an -lah yang telah membuat semuanya
ini. TUHAN itulah nama-Nya, nama yang olehnya Tuhan alam
semesta, Tuhan seluruh bumi, telah memperkenalkan diri kepada
umat-Nya Israel dan mengikat kovenan dengan mereka.
[2] Sebagaimana Ia yaitu Tuhan yang Mahakuasa, demikianlah Ia
memberi kekuatan kepada umat-Nya yang mencari Dia, dan
memperbarui kekuatan mereka yang telah kehilangan daya, jika
mereka menantikan-Nya. Sebab (ay. 9) Ia menimpakan
kebinasaan atas yang kuat sedemikian rupa sehingga kebinasaan
datang ke atas yang berkubu dan dengan hebat menyerang
orang-orang yang menjarah mereka. Inilah dorongan semangat
bagi umat untuk mencari TUHAN, yaitu bahwa, jika mereka
mencari Dia, mereka akan menemukan Dia berkuasa memulihkan
persoalan mereka saat mereka terpuruk dalam-dalam. Kendati
mereka tersudut dan musuh mereka kuat, namun jika mereka
dapat menarik Tuhan di pihak mereka, maka mereka segera akan
kuat kembali hingga bukan hanya berbalik menjadi penyerang,
melainkan juga penakluk. Mereka datang atas tempat yang
berkubu, mengadakan pembalasan dan menjadi tuan atas
mereka.
2. Orang Israel di sini dinasihati untuk berlaku jujur dan adil dalam urusan
mereka dengan sesama (ay. 14-15), amatilah di mana,
(1) Tugas panggilan yang dikehendaki dari mereka: Carilah yang baik
dan jangan yang jahat. Bencilah yang jahat dan cintailah yang baik;
dan tegakkanlah keadilan di pintu gerbang. Tegakkanlah keadilan
kembali di sana, sebab hal itu telah lenyap (ay. 7). Perhatikanlah,
segala sesuatu tidaklah seburuk yang disangka, semuanya masih
Kitab Amos 5:1-3
771
dapat diperbaiki jika jalan yang benar ditempuh. Janganlah putus
asa, segala keluhan masih dapat diatasi dan penyimpangan
diperbaiki. Keadilan masih dapat menang di tempat ketidakadilan
merajalela. Untuk melakukan semuanya ini, yang baik harus dicintai
dan dicari, yang jahat harus dibenci dan tidak lagi dicari. Kita harus
mencintai prinsip-prinsip hidup yang baik dan berpegang
kepadanya, senang berbuat baik dan berlimpah dalam
melakukannya, mencintai orang-orang baik, dan menyukai
percakapan yang baik, serta kewajiban-kewajiban yang baik. Dan,
apa pun yang baik yang kita lakukan, kita harus melakukannya
berdasar kasih, melakukannya sebab pilihan dan dengan
sukacita. Orang-orang yang mencintai yang baik akan mencarinya,
akan berusaha melakukan semua yang baik semampu mereka,
mencari kesempatan untuk melakukannya, dan berusaha
melakukannya hingga puncak kekuatan mereka. Mereka juga akan
membenci yang jahat, membenci pikiran untuk melakukan hal yang
tidak benar, dan menjauhi segala macam kejahatan. Sia-sia kita ber-
usaha mencari Tuhan dalam ibadah kita, jika kita tidak mencari yang
baik dalam seluruh tindakan kita.
(2) Alasan-alasan mengapa kita harus mencari dan melakukan yang baik,
[1] Ini yaitu jalan yang pasti untuk berbahagia dan memiliki hadirat
Tuhan selalu bersama kita: “Carilah yang baik dan jangan yang
jahat, supaya kamu hidup, dapat luput dari hukuman yang jahat
yang telah engkau cari dan cintai (kebenaran menyelamatkan
orang dari maut), sehingga kamu dapat beroleh perkenanan
Tuhan , yang yaitu hidupmu, yang lebih baik dibandingkan hidup itu
sendiri. Juga, supaya kamu dapat beroleh penghiburan dan dapat
hidup untuk tujuan yang baik. Kamu akan hidup, sebab dengan
demikian TUHAN, Tuhan semesta alam, akan menyertai kamu dan
menjadi hidupmu.” Perhatikanlah, orang-orang yang tetap
menjalankan kewajiban ibadah mereka akan memiliki hadirat
Tuhan bersama mereka, sebagai Tuhan semesta alam, Tuhan yang
Mahakuasa. “Ia akan menyertaimu seperti yang kamu katakan,
yaitu, saat engkau memuliakan-Nya. Kamu benar-benar akan
beroleh penyertaan-Nya, yang selama ini tidak kamu peroleh
namun membual seolah-olah kamu memperolehnya, padahal
kamu terus berjalan dalam kejahatan.” Orang-orang yang
sungguh-sungguh bertobat dan mereformasi diri akan
menikmati penghiburan yang sebelumnya hanya mereka nikmati
772
saja dalam khayalan. Atau, “Sebagaimana yang engkau doakan
saat engkau mencari Tuhan . Hidupilah doamu dan kamu akan
mendapatkan apa yang kamu doakan.”
[2] Inilah cara yang paling mungkin untuk membuat bangsa Israel
berbahagia: “jika kamu mencari dan mencintai apa yang baik,
kamu ikut membantu menyelamatkan negeri dari kehancuran.”
Mungkin TUHAN, Tuhan semesta alam, akan mengasihani sisa-sisa
keturunan Yusuf. Kendati hanya ada suatu sisa yang tertinggal,
namun, jika Tuhan mengasihani yang kaum yang tersisa ini ,
maka mereka akan bangkit menjadi suatu bangsa yang besar
kembali. Dan jika beberapa di antara mereka berpaling dari dosa,
terutama jika hukuman ditegakkan di pintu gerbang, kendati kita
tidak dapat pasti, namun ada kemungkinan besar bahwa urusan
umum akan memperoleh suatu titik balik yang baru dan bahagia,
dan segala sesuatu akan diperbaiki jika manusia memperbaiki
hidup mereka. Janji-janji lahiriah dibuat dengan suatu mungkin.
Dan baiklah kita menaikkan doa-doa kita selaras dengan itu.
Ancaman dan Teguran
(5:16-20)
16 Sesungguhnya, beginilah firman TUHAN, Tuhan semesta alam, Tuhanku: “Di segala tanah
lapang akan ada ratapan dan di segala lorong orang akan berkata: Wahai! Wahai! Petani
dipanggil untuk berkabung dan orang-orang yang pandai meratap untuk mengadakan
ratapan. 17 Dan di segala kebun anggur akan ada ratapan, jika Aku berjalan dari
tengah-tengahmu,” firman TUHAN. 18 Celakalah mereka yang menginginkan hari TUHAN!
Apakah gunanya hari TUHAN itu bagimu? Hari itu kegelapan, bukan terang! 19 Seperti
seseorang yang lari terhadap singa, seekor beruang mendatangi dia, dan saat ia sampai
ke rumah, bertopang dengan tangannya ke dinding, seekor ular memagut dia! 20
Bukankah hari TUHAN itu kegelapan dan bukan terang, kelam kabut dan tidak bercahaya?
Inilah,
I. Sebuah ancaman yang sangat mengerikan akan kehancuran yang sedang
mendekat (ay. 16-17). sebab orang Israel tidak mau mengambil jalan yang
benar untuk mendapatkan perkenan Tuhan , maka Tuhan akan mengambil jalan
yang pasti membuat mereka merasakan beratnya murka-Nya. Ancaman
diperkenalkan dengan perkataan yang luar biasa, untuk membuat mereka
terkejut. Itu bukan perkataan dari sang nabi saja (jika demikian,
perkataannya diremehkan), melainkan firman dari TUHAN Tuhan , yang
memiliki wujud kekal tidak terbatas. Ia itu Tuhan semesta alam, yang memiliki
kuasa tidak terbatas dan tidak tertahankan, dan Ia itu Adonai, TUHAN, yang
Kitab Amos 5:1-3
773
memiliki kedaulatan mutlak yang tidak tertandingi, dan memiliki kekuasaan
atas segala sesuatu. Ia-lah yang mengatakannya, yang dapat dan akan
mewujudkan perkataan-Nya, dan Ia telah berkata,
1. Bahwa tanah Israel akan dibuat berkabung, sungguh-sungguh
berkabung, bahwa semua tempat akan dipenuhi dengan ratapan sebab
bencana yang akan menimpa mereka. Lihatlah ke dalam kota-kota, di
segala tanah lapang akan ada ratapan, di jalan-jalan besar, di lorong-
lorong. Lihatlah ke dalam negeri, orang akan berkata: Wahai! Wahai!
Habislah kita! Begitu hebat ratapan itu hingga tidak terbatas di dalam
rumah-rumah saja, atau dalam batas-batas kepatutan saja, melainkan
akan diberitakan di jalan-jalan dan di lorong-lorong, dan menjadi liar.
Para petani akan dipanggil dari pekerjaan membajak oleh sebab
bencana negerinya untuk ikut berkabung. Dan, sebab orang-orang yang
ikut berkabung tidaklah ahli dalam meratap, maka mereka dipanggil
untuk berpura-pura meratap, untuk mendukung ratapan para peratap
yang pandai. Bahkan di seluruh kebun anggur, yang biasanya hanya ada
kegembiraan dan kesenangan, akan ada suara lolongan, saat suatu ke-
kuatan asing menyerbu negeri, dan meluluhlantakkan segala sesuatu,
tanpa ada perlawanan sedikit pun, dan tidak ada senjata selain doa dan
air mata.
2. Bahwa tanah Israel akan dibawa kepada kehancuran, dan kehancuran
yang semakin menjadi-jadi yang menjadi alasan dari segala ratapan ini:
Aku berjalan dari tengah-tengahmu, seperti malaikat pembinasa yang
berjalan melewati seluruh negeri Mesir untuk membunuh anak-anak
sulung, namun melewati rumah-rumah orang Israel. Hukuman Tuhan
sering melewati mereka, namun sekarang hukuman-Nya akan
mendatangi mereka, akan menghancurkan mereka.
II. Teguran yang keras dan adil bagi mereka yang memandang rendah ancaman
ini, dan yang dengan kurang ajar mengajukan tantangan terhadap keadilan
Tuhan dan hukuman-Nya (ay. 18). Celakalah engkau yang menantikan hari
TUHAN, yang sungguh-sungguh berharap akan waktu peperangan dan
kekacauan, seperti yang dilakukan beberapa orang yang memiliki roh yang
terus bergolak dan merindukan macam-macam perubahan, atau yang
memilih untuk memancing di air yang keruh, berharap untuk mengangkat
keluarga mereka di atas kehancuran negeri mereka. namun sang nabi
memberi tahu mereka, bahwa kehancuran ini akan sedemikian hebatnya
hingga tak seorang pun akan lolos. Atau hal ini disampaikan kepada orang-
orang yang, dalam ratapan dan perkabungan mereka atas bencana yang
774
mereka alami, ingin mati saja supaya terbebas dari kesengsaraan mereka,
seperti yang dialami Ayub. namun sang nabi menunjukkan kepada mereka
kebodohan harapan ini. Tidak tahukah mereka, kematian seperti apa yang
akan dialami orang yang tidak bersiap untuk itu? Bahwa kematian mereka
akan lebih mengerikan dari apa saja yang dapat menimpa mereka dalam
hidup ini? Atau lebih tepatnya, hal ini disampaikan kepada mereka yang
mengolok-olok hari TUHAN itu, yang disampaikan oleh sang nabi dengan
begitu sungguh-sungguh. Mereka menantikannya, yaitu mereka menantang-
nya. Mereka berkata, biarlah Tuhan melakukan yang terburuk. Baiklah Tuhan
lekas-lekas dan cepat-cepat melakukan tindakan-Nya (Yes. 5:19). Di manakah
janji tentang kedatangan-Nya? (2Ptr. 3:4). Ini artinya,
1. Mereka tidak mempercayainya. Mereka berkata, mereka berharap hari
itu akan datang, sebab mereka tidak percaya hal itu akan benar-benar
datang. Mereka tidak mempercayainya kecuali mereka melihatnya.
2. Mereka tidak takut dengan hari itu. Meskipun mereka agak percaya akan
kebenarannya, namun mereka tidak mempedulikannya, sehingga sama
sekali tidak menyadari bahayanya. Bukannya tergugah untuk takut,
mereka malah menginginkannya untuk mengetahui seperti apa hari itu.
Untuk menaggapi semua ini,
(1) Sang nabi menunjukkan kebodohan orang-orang yang dengan
lancang mengingini hukuman Tuhan dan menjadikan kengerian
TUHAN sebagai suatu gurauan: “Apakah gunanya itu bagi kamu
bahwa hari TUHAN akan datang? Kamu akan mendapati hari itu
pasti datang dan menyedihkan. Jangan mengolok-olok hari itu,
sebab hari itu bukanlah sesuatu untuk dipertanyakan apakah akan
datang atau tidak. Jangan pula mengabaikannya, sebab ia benar-be-
nar datang. Hari itu kegelapan, bukan terang (ay. 18). Bukankah hari
TUHAN itu kegelapan? (ay. 20). Tidakkah hati nuranimu memberi
tahu bahwa hari itu yaitu demikian, bahwa hari itu bukan
terang, dan kelam kabut dan tidak bercahaya?” Perhatikanlah, hari
TUHAN akan menjadi suatu kegelapan, suram dan redup bagi semua
orang berdosa yang tidak bertobat. Hari penghakiman akan menjadi
demikian, terkadang menjadi hari masalah mereka sekarang ini. Dan,
saat Tuhan membuat suatu hari menjadi gelap, maka seisi dunia
pun tidak dapat menjadikannya terang.
(2) Sang nabi menunjukkan kebodohan orang-orang yang dengan tidak
sabar mengharapkan suatu perubahan terjadi pada hukuman Tuhan ,
dengan harapan hukuman selanjutnya akan lebih baik dan lebih
Kitab Amos 5:1-3
775
ringan. Mereka menginginkan hari TUHAN, dengan harapan bagi
kebaikan diri sendiri (kendati hati dan hidup mereka tidak diper-
baiki), atau, paling tidak untuk mengetahui bila yang terburuk akan
datang. Namun sang nabi memberi tahu, bahwa mereka tidak tahu
apa yang mereka minta (ay. 19). Harapan mereka itu seperti
seseorang yang lari terhadap singa, seekor beruang mendatangi dia,
seekor binatang pemangsa yang lebih buas dan lebih kelaparan
dibandingkan seekor singa, atau seperti seseorang, yang ingin lari dari
semua bahaya di luar, masuk ke dalam rumah untuk mencari
keamanan, dan bertopang dengan tangannya ke dinding untuk
beristirahat, namun di sana seekor ular memagut dia. Perhatikanlah,
orang-orang yang tidak direformasi oleh berbagai hukuman Tuhan
akan dikejar oleh hukuman-hukuman itu. Dan jika mereka luput dari
yang satu, yang lain siap untuk menangkap mereka. Ketakutan,
pelubang, dan jerat mengelilingi mereka (Yes. 24:17-18). sebab itu
sungguh gila untuk menentang hari TUHAN.
Perayaan Ibadah Munafik Ditolak;
Ancaman Hukuman
(5:21-27)
21 “Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada
perkumpulan rayamu. 22 Sungguh, jika kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-
korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban
keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang. 23 Jauhkanlah dari
pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar. 24
namun biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang
selalu mengalir.” 25 “Apakah kamu mempersembahkan kepada-Ku korban sembelihan dan
korban sajian, selama empat puluh tahun di padang gurun itu, hai kaum Israel? 26 Kamu
akan mengangkut Sakut, rajamu, dan Kewan, dewa bintangmu, patung-patungmu yang
telah kamu buat bagimu itu, 27 dan Aku akan membawa kamu ke dalam pembuangan jauh
ke seberang Damsyik,” firman TUHAN, yang nama-Nya Tuhan semesta alam.
Maksud ayat-ayat ini yaitu untuk menunjukkan betapa Tuhan tidak menghargai
pertunjukan kesalehan mereka, malah sebaliknya, betapa Ia sangat
membencinya, sementara mereka terus di dalam dosa-dosa mereka. Amatilah,
I. Betapa tidak menyenangkan, bahkan, betapa menjijikkan semua upacara
ibadah palsu mereka kepada Tuhan . Mereka mengadakan hari-hari raya di
Betel, untuk meniru yang ada di Yerusalem, dengan berpura-pura bersukaria
di hadapan Tuhan . Mereka mengadakan perkumpulan raya untuk beribadah,
di mana mereka berlaku seolah-olah datang kepada-Nya seperti rakyat
776
berkerumun dan duduk di hadapan-Nya sebagai umat-Nya. Mereka memper-
sembahkan kepada Tuhan korban bakaran, untuk menghormati Tuhan ,
bersama dengan korban sajian yang oleh hukum harus dipersembahkan
bersama-sama. Mereka mempersembahkan korban keselamatan, untuk
memohon perkenan Tuhan , dan mereka mempersembahkan ternak yang
tambun yang mereka miliki (ay. 21-22). Sebagai tiruan kepada musik di Bait
Suci, mereka mengadakan keramaian nyanyian-nyanyian dan lagu
gambus (ay. 23), musik vokal dan instrumen, yang dengannya mereka
memuji Tuhan . Dengan pelayanan ini mereka berharap agar Tuhan berkenan
mengampuni dosa-dosa yang mereka perbuat, dan untuk memperoleh restu
melanjutkan hidup di dalam dosa. Oleh sebab itu, mereka begitu jauh dari
diterima oleh Tuhan sehingga malah dibenci. Ia membenci, Ia menghinakan
perayaan mereka, tidak hanya menghinakan mereka sebagai ibadah yang
tidak berguna bagi Dia, namun malah membencinya sebagai suatu
penghinaan dan hasutan bagi-Nya, seperti kita membenci orang-orang yang
berpura-pura terhadap kita, berpura-pura hormat kepada kita padahal
sesungguhnya tidak demikian. Tidak ada yang lebih dibenci, lebih tercela,
dibandingkan kemunafikan. Siapa pagi-pagi sekali memberi selamat dengan suara
nyaring, hal itu akan dianggap sebagai kutuk baginya, jika ternyata hatinya
tidak demikian. Tuhan tidak akan senang kepada perkumpulan raya mereka,
sebab di dalamnya tidak ada yang menyukakan hati-Nya, malah penghinaan
besar. Korban-korban persembahan mereka bagi Dia tidaklah berbau harum
seperti korban Nuh (Kej. 8:21). Ia tidak mau menerimanya. Ia tidak akan
memandangnya, tidak akan memperhatikannya. Ia tidak akan mendengar
lagu gambus mereka. Sebab, saat dosa menambah suara sumbang di dalam
harmoni, kedengarannya menyakitkan di telinga-Nya: “Jauhkanlah,” kata
Tuhan , “Aku tidak dapat tahan.” Nah, hal ini menyatakan,
1. Bahwa korban persembahan itu sendiri tidak ada artinya bagi Tuhan
dibandingkan dengan kewajiban moral. Mengasihi Tuhan dan sesama
yaitu lebih baik dibandingkan korban sembelihan.
2. Bahwa korban persembahan orang fasik sungguh-sungguh merupakan
suatu kekejian bagi-Nya (Ams. 15:8). Kesalehan yang pura-pura yaitu
kejahatan yang berlipat ganda, sehingga sekiranya ada tempat di dalam
neraka yang lebih panas dari yang lain, maka tempat itu akan menjadi
bagian mereka.
II. Apakah itu yang Tuhan syaratkan agar korban-korban persembahan mereka
dapat diterima oleh-Nya (ay. 24): Biarlah keadilan bergulung-gulung seperti
air, di antara kamu, dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir, yaitu
Kitab Amos 5:1-3
777
1. “Biarlah ada sebuah reformasi perilaku di antara kamu sekalian. Biarlah
agama (hukuman Tuhan ) dan kebenaran menggugah hatimu sebagaimana
seharusnya. Biarlah tanahmu diairi olehnya, dan membawa pergi segala
kejahatan hati dan kecemaranmu. Biarlah agamamu meluap dan
mengalir deras ke mana-mana.”
2. “Secara khusus, biarlah keadilan dijalankan sebagaimana mestinya oleh
para pejabat dan hakim. Janganlah alirannya dihentikan oleh
keberpihakan dan suap, namun biarlah keadilan itu mengalir dengan
bebas dan lancar seperti air. Biarlah keadilan murni seperti air yang
mengalir, tidak dikotori dengan lumpur korupsi atau apa pun yang
menyimpangkan keadilan. Biarlah keadilan mengalir seperti aliran yang
deras, dan tidak membiarkan diri dihalangi atau alirannya dihambat,
oleh ketakutan terhadap manusia. Biarlah semua orang mendapat jalan
terbuka bebas kepadanya seperti aliran air untuk semua orang. Biarlah
siapa saja beroleh manfaat dari aliran air keadilan itu seperti pohon,
yang ditanam di tepi aliran air.” Dakwaan besar terhadap Israel
yaitu mengubah keadilan menjadi ipuh (ay. 7). Dalam hal ini sebab nya,
mereka harus mereformasi diri (Za. 7:9). Inilah yang dikehendaki Tuhan
lebih dibandingkan korban-korban persembahan (Hos. 6:6; 1Sam. 15:22).
III. Sangat sedikit Tuhan menganggap penting hukum korban, kendati itu yaitu
hukum-Nya sendiri, dibandingkan dengan aturan-aturan moral (ay. 25):
“Apakah kamu mempersembahkan kepada-Ku korban sembelihan dan korban
sajian, selama empat puluh tahun di padang gurun itu? Tidak.” Sebab bagian
terbesar dari waktu itu korban sangat diabaikan, oleh sebab keadaan
mereka yang belum menetap. Sesudah tahun kedua, perayaan Paskah tidak
dijalankan hingga mereka tiba di Kanaan. Dan semua ketetapan lainnya juga
dihentikan. Namun, sebab Tuhan menghendaki belas kasihan dan bukan
korban, maka Ia tidak pernah memperhitungkan pangabaian mereka itu
sebagai kesalahan, melainkan Ia terus memelihara dan berbuat baik kepada
mereka. Bukan sebab masalah korban persembahan, melainkan gerutu dan
ketidakpercayaan orang Israel yang mengakibatkan Tuhan murka terhadap
mereka. Ia tetap mengakui umat-Nya itu, kendati mereka tidak
mempersembahkan korban asalkan dalam hal-hal lain mereka tetap dekat
dengan-Nya. Sebaliknya, Ia pasti tidak akan mengakui mereka lagi, kendati
mereka mempersembahkan korban namun dalam hal-hal lain mereka
menjauh dari Dia. Korban-korban persembahan lahiriah boleh dikecualikan,
namun korban-korban persembahan rohani tidak dapat dikecualikan. Bahkan
keadilan dan kejujuran tidak dapat menggantikan doa dan pujian, hati yang
778
remuk dan kasih akan Tuhan . Stefanus mengutip nas ini (Kis. 7:42), untuk
menunjukkan kepada orang-orang Yahudi bahwa mereka tidak harus
menganggapnya aneh bahwa hukum upacara dicabut, sebab sejak semula
hukum itu memang dipandang lebih rendah. Bandingkan dengan Kitab
Yeremia 7:22-23.
IV. Betapa sedikit alasan yang mereka miliki untuk berharap bahwa korban-
korban mereka dapat diterima oleh Tuhan , sementara mereka dan nenek
moyang mereka telah lama kecanduan menyembah Tuhan -Tuhan lain.
Demikianlah sebagian orang membaca ayat 25 sebagai: “Apakah engkau
mempersembahkan korban kepada-Ku seorang? yaitu, hanya kepada-Ku?
Tidak, dan sebab nya sama sekali tidak Aku terima.” Sebab hukum
penyembahan kepada TUHAN Tuhan kita yaitu hanya Dia yang harus kita
sembah. “namun kamu mengangkut Sakut rajamu (ay. 26), kuil kecil yang
engkau buat untuk kaubawa ke mana-mana, patung-patung kecil untuk
khayalan pribadimu, saat engkau tidak berani menyembahnya di depan
umum. Kamu memiliki patung-patung Sakut, rajamu,” (mungkin mewakili
matahari, yang menempatkan sang raja di antara benda-benda langit), “dan
Kewan, atau Refan” (seperti yang disebut oleh Stefanus, Kis. 7:43), yang
dianggap dan mewakili Saturnus, yang tertinggi dari tujuh planet.
Penyembahan matahari, bulan, dan bintang-bintang, yaitu penyembahan
berhala yang paling kuno, paling umum, dan tampaknya paling masuk akal.
Mereka membuat dewa bintang, suatu bintang tertentu yang mereka ambil
sebagai dewa mereka, atau menggunakan namanya sebagai nama Tuhan
mereka. Kepada semua berhala inilah bangsa Israel mengarahkan hatinya
sejak semula (Ul. 4:19). Dan orang yang mengarahkan hatinya kepada Tuhan -
Tuhan palsu tidak dapat mengharapkan perkenan Tuhan yang sejati.
V. Hukuman yang hendak ditimpakan Tuhan ke atas mereka sebab tetap
berkanjang dalam penyembahan berhala (ay. 27): Aku akan membawa kamu
ke dalam pembuangan jauh ke seberang Damsyik. Mereka dibawa sebagai
tawanan oleh Iblis ke dalam penyembahan berhala, dan sebab nya Tuhan
menyebabkan mereka masuk dalam penawanan di antara para penyembah
berhala, dan menyeret mereka ke dalam negeri asing, sebab mereka begitu
tergila-gila dengan Tuhan -Tuhan asing. Mereka dibawa jauh ke seberang
Damsyik. Penawanan mereka oleh orang Asyur jauh lebih hebat dibandingkan
yang dilakukan bangsa Aram. Sebab, jika hukuman yang lebih kecil tidak
bekerja, maka Tuhan akan mengirimkan yang lebih besar. Atau penawanan
Israel di bawah Salmaneser jauh lebih hebat dibandingkan penawanan ke
Kitab Amos 5:1-3
779
Damsyik di bawah Tiglat-Pileser, jauh lebih menyedihkan dan
menghancurkan, dan ini dinubuatkan dalam pasal 1:5. Sebab, saat dosa-
dosa umat yang percaya kepada Tuhan lebih besar dibandingkan dosa-dosa orang
lain, maka pastilah hukuman mereka akan lebih hebat lagi. Kita mendapati
jarahan Damsyik dan Samaria dibawa bersama oleh raja Asyur (Yes. 8:4).
Stefanus membacanya, Aku akan membawa kamu ke dalam pembuangan,
sampai di seberang sana Babel (Kis. 7:43), lebih jauh dibandingkan Yehuda akan
dibawa, begitu jauh hingga tidak akan pernah kembali lagi. Dan, untuk
membuat hukuman ini tampak lebih pasti dan lebih mengerikan, Ia yang
menjatuhkan hukuman ini menyebut diri-Nya sendiri TUHAN, yang nama-
Nya Tuhan semesta alam, dan yang sebab nya sanggup melaksanakan
hukuman itu, sebab Ia memiliki seluruh bala tentara alam semesta untuk di-
perintah-Nya.
PASAL 6
Dalam pasal ini kita mendapati,
I. Suatu umat pendosa yang terus-menerus meremehkan ancaman-
ancaman Tuhan dan menganggapnya sepele, namun masih juga
berbangga diri sebab memiliki berbagai hak istimewa dan merasa
menonjol di atas bangsa-bangsa lain (ay. 2-3). Mereka merasa diri kuat
(ay. 13), dan sepenuhnya terlena dengan kesenangan diri (ay. 4-6).
II. Seorang nabi yang sungguh-sungguh berusaha mengingatkan seriusnya
ancaman-ancaman Tuhan dan betapa mengerikannya, dengan
memberitahukan kerasnya hukuman-hukuman yang datang menimpa
umat yang menyukai hal-hal duniawi itu (ay. 7). Ia mengingatkan
kebencian Tuhan , sehingga Tuhan menyerahkan mereka dan keturunan
mereka kepada maut (ay. 8-11). Ia mendatangkan kebinasaan ke atas
mereka, sebab mereka tidak mau tergugah dengan cara-cara yang
dipakai-Nya untuk menginsafkan mereka (ay. 12-14).
Bahaya akan Rasa Aman yang Palsu
(6:1-7)
1 “Celaka atas orang-orang yang merasa aman di Sion, atas orang-orang yang merasa
tenteram di gunung Samaria, atas orang-orang terkemuka dari bangsa yang utama, orang-
orang yang kepada mereka kaum Israel biasa datang! 2 Menyeberanglah ke Kalne, dan
lihat-lihatlah; berjalanlah dari sana ke Hamat yang besar itu, dan pergilah ke Gat orang
Filistin! Adakah mereka lebih baik dari kerajaan-kerajaan ini, atau lebih besarkah daerah
mereka dari daerahmu? 3 Hai kamu, yang menganggap jauh hari malapetaka, namun men-
dekatkan pemerintahan kekerasan; 4 yang berbaring di tempat tidur dari gading dan
duduk berjuntai di ranjang; yang memakan anak-anak domba dari kumpulan kambing
domba dan anak-anak lembu dari tengah-tengah kawanan binatang yang tambun; 5 yang
bernyanyi-nyanyi mendengar bunyi gambus, dan seperti Daud menciptakan bunyi-
bunyian bagi dirinya; 6 yang minum anggur dari bokor, dan berurap dengan minyak yang
paling baik, namun tidak berduka sebab hancurnya keturunan Yusuf! 7 Sebab itu se-
karang, mereka akan pergi sebagai orang buangan di kepala barisan, dan berlalulah
keriuhan pesta orang-orang yang duduk berjuntai itu.”
784
Perkataan pertama dari pasal ini merupakan isi dari ayat-ayat di atas. namun
perkataan ini kedengaran aneh dan bertentangan dengan perasaan dunia
yang sia-sia: Celaka atas orang-orang yang merasa aman! Kita cenderung
berkata, “Berbahagialah orang-orang yang merasa aman,” yang tidak merasakan
masalah apa pun atau merasa takut, yang berbaring dengan lembut dan hangat
dan tidak merasakan berat di hati. Dan kita anggap bijaksana orang-orang yang
demikian, yang membenamkan diri di dalam segala kesenangan jasmani dan
tidak peduli dengan apa yang terjadi dengan dunia. Orang-orang yang dipandang
berbuat baik bagi diri sendiri yaitu yang berbuat baik bagi tubuh mereka dan
memuaskan diri. namun , terhadap mereka celaka ini diumumkan, dan kita
di sini diberi tahu apa itu yang membuat mereka merasa aman dan apa yang
menjadi celaka mereka.
I. Inilah gambaran tentang kesombongan mereka, rasa aman, dan nafsu
jasmani mereka, yang hendak diperhitungkan oleh Tuhan .
1. Dengan sia-sia mereka merasa bangga akan martabat mereka, dan
merasa bahwa hal itu akan mengamankan mereka dari hukuman yang
diancamkan dan menjadi pertahanan mereka terhadap murka Tuhan dan
manusia.
(1) Mereka yang tinggal di Sion merasa terhormat dan terlindungi
dengan tinggal di situ, tidak perlu dari segala ketakutan akan yang
jahat, sebab Sion yaitu sebuah kota yang kuat, terbentengi dengan
baik oleh alam dan pertahanan. Kita membaca tentang benteng
pertahanan di Sion dan kubu-kubu mereka. Juga, kota itu yaitu kota
kerajaan, di mana berdiri takhta keluarga Daud (kota itu dahulu
yaitu ibu kota Yehuda dan sebab nya benar-benar besar), dan
terutama lagi sebab kota itu yaitu kota suci, di mana Bait Suci
berada, dan menjadi kesaksian Israel. Orang-orang yang tinggal di
sana tidak ragu-ragu bahwa tempat kudus Tuhan akan menjadi
tempat kudus bagi mereka dan akan melindungi mereka dari segala
hukuman-Nya. Ini bait TUHAN, bait TUHAN, bait TUHAN (Yer. 7:4).
Mereka menjadi congkak oleh sebab gunung kudus (Zef. 3:11).
Perhatikanlah, banyak yang membusung dengan sombong, dan
terlena dalam keamanan fana, oleh sebab berbagai keistimewaan
sebagai jemaat dan tempat mereka di Sion.
(2) Orang-orang yang tinggal di gunung Samaria, kendati itu bukanlah
sebuah bukit yang kudus, seperti di Sion, namun mereka menaruh
percaya kepadanya, sebab itu yaitu kota metropolis dari sebuah
Kitab Amos 6:1-7
785
kerajaan yang berkuasa, dan mungkin, sebagai tiruan dari
Yerusalem, yaitu pusat agama. Dan dengan bergulirnya waktu
gunung Raja Semer itu menjadi sama kenamaannya di mata mereka
seperti bukit Sion. Mereka mengharapkan keselamatan dari bukit
dan gunung ini.
(3) Kedua kerajaan ini menganggap diri mereka tinggi sebab memiliki
hubungan yang khusus dengan Israel, sang pangeran Tuhan , yang
mereka pandang sebagai yang menjadikan mereka kepala dari
bangsa-bangsa, lebih tua dan terhormat dibandingkan bangsa-bangsa
lain. Orang-orang terkemuka dari bangsa-bangsa (demikianlah istilah
yang dipakai), yang dipersembahkan kepada Tuhan dan yang mengu-
duskan seluruh panen. Kaum Israel biasa datang kepada mereka,
yaitu, dibagi ke dalam kerajaan-kerajaan itu, di mana Sion dan
Samaria menjadi ibu kota. Orang-orang yang merasa aman yaitu
raja-raja dan penguasa, para pahlawan, orang-orang terkemuka dari
bangsa-bangsa, penguasa dari kedua kerajaan itu, dan kepada
mereka, yang tempat tinggalnya di Sion dan Samaria, seluruh
keturunan Israel datang untuk membawa perkara mereka.
Perhatikanlah, sukar untuk menjadi besar tanpa menjadi sombong.
Bangsa-bangsa yang besar dan orang-orang besar cenderung menilai
diri berlebihan, dan memandang rendah sesama mereka, sebab
mereka menganggap diri di atas orang lain. namun , untuk menegur
orang Israel atas kesombongan dan rasa aman mereka, sang nabi
meminta mereka untuk memperhatikan kota-kota yang mereka
kenal, yang begitu kenamaan seperti Sion atau Samaria, namun
dihancurkan (ay. 2). “Menyeberanglah ke Kalne (yaitu sebuah kota
kuno yang dibangun oleh Nimrod, Kej. 10:10), dan lihatlah apa yang
terjadi dengannya, kini tinggal reruntuhan. Demikian pula Hamat
yang besar itu, salah satu dari kota-kota utama Aram. Sanherib
menyombongkan diri telah membinasakan para Tuhan negeri Hamat.
Gat sama juga telah dijadikan sunyi oleh Hazael, belum lama
berselang (2Raj. 12:17). Nah, adakah mereka lebih baik dari
kerajaan Yehuda dan Israel? Ya, dan daerah mereka lebih besar
dibandingkan daerahmu, sehingga mereka lebih beralasan dibandingkan kamu
untuk yakin akan keamanan mereka. Meskipun begitu, lihatlah apa
yang terjadi dengan mereka, dan masih jugakah engkau merasa
aman? Adakah engkau lebih baik dari kota-kota yang banyak
penduduk? Tidak (Nah. 3:8). Perhatikanlah, contoh-contoh
kehancuran orang lain melarang kita untuk merasa aman.
786
2. Orang Israel tetap bertahan di dalam jalan mereka yang jahat dengan
anggapan bahwa mereka tidak akan dimintai pertanggungjawaban (ay.
3): “Hai kamu, yang menganggap jauh hari malapetaka, hari
pertanggungjawaban, sebagai sesuatu yang tidak pernah tiba, atau kamu
melihatnya masih jauh sehingga tidak membuatmu terkesan sama sekali.
Kamu menganggapnya jauh, dan berpikir kamu masih dapat lebih men-
jauhkannya lagi, dan menundanya de die in diem – dari hari ke hari, dan
sebab nya kamu mendekatkan pemerintahan kekerasan. Kamu
mengusahakan semua tindakan ketidakadilan dan penindasan, dan
mengadakan persekutuan dengan takhta kebusukan, yang merancangkan
bencana berdasar ketetapan (Mzm. 94:20). Kamu menariknya datang
mendekat, seakan-akan hal itu akan menjadi perlindunganmu dari
semua hukuman, padahal hal itu justru membuatmu matang untuk hu-
kuman itu.” Perhatikanlah, manusia mendekatkan diri kepada dosa,
sebab mereka menganggap hukuman jauh dari mereka. namun ,
hanya menipu diri saja orang-orang yang mencemooh Tuhan seperti itu.
3. Mereka memuaskan diri dalam segala cara kesenangan dan kesukaan
hawa nafsu (ay. 4-6). Orang-orang Israel ini sangat rakus dan budak bagi
nafsu mereka. Martabat mereka yang seharusnya menjadikan mereka
teladan penyangkalan diri, mereka sangka akan membenarkan mereka
dalam hawa nafsu. Keuntungan yang mereka peroleh dari penindasan
dan kekerasan mereka, mereka sangka, akan melindungi mereka dari
segala tuduhan. Mereka menganggap hari hukuman masih jauh, sehingga
tidak diganggu olehnya. Sebenarnya kesenangan, yang dituduhkan
kepada mereka di sini tidaklah mengandung perbuatan dosa di
dalamnya (asal digunakan secara pantas dan tidak berlebihan), namun
yang menjadi masalah yaitu mereka menempatkan kebahagiaan
mereka di dalam pemuasan nafsu jasmani mereka. Selain itu, bahkan
para pejabat pun, yang seharusnya menunjukkan contoh, mereka sendiri
malah menceburkan diri dalam segala kesenangan, menghabiskan waktu
di dalamnya, dan mencurahkan segala pikiran dan perhatian serta harta
mereka kepadanya. Kesenangan dan kenikmatan yaitu segala-galanya
bagi mereka. Hati mereka terpatri kepadanya. Mereka melampaui semua
batasan di dalamnya, dan inilah waktunya Tuhan dalam penyelenggaraan-
Nya memanggil mereka untuk menangis dan meratap (Yes. 22:12-13).
saat mereka sedang bersalah dalam dosa dan ditimpa murka Tuhan ,
dan hukuman-hukuman Tuhan sedang datang menerobos ke atas mereka,
mereka malah mengambil anggur dan minuman yang memabukkan,
Kitab Amos 6:1-7
787
menganggap bahwa besok akan sama seperti hari ini, dan lebih hebat lagi
(Yes. 56:12), sehingga dengan begitu mereka berjalan bertentangan
dengan Tuhan dan menantang penghakiman-Nya.
(1) Mereka berlebihan dalam perabot mereka. Tidak ada yang dapat
menyenangkan mereka kecuali tempat tidur dari gading untuk
berbaring, atau untuk duduk makan, saat kain kabung dan abu
akan menjadikan mereka lebih baik.
(2) Mereka malas dan menghibur diri dalam cinta akan kenyamanan.
Mereka tidak hanya berbaring, namun juga duduk berjuntai di atas
ranjang, saat seharusnya bergiat dalam urusan mereka. Mereka
lebih suka bermalas-malasan, dan bangga tidak berbuat apa-apa.
Mereka berlimpah dalam kelebihan (demikian dalam tafsiran agak
luas), saat banyak dari saudara-saudara mereka yang miskin
membutuhkan topangan hidup sehari-hari.
(3) Mereka pintar dan cermat dalam mengatur makanan mereka, harus
mendapatkan makanan yang terbaik dan dalam jumlah yang banyak:
Mereka memakan anak-anak domba dari kumpulan kambing domba
dan anak-anak lembu dari tengah-tengah kawanan binatang yang
tambun, yang gemuk berisi. Dan semuanya ini mungkin bukan di-
ambil dari kawanan ternak dan kumpulan binatang mereka sendiri,
melainkan diambil melalui penindasan dari orang-orang miskin.
(4) Mereka bergembira dan bersukaria, dan hanyut dalam pesta pora
dengan musik dan nyanyian: Mereka bernyanyi-nyanyi mendengar
bunyi gambus, bernyanyi dan bermain bersama-sama. Mereka
menciptakan bunyi-bunyian, alat-alat musik yang baru, berusaha
mengungguli nenek moyang mereka dalam hal-hal ini. Mereka
memutar otak untuk mencari cara menyenangkan khayalan mereka.
Sebagian orang tidak pernah menunjukkan kecerdasan mereka
dalam hal-hal lain selain dalam kemewahan. Untuk hal itu mereka
bersedia mencurahkan segala kemampuan untuk menemukan yang
baru. Mereka menciptakan bunyi-bunyian, alat-alat musik, seperti
Daud, menghibur diri dengan apa yang sebelumnya hanya dipakai
untuk hiburan raja-raja saja. Atau ayat ini menyatakan
kecintaan sia-sia mereka pada kegirangan. Mereka meniru musik
ibadah di Bait Suci, dan mengolok-oloknya, sebab, hal itu mungkin
sudah kuno, dan mereka bangga dalam melakukannya, seperti
orang-orang Babel saat mereka memaksa tawanan untuk
menyanyikan nyanyian-nyanyian Sion. Seperti itulah kesia-siaan
Beltsazar saat dia minum anggur dengan bokor Bait Suci, dan
788
seperti nyanyian-nyanyian mazmur dengan sia-sia dan sumbang,
dengan maksud untuk mengolok-olok ketetapan ilahi.
(5) Mereka minum secara berlebihan dan tidak pernah berpikir merasa
cukup: Mereka minum dari bokor, bukan dengan gelas atau cangkir
(seperti dalam Yer. 35:5). Mereka benci sedikit-sedikit dan harus
menenggak banyak, dan sebab nya menggunakan wadah-wadah
besar yang dapat mereka curi.
(6) Mereka mengeluarkan bau wewangian yang tajam: Mereka berurap
dengan minyak yang paling baik, supaya berbau harum, supaya
mereka semakin mencintai tubuh sendiri, serta untuk menjaga tubuh
dari penuaan, yang mereka bawa selama mereka hidup. Bukan
minyak wewangian biasa yang mereka gunakan. Mereka harus
mendapatkan yang terbaik, yang sukar didapat dan mahal dibeli,
padahal yang murah pun dapat juga digunakan.
4. Mereka tidak peduli sama sekali dengan kepentingan jemaat Tuhan dan
bangsa, yang sedang tenggelam dan membusuk: Mereka tidak berduka
sebab hancurnya keturunan Yusuf! Jemaat Tuhan , termasuk kerajaan
Yehuda dan Israel (yang disebut Yusuf, Mzm. 80:2), sedang berada dalam
kesesakan, diserbu, dihina, dan dihancurkan. Mereka tidak peduli
dengan kerajaan mereka sendiri, yang pemerintahannya dipercayakan
kepada mereka, yang segala urusannya mereka yang atur, yang
perdamaian yang harus mereka jaga, padahal ada kehancuran hebat
yang sedang melanda kerajaan mereka itu, kedamaian dan
kesejahteraannya. Mereka begitu terlena dalam kemabukan sampai tidak
menyadari semuanya itu, hanyut dalam berbagai kesenangan sehingga
tidak punya hati lagi. Begitu tidak pedulinya mereka terhadap urusan
dan kewajiban mereka sampai mereka sama sekali tidak mau ambil
pusing atau merasa prihatin untuk memperbaiki semuanya itu. Semua-
nya itu sama saja bagi mereka apakah bangsa ini tenggelam atau
mengapung, yang penting mereka dapat berbaring dengan tenang dan
hidup dalam kesenangan. Orang-orang yang termasuk dalam keturunan
Yusuf sedang dalam bencana, namun mereka tidak peduli dengan
ketidakadilan dan kesulitan yang mereka derita dan masalah yang
mereka hadapi. Tidak juga mereka peduli untuk melegakan mereka,
menegakkan hak mereka. Sungguh bertentangan dengan sifat Ayub yang
saleh itu, yang, saat hidup makmur, menangis bersamanya yang berada
dalam kesusahan dan susah hatinya sebab orang miskin (Ayb. 30:25).
Beberapa penafsir berpikir bahwa, penyebutan jemaat yang tertimpa
bencana sebagai Yusuf, merujuk kepada kisah juru minuman Firaun,
Kitab Amos 6:1-7
789
yang, saat memberi piala ke dalam tangan tuannya, tidak meng-
ingat Yusuf, melainkan melupakannya (Kej. 40:21, 23). Demikianlah
orang-orang itu saat minum anggur dari bokor, tidak berduka sebab
hancurnya keturunan Yusuf. Perhatikanlah, orang-orang yang biasanya
tidak peduli dengan kesulitan orang lain yaitu yang hatinya tercurah
pada kesenangan mereka sendiri. Dan sungguh membuat Tuhan tidak
senang saat jemaat-Nya berada di dalam kesusahan dan kita tidak
bersedih sebab nya, atau mempedulikannya.
II. Inilah kemalangan yang ditimpakan ke atas mereka (ay. 7): Sebab itu
sekarang, mereka akan pergi sebagai orang buangan di kepala barisan, dan
akan jatuh ke dalam berbagai kesengsaraan yang menyertai penawanan.
Dan berlalulah keriuhan pesta orang-orang yang duduk berjuntai
itu. Kelimpahan mereka akan diambil dari mereka, dan mereka juga
dirampas darinya, sebab mereka menjadikannya makanan dan bahan bakar
hawa nafsu kedagingan mereka.
1. Orang-orang yang hidup dalam kemewahan akan kehilangan bahkan
kebebasan mereka. Dan dengan dibawa ke dalam perbudakan, mereka
dihukum secara adil sebab menyalahgunakan martabat dan kekuasaan
mereka.
2. Orang-orang yang mengandalkan kesukaan dan kesenangan negeri
mereka akan dibawa tertawan ke dalam suatu negeri asing, sehingga
dibuat malu dengan kesombongan dan kepercayaan diri mereka. Mereka
akan pergi sebagai orang buangan.
3. Orang-orang yang menempatkan kebahagiaan pada kesenangan jasmani,
dan mengarahkan hati kepadanya, akan dirampas dari kesenangan
ini . Pesta mereka akan disingkirkan dan mereka akan tahu rasa apa
itu mengalami kesukaran.
4. Orang-orang yang duduk berjuntai akan dibuat mengalami kesesakan.
5. Orang-orang yang menganggap jauh hari malapetaka akan mendapatinya
sangat dekat kepada mereka dibandingkan kepada orang lain. Mereka akan
pergi sebagai orang buangan di kepala barisan, yaitu orang-orang
membuai diri dengan harapan bahwa jika masalah tiba mereka menjadi
yang terakhir yang ditangkap. Orang-orang yang telah matang untuk
ditimpa masalah yaitu mereka yang tidak memperhatikan masalah
orang lain dan jemaat Tuhan . Orang-orang yang memberi diri kepada
kegirangan, saat Tuhan memanggil mereka untuk berkabung, akan
mendapatinya sebagai dosa yang tidak akan dibiarkan tanpa dihukum
(Yes. 22:14).
790
Ancaman Hukuman
(6:8-14)
8 Tuhan Tuhan telah bersumpah demi diri-Nya, – demikianlah firman TUHAN, Tuhan
semesta alam –: “Aku ini keji kepada kecongkakan Yakub, dan benci kepada purinya; Aku
akan menyerahkan kota serta isinya." 9 Dan jika masih tinggal sepuluh orang dalam satu
rumah, mereka akan mati. 10 Dan jika pamannya, pembakar mayat itu, yang datang
mengangkat dan mengeluarkan mayat itu dari rumah itu, bertanya kepada orang yang
ada di bagian belakang rumah: “Adakah lagi orang bersama-sama engkau?” dan dijawab:
“Tidak ada,” ia akan berkata: “Diam!” Sebab tidaklah patut menyebut-nyebut nama
TUHAN! 11 Sebab sesungguhnya, TUHAN memberi perintah, maka rumah besar
dirobohkan menjadi reruntuhan dan rumah kecil menjadi rosokan. 12 Berlarikah kuda-
kuda di atas bukit batu, atau dibajak orangkah laut dengan lembu? Sungguh, kamu telah
mengubah keadilan menjadi racun dan hasil kebenaran menjadi ipuh! 13 Hai kamu, yang
bersukacita sebab Lodabar, dan yang berkata: “Bukankah kita dengan kekuatan kita
merebut Karnaim bagi kita?” 14 “Sebab sesungguhnya, Aku akan membangkitkan suatu
bangsa melawan kamu, hai kaum Israel,” demikianlah firman TUHAN, Tuhan semesta alam,
“dan mereka akan menindas kamu dari jalan yang menuju ke Hamat sampai ke sungai
yang di Araba.”
Dalam bagian awal pasal ini kita mendapati orang-orang Israel yang merasa
aman memenuhi diri dengan segala kesenangan, seakan-akan mereka tidak
dapat dibuat cukup merasa gembira. Di sini kita mendapati Tuhan memenuhi
mereka dengan segala hukuman, seakan-akan mereka tidak pernah dapat dibuat
cukup merasakan sengsara. Dan amatilah,
I. Betapa kokohnya beban itu ditimpakan, tidak terguncangkan oleh anggapan
dan rasa aman mereka. Sebab beban itu dipancangkan oleh TUHAN, Tuhan
semesta alam, oleh tangan-Nya yang kuat dan Mahakuasa, tangan yang tak
dapat ditahan oleh siapa pun. Hukuman itu dipancang kuat-kuat dengan
suatu sumpah, yang meneguhkan hukuman itu hingga tidak bisa ditarik
kembali: TUHAN Tuhan telah bersumpah demi diri-Nya, dan Ia tidak akan
menyesal, dan, sebab Ia tidak dapat bersumpah dengan yang lebih besar,
maka Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri. Betapa mengerikan, betapa
menyengsarakan, keadaan orang-orang yang kehancurannya, yang
kehancuran kekalnya, ditetapkan oleh Tuhan sendiri dengan bersumpah,
Tuhan yang dapat melaksanakan keputusan-Nya dan tidak dapat
membatalkannya!
II. Betapa beratnya beban ini! Mari kita lihat seperti apa beban ini.
1. Tuhan akan membenci dan meninggalkan mereka, dan ini sama saja
dengan kesengsaraan, derita dan sengsara: Aku ini keji kepada
kecongkakan Yakub, segala yang mereka banggakan dan hargai, yang
untuknya mereka menyebut diri orang-orang terkemuka dari bangsa
Kitab Amos 6:1-7
791
yang utama. Keanggotaan mereka sebagai jemaat pilihan, dan hak-hak
istimewa mereka sebagai jemaat, akan Bait suci, mezbah dan jabatan
imam, semua ini, lebih dari yang lainnya, merupakan keunggulan Yakub.
namun , saat semuanya ini dinodai dan dicemarkan oleh dosa, maka
Tuhan membenci semua itu. Ia membenci dan menghinakan semuanya itu
(5:21). Perhatikanlah, Tuhan membenci perilaku kesalehan lahiriah yang
dipelihara oleh orang-orang munafik, sebab mereka membenci kuasa
kesalehan. Dan jika Ia sampai membenci Bait Suci mereka, sebab
pelanggarannya, maka tidak heran jika Ia juga membenci semua istana
mereka, sebab ketidakadilan dan penindasan didapati-Nya di sana. Per-
hatikanlah, makhluk ciptaan yang membuat kita puas diri dan yang kita
andalkan sedemikian rupa hingga menjadi saingan Tuhan , berubah
menjadi kebencian bagi Dia. Ia membenci puri orang-orang berdosa,
sebab kejahatan mereka yang tinggal di dalamnya. Amsal 3:33, Kutuk
TUHAN ada di dalam rumah orang fasik. Dan, jika Tuhan membencinya,
maka yang segera akan terjadi yaitu Ia akan menyerahkan kota serta
isinya, menyerahkannya ke dalam tangan musuh, yang akan meluluh-
lantakkannya, dan memangsa segala kekayaannya. Perhatikanlah, orang-
orang yang dibenci dan ditinggalkan Tuhan akan binasa dengan segala
maksud dan tujuan mereka.
2. Akan ada suatu kematian yang besar di antara mereka (ay. 9): Dan jika
masih tinggal sepuluh orang dalam satu rumah, yang telah luput dari
pedang musuh, mereka akan dihadapi dengan cara lain. Mereka semua
akan mati oleh kelaparan atau wabah penyakit. Anggapan umum yaitu ,
di waktu-waktu menyesakkan, jika ada sepuluh orang di dalam sebuah
rumah, setidaknya separuhnya akan luput, seperti halnya seorang akan
luput jika ada dua orang di tempat tidur, maka yang seorang akan
dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. namun di sini, tak satu pun dari
yang sepuluh itu akan hidup untuk menguburkan yang lain. Contoh lain
dari besarnya jumlah kematian (ay. 10) yaitu bahwa, kerabat terdekat
dari orang yang meninggal akan dipaksa dengan tangannya sendiri
untuk mengangkat mayat kerabatnya dan menguburnya, sebab
kekurangan tangan untuk menolong. Itulah yang dapat dilakukan
seorang kerabat yang terdekat, yang memiliki hak tebusan, dan sekalipun
begitu ia akan melakukannya dengan setengah hati pula. Hal ini juga
berarti bahwa orang-orang muda akan dibinasakan dengan segera.
Sebab yang terluput itu, biasanya seorang paman yang yaitu kerabat
yang lebih tua. “Pada waktu paman datang dengan penggali kubur (atau
pembakar mayat), untuk mengeluarkan mayat dari rumah itu, dia akan
792
berkata kepada penggali kubur itu, apakah dia masih melihat orang lain
lagi di belakang rumah, ‘Adakah lagi orang-orang bersama engkau?
Adakah yang tertinggal hidup?’ Dan dia akan berkata, ‘Tidak ada, ini yang
terakhir. Seluruh keluarga telah diputus oleh kematian, tidak ada lagi
tunas atau cabangnya yang tertinggal.’” namun hal yang membuat
hukuman itu menjadi lebih menyedihkan lagi yaitu bahwa hati orang
Israel tampak dikeraskan meskipun mengalami hukuman itu. “saat
orang yang dijumpai di sebelah rumah mulai ikut dalam pembicaraan
dengan mereka yang membawa mayat, mereka akan berkata, ‘Diam.
Janganlah berkhotbah kepada kami tentang tangan Penyelenggaraan
Tuhan dalam malapetaka ini, sebab tidaklah patut menyebut-nyebut nama
TUHAN. Tuhan sudah begitu sangat marahnya dengan kami sehingga tidak
usah menyebut-nyebut tentang Dia. Ia begitu keras di luar batas dalam
menghukum kesalahan kami sehingga kami tidak berani untuk
menyebut-nyebut nama-Nya.’” Demikianlah kebodohan menyesatkan
jalan orang, dan membawa mereka ke dalam kesesakan, sehingga
gusarlah hatinya terhadap TUHAN. Bahkan mereka tidak mau
memperhatikan tangan-Nya, atau membiarkan orang-orang di sekitar
mereka untuk mengingatkannya kepada mereka. Mungkin waktu itu
dilarang oleh beberapa raja penyembah berhala untuk menyebut nama
Yehovah, sebagaimana halnya oleh hukum Musa dilarang untuk
menyebut nama Tuhan -Tuhan bangsa asing: “Kita tidak mungkin
melakukannya tanpa dikenakan hukuman.” Perhatikanlah, sungguh
celaka hati orang yang begitu hebat dikeraskan sehingga tidak mau lagi
dibuat untuk menyebut nama Tuhan , dan untuk menyembah Dia, saat
tangan Tuhan terulur melawan mereka, dan saat , seperti di sini,
penyakit dan kematian menimpa keluarga mereka. Demikianlah hati
mereka menyimpan kemarahan dan tidak berteriak minta tolong, kalau
mereka dibelenggu-Nya.
3. Rumah-rumah mereka akan dihancurkan (ay. 11). Rumah besar
dirobohkan menjadi reruntuhan dan rumah kecil menjadi rosokan.
Mereka akan dipatahkan sehingga kehilangan keindahan dan kekuatan
mereka, dan bergegas menuju kejatuhan. Puri-puri raja tidaklah
terkecuali dari hardikan keadilan ilahi, juga gubuk-gubuk orang miskin
tidak terlewatkan. Tidak ada yang akan terluput. saat dosa telah
menandai orang bagi kehancuran, Tuhan akan mendapatkan cara untuk
melaksanakannya. Oleh perintah-Nyalah semuanya itu dirobohkan.
Kitab Amos 6:1-7
793
III. Betapa adil mereka ditimpa beban seperti itu. Jika kita memahami duduk
perkaranya dengan benar, maka kita akan berkata, TUHAN itu adil.
1. Cara-cara yang dipakai untuk mereformasi mereka semuanya tidak
membuahkan hasil dan tidak ada pengaruhnya (ay. 12): Berlarikah kuda-
kuda di atas bukit batu, untuk mendepak tanah di sana? Atau akan
dibajak orangkah laut dengan lembu? Tidak, sebab tidak akan ada
untungnya untuk melawan derita. Tuhan telah mengirim nabi-nabi-Nya
kepada mereka, untuk membuka tanah baru bagi mereka. namun mereka
sekeras dan sekaku batu, kasar, dan berat, dan tidak ada gunanya bagi
mereka, tidak ada pengaruh apa-apa, dan sebab nya tidak ada guna bagi
nabi-nabi untuk mencoba lagi. Mereka tidak akan dapat dipulihkan
kembali, dan sebab itu tidak akan ditegur, mereka telah tercampakkan
sama sekali. Perhatikanlah, orang-orang yang tidak mau diusahakan
seperti ladang dan kebun anggur akan ditolak seperti batu-batu yang
kering dan padang gurun yang tandus (Ibr. 6:7-8).
2. Mereka telah menyalahgunakan kuasa mereka untuk menjahati dan
menindas banyak orang, yang perkaranya pasti akan dibela oleh Sang
Hakim yang berdaulat dan dibalas oleh-Nya: Kamu telah mengubah
keadilan menjadi racun, yang membuat mual, dan hasil kebenaran
menjadi ipuh, yang berbahaya. Sakit hati kita jika melihat bagaimana
orang-orang yang dipercaya untuk menjalankan keadilan malah
menindasnya dengan kuasa yang seharusnya dipakai untuk membela
dan mendukungnya. Mereka membalikkan senjata kepada senjata itu
sendiri. Perhatikanlah, saat ibadah kepada Tuhan dihambarkan dengan
dosa, maka penyelenggaraan-Nya dengan adil akan dipahitkan bagi kita.
3. Mereka menantang hukuman Tuhan , dan, dengan mengakui kekuatan
sendiri, menganggap diri sebagai tandingan Yang Mahakuasa (ay. 13).
Mereka bersukacita sebab Lodabar, membuai diri dengan khayalan
bahwa tidak ada bencana yang akan menimpa mereka, padahal mereka
tidak punya alasan sama sekali untuk merasa yakin, tidak ada yang dapat
mereka andalkan untuk dapat menanggung beban yang demikian.
Mereka berkata, “Bukankah kita dengan kekuatan kita merebut Karnaim
bagi kita. Bukankah kita sudah menjadi bangsa yang penuh martabat dan
kekuasaan, bukankah kita telah mengalahkan semua musuh kita dan
meraih kemenangan demi kemenangan, dan bukankah semua ini dengan
kekuatan kita, keahlian dan keberanian kita sendiri, kekayaan dan
kekuatan tentara kita sendiri? Maka siapakah yang harus kita takuti?
Siapakah yang harus kita bujuk sebagai sekutu? Bahkan Tuhan sendiri
pun tidak.” Perhatikanlah, kemakmuran dan keberhasilan umumnya
794
membuat manusia merasa aman dan angkuh. Dan mereka yang telah
berbuat banyak menganggap diri dapat melakukan apa pun, apa pun
tanpa Tuhan , bahkan, apa pun yang melawan Dia. Namun orang-orang
yang mengandalkan kekuatan mereka sendiri bersukacita dalam sesuatu
yang sia-sia, dan mereka akan mendapatinya demikian. Mungkin mereka
tidak mengatakan hal ini dengan mulut, totidem verbis – dengan banyak
perkataan, namun hati dan tindakan mereka mengatakannya, dan Tuhan
tahu hati dan perbuatan mereka.
IV. Betapa dengan mudah dan pastinya beban ini akan ditimpakan dan terjadi
atas mereka (ay. 14). Ia yang menimpakannya ke atas mereka
yaitu TUHAN, Tuhan semesta alam, yang boleh dan dapat melakukan apa
yang menyenangkan hati-Nya, yang memerintah atas semua ciptaan, dan
yang, saat ada hal yang harus dilakukan-Nya, tidak akan kekurangan
sarana untuk melakukannya. Kendati mereka yaitu kaum Israel, namun Ia
akan membangkitkan suatu bangsa melawan mereka yang tidak mereka
takuti, namun yang banyak kali mereka nantikan, bahkan bangsa Asyur.
Bangsa ini akan menindas mereka, menyesakkan mereka, dan membuat
mereka kesakitan, dari jalan yang menuju Hamat, di sebelah Utara, sampai ke
sungai yang di Araba, sungai Mesir, Sihor atau Nil, di sebelah selatan. Seluruh
bangsa Israel telah berbagi di dalam kejahatan, dan sebab itu mereka pasti
juga berbagi dalam malapetaka. Perhatikanlah, saat manusia dengan suatu
cara menjadi alat malapetaka terhadap kita, maka kita harus melihat Tuhan
yang membangkitkannya untuk menentang kita, sebab manusia ada dalam
tangan-Nya, sebagai tongkat, pedang, di dalam tangan-Nya. TUHAN
menyuruh Simei untuk mengutuki Daud.
PASAL 7
Dalam pasal ini kita mendapati,
I. Tuhan melawan Israel, dengan hukuman-hukuman, namun ditangguhkan,
dan hukuman disingkirkan sebab doa Amos (ay. 1-6). Kesabaran Tuhan
pada akhirnya habis oleh ketegaran mereka, dan mereka ditolak, serta
dihukum kepada kehancuran (ay. 7-9).
II. Israel menentang Tuhan , dengan melawan nabi-Nya.
1. Amazia memberi laporan menentang Amos (ay. 10-11) dan
berusaha sedapat mungkin untuk menyingkirkan dia dari kerajaan
Israel sebab dipandang mengganggu ketertiban negeri (ay. 12-13).
2. Amos membela diri atas apa yang dilakukannya sebagai seorang
nabi (ay. 14-15) dan menyatakan hukuman Tuhan terhadap Amazia
yang memfitnahnya (ay. 16-17). Sebab, saat terjadi perlawanan
antara Tuhan dan manusia, maka mudah untuk meramalkan, mudah
untuk mengatakan, siapa yang akan kalah dengan separah-
parahnya.
Doa Pengantaraan untuk Israel;
Kehancuran Israel Dinubuatkan
(7:1-9)
1 Inilah yang diperlihatkan Tuhan Tuhan kepadaku: Tampak Ia membentuk kawanan
belalang, pada waktu rumput akhir mulai tumbuh, yaitu rumput akhir sesudah yang
dipotong bagi raja. 2 saat belalang mulai menghabisi tumbuh-tumbuhan di tanah,
berkatalah aku: “Tuhan Tuhan , berikanlah kiranya pengampunan! Bagaimanakah Yakub
dapat bertahan? Bukankah ia kecil?” 3 Maka menyesTuhan TUHAN sebab hal itu. “Itu tidak
akan terjadi,” firman TUHAN. 4 Inilah yang diperlihatkan Tuhan Tuhan kepadaku:
Tampak Tuhan Tuhan memanggil api untuk melakukan hukuman. Api itu memakan habis
samudera raya dan akan memakan habis tanah ladang. 5 Lalu aku berkata: “Tuhan Tuhan ,
hentikanlah kiranya! Bagaimanakah Yakub dapat bertahan? Bukankah ia kecil?” 6 Maka
menyesTuhan TUHAN sebab hal itu. “Ini pun tidak akan terjadi,” firman Tuhan Tuhan . 7
Inilah yang diperlihatkan-Nya kepadaku: Tampak Tuhan berdiri dekat sebuah tembok
798
yang tegak lurus, dan di tangan-Nya ada tali sipat. 8 Lalu berfirmanlah TUHAN kepadaku:
“Apakah yang kaulihat, Amos?” Jawabku: “Tali sipat!” Berfirmanlah Tuhan:
“Sesungguhnya, Aku akan menaruh tali sipat di tengah-tengah umat-Ku Israel; Aku tidak
akan memaafkannya lagi. 9 Bukit-bukit pengorbanan dari pada Ishak akan
dilicintandaskan dan tempat-tempat kudus Israel akan diruntuhkan, dan Aku akan bangkit
melawan keluarga Yerobeam dengan pedang.”
Kita di sini melihat bahwa Tuhan telah lama bersabar, namun Ia tidak akan selalu
bersabar, dengan suatu umat yang terus menyulut murka-Nya, sehingga Tuhan di
sini memperlihatkan kepada sang nabi: Inilah yang diperlihatkan TUHAN Tuhan
kepadaku (ay. 1, 4, 7). Tuhan memperlihatkan kepadanya apa yang ada sekarang,
menunjukkan kepadanya apa yang akan datang, memberi tahu dia apa yang
telah diperbuat-Nya dan apa yang telah dirancang-Nya. Sebab TUHAN Tuhan
menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi (3:7).
I. Kita di sini membaca dua contoh tentang Tuhan menunjukkan belas kasihan-
Nya di tengah-tengah penghukuman. Cara penceritaan kedua kejadian ini
sangat mirip satu sama lain, sehingga paling baik untuk dipertimbangkan
bersama, dan keduanya sungguh sangat bernilai.
1. Tuhan di sini tampil melawan bangsa yang berdosa ini, pertama-tama
melalui satu hukuman dan kemudian melalui hukuman yang lain.
(1) Ia mulai dengan hukuman kelaparan. Sang nabi melihat ini dalam
sebuah penglihatan. Ia melihat Tuhan membentuk belalang dan
melepasnya ke negeri Israel untuk memakan habis hasil buminya,
sehingga menelanjanginya dari keindahannya dan membuat
kelaparan para penduduknya (ay. 1). Tuhan membentuk belalang ini,
tidak hanya mereka sebagai makhluk ciptaan-Nya, namun juga
sebagai alat murka-Nya. Ada banyak hikmat serta kuasa Tuhan
tampak dalam pembentukan binatang-binatang kecil, baik dalam
makhluk sekecil semut maupun sebesar gajah. Tuhan dikatakan
sedang menyiapkan malapetaka bagi umat yang berdosa (Yer. 18:11).
Belalang-belalang ini dirancang dengan tujuan untuk menghabisi
tumbuh-tumbuhan di tanah. Dan sejumlah besar dipersiapkan.
Mereka dikirim pada waktu rumput akhir mulai tumbuh, yaitu
rumput akhir sesudah yang dipotong bagi raja. Lihatlah di sini
bagaimana hukuman diringankan oleh belas kasihan yang diberikan
sebelumnya. Tuhan dapat saja mengirim serangga ini untuk memakan
habis rumput pada waktu pertumbuhan yang pertama, di musim
semi, saat rumput paling dibutuhkan, paling berlimpah, dan paling
baik jenisnya. namun Tuhan membiarkannya bertumbuh dan
Kitab Amos 7:1-9
799
membiarkan mereka mengumpulkannya. Hasil pemotongan rumput
untuk raja disimpan dengan aman di lumbung, sebab sang raja
sendiri dilayani dari hasil ladang (Pkh. 5:8, KJV), dan akan menderita
tanpa hasil pemotongan itu maupun tanpa hasil dari sumber-sumber
lainnya. Uzia, yang saat itu menjadi raja Yehuda, suka pada pertanian
(2Taw. 26:10). namun belalang-belalang ditugasi untuk memakan
habis hanya yang tumbuh terakhir, yang sangat kurang nilainya
dibandingkan dengan yang tumbuh pertama. Belas kasihan yang
Tuhan berikan kepada kita, dan terus Ia berikan, lebih banyak dan
lebih berharga dibandingkan apa yang diambil dari kita, yang menjadi
alasan baik mengapa kita harus bersyukur dan tidak mengeluh.
Ingatan akan belas kasihan dari pertumbuhan yang pertama harus
membuat kita berserah kepada kehendak Tuhan saat kita menemui
kekecewaan dalam pertumbuhan yang terakhir. Sang nabi, dalam
penglihatan, melihat hukuman sedang datang dari jauh. Belalang-be-
lalang ini memakan habis tumbuh-tumbuhan di tanah, yang se-
harusnya menjadi makanan bagi ternak, sehingga pastilah
pemiliknya yang akan menderita. Beberapa penafsir memahami hal
ini sebagai kiasan tentang pasukan yang membabat habis negeri
Israel. Di masa Yerobeam kerajaan Israel mulai memulihkan diri dari
kehancuran yang telah berlangsung lama di bawah pemerintahan
sebelumnya (2Raj. 14:25). Pertumbuhan selanjutnya berjalan baik,
jsesudah pemotongan oleh raja-raja Aram, yang kita baca di dalam 2
Raja-Raja 13:3. Lalu Tuhan menugasi raja Asyur dengan suatu
pasukan belalang mendatangi mereka dan menghabisi mereka,
bangsa yang dibicarakan dalam pasal 6:14, yang menimpa
mereka dari jalan yang menuju ke Hamat sampai ke sungai yang di
Araba, yang sepertinya merujuk kepada 2 Raja-Raja 14:25, di mana
Yerobeam dikatakan telah memulihkan daerah pesisir mereka dari
jalan masuk ke Hamat sampai ke Laut Araba. Tuhan dapat membawa
segala sesuatu kepada kehancuran saat kita menganggap
semuanya telah diperbaiki.
(2) Tuhan melanjutkan dengan hukuman api, untuk menunjukkan bahwa
Ia punya banyak anak panah di dalam tabung-Nya, banyak cara
untuk merendahkan bangsa yang berdosa (ay. 4): TUHAN Tuhan
memanggil api untuk melakukan hukuman. Ia melawan, sebab
hukuman Tuhan atas suatu umat yaitu perlawanan-Nya dengan
mereka. Melalui hukuman Ia melaksanakan tindakan-Nya melawan
mereka. Dan perlawanan-Nya yaitu tanpa sebab atau tanpa alasan.
800
Ia melakukan hukuman. Ia melalui nabi-nabi-Nya memberitahukan
perlawanan-Nya, dan menyampaikan pernyataan, menyatakan
maksudnya. Atau Ia memanggil para malaikat-Nya, atau para pelayan
keadilan-Nya yang lain, yang akan dipakai-Nya. Api dinyalakan di
antara mereka, yang mungkin maksudnya yaitu suatu kekeringan
yang hebat. Panas dari matahari, yang seharusnya menghangati bumi
namun malah menghanguskan dan membakar habis akar-akar
rumput yang telah dimakan habis ujungnya oleh belalang). Atau
suatu demam yang mengganas, menjilat seperti api dalam tulang-
tulang mereka, yang melahap habis banyak orang, atau petir, api dari
langit, yang membakar rumah-rumah mereka, seperti Sodom dan
Gomora dihanguskan (4:11). Atau, itu yaitu pembakaran kota-kota
mereka, entah melalui kecelakaan atau oleh tangan musuh, sebab api
dan pedang biasanya jalan bersama. Demikianlah kota-kota
diluluhlantakkan, seperti negeri oleh belalang. Api ini, yang Tuhan
datangkan, melakukan hukuman yang mengerikan. Api memakan
habis samudera raya, seperti api yang jatuh dari langit ke atas
mezbah Elia menjilat air yang ada di dalam parit. Kendati air
dirancang untuk menghentikan dan memadamkan api ini yaitu
seperti air dari samudra raya, namun api itu menghabisinya. Sebab
siapakah, atau apakah, yang dapat tahan berdiri di hadapan api yang
dinyalakan oleh murka Tuhan ! Api itu benar-benar memakan habis
sebagian, sebagian besar, kota-kota di mana api ini dikirim.
Atau itu seperti api di Tabera, yang merajalela di tepi perkemahan
(Bil. 11:1). saat sebagian digulingkan, sebagian lagi seperti
puntung yang telah ditarik dari api. Segala sesuatu pantas dimakan
habis, namun api itu hanya memakan sebagian saja, sebab Tuhan tidak
mengerahkan seluruh murka-Nya.
2. Sang nabi maju menemui Tuhan di pertengahan hukuman-Nya, dan
melalui doa-doa berusaha menghalau murka-Nya (ay. 2). saat dia
melihat, dalam penglihatan, betapa mengerikan perbuatan yang
dilakukan oleh belalang-belalang ini, bahwa mereka telah memakan
habis segala tumbuh-tumbuhan di tanah (dia bisa melihat mereka akan
berbuat demikian kalau dibiarkan terus), maka kemudian dia berkata,
Tuhan Tuhan , berikanlah kiranya pengampunan (ay. 2). Tuhan Tuhan ,
hentikanlah kiranya (ay. 5). Ia yang menubuatkan hukuman dalam
pemberitaannya kepada umat, namun memprotesnya dalam doanya bagi
mereka. Dia seorang nabi; ia akan berdoa untuk engkau. Merupakan
tugas para nabi untuk berdoa bagi umat yang menerima nubuatannya,
Kitab Amos 7:1-9
801
supaya nyata bahwa kendati mereka menyampaikan penghukuman,
namun mereka tidak menginginkan hari celaka. sebab itu, Tuhan
memperlihatkan kepada nabi-nabi-Nya kedatangan hal-hal yang jahat,
supaya mereka dapat melindungi umat, tidak hanya dengan memper-
ingatkan mereka, namun juga dengan berdoa bagi mereka, dan berdiri di
tengah, untuk menyingkirkan murka Tuhan , seperti yang sering dilakukan
oleh Musa, nabi besar itu. Sekarang amatilah di sini,
(1) Doa sang nabi: TUHAN Tuhan !
[1] Berikanlah kiranya pengampunan, dan hapuskanlah dosa (ay. 2).
Ia melihat dosa merupakan dasar masalahnya, dan sebab nya
menyimpulkan bahwa pengampunan dosa harus menjadi dasar
pembebasan, dan berdoa untuk pengampunan dosa sebagai hal
yang utama. Perhatikanlah, apa pun malapetaka yang menimpa
kita, pribadi atau bersama-sama, pengampunan dosa yaitu yang
harus dengan sungguh-sungguh kita mohonkan kepada Tuhan .
[2] TUHAN Tuhan , hentikanlah kiranya, dan hapuskanlah hukuman.
Hentikanlah api, hentikanlah perlawanan. Hentikanlah murkanya
atas kita. Doa ini mengikuti pengampunan dosa. Singkirkan
penyebabnya, maka akibatnya akan berhenti. Perhatikanlah,
orang-orang yang dilawan oleh Tuhan akan segera mendapati
betapa perlunya mereka berseru memohon tangan yang ter-
acung diturunkan. Ada harapan bahwa kendati Tuhan telah
memulai dan telah jauh menjalankan perlawanan-Nya, namun
pengampunan tetap dapat diperoleh.
(2) Permohonan sang nabi untuk memperkuat doa ini: Bagaimanakah
Yakub dapat bertahan? Bukankah ia kecil? (ay. 2). Dan hal ini diulangi
(ay. 5), namun bukan pengulangan yang sia-sia. Kristus, dalam
kepedihan-Nya, berdoa dengan sungguh-sungguh, mengucapkan doa
yang itu juga, lagi dan lagi.
[1] Yakublah yang dia doakan, umat Tuhan yang percaya, yang
dipanggil dengan nama-Nya, yang memanggil nama-Nya,
keturunan Yakub, umat pilihan-Nya, dan yang terikat kovenan
dengan-Nya. Masalah Yakublah yang dikemukakannya dalam doa
di hadapan Tuhan Yakub.
[2] Yakub itu kecil, sangat kecil, lemah dan terpuruk oleh berbagai
hukuman sebelumnya. Dan sebab itu, jika hukuman-hukuman
itu datang, maka dia pasti akan hancur lebur. Jumlahnya sangat
sedikit. Debu Yakub, yang dahulu tidaklah terhitung, kini segera
802
terhitung. Orang-orang yang sedikit itu juga lemah, itulah si
cacing Yakub (Yes. 41:14). Mereka tidak sanggup menolong diri
sendiri atau saling menolong satu sama lain. Dosa akan segera
membuat bangsa yang besar menjadi kecil, akan mengurangi
jumlahnya, memiskinkan yang berlimpah, dan melemahkan yang
berani.
[3] Bagaimanakah ia dapat bertahan? Ia telah jatuh dan tidak dapat
menolong diri sendiri, dan tidak punya teman untuk
menolongnya, tak ada yang dapat mengangkatnya, kecuali
tangan Tuhan yang melakukannya. Apa yang akan terjadi
dengannya, jika tangan yang seharusnya mengangkatnya terulur
melawan dia? Perhatikanlah, saat keadaan jemaah Tuhan
menjadi terpuruk dan sangat tidak berdaya, maka tepatlah untuk
didukung oleh doa-doa kita untuk meminta belas kasihan Tuhan .
3. Tuhan dengan rahmat-Nya menarik perlawanan-Nya, sebagai jawaban atas
doa sang nabi, lagi dan lagi (ay. 3): Maka menyesTuhan TUHAN. Ia tidak
mengubah pikiran-Nya, sebab Ia seia sekata dengan pikiran-Nya, dan
siapa yang dapat membelokkan Dia? namun , Ia mengubah caranya,
mengambil cara lain, dan berketetapan untuk bertindak dengan belas
kasihan dan bukan dengan murka. Ia berkata, “Hal itu tidak akan terjadi.”
Dan sekali lagi (ay. 6), “Inipun tidak akan terjadi.” Belalang-belalang
dibatalkan dan ditarik kembali. Laju api dihentikan, sehingga
penangguhan dikabulkan. Lihatlah kuasa doa, yang bila dengan yakin
didoakan, sangatlah besar kuasanya, sungguh hebat kuasanya. Sudah
banyak kali suatu hukuman dihentikan dengan menaikkan permohonan
kepada Sang Hakim. Ini bukanlah yang pertama kali nyawa Israel
dimohonkan, dan diselamatkan. Lihatlah betapa para pendoa, nabi-nabi
pendoa, merupakan berkat bagi suatu negeri, dan sebab nya mereka
harus dihargai tinggi. Kehancuran banyak kali akan menerobos masuk
jika mereka tidak berdiri di tengah dan mencegahnya. Lihatlah betapa
siapnya, betapa cepatnya, Tuhan menunjukkan belas kasih-Nya, betapa Ia
bersabar dalam belas kasihan. Amos bergerak meminta penangguhan
hukuman, dan mendapatkannya, sebab Tuhan bersedia
mengaruniakannya dan melihat sekeliling apakah ada orang yang mau
berdoa untuk itu (Yes. 59:16). Penangguhan atau pembatalan hukuman
yang diajukan di masa lalu untuk memohon belas kasihan, hendaknya
mendorong kita untuk berdoa dan berharap memohon pembatalan
hukuman. Demikianlah yang terjadi di sini. Merupakan kemuliaan-Nya
Kitab Amos 7:1-9
803
bahwa Ia memperbanyak pengampunan, menyayangkan, dan mengam-
puni, hingga lebih dibandingkan 70 kali 7 kali.
II. Kita temukan di sini penolakan terhadap orang-orang yang sudah sering kali
dilepaskan dari hukuman namun tidak juga mau dipulihkan, sudah dibuat
sengsara namun tidak juga mau tunduk kepada Tuhan dan kewajiban mereka.
Hal ini diperlihatkan kepada sang nabi melalui sebuah penglihatan (ay. 7-8)
dan sebuah nubuatan yang jelas tentang kehancuran mereka (ay. 9).
1. Penglihatan sang nabi yaitu tentang sebuah tali sipat, sebuah tali
dengan sebuah pemberat diujungnya, seperti yang digunakan oleh
tukang batu untuk meratakan dinding, sehingga tersusun lurus dan rapi,
dan sesuai aturan.
(1) Israel yaitu sebuah tembok, sebuah tembok yang kuat, yang
didirikan oleh Tuhan sendiri, sebagai sebuah kubu, atau tembok
pertahanan, bagi tempat kudus-Nya, yang didirikan di antara
mereka. Jemaat Yahudi berkata tentang dirinya (Kid. 8:10), Aku
yaitu suatu tembok, dan buah dadaku bagaikan menara. Tembok ini
dibuat dengan tali sipat, dengan sangat tepat dan kuat. Tubuhnya
bagus, begitu padat, dan segala sesuatu tersusun baik sesuai dengan
polanya. Dan tembok itu telah berdiri lama dan kokoh seperti sebuah
tembok tembaga. namun ,
(2) Tuhan kini berdiri di atas tembok ini, bukan untuk menopangnya,
melainkan untuk menginjaknya supaya roboh, atau tepatnya, untuk
mempertimbangkan apa yang akan dilakukan-Nya dengan tembok
ini . Ia berdiri dekat temboknya, dan di tangan-Nya ada tali
sipat, untuk mengukurnya, supaya tampak jelas bahwa temboknya
sudah melengkung. Recti est index sui et oblique – Tali sipat ini akan
menemukan di bagian mana yang bengkok. Demikianlah Tuhan akan
menguji bangsa Israel, akan menemukan kejahatan mereka, dan
menunjukkan di mana mereka telah bersalah. Kemudian Ia akan
menyatakan penghakiman-Nya atas mereka berdasar keadilan,
akan menaruh sebuah tali sipat di tengah-tengah mereka, untuk
menandai berapa jauh tembok mereka harus diratakan, seperti Daud
mengukur tempat orang Moab dengan tali (2Sam. 8:2) untuk
mematikan mereka. saat Tuhan hendak datang untuk
menghancurkan suatu bangsa, Ia dikatakan membuat keadilan
menjadi tali pengukur, dan kebenaran menjadi tali sipat. Sebab saat
Ia menghukum, itu dilakukan dengan ketepatan. Hal ini
804
sekarang sudah ditentukan: “Aku tidak akan memaafkannya lagi.
Mereka tidak akan disayangkan dan ditangguhkan seperti yang
sudah-sudah. Hukuman mereka tidak akan ditarik kembali” (1:3).
Perhatikanlah, kesabaran Tuhan , yang telah lama disalahgunakan
dengan dosa, pada akhirnya akan hilang oleh dosa. Dan waktunya
akan datang saat orang-orang yang telah sering dilepaskan tidak
akan dilepaskan lagi. Roh-Ku tidak akan selama-lamanya
tinggal. Sesudah sering ditangguhkan, suatu hari penghukuman akan
dijalankan.
2. Nubuatan yang diterima sang nabi yaitu tentang kehancuran sehabis-
habisnya (ay. 9).
(1) Seluruh bangsa Israel akan dihancurkan, dengan segala keindahan
dan pertahanannya. Mereka di sini disebut Ishak dan juga Israel,
keturunan Ishak (ay. 16), dan menurut beberapa penafsir merujuk
pada arti dari nama Ishak, yang berarti tertawa. Mereka akan
menjadi bahan tertawaan bangsa-bangsa tetangga mereka, yang
akan menertawakan mereka. Kesunyian akan meliputi bukit-bukit
pengorbanan dan tempat-tempat kudus mereka, entah puri-puri atau
kuil-kuil mereka, yang dibangun di bukit-bukit tinggi. Puri-puri
mereka dipikirkannya aman, dan kuil-kuil mereka suci seperti
tempat kudus. Semuanya ini akan dilicintandaskan, untuk
menghukum mereka sebab penyembahan berhala dan membuat
mereka malu sebab kepercayaan diri mereka yang sia-sia, yaitu dua
hal yang menjadi alasan perseteruan Tuh