• coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

  • kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label ibrani wahyu 6. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ibrani wahyu 6. Tampilkan semua postingan

ibrani wahyu 6

 


erkat, sementara tetap berusaha untuk semakin dekat dan 

dekat lagi, sampai mereka berdiam dalam hadirat-Nya. namun  

mereka harus memastikan bahwa mereka mendekat kepada 

Tuhan  dengan cara yang benar.  

(1) Dengan hati yang tulus, tanpa membiarkan adanya tipu 

daya atau kemunafikan. Tuhan  yaitu  penyelidik hati, dan 

Ia menuntut kebenaran dalam batin kita. Ketulusan yaitu  

kesempurnaan kita yang bersifat Injil, walaupun bukan 

kebajikan yang membenarkan kita.  

Surat Ibrani 10:19-39 

 171 

(2) Dalam keyakinan iman yang penuh, dengan iman yang 

bertumbuh menjadi keyakinan penuh bahwa jika  kita 

datang kepada Tuhan  melalui Kristus, kita akan didengar 

dan diterima. Kita harus mengusir semua ketidakpercaya-

an yang berdosa sifatnya. Tanpa iman tidak mungkin orang 

berkenan kepada Tuhan . Semakin kuat iman kita, semakin 

besar kemuliaan yang kita berikan kepada Tuhan . Dan,  

(3) saat  hati kita sudah dibasuh dari hati nurani yang jahat, 

dengan cara menerima darah Kristus ke dalam jiwa kita 

dengan hati yang percaya. Hati kita dibersihkan dari keber-

salahan, dari kecemaran, dari rasa takut yang berdosa dan 

siksaan, dari segala penolakan terhadap Tuhan  dan kewajib-

an, dari ketidaktahuan, kesalahan, takhayul, dan kejahat-

an apa saja yang memperbudak hati nurani manusia 

sebab  dosa.  

(4) Tubuh kita telah dibasuh dengan air murni, yaitu dengan 

air baptisan (yang olehnya kita tercatat di antara para mu-

rid Kristus, para anggota tubuh mistis-Nya). Atau dengan 

kuasa Roh Kudus yang menguduskan, yang memperbarui 

dan mengatur perilaku lahiriah kita dan juga sifat batiniah 

kita, yang membersihkan kecemaran jasmani dan juga ro-

hani. Para imam di bawah hukum Taurat harus membasuh 

diri, sebelum menghadap hadirat Tuhan untuk memberi-

kan persembahan di hadapan-Nya. Jadi, harus ada per-

siapan yang layak bagi kita untuk mendekat kepada Tuhan . 

2.  Rasul Paulus menasihati orang-orang percaya untuk berpe-

gang teguh pada pengakuan iman mereka (ay. 23). Di sini cer-

matilah,  

(1) Kewajiban itu sendiri, yaitu untuk berpegang teguh pada 

pengakuan iman kita, memeluk semua kebenaran dan 

jalan Injil, memegangnya teguh-teguh, dan tetap meme-

gangnya melawan segala pencobaan dan perlawanan. 

Musuh-musuh rohani kita akan melakukan apa saja yang 

dapat mereka lakukan untuk merampas iman, harapan, 

kekudusan, dan penghiburan kita dari tangan kita, namun  

kita harus berpegang teguh pada agama kita sebagai harta 

karun kita yang terbaik.  


 172

(2) Cara kita melakukan ini, yaitu tanpa goyah, tanpa ragu, 

tanpa berbantah, tanpa bermain-main dengan godaan un-

tuk menjadi murtad. sesudah  menetapkan perkara-perkara 

besar antara Tuhan  dan jiwa kita ini, kita harus teguh dan 

tidak goyah. Siapa yang mulai goyah dalam perkara-

perkara iman dan praktik kristiani terancam bahaya akan 

menjadi murtad.  

(3) Maksud atau alasan untuk menegaskan kewajiban ini: Ia, 

yang menjanjikannya, setia. Tuhan  telah membuat janji-janji 

yang besar dan berharga bagi orang-orang percaya, dan Ia 

yaitu  Tuhan  yang setia, setia kepada perkataan-Nya. Tidak 

ada kepalsuan atau berubah-ubah sikap pada Dia, dan 

demikian pula tidak boleh ada pada diri kita. Kesetiaan-Nya 

seharusnya menggugah dan mendorong kita untuk setia, 

dan kita harus lebih bergantung pada janji-janji-Nya ke-

pada kita dibandingkan  janji-janji kita kepada-Nya. Kita harus 

menyerukan kepada-Nya janji-Nya dalam memberi kita 

anugerah yang memampukan kita. 

IV. Kita mendapati sarana-sarana yang ditetapkan untuk mencegah 

supaya kita tidak murtad, dan mendorong supaya kita setia dan 

bertekun (ay. 24-25, dst.). Rasul Paulus menyebutkan beberapa 

hal, seperti,  

1.  Bahwa kita harus saling memperhatikan supaya kita saling 

mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Orang-

orang Kristen harus saling memperhatikan dan memedulikan 

dengan sungguh hati. Dengan rasa kasih mereka harus mem-

perhatikan apa saja kebutuhan, kelemahan, dan pencobaan 

saudara-saudara mereka. Mereka harus melakukan ini, dan 

bukannya mencela satu sama lain, membuat marah satu sama 

lain, melainkan supaya saling mengasihi dan berbuat baik. 

Mereka harus saling mengajak untuk lebih lagi mengasihi 

Tuhan  dan Kristus, untuk lebih lagi mencintai kewajiban dan 

kekudusan, untuk lebih lagi mencintai saudara-saudara mere-

ka di dalam Kristus, dan untuk melakukan segala perbuatan 

baik berdasar  kasih kristiani, baik itu terhadap tubuh 

maupun jiwa satu sama lain. Teladan baik yang diberikan 

kepada orang lain merupakan dorongan terbaik dan paling 

berhasil untuk saling mengasihi dan berbuat baik.  

Surat Ibrani 10:19-39 

 173 

2.  Untuk tidak menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah 

kita (ay. 25). Sudah menjadi kehendak Kristus supaya murid-

murid-Nya berkumpul bersama-sama, terkadang lebih secara 

pribadi untuk bertemu dan berdoa, dan di waktu lain ber-

sama-sama untuk mendengarkan firman dan bersatu dalam 

melaksanakan semua ketetapan ibadah Injil. Di zaman para 

Rasul, dan seharusnya di setiap zaman, ada pertemuan-

pertemuan Kristen untuk menyembah Tuhan , dan membangun 

satu sama lain. namun  bahkan di masa-masa itu tampak ada 

sebagian orang yang meninggalkan pertemuan-pertemuan ini, 

dan dengan demikian mulai murtad dari agama itu sendiri. 

Persekutuan para kudus merupakan hak istimewa dan hal 

yang sangat membantu, juga sarana yang baik supaya kita 

tetap teguh dan tekun. Dengan persekutuan para kudus, hati 

dan tangan mereka saling dikuatkan.  

3. Untuk menasihati satu sama lain, untuk menasihati diri kita 

sendiri dan satu terhadap yang lain, untuk mengingatkan diri 

kita sendiri dan satu sama lain akan dosa dan bahaya jika kita 

undur. Untuk mengingatkan diri kita sendiri dan sesama 

orang Kristen akan kewajiban kita, akan kegagalan dan ke-

bobrokan kita, untuk menjaga satu sama lain, dan cemburu 

kepada diri kita sendiri dan satu sama lain dengan cemburu 

yang saleh. Semuanya ini, dengan dipimpin oleh roh Injil yang 

benar, akan menciptakan persahabatan yang terbaik dan 

terhangat.  

4. Bahwa kita harus memperhatikan dekatnya masa-masa pen-

cobaan, dan dengan begitu terdorong untuk lebih giat lagi: Dan 

semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang men-

dekat. Orang-orang Kristen harus memperhatikan tanda-tanda 

zaman, seperti yang sudah dinubuatkan Tuhan . Akan datang 

hari, hari yang mengerikan bagi bangsa Yahudi, saat  kota 

mereka akan dihancurkan, dan mereka sebagai umat akan 

ditolak Tuhan  sebab  mereka menolak Kristus. Ini akan menjadi 

hari di mana umat pilihan yang tersisa akan terpencar dan 

ditimpa pencobaan. Sekarang Rasul Paulus mengajak mereka 

memperhatikan apa tanda-tanda mendekatnya hari yang me-

ngerikan seperti itu, dan mengingatkan mereka supaya lebih 

tekun dalam bertemu bersama-sama dan saling menasihati, 

supaya mereka lebih siap menghadapi hari itu. Akan datang 


 174

hari pencobaan pada kita semua, yaitu hari kematian kita, dan 

kita harus memperhatikan semua tanda mendekatnya hari itu, 

dan memanfaatkannya untuk lebih waspada dan tekun dalam 

menjalankan kewajiban. 

V.  sesudah  menyebutkan sarana supaya kita teguh, Rasul Paulus me-

lanjutkan, dalam bagian penutup pasal ini, dengan menegaskan 

nasihat-nasihatnya untuk bertekun, dan melawan kemurtadan, 

melalui banyak pertimbangan yang sungguh-sungguh (ay. 26-27, 

dst.). 

1.  berdasar  uraian yang diberikan Rasul Paulus tentang dosa 

kemurtadan. Dosa murtad berarti sengaja berbuat dosa, sesu-

dah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, sengaja ber-

buat dosa melawan kebenaran yang tentangnya kita sudah 

memiliki bukti yang meyakinkan. Bacaan ini sudah menimbul-

kan banyak kegelisahan pada sebagian jiwa yang beroleh anu-

gerah. Sampai-sampai mereka menyimpulkan bahwa setiap 

dosa yang disengaja, yang dilakukan dengan keyakinan dan 

melawan pengetahuan, yaitu  dosa yang tidak dapat diam-

puni. namun  ini merupakan kelemahan dan kesalahan mereka. 

Dosa yang disebutkan di sini yaitu  murtad secara menyelu-

ruh dan dengan keputusan bulat, saat  manusia dengan 

kehendak dan tekad bulat merendahkan dan menolak Kristus, 

satu-satunya Juruselamat; merendahkan dan menolak Roh, 

satu-satunya yang menguduskan; dan merendahkan serta me-

ninggalkan Injil, satu-satunya jalan keselamatan dan firman 

yang membawa hidup kekal. Dan semuanya ini mereka laku-

kan sesudah  mereka mengetahui, memiliki, dan mengakui aga-

ma Kristen, dan mereka terus melakukannya dengan hati yang 

begitu keras dan penuh kejahatan. Ini merupakan pelanggaran 

besar. Rasul Paulus tampak merujuk pada hukum Taurat 

mengenai orang-orang yang berbuat dosa dengan sengaja (Bil. 

15:30-31). Mereka ini harus dilenyapkan.  

2.  berdasar  hukuman yang mengerikan terhadap orang-

orang yang murtad seperti itu.  

(1)  Tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa-dosa seperti 

itu. Tidak ada Kristus lain yang akan datang untuk me-

nyelamatkan para pendosa seperti itu. Mereka berdosa me-

Surat Ibrani 10:19-39 

 175 

lawan jalan dan obat penawar terakhir. Ada beberapa dosa 

di bawah hukum Taurat yang untuknya tidak disediakan 

korban. Walaupun begitu, jika orang yang melakukannya 

benar-benar bertobat, meskipun mungkin tidak akan ter-

hindar dari kematian jasmani, mereka dapat terhindar dari 

kebinasaan kekal. Sebab Kristus akan datang, dan mem-

berikan penebusan. namun  sekarang orang-orang yang 

hidup di bawah Injil yang tidak mau menerima Kristus, 

agar mereka diselamatkan oleh-Nya, tidak lagi memiliki  

tempat perlindungan yang tersisa.  

(2) Yang tinggal pada mereka hanyalah ketakutan dalam me-

nantikan penghakiman (ay. 27). Sebagian orang berpenda-

pat bahwa ini merujuk pada kehancuran yang mengerikan 

pada umat dan bangsa Yahudi. namun  pasti itu juga meru-

juk pada kebinasaan sepenuhnya yang menanti semua 

orang murtad yang berkeras hati pada saat kematian dan 

penghakiman, saat  Sang Hakim akan melampiaskan 

murka yang menyala-nyala atas mereka, yang akan meng-

hanguskan para musuh. Mereka akan diserahkan ke dalam 

api yang menghanguskan dan akan dibakar selama-lama-

nya. Mengenai kebinasaan ini, Tuhan  memberi  kepada 

beberapa orang yang dikenal sebagai pendosa, sewaktu me-

reka di bumi, firasat yang menakutkan dalam hati nurani 

mereka sendiri, dan penantian yang penuh ketakutan men-

jelang kebinasaan itu, disertai keputusasaan bahwa mereka 

tidak akan pernah dapat bertahan atau menghindarinya. 

3. berdasar  cara-cara yang dipakai keadilan ilahi terhadap 

mereka yang merendahkan hukum Musa, yaitu yang sengaja 

berbuat dosa, dengan meremehkan wewenangnya, ancaman-

ancamannya, dan kuasanya. Mereka ini, jika  dinyatakan 

bersalah atas keterangan dua atau tiga orang saksi, akan 

dihukum mati. Mereka mati tanpa belas kasihan, mati secara 

jasmani. Perhatikanlah, penguasa-penguasa yang bijak harus 

berhati-hati mempertahankan nama baik pemerintahan mere-

ka dan kewenangan hukum, dengan menghukum orang-orang 

yang sengaja melanggar hukum. namun  , dalam kasus-

kasus seperti itu harus ada bukti yang kuat mengenai kejadi-

an yang sebenarnya. Demikianlah yang ditetapkan Tuhan  dalam 

hukum Musa. Dari situ Rasul Paulus menyimpulkan hukum-


 176

an berat yang akan menimpa orang-orang yang murtad dari 

Kristus. Di sini ia berseru pada hati nurani mereka sendiri, 

untuk membayangkan betapa lebih beratnya hukuman yang 

mungkin akan diterima orang-orang yang merendahkan Kris-

tus (sesudah  mereka mengaku mengenal-Nya). Mereka bisa 

membayangkan besarnya hukuman melalui besarnya dosa.  

(1)  Mereka telah menginjak-injak Anak Tuhan . Menginjak-injak 

orang biasa saja sudah menunjukkan penghinaan yang 

tidak dapat dibiarkan. Memperlakukan orang terhormat 

dengan cara hina seperti itu sungguh tidak dapat diterima. 

namun  berlaku demikian terhadap Anak Tuhan , yang yaitu  

Tuhan  sendiri, pasti membangkitkan murka yang terbesar. 

Menginjak-injak pribadi-Nya, menyangkal Dia sebagai 

Mesias. Menginjak-injak kewenangan-Nya, dan merusak 

kerajaan-Nya. Menginjak-injak para anggota-Nya sebagai 

kotoran dari segala sesuatu dan tidak pantas hidup di 

dunia. Apa ada hukuman yang terlalu berat untuk orang-

orang seperti itu?  

(2) Mereka telah menganggap najis darah perjanjian yang 

menguduskannya, yaitu darah Kristus, yang dengannya 

perjanjian dibuat dan dimeteraikan, dan dengannya Kristus 

sendiri ditahbiskan. Atau dengannya orang murtad telah 

dikuduskan, yaitu dibaptis, disambut ke dalam perjanjian 

baru melalui baptisan di depan semua orang, dan diper-

bolehkan ikut ambil bagian dalam perjamuan Tuhan. Per-

hatikanlah, ada suatu pengudusan yang di dalamnya orang 

bisa saja ikut ambil bagian, namun ia kemudian murtad. 

Orang dapat dibedakan melalui karunia-karunia dan anu-

gerah-anugerah yang bersifat umum, melalui pengakuan di 

bibir, melalui suatu bentuk kesalehan, melalui sederet 

jalan kewajiban yang dilakukan, dan melalui serangkaian 

hak istimewa, namun demikian ia murtad pada akhirnya. 

Manusia yang sebelumnya tampak memandang tinggi 

darah Kristus bisa saja kemudian menganggapnya najis, 

tidak lebih baik dibandingkan  darah penjahat, meskipun darah 

Kristus yaitu  tebusan dunia, dan setiap tetesnya bernilai 

tak terhingga.  

(3) Mereka telah menghina Roh kasih karunia, Roh yang de-

ngan penuh karunia diberikan kepada manusia, dan yang 

Surat Ibrani 10:19-39 

 177 

mengerjakan kasih karunia di mana saja Ia berada. Roh 

kasih karunia, yang seharusnya dipedulikan dan diperhati-

kan dengan sangat saksama. Roh ini telah mereka duka-

kan, mereka tolak, mereka padamkan, dan bahkan telah 

mereka hina. Ini merupakan perbuatan paling fasik dan 

membuat si pendosa putus harapan, dan menolak Injil 

keselamatan bagi dirinya. Sekarang, Rasul Paulus menye-

rahkan pada hati nurani semua, berseru pada akal budi 

dan keadilan yang berlaku umum, apakah kejahatan-keja-

hatan berat seperti itu tidak pantas mendapat hukuman 

yang setimpal, hukuman yang lebih berat dari apa yang 

menimpa orang-orang yang mati tanpa belas kasihan? 

namun  hukuman apa yang lebih berat dibandingkan  mati tanpa 

belas kasihan? Saya menjawab, mati dengan belas kasihan, 

dengan belas kasihan dan kasih karunia yang telah dire-

mehkan. Betapa mengerikannya, jika  bukan hanya 

keadilan Tuhan  melainkan juga kasih karunia dan belas 

kasihan-Nya yang disalahgunakan menuntut pembalasan! 

4. berdasar  uraian yang kita dapati dalam Kitab Suci menge-

nai sifat keadilan Tuhan  yang menuntut balas (ay. 30). Kita 

tahu bahwa Ia telah berfirman, pembalasan yaitu  hak-Ku. 

Kutipan ini diambil dari Mazmur 94:1, Tuhan  pembalas. Kenge-

rian-kengerian Tuhan diketahui baik melalui pewahyuan mau-

pun akal budi. Keadilan yang menuntut balas yaitu  sifat 

Tuhan  yang mulia sekaligus mengerikan. Pembalasan yaitu  

hak-Nya, dan Ia akan menggunakan dan melakukan pemba-

lasan terhadap para pendosa yang sudah memandang hina 

anugerah-Nya. Ia akan mengadakan pembalasan bagi diri-Nya 

sendiri, bagi Anak-Nya, Roh-Nya, dan perjanjian-Nya, terhadap 

orang-orang murtad. Dan betapa mengerikannya keadaan me-

reka nanti! Kutipan lain diambil dari Ulangan 32:36, TUHAN 

akan memberi keadilan kepada umat-Nya. Ia akan menyelidiki 

dan menguji jemaat-Nya yang ada di dunia ini, dan akan 

menyingkapkan serta menemukan mereka yang menyebut diri 

orang Yahudi dan bukan Yahudi, namun  sebenarnya berasal 

dari jemaah Iblis. Ia akan memisahkan yang berharga dari 

yang hina, dan akan menghukum para pendosa di Sion 

dengan hukuman yang sangat terberat. Nah, orang yang 

mengenal Dia yang telah berkata: “Pembalasan yaitu  hak-Ku. 


 178

Akulah yang akan menuntut pembalasan,” harus sampai pada 

kesimpulan, seperti Rasul Paulus (ay. 31): Ngeri benar, kalau 

jatuh ke dalam tangan Tuhan  yang hidup. Orang yang menge-

tahui sukacita yang timbul dari perkenanan Tuhan  dapat mem-

bayangkan betapa dahsyat dan ngerinya murka Tuhan  yang 

menuntut balas. Amatilah di sini, kesengsaraan kekal apa 

yang akan menimpa orang-orang berdosa yang tidak mau 

bertobat dan orang-orang murtad. Mereka akan jatuh ke da-

lam tangan Tuhan  yang hidup. Hukuman mereka akan datang 

dari tangan Tuhan  sendiri. Ia membawa mereka ke dalam ta-

ngan keadilan-Nya. Ia sendiri akan berhadapan dengan mere-

ka. Penderitaan mereka yang terbesar nanti yaitu  murka 

ilahi yang langsung menekan jiwa mereka dalam-dalam. saat  

Ia menghukum mereka melalui makhluk-makhluk ciptaan 

sebagai alat, hajaran yang diberikan terasa lebih ringan. Akan 

namun , saat  Ia melakukannya dengan tangan-Nya sendiri, 

sungguh itu suatu penderitaan yang tak terhingga. Inilah yang 

akan mereka dapatkan di tangan Tuhan , mereka akan berba-

ring dalam kedukaan. Kehancuran mereka akan datang dari 

hadirat-Nya yang mulia dan berkuasa. saat  mereka berba-

ring dengan terkutuk di neraka, mereka akan mendapati bah-

wa Tuhan  ada di sana, dan hadirat-Nya akan menjadi kengerian 

dan siksaan yang terhebat bagi mereka. Dia yaitu  Tuhan  yang 

hidup. Ia hidup selama-lamanya, dan akan menghukum untuk 

selama-lamanya. 

5. Rasul Paulus menekankan kepada mereka untuk bertekun 

dengan mengingatkan mereka akan penderitaan-penderitaan 

mereka yang terdahulu bagi Kristus: Ingatlah akan masa yang 

lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita 

oleh sebab  kamu bertahan dalam perjuangan yang berat (ay. 

32). Pada masa permulaan Injil, timbul penganiayaan yang sa-

ngat bengis terhadap orang-orang yang mengakui agama Kris-

ten, dan orang-orang Ibrani yang percaya juga pernah meng-

alaminya. Rasul Paulus ingin supaya mereka mengingat, 

(1) Kapan mereka menderita: Di masa yang lalu, sesudah me-

reka menerima terang, yaitu segera sesudah  Tuhan  mengem-

buskan nafas hidup ke dalam jiwa mereka, dan menya-

lakan terang ilahi dalam pikiran mereka, dan membawa 

mereka ke dalam perkenanan dan perjanjian-Nya. Lalu 

Surat Ibrani 10:19-39 

 179 

bumi dan neraka mengerahkan segenap kekuatan melawan 

mereka. Di sini cermatilah, keadaan alami yaitu  keadaan 

yang gelap, dan mereka yang terus dalam keadaan itu tidak 

akan diganggu oleh Iblis dan dunia. namun  keadaan anuge-

rah yaitu  keadaan terang, dan sebab  itu kuasa-kuasa 

kegelapan akan menentangnya dengan keras. Orang yang 

mau hidup saleh dalam Kristus Yesus harus menderita 

penganiayaan.  

(2) Apa yang sudah mereka derita: mereka bertahan dalam 

perjuangan yang berat, banyak dan beragam penderitaan 

bersatu padu melawan mereka, dan mereka bergumul de-

ngan sangat keras. Banyak memang masalah orang-orang 

benar.  

[1]  Mereka menderita dalam diri mereka. Mereka menderita 

dalam pribadi mereka sendiri. Mereka dijadikan tonton-

an, bahan pertunjukan bagi dunia, bagi malaikat-malai-

kat, dan bagi manusia (1Kor. 4:9). Mereka menderita 

dalam nama baik mereka (ay. 33), oleh banyaknya 

cercaan. Orang-orang Kristen harus menghargai nama 

baik mereka sendiri, dan itu harus mereka lakukan 

terutama sebab  ini menyangkut nama baik agama. Hal 

ini membuat cercaan menjadi penderitaan yang besar. 

Mereka menderita dalam harta milik mereka, sebab 

harta mereka dirampas, sebab  diperas atau disita.  

[2] Mereka menderita dalam penderitaan saudara-saudara 

mereka: Maupun waktu kamu mengambil bagian dalam 

penderitaan mereka yang diperlakukan sedemikian. Roh 

Kristen yaitu  roh yang berbela rasa, bukan roh yang 

mementingkan diri, melainkan roh belas kasihan. Roh 

Kristen membuat penderitaan setiap orang Kristen men-

jadi penderitaan kita sendiri, menaruh dalam hati kita 

belas kasihan terhadap orang lain, mengunjungi mereka, 

menolong mereka, dan berseru untuk mereka. Orang-

orang Kristen yaitu  satu tubuh, digerakkan oleh satu 

roh, berangkat dari satu kepentingan bersama, dan 

anak-anak dari Tuhan  yang menderita dalam segala 

penderitaan umat-Nya. Jika salah satu anggota tubuh 

menderita, semua yang lain ikut menderita bersamanya. 

Rasul Paulus memperhatikan secara khusus bagaimana 


 180

mereka sudah berbela rasa terhadapnya (ay. 34): Kamu 

telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-

orang hukuman. Kita harus mengakui dengan penuh 

syukur segala belas kasihan yang sudah ditunjukkan 

oleh teman-teman seiman kepada kita dalam penderita-

an-penderitaan kita. 

(3) Bagaimana mereka sudah menderita. Mereka sudah dito-

pang dengan sangat kuat dalam penderitaan-penderitaan 

mereka dulu. Mereka menanggung penderitaan-penderita-

an dengan sabar. Bukan hanya demikian, mereka juga de-

ngan sukacita menerimanya dari Tuhan  dan memandangnya 

sebagai perkenanan dan kehormatan bagi mereka bahwa 

mereka dianggap layak menderita cercaan demi nama Kris-

tus. Tuhan  dapat menguatkan umat-Nya yang menderita 

dengan segala kekuatan di dalam batin mereka, sehingga 

mereka dapat menanggung penderitaan dengan tekun dan 

sabar, dan dengan sukacita (Kol. 1:11). 

(4) Apa yang memampukan mereka bertahan seperti itu di 

bawah penderitaan-penderitaan mereka. Mereka mengeta-

hui dalam diri mereka bahwa mereka memiliki harta di 

sorga yang lebih baik dan lebih menetap sifatnya. Perhati-

kanlah,  

[1] Kebahagiaan orang-orang kudus di sorga yaitu  harta 

yang hakiki, sesuatu yang betul-betul berbobot dan 

layak. Semua yang ada di sini hanyalah bayangan.  

[2] Harta di sorga itu lebih baik dibandingkan  apa saja yang da-

pat mereka miliki atau yang dapat hilang di dunia sini.  

[3] Harta di sorga itu bertahan untuk seterusnya, ia akan 

melampaui waktu dan berjalan berdampingan dengan 

kekekalan. Mereka tidak akan pernah bisa menghabis-

kannya. Musuh-musuh mereka tidak akan pernah bisa 

mengambilnya dari mereka, seperti mereka sudah meng-

ambil barang-barang duniawi mereka.  

[4] Ini akan menebus secara berlimpah segala hal yang 

hilang dari mereka atau yang diderita mereka di dunia 

sini. Di sorga mereka akan memiliki kehidupan yang 

lebih baik, milik yang lebih baik, kebebasan yang lebih 

baik, masyarakat yang lebih baik, hati yang lebih baik, 

Surat Ibrani 10:19-39 

 181 

pekerjaan yang lebih baik, dan segala sesuatu yang 

lebih baik. 

[5] Orang-orang Kristen harus mengetahui ini dalam diri me-

reka sendiri. Mereka harus mendapatkan kepastian akan 

hal itu dalam diri mereka sendiri (dengan Roh Tuhan  yang 

bersaksi dengan roh mereka), sebab pengetahuan yang 

pasti tentang hal ini akan membantu mereka bertahan 

melawan setiap penderitaan yang akan mereka temui di 

dunia ini. 

6. Rasul Paulus menekankan kepada mereka untuk bertekun, 

dengan menimbang upah yang menanti semua orang Kristen 

yang setia (ay. 35): Sebab itu janganlah kamu melepaskan ke-

percayaanmu, sebab  besar upah yang menantinya. Di sini,  

(1) Rasul Paulus menasihati mereka untuk tidak melepaskan 

kepercayaan mereka, yaitu tekad dan keberanian mereka 

yang kudus, namun  untuk berpegang teguh pada pengakuan 

yang untuknya mereka sudah begitu banyak menderita dan 

menanggung penderitaan-penderitaan itu dengan begitu 

baik.  

(2) Rasul Paulus mendorong mereka untuk melakukannya 

dengan meyakinkan mereka bahwa upah bagi kepercayaan 

mereka yang kudus akan sangat besar. Sekarang pun upah 

itu sudah ada, yaitu rasa damai dan rasa sukacita yang 

kudus, dan hadirat Tuhan  serta kuasa-Nya yang banyak ber-

diam atas mereka. Upahnya di alam nanti juga akan besar.  

(3) Rasul Paulus menunjukkan kepada mereka betapa pen-

tingnya anugerah untuk bertekun itu dalam keadaan kita 

sekarang (ay 36): Sebab kamu memerlukan ketekunan, su-

paya sesudah kamu melakukan kehendak Tuhan , kamu 

memperoleh apa yang dijanjikan itu, yaitu upah yang dijan-

jikan ini. Perhatikanlah, kebahagiaan orang-orang kudus 

terutama terletak pada janji. Mereka harus terlebih dahulu 

melakukan kehendak Tuhan  sebelum menerima janji. 

sesudah  melakukan kehendak Tuhan , mereka perlu bersabar 

menunggu penggenapan janji itu. Mereka perlu bersabar 

menjalani hidup sampai Tuhan  memanggil mereka. Ujian 

untuk bersabar bagi orang Kristen yaitu , puas menjalani 

hidup sesudah  pekerjaan mereka selesai, dan tetap tinggal 


 182

menunggu upah hingga tiba waktu Tuhan  untuk memberi-

kannya. Kita harus menjadi hamba-hamba Tuhan  yang me-

nunggu jika  kita tidak bisa lagi menjadi hamba-hamba-

Nya yang bekerja. Mereka yang sudah banyak-banyak ber-

sabar masih harus terus bersabar dan bersabar lagi sampai 

mereka mati.  

(4) Untuk membantu supaya mereka bertekun, Rasul Paulus 

meyakinkan mereka akan dekatnya waktu kedatangan 

Kristus untuk membebaskan dan memberi mereka upah 

(ay. 37): Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, 

dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menang-

guhkan kedatangan-Nya. Ia akan segera datang menjemput 

mereka pada saat kematian, akan mengakhiri semua pen-

deritaan mereka, dan memberi mereka mahkota kehidup-

an. Ia akan segera datang untuk menghakimi, untuk meng-

akhiri penderitaan-penderitaan seluruh jemaat (seluruh 

tubuh mistis-Nya), dan memberi mereka upah yang berlim-

pah dan mulia di depan semua makhluk. Ada waktu yang 

sudah ditetapkan untuk kedua hal itu, dan Ia tidak akan 

menangguhkan kedatangan-Nya melampaui waktu itu 

(Hab. 2:3). Pergumulan orang Kristen pada saat ini 

mungkin berat, namun  itu akan segera berakhir. 

7. Rasul Paulus menekankan kepada mereka untuk bertekun, 

dengan memberi tahu mereka bahwa bertekun inilah yang 

menjadi ciri khas mereka dan yang akan membuat mereka ba-

hagia. Sebaliknya, kemurtadan yaitu  cela, dan akan menjadi 

kehancuran semua orang yang bersalah sebab nya (ay. 38-39): 

namun  orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dst.  

(1) Sifat yang terhormat dari orang benar yaitu  bahwa pada 

saat menghadapi penderitaan terberat, mereka dapat hidup 

oleh iman. Mereka dapat hidup dengan keyakinan akan ke-

benaran janji-janji Tuhan . Iman memberi  hidup dan 

kekuatan pada janji-janji itu. Mereka dapat mempercayai 

Tuhan , hidup di dalam Dia, dan menantikan saat-Nya. Se-

perti halnya iman mereka menjaga kehidupan rohani mere-

ka sekarang, demikian pula iman mereka akan dimahkotai 

dengan hidup kekal nanti.  

Surat Ibrani 10:19-39 

 183 

(2) Kemurtadan yaitu  tanda dan cap orang-orang yang tidak 

dikenan Tuhan . Kemurtadan yaitu  penyebab dari murka 

dan amarah Tuhan  yang besar. Tuhan  tidak pernah berkenan 

pada pengakuan iman yang hanya di bibir dan pada segala 

kewajiban serta pelayanan yang dilakukan di luar saja oleh 

orang-orang yang tidak bertekun. Ia melihat kemunafikan 

hati mereka, dan Ia sangat murka saat  kehidupan agama 

mereka yang bersifat lahiriah berakhir dalam kemurtadan 

dari agama secara terang-terangan. Ia memandang mereka 

dengan sangat murka. Mereka membangkitkan amarah-

Nya.  

(3) Rasul Paulus menutup pembicaraannya dengan menyata-

kan harapan baiknya akan dirinya dan orang-orang Ibrani 

ini, bahwa mereka tidak boleh sampai kehilangan sifat dan 

kebahagiaan orang benar, dan jatuh ke dalam kumpulan 

dan kesengsaraan orang-orang fasik (ay. 39): namun  kita 

bukanlah (demikian), dst. Seolah-olah ia berkata, “Aku ber-

harap kita tidak termasuk di antara mereka yang mengun-

durkan diri. Aku berharap supaya engkau dan aku, yang 

sudah menghadapi pencobaan-pencobaan besar, dan su-

dah ditopang di bawahnya oleh anugerah Tuhan  yang me-

nguatkan iman kita, tidak akan dibiarkan sesaat pun un-

tuk undur diri dan binasa. namun  bahwa Tuhan  akan tetap 

menjaga kita oleh kuat kuasa-Nya melalui iman yang me-

nuntun kepada keselamatan.” Perhatikanlah,  

[1] Orang yang mengaku-ngaku beragama bisa saja hidup 

jauh terlibat dalam agama, namun sesudah semuanya 

itu ia mengundurkan diri. Pengunduran diri dari Tuhan  

ini berarti perjalanan menuju kebinasaan. Semakin 

jauh kita meninggalkan Tuhan , semakin dekat kita pada 

kehancuran.  

[2] Mereka yang sudah dijaga setia dalam pencobaan-pen-

cobaan besar di masa lalu memiliki  alasan untuk 

berharap bahwa anugerah yang sama akan cukup un-

tuk terus membantu mereka hidup oleh iman, sampai 

mereka menerima buah dari iman dan kesabaran 

mereka, yaitu keselamatan jiwa mereka. Jika kita hidup 

oleh iman, dan mati di dalam iman, maka jiwa kita akan 

aman selama-lamanya. 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL 1 1  

etelah dalam bagian penutup dari pasal sebelumnya Rasul Paulus 

sangat mengedepankan anugerah iman dan hidup beriman seba-

gai penawar terbaik melawan kemurtadan dan meminta orang-orang 

Ibrani untuk memperhatikannya. Dan di sini ia berbicara panjang 

lebar tentang sifat dan buah-buah dari anugerah yang luhur ini.  

I.  Sifat anugerah iman, dan kehormatan yang terpancar pada 

diri semua orang yang hidup beriman (ay. 1-3).  

II. Teladan-teladan agung yang kita temukan dalam Perjanjian 

Lama tentang orang-orang yang hidup oleh iman, dan mati 

serta menderita secara luar biasa dengan kekuatan anugerah 

Tuhan  (ay. 4-38). Dan,  

III. Keuntungan-keuntungan yang kita miliki di dalam Injil kare-

na menerapkan anugerah iman ini, di mana segala keun-

tungan ini mengatasi apa yang dimiliki oleh orang-orang yang 

hidup di masa Perjanjian Lama (ay. 39-40). 

Sifat Iman 

(11:1-3)  

1 Iman yaitu  dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari 

segala sesuatu yang tidak kita lihat. 2 Sebab oleh imanlah telah diberikan 

kesaksian kepada nenek moyang kita. 3 sebab  iman kita mengerti, bahwa 

alam semesta telah dijadikan oleh firman Tuhan , sehingga apa yang kita lihat 

telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat. 

Di sini kita mendapati,  

I.  Pengertian atau gambaran tentang anugerah iman, yang terdiri 

atas dua hal.  


 186

1.  Iman yaitu  dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan. 

Iman dan harapan berjalan bersama-sama. Hal-hal yang sama 

yang kita harapkan yaitu  juga hal-hal yang kita imani. Iman 

yaitu  keyakinan dan harapan teguh bahwa Tuhan  akan 

menggenapi semua yang telah dijanjikan-Nya kepada kita di 

dalam Kristus. Keyakinan ini begitu kuat sehingga membuat 

jiwa seakan-akan memiliki hal-hal ini  dan buah-buahnya 

pada saat ini, dan membuat hal-hal itu hidup di dalam jiwa, 

dengan mengecap buah-buah pertama darinya. Sehingga da-

lam menjalankan iman orang-orang percaya dipenuhi dengan 

sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan. Kristus ber-

diam di dalam jiwa oleh iman, dan jiwa pun dipenuhi dengan 

kepenuhan Tuhan , sejauh dapat ditampung olehnya pada saat 

ini. Jiwa mengalami sebuah kenyataan hakiki akan hal-hal 

yang diimaninya.  

2. Iman yaitu  bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. 

Iman menunjukkan kepada akal budi kenyataan dari hal-hal 

yang tidak dapat dicerna oleh mata jasmani. Iman yaitu  

persetujuan teguh dari jiwa terhadap wahyu ilahi dan setiap 

bagian darinya, dan mencerahi jiwa bahwa Tuhan  itu benar. 

Iman yaitu  persetujuan penuh akan semua hal yang telah 

diwahyukan Tuhan  sebagai kudus, adil, dan baik. Iman mem-

bantu jiwa menerapkan semua itu pada dirinya dengan segala 

perasaan dan perbuatan yang sesuai. Jadi, iman dirancang 

untuk melayani orang percaya sebagai alat penglihatan, dan 

bagi jiwa, iman bertindak layaknya pancaindra bagi tubuh. 

Iman hanyalah pendapat atau angan-angan belaka jika ia 

tidak membuat nyata hal-hal yang tak terlihat bagi jiwa, dan 

menggerakkan jiwa untuk berbuat sesuai dengan hakikat dan 

pentingnya hal-hal yang tak terlihat itu. 

II.  Uraian tentang kehormatan yang tercermin pada diri semua orang 

yang sudah hidup beriman (ay. 2): Sebab oleh imanlah telah 

diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita, orang-orang 

percaya pada zaman dahulu kala, yang hidup di masa-masa awal 

dunia. Perhatikanlah,  

1.  Iman yang benar yaitu  anugerah yang sudah ada dari masa 

dahulu, dan sudah terbukti demikian. Jadi iman itu bukanlah 

suatu temuan baru, khayalan di zaman sekarang. Iman itu

Surat Ibrani 11:1-3 

 187 

merupakan anugerah yang telah ditanamkan di dalam jiwa 

manusia sejak perjanjian anugerah diberitakan di dunia. Iman 

itu sudah dijalankan dari awal pewahyuan. Orang-orang tertua 

dan terbaik yang pernah ada di dunia yaitu  orang-orang 

beriman.  

2.  Iman mereka yaitu  kehormatan mereka. Iman memantulkan 

kehormatan pada diri mereka. Mereka yaitu  kehormatan bagi 

iman mereka, dan iman mereka yaitu  kehormatan bagi mere-

ka. Iman membuat mereka melakukan hal-hal yang memberi-

kan kesaksian baik, dan Tuhan  telah memberi perhatian supaya 

ada catatan dan kesaksian yang ditulis tentang hal-hal baik 

yang mereka lakukan dengan kekuatan anugerah ini. Tindak-

an-tindakan iman yang tulus akan tahan untuk disaksikan, 

patut disaksikan, dan akan, saat  disaksikan, membawa ke-

hormatan kepada mereka yang sungguh-sungguh percaya. 

III.  Di sini kita mendapati salah satu tindakan dan butir pertama dari 

iman, yang berpengaruh besar pada semua hal lain, dan yang 

bersifat umum bagi semua orang percaya di setiap zaman dan 

belahan dunia, yaitu penciptaan dunia oleh firman Tuhan . Pencipta-

an ini bukan dari apa yang sudah ada sebelumnya, melainkan 

dari ketiadaan (ay. 3). Anugerah iman melihat ke belakang dan 

melihat ke depan. Iman melihat bukan hanya ke depan ke akhir 

dunia, melainkan juga ke belakang ke awal mula dunia. Oleh 

iman kita memahami jauh lebih banyak tentang pembentukan 

dunia dibandingkan  yang dapat dipahami oleh mata telanjang akal 

budi alami. Iman bukanlah suatu paksaan terhadap pemahaman, 

melainkan sahabat dan penolong baginya. Nah, apa yang diberi-

kan iman kepada kita untuk memahami alam semesta, yaitu 

bagian atas, tengah, dan bawah dari jagat raya?  

1.  Bahwa alam semesta ini tidak abadi, tidak pula terjadi dengan 

sendirinya, namun  dijadikan oleh yang lain.  

2.  Bahwa pencipta alam semesta yaitu  Tuhan . Dialah pencipta 

segalanya, dan siapa saja yang menciptakan segalanya seperti 

ini pastilah Tuhan .  

3.  Bahwa Tuhan  menjadikan dunia dengan ketepatan yang tinggi. 

Dunia yaitu  pekerjaan yang terbentuk, segala sesuatunya 

disesuaikan dan dicondongkan untuk memenuhi tujuannya, 


 188

dan mengungkapkan kesempurnaan-kesempurnaan Sang Pen-

ciptanya.  

4.  Bahwa Tuhan  menciptakan dunia oleh firman-Nya, yaitu oleh 

hikmat-Nya yang hakiki dan Anak-Nya yang kekal, dan oleh 

kehendak-Nya yang bekerja, yang berkata, terjadilah, maka 

semuanya jadi (Mzm. 33:9).  

5.  Bahwa dengan demikian dunia dibentuk dari ketiadaan, dari 

apa yang sebelumya tidak ada, bertentangan dengan kaidah 

yang diterima biasanya , bahwa “dari ketiadaan, tidak 

ada yang bisa diadakan.” Meskipun benar menyangkut 

kekuatan yang diciptakan, hal itu tidak pada tempatnya bagi 

Tuhan , yang dapat menjadikan dengan firman-Nya apa yang 

tidak ada menjadi ada. Semua ini kita pahami dengan iman. 

Kitab Suci memberi kita uraian paling benar dan tepat tentang 

asal-usul dari segala sesuatu, dan kita harus mempercayai-

nya. Janganlah kita memutarbalikkan atau memperolok urai-

an Kitab Suci tentang penciptaan, hanya sebab  itu tidak 

sesuai dengan dugaan-dugaan kita sendiri yang tidak masuk 

akal. Di antara sebagian kaum yang terpelajar namun  congkak, 

hal ini sudah menjadi langkah pertama yang luar biasa me-

nuju kekafiran, dan telah menuntun mereka kepada banyak 

kekafiran lagi. 

Teladan-teladan Iman 

(11:4-31)  

4 sebab  iman Habel telah mempersembahkan kepada Tuhan  korban yang 

lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian 

kepadanya, bahwa ia benar, sebab  Tuhan  berkenan akan persembahannya 

itu dan sebab  iman ia masih berbicara, sesudah ia mati. 5 sebab  iman 

Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak di-

temukan, sebab  Tuhan  telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia 

memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Tuhan . 6 namun  tanpa iman 

tidak mungkin orang berkenan kepada Tuhan . Sebab barangsiapa berpaling 

kepada Tuhan , ia harus percaya bahwa Tuhan  ada, dan bahwa Tuhan  memberi 

upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. 7 sebab  iman, 

maka Nuh – dengan petunjuk Tuhan  tentang sesuatu yang belum kelihatan – 

dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; 

dan sebab  iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk 

menerima kebenaran, sesuai dengan imannya. 8 sebab  iman Abraham taat, 

saat  ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi 

milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia 

tujui. 9 sebab  iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu 

tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang

Surat Ibrani 11:4-31 

 189 

turut menjadi ahli waris janji yang satu itu. 10 Sebab ia menanti-nantikan 

kota yang memiliki  dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Tuhan . 11 

sebab  iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak 

cucu, walaupun usianya sudah lewat, sebab  ia menganggap Dia, yang mem-

berikan janji itu setia. 12 Itulah sebabnya, maka dari satu orang, malahan 

orang yang telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di 

langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya. 13 Dalam 

iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memper-

oleh apa yang dijanjikan itu, namun  yang hanya dari jauh melihatnya dan 

melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka yaitu  

orang asing dan pendatang di bumi ini. 14 Sebab mereka yang berkata demi-

kian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air. 15 

Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah 

mereka tinggalkan, maka mereka cukup memiliki  kesempatan untuk pu-

lang ke situ. 16 namun  sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik 

yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Tuhan  tidak malu disebut Tuhan  

mereka, sebab  Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka. 17 sebab  

iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang 

telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, 18 

walaupun kepadanya telah dikatakan: “Keturunan yang berasal dari Ishaklah 

yang akan disebut keturunanmu.” 19 sebab  ia berpikir, bahwa Tuhan  berkua-

sa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari 

sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali. 20 sebab  iman maka 

Ishak, sambil memandang jauh ke depan, memberi  berkatnya kepada 

Yakub dan Esau. 21 sebab  iman maka Yakub, saat  hampir waktunya akan 

mati, memberkati kedua anak Yusuf, lalu menyembah sambil bersandar pada 

kepala tongkatnya. 22 sebab  iman maka Yusuf menjelang matinya memberi-

takan tentang keluarnya orang-orang Israel dan memberi pesan tentang tu-

lang-belulangnya. 23 sebab  iman maka Musa, sesudah  ia lahir, disembunyi-

kan selama tiga bulan oleh orang tuanya, sebab  mereka melihat, bahwa 

anak itu elok rupanya dan mereka tidak takut akan perintah raja. 24 sebab  

iman maka Musa, sesudah  dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, 25 

sebab  ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Tuhan  dari pada untuk 

sementara menikmati kesenangan dari dosa. 26 Ia menganggap penghinaan 

sebab  Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta 

Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah. 27 sebab  iman maka 

ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia ber-

tahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan. 28 sebab  iman maka 

ia mengadakan Paskah dan pemercikan darah, supaya pembinasa anak-anak 

sulung jangan menyentuh mereka. 29 sebab  iman maka mereka telah 

melintasi Laut Merah sama seperti melintasi tanah kering, sedang  orang-

orang Mesir tenggelam, saat  mereka mencobanya juga. 30 sebab  iman 

maka runtuhlah tembok-tembok Yerikho, sesudah  kota itu dikelilingi tujuh 

hari lamanya. 31 sebab  iman maka Rahab, wanita  sundal itu, tidak 

turut binasa bersama-sama dengan orang-orang durhaka, sebab  ia telah 

menyambut pengintai-pengintai itu dengan baik. 

Rasul Paulus, sesudah  memberi kita uraian yang lebih umum tentang 

anugerah iman, sekarang melanjutkan dengan mengetengahkan ke 

hadapan kita beberapa teladan yang ternama di zaman Perjanjian 

Lama, dan teladan-teladan ini dapat dibagi menjadi dua golongan:  

1.  Mereka yang namanya disebutkan, dan yang perbuatan-perbuat-

an imannya disebutkan juga secara khusus.  


 190

2.  Mereka yang namanya hanya disebutkan sepintas lalu, dan yang 

perbuatan-perbuatan imannya hanya digambarkan secara umum. 

Terserah para pembaca bagaimana mau menyesuaikan dan 

menerapkannya pada orang-orang tertentu, berdasar  apa yang 

mereka petik dari kisah suci itu. Di sini kita mendapati mereka 

yang tidak saja disebutkan namanya, namun  juga ujian-ujian dan 

tindakan-tindakan imannya ditambahkan. 

I.    Contoh dan teladan iman utama yang dicatat di sini yaitu  Habel. 

Dapat diamati bahwa Roh Tuhan  tidak menganggapnya pantas 

untuk berkata apa-apa di sini tentang iman dari orangtua kita 

yang pertama. Namun demikian, jemaat Tuhan  biasanya , 

atas dasar kasih dan kesalehan, menganggap begitu saja bahwa 

Tuhan  membuat mereka bertobat dan memberi mereka iman ke-

pada keturunan yang dijanjikan. Bahwa Ia mengajar mereka ten-

tang rahasia korban, bahwa mereka mengajarkan hal itu kepada 

anak-anak mereka, dan bahwa mereka beroleh belas kasihan 

Tuhan , sesudah  membuat hancur diri mereka sendiri dan semua 

keturunan mereka. namun  , Tuhan  membiarkan masalah ini 

tetap dalam keraguan sebagai peringatan terhadap semua orang 

yang dikarunai bakat-bakat besar, dan yang diberi kepercayaan, 

yaitu supaya mereka tidak ingkar, sebab  Tuhan  sendiri tidak mau 

menyebutkan orangtua pertama kita di antara golongan orang 

percaya dalam daftar yang terberkati ini. Daftar itu dimulai 

dengan Habel, salah satu dari orang-orang kudus pertama, dan 

martir pertama untuk agama, dari semua anak Adam. Habel 

yaitu  orang yang hidup oleh iman, dan mati untuknya, dan 

sebab  itu merupakan teladan yang sesuai untuk diikuti orang-

orang Ibrani. Amatilah,  

1. Apa yang dilakukan Habel dengan iman: Ia telah mempersem-

bahkan kepada Tuhan  korban yang lebih baik dari pada korban 

Kain, korban yang lebih utuh dan sempurna, pleiona thysian. 

Dari sini pelajarilah,  

(1)  Bahwa, sesudah  kejatuhan manusia, Tuhan  membuka jalan 

baru bagi anak-anak manusia untuk kembali kepada-Nya 

dalam bentuk ibadah agama. Contoh Habel ini merupakan 

salah satu contoh tertulis pertama tentang manusia yang 

sudah jatuh beribadah kepada Tuhan . Suatu keajaiban 

Surat Ibrani 11:4-31 

 191 

rahmat bahwa semua hubungan antara Tuhan  dan manusia 

tidak terputus oleh kejatuhan manusia.  

(2)  sesudah  kejatuhan manusia, Tuhan  harus disembah melalui 

persembahan-persembahan korban, sebuah cara ibadah 

yang membawa serta di dalamnya suatu pengakuan dosa, 

tekad untuk meninggalkan dosa, dan pengakuan iman 

kepada seorang Penebus, yang akan menjadi tebusan bagi 

jiwa-jiwa manusia.  

(3) Bahwa, sejak awal, sudah ada perbedaan yang luar biasa di 

antara para penyembah Tuhan . Di sini ada dua orang, ber-

saudara, dan keduanya menjalakan ibadah kepada Tuhan , 

namun ada perbedaan besar di antara mereka. Kain yaitu  

anak yang lebih tua, namun  Habel lebih disukai. Bukan 

sebab  dilahirkan lebih dulu, melainkan sebab  anugerah-

lah manusia menjadi betul-betul terhormat. Perbedaan 

yang terlihat dalam pribadi mereka: Habel yaitu  orang 

yang lurus, orang benar, orang yang betul-betul percaya. 

Kain hanya mementingkan tampilan luar, tidak memiliki 

pandangan akan sebuah anugerah yang istimewa. Hal ini 

terlihat dari pedoman-pedoman hidup yang mereka pegang: 

Habel bertindak di bawah kuasa iman, sedang  Kain 

bertindak hanya berdasar  kekuatan pendidikan, atau 

hati nurani alami. Juga sangat terlihat perbedaan dalam 

persembahan-persembahan mereka: Habel membawa kor-

ban pendamaian, mempersembahkan korban persembahan 

dari anak sulung kambing dombanya, mengakui dirinya 

sebagai orang berdosa yang pantas mati, dan hanya meng-

harapkan belas kasihan melalui korban agung. sedang  

Kain hanya mempersembahkan korban pengakuan, seka-

dar korban ucapan syukur, hasil tanah, yang mungkin, 

atau malah pasti, dipersembahkan tanpa merasa diri seba-

gai seorang pendosa. Dalam persembahannya ini tidak ada 

pengakuan dosa, tidak ada perhatian terhadap tebusan. 

Inilah kekurangan yang sangat mendasar pada korban 

Kain. Akan selalu ada perbedaan di antara orang-orang 

yang menyembah Tuhan  yang benar. Sebagian orang akan 

mengepung Dia dengan berbagai kebohongan, sementara 

sebagian yang lain akan setia bersama-sama dengan orang-

orang kudus. Sebagian orang, seperti orang Farisi, akan 


 192

bersandar pada kebenaran diri mereka sendiri. Sebagian 

yang lain, seperti si pemungut cukai, akan mengakui dosa 

mereka, dan menyerahkan diri pada belas kasihan Tuhan  di 

dalam Kristus. 

2. Apa yang diperoleh Habel dengan imannya. Cerita aslinya 

ada  dalam Kejadian 4:4, TUHAN mengindahkan Habel dan 

korban persembahannya itu. Pertama-tama Tuhan mengindah-

kan pribadinya sebagai orang yang beroleh anugerah, lalu 

mengindahkan korbannya sebagai korban yang lahir dari 

anugerah, terutama dari anugerah iman. Di sini kita diberi 

tahu bahwa dengan imannya Habel memperoleh beberapa 

keuntungan istimewa, seperti,  

(1) Ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, 

orang yang dibenarkan, dikuduskan, dan diterima. Besar 

kemungkinan bahwa hal ini dibuktikan dengan turunnya 

api dari langit, yang mengobarkan dan memakan habis 

korbannya.  

(2) Tuhan  memberi  kesaksian atas kebenaran pribadi Habel, 

dengan menunjukkan perkenanan-Nya pada pemberian-

pemberian Habel. jika  api, sebagai lambang keadilan 

Tuhan , memakan habis korban itu, maka itu pertanda bah-

wa belas kasihan Tuhan  menerima si pembawa korban demi 

sang korban agung.  

(3) Dan sebab  iman ia masih berbicara, sesudah ia mati. Habel 

mendapat kehormatan untuk meninggalkan sebuah per-

kara yang bisa dipakai sebagai suatu pengajaran. Dan apa 

yang dikatakannya kepada kita? Apa yang harus kita 

pelajari darinya?  

[1] Bahwa manusia yang jatuh diperbolehkan menyembah 

Tuhan , dengan pengharapan akan diterima.  

[2] Bahwa, jika pribadi dan persembahan kita diterima, 

pasti itu sebab  iman kepada Sang Mesias.  

[3] Bahwa mendapat perkenanan Tuhan  yaitu  suatu ke-

baikan tersendiri dan istimewa.  

[4] Bahwa orang yang mendapat kebaikan dari Tuhan  ini 

harus bersiap-siap menghadapi iri dan dengki dunia.  

[5] Bahwa Tuhan  tidak akan membiarkan kejahatan-keja-

hatan yang dilakukan terhadap umat-Nya berlalu tanpa 

Surat Ibrani 11:4-31 

 193 

mendapat hukuman, atau membiarkan penderitaan-

penderitaan umat-Nya berlalu tanpa mendapat imbalan. 

Semua ini memang ajaran yang sangat baik dan 

berguna, namun   darah pemercikan berbicara lebih 

kuat dari pada darah Habel.  

[6] Bahwa Tuhan  tidak akan membiarkan iman Habel mati 

bersamanya, namun  akan membangkitkan orang-orang 

lain, yang akan memperoleh iman serupa yang berhar-

ga. Dan demikianlah yang dilakukan Tuhan  dalam waktu 

sebentar saja, sebab dalam ayat berikutnya kita mem-

baca, 

II.  Tentang iman Henokh (ay. 5). Henokh yaitu  orang kedua dari 

para tua-tua yang sebab  iman mendapat kesaksian yang baik. 

Amatilah, 

1.  Apa yang diceritakan di sini tentang dia. Dalam perikop ini 

(dan dalam Kej. 5:22, dst.) kita membaca,  

(1) Bahwa ia hidup bergaul dengan Tuhan , yaitu bahwa ia 

benar-benar saleh, dan semua orang tahu kesalehannya. Ia 

giat berbuat saleh, terus berbuat saleh, dan bertekun da-

lam kesalehannya dengan kepatuhan terhadap Tuhan , ber-

sekutu dengan Tuhan , dan puas di dalam Tuhan .  

(2) Bahwa ia terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, 

tidak pula bagian apa saja dari dirinya ditemukan di bumi. 

Sebab Tuhan  mengangkatnya, jiwa dan raga, ke dalam 

sorga, seperti yang akan dilakukan-Nya terhadap orang-

orang kudus yang akan didapati hidup pada saat keda-

tangan-Nya untuk kali kedua.  

(3) Bahwa sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, 

bahwa ia berkenan kepada Tuhan . Ia memiliki bukti akan 

perkenanan Tuhan  di dalam hati nuraninya, dan Roh Tuhan  

bersaksi dengan rohnya. Siapa yang dengan iman hidup 

bergaul dengan Tuhan  di dunia yang berdosa ini, mereka 

berkenan kepada Tuhan , dan Tuhan  akan memberi mereka 

tanda-tanda perkenanan-Nya, dan memberi mereka kehor-

matan. 

2.  Apa yang dikatakan di sini tentang imannya (ay. 6). Dikatakan 

bahwa tanpa iman ini, tidak mungkin orang berkenan kepada 


 194

Tuhan , tanpa iman yang dapat membantu kita hidup bergaul 

dengan Tuhan , sebuah iman yang aktif. Dan bahwa kita tidak 

dapat datang kepada Tuhan  kecuali kita percaya bahwa Tuhan  

ada, dan bahwa Tuhan  memberi upah kepada orang yang 

sungguh-sungguh mencari Dia.  

(1) Orang harus percaya bahwa Tuhan  ada, dan bahwa Tuhan  

yaitu  sebagaimana adanya Ia, seperti yang sudah Dia 

nyatakan tentang diri-Nya sendiri dalam Kitab Suci. Dia 

yaitu  Keberadaan dengan kesempurnaan-kesempurnaan 

tak terhingga, yang terdiri atas tiga pribadi: Bapa, Anak, 

dan Roh Kudus. Perhatikanlah, kepercayaan akan keber-

adaan Tuhan  yang diterapkan dalam perbuatan sehari-hari, 

sebagaimana yang diwahyukan dalam firman, akan men-

jadi pengikat yang kuat dalam jiwa sehingga jiwa senantia-

sa takjub kepada-Nya. Kepercayaan itu akan menjadi ke-

kang untuk menjauhkan kita dari dosa, dan pemacu untuk 

membuat kita mematuhi Injil dalam segala perilaku kita.  

(2) Bahwa Ia memberi upah kepada orang yang sungguh-

sungguh mencari Dia. Di sini amatilah,  

[1]  sebab  kejatuhan kita telah kehilangan Tuhan . Kita telah 

kehilangan terang, hidup, kasih, keserupaan, dan per-

sekutuan ilahi.  

[2] Tuhan  dapat kita temukan lagi melalui Kristus, Adam 

kedua.  

[3] Tuhan  telah menentukan sarana dan cara-cara yang de-

ngannya Ia dapat ditemukan. Yaitu memperhatikan de-

ngan saksama sabda-sabda-Nya, menjalankan ketetap-

an-ketetapan-Nya, dan hamba-hamba Tuhan melaksa-

nakan tugas mereka sebagaimana mestinya dan berhu-

bungan dengan jemaat-Nya. Juga dengan mengikuti 

bimbingan Tuhan  yang penuh dengan maksud pemeli-

haraan, dan dalam segala sesuatu menantikan dengan 

rendah hati hadirat-Nya yang penuh anugerah.  

[4] Siapa yang mau menemukan Tuhan  dengan cara-cara-

Nya ini harus mencari Dia dengan sungguh-sungguh. 

Mereka harus mencari-Nya pagi-pagi, dengan sungguh-

sungguh, dan dengan tekun. jika  mereka mencari 

Dia, mereka akan menemukan-Nya; jika  mereka me-

Surat Ibrani 11:4-31 

 195 

nanyakan Dia dengan segenap hati. jika  mereka su-

dah menemukan Dia, sebagai Tuhan  yang sudah berda-

mai dengan mereka, maka mereka tidak akan pernah 

menyesali susah payah yang sudah mereka alami dalam 

mencari Dia. 

III. Iman Nuh (ay. 7). Amatilah, 

1. Dasar dari iman Nuh, yaitu sebuah peringatan yang telah 

diterimanya dari Tuhan  tentang perkara-perkara yang belum 

terlihat. Ia mendapat wahyu ilahi, entah melalui suara atau 

penglihatan tidak jelas di sini. namun  pewahyuan itu nyata 

sedemikian rupa sehingga membuktikan kebenarannya sen-

diri. Ia mendapat petunjuk Tuhan  tentang sesuatu yang belum 

kelihatan, yaitu tentang penghakiman yang besar dan berat, 

yang belum pernah disaksikan dunia. Tentang penghakiman 

itu, belum ada tanda-tanda sedikit pun yang tampak di alam. 

Peringatan rahasia ini harus disampaikannya kepada dunia, 

yang pasti akan meremehkan dia maupun pesannya. Tuhan  

biasanya memperingatkan orang-orang berdosa sebelum mem-

berikan hajaran. jika  peringatan-peringatan-Nya diremeh-

kan, maka hajaran-Nya akan terasa lebih berat.  

2.  Tindakan-tindakan iman Nuh, dan pengaruhnya baik terhadap 

pikiran maupun perbuatannya.  

(1) Terhadap pikirannya. Imannya menekan jiwanya dengan 

rasa takut akan penghakiman Tuhan : ia tergerak oleh ke-

takutan (KJV – pen.). Iman pertama-tama memengaruhi pe-

rasaan-perasaan kita, kemudian perbuatan-perbuatan kita. 

Iman menyentuh perasaan-perasaan yang sesuai dengan 

perkara yang diwahyukan. Jika itu perkara baik, iman 

akan membangkitkan kasih dan keinginan. Jika itu per-

kara buruk, iman akan membangkitkan ketakutan.  

(2) Iman Nuh memengaruhi perbuatannya. Ketakutannya, 

yang timbul sebab  mempercayai ancaman Tuhan , mengge-

rakkan dia untuk mempersiapkan bahtera. Dalam hal ini, 

tidak diragukan lagi, ia mendapat cemoohan dan celaan 

dari angkatan yang jahat. Ia tidak berbantah dengan Tuhan  

mengapa ia harus membuat bahtera, atau bagaimana bisa 

bahtera itu menampung apa yang harus masuk ke dalam-


 196

nya, atau bagaimana kapal seperti itu dapat bertahan meng-

hadapi badai yang demikian besar. Imannya membungkam 

semua keberatan, dan menetapkan hatinya untuk berkerja 

dengan sungguh-sungguh. 

3.  Buah-buah dan upah yang terberkati dari iman Nuh.  

(1) Dengan iman ini Nuh dan keluarganya diselamatkan, se-

mentara seluruh dunia yang berdosa binasa di sekeliling 

mereka. Tuhan  menyelamatkan keluarganya demi dia. Un-

tung mereka yaitu  putra dan putri Nuh. Untung perem-

puan-wanita  itu menikah dengan keluarga Nuh. Kalau 

menikah dengan keluarga-keluarga lain, mereka mungkin 

akan kaya raya, namun  mereka akan ditenggelamkan. Orang 

sering berkata, “Sungguh baik jika bersaudara dengan 

orang berpunya.” namun  pasti lebih baik untuk bersaudara 

dengan mereka yang ada di dalam perjanjian anugerah.  

(2) Dengan iman ini Nuh menghakimi dan menghukum dunia. 

Ketakutannya yang kudus menghukum rasa aman dan 

keyakinan mereka yang sia-sia. Imannya menghukum 

ketidakpercayaan mereka. Ketaatannya menghukum peng-

hinaan dan pemberontakan mereka. Teladan yang baik 

akan mempertobatkan atau menghukum orang-orang ber-

dosa. Ada suatu kuasa yang menginsafkan yang ada  

dalam hidup yang sungguh-sungguh kudus dan penuh 

hormat kepada Tuhan . Hidup seperti itu dengan sendirinya 

membawa pujian pada hati nurani setiap manusia di 

hadapan Tuhan , dan mereka dihakimi oleh hidup mereka 

itu. Ini merupakan cara terbaik yang dapat dipakai umat 

Tuhan  untuk menghukum orang fasik. Bukan dengan ba-

hasa yang kasar dan mencela, melainkan dengan perilaku 

yang kudus dan patut diteladani.  

(3) Dengan iman ini ia ditentukan untuk menerima kebenaran, 

sesuai dengan imannya.  

[1] Nuh dikuasai oleh kebenaran yang betul-betul mem-

benarkan dirinya. Ia yaitu  ahli waris kebenaran. Dan,  

[2] Haknya atas warisan ini diperoleh melalui iman kepada 

Kristus, sebagai anggota Kristus, anak Tuhan , dan jika 

anak, maka juga ahli waris. Kebenarannya tidak datang 

dengan sendirinya, namun  sebagai akibat dari diangkat-

Surat Ibrani 11:4-31 

 197 

nya dia sebagai anak, melalui iman kepada keturunan 

yang dijanjikan. sebab  kita senantiasa berharap untuk 

dibenarkan dan diselamatkan pada hari TUHAN yang 

hebat dan dahsyat itu, maka marilah sekarang kita 

persiapkan sebuah bahtera, memastikan bagian kita di 

dalam Kristus, dan dalam tabut perjanjian. Marilah kita 

segera melakukannya, sebelum pintu ditutup, sebab 

tidak ada keselamatan pada yang lain. 

IV. Iman Abraham, sahabat Tuhan , dan bapa orang beriman, yang 

mengenai dirinya orang-orang Ibrani bermegah, dan darinya 

mereka diturunkan dan mendapat hak-hak istimewa. Oleh sebab  

itu Rasul Paulus, supaya dapat menyenangkan dan juga memberi 

mereka manfaat, berbicara lebih panjang lebar tentang pencapai-

an-pencapaian kepahlawanan iman Abraham dibandingkan  tentang 

pencapaian-pencapaian bapa leluhur lain. Di tengah-tengah urai-

annya tentang iman Abraham, Rasul Paulus menyelipkan kisah 

tentang iman Sara, yang putri-putrinya yaitu  wanita -perem-

puan yang terus berbuat baik. Amatilah, 

1. Dasar dari iman Abraham, yaitu panggilan dan janji Tuhan  (ay. 8).  

(1) Panggilan ini, meskipun sangat menguji, yaitu  panggilan 

Tuhan , dan sebab  itu merupakan alasan yang cukup bagi 

iman dan pedoman bagi ketaatan. Cara Abraham dipanggil 

ini diceritakan oleh Stefanus dalam Kisah Para Rasul 7:2-3, 

Tuhan  yang Mahamulia telah menampakkan diri-Nya kepada 

bapa leluhur kita Abraham, saat  ia masih di Mesopotamia 

– dan berfirman kepadanya: Keluarlah dari negerimu dan 

dari sanak saudaramu dan pergilah ke negeri yang akan 

Kutunjukkan kepadamu. Ini yaitu  panggilan yang ber-

hasil, yang olehnya Abraham dipertobatkan dari penyem-

bahan berhala yang dilakukan keluarga bapaknya (Kej. 

12:1). Panggilan ini diperbarui kembali sesudah  kematian 

bapaknya di Haran. Perhatikanlah, 

[1] Anugerah Tuhan  itu cuma-cuma sepenuhnya, dalam meng-

ambil sebagian dari orang-orang terburuk dan menjadikan 

mereka orang-orang terbaik.  

[2] Tuhan  harus datang kepada kita sebelum kita datang 

kepada-Nya.  


 198

[3] Dalam memanggil dan mempertobatkan orang-orang 

berdosa, Tuhan  tampil sebagai Tuhan  yang Mahamulia, 

dan mengerjakan pekerjaan yang mulia di dalam jiwa.  

[4] Hal ini memanggil kita bukan saja untuk meninggalkan 

dosa, melainkan juga kumpulan orang berdosa, dan apa 

saja yang tidak sejalan dengan ibadah kita kepada-Nya.  

[5] Kita perlu dipanggil bukan saja untuk memulai dengan 

baik, namun  juga untuk terus melanjutkan dengan baik.  

[6] Tuhan  tidak akan membiarkan umat-Nya mendapat 

tempat peristirahatan di mana saja jika itu kurang dari 

Kanaan sorgawi.  

(2) Janji Tuhan . Tuhan  berjanji kepada Abraham bahwa tempat 

ke mana ia dipanggil akan diterimanya nanti sebagai milik 

pusaka. sesudah  beberapa waktu lamanya, ia akan memiliki 

Kanaan sorgawi sebagai milik pusakanya, dan seiring 

berjalannya waktu keturunannya akan mewarisi Kanaan 

duniawi. Perhatikanlah di sini,  

[1] Tuhan  memanggil umat-Nya untuk mendapatkan milik 

pusaka. Dengan panggilan-Nya yang berhasil Ia men-

jadikan mereka anak-anak, dan dengan demikian ahli 

waris.  

[2] Pusaka ini tidak serta-merta menjadi milik mereka. Me-

reka harus menunggu beberapa saat untuk memiliki-

nya. namun  janji itu pasti, dan akan digenapi pada wak-

tu yang tepat.  

[3] Iman orangtua sering kali mendatangkan berkat bagi 

keturunan mereka. 

2.  Tindakan iman Abraham: tanpa ragu dan tanpa bertanya ia 

memberi  perhatian penuh terhadap panggilan Tuhan .  

(1) Ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui. 

Ia menyerahkan dirinya ke dalam tangan Tuhan , untuk 

mengutusnya ke mana saja yang dikehendaki-Nya. Ia 

mengikuti hikmat Tuhan , sebagai yang paling pantas untuk 

memberi  tuntunan, dan patuh kepada kehendak-Nya, 

sebagai yang paling pantas untuk menentukan segala se-

suatu menyangkut dirinya. Iman dan ketaatan penuh tan-

pa pertanyaan layak diberikan kepada Tuhan , dan hanya 

kepada Dia. Semua orang yang berhasil dipanggil harus 

Surat Ibrani 11:4-31 

 199 

menyerahkan kehendak dan hikmat mereka sendiri kepada 

kehendak dan hikmat Tuhan , dan mereka berhikmat bila 

melakukannya. Meskipun tidak selalu mengetahui jalan, 

namun mereka mengenal Pembimbing mereka, dan ini 

membuat mereka puas.  

(2) Ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu 

tanah asing. Ini merupakan tindakan iman Abraham. 

Amatilah,  

[1] Bagaimana Kanaan disebut sebagai tanah yang dijanji-

kan, yaitu sebab  tanah itu masih dijanjikan, dan be-

lum dimiliki.  

[2] Bagaimana Abraham tinggal di Kanaan, bukan sebagai 

ahli waris atau pemilik, melainkan hanya sebagai musa-

fir. Ia tidak berusaha mendepak atau memerangi para 

penduduk lama, untuk mengusir mereka, namun  ber-

puas diri untuk tinggal sebagai orang asing. Ia mengha-

dapi ketidakbaikan mereka dengan sabar, menerima 

kebaikan-kebaikan apa saja dari mereka dengan rasa 

syukur, dan menjaga hatinya supaya tetap terpatri pada 

rumahnya, yaitu Kanaan sorgawi. 

[3] Ia tingal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang ber-

sama-sama dia menjadi ahli waris dari janji yang sama. 

Ia hidup di sana secara berpindah-pindah, dan setiap 

hari selalu siap untuk berpindah. Demikian pulalah kita 

semua harus hidup di dunia ini. Abraham ditemani oleh 

kawan-kawan yang baik, dan mereka memberinya 

penghiburan selama pengembaraannya. Abraham hidup 

sampai Ishak berumur tujuh puluh lima tahun, dan 

Yakub lima belas tahun. Ishak dan Yakub yaitu  ahli-

ahli waris dari janji yang sama, sebab  janji itu diper-

baharui kepada Ishak (Kej. 26:3.) dan kepada Yakub 

(Kej. 28:13). Semua orang kudus yaitu  ahli-ahli waris 

dari janji yang sama. Janji itu dibuat untuk orang-orang 

percaya dan anak-anak mereka, dan untuk sebanyak 

mungkin orang yang akan dipanggil oleh Tuhan Tuhan  

kita. Dan sungguhlah menyenangkan melihat orangtua 

dan anak-anak mengembara bersama-sama di dunia ini 

sebagai ahli-ahli waris pusaka sorgawi. 


 200

3.  Apa yang menyokong iman Abraham (ay. 10): Ia menanti-

nantikan kota yang memiliki  dasar, yang direncanakan dan 

dibangun oleh Tuhan . Amatilah di sini,  

(1) Gambaran yang diberikan tentang sorga: itu sebuah kota, 

kumpulan masyarakat yang teratur, mapan, terlindungi 

dengan baik, dan terpenuhi kebutuhannya dengan baik. 

Sorga yaitu  kota yang memiliki  dasar, yaitu maksud-

maksud kekal Tuhan  dan kemahakuasaan-Nya, jasa-jasa 

Tuhan Yesus Kristus yang tak terhingga dan kepengantara-

an-Nya, janji-janji yang termuat dalam perjanjian kekal, 

kemurnian sorga itu sendiri, dan kesempurnaan para 

penghuninya. Sorga yaitu  sebuah kota yang pembuat dan 

pembangunnya yaitu  Tuhan . Tuhan  merancang polanya. 

Lalu Ia membuatnya sesuai pola, dan telah membuka jalan 

yang baru dan hidup untuk masuk ke dalamnya, dan 

mempersiapkannya untuk umat-Nya. Tuhan  menempatkan 

mereka sebagai pemiliknya, mengangkat mereka masuk ke 

dalamnya, dan Ia sendiri merupakan hakikat dan kebaha-

giaan darinya.  

(2) Amati bagaimana Abraham memberi  perhatian yang se-

mestinya pada kota sorgawi ini. Ia mencarinya. Ia percaya 

bahwa tempat seperti itu ada. Ia menantikannya, dan se-

mentara itu ia melekat padanya melalui iman. Ia memiliki 

harapan-harapan yang tinggi dan penuh sukacita, bahwa 

pada waktu dan dengan jalan Tuhan  ia akan tiba di sana 

dengan selamat. 

(3) Pengaruh iman terhadap perilakunya saat ini. Iman men-

jadi sokongan baginya dalam semua pencobaan selama dia 

hidup mengembara. Iman membantunya menanggung de-

ngan sabar segala ketidaknyamanan dalam hidup seperti 

itu. Iman membantunya melaksanakan dengan giat segala 

kewajiban dalam hidupnya, dengan bertekun sampai akhir. 

V.  Di tengah-tengah kisah Abraham, Rasul Paulus menyelipkan ceri-

ta tentang iman Sara. 

1. Kesulitan-kesulitan iman Sara, yang sangat besar. Seperti,  

Surat Ibrani 11:4-31 

 201 

(1) Menangnya ketidakpercayaan selama beberapa waktu. Sara 

menertawakan janji itu, sebagai hal yang mustahil terlak-

sana.  

(2) Sara sudah gagal melaksanakan kewajibannya sebab  ti-

dak percaya, dengan membuat Abraham mengawini Hagar, 

supaya Abraham memiliki  keturunan. Nah, dosanya ini 

selanjutnya membuatnya lebih sulit untuk bertindak de-

ngan iman. 

(3) Sangat tidak mungkinnya hal yang dijanjikan, bahwa ia 

akan menjadi ibu dari seorang anak, padahal ia mandul, 

dan sudah melewati masa subur. 

2.  Tindakan-tindakan iman Sara. Ketidakpercayaannya diampuni 

dan dilupakan, namun  imannya menang dan dicatat: sebab  ia 

menganggap Dia, yang memberi  janji itu setia (ay. 11). Sara 

menerima janji itu sebagai janji Tuhan . Dan sebab  yakin akan 

hal itu, dengan sungguh-sungguh ia menerima bahwa Tuhan  

bisa dan akan menepati janji itu, betapapun tampak tidak 

masuk akalnya hal itu. Sebab kesetiaan Tuhan  membuat Ia 

tidak bisa menipu umat-Nya. 

3.  Buah-buah dan upah dari imannya.  

(1) Ia beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu. Kekuat-

an alam, dan juga anugerah, berasal dari Tuhan . Tuhan  bisa 

membuat jiwa yang tandus menjadi subur, seperti halnya 

rahim yang mandul.  

(2) Ia melahirkan seorang anak, anak laki-laki, anak yang 

dijanjikan, penghiburan bagi orangtuanya di usia senja, 

dan harapan untuk masa-masa yang akan datang.  

(3) Dari mereka, melalui anak ini, muncul banyak keturunan 

yang menjadi orang-orang ternama, seperti bintang di langit 

(ay. 12). Sebuah bangsa yang besar, kuat, dan ternama, 

mengatasi semua yang lain di dunia. Bangsa para kudus, 

jemaat dan umat Tuhan  yang khusus. Dan, yang merupakan 

kehormatan dan penghargaan tertinggi dari semuanya, 

mereka inilah yang menurunkan Mesias dalam keadaan-

Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia 

yaitu  Tuhan  yang harus dipuji sampai selama-lamanya. 


 202

VI. Rasul Paulus melanjutkan dengan menyebutkan iman bapa-bapa 

leluhur yang lain, yaitu Ishak dan Yakub, dan semua orang lain 

dari keluarga yang bahagia ini (ay. 13). Di sini perhatikanlah, 

1. Ujian terhadap iman mereka dalam tidak sempurnanya keada-

an mereka saat ini. Mereka belum menerima janji-janji itu, 

yaitu belum menerima hal-hal yang dijanjikan. Mereka belum 

memiliki tanah Kanaan, mereka belum melihat keturunan 

mereka yang banyak, dan mereka belum melihat Kristus da-

lam rupa manusia. Amatilah,  

(1) Banyak orang yang ikut ambil bagian dalam janji-janji 

belum menerima hal-hal yang dijanjikan pada saat ini.  

(2) Salah satu ketidaksempurnaan dalam keadaan orang-orang 

kudus saat ini di bumi yaitu  bahwa kebahagiaan mereka 

lebih ada  pada janji dan hak untuk memiliki dibandingkan  

benar-benar menikmati dan memilikinya. Zaman Injil lebih 

sempurna dibandingkan  zaman bapa-bapa leluhur, sebab  saat 

ini sudah lebih banyak janji yang digenapi. Keadaan sorga-

wi akan menjadi keadaan yang paling sempurna dari se-

muanya, sebab di sana semua janji akan digenapi sepenuh-

penuhnya. 

2.  Tindakan-tindakan iman mereka selama berada dalam keada-

an yang tidak sempurna ini. Walaupun belum menerima janji-

janji itu,  

(1) Mereka sudah melihatnya dari kejauhan. Iman memiliki  

mata yang jernih dan tajam, dan dapat melihat rahmat-

rahmat yang dijanjikan dari kejauhan. Abraham telah 

melihat hari Kristus, saat  masih jauh, dan ia bersukacita 

(Yoh. 8:56).  

(2) Mereka diyakinkan oleh janji-janji itu, bahwa janji-janji itu 

benar dan akan digenapi. Iman memberi  meterainya 

bahwa Tuhan  itu benar, dan dengan demikian membuat jiwa 

tenang dan puas.  

(3) Mereka memegang erat janji-janji itu. Iman mereka yaitu  

iman yang menyetujui. Iman memiliki lengan yang panjang, 

dan dapat memegang berkat-berkat dari kejauhan, dapat 

membuatnya hadir, dapat mencintainya, dan bersukacita 

di dalamnya. Dengan demikian iman mendahului saat-saat 

kita dapat menikmati berkat itu dengan sebenar-benarnya. 

Surat Ibrani 11:4-31 

 203 

(4) Mereka mengakui, bahwa mereka yaitu  orang asing dan 

pendatang di bumi ini. Amatilah,  

[1] Keadaan mereka: orang asing dan pendatang. Mereka 

yaitu  orang asing sama seperti orang-orang kudus, 

yang rumahnya yaitu  sorga. Mereka yaitu  musafir 

sebab  mereka sedang mengadakan perjalanan menuju 

rumah mereka, meskipun sering kali perjalanan mereka 

ini dilakukan dengan seadanya dan perlahan-lahan.  

[2] Pengakuan mereka akan keadaan mereka ini. Mereka 

tidak malu mengakuinya. Baik bibir maupun hidup me-

reka mengakui keadaan mereka pada saat ini. Mereka 

mengharapkan sedikit dari dunia. Mereka tidak peduli 

untuk banyak-banyak terlibat di dalamnya. Mereka ber-

usaha untuk menanggalkan semua beban, mengen-

cangkan ikat pinggang dan memperhatikan jalan mere-

ka. Mereka menjaga langkah mereka supaya tetap ber-

iringan bersama teman-teman seperjalanan, bersiap-

siap menghadapi kesulitan, menanggungnya, dan rindu 

untuk tiba di rumah. 

(5) Dengan ini mereka menyatakan secara jelas bahwa mereka 

mencari negeri lain (ay. 14), yaitu sorga, negeri mereka 

sendiri. Sebab dari situlah mereka dilahirkan secara ro-

hani, di sanalah ada saudara-saudara terbaik mereka, dan 

di sanalah ada  milik pusaka mereka. Negeri inilah 

yang mereka cari. Rancangan-rancangan mereka yaitu  

untuk negeri itu. Keinginan-keinginan mereka yaitu  men-

capai negeri itu. Perbincangan-perbincangan mereka ada-

lah tentang negeri itu. Mereka giat berusaha untuk memas-

tikan hak mereka atas negeri itu, menyesuaikan perilaku 

mereka dengan negeri itu, berkata-kata tentang negeri itu, 

dan tiba untuk menikmati negeri itu.  

(6) Mereka memberi  bukti penuh akan ketulusan mereka 

dalam membuat pengakuan seperti itu. Sebab,  

[1] Mereka tidak memikirkan tanah asal mereka (ay. 15). 

Mereka tidak mendambakan kelimpahan dan kesenang-

annya, atau menyesal bahwa mereka sudah meninggal-

kannya. Mereka tidak ingin kembali ke sana. Perhati-

kanlah, siapa yang sudah berhasil dipanggil dengan 


 204

selamat dari keadaan dosa tidak memiliki  pikiran 

untuk kembali kepada dosa. Kini mereka mengetahui 

apa yang lebih baik.  

[2] Mereka tidak mengambil kesempatan yang ada untuk 

kembali pulang. Bisa saja mereka pernah mendapat ke-

sempatan itu. Mereka memiliki cukup waktu untuk 

kembali pulang. Mereka masih kuat untuk kembali. 

Mereka mengetahui jalannya. Orang-orang yang mene-

mani perjalanan mereka pun akan rela saja berpisah 

dengan mereka. Teman-teman lama mereka akan se-

nang menerima mereka kembali. Mereka memiliki bekal 

yang cukup untuk menempuh perjalanan. Dan adakala-

nya manusia yang bersifat kedagingan, seorang penasi-

hat yang jahat, akan menyarankan mereka untuk kem-

bali pulang. namun  mereka dengan teguh berpegang 

pada Tuhan  dan pada kewajiban mereka walau di bawah 

tekanan semua hal yang mengecilkan hati dan semua 

godaan untuk memberontak terhadap-Nya. Jadi, demi-

kian pula seharusnya kita. Akan selalu ada kesempatan 

untuk memberontak terhadap Tuhan . namun  kita harus 

menunjukkan kebenaran pengakuan iman kita dengan 

teguh berpegung kepada-Nya sampai akhir hayat kita. 

Ketulusan mereka tampak bukan hanya dengan tidak 

kembali ke tanah asal mereka, melainkan juga dengan 

menginginkan sebuah negeri yang lebih baik, yaitu 

negeri sorgawi. Perhatikanlah, pertama, negeri sorgawi 

itu lebih baik dibandingkan  negeri mana saja di bumi. Negeri 

sorgawi terletak di tempat yang lebih baik, memiliki  

persediaan dengan segala sesuatu yang baik, dan lebih 

terlindung dari segala hal yang jahat. Pekerjaan, kenik-

matan, masyarakat, dan segala sesuatu di dalamnya 

lebih baik dibandingkan  apa yang terbaik di dunia ini. 

Kedua, semua orang percaya yang sungguh-sungguh 

pasti menginginkan negeri yang lebih baik ini. Iman 

yang benar menimbulkan keinginan-keinginan yang 

tulus dan membara. Semakin kuat iman, semakin 

membara keinginan-keinginan itu. 

(7)  Mereka mati dalam iman akan janji-janji itu. Mereka tidak 

hanya hidup dengan mengimani janji-janji itu, namun  juga 

Surat Ibrani 11:4-31 

 205 

mati dengan meyakini sepenuhnya bahwa semua janji itu 

akan digenapi kepada mereka dan keturunan mereka (ay. 

13). Iman itu dipegang teguh sampai pada akhirnya. Kare-

na iman, maka saat  sudah dekat waktunya mereka akan 

mati, mereka menerima penebusan. Mereka tunduk pada 

kehendak Tuhan . Mereka memadamkan semua panah api 

dari Iblis. Mereka mengatasi k