an
dengan mereka. saat
semuanya ini dibuat menjadi sunyi sepi, maka mereka akan lihat
sendiri dosa dan kebodohan mereka dalam hukuman mereka.
(2) Keluarga kerajaan akan tenggelam terlebih dahulu, sebagai pertanda
kehancuran seluruh kerajaan: Aku akan bangkit melawan keluarga
Yerobeam, Yerobeam kedua, yang sekarang menjadi raja dari
sepuluh suku. Keluarganya dibasmi melalui putranya Zakharia, yang
dibunuh dengan pedang di hadapan rakyatnya, oleh Salum yang ber-
sekongkol melawan dia (2Raj. 15:10). Betapa pun tidak benarnya
alatnya, Tuhan tetap benar, dan melalui mereka Tuhan bangkit mela-
wan keluarga penyembah berhala itu. Bahkan kaum keluarga raja
tidak akan terlindungi dari pedang murka Tuhan .
Kitab Amos 7:1-9
805
Tuduhan Amazia terhadap Amos;
Kebinasaan Amazia
(7:10-17)
10 Lalu Amazia, imam di Betel, menyuruh orang menghadap Yerobeam, raja Israel, dengan
pesan: “Amos telah mengadakan persepakatan melawan tuanku di tengah-tengah kaum
Israel; negeri ini tidak dapat lagi menahan segala perkataannya. 11 Sebab beginilah
dikatakan Amos: Yerobeam akan mati terbunuh oleh pedang dan Israel pasti pergi dari
tanahnya sebagai orang buangan.” 12 Lalu berkatalah Amazia kepada Amos: “Pelihat,
pergilah, enyahlah ke tanah Yehuda! Carilah makananmu di sana dan bernubuatlah di
sana!
13 namun jangan lagi bernubuat di Betel, sebab inilah tempat kudus raja, inilah bait suci
kerajaan.” 14 Jawab Amos kepada Amazia: “Aku ini bukan nabi dan aku ini tidak termasuk
golongan nabi, melainkan aku ini seorang peternak dan pemungut buah ara hutan. 15
namun TUHAN mengambil aku dari pekerjaan menggiring kambing domba, dan TUHAN
berfirman kepadaku: Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku Israel. 16 Maka sekarang,
dengarlah firman TUHAN! Engkau berkata: Janganlah bernubuat menentang Israel, dan
janganlah ucapkan perkataan menentang keturunan Ishak. 17 Sebab itu beginilah firman
TUHAN: Isterimu akan bersundal di kota, dan anak-anakmu laki-laki dan wanita akan
tewas oleh pedang; tanahmu akan dibagi-bagikan dengan memakai tali pengukur, engkau
sendiri akan mati di tanah yang najis, dan Israel pasti pergi dari tanahnya sebagai orang
buangan.”
Orang akan berharap,
1. Bahwa apa yang kita temui di dalam bagian awal pasal ini akan
menggerakkan umat Israel kepada pertobatan, saat mereka melihat bahwa
hukuman mereka ditangguhkan agar mereka memiliki kesempatan untuk
bertobat, dan bahwa mereka tidak dapat beroleh pengampunan kecuali
mereka benar-benar bertobat.
2. Bahwa mereka akan menyayangi Nabi Amos, yang tidak hanya bermaksud
baik kepada mereka dengan berdoa menentang hukuman yang mengancam
mereka, namun juga telah berhasil menyingkirkan hukuman ini . Jika
mereka memiliki rasa syukur, seharusnya mereka mengasihi dia. Akan
namun , yang terjadi sama sekali bukan seperti itu. Mereka tetap tidak mau
bertobat, dan kabar selanjutnya yang kita dengar tentang Amos yaitu
bahwa ia dianiaya. Perhatikanlah, sama seperti merupakan pujian bagi
orang-orang saleh bahwa mereka berdoa bagi orang-orang yang memusuhi
mereka, demikian pula menjadi aib bagi banyak pendosa besar bahwa
mereka memusuhi orang-orang yang mendoakan mereka (Mzm. 35:13, 15;
109:4). Kita mendapati dalam perikop di atas,
I. Kabar jahat yang dibawa kepada raja tentang Nabi Amos (ay. 10-11). Pelapor
itu yaitu Amazia, imam di Betel, kepala para imam yang melayani patung
lembu emas di kerajaan Israel, pemimpin Betel (demikian dibaca oleh
sebagian orang), yang menguasai urusan rakyat di sana. Ia mengeluh tentang
806
Amos, tidak hanya sebab Amos bernubuat tanpa wewenang darinya, namun
juga sebab Amos bernubuat melawan mezbahnya, yang akan segera
ditinggalkan dan dimusnahkan jika kabar yang dibawa Amos dipercayai oleh
rakyat. Seperti itu pula para pembuat patung di Efesus membenci Paulus,
sebab khotbahnya bisa merusakkan usaha dagang mereka. Perhatikanlah,
para penipu yang berpura-pura hidup kudus biasanya merupakan musuh
terburuk bagi mereka yang sungguh-sungguh telah dikuduskan. Para imam
selama ini merupakan penganiaya yang paling mendatangkan kepahitan.
Amazia membawa kabar yang menentang Amos kepada Yerobeam.
Amatilah,
1. Kejahatan yang dituduhkannya kepada Amos yaitu pengkhianatan:
“Amos telah mengadakan persepakatan melawan engkau, untuk
menurunkan dan membunuh engkau. Ia bermaksud supaya engkau
digantikan, dan sebab nya berusaha melemahkan engkau. Ia menabur
benih hasutan di dalam hati rakyat yang setia, supaya mereka merasa
tidak puas terhadap raja dan pemerintahannya, sehingga pelan-pelan
menarik kesetiaan mereka dari raja. Akibat perbuatan Amos ini, negeri
tidak dapat lagi menahan segala perkataannya.” Dengan licik dihasutkan
kepada raja bahwa seluruh negeri sudah tidak tahan lagi terhadap Amos.
Rakyat tidak bisa menerima pemberitaannya, dan tidak tahan lagi.
Tuduhan itu menyatakan pengkhianatan Amos yang berani dan
pengaruh buruk yang ditimbulkan kepada negeri, dan bahwa dia
bersekongkol melawan raja di antara kaum Israel. Perhatikanlah,
bukanlah hal baru bagi para penuduh saudara-saudaranya untuk
menjelek-jelekkan mereka sebagai musuh raja dan kerajaan, sebagai
pengkhianat bagi raja dan pembuat onar negeri, padahal sesungguhnya
saudara-saudara yang difitnah itu yaitu sahabat terbaik bagi raja dan
negeri. Dan biasa juga bagi para perancang kejahatan untuk menyatakan
bahwa rakyat yang merasakan pengkhianatan itu, padahal kenyataannya
tidak begitu. Dan seperti di sini juga, saya meragukan kebenarannya
bahwa rakyat tidak tahan lagi terhadap sang nabi seperti imam-imam
itu.
2. Hasutan Amazia untuk mendukung tuduhannya ini (ay. 11): beginilah
dikatakan Amos (dan mereka pasti menyiapkan saksi-saksinya juga):
Yerobeam akan mati terbunuh oleh pedang dan Israel pasti pergi dari
tanahnya sebagai orang buangan. Dengan demikian mereka
menyimpulkan bahwa dia yaitu seorang musuh bagi rajanya dan
negerinya, dan tidak dapat dibiarkan. Lihatlah kelicikan Amazia. Ia tidak
memberi tahu sang raja bagaimana Amos telah berdoa bagi Israel, dan
Kitab Amos 7:1-9
807
melalui doanya hukuman yang pertama telah disingkirkan, dan yang
lainnya, dan tidak menghentikan doanya sampai dia melihat ketetapan
dikeluarkan. Amazia tidak memberi tahu raja bahwa ancaman ini
bersyarat, dan bahwa Amos sudah sering menjamin Israel bahwa jika
mereka mau bertobat dan mereformasi diri, maka kehancuran akan
dicegah. Bahkan, tidaklah benar seperti yang dikatakan Amazia, bahwa
Yerobeam akan mati terbunuh oleh pedang, atau dia mati demikian (2Raj.
14:28), melainkan bahwa Tuhan akan bangkit melawan keluarga
Yerobeam dengan pedang (ay. 9). Nabi-nabi dan para pelayan Tuhan telah
sering mengalami apa yang dikeluhkan Daud (Mzm. 56:6), Sepanjang
hari mereka mengacaukan perkaraku. Masakan pengawas menara
dituduh melakukan kejahatan, saat dia melihat pedang datang, dan
memberi peringatan kepada orang-orang supaya mengamankan diri?
Atau sang tabib untuk memberi tahu pasien tentang bahaya penyakitnya,
supaya dia dapat menggunakan segala sarana bagi kesembuhannya?
Betapa orang bodoh menjadi musuh bagi diri mereka sendiri, bagi
kedamaiannya sendiri, bagi teman-teman terbaiknya! Tidaklah tampak
bahwa Yerobeam memedulikan keterangan ini. Mungkin dia
menghormati seorang nabi, dan menghormati otoritas ilahi ketimbang
Amazia imamnya.
II. Cara yang digunakan Amazia untuk membujuk Amos menarik diri dan
keluar dari negeri Israel (ay. 12-13). saat dia tidak mencapai maksudnya
dengan sang raja untuk memenjarakan Amos, membuang atau menghukum
mati dia, atau setidaknya membuatnya gentar dan tutup mulut atau
melarikan diri, dia mengupayakan sedapat mungkin melalui sarana halus
untuk mengusir Amos. Ia langsung menemui Amos, dan dengan segala bujuk
rayu menyuruhnya pergi dan bernubuat di tanah Yehuda, dan bukan di Betel.
Ia mengakui Amos sebagai seorang pelihat, dan tidak berpura-pura
memintanya diam, melainkan memberi saran kepada dia,
1. Bahwa Betel bukanlah suatu tempat yang cocok baginya untuk
menjalankan pelayanannya, sebab itu yaitu tempat kudus raja, atau bait
suci kerajaan, di mana raja memiliki berhalanya dan mezbah serta para
imam mereka. Dan itu yaitu puri raja, atau rumah kerajaan, di mana
keluarga kerajaan berdiam dan di mana takhta pengadilan berada.
sebab itu jangan bernubuat lagi di sini. Dan mengapa begitu?
(1) sebab Amos yaitu seorang pengkhotbah yang terlalu polos dan
bodoh bagi kerajaan dan tempat suci raja. Hanya orang-orang yang
808
mengenakan pakaian sutera yang halus, dan berbicara dengan sopan
dan halus, yang cocok bagi istana raja.
(2) sebab ibadah yang dilakukan di tempat suci raja akan menjadi
gangguan terus-menerus dan kesulitan bagi Amos. Jadi lebih baik ia
pergi jauh-jauh dari sana, supaya mata tidak melihat dan hati tidak
bersedih.
(3) sebab tidaklah pantas jika sang raja dan keluarganya harus ditegur
di istana dan tempat suci mereka dengan berbagai teguran dan
ancaman yang terus-menerus Amos lancarkan atas nama Tuhan .
Seakan-akan merupakan hak istimewa raja dan para pejabat untuk
tidak diberi tahu tentang bahaya saat mereka sedang berlari
kencang menuju tepi jurang.
(4) Sebab Amos tidak dapat berharap akan mendapat sokongan atau
dorongan apa pun di sana, malah sebaliknya, diolok-olok dan diejek
oleh sebagian orang dan diancam serta dikata-katai oleh sebagian
lainnya. Bagaimanapun, ia jangan berpikir dapat membuat orang
bertobat di sana, atau membujuk orang meninggalkan penyembahan
berhala yang didukung oleh otoritas dan teladan sang raja. Pendek-
nya, memberitakan ajarannya di sana hanyalah ibarat mem-
benturkan kepala ke tembok. Dan sebab itu janganlah bernubuat
lagi di sana. Sebagai gantinya,
2. Amazia membujuk Amos bahwa tanah Yehuda yaitu tempat yang
paling cocok baginya untuk melayani: Enyahlah ke sana segera,
dan carilah makananmu di sana, dan bernubuatlah di sana. Di sana
engkau akan aman. Di sana engkau akan disambut. Istana dan tempat
suci raja di sana ada di pihakmu. Nabi-nabi di sana akan mendukungmu.
Para imam dan raja di sana akan mendengarkan engkau, dan
memberi mu tunjangan hidup yang terhormat. Lihatlah di sini,
(1) Betapa teganya orang-orang fasik berusaha mengusir orang-orang
yang setia dalam menegur mereka, dan betapa teganya mereka
sampai berkata kepada pelihat, “Jangan lihat,” atau “Jangan
bernubuat untuk kami.” Kedua nabi yang menjadi saksi itu telah
menjadi siksaan bagi semua orang yang diam di atas bumi (Why.
11:10), dan sungguh kasihan bahwa orang-orang harus disiksa
sebelum waktunya, namun hal ini dimaksudkan untuk mencegah
siksaan kekal.
(2) Betapa seringnya orang-orang duniawi mengukur orang lain dengan
dirinya sendiri. Amazia, sebagai seorang imam, tidak bermaksud lain
Kitab Amos 7:1-9
809
selain mencari keuntungan melalui jabatannya, dan dia menganggap
Amos, sebagai seorang nabi, juga memiliki pandangan yang sama,
dan sebab nya menasihati dia untuk bernubuat di tempat di mana
dia dapat mencari makanannya, di mana dia merasa pasti dapat
memperoleh sebanyak yang dikehendakinya. Padahal Amos harus
bernubuat di tempat yang ditunjukkan Tuhan kepadanya, dan di
tempat yang paling membutuhkan dirinya, bukan di tempat dia akan
mendapatkan banyak uang. Perhatikanlah, orang yang mencari
untung melalui kesalehannya, dan dikuasai oleh pengharapan untuk
memperoleh kekayaan dan kedudukan dari situ, selalu menyangka
orang lain juga bersikap seperti itu.
III. Jawaban yang diberikan oleh Amos terhadap saran-saran dari Amazia. Ia
tidak minta pertimbangan manusia, dan ia tidak bermaksud memperkaya
diri, namun menunaikan tugas pelayanannya. Ia hanya ingin didapati setia
dalam menjalankan pelayanannya, tidak melarikan diri dari bahaya, namun
tetap setia. sebab itu dia bertekad untuk menjalankan tugasnya, dan dalam
menjawab Amazia,
1. Ia membela dirinya mengapa ia harus tetap setia pada pekerjaan dan
tugasnya (ay. 14-15). Dan yang menyebabkan dia tetap berdiri teguh
yaitu bahwa dia diutus dan ditugaskan oleh Tuhan : “Aku ini bukan nabi
dan aku ini tidak termasuk golongan nabi, juga tidak dilahirkan atau
dibesarkan bagi jabatan ini , tidak dirancang dari awalnya untuk
menjadi seorang nabi, seperti Samuel dan Yeremia, tidak dididik dalam
sekolah nabi, seperti banyak yang lain. namun aku ini seorang
peternak, seorang penjaga ternak, dan seorang pemungut buah ara
hutan.” Buah ara di tempat itu memiliki buah yang dikumpulkan oleh
Amos untuk ternaknya atau untuk dirinya sendiri dan keluarganya, atau
untuk dijual. Ia hanyalah orang kampung biasa, dibesarkan dan
mengerjakan pekerjaan kampung dan biasa hidup di kampung. Ia
menggiring kambing domba dan juga kawanan ternak, dan dari sana
Tuhan mengambilnya, dan memintanya pergi dan bernubuat kepada umat-
Nya Israel, menyampaikan kepada mereka pesan yang selalu dari waktu
ke waktu diterima dari TUHAN. Tuhan menjadikannya seorang nabi, dan
seorang nabi bagi mereka, menetapkan baginya suatu tugas dan
memberi jabatan kepadanya. Oleh sebab itu, dia tidak boleh
berdiam diri, sebab,
810
(1) Ia mengemban sebuah tugas ilahi atas apa yang ia lakukan. Ia tidak
melarikan diri sebelum diutus, melainkan memohon, seperti Paulus,
supaya dia dipanggil untuk menjadi seorang rasul. Dan celakalah
orang-orang yang menentang dan melawan siapa saja yang datang
atas nama Tuhan , dengan berkata kepada pelihat-Nya, “Jangan
bernubuat, atau menutup mulut mereka yang telah disuruh-Nya ber-
bicara.” Orang yang berbuat demikian berarti melawan Tuhan . Peng-
hinaan yang dilakukan terhadap seorang duta yaitu penghinaan
kepada raja yang mengutusnya. Orang-orang yang memiliki jaminan
dari Tuhan tidak boleh takut terhadap manusia.
(2) Karakter Amos sebagai seorang kampung yang rendah sebelum ia
menerima tugas panggilannya menguatkan perutusannya, dan sama
sekali tidak melemahkannya.
[1] Ia tidak punya pikiran sedikit pun untuk menjadi seorang nabi,
dan sebab nya pekerjaan bernubuatnya itu tidaklah mungkin
muncul sebab keinginan yang mengada-ada, melainkan murni
sebagai dorongan Ilahi.
[2] Ia tidak dididik atau dibimbing dalam keahlian bernubuat, dan
sebab nya dia memiliki kemampuan untuk bernubuat langsung
dari Tuhan , yang merupakan bukti tidak terbantahakn bahwa dia
mendapat tugas panggilan dari Dia. Rasul-rasul, yang aslinya
yaitu orang-orang yang tidak terpelajar dan tidak punya penge-
tahuan, membuktikan bahwa mereka mendapatkan pengetahuan
sebab mereka yaitu pengikut Yesus (Kis. 4:13). saat harta
karun disimpan di dalam bejana-bejana tanah liat yang demikian,
maka tampak jelaslah bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu
berasal dari Tuhan , bukan dari diri manusia (2Kor. 4:7).
[3] Ia melakukan tugas panggilannya dengan jujur, yang melaluinya
dia dapat dengan nyaman memelihara dirinya dan keluarganya.
Dan sebab nya ia tidak perlu bernubuat untuk mendapatkan
makanan, seperti yang disarankan Amazia (ay. 12). Ia tidak
menerima panggilannya itu sebagai suatu pekerjaan untuk
mencari nafkah, melainkan sebagai suatu kepercayaan yang
dipercayakan kepadanya untuk memuliakan Tuhan dan melaku-
kan kebaikan.
[4] Ia menjalani semua harinya dengan kehidupan keluarga yang
sederhana dan hidup di antara para peternak miskin, dan tidak
pernah terpengaruh oleh kesenangan dan makanan enak. sebab
itu ia tidak akan mendekatkan dirinya dengan istana dan tempat
Kitab Amos 7:1-9
811
suci raja jika urusan yang ditugaskan Tuhan kepadanya tidak
menyuruhnya ke sana.
[5] sebab dibesarkan dalam keadaan yang rendah seperti itu, maka
tentu saja ia tidak punya keberanian untuk berbicara kepada raja
dan para pejabat, apalagi untuk membicarakan hal-hal yang
keras dan menimbulkan panas hati, jika ia tidak digerakkan oleh
roh yang lebih besar dibandingkan rohnya sendiri. Jika Tuhan , yang
mengutusnya, tidak menguatkannya, maka dia tidak dapat
meneguhkan hati seperti keteguhan gunung batu (Yes. 50:7).
Perhatikanlah, Tuhan sering memilih yang lemah dan bodoh bagi
dunia untuk memalukan orang-orang yang berhikmat dan kuat.
Dan begitulah seorang peternak dari Tekoa membuat malu
seorang imam dari Betel, saat ia menerima kuasa dan
kemampuan dari Tuhan untuk bertindak bagi-Nya.
2. Amos mengecam Amazia sebab perlawanannya dan menyatakan
hukuman Tuhan terhadapnya, bukan sebab kebencian atau balas
dendam pribadi, melainkan atas nama TUHAN dan oleh kuasa dari Dia
(ay. 16-17). Amazia tidak mau membiarkan Amos berkhotbah sama
sekali, dan sebab nya secara khusus Amos diperintahkan untuk
berkhotbah kepadanya: Maka sekarang dengarlah firman TUHAN,
dengarlah dan gemetarlah. Orang yang tidak tahan terhadap celaka yang
menimpa semua orang bersiap-siap menantikan celaka bagi dirinya
sendiri. Dosa yang dituduhkan kepadanya yaitu melarang Amos untuk
bernubuat. Kita tidak mendapati bahwa dia memukul Amos, atau
memenjarakannya, melainkan hanya memintanya untuk diam: Janganlah
bernubuat menentang Israel, dan janganlah ucapkan perkataan
menentang keturunan Ishak. Amos tidak boleh mengguntur melawan
mereka, bahkan mengucapkan sepatah kata melawan mereka pun
jangan. Amazia tidak dapat tahan, tidak, bahkan tetesan air hujan yang
lembut pun, tetesan hujan yang kecil. sebab itu, biarlah dia mendengar
hukumannya.
(1) sebab perlawanan yang diperbuatnya terhadap Amos, Tuhan akan
membawa kehancuran ke atas dirinya dan keluarganya. Inilah dosa
yang memenuhi takaran kejahatannya.
[1] Ia tidak akan mendapatkan penghiburan dalam keluarganya,
melainkan akan mengalami duka sebab malapetaka yang
menimpa kerabat-kerabat dekatnya. Istrimu akan bersundal di
kota. Entah ia dengan paksa akan diperkosa oleh para prajurit,
812
seperti gundik orang Lewi oleh laki-laki dari Gibea (mereka
memperkosa wanita-wanita dari Sion, Rat. 5:11), atau dia sendiri
secara keji menjadi pelacur. Ini merupakan dosa wanita itu, dosa
besarnya, namun sesungguhnya menjadi derita dan celaan hebat
serta hukuman yang adil bagi Amazia, sebab ia mendukung
persundalan rohani. Kadang-kadang dosa kaum kerabat kita
harus dipandang sebagai hukuman Tuhan atas diri kita. Anak-
anaknya, kendati mereka tetap hidup jujur, namun tidak akan
tetap hidup: Anak-anakmu laki-laki dan wanita akan tewas
oleh pedang peperangan, dan Amazia sendiri akan hidup untuk
melihatnya. Ia telah melatih mereka dalam berbuat jahat, dan
sebab nya Tuhan akan membinasakan mereka di dalam
kejahatan.
[2] Ia akan dilucuti dari semua harta kekayaannya. Kekayaannya
akan jatuh ke dalam tangan musuh, dan dibagi-bagikan dengan
memakai tali pengukur, melalui undian, di antara para tentara.
Apa yang diperoleh dengan jahat tidak akan bertahan lama.
[3] Amazia sendiri akan binasa di sebuah negeri asing, bukan di
tanah Israel, yang telah menjadi kudus bagi TUHAN, melainkan di
sebuah tanah yang najis, di sebuah negeri orang fasik, tempat
yang paling cocok bagi seorang fasik seperti ini untuk
mengakhiri hari-hari hidupnya, yang membenci dan
membungkam nabi-nabi Tuhan dan turut terlibat begitu besar
dalam menajiskan tanahnya sendiri dengan penyembahan
berhala.
(2) Kendati Amazia terus berusaha menentang Amos, Tuhan tetap
membawa kehancuran ke atas tanah dan bangsa itu. Amos dituduh
mengatakan Israel pasti pergi dari tanahnya sebagai orang
buangan (ay. 11), namun ia memegang perkataan itu, dan
mengulanginya. Sebab ketidakpercayaan orang tidak akan membuat
firman Tuhan tidak berlaku. Beban firman TUHAN dapat dilawan,
namun tidak dapat diguncangkan. Biarlah Amazia murka, dan resah,
dan mengatakan yang berlawanan semau hatinya, namun tetap saja
Israel pasti pergi dari tanahnya sebagai orang buangan.
Perhatikanlah, tidak ada gunanya untuk melawan hukuman Tuhan .
Sebab saat Tuhan menghukum, Ia akan menang. Menghentikan
mulut pelayan Tuhan tidak akan menghentikan laju firman Tuhan ,
sebab ia tidak akan kembali dengan sia-sia.
PASAL 8
i sini, masa-masa penuh dosa diiringi dengan masa-masa penuh kepedihan,
keduanya pasti selalu berhubungan. Dalam pasal ini, berkali-kali
diancamkan bahwa gelak tawa akan berubah menjadi ratap tangis.
I. Penglihatan tentang sebakul buah-buahan musim kemarau
menandakan bahwa kemusnahan yang dinubuatkan akan datang
segera (ay. 1-3) dan itu pasti akan mengubah nada tawa orang Israel.
II. Para penindas dipanggil untuk bertanggung jawab atas perbuatan
semena-mena mereka terhadap orang miskin. Dan kehancuran mereka
dinubuatkan, yang akan membuat mereka berkabung (ay. 4-10).
III. Kelaparan akan firman Tuhan menjadi hukuman bagi umat yang pergi
bersundal dengan ilah-ilah lain (ay. 11-14). Namun, mereka tidak
berkabung sebab nya, meskipun ini yaitu hukuman paling
menyedihkan di antara semuanya.
Kehancuran Israel Dinubuatkan
(8:1-3)
1 Inilah yang diperlihatkan Tuhan Tuhan kepadaku: Tampak sebuah bakul berisi buah-
buahan musim kemarau. 2 Lalu berfirmanlah Ia: “Apakah yang kaulihat, Amos?” Jawabku:
“Sebuah bakul berisi buah-buahan musim kemarau.” Berfirmanlah TUHAN kepadaku:
“Kesudahan telah datang bagi umat-Ku Israel. Aku tidak akan memaafkannya lagi. 3
Nyanyian-nyanyian di tempat suci akan menjadi ratapan pada hari itu,” demikianlah
firman Tuhan Tuhan . “Ada banyak bangkai: ke mana-mana orang melemparkannya
dengan diam-diam.”
Alasan utama orang-orang berdosa menunda pertobatan mereka de die in diem –
dari hari ke hari, ialah sebab mereka pikir Tuhan juga menunda penghukuman-
Nya. Mereka meninabobokan diri dengan nyanyian, “Tuanku tidak datang-
datang.” Oleh sebab itu, lewat para nabi-Nya, Tuhan berulang kali menyampaikan
kepada Israel bahwa murka-Nya tidak hanya benar-benar adil dan pasti, namun
D
816
juga sungguh sangat dekat dan segera datang. Itu juga yang diperingatkan-Nya
dalam ayat-ayat di atas.
I. Mendekatnya kemusnahan yang diancamkan itu digambarkan dengan
sebakul buah-buahan musim kemarau yang dilihat Amos dalam suatu
penglihatan. Tuhan memperlihatkan itu kepadanya (ay. 1) dan menyuruh dia
memperhatikannya (ay. 2), “Apakah yang kaulihat, Amos?” Perhatikanlah,
kita wajib bertanya apakah kita sungguh-sungguh melihat apa yang Tuhan
berkenan perlihatkan kepada kita, dan mendengar apa yang Ia berkenan
perdengarkan kepada kita, sebab banyak hal yang Tuhan sampaikan, Tuhan
berfirman dengan satu dua cara, namun orang tidak memperhatikannya.
Apakah kita tengah melihat sesuatu dari Yang Mahakuasa? Marilah kita
merenungkan yang kita lihat. Amos melihat sebakul buah-buahan musim
panas dikumpulkan dan siap dimakan, yang maksudnya yaitu bahwa,
1. Umat Israel sudah matang untuk dihancurkan, terlalu matang sampai
busuk, sehingga sudah tiba waktunya Tuhan mengayunkan sabit
penghakiman-Nya untuk memangkas mereka. Hal ini bahkan sudah
dikerjakan, dan mereka tergeletak, siap dimakan habis.
2. Tahun kesabaran Tuhan sudah mendekati akhirnya. Ibaratnya sudah
musim gugur bagi mereka, dan tahun mereka akan segera memasuki
musim dingin yang suram.
3. Yang disebut buah-buah musim kemarau yaitu buah-buahan yang tidak
disimpan hingga musim dingin, namun harus dihabiskan segera. Itu
melambangkan umat Israel yang tidak teguh dan mudah berubah.
II. Maksud dan makna penglihatan ini tidak lain yaitu ini: menandakan
bahwa kesudahan telah datang bagi umat-Ku Israel. Kata “kesudahan” dalam
bahasa aslinya yaitu ketz, sangat dekat dengan kata kitz, yang artinya buah
musim kemarau. Sudah lama Tuhan membiarkan mereka dan bersabar
terhadap mereka, namun sekarang kesabaran-Nya habis. Mereka memang
umat-Nya, Israel, namun kesudahan mereka, kesudahan akhir yang telah
sering diperingatkan namun lama terlupakan, kini telah tiba. Perhatikanlah,
jika orang berdosa tidak menyudahi dosanya, Tuhan akan menyudahi mereka,
sekalipun mereka yaitu Israel, umat-Nya sendiri. Yang dikatakan dalam
pasal 7:8 diulang kembali di sini sebagai keputusan Tuhan yang sudah tetap,
“Aku tidak akan memaafkannya lagi. Mereka tidak akan dibiarkan seperti
yang sudah-sudah, dan penghakiman yang sedang mendekat tidak akan
dibatalkan.
Kitab Amos 8:1-3
817
III. Akibatnya yaitu penghancuran menyeluruh (ay. 3): saat kesudahan itu
tiba, perkabungan dan maut akan berjaya. Keduanya biasa datang bersama-
sama, dan pada akhirnya nanti akan pergi bersama-sama, yaitu di sorga, di
mana maut dan perkabungan tidak akan ada lagi (Why. 21:4). Namun, di
dunia yang berdosa ini, di tengah bangsa yang berdosa,
1. Perkabungan berkuasa, berkuasa begitu rupa hingga nyanyian-nyanyian di
tempat suci akan menjadi ratapan, yakni nyanyian di Bait Tuhan di
Yerusalem, atau justru di kuil-kuil berhala, di mana mereka biasa makan
dan minum, kemudian bangun dan bersukaria untuk berbakti kepada
patung anak lembu emas. Barangkali mereka biasa bergembira ria
dengan lagu-lagu yang najis, maka pastilah cepat atau lambat semua itu
akan diubah menjadi ratapan. Atau, barangkali mereka menyuarakan
serta menunjukkan kesalehan agamawi, namun sebab tidak lahir dari
hati dan tidak dinyanyikan bagi kemuliaan Tuhan , Dia pun tidak
menghargainya dan demi keadilan, Ia akan mengubahnya menjadi
ratapan. Perhatikanlah, ratapan akan mengikuti keriaan yang berdosa,
dan juga keriaan agamawi, jika tidak dilakukan dengan tulus. saat
penghukuman Tuhan terjadi, dalam sekejap sukacita terceria mereka
akan berubah menjadi kesedihan mendalam. Nyanyian-nyanyian di
tempat suci yang biasanya terdengar amat menyenangkan pun berubah,
bukan hanya menjadi keluhan dan erangan, namun juga lolongan nyaring
yang memilukan. Mereka akan datang ke tempat suci, dan saat
melihatnya telah menjadi reruntuhan, mereka meraung-raung dengan
pahitnya.
2. Maut berkuasa, berkuasa begitu rupa sehingga mayat-mayat ber-
gelimpangan di mana-mana (Mzm. 110:6). Mereka terbunuh oleh pedang
atau penyakit sampar, terlalu banyak sehingga orang-orang yang masih
hidup tidak dapat menguburkan mereka dengan upacara pemakaman
yang megah dan terhormat seperti biasanya. Tidak akan dibunyikan
lonceng bagi mereka, namun orang akan melemparkannya dengan diam-
diam, menguburkan mereka di tengah keheningan malam buta dan
menyuruh semua orang di sekelilingnya diam dan memperhatikan,
entah sebab mereka tidak sanggup menanggung biaya pemakaman,
atau sebab penyakit yang membunuhnya itu sangat menular sehingga
tiada seorang pun mau mendekat, atau sebab takut musuh mereka
mengamuk jika tahu mereka meratapi orang yang terbunuh. Atau,
dengan diam-diam mereka menuntut diri dan sesama untuk tunduk
kepada tangan Tuhan dalam hukuman yang membinasakan ini, supaya
mereka jangan mengeluh dan berbantah dengan Dia. Atau, barangkali
818
“diam-diam” ini bukan diartikan sebagai diam bersabar, melainkan diam
cemberut sebab jengkel. Hati mereka mengeras sehingga semua
hukuman itu sama sekali tidak membuat mereka mengakui kebenaran
Tuhan maupun kefasikan mereka sendiri.
Dosa dan Kehancuran Para Penindas
(8:4-10)
4 Dengarlah ini, kamu yang menginjak-injak orang miskin, dan yang membinasakan orang
sengsara di negeri ini 5 dan berpikir: “Bilakah bulan baru berlalu, supaya kita boleh
menjual gandum dan bilakah hari Sabat berlalu, supaya kita boleh menawarkan terigu
dengan mengecilkan efa, membesarkan syikal, berbuat curang dengan neraca palsu, 6
supaya kita membeli orang lemah sebab uang dan orang yang miskin sebab sepasang
kasut; dan menjual terigu rosokan?” 7 TUHAN telah bersumpah demi kebanggaan Yakub:
“Bahwasanya Aku tidak akan melupakan untuk seterusnya segala perbuatan mereka! 8
Tidakkah akan gemetar bumi sebab hal itu, sehingga setiap penduduknya berkabung?
Tidakkah itu seluruhnya akan naik seperti sungai Nil, diombang-ambingkan dan surut
seperti sungai Mesir?” 9 “Pada hari itu akan terjadi,” demikianlah firman Tuhan Tuhan ,
“Aku akan membuat matahari terbenam di siang hari dan membuat bumi gelap pada hari
cerah. 10 Aku akan mengubah perayaan-perayaanmu menjadi perkabungan, dan segala
nyanyianmu menjadi ratapan. Aku akan mengenakan kain kabung pada setiap pinggang
dan menjadikan gundul setiap kepala. Aku akan membuatnya sebagai perkabungan
sebab kematian anak tunggal, sehingga akhirnya menjadi seperti hari yang pahit pedih.”
Dalam ayat-ayat di atas, Tuhan menantang para penindas yang congkak serta
menunjukkan kepada mereka,
I. Betapa jijiknya dosa mereka. Singkatnya, mereka memiliki watak seperti
hakim yang lalim (Luk. 18:2) yang tidak takut akan Tuhan dan tidak
menghormati seorang pun.
1. Amatilah mereka dalam ibadahnya, maka engkau akan melihat bahwa
mereka tidak punya rasa hormat kepada Tuhan . Namun demikian,
meskipun jahat, mereka tetap menampakkan perilaku luar yang saleh.
Mereka memelihara hari Sabat dan bulan baru. Mereka membedakan
hari-hari ini dari hari biasa, namun sebentar saja mereka jemu dan
tidak menyukainya sama sekali, sebab hati mereka sepenuhnya tertuju
pada dunia dan hal-hal duniawi. Betapa menyedihkannya watak orang-
orang itu, sampai-sampai mereka berkata, “Bilakah hari Sabat berlalu,
supaya kita boleh menjual gandum?” Sayangnya, begitu jugalah watak
banyak orang yang mengaku Kristen.
(1) Mereka jemu akan hari-hari Sabat. “Kapan hari ini berlalu?” Mereka
jemu akan batasan-batasan hari Sabat dan bulan baru, sebab saat
itu mereka tidak boleh melakukan pekerjaan berat. Mereka bosan
Kitab Amos 8:1-3
819
akan pekerjaan atau urusan pada hari Sabat dan bulan baru, muak
akan hal itu (Mal. 1:13), dan seperti Doeg, tertahan untuk melayani
Tuhan (1Sam. 21:7, KJV). Mereka lebih suka berada di mana saja asal
bukan di sekitar mezbah Tuhan . Perhatikanlah, hari Sabat dan tugas-
tugasnya akan menjadi beban bagi hati yang duniawi, yang selalu
enggan berbuat banyak bagi Tuhan dan kekekalan. Adakah cara yang
lebih baik untuk memakai waktu kita selain bergaul dengan Tuhan ?
Namun, berapa banyak waktu yang kita pakai untuk bersenang-
senang dengan dunia? Bukankah hari Sabat akan berlalu jika kita
melakukan tugas-tugasnya dan menuai berkatnya? Lantas, mengapa
kita begitu ingin cepat-cepat berpisah darinya?
(2) Mereka menyukai hari-hari kerja. Mereka menunggu-nunggu
saatnya menjual gandum dan menawarkan terigu. Saat bekerja dalam
pelayanan ibadah, mereka memikirkan usaha dagang mereka. Hati
mereka mengejar keuntungan yang haram (Yeh. 33:31), dan dengan
demikian menjadikan rumah Bapa-Ku sebagai tempat jual beli,
bahkan sarang penyamun! Mereka muak dengan segala kewajiban
kudus sebab urusan duniawi menguasai mereka. Dalam urusan
duniawi itu mereka nyaman seperti di rumah sendiri, namun di
tempat kudus Tuhan , mereka menggelepar-gelepar seperti ikan
terdampar di tanah kering. Perhatikanlah, barang siapa lebih
mencintai hari kerja dibandingkan hari Sabat dan lebih suka menjual
gandum dibandingkan menyembah Tuhan , ia orang asing bagi Tuhan dan
musuh bagi dirinya sendiri.
2. Amatilah mereka saat sedang berbicara, maka engkau akan melihat
bahwa mereka tidak menghargai seorang pun. Memang seperti inilah
biasanya orang yang tidak berlaku saleh. Orang yang telah kehilangan
rasa kesalehen tidak lama lagi akan kehilangan rasa kejujuran. Mereka
tidak berlaku adil dan mencintai kesetiaan.
(1) Para penindas itu menipu orang-orang yang berurusan dengan
mereka. Sewaktu menjual gandum, mereka memeras pembelinya,
baik dengan mengurangi barang yang dibeli maupun menaikkan
harganya. Mereka menakar gandum dengan neraca palsu dan
berpura-pura memberi sesuai jumlah yang disepakati, namun
mereka mengecilkan efa. Takarannya kurang, tidak sesuai ukuran
yang verlaku umum, sehingga dengan begitu mereka menipu
pembeli. Saat menerima uang, mereka mengukurnya dengan tim-
bangan yang dibuat sendiri, batu timbangan mereka sendiri,
820
sehingga syikal yang ditimbang melebihi standar. Mereka
membesarkan syikal, sehingga jika uang yang ditimbang didapati
terlalu ringan, pembeli harus menambahnya. Dengan cara itu,
mereka menipu juga. Semua itu dilakukan dengan topeng kejujuran,
berpura-pura melakukan dengan teliti supaya adil. Dengan perbuat-
an jahat ini , mereka menunjukkan sifat ketamakan dunia, cinta
akan diri sendiri, penghinaan terhadap umat manusia secara umum
dan khususnya kepada orang-orang yang berurusan dengan mereka.
Mereka menista hukum keadilan yang kudus, sehingga membuktikan
bahwa dalam hati mereka tidak ada takut dan kasih kepada Tuhan
yang telah mengatakan jelas-jelas bahwa batu timbangan palsu dan
neraca serong yaitu kekejian bagi-Nya. Bukti kecurangan mereka
yang lainnya ialah menjual terigu rosokan. Dengan memanfaatkan
ketidaktahuan sesamanya atau sebab memang terpaksa harus
dibeli orang sebab sangat membutuhkan. Mereka membuat pembeli
terpaksa membeli terigu buruk dengan harga yang sama seperti
gandum yang terbaik.
(2) Mereka kejam dan tidak berbelaskasihan kepada orang miskin:
Mereka menginjak-injak orang miskin, dan membinasakan orang
sengsara.
[1] Mereka menilai diri sendiri begitu tinggi berdasar kekayaan
sehingga memandang rendah orang yang miskin dengan
kejijikan begitu rupa. Mereka membenci orang miskin, tidak
tahan terhadapnya, mereka membuang orang-orang miskin itu
sehingga mau melakukan apa saja untuk melenyapkannya, bukan
dengan melepaskan mereka dari kemiskinan, namun dengan me-
nyingkirkan dan menghancurkan mereka sehingga orang-orang
itu tidak ada lagi, setidaknya di negeri mereka. Namun, siapa
mengolok-olok orang miskin, menghina Penciptanya, yang
membuat orang kaya dan orang miskin bertemu.
[2] Mereka sangat ingin meningkatkan kekayaan dan menam-
bahkannya lebih banyak lagi hingga merampas orang miskin
untuk memperkaya diri. Mereka mengintai orang miskin untuk
memangsa mereka, sebab orang miskin tidak mampu menuntut
ganti rugi atau melawan atau pun membalas dendam atas
kekerasan yang diperbuat para penindas mereka. Harta
kekayaan yang didapat dengan mencelakakan orang miskin akan
mendatangkan kecelakaan terhadap orang yang mendapatkan-
nya. Para penindas itu menelan orang miskin dengan memberi
Kitab Amos 8:1-3
821
tawaran yang berat, lalu menipu mereka dalam jual beli ini ,
supaya mereka dapat berbuat curang dengan neraca palsu.
Tujuannya bukan hanya untuk memperkaya diri, memiliki uang
sebanyak mungkin agar dengan begitu mereka dapat memegang
kendali atas segala sesuatu (sangka mereka), namun juga untuk
memiskinkan orang lain di sekeliling mereka, memelaratkan
mereka begitu rupa sehingga dapat dipaksa menjadi budak.
Begitu orang miskin itu sudah diperas sampai tidak punya apa-
apa, mereka bisa dipekerjakan tanpa upah, atau nyaris tanpa
upah. Demikianlah para penindas membeli orang lemah sebab
uang. Mereka membawa orang miskin dan anak-anak mereka
menjadi budak, sebab mereka tidak mampu membayar gandum
yang dibeli (lih. Neh. 5:2-5). Dan sebab begitu banyaknya orang
jatuh miskin hingga menjadi budak, maka harga mereka pun
menjadi sangat rendah, dan para penindas menekannya sehingga
orang yang miskin bisa dibeli untuk menjadi budak dengan
bayaran sepasang kasut. Mula-mula hak milik direbut,
selanjutnya kebebasan diambil. Begitulah caranya para penindas,
pertama-tama membuat orang menjadi pengemis, lalu men-
jadikan mereka budak belian. Demikianlah martabat manusia
hilang dalam kesengsaraan orang yang terinjak, dan kelemah-
lembutan hilang dalam dosa orang yang menginjak-injak mereka.
II. Beratnya hukuman yang akan ditimpakan kepada mereka sebab dosa
ini . saat orang miskin dilukai, mereka berseru kepada Tuhan , dan Dia
akan mendengar seruan mereka serta mengadakan perhitungan dengan
orang yang mencelakakan mereka. sebab orang miskin itu milik Tuhan ,
maka segala ketidakadilan yang dilakukan kepada mereka dianggap-Nya
sama seperti dilakukan terhadap diri-Nya sendiri (Kel. 22:23-24).
1. Tuhan akan mengingat dosa para penindas terhadap orang miskin itu:
TUHAN telah bersumpah demi kebanggaan Yakub (ay. 7), yaitu demi diri-
Nya, sebab Ia tidak dapat bersumpah lagi demi yang lain, sebab tiada
yang lebih tinggi lagi dari-Nya. Dan siapa lagi kalau bukan Dia, yang
menjadi keagungan dan kebanggaan Yakub? Ia telah bersumpah demi
hadirat-Nya di tengah mereka dan perkenanan-Nya kepada mereka,
yang sudah dinajiskan dan disalahgunakan oleh mereka. Mereka mela-
kukan segala yang mungkin untuk membuat diri mereka menjijikkan
bagi-Nya, sebab dikatakan bahwa Ia jijik kepada kecongkakan Yakub (6:8,
KJV). Ia bersumpah dalam murka-Nya, bersumpah demi nama-Nya
822
sendiri, nama yang sangat termasyhur dan besar di Israel. Ia bersumpah,
“Bahwasanya Aku tidak akan melupakan untuk seterusnya segala
perbuatan mereka.” Dalam tiap keadaan, kesalahan mereka akan diingat,
sebab lebih banyak yang tersirat dibandingkan yang dinyatakan. Aku tidak
akan melupakan untuk seterusnya sama dengan mengatakan Aku tidak
akan pernah mengampuni mereka. Dengan demikian, nasib orang jahat
yang tidak berbelaskasihan itu sungguh menyedihkan, mengenaskan
selama-lamanya. Celaka, seribu celaka, bagi orang yang disingkirkan
Tuhan dengan bersumpah, bahwa Ia tidak akan memberi nya belas
kasihan dan pengampunan. Penghakiman yang tak berbelas kasihan akan
berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan.
2. Tuhan akan mengacaukan dan menghancurkan mereka sama sekali.
Dalam ayat ini digambarkan dengan berbagai penekanan bahwa, jikalau
sekiranya mungkin, mereka akan dibuat ketakutan sehingga benar-
benar bertobat dan berubah.
(1) Akan ada kengerian dan kekejutan di segala tempat: Tidakkah akan
gemetar bumi sebab hal itu (ay. 8), negeri ini, yang darinya kamu
hendak menyingkirkan orang miskin? Tidakkah setiap penduduknya
akan berkabung? Pasti. Perhatikanlah, barang siapa tidak gemetar
dan berkabung sebagaimana mestinya atas dosa bangsanya, ia akan
dibuat gemetar dan berkabung sebab penghukuman atas bangsa-
nya. Barang siapa tidak peduli melihat dosa para penindas yang
seharusnya membuat mereka gemetar, dan juga tidak peduli pada
kesengsaraan orang tertindas yang seharusnya membuat mereka
berkabung, maka Tuhan akan memakai cara lain hingga mereka
gemetar sebab keganasan orang yang menindas mereka, serta
membuat mereka berkabung sebab kerugian dan penderitaan yang
mereka alami sendiri.
(2) Akan ada banjir dan kerusakan di segala tempat. saat Tuhan datang
melanda mereka, banjir persoalan dan malapetaka akan naik seperti
sungai Nil, membeludak sewaktu dibendung, dan dalam sekejap
merendam tepiannya. Segala sesuatu akan menentang mereka. Apa
yang mereka pakai untuk menghentikan kelangsungan
penghukuman Tuhan hanya akan membuatnya semakin parah. Peng-
hakiman akan menerobos paksa seperti air menerobos. Seluruh
negeri akan diombang-ambingkan dan tenggelam (KJV) dan terendam
air, seperti tanah Mesir setiap tahunnya terendam banjir dari sungai
Nil. Ayat ini bisa juga berbicara tentang suatu penghakiman Tuhan
sebelumnya. Kehancuran mereka seluruhnya akan naik seperti sungai
Kitab Amos 8:1-3
823
Nil, atau seperti air bah Nuh yang meliputi seluruh dunia, demikian-
lah negeri Israel dibanjiri seluruhnya. Negeri itu akan diombang-
ambingkan dan tenggelam seperti sungai Mesir, seperti Firaun dan
tentara Mesirnya terkubur di Laut Teberau, peristiwa yang mereka
sebut sebagai banjir Mesir. Baik air bah Nuh maupun banjir Mesir
merupakan hukuman atas kekerasan dan penindasan, seperti juga
hukuman yang diancamkan dalam ayat ini, sebab Tuhan pasti mem-
balaskan kekerasan dan penindasan itu.
3. Hukuman itu akan mengejutkan mereka dan datang melanda tanpa
disangka-sangka (ay. 9): “Aku akan membuat matahari terbenam di siang
hari, saat terik dan sinarnya sedang cerah-cerahnya, saat mereka
yakin siang hari pasti panjang dan berpikir masih ada setengah hari
indah lagi yang tersisa. Bumi akan menjadi gelap pada hari cerah, saat
segala sesuatu tampak menyenangkan dan menjanjikan.” Demikianlah
betapa tidak pastinya segala penghiburan dan kenikmatan jasmani,
bahkan hidup itu sendiri. Kesehatan terbaik dan kekayaan terbesar pun
acapkali berganti menjadi penyakit dan kesengsaraan dalam sekejap.
Ayub mengalami matahari terbenam di siang hari. Banyak orang diambil
di tengah-tengah puncak hidup mereka, dan matahari mereka terbenam
di siang hari. Di tengah kehidupan, sesungguhnya kita berada dalam
kematian. Begitulah dahsyatnya penghakiman Tuhan terhadap mereka
yang terbuai dalam rasa aman. Bagi mereka, penghakiman itu bagaikan
matahari terbenam di siang hari. Semakin tidak terduga, semakin panik.
jika mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman, maka tiba-tiba
mereka ditimpa oleh kebinasaan, yang datang seperti perangkap (Luk.
21:35).
4. Hukuman itu akan mengubah nada nyanyian mereka, dan merusak
kegembiraan mereka (ay. 10): Aku akan mengubah perayaan-
perayaanmu menjadi perkabungan, seperti juga (ay. 3) nyanyian-
nyanyian di tempat suci akan menjadi ratapan. Perhatikanlah, akhir dari
keriangan dan kegembiraan orang berdosa ialah kesusahan. Seperti
halnya dalam gelap terbit terang bagi orang benar yang memberi mereka
minyak untuk pesta ganti kain kabung, demikian juga bagi orang fasik ke-
gelapan turun di tengah siang, mengubah tawamu kamu ganti dengan
ratap dan sukacitamu dengan dukacita. Kedukaan itu begitu besar, begitu
menyeluruh, sehingga kain kabung akan dikenakan pada setiap pinggang
dan setiap kepala akan digundul sebagai ganti selampit rambut dan
pakaian indah yang biasa mereka kenakan. Ratapan pada hari itu akan
sehebat perkabungan sebab kematian anak tunggal, yang merupakan
824
tangisan paling pahit dan paling lama. Namun, tidakkah ada harapan
bahwa mereka akan berubah saat mengalami keadaan terburuk dan
bahwa terang akan datang pada waktu malam? Tidak, bahkan akhirnya
menjadi seperti hari yang pahit pedih. Keadaan orang berdosa yang tidak
mau bertobat akan memburuk dan terus memburuk, dan bagian
akhirnya akan menjadi yang terburuk. Oleh tangan-Kulah hal itu akan
terjadi atasmu; kamu akan berbaring di tempat siksaan.
Ancaman Hukuman
(8:11-14)
11 “Sesungguhnya, waktu akan datang,” demikianlah firman Tuhan Tuhan , “Aku akan
mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan
kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN. 12 Mereka akan
mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman
TUHAN, namun tidak mendapatnya.
13 Pada hari itu akan rebah lesu anak-anak dara yang cantik dan anak-anak teruna sebab
haus; 14 mereka yang bersumpah demi Asima, dewi Samaria dan yang berkata: Demi
Tuhan mu yang hidup, hai Dan! serta: Demi dewa kekasihmu yang hidup, hai Bersyeba!
mereka itu akan rebah dan tidak akan bangkit-bangkit lagi.”
Dalam ayat-ayat di atas diancamkan,
I. Penghukuman berupa kelaparan rohani sedang mengancam seantero negeri,
kelaparan akan firman Tuhan , kegagalan peramal-peramal dan kekurangan
pengajaran yang baik. Hukuman ini diucapkan sebagai sesuatu yang masih
jauh: Waktu akan datang. Artinya, hari itu akan datang selanjutnya, jsesudah
kegelapan yang lain menimpa negeri terang itu. Selama Amos bernubuat dan
untuk waktu yang lama jsesudah nya, Israel memiliki banyak nabi, kesempatan
berlimpah untuk mendengarkan firman Tuhan dalam situasi baik maupun
buruk. Pada mereka ada petunjuk demi petunjuk, nasihat demi nasihat.
Nubuatan menjadi makanan mereka sehari-hari, dan kemungkinan mereka
muak akan hal itu, seperti Israel muak akan manna. Oleh sebab itu, Tuhan
mengancam bahwa jsesudah ini Ia akan mengambil hak istimewa itu dari
mereka. Barangkali, mendekati masa kehancuran mereka, nabi di negeri
Israel tidak sebanyak di Yehuda, dan saat sepuluh suku pergi ke
pembuangan, tanda-tanda tidak mereka lihat, tidak ada lagi nabi, dan tidak
ada yang memberitahukan berapa lama lagi (Mzm. 74:9). jsesudah Maleakhi,
umat Yahudi tidak memiliki nabi selama beberapa abad. Namun sebagian
penafsir beranggapan bahwa ancaman kelaparan firman Tuhan ini mengacu
lebih jauh lagi, yaitu pada kebutaan yang sebagian telah terjadi pada Israel
pada zaman Mesias, serta selubung yang menutupi hati orang Yahudi yang
Kitab Amos 8:1-3
825
tidak percaya. Mereka menolak Injil dan para pemberita yang Tuhan utus
kepada mereka, dan menginginkan nabi-nabi mereka sendiri, seperti bapa-
bapa leluhur, namun mereka tidak akan mendapatkannya, sebab Kerajaan
Tuhan diambil dari pada mereka dan akan diberikan kepada bangsa-bangsa
lain. Amatilah di sini,
1. Penghukuman yang diancamkan, yaitu kelaparan, kelangkaan, bukan
makanan dan air (yang merupakan bahan penting penunjang kehidupan
jasmani yang jika kekurangan akan sangat memedihkan), namun lebih
parah lagi, kelaparan akan mendengarkan firman Tuhan. Tidak akan ada
lagi perkumpulan jemaat di mana para pelayan bisa berkhotbah, tidak
pula ada pengajar yang akan berkhotbah, dan tidak ada petunjuk serta
kemampuan yang diberikan kepada orang-orang tertentu agar mereka
dimampukan untuk menjadi pengkhotbah. Firman Tuhan menjadi jarang
dan langka, penglihatan-penglihatan tidak ada (1Sam. 3:1). Mereka tetap
memiliki firman tertulis, kitab-kitab untuk dibaca, namun tidak ada
pelayan Tuhan menjelaskan dan menerapkannya pada keadaan mereka,
ibarat ada air di sumur, namun tiada alat untuk menimbanya. Ada janji
rahmat (Yes. 30:20) bahwa sekalipun kekurangan makanan, mereka
akan memiliki sarana anugerah berlimpah-limpah. Tuhan akan memberi
mereka roti dan air serba sedikit, namun mata mereka akan memandang
pengajar mereka. Di kalangan kaum Puritan ada pepatah bahwa roti
gandum utuh dan Injil sama-sama makanan yang baik. Namun, dalam
ayat ini diberikan ancaman sebaliknya, yakni mereka akan memiliki
cukup banyak roti dan air, namun para pengajar firman akan disingkir-
kan. Nah,
(1) Dengan demikian, sebagian besar kemuliaan mereka pergi dari
negeri. Bangsa mereka besar dan luhur sebab kepada merekalah
dipercayakan firman Tuhan . Namun, saat firman itu diambil dari
mereka, keindahan mereka ternoda dan kehormatan mereka pun
terbaring dalam debu.
(2) Ini merupakan tanda kemarahan Tuhan yang teramat sangat atas
mereka. Tentulah Ia benar-benar marah kepada umat-Nya saat Ia
tidak lagi mau berbicara kepada mereka dan membiarkan mereka
menjadi reruntuhan, saat Ia tidak lagi memberi mereka jalan
pertobatan.
(3) Tidak adanya nabi untuk mengajar dan menghibur mereka dengan
firman Tuhan dan memberi pengharapan akan membuat semua
malapetaka lain yang menimpa mereka benar-benar terasa
826
menyedihkan. Dalam kesempatan apa pun, dan di tengah masa
kesukaran, kelaparan akan firman Tuhan merupakan kelaparan yang
paling menyakitkan, penghukuman yang paling berat.
2. Akibat dari hukuman ini (ay. 12): Mereka akan mengembara dari
laut ke laut, dari Danau Tiberias hingga ke Laut Besar, dari perbatasan
negeri sebelah sini ke perbatasan sebelah sana, untuk mencari kalau-
kalau ada nabi utusan Tuhan dari negeri lain, entah datang lewat jalan
darat atau laut. sebab tidak ada nabi di antara mereka sendiri, umat itu
akan pergi dari utara ke timur. Bila satu tempat mengecewakan, mereka
mencoba tempat lainnya, mereka menjelajah kian kemari (KJV) seperti
orang tersesat untuk mencari firman Tuhan, untuk bertanya-tanya
adakah nabi, nubuatan, atau pesan dari Tuhan , namun mereka tidak
mendapatnya.
(1) Meskipun bagi banyak orang hal ini bukanlah merupakan
penderitaan sama sekali, namun sebagian orang akan merasakannya
sebagai dukacita besar, dan dengan senang hati rela bepergian jauh
untuk mendengar pengajaran yang baik. Namun, mereka akan sangat
merasakan hilangnya kemurahan ini yang ditolak orang
dengan bodohnya.
(2) saat nabi sudah tidak ada, orang-orang yang meremehkan nabi
selagi masih ada nabi pun akan mengharap-harapkannya seperti
Saul mengharapkan Samuel. Banyak orang tidak menyadari betapa
berharganya belas kasihan Tuhan sebelum mereka merasakan
kekurangan hal itu. Atau, ayat ini dapat diartikan, sekalipun mereka
mengembara dari laut ke laut untuk mencari firman Tuhan , mereka
tetap tidak akan menemukannya. Perhatikanlah, sarana anugerah
yaitu sesuatu yang dapat berpindah. saat kita pikir kaki dian kita
berdiri teguh, ia dapat diambil dari tempatnya (Why. 2:5). Dan
barang siapa sekarang mengabaikan hari-hari Anak Manusia, kelak ia
akan berharap melihatnya, namun sia-sia. Pada hari kelaparan itu
akan rebah lesu anak-anak dara yang cantik dan anak-anak teruna
sebab haus (ay. 13). Siapa yang dianggap cukup kuat menanggung
beban ini akan tenggelam di dalamnya. Sebagian penafsir
berpikir bahwa yang dimaksud dengan anak-anak dara dan teruna
yaitu umat Yahudi dan pemimpin-pemimpin rumah ibadat mereka.
Orang-orang inilah yang akan kehilangan firman Tuhan dan
pewahyuan ilahi, dan mereka akan rebah pingsan sebab
kekurangan wahyu, akan kehilangan seluruh kekuatan dan
Kitab Amos 8:1-3
827
keindahan. Sejumlah penafsir lain mengartikan anak-anak dara yang
cantik dan anak-anak teruna terpilih sebagai orang-orang yang
mengandalkan jasa dan kebenarannya sendiri, dan merasa tidak
memerlukan Kristus. Mereka ini akan rebah sebab haus, sementara
yang lapar dan haus akan kebenaran Kristus akan dipuaskan dan
dikenyangkan dengan limpahnya.
II. Kebinasaan orang-orang yang memelopori atau memimpin penyembahan
berhala (ay. 14). Amatilah,
1. Dosa yang didakwakan atas mereka: Mereka bersumpah demi Asima,
dewi Samaria, berhala yang disembah di Betel, tidak jauh dari Samaria.
Demikianlah mereka bermegah dalam aib, dan bersumpah demi dewa
ini sebagai ilah mereka, padahal itulah kekejian mereka. Mereka
pikir berhala itu sanggup menolong mereka, padahal kenyataannya
itulah yang akan menghancurkan mereka. Mereka memberi penghor-
matan tertinggi kepada yang seharusnya dipandang paling menjijikkan
dan najis. Kata mereka, “Demi Tuhan mu yang hidup, hai Dan!” Itu yaitu
patung anak lembu emas yang satunya, berhala bisu dan tuli, namun
mereka mengasihi dan memujinya seolah itu Tuhan yang benar dan
hidup. Kata mereka, “Demi dewa kekasihmu yang hidup, hai Bersyeba!”
Mereka bersumpah demi agama Bersyeba, tata cara ibadah yang dipakai
di sana, yang mereka pandang sakral, sehingga mereka memakainya
untuk bersumpah dan menjadikannya hakim pengambil keputusan
dalam perkara.
2. Ancaman kehancuran kepada mereka. Orang yang memberi kehormatan
kepada berhala-berhala, yang seharusnya mereka berikan kepada Tuhan ,
akan mendapati bahwa Tuhan yang mereka nista akan menjadi musuh
mereka. Dan mereka akan rebah, sedangkan ilah-ilah yang mereka
sembah tidak mampu menolong mereka, dan mereka tidak akan bangkit-
bangkit lagi. Mereka akan mendapati Tuhan itu cemburu dan membenci
penghinaan terhadap diri-Nya, dan Dia pasti menang dan sia-sia saja
melawan-Nya.
PASAL 9
Dalam pasal ini kita mendapati,
I. Hukuman diancamkan, yang tidak dapat dihindari oleh orang-orang
berdosa (ay. 1-4), yang akan ditimpakan oleh kekuatan Yang
Mahakuasa (ay. 5-6), yang pantas diterima oleh bangsa Israel yang
berdosa (ay. 7-8). namun hal itu bukan merupakan kehancuran total
bagi bangsa mereka (ay. 8), sebab suatu sisa dari orang-orang baik
akan terluput (ay. 9). namun orang-orang jahat akan binasa (ay. 10).
II. Belas kasih dijanjikan, yang akan dicurahkan di hari-hari terakhir (ay.
11-15), seperti yang tampak melalui penggenapannya pada hari-hari
Mesias (Kis. 15:16). Dan dengan janji-janji yang menghibur ini ,
jsesudah semua hardikan dan ancaman sebelumnya, Kitab Amos ini pun
berakhir.
Kepastian Kebinasaan Orang Berdosa
(9:1-10)
1 Kulihat Tuhan berdiri dekat mezbah, dan Ia berfirman: “Pukullah hulu tiang dengan
keras, sehingga ambang-ambang bergoncang, dan runtuhkanlah itu ke atas kepala semua
orang, dan sisa-sisa mereka akan Kubunuh dengan pedang; tidak seorang pun dari
mereka akan dapat melarikan diri, dan tidak seorang pun dari mereka akan dapat
meluputkan diri. 2 Sekalipun mereka menembus sampai ke dunia orang mati, tangan-Ku
akan mengambil mereka dari sana; sekalipun mereka naik ke langit, Aku akan
menurunkan mereka dari sana. 3 Sekalipun mereka bersembunyi di puncak gunung
Karmel, Aku akan mengusut dan mengambil mereka dari sana; sekalipun mereka me-
nyembunyikan diri terhadap mata-Ku di dasar laut, Aku akan memerintahkan ular untuk
memagut mereka di sana. 4 Sekalipun mereka berjalan di depan musuhnya sebagai orang
tawanan, Aku akan memerintahkan pedang untuk membunuh mereka di sana. Aku akan
mengarahkan mata-Ku kepada mereka untuk kecelakaan dan bukan untuk
keberuntungan mereka.” 5 Tuhan Tuhan semesta alamlah yang menyentuh bumi,
sehingga bergoyang, dan semua penduduknya berkabung, dan seluruhnya naik seperti
sungai Nil, dan surut seperti sungai Mesir; 6 yang mendirikan anjung-Nya di langit dan
mendasarkan kubah-Nya di atas bumi; yang memanggil air laut dan mencurahkannya ke
atas permukaan bumi – TUHAN itulah nama-Nya. 7 “Bukankah kamu sama seperti orang
832
Etiopia bagi-Ku, hai orang Israel?” demikianlah firman TUHAN. “Bukankah Aku telah
menuntun orang Israel keluar dari tanah Mesir, orang Filistin dari Kaftor, dan orang Aram
dari Kir? 8 Sesungguhnya, TUHAN Tuhan sudah mengamat-amati kerajaan yang berdosa
ini: Aku akan memunahkannya dari muka bumi! namun Aku tidak akan memunahkan
keturunan Yakub sama sekali,” demikianlah firman TUHAN. 9 “Sebab sesungguhnya, Aku
memberi perintah, dan Aku mengiraikan kaum Israel di antara segala bangsa, seperti
orang mengiraikan ayak, dan sebiji batu kecil pun tidak akan jatuh ke tanah. 10 Oleh
pedang akan mati terbunuh semua orang berdosa di antara umat-Ku yang mengatakan:
Malapetaka itu tidak akan menyusul dan tidak akan mencapai kami.”
Kita di sini mendapati keadilan Tuhan menjatuhkan hukuman ke atas suatu
bangsa yang menyulut murka-Nya. Dan amatilah,
I. Dengan sungguh-sungguh hukuman disampaikan. Sang nabi melihat dalam
penglihatan TUHAN berdiri dekat mezbah (ay. 1), mezbah korban bakaran.
Sebab TUHAN menerima suatu persembahan, dan orang banyak harus jatuh
sebagai korban bagi keadilan-Nya. Ia disingkirkan dari tutup pendamaian di
antara kerubim, dan berdiri dekat mezbah, kursi pengadilan, yang ke atasnya
api Tuhan biasanya turun, untuk memakan habis korban. Ia berdiri dekat
mezbah, untuk menunjukkan bahwa dasar permusuhan-Nya dengan bangsa
ini yaitu perbuatan mereka yang menajiskan hal-hal kudus-Nya. Di sini Ia
berdiri untuk membalas perkara mezbah-Nya, dan juga untuk menunjukkan
bahwa dosa kaum Israel, seperti dosa keluarga Eli, tidak akan dihapuskan
dengan korban sembelihan atau dengan korban sajian untuk selamanya
(1Sam. 3:14). Ia berdiri dekat mezbah, untuk melarang korban per-
sembahan. Dan perintah pun diberikan, pukullah hulu tiang Bait Suci, ujung
penopang, pukullah dengan keras sehingga ambang-ambang bergoncang,
dan runtuhkanlah, jatuhkan ke atas kepala semua orang. Runtuhkanlah
pintu-pintu rumah Tuhan , atau pelataran dari rumah-Nya, sebagai tanda
bahwa Ia hendak keluar darinya, dan menggoncangkannya, dan kemudian
semua hukuman ditimpakan ke atasnya. Atau hal ini menunjukkan
kehancuran yang pertama-tama akan menimpa orang-orang yang
seharusnya berlaku seperti tiang-tiang pintu bagi bangsa itu, yaitu sebagai
pertahanannya, sehingga saat mereka runtuh, maka bangsa itu pun
menjadi seperti sebuah kota tanpa pintu gerbang dan tiang
penyangga. “Pukullah sang raja, yang seperti tiang pintu, sehingga para
pejabat, yang merupakan ambang pintu, akan bergoncang. Runtuhkanlah ke
atas kepala, belahlah, semuanya, seperti kayu untuk api. Dan sisa-sisa mereka
akan Kubunuh dengan pedang, yaitu keturunan mereka, mereka dan
keluarga mereka. Atau, sisa-sisa mereka akan Kubunuh dengan pedang. Aku
akan membunuh mereka semua, mereka dan semua yang tersisa dari
mereka, sampai orang yang terakhir. Pembunuhan akan terjadi di mana-
Kitab Amos 9:1-10
833
mana.” Tidak ada yang hidup dari mereka yang telah dikatakan oleh Tuhan ,
mereka akan Kubunuh, tidak ada yang dapat berdiri di hadapan pedang-Nya.
II. Kehati-hatian begitu dijaga sehingga tak seorang pun dapat luput dari
sasaran hukuman ini. Hal ini dijelaskan panjang lebar dan dimaksudkan
sebagai peringatan bagi semua orang yang menimbulkan cemburu TUHAN.
Kiranya orang-orang berdosa memperhatikannya dan gemetar. Sama seperti
tidak ada yang dapat menang melawan Tuhan , demikian pula tidak ada yang
dapat melarikan diri dari Dia. Hukuman-Nya, saat dikirim dengan tugas,
akan mengalahkan yang terkuat yang berpikir dapat mengalahkan
hukuman-Nya, dan demikian pula hukuman-Nya akan mengejar yang
tercepat yang berpikir dapat lari darinya (ay. 2). Orang yang melarikan diri
dengan tunggang-langgang akan segera kehilangan napas, dan tidak akan
dapat lari jauh dari jangkauan bahaya. Sebab, seperti kadang-kadang orang
fasik lari, walaupun tidak ada yang mengejarnya, demikian pula dia tidak
dapat melarikan diri saat Tuhan mengejar, kendati dia dengan cepat harus
melepaskan diri dari kuasa-Nya. Bahkan, ia yang luput, yang berpikir telah
aman, tidak akan terlepas. Kejahatan mengejar orang-orang berdosa, dan
akan menangkap mereka. Hal ini dipertegas dengan menunjukkan bahwa ke
mana pun orang berdosa melarikan diri untuk berlindung dari keadilan
Tuhan , hukuman akan tetap mengejar mereka, dan perlindungan akan
terbukti hanya sebagai suatu perlindungan bohong. Apa yang dikatakan Daud
tentang Tuhan yang Mahahadir (Mzm. 139:7-10) di sini dikatakan bahwa
kuasa dan keadilan-Nya juga ada di mana-mana.
(1) Neraka itu sendiri, kendati namanya dalam bahasa Inggris berasal dari
timbunan (Ing. hilled), atau tertutup, atau tersembunyi, tetap saja tidak
dapat tersembunyi dari kuasa dan keadilan-Nya (ay. 2): “Kendati mereka
menembus sampai ke dunia orang mati, ke dalam pusat bumi, atau ke
tempat yang paling gelap dalam bumi, namun tangan-Ku akan
mengambil mereka dari sana, dan membawa mereka keluar untuk dijadi-
kan tugu peringatan akan keadilan ilahi.” Kuburan yaitu sebuah tempat
bersembunyi bagi orang benar dari kejahatan dunia (Ayb. 3:17), namun ia
tidak akan menjadi tempat bersembunyi bagi orang benar dari keadilan
Tuhan . Dari sana tangan Tuhan akan mengambil mereka, saat mereka
akan bangkit di hari besar itu untuk mengalami kehinaan dan kengerian
kekal.
(2) Langit, kendati ia mendapat nama dari kata ditinggikan (Ing.
heaved), tidak akan mengangkat mereka tinggi dari jangkauan hukuman
Tuhan . Seperti neraka tidak dapat menyembunyikan mereka, demikian
834
pula langit tidak. Sekalipun mereka naik ke langit untuk bersembunyi,
namun Aku akan menurunkan mereka dari sana. Orang-orang yang Tuhan
bawa ke sorga melalui anugerah-Nya tidak akan pernah dibawa turun.
namun mereka yang naik sendiri ke sana, dengan kelancangan mereka
sendiri, dan kepercayaan diri sendiri, akan dibawa turun dan dipenuhi
dengan rasa malu.
(3) Puncak gunung Karmel, salah satu bagian tertinggi dari dunia di negeri
ini , tidak akan melindungi mereka: “Sekalipun mereka bersembunyi
ke sana, di mana mereka menyangka tidak ada orang yang akan mencari
mereka, Aku akan mengusut dan mengambil mereka dari sana. Semak
belukar yang tebal maupun gua yang gelap pekat di puncak gunung
Karmel tidak akan dapat menyembunyikan mereka.”
(4) Dasar laut pun tidak akan dapat menyembunyikan mereka. Sekalipun
mereka berpikir dapat bersembunyi di sana, bahkan ke sana pun
hukuman Tuhan akan menarik mereka keluar, dan menimpa mereka: Aku
akan memerintahkan ular untuk memagut mereka di sana, ular yang
melingkar, bahkan ular naga yang di laut (Yes. 27:1). Mereka akan
menemui tulah dan kematian di mana mereka berharap mendapatkan
naungan dan perlindungan. Menyelam tidak akan ada gunanya bagi
mereka dibandingkan mendaki.
(5) Negeri yang jauh tidak akan bersahabat dengan mereka, dan hukuman
yang lebih kecil tidak akan meluputkan mereka dari hukuman yang lebih
besar (ay. 4): Sekalipun mereka berjalan di depan musuhnya sebagi orang
tawanan, yang membawa mereka ke tempat yang sangat jauh, dan
mencampur mereka dengan orang-orang di sana, sehingga tampaknya
mereka terhilang di antara orang-orang itu, namun hal itu pun tidak
dapat melindungi mereka: Aku akan memerintahkan pedang untuk
membunuh mereka di sana, pedang musuh, atau pedang orang lain.
saat Tuhan menghukum Ia akan menang. Apa yang mengikat semuanya
ini, yang membuat pelarian mereka tidak mungkin dan kehancuran
mereka tidak dapat dihindari yaitu bahwa Tuhan akan mengarahkan
mata-Nya kepada mereka untuk kecelakaan dan bukan untuk
keberuntungan mereka. Mata-Nya ada di setiap tempat, atas semua orang
dan atas semua jalan mereka, atas sebagian orang untuk kebaikan, untuk
memperlihatkan kekuatan diri-Nya, namun ke atas yang lain untuk
kejahatan, untuk memperhatikan dosa-dosa mereka (Ayb. 13:27) dan
mengambil semua kesempatan untuk menghukum mereka sebab dosa-
dosa mereka. Benar-benar menyengsarakan perkara orang yang
Kitab Amos 9:1-10
835
ditangani tindakan penyelenggaraan Tuhan , sebab semua tindakan-Nya
melawan mereka dan bekerja untuk mencelakakan mereka.
3. Betapa besar dan perkasanya Tuhan yang menimpakan hukuman ini ke
atas mereka dan akan melaksanakannya dengan tangan-Nya sendiri.
Ancaman biasanya lebih atau kurang dahsyat sesuai dengan besarnya
kuasa orang yang mengancam. Kita menertawakan murka yang tak
berdaya. namun murka Tuhan tidaklah demikian. Murka Tuhan yaitu
murka yang Mahadahsyat. Siapakah yang mengetahui kekuatan murka-
Nya? Apa yang dikatakan-Nya sebelumnya pasti akan dilakukan-Nya
(8:8) dan di sini diulangi bahwa Ia akan menyentuh bumi dan
membuatnya gemetar serta semua penduduknya berkabung, bahwa
hukuman akan naik seperti sungai Nil, dan negeri akan tenggelam, serta
berada di bawah air, seperti dilanda banjir sungai Mesir (ay. 5). namun
apakah Ia sanggup membuat perkataan-Nya terwujud? Ya, tentu Dia
sanggup. Ia melakukannya hanya dengan menyentuh bumi, sehingga ber-
goyang, menyentuh gunung-gunung dan semuanya mengepul. Ia dapat
melakukannya dengan sangat mudah, sebab,
(1) Ia yaitu TUHAN, Tuhan semesta alam, yang hendak melakukannya,
Tuhan yang memiliki segala kuasa di dalam tangan-Nya, dan semua
ciptaan ada di bawah kendali dan perintah-Nya, Ia yang telah
menjadikan mereka semua dan memberinya kemampuan, dan dapat
menggunakan mereka dengan segala kekuatan mereka sesuai
kehendak-Nya. Sangat menyengsarakan orang yang dilawan oleh
TUHAN, sebab segenap alam semesta menentang mereka, seluruh
ciptaan berperang melawan mereka.
(2) Ia yaitu Pencipta dan penguasa dunia atas: Ia yang mendirikan
anjung-Nya di langit, bola langit atau cakrawala, satu di atas yang
lain, seperti banyak tangga di dalam istana kerajaan yang tinggi.
Semuanya milik Dia, sebab Dia membangun semuanya itu mula-
mula, saat Dia berkata, Jadilah cakrawala di tengah segala air
untuk memisahkan air dari air. Dan Ia masih membangun semuanya
itu, terus membangunnya, bukan sebab mereka butuh perbaikan,
namun oleh penyelenggaraan-Nya Ia terus menopangnya. Kekuatan-
Nya yaitu tiang-tiang langit, yang menegakkannya. Nah, Ia yang
memberi perintah kepada tangga-tangga langit tentu harus
ditakuti, sebab dari sana, seperti dari sebuah puri, Ia dapat
mengirimkan api ke atas musuh-musuh-Nya, atau melempari mereka
dengan hujan batu es, seperti ke atas orang-orang Kanaan, atau
membuat bintang-bintang dalam lintasannya, perlengkapan tangga-
836
tangga langit ini , untuk melawan mereka, seperti melawan
Sisera.
(3) Ia juga yang mengatur dan memerintah dunia bawah ini, di mana kita
tinggal, bola bumi, bumi dan air, sehingga, ke mana pun musuh-Nya
melarikan diri, Ia akan mendapati mereka, atau kalau mereka
membuat perlawanan, Ia akan menandingi mereka. Apakah mereka
berpikir ingin melakukan sebuah peperangan di darat? Ia telah
menyiapkan tentara-Nya di bumi (ay. 6, KJV), para tentara penjaga-
Nya, yang ada di dalam perintah-Nya, dan mempergunakannya bagi
perlindungan warga-Nya dan hukuman bagi para musuh-Nya. Semua
makhluk ciptaan di bumi bergabung dalam sebuah tabung anak
panah, yang diambil-Nya seperti yang dikehendaki-Nya untuk
dilesatkan kepada para penganiaya (Mzm. 7:14). Mereka semua
yaitu satu bala tentara, satu tubuh, begitu erat mereka terhubung,
begitu harmoni dan begitu kompak mereka bertindak untuk men-
capai tujuan Pencipta mereka. Apakah orang-orang berdosa berpikir
untuk melakukan suatu perang di laut? Ia akan terlalu sukar bagi
mereka di sana, sebab Ia juga yang memerintahkan semua air di
lautan. Bahkan gelombangnya, air bergelombang yang paling garang
pun menaati Dia. Ia memanggil air laut berdasar
penyelenggaraan umum-Nya, menaikkan kabut keluar darinya, dan
mencurahkannya dalam bentuk hujan, hujan rintik-rintik dan hujan
deras dari kekuatan-Nya, ke atas permukaan bumi. Hal ini disebut
sebelumnya sebagai suatu alasan mengapa kita harus mencari
TUHAN (5:8) dan menjadikan-Nya sebagai sahabat kita, seperti di
sini dijadikan alasan mengapa kita harus takut kepada-Nya dan
merasa ngeri mendapati-Nya sebagai musuh kita.
4. Betapa adilnya Tuhan menimpakan hukuman ini ke atas umat Israel. Ia
tidak membinasakan mereka dengan suatu tindakan yang berdaulat,
melainkan dengan suatu tindakan kebenaran. Sebab (ay. 8), Israel yaitu
kerajaan yang berdosa, dan mata TUHAN ada di atasnya, mendapatinya
demikian. Ia melihat betapa jahatnya dosanya dan sebab nya Ia akan
memunahkannya dari muka bumi. Perhatikanlah, saat kerajaan-keraja-
an yang menurut nama dan pengakuannya yaitu kerajaan yang kudus,
dan kerajaan imamat, seperti Israel, menjadi kerajaan yang berdosa,
maka tidak ada hal lain yang dapat diharapkan selain bahwa mereka
harus dipunahkan dan dicampakkan. Kiranya kerajaan yang berdosa,
dan keluarga yang berdosa, serta orang-orang yang berdosa, melihat
mata TUHAN ada di atas mereka, mengamati semua kejahatan mereka,
Kitab Amos 9:1-10
837
dan menuntutnya nanti pada hari pertanggungjawaban dan pembalasan.
sebab berdosa, lihatlah, betapa Tuhan memandang hina kerajaan Israel
ini (ay. 7).
(1) Akan hubungan-Nya dengan Israel: Bukankah kamu sama seperti
orang Etiopia bagi-Ku, hai orang Israel? Suatu perubahan yang
menyedihkan! Anak-anak Israel menjadi seperti anak-anak Etiopia!
[1] Mereka memang demikian seperti itu. Itulah dosa mereka.
Sungguh sangat diratapi bahwa anak-anak Israel sering
berperilaku seperti anak-anak Etiopia. Anak-anak dari orangtua
yang saleh telah merosot dan menjadi kebalikan dari orangtua
mereka yang hidup sebelum mereka. Orang-orang yang telah
terdidik dengan baik dan dibesarkan dengan baik di dalam
pengetahuan dan takut akan Tuhan dan memulai dengan baik
serta menjanjikan, membuang iman mereka dan menjadi sama
buruknya seperti bangsa-bangsa yang terburuk. Bagaimanakah
emas itu menjadi pudar!
[2] Mereka memang hina di hadapan Tuhan dan itu yaitu hukuman
mereka. Ia tidak menghargai mereka lagi, kendati mereka yaitu
anak-anak Israel. Mereka tidak lebih tinggi dibandingkan sebagai
anak-anak Etiopia. Kita membaca tentang seseorang Kush di
dalam judul Mazmur 7 (seorang Etiopia, sebagaimana dipahami
oleh sebagian orang) namun seorang Benyamin. Orang yang oleh
kelahiran dan pengakuan yaitu anak-anak Israel, jika akhlaknya
merosot, dan menjadi jahat serta cemar, maka bagi Tuhan ia tidak
lebih dibandingkan anak-anak Etiopia. Ini menunjukkan penolakan
terhadap orang-orang Yahudi yang tidak percaya di masa Mesias.
sebab mereka tidak mau memeluk ajaran Kristus, maka
kerajaan Tuhan diambil dari mereka, mereka tidak lagi menjadi
jemaat, dan keluar dari kovenan, menjadi seperti anak-anak
Etiopia, dan demikianlah mereka adanya sampai hari ini. Dan hal
ini juga benar tentang mereka yang disebut orang Kristen, namun
tidak hidup sesuai dengan nama dan pengakuan iman mereka,
yang mengenakan baju pada kesalehan, namun hidup di bawah
kuasa kejahatan yang bertakhta di hati mereka. Orang-orang
Kristen yang seperti ini di mata Tuhan yaitu seperti anak-anak
Etiopia. Ia menolak mereka dengan segala ibadah mereka.
(2) Lihatlah betapa Tuhan memandang remeh segala kebaikan yang Ia
telah karuniakan kepada orang Israel. Mereka menyangka Ia tidak
838
akan dan tidak dapat membuang mereka, dan mensejajarkan mereka
dengan bangsa-bangsa lain, sebab Ia telah melakukan bagi mereka
yang tidak dilakukan-Nya bagi bangsa-bangsa lain. sebab itu
mereka berpikir Ia terikat dengan mereka, sehingga tidak akan
pernah meninggalkan mereka. “Tidak,” katanya, “Semua kebaikan
yang Aku telah tunjukkan kepadamu sama sekali tidaklah luar biasa
seperti yang engkau bayangkan: Bukankah Aku telah menuntun
orang Israel keluar dari tanah Mesir?” Memang benar demikian.
namun Aku juga membawa keluar orang Filistin dari Kaftor, atau
Kapadokia, di mana mereka yaitu penduduk asli, atau tawanan,
atau keduanya. Mereka disebut sisa orang yang datang dari pulau
Kaftor (Yer. 47:4), dan orang Filistin berkerabat dengan orang Kaftor
(Kej. 10:14). Demikian pula orang Aram dibawa keluar dari Kir
saat mereka dibawa ke sana (2Raj. 16:9). Perhatikanlah, jika Israel
kehilangan kekudusan mereka, maka mereka juga kehilangan semua
keistimewaan mereka. Dan apa yang dirancang sebagai suatu per-
kenan anugerah yang istimewa akan diubah dalam terang yang lain,
ciri-cirinya berubah, dan menjadi suatu bentuk penyelenggaraan
umum yang biasa saja. Jika orang percaya menyamakan diri dengan
dunia, maka Tuhan akan menyamakan kedudukan mereka dengan
dunia. Jika kita mengalami kasih setia Tuhan dan tidak hidup dengan
semestinya, maka kita akan kehilangan kehormatan dan
penghiburannya.
5. Betapa dengan murah hatinya Tuhan akan memisahkan antara yang
berh