g Kristen harus menjalankan kewajiban me-
reka satu terhadap yang lain, bukan sebab takut, atau
sebab paksaan, melainkan dari kerelaan hati, dan da-
lam kepatuhan terhadap perintah Tuhan . Istri harus tun-
duk kepada suaminya yang tidak beradab, bukan kare-
na takut akan ancaman, melainkan sebab keinginan
untuk berbuat baik dan berkenan kepada Tuhan .
II. Selanjutnya dibahas kewajiban suami kepada istri.
1. Kewajiban-kewajiban itu secara khusus yaitu ,
(1) Hidup bersama sebagai pasangan. Ini melarang pemisahan
yang tidak perlu, dan menyiratkan adanya komunikasi
Surat 1 Petrus 3:1-7
481
timbal balik mengenai barang dan hubungan pribadi, yang
dilakukan dengan hati yang senang dan rukun.
(2) Hidup bijaksana dengan istri. Bukan hidup berdasar
nafsu, seperti binatang, atau hidup berdasar amarah,
seperti setan, melainkan hidup bijaksana, seperti orang
yang berhikmat dan sadar, yang mengenal firman Tuhan dan
kewajibannya sendiri.
(3) Menghormati istri, yaitu memberinya penghormatan seba-
gaimana mestinya, dan menjaga kewenangannya, melin-
dungi pribadinya, mendukung nama baiknya, senang ber-
gaul dengannya, mampu mencukupkan keperluannya, dan
percaya serta punya keyakinan yang baik terhadapnya.
2. Alasannya yaitu , sebab istri yaitu kaum yang lebih lemah
secara alami dan berdasar keadaan tubuhnya, jadi harus
dibela. namun juga istri, dalam hal-hal yang lain dan lebih
tinggi, sederajat dengan suaminya. Ia yaitu teman pewaris
dari kasih karunia, yaitu kehidupan, pewaris semua berkat di
kehidupan ini dan kehidupan nanti, dan sebab itu harus
hidup damai dan tenang satu dengan yang lain. Jika tidak,
doa mereka satu dengan yang lain dan satu untuk yang lain
akan terhalang, sehingga sering kali “kamu tidak akan berdoa
sama sekali, atau jika berdoa, kamu akan berdoa dengan
pikiran yang gelisah dan tak keruan, dan dengan demikian
tanpa hasil.” Amatilah,
(1) Kelemahan kaum wanita bukanlah alasan yang baik
untuk hidup terpisah dari dia atau merendahkannya, namun
sebaliknya merupakan alasan untuk menghormati dan meng-
hargai dia: Hormatilah istri sebagai kaum yang lebih lemah.
(2) Ada kehormatan yang patut diberikan kepada semua orang
yang merupakan pewaris dari kasih karunia, yaitu kehi-
dupan.
(3) Semua orang yang sudah menikah harus berusaha untuk
berperilaku dengan penuh kasih dan damai satu sama lain
supaya mereka bisa terhindar dari pertengkaran yang akan
menghalang-halangi keberhasilan doa mereka.
482
Kewajiban-kewajiban terhadap Kawan dan Lawan
(3:8-15)
8 Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi
saudara-saudara, penyayang dan rendah hati, 9 dan janganlah membalas
kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, namun sebalik-
nya, hendaklah kamu memberkati, sebab untuk itulah kamu dipanggil,
yaitu untuk memperoleh berkat. Sebab: 10 “Siapa yang mau mencintai hidup
dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang
jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu. 11 Ia harus men-
jauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus mencari perdamaian
dan berusaha mendapatkannya. 12 Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-
orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong,
namun wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat.” 13 Dan
siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin berbuat
baik? 14 namun sekalipun kamu harus menderita juga sebab kebenaran,
kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka
takuti dan janganlah gentar. 15 namun kuduskanlah Kristus di dalam hatimu
sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi
pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan
jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, namun haruslah
dengan lemah lembut dan hormat,
Di sini Rasul Petrus beralih dari nasihat-nasihat khusus ke nasihat-
nasihat yang lebih umum.
I. Ia mengajarkan bagaimana orang-orang Kristen dan sesama te-
man harus saling memperlakukan dengan baik. Ia menasihati
orang-orang Kristen untuk seia sekata, untuk sehati dalam mem-
percayai iman yang sama dan menjalankan kewajiban-kewajiban
agama yang sama. Dan, sebab banyak orang Kristen pada saat
itu berada dalam keadaan yang menderita, ia meminta mereka
untuk seperasaan, untuk mengasihi saudara-saudara, untuk
menyayangi mereka yang sedang tertimpa kesusahan, dan untuk
rendah hati kepada semua orang. Dari sini Amatilah,
1. Orang-orang Kristen harus berusaha seia sekata dalam per-
kara-perkara besar keimanan, dalam kasih sayang yang nyata,
dan dalam perbuatan kristiani. Mereka harus saling rukun, se-
suai dengan kehendak Kristus Yesus (Rm. 15:5), bukan meng-
ikuti kesenangan manusia, melainkan firman Tuhan .
2. Walaupun orang-orang Kristen tidak bisa berpikiran secara per-
sis sama, namun mereka harus berbelas kasihan satu sama
lain, dan mengasihi sebagai saudara. Mereka tidak boleh meng-
aniaya atau membenci satu sama lain, namun harus saling me-
Surat 1 Petrus 3:8-15
483
ngasihi melebihi kasih sayang yang biasa-biasa saja. Mereka
harus mengasihi sebagai saudara.
3. Kekristenan menghendaki rasa belas kasihan terhadap orang-
orang yang sedang kesusahan, dan sopan santun kepada se-
mua orang. Pasti orang yang sudah terang-terangan berdosa,
atau orang murtad yang kejilah yang tidak layak diperlakukan
dengan sopan (1Kor. 5:11; 2Yoh. 1:10-11).
II. Rasul Petrus mengajar kita bagaimana bersikap terhadap musuh.
Rasul Petrus tahu bahwa orang-orang Kristen akan dibenci dan
diperlakukan dengan jahat oleh semua orang oleh sebab nama
Kristus. Oleh sebab itu,
1. Ia memperingatkan mereka untuk tidak membalas kejahatan
dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki. Sebalik-
nya, “jika mereka mencaci maki kamu, berkatilah mereka.
jika mereka berkata-kata jahat kepadamu, balaslah de-
ngan kata-kata yang baik. Sebab Kristus, baik dengan firman-
Nya maupun teladan-Nya, telah memanggil kamu untuk mem-
berkati orang-orang yang mengutuk kamu, dan telah menetap-
kan berkat atasmu sebagai warisanmu yang abadi, meskipun
kamu tidak layak.” Menanggung kejahatan dengan sabar, dan
memberkati musuh-musuhmu, yaitu cara untuk mendapat-
kan berkat Tuhan ini. Amatilah,
(1) Membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki de-
ngan caci maki, yaitu perbuatan yang tidak kristiani dan
berdosa. Hakim dapat menghukum para penjahat, dan
orang dapat mencari upaya hukum jika mereka diper-
lakukan dengan tidak adil. namun balas dendam pribadi
dengan bertarung, menghardik, atau diam-diam melaku-
kan kejahatan itu dilarang (Ams. 20:22; Luk. 6:27; Rm.
12:17; 1Tes. 5:15). Mencaci maki yaitu mencerca orang
lain dengan kata-kata yang pahit, sengit, dan tercela.
namun kalau hamba-hamba Tuhan menegur dengan keras,
dan berkhotbah dengan sungguh-sungguh melawan dosa-
dosa zaman ini, itu bukan mencaci maki. Semua nabi dan
rasul melakukannya (Yes. 56:10; Zef. 3:3; Kis. 20:29).
(2) Hukum-hukum Kristus mewajibkan kita untuk membalas
caci maki dengan berkat. Matius 5:44, “Kasihilah musuhmu
484
dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Kamu
tidak boleh membenarkan mereka dalam dosa mereka, te-
tapi kamu harus melakukan untuk musuh-musuhmu se-
mua hal yang dituntut oleh keadilan atau yang diperintah-
kan oleh kasih.” Kita harus mengasihani, mendoakan, dan
mengasihi orang-orang yang mencaci maki kita.
(3) Seperti halnya panggilan orang Kristen memberinya hak-
hak istimewa, demikian pula panggilan itu mewajibkan dia
untuk melakukan kewajiban-kewajiban yang sulit.
(4) Semua hamba Tuhan yang sungguh-sungguh pasti akan me-
warisi berkat. Mereka sudah memilikinya dalam kadar yang
besar, namun memilikinya secara penuh disediakan nanti
pada keadaan dan di dunia lain.
2. Rasul Petrus memberi anjuran yang luar biasa baik supaya
bisa hidup bahagia dan nyaman di dunia yang penuh dengan
pertengkaran dan kejahatan ini (ay. 10): anjurannya itu diku-
tip dari Mazmur 34:13-15. “Jika kamu sungguh-sungguh ingin
hidup lama, dan hari-harimu damai dan sejahtera, jagalah
lidahmu supaya tidak mencerca, berkata-kata jahat, dan mem-
fitnah, dan bibirmu supaya tidak berbohong, menipu, dan
berpura-pura. Hindari berbuat sesuatu yang merugikan atau
menyakiti sesamamu, namun selalu bersiaplah untuk berbuat
baik, dan mengalahkan kejahatan dengan kebaikan. Carilah
perdamaian dengan semua orang, dan kejarlah itu, meskipun
ia lari dibandingkan mu. Ini akan menjadi cara terbaik untuk mem-
buat orang condong berkata-kata baik tentang kamu, dan
hidup damai denganmu.” Amatilah,
(1) Orang-orang baik yang hidup di bawah Perjanjian Lama
dan Perjanjian Baru diwajibkan untuk menjalankan kewa-
jiban-kewajiban moral yang sama. Menjaga lidah terhadap
yang jahat dan bibir terhadap ucapan-ucapan yang menipu
yaitu kewajiban di zaman Daud seperti juga di zaman
sekarang.
(2) Menginginkan keuntungan-keuntungan yang sementara si-
fatnya sebagai alasan dan dorongan dalam menjalankan
agama yaitu hal yang diperbolehkan.
(3) Pengamalan agama, khususnya mengatur lidah dengan be-
nar, yaitu cara terbaik untuk membuat hidup ini nyaman
Surat 1 Petrus 3:8-15
485
dan sejahtera. Lidah yang tulus, tidak menyinggung, dan
bijaksana merupakan satu sarana untuk membuat kita
dapat melewati dunia ini dengan damai dan nyaman.
(4) Menghindari kejahatan, dan melakukan kebaikan, yaitu
cara untuk memperoleh kepuasan dan kebahagiaan baik di
sini maupun di dunia nanti.
(5) Sudah menjadi kewajiban orang-orang Kristen untuk tidak
hanya menyambut perdamaian saat ditawarkan, namun juga
mencari dan mengejarnya saat ditolak. Damai dengan ma-
syarakat, dan damai dengan orang per orang, sebagai lawan
dari perpecahan dan perseteruan, itulah yang dimaksudkan
di sini.
3. Rasul Petrus menunjukkan bahwa orang-orang Kristen tidak
perlu takut bahwa perilaku yang sabar dan tidak menyinggung
seperti yang diperintahkan itu justru akan mengundang dan
mendorong datangnya kekejaman musuh-musuh mereka. Me-
reka tidak usah takut, sebab Tuhan akan berpihak kepada
mereka: Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar
(ay. 12). Ia memberi perhatian khusus kepada mereka, se-
nantiasa memelihara dan memimpin mereka, dan memberi
penghormatan dan kasih sayang khusus kepada mereka.
Telinga-Nya terbuka kepada permohonan mereka yang minta
tolong, sehingga jika ada yang berbuat jahat kepada mereka,
mereka memiliki obat penawar ini, yaitu mereka dapat menge-
luhkannya kepada Bapa mereka di sorga, yang telinga-Nya
selalu memperhatikan doa-doa hamba-Nya di dalam kesusah-
an, dan yang pasti akan membantu mereka melawan musuh-
musuh mereka yang tidak benar. namun wajah Tuhan menen-
tang orang-orang yang berbuat jahat. Amarah, murka, dan
pembalasan-Nya akan mengejar mereka, sebab Ia teramat
memusuhi para penganiaya yang fasik, lebih dibandingkan manu-
sia sekalipun. Cermatilah,
(1) Kita tidak boleh dalam setiap hal mengikuti kata-kata lang-
sung dari Kitab Suci, namun harus mempelajari arti dan
maknanya, sebab kalau tidak, kita akan disesatkan ke da-
lam berbagai kesalahan dan kejanggalan yang menghujat.
Kita tidak boleh membayangkan bahwa Tuhan memiliki
486
mata, telinga, dan wajah, meskipun ini yaitu kata-kata
langsung dari Kitab Suci.
(2) Tuhan memberi perhatian khusus dan kasih sayang se-
bagai orangtua kepada semua umat-Nya yang benar.
(3) Tuhan betul-betul selalu mendengar doa-doa orang percaya
(1Yoh. 5:14; Ibr. 4:16).
(4) Meskipun Tuhan itu baik secara tak terhingga, namun Ia
membenci para pendosa yang tidak mau bertobat, dan akan
menumpahkan murka-Nya atas orang-orang yang berbuat
jahat. Ia akan berbuat benar bagi diri-Nya sendiri, dan ber-
buat adil terhadap seluruh dunia. Dan kebaikan-Nya tidak
menjadi penghalang bagi Dia untuk berbuat demikian.
4. Perilaku yang sabar dan rendah hati dari orang-orang Kristen
ini dianjurkan dan didesakkan lebih jauh lagi berdasar dua
pertimbangan:
(1) Perilaku ini akan menjadi cara terbaik dan paling pasti
untuk mencegah penderitaan, sebab siapakah yang akan
berbuat jahat terhadap kamu? (ay. 13). Hal ini, saya kira,
dikatakan untuk orang-orang Kristen dalam keadaan biasa,
bukan dalam ganasnya penganiayaan. “Biasanya, hanya
ada sedikit orang yang begitu biadab dan tercela yang akan
membahayakan orang-orang yang hidup dengan begitu
polos dan bermanfaat seperti kamu.”
(2) Perilaku ini yaitu cara untuk mendapatkan manfaat dari
penderitaan. “Jika kamu rajin berbuat baik, namun menderita
juga, maka itu berarti kamu menderita demi kebenaran (ay.
14), dan penderitaan itu akan membawa kemuliaan dan
kebahagiaan bagimu, sebab penderitaan itu membuatmu
berhak mendapatkan berkat yang dijanjikan oleh Kristus”
(Mat. 5:10). Oleh sebab itu,
[1] “Kamu tidak perlu takut terhadap apa saja yang dapat
mereka lakukan untuk menyerang kamu dengan kengeri-
an, juga tidak perlu banyak gelisah atau khawatir akan
kegeraman atau kekuatan musuh-musuhmu.” Amatilah,
pertama, selalu mengikuti apa yang baik yaitu jalan
terbaik yang dapat kita ambil untuk terhindar dari
bahaya. Kedua, menderita sebab kebenaran merupa-
kan kehormatan dan kebahagiaan orang Kristen. Men-
Surat 1 Petrus 3:8-15
487
derita demi kebenaran, demi hati nurani yang baik,
atau kewajiban apa saja dari orang Kristen, merupakan
suatu kehormatan besar. Kegembiraannya lebih besar
dibandingkan siksaannya, kehormatannya lebih besar dari-
pada aibnya, dan keuntungannya jauh lebih besar dari-
pada kerugiannya. Ketiga, orang-orang Kristen tidak
memiliki alasan untuk takut terhadap ancaman atau
kegeraman siapa saja dari musuh-musuh mereka.
“Musuh-musuhmu yaitu musuh-musuh Tuhan , wajah-
Nya menentang mereka, kuasa-Nya mengatasi mereka.
Mereka yaitu sasaran kutukan-Nya, dan tidak dapat
melakukan apa-apa kepadamu tanpa seizin Dia. Oleh
sebab itu, janganlah kamu gelisah sebab mereka.”
[2] dibandingkan menggentarkan diri dengan perasaan takut
terhadap manusia, pastikanlah untuk menguduskan
Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan (ay. 15). Kepada-
Nyalah harus kamu takut dan terhadap Dialah harus
kamu gentar (Yes. 8:12-13). Janganlah kamu takut ter-
hadap mereka yang dapat membunuh tubuh, namun
takutilah Dia, yang memiliki kuasa untuk melem-
parkan orang ke dalam neraka (Luk. 12:4-5). Kita me-
nguduskan Tuhan Tuhan di dalam hati kita jika kita
dengan tulus dan sungguh-sungguh memuja Dia, apa-
bila pikiran-pikiran kita tentang Dia dipenuhi dengan
ketakjuban dan penghormatan, jika kita mengandal-
kan kuasa-Nya, percaya pada kesetiaan-Nya, berserah
pada hikmat-Nya, meniru kekudusan-Nya, dan mem-
beri-Nya kemuliaan yang layak bagi kesempurnaan-ke-
sempurnaan-Nya yang mengagumkan. Kita juga mengu-
duskan Tuhan di hadapan orang lain jika kita ber-
perilaku sedemikian rupa sehingga mengajak dan men-
dorong orang lain untuk memuliakan dan menghormati
Dia. Kedua-duanya dituntut (Im. 10:3). “jika kaidah
ini sudah meresap ke dalam lubuk hatimu, maka selan-
jutnya, berkenaan dengan manusia, bersiaplah senan-
tiasa, yaitu mampu dan rela, untuk memberi pertang-
gungan jawab, atau membuat pembelaan, untuk iman
yang kamu akui. Dan lakukanlah itu kepada tiap-tiap
orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu
488
tentang pengharapan yang ada padamu, pengharapan
macam apa yang kamu miliki, atau yang membuatmu
menderita kesusahan-kesusahan seperti itu di dunia.”
Amatilah, pertama, rasa takjub akan kesempurnaan-
kesempurnaan ilahi yaitu obat penawar terbaik untuk
melawan ketakutan terhadap penderitaan. Kalau kita
lebih takut kepada Tuhan , maka pastilah kita tidak akan
begitu takut lagi kepada manusia. Kedua, harapan dan
iman orang Kristen dapat dibela di hadapan seluruh
dunia. Ada alasan yang baik untuk beragama. Agama
bukanlah khayalan melainkan rancangan yang masuk
akal yang diwahyukan dari sorga, yang diperlukan un-
tuk memenuhi semua kebutuhan orang-orang berdosa
yang sengsara, dan yang berpusat sepenuhnya pada
kemuliaan Tuhan melalui Yesus Kristus. Ketiga, setiap
orang Kristen wajib mempertanggungjawabkan dan
membela pengharapan yang ada pada dirinya. Orang-
orang Kristen harus siap memberi alasan bagi Ke-
kristenan mereka, supaya terlihat bahwa mereka tidak
terdorong memeluknya sebab kebodohan atau angan-
angan. Pembelaan ini mungkin perlu diberikan lebih
dari satu atau dua kali, sehingga dengan demikian
orang-orang Kristen harus selalu siap memberi pem-
belaan itu, entah kepada hakim, jika ia menuntutnya,
atau kepada setiap orang Kristen yang bertanya-tanya,
yang ingin mengetahuinya dengan lebih baik atau un-
tuk memperbaiki diri. Keempat, pengakuan-pengakuan
iman kita ini haruslah dibuat dengan lemah lembut dan
hormat. Membela agama haruslah dilakukan dengan
kerendahan hati dan kelemahlembutan, dalam takut
akan Tuhan , dengan mawas diri, dan rasa hormat terha-
dap mereka yang di atas kita.
Hati Nurani yang Murni dan Hidup yang Saleh
(3:16-17)
16 dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah
kamu sebab hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu sebab
fitnahan mereka itu. 17 Sebab lebih baik menderita sebab berbuat baik, jika
hal itu dikehendaki Tuhan , dari pada menderita sebab berbuat jahat.
Surat 1 Petrus 3:16-17
489
Pengakuan iman Kristen tidak dapat sepenuhnya diakui kecuali bila
didukung dengan dua sarana yang disebutkan secara khusus ini,
yaitu hati nurani yang murni dan hidup yang saleh. Hati nurani itu
baik jika ia melakukan pekerjaannya dengan baik, jika ia tetap
murni dan tidak bobrok, dan bersih dari kesalahan. Dengan begitu,
barulah hati nurani akan membenarkan kamu, walaupun manusia
mendakwa kamu. Hidup yang saleh dalam Kristus yaitu hidup yang
kudus, sesuai dengan ajaran dan teladan Kristus. “Pelihara baik-baik
hati nuranimu, dan hidupmu. Maka, walaupun manusia berkata-
kata jahat tentang kamu, dan memfitnah kamu sebagai penjahat,
kamu akan membersihkan dirimu sendiri, dan mempermalukan me-
reka. Mungkin kamu menganggapnya sulit untuk menderita sebab
berbuat baik, sebab menjaga hati nurani yang murni dan hidup
yang saleh. namun janganlah berkecil hati, sebab lebih baik untukmu,
meskipun lebih buruk bagi musuh-musuhmu, jika kamu menderita
sebab berbuat baik dibandingkan sebab berbuat jahat.” Amatilah,
1. Orang yang paling teliti memeriksa batin tidak bisa terhindar dari
celaan dan fitnah orang-orang jahat. Mereka akan berkata-kata
jahat tentang dia, seolah-olah ia penjahat, dan menuduhnya me-
lakukan kejahatan-kejahatan yang justru dibenci oleh jiwanya:
Kristus dan para rasul-Nya diperlakukan demikian.
2. Hati nurani yang murni dan hidup yang saleh yaitu sarana
terbaik untuk menjaga nama baik. Keduanya akan memberi
nama baik yang teguh dan bertahan lama.
3. Tuduhan palsu biasanya akan membuat malu si penuduh
itu sendiri, sebab tuduhan itu menyingkapkan setidak-tidaknya
perbuatannya sendiri, ketidakbenaran, kepalsuan, dan sifat hati-
nya yang jahat.
4. Adakalanya sudah menjadi kehendak Tuhan bahwa orang-orang
baik harus menderita sebab berbuat baik, sebab kejujuran
mereka dan sebab iman mereka.
5. Sama seperti berbuat baik kadang-kadang membuat orang baik
rentan tertimpa penderitaan, demikian pula berbuat jahat tidak
akan membebaskan orang jahat dari penderitaan. Rasul Petrus
memandang di sini bahwa orang bisa menderita untuk kedua-
duanya. Jika penderitaan orang baik sebab berbuat baik saja
sudah begitu parah, maka apa jadinya lagi dengan penderitaan
orang jahat sebab berbuat jahat? Sungguh menyedihkan orang
yang berada dalam keadaan di mana dosa dan penderitaan ber-
490
temu bersama-sama pada saat yang sama. Dosa membuat pen-
deritaan menjadi teramat sangat berat, merugikan, menggelisah-
kan hati, dan merusak diri.
Penderitaan-penderitaan Kristus
(3:18-20)
18 Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar
untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Tuhan ;
Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, namun yang
telah dibangkitkan menurut Roh, 19 dan di dalam Roh itu juga Ia pergi
memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, 20 yaitu kepada
roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Tuhan , saat
Tuhan tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan
bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan
oleh air bah itu.
Di sini,
I. Teladan Kristus dikemukakan sebagai alasan untuk bersabar di
bawah penderitaan. Kekuatan alasan ini akan kita sadari jika kita
menimbang beberapa hal yang terkandung dalam perkataan itu.
Oleh sebab itu cermatilah,
1. Yesus Kristus sendiri tidak bebas dari penderitaan-penderitaan
dalam kehidupan ini, meskipun Ia sendiri tidak bersalah dan
dapat menolak segala penderitaan jika mau.
2. Alasan atau penyebab yang mengharuskan terjadinya penderi-
taan Kristus yaitu dosa-dosa manusia: Kristus telah mati
sekali untuk segala dosa kita. Penderitaan-penderitaan Kristus
yaitu hukuman yang benar dan tepat. Hukuman ini dijalani
untuk menebus dan membuat pendamaian bagi dosa, dan itu
mencakup semua dosa.
3. Dalam kasus penderitaan Tuhan kita, Ia yang benar menderita
untuk orang tidak benar. Ia menggantikan tempat kita, dan
menanggung kesalahan-kesalahan kita. Ia yang tidak menge-
nal dosa menderita sebagai ganti mereka yang tidak mengenal
kebenaran.
4. Jasa dan kesempurnaan korban Kristus yaitu sedemikian
rupa sehingga bagi-Nya menderita satu kali saja sudah cukup.
Korban-korban hukum Taurat diulangi dari hari ke hari, dan
dari tahun ke tahun. namun korban Kristus, sekali dipersem-
Surat 1 Petrus 3:18-20
491
bahkan, sudah membersihkan dosa (Ibr. 7:27; 9:26, 28; 10:10,
12, 14).
5. Tujuan atau maksud akhir yang membahagiakan dari penderi-
taan-penderitaan Tuhan kita yaitu untuk membawa kita ke-
pada Tuhan , untuk mendamaikan kita dengan Tuhan , untuk
membuka jalan masuk bagi kita menghadap Bapa, untuk
membuat kita dan pelayanan-pelayanan kita berkenan ke-
pada-Nya, dan untuk mengantar kita kepada kemuliaan kekal
(Ef. 2:13, 18; 3:12; Ibr. 10:21-22).
6. Duduk perkara dan peristiwa penderitaan Kristus, berkenaan
dengan diri-Nya sendiri, yaitu bahwa Ia dihukum mati dalam
kodrat-Nya sebagai manusia, namun dihidupkan dan dibangkit-
kan lagi oleh Roh. Nah, jika Kristus tidak bebas dari penderita-
an, mengapa orang Kristen berharap bebas darinya? Jika Ia
menderita, untuk menebus dosa-dosa, mengapa kita tidak
puas menerima penderitaan, sementara penderitaan-penderi-
taan kita hanya untuk ujian dan pelajaran, dan bukan untuk
penebusan? Jika penderitaan terjadi pada-Nya, meskipun Ia
benar secara sempurna, mengapa tidak pada kita, yang se-
muanya pembuat kejahatan? Jika Ia pernah menderita, dan
kemudian masuk ke dalam kemuliaan, bukankah kita harus
bersabar di dalam kesulitan, sebab kesulitan itu hanya se-
bentar dan kita akan mengikuti-Nya ke dalam kemuliaan? Jika
Ia telah mati, supaya Ia membawa kita kepada Tuhan , bukan-
kah kita harus menerima kesulitan, sebab kesulitan-kesulit-
an itu sangat bermanfaat untuk mendorong kita kembali
kepada Tuhan , dan menjalankan kewajiban kita kepada-Nya?
II. Rasul Petrus beralih dari teladan Kristus ke teladan di zaman
dulu, dan memperlihatkan kepada orang-orang Yahudi, yang ke-
pada mereka ia menulis, bagaimana orang-orang yang percaya
dan menaati pemberitaan Kristus melalui Nuh mengalami peris-
tiwa yang berbeda dari mereka yang terus tidak taat dan tidak
percaya. Ini mengisyaratkan kepada orang-orang Yahudi bahwa
mereka berada di bawah hukuman serupa. Tuhan tidak akan
menunggu mereka jauh lebih lama lagi. Sekarang mereka sudah
ditawarkan rahmat. Siapa yang menerimanya akan diselamatkan,
namun siapa yang menolak Kristus dan Injil pasti akan dihancur-
492
kan seperti yang terjadi sebelumnya pada orang-orang yang tidak
taat pada zaman Nuh.
1. Untuk menjelaskan hal ini, kita dapat memperhatikan,
(1) Pemberitanya, yaitu Kristus Yesus, yang telah melibatkan
diri-Nya sendiri dalam perkara-perkara jemaat dan dunia
sejak Ia pertama-tama dijanjikan kepada Adam (Kej. 3:15).
Ia pergi, bukan pergi secara fisik, melainkan bergerak un-
tuk keperluan khusus, seperti Tuhan sering kali dikatakan
bergerak (Kej. 11:5; Hos. 5:15; Mi. 1:3). Ia pergi memberita-
kan, oleh Roh-Nya yang tinggal di dalam diri orang-orang
pada zaman Nuh itu, dan mengilhami serta memampukan
Henokh dan Nuh untuk memohon dengan mereka, dan
memberitakan kebenaran kepada mereka, seperti dalam 2
Petrus 2:5.
(2) Para pendengarnya. sebab mereka sudah mati dan raga
mereka sudah punah saat Rasul Petrus berbicara tentang
mereka, maka dengan tepat ia menyebut mereka sebagai
roh-roh yang sekarang berada di dalam penjara. Bukan
berarti bahwa mereka berada di dalam penjara saat
Kristus memberitakan Injil kepada mereka, seperti yang
dikatakan terjemahan Latin kasar dan para penafsir dari
gereja tertentu.
(3) Dosa orang-orang ini: Mereka tidak taat, yaitu memberontak,
tidak mau insaf, dan tidak percaya, menurut arti kata yang
dipakai. Dosa mereka ini semakin diperberat sebab Tuhan
sudah menanti dengan sabar (sudah menunggu mereka sela-
ma 120 tahun lamanya), waktu Nuh sedang mempersiapkan
bahteranya, dan melalui bahtera itu, seperti juga melalui
pemberitaannya, memberi mereka peringatan yang semesti-
nya tentang apa yang akan terjadi pada mereka.
(4) Peristiwa yang terjadi: tubuh mereka tenggelam, dan roh
mereka dicampakkan ke dalam neraka, yang disebut seba-
gai penjara (Mat. 5:25; 2Ptr. 2:4-5). namun Nuh dan keluar-
ganya, yang percaya dan taat, selamat di dalam bahtera.
2. Dari keseluruhan kisah ini kita dapat belajar bahwa,
(1) Tuhan memperhatikan secara cermat segala sarana dan
keuntungan yang dimiliki oleh manusia di segala zaman
bagi keselamatan jiwa mereka. Diperhitungkan kepada du-
Surat 1 Petrus 3:21-22
493
nia di zaman dulu bahwa Kristus menawarkan pertolong-
an-Nya kepada mereka, mengutus Roh-Nya, memberi mere-
ka peringatan yang semestinya melalui Nuh, dan menung-
gu untuk waktu yang lama supaya mereka berubah.
(2) Walaupun Tuhan bersabar menunggu orang-orang berdosa
untuk waktu yang lama, kesabaran-Nya akan habis pada
akhirnya. Tidak pantas bagi keagungan Tuhan yang akbar
untuk selalu menunggu manusia dengan sia-sia.
(3) Roh-roh para pendosa yang tidak taat, segera sesudah ke-
luar dari tubuh mereka, dicampakkan ke dalam penjara
neraka, yang dari situ tidak akan ada penebusan lagi.
(4) Jalan yang diikuti oleh kebanyakan orang bukanlah jalan
terbaik, terbijak, atau teraman untuk kita ikuti. Lebih baik
mengikuti delapan orang di dalam bahtera dibandingkan dela-
pan juta orang yang tenggelam oleh air bah dan dikutuk ke
dalam neraka.
Baptisan Kristiani
(3:21-22)
21 Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan – mak-
sudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk
memohonkan hati nurani yang baik kepada Tuhan – oleh kebangkitan Yesus
Kristus, 22 yang duduk di sebelah kanan Tuhan , sesudah Ia naik ke sorga
sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepada-Nya.
Keselamatan Nuh di dalam bahtera di atas air melambangkan kesela-
matan semua orang Kristen yang baik di dalam jemaat melalui bap-
tisan. Keselamatan sementara oleh bahtera itu yaitu perlambang,
sedang yang diperlambangkan yaitu keselamatan kekal orang-
orang percaya melalui baptisan. Untuk mencegah kekeliruan tentang
hal ini Rasul Petrus,
I. Menyatakan apa yang dimaksudkannya dengan baptisan yang
menyelamatkan. Bukan upacara lahiriah membasuh dengan air,
yang dengan sendirinya tidak lebih dibandingkan membersihkan kotor-
an pada tubuh, melainkan baptisan yang di dalamnya ada jawab-
an iman atau penegasan kembali hati nurani untuk dengan bulat
hati kembali murni, mau percaya dan mengabdi sepenuhnya
kepada Tuhan Bapa, Anak, dan Roh Kudus, serta pada saat yang
494
sama menyangkal keinginan daging, dunia, dan Iblis. Perjanjian
baptis, yang dibuat dan dijaga, pasti akan menyelamatkan kita.
Membasuh yaitu tanda yang terlihat, sedang tanggapan
iman yaitu hal yang ditandakan itu.
II. Rasul Petrus menunjukkan bahwa keberhasilan baptisan untuk
menyelamatkan tidak bergantung pada perbuatan yang dilaku-
kan, melainkan pada kebangkitan Kristus, yang dengan sendiri-
nya termasuk kematian-Nya, dan merupakan dasar iman dan
pengharapan kita. Baptisan kita dianggap benar jika kita mati
bagi dosa, dan bangkit kembali ke dalam hidup yang kudus dan
baru. Amatilah,
1. Sakramen baptisan, yang diterima dengan benar, yaitu sara-
na dan jaminan keselamatan. Kita sekarang diselamatkan oleh
baptisan. Tuhan berkenan memberi berkat-berkat-Nya ke-
pada kita di dalam dan melalui upacara-upacara yang ditetap-
kan-Nya (Kis. 2:38; 22:16).
2. Menjalankan baptisan secara lahiriah tidak akan menyelamat-
kan siapa-siapa tanpa adanya tanggapan untuk memiliki hati
nurani yang murni dan hidup yang saleh. Harus ada tanggap-
an berupa hati nurani yang baik terhadap Tuhan . Keberatan,
bayi tidak bisa memberi tanggapan seperti itu, dan sebab
itu tidak boleh dibaptis. Jawaban, sunat yang benar yaitu
sunat di dalam hati, secara rohani (Rm. 2:29). Anak-anak
tidak mampu memberi tanggapan ini pada waktu disunat,
dan demikian pula bayi tidak mampu memberi tanggapan
ini pada waktu dibaptis. Namun demikian, anak-anak boleh
disunat pada hari kedelapan. Oleh sebab itu, bayi-bayi dari
jemaat Kristen boleh mengikuti upacara baptisan ini dengan
alasan yang sama seperti bayi-bayi Yahudi, kecuali ada yang
menghalangi mereka untuk melakukannya sebab larangan
yang jelas dari Kristus.
III. sesudah menyebutkan kematian dan kebangkitan Kristus, Rasul
Petrus melanjutkan dengan berbicara tentang kenaikan-Nya, dan
duduknya Dia di sebelah kanan Bapa, sebagai hal yang pantas
direnungkan oleh orang-orang percaya ini untuk menghibur mere-
ka dalam keadaan mereka yang menderita (ay. 22). Jika pengang-
katan Kristus sedemikian mulia sesudah Ia mendapat penghinaan
Surat 1 Petrus 3:21-22
495
yang mendalam, maka janganlah para pengikut-Nya berputus
asa, namun hendaklah mereka berharap bahwa sesudah masa-masa
susah yang sebentar ini, mereka akan diangkat pada sukacita dan
kemuliaan yang melampaui dunia ini. Amatilah,
1. Yesus Kristus, sesudah menuntaskan pekerjaan-Nya dan pen-
deritaan-Nya di bumi, naik dalam kemenangan ke sorga. Ten-
tang hal itu lihat Kisah Para Rasul 1:9-11; Markus 16:19. Ia
naik ke sorga untuk menerima mahkota dan kemuliaan yang
telah diperoleh-Nya sendiri (Yoh. 17:5), untuk menyelesaikan
bagian pekerjaan-Nya sebagai Pengantara yang tidak dapat
dilakukan di bumi, dan menjadi Pengantara di sana bagi
umat-Nya, untuk memperlihatkan bahwa korban-Nya sudah
memuaskan secara penuh, untuk memiliki sorga bagi umat-
Nya, untuk mempersiapkan rumah-rumah bagi mereka, dan
untuk mengutus Sang Penghibur, yang akan menjadi buah
pertama dari kepengantaraan-Nya (Yoh. 16:7).
2. sesudah kenaikan-Nya ke sorga, Kristus bertakhta di sebelah
kanan Bapa. Duduknya Dia di sana menandakan berdiam dan
berhentinya Dia secara mutlak dari segala kesusahan dan
penderitaan lebih lanjut, dan diangkatnya Dia pada martabat
pribadi tertinggi dan kekuasaan yang berdaulat.
3. Semua malaikat, kuasa, dan kekuatan ditaklukkan kepada
Kristus Yesus: segala kuasa di sorga dan di bumi, memerintah,
memberi hukum, mengeluarkan perintah, dan menjatuh-
kan hukuman terakhir diserahkan kepada Yesus, Tuhan -manu-
sia. Bagi musuh-musuhnya, hal ini akan membawa kepedihan
dan kegalauan kekal, namun bagi hamba-hamba-Nya sukacita
dan kepuasan kekal.
PASAL 4
ugas seorang Kristen bersifat ganda, yaitu melakukan kehendak
Tuhan dan menguasai keinginannya. Pasal ini membimbing kita
untuk melakukan kedua tugas itu. Tugas-tugas yang di sini ditekan-
kan agar kita perhatikan yaitu mematikan keinginan dosa, hidup
bagi Tuhan , tidak bermabuk-mabukan, berdoa, bermurah hati, bersi-
kap ramah, dan mengembangkan serta memanfaatkan semua karu-
nia yang kita terima sebaik mungkin. Inilah yang ditekankan Rasul
Petrus kepada orang-orang Kristen, mengingat begitu banyak waktu
yang telah mereka buang saat mereka masih hidup di dalam dosa,
dan mengingat bahwa akhir dari segala sesuatu sudah semakin dekat
(ay. 1-11). Petunjuk perihal penderitaan yaitu supaya kita jangan
heran saat mengalaminya, namun justru bersukacita di dalamnya,
dan berhati-hati agar jangan mengalami penderitaan seperti orang-
orang yang berbuat jahat. Ia menyiratkan bahwa pencobaan yang
akan mereka alami sudah dekat, bahwa jiwa mereka berada di dalam
bahaya, sama seperti tubuh jasmani mereka, dan bahwa jalan terbaik
untuk memelihara jiwa mereka yaitu menyerahkannya kepada Tuhan
dengan berbuat baik.
Mematikan Keinginan Dosa
(4:1-3)
1 Jadi, sebab Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus
juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, – sebab
barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat
dosa –, 2 supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keingin-
an manusia, namun menurut kehendak Tuhan . 3 Sebab telah cukup banyak
waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak orang-orang yang
tidak mengenal Tuhan . Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu,
keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan
berhala yang terlarang.
T
498
Di sini Rasul Petrus menarik kesimpulan baru sesudah merenungkan
penderitan-penderitaan Kristus. Sama seperti sebelum ini ia telah
menggunakan penderitaan Kristus untuk mengajak orang-orang
Kristen agar bersabar dalam penderitaan, demikian pula sekarang ia
meminta mereka mematikan keinginan dosa. Amatilah,
I. Bagaimana nasihat itu diungkapkan. Pernyataan dasar yang dipa-
kainya yaitu bahwa, Kristus telah menderita bagi kita dalam
keadaan-Nya sebagai manusia atau dalam kodrat-Nya sebagai
manusia. Akibat atau kesimpulan dari pernyataan itu yaitu ,
“Persenjatai dan perkuat dirimu dengan pikiran yang demikian,
tabah dan tetapkan hatimu.” Kata badani pada ayat 1 menunjuk-
kan kodrat manusiawi Kristus, namun penggunaan kata badani
yang kedua kali di ayat 1 menunjukkan sifat cemar manusia.
Jadi, yang dimaksudkan yaitu , “Sama seperti Kristus telah
menderita dalam kodrat-Nya sebagai manusia, begitu juga kamu
harus menderita demikian, sesuai dengan janji yang kauucapkan
dalam baptisan dan pengakuan iman, matikan sifat cemarmu,
dengan mematikan tubuh dosa dengan cara menyangkal diri dan
memadamkan keinginan dosa. Sebab jika kamu menderita seperti
ini, maka kamu telah menyesuaikan diri dengan Kristus dalam
kematian dan kebangkitan-Nya, dan akan berhenti berbuat dosa.”
Ketahuilah,
1. Beberapa alasan terkuat dan terbaik yang menentang semua
jenis dosa diambil dari penderitaan Kristus. Seluruh rasa
simpati dan kasih sayang terhadap Kristus sebagai orang yang
menderita akan sia-sia saja jika dosa tidak ditanggalkan. Ia
mati demi menghancurkan dosa, dan meskipun mampu mene-
rima penderitaan paling berat dengan senang hati, Ia tidak
akan pernah bisa menerima dosa sekecil apa pun.
2. Awal dari mematikan keinginan dosa dengan sungguh terletak
di dalam pikiran, tidak dengan menjalani hukuman sebagai
tanda penyesalan ataupun menimpakan penderitaan ke atas
tubuh. Pikiran manusia bersifat kedagingan dan penuh per-
musuhan. Pengertiannya menjadi gelap dan terasing dari
hidup persekutuan dengan Tuhan (Ef. 4:18). Manusia tidak me-
miliki watak bersungguh hati, melainkan berat sebelah, buta
mata hatinya, dan jahat, sampai ia diperbarui dan dikuduskan
oleh kasih karunia Tuhan yang menghidupkan lagi.
Surat 1 Petrus 4:1-3
499
II. Bagaimana nasihat itu dijelaskan lebih lanjut (ay. 2). Rasul Petrus
menjelaskan apa yang dimaksudkannya dengan mati bagi dosa,
dan berhenti berbuat dosa, baik secara menyangkal diri maupun
dengan menyesuaikan diri. Dengan menyangkal diri, yaitu waktu
orang Kristen yang sisa jangan dipergunakan menurut keinginan
manusia, hawa nafsu penuh dosa, dan keinginan cemar manusia
duniawi yang jahat, namun secara positif, yakni menyesuaikan diri
dengan kehendak Tuhan yang suci dan telah diungkapkan Injil.
Ketahuilah,
1. Hawa nafsu manusia merupakan sumber dari semua kejahat-
an mereka (Yak. 1:13-14). Seperti apa pun pencobaan yang se-
sekali datang, hal ini tidak akan berhasil kalau bukan sebab
sifat cemar manusia sendiri.
2. Semua orang Kristen yang saleh akan menjadikan kehendak
Tuhan , bukan hawa nafsu atau keinginan mereka sendiri, seba-
gai pedoman dalam hidup dan perilaku mereka.
3. Pertobatan sejati mengadakan perubahan luar biasa dalam
hati dan kehidupan setiap orang yang mengambil bagian di da-
lamnya. Pertobatan demikian menjauhkan manusia dari hawa
nafsu lamanya yang menyenangkan dan digemarinya, serta
dari cara-cara umum dan sifat buruk dunia, dan membawanya
kepada kehendak Tuhan . Pertobatan itu mengubah akal budi,
penilaian, perasaan, perilaku, dan perangai setiap orang yang
telah mengalaminya.
III. Bagaimana nasihat itu diperkuat (ay. 3): Sebab telah cukup ba-
nyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak orang-
orang yang tidak mengenal Tuhan , dan seterusnya. Di sini Rasul
Petrus memberi penjelasan yang berdasar pada asas keadilan.
“Sama seperti sepanjang hidupmu sebelum ini sampai sekarang
kamu telah melayani dosa dan Iblis, maka sungguh adil, sepadan,
dan masuk akal jika sekarang giliran kamu melayani Tuhan yang
hidup.” Meskipun kata-kata tadi dituliskan Rasul Petrus kepada
orang-orang Yahudi, namun saat mereka hidup di antara orang-
orang yang tidak mengenal Tuhan , mereka telah mengikuti cara
hidup orang-orang itu. Amatilah,
1. saat seseorang bertobat dengan sungguh, betapa menyedih-
kan baginya jika teringat bagaimana ia telah melewatkan
500
hidupnya di masa lalu. Semua bahaya yang telah dilaluinya
selama bertahun-tahun, celaka yang telah ditimbulkannya
atas orang lain, aib yang telah didatangkannya bagi Tuhan , dan
kerugian yang telah dideritanya, semua ini membuatnya sa-
ngat menderita.
2. Selama kehendak manusia belum dikuduskan dan cemar, dia
akan senantiasa berjalan di jalan yang jahat. Ia menjadikan
jalan-jalan jahat itu sebagai pilihan, kesenangan, pekerjaan,
dan kegiatannya, dan menjadikan hari-harinya semakin buruk
dan buruk.
3. Satu dosa yang dibiarkan akan menarik dosa lain. Di sini dise-
butkan enam jenis dosa yang saling berhubungan dan bergan-
tung.
(1) Hawa nafsu atau percabulan, yang diungkapkan melalui
penampilan, gerak gerik, atau perilaku (Rm. 13:13).
(2) Keinginan, perilaku cabul seperti misalnya persundalan
dan perzinahan.
(3) Kemabukan, di sini, penggunaan minuman keras dengan
berlebihan meskipun belum sampai benar-benar mabuk,
namun yang bisa merugikan kesehatan atau kegiatan,
dinyatakan sebagai hal yang salah.
(4) Pesta pora, atau pesta-pesta mewah dan gaduh, yang ter-
lampau sering, berlebihan, atau terlampau mahal.
(5) Perjamuan minum, yang dimaksudkan di sini yaitu kera-
kusan atau makan berlebihan.
(6) Penyembahan berhala yang terlarang. Upacara penyembah-
an berhala orang-orang yang tidak mengenal Tuhan disertai
percabulan, mabuk-mabukan, kerakusan, serta berbagai
macam kekejian dan kekejaman. Orang-orang Yahudi yang
sudah lama tinggal di antara mereka ini, setidaknya sebagi-
an dari mereka, bermoral bejat dan cemar sebab kebiasa-
an-kebiasaan seperti itu.
4. Sudah merupakan tugas orang Kristen untuk tidak saja men-
jauhi hal yang luar bisa keji, namun juga semua hal yang pada
umumnya menyebabkan perbuatan dosa atau yang mengan-
dung sesuatu yang jahat. Kemabukan dan pesta pora dilarang,
sama halnya dengan hawa nafsu dan penyembahan berhala.
Surat 1 Petrus 4:4-6
501
Penghiburan bagi Hamba-hamba Tuhan
(4:4-6)
4 Sebab itu mereka heran, bahwa kamu tidak turut mencemplungkan diri
bersama-sama mereka di dalam kubangan ketidaksenonohan yang sama,
dan mereka memfitnah kamu. 5 namun mereka harus memberi pertanggung-
an jawab kepada Dia, yang telah siap sedia menghakimi orang yang hidup
dan yang mati. 6 Itulah sebabnya maka Injil telah diberitakan juga kepada
orang-orang mati, supaya mereka, sama seperti semua manusia, dihakimi
secara badani; namun oleh roh dapat hidup menurut kehendak Tuhan .
I. Di sini terlihat perubahan nyata yang terjadi di dalam diri orang-
orang yang disebutkan di dalam ayat sebelumnya, yang dalam
kehidupan lama mereka dikatakan sangat jahat. Mereka tidak lagi
mengikuti jalan yang sama, atau bergaul dengan teman-teman
yang sama seperti dahulu. sebab itu, amatilah sikap para kenal-
an yang jahat terhadap diri mereka.
1. Sebab itu mereka heran, terkejut dan bertanya-tanya, saat me-
lihat sesuatu yang baru dan tidak biasa, sebab teman-teman
lama mereka sudah begitu berubah dan tidak melakukan
kekerasan seperti dahulu di dalam kubangan ketidaksenonoh-
an yang sama, dalam perbuatan bermabuk-mabukan yang
melampaui batas, dan kemewahan yang sebelum itu mereka
jalani dengan rakus dan gila.
2. Mereka (para kenalan lama itu) memfitnah mereka. Rasa heran
membuat para kenalan lama itu menghujat mereka. Orang-
orang ini berkata jahat tentang kepribadian, cara hidup, aga-
ma, dan Tuhan mereka. Ketahuilah,
(1) Orang-orang yang pernah bertobat dengan sungguh tidak
akan kembali kepada jalan hidup mereka yang lama, wa-
laupun sangat tergoda oleh rasa tidak senang ataupun bu-
jukan orang-orang lain untuk melakukannya. Baik bujuk-
an maupun cercaan tidak akan berhasil memenangkan me-
reka untuk menjadi atau berbuat seperti yang biasa mere-
ka lakukan.
(2) Perangai dan perilaku orang-orang Kristen sejati terasa
sangat aneh bagi orang-orang yang tidak beriman. Orang-
orang yang tidak mengenal Tuhan itu sungguh tidak bisa
memahami mengapa mereka membenci hal yang disukai
semua orang lain dan mempercayai banyak hal yang oleh
orang-orang lain terasa tidak masuk akal, menyukai hal
502
yang tampak menjemukan dan membosankan, serta berte-
kun meskipun tidak mendapatkan keuntungan yang nyata
dan sangat bersandar pada pengharapan mereka.
(3) Perbuatan-perbuatan baik orang-orang saleh tidak terlepas
dari kecaman dan fitnahan orang-orang yang tidak ber-
iman. Tindakan-tindakan yang mendatangkan kepedihan
dan bahaya serta menuntut penyangkalan diri orang-orang
yang baik ini akan sangat dikecam oleh mereka yang tidak
mengenal belas kasihan dan dunia yang dengki. Mereka ini
suka berkata jahat tentang orang-orang yang baik, meski-
pun mereka sendiri ikut menikmati buah-buah dari kemu-
rahan hati, kesalehan, dan kebajikan orang baik.
II. Untuk menghibur para hamba Tuhan , di sini ditambahkan bahwa,
1. Semua orang fasik, terutama mereka yang berkata jahat ten-
tang orang-orang yang tidak seburuk mereka, harus memberi
pertanggungan jawab dan alasan bagi perilaku mereka kepada
Dia yang siap, mampu, dan juga berhak menghakimi, yang
tidak lama lagi akan mengadili dan menjatuhkan hukuman
atas semua orang yang didapati masih hidup, dan juga semua
orang yang sudah mati kemudian dibangkitkan kembali (Yak.
5:8-9; 2Ptr. 3:7). Amatilah, tidak lama lagi dunia yang sangat
jahat ini harus mempertanggungjawabkan semua perkataan
jahat mereka terhadap umat-Nya itu kepada Tuhan (Yud. 1:14-
15). Mereka akan segera dipanggil untuk mempertanggungja-
wabkan semua sumpah serapah, senda gurau konyol, fitnah-
an, dan kepalsuan yang telah mereka lontarkan kepada umat
setia Tuhan .
2. Itulah sebabnya maka Injil telah diberitakan juga kepada orang-
orang mati, supaya mereka, sama seperti semua manusia,
dihakimi secara badani; namun oleh roh dapat hidup menurut
kehendak Tuhan (ay. 6). Beberapa orang mengartikannya seba-
gai berikut, itulah sebabnya maka Injil telah diberitakan ke-
pada semua orang percaya pada zaman dahulu, yang sekarang
sudah mati di dalam Kristus, supaya dengan demikian mereka
dapat diajar dan didorong untuk menanggung penghakiman
yang tidak benar dan penganiayaan yang dilakukan orang-
orang penuh angkara murka ke atas mereka secara badani;
namun oleh roh dapat hidup menurut kehendak Tuhan . Ada pula
Surat 1 Petrus 4:7-11
503
yang mengartikan ungkapan supaya mereka, sama seperti se-
mua manusia, dihakimi secara badani, dalam pengertian ro-
hani. Maksudnya, Injil diberitakan kepada mereka untuk meng-
hakimi mereka, menjatuhkan hukuman ke atas mereka, dan
untuk menegur mereka sebab tabiat mereka yang cemar serta
jahatnya kehidupan mereka saat meniru perilaku orang-orang
yang tidak mengenal Tuhan atau hidup menurut tabiat manusia
biasa. Juga supaya sesudah mematikan keinginan dosa, mereka
dapat hidup sesuai kehendak Tuhan , suatu kehidupan rohani
yang baru. Oleh sebab itu, ketahuilah bahwa,
(1) Mematikan keinginan dosa dan hidup menurut kehendak
Tuhan merupakan akibat yang diharapkan dari Injil yang
diberitakan kepada kita.
(2) Tuhan pasti akan membuat perhitungan dengan semua
orang yang yang pernah mendengar Injil diberitakan ke-
pada mereka, namun tidak menghasilkan buah-buah baik
yang diakibatkannya. Tuhan siap menghakimi semua orang
yang menerima Injil dengan sia-sia.
(3) Tidak menjadi soal bagaimana kita dihakimi oleh manusia
secara jasmani, asalkan kita hidup menurut kehendak
Tuhan di dalam Roh.
Penguasaan Diri, Ketekunan dalam Doa, dan Kasih;
Pemanfaatan Karunia
(4:7-11)
7 Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. sebab itu kuasailah dirimu dan
jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. 8 namun yang terutama: kasihilah
sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak
sekali dosa. 9 Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak ber-
sungut-sungut. 10 Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia
yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih
karunia Tuhan . 11 Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai
orang yang menyampaikan firman Tuhan ; jika ada orang yang melayani,
baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Tuhan , su-
paya Tuhan dimuliakan dalam segala sesuatu sebab Yesus Kristus. Ialah
yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.
Di sini kita mendapati keyakinan atau ajaran yang menakutkan, dan
kesimpulan yang ditarik darinya. Keyakinan itu berbicara tentang
kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Keruntuhan menyedihkan
jemaat dan bangsa Yahudi yang dinubuatkan oleh Juruselamat kita
504
sudah sangat dekat. Akibatnya, masa aniaya dan penderitaan kamu
akan segera terjadi. Kehidupanmu sendiri dan musuh-musuhmu
akan segera mencapai akhirnya. Bahkan dunia sendiri tidak akan
bertahan lama. Lautan api akan mengakhirinya, dan segala sesuatu
akan ditelan ke dalam kekekalan tanpa akhir. Kesimpulan yang
dapat ditarik dari hal ini terdiri atas serangkaian nasihat.
1. Perihal sikap tenang dan berjaga-jaga: “sebab itu kuasailah diri-
mu dan jadilah tenang (ay. 7). Biarlah pikiran dan akal budimu
menjadi awas, tidak goyah, dan mantap. Jagalah dengan ketat
agar kamu menjauhkan diri dari segala kesenangan duniawi.
Jangan biarkan dirimu terperangkap oleh dosa-dosa dan godaan-
godaan masa lalu (ay. 3), supaya kamu dapat berdoa. Usahakan-
lah agar kamu senantiasa dalam keadaan tenang dan mawas diri,
sehingga layak untuk berdoa. Seringlah berdoa, kalau-kalau
kesudahan ini akan menimpamu tanpa disangka-sangka” (Luk.
21:34; Mat. 26:40-41). Ketahuilah bahwa,
(1) Pertimbangan akan kesudahan yang sudah dekat merupakan
alasan kuat untuk membuat kita bersikap bijak di dalam se-
mua urusan duniawi, dan bersungguh-sungguh dalam urusan
keagamaan.
(2) Orang-orang yang hendak berdoa dengan suatu tujuan harus
tenang supaya dapat berdoa. Mereka harus menjaga roh mere-
ka sendiri, memperhatikan setiap peluang yang cocok, dan
melakukan tugas mereka dengan sebaik-baiknya.
(3) Mengatur atau menguasai tubuh dengan benar sangat ber-
guna untuk mengerjakan kebaikan bagi jiwa. saat keinginan
dan kehendak tubuh dikendalikan dan dikuasai oleh firman
Tuhan serta akal sehat, dan semua minat menyangkut tubuh
tunduk kepada minat serta kebutuhan jiwa, maka tubuh itu
tidak akan menjadi musuh, melainkan sahabat dan penolong
bagi jiwa.
2. Perihal kasih: namun yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh
seorang akan yang lain (ay. 8). Inilah aturan yang mulia dalam
Kekristenan. Orang-orang Kristen harus saling mengasihi, yang
menyiratkan rasa sayang kepada pribadi-pribadi, keinginan agar
mereka sejahtera, dan upaya sepenuh hati untuk mencapainya.
Kasih sayang kepada satu sama lain ini janganlah dingin, namun
dengan sungguh-sungguh, yakni tulus, kuat, dan bertahan lama.
Surat 1 Petrus 4:7-11
505
Kasih sayang yang sungguh-sungguh semacam ini dianjurkan
sebagai yang terutama melebihi segala hal, yang menunjukkan
betapa pentingnya hal itu (Kol. 3:14). Kasih lebih besar dibandingkan
iman ataupun pengharapan (1Kor. 13:13). Salah satu akibat luar
biasa yang dihasilkan oleh kasih yaitu bahwa, ia mampu
menutupi banyak sekali dosa. Ketahuilah,
(1) Di dalam diri semua orang Kristen harus ada kasih yang lebih
sungguh-sungguh terhadap satu sama lain dan terhadap
orang lain: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain.
Rasul Petrus tidak berkata supaya mereka mengasihi orang
tidak percaya, para penyembah berhala, atau orang-orang yang
murtad, melainkan seorang akan yang lain di antara sesama
orang Kristen. Peliharalah kasih persaudaraan (Ibr. 13:1). Terda-
pat suatu hubungan istimewa di antara semua orang Kristen
yang tulus. Ada sifat yang ramah dan menyenangkan dan baik
di dalam diri mereka, yang menuntut kasih sayang yang
istimewa.
(2) Tidaklah cukup bagi orang-orang Kristen untuk tidak berbuat
jahat, atau saling menghormati begitu saja. Mereka harus
saling mengasihi dengan sungguh dan sepenuh hati.
(3) Sungguh merupakan ciri kasih sejati untuk menutupi banyak
sekali dosa. Kasih membuat orang cenderung memaafkan dan
melupakan pelanggaran yang dilakukan orang terhadap diri
mereka, untuk menutupi dan menyembunyikan dosa orang
lain, bukannya memperburuk dan menyebarkannya. Kasih
mengajar kita untuk mengasihi mereka yang lemah dan telah
melakukan banyak kejahatan sebelum mereka bertobat. Kasih
juga mempersiapkan belas kasihan Tuhan yang telah berjanji
untuk mengampuni orang-orang yang mengampuni orang lain
(Mat. 6:14).
3. Perihal memberi tumpangan (ay. 9). Artinya, menjamu orang
asing dan pelancong dengan ramah tanpa memungut bayaran.
Mereka yang paling layak menerima keramahan Kristen ini yaitu
sesama orang Kristen juga. Kedekatan hubungan mereka, serta
gentingnya keadaan mereka dalam masa aniaya serta kesukaran
saat surat Petrus ini ditulis, mengharuskan orang-orang Kristen
saling memberi tumpangan. Adakalanya semua harta benda
orang Kristen dirampas, dan mereka diusir ke negeri-negeri yang
506
jauh demi keselamatan diri. Dalam hal ini, mereka akan mati
kelaparan jika sesama orang Kristen tidak mau menyambut
mereka. Oleh sebab itu, aturan yang ditetapkan Rasul Petrus di
sini sungguh bijaksana dan penting. Di ayat lain, hal ini bahkan
diperintahkan (Ibr. 13:1-2; Rm. 12:13). Cara melaksanakan tugas
ini yaitu , harus dikerjakan dengan cara yang tenang, ramah,
dan tepat, dengan tidak bersungut-sungut atau menggerutu kare-
na pengeluaran ataupun kerepotan yang diakibatkan. Ketahuilah,
(1) Orang-orang Kristen tidak saja harus mengasihi, namun juga
saling memberi tumpangan.
(2) Apa pun yang dilakukan orang Kristen dengan kasih ataupun
memberi tumpangan, harus dilakukannya dengan suka-
cita, dan tanpa bersungut-sungut. Kamu telah memperolehnya
dengan cuma-cuma, sebab itu berikanlah pula dengan cuma-
cuma.
4. Perihal memanfaatkan karunia-karunia (ay. 10).
(1) Aturannya yaitu , karunia apa pun, baik yang biasa maupun
luar biasa, kekuatan, kemampuan, atau kecakapan berbuat
baik apa saja yang diberikan kepada kita, harus kita gunakan
untuk melayani seorang akan yang lain, tanpa menganggap
diri sendiri sebagai tuan, namun hanya pengurus yang baik dari
kasih karunia, atau berbagai karunia dari Tuhan . Ketahuilah,
[1] Kemampuan apa saja yang kita miliki untuk berbuat baik,
haruslah kita akui sebagai karunia atau pemberian Tuhan
dan menyatakannya sebagai kasih karunia-Nya.
[2] Apa pun kasih karunia yang kita terima, kita harus me-
mandangnya sebagai sesuatu yang diterima untuk diguna-
kan bagi kebaikan seorang akan yang lain. Janganlah kita
menganggapnya sebagai milik sendiri, atau menyembunyi-
kannya, namun layanilah seorang akan yang lain dengan
cara sebaik mungkin.
[3] Dalam menerima dan menggunakan berbagai karunia Tuhan ,
kita harus memandang diri sendiri sebagai pengurusnya
semata, dan bertindak sesuai dengan itu. Semua karunia
yang dipercayakan kepada kita merupakan milik Tuhan , dan
harus dilaksanakan seperti yang ditunjukkan-Nya. Seorang
pengurus dituntut agar ia didapati setia.
Surat 1 Petrus 4:7-11
507
(2) Rasul Petrus memberi dua contoh khusus mengenai bagai-
mana menggunakan karunia Tuhan itu, yaitu dalam berbicara
dan melayani. Mengenai kedua hal ini ia memberi aturan-
aturan sebagai berikut:
[1] Jika ada orang, baik seorang hamba Tuhan di depan umum
maupun orang Kristen dalam percakapan pribadi, yang
berbicara atau mengajar, ia harus melakukannya sebagai
orang yang menyampaikan firman Tuhan , yang mengarahkan
jemaat kepada firman Tuhan yang menjadi pokok perkataan
kita. Apa yang oleh orang Kristen secara pribadi, atau oleh
hamba Tuhan di depan umum, diajarkan dan disampaikan,
haruslah merupakan firman dan petunjuk Tuhan yang mur-
ni. Mengenai cara berbicara, hal itu harus dilakukan dengan
sungguh, penuh hormat, dan khidmat, seperti yang seharus-
nya diperbuat terhadap firman yang kudus dan ilahi.
[2] Jika ada orang yang melayani, baik sebagai diaken yang
membagi-bagikan sedekah dari gereja dan mengurus kaum
miskin, atau secara pribadi, melalui pemberian kasih dan
sumbangan, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan
yang dianugerahkan Tuhan . Orang yang telah menerima
banyak hal dan kemampuan dari Tuhan , harus banyak me-
layani sesuai kemampuannya. Aturan-aturan ini harus di-
ikuti dan dilaksanakan demi tujuan ini, yakni supaya Tuhan
dimuliakan dalam segala sesuatu, baik di dalam semua
karunia, pelayanan, maupun pekerjaanmu, supaya mereka
melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu
yang di sorga (Mat. 5:16), sebab Yesus Kristus, yang telah
mendapatkan dan memberi karunia-karunia ini kepada
manusia (Ef. 4:8). Hanya melalui Dia sajalah kita dan pela-
yanan kita diperkenan oleh Tuhan (Ibr. 13:15), dan kepada
Dia, Yesus Kristus, yang empunya kemuliaan dan kuasa
sampai selama-lamanya! Amin. Ketahuilah,
Pertama, bahwa merupakan kewajiban orang-orang Kris-
ten secara pribadi, dan juga para hamba Tuhan di depan
umum, untuk berbicara seorang kepada yang lain mengenai
hal-hal dari Tuhan (Mal. 3:16; Ef. 4:29; Mzm. 145:10-12).
Kedua, sungguh menjadi urusan semua pemberita Injil
agar tetap melekat pada firman Tuhan , dan memperlakukan
508
firman itu sebagaimana yang seharusnya dilakukan terha-
dap perkataan Tuhan .
Ketiga, orang-orang Kristen jangan hanya sekadar mela-
kukan kewajiban mereka semata, namun harus melaksana-
kannya dengan penuh semangat dan sesuai kemampuan
mereka yang terbaik. Hakikat pekerjaan kristiani, yaitu ker-
ja keras dan mulia, kebaikan hati dan kebajikan seperti
Sang Guru, serta keunggulan pahalanya, semua ini menun-
tut agar usaha keras kita dilakukan dengan sungguh-sung-
guh dan penuh semangat. Juga, apa saja yang harus kita
lakukan sesuai panggilan demi kehormatan Tuhan dan ke-
baikan orang lain, harus kita lakukan dengan sekuat tenaga.
Keempat, di dalam semua kewajiban dan pelayanan hi-
dup ini, kita harus menjadikan kemuliaan Tuhan sebagai
tujuan utama kita. Semua pandangan lain harus mematuhi
tujuan ini, sehingga dapat menguduskan tindakan dan
urusan sehari-hari kita (1Kor. 10:31).
Kelima, Tuhan tidak akan dipermuliakan melalui apa pun
yang kita lakukan, jika kita tidak mempersembahkan-
nya kepada-Nya melalui perantaraan dan jasa Yesus Kris-
tus. Tuhan dimuliakan dalam segala sesuatu sebab Yesus
Kristus, yang merupakan satu-satunya jalan kepada Bapa.
Keenam, pemujaan Rasul Petrus kepada Yesus Kristus,
dengan menaikkan pujian dan mengakui kekuasaan-Nya
yang tak terbatas dan kekal, membuktikan bahwa Yesus
Kristus yaitu Tuhan Mahatinggi atas semua orang yang
terberkati sampai selamanya. Amin.
Ketabahan dan Sikap Hati-hati; Nasihat kepada
Orang-orang Kristen yang Menderita
(4:12-19)
12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api
siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang
luar biasa terjadi atas kamu. 13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan
bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh
bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya. 14
Berbahagialah kamu, jika kamu dinista sebab nama Kristus, sebab Roh
kemuliaan, yaitu Roh Tuhan ada padamu. 15 Janganlah ada di antara kamu
yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau
pengacau. 16 namun , jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah
Surat 1 Petrus 4:12-19
509
ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Tuhan dalam nama Kristus itu.
17 sebab sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada
rumah Tuhan sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika pengha-
kiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka
yang tidak percaya pada Injil Tuhan ? 18 Dan jika orang benar hampir-hampir
tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang
berdosa? 19 sebab itu baiklah juga mereka yang harus menderita sebab
kehendak Tuhan , menyerahkan jiwanya, dengan selalu berbuat baik, kepada
Pencipta yang setia.
Nasihat dan penghiburan yang sering diulang di setiap pasal surat ini
kepada orang-orang Kristen, yang dipandang sedang mengalami pen-
deritaan, menunjukkan betapa besar bahaya yang dihadapi orang-
orang yang baru bertobat ini yang timbul oleh aniaya sebab mereka
memeluk agama Kristen. Perilaku baik orang-orang Kristen yang
mengalami penderitaan merupakan bagian tersulit dari kewajiban
mereka, namun hal itu diperlukan demi kehormatan Kristus dan
penghiburan bagi mereka sendiri. Oleh sebab itu, sesudah mendesak
mereka di bagian awal pasal ini untuk mematikan keinginan dosa, di
sini Rasul Petrus menasihati mereka tentang pentingnya bersabar di
bawah penderitaan. Roh yang belum dimatikan sangat tidak sesuai
untuk menanggung pencobaan. Amatilah,
I. Keramahan Rasul Petrus dalam menyapa orang-orang Kristen ma-
lang yang dibenci ini: mereka yaitu saudara-saudara yang keka-
sih (ay. 12).
II. Nasihatnya kepada mereka sehubungan dengan penderitaan mereka,
1. Agar mereka tidak menganggap aneh penderitaan itu, atau
terkejut olehnya, seakan-akan telah terjadi hal tidak terduga
atas mereka, sebab,
(1) Meskipun penderitaan itu terasa teramat berat, namun ha-
nya dimaksudkan untuk menguji, bukan untuk menghan-
curkan mereka. Penderitaan menguji kesungguhan hati,
kekuatan, kesabaran, dan kepercayaan mereka kepada
Tuhan . Sebaliknya, mereka seharusnya bersukacita di dalam
semua penderitaan mereka itu, sebab penderitaan-pen-
deritaan itu layak disebut penderitaan Kristus. Jenis mau-
pun tujuan penderitaan mereka sama dengan yang dialami
Kristus. Segala penderitaan itu justru membuat kita
semakin menyerupai Dia. Dia menderita di dalamnya, dan
turut merasakannya di dalam kelemahan kita. Selain itu,
510
jika kita turut mengambil bagian di dalam penderitaan-Nya,
maka kita juga akan mengambil bagian dalam kemuliaan-
Nya, dan akan bertemu dengan Dia dengan sukacita tak
terkirakan pada waktu Ia menyatakan diri untuk meng-
hakimi musuh-musuh-Nya dan memahkotai hamba-hamba-
Nya yang setia (2Tes. 1:7, dst.). Ketahuilah,
[1] Orang-orang Kristen sejati mengasihi dan mengakui
anak-anak Tuhan saat mereka ada dalam keadaan
paling hina dan paling susah. Rasul Petrus mengakui
orang-orang Kristen malang yang menderita ini dan me-
nyebut mereka saudara-saudara yang kekasih. Orang-
orang Kristen sejati tidak pernah bersikap lebih ramah
satu sama lain lebih dibandingkan saat mereka ada dalam
penderitaan.
[2] Tidak ada alasan bagi orang-orang Kristen untuk meng-
anggap aneh atau bertanya-tanya tentang kekejaman
dan aniaya di dunia, sebab mereka telah diperingatkan
sebelumnya. Kristus sendiri sudah menanggungnya.
Meninggalkan semuanya dan menyangkal diri merupa-
kan persyaratan yang diminta Kristus dari kita untuk
bisa menjadi murid-murid-Nya.
[3] Orang-orang Kristen tidak saja harus bersabar, namun
juga bersukacita di dalam penderitaan terberat mereka
demi Kristus, sebab semuanya itu merupakan tanda
perkenan ilahi. Semua penderitaan itu memajukan Injil
dan menjadi persiapan bagi kemuliaan. Orang-orang
yang bersukacita di dalam penderitaan mereka bagi Kris-
tus akan berjaya dan bersukacita selamanya bersama
Dia di dalam kemuliaan.
(2) sesudah berbicara tentang pencobaan berat, Rasul Petrus
beralih ke tingkat penderitaan yang lebih rendah, yakni
perihal lidah yang memfitnah dan menista (ay. 14). Ia per-
caya bahwa penderitaan semacam ini akan menjadi bagian
mereka. Mereka akan dicerca, dijelek-jelekkan, dan difitnah
sebab nama atau demi kepentingan Kristus. Untuk hal
seperti itu, ia menegaskan, berbahagialah kamu. Alasannya
yaitu , “sebab kamu memiliki roh Tuhan untuk menguat-
kan dan menghiburmu. Roh Tuhan juga merupakan Roh
Surat 1 Petrus 4:12-19
511
kemuliaan, yang akan membawamu melalui semua kesu-
karan, mengangkatmu melewatinya dengan penuh kemu-
liaan, serta mempersiapkan dan memeteraikanmu untuk
kemuliaan kekal. Roh kemuliaan ini ada padamu, diam di
dalammu, mendukungmu, dan berkenan denganmu. Jadi,
bukankah ini merupakan hak istimewa yang tak terkata-
kan? Melalui kesabaran dan ketabahanmu dalam penderi-
taan, melalui ketergantunganmu kepada janji-janji Tuhan
sambil melekat kepada firman yang telah dinyatakan Roh
Kudus, Ia akan dimuliakan sebab mu (KJV). saat kamu
difitnah dan dicerca, Roh itu sendiri juga yang difitnah dan
dihujat.” Ketahuilah,
[1] Orang-orang dan hal-hal terbaik biasanya dicerca di du-
nia. Yesus Kristus dan para pengikut-Nya, Roh Tuhan
dan Injil, semuanya dijelek-jelekkan.
[2] Kebahagiaan orang-orang baik tidak saja terdiri atas, te-
tapi bahkan mengalir dari penderitaan-penderitaan me-
reka: Berbahagialah kamu.
[3] Orang yang disertai Roh Tuhan tidak akan merasa seng-
sara, betapapun beratnya penderitaannya: Berbahagia-
lah kamu, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Tuhan ada
padamu.
[4] Penghujatan dan cercaan yang dilontarkan orang-orang
jahat ke atas orang-orang baik, diterima Roh Tuhan seba-
gai dilontarkan ke atas diri-Nya sendiri: sebab mereka
Ia difitnah (KJV).
[5] saat orang-orang baik dijelek-jelekkan sebab nama
Kristus, maka Roh Kudus dipermuliakan di dalam diri
mereka.
2. Agar mereka berhati-hati untuk tidak mengalami penderitaan
sebab alasan yang tidak benar, sebagai pelaku kejahatan (ay.
15). Orang mungkin akan berpikir bahwa peringatan seperti
ini tidak diperlukan bagi orang-orang Kristen sebaik mereka.
Bagaimanapun, musuh-musuh menuduh mereka melakukan
hal-hal ini dan juga kejahatan keji lainnya. Itulah sebabnya
Rasul Petrus saat membentangkan aturan-aturan Kekristenan,
berpikir bahwa peringatan ini diperlukan, sehingga Ia mela-
rang setiap mereka agar tidak mencederai hidup ataupun har-
512
ta milik siapa pun, melakukan kejahatan apa saja, atau ber-
lagak sok suci dengan menyatakan orang lain bersalah tanpa
alasan, atau menyibukkan diri dengan mencampuri urusan
orang lain (KJV). Selain peringatan ini, ia juga menambahkan
petunjuk, jika seseorang menderita sebagai orang Kristen
sebab perkara agama Kristen, dan dengan penuh kesabaran,
maka janganlah ia menganggapnya sebagai sesuatu yang
memalukan, namun menerimanya sebagai suatu kehormatan.
Dan ia patut memuliakan Tuhan yang telah menghargainya
dengan jalan menderita seperti itu (ay. 16). Ketahuilah,
(1) Orang-orang terbaik perlu diperingatkan terhadap buruk-
nya dosa.
(2) Tidak ada penghiburan di dalam penderitaan yang disebab-
kan oleh dosa dan kebodohan kita sendiri. Bukan penderi-
taan, melainkan alasannyalah yang membuat seseorang
menjadi martir.
(3) Kita memiliki alasan untuk bersyukur kepada Tuhan atas
kehormatan yang kita peroleh saat Ia memanggil kita
untuk menderita demi kebenaran dan Injil-Nya, sebab kita
melakukan ajaran-ajaran atau kewajiban-kewajiban Kristen.
3. Bahwa berbagai pencobaan sedang menghadang mereka, dan
oleh sebab itu mereka harus mempersiapkan diri untuk itu
(ay. 17-18).
(1) Rasul Petrus mengatakan kepada mereka bahwa saatnya
telah tiba saat penghakiman dimulai, dan pada rumah
Tuhan sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Sejak
dahulu sampai sekarang, cara yang biasa digunakan Tuhan
untuk memelihara umat-Nya yaitu sebagai berikut: saat
Tuhan mendatangkan malapetaka dan hukuman berat ke
atas seluruh bangsa, Ia biasanya mengawali dengan umat-
Nya sendiri (Yes. 10:12; Yer. 25:29; Yeh. 9:6). “Malapetaka
bagi semua orang sekarang telah tiba, yang sebelumnya
telah dinubuatkan oleh Juruselamat kita (Mat. 24:9-10). Ini
membuat semua nasihat sebelum ini perihal kesabaran
menjadi penting bagimu. Dan kamu memiliki dua pertim-
bangan yang dapat mendukungmu.”
Surat 1 Petrus 4:12-19
513
[1] “Bahwa penghakiman ini akan dimulai dengan kamu,
yang merupakan keluarga Tuhan sendiri. Dan akan segera
berakhir semua pencobaan dan hajaran atas dirimu.”
[2] “Kesukaranmu akan ringan dan singkat, dibandingkan
dengan apa yang akan menimpa dunia yang jahat,
orang-orang Yahudi yang sebangsa denganmu, serta
orang-orang tidak percaya dan para penyembah berhala
yang di tengah-tengah mereka kamu hidup. Bagaimana-
kah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya
pada Injil Tuhan ?” Ketahuilah,
Pertama, hamba-hamba Tuhan yang terbaik, yakni
anggota keluarga-Nya sendiri, memiliki begitu banyak
kekurangan di dalam diri mereka hingga membuat Tuhan
merasa patut dan perlu untuk sesekali menghajar dan
menghukum mereka dengan penghakiman-Nya: peng-
hakiman dimulai, dan pada rumah Tuhan sendiri.
Kedua, orang-orang yang merupakan anggota keluar-
ga Tuhan mengalami hal-hal terburuk dalam hidup ini.
Keadaan terburuk mereka masih tertahankan dan akan
segera berakhir.
Ketiga, orang-orang atau masyarakat yang tidak
percaya pada Injil Tuhan tidak termasuk di dalam jemaat
dan anggota keluarga-Nya, meskipun mereka mungkin
saja berusaha keras berpura-pura termasuk di dalam-
nya. Rasul Petrus membedakan orang tidak percaya
dengan anggota keluarga Tuhan .
Keempat, penderitaan orang-orang baik dalam hidup
ini memberi contoh tentang siksaan tak terkatakan yang
akan menimpa orang-orang yang tidak taat dan tidak
percaya: bagaimanakah kesudahannya dengan mereka
yang tidak percaya pada Injil Tuhan ? Siapa yang mampu
menggambarkan atau mengatakan betapa mengerikan
kesudahan mereka itu pada akhirnya?
(2) Rasul Petrus mengisyaratkan malapetaka orang fasik yang
tidak dapat diperbaiki: jika orang benar hampir-hampir
tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang
fasik dan orang berdosa? (ay. 18). Seluruh ayat ini diambil
dari Amsal 11:31, Kalau orang benar menerima balasan di
514
atas bumi, lebih-lebih orang fasik dan orang berdosa! Ayat
ini diterjemahkan Septuaginta tepat seperti kutipan Rasul
Petrus di sini. Oleh sebab itu kita bisa mengetahui,
[1] Penderitaan hebat orang-orang baik di dunia ini meru-
pakan pertanda menyedihkan perihal penghakiman
yang jauh lebih berat ke atas orang-orang berdosa yang
tidak mau bertobat. Namun, jika kita mengartikan
keselamatan dalam makna yang paling luhur, maka bi-
sa kita ketahui,
[2] Bahwa orang-orang yang terbaik harus berusaha keras
untuk memastikan keselamatan jiwa mereka. Ada
begitu banyak penderitaan, pencobaan, dan kesukaran
yang harus diatasi, dan begitu banyak dosa yang harus
dimatikan. Pintu gerbang begitu ketat dan jalannya be-
gitu sempit, hingga orang benar harus berupaya keras
untuk bisa diselamatkan. Biarlah pentingnya kese-
lamatan seimbang dengan kesukaran yang harus diha-
dapi. Renungkanlah, kesukaranmu sangat besar pada
awalnya, namun Tuhan menawarkan kasih karunia dan
pertolongan-Nya. Pertandingan itu tidak akan berlang-
sung lama. Setialah sampai mati, dan Tuhan akan me-
ngaruniakan kepadamu mahkota kehidupan (Why. 2:10).
[3] Orang fasik dan orang berdosa tidak pelak lagi berada
dalam penghukuman. Apakah yang akan terjadi dengan
mereka? Bagaimana mereka akan berdiri di hadapan
Hakim mereka? Di mana mereka dapat menampakkan
muka mereka? Jika orang benar hampir-hampir tidak
diselamatkan, maka orang fasik pastilah akan binasa.
4. saat terpanggil untuk menderita sebab kehendak Tuhan ,
orang-orang benar harus mengutamakan keselamatan jiwa
mereka, yang berada dalam bahaya sebab penderitaan, dan
tidak dapat dijamin keselamatannya selain dengan menyerah-
kan jiwa mereka kepada Tuhan , yang akan menjaminnya apabi-
la kita menyerahkannya kepada Dia dengan selalu berbuat
baik. Sebab Ia yaitu Pencipta mereka, dan oleh kasih karunia
semata Ia telah memberi banyak janji kepada mereka peri-
hal keselamatan kekal, dan di dalamnya Ia akan membuktikan
diri setia serta benar (ay. 19). Ketahuilah,
Surat 1 Petrus 4:12-19
515
(1) Bahwa semua penderitaan yang menimpa orang-orang
benar, terjadi sebab kehendak Tuhan .
(2) Merupakan kewajiban orang Kristen di tengah semua kesu-
karan mereka untuk lebih mementingkan pemeliharaan
jiwa dibandingkan tubuh mereka. Jiwa memiliki nilai ya