ka binasa dari tengah-tengah jemaah itu. 34 Dan semua orang Israel
yang di sekeliling mereka berlarian mendengar teriak mereka, sebab kata
mereka: “Jangan-jangan bumi menelan kita juga!”
Di sini kita mendapati penyelesaian perselisihan dengan Datan dan
Abiram, yang memberontak melawan Musa, seperti dalam perikop
berikutnya kita akan mendapati penyelesaian perselisihan dengan
Korah dan kumpulannya, yang ingin menandingi Harun. Dari apa
yang tampak, Datan dan Abiram telah mendirikan sebuah kemah
yang luas di tengah-tengah perkemahan keluarga mereka. Di sana
mereka menggelar sidang, mengadakan pertemuan majelis, dan
mengibarkan bendera pembangkangan mereka terhadap Musa.
Kemah itu di sini disebut tempat kediaman Korah, Datan dan Abiram
(ay. 24, 27). Di sana, seperti di tempat berkumpul, Datan dan Abiram
tinggal, saat Korah dan kumpulannya pergi ke Kemah Suci TUHAN,
menunggu hasil sidang mereka. namun di sini kita diberi tahu bagai-
mana perkara mereka dituntaskan, sebelum sidang itu selesai. Sebab
252
Tuhan akan menggunakan cara apa saja yang Ia kehendaki dalam
penghakiman-penghakiman-Nya.
I. Peringatan umum diberikan kepada umat untuk segera pergi
menjauh dari kemah-kemah para pemberontak.
1. Tuhan menyuruh Musa untuk berbicara menyampaikan mak-
sud-Nya ini (ay. 24). Hal ini dilakukan sebagai jawaban ter-
hadap doa Musa. Musa telah memohon supaya Tuhan jangan
menghancurkan segenap umat itu. “Baiklah,” firman Tuhan ,
“Aku tidak akan melakukannya, asalkan mereka bertindak
bijaksana hingga mau menjauh demi keselamatan mereka
sendiri, dan keluar dari bahaya. Baiklah, jika mereka mau me-
ninggalkan para pemberontak, itu bagus, mereka tidak akan
binasa bersama dengan para pemberontak itu. Jika tidak,
biarlah mereka menerima apa yang akan terjadi selanjutnya.”
Perhatikanlah, kita tidak dapat berharap akan menuai ke-
untungan dari doa-doa para sahabat kita untuk keselamatan
kita, kecuali kita sendiri tekun dan setia dalam memanfaatkan
sarana-sarana keselamatan. Sebab Tuhan tidak pernah berjanji
untuk menyelamatkan dengan mujizat, orang-orang yang tidak
mau menyelamatkan diri mereka sendiri melalui sarana-
sarana. Musa yang telah berdoa bagi mereka harus menyam-
paikan khotbah ini kepada mereka, dan memperingatkan me-
reka untuk melarikan diri dari murka yang akan datang.
2. Musa pergi sebagaimana mestinya ke markas para pemberon-
tak, dan meninggalkan Harun di depan pintu Kemah Suci (ay.
25). Datan dan Abiram dengan keras kepala telah menolak
untuk datang menghadap Musa (ay. 12), namun Musa dengan
rendah hati mau merendahkan diri untuk turun menemui
mereka, dan mencoba kalau-kalau ia dapat meyakinkan me-
reka dan mengajak mereka kembali. Hamba-hamba Tuhan ha-
ruslah mengajar orang-orang yang menentang mereka dengan
lemah lembut seperti itu, dan tidak boleh segan-segan untuk
membungkuk kepada orang-orang yang paling keras kepala
sekalipun, demi kebaikan mereka. Kristus sendiri merentang-
kan tangan-Nya kepada bangsa yang memberontak dan mem-
bantah. Ketujuh puluh tua-tua Israel mendampingi Musa dan
pengawalnya, untuk melindungi dia dari kekurangajaran ge-
rombolan perusuh itu, dan untuk memberi kehormatan
Kitab Bilangan 16:23-34
253
kepadanya melalui kehadiran mereka, dan jika mungkin un-
tuk membuat para pemberontak itu terkagum-kagum dengan
rasa hormat. yaitu kewajiban kita untuk menyumbangkan
semua yang dapat kita lakukan untuk menyokong dan men-
dukung perkara orang yang tidak bersalah dan terhormat yang
dijahati.
3. Pengumuman disampaikan bahwa setiap orang, demi kese-
lamatan mereka sendiri, harus segera menjauh dari kemah-
kemah orang-orang fasik ini (ay. 26). Dan dengan demikian
mereka harus menunjukkan bahwa mereka meninggalkan per-
kara dan kepentingan para pemberontak itu, membenci keja-
hatan-kejahatan dan rancangan-rancangan mereka, dan ngeri
terhadap hukuman yang akan dijatuhkan atas mereka. Per-
hatikanlah, orang-orang yang tidak ingin binasa bersama para
pendosa harus keluar dari antara mereka, dan memisahkan
diri dari mereka. Sia-sia saja kita berdoa, janganlah mencabut
nyawaku bersama-sama orang berdosa, jika kita tidak mem-
beri diri kita diselamatkan dari angkatan yang jahat ini. Umat
Tuhan dipanggil keluar dari Babel, supaya mereka tidak ikut
ambil bagian baik dalam dosa-dosanya maupun dalam mala-
petaka-malapetakanya (Why. 18:4).
II Umat mematuhi peringatan itu, namun para pemberontak sendiri
terus berkeras kepala (ay. 27).
1. Tuhan , dalam belas kasihan-Nya, mencondongkan hati umat
untuk meninggalkan para pemberontak: Maka pergilah mereka
dari sekeliling tempat kediaman Korah, Datan dan Abiram, baik
mereka yang sudah ditentukan untuk berkemah di dekat
ketiga orang itu, yang tidak diragukan lagi ikut memindahkan
anggota-anggota keluarga mereka serta semua harta benda
mereka, maupun orang-orang yang telah datang dari segenap
penjuru perkemahan untuk melihat akhir dari peristiwa itu.
Sebagai jawaban terhadap doa Musalah Tuhan menggerakkan
hati umat seperti itu untuk menyelamatkan diri mereka sen-
diri. Perhatikanlah, orang-orang yang akan diselamatkan
Tuhan , diberi-Nya hati untuk bertobat, supaya mereka menjadi
sadar kembali, sebab terlepas dari jerat Iblis. Anugerah untuk
memisahkan diri dari para pelaku kejahatan merupakan salah
satu hal yang menyertai keselamatan.
254
2. Tuhan , dalam keadilan, membiarkan para pemberontak tetap
keras kepala dan tegar hati. Meskipun mereka melihat diri
mereka sendiri ditinggalkan oleh semua tetangga mereka, dan
ditegakkan sebagai sasaran untuk anak-anak panah keadilan
Tuhan , namun bukannya bersujud dan merendahkan diri di
hadapan Tuhan dan Musa, dengan mengakui kejahatan mereka
dan memohon pengampunan, bukannya berlari dan berpencar
untuk mencari perlindungan di antara orang ramai, mereka
dengan kurang ajar malah berdiri di depan pintu kemah
mereka, seolah-olah mereka mau menentang Tuhan sendiri, dan
menantang-Nya untuk melakukan hal terburuk yang dapat
dilakukan-Nya. Demikianlah hati mereka mengeras bagi ke-
hancuran mereka sendiri, dan mereka tidak kenal takut justru
saat perkara mereka paling menakutkan. namun sangat di-
sayangkan bahwa anak-anak mereka yang masih kecil, yang
belum dapat merasa bersalah atau takut, turut dibuat meng-
ambil sikap tubuh yang kurang ajar ini oleh kelancangan
orangtua mereka! Berbahagialah orang-orang yang diajar sejak
dini untuk tunduk di hadapan Tuhan , dan tidak seperti anak-
anak kecil yang tidak berbahagia ini untuk berdiri menentang
Dia!
III Hukuman dijatuhkan secara khidmat atas mereka oleh Musa
dalam nama Tuhan, dan perselisihan itu diselesaikan dengan di-
laksanakannya hukuman itu oleh kekuatan Tuhan yang maha
kuasa. Mata seluruh Israel sedang terpusat pada Musa, sambil
menantikan apa yang akan terjadi. Dan pada saat itu Musa, oleh
naluri dan pimpinan ilahi, sebab tergerak oleh kemarahan yang
semestinya dan kudus atas kekurangajaran para pemberontak
itu, dengan berani membawa seluruh perkara itu pada akhir yang
mengejutkan (ay. 28-30).
1. Jika para pemberontak itu mati seperti matinya setiap manu-
sia, maka Musa akan menerima untuk disebut dan dianggap
sebagai seorang penipu. Bukan hanya jika mereka mati secara
alamiah, melainkan juga jika mereka mati sebab suatu peng-
hukuman yang sebelumnya telah ditimpakan atas penjahat-
penjahat lain. “Jika mereka mati oleh tulah, atau oleh api dari
langit, atau oleh pedang, maka katakanlah, Tuhan telah me-
nyangkal Musa.” Akan namun ,
Kitab Bilangan 16:23-34
255
2. “Jika tanah mengangakan mulutnya dan menelan mereka”
yaitu sebuah hukuman yang belum pernah terjadi, “maka hen-
daklah segenap kaum Israel mengetahui dengan pasti bahwa
aku yaitu hamba Tuhan , yang diutus oleh Dia, dan bekerja
untuk-Nya, dan bahwa barangsiapa yang melawan aku berarti
melawan Dia.” Penghakiman itu sendiri sudah menjadi bukti
yang cukup dari murka Tuhan terhadap pemberontak-pembe-
rontak itu, dan akan membuat semua orang tahu bahwa
orang-orang ini telah menista TUHAN. namun saat penghakim-
an itu diberitahukan dan diserukan terlebih dahulu dengan
khidmat seperti itu oleh Musa, saat tidak ada petunjuk
sedikit pun dari luar mengenai penghakiman itu, maka bukti
yang meyakinkan mengenai penghakiman itu jauh lebih kuat.
Dan tidak dapat disangkal lagi bahwa Musa bukan saja se-
orang hamba, melainkan juga kesayangan Sorga, sebab ia
mengenal dengan begitu baik rancangan-rancangan ilahi, dan
dapat memperoleh penampakan-penampakan kuasa ilahi yang
luar biasa seperti itu untuk membenarkannya.
IV. Pelaksanaan hukuman dilakukan dengan segera. Tampak bahwa
Tuhan dan Musa, hambanya, mengerti satu sama lain dengan sa-
ngat baik. Sebab, begitu Musa selesai berkata-kata, Tuhan segera
bertindak. Tanah terbelah (ay. 31), bumi membuka mulutnya dan
menelan mereka semua, mereka dan segala kepunyaan mereka
(ay. 32), dan lalu menutupi mereka (ay. 33). Penghakiman ini,
1. Tidak ada bandingnya. Tuhan , di dalamnya, menciptakan sesua-
tu yang baru, melakukan apa yang tidak pernah dilakukan-
Nya sebelumnya. Sebab Ia memiliki banyak anak panah dalam
tabung-Nya, dan ada keragaman tindakan dalam murka se-
perti juga dalam belas kasihan. Datan dan Abiram menyangka
bahwa mereka sudah aman, sebab mereka berada di tempat
yang jauh dari Shekinah, yang darinya api Tuhan kadang-
kadang menyambar. Qui procul à Jove procul à fulmine –
barangsiapa jauh dari Jupiter, ia jauh dari sambaran halilintar.
namun Tuhan membuat mereka mengetahui bahwa Ia tidak ter-
ikat pada satu cara untuk menghukum. Bumi, jika Ia ber-
kehendak, akan melayani keadilan-Nya dengan sama berhasil-
nya seperti api.
256
2. Sangatlah mengerikan bagi para pendosa itu sendiri untuk
turun hidup-hidup ke dalam kubur mereka sendiri, untuk mati
dan langsung dikuburkan, untuk tenggelam ke dasar dunia
orang mati seperti itu saat mereka masih penuh tenaga, sa-
ngat tenang dan sentosa.
3. Penghakiman ini sangatlah keras bagi anak-anak mereka yang
malang, yang binasa sebagai bagian dari orangtua mereka,
untuk membuat penghukuman itu lebih mengerikan, dan
memberi petunjuk yang lebih penuh akan murka ilahi.
Dalam hal ini, meskipun kita tidak dapat mengatakan secara
khusus seberapa jahat mereka hingga pantas mendapatkan
hukuman itu, atau seberapa baik Tuhan sebenarnya kepada
mereka untuk membalaskan perbuatan mereka itu, namun
kita yakin akan hal ini secara umum, bahwa Yang Maha Adil
tidak berbuat jahat kepada mereka. Jauhlah dari pada Tuhan
untuk melakukan kefasikan.
4. Penghakiman ini sepenuhnya merupakan mujizat. Terbelahnya
tanah itu sama ajaibnya, dan sama-sama di atas kekuatan
alam, seperti terbelahnya laut, dan tertutupnya bumi kembali
lebih ajaib lagi dibandingkan terutupnya air. Semua makhluk cipta-
an tunduk pada perintah Tuhan , dan Ia dapat menggunakan
yang mana saja, jika Ia berkehendak, sebagai alat-alat ke-
adilan-Nya. Dan makhluk-makhluk ciptaan itu tidak akan
menjadi sahabat kita, jika Ia menjadi musuh kita. Tuhan seka-
rang meneguhkan kepada Israel apa yang belum lama ini di-
ajarkan Musa kepada mereka dalam doanya (Mzm. 90:11),
siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu? Tuhan mem-
punyai, jika Ia berkehendak, hukuman-hukuman yang menghe-
rankan bagi para pembuat kejahatan (Ayb. 31:3, KJV). Oleh ka-
rena itu marilah kita menyimpulkan: Siapakah yang tahan
berdiri di hadapan TUHAN, Tuhan yang kudus ini?
5. Penghakiman ini penuh makna. Mereka sudah membuka mulut
mereka terhadap sorga, dan kerongkongan mereka seperti
kubur yang menganga. Oleh sebab itu, adillah jika bumi
membuka mulutnya dan menelan mereka. Mereka telah me-
mecah belah jemaat. Oleh sebab itu, adillah jika tanah yang
di bawah mereka terbelah. Para pendosa yang lancang, yang
benci untuk diperbaharui, yaitu beban bagi bumi, segala
makhluk sama-sama mengeluh di bawah mereka, yang di sini
Kitab Bilangan 16:23-34
257
ditandakan dengan hal ini, bahwa bumi tenggelam di bawah
para pemberontak ini, sebab lelah menyangga mereka dan
berada di bawah mereka. Dan, mengingat bagaimana bumi
masih sarat dengan beban kejahatan dengan cara yang se-
rupa, beralasan bagi kita untuk bertanya-tanya apakah ini
yaitu satu-satunya peristiwa saat bumi tenggelam di ba-
wah bebannya.
6. Penghakiman ini yaitu perlambang dari kehancuran kekal
para pendosa yang mati tanpa bertobat, yang, mungkin de-
ngan merujuk pada peristiwa ini, dikatakan terbenam dalam
pelubang (Mzm. 9:16), dan turun hidup-hidup ke dalam dunia
orang mati (Mzm. 55:16). namun Daud, bahkan saat teng-
gelam ke dalam rawa yang dalam, tetap berdoa dalam iman,
janganlah sumur menutup mulutnya di atasku, seperti yang
terjadi pada orang-orang terkutuk, yang di antara mereka dan
kehidupan terbentang jurang yang tak terseberangi (Mzm.
69:3-16). Masalah Daud buruk, namun tidak, seperti masalah
ini, tanpa harapan.
V. Semua orang Israel menjadi ketakutan atas penghakiman itu:
Semua orang Israel berlarian mendengar teriak mereka (ay. 34).
Mereka berteriak minta tolong saat semuanya sudah sangat ter-
lambat. Jeritan-jeritan mereka yang memilukan, bukannya meng-
gerakkan para tetangga mereka untuk datang membantu mereka,
malah membuat para tetangga itu semakin menjauh. sebab me-
ngetahui kesalahan mereka sendiri, dan kesalahan satu sama
lain, mereka menyuruh satu sama lain untuk bergegas, sambil
berkata, jangan-jangan bumi menelan kita juga. Perhatikanlah, ke-
hancuran orang lain haruslah menjadi peringatan bagi kita. Kalau
saja kita dengan iman dapat mendengar jeritan-jeritan dari orang-
orang yang sudah turun ke jurang maut, maka kita pasti akan
berusaha lebih tekun lagi untuk terhindar darinya dan menye-
lamatkan hidup kita, supaya jangan sampai kita juga masuk ke
dalam penghukuman itu.
258
Penghukuman atas Korah, Datan, dan Abiram
(16:35-40)
35 Lagi keluarlah api, berasal dari pada TUHAN, lalu memakan habis kedua
ratus lima puluh orang yang mempersembahkan ukupan itu. 36 TUHAN ber-
firman kepada Musa: 37 “Katakanlah kepada Eleazar, anak imam Harun,
supaya ia mengangkat perbaraan-perbaraan dari antara kebakaran itu, lalu
hamburkanlah api itu jauh-jauh, sebab semuanya itu kudus, 38 yaitu per-
baraan orang-orang berdosa yang telah membayarkan nyawanya, lalu
semuanya itu harus ditempa tipis-tipis menjadi salut mezbah, sebab telah di-
bawa ke hadapan TUHAN oleh orang-orang itu, jadi semuanya itu kudus;
dengan demikian hal itu menjadi tanda bagi orang Israel.” 39 Maka imam
Eleazar mengambil perbaraan-perbaraan tembaga yang telah dibawa oleh
orang-orang yang terbakar itu, lalu ditempa menjadi salut mezbah. 40 Itu
menjadi suatu peringatan bagi orang Israel, supaya jangan tampil orang
awam yang bukan dari keturunan Harun untuk membakar ukupan di hadap-
an TUHAN, dan jangan ia menjadi seperti Korah dan kumpulannya – seperti
yang difirmankan TUHAN kepadanya dengan pengantaraan Musa.
Kita sekarang harus melihat kembali ke pintu Kemah Suci, di mana
kita meninggalkan para penuntut akan jabatan imam dengan per-
baraan-perbaraan di tangan mereka, siap untuk mempersembahkan
ukupan. Dan di sini kita mendapati,
I. Pembalasan diadakan terhadap mereka (ay. 35). Ada kemungkin-
an bahwa saat tanah terbuka di perkemahan untuk menelan
Datan, dan Abiram, keluarlah api, berasal dari pada TUHAN, lalu
memakan habis kedua ratus lima puluh orang yang mempersem-
bahkan ukupan itu, sementara Harun yang berdiri bersama me-
reka terlindungi dan tetap hidup. Hukuman ini memang bukanlah
hal yang begitu baru seperti hukuman sebelumnya, sebab Nadab
dan Abihu juga mati dengan cara demikian. namun hukuman ini
tidak kurang mengherankan atau mengerikan, dan di dalamnya
tampak,
1. Bahwa Tuhan kita yaitu api yang menghanguskan. Adakah
guntur merupakan tanda dari kengerian suara-Nya, yang bisa
disaksikan atau dirasakan oleh indera jasmani? Kilat juga me-
rupakan kekuatan tangan-Nya. Kita harus melihat dalam hal
ini murka-Nya yang menyala-nyala yang menghanguskan se-
mua orang durhaka, dan harus menyimpulkan dari situ bah-
wa ngeri benar kalau jatuh ke dalam tangan Tuhan yang hidup
(Ibr. 10:27-31).
2. Bahwa kita sendiri yang akan menanggung akibatnya jika
mencampuri sesuatu yang bukan menjadi urusan kita. Tuhan
Kitab Bilangan 16:35-40
259
cemburu akan kehormatan dari ketetapan-ketetapan-Nya sen-
diri, dan tidak akan membiarkannya diserang. Besar kemung-
kinan bahwa Korah sendiri dihanguskan bersama-sama dengan
250 orang yang secara lancang mempersembahkan ukupan.
Sebab jabatan imam yaitu hal yang ia tuju, dan sebab itu
beralasan bagi kita untuk menduga bahwa ia tidak akan
meninggalkan tempatnya di depan pintu Kemah Suci. namun ,
lihatlah, mereka yang membuai diri dengan harapan-harapan
untuk menjadi imam, dijadikan korban-korban bagi keadilan
Tuhan . Kalau saja mereka puas dengan jabatan mereka sebagai
orang Lewi, yang kudus dan terhormat, dan lebih baik dari-
pada yang pantas mereka dapatkan, maka bisa jadi mereka
tetap hidup dan mati dengan sukacita dan nama baik. Akan
namun , seperti malaikat-malaikat yang jatuh ke dalam dosa,
dengan tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, dan
mengejar kehormatan-kehormatan yang tidak diperuntukkan
bagi mereka, orang-orang itu diturunkan sampai ke dunia
orang matiseperti itu. Perbaraan-perbaraan mereka disambar
dari tangan mereka, dan napas mereka disambar dari tubuh
mereka, oleh nyala api yang melambangkan siksaan api kekal.
II. Diberikan perhatian untuk mengabadikan kenangan akan pemba-
lasan ini. Tidak disebutkan tentang adanya pengumpulan mayat-
mayat mereka. Kitab Suci meninggalkan mereka seperti kotoran di
atas muka bumi. namun diberikan perintah-perintah tentang per-
baraan-perbaraan mereka,
1. Bahwa perbaraan-perbaraan itu harus diamankan, sebab
semuanya itu kudus. Eleazar ditunjuk untuk melaksanakan
tugas ini (ay. 37). Para penyerang keimaman itu telah bertin-
dak begitu jauh, menurut kesabaran dan kemurahan ilahi,
hingga menyalakan ukupan mereka dengan api dari atas
mezbah, dan mereka dibiarkan menggunakannya untuk coba-
coba. Akan namun , begitu mereka menyalakan api mereka,
Tuhan menyalakan api lain, yang betul-betul mengakhiri tun-
tutan-tuntutan mereka secara mematikan. Sekarang Eleazar
diperintahkan untuk menghamburkan api itu jauh-jauh, be-
serta ukupan yang dinyalakan dengan api itu, di suatu tempat
yang najis di luar perkemahan, untuk menandakan kejijikan
Tuhan terhadap persembahan mereka sebagai sesuatu yang
260
tercemar: Korban orang fasik yaitu kekejian bagi TUHAN.
namun Eleazar harus mengumpulkan perbaraan-perbaraan itu
dari antara kebakaran yang bercampur itu, api Tuhan dan api
mereka, sebab semuanya itu kudus. sebab perbaraan-per-
baraan itu pernah digunakan untuk pekerjaan kudus, dan itu
atas perintah Tuhan sendiri (meskipun hanya untuk coba-coba),
maka perbaraan-perbaraan itu tidak boleh kembali digunakan
untuk keperluan biasa. Demikian sebagian penafsir memaha-
minya. namun lebih tepatnya, barang-barang itu dikhususkan,
barang-barang itu terkutuk. Dan sebab itu, seperti segala se-
suatu yang dikhususkan, harus dicarikan suatu jalan supaya
barang-barang itu dapat dimanfaatkan bagi kemuliaan Tuhan .
2. Bahwa perbaraan-perbaraan itu akan digunakan dalam pela-
yanan di tempat kudus, namun bukan sebagai perbaraan lagi,
yang akan lebih memberi kehormatan kepada para peram-
pas kekuasaan, yang kehinaannya justru dimaksudkan di sini.
Juga tidak ada kebutuhan untuk menggunakan perbaraan-
perbaraan tembaga, sebab mezbah emas dilayani dengan per-
baraan-perbaraan emas. namun perbaraan-perbaraan itu harus
ditempa tipis-tipis menjadi salut mezbah tembaga (ay. 38-40).
Para penuntut imam ini mengira bahwa mereka sudah meng-
hancurkan mezbah, dengan mengembalikan jabatan imam ke-
pada orang awam. namun untuk menunjukkan bahwa jabatan
imam Harun sama sekali tidak tergoncang oleh kebencian
mereka yang tidak berdaya, namun justru diteguhkan olehnya,
perbaraan-perbaraan mereka, yang semula dipersembahkan
untuk menyaingi perbaraan Harun, digunakan baik untuk
menghiasi maupun untuk melindungi mezbah di mana Harun
melayani. Namun ini belum semuanya. Penyalutan mezbah ini
haruslah menjadi suatu peringatan bagi orang Israel, secara
turun-temurun, akan peristiwa besar ini. Walaupun ada begitu
banyak hal yang menakjubkan di dalam peristiwa ini, dan
meskipun Musa harus mencatatnya dalam kitab sejarahnya,
namun ditakutkan bahwa peristiwa ini akan terlupakan se-
iring berjalannya waktu. Kesan-kesan yang tampak mendalam
tidak selalu bertahan lama. Oleh sebab itu, perlu diperintah-
kan agar penghakiman ini dicatat, supaya orang-orang Lewi
yang melayani mezbah ini, dan yang ditugaskan untuk pela-
yanan-pelayanan yang lebih rendah, dapat belajar untuk men-
Kitab Bilangan 16:41-50
261
jaga batas-batas wewenang mereka, dan takut untuk melang-
garnya, supaya jangan sampai mereka menjadi seperti Korah
dan kumpulannya, yang yaitu orang-orang Lewi, dan ingin
menjadi imam. Perbaraan-perbaraan ini dilestarikan in terrorem,
supaya orang lain dapat mendengar dan menjadi takut, dan
tidak berbuat lancang lagi. Demikianlah Tuhan telah memberi-
kan persediaan supaya perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib,
baik dalam belas kasihan maupun penghakiman, diingat un-
tuk selama-lamanya, supaya tujuan dari perbuatan-perbuatan
itu dapat dipenuhi, dan perbuatan-perbuatan itu dapat ber-
guna sebagai pelajaran dan peringatan bagi kita yang hidup
pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.
Pemberontakan yang Baru
(16:41-50)
41 namun pada keesokan harinya bersungut-sungutlah segenap umat Israel
kepada Musa dan Harun, kata mereka: “Kamu telah membunuh umat
TUHAN.” 42 saat umat itu berkumpul melawan Musa dan Harun, dan me-
reka memalingkan mukanya ke arah Kemah Pertemuan, maka kelihatanlah
awan itu menutupinya dan tampaklah kemuliaan TUHAN. 43 Lalu pergilah
Musa dan Harun ke depan Kemah Pertemuan. 44 Maka berfirmanlah TUHAN
kepada Musa: 45 “Pergilah dari tengah-tengah umat ini, supaya Kuhancurkan
mereka dalam sekejap mata.” Lalu sujudlah mereka. 46 Berkatalah Musa ke-
pada Harun: “Ambillah perbaraan, bubuhlah api ke dalamnya dari atas
mezbah, dan taruhlah ukupan, dan pergilah dengan segera kepada umat itu
dan adakanlah pendamaian bagi mereka, sebab murka TUHAN telah ber-
kobar, dan tulah sedang mulai.” 47 Maka Harun mengambil perbaraan, se-
perti yang dikatakan Musa, dan berlarilah ia ke tengah-tengah jemaah itu,
dan tampaklah tulah telah mulai di antara bangsa itu; lalu dibubuhnyalah
ukupan dan diadakannyalah pendamaian bagi bangsa itu. 48 saat ia berdiri
di antara orang-orang mati dan orang-orang hidup, berhentilah tulah itu. 49
Dan mereka yang mati kena tulah itu ada empat belas ribu tujuh ratus orang
banyaknya, belum terhitung orang-orang yang mati sebab perkara Korah. 50
saat Harun kembali kepada Musa di depan pintu Kemah Pertemuan, tulah
itu telah berhenti.
Di sini kita mendapati,
I. Sebuah pemberontakan baru yang timbul tepat keesokan harinya
melawan Musa dan Harun. Tertegunlah atas hal itu, hai langit,
dan terheran-heranlah hai bumi! Pernah adakah contoh kebo-
brokan para pendosa yang tidak dapat disembuhkan seperti itu?
Pada keesokan harinya (ay. 41) kumpulan bangsa itu memberon-
tak.
262
1. Meskipun mereka belum begitu lama ini sangat ketakutan me-
nyaksikan penghukuman terhadap para pemberontak. Jeritan
orang-orang berdosa yang tenggelam itu, orang-orang berdosa
yang telah membayarkan nyawa mereka sendiri, masih meng-
gema di telinga mereka. Bau api masih tercium, dan bumi
yang menganga masih belum tertutup sepenuhnya. Dan se-
kalipun begitu, dosa-dosa yang sama diperbuat kembali, dan
semua peringatan ini diabaikan.
2. Meskipun mereka belum begitu lama ini diselamatkan hingga
tidak ikut berbagi dalam hukuman yang sama, dan orang-
orang yang bertahan hidup menjadi seperti puntung yang telah
ditarik dari api, namun mereka menentang Musa dan Harun,
yang kepada doa syafaat keduanya mereka berutang nyawa.
Tuduhan mereka sangatlah berat: Kamu telah membunuh umat
TUHAN. Adakah yang bisa dikatakan secara lebih tidak adil
dan lebih penuh kebencian dibandingkan ini? Mereka memuliakan
para pemberontak itu, dengan menyebut sebagai umat TUHAN
orang-orang yang mati dengan mengangkat senjata melawan-
Nya. Mereka menodai keadilan ilahi itu sendiri. Sangat jelas
bahwa Musa dan Harun tidak berperan dalam kematian me-
reka sebab keduanya melakukan apa yang dapat mereka la-
kukan untuk menyelamatkan orang-orang itu, sehingga de-
ngan menuduh Musa dan Harun melakukan pembunuhan,
mereka pada dasarnya menuduhkan hal itu kepada Tuhan
sendiri. Bangsa ini tetap keras kepala, kendati dengan kengeri-
an-kengerian dari hukum Tuhan saat diberikan di gunung
Sinai, dan kengerian-kengerian dari penghakiman-Nya seperti
yang dilaksanakan di sini atas orang-orang yang tidak taat.
Sikap keras kepala mereka itu menunjukkan betapa penting-
nya anugerah Tuhan bagi perubahan yang berhasil dalam hati
dan hidup manusia. Tanpa anugerah itu, sarana-sarana yang
paling memungkinkan untuk berhasil tidak akan pernah men-
capai tujuan. Kasih akan melakukan apa yang tidak dapat di-
lakukan oleh rasa takut.
II. Tampilnya Tuhan dengan segera melawan para pemberontak. Keti-
ka mereka berkumpul melawan Musa dan Harun, mungkin dengan
rancangan untuk menggulingkan atau membunuh keduanya,
mereka memalingkan muka ke arah Kemah Pertemuan, seolah-
Kitab Bilangan 16:41-50
263
olah hati nurani mereka yang was-was menanti untuk melihat
kernyit dahi Tuhan dari sana. Dan, lihat, tampaklah kemuliaan
TUHAN (ay. 42), untuk melindungi hamba-hamba-Nya dan mem-
permalukan orang-orang yang menuduh-Nya dan menuduh me-
reka, dan yang menjadi musuh-musuh-Nya dan musuh-musuh
mereka. Lalu Musa dan Harun datang ke depan Kemah Pertemu-
an, sebagian demi keselamatan mereka sendiri (di sana mereka
berlindung dari perbantahan lidah, Mzm. 27:5, 31:21), dan se-
bagian lagi untuk mendapat nasihat, untuk mengetahui apa
pikiran Tuhan atas kejadian ini (ay. 43). Keadilan dalam hal ini
menyatakan bahwa para pemberontak itu pantas untuk dihancur-
kan dalam sekejap mata (ay. 45). Mengapa orang-orang yang benci
untuk diperbaharui, dan yang melakukan pemberontakan sebagai
kebiasaan setiap hari, harus hidup untuk satu hari lagi? Biarlah
pembalasan yang adil terlaksana dan menjalankan tugasnya,
maka kekacauan itu akan segera berakhir. Hanya saja Musa dan
Harun harus diamankan terlebih dahulu.
III. Permohonan yang dibuat Musa dan Harun bagi mereka. Meskipun
orang akan berpikir bahwa Musa dan Harun memiliki banyak
alasan, seperti yang dimiliki Elia, untuk mengadukan orang Israel
kepada Tuhan (Rm. 11:2), namun mereka memaafkan dan melupa-
kan penghinaan-penghinaan yang telah mereka terima, dan men-
jadi sahabat terbaik yang dimiliki oleh musuh-musuh mereka.
1. Mereka berdua sujud, dengan rendah hati memohon belas ka-
sihan kepada Tuhan , sebab mereka menyadari betapa besar-
nya penistaan itu. Hal ini sudah mereka lakukan beberapa kali
sebelumnya, atas kejadian-kejadian serupa. Dan, meskipun
umat telah membalas mereka dengan hina untuk itu, namun,
sebab Tuhan telah menerima mereka dengan penuh rahmat,
maka mereka masih menempuh cara yang sama. Inilah yang
disebut dengan berdoa senantiasa.
2. saat Musa menyadari bahwa tulah telah dimulai di dalam
jemaat para pemberontak (yaitu , gerombolan yang berkumpul
menentang Musa), ia mengutus Harun untuk mengadakan
pendamaian bagi mereka sesuai dengan jabatan imamnya (ay.
46). Harun segera pergi dan membakar ukupan di antara orang-
orang hidup dan orang-orang mati, bukan untuk membersihkan
udara yang tercemar, melainkan untuk menentramkan Tuhan
264
yang sedang murka, dan dengan demikian menghentikan jalan-
nya penghukuman itu. Dengan ini tampaklah,
(1) Bahwa Harun yaitu orang yang sangat baik, dan orang
yang sungguh-sungguh mengasihi anak-anak bangsanya,
walaupun mereka membencinya dan iri hati kepadanya.
Meskipun sekarang Tuhan sedang menuntut balas untuk
perselisihannya dan membela kepentingan jabatan imam-
nya, namun ia tetap menengahi untuk meredakan murka
Tuhan . Bahkan, dengan melupakan usia dan kebesarannya,
ia berlari ke tengah-tengah jemaat itu untuk menolong me-
reka. Ia tidak berkata, “Biarlah mereka menderita dulu se-
lama beberapa waktu, dan lalu , saat aku datang,
aku akan lebih disambut.” Sebaliknya, sebagai seorang
yang sayang akan hidup setiap orang Israel, ia berlari se-
cepat mungkin menuju celah yang melaluinya maut sedang
masuk. Musa dan Harun, yang sudah didakwa membunuh
umat Tuhan, bisa saja dengan semestinya menghardik me-
reka sekarang. Dapatkah mereka berharap agar kedua
orang itu menjadi penyelamat mereka, sementara mereka
dengan cara yang sangat menyakitkan hati telah menyebut
keduanya sebagai pembunuh mereka? namun kedua orang
baik itu telah mengajar kita di sini melalui teladan mereka
untuk tidak bersikap dingin terhadap orang-orang yang
jahat terhadap kita. Mereka juga mengajar kita untuk tidak
mengambil keuntungan dari ucapan orang yang menyulut
amarah kita, dan menggunakannya sebagai alasan untuk
menolak berbuat kebaikan yang mampu kita lakukan un-
tuk mereka. Kita harus membalas kejahatan dengan ke-
baikan.
(2) Bahwa Harun yaitu orang yang sangat berani, berani ber-
taruh nyawa dengan pergi ke tengah-tengah gerombolan
orang yang sedang geram yang berkumpul untuk menentang
dia, dan yang, sepanjang yang ia ketahui, bisa saja menjadi
semakin marah kepadanya sebab tulah yang telah mulai
merebak itu. Harun juga berani bertaruh nyawa dengan
pergi ke tengah-tengah tulah yang sedang menjangkiti itu, di
mana anak-anak panah maut melesat padat, dan ratusan,
bahkan ribuan orang, rebah di sebelah kanan dan di sebelah
kirinya. Untuk menyelamatkan nyawa mereka, ia memper-
Kitab Bilangan 16:41-50
265
taruhkan nyawanya sendiri, dan tidak menyayangkannya,
asal saja ia dapat menyelesaikan pelayanannya.
(3) Bahwa Harun yaitu seorang abdi Tuhan , dan ditetapkan
bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Tuhan . Pang-
gilan imamnya dengan ini diteguhkan dengan sepenuh-
penuhnya dan diangkat mengatasi segala pertentangan.
Tuhan tidak saja sudah menyelamatkan nyawanya saat
para pengacau itu dilenyapkan, namun juga sekarang men-
jadikannya sebagai alat untuk menyelamatkan Israel. Ban-
dingkanlah perbaraan Harun di sini dengan perbaraan
orang-orang berdosa yang telah membayarkan nyawanya.
Perbaraan orang-orang berdosa itu menyulut murka Tuhan ,
sedang perbaraan Harun ini meredakannya. Perbaraan
orang-orang berdosa itu menghancurkan kehidupan manu-
sia, sedang perbaraan Harun ini menyelamatkan me-
reka. Oleh sebab itu, tidak ada ruang yang tersisa untuk
meragukan panggilan Harun pada jabatan imam. Perhati-
kanlah, orang-orang yang paling berupaya keras demi
kebaikan orang banyak, dan yang memperoleh rahmat
Tuhan untuk menjadi setia dan berguna, mereka itulah
yang paling berhak mendapat kehormatan-kehormatan di
mata orang banyak. Barangsiapa ingin menjadi besar,
hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.
(4) Bahwa Harun yaitu perlambang akan Kristus, yang datang
ke dunia untuk mengadakan penebusan dosa dan untuk
menjauhkan murka Tuhan dari kita, dan yang, melalui peng-
antaraan dan syafaat-Nya, berdiri di antara orang-orang mati
dan orang-orang hidup, untuk melindungi Israel pilihan-Nya
bagi diri-Nya sendiri, dan menyelamatkan mereka dari
tengah-tengah dunia yang tercemar oleh dosa dan kutukan.
IV. Hasil dan akhir dari seluruh perkara itu.
1. Keadilan Tuhan dimuliakan dalam kematian sebagian orang.
Sungguh besar pelaksanaan hukuman yang dilakukan oleh
pedang Tuhan dalam waktu yang sangat singkat. Meskipun
Harun berusaha lari secepat mungkin, namun, sebelum ia
dapat mencapai tempat pelayanannya, ada empat belas ribu
tujuh ratus orang yang terkapar mati di tempat itu (ay. 49).
Orang-orang yang mati sebab perkara Korah terbilang hanya
266
sedikit dibandingkan dengan ini, sebab para biang keladinya
saja yang dijadikan contoh. namun , sebab umat tidak dibuat
bertobat oleh kesabaran dan kelapangan hati Tuhan terhadap
mereka, maka keadilan sekarang tidak begitu menyayangkan
darah orang-orang Israel. Mereka mengeluhkan kematian be-
berapa ratus orang sebagai pembantaian tanpa belas kasihan
yang diadakan di antara umat TUHAN, namun di sini Tuhan
membungkam keluhan itu dengan pembantaian terhadap
ribuan orang. Perhatikanlah, orang-orang yang mempersoal-
kan penghakiman-penghakiman yang ringan, mempersiapkan
penghakiman-penghakiman yang lebih berat bagi diri mereka
sendiri. Sebab saat Tuhan menghakimi, Ia akan menang.
2. Belas kasihan-Nya dimuliakan dalam penyelamatan terhadap
orang-orang yang tersisa. Tuhan menunjukkan kepada mereka
apa yang sanggup dilakukan-Nya dengan kuasa-Nya, dan apa
yang dapat dilakukan-Nya dalam keadilan, namun lalu me-
nunjukkan kepada mereka apa yang akan dilakukan-Nya dalam
kasih dan rasa iba-Nya. Ia akan, kendati dengan semuanya ini,
memelihara mereka sebagai umat-Nya di dalam dan melalui
seorang pengantara. Asap dari ukupan Harun yang datang dari
tangannya menghentikan tulah itu. Perhatikanlah, sungguh me-
muliakan kebaikan Tuhan bahwa berkali-kali, bahkan di dalam
murka, Ia mengingat belas kasihan. Dan, bahkan saat peng-
hakiman-penghakiman telah dimulai, doa menghentikan peng-
hakiman-penghakiman itu. Begitu siapnya Ia untuk mengam-
puni, dan begitu tidak berkenannya Ia kepada kematian orang-
orang berdosa.
PASAL 17
ukup banyak hal telah dilakukan dalam pasal sebelumnya un-
tuk membatalkan segala tuntutan dari kaum-kaum suku Lewi
yang hendak menyaingi Harun, dan untuk menunjukkan bahwa
Harun yaitu kepala suku itu. Namun sepertinya, saat perkara itu
telah diselesaikan, para pemimpin dari suku-suku yang lain mulai
bersungut-sungut. Jika kepala dari suatu suku harus menjadi
seorang imam, mengapa tidak dengan kepala dari suku lain selain
suku Lewi? Ia yang menyelidiki hati mengetahui adanya pemikiran ini
dalam hati sebagian dari mereka, dan sebelum pemikiran itu meluap
ke dalam suatu perbuatan yang terang-terangan, Ia dengan penuh
rahmat mengambil tindakan terlebih dahulu, untuk mencegah ter-
jadinya pertumpahan darah. Dan tindakan itu dilakukan melalui
mujizat dalam pasal ini, bukan mujizat kemurkaan, seperti dalam
pasal sebelumnya, melainkan mujizat anugerah.
I. Perkara itu diuji dengan membawa dua belas tongkat, satu tong-
kat untuk setiap pemimpin suku, di hadapan Tuhan (ay. 1-7).
II. Sesudah diuji, perkara itu diputuskan melalui mujizat tongkat
Harun yang mengembangkan bunga (ay. 8-9).
III. Penyelesaian atas persengketaan itu dinyatakan dengan
disimpannya tongkat Harun (ay. 10-11).
IV. Umat Israel menerima penyelesaian itu dengan enggan (ay.
12-13).
Tongkat Masing-masing Suku
(17:1-7)
1 TUHAN berfirman kepada Musa: 2 “Katakanlah kepada orang Israel dan
suruhlah mereka memberi kepadamu satu tongkat untuk setiap suku. Se-
C
268
mua pemimpin mereka harus memberi nya, suku demi suku, seluruhnya
dua belas tongkat. Lalu tuliskanlah nama setiap pemimpin pada tongkatnya.
3 Pada tongkat Lewi harus kautuliskan nama Harun. Bagi setiap kepala suku
harus ada satu tongkat. 4 lalu haruslah kauletakkan semuanya itu di
dalam Kemah Pertemuan di hadapan tabut hukum, tempat Aku biasa bertemu
dengan kamu. 5 Dan orang yang Kupilih, tongkat orang itulah akan bertu-
nas; demikianlah Aku hendak meredakan sungut-sungut yang diucapkan mere-
ka kepada kamu, sehingga tidak usah Kudengar lagi.” 6 Sesudah Musa berbicara
kepada orang Israel, maka semua pemimpin mereka memberi kepadanya
satu tongkat dari setiap pemimpin, menurut suku-suku mereka, dua belas
tongkat, dan tongkat Harun ada di antara tongkat-tongkat itu. 7 Musa meletak-
kan tongkat-tongkat itu di hadapan TUHAN dalam kemah hukum Tuhan .
Di sini kita mendapati,
I. Perintah-perintah diberikan untuk membawa satu tongkat untuk
setiap suku. Hal ini memiliki makna khusus, sebab kata tong-
kat yang digunakan di sini terkadang berarti suku, khususnya
dalam pasal 34:13. Dengan itu Tuhan , melalui sebuah mujizat yang
diadakan untuk suatu tujuan, dapat memperlihatkan kepada
siapa Ia telah menganugerahkan kehormatan keimaman.
1. Tampaknya pada saat itu jabatan imam yaitu suatu kedu-
dukan yang layak dikejar dan diraih, bahkan oleh para pemim-
pin dari berbagai suku. yaitu suatu kehormatan bagi orang-
orang yang paling hebat jika mereka dipekerjakan untuk
melayani Tuhan . Namun demikian, mungkin orang-orang yang
berlomba-lomba untuk mengejarnya ini lebih melakukannya
demi mengejar keuntungan dan kekuasaan yang menyertai
jabatan imam dibandingkan demi sesuatu yang ilahi dan kudus di
dalamnya.
2. Tampak juga bahwa, Sesudah segala sesuatu yang dilakukan
untuk menyelesaikan perkara ini, ada orang-orang yang siap
untuk menggugatnya kapan saja. Mereka tidak mau menerima
ketetapan ilahi, namun ingin membuat pengaruh untuk menen-
tangnya. Mereka berebut kuasa dengan Tuhan , dan pertanyaan-
nya ialah, kehendak siapa yang akan jadi. Tuhan mau memerin-
tah, namun Israel tidak mau diperintah. Inilah pokok perselisih-
an itu.
3. yaitu satu contoh dari anugerah Tuhan bahwa, Sesudah me-
ngerjakan berbagai mujizat untuk menghukum dosa, Ia mau
mengerjakan satu mujizat lagi dengan tujuan untuk mencegah
dosa. Tuhan telah mengatur semuanya dengan baik, supaya
orang-orang yang keras kepala tidak dapat berdalih, dan setiap
Kitab Bilangan 17:1-7
269
mulut akan dibungkam. Bangsa Israel mudah sekali bersu-
ngut-sungut, baik melawan Tuhan maupun melawan para pe-
mimpin mereka. “Sekarang,” firman Tuhan , “Aku hendak mere-
dakan sungut-sungut yang diucapkan mereka (ay. 5). Jika
memang ada sesuatu yang dapat meyakinkan mereka, maka
mereka akan diyakinkan. Dan, jika ini tidak akan meyakinkan
mereka, maka tidak ada apa pun yang dapat meyakinkan
mereka.” Hal ini akan menjadi bagi mereka bukti terbesar dari
tugas perutusan Harun yang akan diberikan kepada mereka,
seperti yang dikatakan Kristus tentang tanda Nabi Yunus
(yaitu, kebangkitan-Nya sendiri) bagi orang-orang dari angkat-
an itu. Petunjuk-petunjuknya yaitu ,
(1) Bahwa dua belas tongkat atau batang harus dibawa. Ada
kemungkinan bahwa tongkat-tongkat itu bukan baru di-
potong dari sebatang pohon, sebab seandainya demikian
maka mujizatnya tidaklah begitu hebat. namun tongkat-
tongkat itu yaitu tongkat yang biasa digunakan oleh para
raja sebagai lambang kekuasaan mereka (yang tentangnya
kita baca dalam pasal 21:18), batang-batang tua yang
kering, dan yang tidak bergetah. Dan ada kemungkinan
bahwa semua tongkat itu diambil dari pohon badam. Se-
pertinya tongkat-tongkat itu hanya ada dua belas semua-
nya, termasuk tongkat Harun, sebab, walaupun Lewi ma-
suk hitungan, Efraim dan Manasye hanya dihitung satu, di
bawah nama Yusuf.
(2) Bahwa nama tiap-tiap pemimpin harus dituliskan pada
tongkatnya, supaya setiap orang dapat mengetahui milik-
nya sendiri, dan untuk mencegah perbantahan. Menulis
sering kali menjadi cara yang baik untuk mencegah per-
tikaian, sebab apa yang tertulis bisa ditunjukkan sebagai
bukti.
(3) Bahwa tongkat-tongkat itu harus disimpan di dalam
Kemah Pertemuan, selama satu malam, di hadapan saksi,
yaitu, di hadapan tabut hukum, yang bersama dengan
tutup pendamaian merupakan lambang, tanda, atau saksi
akan kehadiran Tuhan bersama mereka.
(4) Mereka harus menanti untuk melihat, sebab sudah diberi
tahu sebelumnya, bahwa tongkat dari suku, atau pemim-
pin, yang dipilih Tuhan untuk jabatan imam, akan bertunas
270
dan berkembang (ay. 5). Mereka memang harus diberi tahu
mengenai hal itu, supaya peristiwa itu tidak tampak terjadi
secara kebetulan, melainkan sesuai dengan rancangan dan
kehendak Tuhan .
II. Dipersiapkannya tongkat-tongkat sesuai dengan petunjuk yang
diberikan. Para pemimpin membawa tongkat-tongkat itu, dan se-
bagian dari mereka mungkin berharap-harap cemas supaya pilih-
an akan jatuh kepada mereka. Dan mereka semua memandang-
nya sebagai kehormatan besar untuk bersaing dengan Harun, dan
bahkan untuk menjadi calon imam (ay. 7). Lalu Musa meletakkan
tongkat-tongkat itu di hadapan TUHAN. Ia tidak berkeberatan dan
berkata bahwa perkara itu sudah diselesaikan dengan baik, dan
bahwa cukup banyak hal telah dilakukan untuk meyakinkan
orang-orang, kecuali mereka, tanpa bisa ditolong lagi, sudah
mengeras dalam prasangka-prasangka mereka. Ia tidak berusaha
menyelesaikan persengketaan itu sendiri, meskipun hal itu bisa
saja dilakukan dengan mudah. Ia juga tidak mengemukakan
bahwa tidak ada gunanya berusaha memuaskan bangsa yang
buta dan tidak mau melihat. Akan namun , sebab Tuhan berkehen-
dak demikian, maka Musa melakukan bagiannya, dan mengaju-
kan perkara itu di hadapan Tuhan, yang kepada-Nya mereka se-
pakat untuk berseru, lalu menyerahkan perkara itu kepada-Nya.
Tongkat Harun Berbunga
(17:8-13)
8 saat Musa keesokan harinya masuk ke dalam kemah hukum itu, maka
tampaklah tongkat Harun dari keturunan Lewi telah bertunas, mengeluarkan
kuntum, mengembangkan bunga dan berbuahkan buah badam. 9 lalu
Musa membawa semua tongkat itu keluar dari hadapan TUHAN kepada selu-
ruh orang Israel; mereka melihatnya lalu mengambil tongkatnya masing-
masing. 10 TUHAN berfirman kepada Musa: “Kembalikanlah tongkat Harun ke
hadapan tabut hukum untuk disimpan menjadi tanda bagi orang-orang dur-
haka, sehingga engkau mengakhiri sungut-sungut mereka dan tidak Ku-
dengar lagi, supaya mereka jangan mati.” 11 Dan Musa berbuat demikian; se-
perti yang diperintahkan TUHAN kepadanya, demikianlah diperbuatnya. 12
namun orang Israel berkata kepada Musa: “sebetulnya kami akan mati,
kami akan binasa, kami semuanya akan binasa. 13 Siapapun juga yang men-
dekat ke Kemah Suci TUHAN, niscayalah ia akan mati. Haruskah kami habis
binasa?”
Kitab Bilangan 17:8-13
271
Di sini kita mendapati,
I. Penyelesaian akhir atas persengketaan mengenai jabatan imam
itu melalui sebuah mujizat (ay. 8-9). Tongkat-tongkat atau ba-
tang-batang itu dibawa keluar dari tempat maha kudus di mana
tongkat-tongkat itu sudah diletakkan, dan lalu diperlihat-
kan ke hadapan seluruh orang Israel. Dan, sementara semua
tongkat yang lain tetap sama seperti sebelumnya, hanya tongkat
Harun, yang diambil dari sebatang kayu kering, menjadi ranting
yang hidup, bertunas, mengembangkan bunga, dan berbuahkan
buah badam. Di beberapa bagiannya terdapat kuncup, di bagian-
bagian lain terdapat bunga, dan di beberapa bagian lain lagi
terdapat buah, pada waktu yang bersamaan. Ini sungguh-sung-
guh merupakan mujizat, dan menghilangkan segala kecurigaan
akan adanya penipuan, seolah-olah pada malam hari Musa telah
mengambil tongkat Harun, dan menukarnya dengan sebatang
ranting yang hidup dari pohon badam. Sebab tidak ada ranting
biasa yang akan memiliki kuntum, bunga, dan buah pada waktu
yang bersamaan. Nah,
1. Ini merupakan petunjuk yang jelas bagi umat Israel bahwa
Harun telah dipilih untuk jabatan imam, dan bukan para
pemimpin dari suku-suku lain. Dengan demikian ia dibedakan
dari mereka, dan diperlihatkan bahwa ia berada di bawah
berkat istimewa dari sorga, yang terkadang membuahkan hasil
sekalipun tidak ada tangan manusia yang menanam ataupun
menyiram. Uskup Hall di sini mencermati bahwa berbuah
yaitu bukti terbaik dari panggilan ilahi, dan bahwa tanaman
yang ditanam Tuhan , dan dahan yang dipotong darinya, akan
tumbuh subur. Lihat Mazmur 92:13-15. Pohon Tuhan, meski-
pun kelihatannya kering, penuh dengan getah.
2. Ini merupakan tanda yang sangat tepat untuk melambangkan
jabatan imam itu sendiri, yang dengan ini diteguhkan atas
Harun.
(1) Bahwa jabatan itu akan berbuah dan berguna bagi jemaat
Tuhan . Keimaman tidak hanya menghasilkan bunga, melain-
kan juga buah badam. Sebab keimaman dirancang, bukan
hanya sebagai kehormatan bagi Harun, melainkan juga se-
bagai berkat bagi Israel. Demikian pula Kristus menetap-
272
kan para rasul dan hamba-Nya supaya mereka pergi dan
menghasilkan buah, dan supaya buah mereka itu tetap
(Yoh. 15:16).
(2) Bahwa akan ada penerus para imam. Di sini bukan hanya
terdapat buah badam untuk masa sekarang, melainkan
juga kuntum dan bunga yang menjanjikan lebih banyak
buah untuk masa yang akan datang. Demikian pula Kris-
tus telah menetapkan dalam jemaat-Nya bahwa anak-anak
cucu akan beribadah kepada-Nya secara turun-temurun.
(3) Bahwa meskipun demikian, jabatan imam ini tidaklah un-
tuk selamanya, namun seiring berjalannya waktu, seperti
ranting-ranting dan bunga-bunga dari sebatang pohon,
akan gugur dan layu. Berbunganya pohon badam disebut-
kan sebagai salah satu dari tanda-tanda masa tua (Pkh.
12:5). Sifat ini diberikan pada imam Musa sejak dari awal,
yang segera menjadi tua dan telah dekat kepada kemusnah-
annya (Ibr. 8:13).
3. Tongkat ini merupakan perlambang dan gambaran akan Kris-
tus dan keimaman-Nya. Sebab Ia yaitu orang, Tunas, yang
akan menjadi Imam di atas takhta-Nya, seperti yang dikata-
kan selanjutnya (Za. 6:12-13). Dan Ia akan tumbuh di hadap-
an TUHAN, seperti tongkat ini di hadapan tabut hukum,
sebagai taruk, dan sebagai tunas dari tanah kering (Yes.
53:2).
II. Catatan tentang penyelesaian atas perselisihan ini, dengan disim-
pannya tongkat Harun di hadapan tabut hukum, in perpetuam rei
memoriam – supaya dapat diingat untuk selama-lamanya (ay. 10-
11). Ada kemungkinan bahwa kuntum, bunga dan buah dari
tongkat itu tetap segar. Kuasa ilahi yang sama yang menumbuh-
kannya dalam satu malam, memeliharanya selama berabad-abad,
setidak-tidaknya selama itu diperlukan untuk menjadi tanda bagi
orang-orang durhaka. Dengan begitu, tongkat itu menjadi mujizat
tetap, dan keberlangsungannya secara terus-menerus menjadi
bukti yang tak terbantahkan akan kebenarannya. Bahkan pohon-
pohon Tuhan tidak akan layu daunnya (Mzm. 1:3). Tongkat ini
disimpan, sama seperti perbaraan-perbaraan, untuk mengakhiri
sungut-sungut mereka, supaya mereka jangan mati. Perhatikanlah,
Kitab Bilangan 17:8-13
273
1. Rancangan Tuhan dalam semua penyelenggaraan-Nya, baik itu
berupa belas kasihan maupun penghakiman, dan dalam
peringatan-peringatan akan belas kasihan dan penghakiman
itu, yaitu untuk menghapus dosa, dan untuk mencegahnya.
Semuanya ini dilakukan, semuanya ini dituliskan, supaya kita
jangan berdosa (1Yoh. 2:1). Kristus telah menyatakan diri,
supaya Ia menghapus segala dosa.
2. Apa yang dilakukan Tuhan untuk menghapus dosa, dilakukan
demi kebaikan kita yang sebetulnya , supaya kita jangan
mati. Segala obat pahit yang Ia berikan, dan segala cara keras
yang Ia gunakan terhadap kita, yaitu untuk menyembuhkan
suatu penyakit, yang tanpanya penyakit itu pasti akan me-
matikan. Uskup Hall mencermati di sini bahwa loh-loh batu
yang bertuliskan hukum Tuhan , buli-buli manna, dan tongkat
Harun, disimpan bersama-sama di dalam atau di sekeliling
tabut perjanjian (sang rasul menyebutkan ketiganya secara
bersama-sama, Ibr. 9:4). Hal ini untuk menunjukkan kepada
orang-orang pada masa lalu bagaimana jemaat pada
masa purbakala diajar, diberi makan, dan diatur. Dan sang
rasul menyimpulkan dari sini betapa berharganya ajaran,
sakramen, dan pemerintahan jemaat bagi Tuhan , dan juga bagi
kita seharusnya. Tongkat Musa dipakai untuk mengadakan
banyak mujizat, namun kita tidak mendapati tongkat ini
disimpan, sebab penyimpanannya hanya akan berguna untuk
memuaskan rasa ingin tahu manusia. namun tongkat Harun,
yang membawa serta mujizatnya sendiri, disimpan dengan
hati-hati, sebab tongkat itu akan tetap berguna untuk meya-
kinkan hati nurani manusia, untuk membungkam segala per-
selisihan tentang jabatan imam, dan untuk meneguhkan iman
Israel milik Tuhan akan ketetapan-ketetapan-Nya. Seperti itulah
perbedaan antara sakramen-sakramen yang sudah ditetapkan
Kristus untuk membangun jemaat, dan barang-barang pening-
galan yang dikeramatkan, yang sudah dirancang manusia
untuk takhayul.
III. Seruan umat Sesudah perselisihan itu diselesaikan (ay. 12-13): Se-
sungguhnya kami akan mati, kami akan binasa, kami semuanya
akan binasa. Haruskah kami habis binasa? Seruan ini bisa di-
anggap sebagai perkataan,
274
1. Dari umat yang suka mengeluh, yang sedang berbantah
dengan penghakiman-penghakiman Tuhan , yang telah mereka
timpakan ke atas diri mereka sendiri akibat keangkuhan dan
kekeras-kepalaan mereka. Mereka tampak berbicara dengan
putus asa, seakan-akan Tuhan yaitu Tuan yang jahat, yang
mencari keuntungan dari mereka, dan memanfaatkan setiap
kesempatan untuk berselisih dengan mereka. Dengan begitu,
jika mereka salah melangkah sedikit saja, jika mereka mele-
wati batas sedikit saja, mereka harus mati, mereka harus
binasa, mereka semua harus binasa. Dengan ini mereka
secara hina menyiratkan bahwa Tuhan tidak akan pernah puas
dengan darah dan kehancuran mereka, sampai Ia memusnah-
kan mereka semua, dan mereka habis binasa. Demikianlah
mereka tampak seperti lembu hutan kena jaring, diliputi
kehangatan murka TUHAN (Yes. 51:20), berkeluh kesah bahwa
Tuhan terlalu kejam terhadap mereka dan bahwa mere-ka
dipaksa untuk tunduk, yang terpaksa mereka lakukan hanya
sebab mereka tidak berdaya. Perhatikanlah, sungguh jahat
untuk berkeluh kesah kepada Tuhan saat kita sedang
menderita, dan untuk melakukan pelanggaran yang lebih
besar lagi dalam kesesakan kita. Jika kita mati, jika kita
binasa, itu sebab perbuatan kita sendiri, dan kesalahannya
akan ditimpakan ke atas kepala kita sendiri. Atau,
2. Dari umat yang bertobat. Banyak penafsir memandang per-
kataan ini sebagai ungkapan dari kepatuhan mereka: “Seka-
rang kami mengerti bahwa memang sudah menjadi kehendak
Tuhan bagi kami untuk menjaga jarak, dan bahwa kami sendiri
yang akan menanggung akibatnya jika kami mendekat lebih
dari yang telah ditetapkan. Kami patuh pada kehendak ilahi
dalam ketetapan ini. Kami tidak akan membantah lagi, su-
paya kami semua tidak binasa.” Dan mereka meminta Musa
untuk menjadi penengah bagi mereka, supaya mereka semua
tidak habis binasa. Dengan demikian tujuan telah tercapai,
dan dalam perkara ini Tuhan betul-betul mengakhiri sungut-
sungut mereka, dan untuk selanjutnya mereka berlaku
patuh. Perhatikanlah, saat Tuhan menghakimi, Ia akan me-
nang, dan, dengan satu atau lain cara, akan membuat para
pembantah yang paling keras kepala sekalipun mengakui
kebodohan mereka cepat atau lambat. Dan bahwa setiap kali
Kitab Bilangan 17:8-13
275
mereka berlaku sombong dalam suatu perkara, Ia masih ber-
ada di atas mereka. Vicisti Galilæe – Hai orang Galilea, Engkau
telah menang!
PASAL 18
ekarang Harun telah diteguhkan sepenuhnya sebagai imam, yang
memberi kepuasan berlimpah bagi dirinya, dan bagi umat
Israel, dan ini sungguh merupakan kebaikan yang didatangkan Tuhan
dari perlawanan jahat yang dibuat terhadap-Nya. Selanjutnya dalam
pasal ini Tuhan memberi Harun petunjuk-petunjuk lengkap mengenai
jabatannya, atau lebih tepatnya, Tuhan mengulangi petunjuk-petunjuk
yang sudah diberikan-Nya kepadanya sebelumnya. Tuhan memberi
tahu Harun,
I. Apa yang akan menjadi pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab
yang dipercayakan kepadanya, dan bantuan apa yang akan di-
dapatnya dari orang-orang Lewi dalam pekerjaan itu (ay. 1-7).
II. Apa yang akan menjadi upahnya dan upah orang-orang Lewi
untuk pekerjaan ini.
1. Penghasilan atau bayaran khusus untuk para imam (ay.
8-19).
2. Pemeliharaan yang ditetapkan untuk orang-orang Lewi
(ay. 20-24).
III. Bagian yang harus dibayarkan kepada para imam, yang
diambil dari bagian pemeliharaan yang diberikan terhadap
orang Lewi (ay. 25-32). Dengan demikian, setiap orang tahu
apa yang harus dikerjakannya, dan tunjangan apa yang
harus diterimanya untuk penghidupannya.
S
Pelayanan para Imam dan Orang Lewi
(18:1-7)
1 TUHAN berfirman kepada Harun: “Engkau ini dan anak-anakmu beserta
seluruh sukumu haruslah menanggung akibat setiap kesalahan terhadap
tempat kudus; sedang hanya engkau beserta anak-anakmulah yang harus
menanggung akibat setiap kesalahan yang dilakukan dalam jabatanmu
sebagai imam. 2 Suruhlah juga saudara-saudaramu, suku Lewi, suku bapa
leluhurmu, mendekat bersama-sama dengan engkau, supaya mereka meng-
gabungkan diri kepadamu dan melayani engkau, jika engkau ini beserta
anak-anakmu ada di depan kemah hukum. 3 Mereka harus melakukan kewa-
jiban mereka kepadamu, dan kewajiban mereka mengenai kemah seluruh-
nya; hanya kepada perkakas tempat kudus dan kepada mezbah janganlah
mereka mendekat, nanti mereka mati, baik mereka maupun kamu. 4 Mereka
harus menggabungkan diri kepadamu dan melakukan kewajiban mereka
mengenai Kemah Pertemuan sesuai dengan segala pekerjaan pada kemah itu;
namun orang awam jangan mendekat kepadamu. 5 Dan kamu ini haruslah
melakukan kewajibanmu mengenai tempat kudus dan kewajibanmu menge-
nai mezbah, supaya orang Israel jangan lagi tertimpa oleh murka. 6 Sesung-
guhnya Aku ini telah mengambil saudara-saudaramu, orang Lewi, dari
tengah-tengah orang Israel sebagai pemberian kepadamu, sebagai orang-
orang yang diserahkan kepada TUHAN, untuk melakukan pekerjaan pada
Kemah Pertemuan; 7 namun engkau ini beserta anak-anakmu harus meme-
gang jabatanmu sebagai imam dalam segala hal yang berkenaan dengan
mezbah dan dengan segala sesuatu yang ada di belakang tabir, dan kamu
harus mengerjakannya; sebagai suatu jabatan pemberian Aku memberi
kepadamu jabatanmu sebagai imam itu; namun orang awam yang mendekat
harus dihukum mati.”
Pertalian pasal ini dengan pasal sebelumnya sangat jelas terlihat.
I. Umat, dalam penutup pasal sebelumnya, mengeluhkan kesulitan
dan bahaya yang mengintai mereka saat mendekat kepada
Tuhan . Hal ini membuat mereka khawatir dan ngeri bahwa Kemah
Suci yang ada di tengah-tengah mereka, yang mereka harapkan
akan menjadi sukacita dan kemuliaan mereka, justru akan men-
jadi kengerian dan kehancuran bagi mereka. Nah, untuk men-
jawab keluhan ini, Tuhan di sini membuat mereka mengerti melalui
Harun bahwa para imam akan mendekat ke Kemah Suci bagi
mereka sebagai wakil-wakil mereka. Dengan demikian, meskipun
umat diwajibkan untuk menjaga jarak, namun hal itu sama sekali
tidak menjadikan mereka hina atau tercela. Persekutuan mereka
dengan Tuhan akan membawa penghiburan kepada mereka, dan
persekutuan itu akan tetap terjaga melalui pengantaraan para
imam.
Kitab Bilangan 18:1-7
II. Kehormatan yang sangat besar diberikan Tuhan kepada Harun be-
lakangan ini. Tongkatnya sudah bertunas dan berbunga, semen-
tara tongkat-tongkat para pemimpin yang lain tetap kering, dan
tidak berbuah ataupun berbunga. Nah, supaya Harun tidak men-
jadi besar kepala sebab berlimpahnya perkenanan yang diberi-
kan kepadanya, dan mujizat-mujizat yang diadakan untuk me-
nyokongnya dalam kedudukannya yang tinggi, maka Tuhan datang
kepada Harun untuk mengingatkan dia akan beban yang ditaruh
ke atasnya, dan kewajiban yang dituntut darinya sebagai seorang
imam. Harun akan melihat alasan untuk tidak menyombongkan
kedudukannya, namun menerima kehormatan-kehormatan dari
jabatannya dengan penuh penghormatan dan kegentaran yang
kudus, saat ia merenungkan betapa besar tugas yang diserah-
kan kepadanya, dan betapa sulit baginya untuk memberi per-
tanggungjawaban yang baik untuk itu. Janganlah kamu sombong,
namun takutlah.
1. Tuhan memberi tahu Harun tentang bahaya yang menyertai
martabatnya (ay. 1).
(1) Bahwa baik para imam maupun orang Lewi (engkau ini dan
anak-anakmu beserta seluruh sukumu) harus menanggung
akibat setiap kesalahan terhadap tempat kudus. Yaitu, jika
tempat kudus dinajiskan oleh orang awam yang menyero-
bot masuk, atau oleh orang-orang yang najis, maka kesa-
lahannya harus ditimpakan kepada orang Lewi dan para
imam, yang seharusnya tidak membiarkan mereka masuk.
Meskipun orang berdosa yang memaksa masuk dengan
lancang akan mati dalam kejahatannya, namun darahnya
akan dituntut dari tangan para penjaga. Atau ayat itu
dapat dipahami secara lebih umum: “Jika suatu tugas atau
pekerjaan di tempat kudus terbengkalai, jika suatu pela-
yanan tidak dilakukan pada waktunya atau tidak menurut
hukum, jika ada yang hilang atau salah tempat saat
tempat kudus dipindahkan, maka engkau harus bertang-
gung jawab untuk itu, dan menanggung akibatnya.”
(2) Bahwa para imam sendiri harus menanggung akibat setiap
kesalahan yang dilakukan dalam jabatan sebagai imam.
Yaitu, jika mereka mengabaikan suatu bagian dari pekerja-
an mereka, atau mengizinkan orang lain untuk menyerobot
jabatan mereka, dan mengambil pekerjaan mereka dari
tangan mereka, maka mereka harus menanggung kesalah-
annya. Perhatikanlah, semakin besar kepercayaan atas
suatu pekerjaan dan kuasa diserahkan kepada kita, sema-
kin besar pula bahaya yang mengancam kita kalau kita
sampai berbuat salah, kalau kita sampai merusak dan
mengkhianati kepercayaan itu. Ini merupakan alasan yang
baik mengapa kita tidak boleh iri hati terhadap kehormatan
orang lain, atau terlalu berhasrat untuk menduduki kedu-
dukan tinggi, sebab martabat yang besar menghadapkan
kita pada kejahatan yang besar. Orang-orang yang diberi
kepercayaan untuk mengurus tempat kudus akan dimintai
pertanggungjawaban yang besar. Siapa yang mau meng-
urus jiwa-jiwa, jika ia berpikir-pikir betapa besar tanggung
jawab yang harus dipikulnya untuk tugas itu?
2. Tuhan memberi tahu Harun tentang kewajiban yang menyertai
martabatnya.
(1) Bahwa dia beserta anak-anaknya harus melayani di depan
kemah hukum (ay. 2). Yaitu (seperti yang dijelaskan Uskup
Patrick), di depan tempat maha kudus, di mana tabut hu-
kum berada, di luar tabir kemah hukum, namun di belakang
pintu Kemah Pertemuan. Mereka harus melayani mezbah
emas, meja, dan kandil, yang tidak boleh didekati oleh
orang Lewi. Kamu harus mengerjakannya (ay. 7, KJV: Kamu
harus melayani). Bukan, “Kamu harus memerintah” (me-
reka tidak pernah dimaksudkan untuk menjadi tuan atas
milik pusaka Tuhan ), melainkan “Kamu harus melayani
Tuhan dan jemaat.” Perhatikanlah, jabatan imam yaitu
sebuah pelayanan. Orang yang menghendaki jabatan peni-
lik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah. Hamba-
hamba Tuhan harus ingat bahwa mereka yaitu hamba,
yaitu pelayan, dan mereka dituntut untuk rendah hati,
tekun, dan setia.
(2) Bahwa orang-orang Lewi harus membantu Harun dan
anak-anaknya, dan melayani mereka dalam segala pekerja-
an pada kemah itu (ay. 2-4). namun orang-orang Lewi tidak
boleh sama sekali mendekati perkakas tempat kudus, atau
ikut campur dalam pelayanan-pelayanan besar di mezbah,
Kitab Bilangan 18:1-7
seperti membakar lemak dan memercikkan darah. Kaum
Harun sangatlah sedikit, dan, seiring bertambahnya kaum
itu, kaum-kaum Israel yang lain juga akan bertambah.
Dengan demikian, tangan para imam kemungkinan tidak
akan cukup sekarang ataupun nanti untuk melakukan
semua pelayanan di Kemah Suci. Oleh sebab itu (firman
Tuhan ) orang-orang Lewi akan menggabungkan diri kepada-
mu (ay. 2, 4), yang di dalamnya tampak ada rujukan pada
nama Lewi, yang berarti bergabung. Banyak orang Lewi
berdiri melawan Harun belakangan ini, namun mulai saat ini
Tuhan berjanji bahwa mereka akan menggabungkan diri
sepenuh hati dengan Harun dalam kepentingan dan
perasaan, dan tidak akan lagi berseteru dengannya. Suatu
pertanda yang baik bagi Harun bahwa Tuhan mengakuinya,
sebab Ia mencondongkan hati orang-orang yang berkepen-
tingan untuk mengakuinya juga. Orang-orang Lewi dikata-
kan diberikan sebagai pemberian atau hadiah kepada para
imam (ay. 6). Perhatikanlah, kita harus menghargai sebagai
sebuah pemberian yang besar dari kemurahan ilahi jika
orang-orang yang akan membantu dan berguna bagi kita,
menggabungkan diri dengan kita dalam melayani Tuhan .
(3) Bahwa baik para imam maupun orang-orang Lewi harus
berjaga-jaga terhadap pencemaran barang-barang kudus.
Orang-orang Lewi harus melakukan kewajiban mengenai
Kemah Pertemuan, supaya tidak ada orang awam (yaitu,
siapa saja yang dengan alasan apa saja dilarang masuk)
boleh mendekat (ay. 4), dengan ancaman hukuman mati
(ay. 7). Dan para imam harus melakukan kewajiban menge-
nai tempat kudus (ay. 5), harus mengajar umat, dan mem-
peringatkan mereka tentang jarak yang harus mereka jaga.
Para imam tidak boleh membiarkan umat melanggar batas-
batas yang telah ditentukan untuk mereka, seperti yang
dilakukan oleh Korah dan segenap kumpulannya, supaya
orang Israel jangan lagi tertimpa oleh murka. Perhatikanlah,
mencegah dosa yaitu mencegah murka. Dan kejahatan
yang telah ditimbulkan oleh dosa haruslah menjadi per-
ingatan bagi kita ke depan untuk melawannya baik dalam
diri kita sendiri maupun orang lain.
Pemeliharaan bagi para Imam
(18:8-19)
8 Lagi berfirmanlah TUHAN kepada Harun: “sebetulnya Aku ini telah
menyerahkan kepadamu pemeliharaan persembahan-persembahan khusus
yang kepada-Ku; semua persembahan kudus orang Israel Kuberikan kepada-
mu dan kepada anak-anakmu sebagai bagianmu; itulah suatu ketetapan
untuk selama-lamanya. 9 Inilah bagianmu dari segala persembahan-persem-
bahan yang maha kudus itu, yaitu dari bagian yang tidak harus dibakar:
segala persembahan mereka yang berupa korban sajian, korban penghapus
dosa dan korban penebus salah, yang dibayar mereka kepada-Ku; itulah
bagian maha kudus yang menjadi bagianmu dan bagian anak-anakmu.
10 Sebagai bagian maha kudus haruslah kamu memakannya; semua orang
laki-laki boleh memakannya; haruslah itu bagian kudus bagimu. 11 Dan ini
pun yaitu bagianmu: persembahan khusus dari pemberian mereka yang
lain, termasuk segala persembahan unjukan orang Israel; semuanya itu Ku-
berikan kepadamu dan kepada anak-anakmu laki-laki dan perempuan ber-
sama-sama dengan engkau; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya.
Setiap orang yang tahir dari seisi rumahmu boleh memakannya. 12 Segala
yang terbaik dari minyak dan segala yang terbaik dari anggur dan dari gan-
dum, yaitu yang sebagai hasil pertamanya dipersembahkan mereka kepada
TUHAN, Aku berikan kepadamu. 13 Hulu hasil dari segala yang tumbuh di ta-
nahnya yang dipersembahkan mereka kepada TUHAN yaitu juga bagianmu;
setiap orang yang tahir dari seisi rumahmu boleh memakannya. 14 Semua
yang dikhususkan bagi TUHAN di antara orang Israel menjadi bagianmu.
15 Semua yang terdahulu lahir dari kandungan segala yang hidup, yang di-
persembahkan mereka kepada TUHAN, baik dari manusia maupun dari bina-
tang, yaitu bagianmu; hanya haruslah kamu menebus anak sulung manu-
sia, juga anak sulung binatang yang najis haruslah kamu tebus. 16 Mengenai
uang tebusannya, dari sejak berumur satu bulan haruslah kautebus menu-
rut nilainya, yaitu lima syikal perak ditimbang menurut syikal kudus; syikal
ini dua puluh gera beratnya. 17 namun anak sulung lembu, domba atau kam-
bing janganlah kautebus; semuanya itu kudus; darahnya haruslah kau-
siramkan pada mezbah dan lemaknya kaubakar sebagai korban api-apian
menjadi bau yang menyenangkan bagi TUHAN; 18 namun dagingnya yaitu ba-
gianmu sama seperti dada persembahan dan paha kanan. 19 Segala persem-
bahan khusus, yaitu persembahan kudus yang dipersembahkan orang Israel
kepada TUHAN, Aku berikan kepadamu dan kepada anak-anakmu laki-laki
dan perempuan bersama-sama dengan engkau; itulah suatu ketetapan untuk
selama-lamanya; itulah suatu perjanjian garam untuk selama-lamanya di
hadapan TUHAN bagimu serta bagi keturunanmu.”
Pelayanan imam disebut sebagai peperangan. Dan siapa yang pergi
berperang dengan biayanya sendiri? Sama seperti mereka dipekerja-
kan, demikian pula mereka diberi persediaan dengan baik, dan diberi
upah dengan baik. Tak seorang pun akan melayani Tuhan dengan sia-
sia. Semua orang percaya yaitu imam-imam rohani, dan Tuhan telah
berjanji untuk memelihara mereka. Mereka akan diam di negeri, dan
sungguh mereka akan diberi makan, dan tidak akan kekurangan
sesuatu pun yang baik. Kesalehan mengandung janji untuk hidup ini.
Dan dari persediaan berlimpah yang di sini disediakan untuk para
Kitab Bilangan 18:8-19
283
imam, Rasul Paulus menyimpulkan bahwa sudah menjadi kewajiban
jemaat-jemaat Kristen untuk memelihara hamba-hamba Tuhan yang
melayani mereka. Orang-orang yang melayani di mezbah, hidup dari
pelayanan di mezbah. Demikian pula orang-orang yang memberita-
kan Injil harus hidup dari pemberitaan Injil itu, dan hidup dengan
nyaman (1Kor. 9:13-14). Pemeliharaan yang memalukan menghasil-
kan hamba-hamba Tuhan yang memalukan. Sekarang amatilah,
1. Bahwa banyak dari bekal hidup yang disediakan untuk mereka
diambil dari korban-korban yang dipersembahkan umat melalui
pekerjaan tangan mereka. Mereka mendapat kulit dari hampir
semua korban yang dipersembahkan, yang bisa mereka jual, dan
mereka mendapat banyak bagian dari korban sajian, korban
penghapus dosa, dan lain-lain. Mereka yang bertanggung jawab
mengurus persembahan-persembahan umat, mendapat keun-
tungan darinya (ay. 8). Perhatikanlah, pekerjaan Tuhan itu sekali-
gus menjadi upahnya sendiri, dan melayani Tuhan membawa serta
imbalan bersamanya. Bahkan dengan mematuhi perintah-perin-
tah Tuhan , ada upah yang besar. Kesukaan-kesukaan yang dida-
pati dalam beribadah yaitu bagian dari imbalan ibadah itu
sendiri.
2. Bahwa para imam tidak hanya disediakan meja yang penuh ma-
kanan, namun juga uang di saku mereka untuk menebus anak
sulung, dan anak-anak sulung ternak yang tidak boleh dipersem-
bahkan sebagai korban. Dengan demikian, pemeliharaan terhadap
mereka terjaga begitu rupa hingga mereka tidak perlu memusing-
kan diri dengan soal-soal penghidupan ini. Mereka tidak mempu-
nyai tanah untuk ditempati, lahan untuk digarap, kebun anggur
untuk dirantingi, ternak untuk dipelihara, dan harta benda untuk
dijaga. Namun demikian, mereka mendapat penghasilan yang
lebih berlimpah dibandingkan kaum-kaum lainnya. Demikianlah Tuhan
mengatur supaya mereka bisa lebih sepenuh hati mengabdikan
diri pada pelayanan mereka, dan tidak menyeleweng darinya, atau
terganggu dalam menjalankannya, oleh suatu perkara atau urus-
an duniawi sebab pelayanan itu menuntut manusia yang seutuh-
nya. Dan juga supaya mereka bisa menjadi teladan hidup oleh
iman, bukan hanya dalam hal penyelenggaraan Tuhan , melainkan
juga dalam ketetapan-Nya. Mereka hidup hari ini untuk hari ini,
supaya mereka bisa belajar untuk tidak khawatir akan hari esok.
Persediaan untuk sehari cukuplah untuk hari ini. Dan mereka
tidak memiliki harta benda untuk ditinggalkan kepada anak-
anak mereka, supaya mereka dengan iman dapat menyerahkan
anak-anak mereka untuk dipelihara oleh Tuhan yang telah memberi
mereka makan seumur hidup mereka.
3. Dari persediaan yang disediakan untuk meja para imam, sebagi-
annya dikatakan maha kudus (ay. 9-10), yang harus dimakan oleh
para imam sendiri, dan hanya di pelataran Kemah Suci. namun
persediaan-persediaan yang lain tidak begitu kudus, dan kaum-
kaum mereka dapat memakannya, di rumah mereka sendiri,
asalkan mereka tahir (ay. 11-13, lihat juga Im. 21:10, dst.).
4. Diperintahkan bahwa segala yang terbaik dari minyak, dan segala
yang terbaik dari anggur dan dari gandum, harus dipersembahkan
sebagai hasil pertama kepada TUHAN, yang akan menjadi bagian
imam (ay. 12). Perhatikanlah, kita harus selalu melayani dan
menghormati Tuhan dengan memberi apa yang terbaik dari
yang kita miliki, sebab Dialah yang terbaik, dan paling layak men-
dapatkannya. Dialah yang pertama, dan sebab itu harus men-
dapatkan hasil pertama. Orang-orang yang berpikir bahwa mereka
akan menghemat biaya dengan memberi makanan sisa ke-
pada Tuhan hingga Ia merasa jijik, mereka itu hanya menipu diri
sendiri, sebab Tuhan tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan.
5. Semuanya ini diberikan kepada para imam melalui persembahan
kudus (ay. 8, KJV: Oleh sebab pengurapan). Bukan sebab jasa-
jasa pribadi mereka melebihi orang-orang Israel lain bahwa
mereka mendapat upeti-upeti ini. Hendaklah itu mereka ketahui.
namun itu semata-mata sebab jabatan yang untuknya mereka
diurapi. Dengan demikian, semua penghiburan yang diberikan
kepada umat Tuhan, diberikan kepada mereka oleh sebab peng-
urapan yang telah mereka terima. Dikatakan bahwa persembahan
kudus itu diberikan kepada mereka oleh suatu ketetapan untuk
selama-lamanya (ay. 8), dan itu yaitu perjanjian garam untuk
selama-lamanya (ay. 19). Selama jabatan imam tetap berlanjut,
persembahan kudus ini akan tetap berlanjut untuk memelihara
para imam, supaya lampu ini tidak padam sebab tidak ada
minyak untuk membuatnya tetap menyala. Demikian pula dibuat
persediaan supaya pelayanan Injil tetap berlanjut sampai Kristus
datang, oleh sebuah ketetapan untuk selama-lamanya. Ketahui-
lah, Aku menyertai kamu (itulah yang memelihara dan menyokong
mereka) senantiasa sampai kepada akhir zaman. Syukur kepada
Kitab Bilangan 18:20-32
285
sang Penebus, itu yaitu firman yang telah diperintahkan-Nya
kepada seribu angkatan.
Para Imam dan Orang Lewi Diberi Persediaan
(18:20-32)
20 TUHAN berfirman kepada Harun: “Di negeri mereka engkau tidak akan
mendapat milik pusaka dan tidak akan beroleh bagian di tengah-tengah me-
reka; Akulah bagianmu dan milik pusakamu di tengah-tengah orang Israel.
21 Mengenai bani Lewi, sebetulnya Aku berikan kepada mereka segala per-
sembahan persepuluhan di antara orang Israel sebagai milik pusakanya,
untuk membalas pekerjaan yang dilakukan mereka, pekerjaan pada Kemah
Pertemuan. 22 Maka janganlah lagi orang Israel mendekat kepada Kemah Per-
temuan, sehingga mereka mendatangkan dosa kepada dirinya, lalu mati;
23 namun orang Lewi, merekalah yang harus melakukan pekerjaan pada
Kemah Pertemuan dan mereka harus menanggung akibat kesalahan mereka;
itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun.
Mereka tidak akan mendapat milik pusaka di tengah-tengah orang Israel,
24 sebab persembahan persepuluhan yang dipersembahkan orang Israel
kepada TUHAN sebagai persembahan khusus Kuberikan kepada orang Lewi
sebagai milik pusakanya; itulah sebabnya Aku telah berfirman tentang
mereka: Mereka tidak akan mendapat milik pusaka di tengah-tengah orang
Israel.” 25 TUHAN berfirman kepada Musa: 26 “Lagi haruslah engkau berbicara
kepada orang Lewi dan berkata kepada mereka: jika kamu menerima dari
pihak orang Israel persembahan persepuluhan yang Kuberikan kepadamu
dari pihak mereka sebagai milik pusakamu, maka haruslah kamu memper-
sembahkan sebagian dari padanya sebagai persembahan khusus kepada
TUHAN, yaitu persembahan persepuluhanmu dari persembahan persepuluh-
an itu, 27 dan persembahan itu akan diperhitungkan sebagai persembahan
khususmu, sama seperti gandum dari tempat pengirikan dan sama seperti
hasil dari tempat pemerasan anggur. 28 Secara demikian kamu pun harus
mempersembahkan sebagai persembahan khusus kepada TUHAN sebagian
dari segala persembahan persepuluhan yang kamu terima dari pihak orang
Israel. Dan yang dipersembahkan dari padanya sebagai persembahan khusus
kepada TUHAN haruslah kamu serahkan kepada imam Harun. 29 Dari segala
yang diserahkan kepadamu, yaitu dari segala yang terbaik di antaranya,
haruslah kamu mempersembahkan seluruh persembahan khusus kepada
TUHAN, sebagai bagian kudus dari padanya. 30 Lagi haruslah engkau berkata
kepada mereka: jika kamu mengkhususkan yang terbaik dari padanya,
maka bagi orang Lewi haruslah hal itu dihitungkan sebagai hasil tempat
pengirikan dan hasil tempat pemerasan anggur; 31 kamu boleh memakannya
di setiap tempat, kamu dan seisi rumahmu, sebab upahmulah itu, untuk
membalas pekerjaanmu di Kemah Pertemuan. 32 Dan dalam hal itu kamu
tidak akan mendatangkan dosa kepada dirimu, asal kamu mengkhususkan
yang terbaik dari padanya; demikianlah kamu tidak akan melanggar
kekudusan persembahan-persembahan kudus orang Israel, dan kamu tidak
akan mati.”
Di sini ada penjelasan lebih jauh tentang persediaan yang dibuat un-
tuk orang-orang Lewi maupun untuk para imam, dari negeri mereka.
I. Mereka tidak boleh mendapat milik pusaka di negeri. Yang diper-
bolehkan untuk mereka sesudahnya hanyalah kota-kota untuk
didiami, namun bukan lahan untuk digarap: Engkau tidak akan
beroleh bagian di tengah-tengah mereka (ay. 20). Pernyataan itu
diulang lagi (ay. 23), dan lagi (ay. 24), mereka tidak akan men-
dapat milik pusaka di tengah-tengah orang Israel, apakah dengan
membeli atau melalui keturunan. Tuhan ingin supaya mereka
mendapat persediaan yang secukupnya, namun tidak ingin kaum-
kaum mereka menjadi terlalu kaya, supaya jangan sampai mereka
memandang rendah pekerjaan mereka itu, yang senantiasa wajib
mereka lakukan sesuai dengan upah yang mereka terima. Sama
seperti Israel yaitu umat kesayangan, dan tidak terhitung di
antara bangsa-bangsa, demikian pula Lewi yaitu suku ke-
sayangan, dan tidak tinggal tetap seperti suku-suku yang lain,
namun dalam segala hal dibedakan dari mereka. Diberikan alasan
yang baik mengapa mereka tidak boleh mendapat milik pusaka di
negeri, sebab, firman Tuhan , Akulah bagianmu dan milik pusaka-
mu. Perhatikanlah, orang-orang yang memiliki Tuhan sebagai milik
pusaka mereka dan bagian mereka untuk selama-lamanya harus-
lah dengan penuh kekudusan memandang rendah dan tak acuh
terhadap milik pusaka dunia ini, dan tidak meng-inginkan bagian
mereka di dalamnya. “TUHAN yaitu bagianku, oleh sebab itu aku
berharap kepada-Nya, dan tidak bergantung pada apa saja yang
aku miliki di bumi ini” (Rat. 3:24). Orang Lewi tidak akan men-
dapat milik pusaka, namun demikian mereka akan hidup dengan
sangat nyaman dan berlimpah. Hal ini untuk mengajar kita
bahwa penyelenggaraan ilahi memiliki berbagai macam cara
untuk menopang orang-orang yang hidup dengan bergantung
padanya. Burung-burung tidak menuai, namun mereka diberi
makan, bunga-bunga bakung tidak memintal, namun mereka
diberi pakaian, orang Lewi tidak mendapat milik pusaka di Israel,
namun mereka hidup lebih baik dibandingkan suku-suku yang lain.
Peringatan itu diulangi, bahwa jangan ada orang Israel mendekat
kepada Kemah Pertemuan, dan pengulangan itu ditambahkan di
sini (ay. 22), agak tiba-tiba, namun sesuai dengan keadaan.
Peringatan itu tampak dipertentangkan dengan perintah mengenai
para imam dan orang Lewi, bahwa mereka tidak mendapat milik
pusaka di Israel. Ini untuk menunjukkan bagaimana Tuhan
membagi-bagikan perkenanan-Nya secara beragam. Orang-orang
Kitab Bilangan 18:20-32
Lewi mendapat kehormatan untuk melayani Kemah Suci, yang
tidak didapatkan oleh orang-orang Israel. Akan namun orang-orang
Israel mendapat kehormatan untuk mendapat milik pusaka di
Kanaan, yang tidak didapatkan oleh orang-orang Lewi. Dengan
demikian, tiap-tiap orang dijauhkan dari rasa iri atau benci
terhadap yang lain, dan kedua belah pihak memiliki alasan
untuk bersukacita dalam bagian mereka. Orang-orang Israel tidak
boleh mendekat kepada Kemah Pertemuan, akan namun orang Lewi
tidak boleh mendapat milik pusaka di negeri. Jika hamba-hamba
Tuhan berharap supaya jemaat harus tetap berada di ruang
lingkup mereka, dan tidak mencampuri tugas-tugas suci, maka
hendaklah hamba-hamba Tuhan juga tetap berada di ruang
lingkup mereka, dan tidak melibatkan diri dalam urusan-urusan
duniawi.
II. namun baik para imam maupun orang Lewi harus mendapat per-
sepuluhan dari hasil tanah. Selain hasil-hasil pertama yang diper-
untukkan bagi para imam, yang, menurut orang Yahudi, jumlah-
nya harus seperlima puluh, atau setidak-tidaknya seperenam
puluh, persepuluhan juga diperuntukkan bagi mereka.
1. Orang Lewi mendapat persepuluhan dari penghasilan umat
(ay. 21): Aku berikan (Dia yang empunya semua bagian) segala
persembahan persepuluhan di antara orang Israel, dari semua
hasil tanah, kepada bani Lewi, untuk dibagi-bagikan di antara
mereka sesuai dengan bagian masing-masing, untuk membalas
pekerjaan yang dilakukan mereka. Orang Lewi yaitu suku
terkecil dari kedua belas suku, namun demikian, selain semua
keuntungan yang lain, mereka mendapat sepersepuluh dari
keuntungan setiap tahun, tanpa harus bersusah payah dan
mengeluarkan biaya untuk membajak dan menabur. Demi-
kianlah perhatian yang diberikan Tuhan terhadap orang-orang
yang mengabdikan diri untuk melayani-Nya. Bukan saja su-
paya mereka terpelihara dengan baik, melainkan juga supaya
mereka dihormati dengan pengakuan dari seluruh bangsa atas
pekerjaan-pekerjaan baik yang mereka lakukan untuk masya-
rakat, dan diakui sebagai petugas-petugas Tuhan dan orang-
orang yang menerima atas nama Tuhan . Sebab apa yang me-
rupakan persembahan khusus, atau persembahan yang di-
unjukkan ke langit kepada Tuhan, diserahkan oleh-Nya ke-
pada orang Lewi.
2. Para imam ditetapkan untuk mendapat sepersepuluh dari per-
sepuluhan orang Lewi. Perintah