h gading, dan habislah rumah-rumah gedang,” demikianlah firman TUHAN.
Dalam perikop ini umat Israel kembali dinyatakan bersalah dan dijatuhi
hukuman. Mereka diberi tahu tentang kejahatan-kejahatan yang telah diingatkan
kepada mereka, dan tentang hukuman yang akan dijatuhkan kepada mereka.
I. Pemberitahuan itu disampaikan kepada para tetangga mereka. Sang nabi
diperintahkan untuk menyiarkannya di dalam puri di Asyur, salah satu kota
besar orang Filistin. Lebih dari itu, pengumuman itu harus disiarkan lebih
jauh, bahkan sampai ke puri di tanah Mesir. “Orang-orang besar kedua
bangsa itu, yang tinggal di istana-istana, yang ingin tahu tentang perkara-
perkara di negara tetangga, dan mengenal rahasia umum, biarlah mereka
berkumpul di gunung-gunung dekat Samaria,” (ay. 9). Di sana, di atas takhta
736
yang tinggi dan menjulang, penghakiman ditetapkan. Samaria yaitu si
penjahat yang akan diadili. Biarlah mereka hadir di persidangan itu, sebab ,
sama seperti persidangan lain, persidangan itu akan diselenggarakan di
depan umum, di hadapan seluruh bangsa. Biarlah mereka mengatur
perjanjian untuk berjumpa di sana dari seluruh bagian negeri, untuk
mengadakan peradilan di antara Tuhan dengan kebun anggur-Nya. Tuhan
berseru memanggil semua orang benar tanpa pandang bulu (Yeh. 23:45).
Mereka semua akan meyakini keadilan pelaksanaan-Nya jika mereka
melihat bagaimana duduk perkaranya. Perhatikanlah, perselisihan Tuhan
dengan orang-orang berdosa tidak takut untuk diperiksa semua orang.
Bahkan orang-orang Filistin dan Mesir pun akan dibuat untuk melihat
peradilan itu juga dan berkata, tindakan Tuhan tepat, sedangkan tindakan
kami tidak tepat. Mereka juga dipanggil untuk hadir, tidak saja supaya
mereka dapat membenarkan Tuhan dan menjadi saksi bagi-Nya bahwa
perlakuan-Nya adil, namun juga supaya mereka pun mendengar peringatan
itu. Sebab jika rumah Tuhan sendiri yang harus pertama-tama dihakimi
seperti yang mereka lihat itu, maka apa jadinya dengan orang-orang yang
tidak mengenal Dia? (1Ptr. 4:17). Jikalau orang berbuat demikian dengan
kayu yang masih hidup, apa pula yang akan dilakukan mereka terhadapa
kayu kering? Atau, hal ini bisa juga menyiratkan bahwa dosa Israel telah
begitu terkenal buruknya hingga negara-negara tetangga pun dapat datang
untuk bersaksi menentang mereka. sebab itu sungguh pantas bila hukuman
mereka harus dilaksanakan seperti itu. “Andai kata disembunyikan, kami
tentu akan berkata, Janganlah kabarkan itu di Gat, janganlah beritakan itu di
lorong-lorong Askelon.” Mengapa sahabat-sahabat mereka harus peduli
dengan nama baik mereka, sementara mereka sendiri tidak ambil peduli?
Mereka sudah menjadi luar biasa berani dalam berbuat dosa, jadi biarlah
mereka menanggung malu: “Siarkanlah di dalam puri di Asyur dan di tanah
Mesir.”
1. Biarlah mereka melihat betapa menyedihkan tuduhan itu, dan betapa
terbukti dengan jelas. Biarlah mereka mengamati perilaku penduduk
Samaria. Biarlah mereka memandang dari bukit-bukit yang berdekatan,
maka mereka akan melihat betapa kasar dan ributnya mereka, serta
mendengar betapa keras bunyi dosa mereka, seperti yang terjadi di
Sodom.
(1) Pandanglah jalan-jalan mereka, dan yang terlihat hanyalah
kerusuhan dan kekacauan, kekacauan besar yang ada di tengah-
tengahnya. Dalam segala hal, akal sehat dan keadilan dilanggar oleh
Kitab Amos 3:1-8
737
gerombolan-gerombolan yang bising dan ganas, yang dikuasai dosa
dan menjadi aib siapa pun, dan pasti akan menjadi kehancuran
mereka.
(2) Pandanglah ke dalam penjara-penjara mereka, maka akan terlihat
tempat-tempat itu sarat dengan orang-orang yang tidak bersalah
yang teraniaya: pemerasan ada di kota itu. Ada banyak orang yang
tertindas, dijatuhkan dan dihancurkan oleh para penindas mereka,
dikuasai dan dibuat kewalahan, dan tak ada yang menghibur mereka
(Pkh. 4:1).
(3) Pandanglah ke dalam gedung pengadilan mereka, dan akan tampak
bahwa orang-orang yang memimpin di situ tidak tahu berbuat jujur,
sebab sejak dahulu mereka terbiasa berbuat jahat. Mereka bertindak
seolah-olah sama sekali tidak memahami apa itu yang disebut
keadilan, dan tidak peduli untuk melakukan keadilan atau
mengusahakan agar orang lain berbuat adil.
(4) Pandanglah ke dalam perbendaharaan dan tempat penyimpanan
mereka, dan akan terlihat tempat-tempat itu penuh dengan
kekerasan dan aniaya, dengan apa yang diperoleh dan disimpan
dengan cara tidak adil. Demikianlah mereka telah mengumpulkan
harta pada hari-hari yang sedang berakhir, untuk hari-hari terakhir
itu, namun akan terbukti mereka menimbun murka atas diri mereka
sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman akan dinyatakan .
Dapat juga dikatakan, orang-orang yang tidak tahu berbuat jujur ada-
lah mereka yang berpikir untuk memperkaya diri dengan melakukan
kecurangan.
2. Biarlah mereka melihat betapa berat hukuman yang akan dijatuhkan,
dan betapa hebat pelaksanaannya (ay. 11-12).
(1) Negeri mereka akan diserbu dan dihancurkan. Amatilah bagaimana
hukuman itu sesuai dengan dosa yang mereka lakukan.
[1] Kekacauan besar yang ada di tengah-tengahnya, dan oleh sebab
itu musuh akan ada di sekeliling negeri. Pasukan Asyur akan
mengepungnya dan menerobos masuk dari setiap sisinya.
Perhatikanlah, saat dosa dijamu dan diperturutkan di tengah
suatu bangsa, maka tidak ada lagi yang dapat mereka harapkan
selain pengepungan musuh di segala sisi. Akibatnya, ke mana
pun mereka hendak pergi, mereka akan jatuh ke dalam bahaya
(Luk. 19:43).
738
[2] Mereka menguatkan diri dalam kejahatan mereka, namun kekuatan
mereka akan ditanggalkan musuh dari pada mereka, kekuatan
yang mereka salah gunakan untuk menindas kaum miskin dan
melakukan kekerasan kepada semua orang di sekeliling mereka.
Perhatikanlah, kekuatan yang dijadikan alat ketidakadilan akan
dijatuhkan dan dihancurkan dengan adil.
[3] Mereka itu menimbun kekerasan dan aniaya di dalam purinya,
dan oleh sebab itu puri mereka akan dijarahi. sebab apa yang
diperoleh dan disimpan dengan tidak benar tidak akan bertahan
lama. Bahkan istana pun tidak akan dapat melindungi perbuatan
curang dan penindasan. Orang-orang terbesar pun, jika mereka
menjarah orang-orang lain, akan dijarah juga, sebab Tuhan
yaitu pembalas dari semuanya ini.
(2) Orang-orang sebangsa dengan mereka tidak akan dapat melarikan
diri (ay. 12). Mereka akan jatuh ke tangan musuh bagaikan anak
domba di mulut singa, siap ditelan dan dilahap habis. Sama sekali
tidak mampu melawan. Kalaupun ada yang berhasil melepaskan diri
sehingga tidak roboh sebab pedang atau dibawa ke pembuangan,
namun jumlah mereka akan sangat sedikit. Dan jumlah yang sedikit
ini akan menjadi yang terhina dan tidak berarti, bagaikan dua tulang
betis, atau tulang kering anak domba, atau mungkin juga potongan
telinga yang dijatuhkan singa, atau yang diambil seorang gembala
dari mulutnya sesudah singa itu melahap badannya. Jadi, mungkin di
sana sini ada juga yang berhasil melarikan diri dari Samaria dan
Damsyik, saat raja Asyur menyerang mereka, namun tidak ada
gunanya lagi untuk diperhatikan. Bahkan, orang-orang yang berhasil
melarikan diri akan melakukannya dengan susah payah sambil
menentang bahaya, dengan bersembunyi di bawah tempat tidur,
seperti di katil dan seperti sepenggal dari kaki balai-balai. Ini
menyiratkan bahwa nyali mereka sudah sedemikian ciutnya sampai
menyelinap dengan cara memalukan di tengah bahaya. Mereka tidak
akan bersembunyi di liang dan gua, namun di bawah kolong tempat
tidur, di katil atau sepenggal dari kaki balai-balai, seperti orang
miskin yang harus puas dengan keterbatasannya. Mereka akan
nyaris tidak bisa melarikan diri, seperti yang telah dinubuatkan
sebelumnya mengenai penghancuran Yerusalem, bahwa akan ada
dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan
yang lain akan ditinggalkan. Perhatikanlah, saat penghakiman
Tuhan jatuh ke atas umat, maka sia-sia saja berpikir untuk menghin-
Kitab Amos 3:1-8
739
darinya. Menurut beberapa penafsir, katil, dan juga sepenggal dari
kaki balai-balai, menunjukkan rasa aman dan hawa nafsu mereka.
Mereka merasa nyaman seperti di katil, atau di balai-balai. Namun,
saat Tuhan datang untuk beperkara dengan mereka, Ia akan
membuat mereka tidak nyaman. Ia akan menarik mereka dari
ranjang kemalasan dan tempat tidur mereka. Orang-orang yang
berbaring dengan malas di tempat tidur saat penghakiman Tuhan da-
tang, akan pergi sebagai orang buangan di kepala barisan.
II. Pemberitahuan mengenai penghakiman ini disampaikan kepada mereka
sendiri (ay. 13). Biarlah hal ini didengar, dan diperingatkan kepada kaum
keturunan Yakub, sebab demikianlah firman Tuhan Tuhan , Tuhan semesta
alam, yang memiliki wewenang untuk menjatuhkan hukuman ini dan juga
kemampuan untuk melaksanakannya. Biarlah mereka tahu dari Dia, bahwa
saatnya sudah tiba saat Tuhan akan menghukum Israel sebab perbuatan-
perbuatannya yang jahat. saat itu Ia menyelidiki mereka dan membuat
perhitungan dengan mereka, maka akan tiba hari Ia melawat mereka, yakni
hari penghukuman. Pada hari itu segala sesuatu yang mereka banggakan dan
andalkan akan mengecewakan mereka. Maka saat itu mereka akan
merasakan akibat dosa-dosa yang telah mereka perbuat.
1. Celakalah mezbah-mezbah Betel, sebab Tuhan akan melakukan hukuman
atas mereka, dan menyuruh mereka mempertanggungjawabkan semua
perbuatan takhayul dan penyembahan berhala mereka, segala ibadah
mereka kepada dewa-dewa palsu mereka, dan semua pengharapan
mereka dari dewa-dewa itu. Ia akan menaruh mezbah-mezbah berhala
itu di bawah tanda amarah-Nya, sebab tanduk-tanduk mezbah itu
dipatahkan dan jatuh ke tanah. Dan bersama tanduk-tanduk itu, mezbah
itu sendiri akan dihancurkan sampai berkeping-keping. Kita mendapati
mezbah di Betel itu dinubuatkan (1Raj. 13:2), serta akan pecah (1Raj.
13:3), dan bahwa nubuat itu digenapi saat Yosia mengambil tulang-
tulang dari kuburan-kuburan itu, dan membakarnya di atas mezbah
(2Raj. 23:15-16). Hukuman ini mendukung nubuat itu, dan sepertinya
menunjuk kepada peristiwa yang sama. Perhatikanlah, jika manusia
tidak mau menghancurkan mezbah-mezbah berhala, maka Tuhan akan
melakukannya, termasuk para pemujanya. Ada penafsir yang
berpendapat bahwa tanduk-tanduk mezbah menandakan segala sesuatu
tempat mereka melarikan diri, yang mereka percayai, dan yang mereka
jadikan tempat suci. Semua ini akan dipatahkan, sehingga tidak ada lagi
yang dapat mereka jadikan pegangan.
740
2. Celakalah rumah-rumah mereka, sebab Tuhan juga akan menghukum
semuanya. Ia akan mengadili dosa-dosa yang telah mereka lakukan di
rumah-rumah itu, hasil jarahan yang telah mereka simpan di rumah-
rumah mereka, dan kemewahan hidup yang telah mereka nikmati di
dalamnya: Aku akan merobohkan balai musim dingin beserta balai musim
panas (ay. 5). Kaum ningrat, golongan keluarga terhormat, dan para sau-
dagar kaya memiliki balai musim dingin di kota dan balai musim panas
di daerah pedesaan. Mereka begitu cermat melindungi diri dari
ketidaknyamanan musim dingin saat cuaca di daerah pedesaan
dianggap terlampau dingin. Juga dari gangguan musim panas saat
udara di kota dirasa terlampau panas, meskipun cuaca negeri itu cukup
sedang seperti halnya di negeri kita, hingga baik hawa dingin maupun
panas tidak pernah melebihi batas. Mereka memperturutkan hati dengan
upaya berlebihan demi mendapatkan perubahan dan selingan. Namun,
Tuhan akan, baik melalui peperangan maupun gempa bumi, menghantam
balai musim dingin maupun balai musim panas. Tidak ada yang akan
dapat melindungi mereka dari penghakiman-Nya. Rumah-rumah gading
(disebut begitu sebab langit-langit, pelapis dinding, atau beberapa
hiasan rumah, diberi tepi atau tatahan dengan gading) akan hancur,
dibakar, atau dirobohkan, dan habislah rumah-rumah gedang. Rumah-
rumah paling indah dan luas, rumah-rumah kepunyaan orang-orang besar
tidak akan ada lagi, atau setidaknya bukan menjadi milik mereka lagi.
Perhatikanlah, kemegahan rumah manusia yang menyenangkan sama
sekali tidak akan mampu membentengi mereka dari penghakiman Tuhan .
Rumah-rumah yang demikian malah akan membuat mereka lebih sedih
dan kesal, sebab kelimpahan di sekeliling mereka akan menjadi
penyebab dosa-dosa dan kebodohan mereka.
PASAL 4
Dalam pasal ini,
I. Para penindas di Israel dikecam atas penindasan mereka terhadap
orang miskin (ay. 1-3).
II. Para penyembah berhala di Israel, yang berpaling kepada ilah-ilah,
diserahkan kepada hawa nafsu mereka sendiri (ay. 4-5).
III. Segala dosa Israel semakin kentara parahnya dengan kebebalan dan
keengganan mereka untuk berbalik dan berubah, padahal mereka telah
mengalami beraneka ragam teguran dari Tuhan sang Pemelihara (ay. 6-
11).
IV. Namun pada akhirnya mereka tetap diajak merendahkan diri di
hadapan Tuhan , sebab mustahil bagi mereka untuk melawan Dia (ay. 12-
13).
Ancaman Hukuman atas Penindas yang Congkak
(4:1-5)
1 “Dengarlah firman ini, hai lembu-lembu Basan, yang ada di gunung Samaria, yang
memeras orang lemah, yang menginjak orang miskin, yang mengatakan kepada tuan-
tuanmu: bawalah ke mari, supaya kita minum-minum! 2 Tuhan Tuhan telah bersumpah
demi kekudusan-Nya: sesungguhnya, akan datang masanya bagimu, bahwa kamu
diangkat dengan kait dan yang tertinggal di antara kamu dengan kail ikan. 3 Kamu akan
keluar melalui belahan tembok, masing-masing lurus ke depan, dan kamu akan diseret ke
arah Hermon,” demikianlah firman TUHAN. 4 “Datanglah ke Betel dan lakukanlah
perbuatan jahat, ke Gilgal dan perhebatlah perbuatan jahat! Bawalah korban
sembelihanmu pada waktu pagi, dan persembahan persepuluhanmu pada hari yang
ketiga! 5 Bakarlah korban syukur dari roti yang beragi dan maklumkanlah persembahan-
persembahan sukarela; siarkanlah itu! Sebab bukankah yang demikian kamu sukai, hai
orang Israel?” demikianlah firman Tuhan Tuhan .
Dalam ayat-ayat di atas dinubuatkan dalam nama Tuhan , bahwa para penindas
akan direndahkan dan para penyembah berhala akan dikeraskan hatinya.
744
I. Penindas yang congkak akan dipermalukan sebab penindasan mereka,
sebab barangsiapa berbuat kesalahan, ia akan menanggung kesalahannya itu.
Nah, amatilah,
1. Seperti apa dosa mereka itu (ay. 1). Mereka digambarkan seperti lembu-
lembu Basan, jenis hewan ternak yang sangat besar dan kuat, apalagi jika
diberi makan di gunung Samaria yang tanah penggembalaannya luar
biasa subur. Amos yaitu seorang gembala, maka ia berbicara dengan
bahasa dari dunia pekerjaannya itu. sebab itu ia mengibaratkan orang-
orang kaya dan terpandang yang hidup dalam kemewahan serta meng-
umbar hawa nafsu seperti lembu-lembu Basan yang juga rakus dan liar,
tidak mau diam dalam batasan padang gembalaan mereka sendiri, namun
menerobos pembatas, menerjang semua pagar, dan melanggar ke
wilayah tetangga. Tidak hanya itu, mereka juga menyeruduk dan
melukai hewan-hewan ternak lebih kecil yang bukan tandingannya.
Orang-orang yang memiliki rumah peristirahatan di gunung-gunung
Samaria, saat datang ke sana mencari udara segar, mereka juga sama
brutalnya seperti lembu Basan dan mencelakakan orang-orang di sekitar
mereka.
(1) Mereka menindas orang-orang lemah dan miskin, menginjaknya
untuk memeras sesuatu yang bisa mereka ambil. Para penindas itu
memanfaatkan kemiskinan, kekurangan, dan ketidakberdayaan
korbannya untuk membuat mereka semakin miskin dan lebih
berkekurangan lagi. Mereka memanfaatkan kuasa sebagai hakim dan
pejabat untuk merebut hak dan harta milik orang lain, termasuk
yang miskin. Mereka tega merampok tempat-tempat amal sekalipun.
(2) Para penindas itu bekerja sama dengan sesama penindas. Mereka
berkata kepada tuan-tuan mereka (yaitu tuan-tuan orang miskin
yang menyiksa dan merenggut hak milik si miskin dengan kekerasan,
padahal seharusnya meringankan bebannya), “Bawalah ke mari,
supaya kita minum-minum! Mari kita berpesta pora bersama dengan
hasil penindasan kita, dan kami akan melindungi engkau dan mem-
belamu, kami akan menolak tuntutan orang lemah terhadap engkau.”
Perhatikanlah, apa yang didapat lewat pemerasan biasanya dipakai
merawat tubuh untuk memuaskan keinginannya. Itulah sebabnya
manusia menindas orang miskin sewenang-wenang, sebab mereka
menjadi budak hawa nafsunya sendiri. “Bawalah ke mari, supaya kita
minum-minum,” yaitu bahasa mereka yang menginjak orang miskin,
seolah air mata orang-orang yang ditindas menambah kenikmatan
Kitab Amos 4:1-5
745
minum bila dicampurkan ke dalam anggur mereka. Dengan
persekongkolan mereka dalam minum-minum, pesta pora, dan huru-
hara, mereka memperkuat kerjasama dalam penganiayaan dan
penindasan itu, serta saling mengeraskan hati satu sama lain dalam
kejahatan ini .
2. Seperti apa hukuman mereka (ay. 2-3). Tuhan akan mengangkat mereka
dengan kait dan yang tertinggal di antara mereka dengan kail ikan. Dia
akan mengirimkan tentara Asyur yang akan menghabisi mereka, bukan
hanya mengurung seisi bangsa itu dalam jaringnya, namun juga
mengincar orang-orang tertentu dan mengangkut mereka sebagai
tawanan, seperti dengan kait dan kail ikan. Tentara Asyur akan menyeret
mereka sekaligus anak-anak mereka dari negerinya seperti ikan ditarik
keluar dari air, tempat hidupnya yang nyaman. Atau, mereka akan
diseret oleh musuh pada zamannya, dan anak-anak mereka diangkut
pada angkatan berikutnya, sehingga penghukuman berturut-berturut itu
akhirnya akan memusnahkan mereka seluruhnya. Lembu-lembu Basan
ini mengira dirinya tidak dapat lagi ditarik dengan kait dan tali seperti
Lewiatan (Ayb. 40:20-21, KJV: buaya). Namun, Tuhan akan menunjukkan
bahwa pada-Nya ada kelikir untuk hidung mereka dan kekang untuk
bibirnya (Yes. 37:29). Musuh akan mengangkut mereka semudah
seorang nelayan mengangkut ikan kecil serta menjadikannya hiburan
dan kesenangan. saat pihak musuh telah menguasai Samaria,
(1) Sebagian orang akan berusaha lolos dengan melarikan diri: Kamu
akan keluar melalui belahan tembok yang ada di tembok kota,
masing-masing lurus ke depan mengejar keamanan dirinya, dan
berusaha lari secepat mungkin. Saat itulah lembu Basan yang liar
dijinakkan, kini mereka sendiri diremukkan sama seperti mereka
meremukkan orang miskin dan kekurangan. Perhatikanlah,
barangsiapa menerima tanah gembalaan yang baik dari Tuhan , jika
mereka memakainya dengan sewenang-wenang, mereka akan diusir
dari sana. Dan barangsiapa tidak mau diam dalam pagar batas titah-
titah Tuhan , mereka kehilangan pagar batas perlindungan Tuhan , dan
terpaksa kabur dengan sia-sia lewat celah-celah tembok yang yang
mereka buat dengan ketakutan.
(2) Sebagian lain berusaha melindungi diri di istana, sebab tempat
itulah kastil yang berbenteng kuat dan kubu yang dijaga dengan baik.
Beberapa penafsir membaca kalimat “dan kamu akan diseret ke arah
Hermon” diterjemahkan dengan “kamu akan melemparkan diri” atau
746
“melemparkan mereka ke dalam istana,” yakni keturunanmu, anak-
anakmu, atau siapa pun yang kamu kasihi. Namun, tempat itu pun
siap direbut musuh. Perhatikanlah, apa yang diperoleh dengan
penindasan tidak akan dapat lama dinikmati dengan kepuasan.
3. Bagaimana putusan hukuman mereka disahkan: Tuhan Tuhan telah
bersumpah demi kekudusan-Nya. Dia telah sering mengatakannya, namun
mereka tidak mengindahkanknya. Mereka pikir Tuhan dan para nabi-Nya
hanya bergurau. Oleh sebab itu, Tuhan bersumpah dalam murka-Nya, dan
Dia tidak akan menarik kembali sumpahnya. Ia bersumpah demi keku-
dusan-Nya, sifat-Nya yang merupakan kemuliaan-Nya, dan semakin
dimuliakan dengan penghukuman orang fasik. Tuhan yaitu Tuhan yang
kudus, itu pasti, demikian pula orang yang membajak kejahatan dan
menabur kesusahan, ia menuainya juga, ini pun pasti.
II. Para penyembah berhala yang tegar tengkuk akan dikeraskan dalam
penyembahan berhala mereka (ay. 4-5): Datanglah ke Betel dan lakukanlah
perbuatan jahat. Kalimat ini merupakan sindiran, “Lakukanlah sesukamu.
Perhebatlah perbuatan jahat dengan memperbanyak korban-korbanmu, sebab
bukankah yang demikian kamu sukai. Namun, bisa apa engkau pada akhirnya
nanti?” Dalam ayat ini, kita melihat,
1. Betapa mereka bersungguh-sungguh dalam berbakti kepada para
berhala dan rela membayar harga. Mereka membawa korban sembelihan,
persembahan persepuluhan, dan persembahan sukarela, sambil berharap
bahwa dengan begitu mereka akan diterima oleh Tuhan . Namun, semua
itu hanyalah kekejian bagi-Nya. Jika para penyembah berhala saja
melayani ilah-ilah palsu dengan begitu royal, seharusnya kita malu jika
kita pelit dalam melayani Tuhan yang hidup dan benar.
2. Bagaimana mereka meniru tata ibadah Tuhan . Orang Israel membawa
korban sehari-hari ke mezbah di Betel, seperti persembahan bagi Tuhan di
mezbah-Nya. Mereka juga mempersembahkan korban syukur sama
seperti kepada Tuhan , hanya saja mereka memakai ragi, bahan yang
dilarang Tuhan , sebab para imam mereka tidak suka roti yang keras dan
hambar, yaitu yang tidak diberi ragi. Kepada mereka tidak akan disajikan
roti kudus, kecuali jika rasanya lezat.
3. Betapa mereka menikmati ibadah berhala mereka ini: Bukankah yang
demikian kamu sukai, hai orang Israel! Mereka menyukai hasil buatan
mereka sendiri dan berpegang teguh padanya. Mereka pikir, kalau itu
sesuai dengan khayalan mereka, maka Tuhan pasti juga menyukainya.
Kitab Amos 4:1-5
747
4. Betapa mereka dicela sebab nya: “Datanglah ke Betel, ke Gilgal! Bawalah
korban sembelihanmu dan persembahan persepuluhanmu! Maklumkanlah
persembahan-persembahan sukarela; siarkanlah itu, supaya mereka
tergerak membawa banyak-banyak. Teruslah berbuat begitu,” artinya,
(1) “Sudah jelas bahwa engkau pasti melakukannya, tidak peduli apa
kata Tuhan dan hati nuranimu.”
(2) “Nabi-nabimu akan membiarkan engkau melakukannya, tidak lagi
menegurmu seperti sebelumnya, sebab percuma saja. Janganlah
ada orang menegor.”
(3) “Hatimu yang bebal akan bertambah-tambah gelap dan terbuai, dan
engkau akan diserahkan pada kesesatan sehingga engkau percaya
akan dusta.”
(4) “Apakah yang akan engkau peroleh dengan berbuat begitu?
Datanglah ke Betel dan perbanyaklah persembahanmu, lalu lihat apa
faedahnya bagimu, balasan apa yang kaudapat dari persembahan itu,
bagaimana semua itu akan menolongmu pada hari kesesakan.
Engkau akan menjadi malu oleh sebab Betel, kepercayaanmu” (Yer.
48:13).
(5) “Datanglah dan lakukanlah perbuatan jahat, datanglah, dan
perhebatlah perbuatan jahat, supaya engkau memenuhi takaran
kejahatanmu dan menjadi matang, siap dihancurkan.” Begitu pula
kata Kristus kepada Yudas, “Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah
dengan segera,” dan kepada orang Yahudi, “Penuhilah juga takaran
nenek moyangmu” (Mat. 23:32).
Kebebalan Israel;
Ancaman Hukuman yang Lebih Besar
(4:6-13)
6 “Sekalipun Aku ini telah memberi kepadamu gigi yang tidak disentuh makanan di segala
kotamu dan kekurangan roti di segala tempat kediamanmu, namun kamu tidak berbalik
kepada-Ku,” demikianlah firman TUHAN. 7 “Aku pun telah menahan hujan dari padamu,
saat tiga bulan lagi sebelum panen; Aku menurunkan hujan ke atas kota yang satu dan
tidak menurunkan hujan ke atas kota yang lain; ladang yang satu kehujanan, dan ladang,
yang tidak kena hujan, menjadi kering; 8 penduduk dua tiga kota pergi terhuyung-huyung
ke satu kota untuk minum air, namun mereka tidak menjadi puas; namun kamu tidak
berbalik kepada-Ku,” demikianlah firman TUHAN.
9 “Aku telah memukul kamu dengan hama dan penyakit gandum, telah melayukan taman-
tamanmu dan kebun-kebun anggurmu, pohon-pohon ara dan pohon-pohon zaitunmu
dimakan habis oleh belalang, namun kamu tidak berbalik kepada-Ku,” demikianlah
firman TUHAN. 10 “Aku telah melepas penyakit sampar ke antaramu seperti kepada orang
Mesir; Aku telah membunuh terunamu dengan pedang pada waktu kudamu dijarah; Aku
telah membuat bau busuk perkemahanmu tercium oleh hidungmu; namun kamu tidak
748
berbalik kepada-Ku," demikianlah firman TUHAN. 11 “Aku telah menjungkirbalikkan kota-
kota di antara kamu, seperti Tuhan menjungkirbalikkan Sodom dan Gomora, sehingga
kamu menjadi seperti puntung yang ditarik dari kebakaran, namun kamu tidak berbalik
kepada-Ku,” demikianlah firman TUHAN. 12 “Sebab itu demikianlah akan Kulakukan
kepadamu, hai Israel. – Oleh sebab Aku akan melakukan yang demikian kepadamu, maka
bersiaplah untuk bertemu dengan Tuhan mu, hai Israel!” 13 Sebab sesungguhnya, Dia yang
membentuk gunung-gunung dan menciptakan angin, yang memberitahukan kepada
manusia apa yang dipikirkan-Nya, yang membuat fajar dan kegelapan dan yang berjejak
di atas bukit-bukit bumi – TUHAN, Tuhan semesta alam, itulah nama-Nya.
Dalam perikop di atas,
I. Tuhan mengeluh tentang kebebalan umat-Nya yang tidak juga mau
merendahkan diri dan bertobat, sekalipun Ia telah mendatangkan macam-
macam penghukuman ke atas mereka. Dia telah menunjukkan kemarahan-
Nya dengan beberapa cara, supaya mereka berdamai dengan-Nya lewat
pertobatan. Namun, itu tidak membuahkan hasil.
1. Dalam ayat-ayat di atas, kebebalan Israel diulang sebanyak lima kali,
sebagai dakwaan terhadap mereka, “Namun kamu tidak berbalik kepada-
Ku, demikianlah firman Tuhan. Kamu sudah beberapa kali ditegur, namun
sia-sia. Kamu tidak menyesal, tiada tanda perubahan. Kepadamu telah
diutus nabi demi nabi, namun kamu tidak kembali, kamu tidak pulang.”
(1) Ini menunjukkan bahwa tujuan Tuhan di balik semua teguran-Nya
ialah untuk mengembalikan kesetiaan mereka, menggugah hati
mereka agar kembali kepada-Nya.
(2) Seandainya mereka berbalik kepada Tuhan , mereka pasti diterima,
Dia akan menyambut umat-Nya, dan persoalan yang tengah melanda
mereka akan disingkirkan.
(3) Alasan Tuhan mendatangkan kesusahan lebih banyak lagi yaitu
sebab masalah yang sebelumnya tidak mendatangkan hasil, padahal
tidak dengan rela hati Ia menindas dan merisaukan anak-anak
manusia.
(4) Tuhan berduka sebab kebebalan umat-Nya itu dan berat hati-Nya
melihat mereka memaksa Dia melakukan apa yang sebetulnya tidak
ingin Ia lakukan, “Kamu tidak verbalik kepada-Ku dari siapa kamu
telah menyeleweng, kepada-Ku yang mengikat kovenan dengan
kamu, kepada-Ku yang siap menerima engkau, kepada-Ku yang sudah
begitu sering memanggil-manggil engkau.” Nah,
2. Untuk menunjukkan betapa hebatnya kebebalan mereka, dan untuk
membuktikan diri-Nya adil dalam mendatangkan hukuman yang lebih
Kitab Amos 4:1-5
749
besar, Tuhan menyebutkan hukuman-hukuman ringan yang pernah
diadakan-Nya untuk membuat mereka vertobat.
(1) Terkadang mereka ditimpa kekurangan bahan pangan tanpa sebab
yang jelas (ay. 6), “Aku ini telah memberi kepadamu gigi yang tidak
disentuh makanan, sebab tidak ada padamu daging untuk dikunyah
yang bisa tersangkut di gigimu,” khususnya tidak ada daging, yang
mengotori gigi. Atau versi terjemahan lain, “Aku tidak memberi
gigimu apa-apa,” tidak ada apa-apa untuk mengisi mulutmu. “Roti,
atau makanan pokok, telah menipis, sebab kamu menabur banyak,
namun hasilnya sedikit” (Hag. 1:9). Sebagian penafsir beranggapan
bahwa ayat ini merujuk pada tujuh tahun kelaparan pada zaman
Elisa, yang kita baca kisahnya dalam 2 Raja-raja 8:1. saat Tuhan
mengambil kembali gandum-Nya pada masanya sebab mereka
mempersiapkannya untuk Baal, seharusnya mereka berkata, “Kami
akan pulang kembali kepada suami kami yang pertama, kami telah
sangat menderita sebab meninggalkan Dia.” Namun, hukuman itu
tidak ada pengaruhnya. “Mereka tidak verbalik kepada-Ku,” demikian
firman Tuhan.
(2) Terkadang, mereka kekurangan hujan. Akibatnya, hasil bumi pun
kurang. Kemalangan ini dari Tuhan asalnya: “Aku pun telah menahan
hujan dari padamu.” Tuhan memegang kunci awan-awan, dan jika Dia
telah menutup, siapa yang dapat membuka? (ay. 7). Hujan ditahan
saat tiga bulan lagi sebelum panen. Pada masa itu, biasanya pasti
ada hujan. Jadi, yaitu hal yang aneh jika tidak turun hujan saat itu,
dan jika hukum alam berubah, mereka harus mengakui tangan Tuhan
semesta alam. Hujan itu ditahan pada waktu mereka paling
membutuhkannya, maka ketiadaan hujan itu menjadi hukuman yang
sangat pedih sekaligus membuyarkan harapan mereka akan hasil
panen. Dan yang lebih mengherankan lagi, di kala tempat-tempat
tertentu kekurangan hujan hingga gersang, tempat-tempat lain yang
berdekatan mendapat hujan berlimpah. Tuhan menurunkan hujan ke
atas kota yang satu dan tidak menurunkan hujan ke atas kota yang
lain dalam wilayah yang sama. Dia bahkan menurunkan hujan ke
atas ladang yang satu, hingga berbuah dan subur, namun di ladang
sebelah, di balik pagar pembatas, atau bahkan di sisi lain dari ladang
yang sama, tidak ada hujan sama sekali. Begitu lamanya tidak ada
hujan hingga semua tanaman di dalamnya menjadi kering. Tidak
diragukan lagi hal ini benar-benar terjadi, dan ada banyak contoh
yang dapat diamati di mana-mana. Nah,
750
[1] Dengan demikian, tampaklah bahwa tertahannya hujan itu bukan
peristiwa biasa, melainkan sebab ketetapan dan pengaturan
ilahi, dan bahwa awan yang mengairi bumi bergerak ke seluruh
penjuru menurut pimpinan-Nya, untuk melakukan di permukaan
bumi segala yang diperintahkan-Nya, baik untuk menjadi pentung
bagi isi bumi-Nya maupun untuk menyatakan kasih setia (Ayb.
37:12-18). Curah hujan tidak ditentukan oleh planet-planet
seperti kata orang, melainkan Tuhan -lah yang mengirimkannya
dengan angin-Nya.
[2] Kita punya alasan untuk menduga bahwa kota-kota yang tidak
mendapat hujan yaitu yang paling terkenal kejahatannya,
seperti Betel dan Gilgal (ay. 4), sedangkan kota yang mendapat
hujan yaitu yang masih memelihara agama dan kebajikan di
dalamnya. Demikian juga di ladang-ladang, hujan atau tidaknya
ditentukan berdasar pemiliknya, sebab kita yakin bahwa
kutuk TUHAN ada di dalam rumah orang fasik, juga di tanahnya,
namun tempat kediaman orang benar diberkati-Nya, dan
ladangnya yaitu padang yang diberkati Tuhan.
[3] Orang-orang yang ladangnya kering sebab kekurangan hujan
akan semakin sedih dan kesal saat mereka melihat ladang
tetangganya basah dan tumbuh subur. Hamba-hamba-Ku akan
makan, namun kamu akan menderita kelaparan (Yes. 65:13).
Orang fasik melihatnya, lalu sakit hati. Barang kali, orang yang
tertindas diberi hujan, sehingga kerugian mereka tergantikan, se-
mentara para penindas kekeringan sehingga kehilangan untung.
[4] Meskipun demikian, bagi bangsa Israel itu secara umum, ada
campuran antara belas kasih dan hukuman, sehingga menguatkan
panggilan kepada mereka untuk bertobat dan mereformasi diri,
serta mendorong mereka untuk mengharapkan belas kasihan
dengan berbalik kepada Tuhan , sebab Tuhan menunjukkan begitu
banyak kemurahan di tengah teguran-Nya sekalipun. Akan te-
tapi, sebab mereka tidak memanfaatkan kemurahan di tengah
hukuman keras itu, maka mereka tidak mendapatkan berkat
yang semestinya bisa mereka peroleh, buktinya (ay. 8), penduduk
dua tiga kota pergi terhuyung-huyung kebingungan, sebagai
pengemis, ke satu kota untuk minum air, dan kalau
memungkinkan juga membawanya pulang, namun mereka tidak
menjadi puas. Di kota-kota tertentu ada air, sementara banyak
kota lain kekurangan, maka saat itulah usus communis aquarum –
Kitab Amos 4:1-5
751
air cuma-cuma untuk semua orang tidak berlaku seperti
biasanya. Yang punya air pun ada batasnya, atau mereka tidak
tahu berapa lama airnya akan habis, sebab itu mereka hanya
bisa memberi sedikit kepada yang kekurangan air, kata mereka,
“Nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu.” Orang datang
minum air, namun tidak menjadi puas, sebab mereka memi-
numnya dalam ukuran terbatas dengan hati yang gundah gulana,
dan orang yang minum air ini, ia akan haus lagi (Yoh. 4:13).
Mereka tidak puas sebab nafsu tamak, dan apa yang mereka
punyai, tidak diberkati Tuhan (Hag. 1:6). jsesudah mengalami
semua ketidakpuasan itu, seharusnya bangsa Israel
memperhatikan keadaan mereka dan bertobat. Namun,
hukuman itu tidak berpengaruh apa-apa. “Mereka tidak berbalik
kepada-Ku, tidak, bahkan mereka tidak berdoa dengan cara yang
benar meminta hujan pada awal dan akhir musim (Za. 10:1).
Lihatlah kebodohan hati yang penuh hawa nafsu. Mereka
mengembara dari kota ke kota, dari satu ciptaan kepada yang
lain untuk mengejar kepuasan, namun tetap saja tidak
mendapatkannya. Mereka berjerih payah untuk sesuatu yang
tidak mengenyangkan (Yes. 55:2), namun jsesudah itu pun mereka
tidak berbalik kepada Tuhan, tidak mau menyendengkan telinga
kepada Dia yang dapat memberi kepuasan. Pemberitaan Injil
ibarat hujan. Adakalanya Tuhan mencurahkan berkat itu kepada
satu tempat melebihi tempat lain. Sejumlah negeri, sejumlah
kota, basah dengan embun ini, seperti bulu domba Gideon,
sedangkan tanah di sekitarnya tetap kering. Segala sesuatu
meranggas saat hujan ini tidak turun. Alangkah baik bila orang
bersikap bijak bagi jiwa mereka sama seperti bagi tubuh mereka.
saat tiada hujan Injil di dekat mereka, alangkah baiknya bila
mereka pergi mencarinya di mana ada. Dan jika mereka
mencarinya dengan benar, mereka tidak akan mencari dengan
sia-sia.
(3) Adakalanya hasil tanah mereka habis dimakan belalang atau hama
dan penyakit (ay. 9). Langit dan bumi tidak bersahabat terhadap
orang-orang yang memusuhi Tuhan . saat Tuhan murka,
[1] Mereka menderita sebab cuaca buruk, entah terlampau panas
atau dingin, yang akibatnya merusak hasil tanam mereka dengan
752
kekuatan yang tidak dapat diperkirakan maupun dihindari. Dan
tidak ada perlindungan terhadapnya.
[2] Mereka menderita sebab hewan perusak. Kebun-kebun anggur
dan taman-taman mereka berbuah lebat, demikian juga pohon
ara dan pohon zaitun. Namun, belalang memakannya habis
sebelum buah-buah itu matang dan siap dipanen. Ini bisa jadi
merujuk pada hukuman yang kita baca dalam Yoel 1:4-6, atau
mungkin juga hukuman sejenis namun lebih ringan yang
didatangkan sebelumnya sebagai peringatan. Namun, orang
Israel tidak mengindahkan peringatan: Mereka tidak berbalik
kepada-Ku.
(4) Adakalanya tulah mengamuk di antara mereka dan pedang
menghabisi orang banyak (ay. 10). Penyakit sampar itu yaitu
utusan Tuhan . Dia melepasnya ke antara mereka dengan petunjuk
siapa yang harus dipukul mati olehnya, dan terjadilah demikian.
Penyakit sampar itu sama seperti yang ditulahkan kepada orang
Mesir. Kematian merajalela di antara mereka oleh tangan malaikat
pemusnah pada tengah malam. Dan barangkali juga, sampar ini
menyerang anak-anak sulung orang Israel, sama seperti di Mesir. Se-
perti cara Mesir, demikian tafsiran luasnya. saat orang Israel kabur
ke Mesir, atau pergi ke sana mencari pertolongan, penyakit sampar
mengejar mereka di tengah jalan dan menghentikan perjalanan
mereka. Pedang peperangan pun sama seperti pedang Tuhan,
dihunuskan di antara mereka dengan perintah. Lalu pedang itu
membunuh teruna mereka, kekuatan generasi saat itu sekaligus tunas
angkatan selanjutnya. Tuhan berfirman, “Aku telah membunuh me-
reka.” Dia mengakui pembunuhan yang dilakukannya. Orang-orang
yang mati terbunuh oleh TUHAN akan banyak jumlahnya. Musuh
menjarah kuda mereka dan memakainya untuk keperluan mereka
sendiri. Mayat orang-orang yang mati baik sebab pedang maupun
sampar begitu banyaknya, dan sebab terlalu sedikit jumlah orang
yang masih hidup, maka mayat-mayat itu dibiarkan begitu lama
tidak dikuburkan hingga bau busuk perkemahanmu tercium oleh
hidungmu. Bau itu memualkan sekaligus berbahaya, dan dengan
begitu mungkin mengingatkan mereka bahwa dosa mereka terhadap
Tuhan sangat memuakkan dan menyakitkan. Namun, semua itu pun
tidak berhasil merendahkan diri dan memperbaharui mereka. Kamu
tidak berbalik kepada Dia yang menghajarmu. Pemandangan yang
Kitab Amos 4:1-5
753
memilukan dan memedihkan seperti itu pun tidak berhasil membuat
mereka berubah saleh.
(5) Dalam berbagai hukuman ini , sebagian orang dibinasakan
dengan dahsyat dan dijadikan tugu peringatan akan keadilan,
sedangkan sebagian yang lain lagi diselamatkan dengan ajaib dan
dijadikan tugu peringatan akan kemurahan. Keadaan yang bertolak
belakang itu diharapkan dapat mengubah mereka, namun tidak
berhasil juga (ay. 11).
[1] Sejumlah orang dimusnahkan sama sekali, mereka dibinasakan
beserta sanak keluarga mereka juga: Aku telah
menjungkirbalikkan kota-kota di antara kamu, seperti Tuhan
menjungkirbalikkan Sodom dan Gomora. Barangkali mereka
dimusnahkan dengan petir, seperti Sodom, atau rumah-rumah
beserta penghuninya dihanguskan dengan cara yang lain. Kota
Sodom dan Gomora dimusnahkan dengan api untuk menjadi
suatu peringatan (2Ptr. 2:6). Tuhan pernah mengancam akan
menghancurkan seluruh negeri dengan kemusnahan seperti
yang terjadi di Sodom (Ul. 29:23). Namun, Ia terlebih dahulu
mengawalinya di tempat-tempat tertentu untuk memberi
mereka peringatan, atau mungkin dengan orang-orang tertentu
yang dosanya mencolok, seakan-akan mendahului mereka ke
pengadilan.
[2] Sebagian orang luput, namun nyaris saja mati: banyak di antara
kamu menjadi seperti puntung yang ditarik dari kebakaran,
seperti Lot keluar dari Sodom, saat api sudah berkobar atasmu.
namun , kamu tidak semakin membenci dosa sebab bahaya
yang didatangkannya, tidak pula kamu semakin mengasihi Tuhan
sebab keselamatan yang dikerjakannya bagimu. Kamu yang
sudah diluputkan dengan begitu ajaib, dan dengan cara yang
amat luar biasa pun tidak berbalik kepada-Ku.
II. Pada akhirnya, Tuhan memanggil umat-Nya agar mereka memahami apa yang
menjadi damai sejahtera mereka, sebelum semuanya itu tersembunyi dari
mata mereka (ay. 12-13). Perhatikanlah,
1. Bagaimana Tuhan mengancamkan hukuman yang lebih menyakitkan
dibandingkan semua yang pernah mereka jalani: “Sebab itu, sebab kamu
tidak berubah dengan teguran sebelumnya, demikianlah akan Kulakukan
kepadamu, hai Israel!” Dia tidak mengatakan seperti apa persisnya, namun
754
itu pasti lebih buruk dibandingkan yang sudah ada selama ini (Yoh. 5:14).
Atau, “Demikianlah akan terus Kulakukan kepadamu, memberi hu-
kuman demi hukuman, seperti tulah di Mesir, hingga genap seluruhnya.”
Hanya pertobatan dan reformasi diri yang mencegah orang berdosa dari
kebinasaan. Bila mereka tidak berbalik kepada-Nya, murka-Nya tidak
akan surut, dan tangan-Nya tetap teracung. Jikalau kamu dalam keadaan
yang demikian pun tidak mau Kuajar, Aku sendiri akan menghukum kamu
tujuh kali lipat sebab dosamu. Demikian yang tertulis dalam hukum
Taurat (Im. 26:23-24).
2. Bagaimana Ia membangunkan mereka agar mereka berpikir untuk
berdamai dengan-Nya: “Oleh sebab Aku akan melakukan yang demikian
kepadamu, dan tidak ada penangkalnya, maka bersiaplah untuk bertemu
dengan Tuhan mu, hai Israel!” Artinya,
(1) “Pertimbangkanlah bahwa engkau bukan lawan yang sepadan bagi-
Nya.” Kalimat ini bisa dipahami sebagai sindiran atau tantangan:
“Bersiaplah untuk bertemu dengan Tuhan yang datang untuk
melawan engkau. Perisai apa yang dapat engkau kenakan? Dengan
apa engkau dapat memberanikan dirimu? Celaka! Semua itu tak
ubahnya seperti menaruh puteri malu dan rumput di hadapan api
yang menghanguskan (Yes. 27:4-5). Dengan jumlah orang kurang
dari sepuluh ribu, dapatkah engkau sanggup menghadapi Dia yang
datang melawanmu dengan lebih dari dua puluh ribu?” (Luk. 14:31).
(2) “Oleh sebab itu, siapkanlah hatimu untuk menjumpai Dia dengan
bertobat, memohon dengan rendah hati. Temui Dia sebagai Tuhan mu
yang mengadakan ikatan kovenan denganmu, tunduklah dan jangan
melawan lagi.” Kita harus versiap untuk menanti-nantikan saatnya
Tuhan menjalankan penghakiman (Yes. 26:8), untuk mencari
perlindungan kepada Dia dan mencari damai dengan-Nya.
Perhatikanlah, sebab kita tidak dapat lari dari Tuhan , maka kita
harus bersiap menghadapi-Nya. Oleh sebab itu Dia memberi
peringatan, supaya kita mempersiapkan diri. saat kita akan
bertemu dengan-Nya sesuai ketetapan-Nya, kita harus bersiap untuk
menjumpai Dia, bersiap untuk mencari Dia.
3. Bagaimana Ia mengemukakan kebesaran dan kuasa-Nya sebagai alasan
bagi kita untuk mempersiapkan diri bertemu dengan-Nya (ay. 13). Kalau
Dia yaitu Tuhan seperti yang digambarkannya itu, maka melawan Dia
yaitu tindakan bodoh, dan kewajiban serta hak kita ialah berdamai
Kitab Amos 4:1-5
755
dengan-Nya. Lebih baik menjadikan Dia sebagai teman, namun celakalah
kalau sampai menjadikan Dia sebagai musuh.
(1) Dia membentuk gunung-gunung, menjadikan bumi, bagian-bagiannya
yang kokoh dan termegah, dan dengan kuasa firman-Nya Ia masih
menopang semuanya itu. Apa pun hasil dari gunung-gunung yang
ada sejak purbakala, Dialah yang membentuknya. Apa pun
keselamatan yang diharapkan dari bukit-bukit dan gunung-gunung,
Dialah yang mendirikannya (Mzm. 89:12-13). Dia yang menjadikan
gunung besar sanggup meratakannya jika itu menghalangi
keselamatan umat-Nya.
(2) Dia menciptakan angin. Kekuatan angin berasal dari-Nya dan
diarahkan oleh-Nya. Dia mengeluarkan angin dari perbendaharaan-
Nya dan mengatur dari sebelah mana ia harus bertiup. Dia yang
menjadikannya juga mengaturnya. Angin dan danau pun taat kepada-
Nya.
(3) Dia memberitahukan kepada manusia apa yang dipikirkan-Nya. Dia
menyatakan rencana-Nya lewat hambanya, para nabi, kepada anak-
anak manusia, keadilan-Nya terhadap orang berdosa yang tidak mau
bertobat, dan kebaikan yang dipikirkan-Nya terhadap orang yang
bertobat. Dia juga dapat menyingkapkan pikiran yang ada dalam hati
manusia, sebab Ia mengetahuinya dengan sempurna. Dia mengerti
pikiran kita dari jauh, dan pada hari penghakiman, pikiran-pikiran
yang jahat akan diperhitungkan-Nya di antara dosa-dosa lain dan Dia
akan membawa perkara ini ke hadapan mereka.
(4) Dia yang membuat fajar dan kegelapan (KJV: membuat pagi menjadi
kegelapan) dengan awan tebal yang menutupi langit segera jsesudah
matahari terbit dengan cerah dan megahnya. Demikianlah saat kita
mencari kemakmuran dan kegirangan, Dia dapat membuyarkan
harapan kita dengan musibah yang tidak terduga.
(5) Dia berjejak di atas bukit-bukit di bumi. Dia bukan hanya lebih tinggi
dibandingkan yang tertinggi, namun juga berkuasa atas segalanya, Dia
menginjak orang-orang sombong dan berhala-berhala yang dipuja di
tempat-tempat tinggi.
(6) TUHAN, Tuhan semesta alam, itulah nama-Nya, sebab Ia memiliki
keberadaan-Nya dari diri-Nya sendiri. Dialah sumber dari segala
yang ada, dan segala bala tentara langit dan bumi berada di bawah
perintah-Nya. Marilah kita merendahkan diri di hadapan Tuhan ini,
mempersiapkan diri untuk bertemu dengan-Nya, dan bertekun
menjadikan-Nya Tuhan kita, sebab berbahagialah orang yang
756
memiliki Dia sebagai Tuhan nya, yang mengarahkan segala kuasa-Nya
untuk kepentingan mereka.
PASAL 5
ujuan pasal ini yaitu melanjutkan nasihat kepada Israel di dalam
penutupan pasal sebelumnya, guna menyiapkan mereka untuk bertemu
dengan Tuhan mereka. Sang nabi di sini memberi tahu mereka,
I. Persiapan apa yang harus mereka buat. Mereka harus “mencari
TUHAN,” dan bukan mencari berhala-berhala (ay. 4-8). Mereka harus
mencari yang baik dan mencintainya (ay. 14-15).
II. Mengapa mereka harus membuat persiapan ini untuk bertemu Tuhan
mereka,
1. Oleh sebab keadaan mereka yang menyengsarakan (ay. 1-3).
2. Oleh sebab dosalah mereka tertimpa sengsara ini (ay. 7, 10-12).
3. sebab mereka akan berbahagia jika mencari Tuhan , dan Ia siap
untuk mereka temui (ay. 8-9, 14).
4. sebab dalam murka-Nya Ia akan melanjutkan penghukuman-Nya
sampai mereka hancur binasa, jika mereka tidak mencari Dia (ay.
5-6, 13, 16-17).
5. Sebab apa pun semua yang mereka andalkan akan mengecewakan
mereka, jika mereka tidak mencari Tuhan dan menjadikan-Nya
teman mereka.
(1) Penghinaan mereka yang keji terhadap semua hukuman Tuhan ,
dan perlawanan mereka terhadapnya, tidak akan
mengamankan mereka (ay. 18-20).
(2) Semua ibadah lahiriah mereka dan kesalehan mereka yang
bersifat pamer belaka, tidak akan berhasil menyingkirkan
murka Tuhan (ay. 21-24).
(3) Sekalipun sudah lama mereka memiliki berbagai hak istimewa
sebagai umat-Nya dengan segala kewajiban ibadah, semuanya
itu tetap saja tidak akan menjadi perlindungan mereka, selama
T
760
mereka tetap mempertahankan kebiasaan penyembahan
berhala (ay. 25-27). sebab itu tidak ada jalan lagi untuk
menyelamatkan diri, selain melalui pertobatan dan reformasi
diri.
Undangan dan Peringatan
(5:1-3)
1 Dengarlah perkataan ini yang kuucapkan tentang kamu sebagai ratapan, hai kaum
Israel: 2 “Telah rebah, tidak akan bangkit-bangkit lagi anak dara Israel, terkapar di atas
tanahnya, tidak ada yang membangkitkannya.” 3 Sebab beginilah firman Tuhan Tuhan
kepada kaum Israel: “Kota yang maju berperang dengan seribu orang, dari padanya akan
tersisa seratus orang, dan yang maju berperang dengan seratus orang, dari padanya akan
tersisa sepuluh orang.”
Pasal ini, seperti dua pasal sebelumnya, dimulai dengan: Dengarlah perkataan
ini. saat mulut Tuhan berbicara, kita harus menyediakan telinga untuk
mendengar. Merupakan kewajiban kita, kepentingan kita, untuk mendengar
perkataan TUHAN, namun kebanyakan orang begitu bodoh sehingga mereka
perlu berulang-ulang dipanggil untuk perkataan-Nya, untuk mendengar dan
memperhatikan. Dengarlah perkataan ini. Perkataan untuk menginsafkan dan
membangunkan ini harus didengar dan diperhatikan, sebab mengandung peng-
hiburan dan damai sejahtera. Perkataan yang melawan kita dan juga untuk
kebaikan kita. Sebab, entah kita mendengar atau mengabaikan, perkataan Tuhan
tetap akan terjadi, dan tidak ada satu bagian pun darinya yang akan gugur sia-
sia. Inilah perkataan yang aku terima, bukan hanya dari sang nabi namun juga
dari Tuhan yang mengutusnya. Inilah firman yang diucapkan TUHAN (3:1).
Firman yang diucapkan ini yaitu sebuah ratapan, kata-kata penuh ratapan
tentang keadaan kerajaan Israel sekarang yang penuh celaka. Sebuah nubuatan
yang penuh ratap tangis akan kehancuran kerajaan Israel. Keadaan mereka
menyedihkan: Telah rebah anak dara Israel (ay. 2), jatuh dari tempatnya berdiri.
Keadaannya yang semula, kendati tidak murni seperti perawan, namun indah
menawan dan penuh pesona. Ia tampil anggun dan dilamar banyak orang
layaknya seorang perawan. Namun dia telah terkapar ke dalam hinaan dan
kemiskinan, dan diejek semua orang. Bahkan bukan itu saja, keadaan mereka
tidak dapat tertolong lagi: tidak akan bangkit-bangkit lagi anak dara Israel, tidak
akan pernah pulih kepada martabatnya yang semula. Belum lama berselang
Tuhan telah mulai menggunting daerah Israel (2Raj. 10:32), dan, sebab mereka
tidak bertobat juga, maka tidak lama kemudian Ia membinasakan Israel.
Kitab Amos 5:1-3
761
1. Raja-raja mereka, yang seharusnya menolong mereka, dilumpuhkan: Ia
terkapar di atas tanahnya. Tidak hanya orang-orang yang menjadi
sekutunya telah mengecewakannya, namun juga teman-temannya di rumah
pergi meninggalkannya. Ia tidak akan dibawa menjadi tawanan ke dalam
negeri asing jika dia tidak terlebih dahulu dicampakkan dan terkapar di
tanahnya sendiri. Semua yang diandalkan meninggalkannya. Tidak ada
yang membangkitkannya, tidak ada yang mampu melakukannya, tidak ada
yang peduli mengulurkan tangan kepadanya.
2. Rakyat yang seharusnya menolong akan berkurang jumlahnya (ay. 3).
“Kota yang memiliki pasukan 1.000 orang di awal peperangan, telah
mengirim 1.000 orang yang kuat dan dipersenjatai dengan baik, namun
saat mereka menghitung kembali tentara mereka jsesudah maju
berperang, hanya mendapati 100 orang yang tersisa. Dan, dalam cara yang
sama, kota yang mengirim 100 orang hanya akan mendapati sepuluh orang
yang kembali. Begitu hebat pembunuhan yang terjadi, hingga hanya tersisa
sedikit orang untuk melayani rakyat dan menjaga keamanan bagi bangsa
Israel.” Dari antara sepuluh orang yang seharusnya menyelamatkan bangsa
yang hina dan tertekan ini, nyaris hanya satu orang saja yang pulang
dengan selamat. Perhatikanlah, berkurangnya jumlah Israel rohani Tuhan ,
melalui kematian atau murtad, patutlah diratapi. Sebab bagaimanakah
Yakub dapat bertahan, siapakah yang akan memulihkan kemerosotan ini,
saat Israel dijadikan sedikit?
Pesan dan Nasihat Tuhan kepada Israel;
Parahnya Dosa-dosa Israel
(5:4-15)
4 Sebab beginilah firman TUHAN kepada kaum Israel: “Carilah Aku, maka kamu akan
hidup! 5 Janganlah kamu mencari Betel, janganlah pergi ke Gilgal dan janganlah
menyeberang ke Bersyeba, sebab Gilgal pasti masuk ke dalam pembuangan dan Betel
akan lenyap.” 6 Carilah TUHAN, maka kamu akan hidup, supaya jangan Ia memasuki
keturunan Yusuf bagaikan api, yang memakannya habis dengan tidak ada yang
memadamkan bagi Betel. 7 Hai kamu yang mengubah keadilan menjadi ipuh dan yang
mengempaskan kebenaran ke tanah! 8 Dia yang telah membuat bintang kartika dan
bintang belantik, yang mengubah kekelaman menjadi pagi dan yang membuat siang gelap
seperti malam; Dia yang memanggil air laut dan mencurahkannya ke atas permukaan
bumi – TUHAN itulah nama-Nya. 9 Dia yang menimpakan kebinasaan atas yang kuat,
sehingga kebinasaan datang atas tempat yang berkubu. 10 Mereka benci kepada yang
memberi teguran di pintu gerbang, dan mereka keji kepada yang berkata dengan tulus
ikhlas. 11 Sebab itu, sebab kamu menginjak-injak orang yang lemah dan mengambil pajak
gandum dari padanya, – sekalipun kamu telah mendirikan rumah-rumah dari batu pahat,
kamu tidak akan mendiaminya; sekalipun kamu telah membuat kebun anggur yang indah,
kamu tidak akan minum anggurnya. 12 Sebab Aku tahu, bahwa perbuatanmu yang jahat
banyak dan dosamu berjumlah besar, hai kamu yang menjadikan orang benar terjepit,
762
yang menerima uang suap dan yang mengesampingkan orang miskin di pintu gerbang. 13
Sebab itu orang yang berakal budi akan berdiam diri pada waktu itu, sebab waktu itu
yaitu waktu yang jahat. 14 Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup;
dengan demikian TUHAN, Tuhan semesta alam, akan menyertai kamu, seperti yang kamu
katakan. 15 Bencilah yang jahat dan cintailah yang baik; dan tegakkanlah keadilan di pintu
gerbang; mungkin TUHAN, Tuhan semesta alam, akan mengasihani sisa-sisa keturunan
Yusuf.
Ini yaitu sebuah pesan dari Tuhan kepada kaum Israel, yang mana,
I. Mereka diberi tahu tentang kesalahan mereka, supaya mereka dapat melihat
kesempatan untuk bertobat dan mereformasi diri. Juga, supaya saat mereka
dipanggil untuk kembali, mereka tidak perlu bertanya, Dengan cara
bagaimanakah kami harus kembali?
1. Tuhan memberi tahu mereka, secara umum (ay. 12), “Sebab Aku tahu,
bahwa perbuatanmu yang jahat banyak dan dosamu berjumlah besar.
Dan engkau akan dibuat mengetahuinya.” saat kita merenungkan
dosa-dosa kita dengan penuh sesal, kita harus mempertimbangkan,
seperti Tuhan saat menghakimi Israel, dan seperti yang akan diperbuat-
Nya pada hari penghakiman besar itu,
(1) Bahwa dosa-dosa kita sangatlah banyak. Perbuatan kita yang jahat
banyak, berbagai macam dosa dan sering diulangi. O betapa banyak
pikiran yang sia-sia dan keji berdiam dalam diri kita! Betapa banyak
perkataan yang gila, bodoh dan jahat yang telah diucapkan oleh kita!
Dalam berbagai bentuk kita turuti dan puaskan segala nafsu hasrat
kita yang bejat! Dan betapa banyak kita melalaikan dan lalai dalam
kewajiban kita. Siapakah yang dapat memahami kesalahannya?
Siapakah yang dapat memberi tahu berapa sering dia melakukan
pelanggaran? Tuhan tahu berapa banyak, berapa banyak persisnya,
perbuatan jahat kita. Tidak ada satu pun yang luput dari
pengawasan-Nya. Kita tahu bahwa dosa-dosa kita banyak tidak
terbilang. Lebih banyak dari rambut di kepala kita. Dan kita punya
alasan untuk melihat bahaya apa yang telah kita timpakan ke atas
diri sendiri dan betapa banyak pekerjaan yang harus kita lakukan
untuk bertobat, oleh perbuatan jahat kita yang banyak, oleh
banyaknya dosa kita yang tidak terbilang yang terjadi setiap hari.
(2) Bahwa beberapa dari dosa kita itu sangat keji. Dosa yang berjumlah
besar dan jahat. Dosa-dosa yang luar biasa jahat, yang diperbuat
dengan sengaja dan berani. Dosa-dosa ini melawan terang alam,
kejahatan yang mencolok, sangat kuat sampai mengalahkan
keyakinan kita dan menarik hukuman ke atas diri kita.
Kitab Amos 5:1-3
763
2. Tuhan memerinci beberapa dari dosa besar ini.
(1) Mereka merusakkan ibadah penyembahan kepada Tuhan dan
menyembah kepada berhala. Hal ini tersirat pada ayat 5. Mereka
mencari Betel, di mana salah satu dari patung lembu emas berada.
Mereka sering ke Gilgal, tempat yang mereka pilih untuk mendirikan
berhala, sebab tempat itu terkenal di masa Yosua dengan banyak
penampakan ajaib Tuhan kepada dan bagi umat-Nya. Bersyeba juga,
sebuah tempat yang dahulunya terkenal di masa bapa-bapa leluhur,
kini dipakai sebagai tempat berhala, seperti yang kita temukan juga
di pasal 8:14. Dan ke sana mereka menyeberang, kendati tempat itu
berada jauh dari Israel, di tanah Yehuda. Kini, jsesudah dengan
memalukan pergi bersundal dari Tuhan , tak diragukan lagi mereka
seharusnya merasa prihatin untuk kembali kepada Dia.
(2) Mereka menyimpangkan keadilan di antara mereka sendiri (ay. 7):
“Engkau mengubah keadilan menjadi ipuh, yaitu engkau membuat
pelaksanaan keadilan menjadi pahit dan memuakkan, dan sangat
tidak menyenangkan bagi Tuhan dan manusia.” Buah telah menjadi
sebuah belukar, belukar di kebun. sebab seperti tidak ada yang
lebih terhormat, tidak ada yang lebih berharga, dibandingkan keadilan
yang dijalankan dengan semestinya, demikian pula tidak ada yang
lebih menyakitkan, tidak ada yang lebih keji, dibandingkan dengan
sengaja melakukan kejahatan dengan berpura-pura berbuat baik.
Corruptio optimi est pessima – Yang terbaik, saat dirusakkan,
menjadi yang terburuk. “Engkau mengempaskan kebenaran ke tanah,
seakan-akan orang yang berbuat salah hanya bertanggung jawab
kepada Tuhan sorgawi saja, dan tidak kepada penguasa dan hakim-
hakim di bumi.” Demikianlah hal itu seperti sebelum air bah, saat
bumi dipenuhi dengan kekerasan.
(3) Mereka menindas orang miskin dan menjadikannya lebih miskin.
Mereka menginjak-injak orang yang lemah (ay. 11), melangkahi
mereka, menerjang mereka, menjadikan mereka tumpuan kaki.
Mereka berbuat semena-mena dan biadab terhadap yang tidak
mampu melawan dan hanya pasrah saja. Mereka tidak peduli betapa
malu dan menderitanya orang-orang yang mereka perlakukan
dengan jahat itu, padahal mereka hanya orang miskin dan tidak ada
keuntungan yang diperoleh dari mereka. Para hakim tidak memiliki
tujuan selain untuk memperkaya diri. Dan sebab nya mereka
mengambil pajak gandum dari orang miskin, dengan kekerasan atau
ancaman, entah dengan cara suap atau pinjaman dengan bunga
764
tinggi. Orang miskin tidak punya jalan lain untuk menyelamatkan
diri dari diinjak-injak, dan dicampakkan ke tanah, oleh mereka,
selain dengan mempersembahkan kepada mereka muatan gandum
yang menjadi topangan hidup keluarga. Orang miskin dipaksa untuk
melakukannya. Mereka mengambil dari orang miskin utang gandum,
demikian yang dibaca oleh sebagian penafsir. Utang gandum itu
dibenarkan, namun mereka menuntutnya dengan keras dari orang-
orang yang tidak dimampukan oleh penyelenggaraan Tuhan untuk
membayarnya, seperti di dalam Kitab Nehemia 5:2, 5. Dalam
menuntut dan meminta kembali bahkan sejumlah utang pun kita
harus berhati-hati supaya jangan sampai bertindak tidak adil dan
tidak bermurah hati. Dosa penindasan ini kembali didakwakan (ay.
12): Hai kamu yang menjadikan orang benar terjepit, dengan
mengubah ujung hukum dan ujung pedang keadilan melawan
mereka yang tak bersalah dan berdiam diri di negeri. Mereka mem-
benci orang-orang sebab hidup orang-orang itu lebih benar
dibandingkan mereka, dan sebab orang yang menjauhi kejahatan men-
jadikan diri mangsa bagi mereka. Mereka menerima suap dari orang
kaya untuk melindungi orang kaya dalam menindas orang miskin,
sehingga barang siapa memiliki uang, penghakiman akan
berpihak kepadanya, sekalipun perkaranya tidak benar. Maka
mereka mengesampingkan orang miskin di pintu gerbang, di sidang
pengadilan, dari hak mereka. saat orang miskin menuntut hak
mereka, mereka tidak bisa menyuap hakim, atau mereka begitu jujur
sehingga tidak mau memberi suap. Dan meskipun sangat jelas
perkara mereka itu benar, namun mereka ditolak dan diberi putusan
hukuman yang tidak adil. Sebab itu orang yang berakal budi akan
berdiam diri pada waktu itu (ay. 13). Orang akan menganggap bijak
untuk berdiam diri saja, saat mereka diperlakukan salah dan
dilukai, dan tidak usah mengeluh kepada para pejabat, sebab tidak
ada gunanya. Mereka tetap tidak akan mendapatkan keadilan.
(4) Para penguasa dan hakim-hakim Israel itu yaitu para penganiaya
kejam terhadap para pelayan dan umat Tuhan yang setia (ay. 10). Hati
mereka begitu sarat dengan rancangan untuk berbuat jahat sehingga
tidak tahan ditegur,
[1] Oleh pelayanan firman, oleh pembacaan dan penjelasan hukum
Taurat, dan oleh pesan-pesan yang disampaikan nabi-nabi
kepada mereka di dalam nama TUHAN. Mereka benci kepada
yang memberi teguran di pintu gerbang, di pintu gerbang rumah
Kitab Amos 5:1-3
765
TUHAN, atau di dalam sidang pengadilan, atau di tempat-tempat
pertemuan, di mana Hikmat mengangkat suaranya (Ams. 1:21).
Penegur di pintu gerbang yaitu penegur resmi. Mereka ini
dibenci, dianggap sebagai musuh sebab mereka berkata dengan
tulus ikhlas, seperti Ahab membenci Mikha. Mereka tidak hanya
menghina, namun juga memusuhi, dan berupaya untuk berbuat
jahat terhadap para penegur itu. Orang yang membenci teguran
mencintai kehancuran.
[2] Oleh perilaku sesama mereka yang jujur. Kendati segala sesuatu
umumnya sangat buruk, namun ada beberapa di antara orang
Israel yang berkata benar, berkata dengan tulus ikhlas dengan
penuh kesadaran hati nurani akan apa yang mereka katakan.
Dan, seperti halnya perilaku mereka itu menjadi pujian bagi
mereka, demikian pula ia menjadi aib bagi yang berkata dusta.
Perkataan jujur mereka menghukum orang yang berkata dusta
itu, seperti iman Nuh menghukum ketidakpercayaan dunia lama,
dan sebab itulah mereka membenci orang benar. Mereka yaitu
musuh bebuyutan terhadap yang namanya kejujuran sehingga
mereka tidak dapat tahan melihat seorang yang jujur. Semua
orang yang memiliki rasa kepentingan bersama mengenai ke-
manusiaan akan mencintai dan menghargai orang yang
berbicara benar, sebab kebenaran yaitu ikatan umat manusia.
Betapa dalamnya kebodohan dan kegilaan orang-orang yang
jsesudah membuang semua pemikiran dan rasa keadilan dari hati
mereka, mau membuangnya juga dari dunia ini. Dengan
demikian mereka menempatkan umat manusia ke dalam perang,
sebab mereka membenci orang yang berkata dengan tulus ikhlas!,
sehingga mengakibatkan orang yang berakal budi akan berdiam
diri pada waktu itu (ay. 13). Nabi-nabi pun tidak dapat dan tidak
berani, mereka hanya diam saja. Dorongan dalam diri mereka
tidak akan memungkinkan mereka untuk bertindak dengan hati-
hati. Mereka harus berseru dengan keras, dan tidak
menyayangkan. Namun, seperti halnya orang-orang baik dan
bijak lainnya, mereka akan berdiam diri saja, dan memandang
baik atas perbuatannya, sebab ini waktu itu yaitu waktu yang
jahat.
Pertama, mereka melihat bahwa akan berbahaya untuk
mengeluh, sehingga lebih baik diam. Di waktu yang jahat ini
orang benar akan diperdaya. Dengan tuduhan palsu dan hasutan,
766
mereka dituduh berdosa di dalam suatu perkara (Yes. 29:21).
Dan oleh sebab itu orang yang berakal budi, yang cerdik seperti
ular, sebab mereka tidak tahu bila apa yang mereka katakan
dapat disalahartikan dan diputarbalikkan, maka lebih baik
berhati-hati untuk tidak berkata apa-apa, jangan sampai mereka
difitnah, sebab waktu itu yaitu waktu yang jahat. Perhatikan-
lah, selama waktu jahat, seperti orang yang baik
menyembunyikan diri, demikian pula mereka berdiam diri, dan
bijaklah mereka untuk berbuat demikian. Sedikit kata segera
diperbaiki. namun merupakan penghiburan mereka, bahwa
mereka dapat dengan bebas mencurahan isi hati mereka kepada
Tuhan saat mereka tidak tahu kepada siapa lagi mereka dapat
berbicara dengan dengan bebas.
Kedua, mereka menganggap percuma untuk menegur.
Mereka melihat luar biasanya kejahatan yang dilakukan,
sehingga bangkitlah semangat mereka, seperti Paulus di Atena.
namun mereka menganggap bijak untuk tidak bersaksi secara
terbuka terhadapnya, sebab tidak ada gunanya. Orang-orang itu
bergabung dengan berhala mereka. Biarkanlah mereka sendiri.
Janganlah ada orang mengadu, dan janganlah ada orang
menegor. Sebab hal itu hanyalah melemparkan mutiara kepada
babi. Orang yang hati-hati akan berkata kepada seorang penegur
yang berani, seperti Erasmus kepada Luther, “Abi in cellam, et
dic, Miserere mei, Domine – Masuklah ke bilikmu, dan
menangislah, Kasihanilah aku, O Tuhan!” Biarlah pelajaran dan
nasihat yang baik disimpan untuk orang yang lebih baik dan
waktu yang lebih baik. Ada waktu untuk berdiam diri dan
juga waktu untuk berbicara (Pkh. 3:7). Waktu yang jahat tidak
akan tahan dengan tindakan yang terus terang, orang yang jahat
tidak akan tahan. Dan orang-orang yang dibicarakan oleh sang
nabi di sini punya alasan untuk memandang diri jahat, sebab
orang yang baik dan bijaksana menganggapnya sia-sia untuk ber-
bicara kepada mereka dan takut berurusan dengan mereka.
II. Mereka diberi tahu akan bahaya yang mendatangi mereka dan hukuman apa
yang akan mereka terima sebab dosa-dosa mereka.
1. Tempat-tempat penyembahan berhala mereka yang pertama berada
dalam bahaya sebab dihancurkan (ay. 5). Gilgal, pusat penyembahan
berhala, pasti masuk ke dalam pembuangan, tidak hanya para
Kitab Amos 5:1-3
767
penduduknya, namun juga patung-patungnya, dan Betel, dengan patung
lembu emasnya akan lenyap. Musuh yang perkasa tidak akan bersusah
payah untuk mengalahkannya, begitu mudahnya untuk dijarah, dan
dihancurkan, begitu mudah semuanya untuk dihabiskan. Berhala selalu
sia-sia, dan akan lenyap, dan akan terbukti saat Tuhan hadir untuk
memusnahkan mereka.
2. Seluruh kerajaan Israel berada dalam bahaya dihancurkan bersama
berhala-berhalanya (ay. 6). Akan ada bahaya, jika engkau tidak mencari-
Nya pada waktunya, Ia akan memasuki keturunan Yusuf bagaikan api,
yang memakannya habis. Sebab Tuhan kita yaitu Hakim yang benar, api
yang menghanguskan, dan orang-orang Israel, para pembuat kejahatan
itu, menjadi jerami untuk dibakar di hadapan-Nya. Celakalah mereka
yang menjadikan diri sebagai bahan bakar bagi api murka Tuhan . Dan
tidak ada yang memadamkannya di Betel. Di sanalah berhala mereka
berada, bersama para imamnya. Ke sana mereka membawa korban-
korban persembahan mereka, dan ke sana mereka menaikkan doa-doa
mereka. namun Tuhan memberi tahu mereka bahwa saat api hukuman-
Nya menyala ke atas mereka, maka semua Tuhan yang mereka layani di
Betel tidak akan sanggup memadamkannya, tidak ada yang dapat me-
nyingkirkan hukuman-Nya, dan tidak akan ada kelegaan bagi siapa pun.
Seperti itulah orang-orang yang menjadikan sebuah berhala dunia akan
mendapatinya tidak mampu untuk melindungi mereka saat Tuhan
datang meminta pertanggungjawaban mereka atas penyembahan
berhala rohani mereka.
3. Apa yang mereka peroleh melalui penindasan dan pemerasan akan
diambil dari mereka (ay. 11): “Kamu telah mendirikan rumah-rumah dari
batu pahat, yang kamu sangka akan bertahan lama. namun kamu tidak
akan mendiaminya, sebab musuh-musuhmu akan merobohkannya, atau
merampasnya, atau membawa kamu sebagai tawanan. Kamu telah
membuat kebun anggur yang indah, telah berusaha bagaimana membuat-
nya menyenangkan, dan menjanjikan diri bahwa akan banyak
kesenangan saat berjalan-jalan di dalamnya nanti. namun engkau akan
dipaksa untuk berjalan pergi, dan tidak akan pernah minum anggurnya.”
Hukum Taurat telah bermurah hati menyediakan, bahwa jika seseorang
telah mendirikan rumah, atau membuat kebun anggur, maka ia bebas
untuk pulang dan tidak usah ikut berperang (Ul. 20:5-6). namun kini ada
kebutuhan sangat mendesak sehingga hal itu tidak diizinkan. Semua
orang harus pergi ke medan pertempuran, dan banyak orang yang baru-
baru ini sedang membangun dan menanam harus gugur di dalam
768
peperangan, dan tidak pernah menikmati apa yang telah mereka
usahakan. Apa yang didapat dengan cara yang tidak jujur mungkin tidak
akan lama dinikmati.
III. Orang Israel diberi tahu akan kewajiban mereka dan diberikan dorongan
besar untuk sungguh-sungguh melaksanakannya dengan alasan yang baik.
Kewajiban-kewajiban mereka itu yaitu berlaku saleh dan berbuat jujur,
bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Tuhan dan berlaku adil
terhadap sesama. Dan tiap kewajiban ini ditekankan kepada mereka dengan
alasan-alasan yang tepat supaya mereka melakukannya.
1. Mereka di sini dinasihati untuk tulus hati dan saleh dalam menghampiri
Tuhan (ay. 4). Tuhan berkata kepada kaum Israel, “Carilah Aku,” dan
dengan alasan yang baik, sebab bukankah suatu bangsa patut meminta
petunjuk kepada Tuhan nya? (Yes. 8:19). Ke mana lagi mereka harus pergi
selain kepada Pelindung mereka? Israel (Yakub – pen.) telah bergumul
melawan Tuhan dan menang, sebab itu hendaknya keturunannya juga
mencari TUHAN, seperti Israel, dan mereka harus demikian pula. Nah,
untuk itu, mereka harus melepaskan penyembahan berhala mereka.
Tuhan sesungguhnya tidak dapat dicari jika Ia tidak dicari secara khusus,
sebab Ia tidak ada tandingannya: “Carilah TUHAN, janganlah kamu
mencari Betel (ay. 5), jangan meminta nasihat kepada berhala atau
bertanya kepada mulut imam-imamnya di Betel. Janganlah mencari
patung lembu emas di sana untuk perlindungan, dan jangan pula mem-
persembahkan doa-doamu dan korban-korbanmu lagi di sana, atau di
Gilgal, sebab engkau meninggalkan belas kasihanmu sendiri jika engkau
melayani berhala kesia-siaan. namun carilah TUHAN (ay. 6, 8).
Bertanyalah kepada-Nya. Berusahalah mengetahui pikiran-Nya sebagai
aturan hidupmu, untuk mendapatkan perkenanan-Nya sebagai
kebahagiaanmu.” Untuk menegaskan nasihat ini kita diberi tahu untuk
mempertimbangkan,
(1) Apa yang akan kita dapatkan dengan mencari Tuhan . Itu demi hidup
kita. Kita akan menemukan Dia dan akan berbahagia di dalam Dia.
Demikianlah Ia sendiri memberi tahu mereka (ay. 4): Carilah Aku,
maka kamu akan hidup! Orang yang mencari Tuhan -Tuhan yang binasa
akan binasa bersama mereka (ay. 5), namun mereka yang mencari
Tuhan yang hidup akan hidup bersama Dia: “Engkau akan dilepaskan
dari hukuman membinasakan yang mengancam engkau. Bangsamu
akan hidup dan pulih dari duka nestapa yang menimpamu. Jiwamu
Kitab Amos 5:1-3
769
akan hidup. Engkau akan dikuduskan dan dihiburkan, dan diberkati
untuk selamanya. Kamu akan hidup.”
(2) Tuhan seperti apa Ia yang kita cari (ay. 8-9).
[1] Ia yaitu Tuhan yang Mahakuasa. Semua berhala yaitu benda-
benda yang tidak berdaya, tidak dapat melakukan yang baik
maupun yang jahat, dan sebab itu bodohlah untuk merasa takut
atau percaya kepada mereka. namun Tuhan Israel melakukan
segala sesuatu dan dapat melakukan apa saja, dan sebab nya kita
harus mencari Dia. Ia menuntut hormat kita, sebab Ia memiliki
segala kuasa di tangan-Nya, dan sebab itu kita harus
mendapatkan Ia di pihak kita demi kebaikan kita. Berbagai bukti
dan contoh diberikan di sini tentang kuasa Tuhan , sebagai
Pencipta, di dalam kerajaan alam semesta, sebagai yang
mengadakan dan memerintah kerajaan ini (bdk. 4:13).
Pertama, bintang-bintang yaitu pekerjaan tangan-Nya.
Bintang-bintang yang disembah oleh bangsa-bangsa lain (ay. 26),
dewa bintangmu, bintang-bintang itu yaitu ciptaan dan hamba-
hamba Tuhan . Ia membuat bintang kartika dan bintang belantik,
dua gugus bintang yang sangat luar biasa, yang Amos, seorang
peternak domba, sementara dia menjaga ternaknya di waktu ma-
lam namun juga memperhatikan secara khusus gugusan-gugusan
bintang ini . Pada awalnya Ia membuat bintang-bintang dan
Ia tetap menjadikannya seperti apa adanya mereka bagi bumi ini,
untuk mengikat dan melepaskan pengaruh yang indah dari
Kartika dan Belantik, dua gugus bintang yang disebut di sini (Lih.
Ayb 38:31; 9:9). Ayat-ayat yang sepertinya dirujuk oleh Amos di
sini, untuk mengingatkan orang Israel akan apa yang sudah
diketahui akan kemuliaan Tuhan sejak dahulu kala sebelum
mereka dipanggil sebagai Tuhan Israel.
Kedua, pergantian yang tetap antara siang dan malam ada di
bawah petunjuk-Nya, dan dijaga oleh kuasa dan
penyelenggaraan-Nya. Ia-lah yang mengubah kekelaman atau
malam (yang gelap seperti bayang-bayang maut) menjadi pagi
dengan menerbitkan matahari, dan dengan menjadikan matahari
terbenam, membuat siang gelap seperti malam. Dan kuasa yang
sama dapat, bagi para petobat yang merendahkan diri, dengan
mudah mengubah kesusahan dan kesengsaraan menjadi kesejah-
teraan dan sukacita, namun juga sama mudahnya dapat
770
mengubah kesejahteraan orang-orang berdosa menjadi
kegelapan, menjadi kekelaman.
Ketiga, hujan turun dan berhenti seperti yang dikehendaki-
Nya. Ia memanggil air laut, darinya Ia menarik uap ke atas
dengan panas matahari, yang berkumpul menjadi awan, dan
mencurahkannya ke atas permukaan bumi, untuk mengairinya
dan membuatnya subur. Inilah belas kasihan yang ditahan dari
mereka (4:7). Dan sebab nya kepada siapa lagi mereka harus
berharap selain kepada Dia yang memiliki kuasa untuk mem-
berikannya? Sebab kesia-siaan bangsa-bangsa tidak dapat
menurunkan hujan, dan langit sendiri pun tidak dapat memberi
hujan lebat (Yer. 14:22). Tuh