangnya, untuk 

membuatnya terkejut sebelum ia mengetahui gerak-geriknya, dengan 

keganasan yang hebat. Ia mendekati domba jantan itu. Aleksander 

dengan tentaranya mendatangi Darius Kodomanus, yang pada waktu itu 

merupakan kaisar Persia, dengan menggeram (ay. 7). Dengan ganas dan 

buas Aleksander mendesak maju memerangi Darius, yang, meskipun 

membawa pasukan dalam jumlah  yang sangat besar ke medan 

pertempuran, namun, sebab  tidak tangkas, bukanlah tandingan yang 

sepadan bagi Aleksander. Dengan begitu Aleksander menjadi terlalu 

tangguh baginya setiap kali ia menyerangnya, dan ditanduknya domba 

jantan itu, dihempaskannya dia ke bumi, dan diinjak-injaknya. Ketiga 

ungkapan ini, menurut sebagian orang, merujuk pada tiga kemenangan 

terkenal yang diperoleh Aleksander atas Darius, di Granikus, di Isus, dan 

di Arbela. Oleh semua kemengangan ini Darius pada akhirnya dikalahkan 

habis-habisan, sebab , dalam pertempuran terakhir, 600.000 orangnya 

tewas, sehingga Aleksander menjadi penguasa mutlak atas semua 

kekaisaran Persia, dan mematahkan kedua tanduknya, yaitu kerajaan 

Media dan Persia. Domba jantan yang sudah membinasakan tidak ada 

yang tahan menghadapi dia (ay. 4), sekarang ia sendiri yang dibinasakan. 

Darius tidak tahan menghadapi Aleksander, tidak pula ia memiliki 

teman-teman atau sekutu-sekutu yang dapat membantu membebaskan 

dia dari kuasanya. Perhatikanlah, kerajaan-kerajaan yang, saat  

berkuasa, menyalahgunakan kekuasaan itu, dan, sebab  tidak ada yang 

bisa menentang mereka, tidak menahan diri dari melakukan kejahatan 

apa saja, dapat menantikan saatnya kuasa mereka diambil dari mereka 

pada akhirnya, dan mereka diganjar dengan perbuatan mereka sendiri 

(Yes. 33:1). 

4. Daniel melihat bahwa dengan kemenangan itu kambing jantan itu dibuat 

menjadi sangat besar. namun  tanduk yang besar itu, yang telah 

melakukan semua tindakan ini, menjadi patah (ay. 8). Aleksander 

berusia sekitar dua puluh tahun saat  ia memulai peperangan-

peperangannya. saat  umurnya sekitar dua puluh enam tahun, ia 

menaklukkan Darius, dan menjadi penguasa atas seluruh kekaisaran 

Persia. namun  saat  ia berusia sekitar tiga puluh dua atau tiga puluh tiga 

tahun, saat  ia kuat, sedang kuat-kuatnya, ia menjadi patah. Ia tidak 

terbunuh dalam perang, di tempat tidur kehormatan, namun  mati sebab  

mabuk secara berlebihan, atau, seperti yang disangka sebagian orang, 

sebab  diracun, dan tidak meninggalkan anak untuk menikmati apa yang 

telah berupaya dicapainya tanpa henti. Sebaliknya, ia meninggalkan tugu 

peringatan yang abadi tentang sia-sianya kemegahan dan kekuasaan du-

niawi, dan ketidakcukupannya untuk membuat orang bahagia. 

5. Daniel melihat kerajaan ini dibagi-bagi menjadi empat bagian, dan 

bukannya ada satu tanduk besar, namun  tumbuh empat tanduk yang aneh, 

yaitu keempat panglima Aleksander, yang kepada mereka ia mewariskan 

hasil-hasil penaklukannya. Dan ia memiliki  begitu banyak taklukan 

sehingga, saat  dibagi-bagi di antara keempat panglimanya, mereka 

mendapat cukup untuk tiap-tiap orang. Keempat tanduk yang aneh ini 

mengarah pada keempat mata angin yang dari langit, sama dengan 

empat kepala macan tutul (7:6), yaitu ke arah kerajaan Asyur dan 

kerajaan Mesir, kerajaan Asia dan kerajaan Yunani. Asyur terletak di 

sebelah timur, Yunani di sebelah barat, Asia Kecil di sebelah utara, dan 

Mesir di sebelah selatan. Perhatikanlah, orang-orang yang menimbun 

kekayaan tidak mengetahui siapa yang akan mengambil kekayaan itu, 

atau siapa yang akan memiliki segala sesuatu yang telah mereka 

persiapkan itu. 

6. Daniel melihat sebuah tanduk kecil yang menjadi penganiaya besar 

jemaat dan umat Tuhan  . Dan ini merupakan hal utama yang ingin 

ditunjukkan kepadanya dalam penglihatan ini, seperti juga dalam 

penglihatan sesudahnya (11:30, dst.). Semua penafsir sependapat bahwa 

penganiaya ini yaitu  Antiokhos Epifanes (demikian ia menyebut dirinya 

sendiri) – yang ternama, namun  orang lain menyebutnya Antiokhos 

Epimanes – Antiokhos Si Bengis. Ia disebut di sini (seperti sebelumnya, 

7:8), tanduk kecil, sebab ia sesungguhnya hina. Ada orang-orang lain di 

antara dia dan kerajaan. Ia memiliki kecenderungan yang rendah seperti 

budak, tidak ada sifat-sifat rajawi dalam dirinya. Dan selama beberapa ia 

waktu menjadi sandera dan tahanan di Roma, yang dari situ ia melarikan 

diri. Dan, meskipun ia adik bungsu, dan kakaknya masih hidup, dialah 

yang memperoleh kerajaan. Ia menjadi sangat besar ke arah selatan, 

sebab ia merebut Mesir, dan ke arah timur, sebab ia menyerang Persia 

dan Armenia. namun  apa yang terutama diperhatikan di sini yaitu  

kejahatan yang dia lakukan terhadap orang-orang Yahudi. Orang Yahudi 

tidak disebutkan secara jelas, atau memang nubuatan-nubuatan tidak 

boleh terlalu kentara. namun  mereka digambarkan sedemikian rupa di 

sini supaya mudah bagi orang-orang yang memahami bahasa Kitab Suci 

untuk mengetahui siapa yang dimaksud. Dan orang-orang Yahudi, 

sebab  sudah diberi tahu tentang hal ini sebelumnya, dapat tergugah 

untuk mempersiapkan diri mereka dan anak-anak mereka terlebih 

dahulu untuk masa-masa yang penuh penderitaan dan cobaan ini.  

(1) Antiokhos, atau si penganiaya ini, meninggikan dirinya melawan 

Tanah Permai, tanah Israel, yang disebut demikian sebab  tanah itu 

yaitu  tanah yang permai di antara semua negeri, sebab  

kesuburannya dan segala sesuatu yang menyukakan hidup manusia, 

namun  terutama sebab  tanda-tanda kehadiran Tuhan   di dalamnya, 

dan sebab  ia diberkati dengan pewahyuan-pewahyuan dan 

ketetapan-ketetapan ilahi. Gunung Sionlah yang menjulang permai, 

yang menjadi kegirangan bagi seluruh bumi (Mzm. 48:3). Permainya 

tanah itu yaitu  sebab  di sana Mesias akan dilahirkan, yang akan 

menjadi penghiburan maupun kemuliaan bagi umat-Nya, Israel. 

Perhatikanlah, kita memiliki  alasan untuk menganggap suatu 

tempat sebagai tempat yang permai, jika tempat itu yaitu  tempat 

yang kudus, yang di dalamnya Tuhan   tinggal, dan di mana kita bisa 

mendapat kesempatan untuk bersekutu dengan Dia. Tentu, betapa 

bahagianya kita berada di tempat ini.  

(2) Antiokhos, atau si penganiaya ini, berperang melawan bala tentara 

langit, yaitu, umat Tuhan  , jemaat, yang yaitu  kerajaan sorga, jemaat 

yang sedang berjuang di sini di atas bumi. Orang-orang kudus, 

sebab  dilahirkan dari atas, dan merupakan warga sorga, dan oleh 

anugerah-Nya melakukan kehendak Tuhan  , dalam ukuran tertentu, 

seperti para malaikat di sorga melakukannya, bisa juga disebut bala 

tentara sorga. Atau imam-imam dan orang-orang Lewi, yang dipe-

kerjakan untuk melayani Kemah Suci, dan di sana memperjuangkan 

perjuangan yang baik, yaitu  bala tentara langit ini. Melawan 

mereka inilah Antiokhus meninggikan dirinya. Ia menjadi besar,

bahkan sampai kepada bala tentara langit, dengan melawan mereka 

dan menantang mereka. 

(3) Ia menjatuhkan beberapa dari bala tentara itu yaitu, dari bintang-

bintang itu, sebab mereka disebut bala tentara langit ke bumi, dan 

menginjak-injaknya. Sebagian dari orang-orang yang paling 

terkemuka baik dalam jemaat maupun pemerintahan, yang 

merupakan terang yang menyala dan bersinar dalam angkatan 

mereka, dipaksanya untuk mengikuti penyembahan-penyembahan 

berhalanya atau dibunuh olehnya. Ia mencengkeram mereka dalam 

tangannya, dan kemudian menginjak-injak mereka dan bersorak-

sorak atas mereka. Seperti Eleazar yang baik hati dan sudah tua, dan 

tujuh orang bersaudara, yang dia hukum mati dengan siksaan-

siksaan yang kejam, sebab  mereka tidak mau makan daging babi (2 

Makabe 6-7). Ia bermegah dalam hal ini bahwa dengan begitu ia 

menghina sorga itu sendiri dan mendirikan takhtanya mengatasi bi-

ntang-bintang Tuhan   (Yes. 14:13).  

(4) Bahkan terhadap Panglima bala tentara itu pun ia membesarkan 

dirinya. Ia meninggikan dirinya melawan imam besar, Onias, yang dia 

rampas martabatnya, atau lebih tepatnya melawan Tuhan   sendiri, 

yang yaitu  Raja Israel dari zaman purbakala, yang memerintah 

untuk selama-lamanya, yang yaitu  raja Sion, yang mengepalai 

sendiri bala tentara-Nya yang berperang bagi peperangan-Nya. 

Terhadap Dialah Antiokhos membesarkan dirinya. Seperti Firaun, keti-

ka berkata, siapakah TUHAN itu? Perhatikanlah, orang-orang yang 

menganiaya umat Tuhan  , menganiaya Tuhan   sendiri.  

(5) Ia mengambil korban persembahan sehari-hari. Domba pagi dan 

petang, yang ditetapkan Tuhan   untuk dipersembahkan setiap hari di 

atas mezbah-Nya bagi kehormatan-Nya, oleh Antiokhos dilarang dan 

ditahan untuk dipersembahkan. Tidak diragukan lagi bahwa ia 

mengambil semua korban lainnya, namun  hanya korban sehari-hari 

yang disebutkan, sebab  korban itu yaitu  kehilangan terbesar dari 

semuanya, sebab dalam korban itu mereka menjaga persekutuan 

mereka dengan Tuhan   secara terus-menerus, yang lebih mereka 

utamakan dibandingkan  korban yang hanya dipersembahkan sesekali. 

Umat Tuhan   menganggap korban sehari-hari mereka, ibadah pagi dan 

petang mereka, sebagai pekerjaan yang paling dibutuhkan dari 

pekerjaan mereka sehari-hari dan penghiburan yang paling 

menyukakan hati dari penghiburan-penghiburan mereka sehari-hari, 

dan tidak mau berpisah dengannya demi apa pun juga.  

(6) Ia merobohkan tempat-Nya yang kudus. Ia tidak membakar dan 

menghancurkan Bait Suci, namun  mencampakkannya, saat  ia 

menajiskannya, menjadikannya sebagai kuil Zeus Olimpios, dan 

mendirikan patungnya di dalamnya. Ia juga menghempaskan 

kebenaran ke bumi, menginjak-injak kitab hukum Taurat, firman 

kebenaran itu, merobek-robeknya, dan membakarnya, dan berbuat 

semampunya untuk betul-betul menghancurkannya, supaya kitab itu 

lenyap dan dilupakan untuk selama-lamanya. Inilah rencana-rencana 

dari raja yang fasik itu. Hal-hal inilah yang diperbuatnya. Dan, siapa 

sangka, dalam perbuatan-perbuatan ini ia berhasil. Ia berbuat sangat 

jauh, tampak sudah mencapai tujuannya, dan hampir saja membasmi 

agama yang kudus itu yang telah ditanam oleh tangan kanan Tuhan  . 

namun  supaya jangan sampai ia atau yang lain bersorak-sorak, 

seolah-olah dalam hal ini ia sudah menang melawan Tuhan   sendiri 

dan menjadi terlalu tangguh bagi-Nya, maka duduk perkaranya di 

sini dijelaskan dan ditempatkan dengan benar.  

[1] Ia tidak akan mampu melakukan perbuatan ini seandainya Tuhan   

tidak mengizinkan dia untuk melakukannya, tidak akan bisa 

memiliki kekuatan melawan Israel kecuali kekuatan itu 

diberikan kepadanya dari atas. Tuhan   menaruh kekuatan ini ke 

dalam tangannya, dan suatu kebaktian diadakan secara fasik 

menggantikan korban sehari-hari (KJV: memberinya bala tentara 

melawan korban sehari-hari). Tindakan penyelenggaraan Tuhan   

menempatkan pedang itu ke dalam tangannya, dan oleh pedang 

itu ia dimampukan seperti itu untuk mengalahkan semua yang 

ada di hadapannya. Perhatikanlah, kita harus melihat dan 

mengakui tangan Tuhan dalam semua upaya dan semua 

keberhasilan dari musuh-musuh jemaat melawan jemaat. Semua 

itu hanyalah tongkat di tangan Tuhan  .  

[2] Tuhan   tidak akan mengizinkan perbuatan itu jika umat-Nya tidak 

terlebih dulu menyulut murka-Nya untuk berbuat demikian. Oleh 

sebab  pelanggaranlah (KJV), pelanggaran Israel, untuk 

menghajar mereka atas pelanggaran itu, sehingga Antiokhus 

dipekerjakan untuk menimpakan semua kesusahan ini kepada 

mereka. Perhatikanlah, jika  tanah yang permai dan semua hal 

yang menyenangkan darinya diporak-porandakan, maka harus 

diakui bahwa dosa yaitu  penyebab timbulnya semua kehancuran 

itu. Siapakah yang menyerahkan Yakub untuk dirampas? Bukankah 

itu TUHAN? Sebab kepada-Nya kita telah berdosa (Yes. 42:24). 

Pelanggaran besar orang-orang Yahudi jsesudah  pembuangan 

(saat  mereka dipulihkan dari penyembahan berhala) yaitu  

penghinaan dan penajisan terhadap hal-hal yang kudus, 

merampas pelayanan kepada Tuhan  , dengan membawa binatang 

yang timpang dan binatang yang sakit sebagai persembahan , 

seolah-olah meja TUHAN boleh dihinakan (demikian yang kita 

dapati dalam Mal. 1:7-8, dst., dan bahwa para imam bersalah atas 

hal ini, Mal. 2:1, 8). Oleh sebab itu, Tuhan   mengutus Antiokhus un-

tuk mengambil korban persembahan sehari-hari dan merobohkan 

tempat-Nya yang kudus. Perhatikanlah, adil bagi Tuhan   untuk 

mencabut hak-hak istimewa rumah-Nya dari orang-orang yang 

merendahkan dan menajiskannya, dan membuat orang 

mengetahui betapa berharganya ketetapan-ketetapan ilahi 

dengan mengambilnya dari mereka yang tidak mau 

mengetahuinya dengan menikmatinya. 

7. Daniel mendengar bahwa waktu dari malapetaka ini dibatasi dan 

ditentukan, bukan kapan malapetaka itu datang, (hal itu tidak ditetapkan 

di sini, sebab  Tuhan   ingin supaya umat-Nya selalu bersiap-siap untuk 

itu), melainkan sampai berapa lama berlaku penglihatan ini. Bahwa, 

saat  mereka tidak lagi memiliki  nabi untuk memberi tahu mereka 

berapa lama lagi (Mzm. 74:9, KJV. Mazmur yang tampak dirancang untuk 

hari yang gelap dan suram ini), mereka bisa memiliki  nubuatan ini 

untuk memberi mereka harapan akan pembebasan pada waktunya. Nah, 

mengenai hal ini kita mendapati di sini, 

(1) Pertanyaan yang diajukan tentang malapetaka itu (ay. 13). Amatilah  

[1] Oleh siapa pertanyaan itu diajukan: Kemudian kudengar seorang 

kudus berbicara untuk maksud ini, dan kemudian seorang kudus 

lain mendukungnya. “Oh, kalau saja kita tahu berapa lama 

kesusahan ini akan berlangsung!” Para malaikat di sini disebut 

orang-orang kudus, sebab mereka yaitu  orang-orang kudus 

(4:13), beribu-ribu orang kudus (Yud. 14). Para malaikat menyi-

bukkan diri dengan urusan-urusan jemaat, dan bertanya 

tentangnya. Dan jika, seperti di sini, mereka bertanya tentang 

keselamatan-keselamatannya yang sementara di dunia, maka jauh 

terlebih lagi mereka ingin mengetahui keselamatan besar (1Ptr. 

1:12). Satu orang kudus berbicara mengenai hal itu, dan yang 

lain bertanya tentangnya. Demikian pula Yohanes, yang bersan-

dar dekat Kristus, diberi isyarat oleh Petrus untuk mengajukan 

pertanyaan kepada Kristus (Yoh. 13:23-24).  

[2] Kepada siapa pertanyaan itu diajukan. Ia berkata kepada Palmoni 

yang berbicara itu. Menurut sebagian orang, seorang kudus yang 

berbicara ini yaitu  malaikat yang berkedudukan tinggi yang 

lebih mengerti dibandingkan yang lain, yang sebab  itu 

kepadanyalah mereka datang dengan pertanyaan-pertanyaan 

mereka. Menurut tafsiran lain lagi, orang itu yaitu  Firman yang 

kekal, Anak Tuhan  . Dialah Yang tak diketahui. Palmoni tampak 

merupakan gabungan dari Peloni Almoni, yang digunakan dalam 

Rut 4:1, dan diterjemahkan hai saudara, dan dalam 2 Raja-raja 

6:8, yang diterjemahkan tempat ini dan itu. Kristus pada waktu 

itu masih menjadi Yang tak bernama. Mengapa engkau juga 

menanyakan nama-Ku? Bukankah nama itu ajaib? (Hak. 13:18, 

KJV: Bukankah nama itu rahasia). Dia yaitu  penghitung rahasia 

(seperti yang diterjemahkan oleh sebagian orang), sebab dari-

Nya tak ada suatu apa pun yang tersembunyi – penghitung yang 

ajaib, demikian menurut sebagian yang lain. Nama-Nya disebut 

Ajaib. Perhatikanlah, jika kita ingin mengetahui pikiran Tuhan  , 

kita harus datang kepada Yesus Kristus, yang ada di pangkuan 

Bapa, dan yang di dalam Dia tersembunyi segala harta hikmat dan 

pengetahuan, tidak tersembunyi dari kita, namun  tersembunyi 

untuk kita.  

[3] Pertanyaan yang diajukan itu sendiri: “Sampai berapa lama 

berlaku penglihatan ini, yakni korban sehari-hari? Berapa lama 

larangannya akan terus berlaku? Berapa lama tanah yang permai 

itu akan dibuat tidak menyenangkan oleh larangan yang keras 

itu? Berapa lama kefasikan yang membinasakan (patung Zeus), 

pelanggaran besar yang membuat semua hal sakral kita diting-

galkan itu, berapa lama patung itu akan berdiri di Bait Suci? 

Berapa lama tempat kudus dan bala tentara, tempat suci dan 

orang-orang kudus yang melayani di dalamnya, diinjak-injak oleh 

si penindas?” Perhatikanlah, para malaikat menaruh perhatian 

terhadap kesejahteraan jemaat di atas bumi dan ingin melihat 

berakhirnya kehancuran-kehancurannya. Para malaikat ber-

tanya, untuk memuaskan Daniel, tanpa ragu bahwa ia ingin tahu, 

berapa lama malapetaka-malapetaka ini akan berlangsung? 

Pertanyaan itu mengandung anggapan bahwa malapetaka-

malapetaka itu tidak akan berlangsung selamanya. Tongkat 

kerajaan orang fasik tidak akan tinggal tetap di atas tanah yang 

diundikan kepada orang-orang benar (Mzm. 125:3), meskipun 

tongkat itu bisa saja datang ke tanah mereka. Kristus menghibur 

diri-Nya dalam penderitaan-penderitaan-Nya dengan ucapan ini, 

apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi (Luk. 22:37, KJV: 

Hal-hal yang menyangkut Aku ada akhirnya), dan demikian pula 

jemaat dapat menghibur diri dalam penderitaan-penderitaannya. 

namun  rasanya kita ingin tahu berapa lama malapetaka-mala-

petaka itu akan berlangsung, supaya kita bisa bersiap-siap 

sebagaimana mestinya. 

(2) Jawaban yang diberikan terhadap pertanyaan ini (ay. 14). Kristus 

memberi  perintah kepada para malaikat kudus, sebab mereka 

yaitu  hamba-hamba seperti kita. namun  di sini jawabannya 

diberikan kepada Daniel, sebab  untuk dialah pertanyaan itu 

diajukan: Maka ia menjawab. Tuhan   adakalanya memberi dalam 

perkenanan-perkenanan yang besar kepada umat-Nya, sebagai 

jawaban atas berbagai pertanyaan dan permintaan dari sahabat-

sahabat mereka untuk mereka. Nah,  

[1] Kristus meyakinkan dia bahwa kesusahan itu akan berakhir. 

Kesusahan itu akan terus berlangsung selama dua ribu tida ratus 

hari dan tidak lebih lama dari itu, sekian banyak malam dan pagi 

(demikian kata yang dipakai), sekian banyak nuchthēmerai, 

sekian banyak hari-hari biasa, yang dihitung, seperti pada 

permulaan Kejadian, dari petang demi petang dan pagi demi 

pagi. Sebab kehilangan korban petang dan korban pagilah yang 

paling banyak mereka ratapi, dan mereka merasa waktu berjalan 

sangat lambat selama korban-korban itu dirampas dari mereka. 

Sebagian orang memandang pagi dan petang, dalam bilangan ini, 

sebagai dua hari, maka 2.300 petang dan sekian banyak pagi 

hanya berjumlah 1.150 hari. Dan kira-kira sekian banyak harilah 

korban sehari-hari terputus. Dan jumlah ini lebih dekat dengan 

perhitungan (7:25) satu masa dan dua masa dan setengah masa. 

namun  tidak akan begitu dipaksakan jika kita memahaminya 

sebagai sekian banyak hari biasa. 2.300 hari berarti 6 tahun dan 

3 bulan, dan kira-kira 18 hari. Dan tepat sekian lamalah mereka 

menghitung dari pembelotan rakyat, yang ditimbulkan oleh 

imam besar Menelaus pada tahun ke-142 dari masa kerajaan 

Seleukia, pada bulan keenam dalam tahun itu, dan hari ke-6 

dalam bulan itu (demikian Yosefus memberi  penanggalan-

nya), sampai ke pemulihan tempat kudus, dan ditegakkannya 

kembali agama di antara mereka, yang terjadi pada tanggal dua 

puluh lima bulan kesembilan, dalam tahun seratus empat puluh 

delapan (1 Makabe 4:52). Tuhan   memperhitungkan waktu 

penderitaan-penderitaan umat-Nya yang ditimpakan-Nya. Kamu 

akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari (Why. 2:10).  

[2] Kristus meyakinkan dia bahwa mereka akan melihat hari-hari 

yang lebih baik sesudah itu: Lalu tempat kudus itu akan 

dipulihkan (KJV: akan dibersihkan). Perhatikanlah, pembersihan 

tempat kudus yaitu  pertanda yang membahagiakan akan 

kebaikan bagi suatu umat. saat  mereka mulai diperbaharui, 

mereka akan segera dibebaskan. Meskipun Tuhan   yang benar bisa 

saja, untuk menghajar umat-Nya, membiarkan tempat kudus-Nya 

dinajiskan untuk sementara waktu, namun Tuhan   yang cemburu 

akan, bagi kemuliaan-Nya sendiri, memastikan pembersihannya 

pada waktunya. Kristus mati untuk membersihkan jemaat-Nya, 

dan Ia akan membersihkannya sedemikian rupa hingga pada 

akhirnya Ia dapat mempersembahkannya tanpa cacat cela 

kepada diri-Nya sendiri. 

Makna Penglihatan tentang Domba Jantan  

dan Kambing Jantan Diungkapkan  

(8:15-27)  

15 Sedang aku, Daniel, melihat penglihatan itu dan berusaha memahaminya, maka 

tampaklah seorang berdiri di depanku, yang rupanya seperti seorang laki-laki; 16 dan aku 

mendengar dari tengah sungai Ulai itu suara manusia yang berseru: “Gabriel, buatlah 

orang ini memahami penglihatan itu!” 17 Lalu datanglah ia ke tempat aku berdiri, dan 

saat  ia datang, terkejutlah aku dan jatuh tertelungkup, lalu ia berkata kepadaku: 

“Pahamilah, anak manusia, bahwa penglihatan itu mengenai akhir masa!” 18 Sementara ia 

berbicara dengan aku, jatuh pingsanlah aku tertelungkup ke tanah; namun  ia menyentuh 

aku dan membuat aku berdiri kembali. 19 Lalu berkatalah ia: “Kuberitahukan kepadamu 

apa yang akan terjadi pada akhir murka ini, sebab hal itu mengenai akhir zaman. 20 

Domba jantan yang kaulihat itu, dengan kedua tanduknya, ialah raja-raja orang Media dan 

Persia. 21 Dan kambing jantan yang berbulu kesat itu ialah raja negeri Yunani, dan tanduk 

besar yang di antara kedua matanya itu ialah raja yang pertama. 22 Dan bahwa tanduk itu 

patah dan pada tempatnya itu muncul empat buah, berarti: empat kerajaan akan muncul 

dari bangsa itu, namun  tidak sekuat yang terdahulu. 23 Dan pada akhir kerajaan mereka, 

jika  orang-orang fasik telah penuh kejahatannya, maka akan muncul seorang raja 

dengan muka yang garang dan yang pandai menipu. 24 Kekuatannya akan menjadi hebat, 

namun  tidak sekuat yang terdahulu, dan ia akan mendatangkan kebinasaan yang mengeri-

kan, dan apa yang dilakukannya akan berhasil; orang-orang berkuasa akan dibinasakan-

nya, juga umat orang kudus. 25 Dan oleh sebab  akalnya, penipuan yang dilakukannya 

akan berhasil; ia akan membesarkan dirinya dalam hatinya, dan dengan tak disangka-

sangka banyak orang akan dibinasakannya; juga ia akan bangkit melawan Raja segala 

raja. namun  tanpa perbuatan tangan manusia, ia akan dihancurkan. 26 Adapun penglihatan 

tentang petang dan pagi itu, apa yang dikatakan tentang itu yaitu  benar. namun  engkau, 

sembunyikanlah penglihatan itu, sebab hal itu mengenai masa depan yang masih jauh.” 27 

Maka aku, Daniel, lelah dan jatuh sakit beberapa hari lamanya; kemudian bangunlah aku 

dan melakukan pula urusan raja. Dan aku tercengang-cengang tentang penglihatan itu, 

namun  tidak memahaminya. 

Di sini kita mendapati, 

I. Keinginan Daniel yang sungguh-sungguh supaya penglihatan ini dijelaskan 

kepadanya (ay. 15): Aku berusaha memahaminya. Perhatikanlah, orang-

orang yang mengetahui dengan benar perkara-perkara tentang Tuhan   tidak 

bisa tidak ingin mengetahui lebih banyak lagi dan lagi tentangnya, dan 

dituntun lebih jauh lagi ke dalam rahasianya. Orang-orang yang ingin 

menemukan makna dari apa yang telah mereka lihat atau dengar dari Tuhan   

harus mencarinya, dan mencarinya dengan tekun. Carilah, maka kamu akan 

mendapat. Daniel menimbang-nimbang perkara itu, membanding-

bandingkannya dengan penyingkapan-penyingkapan sebelumnya, untuk 

mencoba apakah ia bisa memahaminya. namun  terutama ia mencari dengan 

doa (seperti yang sudah dilakukannya, 2:18), dan ia tidak mencari dengan 

sia-sia. 

II.  Perintah-perintah yang diberikan kepada malaikat Gabriel untuk memberi 

tahu dia mengenai penglihatan ini. Seorang yang rupanya seperti seorang 

laki-laki (yang, menurut sebagian orang, yaitu  Kristus sendiri, sebab siapa 

lagi selain Dia yang dapat memerintah malaikat-malaikat?) memerintahkan 

Gabriel untuk membuat Daniel memahami penglihatan itu. Adakalanya Tuhan   

berkenan memanfaatkan pelayanan para malaikat, bukan hanya untuk 

melindungi anak-anak-Nya, melainkan juga untuk mengajar mereka, untuk 

memenuhi maksud-maksud yang baik bukan hanya dari penyelenggaraan-

Nya, melainkan juga dari anugerah-Nya. 

III. Kecemasan yang dirasakan Daniel saat  pengajarnya ini datang mendekat 

(ay. 17): saat  ia datang, terkejutlah aku (KJV: saat  ia datang mendekat, 

takutlah aku). Meskipun Daniel yaitu  seorang yang amat bijak dan berani, 

dan sudah mengenal penglihatan-penglihatan tentang Yang Mahakuasa, 

namun mendekatnya seorang utusan yang luar biasa dari sorga 

membuatnya ketakutan seperti ini. Ia jatuh tertelungkup, bukan untuk 

menyembah sang malaikat, melainkan sebab  ia tidak tahan lagi dengan 

kemilau yang menyilaukan dari kemuliaannya. Bahkan, jsesudah  tertelungkup 

ke tanah, ia jatuh pingsan (ay. 18, KJV: ia tertidur lelap), yang terjadi bukan 

sebab  ia mengabaikan penglihatan itu, atau tidak peduli dengannya, 

melainkan sebab  ia pingsan dan mengalami tekanan roh, oleh melimpahnya 

pewahyuan. Murid-murid Kristus tidur di taman sebab  bersedih hati. Dan, 

seperti di sana, demikian pula di sini, roh memang penurut, namun  daging 

lemah. Daniel ingin tetap terjaga, namun  tidak bisa. 

IV. Kelegaan yang diberikan sang malaikat kepada Daniel, disertai dorongan 

yang kuat kepadanya untuk menantikan penyingkapan yang memuaskan 

tentang makna dari penglihatan ini.  

1. Sang malaikat menyentuh dia dan membuatnya berdiri kembali (ay. 18). 

Demikian pula saat  Yohanes, dalam keadaan serupa, sedang diliputi 

kecemasan yang serupa, Kristus meletakkan tangan kanan-Nya di 

atasnya (Why. 1:17). Sentuhan yang lembutlah yang diberikan sang 

malaikat di sini kepada Daniel, untuk menunjukkan bahwa ia datang 

bukan untuk menyakitinya, bukan untuk mengadakan perkara 

dengannya dalam kemahakuasaan-Nya, atau dengan tangan yang menin-

dihnya dengan berat, melainkan untuk menolongnya, untuk menaruh 

perhatian kepadanya (Ayb. 23:6, KJV: untuk memberi  kekuatan 

kepadanya), yang dapat dilakukan Tuhan   dengan sentuhan. saat  kita 

sedang tertidur dan tertelungkup di atas tanah ini, kita sangat tidak 

layak untuk mendengar dari Tuhan  , dan untuk bercakap-cakap dengan-

Nya. namun , jika Tuhan   merancang pengajaran bagi kita, Ia dengan 

anugerah-Nya akan membangunkan kita dari tidur kita, mengangkat kita 

dari perkara-perkara yang di bawah, dan membuat kita berdiri kembali.  

2. Sang malaikat berjanji untuk memberi tahu dia: “Pahamilah, anak 

manusia! (ay. 17). Engkau akan paham, jika saja engkau mau 

mengerahkan akal budimu untuk memahami.” Ia memanggilnya anak 

manusia, untuk menyiratkan bahwa ia akan mempertimbangkan 

kejasmaniannya, dan akan berlaku lembut terhadapnya, menyesuaikan 

dirinya dengan kemampuan Daniel sebagai manusia. Atau dengan begitu 

ia mengajarkan kerendahan hati kepadanya. Meskipun Daniel 

diperbolehkan bercakap-cakap dengan malaikat-malaikat, ia tidak boleh 

menyombongkan diri sebab  itu, namun  harus ingat bahwa ia yaitu  anak 

manusia. Atau mungkin sebutan ini memberi  kehormatan 

kepadanya: Sang Mesias belum lama ini disebut sebagai Anak Manusia 

(7:13), dan Daniel bersaudara dengan-Nya, dan merupakan perlambang 

dari-Nya sebagai nabi dan orang yang sangat dikasihi. Sang malaikat 

meyakinkan dia bahwa ia akan dibuat mengetahui apa yang akan terjadi 

pada akhir murka ini (ay. 19). Biarlah disediakan bagi penghiburan 

orang-orang yang akan hidup untuk melihat masa-masa bencana itu 

bahwa semua itu akan ada akhirnya. Amarah-Ku akan berakhir (Yes. 

10:25), amarah itu akan berlalu (Yes. 26:20). Amarah itu bisa saja datang 

sesekali dan kembali lagi, namun  akhirnya akan menjadi mulia. Kebaikan 

akan mengikutinya, bahkan, kebaikan akan dihasilkan darinya. Sang ma-

laikat memberi tahu dia (ay. 17), “Penglihatan itu mengenai akhir masa. 

saat  murka yang terakhir datang, saat  jalan penyelenggaraan ini 

selesai, pada waktu itulah penglihatan ini akan dibuat jelas dan 

dimengerti melalui peristiwa yang terjadi, seperti halnya peristiwa itu 

akan dibuat jelas dan dimengerti melalui penglihatan ini.” Atau, “Pada 

akhir masa dari jemaat Yahudi, pada hari-hari terakhirnya, penglihatan 

itu akan digenapi, 300 atau 400 tahun sesudah itu. Oleh sebab itu, 

pahamilah, bahwa engkau dapat mencatatnya untuk angkatan-angkatan 

yang akan datang.” namun  jika ia bertanya secara lebih khusus, “Kapan 

akhir zaman itu? Dan berapa lama lagi akhir zaman akan tiba?” Biarlah 

jawaban ini cukup (ay. 19, KJV): Hal itu mengenai akhir zaman yang 

ditentukan. Itu sudah ditetapkan dalam putusan hikmat ilahi, yang tidak 

dapat diubah dan tidak boleh diungkit-ungkit. 

V. Penjelasan yang dia berikan kepada Daniel tentang penglihatan ini. 

1. Mengenai kedua kerajaan Persia dan Yunani (ay. 20-22). Domba jantan 

melambangkan pergantian raja-raja Media dan Persia. Kambing jantan 

yang berbulu kesat melambangkan raja-raja Yunani. Tanduk besar yaitu  

Aleksander. Keempat tanduk yang tumbuh di tempat Aleksander yaitu  

empat kerajaan yang ke dalamnya wilayah-wilayah penaklukannya 

dibagi-bagi, yang tentang itu kita baca sebelumnya dalam ayat 8. 

Kerajaan-kerajaan ini dikatakan akan muncul dari bangsa itu, namun  tidak 

sekuat yang terdahulu. Tidak satu pun dari kerajaan-kerajaan itu pernah 

berpengaruh besar seperti Aleksander. Yosefus menceritakan bahwa 

saat  Aleksander telah merebut Tirus, dan menaklukkan Palestina, dan 

sedang berarak menuju Yerusalem, Yadua, yang pada waktu itu 

menjabat sebagai imam besar (Nehemia menyebutkan salah satu 

namanya, Neh. 12:11), sebab  takut dengan kemarahannya, datang 

kepada Tuhan   dengan doa dan korban bagi keselamatan semua orang. 

Dan oleh-Nya ia diperingatkan dalam sebuah mimpi bahwa saat  

Aleksander datang mendekat, ia harus membuka lebar pintu-pintu ger-

bang kota. Dan bahwa ia dan semua imam yang lain harus keluar untuk 

menemui Aleksander dalam jubah-jubah mereka, dan semua rakyat 

berpakaian putih. Aleksander, jsesudah  melihat kawanan ini dari 

kejauhan, pergi sendiri menemui imam besar, dan, jsesudah  bersujud di 

hadapan Tuhan   yang nama-Nya terukir di patam emas dari serban (bdk. 

Im. 8:9) imam besar, ia terlebih dulu memberi  salam kepada sang 

imam. Dan, saat  ditanya oleh salah seorang panglimanya sendiri 

mengapa ia berbuat demikian, ia berkata bahwa sewaktu ia masih di 

Makedonia, saat  merenungkan penaklukan atas Asia, tampaklah 

kepadanya seseorang seperti imam besar ini, yang berpakaian seperti 

itu, yang mengundangnya ke Asia, dan meyakinkan dia bahwa ia akan 

berhasil menaklukkannya. Para imam menuntunnya ke Bait Suci, di 

mana ia mempersembahkan korban kepada Tuhan   Israel seperti yang 

mereka arahkan kepadanya. Dan di sana mereka menunjukkan 

kepadanya Kitab Daniel ini, bahwa di dalamnya dinubuatkan bahwa 

seorang Yunani akan datang dan menghancurkan orang Persia. Hal ini 

sangat menyemangati Aleksander untuk melakukan serangan yang 

sedang diniatkannya melawan Darius. Segera sesudah itu ia 

menempatkan orang-orang Yahudi dan agama mereka di bawah 

perlindungannya, berjanji untuk bersikap baik terhadap orang-orang 

seagama mereka yang ada di Babel dan Media, yang ke sana ia tengah 

menuju. Dan untuk menghormatinya, semua imam menamai anak-anak 

lelaki mereka yang lahir pada tahun itu dengan nama Aleksander. (Lih. 

Yosefus. lib. 11). 

2. Mengenai Antiokhos, dan penindasannya terhadap orang-orang Yahudi. 

Hal ini dikatakan terjadi pada akhir kerajaan Yunani, jika  orang-

orang fasik telah penuh kejahatannya (ay. 23). Yaitu, jika  orang-orang 

Yahudi yang bobrok telah memenuhi takaran kedurhakaan mereka, dan 

matang bagi kehancuran ini, sehingga Tuhan   di dalam kehormatan tidak 

tahan lagi dengan mereka, pada saat itulah akan muncul raja ini, untuk 

menjadi flagellum Dei – tongkat di tangan Tuhan   untuk menghajar orang-

orang Yahudi. Sekarang amatilah di sini,  

(1) Tabiatnya: Ia akan menjadi seorang raja dengan muka yang garang, 

kurang ajar dan penuh amarah, tidak takut akan Tuhan   dan tidak 

menghormati seorang pun, pandai menipu, atau (lebih tepatnya) 

berpengalaman dalam perbuatan-perbuatan gelap, segala perbuatan 

tersembunyi yang memalukan. Ia menguasai semua keahlian 

berpura-pura dan menipu, dan mengetahui seluk-beluk Iblis dan juga 

semua orang. Ia pintar untuk berbuat jahat.  

(2) Keberhasilannya. Ia akan membuat kerusakan yang mengerikan atas 

bangsa-bangsa di sekitarnya. Kekuatannya akan menjadi hebat, akan 

mengalahkan semua yang ada di hadapannya, namun  tidak sekuat 

yang terdahulu (ay. 24. KJV: bukan oleh kekuatannya sendiri), 

melainkan sebagian oleh bantuan sekutu-sekutunya, Eumenes dan 

Atalos, dan sebagian lagi oleh perbuatan rendah dan pengkhianatan 

banyak orang Yahudi, bahkan para imam yang ambil bagian dalam 

kepentingan-kepentingannya, dan terutama atas izin ilahi. Bukan 

oleh kekuatannya sendiri, melainkan oleh kekuatan yang diberikan 

kepadanya dari ataslah ia mendatangkan kebinasaan yang 

mengerikan. namun  ia menganggap bahwa ia sudah membuat dirinya 

besar dengan menjadi perusak yang besar. Ia sungguh mendatang-

kan kebinasaan yang mengerikan, sebab ia membinasakan,  

[1] Orang-orang berkuasa, dan mereka tidak bisa melawannya 

dengan kekuatan mereka. Raja-raja Mesir tidak tahan 

menghadapinya dengan segenap pasukan mereka. Ia maju 

melawan mereka dan berhasil. Perhatikanlah, orang-orang yang 

berkuasa di bumi biasanya akhirnya akan berhadapan juga 

dengan orang-orang yang terlalu tangguh bagi mereka, yang 

lebih perkasa dibandingkan  mereka. Oleh sebab itu, janganlah orang 

kuat bermegah dalam kekuatannya, seberapa hebat pun kekuat-

an mereka itu, kecuali ia bisa yakin bahwa tak ada yang lain yang 

lebih kuat dibandingkan  dia.  

[2] Ia membinasakan umat kudus, atau umat dari orang-orang kudus. 

Dan sifat mereka yang suci tidak menghalanginya untuk 

membinasakan mereka atau melindungi mereka sehingga tidak 

dibinasakan. Segala sesuatu sama bagi sekalian, dan nasib yang 

sama menimpa orang berkuasa dan orang kudus di dunia ini.  

[3] Cara-cara yang dengannya ia akan meraih keberhasilan ini, 

bukan dengan keberanian yang sejati, hikmat, atau keadilan, 

melainkan dengan akal dan penipuannya (ay. 25), dengan 

kecurangan dan tipu daya, dan kelicikan seperti ular. Penipuan 

yang dilakukannya akan berhasil. Dengan begitu licik ia akan 

meneruskan rancangan-rancangannya sehingga ia akan 

mencapai tujuannya dengan keahlian membujuk rayu. Dengan 

tak disangka-sangka banyak orang akan dibinasakannya, seperti 

yang dilakukan orang lain melalui perang. Dengan dalih 

perjanjian, perserikatan, dan persekutan dengan mereka, ia akan 

menyerobot hak-hak mereka, dan memperdaya mereka hingga 

tunduk kepadanya. Demikianlah, kadang-kadang apa yang telah 

diperoleh oleh bangsa yang benar-benar berani dalam perang 

yang benar, direbut oleh bangsa yang benar-benar rendah 

tabiatnya dengan mengkhianati perdamaian, dan berbuat licik 

supaya menang.  

[4] Kejahatan yang akan dia lakukan terhadap agama: Ia akan 

membesarkan dirinya dalam hatinya, dan menganggap dirinya 

pantas untuk memberi  perintah dan hukum kepada semua 

orang, sehingga ia juga akan bangkit melawan Raja segala raja, 

yaitu melawan Tuhan   sendiri. Ia akan menajiskan Bait Suci dan 

mezbah-Nya, melarang penyembahan terhadap-Nya, dan 

menganiaya para penyembah-Nya. Lihatlah bagaimana 

kedurhakaan sebagian orang membawa mereka ke puncak 

kelancangan yang sedemikian tinggi. Mereka secara terang-

terangan membangkang terhadap Tuhan   sendiri sekalipun Ia 

yaitu  Raja segala raja.  

[5] Kehancuran yang ke dalamnya ia akan dijerumuskan pada 

akhirnya: Ia akan dihancurkan tanpa perbuatan tangan, yaitu 

tanpa perbuatan tangan manusia. Ia tidak akan gugur dalam 

perang, tidak pula akan dibunuh, seperti yang biasa terjadi pada 

para penguasa yang lalim, namun  ia akan jatuh ke tangan Tuhan   

yang hidup, dan mati oleh hantaman langsung dari pembalasan-

Nya. jsesudah  mendengar bahwa orang-orang Yahudi melempar-

kan patung Zeus Olimpios dari Bait Suci, di mana ia telah 

menempatkannya, ia begitu geram terhadap orang-orang Yahudi 

sehingga ia bersumpah akan membuat Yerusalem menjadi 

tempat pemakaman umum, dan menetapkan hati untuk pergi ke 

sana dengan segera. namun  begitu ia mengucapkan kata-kata 

yang sombong ini, ia segera dihajar dengan tulah yang tak dapat 

disembuhkan dalam perutnya. Cacing-cacing berkembang biak 

dengan begitu cepat dalam tubuhnya hingga serpihan-serpihan 

daging secara utuh kadang-kadang jatuh darinya. Siksaan-

siksaannya begitu keras, dan bau busuk penyakitnya begitu 

menyengat sehingga tak ada orang yang tahan berada di 

dekatnya. Ia terus berada dalam kesengsaraan ini dalam waktu 

yang sangat lama. Pada awalnya ia bersikeras dalam ancaman-

ancamannya terhadap orang-orang Yahudi. namun  pada 

akhirnya, sebab  hilang harapannya untuk pulih, ia memanggil 

teman-temannya untuk berkumpul, dan mengakui bahwa semua 

kesengsaraan itu telah jatuh menimpanya sebab  tindakan-

tindakannya yang mencederai orang-orang Yahudi dan 

menajiskan Bait Suci di Yerusalem. Lalu ia menulis surat-surat 

yang penuh hormat kepada orang-orang Yahudi, dan bersumpah 

bahwa jika ia sembuh ia akan membiarkan mereka menjalankan 

agama mereka dengan bebas. namun  , sebab  mendapati 

penyakitnya terus bertumbuh dalam dirinya, sampai ia tidak 

tahan lagi dengan baunya sendiri, ia berkata, sungguh pantas 

untuk tunduk kepada Tuhan  , dan bagi manusia yang fana untuk 

tidak meninggikan dirinya menyaingi Tuhan  . Dan demikianlah ia 

mati dengan sengsara di negeri orang asing, di pegunungan 

Pakata dekat Babel. Demikian menurut Ussher dalam Annals, 

A.M. 3840, sekitar 160 tahun sebelum kelahiran Kristus. 

3. Mengenai waktu yang ditetapkan untuk berlanjutnya korban sehari-hari 

yang berhenti, tidak dijelaskan di sini, namun  hanya diteguhkan (ay. 26). 

Penglihatan tentang petang dan pagi itu yaitu  benar, dalam arti yang 

sebenar-benarnya, dan tidak memerlukan penjelasan. Betapa pun 

tampak tidak mungkin bahwa Tuhan   akan membiarkan tempat kudus-

Nya sendiri dinajiskan seperti itu, namun itu benar, sungguh benar, dan 

demikianlah yang akan terjadi. 

VI. Inilah penutup dari penglihatan ini, dan di sini,  

1. Diberikan perintah kepada Daniel untuk merahasiakannya untuk saat 

ini: Sembunyikanlah penglihatan itu. Janganlah itu diketahui secara 

umum di antara orang-orang Kasdim, supaya jangan sampai orang-orang 

Persia, yang sebentar lagi akan memiliki kerajaan, menjadi geram 

terhadap orang-orang Yahudi sebab nya, sebab kejatuhan kerajaan 

mereka dinubuatkan olehnya, yang tidak pada waktunya sekarang, sebab 

titah pembebasan mereka diharapkan keluar dari raja Persia. Sem-

bunyikanlah penglihatan itu, sebab hal itu mengenai masa depan yang 

masih jauh. Sekitar 300 tahun berlalu dari waktu penglihatan ini sampai 

ke waktu penggenapannya. Oleh sebab itu, ia harus menyembunyikannya 

untuk saat ini, bahkan dari orang-orang Yahudi, supaya hal itu tidak 

memukau dan membingungkan mereka. namun  hendaklah itu 

disembunyikan dengan aman untuk angkatan-angkatan yang akan 

datang, yang akan hidup kira-kira pada waktu penggenapannya, sebab 

untuk mereka hal itu akan paling dimengerti dan paling bermanfaat. 

Perhatikanlah, apa yang kita ketahui dari perkara-perkara tentang Tuhan   

haruslah disimpan dengan hati-hati, supaya selanjutnya, jika  ada 

kesempatan, hal itu dapat dibeberkan dengan penuh kesetiaan. Dan apa 

yang pada saat ini tidak bermanfaat bagi kita, bisa saja bermanfaat bagi 

kita di lain waktu. Kebenaran-kebenaran ilahi harus dimeteraikan di 

antara harta benda kita, supaya kita bisa menemukannya lagi sesudah 

beberapa waktu lamanya.  

2. Perhatian yang dia berikan untuk tetap merahasiakannya, jsesudah  

menerima perintah seperti itu (ay. 27). Ia lelah dan jatuh sakit, sebab  

banyak pikiran dalam dirinya yang ditimbulkan oleh penglihatan ini, 

yang semakin menekannya dan membuatnya kehabisan daya sebab ia 

dilarang untuk memberitakan apa yang telah dilihatnya, sehingga 

batinnya seperti anggur yang tidak mendapat jalan hawa, seperti kirbat 

baru yang akan meletup (Ayb. 32:19). Namun demikian, ia tetap 

menyimpannya bagi dirinya sendiri, menahan dan menutupi 

kekhawatiran yang meliputinya. Dengan begitu, orang-orang yang 

bergaul dengannya tidak bisa melihatnya, namun  ia melakukan urusan 

raja sesuai dengan tugas jabatannya, apa pun itu. Perhatikanlah, selama 

kita hidup di dunia ini, kita harus memiliki  sesuatu untuk dikerjakan. 

Bahkan orang-orang yang martabatnya dijunjung paling tinggi oleh Tuhan   

dengan perkenanan-perkenanan-Nya tidak boleh beranggapan bahwa 

mereka terlalu tinggi untuk pekerjaan mereka. Demikian pula, 

hendaknya kesenangan yang dirasakan dalam bersekutu dengan Tuhan   

tidak membuat kita melalaikan segala kewajiban dari panggilan-

panggilan khusus kita. Sebaliknya, di dalam kewajiban-kewajiban itu kita 

harus tetap tinggal di hadapan Tuhan  . Orang-orang yang terutama 

dipercayai untuk mengurus kepentingan umum harus memastikan 

bahwa mereka melaksanakan kepercayaan yang diberikan kepada 

mereka itu dengan kesadaran hati nurani. 

 

 

 

PASAL  9  

Dalam pasal ini kita mendapati,  

I. Doa Daniel untuk pemulihan orang-orang Yahudi yang ada dalam 

pembuangan. Dalam doa itu ia mengaku dosa, dan mengakui keadilan 

Tuhan   dalam malapetaka-malapetaka yang menimpa mereka, namun  

menyerukan janji-janji Tuhan   akan belas kasih yang masih disediakan-

Nya untuk mereka (ay. 1-19).  

II. Jawaban langsung terhadap doanya, yang dikirimkan kepadanya oleh 

seorang malaikat, yang di dalamnya,  

1. Ia diyakinkan akan pembebasan orang-orang Yahudi dari 

pembuangan mereka dengan segera (ay. 20-23). Dan,  

2. Ia diberi tahu tentang penebusan dunia oleh Yesus Kristus (dan 

pembebasan bangsa Yahudi itu yaitu  perlambangnya), apa yang 

akan menjadi sifat dari penebusan itu dan kapan penebusan itu 

akan digenapi (ay. 24-27). Dan ini merupakan nubuatan yang 

paling jelas, paling terang, tentang Mesias dalam seluruh Perjanjian 

Lama. 

Pengakuan dan Doa Daniel 

(9:1-3)  

1 Pada tahun pertama pemerintahan Darius, anak Ahasyweros, dari keturunan orang 

Media, yang telah menjadi raja atas kerajaan orang Kasdim, 2 pada tahun pertama 

kerajaannya itu aku, Daniel, memperhatikan dalam kumpulan Kitab jumlah tahun yang 

menurut firman TUHAN kepada nabi Yeremia akan berlaku atas timbunan puing 

Yerusalem, yakni tujuh puluh tahun. 3 Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Tuhan   

untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu. 

Kita meninggalkan Daniel, dalam penutup pasal sebelumnya, sedang 

mengerjakan urusan raja. namun  di sini kita mendapatinya sedang mengerjakan 

urusan yang lebih baik dibandingkan  urusan apa saja yang dimiliki raja untuknya, 

yaitu berbicara dengan Tuhan   dan mendengar dari-Nya, bukan hanya untuk 

dirinya sendiri, melainkan juga untuk jemaat. Ia menjadi juru bicara jemaat di 

hadapan Tuhan  , dan untuk kepentingan jemaatlah firman Tuhan   dipercayakan 

kepadanya, yang berhubungan dengan zaman Mesias. Amatilah,  

1. Kapan Daniel mengadakan persekutuan dengan Tuhan   ini (ay. 1), pada tahun 

pertama pemerintahan Darius orang Media, yang baru saja diangkat menjadi 

raja atas orang Kasdim, sebab  Babel sudah ditaklukkan olehnya dan 

keponakannya, atau cucunya, Koresh. Pada tahun ini, tujuh puluh tahun 

pembuangan orang Yahudi berakhir, namun  maklumat untuk pembebasan 

mereka belum dikeluarkan. Dengan demikian, permohonan Daniel kepada 

Tuhan   ini tampak sudah siap pada tahun itu, dan mungkin sebelum ia 

dilemparkan ke dalam gua singa. Dan mungkin suatu dorongan yang kuat 

baginya pada waktu itu untuk tetap begitu dekat dengan kewajiban berdoa, 

meskipun itu mengancam nyawanya, sebab belakangan ini ia telah 

mengalami manfaat dan penghiburan dari doa.  

2. Apa yang membuat dia membawa dirinya kepada Tuhan   dengan doa (ay. 2): 

Ia memperhatikan dalam kumpulan Kitab bahwa tujuh puluh tahun yaitu  

waktu yang ditetapkan untuk masa berlangsungnya timbunan puing 

Yerusalem (ay. 2). Kitab yang melaluinya ia memahami hal ini yaitu  kitab 

yang berisi nubuatan-nubuatan Yeremia, yang di dalamnya ia mendapati 

dinubuatkan dengan jelas (Yer. 29:10): jika  telah genap tujuh puluh 

tahun bagi Babel, Aku akan memperhatikan kamu, dan menepati janji-Ku itu 

kepadamu. Oleh sebab itu, tujuh puluh tahun itu harus dihitung dari 

pembuangan pertama, pada tahun yang ketiga pemerintahan Yoyakim, yang 

beralasan bagi Daniel untuk mengingatnya dengan suatu tanda yang baik, 

sebab dalam pembuangan itulah ia sendiri dibawa (1:1). Demikian pula 

dikatakan (Yer. 25:11), seluruh negeri ini akan menjadi reruntuhan 

(chorbath) tujuh puluh tahun lamanya, kata yang sama yang dipakai Daniel di 

sini untuk timbunan puing Yerusalem, yang menunjukkan bahwa nubuatan 

Yeremia ada di hadapannya saat  ia menulis nubuatan ini. Meskipun Daniel 

sendiri yaitu  seorang nabi besar, dan seorang yang mengenal baik 

penglihatan-penglihatan tentang Tuhan  , namun ia seorang pelajar Kitab Suci 

yang tekun, dan tidak menganggap bahwa kebesarannya akan berkurang 

jika ia mencari petunjuk dari nubuatan-nubuatan Yeremia. Ia seorang ahli 

pemerintahan yang hebat, dan perdana menteri untuk salah satu kerajaan 

terbesar di bumi, namun ia bisa menemukan hati maupun waktu untuk 

bergaul dengan firman Tuhan  . Orang-orang terbesar dan terbaik di dunia 

sekalipun tidak boleh menganggap diri mereka lebih tinggi dibandingkan  Alkitab 

mereka.  

3. Betapa sungguh-sungguh dan khidmat seruannya kepada Tuhan   saat  ia 

memahami bahwa ketujuh puluh tahun itu akan segera berakhir (sebab 

tampaknya, menurut penanggalan Yehezkiel untuk nubuatan-nubuatannya, 

mereka menghitung tahun-tahun pembuangan mereka dengan tepat). Maka 

dari itu ia mengarahkan mukanya kepada Tuhan Tuhan   untuk berdoa. 

Perhatikanlah, janji-janji Tuhan   dimaksudkan bukan untuk menggantikan, 

melainkan untuk menggugah dan menyemangati, doa-doa kita. Dan, jika  

kita melihat hari penggenapannya sudah dekat, kita harus lebih sungguh-

sungguh lagi menyerukannya kepada Tuhan   dan menuntutnya. Demikianlah 

yang dilakukan Daniel di sini. Ia berdoa tiga kali sehari, dan, tidak diragukan 

lagi, dalam setiap doa ia menyebutkan timbunan puing Yerusalem. Namun ia 

tidak menganggap itu cukup, namun  bahkan di tengah-tengah urusannya ia 

meluangkan waktu untuk memohon secara luar biasa kepada sorga atas 

nama Yerusalem. Tuhan   sudah berkata kepada Yehezkiel bahwa meskipun 

Daniel, di antara yang lain, berdiri di hadapan-Nya, doa syafaatnya tidak 

akan berhasil mencegah penghakiman (Yeh. 14:14). Namun Daniel berharap, 

sebab  sekarang perhambaan sudah berakhir (Yes. 40:2), doanya untuk 

menghapuskan penghakiman itu akan didengar. saat  fajar pembebasan 

menyingsing, itulah saatnya bagi umat Tuhan   yang pendoa untuk bangkit 

bergerak. Pada saat itu sesuatu yang luar biasa diharapkan dan dituntut dari 

mereka, selain korban sehari-hari mereka. Sekarang Daniel berdoa dan 

bermohon, sebab  takut jangan-jangan dosa-dosa umat menyulut murka-Nya 

untuk menangguhkan pembebasan mereka lebih lama dibandingkan  yang diniat-

kan. Atau lebih tepatnya supaya umat dipersiapkan oleh anugerah Tuhan   

untuk menyambut pembebasan itu, sebab  sekarang penyelenggaraan Tuhan   

hendak mengerjakannya untuk mereka. Sekarang amatilah,  

(1) Kesungguhan pikirannya dalam doa ini. Aku mengarahkan mukaku 

kepada Tuhan Tuhan   untuk mencari Dia, yang menandakan ketetapan 

pikirannya, keteguhan imannya, dan semangat perasaannya yang saleh, 

dalam menjalankan kewajiban itu. Kita harus, dalam doa, menempatkan 

Tuhan   di hadapan kita, dan menempatkan diri kita sedang ada dalam 

hadirat-Nya. Kepada-Nyalah kita harus mengarahkan doa kita dan mene-

ngadah. Ada kemungkinan, sebagai pertanda bahwa ia mengarahkan 

wajahnya kepada Tuhan  , ia, seperti biasa, mengarahkan wajahnya ke 

Yerusalem, untuk membuat hatinya semakin tergerak oleh timbunan 

puingnya.  

(2) Mati raga yang dijalankannya dalam doa ini. Sebagai pertanda dari 

kehinaannya yang dalam di hadapan Tuhan   atas dosa-dosanya sendiri, 

dan dosa-dosa bangsanya, dan perasaannya akan ketidaklayakannya, ia 

berdoa sambil berpuasa, mengenakan kain kabung, dan berbaring dalam 

abu. Hal itu dilakukannya untuk membuat hatinya semakin tergerak oleh 

timbunan puing Yerusalem, yang pemulihannya sedang ia doakan, dan 

untuk membuat dirinya sadar bahwa ia sekarang hendak melakukan 

sebuah pekerjaan yang luar biasa. 

Pengakuan dan Doa Daniel, 

Doa Daniel untuk Bangsanya  

(9:4-19)  

4 Maka aku memohon kepada TUHAN, Tuhan  ku, dan mengaku dosaku, demikian: “Ah 

Tuhan, Tuhan   yang maha besar dan dahsyat, yang memegang Perjanjian dan kasih setia 

terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu! 5 Kami telah 

berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah 

menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu, 6 dan kami tidak taat kepada hamba-

hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada 

pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri. 7 

Ya Tuhan, Engkaulah yang benar, namun  patutlah kami malu seperti pada hari ini, kami 

orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem dan segenap orang Israel, mereka yang 

dekat dan mereka yang jauh, di segala negeri kemana Engkau telah membuang mereka 

oleh sebab  mereka berlaku murtad terhadap Engkau. 8 Ya TUHAN, kami, raja-raja kami, 

pemimpin-pemimpin kami dan bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat 

dosa terhadap Engkau. 9 Pada Tuhan, Tuhan   kami, ada kesayangan dan keampunan, 

walaupun kami telah memberontak terhadap Dia, 10 dan tidak mendengarkan suara 

TUHAN, Tuhan   kami, yang menyuruh kami hidup menurut hukum yang telah diberikan-

Nya kepada kami dengan perantaraan para nabi, hamba-hamba-Nya. 11 Segenap orang 

Israel telah melanggar hukum-Mu dan menyimpang sebab  tidak mendengarkan suara-

Mu. Sebab itu telah dicurahkan ke atas kami kutuk dan sumpah, yang tertulis dalam kitab 

Taurat Musa, hamba Tuhan   itu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Dia. 12 Dan telah 

ditetapkan-Nya firman-Nya, yang diucapkan-Nya terhadap kami dan terhadap orang-

orang yang telah memerintah kami, yakni bahwa akan didatangkan-Nya kepada kami 

malapetaka yang besar, yang belum pernah terjadi di bawah semesta langit, seperti di 

Yerusalem. 13 Seperti yang tertulis dalam kitab Taurat Musa, segala malapetaka ini telah 

menimpa kami, dan kami tidak memohon belas kasihan TUHAN, Tuhan   kami, dengan 

berbalik dari segala kesalahan kami dan memperhatikan kebenaran yang dari pada-Mu.  

14 Sebab itu TUHAN bersiap dengan malapetaka itu dan mendatangkannya kepada kami; 

sebab  TUHAN, Tuhan   kami, yaitu  adil dalam segala perbuatan yang dilakukan-Nya, 

namun  kami tidak mendengarkan suara-Nya. 15 Oleh sebab itu, ya Tuhan, Tuhan   kami, yang 

telah membawa umat-Mu keluar dari tanah Mesir dengan tangan yang kuat dan 

memasyhurkan nama-Mu, seperti pada hari ini, kami telah berbuat dosa, kami telah 

berlaku fasik. 16 Ya Tuhan, sesuai dengan belas kasihan-Mu, biarlah kiranya murka dan 

amarah-Mu berlalu dari Yerusalem, kota-Mu, gunung-Mu yang kudus; sebab oleh sebab  

dosa kami dan oleh sebab  kesalahan nenek moyang kami maka Yerusalem dan umat-Mu 

telah menjadi cela bagi semua orang yang di sekeliling kami.  

17 Oleh sebab itu, dengarkanlah, ya Tuhan   kami, doa hamba-Mu ini dan permohonannya, 

dan sinarilah tempat kudus-Mu yang telah musnah ini dengan wajah-Mu, demi Tuhan 

sendiri. 18 Ya Tuhan  ku, arahkanlah telinga-Mu dan dengarlah, bukalah mata-Mu dan 

lihatlah kebinasaan kami dan kota yang disebut dengan nama-Mu, sebab kami 

menyampaikan doa permohonan kami ke hadapan-Mu bukan berdasar  jasa-jasa kami, 

namun  berdasar  kasih sayang-Mu yang berlimpah-limpah. 19 Ya Tuhan, dengarlah! Ya, 

Tuhan, ampunilah! Ya Tuhan, perhatikanlah dan bertindaklah dengan tidak bertangguh, 

oleh sebab  Engkau sendiri, Tuhan  ku, sebab kota-Mu dan umat-Mu disebut dengan nama-

Mu!” 

Kita mendapati di sini doa Daniel kepada Tuhan   sebagai Tuhan  nya, dan pengakuan 

yang ia gabungkan dengan doa itu: Aku memohon dan mengaku dosaku. 

Perhatikanlah, dalam setiap doa kita harus membuat pengakuan, bukan hanya 

akan dosa-dosa yang menjadi kesalahan kita, yang biasanya kita sebut 

pengakuan dosa, melainkan juga akan iman kita kepada Tuhan   dan 

kebergantungan kita kepada-Nya, akan rasa sesal kita atas dosa dan tekad kita 

untuk melawannya. Itu harus menjadi pengakuan kita, harus menjadi ungkapan 

keinsyafan kita, dan harus menjadi sesuatu yang kita yakini sendiri dengan 

sepenuh hati. 

Mari kita bahas beberapa bagian dari doa Daniel ini, dan beralasan bagi kita 

untuk berpikir bahwa ia memanjatkan doa itu dengan jauh lebih panjang 

dibandingkan  yang dicatat di sini, yang hanya merupakan pokok-pokoknya saja. 

I. Di sini ada seruannya yang penuh kerendahan hati, kesungguhan, dan 

penghormatan kepada Tuhan  ,  

1. Sebagai Tuhan   yang harus ditakuti, dan yang wajib selalu kita hormati: 

“Ah Tuhan, Tuhan   yang maha besar dan dahsyat, yang mampu menghadapi 

musuh-musuh jemaat yang paling besar dan paling mengerikan 

sekalipun.” 

2. Sebagai Tuhan   yang harus dipercayai, dan yang pada-Nya kita wajib 

bergantung dan menaruh keyakinan: Yang memegang Perjanjian dan 

kasih setia terhadap mereka yang mengasihi-Nya, dan, sebagai bukti dari 

kasih mereka terhadap-Nya, mereka berpegang pada perintah-Nya. Jika 

kita menunaikan bagian kita dari persepakatan itu, maka Ia tidak akan 

gagal memenuhi bagian-Nya. Ia akan menjadi bagi umat-Nya sebaik 

seperti yang dikatakan-Nya, sebab Ia memegang kovenan dengan 

mereka, dan tak setitik pun janji-Nya akan jatuh sia-sia ke tanah. Bahkan, 

Ia akan menjadi lebih baik dibandingkan  yang dikatakan-Nya, sebab Ia 

menyimpan rahmat untuk mereka, sesuatu yang lebih dibandingkan  apa yang 

ada dalam kovenan. Tepatlah bagi Daniel untuk mengarahkan pandang-

annya kepada belas kasihan Tuhan  , sebab sekarang ia hendak mena