• coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

  • kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label daniel obaja 24. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label daniel obaja 24. Tampilkan semua postingan

daniel obaja 24

 


an  -lah yang telah membuat semuanya 

ini. TUHAN itulah nama-Nya, nama yang olehnya Tuhan   alam 

semesta, Tuhan   seluruh bumi, telah memperkenalkan diri kepada 

umat-Nya Israel dan mengikat kovenan dengan mereka.  

[2] Sebagaimana Ia yaitu  Tuhan   yang Mahakuasa, demikianlah Ia 

memberi  kekuatan kepada umat-Nya yang mencari Dia, dan 

memperbarui kekuatan mereka yang telah kehilangan daya, jika 

mereka menantikan-Nya. Sebab (ay. 9) Ia menimpakan 

kebinasaan atas yang kuat sedemikian rupa sehingga kebinasaan 

datang ke atas yang berkubu dan dengan hebat menyerang 

orang-orang yang menjarah mereka. Inilah dorongan semangat 

bagi umat untuk mencari TUHAN, yaitu bahwa, jika mereka 

mencari Dia, mereka akan menemukan Dia berkuasa memulihkan 

persoalan mereka saat mereka terpuruk dalam-dalam. Kendati 

mereka tersudut dan musuh mereka kuat, namun jika mereka 

dapat menarik Tuhan   di pihak mereka, maka mereka segera akan 

kuat kembali hingga bukan hanya berbalik menjadi penyerang, 

melainkan juga penakluk. Mereka datang atas tempat yang 

berkubu, mengadakan pembalasan dan menjadi tuan atas 

mereka.  

2. Orang Israel di sini dinasihati untuk berlaku jujur dan adil dalam urusan 

mereka dengan sesama (ay. 14-15), amatilah di mana,  

(1) Tugas panggilan yang dikehendaki dari mereka: Carilah yang baik 

dan jangan yang jahat. Bencilah yang jahat dan cintailah yang baik; 

dan tegakkanlah keadilan di pintu gerbang. Tegakkanlah keadilan 

kembali di sana, sebab  hal itu telah lenyap (ay. 7). Perhatikanlah, 

segala sesuatu tidaklah seburuk yang disangka, semuanya masih 

Kitab Amos 5:1-3 

 

771 

dapat diperbaiki jika jalan yang benar ditempuh. Janganlah putus 

asa, segala keluhan masih dapat diatasi dan penyimpangan 

diperbaiki. Keadilan masih dapat menang di tempat ketidakadilan 

merajalela. Untuk melakukan semuanya ini, yang baik harus dicintai 

dan dicari, yang jahat harus dibenci dan tidak lagi dicari. Kita harus 

mencintai prinsip-prinsip hidup yang baik dan berpegang 

kepadanya, senang berbuat baik dan berlimpah dalam 

melakukannya, mencintai orang-orang baik, dan menyukai 

percakapan yang baik, serta kewajiban-kewajiban yang baik. Dan, 

apa pun yang baik yang kita lakukan, kita harus melakukannya 

berdasar  kasih, melakukannya sebab  pilihan dan dengan 

sukacita. Orang-orang yang mencintai yang baik akan mencarinya, 

akan berusaha melakukan semua yang baik semampu mereka, 

mencari kesempatan untuk melakukannya, dan berusaha 

melakukannya hingga puncak kekuatan mereka. Mereka juga akan 

membenci yang jahat, membenci pikiran untuk melakukan hal yang 

tidak benar, dan menjauhi segala macam kejahatan. Sia-sia kita ber-

usaha mencari Tuhan   dalam ibadah kita, jika kita tidak mencari yang 

baik dalam seluruh tindakan kita.  

(2) Alasan-alasan mengapa kita harus mencari dan melakukan yang baik,  

[1] Ini yaitu  jalan yang pasti untuk berbahagia dan memiliki hadirat 

Tuhan   selalu bersama kita: “Carilah yang baik dan jangan yang 

jahat, supaya kamu hidup, dapat luput dari hukuman yang jahat 

yang telah engkau cari dan cintai (kebenaran menyelamatkan 

orang dari maut), sehingga kamu dapat beroleh perkenanan 

Tuhan  , yang yaitu  hidupmu, yang lebih baik dibandingkan  hidup itu 

sendiri. Juga, supaya kamu dapat beroleh penghiburan dan dapat 

hidup untuk tujuan yang baik. Kamu akan hidup, sebab dengan 

demikian TUHAN, Tuhan   semesta alam, akan menyertai kamu dan 

menjadi hidupmu.” Perhatikanlah, orang-orang yang tetap 

menjalankan kewajiban ibadah mereka akan memiliki hadirat 

Tuhan   bersama mereka, sebagai Tuhan   semesta alam, Tuhan   yang 

Mahakuasa. “Ia akan menyertaimu seperti yang kamu katakan, 

yaitu, saat  engkau memuliakan-Nya. Kamu benar-benar akan 

beroleh penyertaan-Nya, yang selama ini tidak kamu peroleh 

namun  membual seolah-olah kamu memperolehnya, padahal 

kamu terus berjalan dalam kejahatan.” Orang-orang yang 

sungguh-sungguh bertobat dan mereformasi diri akan 

menikmati penghiburan yang sebelumnya hanya mereka nikmati 


 

772 

saja dalam khayalan. Atau, “Sebagaimana yang engkau doakan 

saat  engkau mencari Tuhan  . Hidupilah doamu dan kamu akan 

mendapatkan apa yang kamu doakan.”  

[2] Inilah cara yang paling mungkin untuk membuat bangsa Israel 

berbahagia: “jika  kamu mencari dan mencintai apa yang baik, 

kamu ikut membantu menyelamatkan negeri dari kehancuran.” 

Mungkin TUHAN, Tuhan   semesta alam, akan mengasihani sisa-sisa 

keturunan Yusuf. Kendati hanya ada suatu sisa yang tertinggal, 

namun, jika Tuhan   mengasihani yang kaum yang tersisa ini , 

maka mereka akan bangkit menjadi suatu bangsa yang besar 

kembali. Dan jika beberapa di antara mereka berpaling dari dosa, 

terutama jika hukuman ditegakkan di pintu gerbang, kendati kita 

tidak dapat pasti, namun ada kemungkinan besar bahwa urusan 

umum akan memperoleh suatu titik balik yang baru dan bahagia, 

dan segala sesuatu akan diperbaiki jika manusia memperbaiki 

hidup mereka. Janji-janji lahiriah dibuat dengan suatu mungkin.  

Dan baiklah kita menaikkan doa-doa kita selaras dengan itu. 

Ancaman dan Teguran  

(5:16-20) 

16 Sesungguhnya, beginilah firman TUHAN, Tuhan   semesta alam, Tuhanku: “Di segala tanah 

lapang akan ada ratapan dan di segala lorong orang akan berkata: Wahai! Wahai! Petani 

dipanggil untuk berkabung dan orang-orang yang pandai meratap untuk mengadakan 

ratapan. 17 Dan di segala kebun anggur akan ada ratapan, jika  Aku berjalan dari 

tengah-tengahmu,” firman TUHAN. 18 Celakalah mereka yang menginginkan hari TUHAN! 

Apakah gunanya hari TUHAN itu bagimu? Hari itu kegelapan, bukan terang! 19 Seperti 

seseorang yang lari terhadap singa, seekor beruang mendatangi dia, dan saat  ia sampai 

ke rumah, bertopang dengan tangannya ke dinding, seekor ular memagut dia! 20 

Bukankah hari TUHAN itu kegelapan dan bukan terang, kelam kabut dan tidak bercahaya? 

Inilah,  

I. Sebuah ancaman yang sangat mengerikan akan kehancuran yang sedang 

mendekat (ay. 16-17). sebab  orang Israel tidak mau mengambil jalan yang 

benar untuk mendapatkan perkenan Tuhan  , maka Tuhan   akan mengambil jalan 

yang pasti membuat mereka merasakan beratnya murka-Nya. Ancaman 

diperkenalkan dengan perkataan yang luar biasa, untuk membuat mereka 

terkejut. Itu bukan perkataan dari sang nabi saja (jika demikian, 

perkataannya diremehkan), melainkan firman dari TUHAN Tuhan  , yang 

memiliki wujud kekal tidak terbatas. Ia itu Tuhan   semesta alam, yang memiliki 

kuasa tidak terbatas dan tidak tertahankan, dan Ia itu Adonai, TUHAN, yang 

Kitab Amos 5:1-3 

 

773 

memiliki kedaulatan mutlak yang tidak tertandingi, dan memiliki kekuasaan 

atas segala sesuatu. Ia-lah yang mengatakannya, yang dapat dan akan 

mewujudkan perkataan-Nya, dan Ia telah berkata,  

1. Bahwa tanah Israel akan dibuat berkabung, sungguh-sungguh 

berkabung, bahwa semua tempat akan dipenuhi dengan ratapan sebab  

bencana yang akan menimpa mereka. Lihatlah ke dalam kota-kota, di 

segala tanah lapang akan ada ratapan, di jalan-jalan besar, di lorong-

lorong. Lihatlah ke dalam negeri, orang akan berkata: Wahai! Wahai! 

Habislah kita! Begitu hebat ratapan itu hingga tidak terbatas di dalam 

rumah-rumah saja, atau dalam batas-batas kepatutan saja, melainkan 

akan diberitakan di jalan-jalan dan di lorong-lorong, dan menjadi liar. 

Para petani akan dipanggil dari pekerjaan membajak oleh sebab  

bencana negerinya untuk ikut berkabung. Dan, sebab  orang-orang yang 

ikut berkabung tidaklah ahli dalam meratap, maka mereka dipanggil 

untuk berpura-pura meratap, untuk mendukung ratapan para peratap 

yang pandai. Bahkan di seluruh kebun anggur, yang biasanya hanya ada 

kegembiraan dan kesenangan, akan ada suara lolongan, saat  suatu ke-

kuatan asing menyerbu negeri, dan meluluhlantakkan segala sesuatu, 

tanpa ada perlawanan sedikit pun, dan tidak ada senjata selain doa dan 

air mata.  

2. Bahwa tanah Israel akan dibawa kepada kehancuran, dan kehancuran 

yang semakin menjadi-jadi yang menjadi alasan dari segala ratapan ini: 

Aku berjalan dari tengah-tengahmu, seperti malaikat pembinasa yang 

berjalan melewati seluruh negeri Mesir untuk membunuh anak-anak 

sulung, namun  melewati rumah-rumah orang Israel. Hukuman Tuhan   

sering melewati mereka, namun  sekarang hukuman-Nya akan 

mendatangi mereka, akan menghancurkan mereka.  

II. Teguran yang keras dan adil bagi mereka yang memandang rendah ancaman 

ini, dan yang dengan kurang ajar mengajukan tantangan terhadap keadilan 

Tuhan   dan hukuman-Nya (ay. 18). Celakalah engkau yang menantikan hari 

TUHAN, yang sungguh-sungguh berharap akan waktu peperangan dan 

kekacauan, seperti yang dilakukan beberapa orang yang memiliki roh yang 

terus bergolak dan merindukan macam-macam perubahan, atau yang 

memilih untuk memancing di air yang keruh, berharap untuk mengangkat 

keluarga mereka di atas kehancuran negeri mereka. namun  sang nabi 

memberi tahu mereka, bahwa kehancuran ini akan sedemikian hebatnya 

hingga tak seorang pun akan lolos. Atau hal ini disampaikan kepada orang-

orang yang, dalam ratapan dan perkabungan mereka atas bencana yang 


 

774 

mereka alami, ingin mati saja supaya terbebas dari kesengsaraan mereka, 

seperti yang dialami Ayub. namun  sang nabi menunjukkan kepada mereka 

kebodohan harapan ini. Tidak tahukah mereka, kematian seperti apa yang 

akan dialami orang yang tidak bersiap untuk itu? Bahwa kematian mereka 

akan lebih mengerikan dari apa saja yang dapat menimpa mereka dalam 

hidup ini? Atau lebih tepatnya, hal ini disampaikan kepada mereka yang 

mengolok-olok hari TUHAN itu, yang disampaikan oleh sang nabi dengan 

begitu sungguh-sungguh. Mereka menantikannya, yaitu mereka menantang-

nya. Mereka berkata, biarlah Tuhan   melakukan yang terburuk. Baiklah Tuhan   

lekas-lekas dan cepat-cepat melakukan tindakan-Nya (Yes. 5:19). Di manakah 

janji tentang kedatangan-Nya? (2Ptr. 3:4). Ini artinya,  

1. Mereka tidak mempercayainya. Mereka berkata, mereka berharap hari 

itu akan datang, sebab  mereka tidak percaya hal itu akan benar-benar 

datang. Mereka tidak mempercayainya kecuali mereka melihatnya.  

2. Mereka tidak takut dengan hari itu. Meskipun mereka agak percaya akan 

kebenarannya, namun mereka tidak mempedulikannya, sehingga sama 

sekali tidak menyadari bahayanya. Bukannya tergugah untuk takut, 

mereka malah menginginkannya untuk mengetahui seperti apa hari itu. 

Untuk menaggapi semua ini,  

(1) Sang nabi menunjukkan kebodohan orang-orang yang dengan 

lancang mengingini hukuman Tuhan   dan menjadikan kengerian 

TUHAN sebagai suatu gurauan: “Apakah gunanya itu bagi kamu 

bahwa hari TUHAN akan datang? Kamu akan mendapati hari itu 

pasti datang dan menyedihkan. Jangan mengolok-olok hari itu, 

sebab  hari itu bukanlah sesuatu untuk dipertanyakan apakah akan 

datang atau tidak. Jangan pula mengabaikannya, sebab  ia benar-be-

nar datang. Hari itu kegelapan, bukan terang (ay. 18). Bukankah hari 

TUHAN itu kegelapan? (ay. 20). Tidakkah hati nuranimu memberi 

tahu bahwa hari itu yaitu  demikian, bahwa hari itu bukan 

terang, dan kelam kabut dan tidak bercahaya?” Perhatikanlah, hari 

TUHAN akan menjadi suatu kegelapan, suram dan redup bagi semua 

orang berdosa yang tidak bertobat. Hari penghakiman akan menjadi 

demikian, terkadang menjadi hari masalah mereka sekarang ini. Dan, 

saat  Tuhan   membuat suatu hari menjadi gelap, maka seisi dunia 

pun tidak dapat menjadikannya terang.  

(2) Sang nabi menunjukkan kebodohan orang-orang yang dengan tidak 

sabar mengharapkan suatu perubahan terjadi pada hukuman Tuhan  , 

dengan harapan hukuman selanjutnya akan lebih baik dan lebih 

Kitab Amos 5:1-3 

 

775 

ringan. Mereka menginginkan hari TUHAN, dengan harapan bagi 

kebaikan diri sendiri (kendati hati dan hidup mereka tidak diper-

baiki), atau, paling tidak untuk mengetahui bila yang terburuk akan 

datang. Namun sang nabi memberi tahu, bahwa mereka tidak tahu 

apa yang mereka minta (ay. 19). Harapan mereka itu seperti 

seseorang yang lari terhadap singa, seekor beruang mendatangi dia,  

seekor binatang pemangsa yang lebih buas dan lebih kelaparan 

dibandingkan  seekor singa, atau seperti seseorang, yang ingin lari dari 

semua bahaya di luar, masuk ke dalam rumah untuk mencari 

keamanan, dan bertopang dengan tangannya ke dinding untuk 

beristirahat, namun  di sana seekor ular memagut dia. Perhatikanlah, 

orang-orang yang tidak direformasi oleh berbagai hukuman Tuhan   

akan dikejar oleh hukuman-hukuman itu. Dan jika mereka luput dari 

yang satu, yang lain siap untuk menangkap mereka. Ketakutan, 

pelubang, dan jerat mengelilingi mereka (Yes. 24:17-18). sebab  itu 

sungguh gila untuk menentang hari TUHAN. 

Perayaan Ibadah Munafik Ditolak;  

Ancaman Hukuman  

(5:21-27) 

21 “Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada 

perkumpulan rayamu. 22 Sungguh, jika  kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-

korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban 

keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang. 23 Jauhkanlah dari 

pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar. 24 

namun  biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang 

selalu mengalir.” 25 “Apakah kamu mempersembahkan kepada-Ku korban sembelihan dan 

korban sajian, selama empat puluh tahun di padang gurun itu, hai kaum Israel? 26 Kamu 

akan mengangkut Sakut, rajamu, dan Kewan, dewa bintangmu, patung-patungmu yang 

telah kamu buat bagimu itu, 27 dan Aku akan membawa kamu ke dalam pembuangan jauh 

ke seberang Damsyik,” firman TUHAN, yang nama-Nya Tuhan   semesta alam. 

Maksud ayat-ayat ini yaitu  untuk menunjukkan betapa Tuhan   tidak menghargai 

pertunjukan kesalehan mereka, malah sebaliknya, betapa Ia sangat 

membencinya, sementara mereka terus di dalam dosa-dosa mereka. Amatilah,  

I. Betapa tidak menyenangkan, bahkan, betapa menjijikkan semua upacara 

ibadah palsu mereka kepada Tuhan  . Mereka mengadakan hari-hari raya di 

Betel, untuk meniru yang ada di Yerusalem, dengan berpura-pura bersukaria 

di hadapan Tuhan  . Mereka mengadakan perkumpulan raya untuk beribadah, 

di mana mereka berlaku seolah-olah datang kepada-Nya seperti rakyat 


 

776 

berkerumun dan duduk di hadapan-Nya sebagai umat-Nya. Mereka memper-

sembahkan kepada Tuhan   korban bakaran, untuk menghormati Tuhan  , 

bersama dengan korban sajian yang oleh hukum harus dipersembahkan 

bersama-sama. Mereka mempersembahkan korban keselamatan, untuk 

memohon perkenan Tuhan  , dan mereka mempersembahkan ternak yang 

tambun yang mereka miliki (ay. 21-22). Sebagai tiruan kepada musik di Bait 

Suci, mereka mengadakan keramaian nyanyian-nyanyian dan lagu 

gambus (ay. 23), musik vokal dan instrumen, yang dengannya mereka 

memuji Tuhan  . Dengan pelayanan ini mereka berharap agar Tuhan   berkenan 

mengampuni dosa-dosa yang mereka perbuat, dan untuk memperoleh restu 

melanjutkan hidup di dalam dosa. Oleh sebab  itu, mereka begitu jauh dari 

diterima oleh Tuhan   sehingga malah dibenci. Ia membenci, Ia menghinakan 

perayaan mereka, tidak hanya menghinakan mereka sebagai ibadah yang 

tidak berguna bagi Dia, namun  malah membencinya sebagai suatu 

penghinaan dan hasutan bagi-Nya, seperti kita membenci orang-orang yang 

berpura-pura terhadap kita, berpura-pura hormat kepada kita padahal 

sesungguhnya tidak demikian. Tidak ada yang lebih dibenci, lebih tercela, 

dibandingkan  kemunafikan. Siapa pagi-pagi sekali memberi selamat dengan suara 

nyaring, hal itu akan dianggap sebagai kutuk baginya, jika ternyata hatinya 

tidak demikian. Tuhan   tidak akan senang kepada perkumpulan raya mereka, 

sebab  di dalamnya tidak ada yang menyukakan hati-Nya, malah penghinaan 

besar. Korban-korban persembahan mereka bagi Dia tidaklah berbau harum 

seperti korban Nuh (Kej. 8:21). Ia tidak mau menerimanya. Ia tidak akan 

memandangnya, tidak akan memperhatikannya. Ia tidak akan mendengar 

lagu gambus mereka. Sebab, saat  dosa menambah suara sumbang di dalam 

harmoni, kedengarannya menyakitkan di telinga-Nya: “Jauhkanlah,” kata 

Tuhan  , “Aku tidak dapat tahan.” Nah, hal ini menyatakan,  

1. Bahwa korban persembahan itu sendiri tidak ada artinya bagi Tuhan   

dibandingkan dengan kewajiban moral. Mengasihi Tuhan   dan sesama 

yaitu  lebih baik dibandingkan  korban sembelihan.  

2. Bahwa korban persembahan orang fasik sungguh-sungguh merupakan 

suatu kekejian bagi-Nya (Ams. 15:8). Kesalehan yang pura-pura yaitu  

kejahatan yang berlipat ganda, sehingga sekiranya ada tempat di dalam 

neraka yang lebih panas dari yang lain, maka tempat itu akan menjadi 

bagian mereka.  

II. Apakah itu yang Tuhan   syaratkan agar korban-korban persembahan mereka 

dapat diterima oleh-Nya (ay. 24): Biarlah keadilan bergulung-gulung seperti 

air, di antara kamu, dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir, yaitu  

Kitab Amos 5:1-3 

 

777 

1. “Biarlah ada sebuah reformasi perilaku di antara kamu sekalian. Biarlah 

agama (hukuman Tuhan  ) dan kebenaran  menggugah hatimu sebagaimana 

seharusnya. Biarlah tanahmu diairi olehnya, dan membawa pergi segala 

kejahatan hati dan kecemaranmu. Biarlah agamamu meluap dan 

mengalir deras ke mana-mana.”  

2. “Secara khusus, biarlah keadilan dijalankan sebagaimana mestinya oleh 

para pejabat dan hakim. Janganlah alirannya dihentikan oleh 

keberpihakan dan suap, namun  biarlah keadilan itu mengalir dengan 

bebas dan lancar seperti air. Biarlah keadilan murni seperti air yang 

mengalir, tidak dikotori dengan lumpur korupsi atau apa pun yang 

menyimpangkan keadilan. Biarlah keadilan mengalir seperti aliran yang 

deras,  dan tidak membiarkan diri dihalangi atau alirannya dihambat, 

oleh ketakutan terhadap manusia. Biarlah semua orang mendapat jalan 

terbuka bebas kepadanya seperti aliran air untuk semua orang. Biarlah 

siapa saja beroleh manfaat dari aliran air keadilan itu seperti pohon, 

yang ditanam di tepi aliran air.” Dakwaan besar terhadap Israel 

yaitu  mengubah keadilan menjadi ipuh (ay. 7). Dalam hal ini sebab nya, 

mereka harus mereformasi diri (Za. 7:9). Inilah yang dikehendaki Tuhan   

lebih dibandingkan  korban-korban persembahan (Hos. 6:6; 1Sam. 15:22). 

III. Sangat sedikit Tuhan   menganggap penting hukum korban, kendati itu yaitu  

hukum-Nya sendiri, dibandingkan dengan aturan-aturan moral (ay. 25): 

“Apakah kamu mempersembahkan kepada-Ku korban sembelihan dan korban 

sajian, selama empat puluh tahun di padang gurun itu? Tidak.” Sebab bagian 

terbesar dari waktu itu korban sangat diabaikan, oleh sebab  keadaan 

mereka yang belum menetap. Sesudah tahun kedua, perayaan Paskah tidak 

dijalankan hingga mereka tiba di Kanaan. Dan semua ketetapan lainnya juga 

dihentikan. Namun, sebab  Tuhan   menghendaki belas kasihan dan bukan 

korban, maka Ia tidak pernah memperhitungkan pangabaian mereka itu 

sebagai kesalahan,  melainkan Ia terus memelihara dan berbuat baik kepada 

mereka. Bukan sebab  masalah korban persembahan, melainkan gerutu dan 

ketidakpercayaan orang Israel yang mengakibatkan Tuhan   murka terhadap 

mereka. Ia tetap mengakui umat-Nya itu, kendati mereka tidak 

mempersembahkan korban asalkan dalam hal-hal lain mereka tetap dekat 

dengan-Nya. Sebaliknya, Ia pasti tidak akan mengakui mereka lagi, kendati 

mereka mempersembahkan korban namun  dalam hal-hal lain mereka 

menjauh dari Dia. Korban-korban persembahan lahiriah boleh dikecualikan, 

namun  korban-korban persembahan rohani tidak dapat dikecualikan. Bahkan 

keadilan dan kejujuran tidak dapat menggantikan doa dan pujian, hati yang 


 

778 

remuk dan kasih akan Tuhan  . Stefanus mengutip nas ini (Kis. 7:42), untuk 

menunjukkan kepada orang-orang Yahudi bahwa mereka tidak harus 

menganggapnya aneh bahwa hukum upacara dicabut, sebab  sejak semula 

hukum itu memang dipandang lebih rendah. Bandingkan dengan Kitab 

Yeremia 7:22-23. 

IV. Betapa sedikit alasan yang mereka miliki untuk berharap bahwa korban-

korban mereka dapat diterima oleh Tuhan  , sementara mereka dan nenek 

moyang mereka telah lama kecanduan menyembah Tuhan  -Tuhan   lain. 

Demikianlah sebagian orang membaca ayat 25 sebagai: “Apakah engkau 

mempersembahkan korban kepada-Ku seorang? yaitu, hanya kepada-Ku? 

Tidak, dan sebab nya sama sekali tidak Aku terima.” Sebab hukum 

penyembahan kepada TUHAN Tuhan   kita yaitu  hanya Dia yang harus kita 

sembah. “namun  kamu mengangkut Sakut rajamu (ay. 26), kuil kecil yang 

engkau buat untuk kaubawa ke mana-mana, patung-patung kecil untuk 

khayalan pribadimu, saat  engkau tidak berani menyembahnya di depan 

umum. Kamu memiliki patung-patung Sakut, rajamu,” (mungkin mewakili 

matahari, yang menempatkan sang raja di antara benda-benda langit), “dan 

Kewan, atau Refan” (seperti yang disebut oleh Stefanus, Kis. 7:43), yang 

dianggap dan mewakili Saturnus, yang tertinggi dari tujuh planet. 

Penyembahan matahari, bulan, dan bintang-bintang, yaitu  penyembahan 

berhala yang paling kuno, paling umum, dan tampaknya paling masuk akal. 

Mereka membuat dewa bintang, suatu bintang tertentu yang mereka ambil 

sebagai dewa mereka, atau menggunakan namanya sebagai nama Tuhan   

mereka. Kepada semua berhala inilah bangsa Israel mengarahkan hatinya 

sejak semula (Ul. 4:19). Dan orang yang mengarahkan hatinya kepada Tuhan  -

Tuhan   palsu tidak dapat mengharapkan perkenan Tuhan   yang sejati. 

V. Hukuman yang hendak ditimpakan Tuhan   ke atas mereka sebab  tetap 

berkanjang dalam penyembahan berhala (ay. 27): Aku akan membawa kamu 

ke dalam pembuangan jauh ke seberang Damsyik. Mereka dibawa sebagai 

tawanan oleh Iblis ke dalam penyembahan berhala, dan sebab nya Tuhan   

menyebabkan mereka masuk dalam penawanan di antara para penyembah 

berhala, dan menyeret mereka ke dalam negeri asing, sebab  mereka begitu 

tergila-gila dengan Tuhan  -Tuhan   asing. Mereka dibawa jauh ke seberang 

Damsyik. Penawanan mereka oleh orang Asyur jauh lebih hebat dibandingkan  

yang dilakukan bangsa Aram. Sebab, jika hukuman yang lebih kecil tidak 

bekerja, maka Tuhan   akan mengirimkan yang lebih besar. Atau penawanan 

Israel di bawah Salmaneser jauh lebih hebat dibandingkan  penawanan ke 

Kitab Amos 5:1-3 

 

779 

Damsyik di bawah Tiglat-Pileser, jauh lebih menyedihkan dan 

menghancurkan, dan ini dinubuatkan dalam pasal 1:5. Sebab, saat  dosa-

dosa umat yang percaya kepada Tuhan   lebih besar dibandingkan  dosa-dosa orang 

lain, maka pastilah hukuman mereka akan lebih hebat lagi. Kita mendapati 

jarahan Damsyik dan Samaria dibawa bersama oleh raja Asyur (Yes. 8:4). 

Stefanus membacanya, Aku akan membawa kamu ke dalam pembuangan, 

sampai di seberang sana Babel (Kis. 7:43), lebih jauh dibandingkan  Yehuda akan 

dibawa, begitu jauh hingga tidak akan pernah kembali lagi. Dan, untuk 

membuat hukuman ini tampak lebih pasti dan lebih mengerikan, Ia yang 

menjatuhkan hukuman ini menyebut diri-Nya sendiri TUHAN, yang nama-

Nya Tuhan   semesta alam, dan yang sebab nya sanggup melaksanakan 

hukuman itu, sebab Ia memiliki seluruh bala tentara alam semesta untuk di-

perintah-Nya. 

 

 

 

 

PASAL  6  

Dalam pasal ini kita mendapati,  

I. Suatu umat pendosa yang terus-menerus meremehkan ancaman-

ancaman Tuhan   dan menganggapnya sepele, namun  masih juga 

berbangga diri sebab  memiliki berbagai hak istimewa dan merasa 

menonjol di atas bangsa-bangsa lain (ay. 2-3). Mereka merasa diri kuat 

(ay. 13), dan sepenuhnya terlena dengan kesenangan diri (ay. 4-6).  

II.  Seorang nabi yang sungguh-sungguh berusaha mengingatkan seriusnya 

ancaman-ancaman Tuhan   dan betapa mengerikannya, dengan 

memberitahukan kerasnya hukuman-hukuman yang datang menimpa 

umat yang menyukai hal-hal duniawi itu (ay. 7). Ia mengingatkan 

kebencian Tuhan  , sehingga Tuhan   menyerahkan mereka dan keturunan 

mereka kepada maut (ay. 8-11). Ia mendatangkan kebinasaan ke atas 

mereka, sebab  mereka tidak mau tergugah dengan cara-cara yang 

dipakai-Nya untuk menginsafkan mereka (ay. 12-14). 

Bahaya akan Rasa Aman yang Palsu 

(6:1-7) 

1 “Celaka atas orang-orang yang merasa aman di Sion, atas orang-orang yang merasa 

tenteram di gunung Samaria, atas orang-orang terkemuka dari bangsa yang utama, orang-

orang yang kepada mereka kaum Israel biasa datang! 2 Menyeberanglah ke Kalne, dan 

lihat-lihatlah; berjalanlah dari sana ke Hamat yang besar itu, dan pergilah ke Gat orang 

Filistin! Adakah mereka lebih baik dari kerajaan-kerajaan ini, atau lebih besarkah daerah 

mereka dari daerahmu? 3 Hai kamu, yang menganggap jauh hari malapetaka, namun  men-

dekatkan pemerintahan kekerasan; 4 yang berbaring di tempat tidur dari gading dan 

duduk berjuntai di ranjang; yang memakan anak-anak domba dari kumpulan kambing 

domba dan anak-anak lembu dari tengah-tengah kawanan binatang yang tambun; 5 yang 

bernyanyi-nyanyi mendengar bunyi gambus, dan seperti Daud menciptakan bunyi-

bunyian bagi dirinya; 6 yang minum anggur dari bokor, dan berurap dengan minyak yang 

paling baik, namun  tidak berduka sebab  hancurnya keturunan Yusuf! 7 Sebab itu se-

karang, mereka akan pergi sebagai orang buangan di kepala barisan, dan berlalulah 

keriuhan pesta orang-orang yang duduk berjuntai itu.” 


 

784 

Perkataan pertama dari pasal ini merupakan isi dari ayat-ayat di atas. namun  

perkataan ini  kedengaran aneh dan bertentangan dengan perasaan dunia 

yang sia-sia: Celaka atas orang-orang yang merasa aman! Kita cenderung 

berkata, “Berbahagialah orang-orang yang merasa aman,” yang tidak merasakan 

masalah apa pun atau merasa takut, yang berbaring dengan lembut dan hangat 

dan tidak merasakan berat di hati. Dan kita anggap bijaksana orang-orang yang 

demikian, yang membenamkan diri di dalam segala kesenangan jasmani dan 

tidak peduli dengan apa yang terjadi dengan dunia. Orang-orang yang dipandang 

berbuat baik bagi diri sendiri yaitu  yang berbuat baik bagi tubuh mereka dan 

memuaskan diri. namun  , terhadap mereka celaka ini diumumkan, dan kita 

di sini diberi tahu apa itu yang membuat mereka merasa aman dan apa yang 

menjadi celaka mereka.  

I. Inilah gambaran tentang kesombongan mereka, rasa aman, dan nafsu 

jasmani mereka, yang hendak diperhitungkan oleh Tuhan  .  

1. Dengan sia-sia mereka merasa bangga akan martabat mereka, dan 

merasa bahwa hal itu akan mengamankan mereka dari hukuman yang 

diancamkan dan menjadi pertahanan mereka terhadap murka Tuhan   dan 

manusia.  

(1) Mereka yang tinggal di Sion merasa terhormat dan terlindungi 

dengan tinggal di situ, tidak perlu dari segala ketakutan akan yang 

jahat, sebab  Sion yaitu  sebuah kota yang kuat, terbentengi dengan 

baik oleh alam dan pertahanan. Kita membaca tentang benteng 

pertahanan di Sion dan kubu-kubu mereka. Juga, kota itu yaitu  kota 

kerajaan, di mana berdiri takhta keluarga Daud (kota itu dahulu 

yaitu  ibu kota Yehuda dan sebab nya benar-benar besar), dan 

terutama lagi sebab  kota itu yaitu  kota suci, di mana Bait Suci 

berada, dan menjadi kesaksian Israel. Orang-orang yang tinggal di 

sana tidak ragu-ragu bahwa tempat kudus Tuhan   akan menjadi 

tempat kudus bagi mereka dan akan melindungi mereka dari segala 

hukuman-Nya. Ini bait TUHAN, bait TUHAN, bait TUHAN (Yer. 7:4). 

Mereka menjadi congkak oleh sebab  gunung kudus (Zef. 3:11). 

Perhatikanlah, banyak yang membusung dengan sombong, dan 

terlena dalam keamanan fana, oleh sebab  berbagai keistimewaan 

sebagai jemaat dan tempat mereka di Sion.  

(2) Orang-orang yang tinggal di gunung Samaria, kendati itu bukanlah 

sebuah bukit yang kudus, seperti di Sion, namun mereka menaruh 

percaya kepadanya, sebab  itu yaitu  kota metropolis dari sebuah 

Kitab Amos 6:1-7 

 

785 

kerajaan yang berkuasa, dan mungkin, sebagai tiruan dari 

Yerusalem, yaitu  pusat agama. Dan dengan bergulirnya waktu 

gunung Raja Semer itu menjadi sama kenamaannya di mata mereka 

seperti bukit Sion. Mereka mengharapkan keselamatan dari bukit 

dan gunung ini.  

(3) Kedua kerajaan ini  menganggap diri mereka tinggi sebab  memiliki 

hubungan yang khusus dengan Israel, sang pangeran Tuhan  , yang 

mereka pandang sebagai yang menjadikan mereka kepala dari 

bangsa-bangsa, lebih tua dan terhormat dibandingkan  bangsa-bangsa 

lain. Orang-orang terkemuka dari bangsa-bangsa (demikianlah istilah 

yang dipakai), yang dipersembahkan kepada Tuhan   dan yang mengu-

duskan seluruh panen. Kaum Israel biasa datang kepada mereka, 

yaitu, dibagi ke dalam kerajaan-kerajaan itu, di mana Sion dan 

Samaria menjadi ibu kota. Orang-orang yang merasa aman yaitu  

raja-raja dan penguasa, para pahlawan, orang-orang terkemuka dari 

bangsa-bangsa, penguasa dari kedua kerajaan itu, dan kepada 

mereka, yang tempat tinggalnya di Sion dan Samaria, seluruh 

keturunan Israel datang untuk membawa perkara mereka. 

Perhatikanlah, sukar untuk menjadi besar tanpa menjadi sombong. 

Bangsa-bangsa yang besar dan orang-orang besar cenderung menilai 

diri berlebihan, dan memandang rendah sesama mereka, sebab  

mereka menganggap diri di atas orang lain. namun , untuk menegur 

orang Israel atas kesombongan dan rasa aman mereka, sang nabi 

meminta mereka untuk memperhatikan kota-kota yang mereka 

kenal, yang begitu kenamaan seperti Sion atau Samaria, namun 

dihancurkan (ay. 2). “Menyeberanglah ke Kalne (yaitu sebuah kota 

kuno yang dibangun oleh Nimrod, Kej. 10:10), dan lihatlah apa yang 

terjadi dengannya, kini tinggal reruntuhan. Demikian pula Hamat 

yang besar itu, salah satu dari kota-kota utama Aram. Sanherib 

menyombongkan diri telah membinasakan para Tuhan   negeri Hamat. 

Gat sama juga telah dijadikan sunyi oleh Hazael, belum lama 

berselang (2Raj. 12:17). Nah, adakah mereka lebih baik dari 

kerajaan Yehuda dan Israel? Ya, dan daerah mereka lebih besar 

dibandingkan  daerahmu, sehingga mereka lebih beralasan dibandingkan  kamu 

untuk yakin akan keamanan mereka. Meskipun begitu, lihatlah apa 

yang terjadi dengan mereka, dan masih jugakah engkau merasa 

aman? Adakah engkau lebih baik dari kota-kota yang banyak 

penduduk? Tidak (Nah. 3:8). Perhatikanlah, contoh-contoh 

kehancuran orang lain melarang kita untuk merasa aman.  


 

786 

 

2. Orang Israel tetap bertahan di dalam jalan mereka yang jahat dengan 

anggapan bahwa mereka tidak akan dimintai pertanggungjawaban (ay. 

3): “Hai kamu, yang menganggap jauh hari malapetaka, hari 

pertanggungjawaban, sebagai sesuatu yang tidak pernah tiba, atau kamu 

melihatnya masih jauh sehingga tidak membuatmu terkesan sama sekali. 

Kamu menganggapnya jauh, dan berpikir kamu masih dapat lebih men-

jauhkannya lagi, dan menundanya de die in diem – dari hari ke hari, dan 

sebab nya kamu mendekatkan pemerintahan kekerasan. Kamu 

mengusahakan semua tindakan ketidakadilan dan penindasan, dan 

mengadakan persekutuan dengan takhta kebusukan, yang merancangkan 

bencana berdasar  ketetapan (Mzm. 94:20). Kamu menariknya datang 

mendekat, seakan-akan hal itu akan menjadi perlindunganmu dari 

semua hukuman, padahal hal itu justru membuatmu matang untuk hu-

kuman itu.” Perhatikanlah, manusia mendekatkan diri kepada dosa, 

sebab mereka menganggap hukuman jauh dari mereka. namun  , 

hanya menipu diri saja orang-orang yang mencemooh Tuhan   seperti itu.  

3. Mereka memuaskan diri dalam segala cara kesenangan dan kesukaan 

hawa nafsu (ay. 4-6). Orang-orang Israel ini sangat rakus dan budak bagi 

nafsu mereka. Martabat mereka yang seharusnya menjadikan mereka 

teladan penyangkalan diri, mereka sangka akan membenarkan mereka 

dalam hawa nafsu. Keuntungan yang mereka peroleh dari penindasan 

dan kekerasan mereka, mereka sangka, akan melindungi mereka dari 

segala tuduhan. Mereka menganggap hari hukuman masih jauh, sehingga 

tidak diganggu olehnya. Sebenarnya kesenangan, yang dituduhkan 

kepada mereka di sini tidaklah mengandung perbuatan dosa di 

dalamnya (asal digunakan secara pantas dan tidak berlebihan), namun  

yang menjadi masalah yaitu  mereka menempatkan kebahagiaan 

mereka di dalam pemuasan nafsu jasmani mereka. Selain itu, bahkan 

para pejabat pun, yang seharusnya menunjukkan contoh, mereka sendiri 

malah menceburkan diri dalam segala kesenangan, menghabiskan waktu 

di dalamnya, dan mencurahkan segala pikiran dan perhatian serta harta 

mereka kepadanya. Kesenangan dan kenikmatan yaitu  segala-galanya 

bagi mereka. Hati mereka terpatri kepadanya. Mereka melampaui semua 

batasan di dalamnya, dan inilah waktunya Tuhan   dalam penyelenggaraan-

Nya memanggil mereka untuk menangis dan meratap (Yes. 22:12-13). 

saat  mereka sedang bersalah dalam dosa dan ditimpa murka Tuhan  , 

dan hukuman-hukuman Tuhan   sedang datang menerobos ke atas mereka, 

mereka malah mengambil anggur dan minuman yang memabukkan, 

Kitab Amos 6:1-7 

 

787 

menganggap bahwa besok akan sama seperti hari ini, dan lebih hebat lagi 

(Yes. 56:12), sehingga dengan begitu mereka berjalan bertentangan 

dengan Tuhan   dan menantang penghakiman-Nya.  

(1) Mereka berlebihan dalam perabot mereka. Tidak ada yang dapat 

menyenangkan mereka kecuali tempat tidur dari gading untuk 

berbaring, atau untuk duduk makan, saat  kain kabung dan abu 

akan menjadikan mereka lebih baik. 

(2) Mereka malas dan menghibur diri dalam cinta akan kenyamanan. 

Mereka tidak hanya berbaring, namun  juga duduk berjuntai di atas 

ranjang, saat  seharusnya bergiat dalam urusan mereka. Mereka 

lebih suka bermalas-malasan, dan bangga tidak berbuat apa-apa. 

Mereka berlimpah dalam kelebihan (demikian dalam tafsiran agak 

luas), saat  banyak dari saudara-saudara mereka yang miskin 

membutuhkan topangan hidup sehari-hari.  

(3) Mereka pintar dan cermat dalam mengatur makanan mereka, harus 

mendapatkan makanan yang terbaik dan dalam jumlah yang banyak: 

Mereka memakan anak-anak domba dari kumpulan kambing domba 

dan anak-anak lembu dari tengah-tengah kawanan binatang yang 

tambun, yang gemuk berisi. Dan semuanya ini mungkin bukan di-

ambil dari kawanan ternak dan kumpulan binatang mereka sendiri, 

melainkan diambil melalui penindasan dari orang-orang miskin.  

(4) Mereka bergembira dan bersukaria, dan hanyut dalam pesta pora 

dengan musik dan nyanyian: Mereka bernyanyi-nyanyi mendengar 

bunyi gambus, bernyanyi dan bermain bersama-sama. Mereka 

menciptakan bunyi-bunyian, alat-alat  musik yang baru, berusaha 

mengungguli nenek moyang mereka dalam hal-hal ini. Mereka 

memutar otak untuk mencari cara menyenangkan khayalan mereka. 

Sebagian orang tidak pernah menunjukkan kecerdasan mereka 

dalam hal-hal lain selain dalam kemewahan. Untuk hal itu mereka 

bersedia mencurahkan segala kemampuan untuk menemukan yang 

baru. Mereka menciptakan bunyi-bunyian, alat-alat musik, seperti 

Daud, menghibur diri dengan apa yang sebelumnya hanya dipakai 

untuk hiburan raja-raja saja. Atau ayat ini  menyatakan 

kecintaan sia-sia mereka pada kegirangan. Mereka meniru musik 

ibadah di Bait Suci, dan mengolok-oloknya, sebab, hal itu mungkin 

sudah kuno, dan mereka bangga dalam melakukannya, seperti 

orang-orang Babel saat  mereka memaksa tawanan untuk 

menyanyikan nyanyian-nyanyian Sion. Seperti itulah kesia-siaan 

Beltsazar saat  dia minum anggur dengan bokor Bait Suci, dan 


 

788 

seperti nyanyian-nyanyian mazmur dengan sia-sia dan sumbang, 

dengan maksud untuk mengolok-olok ketetapan ilahi.  

(5) Mereka minum secara berlebihan dan tidak pernah berpikir merasa 

cukup: Mereka minum dari bokor, bukan dengan gelas atau cangkir 

(seperti dalam Yer. 35:5). Mereka benci sedikit-sedikit dan harus 

menenggak banyak, dan sebab nya menggunakan wadah-wadah 

besar yang dapat mereka curi.  

(6) Mereka mengeluarkan bau wewangian yang tajam: Mereka berurap 

dengan minyak yang paling baik, supaya berbau harum, supaya 

mereka semakin mencintai tubuh sendiri, serta untuk menjaga tubuh 

dari penuaan, yang mereka bawa selama mereka hidup. Bukan 

minyak wewangian biasa yang mereka gunakan. Mereka harus 

mendapatkan yang terbaik, yang sukar didapat dan mahal dibeli, 

padahal yang murah pun dapat juga digunakan.  

4. Mereka tidak peduli sama sekali dengan kepentingan jemaat Tuhan   dan 

bangsa, yang sedang tenggelam dan membusuk: Mereka tidak berduka 

sebab  hancurnya keturunan Yusuf! Jemaat Tuhan  , termasuk kerajaan 

Yehuda dan Israel (yang disebut Yusuf, Mzm. 80:2), sedang berada dalam 

kesesakan, diserbu, dihina, dan dihancurkan. Mereka tidak peduli 

dengan kerajaan mereka sendiri, yang pemerintahannya dipercayakan 

kepada mereka, yang segala urusannya mereka yang atur, yang 

perdamaian yang harus mereka jaga, padahal ada kehancuran hebat 

yang sedang melanda kerajaan mereka itu, kedamaian dan 

kesejahteraannya. Mereka begitu terlena dalam kemabukan sampai tidak 

menyadari semuanya itu, hanyut dalam berbagai kesenangan sehingga 

tidak punya hati lagi. Begitu tidak pedulinya mereka terhadap urusan 

dan kewajiban mereka sampai mereka sama sekali tidak mau ambil 

pusing atau merasa prihatin untuk memperbaiki semuanya itu. Semua-

nya itu sama saja bagi mereka apakah bangsa ini tenggelam atau 

mengapung, yang penting mereka dapat berbaring dengan tenang dan 

hidup dalam kesenangan. Orang-orang yang termasuk dalam keturunan 

Yusuf sedang dalam bencana, namun  mereka tidak peduli dengan 

ketidakadilan dan kesulitan yang mereka derita dan masalah yang 

mereka hadapi. Tidak juga mereka peduli untuk melegakan mereka, 

menegakkan hak mereka. Sungguh bertentangan dengan sifat Ayub yang 

saleh itu, yang, saat  hidup makmur, menangis bersamanya yang berada 

dalam kesusahan dan susah hatinya sebab  orang miskin (Ayb. 30:25). 

Beberapa penafsir berpikir bahwa, penyebutan jemaat yang tertimpa 

bencana sebagai Yusuf, merujuk kepada kisah juru minuman Firaun, 

Kitab Amos 6:1-7 

 

789 

yang, saat  memberi  piala ke dalam tangan tuannya, tidak meng-

ingat Yusuf, melainkan melupakannya (Kej. 40:21, 23). Demikianlah 

orang-orang itu saat  minum anggur dari bokor, tidak berduka sebab  

hancurnya keturunan Yusuf. Perhatikanlah, orang-orang yang biasanya 

tidak peduli dengan kesulitan orang lain yaitu  yang hatinya tercurah 

pada kesenangan mereka sendiri. Dan sungguh membuat Tuhan   tidak 

senang saat  jemaat-Nya berada di dalam kesusahan dan kita tidak 

bersedih sebab nya, atau mempedulikannya.  

II. Inilah kemalangan yang ditimpakan ke atas mereka (ay. 7): Sebab itu 

sekarang, mereka akan pergi sebagai orang buangan di kepala barisan, dan 

akan jatuh ke dalam berbagai kesengsaraan yang menyertai penawanan. 

Dan berlalulah keriuhan pesta orang-orang yang duduk berjuntai 

itu. Kelimpahan mereka akan diambil dari mereka, dan mereka juga 

dirampas darinya, sebab  mereka menjadikannya makanan dan bahan bakar 

hawa nafsu kedagingan mereka.  

1.  Orang-orang yang hidup dalam kemewahan akan kehilangan bahkan 

kebebasan mereka. Dan dengan dibawa ke dalam perbudakan, mereka 

dihukum secara adil sebab  menyalahgunakan martabat dan kekuasaan 

mereka.  

2.  Orang-orang yang mengandalkan kesukaan dan kesenangan negeri 

mereka akan dibawa tertawan ke dalam suatu negeri asing, sehingga 

dibuat malu dengan kesombongan dan kepercayaan diri mereka. Mereka 

akan pergi sebagai orang buangan.  

3. Orang-orang yang menempatkan kebahagiaan pada kesenangan jasmani, 

dan mengarahkan hati kepadanya, akan dirampas dari kesenangan 

ini . Pesta mereka akan disingkirkan dan mereka akan tahu rasa apa 

itu mengalami kesukaran.  

4. Orang-orang yang duduk berjuntai akan dibuat mengalami kesesakan.  

5. Orang-orang yang menganggap jauh hari malapetaka akan mendapatinya 

sangat dekat kepada mereka dibandingkan  kepada orang lain. Mereka akan 

pergi sebagai orang buangan di kepala barisan, yaitu orang-orang 

membuai diri dengan harapan bahwa jika masalah tiba mereka menjadi 

yang terakhir yang ditangkap. Orang-orang yang telah matang untuk 

ditimpa masalah yaitu  mereka yang tidak memperhatikan masalah 

orang lain dan jemaat Tuhan  . Orang-orang yang memberi diri kepada 

kegirangan, saat  Tuhan   memanggil mereka untuk berkabung, akan 

mendapatinya sebagai dosa yang tidak akan dibiarkan tanpa dihukum 

(Yes. 22:14). 


 

790 

Ancaman Hukuman 

(6:8-14) 

8 Tuhan Tuhan   telah bersumpah demi diri-Nya, – demikianlah firman TUHAN, Tuhan   

semesta alam –: “Aku ini keji kepada kecongkakan Yakub, dan benci kepada purinya; Aku 

akan menyerahkan kota serta isinya." 9 Dan jika masih tinggal sepuluh orang dalam satu 

rumah, mereka akan mati. 10 Dan jika pamannya, pembakar mayat itu, yang datang 

mengangkat dan mengeluarkan mayat itu dari rumah itu, bertanya kepada orang yang 

ada di bagian belakang rumah: “Adakah lagi orang bersama-sama engkau?” dan dijawab: 

“Tidak ada,” ia akan berkata: “Diam!” Sebab tidaklah patut menyebut-nyebut nama 

TUHAN! 11 Sebab sesungguhnya, TUHAN memberi perintah, maka rumah besar 

dirobohkan menjadi reruntuhan dan rumah kecil menjadi rosokan. 12 Berlarikah kuda-

kuda di atas bukit batu, atau dibajak orangkah laut dengan lembu? Sungguh, kamu telah 

mengubah keadilan menjadi racun dan hasil kebenaran menjadi ipuh! 13 Hai kamu, yang 

bersukacita sebab  Lodabar, dan yang berkata: “Bukankah kita dengan kekuatan kita 

merebut Karnaim bagi kita?” 14 “Sebab sesungguhnya, Aku akan membangkitkan suatu 

bangsa melawan kamu, hai kaum Israel,” demikianlah firman TUHAN, Tuhan   semesta alam, 

“dan mereka akan menindas kamu dari jalan yang menuju ke Hamat sampai ke sungai 

yang di Araba.” 

Dalam bagian awal pasal ini kita mendapati orang-orang Israel yang merasa 

aman memenuhi diri dengan segala kesenangan, seakan-akan mereka tidak 

dapat dibuat cukup merasa gembira. Di sini kita mendapati Tuhan   memenuhi 

mereka dengan segala hukuman, seakan-akan mereka tidak pernah dapat dibuat 

cukup merasakan sengsara. Dan amatilah,  

I. Betapa kokohnya beban itu ditimpakan, tidak terguncangkan oleh anggapan 

dan rasa aman mereka. Sebab beban itu dipancangkan oleh TUHAN, Tuhan   

semesta alam, oleh tangan-Nya yang kuat dan Mahakuasa, tangan yang tak 

dapat ditahan oleh siapa pun. Hukuman itu dipancang kuat-kuat dengan 

suatu sumpah, yang meneguhkan hukuman itu hingga tidak bisa ditarik 

kembali: TUHAN Tuhan   telah bersumpah demi diri-Nya, dan Ia tidak akan 

menyesal, dan, sebab  Ia tidak dapat bersumpah dengan yang lebih besar, 

maka Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri. Betapa mengerikan, betapa 

menyengsarakan, keadaan orang-orang yang kehancurannya, yang 

kehancuran kekalnya, ditetapkan oleh Tuhan   sendiri dengan bersumpah, 

Tuhan   yang dapat melaksanakan keputusan-Nya dan tidak dapat 

membatalkannya!  

II. Betapa beratnya beban ini! Mari kita lihat seperti apa beban ini.  

1. Tuhan   akan membenci dan meninggalkan mereka, dan ini sama saja 

dengan kesengsaraan, derita dan sengsara: Aku ini keji kepada 

kecongkakan Yakub, segala yang mereka banggakan dan hargai, yang 

untuknya mereka menyebut diri orang-orang terkemuka dari bangsa 

Kitab Amos 6:1-7 

 

791 

yang utama. Keanggotaan mereka sebagai jemaat pilihan, dan hak-hak 

istimewa mereka sebagai jemaat, akan Bait suci, mezbah dan jabatan 

imam, semua ini, lebih dari yang lainnya, merupakan keunggulan Yakub. 

namun , saat  semuanya ini dinodai dan dicemarkan oleh dosa, maka 

Tuhan   membenci semua itu. Ia membenci dan menghinakan semuanya itu 

(5:21). Perhatikanlah, Tuhan   membenci perilaku kesalehan lahiriah yang 

dipelihara oleh orang-orang munafik, sebab  mereka membenci kuasa 

kesalehan. Dan jika Ia sampai membenci Bait Suci mereka, sebab 

pelanggarannya, maka tidak heran jika Ia juga membenci semua istana 

mereka, sebab ketidakadilan dan penindasan didapati-Nya di sana. Per-

hatikanlah, makhluk ciptaan yang membuat kita puas diri dan yang kita 

andalkan sedemikian rupa hingga menjadi saingan Tuhan  , berubah 

menjadi kebencian bagi Dia. Ia membenci puri orang-orang berdosa, 

sebab  kejahatan mereka yang tinggal di dalamnya. Amsal 3:33, Kutuk 

TUHAN ada di dalam rumah orang fasik. Dan, jika Tuhan   membencinya, 

maka yang segera akan terjadi yaitu  Ia akan menyerahkan kota serta 

isinya, menyerahkannya ke dalam tangan musuh, yang akan meluluh-

lantakkannya, dan memangsa segala kekayaannya. Perhatikanlah, orang-

orang yang dibenci dan ditinggalkan Tuhan   akan binasa dengan segala 

maksud dan tujuan mereka.  

2. Akan ada suatu kematian yang besar di antara mereka (ay. 9): Dan jika 

masih tinggal sepuluh orang dalam satu rumah, yang telah luput dari 

pedang musuh, mereka akan dihadapi dengan cara lain. Mereka semua 

akan mati oleh kelaparan atau wabah penyakit. Anggapan umum yaitu , 

di waktu-waktu menyesakkan, jika ada sepuluh orang di dalam sebuah 

rumah, setidaknya separuhnya akan luput, seperti halnya seorang akan 

luput jika ada dua orang di tempat tidur, maka yang seorang akan 

dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. namun  di sini, tak satu pun dari 

yang sepuluh itu akan hidup untuk menguburkan yang lain. Contoh lain 

dari besarnya jumlah kematian (ay. 10) yaitu  bahwa, kerabat terdekat 

dari orang yang meninggal akan dipaksa dengan tangannya sendiri 

untuk mengangkat mayat kerabatnya dan menguburnya, sebab  

kekurangan tangan untuk menolong. Itulah yang dapat dilakukan 

seorang kerabat yang terdekat, yang memiliki hak tebusan, dan sekalipun 

begitu ia akan melakukannya dengan setengah hati pula. Hal ini juga 

berarti bahwa orang-orang muda akan dibinasakan dengan segera. 

Sebab yang terluput itu, biasanya seorang paman yang yaitu  kerabat 

yang lebih tua. “Pada waktu paman datang dengan penggali kubur (atau 

pembakar mayat), untuk mengeluarkan mayat dari rumah itu, dia akan 


 

792 

berkata kepada penggali kubur itu, apakah dia masih melihat orang lain 

lagi di belakang rumah, ‘Adakah lagi orang-orang bersama engkau? 

Adakah yang tertinggal hidup?’ Dan dia akan berkata, ‘Tidak ada, ini yang 

terakhir. Seluruh keluarga telah diputus oleh kematian, tidak ada lagi 

tunas atau cabangnya yang tertinggal.’” namun  hal yang membuat 

hukuman itu menjadi lebih menyedihkan lagi yaitu  bahwa hati orang 

Israel tampak dikeraskan meskipun mengalami hukuman itu. “saat  

orang yang dijumpai di sebelah rumah mulai ikut dalam pembicaraan 

dengan mereka yang membawa mayat, mereka akan berkata, ‘Diam. 

Janganlah berkhotbah kepada kami tentang tangan Penyelenggaraan 

Tuhan   dalam malapetaka ini, sebab tidaklah patut menyebut-nyebut nama 

TUHAN. Tuhan   sudah begitu sangat marahnya dengan kami sehingga tidak 

usah menyebut-nyebut tentang Dia. Ia begitu keras di luar batas dalam 

menghukum kesalahan kami sehingga kami tidak berani untuk 

menyebut-nyebut nama-Nya.’” Demikianlah kebodohan menyesatkan 

jalan orang, dan membawa mereka ke dalam kesesakan, sehingga 

gusarlah hatinya terhadap TUHAN. Bahkan mereka tidak mau 

memperhatikan tangan-Nya, atau membiarkan orang-orang di sekitar 

mereka untuk mengingatkannya kepada mereka. Mungkin waktu itu 

dilarang oleh beberapa raja penyembah berhala untuk menyebut nama 

Yehovah, sebagaimana halnya oleh hukum Musa dilarang untuk 

menyebut nama Tuhan  -Tuhan   bangsa asing: “Kita tidak mungkin 

melakukannya tanpa dikenakan hukuman.” Perhatikanlah, sungguh 

celaka hati orang yang begitu hebat dikeraskan sehingga tidak mau lagi 

dibuat untuk menyebut nama Tuhan  , dan untuk menyembah Dia, saat  

tangan Tuhan   terulur melawan mereka, dan saat , seperti di sini, 

penyakit dan kematian menimpa keluarga mereka. Demikianlah hati 

mereka menyimpan kemarahan  dan tidak berteriak minta tolong, kalau 

mereka dibelenggu-Nya.  

3. Rumah-rumah mereka akan dihancurkan (ay. 11). Rumah besar 

dirobohkan menjadi reruntuhan dan rumah kecil menjadi rosokan.  

Mereka akan dipatahkan sehingga kehilangan keindahan dan kekuatan 

mereka, dan bergegas menuju kejatuhan. Puri-puri raja tidaklah 

terkecuali dari hardikan keadilan ilahi, juga gubuk-gubuk orang miskin 

tidak terlewatkan. Tidak ada yang akan terluput. saat  dosa telah 

menandai orang bagi kehancuran, Tuhan   akan mendapatkan cara untuk 

melaksanakannya. Oleh perintah-Nyalah semuanya itu dirobohkan.  

Kitab Amos 6:1-7 

 

793 

III. Betapa adil mereka ditimpa beban seperti itu. Jika kita memahami duduk 

perkaranya dengan benar, maka kita akan berkata, TUHAN itu adil.  

1. Cara-cara yang dipakai untuk mereformasi mereka semuanya tidak 

membuahkan hasil dan tidak ada pengaruhnya (ay. 12): Berlarikah kuda-

kuda di atas bukit batu, untuk mendepak tanah di sana? Atau akan 

dibajak orangkah laut dengan lembu? Tidak, sebab tidak akan ada 

untungnya untuk melawan derita. Tuhan   telah mengirim nabi-nabi-Nya 

kepada mereka, untuk membuka tanah baru bagi mereka. namun  mereka 

sekeras dan sekaku batu, kasar, dan berat, dan tidak ada gunanya bagi 

mereka, tidak ada pengaruh apa-apa, dan sebab nya tidak ada guna bagi 

nabi-nabi untuk mencoba lagi. Mereka tidak akan dapat dipulihkan 

kembali, dan sebab  itu tidak akan ditegur, mereka telah tercampakkan 

sama sekali. Perhatikanlah, orang-orang yang tidak mau diusahakan 

seperti ladang dan kebun anggur akan ditolak seperti batu-batu yang 

kering dan padang gurun yang tandus (Ibr. 6:7-8). 

2. Mereka telah menyalahgunakan kuasa mereka untuk menjahati dan 

menindas banyak orang, yang perkaranya pasti akan dibela oleh Sang 

Hakim yang berdaulat dan dibalas oleh-Nya: Kamu telah mengubah 

keadilan menjadi racun, yang membuat mual, dan hasil kebenaran 

menjadi ipuh, yang berbahaya. Sakit hati kita jika melihat bagaimana 

orang-orang yang dipercaya untuk menjalankan keadilan malah 

menindasnya dengan kuasa yang seharusnya dipakai untuk membela 

dan mendukungnya. Mereka membalikkan senjata kepada senjata itu 

sendiri. Perhatikanlah, saat  ibadah kepada Tuhan   dihambarkan dengan 

dosa, maka penyelenggaraan-Nya dengan adil akan dipahitkan bagi kita.  

3. Mereka menantang hukuman Tuhan  , dan, dengan mengakui kekuatan 

sendiri, menganggap diri sebagai tandingan Yang Mahakuasa (ay. 13). 

Mereka bersukacita sebab  Lodabar, membuai diri dengan khayalan 

bahwa tidak ada bencana yang akan menimpa mereka, padahal mereka 

tidak punya alasan sama sekali untuk merasa yakin, tidak ada yang dapat 

mereka andalkan untuk dapat menanggung beban yang demikian. 

Mereka berkata, “Bukankah kita dengan kekuatan kita merebut Karnaim 

bagi kita. Bukankah kita sudah menjadi bangsa yang penuh martabat dan 

kekuasaan, bukankah kita telah mengalahkan semua musuh kita dan 

meraih kemenangan demi kemenangan, dan bukankah semua ini dengan 

kekuatan kita, keahlian dan keberanian kita sendiri, kekayaan dan 

kekuatan tentara kita sendiri? Maka siapakah yang harus kita takuti? 

Siapakah yang harus kita bujuk sebagai sekutu? Bahkan Tuhan   sendiri 

pun tidak.” Perhatikanlah, kemakmuran dan keberhasilan umumnya 


 

794 

membuat manusia merasa aman dan angkuh. Dan mereka yang telah 

berbuat banyak menganggap diri dapat melakukan apa pun, apa pun 

tanpa Tuhan  , bahkan, apa pun yang melawan Dia. Namun orang-orang 

yang mengandalkan kekuatan mereka sendiri bersukacita dalam sesuatu 

yang sia-sia, dan mereka akan mendapatinya demikian. Mungkin mereka 

tidak mengatakan hal ini dengan mulut, totidem verbis – dengan banyak 

perkataan, namun hati dan tindakan mereka mengatakannya, dan Tuhan   

tahu hati dan perbuatan mereka.  

IV. Betapa dengan mudah dan pastinya beban ini akan ditimpakan dan terjadi 

atas mereka (ay. 14). Ia yang menimpakannya ke atas mereka 

yaitu  TUHAN, Tuhan   semesta alam, yang boleh dan dapat melakukan apa 

yang menyenangkan hati-Nya, yang memerintah atas semua ciptaan, dan 

yang, saat  ada hal yang harus dilakukan-Nya, tidak akan kekurangan 

sarana untuk melakukannya. Kendati mereka yaitu  kaum Israel, namun Ia 

akan membangkitkan suatu bangsa melawan mereka yang tidak mereka 

takuti, namun  yang banyak kali mereka nantikan, bahkan bangsa Asyur. 

Bangsa ini akan menindas mereka, menyesakkan mereka, dan membuat 

mereka kesakitan, dari jalan yang menuju Hamat, di sebelah Utara, sampai ke 

sungai yang di Araba, sungai Mesir, Sihor atau Nil, di sebelah selatan. Seluruh 

bangsa Israel telah berbagi di dalam kejahatan, dan sebab  itu mereka pasti 

juga berbagi dalam malapetaka. Perhatikanlah, saat  manusia dengan suatu 

cara menjadi alat malapetaka terhadap kita, maka kita harus melihat Tuhan   

yang membangkitkannya untuk menentang kita, sebab manusia ada dalam 

tangan-Nya, sebagai tongkat, pedang, di dalam tangan-Nya. TUHAN 

menyuruh Simei untuk mengutuki Daud. 

 

 

 

PASAL  7  

Dalam pasal ini kita mendapati,  

I. Tuhan   melawan Israel, dengan hukuman-hukuman, namun  ditangguhkan, 

dan hukuman disingkirkan sebab  doa Amos (ay. 1-6). Kesabaran Tuhan   

pada akhirnya habis oleh ketegaran mereka, dan mereka ditolak, serta 

dihukum kepada kehancuran (ay. 7-9).  

II. Israel menentang Tuhan  , dengan melawan nabi-Nya.  

1. Amazia memberi laporan menentang Amos (ay. 10-11) dan 

berusaha sedapat mungkin untuk menyingkirkan dia dari kerajaan 

Israel sebab  dipandang mengganggu ketertiban negeri (ay. 12-13).  

2. Amos membela diri atas apa yang dilakukannya sebagai seorang 

nabi (ay. 14-15) dan menyatakan hukuman Tuhan   terhadap Amazia 

yang memfitnahnya (ay. 16-17). Sebab, saat  terjadi perlawanan 

antara Tuhan   dan manusia, maka mudah untuk meramalkan, mudah 

untuk mengatakan, siapa yang akan kalah dengan separah-

parahnya.  

Doa Pengantaraan untuk Israel;  

Kehancuran Israel Dinubuatkan  

(7:1-9) 

1 Inilah yang diperlihatkan Tuhan Tuhan   kepadaku: Tampak Ia membentuk kawanan 

belalang, pada waktu rumput akhir mulai tumbuh, yaitu rumput akhir sesudah yang 

dipotong bagi raja. 2 saat  belalang mulai menghabisi tumbuh-tumbuhan di tanah, 

berkatalah aku: “Tuhan Tuhan  , berikanlah kiranya pengampunan! Bagaimanakah Yakub 

dapat bertahan? Bukankah ia kecil?” 3 Maka menyesTuhan   TUHAN sebab  hal itu. “Itu tidak 

akan terjadi,” firman TUHAN. 4 Inilah yang diperlihatkan Tuhan Tuhan   kepadaku: 

Tampak Tuhan Tuhan   memanggil api untuk melakukan hukuman. Api itu memakan habis 

samudera raya dan akan memakan habis tanah ladang. 5 Lalu aku berkata: “Tuhan Tuhan  , 

hentikanlah kiranya! Bagaimanakah Yakub dapat bertahan? Bukankah ia kecil?” 6 Maka 

menyesTuhan   TUHAN sebab  hal itu. “Ini pun tidak akan terjadi,” firman Tuhan Tuhan  . 7 

Inilah yang diperlihatkan-Nya kepadaku: Tampak Tuhan berdiri dekat sebuah tembok 


 

798 

yang tegak lurus, dan di tangan-Nya ada tali sipat. 8 Lalu berfirmanlah TUHAN kepadaku: 

“Apakah yang kaulihat, Amos?” Jawabku: “Tali sipat!” Berfirmanlah Tuhan: 

“Sesungguhnya, Aku akan menaruh tali sipat di tengah-tengah umat-Ku Israel; Aku tidak 

akan memaafkannya lagi. 9 Bukit-bukit pengorbanan dari pada Ishak akan 

dilicintandaskan dan tempat-tempat kudus Israel akan diruntuhkan, dan Aku akan bangkit 

melawan keluarga Yerobeam dengan pedang.” 

Kita di sini melihat bahwa Tuhan   telah lama bersabar, namun  Ia tidak akan selalu 

bersabar, dengan suatu umat yang terus menyulut murka-Nya, sehingga Tuhan   di 

sini memperlihatkan kepada sang nabi: Inilah yang diperlihatkan TUHAN Tuhan   

kepadaku (ay. 1, 4, 7). Tuhan   memperlihatkan kepadanya apa yang ada sekarang, 

menunjukkan kepadanya apa yang akan datang, memberi tahu dia apa yang 

telah diperbuat-Nya dan apa yang telah dirancang-Nya. Sebab TUHAN Tuhan   

menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi (3:7). 

I. Kita di sini membaca dua contoh tentang Tuhan   menunjukkan belas kasihan-

Nya di tengah-tengah penghukuman. Cara penceritaan kedua kejadian ini 

sangat mirip satu sama lain, sehingga paling baik untuk dipertimbangkan 

bersama, dan keduanya sungguh sangat bernilai.  

1. Tuhan   di sini tampil melawan bangsa yang berdosa ini, pertama-tama 

melalui satu hukuman dan kemudian melalui hukuman yang lain.  

(1) Ia mulai dengan hukuman kelaparan. Sang nabi melihat ini dalam 

sebuah penglihatan. Ia melihat Tuhan   membentuk belalang dan 

melepasnya ke negeri Israel untuk memakan habis hasil buminya, 

sehingga menelanjanginya dari keindahannya dan membuat 

kelaparan para penduduknya (ay. 1). Tuhan   membentuk belalang ini, 

tidak hanya mereka sebagai makhluk ciptaan-Nya, namun  juga 

sebagai alat murka-Nya. Ada banyak hikmat serta kuasa Tuhan   

tampak dalam pembentukan binatang-binatang kecil, baik dalam 

makhluk sekecil semut maupun sebesar gajah. Tuhan   dikatakan 

sedang menyiapkan malapetaka bagi umat yang berdosa (Yer. 18:11). 

Belalang-belalang ini dirancang dengan tujuan untuk menghabisi 

tumbuh-tumbuhan di tanah. Dan sejumlah besar dipersiapkan. 

Mereka dikirim pada waktu rumput akhir mulai tumbuh, yaitu 

rumput akhir sesudah yang dipotong bagi raja. Lihatlah di sini 

bagaimana hukuman diringankan oleh belas kasihan yang diberikan 

sebelumnya. Tuhan   dapat saja mengirim serangga ini untuk memakan 

habis rumput pada waktu pertumbuhan yang pertama, di musim 

semi, saat  rumput paling dibutuhkan, paling berlimpah, dan paling 

baik jenisnya. namun  Tuhan   membiarkannya bertumbuh dan 

Kitab Amos 7:1-9 

 

799 

membiarkan mereka mengumpulkannya. Hasil pemotongan rumput 

untuk raja disimpan dengan aman di lumbung, sebab sang raja 

sendiri dilayani dari hasil ladang (Pkh. 5:8, KJV), dan akan menderita 

tanpa hasil pemotongan itu maupun tanpa hasil dari sumber-sumber 

lainnya. Uzia, yang saat itu menjadi raja Yehuda, suka pada pertanian 

(2Taw. 26:10). namun  belalang-belalang ditugasi untuk memakan 

habis hanya yang tumbuh terakhir, yang sangat kurang nilainya 

dibandingkan dengan yang tumbuh pertama. Belas kasihan yang 

Tuhan   berikan kepada kita, dan terus Ia berikan, lebih banyak dan 

lebih berharga dibandingkan  apa yang diambil dari kita, yang menjadi 

alasan baik mengapa kita harus bersyukur dan tidak mengeluh. 

Ingatan akan belas kasihan dari pertumbuhan yang pertama harus 

membuat kita berserah kepada kehendak Tuhan   saat  kita menemui 

kekecewaan dalam pertumbuhan yang terakhir. Sang nabi, dalam 

penglihatan, melihat hukuman sedang datang dari jauh. Belalang-be-

lalang ini memakan habis tumbuh-tumbuhan di tanah, yang se-

harusnya menjadi makanan bagi ternak, sehingga pastilah 

pemiliknya yang akan menderita. Beberapa penafsir memahami hal 

ini sebagai kiasan tentang pasukan yang membabat habis negeri 

Israel. Di masa Yerobeam kerajaan Israel mulai memulihkan diri dari 

kehancuran yang telah berlangsung lama di bawah pemerintahan 

sebelumnya (2Raj. 14:25). Pertumbuhan selanjutnya berjalan baik, 

jsesudah  pemotongan oleh raja-raja Aram, yang kita baca di dalam 2 

Raja-Raja 13:3. Lalu Tuhan   menugasi raja Asyur dengan suatu 

pasukan belalang mendatangi mereka dan menghabisi mereka, 

bangsa yang dibicarakan dalam pasal 6:14, yang menimpa 

mereka dari jalan yang menuju ke Hamat sampai ke sungai yang di 

Araba, yang sepertinya merujuk kepada 2 Raja-Raja 14:25, di mana 

Yerobeam dikatakan telah memulihkan daerah pesisir mereka dari 

jalan masuk ke Hamat sampai ke Laut Araba. Tuhan   dapat membawa 

segala sesuatu kepada kehancuran saat  kita menganggap 

semuanya telah diperbaiki.  

(2) Tuhan   melanjutkan dengan hukuman api, untuk menunjukkan bahwa 

Ia punya banyak anak panah di dalam tabung-Nya, banyak cara 

untuk merendahkan bangsa yang berdosa (ay. 4): TUHAN Tuhan   

memanggil api untuk melakukan hukuman. Ia melawan, sebab 

hukuman Tuhan   atas suatu umat yaitu  perlawanan-Nya dengan 

mereka. Melalui hukuman Ia melaksanakan tindakan-Nya melawan 

mereka. Dan perlawanan-Nya yaitu  tanpa sebab atau tanpa alasan. 


 

800 

Ia melakukan hukuman. Ia melalui nabi-nabi-Nya memberitahukan 

perlawanan-Nya, dan menyampaikan pernyataan, menyatakan 

maksudnya. Atau Ia memanggil para malaikat-Nya, atau para pelayan 

keadilan-Nya yang lain, yang akan dipakai-Nya. Api dinyalakan di 

antara mereka, yang mungkin maksudnya yaitu  suatu kekeringan 

yang hebat. Panas dari matahari, yang seharusnya menghangati bumi 

namun  malah menghanguskan dan membakar habis akar-akar 

rumput yang telah dimakan habis ujungnya oleh belalang). Atau 

suatu demam yang mengganas, menjilat seperti api dalam tulang-

tulang mereka, yang melahap habis banyak orang, atau petir, api dari 

langit, yang membakar rumah-rumah mereka, seperti Sodom dan 

Gomora dihanguskan (4:11). Atau, itu yaitu  pembakaran kota-kota 

mereka, entah melalui kecelakaan atau oleh tangan musuh, sebab api 

dan pedang biasanya jalan bersama. Demikianlah kota-kota 

diluluhlantakkan, seperti negeri oleh belalang. Api ini, yang Tuhan   

datangkan, melakukan hukuman yang mengerikan. Api memakan 

habis samudera raya, seperti api yang jatuh dari langit ke atas 

mezbah Elia menjilat air yang ada di dalam parit. Kendati air 

dirancang untuk menghentikan dan memadamkan api ini yaitu  

seperti air dari samudra raya, namun api itu menghabisinya. Sebab 

siapakah, atau apakah, yang dapat tahan berdiri di hadapan api yang 

dinyalakan oleh murka Tuhan  ! Api itu benar-benar memakan habis 

sebagian, sebagian besar, kota-kota di mana api ini  dikirim. 

Atau itu seperti api di Tabera, yang merajalela di tepi perkemahan 

(Bil. 11:1). saat  sebagian digulingkan, sebagian lagi seperti 

puntung yang telah ditarik dari api. Segala sesuatu pantas dimakan 

habis, namun  api itu hanya memakan sebagian saja, sebab Tuhan   tidak 

mengerahkan seluruh murka-Nya.  

2. Sang nabi maju menemui Tuhan   di pertengahan hukuman-Nya, dan 

melalui doa-doa berusaha menghalau murka-Nya (ay. 2). saat  dia 

melihat, dalam penglihatan, betapa mengerikan perbuatan yang 

dilakukan oleh belalang-belalang ini, bahwa mereka telah memakan 

habis segala tumbuh-tumbuhan di tanah (dia bisa melihat mereka akan 

berbuat demikian kalau dibiarkan terus), maka kemudian dia berkata, 

Tuhan Tuhan  , berikanlah kiranya pengampunan (ay. 2). Tuhan Tuhan  , 

hentikanlah kiranya (ay. 5). Ia yang menubuatkan hukuman dalam 

pemberitaannya kepada umat, namun memprotesnya dalam doanya bagi 

mereka. Dia seorang nabi; ia akan berdoa untuk engkau. Merupakan 

tugas para nabi untuk berdoa bagi umat yang menerima nubuatannya, 

Kitab Amos 7:1-9 

 

801 

supaya nyata bahwa kendati mereka menyampaikan penghukuman, 

namun mereka tidak menginginkan hari celaka. sebab  itu, Tuhan   

memperlihatkan kepada nabi-nabi-Nya kedatangan hal-hal yang jahat, 

supaya mereka dapat melindungi umat, tidak hanya dengan memper-

ingatkan mereka, namun  juga dengan berdoa bagi mereka, dan berdiri di 

tengah, untuk menyingkirkan murka Tuhan  , seperti yang sering dilakukan 

oleh Musa, nabi besar itu. Sekarang amatilah di sini,  

(1) Doa sang nabi: TUHAN Tuhan  !  

[1] Berikanlah kiranya pengampunan, dan hapuskanlah dosa (ay. 2). 

Ia melihat dosa merupakan dasar masalahnya, dan sebab nya 

menyimpulkan bahwa pengampunan dosa harus menjadi dasar 

pembebasan, dan berdoa untuk pengampunan dosa sebagai hal 

yang utama. Perhatikanlah, apa pun malapetaka yang menimpa 

kita, pribadi atau bersama-sama, pengampunan dosa yaitu  yang 

harus dengan sungguh-sungguh kita mohonkan kepada Tuhan  . 

[2] TUHAN Tuhan  , hentikanlah kiranya, dan hapuskanlah hukuman. 

Hentikanlah api, hentikanlah perlawanan. Hentikanlah murkanya 

atas kita. Doa ini mengikuti pengampunan dosa. Singkirkan 

penyebabnya, maka akibatnya akan berhenti. Perhatikanlah, 

orang-orang yang dilawan oleh Tuhan   akan segera mendapati 

betapa perlunya mereka berseru memohon tangan yang ter-

acung diturunkan. Ada harapan bahwa kendati Tuhan   telah 

memulai dan telah jauh menjalankan perlawanan-Nya, namun 

pengampunan tetap dapat diperoleh.  

(2) Permohonan sang nabi untuk memperkuat doa ini: Bagaimanakah 

Yakub dapat bertahan? Bukankah ia kecil? (ay. 2). Dan hal ini diulangi 

(ay. 5), namun bukan pengulangan yang sia-sia. Kristus, dalam 

kepedihan-Nya, berdoa dengan sungguh-sungguh, mengucapkan doa 

yang itu juga, lagi dan lagi.  

[1] Yakublah yang dia doakan, umat Tuhan   yang percaya, yang 

dipanggil dengan nama-Nya, yang memanggil nama-Nya, 

keturunan Yakub, umat pilihan-Nya, dan yang terikat kovenan 

dengan-Nya. Masalah Yakublah yang dikemukakannya dalam doa 

di hadapan Tuhan   Yakub.  

[2] Yakub itu kecil, sangat kecil, lemah dan terpuruk oleh berbagai 

hukuman sebelumnya. Dan sebab  itu, jika hukuman-hukuman 

itu datang, maka dia pasti akan hancur lebur. Jumlahnya sangat 

sedikit. Debu Yakub, yang dahulu tidaklah terhitung, kini segera 


 

802 

terhitung. Orang-orang yang sedikit itu juga lemah, itulah si 

cacing Yakub (Yes. 41:14). Mereka tidak sanggup menolong diri 

sendiri atau saling menolong satu sama lain. Dosa akan segera 

membuat bangsa yang besar menjadi kecil, akan mengurangi 

jumlahnya, memiskinkan yang berlimpah, dan melemahkan yang 

berani.  

[3] Bagaimanakah ia dapat bertahan? Ia telah jatuh dan tidak dapat 

menolong diri sendiri, dan tidak punya teman untuk 

menolongnya, tak ada yang dapat mengangkatnya, kecuali 

tangan Tuhan   yang melakukannya. Apa yang akan terjadi 

dengannya, jika tangan yang seharusnya mengangkatnya terulur 

melawan dia? Perhatikanlah, saat  keadaan jemaah Tuhan   

menjadi terpuruk dan sangat tidak berdaya, maka tepatlah untuk 

didukung oleh doa-doa kita untuk meminta belas kasihan Tuhan  .  

3. Tuhan   dengan rahmat-Nya menarik perlawanan-Nya, sebagai jawaban atas 

doa sang nabi, lagi dan lagi (ay. 3): Maka menyesTuhan   TUHAN. Ia tidak 

mengubah pikiran-Nya, sebab Ia seia sekata dengan pikiran-Nya, dan 

siapa yang dapat membelokkan Dia? namun , Ia mengubah caranya, 

mengambil cara lain, dan berketetapan untuk bertindak dengan belas 

kasihan dan bukan dengan murka. Ia berkata, “Hal itu tidak akan terjadi.” 

Dan sekali lagi (ay. 6), “Inipun tidak akan terjadi.” Belalang-belalang 

dibatalkan dan ditarik kembali. Laju api dihentikan, sehingga 

penangguhan dikabulkan. Lihatlah kuasa doa, yang bila dengan yakin 

didoakan, sangatlah besar kuasanya, sungguh hebat kuasanya. Sudah 

banyak kali suatu hukuman dihentikan dengan menaikkan permohonan 

kepada Sang Hakim. Ini bukanlah yang pertama kali nyawa Israel 

dimohonkan, dan diselamatkan. Lihatlah betapa para pendoa, nabi-nabi 

pendoa, merupakan berkat bagi suatu negeri, dan sebab nya mereka 

harus dihargai tinggi. Kehancuran banyak kali akan menerobos masuk 

jika mereka tidak berdiri di tengah dan mencegahnya. Lihatlah betapa 

siapnya, betapa cepatnya, Tuhan   menunjukkan belas kasih-Nya, betapa Ia 

bersabar dalam belas kasihan. Amos bergerak meminta penangguhan 

hukuman, dan mendapatkannya, sebab  Tuhan   bersedia 

mengaruniakannya dan melihat sekeliling apakah ada orang yang mau 

berdoa untuk itu (Yes. 59:16). Penangguhan atau pembatalan hukuman 

yang diajukan di masa lalu untuk memohon belas kasihan, hendaknya 

mendorong kita untuk berdoa dan berharap memohon pembatalan 

hukuman. Demikianlah yang terjadi di sini. Merupakan kemuliaan-Nya 

Kitab Amos 7:1-9 

 

803 

bahwa Ia memperbanyak pengampunan, menyayangkan, dan mengam-

puni, hingga lebih dibandingkan  70 kali 7 kali.  

II. Kita temukan di sini penolakan terhadap orang-orang yang sudah sering kali 

dilepaskan dari hukuman namun  tidak juga mau dipulihkan, sudah dibuat 

sengsara namun  tidak juga mau tunduk kepada Tuhan   dan kewajiban mereka. 

Hal ini diperlihatkan kepada sang nabi melalui sebuah penglihatan (ay. 7-8) 

dan sebuah nubuatan yang jelas tentang kehancuran  mereka (ay. 9). 

1. Penglihatan sang nabi yaitu  tentang sebuah tali sipat, sebuah tali 

dengan sebuah pemberat diujungnya, seperti yang digunakan oleh 

tukang batu untuk meratakan dinding, sehingga tersusun lurus dan rapi, 

dan sesuai aturan.  

(1) Israel yaitu  sebuah tembok, sebuah tembok yang kuat, yang 

didirikan oleh Tuhan   sendiri, sebagai sebuah kubu, atau tembok 

pertahanan, bagi tempat kudus-Nya, yang didirikan di antara 

mereka. Jemaat Yahudi berkata tentang dirinya (Kid. 8:10), Aku 

yaitu  suatu tembok, dan buah dadaku bagaikan menara. Tembok ini 

dibuat dengan tali sipat, dengan sangat tepat dan kuat. Tubuhnya 

bagus, begitu padat, dan segala sesuatu tersusun baik sesuai dengan 

polanya. Dan tembok itu telah berdiri lama dan kokoh seperti sebuah 

tembok tembaga. namun ,  

(2) Tuhan   kini berdiri di atas tembok ini, bukan untuk menopangnya, 

melainkan untuk menginjaknya supaya roboh, atau tepatnya, untuk 

mempertimbangkan apa yang akan dilakukan-Nya dengan tembok 

ini . Ia berdiri dekat temboknya, dan di tangan-Nya ada tali 

sipat, untuk mengukurnya, supaya tampak jelas bahwa temboknya 

sudah melengkung. Recti est index sui et oblique – Tali sipat ini akan 

menemukan di bagian mana yang bengkok. Demikianlah Tuhan   akan 

menguji bangsa Israel, akan menemukan kejahatan mereka, dan 

menunjukkan di mana mereka telah bersalah. Kemudian Ia akan 

menyatakan penghakiman-Nya atas mereka berdasar  keadilan, 

akan menaruh sebuah tali sipat di tengah-tengah mereka, untuk 

menandai berapa jauh tembok mereka harus diratakan, seperti Daud 

mengukur tempat orang Moab dengan tali (2Sam. 8:2) untuk 

mematikan mereka. saat  Tuhan   hendak datang untuk 

menghancurkan suatu bangsa, Ia dikatakan membuat keadilan 

menjadi tali pengukur, dan kebenaran menjadi tali sipat. Sebab saat  

Ia menghukum, itu dilakukan dengan ketepatan. Hal ini  


 

804 

sekarang sudah ditentukan: “Aku tidak akan memaafkannya lagi. 

Mereka tidak akan disayangkan dan ditangguhkan seperti yang 

sudah-sudah. Hukuman mereka tidak akan ditarik kembali” (1:3). 

Perhatikanlah, kesabaran Tuhan  , yang telah lama disalahgunakan 

dengan dosa, pada akhirnya akan hilang oleh dosa. Dan waktunya 

akan datang saat  orang-orang yang telah sering dilepaskan tidak 

akan dilepaskan lagi. Roh-Ku tidak akan selama-lamanya 

tinggal. Sesudah sering ditangguhkan, suatu hari penghukuman akan 

dijalankan.  

2. Nubuatan yang diterima sang nabi yaitu  tentang kehancuran sehabis-

habisnya (ay. 9).  

(1)  Seluruh bangsa Israel akan dihancurkan, dengan segala keindahan 

dan pertahanannya. Mereka di sini disebut Ishak dan juga Israel, 

keturunan Ishak (ay. 16), dan menurut beberapa penafsir merujuk 

pada arti dari nama Ishak, yang berarti tertawa. Mereka akan 

menjadi bahan tertawaan bangsa-bangsa tetangga mereka, yang 

akan  menertawakan mereka. Kesunyian akan meliputi bukit-bukit 

pengorbanan dan tempat-tempat kudus mereka, entah puri-puri atau 

kuil-kuil mereka, yang dibangun di bukit-bukit tinggi. Puri-puri 

mereka dipikirkannya aman, dan kuil-kuil mereka suci seperti 

tempat kudus. Semuanya ini akan dilicintandaskan, untuk 

menghukum mereka sebab  penyembahan berhala dan membuat 

mereka malu sebab  kepercayaan diri mereka yang sia-sia, yaitu dua 

hal yang menjadi alasan perseteruan Tuh