ng ter-
besar, namun juga menghadapi bahaya paling hebat. Jika
penderitaan lahiriah menimbulkan rasa tidak nyaman, ke-
kesalan, dan gairah-gairah lain yang berdosa serta menyik-
sa di dalam batin, maka jiwa akan teramat menderita. Apa-
bila jiwa tidak dipelihara dengan baik, maka aniaya akan
membuat orang menjadi murtad (Mzm. 125:3).
(3) Satu-satunya jalan untuk memelihara jiwa dengan baik
yaitu dengan menyerahkannya kepada Tuhan dengan ber-
buat baik. Serahkanlah jiwamu kepada Tuhan melalui peng-
abdian yang sungguh-sungguh, doa, dan kesabaran serta
ketekunan dalam berbuat baik (Rm. 2:7).
(4) Di tengah penderitaan, orang-orang baik sangat terdorong
untuk menyerahkan jiwa mereka kepada Tuhan , sebab Dialah
Pencipta mereka, yang setia di dalam semua janji-Nya.
PASAL 5
i sini Rasul Petrus memberi pengarahan-pengarahan isti-
mewa, pertama-tama bagi para penatua, bagaimana mereka
harus bertingkah laku terhadap kawanan gembalaan mereka (ay. 1-
4). Lalu bagi orang-orang muda, supaya bersikap patuh dan rendah
hati, dan supaya menyerahkan kekhawatiran mereka kepada Tuhan
(ay. 5-7). Dia lalu menasihati semuanya supaya menguasai diri, ber-
jaga-jaga terhadap godaan, dan teguh di dalam iman, sambil berdoa
dengan sungguh-bagi mereka. Dengan begitu ia menutup suratnya
dengan doksologi khidmat, salam terhadap satu sama lain, serta
dengan berkat kerasulannya.
Nasihat bagi Para Penatua
(5:1-4)
1 Aku menasihatkan para penatua di antara kamu, aku sebagai teman
penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian
dalam kemuliaan yang akan dinyatakankelak. 2 Gembalakanlah kawanan
domba Tuhan yang ada padamu, jangan dengan paksa, namun dengan sukarela
sesuai dengan kehendak Tuhan , dan jangan sebab mau mencari keun-
tungan, namun dengan pengabdian diri. 3 Janganlah kamu berbuat seolah-
olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu,
namun hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu. 4 Maka
kamu, jika Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota
kemuliaan yang tidak dapat layu.
Di sini kita bisa perhatikan,
I. Orang-orang yang dinasihati dengan himbauan ini yaitu
para majelis, pendeta, dan para pembimbing rohani jemaat, para
penatua berdasar jabatan dan bukan berdasar usia, para
pelayan jemaat-jemaat yang ditulisinya dengan surat ini.
D
518
II. Orang yang memberi nasihat ini , yaitu Rasul Petrus: Aku
menasihatkan. Dan untuk memperkuat nasihatnya ini, dia ber-
kata kepada mereka bahwa dia yaitu saudara sesama majelis
atau rekan penatua mereka, dan dengan demikian tidak membe-
bani mereka dengan apa pun selain dengan apa yang siap dilaku-
kannya sendiri. Dia juga merupakan saksi penderitaan Kristus,
dengan berada bersama dengan-Nya di taman, mengikuti-Nya ke
istana Imam Besar, dan sangat mungkin ikut menonton-Nya men-
derita di kayu salib, dari kejauhan bersama-sama dengan keru-
munan orang (Kis. 3:15). Ditambahkannya juga bahwa dia juga
ambil bagian dalam kemuliaan yang sebagian telah dinyatakan
dalam perubahan rupa Yesus (Mat. 17:1-3), dan akan menikmati-
nya sepenuhnya pada kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali-
nya. Ketahuilah,
1. Orang-orang yang pekerjaannya mengajari orang lain harus
benar-benar mengindahkan tugas mereka sendiri, selain
mengajari orang-orang mengenai tugas-tugas mereka.
2. Betapa berbedanya roh dan perilaku Petrus dari mereka yang
mengaku-ngaku sebagai penerusnya! Dia tidak memerintah
dan menguasai, melainkan menasihati. Dia tidak menyatakan
diri memiliki kedaulatan atas seluruh pendeta dan jemaat,
juga tidak berlagak sebagai pemimpin para rasul, pendeta Kris-
tus, atau kepala jemaat, namun menilai dirinya sendiri sebagai
seorang penatua. Semua rasul merupakan penatua, meskipun
tidak semua penatua yaitu rasul.
3. Menjadi saksi penderitaan Kristus merupakan kehormatan
istimewa Petrus dan segelintir orang lainnya. namun mendapat
bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak meru-
pakan hak istimewa seluruh orang Kristen sejati.
III. Tugas pendeta atau gembala digambarkan, dan bagaimana tugas
itu harus dilaksanakan. Tugas kependetaan atau penggembalaan
bersifat rangkap tiga:
1. Menggembalakan kawanan domba, dengan mengabarkan ke-
pada mereka firman Tuhan yang murni, dan memimpin mereka
sesuai dengan arahan dan aturan yang ditetapkan firman
Tuhan , yang keduanya tersirat dalam ungkapan ini, gembala-
kanlah kawanan domba.
Surat 1 Petrus 5:1-4
519
2. Pendeta atau gembala jemaat harus mengawasi kawanan
domba itu (KJV). Para penatua dinasihatkan untuk menunaikan
jabatan gembala (seperti makna kata itu), dengan memelihara
dan menjaga dengan hati-hati seluruh kawanan domba yang
dipercayakan ke tangan mereka.
3. Mereka harus menjadi teladan bagi kawanan domba itu, dan
menerapkan kekudusan, penyangkalan diri, mematikan ke-
inginan dosa, dan seluruh kewajiban Kristen lainnya yang
mereka kabarkan dan nasihatkan kepada jemaat. Tugas-tugas
ini harus dilaksanakan, jangan dengan paksa, bukan sebab
kalian harus melakukannya, bukan dari keharusan dari
pemerintah, atau paksaan sebab rasa takut atau malu, namun
dari pikiran yang rela yang senang mengerjakannya: jangan
sebab mau mencari keuntungan, atau penghasilan dan laba
yang dihasilkan oleh kedudukanmu itu atau hak khusus yang
diperoleh dari jabatan itu, namun dengan pengabdian diri,
dengan memandang kawanan itu lebih bernilai dibandingkan uang
atau keuntungan, dengan tulus dan penuh sukacita berupaya
melayani jemaat Tuhan . Janganlah kamu berbuat seolah-olah
kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepa-
damu, dengan menindas mereka dengan keharusan dan ke-
kuatan paksaan, atau memberlakukan pikiran dan keinginan
manusia yang tidak alkitabiah terhadap mereka, alih-alih
tugas yang perlu saja (Mat. 20:25-26; 2Kor. 1:24). Ketahuilah,
(1) Martabat tinggi jemaat Tuhan dan seluruh anggota sejatinya.
Orang-orang Kristen yang malang, tercerai-berai dan ter-
aniaya ini merupakan kawanan domba Tuhan . Manusia
selebihnya di dunia ini yaitu kawanan yang ganas. Orang-
orang Kristen tadi merupakan kawanan domba yang tertib,
ditebus bagi Tuhan melalui Sang Gembala Agung, hidup
dalam kasih dan persekutuan yang kudus satu dengan
yang lainnya, sesuai dengan kehendak Tuhan . Mereka juga
dijunjung dengan sebutan sebagai pusaka atau jemaat
Tuhan , bagian-Nya yang istimewa, dipilih dari antara segala
bangsa sebagai umat-Nya, untuk menikmati kebaikan isti-
mewa-Nya dan untuk melaksanakan pelayanan istimewa
bagi-Nya. Dalam Perjanjian Baru, kata itu tidak pernah
dibatasi dalam arti para pelayan agama saja.
520
(2) Gembala jemaat harus menganggap umat mereka sebagai
kawanan domba Tuhan , sebagai pusaka Tuhan , dan memper-
lakukan mereka dengan selayaknya. Kawanan itu bukan-
lah milik mereka untuk diperintah seenaknya, melainkan
merupakan umat Tuhan dan harus diperlakukan dengan
kasih, kesabaran, dan kelemahlembutan, demi Dia yang
memiliki mereka.
(3) Para pelayan yang melaksanakan pekerjaan itu sebab ter-
desak oleh kebutuhan atau tertarik untuk melakukan itu
sebab uang, tidak akan pernah bisa melakukan kewajiban
mereka sebagaimana seharusnya, sebab mereka tidak me-
lakukannya dengan sukarela dan dengan pengabdian diri.
(4) Cara terbaik yang dapat dilakukan seorang pelayan untuk
dapat dihormati oleh jemaatnya ialah dengan melaksana-
kan tugasnya sendiri di antara mereka dengan sebaik-baik-
nya, dan dengan terus-menerus menjadi contoh bagi mere-
ka dalam segala hal yang baik.
IV. Berlawanan dengan keuntungan atau uang kotor yang dijadikan
banyak orang sebagai alasan utama mereka dalam menjalankan
dan menunaikan jabatan penggembalaan, di sini Rasul Petrus
membentangkan di depan mereka mahkota kemuliaan yang diran-
cangkan oleh Sang Gembala Agung, Yesus Kristus, bagi seluruh
pelayan-Nya yang setia. Ketahuilah,
1. Yesus Kristus yaitu Gembala Agung seluruh kawanan domba
dan pusaka Tuhan . Dia sudah menebus mereka dan kini meme-
rintah atas mereka. Dia membela dan menyelamatkan mereka
untuk selamanya. Dia juga merupakan Gembala Agung atas
seluruh gembala di bawah-Nya. Mereka mendapatkan kewe-
nangan dari-Nya, bertindak atas nama-Nya, dan pada akhir-
nya harus bertanggung jawab kepada-Nya.
2. Sang Gembala Agung ini akan datang untuk menghakimi selu-
ruh pelayan dan gembala di bawah-Nya, untuk meminta per-
tanggungjawaban mereka, apakah mereka telah dengan setia
menunaikan kewajiban mereka, baik di hadapan khalayak
maupun secara pribadi, seturut dengan pengarahan-pengarah-
an sebelumnya.
3. Mereka yang didapati telah menunaikan tugas mereka akan
mendapatkan sesuatu yang jauh melebihi keuntungan semen-
Surat 1 Petrus 5:5-7
521
tara. Mereka akan menerima kemuliaan yang luhur dan kekal
dari Sang Gembala Agung, yaitu mahkota kemuliaan yang
tidak dapat layu.
Nasihat untuk Merendahkan Hati
(5:5-7)
5 Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-
orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap
yang lain, sebab: “Tuhan menentang orang yang congkak, namun mengasihani
orang yang rendah hati.” 6 sebab itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan
Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. 7 Serahkan-
lah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.
sesudah menetapkan dan menerangkan kewajiban para pendeta atau
gembala dan para pemimpin rohani jemaat, kini Rasul Petrus mem-
beri petunjuk kepada kawanan domba,
I. Bagaimana harus bertingkah laku, baik terhadap para pelayan
mereka maupun terhadap satu sama lain. Dia menyebut mereka
orang-orang muda, sebab biasanya mereka berusia lebih
muda dibandingkan para pendeta mereka yang lanjut usia, dan untuk
menegaskan di benak mereka mengenai posisi mereka yang lebih
rendah, sebab istilah “paling muda” dipakai oleh Juruselamat kita
untuk mengartikan seorang bawahan (Luk. 22:26). Dia menasihati
orang-orang yang muda dan bawahan untuk tunduk kepada
orang-orang yang tua, untuk menghormati pribadi mereka dengan
selayaknya, serta taat pada peringatan, teguran, dan wewenang
mereka yang menyuruh dan memerintahkan apa yang diharuskan
oleh firman Tuhan (Ibr. 13:17). Mengenai satu sama lain, aturan-
nya ialah bahwa mereka semua harus merendahkan diri seorang
terhadap yang lain, hingga bersedia menerima teguran dan nasi-
hat satu sama lainnya, dan siap untuk bertolong-tolonganlah me-
nanggung beban, dan melaksanakan seluruh kewajiban persaha-
batan dan kasih satu sama lain. Orang perorangan harus tunduk
pada pengarahan keseluruhan masyarakat (Ef. 5:21; Yak. 5:16).
Kewajiban untuk tunduk pada atasan, baik berdasar usia
maupun jabatan, dan merendahkan diri seorang terhadap yang
lain, berkebalikan dengan sifat manusia yang congkak dan meng-
utamakan kepentingan sendiri, dinasihatkannya kepada mereka
supaya diselubungi dengan kerendahan hati (KJV). “Biarlah pikir-
522
an, tindakan, penampilan, dan keseluruhan pribadimu, dihiasi
dengan kerendahan hati, sebagai kebiasaan terindah yang dapat
kalian kenakan. Ini akan menjadikan kepatuhan dan kewajiban
menjadi mudah dan menyenangkan. namun , jika engkau mem-
bangkang dan congkak, Tuhan akan menempatkan diri-Nya untuk
menentang dan menghancurkanmu, sebab Dia menentang orang
yang congkak, namun mengasihani orang yang rendah hati.” Per-
hatikanlah,
1. Kerendahan hati merupakan sarana terbaik untuk memperta-
hankan damai sejahtera dan ketertiban di dalam seluruh je-
maat dan masyarakat Kristen, sedang kecongkakan meru-
pakan gangguan terbesar terhadap kedua hal itu, dan menye-
babkan sebagian besar perselisihan dan keretakan di dalam
jemaat.
2. Ada pertentangan dua arah antara Tuhan dan orang-orang cong-
kak, begitulah arti kata aslinya. Mereka menentang Dia, dan Dia
mencemooh mereka. Dia menentang orang yang congkak, sebab
mereka seperti Iblis, musuh bagi-Nya dan bagi kerajaan-Nya di
antara manusia (Ams. 3:34).
3. Saat Tuhan memberi kasih karunia untuk merendahkan hati,
Dia juga akan memberi lebih banyak lagi kasih karunia,
hikmat, iman, kekudusan, dan kerendahan hati. Oleh sebab
itu Rasul Petrus menambahkan: sebab itu rendahkanlah
dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu diting-
gikan-Nya pada waktunya (ay. 6). “sebab Tuhan menentang
orang yang congkak, namun mengasihani orang yang rendah
hati, rendahkanlah dirimu, bukan hanya terhadap satu sama
lain saja, namun juga di hadapan Tuhan yang Mahabesar, yang
penghakiman-Nya akan datang ke atas dunia ini dan harus
dimulai di rumah Tuhan sendiri (4:17). Tangan-Nya dahsyat dan
dapat dengan mudahnya merendahkanmu jika engkau cong-
kak, atau meninggikanmu jika engkau rendah hati. Dan hal
itu pasti akan terjadi, jika tidak di kehidupan sekarang ini, bila
dianggap-Nya terbaik bagimu, atau pada hari penghakiman
nanti.” Ketahuilah,
(1) Pertimbangan mengenai tangan mahakuasa Tuhan harus
membuat kita rendah hati dan tunduk pada-Nya dalam
segala hal yang diizinkan-Nya menimpa kita.
Surat 1 Petrus 5:5-7
523
(2) Merendahkan diri kita terhadap Tuhan di bawah tangan-Nya
merupakan jalan selanjutnya supaya dibebaskan dan diting-
gikan. Kesabaran di bawah teguran-Nya, dan penyerahan
diri dalam kehendak-Nya, pertobatan, doa, dan pengharapan
dalam belas kasihan-Nya, akan mendatangkan pertolongan
dan pelepasan dari-Nya pada waktunya (Yak. 4:7, 10).
II. Rasul Petrus tahu bahwa orang-orang Kristen ini sekarang berada
dalam situasi yang amat berat, jadi dengan tepat ia bisa menduga
bahwa apa yang sudah dinubuatkannya dulu mengenai kesukar-
an yang akan melanda mereka, bisa memicu kekhawatiran dan
rasa takut yang besar di dalam diri mereka mengenai datangnya
kesukaran-kesukaran ini, dan apa akibatnya bagi diri mereka,
keluarga mereka, dan jemaat Tuhan . Maklum bahwa kekhawatiran
ini akan menjadi beban yang berat dan cobaan yang menyakitkan,
dia pun memberi mereka nasihat terbaik, dan melandasinya
dengan alasan kuat. Nasihatnya ialah supaya menyerahkan se-
gala kekhawatiran mereka, atau seluruh kekhawatiran mengenai
diri mereka, kepada Tuhan . “Serahkanlah kekhawatiranmu yang
sangat menyakitkan dan meresahkan itu, yang melukai jiwamu
dan menyayat hatimu, ke dalam pemeliharaan Tuhan yang berhik-
mat dan penuh kasih karunia. Percayalah kepada-Nya dengan
pikiran tenang yang teguh, sebab Ia yang memelihara kamu. Dia
bersedia melepaskan kekhawatiranmu dan menanggungnya sen-
diri. Dia akan meluputkanmu dari apa yang engkau takutkan, atau
mendukungmu melaluinya. Dia akan mengatur seluruh peristiwa
bagimu sehingga engkau diyakinkan mengenai kasih dan kelem-
butan-Nya sebagai Bapa. Dan semuanya akan diatur sedemikian
rupa sehingga tidak akan mencelakai, melainkan mendatangkan
kebaikan untukmu” (Mat. 6:25; Mzm. 84:12; Rm. 8:28). Ketahuilah,
1. Orang-orang Kristen yang terbaik justru cenderung bersusah-
payah di bawah kekhawatiran dan keresahan yang berlebihan.
Rasul Petrus menyebutnya, segala kekhawatiranmu, menegas-
kan bahwa kekhawatiran orang-orang Kristen itu beragam dan
tidak hanya satu saja: kekhawatiran pribadi, kekhawatiran ke-
luarga, kekhawatiran mengenai masa kini, kekhawatiran me-
ngenai masa depan, kekhawatiran diri sendiri, kekhawatiran
mengenai orang lain, dan juga mengenai jemaat.
524
2. Bahkan kekhawatiran orang baik pun amat memberatkan, dan
sering kali sangat berdosa. Saat kekhawatiran itu muncul dari
ketidakpercayaan dan keraguan, saat kekhawatiran itu me-
nyiksa dan meresahkan pikiran, membuat kita tidak layak
bagi tugas-tugas kita dan menghalangi pelayanan penuh suka-
cita kita bagi Tuhan , maka kekhawatiran itu amatlah jahat.
3. Penawar terbaik untuk menghadapi kekhawatiran yang berle-
bihan ialah dengan menyerahkan segala kekhawatiran kita
kepada Tuhan , dan menyerahkan segala peristiwa kepada
pengaturan yang penuh hikmat dan penuh kasih karunia.
Kepercayaan teguh terhadap ketulusan kehendak dan hikmat
ilahi menenangkan roh manusia. Kami menyerah dan berkata:
“Jadilah kehendak Tuhan!” (Kis. 21:14).
Perintah mengenai Penguasaan Diri dan Kewaspadaan
(5:8-9)
8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama
seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
9 Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua
saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.
Di sini Rasul Petrus melakukan tiga hal:
I. Dia menunjukkan kepada mereka mara bahaya dari seorang mu-
suh yang lebih kejam dan giat dibandingkan orang-orang yang paling
jahat sekalipun, yang digambarkannya,
1. Melalui sifat dan sebutannya.
(1) Dia yaitu seorang musuh: “Lawanmu. Bukan semata la-
wan biasa, melainkan seorang musuh yang menuntut dan
melawanmu dalam perkara besarmu yang akan datang,
dan membidik jiwamu.”
(2) Si Iblis, pendakwa ulung seluruh saudara-saudara kita. Se-
butan ini berasal dari sebuah kata yang berarti menghantam
atau menusuk. Dia akan menyerang dengan jahatnya ke da-
lam sifat-sifat kita dan meracuni jiwa kita. Jika saja dia bisa
menyerang orang-orang ini dengan kemarahan dan gerutuan
dalam penderitaan mereka, pasti dia sudah bisa membuat
mereka serong dalam kemurtadan dan kebinasaan.
Surat 1 Petrus 5:8-9
525
(3) Dia yaitu singa yang mengaum-aum, lapar, ganas, kuat,
dan kejam, pemburu jiwa-jiwa yang ganas dan tamak.
2. Melalui kegiatannya: berjalan keliling, mencari orang yang da-
pat ditelannya. Keseluruhan rancangannya yaitu untuk me-
nelan dan membinasakan jiwa-jiwa. Demi tujuan inilah dia
tidak kenal lelah dan giat melakukan upayanya, sebab dia se-
lalu saja, siang dan malam, berkeliling mengintai dan meren-
canakan para korban yang hendak dijeratnya ke dalam kebi-
nasaan kekal.
II. Dengan demikian Rasul Petrus menarik kesimpulan bahwa sudah
menjadi tugas merekalah,
1. Untuk sadar, dan untuk mengendalikan diri manusia lahiriah
dan batiniah mereka dengan aturan-aturan untuk berlaku
sabar, sederhana, dan mematikan keinginan dosa.
2. Untuk berjaga-jaga, tidak terlena ataupun ceroboh, melainkan
selalu waspada terhadap bahaya yang terus-menerus dilancar-
kan oleh si musuh rohani, dan dengan sadar akan hal itu,
bersikap siaga dan giat menangkis rancangan-rancangannya
dan menyelamatkan jiwa kita.
3. Untuk melawannya dengan iman yang teguh. Iman dari orang-
orang itulah yang diincar si Iblis. Jika dia dapat merobohkan
iman mereka dan membuat mereka murtad, maka dia pun
tahu dia sudah berhasil dan dapat membinasakan jiwa mere-
ka. sebab itu, untuk menghancurkan iman mereka, dia pun
gencar melakukan berbagai penganiayaan kejam, dan menem-
patkan para penguasa besar dunia untuk menentang mereka.
Pencobaan dan godaan yang kuat inilah yang harus mereka
lawan, dengan cara berdiri teguh, bulat hati, dan kukuh di
dalam iman. Untuk mendorong mereka dalam hal ini,
III. Dia memberi tahu mereka bahwa kekhawatiran itu tidak hanya
dirasakan oleh mereka saja, sebab mereka tahu bahwa pencobaan
serupa juga menimpa saudara-saudara mereka di seluruh dunia,
dan bahwa semua jemaat Tuhan merupakan rekan seperjuangan
mereka dalam peperangan ini. Ketahuilah,
1. Semua penganiayaan besar yang pernah terjadi di dunia ini
dipicu, dikobarkan, dan dijalankan oleh si Iblis. Dialah sang
526
penganiaya besar, juga penyesat dan pendakwa dari saudara-
saudara kita. Manusia hanyalah sarana kedengkiannya yang
tersedia, namun dialah musuh utama yang berperang melawan
Kristus dan umat-Nya (Kej. 3:15; Why. 12:12).
2. Rancangan Iblis dalam mengobarkan penganiayaan melawan
para hamba Tuhan yang setia yaitu untuk membuat mereka
murtad, dengan menggunakan penderitaan mereka sebagai
alasannya, dan dengan begitu menghancurkan jiwa mereka.
3. Penguasaan diri dan kewaspadaan merupakan dua sikap yang
dibutuhkan di setiap waktu, namun lebih-lebih lagi pada masa
penderitaan dan penganiayaan. “Engkau harus menguasai ke-
gemaranmu pada hal-hal duniawi supaya tidak berlebihan,
jika tidak begitu, Iblis akan segera bisa mengalahkanmu.”
4. “Jika engkau hendak mengalahkan Iblis, sebagai pencoba, pen-
dakwa, atau penganiaya, engkau harus melawan dia dengan
iman yang teguh. Jika imanmu goyah, habislah riwayatmu.
Maka dari itu, dalam segala keadaan pergunakanlah perisai
iman” (Ef. 6:16).
5. Pertimbangan mengenai apa yang diderita oleh orang-orang
lain patut membesarkan hati kita dalam menanggung bagian
kita dalam kesusahan apa pun: semua saudaramu di seluruh
dunia menanggung penderitaan yang sama.
Doa Rasul Petrus
(5:10-14)
10 Dan Tuhan , sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu
dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, mene-
guhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita se-
saat lamanya. 11 Ialah yang empunya kuasa sampai selama-lamanya! Amin.
12 Dengan perantaraan Silwanus, yang kuanggap sebagai seorang saudara
yang dapat dipercayai, aku menulis dengan singkat kepada kamu untuk me-
nasihati dan meyakinkan kamu, bahwa ini yaitu kasih karunia yang benar-
benar dari Tuhan . Berdirilah dengan teguh di dalamnya! 13 Salam kepada
kamu sekalian dari kawanmu yang terpilih yang di Babilon, dan juga dari
Markus, anakku. 14 Berilah salam seorang kepada yang lain dengan cium
yang kudus. Damai sejahtera menyertai kamu sekalian yang berada dalam
Kristus. Amin.
Kini kita telah tiba di penghujung surat ini, yang
I. Rasul Petrus mengawali dengan doa yang amat penting, di dalam-
nya dia menyebut Tuhan sebagai Tuhan , sumber segala kasih karu-
Surat 1 Petrus 5:10-14
527
nia, pencipta dan penyempurna setiap karunia dan tabiat sorgawi
dengan mengakui, atas nama mereka, bahwa Tuhan sudah me-
manggil mereka untuk mengambil bagian dalam kemuliaan kekal
itu, sebab sebagai milik-Nya, Dia sudah menjanjikan dan mengo-
kohkan hal itu bagi mereka, melalui jasa dan pengantaraan Yesus
Kristus. Perhatikanlah,
1. Apa yang didoakannya bagi mereka: bukan supaya mereka
diluputkan dari penderitaan, namun supaya penderitaan mere-
ka ringan dan sementara, dan, sesudah mereka menderita se-
saat lamanya, supaya Tuhan memulihkan mereka ke dalam
keadaan yang kokoh dan damai, dan menyempurnakan peker-
jaan-Nya di dalam mereka. Juga, supaya Dia meneguhkan me-
reka sehingga tidak goyah, baik dalam iman maupun dalam
kewajiban, supaya Dia menguatkan mereka yang lemah, dan
mengokohkan mereka di atas Kristus sebagai landasan, dengan
begitu teguhnya sehingga persekutuan mereka dengan-Nya
tidak terpisahkan dan kekal untuk selamanya. Ketahuilah,
(1) Seluruh kasih karunia berasal dari Tuhan . Dialah yang me-
ngekang, mengubah, menghiburkan, dan menyelamatkan
manusia melalui kasih karunia-Nya.
(2) Semua orang yang dipanggil untuk turut serta ke dalam
keadaan penuh kasih karunia berarti dipanggil untuk turut
mendapat bagian dalam kemuliaan dan kebahagiaan abadi.
(3) Orang-orang yang dipanggil menjadi pewaris kehidupan ke-
kal melalui Yesus Kristus harus menderita di dunia ini, te-
tapi penderitaan mereka hanya berlangsung sebentar saja.
(4) Penyempurnaan, peneguhan, penguatan, dan pengokohan
orang-orang benar dalam kasih karunia, juga ketabahan
mereka di dalamnya, merupakan pekerjaan yang sungguh
sulit, sehingga hanya Tuhan sumber segala kasih karunia
sajalah yang dapat mengerjakannya. sebab itulah kita
harus bersungguh-sungguh mencari-Nya melalui doa yang
tidak putus-putus, dan bergantung pada janji-janji-Nya.
2. Doksologinya (ay. 11). Dari doksologi ini kita bisa belajar bah-
wa orang-orang yang sudah memperoleh kasih karunia dari
Tuhan sumber segala kasih karunia harus dan akan melayang-
kan kemuliaan, kuasa, dan wewenang, kepada Dia untuk sela-
ma-lamanya.
528
II. Rasul Petrus merangkum rancangan penulisan suratnya bagi
mereka (ay. 12), yaitu,
1. Untuk membuktikan kebenaran, dan dalam artian yang lebih
kuat untuk meyakinkan mereka, bahwa pengajaran mengenai
keselamatan yang telah diterangkan olehnya dan telah diteri-
ma oleh mereka, yaitu kasih karunia yang benar-benar dari
Tuhan , yang telah dinubuatkan oleh para nabi dan dikuman-
dangkan oleh Kristus.
2. Untuk menasihati mereka dengan sungguh-sungguh bahwa,
sebagaimana mereka sudah menerima Injil, mereka harus
terus berpegang teguh di dalamnya, betapapun liciknya para
pencoba atau hebatnya penganiayaan para musuh.
(1) Hal utama yang harus dituju para hamba Tuhan dalam jerih
payah mereka ialah meyakinkan umat mereka mengenai
kepastian dan keunggulan agama Kristen. Mengenai hal ini
para rasul menasihati dan meyakinkan dengan segenap
kemampuan mereka.
(2) Keyakinan kuat bahwa kita berada di jalan yang benar
menuju sorga akan merupakan alasan dan dorongan ter-
baik untuk tetap teguh dan bertekun di dalamnya.
III. Dia menyanjung Silwanus, orang yang diutusnya untuk membawa
surat singkat ini kepada mereka, sebagai saudara yang dapat
dipercayai dan yang menyayangi mereka, dan berharap mereka
pun menerima dia demikian, meskipun dia yaitu pelayan Tuhan
bagi kaum yang tidak bersunat. Perhatikanlah, penghargaan bagi
para pelayan rohani cenderung amat tergantung pada keberhasil-
an pekerjaan mereka. Saat kita yakin bahwa mereka setia, kita
akan lebih diberkati oleh pelayanan mereka. Prasangka yang
mungkin dirasakan beberapa orang Yahudi ini terhadap Silwanus,
sebab dia melayani kaum bukan Yahudi, akan segera luruh saat
mereka yakin bahwa dia yaitu saudara yang dapat dipercayai.
IV. Rasul Petrus menutup surat ini dengan salam dan berkat yang
khidmat. Perhatikanlah,
1. Petrus, yang sedang berada di Babilon di Asyur, saat dia
menulis surat ini (dia ke sana sebagai rasul bagi kaum ber-
sunat untuk mengunjungi jemaat itu, yang merupakan pusat
Surat 1 Petrus 5:10-14
529
penyebaran jemaat), mengirimkan salam dari jemaat itu ke-
pada jemaat-jemaat lain yang menjadi tujuan penulisan surat-
nya (ay. 13). Ia memberi tahu mereka bahwa Tuhan telah
memilih atau menetapkan orang-orang Kristen di Babilon dari
antara dunia ini, untuk menjadi jemaat-Nya, dan untuk
mengambil bagian dalam keselamatan kekal melalui Kristus
Yesus, bersama-sama dengan mereka dan seluruh orang
Kristen lainnya yang setia (1:2). Dalam salamnya ini dia juga
secara khusus menyebut-nyebut Markus sang penginjil, yang
pada saat itu ada bersama-sama dengannya dan merupakan
anaknya dalam artian rohani, sebab melaluinyalah Markus
memeluk Kekristenan. Perhatikanlah, seluruh jemaat Yesus
Kristus harus memiliki kepedulian yang mendalam satu de-
ngan yang lainnya. Mereka harus saling mengasihi dan saling
mendoakan, dan siap membantu satu sama lain semampu
mereka.
2. Dia menasihati mereka supaya memiliki rasa kasih yang men-
dalam dan kemurahan hati satu sama lain, dan mengungkap-
kannya dengan memberi cium yang kudus (ay. 4), sesuai
dengan kebiasaan umum di zaman dan tempat itu. Dengan
demikian ia menutup suratnya dengan berkat, yang dibatasi-
nya hanya untuk orang-orang yang berada dalam Kristus
Yesus, yang bersatu dengan-Nya melalui iman dan dengan
menjadi anggota-anggota sejati dari tubuh rohani-Nya. Berkat
yang diucapkan Rasul Petrus bagi mereka ialah damai sejah-
tera, yaitu segala sesuatu yang baik yang diperlukan, segala
bentuk kesejahteraan. Lalu ditambahkannya kata amin, yang
menandakan keinginannya yang mendalam dan pengharapan-
nya yang teguh bahwa berkat damai sejahtera itu akan men-
jadi bagian semua orang yang setia.
Surat
2 Petrus
Tafsiran
SURAT 2 Petrus
ampak jelas bahwa penulis surat kerasulan ini yaitu penulis
yang sama dengan penulis surat sebelumnya. Apa pun perbedaan
yang dipahami oleh beberapa cendekiawan Alkitab dalam hal gaya
penulisan yang dianggap berbeda dari surat sebelumnya, hal itu
tidak menjadi alasan cukup untuk menyatakan bahwa surat ini
ditulis oleh Simon yang menggantikan Rasul Yakobus di dalam
jemaat Yerusalem. Sebab, orang yang menulis surat kerasulan ini
sendiri menyebut dirinya sebagai Simon Petrus, hamba dan rasul
(1:1), dan menyatakan bahwa ia yaitu salah seorang dari tiga orang
rasul yang hadir saat Kristus dimuliakan (1:18), dan menyatakan
dengan tegas bahwa sebelumnya ia telah menulis sepucuk surat
kerasulan kepada mereka (3:1). Rancangan dari surat kerasulan yang
kedua ini sama dengan surat yang sebelumnya, sebagaimana ter-
bukti dengan jelas di dalam ayat pertama dari pasal yang ketiga, dan
dari ayat itu dapat diamati bahwa dalam perkara-perkara Tuhan , kita
perlu petunjuk demi petunjuk dan kalimat demi kalimat, supaya kita
bisa mengingatnya. Dan apa yang ada dalam surat inilah yang meru-
pakan perkara-perkara yang harus dicatat dengan cermat dan harus
sering kita ingat kembali.
T
PASAL 1
Di dalam pasal ini kita membaca mengenai,
I. Bagian pendahuluan atau yang membuka
jalan dan membawa kepada hal-hal utama yang telah diran-
cang oleh Rasul Petrus (ay. 1-4).
II. Sebuah seruan untuk maju dan bertambah-tambah di dalam
kasih karunia Kristen (ay. 5-7).
III. Untuk memperkuat seruan ini dan mengajak orang-orang
Kristen Yahudi supaya lebih bersungguh-sungguh dan de-
ngan sepenuh hati mematuhi seruan itu, Rasul Petrus me-
nambahkan,
1. Sebuah gambaran tentang keuntungan yang sangat besar
yang akan ditambahkan kepada mereka (ay. 8-11).
2. Sebuah janji dari Rasul Petrus sendiri untuk memberi
bantuan terbaik yang dapat ia lakukan sehingga dapat
mempermudah dan memajukan pekerjaan baik ini (ay.
12-15).
3. Sebuah pernyataan tegas mengenai kebenaran yang pasti
dan asal usul ilahi dari Injil Kristus, yang dalam kasih
karunianya mereka didorong untuk bertambah-tambah dan
tetap bertekun.
Pendahuluan
(1:1-4)
1 Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang
bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh sebab keadilan Tuhan
dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. 2 Kasih karunia dan damai sejahtera
melimpahi kamu oleh pengenalan akan Tuhan dan akan Yesus, Tuhan kita. 3
sebab kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu
536
yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang
telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. 4 Dengan jalan itu
Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang
sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat
ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.
Rasul Petrus, sebab digerakkan oleh Roh Kudus untuk menulis
sekali lagi kepada orang-orang Yahudi yang telah berpaling untuk
beriman kepada Kristus, mengawali surat kerasulan kedua ini
dengan suatu pendahuluan yang di dalamnya digambarkan orang-
orang yang sama dan juga berkat-berkat sama yang diharapkan
seperti yang tercantum di dalam bagian pengantar surat sebelumnya.
Namun, di dalam surat ini ada beberapa tambahan dan perubahan
yang harus diperhatikan di dalam ketiga bagian dalam bagian kata
pendahuluan itu.
I. Di sini kita mendapati suatu gambaran tentang pribadi yang
menulis surat kerasulan ini, dengan nama Simon dan juga Petrus,
dengan gelar hamba dan juga rasul. Tampaknya, nama Petrus,
yang muncul di dalam kedua surat ini, yaitu nama yang paling
sering digunakan, dan kelihatannya ia sangat senang dengan
nama itu, sebab nama itu diberikan kepadanya oleh Tuhan kita
sendiri, saat ia mengakui bahwa Yesus yaitu Kristus Anak
Tuhan yang hidup, dan nama itu juga menyatakan dan memeterai-
kan kebenaran itu menjadi pokok iman dasar, batu karang yang
di atasnya semua orang harus membangun. Walaupun begitu,
nama Simon, walaupun tidak digunakan di dalam surat kerasulan
sebelumnya, sekarang disebutkan di dalam surat ini, supaya
jangan sampai penghilangan sepenuhnya nama yang diberikan
kepadanya saat ia disunat, akan membuat orang-orang percaya
yang berasal dari bangsa Yahudi yang masih tetap sangat giat di
dalam memegang hukum Taurat, menjadi dengki kepada rasul
itu, seolah-olah ia tidak mau mengakui dan memandang rendah
sunat. Di sini ia menyebut dirinya sebagai seorang hamba (dan
juga sebagai seorang rasul) dari Yesus Kristus. Di dalam hal ini
dia boleh bermegah, seperti yang dilakukan Daud (Mzm. 116:16).
Melayani Kristus menjadi jalan menuju kehormatan yang tertinggi
(Yoh. 12:26). Kristus sendiri yaitu Raja segala raja, dan Tuan di
atas segala tuan, dan Dia membuat semua hamba-hamba-Nya
menjadi raja-raja dan imam-imam bagi Tuhan (Why. 1:6). Betapa
besarnya kehormatan menjadi hamba-hamba dari Tuan ini! Inilah
Surat 2 Petrus 1:1-4
537
perbuatan tanpa dosa, yang tidak perlu membuat kita merasa
malu. Kemenangan dalam menjadi hamba Kristus sangat tepat
bagi orang-orang yang membawa orang-orang lain untuk masuk
atau tinggal di dalam pelayanan Kristus.
II. Kita mendapati gambaran mengenai orang-orang yang disurati
dengan surat kerasulan ini. Di dalam surat kerasulan sebelumnya
mereka digambarkan sebagai orang-orang yang dipilih, sesuai de-
ngan rencana Tuhan , Bapa kita, dan di sini sebagai orang-orang
yang memperoleh iman yang sangat mulia di dalam Tuhan Yesus
Kristus kita. Sebab, iman yang disebutkan di sini sangat berbeda
dari iman palsu dari kaum bidat, dan iman pura-pura dari orang-
orang munafik, dan juga iman yang tidak membuahkan hasil dari
orang-orang yang hanya mengaku percaya di mulut saja, betapa-
pun teguhnya mereka hidup sesuai dengan tradisi. Iman sejati
yang disebutkan di sini yaitu iman dari orang-orang pilihan Tuhan
(Tit. 1:1), yang dikerjakan oleh Roh Tuhan sesudah orang menang-
gapi panggilan Tuhan yang penuh kuasa. Amatilah,
1. Iman sejati yang membawa keselamatan merupakan kasih ka-
runia yang sangat mulia. Iman yang demikian sangat tidak la-
zim dan sangat langka, bahkan di dalam jemaat yang kelihatan
di bumi ini. Sangat kecil jumlah orang percaya sejati seperti ini
di antara beberapa besar orang-orang yang mengaku percaya
dengan mulut (Mat. 22:14). Selain itu, iman yang sejati ini
sangat istimewa, dan sangat besar kegunaan dan keuntungan-
nya bagi orang-orang yang memilikinya. Orang yang benar akan
hidup oleh iman, suatu kehidupan rohani yang sungguh-sung-
guh bersifat ilahi. Iman menghasilkan semua dukungan dan
penghiburan yang dibutuhkan di dalam kehidupan yang isti-
mewa ini. Iman menuju kepada Kristus, dan membelikan kita
anggur dan susu tanpa harus membayar (Yes. 55:1), yakni ma-
kanan yang sesuai bagi ciptaan baru. Iman membeli dan mem-
bawa pulang emas yang telah dimurnikan, harta-benda sorga-
wi yang dapat membuat orang menjadi kaya. Iman mengambil
dan mengenakan pakaian putih, jubah-jubah kerajaan yang
menutupi dan menghiasi (Why. 3:18). Amatilah,
2. Iman sama mulianya bagi setiap orang Kristen dan bagi Rasul
Petrus. Iman menghasilkan pengaruh mulia yang sama di da-
lam hidup satu orang dan juga orang yang lain. Iman menya-
538
tukan orang percaya yang lemah kepada Kristus sama seperti
yang terjadi pada orang yang kuat, dan memurnikan hati satu
orang persis sama seperti hati orang lain. Dan oleh imannya
setiap orang percaya yang tulus dan bersungguh-sungguh, di-
benarkan dalam pandangan Tuhan dan memperoleh pembebas-
an dari segala dosa (Kis. 13:39). Iman, di dalam diri siapa pun
juga, berpegang pada Juruselamat mulia yang sama, dan me-
nerapkan janji-janji mulia yang sama.
3. Iman yang mulia ini diperoleh dari Tuhan . Iman yaitu karunia
Tuhan , dikerjakan oleh Roh, yang telah membangkitkan Yesus
Kristus dari antara orang mati.
4. Kemuliaan iman ini, dan pemerolehannya yaitu melalui ke-
adilan Kristus. Keadilan dan ketaatan Kristus yang memuas-
kan keadilan Tuhan dan berfaedah itu memberi semua nilai
dan kemuliaannya kepada iman, dan keadilan Pribadi seperti
ini tidak bisa tidak menjadi nilai yang berharga tak terhingga
bagi orang-orang yang menerimanya dengan iman. Sebab,
(1) Yesus Kristus ini yaitu Tuhan , ya, Tuhan kita, seperti pada
mulanya. Dia yaitu benar-benar Tuhan , Pribadi yang tidak
terbatas, yang telah mengerjakan keadilan ini, dan oleh
sebab itu nilainya sungguh tak terhingga.
(2) Dia yaitu Juruselamat bagi orang-orang yang percaya, dan
sesuai dengan itu Ia harus taat supaya bisa berjasa untuk
itu. Dan oleh sebab itu ketaatan-Nya itu membawa man-
faat dan keuntungan yang luar biasa besar bagi mereka,
sebab sebagai Penjamin dan Juruselamat Ia mengerjakan
keadilan ini sebagai ganti mereka.
III. Di sini kita mendapati doa berkat rasuli, di mana Rasul Petrus
mengharapkan kelimpahan dan pertambahan perkenan ilahi
kepada mereka, dan juga kemajuan dan pertumbuhan pekerjaan
kasih karunia di dalam mereka, serta damai dengan Tuhan dan
damai di dalam hati nurani mereka sendiri (yang tidak dapat ter-
jadi tanpa kasih karunia) berlimpah-limpah di dalam diri mereka.
Ini yaitu doa berkat yang sama seperti yang ada di dalam surat
kerasulan sebelumnya. namun di sini ia menambahkan,
1. Penjelasan tentang cara dan sarana yang membuat kasih karu-
nia dan damai sejahtera dapat berlipat ganda dan melimpah,
Surat 2 Petrus 1:1-4
539
yaitu melalui pengenalan akan Tuhan dan akan Yesus Kristus.
Mengakui atau percaya hanya kepada satu-satunya Tuhan yang
benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah diutus-Nya,
sangat memperbaharui dan meningkatkan kehidupan rohani,
dan tanpa ini tidak ada lagi jalan menuju hidup yang kekal
(Yoh. 17:3).
2. Dasar iman Rasul Petrus dalam memohonkan pertambahan
kasih karunia, dan dasar pengharapan orang-orang Kristen
dalam menantikannya. Apa yang sudah kita terima harus
dapat mendorong kita untuk meminta lebih banyak lagi, Ia
yang telah memulai pekerjaan kasih karunia akan menyem-
purnakannya. Amatilah,
(1) Sumber semua berkat rohani yaitu kuasa ilahi Yesus
Kristus, yang tidak dapat melaksanakan semua jabatan se-
bagai Pengantara, kecuali kalau Ia yaitu Tuhan sepenuh-
nya dan manusia sepenuhnya.
(2) Semua hal yang memiliki kaitan dengan dan berpengaruh
atas kehidupan rohani yang sejati, kehidupan dan kuasa
kesalehan, berasal dari Yesus Kristus. Di dalam Dia seluruh
kepenuhan itu berada, dan dari Dialah segala sesuatu yang
kita terima, yakni kasih karunia demi kasih karunia (Yoh.
1:16), bahkan semua yang diperlukan untuk memperta-
hankan, meningkatkan, serta menyempurnakan kasih ka-
runia dan damai sejahtera, yang sesuai dengan penjelasan
beberapa penafsir, disebut di sini sebagai kesalehan dan
hidup.
(3) Pengenalan akan Tuhan dan iman di dalam Dia, merupakan
saluran yang olehnya semua dukungan dan penghiburan
rohani disampaikan kepada kita. Namun untuk itu kita
harus mengakui dan menyatakan Tuhan sebagai yang telah
memanggil kita, sebab demikianlah Dia digambarkan di
sini: Dia, yang telah memanggil kita kepada kemuliaan dan
kebajikan (KJV). Amatilah di sini, rancangan Tuhan dalam
memanggil atau mempertobatkan umat manusia yaitu
untuk membawa mereka kepada kemuliaan dan kebajikan,
yakni, damai sejahtera dan kasih karunia, sebagaimana
dipahami oleh beberapa orang. Namun, banyak yang lebih
menyukai tafsiran luas, oleh kemuliaan dan kebajikan (LAI:
yang mulia dan ajaib – pen.), dan dengan demikian kita
540
ditawarkan akan panggilan itu berdasar kemuliaan dan
kebajikan, atau oleh kuasa Tuhan yang luar biasa mulia,
yang digambarkan di dalam Efesus 1:19. Kemuliaan kuasa
Tuhan -lah yang mengubah orang-orang berdosa. Ini yaitu
kuasa dan kemuliaan Tuhan yang dilihat dan dialami di
dalam tempat kudus-Nya (Mzm. 63:3). Kuasa atau kebajik-
an ini harus dipuji tinggi oleh semua orang yang telah
dipanggil keluar dari kegelapan kepada terang yang ajaib
(1Ptr. 2:9).
(4) Di dalam ayat yang keempat Rasul Petrus terus mendorong
iman dan pengharapan mereka dalam mencari kelimpahan
kasih karunia dan damai sejahtera, sebab kemuliaan dan
kebajikan yang sama digunakan dan terbukti dalam mem-
berikan janji-janji dari Injil yang bekerja di dalam panggilan
kita. Amatilah,
[1] Hal-hal baik yang diberikan oleh janji-janji itu sangatlah
besar. Pengampunan dosa merupakan salah satu dari
berkat-berkat yang dimaksudkan di sini. Semua orang
yang mengetahui kedahsyatan murka Tuhan dengan mu-
dah akan mengakui betapa besarnya berkat pengam-
punan ini, dan inilah salah satu kebaikan yang dijanji-
kan tentang kebesaran kekuatan Tuhan (Bil. 14:17) da-
lam melimpahkan berkat-berkat itu. Pengampunan ter-
hadap dosa-dosa yang tidak terhitung banyaknya dan
yang begitu mengerikan (setiap orang layak menerima
kemurkaan dan kutukan Tuhan untuk selama-lamanya)
merupakan hal yang sangat menakjubkan, dan itulah
yang disebutkan di dalam kitab Mazmur 119:18.
[2] Berkat-berkat yang dijanjikan oleh Injil itu sangat mu-
lia. Sebagaimana janji agung di dalam Perjanjian Lama
yaitu Benih wanita itu, yakni Sang Mesias (Ibr.
11:39), maka janji agung di dalam Perjanjian Baru ada-
lah Roh Kudus (Luk. 24:49), dan betapa sungguh mulia-
nya Roh yang menghidupkan, mencerahkan, dan me-
nguduskan itu!
[3] Orang-orang yang menerima janji Injil turut mengambil
bagian di dalam kodrat ilahi. Mereka diperbarui di da-
lam semangat pikiran mereka, sesuai dengan gambar
Tuhan di dalam pengetahuan, kebenaran, dan kekudus-
Surat 2 Petrus 1:5-11
541
an. Hati mereka siap untuk Tuhan dan pekerjaan-Nya.
Mereka memiliki perangai ilahi dan kecenderungan roh.
Meskipun hukum Taurat yaitu pelayanan yang me-
mimpin kepada kematian, dan huruf-hurufnya memati-
kan, namun Injil yaitu pelayanan yang memimpin ke-
pada kehidupan, dan Roh menghidupkan orang-orang
yang secara alamiah binasa di dalam pelanggaran dan
dosa.
[4] Orang-orang yang di dalam diri mereka Roh mengerja-
kan kodrat ilahi dibebaskan dari belenggu kebobrokan.
Orang-orang yang oleh Roh kasih karunia diperbarui
semangat pikiran mereka, dipindahkan ke dalam kebe-
basan anak-anak Tuhan , sebab di dalam dunia kebobrok-
an memerintah. Orang-orang yang tidak berasal dari
Bapa, namun berasal dari dunia ini, ada di bawah kuasa
dosa. Dunia ada di dalam kejahatan (1Yoh. 5:19). Dan
kekuasaan dosa yang ada di dalam manusia dunia ini
datang melalui hawa nafsu, hasrat kuat mereka con-
dong kepada dosa, dan sebab itulah dosa memerintah
atas mereka. Kekuasaan dosa atas kita yaitu sesuai
dengan kesenangan kita akan dosa itu sendiri.
Ketekunan Rohani; Meningkat dalam Kekudusan
(1:5-11)
5. Justru sebab itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk
menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahu-
an, 6 dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri
ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, 7 dan kepada kesalehan kasih
akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan
semua orang. 8 Sebab jika semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-
limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalan-
mu akan Yesus Kristus, Tuhan kita. 9 namun barangsiapa tidak memiliki se-
muanya itu, ia menjadi buta dan picik, sebab ia lupa, bahwa dosa-dosanya
yang dahulu telah dihapuskan. 10 sebab itu, saudara-saudaraku, berusaha-
lah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab
jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung. 11 Dengan
demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki
Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.
Dengan kata-kata di atas Rasul Petrus sampai kepada hal pokok yang
dimaksudkannya di dalam surat kerasulan ini, yaitu untuk menggugah
dan melibatkan mereka untuk maju di dalam kasih karunia dan
542
kekudusan, sesudah mereka memperoleh iman yang mulia dan telah
turut mengambil bagian di dalam kodrat ilahi. Ini yaitu suatu
permulaan yang sangat baik, namun tidak boleh berhenti di situ, seolah-
olah kita sudah sempurna. Rasul Petrus sudah berdoa supaya kasih
karunia dan damai sejahtera dapat berlipat ganda melimpahi mereka,
dan sekarang ia menasihati mereka untuk mendesak maju guna
memperoleh lebih banyak kasih karunia. Jika kita memperoleh
kesempatan, kita harus mendorong orang-orang yang telah kita
doakan, dan menggugah mereka untuk menggunakan segala cara
yang tepat untuk memperoleh apa yang kita inginkan supaya Tuhan
limpahkan ke atas mereka. Dan siapa ingin maju di dalam hidup
keagamaan, ia harus sungguh rajin dan tekun di dalam upayanya.
Tanpa sungguh-sungguh berusaha, tidak akan ada dasar pijakan apa
pun yang akan diperoleh di dalam pekerjaan kekudusan. Orang yang
malas di dalam urusan keagamaan tidak akan menghasilkan apa-apa
dari hidup keagamaannya. Kita harus berjuang jika ingin masuk
melalui pintu yang sesak itu (Luk. 13:24).
I. Di sini, tiada jalan lain lagi yang bisa kita amati selain bahwa
jalan orang percaya itu ditandai langkah demi langkah.
1. Ia harus memperoleh kebajikan, yang oleh sebagian orang di-
pahami sebagai keadilan, dan kemudian pengetahuan, pengua-
saan diri, dan diikuti oleh ketekunan. Dengan menggabungkan
semuanya bersama-sama, Rasul Petrus tampaknya menasihat-
kan mereka untuk berusaha mendapatkan empat kebajikan
utama atau empat unsur yang membentuk setiap kebajikan
menjadi perbuatan yang luhur. Namun dengan memandang
nasihat itu sebagai perkataan yang benar dan terus-menerus
ditegaskan agar mereka yang sudah percaya kepada Tuhan
sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik
(Tit. 3:8), maka kebajikan di sini dapat kita pahami sebagai
kekuatan dan keberanian, yang tanpa keduanya orang-orang
percaya tidak dapat kokoh berdiri untuk melakukan pekerja-
an-pekerjaan baik dengan berlimpah dan unggul. Orang benar
harus berani seperti seekor singa muda (Ams. 28:1). Seorang
Kristen pengecut, yang takut mengakui ajaran-ajaran atau
takut mengerjakan kewajiban-kewajiban Injil, harus bersiap-
siap mengalami bahwa Kristus akan malu mengakuinya pada
suatu hari kelak. “Janganlah berkecil hati di hari yang jahat,
Surat 2 Petrus 1:5-11
543
namun tunjukkan kegagahberanianmu dalam menghadapi se-
mua perlawanan, dan lawanlah setiap musuh, dunia, keda-
gingan, Iblis, ya, dan juga maut.” Selagi kita hidup, kita mem-
butuhkan kebajikan dan akan luar biasa sangat berguna
saat kita akan mati.
2. Orang percaya harus menambahkan pengetahuan kepada ke-
bajikannya, kebijaksanaan atau kehati-hatian kepada kebe-
raniannya. Pengetahuan akan nama Tuhan harus berjalan di
hadapan iman (Mzm. 9:11), sebab kita tidak akan tahu akan
kehendak baik, perkenanan dan kehendak sempurna dari
Tuhan sampai kita memiliki pengenalan akan Tuhan . Namun,
ada keadaan-keadaan tertentu yang patut kita ketahui dan
lakukan saat mengerjakan kewajiban kita. Kita harus meng-
gunakan cara-cara yang telah ditetapkan dan mengamati
waktu yang tepat. Kehati-hatian Kristen memperhatikan siapa
orang-orang yang akan kita layani, dan seperti apa tempat dan
teman-teman yang bersama kita. Setiap orang percaya harus
berusaha mendapatkan pengetahuan dan hikmat yang ber-
guna untuk memberi arahan, baik sebagai cara yang tepat
maupun sebagai perintah bagaimana kewajiban-kewajiban
Kristen harus dilaksanakan sesuai dengan cara dan peraturan
pelaksanaannya.
3. Kita harus menambahkan penguasaan diri kepada pengetahu-
an kita. Kita harus bisa menguasai diri dan tidak berlebihan
dalam mencintai dan menggunakan hal-hal yang baik dari ke-
hidupan ini. Dan jika kita memiliki pemahaman dan penge-
tahuan yang benar tentang kenyamanan-kenyamanan lahiriah
atau jasmani, maka kita akan melihat bahwa nilai dan kegu-
naannya jauh lebih rendah dibandingkan belas kasihan rohani.
Latihan-latihan jasmani dan keistimewaan tubuh hanya sedi-
kit gunanya, dan itulah sebabnya harus dinilai dan digunakan
sesuai dengan keadaannya itu. Injil mengajarkan penguasaan
diri dan juga kejujuran (Tit. 2:12). Kita harus bersikap sepan-
tasnya dan tidak berlebihan dalam mengingini dan mengguna-
kan hal-hal baik dari kehidupan alamiah, seperti makanan,
minuman, pakaian, tidur, rekreasi, dan penghargaan. Keingin-
an yang berlebihan akan hal-hal ini tidak sesuai dengan
keinginan yang bersungguh-sungguh akan Tuhan dan Kristus.
Dan orang-orang yang mengambil lebih banyak hal-hal ini
544
dibandingkan yang sepantasnya, tidak akan dapat bersikap kepada
Tuhan dan sesama manusia dengan sepantasnya.
4. Tambahkan ketekunan kepada penguasaan diri, yang harus
dapat menunjukkan kesempurnaan kerjanya, atau kita tidak
dapat menjadi sempurna dan utuh dengan tidak kekurangan
apa pun (Yak. 1:4), sebab kita dilahirkan untuk menghadapi
masalah, dan untuk masuk kerajaan sorga harus melalui
banyak kesukaran, dan kesukaran inilah yang menghasilkan
ketekunan (Rm. 5:3), artinya kesukaran menghendaki banyak
latihan dan membuat bertambahnya kasih karunia ini, sehing-
ga dengan jalan ini kita menanggung semua malapetaka
dan salib dengan diam dan penuh penyerahan diri, tanpa ber-
sungut-sungut terhadap Tuhan atau berkeluh kesah terhadap
Dia, namun sebaliknya membenarkan Dia yang meletakkan
penderitaan itu di atas kita, mengakui bahwa penderitaan kita
lebih ringan dibandingkan hukuman dosa yang sebenarnya layak
kita terima, dan percaya bahwa penderitaan itu tidak lebih
dibandingkan yang kita butuhkan.
5. Kepada ketekunan kita harus menambahkan kesalehan, dan
inilah hal yang persis dihasilkan oleh ketekunan, sebab kete-
kunan menimbulkan pengalaman (Rm. 5:4). saat orang-
orang Kristen menanggung kesukaran dengan sabar, maka
melalui pengalaman itu mereka memperoleh pengetahuan ten-
tang kebaikan kasih dari Bapa sorgawi mereka, yang tidak
akan pernah mengambil kembali kebaikan dari anak-anak-Nya,
meskipun saat Dia membalas pelanggaran mereka dengan
gada dan kesalahan mereka dengan pukulan-pukulan (Mzm.
89:33-34), dan dengan ini mereka dibawa untuk mengalami
rasa takut kanak-kanak dan kasih yang mengandung rasa
hormat di mana ada kesalehan yang sejati: seperti ini,
6. Kita harus menambahkan kasih akan saudara-saudara, kasih
sayang yang lembut kepada sesama saudara-saudara Kristen
kita, yang yaitu anak-anak dari Bapa yang sama, pelayan-
pelayan dari Tuan yang sama, anggota-anggota dari keluarga
yang sama, musafir-musafir yang berjalan menuju negeri yang
sama, dan ahli waris dari harta pusaka yang sama, dan itulah
sebabnya mereka harus sungguh-sungguh dikasihi dengan
hati yang murni, dengan kasih yang penuh dengan rasa puas,
sebagai orang-orang yang secara khusus memiliki hubungan
Surat 2 Petrus 1:5-11
545
dekat dan sangat kita sayangi, yang olehnya hati kita sangat
bersuka (Mzm. 16:3).
7. Kemurahan hati, atau kasih akan semua orang, harus ditam-
bahkan kepada kasih yang menggembirakan yang kita berikan
kepada mereka yang menjadi anak-anak Tuhan . Tuhan telah
menjadikan semua bangsa menjadi satu darah, dan semua
anak manusia turut mengambil bagian dari kodrat manusia
yang sama, semua bisa menerima kemurahan yang sama, dan
cenderung mengalami penderitaan yang sama, dan sebab itu,
meskipun secara rohani orang-orang Kristen dibedakan dan
dimuliakan di atas orang-orang yang tidak memiliki Kristus,
mereka harus bersimpati, jika memiliki kesempatan, terha-
dap orang lain yang sedang mengalami bencana, dan meri-
ngankan beban kebutuhan mereka, dan meningkatkan kese-
jahteraan mereka baik tubuh jasmani mereka maupun jiwa
mereka. Demikianlah semua orang percaya di dalam Kristus
harus membuktikan bahwa mereka yaitu anak-anak Tuhan ,
yang baik kepada semua orang, namun khususnya kepada
Israel.
II. Semua kasih karunia yang telah disebut di atas harus dimiliki,
jika tidak, kita tidak benar-benar diperlengkapi untuk setiap per-
buatan baik, untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dari loh batu
pertama dan kedua, untuk taat secara aktif dan pasif, dan untuk
melakukan pelayanan-pelayanan yang di dalamnya kita dapat
meneladani Tuhan dan juga untuk pelayanan-pelayanan yang kita
lakukan hanya untuk mematuhi-Nya. Dan sebab itu, supaya da-
pat mengajak kita untuk mengejar semua kasih karunia itu de-
ngan rajin dan tidak mengenal lelah, Rasul Petrus mengemukakan
keuntungan-keuntungan yang akan dicurahkan kepada semua
orang yang sungguh-sungguh berusaha dan berhasil memperoleh
semua hal itu dengan berlimpah-limpah (ay. 8-11). Inilah yang
dianjurkan,
1. Secara lebih umum (ay. 8). Memiliki hal-hal ini tidak akan
membuat kita menjadi tidak berguna (atau malas), atau tidak
membuahkan hasil, sebab sesuai dengan gaya Roh Kudus,
kita harus memahami lebih banyak lagi dibandingkan yang dinya-
takan. Sebab, saat berbicara mengenai Ahas, seorang raja
yang paling keji dan paling membangkitkan amarah dari
546
antara semua raja Yehuda, dikatakan bahwa ia tidak melaku-
kan apa yang benar di mata TUHAN (2Raj. 16:2), maka kita
harus memahami sebanyak yang seolah-olah telah dikatakan,
bahwa ia telah melakukan perbuatan yang paling tidak menye-
nangkan dan menjijikkan, sebagaimana ditunjukkan oleh
catatan kehidupan yang mengikutinya. Jadi, saat dikatakan
di sini bahwa keberadaan dan kelimpahan semua kasih karu-
nia Kristen di dalam diri kita tidak akan membuat kita menjadi
malas atau tidak berhasil, dengan demikian kita harus mema-
hami bahwa kasih karunia itu akan membuat kita menjadi
sangat bersemangat dan hidup, bertenaga dan giat di dalam
seluruh kehidupan Kekristenan dan benar-benar membuah-
kan hasil dalam pekerjaan-pekerjaan kebenaran. Semua ini
akan membawa kemuliaan besar bagi Tuhan , dengan mengha-
silkan banyak buah di antara sesama manusia, yaitu dengan
membuahkan hasil dalam pengetahuan atau pengakuan atas
Tuhan kita Yesus Kristus, mengakui Dia sebagai Tuhan mereka
dan membuktikan diri mereka sebagai pelayan-pelayan-Nya
dengan secara berlimpah melakukan pekerjaan yang telah Dia
serahkan kepada mereka untuk dilakukan. Inilah akibat pen-
ting dari penambahan satu kasih karunia di atas kasih karu-
nia lainnya. Sebab, bilamana semua kasih karunia Kristen itu
ada di dalam hati, mereka dapat saling memperkaya dan
menguatkan, mendorong dan menyemangati satu sama lain.
Dengan demikian mereka semua dapat maju dengan cepat
bertumbuh subur (sebagaimana dinyatakan oleh Rasul Petrus
pada permulaan ayat 8), dan di mana pun kasih karunia ber-
limpah-limpah di sana akan ada kelimpahan di dalam peker-
jaan-pekerjaan baik. Betapa dirindukannya keadaan seperti
ini, menurut Rasul Petrus (ay. 9). Dalam ayat ini ia
menyatakan betapa menyedihkannya hidup tanpa berbagai
kasih karunia yang dapat mendorong orang berbuah. Sebab,
barangsiapa yang tidak memiliki berbagai karunia yang telah
disebut sebelumnya, atau, meskipun berpura-pura atau tam-
pak memiliki semua kasih karunia itu, namun tidak meng-
gunakan dan meningkatkannya, sesungguhnya ia yaitu buta,
yaitu terhadap perkara-perkara rohani dan sorgawi, sebagai-
mana dijelaskan oleh kata-kata berikutnya: Ia tidak dapat
melihat jauh (KJV). Dunia yang jahat sekarang ini dapat dilihat
Surat 2 Petrus 1:5-11
547
dan dikasihinya, namun ia sama sekali tidak dapat memahami
dunia yang akan datang supaya bisa dipengaruhi oleh hak-hak
istimewa kerohanian dan berkat-berkat sorgawi dari dunia itu.
Barangsiapa yang melihat keunggulan Kekristenan harus rajin
di dalam usahanya untuk memperoleh semua kasih karunia
yang mutlak diperlukan untuk memperoleh kemuliaan, kehor-
matan, dan kekekalan. Dan, bila segala kasih karunia ini tidak
diperoleh atau tidak diupayakan, maka orang tidak akan dapat
mengharapkan hal-hal akan datang yang jaraknya sangat de-
kat saja dengan kenyataan, meskipun dalam penampilan, atau
dalam pengertian orang, hal-hal itu berada luar biasa jauh,
sebab mereka memang menempatkan hal-hal itu jauh dari
mereka. Betapa celakanya keadaan mereka yang menjadi de-
mikian buta bagi hal-hal yang sangat agung dari dunia rohani,
yaitu mereka yang tidak dapat melihat apa pun juga yang
nyata dan pasti, yang agung dan sangat dekat, dari upah
mulia yang akan dilimpahkan Tuhan kepada orang-orang benar,
dan betapa mereka tidak bisa melihat betapa mengerikannya
hukuman yang akan ditanggungkan atas orang-orang yang
tidak mengenal Tuhan ! namun ini belumlah semua penderitaan
bagi mereka yang tidak menambahkan kepada iman mereka
kebajikan, pengetahuan, dan seterusnya. Mereka juga tidak
mampu melihat ke belakang sebagaimana mereka tidak bisa
melihat ke depan, ingatan-ingatan mereka pendek dan tidak
dapat menyimpan apa yang pernah terjadi di masa lalu, sama
seperti penglihatan mereka yang pendek dan tidak mampu
mencerna apa yang ada di masa depan. Mereka lupa bahwa
mereka telah dibaptis, telah memiliki semua sarana, dan ber-
ada di bawah kewajiban untuk menguduskan hati dan kehi-
dupan. Dengan baptisan kita melibatkan diri dalam perang
suci melawan dosa dan sungguh-sungguh terikat untuk mela-
wan kedagingan, dunia, dan Iblis. Sering-seringlah memikir-
kan dan merenungkan secara mendalam kesungguhan keter-
libatan Anda sebagai milik Tuhan, berikut keuntungan-keun-
tungan dan dorongan-dorongan yang khusus untuk menying-
kirkan semua kecemaran jasmani dan rohani.
2. Rasul Petrus mengemukakan dua keuntungan khusus yang
akan menyertai dan mengikuti ketekunan seorang Kristen
dalam melakukan kewajibannya, yakni terus-menerus ada
548
dalam kasih karunia, dan kemenangan untuk masuk ke dalam
kemuliaan. Kedua keuntungan ini ia sampaikan dengan cara
mengulang kembali nasihat-nasihat sebelumnya dan meng-
utarakannya dengan kata-kata lain, seperti yang dinyatakan
pada ayat 5, supaya dengan sungguh-sungguh berusaha me-
nambahkan kebajikan kepada iman dan seterusnya, yang
kemudian pada ayat 10 dinyatakan, supaya berusaha sung-
guh-sungguh membuat panggilan dan pilihan kita makin teguh.
Di sini dapat kita amati,
(1) Merupakan kewajiban orang-orang percaya untuk membuat
pilihan mereka menjadi semakin teguh, meyakinkan diri me-
reka sendiri bahwa mereka yaitu orang-orang pilihan Tuhan .
(2) Cara meneguhkan pilihan kekal mereka yaitu dengan me-
mahami kesungguhan panggilan mereka: tidak seorang
pun dapat melihat kitab ketetapan-ketetapan dan keputus-
an-keputusan Tuhan , namun , sebab mereka yang ditentu-
kan-Nya dari semula, mereka itu juga dipilih-Nya, maka jika
kita dapat mengetahui bahwa kita sungguh-sungguh di-
panggil, kita dapat menyimpulkan bahwa kita dipilih untuk
menerima keselamatan.
(3) Untuk itu dibutuhkan banyak ketekunan dan usaha untuk
memastikan panggilan dan pemilihan kita. Untuk itu harus
dilakukan suatu pengujian diri yang sangat ketat, penelusur-
an yang sangat saksama dan penyelidikan yang sangat
cermat, mengenai apakah kita sudah sepenuhnya bertobat,
apakah pikiran-pikiran kita dicerahkan, kehendak-kehendak
kita diperbarui, dan apakah seluruh jiwa kita telah diubah-
kan untuk senantiasa memiliki kecondongan dan kecende-
rungan kepada panggilan dan pemilihan ini . Dan untuk
sampai kepada kepastian yang tetap, dibutuhkan ketekunan
sepenuhnya dan tidak akan dapat dicapai dan dimiliki tanpa
pertolongan ilahi, sebagaimana yang dapat kita pelajari dari
Mazmur 139:23 dan Roma 9:16. “namun , betapapun besarnya
usaha itu, janganlah terlampau dipikirkan, sebab besarlah
keuntungan yang kamu peroleh dengan itu. sebab ,
[1] “Dengan begitu kamu akan dijauhkan dari kejatuhan di
setiap waktu dan masa, bahkan pada waktu pencobaan
yang akan datang atas seluruh dunia ini.” saat orang-
Surat 2 Petrus 1:12-15
549
orang lain jatuh ke dalam dosa yang mengerikan dan
memalukan, orang-orang yang bertekun demikian akan
dimampukan untuk berjalan dengan sangat berhati-hati
dan tetap berada di jalan kewajiban mereka. Dan saat
banyak orang jatuh ke dalam kesalahan, mereka akan
tetap terpelihara di dalam iman yang sehat dan tetap
berdiri sempurna dan lengkap di dalam semua kehen-
dak Tuhan
[2] Orang-orang yang bertekun di dalam pekerjaan keaga-
maan akan memasuki kemuliaan dengan penuh keme-
nangan. Sementara dari sedikit orang yang sampai ke
sorga, hanya sedikit saja yang diselamatkan (1Ptr. 4:18),
dengan sangat banyak kesulitan, bahkan seperti dari
dalam api (1Kor. 3:15), dan orang-orang yang bertum-
buh di dalam kasih karunia dan selalu giat di dalam pe-
kerjaan Tuhan, akan memiliki suatu jalan masuk yang
berlimpah-limpah ke dalam sukacita Tuhan mereka, ya-
itu ke dalam kerajaan kekal itu di mana Kristus meme-
rintah, dan mereka akan memerintah bersama-Nya
sampai selama-lamanya.
Perjuangan Rohani
(1:12-15)
12 sebab itu aku senantiasa bermaksud mengingatkan kamu akan semua-
nya itu, sekalipun kamu telah mengetahuinya dan telah teguh dalam kebe-
naran yang telah kamu terima. 13 Aku menganggap sebagai kewajibanku un-
tuk tetap mengingatkan kamu akan semuanya itu selama aku belum me-
nanggalkan kemah tubuhku ini. 14 Sebab aku tahu, bahwa aku akan segera
menanggalkan kemah tubuhku ini, sebagaimana yang telah diberitahukan
kepadaku oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. 15 namun aku akan berusaha,
supaya juga sesudah kepergianku itu kamu selalu mengingat semuanya itu.
I. Kepentingan dan keuntungan dari kemajuan dan ketekunan da-
lam kasih karunia dan kekudusan membuat Rasul Petrus menjadi
sangat rajin dalam menjalankan pekerjaan sebagai pelayan Kris-
tus, supaya dengan begitu ia dapat menyemangati dan membantu
mereka supaya rajin dalam menjalankan kewajiban sebagai orang
Kristen. Jika para pelayan Tuhan melalaikan pekerjaan mereka,
maka sangat sulit mengharapkan jemaat mereka juga akan rajin
dalam melaksanakan tugas-tugas mereka. Itulah sebabnya Rasul
550
Petrus tidak mau menjadi lalai (kapan saja atau di mana saja,
dalam bagian apa saja dari pekerjaannya, dalam hal apa saja dari
tanggung jawabnya). Sebaliknya ia akan tetap menjadi teladan
dan rajin dalam segala hal, dan itulah yang menjadi tugas orang
yang harus mengingatkan orang lain akan kewajiban mereka.
Inilah tugas pelayan-pelayan Tuhan yang terbaik, bahkan terma-
suk para rasul sendiri. Mereka yaitu pengintai-pengintai Tuhan
(Yes. 62:6), secara khusus mereka berkewajiban mengingatkan
orang lain akan janji-janji Tuhan dan mengingatkan Dia akan
keterlibatan-Nya untuk berbuat baik kepada umat-Nya. Mereka
juga menjadi pengintai-pengintai umat Tuhan , untuk mengingat-
kan mereka akan perintah-perintah Tuhan dan mengingatkan me-
reka akan pengajaran-pengajaran dan kewajiban-kewajiban Ke-
kristenan, supaya mereka dapat mengingat perintah-perintah
Tuhan itu dan melakukannya. Dan inilah yang dilakukan oleh Ra-
sul Petrus, meskipun ada beberapa orang yang menganggap hal
itu tidak perlu dilakukan, dengan alasan bahwa mereka telah me-
ngetahui hal-hal yang ia tuliskan dan telah mapan di dalam
kebenaran yang ia nyatakan. Amatilah,
1. Kita harus terus diingatkan akan apa yang telah kita ketahui
untuk mencegah kita menjadi lupa, dan untuk memanfaatkan
pengetahuan kita, dan mewujudkannya dalam perbuatan.
2. Kita harus mantap dalam kepercayaan akan kebenaran, su-
paya kita tidak diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin
pengajaran, dan khususnya mantap dalam kebenaran yang
ada sekarang ini, kebenaran yang secara khusus perlu kita
ketahui di zaman kita, yang penting bagi damai sejahtera kita,
dan yang justru ditentang di zaman kita. Pengajaran-pengajar-
an agung dari Injil, bahwa Yesus yaitu Kristus, bahwa Yesus
Kristus datang ke dalam dunia ini untuk menyelamatkan orang-
orang berdosa, bahwa mereka yang percaya di dalam Tuhan
Yesus Kristus akan diselamatkan, dan semua orang yang
percaya kepada Tuhan harus menjaga pekerjaan-pekerjaan baik
dengan berhati-hati, semua inilah kebenaran-kebenaran yang
ditegaskan oleh rasul-rasul pada zaman mereka. Perkataan ini
benar dan patut diterima sepenuhnya di setiap zaman jemaat
Kristen. Dan sebab semua ini harus terus-menerus ditegas-
kan oleh para pelayan Tuhan (Tit. 3:8), maka umat Tuhan ha-
rus diajar dengan baik dan dibuat teguh di dalamnya. Untuk
Surat 2 Petrus 1:12-15
551
itulah, sekalipun mereka telah mengetahui semua kebenaran
itu, mereka harus terus diingatkan mengenai hal-hal itu kare-
na belum semuanya diketahui dengan jelas dan diyakini de-
ngan teguh. Sementara berada di dalam dunia ini, orang-orang
Kristen yang sudah maju sekalipun tidak dapat berada di atas
peraturan yang ada atau melampaui sarana yang telah ditetap-
kan dan diperbolehkan Tuhan . Dan jika umat Tuhan membu-
tuhkan pengajaran dan nasihat selama mereka masih ada
dalam tubuh jasmani, maka sangat pantas dan tepat kalau
para pelayan Tuhan, sepanjang mereka masih berada di dalam
kemah jasmani ini, untuk mengajar dan menasihati umat dan
membawa kembali kebenaran-kebenaran yang sebelumnya su-
dah pernah didengar ke dalam ingatan mereka. Hal ini dapat
menjadi sarana yang tepat untuk membangkitkan kerajinan
dan semangat mereka untuk mematuhi Injil.
II. sesudah menetapkan hatinya bagi pekerjaan itu, Rasul Petrus mem-
beri tahu kita (ay. 14) mengenai apa yang membuat ia sangat ber-
sungguh-sungguh mengenai hal ini, bahkan tidak saja harus me-
mastikan pengetahuan yang ia miliki, namun juga memberitahukan
bahwa ia akan segera menanggalkan kemah tubuh ini. Amatilah,
1. Tubuh ini hanyalah kemah dari jiwa. Susunannya jelek dan
gampang goyah, tiang-tiangnya dapat dengan mudah dising-
kirkan dan tali-talinya lekas rapuh.
2. Kemah tubuh ini harus ditanggalkan. Kita tidak dapat terus-
menerus tinggal di dalam rumah duniawi ini. Seperti pada ma-
lam hari kita menanggalkan pakaian-pakaian kita dan mele-
takkannya, begitu jugalah kita harus menanggalkan tubuh
jasmani kita pada saat kematian, dan sesudah itu diletakkan
di dalam kubur sampai tiba fajar kebangkitan.
3. Mendekatnya kematian membuat Rasul Petrus rajin dalam
urusan kehidupan. Tuhan Yesus kita telah menunjukkan ke-
padanya bahwa hari keberangkatannya akan segera datang,
dan itulah sebabnya mengapa ia sendiri bertindak cepat de-
ngan penuh semangat dan kerajinan yang lebih besar, sebab
waktunya sudah singkat. Ia harus segera meninggalkan orang-
orang yang kepadanya surat ini ditujukan, dan sebab keingin-
an kuatnya yaitu supaya mereka mengingat semua pengajaran
yang sudah ia sampaikan kepada mereka sesudah ia dibawa
552
pergi dari antara mereka, maka ia menetapkan hati untuk
menulis nasihat-nasihatnya itu. Rasul Petrus tidak begitu
mempercayai tradisi lisan. Cara lisan ini bukanlah sarana
yang tepat untuk mencapai tujuan yang dimaksudkannya. Ia
menginginkan mereka senantiasa mengingat hal-hal ini, tidak
menyimpannya di dalam ingatan belaka, namun juga menyebut-
kannya sebagaimana dimaksudkan oleh kata-kata aslinya.
Orang-orang yang takut akan Tuhan akan mengingat nama-
Nya, dan membicarakan kasih setia-Nya. Inilah cara untuk
menyebarluaskan pengetahuan tentang Tuhan, dan inilah
yang ada di dalam hati Rasul Petrus: dan dengan demikian
orang-orang yang memiliki firman Tuhan yang tertulis memiliki
kemampuan untuk melakukan hal ini.
Kesaksian dari Injil
(1:16-18)
16. Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia,
saat kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita,
Yesus Kristus sebagai raja, namun kami yaitu saksi mata dari kebesaran-
Nya. 17 Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemu-
liaan dari Tuhan Bapa, saat datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia,
yang mengatakan: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berke-
nan.” 18 Suara itu kami dengar datang dari sorga, saat kami bersama-sama
dengan Dia di atas gunung yang kudus.
Di sini kita membaca mengenai alasan Rasul Petrus menyampaikan
nasihat sebelumnya, yang disampaikannya dengan begitu tekun dan
sungguh-sungguh. Semua hal itu bukanlah kisah-kisah dongeng
tiada guna atau hal yang sia-sia, namun kebenaran yang tidak diragu-
kan lagi dan sangat penting. Injil bukanlah dongeng-dongeng isapan
jempol manusia. Semua ini bukanlah kata-kata orang yang sedang
kerasukan roh jahat, juga bukan hasil rekayasa beberapa orang yang
dengan kelicikan mereka berusaha menipu. Jalan keselamatan
melalui Yesus Kristus yaitu sungguh-sungguh rancangan Tuhan ,
rancangan paling unggul dari TUHAN yang Mahabijaksana. Dialah
yang merancang jalan ini untuk menyelamatkan orang-orang berdosa
melalui Yesus Kristus, yang kuasa dan kedatangan-Nya dinyatakan
di dalam Injil, dan pemberitaan oleh para rasul dimaksudkan untuk
membuat kebenaran ini dapat diketahui orang.
Surat 2 Petrus 1:16-18
553
1. Pemberitaan Injil dilakukan untuk menyatakan kuasa Kristus
kepada dunia bahwa ia sanggup menyelamatkan sepenuhnya
semua orang yang datang kepada Tuhan melalui Dia. Dia yaitu
Tuhan yang perkasa, oleh sebab itu Ia sanggup menyelamatkan
orang dari rasa bersalah dan kecemaran dosa.
2. Kedatangan Kristus juga diberitahukan melalui pemberitaan Injil.
Ia yang dijanjikan segera sesudah kejatuhan manusia di dalam
dosa, bahwa sesudah genap waktunya akan dilahirkan dari se-
orang wanita , kini telah datang sebagai manusia. Dan ba-
rangsiapa menolak hal ini, maka dia itu seorang antikristus
(1Yoh. 4:3), dan ia digerakkan dan dipengaruhi oleh roh antikris-
tus. namun mereka yang yaitu rasul-rasul dan pelayan-pelayan
Kristus yang sejati, yang diarahkan dan dibimbing oleh Roh
Kristus, bersaksi bahwa Kristus telah datang sesuai dengan janji
yang di dalamnya semua orang percaya di dalam Perjanjian Lama
telah mati di dalam iman itu (Ibr. 11:39). Kristus telah datang
sebagai manusia. sebab itu, sebagaimana orang-orang yang Ia
selamatkan yaitu mereka yang turut mengambil bagian di dalam
darah dan daging, maka Dia sendiri juga mengambil bagian dalam
hal yang sama, supaya Dia dapat menderita di dalam sifat dan
menjadi pengganti mereka, dan dengan demikian dapat melaku-
kan penebusan. Kedatangan Kristus inilah yang dengan jelas dan
terperinci dinyatakan oleh Injil. namun masih ada lagi kedatangan
kedua kali yang juga disebutkan, yang harus diberitahukan juga
oleh para pelayan Injil, saat Dia akan datang dalam kemuliaan
Bapa-Nya, bersama-sama semua malaikat-Nya yang kudus, sebab
Ia telah ditetapkan untuk menjadi Hakim atas orang-orang yang
hidup dan yang mati. Ia akan datang untuk menghakimi dunia ini
di dalam keadilan dengan Injil yang kekal, dan memangg