ibrani wahyu 15


 g Kristen harus menjalankan kewajiban me-

reka satu terhadap yang lain, bukan sebab  takut, atau 

sebab  paksaan, melainkan dari kerelaan hati, dan da-

lam kepatuhan terhadap perintah Tuhan . Istri harus tun-

duk kepada suaminya yang tidak beradab, bukan kare-

na takut akan ancaman, melainkan sebab  keinginan 

untuk berbuat baik dan berkenan kepada Tuhan . 

II.  Selanjutnya dibahas kewajiban suami kepada istri. 

1.  Kewajiban-kewajiban itu secara khusus yaitu ,  

(1) Hidup bersama sebagai pasangan. Ini melarang pemisahan 

yang tidak perlu, dan menyiratkan adanya komunikasi 

Surat 1 Petrus 3:1-7 

 481 

timbal balik mengenai barang dan hubungan pribadi, yang 

dilakukan dengan hati yang senang dan rukun.  

(2) Hidup bijaksana dengan istri. Bukan hidup berdasar  

nafsu, seperti binatang, atau hidup berdasar  amarah, 

seperti setan, melainkan hidup bijaksana, seperti orang 

yang berhikmat dan sadar, yang mengenal firman Tuhan  dan 

kewajibannya sendiri. 

(3) Menghormati istri, yaitu memberinya penghormatan seba-

gaimana mestinya, dan menjaga kewenangannya, melin-

dungi pribadinya, mendukung nama baiknya, senang ber-

gaul dengannya, mampu mencukupkan keperluannya, dan 

percaya serta punya keyakinan yang baik terhadapnya. 

2.  Alasannya yaitu , sebab  istri yaitu  kaum yang lebih lemah 

secara alami dan berdasar  keadaan tubuhnya, jadi harus 

dibela. namun  juga istri, dalam hal-hal yang lain dan lebih 

tinggi, sederajat dengan suaminya. Ia yaitu  teman pewaris 

dari kasih karunia, yaitu kehidupan, pewaris semua berkat di 

kehidupan ini dan kehidupan nanti, dan sebab  itu harus 

hidup damai dan tenang satu dengan yang lain. Jika tidak, 

doa mereka satu dengan yang lain dan satu untuk yang lain 

akan terhalang, sehingga sering kali “kamu tidak akan berdoa 

sama sekali, atau jika berdoa, kamu akan berdoa dengan 

pikiran yang gelisah dan tak keruan, dan dengan demikian 

tanpa hasil.” Amatilah, 

(1) Kelemahan kaum wanita  bukanlah alasan yang baik 

untuk hidup terpisah dari dia atau merendahkannya, namun  

sebaliknya merupakan alasan untuk menghormati dan meng-

hargai dia: Hormatilah istri sebagai kaum yang lebih lemah.  

(2) Ada kehormatan yang patut diberikan kepada semua orang 

yang merupakan pewaris dari kasih karunia, yaitu kehi-

dupan.  

(3) Semua orang yang sudah menikah harus berusaha untuk 

berperilaku dengan penuh kasih dan damai satu sama lain 

supaya mereka bisa terhindar dari pertengkaran yang akan 

menghalang-halangi keberhasilan doa mereka. 


 482

Kewajiban-kewajiban terhadap Kawan dan Lawan 

(3:8-15)  

8 Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi 

saudara-saudara, penyayang dan rendah hati, 9 dan janganlah membalas 

kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, namun  sebalik-

nya, hendaklah kamu memberkati, sebab  untuk itulah kamu dipanggil, 

yaitu untuk memperoleh berkat. Sebab: 10 “Siapa yang mau mencintai hidup 

dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang 

jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu. 11 Ia harus men-

jauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus mencari perdamaian 

dan berusaha mendapatkannya. 12 Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-

orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, 

namun  wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat.” 13 Dan 

siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin berbuat 

baik? 14 namun  sekalipun kamu harus menderita juga sebab  kebenaran, 

kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka 

takuti dan janganlah gentar. 15 namun  kuduskanlah Kristus di dalam hatimu 

sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi 

pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan 

jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, namun  haruslah 

dengan lemah lembut dan hormat, 

Di sini Rasul Petrus beralih dari nasihat-nasihat khusus ke nasihat-

nasihat yang lebih umum.  

I.  Ia mengajarkan bagaimana orang-orang Kristen dan sesama te-

man harus saling memperlakukan dengan baik. Ia menasihati 

orang-orang Kristen untuk seia sekata, untuk sehati dalam mem-

percayai iman yang sama dan menjalankan kewajiban-kewajiban 

agama yang sama. Dan, sebab  banyak orang Kristen pada saat 

itu berada dalam keadaan yang menderita, ia meminta mereka 

untuk seperasaan, untuk mengasihi saudara-saudara, untuk 

menyayangi mereka yang sedang tertimpa kesusahan, dan untuk 

rendah hati kepada semua orang. Dari sini Amatilah,  

1. Orang-orang Kristen harus berusaha seia sekata dalam per-

kara-perkara besar keimanan, dalam kasih sayang yang nyata, 

dan dalam perbuatan kristiani. Mereka harus saling rukun, se-

suai dengan kehendak Kristus Yesus (Rm. 15:5), bukan meng-

ikuti kesenangan manusia, melainkan firman Tuhan .  

2. Walaupun orang-orang Kristen tidak bisa berpikiran secara per-

sis sama, namun mereka harus berbelas kasihan satu sama 

lain, dan mengasihi sebagai saudara. Mereka tidak boleh meng-

aniaya atau membenci satu sama lain, namun  harus saling me-

Surat 1 Petrus 3:8-15 

 483 

 ngasihi melebihi kasih sayang yang biasa-biasa saja. Mereka 

harus mengasihi sebagai saudara.  

3. Kekristenan menghendaki rasa belas kasihan terhadap orang-

orang yang sedang kesusahan, dan sopan santun kepada se-

mua orang. Pasti orang yang sudah terang-terangan berdosa, 

atau orang murtad yang kejilah yang tidak layak diperlakukan 

dengan sopan (1Kor. 5:11; 2Yoh. 1:10-11). 

II.  Rasul Petrus mengajar kita bagaimana bersikap terhadap musuh. 

Rasul Petrus tahu bahwa orang-orang Kristen akan dibenci dan 

diperlakukan dengan jahat oleh semua orang oleh sebab  nama 

Kristus. Oleh sebab itu, 

1.  Ia memperingatkan mereka untuk tidak membalas kejahatan 

dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki. Sebalik-

nya, “jika  mereka mencaci maki kamu, berkatilah mereka. 

jika  mereka berkata-kata jahat kepadamu, balaslah de-

ngan kata-kata yang baik. Sebab Kristus, baik dengan firman-

Nya maupun teladan-Nya, telah memanggil kamu untuk mem-

berkati orang-orang yang mengutuk kamu, dan telah menetap-

kan berkat atasmu sebagai warisanmu yang abadi, meskipun 

kamu tidak layak.” Menanggung kejahatan dengan sabar, dan 

memberkati musuh-musuhmu, yaitu  cara untuk mendapat-

kan berkat Tuhan  ini. Amatilah,  

(1) Membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki de-

ngan caci maki, yaitu  perbuatan yang tidak kristiani dan 

berdosa. Hakim dapat menghukum para penjahat, dan 

orang dapat mencari upaya hukum jika  mereka diper-

lakukan dengan tidak adil. namun  balas dendam pribadi 

dengan bertarung, menghardik, atau diam-diam melaku-

kan kejahatan itu dilarang (Ams. 20:22; Luk. 6:27; Rm. 

12:17; 1Tes. 5:15). Mencaci maki yaitu  mencerca orang 

lain dengan kata-kata yang pahit, sengit, dan tercela. 

namun  kalau hamba-hamba Tuhan menegur dengan keras, 

dan berkhotbah dengan sungguh-sungguh melawan dosa-

dosa zaman ini, itu bukan mencaci maki. Semua nabi dan 

rasul melakukannya (Yes. 56:10; Zef. 3:3; Kis. 20:29).  

(2) Hukum-hukum Kristus mewajibkan kita untuk membalas 

caci maki dengan berkat. Matius 5:44, “Kasihilah musuhmu 


 484

dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Kamu 

tidak boleh membenarkan mereka dalam dosa mereka, te-

tapi kamu harus melakukan untuk musuh-musuhmu se-

mua hal yang dituntut oleh keadilan atau yang diperintah-

kan oleh kasih.” Kita harus mengasihani, mendoakan, dan 

mengasihi orang-orang yang mencaci maki kita.  

(3) Seperti halnya panggilan orang Kristen memberinya hak-

hak istimewa, demikian pula panggilan itu mewajibkan dia 

untuk melakukan kewajiban-kewajiban yang sulit.  

(4) Semua hamba Tuhan  yang sungguh-sungguh pasti akan me-

warisi berkat. Mereka sudah memilikinya dalam kadar yang 

besar, namun  memilikinya secara penuh disediakan nanti 

pada keadaan dan di dunia lain. 

2.  Rasul Petrus memberi  anjuran yang luar biasa baik supaya 

bisa hidup bahagia dan nyaman di dunia yang penuh dengan 

pertengkaran dan kejahatan ini (ay. 10): anjurannya itu diku-

tip dari Mazmur 34:13-15. “Jika kamu sungguh-sungguh ingin 

hidup lama, dan hari-harimu damai dan sejahtera, jagalah 

lidahmu supaya tidak mencerca, berkata-kata jahat, dan mem-

fitnah, dan bibirmu supaya tidak berbohong, menipu, dan 

berpura-pura. Hindari berbuat sesuatu yang merugikan atau 

menyakiti sesamamu, namun  selalu bersiaplah untuk berbuat 

baik, dan mengalahkan kejahatan dengan kebaikan. Carilah 

perdamaian dengan semua orang, dan kejarlah itu, meskipun 

ia lari dibandingkan mu. Ini akan menjadi cara terbaik untuk mem-

buat orang condong berkata-kata baik tentang kamu, dan 

hidup damai denganmu.” Amatilah,  

(1) Orang-orang baik yang hidup di bawah Perjanjian Lama 

dan Perjanjian Baru diwajibkan untuk menjalankan kewa-

jiban-kewajiban moral yang sama. Menjaga lidah terhadap 

yang jahat dan bibir terhadap ucapan-ucapan yang menipu 

yaitu  kewajiban di zaman Daud seperti juga di zaman 

sekarang.  

(2) Menginginkan keuntungan-keuntungan yang sementara si-

fatnya sebagai alasan dan dorongan dalam menjalankan 

agama yaitu  hal yang diperbolehkan.  

(3) Pengamalan agama, khususnya mengatur lidah dengan be-

nar, yaitu  cara terbaik untuk membuat hidup ini nyaman 

Surat 1 Petrus 3:8-15 

 485 

dan sejahtera. Lidah yang tulus, tidak menyinggung, dan 

bijaksana merupakan satu sarana untuk membuat kita 

dapat melewati dunia ini dengan damai dan nyaman.  

(4) Menghindari kejahatan, dan melakukan kebaikan, yaitu  

cara untuk memperoleh kepuasan dan kebahagiaan baik di 

sini maupun di dunia nanti.  

(5) Sudah menjadi kewajiban orang-orang Kristen untuk tidak 

hanya menyambut perdamaian saat  ditawarkan, namun  juga 

mencari dan mengejarnya saat  ditolak. Damai dengan ma-

syarakat, dan damai dengan orang per orang, sebagai lawan 

dari perpecahan dan perseteruan, itulah yang dimaksudkan 

di sini. 

3. Rasul Petrus menunjukkan bahwa orang-orang Kristen tidak 

perlu takut bahwa perilaku yang sabar dan tidak menyinggung 

seperti yang diperintahkan itu justru akan mengundang dan 

mendorong datangnya kekejaman musuh-musuh mereka. Me-

reka tidak usah takut, sebab  Tuhan  akan berpihak kepada 

mereka: Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar 

(ay. 12). Ia memberi  perhatian khusus kepada mereka, se-

nantiasa memelihara dan memimpin mereka, dan memberi  

penghormatan dan kasih sayang khusus kepada mereka. 

Telinga-Nya terbuka kepada permohonan mereka yang minta 

tolong, sehingga jika ada yang berbuat jahat kepada mereka, 

mereka memiliki obat penawar ini, yaitu mereka dapat menge-

luhkannya kepada Bapa mereka di sorga, yang telinga-Nya 

selalu memperhatikan doa-doa hamba-Nya di dalam kesusah-

an, dan yang pasti akan membantu mereka melawan musuh-

musuh mereka yang tidak benar. namun  wajah Tuhan menen-

tang orang-orang yang berbuat jahat. Amarah, murka, dan 

pembalasan-Nya akan mengejar mereka, sebab  Ia teramat 

memusuhi para penganiaya yang fasik, lebih dibandingkan  manu-

sia sekalipun. Cermatilah,  

(1) Kita tidak boleh dalam setiap hal mengikuti kata-kata lang-

sung dari Kitab Suci, namun  harus mempelajari arti dan 

maknanya, sebab kalau tidak, kita akan disesatkan ke da-

lam berbagai kesalahan dan kejanggalan yang menghujat. 

Kita tidak boleh membayangkan bahwa Tuhan  memiliki  


 486

mata, telinga, dan wajah, meskipun ini yaitu  kata-kata 

langsung dari Kitab Suci.  

(2) Tuhan  memberi  perhatian khusus dan kasih sayang se-

bagai orangtua kepada semua umat-Nya yang benar. 

(3) Tuhan  betul-betul selalu mendengar doa-doa orang percaya 

(1Yoh. 5:14; Ibr. 4:16).  

(4) Meskipun Tuhan  itu baik secara tak terhingga, namun Ia 

membenci para pendosa yang tidak mau bertobat, dan akan 

menumpahkan murka-Nya atas orang-orang yang berbuat 

jahat. Ia akan berbuat benar bagi diri-Nya sendiri, dan ber-

buat adil terhadap seluruh dunia. Dan kebaikan-Nya tidak 

menjadi penghalang bagi Dia untuk berbuat demikian. 

4.  Perilaku yang sabar dan rendah hati dari orang-orang Kristen 

ini dianjurkan dan didesakkan lebih jauh lagi berdasar  dua 

pertimbangan:  

(1) Perilaku ini akan menjadi cara terbaik dan paling pasti 

untuk mencegah penderitaan, sebab siapakah yang akan 

berbuat jahat terhadap kamu? (ay. 13). Hal ini, saya kira, 

dikatakan untuk orang-orang Kristen dalam keadaan biasa, 

bukan dalam ganasnya penganiayaan. “Biasanya, hanya 

ada sedikit orang yang begitu biadab dan tercela yang akan 

membahayakan orang-orang yang hidup dengan begitu 

polos dan bermanfaat seperti kamu.”  

(2) Perilaku ini yaitu  cara untuk mendapatkan manfaat dari 

penderitaan. “Jika kamu rajin berbuat baik, namun  menderita 

juga, maka itu berarti kamu menderita demi kebenaran (ay. 

14), dan penderitaan itu akan membawa kemuliaan dan 

kebahagiaan bagimu, sebab  penderitaan itu membuatmu 

berhak mendapatkan berkat yang dijanjikan oleh Kristus” 

(Mat. 5:10). Oleh sebab  itu,  

[1] “Kamu tidak perlu takut terhadap apa saja yang dapat 

mereka lakukan untuk menyerang kamu dengan kengeri-

an, juga tidak perlu banyak gelisah atau khawatir akan 

kegeraman atau kekuatan musuh-musuhmu.” Amatilah, 

pertama, selalu mengikuti apa yang baik yaitu  jalan 

terbaik yang dapat kita ambil untuk terhindar dari 

bahaya. Kedua, menderita sebab  kebenaran merupa-

kan kehormatan dan kebahagiaan orang Kristen. Men-

Surat 1 Petrus 3:8-15 

 487 

derita demi kebenaran, demi hati nurani yang baik, 

atau kewajiban apa saja dari orang Kristen, merupakan 

suatu kehormatan besar. Kegembiraannya lebih besar 

dibandingkan  siksaannya, kehormatannya lebih besar dari-

pada aibnya, dan keuntungannya jauh lebih besar dari-

pada kerugiannya. Ketiga, orang-orang Kristen tidak 

memiliki  alasan untuk takut terhadap ancaman atau 

kegeraman siapa saja dari musuh-musuh mereka. 

“Musuh-musuhmu yaitu  musuh-musuh Tuhan , wajah-

Nya menentang mereka, kuasa-Nya mengatasi mereka. 

Mereka yaitu  sasaran kutukan-Nya, dan tidak dapat 

melakukan apa-apa kepadamu tanpa seizin Dia. Oleh 

sebab itu, janganlah kamu gelisah sebab  mereka.”  

[2] dibandingkan  menggentarkan diri dengan perasaan takut 

terhadap manusia, pastikanlah untuk menguduskan 

Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan (ay. 15). Kepada-

Nyalah harus kamu takut dan terhadap Dialah harus 

kamu gentar (Yes. 8:12-13). Janganlah kamu takut ter-

hadap mereka yang dapat membunuh tubuh, namun  

takutilah Dia, yang memiliki  kuasa untuk melem-

parkan orang ke dalam neraka (Luk. 12:4-5). Kita me-

nguduskan Tuhan Tuhan  di dalam hati kita jika  kita 

dengan tulus dan sungguh-sungguh memuja Dia, apa-

bila pikiran-pikiran kita tentang Dia dipenuhi dengan 

ketakjuban dan penghormatan, jika  kita mengandal-

kan kuasa-Nya, percaya pada kesetiaan-Nya, berserah 

pada hikmat-Nya, meniru kekudusan-Nya, dan mem-

beri-Nya kemuliaan yang layak bagi kesempurnaan-ke-

sempurnaan-Nya yang mengagumkan. Kita juga mengu-

duskan Tuhan  di hadapan orang lain jika  kita ber-

perilaku sedemikian rupa sehingga mengajak dan men-

dorong orang lain untuk memuliakan dan menghormati 

Dia. Kedua-duanya dituntut (Im. 10:3). “jika  kaidah 

ini sudah meresap ke dalam lubuk hatimu, maka selan-

jutnya, berkenaan dengan manusia, bersiaplah senan-

tiasa, yaitu mampu dan rela, untuk memberi pertang-

gungan jawab, atau membuat pembelaan, untuk iman 

yang kamu akui. Dan lakukanlah itu kepada tiap-tiap 

orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu 


 488

tentang pengharapan yang ada padamu, pengharapan 

macam apa yang kamu miliki, atau yang membuatmu 

menderita kesusahan-kesusahan seperti itu di dunia.” 

Amatilah, pertama, rasa takjub akan kesempurnaan-

kesempurnaan ilahi yaitu  obat penawar terbaik untuk 

melawan ketakutan terhadap penderitaan. Kalau kita 

lebih takut kepada Tuhan , maka pastilah kita tidak akan 

begitu takut lagi kepada manusia. Kedua, harapan dan 

iman orang Kristen dapat dibela di hadapan seluruh 

dunia. Ada alasan yang baik untuk beragama. Agama 

bukanlah khayalan melainkan rancangan yang masuk 

akal yang diwahyukan dari sorga, yang diperlukan un-

tuk memenuhi semua kebutuhan orang-orang berdosa 

yang sengsara, dan yang berpusat sepenuhnya pada 

kemuliaan Tuhan  melalui Yesus Kristus. Ketiga, setiap 

orang Kristen wajib mempertanggungjawabkan dan 

membela pengharapan yang ada pada dirinya. Orang-

orang Kristen harus siap memberi  alasan bagi Ke-

kristenan mereka, supaya terlihat bahwa mereka tidak 

terdorong memeluknya sebab  kebodohan atau angan-

angan. Pembelaan ini mungkin perlu diberikan lebih 

dari satu atau dua kali, sehingga dengan demikian 

orang-orang Kristen harus selalu siap memberi  pem-

belaan itu, entah kepada hakim, jika ia menuntutnya, 

atau kepada setiap orang Kristen yang bertanya-tanya, 

yang ingin mengetahuinya dengan lebih baik atau un-

tuk memperbaiki diri. Keempat, pengakuan-pengakuan 

iman kita ini haruslah dibuat dengan lemah lembut dan 

hormat. Membela agama haruslah dilakukan dengan 

kerendahan hati dan kelemahlembutan, dalam takut 

akan Tuhan , dengan mawas diri, dan rasa hormat terha-

dap mereka yang di atas kita. 

Hati Nurani yang Murni dan Hidup yang Saleh  

(3:16-17)  

16 dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah 

kamu sebab  hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu sebab  

fitnahan mereka itu. 17 Sebab lebih baik menderita sebab  berbuat baik, jika 

hal itu dikehendaki Tuhan , dari pada menderita sebab  berbuat jahat. 

Surat 1 Petrus 3:16-17 

 489 

Pengakuan iman Kristen tidak dapat sepenuhnya diakui kecuali bila 

didukung dengan dua sarana yang disebutkan secara khusus ini, 

yaitu hati nurani yang murni dan hidup yang saleh. Hati nurani itu 

baik jika  ia melakukan pekerjaannya dengan baik, jika ia tetap 

murni dan tidak bobrok, dan bersih dari kesalahan. Dengan begitu, 

barulah hati nurani akan membenarkan kamu, walaupun manusia 

mendakwa kamu. Hidup yang saleh dalam Kristus yaitu  hidup yang 

kudus, sesuai dengan ajaran dan teladan Kristus. “Pelihara baik-baik 

hati nuranimu, dan hidupmu. Maka, walaupun manusia berkata-

kata jahat tentang kamu, dan memfitnah kamu sebagai penjahat, 

kamu akan membersihkan dirimu sendiri, dan mempermalukan me-

reka. Mungkin kamu menganggapnya sulit untuk menderita sebab  

berbuat baik, sebab  menjaga hati nurani yang murni dan hidup 

yang saleh. namun  janganlah berkecil hati, sebab lebih baik untukmu, 

meskipun lebih buruk bagi musuh-musuhmu, jika kamu menderita 

sebab  berbuat baik dibandingkan  sebab  berbuat jahat.” Amatilah, 

1.  Orang yang paling teliti memeriksa batin tidak bisa terhindar dari 

celaan dan fitnah orang-orang jahat. Mereka akan berkata-kata 

jahat tentang dia, seolah-olah ia penjahat, dan menuduhnya me-

lakukan kejahatan-kejahatan yang justru dibenci oleh jiwanya: 

Kristus dan para rasul-Nya diperlakukan demikian.  

2. Hati nurani yang murni dan hidup yang saleh yaitu  sarana 

terbaik untuk menjaga nama baik. Keduanya akan memberi  

nama baik yang teguh dan bertahan lama.  

3.  Tuduhan palsu biasanya  akan membuat malu si penuduh 

itu sendiri, sebab  tuduhan itu menyingkapkan setidak-tidaknya 

perbuatannya sendiri, ketidakbenaran, kepalsuan, dan sifat hati-

nya yang jahat.  

4. Adakalanya sudah menjadi kehendak Tuhan  bahwa orang-orang 

baik harus menderita sebab  berbuat baik, sebab  kejujuran 

mereka dan sebab  iman mereka.  

5. Sama seperti berbuat baik kadang-kadang membuat orang baik 

rentan tertimpa penderitaan, demikian pula berbuat jahat tidak 

akan membebaskan orang jahat dari penderitaan. Rasul Petrus 

memandang di sini bahwa orang bisa menderita untuk kedua-

duanya. Jika penderitaan orang baik sebab  berbuat baik saja 

sudah begitu parah, maka apa jadinya lagi dengan penderitaan 

orang jahat sebab  berbuat jahat? Sungguh menyedihkan orang 

yang berada dalam keadaan di mana dosa dan penderitaan ber-


 490

temu bersama-sama pada saat yang sama. Dosa membuat pen-

deritaan menjadi teramat sangat berat, merugikan, menggelisah-

kan hati, dan merusak diri. 

Penderitaan-penderitaan Kristus  

(3:18-20)  

18 Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar 

untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Tuhan ; 

Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, namun  yang 

telah dibangkitkan menurut Roh, 19 dan di dalam Roh itu juga Ia pergi 

memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, 20 yaitu kepada 

roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Tuhan , saat  

Tuhan  tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan 

bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan 

oleh air bah itu. 

Di sini,  

I.   Teladan Kristus dikemukakan sebagai alasan untuk bersabar di 

bawah penderitaan. Kekuatan alasan ini akan kita sadari jika kita 

menimbang beberapa hal yang terkandung dalam perkataan itu. 

Oleh sebab  itu cermatilah, 

1.  Yesus Kristus sendiri tidak bebas dari penderitaan-penderitaan 

dalam kehidupan ini, meskipun Ia sendiri tidak bersalah dan 

dapat menolak segala penderitaan jika mau.  

2. Alasan atau penyebab yang mengharuskan terjadinya penderi-

taan Kristus yaitu  dosa-dosa manusia: Kristus telah mati 

sekali untuk segala dosa kita. Penderitaan-penderitaan Kristus 

yaitu  hukuman yang benar dan tepat. Hukuman ini dijalani 

untuk menebus dan membuat pendamaian bagi dosa, dan itu 

mencakup semua dosa.  

3.  Dalam kasus penderitaan Tuhan kita, Ia yang benar menderita 

untuk orang tidak benar. Ia menggantikan tempat kita, dan 

menanggung kesalahan-kesalahan kita. Ia yang tidak menge-

nal dosa menderita sebagai ganti mereka yang tidak mengenal 

kebenaran.  

4. Jasa dan kesempurnaan korban Kristus yaitu  sedemikian 

rupa sehingga bagi-Nya menderita satu kali saja sudah cukup. 

Korban-korban hukum Taurat diulangi dari hari ke hari, dan 

dari tahun ke tahun. namun  korban Kristus, sekali dipersem-

Surat 1 Petrus 3:18-20 

 491 

bahkan, sudah membersihkan dosa (Ibr. 7:27; 9:26, 28; 10:10, 

12, 14).  

5. Tujuan atau maksud akhir yang membahagiakan dari penderi-

taan-penderitaan Tuhan kita yaitu  untuk membawa kita ke-

pada Tuhan , untuk mendamaikan kita dengan Tuhan , untuk 

membuka jalan masuk bagi kita menghadap Bapa, untuk 

membuat kita dan pelayanan-pelayanan kita berkenan ke-

pada-Nya, dan untuk mengantar kita kepada kemuliaan kekal 

(Ef. 2:13, 18; 3:12; Ibr. 10:21-22).  

6.  Duduk perkara dan peristiwa penderitaan Kristus, berkenaan 

dengan diri-Nya sendiri, yaitu  bahwa Ia dihukum mati dalam 

kodrat-Nya sebagai manusia, namun  dihidupkan dan dibangkit-

kan lagi oleh Roh. Nah, jika Kristus tidak bebas dari penderita-

an, mengapa orang Kristen berharap bebas darinya? Jika Ia 

menderita, untuk menebus dosa-dosa, mengapa kita tidak 

puas menerima penderitaan, sementara penderitaan-penderi-

taan kita hanya untuk ujian dan pelajaran, dan bukan untuk 

penebusan? Jika penderitaan terjadi pada-Nya, meskipun Ia 

benar secara sempurna, mengapa tidak pada kita, yang se-

muanya pembuat kejahatan? Jika Ia pernah menderita, dan 

kemudian masuk ke dalam kemuliaan, bukankah kita harus 

bersabar di dalam kesulitan, sebab  kesulitan itu hanya se-

bentar dan kita akan mengikuti-Nya ke dalam kemuliaan? Jika 

Ia telah mati, supaya Ia membawa kita kepada Tuhan , bukan-

kah kita harus menerima kesulitan, sebab  kesulitan-kesulit-

an itu sangat bermanfaat untuk mendorong kita kembali 

kepada Tuhan , dan menjalankan kewajiban kita kepada-Nya? 

II.  Rasul Petrus beralih dari teladan Kristus ke teladan di zaman 

dulu, dan memperlihatkan kepada orang-orang Yahudi, yang ke-

pada mereka ia menulis, bagaimana orang-orang yang percaya 

dan menaati pemberitaan Kristus melalui Nuh mengalami peris-

tiwa yang berbeda dari mereka yang terus tidak taat dan tidak 

percaya. Ini mengisyaratkan kepada orang-orang Yahudi bahwa 

mereka berada di bawah hukuman serupa. Tuhan  tidak akan 

menunggu mereka jauh lebih lama lagi. Sekarang mereka sudah 

ditawarkan rahmat. Siapa yang menerimanya akan diselamatkan, 

namun  siapa yang menolak Kristus dan Injil pasti akan dihancur-


 492

kan seperti yang terjadi sebelumnya pada orang-orang yang tidak 

taat pada zaman Nuh. 

1. Untuk menjelaskan hal ini, kita dapat memperhatikan,  

(1) Pemberitanya, yaitu Kristus Yesus, yang telah melibatkan 

diri-Nya sendiri dalam perkara-perkara jemaat dan dunia 

sejak Ia pertama-tama dijanjikan kepada Adam (Kej. 3:15). 

Ia pergi, bukan pergi secara fisik, melainkan bergerak un-

tuk keperluan khusus, seperti Tuhan  sering kali dikatakan 

bergerak (Kej. 11:5; Hos. 5:15; Mi. 1:3). Ia pergi memberita-

kan, oleh Roh-Nya yang tinggal di dalam diri orang-orang 

pada zaman Nuh itu, dan mengilhami serta memampukan 

Henokh dan Nuh untuk memohon dengan mereka, dan 

memberitakan kebenaran kepada mereka, seperti dalam 2 

Petrus 2:5. 

(2) Para pendengarnya. sebab  mereka sudah mati dan raga 

mereka sudah punah saat  Rasul Petrus berbicara tentang 

mereka, maka dengan tepat ia menyebut mereka sebagai 

roh-roh yang sekarang berada di dalam penjara. Bukan 

berarti bahwa mereka berada di dalam penjara saat  

Kristus memberitakan Injil kepada mereka, seperti yang 

dikatakan terjemahan Latin kasar dan para penafsir dari 

gereja tertentu.  

(3) Dosa orang-orang ini: Mereka tidak taat, yaitu memberontak, 

tidak mau insaf, dan tidak percaya, menurut arti kata yang 

dipakai. Dosa mereka ini semakin diperberat sebab  Tuhan  

sudah menanti dengan sabar (sudah menunggu mereka sela-

ma 120 tahun lamanya), waktu Nuh sedang mempersiapkan 

bahteranya, dan melalui bahtera itu, seperti juga melalui 

pemberitaannya, memberi mereka peringatan yang semesti-

nya tentang apa yang akan terjadi pada mereka.  

(4) Peristiwa yang terjadi: tubuh mereka tenggelam, dan roh 

mereka dicampakkan ke dalam neraka, yang disebut seba-

gai penjara (Mat. 5:25; 2Ptr. 2:4-5). namun  Nuh dan keluar-

ganya, yang percaya dan taat, selamat di dalam bahtera. 

2. Dari keseluruhan kisah ini kita dapat belajar bahwa,  

(1) Tuhan  memperhatikan secara cermat segala sarana dan 

keuntungan yang dimiliki oleh manusia di segala zaman 

bagi keselamatan jiwa mereka. Diperhitungkan kepada du-

Surat 1 Petrus 3:21-22 

 493 

nia di zaman dulu bahwa Kristus menawarkan pertolong-

an-Nya kepada mereka, mengutus Roh-Nya, memberi mere-

ka peringatan yang semestinya melalui Nuh, dan menung-

gu untuk waktu yang lama supaya mereka berubah.  

(2) Walaupun Tuhan  bersabar menunggu orang-orang berdosa 

untuk waktu yang lama, kesabaran-Nya akan habis pada 

akhirnya. Tidak pantas bagi keagungan Tuhan  yang akbar 

untuk selalu menunggu manusia dengan sia-sia.  

(3) Roh-roh para pendosa yang tidak taat, segera sesudah  ke-

luar dari tubuh mereka, dicampakkan ke dalam penjara 

neraka, yang dari situ tidak akan ada penebusan lagi. 

(4) Jalan yang diikuti oleh kebanyakan orang bukanlah jalan 

terbaik, terbijak, atau teraman untuk kita ikuti. Lebih baik 

mengikuti delapan orang di dalam bahtera dibandingkan  dela-

pan juta orang yang tenggelam oleh air bah dan dikutuk ke 

dalam neraka. 

Baptisan Kristiani 

(3:21-22)  

21 Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan – mak-

sudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk 

memohonkan hati nurani yang baik kepada Tuhan  – oleh kebangkitan Yesus 

Kristus, 22 yang duduk di sebelah kanan Tuhan , sesudah  Ia naik ke sorga 

sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepada-Nya. 

Keselamatan Nuh di dalam bahtera di atas air melambangkan kesela-

matan semua orang Kristen yang baik di dalam jemaat melalui bap-

tisan. Keselamatan sementara oleh bahtera itu yaitu  perlambang, 

sedang  yang diperlambangkan yaitu  keselamatan kekal orang-

orang percaya melalui baptisan. Untuk mencegah kekeliruan tentang 

hal ini Rasul Petrus, 

I.  Menyatakan apa yang dimaksudkannya dengan baptisan yang 

menyelamatkan. Bukan upacara lahiriah membasuh dengan air, 

yang dengan sendirinya tidak lebih dibandingkan  membersihkan kotor-

an pada tubuh, melainkan baptisan yang di dalamnya ada jawab-

an iman atau penegasan kembali hati nurani untuk dengan bulat 

hati kembali murni, mau percaya dan mengabdi sepenuhnya 

kepada Tuhan  Bapa, Anak, dan Roh Kudus, serta pada saat yang 


 494

sama menyangkal keinginan daging, dunia, dan Iblis. Perjanjian 

baptis, yang dibuat dan dijaga, pasti akan menyelamatkan kita. 

Membasuh yaitu  tanda yang terlihat, sedang  tanggapan 

iman yaitu  hal yang ditandakan itu. 

II. Rasul Petrus menunjukkan bahwa keberhasilan baptisan untuk 

menyelamatkan tidak bergantung pada perbuatan yang dilaku-

kan, melainkan pada kebangkitan Kristus, yang dengan sendiri-

nya termasuk kematian-Nya, dan merupakan dasar iman dan 

pengharapan kita. Baptisan kita dianggap benar jika kita mati 

bagi dosa, dan bangkit kembali ke dalam hidup yang kudus dan 

baru. Amatilah,  

1. Sakramen baptisan, yang diterima dengan benar, yaitu  sara-

na dan jaminan keselamatan. Kita sekarang diselamatkan oleh 

baptisan. Tuhan  berkenan memberi  berkat-berkat-Nya ke-

pada kita di dalam dan melalui upacara-upacara yang ditetap-

kan-Nya (Kis. 2:38; 22:16). 

2. Menjalankan baptisan secara lahiriah tidak akan menyelamat-

kan siapa-siapa tanpa adanya tanggapan untuk memiliki hati 

nurani yang murni dan hidup yang saleh. Harus ada tanggap-

an berupa hati nurani yang baik terhadap Tuhan . Keberatan, 

bayi tidak bisa memberi  tanggapan seperti itu, dan sebab  

itu tidak boleh dibaptis. Jawaban, sunat yang benar yaitu  

sunat di dalam hati, secara rohani (Rm. 2:29). Anak-anak 

tidak mampu memberi  tanggapan ini pada waktu disunat, 

dan demikian pula bayi tidak mampu memberi  tanggapan 

ini pada waktu dibaptis. Namun demikian, anak-anak boleh 

disunat pada hari kedelapan. Oleh sebab itu, bayi-bayi dari 

jemaat Kristen boleh mengikuti upacara baptisan ini dengan 

alasan yang sama seperti bayi-bayi Yahudi, kecuali ada yang 

menghalangi mereka untuk melakukannya sebab  larangan 

yang jelas dari Kristus. 

III. sesudah  menyebutkan kematian dan kebangkitan Kristus, Rasul 

Petrus melanjutkan dengan berbicara tentang kenaikan-Nya, dan 

duduknya Dia di sebelah kanan Bapa, sebagai hal yang pantas 

direnungkan oleh orang-orang percaya ini untuk menghibur mere-

ka dalam keadaan mereka yang menderita (ay. 22). Jika pengang-

katan Kristus sedemikian mulia sesudah  Ia mendapat penghinaan 

Surat 1 Petrus 3:21-22 

 495 

yang mendalam, maka janganlah para pengikut-Nya berputus 

asa, namun  hendaklah mereka berharap bahwa sesudah  masa-masa 

susah yang sebentar ini, mereka akan diangkat pada sukacita dan 

kemuliaan yang melampaui dunia ini. Amatilah,  

1. Yesus Kristus, sesudah  menuntaskan pekerjaan-Nya dan pen-

deritaan-Nya di bumi, naik dalam kemenangan ke sorga. Ten-

tang hal itu lihat Kisah Para Rasul 1:9-11; Markus 16:19. Ia 

naik ke sorga untuk menerima mahkota dan kemuliaan yang 

telah diperoleh-Nya sendiri (Yoh. 17:5), untuk menyelesaikan 

bagian pekerjaan-Nya sebagai Pengantara yang tidak dapat 

dilakukan di bumi, dan menjadi Pengantara di sana bagi 

umat-Nya, untuk memperlihatkan bahwa korban-Nya sudah 

memuaskan secara penuh, untuk memiliki sorga bagi umat-

Nya, untuk mempersiapkan rumah-rumah bagi mereka, dan 

untuk mengutus Sang Penghibur, yang akan menjadi buah 

pertama dari kepengantaraan-Nya (Yoh. 16:7).  

2. sesudah  kenaikan-Nya ke sorga, Kristus bertakhta di sebelah 

kanan Bapa. Duduknya Dia di sana menandakan berdiam dan 

berhentinya Dia secara mutlak dari segala kesusahan dan 

penderitaan lebih lanjut, dan diangkatnya Dia pada martabat 

pribadi tertinggi dan kekuasaan yang berdaulat.  

3. Semua malaikat, kuasa, dan kekuatan ditaklukkan kepada 

Kristus Yesus: segala kuasa di sorga dan di bumi, memerintah, 

memberi  hukum, mengeluarkan perintah, dan menjatuh-

kan hukuman terakhir diserahkan kepada Yesus, Tuhan -manu-

sia. Bagi musuh-musuhnya, hal ini akan membawa kepedihan 

dan kegalauan kekal, namun  bagi hamba-hamba-Nya sukacita 

dan kepuasan kekal. 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL  4  

ugas seorang Kristen bersifat ganda, yaitu melakukan kehendak 

Tuhan  dan menguasai keinginannya. Pasal ini membimbing kita 

untuk melakukan kedua tugas itu. Tugas-tugas yang di sini ditekan-

kan agar kita perhatikan yaitu  mematikan keinginan dosa, hidup 

bagi Tuhan , tidak bermabuk-mabukan, berdoa, bermurah hati, bersi-

kap ramah, dan mengembangkan serta memanfaatkan semua karu-

nia yang kita terima sebaik mungkin. Inilah yang ditekankan Rasul 

Petrus kepada orang-orang Kristen, mengingat begitu banyak waktu 

yang telah mereka buang saat  mereka masih hidup di dalam dosa, 

dan mengingat bahwa akhir dari segala sesuatu sudah semakin dekat 

(ay. 1-11). Petunjuk perihal penderitaan yaitu  supaya kita jangan 

heran saat  mengalaminya, namun  justru bersukacita di dalamnya, 

dan berhati-hati agar jangan mengalami penderitaan seperti orang-

orang yang berbuat jahat. Ia menyiratkan bahwa pencobaan yang 

akan mereka alami sudah dekat, bahwa jiwa mereka berada di dalam 

bahaya, sama seperti tubuh jasmani mereka, dan bahwa jalan terbaik 

untuk memelihara jiwa mereka yaitu  menyerahkannya kepada Tuhan  

dengan berbuat baik. 

Mematikan Keinginan Dosa 

(4:1-3) 

1 Jadi, sebab  Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus 

juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, – sebab  

barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat 

dosa –, 2 supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keingin-

an manusia, namun  menurut kehendak Tuhan . 3 Sebab telah cukup banyak 

waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak orang-orang yang 

tidak mengenal Tuhan . Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, 

keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan 

berhala yang terlarang. 


 498

Di sini Rasul Petrus menarik kesimpulan baru sesudah  merenungkan 

penderitan-penderitaan Kristus. Sama seperti sebelum ini ia telah 

menggunakan penderitaan Kristus untuk mengajak orang-orang 

Kristen agar bersabar dalam penderitaan, demikian pula sekarang ia 

meminta mereka mematikan keinginan dosa. Amatilah, 

I.  Bagaimana nasihat itu diungkapkan. Pernyataan dasar yang dipa-

kainya yaitu  bahwa, Kristus telah menderita bagi kita dalam 

keadaan-Nya sebagai manusia atau dalam kodrat-Nya sebagai 

manusia. Akibat atau kesimpulan dari pernyataan itu yaitu , 

“Persenjatai dan perkuat dirimu dengan pikiran yang demikian, 

tabah dan tetapkan hatimu.” Kata badani pada ayat 1 menunjuk-

kan kodrat manusiawi Kristus, namun  penggunaan kata badani 

yang kedua kali di ayat 1 menunjukkan sifat cemar manusia. 

Jadi, yang dimaksudkan yaitu , “Sama seperti Kristus telah 

menderita dalam kodrat-Nya sebagai manusia, begitu juga kamu 

harus menderita demikian, sesuai dengan janji yang kauucapkan 

dalam baptisan dan pengakuan iman, matikan sifat cemarmu, 

dengan mematikan tubuh dosa dengan cara menyangkal diri dan 

memadamkan keinginan dosa. Sebab jika kamu menderita seperti 

ini, maka kamu telah menyesuaikan diri dengan Kristus dalam 

kematian dan kebangkitan-Nya, dan akan berhenti berbuat dosa.” 

Ketahuilah, 

1.  Beberapa alasan terkuat dan terbaik yang menentang semua 

jenis dosa diambil dari penderitaan Kristus. Seluruh rasa 

simpati dan kasih sayang terhadap Kristus sebagai orang yang 

menderita akan sia-sia saja jika  dosa tidak ditanggalkan. Ia 

mati demi menghancurkan dosa, dan meskipun mampu mene-

rima penderitaan paling berat dengan senang hati, Ia tidak 

akan pernah bisa menerima dosa sekecil apa pun. 

2.  Awal dari mematikan keinginan dosa dengan sungguh terletak 

di dalam pikiran, tidak dengan menjalani hukuman sebagai 

tanda penyesalan ataupun menimpakan penderitaan ke atas 

tubuh. Pikiran manusia bersifat kedagingan dan penuh per-

musuhan. Pengertiannya menjadi gelap dan terasing dari 

hidup persekutuan dengan Tuhan  (Ef. 4:18). Manusia tidak me-

miliki watak bersungguh hati, melainkan berat sebelah, buta 

mata hatinya, dan jahat, sampai ia diperbarui dan dikuduskan 

oleh kasih karunia Tuhan  yang menghidupkan lagi. 

Surat 1 Petrus 4:1-3 

 499 

II.  Bagaimana nasihat itu dijelaskan lebih lanjut (ay. 2). Rasul Petrus 

menjelaskan apa yang dimaksudkannya dengan mati bagi dosa, 

dan berhenti berbuat dosa, baik secara menyangkal diri maupun 

dengan menyesuaikan diri. Dengan menyangkal diri, yaitu waktu 

orang Kristen yang sisa jangan dipergunakan menurut keinginan 

manusia, hawa nafsu penuh dosa, dan keinginan cemar manusia 

duniawi yang jahat, namun  secara positif, yakni menyesuaikan diri 

dengan kehendak Tuhan  yang suci dan telah diungkapkan Injil. 

Ketahuilah, 

1.  Hawa nafsu manusia merupakan sumber dari semua kejahat-

an mereka (Yak. 1:13-14). Seperti apa pun pencobaan yang se-

sekali datang, hal ini tidak akan berhasil kalau bukan sebab  

sifat cemar manusia sendiri. 

2.  Semua orang Kristen yang saleh akan menjadikan kehendak 

Tuhan , bukan hawa nafsu atau keinginan mereka sendiri, seba-

gai pedoman dalam hidup dan perilaku mereka. 

3.  Pertobatan sejati mengadakan perubahan luar biasa dalam 

hati dan kehidupan setiap orang yang mengambil bagian di da-

lamnya. Pertobatan demikian menjauhkan manusia dari hawa 

nafsu lamanya yang menyenangkan dan digemarinya, serta 

dari cara-cara umum dan sifat buruk dunia, dan membawanya 

kepada kehendak Tuhan . Pertobatan itu mengubah akal budi, 

penilaian, perasaan, perilaku, dan perangai setiap orang yang 

telah mengalaminya. 

III. Bagaimana nasihat itu diperkuat (ay. 3): Sebab telah cukup ba-

nyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak orang-

orang yang tidak mengenal Tuhan , dan seterusnya. Di sini Rasul 

Petrus memberi penjelasan yang berdasar  pada asas keadilan. 

“Sama seperti sepanjang hidupmu sebelum ini sampai sekarang 

kamu telah melayani dosa dan Iblis, maka sungguh adil, sepadan, 

dan masuk akal jika sekarang giliran kamu melayani Tuhan  yang 

hidup.” Meskipun kata-kata tadi dituliskan Rasul Petrus kepada 

orang-orang Yahudi, namun saat  mereka hidup di antara orang-

orang yang tidak mengenal Tuhan , mereka telah mengikuti cara 

hidup orang-orang itu. Amatilah, 

1. saat  seseorang bertobat dengan sungguh, betapa menyedih-

kan baginya jika  teringat bagaimana ia telah melewatkan 


 500

hidupnya di masa lalu. Semua bahaya yang telah dilaluinya 

selama bertahun-tahun, celaka yang telah ditimbulkannya 

atas orang lain, aib yang telah didatangkannya bagi Tuhan , dan 

kerugian yang telah dideritanya, semua ini membuatnya sa-

ngat menderita. 

2.  Selama kehendak manusia belum dikuduskan dan cemar, dia 

akan senantiasa berjalan di jalan yang jahat. Ia menjadikan 

jalan-jalan jahat itu sebagai pilihan, kesenangan, pekerjaan, 

dan kegiatannya, dan menjadikan hari-harinya semakin buruk 

dan buruk. 

3. Satu dosa yang dibiarkan akan menarik dosa lain. Di sini dise-

butkan enam jenis dosa yang saling berhubungan dan bergan-

tung. 

(1) Hawa nafsu atau percabulan, yang diungkapkan melalui 

penampilan, gerak gerik, atau perilaku (Rm. 13:13). 

(2) Keinginan, perilaku cabul seperti misalnya persundalan 

dan perzinahan. 

(3) Kemabukan, di sini, penggunaan minuman keras dengan 

berlebihan meskipun belum sampai benar-benar mabuk, 

namun yang bisa merugikan kesehatan atau kegiatan, 

dinyatakan sebagai hal yang salah. 

(4) Pesta pora, atau pesta-pesta mewah dan gaduh, yang ter-

lampau sering, berlebihan, atau terlampau mahal. 

(5) Perjamuan minum, yang dimaksudkan di sini yaitu  kera-

kusan atau makan berlebihan. 

(6) Penyembahan berhala yang terlarang. Upacara penyembah-

an berhala orang-orang yang tidak mengenal Tuhan  disertai 

percabulan, mabuk-mabukan, kerakusan, serta berbagai 

macam kekejian dan kekejaman. Orang-orang Yahudi yang 

sudah lama tinggal di antara mereka ini, setidaknya sebagi-

an dari mereka, bermoral bejat dan cemar sebab  kebiasa-

an-kebiasaan seperti itu. 

4. Sudah merupakan tugas orang Kristen untuk tidak saja men-

jauhi hal yang luar bisa keji, namun  juga semua hal yang pada 

umumnya menyebabkan perbuatan dosa atau yang mengan-

dung sesuatu yang jahat. Kemabukan dan pesta pora dilarang, 

sama halnya dengan hawa nafsu dan penyembahan berhala.

Surat 1 Petrus 4:4-6 

 501 

Penghiburan bagi Hamba-hamba Tuhan  

(4:4-6) 

4 Sebab itu mereka heran, bahwa kamu tidak turut mencemplungkan diri 

bersama-sama mereka di dalam kubangan ketidaksenonohan yang sama, 

dan mereka memfitnah kamu. 5 namun  mereka harus memberi pertanggung-

an jawab kepada Dia, yang telah siap sedia menghakimi orang yang hidup 

dan yang mati. 6 Itulah sebabnya maka Injil telah diberitakan juga kepada 

orang-orang mati, supaya mereka, sama seperti semua manusia, dihakimi 

secara badani; namun  oleh roh dapat hidup menurut kehendak Tuhan . 

I.  Di sini terlihat perubahan nyata yang terjadi di dalam diri orang-

orang yang disebutkan di dalam ayat sebelumnya, yang dalam 

kehidupan lama mereka dikatakan sangat jahat. Mereka tidak lagi 

mengikuti jalan yang sama, atau bergaul dengan teman-teman 

yang sama seperti dahulu. sebab  itu, amatilah sikap para kenal-

an yang jahat terhadap diri mereka. 

1. Sebab itu mereka heran, terkejut dan bertanya-tanya, saat me-

lihat sesuatu yang baru dan tidak biasa, sebab  teman-teman 

lama mereka sudah begitu berubah dan tidak melakukan 

kekerasan seperti dahulu di dalam kubangan ketidaksenonoh-

an yang sama, dalam perbuatan bermabuk-mabukan yang 

melampaui batas, dan kemewahan yang sebelum itu mereka 

jalani dengan rakus dan gila. 

2. Mereka (para kenalan lama itu) memfitnah mereka. Rasa heran 

membuat para kenalan lama itu menghujat mereka. Orang-

orang ini berkata jahat tentang kepribadian, cara hidup, aga-

ma, dan Tuhan  mereka. Ketahuilah, 

(1) Orang-orang yang pernah bertobat dengan sungguh tidak 

akan kembali kepada jalan hidup mereka yang lama, wa-

laupun sangat tergoda oleh rasa tidak senang ataupun bu-

jukan orang-orang lain untuk melakukannya. Baik bujuk-

an maupun cercaan tidak akan berhasil memenangkan me-

reka untuk menjadi atau berbuat seperti yang biasa mere-

ka lakukan. 

(2) Perangai dan perilaku orang-orang Kristen sejati terasa 

sangat aneh bagi orang-orang yang tidak beriman. Orang-

orang yang tidak mengenal Tuhan  itu sungguh tidak bisa 

memahami mengapa mereka membenci hal yang disukai 

semua orang lain dan mempercayai banyak hal yang oleh 

orang-orang lain terasa tidak masuk akal, menyukai hal 


 502

yang tampak menjemukan dan membosankan, serta berte-

kun meskipun tidak mendapatkan keuntungan yang nyata 

dan sangat bersandar pada pengharapan mereka. 

(3) Perbuatan-perbuatan baik orang-orang saleh tidak terlepas 

dari kecaman dan fitnahan orang-orang yang tidak ber-

iman. Tindakan-tindakan yang mendatangkan kepedihan 

dan bahaya serta menuntut penyangkalan diri orang-orang 

yang baik ini akan sangat dikecam oleh mereka yang tidak 

mengenal belas kasihan dan dunia yang dengki. Mereka ini 

suka berkata jahat tentang orang-orang yang baik, meski-

pun mereka sendiri ikut menikmati buah-buah dari kemu-

rahan hati, kesalehan, dan kebajikan orang baik.  

II.  Untuk menghibur para hamba Tuhan , di sini ditambahkan bahwa, 

1. Semua orang fasik, terutama mereka yang berkata jahat ten-

tang orang-orang yang tidak seburuk mereka, harus memberi 

pertanggungan jawab dan alasan bagi perilaku mereka kepada 

Dia yang siap, mampu, dan juga berhak menghakimi, yang 

tidak lama lagi akan mengadili dan menjatuhkan hukuman 

atas semua orang yang didapati masih hidup, dan juga semua 

orang yang sudah mati kemudian dibangkitkan kembali (Yak. 

5:8-9; 2Ptr. 3:7). Amatilah, tidak lama lagi dunia yang sangat 

jahat ini harus mempertanggungjawabkan semua perkataan 

jahat mereka terhadap umat-Nya itu kepada Tuhan  (Yud. 1:14-

15). Mereka akan segera dipanggil untuk mempertanggungja-

wabkan semua sumpah serapah, senda gurau konyol, fitnah-

an, dan kepalsuan yang telah mereka lontarkan kepada umat 

setia Tuhan . 

2.  Itulah sebabnya maka Injil telah diberitakan juga kepada orang-

orang mati, supaya mereka, sama seperti semua manusia, 

dihakimi secara badani; namun  oleh roh dapat hidup menurut 

kehendak Tuhan  (ay. 6). Beberapa orang mengartikannya seba-

gai berikut, itulah sebabnya maka Injil telah diberitakan ke-

pada semua orang percaya pada zaman dahulu, yang sekarang 

sudah mati di dalam Kristus, supaya dengan demikian mereka 

dapat diajar dan didorong untuk menanggung penghakiman 

yang tidak benar dan penganiayaan yang dilakukan orang-

orang penuh angkara murka ke atas mereka secara badani; 

namun  oleh roh dapat hidup menurut kehendak Tuhan . Ada pula

Surat 1 Petrus 4:7-11 

 503 

 yang mengartikan ungkapan supaya mereka, sama seperti se-

mua manusia, dihakimi secara badani, dalam pengertian ro-

hani. Maksudnya, Injil diberitakan kepada mereka untuk meng-

hakimi mereka, menjatuhkan hukuman ke atas mereka, dan 

untuk menegur mereka sebab  tabiat mereka yang cemar serta 

jahatnya kehidupan mereka saat  meniru perilaku orang-orang 

yang tidak mengenal Tuhan  atau hidup menurut tabiat manusia 

biasa. Juga supaya sesudah  mematikan keinginan dosa, mereka 

dapat hidup sesuai kehendak Tuhan , suatu kehidupan rohani 

yang baru. Oleh sebab itu, ketahuilah bahwa, 

(1) Mematikan keinginan dosa dan hidup menurut kehendak 

Tuhan  merupakan akibat yang diharapkan dari Injil yang 

diberitakan kepada kita. 

(2) Tuhan  pasti akan membuat perhitungan dengan semua 

orang yang yang pernah mendengar Injil diberitakan ke-

pada mereka, namun tidak menghasilkan buah-buah baik 

yang diakibatkannya. Tuhan  siap menghakimi semua orang 

yang menerima Injil dengan sia-sia. 

(3) Tidak menjadi soal bagaimana kita dihakimi oleh manusia 

secara jasmani, asalkan kita hidup menurut kehendak 

Tuhan  di dalam Roh. 

Penguasaan Diri, Ketekunan dalam Doa, dan Kasih; 

Pemanfaatan Karunia 

(4:7-11) 

7 Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. sebab  itu kuasailah dirimu dan 

jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. 8 namun  yang terutama: kasihilah 

sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak 

sekali dosa. 9 Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak ber-

sungut-sungut. 10 Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia 

yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih 

karunia Tuhan . 11 Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai 

orang yang menyampaikan firman Tuhan ; jika ada orang yang melayani, 

baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Tuhan , su-

paya Tuhan  dimuliakan dalam segala sesuatu sebab  Yesus Kristus. Ialah 

yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin. 

Di sini kita mendapati keyakinan atau ajaran yang menakutkan, dan 

kesimpulan yang ditarik darinya. Keyakinan itu berbicara tentang 

kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Keruntuhan menyedihkan 

jemaat dan bangsa Yahudi yang dinubuatkan oleh Juruselamat kita 


 504

sudah sangat dekat. Akibatnya, masa aniaya dan penderitaan kamu 

akan segera terjadi. Kehidupanmu sendiri dan musuh-musuhmu 

akan segera mencapai akhirnya. Bahkan dunia sendiri tidak akan 

bertahan lama. Lautan api akan mengakhirinya, dan segala sesuatu 

akan ditelan ke dalam kekekalan tanpa akhir. Kesimpulan yang 

dapat ditarik dari hal ini terdiri atas serangkaian nasihat. 

1.  Perihal sikap tenang dan berjaga-jaga: “sebab  itu kuasailah diri-

mu dan jadilah tenang (ay. 7). Biarlah pikiran dan akal budimu 

menjadi awas, tidak goyah, dan mantap. Jagalah dengan ketat 

agar kamu menjauhkan diri dari segala kesenangan duniawi. 

Jangan biarkan dirimu terperangkap oleh dosa-dosa dan godaan-

godaan masa lalu (ay. 3), supaya kamu dapat berdoa. Usahakan-

lah agar kamu senantiasa dalam keadaan tenang dan mawas diri, 

sehingga layak untuk berdoa. Seringlah berdoa, kalau-kalau 

kesudahan ini akan menimpamu tanpa disangka-sangka” (Luk. 

21:34; Mat. 26:40-41). Ketahuilah bahwa, 

(1) Pertimbangan akan kesudahan yang sudah dekat merupakan 

alasan kuat untuk membuat kita bersikap bijak di dalam se-

mua urusan duniawi, dan bersungguh-sungguh dalam urusan 

keagamaan. 

(2) Orang-orang yang hendak berdoa dengan suatu tujuan harus 

tenang supaya dapat berdoa. Mereka harus menjaga roh mere-

ka sendiri, memperhatikan setiap peluang yang cocok, dan 

melakukan tugas mereka dengan sebaik-baiknya. 

(3) Mengatur atau menguasai tubuh dengan benar sangat ber-

guna untuk mengerjakan kebaikan bagi jiwa. saat  keinginan 

dan kehendak tubuh dikendalikan dan dikuasai oleh firman 

Tuhan  serta akal sehat, dan semua minat menyangkut tubuh 

tunduk kepada minat serta kebutuhan jiwa, maka tubuh itu 

tidak akan menjadi musuh, melainkan sahabat dan penolong 

bagi jiwa. 

2. Perihal kasih: namun  yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh 

seorang akan yang lain (ay. 8). Inilah aturan yang mulia dalam 

Kekristenan. Orang-orang Kristen harus saling mengasihi, yang 

menyiratkan rasa sayang kepada pribadi-pribadi, keinginan agar 

mereka sejahtera, dan upaya sepenuh hati untuk mencapainya. 

Kasih sayang kepada satu sama lain ini janganlah dingin, namun  

dengan sungguh-sungguh, yakni tulus, kuat, dan bertahan lama. 

Surat 1 Petrus 4:7-11 

 505 

Kasih sayang yang sungguh-sungguh semacam ini dianjurkan 

sebagai yang terutama melebihi segala hal, yang menunjukkan 

betapa pentingnya hal itu (Kol. 3:14). Kasih lebih besar dibandingkan  

iman ataupun pengharapan (1Kor. 13:13). Salah satu akibat luar 

biasa yang dihasilkan oleh kasih yaitu  bahwa, ia mampu 

menutupi banyak sekali dosa. Ketahuilah,  

(1) Di dalam diri semua orang Kristen harus ada kasih yang lebih 

sungguh-sungguh terhadap satu sama lain dan terhadap 

orang lain: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain. 

Rasul Petrus tidak berkata supaya mereka mengasihi orang 

tidak percaya, para penyembah berhala, atau orang-orang yang 

murtad, melainkan seorang akan yang lain di antara sesama 

orang Kristen. Peliharalah kasih persaudaraan (Ibr. 13:1). Terda-

pat suatu hubungan istimewa di antara semua orang Kristen 

yang tulus. Ada sifat yang ramah dan menyenangkan dan baik 

di dalam diri mereka, yang menuntut kasih sayang yang 

istimewa. 

(2) Tidaklah cukup bagi orang-orang Kristen untuk tidak berbuat 

jahat, atau saling menghormati begitu saja. Mereka harus 

saling mengasihi dengan sungguh dan sepenuh hati. 

(3) Sungguh merupakan ciri kasih sejati untuk menutupi banyak 

sekali dosa. Kasih membuat orang cenderung memaafkan dan 

melupakan pelanggaran yang dilakukan orang terhadap diri 

mereka, untuk menutupi dan menyembunyikan dosa orang 

lain, bukannya memperburuk dan menyebarkannya. Kasih 

mengajar kita untuk mengasihi mereka yang lemah dan telah 

melakukan banyak kejahatan sebelum mereka bertobat. Kasih 

juga mempersiapkan belas kasihan Tuhan  yang telah berjanji 

untuk mengampuni orang-orang yang mengampuni orang lain 

(Mat. 6:14). 

3.  Perihal memberi  tumpangan (ay. 9). Artinya, menjamu orang 

asing dan pelancong dengan ramah tanpa memungut bayaran. 

Mereka yang paling layak menerima keramahan Kristen ini yaitu  

sesama orang Kristen juga. Kedekatan hubungan mereka, serta 

gentingnya keadaan mereka dalam masa aniaya serta kesukaran 

saat  surat Petrus ini ditulis, mengharuskan orang-orang Kristen 

saling memberi  tumpangan. Adakalanya semua harta benda 

orang Kristen dirampas, dan mereka diusir ke negeri-negeri yang 


 506

jauh demi keselamatan diri. Dalam hal ini, mereka akan mati 

kelaparan jika  sesama orang Kristen tidak mau menyambut 

mereka. Oleh sebab itu, aturan yang ditetapkan Rasul Petrus di 

sini sungguh bijaksana dan penting. Di ayat lain, hal ini bahkan 

diperintahkan (Ibr. 13:1-2; Rm. 12:13). Cara melaksanakan tugas 

ini yaitu , harus dikerjakan dengan cara yang tenang, ramah, 

dan tepat, dengan tidak bersungut-sungut atau menggerutu kare-

na pengeluaran ataupun kerepotan yang diakibatkan. Ketahuilah, 

(1) Orang-orang Kristen tidak saja harus mengasihi, namun  juga 

saling memberi  tumpangan. 

(2) Apa pun yang dilakukan orang Kristen dengan kasih ataupun 

memberi  tumpangan, harus dilakukannya dengan suka-

cita, dan tanpa bersungut-sungut. Kamu telah memperolehnya 

dengan cuma-cuma, sebab  itu berikanlah pula dengan cuma-

cuma. 

4.  Perihal memanfaatkan karunia-karunia (ay. 10). 

(1) Aturannya yaitu , karunia apa pun, baik yang biasa maupun 

luar biasa, kekuatan, kemampuan, atau kecakapan berbuat 

baik apa saja yang diberikan kepada kita, harus kita gunakan 

untuk melayani seorang akan yang lain, tanpa menganggap 

diri sendiri sebagai tuan, namun  hanya pengurus yang baik dari 

kasih karunia, atau berbagai karunia dari Tuhan . Ketahuilah, 

[1] Kemampuan apa saja yang kita miliki untuk berbuat baik, 

haruslah kita akui sebagai karunia atau pemberian Tuhan  

dan menyatakannya sebagai kasih karunia-Nya. 

[2] Apa pun kasih karunia yang kita terima, kita harus me-

mandangnya sebagai sesuatu yang diterima untuk diguna-

kan bagi kebaikan seorang akan yang lain. Janganlah kita 

menganggapnya sebagai milik sendiri, atau menyembunyi-

kannya, namun  layanilah seorang akan yang lain dengan 

cara sebaik mungkin. 

[3] Dalam menerima dan menggunakan berbagai karunia Tuhan , 

kita harus memandang diri sendiri sebagai pengurusnya 

semata, dan bertindak sesuai dengan itu. Semua karunia 

yang dipercayakan kepada kita merupakan milik Tuhan , dan 

harus dilaksanakan seperti yang ditunjukkan-Nya. Seorang 

pengurus dituntut agar ia didapati setia. 

Surat 1 Petrus 4:7-11 

 507 

(2) Rasul Petrus memberi  dua contoh khusus mengenai bagai-

mana menggunakan karunia Tuhan  itu, yaitu dalam berbicara 

dan melayani. Mengenai kedua hal ini ia memberi  aturan-

aturan sebagai berikut: 

[1] Jika ada orang, baik seorang hamba Tuhan di depan umum 

maupun orang Kristen dalam percakapan pribadi, yang 

berbicara atau mengajar, ia harus melakukannya sebagai 

orang yang menyampaikan firman Tuhan , yang mengarahkan 

jemaat kepada firman Tuhan  yang menjadi pokok perkataan 

kita. Apa yang oleh orang Kristen secara pribadi, atau oleh 

hamba Tuhan di depan umum, diajarkan dan disampaikan, 

haruslah merupakan firman dan petunjuk Tuhan  yang mur-

ni. Mengenai cara berbicara, hal itu harus dilakukan dengan 

sungguh, penuh hormat, dan khidmat, seperti yang seharus-

nya diperbuat terhadap firman yang kudus dan ilahi. 

[2] Jika ada orang yang melayani, baik sebagai diaken yang 

membagi-bagikan sedekah dari gereja dan mengurus kaum 

miskin, atau secara pribadi, melalui pemberian kasih dan 

sumbangan, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan 

yang dianugerahkan Tuhan . Orang yang telah menerima 

banyak hal dan kemampuan dari Tuhan , harus banyak me-

layani sesuai kemampuannya. Aturan-aturan ini harus di-

ikuti dan dilaksanakan demi tujuan ini, yakni supaya Tuhan  

dimuliakan dalam segala sesuatu, baik di dalam semua 

karunia, pelayanan, maupun pekerjaanmu, supaya mereka 

melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu 

yang di sorga (Mat. 5:16), sebab  Yesus Kristus, yang telah 

mendapatkan dan memberi  karunia-karunia ini kepada 

manusia (Ef. 4:8). Hanya melalui Dia sajalah kita dan pela-

yanan kita diperkenan oleh Tuhan  (Ibr. 13:15), dan kepada 

Dia, Yesus Kristus, yang empunya kemuliaan dan kuasa 

sampai selama-lamanya! Amin. Ketahuilah, 

Pertama, bahwa merupakan kewajiban orang-orang Kris-

ten secara pribadi, dan juga para hamba Tuhan di depan 

umum, untuk berbicara seorang kepada yang lain mengenai 

hal-hal dari Tuhan  (Mal. 3:16; Ef. 4:29; Mzm. 145:10-12). 

Kedua, sungguh menjadi urusan semua pemberita Injil 

agar tetap melekat pada firman Tuhan , dan memperlakukan 


 508

firman itu sebagaimana yang seharusnya dilakukan terha-

dap perkataan Tuhan . 

Ketiga, orang-orang Kristen jangan hanya sekadar mela-

kukan kewajiban mereka semata, namun  harus melaksana-

kannya dengan penuh semangat dan sesuai kemampuan 

mereka yang terbaik. Hakikat pekerjaan kristiani, yaitu ker-

ja keras dan mulia, kebaikan hati dan kebajikan seperti 

Sang Guru, serta keunggulan pahalanya, semua ini menun-

tut agar usaha keras kita dilakukan dengan sungguh-sung-

guh dan penuh semangat. Juga, apa saja yang harus kita 

lakukan sesuai panggilan demi kehormatan Tuhan  dan ke-

baikan orang lain, harus kita lakukan dengan sekuat tenaga.  

Keempat, di dalam semua kewajiban dan pelayanan hi-

dup ini, kita harus menjadikan kemuliaan Tuhan  sebagai 

tujuan utama kita. Semua pandangan lain harus mematuhi 

tujuan ini, sehingga dapat menguduskan tindakan dan 

urusan sehari-hari kita (1Kor. 10:31). 

Kelima, Tuhan  tidak akan dipermuliakan melalui apa pun 

yang kita lakukan, jika  kita tidak mempersembahkan-

nya kepada-Nya melalui perantaraan dan jasa Yesus Kris-

tus. Tuhan  dimuliakan dalam segala sesuatu sebab  Yesus 

Kristus, yang merupakan satu-satunya jalan kepada Bapa. 

Keenam, pemujaan Rasul Petrus kepada Yesus Kristus, 

dengan menaikkan pujian dan mengakui kekuasaan-Nya 

yang tak terbatas dan kekal, membuktikan bahwa Yesus 

Kristus yaitu  Tuhan  Mahatinggi atas semua orang yang 

terberkati sampai selamanya. Amin. 

Ketabahan dan Sikap Hati-hati; Nasihat kepada  

Orang-orang Kristen yang Menderita 

(4:12-19) 

12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api 

siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang 

luar biasa terjadi atas kamu. 13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan 

bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh 

bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya. 14 

Berbahagialah kamu, jika kamu dinista sebab  nama Kristus, sebab Roh 

kemuliaan, yaitu Roh Tuhan  ada padamu. 15 Janganlah ada di antara kamu 

yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau 

pengacau. 16 namun , jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah

Surat 1 Petrus 4:12-19 

 509 

ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Tuhan  dalam nama Kristus itu. 

17 sebab  sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada 

rumah Tuhan  sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika pengha-

kiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka 

yang tidak percaya pada Injil Tuhan ? 18 Dan jika orang benar hampir-hampir 

tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang 

berdosa? 19 sebab  itu baiklah juga mereka yang harus menderita sebab  

kehendak Tuhan , menyerahkan jiwanya, dengan selalu berbuat baik, kepada 

Pencipta yang setia. 

Nasihat dan penghiburan yang sering diulang di setiap pasal surat ini 

kepada orang-orang Kristen, yang dipandang sedang mengalami pen-

deritaan, menunjukkan betapa besar bahaya yang dihadapi orang-

orang yang baru bertobat ini yang timbul oleh aniaya sebab  mereka 

memeluk agama Kristen. Perilaku baik orang-orang Kristen yang 

mengalami penderitaan merupakan bagian tersulit dari kewajiban 

mereka, namun hal itu diperlukan demi kehormatan Kristus dan 

penghiburan bagi mereka sendiri. Oleh sebab itu, sesudah  mendesak 

mereka di bagian awal pasal ini untuk mematikan keinginan dosa, di 

sini Rasul Petrus menasihati mereka tentang pentingnya bersabar di 

bawah penderitaan. Roh yang belum dimatikan sangat tidak sesuai 

untuk menanggung pencobaan. Amatilah, 

I. Keramahan Rasul Petrus dalam menyapa orang-orang Kristen ma-

lang yang dibenci ini: mereka yaitu  saudara-saudara yang keka-

sih (ay. 12). 

II. Nasihatnya kepada mereka sehubungan dengan penderitaan mereka, 

1.  Agar mereka tidak menganggap aneh penderitaan itu, atau 

terkejut olehnya, seakan-akan telah terjadi hal tidak terduga 

atas mereka, sebab, 

(1) Meskipun penderitaan itu terasa teramat berat, namun ha-

nya dimaksudkan untuk menguji, bukan untuk menghan-

curkan mereka. Penderitaan menguji kesungguhan hati, 

kekuatan, kesabaran, dan kepercayaan mereka kepada 

Tuhan . Sebaliknya, mereka seharusnya bersukacita di dalam 

semua penderitaan mereka itu, sebab  penderitaan-pen-

deritaan itu layak disebut penderitaan Kristus. Jenis mau-

pun tujuan penderitaan mereka sama dengan yang dialami 

Kristus. Segala penderitaan itu justru membuat kita 

semakin menyerupai Dia. Dia menderita di dalamnya, dan 

turut merasakannya di dalam kelemahan kita. Selain itu, 


 510

jika kita turut mengambil bagian di dalam penderitaan-Nya, 

maka kita juga akan mengambil bagian dalam kemuliaan-

Nya, dan akan bertemu dengan Dia dengan sukacita tak 

terkirakan pada waktu Ia menyatakan diri untuk meng-

hakimi musuh-musuh-Nya dan memahkotai hamba-hamba-

Nya yang setia (2Tes. 1:7, dst.). Ketahuilah, 

[1] Orang-orang Kristen sejati mengasihi dan mengakui 

anak-anak Tuhan  saat  mereka ada dalam keadaan 

paling hina dan paling susah. Rasul Petrus mengakui 

orang-orang Kristen malang yang menderita ini dan me-

nyebut mereka saudara-saudara yang kekasih. Orang-

orang Kristen sejati tidak pernah bersikap lebih ramah 

satu sama lain lebih dibandingkan  saat  mereka ada dalam 

penderitaan. 

[2] Tidak ada alasan bagi orang-orang Kristen untuk meng-

anggap aneh atau bertanya-tanya tentang kekejaman 

dan aniaya di dunia, sebab mereka telah diperingatkan 

sebelumnya. Kristus sendiri sudah menanggungnya. 

Meninggalkan semuanya dan menyangkal diri merupa-

kan persyaratan yang diminta Kristus dari kita untuk 

bisa menjadi murid-murid-Nya. 

[3] Orang-orang Kristen tidak saja harus bersabar, namun  

juga bersukacita di dalam penderitaan terberat mereka 

demi Kristus, sebab semuanya itu merupakan tanda 

perkenan ilahi. Semua penderitaan itu memajukan Injil 

dan menjadi persiapan bagi kemuliaan. Orang-orang 

yang bersukacita di dalam penderitaan mereka bagi Kris-

tus akan berjaya dan bersukacita selamanya bersama 

Dia di dalam kemuliaan. 

(2) sesudah  berbicara tentang pencobaan berat, Rasul Petrus 

beralih ke tingkat penderitaan yang lebih rendah, yakni 

perihal lidah yang memfitnah dan menista (ay. 14). Ia per-

caya bahwa penderitaan semacam ini akan menjadi bagian 

mereka. Mereka akan dicerca, dijelek-jelekkan, dan difitnah 

sebab  nama atau demi kepentingan Kristus. Untuk hal 

seperti itu, ia menegaskan, berbahagialah kamu. Alasannya 

yaitu , “sebab  kamu memiliki roh Tuhan  untuk menguat-

kan dan menghiburmu. Roh Tuhan  juga merupakan Roh 

Surat 1 Petrus 4:12-19 

 511 

kemuliaan, yang akan membawamu melalui semua kesu-

karan, mengangkatmu melewatinya dengan penuh kemu-

liaan, serta mempersiapkan dan memeteraikanmu untuk 

kemuliaan kekal. Roh kemuliaan ini ada padamu, diam di 

dalammu, mendukungmu, dan berkenan denganmu. Jadi, 

bukankah ini merupakan hak istimewa yang tak terkata-

kan? Melalui kesabaran dan ketabahanmu dalam penderi-

taan, melalui ketergantunganmu kepada janji-janji Tuhan  

sambil melekat kepada firman yang telah dinyatakan Roh 

Kudus, Ia akan dimuliakan sebab mu (KJV). saat  kamu 

difitnah dan dicerca, Roh itu sendiri juga yang difitnah dan 

dihujat.” Ketahuilah, 

[1] Orang-orang dan hal-hal terbaik biasanya dicerca di du-

nia. Yesus Kristus dan para pengikut-Nya, Roh Tuhan  

dan Injil, semuanya dijelek-jelekkan. 

[2] Kebahagiaan orang-orang baik tidak saja terdiri atas, te-

tapi bahkan mengalir dari penderitaan-penderitaan me-

reka: Berbahagialah kamu. 

[3] Orang yang disertai Roh Tuhan  tidak akan merasa seng-

sara, betapapun beratnya penderitaannya: Berbahagia-

lah kamu, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Tuhan  ada 

padamu. 

[4] Penghujatan dan cercaan yang dilontarkan orang-orang 

jahat ke atas orang-orang baik, diterima Roh Tuhan  seba-

gai dilontarkan ke atas diri-Nya sendiri: sebab  mereka 

Ia difitnah (KJV). 

[5] saat  orang-orang baik dijelek-jelekkan sebab  nama 

Kristus, maka Roh Kudus dipermuliakan di dalam diri 

mereka. 

2.  Agar mereka berhati-hati untuk tidak mengalami penderitaan 

sebab  alasan yang tidak benar, sebagai pelaku kejahatan (ay. 

15). Orang mungkin akan berpikir bahwa peringatan seperti 

ini tidak diperlukan bagi orang-orang Kristen sebaik mereka. 

Bagaimanapun, musuh-musuh menuduh mereka melakukan 

hal-hal ini dan juga kejahatan keji lainnya. Itulah sebabnya 

Rasul Petrus saat membentangkan aturan-aturan Kekristenan, 

berpikir bahwa peringatan ini diperlukan, sehingga Ia mela-

rang setiap mereka agar tidak mencederai hidup ataupun har-


 512

ta milik siapa pun, melakukan kejahatan apa saja, atau ber-

lagak sok suci dengan menyatakan orang lain bersalah tanpa 

alasan, atau menyibukkan diri dengan mencampuri urusan 

orang lain (KJV). Selain peringatan ini, ia juga menambahkan 

petunjuk, jika seseorang menderita sebagai orang Kristen 

sebab  perkara agama Kristen, dan dengan penuh kesabaran, 

maka janganlah ia menganggapnya sebagai sesuatu yang 

memalukan, namun  menerimanya sebagai suatu kehormatan. 

Dan ia patut memuliakan Tuhan  yang telah menghargainya 

dengan jalan menderita seperti itu (ay. 16). Ketahuilah, 

(1) Orang-orang terbaik perlu diperingatkan terhadap buruk-

nya dosa. 

(2) Tidak ada penghiburan di dalam penderitaan yang disebab-

kan oleh dosa dan kebodohan kita sendiri. Bukan penderi-

taan, melainkan alasannyalah yang membuat seseorang 

menjadi martir. 

(3) Kita memiliki  alasan untuk bersyukur kepada Tuhan  atas 

kehormatan yang kita peroleh saat  Ia memanggil kita 

untuk menderita demi kebenaran dan Injil-Nya, sebab  kita 

melakukan ajaran-ajaran atau kewajiban-kewajiban Kristen. 

3. Bahwa berbagai pencobaan sedang menghadang mereka, dan 

oleh sebab itu mereka harus mempersiapkan diri untuk itu 

(ay. 17-18). 

(1) Rasul Petrus mengatakan kepada mereka bahwa saatnya 

telah tiba saat  penghakiman dimulai, dan pada rumah 

Tuhan  sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Sejak 

dahulu sampai sekarang, cara yang biasa digunakan Tuhan  

untuk memelihara umat-Nya yaitu  sebagai berikut: saat  

Tuhan  mendatangkan malapetaka dan hukuman berat ke 

atas seluruh bangsa, Ia biasanya mengawali dengan umat-

Nya sendiri (Yes. 10:12; Yer. 25:29; Yeh. 9:6). “Malapetaka 

bagi semua orang sekarang telah tiba, yang sebelumnya 

telah dinubuatkan oleh Juruselamat kita (Mat. 24:9-10). Ini 

membuat semua nasihat sebelum ini perihal kesabaran 

menjadi penting bagimu. Dan kamu memiliki dua pertim-

bangan yang dapat mendukungmu.” 

Surat 1 Petrus 4:12-19 

 513 

[1] “Bahwa penghakiman ini akan dimulai dengan kamu, 

yang merupakan keluarga Tuhan  sendiri. Dan akan segera 

berakhir semua pencobaan dan hajaran atas dirimu.” 

[2] “Kesukaranmu akan ringan dan singkat, dibandingkan 

dengan apa yang akan menimpa dunia yang jahat, 

orang-orang Yahudi yang sebangsa denganmu, serta 

orang-orang tidak percaya dan para penyembah berhala 

yang di tengah-tengah mereka kamu hidup. Bagaimana-

kah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya 

pada Injil Tuhan ?” Ketahuilah, 

Pertama, hamba-hamba Tuhan  yang terbaik, yakni 

anggota keluarga-Nya sendiri, memiliki begitu banyak 

kekurangan di dalam diri mereka hingga membuat Tuhan  

merasa patut dan perlu untuk sesekali menghajar dan 

menghukum mereka dengan penghakiman-Nya: peng-

hakiman dimulai, dan pada rumah Tuhan  sendiri. 

Kedua, orang-orang yang merupakan anggota keluar-

ga Tuhan  mengalami hal-hal terburuk dalam hidup ini. 

Keadaan terburuk mereka masih tertahankan dan akan 

segera berakhir. 

Ketiga, orang-orang atau masyarakat yang tidak 

percaya pada Injil Tuhan  tidak termasuk di dalam jemaat 

dan anggota keluarga-Nya, meskipun mereka mungkin 

saja berusaha keras berpura-pura termasuk di dalam-

nya. Rasul Petrus membedakan orang tidak percaya 

dengan anggota keluarga Tuhan . 

Keempat, penderitaan orang-orang baik dalam hidup 

ini memberi contoh tentang siksaan tak terkatakan yang 

akan menimpa orang-orang yang tidak taat dan tidak 

percaya: bagaimanakah kesudahannya dengan mereka 

yang tidak percaya pada Injil Tuhan ? Siapa yang mampu 

menggambarkan atau mengatakan betapa mengerikan 

kesudahan mereka itu pada akhirnya? 

(2) Rasul Petrus mengisyaratkan malapetaka orang fasik yang 

tidak dapat diperbaiki: jika orang benar hampir-hampir 

tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang 

fasik dan orang berdosa? (ay. 18). Seluruh ayat ini diambil 

dari Amsal 11:31, Kalau orang benar menerima balasan di 


 514

atas bumi, lebih-lebih orang fasik dan orang berdosa! Ayat 

ini diterjemahkan Septuaginta tepat seperti kutipan Rasul 

Petrus di sini. Oleh sebab itu kita bisa mengetahui, 

[1] Penderitaan hebat orang-orang baik di dunia ini meru-

pakan pertanda menyedihkan perihal penghakiman 

yang jauh lebih berat ke atas orang-orang berdosa yang 

tidak mau bertobat. Namun, jika  kita mengartikan 

keselamatan dalam makna yang paling luhur, maka bi-

sa kita ketahui, 

[2] Bahwa orang-orang yang terbaik harus berusaha keras 

untuk memastikan keselamatan jiwa mereka. Ada 

begitu banyak penderitaan, pencobaan, dan kesukaran 

yang harus diatasi, dan begitu banyak dosa yang harus 

dimatikan. Pintu gerbang begitu ketat dan jalannya be-

gitu sempit, hingga orang benar harus berupaya keras 

untuk bisa diselamatkan. Biarlah pentingnya kese-

lamatan seimbang dengan kesukaran yang harus diha-

dapi. Renungkanlah, kesukaranmu sangat besar pada 

awalnya, namun  Tuhan  menawarkan kasih karunia dan 

pertolongan-Nya. Pertandingan itu tidak akan berlang-

sung lama. Setialah sampai mati, dan Tuhan  akan me-

ngaruniakan kepadamu mahkota kehidupan (Why. 2:10). 

[3] Orang fasik dan orang berdosa tidak pelak lagi berada 

dalam penghukuman. Apakah yang akan terjadi dengan 

mereka? Bagaimana mereka akan berdiri di hadapan 

Hakim mereka? Di mana mereka dapat menampakkan 

muka mereka? Jika orang benar hampir-hampir tidak 

diselamatkan, maka orang fasik pastilah akan binasa. 

4. saat  terpanggil untuk menderita sebab  kehendak Tuhan , 

orang-orang benar harus mengutamakan keselamatan jiwa 

mereka, yang berada dalam bahaya sebab  penderitaan, dan 

tidak dapat dijamin keselamatannya selain dengan menyerah-

kan jiwa mereka kepada Tuhan , yang akan menjaminnya apabi-

la kita menyerahkannya kepada Dia dengan selalu berbuat 

baik. Sebab Ia yaitu  Pencipta mereka, dan oleh kasih karunia 

semata Ia telah memberi  banyak janji kepada mereka peri-

hal keselamatan kekal, dan di dalamnya Ia akan membuktikan 

diri setia serta benar (ay. 19). Ketahuilah, 

Surat 1 Petrus 4:12-19 

 515 

(1) Bahwa semua penderitaan yang menimpa orang-orang 

benar, terjadi sebab  kehendak Tuhan . 

(2) Merupakan kewajiban orang Kristen di tengah semua kesu-

karan mereka untuk lebih mementingkan pemeliharaan 

jiwa dibandingkan  tubuh mereka. Jiwa memiliki nilai ya