ibrani wahyu 16


 ng ter-

besar, namun juga menghadapi bahaya paling hebat. Jika 

penderitaan lahiriah menimbulkan rasa tidak nyaman, ke-

kesalan, dan gairah-gairah lain yang berdosa serta menyik-

sa di dalam batin, maka jiwa akan teramat menderita. Apa-

bila jiwa tidak dipelihara dengan baik, maka aniaya akan 

membuat orang menjadi murtad (Mzm. 125:3). 

(3) Satu-satunya jalan untuk memelihara jiwa dengan baik 

yaitu  dengan menyerahkannya kepada Tuhan  dengan ber-

buat baik. Serahkanlah jiwamu kepada Tuhan  melalui peng-

abdian yang sungguh-sungguh, doa, dan kesabaran serta 

ketekunan dalam berbuat baik (Rm. 2:7). 

(4) Di tengah penderitaan, orang-orang baik sangat terdorong 

untuk menyerahkan jiwa mereka kepada Tuhan , sebab Dialah 

Pencipta mereka, yang setia di dalam semua janji-Nya. 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL  5  

i sini Rasul Petrus memberi  pengarahan-pengarahan isti-

mewa, pertama-tama bagi para penatua, bagaimana mereka 

harus bertingkah laku terhadap kawanan gembalaan mereka (ay. 1-

4). Lalu bagi orang-orang muda, supaya bersikap patuh dan rendah 

hati, dan supaya menyerahkan kekhawatiran mereka kepada Tuhan  

(ay. 5-7). Dia lalu menasihati semuanya supaya menguasai diri, ber-

jaga-jaga terhadap godaan, dan teguh di dalam iman, sambil berdoa 

dengan sungguh-bagi mereka. Dengan begitu ia menutup suratnya 

dengan doksologi khidmat, salam terhadap satu sama lain, serta 

dengan berkat kerasulannya.  

Nasihat bagi Para Penatua 

(5:1-4) 

1 Aku menasihatkan para penatua di antara kamu, aku sebagai teman 

penatua  dan saksi  penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian 

dalam kemuliaan yang akan dinyatakankelak. 2 Gembalakanlah kawanan 

domba Tuhan  yang ada padamu, jangan dengan paksa, namun  dengan sukarela 

sesuai dengan kehendak  Tuhan , dan jangan sebab  mau mencari keun-

tungan, namun  dengan pengabdian diri. 3 Janganlah kamu berbuat seolah-

olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, 

namun  hendaklah kamu menjadi teladan  bagi kawanan domba itu. 4 Maka 

kamu, jika  Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota 

kemuliaan yang tidak dapat layu. 

Di sini kita bisa perhatikan, 

I. Orang-orang yang dinasihati dengan himbauan ini  yaitu  

para majelis, pendeta, dan para pembimbing rohani jemaat, para 

penatua berdasar  jabatan dan bukan berdasar  usia, para 

pelayan jemaat-jemaat yang ditulisinya dengan surat ini.    


 518

II. Orang yang memberi  nasihat ini , yaitu Rasul Petrus: Aku 

menasihatkan. Dan untuk memperkuat nasihatnya ini, dia ber-

kata kepada mereka bahwa dia yaitu  saudara sesama majelis 

atau rekan penatua mereka, dan dengan demikian tidak membe-

bani mereka dengan apa pun selain dengan apa yang siap dilaku-

kannya sendiri. Dia juga merupakan saksi penderitaan Kristus, 

dengan berada bersama dengan-Nya di taman, mengikuti-Nya ke 

istana Imam Besar, dan sangat mungkin ikut menonton-Nya men-

derita di kayu salib, dari kejauhan bersama-sama dengan  keru-

munan orang (Kis. 3:15). Ditambahkannya juga bahwa dia juga 

ambil bagian dalam kemuliaan yang sebagian telah dinyatakan 

dalam perubahan rupa Yesus (Mat. 17:1-3), dan akan menikmati-

nya sepenuhnya pada kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali-

nya. Ketahuilah,  

1. Orang-orang yang pekerjaannya mengajari orang lain harus 

benar-benar mengindahkan tugas mereka sendiri, selain 

mengajari orang-orang mengenai tugas-tugas mereka. 

2.  Betapa berbedanya roh dan perilaku Petrus dari mereka yang 

mengaku-ngaku sebagai penerusnya! Dia tidak memerintah 

dan menguasai, melainkan menasihati. Dia tidak menyatakan 

diri memiliki kedaulatan atas seluruh pendeta dan jemaat, 

juga tidak berlagak sebagai pemimpin para rasul, pendeta Kris-

tus, atau kepala jemaat, namun  menilai dirinya sendiri sebagai 

seorang penatua. Semua rasul merupakan penatua, meskipun 

tidak semua penatua yaitu  rasul. 

3. Menjadi saksi penderitaan Kristus merupakan kehormatan 

istimewa Petrus dan segelintir orang lainnya. namun  mendapat 

bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak meru-

pakan hak istimewa seluruh orang Kristen sejati.  

III. Tugas pendeta atau gembala digambarkan, dan bagaimana tugas 

itu harus dilaksanakan. Tugas kependetaan atau penggembalaan 

bersifat rangkap tiga: 

1. Menggembalakan kawanan domba, dengan mengabarkan ke-

pada mereka firman Tuhan  yang murni, dan memimpin mereka 

sesuai dengan arahan dan aturan yang ditetapkan firman 

Tuhan , yang keduanya tersirat dalam ungkapan ini, gembala-

kanlah kawanan domba. 

Surat 1 Petrus 5:1-4 

 519 

2. Pendeta atau gembala jemaat harus mengawasi kawanan 

domba itu (KJV). Para penatua dinasihatkan untuk menunaikan 

jabatan gembala (seperti makna kata itu), dengan memelihara 

dan menjaga dengan hati-hati seluruh kawanan domba yang 

dipercayakan ke tangan mereka.  

3. Mereka harus menjadi teladan bagi kawanan domba itu, dan 

menerapkan kekudusan, penyangkalan diri, mematikan ke-

inginan dosa, dan seluruh kewajiban Kristen lainnya yang 

mereka kabarkan dan nasihatkan kepada jemaat. Tugas-tugas 

ini harus dilaksanakan, jangan dengan paksa, bukan sebab  

kalian harus melakukannya, bukan dari keharusan dari 

pemerintah, atau paksaan sebab  rasa takut atau malu, namun  

dari pikiran yang rela yang senang mengerjakannya: jangan 

sebab  mau mencari keuntungan, atau penghasilan dan laba 

yang dihasilkan oleh kedudukanmu itu atau hak khusus yang 

diperoleh dari jabatan itu, namun  dengan pengabdian diri, 

dengan memandang kawanan itu lebih bernilai dibandingkan  uang 

atau keuntungan, dengan tulus dan penuh sukacita berupaya 

melayani jemaat Tuhan . Janganlah kamu berbuat seolah-olah 

kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepa-

damu, dengan menindas mereka dengan keharusan dan ke-

kuatan paksaan, atau memberlakukan pikiran dan keinginan 

manusia yang tidak alkitabiah terhadap mereka, alih-alih 

tugas yang perlu saja (Mat. 20:25-26; 2Kor. 1:24). Ketahuilah,  

(1) Martabat tinggi jemaat Tuhan  dan seluruh anggota sejatinya. 

Orang-orang Kristen yang malang, tercerai-berai dan ter-

aniaya ini merupakan kawanan domba Tuhan . Manusia 

selebihnya di dunia ini yaitu  kawanan yang ganas. Orang-

orang Kristen tadi merupakan kawanan domba yang tertib, 

ditebus bagi Tuhan  melalui Sang Gembala Agung, hidup 

dalam kasih dan persekutuan yang kudus satu dengan 

yang lainnya, sesuai dengan kehendak Tuhan . Mereka juga 

dijunjung dengan sebutan sebagai pusaka atau jemaat 

Tuhan , bagian-Nya yang istimewa, dipilih dari antara segala 

bangsa sebagai umat-Nya, untuk menikmati kebaikan isti-

mewa-Nya dan untuk melaksanakan pelayanan istimewa 

bagi-Nya. Dalam Perjanjian Baru, kata itu tidak pernah 

dibatasi dalam arti para pelayan agama saja. 


 520

(2) Gembala jemaat harus menganggap umat mereka sebagai 

kawanan domba Tuhan , sebagai pusaka Tuhan , dan memper-

lakukan mereka dengan selayaknya. Kawanan itu bukan-

lah milik mereka untuk diperintah seenaknya, melainkan 

merupakan umat Tuhan  dan harus diperlakukan dengan 

kasih, kesabaran, dan kelemahlembutan, demi Dia yang 

memiliki mereka.  

(3) Para pelayan yang melaksanakan pekerjaan itu sebab  ter-

desak oleh kebutuhan atau tertarik untuk melakukan itu 

sebab  uang, tidak akan pernah bisa melakukan kewajiban 

mereka sebagaimana seharusnya, sebab mereka tidak me-

lakukannya dengan sukarela dan dengan pengabdian diri. 

(4) Cara terbaik yang dapat dilakukan seorang pelayan untuk 

dapat dihormati oleh jemaatnya ialah dengan melaksana-

kan tugasnya sendiri di antara mereka dengan sebaik-baik-

nya, dan dengan terus-menerus menjadi contoh bagi mere-

ka dalam segala hal yang baik.  

IV. Berlawanan dengan keuntungan atau uang kotor yang dijadikan 

banyak orang sebagai alasan utama mereka dalam menjalankan 

dan menunaikan jabatan penggembalaan, di sini Rasul Petrus 

membentangkan di depan mereka mahkota kemuliaan yang diran-

cangkan oleh Sang Gembala Agung, Yesus Kristus, bagi seluruh 

pelayan-Nya yang setia. Ketahuilah,  

1.  Yesus Kristus yaitu  Gembala Agung seluruh kawanan domba 

dan pusaka Tuhan . Dia sudah menebus mereka dan kini meme-

rintah atas mereka. Dia membela dan menyelamatkan mereka 

untuk selamanya. Dia juga merupakan Gembala Agung atas 

seluruh gembala di bawah-Nya. Mereka mendapatkan kewe-

nangan dari-Nya, bertindak atas nama-Nya, dan pada akhir-

nya harus bertanggung jawab kepada-Nya.  

2. Sang Gembala Agung ini akan datang untuk menghakimi selu-

ruh pelayan dan gembala di bawah-Nya, untuk meminta per-

tanggungjawaban mereka, apakah mereka telah dengan setia 

menunaikan kewajiban mereka, baik di hadapan khalayak 

maupun secara pribadi, seturut dengan pengarahan-pengarah-

an sebelumnya.  

3. Mereka yang didapati telah menunaikan tugas mereka akan 

mendapatkan sesuatu yang jauh melebihi keuntungan semen-

Surat 1 Petrus 5:5-7 

 521 

tara. Mereka akan menerima kemuliaan yang luhur dan kekal 

dari Sang Gembala Agung, yaitu mahkota kemuliaan yang 

tidak dapat layu. 

Nasihat untuk Merendahkan Hati 

(5:5-7) 

5 Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-

orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap 

yang lain, sebab: “Tuhan  menentang orang yang congkak, namun  mengasihani 

orang yang rendah hati.” 6 sebab  itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan 

Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. 7 Serahkan-

lah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. 

sesudah  menetapkan dan menerangkan kewajiban para pendeta atau 

gembala dan para pemimpin rohani jemaat, kini Rasul Petrus mem-

beri petunjuk kepada kawanan domba,  

I. Bagaimana harus bertingkah laku, baik terhadap para pelayan 

mereka maupun terhadap satu sama lain. Dia menyebut mereka 

orang-orang muda, sebab biasanya  mereka berusia lebih 

muda dibandingkan  para pendeta mereka yang lanjut usia, dan untuk 

menegaskan di benak mereka mengenai posisi mereka yang lebih 

rendah, sebab istilah “paling muda” dipakai oleh Juruselamat kita 

untuk mengartikan seorang bawahan (Luk. 22:26). Dia menasihati 

orang-orang yang muda dan bawahan untuk tunduk kepada 

orang-orang yang tua, untuk menghormati pribadi mereka dengan 

selayaknya, serta taat pada peringatan, teguran, dan wewenang 

mereka yang menyuruh dan memerintahkan apa yang diharuskan 

oleh firman Tuhan  (Ibr. 13:17). Mengenai satu sama lain, aturan-

nya ialah bahwa mereka semua harus merendahkan diri seorang 

terhadap yang lain, hingga bersedia menerima teguran dan nasi-

hat satu sama lainnya, dan siap untuk bertolong-tolonganlah me-

nanggung beban, dan melaksanakan seluruh kewajiban persaha-

batan dan kasih satu sama lain. Orang perorangan harus tunduk 

pada pengarahan keseluruhan masyarakat (Ef. 5:21; Yak. 5:16). 

Kewajiban untuk tunduk pada atasan, baik berdasar  usia 

maupun jabatan, dan merendahkan diri seorang terhadap yang 

lain, berkebalikan dengan sifat manusia yang congkak dan meng-

utamakan kepentingan sendiri, dinasihatkannya kepada mereka 

supaya diselubungi dengan kerendahan hati (KJV). “Biarlah pikir-


 522

an, tindakan, penampilan, dan keseluruhan pribadimu, dihiasi 

dengan kerendahan hati, sebagai kebiasaan terindah yang dapat 

kalian kenakan. Ini akan menjadikan kepatuhan dan kewajiban 

menjadi mudah dan menyenangkan. namun , jika engkau mem-

bangkang dan congkak, Tuhan  akan menempatkan diri-Nya untuk 

menentang dan menghancurkanmu, sebab Dia menentang orang 

yang congkak, namun  mengasihani orang yang rendah hati.” Per-

hatikanlah,  

1. Kerendahan hati merupakan sarana terbaik untuk memperta-

hankan damai sejahtera dan ketertiban di dalam seluruh je-

maat dan masyarakat Kristen, sedang  kecongkakan meru-

pakan gangguan terbesar terhadap kedua hal itu, dan menye-

babkan sebagian besar perselisihan dan keretakan di dalam 

jemaat.  

2. Ada pertentangan dua arah antara Tuhan  dan orang-orang cong-

kak, begitulah arti kata aslinya. Mereka menentang Dia, dan Dia 

mencemooh mereka. Dia menentang orang yang congkak, sebab 

mereka seperti Iblis, musuh bagi-Nya dan bagi kerajaan-Nya di 

antara manusia (Ams. 3:34).  

3. Saat Tuhan  memberi kasih karunia untuk merendahkan hati, 

Dia juga akan memberi  lebih banyak lagi kasih karunia, 

hikmat, iman, kekudusan, dan kerendahan hati. Oleh sebab  

itu Rasul Petrus menambahkan: sebab  itu rendahkanlah 

dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu diting-

gikan-Nya pada waktunya (ay. 6). “sebab  Tuhan  menentang 

orang yang congkak, namun  mengasihani orang yang rendah 

hati, rendahkanlah dirimu, bukan hanya terhadap satu sama 

lain saja, namun  juga di hadapan Tuhan  yang Mahabesar, yang 

penghakiman-Nya akan datang ke atas dunia ini dan harus 

dimulai di rumah Tuhan  sendiri (4:17). Tangan-Nya dahsyat dan 

dapat dengan mudahnya merendahkanmu jika engkau cong-

kak, atau meninggikanmu jika engkau rendah hati. Dan hal 

itu pasti akan terjadi, jika tidak di kehidupan sekarang ini, bila 

dianggap-Nya terbaik bagimu, atau pada hari penghakiman 

nanti.” Ketahuilah,  

(1) Pertimbangan mengenai tangan mahakuasa Tuhan  harus 

membuat kita rendah hati dan tunduk pada-Nya dalam 

segala hal yang diizinkan-Nya menimpa kita.   

Surat 1 Petrus 5:5-7 

 523 

(2) Merendahkan diri kita terhadap Tuhan  di bawah tangan-Nya 

merupakan jalan selanjutnya supaya dibebaskan dan diting-

gikan. Kesabaran di bawah teguran-Nya, dan penyerahan 

diri dalam kehendak-Nya, pertobatan, doa, dan pengharapan 

dalam belas kasihan-Nya, akan mendatangkan pertolongan 

dan pelepasan dari-Nya pada waktunya (Yak. 4:7, 10).  

II. Rasul Petrus tahu bahwa orang-orang Kristen ini sekarang berada 

dalam situasi yang amat berat, jadi dengan tepat ia bisa menduga 

bahwa apa yang sudah dinubuatkannya dulu mengenai kesukar-

an yang akan melanda mereka, bisa memicu kekhawatiran dan 

rasa takut yang besar di dalam diri mereka mengenai datangnya 

kesukaran-kesukaran ini, dan apa akibatnya bagi diri mereka, 

keluarga mereka, dan jemaat Tuhan . Maklum bahwa kekhawatiran 

ini akan menjadi beban yang berat dan cobaan yang menyakitkan, 

dia pun memberi  mereka nasihat terbaik, dan melandasinya 

dengan alasan kuat. Nasihatnya ialah supaya menyerahkan se-

gala kekhawatiran mereka, atau seluruh kekhawatiran mengenai 

diri mereka, kepada Tuhan . “Serahkanlah kekhawatiranmu yang 

sangat menyakitkan dan meresahkan itu, yang melukai jiwamu 

dan menyayat hatimu, ke dalam pemeliharaan Tuhan  yang berhik-

mat dan penuh kasih karunia. Percayalah kepada-Nya dengan 

pikiran tenang yang teguh, sebab Ia yang memelihara kamu. Dia 

bersedia melepaskan kekhawatiranmu dan menanggungnya sen-

diri. Dia akan meluputkanmu dari apa yang engkau takutkan, atau 

mendukungmu melaluinya. Dia akan mengatur seluruh peristiwa 

bagimu sehingga engkau diyakinkan mengenai kasih dan kelem-

butan-Nya sebagai Bapa. Dan semuanya akan diatur sedemikian 

rupa sehingga tidak akan mencelakai, melainkan mendatangkan 

kebaikan untukmu” (Mat. 6:25; Mzm. 84:12; Rm. 8:28). Ketahuilah,  

1.  Orang-orang Kristen yang terbaik justru cenderung bersusah-

payah di bawah kekhawatiran dan keresahan yang berlebihan. 

Rasul Petrus menyebutnya, segala kekhawatiranmu, menegas-

kan bahwa kekhawatiran orang-orang Kristen itu beragam dan 

tidak hanya satu saja: kekhawatiran pribadi, kekhawatiran ke-

luarga, kekhawatiran mengenai masa kini, kekhawatiran me-

ngenai masa depan, kekhawatiran diri sendiri, kekhawatiran 

mengenai orang lain, dan juga mengenai jemaat.  


 524

2. Bahkan kekhawatiran orang baik pun amat memberatkan, dan 

sering kali sangat berdosa. Saat kekhawatiran itu muncul dari 

ketidakpercayaan dan keraguan, saat kekhawatiran itu me-

nyiksa dan meresahkan pikiran, membuat kita tidak layak 

bagi tugas-tugas kita dan menghalangi pelayanan penuh suka-

cita kita bagi Tuhan , maka kekhawatiran itu amatlah jahat. 

3.  Penawar terbaik untuk menghadapi kekhawatiran yang berle-

bihan ialah dengan menyerahkan segala kekhawatiran kita 

kepada Tuhan , dan menyerahkan segala peristiwa kepada 

pengaturan yang penuh hikmat dan penuh kasih karunia. 

Kepercayaan teguh terhadap ketulusan kehendak dan hikmat 

ilahi menenangkan roh manusia. Kami menyerah dan berkata: 

“Jadilah kehendak Tuhan!” (Kis. 21:14).  

Perintah mengenai Penguasaan Diri dan Kewaspadaan 

(5:8-9)  

8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama 

seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. 

9 Lawanlah dia  dengan iman  yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua 

saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama. 

Di sini Rasul Petrus melakukan tiga hal: 

I. Dia menunjukkan kepada mereka mara bahaya dari seorang mu-

suh yang lebih kejam dan giat dibandingkan  orang-orang yang paling 

jahat sekalipun, yang digambarkannya, 

1.  Melalui sifat dan sebutannya.  

(1) Dia yaitu  seorang musuh: “Lawanmu. Bukan semata la-

wan biasa, melainkan seorang musuh yang menuntut dan 

melawanmu dalam perkara besarmu yang akan datang, 

dan membidik jiwamu.” 

(2) Si Iblis, pendakwa ulung seluruh saudara-saudara kita. Se-

butan ini berasal dari sebuah kata yang berarti menghantam 

atau menusuk. Dia akan menyerang dengan jahatnya ke da-

lam sifat-sifat kita dan meracuni jiwa kita. Jika saja dia bisa 

menyerang orang-orang ini dengan kemarahan dan gerutuan 

dalam penderitaan mereka, pasti dia sudah bisa membuat 

mereka serong dalam kemurtadan dan kebinasaan. 

Surat 1 Petrus 5:8-9 

 525 

(3) Dia yaitu  singa yang mengaum-aum, lapar, ganas, kuat, 

dan kejam, pemburu jiwa-jiwa yang ganas dan tamak.  

2.  Melalui kegiatannya: berjalan keliling, mencari orang yang da-

pat ditelannya. Keseluruhan rancangannya yaitu  untuk me-

nelan dan membinasakan jiwa-jiwa. Demi tujuan inilah dia 

tidak kenal lelah dan giat melakukan upayanya, sebab dia se-

lalu saja, siang dan malam, berkeliling mengintai dan meren-

canakan para korban yang hendak dijeratnya ke dalam kebi-

nasaan kekal.  

II. Dengan demikian Rasul Petrus menarik kesimpulan bahwa sudah 

menjadi tugas merekalah,  

1. Untuk sadar, dan untuk mengendalikan diri manusia lahiriah 

dan batiniah mereka dengan aturan-aturan untuk berlaku 

sabar, sederhana, dan mematikan keinginan dosa. 

2.  Untuk berjaga-jaga, tidak terlena ataupun ceroboh, melainkan 

selalu waspada terhadap bahaya yang terus-menerus dilancar-

kan oleh si musuh rohani, dan dengan sadar akan hal itu, 

bersikap siaga dan giat menangkis rancangan-rancangannya 

dan menyelamatkan jiwa kita. 

3.  Untuk melawannya dengan iman yang teguh. Iman dari orang-

orang itulah yang diincar si Iblis. Jika dia dapat merobohkan 

iman mereka dan membuat mereka murtad, maka dia pun 

tahu dia sudah berhasil dan dapat membinasakan jiwa mere-

ka. sebab  itu, untuk menghancurkan iman mereka, dia pun 

gencar melakukan berbagai penganiayaan kejam, dan menem-

patkan para penguasa besar dunia untuk menentang mereka. 

Pencobaan dan godaan yang kuat inilah yang harus mereka 

lawan, dengan cara berdiri teguh, bulat hati, dan kukuh di 

dalam iman. Untuk mendorong mereka dalam hal ini, 

III. Dia memberi tahu mereka bahwa kekhawatiran itu tidak hanya 

dirasakan oleh mereka saja, sebab mereka tahu bahwa pencobaan 

serupa juga menimpa saudara-saudara mereka di seluruh dunia, 

dan bahwa semua jemaat Tuhan  merupakan rekan seperjuangan 

mereka dalam peperangan ini. Ketahuilah,  

1. Semua penganiayaan besar yang pernah terjadi di dunia ini 

dipicu, dikobarkan, dan dijalankan oleh si Iblis. Dialah sang 


 526

penganiaya besar, juga penyesat dan pendakwa dari saudara-

saudara kita. Manusia hanyalah sarana kedengkiannya yang 

tersedia, namun  dialah musuh utama yang berperang melawan 

Kristus dan umat-Nya (Kej. 3:15; Why. 12:12).  

2. Rancangan Iblis dalam mengobarkan penganiayaan melawan 

para hamba Tuhan  yang setia yaitu  untuk membuat mereka 

murtad, dengan menggunakan penderitaan mereka sebagai 

alasannya, dan dengan begitu menghancurkan jiwa mereka.  

3. Penguasaan diri dan kewaspadaan merupakan dua sikap yang 

dibutuhkan di setiap waktu, namun  lebih-lebih lagi pada masa 

penderitaan dan penganiayaan. “Engkau harus menguasai ke-

gemaranmu pada hal-hal duniawi supaya tidak berlebihan, 

jika tidak begitu, Iblis akan segera bisa mengalahkanmu.” 

4. “Jika engkau hendak mengalahkan Iblis, sebagai pencoba, pen-

dakwa, atau penganiaya, engkau harus melawan dia dengan 

iman yang teguh. Jika imanmu goyah, habislah riwayatmu. 

Maka dari itu, dalam segala keadaan pergunakanlah perisai 

iman” (Ef. 6:16).  

5.  Pertimbangan mengenai apa yang diderita oleh orang-orang 

lain patut membesarkan hati kita dalam menanggung bagian 

kita dalam kesusahan apa pun: semua saudaramu di seluruh 

dunia menanggung penderitaan yang sama. 

Doa Rasul Petrus 

(5:10-14) 

10 Dan Tuhan , sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu 

dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya  yang kekal, akan melengkapi, mene-

guhkan, menguatkan  dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita se-

saat  lamanya. 11 Ialah yang empunya kuasa sampai selama-lamanya! Amin. 

12 Dengan perantaraan Silwanus,  yang kuanggap sebagai seorang saudara 

yang dapat dipercayai, aku menulis dengan singkat kepada kamu untuk me-

nasihati dan meyakinkan kamu, bahwa ini yaitu  kasih karunia yang benar-

benar dari Tuhan . Berdirilah dengan teguh di dalamnya! 13 Salam kepada 

kamu sekalian dari kawanmu yang terpilih yang di Babilon, dan juga dari 

Markus, anakku. 14 Berilah salam seorang kepada yang lain dengan cium 

yang kudus. Damai sejahtera menyertai kamu sekalian yang berada dalam 

Kristus. Amin. 

Kini kita telah tiba di penghujung surat ini, yang 

I. Rasul Petrus mengawali dengan doa yang amat penting, di dalam-

nya dia menyebut Tuhan  sebagai Tuhan , sumber segala kasih karu-

Surat 1 Petrus 5:10-14 

 527 

nia, pencipta dan penyempurna setiap karunia dan tabiat sorgawi 

dengan mengakui, atas nama mereka, bahwa Tuhan  sudah me-

manggil mereka untuk mengambil bagian dalam kemuliaan kekal 

itu, sebab sebagai milik-Nya, Dia sudah menjanjikan dan mengo-

kohkan hal itu bagi mereka, melalui jasa dan pengantaraan Yesus 

Kristus. Perhatikanlah,  

1. Apa yang didoakannya bagi mereka: bukan supaya mereka 

diluputkan dari penderitaan, namun  supaya penderitaan mere-

ka ringan dan sementara, dan, sesudah mereka menderita se-

saat  lamanya, supaya Tuhan  memulihkan mereka ke dalam 

keadaan yang kokoh dan damai, dan menyempurnakan peker-

jaan-Nya di dalam mereka. Juga, supaya Dia meneguhkan me-

reka sehingga tidak goyah, baik dalam iman maupun dalam 

kewajiban, supaya Dia menguatkan mereka yang lemah, dan 

mengokohkan mereka di atas Kristus sebagai landasan, dengan 

begitu teguhnya sehingga persekutuan mereka dengan-Nya 

tidak terpisahkan dan kekal untuk selamanya. Ketahuilah, 

(1) Seluruh kasih karunia berasal dari Tuhan . Dialah yang me-

ngekang, mengubah, menghiburkan, dan menyelamatkan 

manusia melalui kasih karunia-Nya. 

(2) Semua orang yang dipanggil untuk turut serta ke dalam 

keadaan penuh kasih karunia berarti dipanggil untuk turut 

mendapat bagian dalam kemuliaan dan kebahagiaan abadi. 

(3) Orang-orang yang dipanggil menjadi pewaris kehidupan ke-

kal melalui Yesus Kristus harus menderita di dunia ini, te-

tapi penderitaan mereka hanya berlangsung sebentar saja.  

(4) Penyempurnaan, peneguhan, penguatan, dan pengokohan 

orang-orang benar dalam kasih karunia, juga ketabahan 

mereka di dalamnya, merupakan pekerjaan yang sungguh 

sulit, sehingga hanya Tuhan  sumber segala kasih karunia 

sajalah yang dapat mengerjakannya. sebab  itulah kita 

harus bersungguh-sungguh mencari-Nya melalui doa yang 

tidak putus-putus, dan bergantung pada janji-janji-Nya.  

2.  Doksologinya (ay. 11). Dari doksologi ini kita bisa belajar bah-

wa orang-orang yang sudah memperoleh kasih karunia dari 

Tuhan  sumber segala kasih karunia harus dan akan melayang-

kan kemuliaan, kuasa, dan wewenang, kepada Dia untuk sela-

ma-lamanya.   


 528

II. Rasul Petrus merangkum rancangan penulisan suratnya bagi 

mereka (ay. 12), yaitu, 

1. Untuk membuktikan kebenaran, dan dalam artian yang lebih 

kuat untuk meyakinkan mereka, bahwa pengajaran mengenai 

keselamatan yang telah diterangkan olehnya dan telah diteri-

ma oleh mereka, yaitu  kasih karunia yang benar-benar dari 

Tuhan , yang telah dinubuatkan oleh para nabi dan dikuman-

dangkan oleh Kristus. 

2. Untuk menasihati mereka dengan sungguh-sungguh bahwa, 

sebagaimana mereka sudah menerima Injil, mereka harus 

terus berpegang teguh di dalamnya, betapapun liciknya para 

pencoba atau hebatnya penganiayaan para musuh. 

(1) Hal utama yang harus dituju para hamba Tuhan  dalam jerih 

payah mereka ialah meyakinkan umat mereka mengenai 

kepastian dan keunggulan agama Kristen. Mengenai hal ini 

para rasul menasihati dan meyakinkan dengan segenap 

kemampuan mereka.  

(2) Keyakinan kuat bahwa kita berada di jalan yang benar 

menuju sorga akan merupakan alasan dan dorongan ter-

baik untuk tetap teguh dan bertekun di dalamnya.  

III. Dia menyanjung Silwanus, orang yang diutusnya untuk membawa 

surat singkat ini kepada mereka, sebagai saudara yang dapat 

dipercayai dan yang menyayangi mereka, dan berharap mereka 

pun menerima dia demikian, meskipun dia yaitu  pelayan Tuhan 

bagi kaum yang tidak bersunat. Perhatikanlah, penghargaan bagi 

para pelayan rohani cenderung amat tergantung pada keberhasil-

an pekerjaan mereka. Saat kita yakin bahwa mereka setia, kita 

akan lebih diberkati oleh pelayanan mereka. Prasangka yang 

mungkin dirasakan beberapa orang Yahudi ini terhadap Silwanus, 

sebab  dia melayani kaum bukan Yahudi, akan segera luruh saat 

mereka yakin bahwa dia yaitu  saudara yang dapat dipercayai.  

IV. Rasul Petrus menutup surat ini dengan salam dan berkat yang 

khidmat. Perhatikanlah,  

1.  Petrus, yang sedang berada di Babilon di Asyur, saat  dia 

menulis surat ini (dia ke sana sebagai rasul bagi kaum ber-

sunat untuk mengunjungi jemaat itu, yang merupakan pusat 

Surat 1 Petrus 5:10-14 

 529 

penyebaran jemaat), mengirimkan salam dari jemaat itu ke-

pada jemaat-jemaat lain yang menjadi tujuan penulisan surat-

nya (ay. 13). Ia memberi tahu mereka bahwa Tuhan  telah 

memilih atau menetapkan orang-orang Kristen di Babilon dari 

antara dunia ini, untuk menjadi jemaat-Nya, dan untuk 

mengambil bagian dalam keselamatan kekal melalui Kristus 

Yesus, bersama-sama dengan mereka dan seluruh orang 

Kristen lainnya yang setia (1:2). Dalam salamnya ini dia juga 

secara khusus menyebut-nyebut Markus sang penginjil, yang 

pada saat itu ada bersama-sama dengannya dan merupakan 

anaknya dalam artian rohani, sebab melaluinyalah Markus 

memeluk Kekristenan. Perhatikanlah, seluruh jemaat Yesus 

Kristus harus memiliki kepedulian yang mendalam satu de-

ngan yang lainnya. Mereka harus saling mengasihi dan saling 

mendoakan, dan siap membantu satu sama lain semampu 

mereka.  

2. Dia menasihati mereka supaya memiliki rasa kasih yang men-

dalam dan kemurahan hati satu sama lain, dan mengungkap-

kannya dengan memberi cium yang kudus (ay. 4), sesuai 

dengan kebiasaan umum di zaman dan tempat itu. Dengan 

demikian ia menutup suratnya dengan berkat, yang dibatasi-

nya hanya untuk orang-orang yang berada dalam Kristus 

Yesus, yang bersatu dengan-Nya melalui iman dan dengan 

menjadi anggota-anggota sejati dari tubuh rohani-Nya. Berkat 

yang diucapkan Rasul Petrus bagi mereka ialah damai sejah-

tera, yaitu segala sesuatu yang baik yang diperlukan, segala 

bentuk kesejahteraan. Lalu ditambahkannya kata amin, yang 

menandakan keinginannya yang mendalam dan pengharapan-

nya yang teguh bahwa berkat damai sejahtera itu akan men-

jadi bagian semua orang yang setia. 

  

 

 

 

 

 

 


Surat  

2 Petrus 

   

 

  

 

 

 

 

 

 

Tafsiran  

SURAT 2 Petrus  


ampak jelas bahwa penulis surat kerasulan ini yaitu  penulis 

yang sama dengan penulis surat sebelumnya. Apa pun perbedaan 

yang dipahami oleh beberapa cendekiawan Alkitab dalam hal gaya 

penulisan yang dianggap berbeda dari surat sebelumnya, hal itu 

tidak menjadi alasan cukup untuk menyatakan bahwa surat ini  

ditulis oleh Simon yang menggantikan Rasul Yakobus di dalam 

jemaat Yerusalem. Sebab, orang yang menulis surat kerasulan ini 

sendiri menyebut dirinya sebagai Simon Petrus, hamba dan rasul 

(1:1), dan menyatakan bahwa ia yaitu  salah seorang dari tiga orang 

rasul yang hadir saat  Kristus dimuliakan (1:18), dan menyatakan 

dengan tegas bahwa sebelumnya ia telah menulis sepucuk surat 

kerasulan kepada mereka (3:1). Rancangan dari surat kerasulan yang 

kedua ini sama dengan surat yang sebelumnya, sebagaimana ter-

bukti dengan jelas di dalam ayat pertama dari pasal yang ketiga, dan 

dari ayat itu dapat diamati bahwa dalam perkara-perkara Tuhan , kita 

perlu petunjuk demi petunjuk dan kalimat demi kalimat, supaya kita 

bisa mengingatnya. Dan apa yang ada dalam surat inilah yang meru-

pakan perkara-perkara yang harus dicatat dengan cermat dan harus 

sering kita ingat kembali.  

 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL  1  

Di dalam pasal ini kita membaca mengenai,  

I. Bagian pendahuluan atau yang membuka 

jalan dan membawa kepada hal-hal utama yang telah diran-

cang oleh Rasul Petrus (ay. 1-4). 

II. Sebuah seruan untuk maju dan bertambah-tambah di dalam 

kasih karunia Kristen (ay. 5-7). 

III. Untuk memperkuat seruan ini dan mengajak orang-orang 

Kristen Yahudi supaya lebih bersungguh-sungguh dan de-

ngan sepenuh hati mematuhi seruan itu, Rasul Petrus me-

nambahkan,  

1. Sebuah gambaran tentang keuntungan yang sangat besar 

yang akan ditambahkan kepada mereka (ay. 8-11). 

2. Sebuah janji dari Rasul Petrus sendiri untuk memberi  

bantuan terbaik yang dapat ia lakukan sehingga dapat 

mempermudah dan memajukan pekerjaan baik ini (ay. 

12-15).  

3. Sebuah pernyataan tegas mengenai kebenaran yang pasti 

dan asal usul ilahi dari Injil Kristus, yang dalam kasih 

karunianya mereka didorong untuk bertambah-tambah dan 

tetap bertekun.  

Pendahuluan 

(1:1-4) 

1 Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang 

bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh sebab  keadilan Tuhan  

dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. 2 Kasih karunia dan damai sejahtera 

melimpahi kamu oleh pengenalan akan Tuhan  dan akan Yesus, Tuhan kita. 3 

sebab  kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu 


 536

yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang 

telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. 4 Dengan jalan itu 

Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang 

sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat 

ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia. 

Rasul Petrus, sebab  digerakkan oleh Roh Kudus untuk menulis 

sekali lagi kepada orang-orang Yahudi yang telah berpaling untuk 

beriman kepada Kristus, mengawali surat kerasulan kedua ini 

dengan suatu pendahuluan yang di dalamnya digambarkan orang-

orang yang sama dan juga berkat-berkat sama yang diharapkan 

seperti yang tercantum di dalam bagian pengantar surat sebelumnya. 

Namun, di dalam surat ini ada beberapa  tambahan dan perubahan 

yang harus diperhatikan di dalam ketiga bagian dalam bagian kata 

pendahuluan itu. 

I. Di sini kita mendapati suatu gambaran tentang pribadi yang 

menulis surat kerasulan ini, dengan nama Simon dan juga Petrus, 

dengan gelar hamba dan juga rasul. Tampaknya, nama Petrus, 

yang muncul di dalam kedua surat ini, yaitu  nama yang paling 

sering digunakan, dan kelihatannya ia sangat senang dengan 

nama itu, sebab nama itu diberikan kepadanya oleh Tuhan kita 

sendiri, saat  ia mengakui bahwa Yesus yaitu  Kristus Anak 

Tuhan  yang hidup, dan nama itu juga menyatakan dan memeterai-

kan kebenaran itu menjadi pokok iman dasar, batu karang yang 

di atasnya semua orang harus membangun. Walaupun begitu, 

nama Simon, walaupun tidak digunakan di dalam surat kerasulan 

sebelumnya, sekarang disebutkan di dalam surat ini, supaya 

jangan sampai penghilangan sepenuhnya nama yang diberikan 

kepadanya saat  ia disunat, akan membuat orang-orang percaya 

yang berasal dari bangsa Yahudi yang masih tetap sangat giat di 

dalam memegang hukum Taurat, menjadi dengki kepada rasul 

itu, seolah-olah ia tidak mau mengakui dan memandang rendah 

sunat. Di sini ia menyebut dirinya sebagai seorang hamba (dan 

juga sebagai seorang rasul) dari Yesus Kristus. Di dalam hal ini 

dia boleh bermegah, seperti yang dilakukan Daud (Mzm. 116:16). 

Melayani Kristus menjadi jalan menuju kehormatan yang tertinggi 

(Yoh. 12:26). Kristus sendiri yaitu  Raja segala raja, dan Tuan di 

atas segala tuan, dan Dia membuat semua hamba-hamba-Nya 

menjadi raja-raja dan imam-imam bagi Tuhan  (Why. 1:6). Betapa 

besarnya kehormatan menjadi hamba-hamba dari Tuan ini! Inilah

Surat 2 Petrus 1:1-4 

 537 

 perbuatan tanpa dosa, yang tidak perlu membuat kita merasa 

malu. Kemenangan dalam menjadi hamba Kristus sangat tepat 

bagi orang-orang yang membawa orang-orang lain untuk masuk 

atau tinggal di dalam pelayanan Kristus.  

II. Kita mendapati gambaran mengenai orang-orang yang disurati 

dengan surat kerasulan ini. Di dalam surat kerasulan sebelumnya 

mereka digambarkan sebagai orang-orang yang dipilih, sesuai de-

ngan rencana Tuhan , Bapa kita, dan di sini sebagai orang-orang 

yang memperoleh iman yang sangat mulia di dalam Tuhan Yesus 

Kristus kita. Sebab, iman yang disebutkan di sini sangat berbeda 

dari iman palsu dari kaum bidat, dan iman pura-pura dari orang-

orang munafik, dan juga iman yang tidak membuahkan hasil dari 

orang-orang yang hanya mengaku percaya di mulut saja, betapa-

pun teguhnya mereka hidup sesuai dengan tradisi. Iman sejati 

yang disebutkan di sini yaitu  iman dari orang-orang pilihan Tuhan  

(Tit. 1:1), yang dikerjakan oleh Roh Tuhan  sesudah  orang menang-

gapi panggilan Tuhan  yang penuh kuasa. Amatilah,  

1. Iman sejati yang membawa keselamatan merupakan kasih ka-

runia yang sangat mulia. Iman yang demikian sangat tidak la-

zim dan sangat langka, bahkan di dalam jemaat yang kelihatan 

di bumi ini. Sangat kecil jumlah orang percaya sejati seperti ini 

di antara beberapa  besar orang-orang yang mengaku percaya 

dengan mulut (Mat. 22:14). Selain itu, iman yang sejati ini 

sangat istimewa, dan sangat besar kegunaan dan keuntungan-

nya bagi orang-orang yang memilikinya. Orang yang benar akan 

hidup oleh iman, suatu kehidupan rohani yang sungguh-sung-

guh bersifat ilahi. Iman menghasilkan semua dukungan dan 

penghiburan yang dibutuhkan di dalam kehidupan yang isti-

mewa ini. Iman menuju kepada Kristus, dan membelikan kita 

anggur dan susu tanpa harus membayar (Yes. 55:1), yakni ma-

kanan yang sesuai bagi ciptaan baru. Iman membeli dan mem-

bawa pulang emas yang telah dimurnikan, harta-benda sorga-

wi yang dapat membuat orang menjadi kaya. Iman mengambil 

dan mengenakan pakaian putih, jubah-jubah kerajaan yang 

menutupi dan menghiasi (Why. 3:18). Amatilah,  

2. Iman sama mulianya bagi setiap orang Kristen dan bagi Rasul 

Petrus. Iman menghasilkan pengaruh mulia yang sama di da-

lam hidup satu orang dan juga orang yang lain. Iman menya-


 538

tukan orang percaya yang lemah kepada Kristus sama seperti 

yang terjadi pada orang yang kuat, dan memurnikan hati satu 

orang persis sama seperti hati orang lain. Dan oleh imannya 

setiap orang percaya yang tulus dan bersungguh-sungguh, di-

benarkan dalam pandangan Tuhan  dan memperoleh pembebas-

an dari segala dosa (Kis. 13:39). Iman, di dalam diri siapa pun 

juga, berpegang pada Juruselamat mulia yang sama, dan me-

nerapkan janji-janji mulia yang sama. 

3. Iman yang mulia ini diperoleh dari Tuhan . Iman yaitu  karunia 

Tuhan , dikerjakan oleh Roh, yang telah membangkitkan Yesus 

Kristus dari antara orang mati.  

4. Kemuliaan iman ini, dan pemerolehannya yaitu  melalui ke-

adilan Kristus. Keadilan dan ketaatan Kristus yang memuas-

kan keadilan Tuhan  dan berfaedah itu memberi  semua nilai 

dan kemuliaannya kepada iman, dan keadilan Pribadi seperti 

ini tidak bisa tidak menjadi nilai yang berharga tak terhingga 

bagi orang-orang yang menerimanya dengan iman. Sebab, 

(1) Yesus Kristus ini yaitu  Tuhan , ya, Tuhan  kita, seperti pada 

mulanya. Dia yaitu  benar-benar Tuhan , Pribadi yang tidak 

terbatas, yang telah mengerjakan keadilan ini, dan oleh 

sebab  itu nilainya sungguh tak terhingga.  

(2) Dia yaitu  Juruselamat bagi orang-orang yang percaya, dan 

sesuai dengan itu Ia harus taat supaya bisa berjasa untuk 

itu. Dan oleh sebab  itu ketaatan-Nya itu membawa man-

faat dan keuntungan yang luar biasa besar bagi mereka, 

sebab  sebagai Penjamin dan Juruselamat Ia mengerjakan 

keadilan ini sebagai ganti mereka.  

III. Di sini kita mendapati doa berkat rasuli, di mana Rasul Petrus 

mengharapkan kelimpahan dan pertambahan perkenan ilahi 

kepada mereka, dan juga kemajuan dan pertumbuhan pekerjaan 

kasih karunia di dalam mereka, serta damai dengan Tuhan  dan 

damai di dalam hati nurani mereka sendiri (yang tidak dapat ter-

jadi tanpa kasih karunia) berlimpah-limpah di dalam diri mereka. 

Ini yaitu  doa berkat yang sama seperti yang ada di dalam surat 

kerasulan sebelumnya. namun  di sini ia menambahkan,  

1. Penjelasan tentang cara dan sarana yang membuat kasih karu-

nia dan damai sejahtera dapat berlipat ganda dan melimpah, 

Surat 2 Petrus 1:1-4 

 539 

yaitu melalui pengenalan akan Tuhan  dan akan Yesus Kristus. 

Mengakui atau percaya hanya kepada satu-satunya Tuhan  yang 

benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah diutus-Nya, 

sangat memperbaharui dan meningkatkan kehidupan rohani, 

dan tanpa ini tidak ada lagi jalan menuju hidup yang kekal 

(Yoh. 17:3).  

2. Dasar iman Rasul Petrus dalam memohonkan pertambahan 

kasih karunia, dan dasar pengharapan orang-orang Kristen 

dalam menantikannya. Apa yang sudah kita terima harus 

dapat mendorong kita untuk meminta lebih banyak lagi, Ia 

yang telah memulai pekerjaan kasih karunia akan menyem-

purnakannya. Amatilah,  

(1) Sumber semua berkat rohani yaitu  kuasa ilahi Yesus 

Kristus, yang tidak dapat melaksanakan semua jabatan se-

bagai Pengantara, kecuali kalau Ia yaitu  Tuhan  sepenuh-

nya dan manusia sepenuhnya. 

(2) Semua hal yang memiliki kaitan dengan dan berpengaruh 

atas kehidupan rohani yang sejati, kehidupan dan kuasa 

kesalehan, berasal dari Yesus Kristus. Di dalam Dia seluruh 

kepenuhan itu berada, dan dari Dialah segala sesuatu yang 

kita terima, yakni kasih karunia demi kasih karunia (Yoh. 

1:16), bahkan semua yang diperlukan untuk memperta-

hankan, meningkatkan, serta menyempurnakan kasih ka-

runia dan damai sejahtera, yang sesuai dengan penjelasan 

beberapa penafsir, disebut di sini sebagai kesalehan dan 

hidup.  

(3) Pengenalan akan Tuhan  dan iman di dalam Dia, merupakan 

saluran yang olehnya semua dukungan dan penghiburan 

rohani disampaikan kepada kita. Namun untuk itu kita 

harus mengakui dan menyatakan Tuhan  sebagai yang telah 

memanggil kita, sebab demikianlah Dia digambarkan di 

sini: Dia, yang telah memanggil kita kepada kemuliaan dan 

kebajikan (KJV). Amatilah di sini, rancangan Tuhan  dalam 

memanggil atau mempertobatkan umat manusia yaitu  

untuk membawa mereka kepada kemuliaan dan kebajikan, 

yakni, damai sejahtera dan kasih karunia, sebagaimana 

dipahami oleh beberapa  orang. Namun, banyak yang lebih 

menyukai tafsiran luas, oleh kemuliaan dan kebajikan (LAI: 

yang mulia dan ajaib – pen.), dan dengan demikian kita 


 540

ditawarkan akan panggilan itu berdasar  kemuliaan dan 

kebajikan, atau oleh kuasa Tuhan  yang luar biasa mulia, 

yang digambarkan di dalam Efesus 1:19. Kemuliaan kuasa 

Tuhan -lah yang mengubah orang-orang berdosa. Ini yaitu  

kuasa dan kemuliaan Tuhan  yang dilihat dan dialami di 

dalam tempat kudus-Nya (Mzm. 63:3). Kuasa atau kebajik-

an ini harus dipuji tinggi oleh semua orang yang telah 

dipanggil keluar dari kegelapan kepada terang yang ajaib 

(1Ptr. 2:9). 

(4) Di dalam ayat yang keempat Rasul Petrus terus mendorong 

iman dan pengharapan mereka dalam mencari kelimpahan 

kasih karunia dan damai sejahtera, sebab  kemuliaan dan 

kebajikan yang sama digunakan dan terbukti dalam mem-

berikan janji-janji dari Injil yang bekerja di dalam panggilan 

kita. Amatilah,  

[1] Hal-hal baik yang diberikan oleh janji-janji itu sangatlah 

besar. Pengampunan dosa merupakan salah satu dari 

berkat-berkat yang dimaksudkan di sini. Semua orang 

yang mengetahui kedahsyatan murka Tuhan  dengan mu-

dah akan mengakui betapa besarnya berkat pengam-

punan ini, dan inilah salah satu kebaikan yang dijanji-

kan tentang kebesaran kekuatan Tuhan  (Bil. 14:17) da-

lam melimpahkan berkat-berkat itu. Pengampunan ter-

hadap dosa-dosa yang tidak terhitung banyaknya dan 

yang begitu mengerikan (setiap orang layak menerima 

kemurkaan dan kutukan Tuhan  untuk selama-lamanya) 

merupakan hal yang sangat menakjubkan, dan itulah 

yang disebutkan di dalam kitab Mazmur 119:18.  

[2] Berkat-berkat yang dijanjikan oleh Injil itu sangat mu-

lia. Sebagaimana janji agung di dalam Perjanjian Lama 

yaitu  Benih wanita  itu, yakni Sang Mesias (Ibr. 

11:39), maka janji agung di dalam Perjanjian Baru ada-

lah Roh Kudus (Luk. 24:49), dan betapa sungguh mulia-

nya Roh yang menghidupkan, mencerahkan, dan me-

nguduskan itu! 

[3] Orang-orang yang menerima janji Injil turut mengambil 

bagian di dalam kodrat ilahi. Mereka diperbarui di da-

lam semangat pikiran mereka, sesuai dengan gambar 

Tuhan  di dalam pengetahuan, kebenaran, dan kekudus-

Surat 2 Petrus 1:5-11 

 541 

an. Hati mereka siap untuk Tuhan  dan pekerjaan-Nya. 

Mereka memiliki perangai ilahi dan kecenderungan roh. 

Meskipun hukum Taurat yaitu  pelayanan yang me-

mimpin kepada kematian, dan huruf-hurufnya memati-

kan, namun Injil yaitu  pelayanan yang memimpin ke-

pada kehidupan, dan Roh menghidupkan orang-orang 

yang secara alamiah binasa di dalam pelanggaran dan 

dosa.  

[4] Orang-orang yang di dalam diri mereka Roh mengerja-

kan kodrat ilahi dibebaskan dari belenggu kebobrokan. 

Orang-orang yang oleh Roh kasih karunia diperbarui 

semangat pikiran mereka, dipindahkan ke dalam kebe-

basan anak-anak Tuhan , sebab di dalam dunia kebobrok-

an memerintah. Orang-orang yang tidak berasal dari 

Bapa, namun  berasal dari dunia ini, ada di bawah kuasa 

dosa. Dunia ada di dalam kejahatan (1Yoh. 5:19). Dan 

kekuasaan dosa yang ada di dalam manusia dunia ini 

datang melalui hawa nafsu, hasrat kuat mereka con-

dong kepada dosa, dan sebab  itulah dosa memerintah 

atas mereka. Kekuasaan dosa atas kita yaitu  sesuai 

dengan kesenangan kita akan dosa itu sendiri.  

Ketekunan Rohani; Meningkat dalam Kekudusan 

(1:5-11)  

5. Justru sebab  itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk 

menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahu-

an, 6 dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri 

ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, 7 dan kepada kesalehan kasih 

akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan 

semua orang. 8 Sebab jika  semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-

limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalan-

mu akan Yesus Kristus, Tuhan kita. 9 namun  barangsiapa tidak memiliki se-

muanya itu, ia menjadi buta dan picik, sebab  ia lupa, bahwa dosa-dosanya 

yang dahulu telah dihapuskan. 10 sebab  itu, saudara-saudaraku, berusaha-

lah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab 

jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung. 11 Dengan 

demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki 

Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. 

Dengan kata-kata di atas Rasul Petrus sampai kepada hal pokok yang 

dimaksudkannya di dalam surat kerasulan ini, yaitu untuk menggugah 

dan melibatkan mereka untuk maju di dalam kasih karunia dan 


 542

kekudusan, sesudah  mereka memperoleh iman yang mulia dan telah 

turut mengambil bagian di dalam kodrat ilahi. Ini yaitu  suatu 

permulaan yang sangat baik, namun  tidak boleh berhenti di situ, seolah-

olah kita sudah sempurna. Rasul Petrus sudah berdoa supaya kasih 

karunia dan damai sejahtera dapat berlipat ganda melimpahi mereka, 

dan sekarang ia menasihati mereka untuk mendesak maju guna 

memperoleh lebih banyak kasih karunia. Jika kita memperoleh 

kesempatan, kita harus mendorong orang-orang yang telah kita 

doakan, dan menggugah mereka untuk menggunakan segala cara 

yang tepat untuk memperoleh apa yang kita inginkan supaya Tuhan  

limpahkan ke atas mereka. Dan siapa ingin maju di dalam hidup 

keagamaan, ia harus sungguh rajin dan tekun di dalam upayanya. 

Tanpa sungguh-sungguh berusaha, tidak akan ada dasar pijakan apa 

pun yang akan diperoleh di dalam pekerjaan kekudusan. Orang yang 

malas di dalam urusan keagamaan tidak akan menghasilkan apa-apa 

dari hidup keagamaannya. Kita harus berjuang jika ingin masuk 

melalui pintu yang sesak itu (Luk. 13:24).  

I. Di sini, tiada jalan lain lagi yang bisa kita amati selain bahwa 

jalan orang percaya itu ditandai langkah demi langkah.  

1. Ia harus memperoleh kebajikan, yang oleh sebagian orang di-

pahami sebagai keadilan, dan kemudian pengetahuan, pengua-

saan diri, dan diikuti oleh ketekunan. Dengan menggabungkan 

semuanya bersama-sama, Rasul Petrus tampaknya menasihat-

kan mereka untuk berusaha mendapatkan empat kebajikan 

utama atau empat unsur yang membentuk setiap kebajikan 

menjadi perbuatan yang luhur. Namun dengan memandang 

nasihat itu sebagai perkataan yang benar dan terus-menerus 

ditegaskan agar mereka yang sudah percaya kepada Tuhan  

sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik 

(Tit. 3:8), maka kebajikan di sini dapat kita pahami sebagai 

kekuatan dan keberanian, yang tanpa keduanya orang-orang 

percaya tidak dapat kokoh berdiri untuk melakukan pekerja-

an-pekerjaan baik dengan berlimpah dan unggul. Orang benar 

harus berani seperti seekor singa muda (Ams. 28:1). Seorang 

Kristen pengecut, yang takut mengakui ajaran-ajaran atau 

takut mengerjakan kewajiban-kewajiban Injil, harus bersiap-

siap mengalami bahwa Kristus akan malu mengakuinya pada 

suatu hari kelak. “Janganlah berkecil hati di hari yang jahat, 

Surat 2 Petrus 1:5-11 

 543 

namun  tunjukkan kegagahberanianmu dalam menghadapi se-

mua perlawanan, dan lawanlah setiap musuh, dunia, keda-

gingan, Iblis, ya, dan juga maut.” Selagi kita hidup, kita mem-

butuhkan kebajikan dan akan luar biasa sangat berguna 

saat  kita akan mati.  

2. Orang percaya harus menambahkan pengetahuan kepada ke-

bajikannya, kebijaksanaan atau kehati-hatian kepada kebe-

raniannya. Pengetahuan akan nama Tuhan  harus berjalan di 

hadapan iman (Mzm. 9:11), sebab  kita tidak akan tahu akan 

kehendak baik, perkenanan dan kehendak sempurna dari 

Tuhan  sampai kita memiliki pengenalan akan Tuhan . Namun, 

ada keadaan-keadaan tertentu yang patut kita ketahui dan 

lakukan saat mengerjakan kewajiban kita. Kita harus meng-

gunakan cara-cara yang telah ditetapkan dan mengamati 

waktu yang tepat. Kehati-hatian Kristen memperhatikan siapa 

orang-orang yang akan kita layani, dan seperti apa tempat dan 

teman-teman yang bersama kita. Setiap orang percaya harus 

berusaha mendapatkan pengetahuan dan hikmat yang ber-

guna untuk memberi arahan, baik sebagai cara yang tepat 

maupun sebagai perintah bagaimana kewajiban-kewajiban 

Kristen harus dilaksanakan sesuai dengan cara dan peraturan 

pelaksanaannya.  

3. Kita harus menambahkan penguasaan diri kepada pengetahu-

an kita. Kita harus bisa menguasai diri dan tidak berlebihan 

dalam mencintai dan menggunakan hal-hal yang baik dari ke-

hidupan ini. Dan jika kita memiliki pemahaman dan penge-

tahuan yang benar tentang kenyamanan-kenyamanan lahiriah 

atau jasmani, maka kita akan melihat bahwa nilai dan kegu-

naannya jauh lebih rendah dibandingkan  belas kasihan rohani. 

Latihan-latihan jasmani dan keistimewaan tubuh hanya sedi-

kit gunanya, dan itulah sebabnya harus dinilai dan digunakan 

sesuai dengan keadaannya itu. Injil mengajarkan penguasaan 

diri dan juga kejujuran (Tit. 2:12). Kita harus bersikap sepan-

tasnya dan tidak berlebihan dalam mengingini dan mengguna-

kan hal-hal baik dari kehidupan alamiah, seperti makanan, 

minuman, pakaian, tidur, rekreasi, dan penghargaan. Keingin-

an yang berlebihan akan hal-hal ini tidak sesuai dengan 

keinginan yang bersungguh-sungguh akan Tuhan  dan Kristus. 

Dan orang-orang yang mengambil lebih banyak hal-hal ini 


 544

dibandingkan  yang sepantasnya, tidak akan dapat bersikap kepada 

Tuhan  dan sesama manusia dengan sepantasnya.  

4. Tambahkan ketekunan kepada penguasaan diri, yang harus 

dapat menunjukkan kesempurnaan kerjanya, atau kita tidak 

dapat menjadi sempurna dan utuh dengan tidak kekurangan 

apa pun (Yak. 1:4), sebab kita dilahirkan untuk menghadapi 

masalah, dan untuk masuk kerajaan sorga harus melalui 

banyak kesukaran, dan kesukaran inilah yang menghasilkan 

ketekunan (Rm. 5:3), artinya kesukaran menghendaki banyak 

latihan dan membuat bertambahnya kasih karunia ini, sehing-

ga dengan jalan ini  kita menanggung semua malapetaka 

dan salib dengan diam dan penuh penyerahan diri, tanpa ber-

sungut-sungut terhadap Tuhan  atau berkeluh kesah terhadap 

Dia, namun  sebaliknya membenarkan Dia yang meletakkan 

penderitaan itu di atas kita, mengakui bahwa penderitaan kita 

lebih ringan dibandingkan  hukuman dosa yang sebenarnya layak 

kita terima, dan percaya bahwa penderitaan itu tidak lebih 

dibandingkan  yang kita butuhkan. 

5. Kepada ketekunan kita harus menambahkan kesalehan, dan 

inilah hal yang persis dihasilkan oleh ketekunan, sebab kete-

kunan menimbulkan pengalaman (Rm. 5:4). saat  orang-

orang Kristen menanggung kesukaran dengan sabar, maka 

melalui pengalaman itu mereka memperoleh pengetahuan ten-

tang kebaikan kasih dari Bapa sorgawi mereka, yang tidak 

akan pernah mengambil kembali kebaikan dari anak-anak-Nya, 

meskipun saat  Dia membalas pelanggaran mereka dengan 

gada dan kesalahan mereka dengan pukulan-pukulan (Mzm. 

89:33-34), dan dengan ini mereka dibawa untuk mengalami 

rasa takut kanak-kanak dan kasih yang mengandung rasa 

hormat di mana ada  kesalehan yang sejati: seperti ini,  

6. Kita harus menambahkan kasih akan saudara-saudara, kasih 

sayang yang lembut kepada sesama saudara-saudara Kristen 

kita, yang yaitu  anak-anak dari Bapa yang sama, pelayan-

pelayan dari Tuan yang sama, anggota-anggota dari keluarga 

yang sama, musafir-musafir yang berjalan menuju negeri yang 

sama, dan ahli waris dari harta pusaka yang sama, dan itulah 

sebabnya mereka harus sungguh-sungguh dikasihi dengan 

hati yang murni, dengan kasih yang penuh dengan rasa puas, 

sebagai orang-orang yang secara khusus memiliki hubungan 

Surat 2 Petrus 1:5-11 

 545 

dekat dan sangat kita sayangi, yang olehnya hati kita sangat 

bersuka (Mzm. 16:3).  

7. Kemurahan hati, atau kasih akan semua orang, harus ditam-

bahkan kepada kasih yang menggembirakan yang kita berikan 

kepada mereka yang menjadi anak-anak Tuhan . Tuhan  telah 

menjadikan semua bangsa menjadi satu darah, dan semua 

anak manusia turut mengambil bagian dari kodrat manusia 

yang sama, semua bisa menerima kemurahan yang sama, dan 

cenderung mengalami penderitaan yang sama, dan sebab  itu, 

meskipun secara rohani orang-orang Kristen dibedakan dan 

dimuliakan di atas orang-orang yang tidak memiliki Kristus, 

mereka harus bersimpati, jika memiliki  kesempatan, terha-

dap orang lain yang sedang mengalami bencana, dan meri-

ngankan beban kebutuhan mereka, dan meningkatkan kese-

jahteraan mereka baik tubuh jasmani mereka maupun jiwa 

mereka. Demikianlah semua orang percaya di dalam Kristus 

harus membuktikan bahwa mereka yaitu  anak-anak Tuhan , 

yang baik kepada semua orang, namun  khususnya kepada 

Israel. 

II. Semua kasih karunia yang telah disebut di atas harus dimiliki, 

jika tidak, kita tidak benar-benar diperlengkapi untuk setiap per-

buatan baik, untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dari loh batu 

pertama dan kedua, untuk taat secara aktif dan pasif, dan untuk 

melakukan pelayanan-pelayanan yang di dalamnya kita dapat 

meneladani Tuhan  dan juga untuk pelayanan-pelayanan yang kita 

lakukan hanya untuk mematuhi-Nya. Dan sebab  itu, supaya da-

pat mengajak kita untuk mengejar semua kasih karunia itu de-

ngan rajin dan tidak mengenal lelah, Rasul Petrus mengemukakan 

keuntungan-keuntungan yang akan dicurahkan kepada semua 

orang yang sungguh-sungguh berusaha dan berhasil memperoleh 

semua hal itu dengan berlimpah-limpah (ay. 8-11). Inilah yang 

dianjurkan, 

1. Secara lebih umum (ay. 8). Memiliki hal-hal ini tidak akan 

membuat kita menjadi tidak berguna (atau malas), atau tidak 

membuahkan hasil, sebab  sesuai dengan gaya Roh Kudus, 

kita harus memahami lebih banyak lagi dibandingkan  yang dinya-

takan. Sebab, saat  berbicara mengenai Ahas, seorang raja 

yang paling keji dan paling membangkitkan amarah dari 


 546

antara semua raja Yehuda, dikatakan bahwa ia tidak melaku-

kan apa yang benar di mata TUHAN (2Raj. 16:2), maka kita 

harus memahami sebanyak yang seolah-olah telah dikatakan, 

bahwa ia telah melakukan perbuatan yang paling tidak menye-

nangkan dan menjijikkan, sebagaimana ditunjukkan oleh 

catatan kehidupan yang mengikutinya. Jadi, saat  dikatakan 

di sini bahwa keberadaan dan kelimpahan semua kasih karu-

nia Kristen di dalam diri kita tidak akan membuat kita menjadi 

malas atau tidak berhasil, dengan demikian kita harus mema-

hami bahwa kasih karunia itu akan membuat kita menjadi 

sangat bersemangat dan hidup, bertenaga dan giat di dalam 

seluruh kehidupan Kekristenan dan benar-benar membuah-

kan hasil dalam pekerjaan-pekerjaan kebenaran. Semua ini 

akan membawa kemuliaan besar bagi Tuhan , dengan mengha-

silkan banyak buah di antara sesama manusia, yaitu dengan 

membuahkan hasil dalam pengetahuan atau pengakuan atas 

Tuhan kita Yesus Kristus, mengakui Dia sebagai Tuhan mereka 

dan membuktikan diri mereka sebagai pelayan-pelayan-Nya 

dengan secara berlimpah melakukan pekerjaan yang telah Dia 

serahkan kepada mereka untuk dilakukan. Inilah akibat pen-

ting dari penambahan satu kasih karunia di atas kasih karu-

nia lainnya. Sebab, bilamana semua kasih karunia Kristen itu 

ada di dalam hati, mereka dapat saling memperkaya dan 

menguatkan, mendorong dan menyemangati satu sama lain. 

Dengan demikian mereka semua dapat maju dengan cepat 

bertumbuh subur (sebagaimana dinyatakan oleh Rasul Petrus 

pada permulaan ayat 8), dan di mana pun kasih karunia ber-

limpah-limpah di sana akan ada kelimpahan di dalam peker-

jaan-pekerjaan baik. Betapa dirindukannya keadaan seperti 

ini, menurut Rasul Petrus (ay. 9). Dalam ayat ini  ia 

menyatakan betapa menyedihkannya hidup tanpa berbagai 

kasih karunia yang dapat mendorong orang berbuah. Sebab, 

barangsiapa yang tidak memiliki berbagai karunia yang telah 

disebut sebelumnya, atau, meskipun berpura-pura atau tam-

pak memiliki semua kasih karunia itu, namun tidak meng-

gunakan dan meningkatkannya, sesungguhnya ia yaitu  buta, 

yaitu terhadap perkara-perkara rohani dan sorgawi, sebagai-

mana dijelaskan oleh kata-kata berikutnya: Ia tidak dapat 

melihat jauh (KJV). Dunia yang jahat sekarang ini dapat dilihat 

Surat 2 Petrus 1:5-11 

 547 

dan dikasihinya, namun  ia sama sekali tidak dapat memahami 

dunia yang akan datang supaya bisa dipengaruhi oleh hak-hak 

istimewa kerohanian dan berkat-berkat sorgawi dari dunia itu. 

Barangsiapa yang melihat keunggulan Kekristenan harus rajin 

di dalam usahanya untuk memperoleh semua kasih karunia 

yang mutlak diperlukan untuk memperoleh kemuliaan, kehor-

matan, dan kekekalan. Dan, bila segala kasih karunia ini tidak 

diperoleh atau tidak diupayakan, maka orang tidak akan dapat 

mengharapkan hal-hal akan datang yang jaraknya sangat de-

kat saja dengan kenyataan, meskipun dalam penampilan, atau 

dalam pengertian orang, hal-hal itu berada luar biasa jauh, 

sebab  mereka memang menempatkan hal-hal itu jauh dari 

mereka.  Betapa celakanya keadaan mereka yang menjadi de-

mikian buta bagi hal-hal yang sangat agung dari dunia rohani, 

yaitu mereka yang tidak dapat melihat apa pun juga yang 

nyata dan pasti, yang agung dan sangat dekat, dari upah 

mulia yang akan dilimpahkan Tuhan  kepada orang-orang benar, 

dan betapa mereka tidak bisa melihat betapa mengerikannya 

hukuman yang akan ditanggungkan atas orang-orang yang 

tidak mengenal Tuhan ! namun  ini belumlah semua penderitaan 

bagi mereka yang tidak menambahkan kepada iman mereka 

kebajikan, pengetahuan, dan seterusnya. Mereka juga tidak 

mampu melihat ke belakang sebagaimana mereka tidak bisa 

melihat ke depan, ingatan-ingatan mereka pendek dan tidak 

dapat menyimpan apa yang pernah terjadi di masa lalu, sama 

seperti penglihatan mereka yang pendek dan tidak mampu 

mencerna apa yang ada di masa depan. Mereka lupa bahwa 

mereka telah dibaptis, telah memiliki semua sarana, dan ber-

ada di bawah kewajiban untuk menguduskan hati dan kehi-

dupan. Dengan baptisan kita melibatkan diri dalam perang 

suci melawan dosa dan sungguh-sungguh terikat untuk mela-

wan kedagingan, dunia, dan Iblis. Sering-seringlah memikir-

kan dan merenungkan secara mendalam kesungguhan keter-

libatan Anda sebagai milik Tuhan, berikut keuntungan-keun-

tungan dan dorongan-dorongan yang khusus untuk menying-

kirkan semua kecemaran jasmani dan rohani.  

2. Rasul Petrus mengemukakan dua keuntungan khusus yang 

akan menyertai dan mengikuti ketekunan seorang Kristen 

dalam melakukan kewajibannya, yakni terus-menerus ada 


 548

dalam kasih karunia, dan kemenangan untuk masuk ke dalam 

kemuliaan. Kedua keuntungan ini ia sampaikan dengan cara 

mengulang kembali nasihat-nasihat sebelumnya dan meng-

utarakannya dengan kata-kata lain, seperti yang dinyatakan 

pada ayat 5, supaya dengan sungguh-sungguh berusaha me-

nambahkan kebajikan kepada iman dan seterusnya, yang 

kemudian pada ayat 10 dinyatakan, supaya berusaha sung-

guh-sungguh membuat panggilan dan pilihan kita makin teguh. 

Di sini dapat kita amati, 

(1) Merupakan kewajiban orang-orang percaya untuk membuat 

pilihan mereka menjadi semakin teguh, meyakinkan diri me-

reka sendiri bahwa mereka yaitu  orang-orang pilihan Tuhan . 

(2) Cara meneguhkan pilihan kekal mereka yaitu  dengan me-

mahami kesungguhan panggilan mereka: tidak seorang 

pun dapat melihat kitab ketetapan-ketetapan dan keputus-

an-keputusan Tuhan , namun , sebab  mereka yang ditentu-

kan-Nya dari semula, mereka itu juga dipilih-Nya, maka jika 

kita dapat mengetahui bahwa kita sungguh-sungguh di-

panggil, kita dapat menyimpulkan bahwa kita dipilih untuk 

menerima keselamatan.  

(3) Untuk itu dibutuhkan banyak ketekunan dan usaha untuk 

memastikan panggilan dan pemilihan kita. Untuk itu harus 

dilakukan suatu pengujian diri yang sangat ketat, penelusur-

an yang sangat saksama dan penyelidikan yang sangat 

cermat, mengenai apakah kita sudah sepenuhnya bertobat, 

apakah pikiran-pikiran kita dicerahkan, kehendak-kehendak 

kita diperbarui, dan apakah seluruh jiwa kita telah diubah-

kan untuk senantiasa memiliki kecondongan dan kecende-

rungan kepada panggilan dan pemilihan ini . Dan untuk 

sampai kepada kepastian yang tetap, dibutuhkan ketekunan 

sepenuhnya dan tidak akan dapat dicapai dan dimiliki tanpa 

pertolongan ilahi, sebagaimana yang dapat kita pelajari dari 

Mazmur 139:23 dan Roma 9:16. “namun , betapapun besarnya 

usaha itu, janganlah terlampau dipikirkan, sebab besarlah 

keuntungan yang kamu peroleh dengan itu. sebab , 

[1] “Dengan begitu kamu akan dijauhkan dari kejatuhan di 

setiap waktu dan masa, bahkan pada waktu pencobaan 

yang akan datang atas seluruh dunia ini.” saat  orang-

Surat 2 Petrus 1:12-15 

 549 

orang lain jatuh ke dalam dosa yang mengerikan dan 

memalukan, orang-orang yang bertekun demikian akan 

dimampukan untuk berjalan dengan sangat berhati-hati 

dan tetap berada di jalan kewajiban mereka. Dan saat  

banyak orang jatuh ke dalam kesalahan, mereka akan 

tetap terpelihara di dalam iman yang sehat dan tetap 

berdiri sempurna dan lengkap di dalam semua kehen-

dak Tuhan   

[2] Orang-orang yang bertekun di dalam pekerjaan keaga-

maan akan memasuki kemuliaan dengan penuh keme-

nangan. Sementara dari sedikit orang yang sampai ke 

sorga, hanya sedikit saja yang diselamatkan (1Ptr. 4:18), 

dengan sangat banyak kesulitan, bahkan seperti dari 

dalam api (1Kor. 3:15), dan orang-orang yang bertum-

buh di dalam kasih karunia dan selalu giat di dalam pe-

kerjaan Tuhan, akan memiliki suatu jalan masuk yang 

berlimpah-limpah ke dalam sukacita Tuhan mereka, ya-

itu ke dalam kerajaan kekal itu di mana Kristus meme-

rintah, dan mereka akan memerintah bersama-Nya 

sampai selama-lamanya. 

Perjuangan Rohani 

(1:12-15)  

12 sebab  itu aku senantiasa bermaksud mengingatkan kamu akan semua-

nya itu, sekalipun kamu telah mengetahuinya dan telah teguh dalam kebe-

naran yang telah kamu terima. 13 Aku menganggap sebagai kewajibanku un-

tuk tetap mengingatkan kamu akan semuanya itu selama aku belum me-

nanggalkan kemah tubuhku ini. 14 Sebab aku tahu, bahwa aku akan segera 

menanggalkan kemah tubuhku ini, sebagaimana yang telah diberitahukan 

kepadaku oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. 15 namun  aku akan berusaha, 

supaya juga sesudah kepergianku itu kamu selalu mengingat semuanya itu. 

I. Kepentingan dan keuntungan dari kemajuan dan ketekunan da-

lam kasih karunia dan kekudusan membuat Rasul Petrus menjadi 

sangat rajin dalam menjalankan pekerjaan sebagai pelayan Kris-

tus, supaya dengan begitu ia dapat menyemangati dan membantu 

mereka supaya rajin dalam menjalankan kewajiban sebagai orang 

Kristen. Jika para pelayan Tuhan melalaikan pekerjaan mereka, 

maka sangat sulit mengharapkan jemaat mereka juga akan rajin 

dalam melaksanakan tugas-tugas mereka. Itulah sebabnya Rasul 


 550

Petrus tidak mau menjadi lalai (kapan saja atau di mana saja, 

dalam bagian apa saja dari pekerjaannya, dalam hal apa saja dari 

tanggung jawabnya). Sebaliknya ia akan tetap menjadi teladan 

dan rajin dalam segala hal, dan itulah yang menjadi tugas orang 

yang harus mengingatkan orang lain akan kewajiban mereka. 

Inilah tugas pelayan-pelayan Tuhan yang terbaik, bahkan terma-

suk para rasul sendiri. Mereka yaitu  pengintai-pengintai Tuhan 

(Yes. 62:6), secara khusus mereka berkewajiban mengingatkan 

orang lain akan janji-janji Tuhan  dan mengingatkan Dia akan 

keterlibatan-Nya untuk berbuat baik kepada umat-Nya. Mereka 

juga menjadi pengintai-pengintai umat Tuhan , untuk mengingat-

kan mereka akan perintah-perintah Tuhan  dan mengingatkan me-

reka akan pengajaran-pengajaran dan kewajiban-kewajiban Ke-

kristenan, supaya mereka dapat mengingat perintah-perintah 

Tuhan  itu dan melakukannya. Dan inilah yang dilakukan oleh Ra-

sul Petrus, meskipun ada beberapa orang yang menganggap hal 

itu tidak perlu dilakukan, dengan alasan bahwa mereka telah me-

ngetahui hal-hal yang ia tuliskan dan telah mapan di dalam 

kebenaran yang ia nyatakan. Amatilah,  

1. Kita harus terus diingatkan akan apa yang telah kita ketahui 

untuk mencegah kita menjadi lupa, dan untuk memanfaatkan 

pengetahuan kita, dan mewujudkannya dalam perbuatan. 

2. Kita harus mantap dalam kepercayaan akan kebenaran, su-

paya kita tidak diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin 

pengajaran, dan khususnya mantap dalam kebenaran yang 

ada sekarang ini, kebenaran yang secara khusus perlu kita 

ketahui di zaman kita, yang penting bagi damai sejahtera kita, 

dan yang justru ditentang di zaman kita. Pengajaran-pengajar-

an agung dari Injil, bahwa Yesus yaitu  Kristus, bahwa Yesus 

Kristus datang ke dalam dunia ini untuk menyelamatkan orang-

orang berdosa, bahwa mereka yang percaya di dalam Tuhan 

Yesus Kristus akan diselamatkan, dan semua orang yang 

percaya kepada Tuhan  harus menjaga pekerjaan-pekerjaan baik 

dengan berhati-hati, semua inilah kebenaran-kebenaran yang 

ditegaskan oleh rasul-rasul pada zaman mereka. Perkataan ini 

benar dan patut diterima sepenuhnya di setiap zaman jemaat 

Kristen. Dan sebab  semua ini harus terus-menerus ditegas-

kan oleh para pelayan Tuhan (Tit. 3:8), maka umat Tuhan ha-

rus diajar dengan baik dan dibuat teguh di dalamnya. Untuk 

Surat 2 Petrus 1:12-15 

 551 

itulah, sekalipun mereka telah mengetahui semua kebenaran 

itu, mereka harus terus diingatkan mengenai hal-hal itu kare-

na belum semuanya diketahui dengan jelas dan diyakini de-

ngan teguh. Sementara berada di dalam dunia ini, orang-orang 

Kristen yang sudah maju sekalipun tidak dapat berada di atas 

peraturan yang ada atau melampaui sarana yang telah ditetap-

kan dan diperbolehkan Tuhan . Dan jika umat Tuhan membu-

tuhkan pengajaran dan nasihat selama mereka masih ada 

dalam tubuh jasmani, maka sangat pantas dan tepat kalau 

para pelayan Tuhan, sepanjang mereka masih berada di dalam 

kemah jasmani ini, untuk mengajar dan menasihati umat dan 

membawa kembali kebenaran-kebenaran yang sebelumnya su-

dah pernah didengar ke dalam ingatan mereka. Hal ini dapat 

menjadi sarana yang tepat untuk membangkitkan kerajinan 

dan semangat mereka untuk mematuhi Injil.   

II. sesudah  menetapkan hatinya bagi pekerjaan itu, Rasul Petrus mem-

beri tahu kita (ay. 14) mengenai apa yang membuat ia sangat ber-

sungguh-sungguh mengenai hal ini, bahkan tidak saja harus me-

mastikan pengetahuan yang ia miliki, namun  juga memberitahukan 

bahwa ia akan segera menanggalkan kemah tubuh ini. Amatilah,  

1. Tubuh ini hanyalah kemah dari jiwa. Susunannya jelek dan 

gampang goyah, tiang-tiangnya dapat dengan mudah dising-

kirkan dan tali-talinya lekas rapuh.  

2. Kemah tubuh ini harus ditanggalkan. Kita tidak dapat terus-

menerus tinggal di dalam rumah duniawi ini. Seperti pada ma-

lam hari kita menanggalkan pakaian-pakaian kita dan mele-

takkannya, begitu jugalah kita harus menanggalkan tubuh 

jasmani kita pada saat kematian, dan sesudah itu diletakkan 

di dalam kubur sampai tiba fajar kebangkitan. 

3. Mendekatnya kematian membuat Rasul Petrus rajin dalam 

urusan kehidupan. Tuhan Yesus kita telah menunjukkan ke-

padanya bahwa hari keberangkatannya akan segera datang, 

dan itulah sebabnya mengapa ia sendiri bertindak cepat de-

ngan penuh semangat dan kerajinan yang lebih besar, sebab  

waktunya sudah singkat. Ia harus segera meninggalkan orang-

orang yang kepadanya surat ini ditujukan, dan sebab  keingin-

an kuatnya yaitu  supaya mereka mengingat semua pengajaran 

yang sudah ia sampaikan kepada mereka sesudah ia dibawa 


 552

pergi dari antara mereka, maka ia menetapkan hati untuk 

menulis nasihat-nasihatnya itu. Rasul Petrus tidak begitu 

mempercayai tradisi lisan. Cara lisan ini bukanlah sarana 

yang tepat untuk mencapai tujuan yang dimaksudkannya. Ia 

menginginkan mereka senantiasa mengingat hal-hal ini, tidak 

menyimpannya di dalam ingatan belaka, namun  juga menyebut-

kannya sebagaimana dimaksudkan oleh kata-kata aslinya. 

Orang-orang yang takut akan Tuhan akan mengingat nama-

Nya, dan membicarakan kasih setia-Nya. Inilah cara untuk 

menyebarluaskan pengetahuan tentang Tuhan, dan inilah 

yang ada di dalam hati Rasul Petrus: dan dengan demikian 

orang-orang yang memiliki firman Tuhan  yang tertulis memiliki 

kemampuan untuk melakukan hal ini.  

Kesaksian dari Injil 

(1:16-18)  

16. Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, 

saat  kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, 

Yesus Kristus sebagai raja, namun  kami yaitu  saksi mata dari kebesaran-

Nya. 17 Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemu-

liaan dari Tuhan  Bapa, saat  datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, 

yang mengatakan: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berke-

nan.” 18 Suara itu kami dengar datang dari sorga, saat  kami bersama-sama 

dengan Dia di atas gunung yang kudus. 

Di sini kita membaca mengenai alasan Rasul Petrus menyampaikan 

nasihat sebelumnya, yang disampaikannya dengan begitu tekun dan 

sungguh-sungguh. Semua hal itu bukanlah kisah-kisah dongeng 

tiada guna atau hal yang sia-sia, namun  kebenaran yang tidak diragu-

kan lagi dan sangat penting. Injil bukanlah dongeng-dongeng isapan 

jempol manusia. Semua ini bukanlah kata-kata orang yang sedang 

kerasukan roh jahat, juga bukan hasil rekayasa beberapa  orang yang 

dengan kelicikan mereka berusaha menipu. Jalan keselamatan 

melalui Yesus Kristus yaitu  sungguh-sungguh rancangan Tuhan , 

rancangan paling unggul dari TUHAN yang Mahabijaksana. Dialah 

yang merancang jalan ini untuk menyelamatkan orang-orang berdosa 

melalui Yesus Kristus, yang kuasa dan kedatangan-Nya dinyatakan 

di dalam Injil, dan pemberitaan oleh para rasul dimaksudkan untuk 

membuat kebenaran ini dapat diketahui orang. 

 

Surat 2 Petrus 1:16-18 

 553 

1. Pemberitaan Injil dilakukan untuk menyatakan kuasa Kristus 

kepada dunia bahwa ia sanggup menyelamatkan sepenuhnya 

semua orang yang datang kepada Tuhan  melalui Dia. Dia yaitu  

Tuhan  yang perkasa, oleh sebab  itu Ia sanggup menyelamatkan 

orang dari rasa bersalah dan kecemaran dosa.  

2. Kedatangan Kristus juga diberitahukan melalui pemberitaan Injil. 

Ia yang dijanjikan segera sesudah kejatuhan manusia di dalam 

dosa, bahwa sesudah  genap waktunya akan dilahirkan dari se-

orang wanita , kini telah datang sebagai manusia. Dan ba-

rangsiapa menolak hal ini, maka dia itu seorang antikristus 

(1Yoh. 4:3), dan ia digerakkan dan dipengaruhi oleh roh antikris-

tus. namun  mereka yang yaitu  rasul-rasul dan pelayan-pelayan 

Kristus yang sejati, yang diarahkan dan dibimbing oleh Roh 

Kristus, bersaksi bahwa Kristus telah datang sesuai dengan janji 

yang di dalamnya semua orang percaya di dalam Perjanjian Lama 

telah mati di dalam iman itu (Ibr. 11:39). Kristus telah datang 

sebagai manusia. sebab  itu, sebagaimana orang-orang yang Ia 

selamatkan yaitu  mereka yang turut mengambil bagian di dalam 

darah dan daging, maka Dia sendiri juga mengambil bagian dalam 

hal yang sama, supaya Dia dapat menderita di dalam sifat dan 

menjadi pengganti mereka, dan dengan demikian dapat melaku-

kan penebusan. Kedatangan Kristus inilah yang dengan jelas dan 

terperinci dinyatakan oleh Injil. namun  masih ada lagi kedatangan 

kedua kali yang juga disebutkan, yang harus diberitahukan juga 

oleh para pelayan Injil, saat  Dia akan datang dalam kemuliaan 

Bapa-Nya, bersama-sama semua malaikat-Nya yang kudus, sebab 

Ia telah ditetapkan untuk menjadi Hakim atas orang-orang yang 

hidup dan yang mati. Ia akan datang untuk menghakimi dunia ini 

di dalam keadilan dengan Injil yang kekal, dan memangg