bilangan ulangan 7


 tuk tunduk pada hukuman, sebab Tuhan ada-

lah Hakim kita dan juga Pemberi hukum bagi kita.  

(2) Musa memberi mereka peringatan akan bahaya yang meng-

intai: “Hal itu tidak akan berhasil, jangan pernah mengha-

rapkannya.” Perhatikanlah, sungguh bodoh untuk me-

yakinkan diri sendiri bahwa kita akan berhasil dalam se-

suatu yang kita perbuat, yang bertentangan dengan pikiran 

Tuhan . “Orang Kanaan ada di sana di depanmu untuk me-

nyerangmu, dan TUHAN tidak ada di tengah-tengahmu un-

tuk melindungimu dan berperang bagimu. Dan sebab  itu 

jagalah dirimu supaya jangan kamu dikalahkan oleh musuh-

mu.” Orang-orang yang berada di luar kewajiban mereka, 

berada di luar perlindungan Tuhan , dan akan menanggung 

sendiri akibatnya. Sungguh berbahaya untuk pergi ke tem-

pat di mana kita tidak dapat berharap Tuhan  akan pergi me-

nyertai kita. Bahkan, Musa dengan jelas sudah mengetahui 

dan menubuatkan kekalahan mereka: Kamu akan tewas 

oleh pedang orang Amalek dan orang Kanaan, yang seha-

rusnya sudah tewas oleh pedang mereka. Sebab kamu ber-

balik membelakangi TUHAN, dan tidak mengikuti tuntunan 

dari perintah dan janji-Nya, maka TUHAN tidak akan me-

nyertai kamu. Perhatikanlah, Tuhan  pasti akan meninggal-

kan orang-orang yang meninggalkan Dia. Dan orang-orang 

yang ditinggalkan oleh-Nya membiarkan diri mereka ter-

buka bagi segala macam kesengsaraan.  

3. Mereka memberanikan diri untuk maju kendati demikian. 

Tidak pernah ada umat yang begitu suka melawan dan begitu 

bertekad dalam segala hal, tanpa bisa ditolong lagi, untuk 

berjalan bertentangan dengan Tuhan . Tuhan  menyuruh mereka 

pergi, dan mereka tidak mau. Tuhan  melarang mereka pergi, 

dan mereka mau. Demikianlah keinginan daging yaitu  per-


 216

seteruan terhadap Tuhan . Mereka nekat naik ke puncak gunung 

itu (ay. 44). Dalam hal ini,  

(1) Mereka bergulat melawan hukuman dari keadilan ilahi, dan 

ingin terus maju dengan menentangnya.  

(2) Mereka meremehkan tanda-tanda dari hadirat Tuhan , sebab 

mereka ingin pergi meskipun mereka meninggalkan Musa 

dan tabut perjanjian di belakang mereka. Mereka telah 

meragukan kekuatan Tuhan , dan sekarang mereka dengan 

lancang menggunakan kekuatan mereka sendiri tanpa 

kekuatan-Nya.  

4.  Serangan itu membuahkan hasil yang sebagaimana mestinya 

(ay. 45). Musuh telah berjaga-jaga di atas perbukitan, untuk 

melindungi jalan itu dari para penyerang. Dan, Sesudah  diberi 

tahu oleh para pengintai mereka akan kedatangan orang Israel, 

mereka menyerang orang Israel secara tiba-tiba, dan menga-

lahkan mereka. Ada kemungkinan bahwa banyak dari orang-

orang Israel itu mati terbunuh. Sekarang hukuman itu mulai 

dilaksanakan, bahwa bangkai-bangkai mereka akan berhantaran 

di padang gurun. Perhatikanlah, perkara yang dimulai dengan 

dosa, tidak akan pernah berakhir dengan baik. Cara untuk 

berdamai dengan teman-teman kita, dan berhasil melawan 

musuh-musuh kita, yaitu  dengan menjadikan Tuhan  sebagai 

Teman kita, dan menjaga diri kita untuk tetap tinggal dalam 

kasih-Nya. Orang-orang Yahudi, seperti nenek moyang mereka 

ini, Sesudah  menolak kebenaran Kristus, berusaha menegakkan 

kebenaran mereka sendiri. Dan usaha itu pun membuahkan 

hasil seperti usaha ini.   

 

 

PASAL 1 5  

asal ini, yang sebagian besar membahas tentang korban dan 

persembahan, tersisip di antara kisah tentang dua pemberontak-

an, pemberontakan yang satu ada dalam pasal 14, dan pemberontak-

an yang lain ada dalam pasal 16. Hal ini tersisip di sini untuk me-

nandakan bahwa ketetapan-ketetapan hukum upacara ini merupa-

kan perlambang dari persembahan-persembahan yang akan diterima 

Kristus, bahkan dari para pemberontak (Mzm. 68:19). Pada pasal 

sebelumnya, oleh sebab pemberontakan bangsa Israel, Tuhan  telah 

menetapkan menghancurkan mereka, dan sebagai tanda murka-Nya, 

Ia telah menghukum mereka untuk binasa di padang gurun. Akan 

namun , melalui doa syafaat Musa, Tuhan  berfirman, “Aku mengampuni-

nya.” Dan, sebagai tanda dari belas kasih itu, dalam pasal ini Tuhan  

mengulangi dan menjelaskan sebagian dari hukum-hukum mengenai 

korban persembahan, untuk menunjukkan bahwa Ia telah berdamai 

dengan mereka, kendati dengan masa dispensasi yang keras yang di 

bawahnya mereka hidup, dan tidak akan membubarkan mereka 

sebagai jemaat. Kita mendapati di sini,  

I. Hukum mengenai korban sajian dan korban curahan (ay. 1-

12), yang berlaku baik bagi orang Israel maupun orang asing 

(ay. 13-16), dan hukum mengenai persembahan khusus dari 

tepung jelai mereka yang mula-mula (ay. 17-21). 

II. Hukum mengenai korban-korban untuk dosa yang diperbuat 

dengan tidak sengaja (ay. 22-29). 

III. Hukuman untuk dosa-dosa yang diperbuat dengan sengaja 

(ay. 30-31), dan satu contoh diberikan tentang seseorang 

yang melanggar hari Sabat (ay. 32-36). 

IV. Hukum mengenai jumbai-jumbai pada punca baju mereka, 

yang dibuat sebagai peringatan (ay. 37, dst.) 


 218

Hukum-hukum  

Mengenai Berbagai Korban 

(15:1-21)  

1 TUHAN berfirman kepada Musa: 2 “Berbicaralah kepada orang Israel dan 

katakanlah kepada mereka: jika  kamu masuk ke negeri yang akan Ku-

berikan kepadamu menjadi tempat kediamanmu, 3 dan kamu hendak mem-

persembahkan korban api-apian bagi TUHAN, dari lembu sapi atau kambing 

domba, baik korban bakaran atau korban sembelihan, baik untuk membayar 

suatu nazar khusus, atau sebagai persembahan sukarela  atau pada waktu 

perayaan-perayaanmu, dan dengan demikian menyediakan bau yang menye-

nangkan bagi TUHAN, 4 maka orang yang mempersembahkan persembah-

annya itu kepada TUHAN, haruslah mempersembahkan sebagai korban sa-

jian sepersepuluh efa tepung yang terbaik, diolah dengan seperempat hin 

minyak. 5 Dan beserta korban bakaran atau korban sembelihan itu engkau 

harus juga mempersembahkan seperempat hin anggur sebagai korban curah-

an, untuk setiap ekor domba yang dipersembahkan. 6 namun  jikalau persem-

bahanmu itu seekor domba jantan, engkau harus mempersembahkan se-

bagai korban sajian dua persepuluh efa tepung yang terbaik, diolah dengan 

sepertiga hin minyak, 7 dan sebagai korban curahan haruslah kaupersem-

bahkan sepertiga hin anggur, menjadi bau yang menyenangkan bagi 

TUHAN. 8 Dan jika  engkau mengolah seekor lembu, sebagai korban bakaran 

atau sebagai korban sembelihan, baik untuk membayar suatu nazar khusus 

maupun sebagai korban keselamatan bagi TUHAN, 9 maka beserta lembu itu 

haruslah dipersembahkan sebagai korban sajian tiga persepuluh efa tepung 

yang terbaik, diolah dengan setengah hin minyak, 10 dan sebagai korban 

curahan haruslah kaupersembahkan setengah hin anggur. Itulah korban api-

apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN. 11 Demikianlah harus diper-

buat untuk setiap ekor lembu dan untuk setiap ekor domba jantan dan untuk 

setiap ekor domba atau kambing. 12 Berapapun jumlah hewan yang kamu 

olah, untuk setiap hewan itu harus kamu perbuat demikian juga. 13 Setiap 

orang Israel asli haruslah berbuat demikian, jika  ia mempersembahkan 

korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN. 14 Dan jika  

seorang asing telah menetap padamu, atau seorang lain yang tinggal di 

antara kamu atau di antara keturunanmu kelak, hendak mempersembahkan 

korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN, maka seperti 

yang kamu perbuat, demikianlah harus diperbuatnya. 15 Mengenai jemaah 

itu, haruslah ada satu ketetapan bagi kamu dan bagi orang asing yang ting-

gal padamu; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagi kamu turun-

temurun: kamu dan orang asing haruslah sama di hadapan TUHAN. 16 Satu 

hukum dan satu peraturan berlaku bagi kamu dan bagi orang asing yang 

tinggal padamu.” 17 Lagi berfirmanlah TUHAN kepada Musa: 18 “Berbicaralah 

kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka: jika  kamu masuk ke 

negeri, ke mana kamu akan Kubawa, 19 maka jika  kamu makan roti hasil 

negeri itu haruslah kamu mempersembahkan persembahan khusus bagi 

TUHAN. 20 Tepung jelaimu yang mula-mula haruslah kamu persembahkan 

sebagai persembahan khusus berupa roti bundar; sama seperti persembahan 

khusus dari hasil tempat pengirikanmu, demikianlah harus kamu memper-

sembahkannya. 21 Dari tepung jelaimu yang mula-mula haruslah kamu 

menyerahkan persembahan khusus kepada TUHAN, turun-temurun.” 

Kitab Bilangan 15:1-21 

 219 

Dalam perikop ini kita mendapati, 

I. Petunjuk-petunjuk lengkap mengenai korban sajian dan korban 

curahan, yang merupakan tambahan untuk semua korban he-

wan. Hukum ini dibuka dengan perkataan yang sangat menguat-

kan hati: jika  kamu masuk ke negeri yang akan Kuberikan 

kepadamu menjadi tempat kediamanmu, kamu harus melakukan 

ini dan itu (ay. 2). Ini merupakan isyarat yang jelas, bukan hanya 

bahwa Tuhan  telah berdamai dengan mereka, kendati dengan hu-

kuman yang telah dijatuhkan-Nya atas mereka, melainkan juga 

bahwa Ia akan menjamin tanah perjanjian bagi keturunan me-

reka, kendati dengan kecenderungan mereka untuk memberontak 

terhadap-Nya. Mereka mungkin berpikir bahwa pada suatu waktu 

nanti mereka akan bersalah atas suatu pelanggaran yang mem-

buat mereka layak mati, dan tidak dapat memasuki tanah per-

janjian selama-lamanya, seperti yang diakibatkan oleh pelanggar-

an terakhir terhadap satu angkatan. namun  firman ini menyirat-

kan suatu jaminan bahwa mereka akan dijaga dari perbuatan 

yang memancing murka Tuhan  yang begitu rupa, hingga membuat 

mereka kehilangan tanah perjanjian. Sebab hukum ini meng-

anggap begitu saja bahwa ada sebagian dari mereka yang pada 

waktunya nanti akan memasuki Kanaan. Ada dua macam korban 

sajian. Sebagian korban sajian dipersembahkan secara tersendiri, 

dan kita mendapati hukum tentangnya dalam Imamat 2:1, dan 

seterusnya. Sebagian korban sajian yang lain ditambahkan pada 

korban bakaran dan korban keselamatan, dan senantiasa me-

nyertai keduanya, dan tentang korban sajian inilah diberikan 

petunjuk di sini. sebab  korban-korban ucapan syukur, yang 

dijelaskan secara khusus dalam ayat 3, dimaksudkan sebagai 

makanan di atas meja Tuhan , maka roti, minyak, dan anggur harus 

selalu tersedia, apa pun daging korbannya. Pengurus dan penye-

dia makanan di bait Salomo menyediakan tepung yang terbaik 

(1Raj. 4:22). Memang pantas bahwa Tuhan  harus tinggal di rumah 

yang baik, bahwa di atas meja-Nya harus selalu tersedia roti dan 

juga daging, dan bahwa piala-Nya harus selalu melimpah. Di 

rumah Bapa-Ku ada banyak makanan. Nah, maksud dari hukum 

ini yaitu  untuk mengatur jumlah yang sebanding dari korban 

sajian dan korban curahan untuk ditambahkan pada beberapa  

persembahan. Jika persembahannya berupa anak domba atau 


 220

anak kambing, maka korban sajiannya harus berupa seper-

sepuluh efa tepung, yaitu satu homer, yang kurang lebih sama 

dengan tiga puluh enam liter. Tepung ini harus dicampur dengan 

seperempat hin minyak (satu hin kurang lebih sama dengan enam 

liter), dan korban curahannya harus berupa anggur yang juga 

sebanyak itu, yaitu  sekitar satu setengah liter (ay. 3-5). Jika per-

sembahannya berupa seekor domba jantan, maka korban sajian-

nya diperbanyak dua kali lipat menjadi dua persepuluh efa, yaitu  

sekitar tujuh puluh dua liter, dan sepertiga hin minyak, yang bagi 

mereka sama artinya dengan mentega bagi kita, yang dicampur-

kan ke dalamnya, serta anggur yang sama banyaknya dengan 

minyak sebagai korban curahan (ay. 6-7). Jika persembahannya 

berupa seekor lembu, maka korban sajiannya harus diperbanyak 

tiga kali lipat menjadi tiga homer, dengan minyak sebanyak ku-

rang lebih tiga liter, serta anggur dalam jumlah yang sama dengan 

minyak sebagai korban curahan (ay. 8-10). Demikianlah peratur-

an yang berlaku untuk setiap korban, baik yang dipersembahkan 

oleh orang perorangan atau secara bersama-sama. Perhatikanlah, 

ibadah-ibadah kita harus diatur oleh aturan jumlah yang seban-

ding, sama seperti oleh aturan-aturan lain. 

II. Orang Israel asli dan orang asing di sini diperlakukan dengan 

setara, dalam perkara ini seperti juga dalam perkara-perkara lain 

(ay. 13-16): “Satu hukum berlaku bagi kamu dan bagi orang asing 

yang menganut agama Yahudi.” Nah,  

1. Hukum ini merupakan undangan bagi orang-orang bukan 

Yahudi untuk menjadi penganut agama Yahudi, dan untuk 

beriman serta menyembah Tuhan  yang benar. Dalam hal-hal 

kependudukan, memang ada perbedaan antara orang asing 

dan orang Israel asli, namun  tidak demikian dalam perkara-

perkara mengenai Tuhan . Kamu dan orang asing haruslah sama 

di hadapan TUHAN, sebab  Tuhan  tidak memandang bulu. 

Lihat Yesaya 56:3. 

2. Hukum ini mewajibkan orang Yahudi untuk memperlakukan 

orang asing dengan baik, dan tidak menindas mereka, sebab  

orang Yahudi menyaksikan bahwa orang asing turut diakui 

dan diterima oleh Tuhan . Persekutuan di dalam iman memberi-

kan dorongan besar untuk saling mengasihi, dan haruslah 

melenyapkan segala permusuhan.  

Kitab Bilangan 15:1-21 

 221 

3. Hukum ini menundukkan kesombongan orang Yahudi, yang 

cenderung besar kepala sebab  hak-hak istimewa yang mereka 

miliki sejak lahir. “Kami yaitu  keturunan Abraham.” Tuhan  

membiarkan mereka tahu bahwa keturunan orang asing di-

terima-Nya juga seperti halnya keturunan Yakub. Kelahiran 

atau garis keturunan seseorang tidak akan memberinya ke-

untungan atau kerugian dalam hal penerimaannya oleh Tuhan . 

Ini pun menyiratkan bahwa, seperti halnya orang asing yang 

percaya harus dianggap sebagai orang Israel, begitu pula orang 

Israel yang tidak percaya harus dianggap sebagai orang asing. 

4. Hukum ini menjadi pertanda yang membahagiakan akan 

panggilan bagi orang-orang bukan Yahudi, dan masuknya 

mereka ke dalam jemaat. Jika hukum Taurat saja hanya mem-

bedakan begitu tipis antara orang Yahudi dan orang bukan 

Yahudi, apalagi Injil, yang meruntuhkan tembok pemisah, dan 

mendamaikan keduanya kepada Tuhan  dalam satu korban, 

tanpa pelaksanaan upacara-upacara hukum Taurat. 

III. Hukum untuk mempersembahkan tepung jelai mereka mula-mula 

kepada Tuhan. Hukum ini, seperti hukum sebelumnya, disampai-

kan berdasar  anggapan yang menghibur bahwa mereka sudah 

masuk ke negeri perjanjian (ay. 18). Sekarang, oleh sebab  mereka 

hidup dengan makan manna, mereka tidak memerlukan peng-

akuan yang gamblang seperti itu akan hak Tuhan  atas makanan 

mereka sehari-hari, dan kebergantungan mereka pada Tuhan  

untuk mendapat makanan itu, sebab  hal itu sudah jelas dengan 

sendirinya. Akan namun  di Kanaan, di mana mereka harus makan 

hasil dari kerja keras mereka sendiri, Tuhan  menuntut supaya Ia 

diakui sebagai Tuan tanah mereka dan Sang Pemberi mereka 

yang agung. Mereka tidak hanya harus mempersembahkan 

kepada-Nya hulu hasil dan sepersepuluh dari gandum di ladang 

mereka, sudah ada ketentuan untuk hal itu, namun  juga saat  

mereka memiliki  tepung jelai di rumah mereka, di tempat 

adonan mereka, yang sudah hampir siap disajikan di atas meja 

mereka, Tuhan  harus mendapat penghormatan dan pengakuan 

yang lebih jauh. Sebagian dari tepung jelai mereka, menurut 

orang Yahudi, setidak-tidaknya seperempatpuluh dari seluruh 

adonan, harus diunjukkan atau dipersembahkan kepada Tuhan  

(ay. 20-21), dan imam harus mendapatkannya untuk keperluan 


 222

keluarganya. Demikianlah mereka harus mengakui kebergantung-

an mereka kepada Tuhan  untuk makanan mereka sehari-hari, 

bahkan sekalipun ada makanan di rumah mereka. Mereka lalu 

harus menantikan Tuhan  sebelum menyantapnya, sebab  kita 

membaca tentang sesuatu yang dibawa ke rumah, namun Tuhan  

menghembuskannya, sehingga hasilnya menjadi sedikit (Hag. 1:9). 

Kristus tidak mengajar kita untuk berdoa, berikanlah kami pada 

tahun ini panen tahunan kami, melainkan berikanlah kami pada 

hari ini makanan kami yang secukupnya. Melalui hukum ini, Tuhan  

berfirman kepada bangsa itu, seperti yang dikatakan oleh nabi 

Elia lama sesudahnya kepada seorang janda di Sarfat (1Raj. 

17:13), namun  buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar 

kecil dari padanya. Persembahan ini tetap dipelihara secara tepat 

oleh hukum-hukum di dalam Bait Tuhan  menurut penglihatan 

Nabi Yehezkiel, dan ini merupakan perintah yang menjanjikan 

berkat-berkat bagi keluarga (Yeh. 44:30): Yang terbaik dari tepung 

jelaimu harus kamu berikan kepada imam supaya rumah-rumahmu 

mendapat berkat. Sebab, jika  Tuhan  sudah menerima apa yang 

semestinya diterima-Nya dari harta benda kita, maka kita dapat 

mengharapkan penghiburan dari apa yang jatuh menjadi bagian 

kita. 

Korban-korban untuk Dosa  

yang Tidak Disengaja 

(15:22-29)  

22 “jika  kamu dengan tidak sengaja melalaikan salah satu dari segala 

perintah ini, yang telah difirmankan TUHAN kepada Musa, 23 yaitu  dari 

segala yang diperintahkan TUHAN kepadamu dengan perantaraan Musa, 

mulai dari hari TUHAN memberi  perintah-perintah-Nya dan seterusnya 

turun-temurun, 24 dan jika  hal itu diperbuat di luar pengetahuan umat 

ini, tidak dengan sengaja, maka haruslah segenap umat mengolah seekor 

lembu jantan muda sebagai korban bakaran menjadi bau yang menyenang-

kan bagi TUHAN, serta dengan korban sajiannya dan korban curahan-

nya, sesuai dengan peraturan; juga seekor kambing jantan sebagai korban 

penghapus dosa. 25 Maka haruslah imam mengadakan pendamaian bagi 

segenap umat Israel, sehingga mereka beroleh pengampunan, sebab hal itu 

terjadi tidak dengan sengaja, dan sebab  mereka telah membawa persembah-

an-persembahan mereka sebagai korban api-apian bagi TUHAN, juga korban 

penghapus dosa mereka di hadapan TUHAN, sebab  hal yang tidak disengaja 

itu. 26 Segenap umat Israel akan beroleh pengampunan, juga orang asing 

yang tinggal di tengah-tengahmu, sebab  hal itu dilakukan oleh seluruh 

bangsa itu dengan tidak sengaja. 27 jika  satu orang saja berbuat dosa 

dengan tidak sengaja,  maka haruslah ia mempersembahkan kambing betina

Kitab Bilangan 15:22-29 

 223 

berumur setahun sebagai korban penghapus dosa; 28 dan imam haruslah 

mengadakan pendamaian di hadapan TUHAN bagi orang yang dengan tidak 

sengaja berbuat dosa itu, sehingga orang itu beroleh pengampunan sebab  

telah diadakan pendamaian baginya. 29 Baik bagi orang Israel asli maupun 

bagi orang asing yang tinggal di tengah-tengah kamu, satu hukum saja ber-

laku bagi mereka berkenaan dengan orang yang berbuat dosa dengan tidak 

sengaja.  

Kita mendapati di sini hukum mengenai korban untuk dosa-dosa 

yang diperbuat dengan tidak sengaja. Orang Yahudi memahaminya 

sebagai pemujaan berhala, atau penyembahan palsu, sebab  kesa-

lahan dari para guru mereka. Perkara yang diandaikan di sini yaitu  

bahwa mereka dengan tidak sengaja melalaikan salah satu dari 

segala perintah ini (ay. 22-23). jika  mereka lalai memberi  

persembahan-persembahan syukur mereka, dan tidak mempersem-

bahkannya sesuai hukum, maka mereka harus membawa korban 

penghapus dosa pembawa pendamaian, walaupun kelalaian tadi ter-

jadi akibat kealpaan atau kekeliruan. Jika mereka lalai dalam satu 

bagian dari upacara itu, maka mereka harus menebusnya dengan 

menjalankan bagian lain dari upacara itu, yang sesuai dengan sifat 

dari hukum perbaikan. 

1. Diajukan sebuah perkara tentang dosa satu bangsa, yang diper-

buat dengan tidak sengaja, dan menjadi kebiasaan akibat keke-

liruan banyak orang (ay. 24), umat, yaitu kumpulan bangsa itu, 

sebab demikianlah kata itu dijelaskan (ay. 25): Segenap umat 

Israel. Ada begitu banyak upacara ibadah, dan begitu beragam, 

hingga dapat diperkirakan dengan mudah bahwa sebagian di an-

taranya akan terlupakan dan tidak digunakan lagi, seperti upa-

cara ibadah sebelumnya mengenai persembahan khusus berupa 

tepung jelai. Nah jika, seiring berjalannya waktu, saat  mereka 

sedang mencari petunjuk dari hukum Taurat, tampak bahwa satu 

atau lain ketetapan sudah dilalaikan oleh semua orang, maka 

suatu korban harus dipersembahkan untuk segenap umat. De-

ngan begitu, kekhilafan itu akan diampuni (ay. 25-26) dan tidak 

dihukum, seperti yang pantas didapatkannya, dengan suatu hu-

kuman untuk seluruh bangsa. Persembahan korban yang harus 

sesuai dengan peraturan, atau ketetapan, dengan jelas mengacu 

pada hukum sebelumnya, dan hukum yang ini hanyalah peng-

ulangan dari hukum sebelumnya. Lembu jantan muda yang 

sama, yang pada hukum sebelumnya disebut korban penghapus 

dosa (Im. 4:13, 21), di sini disebut korban bakaran (ay. 24), 


 224

sebab  lembu itu seluruhnya dibakar, meskipun bukan di atas 

mezbah, melainkan di luar perkemahan. Dan di sini terdapat 

tambahan berupa seekor kambing jantan sebagai korban pengha-

pus dosa. Sesuai dengan hukum ini, kita mendapati bahwa Hizkia 

mengadakan pendamaian atas kesalahan-kesalahan yang dilaku-

kan di masa pemerintahan ayahnya, dengan tujuh ekor lembu 

jantan, tujuh ekor domba jantan, tujuh ekor domba muda dan tujuh 

ekor kambing jantan. Semuanya itu dipersembahkannya sebagai 

korban penghapus dosa untuk keluarga raja, untuk tempat kudus 

dan untuk Yehuda (2Taw. 29:21), dan bagi seluruh Israel (2Taw. 

29:24). Kita pun menjumpai hal yang serupa dilakukan Sesudah  

orang-orang Israel kembali dari pembuangan (Ezr. 8:35). 

2. Perkara ini juga dianggap bisa berlaku untuk orang perorangan: 

jika  satu orang saja berbuat dosa dengan tidak sengaja (ay. 

27), melalaikan suatu bagian dari kewajibannya, maka ia harus 

membawa persembahannya, seperti yang sudah ditetapkan (Im. 

4:27, dst.). Demikianlah pendamaian harus diadakan bagi orang 

yang dengan tidak sengaja berbuat dosa (ay. 28). Amatilah, 

(1) Atas dosa-dosa yang diperbuat dengan tidak sengaja, harus 

diadakan pendamaian. Sebab, meskipun ketidaksengajaan sedi-

kit banyak dapat memaklumi orang yang melakukan dosa itu, 

namun itu tidak akan membenarkan orang-orang yang bisa jadi 

mengetahui kehendak Tuhan mereka, namun tidak melakukan-

nya. Daud berdoa untuk dibebaskan dari apa yang tidak disa-

darinya, yaitu  dosa-dosa yang tidak ia sadari sendiri, kesesat-

an-kesesatan yang tidak diketahuinya (Mzm. 19:13). 

(2) Dosa-dosa yang diperbuat dengan tidak sengaja akan diam-

puni, melalui Kristus Sang Korban Agung, yang saat  me-

ngorbankan diri-Nya di atas kayu salib sekali untuk selama-

nya, tampak menjelaskan maksud dari pengorbanan-Nya itu 

dalam doa, ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak 

tahu apa yang mereka perbuat. Paulus pun tampak mengacu 

pada hukum mengenai dosa-dosa yang diperbuat dengan tidak 

sengaja ini (1Tim. 1:13), aku telah dikasihani-Nya, sebab  

semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar 

iman. Hukum ini pun memandang baik orang-orang bukan 

Yahudi, sebab  hukum mengenai pendamaian bagi dosa-dosa 

yang diperbuat dengan tidak sengaja ini secara tegas turut 

diberlakukan bagi orang-orang asing di antara seluruh bangsa

Kitab Bilangan 15:30-36 

 225 

 Israel (ay. 29), namun  yang dipandang sebagai penganut agama 

Yahudi yang takut akan Tuhan . Dengan demikian, berkat Abra-

ham sampai kepada orang-orang bukan Yahudi. 

Hukuman bagi Orang-orang 

yang Sengaja Berdosa 

(15:30-36) 

30 namun  orang yang berbuat sesuatu dengan sengaja, baik orang Israel asli, 

baik orang asing, orang itu menjadi penista TUHAN, ia harus dilenyapkan 

dari tengah-tengah bangsanya, 31 sebab ia telah memandang hina terhadap 

firman TUHAN dan merombak perintah-Nya; pastilah orang itu dilenyapkan, 

kesalahannya akan tertimpa atasnya.” 32 saat  orang Israel ada di padang 

gurun, didapati merekalah seorang yang mengumpulkan kayu api pada hari 

Sabat. 33 Lalu orang-orang yang mendapati dia sedang mengumpulkan kayu 

api itu, menghadapkan dia kepada Musa dan Harun dan segenap umat 

itu. 34 Orang itu dimasukkan dalam tahanan, oleh sebab  belum ditentukan 

apa yang harus dilakukan kepadanya. 35 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada 

Musa: “Orang itu pastilah dihukum mati; segenap umat Israel harus melon-

tari dia dengan batu di luar tempat perkemahan.” 36 Lalu segenap umat 

menggiring dia ke luar tempat perkemahan, lalu  dia dilontari dengan 

batu, sehingga ia mati, seperti yang difirmankan TUHAN kepada Musa. 

Di sini kita mendapati, 

I. Hukuman umum yang dijatuhkan atas orang-orang yang berdosa 

dengan sengaja. 

1. Orang-orang yang berdosa dengan sengaja yaitu  mereka yang 

berdosa dengan tangan yang teracung, seperti yang tertulis 

dalam bahasa aslinya (ay. 30), yaitu , yang dengan terang-

terangan menentang kewenangan Tuhan , dan menegakkan 

hawa nafsunya sendiri untuk menandingi kewenangan-Nya. 

Mereka yaitu  orang-orang yang berdosa sebab  memang 

ingin berdosa, dengan melawan aturan-aturan hukum, dan 

menantang hukumannya. Mereka yaitu  orang-orang yang 

berperang melawan Tuhan , dan menantang-Nya untuk melaku-

kan hal terburuk yang dapat dilakukan-Nya. Lihat Ayub 15:25. 

Berdosa dengan sengaja itu tidak hanya berdosa sekalipun 

tahu bahwa itu dosa, namun  juga berdosa dengan rancangan 

untuk melawan kehendak dan kemuliaan Tuhan .  

2. Dosa-dosa yang diperbuat dengan cara seperti itu sungguh 

luar biasa berdosa. Orang yang melanggar perintah dengan 

cara seperti itu,  


 226

(1) Menjadi penista TUHAN (ay. 30). Orang itu mengucapkan 

hal-hal terburuk yang dapat diucapkannya tentang Tuhan, 

dan dengan cara yang teramat tidak adil. Bahasa yang 

keluar dari dosa yang diperbuat dengan sengaja yaitu , 

“Kebenaran kekal tak pantas untuk dipercayai, Tuhan atas 

segalanya tak layak untuk ditaati, dan kekuatan yang 

maha kuasa tak layak untuk ditakuti atau diandalkan.” 

Dosa ini menganggap bodoh Hikmat yang Tak Terhingga, 

dan menganggap durjana sang Hakim yang adil atas sorga 

dan bumi. Seperti itulah jahatnya dosa yang diperbuat 

dengan sengaja. 

(2) Orang itu memandang hina terhadap firman TUHAN (ay. 

31). Ada orang-orang yang, dalam banyak hal, gagal dalam 

menjalankan firman Tuhan, namun sangat menjunjung 

tinggi firman itu, dan memandang mulia hukum Tuhan. 

namun  orang-orang yang berdosa dengan sengaja meman-

dang hina firman Tuhan, sebab  menganggap diri mereka 

sendiri terlampau hebat, terlampau baik, dan terlampau 

bijaksana untuk diatur olehnya. Yang Mahakuasa itu apa, 

sehingga kami harus beribadah kepada-Nya? Apa pun itu 

dosanya, sifat suka menentang yang menyertainyalah yang 

mendatangkan laknat. Pendurhakaan yang ditambahkan 

ke dalam dosalah yang membuatnya sama seperti dosa ber-

tenung, dan kedegilan membuatnya sama seperti menyem-

bah berhala. 

3. Hukuman yang dijatuhkan atas orang-orang seperti itu sa-

ngatlah mengerikan. Tidak ada korban yang tersisa untuk 

dosa-dosa itu, dan hukum tidak menyediakannya. Ia harus di-

lenyapkan dari tengah-tengah bangsanya (ay. 30), pastilah di-

lenyapkan (ay. 31). Supaya Tuhan  dapat dibenarkan selama-

lamanya, dan si pendosa dipermalukan selama-lamanya, kesa-

lahannya akan tertimpa atasnya. Tidak perlu lagi hal lain 

untuk membenamkannya ke dasar neraka yang paling dalam. 

Demikianlah para ahli agama Yahudi memahaminya, bahwa 

kesalahan itu akan melekat kepada jiwanya, Sesudah  ia dile-

nyapkan, dan orang itu akan memberi  pertanggungjawaban 

atas dosanya pada hari penghakiman yang agung. Mungkin 

jenis pelanggaran itu bukanlah pelanggaran yang dapat mem-

buat pelakunya dihukum oleh pemerintah. Akan namun , jika 

Kitab Bilangan 15:30-36 

 227 

itu diperbuat dengan sengaja, maka Tuhan  sendirilah yang 

akan menghukumnya dengan tangan-Nya, dan ngeri benar 

kalau jatuh ke dalam tangan Tuhan . Dalam Perjanjian Baru, 

kita mendapati hukuman yang serupa, yaitu  kehilangan se-

gala keuntungan dari korban agung, yang dijatuhkan atas 

penghujatan terhadap Roh Kudus, dan kemurtadan sepenuh-

nya dari Kekristenan. 

II. Contoh khusus dari kesengajaan itu dalam dosa melanggar hari 

Sabat. 

1. Pelanggarannya yaitu  mengumpulkan kayu pada hari Sabat 

(ay. 32), yang, ada kemungkinan, akan dipakai untuk mem-

buat api, padahal mereka sudah diperintahkan untuk memba-

kar dan memasak apa yang mereka perlukan pada hari sebe-

lumnya (Kel. 16:23). Ini tampaknya hanya satu pelanggaran 

kecil, namun  perbuatan ini melanggar hukum Sabat, dan 

dengan begitu merupakan penghinaan secara tidak langsung 

terhadap Sang Pencipta, yang bagi kehormatan-Nya hari Sabat 

dipersembahkan. Perbuatan itu juga merupakan serangan 

terhadap seluruh hukum Taurat, sebab  hari Sabat dimaksud-

kan sebagai pagar yang melindungi hukum itu. Tampak dari 

susunan dan hubungan kalimatnya bahwa pelanggaran itu 

dilakukan dengan sengaja, dan dengan menghina baik hukum 

Taurat maupun Sang Pembuat Hukum.  

2. Si pelanggar diamankan (ay. 33-34). Orang-orang yang men-

dapati dia mengumpulkan kayu api, dalam semangat mereka 

untuk menjaga kehormatan hari Sabat, menghadapkan dia 

kepada Musa dan Harun dan segenap umat. Hal ini menyirat-

kan bahwa sebab  hari itu hari Sabat, segenap umat sedang 

berkumpul bersama Musa dan Harun, untuk menerima peng-

ajaran dari keduanya, dan untuk bergabung bersama mereka 

dalam ibadah. Tampaknya, meskipun ada banyak kesalahan 

di antara rakyat Israel biasa, namun mereka tidak mau tinggal 

diam melihat hari Sabat dicemarkan. Ini merupakan pertanda 

baik bahwa mereka tidak sepenuhnya meninggalkan Tuhan , 

tidak pula ditinggalkan sepenuhnya oleh Dia. 

3. Tuhan  dimintai petunjuk, oleh sebab  belum ditentukan apa 

yang harus dilakukan kepadanya. Hukum telah menetapkan 

pencemaran hari Sabat sebagai kejahatan yang harus dijatuhi 


 228

hukuman mati (Kel. 31:14, 35:2). namun  mereka dilanda ke-

raguan, entah mengenai pelanggaran yang dibuat, apakah 

perbuatan orang itu harus dianggap sebagai pencemaran atau 

tidak, atau mengenai hukumannya, yaitu  dengan cara apa 

orang itu harus mati. Tuhan  yaitu  Sang Hakim, dan ke hadap-

an-Nyalah mereka membawa perkara ini. 

4. Hukuman dijatuhkan. Tahanan itu diputuskan bersalah seba-

gai pelanggar hari Sabat, sesuai dengan maksud dari hukum 

itu, dan sebagai pelanggar hari Sabat ia harus dihukum mati. 

Untuk menunjukkan betapa besarnya kejahatan itu, dan 

betapa perbuatan itu membuat Tuhan  murka, dan agar orang 

lain mendengar dan takut, sehingga tidak berbuat hal yang 

serupa dengan sengaja, kematian yang dipandang paling me-

ngerikan dijatuhkan atas orang itu: Ia harus dilontari dengan 

batu (ay. 35). Perhatikanlah, Tuhan  sangat cemburu menjaga 

kehormatan hari Sabat-Nya, dan akan memandang bersalah, 

bagaimana pun manusia memandangnya, orang-orang yang 

mencemarkan hari Sabat. 

5. Pelaksanaan hukuman dilakukan sesuai dengan putusan yang 

diberikan (ay. 36). Dia dilontari dengan batu oleh segenap 

umat, sehingga ia mati. Sebanyak mungkin orang diikutserta-

kan untuk melaksanakan hukuman ini, agar mereka yang 

sudah melontarkan batu kepada si pelanggar hari Sabat ini, 

setidak-tidaknya, menjadi takut untuk melanggar hari Sabat. 

Ini menyiratkan bahwa pencemaran hari Sabat secara terang-

terangan yaitu  dosa yang harus dihukum dan dikekang oleh 

pemerintah, yang, sejauh itu menyangkut tindakan lahiriah, 

merupakan penjaga dari kedua loh batu yang berisi sepuluh 

perintah Tuhan . Lihat Nehemia 13:17. Orang mungkin berpikir, 

tidak ada salahnya mengumpulkan beberapa kayu api, pada 

hari apa pun. namun  Tuhan  hendak menjadikan contoh hukum-

an terhadap orang yang berbuat demikian sebagai peringatan 

keras bagi kita semua, untuk selalu menjaga kekudusan hari 

Sabat dengan kesadaran hati nurani. 

 

Kitab Bilangan 15:37-41 

 229 

Hukum Mengenai Jumbai-jumbai 

(15:37-41)  

37 TUHAN berfirman kepada Musa: 38 “Berbicaralah kepada orang Israel dan 

katakanlah kepada mereka, bahwa mereka harus membuat jumbai-jumbai 

pada punca baju mereka, turun-temurun, dan dalam jumbai-jumbai punca 

itu haruslah dibubuh benang ungu kebiru-biruan. 39 Maka jumbai itu akan 

mengingatkan kamu, jika  kamu melihatnya, kepada segala perintah 

TUHAN, sehingga kamu melakukannya dan tidak lagi menuruti hatimu atau 

matamu sendiri, seperti biasa kamu perbuat dalam ketidaksetiaanmu terha-

dap TUHAN. 40 Maksudnya supaya kamu mengingat dan melakukan segala 

perintah-Ku dan menjadi kudus bagi Tuhan mu. 41 Akulah TUHAN, Tuhan mu, 

yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir, supaya Aku menjadi 

Tuhan  bagimu; Akulah TUHAN, Tuhan mu.” 

Hukum yang baru saja diberikan telah menyediakan pengampunan 

bagi dosa yang dilakukan dengan tidak sengaja dan sebab  kelemah-

an. Sekarang di sini disediakan suatu sarana untuk mencegah dosa-

dosa semacam itu. Mereka diperintahkan untuk membuat jumbai-

jumbai pada punca (ujung – pen.) baju mereka, yang bagi mereka 

akan menjadi pengingat akan kewajiban mereka, supaya mereka 

tidak berdosa sebab  kealpaan. 

1. Penanda yang ditetapkan yaitu  jumbai yang terbuat dari sutera, 

atau benang, atau wol, atau pakaian itu sendiri yang bagian 

ujungnya diurai, dan benang ungu kebiru-biruan yang dibubuh di 

atasnya untuk menjaganya tetap kencang (ay. 38). sebab  orang-

orang Yahudi yaitu  umat kesayangan, maka mereka dibedakan 

seperti itu dari bangsa-bangsa di sekitar mereka dalam hal 

pakaian, dan juga dalam hal makanan. Dan melalui hal-hal kecil 

yang menunjukkan keistimewaan itu, mereka diajar untuk tidak 

mengikuti cara hidup bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan  

dalam hal-hal yang lebih besar. Dengan begitu juga mereka me-

nyatakan diri mereka sebagai orang Yahudi di mana pun mereka 

berada, sebagai orang yang tidak malu akan Tuhan  dan hukum-

Nya. Juruselamat kita, sebab  dibuat takluk kepada hukum Tau-

rat, turut mengenakan jumbai-jumbai ini. Oleh sebab itulah kita 

membaca tentang jumbai atau punca jubah-Nya (Mat. 9:20). 

Jumbai-jumbai ini diperpanjang oleh orang-orang Farisi, agar 

mereka dianggap lebih kudus dan taat dibandingkan  orang lain. Tefilin 

atau tali sembahyang merupakan hal yang berbeda. Tali sembah-

yang itu dibuat sendiri oleh orang Farisi, sementara jumbai-jum-

bai yaitu  ketetapan ilahi. Orang-orang Yahudi pada zaman seka-

rang mengenakan jumbai-jumbai ini, dan berkata, saat  


 230

mengenakannya, terpujilah Ia yang telah menguduskan kita bagi 

diri-Nya, dan yang telah memerintahkan kita untuk mengenakan 

jumbai-jumbai. 

2. Maksud dari penanda ini yaitu  untuk mengingatkan bahwa 

mereka yaitu  umat kesayangan. Jumbai-jumbai itu tidak dimak-

sudkan untuk menghiasi atau memperindah pakaian mereka, 

namun  untuk menghidupkan pengertian yang murni oleh peringat-

an-peringatan (2Ptr. 3:1), agar jumbai itu mengingatkan mereka, 

jika  mereka melihatnya, kepada segala perintah Tuhan. Ba-

nyak orang memandang pada hiasan pakaian mereka untuk me-

muaskan kesombongan mereka, namun  orang-orang Yahudi harus 

memandang pada jumbai-jumbai ini untuk menggugah hati 

nurani mereka supaya sadar akan kewajiban mereka, agar agama 

mereka senantiasa melingkupi mereka, dan agar mereka selalu 

membawanya serta bersama mereka, seperti mereka membawa 

pakaian mereka, ke mana pun mereka pergi. Bila mereka tergoda 

untuk berdosa, jumbai-jumbai itu akan menjadi pengawas bagi 

mereka untuk tidak melanggar perintah-perintah Tuhan . Jika sua-

tu kewajiban terlupa untuk dilaksanakan pada waktunya, maka 

jumbai-jumbai itu akan mengingatkan mereka akan kewajiban 

itu. Ketetapan ini, meskipun tidak diperintahkan kepada kita, 

namun memberi kita pelajaran, untuk selalu mengingat segala 

perintah Tuhan, Tuhan  kita, sehingga kita melakukannya, untuk 

meresapi segala perintah itu dalam ingatan kita, dan menerap-

kannya pada perkara-perkara tertentu, jika ada kebutuhan untuk 

itu. Jumbai-jumbai ini secara khusus dimaksudkan untuk men-

jaga mereka dari penyembahan berhala: agar kamu tidak lagi 

menuruti hatimu atau matamu sendiri, dalam ibadahmu. Namun 

demikian, maksud dari jumbai-jumbai ini juga dapat diperluas 

pada perilaku secara keseluruhan, sebab  tak ada hal lain yang 

lebih bertentangan dengan kehormatan Tuhan , dan kepentingan 

kita sendiri yang sebetulnya , dibandingkan  menuruti keinginan hati 

kita dan pandangan mata kita. Sebab segala kecenderungan hati 

selalu membuahkan kejahatan semata-mata, dan begitu pula 

dengan keinginan mata. 

Sesudah  mengulangi beberapa ketetapan upacara ibadah, pasal 

ini ditutup dengan hukum agama yang agung dan pokok itu, 

jadilah kudus bagi Tuhan mu. Hendaklah kamu disucikan dari dosa, 

dan berbakti dengan tulus untuk melayani-Nya. Dan alasan yang 

Kitab Bilangan 15:37-41 

 231 

kuat untuk segala perintah itu ditekankan berulang kali, Akulah 

TUHAN, Tuhan mu. jika  kita semakin teguh mempercayai, dan 

semakin sering dan sungguh-sungguh merenungkan, bahwa Tuhan  

yaitu  Tuhan, Tuhan  kita dan Penebus kita, maka kita akan 

melihat diri kita terikat kewajiban, kepentingan, dan rasa syukur, 

untuk menjalankan semua perintah-Nya.  

 

 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL 16  

aktu terjadinya sejarah yang termuat dalam pasal ini sama 

sekali tidak dapat dipastikan. Ada kemungkinan bahwa pem-

berontakan-pemberontakan ini terjadi Sesudah  kepindahan orang 

Israel kembali dari Kadesh-Barnea, saat  mereka sudah ditetapkan, 

kalau saya boleh menyebutnya demikian, untuk mengembara di 

padang gurun, dan mulai memandang padang gurun sebagai tempat 

kediaman mereka. Segera sesudah hukum-hukum baru diberikan, 

muncul kisah tentang sebuah pemberontakan baru, seolah-olah dosa 

mengambil kesempatan dari perintah untuk menjadi lebih berdosa 

lagi secara luar biasa. Dalam pasal ini kita mendapati,  

I. Timbulnya suatu pemberontakan yang lancang dan berba-

haya melawan Musa dan Harun, di bawah pimpinan Korah, 

Datan, dan Abiram (ay. 1-15).  

1. Korah dan kawanannya menggugat jabatan imam Harun 

(ay. 3). Musa beradu pendapat dengan mereka, dan ber-

seru kepada Tuhan  untuk meminta penyelesaian atas per-

sengketaan itu (ay. 4-11). 

2. Datan dan Abiram berbantah-bantah dengan Musa, dan 

menolak memenuhi panggilannya, yang sangat menduka-

kan hati Musa (ay. 12-15).  

II. Tampilnya sekumpulan orang yang menuntut jabatan imam 

di hadapan Tuhan  secara khidmat, sesuai perintah, dan tam-

pilnya kemuliaan Tuhan di depan banyak orang, yang akan 

melenyapkan seluruh umat, sendainya Musa dan Harun 

tidak menengahi (ay. 16-22). 

III. Diselesaikannya persengketaan itu, dan dihancurkannya pem-

berontakan itu, dengan melenyapkan para pemberontak. 


 234

1. Orang-orang yang berada di dalam kemah-kemah mereka 

dikubur hidup-hidup (ay. 23-34). 

2. Orang-orang yang berada di depan pintu Kemah Pertemuan 

habis dilalap api (ay. 35), dan perbaraan-perbaraan mereka 

disimpan untuk dijadikan sebagai suatu peringatan (ay. 37-

40). 

IV. Sebuah huru-hara baru timbul dari pihak umat (ay. 41-43) 

1. Tuhan  menghentikan huru-hara itu dengan menimpakan 

sebuah tulah (ay. 45) 

2. Harun menghentikan tulah itu dengan mempersembah-

kan ukupan (ay. 46-50).  

Gaya dan cara penulisan kisah ini menunjukkan dengan jelas bahwa 

kegemparan yang terjadi pada saat itu sangatlah besar. 

Pemberontakan Korah, Datan, dan Abiram 

(16:1-11)  

1 Korah bin Yizhar bin Kehat bin Lewi, beserta Datan dan Abiram, anak-anak 

Eliab, dan On bin Pelet, ketiganya orang Ruben, mengajak orang-orang  

2 untuk memberontak melawan Musa, beserta dua ratus lima puluh orang 

Israel, pemimpin-pemimpin umat itu, yaitu orang-orang yang dipilih oleh 

rapat, semuanya orang-orang yang kenamaan. 3 Maka mereka berkumpul 

mengerumuni Musa dan Harun, serta berkata kepada keduanya: “Sekarang 

cukuplah itu! Segenap umat itu yaitu  orang-orang kudus, dan TUHAN ada 

di tengah-tengah mereka. Mengapakah kamu meninggi-ninggikan diri di atas 

jemaah TUHAN?” 4 saat  Musa mendengar hal itu, sujudlah ia. 5 Dan ia 

berkata kepada Korah dan segenap kumpulannya: “Besok pagi TUHAN akan 

memberitahukan, siapa kepunyaan-Nya, dan siapa yang kudus, dan Ia akan 

memperbolehkan orang itu mendekat kepada-Nya; orang yang akan dipilih-

Nya akan diperbolehkan-Nya mendekat kepada-Nya. 6 Perbuatlah begini: am-

billah perbaraan-perbaraan, hai Korah, dan kamu segenap kumpulannya,  

7 bubuhlah api ke dalamnya dan taruhlah ukupan di atasnya, di hadapan 

TUHAN pada esok hari, dan orang yang akan dipilih TUHAN, dialah yang ku-

dus. Cukuplah itu, hai orang-orang Lewi!” 8 Lalu berkatalah Musa kepada 

Korah: “Cobalah dengar, hai orang-orang Lewi! 9 Belum cukupkah bagimu, 

bahwa kamu dipisahkan oleh Tuhan  Israel dari umat Israel dan diperbolehkan 

mendekat kepada-Nya, supaya kamu melakukan pekerjaan pada Kemah Suci 

TUHAN dan bertugas bagi umat itu untuk melayani mereka, 10 dan bahwa 

engkau diperbolehkan mendekat bersama-sama dengan semua saudaramu 

bani Lewi? Dan sekarang mau pula kamu menuntut pangkat imam lagi?  

11 Sebab itu, engkau ini dengan segenap kumpulanmu, kamu bersepakat me-

lawan TUHAN. sebab  siapakah Harun, sehingga kamu bersungut-sungut 

kepadanya?” 

Kitab Bilangan 16:1-11 

 235 

Di sini kita mendapati,  

I Sebuah penjelasan mengenai para pemberontak itu, siapa dan 

apa mereka itu. Mereka bukanlah, seperti sebelumnya, orang dari 

berbagai-bagai bangsa dan orang-orang pinggiran, yang sebab -

nya tidak pernah disebutkan siapa, melainkan orang-orang yang 

terhormat dan mulia, yang menjadi panutan. Korah yaitu  biang 

keladinya. Ia membentuk dan mengepalai kelompok itu. Itulah 

sebabnya peristiwa ini disebut kedurhakaan seperti Korah (Yud. 

1:11). Ia yaitu  saudara sepupu Musa, mereka yaitu  anak-anak 

dari orangtua yang bersaudara, namun kedekatan hubungan itu 

ternyata tidak dapat menahan dirinya untuk tidak bersikap ku-

rang ajar dan kasar terhadap Musa. Janganlah heran jika musuh 

orang ialah orang-orang seisi rumahnya. Bersama Korah berga-

bunglah Datan dan Abiram, para pemimpin dari bani Ruben, 

anak sulung Yakub. Mungkin Korah merasa muak dengan diang-

katnya Harun menjadi imam dan ditetapkannya Elisafan sebagai 

pemimpin puak Kehat (3:30). sedang  orang-orang Ruben 

mungkin marah sebab  suku Yehuda memperoleh tempat kehor-

matan pertama dalam perkemahan. On disebutkan (ay. 1) sebagai 

salah satu pemimpin dari kelompok itu, namun  sesudah itu tidak 

pernah disebut-sebut lagi dalam seluruh kisah ini. Ini bisa saja 

sebab , seperti menurut sebagian penafsir, ia bertobat dan me-

ninggalkan gerombolan itu, atau sebab  ia tidak membuat dirinya 

begitu menonjol seperti Datan dan Abiram. Orang-orang Kehat 

berkemah pada sisi yang sama dari Kemah Pertemuan seperti 

orang-orang Ruben. Mungkin hal ini memberi  kesempatan 

bagi Korah untuk menarik mereka ke dalam komplotannya. Itulah 

sebabnya orang-orang Yahudi berkata, celakalah orang fasik, dan 

celakalah tetangganya, yang terancam bahaya akan tertular oleh-

nya.” Dan, sebab  mereka sendiri tergolong orang-orang yang kena-

maan, mereka berhasil membujuk dua ratus lima puluh pemimpin 

umat itu untuk bersekongkol dengan mereka (ay. 2). Ada kemung-

kinan bahwa mereka yaitu  anak-anak sulung, atau setidak-tidak-

nya para kepala dari kaum-kaum mereka, yang, sebelum pengang-

katan Harun, pernah melayani dalam pekerjaan-pekerjaan kudus. 

Perhatikanlah, keangkuhan, hasrat untuk berkuasa, dan keingin-

an para petinggi untuk menyaingi sesama, sudah selalu menjadi 

penyebab banyak kejahatan, baik dalam jemaat maupun pemerin-


 236

tahan. Semoga Tuhan  dengan anugerah-Nya membuat para pembe-

sar menjadi rendah hati, dan dengan begitu memberi  keda-

maian dalam zaman kami, ya Tuhan! Orang-orang termasyhur, 

dan orang-orang yang kenamaan, seperti yang digambarkan ten-

tang orang-orang ini, yaitu  para pendosa besar dari dunia 

purbakala (Kej. 6:4). Kemasyhuran dan kenamaan yang mereka 

miliki tidak memuaskan mereka. Mereka sudah tinggi, namun  

masih ingin menjadi lebih tinggi lagi, dan dengan demikian orang-

orang yang termasyhur menjadi orang-orang yang tercela.  

II. Keluhan para pemberontak (ay. 3). Apa yang mereka pertengkar-

kan yaitu  ditetapkannya jabatan imam atas Harun dan keluar-

ganya, yang menurut mereka merupakan kehormatan yang terlalu 

besar untuk diberikan oleh Musa dan diterima oleh Harun. Dan 

dengan demikian keduanya didakwa merebut kekuasaan: “Seka-

rang cukuplah itu.” Atau, “Cukuplah engkau berkuasa begitu 

lama. Dan sekarang pertimbangkanlah untuk menyerahkan kedu-

dukanmu kepada orang-orang yang sama berhaknya atas kedu-

dukan itu, dan yang sama cakapnya untuk mengelolanya.”  

1. Dengan sombong mereka memegahkan kekudusan umat, dan 

hadirat Tuhan  di dalamnya. “Segenap umat itu yaitu  orang-

orang kudus, dan sama pantasnya untuk ditugaskan memper-

sembahkan korban seperti Harun, dan seperti yang ditugaskan 

kepada para kepala keluarga dulu, dan TUHAN ada di tengah-

tengah mereka, untuk memimpin dan memberi  pengakuan 

terhadap mereka.” Tidak ada alasan bagi mereka untuk meme-

gahkan kemurnian umat, atau perkenanan Tuhan , sebab  umat 

itu sudah begitu sering dan belum begitu lama ini tercemar 

oleh dosa, dan sekarang berada di bawah tanda-tanda murka 

Tuhan . Ini seharusnya membuat mereka bersyukur atas adanya 

imam-imam yang akan menjadi pengantara mereka dengan 

Tuhan . Akan namun , bukannya bersyukur, mereka malah iri hati 

terhadap para imam.  

2. Mereka secara tidak adil menuduh Musa dan Harun telah 

mengambil kehormatan bagi diri mereka sendiri, padahal sudah 

jelas, tanpa bisa dibantah, bahwa Musa dan Harun dipanggil 

untuk pelayanan itu oleh Tuhan  (Ibr. 5:4). Dengan begitu, mereka 

tidak mau memiliki  para imam sama sekali, atau pemerin-

tahan apa pun, tidak mau ada pemimpin baik dalam perkara-

Kitab Bilangan 16:1-11 

 237 

perkara kewarga an maupun kerohanian, tidak mau ada 

yang menjadi pemimpin atas umat, tidak mau ada yang meng-

atasinya. Atau mereka tidak mau menerima penegakan peme-

rintahan yang telah ditetapkan Tuhan . Lihatlah di sini,  

(1) Jiwa seperti apa yang dimiliki orang-orang yang mengingin-

kan kesamarataan dalam segala hal, dan orang-orang yang 

memandang rendah pemerintahan, dan menolak kekuasa-

an-kekuasaan yang telah ditetapkan Tuhan  atas mereka. 

Mereka yaitu  orang-orang yang sombong, pendengki, 

haus kekuasaan, pengacau, fasik, dan tidak berbudi.  

(2) Perlakuan apa yang dapat diharapkan oleh orang-orang 

yang terbaik dan paling berguna sekalipun, bahkan dari 

orang-orang yang sudah mereka layani. Jika orang-orang 

yang paling berhak untuk berkuasa digambarkan sebagai 

perebut kekuasaan, dan orang-orang yang memerintah de-

ngan baik digambarkan sebagai penguasa lalim, hendaklah 

mereka ingat bahwa Musa dan Harun pun diperlakukan 

dengan sewenang-wenang seperti itu.  

III. Sikap Musa saat  keluhan para pemberontak itu disampaikan 

kepadanya. Bagaimana ia menyikapi hal itu? 

1. Musa bersujud (ay. 4), seperti sebelumnya (14:5). Dengan de-

mikian ia menunjukkan betapa ia mau menuruti kehendak 

mereka, dan betapa ia mau mengundurkan diri dari tugas pe-

merintahannya, kalau saja itu sejalan dengan kewajibannya 

kepada Tuhan  dan kesetiaannya pada kepercayaan yang telah 

diberikan kepadanya. Dengan demikian juga ia memohon ke-

pada Tuhan , melalui doa, untuk diberi petunjuk tentang apa 

yang harus ia katakan dan lakukan atas kejadian yang menye-

dihkan ini. Musa tidak mau berbicara dengan mereka sebelum 

ia merendahkan hati dan menenangkan jiwanya seperti itu 

yang tidak bisa tidak, pasti sudah mulai memanas, dan se-

belum ia menerima petunjuk dari Tuhan . Dalam keadaan se-

perti itu, hati orang benar menimbang-nimbang jawabannya, 

dan meminta nasihat dari mulut Tuhan .  

2. Musa sepakat untuk menyerahkan perkara itu kepada Tuhan , 

dan membiarkan Tuhan  memutuskannya, sebab ia betul-betul 

yakin akan kebaikan haknya, dan sekalipun begitu rela untuk 


 238

mengundurkan diri, jika Tuhan  menganggap hal itu baik, untuk 

menyenangkan hati umat yang tidak puas ini dengan calon 

pemimpin lain. Perkara yang jujur tidak takut diuji dengan 

segera. Bahkan esok hari, biarlah perkara itu digelar (ay. 5-7). 

Biarlah Korah dan segenap pengikutnya membawa perbaraan 

mereka, dan mempersembahkan ukupan di hadapan TUHAN. 

Dan, jika Ia menyatakan perkenanan-Nya atas mereka, maka 

itu bagus. Musa sekarang menghendaki supaya segenap umat 

Tuhan menjadi imam, jika Tuhan  memang berkenan, sama se-

perti sebelumnya ia menghendaki supaya mereka semua men-

jadi nabi (11:29). namun  jika Tuhan , Sesudah  dimintai pertim-

bangan, menetapkan pilihan pada Harun dan seperti yang 

tidak diragukan lagi akan dilakukan-Nya, maka mereka akan 

mendapati betapa sangat berbahayanya melakukan percobaan 

itu. Oleh sebab  itu Musa menangguhkan perkara itu sampai 

keesokan harinya, untuk mencari tahu apakah, sesudah mem-

bawa tidur perkara itu, mereka akan berhenti, dan mencabut 

tuntutan-tuntutan mereka.  

3. Musa memperdebatkan perkara itu secara adil dengan mereka, 

untuk meredam pemberontakan dengan penalaran yang baik, 

sekiranya mungkin, sebelum perkara itu sampai pada peng-

adilan Tuhan . Sebab pada saat itu Musa tahu bahwa hal itu 

akan berakhir dengan dipermalukannya para penggugat.  

(1) Musa menyebut mereka orang-orang Lewi (ay. 7), dan lagi 

(ay. 8). Mereka berasal dari sukunya sendiri, bahkan, mere-

ka yaitu  suku milik Tuhan . Oleh sebab itu, semakin buruk 

bagi mereka bahwa mereka memberontak seperti itu terha-

dap Tuhan  dan juga terhadap Musa. Belum begitu lama 

orang-orang Lewi tampil dengan gagah berani di pihak 

Tuhan , dalam perkara anak lembu emas, dan mendapat ke-

hormatan yang abadi sebab nya. Akankah orang-orang 

yang pada saat itu menjadi satu-satunya yang tidak bersa-

lah, sekarang menjadi para penjahat utama, dan kehilangan 

segala kehormatan yang telah mereka peroleh? Mungkinkah 

ada sekam seperti itu di tempat pengirikan Tuhan ? Orang-

orang Lewi, namun merupakan para pemberontak?  

(2) Musa menjawab tuduhan mereka dengan tajam, dan me-

ngembalikannya kepada diri mereka sendiri. Mereka secara 

tidak adil telah mendakwa Musa dan Harun bahwa kedua-

Kitab Bilangan 16:1-11 

 239 

nya sudah bertindak keterlaluan, meskipun mereka hanya 

melakukan tugas yang telah ditanggungkan Tuhan  atas me-

reka, dan tidak lebih. “Tidak,” kata Musa, “Cukuplah itu, 

hai orang-orang Lewi!” (ay. 7. KJV: Engkau sudah bertindak 

keterlaluan, hai orang-orang Lewi!). Perhatikanlah, orang-

orang yang mau mengambil alih dan menentang ketetapan 

Tuhan , sudah bertindak keterlaluan. Cukuplah bagi kita 

untuk menurut, keterlaluan jika kita mau menyuruh-

nyuruh.  

(3) Musa menunjukkan kepada mereka hak istimewa yang 

mereka miliki sebagai orang-orang Lewi, yang sudah cukup 

bagi mereka, hingga mereka tidak perlu berhasrat untuk 

mendapat kehormatan dari jabatan imam (ay. 9-10). Ia 

mengingatkan mereka betapa besarnya kehormatan yang 

kepadanya mereka diangkat, sebagai orang-orang Lewi. 

[1] Mereka dipisahkan dari umat Israel, dibedakan dari 

mereka, dijunjung martabatnya di atas mereka. Dari-

pada mengeluh bahwa keluarga Harun ditinggikan di 

atas keluarga mereka, seharusnya mereka bersyukur 

bahwa suku mereka ditinggikan di atas suku-suku lain-

nya, walaupun mereka dalam segala hal sejajar dengan 

suku-suku itu. Perhatikanlah, akan membantu men-

cegah kita iri hati terhadap orang-orang yang berada di 

atas kita, jika kita mempertimbangkan sebagaimana 

mestinya berapa banyak orang yang berada di bawah 

kita. dibandingkan  marah-marah sebab  ada orang yang 

lebih ditinggikan dibandingkan  kita dalam kehormatan, ke-

kuasaan, harta benda, atau pengaruh, dalam karunia, 

anugerah, atau kebergunaan, beralasan bagi kita untuk 

memuji Tuhan  jika kita, yang paling hina di antara segala 

orang kudus, tidak ditempatkan di antara yang paling 

terakhir. Mungkin ada banyak orang yang pantas men-

dapatkan yang lebih baik, namun tidak diberi keduduk-

an yang begitu baik.  

[2] Orang-orang Lewi dipisahkan untuk kehormatan-kehor-

matan yang amat besar dan berharga.  

Pertama, untuk dibawa mendekat kepada Tuhan , le-

bih dekat dibandingkan  orang-orang Israel awam, meskipun 

orang-orang Israel awam juga merupakan umat yang 


 240

dekat dengan-Nya. Semakin dekat orang kepada Tuhan , 

semakin besar pula kehormatan mereka.  

Kedua, untuk melakukan pekerjaan pada Kemah Suci. 

Membawa perkakas-perkakas tempat kudus, dan mela-

kukan pekerjaan apa saja di Kemah Suci, sudah cukup 

terhormat. Melayani Tuhan  bukan saja merupakan ke-

merdekaan yang sempurna, melainkan juga kehormat-

an yang besar.  

Ketiga, untuk bertugas bagi umat untuk melayani 

mereka.  

Perhatikanlah, orang yang benar-benar besar yaitu  

mereka yang melayani warga , dan merupakan ke-

hormatan bagi hamba-hamba Tuhan  untuk menjadi pe-

layan-pelayan jemaat. Bahkan, hal itu semakin mening-

gikan martabat yang diberikan kepada mereka.  

[3] Tuhan  Israel sendirilah yang memisahkan mereka. Ada-

lah tindakan dan perbuatan-Nya untuk menempatkan 

mereka di tempat mereka, dan sebab  itu mereka tidak 

boleh merasa tidak puas. Dan Dia jugalah yang menem-

patkan Harun di tempatnya, dan sebab  itu mereka 

tidak boleh merasa iri kepadanya.  

(4) Musa menyatakan dosa mereka sebab  sudah meremehkan 

hak-hak istimewa itu: Belum cukupkah bagimu (ay. 9, KJV: 

Tampak seperti perkara kecilkah hal itu bagimu?). Seolah-

olah ia berkata, “Sungguh tidak pantas kalau kamu, dari 

semua orang, menggerutu tentang jabatan imam Harun, se-

bab pada saat yang sama ia diangkat pada kehormatan itu, 

kamu pun dirancang untuk menerima kehormatan lain yang 

bergantung pada kehormatannya, dan bersinar dengan 

terang yang berasal dari dirinya.” Perhatikanlah,  

[1] Hak istimewa untuk mendekat kepada Tuhan  Israel bu-

kanlah perkara kecil dengan sendirinya, dan sebab  itu 

tidak boleh tampak kecil bagi kita. Orang-orang yang 

mengabaikan kesempatan untuk mendekat kepada Tuhan , 

yang bersikap tak acuh di dalamnya dan sekadar meng-

ikuti aturan lahiriah belaka, yang bagi mereka hal itu 

yaitu  kewajiban dan bukan kesenangan, tepatlah kita 

mengajukan pertanyaan ini kepada mereka: “Tampak 

Kitab Bilangan 16:1-11 

 241 

seperti perkara kecilkah hal itu bagimu, bahwa Tuhan  te-

lah membuatmu menjadi umat yang dekat kepada-Nya?”  

[2] Orang-orang yang berhasrat untuk memburu dan me-

rebut kehormatan-kehormatan yang terlarang bagi me-

reka telah melakukan penghinaan besar terhadap ke-

hormatan-kehormatan yang sudah diberikan kepada 

mereka. Setiap orang dari kita mendapat bagian kehor-

matan sebagaimana yang dipandang sesuai bagi kita 

oleh Tuhan , dan yang menurut-Nya pantas kita terima, 

dan bahkan jauh lebih baik dibandingkan  yang layak kita 

terima. Kita harus merasa puas dengan kehormatan ini, 

dan tidak boleh, seperti orang-orang ini, mengejar hal-

hal yang terlalu besar bagi kita sendiri. Sekarang mau 

pula kamu menuntut pangkat imam? Mereka tidak mau 

mengaku bahwa mereka menuntut pangkat imam itu, 

namun  Musa melihat bahwa inilah yang menjadi tujuan 

mereka. Hukum Taurat memberi  persediaan yang 

sangat baik bagi orang-orang yang bertugas melayani 

mezbah, dan sebab  itu mereka mau mengajukan diri 

untuk menjabat pekerjaan itu.  

(5) Musa mengartikan pemberontakan mereka sebagai pem-

berontakan melawan Tuhan  (ay. 11). Sementara mereka ber-

lagak menegaskan kekudusan dan kemerdekaan Israel 

milik Tuhan , mereka sebenarnya mengangkat senjata mela-

wan Tuhan  Israel: Engkau ini dengan segenap kumpulanmu, 

kamu bersepakat melawan TUHAN. Perhatikanlah, orang-

orang yang berusaha melawan segala ketetapan dan pe-

nyelenggaraan Tuhan , apa pun itu kepura-puraan mereka, 

dan entah mereka menyadarinya atau tidak, sebenarnya 

sedang berusaha melawan Pencipta mereka. Mereka yang 

menolak orang-orang yang diutus oleh raja berarti menolak 

raja itu sendiri. Sebab, aduh!, kata Musa, siapakah Harun, 

sehingga kamu bersungut-sungut kepadanya? Jika orang-

orang yang bersungut-sungut dan mengeluh mau berpikir 

bahwa alat-alat yang dengannya mereka berselisih hanya-

lah alat-alat yang dipakai Tuhan , dan bahwa alat-alat itu 

menjadi sebagaimana Tuhan  menjadikan mereka, tidak lebih 

dan tidak kurang, tidak lebih baik dan tidak lebih buruk, 

maka mereka tidak akan begitu lancang dan seenaknya 


 242

dalam memberi  kecaman dan celaan seperti yang me-

reka lakukan. Orang-orang yang mendapati jabatan imam, 

sebagaimana yang sudah ditetapkan, sebagai berkat, harus 

memberi  segala pujian bagi Tuhan . namun  jika ada orang 

yang mendapatinya sebagai beban, janganlah sebab  itu 

mereka berselisih dengan Harun, yang menjadi sebagai-

mana ia dijadikan, dan hanya melakukan apa yang diperin-

tahkan kepadanya. Demikianlah Musa membuat Tuhan  ber-

kepentingan dalam perkara ini, dan dengan begitu bisa ya-

kin akan terkabul permohonannya. 

Pemberontakan Korah, Datan, dan Abiram 

(16:12-22)  

12 Adapun Musa telah menyuruh orang untuk memanggil Datan dan Abiram, 

anak-anak Eliab, namun  jawab mereka: “Kami tidak mau datang. 13 Belum 

cukupkah, bahwa engkau memimpin kami keluar dari suatu negeri yang 

berlimpah-limpah susu dan madunya untuk membiarkan kami mati di pa-

dang gurun, sehingga masih juga engkau menjadikan dirimu tuan atas kami? 

14 Sungguh, engkau tidak membawa kami ke negeri yang berlimpah-limpah 

susu dan madunya, ataupun memberi  kepada kami ladang-ladang dan 

kebun-kebun anggur sebagai milik pusaka. Masakan engkau dapat mengela-

bui mata orang-orang ini? Kami tidak mau datang.” 15 Lalu sangat marahlah 

Musa dan ia berkata kepada TUHAN: “Janganlah perhatikan segala persem-

bahan mereka. Belum pernah kuambil satu ekor keledai pun dari mereka, 

dan belum pernah kulakukan yang jahat kepada seseorang pun dari me-

reka.” 16 Lalu berkatalah Musa kepada Korah: “Engkau ini dengan segenap 

kumpulanmu harus menghadap TUHAN, engkau dan mereka dan Harun, 

pada esok hari. 17 Baiklah kamu masing-masing membawa perbaraannya 

membubuh ukupan di atasnya, lalu kamu mempersembahkan masing-

masing perbaraannya ke hadapan TUHAN, dua ratus lima puluh perbaraan; 

juga engkau ini dan Harun masing-masing harus membawa perbaraannya.” 

18 Maka mereka masing-masing membawa perbaraannya, membubuh api ke 

dalamnya, menaruh ukupan di atasnya, lalu berdirilah mereka di depan 

pintu Kemah Pertemuan, juga Musa dan Harun. 19 saat  Korah mengumpul-

kan segenap umat itu melawan mereka berdua di depan pintu Kemah Perte-

muan, tampaklah kemuliaan TUHAN kepada segenap umat itu. 20 Lalu berfir-

manlah TUHAN kepada Musa dan Harun: 21 “Pisahkanlah dirimu dari tengah-

tengah umat ini, supaya Kuhancurkan mereka dalam sekejap mata.” 22 namun  

sujudlah mereka berdua dan berkata: “Ya Tuhan , Tuhan  dari roh segala makh-

luk! Satu orang saja berdosa, masakan Engkau murka terhadap segenap per-

kumpulan ini?” 

Di sini kita mendapati,  

I Kekurangajaran Datan dan Abiram, dan juga keluhan mereka 

yang penuh pengkhianatan. Musa sudah mendengar apa yang

Kitab Bilangan 16:12-22 

 243 

ingin disampaikan Korah, dan telah menjawabnya. Sekarang ia 

memanggil Datan dan Abiram untuk menyampaikan keluhan 

mereka (ay. 12). namun  mereka tidak mau menaati panggilan-

panggilan Musa, entah sebab  mereka tidak sanggup mengatakan 

apa yang ingin mereka katakan di hadapannya, sebab  malu, dan 

jika demikian itu merupakan contoh dari kesopanan yang masih 

tersisa dalam diri mereka. Atau lebih tepatnya, sebab  mereka 

tidak mau mengakui wewenang Musa sejauh itu, dan jika demi-

kian itu merupakan contoh dari kekurangajaran yang sejadi-jadi-

nya. Mereka berbicara dengan gaya bahasa Firaun sendiri, yang 

menentang Musa, namun  mereka lupa betapa mahal Firaun harus 

membayarnya. Kalau saja kepala mereka tidak memanas secara 

menyedihkan, dan hati mereka tidak mengeras, mereka bisa saja 

mempertimbangkan bahwa, jika mereka tidak mengindahkan 

utusan-utusan ini, maka Musa dapat segera mengutus utusan-

utusan maut dalam nama Tuhan  kepada mereka. namun  demikian-

lah ilah zaman ini membutakan orang-orang yang tidak percaya. 

namun  melalui utusan-utusan yang sama ini pula mereka mengi-

rimkan dakwaan-dakwaan mereka melawan Musa. Dan dakwaan 

itu sangatlah berat.  

1. Mereka mendakwa Musa sebab  telah berbuat sangat jahat 

kepada mereka dengan membawa mereka keluar dari Mesir, 

dengan menyebutnya secara menyakitkan hati sebagai negeri 

yang berlimpah-limpah susu dan madunya (ay. 13). Bawang 

merah, bawang putih, dan ikan memang banyak mereka da-

patkan di Mesir, namun  Mesir tidak pernah berlagak menyedia-

kan susu dan madu. Mereka dengan demikian hanya ingin 

mengolok-olok janji tentang Kanaan belaka. Manusia celaka 

yang tidak tahu berterima kasih! Mereka menggambarkan se-

bagai kejahatan bagi mereka, apa yang sebetulnya  merupa-

kan perkenanan terbesar yang pernah diberikan kepada umat 

mana pun!  

2. Mereka mendakwa Musa telah membuat rancangan atas hidup 

mereka, bahwa ia bermaksud membiarkan mereka mati di 

padang gurun, walaupun mereka telah dicukupi dengan begitu 

baik. Lagi pula, kalaupun mereka dihukum untuk mati di pa-

dang gurun, itu salah mereka sendiri. Musa ingin menyem-

buhkan mereka, namun mereka tidak mau disembuhkan. 


 244

3. Mereka mendakwa Musa telah membuat rancangan atas ke-

merdekaan mereka, bahwa ia bermaksud untuk memperbudak 

mereka, dengan menjadikan dirinya tuan atas mereka. Seorang 

tuan atas mereka! Bukankah ia seorang bapak yang lemah 

lembut bagi mereka? Bahkan, hamba yang setia melayani me-

reka demi kepentingan Tuhan? Bukankah harta benda mereka 

dijamin, ketertiban mereka terjaga, dan keadilan ditegakkan 

dengan tidak memihak? Bukankah mereka hidup dengan te-

nang dan terhormat? Dan sekalipun begitu, mereka mengeluh 

seolah-olah kuk Musa lebih berat dibandingkan  kuk Firaun. Dan 

apakah Musa mengangkat dirinya sendiri sebagai seorang 

tuan? Sama sekali tidak. Betapa dengan senang hati ia ingin 

menolak jabatan itu pada mulanya! Betapa dengan senang 

hati ia ingin mengundurkan diri berkali-kali sejak saat itu! 

Namun demikian, ia digambarkan dengan tabiat-tabiat yang 

paling hitam seperti itu, sebagai seorang penguasa yang lalim 

dan perebut kekuasaan.  

4. Mereka mendakwa Musa telah menipu mereka, dengan mem-

besarkan harapan-harapan mereka akan sebuah negeri yang 

sangat baik, dan lalu  memupuskan harapan-harapan itu 

(ay. 14): Engkau tidak membawa kami, seperti yang telah 

engkau janjikan kepada kami, ke negeri yang berlimpah-limpah 

susu dan madunya. namun  coba lihat, salah siapa itu? Ia telah 

membawa mereka ke perbatasan negeri itu, dan sudah ber-

siap-siap, di bawah pimpinan Tuhan , untuk membuat mereka 

mendudukinya. namun  mereka menghempaskannya jauh-jauh 

dari mereka, dan menutup pintu bagi diri mereka sendiri. 

Dengan begitu, semata-mata kesalahan mereka sendirilah 

bahwa mereka sekarang tidak berada di tanah Kanaan. Dan 

sekalipun begitu, Musa harus menanggung kesalahannya. De-

mikianlah saat  kebodohan menyesatkan jalan orang, gusar-

lah hatinya terhadap TUHAN (Ams. 19:3).  

5. Mereka mendakwa Musa secara umum dengan perlakuan yang 

tidak adil, bahwa ia mengelabui mata orang-orang ini, dan 

lalu  bermaksud membawa mereka, dengan mata ter-

tutup, ke mana saja yang ia kehendaki. Rancangan dari semua 

yang dilakukannya untuk mereka yaitu  untuk membuka 

mata mereka, dan sekalipun begitu mereka menyiratkan bah-

wa ia bermaksud mengelabui mata mereka, supaya mereka 

Kitab Bilangan 16:12-22 

 245 

tidak dapat melihat diri mereka sedang diperdaya. Perhatikan-

lah, orang-orang yang paling bijaksana dan paling baik sekali-

pun tidak dapat menyenangkan setiap orang, juga tidak bisa 

memperoleh perkataan yang baik dari semua orang. Orang-

orang yang pantas mendapat pujian tertinggi sering kali jatuh 

di bawah kecaman-kecaman yang paling keras. Banyak peker-

jaan baik yang berasal dari Bapa yang sudah diperlihatkan 

Musa kepada mereka. Pekerjaan manakah di antaranya yang 

menyebabkan mereka mencelanya? 

II Kemarahan Musa yang wajar atas kekurangajaran mereka (ay. 

15). Walaupun Musa yaitu  orang yang sangat lembut hatinya, 

namun, saat  mendapati Tuhan  dicela dalam dirinya, ia menjadi 

sangat marah. Ia tidak tahan melihat suatu umat menghancurkan 

diri mereka sendiri, sebab untuk keselamatan merekalah ia sudah 

berbuat begitu banyak. Dalam kegelisahan ini,  

1. Musa berseru kepada Tuhan  mengenai kelurusan hatinya sen-

diri. Sementara mereka dengan  keji mencelanya sebagai orang 

yang haus kekuasaan, tamak, dan penindas, dalam menjadi-

kan dirinya sendiri tuan atas mereka, Tuhan  yaitu  saksinya,  

(1) Bahwa ia tidak pernah menerima apa pun melalui mereka: 

Belum pernah kuambil satu ekor keledai pun dari mereka, 

bukan hanya melalui penyuapan dan pemerasan, melain-

kan juga  melalui pemberian imbalan atau jasa atas semua 

pekerjaan baik yang telah dilakukannya untuk mereka. Ia 

tidak pernah mengambil upah sebagai seorang panglima, 

atau gaji sebagai seorang hakim, apalagi upeti sebagai se-

orang raja. Harta bendanya lebih banyak saat  ia menjaga 

kawanan kambing domba Yitro dibandingkan  saat  ia menjadi 

raja di Yesyurun.  

(2) Bahwa mereka tidak pernah kehilangan apa pun sebab  

dia: Dan belum pernah kulakukan yang jahat kepada sese-

orang pun dari mereka, tidak, sekalipun kepada yang paling 

hina, sekalipun kepada yang paling jahat, dan sekalipun 

kepada orang-orang yang paling membuatnya kesal dan 

marah. Ia tidak pernah menyalahgunakan kekuasaannya 

untuk mendukung kejahatan. Perhatikanlah, orang-orang 

yang tidak pernah mencemarkan diri mereka sendiri tidak 


 246

perlu takut dicerca oleh orang lain. Sekalipun orang me-

ngutuk kita, kita bisa tetap tenang, jika hati kita sendiri 

tidak mengutuk kita.  

2. Musa memohon kepada Tuhan  untuk membela perkaranya, dan 

membersihkan dirinya, dengan menunjukkan murka-Nya pada 

ukupan yang akan dipersembahkan oleh Korah dan kumpul-

annya, yang dengan mereka Datan dan Abiram bersekutu. 

“TUHAN,” katanya, “Janganlah perhatikan segala persembahan 

mereka.” Dalam hal ini ia tampak merujuk pada sejarah Kain, 

yang belum lama ini ditulis oleh tangannya sendiri, yang 

tentangnya dikatakan bahwa Kain dan persembahannya tidak 

diindahkan Tuhan  (Kej. 4:5). Orang-orang yang mengikuti kedur-

hakaan Korah ini mengikuti jalan yang ditempuh Kain, kedua-

nya disebutkan bersama-sama dalam Yudas 1:11. Oleh sebab  

itu Musa berdoa supaya Tuhan  mengernyitkan dahi-Nya kepada 

mereka sama seperti kepada Kain, dan supaya mereka diper-

malukan dengan cara yang sama.  

III. Perdebatan antara Musa dan para pendakwanya.  

1. Musa menantang mereka untuk tampil bersama Harun ke-

esokan harinya, pada saat persembahan ukupan pagi hari, 

dan menyerahkan perkara itu kepada penghakiman Tuhan  (ay. 

16-17). sebab  Musa tidak dapat meyakinkan mereka dengan 

penalarannya yang tenang dan penuh kasih sayang, maka ia 

siap mengikat diri untuk  menerima upah Tuhan , tanpa ragu 

bahwa Tuhan  akan tampil, untuk menyelesaikan perselisihan 

itu. Pernyataan ini telah ia sepakati sebelumnya (ay. 6-7), dan 

di sini ia hanya menambahkan satu kalimat, yang menunjuk-

kan kesediaannya yang besar untuk merendah kepada para 

penuntutnya. Yaitu bahwa Harun, yang pengangkatannya 

membuat mereka keberatan, meskipun sekarang diangkat oleh 

ketetapan ilahi pada kehormatan untuk membakar ukupan di 

dalam Kemah Pertemuan. Namun, dalam persidangan ini, 

harus menempatkan dirinya sebagai orang yang sedang men-

jalani hukuman percobaan, dan berdiri sama tinggi dengan 

Korah, di depan pintu Kemah Pertemuan. Bahkan, Musa sen-

diri akan berdiri bersama mereka, sehingga pihak penuntut 

Kitab Bilangan 16:12-22 

 247 

akan mendapat segala perlakuan adil yang dapat mereka 

inginkan. Dengan demikian setiap mulut akan disumbat.  

2. Korah menerima tantangan itu, dan tampil bersama Musa dan 

Harun di depan pintu Kemah Pertemuan, untuk mewujudkan 

tuntutan-tuntutannya (ay. 18-19). Seandainya ia tidak berperi-

laku sangat kurang ajar, ia tidak akan melanjutkan perkara ini 

sampai sedemikian jauh. Bukankah ia belum lama ini sudah 

melihat Nadab dan Abihu, imam-imam yang sudah ditahbis-

kan itu, dihajar mati sebab  berani mempersembahkan ukup-

an dengan api yang tidak dikuduskan? Dan dapatkah ia dan 

komplotannya berharap akan bernasib lebih baik dalam mem-

persembahkan ukupan dengan tangan-tangan yang tidak di-

kuduskan? Namun, dengan menentang Musa dan Harun, pada 

puncak keangkuhannya, ia menantang Sorga, dan berlagak 

menuntut perkenanan ilahi tanpa perintah ilahi. Demikianlah 

menyedihkannya hati yang menjadi tegar sebab  tipu daya 

dosa. Mereka masing-masing membawa perbaraannya. Mung-

kin ini yaitu  sebagian dari perbaraan-perbaraan yang sudah 

digunakan oleh kepala-kepala keluarga ini dalam mezbah ke-

luarga mereka, sebelum bagian ibadah ini dibatasi hanya un-

tuk jabatan imam dan mezbah dalam Kemah Suci dan mereka 

ingin menggunakan dan memanfaatkan perbaraan-perbaraan 

itu kembali. Atau mungkin perbaraan-perbaraan itu hanyalah 

perabot pemanas biasa, yang digunakan untuk keperluan me-

reka sehari-hari. Nah, untuk menghadiri persidangan yang 

khidmat itu, dan menjadi saksi atas perkara itu, orang akan 

berpikir bahwa Musa seharusnya mengumpulkan segenap 

umat melawan para pemberontak itu. namun  tampaknya Korah-

lah yang mengumpulkan mereka melawan Musa (ay. 19). Hal 

ini menunjukkan bahwa sebagian besar umat berpihak kepada 

Korah, siap untuk diperintahnya, dan mendoakan keberhasil-

annya, dan bahwa harapan-harapan Korah sangatlah tinggi 

untuk menang melawan Harun. Sebab, seandainya ia dapat 

menduga hasilnya, ia tidak akan berhasrat untuk membuat 

persidangan itu menjadi begitu terbuka untuk umum. namun  

tak terbersit dalam pikirannya bahwa sekarang ia mengumpul-

kan segenap umat bersama-sama untuk menjadi saksi bagai-

mana ia sendiri akan dipermalukan! Perhatikanlah, saat  

orang-orang yang angkuh dan haus kekuasaan sedang meran-


 248

cangkan pencapaian mereka, mereka sering kali terbukti mem-

percepat kejatuhan mereka sendiri yang memalukan.  

IV. Penghakiman disiapkan, dan Sang Hakim mendatangi pengadilan, 

dan mengancam untuk memberi  hukuman kepada segenap 

umat.  

1. Tampaklah kemuliaan TUHAN (ay. 19). Kemuliaan yang sama 

yang tampak untuk menahbiskan Harun dalam jabatannya 

pada awalnya (Im. 9:23), sekarang tampak untuk meneguh-

kannya dalam jabatan itu, dan untuk mempermalukan orang-

orang yang menentangnya, dan yang meninggikan diri mereka 

untuk menyainginya. Shekinah, atau Keagungan ilahi, kemu-

liaan Firman yang kekal, yang biasanya tinggal di antara kedua 

kerub di balik tabir, sekarang terlihat di depan pintu Kemah 

Pertemuan, yang membuat ngeri segenap umat. Sebab, meski-

pun mereka tidak melihat suatu rupa, namun ada kemung-

kinan bahwa penampakan-penampakan cahaya dan api itu 

sedemikian rupa hingga menunjukkan dengan jelas bahwa 

Tuhan  sedang murka terhadap mereka, seperti saat  Ia me-

nampakkan diri dalam pasal 14:10. Tidak ada yang lebih me-

ngerikan bagi orang-orang yang menyadari kesalahan mereka 

selain menyaksikan penampakan-penampakan kemuliaan ilahi. 

Sebab Wujud yang begitu mulia seperti itu pasti merupakan 

seteru yang menakutkan.  

2. Tuhan  mengancam akan menghancurkan mereka dalam sekejap 

mata, dan, supaya itu terjadi, menyuruh Musa dan Harun 

untuk memisahkan diri dari mereka (ay. 21). Tuhan  dengan 

demikian menunjukkan apa yang pantas didapatkan oleh dosa 

mereka, dan betapa dosa itu sangat menyulut murka-Nya. 

Lihatlah betapa berbahayanya menjalin persekutuan dengan 

orang-orang berdosa, mengambil bagian sekecil apa pun ber-

sama mereka. Banyak orang di antara umat itu, ada kemung-

kinan, datang hanya untuk mencari teman, mengikuti kera-

maian, atau untuk memuaskan rasa ingin tahu, untuk melihat 

akhir dari perkara itu. namun  mereka tidak datang, seperti yang 

seharusnya mereka lakukan, untuk memberi  kesaksian 

menentang para pemberontak, dan menyatakan dukungan 

mereka secara terang-terangan terhadap Tuhan  dan Musa. Ada 

keserupaan di antara mereka, sehingga semuanya dapat di-

Kitab Bilangan 16:12-22 

 249 

hancurkan dalam sekejap mata. Jika kita mengikuti kawanan 

yang telah dimasuki oleh Iblis, maka kita akan menanggung 

sendiri akibatnya.  

V. Doa syafaat Musa dan Harun yang penuh kerendahan hati bagi 

umat (ay. 22). 

1. Sikap tubuh mereka sangat memohon: Sujudlah mereka ber-

dua, tersungkur di hadapan Tuhan , sebagai pemohon yang ber-

sungguh-sungguh, supaya doa mereka untuk meminta belas 

kasihan dikabulkan. Meskipun orang banyak meninggalkan 

mereka dengan berkhianat, dan berpihak pada orang-orang 

yang menentang mereka, namun mereka membuktikan diri 

mereka setia pada kepercayaan yang diberikan kepada me-

reka, sebagai gembala-gembala Israel, yang harus bertahan 

menghadapi serangan saat  mereka melihat kawanan teran-

cam bahaya. Perhatikanlah, jika orang lain gagal dalam menja-

lankan kewajiban mereka terhadap kita, hal ini tidak membe-

baskan kita dari menjalankan kewajiban kita terhadap me-

reka, atau melepaskan kewajiban-kewajiban yang mengikat 

kita untuk mengusahakan kesejahteraan bagi mereka.  

2. Doa mereka berdua yaitu  doa yang memohon, dan terbukti 

sebagai doa yang dikabulkan. Sekarang Tuhan  akan memusnah-

kan mereka seandainya Musa tidak menyurutkan amarah-Nya 

(Mzm. 106:23). Namun, jauhlah kiranya dari kita untuk mem-

bayangkan bahwa Musa lebih perhatian atau lebih berbelas 

kasihan dibandingkan  Tuhan  dalam perkara seperti ini. namun  Tuhan  

memandang pantas untuk menunjukkan murka-Nya yang se-

mestinya terhadap dosa para pendosa melalui hukuman itu, 

dan pada saat yang sama menunjukkan kesediaan-Nya yang 

penuh rahmat untuk merendah pada doa orang-orang kudus, 

dengan membatalkan hukuman itu atas doa syafaat Musa. 

Amatilah dalam doa itu,  

(1) Gelar yang mereka berikan kepada Tuhan : Tuhan  dari roh 

segala makhluk. Lihatlah apa gerangan manusia itu. Ia 

yaitu  roh di dalam daging, jiwa yang bertubuh, makhluk 

yang secara menakjubkan terdiri atas campuran antara 

sorga dan bumi. Lihatlah apa gerangan Tuhan  itu. Ia yaitu  

Tuhan  dari roh semua umat manusia. Ia menciptakan roh 


 250

(Za. 12:1). Ia menjadi Bapa atas roh itu (Ibr. 12:9). Ia me-

miliki kemampuan untuk membentuknya (Mzm. 33:15), 

dan wewenang untuk melenyapkannya, sebab Ia telah ber-

firman, semua jiwa Aku punya (Yeh. 18:4). Dengan ini me-

reka menyiratkan bahwa meskipun, sebagai Tuhan  dari roh 

segala makhluk, Ia dalam kedaulatan-Nya bisa saja me-

musnahkan segenap umat ini dalam sekejap, namun diha-

rapkan bahwa Ia dalam belas kasihan mau mengasihani 

mereka. Bukan saja sebab  mereka yaitu  buatan tangan-

Nya sendiri, dan Ia memiliki  hak milik atas mereka, me-

lainkan juga sebab , sebagai Tuhan  dari roh segala makhluk, 

Ia mengetahui suasana hati mereka. Ia dapat membedakan 

antara para pemimpin dan yang dipimpin, antara orang-

orang yang berdosa dengan penuh kebencian dan orang-

orang yang terjerat oleh tipu daya para pendosa. Dan Ia 

akan membuat pembedaan sebagaimana mestinya dalam 

penghakiman-penghakiman-Nya.  

(2) Alasan yang mereka tegaskan. Alasan itu hampir sama 

dengan alasan yang didesakkan oleh Abraham dalam doa 

syafaatnya untuk Sodom (Kej. 18:23): Apakah Engkau akan 

melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang 

fasik? Seperti itu jugalah permohonan di sini: Satu orang 

saja berdosa, masakan Engkau murka terhadap segenap 

perkumpulan ini? Bukan berarti bahwa ikut bergabung 

dalam perkara ini bukan menjadi dosa mereka semua, me-

lainkan bahwa orang yang melakukan pelanggaran besar 

yaitu  dia yang pertama kali memicu pengkhianatan itu. 

Perhatikanlah, apa pun yang dapat dilakukan Tuhan  dalam 

kedaulatan dan keadilan yang ketat, kita memiliki alasan 

untuk berharap bahwa Ia tidak akan menghancurkan selu-

ruh umat sebab  dosa satu orang, melainkan bahwa, kare-

na keadilan dan damai sejahtera telah bercium-ciuman 

dalam pekerjaan Sang Penebus, maka belas kasihan akan 

menang atas penghakiman. Musa mengetahui bahwa sege-

nap umat itu harus binasa di padang gurun secara perla-

han-lahan, namun ia tetap berdoa dengan sungguh-sung-

guh seperti itu supaya mereka tidak dibinasakan dengan 

sesaat . Dan ia akan menganggap sebagai berkat jika ia

Kitab Bilangan 16:23-34 

 251 

 mendapat penangguhan hukuman. Tuhan, biarkanlah dia 

tumbuh tahun ini lagi.  

Penghukuman atas Korah, Datan dan Abiram 

(16:23-34) 

23 Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa 24 “Katakanlah kepada umat itu: 

Pergilah dari sekeliling tempat kediaman Korah, Datan dan Abiram.” 25 Lalu 

pergilah Musa kepada Datan dan Abiram, dan para tua-tua Israel mengikuti 

dia. 26 Berkatalah ia kepada umat itu: “Baiklah kamu menjauh dari kemah 

orang-orang fasik ini dan janganlah kamu kena kepada sesuatu apapun dari 

kepunyaan mereka, supaya kamu jangan mati lenyap oleh sebab  segala 

dosa mereka.” 27 Maka pergilah mereka dari sekeliling tempat kediaman 

Korah, Datan dan Abiram. Keluarlah Datan dan Abiram, lalu berdiri di depan 

pintu kemah mereka bersama-sama dengan isterinya, para anaknya dan 

anak-anak yang kecil. 28 Sesudah itu berkatalah Musa: “Dari hal inilah kamu 

akan tahu, bahwa aku diutus TUHAN untuk melakukan segala perbuatan ini, 

dan hal itu bukanlah dari hatiku sendiri: 29 jika orang-orang ini nanti mati 

seperti matinya setiap manusia, dan mereka mengalami yang dialami setiap 

manusia, maka aku tidak diutus TUHAN. 30 namun , jika TUHAN akan men-

jadikan sesuatu yang belum pernah terjadi, dan tanah mengangakan mulut-

nya dan menelan mereka beserta segala kepunyaan mereka, sehingga mereka 

hidup-hidup turun ke dunia orang mati, maka kamu akan tahu, bahwa 

orang-orang ini telah menista TUHAN.” 31 Baru saja ia selesai mengucapkan 

segala perkataan itu, maka terbelahlah tanah yang di bawah mereka, 32 dan 

bumi membuka mulutnya dan menelan mereka dengan seisi rumahnya dan 

dengan semua orang yang ada pada Korah dan dengan segala harta milik 

mereka. 33 Demikianlah mereka dengan semua orang yang ada pada mereka 

turun hidup-hidup ke dunia orang mati; dan bumi menutupi mereka, sehing-

ga mere