kan diri mereka sejajar dengan
bangsa lain, padahal Tuhan telah mengangkat dan meninggikan
derajat mereka di atas semua bangsa? Jika Tuhan sudah meng-
angkat mereka untuk menjadi umat yang istimewa bagi-Nya,
dan bukan yang lain selain mereka, maka bukankah seharus-
nya mereka mengambil Tuhan untuk menjadi Tuhan yang isti-
mewa bagi mereka, dan bukan yang lain selain Dia?
2. Anugerah cuma-cuma yang membuat pilihan ini.
(1) Dalam diri mereka tidak ada apa-apa yang membuat mere-
ka layak atau berhak mendapatkan perkenanan ini. Dalam
besarnya jumlah rakyat terletak kemegahan raja (Ams.
14:28). namun jumlah mereka sangatlah kecil. Mereka
hanya tujuh puluh jiwa saat masuk ke Mesir, dan, meski-
Kitab Ulangan 7:1-11
pun jumlah mereka bertambah sangat banyak di sana, na-
mun ada banyak bangsa lain yang jumlahnya lebih banyak
lagi: Kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa (ay. 7).
Penulis Targum Yerusalem (terjemahan Perjanjian Lama
dalam bahasa Aram – pen.) memberi pujian yang terlalu
tinggi kepada bangsanya dalam membaca ayat ini, kamu ini
rendah hati, dan lemah lembut di atas segala bangsa. Pada-
hal justru sebaliknya, mereka tegar tengkuk dan berhati
buruk melebihi segala bangsa.
(2) Alasan Tuhan memilih Israel semata-mata berasal dari diri-
Nya sendiri (ay. 8).
[1] Ia mengasihi engkau sebab Ia mau mengasihi engkau.
Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua yang
dikasihi Tuhan , dikasihi-Nya dengan sukarela (Hos. 14:5).
Orang-orang yang binasa, binasa sebab perbuatan me-
reka sendiri, namun semua orang yang diselamatkan, di-
selamatkan melalui hak istimewa.
[2] Ia telah melakukan pekerjaan-Nya sebab Ia mau me-
megang perkataan-Nya. “Ia telah membawa engkau ke-
luar dari Mesir untuk memenuhi sumpah yang telah di-
ikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu.” Tidak ada
dalam diri mereka, atau yang dilakukan oleh mereka,
yang membuat atau bisa membuat Tuhan berutang ke-
pada mereka. Sebaliknya, Tuhan telah menjadikan diri-
Nya sendiri berutang pada janji-Nya sendiri, yang akan
ditepati-Nya kendati dengan ketidaklayakan mereka.
3. Maksud dan tujuan dari kovenan yang ke dalamnya mereka
dibawa. Singkatnya ini, bahwa sama seperti mereka bagi Tuhan ,
demikian pula Tuhan akan begitu bagi mereka. Mereka pasti
akan mendapati Dia sebagai,
(1) Tuhan yang berbaik hati kepada sahabat-sahabat-Nya (ay.
9). “Tuhan Tuhan mu tidak seperti Tuhan -Tuhan bangsa-bangsa
lain, sebab Tuhan -Tuhan mereka itu hanyalah makhluk-
makhluk ciptaan khayalan sendiri, yang hanya cocok di-
jadikan bahan puisi yang menjijikkan, namun tidak pantas
dijadikan sesembahan untuk ibadah yang sungguh-sung-
guh. Tidak, Dia yaitu Tuhan , Tuhan yang sebenar-benarnya,
Dia saja Tuhan , Tuhan yang setia. Ia mampu dan siap bukan
hanya untuk menepati janji-janji-Nya sendiri, namun juga
untuk memenuhi semua harapan yang wajar dari orang-
orang yang menyembah-Nya. Dan Ia pasti akan memegang
kovenan dan belas kasihan,” yaitu, “menunjukkan belas
kasihan sesuai dengan kovenan, kepada orang yang kasih
kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya.” (Dan sia-
sia saja kita mengaku-ngaku mengasihi-Nya, jika kita tidak
menjalankan perintah-perintah-Nya dengan kesadaran hati
nurani). “Dan ini akan dilakukan-Nya” (seperti yang ditam-
bahkan di sini untuk menjelaskan janji dalam perintah
kedua) “bukan hanya kepada beribu-ribu orang, melainkan
juga kepada beribu-ribu keturunan. Begitu tiada habis-
habisnya sumber air itu, tidak putus aliran sungainya!”
(2) Tuhan yang adil terhadap musuh-musuh-Nya: Terhadap diri
setiap orang dari mereka yang membenci Dia, Ia melakukan
pembalasan (ay. 10). Perhatikanlah,
[1] Orang-orang yang sengaja berdosa yaitu pembenci-
pembenci Tuhan . Sebab pikiran duniawi yaitu permu-
suhan terhadap-Nya. Terlebih lagi, para penyembah ber-
hala merupakan musuh-Nya, sebab mereka bersekutu
dengan para pesaing-Nya.
[2] Orang-orang yang membenci Tuhan tidak dapat menya-
kiti-Nya, namun justru malah menghancurkan diri me-
reka sendiri. Ia akan membalas mereka langsung di de-
pan muka mereka, dengan menentang mereka dan me-
lawan segala niat jahat mereka yang tidak ada apa-apa-
nya. Anak-anak panah-Nya dikatakan siap dibidik ke
muka mereka (Mzm. 21:13). Atau, Ia akan mendatang-
kan penghakiman-penghakiman ke atas mereka, yang
bagi mereka sendiri akan tampak sebagai hukuman
yang adil atas penyembahan berhala mereka. Banding-
kan Ayub 21:19, orang itu sendiri diganjar Tuhan , supaya
sadar. Meskipun pembalasan tampak lamban datang-
nya, namun ia tidak bertangguh. Orang fasik dan orang
berdosa akan menerima balasan di atas bumi (Ams.
11:31). Saya tidak dapat melewatkan terjemahan Tar-
gum Yerusalem untuk ayat ini, sebab terjemahan itu
berbicara tentang iman jemaat Yahudi akan keadaan di
masa depan: Ia membalas orang-orang yang membenci-
Kitab Ulangan 7:12-26
Nya dengan upah atas perbuatan-perbuatan baik mereka
di dunia ini, supaya Ia dapat menghancurkan mereka di
dunia yang akan datang.
Peringatan akan Penyembahan Berhala
(7:12-26)
12 “Dan akan terjadi, sebab kamu mendengarkan peraturan-peraturan itu
serta melakukannya dengan setia, maka terhadap engkau TUHAN, Tuhan mu,
akan memegang perjanjian dan kasih setia-Nya yang diikrarkan-Nya dengan
sumpah kepada nenek moyangmu. 13 Ia akan mengasihi engkau, memberkati
engkau dan membuat engkau banyak; Ia akan memberkati buah kandungan-
mu dan hasil bumimu, gandum dan anggur serta minyakmu, anak lembu
sapimu dan anak kambing dombamu, di tanah yang dijanjikan-Nya dengan
sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberi nya kepadamu.
14 Engkau akan diberkati lebih dari pada segala bangsa: tidak akan ada laki-
laki atau perempuan yang mandul di antaramu, ataupun di antara hewan-
mu. 15 TUHAN akan menjauhkan segala penyakit dari padamu, dan tidak ada
satu dari wabah celaka yang kaukenal di Mesir itu akan ditimpakan-Nya ke-
padamu, namun Ia akan mendatangkannya kepada semua orang yang mem-
benci engkau. 16 Engkau harus melenyapkan segala bangsa yang diserahkan
kepadamu oleh TUHAN, Tuhan mu; janganlah engkau merasa sayang kepada
mereka dan janganlah beribadah kepada Tuhan mereka, sebab hal itu akan
menjadi jerat bagimu. 17 Jika sekiranya engkau berkata dalam hatimu: Bang-
sa-bangsa ini lebih banyak dari padaku, bagaimanakah aku dapat mengha-
laukan mereka? 18 maka janganlah engkau takut kepada mereka; ingatlah
selalu apa yang dilakukan TUHAN, Tuhan mu, terhadap Firaun dan seluruh
Mesir, 19 yaitu cobaan-cobaan besar, yang kaulihat dengan matamu sendiri,
tanda-tanda dan mujizat-mujizat, tangan yang kuat dan lengan yang ter-
acung, yang dipakai TUHAN, Tuhan mu, untuk membawa engkau keluar. De-
mikianlah juga akan dilakukan TUHAN, Tuhan mu, terhadap segala bangsa
yang engkau takuti. 20 Lagipula TUHAN, Tuhan mu, akan melepaskan tabuhan
menyerbu mereka, sampai habis binasa orang-orang yang masih tinggal dan
yang menyembunyikan diri terhadap engkau. 21 Janganlah gemetar sebab
mereka, sebab TUHAN, Tuhan mu, ada di tengah-tengahmu, Tuhan yang besar
dan dahsyat. 22 TUHAN, Tuhan mu, akan menghalau bangsa-bangsa ini dari
hadapanmu sedikit demi sedikit; engkau tidak boleh membinasakan mereka
dengan segera, supaya jangan binatang hutan menjadi terlalu banyak mele-
bihi engkau. 23 Demikianlah TUHAN, Tuhan mu, akan menyerahkan mereka
kepadamu dan akan mengacaukan mereka sama sekali, sampai mereka
punah. 24 Raja-raja mereka akan diserahkan-Nya ke dalam tanganmu, se-
hingga engkau menghapuskan nama mereka dari kolong langit; tidak akan
ada yang dapat bertahan menghadapi engkau, sampai engkau memunahkan
mereka. 25 Patung-patung Tuhan mereka haruslah kamu bakar habis; perak
dan emas yang ada pada mereka janganlah kauingini dan kauambil bagi diri-
mu sendiri, supaya jangan engkau terjerat sebab nya, sebab hal itu yaitu
kekejian bagi TUHAN, Tuhan mu. 26 Dan janganlah engkau membawa sesuatu
kekejian masuk ke dalam rumahmu, sehingga engkau pun ditumpas seperti
itu; haruslah engkau benar-benar merasa jijik dan keji terhadap hal itu, se-
bab semuanya itu dikhususkan untuk dimusnahkan.”
626
I. Peringatan akan penyembahan berhala, dan persekutuan dengan
para penyembah berhala, diulangi lagi: “Engkau harus memus-
nahkan orang-orangnya, dan tidak beribadah kepada Tuhan -Tuhan
mereka” (ay. 16). Kita ada dalam bahaya terlibat dengan pekerja-
an-pekerjaan kegelapan jika kita menikmati persekutuan dengan
orang-orang yang melakukan pekerjaan-pekerjaan itu. Di sini juga
ada pengulangan dari perintah untuk menghancurkan patung-
patung mereka (ay. 25-26). Berhala-berhala yang disembah bang-
sa kafir merupakan kekejian bagi Tuhan , dan sebab itu harus
dihancurkan juga. Semua orang yang sungguh-sungguh menga-
sihi Tuhan , membenci apa yang Dia benci. Amatilah bagaimana
perintah ini ditegaskan kepada mereka: Haruslah engkau benar-
benar merasa jijik dan keji terhadap hal itu. Kemarahan kudus
seperti ini haruslah kita rasakan terhadap dosa, kejijikan yang
dibenci Tuhan itu. Mereka tidak boleh menyimpan patung-patung
itu untuk memuaskan ketamakan mereka: Perak dan emas yang
ada pada mereka janganlah kauingini, jangan pula engkau merasa
sayang untuk menghancurkannya. Akhan membayar mahal kare-
na menyimpan barang yang merupakan kekejian itu dan meng-
ubahnya menjadi barang lain untuk dipakainya. Mereka juga
tidak boleh menyimpannya untuk memuaskan rasa ingin tahu
mereka: “Janganlah engkau membawanya ke dalam rumahmu,
untuk digantung sebagai hiasan, atau dipelihara sebagai tugu
peringatan dari zaman kuno. Tidak, lemparkanlah itu ke dalam
api, itulah tempat yang paling cocok untuknya.” Dua alasan dibe-
rikan untuk peringatan ini:
1. Supaya jangan engkau terjerat sebab nya (ay. 25), yaitu, “Su-
paya jangan engkau ditarik, sebelum engkau sadar, untuk me-
nyukai dan mencintainya, untuk menyenangi dan memberinya
penghormatan.”
2. Sehingga engkau pun ditumpas seperti itu (ay. 26; KJV: “Supaya
jangan engkau menjadi terkutuk seperti benda itu”). Orang-
orang yang membuat patung dikatakan menjadi seperti patung
itu, bodoh dan tidak berakal. Di sini mereka dikatakan lebih
buruk dibandingkan patung itu, dikutuk Tuhan dan dipersiapkan
untuk kehancuran. Bandingkanlah kedua alasan ini bersama,
dan amatilah bahwa apa saja yang membawa kita ke dalam
jerat, akan membawa kita ke dalam kutuk.
Kitab Ulangan 7:12-26
II. Janji tentang perkenanan Tuhan kepada mereka, jika mereka mau
taat, dibicarakan panjang lebar dengan cara yang teramat me-
nyentuh, dan dengan ungkapan yang mengalir lancar. Ini menyi-
ratkan betapa sudah merupakan keinginan Tuhan dan demi kepen-
tingan kita sendiri, supaya kita taat beragama. Semua jaminan
diberikan kepada mereka di sini,
1. Bahwa, jika mereka mau berusaha dengan tulus untuk mela-
kukan bagian mereka dari kovenan itu, maka Tuhan pasti akan
melakukan bagian-Nya. Ia akan memegang kasih setia-Nya
yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu
(ay. 12). Marilah kita terus menjalankan kewajiban kita, maka
kita tidak akan ragu akan ketetapan kasih setia Tuhan .
2. Bahwa jika mereka mau mengasihi Tuhan dan beribadah ke-
pada-Nya, dan mengabdikan diri dan milik mereka kepada-
Nya, maka Ia akan mengasihi mereka, memberkati mereka,
dan membuat mereka sangat banyak (ay. 13-14). Jadi apa lagi
yang bisa mereka inginkan untuk membuat mereka bahagia?
(1) “Dia akan mengasihimu.” Ia-lah yang mulai mengasihi kita
(1Yoh. 4:10), dan, jika kita membalas kasih-Nya dengan ber-
bakti sebagai anak, maka, dan hanya dengan begitu, kita
dapat mengharapkan kelanjutan kasih-Nya (Yoh. 14:21).
(2) “Ia akan memberkatimu dengan tanda-tanda kasih-Nya
melebihi segala bangsa.” Jika mereka mau membedakan
diri mereka dari bangsa-bangsa sekitar dengan hanya ber-
ibadah kepada-Nya saja, maka Tuhan akan mengangkat
derajat mereka di atas bangsa-bangsa sekitar dengan ber-
kat-berkat khusus yang luar biasa hanya kepada mereka.
(3) “Ia akan membuat engkau banyak.” Bertambah banyak ada-
lah berkat pada zaman dulu untuk memadati dunia, yang
disebutkan sebanyak dua kali (Kej. 1:28; 9:1), dan di sini
untuk memadati Kanaan, sebuah dunia kecil. Bertambahnya
keluarga maupun ternak mereka dijanjikan. Mereka tidak
akan memiliki harta benda tanpa ahli waris, ataupun ahli
waris tanpa harta benda. namun mereka akan dipuaskan
sepenuhnya dengan memiliki banyak anak dan per-
sediaan yang berlimpah, dan bagian-bagian untuk mereka.
3. Bahwa, jika mereka mau menjaga diri mereka tetap murni dari
penyembahan-penyembahan berhala di Mesir, maka Tuhan
akan menjaga mereka dari terkena wabah celaka di Mesir (ay.
15). Tampaknya ini tidak hanya merujuk pada tulah-tulah
Mesir yang melalui kekuatannya mereka dibebaskan, namun
juga pada suatu penyakit lain yang mewabah di suatu negeri
(sebagaimana kita menyebutnya). Mereka ingat bahwa wabah
penyakit seperti itu merajalela di antara orang-orang Mesir,
dan melaluinya Tuhan telah menghajar orang-orang Mesir
sebab dosa-dosa mereka sebagai bangsa. Penyakit-penyakit
yaitu hamba-hamba Tuhan . Mereka pergi ke mana Ia mengi-
rimkan mereka, dan melakukan apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka. Oleh sebab itu, mematikan dosa jiwa kita
yaitu baik bagi kesehatan tubuh kita.
4. Bahwa, jika mereka mau memusnahkan bangsa-bangsa yang
dipersembahkan bagi mereka, maka mereka harus memusnah-
kan bangsa-bangsa itu, dan seorang pun tidak akan mampu
bertahan di hadapan mereka. Kewajiban mereka dalam hal ini
dengan sendirinya akan menjadi keuntungan mereka: Engkau
harus melenyapkan segala bangsa yang diserahkan kepadamu
oleh TUHAN, Tuhan mu – inilah perintahnya (ay. 16). Dan
TUHAN, Tuhan mu, akan menyerahkan mereka kepadamu dan
akan mengacaukan mereka sama sekali – inilah janjinya (ay.
23). Demikian pula kita diperintahkan untuk tidak membiar-
kan dosa bertakhta, untuk tidak memanjakan diri kita di da-
lamnya atau memberi hati kepadanya, namun untuk membenci-
nya dan berjuang melawannya. Dan sesudah itu Tuhan berjanji
bahwa kita tidak akan dikuasai lagi oleh dosa (Rm. 6:12, 14),
namun bahwa kita akan menjadi lebih dibandingkan pemenang atas-
nya. Selama ini Kanaan menjadi batu sandungan bagi nenek
moyang mereka, sebab sudah lama nenek moyang mereka
mengalami kesulitan dalam menaklukkan Kanaan dan men-
jadi ragu-ragu. sebab itu di sini Musa menyemangati mereka
untuk melawan hal-hal yang mungkin dapat mengecilkan hati
mereka. Ia meminta mereka untuk tidak takut kepada bangsa-
bangsa itu (ay. 18), dan lagi (ay. 21).
(1) Janganlah mereka berkecil hati sebab jumlah dan kekuat-
an musuh-musuh mereka: Janganlah berkata, bangsa-
bangsa ini lebih banyak dari padaku, bagaimanakah aku
dapat menghalaukan mereka? (ay. 17). Kita cenderung ber-
pikir bahwa yang paling banyak pastilah yang akan me-
Kitab Ulangan 7:12-26
nang. Akan namun , untuk membentengi Israel melawan go-
daan ini, Musa mengingatkan mereka akan kehancuran
Firaun dan seluruh kekuatan Mesir (ay. 18-19). Mereka
sudah melihat cobaan-cobaan besar, atau mujizat-mujizat
(demikian Alkitab terjemahan bahasa Aram membacanya),
tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban, yang dengannya
Tuhan telah membawa mereka keluar dari Mesir, supaya Ia
dapat membawa mereka ke Kanaan. Semoga dengan cara
ini mereka dapat dengan mudah melihat bahwa Tuhan dapat
menghalau orang Kanaan (yang, meskipun cukup mena-
kutkan, tidak memiliki berbagai kelebihan seperti yang
dimiliki orang Mesir. Tuhan yang sudah melakukan perkara
yang lebih besar pasti dapat melakukan perkara yang lebih
kecil). Semoga mereka dapat melihat bahwa Ia akan meng-
halau bangsa-bangsa itu, sebab jika mereka tidak bisa
melihat kuasa-Nya ini, maka percuma saja Ia membawa
mereka keluar dari Mesir. Dia yang sudah memulai akan
menyelesaikan. Oleh sebab itu, haruslah engkau selalu
mengingat ini dengan baik (ay. 18). Perkataan dan perbuatan-
perbuatan Tuhan dapat diingat dengan baik jika perkata-
an dan perbuatan-Nya itu dimanfaatkan sebagai penolong
bagi iman dan ketaatan kita. Barang yang disimpan dengan
baik akan selalu tersedia untuk digunakan bila diperlukan.
(2) Janganlah mereka berkecil hati sebab kelemahan dan
kekurangan pasukan mereka sendiri. Sebab Tuhan akan
mengirimkan kepada mereka pasukan-pasukan pembantu
berupa tabuhan, atau lebah penyengat, seperti tafsiran se-
bagian orang (ay. 20), yang ukurannya mungkin lebih besar
dibandingkan lebah biasa. Tabuhan-tabuhan ini akan membuat
musuh-musuh mereka begitu ketakutan dan ngeri (dan
mungkin membuat banyak dari mereka mati), sehingga
tentara-tentara mereka yang amat banyak akan menjadi
mangsa yang empuk bagi Israel. Tuhan menulahi orang
Mesir dengan lalat pikat, namun Ia menulahi orang Kanaan
dengan tabuhan. Orang-orang yang tidak belajar dari peri-
ngatan melalui penghakiman-penghakiman yang lebih kecil
yang menimpa orang lain, dapat menantikan penghakiman-
penghakiman yang lebih besar atas diri mereka sendiri.
namun dorongan besar bagi Israel yaitu bahwa mereka
memiliki Tuhan di tengah-tengah mereka, Tuhan yang be-
sar dan dahsyat (ay. 21). Dan jika Tuhan berpihak pada kita,
jika Tuhan beserta kita, maka kita tidak perlu takut terha-
dap kekuatan makhluk mana pun yang melawan kita.
(3) Janganlah mereka berkecil hati sebab lambannya gerakan
pasukan-pasukan perang mereka, atau berpikir bahwa
orang Kanaan tidak akan pernah ditaklukkan jika tidak
diusir pada tahun pertama. Tidak, orang Kanaan harus di-
halau sedikit demi sedikit, dan tidak dengan segera (ay. 22).
Perhatikanlah, kita tidak boleh berpikir bahwa, sebab
pembebasan jemaat dan kehancuran musuh-musuhnya
tidak terlaksana dengan segera, maka hal itu tidak akan
pernah terlaksana. Tuhan akan melakukan pekerjaan-Nya
sendiri dengan cara dan dalam waktu-Nya sendiri, dan kita
bisa yakin bahwa cara dan waktu-Nya selalu yang terbaik.
Demikian pula kebobrokan dihalau dari hati orang-orang
percaya sedikit demi sedikit. Pekerjaan pengudusan ber-
langsung secara bertahap. namun penghakiman itu akan
terlaksana juga pada akhirnya dengan kemenangan yang
seutuhnya. Alasan yang diberikan di sini (seperti sebelum-
nya, Kel. 23:29-30) yaitu , supaya jangan binatang hutan
menjadi terlalu banyak melebihi engkau. Bumi telah diberi-
kan Tuhan kepada anak-anak manusia. Oleh sebab itu,
lebih baik masih tersisa orang Kanaan yang tetap memiliki
negeri itu sampai bangsa Israel menjadi cukup banyak un-
tuk memadati kembali negeri itu, dibandingkan negeri itu sam-
pai menjadi tempat kediaman serigala, dan lapangan bagi
binatang gurun (Yes. 34:13-14). Sebenarnya, Tuhan bisa saja
mencegah kejahatan yang dapat didatangkan dari binatang-
binatang itu (Im. 26:6). namun kesombongan dan rasa aman,
dan dosa-dosa lain yang biasanya merupakan dampak dari
kemakmuran yang tetap, merupakan musuh yang lebih
berbahaya dibandingkan binatang-binatang di padang. Dan dosa-
dosa ini akan cenderung bertambah banyak atas diri
mereka. Lihat Hakim-hakim 3:1, 4.
PASAL 8
ebelumnya Musa selalu memerintahkan orangtua supaya mena-
namkan firman Tuhan dalam diri anak-anak mereka (6:7). Ia meng-
ajarkan mereka dengan cara sering mengulangi perintah-perintah
yang sama berkali-kali. Dan di sini ia sendiri memakai cara yang
sama dalam mengajar orang-orang Israel sebagai anak-anaknya. Ia
sering menanamkan perintah-perintah dan peringatan-peringatan
yang sama, dengan tujuan atau alasan yang sama untuk menegas-
kannya. Dengan begitu, apa yang sudah begitu sering mereka dengar
dapat tinggal dalam diri mereka. Dalam pasal ini Musa memberi
mereka,
I. Nasihat-nasihat umum supaya berlaku taat (ay. 1, 6).
II. Kenangan akan perkara-perkara besar yang telah dilakukan
Tuhan untuk mereka di padang gurun, sebagai alasan kuat
bagi mereka untuk berlaku taat (ay. 2-5, 15-16).
III. Gambaran akan negeri yang baik yang ke sana Tuhan sedang
membawa mereka sekarang (ay. 7-9).
IV. Peringatan penting untuk melawan godaan-godaan yang me-
reka akan hadapi selama ada dalam keadaan makmur (ay.
10-14 dan 17-18).
V. Peringatan keras akan dampak-dampak mematikan jika me-
reka sampai berpaling dari Tuhan (ay. 19-20).
Perintah kepada Israel,
Melihat Kembali Perjalanan Israel di Waktu Dulu
(8:1-9)
1 “Segenap perintah, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, haruslah
kamu lakukan dengan setia, supaya kamu hidup dan bertambah banyak dan
S
kamu memasuki serta menduduki negeri yang dijanjikan TUHAN dengan
sumpah kepada nenek moyangmu. 2 Ingatlah kepada seluruh perjalanan
yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Tuhan mu, di padang gurun selama
empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai
engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yaitu , apakah eng-
kau berpegang pada perintah-Nya atau tidak. 3 Jadi Ia merendahkan hatimu,
membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak
kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk mem-
buat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, namun
manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN. 4 Pakaianmu tidaklah
menjadi buruk di tubuhmu dan kakimu tidaklah menjadi bengkak selama
empat puluh tahun ini. 5 Maka haruslah engkau insaf, bahwa TUHAN, Tuhan -
mu, mengajari engkau seperti seseorang mengajari anaknya. 6 Oleh sebab itu
haruslah engkau berpegang pada perintah TUHAN, Tuhan mu, dengan hidup
menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan dengan takut akan Dia. 7 Sebab
TUHAN, Tuhan mu, membawa engkau masuk ke dalam negeri yang baik, suatu
negeri dengan sungai, mata air dan danau, yang keluar dari lembah-lembah
dan gunung-gunung; 8 suatu negeri dengan gandum dan jelainya, dengan
pohon anggur, pohon ara dan pohon delimanya; suatu negeri dengan pohon
zaitun dan madunya; 9 suatu negeri, di mana engkau akan makan roti
dengan tidak usah berhemat, di mana engkau tidak akan kekurangan apa
pun; suatu negeri, yang batunya mengandung besi dan dari gunungnya akan
kaugali tembaga.
Perintah yang diberikan kepada mereka di sini sama seperti sebelum-
nya, yaitu berpegang pada semua perintah Tuhan dan melaksanakan-
nya. Ketaatan mereka haruslah,
1. Sepenuh hati: Melakukan dengan setia.
2. Seluruhnya: Melakukan segenap perintah (ay. 1). Dan,
3. berdasar dasar pegangan yang baik, yaitu dengan meman-
dang Tuhan sebagai Tuhan, dan Tuhan mereka. Dan khususnya
dengan rasa takut yang kudus akan Dia (ay. 6), yang timbul dari
rasa hormat terhadap keagungan-Nya, tunduk pada wewenang-
Nya, dan rasa ngeri akan murka-Nya. Untuk menggugah mereka
supaya berlaku taat seperti ini, maka selain menjelaskan keun-
tungan-keuntungan besar yang akan mereka dapatkan, yang di-
nyatakannya di hadapan mereka, bahwa mereka akan hidup dan
bertambah banyak, dan keadaan mereka akan baik-baik saja (ay.
1), ia juga mengarahkan mereka,
I. Untuk melihat kembali ke padang gurun, yang melaluinya Tuhan
sudah membawa mereka sekarang: Ingatlah kepada seluruh per-
jalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Tuhan mu, di
padang gurun selama empat puluh tahun ini (ay. 2). sebab se-
karang mereka sudah cukup umur, dan segera berhak memiliki
pusaka warisan mereka, maka mereka harus diingatkan akan
Kitab Ulangan 8:1-9
hajaran yang harus mereka terima saat mereka masih kecil,
dan cara yang sudah dipakai Tuhan untuk melatih mereka bagi
diri-Nya. Padang gurun yaitu sekolah di mana mereka selama
empat puluh tahun berdiam di dalamnya dan diajar, di bawah
bimbingan para pengajar dan pembimbing. Dan inilah saat untuk
mengingat semuanya itu. Kejadian-kejadian selama empat puluh
tahun terakhir ini sangatlah berkesan dan layak untuk diingat,
sangat berguna dan bermanfaat untuk dikenang kembali, sebab
memberi berbagai macam alasan untuk berlaku taat. Kejadi-
an-kejadian itu dicatat dengan tujuan supaya dapat diingat. Sama
seperti hari raya Paskah merupakan peringatan akan pembebasan
mereka dari Mesir, demikian pula hari raya Pondok Daun merupa-
kan peringatan akan perjalanan mereka melalui padang gurun.
Perhatikanlah, sangat baik bagi kita untuk mengingat semua
jalan-jalan Tuhan , baik Penyelenggaraan maupun rahmat-Nya, yang
dengannya Ia telah memimpin kita melalui padang gurun dunia ini
sampai saat ini. Dengan begitu, kita dapat diyakinkan untuk
beribadah kepada-Nya dengan riang hati dan untuk percaya
kepada-Nya. Jadi, marilah kita mendirikan Eben-Haezer kita.
1. Mereka harus mengingat kesusahan-kesusahan yang ada
kalanya menimpa mereka,
(1) Untuk mematikan kesombongan mereka. Kesusahan itu
yaitu untuk merendahkan hati mereka, supaya mereka
tidak tinggi hati melampaui batas sebab berlimpahnya
mujizat-mujizat yang dikerjakan untuk mereka. Dan su-
paya mereka tidak merasa aman-aman saja, dan merasa
yakin bahwa mereka akan tiba di Kanaan dengan segera.
(2) Untuk menyatakan kebobrokan hati mereka: untuk men-
cobai mereka, supaya mereka dan orang lain mengetahui
semua yang ada dalam hati mereka sebab Tuhan sendiri
mengetahuinya dengan sempurna sebelumnya. Dan supaya
mereka melihat bahwa Tuhan memilih mereka bukan sebab
apa yang ada dalam diri mereka, yang bisa membuat
mereka layak mendapat perkenanan-Nya. Sebab segenap
tingkah laku mereka tidak bisa diatur dan hanya menyulut
murka saja. Banyak perintah yang diberikan Tuhan kepada
mereka tidak diperlukan seandainya mereka tidak dipimpin
melewati padang gurun, seperti perintah-perintah yang ber-
hubungan dengan manna (Kel. 16:28). Tuhan dengan begitu
menguji mereka, seperti orangtua pertama kita diuji de-
ngan pohon-pohon di taman, apakah mereka mau ber-
pegang pada perintah-perintah Tuhan atau tidak. Atau Tuhan
dengan begitu menguji mereka apakah mereka mau mem-
percayai janji-janji-Nya, firman yang telah diperintahkan-
Nya kepada seribu angkatan, dan, dengan bergantung pada
janji-janji-Nya itu, mematuhi perintah-perintah-Nya.
2. Mereka harus mengingat persediaan-persediaan yang selalu
tersedia untuk mereka.
(1) Tuhan sendiri memberi perhatian khusus tentang ma-
kanan, pakaian, dan kesehatan mereka. Lalu apa lagi yang
mereka inginkan?
[1] Mereka memiliki manna sebagai makanan (ay. 3):
Tuhan membiarkan mereka lapar, dan lalu memberi
mereka makan manna, supaya kekurangan mereka yang
demikian hebatnya dapat membuat persediaan itu se-
makin diterima dengan rasa syukur, dan kebaikan Tuhan
kepada mereka dengan pemberian itu semakin meng-
agumkan bagi mereka. Tuhan sering kali membawa
umat-Nya ke tempat yang rendah, supaya Ia mendapat
kehormatan untuk menolong mereka. Dan demikian
pula manna penghiburan-penghiburan sorgawi diberi-
kan kepada orang-orang yang lapar dan haus akan ke-
benaran (Mat. 5:6). Bagi orang yang lapar segala yang
pahit dirasakan manis. Dikatakan tentang manna bah-
wa itu yaitu sejenis makanan yang tidak mereka kenal
dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyang mereka
(ay. 16). Kalaupun mereka mengenal suatu benda yang
kadang-kadang jatuh bersama embun di negeri-negeri
itu, yang sebagian penafsir memang begitu, namun ben-
da itu tidak pernah jatuh dalam jumlah yang begitu
banyak, terus-menerus, di segala musim, begitu lama,
dan hanya di sekitar tempat tertentu. Semuanya ini ter-
amat ajaib, dan tidak pernah terjadi sebelumnya. TUHAN
menciptakan sesuatu yang baru untuk persediaan
mereka. Dan dengan ini Ia mengajar mereka bahwa ma-
nusia hidup bukan dari roti saja. Walaupun Tuhan telah
Kitab Ulangan 8:1-9
menetapkan roti (atau nasi untuk kita – pen.) untuk
menguatkan hati manusia, dan roti biasanya dijadikan
sebagai makanan pokok, namun Tuhan bisa saja, jika Ia
mau, memberi penopang hidup dan makanan tan-
panya. Dan Ia bisa membuat sesuatu yang lain, yang di
luar dugaan kita, sebagai pengganti makanan bagi kita.
Kita bisa hidup dari udara seandainya udara dikudus-
kan untuk kegunaan itu oleh firman Tuhan . Sebab Tuhan
tidak terikat pada sarana-sarana yang biasa dipakai-
Nya. Ia bisa melaksanakan tujuan-tujuan baik-Nya
untuk umat-Nya tanpa sarana-sarana itu. Juruselamat
kita mengutip nas Kitab Suci ini dalam menjawab goda-
an Iblis itu, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi
roti. “Apa perlunya itu?” timpal Kristus. “Bapa-Ku di
sorga dapat memelihara Aku tetap hidup tanpa roti”
(Mat. 4:3-4). Janganlah seorang pun dari anak-anak
Tuhan sampai tidak mempercayai Bapa mereka, atau
mengambil jalan pintas yang berdosa untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan mereka. Dengan satu atau lain
cara, Tuhan akan memberi persediaan untuk mereka
sementara mereka tetap beribadah dan berjalan lurus,
dan sungguh mereka akan diberi makan. Kebenaran ini
bisa diterapkan secara rohani. Firman Tuhan merupakan
wahyu dari kehendak dan anugerah Tuhan , yang jika
diterima sebagaimana mestinya dan disambut dengan
iman, akan menjadi makanan bagi jiwa. Demikian juga,
kehidupan yang ditopang oleh firman Tuhan itu akan
memberi kehidupan bagi manusia, dan kehidupan itu
tidak hanya ditopang oleh roti. Manna itu melambang-
kan Kristus, sang Roti hidup. Dialah Firman Tuhan , oleh-
Nya kita hidup. Tuhan senantiasa memberi kita roti yang
bertahan sampai kehidupan kekal, maka janganlah kita
terganggu oleh makanan yang akan dapat binasa!
[2] Pakaian-pakaian yang mereka kenakan sejak keluar
dari Mesir sampai Kanaan, tidak rusak, setidak-tidak-
nya sebagian besar. Meskipun mereka tidak berganti
pakaian, namun pakaian itu selalu baru, dan tidak
menjadi usang di tubuh mereka (ay. 4). Ini yaitu muji-
zat yang tetap, dan semakin besar lagi mujizat itu jika,
seperti yang dikatakan orang Yahudi, pakaian itu ikut
membesar bersama mereka, sehingga selalu pas dengan
badan mereka. namun jelas bahwa mereka membawa
bungkusan-bungkusan kain dari Mesir di atas bahu
mereka (Kel. 12:34), yang bisa jadi mereka tukar satu
dengan yang lain saat diperlukan. Dan kain-kain ini,
bersama dengan apa yang mereka pakai, sudah men-
cukupi sampai mereka tiba di sebuah negeri di mana
mereka bisa mengenakan pakaian baru.
(2) Melalui cara yang dipakai Tuhan dalam menyediakan ma-
kanan dan pakaian untuk mereka,
[1] Ia merendahkan hati mereka. Mereka dibuat untuk me-
ngendalikan diri saat diikat selama empat puluh
tahun pada makanan yang sama, tanpa hidangan yang
beraneka ragam, dan pada pakaian yang sama, dengan
gaya yang sama. Demikianlah Ia mengajar mereka bah-
wa hal-hal baik yang dirancangkan-Nya untuk mereka
yaitu perlambang dari hal-hal yang lebih baik. Dan
bahwa kebahagiaan manusia tidak diwujudkan dengan
berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari
bersukaria dalam kemewahan. namun kebahagiaan ma-
nusia diwujudkan dengan dibawanya kita ke dalam
perjanjian dan persekutuan dengan Tuhan , dan dengan
belajar hukum-hukum-Nya yang adil. Hukum Tuhan ,
yang diberikan kepada Israel di padang gurun, harus
menjadi pengganti makanan dan pakaian bagi mereka.
[2] Ia menguji mereka, apakah mereka bisa mempercayai-
Nya untuk memberi persediaan bagi mereka saat
segala sarana dan bantuan duniawi gagal. Demikianlah
Ia mengajar mereka untuk hidup dengan bergantung
pada Penyelenggaraan ilahi, dan tidak membuat diri
mereka cemas dengan apa yang akan mereka makan
dan minum, dan apa yang akan mereka pakai. Kristus
ingin supaya murid-murid-Nya belajar pelajaran yang
sama (Mat. 6:25). Dan Ia memakai cara serupa untuk
mengajarkannya kepada mereka, saat Ia mengutus
mereka dengan tiada membawa pundi-pundi atau bekal,
Kitab Ulangan 8:1-9
dan tetap memperhatikan supaya mereka tidak keku-
rangan apa-apa (Luk. 22:35).
[3] Tuhan peduli tentang kesehatan dan kenyamanan mere-
ka. Meskipun mereka bepergian dengan berjalan kaki di
negeri yang kering, yang jalannya kasar serta belum
pernah dilewati orang, namun kaki mereka tidak men-
jadi bengkak. Tuhan melindungi mereka sehingga mereka
tidak terluka akibat hal-hal yang tidak nyaman dalam
perjalanan mereka. Dan belas kasih semacam ini harus-
lah kita akui. Perhatikanlah, orang-orang yang meng-
ikuti pimpinan Tuhan tidak hanya aman, namun juga me-
rasa nyaman. Kaki kita tidak menjadi bengkak selama
kita tetap ada di jalan kewajiban. Jalan pengkhianat-
pengkhianat-lah yang mencelakakan (Ams. 13:15). Tuhan
telah berjanji untuk melindungi langkah kaki orang-
orang yang dikasihi-Nya (1Sam. 2:9).
3. Mereka juga harus mengingat teguran-teguran yang sudah di-
berikan kepada mereka (ay. 5). Selama tahun-tahun pendidik-
an mereka itu, mereka sudah menerima hajaran yang ketat,
dan itu bukannya tidak perlu. Seperti seseorang mengajari
anaknya, demi kebaikan anaknya itu, dan sebab ia mengasihi
anaknya, demikian pula TUHAN, Tuhan mu, mengajari engkau.
Tuhan yaitu Bapa yang penuh kasih dan lemah-lembut terha-
dap semua anak-Nya, namun kalau diperlukan, mereka akan
merasakan sakitnya tongkat hajaran. Israel merasakannya:
mereka dihajar supaya tidak dihukum, dihajar dengan rotan
yang dipakai orang. Bukan seperti orang yang melukai dan
membunuh musuh-musuhnya, yang kehancurannya ia ingini,
melainkan seperti orang yang menghajar anaknya, yang keba-
hagiaan dan kesejahteraannya ia rancangkan. Demikian pula
Tuhan mereka menghajar mereka. Ia menghajar dan mengajar
mereka (Mzm. 94:12). Mereka harus insaf akan hal ini, yaitu,
mereka harus mengakuinya berdasar pengalaman mereka
sendiri bahwa Tuhan telah menghajar mereka dengan kasih
sayang seorang bapak. Dan untuk itu mereka harus memba-
las-Nya dengan penghormatan dan kepatuhan seorang anak.
sebab Tuhan telah menghajar engkau sebagai seorang bapak,
oleh sebab itu (ay. 6) haruslah engkau berpegang pada perin-
tah-Nya. Semua penderitaan kita haruslah kita manfaatkan
seperti ini. Melalui penderitaan-penderitaan itu, hendaklah kita
tergugah dan terpacu untuk melakukan kewajiban kita. Demi-
kianlah mereka diarahkan untuk melihat kembali ke padang
gurun.
II. Musa mengarahkan mereka untuk melihat ke depan ke negeri
Kanaan. Ke sanalah Tuhan sedang membawa mereka sekarang. Ke
mana pun kita melihat, baik ke belakang maupun ke depan, ada
banyak alasan bagi kita untuk berlaku taat. Amatilah,
1. Negeri yang sekarang akan mereka duduki di sini digambarkan
sebagai negeri yang sangat baik, sebab di dalamnya ada sega-
la sesuatu yang diinginkan (ay. 7-9).
(1) Negeri itu banyak airnya, seperti Eden, taman Tuhan. Itu
yaitu suatu negeri dengan sungai, mata air dan danau,
yang menjadikan tanahnya subur. Mungkin ada lebih ba-
nyak air di sana pada waktu itu dibandingkan pada zaman
Abraham, sebab orang Kanaan telah menemukan dan meng-
gali sumur-sumur. Dengan begitu, Israel menuai buah dari
ketekunan mereka dan juga dari kemurahan Tuhan .
(2) Tanahnya menghasilkan segala sesuatu yang baik dengan
sangat berlimpah, bukan hanya untuk kebutuhan pokok,
melainkan juga untuk kenyamanan dan penghiburan hi-
dup manusia. Di negeri nenek moyang mereka, mereka
memiliki roti yang cukup. Itu yaitu negeri jagung,
negeri gandum dan jelai, di mana, dengan perawatan dan
usaha bersama dari para petani, mereka dapat makan roti
tanpa harus berhemat. Itu yaitu negeri yang subur, yang
tidak pernah berubah menjadi tandus kecuali sebab ke-
durjanaan orang-orang yang tinggal di dalamnya. Mereka
tidak hanya memiliki cukup air untuk memuaskan da-
haga mereka, namun juga pohon anggur, yang buahnya dite-
tapkan untuk menyukakan hati. Dan, jika mereka meng-
inginkan makanan-makanan yang lezat, mereka tidak perlu
menyuruh orang lain untuk mendapatkannya dari negeri-
negeri yang jauh, sebab negeri mereka sendiri memiliki
begitu banyak persediaan pohon ara, pohon delima, pohon-
pohon zaitun dari jenis yang terbaik, dan madu, atau pohon
Kitab Ulangan 8:1-9
kurma, begitulah ayat itu harus dibaca menurut sebagian
orang.
(3) Bahkan isi perut buminya pun sangat kaya, meskipun tam-
paknya emas dan perak tidak ada pada mereka. namun ,
raja-raja dari Syeba akan membawa persembahan-persem-
bahan emas dan perak kepada mereka (Mzm. 72:10, 15).
Namun, mereka memiliki banyak jenis logam yang lebih
bermanfaat, yaitu besi dan tembaga. Batu besi dan tam-
bang tembaga ditemukan di perbukitan mereka. Lihat Ayub
28:2.
2. Hal-hal ini disebutkan,
(1) Untuk menunjukkan perbedaan besar antara padang gu-
run yang melaluinya Tuhan telah memimpin mereka dan
negeri yang baik yang ke dalamnya Ia sedang membawa
mereka. Perhatikanlah, orang-orang yang menanggung rasa
tidak nyaman dalam penderitaan dengan sabar dan pasrah,
yang direndahkan hatinya oleh penderitaan itu dan berha-
sil menanggungnya, merekalah yang paling siap untuk
mengalami keadaan-keadaan yang lebih baik.
(2) Untuk menunjukkan kewajiban-kewajiban apa yang meng-
ikat mereka untuk berpegang pada perintah-perintah Tuhan ,
baik dalam rasa syukur atas perkenanan-perkenanan-Nya
kepada mereka maupun dalam kepedulian terhadap kepen-
tingan mereka sendiri, supaya perkenanan-perkenanan itu
berlanjut. Satu-satunya cara untuk tetap menduduki nege-
ri yang baik ini yaitu tetap berada di jalan kewajiban
mereka.
(3) Untuk menunjukkan betapa negeri itu merupakan perlam-
bang dari hal-hal baik yang akan datang. Apa pun yang di-
lihat orang lain, ada kemungkinan bahwa Musa melihat di
dalamnya sebuah perlambang dari negeri yang lebih baik.
Jemaat Injili yaitu Kanaan Perjanjian Baru, yang disirami
dengan Roh dalam karunia-karunia dan anugerah-anuge-
rah-Nya, dan ditanami dengan pohon-pohon kebenaran,
yang menghasilkan buah-buah kebenaran. Sorga yaitu
negeri yang baik, yang di dalamnya tidak ada kekurangan
apa pun, dan di mana ada sukacita yang penuh.
Peringatan-peringatan Berkenaan
dengan Kemakmuran Duniawi
(8:10-20)
10 Dan engkau akan makan dan akan kenyang, maka engkau akan memuji
TUHAN, Tuhan mu, sebab negeri yang baik yang diberikan-Nya kepadamu itu.
11 Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Tuhan mu, dengan
tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusam-
paikan kepadamu pada hari ini; 12 dan supaya, jika engkau sudah makan
dan kenyang, mendirikan rumah-rumah yang baik serta mendiaminya, 13 dan
jika lembu sapimu dan kambing dombamu bertambah banyak dan emas
serta perakmu bertambah banyak, dan segala yang ada padamu bertambah
banyak, 14 jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN,
Tuhan mu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah per-
budakan, 15 dan yang memimpin engkau melalui padang gurun yang besar
dan dahsyat itu, dengan ular-ular yang ganas serta kalajengkingnya dan ta-
nahnya yang gersang, yang tidak ada air. Dia yang membuat air keluar
bagimu dari gunung batu yang keras, 16 dan yang di padang gurun memberi
engkau makan manna, yang tidak dikenal oleh nenek moyangmu, supaya
direndahkan-Nya hatimu dan dicobai-Nya engkau, hanya untuk berbuat baik
kepadamu akhirnya. 17 Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasa-
anku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan
ini. 18 namun haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Tuhan mu, sebab Dialah
yang memberi kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan
maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah ke-
pada nenek moyangmu, seperti sekarang ini. 19 namun jika engkau sama se-
kali melupakan TUHAN, Tuhan mu, dan mengikuti Tuhan lain, beribadah kepa-
danya dan sujud menyembah kepadanya, aku memperingatkan kepadamu
hari ini, bahwa kamu pasti binasa; 20 seperti bangsa-bangsa, yang dibinasa-
kan TUHAN di hadapanmu, kamu pun akan binasa, sebab kamu tidak mau
mendengarkan suara TUHAN, Tuhan mu.”
Sesudah menyebutkan banyak kelimpahan yang akan mereka dapati
di negeri Kanaan, Musa merasa perlu untuk memperingatkan mereka
terhadap penyalahgunaan kelimpahan itu. Ini merupakan dosa yang
akan lebih condong mereka lakukan sebab saat ini mereka sedang
berjalan memasuki kebun anggur Tuhan yang melimpah itu, lang-
sung keluar dari padang gurun yang tandus.
I. Musa mengarahkan mereka pada kewajiban yang harus mereka
jalani saat hidup dalam keadaan makmur (ay. 10). Mereka diper-
bolehkan makan bahkan sampai kenyang, asal jangan terlalu
kenyang dan berlebihan. Namun, mereka harus mengingat Sang
Pemberi yang menyediakan semua itu bagi mereka. Mereka harus
ingat Sang Penyelenggara pesta mereka, dan jangan sekali-kali
lalai mengucap syukur Sesudah makan: Maka engkau akan memuji
TUHAN, Tuhan mu.
Kitab Ulangan 8:10-20
1. Mereka harus berjaga-jaga supaya tidak makan atau minum
berlebihan sampai merasa enggan untuk melakukan kewajiban
memuji Tuhan ini. Sebaliknya, dalam makan dan minum, mereka
harus berusaha beribadah kepada Tuhan dengan hati yang jauh
lebih riang dan lapang.
2. Mereka tidak boleh bersekutu dengan orang-orang yang, keti-
ka sudah makan dan kenyang, memuji Tuhan -Tuhan palsu, se-
perti yang dahulu dilakukan orang-orang Israel sendiri dengan
menyembah anak lembu emas (Kel. 32:6).
3. Apa saja yang menjadi penghiburan mereka, Tuhan haruslah
mendapat kemuliaan darinya. Sama seperti Juruselamat kita
sudah mengajar kita untuk mengucap syukur sebelum makan
(Mat. 14:19-20), demikian pula kita di sini diajar untuk meng-
ucap syukur sesudah makan. Mengucap syukur sebelum
makan yaitu Hosana kita – Tuhan memberkati, dan mengucap
syukur sesudah makan yaitu Haleluya kita – Terpujilah
Tuhan . Mengucap syukurlah dalam segala hal. Dari hukum ini,
orang-orang Yahudi yang saleh menciptakan kebiasaan yang
terpuji untuk memuji Tuhan , bukan hanya pada waktu makan,
melainkan juga dalam kesempatan-kesempatan lain. Jika
mereka minum secawan anggur, mereka mengangkat tangan
dan berkata, terpujilah Dia yang menciptakan buah dari pohon
anggur untuk menyukakan hati. Saat hanya mencium wangi
bunga, mereka berkata, terpujilah Dia yang membuat bunga ini
menjadi manis.
4. saat mereka mengucap syukur atas hasil-hasil negeri, mere-
ka juga harus mengucap syukur atas negeri itu sendiri, yang
diberikan kepada mereka melalui janji. saat kita merasakan
kesenangan dan penghiburan, kita harus memanfaatkan
kesempatan itu untuk bersyukur kepada Tuhan atas penghi-
dupan yang menyukakan hati. Dan saya tidak tahu hal lain
selain bahwa kita dari bangsa ini memiliki banyak alasan
seperti mereka untuk mengucap syukur atas negeri kita yang
baik.
II. Musa mempersenjatai mereka melawan godaan-godaan dari ke-
adaan makmur, dan menyuruh mereka untuk berjaga-jaga ter-
hadapnya: “jika engkau sudah menetap di rumah-rumah yang
bagus yang engkau bangun sendiri,” (ay. 12) sebab meskipun
Tuhan memberi mereka rumah-rumah yang tidak mereka bangun
(6:10), namun rumah-rumah ini tidak akan cukup untuk mereka.
Mereka perlu rumah yang lebih besar dan lebih bagus. “Dan
jika engkau sudah menjadi sangat kaya, banyak ternak, perak
dan emasnya (ay. 13), seperti Abraham (Kej. 13:2), jika segala
yang ada padamu bertambah banyak,”
1. “Maka berjaga-jagalah terhadap kesombongan. Waspyaitu
supaya jangan engkau tinggi hati” (ay. 14). saat harta benda
bertambah, pikiran cenderung terangkat bersamanya, dalam
keangkuhan diri, kepuasan diri, dan kepercayaan diri. Oleh
sebab itu, marilah kita berusaha untuk tetap menjaga roh kita
tetap rendah dalam keadaan yang tinggi. Kerendahan hati ada-
lah ketenangan dan juga perhiasan dari kemakmuran. Waspa-
dalah supaya engkau tidak mengucapkan, sekalipun itu dalam
hatimu, kata-kata yang sombong itu, kekuasaanku dan ke-
kuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan
ini (ay. 17). Perhatikanlah, kita tidak boleh mengambil pujian
atas kemakmuran kita untuk diri kita sendiri, atau mengait-
kannya dengan kepintaran atau ketekunan kita. Sebab roti
tidak selalu untuk yang berhikmat, dan kekayaan bukan untuk
yang cerdas (Pkh. 9:11). Mempersembahkan korban untuk
pukat kita sendiri (Hab. 1:16) yaitu penyembahan berhala
secara rohani.
2. “Maka berjaga-jagalah supaya engkau tidak melupakan Tuhan .”
Hal ini mengikuti tinggi hati. Sebab dengan batang hidungnya
yang ke ataslah orang fasik tidak mencari Tuhan (Mzm. 10:4).
Orang-orang yang mengagumi diri mereka sendiri memandang
rendah Tuhan .
(1) “Jangan lupakan kewajibanmu terhadap Tuhan ” (ay. 11).
Kita melupakan Tuhan jika kita tidak berpegang pada perin-
tah-perintah-Nya. Kita melupakan wewenang-Nya atas diri
kita, dan kewajiban-kewajiban serta harapan-harapan kita
terhadap-Nya, jika kita tidak patuh pada hukum-hukum-
Nya. saat orang bertambah kaya, mereka tergoda untuk
berpikir bahwa agama yaitu hal yang tidak perlu. Mereka
bahagia tanpa agama, dan menganggap agama sebagai se-
suatu yang ada di bawah mereka dan terlalu keras untuk
mereka. Martabat mereka melarang mereka untuk mem-
Kitab Ulangan 8:10-20
643
bungkuk, dan kebebasan mereka melarang mereka untuk
melayani. namun kita sungguh teramat sangat tidak tahu
berterima kasih jika semakin baik Tuhan terhadap kita,
semakin buruklah kita terhadap-Nya.
(2) “Jangan lupakan bagaimana perlakuan-perlakuan Tuhan
yang dulu terhadapmu. Pembebasanmu dari Mesir (ay. 14),
dan persediaan yang dibuat-Nya untukmu di padang
gurun, padang gurun yang besar dan dahsyat itu.” Jangan
sekali-kali mereka melupakan segala kengerian padang
gurun yang tertanam dalam diri mereka. Di Yeremia 2:6
padang gurun itu disebut tanah yang gelap (KJV: bayang-
bayang kematian). Di sana Tuhan melindungi mereka se-
hingga mereka tidak dibinasakan oleh ular-ular ganas dan
kalajengking, meskipun ada kalanya Ia memakai ular dan
kalajengking untuk menghajar mereka. Di sana Ia meme-
lihara mereka sehingga mereka tidak binasa sebab keku-
rangan air. Ia melimpahi mereka dengan air yang keluar
dari gunung batu (ay. 15), yang (menurut Uskup Patrick)
sangka orang akan keluar api darinya. Di sana Ia memberi
mereka makan manna, yang sudah diceritakan sebelumnya
(ay. 3), dengan memberi perhatian untuk membuat mereka
tetap hidup, supaya Ia dapat berbuat baik kepada mereka
akhirnya (ay. 16). Perhatikanlah, Tuhan menyimpan yang
terbaik untuk diberikan pada saat terakhir bagi Israel
milik-Nya. Betapa pun Ia tampak memperlakukan mereka
dengan keras di jalan, Ia tidak akan gagal untuk berbuat
baik kepada mereka pada akhirnya.
(3) “Jangan lupakan tangan Tuhan dalam kemakmuran yang
engkau rasakan pada saat ini (ay. 18). Ingat bahwa Dialah
yang memberimu kekayaan, sebab Dia memberi kepada-
mu kekuatan untuk memperoleh kekayaan.” Lihatlah di sini
bagaimana pemberian Tuhan dan berkat yang kita terima
diselaraskan, dan coba terapkan itu pada kekayaan rohani.
yaitu kewajiban kita untuk memperoleh hikmat, dan jika
kita memperoleh pengertian, maka itu mengungguli semua
hal yang kita peroleh. Meskipun demikian, anugerah Tuhan -
lah yang memberi hikmat. Dan saat kita sudah mem-
perolehnya, kita tidak boleh berkata, kekuatan tangan kita-
lah yang mengusahakannya. Sebaliknya, kita harus meng-
akui bahwa Tuhan lah yang memberi kita kekuatan untuk
mendapatkannya. Dan sebab itu, kepada-Nyalah kita
harus memberi pujian dan menguduskan penggunaan-
nya. Berkat Tuhan di tangan orang rajin menjadikan kaya,
baik untuk dunia ini maupun untuk dunia lain. Ia mem-
berikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan,
bukan untuk memuaskanmu, dan membuatmu nyaman,
melainkan terlebih supaya Ia dapat meneguhkan kovenan-
Nya. Semua karunia Tuhan diberikan untuk memenuhi
janji-janji-Nya.
III. Musa mengulangi peringatan yang baik yang sering diberikannya
kepada mereka tentang akibat-akibat yang mematikan dari ke-
murtadan mereka terhadap Tuhan (ay. 19-20). Amatilah,
1. Bagaimana Musa menggambarkan dosa kemurtadan itu. Ke-
murtadan yaitu melupakan Tuhan , dan lalu menyem-
bah Tuhan -Tuhan lain. Orang pasti akan jatuh ke dalam kefasik-
an, jika mereka membuang pemikiran-pemikiran tentang Tuhan
dari pikiran mereka. Dan, begitu perasaan-perasaan terputus
dari Tuhan , maka perasaan-perasaan itu pun akan terarah
pada berhala yang sia-sia.
2. Bagaimana Musa menyatakan murka dan kehancuran atas
mereka sebab kemurtadan itu: “Jika kamu melakukannya,
kamu pasti binasa, dan kekuasaan serta kekuatan tanganmu,
yang begitu engkau bangga-banggakan, tidak dapat menolong-
mu. Bahkan, kamu akan binasa seperti bangsa-bangsa yang
dihalau dari hadapanmu. Tuhan tidak akan lagi mengindahkan
kamu, kendati dengan kovenan-Nya denganmu dan hubung-
anmu dengan-Nya, sama seperti Ia tidak mengindahkan bang-
sa-bangsa lain, jika kamu tidak mau taat dan setia kepada-
Nya.” Siapa yang mengikuti orang lain dalam dosa, pasti akan
ikut binasa bersama mereka. Jika kita berbuat seperti yang
diperbuat para pendosa, maka bersiap-siaplah untuk meng-
alami nasib yang sama seperti para pendosa.
PASAL 9
ancangan Musa dalam pasal ini yaitu untuk meyakinkan umat
Israel bahwa mereka sama sekali tidak layak untuk menerima
dari Tuhan perkenanan-perkenanan luar biasa yang sekarang akan
dianugerahkan ke atas mereka, dengan menuliskan perkataan beri-
kut ini, seolah-olah dalam huruf besar sebagai butir pokok piagam
mereka, “Bukan sebab kamu, ketahuilah itu” (Yeh. 36:32).
I. Musa meyakinkan mereka akan kemenangan atas musuh-
musuh mereka (ay. 1-3).
II. Musa memperingatkan mereka untuk tidak menganggap ke-
berhasilan mereka terjadi berkat jasa mereka sendiri, melain-
kan berkat keadilan Tuhan , yang dinyatakan melawan musuh-
musuh mereka, dan berkat kesetiaan-Nya, yang dinyatakan
kepada nenek moyang mereka (ay. 4-6).
III. Untuk membuat jelas bahwa mereka tidak beralasan untuk
memegahkan jasa-jasa mereka sendiri, Musa menyebutkan
kesalahan-kesalahan mereka, dan menunjukkan kepada umat
Israel pelanggaran-pelanggaran mereka, dan kepada kaum
keturunan Yakub dosa-dosa mereka. Secara umum, dari se-
mula mereka sudah menjadi umat yang menyulut murka Tuhan
(ay. 7-24). Secara khusus,
1. Dalam perkara anak lembu tuangan, yang kisahnya di-
ceritakan Musa secara panjang lebar (ay. 8-21).
2. Musa menyebutkan beberapa contoh lain dari pemberon-
takan mereka (ay. 22-23). Dan,
3. Musa kembali, pada ayat 25, berbicara tentang dirinya
yang sudah menjadi pengantara bagi mereka di Horeb, un-
tuk mencegah mereka dibinasakan sebab peristiwa anak
lembu tuangan.
R
Kemenangan Dijanjikan
(9:1-6)
1 “Dengarlah, hai orang Israel! Engkau akan menyeberangi sungai Yordan
pada hari ini untuk memasuki serta menduduki daerah bangsa-bangsa yang
lebih besar dan lebih kuat dari padamu, yaitu kota-kota besar yang kubu-
kubunya sampai ke langit – 2 suatu bangsa yang besar dan tinggi, orang
Enak, yang kaukenal dan yang tentangnya kaudengar orang berkata: Siapa-
kah yang dapat bertahan menghadapi orang Enak? 3 Maka ketahuilah pada
hari ini, bahwa TUHAN, Tuhan mu, Dialah yang berjalan di depanmu laksana
api yang menghanguskan; Dia akan memunahkan mereka dan Dia akan
menundukkan mereka di hadapanmu. Demikianlah engkau akan menghalau
dan membinasakan mereka dengan segera, seperti yang dijanjikan kepadamu
oleh TUHAN. 4 Janganlah engkau berkata dalam hatimu, jika TUHAN,
Tuhan mu, telah mengusir mereka dari hadapanmu: sebab jasa-jasakulah
TUHAN membawa aku masuk menduduki negeri ini; padahal sebab ke-
fasikan bangsa-bangsa itulah TUHAN menghalau mereka dari hadapanmu.
5 Bukan sebab jasa-jasamu atau sebab kebenaran hatimu engkau masuk
menduduki negeri mereka, namun sebab kefasikan bangsa-bangsa itulah,
TUHAN, Tuhan mu, menghalau mereka dari hadapanmu, dan supaya TUHAN
menepati janji yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyang-
mu, yaitu Abraham, Ishak dan Yakub. 6 Jadi ketahuilah, bahwa bukan kare-
na jasa-jasamu TUHAN, Tuhan mu, memberi kepadamu negeri yang baik
itu untuk diduduki. sebetulnya engkau bangsa yang tegar tengkuk!”
Adanya seruan untuk meminta perhatian (ay. 1), dengarlah, hai orang
Israel, menyatakan bahwa ini yaitu khotbah yang baru, yang disam-
paikan beberapa waktu lama sesudah khotbah sebelumnya, mungkin
pada hari Sabat berikutnya.
I. Musa menggambarkan kepada umat Israel kekuatan yang mena-
kutkan dari para musuh yang sekarang harus mereka hadapi (ay.
1). Bangsa-bangsa yang harus mereka halau itu lebih kuat dari-
pada mereka, bukan gerombolan orang yang kasar dan tidak tahu
aturan, yang mudah dijadikan mangsa. Sebaliknya, saat mere-
ka berhasil mengepung bangsa-bangsa itu, mereka akan menda-
pati bahwa kota-kota mereka dibentengi dengan kuat, menurut
ukuran ilmu perbentengan pada waktu itu. saat mereka meng-
hadapi bangsa-bangsa itu di medang perang, mereka akan men-
dapati bahwa bangsa-bangsa itu besar dan tinggi, dan tentang
mereka tersiar kabar bahwa tidak ada yang dapat bertahan meng-
hadapi mereka (ay. 2). Gambaran ini hampir sama dengan gam-
baran yang sudah dibuat oleh para pengintai yang jahat (Bil.
13:28, 33), namun itu dibuat dengan maksud yang sangat berbeda.
Gambaran yang dibuat oleh para pengintai jahat itu dimaksudkan
untuk menjauhkan bangsa Israel dari Tuhan dan mengecilkan
Kitab Ulangan 9:1-6
harapan mereka kepada-Nya. sedang gambaran yang dibuat
Musa ini yaitu untuk mendorong mereka datang kepada Tuhan
dan menumbuhkan harapan mereka kepada-Nya, sebab tidak ada
kuasa yang kurang dari yang mahakuasa yang dapat membuat
mereka aman dan menang.
II. Musa meyakinkan mereka akan kemenangan, melalui hadirat
Tuhan bersama mereka, kendati dengan besarnya kekuatan musuh
(ay. 3). “Oleh sebab itu, pahamilah apa yang harus engkau per-
caya agar berhasil, dan jalan mana yang harus engkau tempuh.
Tuhan Tuhan mulah yang pergi mendahuluimu, bukan hanya seba-
gai pemimpinmu, atau panglima besarmu, untuk memberi
arahan, melainkan juga sebagai api yang menghanguskan, untuk
melaksanakan penghukuman di antara musuh-musuh. Camkan-
lah, Tuhan akan menghancurkan mereka, dan pada saat itu eng-
kau akan menghalau mereka. Engkau tidak dapat menghalau
mereka, kecuali Tuhan membinasakan dan menundukkan mereka.
namun Ia tidak akan membinasakan dan menundukkan mereka,
kecuali engkau menetapkan hatimu dengan sungguh-sungguh
untuk menghalau mereka.” Kita harus melakukan usaha kita
dengan bergantung pada anugerah Tuhan , dan kita akan beroleh
anugerah itu jika kita melakukan usaha kita.
III. Musa memperingatkan mereka untuk tidak membiarkan adanya
pemikiran sekecil apa pun bahwa mereka berjasa, seolah-olah
jasa mereka itu membuat mereka mendapat perkenanan ini dari
tangan Tuhan : “Janganlah engkau berkata, sebab jasa-jasakulah,
entah berkenaan dengan tabiat baikku atau sebagai imbalan
untuk suatu pelayanan yang baik, TUHAN membawa aku masuk
menduduki negeri ini (ay. 4). Janganlah pernah berpikir bahwa itu
terjadi sebab jasa-jasamu atau kebenaran hatimu, bahwa itu
terjadi dengan mempertimbangkan perilakumu yang baik atau
kecenderungan hatimu yang baik” (ay. 5). Hal itu ditegaskan
sekali lagi (ay. 6), sebab sukar menyadarkan orang dari kesom-
bongan atas jasa mereka sendiri. Walaupun begitu hal itu sangat
perlu dilakukan: “Ketahuilah yaitu pahamilah, percayailah, dan
pertimbangkanlah, bahwa bukan sebab jasa-jasamu TUHAN,
Tuhan mu, memberi kepadamu negeri ini. Seandainya engkau
harus mendapatkan negeri ini dengan syarat itu, maka engkau
648
tidak akan pernah dapat memasukinya untuk selama-lamanya,
sebab sebetulnya engkau bangsa yang tegar tengkuk.” Perhati-
kanlah, sama seperti diperolehnya Kanaan sorgawi oleh kita harus
dikaitkan dengan kuasa Tuhan dan bukan dengan kekuatan kita
sendiri, demikian pula hal itu harus dikaitkan dengan anugerah
Tuhan dan bukan dengan jasa kita sendiri. Di dalam Kristuslah
kita memiliki baik kebenaran maupun kekuatan. Oleh sebab itu,
di dalam Dialah kita harus bermegah, dan bukan di dalam diri
kita sendiri, atau suatu kemampuan kita sendiri.
IV. Musa menyiratkan kepada mereka alasan-alasan yang sebenarnya
mengapa Tuhan mau mengambil negeri yang baik ini dari tangan
orang Kanaan, dan memberi nya kepada Israel. Alasan-alasan
itu bersumber dari kehormatan-Nya sendiri, bukan dari apa yang
pantas didapatkan Israel.
1. Tuhan akan dihormati dalam kehancuran para penyembah ber-
hala. Penyembah-penyembah berhala itu sudah selayaknya
dipandang sebagai para pembenci Tuhan , dan sebab nya Ia
akan membalaskan kesalahan mereka kepada diri mereka sen-
diri. sebab kefasikan bangsa-bangsa itulah Tuhan menghalau
mereka (ay. 4), dan lagi (ay. 5). Semua yang ditolak Tuhan ,
ditolak sebab kefasikan mereka sendiri. namun tak satu pun
dari orang-orang yang diterima-Nya, diterima sebab jasa-jasa
mereka sendiri.
2. Tuhan akan dihormati dalam penggenapan janji-Nya kepada
orang-orang yang mengikat perjanjian dengan-Nya. Tuhan telah
bersumpah kepada para bapak leluhur, yang mengasihi-Nya
dan meninggalkan semuanya untuk mengikuti Dia, bahwa Ia
akan memberi negeri ini kepada keturunan mereka. Oleh
sebab itu, Ia akan meneguhkan kasih setia yang dijanjikan itu
kepada beribu-ribu orang yang kasih kepada-Nya dan berpe-
gang pada perintah-Nya. Ia tidak akan membiarkan janji-Nya
gagal. Demi nenek moyang merekalah mereka dikasihi (Rm.
11:28). Dengan demikian, tidak ada tempat untuk bermegah
untuk selama-lamanya. Lihat Efesus 1:9, 11.
Kitab Ulangan 9:7-29
649
Israel Diperingatkan akan
Pemberontakan-pemberontakan mereka
(9:7-29)
7 “Ingatlah, janganlah lupa, bahwa engkau sudah membuat TUHAN, Tuhan mu,
gusar di padang gurun. Sejak engkau keluar dari tanah Mesir sampai kamu
tiba di tempat ini, kamu menentang TUHAN.8 Di Horeb kamu sudah mem-
buat TUHAN gusar, bahkan TUHAN begitu murka kepadamu, hingga Ia mau
memunahkan kamu. 9 Sesudah aku mendaki gunung untuk menerima loh-loh
batu, loh-loh perjanjian yang diikat TUHAN dengan kamu, maka aku tinggal
empat puluh hari empat puluh malam lamanya di gunung itu; roti tidak
kumakan dan air tidak kuminum. 10 TUHAN memberi kepadaku kedua
loh batu, yang ditulisi jari Tuhan , di mana ada segala firman yang diucapkan
TUHAN kepadamu di gunung itu dari tengah-tengah api, pada hari perkum-
pulan. 11 Sesudah lewat empat puluh hari empat puluh malam itu, maka
TUHAN memberi kepadaku kedua loh batu, loh-loh perjanjian itu. 12 Lalu
berfirmanlah TUHAN kepadaku: Bangunlah, turunlah dengan segera dari
sini, sebab bangsamu, yang kaubawa keluar dari Mesir, telah berlaku busuk;
mereka segera menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka;
mereka telah membuat patung tuangan. 13 Lagi TUHAN berfirman kepadaku:
Telah Kulihat bangsa ini dan sebetulnya mereka yaitu bangsa yang
tegar tengkuk. 14 Biarkanlah Aku, maka Aku akan memunahkan mereka dan
menghapuskan nama mereka dari kolong langit; namun dari padamu akan
Kubuat suatu bangsa yang lebih berkuasa dan lebih banyak dari pada
bangsa ini. 15 Sesudah itu berpalinglah aku, lalu turun dari gunung yang se-
dang menyala itu dengan kedua loh perjanjian di kedua tanganku. 16 Lalu
aku menyaksikan, bahwa sebetulnya kamu telah berbuat dosa terhadap
TUHAN, Tuhan mu: kamu telah membuat suatu anak lembu tuangan, kamu
telah segera menyimpang dari jalan yang diperintahkan TUHAN kepadamu.
17 Maka kupeganglah kuat-kuat kedua loh itu, kulemparkan dari kedua
tanganku, kupecahkan di depan matamu. 18 Sesudah itu aku sujud di ha-
dapan TUHAN, empat puluh hari empat puluh malam lamanya, seperti yang
pertama kali – roti tidak kumakan dan air tidak kuminum – sebab segala
dosa yang telah kamu perbuat, yaitu kamu melakukan apa yang jahat di
mata TUHAN, sehingga kamu menimbulkan sakit hati-Nya. 19 Sebab aku gen-
tar sebab murka dan kepanasan amarah yang ditimpakan TUHAN kepada-
mu, sampai Ia mau memunahkan kamu. namun sekali ini pun TUHAN men-
dengarkan aku. 20 Juga kepada Harun TUHAN begitu murka, hingga Ia mau
membinasakannya; maka pada waktu itu aku berdoa untuk Harun juga.
21 namun hasil perbuatanmu yang berdosa, yaitu anak lembu itu, kuambil,
kubakar, kuhancurkan dan kugiling baik-baik sampai halus, menjadi abu,
lalu abunya kulemparkan ke dalam sungai yang mengalir turun dari gunung.
22 Juga di Tabera, di Masa dan di Kibrot-Taawa, kamu selalu membuat
TUHAN gusar. 23 Dan saat TUHAN menyuruh kamu pergi dari Kadesh-
Barnea dengan berfirman: Majulah dan dudukilah negeri yang Kuberikan ke-
padamu itu, maka kamu menentang titah TUHAN, Tuhan mu; kamu tidak per-
caya kepada-Nya dan tidak mendengarkan suara-Nya. 24 Bahkan kamu
menentang TUHAN, sejak aku mengenal kamu. 25 Maka aku sujud di hadap-
an TUHAN – empat puluh hari empat puluh malam lamanya aku sujud –, ka-
rena TUHAN telah berfirman akan memunahkan kamu, 26 dan aku berdoa
kepada TUHAN, kataku: Ya, Tuhan Tuhan , janganlah musnahkan umat
milik-Mu sendiri, yang Kautebus dengan kebesaran-Mu, dan yang Kaubawa
keluar dari Mesir dengan tangan yang kuat. 27 Ingatlah kepada hamba-
hamba-Mu, kepada Abraham, Ishak dan Yakub; janganlah perhatikan kete-
garan bangsa ini ataupun kefasikannya dan dosanya, 28 supaya negeri, dari
650
mana Engkau membawa kami keluar, jangan berkata: Sebab TUHAN tidak
dapat membawa mereka masuk ke negeri yang dijanjikan-Nya kepada me-
reka, dan sebab benci-Nya kepada mereka, maka Ia membawa mereka keluar
untuk membunuh mereka di padang gurun. 29 Bukankah mereka itu umat
milik-Mu sendiri, yang Kaubawa keluar dengan kekuatan-Mu yang besar dan
dengan lengan-Mu yang teracung?”
Supaya bangsa Israel tidak memiliki alasan untuk berpikir bahwa
Tuhan membawa mereka ke Kanaan sebab jasa-jasa mereka, Musa di
sini menunjukkan kepada mereka betapa merupakan keajaiban belas
kasihan bahwa mereka tidak dibinasakan sejak dulu di padang
gurun: “Ingatlah, janganlah lupa, bahwa engkau sudah membuat
TUHAN, Tuhan mu, gusar (ay. 7). Bukannya mengejar perkenanan-Nya,
engkau malah sudah berkali-kali membiarkan dirimu terbuka untuk
ditimpa murka-Nya.” Tindakan-tindakan nenek moyang mereka yang
menyulut murka Tuhan di sini didakwakan kepada mereka. Sebab,
seandainya Tuhan memperlakukan nenek moyang mereka sesuai
dengan apa yang pantas mereka dapatkan, maka angkatan ini tidak
akan pernah ada, apalagi sampai memasuki tanah Kanaan. Kita cen-
derung melupakan tindakan-tindakan kita yang menyulut murka,
terutama saat sakitnya pukulan tongkat telah berlalu. Kita perlu
sering diingatkan akan tindakan-tindakan kita itu, supaya kita tidak
sekali-kali menyombongkan jasa-jasa kita sendiri. Dengan alasan
yang kuat, yaitu kesalahan yang meliputi seluruh umat manusia,
Paulus menyatakan bahwa kita tidak dapat dibenarkan di hadapan
Tuhan dengan perbuatan-perbuatan kita sendiri (Rm. 3:19-20). Jika
perbuatan-perbuatan kita menghukum kita, maka perbuatan-per-
buatan itu tidak akan membenarkan kita. Amatilah:
1. Mereka telah menjadi umat yang membuat Tuhan gusar sejak
mereka keluar dari Mesir (ay. 7). Empat puluh tahun, dari awal
sampai akhir, Tuhan dan Musa merasa jemu kepada mereka. Sa-
ngat menyedihkan tabiat yang digambarkan Musa tentang mereka
sekarang saat hendak berpisah: Bahkan kamu menentang
TUHAN, sejak aku mengenal kamu (ay. 24). Tidak lama Sesudah
mereka dibentuk menjadi sebuah umat, segera muncul perpecah-
an di antara mereka, yang dalam setiap kesempatan maju menen-
tang Tuhan dan pemerintahan-Nya. Meskipun sejarah Musa hanya
mencatat sedikit kejadian di luar kejadian-kejadian pada tahun
pertama dan tahun terakhir dari empat puluh tahun itu, namun
tampak melalui gambaran umum ini bahwa tahun-tahun selebih-
Kitab Ulangan 9:7-29
651
nya tidak jauh lebih baik, melainkan satu tindakan yang menyu-
lut murka secara berkelanjutan.
2. Bahkan di Horeb mereka membuat patung anak lembu dan me-
nyembahnya (ay. 8, dst.). Itu yaitu dosa yang begitu keji, dan
beberapa hal yang memperberatnya membuat dosa itu menjadi luar
biasa berdosa, sehingga mereka pantas ditegur sebab nya dalam
setiap kesempatan. Dosa itu dilakukan tepat di mana diberikan
hukum yang secara jelas melarang mereka untuk menyembah Tuhan
melalui patung-patung, dan saat gunung Horeb masih menyala
di depan mata mereka, dan Musa telah naik ke atas untuk meng-
ambil bagi mereka loh batu yang bertuliskan hukum Tuhan . Mereka
telah segera menyimpang (ay. 16).
3. Tuhan sangat murka terhadap mereka sebab dosa mereka. Ja-
nganlah kiranya mereka berpikir bahwa Tuhan mengabaikan kesa-
lahan yang telah mereka lakukan, dan memberi mereka tanah
Kanaan sebab apa yang baik dalam diri mereka. Tidak! Tuhan
sudah mau memunahkan mereka (ay. 8), dapat dengan mudah
melakukannya, dan tidak akan dirugikan sedikit pun olehnya. Ia
bahkan ingin agar Musa membiarkan-Nya melakukan itu (ay. 13-
14). Melalui hal ini tampaklah betapa kejinya dosa mereka, sebab
Tuhan tidak pernah murka terhadap siapa pun melebihi alasan
yang pantas untuk itu, seperti yang sering dilakukan manusia.
Musa sendiri, sekalipun seorang sahabat dan orang kesayangan
Tuhan , gemetar terhadap murka Tuhan yang dinyatakan dari sorga
atas kefasikan dan kelaliman mereka (ay. 19): Aku gentar sebab
murka TUHAN, gentar mungkin bukan hanya untuk mereka saja,
melainkan juga untuk dirinya sendiri (Mzm. 119:120).
4. sebab dosa mereka, mereka telah melanggar kovenan dengan
Tuhan , dan telah kehilangan semua hak istimewa dari kovenan itu,
yang ditandakan Musa kepada mereka dengan memecahkan kedua
loh itu (ay. 17). Surat cerai diberikan kepada mereka, dan untuk
seterusnya mereka dengan wajar dapat ditinggalkan untuk
selamanya, sehingga mulut mereka pasti terkatup dan tidak dapat
menyerukan jasa-jasa mereka sendiri. Tuhan , pada dasarnya, telah
menyangkal mereka, saat Ia berkata kepada Musa (ay. 12),
“Mereka yaitu bangsamu, mereka bukan umat-Ku, tidak pula
akan diperlakukan sebagai umat-Ku.”
5. Harun sendiri tertimpa murka Tuhan sebab dosa itu, meskipun
dia yaitu orang kudus Tuhan, dan hanya sebab kegegabahan
652
atau ketakutan ia terbawa ke dalam persekongkolan dengan me-
reka dalam dosa itu: Juga kepada Harun TUHAN begitu murka (ay.
20). Kedudukan atau tabiat manusia yang bagaimana pun tidak
dapat melindunginya dari murka Tuhan , jika dia turut mengambil
bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuah-
kan apa-apa. Harun sendiri, yang seharusnya mengadakan kor-
ban pendamaian bagi mereka jika memang kejahatan itu dapat
dibersihkan melalui korban dan persembahan, malah tertimpa
murka Tuhan . Betapa mereka tidak mempertimbangkan apa yang
mereka lakukan saat menyeretnya ke dalam dosa itu.
6. Dengan susah payah dan kehadiran yang sangat lamalah Musa
sendiri pada akhirnya berhasil meredakan murka Tuhan , dan men-
cegah mereka dari kehancuran yang sehabis-habisnya. Ia ber-
puasa dan berdoa selama empat puluh hari empat puluh malam
penuh sebelum dapat memperoleh pengampunan bagi mereka (ay.
18). Menurut sebagian penafsir, dua kali empat puluh hari (ay.
25), sebab dikatakan aku sujud pertama kali (KJV), sementara ke-
perluannya pada empat puluh hari pertama bukanlah keperluan
semacam itu. Sebagian penafsir yang lain berpendapat bahwa itu
hanya satu kali empat puluh hari, meskipun disebutkan dua kali,
seperti yang disebutkan juga dalam pasal 10:10. namun ini sudah
cukup untuk membuat mereka merasakan betapa besar murka
Tuhan terhadap mereka, dan betapa sempit jalan keluar yang dapat
mereka lewati untuk menyelamatkan hidup mereka. Dalam hal ini
tampaklah besarnya murka Tuhan terhadap seluruh umat manu-
sia, sehingga tidak ada pribadi yang kurang dari Anak-Nya, dan
tidak ada harga yang kurang dari darah Anak-Nya sendiri, yang
dapat meredakan murka itu. Musa di sini memberi tahu mereka
inti dari doa syafaatnya bagi mereka. Ia terpaksa mengakui kete-
garan, kefasikan, dan dosa mereka (ay. 27). Sungguh buruk tabiat
mereka jika orang yang tampil sebagai pembela mereka tidak
dapat menggambarkan hal yang baik tentang mereka, dan tidak
memiliki hal lain untuk dikatakan atas nama mereka selain
bahwa Tuhan telah melakukan perkara-perkara besar bagi mereka,
yang benar-benar hanya memperberat kejahatan mereka (ay. 26).
Bahwa mereka yaitu keturunan dari nenek moyang yang baik
(ay. 27), yang bisa juga dibuat berbalik melawan Musa, sebagai
sesuatu yang membuat masalahnya menjadi lebih buruk, dan
bukan lebih baik. Dan bahwa orang Mesir akan dapat mencela
Kitab Ulangan 9:7-29
653
Tuhan , jika Ia sampai membinasakan mereka, sebab tidak sang-
gup menyempurnakan apa yang telah dikerjakan-Nya bagi mereka
(ay. 28). Seruan ini dapat dijawab dengan mudah saja: tidak
peduli apa yang dikatakan orang Mesir, selama langit mencerita-
kan kebenaran Tuhan . Dengan begitu, diselamatkannya mereka
dari kehancuran pada waktu itu yaitu semata-mata berkat belas
kasihan Tuhan , dan desakan Musa, bukan sebab jasa-jasa apa
pun dari mereka, yang dapat dipersembahkan bahkan sekadar
untuk meringankan pelanggaran mereka.
7. Untuk membuat mereka merasa lebih terenyuh oleh kehancuran
yang hampir menimpa mereka pada waktu itu, Musa menjelaskan
secara sangat terperinci tentang kehancuran patung anak lembu
yang telah mereka buat (ay. 21). Ia menyebutnya sebagai dosa
mereka. Mungkin bukan hanya sebab patung anak lembu itu
merupakan pokok dosa mereka, melainkan juga sebab kehan-
curannya dimaksudkan sebagai kesaksian melawan dosa mereka,
dan suatu petunjuk bagi mereka tentang apa yang benar-benar
pantas didapatkan oleh para pendosa itu sendiri. Orang-orang
yang membuatnya menjadi seperti apa yang mereka buat. Tidak
ada kejahatan yang diperbuat terhadap mereka kalaupun mereka
dihancurleburkan menjadi abu, dibakar hangus, dan diserakkan,
dan tak seorang pun tersisa dari mereka. Berkat belas kasihan
yang tak terhinggalah maka berhala yang dihancurkan, dan bu-
kan para penyembah berhalanya.
8. Bahkan Sesudah mereka diluputkan dengan baik seperti ini, dalam
banyak perkara lain mereka tetap menyulut murka Tuhan berkali-
kali. Musa hanya perlu menyebutkan tempat-tempat kejadiannya,
sebab tempat-tempat itu membawa serta ingatan akan dosa atau
hukuman dalam nama-namanya (ay. 22): di Tabera, yang berarti
terbakar, di mana Tuhan membakar mereka sebab sungut-sungut
mereka. Di Masa, yang berarti pencobaan, di mana mereka me-
nantang Tuhan yang maha kuasa untuk menolong mereka. Dan di
Kibrot-Taawa, kuburan orang-orang yang rakus, di mana makanan
lezat yang mereka damba-dambakan menjadi racun bagi mereka.
Sesudah semuanya ini, ketidakpercayaan dan kesangsian mereka
di Kadesh-Barnea, yang telah diceritakan oleh Musa kepada
mereka sebelumnya (ps. 1), dan yang disebutkannya lagi di sini
(ay. 23), pasti akan melengkapi kehancuran mereka seandainya
mereka diperlakukan sesuai dengan apa yang mereka perbuat.
654
Sekarang, biarlah mereka membentangkan semuanya ini ber-
sama-sama, maka akan tampak bahwa perkenanan apa pun yang
akan ditunjukkan Tuhan kepada mereka sesudah ini, dalam menun-
dukkan musuh-musuh mereka dan membuat mereka menduduki
tanah Kanaan, itu bukanlah sebab jasa-jasa mereka. Sungguh
baik bagi kita untuk sering mengingat-ingat, dengan dukacita dan
rasa malu, dosa-dosa kita yang dahulu, sebagai teguran terhadap
diri kita sendiri, dan untuk melihat kembali catatan yang tersimpan
dalam hati nurani tentang semuanya itu. Dengan begitu, kita da-
pat melihat betapa kita berutang budi pada anugerah yang cuma-
cuma, dan dengan rendah hati dapat mengakui bahwa kita tidak
pernah pantas mendapatkan apa pun dari tangan Tuhan selain
murka dan kutukan.
PASAL 10
alam pasal sebelumnya Musa mengingatkan bangsa Israel akan
dosa mereka, sebagai alasan mengapa mereka tidak boleh meng-
andalkan kebenaran mereka sendiri. Dalam pasal ini ia membentang-
kan di hadapan mereka belas kasih Tuhan yang besar terhadap me-
reka, kendati dengan tindakan-tindakan mereka yang menyulut
murka-Nya, sebagai alasan mengapa mereka harus lebih taat lagi
untuk masa mendatang.
I. Musa menyebutkan berbagai tanda dari berkenan dan ber-
damainya Tuhan dengan mereka, yang tidak pernah boleh di-
lupakan.
1. Diperbaharuinya loh-loh batu kovenan (ay. 1-5).
2. Diberikannya perintah untuk meneruskan perjalanan
mereka menuju Kanaan (ay. 6-7).
3. Dipilihnya suku Lewi sebagai suku milik Tuhan sendiri
(ay. 8-9).
4. Dilanjutkannya jabatan imam sesudah kematian Harun
(ay. 6).
5. Diakui dan diterimanya doa syafaat Musa bagi mereka
(ay. 10-11).
II. Dari sini Musa menyimpulkan kewajiban-kewajiban yang
mengikat mereka untuk takut kepada Tuhan , untuk mengasihi-
Nya, dan melayani-Nya, yang ditekankannya kepada mereka
dengan banyak alasan yang menguatkan (ay. 12, dst.).
D
656
Kebaikan Tuhan yang Besar terhadap Israel
(10:1-11)
1 “Pada waktu itu berfirmanlah TUHAN kepadaku: Pahatlah dua loh batu
yang serupa dengan yang mula-mula, naiklah kepada-Ku ke atas gunung,
dan buatlah sebuah tabut dari kayu; 2 maka Aku akan menuliskan pada loh
itu firman-firman yang ada pada loh yang mula-mula yang telah kaupecah-
kan itu, lalu letakkanlah kedua loh ke dalam tabut itu. 3 Maka aku
membuat sebuah tabut dari kayu penaga dan memahat dua loh batu yang
serupa dengan yang mula-mula; lalu aku mendaki gunung dengan
kedua loh itu di tanganku. 4 Dan pada loh itu Ia menuliskan, sama dengan
tulisan yang mula-mula, Kesepuluh Firman yang telah diucapkan TUHAN
kepadamu di atas gunung dari tengah-tengah api pada hari kamu berkum-
pul; sesudah itu TUHAN memberi nya kepadaku. 5 Lalu aku turun kem-
bali dari atas gunung, dan aku meletakkan loh-loh itu ke dalam tabut yang
telah kubuat; dan di situlah tempatnya, seperti yang diperintahkan TUHAN
kepadaku. 6 Maka orang Israel berangkat dari Beerot Bene-Yaakan ke Mo-
sera; di sanalah Harun mati dan dikuburkan; lalu Eleazar, anaknya, menjadi
imam menggantikan dia. 7 Dari sana mereka berangkat ke Gudgod, dan dari
Gudgod ke Yotbata, suatu daerah yang banyak sungainya. 8 Pada waktu itu
TUHAN menunjuk suku Lewi untuk mengangkut tabut perjanjian TUHAN,
untuk bertugas melayani TUHAN dan untuk memberi berkat demi nama-Nya,
sampai sekarang. 9 Sebab itu suku Lewi tidak memiliki bagian milik
pusaka bersama-sama dengan saudara-saudaranya; Tuhanlah milik pusaka-
nya, seperti yang difirmankan kepadanya oleh TUHAN, Tuhan mu. 10 Maka aku
ini berdiri di atas gunung seperti yang pertama kali, empat puluh hari empat
puluh malam lamanya, dan sekali ini pun TUHAN mendengarkan aku: TUHAN
tidak mau memusnahkan engkau. 11 Lalu berfirmanlah TUHAN kepadaku:
Bersiaplah, pergilah berjalan di depan bangsa itu, supaya mereka memasuki
dan menduduki negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada nenek moyang
mereka untuk memberi nya kepada mereka.”
Ada empat hal yang di dalamnya, dan melaluinya, Tuhan menunjuk-
kan diri-Nya sudah berdamai dengan Israel dan membuat bangsa itu
sungguh-sungguh besar dan bahagia. Dan dalam keempat hal itu,
kebaikan Tuhan mengambil kesempatan dari kejahatan mereka untuk
membuat-Nya semakin dikagumi dan dihargai.
I. Tuhan memberi mereka hukum-Nya, memberi nya kepada mere-
ka dalam bentuk tulisan, sebagai tanda tetap dari perkenanan-
Nya. Meskipun loh-loh batu yang ditulis pertama sudah pecah,
sebab Israel telah melanggar perintah-perintah-Nya, dan Tuhan
bisa saja secara adil membatalkan kovenan itu, namun saat
murka-Nya sudah reda, loh-loh batu itu diperbaharui (ay. 1-2).
Perhatikanlah, jika Tuhan memberi hukum-Nya kepada kita,
maka itu berarti kita telah diperdamaikan dengan Tuhan , dan itu
merupakan jaminan terbaik akan kebahagiaan kita di dalam Dia.
Musa diperintahkan untuk memahat dua loh batu. Sebab hukum
Kitab Ulangan 10:1-11
657
Taurat mempersiapkan hati untuk menyambut anugerah Tuhan
dengan menyadarkan hati akan kesalahannya dan mempermalu-
kan hati sebab kesalahannya itu. namun hanya anugerah itulah
yang menuliskan hukum di dalam hati sesudah hati disadarkan
dan dipermalukan seperti itu. Musa membuat sebuah tabut dari
kayu penaga (ay. 3), sebuah peti sederhana, yang saya duga sama
dengan peti tempat menyimpan kedua loh batu itu di lalu
hari. namun dikatakan bahwa Bezaleel membuat tabut itu (Kel.
37:1), sebab ia lalu merampungkan tabut itu dan melapisi-
nya dengan emas. Atau Musa dikatakan membuat tabut itu ka-
rena, saat ia naik gunung kedua kalinya, ia memerintahkan
agar tabut itu dibuat oleh Bezaleel, kalau-kalau ia tidak turun
dari gunung. Bisa dilihat bahwa untuk alasan inilah tabut meru-
pakan hal pertama yang tentangnya Tuhan memberi perintah
(Kel. 25:10). Hal ini menjadi jaminan bagi jemaah bahwa kedua
loh batu itu tidak akan gagal diberikan untuk kali kedua ini, se-
perti yang telah terjadi pada kali pertama. Tuhan akan mengirim-
kan hukum dan Injil-Nya kepada orang-orang yang hatinya siap
untuk menerimanya seperti tabut. Kristus yaitu tabut yang di
dalamnya keselamatan kita tersimpan dengan aman sekarang,
supaya keselamatan itu tidak hilang sebagaimana yang terjadi
dengan Adam pertama, saat ia menggenggamnya dalam tangan-
nya sendiri. Amatilah,
1. Apa yang ditulis Tuhan pada kedua loh batu itu, yaitu Kese-
puluh Firman (ay. 4), atau sepuluh kalimat, yang menyiratkan
betapa kecil batasan yang menampung perintah-perintah itu.
Isinya bukanlah sepuluh jilid, melainkan sepuluh kalimat saja.