il kita
semua untuk memberi pertanggungan jawab atas semua hal
yang dilakukan di dalam tubuh, entah baik atau jahat.
3. Dan meskipun Injil telah dihujat sebagai dongeng oleh salah
seorang dari orang-orang keji yang menyebut diri mereka sebagai
penerus Rasul Petrus, namun rasul kita ini membuktikan bahwa
Injil sungguh teramat pasti dan nyata, sebab selama Jurusela-
mat yang terberkati ini tinggal di atas muka bumi ini, saat Ia
mengambil rupa seorang hamba dan tampil sebagai seorang
manusia, kadang-kadang Ia menyatakan diri-Nya sebagai Tuhan ,
khususnya di hadapan rasul kita ini dan dua anak-anak Zebe-
554
deus, yang menjadi saksi mata dari kebesaran ilahi-Nya, saat Ia
berubah rupa di depan mata mereka, wajah-Nya bercahaya seperti
matahari (Mat. 17:2), dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat.
Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang
pakaian seperti itu (Mrk. 9:3). Akan hal ini, Petrus, Yakobus, dan
Yohaneslah yang menjadi saksi matanya, dan sebab itu mereka
dapat dan harus bersaksi. Dan pasti kesaksian mereka benar
adanya, saat mereka memberi kesaksian tentang apa yang telah
mereka lihat dengan mata kepala mereka, ya, dan mendengar
dengan telinga mereka: sebab di samping kemuliaan yang dapat
dilihat bahwa Kristus telah dilantik di atas muka bumi ini, ada
juga suara dari sorga yang dapat didengar. Amatilah di sini,
(1) Betapa indahnya pernyataan yang dibuat: Inilah Anak yang
Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, suara terindah yang
pernah datang dari sorga ke dalam dunia ini. Tuhan sangat
berkenan kepada Kristus, dan juga kepada kita di dalam Dia.
Inilah Sang Mesias yang dijanjikan, yang melalui-Nya semua
orang percaya di dalam Dia akan diterima dan diselamatkan.
(2) Pernyataan ini dibuat oleh Tuhan Bapa, yang dengan demikian
mengakui Anak-Nya secara terbuka di depan umum (walau-
pun Sang Anak dalam keadaan-Nya yang hina, saat Dia
sedang ada di dalam kedudukan sebagai seorang hamba), ya,
menyatakan Dia sebagai Anak-Nya yang dikasihi-Nya, saat
Dia berada di dalam keadaan yang sangat rendah. Ya, kehina-
an dan keadaan-Nya yang rendah itu sama sekali tidak
mengurangi kasih Bapa kepada-Nya, sehingga tindakan-Nya
untuk menyerahkan nyawa-Nya pun dikatakan menjadi salah
satu alasan khusus Bapa menyatakan kasih-Nya kepada Dia
(Yoh. 10:17).
(3) Tujuan dari datangnya suara ini yaitu untuk memberi kehor-
matan khusus bagi Juruselamat kita sementara Dia berada di
dunia bawah sini: Dia menerima kehormatan dan kemuliaan
dari Tuhan Bapa. Inilah orang yang Tuhan berkenan hormati.
Sebagaimana Dia meminta kita memberi kehormatan dan
kemuliaan kepada Anak-Nya dengan mengakui Dia sebagai
Juruselamat kita, begitu jugalah Dia memberi kemuliaan
dan kehormatan kepada Juruselamat kita itu dengan menya-
takan Dia sebagai Anak-Nya.
Surat 2 Petrus 1:16-18
555
(4) Suara ini berasal dari sorga, dikatakan di sini sebagai kemulia-
an yang sangat agung (ay. 17, KJV), yang masih tetap mencer-
minkan kemuliaan yang sangat besar atas Juruselamat kita
yang terberkati. Pernyataan ini datang dari Tuhan sumber se-
gala kehormatan, dan berasal dari sorga tempat kedudukan
kemuliaan, di mana Tuhan hadir dengan penuh kemuliaan.
(5) Suara ini didengar, dan dengan demikian dapat dimengerti
oleh Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Mereka tidak saja mende-
ngar suatu bunyi (seperti yang terjadi dengan banyak orang
lain [Yoh. 12:28-29]), namun mereka mengerti artinya. Tuhan
membuka telinga dan pengertian dari umat-Nya untuk mene-
rima apa yang perlu untuk mereka ketahui, saat orang-orang
lain seperti teman-teman seperjalanan Paulus, yang hanya
mendengar bunyi kata-kata (Kis. 9:7), namun tidak mengerti
makna kata-kata itu, dan sebab itu dikatakan bahwa mereka
tidak mendengar suara Dia yang berbicara (Kis. 22:9). Ber-
bahagialah orang-orang yang tidak saja mendengar, namun juga
mengerti, yang percaya kepada kebenaran, dan merasakan
kuasa dari sorga, seperti yang diperbuat oleh orang yang me-
nyaksikan hal-hal ini. Dan kita memiliki alasan kuat di dunia
ini untuk menerima kesaksiannya, sebab siapa yang akan me-
nolak memberi pujian kepada sesuatu yang telah dicatat
dengan begitu cermat oleh Rasul Petrus mengenai suara dari
sorga untuk diberitahukan kepada kita.
(6) Suara itu didengar oleh mereka di atas gunung yang kudus,
saat mereka bersama dengan Yesus. Tempat di mana Tuhan
menyatakan diri-Nya secara khusus dengan demikian menjadi
kudus, bukan sebab tempat itu mengandung kekudusan di
dalamnya, melainkan seperti tanah yang menjadi kudus di
mana Tuhan menampakkan diri kepada Musa (Kel. 3:5), dan
gunung kudus yang di atasnya dibangun bait suci (Mzm. 87:1).
Tempat-tempat seperti itu tidaklah kudus untuk seterusnya,
dan dianggap kudus selama waktu orang-orang itu mengalami
sendiri, atau dengan peneguhan firman mengharapkan dengan
iman akan kehadiran khusus dan pengaruh yang mulia dari
Tuhan yang kudus dan mulia di tempat itu.
556
Pengilhaman Kitab Suci
(1:19-21)
19 Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampai-
kan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama
seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai
fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu. 20 Yang
terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci
tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, 21 sebab tidak pernah
nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, namun oleh dorongan Roh Kudus
orang-orang berbicara atas nama Tuhan .
Dengan menggunakan kata-kata di atas Rasul Petrus menjelaskan
alasan lain untuk membuktikan kebenaran dan kenyataan Injil, dan
menyatakan bahwa bukti kedua ini lebih kuat dan lebih meyakinkan
dibandingkan sebelumnya dan lebih tidak dapat disanggah bahwa peng-
ajaran mengenai kuasa dan kedatangan Tuhan Yesus Kristus kita
bukanlah dongeng atau rancangan licik manusia, melainkan ran-
cangan yang penuh hikmat dan indah dari Tuhan yang kudus dan
murah hati. Sebab hal ini telah dinubuatkan oleh nabi-nabi dan para
penulis Perjanjian Lama, yang berbicara dan menulis di bawah
pengaruh dan sesuai pengarahan Roh Tuhan . Perhatikanlah di sini,
I. Gambaran yang diberikan mengenai firman di dalam Perjanjian
Lama: firman itu disebut sebagai nubuat yang lebih pasti (ay. 19,
KJV).
1. Firman itu merupakan pernyataan nubuatan mengenai kuasa
dan kedatangan, keilahian dan penjelmaan, dari Juruselamat
kita, yang kita dapati di dalam Perjanjian Lama. Di dalamnya
dinubuatkan bahwa keturunan wanita itu akan meremuk-
kan kepala ular. Kuasa-Nya untuk menghancurkan Iblis dan
pekerjaan-pekerjaannya, dan kelahiran-Nya oleh seorang pe-
rempuan dinubuatkan di sana. Dan Nama Tuhan yang agung
dan dahsyat dalam Perjanjian Lama, Yehova (sebagaimana
dibaca oleh beberapa orang), menunjukkan bahwa hanya
Dialah yang yaitu Dia, dan Nama Tuhan itu (Kel. 3:14) diter-
jemahkan oleh banyak orang sebagai Aku yaitu Aku, dan
dengan demikian nama-nama ini dipahami sebagai me-
nunjuk kepada penjelmaan Tuhan dengan tujuan untuk men-
datangkan penebusan dan keselamatan bagi umat-Nya, yang
akan datang. namun Perjanjian Baru merupakan sejarah ten-
tang apa yang telah dinubuatkan di dalam Perjanjian Lama.
Surat 2 Petrus 1:19-21
557
Semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya
Yohanes (Mat. 11:13). Dan para pemberita Injil dan rasul-rasul
telah menulis sejarah mengenai apa yang sebelumnya disam-
paikan sebagai nubuat. Sekarang penggenapan Perjanjian
Lama oleh Perjanjian Baru serta kesesuaian antara Perjanjian
Baru dengan Perjanjian Lama memperlihatkan bukti sepenuh-
nya dari kebenaran kedua perjanjian itu. Bacalah Perjanjian
Lama sebagai sebuah nubuat tentang Kristus, dan dengan
ketekunan dan rasa syukur gunakanlah Perjanjian Baru seba-
gai penjelasan terperinci yang terbaik mengenai yang lama.
2. Perjanjian Lama merupakan perkataan nubuat yang lebih pasti
(ay. 19, KJV). Hal ini benar demikian bagi orang-orang Yahudi
yang menerimanya sebagai firman Tuhan . Para nabi berikutnya
menegaskan apa yang telah disampaikan oleh nabi-nabi yang
telah mendahului mereka, dan nubuat-nubuat ini telah ditulis
melalui perintah yang jelas kepada mereka, dan dipelihara oleh
pemeliharaan khusus, dan banyak di antaranya telah digenapi
oleh penyelenggaran yang indah dari Tuhan , dan oleh sebab
itulah nubuat-nubuat itu menjadi lebih pasti bagi orang-orang
yang selama ini telah menerima dan membaca kitab suci
dibandingkan laporan Rasul Petrus mengenai suara yang datang
dari sorga. Musa dan para nabi lebih kuat pengaruhnya untuk
meyakinkan mereka bahkan dibandingkan mujizat-mujizat sendiri
(Luk. 16:31). Betapa teguh dan pastinya iman kita seharusnya,
yang telah memiliki firman yang begitu teguh dan pasti sebagai
tumpuan! Semua nubuat-nubuat Perjanjian Lama menjadi
lebih pasti dan meyakinkan bagi kita yang telah memiliki seja-
rah tentang penggenapannya dengan semua perincian ketepat-
an dan waktunya.
II. Dorongan Rasul Petrus kepada kita supaya menyelidiki kitab suci.
Dia memberi tahu kita, alangkah baiknya kalau kamu memper-
hatikannya. Yakni, berusaha agar akal budi kita memahami mak-
nanya, dan hati kita mempercayai kebenaran, dari firman yang
pasti ini. Ya, kita harus mencondongkan diri kita kepada firman,
supaya kita dapat dicetak dan dibentuk olehnya. Firman itu
merupakan pengajaran yang ke dalamnya kita harus dibentuk
(Rm. 6:17), kegenapan segala kepandaian dan kebenaran (Rm.
2:20) yang dengannya kita harus mengatur pikiran-pikiran dan
558
perasaan-perasaan kita, perkataan-perkataan dan pengakuan-
pengakuan kita, seluruh kehidupan dan perilaku kita. Jika kita
menuruti firman Tuhan sedemikian rupa seperti ini, maka keadaan
kita pasti sejahtera dalam semua hal, dalam apa yang berkenan
kepada Tuhan dan menguntungkan diri kita sendiri. Dan ini tidak
lain selain menaruh perhatian semestinya terhadap semua firman
Tuhan . Namun, supaya dapat memberi perhatian kepada
firman, Rasul Petrus menyarankan beberapa hal khusus bagi
mereka yang ingin menuruti kitab suci untuk setiap maksud yang
baik. Yaitu,
1. Mereka harus memegang dan menggunakan kitab suci sebagai
terang yang telah dikirim Tuhan ke dalam dunia ini dan me-
nempatkannya di sana, untuk menghalau kegelapan yang
menyelimuti seluruh muka bumi ini. Firman itu yaitu pelita
bagi kaki orang-orang yang menggunakannya dengan benar.
Terang ini menemukan jalan di mana seharusnya orang ber-
jalan. Terang ini yaitu sarana yang dengannya kita dapat
mengenal jalan kehidupan.
2. Mereka harus mengakui kegelapan mereka sendiri. Dunia ini
merupakan tempat kesalahan dan kebodohan, dan setiap
orang di dunia ini pada dasarnya tidak memiliki pengetahuan
yang diperlukan untuk memperoleh kehidupan kekal.
3. Jika ada orang yang pernah dibuat menjadi bijaksana hingga
memperoleh keselamatan, maka itu sebab terang dari firman
Tuhan yang menerangi hati mereka. Gagasan alamiah tentang
Tuhan tidaklah cukup bagi manusia yang telah jatuh di dalam
dosa, yang sehebat-hebatnya sebenarnya hanya tahu teramat
sedikit tentang Tuhan , dan sebab itu mutlak perlu mengetahui
jauh lebih banyak tentang Tuhan , lebih dibandingkan yang diketahui
Adam saat ia masih belum mengenal dosa.
4. saat terang kitab suci disoroti oleh Roh Kudus Tuhan ke
dalam akal budi yang buta dan pengertian yang gelap, maka
datanglah fajar hari kerohanian dan terbitlah hari yang cemer-
lang di dalam jiwa itu. Pencerahan pikiran yang ada di dalam
kegelapan itu sama seperti fajar dini hari yang berangsur
merekah dan tampak, lalu menyebar dan membaur ke seluruh
jiwa, sampai terang itu menjadi rembang tengah hari (Ams.
4:18). Pencerahan itu yaitu pengetahuan yang berkembang.
Orang-orang yang dicerahkan seperti ini tidak pernah berpikir
Surat 2 Petrus 1:19-21
559
bahwa mereka sudah cukup mengetahui, sampai mereka men-
jadi tahu saat mereka dikenal orang. memberi perhatian
kepada terang ini perlu menjadi perhatian dan kewajiban se-
mua orang. Dan semua yang menjalankan kebenaran datang
kepada terang ini, sementara para pelaku kejahatan menjauhi-
nya.
III. Rasul Petrus menegaskan satu hal penting yang perlu bagi kita
untuk dapat memberi perhatian kepada firman dan menjadi
baik olehnya, yakni kita harus tahu bahwa semua nubuat itu
berasal dari Tuhan . Nah, kebenaran penting ini tidak saja dia
tegaskan, namun juga membuktikannya,
1. Amatilah, tidak ada nubuat dari kitab suci yang berasal dari
tafsiran menurut kehendak sendiri (atau pendapat seseorang
itu sendiri, atau suatu penjelasan dari pikirannya sendiri),
melainkan merupakan penyingkapan atau pewahyuan dari
pikiran Tuhan . Inilah perbedaan antara nabi-nabi Tuhan dan
nabi-nabi palsu yang telah ada di dalam dunia ini. Nabi-nabi
Tuhan tidak berbicara dan juga tidak melakukan sesuatu dari
pikiran mereka sendiri, sebagaimana Musa, pemimpin mereka,
mengatakannya dengan jelas (Bil. 16:28), aku diutus TUHAN
untuk melakukan segala perbuatan ini, dan hal itu bukanlah
dari hatiku sendiri (juga dalam menyampaikan ketetapan-
ketetapan dan peraturan-peraturan). Sebaliknya, nabi-nabi
palsu hanya mengungkapkan penglihatan rekaan hatinya
sendiri, bukan apa yang datang dari mulut TUHAN (Yer. 23:16).
Para nabi dan penulis kitab suci menyatakan dan menulis apa
yang ada di dalam pikiran Tuhan . Dan walaupun, saat berada
di bawah pengaruh dan tuntunan Roh, mereka bisa saja di-
anggap memang bersedia untuk mengungkapkan dan men-
catat pikiran Tuhan itu, namun hal itu terjadi sebab Tuhan yang
menginginkan mereka mengatakan dan menulis pikiran-Nya
itu. namun , meskipun kitab suci bukanlah pencurahan pikiran
dari pendapat atau keinginan manusia sendiri, namun merupa-
kan penyingkapan pikiran dan kehendak Tuhan , namun setiap
orang harus mau menyelidikinya sampai memahami arti dan
maksud dari penyingkapan itu.
2. Kebenaran penting ini bahwa Kitab Suci berasal dari Tuhan
(bahwa apa yang terkandung di dalamnya yaitu pikiran Tuhan
560
dan bukan pikiran manusia) harus diketahui dan diakui oleh
semua orang yang mau memberi perhatian kepada firman
nubuat yang pasti itu. Bahwa kitab suci itu merupakan firman
Tuhan tidak saja merupakan sebuah pokok iman Kristen yang
sejati, melainkan juga merupakan sebuah pokok penyelidikan
atau pengkajian. Sebagaimana orang tidak mau percaya begitu
saja bahwa seseorang benar-benar merupakan sahabat sejati-
nya, dan ingin memastikannya dengan mengamati tanda-tanda
dan tabiat yang pantas dan khas dari sahabatnya itu, maka
begitu jugalah orang Kristen mengenal Kitab Suci itu benar-
benar sebagai firman Tuhan dengan dan saat mengamati semua
tanda dan ciri bahwa memang kitab itu terilhami secara ilahi. Ia
mengecap rasa manis, merasakan suatu kuasa, dan melihat
kemuliaan di dalamnya sebagai sunggguh-sungguh ilahi.
3. Keilahian kitab suci itu harus sudah diketahui dan diakui ter-
lebih dahulu, sebelum orang dapat menggunakannya dan
mengambil manfaatnya, dan sebelum mereka mencurahkan
perhatian kepadanya. Supaya pikiran kita tidak terganggu oleh
tulisan-tulisan lain, sehingga kita bisa memusatkan pikiran
secara khusus pada Kitab Suci ini sebagai satu-satunya per-
aturan yang pasti dan tidak mengandung kesalahan, maka
kita perlu meyakinkan diri sepenuhnya bahwa Kitab Suci
diilhamkan secara ilahi dan mengandung apa yang benar-
benar merupakan pikiran dan kehendak Tuhan .
IV. Melihat betapa mutlak pentingnya orang diyakinkan sepenuhnya
mengenai asal usul keilahian Kitab Suci, maka Rasul Petrus (ay.
21) memberitahukan kepada kita bagaimana Perjanjian Lama itu
disusun, dan itu
1. Dengan pernyataan yang memakai kata ingkar: nubuat itu
tidak datang sebab kehendak manusia. Segala sesuatu yang
dicatat itu sendiri dan yang kemudian membentuk beberapa
bagian dari Perjanjian Lama, tidaklah berasal dari pendapat-
pendapat manusia, juga bukan kehendak salah seorang dari
nabi-nabi atau para penulis kitab suci yang menjadi aturan
atau alasan mengapa semua itu ditulis yang kemudian men-
jadi kanon kitab suci.
2. Dengan pernyataan positif: Orang-orang kudus milik Tuhan ber-
bicara saat mereka digerakkan oleh Roh Kudus. Amatilah,
Surat 2 Petrus 1:19-21
561
(1) Mereka yaitu orang-orang kudus milik Tuhan yang dipakai
untuk mengerjakan kitab yang kita terima sebagai firman
Tuhan . Seandainya Bileam dan Kayafas, dan orang-orang
lainnya yang tiada memiliki kekudusan sama sekali, kare-
na suatu hal tertentu memiliki sesuatu dari Roh nubuat,
maka orang-orang seperti itu tidak akan dipakai untuk
menulis bagian mana pun dari kitab suci untuk digunakan
oleh jemaat Tuhan . Semua penulis kitab suci yaitu orang-
orang kudus milik Tuhan .
(2) Orang-orang kudus ini digerakkan oleh Roh Kudus di dalam
apa yang mereka sampaikan sebagai pikiran dan kehendak
Tuhan . Roh Kudus merupakan Sang Pelaku Agung, sedang-
kan orang-orang kudus hanyalah alat-alat belaka.
[1] Roh Kudus mengilhami dan mendiktekan kepada mereka
apa yang harus mereka sampaikan dari pikiran Tuhan .
[2] Dengan penuh kuasa Dia menggairahkan dan meng-
gunakan mereka secara berhasil guna untuk mengata-
kan (dan juga menulis) apa yang telah Dia taruh di
dalam mulut mereka.
[3] Dengan sangat bijaksana dan berhati-hati Ia menolong
dan mengarahkan mereka untuk menyampaikan apa
yang telah mereka terima dari-Nya, supaya firman itu
benar-benar dapat terlindungi dari setiap kesalahan yang
paling kecil sekalipun saat mereka menyatakan apa
yang mereka ungkapkan. sebab itu semua firman dalam
Kitab Suci itu harus kita terima sebagai firman dari Roh
Kudus. Segala kejelasan dan kesederhanaan, semua kua-
sa dan kebajikan, semua keanggunan dan kepantasan,
dari setiap firman dan pengungkapannya haruslah kita
terima sebagai berasal dari Tuhan . Oleh sebab itu, ga-
bungkanlah iman dengan apa yang Anda temukan di
dalam kitab suci. Hargailah dan hormatilah Alkitab Anda
sebagai kitab yang ditulis oleh orang-orang kudus, di-
ilhamkan, dipengaruhi, dan dibantu oleh Roh Kudus.
PASAL 2
asul Petrus, sesudah di pasal sebelumnya menasihati mereka
supaya terus maju dalam perlombaan Kristen, sekarang memin-
ta mereka untuk berusaha seperti itu juga untuk menyingkirkan apa
yang tidak bisa tidak pasti diketahuinya akan mencegah mereka un-
tuk mengikuti nasihatnya. Maka ia memberi peringatan yang sudah
seharusnya mengenai guru-guru palsu, yang bisa menjadikan mereka
tersesat. Untuk mencegah hal ini,
I. Ia menggambarkan para penyesat ini sebagai orang-orang
yang tidak memiliki kesalehan dalam diri mereka, dan sangat
membahayakan orang lain (ay. 1-3).
II. Ia meyakinkan mereka tentang hukuman yang akan ditimpa-
kan kepada para penyesat ini (ay. 3-6).
III. Ia memberi tahu kita betapa berlawanannya rencana Tuhan
bagi orang-orang yang takut akan Dia (ay. 7-9).
IV. Ia mengisi sisa pasal ini dengan lebih jauh memberi gam-
baran tentang para penyesat ini , untuk memperingat-
kan mereka supaya waspada terhadap orang-orang itu.
Nabi-nabi Palsu dan Para Pemimpin yang Bejat
(2:1-3a)
1 Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Tuhan ,
demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan
memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan
mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan
jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka. 2 Banyak
orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan
sebab mereka Jalan Kebenaran akan dihujat. 3a Dan sebab serakahnya
guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceri-
tera-ceritera isapan jempol mereka.
R
564
I. Pada akhir pasal sebelumnya, disebutkan mengenai orang-orang
kudus kepunyaan Tuhan , yang hidup pada zaman Perjanjian Lama
dan dipakai untuk mencatat perkataan Roh Kudus, dalam tulis-
an-tulisan kudus. Namun pada permulaan pasal ini, ia memberi
tahu kita bahwa pada saat itu pun di dalam jemaat sudah ada
nabi-nabi palsu bersama-sama dengan nabi-nabi yang sejati. Di
sepanjang zaman gereja, dalam keadaan apa pun, saat Tuhan
mengutus nabi-nabi yang sejati, Iblis mengutus beberapa nabi
palsu dalam Perjanjian Lama, serta kristus-kristus palsu, rasul-ra-
sul palsu, dan para guru penyesat dalam Perjanjian Baru, untuk
menyesatkan dan memperdayai. Mengenai hal ini perhatikanlah,
1. Tugas mereka yaitu untuk membawa masuk berbagai keke-
liruan yang menghancurkan, pengajaran-pengajaran sesat
yang membinasakan, seperti halnya tugas para pengajar yang
diutus Tuhan ialah menunjukkan jalan kebenaran, jalan yang
benar menuju kehidupan kekal. Ada pengajaran-pengajaran
sesat yang membinasakan selain praktik-praktik yang mem-
binasakan, dan guru-guru palsu rajin menyebarluaskan ber-
bagai paham keliru yang berbahaya.
2. Pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan biasa dima-
sukkan secara diam-diam, di bawah selubung dan topeng ke-
benaran. Mereka yang memperkenalkan pengajaran-pengajar-
an sesat yang menghancurkan menyangkal Penguasa yang
telah menebus mereka. Mereka menolak dan tidak mau men-
dengar serta belajar dari Sang Guru Agung yang diutus Tuhan
itu, sekalipun Dialah satu-satunya Juruselamat dan Penebus
umat manusia, yang telah membayar harga yang cukup untuk
menebus seluruh isi dunia orang berdosa sebanyak yang ada
di dalam dunia ini.
3. Orang-orang yang memasukkan ajaran-ajaran sesat yang ber-
bahaya bagi orang lain itu segera (dan pasti) mendatangkan
kebinasaan atas diri mereka. Orang yang membinasakan diri
sendiri akan binasa dengan segera. Dan mereka yang begitu
gigih menyebarkan berbagai kekeliruan yang berbahaya bagi
orang lain itu pasti akan dibinasakan dengan tiba-tiba, dan
tanpa dipulihkan.
Surat 2 Petrus 2:1-3a
565
II. Di ayat kedua, ia melanjutkan untuk memberi tahu kita apa aki-
bat dari hal itu sehubungan dengan orang lain. Di sini kita bisa
belajar,
1. Bahwa para pemimpin yang bejat jarang kekurangan orang
yang mengikuti mereka. Sekalipun jalan yang menyimpang itu
berbahaya, banyak orang yang rela berjalan ke dalamnya.
Orang meneguk kejahatan bagaikan air, dan senang hidup
dalam penyimpangan. Para nabi bernubuat palsu, dan umat-Ku
menyukai yang demikian.
2. Tersebarnya penyimpangan akan menimbulkan hujatan terha-
dap jalan kebenaran, yaitu jalan keselamatan oleh Yesus Kris-
tus, yang yaitu jalan dan kebenaran dan hidup. Agama Kris-
ten berasal dari Tuhan yang benar sebagai penciptanya, menun-
tun kepada kebahagiaan sejati berupa menikmati kebersama-
an bersama Tuhan yang benar sebagai tujuannya, dan menger-
jakan kebenaran di dalam batin sebagai sarana agar dikenan
melayani Tuhan . Namun, jalan kebenaran ini dilanggar dan
dihujat oleh orang-orang yang menerima dan menyebarluas-
kan penyesatan-penyesatan yang membinasakan. Hal ini telah
dinubuatkan oleh Rasul Petrus sebagai hal yang pasti akan
terjadi. Jadi janganlah kita menjadi marah dengan adanya hal-
hal ini pada zaman kita, melainkan kita harus waspada su-
paya jangan memberi kesempatan kepada musuh untuk
menghujat nama yang kudus itu, yang dengan-Nya kita di-
panggil, atau berbicara jahat tentang jalan yang menjadi peng-
harapan kita untuk diselamatkan.
III. Perhatikan, berikutnya, rencana yang dipakai oleh para penyesat
untuk menarik banyak murid mengikuti mereka. Mereka meng-
gunakan ceritera-ceritera isapan jempol. Mereka membual, dan
dengan kata-kata yang muluk-muluk serta pidato yang fasih
memperdaya hati orang yang polos, sehingga mereka sepenuhnya
tunduk pada pandangan-pandangan yang berusaha disebarkan
oleh para penyesat ini. Mereka menjual serta memberi diri kepada
petunjuk dan peraturan guru-guru palsu ini, yang mengambil
untung dari orang-orang yang mereka jadikan pengikut mereka
yang baru, melayani diri sendiri dan memanfaatkan mereka.
Semua ini dilakukan dengan maksud serakah, dengan hasrat dan
rencana untuk mendapatkan lebih banyak kekayaan, atau hor-
566
mat, atau pujian, dengan menambah jumlah pengikut mereka.
Para pelayan Kristus yang setia, yang menunjukkan jalan kebenar-
an kepada orang banyak, menghendaki keuntungan dan manfaat
bagi para pengikut mereka, supaya mereka dapat diselamatkan.
Namun, para guru penyesat ini hanya menginginkan dan ber-
maksud untuk mendapatkan keuntungan dan kebesaran duniawi.
Penghakiman Ilahi
(2:3b-6)
3b namun untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan
kebinasaan tidak akan tertunda. 4 Sebab jikalau Tuhan tidak menyayangkan
malaikat-malaikat yang berbuat dosa namun melemparkan mereka ke dalam
neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap
untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman; 5 dan jikalau Tuhan
tidak menyayangkan dunia purba, namun hanya menyelamatkan Nuh,
pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, saat Ia mendatangkan
air bah atas dunia orang-orang yang fasik; 6 dan jikalau Tuhan membinasakan
kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkan-
nya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di
masa-masa kemudian,
Orang cenderung mengira bahwa jika hukuman ditunda, tanda-
nya akan ada pengampunan. sedang bila hukuman tidak segera
dilaksanakan, artinya hukuman itu pasti sudah, atau akan, dibatal-
kan. Namun Rasul Petrus memberi tahu kita bahwa betapapun guru-
guru palsu berhasil dan berbuah, dan sekalipun itu terjadi untuk
sementara waktu, namun hukuman telah lama tersedia bagi mereka.
Tuhan sudah menetapkan sejak dahulu bagaimana Dia akan berurus-
an dengan mereka. Orang-orang yang tidak percaya semacam itu,
yang berusaha memalingkan orang lain dari iman mereka, telah
dihukum, dan murka Tuhan ada pada mereka. Hakim yang adil itu
dengan segera akan menyatakan pembalasan. Hari celaka mereka
sudah dekat, dan segala sesuatu yang akan menimpa mereka datang
segera. Untuk membuktikan pernyataan ini, di sini disampaikan
beberapa contoh mengenai penghakiman Tuhan yang adil, dalam
membalas orang berdosa, yang dimaksudkan supaya kita renungkan
dengan sungguh-sungguh.
I. Lihat bagaimana Tuhan berurusan dengan para malaikat yang ber-
buat dosa. Perhatikanlah,
Surat 2 Petrus 2:3b-6
567
1. Tidak ada keunggulan yang dapat membebaskan seorang ber-
dosa dari hukuman. Jika para malaikat, yang jauh mengung-
guli kita dalam hal kekuatan dan pengetahuan, melanggar hu-
kum Tuhan , maka putusan yang dijatuhkan oleh hukum akan
ditimpakan kepada mereka, tanpa ada belas kasihan atau ke-
ringanan, sebab Tuhan tidak menyayangkan mereka. Jadi per-
hatikanlah,
2. Semakin unggul seorang pelanggar, semakin berat pula hukum-
annya. Para malaikat ini, yang mengungguli manusia dalam
hal kemuliaan kodrat mereka, langsung dihukum. Tidak ada
penundaan bagi mereka untuk beberapa hari saja, tidak ada
keistimewaan yang ditunjukkan kepada mereka.
3. Dosa merendahkan dan menurunkan derajat orang yang mela-
kukannya. Para malaikat di sorga dibuang dari ketinggian
keunggulan mereka, dan dilucuti dari segala kemuliaan dan
martabat mereka, atas ketidaktaatan mereka. Barangsiapa
berdosa terhadap Tuhan , melukai dirinya sendiri.
4. Mereka yang memberontak terhadap Tuhan di sorga semuanya
akan dijebloskan ke neraka. Tidak ada tempat atau keadaan
yang ada di antara tingginya kemuliaan dan dalamnya
kesengsaraan di mana mereka boleh tinggal. Jika makhluk
ciptaan berbuat dosa di sorga, maka mereka harus menderita
di neraka.
5. Dosa yaitu perbuatan kegelapan, dan kegelapan yaitu upah
dosa. Gelapnya sengsara dan siksaan mengikuti gelapnya dosa.
Mereka yang tidak mau berjalan menurut terang dan tuntunan
hukum Tuhan akan dilucuti dari terang wajah Tuhan dan peng-
hiburan hadirat-Nya.
6. Seperti halnya dosa mengikatkan manusia pada hukuman,
begitu juga sengsara dan siksaan mencengkeram manusia di
bawah penghukuman. Kegelapan yang menjadi sengsara mere-
ka menahan mereka sehingga tidak bisa lepas dari siksaan
mereka.
7. Tingkat siksaan yang terakhir tidak diberikan sampai hari peng-
hakiman. Malaikat yang berbuat dosa, sekalipun sudah berada
di neraka, masih disimpan untuk dihakimi pada hari yang besar
itu.
568
II. Lihat bagaimana Tuhan berurusan dengan dunia lama, dengan
cara yang sama persis sebagaimana Dia berurusan dengan para
malaikat. Dia tidak menyayangkan dunia lama. Di sini perhati-
kanlah,
1. Banyaknya pelaku pelanggaran tidak lebih penting untuk mem-
berikan kelonggaran dibandingkan dengan beratnya pelanggar-
an yang ada. Jika dosa dilakukan oleh semua orang, maka
begitu juga hukumannya akan dijatuhkan kepada semuanya.
Namun,
2. Jika ada beberapa orang benar saja, mereka akan dilindungi.
Tuhan tidak membinasakan orang baik bersama-sama dengan
orang jahat. Di dalam kemurkaan Dia mengingat rahmat.
3. Barangsiapa menjadi pemberita kebenaran pada zaman di
mana kebobrokan dan kemerosotan sudah menjadi hal yang
umum, yang berpegang pada firman kehidupan dalam perilaku
yang tidak bercela dan pantas diteladani, akan dilindungi di
zaman kehancuran atas seluruh manusia.
4. Tuhan bisa memakai segala ciptaan ini sebagai alat pembalas-
an-Nya dalam menghukum orang berdosa walau tadinya di-
buat dan ditetapkan-Nya untuk melayani dan memberi
manfaat bagi mereka. Ia membinasakan seluruh dunia dengan
air. Namun perhatikanlah,
5. Apa yang menyebabkan semua ini terjadi, ialah sebab dunia
ini yaitu dunia orang-orang yang fasik. Kefasikan menempat-
kan manusia di luar perlindungan ilahi, dan memperhadapkan
mereka pada kebinasaan mutlak.
III. Lihat bagaimana Tuhan berurusan dengan Sodom dan Gomora.
Sekalipun mereka terletak di suatu daerah yang menyerupai
taman Tuhan, namun jika di tanah yang begitu subur mereka
berlimpah-limpah dosanya, Tuhan dapat langsung membuat negeri
yang subur itu menjadi gersang dan daerah yang banyak airnya
menjadi debu dan abu. Perhatikanlah,
1. Tidak ada satu pun persatuan atau ikatan kerja sama politik
yang dapat menahan penghakiman dari orang berdosa. Sodom
dan kota-kota di sekitarnya tidak lebih aman oleh sebab
kuatnya pemerintahan mereka dibandingkan dengan para
Surat 2 Petrus 2:7-9
569
malaikat oleh keunggulan kodrat mereka atau dunia purba
dengan jumlah mereka yang besar.
2. Tuhan bisa memakai ciptaan-ciptaan yang berlawanan untuk
menghukum orang-orang berdosa yang sudah tidak dapat
diperbaiki lagi. Ia membinasakan dunia purba dengan air, se-
dangkan Sodom dengan api. Dia yang mencegah api dan air
mencelakakan umat-Nya (Yes. 43:2) dapat memakai yang mana
pun untuk membinasakan musuh-musuh-Nya, sehingga mere-
ka tidak pernah aman.
3. Dosa-dosa yang paling menjijikkan mendatangkan penghakim-
an yang paling menyedihkan. Barangsiapa busuk kejahatan-
nya, akan tampak nyata celakanya. Mereka yang luar biasa
berdosa di hadapan Tuhan harus bersiap menerima pembalas-
an yang paling mengerikan.
4. Hukuman bagi orang berdosa pada zaman yang terdahulu
dirancang sebagai contoh bagi orang-orang yang hidup sesu-
dahnya. “Teladanilah mereka, tidak hanya dalam hal masa
hidup, namun juga di dalam langkah dan cara hidup mereka.”
Manusia yang hidupnya tidak saleh harus melihat apa yang
akan menimpa mereka jika mereka terus hidup di jalan
yang tidak kudus. Marilah kita mengambil hikmah dari semua
contoh bagaimana Tuhan mengadakan pembalasan, yang di-
catat untuk menasihati kita, dan untuk mencegah kita untuk
tidak menjanjikan bagi diri sendiri bahwa kita akan bebas dari
hukuman walaupun kita hidup di dalam dosa.
Penghakiman Ilahi
(2:7-9)
7 namun Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus men-
derita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang ha-
nya mengikuti hawa nafsu mereka saja, – 8 sebab orang benar ini tinggal di
tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-
perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa –
9 maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari
pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari
penghakiman,
saat Tuhan menimpakan kebinasaan atas orang fasik, Ia memerin-
tahkan pembebasan bagi orang benar. Dan, jika Ia menurunkan hu-
jan api dan belerang ke atas orang jahat, Dia akan menudungi kepala
570
orang benar, dan mereka akan disembunyikan pada hari murka-Nya.
Mengenai hal ini kita memiliki contoh bagaimana Tuhan memelihara
Lot. Di sini perhatikanlah,
1. Ciri-ciri yang dijelaskan tentang Lot. Ia disebut sebagai orang
yang benar. Memang demikianlah dia dalam hal kecenderungan
hatinya secara umum dan di sepanjang tindak-tanduknya. Tuhan
tidak menilai orang benar atau tidak benar dari satu perbuatan,
melainkan dari jalannya kehidupan mereka secara umum. Di sini
ada seorang benar di tengah angkatan yang paling bejat dan tidak
bermoral yang semuanya sudah menjauh dari segala yang baik. Ia
tidak mengikuti orang banyak itu untuk berbuat jahat, namun di
sebuah kota yang penuh ketidakbenaran ia hidup lurus.
2. Akibat dari dosa yang dilakukan orang lain terhadap orang benar
ini. Sekalipun orang yang berdosa bersukaria dalam kejahatan-
nya, itu yaitu suatu kesedihan dan dukacita bagi jiwa orang be-
nar. Dalam kumpulan orang buruk kita tidak bisa menghindari
rasa bersalah ataupun dukacita. Kiranya dosa orang lain meng-
gelisahkan kita, sebab jika tidak demikian maka tidak mungkin
kita sanggup menjaga diri tetap murni.
3. Di sini disebutkan secara khusus lamanya serta kelanjutan dari
kesedihan dan dukacita orang baik ini, yaitu setiap hari. Sekali-
pun terbiasa mendengar dan melihat kejahatan mereka, itu tidak
membuatnya senang akan hal ini , ataupun melenyapkan
rasa ngeri yang ditimbulkan oleh kejahatan itu. Inilah orang benar
yang dijaga Tuhan dari penghakiman yang mematikan, yang mem-
binasakan segala sesuatu di sekelilingnya. Dari contoh ini kita
diajar untuk berpikir bahwa Tuhan tahu bagaimana membebaskan
umat-Nya dan menghukum para musuh-Nya. Dapat diduga di sini
bahwa orang benar pasti memiliki pencobaan dan godaan mereka
sendiri. Iblis dan antek-anteknya akan menghunjamkan masalah
kepada mereka, supaya mereka jatuh. sebab itu, jika kita
mau masuk sorga, pastilah itu melewati banyak masa kesukaran.
Jadi sudah menjadi tugas kitalah untuk waspada dan bersiap-
siap menghadapi segala kesukaran itu. Perhatikanlah di sini,
(1) Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya. Dia telah memisahkan
orang yang saleh untuk diri-Nya. Jikalau hanya ada satu
orang di dalam lima kota, maka Dia mengenal orang itu, dan
Surat 2 Petrus 2:10-22
571
jika jumlahnya lebih banyak maka Ia tidak dapat meng-
abaikan ataupun melewatkan satu pun dari mereka.
(2) Hikmat Tuhan tidak pernah kehabisan cara dan sarana untuk
membebaskan umat-Nya. Umat-Nya sering kali kehabisan akal
dan tidak bisa melihat jalan, namun Dia dapat membebaskan
dengan amat banyak cara.
(3) Membebaskan orang saleh yaitu pekerjaan Tuhan . Untuk pe-
kerjaan itu, perhatian-Nya tercurah baik pada hikmat-Nya
untuk merancangkan caranya maupun pada kuasa-Nya untuk
melakukan penyelamatan dari pencobaan, supaya mereka ja-
ngan terjatuh ke dalam dosa dan hancur akibat kesulitan me-
reka. Jadi, tentulah jika Dia sanggup menyelamatkan dari
pencobaan, maka Dia sanggup pula menjaga supaya jangan
mereka terjatuh ke dalamnya jika Ia tidak melihat pen-
cobaan-pencobaan semacam itu diperlukan.
(4) Ada perbedaan besar dalam cara Tuhan berurusan dengan orang
saleh dan orang jahat. saat Dia menyelamatkan umat-Nya
dari kebinasaan, Dia menyerahkan para musuh-Nya kepada ke-
binasaan yang setimpal. Orang yang tidak adil tidak mendapat
bagian dalam keselamatan yang dikerjakan Tuhan bagi orang
benar. Orang-orang jahat disimpan untuk disiksa pada hari
penghakiman. Di sini kita melihat bahwa,
[1] Ada suatu hari penghakiman. Tuhan telah menetapkan suatu
hari, pada waktu mana Ia akan menghakimi dunia.
[2] Orang berdosa yang tidak mau bertobat dipelihara hanya
untuk disimpan hingga pada hari saat penghakiman
Tuhan yang adil dinyatakan.
Guru-guru Palsu
(2:10-22)
10 terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya sebab ingin mencemar-
kan diri dan yang menghina pemerintahan Tuhan . Mereka begitu berani dan
angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan, 11 padahal malai-
kat-malaikat sendiri, yang sekalipun lebih kuat dan lebih berkuasa dari pada
mereka, tidak memakai kata-kata hujat, kalau malaikat-malaikat menuntut
hukuman atas mereka di hadapan Tuhan . 12 namun mereka itu sama dengan
hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya dilahirkan
untuk ditangkap dan dimusnahkan. Mereka menghujat apa yang tidak mere-
ka ketahui, sehingga oleh perbuatan mereka yang jahat mereka sendiri akan
binasa seperti binatang liar, 13 dan akan mengalami nasib yang buruk seba-
572
gai upah kejahatan mereka. Berfoya-foya pada siang hari, mereka anggap
kenikmatan. Mereka yaitu kotoran dan noda, yang mabuk dalam hawa naf-
su mereka kalau mereka duduk makan minum bersama-sama dengan kamu.
14 Mata mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak pernah jemu berbuat
dosa. Mereka memikat orang-orang yang lemah. Hati mereka telah terlatih
dalam keserakahan. Mereka yaitu orang-orang yang terkutuk! 15 Oleh kare-
na mereka telah meninggalkan jalan yang benar, maka tersesatlah mereka,
lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk
perbuatan-perbuatan yang jahat. 16 namun Bileam beroleh peringatan keras
untuk kejahatannya, sebab keledai beban yang bisu berbicara dengan suara
manusia dan mencegah kebebalan nabi itu. 17 Guru-guru palsu itu yaitu
seperti mata air yang kering, seperti kabut yang dihalaukan taufan; bagi
mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat. 18 Sebab
mereka mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa dan memperguna-
kan hawa nafsu cabul untuk memikat orang-orang yang baru saja melepas-
kan diri dari mereka yang hidup dalam kesesatan. 19 Mereka menjanjikan
kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri yaitu hamba-
hamba kebinasaan, sebab siapa yang dikalahkan orang, ia yaitu hamba
orang itu. 20 Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan
Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-
kecemaran dunia, namun terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan
mereka lebih buruk dari pada yang semula. 21 sebab itu bagi mereka yaitu
lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada
mengenalnya, namun kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampai-
kan kepada mereka. 22 Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa
yang benar ini: “Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi
kembali lagi ke kubangannya.”
Maksud Rasul Petrus yaitu untuk memperingatkan kita dan mem-
perlengkapi kita untuk menghadapi para penyesat. Maka, sekarang ia
kembali pada perbincangan yang lebih khusus mengenai mereka, dan
memberi kita suatu penjelasan mengenai perangai dan tingkah laku
mereka. Oleh sebab perbuatan mereka, amat pantaslah jika Hakim
dunia yang adil menyimpan mereka secara khusus untuk hari kiamat
yang paling kejam dan berat, seperti halnya Kain dilindungi secara
khusus supaya ia dapat disimpan untuk pembalasan yang luar biasa.
Namun mengapa Tuhan hendak berurusan dengan guru-guru palsu
ini? Ini ditunjukkannya melalui hal-hal berikut.
I. Mereka menuruti hawa nafsunya. Mereka mengikuti rancangan
dan keinginan hati mereka sendiri, mereka menyerahkan diri
kepada akal budi mereka sendiri yang bersifat daging. Mereka
tidak mau menundukkan akal mereka pada pewahyuan ilahi, dan
membawa segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus.
Mereka, di dalam kehidupan mereka, tindakannya secara lang-
sung bertentangan dengan ketetapan Tuhan yang benar, dan
malah mengikuti tuntutan sifat yang bejat. Pemikiran yang jahat
Surat 2 Petrus 2:10-22
573
sering kali disertai dengan perbuatan yang jahat, dan mereka
yang mendukung supaya kekeliruan disebarkan juga mendukung
supaya kejahatan ditingkatkan. Mereka tidak akan duduk ber-
puas diri dengan besarnya kejahatan yang sudah mereka capai.
Bagi mereka tidak cukup pula untuk berdiri, mempertahankan,
serta membela kejahatan apa yang telah mereka lakukan, namun
mereka menuruti hawa nafsunya, mereka terus melangkah di
jalan mereka yang berdosa, dan juga semakin bertambah-tambah
di dalam kebejatan serta kecemaran dan kenajisan yang makin
hebat. Mereka juga menumpahkan penghinaan pada orang-orang
yang Tuhan tetapkan untuk berkuasa atas mereka dan wajib
mereka hormati. sebab itu mereka merendahkan ketetapan
Tuhan , dan kita tidak perlu heran akan hal itu, sebab mereka
berani dan nekat, keras kepala dan bersikukuh, serta tidak saja
suka menyimpan penghinaan di hati mereka, namun juga dengan
lidah mereka mengucapkan kata-kata fitnah dan kecaman
terhadap orang-orang yang ditempatkan di atas mereka.
II. Ini lebih ditekankan lagi oleh Petrus dengan menjelaskan perilaku
yang sangat berbeda dari para makhluk yang lebih unggul, yaitu
malaikat-malaikat. Mengenai mereka perhatikanlah,
1. Mereka lebih kuat dan lebih berkuasa, bahkan lebih dibandingkan
orang-orang yang dikaruniai kewenangan dan kuasa di antara
anak-anak manusia, dan jauh lebih dibandingkan guru-guru palsu
itu yang suka memfitnah dengan keji para pembesar dan
pemerintah. Para malaikat yang baik amat jauh melebihi kita
dalam segala keunggulan sifat dan moral, dalam hal kekuatan,
pengertian, dan juga kekudusan.
2. Para malaikat yang baik merupakan penuntut makhluk
ciptaan yang berdosa, baik dari jenis mereka sendiri, maupun
dari kita, ataupun kedua-duanya. Barangsiapa diizinkan
untuk memandang wajah Tuhan dan berdiri di hadapan takhta-
Nya, mau tidak mau akan memiliki gairah yang berkobar un-
tuk membela kehormatan-Nya, dan mendakwa serta memper-
salahkan mereka yang tidak menghormati Dia.
3. Malaikat-malaikat menuntut hukuman atas para makhluk yang
berdosa di hadapan Tuhan . Mereka tidak mengumumkan kesa-
lahan orang berdosa dan memberitahukan kejahatan mereka
kepada sesama makhluk ciptaan dengan fitnah dan kata-kata
574
keji, melainkan menyampaikannya di hadapan Tuhan, yang
yaitu Hakim, dan akan membalaskan segala ketidaksalehan
dan ketidakadilan.
4. Malaikat-malaikat yang baik tidak mencampurkan hujatan
pahit ataupun kecaman yang nista pada setiap tuntutan atau
dakwaan yang mereka ajukan melawan para pelaku kejahatan
yang terjahat dan terburuk. Kiranya kita, yang berdoa supaya
kehendak Tuhan jadi di bumi seperti di sorga, meniru para
malaikat khususnya dalam hal ini. jika kita mengeluh
tentang orang yang jahat, kiranya keluhan itu disampaikan
kepada Tuhan , dan bukan disertai amarah dan hujatan, melain-
kan dengan belas kasihan dan pikiran yang sehat, supaya
terbukti bahwa kita yaitu milik Dia yang lemah lembut dan
suka mengampuni.
III. Rasul Petrus, sesudah menunjukkan (ay. 11) betapa jauh bedanya
para guru penyesat dari para makhluk yang paling unggul itu,
melanjutkan (ay. 12) dengan menunjukkan betapa miripnya para
penyesat itu dengan makhluk yang paling rendah. Mereka itu
seperti kuda atau bagal yang tidak berakal. Mereka sama dengan
hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya
dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan. Manusia, di bawah
kuasa dosa, begitu tidak sadar akan pewahyuan ilahi sehingga
mereka tidak menggunakan akal, ataupun bertindak menurut
petunjuk dari pewahyuan itu. Mereka hidup sebab melihat, bu-
kan sebab percaya, dan menilai segala sesuatu menurut indra
mereka. jika hal-hal ini membawa nikmat dan menyenangkan,
berarti ini musti diterima dan dihargai. Makhluk yang tidak
berakal mengikuti naluri nafsu mereka yang dirangsang oleh
indra, dan manusia berdosa menuruti kecenderungan pikirannya
yang bersifat daging. Mereka tidak mau menggunakan akal dan
pikiran yang telah diberikan Tuhan kepada mereka, sehingga
menjadi tidak tahu apa yang mungkin dapat dan seharusnya
mereka ketahui. Oleh sebab itu, perhatikanlah,
1. Ketidaktahuan menyebabkan timbulnya perkataan jahat, dan
2. Akibat dari hal itu yaitu kebinasaan. Orang-orang ini akan
dihancurluluhkan di dalam kebejatan mereka sendiri. Kejahat-
an mereka tidak hanya menghadapkan mereka pada murka
Tuhan di dunia lain, namun sering kali juga membawa mereka
Surat 2 Petrus 2:10-22
575
pada kemalangan dan kehancuran di dalam kehidupan ini.
Jelaslah bahwa para pendosa yang nekat seperti ini, yang men-
jadikan aib sebagai kemuliaan mereka, dan yang baginya keter-
bukaan di dalam dosa menambah kenikmatan berbuat dosa,
paling layak diganjar dengan segala wabah paling berat dalam
hidup ini serta penderitaan terbesar di kehidupan selanjutnya.
sebab itu, apa pun yang menimpa mereka sudah pantas
menjadi upah kejahatan mereka. Orang-orang berdosa seperti
demikian yang berkecimpung di dalam kejahatan memperdaya
diri mereka sendiri dan mempermalukan semua yang berhu-
bungan dengan mereka, sebab oleh satu macam dosa mereka
mempersiapkan diri untuk dosa berikutnya. Pesta pora mereka
yang mewah serta makan-minum yang berlebihan mengakibat-
kan mereka melakukan segala macam kecabulan, sehingga
mata mereka penuh nafsu zinah, tatapan mereka yang mesum
menunjukkan nafsu mereka yang cemar dan dimaksudkan
serta diarahkan untuk membangkitkan hal-hal serupa dalam
diri orang lain. Dalam hal-hal inilah mereka tidak pernah jemu,
hati mereka sarat dengan nafsu dan mata mereka tidak henti-
hentinya mengejar apa yang bisa memuaskan keinginan
mereka yang cemar. Orang-orang yang nekat dan tidak henti-
hentinya berbuat dosa sangat tekun dan sering berhasil
memperdaya orang lain serta menarik orang lain ke dalam
kebejatan yang sama limpahnya. Namun di sini perhatikanlah
siapakah yang ada dalam bahaya terbesar untuk dibawa
masuk ke dalam kekeliruan dan kecemaran, yaitu orang-orang
yang lemah. Barangsiapa hatinya tidak diteguhkan dengan
kasih karunia mudah berbalik ke jalan dosa. Bila tidak demi-
kian, para jahanam yang dikuasai daging itu tidak akan ber-
hasil mempengaruhi mereka, sebab mereka ini tidak hanya
bejat dan mesum, namun juga serakah, dan dalam hal inilah
hati mereka telah terlatih. Mereka mengejar kekayaan, dan
kerinduan jiwa mereka tertuju pada kekayaan dunia ini.
Sebagian besar usaha mereka dirancangkan untuk mendapat-
kan kekayaan. Dalam hal inilah hati mereka telah terlatih, dan
kemudian mereka mewujudkan segala rancangan mereka.
jika orang menyerahkan diri kepada segala macam nafsu,
maka tidak heran jika Rasul Petrus menyebut mereka
orang-orang yang terkutuk, sebab mereka tersedia bagi kutuk
576
yang diucapkan Tuhan terhadap orang-orang yang fasik dan
jahat seperti itu, dan mereka membawa kutuk atas semua
orang yang mendengarkan dan menaati mereka.
IV. Rasul Petrus (ay. 15-16) membuktikan bahwa mereka yaitu
orang-orang terkutuk, bahkan orang-orang serakah yang dibenci
Tuhan, dengan menunjukkan bahwa,
1. Mereka telah meninggalkan jalan yang benar, dan mau tidak
mau orang-orang yang mementingkan diri sendiri seperti itu
pastilah akan keluar dari jalan yang benar, yang merupakan
jalan penyangkalan diri.
2. Mereka telah pergi ke jalan yang salah. Mereka telah keliru
dan tersesat dari jalan kehidupan, dan pergi ke jalan yang me-
nuju pada kematian, dan berujung di neraka. Ini disimpulkan-
nya dengan menunjukkannya sebagai jalan Bileam, anak Beor.
(1) Itu yaitu jalan kejahatan, ke dalamnyalah orang dituntun
oleh upah atas perbuatan-perbuatan yang jahat.
(2) Kebaikan-kebaikan lahiriah yang sementara yaitu upah
yang diharapkan dan dijanjikan oleh orang-orang berdosa
kepada diri mereka sendiri, sekalipun mereka kerap dikece-
wakan dengan janji itu.
(3) Cinta yang berlebihan akan hal-hal yang baik dari dunia ini
membelokkan orang dari jalan yang menuju ke hal-hal
yang tak terbilang jauhnya lebih baik dalam kehidupan
yang lain. Cinta akan kekayaan dan hormat membelokkan
Bileam dari tugasnya, sekalipun ia tahu bahwa jalan yang
diambilnya tidak berkenan kepada Tuhan.
(4) Orang-orang yang memiliki prinsip yang sama bersalah
atas perbuatan yang sama dengan orang-orang berdosa
yang sudah terkenal, di dalam penghakiman Tuhan , yaitu
para pengikut dari pembuat-pembuat kejahatan yang keji
itu, sehingga harus dianggap bahwa setidaknya mereka ada
di mana orang-orang itu berada. Mereka akan mendapat
bagian mereka di dunia yang lain bersama-sama dengan
orang-orang ini, yang perbuatannya mereka tiru.
(5) Orang-orang berdosa yang menjijikkan dan keras hati ter-
kadang mendapat kecaman atas kejahatan mereka. Tuhan
menghentikan mereka di tengah jalan, dan membuka hati
Surat 2 Petrus 2:10-22
577
nurani mereka, atau melalui kuasa ilahi-Nya yang meng-
herankan mengejutkan dan menakuti mereka.
(6) Walaupun beberapa teguran yang lebih aneh dan luar biasa
barangkali dapat menciutkan keberanian orang untuk se-
mentara waktu, dan menghambat laju mereka di jalan
dosa, itu tidak akan membuat mereka meninggalkan jalan
kejahatan dan berpindah ke jalan kekudusan. Seandainya
teguran kepada orang berdosa atas kejahatannya bisa
membuat seseorang kembali pada kewajibannya, tentulah
teguran bagi Bileam sudah mendatangkan hal itu, sebab di
sini ada sebuah mukjizat yang terjadi, yaitu keledai beban
yang bisu, yang dari mulutnya tidak ada orang bisa men-
duga akan mendapat teguran, dimampukan untuk bicara,
bahkan dengan suara manusia, kepada pemilik dan tuan-
nya (yang di sini disebut sebagai seorang nabi, sebab
Tuhan terkadang menampakkan diri dan berbicara kepada-
nya [Bil. 22:23-24] namun sesungguhnya ia ada di antara
para nabi Tuhan sama seperti Yudas di antara para rasul
Yesus Kristus). Dan keledai itu memaparkan kebebalan
perilaku Bileam dan mencegah dia supaya jangan terus
berjalan ke jalan yang jahat ini, namun semua itu sia-sia
juga. Barangsiapa tidak mau tunduk pada teguran yang
biasa tidak akan terlalu terpengaruh oleh penampakan
ajaib untuk membalikkan mereka dari jalan mereka yang
berdosa. Bileam memang dicegah untuk benar-benar me-
ngutuki bangsa itu, namun ia memiliki keinginan yang amat
kuat untuk mengejar hormat dan kekayaan yang dijanjikan
kepadanya sehingga ia pergi sejauh mungkin, dan berbuat
sebisa mungkin untuk melepaskan diri dari hambatan yang
menimpa dia.
V. Rasul Petrus melanjutkan (ay. 17) untuk menjelaskan lebih jauh
tentang guru-guru penyesat, yang dikatakannya,
1. Seperti mata air, atau sumur, yang kering. Perhatikanlah,
(1) Para pelayan Tuhan harus menjadi seperti mata air atau
sumur, di mana orang bisa menemukan petunjuk, arahan,
dan penghiburan, namun
578
(2) Guru-guru palsu tidak memiliki semuanya ini untuk di-
sampaikan kepada orang-orang yang meminta nasihat ke-
pada mereka. Kata-kata kebenaran yaitu air hidup, yang
menyegarkan jiwa-jiwa yang menerimanya. Namun, para
penipu ini bertekad untuk menyebarluaskan kekeliruan,
dan oleh sebab itu mereka menyampaikan hal-hal yang
kosong, sebab tidak ada kebenaran di dalamnya. Maka
sia-sialah segala pengharapan kita bila diberi makan dan
dikenyangkan dengan pengetahuan dan pengertian oleh
orang-orang yang tidak tahu apa-apa dan kosong.
2. Seperti kabut yang dihalaukan taufan. saat melihat kabut
atau awan kita mengharapkan hujan yang menyegarkan dari-
nya, namun mereka ini yaitu awan yang tidak menghasilkan
hujan, sebab mereka dihalau oleh angin, bukan oleh Roh,
melainkan angin badai atau taufan berupa ambisi dan kesera-
kahan mereka sendiri. Mereka memeluk dan menyebarkan
pendapat-pendapat yang akan mendatangkan paling banyak
tepuk tangan dan keuntungan bagi mereka sendiri. Seperti
halnya awan menghalangi cahaya matahari dan menggelapkan
langit, begitu juga mereka menggelapkan keputusan dengan
perkataan-perkataan yang tidak berpengetahuan dan tidak
mengandung kebenaran. Jika melihat bahwa orang-orang ini
mendukung tersebarnya kegelapan di dunia ini, maka sangat
adillah jika awan kegelapan akan menjadi bagian mereka di
dunia selanjutnya. Kegelapan yang pekat tersedia bagi Iblis, si
penipu besar, bersama para malaikatnya, alat-alat yang dipa-
kainya untuk membelokkan manusia dari kebenaran. sebab
itu, bagi mereka tersedia tempat dalam kegelapan yang paling
dahsyat, dan itu berlangsung untuk selama-lamanya. Api
neraka yaitu kekal, dan asap dari jurang yang tidak berdasar
membubung selama-lamanya. Maka adillah jika Tuhan
memperlakukan mereka demikian, sebab
(1) Mereka merayu orang lain dan menarik mereka ke dalam
jaring, atau menangkap mereka seperti orang menangkap
ikan, dan,
(2) Melakukannya dengan mengucapkan kata-kata yang cong-
kak dan hampa, segala bualan tinggi yang kosong, yang
kedengarannya hebat namun tidak bermakna.
Surat 2 Petrus 2:10-22
579
(3) Mereka bekerja menurut kesenangan yang bejat dan nafsu
kedagingan manusia, menyebarkan apa yang memuaskan
bagi mereka. Dan,
(4) Mereka menggoda orang-orang yang sesungguhnya meng-
hindari dan menjauhi orang yang menyebarkan dan orang-
orang yang menyukai kekeliruan-kekeliruan yang merugi-
kan dan menghancurkan. Perhatikanlah,
[1] Melalui perbuatan dan kerajinan, orang menjadi teram-
pil dan pandai dalam hal menyebarkan kekeliruan. Me-
reka sama ahlinya dan sama berhasilnya dengan nela-
yan, yang pekerjaan sehari-harinya memancing. Kegiat-
an orang-orang ini yaitu menarik banyak murid meng-
ikuti mereka. Dalam metode dan cara mereka ada bebe-
rapa hal yang layak diperhatikan, bagaimana mereka
memasang umpan terhadap orang-orang yang ingin
mereka tangkap.
[2] Para guru yang sesat ini punya keuntungan tersendiri
untuk memenangkan orang-orang bagi mereka, sebab
mereka memiliki kesenangan cabul untuk dipakai me-
nangkap orang lain, sementara para pelayan Kristus
menasihati orang untuk menyangkal diri dan mem-
bunuh nafsu-nafsu yang menjadi sumber kesenangan
dan kepuasan bagi orang lain. Maka jangan heran apa-
bila kebenaran tidak lagi berlaku, atau jika kekeliru-
an begitu menyebar.
[3] Orang-orang yang sudah menaati kebenaran untuk
sementara waktu, dan menjauhi kekeliruan, oleh kare-
na cerdik dan rajinnya para penyesat ini dapat diper-
daya begitu rupa untuk jatuh ke dalam segala kekeliru-
an yang untuk sementara waktu telah berhasil mereka
lepaskan diri darinya. “sebab itu berjaga-jagalah se-
nantiasa, tetaplah memiliki mawas diri yang kudus
terhadap dirimu sendiri, selidikilah firman, berdoalah
supaya Roh mengajar dan meneguhkan engkau di da-
lam kebenaran, hiduplah dengan rendah hati di hadap-
an Tuhan , dan waspyaitu terhadap segala sesuatu yang
dapat membuat engkau menyerah kepada pikiran yang
bejat, supaya engkau tidak terbawa oleh kepura-puraan
yang cantik dan menarik dari guru-guru palsu ini, yang
580
menjanjikan kemerdekaan kepada semua orang yang
mau mendengarkan mereka, bukan kemerdekaan Kris-
ten untuk melayani Tuhan , melainkan kebebasan untuk
berbuat dosa, untuk mengikuti rancangan dan keingin-
an hati mereka sendiri.” Untuk mencegah orang-orang
ini mendapatkan pengikut baru, Petrus memberi tahu
kita, bahwa di tengah segala bualan mereka mengenai
kebebasan, mereka sendiri yaitu budak yang paling
nista, sebab mereka yaitu hamba-hamba kebinasaan.
Nafsu mereka sudah menang telak atas diri mereka,
dan sesungguhnya mereka terbelenggu oleh nafsu, me-
rawat tubuh untuk memuaskan keinginannya, tunduk
pada petunjuknya, dan menaati semua perintahnya.
Pikiran dan hati mereka sedemikian rupa tercemar dan
bobrok sehingga mereka tidak lagi memiliki kekuatan
ataupun kehendak untuk menolak tugas yang dibeban-
kan kepada mereka. Mereka telah ditaklukkan dan di-
tawan oleh musuh-musuh rohani mereka, dan menye-
rahkan anggota tubuh mereka sebagai hamba ketidak-
benaran. Betapa memalukannya, ditaklukkan dan di-
perintah oleh orang-orang yang menjadi hamba-hamba
kebinasaan dan budak dari nafsu mereka sendiri! Pere-
nungan ini seharusnya mencegah kita untuk digiring
oleh para penyesat ini. Selain itu, Petrus menambahkan
hal lain (ay. 20). Bukan hanya memalukan dan hina jika
kita disesatkan oleh orang-orang yang justru menjadi
budak dosa itu sendiri, serta ditawan oleh Iblis sesuka
hatinya, melainkan juga merupakan sebuah kerugian
besar bagi mereka yang telah berhasil melepaskan diri
dari orang-orang yang hidup dalam kesesatan, sebab
dengan demikian akhir hidup mereka menjadi lebih
buruk dibandingkan permulaannya. Di sini kita melihat,
Pertama, merupakan sebuah keuntungan untuk lo-
los dari kecemaran dunia, untuk menjauh dari dosa-
dosa yang kotor dan memalukan, sekalipun manusia
tidak sepenuhnya dimenangkan dan diubahkan. Sebab
dengan begitu kita dicegah supaya jangan mendukakan
orang-orang yang memang bersungguh-sungguh dan
membesarkan hati orang-orang yang kurang ajar secara
Surat 2 Petrus 2:10-22
581
terang-terangan. Sementara itu, jika kita berjalan
bersama orang lain ke dalam berbagai kecabulan yang
sama serta menyerahkan diri kepada dosa zaman ini,
maka kita mendukakan dan melemahkan orang-orang
yang berusaha untuk hidup menurut Injil, dan malah
menguatkan tangan orang-orang yang sudah melakukan
pemberontakan secara terbuka terhadap Yang Maha
Tinggi. Selain itu, kita juga akan semakin mengasingkan
diri dari Tuhan , dan mengeraskan hati kita terhadap-Nya.
Kedua, beberapa orang, untuk sementara waktu,
oleh pengenalan mereka akan Kristus, telah melepaskan
diri dari kecemaran-kecemaran dunia, namun pikiran
mereka tidak diperbarui di dalam roh sehingga selamat.
Pendidikan agama telah membelenggu banyak orang
yang tidak diperbarui oleh anugerah Tuhan . Jika kita
menerima terang kebenaran, dan memiliki pengetahuan
saja tentang Kristus di dalam pikiran kita, maka ba-
rangkali itu dapat menolong kita saat ini. Namun, kita
harus menerima kasih akan kebenaran, dan menyim-
pan firman Tuhan di dalam hati kita, sebab kalau tidak,
maka pengetahuan akan Kristus itu tidak akan mengu-
duskan dan menyelamatkan kita.
Ketiga, mereka, yang untuk sementara waktu berha-
sil melepaskan diri dari kecemaran dunia, pada awalnya
dibuat masuk perangkap dan dijerat oleh guru-guru pal-
su, dengan cara membingungkan orang dengan bebe-
rapa keberatan terhadap kebenaran Injil. Keberatan me-
reka itu tampak masuk akal dan seakan-akan benar.
Dengan cara ini, orang yang lebih goyah dan tidak tahu
apa-apa dibuat menjadi ragu, dan jadi mempertanyakan
kebenaran ajaran yang telah mereka terima, sebab me-
reka tidak dapat memecahkan masalah ataupun men-
jawab segala keberatan yang diajukan oleh para penye-
sat ini.
Keempat, begitu orang terjerat, mereka mudah ditak-
lukkan. sebab itu, orang Kristen harus terus dekat de-
ngan firman Tuhan , dan waspada terhadap orang-orang
yang berusaha membingungkan dan menyesatkan me-
reka. Selain itu, jika orang yang pernah melepaskan
582
diri terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan
mereka lebih buruk dari pada yang semula.
VI. Rasul Petrus, pada dua ayat terakhir di pasal ini, berusaha mem-
buktikan bahwa kemurtadan lebih buruk dibandingkan ketidaktahu-
an. Sebab, itu sama dengan mengutuki jalan kebenaran, sesudah
mereka memiliki suatu pengetahuan tentang kebenaran dan me-
nyatakan kesukaan terhadapnya. Di dalamnya terkandung se-
buah pernyataan bahwa mereka telah mendapati adanya kejahat-
an pada jalan kebenaran dan kesalahan pada firman kebenaran
itu. Nah, menyampaikan pernyataan yang begitu jahat tentang
jalan Tuhan yang baik, dan tuduhan yang sedemikian keliru ter-
hadap jalan kebenaran, jelas harus mendapat hukuman yang
paling berat. Kemalangan orang-orang yang meninggalkan Kristus
dan Injil-Nya lebih tidak terhindarkan dan tidak dapat diterima
dibandingkan kemalangan pelaku kejahatan yang lain, sebab,
1. Tuhan jauh lebih marah kepada mereka yang oleh tingkah
lakunya menghina Injil, dan juga tidak menaati hukum, dan
yang mengecam serta mencemooh Tuhan dan anugerah-Nya.
2. Dengan lebih cermat Iblis mengawasi dan lebih erat lagi
mengikat orang-orang yang telah dikuasainya kembali, sesudah
mereka pernah meninggalkan dia dan mengaku sebagai peng-
ikut Tuhan Yesus Kristus (Mat. 12:45). Mereka dijaga oleh
penjagaan yang lebih kuat, sehingga tidak heran jika mereka
kembali menjilat muntahan mereka, kembali kepada kekeliru-
an dan kecemaran yang sama yang tadinya mereka tinggalkan
dan sepertinya mereka benci dan jauhi, dan berkubang di
dalam kotoran, padahal tadinya mereka pernah tampak benar-
benar sudah dibersihkan dari kotoran ini . Nah, jika fir-
man memberi penjelasan sedemikian rupa tentang Kekris-
tenan di satu sisi, dan mengenai dosa di sisi yang lain, seperti
yang dijelaskan kepada kita di dalam dua ayat ini, maka
jelaslah bahwa kita harus amat sangat menyetujui Kekristenan
dan bertekun di dalamnya, sebab itu yaitu jalan kebenaran
dan perintah kudus. Selain itu, kita juga mesti membenci dan
menghindar sejauh mungkin dari dosa, sebab dosa itu dikata-
kan sebagai sesuatu yang paling merusak dan menjijikkan.
PASAL 3
I. Mendekati bagian penutup surat keduanya, Rasul Petrus me-
mulai pasal yang terakhir ini dengan mengulangi penjelasan
tentang maksud dan tujuannya dalam menulis untuk kedua
kali kepada mereka (ay. 1-2).
II. Ia melanjutkan dengan menyebutkan satu hal yang mendo-
rongnya untuk menulis surat kedua ini, yaitu datangnya
para pengejek, yang ia gambarkan dalam ayat 3-7.
III. Ia mengajar dan meneguhkan mereka perihal kedatangan
Yesus Kristus Tuhan kita untuk menghakimi (ay. 8-10).
IV. Ia menunjukkan apa yang harus dilakukan orang-orang Kris-
ten berkenaan dengan kedatangan Kristus yang kedua, dan
kehancuran serta pembaharuan segala sesuatu yang akan me-
nyertai kedatangan Tuhan kita yang khidmat itu (ay. 11-18).
Berpegang pada Perkataan Para Nabi dan
Perintah Para Rasul
(3:1-2)
1 Saudara-saudara yang kekasih, ini sudah surat yang kedua, yang kutulis
kepadamu. Di dalam kedua surat itu aku berusaha menghidupkan pengerti-
an yang murni oleh peringatan-peringatan, 2 supaya kamu mengingat akan
perkataan yang dahulu telah diucapkan oleh nabi-nabi kudus dan mengingat
akan perintah Tuhan dan Juruselamat yang telah disampaikan oleh rasul-
rasulmu kepadamu.
Untuk mencapai tujuannya dengan lebih baik dalam menulis surat
ini, yaitu membuat mereka teguh dan tidak goyah dalam mengingat
ajaran Injil di dalam iman dan perbuatan, Rasul Petrus,
1. Mengungkapkan kasih sayang dan kelembutannya yang istimewa
terhadap mereka, dengan menyebut mereka kekasih. Dengan ini
584
ia membuktikan bahwa ia menambahkan kepada imannya kesa-
lehan kasih akan saudara-saudara, seperti yang sudah dinasihat-
kannya (2Ptr. 1:7) untuk mereka lakukan. Hamba-hamba Tuhan
harus menjadi teladan kasih sayang, dan juga teladan hidup dan
perilaku.
2. Ia membuktikan kasihnya yang tulus kepada mereka, dan kepe-
duliannya yang sepenuh hati terhadap mereka, dengan menulis-
kan hal yang sama kepada mereka, meskipun dengan kata-kata
yang berbeda. sebab mereka akan baik-baik saja, ia tidak
merasa keberatan menulis topik yang sama, dan mengejar tujuan
yang sama, dengan cara-cara yang paling besar kemungkinannya
untuk berhasil.
3. Supaya masalah ini diperhatikan dengan lebih baik, ia memberi
tahu mereka bahwa apa yang dia inginkan untuk mereka ingat
yaitu ,
(1) Perkataan yang dahulu telah diucapkan oleh nabi-nabi kudus,
yang mendapat ilham ilahi, dicerahkan dan juga dikuduskan
oleh Roh Kudus. Dan sebab pikiran orang-orang ini sudah
dimurnikan oleh pekerjaan yang menguduskan dari Roh yang
sama, maka mereka lebih condong untuk menerima dan
menjaga apa yang datang dari Tuhan melalui nabi-nabi kudus.
(2) Perintah Tuhan dan Juruselamat yang telah disampaikan oleh
rasul-rasul. Oleh sebab itu, murid-murid dan hamba-hamba
Kristus harus menganggap apa yang dinyatakan kepada mere-
ka oleh orang-orang yang diutus-Nya sebagai kehendak Tuhan
mereka. Apa yang sudah difirmankan Tuhan melalui nabi-nabi
dalam Perjanjian Lama, dan yang sudah diperintahkan Kristus
melalui para rasul dalam Perjanjian Baru, tidak bisa tidak
pasti menuntut dan layak untuk sering-sering diingat. Siapa
yang merenungkan perkara-perkara ini akan merasakan kua-
sa-kuasanya yang menghidupkan. Dengan perkara-perkara
inilah pengertian yang murni dari orang-orang Kristen harus
berusaha dihidupkan, supaya mereka giat dan semangat da-
lam mengerjakan kekudusan, dan berapi-api serta tidak me-
ngenal lelah berjalan di jalan menuju sorga.
Surat 2 Petrus 3:3-7
585
Cemoohan Orang-orang Kafir; Kehancuran Dunia
(3:3-7)
3 Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman
akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-
orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. 4 Kata mereka: “Di manakah
janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita me-
ninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan.” 5
Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh firman Tuhan langit telah ada
sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air, 6 dan bahwa
oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah. 7
namun oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api
dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik.
Untuk menggugah dan mendorong kita supaya mengingat dengan
sungguh-sungguh dan berpegang teguh pada apa yang sudah diwah-
yukan Tuhan kepada kita melalui para nabi dan rasul, kita diberi tahu
bahwa akan datang pengejek-pengejek, orang-orang yang akan
mencemoohkan perkara dosa, dan keselamatan darinya. Cara Tuhan
menyelamatkan orang-orang berdosa oleh Yesus Kristus yaitu cara
yang akan diejek orang, dan itu terjadi pada hari-hari zaman akhir, di
bawah Injil. Mungkin tampak sangat janggal, bahwa tatanan (dispen-
sasi) Perjanjian Baru yang di dalamnya berlaku perjanjian anugerah,
yang bersifat rohani dan sebab itu lebih bersesuaian dengan kodrat
Tuhan dibandingkan tatanan Perjanjian Lama, harus diolok-olok dan
dicela. namun sifat rohani dan kesederhanaan ibadah Perjanjian Baru
bertentangan langsung dengan pikiran duniawi manusia yang fana.
Ini menjelaskan apa yang tampak disinggung oleh Rasul Petrus di
sini, yaitu bahwa pengejek-pengejek akan bertambah banyak dan
berani di akhir zaman dibandingkan sebelum-sebelumnya. Walaupun di
segala zaman orang-orang yang lahir dan hidup menurut keinginan
daging menganiaya, mencaci maki, dan mencela orang-orang yang
lahir dari Roh dan benar-benar hidup menurut Roh, namun di akhir
zaman akan meningkat pesat cara dan kelancangan mereka dalam
mengolok-olok kesalehan yang sungguh-sungguh, dan dalam meng-
ejek orang-orang yang dengan teguh hidup bijak dan menyangkal diri
seperti yang diperintahkan oleh Injil. Kejadian ini disebutkan sebagai
perkara yang diketahui betul oleh semua orang Kristen, dan sebab
itu mereka harus sungguh-sungguh menanggapinya, supaya mereka
jangan sampai terkejut dan terguncang, seolah-olah sesuatu yang
aneh terjadi pada mereka. Nah, untuk mencegah orang Kristen yang
sungguh-sungguh supaya tidak kalah jika diserang oleh para
pengejek ini, maka kita diberi tahu,
586
I. Orang-orang macam apakah mereka itu: mereka hidup menuruti
hawa nafsu mereka sendiri, mereka mengikuti muslihat dan
keinginan hati mereka sendiri, dan kesenangan-kesenangan jas-
mani mereka, bukan perintah dan petunjuk akal budi yang benar
serta pemikiran yang penuh hikmat dan tercerahkan. Ini mereka
lakukan dalam pergaulan hidup mereka. Mereka hidup sesuka
hati, dan berbicara seenak mereka sendiri. Bukan hanya pikiran
mereka yang jahat dan menentang Tuhan , sebagaimana halnya
pikiran setiap pendosa yang tidak diperbaharui (Rm. 8:7), yang
terasing dari Tuhan , tidak mengenal-Nya, dan menolak Dia. namun
juga, mereka sudah menjadi sedemikian fasiknya sehingga mere-
ka menyatakan dengan terang-terangan apa yang ada dalam hati
orang lain yang masih bersifat duniawi. Mereka berkata, “Lidah
kami, kekuatan kami, dan waktu kami yaitu milik kami sendiri,
dan siapakah tuan atas kami? Siapa yang berani menentang atau
mengekang kami, atau memanggil kami untuk mempertanggung-
jawabkan apa yang kami katakan atau lakukan?” Seperti halnya
mereka tidak sudi dibatasi oleh hukum-hukum Tuhan dalam
perkataan mereka, demikian pula mereka tidak sudi wahyu Tuhan
mengatur dan menetapkan kepada mereka apa yang harus
mereka percayai. Seperti halnya mereka akan hidup dengan cara
mereka sendiri, dan berbicara dalam bahasa mereka sendiri,
demikian pula mereka akan memikirkan pikiran-pikiran mereka
sendiri, dan membentuk kaidah-kaidah yang sepenuhnya milik
mereka sendiri. Dalam hal ini juga hanya nafsu mereka sendiri
yang akan mereka ikuti. Hanya orang yang mau hidup seenak
sendiri, seperti yang digambarkan di sini, yang bisa duduk di
antara kumpulan pencemooh. “Dengan ini kamu akan mengenal
mereka, supaya kamu bisa lebih waspada terhadap mereka.”
II. Kita juga diberi peringatan seberapa jauh mereka akan menerus-
kan perbuatan mereka: mereka akan berusaha mengguncang dan
menggelisahkan kita, bahkan dalam hal keyakinan kita akan
kedatangan Kristus yang kedua. Mereka akan berkata dengan
mengejek, “Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu?” (ay. 4).
Tanpa kedatangan Kristus ini, semua butir iman Kristen lain akan
sangat sedikit artinya. Kedatangan Kristus yang kedua inilah yang
menggenapi dan mengakhiri segalanya. Mesias yang dijanjikan
sudah datang, Ia menjadi manusia, dan diam di antara kita. Ia
Surat 2 Petrus 3:3-7
587
betul-betul merupakan sosok seperti yang sudah dijelaskan sebe-
lumnya, dan telah melakukan bagi kita segala sesuatu seperti
yang sudah dinyatakan sebelumnya. Dasar-dasar ajaran ini su-
dah lama berusaha dijungkirbalikkan oleh musuh-musuh Kekris-
tenan. namun , sebab semua itu bersandar pada fakta-fakta
yang sudah terjadi, dan yang tentangnya Rasul Petrus dan rasul-
rasul lain