bilangan ulangan 8

 


ka binasa dari tengah-tengah jemaah itu. 34 Dan semua orang Israel 

yang di sekeliling mereka berlarian mendengar teriak mereka, sebab kata 

mereka: “Jangan-jangan bumi menelan kita juga!” 

Di sini kita mendapati penyelesaian perselisihan dengan Datan dan 

Abiram, yang memberontak melawan Musa, seperti dalam perikop 

berikutnya kita akan mendapati penyelesaian perselisihan dengan 

Korah dan kumpulannya, yang ingin menandingi Harun. Dari apa 

yang tampak, Datan dan Abiram telah mendirikan sebuah kemah 

yang luas di tengah-tengah perkemahan keluarga mereka. Di sana 

mereka menggelar sidang, mengadakan pertemuan majelis, dan 

mengibarkan bendera pembangkangan mereka terhadap Musa. 

Kemah itu di sini disebut tempat kediaman Korah, Datan dan Abiram 

(ay. 24, 27). Di sana, seperti di tempat berkumpul, Datan dan Abiram 

tinggal, saat  Korah dan kumpulannya pergi ke Kemah Suci TUHAN, 

menunggu hasil sidang mereka. namun  di sini kita diberi tahu bagai-

mana perkara mereka dituntaskan, sebelum sidang itu selesai. Sebab 


 252

Tuhan  akan menggunakan cara apa saja yang Ia kehendaki dalam 

penghakiman-penghakiman-Nya.  

I. Peringatan umum diberikan kepada umat untuk segera pergi 

menjauh dari kemah-kemah para pemberontak.  

1. Tuhan  menyuruh Musa untuk berbicara menyampaikan mak-

sud-Nya ini (ay. 24). Hal ini dilakukan sebagai jawaban ter-

hadap doa Musa. Musa telah memohon supaya Tuhan  jangan 

menghancurkan segenap umat itu. “Baiklah,” firman Tuhan , 

“Aku tidak akan melakukannya, asalkan mereka bertindak 

bijaksana hingga mau menjauh demi keselamatan mereka 

sendiri, dan keluar dari bahaya. Baiklah, jika mereka mau me-

ninggalkan para pemberontak, itu bagus, mereka tidak akan 

binasa bersama dengan para pemberontak itu. Jika tidak, 

biarlah mereka menerima apa yang akan terjadi selanjutnya.” 

Perhatikanlah, kita tidak dapat berharap akan menuai ke-

untungan dari doa-doa para sahabat kita untuk keselamatan 

kita, kecuali kita sendiri tekun dan setia dalam memanfaatkan 

sarana-sarana keselamatan. Sebab Tuhan  tidak pernah berjanji 

untuk menyelamatkan dengan mujizat, orang-orang yang tidak 

mau menyelamatkan diri mereka sendiri melalui sarana-

sarana. Musa yang telah berdoa bagi mereka harus menyam-

paikan khotbah ini kepada mereka, dan memperingatkan me-

reka untuk melarikan diri dari murka yang akan datang.  

2. Musa pergi sebagaimana mestinya ke markas para pemberon-

tak, dan meninggalkan Harun di depan pintu Kemah Suci (ay. 

25). Datan dan Abiram dengan keras kepala telah menolak 

untuk datang menghadap Musa (ay. 12), namun Musa dengan 

rendah hati mau merendahkan diri untuk turun menemui 

mereka, dan mencoba kalau-kalau ia dapat meyakinkan me-

reka dan mengajak mereka kembali. Hamba-hamba Tuhan ha-

ruslah mengajar orang-orang yang menentang mereka dengan 

lemah lembut seperti itu, dan tidak boleh segan-segan untuk 

membungkuk kepada orang-orang yang paling keras kepala 

sekalipun, demi kebaikan mereka. Kristus sendiri merentang-

kan tangan-Nya kepada bangsa yang memberontak dan mem-

bantah. Ketujuh puluh tua-tua Israel mendampingi Musa dan 

pengawalnya, untuk melindungi dia dari kekurangajaran ge-

rombolan perusuh itu, dan untuk memberi  kehormatan 

Kitab Bilangan 16:23-34 

 253 

kepadanya melalui kehadiran mereka, dan jika mungkin un-

tuk membuat para pemberontak itu terkagum-kagum dengan 

rasa hormat. yaitu  kewajiban kita untuk menyumbangkan 

semua yang dapat kita lakukan untuk menyokong dan men-

dukung perkara orang yang tidak bersalah dan terhormat yang 

dijahati.  

3. Pengumuman disampaikan bahwa setiap orang, demi kese-

lamatan mereka sendiri, harus segera menjauh dari kemah-

kemah orang-orang fasik ini (ay. 26). Dan dengan demikian 

mereka harus menunjukkan bahwa mereka meninggalkan per-

kara dan kepentingan para pemberontak itu, membenci keja-

hatan-kejahatan dan rancangan-rancangan mereka, dan ngeri 

terhadap hukuman yang akan dijatuhkan atas mereka. Per-

hatikanlah, orang-orang yang tidak ingin binasa bersama para 

pendosa harus keluar dari antara mereka, dan memisahkan 

diri dari mereka. Sia-sia saja kita berdoa, janganlah mencabut 

nyawaku bersama-sama orang berdosa, jika kita tidak mem-

beri diri kita diselamatkan dari angkatan yang jahat ini. Umat 

Tuhan  dipanggil keluar dari Babel, supaya mereka tidak ikut 

ambil bagian baik dalam dosa-dosanya maupun dalam mala-

petaka-malapetakanya (Why. 18:4).  

II Umat mematuhi peringatan itu, namun  para pemberontak sendiri 

terus berkeras kepala (ay. 27). 

1. Tuhan , dalam belas kasihan-Nya, mencondongkan hati umat 

untuk meninggalkan para pemberontak: Maka pergilah mereka 

dari sekeliling tempat kediaman Korah, Datan dan Abiram, baik 

mereka yang sudah ditentukan untuk berkemah di dekat 

ketiga orang itu, yang tidak diragukan lagi ikut memindahkan 

anggota-anggota keluarga mereka serta semua harta benda 

mereka, maupun orang-orang yang telah datang dari segenap 

penjuru perkemahan untuk melihat akhir dari peristiwa itu. 

Sebagai jawaban terhadap doa Musalah Tuhan  menggerakkan 

hati umat seperti itu untuk menyelamatkan diri mereka sen-

diri. Perhatikanlah, orang-orang yang akan diselamatkan 

Tuhan , diberi-Nya hati untuk bertobat, supaya mereka menjadi 

sadar kembali, sebab  terlepas dari jerat Iblis. Anugerah untuk 

memisahkan diri dari para pelaku kejahatan merupakan salah 

satu hal yang menyertai keselamatan.  


 254

2. Tuhan , dalam keadilan, membiarkan para pemberontak tetap 

keras kepala dan tegar hati. Meskipun mereka melihat diri 

mereka sendiri ditinggalkan oleh semua tetangga mereka, dan 

ditegakkan sebagai sasaran untuk anak-anak panah keadilan 

Tuhan , namun bukannya bersujud dan merendahkan diri di 

hadapan Tuhan  dan Musa, dengan mengakui kejahatan mereka 

dan memohon pengampunan, bukannya berlari dan berpencar 

untuk mencari perlindungan di antara orang ramai, mereka 

dengan kurang ajar malah berdiri di depan pintu kemah 

mereka, seolah-olah mereka mau menentang Tuhan  sendiri, dan 

menantang-Nya untuk melakukan hal terburuk yang dapat 

dilakukan-Nya. Demikianlah hati mereka mengeras bagi ke-

hancuran mereka sendiri, dan mereka tidak kenal takut justru 

saat  perkara mereka paling menakutkan. namun  sangat di-

sayangkan bahwa anak-anak mereka yang masih kecil, yang 

belum dapat merasa bersalah atau takut, turut dibuat meng-

ambil sikap tubuh yang kurang ajar ini oleh kelancangan 

orangtua mereka! Berbahagialah orang-orang yang diajar sejak 

dini untuk tunduk di hadapan Tuhan , dan tidak seperti anak-

anak kecil yang tidak berbahagia ini untuk berdiri menentang 

Dia!  

III Hukuman dijatuhkan secara khidmat atas mereka oleh Musa 

dalam nama Tuhan, dan perselisihan itu diselesaikan dengan di-

laksanakannya hukuman itu oleh kekuatan Tuhan  yang maha 

kuasa. Mata seluruh Israel sedang terpusat pada Musa, sambil 

menantikan apa yang akan terjadi. Dan pada saat itu Musa, oleh 

naluri dan pimpinan ilahi, sebab  tergerak oleh kemarahan yang 

semestinya dan kudus atas kekurangajaran para pemberontak 

itu, dengan berani membawa seluruh perkara itu pada akhir yang 

mengejutkan (ay. 28-30).  

1. Jika para pemberontak itu mati seperti matinya setiap manu-

sia, maka Musa akan menerima untuk disebut dan dianggap 

sebagai seorang penipu. Bukan hanya jika mereka mati secara 

alamiah, melainkan juga jika mereka mati sebab  suatu peng-

hukuman yang sebelumnya telah ditimpakan atas penjahat-

penjahat lain. “Jika mereka mati oleh tulah, atau oleh api dari 

langit, atau oleh pedang, maka katakanlah, Tuhan  telah me-

nyangkal Musa.” Akan namun ,  

Kitab Bilangan 16:23-34 

 255 

2. “Jika tanah mengangakan mulutnya dan menelan mereka” 

yaitu sebuah hukuman yang belum pernah terjadi, “maka hen-

daklah segenap kaum Israel mengetahui dengan pasti bahwa 

aku yaitu  hamba Tuhan , yang diutus oleh Dia, dan bekerja 

untuk-Nya, dan bahwa barangsiapa yang melawan aku berarti 

melawan Dia.” Penghakiman itu sendiri sudah menjadi bukti 

yang cukup dari murka Tuhan  terhadap pemberontak-pembe-

rontak itu, dan akan membuat semua orang tahu bahwa 

orang-orang ini telah menista TUHAN. namun  saat  penghakim-

an itu diberitahukan dan diserukan terlebih dahulu dengan 

khidmat seperti itu oleh Musa, saat  tidak ada petunjuk 

sedikit pun dari luar mengenai penghakiman itu, maka bukti 

yang meyakinkan mengenai penghakiman itu jauh lebih kuat. 

Dan tidak dapat disangkal lagi bahwa Musa bukan saja se-

orang hamba, melainkan juga kesayangan Sorga, sebab ia 

mengenal dengan begitu baik rancangan-rancangan ilahi, dan 

dapat memperoleh penampakan-penampakan kuasa ilahi yang 

luar biasa seperti itu untuk membenarkannya.  

IV. Pelaksanaan hukuman dilakukan dengan segera. Tampak bahwa 

Tuhan  dan Musa, hambanya, mengerti satu sama lain dengan sa-

ngat baik. Sebab, begitu Musa selesai berkata-kata, Tuhan  segera 

bertindak. Tanah terbelah (ay. 31), bumi membuka mulutnya dan 

menelan mereka semua, mereka dan segala kepunyaan mereka 

(ay. 32), dan lalu  menutupi mereka (ay. 33). Penghakiman ini, 

1. Tidak ada bandingnya. Tuhan , di dalamnya, menciptakan sesua-

tu yang baru, melakukan apa yang tidak pernah dilakukan-

Nya sebelumnya. Sebab Ia memiliki banyak anak panah dalam 

tabung-Nya, dan ada keragaman tindakan dalam murka se-

perti juga dalam belas kasihan. Datan dan Abiram menyangka 

bahwa mereka sudah aman, sebab  mereka berada di tempat 

yang jauh dari Shekinah, yang darinya api Tuhan kadang-

kadang menyambar. Qui procul à Jove procul à fulmine –

barangsiapa jauh dari Jupiter, ia jauh dari sambaran halilintar. 

namun  Tuhan  membuat mereka mengetahui bahwa Ia tidak ter-

ikat pada satu cara untuk menghukum. Bumi, jika Ia ber-

kehendak, akan melayani keadilan-Nya dengan sama berhasil-

nya seperti api.  


 256

2. Sangatlah mengerikan bagi para pendosa itu sendiri untuk 

turun hidup-hidup ke dalam kubur mereka sendiri, untuk mati 

dan langsung dikuburkan, untuk tenggelam ke dasar dunia 

orang mati seperti itu saat  mereka masih penuh tenaga, sa-

ngat tenang dan sentosa.  

3. Penghakiman ini sangatlah keras bagi anak-anak mereka yang 

malang, yang binasa sebagai bagian dari orangtua mereka, 

untuk membuat penghukuman itu lebih mengerikan, dan 

memberi  petunjuk yang lebih penuh akan murka ilahi. 

Dalam hal ini, meskipun kita tidak dapat mengatakan secara 

khusus seberapa jahat mereka hingga pantas mendapatkan 

hukuman itu, atau seberapa baik Tuhan  sebenarnya kepada 

mereka untuk membalaskan perbuatan mereka itu, namun 

kita yakin akan hal ini secara umum, bahwa Yang Maha Adil 

tidak berbuat jahat kepada mereka. Jauhlah dari pada Tuhan  

untuk melakukan kefasikan.  

4. Penghakiman ini sepenuhnya merupakan mujizat. Terbelahnya 

tanah itu sama ajaibnya, dan sama-sama di atas kekuatan 

alam, seperti terbelahnya laut, dan tertutupnya bumi kembali 

lebih ajaib lagi dibandingkan  terutupnya air. Semua makhluk cipta-

an tunduk pada perintah Tuhan , dan Ia dapat menggunakan 

yang mana saja, jika Ia berkehendak, sebagai alat-alat ke-

adilan-Nya. Dan makhluk-makhluk ciptaan itu tidak akan 

menjadi sahabat kita, jika Ia menjadi musuh kita. Tuhan  seka-

rang meneguhkan kepada Israel apa yang belum lama ini di-

ajarkan Musa kepada mereka dalam doanya (Mzm. 90:11), 

siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu? Tuhan  mem-

punyai, jika Ia berkehendak, hukuman-hukuman yang menghe-

rankan bagi para pembuat kejahatan (Ayb. 31:3, KJV). Oleh ka-

rena itu marilah kita menyimpulkan: Siapakah yang tahan 

berdiri di hadapan TUHAN, Tuhan  yang kudus ini?  

5. Penghakiman ini penuh makna. Mereka sudah membuka mulut 

mereka terhadap sorga, dan kerongkongan mereka seperti 

kubur yang menganga. Oleh sebab  itu, adillah jika bumi 

membuka mulutnya dan menelan mereka. Mereka telah me-

mecah belah jemaat. Oleh sebab  itu, adillah jika tanah yang 

di bawah mereka terbelah. Para pendosa yang lancang, yang 

benci untuk diperbaharui, yaitu  beban bagi bumi, segala 

makhluk sama-sama mengeluh di bawah mereka, yang di sini 

Kitab Bilangan 16:23-34 

 257 

ditandakan dengan hal ini, bahwa bumi tenggelam di bawah 

para pemberontak ini, sebab  lelah menyangga mereka dan 

berada di bawah mereka. Dan, mengingat bagaimana bumi 

masih sarat dengan beban kejahatan dengan cara yang se-

rupa, beralasan bagi kita untuk bertanya-tanya apakah ini 

yaitu  satu-satunya peristiwa saat  bumi tenggelam di ba-

wah bebannya.  

6. Penghakiman ini yaitu  perlambang dari kehancuran kekal 

para pendosa yang mati tanpa bertobat, yang, mungkin de-

ngan merujuk pada peristiwa ini, dikatakan terbenam dalam 

pelubang (Mzm. 9:16), dan turun hidup-hidup ke dalam dunia 

orang mati (Mzm. 55:16). namun  Daud, bahkan saat  teng-

gelam ke dalam rawa yang dalam, tetap berdoa dalam iman, 

janganlah sumur menutup mulutnya di atasku, seperti yang 

terjadi pada orang-orang terkutuk, yang di antara mereka dan 

kehidupan terbentang jurang yang tak terseberangi (Mzm. 

69:3-16). Masalah Daud buruk, namun  tidak, seperti masalah 

ini, tanpa harapan.  

V. Semua orang Israel menjadi ketakutan atas penghakiman itu: 

Semua orang Israel berlarian mendengar teriak mereka (ay. 34). 

Mereka berteriak minta tolong saat semuanya sudah sangat ter-

lambat. Jeritan-jeritan mereka yang memilukan, bukannya meng-

gerakkan para tetangga mereka untuk datang membantu mereka, 

malah membuat para tetangga itu semakin menjauh. sebab  me-

ngetahui kesalahan mereka sendiri, dan kesalahan satu sama 

lain, mereka menyuruh satu sama lain untuk bergegas, sambil 

berkata, jangan-jangan bumi menelan kita juga. Perhatikanlah, ke-

hancuran orang lain haruslah menjadi peringatan bagi kita. Kalau 

saja kita dengan iman dapat mendengar jeritan-jeritan dari orang-

orang yang sudah turun ke jurang maut, maka kita pasti akan 

berusaha lebih tekun lagi untuk terhindar darinya dan menye-

lamatkan hidup kita, supaya jangan sampai kita juga masuk ke 

dalam penghukuman itu.  


 258

Penghukuman atas Korah, Datan, dan Abiram 

(16:35-40)  

35 Lagi keluarlah api, berasal dari pada TUHAN, lalu memakan habis kedua 

ratus lima puluh orang yang mempersembahkan ukupan itu. 36 TUHAN ber-

firman kepada Musa: 37 “Katakanlah kepada Eleazar, anak imam Harun, 

supaya ia mengangkat perbaraan-perbaraan dari antara kebakaran itu, lalu 

hamburkanlah api itu jauh-jauh, sebab  semuanya itu kudus, 38 yaitu  per-

baraan orang-orang berdosa yang telah membayarkan nyawanya, lalu  

semuanya itu harus ditempa tipis-tipis menjadi salut mezbah, sebab telah di-

bawa ke hadapan TUHAN oleh orang-orang itu, jadi semuanya itu kudus; 

dengan demikian hal itu menjadi tanda bagi orang Israel.” 39 Maka imam 

Eleazar mengambil perbaraan-perbaraan tembaga yang telah dibawa oleh 

orang-orang yang terbakar itu, lalu ditempa menjadi salut mezbah. 40 Itu 

menjadi suatu peringatan bagi orang Israel, supaya jangan tampil orang 

awam yang bukan dari keturunan Harun untuk membakar ukupan di hadap-

an TUHAN, dan jangan ia menjadi seperti Korah dan kumpulannya – seperti 

yang difirmankan TUHAN kepadanya dengan pengantaraan Musa. 

Kita sekarang harus melihat kembali ke pintu Kemah Suci, di mana 

kita meninggalkan para penuntut akan jabatan imam dengan per-

baraan-perbaraan di tangan mereka, siap untuk mempersembahkan 

ukupan. Dan di sini kita mendapati,  

I. Pembalasan diadakan terhadap mereka (ay. 35). Ada kemungkin-

an bahwa saat  tanah terbuka di perkemahan untuk menelan 

Datan, dan Abiram, keluarlah api, berasal dari pada TUHAN, lalu 

memakan habis kedua ratus lima puluh orang yang mempersem-

bahkan ukupan itu, sementara Harun yang berdiri bersama me-

reka terlindungi dan tetap hidup. Hukuman ini memang bukanlah 

hal yang begitu baru seperti hukuman sebelumnya, sebab Nadab 

dan Abihu juga mati dengan cara demikian. namun  hukuman ini 

tidak kurang mengherankan atau mengerikan, dan di dalamnya 

tampak,  

1. Bahwa Tuhan  kita yaitu  api yang menghanguskan. Adakah 

guntur merupakan tanda dari kengerian suara-Nya, yang bisa 

disaksikan atau dirasakan oleh indera jasmani? Kilat juga me-

rupakan kekuatan tangan-Nya. Kita harus melihat dalam hal 

ini murka-Nya yang menyala-nyala yang menghanguskan se-

mua orang durhaka, dan harus menyimpulkan dari situ bah-

wa ngeri benar kalau jatuh ke dalam tangan Tuhan  yang hidup 

(Ibr. 10:27-31).  

2. Bahwa kita sendiri yang akan menanggung akibatnya jika 

mencampuri sesuatu yang bukan menjadi urusan kita. Tuhan 

Kitab Bilangan 16:35-40 

 259 

cemburu akan kehormatan dari ketetapan-ketetapan-Nya sen-

diri, dan tidak akan membiarkannya diserang. Besar kemung-

kinan bahwa Korah sendiri dihanguskan bersama-sama dengan 

250 orang yang secara lancang mempersembahkan ukupan. 

Sebab jabatan imam yaitu  hal yang ia tuju, dan sebab  itu 

beralasan bagi kita untuk menduga bahwa ia tidak akan 

meninggalkan tempatnya di depan pintu Kemah Suci. namun , 

lihatlah, mereka yang membuai diri dengan harapan-harapan 

untuk menjadi imam, dijadikan korban-korban bagi keadilan 

Tuhan . Kalau saja mereka puas dengan jabatan mereka sebagai 

orang Lewi, yang kudus dan terhormat, dan lebih baik dari-

pada yang pantas mereka dapatkan, maka bisa jadi mereka 

tetap hidup dan mati dengan sukacita dan nama baik. Akan 

namun , seperti malaikat-malaikat yang jatuh ke dalam dosa, 

dengan tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, dan 

mengejar kehormatan-kehormatan yang tidak diperuntukkan 

bagi mereka, orang-orang itu diturunkan sampai ke dunia 

orang matiseperti itu. Perbaraan-perbaraan mereka disambar 

dari tangan mereka, dan napas mereka disambar dari tubuh 

mereka, oleh nyala api yang melambangkan siksaan api kekal.  

II. Diberikan perhatian untuk mengabadikan kenangan akan pemba-

lasan ini. Tidak disebutkan tentang adanya pengumpulan mayat-

mayat mereka. Kitab Suci meninggalkan mereka seperti kotoran di 

atas muka bumi. namun  diberikan perintah-perintah tentang per-

baraan-perbaraan mereka,  

1. Bahwa perbaraan-perbaraan itu harus diamankan, sebab  

semuanya itu kudus. Eleazar ditunjuk untuk melaksanakan 

tugas ini (ay. 37). Para penyerang keimaman itu telah bertin-

dak begitu jauh, menurut kesabaran dan kemurahan ilahi, 

hingga menyalakan ukupan mereka dengan api dari atas 

mezbah, dan mereka dibiarkan menggunakannya untuk coba-

coba. Akan namun , begitu mereka menyalakan api mereka, 

Tuhan  menyalakan api lain, yang betul-betul mengakhiri tun-

tutan-tuntutan mereka secara mematikan. Sekarang Eleazar 

diperintahkan untuk menghamburkan api itu jauh-jauh, be-

serta ukupan yang dinyalakan dengan api itu, di suatu tempat 

yang najis di luar perkemahan, untuk menandakan kejijikan 

Tuhan  terhadap persembahan mereka sebagai sesuatu yang 


 260

tercemar: Korban orang fasik yaitu  kekejian bagi TUHAN. 

namun  Eleazar harus mengumpulkan perbaraan-perbaraan itu 

dari antara kebakaran yang bercampur itu, api Tuhan  dan api 

mereka, sebab  semuanya itu kudus. sebab  perbaraan-per-

baraan itu pernah digunakan untuk pekerjaan kudus, dan itu 

atas perintah Tuhan  sendiri (meskipun hanya untuk coba-coba), 

maka perbaraan-perbaraan itu tidak boleh kembali digunakan 

untuk keperluan biasa. Demikian sebagian penafsir memaha-

minya. namun  lebih tepatnya, barang-barang itu dikhususkan, 

barang-barang itu terkutuk. Dan sebab  itu, seperti segala se-

suatu yang dikhususkan, harus dicarikan suatu jalan supaya 

barang-barang itu dapat dimanfaatkan bagi kemuliaan Tuhan .  

2. Bahwa perbaraan-perbaraan itu akan digunakan dalam pela-

yanan di tempat kudus, namun  bukan sebagai perbaraan lagi, 

yang akan lebih memberi  kehormatan kepada para peram-

pas kekuasaan, yang kehinaannya justru dimaksudkan di sini. 

Juga tidak ada kebutuhan untuk menggunakan perbaraan-

perbaraan tembaga, sebab mezbah emas dilayani dengan per-

baraan-perbaraan emas. namun  perbaraan-perbaraan itu harus 

ditempa tipis-tipis menjadi salut mezbah tembaga (ay. 38-40). 

Para penuntut imam ini mengira bahwa mereka sudah meng-

hancurkan mezbah, dengan mengembalikan jabatan imam ke-

pada orang awam. namun  untuk menunjukkan bahwa jabatan 

imam Harun sama sekali tidak tergoncang oleh kebencian 

mereka yang tidak berdaya, namun  justru diteguhkan olehnya, 

perbaraan-perbaraan mereka, yang semula dipersembahkan 

untuk menyaingi perbaraan Harun, digunakan baik untuk 

menghiasi maupun untuk melindungi mezbah di mana Harun 

melayani. Namun ini belum semuanya. Penyalutan mezbah ini 

haruslah menjadi suatu peringatan bagi orang Israel, secara 

turun-temurun, akan peristiwa besar ini. Walaupun ada begitu 

banyak hal yang menakjubkan di dalam peristiwa ini, dan 

meskipun Musa harus mencatatnya dalam kitab sejarahnya, 

namun ditakutkan bahwa peristiwa ini akan terlupakan se-

iring berjalannya waktu. Kesan-kesan yang tampak mendalam 

tidak selalu bertahan lama. Oleh sebab  itu, perlu diperintah-

kan agar penghakiman ini dicatat, supaya orang-orang Lewi 

yang melayani mezbah ini, dan yang ditugaskan untuk pela-

yanan-pelayanan yang lebih rendah, dapat belajar untuk men-

Kitab Bilangan 16:41-50 

 261 

jaga batas-batas wewenang mereka, dan takut untuk melang-

garnya, supaya jangan sampai mereka menjadi seperti Korah 

dan kumpulannya, yang yaitu  orang-orang Lewi, dan ingin 

menjadi imam. Perbaraan-perbaraan ini dilestarikan in terrorem, 

supaya orang lain dapat mendengar dan menjadi takut, dan 

tidak berbuat lancang lagi. Demikianlah Tuhan  telah memberi-

kan persediaan supaya perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib, 

baik dalam belas kasihan maupun penghakiman, diingat un-

tuk selama-lamanya, supaya tujuan dari perbuatan-perbuatan 

itu dapat dipenuhi, dan perbuatan-perbuatan itu dapat ber-

guna sebagai pelajaran dan peringatan bagi kita yang hidup 

pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.  

Pemberontakan yang Baru 

(16:41-50)  

41 namun  pada keesokan harinya bersungut-sungutlah segenap umat Israel 

kepada Musa dan Harun, kata mereka: “Kamu telah membunuh umat 

TUHAN.” 42 saat  umat itu berkumpul melawan Musa dan Harun, dan me-

reka memalingkan mukanya ke arah Kemah Pertemuan, maka kelihatanlah 

awan itu menutupinya dan tampaklah kemuliaan TUHAN. 43 Lalu pergilah 

Musa dan Harun ke depan Kemah Pertemuan. 44 Maka berfirmanlah TUHAN 

kepada Musa: 45 “Pergilah dari tengah-tengah umat ini, supaya Kuhancurkan 

mereka dalam sekejap mata.” Lalu sujudlah mereka. 46 Berkatalah Musa ke-

pada Harun: “Ambillah perbaraan, bubuhlah api ke dalamnya dari atas 

mezbah, dan taruhlah ukupan, dan pergilah dengan segera kepada umat itu 

dan adakanlah pendamaian bagi mereka, sebab murka TUHAN telah ber-

kobar, dan tulah sedang mulai.” 47 Maka Harun mengambil perbaraan, se-

perti yang dikatakan Musa, dan berlarilah ia ke tengah-tengah jemaah itu, 

dan tampaklah tulah telah mulai di antara bangsa itu; lalu dibubuhnyalah 

ukupan dan diadakannyalah pendamaian bagi bangsa itu. 48 saat  ia berdiri 

di antara orang-orang mati dan orang-orang hidup, berhentilah tulah itu. 49 

Dan mereka yang mati kena tulah itu ada empat belas ribu tujuh ratus orang 

banyaknya, belum terhitung orang-orang yang mati sebab  perkara Korah. 50 

saat  Harun kembali kepada Musa di depan pintu Kemah Pertemuan, tulah 

itu telah berhenti. 

Di sini kita mendapati, 

I. Sebuah pemberontakan baru yang timbul tepat keesokan harinya 

melawan Musa dan Harun. Tertegunlah atas hal itu, hai langit, 

dan terheran-heranlah hai bumi! Pernah adakah contoh kebo-

brokan para pendosa yang tidak dapat disembuhkan seperti itu? 

Pada keesokan harinya (ay. 41) kumpulan bangsa itu memberon-

tak.  


 262

1. Meskipun mereka belum begitu lama ini sangat ketakutan me-

nyaksikan penghukuman terhadap para pemberontak. Jeritan 

orang-orang berdosa yang tenggelam itu, orang-orang berdosa 

yang telah membayarkan nyawa mereka sendiri, masih meng-

gema di telinga mereka. Bau api masih tercium, dan bumi 

yang menganga masih belum tertutup sepenuhnya. Dan se-

kalipun begitu, dosa-dosa yang sama diperbuat kembali, dan 

semua peringatan ini diabaikan.  

2. Meskipun mereka belum begitu lama ini diselamatkan hingga 

tidak ikut berbagi dalam hukuman yang sama, dan orang-

orang yang bertahan hidup menjadi seperti puntung yang telah 

ditarik dari api, namun mereka menentang Musa dan Harun, 

yang kepada doa syafaat keduanya mereka berutang nyawa. 

Tuduhan mereka sangatlah berat: Kamu telah membunuh umat 

TUHAN. Adakah yang bisa dikatakan secara lebih tidak adil 

dan lebih penuh kebencian dibandingkan  ini? Mereka memuliakan 

para pemberontak itu, dengan menyebut sebagai umat TUHAN 

orang-orang yang mati dengan mengangkat senjata melawan-

Nya. Mereka menodai keadilan ilahi itu sendiri. Sangat jelas 

bahwa Musa dan Harun tidak berperan dalam kematian me-

reka sebab  keduanya melakukan apa yang dapat mereka la-

kukan untuk menyelamatkan orang-orang itu, sehingga de-

ngan menuduh Musa dan Harun melakukan pembunuhan, 

mereka pada dasarnya menuduhkan hal itu kepada Tuhan  

sendiri. Bangsa ini tetap keras kepala, kendati dengan kengeri-

an-kengerian dari hukum Tuhan  saat  diberikan di gunung 

Sinai, dan kengerian-kengerian dari penghakiman-Nya seperti 

yang dilaksanakan di sini atas orang-orang yang tidak taat. 

Sikap keras kepala mereka itu menunjukkan betapa penting-

nya anugerah Tuhan  bagi perubahan yang berhasil dalam hati 

dan hidup manusia. Tanpa anugerah itu, sarana-sarana yang 

paling memungkinkan untuk berhasil tidak akan pernah men-

capai tujuan. Kasih akan melakukan apa yang tidak dapat di-

lakukan oleh rasa takut.  

II. Tampilnya Tuhan  dengan segera melawan para pemberontak. Keti-

ka mereka berkumpul melawan Musa dan Harun, mungkin dengan 

rancangan untuk menggulingkan atau membunuh keduanya, 

mereka memalingkan muka ke arah Kemah Pertemuan, seolah-

Kitab Bilangan 16:41-50 

 263 

olah hati nurani mereka yang was-was menanti untuk melihat 

kernyit dahi Tuhan  dari sana. Dan, lihat, tampaklah kemuliaan 

TUHAN (ay. 42), untuk melindungi hamba-hamba-Nya dan mem-

permalukan orang-orang yang menuduh-Nya dan menuduh me-

reka, dan yang menjadi musuh-musuh-Nya dan musuh-musuh 

mereka. Lalu Musa dan Harun datang ke depan Kemah Pertemu-

an, sebagian demi keselamatan mereka sendiri (di sana mereka 

berlindung dari perbantahan lidah, Mzm. 27:5, 31:21), dan se-

bagian lagi untuk mendapat nasihat, untuk mengetahui apa 

pikiran Tuhan  atas kejadian ini (ay. 43). Keadilan dalam hal ini 

menyatakan bahwa para pemberontak itu pantas untuk dihancur-

kan dalam sekejap mata (ay. 45). Mengapa orang-orang yang benci 

untuk diperbaharui, dan yang melakukan pemberontakan sebagai 

kebiasaan setiap hari, harus hidup untuk satu hari lagi? Biarlah 

pembalasan yang adil terlaksana dan menjalankan tugasnya, 

maka kekacauan itu akan segera berakhir. Hanya saja Musa dan 

Harun harus diamankan terlebih dahulu.  

III. Permohonan yang dibuat Musa dan Harun bagi mereka. Meskipun 

orang akan berpikir bahwa Musa dan Harun memiliki banyak 

alasan, seperti yang dimiliki Elia, untuk mengadukan orang Israel 

kepada Tuhan  (Rm. 11:2), namun mereka memaafkan dan melupa-

kan penghinaan-penghinaan yang telah mereka terima, dan men-

jadi sahabat terbaik yang dimiliki oleh musuh-musuh mereka. 

1. Mereka berdua sujud, dengan rendah hati memohon belas ka-

sihan kepada Tuhan , sebab  mereka menyadari betapa besar-

nya penistaan itu. Hal ini sudah mereka lakukan beberapa kali 

sebelumnya, atas kejadian-kejadian serupa. Dan, meskipun 

umat telah membalas mereka dengan hina untuk itu, namun, 

sebab  Tuhan  telah menerima mereka dengan penuh rahmat, 

maka mereka masih menempuh cara yang sama. Inilah yang 

disebut dengan berdoa senantiasa.  

2. saat  Musa menyadari bahwa tulah telah dimulai di dalam 

jemaat para pemberontak (yaitu , gerombolan  yang berkumpul 

menentang Musa), ia mengutus Harun untuk mengadakan 

pendamaian bagi mereka sesuai dengan jabatan imamnya (ay. 

46). Harun segera pergi dan membakar ukupan di antara orang-

orang hidup dan orang-orang mati, bukan untuk membersihkan 

udara yang tercemar, melainkan untuk menentramkan Tuhan  


 264

yang sedang murka, dan dengan demikian menghentikan jalan-

nya penghukuman itu. Dengan ini tampaklah,  

(1) Bahwa Harun yaitu  orang yang sangat baik, dan orang 

yang sungguh-sungguh mengasihi anak-anak bangsanya, 

walaupun mereka membencinya dan iri hati kepadanya. 

Meskipun sekarang Tuhan  sedang menuntut balas untuk 

perselisihannya dan membela kepentingan jabatan imam-

nya, namun ia tetap menengahi untuk meredakan murka 

Tuhan . Bahkan, dengan melupakan usia dan kebesarannya, 

ia berlari ke tengah-tengah jemaat itu untuk menolong me-

reka. Ia tidak berkata, “Biarlah mereka menderita dulu se-

lama beberapa waktu, dan lalu , saat  aku datang, 

aku akan lebih disambut.” Sebaliknya, sebagai seorang 

yang sayang akan hidup setiap orang Israel, ia berlari se-

cepat mungkin menuju celah yang melaluinya maut sedang 

masuk. Musa dan Harun, yang sudah didakwa membunuh 

umat Tuhan, bisa saja dengan semestinya menghardik me-

reka sekarang. Dapatkah mereka berharap agar kedua 

orang itu menjadi penyelamat mereka, sementara mereka 

dengan cara yang sangat menyakitkan hati telah menyebut 

keduanya sebagai pembunuh mereka? namun  kedua orang 

baik itu telah mengajar kita di sini melalui teladan mereka 

untuk tidak bersikap dingin terhadap orang-orang yang 

jahat terhadap kita. Mereka juga mengajar kita untuk tidak 

mengambil keuntungan dari ucapan orang yang menyulut 

amarah kita, dan menggunakannya sebagai alasan untuk 

menolak berbuat kebaikan yang mampu kita lakukan un-

tuk mereka. Kita harus membalas kejahatan dengan ke-

baikan.  

(2) Bahwa Harun yaitu  orang yang sangat berani, berani ber-

taruh nyawa dengan pergi ke tengah-tengah gerombolan 

orang yang sedang geram yang berkumpul untuk menentang 

dia, dan yang, sepanjang yang ia ketahui, bisa saja menjadi 

semakin marah kepadanya sebab  tulah yang telah mulai 

merebak itu. Harun juga berani bertaruh nyawa dengan 

pergi ke tengah-tengah tulah yang sedang menjangkiti itu, di 

mana anak-anak panah maut melesat padat, dan ratusan, 

bahkan ribuan orang, rebah di sebelah kanan dan di sebelah 

kirinya. Untuk menyelamatkan nyawa mereka, ia memper-

Kitab Bilangan 16:41-50 

 265 

taruhkan nyawanya sendiri, dan tidak menyayangkannya, 

asal saja ia dapat menyelesaikan pelayanannya.  

(3) Bahwa Harun yaitu  seorang abdi Tuhan , dan ditetapkan 

bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Tuhan . Pang-

gilan imamnya dengan ini diteguhkan dengan sepenuh-

penuhnya dan diangkat mengatasi segala pertentangan. 

Tuhan  tidak saja sudah menyelamatkan nyawanya saat  

para pengacau itu dilenyapkan, namun  juga sekarang men-

jadikannya sebagai alat untuk menyelamatkan Israel. Ban-

dingkanlah perbaraan Harun di sini dengan perbaraan 

orang-orang berdosa yang telah membayarkan nyawanya. 

Perbaraan orang-orang berdosa itu menyulut murka Tuhan , 

sedang  perbaraan Harun ini meredakannya. Perbaraan 

orang-orang berdosa itu menghancurkan kehidupan manu-

sia, sedang  perbaraan Harun ini menyelamatkan me-

reka. Oleh sebab  itu, tidak ada ruang yang tersisa untuk 

meragukan panggilan Harun pada jabatan imam. Perhati-

kanlah, orang-orang yang paling berupaya keras demi 

kebaikan orang banyak, dan yang memperoleh rahmat 

Tuhan untuk menjadi setia dan berguna, mereka itulah 

yang paling berhak mendapat kehormatan-kehormatan di 

mata orang banyak. Barangsiapa ingin menjadi besar, 

hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.    

(4) Bahwa Harun yaitu  perlambang akan Kristus, yang datang 

ke dunia untuk mengadakan penebusan dosa dan untuk 

menjauhkan murka Tuhan  dari kita, dan yang, melalui peng-

antaraan dan syafaat-Nya, berdiri di antara orang-orang mati 

dan orang-orang hidup, untuk melindungi Israel pilihan-Nya 

bagi diri-Nya sendiri, dan menyelamatkan mereka dari 

tengah-tengah dunia yang tercemar oleh dosa dan kutukan.  

IV. Hasil dan akhir dari seluruh perkara itu. 

1. Keadilan Tuhan  dimuliakan dalam kematian sebagian orang. 

Sungguh besar pelaksanaan hukuman yang dilakukan oleh 

pedang Tuhan dalam waktu yang sangat singkat. Meskipun 

Harun berusaha lari secepat mungkin, namun, sebelum ia 

dapat mencapai tempat pelayanannya, ada empat belas ribu 

tujuh ratus orang yang terkapar mati di tempat itu (ay. 49). 

Orang-orang yang mati sebab  perkara Korah terbilang hanya 


 266

sedikit dibandingkan dengan ini, sebab para biang keladinya 

saja yang dijadikan contoh. namun , sebab  umat tidak dibuat 

bertobat oleh kesabaran dan kelapangan hati Tuhan  terhadap 

mereka, maka keadilan sekarang tidak begitu menyayangkan 

darah orang-orang Israel. Mereka mengeluhkan kematian be-

berapa ratus orang sebagai pembantaian tanpa belas kasihan 

yang diadakan di antara umat TUHAN, namun  di sini Tuhan  

membungkam keluhan itu dengan pembantaian terhadap 

ribuan orang. Perhatikanlah, orang-orang yang mempersoal-

kan penghakiman-penghakiman yang ringan, mempersiapkan 

penghakiman-penghakiman yang lebih berat bagi diri mereka 

sendiri. Sebab saat  Tuhan  menghakimi, Ia akan menang.  

2. Belas kasihan-Nya dimuliakan dalam penyelamatan terhadap 

orang-orang yang tersisa. Tuhan  menunjukkan kepada mereka 

apa yang sanggup dilakukan-Nya dengan kuasa-Nya, dan apa 

yang dapat dilakukan-Nya dalam keadilan, namun  lalu  me-

nunjukkan kepada mereka apa yang akan dilakukan-Nya dalam 

kasih dan rasa iba-Nya. Ia akan, kendati dengan semuanya ini, 

memelihara mereka sebagai umat-Nya di dalam dan melalui 

seorang pengantara. Asap dari ukupan Harun yang datang dari 

tangannya menghentikan tulah itu. Perhatikanlah, sungguh me-

muliakan kebaikan Tuhan  bahwa berkali-kali, bahkan di dalam 

murka, Ia mengingat belas kasihan. Dan, bahkan saat  peng-

hakiman-penghakiman telah dimulai, doa menghentikan peng-

hakiman-penghakiman itu. Begitu siapnya Ia untuk mengam-

puni, dan begitu tidak berkenannya Ia kepada kematian orang-

orang berdosa.   

 

PASAL 17  

ukup banyak hal telah dilakukan dalam pasal sebelumnya un-

tuk membatalkan segala tuntutan dari kaum-kaum suku Lewi 

yang hendak menyaingi Harun, dan untuk menunjukkan bahwa 

Harun yaitu  kepala suku itu. Namun sepertinya, saat  perkara itu 

telah diselesaikan, para pemimpin dari suku-suku yang lain mulai 

bersungut-sungut. Jika kepala dari suatu suku harus menjadi 

seorang imam, mengapa tidak dengan kepala dari suku lain selain 

suku Lewi? Ia yang menyelidiki hati mengetahui adanya pemikiran ini 

dalam hati sebagian dari mereka, dan sebelum pemikiran itu meluap 

ke dalam suatu perbuatan yang terang-terangan, Ia dengan penuh 

rahmat mengambil tindakan terlebih dahulu, untuk mencegah ter-

jadinya pertumpahan darah. Dan tindakan itu dilakukan melalui 

mujizat dalam pasal ini, bukan mujizat kemurkaan, seperti dalam 

pasal sebelumnya, melainkan mujizat anugerah.  

I. Perkara itu diuji dengan membawa dua belas tongkat, satu tong-

kat untuk setiap pemimpin suku, di hadapan Tuhan (ay. 1-7). 

II. Sesudah  diuji, perkara itu diputuskan melalui mujizat tongkat 

Harun yang mengembangkan bunga (ay. 8-9). 

III. Penyelesaian atas persengketaan itu dinyatakan dengan 

disimpannya tongkat Harun (ay. 10-11). 

IV. Umat Israel menerima penyelesaian itu dengan enggan (ay. 

12-13). 

Tongkat Masing-masing Suku 

(17:1-7) 

1 TUHAN berfirman kepada Musa: 2 “Katakanlah kepada orang Israel dan 

suruhlah mereka memberi  kepadamu satu tongkat untuk setiap suku. Se-


 268

mua pemimpin mereka harus memberi nya, suku demi suku, seluruhnya 

dua belas tongkat. Lalu tuliskanlah nama setiap pemimpin pada tongkatnya.  

3 Pada tongkat Lewi harus kautuliskan nama Harun. Bagi setiap kepala suku 

harus ada satu tongkat. 4 lalu  haruslah kauletakkan semuanya itu di 

dalam Kemah Pertemuan di hadapan tabut hukum, tempat Aku biasa bertemu 

dengan kamu. 5 Dan orang yang Kupilih, tongkat orang itulah akan bertu-

nas; demikianlah Aku hendak meredakan sungut-sungut yang diucapkan mere-

ka kepada kamu, sehingga tidak usah Kudengar lagi.” 6 Sesudah  Musa berbicara 

kepada orang Israel, maka semua pemimpin mereka memberi  kepadanya 

satu tongkat dari setiap pemimpin, menurut suku-suku mereka, dua belas 

tongkat, dan tongkat Harun ada di antara tongkat-tongkat itu. 7 Musa meletak-

kan tongkat-tongkat itu di hadapan TUHAN dalam kemah hukum Tuhan . 

Di sini kita mendapati,  

I. Perintah-perintah diberikan untuk membawa satu tongkat untuk 

setiap suku. Hal ini memiliki  makna khusus, sebab kata tong-

kat yang digunakan di sini terkadang berarti suku, khususnya 

dalam pasal 34:13. Dengan itu Tuhan , melalui sebuah mujizat yang 

diadakan untuk suatu tujuan, dapat memperlihatkan kepada 

siapa Ia telah menganugerahkan kehormatan keimaman. 

1. Tampaknya pada saat itu jabatan imam yaitu  suatu kedu-

dukan yang layak dikejar dan diraih, bahkan oleh para pemim-

pin dari berbagai suku. yaitu  suatu kehormatan bagi orang-

orang yang paling hebat jika mereka dipekerjakan untuk 

melayani Tuhan . Namun demikian, mungkin orang-orang yang 

berlomba-lomba untuk mengejarnya ini lebih melakukannya 

demi mengejar keuntungan dan kekuasaan yang menyertai 

jabatan imam dibandingkan  demi sesuatu yang ilahi dan kudus di 

dalamnya. 

2. Tampak juga bahwa, Sesudah  segala sesuatu yang dilakukan 

untuk menyelesaikan perkara ini, ada orang-orang yang siap 

untuk menggugatnya kapan saja. Mereka tidak mau menerima 

ketetapan ilahi, namun  ingin membuat pengaruh untuk menen-

tangnya. Mereka berebut kuasa dengan Tuhan , dan pertanyaan-

nya ialah, kehendak siapa yang akan jadi. Tuhan  mau memerin-

tah, namun  Israel tidak mau diperintah. Inilah pokok perselisih-

an itu. 

3. yaitu  satu contoh dari anugerah Tuhan  bahwa, Sesudah  me-

ngerjakan berbagai mujizat untuk menghukum dosa, Ia mau 

mengerjakan satu mujizat lagi dengan tujuan untuk mencegah 

dosa. Tuhan  telah mengatur semuanya dengan baik, supaya 

orang-orang yang keras kepala tidak dapat berdalih, dan setiap 

Kitab Bilangan 17:1-7 

 269 

mulut akan dibungkam. Bangsa Israel mudah sekali bersu-

ngut-sungut, baik melawan Tuhan  maupun melawan para pe-

mimpin mereka. “Sekarang,” firman Tuhan , “Aku hendak mere-

dakan sungut-sungut yang diucapkan mereka (ay. 5). Jika 

memang ada sesuatu yang dapat meyakinkan mereka, maka 

mereka akan diyakinkan. Dan, jika ini tidak akan meyakinkan 

mereka, maka tidak ada apa pun yang dapat meyakinkan 

mereka.” Hal ini akan menjadi bagi mereka bukti terbesar dari 

tugas perutusan Harun yang akan diberikan kepada mereka, 

seperti yang dikatakan Kristus tentang tanda Nabi Yunus 

(yaitu, kebangkitan-Nya sendiri) bagi orang-orang dari angkat-

an itu. Petunjuk-petunjuknya yaitu , 

(1) Bahwa dua belas tongkat atau batang harus dibawa. Ada 

kemungkinan bahwa tongkat-tongkat itu bukan baru di-

potong dari sebatang pohon, sebab seandainya demikian 

maka mujizatnya tidaklah begitu hebat. namun  tongkat-

tongkat itu yaitu  tongkat yang biasa digunakan oleh para 

raja sebagai lambang kekuasaan mereka (yang tentangnya 

kita baca dalam pasal 21:18), batang-batang tua yang 

kering, dan yang tidak bergetah. Dan ada kemungkinan 

bahwa semua tongkat itu diambil dari pohon badam. Se-

pertinya tongkat-tongkat itu hanya ada dua belas semua-

nya, termasuk tongkat Harun, sebab, walaupun Lewi ma-

suk hitungan, Efraim dan Manasye hanya dihitung satu, di 

bawah nama Yusuf. 

(2) Bahwa nama tiap-tiap pemimpin harus dituliskan pada 

tongkatnya, supaya setiap orang dapat mengetahui milik-

nya sendiri, dan untuk mencegah perbantahan. Menulis 

sering kali menjadi cara yang baik untuk mencegah per-

tikaian, sebab apa yang tertulis bisa ditunjukkan sebagai 

bukti. 

(3) Bahwa tongkat-tongkat itu harus disimpan di dalam 

Kemah Pertemuan, selama satu malam, di hadapan saksi, 

yaitu, di hadapan tabut hukum, yang bersama dengan 

tutup pendamaian merupakan lambang, tanda, atau saksi 

akan kehadiran Tuhan  bersama mereka. 

(4) Mereka harus menanti untuk melihat, sebab  sudah diberi 

tahu sebelumnya, bahwa tongkat dari suku, atau pemim-

pin, yang dipilih Tuhan  untuk jabatan imam, akan bertunas 


 270

dan berkembang (ay. 5). Mereka memang harus diberi tahu 

mengenai hal itu, supaya peristiwa itu tidak tampak terjadi 

secara kebetulan, melainkan sesuai dengan rancangan dan 

kehendak Tuhan . 

II. Dipersiapkannya tongkat-tongkat sesuai dengan petunjuk yang 

diberikan. Para pemimpin membawa tongkat-tongkat itu, dan se-

bagian dari mereka mungkin berharap-harap cemas supaya pilih-

an akan jatuh kepada mereka. Dan mereka semua memandang-

nya sebagai kehormatan besar untuk bersaing dengan Harun, dan 

bahkan untuk menjadi calon imam (ay. 7). Lalu Musa meletakkan 

tongkat-tongkat itu di hadapan TUHAN. Ia tidak berkeberatan dan 

berkata bahwa perkara itu sudah diselesaikan dengan baik, dan 

bahwa cukup banyak hal telah dilakukan untuk meyakinkan 

orang-orang, kecuali mereka, tanpa bisa ditolong lagi, sudah 

mengeras dalam prasangka-prasangka mereka. Ia tidak berusaha 

menyelesaikan persengketaan itu sendiri, meskipun hal itu bisa 

saja dilakukan dengan mudah. Ia juga tidak mengemukakan 

bahwa tidak ada gunanya berusaha memuaskan bangsa yang 

buta dan tidak mau melihat. Akan namun , sebab  Tuhan  berkehen-

dak demikian, maka Musa melakukan bagiannya, dan mengaju-

kan perkara itu di hadapan Tuhan, yang kepada-Nya mereka se-

pakat untuk berseru, lalu menyerahkan perkara itu kepada-Nya. 

Tongkat Harun Berbunga 

(17:8-13) 

8 saat  Musa keesokan harinya masuk ke dalam kemah hukum itu, maka 

tampaklah tongkat Harun dari keturunan Lewi telah bertunas, mengeluarkan 

kuntum, mengembangkan bunga dan berbuahkan buah badam.  9 lalu  

Musa membawa semua tongkat itu keluar dari hadapan TUHAN kepada selu-

ruh orang Israel; mereka melihatnya lalu mengambil tongkatnya masing-

masing. 10 TUHAN berfirman kepada Musa: “Kembalikanlah tongkat Harun ke 

hadapan tabut hukum untuk disimpan menjadi tanda bagi orang-orang dur-

haka, sehingga engkau mengakhiri sungut-sungut mereka dan tidak Ku-

dengar lagi, supaya mereka jangan mati.” 11 Dan Musa berbuat demikian; se-

perti yang diperintahkan TUHAN kepadanya, demikianlah diperbuatnya. 12 

namun  orang Israel berkata kepada Musa: “sebetulnya  kami akan mati, 

kami akan binasa, kami semuanya akan binasa.  13 Siapapun juga yang men-

dekat ke Kemah Suci TUHAN, niscayalah ia akan mati. Haruskah kami habis 

binasa?”

 

Kitab Bilangan 17:8-13 

 271 

Di sini kita mendapati,  

I. Penyelesaian akhir atas persengketaan mengenai jabatan imam 

itu melalui sebuah mujizat (ay. 8-9). Tongkat-tongkat atau ba-

tang-batang itu dibawa keluar dari tempat maha kudus di mana 

tongkat-tongkat itu sudah diletakkan, dan lalu  diperlihat-

kan ke hadapan seluruh orang Israel. Dan, sementara semua 

tongkat yang lain tetap sama seperti sebelumnya, hanya tongkat 

Harun, yang diambil dari sebatang kayu kering, menjadi ranting 

yang hidup, bertunas, mengembangkan bunga, dan berbuahkan 

buah badam. Di beberapa bagiannya terdapat kuncup, di bagian-

bagian lain terdapat bunga, dan di beberapa bagian lain lagi 

terdapat buah, pada waktu yang bersamaan. Ini sungguh-sung-

guh merupakan mujizat, dan menghilangkan segala kecurigaan 

akan adanya penipuan, seolah-olah pada malam hari Musa telah 

mengambil tongkat Harun, dan menukarnya dengan sebatang 

ranting yang hidup dari pohon badam. Sebab tidak ada ranting 

biasa yang akan memiliki kuntum, bunga, dan buah pada waktu 

yang bersamaan. Nah, 

1. Ini merupakan petunjuk yang jelas bagi umat Israel bahwa 

Harun telah dipilih untuk jabatan imam, dan bukan para 

pemimpin dari suku-suku lain. Dengan demikian ia dibedakan 

dari mereka, dan diperlihatkan bahwa ia berada di bawah 

berkat istimewa dari sorga, yang terkadang membuahkan hasil 

sekalipun tidak ada tangan manusia yang menanam ataupun 

menyiram. Uskup Hall di sini mencermati bahwa berbuah 

yaitu  bukti terbaik dari panggilan ilahi, dan bahwa tanaman 

yang ditanam Tuhan , dan dahan yang dipotong darinya, akan 

tumbuh subur. Lihat Mazmur 92:13-15. Pohon Tuhan, meski-

pun kelihatannya kering, penuh dengan getah. 

2. Ini merupakan tanda yang sangat tepat untuk melambangkan 

jabatan imam itu sendiri, yang dengan ini diteguhkan atas 

Harun. 

(1) Bahwa jabatan itu akan berbuah dan berguna bagi jemaat 

Tuhan . Keimaman tidak hanya menghasilkan bunga, melain-

kan juga buah badam. Sebab keimaman dirancang, bukan 

hanya sebagai kehormatan bagi Harun, melainkan juga se-

bagai berkat bagi Israel. Demikian pula Kristus menetap-


 272

kan para rasul dan hamba-Nya supaya mereka pergi dan 

menghasilkan buah, dan supaya buah mereka itu tetap 

(Yoh. 15:16). 

(2) Bahwa akan ada penerus para imam. Di sini bukan hanya 

terdapat buah badam untuk masa sekarang, melainkan 

juga kuntum dan bunga yang menjanjikan lebih banyak 

buah untuk masa yang akan datang. Demikian pula Kris-

tus telah menetapkan dalam jemaat-Nya bahwa anak-anak 

cucu akan beribadah kepada-Nya secara turun-temurun.  

(3) Bahwa meskipun demikian, jabatan imam ini tidaklah un-

tuk selamanya, namun  seiring berjalannya waktu, seperti 

ranting-ranting dan bunga-bunga dari sebatang pohon, 

akan gugur dan layu. Berbunganya pohon badam disebut-

kan sebagai salah satu dari tanda-tanda masa tua (Pkh. 

12:5). Sifat ini diberikan pada imam Musa sejak dari awal, 

yang segera menjadi tua dan telah dekat kepada kemusnah-

annya (Ibr. 8:13). 

3. Tongkat ini merupakan perlambang dan gambaran akan Kris-

tus dan keimaman-Nya. Sebab Ia yaitu  orang, Tunas, yang 

akan menjadi Imam di atas takhta-Nya, seperti yang dikata-

kan selanjutnya (Za. 6:12-13). Dan Ia akan tumbuh di hadap-

an TUHAN, seperti tongkat ini di hadapan tabut hukum, 

sebagai taruk, dan sebagai tunas dari tanah kering (Yes. 

53:2). 

II. Catatan tentang penyelesaian atas perselisihan ini, dengan disim-

pannya tongkat Harun di hadapan tabut hukum, in perpetuam rei 

memoriam – supaya dapat diingat untuk selama-lamanya (ay. 10-

11). Ada kemungkinan bahwa kuntum, bunga dan buah dari 

tongkat itu tetap segar. Kuasa ilahi yang sama yang menumbuh-

kannya dalam satu malam, memeliharanya selama berabad-abad, 

setidak-tidaknya selama itu diperlukan untuk menjadi tanda bagi 

orang-orang durhaka. Dengan begitu, tongkat itu menjadi mujizat 

tetap, dan keberlangsungannya secara terus-menerus menjadi 

bukti yang tak terbantahkan akan kebenarannya. Bahkan pohon-

pohon Tuhan  tidak akan layu daunnya (Mzm. 1:3). Tongkat ini 

disimpan, sama seperti perbaraan-perbaraan, untuk mengakhiri 

sungut-sungut mereka, supaya mereka jangan mati. Perhatikanlah, 

Kitab Bilangan 17:8-13 

 273 

1. Rancangan Tuhan  dalam semua penyelenggaraan-Nya, baik itu 

berupa belas kasihan maupun penghakiman, dan dalam 

peringatan-peringatan akan belas kasihan dan penghakiman 

itu, yaitu  untuk menghapus dosa, dan untuk mencegahnya. 

Semuanya ini dilakukan, semuanya ini dituliskan, supaya kita 

jangan berdosa (1Yoh. 2:1). Kristus telah menyatakan diri, 

supaya Ia menghapus segala dosa. 

2. Apa yang dilakukan Tuhan  untuk menghapus dosa, dilakukan 

demi kebaikan kita yang sebetulnya , supaya kita jangan 

mati. Segala obat pahit yang Ia berikan, dan segala cara keras 

yang Ia gunakan terhadap kita, yaitu  untuk menyembuhkan 

suatu penyakit, yang tanpanya penyakit itu pasti akan me-

matikan. Uskup Hall mencermati di sini bahwa loh-loh batu 

yang bertuliskan hukum Tuhan , buli-buli manna, dan tongkat 

Harun, disimpan bersama-sama di dalam atau di sekeliling 

tabut perjanjian (sang rasul menyebutkan ketiganya secara 

bersama-sama, Ibr. 9:4). Hal ini untuk menunjukkan kepada 

orang-orang pada masa lalu  bagaimana jemaat pada 

masa purbakala diajar, diberi makan, dan diatur. Dan sang 

rasul menyimpulkan dari sini betapa berharganya ajaran, 

sakramen, dan pemerintahan jemaat bagi Tuhan , dan juga bagi 

kita seharusnya. Tongkat Musa dipakai untuk mengadakan 

banyak mujizat, namun kita tidak mendapati tongkat ini 

disimpan, sebab penyimpanannya hanya akan berguna untuk 

memuaskan rasa ingin tahu manusia. namun  tongkat Harun, 

yang membawa serta mujizatnya sendiri, disimpan dengan 

hati-hati, sebab tongkat itu akan tetap berguna untuk meya-

kinkan hati nurani manusia, untuk membungkam segala per-

selisihan tentang jabatan imam, dan untuk meneguhkan iman 

Israel milik Tuhan  akan ketetapan-ketetapan-Nya. Seperti itulah 

perbedaan antara sakramen-sakramen yang sudah ditetapkan 

Kristus untuk membangun jemaat, dan barang-barang pening-

galan yang dikeramatkan, yang sudah dirancang manusia 

untuk takhayul. 

III. Seruan umat Sesudah  perselisihan itu diselesaikan (ay. 12-13): Se-

sungguhnya kami akan mati, kami akan binasa, kami semuanya 

akan binasa. Haruskah kami habis binasa? Seruan ini bisa di-

anggap sebagai perkataan, 


 274

1. Dari umat yang suka mengeluh, yang sedang berbantah 

dengan penghakiman-penghakiman Tuhan , yang telah mereka 

timpakan ke atas diri mereka sendiri akibat keangkuhan dan 

kekeras-kepalaan mereka. Mereka tampak berbicara dengan 

putus asa, seakan-akan Tuhan  yaitu  Tuan yang jahat, yang 

mencari keuntungan dari mereka, dan memanfaatkan setiap 

kesempatan untuk berselisih dengan mereka. Dengan begitu, 

jika mereka salah melangkah sedikit saja, jika mereka mele-

wati batas sedikit saja, mereka harus mati, mereka harus 

binasa, mereka semua harus binasa. Dengan ini mereka 

secara hina menyiratkan bahwa Tuhan  tidak akan pernah puas 

dengan darah dan kehancuran mereka, sampai Ia memusnah-

kan mereka semua, dan mereka habis binasa. Demikianlah 

mereka tampak seperti lembu hutan kena jaring, diliputi 

kehangatan murka TUHAN (Yes. 51:20), berkeluh kesah bahwa 

Tuhan  terlalu kejam terhadap mereka dan bahwa mere-ka 

dipaksa untuk tunduk, yang terpaksa mereka lakukan hanya 

sebab  mereka tidak berdaya. Perhatikanlah, sungguh jahat 

untuk berkeluh kesah kepada Tuhan  saat  kita sedang 

menderita, dan untuk melakukan pelanggaran yang lebih 

besar lagi dalam kesesakan kita. Jika kita mati, jika kita 

binasa, itu sebab  perbuatan kita sendiri, dan kesalahannya 

akan ditimpakan ke atas kepala kita sendiri. Atau, 

2. Dari umat yang bertobat. Banyak penafsir memandang per-

kataan ini sebagai ungkapan dari kepatuhan mereka: “Seka-

rang kami mengerti bahwa memang sudah menjadi kehendak 

Tuhan  bagi kami untuk menjaga jarak, dan bahwa kami sendiri 

yang akan menanggung akibatnya jika kami mendekat lebih 

dari yang telah ditetapkan. Kami patuh pada kehendak ilahi 

dalam ketetapan ini. Kami tidak akan membantah lagi, su-

paya kami semua tidak binasa.” Dan mereka meminta Musa 

untuk menjadi penengah bagi mereka, supaya mereka semua 

tidak habis binasa. Dengan demikian tujuan telah tercapai, 

dan dalam perkara ini Tuhan  betul-betul mengakhiri sungut-

sungut mereka, dan untuk selanjutnya mereka berlaku 

patuh. Perhatikanlah, saat  Tuhan  menghakimi, Ia akan me-

nang, dan, dengan satu atau lain cara, akan membuat para 

pembantah yang paling keras kepala sekalipun mengakui 

kebodohan mereka cepat atau lambat. Dan bahwa setiap kali 

Kitab Bilangan 17:8-13 

 275 

mereka berlaku sombong dalam suatu perkara, Ia masih ber-

ada di atas mereka. Vicisti Galilæe – Hai orang Galilea, Engkau 

telah menang!  

 

 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL 18  

ekarang Harun telah diteguhkan sepenuhnya sebagai imam, yang 

memberi  kepuasan berlimpah bagi dirinya, dan bagi umat 

Israel, dan ini sungguh merupakan kebaikan yang didatangkan Tuhan  

dari perlawanan jahat yang dibuat terhadap-Nya. Selanjutnya  dalam 

pasal ini Tuhan  memberi Harun petunjuk-petunjuk lengkap mengenai 

jabatannya, atau lebih tepatnya, Tuhan  mengulangi petunjuk-petunjuk 

yang sudah diberikan-Nya kepadanya sebelumnya. Tuhan  memberi 

tahu Harun,  

I. Apa yang akan menjadi pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab 

yang dipercayakan kepadanya, dan bantuan apa yang akan di-

dapatnya dari orang-orang Lewi dalam pekerjaan itu (ay. 1-7).  

II. Apa yang akan menjadi upahnya dan upah orang-orang Lewi 

untuk pekerjaan ini.  

1.  Penghasilan atau bayaran khusus untuk para imam (ay. 

8-19).  

2.  Pemeliharaan yang ditetapkan untuk orang-orang Lewi 

(ay. 20-24).  

III. Bagian yang harus dibayarkan kepada para imam, yang 

diambil dari bagian pemeliharaan yang diberikan terhadap 

orang Lewi (ay. 25-32). Dengan demikian, setiap orang tahu 

apa yang harus dikerjakannya, dan tunjangan apa yang 

harus diterimanya untuk penghidupannya. 


 

Pelayanan para Imam dan Orang Lewi  

(18:1-7) 

1 TUHAN berfirman kepada Harun: “Engkau ini dan anak-anakmu beserta 

seluruh sukumu haruslah menanggung akibat setiap kesalahan terhadap 

tempat kudus; sedang hanya engkau beserta anak-anakmulah yang harus 

menanggung akibat setiap kesalahan yang dilakukan dalam jabatanmu 

sebagai imam. 2 Suruhlah juga saudara-saudaramu, suku Lewi, suku bapa 

leluhurmu, mendekat bersama-sama dengan engkau, supaya mereka meng-

gabungkan diri kepadamu dan melayani engkau, jika  engkau ini beserta 

anak-anakmu ada di depan kemah hukum. 3 Mereka harus melakukan kewa-

jiban mereka kepadamu, dan kewajiban mereka mengenai kemah seluruh-

nya; hanya kepada perkakas tempat kudus dan kepada mezbah janganlah 

mereka mendekat, nanti mereka mati, baik mereka maupun kamu. 4 Mereka 

harus menggabungkan diri kepadamu dan melakukan kewajiban mereka 

mengenai Kemah Pertemuan sesuai dengan segala pekerjaan pada kemah itu; 

namun  orang awam jangan mendekat kepadamu. 5 Dan kamu ini haruslah 

melakukan kewajibanmu mengenai tempat kudus dan kewajibanmu menge-

nai mezbah, supaya orang Israel jangan lagi tertimpa oleh murka. 6 Sesung-

guhnya Aku ini telah mengambil saudara-saudaramu, orang Lewi, dari 

tengah-tengah orang Israel sebagai pemberian kepadamu, sebagai orang-

orang yang diserahkan kepada TUHAN, untuk melakukan pekerjaan pada 

Kemah Pertemuan; 7 namun  engkau ini beserta anak-anakmu harus meme-

gang jabatanmu sebagai imam dalam segala hal yang berkenaan dengan 

mezbah dan dengan segala sesuatu yang ada di belakang tabir, dan kamu 

harus mengerjakannya; sebagai suatu jabatan pemberian Aku memberi  

kepadamu jabatanmu sebagai imam itu; namun  orang awam yang mendekat 

harus dihukum mati.” 

Pertalian pasal ini dengan pasal sebelumnya sangat jelas terlihat. 

I.  Umat, dalam penutup pasal sebelumnya, mengeluhkan kesulitan 

dan bahaya yang mengintai mereka saat  mendekat kepada 

Tuhan . Hal ini membuat mereka khawatir dan ngeri bahwa Kemah 

Suci yang ada di tengah-tengah mereka, yang mereka harapkan 

akan menjadi sukacita dan kemuliaan mereka, justru akan men-

jadi kengerian dan kehancuran bagi mereka. Nah, untuk men-

jawab keluhan ini, Tuhan  di sini membuat mereka mengerti melalui 

Harun bahwa para imam akan mendekat ke Kemah Suci bagi 

mereka sebagai wakil-wakil mereka. Dengan demikian, meskipun 

umat diwajibkan untuk menjaga jarak, namun hal itu sama sekali 

tidak menjadikan mereka hina atau tercela. Persekutuan mereka 

dengan Tuhan  akan membawa penghiburan kepada mereka, dan 

persekutuan itu akan tetap terjaga melalui pengantaraan para 

imam. 

Kitab Bilangan 18:1-7 

 

II. Kehormatan yang sangat besar diberikan Tuhan  kepada Harun be-

lakangan ini. Tongkatnya sudah bertunas dan berbunga, semen-

tara tongkat-tongkat para pemimpin yang lain tetap kering, dan 

tidak berbuah ataupun berbunga. Nah, supaya Harun tidak men-

jadi besar kepala sebab  berlimpahnya perkenanan yang diberi-

kan kepadanya, dan mujizat-mujizat yang diadakan untuk me-

nyokongnya dalam kedudukannya yang tinggi, maka Tuhan  datang 

kepada Harun untuk mengingatkan dia akan beban yang ditaruh 

ke atasnya, dan kewajiban yang dituntut darinya sebagai seorang 

imam. Harun akan melihat alasan untuk tidak menyombongkan 

kedudukannya, namun  menerima kehormatan-kehormatan dari 

jabatannya dengan penuh penghormatan dan kegentaran yang 

kudus, saat  ia merenungkan betapa besar tugas yang diserah-

kan kepadanya, dan betapa sulit baginya untuk memberi  per-

tanggungjawaban yang baik untuk itu. Janganlah kamu sombong, 

namun  takutlah. 

1. Tuhan  memberi tahu Harun tentang bahaya yang menyertai 

martabatnya (ay. 1).  

(1) Bahwa baik para imam maupun orang Lewi (engkau ini dan 

anak-anakmu beserta seluruh sukumu) harus menanggung 

akibat setiap kesalahan terhadap tempat kudus. Yaitu, jika 

tempat kudus dinajiskan oleh orang awam yang menyero-

bot masuk, atau oleh orang-orang yang najis, maka kesa-

lahannya harus ditimpakan kepada orang Lewi dan para 

imam, yang seharusnya tidak membiarkan mereka masuk. 

Meskipun orang berdosa yang memaksa masuk dengan 

lancang akan mati dalam kejahatannya, namun darahnya 

akan dituntut dari tangan para penjaga. Atau ayat itu 

dapat dipahami secara lebih umum: “Jika suatu tugas atau 

pekerjaan di tempat kudus terbengkalai, jika suatu pela-

yanan tidak dilakukan pada waktunya atau tidak menurut 

hukum, jika ada yang hilang atau salah tempat saat  

tempat kudus dipindahkan, maka engkau harus bertang-

gung jawab untuk itu, dan menanggung akibatnya.”  

(2) Bahwa para imam sendiri harus menanggung akibat setiap 

kesalahan yang dilakukan dalam jabatan sebagai imam. 

Yaitu, jika mereka mengabaikan suatu bagian dari pekerja-

an mereka, atau mengizinkan orang lain untuk menyerobot 


 

jabatan mereka, dan mengambil pekerjaan mereka dari 

tangan mereka, maka mereka harus menanggung kesalah-

annya. Perhatikanlah, semakin besar kepercayaan atas 

suatu pekerjaan dan kuasa diserahkan kepada kita, sema-

kin besar pula bahaya yang mengancam kita kalau kita 

sampai berbuat salah, kalau kita sampai merusak dan 

mengkhianati kepercayaan itu. Ini merupakan alasan yang 

baik mengapa kita tidak boleh iri hati terhadap kehormatan 

orang lain, atau terlalu berhasrat untuk menduduki kedu-

dukan tinggi, sebab  martabat yang besar menghadapkan 

kita pada kejahatan yang besar. Orang-orang yang diberi 

kepercayaan untuk mengurus tempat kudus akan dimintai 

pertanggungjawaban yang besar. Siapa yang mau meng-

urus jiwa-jiwa, jika ia berpikir-pikir betapa besar tanggung 

jawab yang harus dipikulnya untuk tugas itu? 

2. Tuhan  memberi tahu Harun tentang kewajiban yang menyertai 

martabatnya.  

(1) Bahwa dia beserta anak-anaknya harus melayani di depan 

kemah hukum (ay. 2). Yaitu (seperti yang dijelaskan Uskup 

Patrick), di depan tempat maha kudus, di mana tabut hu-

kum berada, di luar tabir kemah hukum, namun  di belakang 

pintu Kemah Pertemuan. Mereka harus melayani mezbah 

emas, meja, dan kandil, yang tidak boleh didekati oleh 

orang Lewi. Kamu harus mengerjakannya (ay. 7, KJV: Kamu 

harus melayani). Bukan, “Kamu harus memerintah” (me-

reka tidak pernah dimaksudkan untuk menjadi tuan atas 

milik pusaka Tuhan ), melainkan “Kamu harus melayani 

Tuhan  dan jemaat.” Perhatikanlah, jabatan imam yaitu  

sebuah pelayanan. Orang yang menghendaki jabatan peni-

lik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah. Hamba-

hamba Tuhan harus ingat bahwa mereka yaitu  hamba, 

yaitu pelayan, dan mereka dituntut untuk rendah hati, 

tekun, dan setia.  

(2) Bahwa orang-orang Lewi harus membantu Harun dan 

anak-anaknya, dan melayani mereka dalam segala pekerja-

an pada kemah itu (ay. 2-4). namun  orang-orang Lewi tidak 

boleh sama sekali mendekati perkakas tempat kudus, atau 

ikut campur dalam pelayanan-pelayanan besar di mezbah, 

Kitab Bilangan 18:1-7 

 

seperti membakar lemak dan memercikkan darah. Kaum 

Harun sangatlah sedikit, dan, seiring bertambahnya kaum 

itu, kaum-kaum Israel yang lain juga akan bertambah. 

Dengan demikian, tangan para imam kemungkinan tidak 

akan cukup sekarang ataupun nanti untuk melakukan 

semua pelayanan di Kemah Suci. Oleh sebab itu (firman 

Tuhan ) orang-orang Lewi akan menggabungkan diri kepada-

mu (ay. 2, 4), yang di dalamnya tampak ada rujukan pada 

nama Lewi, yang berarti bergabung. Banyak orang Lewi 

berdiri melawan Harun belakangan ini, namun  mulai saat ini 

Tuhan  berjanji bahwa mereka akan menggabungkan diri 

sepenuh hati dengan Harun dalam kepentingan dan 

perasaan, dan tidak akan lagi berseteru dengannya. Suatu 

pertanda yang baik bagi Harun bahwa Tuhan  mengakuinya, 

sebab Ia mencondongkan hati orang-orang yang berkepen-

tingan untuk mengakuinya juga. Orang-orang Lewi dikata-

kan diberikan sebagai pemberian atau hadiah kepada para 

imam (ay. 6). Perhatikanlah, kita harus menghargai sebagai 

sebuah pemberian yang besar dari kemurahan ilahi jika 

orang-orang yang akan membantu dan berguna bagi kita, 

menggabungkan diri dengan kita dalam melayani Tuhan .  

(3) Bahwa baik para imam maupun orang-orang Lewi harus 

berjaga-jaga terhadap pencemaran barang-barang kudus. 

Orang-orang Lewi harus melakukan kewajiban mengenai 

Kemah Pertemuan, supaya tidak ada orang awam (yaitu, 

siapa saja yang dengan alasan apa saja dilarang masuk) 

boleh mendekat (ay. 4), dengan ancaman hukuman mati 

(ay. 7). Dan para imam harus melakukan kewajiban menge-

nai tempat kudus (ay. 5), harus mengajar umat, dan mem-

peringatkan mereka tentang jarak yang harus mereka jaga. 

Para imam tidak boleh membiarkan umat melanggar batas-

batas yang telah ditentukan untuk mereka, seperti yang 

dilakukan oleh Korah dan segenap kumpulannya, supaya 

orang Israel jangan lagi tertimpa oleh murka. Perhatikanlah, 

mencegah dosa yaitu  mencegah murka. Dan kejahatan 

yang telah ditimbulkan oleh dosa haruslah menjadi per-

ingatan bagi kita ke depan untuk melawannya baik dalam 

diri kita sendiri maupun orang lain. 



Pemeliharaan bagi para Imam 

(18:8-19)  

8 Lagi berfirmanlah TUHAN kepada Harun: “sebetulnya  Aku ini telah 

menyerahkan kepadamu pemeliharaan persembahan-persembahan khusus 

yang kepada-Ku; semua persembahan kudus orang Israel Kuberikan kepada-

mu dan kepada anak-anakmu sebagai bagianmu; itulah suatu ketetapan 

untuk selama-lamanya. 9 Inilah bagianmu dari segala persembahan-persem-

bahan yang maha kudus itu, yaitu dari bagian yang tidak harus dibakar: 

segala persembahan mereka yang berupa korban sajian, korban penghapus 

dosa dan korban penebus salah, yang dibayar mereka kepada-Ku; itulah 

bagian maha kudus yang menjadi bagianmu dan bagian anak-anakmu.  

10 Sebagai bagian maha kudus haruslah kamu memakannya; semua orang 

laki-laki boleh memakannya; haruslah itu bagian kudus bagimu. 11 Dan ini 

pun yaitu  bagianmu: persembahan khusus dari pemberian mereka yang 

lain, termasuk segala persembahan unjukan orang Israel; semuanya itu Ku-

berikan kepadamu dan kepada anak-anakmu laki-laki dan perempuan ber-

sama-sama dengan engkau; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya. 

Setiap orang yang tahir dari seisi rumahmu boleh memakannya. 12 Segala 

yang terbaik dari minyak dan segala yang terbaik dari anggur dan dari gan-

dum, yaitu  yang sebagai hasil pertamanya dipersembahkan mereka kepada 

TUHAN, Aku berikan kepadamu. 13 Hulu hasil dari segala yang tumbuh di ta-

nahnya yang dipersembahkan mereka kepada TUHAN yaitu  juga bagianmu; 

setiap orang yang tahir dari seisi rumahmu boleh memakannya. 14 Semua 

yang dikhususkan bagi TUHAN di antara orang Israel menjadi bagianmu.  

15 Semua yang terdahulu lahir dari kandungan segala yang hidup, yang di-

persembahkan mereka kepada TUHAN, baik dari manusia maupun dari bina-

tang, yaitu  bagianmu; hanya haruslah kamu menebus anak sulung manu-

sia, juga anak sulung binatang yang najis haruslah kamu tebus. 16 Mengenai 

uang tebusannya, dari sejak berumur satu bulan haruslah kautebus menu-

rut nilainya, yaitu  lima syikal perak ditimbang menurut syikal kudus; syikal 

ini dua puluh gera beratnya. 17 namun  anak sulung lembu, domba atau kam-

bing janganlah kautebus; semuanya itu kudus; darahnya haruslah kau-

siramkan pada mezbah dan lemaknya kaubakar sebagai korban api-apian 

menjadi bau yang menyenangkan bagi TUHAN; 18 namun  dagingnya yaitu  ba-

gianmu sama seperti dada persembahan dan paha kanan. 19 Segala persem-

bahan khusus, yaitu  persembahan kudus yang dipersembahkan orang Israel 

kepada TUHAN, Aku berikan kepadamu dan kepada anak-anakmu laki-laki 

dan perempuan bersama-sama dengan engkau; itulah suatu ketetapan untuk 

selama-lamanya; itulah suatu perjanjian garam untuk selama-lamanya di 

hadapan TUHAN bagimu serta bagi keturunanmu.”     

Pelayanan imam disebut sebagai peperangan. Dan siapa yang pergi 

berperang dengan biayanya sendiri? Sama seperti mereka dipekerja-

kan, demikian pula mereka diberi persediaan dengan baik, dan diberi 

upah dengan baik. Tak seorang pun akan melayani Tuhan  dengan sia-

sia. Semua orang percaya yaitu  imam-imam rohani, dan Tuhan  telah 

berjanji untuk memelihara mereka. Mereka akan diam di negeri, dan 

sungguh mereka akan diberi makan, dan tidak akan kekurangan 

sesuatu pun yang baik. Kesalehan mengandung janji untuk hidup ini. 

Dan dari persediaan berlimpah yang di sini disediakan untuk para

Kitab Bilangan 18:8-19 

 283 

imam, Rasul Paulus menyimpulkan bahwa sudah menjadi kewajiban 

jemaat-jemaat Kristen untuk memelihara hamba-hamba Tuhan yang 

melayani mereka. Orang-orang yang melayani di mezbah, hidup dari 

pelayanan di mezbah. Demikian pula orang-orang yang memberita-

kan Injil harus hidup dari pemberitaan Injil itu, dan hidup dengan 

nyaman (1Kor. 9:13-14). Pemeliharaan yang memalukan menghasil-

kan hamba-hamba Tuhan yang memalukan. Sekarang amatilah,  

1. Bahwa banyak dari bekal hidup yang disediakan untuk mereka 

diambil dari korban-korban yang dipersembahkan umat melalui 

pekerjaan tangan mereka. Mereka mendapat kulit dari hampir 

semua korban yang dipersembahkan, yang bisa mereka jual, dan 

mereka mendapat banyak bagian dari korban sajian, korban 

penghapus dosa, dan lain-lain. Mereka yang bertanggung jawab 

mengurus persembahan-persembahan umat, mendapat keun-

tungan darinya (ay. 8). Perhatikanlah, pekerjaan Tuhan  itu sekali-

gus menjadi upahnya sendiri, dan melayani Tuhan  membawa serta 

imbalan bersamanya. Bahkan dengan mematuhi perintah-perin-

tah Tuhan , ada upah yang besar. Kesukaan-kesukaan yang dida-

pati dalam beribadah yaitu  bagian dari imbalan ibadah itu 

sendiri.  

2. Bahwa para imam tidak hanya disediakan meja yang penuh ma-

kanan, namun  juga uang di saku mereka untuk menebus anak 

sulung, dan anak-anak sulung ternak yang tidak boleh dipersem-

bahkan sebagai korban. Dengan demikian, pemeliharaan terhadap 

mereka terjaga begitu rupa hingga mereka tidak perlu memusing-

kan diri dengan soal-soal penghidupan ini. Mereka tidak mempu-

nyai tanah untuk ditempati, lahan untuk digarap, kebun anggur 

untuk dirantingi, ternak untuk dipelihara, dan harta benda untuk 

dijaga. Namun demikian, mereka mendapat penghasilan yang 

lebih berlimpah dibandingkan  kaum-kaum lainnya. Demikianlah Tuhan  

mengatur supaya mereka bisa lebih sepenuh hati mengabdikan 

diri pada pelayanan mereka, dan tidak menyeleweng darinya, atau 

terganggu dalam menjalankannya, oleh suatu perkara atau urus-

an duniawi sebab pelayanan itu menuntut manusia yang seutuh-

nya. Dan juga supaya mereka bisa menjadi teladan hidup oleh 

iman, bukan hanya dalam hal penyelenggaraan Tuhan , melainkan 

juga dalam ketetapan-Nya. Mereka hidup hari ini untuk hari ini, 

supaya mereka bisa belajar untuk tidak khawatir akan hari esok. 

Persediaan untuk sehari cukuplah untuk hari ini. Dan mereka 

tidak memiliki  harta benda untuk ditinggalkan kepada anak-

anak mereka, supaya mereka dengan iman dapat menyerahkan 

anak-anak mereka untuk dipelihara oleh Tuhan  yang telah memberi 

mereka makan seumur hidup mereka.  

3. Dari persediaan yang disediakan untuk meja para imam, sebagi-

annya dikatakan maha kudus (ay. 9-10), yang harus dimakan oleh 

para imam sendiri, dan hanya di pelataran Kemah Suci. namun  

persediaan-persediaan yang lain tidak begitu kudus, dan kaum-

kaum mereka dapat memakannya, di rumah mereka sendiri, 

asalkan mereka tahir (ay. 11-13, lihat juga Im. 21:10, dst.).  

4. Diperintahkan bahwa segala yang terbaik dari minyak, dan segala 

yang terbaik dari anggur dan dari gandum, harus dipersembahkan 

sebagai hasil pertama kepada TUHAN, yang akan menjadi bagian 

imam (ay. 12). Perhatikanlah, kita harus selalu melayani dan 

menghormati Tuhan  dengan memberi  apa yang terbaik dari 

yang kita miliki, sebab Dialah yang terbaik, dan paling layak men-

dapatkannya. Dialah yang pertama, dan sebab  itu harus men-

dapatkan hasil pertama. Orang-orang yang berpikir bahwa mereka 

akan menghemat biaya dengan memberi  makanan sisa ke-

pada Tuhan  hingga Ia merasa jijik, mereka itu hanya menipu diri 

sendiri, sebab Tuhan  tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan.  

5. Semuanya ini diberikan kepada para imam melalui persembahan 

kudus (ay. 8, KJV: Oleh sebab  pengurapan). Bukan sebab  jasa-

jasa pribadi mereka melebihi orang-orang Israel lain bahwa 

mereka mendapat upeti-upeti ini. Hendaklah itu mereka ketahui. 

namun  itu semata-mata sebab  jabatan yang untuknya mereka 

diurapi. Dengan demikian, semua penghiburan yang diberikan 

kepada umat Tuhan, diberikan kepada mereka oleh sebab  peng-

urapan yang telah mereka terima. Dikatakan bahwa persembahan 

kudus itu diberikan kepada mereka oleh suatu ketetapan untuk 

selama-lamanya (ay. 8), dan itu yaitu  perjanjian garam untuk 

selama-lamanya (ay. 19). Selama jabatan imam tetap berlanjut, 

persembahan kudus ini akan tetap berlanjut untuk memelihara 

para imam, supaya lampu ini tidak padam sebab  tidak ada 

minyak untuk membuatnya tetap menyala. Demikian pula dibuat 

persediaan supaya pelayanan Injil tetap berlanjut sampai Kristus 

datang, oleh sebuah ketetapan untuk selama-lamanya. Ketahui-

lah, Aku menyertai kamu (itulah yang memelihara dan menyokong 

mereka) senantiasa sampai kepada akhir zaman. Syukur kepada

Kitab Bilangan 18:20-32 

 285 

 sang Penebus, itu yaitu  firman yang telah diperintahkan-Nya 

kepada seribu angkatan. 

Para Imam dan Orang Lewi Diberi Persediaan  

(18:20-32)  

20 TUHAN berfirman kepada Harun: “Di negeri mereka engkau tidak akan 

mendapat milik pusaka dan tidak akan beroleh bagian di tengah-tengah me-

reka; Akulah bagianmu dan milik pusakamu di tengah-tengah orang Israel.  

21 Mengenai bani Lewi, sebetulnya  Aku berikan kepada mereka segala per-

sembahan persepuluhan di antara orang Israel sebagai milik pusakanya, 

untuk membalas pekerjaan yang dilakukan mereka, pekerjaan pada Kemah 

Pertemuan. 22 Maka janganlah lagi orang Israel mendekat kepada Kemah Per-

temuan, sehingga mereka mendatangkan dosa kepada dirinya, lalu mati;  

23 namun  orang Lewi, merekalah yang harus melakukan pekerjaan pada 

Kemah Pertemuan dan mereka harus menanggung akibat kesalahan mereka; 

itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun. 

Mereka tidak akan mendapat milik pusaka di tengah-tengah orang Israel,  

24 sebab persembahan persepuluhan yang dipersembahkan orang Israel 

kepada TUHAN sebagai persembahan khusus Kuberikan kepada orang Lewi 

sebagai milik pusakanya; itulah sebabnya Aku telah berfirman tentang 

mereka: Mereka tidak akan mendapat milik pusaka di tengah-tengah orang 

Israel.” 25 TUHAN berfirman kepada Musa: 26 “Lagi haruslah engkau berbicara 

kepada orang Lewi dan berkata kepada mereka: jika  kamu menerima dari 

pihak orang Israel persembahan persepuluhan yang Kuberikan kepadamu 

dari pihak mereka sebagai milik pusakamu, maka haruslah kamu memper-

sembahkan sebagian dari padanya sebagai persembahan khusus kepada 

TUHAN, yaitu  persembahan persepuluhanmu dari persembahan persepuluh-

an itu, 27 dan persembahan itu akan diperhitungkan sebagai persembahan 

khususmu, sama seperti gandum dari tempat pengirikan dan sama seperti 

hasil dari tempat pemerasan anggur. 28 Secara demikian kamu pun harus 

mempersembahkan sebagai persembahan khusus kepada TUHAN sebagian 

dari segala persembahan persepuluhan yang kamu terima dari pihak orang 

Israel. Dan yang dipersembahkan dari padanya sebagai persembahan khusus 

kepada TUHAN haruslah kamu serahkan kepada imam Harun. 29 Dari segala 

yang diserahkan kepadamu, yaitu  dari segala yang terbaik di antaranya, 

haruslah kamu mempersembahkan seluruh persembahan khusus kepada 

TUHAN, sebagai bagian kudus dari padanya. 30 Lagi haruslah engkau berkata 

kepada mereka: jika  kamu mengkhususkan yang terbaik dari padanya, 

maka bagi orang Lewi haruslah hal itu dihitungkan sebagai hasil tempat 

pengirikan dan hasil tempat pemerasan anggur; 31 kamu boleh memakannya 

di setiap tempat, kamu dan seisi rumahmu, sebab upahmulah itu, untuk 

membalas pekerjaanmu di Kemah Pertemuan. 32 Dan dalam hal itu kamu 

tidak akan mendatangkan dosa kepada dirimu, asal kamu mengkhususkan 

yang terbaik dari padanya; demikianlah kamu tidak akan melanggar 

kekudusan persembahan-persembahan kudus orang Israel, dan kamu tidak 

akan mati.” 

Di sini ada penjelasan lebih jauh tentang persediaan yang dibuat un-

tuk orang-orang Lewi maupun untuk para imam, dari negeri mereka. 

I.  Mereka tidak boleh mendapat milik pusaka di negeri. Yang diper-

bolehkan untuk mereka sesudahnya hanyalah kota-kota untuk 

didiami, namun  bukan lahan untuk digarap: Engkau tidak akan 

beroleh bagian di tengah-tengah mereka (ay. 20). Pernyataan itu 

diulang lagi (ay. 23), dan lagi (ay. 24), mereka tidak akan men-

dapat milik pusaka di tengah-tengah orang Israel, apakah dengan 

membeli atau melalui keturunan. Tuhan  ingin supaya mereka 

mendapat persediaan yang secukupnya, namun  tidak ingin kaum-

kaum mereka menjadi terlalu kaya, supaya jangan sampai mereka 

memandang rendah pekerjaan mereka itu, yang senantiasa wajib 

mereka lakukan sesuai dengan upah yang mereka terima. Sama 

seperti Israel yaitu  umat kesayangan, dan tidak terhitung di 

antara bangsa-bangsa, demikian pula Lewi yaitu  suku ke-

sayangan, dan tidak tinggal tetap seperti suku-suku yang lain, 

namun  dalam segala hal dibedakan dari mereka. Diberikan alasan 

yang baik mengapa mereka tidak boleh mendapat milik pusaka di 

negeri, sebab, firman Tuhan , Akulah bagianmu dan milik pusaka-

mu. Perhatikanlah, orang-orang yang memiliki Tuhan  sebagai milik 

pusaka mereka dan bagian mereka untuk selama-lamanya harus-

lah dengan penuh kekudusan memandang rendah dan tak acuh 

terhadap milik pusaka dunia ini, dan tidak meng-inginkan bagian 

mereka di dalamnya. “TUHAN yaitu  bagianku, oleh sebab itu aku 

berharap kepada-Nya, dan tidak bergantung pada apa saja yang 

aku miliki di bumi ini” (Rat. 3:24). Orang Lewi tidak akan men-

dapat milik pusaka, namun demikian mereka akan hidup dengan 

sangat nyaman dan berlimpah. Hal ini untuk mengajar kita 

bahwa penyelenggaraan ilahi memiliki  berbagai macam cara 

untuk menopang orang-orang yang hidup dengan bergantung 

padanya. Burung-burung tidak menuai, namun mereka diberi 

makan, bunga-bunga bakung tidak memintal, namun mereka 

diberi pakaian, orang Lewi tidak mendapat milik pusaka di Israel, 

namun mereka hidup lebih baik dibandingkan  suku-suku yang lain. 

Peringatan itu diulangi, bahwa jangan ada orang Israel mendekat 

kepada Kemah Pertemuan, dan pengulangan itu ditambahkan di 

sini (ay. 22), agak tiba-tiba, namun  sesuai dengan keadaan. 

Peringatan itu tampak dipertentangkan dengan perintah mengenai 

para imam dan orang Lewi, bahwa mereka tidak mendapat milik 

pusaka di Israel. Ini untuk menunjukkan bagaimana Tuhan  

membagi-bagikan perkenanan-Nya secara beragam. Orang-orang 

Kitab Bilangan 18:20-32 


Lewi mendapat kehormatan untuk melayani Kemah Suci, yang 

tidak didapatkan oleh orang-orang Israel. Akan namun  orang-orang 

Israel mendapat kehormatan untuk mendapat milik pusaka di 

Kanaan, yang tidak didapatkan oleh orang-orang Lewi. Dengan 

demikian, tiap-tiap orang dijauhkan dari rasa iri atau benci 

terhadap yang lain, dan kedua belah pihak memiliki  alasan 

untuk bersukacita dalam bagian mereka. Orang-orang Israel tidak 

boleh mendekat kepada Kemah Pertemuan, akan namun  orang Lewi 

tidak boleh mendapat milik pusaka di negeri. Jika hamba-hamba 

Tuhan berharap supaya jemaat harus tetap berada di ruang 

lingkup mereka, dan tidak mencampuri tugas-tugas suci, maka 

hendaklah hamba-hamba Tuhan juga tetap berada di ruang 

lingkup mereka, dan tidak melibatkan diri dalam urusan-urusan 

duniawi. 

II. namun  baik para imam maupun orang Lewi harus mendapat per-

sepuluhan dari hasil tanah. Selain hasil-hasil pertama yang diper-

untukkan bagi para imam, yang, menurut orang Yahudi, jumlah-

nya harus seperlima puluh, atau setidak-tidaknya seperenam 

puluh, persepuluhan juga diperuntukkan bagi mereka.  

1. Orang Lewi mendapat persepuluhan dari penghasilan umat 

(ay. 21): Aku berikan (Dia yang empunya semua bagian) segala 

persembahan persepuluhan di antara orang Israel, dari semua 

hasil tanah, kepada bani Lewi, untuk dibagi-bagikan di antara 

mereka sesuai dengan bagian masing-masing, untuk membalas 

pekerjaan yang dilakukan mereka. Orang Lewi yaitu  suku 

terkecil dari kedua belas suku, namun demikian, selain semua 

keuntungan yang lain, mereka mendapat sepersepuluh dari 

keuntungan setiap tahun, tanpa harus bersusah payah dan 

mengeluarkan biaya untuk membajak dan menabur. Demi-

kianlah perhatian yang diberikan Tuhan  terhadap orang-orang 

yang mengabdikan diri untuk melayani-Nya. Bukan saja su-

paya mereka terpelihara dengan baik, melainkan juga supaya 

mereka dihormati dengan pengakuan dari seluruh bangsa atas 

pekerjaan-pekerjaan baik yang mereka lakukan untuk masya-

rakat, dan diakui sebagai petugas-petugas Tuhan  dan orang-

orang yang menerima atas nama Tuhan . Sebab apa yang me-

rupakan persembahan khusus, atau persembahan yang di-



unjukkan ke langit kepada Tuhan, diserahkan oleh-Nya ke-

pada orang Lewi.  

2. Para imam ditetapkan untuk mendapat sepersepuluh dari per-

sepuluhan orang Lewi. Perintah