manusia pun babua Allab berkata-kata
dmgan dia, kecuali denganperantdrdan anlryu atau di belakangtabir atau
dengan rnengutus s e ord.ng utus an (Malaikat) lalu diualry uk an kep adany a
dengan seizin-Nya apa yang Dia kebmdaki. Sesunggubnya Dia Mahatinggi
lagi Mahabijaksana. Dan demikianlah Kami meualryukan kEadamu
ualryu (al-Qur-an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklab
mengetabui apakab al-Kitab (al-Qur-an) dan tidak, pula mengetabui
apakab iman itu, tetapi Kami menjadikan al-Qur-an itu cahaya, ydng
Kami tunjuki dengannya sia?aydng Kami kehendaki di antdld hamba'
bamba Kami. Dan sesunggubnya kamu benar-benar memberi petunjuh
kepada jalan yang lurus. (Yaitu) jalan Allab ydng kepunyaan'Nya segala
dpdyd.ngada di langit dan d.pd.ydngada di bumi. Ingatlah, bahua kepada
Allablah kembali sernua uru.sdn." (QS. Asy-syuuraa: 5l'53)
Ibnu Katsir 4!$5 berkata: "Demikian cara-cara wahyu (yrrg
diturunkan) dari sisi Allah wi . Allah \H terkadang menurunkan
wahyu ke dalam hati Nabi M, y^rg tidak adakeraguan bahwa itu
datang dari-Nya V;j , atau (wahyu itu diturunkan-"d) dari belakang
hijab, sebagaimana Allah \9'9 berbicara kepada Nabi Musa ;gpi, atau
(wahyu diturunkan dengan cara-"d) mengutus Malaikat sebagaimana
turunnyaJibril dan Malaikat-Malaikat lainnya kepada para Nabi t$Js,
Pada pembahasan ini, yar.g menjadi perhatian kita adalah cara
ketiga dari tiga cara tuntnnya wahyu yarLgmulia tersebut, yaituwahyu
dengan perantaraan Malaikat.
Nabi ffi pernah ditanya tentang cara tunrnnya wahyu kepadanya.
Beliau pun menjawab: "Terkadang, wahyu itu mendatangiku sePerti
bunyi lonceng, itulah y^ng paling berat bagiku, karena (membuat
badanku-"d) bergetar, lalu aku pun memahami apa yang disampaikan
Malaikat. Pada kesempat^nlain, Malaikat datang kepadaku menyerupai
seorang lakilaki, lalu mengajakku berbicara hingga aku memahami
ny a."' Aisyah €ri, berkata: " Sun gguh, aku pernah
melihat wahyu turun kepada beliau pada suatu hari ketika cvaca
sangat dingin. Vahyu tersebut (membuat badan beliau) bergetar dan
mengakibatkan dahinya bercucuran keringat.""'
Demikianlah dua kondisi ketika wahyu turun kepada Nabi ffi
melalui per arTtara Malaikat.
Kondisi pertama, Malaikat datang kepadanya, lalu Rasulullah
mendengar suara yangkeras seperti suara lonceng, tetapi beliau tidak
melihat bentuknya. Inilah kondisi (turunnya wahyu) yangpaling berat
bagi beliau. Oleh karena itulah, 'Aisyah rp!, menceritakan bahwa
dia melihat dahi Nabi ffi bercucuran keringat dan darinya wahyu itu
dimasukkan ke dalam hati, sebagaimana yangterdapat dalam hadits:
Sesungguhnya Ruhul Qudus memberikan ilham ke dalam hatiku.'t52
Diriwayatkan hadits lain dari'Ubadah bin ash-Shamit gb , dia berkata:
"Tatkala wahyu diturunkan kepadanya, Nabi ffimerasakan beratnya
hal itu sehingga wajahnya terlihat pucat."rs3
Kondisi kedua, Malaikat datang kepadanya menyerupai seorang
laki-laki, lalu Malaikat itu mengajak Nabi berbicara. Sebelumnya
telah disebutkan dalil, pada pembahasan khusus, yangmenunjukkan
kemampuan Malaikat yang dapat menjelma dan menampakkan diri
dalam wujud manusia.
Al-Halimi 'ffi menyatakan bahwa wahyu memiliki 46 tingkatan,
kemudian dia memaparkannya.ts4 Al-Hafizh Ibnu Hqar menerangkan
hal ini dengan perkataannya: "Kebanyakan (+6 tingkatan tersebut*d)
menjelaskan sifat-sifat pembawa wahyu dan semuanya masuk ke dalam
apa y^ngtelah disebutkan.'rss
Ayar-ayat yang menunjukkan atas pengutusan Malaikat kepada
para Nabi dan Rasul r)@ sangat banyak. Meskipun demikian, yang
masyhur di kalangan para ulama bahwa yan1 ditugaskan untuk menyampaikan wahyu adalah Jibril lM;, seb agaima na y angtelah disebutkan dalam al-Qur-an dan as-Sunnah.
Allah \H berfirman:
"Katakanlah: 'Barang siapa menjadi musub libril, maka libril itu telab
menurunkan (al-Qur-an) ke dalam batimu dengan seizin Allab; ?nernbenarkan apa (kitab-kitab) ydng sebelumnya dan menjadi petunjuk serta
berita gembira bagi orang-orangydng beriman.'" (QS. Al-Baqarah:97)
oDan sesunggubnya al-Qur-an ini benar-benar diturunhan oleb Rabb
sernesta alam, dia dibaan turun oleb ar'Ruuhul Amiin (Jibril), ke dalam
batimu (Mubammad) agar kamu menjadi salab seordngdi antara ordngorangyd.ng rnernberi peringatan, dengan babasa Arab yang jelas." (QS.
Asy-Syu'a raa' : 192-19 5)
"Dan apabila Kami letakkan suatu ayat di ternPdt ayat yang lain sebagai
pmggantinya, padabal Allab lebib mengetabui apa yang diturunkan-Nya,
mereka berkata:'sesunggubnya kamu ddakb ord.ng yang mmgada-adakan
saja.' Bahkan, kebar4takan mereka tiada mmgetahui. Katakankb: 'Ruuhul
Qudus |ibril) menurunkan al-Qur-an itu dari Rabbmu dengan benar,
untuk meneguhkan (hati) ord.ng-ord.ng yang telah beriman, dan menjadi
petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orangyd.ngberserah diri (kepada
Allab)." (QS. An-Nahl: 101-102)
" Sesungubnya al-Qur-an itu benar-bmar fi.rman (Allab yang dibaua oleb)
ut t t s d.n y ang m ulia 0 ibril), y an g rn e tnp uny a i ke ku atan, y d.n g m e mp un y ai
heduduk an tingi di sisi Allab y ang rnernpurTyai'Arry, y ang ditaati di sana
(di alam Malaikat) lagi dipercala." (QS. At-Takwiir: 19-21)
Telah disebutkan pada pembahasan khusus mengenai hikmah
Jibril 24; dinamakan roh (Ruhul Qudus), yaitu karena malaikat ini
tunrn membawakan wahyu y argdi dalamn y a rcr dap at kehidup an b agi
keturunan Adam di dunia maupun akhirat."6
Jibril -|pi senantiasa mengajarkan al-Qur-an kepada Nabi ffi
pada setiap malam bulan Ramadhan. Pada tahun ketika Nabi akan
waf.at, Jibril mendatanginya sebanyak dua kali, sebagaimana ha1
itu ditegaskan dalam hadits 'Aisyah S. ,
ia bercerita: "Fathimah
datang berjalan kaki dengan cara jalannya seperti jalan Nabi ffi, lalu
Rasulullah ffi bersabda:' Selam at datang, wahai puteriku.' Kemudian,
beliau mendudukkannya di sebelah kanan atau di sebelah kirinya,lalu
membisikkan sesuatu kepadanya sehingga ia pun menangis. Maka dari
itu, aku bertanyakepada Fatimah: 'Mengapa kamu menangis?'Setelah
itu, beliau membisikkan lagi sesuatu kepadanya sehingga ia tertawa.
Aku berkata keheranarz'Aku tidak pernah melihat kegembiraan
yang sangat dekat dengan kesedihan, kecuali pada hari ini.' Aku pun
bertanya kepadanya: 'Apa yang beliau katakan? Putri Rasulullah itu
menjawab: 'Aku tidak akan pernah membeberkan rahasia Rasulullah
ffi.' Setelah Nabi ffi meninggal dunia, aku bertanya lagi kepadanya.
Lantas, Fatimah menj awab:'Beliau membisikkan kepadaku: Jibril biasa
mendatangi satu kali setiap tahun, namun pada tahun ini dia datang
sebanyak dua kali. Aku menyadari bahwa hal itu terjadi dikarenakan
ajalku telah dekat. Sesungguhnya kamu adalah keluargaku yang
pertama kali akan menyusulku. Oleh karena itu, aku pun menangis.
Kemudian, beliau bersabda: 'Tidakkah kamu senang bahwa engkau
akan menjadi penghulu perempuan orang-orang Mukmin di dalam
Surga?'Mendengar hal itu, aku pun tertawa karenanya."ts7
Jibril membacakan al-Qur-an kepada Nabi ffidalamtujuh dialek,
seb agaimana hadits y angdiriwayatkan dari' Abdullah Ibnu' Abb
bahwasanya Rasulullah ffi bersabda:
Jibril membacakan al-Qur-an kepadaku dengan satu dialek. Maka aku
terus meminta ditambahkan hingga dia selesai (membacakan) dalam
tujuh dialek.'1ss
Semua riwayat tersebut adalah dalil yang menunjukkan bahwa
Jibril ,M; telah melaksanakan tugas mulia ini.
Terkadang, Malaikat yangturun kepada para Nabi r& bukanlah
Jibril atau Jibril bersama Malaikat lainnya, seperti para tamu Nabi
Ibrahim .l}@i. Hal ini pernah terjadi pula kepada Nabi kita, Muhammad
ffi, sebagaimana telah dijelaskan dalam kisah Malaikat Jibal dan Isra'
Mi'raj. Demikian jug
, pada peristiwa pembelahan dada Nabi ffi,
seperti yangtelah dijelaskan sebelumnya.
Diriwayatkan dari Hudzaifah €5 , bahwasanya Rasulullah ffi
bersabda:
"Apakah kamu tidak melihat siapa yang baru saja datang kepadaku
barusan?" Hudzaifah menjawab: "Benar." Beliau bersabda: "Dia
adalah salah satu Malaikat yang belum pernah turun ke bumi sebelum
malam ini, lalu dia memintarzin kepada Allah untuk menyampaikan
salam kepadaku dan menyampaikan berita gembira kepadaku, yait:u
bahwasanya Hasan dan Husain adalah penghulu para pemuda penghuni
Surga, sedangkan Fathimah adalah penghulu perempuan penghuni
Surga."r5e
Apakah ada Malaik
^t
y angturun membawa wahyu syari'at, yaitu
al-Qur-an dan as-Sunnah, selain Jibril?
Sebagian ulama berpendapat bahwa Malaikat itu ada, yakni
selain Jibril, dan terkadang Malaikat itu turun membawa wahyu.
Mereka berdalil dengan hadits Ibnu'Abbas qey,, dia berkata: "Ketika
Jibril duduk di sisi Nabi ffi, beliau mendengar suara yangberasal dari
atasnya. Beliau pun mengangkat kepalanya seraya berkata: 'Ini adalah
pintu langit yangbaru dibuka hari ini, padahal belum pernah dibuka
sebelumnya.'Lalu, turunlah Malaikat dari pintu tersebut dan beliau
berkata: 'Ini adalah Malaikat yangturun ke bumi hari ini, sedangkan
belum pernah turun sebelumnya.' Malaikat tadi mengucapkan salam dan
berkata: 'Aku akan menyampaikan berita gembira dengan dtacahaya.
Aku datang membawakan keduanya yang belum pernah diberikan
kepada seorang Nabi pun sebelum engkau, yaitu surat al-Faatihah dan
beberapa ayatterakhir dari surat al-Baqarah. Tidak ada satu huruf pun
y arg dib aca dariny a, mel ainkan aku akan memberik anny a.' o | 60
Mengenai pertanyaan tersebut, al-Qurthubi's!$5 menjawab:
"... Jibril turun untuk membacak^nnya (al-Qur-an) di Makkah, sedangkan Malaikat lain turun di Madinah untuk membawa pahala."'6'
Kesimpul arTnya, bahwasanya al-Qur-an, secara keseluruhan,
tunrn dibawakan olehJibril. Malaikat ini mendengarkannya dari Allah
Wj danmenyampaikannya kepada Nabi ffi. Namun, terkadang turun
bersamanya beberapa Malaikat ketika (al-Qur-an) disampaikan atau
setelah disampaikan dalam rangka menyampaikan berita gembira atau
memberitahukan apa yargtelah diturunkan, uallaabu a'lam.
2) Turunnya para Malaikat kepada selain para Nabi tW untuk
memberikan berita gembira, ujian, ata:u yangsemacamnya
Telah disebutkan dalam hadits ini mengenai sifat-sifat Malaikat
dan kemampuannya untuk menyenrpai manusia, seperti penyerupaan
mereka terhadap Nabi Ibrahim lM; dan menyampaikan berita gembira
kepada isterinya bahwa dia akan melahirkan seorang anak y^ng
bernama Ishaq; penyerupaan Jibril kepada Maryam dan meniupkan
roh kepada 'Isa di dalam hatinya; serta penyerupaan para Malaikat
dalam bentuk seorang laki-laki yangbotak, buta, dan terkena penyakit
kusta. Semua ini mungkin terjadi, sebagaimana telah ditunjukkan
oleh nash-nash. Akan tetapi, semua ini bukan merupakan wahyu
syar'i yang dapat menjadikan seseorang sebagai Nabi. Oleh karena
itu, hendaknya seorang Muslim berhati-hati karena terkadang syaitan
datang kepadanya (berpura-pura menjadi Malaikat). Apabila orang
itu menyangkanya sebagai Malaikat, maka syaitan tadi akan merusak
agama dan dunianya.tu'
b. Mencatat kebaikan dan keburukan
Abu Ja'far ath-Thahawi '#E berkata: "Kita beriman kepada
al-Kiraamul Kaatibiin (para Malaikat pencatat) karena sesungguhnya
Allah telah menjadikan mereka sebagai penjaga kita.Dr63
Ahlus Sunnah wal Jama'ah mengimani bahwa Allah telah
menugaskal para Malaikat yang mulia kepada keturunan Adam
untuk mengawasi dan menjaga perbuatan dan ucapan mereka serta
mencatatnya dalam lembaran hakiki yang dapat dibaca oleh manusia
pada hari Kiamat kelak.
Hal itu telah ditunjukkan oleh al-Qur-an dan as-Sunnah. Dalildalil dari al-Qur-an adalah firman Allah W berikut ini:
Dd.n apabila Kami merasakan kepada manusia sudtu rabrnat, sesudab
(datangnya) bahaya menimpa mereka, tiba-tiba mereka rnelnPunyai tipu
daya dalam (menentang) tanda-tanda kekuasaan Kami. Katakanlab:
'Allah lebib cepdt pembalasannya (atas tipu daya itu).' Sesunggubnya
Malaikat-Malaikat Kami menuliskan tipu dayamu." (QS. Yunus: 21)
'rfk_ Gx atiii{ Wr,{a7{6isg-il}
{@
"Apakab mereka mengira, baban Kami tidak mendengar rahasia dan
bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusanutusdn (Malaikat-Malaikat) Kami selalu nrcncrfiat di sisi mereka." (QS.
Az-Zukhruf: S0)
"(Allab berfirman): 'Inilab kitab (catatan) Kami ydng menuturk'an
terhadapmu dengan benar. Sesunggubnya Kamitelah menyuruh mencatat
dpd yang telah kamu kerj ak an.' Adapun orutng-ord.ng y dng beriman dan
mengerjakan amal yang sbalib maka Rabb mereka memasukkan mereka
ke dalam rabmat-Nya 6*So). Itulah keberuntungan ydng nydta." (QS.
Al-Jaatsiyah: 29-30)
"DAn tiap-tiap manusia itu telab Kami tetapkan amal perbuatannyd
(sebagairnana tetdpnya kalung)pada lebernya. Dan Kami keluarkan bagi'
nyd pada bari Kiamat sebuab kitab yang dijumpainya terbuka. 'Bacalab
kitabmu, cukuplab dirimu sendiri pada waktu ini sebagai pengbisab
terhadapmz.'" (QS. Al-Israa' : L3-14)
Nash-nash di atas danyanglainnya menunjukkan bahwapara
M alaikat al - Kir aa m u I Kaatibi in $vlalaikat pencat at) senant i as a menyert ai
manusia, baik pada waktu malam maupun siang hari. Mereka betulbetul mencatat segala ucapan dan perbuatan, baik yangdi dalam hati
(tersembunyi) maupun yang tampak, dengan catatanyang sebenarnya
dan dalam lembaran yangsesungguhnya.
Sebagian ulama menyebutkan beberapa permasalahan dalam hal
pencatatan amal perbuatan hamba Allah, di antaranya:
0 Apa hikmah dicatatnya semua perbuatan, padahal Allah Maha
Mengetahui segala y ang terj adi?
Jawaban dari pertanya n-pertanyaan di atas, pencatatan iniwallaabu a'lam-dllakukan untuk menampakkan keadilan Xllah wj
serta guna menegakkan hujjah yangjelas dan tegas bagi setiap syubhat
yang akan dijadikan alasan bagi orangyang bermaksiat padahari
Kiamat. Disebutkan dalam hadits shahih dari Sa'ad bin 'Ubadah *!b ,
dia berkata: "seandainya aku melihat seorang laki-laki bersama dengan
isteriku, niscaya aku akan menebasnya dengan pedang tanpa peduli."
Tatkala hal itu disampaikan kepada Nabi ffi, lalu beliau bersabda:
"Apakah kalian heran dengan kecemburuan Sa'ad? Demi Allah, aku
lebih cemburu daripadanya dan Allah lebih cemburu daripadaku.
Karena A1lah cemburu, maka Allah mengharamkan perbuatan-
perbuatan keji, baik yangtampak maupun yarlgtersembunyi. Tidak
ada satu pun yang lebih menyukai berhalangan (karena udzur) daripada
Allah. Oleh karena itu, Dia mengutus para Nabi untuk memberi kabar
gembira dan peringatan. Tidak ada satu pun yang lebih menyukai
pujian daripada Allah. Oleh karena itu, Allah menjanjikan Surga."r6a
Oleh sebab itu pula, manusia akan disuruh membaca catatarl
(amal)nya dan mubasabab $nstrospeksi diri) terhadap dirinya sendiri
pada hari Kiamat kelak, sebagaimana firman Allah tH:
"Bacalab kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada uaktu ini sebagai
pengbisab terhadapmz." (QS. Al-Israa': 14)
AI-Hasan al-Bashri 'tt$ berkata: ''$7'ahai anak Adam, telah
terbentang lembaran (catatan amal)mu dan telah ditugaskan kepadamu
dua Malaikat yang mulia. Salah satu Malaikat di sebelah kananmu
dan yang lain di sebelah kirimu. Yang berada di sebelah kananmu
selalu mengawasi dan menjaga kebaikan-kebaikanmu, sedangkan
yang berada di sebelah kirimu senantiasa mengawasi dan menjaga
keburukan-keburukanmu. Maka berbuatlah sekehendakmu, sedikit
ataupun banyak, sampai ketika kamu telah mati (sehingga) digulunglah
lembaranmu; lalu ia diletakkan di lehermu bersamamu di dalam
kubur; hingga kamu keluar (bangkit kembali) pada hari Kiamat dan
menemukan satu kitab yang terbuka, kemudian bacalah kitabmu.
Sungguh, demi Allah, telah berbuat adil Malaikat yang menjadi
penghisab dirimu (pencatat amal perbuatanmu)."r6s
Dalam sebuah hadits tentang pemilik bithaaqah (kartu) yang
sangat masyhur, Rasulullah ffi bersabda:
Sesungguhnya Allah merangkum amal perbuatan seseorang dari
ummatku di hadapan semua makhluk pada hari Kiamat. Kemudian,
diberikan kepadanya 99 dokumen khusus' yang setiap dokumen
(panjangnryr*o) sejauh mata memandang, lalu ditanyakan kepadanya:
'Apakah ada sesuatu yang kamu ingkari di sini? Apakah para Malaikat
pencatat-Ku telah menzhalimimu?' Orang itu meniawab: 'Tidak, wahai
Rabbku.' Allah bertanya lagi: 'Apakah kamu memiliki suatu alasan
atau kebaikan?' Orang itu terdiam sesaat, lalu menjawab: 'Tidak, wahai
Rabbku.'Allah berkata: 'Ada, sesungguhnya kamu memiliki satu
kebaikan di sisi Kami sehingga pada hari ini kamu tidak akan dizhalimi.
Selanjutnya, dikeluarkan baginya bitbaqab ftartu) yang di dalamnya
terdapat kalimat Asybadu allaa ilaaba illallab ua asyhadu anna
Muhammadan'Abdubuu wa Rasuulubu (Aku bersaksi bahwa tidak ada
ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah serta aku bersaksi
bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya). Allah berseru:
'Berikanlah (kanu itu) kepadanya.'Lantas, orang itu bertanya: ''Wahai
Rabbku, apa nilai bithaqah ini jika dibandingkan dengan dokumendokumen ini?'Maka ditegaskan lagi: 'sesungguhnya kamu tidak akan
dizhalimi.' Setelah itu, diletakkanlah dokumen-dokumen tadi di atas
timbangan. Orang itu berkata: 'Dokumen-dokumen itu menjadi
ringan, sedang bithaqah tersebut lebih berat, maka tidak ada sesuatu
yang lebih berat daripada 'Bismillaahir Rabmaanir Rabiim'(Dengan
nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayane)."roo
Demikianlah lembaran-lembaran ini akan ditimbang pada hari
Kiamat dan setiap pelaku akan mendapat balasan sesuai dengan amal
perbuatannya, sebagaimana yangditegaskan dalam hadits terdahulu.
2) Jumlah Malaikat pencatat amal dan nama-nama mereka
Secara zhahir-wallaabu a'Iam-Malaikat pencatat amal ada dua,
satu di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. Pendapat itu banyak
diriwayatkan dari para imam ahli tafsir.
Diriwayatkan dari Mujahid, ia berkata: "Bersama setiap orang
terdapat dua Malaikat, satu di sebelah kanan dan satu di sebelah kiri.
Malaikat yangberada di sebelah kanan mencatat kebaikan, sedangkan
malaikat yangberadadi sebelah kiri mencatat keburukan.'167 Hal yang
sama diriwayatkan juga dari Qatadah, al-Hasan, dan Sufyan, serta
ulama lainnya.t68
Mereka berdalil dengan firman Allah :
,
"Ddn sesungubnya Kami telab mmciptakan manusia dan mmgetahui apa
ydngdibisikkan oleb batinya, dan Kami lebib dekat kepadanya daripadaurat lehernya, (yaitu) ketika dua Malaikat mencatd,t drndl perbuatannya,
seorangduduk di sebelah kanan danyanglain duduk di sebelab kiri. Tiada
sudtu ucapdn pun yang diucapkan, melainkan ada di dekatnya Malaikat
?enga@as yang selalu badir." (QS. Qaf: 16-18)
Al-Qunhubi't$5 berkata: "(Pada ayat dL atas*d) Allah \9g berfirman: 'Qd'iid,' (bentuk m"froA dan bukan 'Qa'iidaani' (bentuk
mutsanna),r6e sementara jumlah (Ir4alaikat yar,g dimaksud-"d) ada dua,
karena y^ngdimaksud adalah di sebelah kanan terdapat Malaikat yang
duduk dan di sebelah kiri juga terdapat Malaikat yang duduk. Lalu,
kalimat yangpertama dihapuskan sebab kalimat yang kedua telah
menunjukkan padanya (hal y^ngsama).
Sibawaih berkata: Seperti ungkapan penya'ir:
Kami dengan apayangkami miliki dan Anda dengan
apayangAnda miliki ridha meskipun pendapat (<itr) berbeda.
Al-Farazdaq berkata:
Sesungguhnya aku menjamin orang y^ngdatang kepadaku selama
dia tidak berbuat dosa
demikian prila ayahku, dia dan aku bukan pelanggar j^"1i.
(Pada bait pertama milik Sibawaih) tidak dikatakan:'Raadbiaan'
(keduanya ridha) dan (pada bait kedua milik al-Farazda,q) tidak pula
dikatakan' Ghaduurain' Q<eduanya pelan ggar jan1l)." "o
Syaikh Muhammad al-Amin'ib)5 berkata: "Tentang kata ( iiill )
al-qa'iid,sebagian (ahli bahasa) menge ianyadengan, ( +wt ) al-qaa'id.
Yang jelas, maknanya adalah al'muqaa'id (lrangduduk). Dalam bahasa
Arab terdapat banyak penyebutan al-fa'iil, padahal yangdikehendaki
sebenarny a al-mufaa'il (lrangmelakukan) ; seperti al-jaliis (teman duduk)
yang dimaksudkan untuk al-mujaalis (yang duduk), al-akiil (teman
makan) yang dimaksudkan untuk al-mu-akiil (yang memakan), dan
an-nadiirn (teman minum) yang dimaksudkan untuk al-munaadim
(y^ngmeminum).
Sebagian ulama y^ng lain berkata: "Al-qa'iid di sini bermakna
al-mulaazim (yang senantiasa menyertai). Maka setiap yang selalu
menyertai, baik (kesertaannya) itu terus menerus atau kebanyakan
(sering), dapat dikatakan qa'iid. Contohnya, ucapan Mutammim bin
Nuwairah at-Tamimi berikut:
Temanmu, janganlah kau memperdengarkan cacian kepadaku
dan janganlah kau melukai hatiku hingga keduanya akan sakit.
Maknanyaadalahdi sebelah kanan ada Malaikat yang duduk dan
di sebelah kiri ada Malaikat yangduduk. Kalimat pertama dihapuskan
karena kalimat kedua telah jelas menunjukkan maksudnya. Demikianlah
uslub (g y^ bahasa) bahasa Arab yarLgsudah terkenal.""'
Adapun Raqib dan'Atidkeduanya adalah sifat bagi dua Malaikat.
Pendapat sebagian ulama bahwa Raqib dan 'Atid termasuk nama-nama
Malaikat peqagatidak benar dan tidak diriwayatkan dalam kitab-kitab
tafsir yarrg mu'tabar (diakui).'"
Al-Qunhubi 'ts'E berkata: "Maksud dari firman Allah \i{9 :
4 A A--, ;:l Jt $ c W-g * (qS. Q"rf' 1 s) ialah tidak ada sesuatu pun yang
diucapkan melainkan pasti dicatat. (Makna n*C) diambil dari kalimat
"ial' rr1" (Fulan mengeluarkan makanan), yaitu mengeluarkannya
dari mulut."
Mengenai makna ar-Raqiib, ada tiga pendapat:
0 Bahwasanya dia adalah y^ngmengikuti segala urusan.
2) Yang menjaga, sebagaimana dikatakan oleh as-Suddi.
3) Yang menyaksikan, seperti pendapat adh-Dhahhak.
Adapun makna al-'Atiid, ada dua pendapat:
0 Yang hadir dan tidak pernah absen.
2) Penjaga yang disiapkan untuk mengawasi atau menyaksikan.
Al-Jauhari berkata: "Al-'Atiid adalah sesuatu yang hadir dan
disiapkan. 'Attadabu ta'tiidan dan a'tadabu i'taadan berarti: Dia
menyiapkanny^untuk satu hari. Hal itu seperti firman Allah W:
{f,<=:"{t lffi*"Disediakannya bagi mereka tempat duduA." (QS. Yusuf:
31). Adapun kuda 'atadun dan'atidun adalah kuda yangdipersiapkan
untuk berlari."
Saya (a1-Qurthubi) tegaskan: "semuanya kembali kepada makna
hadir, seperti ucapan seorang penya'ir:
As-Sa'di ,u!$5 berkata: "Allah Ta'ala memberitahukan bahwasanyaDialah yang telah menciptakan manusia, baik laki-laki maupun
perempuan, dan Dia mengetahui kondisiny
^,
apa-apa y angdisembunyikannya, dan apa-apa yan1 dibisikkan dalam jiwanya. Allah lebih
dekat daripada urat leher manusia, yaitu organ terdekat dalam tubuh
manusia, yakni tulang yangmembungkus tempat sembelihan. Inilah
yangdapat mengajak manusia untuk senantiasa merasa diawasi oleh
Penciptanya. Dialah Allah Yang mengetahui nurani dan batin manusia
serta dekat kepadanya dalam setiap keadaan, sehingga seorang manusia
menjadi malu untuk mengerjakan larangan-Nya atau meninggalkan
perintah-Nya. Demikian pula, sudah sepantasnya manusia menjadikan
para Malaikat pencatat selalu hadir dalam hatinya, memulikan dan
menghormati mereka, dan berhati-hati untuk melakukan atau
mengucapkan sesuatu yang tidak diridhai oleh Rabbul 'Aalamiin,
karena semua itu pasti akan dicatat.
kata lain, mereka menemukan (mengetahui) semua perbuatan seorang
hamba, yangsatu di sebelah kanan untuk mencatat kebaikan-kebaikan
dan yang satu lagi berada di sebelah kiri untuk mencarat keburukankeburukan. Keduany^ menyaksikan hal itu dan senantiasa siap untuk
melaksanakan tugas yalg diperintahkan serta senantiasa menyertai
manusia, yakni 4l;; J{Y (QS. Qaaf: 18), yaitu senantiasa menjawasi
dan melihat kondisi r7ya." rtt
Apayang disebutkan oleh Syaikh as-Sa'di ,r!$g inimerupakan salah
satu buah keimanan kepada para Malaikat rffiu, meskipun mayoritas
manusia hanya memahami sekadar beriman terhadap keberadaan
para Malaikat berikur nama-nama mereka. Keimanan seperri itu tidak
berpengaruh sama sekali atas perilaku manusia sehingga (pemahaman
ini), tidak diragukan lagi adalah keliru dikarenakan kurangnya iman
mereka. Bahkan, dalam mengimani para Malaikat, manusia harus
merasakan keberadaan mereka bersamanya hingga hal itu memberikan
pengaruh dalam perbuatan, ucapan, dan semua urusannya.
Ayattersebut menunjukkan bahwa salah satu dari kedua Malaikat
itu berada di sebelah kanan dan yang lainnya berada di sebelah kiri,
tetapi tidak disebutkan tempatnya secara pasti. Sekelompok ulama
menyatakan tempatnya secara pasti, tetapi ranpa berdasarkan dalil.
Yang lebih utama adalah taanqquf (mendiamkan) atas apa yang
disebutkan oleh nash dan tidak berlebihan dalam masalah ini tarrpa
dalil, karena mengetahui urusan seperti ini harus berdasarkan dalil
syar'i, anllaabu A'ldm.t75
3) Apayangditulis oleh Malaikat?
Nash-nash menunjukkan kepada kita bahwasanya Malaikat
mencatat semua hal yang dilakukan manusia, yakni berupa ucapan
dan perbuatan, baik lahir maupun batin, secara terperinci dan bukan
secara global; sebagaimana firman Allah \99 berikut ini:
4@ W #'* l?' @ lti eu:t,,* k Y
"DAn segala sesud.tu yang telab mereka perbuat tercatat dalam bukubuku cd.ta.tan. Dan segala (urusan) yang kecil maupun yd,ng besar adalah
tertulis." (QS. A1-Qamar : 52'53)
"Dd.n diletakkanlab kitab, lalu kamu akan melihat orang-ordng yang
bersalab ketakutan terbadap dpayang(tertulis) di dalamnya, dan mereka
berkata:'A duhai celaka k ami, h,itab apakab ini y ang tidak meninggalkan
ydngkecil dan tidak (pula)yangbesar, melainkan ia mencatat senTudnyd;
dan mereka dapati d.pa ydng telab mereha kerjakan ada (tertulis). Dan
Rabbmu tidak menganiaya seorang jud. pun.'" (QS. AI-Kahfi: 49)
Tidaklab sEdtutnya bagi penduduk Madinab dan ordng-orang Badui
yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullab (pergi
berperang) dan tidak patut (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka
daripada mencintai diri Rasul. Yang demikian itu ialab karena mereka
tidak ditimpa hehausan, kepayaban, dan kelaparan pada jalan Attab.
Dan tidak (pula) menginjak sudtu ternpat ydng membanghitkan amarab
orang-ord.ng kafi.r, dan tidak menimpakan suatu bencana kepada musuh,
melainkan dituliskanlab bagi mereka dengan ydng demikian itu suatu
amal sbalih. sesungguhnya Allah tidah menyia-nyiakan pabala orangorang yang berbuat baik, dan mereka tidak menafkahkan suatu nafkab
yang kecil dan tidak (pula) yang besar dan tidak rnelintasi suatu lembah,
melainkan dituliskan bagi mereka (amal shalib pula), karenaAllah akan
memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebib baik dari
dpd yang telah mereka kerjakan " (QS. At-Taubah: l2O-l2l)
"Bard.ng siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, nisca.ya
dia akan melibat Balasan)nya. Dan barang siapa ydng mengerjaban
kejabatan seberat dzarrab pun, niscaya dia ahan melibat (balasan)nya
pula. " (QS. Az-Zalzalah: 7 -8)
Adapun hadits yang menunjukkan pencatatan amal perbuatan
secara terperinci sangat banyak, di antaranya hadits yangdiriwayatkan
dari Abu Hurairah 4E , dia berkata bahwa Rasulullah ffi bersabda:Barang siapa yangberwudhu dan membaguskan wudhunya kemudian
keluar dengan sengaja untuk melaksanakan shalat (jamaah) maka
sesungguhnya dia tetap dianggap shalat selama dia menuju shalat,
dicatat baginya dengan salah satu dari dua langkahnya satu kebaikan,
dan dihapuskan keburukannya dengan langkah yang lain. Jika salah
seorang dari kalian mendengarkan iqamah, maka janganlah dia tergesagesa (berjalan) karena yang paling besar pahalanya di antara kalian
adalah y^ng paling jauh rumahnya." Mereka bertanya: "Mengapa,
wahai Abu Hurairah?" Abu Hurairah menjawab: "Disebabkan banyaknya langkah./'t76
Diriwayatkan dari Jabir bin'Abdullah qb, diaberkata: "Terdapat
beberapa bidang tanah yangkosong di sekitar masjid, lalu Bani Salamah
bermaksud pindah ke dekat masjid tersebut. Ketika berita itu sampai
kepada Nabi ffi, beliau bertanya kepada mereka: "Benarkah berita
yarTg sampai kepadaku bahwa kalian akan pindah ke dekat masjid?"
Mereka menjawab: "Benar, wahai Rasulullah, kami menginginkan
hal itu." Beliau bersabda: "'Wahai Bani Salamah, rumah-rumah kalian
akan dicatat sebagai bekas langkah kaki kalian. Rumah-rumah kalian
akan dicatat sebagai bekas langkah kaki kalian." Maka mereka berkata:
"Kami tidak jadi pindah (k. dekat masjid)."tzz
Diriwayatkan dari Uqbah bin 'Amir qB
, dari Nabi ffi, beliau
bersabda:
Apabila seseorang bersuci lalu mendatangi masjid hendak shalat, maka
kedua Malaikat (yrrg menjaganya) a:a:u Malaikatnya akan mencarat
setiap langkahnya ke masjid sepuluh kebaikan. Adapun yangduduk
menunggu (masuknya waktu) shalat, maka ia sama dengan orang yang
melakukan ketaatan sehingga dicatat baginya (ganjaran yang) sama
dengan orang shalat, sejak ia meninggalkan rumahnya hingga kembali
lagi.""'
Nash-nash y^ngsemakna dengan ini sangat banyak. Dalil tersebut
menunjukkan bahwa setiap perbuatan t lang kecil maupun yang
besar, akan dicatat dalam lembaran-lembaran yang akan diterima
manusia di hari Kiamat kelak. Bahkan, sesungguhnya nash-nash ini
mengindikasikan bahwa setiap kata yang diucapkan akan dicatat,
bahkan sebagian ulama Salaf menegaskan bahwa para Malaikat akan
mencatat segala sesuatu hingga rintihan orang sakit. Barangkali mereka
berargumentasi dengan firman Allah ait : $3+,5i-i,1;j,o:l;$_e*
"Tiada sudtu ucdpdnpunydngdiucapkannya ielainkan ada di dekatnya
Malaikat pengdu)ds yang selalu badir." (QS. Qaf: 18)
Diriwayatkan dari Bilal bin Harits al-Muzani gE
, bahwasanya
Rasulullah ffi bersabda:
"Sesungguhnya seseorang yang mengucapkan suatu kalimat yarLg
diridhai Allah yarLg dia tidak menyangka kalimat itu akan sampai
seperti yar,g telah dicapainya, maka Allah akan mencatat baginya
dengan kalimat itu keridhaan-Nya hingga hari dia menemui-Nyr.Sesungguhnya seseorang yang mengucapkan suatu kalimat yang
dimurkai Allah yang dia tidak menyangka bahwa kalimat itu akan
sampai seperti yang telah dicapainya, maka Allah akan mencatat
baginya dengan kalimat itu kemurkaan-Nya hingga hari dia menemuiNya."tzr
Perhatikanlah, satu kata yang secara tidak sadar diucapkan
seseorang, sebagaimana disebutkan dalam beberapa riwayat hadits,
akan dicatat baginya dengan kadar tertentu, berupa keridhaan dan
kemurkaan Allah, wal'iyaadzu billaab. Poin yang dijadikan dalil
dari hadits di atas adalah perkataan manusia, meskipun dia tidak
menyadarinya,pasti akan dicatat. Oleh sebab itu, banyak ulama Salaf
y
^ng
men gatakan : " S iap a sai a y ang men gan ggap perkat a anrty a adalah
perbuatannya niscaya akan sedikit bicara, kecuali yang bermanfaat
baginya."r80
Telah ditetapkan bahwas anya perbuatan-perbuatan hati akan
dicatat, sebagaimana firman Allah
"Padabal sesunguhnya bagi kamu ada (Malaikat'Malaikat) yang mmgauasi
(pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang ?nencdtat (pekerjaanpekerjaanmu itu), mereka mengetabui apa yang kamu kerjakan." (QS.
Al-Infithaar: L0-12)
Lafazh { 6;io } (mereka mengetahui) dapat dipahami bahwa
Allah wj telihmemberikan kemampuan kepada paraMalaikat untuk
men getahu i ap a y angterdapat dalam hati seorang hamba. D iriwayatkan
dari al-Hasan'ffi, bahwa dia berkata: "{ i;r[ ] berarti tidak ada
yalgtersembunyi bagi mereka sesuatu pun dari perbuatan-perbuatan
kalian
Ibnu AbtI'Izz al-Hanafi '$i5 menegaskan: "Telah ditetapkan
berdasarkan nash-nash bahwa para Malaikat akan mencatat ucapan
dan perbuatan, demikian pula niat. Karena niat termasuk perbuatan
hati maka ia termasuk dalam keumuman firman Allah: 4i)3'liit;.u"-*
' Mereka mengetabui apa yang kamu k erj akan.'(Qs. Al-Infithaar' 72)' ftz
Telah diriwayatkan dalam as-Sunnah apa-apa yangmenunjukkan
bahwa para Malaikat mengetahui perbuatan hati manusia, bahkan
keinginan dan kehendaknya.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah 4B , dia berkata bahwa
Rasulullah ffi bersabda:
"Allah Mj berfirman: 'Jika hamba-Ku berkeinginan melakukan
suatu keburukan, maka janganlah kalian mencatatnya. Namun jika
dia telah melakukannya, maka catatlah baginya satu keburukan.
Apabila dia berkehendak melakukan suatu kebaikan, namun dia belum
melakukanny^, maka catatlah baginya satu kebaikan. Akan tetapi jika
dia telah melakukanny^, maka catatlah baginya sepuluh kebaikan.""'
Diriwayatkan juga darinya (Abu Hurairah 4b), bahwasanya
Rasulullah ffi bersabda:
(ry G)ifi)qt,h
'Malaikat berkata: ''Wahai Rabbku, itu hamba-Mu hendak melakukan
kejahatan (padahal Dia Maha Mengetahuinya).' Maka Dia berkata:
'Awasilah dia! Jika dia telah melakukannya, maka catatlah baginya
satu keburukan yang sama; sedangkan jika dia meninggalkannya, maka
catatlah baginya satu kebaikan, karena dia meninggalkannya lantaran
Aku.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah '{)H pernah ditanya mengenai
kemampuan para Malaikat yang mengetahui keinginan hati seorang
hamba, padahal ia adalah rahasia antara Allah dan hamba-Nya. Beliau
pun menjawab: "Berdasarkan penelitian y angsebenarnya, bahwasanya
Allah Makakuasa dalam mengajark arL paraMalaikat untuk mengetahui
apayatgterdapat dalam jiwa seorang hamba menunrt kehendak-Ny.,
sebagaimana Dia Mahakuasa dalam memberikan kepada sebagian
manusia (kemampuan) untuk mengetahui apa yang terdapat dalam
jiwa oranB lain."tss
Kesimpula nnya,para Malaikat Pencatat Amal telah disiapkan oleh
Allah untuk mencatat semua perbuatan manusia, berupa ucapan dan
perbuatan yanglahir maupun yang batin. Nash-nash juga menunjukkan
bahwa para Malaikat akan mencatat bagi manusia setelah ia meninggal
dunia, perbuatan-perbuatan yarrg disebabkan oleh kebaikan dan
keburukan semasa hidupnya.
Firman Allah \W:
Vfrti
"sesunggubnya Kami mengbidupkan orang-orang rndti dan Kami
mmulishan dprt. yang telab mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka
tingalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Indukyang
nyd.trt. (Laub Mabfuzh)." (QS. Yasin: 12)
Ayat ini menunjukkan bahwa para Malaikat akan mencatat
perbuatan-perbuatan manusia yangtelah dilakukannya ketika masih
hidup dan perbuatan-perbuatan yang dapat menyebabkan kebaikan
atau keburukan sepeninggalnya,baik yang dilakukan sendiri atauyang
dilakukan orang lrirr, r.ir-a dialah yangmenjadi penyebab
^t^uy^ng mengajak kepadanya. Dalil yang menguatkan pernyataan ini adalah
firman Allah
*Oleh karena itu, kami menetapkan (suatu hukum) bagi Bani israil, babwa
barang siapa ydng membunub seorang manusia, bukan karena orang itu
(membunub) oranglain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka
bumi, maka seakan-akan dia telab membunub selurubnya. Dan barangsiapa
yang memelibara kebidupan seorang manusia maka seolab-olah dia telab
memelibara kebidupan manusia selurubnya...." (QS. Al-Maa-idah: 32)
Diriwayatkan dari'Abdullah bin Mas'ud gg
, dia berkata bahwa
Rasulullah ffi bersabda:
i\&or.i1 \aY,W;d.i;
"Tidaklah suatu jiwayang terbunuh secara zhalim melainkan anak
Adam yangpertama (Qabil-"d)mendapat bagian (dosa) dari darahnya
karena dialah orang pertama kali yang melakukan pembunuhan.Dr86
DariJarir bin 'Abdullah gr, dia bercerita: "sekelompok orang
Badui yangmengenakan pakaian dari wol datang kepada Rasulullah ffi.
Begitu melihat kondisi mereka yang memprihatinkan, y^ng sangat
terdesak oleh kebutuhan, beliau pun memerintahkan orang-orang
untuk bersedekah. Akan tetapi, mereka lambat bertindak sehingga
tampak kemarahan pada wajah beliau."
Perawi melanjutkan: "Kemudian, datang seorang laki-laki dari
kalangan Anshar dengan membawa sekeraniang uang. Selanjutnya, datangyanglainnya dan saling susul-menyusul hingga tampak
kegembiraan padawajah beliau. Maka Rasulullah ffi bersabda:
'Barang siapa yar.g melakukan (menghidupkan sunnah yang mulai
redup-'d) satu sunnah kebaikan dalam Islam, lalu (sunnah itu) dilakukan
oleh orang setelahnya, maka akan dicatatbagrnyapahala seperti pahala
o ran g y
^ngmen
ge rj ak arLrLy a, tanp a men guran gi p ahal a me reka sedikit
pun. Sebaliknya, barang siapa yang melakukan (membuat-"d)satu
keburukan dalam Islam, lalu (keburukan itu) dilakukan oleh orang
setelahnya, maka akan dicatat baginya dosa seperti dosa orangyarLg
melakukannya, tanpa mengurangi sedikit pun dosa mereka.'"'87
Diriwayatkan dari Abu Hurairah oly , dia berkata bahwa
Rasulullah ffi bersabda:
"Apabila keturunan Adam telah meninggal dunia, maka terputuslah
amalnya, kecuali tiga: ilmu yang bermanfaat bagi orang setelahnya,
anak shalih yang mendo'akannya, dan sedekah jariyah.""'
Hadits-hadits yang semakna dengan riwayat tersebut sangat
banyak. Semuanya menunjukkan bahwa setiap perbuatan yang
menyebabkan orang lain ikut melakukannya selama hidupnya (perbuatan baik atau buruk) akan terus dicatat baginya setelah orang itu
meninggal. Sebagian ulama berpendapat bahwa para Malaikat tidak
mencatat, melainkan perbuatan yang mengandung pahala dan siksa;
atau semuarnya- ditulis, tetapi kemudian dihapus lagi sehinggayang
tersisa adalah perbuatan yangterdapat padanyapahala atau siksa saja.
Penjelasan ini diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas ,r.ib,. Adapun nash-nash
terdahulu menunjukkan bahwa segala sesuatu pasti akan dicatat,
uallaabul mustd'Aan.
4) Bagaimana menyatukan (pemahaman) antara (hadits-hadits
yangmenerangkan) keikutsertaan para Malaikat kepada setiap
manusia dengan hadits-hadits yang menunjukkan bahwapara
Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yangdi dalamnya
ada anjing, gambar, dan yang semisalnya?
Jawabnya: hadits-hadits yang menyebutkan para Malaikat tidak
akan masuk rumah disebabkan beberapa faktor sangat banyak dan
beragam, di antaranya hadits Abu Thalhah gf , dia berkata: "Aku
mendengar Rasulull^h M bersabda:
'Malaikat tidak masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat
anjing dan gamb ar."'t9e
Diriwayatkan oleh 'Abdullah bin 'Abbas qgp-,
, dia berkata:
"Maimunah memberitahukanku bahw a pada suatu pagi, wajah
Nabi ffi cemberut lalu Maimunah bertanya: ''W'ahai Rasulullah, aku
sangat mengkhawatirkan kondisimu hari ini. Beliau ffi meniawab:
'sesungguhnyaJibril berjanji akan menemuiku tadi malam, tetapi
ia tidak jadi menemuiku. Adapun aku, demi Allah, mengapa ia
meninggalkanku?"
Perawi berkata: "sepanjang hari itu Rasulullah ffi berada dalam
kondisi demikian, hingga kemudian teringat olehnya seekor anak anjing
di bawah tenda kami. Setelah itu, beliau menyuruh mengeluarkannya
lalu beliau mengambil air dengan tangannya kemudian memercikkan
ke tempatnya. Pada sore harinya, Jibril pun datang menemui beliau.
Rasulullah M bertanya kepadanya:'(Bukankah) engkau berjanji
akan datang menemuiku tadi malam?' Dia menjawab: 'Benar. Akan
tetapi, kami tidak akan masuk ke dalam rumah yangdi dalamnya ada
anjing atau gambar.' Maka sejak hari itu, Rasulullah ffi menyuruh
(para Sahabatnya) untuk membunuh anjing-anjing, sampai beliau
memerintahkan (mereka) membunuh anjing haa'itb (y"rg digunakan
menjaga rumah atau kebul-n"") yang masih kecil dan membiarkany^ng
sudah besar."reo
ns=5 'j ll
Diriwayatkan dari Abu Hurairah *!b, bahwasanya RasulullahM
bersabda:
"Para Malaikat tidak akan menyertai suatu perkumpulan yang di
dalamnya terdapat anjing dan lonceng.""'
Demikian pula hadits-hadits lain yang semacamnya.
Al-Khaththabi qi'E ^r berikan jawaban terhadap pertartyaun
itu dengan pernyat aannyai "Yang dimaksud adalah para Malaikat
yangtunrn membawa keberkahan dan rahmat, bukan para Malaikat
penjaga (pencatat amal). Sebab, mereka tidak akan pernah berpisah
dengan manusia."
Al-Hulaimi berkata: "Hadits itu memberi kemungkinan makna
bahwa para Malaikat tidak akan masuk rumah yangdi dalamnyaterdapat hal tersebut untuk memuliakan, mendo'akannya, dan memberkahi
penghuni rumah. Namun, hal tersebut tidak akan menghalangi masuknya
bagi para Malaikat yang mencatat amalperbuatan dan mencabut nyawa.
Pendapat ini tidak diingkari di kalangan kami, sebagaimana rusaknya
akhlak penghuni rumah menyebabkan tidak dapat masuknya orangorang shalih ke dalam rumahnya untuk memuliakalny\namun hal itu
tidak dapat menghalangi masuknya kemunkaran. " re3
Pendapat ini diperkuat oleh hadits yang diriwayatkan dari 'Ammar
bin Yasir c#.,, diaberkata: "Aku pulang kepada keluargaku pada malam
hari dalam keadaan terluka kedua tanganku, lalu mereka menggosoknya
dengan zafaran ftunyit). Setelah itu, aku menemui Rasulullah ffidan
mengucapkan salam kepadanya, namun beliau tidak menjawab dan
tidak menyambutku. Beliau bersabda: 'Cucilah ini.' Maka aku pergi
lalu mencucinya kemudian kembali lagi kepada beliau sedang masih
ada sedikityangtersisa. Aku mengucapkan salam kepada beliau, tetapi
beliau tidak menjawabnya dan tidak menyambutku. Beliau bersabda:
'Cucilah ini darimu'. Aku pun pergi dan mencucinya kemudian
kembali mendatangi beliau. Maka beliau menjawab salamku lalu
menyambut kedatanganku dan bersabda: 'sesungguhnya Malaikat tidak
mau datang dengan membawa kebaikan kepada jenazah orang kafir,
jenazah orang yangdilumuri dengan za'faran, dan orang yangsedang
junub.' Beliau bersabda: 'Ia memberikan keringanan kepada orang
junub agar berwudhu jika ingin tidur, makan, ataupun minum."rea
Sabda beliau "Bikhairin (dengan membawa kebaikan)" menunjukkan bahw a par a Malaikat tetap meneman i jenazah kafir, tetapi dengan
membawa siksa-ual 'iyaadzu billaah-sebagaimana telah dibahas pada
pembahasan yang berkaitan dengan laknat Malaikat terhadap roh
orang kafir.
Nabi ffi melarang seseorang menggunakan zafaran (kunyit)
atau al-kbaluq (p'arfum), sebagaimana disebutkan dalam riwayat lain,
sebab zafaran atau minyak wangi y^ngterbuat darizafaranittadalah
wewangian khusus untuk perempuan.
Ibnul Atsir berkata: "Al-Kbaluuq adalah minyak wangi yarLg
sudah dikenal dan terbuat dari zafaran ata:uzat lainnya dari jenis-jenis
wewangian.'S7'arnanya cenderung kemerah-merahan dan kekuningkuningan. Ada riwayat yang membolehkannya dan ada pula yang
melarangnya,tetapiyangmelarang lebih banyak dan lebih kuat. Penggunaannya dilarang karena ia termasuk jenis minyak wangi khusus untuk
perempuan dan memang merekalah yang lebih banyak menggunakartnya
daripada laki-laki. Secara jelas, kedudukan hadits-hadits yang melarang
hal itu ialah sebagai naasikb (menghapus riwayat yang membolehkan).""u
Adapun maksud orang yangjunub di sini adalah orang yang
biasanya meninggalkan mandi janabah, sehingga kebanyakan waktunya
dalam keadaan junub. Hal ini menunjukkan kurangnya (pemahaman
terhadap a1aran'"d) agam dan kotornya batin orang itu.le7
Sebagian ulama berkata: "Tidak masuknya para Malaikat (ke
dalam rumah seseorang'd) tidak menghalangi mereka untuk mencatat
amal perbuatan dan mencabut nyawarlya. Para Malaikat itu mamPu
mengetahui perbuatan-perbuatan seorang hamba, yangberbeda dengan
kemampuan manusia. Mereka memiliki kekuatan dan kecepatan
yangmenjadikan mereka dapat mencatat perbuatan seorang hamba
meskipun berada jauh darinyakarenaterhalangi sesuatu. Oleh karena
itulah, Allah [H berfirman:
"Yangmulia (di sisiAllab) danyangrnsncd.td.t (pekerjaan-pekerjaanmu "#c6.*itu),
mereka mengetahui apayangkamu kerjakan." (QS. Al-Infithaar: ll-12)
Kesimpul artrrya, para Malaikat penc atat amal rffil senantiasa
menyertai manusia dan mencatat semua y^nt diperbuatnya. Mereka
telah disiapkan oleh Allah untuk tugas itu. Allah pun memberikan
sarana-saran a dansifat-sifat yang membuat mereka mampu melaksanakan
perintah Allah tanpa hambatan dan kesulitan sama sekali, utallaabu
a'lam.
c. Menjaga manusia
A I - H afa z b a b dan a I - M u' a q q ib ah adalah M al ai k a t y ang ditu gaskan
kepada manusia untuk menjaga dan menghalangi mereka dari hal-hal
yang akan mendatangkan mudharat, baik dari musuh yang ryata
maupun yangtidak nyata. Jika ada sesuatu yang dikuasakan kepada
mereka, maka mereka menyerahkannya kepada takdir Allah sesuai
dengan perintah-Nya.
Para Malaikat itu, sebagaiman a yangditunjukkan oleh nash-nash,
bukanlah pencatat (amal). Malaikat pencatat amal memiliki tugas khusus,
yaitu menulis, sedangkan al-Hafazbab memiliki tugas khusus, yaitu
menjaga. Mereka tidak sepeni para Malaik at yangsenantiasa mendampingi
manusia, sebagaimana Malaikat pencatat selalu menyertainya. Akan
tetapi, mereka bergiliran dan bergantian (mend atangi manusia) sebagian
mereka dengan sebagian yanglainnya.
Banyak nash dari al-Qur-an maupun as-Sunnah yang menunjukkan
hal itu, di antaranya firman Allah
" Bagi manusia ada Malaikat-Makikat yang selalu mengikutinya bergiliran,
di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya d.tas perintab Allab.
SesunggubnyaAllah tiddk mmgubah keadaan suatu kaum hingga mereka
mmgubab keadaanyangadapada diri mereka sendiri. Dan apabilaAllab
mmghmdaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat
menolaknla; dan sekali-kali ti.dak ada pelindung bagi mereka selain Dia."
(QS. Ar-Ra'd: 11)
'
"Dd.n Dialab yang lnetnpunydi kekuasaan tertinggi atas semLtd bambaNya, dan diutusnya kepadamu Malaikat'Malaikat penjaga, sebingga
apabila datd.ng kematian kepada salab seorang di antara kamu, ia
diuafatkan oleh Malaikat-Malaikat Kami, dan Malaikat'Malaihat Kami
itu tidak rnelalaihan keuajibanrryd." (QS.Al-An'aam: 61)
*Tidak ada suatu jiwa (diri) pun melainkan ada peniaganya." (QS. AthThaariq:4)
Para Malaikat penjaga itu adalah-anllaahu a'lam-mereka yang
bergiliran menjaga kita pada waktu shalat Shubuh dan 'Ashar. Sebagian
mereka dengan sebagian yang lainnya saling bergantian menjaga
manusia, sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Hurairah 4F.' ,
dia berkata bahwa Rasulullah ffi bersabda:
"saling bergiliran di antara kalian para Malaikat (y.rg bertugas)
pada malam hari dan para Malaikat (y^ng bertugas) pada siang hari.
Mereka berkumpul pada waktu Shalat Shubuh dan Shalat 'Ashar.
Kemudian, Malaikat yangbermalam di tengah kalian naik lalu Allah
bertanya kepada mereka-padahal Allah lebih mengetahui tentang
mereka'Bagaimana kalian meninggalkan hamba-hamba-Ku?' Mereka
menjawab: 'Kami tinggalkan mereka ketika sedang shalat dan kami
datang kepada mereka ketika mereka sedang shalat."'res
Ibnu Katsir #E berkata: 'Bagi setiap hamba terdapat MalaikatMalaikat yangsaling bergiliran menjaganyapadamalam dan siang hari.
Mereka menj agan ya dari kej ahatan-kejahatan dan kej adian-kej adian,
sebagaimana Malaik at lainny a silih-berganti menj aga perbuatan baik
dan buruk, ada Malaikat yang menjaga pada waktu malam dan ada
Malaikat yang menjaga pada waktu siang. Belum lagi dua Malaikat
yatgberada di sebelah kanan dan di sebelah kiri. Keduanya mencatat
amal perbuatan, yangdi sebelah kanan mencatat perbuatan baik dan
yangberada di sebelah kiri mencatat perbuatan buruk. Kemudian dua
Malaikat yang menjaganya di belakang dan di depan. Jadi, seorang
manusia berada di antara empat Malaikat pada waktu siang dan empat
Malaikat pada waktu malam; yaittt dua Malaikat penjaga dan dua
Malaikat pencatat saling bergantian."ree
'Ali €5 berkata: "setiap hamba diiringi oleh Malaikat al-Hafazbab
yangmenjaganya sehingga ia tidak menubruk tembok, jatuh ke dalam
sumur, atau terkena binatang. Hal itu terus berlangsung hingga jika
telah datang kepadanya ketentuan, maka keluarlah Malaikat penjaga
itu darinya lalu dia pun ditimpa oleh apa yangdikehendaki Allah.'200
Kenyataan dan indera dapatmembuktikan hal ini. Betapa banyak
orang yang selamat setelah tertimpa kejadian-kejadian kauniyyab
(bencana alam). Biasanya tidak mungkin adayangselamat darinya,tetapi
atas izin Allah seseorang berhasil keluar darinya dengan selamat dan
tidak tertimpa keburukan. Misalnya lagi, orang yangjatuh dari tempat
yangtinggi, yangjatuh ke dalam sumur, yalgtenggelam ke dalam laut,
yangterhindar dari keburukan tanpa mengetahui sebabnya, atauyang
semacamnya. Tidakkah semua itu terj adi -wallaabu a'lam-melainkan
karena (pertolongan) para Malaikat penjaga yang ditugaskan Allah
kepada manusia. Contoh kejadian seperti itu sangatlah banyak.
Nabi ffi telah menyebutkan dan mensyari'atkan beberapa dzikir
supaya orang yarLgmengucapkannya diiaga oleh Malaikat pada hari
tersebut atau padatempat di mana ia mengucapkannya, di antaranya:
0 Membaca ayat Kursi
Telah disebutkan dalam hadits shahih, dari Nabi ffi, bahwasanya barang siapa yang membaca ayat Kursi, maka Allah akan
menu gask an p ar aMalaikat kepadany a, y aitu y arLg akan selalu meliputi
dan menjaganya. Sebagaimana pula dalam hadits yangdiriwayatkan
dari Abu Hurairah *iF' , dia berkata: "Rasulullah ffi menugaskanku
menjaga zakatRamadhan (zakatfitrah). Kemudian, aku didatangi oleh
seseorang dan dia mengambil (mencuri) makanan itu sehingga aku
menangkapnya. Aku pun mengancamnya:'Aku akan melaporkanmu
kepada Rasulullah M.' Maka Abu Hurairah Pun menceritakan
kejadian ini. Dalam lanjutan kisah hadits ini, orang (yrtg mencuri)
tersebut berkata: 'Jika kamu hendak berbaring ke tempat tidurmu,
maka bacalah ayat Kursi, niscaya kamu akan senantiasa mendapat
penjagaan dari Allah dan syaitan tidak akan mendekatimu hingga
pagi hari.' Mereka (para Sahabat) adalah orang-orang yang paling
bersemangat dalam berbuat kebaikan."' Nabi ffi bersabda: "Pencuri
itu telah mengatakan kebenaran kepadamu meskipun dia pendusta.
Apakah kamu mengetahui siapa yangkamu ajak bicara sejaktiga malam
kemarin, wahai Abu Hurairah?' Abu Hurairah menjawab: 'Tidak.'
Beliau menjawab: 'Itu adalah syaitan.'"'o'
2) Membaca beberapa ayat terakhir Surat al-Baqarah
Diriwayatkan dari Abu Mas'ud al-Ansharr gE', dia berkata bahwa
Nabi ffi bersabda:
Barang siapa yang membaca dua ayat terakhir dari surat al-Baqarah
pada malam hari maka kedua ayat itu sudah mencukupinya.'",0,
Imam an-Nawawi berkata: "Para ulama berbeda pendapat
mengenai makna kafataabu (kedua ayatinitelah mencukupinya). Ada
y ang mengatakan :' Dari berbagai bahay a pada malam itu,' namun ada
juga yang berpendapat: 'Telah mencukupinya dari qiyaamul lail malam
itu.'Menurut saya (an-Nawawi): 'Bisa mencakup kedua hal itu.'D203
3) Membaca surat al-Ikhlash dan al-Mu'auuidzatain (dua surat
perlindungan, yaitu surat al-Falaqdan surat an-Naas) sebanyak
tiga kali
Diriwayatkan dari'Abdullah bin Khubaib 48, dia berkata:
"Kami pernah keluar pada malam hari, ketika hujan deras turun dan
dalam keadaan gelap gulita, untuk mencari Rasulullah ffi agar beliau
dapat shalat bersama (mengimami) kami. Tidak lama kemudian, kami
menemukannya. Beliau tiba-tiba berseru: 'Katakanlah!' Aku pun
tidak mengatakan sesuatu. Beliau bersabda lagi: 'Katakanlah!' Aku
kembali terdiam. Kemudian, beliau memerintahkan:'Katakanlah!'
Maka aku bertanya: ''Wahai Rasulullah, apa yangharus kukatakan?'
Beliau bersabda:
' @acalah) Qul Huanllahu abad (surat al-Ikhlash) dan al-Mu'aurunidzatain
(surat al-Falaq dan surat an-Naas) ketika kamu berada pada sore hari
dan ketika kamu berada pada pagi hari sebanyak tiga kali, niscaya
bacaan tersebut akan mencukupimu dari segala sesuatu
4) Membaca Laa ilaaba illallaah rutabdabuu laa syariikalab ...
(Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain
Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya...) satu kali,'o'sepuluh kali,'ou
atau seratus kali.
Diriwayatkan dari Abu Hurai rah "1y,, ia berkata bahwa Rasulullah
ffi bersabda:
"Barang siapa yangmembaca: 'Tidak ada ilah yangberhak diibadahi
dengan benar selain Al1ah, tidak ada sekutu bagi-Nya. BagiNyalah
segala kerapandan bagiNyalahsegala puji. Dia Mahakuasa atas setiap
sesuatu,' pada hari tersebut sebanyak seratus kali maka (pahala) baginya
sama dengan memerdekakan sepuluh budak. Dicatat pula baginya
seratus kebaikan dan dihapus darinya seratus keburukan. Orang itu
pun mendapat peryagaan dari syaitan pada hari itu hingga sore hari.
Tidaklah ada seorang pun yangberamal lebih baik daripada apayang
dia lakukan, kecuali seseorang yangberamal lebih banyak darinya.'"207
Barang siapa yangmembaca buku-buku do'a dan dzikir niscaya
akan mendapatkan lebih banyak. Maka dari itu, sudah sePantasnya
bagi setiap Muslim untuk mempelaiari dzrkir-dzlkir seperti ini.
Tujuannya agar Allah meliputi dan menjaganya, serta mengutus para
Malaikat penjaga yanLgakan selalu melindunginya dari serangan musuhmusuhnya, baik y^ngterlihat maupun yangtidak terlihat, anllaabu
a'lam.
d. Menyertai dan mengaiak manusia kepada kebaikan
Di antara makhluk yang senantiasa menyertai manusia dari
kalangan para Malaikat adalah al-Qarin. Hal ini merupakan nikmat Allah
yangpaling agung atas manu sia-ualillaahil hamdu wanni'mab-karena
Allah telah memberi kemudahan bagi setiap orang dengan hadirnya
Malaikat y^ng mengajak dan mendorongnya untuk melaksanakan
kebaikan; serta menakut-nakuti dan memperingatkan nya dariperbuatan
buruk.
Firman Allah tH:
" Ddn y dng rneny ertai dia berkata: * Inilah (catatan amalny a) y ang tersedia
padd sisiku." (QS. Qaafz 23)
Diriwayatkan dari'Abdullah bin Mas'ud gg
, dia berkata bahwa
Rasulullah ffi bersabda:
'Tidaklah salah seorang di antara kalian melainkan telah ditugaskan kepadanya satu qarin dari golongan Jin dan satu qarin dari
golongan Malaikat.' Mereka bertanya:'Apakah engkau jrgr, wahai
Rasulullah?'Beliau menjawab: 'Termasuk aku. Hanya saja, Allah
telah menolongku atasnya (qarin dari golongan jin) sehingga dia
masuk Islam (tunduk).208 Oleh karena itu, tidaklah dia (qarin
tersebut) memerintahkan kepadaku, melainkan kepada kebaikan.''20e
Nabi ffi prt menjelaskan perbuatan dua qarin itu dan cara
menyelamatkan diri dari syaitan dalam haditsJabir bin'Abdullah ,#5,,
dia berkata bahwa Rasulullah ffi bersabda:
Jika seseorang hendak berbaring ke tempat tidurnya, maka dia diperebutkan oleh Malaikat dan syaitan. Malaikat berkata: 'Akhirilah
dengan kebaikan.' Namun, syaitan berkata: 'Akhirilah dengan
keburukan.' Apabil^orangitu berdzikir kepada Allah kemudian tidur,
maka Malaikat akan menjaganya pada malam itu. Tatkala dia telah
bangun, Malaikat itu berkata: 'Bukalah (mulailah) dengan kebaikan.'
Namun, syaitan berkata: 'Bukalah (mulailah) dengan keburukan.'
Maka dari itu, hendaknya dia membaca (saat bangun): 'Segala puii bagi
Allah yangtelah mengembalikan rohku dan tidak mewafatkannya
dalam tidur. Segala puji bagi Allah yang'menggenggam langit dan
bumi sebingga tidak, goncaag'(sampai akhir ayat 4l surar Fathir). Segala
puji bagi Allah yangmenggenggam langit hingga tidak jatuh ke bumi,
kecuali kecuali dengan izin-Nya. Seandainya orang itu jatuh dari tempat
tidurnya lalu meninggal dunia, maka dia pasti masuk Surga."'zto
dengan
Diriwayatkan hadits yang menjelaskan masalah ini secaramarfu'
dari'Abdullah bin Mas'ud. Di dalamnya (disebutkan):
bisikan. Bisikan syaitan adalah mengembalikan (manusia) kepada
kejahatan dan mendustakan yang haq. Adapun bisikan Malaikat
adalah mengembalikan (manusia) kepada kebenaran dan membenarkan
yarLg haq. Barang siapa yangmendapatkan hal itu (bisikan Malaikat)
hendaklah dia memuji Allah, sedangkan barang siapa yang men&patkan
selainnya (bisikan syaitan) hendaklah dia berlindung diri dari syaitan.
Kemudian, beliau membaca : " Syaitan menj anj ikan (menakut-nahuti)
kamu dengan kemiskina,? ...' (