ibrani wahyu 17


 il kita 

semua untuk memberi  pertanggungan jawab atas semua hal 

yang dilakukan di dalam tubuh, entah baik atau jahat.  

3. Dan meskipun Injil telah dihujat sebagai dongeng oleh salah 

seorang dari orang-orang keji yang menyebut diri mereka sebagai 

penerus Rasul Petrus, namun rasul kita ini membuktikan bahwa 

Injil sungguh teramat pasti dan nyata, sebab  selama Jurusela-

mat yang terberkati ini tinggal di atas muka bumi ini, saat  Ia 

mengambil rupa seorang hamba dan tampil sebagai seorang 

manusia, kadang-kadang Ia menyatakan diri-Nya sebagai Tuhan , 

khususnya di hadapan rasul kita ini dan dua anak-anak Zebe-


 554

deus, yang menjadi saksi mata dari kebesaran ilahi-Nya, saat  Ia 

berubah rupa di depan mata mereka, wajah-Nya bercahaya seperti 

matahari (Mat. 17:2), dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. 

Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang 

pakaian seperti itu (Mrk. 9:3). Akan hal ini, Petrus, Yakobus, dan 

Yohaneslah yang menjadi saksi matanya, dan sebab  itu mereka 

dapat dan harus bersaksi. Dan pasti kesaksian mereka benar 

adanya, saat  mereka memberi kesaksian tentang apa yang telah 

mereka lihat dengan mata kepala mereka, ya, dan mendengar 

dengan telinga mereka: sebab di samping kemuliaan yang dapat 

dilihat bahwa Kristus telah dilantik di atas muka bumi ini, ada 

juga suara dari sorga yang dapat didengar. Amatilah di sini,  

(1) Betapa indahnya pernyataan yang dibuat: Inilah Anak yang 

Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, suara terindah yang 

pernah datang dari sorga ke dalam dunia ini. Tuhan  sangat 

berkenan kepada Kristus, dan juga kepada kita di dalam Dia. 

Inilah Sang Mesias yang dijanjikan, yang melalui-Nya semua 

orang percaya di dalam Dia akan diterima dan diselamatkan.  

(2) Pernyataan ini dibuat oleh Tuhan  Bapa, yang dengan demikian 

mengakui Anak-Nya secara terbuka di depan umum (walau-

pun Sang Anak dalam keadaan-Nya yang hina, saat  Dia 

sedang ada di dalam kedudukan sebagai seorang hamba), ya, 

menyatakan Dia sebagai Anak-Nya yang dikasihi-Nya, saat  

Dia berada di dalam keadaan yang sangat rendah. Ya, kehina-

an dan keadaan-Nya yang rendah itu sama sekali tidak 

mengurangi kasih Bapa kepada-Nya, sehingga tindakan-Nya 

untuk menyerahkan nyawa-Nya pun dikatakan menjadi salah 

satu alasan khusus Bapa menyatakan kasih-Nya kepada Dia 

(Yoh. 10:17).  

(3) Tujuan dari datangnya suara ini yaitu  untuk memberi kehor-

matan khusus bagi Juruselamat kita sementara Dia berada di 

dunia bawah sini: Dia menerima kehormatan dan kemuliaan 

dari Tuhan  Bapa. Inilah orang yang Tuhan  berkenan hormati. 

Sebagaimana Dia meminta kita memberi  kehormatan dan 

kemuliaan kepada Anak-Nya dengan mengakui Dia sebagai 

Juruselamat kita, begitu jugalah Dia memberi  kemuliaan 

dan kehormatan kepada Juruselamat kita itu dengan menya-

takan Dia sebagai Anak-Nya.  

Surat 2 Petrus 1:16-18 

 555 

(4) Suara ini berasal dari sorga, dikatakan di sini sebagai kemulia-

an yang sangat agung (ay. 17, KJV), yang masih tetap mencer-

minkan kemuliaan yang sangat besar atas Juruselamat kita 

yang terberkati. Pernyataan ini datang dari Tuhan  sumber se-

gala kehormatan, dan berasal dari sorga tempat kedudukan 

kemuliaan, di mana Tuhan  hadir dengan penuh kemuliaan. 

(5) Suara ini didengar, dan dengan demikian dapat dimengerti 

oleh Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Mereka tidak saja mende-

ngar suatu bunyi (seperti yang terjadi dengan banyak orang 

lain [Yoh. 12:28-29]), namun  mereka mengerti artinya. Tuhan  

membuka telinga dan pengertian dari umat-Nya untuk mene-

rima apa yang perlu untuk mereka ketahui, saat  orang-orang 

lain seperti teman-teman seperjalanan Paulus, yang hanya 

mendengar bunyi kata-kata (Kis. 9:7), namun  tidak mengerti 

makna kata-kata itu, dan sebab  itu dikatakan bahwa mereka 

tidak mendengar suara Dia yang berbicara (Kis. 22:9). Ber-

bahagialah orang-orang yang tidak saja mendengar, namun  juga 

mengerti, yang percaya kepada kebenaran, dan merasakan 

kuasa dari sorga, seperti yang diperbuat oleh orang yang me-

nyaksikan hal-hal ini. Dan kita memiliki alasan kuat di dunia 

ini untuk menerima kesaksiannya, sebab siapa yang akan me-

nolak memberi  pujian kepada sesuatu yang telah dicatat 

dengan begitu cermat oleh Rasul Petrus mengenai suara dari 

sorga untuk diberitahukan kepada kita.  

(6) Suara itu didengar oleh mereka di atas gunung yang kudus, 

saat  mereka bersama dengan Yesus. Tempat di mana Tuhan  

menyatakan diri-Nya secara khusus dengan demikian menjadi 

kudus, bukan sebab  tempat itu mengandung kekudusan di 

dalamnya, melainkan seperti tanah yang menjadi kudus di 

mana Tuhan  menampakkan diri kepada Musa (Kel. 3:5), dan 

gunung kudus yang di atasnya dibangun bait suci (Mzm. 87:1). 

Tempat-tempat seperti itu tidaklah kudus untuk seterusnya, 

dan dianggap kudus selama waktu orang-orang itu mengalami 

sendiri, atau dengan peneguhan firman mengharapkan dengan 

iman akan kehadiran khusus dan pengaruh yang mulia dari 

Tuhan  yang kudus dan mulia di tempat itu.  


 556

Pengilhaman Kitab Suci 

(1:19-21)  

19 Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampai-

kan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama 

seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai 

fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu. 20 Yang 

terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci 

tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, 21 sebab tidak pernah 

nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, namun  oleh dorongan Roh Kudus 

orang-orang berbicara atas nama Tuhan . 

Dengan menggunakan kata-kata di atas Rasul Petrus menjelaskan 

alasan lain untuk membuktikan kebenaran dan kenyataan Injil, dan 

menyatakan bahwa bukti kedua ini lebih kuat dan lebih meyakinkan 

dibandingkan  sebelumnya dan lebih tidak dapat disanggah bahwa peng-

ajaran mengenai kuasa dan kedatangan Tuhan Yesus Kristus kita 

bukanlah dongeng atau rancangan licik manusia, melainkan ran-

cangan yang penuh hikmat dan indah dari Tuhan  yang kudus dan 

murah hati. Sebab hal ini telah dinubuatkan oleh nabi-nabi dan para 

penulis Perjanjian Lama, yang berbicara dan menulis di bawah 

pengaruh dan sesuai pengarahan Roh Tuhan . Perhatikanlah di sini,  

I. Gambaran yang diberikan mengenai firman di dalam Perjanjian 

Lama: firman itu disebut sebagai nubuat yang lebih pasti (ay. 19, 

KJV).  

1. Firman itu merupakan pernyataan nubuatan mengenai kuasa 

dan kedatangan, keilahian dan penjelmaan, dari Juruselamat 

kita, yang kita dapati di dalam Perjanjian Lama. Di dalamnya 

dinubuatkan bahwa keturunan wanita  itu akan meremuk-

kan kepala ular. Kuasa-Nya untuk menghancurkan Iblis dan 

pekerjaan-pekerjaannya, dan kelahiran-Nya oleh seorang pe-

rempuan dinubuatkan di sana. Dan Nama Tuhan  yang agung 

dan dahsyat dalam Perjanjian Lama, Yehova (sebagaimana 

dibaca oleh beberapa  orang), menunjukkan bahwa hanya 

Dialah yang yaitu  Dia, dan Nama Tuhan  itu (Kel. 3:14) diter-

jemahkan oleh banyak orang sebagai Aku yaitu  Aku, dan 

dengan demikian nama-nama ini  dipahami sebagai me-

nunjuk kepada penjelmaan Tuhan  dengan tujuan untuk men-

datangkan penebusan dan keselamatan bagi umat-Nya, yang 

akan datang. namun  Perjanjian Baru merupakan sejarah ten-

tang apa yang telah dinubuatkan di dalam Perjanjian Lama.

Surat 2 Petrus 1:19-21 

 557 

Semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya 

Yohanes (Mat. 11:13). Dan para pemberita Injil dan rasul-rasul 

telah menulis sejarah mengenai apa yang sebelumnya disam-

paikan sebagai nubuat. Sekarang penggenapan Perjanjian 

Lama oleh Perjanjian Baru serta kesesuaian antara Perjanjian 

Baru dengan Perjanjian Lama memperlihatkan bukti sepenuh-

nya dari kebenaran kedua perjanjian itu. Bacalah Perjanjian 

Lama sebagai sebuah nubuat tentang Kristus, dan dengan 

ketekunan dan rasa syukur gunakanlah Perjanjian Baru seba-

gai penjelasan terperinci yang terbaik mengenai yang lama.  

2. Perjanjian Lama merupakan perkataan nubuat yang lebih pasti 

(ay. 19, KJV). Hal ini benar demikian bagi orang-orang Yahudi 

yang menerimanya sebagai firman Tuhan . Para nabi berikutnya 

menegaskan apa yang telah disampaikan oleh nabi-nabi yang 

telah mendahului mereka, dan nubuat-nubuat ini telah ditulis 

melalui perintah yang jelas kepada mereka, dan dipelihara oleh 

pemeliharaan khusus, dan banyak di antaranya telah digenapi 

oleh penyelenggaran yang indah dari Tuhan , dan oleh sebab  

itulah nubuat-nubuat itu menjadi lebih pasti bagi orang-orang 

yang selama ini telah menerima dan membaca kitab suci 

dibandingkan  laporan Rasul Petrus mengenai suara yang datang 

dari sorga. Musa dan para nabi lebih kuat pengaruhnya untuk 

meyakinkan mereka bahkan dibandingkan  mujizat-mujizat sendiri 

(Luk. 16:31). Betapa teguh dan pastinya iman kita seharusnya, 

yang telah memiliki firman yang begitu teguh dan pasti sebagai 

tumpuan! Semua nubuat-nubuat Perjanjian Lama menjadi 

lebih pasti dan meyakinkan bagi kita yang telah memiliki seja-

rah tentang penggenapannya dengan semua perincian ketepat-

an dan waktunya.  

II. Dorongan Rasul Petrus kepada kita supaya menyelidiki kitab suci. 

Dia memberi tahu kita, alangkah baiknya kalau kamu memper-

hatikannya. Yakni, berusaha agar akal budi kita memahami mak-

nanya, dan hati kita mempercayai kebenaran, dari firman yang 

pasti ini. Ya, kita harus mencondongkan diri kita kepada firman, 

supaya kita dapat dicetak dan dibentuk olehnya. Firman itu 

merupakan pengajaran yang ke dalamnya kita harus dibentuk 

(Rm. 6:17), kegenapan segala kepandaian dan kebenaran (Rm. 

2:20) yang dengannya kita harus mengatur pikiran-pikiran dan 


 558

perasaan-perasaan kita, perkataan-perkataan dan pengakuan-

pengakuan kita, seluruh kehidupan dan perilaku kita. Jika kita 

menuruti firman Tuhan  sedemikian rupa seperti ini, maka keadaan 

kita pasti sejahtera dalam semua hal, dalam apa yang berkenan 

kepada Tuhan  dan menguntungkan diri kita sendiri. Dan ini tidak 

lain selain menaruh perhatian semestinya terhadap semua firman 

Tuhan . Namun, supaya dapat memberi  perhatian kepada 

firman, Rasul Petrus menyarankan beberapa hal khusus bagi 

mereka yang ingin menuruti kitab suci untuk setiap maksud yang 

baik. Yaitu, 

1. Mereka harus memegang dan menggunakan kitab suci sebagai 

terang yang telah dikirim Tuhan  ke dalam dunia ini dan me-

nempatkannya di sana, untuk menghalau kegelapan yang 

menyelimuti seluruh muka bumi ini. Firman itu yaitu  pelita 

bagi kaki orang-orang yang menggunakannya dengan benar. 

Terang ini menemukan jalan di mana seharusnya orang ber-

jalan. Terang ini yaitu  sarana yang dengannya kita dapat 

mengenal jalan kehidupan.  

2. Mereka harus mengakui kegelapan mereka sendiri. Dunia ini 

merupakan tempat kesalahan dan kebodohan, dan setiap 

orang di dunia ini pada dasarnya tidak memiliki pengetahuan 

yang diperlukan untuk memperoleh kehidupan kekal.   

3. Jika ada orang yang pernah dibuat menjadi bijaksana hingga 

memperoleh keselamatan, maka itu sebab  terang dari firman 

Tuhan  yang menerangi hati mereka. Gagasan alamiah tentang 

Tuhan  tidaklah cukup bagi manusia yang telah jatuh di dalam 

dosa, yang sehebat-hebatnya sebenarnya hanya tahu teramat 

sedikit tentang Tuhan , dan sebab  itu mutlak perlu mengetahui 

jauh lebih banyak tentang Tuhan , lebih dibandingkan  yang diketahui 

Adam saat  ia masih belum mengenal dosa.  

4. saat  terang kitab suci disoroti oleh Roh Kudus Tuhan  ke 

dalam akal budi yang buta dan pengertian yang gelap, maka 

datanglah fajar hari kerohanian dan terbitlah hari yang cemer-

lang di dalam jiwa itu. Pencerahan pikiran yang ada di dalam 

kegelapan itu sama seperti fajar dini hari yang berangsur 

merekah dan tampak, lalu menyebar dan membaur ke seluruh 

jiwa, sampai terang itu menjadi rembang tengah hari (Ams. 

4:18). Pencerahan itu yaitu  pengetahuan yang berkembang. 

Orang-orang yang dicerahkan seperti ini tidak pernah berpikir 

Surat 2 Petrus 1:19-21 

 559 

bahwa mereka sudah cukup mengetahui, sampai mereka men-

jadi tahu saat  mereka dikenal orang. memberi  perhatian 

kepada terang ini perlu menjadi perhatian dan kewajiban se-

mua orang. Dan semua yang menjalankan kebenaran datang 

kepada terang ini, sementara para pelaku kejahatan menjauhi-

nya.   

III. Rasul Petrus menegaskan satu hal penting yang perlu bagi kita 

untuk dapat memberi  perhatian kepada firman dan menjadi 

baik olehnya, yakni kita harus tahu bahwa semua nubuat itu 

berasal dari Tuhan . Nah, kebenaran penting ini tidak saja dia 

tegaskan, namun  juga membuktikannya,  

1. Amatilah, tidak ada nubuat dari kitab suci yang berasal dari 

tafsiran menurut kehendak sendiri (atau pendapat seseorang 

itu sendiri, atau suatu penjelasan dari pikirannya sendiri), 

melainkan merupakan penyingkapan atau pewahyuan dari 

pikiran Tuhan . Inilah perbedaan antara nabi-nabi Tuhan dan 

nabi-nabi palsu yang telah ada di dalam dunia ini. Nabi-nabi 

Tuhan tidak berbicara dan juga tidak melakukan sesuatu dari 

pikiran mereka sendiri, sebagaimana Musa, pemimpin mereka, 

mengatakannya dengan jelas (Bil. 16:28), aku diutus TUHAN 

untuk melakukan segala perbuatan ini, dan hal itu bukanlah 

dari hatiku sendiri (juga dalam menyampaikan ketetapan-

ketetapan dan peraturan-peraturan). Sebaliknya, nabi-nabi 

palsu hanya mengungkapkan penglihatan rekaan hatinya 

sendiri, bukan apa yang datang dari mulut TUHAN (Yer. 23:16). 

Para nabi dan penulis kitab suci menyatakan dan menulis apa 

yang ada di dalam pikiran Tuhan . Dan walaupun, saat  berada 

di bawah pengaruh dan tuntunan Roh, mereka bisa saja di-

anggap memang bersedia untuk mengungkapkan dan men-

catat pikiran Tuhan  itu, namun hal itu terjadi sebab  Tuhan  yang 

menginginkan mereka mengatakan dan menulis pikiran-Nya 

itu. namun , meskipun kitab suci bukanlah pencurahan pikiran 

dari pendapat atau keinginan manusia sendiri, namun  merupa-

kan penyingkapan pikiran dan kehendak Tuhan , namun setiap 

orang harus mau menyelidikinya sampai memahami arti dan 

maksud dari penyingkapan itu.  

2. Kebenaran penting ini bahwa Kitab Suci berasal dari Tuhan  

(bahwa apa yang terkandung di dalamnya yaitu  pikiran Tuhan  


 560

dan bukan pikiran manusia) harus diketahui dan diakui oleh 

semua orang yang mau memberi  perhatian kepada firman 

nubuat yang pasti itu. Bahwa kitab suci itu merupakan firman 

Tuhan  tidak saja merupakan sebuah pokok iman Kristen yang 

sejati, melainkan juga merupakan sebuah pokok penyelidikan 

atau pengkajian. Sebagaimana orang tidak mau percaya begitu 

saja bahwa seseorang benar-benar merupakan sahabat sejati-

nya, dan ingin memastikannya dengan mengamati tanda-tanda 

dan tabiat yang pantas dan khas dari sahabatnya itu, maka 

begitu jugalah orang Kristen mengenal Kitab Suci itu benar-

benar sebagai firman Tuhan  dengan dan saat mengamati semua 

tanda dan ciri bahwa memang kitab itu terilhami secara ilahi. Ia 

mengecap rasa manis, merasakan suatu kuasa, dan melihat 

kemuliaan di dalamnya sebagai sunggguh-sungguh ilahi.  

3. Keilahian kitab suci itu harus sudah diketahui dan diakui ter-

lebih dahulu, sebelum orang dapat menggunakannya dan 

mengambil manfaatnya, dan sebelum mereka mencurahkan 

perhatian kepadanya. Supaya pikiran kita tidak terganggu oleh 

tulisan-tulisan lain, sehingga kita bisa memusatkan pikiran 

secara khusus pada Kitab Suci ini sebagai satu-satunya per-

aturan yang pasti dan tidak mengandung kesalahan, maka 

kita perlu meyakinkan diri sepenuhnya bahwa Kitab Suci 

diilhamkan secara ilahi dan mengandung apa yang benar-

benar merupakan pikiran dan kehendak Tuhan .  

IV. Melihat betapa mutlak pentingnya orang diyakinkan sepenuhnya 

mengenai asal usul keilahian Kitab Suci, maka Rasul Petrus (ay. 

21) memberitahukan kepada kita bagaimana Perjanjian Lama itu 

disusun, dan itu  

1. Dengan pernyataan yang memakai kata ingkar: nubuat itu 

tidak datang sebab  kehendak manusia. Segala sesuatu yang 

dicatat itu sendiri dan yang kemudian membentuk beberapa 

bagian dari Perjanjian Lama, tidaklah berasal dari pendapat-

pendapat manusia, juga bukan kehendak salah seorang dari 

nabi-nabi atau para penulis kitab suci yang menjadi aturan 

atau alasan mengapa semua itu ditulis yang kemudian men-

jadi kanon kitab suci. 

2. Dengan pernyataan positif: Orang-orang kudus milik Tuhan  ber-

bicara saat  mereka digerakkan oleh Roh Kudus. Amatilah,  

Surat 2 Petrus 1:19-21 

 561 

(1) Mereka yaitu  orang-orang kudus milik Tuhan  yang dipakai 

untuk mengerjakan kitab yang kita terima sebagai firman 

Tuhan . Seandainya Bileam dan Kayafas, dan orang-orang 

lainnya yang tiada memiliki kekudusan sama sekali, kare-

na suatu hal tertentu memiliki sesuatu dari Roh nubuat, 

maka orang-orang seperti itu tidak akan dipakai untuk 

menulis bagian mana pun dari kitab suci untuk digunakan 

oleh jemaat Tuhan . Semua penulis kitab suci yaitu  orang-

orang kudus milik Tuhan .  

(2) Orang-orang kudus ini digerakkan oleh Roh Kudus di dalam 

apa yang mereka sampaikan sebagai pikiran dan kehendak 

Tuhan . Roh Kudus merupakan Sang Pelaku Agung, sedang-

kan orang-orang kudus hanyalah alat-alat belaka.  

[1] Roh Kudus mengilhami dan mendiktekan kepada mereka 

apa yang harus mereka sampaikan dari pikiran Tuhan .  

[2] Dengan penuh kuasa Dia menggairahkan dan meng-

gunakan mereka secara berhasil guna untuk mengata-

kan (dan juga menulis) apa yang telah Dia taruh di 

dalam mulut mereka. 

[3] Dengan sangat bijaksana dan berhati-hati Ia menolong 

dan mengarahkan mereka untuk menyampaikan apa 

yang telah mereka terima dari-Nya, supaya firman itu 

benar-benar dapat terlindungi dari setiap kesalahan yang 

paling kecil sekalipun saat  mereka menyatakan apa 

yang mereka ungkapkan. sebab  itu semua firman dalam 

Kitab Suci itu harus kita terima sebagai firman dari Roh 

Kudus. Segala kejelasan dan kesederhanaan, semua kua-

sa dan kebajikan, semua keanggunan dan kepantasan, 

dari setiap firman dan pengungkapannya haruslah kita 

terima sebagai berasal dari Tuhan . Oleh sebab  itu, ga-

bungkanlah iman dengan apa yang Anda temukan di 

dalam kitab suci. Hargailah dan hormatilah Alkitab Anda 

sebagai kitab yang ditulis oleh orang-orang kudus, di-

ilhamkan, dipengaruhi, dan dibantu oleh Roh Kudus. 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL  2  

asul Petrus, sesudah  di pasal sebelumnya menasihati mereka 

supaya terus maju dalam perlombaan Kristen, sekarang memin-

ta mereka untuk berusaha seperti itu juga untuk menyingkirkan apa 

yang tidak bisa tidak pasti diketahuinya akan mencegah mereka un-

tuk mengikuti nasihatnya. Maka ia memberi peringatan yang sudah 

seharusnya mengenai guru-guru palsu, yang bisa menjadikan mereka 

tersesat. Untuk mencegah hal ini, 

I. Ia menggambarkan para penyesat ini sebagai orang-orang 

yang tidak memiliki kesalehan dalam diri mereka, dan sangat 

membahayakan orang lain  (ay. 1-3). 

II. Ia meyakinkan mereka tentang hukuman yang akan ditimpa-

kan kepada para penyesat ini  (ay. 3-6). 

III. Ia memberi tahu kita betapa berlawanannya rencana Tuhan  

bagi orang-orang yang takut akan Dia (ay. 7-9). 

IV. Ia mengisi sisa pasal ini dengan lebih jauh memberi  gam-

baran tentang para penyesat ini , untuk memperingat-

kan mereka supaya waspada terhadap orang-orang itu.  

Nabi-nabi Palsu dan Para Pemimpin yang Bejat 

(2:1-3a) 

1 Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Tuhan , 

demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan 

memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan 

mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan 

jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka. 2 Banyak 

orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan 

sebab  mereka Jalan Kebenaran akan dihujat. 3a Dan sebab  serakahnya 

guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceri-

tera-ceritera isapan jempol mereka.  


 564

I. Pada akhir pasal sebelumnya, disebutkan mengenai orang-orang 

kudus kepunyaan Tuhan , yang hidup pada zaman Perjanjian Lama 

dan dipakai untuk mencatat perkataan Roh Kudus, dalam tulis-

an-tulisan kudus. Namun pada permulaan pasal ini, ia memberi 

tahu kita bahwa pada saat itu pun di dalam jemaat sudah ada 

nabi-nabi palsu bersama-sama dengan nabi-nabi yang sejati. Di 

sepanjang zaman gereja, dalam keadaan apa pun, saat  Tuhan  

mengutus nabi-nabi yang sejati, Iblis mengutus beberapa nabi 

palsu dalam Perjanjian Lama, serta kristus-kristus palsu, rasul-ra-

sul palsu, dan para guru penyesat dalam Perjanjian Baru, untuk 

menyesatkan dan memperdayai. Mengenai hal ini perhatikanlah, 

1. Tugas mereka yaitu  untuk membawa masuk berbagai keke-

liruan yang menghancurkan, pengajaran-pengajaran sesat 

yang membinasakan, seperti halnya tugas para pengajar yang 

diutus Tuhan  ialah menunjukkan jalan kebenaran, jalan yang 

benar menuju kehidupan kekal. Ada pengajaran-pengajaran 

sesat yang membinasakan selain praktik-praktik yang mem-

binasakan, dan guru-guru palsu rajin menyebarluaskan ber-

bagai paham keliru yang berbahaya. 

2. Pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan biasa dima-

sukkan secara diam-diam, di bawah selubung dan topeng ke-

benaran. Mereka yang memperkenalkan pengajaran-pengajar-

an sesat yang menghancurkan menyangkal Penguasa yang 

telah menebus mereka. Mereka menolak dan tidak mau men-

dengar serta belajar dari Sang Guru Agung yang diutus Tuhan  

itu, sekalipun Dialah satu-satunya Juruselamat dan Penebus 

umat manusia, yang telah membayar harga yang cukup untuk 

menebus seluruh isi dunia orang berdosa sebanyak yang ada 

di dalam dunia ini.  

3. Orang-orang yang memasukkan ajaran-ajaran sesat yang ber-

bahaya bagi orang lain itu segera (dan pasti) mendatangkan 

kebinasaan atas diri mereka. Orang yang membinasakan diri 

sendiri akan binasa dengan segera. Dan mereka yang begitu 

gigih menyebarkan berbagai kekeliruan yang berbahaya bagi 

orang lain itu pasti akan dibinasakan dengan tiba-tiba, dan 

tanpa dipulihkan.  

Surat 2 Petrus 2:1-3a 

 565 

II. Di ayat kedua, ia melanjutkan untuk memberi tahu kita apa aki-

bat dari hal itu sehubungan dengan orang lain. Di sini kita bisa 

belajar, 

1. Bahwa para pemimpin yang bejat jarang kekurangan orang 

yang mengikuti mereka. Sekalipun jalan yang menyimpang itu 

berbahaya, banyak orang yang rela berjalan ke dalamnya. 

Orang meneguk kejahatan bagaikan air, dan senang hidup 

dalam penyimpangan. Para nabi bernubuat palsu, dan umat-Ku 

menyukai yang demikian. 

2. Tersebarnya penyimpangan akan menimbulkan hujatan terha-

dap jalan kebenaran, yaitu jalan keselamatan oleh Yesus Kris-

tus, yang yaitu  jalan dan kebenaran dan hidup. Agama Kris-

ten berasal dari Tuhan  yang benar sebagai penciptanya, menun-

tun kepada kebahagiaan sejati berupa menikmati kebersama-

an bersama Tuhan  yang benar sebagai tujuannya, dan menger-

jakan kebenaran di dalam batin sebagai sarana agar dikenan 

melayani Tuhan . Namun, jalan kebenaran ini dilanggar dan 

dihujat oleh orang-orang yang menerima dan menyebarluas-

kan penyesatan-penyesatan yang membinasakan. Hal ini telah 

dinubuatkan oleh Rasul Petrus sebagai hal yang pasti akan 

terjadi. Jadi janganlah kita menjadi marah dengan adanya hal-

hal ini pada zaman kita, melainkan kita harus waspada su-

paya jangan memberi  kesempatan kepada musuh untuk 

menghujat nama yang kudus itu, yang dengan-Nya kita di-

panggil, atau berbicara jahat tentang jalan yang menjadi peng-

harapan kita untuk diselamatkan. 

III. Perhatikan, berikutnya, rencana yang dipakai oleh para penyesat 

untuk menarik banyak murid mengikuti mereka. Mereka meng-

gunakan ceritera-ceritera isapan jempol. Mereka membual, dan 

dengan kata-kata yang muluk-muluk serta pidato yang fasih 

memperdaya hati orang yang polos, sehingga mereka sepenuhnya 

tunduk pada pandangan-pandangan yang berusaha disebarkan 

oleh para penyesat ini. Mereka menjual serta memberi diri kepada 

petunjuk dan peraturan guru-guru palsu ini, yang mengambil 

untung dari orang-orang yang mereka jadikan pengikut mereka 

yang baru, melayani diri sendiri dan memanfaatkan mereka. 

Semua ini dilakukan dengan maksud serakah, dengan hasrat dan 

rencana untuk mendapatkan lebih banyak kekayaan, atau hor-


 566

mat, atau pujian, dengan menambah jumlah pengikut mereka. 

Para pelayan Kristus yang setia, yang menunjukkan jalan kebenar-

an kepada orang banyak, menghendaki keuntungan dan manfaat 

bagi para pengikut mereka, supaya mereka dapat diselamatkan. 

Namun, para guru penyesat ini hanya menginginkan dan ber-

maksud untuk mendapatkan keuntungan dan kebesaran duniawi. 

Penghakiman Ilahi 

(2:3b-6) 

3b namun  untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan 

kebinasaan tidak akan tertunda. 4 Sebab jikalau Tuhan  tidak menyayangkan 

malaikat-malaikat yang berbuat dosa namun  melemparkan mereka ke dalam 

neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap 

untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman; 5 dan jikalau Tuhan  

tidak menyayangkan dunia purba, namun  hanya menyelamatkan Nuh, 

pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, saat  Ia mendatangkan 

air bah atas dunia orang-orang yang fasik; 6 dan jikalau Tuhan  membinasakan 

kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkan-

nya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di 

masa-masa kemudian, 

Orang cenderung mengira bahwa jika  hukuman ditunda, tanda-

nya akan ada pengampunan. sedang  bila hukuman tidak segera 

dilaksanakan, artinya hukuman itu pasti sudah, atau akan, dibatal-

kan. Namun Rasul Petrus memberi tahu kita bahwa betapapun guru-

guru palsu berhasil dan berbuah, dan sekalipun itu terjadi untuk 

sementara waktu, namun hukuman telah lama tersedia bagi mereka. 

Tuhan  sudah menetapkan sejak dahulu bagaimana Dia akan berurus-

an dengan mereka. Orang-orang yang tidak percaya semacam itu, 

yang berusaha memalingkan orang lain dari iman mereka, telah 

dihukum, dan murka Tuhan  ada pada mereka. Hakim yang adil itu 

dengan segera akan menyatakan pembalasan. Hari celaka mereka 

sudah dekat, dan segala sesuatu yang akan menimpa mereka datang 

segera. Untuk membuktikan pernyataan ini, di sini disampaikan 

beberapa contoh mengenai penghakiman Tuhan  yang adil, dalam 

membalas orang berdosa, yang dimaksudkan supaya kita renungkan 

dengan sungguh-sungguh.  

I. Lihat bagaimana Tuhan  berurusan dengan para malaikat yang ber-

buat dosa. Perhatikanlah, 

Surat 2 Petrus 2:3b-6 

 567 

1. Tidak ada keunggulan yang dapat membebaskan seorang ber-

dosa dari hukuman. Jika para malaikat, yang jauh mengung-

guli kita dalam hal kekuatan dan pengetahuan, melanggar hu-

kum Tuhan , maka putusan yang dijatuhkan oleh hukum akan 

ditimpakan kepada mereka, tanpa ada belas kasihan atau ke-

ringanan, sebab  Tuhan  tidak menyayangkan mereka. Jadi per-

hatikanlah,  

2. Semakin unggul seorang pelanggar, semakin berat pula hukum-

annya. Para malaikat ini, yang mengungguli manusia dalam 

hal kemuliaan kodrat mereka, langsung dihukum. Tidak ada 

penundaan bagi mereka untuk beberapa hari saja, tidak ada 

keistimewaan yang ditunjukkan kepada mereka. 

3. Dosa merendahkan dan menurunkan derajat orang yang mela-

kukannya. Para malaikat di sorga dibuang dari ketinggian 

keunggulan mereka, dan dilucuti dari segala kemuliaan dan 

martabat mereka, atas ketidaktaatan mereka. Barangsiapa 

berdosa terhadap Tuhan , melukai dirinya sendiri.  

4. Mereka yang memberontak terhadap Tuhan  di sorga semuanya 

akan dijebloskan ke neraka. Tidak ada tempat atau keadaan 

yang ada  di antara tingginya kemuliaan dan dalamnya 

kesengsaraan di mana mereka boleh tinggal. Jika makhluk 

ciptaan berbuat dosa di sorga, maka mereka harus menderita 

di neraka. 

5. Dosa yaitu  perbuatan kegelapan, dan kegelapan yaitu  upah 

dosa. Gelapnya sengsara dan siksaan mengikuti gelapnya dosa. 

Mereka yang tidak mau berjalan menurut terang dan tuntunan 

hukum Tuhan  akan dilucuti dari terang wajah Tuhan  dan peng-

hiburan hadirat-Nya. 

6. Seperti halnya dosa mengikatkan manusia pada hukuman, 

begitu juga sengsara dan siksaan mencengkeram manusia di 

bawah penghukuman. Kegelapan yang menjadi sengsara mere-

ka menahan mereka sehingga tidak bisa lepas dari siksaan 

mereka. 

7. Tingkat siksaan yang terakhir tidak diberikan sampai hari peng-

hakiman. Malaikat yang berbuat dosa, sekalipun sudah berada 

di neraka, masih disimpan untuk dihakimi pada hari yang besar 

itu. 


 568

II. Lihat bagaimana Tuhan  berurusan dengan dunia lama, dengan 

cara yang sama persis sebagaimana Dia berurusan dengan para 

malaikat. Dia tidak menyayangkan dunia lama. Di sini perhati-

kanlah, 

1. Banyaknya pelaku pelanggaran tidak lebih penting untuk mem-

berikan kelonggaran dibandingkan dengan beratnya pelanggar-

an yang ada. Jika dosa dilakukan oleh semua orang, maka 

begitu juga hukumannya akan dijatuhkan kepada semuanya. 

Namun, 

2. Jika ada beberapa orang benar saja, mereka akan dilindungi. 

Tuhan  tidak membinasakan orang baik bersama-sama dengan 

orang jahat. Di dalam kemurkaan Dia mengingat rahmat.  

3. Barangsiapa menjadi pemberita kebenaran pada zaman di 

mana kebobrokan dan kemerosotan sudah menjadi hal yang 

umum, yang berpegang pada firman kehidupan dalam perilaku 

yang tidak bercela dan pantas diteladani, akan dilindungi di 

zaman kehancuran atas seluruh manusia. 

4. Tuhan  bisa memakai segala ciptaan ini sebagai alat pembalas-

an-Nya dalam menghukum orang berdosa walau tadinya di-

buat dan ditetapkan-Nya untuk melayani dan memberi  

manfaat bagi mereka. Ia membinasakan seluruh dunia dengan 

air. Namun perhatikanlah, 

5. Apa yang menyebabkan semua ini terjadi, ialah sebab  dunia 

ini yaitu  dunia orang-orang yang fasik. Kefasikan menempat-

kan manusia di luar perlindungan ilahi, dan memperhadapkan 

mereka pada kebinasaan mutlak. 

III. Lihat bagaimana Tuhan  berurusan dengan Sodom dan Gomora. 

Sekalipun mereka terletak di suatu daerah yang menyerupai 

taman Tuhan, namun jika  di tanah yang begitu subur mereka 

berlimpah-limpah dosanya, Tuhan  dapat langsung membuat negeri 

yang subur itu menjadi gersang dan daerah yang banyak airnya 

menjadi debu dan abu. Perhatikanlah, 

1. Tidak ada satu pun persatuan atau ikatan kerja sama politik 

yang dapat menahan penghakiman dari orang berdosa. Sodom 

dan kota-kota di sekitarnya tidak lebih aman oleh sebab  

kuatnya pemerintahan mereka dibandingkan dengan para

Surat 2 Petrus 2:7-9 

 569 

malaikat oleh keunggulan kodrat mereka atau dunia purba 

dengan jumlah mereka yang besar.  

2. Tuhan  bisa memakai ciptaan-ciptaan yang berlawanan untuk 

menghukum orang-orang berdosa yang sudah tidak dapat 

diperbaiki lagi. Ia membinasakan dunia purba dengan air, se-

dangkan Sodom dengan api. Dia yang mencegah api dan air 

mencelakakan umat-Nya (Yes. 43:2) dapat memakai yang mana 

pun untuk membinasakan musuh-musuh-Nya, sehingga mere-

ka tidak pernah aman. 

3. Dosa-dosa yang paling menjijikkan mendatangkan penghakim-

an yang paling menyedihkan. Barangsiapa busuk kejahatan-

nya, akan tampak nyata celakanya. Mereka yang luar biasa 

berdosa di hadapan Tuhan harus bersiap menerima pembalas-

an yang paling mengerikan. 

4. Hukuman bagi orang berdosa pada zaman yang terdahulu 

dirancang sebagai contoh bagi orang-orang yang hidup sesu-

dahnya. “Teladanilah mereka, tidak hanya dalam hal masa 

hidup, namun  juga di dalam langkah dan cara hidup mereka.” 

Manusia yang hidupnya tidak saleh harus melihat apa yang 

akan menimpa mereka jika  mereka terus hidup di jalan 

yang tidak kudus. Marilah kita mengambil hikmah dari semua 

contoh bagaimana Tuhan  mengadakan pembalasan, yang di-

catat untuk menasihati kita, dan untuk mencegah kita untuk 

tidak menjanjikan bagi diri sendiri bahwa kita akan bebas dari 

hukuman walaupun kita hidup di dalam dosa. 

Penghakiman Ilahi 

(2:7-9) 

7 namun  Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus men-

derita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang ha-

nya mengikuti hawa nafsu mereka saja, –  8 sebab orang benar ini tinggal di 

tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-

perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa –   

9 maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari 

pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari 

penghakiman, 

saat  Tuhan  menimpakan kebinasaan atas orang fasik, Ia memerin-

tahkan pembebasan bagi orang benar. Dan, jika Ia menurunkan hu-

jan api dan belerang ke atas orang jahat, Dia akan menudungi kepala 


 570

orang benar, dan mereka akan disembunyikan pada hari murka-Nya. 

Mengenai hal ini kita memiliki contoh bagaimana Tuhan  memelihara 

Lot. Di sini perhatikanlah, 

1. Ciri-ciri yang dijelaskan tentang Lot. Ia disebut sebagai orang 

yang benar. Memang demikianlah dia dalam hal kecenderungan 

hatinya secara umum dan di sepanjang tindak-tanduknya. Tuhan  

tidak menilai orang benar atau tidak benar dari satu perbuatan, 

melainkan dari jalannya kehidupan mereka secara umum. Di sini 

ada seorang benar di tengah angkatan yang paling bejat dan tidak 

bermoral yang semuanya sudah menjauh dari segala yang baik. Ia 

tidak mengikuti orang banyak itu untuk berbuat jahat, namun  di 

sebuah kota yang penuh ketidakbenaran ia hidup lurus.  

2. Akibat dari dosa yang dilakukan orang lain terhadap orang benar 

ini. Sekalipun orang yang berdosa bersukaria dalam kejahatan-

nya, itu yaitu  suatu kesedihan dan dukacita bagi jiwa orang be-

nar. Dalam kumpulan orang buruk kita tidak bisa menghindari 

rasa bersalah ataupun dukacita. Kiranya dosa orang lain meng-

gelisahkan kita, sebab  jika tidak demikian maka tidak mungkin 

kita sanggup menjaga diri tetap murni. 

3. Di sini disebutkan secara khusus lamanya serta kelanjutan dari 

kesedihan dan dukacita orang baik ini, yaitu setiap hari. Sekali-

pun terbiasa mendengar dan melihat kejahatan mereka, itu tidak 

membuatnya senang akan hal ini , ataupun melenyapkan 

rasa ngeri yang ditimbulkan oleh kejahatan itu. Inilah orang benar 

yang dijaga Tuhan  dari penghakiman yang mematikan, yang mem-

binasakan segala sesuatu di sekelilingnya. Dari contoh ini kita 

diajar untuk berpikir bahwa Tuhan  tahu bagaimana membebaskan 

umat-Nya dan menghukum para musuh-Nya. Dapat diduga di sini 

bahwa orang benar pasti memiliki pencobaan dan godaan mereka 

sendiri. Iblis dan antek-anteknya akan menghunjamkan masalah 

kepada mereka, supaya mereka jatuh. sebab  itu, jika  kita 

mau masuk sorga, pastilah itu melewati banyak masa kesukaran. 

Jadi sudah menjadi tugas kitalah untuk waspada dan bersiap-

siap menghadapi segala kesukaran itu. Perhatikanlah di sini,  

(1) Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya. Dia telah memisahkan 

orang yang saleh untuk diri-Nya. Jikalau hanya ada satu 

orang di dalam lima kota, maka Dia mengenal orang itu, dan

Surat 2 Petrus 2:10-22 

 571 

jika  jumlahnya lebih banyak maka Ia tidak dapat meng-

abaikan ataupun melewatkan satu pun dari mereka. 

(2) Hikmat Tuhan  tidak pernah kehabisan cara dan sarana untuk 

membebaskan umat-Nya. Umat-Nya sering kali kehabisan akal 

dan tidak bisa melihat jalan, namun  Dia dapat membebaskan 

dengan amat banyak cara. 

(3) Membebaskan orang saleh yaitu  pekerjaan Tuhan . Untuk pe-

kerjaan itu, perhatian-Nya tercurah baik pada hikmat-Nya 

untuk merancangkan caranya maupun pada kuasa-Nya untuk 

melakukan penyelamatan dari pencobaan, supaya mereka ja-

ngan terjatuh ke dalam dosa dan hancur akibat kesulitan me-

reka. Jadi, tentulah jika  Dia sanggup menyelamatkan dari 

pencobaan, maka Dia sanggup pula menjaga supaya jangan 

mereka terjatuh ke dalamnya jika  Ia tidak melihat pen-

cobaan-pencobaan semacam itu diperlukan. 

(4) Ada perbedaan besar dalam cara Tuhan  berurusan dengan orang 

saleh dan orang jahat. saat  Dia menyelamatkan umat-Nya 

dari kebinasaan, Dia menyerahkan para musuh-Nya kepada ke-

binasaan yang setimpal. Orang yang tidak adil tidak mendapat 

bagian dalam keselamatan yang dikerjakan Tuhan  bagi orang 

benar. Orang-orang jahat disimpan untuk disiksa pada hari 

penghakiman. Di sini kita melihat bahwa, 

[1] Ada suatu hari penghakiman. Tuhan  telah menetapkan suatu 

hari, pada waktu mana Ia akan menghakimi dunia.  

[2] Orang berdosa yang tidak mau bertobat dipelihara hanya 

untuk disimpan hingga pada hari saat  penghakiman 

Tuhan  yang adil dinyatakan. 

Guru-guru Palsu 

(2:10-22) 

10 terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya sebab  ingin mencemar-

kan diri dan yang menghina pemerintahan Tuhan . Mereka begitu berani dan 

angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan, 11 padahal malai-

kat-malaikat sendiri, yang sekalipun lebih kuat dan lebih berkuasa dari pada 

mereka, tidak memakai kata-kata hujat, kalau malaikat-malaikat menuntut 

hukuman atas mereka di hadapan Tuhan . 12 namun  mereka itu sama dengan 

hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya dilahirkan 

untuk ditangkap dan dimusnahkan. Mereka menghujat apa yang tidak mere-

ka ketahui, sehingga oleh perbuatan mereka yang jahat mereka sendiri akan 

binasa seperti binatang liar, 13 dan akan mengalami nasib yang buruk seba-


 572

gai upah kejahatan mereka. Berfoya-foya pada siang hari, mereka anggap 

kenikmatan. Mereka yaitu  kotoran dan noda, yang mabuk dalam hawa naf-

su mereka kalau mereka duduk makan minum bersama-sama dengan kamu. 

14 Mata mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak pernah jemu berbuat 

dosa. Mereka memikat orang-orang yang lemah. Hati mereka telah terlatih 

dalam keserakahan. Mereka yaitu  orang-orang yang terkutuk! 15 Oleh kare-

na mereka telah meninggalkan jalan yang benar, maka tersesatlah mereka, 

lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk 

perbuatan-perbuatan yang jahat. 16 namun  Bileam beroleh peringatan keras 

untuk kejahatannya, sebab keledai beban yang bisu berbicara dengan suara 

manusia dan mencegah kebebalan nabi itu. 17 Guru-guru palsu itu yaitu  

seperti mata air yang kering, seperti kabut yang dihalaukan taufan; bagi 

mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat. 18 Sebab 

mereka mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa dan memperguna-

kan hawa nafsu cabul untuk memikat orang-orang yang baru saja melepas-

kan diri dari mereka yang hidup dalam kesesatan. 19 Mereka menjanjikan 

kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri yaitu  hamba-

hamba kebinasaan, sebab  siapa yang dikalahkan orang, ia yaitu  hamba 

orang itu. 20 Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan 

Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-

kecemaran dunia, namun  terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan 

mereka lebih buruk dari pada yang semula. 21 sebab  itu bagi mereka yaitu  

lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada 

mengenalnya, namun  kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampai-

kan kepada mereka. 22 Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa 

yang benar ini: “Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi 

kembali lagi ke kubangannya.” 

Maksud Rasul Petrus yaitu  untuk memperingatkan kita dan mem-

perlengkapi kita untuk menghadapi para penyesat. Maka, sekarang ia 

kembali pada perbincangan yang lebih khusus mengenai mereka, dan 

memberi kita suatu penjelasan mengenai perangai dan tingkah laku 

mereka. Oleh sebab  perbuatan mereka, amat pantaslah jika Hakim 

dunia yang adil menyimpan mereka secara khusus untuk hari kiamat 

yang paling kejam dan berat, seperti halnya Kain dilindungi secara 

khusus supaya ia dapat disimpan untuk pembalasan yang luar biasa. 

Namun mengapa Tuhan  hendak berurusan dengan guru-guru palsu 

ini? Ini ditunjukkannya melalui hal-hal berikut. 

I. Mereka menuruti hawa nafsunya. Mereka mengikuti rancangan 

dan keinginan hati mereka sendiri, mereka menyerahkan diri 

kepada akal budi mereka sendiri yang bersifat daging. Mereka 

tidak mau menundukkan akal mereka pada pewahyuan ilahi, dan 

membawa  segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus. 

Mereka, di dalam kehidupan mereka, tindakannya secara lang-

sung bertentangan dengan ketetapan Tuhan  yang benar, dan 

malah mengikuti tuntutan sifat yang bejat. Pemikiran yang jahat 

Surat 2 Petrus 2:10-22 

 573 

sering kali disertai dengan perbuatan yang jahat, dan mereka 

yang mendukung supaya kekeliruan disebarkan juga mendukung 

supaya kejahatan ditingkatkan. Mereka tidak akan duduk ber-

puas diri dengan besarnya kejahatan yang sudah mereka capai. 

Bagi mereka tidak cukup pula untuk berdiri, mempertahankan, 

serta membela kejahatan apa yang telah mereka lakukan, namun  

mereka menuruti hawa nafsunya, mereka terus melangkah di 

jalan mereka yang berdosa, dan juga semakin bertambah-tambah 

di dalam kebejatan serta kecemaran dan kenajisan yang makin 

hebat. Mereka juga menumpahkan penghinaan pada orang-orang 

yang Tuhan  tetapkan untuk berkuasa atas mereka dan wajib 

mereka hormati. sebab  itu mereka merendahkan ketetapan 

Tuhan , dan kita tidak perlu heran akan hal itu, sebab mereka 

berani dan nekat, keras kepala dan bersikukuh, serta tidak saja 

suka menyimpan penghinaan di hati mereka, namun  juga dengan 

lidah mereka mengucapkan kata-kata fitnah dan kecaman 

terhadap orang-orang yang ditempatkan di atas mereka. 

II. Ini lebih ditekankan lagi oleh Petrus dengan menjelaskan perilaku 

yang sangat berbeda dari para makhluk yang lebih unggul, yaitu 

malaikat-malaikat. Mengenai mereka perhatikanlah, 

1. Mereka lebih kuat dan lebih berkuasa, bahkan lebih dibandingkan  

orang-orang yang dikaruniai kewenangan dan kuasa di antara 

anak-anak manusia, dan jauh lebih dibandingkan  guru-guru palsu 

itu yang suka memfitnah dengan keji para pembesar dan 

pemerintah. Para malaikat yang baik amat jauh melebihi kita 

dalam segala keunggulan sifat dan moral, dalam hal kekuatan, 

pengertian, dan juga kekudusan. 

2. Para malaikat yang baik merupakan penuntut makhluk 

ciptaan yang berdosa, baik dari jenis mereka sendiri, maupun 

dari kita, ataupun kedua-duanya. Barangsiapa diizinkan 

untuk memandang wajah Tuhan  dan berdiri di hadapan takhta-

Nya, mau tidak mau akan memiliki gairah yang berkobar un-

tuk membela kehormatan-Nya, dan mendakwa serta memper-

salahkan mereka yang tidak menghormati Dia. 

3. Malaikat-malaikat menuntut hukuman atas para makhluk yang 

berdosa di hadapan Tuhan . Mereka tidak mengumumkan kesa-

lahan orang berdosa dan memberitahukan kejahatan mereka 

kepada sesama makhluk ciptaan dengan fitnah dan kata-kata 


 574

keji, melainkan menyampaikannya di hadapan Tuhan, yang 

yaitu  Hakim, dan akan membalaskan segala ketidaksalehan 

dan ketidakadilan. 

4. Malaikat-malaikat yang baik tidak mencampurkan hujatan 

pahit ataupun kecaman yang nista pada setiap tuntutan atau 

dakwaan yang mereka ajukan melawan para pelaku kejahatan 

yang terjahat dan terburuk. Kiranya kita, yang berdoa supaya 

kehendak Tuhan  jadi di bumi seperti di sorga, meniru para 

malaikat khususnya dalam hal ini. jika  kita mengeluh 

tentang orang yang jahat, kiranya keluhan itu disampaikan 

kepada Tuhan , dan bukan disertai amarah dan hujatan, melain-

kan dengan belas kasihan dan pikiran yang sehat, supaya 

terbukti bahwa kita yaitu  milik Dia yang lemah lembut dan 

suka mengampuni. 

III. Rasul Petrus, sesudah  menunjukkan (ay. 11) betapa jauh bedanya 

para guru penyesat dari para makhluk yang paling unggul itu, 

melanjutkan (ay. 12) dengan menunjukkan betapa miripnya para 

penyesat itu dengan makhluk yang paling rendah. Mereka itu 

seperti kuda atau bagal yang tidak berakal. Mereka sama dengan 

hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya 

dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan. Manusia, di bawah 

kuasa dosa, begitu tidak sadar akan pewahyuan ilahi sehingga 

mereka tidak menggunakan akal, ataupun bertindak menurut 

petunjuk dari pewahyuan itu. Mereka hidup sebab  melihat, bu-

kan sebab  percaya, dan menilai segala sesuatu menurut indra 

mereka. jika  hal-hal ini membawa nikmat dan menyenangkan, 

berarti ini musti diterima dan dihargai. Makhluk yang tidak 

berakal mengikuti naluri nafsu mereka yang dirangsang oleh 

indra, dan manusia berdosa menuruti kecenderungan pikirannya 

yang bersifat daging. Mereka tidak mau menggunakan akal dan 

pikiran yang telah diberikan Tuhan  kepada mereka, sehingga 

menjadi tidak tahu apa yang mungkin dapat dan seharusnya 

mereka ketahui. Oleh sebab itu, perhatikanlah, 

1. Ketidaktahuan menyebabkan timbulnya perkataan jahat, dan  

2. Akibat dari hal itu yaitu  kebinasaan. Orang-orang ini akan 

dihancurluluhkan di dalam kebejatan mereka sendiri. Kejahat-

an mereka tidak hanya menghadapkan mereka pada murka 

Tuhan  di dunia lain, namun  sering kali juga membawa mereka 

Surat 2 Petrus 2:10-22 

 575 

pada kemalangan dan kehancuran di dalam kehidupan ini. 

Jelaslah bahwa para pendosa yang nekat seperti ini, yang men-

jadikan aib sebagai kemuliaan mereka, dan yang baginya keter-

bukaan di dalam dosa menambah kenikmatan berbuat dosa, 

paling layak diganjar dengan segala wabah paling berat dalam 

hidup ini serta penderitaan terbesar di kehidupan selanjutnya. 

sebab  itu, apa pun yang menimpa mereka sudah pantas 

menjadi upah kejahatan mereka. Orang-orang berdosa seperti 

demikian yang berkecimpung di dalam kejahatan memperdaya 

diri mereka sendiri dan mempermalukan semua yang berhu-

bungan dengan mereka, sebab  oleh satu macam dosa mereka 

mempersiapkan diri untuk dosa berikutnya. Pesta pora mereka 

yang mewah serta makan-minum yang berlebihan mengakibat-

kan mereka melakukan segala macam kecabulan, sehingga 

mata mereka penuh nafsu zinah, tatapan mereka yang mesum 

menunjukkan nafsu mereka yang cemar dan dimaksudkan 

serta diarahkan untuk membangkitkan hal-hal serupa dalam 

diri orang lain. Dalam hal-hal inilah mereka tidak pernah jemu, 

hati mereka sarat dengan nafsu dan mata mereka tidak henti-

hentinya mengejar apa yang bisa memuaskan keinginan 

mereka yang cemar. Orang-orang yang nekat dan tidak henti-

hentinya berbuat dosa sangat tekun dan sering berhasil 

memperdaya orang lain serta menarik orang lain ke dalam 

kebejatan yang sama limpahnya. Namun di sini perhatikanlah 

siapakah yang ada dalam bahaya terbesar untuk dibawa 

masuk ke dalam kekeliruan dan kecemaran, yaitu orang-orang 

yang lemah. Barangsiapa hatinya tidak diteguhkan dengan 

kasih karunia mudah berbalik ke jalan dosa. Bila tidak demi-

kian, para jahanam yang dikuasai daging itu tidak akan ber-

hasil mempengaruhi mereka, sebab  mereka ini tidak hanya 

bejat dan mesum, namun  juga serakah, dan dalam hal inilah 

hati mereka telah terlatih. Mereka mengejar kekayaan, dan 

kerinduan jiwa mereka tertuju pada kekayaan dunia ini. 

Sebagian besar usaha mereka dirancangkan untuk mendapat-

kan kekayaan. Dalam hal inilah hati mereka telah terlatih, dan 

kemudian mereka mewujudkan segala rancangan mereka. 

jika  orang menyerahkan diri kepada segala macam nafsu, 

maka tidak heran jika  Rasul Petrus menyebut mereka 

orang-orang yang terkutuk, sebab  mereka tersedia bagi kutuk 


 576

yang diucapkan Tuhan  terhadap orang-orang yang fasik dan 

jahat seperti itu, dan mereka membawa kutuk atas semua 

orang yang mendengarkan dan menaati mereka.  

IV. Rasul Petrus (ay. 15-16) membuktikan bahwa mereka yaitu  

orang-orang terkutuk, bahkan orang-orang serakah yang dibenci 

Tuhan, dengan menunjukkan bahwa, 

1. Mereka telah meninggalkan jalan yang benar, dan mau tidak 

mau orang-orang yang mementingkan diri sendiri seperti itu 

pastilah akan keluar dari jalan yang benar, yang merupakan 

jalan penyangkalan diri. 

2. Mereka telah pergi ke jalan yang salah. Mereka telah keliru 

dan tersesat dari jalan kehidupan, dan pergi ke jalan yang me-

nuju pada kematian, dan berujung di neraka. Ini disimpulkan-

nya dengan menunjukkannya sebagai jalan Bileam, anak Beor.  

(1) Itu yaitu  jalan kejahatan, ke dalamnyalah orang dituntun 

oleh upah atas perbuatan-perbuatan yang jahat. 

(2) Kebaikan-kebaikan lahiriah yang sementara yaitu  upah 

yang diharapkan dan dijanjikan oleh orang-orang berdosa 

kepada diri mereka sendiri, sekalipun mereka kerap dikece-

wakan dengan janji itu. 

(3) Cinta yang berlebihan akan hal-hal yang baik dari dunia ini 

membelokkan orang dari jalan yang menuju ke hal-hal 

yang tak terbilang jauhnya lebih baik dalam kehidupan 

yang lain. Cinta akan kekayaan dan hormat membelokkan 

Bileam dari tugasnya, sekalipun ia tahu bahwa jalan yang 

diambilnya tidak berkenan kepada Tuhan.  

(4) Orang-orang yang memiliki prinsip yang sama bersalah 

atas perbuatan yang sama dengan orang-orang berdosa 

yang sudah terkenal, di dalam penghakiman Tuhan , yaitu 

para pengikut dari pembuat-pembuat kejahatan yang keji 

itu, sehingga harus dianggap bahwa setidaknya mereka ada 

di mana orang-orang itu berada. Mereka akan mendapat 

bagian mereka di dunia yang lain bersama-sama dengan 

orang-orang ini, yang perbuatannya mereka tiru. 

(5) Orang-orang berdosa yang menjijikkan dan keras hati ter-

kadang mendapat kecaman atas kejahatan mereka. Tuhan  

menghentikan mereka di tengah jalan, dan membuka hati 

Surat 2 Petrus 2:10-22 

 577 

nurani mereka, atau melalui kuasa ilahi-Nya yang meng-

herankan mengejutkan dan menakuti mereka.  

(6) Walaupun beberapa teguran yang lebih aneh dan luar biasa 

barangkali dapat menciutkan keberanian orang untuk se-

mentara waktu, dan menghambat laju mereka di jalan 

dosa, itu tidak akan membuat mereka meninggalkan jalan 

kejahatan dan berpindah ke jalan kekudusan. Seandainya 

teguran kepada orang berdosa atas kejahatannya bisa 

membuat seseorang kembali pada kewajibannya, tentulah 

teguran bagi Bileam sudah mendatangkan hal itu, sebab di 

sini ada sebuah mukjizat yang terjadi, yaitu keledai beban 

yang bisu, yang dari mulutnya tidak ada orang bisa men-

duga akan mendapat teguran, dimampukan untuk bicara, 

bahkan dengan suara manusia, kepada pemilik dan tuan-

nya (yang di sini disebut sebagai seorang nabi, sebab  

Tuhan terkadang menampakkan diri dan berbicara kepada-

nya [Bil. 22:23-24] namun  sesungguhnya ia ada di antara 

para nabi Tuhan sama seperti Yudas di antara para rasul 

Yesus Kristus). Dan keledai itu memaparkan kebebalan 

perilaku Bileam dan mencegah dia supaya jangan terus 

berjalan ke jalan yang jahat ini, namun semua itu sia-sia 

juga. Barangsiapa tidak mau tunduk pada teguran yang 

biasa tidak akan terlalu terpengaruh oleh penampakan 

ajaib untuk membalikkan mereka dari jalan mereka yang 

berdosa. Bileam memang dicegah untuk benar-benar me-

ngutuki bangsa itu, namun  ia memiliki keinginan yang amat 

kuat untuk mengejar hormat dan kekayaan yang dijanjikan 

kepadanya sehingga ia pergi sejauh mungkin, dan berbuat 

sebisa mungkin untuk melepaskan diri dari hambatan yang 

menimpa dia. 

V. Rasul Petrus melanjutkan (ay. 17) untuk menjelaskan lebih jauh 

tentang guru-guru penyesat, yang dikatakannya, 

1. Seperti mata air, atau sumur, yang kering. Perhatikanlah, 

(1) Para pelayan Tuhan harus menjadi seperti mata air atau 

sumur, di mana orang bisa menemukan petunjuk, arahan, 

dan penghiburan, namun  


 578

(2) Guru-guru palsu tidak memiliki semuanya ini untuk di-

sampaikan kepada orang-orang yang meminta nasihat ke-

pada mereka. Kata-kata kebenaran yaitu  air hidup, yang 

menyegarkan jiwa-jiwa yang menerimanya. Namun, para 

penipu ini bertekad untuk menyebarluaskan kekeliruan, 

dan oleh sebab  itu mereka menyampaikan hal-hal yang 

kosong, sebab  tidak ada kebenaran di dalamnya. Maka 

sia-sialah segala pengharapan kita bila diberi makan dan 

dikenyangkan dengan pengetahuan dan pengertian oleh 

orang-orang yang tidak tahu apa-apa dan kosong. 

2. Seperti  kabut yang dihalaukan taufan. saat  melihat kabut 

atau awan kita mengharapkan hujan yang menyegarkan dari-

nya, namun  mereka ini yaitu  awan yang tidak menghasilkan 

hujan, sebab  mereka dihalau oleh angin, bukan oleh Roh, 

melainkan angin badai atau taufan berupa ambisi dan kesera-

kahan mereka sendiri. Mereka memeluk dan menyebarkan 

pendapat-pendapat yang akan mendatangkan paling banyak 

tepuk tangan dan keuntungan bagi mereka sendiri. Seperti 

halnya awan menghalangi cahaya matahari dan menggelapkan 

langit, begitu juga mereka menggelapkan keputusan dengan 

perkataan-perkataan yang tidak berpengetahuan dan tidak 

mengandung kebenaran. Jika melihat bahwa orang-orang ini 

mendukung tersebarnya kegelapan di dunia ini, maka sangat 

adillah jika awan kegelapan akan menjadi bagian mereka di 

dunia selanjutnya. Kegelapan yang pekat tersedia bagi Iblis, si 

penipu besar, bersama para malaikatnya, alat-alat yang dipa-

kainya untuk membelokkan manusia dari kebenaran. sebab  

itu, bagi mereka tersedia tempat dalam kegelapan yang paling 

dahsyat, dan itu berlangsung untuk selama-lamanya. Api 

neraka yaitu  kekal, dan asap dari jurang yang tidak berdasar 

membubung selama-lamanya. Maka adillah jika  Tuhan  

memperlakukan mereka demikian, sebab 

(1) Mereka merayu orang lain dan menarik mereka ke dalam 

jaring, atau menangkap mereka seperti orang menangkap 

ikan, dan,  

(2) Melakukannya dengan mengucapkan kata-kata yang cong-

kak dan hampa, segala bualan tinggi yang kosong, yang 

kedengarannya hebat namun  tidak bermakna.  

Surat 2 Petrus 2:10-22 

 579 

(3) Mereka bekerja menurut kesenangan yang bejat dan nafsu 

kedagingan manusia, menyebarkan apa yang memuaskan 

bagi mereka. Dan, 

(4) Mereka menggoda orang-orang yang sesungguhnya meng-

hindari dan menjauhi orang yang menyebarkan dan orang-

orang yang menyukai kekeliruan-kekeliruan yang merugi-

kan dan menghancurkan. Perhatikanlah, 

[1] Melalui perbuatan dan kerajinan, orang menjadi teram-

pil dan pandai dalam hal menyebarkan kekeliruan. Me-

reka sama ahlinya dan sama berhasilnya dengan nela-

yan, yang pekerjaan sehari-harinya memancing. Kegiat-

an orang-orang ini yaitu  menarik banyak murid meng-

ikuti mereka. Dalam metode dan cara mereka ada bebe-

rapa hal yang layak diperhatikan, bagaimana mereka 

memasang umpan terhadap orang-orang yang ingin 

mereka tangkap. 

[2] Para guru yang sesat ini punya keuntungan tersendiri 

untuk memenangkan orang-orang bagi mereka, sebab  

mereka memiliki kesenangan cabul untuk dipakai me-

nangkap orang lain, sementara para pelayan Kristus 

menasihati orang untuk menyangkal diri dan mem-

bunuh nafsu-nafsu yang menjadi sumber kesenangan 

dan kepuasan bagi orang lain. Maka jangan heran apa-

bila kebenaran tidak lagi berlaku, atau jika  kekeliru-

an begitu menyebar.  

[3] Orang-orang yang sudah menaati kebenaran untuk 

sementara waktu, dan menjauhi kekeliruan, oleh kare-

na cerdik dan rajinnya para penyesat ini dapat diper-

daya begitu rupa untuk jatuh ke dalam segala kekeliru-

an yang untuk sementara waktu telah berhasil mereka 

lepaskan diri darinya. “sebab  itu berjaga-jagalah se-

nantiasa, tetaplah memiliki mawas diri yang kudus 

terhadap dirimu sendiri, selidikilah firman, berdoalah 

supaya Roh mengajar dan meneguhkan engkau di da-

lam kebenaran, hiduplah dengan rendah hati di hadap-

an Tuhan , dan waspyaitu  terhadap segala sesuatu yang 

dapat membuat engkau menyerah kepada pikiran yang 

bejat, supaya engkau tidak terbawa oleh kepura-puraan 

yang cantik dan menarik dari guru-guru palsu ini, yang 


 580

menjanjikan kemerdekaan kepada semua orang yang 

mau mendengarkan mereka, bukan kemerdekaan Kris-

ten untuk melayani Tuhan , melainkan kebebasan untuk 

berbuat dosa, untuk mengikuti rancangan dan keingin-

an hati mereka sendiri.” Untuk mencegah orang-orang 

ini mendapatkan pengikut baru, Petrus memberi tahu 

kita, bahwa di tengah segala bualan mereka mengenai 

kebebasan, mereka sendiri yaitu  budak yang paling 

nista, sebab  mereka yaitu  hamba-hamba kebinasaan. 

Nafsu mereka sudah menang telak atas diri mereka, 

dan sesungguhnya mereka terbelenggu oleh nafsu, me-

rawat tubuh untuk memuaskan keinginannya, tunduk 

pada petunjuknya, dan menaati semua perintahnya. 

Pikiran dan hati mereka sedemikian rupa tercemar dan 

bobrok sehingga mereka tidak lagi memiliki kekuatan 

ataupun kehendak untuk menolak tugas yang dibeban-

kan kepada mereka. Mereka telah ditaklukkan dan di-

tawan oleh musuh-musuh rohani mereka, dan menye-

rahkan anggota tubuh mereka sebagai hamba ketidak-

benaran. Betapa memalukannya, ditaklukkan dan di-

perintah oleh orang-orang yang menjadi hamba-hamba 

kebinasaan dan budak dari nafsu mereka sendiri! Pere-

nungan ini seharusnya mencegah kita untuk digiring 

oleh para penyesat ini. Selain itu, Petrus menambahkan 

hal lain (ay. 20). Bukan hanya memalukan dan hina jika 

kita disesatkan oleh orang-orang yang justru menjadi 

budak dosa itu sendiri, serta ditawan oleh Iblis sesuka 

hatinya, melainkan juga merupakan sebuah kerugian 

besar bagi mereka yang telah berhasil melepaskan diri 

dari orang-orang yang hidup dalam kesesatan, sebab  

dengan demikian akhir hidup mereka menjadi lebih 

buruk dibandingkan  permulaannya. Di sini kita melihat,  

Pertama, merupakan sebuah keuntungan untuk lo-

los dari kecemaran dunia, untuk menjauh dari dosa-

dosa yang kotor dan memalukan, sekalipun manusia 

tidak sepenuhnya dimenangkan dan diubahkan. Sebab 

dengan begitu kita dicegah supaya jangan mendukakan 

orang-orang yang memang bersungguh-sungguh dan 

membesarkan hati orang-orang yang kurang ajar secara 

Surat 2 Petrus 2:10-22 

 581 

terang-terangan. Sementara itu, jika  kita berjalan 

bersama orang lain ke dalam berbagai kecabulan yang 

sama serta menyerahkan diri kepada dosa zaman ini, 

maka kita mendukakan dan melemahkan orang-orang 

yang berusaha untuk hidup menurut Injil, dan malah 

menguatkan tangan orang-orang yang sudah melakukan 

pemberontakan secara terbuka terhadap Yang Maha 

Tinggi. Selain itu, kita juga akan semakin mengasingkan 

diri dari Tuhan , dan mengeraskan hati kita terhadap-Nya.  

Kedua, beberapa orang, untuk sementara waktu, 

oleh pengenalan mereka akan Kristus, telah melepaskan 

diri dari kecemaran-kecemaran dunia, namun  pikiran 

mereka tidak diperbarui di dalam roh sehingga selamat. 

Pendidikan agama telah membelenggu banyak orang 

yang tidak diperbarui oleh anugerah Tuhan . Jika kita 

menerima terang kebenaran, dan memiliki pengetahuan 

saja tentang Kristus di dalam pikiran kita, maka ba-

rangkali itu dapat menolong kita saat ini. Namun, kita 

harus menerima kasih akan kebenaran, dan menyim-

pan firman Tuhan  di dalam hati kita, sebab  kalau tidak, 

maka pengetahuan akan Kristus itu tidak akan mengu-

duskan dan menyelamatkan kita.  

Ketiga, mereka, yang untuk sementara waktu berha-

sil melepaskan diri dari kecemaran dunia, pada awalnya 

dibuat masuk perangkap dan dijerat oleh guru-guru pal-

su, dengan cara membingungkan orang dengan bebe-

rapa keberatan terhadap kebenaran Injil. Keberatan me-

reka itu tampak masuk akal dan seakan-akan benar. 

Dengan cara ini, orang yang lebih goyah dan tidak tahu 

apa-apa dibuat menjadi ragu, dan jadi mempertanyakan 

kebenaran ajaran yang telah mereka terima, sebab  me-

reka tidak dapat memecahkan masalah ataupun men-

jawab segala keberatan yang diajukan oleh para penye-

sat ini. 

Keempat, begitu orang terjerat, mereka mudah ditak-

lukkan. sebab  itu, orang Kristen harus terus dekat de-

ngan firman Tuhan , dan waspada terhadap orang-orang 

yang berusaha membingungkan dan menyesatkan me-

reka. Selain itu, jika  orang yang pernah melepaskan 


 582

diri terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan 

mereka lebih buruk dari pada yang semula. 

VI. Rasul Petrus, pada dua ayat terakhir di pasal ini, berusaha mem-

buktikan bahwa kemurtadan lebih buruk dibandingkan  ketidaktahu-

an. Sebab, itu sama dengan mengutuki jalan kebenaran, sesudah 

mereka memiliki suatu pengetahuan tentang kebenaran dan me-

nyatakan kesukaan terhadapnya. Di dalamnya terkandung se-

buah pernyataan bahwa mereka telah mendapati adanya kejahat-

an pada jalan kebenaran dan kesalahan pada firman kebenaran 

itu. Nah, menyampaikan pernyataan yang begitu jahat tentang 

jalan Tuhan  yang baik, dan tuduhan yang sedemikian keliru ter-

hadap jalan kebenaran, jelas harus mendapat hukuman yang 

paling berat. Kemalangan orang-orang yang meninggalkan Kristus 

dan Injil-Nya lebih tidak terhindarkan dan tidak dapat diterima 

dibandingkan  kemalangan pelaku kejahatan yang lain, sebab, 

1. Tuhan  jauh lebih marah kepada mereka yang oleh tingkah 

lakunya menghina Injil, dan juga tidak menaati hukum, dan 

yang mengecam serta mencemooh Tuhan  dan anugerah-Nya. 

2. Dengan lebih cermat Iblis mengawasi dan lebih erat lagi  

mengikat orang-orang yang telah dikuasainya kembali, sesudah  

mereka pernah meninggalkan dia dan mengaku sebagai peng-

ikut Tuhan Yesus Kristus (Mat. 12:45). Mereka dijaga oleh 

penjagaan yang lebih kuat, sehingga tidak heran jika mereka 

kembali menjilat muntahan mereka, kembali kepada kekeliru-

an dan kecemaran yang sama yang tadinya mereka tinggalkan 

dan sepertinya mereka benci dan jauhi, dan berkubang di 

dalam kotoran, padahal tadinya mereka pernah tampak benar-

benar sudah dibersihkan dari kotoran ini . Nah, jika fir-

man memberi  penjelasan sedemikian rupa tentang Kekris-

tenan di satu sisi, dan mengenai dosa di sisi yang lain, seperti 

yang dijelaskan kepada kita di dalam dua ayat ini, maka 

jelaslah bahwa kita harus amat sangat menyetujui Kekristenan 

dan bertekun di dalamnya, sebab  itu yaitu  jalan kebenaran 

dan perintah kudus. Selain itu, kita juga mesti membenci dan 

menghindar sejauh mungkin dari dosa, sebab dosa itu dikata-

kan sebagai sesuatu yang paling merusak dan menjijikkan. 

 

PASAL  3  

I. Mendekati bagian penutup surat keduanya, Rasul Petrus me-

mulai pasal yang terakhir ini dengan mengulangi penjelasan 

tentang maksud dan tujuannya dalam menulis untuk kedua 

kali kepada mereka (ay. 1-2). 

II. Ia melanjutkan dengan menyebutkan satu hal yang mendo-

rongnya untuk menulis surat kedua ini, yaitu datangnya 

para pengejek, yang ia gambarkan dalam ayat 3-7.  

III. Ia mengajar dan meneguhkan mereka perihal kedatangan 

Yesus Kristus Tuhan kita untuk menghakimi (ay. 8-10).  

IV. Ia menunjukkan apa yang harus dilakukan orang-orang Kris-

ten berkenaan dengan kedatangan Kristus yang kedua, dan 

kehancuran serta pembaharuan segala sesuatu yang akan me-

nyertai kedatangan Tuhan kita yang khidmat itu (ay. 11-18). 

Berpegang pada Perkataan Para Nabi dan 

Perintah Para Rasul 

(3:1-2)  

1 Saudara-saudara yang kekasih, ini sudah surat yang kedua, yang kutulis 

kepadamu. Di dalam kedua surat itu aku berusaha menghidupkan pengerti-

an yang murni oleh peringatan-peringatan, 2 supaya kamu mengingat akan 

perkataan yang dahulu telah diucapkan oleh nabi-nabi kudus dan mengingat 

akan perintah Tuhan dan Juruselamat yang telah disampaikan oleh rasul-

rasulmu kepadamu.  

Untuk mencapai tujuannya dengan lebih baik dalam menulis surat 

ini, yaitu membuat mereka teguh dan tidak goyah dalam mengingat 

ajaran Injil di dalam iman dan perbuatan, Rasul Petrus,  

1.  Mengungkapkan kasih sayang dan kelembutannya yang istimewa 

terhadap mereka, dengan menyebut mereka kekasih. Dengan ini 


 584

ia membuktikan bahwa ia menambahkan kepada imannya kesa-

lehan kasih akan saudara-saudara, seperti yang sudah dinasihat-

kannya (2Ptr. 1:7) untuk mereka lakukan. Hamba-hamba Tuhan 

harus menjadi teladan kasih sayang, dan juga teladan hidup dan 

perilaku.  

2. Ia membuktikan kasihnya yang tulus kepada mereka, dan kepe-

duliannya yang sepenuh hati terhadap mereka, dengan menulis-

kan hal yang sama kepada mereka, meskipun dengan kata-kata 

yang berbeda. sebab  mereka akan baik-baik saja, ia tidak 

merasa keberatan menulis topik yang sama, dan mengejar tujuan 

yang sama, dengan cara-cara yang paling besar kemungkinannya 

untuk berhasil.  

3. Supaya masalah ini diperhatikan dengan lebih baik, ia memberi 

tahu mereka bahwa apa yang dia inginkan untuk mereka ingat 

yaitu ,  

(1) Perkataan yang dahulu telah diucapkan oleh nabi-nabi kudus, 

yang mendapat ilham ilahi, dicerahkan dan juga dikuduskan 

oleh Roh Kudus. Dan sebab  pikiran orang-orang ini sudah 

dimurnikan oleh pekerjaan yang menguduskan dari Roh yang 

sama, maka mereka lebih condong untuk menerima dan 

menjaga apa yang datang dari Tuhan  melalui nabi-nabi kudus.  

(2) Perintah Tuhan dan Juruselamat yang telah disampaikan oleh 

rasul-rasul. Oleh sebab  itu, murid-murid dan hamba-hamba 

Kristus harus menganggap apa yang dinyatakan kepada mere-

ka oleh orang-orang yang diutus-Nya sebagai kehendak Tuhan 

mereka. Apa yang sudah difirmankan Tuhan  melalui nabi-nabi 

dalam Perjanjian Lama, dan yang sudah diperintahkan Kristus 

melalui para rasul dalam Perjanjian Baru, tidak bisa tidak 

pasti menuntut dan layak untuk sering-sering diingat. Siapa 

yang merenungkan perkara-perkara ini akan merasakan kua-

sa-kuasanya yang menghidupkan. Dengan perkara-perkara 

inilah pengertian yang murni dari orang-orang Kristen harus 

berusaha dihidupkan, supaya mereka giat dan semangat da-

lam mengerjakan kekudusan, dan berapi-api serta tidak me-

ngenal lelah berjalan di jalan menuju sorga. 

 

Surat 2 Petrus 3:3-7 

 585 

Cemoohan Orang-orang Kafir; Kehancuran Dunia 

(3:3-7) 

3 Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman 

akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-

orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. 4 Kata mereka: “Di manakah 

janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita me-

ninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan.” 5 

Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh firman Tuhan  langit telah ada 

sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air, 6 dan bahwa 

oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah. 7 

namun  oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api 

dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik. 

Untuk menggugah dan mendorong kita supaya mengingat dengan 

sungguh-sungguh dan berpegang teguh pada apa yang sudah diwah-

yukan Tuhan  kepada kita melalui para nabi dan rasul, kita diberi tahu 

bahwa akan datang pengejek-pengejek, orang-orang yang akan 

mencemoohkan perkara dosa, dan keselamatan darinya. Cara Tuhan  

menyelamatkan orang-orang berdosa oleh Yesus Kristus yaitu  cara 

yang akan diejek orang, dan itu terjadi pada hari-hari zaman akhir, di 

bawah Injil. Mungkin tampak sangat janggal, bahwa tatanan (dispen-

sasi) Perjanjian Baru yang di dalamnya berlaku perjanjian anugerah, 

yang bersifat rohani dan sebab  itu lebih bersesuaian dengan kodrat 

Tuhan  dibandingkan  tatanan Perjanjian Lama, harus diolok-olok dan 

dicela. namun  sifat rohani dan kesederhanaan ibadah Perjanjian Baru 

bertentangan langsung dengan pikiran duniawi manusia yang fana. 

Ini menjelaskan apa yang tampak disinggung oleh Rasul Petrus di 

sini, yaitu bahwa pengejek-pengejek akan bertambah banyak dan 

berani di akhir zaman dibandingkan  sebelum-sebelumnya. Walaupun di 

segala zaman orang-orang yang lahir dan hidup menurut keinginan 

daging menganiaya, mencaci maki, dan mencela orang-orang yang 

lahir dari Roh dan benar-benar hidup menurut Roh, namun di akhir 

zaman akan meningkat pesat cara dan kelancangan mereka dalam 

mengolok-olok kesalehan yang sungguh-sungguh, dan dalam meng-

ejek orang-orang yang dengan teguh hidup bijak dan menyangkal diri 

seperti yang diperintahkan oleh Injil. Kejadian ini disebutkan sebagai 

perkara yang diketahui betul oleh semua orang Kristen, dan sebab  

itu mereka harus sungguh-sungguh menanggapinya, supaya mereka 

jangan sampai terkejut dan terguncang, seolah-olah sesuatu yang 

aneh terjadi pada mereka. Nah, untuk mencegah orang Kristen yang 

sungguh-sungguh supaya tidak kalah jika  diserang oleh para 

pengejek ini, maka kita diberi tahu, 


 586

I.   Orang-orang macam apakah mereka itu: mereka hidup menuruti 

hawa nafsu mereka sendiri, mereka mengikuti muslihat dan 

keinginan hati mereka sendiri, dan kesenangan-kesenangan jas-

mani mereka, bukan perintah dan petunjuk akal budi yang benar 

serta pemikiran yang penuh hikmat dan tercerahkan. Ini mereka 

lakukan dalam pergaulan hidup mereka. Mereka hidup sesuka 

hati, dan berbicara seenak mereka sendiri. Bukan hanya pikiran 

mereka yang jahat dan menentang Tuhan , sebagaimana halnya 

pikiran setiap pendosa yang tidak diperbaharui (Rm. 8:7), yang 

terasing dari Tuhan , tidak mengenal-Nya, dan menolak Dia. namun  

juga, mereka sudah menjadi sedemikian fasiknya sehingga mere-

ka menyatakan dengan terang-terangan apa yang ada dalam hati 

orang lain yang masih bersifat duniawi. Mereka berkata, “Lidah 

kami, kekuatan kami, dan waktu kami yaitu  milik kami sendiri, 

dan siapakah tuan atas kami? Siapa yang berani menentang atau 

mengekang kami, atau memanggil kami untuk mempertanggung-

jawabkan apa yang kami katakan atau lakukan?” Seperti halnya 

mereka tidak sudi dibatasi oleh hukum-hukum Tuhan  dalam 

perkataan mereka, demikian pula mereka tidak sudi wahyu Tuhan  

mengatur dan menetapkan kepada mereka apa yang harus 

mereka percayai. Seperti halnya mereka akan hidup dengan cara 

mereka sendiri, dan berbicara dalam bahasa mereka sendiri, 

demikian pula mereka akan memikirkan pikiran-pikiran mereka 

sendiri, dan membentuk kaidah-kaidah yang sepenuhnya milik 

mereka sendiri. Dalam hal ini juga hanya nafsu mereka sendiri 

yang akan mereka ikuti. Hanya orang yang mau hidup seenak 

sendiri, seperti yang digambarkan di sini, yang bisa duduk di 

antara kumpulan pencemooh. “Dengan ini kamu akan mengenal 

mereka, supaya kamu bisa lebih waspada terhadap mereka.”  

II. Kita juga diberi peringatan seberapa jauh mereka akan menerus-

kan perbuatan mereka: mereka akan berusaha mengguncang dan 

menggelisahkan kita, bahkan dalam hal keyakinan kita akan 

kedatangan Kristus yang kedua. Mereka akan berkata dengan 

mengejek, “Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu?” (ay. 4). 

Tanpa kedatangan Kristus ini, semua butir iman Kristen lain akan 

sangat sedikit artinya. Kedatangan Kristus yang kedua inilah yang 

menggenapi dan mengakhiri segalanya. Mesias yang dijanjikan 

sudah datang, Ia menjadi manusia, dan diam di antara kita. Ia 

Surat 2 Petrus 3:3-7 

 587 

betul-betul merupakan sosok seperti yang sudah dijelaskan sebe-

lumnya, dan telah melakukan bagi kita segala sesuatu seperti 

yang sudah dinyatakan sebelumnya. Dasar-dasar ajaran ini su-

dah lama berusaha dijungkirbalikkan oleh musuh-musuh Kekris-

tenan. namun  , sebab  semua itu bersandar pada fakta-fakta 

yang sudah terjadi, dan yang tentangnya Rasul Petrus dan rasul-

rasul lain