Isinya sama dengan tulisan pada loh-loh batu pertama, dan
kedua-duanya sama dengan yang diucapkan Tuhan di atas
gunung. Cetakan kedua ini tidak perlu diralat ataupun di-
ubah, tidak pula apa yang ditulis-Nya berbeda dari apa yang
diucapkan-Nya. Firman yang tertulis yaitu sungguh-sungguh
firman Tuhan seperti halnya firman yang disampaikan-Nya
kepada hamba-hamba-Nya, para nabi.
2. Perawatan apa yang diberikan pada kedua loh batu itu. Kedua
loh batu ini, Sesudah dipahat seperti itu, disimpan di dalam
tabut seperti yang diperintahkan. Di situlah tempatnya, kata
Musa, mungkin sambil menunjuk ke arah tempat kudus (ay.
5). Hal baik yang dipercayakan kepadanya itu diteruskannya
658
kepada mereka, dan ditinggalkannya murni dan utuh dalam
tangan mereka. Sekarang biarlah mereka menjaganya dan me-
nanggung sendiri akibatnya kalau terjadi sesuatu dengannya.
Demikian pula kita dapat berkata kepada angkatan yang baru
muncul, “Tuhan telah memercayakan kepada kami Alkitab, hari
Sabat, sakramen-sakramen dan lain-lain, sebagai tanda dari
hadirat dan perkenanan-Nya. Dan di situlah tempatnya. Kami
menitipkannya kepada kalian (2Tim. 1:13-14).
II. Tuhan memimpin mereka berjalan maju menuju Kanaan, walau-
pun mereka, di dalam hati, berpaling kembali ke arah Mesir, dan
Ia bisa saja dengan adil menuruti angan-angan mereka yang
menyesatkan (ay. 6-7). Ia membawa mereka ke suatu daerah yang
banyak sungainya, dari padang gurun yang kering dan tandus.
Adakalanya Tuhan memenuhi kebutuhan mereka melalui cara yang
biasa dan alamiah. Bila cara itu tidak berhasil, maka Ia melaku-
kannya melalui mujizat. Namun demikian sesudah ini, saat
mereka dibuat mengalami sedikit kesukaran, kita mendapati me-
reka menyangsikan Tuhan dan bersungut-sungut (Bil. 20:3-4).
III. Tuhan menentukan pelayanan tetap di antara mereka, untuk me-
nangani hal-hal yang kudus bagi mereka. Pada waktu itu, saat
Musa naik ke atas gunung untuk kedua kalinya, atau segera
sesudahnya, ia mendapat perintah untuk mengkhususkan suku
Lewi bagi Tuhan , dan supaya suku itu melayani-Nya secara lang-
sung, sebab suku itu sudah membedakan diri mereka melalui
semangat mereka dalam menentang para penyembah anak lembu
tuangan (ay. 8-9). Kaum Kehat mengangkut tabut perjanjian.
Mereka dan orang-orang Lewi lain bertugas melayani TUHAN,
melayani-Nya dalam semua tugas di Kemah Suci. Dan para imam,
yang berasal dari suku itu, harus memberkati umat. Ini merupa-
kan ketentuan tetap, yang pada saat itu telah berlangsung selama
hampir empat puluh tahun, bahkan sampai pada hari ini. Kete-
tapan ini dibuat untuk mengabadikan pelayanan imamat itu me-
lalui pemeliharaan yang ditentukan atas suku itu. Pemeliharaan
ini begitu rupa hingga memberi mereka dorongan yang besar
dalam pekerjaan mereka, dan membuat mereka tidak terganggu
dalam melakukannya. TUHANlah milik pusakanya. Perhatikanlah,
pelayanan tetap yaitu berkat yang besar bagi sebuah umat, dan
Kitab Ulangan 10:12-22
659
tanda istimewa dari perkenanan Tuhan . Dan, mengingat para imam
secara perseorangan tidak dapat terus melayani sebab akan
mati, Tuhan menunjukkan kepedulian-Nya terhadap umat Israel
dengan menjamin pergantian imamat, yang diperhatikan Musa di
sini (ay. 6). saat Harun mati, jabatan imam tidak mati bersama-
nya, namun Eleazar, anaknya, menjadi imam menggantikan dia.
Eleazar merawat tabut, yang di dalamnya kedua loh batu itu,
batu-batu yang sangat berharga itu, disimpan, supaya tidak
mengalami kerusakan. Di situlah tempatnya, dan Eleazar men-
jaganya. Di bawah hukum Taurat, pergantian dalam pelayanan
imamat tetap terjaga, dengan diteruskannya jabatan imamat
kepada suku dan kaum tertentu. namun sekarang, di bawah Injil,
saat Roh tercurah secara lebih berlimpah dan penuh kuasa,
pergantian itu dipelihara oleh pekerjaan Roh dalam hati manusia.
Roh itu bekerja dengan melayakkan manusia untuk, dan mencon-
dongkan manusia pada, pekerjaan imamat itu. Roh itu bekerja
dalam diri sebagian orang di setiap zaman, supaya nama Israel
tidak terhapus.
IV. Tuhan menerima Musa sebagai pembela atau perantara bagi mere-
ka, dan sebab itu mengangkatnya sebagai raja dan pemimpin
mereka (ay. 10-11): TUHAN mendengarkan aku dan berfirman,
bersiaplah, pergilah berjalan di depan bangsa itu. Sungguh suatu
belas kasihan bagi mereka bahwa mereka memiliki sahabat
seperti itu, yang begitu setia, baik kepada Dia yang telah meng-
angkatnya maupun kepada orang-orang yang untuk mereka ia
diangkat. Sudah selayaknya orang yang telah menyelamatkan
mereka dari kebinasaan, melalui perantaraannya dengan sorga,
memimpin dan memerintah mereka. Dan dalam hal ini Musa
merupakan perlambang akan Kristus, yang, sama halnya seperti
Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara kita, demikian
pula Ia diberi segala kuasa di sorga dan di bumi.
Imbauan untuk Taat
(10:12-22)
12 “Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu
oleh TUHAN, Tuhan mu, selain dari takut akan TUHAN, Tuhan mu, hidup menu-
rut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada
TUHAN, Tuhan mu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu,
660
13 berpegang pada perintah dan ketetapan TUHAN yang kusampaikan ke-
padamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu. 14 sebetulnya , TUHAN,
Tuhan mulah yang empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala
langit, dan bumi dengan segala isinya; 15 namun hanya oleh nenek moyangmu-
lah hati TUHAN terpikat sehingga Ia mengasihi mereka, dan keturunan mere-
kalah, yaitu kamu, yang dipilih-Nya dari segala bangsa, seperti sekarang ini.
16 Sebab itu sunatlah hatimu dan janganlah lagi kamu tegar tengkuk.
17 Sebab TUHAN, Tuhan mulah Tuhan segala Tuhan dan Tuhan segala tuhan,
Tuhan yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun
menerima suap; 18 yang membela hak anak yatim dan janda dan menunjuk-
kan kasih-Nya kepada orang asing dengan memberi kepadanya makanan
dan pakaian. 19 Sebab itu haruslah kamu menunjukkan kasihmu kepada
orang asing, sebab kamupun dahulu yaitu orang asing di tanah Mesir.
20 Engkau harus takut akan TUHAN, Tuhan mu, kepada-Nya haruslah engkau
beribadah dan berpaut, dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah.
21 Dialah pokok puji-pujianmu dan Dialah Tuhan mu, yang telah melakukan di
antaramu perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat, yang telah kaulihat
dengan matamu sendiri. 22 Dengan tujuh puluh orang nenek moyangmu pergi
ke Mesir, namun sekarang ini TUHAN, Tuhan mu, telah membuat engkau ba-
nyak seperti bintang-bintang di langit.”
Di sini kita mendapati imbauan yang penuh permohonan agar umat
Israel berlaku taat, yang disimpulkan dari pernyataan-pernyataan
sebelumnya, dan didesakkan dengan alasan yang sangat kuat serta
kepandaian berbicara yang sangat meyakinkan. Musa menyampai-
kannya seperti seorang pembicara ulung, dengan berseru kepada
para pendengarnya, maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang
dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Tuhan mu? (ay. 12). Tanyakanlah
apa yang dimintakan oleh-Nya, seperti Daud bertanya (Mzm. 116:12),
bagaimana akan kubalas? Bila kita sudah menerima belas kasih dari
Tuhan , maka sudah sepatutnya kita menanyakan balasan apa yang
dapat kita berikan kepada-Nya. Renungkanlah apa yang dimintakan
oleh-Nya, dan engkau akan mendapati bahwa hal itu tidak lain selain
apa yang sangat wajar dan masuk akal dengan sendirinya, dan yang
bermanfaat serta menguntungkan secara tak terkira bagi dirimu.
Marilah kita lihat di sini apa yang benar-benar diminta-Nya, dan
betapa ada segudang alasan mengapa kita harus melakukan apa
yang diminta-Nya.
I. Di sini kita jelas-jelas diarahkan kepada kewajiban kita terhadap
Tuhan , terhadap sesama kita, dan terhadap diri kita sendiri.
1. Di sini kita diajar tentang kewajiban kita terhadap Tuhan , baik
dalam kecenderungan hati dan perasaan jiwa kita maupun
dalam tindak-tanduk hidup kita, baik dalam dasar-dasar
pegangan kita maupun dalam perbuatan-perbuatan kita.
Kitab Ulangan 10:12-22
661
(1) Kita harus takut akan TUHAN, Tuhan kita (ay. 12), dan lagi
(ay. 20). Kita harus memuja keagungan-Nya, mengakui ke-
wenangan-Nya, kagum dan hormat akan kuasa-Nya, dan
ngeri akan murka-Nya. Inilah kewajiban Injili (Why. 14:6-7).
(2) Kita harus mengasihi Dia, senang bahwa Dia ada, ingin agar
Dia menjadi milik kita, dan suka merenungkan Dia dan ber-
sekutu dengan-Nya. Takutlah akan Dia sebagai Tuhan yang
agung, dan Tuhan kita. Kasihilah Dia sebagai Tuhan yang
baik, dan sebagai Bapa kita serta pemberi rahmat bagi kita.
(3) Kita harus hidup menurut jalan-jalan-Nya, yaitu jalan-jalan
yang telah ditetapkannya bagi kita untuk kita tempuh.
Segenap perilaku kita haruslah sesuai dengan kehendak-
Nya yang kudus.
(4) Kita harus beribadah kepada-Nya (ay. 20), beribadah ke-
pada-Nya dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa
kita (ay. 12). Kita harus mengabdikan diri kita bagi kehor-
matan-Nya, menempatkan diri kita di bawah pemerintahan-
Nya, dan berusaha keras untuk memajukan semua kepen-
tingan kerajaan-Nya di antara manusia. Kita juga harus
melayani-Nya dengan sepenuh hati dan bersemangat, harus
melibatkan dan mengerahkan manusia batiniah kita dalam
melakukan pekerjaan-Nya. Apa yang kita kerjakan bagi-Nya,
haruslah kita kerjakan dengan riang hati dan kehendak
baik.
(5) Kita harus berpegang pada perintah dan ketetapan TUHAN
(ay. 13). Sesudah memberi diri untuk melayani-Nya, kita ha-
rus menjadikan kehendak-Nya yang dinyatakan sebagai
pedoman kita dalam segala hal, melaksanakan segala
sesuatu yang diperintahkan-Nya, menahan diri dari semua
larangan-Nya, seraya meyakini dengan teguh bahwa semua
ketetapan yang diperintahkan-Nya kepada kita yaitu demi
kebaikan kita. Di samping upah atas ketaatan kita, yang
akan menjadi keuntungan tak terkira bagi kita, ada kehor-
matan dan kenikmatan sejati dalam ketaatan. Sungguh
demi kebaikan kita pada saat ini untuk bersikap lemah
lembut dan rendah hati, menjaga kesucian dan berkepala
dingin, bersikap adil dan mengasihi sesama, bersabar dan
berpuas hati. Semuanya ini membuat kita tenang, aman,
senang, dan sungguh-sungguh besar.
662
(6) Kita harus menghormati Tuhan , dengan bersumpah demi
nama-Nya (ay. 20), dan dengan begitu kita menghormati
kemahatahuan-Nya, kedaulatan-Nya, keadilan-Nya, dan
juga keberadaan-Nya yang mutlak perlu. Demi nama-Nya
haruslah engkau bersumpah, dan bukan demi nama makh-
luk mana pun, atau dewa palsu, setiap kali engkau ditun-
tut bersumpah untuk menegaskan sesuatu.
(7) Kepada-Nya kita harus berpaut (ay. 20). Sesudah memilih
Dia sebagai Tuhan kita, kita harus senantiasa dan tetap
tinggal bersama-Nya, dan tidak pernah meninggalkan Dia.
Berpautlah kepada-Nya sebagai yang kita kasihi dan kita
sukai, yang kita percayai dan kita andalkan, dan yang ke-
pada-Nya kita menaruh pengharapan-pengharapan besar.
2. Di sini kita diajar perihal kewajiban kita terhadap sesama kita
(ay. 19): Haruslah kamu menunjukkan kasihmu kepada orang
asing, dan, kalau orang asing, terlebih jauh lagi kepada sau-
dara kita sendiri, seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Jika
orang Israel saja yang merupakan umat kesayangan seperti
itu, yang begitu dibedakan dari semua bangsa lain, harus ber-
buat baik kepada orang asing, apalagi kita, yang tidak ter-
masuk dalam golongan terbatas seperti itu. Kita harus peduli
dan lemah lembut kepada semua orang yang memiliki
kodrat manusia seperti kita, dan kita harus melakukannya
selama masih ada kesempatan bagi kita. Artinya, sesuai
dengan kebutuhan mereka dan kemampuan kita, kita harus
berbuat baik kepada semua orang. Di sini ada dua alasan yang
ditegaskan untuk menekankan kewajiban ini:
(1) Penyelenggaraan Tuhan secara umum, yang berlaku untuk
semua bangsa manusia, sebab dari satu orang saja Ia
telah menjadikan mereka semua. Tuhan menunjukkan kasih-
Nya kepada orang asing (ay. 18). Artinya, Ia memberi
kehidupan, napas, dan segala sesuatu kepada semua
orang, bahkan kepada orang-orang bukan Yahudi, serta
mereka yang tidak termasuk kewargaan Israel dan merupa-
kan orang asing bagi Tuhan bangsa Israel. Ia mengenal
dengan sempurna orang-orang yang tidak kita kenal sama
sekali. Ia memberi makanan dan pakaian bahkan ke-
pada orang-orang yang tidak ditunjukkan-Nya firman dan
Kitab Ulangan 10:12-22
663
ketetapan-Nya. Pemberian-pemberian Tuhan secara umum
kepada umat manusia mewajibkan kita untuk menghor-
mati semua orang. Atau ungkapan itu bisa juga menunjuk-
kan perhatian khusus dari sang Penyelenggara terhadap
orang asing yang sedang kesusahan (Mzm. 146:9, TUHAN
menjaga orang-orang asing). Untuk itu kita harus memuji-
Nya, meneladani-Nya, melayani-Nya, dan bertindak ber-
sama-Nya dalam hal itu, dengan membuat diri kita tergerak
untuk menjadi alat di tangan-Nya untuk menunjukkan ke-
baikan kepada orang asing.
(2) Penderitaan yang telah dialami orang Israel sendiri, saat
mereka hidup sebagai orang asing di Mesir. Orang-orang
yang telah mengalami kesusahan, dan telah mendapat
belas kasihan Tuhan , harus berbela rasa dengan sepenuh
hati terhadap orang-orang yang mengalami kesusahan
serupa, dan harus siap menunjukkan kebaikan kepada
mereka. Bangsa Yahudi, meskipun sudah berulang kali
diperintahkan untuk bersikap baik terhadap orang asing,
justru menyimpan perasaan bermusuhan yang berurat
akar terhadap bangsa-bangsa bukan Yahudi, yang mereka
pandang dengan serendah-rendahnya. Hal ini membuat
mereka iri hati terhadap anugerah Tuhan dan Injil Kristus,
dan itu mendatangkan kehancuran yang sehabis-habisnya
atas diri mereka sendiri.
3. Di sini kita diajar tentang kewajiban terhadap diri kita sendiri
(ay. 16): Sunatlah hatimu. Artinya, “Buanglah semua perasaan
dan kecenderungan yang bobrok dari dirimu, yang mengha-
langimu untuk takut akan Tuhan dan mengasihi-Nya. Matikan-
lah daging beserta keinginan-keinginannya. Buanglah segala
sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu,
yang merintangi firman Tuhan untuk masuk bebas ke dalam
hatimu. Janganlah mengandalkan sunat jasmani, yang hanya
merupakan tanda, namun sunatlah hatimu, yang merupakan
hal yang ditandakan.” Lihat Roma 2:29. Perintah Kristus me-
nuntut lebih dari ini, dan mewajibkan kita bukan saja untuk
sunat hati, yang bisa saja dengan mudah dikorbankan, me-
lainkan juga untuk memenggal tangan kanan kita dan men-
cungkil mata kanan kita yang menyesatkan kita. Semakin
rohani tatanan hukum yang berlaku, semakin kita diwajibkan
664
untuk bersikap rohani, dan makin dekat dengan tujuan untuk
mematikan dosa. Dan janganlah lagi kamu tegar tengkuk,
seperti yang sudah mereka lakukan sampai sekarang (9:24).
“Janganlah lagi bersikeras menentang perintah dan hajaran
ilahi, namun bersedialah menuruti kehendak Tuhan dalam
perintah dan hajaran itu.” Sunat hati akan membuat hati siap
berserah kepada Tuhan , dan memikul kuk-Nya.
II. Di sini kita diimbau dengan sungguh-sungguh untuk menjalan-
kan kewajiban kita. Kalau saja akal sehat mengendalikan kita,
maka agama pun akan melakukan hal yang sama.
1. Renungkanlah keagungan dan kemuliaan Tuhan , dan takutlah
akan Dia sebab itu. Dan berdasar dasar pegangan itu,
layani dan taatilah Dia. Apa gerangan yang dianggap dapat
membuat orang menjadi besar, kalau bukan kehormatan dan
kekuasaan yang besar, serta harta benda yang berlimpah?
Kalau begitu, pikirkanlah betapa besarnya Tuhan Tuhan kita,
dan sangat patut untuk ditakuti.
(1) Ia memiliki kehormatan yang besar, nama di atas segala
nama. Ia yaitu Tuhan segala Tuhan dan Tuhan segala tuhan
(ay. 17). Para malaikat disebut “Tuhan ”, begitu juga para
pemimpin, dan bangsa-bangsa bukan Yahudi memiliki ba-
nyak “Tuhan ” dan banyak “tuhan,” makhluk-makhluk cipta-
an khayalan mereka sendiri. Namun, Tuhan secara tak ter-
hingga melebihi semua yang disebut ilah ini. Betapa tidak
masuk akal bagi orang Israel untuk menyembah ilah-ilah
lain, sementara Tuhan yang kepada-Nya mereka telah ber-
sumpah setia yaitu Tuhan segala Tuhan !
(2) Ia memiliki kuasa yang besar. Ia yaitu Tuhan yang kuat
dan dahsyat (ay. 17), yang tidak memandang bulu. Ia me-
miliki kuasa seorang penakluk, dan dengan begitu Ia me-
nakutkan bagi orang-orang yang menolak-Nya dan mem-
berontak terhadap-Nya. Ia memiliki kuasa seorang hakim,
dan dengan begitu Ia adil terhadap semua orang yang ber-
seru kepada-Nya atau datang menghadap Dia. yaitu ke-
besaran dan kehormatan seorang hakim untuk tidak me-
mihak dalam menegakkan keadilan, tanpa memandang bulu
atau menerima suap. Begitu pula halnya, yaitu kebesaran
Kitab Ulangan 10:12-22
665
dan kehormatan seorang panglima untuk membuat ngeri
pihak musuh. Kedua-duanya ada pada Tuhan kita.
(3) Ia memiliki banyak harta. Langit dan bumi yaitu milik-
Nya (ay. 14), beserta segenap penghuni dan bintang gemin-
tangnya. Oleh sebab itu, Ia sanggup menopang kita dalam
melayani-Nya, dan mengganti kerugian-kerugian yang kita
alami dalam melaksanakan kewajiban kita terhadap-Nya.
Sekalipun demikian, Ia sebab itu tidak membutuhkan
kita, atau apa pun yang kita miliki dan yang bisa kita
lakukan. Kita akan binasa tanpa Dia, namun Ia akan tetap
bahagia tanpa kita. Hal ini membuat kesediaan-Nya untuk
merendah dalam anugerah-Nya, dengan menerima kita dan
pelayanan-pelayanan kita, sungguh-sungguh mengagum-
kan. Langit dan bumi yaitu milik-Nya, dan sekalipun
begitu bagian TUHAN ialah umat-Nya.
2. Renungkanlah kebaikan dan anugerah Tuhan , dan kasihilah
Dia sebab itu. Dan berdasar dasar pegangan itu, layani
dan taatilah Dia. Kebaikan-Nya yaitu kemuliaan-Nya, sama
halnya seperti keagungan-Nya.
(1) Ia baik kepada semua orang. Siapa saja yang didapati-Nya
sedang menderita, kepada mereka Ia akan didapati berbe-
las kasihan: Ia membela hak anak yatim dan janda (ay. 18).
yaitu kehormatan-Nya untuk menolong mereka yang
tidak berdaya, dan membantu mereka yang paling membu-
tuhkan pertolongan serta yang mudah disakiti orang, atau
setidak-tidaknya untuk memberi terang kepada mereka
Lihat Mazmur 68:5-6; 146:7, 9.
(2) namun sebetulnya Tuhan itu baik bagi Israel dalam kewa-
jiban-kewajiban khusus terhadapnya: “Dialah pokok puji-
pujianmu dan Dialah Tuhan mu (ay. 21). Maka dari itu kasihi
dan layanilah Dia, sebab hubungan yang terbina antara
Dia dan engkau. Ia yaitu Tuhan mu, Tuhan yang mengikat
kovenan denganmu, dan dengan begitu Ia yaitu pokok
puji-pujianmu,” yaitu,
[1] “Ia memberi kehormatan kepadamu. Dialah Tuhan
yang di dalam-Nya, sepanjang hari, engkau dapat ber-
megah bahwa engkau mengenal Dia, dan dikenal oleh-
666
Nya. Jika Ia yaitu Tuhan mu, maka Ia yaitu kemulia-
anmu.”
[2] “Ia menantikan penghormatan darimu. Dialah pokok puji-
pujianmu,” artinya, “Dialah Tuhan yang harus engkau puji.
Jika Ia tidak memperoleh pujian darimu, dari mana lagi
Ia dapat menantikannya?” Ia bersemayam di atas puji-
pujian orang Israel. Renungkanlah, pertama, pilihan
yang penuh anugerah yang dibuat-Nya atas Israel (ay.
15). “Ia terpikat oleh nenek moyangmu, dan oleh sebab
itu memilih keturunan mereka.” Tidak berarti bahwa
ada sesuatu dalam diri mereka yang pantas menerima
perkenanan-Nya, atau yang membuat mereka layak
mendapatkannya, namun itulah yang tampak baik di
mata-Nya. Ia mau berbuat baik kepada mereka, meski-
pun Ia tidak membutuhkan mereka. Kedua, perkara-
perkara besar yang telah diperbuat-Nya bagi Israel (ay.
21-22). Ia mengingatkan mereka bukan hanya pada apa
yang telah mereka dengar dengan telinga mereka, dan
yang telah diceritakan kepada mereka oleh nenek mo-
yang mereka, melainkan juga pada apa yang telah me-
reka lihat dengan mata mereka, dan yang harus mereka
ceritakan kepada keturunan mereka. Khususnya bahwa
dalam beberapa angkatan saja, tujuh puluh jiwa ber-
tambah menjadi bangsa yang besar, yang banyak seper-
ti bintang-bintang di langit sebab jumlah mereka tidak
lebih dari itu saat Yakub pergi ke Mesir. Semakin ba-
nyak jumlah mereka, semakin banyak pula pujian dan
pelayanan yang dinantikan Tuhan dari mereka. Namun
demikian terbukti, seperti yang terjadi di dunia purba,
bahwa saat mereka mulai bertambah banyak, mereka
menjalankan hidup yang rusak.
PASAL 1 1
engan pasal ini, Musa mengakhiri kata-kata pendahuluannya
mengenai pengulangan dari ketetapan dan peraturan yang
harus dilakukan dengan setia oleh orang Israel. Ia mengulangi pesan-
nya secara umum (ay. 1). Dan, Sesudah pada bagian penutup dalam
pasal sebelumnya Musa mulai menyebutkan perkara-perkara besar
yang telah diperbuat Tuhan di antara mereka, dalam pasal ini,
I. Ia memperinci beberapa karya besar yang telah diperbuat
Tuhan di depan mata mereka (ay. 2-7).
II. Ia membentangkan di hadapan mereka, untuk masa depan,
hidup dan mati, berkat dan kutuk, sesuai dengan ketaatan
atau ketidaktaatan mereka untuk berpegang kepada perintah
Tuhan . Bahwa mereka pasti akan sejahtera jika taat, dan
akan diberkati dengan kelimpahan dari semua hal yang baik
(ay. 8-15), dengan kemenangan atas seteru-seteru mereka,
dan dengan begitu dengan perluasan wilayah mereka (ay. 22-
25). Sebaliknya, ketidaktaatan mereka tidak diragukan lagi
akan menjadi kehancuran mereka (ay. 16-17).
III. Ia memberi mereka petunjuk tentang sarana-sarana yang
harus mereka pergunakan agar mereka dapat terus meng-
ingat hukum Tuhan (ay. 18-21).
IV. Ia menutup semuanya dengan memberi mereka pesan secara
khidmat untuk memilih yang mana yang hendak mereka
peroleh, berkat atau kutuk (ay. 26, dst.).
D
668
Ajakan untuk Taat
(11:1-7)
1 “Haruslah engkau mengasihi TUHAN, Tuhan mu, dan melakukan dengan
setia kewajibanmu terhadap Dia dengan senantiasa berpegang pada segala
ketetapan-Nya, peraturan-Nya dan perintah-Nya. 2 Kamu tahu sekarang –
kukatakan bukan kepada anak-anakmu, yang tidak mengenal dan tidak
melihat hajaran TUHAN, Tuhan mu – kebesaran-Nya, tangan-Nya yang kuat
dan lengan-Nya yang teracung, 3 tanda-tanda dan perbuatan-perbuatan yang
dilakukan-Nya di Mesir terhadap Firaun, raja Mesir, dan terhadap seluruh
negerinya; 4 juga apa yang dilakukan-Nya terhadap pasukan Mesir, dengan
kuda-kudanya dan kereta-keretanya, yaitu bagaimana Ia membuat air Laut
Teberau meluap meliputi mereka, saat mereka mengejar kamu, sehingga
TUHAN membinasakan mereka untuk selamanya; 5 dan apa yang dilakukan-
Nya terhadapmu di padang gurun, sampai kamu tiba di tempat ini; 6 pula
apa yang dilakukan-Nya terhadap Datan dan Abiram, anak-anak Eliab, anak
Ruben, yaitu saat tanah mengangakan mulutnya dan menelan mereka
dengan seisi rumahnya, kemah-kemah dan segala yang mengikuti mereka, di
tengah-tengah seluruh orang Israel. 7 Sebab matamu sendirilah yang telah
melihat segala perbuatan besar yang dilakukan TUHAN.”
Oleh sebab Tuhan telah membuat engkau banyak seperti bintang-
bintang di langit, demikianlah pasal sebelumnya diakhiri, maka ha-
ruslah engkau mengasihi TUHAN, Tuhan mu, demikianlah pasal ini
dimulai. Orang-orang yang telah dibangun Tuhan menjadi keluarga-
keluarga, yang awalnya kecil, namun akhirnya menjadi bertambah
sangat besar, haruslah menjadikan hal itu sebagai alasan bagi diri
mereka sendiri mengapa mereka harus melayani Tuhan . Engkau harus
melakukan dengan setia kewajibanmu terhadap Dia, yaitu petunjuk-
petunjuk firman-Nya dan ketetapan-ketetapan untuk beribadah
kepada-Nya, yang dipercayakan kepada mereka dan yang harus
mereka pertanggungjawabkan. Ini merupakan perkataan yang kerap
digunakan menyangkut tugas para imam dan orang Lewi, sebab
seluruh Israel merupakan kerajaan imamat, bangsa yang kudus.
Cermatilah hubungan dari kedua perkataan ini: Haruslah engkau me-
ngasihi TUHAN dan melakukan dengan setia kewajibanmu terhadap
Dia, sebab kasih akan bekerja di dalam ketaatan, dan hanya ketaat-
an yang mengalir dari kasihlah yang akan diterima Tuhan (1Yoh. 5:3).
Disebutkan tentang perbuatan-perbuatan Tuhan yang besar dan
dahsyat, yang telah dilihat mata mereka sendiri (ay. 7). Bagian dari
khotbah Musa ini ditujukannya kepada orang-orang tua di antara
orang Israel, yaitu mereka yang sudah berumur tua, yang ada ke-
mungkinan turut menjabat sebagai para tua-tua, dan yang sekarang
menjadi para pendengarnya secara langsung. Ada sebagian orang
dari para tua-tua ini yang dapat mengingat pembebasan mereka dari
Kitab Ulangan 11:1-7
669
Mesir, yang semuanya berusia di atas lima puluh tahun. Dan kepada
merekalah Musa menyampaikan perkataan ini, bukan kepada anak-
anak mereka, yang mengetahuinya hanya sebab mendengar ten-
tangnya (ay. 2). Perhatikanlah, belas kasihan Tuhan kepada kita se-
waktu kita masih muda, haruslah kita ingat dan kita simpan dalam
benak kita saat kita tua. Apa yang telah dilihat mata kita, ter-
utama pada usia belia, telah memengaruhi kita, dan harus kita man-
faatkan lama Sesudah nya. Mereka telah menyaksikan penghakiman-
penghakiman mengerikan yang dilaksanakan Tuhan atas para seteru
yang mengganggu kedamaian Israel,
1. Atas Firaun dan orang Mesir yang telah memperbudak mereka.
Negeri yang begitu indah dihancurkan dan diluluhlantakkan oleh
berbagai tulah yang datang bertubi-tubi, untuk membuka paksa
jalan supaya Israel bertambah besar! (ay. 3). Pasukan yang begitu
gagah ditenggelamkan seluruhnya di Laut Merah, untuk men-
cegah supaya Israel tidak kembali diperbudak! (ay. 4) Demikianlah
Tuhan menebus mereka dengan Mesir (Yes. 43:3). Lebih baik negeri
yang tersohor itu dihancurkan dibandingkan Israel tidak dibebaskan.
2. Atas Datan dan Abiram yang menimbulkan pertikaian di antara
mereka. Ingatlah apa yang dilakukan-Nya di padang gurun (ay. 5),
betapa melalui banyak hajaran yang diperlukan, demikian hal itu
disebut, (ay. 2), mereka dicegah sehingga tidak menghancurkan
diri mereka sendiri, khususnya saat orang-orang Ruben yang
lancang itu menentang wewenang Musa dan memimpin pembe-
rontakan yang berbahaya melawan Tuhan sendiri. Hal itu meng-
ancam kehancuran seluruh bangsa, dan bisa saja berakhir demi-
kian seandainya kuasa ilahi tidak segera meremukkan pemberon-
takan itu dengan mengubur para pemberontak itu hidup-hidup,
mereka dan segala yang mengikuti mereka (ay. 6). Apa yang telah
diperbuat terhadap mereka ini, meskipun disalahartikan oleh
pihak yang tidak senang akan hal itu (Bil. 16:41), sebetulnya
diperbuat dalam belas kasihan terhadap Israel. Diselamatkan dari
hal-hal buruk akibat pemberontakan di negeri sendiri merupakan
suatu kebaikan yang sama besarnya terhadap sebuah bangsa,
dan sebab itu membuat mereka berutang budi yang sama ba-
nyaknya, seperti dilindungi dari serangan para musuh dari luar.
670
Ajakan untuk Taat
(11:8-17)
8 “Jadi kamu harus berpegang pada seluruh perintah yang kusampaikan
kepadamu pada hari ini, supaya kamu kuat untuk memasuki serta mendu-
duki negeri, ke mana kamu pergi mendudukinya, 9 dan supaya lanjut umur-
mu di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyang-
mu untuk memberi nya kepada mereka dan kepada keturunan mereka,
suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. 10 Sebab negeri, ke
mana engkau masuk untuk mendudukinya, bukanlah negeri seperti tanah
Mesir, dari mana kamu keluar, yang Sesudah ditabur dengan benih harus
kauairi dengan jerih payah, seakan-akan kebun sayur. 11 namun negeri, ke
mana kamu pergi untuk mendudukinya, ialah negeri yang bergunung-
gunung dan berlembah-lembah, yang mendapat air sebanyak hujan yang
turun dari langit; 12 suatu negeri yang dipelihara oleh TUHAN, Tuhan mu: mata
TUHAN, Tuhan mu, tetap mengawasinya dari awal sampai akhir tahun. 13 Jika
kamu dengan sungguh-sungguh mendengarkan perintah yang kusampaikan
kepadamu pada hari ini, sehingga kamu mengasihi TUHAN, Tuhan mu, dan
beribadah kepada-Nya dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu,
14 maka Ia akan memberi hujan untuk tanahmu pada masanya, hujan
awal dan hujan akhir, sehingga engkau dapat mengumpulkan gandummu,
anggurmu dan minyakmu, 15 dan Dia akan memberi rumput di padangmu
untuk hewanmu, sehingga engkau dapat makan dan menjadi kenyang. 16 Hati-
hatilah, supaya jangan hatimu terbujuk, sehingga kamu menyimpang dengan
beribadah kepada Tuhan lain dan sujud menyembah kepadanya. 17 Jika demi-
kian, maka akan bangkitlah murka TUHAN terhadap kamu dan Ia akan me-
nutup langit, sehingga tidak ada hujan dan tanah tidak mengeluarkan hasil,
lalu kamu lenyap dengan cepat dari negeri yang baik yang diberikan TUHAN
kepadamu.
Masih juga Musa menegaskan pokok pengajaran yang sama, seolah-
olah ia enggan mengakhirinya sampai maksudnya tersampaikan.
“Jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, jikalau engkau hendak
memasuki Kanaan, yang merupakan perlambang dari hidup itu, dan
mendapatinya sebagai negeri yang sungguh-sungguh baik bagimu,
maka turutilah segala perintah Tuhan : Berpeganglah pada seluruh
perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini. Kasihilah Tuhan ,
dan beribadahlah kepada-Nya dengan segenap hatimu.”
I. sebab inilah jalan untuk memasuki dan menduduki Tanah Per-
janjian.
1. Ini yaitu jalan untuk memasukinya (ay. 8): Supaya kamu
kuat untuk berperang, dan dengan begitu memasuki dan serta
menduduki negeri itu. Begitu sedikit yang mereka ketahui
tentang kesulitan ataupun bahaya dalam peperangan untuk
menaklukkan Kanaan, sehingga Musa tidak berkata bahwa
mereka harus memasuki dan memeranginya. Tidak, pada
Kitab Ulangan 11:8-17
671
dasarnya mereka tidak harus berbuat apa-apa selain mema-
suki dan mendudukinya. Musa tidak berusaha untuk meng-
ajari mereka ilmu perang, bagaimana menarik anak panah,
menggunakan pedang, dan mengatur barisan, agar mereka
menjadi kuat, lalu memasuki serta menduduki negeri itu.
Tidak, namun hendaklah mereka berpegang pada seluruh perin-
tah Tuhan , maka agama mereka, asalkan mereka setia men-
jalankannya, akan menjadi kekuatan mereka, dan menjamin
keberhasilan mereka.
2. Ini yaitu jalan untuk mendudukinya (ay. 9): Supaya lanjut
umurmu di tanah yang ada dalam pandanganmu ini. Dosa cen-
derung memperpendek umur orang perorangan dan memper-
singkat masa kesejahteraan suatu bangsa, namun ketaatan
akan memperpanjang ketenteraman mereka.
II. sebab negeri Kanaan yang akan mereka masuki, berdasar
apa yang tampak dari keadaan alamnya, lebih bergantung pada
berkat-berkat yang turun dari langit dibandingkan negeri Mesir (ay.
10-12). Mesir yaitu negeri yang cukup subur, namun seluruh
permukaan tanahnya datar, dan tidak diairi oleh hujan seperti
halnya negeri-negeri lain. Dikatakan tentang Mesir, bahwa di
negeri itu tidak turun hujan (Za. 14:18, KJV). namun negeri itu diairi
oleh aliran sungai Nil yang berlimpah pada musim tertentu, dan
untuk memanfaatkannya, diperlukan banyak keterampilan dan
kerja keras dari para petani, sehingga di Mesir, seseorang harus
mengeluarkan banyak biaya dan tenaga untuk mengolah tanah
seperti mengolah kebun sayur. Dan hal ini membuat mereka lebih
cenderung berpikir bahwa kekuatan tangan mereka sendirilah
yang membuat mereka memperoleh kekayaan ini. Sebaliknya,
tanah Kanaan yaitu tanah yang permukaannya tidak datar,
negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang
tidak hanya memberi pemandangan yang lebih menyenangkan
untuk mata, namun juga menghasilkan jenis tanah yang lebih
beragam untuk beberapa kebutuhan para petani. Kanaan yaitu
negeri yang tidak memiliki sungai besar, kecuali sungai Yor-
dan, namun mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit,
sehingga,
1. Mereka tidak perlu terlalu berjerih payah mengusahakannya.
Sementara orang Mesir membuat parit dan saluran air di
672
ladang, berkubang dalam lumpur setinggi lutut, untuk men-
datangkan air ke tanah mereka, yang akan cepat menjadi
seperti semak belukar di padang gurun jika tidak diairi, orang
Israel bisa duduk-duduk di dalam rumah mereka, dalam
suasana yang hangat dan santai, sambil menyerahkan kepada
Tuhan untuk mengairi tanah mereka dengan hujan awal dan
hujan akhir, yang disebut batang air Tuhan (Mzm. 65:10).
Sebutan ini mungkin mengacu kepada, dan menjadi penghina-
an terhadap, sungai Mesir, yang begitu dibangga-banggakan
oleh bangsa itu. Perhatikanlah, semakin baik persediaan yang
diberikan Tuhan untuk kemudahan dan kenyamanan hidup kita,
dalam keadaan lahiriah kita, semakin giat kita harus melayani-
Nya. Semakin sedikit pekerjaan yang harus kita lakukan untuk
memenuhi kebutuhan jasmani kita, semakin besar pekerjaan
yang harus kita perbuat bagi Tuhan dan jiwa kita.
2. Dengan demikian, Musa mengarahkan mereka untuk melihat
ke atas kepada Tuhan , yang menurunkan hujan dari langit dan
memberi musim-musim subur bagi kita (Kis. 14:17), dan
yang berjanji bahwa Dia sendiri akan menjadi seperti embun
bagi Israel (Hos. 14:6). Perhatikanlah,
(1) Belas kasih turut membawa serta penghiburan dan keba-
hagiaan terbesar jika kita melihatnya turun dari sorga,
sebagai pemberian-pemberian langsung dari Penyelengga-
raan ilahi.
(2) Semakin kita bergantung pada Tuhan , semakin kita harus
bersukacita dalam ketaatan kita kepada-Nya. Lihatlah ba-
gaimana Musa di sini meninggikan tanah Kanaan di atas
negeri-negeri lain, bahwa mata Tuhan tetap mengawasinya,
artinya, mata Tuhan pasti akan mengawasinya, untuk me-
mastikan bahwa negeri itu tidak kekurangan suatu apa
pun, selama mereka tetap dekat dengan Tuhan dan setia
melaksanakan kewajiban mereka. Kesuburan negeri itu
bukanlah sebab dampak baik dari tanahnya, melainkan
terlebih sebab buah langsung dari berkat ilahi. Hal ini
dapat disimpulkan dari keadaannya sekarang, sebab
pada saat ini, mengingat Tuhan telah meninggalkannya,
tanah Kanaan dikatakan sebagai tanah yang mungkin
paling tandus dari segala tanah yang ada di bawah kolong
Kitab Ulangan 11:8-17
673
langit. Janganlah sebutkan negeri itu Naomi: sebutkanlah
ia Mara.
III. sebab Tuhan pasti akan memberkati mereka dengan kelimpahan
dari segala sesuatu yang baik jika mereka mau mengasihi dan
melayani-Nya (ay. 13-15): Aku akan memberi hujan untuk ta-
nahmu pada masanya, sehingga mereka tidak akan kekurangan
hujan pada saat tanah membutuhkannya, tidak pula memper-
olehnya dengan berlebihan. namun mereka akan memperoleh
hujan awal, yang turun pada musim menanam benih, dan hujan
akhir, yang turun sebelum musim menuai (Am. 4:7). Hal ini
menggambarkan semua berkat yang akan dilimpahkan Tuhan ke
atas mereka pada waktunya, terutama penghiburan-penghiburan
rohani, yang akan dicurahkan seperti hujan pada awal dan akhir
musim (Hos. 6:3, KJV). Dan bumi yang diairi seperti itu menghasil-
kan,
1. Hasil-hasil bumi untuk diusahakan manusia, yaitu gandum,
anggur, dan minyak (Mzm. 104:13-15).
2. Rumput bagi hewan, agar hewan juga dapat berguna bagi ma-
nusia, sehingga manusia dapat makan dan menjadi kenyang
(ay. 15). Di sini kesalehan mengandung janji untuk hidup ini,
namun perkenanan Tuhan akan menggembirakan hati, lebih da-
ripada hasil gandum, anggur, dan minyak yang berlimpah.
IV. sebab pemberontakan mereka terhadap Tuhan dengan menyem-
bah berhala pasti akan menjadi kehancuran mereka: Hati-hatilah,
supaya jangan hatimu terbujuk (ay. 16-17). Semua orang yang
meninggalkan Tuhan untuk mematrikan hati mereka, atau meng-
abdikan diri mereka, kepada makhluk apa pun, akan mendapati
diri mereka tertipu secara mengenaskan, bagi kehancuran mereka
sendiri. Dan kenyataan bahwa itu terjadi semata-mata sebab
mereka tidak berhati-hati, akan memperburuk perkara itu. Sedikit
saja kewaspadaan akan dapat mencegah mereka terpedaya oleh
sang pendusta besar. Untuk menyadarkan mereka agar berhati-
hati, Musa di sini berkata terus terang kepada mereka, bahwa jika
mereka menyimpang kepada Tuhan lain,
1. Mereka akan membangkitkan murka Tuhan terhadap mereka,
dan siapakah yang mengenal kekuatan murka-Nya?
674
2. Hal-hal baik akan dijauhkan dari mereka. Langit akan mena-
han hujannya, dan pada saat itu tentu saja bumi pun tidak
akan menghasilkan buahnya.
3. Hal-hal jahat akan menimpa mereka. Mereka akan segera le-
nyap dari negeri yang baik ini. Dan semakin baik suatu negeri,
semakin menyedihkan rasanya untuk lenyap darinya. Kebaikan
suatu negeri tidak akan menjadi jaminan bagi mereka, jika
kejahatan penduduknya telah membuat mereka matang untuk
dihancurkan.
Ajakan untuk Taat
(11:18-25)
18 namun kamu harus menaruh perkataanku ini dalam hatimu dan dalam
jiwamu; kamu harus mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan
haruslah itu menjadi lambang di dahimu. 19 Kamu harus mengajarkannya
kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, jika engkau duduk di
rumahmu dan jika engkau sedang dalam perjalanan, jika engkau ber-
baring dan jika engkau bangun; 20 engkau harus menuliskannya pada
tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu, 21 supaya panjang umur-
mu dan umur anak-anakmu di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sum-
pah kepada nenek moyangmu untuk memberi nya kepada mereka, selama
ada langit di atas bumi. 22 Sebab jika kamu sungguh-sungguh berpegang
pada perintah yang kusampaikan kepadamu untuk dilakukan, dengan me-
ngasihi TUHAN, Tuhan mu, dengan hidup menurut segala jalan yang ditunjuk-
kan-Nya dan dengan berpaut pada-Nya, 23 maka TUHAN akan menghalau
segala bangsa ini dari hadapanmu, sehingga kamu menduduki daerah bangsa-
bangsa yang lebih besar dan lebih kuat dari padamu. 24 Setiap tempat yang
diinjak oleh telapak kakimu, kamulah yang akan memilikinya: mulai dari
padang gurun sampai gunung Libanon, dan dari sungai itu, yaitu sungai
Efrat, sampai laut sebelah barat, akan menjadi daerahmu. 25 Tidak ada yang
akan dapat bertahan menghadapi kamu: TUHAN, Tuhan mu, akan membuat
seluruh negeri yang kauinjak itu menjadi gemetar dan takut kepadamu,
seperti yang dijanjikan TUHAN kepadamu.
Dalam perikop ini,
I. Musa mengulangi perintah-perintah yang telah diberikannya
untuk membimbing dan membantu orang Israel dalam ketaatan
mereka, dan untuk memelihara agama di tengah-tengah mereka
(ay. 18-20). Tujuannya hampir sama dengan apa yang telah kita
baca sebelumnya (6:6 dst.) Hendaklah kita semua dituntun oleh
tiga pedoman yang diberikan di sini:
1. Hendaklah hati kita dipenuhi oleh firman Tuhan : Taruhlah per-
kataanku ini dalam hatimu dan jiwamu. Hati haruslah menjadi
Kitab Ulangan 11:18-25
675
perbendaharaan atau gudang yang di dalamnya firman Tuhan
harus disimpan, untuk digunakan dalam segala kesempatan.
Kita tidak bisa mengharapkan adanya perbuatan-perbuatan
baik dalam perilaku, kecuali ada pikiran-pikiran yang baik,
perasaan-perasaan yang baik, dan dasar-dasar pegangan yang
baik di dalam hati.
2. Hendaklah mata kita terpancang pada firman Tuhan . “Ikatkan-
lah firman ini sebagai tanda pada tanganmu, yang selalu
tampak bagimu (Yes. 49:16), dan menjadi lambang di dahimu,
yang tidak bisa tidak engkau lihat. Hendaklah firman itu
selalu tersedia bagimu dan akrab denganmu, dan matamu
senantiasa tertuju kepadanya, seakan-akan firman itu ditulis-
kan pada pintu tiang rumahmu, dan tidak bisa tidak engkau
lihat pada saat engkau keluar ataupun masuk.” Demikianlah
kita harus menempatkan hukum-hukum Tuhan di hadapan kita,
dengan senantiasa mengindahkannya, sebagai penuntun ja-
lan kita, dan sebagai pedoman bagi perilaku kita (Mzm.
119:30).
3. Hendaklah lidah kita dipakai untuk mengucapkan firman
Tuhan . Biarlah firman itu menjadi pokok pembicaraan kita se-
hari-hari, di mana pun kita berada, terutama saat bersama
anak-anak kita, yang harus diajari bahwa melayani Tuhan
merupakan sesuatu yang penting, jauh lebih penting dibandingkan
tata krama atau panggilan yang harus mereka jalani di dunia
ini. Segala daya dan upaya harus dikerahkan untuk membuat
anak-anak sedari dini akrab dan senang dengan firman Tuhan
dan keajaiban-keajaiban dari Taurat-Nya. Sejalan dengan itu,
tidak ada hal lain yang akan berperan lebih besar bagi per-
kembangan dan kelangsungan agama dalam suatu bangsa
selain pendidikan yang baik bagi anak-anak. jika tunasnya
kudus, maka itulah yang menjadi tunggul negeri.
II. Musa mengulangi jaminan-jaminan yang telah diberikannya ke-
pada mereka sebelumnya, dalam nama Tuhan , akan kesejahteraan
dan keberhasilan jika mereka taat.
1. Mereka akan memperoleh tempat tinggal yang membawa keba-
hagiaan (ay. 21). Umur mereka akan dipanjangkan, dan, keti-
ka umur mereka sudah habis, umur anak-anak mereka juga
akan panjang, selama ada langit di atas bumi. Artinya, Kanaan
676
pasti akan menjadi kepunyaan mereka dan ahli waris mereka
untuk selama-lamanya, selama dunia masih ada, asalkan
mereka tidak membuat diri mereka terlempar keluar darinya
sebab dosa mereka sendiri.
2. Musuh-musuh mereka tidak akan berdaya mengusik mereka,
atau membuat mereka khawatir akan perkara apa pun. “jika
kamu berpegang kepada perintah Tuhan , dan bersungguh-sung-
guh melaksanakan kewajibanmu (ay. 22), maka Tuhan tidak
hanya akan memahkotai jerih payah para petani dengan hasil-
hasil bumi yang berlimpah, namun juga akan memberi peng-
akuan dan keberhasilan terhadap pekerjaan-pekerjaan yang le-
bih mulia dari para prajurit. Kemenangan akan mengiringi bala
tentaramu. Ke mana saja mereka pergi, Tuhan akan menghalau se-
gala bangsa ini, dan membuatmu menduduki negeri-negeri mere-
ka” (ay. 23-24). Wilayah-wilayah mereka akan diperluas hingga
mencapai sejauh yang telah dijanjikan (Kej. 15:18). Semua bang-
sa di sekeliling mereka akan menjadi takut dan hormat kepada
mereka (ay. 25). Tidak ada hal yang berperan lebih besar dalam
membuat sebuah bangsa menjadi patut diperhitungkan di mana-
mana, berharga bagi para sahabatnya dan menakutkan bagi para
seterunya, selain agama yang bertakhta di dalamnya. Sebab
siapakah yang dapat melawan mereka yang memiliki Tuhan di
pihak mereka? Dan Dia pasti ada di pihak orang-orang yang
dengan tulus berpihak kepada-Nya (Ams. 14:34).
Berkat dan Kutuk
(11:26-32)
26 Lihatlah, aku memperhadapkan kepadamu pada hari ini berkat dan kutuk:
27 berkat, jika kamu mendengarkan perintah TUHAN, Tuhan mu, yang ku-
sampaikan kepadamu pada hari ini; 28 dan kutuk, jika kamu tidak men-
dengarkan perintah TUHAN, Tuhan mu, dan menyimpang dari jalan yang kupe-
rintahkan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti Tuhan lain yang tidak
kamu kenal. 29 Jadi jika TUHAN, Tuhan mu, telah membawa engkau ke
negeri, yang engkau masuki untuk mendudukinya, maka haruslah engkau
mengucapkan berkat di atas gunung Gerizim dan kutuk di atas gunung Ebal.
30 Bukankah keduanya terletak di sebelah barat sungai Yordan, di belakang
jalan raya sebelah matahari terbenam, di negeri orang Kanaan yang diam di
Araba-Yordan, di tentangan Gilgal dekat pohon-pohon tarbantin di More?
31 Sebab kamu ini sebentar lagi hendak menyeberangi sungai Yordan untuk
memasuki dan menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN,
Tuhan mu; dan bila kamu akan menduduki dan mendiaminya, 32 maka harus-
Kitab Ulangan 11:26-32
677
lah kamu melakukan dengan setia segala ketetapan dan peraturan yang ku-
paparkan kepadamu pada hari ini.”
Dalam perikop ini Musa mengakhiri nasihat-nasihat umumnya supaya
bangsa Israel taat. Caranya menyusun nasihat-nasihat itu sangatlah
menyentuh, dan begitu rupa hingga, orang akan berpikir, pasti akan
membuat mereka tergerak untuk berpaut kepada Tuhan untuk selama-
lamanya, dan meninggalkan kesan-kesan dalam benak mereka yang
tidak akan pernah hilang.
I. Musa merangkum semua alasan yang dipakainya untuk men-
dorong ketaatan dalam dua kata, berkat dan kutuk (ay. 26), yaitu
upah dan hukuman, dalam kaitannya dengan janji dan ancaman,
yang merupakan ganjaran utama dalam hukum Taurat, sambil
menggenggam harapan dan ketakutan, dua kendali bagi jiwa itu.
Olehnya jiwa dicengkeram, digenggam, dan diatur. Kedua hal ini,
yaitu berkat dan kutuk, dipaparkan Musa kepada mereka, arti-
nya,
1. Musa menjelaskan berkat dan kutuk itu, supaya orang Israel
memahaminya. Ia menyebutkan secara terperinci hal-hal yang
terkandung dalam berkat dan kutuk itu, agar mereka dapat
melihat secara lebih utuh betapa layak didambakannya berkat
itu, dan betapa mengerikannya kutuk itu.
2. Musa menegaskan berkat dan kutuk itu, supaya orang Israel
mempercayainya. Ia membuatnya nyata bagi mereka, melalui
bukti-bukti yang ditunjukkannya tentang perintah penugasan
yang diterimanya, bahwa berkat itu bukanlah sorga khayalan
orang bodoh, pun kutuk itu bukanlah isapan jempol belaka,
namun bahwa keduanya sungguh-sungguh merupakan pernya-
taan dari tujuan Tuhan menyangkut mereka.
3. Musa memerintahkan mereka untuk memilih, yang mana dari
keduanya yang hendak mereka peroleh. Betapa dengan adil
Musa berurusan dengan mereka, dan betapa ia sama sekali
tidak mengelabui mata orang-orang ini, jauh dari apa yang
dituduhkan kepadanya (Bil. 16:14). Mereka dan kita diberi
tahu dengan jelas bagaimana kita harus berhubungan dengan
Tuhan Yang Mahakuasa.
(1) jika kita patuh terhadap perintah-Nya, kita pasti akan
memperoleh berkat (ay. 27). Akan namun ,
678
(2) jika kita tidak patuh, kita pasti akan memperoleh ku-
tuk (ay. 28). Katakanlah kepada orang benar (sebab Tuhan
telah berfirman, dan seluruh dunia tidak dapat membatal-
kannya), bahwa mereka akan berbahagia. namun celakalah
orang fasik, malapetaka akan menimpanya.
II. Musa menetapkan agar pernyataan tentang berkat dan kutuk
yang telah dipaparkannya kepada mereka itu dikumandangkan
dengan khidmat di depan umum di atas gunung Gerizim dan
gunung Ebal (ay. 29-30). Kita mendapati petunjuk-petunjuk yang
lebih terperinci untuk upacara ini dalam pasal 27:11 dan seterus-
nya, serta penjelasan tentang pelaksanaannya (Yos. 8:33, dst.).
Upacara itu harus dilaksanakan, dan memang dilaksanakan, se-
gera Sesudah mereka memasuki tanah Kanaan, agar saat men-
duduki negeri itu untuk pertama kalinya, mereka dapat mengeta-
hui apa saja yang harus mereka lakukan. Tempat di mana
upacara itu harus dilaksanakan, digambarkan dengan terperinci
oleh Musa, meskipun ia sendiri tidak pernah melihat tempat itu.
Ini merupakan satu dari sekian banyak hal yang membuktikan
bahwa petunjuk-petunjuk yang diberikannya memang berasal
dari Tuhan . Tempat itu dikatakan dekat suatu dataran, atau pohon-
pohon tarbantin, atau padang rumput di More, yang merupakan
salah satu tempat yang pertama kali dikunjungi Abraham di
Kanaan. Jadi, dengan mengutus bangsa Israel ke sana, untuk
mendengarkan berkat dan kutuk, Tuhan mengingatkan mereka akan
janji yang telah dibuat-Nya kepada Abraham persis di tempat itu
(Kej. 12:6-7). Disebutkannya ketetapan ini di sini bertujuan,
1. Untuk menguatkan iman mereka akan janji Tuhan , bahwa
mereka akan segera menjadi penguasa atas Kanaan. Perbuat-
lah itu (kata Musa) di sebelah barat sungai Yordan (ay. 30),
sebab engkau bisa yakin bahwa engkau akan menyeberangi
sungai Yordan (ay. 31). Ditetapkannya upacara ini untuk dilak-
sanakan di Kanaan merupakan jaminan bagi mereka bahwa
mereka akan dibuat mendudukinya, dan merupakan tanda
seperti yang diberikan Tuhan kepada Musa (Kel. 3:12): Kamu
akan beribadah kepada Tuhan di gunung ini. Dan,
2. Untuk mendorong mereka supaya taat, agar mereka terhindar
dari kutuk itu, dan memperoleh berkat itu. Mereka sudah
mendengar sesuatu tentang berkat dan kutuk itu, namun selain
Kitab Ulangan 11:26-32
679
itu, mereka juga harus segera menjadi saksi bagaimana berkat
dan kutuk itu dinyatakan dengan khidmat (ay. 32): “Haruslah
kamu melakukan dengan setia segala ketetapan dan peraturan,
agar jangan sampai kamu, dalam upacara itu, menjadi saksi
melawan dirimu sendiri.”
PASAL 12
alam pasal ini, Musa sampai pada ketetapan-ketetapan tertentu
yang harus disampaikannya sebagai pesan kepada bangsa Israel.
Ia memulai dengan ketetapan-ketetapan yang berkaitan dengan pe-
nyembahan kepada Tuhan , khususnya ketetapan-ketetapan yang men-
jelaskan hukum kedua. Menyangkut hukum kedua itu, Tuhan cemburu
secara khusus.
I. Mereka harus memusnahkan sama sekali semua barang pe-
ninggalan dan sisa-sisa penyembahan berhala (ay. 1-3).
II. Mereka harus tetap tinggal dekat dengan Kemah Suci (ay. 4-5).
Ketetapan yang pertama dimaksudkan untuk mencegah se-
gala penyembahan yang salah, sementara ketetapan yang ke-
dua dimaksudkan untuk memelihara penyembahan yang
telah ditentukan Tuhan . Menurut ketetapan yang kedua ini,
1. Mereka diperintahkan untuk membawa semua persem-
bahan mereka ke mezbah Tuhan , dan segala persembahan
kudus mereka ke tempat yang akan dipilih-Nya (ay. 6-7,
11-12, 14, 18, 26-28).
2. Secara umum mereka dilarang untuk berbuat seperti
yang mereka perbuat sekarang di padang gurun (ay. 8-
11), dan seperti yang telah diperbuat bangsa Kanaan (ay.
29-32). Secara khusus, mereka dilarang memakan per-
sembahan yang dikuduskan di dalam rumah mereka sen-
diri (ay. 13, 17-18), atau melalaikan pelayanan yang telah
ditetapkan (ay. 19).
3. Mereka diperbolehkan untuk makan daging sebagai ma-
kanan sehari-hari di rumah mereka, asalkan mereka tidak
memakan darahnya (ay. 15-16, 20-26).
D
682
Barang-barang Keramat Peninggalan
Penyembahan Berhala Harus Dimusnahkan
(12:1-4)
1 “Inilah ketetapan dan peraturan yang harus kamu lakukan dengan setia di
negeri yang diberikan TUHAN, Tuhan nenek moyangmu, kepadamu untuk me-
milikinya, selama kamu hidup di muka bumi. 2 Kamu harus memusnahkan
sama sekali segala tempat, di mana bangsa-bangsa yang daerahnya kamu
duduki itu beribadah kepada Tuhan mereka, yaitu di gunung-gunung yang
tinggi, di bukit-bukit dan di bawah setiap pohon yang rimbun. 3 Mezbah me-
reka kamu harus robohkan, tugu-tugu berhala mereka kamu remukkan,
tiang-tiang berhala mereka kamu bakar habis, patung-patung Tuhan mereka
kamu hancurkan, dan nama mereka kamu hapuskan dari tempat itu. 4 Ja-
ngan kamu berbuat seperti itu terhadap TUHAN, Tuhan mu.
Dari kebenaran-kebenaran asali yang agung itu, bahwa Tuhan itu ada,
dan bahwa hanya ada satu Tuhan , muncullah hukum-hukum pokok
yang agung itu, bahwa Tuhan itu harus disembah, dan Dia saja. Oleh
sebab itu kita tidak boleh memiliki Tuhan lain di hadapan-Nya. Inilah
hukum yang pertama, dan hukum yang kedua ialah penjaga
untuknya, atau pagar yang mengelilinginya. Untuk mencegah kita
membelot kepada ilah-ilah palsu, kita dilarang untuk menyembah
Tuhan yang benar dengan jalan dan cara yang sama seperti ilah-ilah
palsu disembah. Dan kita diperintahkan untuk menjalankan ke-
tetapan-ketetapan ibadah yang telah ditentukan, supaya kita dapat
setia kepada apa yang selayaknya disembah. Itulah sebabnya Musa
menguraikan hukum yang kedua secara panjang lebar. Apa yang
termuat dalam pasal ini dan empat pasal berikutnya sebagian besar
mengacu kepada hukum yang kedua. Inilah ketetapan dan peraturan
yang harus mereka lakukan dengan setia (ay. 1),
1. Selama mereka menikmati hari-hari yang tenang dan makmur,
saat mereka menjadi penguasa atas Kanaan. Kita tidak boleh
berpikir bahwa agama kita didirikan hanya untuk diamalkan sela-
ma kita menjadi hamba, sebagai penghiburan di tempat-tempat
kita menyendiri, dan sebagai pelipur lara dalam penderitaan.
Tidak, saat kita sudah menduduki negeri yang baik, tetap saja
kita harus memelihara ibadah kepada Tuhan di Kanaan seperti
juga di padang gurun, saat kita telah bertumbuh dewasa seperti
juga saat kita masih kanak-kanak, saat kita sibuk bekerja
seperti juga saat tidak ada apa-apa untuk dikerjakan.
2. Selama dan sepanjang kamu hidup di muka bumi. Selama kita
berada di sini dalam masa pencobaan, kita harus tetap taat, bah-
Kitab Ulangan 12:1-4
683
kan sampai akhir, dan tidak boleh melalaikan kewajiban kita,
juga tidak boleh jemu-jemu berbuat baik. Nah,
I. Mereka di sini diperintahkan untuk memusnahkan dan mem-
basmi tuntas segala sesuatu yang digunakan orang Kanaan untuk
beribadah kepada berhala-berhala mereka (ay. 2-3). Di sini tidak
disebutkan mengenai kuil-kuil penyembahan berhala, yang me-
nguatkan pendapat sebagian penafsir, bahwa Kemah Suci yang
didirikan Musa di padang gurun merupakan tempat tinggal
pertama yang pernah dibuat untuk keperluan-keperluan agama,
dan bahwa dari situlah asal-muasal kuil. namun tempat-tempat
yang sudah digunakan orang Kanaan itu, dan yang diperintahkan
untuk diratakan, yaitu tempat untuk memagari ibadah mereka
di gunung-gunung dan bukit-bukit, seolah-olah tingginya tanah
akan membantu menaikkan penyembahan-penyembahan mereka,
dan di bawah setiap pohon yang rimbun, mungkin sebab menye-
jukkan atau sebab mengundang rasa takut dan kagum. Apa saja
yang membuat pikiran nyaman dan hormat, yang memusatkan
dan menenangkannya, dianggap baik untuk ibadah. Pohon rim-
bun yang teduh dan hutan yang sunyi masih didambakan oleh
orang-orang yang suka merenung. namun keuntungan yang diberi-
kan oleh tempat-tempat pertapaan ini bagi bangsa kafir dalam
menyembah Tuhan mereka ialah bahwa tempat itu menyembunyi-
kan perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak tahan muncul di
dalam terang. Oleh sebab itu, semua tempat itu harus dihancur-
kan, bersama dengan tugu-tugu berhala, tiang-tiang berhala, dan
patung-patung, yang telah digunakan oleh penduduk asli dalam
menyembah Tuhan -Tuhan mereka. Dengan begitu, bahkan nama-
nama para Tuhan itu dapat terkubur dan terlupakan, dan bukan
hanya tidak diingat dengan hormat, melainkan juga tidak diingat
sama sekali. Dengan demikian, mereka harus memperhitungkan
juga,
1. Nama baik tanah mereka. Janganlah pernah dikatakan ten-
tang tanah suci ini bahwa ia telah tercemar seperti itu, namun
hendaklah semua gundukan sampah ini dibawa pergi, sebagai
sesuatu yang memalukan bagi mereka.
2. Keamanan agama mereka. Janganlah ada yang tersisa dari
tempat-tempat itu, supaya jangan sampai orang-orang yang
tidak hormat dan tidak berpikir panjang, terutama pada masa-
684
masa terjadinya kemerosotan iman, memakai tempat-tempat
itu untuk beribadah kepada Tuhan Israel. Hendaklah rumah-
rumah hama ini diruntuhkan, sebagai sesuatu yang mereka
takuti. Musa memulai ketetapan-ketetapan yang berkaitan
dengan penyembahan kepada yang ilahi dengan hal ini, sebab
pertama-tama harus ada kebencian terhadap apa yang jahat,
sebelum ada kesetiaan yang teguh terhadap apa yang baik
(Rm. 12:9). Kerajaan Tuhan harus ditegakkan, baik dalam diri
orang perorangan maupun di berbagai tempat, di atas rerun-
tuhan kerajaan Iblis. Sebab keduanya tidak dapat berdiri ber-
sama-sama, tidak mungkin pula ada persekutuan antara Kris-
tus dan Belial.
II. Mereka diperintahkan untuk tidak memasukkan tata ibadah dan
kebiasaan para penyembah berhala ke dalam penyembahan ke-
pada Tuhan . Tidak, sekalipun dengan dalih untuk memperindah
atau memperbaiki penyembahan itu (ay. 4): Jangan kamu berbuat
seperti itu terhadap TUHAN, Tuhan mu. Yaitu, “jangan kamu coba-
coba untuk menghormati-Nya dengan mempersembahkan korban-
korban di atas gunung dan bukit, dengan mendirikan tiang-tiang,
menanam pohon-pohon yang rimbun, dan menegakkan patung-
patung. Tidak, engkau tidak boleh berkhayal yang megah-megah
dalam beribadah, juga tidak boleh berpikir bahwa apa saja yang
menyenangkanmu, pasti akan menyenangkan Tuhan : Ia melebihi
segala Tuhan , dan tidak mau disembah seperti Tuhan -Tuhan lain.”
Di mana Korban-korban Harus Dipersembahkan,
Tata Laksana Upacara Ibadah, Peringatan terhadap
Tata Ibadah Penyembahan Berhala
(12:5-32)
5 namun tempat yang akan dipilih TUHAN, Tuhan mu, dari segala sukumu
sebagai kediaman-Nya untuk menegakkan nama-Nya di sana, tempat itulah
harus kamu cari dan ke sanalah harus kamu pergi. 6 Ke sanalah harus kamu
bawa korban bakaran dan korban sembelihanmu, persembahan persepuluh-
anmu dan persembahan khususmu, korban nazarmu dan korban sukarela-
mu, anak-anak sulung lembu sapimu dan kambing dombamu. 7 Di sanalah
kamu makan di hadapan TUHAN, Tuhan mu, dan bersukaria, kamu dan seisi
rumahmu, sebab dalam segala usahamu engkau diberkati oleh TUHAN,
Tuhan mu. 8 Jangan kamu melakukan apa pun yang kita lakukan di sini seka-
rang, yaitu masing-masing berbuat segala sesuatu yang dipandangnya
benar. 9 Sebab hingga sekarang kamu belum sampai ke tempat perhentian
Kitab Ulangan 12:5-32
685
dan ke milik pusaka yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Tuhan mu.
10 namun jika nanti sudah kamu seberangi sungai Yordan dan kamu diam
di negeri yang diberikan TUHAN, Tuhan mu, kepadamu untuk dimiliki, dan
jika Ia mengaruniakan kepadamu keamanan dari segala musuhmu di se-
kelilingmu, dan kamu diam dengan tenteram, 11 maka ke tempat yang dipilih
TUHAN, Tuhan mu, untuk membuat nama-Nya diam di sana, haruslah kamu
bawa semuanya yang kuperintahkan kepadamu, yaitu korban bakaran dan
korban sembelihanmu, persembahan persepuluhanmu dan persembahan
khususmu dan segala korban nazarmu yang terpilih, yang kamu nazarkan
kepada TUHAN. 12 Kamu harus bersukaria di hadapan TUHAN, Tuhan mu,
kamu ini, anakmu laki-laki dan anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan
hambamu perempuan, dan orang Lewi yang di dalam tempatmu, sebab orang
Lewi tidak mendapat bagian milik pusaka bersama-sama kamu. 13 Hati-
hatilah, supaya jangan engkau mempersembahkan korban-korban bakaran-
mu di sembarang tempat yang kaulihat; 14 namun di tempat yang akan dipilih
TUHAN di daerah salah satu sukumu, di sanalah harus kaupersembahkan
korban bakaranmu, dan di sanalah harus kaulakukan segala yang kuperin-
tahkan kepadamu. 15 namun engkau boleh menyembelih dan memakan daging
sesuka hatimu, sesuai dengan berkat TUHAN, Tuhan mu, yang diberikan-Nya
kepadamu di segala tempatmu. Orang najis ataupun orang tahir boleh me-
makannya, seperti juga daging kijang atau daging rusa; 16 hanya darahnya
janganlah kaumakan, namun harus kaucurahkan ke bumi seperti air. 17 Di
dalam tempatmu tidak boleh kaumakan persembahan persepuluhan dari
gandummu, dari anggurmu dan minyakmu, ataupun dari anak-anak sulung
lembu sapimu dan kambing dombamu, ataupun sesuatu dari korban yang
akan kaunazarkan, ataupun dari korban sukarelamu, ataupun persembahan
khususmu. 18 namun di hadapan TUHAN, Tuhan mu, haruslah engkau mema-
kannya, di tempat yang akan dipilih TUHAN, Tuhan mu, engkau ini, anakmu
laki-laki dan anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perem-
puan, dan orang Lewi yang di dalam tempatmu, dan haruslah engkau ber-
sukaria di hadapan TUHAN, Tuhan mu, sebab segala usahamu. 19 Hati-hati-
lah, supaya jangan engkau melalaikan orang Lewi, selama engkau ada di
tanahmu. 20 jika TUHAN, Tuhan mu, telah meluaskan daerahmu nanti,
seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu dan engkau berpikir: Aku mau makan
daging, sebab engkau ingin makan daging, maka bolehlah engkau makan
daging sesuka hatimu. 21 jika tempat yang akan dipilih TUHAN, Tuhan mu,
untuk menegakkan nama-Nya di sana, terlalu jauh dari tempatmu, maka
engkau boleh menyembelih dari lembu sapimu dan kambing dombamu yang
diberikan TUHAN kepadamu, seperti yang kuperintahkan kepadamu, dan
memakan dagingnya di tempatmu sesuka hatimu. 22 namun engkau harus
memakan dagingnya, seperti memakan daging kijang atau daging rusa; baik
orang najis maupun orang tahir boleh memakannya. 23 namun jagalah baik-
baik, supaya jangan engkau memakan darahnya, sebab darah ialah nyawa,
maka janganlah engkau memakan nyawa bersama-sama dengan daging.
24 Janganlah engkau memakannya; engkau harus mencurahkannya ke bumi
seperti air. 25 Janganlah engkau memakannya, supaya baik keadaanmu dan
keadaan anak-anakmu yang lalu , jika engkau melakukan apa yang
benar di mata TUHAN. 26 namun persembahan kudusmu yang ada padamu
dan korban nazarmu haruslah kaubawa ke tempat yang akan dipilih TUHAN;
27 engkau harus mengolah korban bakaranmu, daging dan darahnya, di atas
mezbah TUHAN, Tuhan mu, dan darah korban sembelihanmu haruslah di-
curahkan ke atas mezbah TUHAN, Tuhan mu, namun dagingnya boleh kau-
makan. 28 Dengarkanlah baik-baik segala yang kuperintahkan kepadamu,
supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang lalu untuk
selama-lamanya, jika engkau melakukan apa yang baik dan benar di
mata TUHAN, Tuhan mu.” 29 “jika TUHAN, Tuhan mu, telah melenyapkan dari
686
hadapanmu bangsa-bangsa yang daerahnya kaumasuki untuk menduduki-
nya, dan jika engkau sudah menduduki daerahnya dan diam di negeri-
nya, 30 maka hati-hatilah, supaya jangan engkau kena jerat dan mengikuti
mereka, Sesudah mereka dipunahkan dari hadapanmu, dan supaya jangan
engkau menanya-nanya tentang Tuhan mereka dengan berkata: Bagaimana
bangsa-bangsa ini beribadah kepada Tuhan mereka? Aku pun mau berlaku
begitu. 31 Jangan engkau berbuat seperti itu terhadap TUHAN, Tuhan mu; se-
bab segala yang menjadi kekejian bagi TUHAN, apa yang dibenci-Nya, itulah
yang dilakukan mereka bagi Tuhan mereka; bahkan anak-anaknya lelaki dan
anak-anaknya perempuan dibakar mereka dengan api bagi Tuhan mereka.
32 Segala yang kuperintahkan kepadamu haruslah kamu lakukan dengan
setia, janganlah engkau menambahinya ataupun menguranginya.
Tidak ada satu perintah tertentu sejauh yang saya ingat, dalam
seluruh hukum Musa yang sedemikian ditekankan dan ditanamkan
seperti perintah ini. Oleh perintah itu semua orang Israel diwajibkan
untuk membawa korban-korban mereka ke mezbah yang satu itu,
yang didirikan di pelataran Kemah Suci, dan di sana mereka harus
melaksanakan semua upacara keagamaan mereka. Sebab, mengenai
ibadah yang bersangkut-paut dengan perbuatan-perbuatan baik,
pada waktu dulu, tidak diragukan lagi seperti juga sekarang, orang
boleh berdoa di mana saja, sebagaimana orang Yahudi melakukannya
di tempat ibadah mereka. Perintah untuk membawa korban ke
mezbah ini, dan larangan untuk meninggalkannya, di sini diulangi
berkali-kali, seperti saat kita mengajari anak-anak. Dan sekalipun
demikian, kita yakin bahwa tidak ada pengulangan yang sia-sia
dalam Kitab Suci. namun perintah ini sedemikian ditekankan,
1. sebab kecenderungan yang mengherankan yang ada dalam hati
bangsa itu terhadap penyembahan berhala dan takhayul, dan
bahaya bahwa mereka akan terpikat oleh banyak godaan yang
akan mengelilingi mereka.
2. sebab manfaat besar yang akan mereka peroleh dengan menja-
lankan ketetapan ini, baik untuk mencegah masuknya kebiasaan-
kebiasaan yang bobrok ke dalam ibadah mereka maupun untuk
memelihara persatuan dan kasih persaudaraan di antara mereka.
Dengan begitu, dengan bertemuanya mereka semua di satu tem-
pat, mereka dapat terus satu tingkah langkah dan satu hati.
3. sebab pentingnya ketetapan ini. Mereka harus tetap bertemu di
satu tempat, sebagai tanda kepercayaan mereka akan dua kebe-
naran agung itu, yang kita dapati bersama-sama (1Tim. 2:5),
bahwa Tuhan itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara
antara Tuhan dan manusia. Ketetapan ini tidak hanya berguna
Kitab Ulangan 12:5-32
687
untuk memelihara kepercayaan tentang Tuhan yang satu, namun
juga merupakan isyarat bagi mereka, meskipun mereka tidak
dapat menangkap isyarat itu dengan baik akan satu-satunya jalan
untuk mendekat kepada Tuhan dan bersekutu dengan-Nya, di
dalam dan melalui sang Mesias.
Sekarang mari kita memilah pesan yang panjang ini ke dalam
pokok-pokok bahasan yang sesuai.
I. Di sini dijanjikan bahwa saat mereka sudah menetap di Kanaan,
saat mereka telah dikaruniai keamanan dari segala musuh me-
reka, dan diam dengan tenteram, Tuhan akan memilih suatu tem-
pat tertentu, yang akan ditetapkan-Nya sebagai pusat kesatuan
mereka, dan ke sanalah mereka harus membawa semua persem-
bahan mereka (ay. 10-11). Amatilah,
1. jika mereka diikat hanya pada satu tempat, mereka tidak
akan dibiarkan dalam keraguan mengenai tempat itu, namun
pasti akan tahu tempat apa itu. Seandainya Kristus berniat, di
bawah Injil, untuk membuat satu tempat menjadi pusat ke-
kuasaan seperti yang diaku-aku oleh Roma, maka kita pasti
tidak akan dibiarkan tanpa petunjuk seperti ini mengenai tem-
pat yang ditentukan itu.
2. Tuhan tidak menyerahkan kepada mereka untuk memilih tem-
patnya, supaya jangan sampai suku-suku itu bertengkar me-
ngenai hal ini, masing-masing berusaha, untuk keuntungan
duniawi mereka, supaya tempat itu ada di tengah-tengah suku
mereka. namun Tuhan menyimpan pilihan ini bagi diri-Nya sen-
diri, seperti yang dilakukan-Nya dalam menetapkan sang
Penebus dan mendirikan ketetapan-ketetapan kudus.
3. Tuhan tidak menetapkan tempatnya sekarang, sebagaimana Ia
telah menetapkan gunung Gerizim dan gunung Ebal, untuk
mengucapkan berkat dan kutuk (11:29), namun menundanya
untuk lalu hari. Dengan begitu, mereka dapat dibuat
menantikan petunjuk-petunjuk lebih lanjut dari sorga, dan
pimpinan ilahi, sesudah Musa tiada. Tempat yang akan dipilih
Tuhan dikatakan sebagai tempat di mana Ia akan menegakkan
nama-Nya, yaitu, tempat yang akan Ia sebut sebagai kepunya-
an-Nya, di mana kemuliaan-Nya akan berdiam. Tempat di
mana Ia akan menyatakan diri-Nya kepada umat-Nya, dan
membuat diri-Nya dikenal, sebagaimana orang dikenal dengan
688
nama mereka. Dan tempat di mana Ia akan menerima berbagai
aduan, yang melaluinya nama-Nya akan dipuji-puji dan di-
serukan. Tempat itu akan menjadi kediaman-Nya, di mana,
sebagai Raja Israel, Ia akan menjadi hakim, dan dapat ditemui
oleh semua orang yang mencari-Nya dengan hormat. Tabut
perjanjian merupakan tanda kehadiran Tuhan , dan di mana
tabut itu diletakkan, di sanalah Tuhan menegakkan nama-Nya,
dan itulah tempat kediaman-Nya. Tabut itu berisi dua loh batu
yang bertuliskan hukum Tuhan . Sebab tidak ada yang boleh
berharap menerima perkenanan-perkenanan dari tangan Tuhan
selain mereka yang mau menerima apa yang diajarkan mulut-
Nya. Tempat yang pertama-tama dipilih Tuhan sebagai kediam-
an tabut yaitu Silo. Sesudah tempat itu berdosa dan kehilang-
an kehormatan-kehormatannya, kita mendapati tabut berada
di Kiryat-Yearim dan tempat-tempat lain. namun pada akhir-
nya, pada zaman Raja Daud, tabut itu tetap tinggal di Yeru-
salem. Dan Tuhan berfirman tentang bait suci Salomo, secara
lebih jelas dibandingkan yang pernah Ia katakan mengenai tempat-
tempat lain, telah Kupilih tempat ini bagi-Ku sebagai rumah per-
sembahan (2Taw. 7:12). Bandingkan dengan 2 Tawarikh 6:5.
Sekarang, di bawah Injil, kita tidak memiliki bait suci yang me-
nguduskan emas, tidak ada mezbah yang menguduskan per-
sembahan, namun hanya ada Kristus. Mengenai tempat-tempat
penyembahan, para nabi menubuatkan bahwa di setiap tempat
akan dibakar dan dipersembahkan korban rohani (Mal. 1:11).
Juruselamat kita telah menyatakan bahwa yang diterima se-
bagai penyembah-penyembah yang benar yaitu mereka yang
menyembah Tuhan dalam ketulusan dan kebenaran, tanpa me-
mandang gunung ini ataupun Yerusalem (Yoh. 4:23)
II. Mereka diperintahkan untuk membawa semua korban bakaran
dan korban sembelihan mereka ke tempat yang akan dipilih Tuhan
ini (ay. 6, 11): Ke sanalah harus kamu bawa semuanya yang ku-
perintahkan kepadamu. Di sanalah harus kaupersembahkan kor-
ban bakaranmu (ay. 14). Daging dan darahnya harus diolah di
atas mezbah TUHAN, Tuhan mu (ay. 27). Dan untuk korban kesela-
matan mereka, yang di sini disebut sebagai korban sembelihan,
meskipun dagingnya boleh mereka makan, namun darahnya ha-
rus dicurahkan ke atas mezbah. Melalui hal ini mereka diajar
Kitab Ulangan 12:5-32
689
bahwa korban dan persembahan tidaklah diinginkan Tuhan , atau
diterima-Nya, demi korban dan persembahan itu sendiri, tidak
pula sebab suatu nilai hakiki yang ada padanya, sebagai ung-
kapan alami untuk memberi penghormatan dan pemujaan.
Sebaliknya, korban dan persembahan itu menjadi bernilai
semata-mata sebab mezbah yang di atasnya keduanya dipersem-
bahkan, sebab mezbah itu melambangkan Kristus. Sementara
doa-doa dan puji-pujian, sebagai sesuatu yang jauh lebih penting
dan berharga, harus dipersembahkan setiap hari oleh umat Tuhan
di mana saja mereka berada. Seorang Israel yang taat bisa saja
menghormati Tuhan , tetap bersekutu dengan-Nya, dan mendapat-
kan belas kasihan dari-Nya, meskipun ia tidak memiliki kesem-
patan, mungkin selama berbulan-bulan, untuk membawa korban
ke mezbah-Nya. namun ini melambangkan kewajiban yang meng-
ikat kita sebagai orang-orang Kristen untuk mempersembahkan
segala persembahan rohani kita kepada Tuhan di dalam nama
Yesus Kristus, dengan mengharapkan perkenanan hanya ber-
dasarkan perantaraan-Nya (1Ptr. 2:5).
III. Mereka diperintahkan untuk mengenyangkan diri dengan per-
sembahan-persembahan kudus mereka di hadapan Tuhan, de-
ngan sukacita yang kudus. Mereka tidak hanya harus membawa
ke mezbah akan korban-korban sembelihan yang harus mereka
persembahkan kepada Tuhan , melainkan juga semua hal yang
harus mereka makan dan minum sesuai dengan ketentuan hu-
kum, untuk menghormati Tuhan , sebagai tanda persekutuan me-
reka dengan-Nya (ay. 6). Persembahan persepuluhan mereka, dan
persembahan khusus mereka, yaitu hasil-hasil pertama mereka,
korban nazar mereka, dan korban sukarela mereka, dan yang su-
lung dari hewan ternak mereka, segala sesuatu yang harus di-
pakai untuk keperluan ibadah, baik oleh diri mereka sendiri mau-
pun oleh para imam dan orang Lewi, harus dibawa ke tempat
yang akan dipilih Tuhan . Sama halnya seperti semua pendapatan
negara, dari segala penjuru kerajaan, dibawa ke perbendaharaan:
Di sanalah kamu makan di hadapan TUHAN, dan bersukaria da-
lam segala usahamu (ay. 7, 12). Kamu harus bersukaria di hadap-
an TUHAN, Tuhan mu, kamu ini, anakmu laki-laki dan anakmu pe-
rempuan. Cermatilah di sini,
690
1. Bahwa apa yang kita lakukan untuk melayani Tuhan dan bagi
kemuliaan-Nya akan membawa keuntungan bagi kita, kalau
bukan sebab kesalahan kita sendiri. Orang-orang yang mem-
persembahkan korban kepada Tuhan diundang untuk makan di
hadapan-Nya, dan mengenyangkan diri dengan korban-korban
mereka: Ia makan bersama-sama dengan kita, dan kita ber-
sama-sama dengan Dia (Why. 3:20). jika kita memuliakan
Tuhan , kita membangun diri kita sendiri, dan mengembangkan
pikiran kita, melalui anugerah Tuhan , dengan bertambahnya
pengetahuan dan iman kita, berkobarnya perasaan-perasaan
yang saleh, dan diteguhkannya kebiasaan-kebiasaan dan ke-
tetapan-ketetapan hati yang penuh rahmat. Dengan demikian
jiwa menjadi sehat dan terpelihara.
2. Bahwa pekerjaan bagi Tuhan harus dikerjakan dengan sukacita
yang kudus dan hati yang riang. Kamu akan makan dan ber-
sukaria (ay. 7), dan lagi (ay. 12) dan (ay. 18).
(1) Sekarang, saat mereka sedang berada di hadapan Tuhan,
mereka harus bersukaria (ay. 12). Tuhan menghendaki agar
kita melayani-Nya dengan hati yang gembira. Tidak ada
orang yang mendukakan hati-Nya lebih dibandingkan mereka
yang menutupi mezbah-Nya dengan air mata (Mal. 2:13).
Lihatlah betapa baiknya Tuan yang kita layani, yang telah
menjadikan kewajiban bagi kita untuk bernyanyi dalam
pekerjaan kita. Bahkan anak-anak dan hamba-hamba ha-
rus bersukaria bersama-sama dengan mereka di hadapan
Tuhan , supaya ibadah bisa menjadi kesenangan bagi me-
reka, dan bukan suatu tugas atau pekerjaan yang mem-
bosankan.
(2) Mereka harus membawa serta kenikmatan yang penuh
syukur dari kesukaan yang mereka dapatkan dalam ber-
sekutu dengan Tuhan . Mereka harus bersukaria dalam segala
usaha mereka (ay. 7). Sebagian dari penghiburan itu harus-
lah mereka bawa bersama mereka ke dalam pekerjaan me-
reka sehari-hari. Dan, Sesudah jiwa mereka dikuatkan se-
perti itu, apa saja yang mereka lakukan haruslah dilaku-
kan dengan sepenuh hati dan riang. Sukacita yang kudus
di dalam Tuhan dan kebaikan-Nya ini, yang dengan sukacita
itu kita harus bersukaria untuk selamanya, akan menjadi
pelindung terbaik melawan dosa dan jerat dari kegirangan
Kitab Ulangan 12:5-32
691
jasmani yang sia-sia, dan penawar bagi dukacita yang dari
dunia ini.
IV. Mereka diperintahkan untuk berbaik hati kepada orang Lewi.
Adakah mereka berpesta dengan sukacita? Orang Lewi harus
berpesta bersama mereka, dan bersukaria bersama mereka (ay.
12), dan lagi (ay. 18). Dan sebuah peringatan umum diberikan (ay,
19), hati-hatilah, supaya jangan engkau melalaikan orang Lewi, se-
lama engkau ada. Ada orang-orang Lewi yang melayani di mezbah
sebagai pendamping para imam, dan mereka ini tidak boleh dila-
laikan, yaitu, pelayanan yang mereka jalankan harus senantiasa
disokong. Tidak boleh ada mezbah lain yang didirikan selain
mezbah yang ditentukan Tuhan , sebab hal itu berarti melalaikan
orang Lewi. namun yang tampak dibicarakan di sini yaitu orang-
orang Lewi yang tersebar di seluruh negeri untuk mengajarkan
hukum Tuhan kepada umat, dan untuk mendampingi mereka
dalam ibadah-ibadah mereka. Sebab kepada orang Lewi yang di
dalam tempat merekalah mereka di sini diperintahkan untuk ber-
baik hati. Sungguh merupakan belas kasih yang besar jika ada
orang Lewi tinggal di dekat kita, di dalam tempat kita, sehingga
kita bisa meminta pengajaran dari mulut mereka, dan supaya
mereka bisa menjadi pengendali dalam pesta-pesta kita, untuk
menahan kita dari perbuatan-perbuatan yang berlebihan. Sudah
menjadi kewajiban umat untuk berbaik hati kepada hamba-
hamba Tuhan yang melayani mereka, yang memberi mereka peng-
ajaran-pengajaran dan teladan yang baik. Selama kita hidup, kita
akan membutuhkan pelayanan mereka, sampai kita tiba di dunia
di mana ketetapan-ketetapan ibadah akan digantikan. Oleh sebab
itu, selama kita ada, kita tidak boleh melalaikan orang Lewi.
Alasan yang diberikan (ay. 12) yaitu sebab orang Lewi tidak
mendapat bagian milik pusaka bersama-sama kamu, sehingga ia
tidak dapat menjadi kaya dengan beternak atau berdagang. Oleh
sebab itu, biarlah dia berbagi denganmu dalam penghiburan yang
engkau peroleh dari kekayaanmu. Mereka harus memberi per-
sembahan persepuluhan mereka dan persembahan khusus me-
reka kepada orang Lewi, yang ditetapkan bagi mereka oleh hukum
Taurat, sebab orang Lewi tidak memiliki penghidupan lain.
692
V. Mereka diizinkan untuk memakan daging biasa, namun bukan
daging persembahan-persembahan mereka, di dalam rumah me-
reka sendiri, di mana pun mereka tinggal. Apa saja yang diper-
sembahkan kepada Tuhan , tidak boleh mereka makan di dalam
rumah (ay. 13, 17). namun apa yang tidak dipersembahkan seperti
itu boleh mereka sembelih dan makan sesuka hati (ay. 15). Izin ini
diulangi lagi pada ayat 20-22. Sepertinya selama mereka berada di
padang gurun, mereka tidak memakan daging dari jenis-jenis
binatang yang digunakan dalam korban, selain apa yang disem-
belih di pintu Kemah Pertemuan, dan sebagian darinya dipersem-
bahkan kepada Tuhan sebagai korban keselamatan (Im. 17:3-4).
namun saat mereka sampai di Kanaan, di mana mereka harus
tinggal sangat jauh dari Kemah Pertemuan, mereka boleh me-
nyembelih yang mana saja yang mereka inginkan untuk keper-
luan mereka dari lembu sapi dan kambing domba mereka, tanpa
membawa sebagiannya ke mezbah. Pemberian izin ini sangat
jelas, dan diulangi, supaya jangan sampai Iblis mengambil kesem-
patan dari hukum yang melarang mereka memakan korban me-
reka di rumah mereka sendiri, untuk menanamkan ke dalam diri
mereka, seperti yang ditanamkannya kepada orangtua pertama
kita, pikiran-pikiran yang keras tentang Tuhan . Seolah-olah Ia
menggerutu kepada mereka: Engkau boleh makan daging sesuka
hatimu. Ada nafsu makan yang alami dan teratur, yang boleh di-
puaskan sambil mengendalikan diri dan menguasai perasaan,
dengan tidak terlalu berlebihan dalam menikmati kepuasan itu,
tidak pula merasa gelisah jika nafsu makan itu tidak terpuaskan.
Orang najis, yang tidak boleh memakan persembahan-persem-
bahan kudus, boleh memakan jenis daging yang sama hanya
saat daging itu dipakai sebagai makanan biasa. Pembedaan
antara orang tahir dan orang najis yaitu hal yang suci, dan di-
rancang untuk menjaga kehormatan perayaan-perayaan kudus
mereka. Oleh sebab itu, pembedaan itu tidak boleh dibawa ke
dalam makanan mereka sehari-hari. Izin ini memiliki batasan
ganda:
1. Mereka harus makan sesuai dengan berkat yang telah diberi-
kan Tuhan kepada mereka (ay. 15). Perhatikanlah, berhikmat-
lah bagi kita, dan sudah menjadi kewajiban kita, untuk hidup
sesuai dengan penghasilan kita, dan tidak menghabiskan lebih
dibandingkan yang kita miliki. Sama seperti, pada satu sisi, tidak
Kitab Ulangan 12:5-32
693
adil untuk menyimpan apa yang seharusnya dikeluarkan,
demikian pula, pada sisi lain, jauh lebih tidak adil untuk
mengeluarkan lebih dibandingkan yang kita miliki. Sebab apa yang
bukan milik kita, pasti merupakan milik orang lain, yang
dengan demikian terampas dan tertipu. Dan ini, saya katakan,
jauh lebih tidak adil, sebab lebih mudah untuk membagikan
apa yang sudah disimpan dengan tidak semestinya, dan
dengan begitu membuat semacam ganti rugi, dibandingkan untuk
membayar kembali kepada anak istri, dan orang-orang yang
memberi pinjaman, apa yang telah dipakai dengan tidak
semestinya. Di antara kedua hal yang berlebihan ini, biarlah
hikmat menemukan jalan tengahnya, lalu biarlah kehati-
hatian dan ketetapan hati menjaga jalan tengah itu.
2. Mereka tidak boleh makan