bilangan ulangan 18


 kan diri mereka sejajar dengan 

bangsa lain, padahal Tuhan  telah mengangkat dan meninggikan 

derajat mereka di atas semua bangsa? Jika Tuhan  sudah meng-

angkat mereka untuk menjadi umat yang istimewa bagi-Nya, 

dan bukan yang lain selain mereka, maka bukankah seharus-

nya mereka mengambil Tuhan  untuk menjadi Tuhan  yang isti-

mewa bagi mereka, dan bukan yang lain selain Dia? 

2. Anugerah cuma-cuma yang membuat pilihan ini.  

(1) Dalam diri mereka tidak ada apa-apa yang membuat mere-

ka layak atau berhak mendapatkan perkenanan ini. Dalam 

besarnya jumlah rakyat terletak kemegahan raja (Ams. 

14:28). namun  jumlah mereka sangatlah kecil. Mereka 

hanya tujuh puluh jiwa saat  masuk ke Mesir, dan, meski-

Kitab Ulangan 7:1-11 

pun jumlah mereka bertambah sangat banyak di sana, na-

mun ada banyak bangsa lain yang jumlahnya lebih banyak 

lagi: Kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa (ay. 7). 

Penulis Targum Yerusalem (terjemahan Perjanjian Lama 

dalam bahasa Aram – pen.) memberi  pujian yang terlalu 

tinggi kepada bangsanya dalam membaca ayat ini, kamu ini 

rendah hati, dan lemah lembut di atas segala bangsa. Pada-

hal justru sebaliknya, mereka tegar tengkuk dan berhati 

buruk melebihi segala bangsa.  

(2) Alasan Tuhan  memilih Israel semata-mata berasal dari diri-

Nya sendiri (ay. 8).  

[1] Ia mengasihi engkau sebab  Ia mau mengasihi engkau. 

Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua yang 

dikasihi Tuhan , dikasihi-Nya dengan sukarela (Hos. 14:5). 

Orang-orang yang binasa, binasa sebab  perbuatan me-

reka sendiri, namun  semua orang yang diselamatkan, di-

selamatkan melalui hak istimewa.  

[2] Ia telah melakukan pekerjaan-Nya sebab  Ia mau me-

megang perkataan-Nya. “Ia telah membawa engkau ke-

luar dari Mesir untuk memenuhi sumpah yang telah di-

ikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu.” Tidak ada 

dalam diri mereka, atau yang dilakukan oleh mereka, 

yang membuat atau bisa membuat Tuhan  berutang ke-

pada mereka. Sebaliknya, Tuhan  telah menjadikan diri-

Nya sendiri berutang pada janji-Nya sendiri, yang akan 

ditepati-Nya kendati dengan ketidaklayakan mereka. 

3. Maksud dan tujuan dari kovenan yang ke dalamnya mereka 

dibawa. Singkatnya ini, bahwa sama seperti mereka bagi Tuhan , 

demikian pula Tuhan  akan begitu bagi mereka. Mereka pasti 

akan mendapati Dia sebagai,  

(1) Tuhan  yang berbaik hati kepada sahabat-sahabat-Nya (ay. 

9). “Tuhan Tuhan mu tidak seperti Tuhan -Tuhan  bangsa-bangsa 

lain, sebab  Tuhan -Tuhan  mereka itu hanyalah makhluk-

makhluk ciptaan khayalan sendiri, yang hanya cocok di-

jadikan bahan puisi yang menjijikkan, namun  tidak pantas 

dijadikan sesembahan untuk ibadah yang sungguh-sung-

guh. Tidak, Dia yaitu  Tuhan , Tuhan  yang sebenar-benarnya, 

Dia saja Tuhan , Tuhan  yang setia. Ia mampu dan siap bukan

hanya untuk menepati janji-janji-Nya sendiri, namun  juga 

untuk memenuhi semua harapan yang wajar dari orang-

orang yang menyembah-Nya. Dan Ia pasti akan memegang 

kovenan dan belas kasihan,” yaitu, “menunjukkan belas 

kasihan sesuai dengan kovenan, kepada orang yang kasih 

kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya.” (Dan sia-

sia saja kita mengaku-ngaku mengasihi-Nya, jika kita tidak 

menjalankan perintah-perintah-Nya dengan kesadaran hati 

nurani). “Dan ini akan dilakukan-Nya” (seperti yang ditam-

bahkan di sini untuk menjelaskan janji dalam perintah 

kedua) “bukan hanya kepada beribu-ribu orang, melainkan 

juga kepada beribu-ribu keturunan. Begitu tiada habis-

habisnya sumber air itu, tidak putus aliran sungainya!”  

(2) Tuhan  yang adil terhadap musuh-musuh-Nya: Terhadap diri 

setiap orang dari mereka yang membenci Dia, Ia melakukan 

pembalasan (ay. 10). Perhatikanlah,  

[1] Orang-orang yang sengaja berdosa yaitu  pembenci-

pembenci Tuhan . Sebab pikiran duniawi yaitu  permu-

suhan terhadap-Nya. Terlebih lagi, para penyembah ber-

hala merupakan musuh-Nya, sebab mereka bersekutu 

dengan para pesaing-Nya.  

[2] Orang-orang yang membenci Tuhan  tidak dapat menya-

kiti-Nya, namun  justru malah menghancurkan diri me-

reka sendiri. Ia akan membalas mereka langsung di de-

pan muka mereka, dengan menentang mereka dan me-

lawan segala niat jahat mereka yang tidak ada apa-apa-

nya. Anak-anak panah-Nya dikatakan siap dibidik ke 

muka mereka (Mzm. 21:13). Atau, Ia akan mendatang-

kan penghakiman-penghakiman ke atas mereka, yang 

bagi mereka sendiri akan tampak sebagai hukuman 

yang adil atas penyembahan berhala mereka. Banding-

kan Ayub 21:19, orang itu sendiri diganjar Tuhan , supaya 

sadar. Meskipun pembalasan tampak lamban datang-

nya, namun ia tidak bertangguh. Orang fasik dan orang 

berdosa akan menerima balasan di atas bumi (Ams. 

11:31). Saya tidak dapat melewatkan terjemahan Tar-

gum Yerusalem untuk ayat ini, sebab terjemahan itu 

berbicara tentang iman jemaat Yahudi akan keadaan di 

masa depan: Ia membalas orang-orang yang membenci-

Kitab Ulangan 7:12-26 

Nya dengan upah atas perbuatan-perbuatan baik mereka 

di dunia ini, supaya Ia dapat menghancurkan mereka di 

dunia yang akan datang. 

Peringatan akan Penyembahan Berhala  

(7:12-26) 

12 “Dan akan terjadi, sebab  kamu mendengarkan peraturan-peraturan itu 

serta melakukannya dengan setia, maka terhadap engkau TUHAN, Tuhan mu, 

akan memegang perjanjian dan kasih setia-Nya yang diikrarkan-Nya dengan 

sumpah kepada nenek moyangmu. 13 Ia akan mengasihi engkau, memberkati 

engkau dan membuat engkau banyak; Ia akan memberkati buah kandungan-

mu dan hasil bumimu, gandum dan anggur serta minyakmu, anak lembu 

sapimu dan anak kambing dombamu, di tanah yang dijanjikan-Nya dengan 

sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberi nya kepadamu.  

14 Engkau akan diberkati lebih dari pada segala bangsa: tidak akan ada laki-

laki atau perempuan yang mandul di antaramu, ataupun di antara hewan-

mu. 15 TUHAN akan menjauhkan segala penyakit dari padamu, dan tidak ada 

satu dari wabah celaka yang kaukenal di Mesir itu akan ditimpakan-Nya ke-

padamu, namun  Ia akan mendatangkannya kepada semua orang yang mem-

benci engkau. 16 Engkau harus melenyapkan segala bangsa yang diserahkan 

kepadamu oleh TUHAN, Tuhan mu; janganlah engkau merasa sayang kepada 

mereka dan janganlah beribadah kepada Tuhan  mereka, sebab hal itu akan 

menjadi jerat bagimu. 17 Jika sekiranya engkau berkata dalam hatimu: Bang-

sa-bangsa ini lebih banyak dari padaku, bagaimanakah aku dapat mengha-

laukan mereka? 18 maka janganlah engkau takut kepada mereka; ingatlah 

selalu apa yang dilakukan TUHAN, Tuhan mu, terhadap Firaun dan seluruh 

Mesir, 19 yaitu  cobaan-cobaan besar, yang kaulihat dengan matamu sendiri, 

tanda-tanda dan mujizat-mujizat, tangan yang kuat dan lengan yang ter-

acung, yang dipakai TUHAN, Tuhan mu, untuk membawa engkau keluar. De-

mikianlah juga akan dilakukan TUHAN, Tuhan mu, terhadap segala bangsa 

yang engkau takuti. 20 Lagipula TUHAN, Tuhan mu, akan melepaskan tabuhan 

menyerbu mereka, sampai habis binasa orang-orang yang masih tinggal dan 

yang menyembunyikan diri terhadap engkau. 21 Janganlah gemetar sebab  

mereka, sebab TUHAN, Tuhan mu, ada di tengah-tengahmu, Tuhan  yang besar 

dan dahsyat. 22 TUHAN, Tuhan mu, akan menghalau bangsa-bangsa ini dari 

hadapanmu sedikit demi sedikit; engkau tidak boleh membinasakan mereka 

dengan segera, supaya jangan binatang hutan menjadi terlalu banyak mele-

bihi engkau. 23 Demikianlah TUHAN, Tuhan mu, akan menyerahkan mereka 

kepadamu dan akan mengacaukan mereka sama sekali, sampai mereka 

punah. 24 Raja-raja mereka akan diserahkan-Nya ke dalam tanganmu, se-

hingga engkau menghapuskan nama mereka dari kolong langit; tidak akan 

ada yang dapat bertahan menghadapi engkau, sampai engkau memunahkan 

mereka. 25 Patung-patung Tuhan  mereka haruslah kamu bakar habis; perak 

dan emas yang ada pada mereka janganlah kauingini dan kauambil bagi diri-

mu sendiri, supaya jangan engkau terjerat sebab nya, sebab hal itu yaitu  

kekejian bagi TUHAN, Tuhan mu. 26 Dan janganlah engkau membawa sesuatu 

kekejian masuk ke dalam rumahmu, sehingga engkau pun ditumpas seperti 

itu; haruslah engkau benar-benar merasa jijik dan keji terhadap hal itu, se-

bab semuanya itu dikhususkan untuk dimusnahkan.”       


 626

I. Peringatan akan penyembahan berhala, dan persekutuan dengan 

para penyembah berhala, diulangi lagi: “Engkau harus memus-

nahkan orang-orangnya, dan tidak beribadah kepada Tuhan -Tuhan  

mereka” (ay. 16). Kita ada dalam bahaya terlibat dengan pekerja-

an-pekerjaan kegelapan jika kita menikmati persekutuan dengan 

orang-orang yang melakukan pekerjaan-pekerjaan itu. Di sini juga 

ada pengulangan dari perintah untuk menghancurkan patung-

patung mereka (ay. 25-26). Berhala-berhala yang disembah bang-

sa kafir merupakan kekejian bagi Tuhan , dan sebab  itu harus 

dihancurkan juga. Semua orang yang sungguh-sungguh menga-

sihi Tuhan , membenci apa yang Dia benci. Amatilah bagaimana 

perintah ini ditegaskan kepada mereka: Haruslah engkau benar-

benar merasa jijik dan keji terhadap hal itu. Kemarahan kudus 

seperti ini haruslah kita rasakan terhadap dosa, kejijikan yang 

dibenci Tuhan itu. Mereka tidak boleh menyimpan patung-patung 

itu untuk memuaskan ketamakan mereka: Perak dan emas yang 

ada pada mereka janganlah kauingini, jangan pula engkau merasa 

sayang untuk menghancurkannya. Akhan membayar mahal kare-

na menyimpan barang yang merupakan kekejian itu dan meng-

ubahnya menjadi barang lain untuk dipakainya. Mereka juga 

tidak boleh menyimpannya untuk memuaskan rasa ingin tahu 

mereka: “Janganlah engkau membawanya ke dalam rumahmu, 

untuk digantung sebagai hiasan, atau dipelihara sebagai tugu 

peringatan dari zaman kuno. Tidak, lemparkanlah itu ke dalam 

api, itulah tempat yang paling cocok untuknya.” Dua alasan dibe-

rikan untuk peringatan ini:  

1. Supaya jangan engkau terjerat sebab nya (ay. 25), yaitu, “Su-

paya jangan engkau ditarik, sebelum engkau sadar, untuk me-

nyukai dan mencintainya, untuk menyenangi dan memberinya 

penghormatan.”  

2. Sehingga engkau pun ditumpas seperti itu (ay. 26; KJV: “Supaya 

jangan engkau menjadi terkutuk seperti benda itu”). Orang-

orang yang membuat patung dikatakan menjadi seperti patung 

itu, bodoh dan tidak berakal. Di sini mereka dikatakan lebih 

buruk dibandingkan  patung itu, dikutuk Tuhan  dan dipersiapkan 

untuk kehancuran. Bandingkanlah kedua alasan ini bersama, 

dan amatilah bahwa apa saja yang membawa kita ke dalam 

jerat, akan membawa kita ke dalam kutuk. 

Kitab Ulangan 7:12-26 


II. Janji tentang perkenanan Tuhan  kepada mereka, jika mereka mau 

taat, dibicarakan panjang lebar dengan cara yang teramat me-

nyentuh, dan dengan ungkapan yang mengalir lancar. Ini menyi-

ratkan betapa sudah merupakan keinginan Tuhan  dan demi kepen-

tingan kita sendiri, supaya kita taat beragama. Semua jaminan 

diberikan kepada mereka di sini, 

1. Bahwa, jika mereka mau berusaha dengan tulus untuk mela-

kukan bagian mereka dari kovenan itu, maka Tuhan  pasti akan 

melakukan bagian-Nya. Ia akan memegang kasih setia-Nya 

yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu 

(ay. 12). Marilah kita terus menjalankan kewajiban kita, maka 

kita tidak akan ragu akan ketetapan kasih setia Tuhan . 

2. Bahwa jika mereka mau mengasihi Tuhan  dan beribadah ke-

pada-Nya, dan mengabdikan diri dan milik mereka kepada-

Nya, maka Ia akan mengasihi mereka, memberkati mereka, 

dan membuat mereka sangat banyak (ay. 13-14). Jadi apa lagi 

yang bisa mereka inginkan untuk membuat mereka bahagia?  

(1) “Dia akan mengasihimu.” Ia-lah yang mulai mengasihi kita 

(1Yoh. 4:10), dan, jika kita membalas kasih-Nya dengan ber-

bakti sebagai anak, maka, dan hanya dengan begitu, kita 

dapat mengharapkan kelanjutan kasih-Nya (Yoh. 14:21).  

(2) “Ia akan memberkatimu dengan tanda-tanda kasih-Nya 

melebihi segala bangsa.” Jika mereka mau membedakan 

diri mereka dari bangsa-bangsa sekitar dengan hanya ber-

ibadah kepada-Nya saja, maka Tuhan  akan mengangkat 

derajat mereka di atas bangsa-bangsa sekitar dengan ber-

kat-berkat khusus yang luar biasa hanya kepada mereka. 

(3) “Ia akan membuat engkau banyak.” Bertambah banyak ada-

lah berkat pada zaman dulu untuk memadati dunia, yang 

disebutkan sebanyak dua kali (Kej. 1:28; 9:1), dan di sini 

untuk memadati Kanaan, sebuah dunia kecil. Bertambahnya 

keluarga maupun ternak mereka dijanjikan. Mereka tidak 

akan memiliki harta benda tanpa ahli waris, ataupun ahli 

waris tanpa harta benda. namun  mereka akan dipuaskan 

sepenuhnya dengan memiliki  banyak anak dan per-

sediaan yang berlimpah, dan bagian-bagian untuk mereka. 

3. Bahwa, jika mereka mau menjaga diri mereka tetap murni dari 

penyembahan-penyembahan berhala di Mesir, maka Tuhan  

akan menjaga mereka dari terkena wabah celaka di Mesir (ay. 

15). Tampaknya ini tidak hanya merujuk pada tulah-tulah 

Mesir yang melalui kekuatannya mereka dibebaskan, namun  

juga pada suatu penyakit lain yang mewabah di suatu negeri 

(sebagaimana kita menyebutnya). Mereka ingat bahwa wabah 

penyakit seperti itu merajalela di antara orang-orang Mesir, 

dan melaluinya Tuhan  telah menghajar orang-orang Mesir 

sebab  dosa-dosa mereka sebagai bangsa. Penyakit-penyakit 

yaitu  hamba-hamba Tuhan . Mereka pergi ke mana Ia mengi-

rimkan mereka, dan melakukan apa yang diperintahkan-Nya 

kepada mereka. Oleh sebab itu, mematikan dosa jiwa kita 

yaitu  baik bagi kesehatan tubuh kita. 

4. Bahwa, jika mereka mau memusnahkan bangsa-bangsa yang 

dipersembahkan bagi mereka, maka mereka harus memusnah-

kan bangsa-bangsa itu, dan seorang pun tidak akan mampu 

bertahan di hadapan mereka. Kewajiban mereka dalam hal ini 

dengan sendirinya akan menjadi keuntungan mereka: Engkau 

harus melenyapkan segala bangsa yang diserahkan kepadamu 

oleh TUHAN, Tuhan mu – inilah perintahnya (ay. 16). Dan 

TUHAN, Tuhan mu, akan menyerahkan mereka kepadamu dan 

akan mengacaukan mereka sama sekali – inilah janjinya (ay. 

23). Demikian pula kita diperintahkan untuk tidak membiar-

kan dosa bertakhta, untuk tidak memanjakan diri kita di da-

lamnya atau memberi hati kepadanya, namun  untuk membenci-

nya dan berjuang melawannya. Dan sesudah itu Tuhan  berjanji 

bahwa kita tidak akan dikuasai lagi oleh dosa (Rm. 6:12, 14), 

namun  bahwa kita akan menjadi lebih dibandingkan  pemenang atas-

nya. Selama ini Kanaan menjadi batu sandungan bagi nenek 

moyang mereka, sebab  sudah lama nenek moyang mereka 

mengalami kesulitan dalam menaklukkan Kanaan dan men-

jadi ragu-ragu. sebab  itu di sini Musa menyemangati mereka 

untuk melawan hal-hal yang mungkin dapat mengecilkan hati 

mereka. Ia meminta mereka untuk tidak takut kepada bangsa-

bangsa itu (ay. 18), dan lagi (ay. 21). 

(1) Janganlah mereka berkecil hati sebab  jumlah dan kekuat-

an musuh-musuh mereka: Janganlah berkata, bangsa-

bangsa ini lebih banyak dari padaku, bagaimanakah aku 

dapat menghalaukan mereka? (ay. 17). Kita cenderung ber-

pikir bahwa yang paling banyak pastilah yang akan me-

Kitab Ulangan 7:12-26 

nang. Akan namun , untuk membentengi Israel melawan go-

daan ini, Musa mengingatkan mereka akan kehancuran 

Firaun dan seluruh kekuatan Mesir (ay. 18-19). Mereka 

sudah melihat cobaan-cobaan besar, atau mujizat-mujizat 

(demikian Alkitab terjemahan bahasa Aram membacanya), 

tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban, yang dengannya 

Tuhan  telah membawa mereka keluar dari Mesir, supaya Ia 

dapat membawa mereka ke Kanaan. Semoga dengan cara 

ini mereka dapat dengan mudah melihat bahwa Tuhan  dapat 

menghalau orang Kanaan (yang, meskipun cukup mena-

kutkan, tidak memiliki  berbagai kelebihan seperti yang 

dimiliki orang Mesir. Tuhan  yang sudah melakukan perkara 

yang lebih besar pasti dapat melakukan perkara yang lebih 

kecil). Semoga mereka dapat melihat bahwa Ia akan meng-

halau bangsa-bangsa itu, sebab jika mereka tidak bisa 

melihat kuasa-Nya ini, maka percuma saja Ia membawa 

mereka keluar dari Mesir. Dia yang sudah memulai akan 

menyelesaikan. Oleh sebab itu, haruslah engkau selalu 

mengingat ini dengan baik (ay. 18). Perkataan dan perbuatan-

perbuatan Tuhan  dapat diingat dengan baik jika  perkata-

an dan perbuatan-Nya itu dimanfaatkan sebagai penolong 

bagi iman dan ketaatan kita. Barang yang disimpan dengan 

baik akan selalu tersedia untuk digunakan bila diperlukan.  

(2) Janganlah mereka berkecil hati sebab  kelemahan dan 

kekurangan pasukan mereka sendiri. Sebab Tuhan  akan 

mengirimkan kepada mereka pasukan-pasukan pembantu 

berupa tabuhan, atau lebah penyengat, seperti tafsiran se-

bagian orang (ay. 20), yang ukurannya mungkin lebih besar 

dibandingkan  lebah biasa. Tabuhan-tabuhan ini akan membuat 

musuh-musuh mereka begitu ketakutan dan ngeri (dan 

mungkin membuat banyak dari mereka mati), sehingga 

tentara-tentara mereka yang amat banyak akan menjadi 

mangsa yang empuk bagi Israel. Tuhan  menulahi orang 

Mesir dengan lalat pikat, namun  Ia menulahi orang Kanaan 

dengan tabuhan. Orang-orang yang tidak belajar dari peri-

ngatan melalui penghakiman-penghakiman yang lebih kecil 

yang menimpa orang lain, dapat menantikan penghakiman-

penghakiman yang lebih besar atas diri mereka sendiri. 

namun  dorongan besar bagi Israel yaitu  bahwa mereka 

memiliki  Tuhan  di tengah-tengah mereka, Tuhan  yang be-

sar dan dahsyat (ay. 21). Dan jika Tuhan  berpihak pada kita, 

jika Tuhan  beserta kita, maka kita tidak perlu takut terha-

dap kekuatan makhluk mana pun yang melawan kita.  

(3) Janganlah mereka berkecil hati sebab  lambannya gerakan 

pasukan-pasukan perang mereka, atau berpikir bahwa 

orang Kanaan tidak akan pernah ditaklukkan jika tidak 

diusir pada tahun pertama. Tidak, orang Kanaan harus di-

halau sedikit demi sedikit, dan tidak dengan segera (ay. 22). 

Perhatikanlah, kita tidak boleh berpikir bahwa, sebab  

pembebasan jemaat dan kehancuran musuh-musuhnya 

tidak terlaksana dengan segera, maka hal itu tidak akan 

pernah terlaksana. Tuhan  akan melakukan pekerjaan-Nya 

sendiri dengan cara dan dalam waktu-Nya sendiri, dan kita 

bisa yakin bahwa cara dan waktu-Nya selalu yang terbaik. 

Demikian pula kebobrokan dihalau dari hati orang-orang 

percaya sedikit demi sedikit. Pekerjaan pengudusan ber-

langsung secara bertahap. namun  penghakiman itu akan 

terlaksana juga pada akhirnya dengan kemenangan yang 

seutuhnya. Alasan yang diberikan di sini (seperti sebelum-

nya, Kel. 23:29-30) yaitu , supaya jangan binatang hutan 

menjadi terlalu banyak melebihi engkau. Bumi telah diberi-

kan Tuhan  kepada anak-anak manusia. Oleh sebab itu, 

lebih baik masih tersisa orang Kanaan yang tetap memiliki 

negeri itu sampai bangsa Israel menjadi cukup banyak un-

tuk memadati kembali negeri itu, dibandingkan  negeri itu sam-

pai menjadi tempat kediaman serigala, dan lapangan bagi 

binatang gurun (Yes. 34:13-14). Sebenarnya, Tuhan  bisa saja 

mencegah kejahatan yang dapat didatangkan dari binatang-

binatang itu (Im. 26:6). namun  kesombongan dan rasa aman, 

dan dosa-dosa lain yang biasanya merupakan dampak dari 

kemakmuran yang tetap, merupakan musuh yang lebih 

berbahaya dibandingkan  binatang-binatang di padang. Dan dosa-

dosa ini akan cenderung bertambah banyak atas diri 

mereka. Lihat Hakim-hakim 3:1, 4.   

PASAL  8  

ebelumnya Musa selalu memerintahkan orangtua supaya mena-

namkan firman Tuhan  dalam diri anak-anak mereka (6:7). Ia meng-

ajarkan mereka dengan cara sering mengulangi perintah-perintah 

yang sama berkali-kali. Dan di sini ia sendiri memakai cara yang 

sama dalam mengajar orang-orang Israel sebagai anak-anaknya. Ia 

sering menanamkan perintah-perintah dan peringatan-peringatan 

yang sama, dengan tujuan atau alasan yang sama untuk menegas-

kannya. Dengan begitu, apa yang sudah begitu sering mereka dengar 

dapat tinggal dalam diri mereka. Dalam pasal ini Musa memberi 

mereka,  

I. Nasihat-nasihat umum supaya berlaku taat (ay. 1, 6).  

II. Kenangan akan perkara-perkara besar yang telah dilakukan 

Tuhan  untuk mereka di padang gurun, sebagai alasan kuat 

bagi mereka untuk berlaku taat (ay. 2-5, 15-16).  

III. Gambaran akan negeri yang baik yang ke sana Tuhan  sedang 

membawa mereka sekarang (ay. 7-9).  

IV. Peringatan penting untuk melawan godaan-godaan yang me-

reka akan hadapi selama ada dalam keadaan makmur (ay. 

10-14 dan 17-18).  

V. Peringatan keras akan dampak-dampak mematikan jika me-

reka sampai berpaling dari Tuhan  (ay. 19-20). 

Perintah kepada Israel, 

Melihat Kembali Perjalanan Israel di Waktu Dulu  

(8:1-9)  

1 “Segenap perintah, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, haruslah 

kamu lakukan dengan setia, supaya kamu hidup dan bertambah banyak dan 

kamu memasuki serta menduduki negeri yang dijanjikan TUHAN dengan 

sumpah kepada nenek moyangmu. 2 Ingatlah kepada seluruh perjalanan 

yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Tuhan mu, di padang gurun selama 

empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai 

engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yaitu , apakah eng-

kau berpegang pada perintah-Nya atau tidak. 3 Jadi Ia merendahkan hatimu, 

membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak 

kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk mem-

buat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, namun  

manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN. 4 Pakaianmu tidaklah 

menjadi buruk di tubuhmu dan kakimu tidaklah menjadi bengkak selama 

empat puluh tahun ini. 5 Maka haruslah engkau insaf, bahwa TUHAN, Tuhan -

mu, mengajari engkau seperti seseorang mengajari anaknya. 6 Oleh sebab itu 

haruslah engkau berpegang pada perintah TUHAN, Tuhan mu, dengan hidup 

menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan dengan takut akan Dia. 7 Sebab 

TUHAN, Tuhan mu, membawa engkau masuk ke dalam negeri yang baik, suatu 

negeri dengan sungai, mata air dan danau, yang keluar dari lembah-lembah 

dan gunung-gunung; 8 suatu negeri dengan gandum dan jelainya, dengan 

pohon anggur, pohon ara dan pohon delimanya; suatu negeri dengan pohon 

zaitun dan madunya; 9 suatu negeri, di mana engkau akan makan roti 

dengan tidak usah berhemat, di mana engkau tidak akan kekurangan apa 

pun; suatu negeri, yang batunya mengandung besi dan dari gunungnya akan 

kaugali tembaga. 

Perintah yang diberikan kepada mereka di sini sama seperti sebelum-

nya, yaitu berpegang pada semua perintah Tuhan  dan melaksanakan-

nya. Ketaatan mereka haruslah,  

1.  Sepenuh hati: Melakukan dengan setia.  

2.  Seluruhnya: Melakukan segenap perintah (ay. 1). Dan,  

3.  berdasar  dasar pegangan yang baik, yaitu dengan meman-

dang Tuhan  sebagai Tuhan, dan Tuhan  mereka. Dan khususnya 

dengan rasa takut yang kudus akan Dia (ay. 6), yang timbul dari 

rasa hormat terhadap keagungan-Nya, tunduk pada wewenang-

Nya, dan rasa ngeri akan murka-Nya. Untuk menggugah mereka 

supaya berlaku taat seperti ini, maka selain menjelaskan keun-

tungan-keuntungan besar yang akan mereka dapatkan, yang di-

nyatakannya di hadapan mereka, bahwa mereka akan hidup dan 

bertambah banyak, dan keadaan mereka akan baik-baik saja (ay. 

1), ia juga mengarahkan mereka, 

I. Untuk melihat kembali ke padang gurun, yang melaluinya Tuhan  

sudah membawa mereka sekarang: Ingatlah kepada seluruh per-

jalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Tuhan mu, di 

padang gurun selama empat puluh tahun ini (ay. 2). sebab  se-

karang mereka sudah cukup umur, dan segera berhak memiliki 

pusaka warisan mereka, maka mereka harus diingatkan akan 

Kitab Ulangan 8:1-9 

hajaran yang harus mereka terima saat  mereka masih kecil, 

dan cara yang sudah dipakai Tuhan  untuk melatih mereka bagi 

diri-Nya. Padang gurun yaitu  sekolah di mana mereka selama 

empat puluh tahun berdiam di dalamnya dan diajar, di bawah 

bimbingan para pengajar dan pembimbing. Dan inilah saat untuk 

mengingat semuanya itu. Kejadian-kejadian selama empat puluh 

tahun terakhir ini sangatlah berkesan dan layak untuk diingat, 

sangat berguna dan bermanfaat untuk dikenang kembali, sebab  

memberi  berbagai macam alasan untuk berlaku taat. Kejadi-

an-kejadian itu dicatat dengan tujuan supaya dapat diingat. Sama 

seperti hari raya Paskah merupakan peringatan akan pembebasan 

mereka dari Mesir, demikian pula hari raya Pondok Daun merupa-

kan peringatan akan perjalanan mereka melalui padang gurun. 

Perhatikanlah, sangat baik bagi kita untuk mengingat semua 

jalan-jalan Tuhan , baik Penyelenggaraan maupun rahmat-Nya, yang 

dengannya Ia telah memimpin kita melalui padang gurun dunia ini 

sampai saat ini. Dengan begitu, kita dapat diyakinkan untuk 

beribadah kepada-Nya dengan riang hati dan untuk percaya 

kepada-Nya. Jadi, marilah kita mendirikan Eben-Haezer kita. 

1. Mereka harus mengingat kesusahan-kesusahan yang ada 

kalanya menimpa mereka,  

(1) Untuk mematikan kesombongan mereka. Kesusahan itu 

yaitu  untuk merendahkan hati mereka, supaya mereka 

tidak tinggi hati melampaui batas sebab  berlimpahnya 

mujizat-mujizat yang dikerjakan untuk mereka. Dan su-

paya mereka tidak merasa aman-aman saja, dan merasa 

yakin bahwa mereka akan tiba di Kanaan dengan segera.  

(2) Untuk menyatakan kebobrokan hati mereka: untuk men-

cobai mereka, supaya mereka dan orang lain mengetahui 

semua yang ada dalam hati mereka sebab Tuhan  sendiri 

mengetahuinya dengan sempurna sebelumnya. Dan supaya 

mereka melihat bahwa Tuhan  memilih mereka bukan sebab  

apa yang ada dalam diri mereka, yang bisa membuat 

mereka layak mendapat perkenanan-Nya. Sebab segenap 

tingkah laku mereka tidak bisa diatur dan hanya menyulut 

murka saja. Banyak perintah yang diberikan Tuhan  kepada 

mereka tidak diperlukan seandainya mereka tidak dipimpin 

melewati padang gurun, seperti perintah-perintah yang ber-

hubungan dengan manna (Kel. 16:28). Tuhan  dengan begitu 

menguji mereka, seperti orangtua pertama kita diuji de-

ngan pohon-pohon di taman, apakah mereka mau ber-

pegang pada perintah-perintah Tuhan  atau tidak. Atau Tuhan  

dengan begitu menguji mereka apakah mereka mau mem-

percayai janji-janji-Nya, firman yang telah diperintahkan-

Nya kepada seribu angkatan, dan, dengan bergantung pada 

janji-janji-Nya itu, mematuhi perintah-perintah-Nya. 

2. Mereka harus mengingat persediaan-persediaan yang selalu 

tersedia untuk mereka. 

(1) Tuhan  sendiri memberi  perhatian khusus tentang ma-

kanan, pakaian, dan kesehatan mereka. Lalu apa lagi yang 

mereka inginkan?  

[1] Mereka memiliki  manna sebagai makanan (ay. 3): 

Tuhan  membiarkan mereka lapar, dan lalu  memberi 

mereka makan manna, supaya kekurangan mereka yang 

demikian hebatnya dapat membuat persediaan itu se-

makin diterima dengan rasa syukur, dan kebaikan Tuhan  

kepada mereka dengan pemberian itu semakin meng-

agumkan bagi mereka. Tuhan  sering kali membawa 

umat-Nya ke tempat yang rendah, supaya Ia mendapat 

kehormatan untuk menolong mereka. Dan demikian 

pula manna penghiburan-penghiburan sorgawi diberi-

kan kepada orang-orang yang lapar dan haus akan ke-

benaran (Mat. 5:6). Bagi orang yang lapar segala yang 

pahit dirasakan manis. Dikatakan tentang manna bah-

wa itu yaitu  sejenis makanan yang tidak mereka kenal 

dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyang mereka 

(ay. 16). Kalaupun mereka mengenal suatu benda yang 

kadang-kadang jatuh bersama embun di negeri-negeri 

itu, yang sebagian penafsir memang begitu, namun ben-

da itu tidak pernah jatuh dalam jumlah yang begitu 

banyak, terus-menerus, di segala musim, begitu lama, 

dan hanya di sekitar tempat tertentu. Semuanya ini ter-

amat ajaib, dan tidak pernah terjadi sebelumnya. TUHAN 

menciptakan sesuatu yang baru untuk persediaan 

mereka. Dan dengan ini Ia mengajar mereka bahwa ma-

nusia hidup bukan dari roti saja. Walaupun Tuhan  telah 

Kitab Ulangan 8:1-9 

menetapkan roti (atau nasi untuk kita – pen.) untuk 

menguatkan hati manusia, dan roti biasanya dijadikan 

sebagai makanan pokok, namun Tuhan  bisa saja, jika Ia 

mau, memberi  penopang hidup dan makanan tan-

panya. Dan Ia bisa membuat sesuatu yang lain, yang di 

luar dugaan kita, sebagai pengganti makanan bagi kita. 

Kita bisa hidup dari udara seandainya udara dikudus-

kan untuk kegunaan itu oleh firman Tuhan . Sebab Tuhan  

tidak terikat pada sarana-sarana yang biasa dipakai-

Nya. Ia bisa melaksanakan tujuan-tujuan baik-Nya 

untuk umat-Nya tanpa sarana-sarana itu. Juruselamat 

kita mengutip nas Kitab Suci ini dalam menjawab goda-

an Iblis itu, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi 

roti. “Apa perlunya itu?” timpal Kristus. “Bapa-Ku di 

sorga dapat memelihara Aku tetap hidup tanpa roti” 

(Mat. 4:3-4). Janganlah seorang pun dari anak-anak 

Tuhan  sampai tidak mempercayai Bapa mereka, atau 

mengambil jalan pintas yang berdosa untuk memenuhi 

kebutuhan-kebutuhan mereka. Dengan satu atau lain 

cara, Tuhan  akan memberi  persediaan untuk mereka 

sementara mereka tetap beribadah dan berjalan lurus, 

dan sungguh mereka akan diberi makan. Kebenaran ini 

bisa diterapkan secara rohani. Firman Tuhan  merupakan 

wahyu dari kehendak dan anugerah Tuhan , yang jika 

diterima sebagaimana mestinya dan disambut dengan 

iman, akan menjadi makanan bagi jiwa. Demikian juga, 

kehidupan yang ditopang oleh firman Tuhan  itu akan 

memberi kehidupan bagi manusia, dan kehidupan itu 

tidak hanya ditopang oleh roti. Manna itu melambang-

kan Kristus, sang Roti hidup. Dialah Firman Tuhan , oleh-

Nya kita hidup. Tuhan senantiasa memberi kita roti yang 

bertahan sampai kehidupan kekal, maka janganlah kita 

terganggu oleh makanan yang akan dapat binasa!  

[2] Pakaian-pakaian yang mereka kenakan sejak keluar 

dari Mesir sampai Kanaan, tidak rusak, setidak-tidak-

nya sebagian besar. Meskipun mereka tidak berganti 

pakaian, namun pakaian itu selalu baru, dan tidak 

menjadi usang di tubuh mereka (ay. 4). Ini yaitu  muji-

zat yang tetap, dan semakin besar lagi mujizat itu jika, 

seperti yang dikatakan orang Yahudi, pakaian itu ikut 

membesar bersama mereka, sehingga selalu pas dengan 

badan mereka. namun  jelas bahwa mereka membawa 

bungkusan-bungkusan kain dari Mesir di atas bahu 

mereka (Kel. 12:34), yang bisa jadi mereka tukar satu 

dengan yang lain saat  diperlukan. Dan kain-kain ini, 

bersama dengan apa yang mereka pakai, sudah men-

cukupi sampai mereka tiba di sebuah negeri di mana 

mereka bisa mengenakan pakaian baru. 

(2) Melalui cara yang dipakai Tuhan  dalam menyediakan ma-

kanan dan pakaian untuk mereka,  

[1] Ia merendahkan hati mereka. Mereka dibuat untuk me-

ngendalikan diri saat  diikat selama empat puluh 

tahun pada makanan yang sama, tanpa hidangan yang 

beraneka ragam, dan pada pakaian yang sama, dengan 

gaya yang sama. Demikianlah Ia mengajar mereka bah-

wa hal-hal baik yang dirancangkan-Nya untuk mereka 

yaitu  perlambang dari hal-hal yang lebih baik. Dan 

bahwa kebahagiaan manusia tidak diwujudkan dengan 

berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari 

bersukaria dalam kemewahan. namun  kebahagiaan ma-

nusia diwujudkan dengan dibawanya kita ke dalam 

perjanjian dan persekutuan dengan Tuhan , dan dengan 

belajar hukum-hukum-Nya yang adil. Hukum Tuhan , 

yang diberikan kepada Israel di padang gurun, harus 

menjadi pengganti makanan dan pakaian bagi mereka.  

[2] Ia menguji mereka, apakah mereka bisa mempercayai-

Nya untuk memberi  persediaan bagi mereka saat  

segala sarana dan bantuan duniawi gagal. Demikianlah 

Ia mengajar mereka untuk hidup dengan bergantung 

pada Penyelenggaraan ilahi, dan tidak membuat diri 

mereka cemas dengan apa yang akan mereka makan 

dan minum, dan apa yang akan mereka pakai. Kristus 

ingin supaya murid-murid-Nya belajar pelajaran yang 

sama (Mat. 6:25). Dan Ia memakai cara serupa untuk 

mengajarkannya kepada mereka, saat  Ia mengutus 

mereka dengan tiada membawa pundi-pundi atau bekal, 

Kitab Ulangan 8:1-9 

dan tetap memperhatikan supaya mereka tidak keku-

rangan apa-apa (Luk. 22:35). 

[3] Tuhan  peduli tentang kesehatan dan kenyamanan mere-

ka. Meskipun mereka bepergian dengan berjalan kaki di 

negeri yang kering, yang jalannya kasar serta belum 

pernah dilewati orang, namun kaki mereka tidak men-

jadi bengkak. Tuhan  melindungi mereka sehingga mereka 

tidak terluka akibat hal-hal yang tidak nyaman dalam 

perjalanan mereka. Dan belas kasih semacam ini harus-

lah kita akui. Perhatikanlah, orang-orang yang meng-

ikuti pimpinan Tuhan  tidak hanya aman, namun  juga me-

rasa nyaman. Kaki kita tidak menjadi bengkak selama 

kita tetap ada di jalan kewajiban. Jalan pengkhianat-

pengkhianat-lah yang mencelakakan (Ams. 13:15). Tuhan  

telah berjanji untuk melindungi langkah kaki orang-

orang yang dikasihi-Nya (1Sam. 2:9). 

3. Mereka juga harus mengingat teguran-teguran yang sudah di-

berikan kepada mereka (ay. 5). Selama tahun-tahun pendidik-

an mereka itu, mereka sudah menerima hajaran yang ketat, 

dan itu bukannya tidak perlu. Seperti seseorang mengajari 

anaknya, demi kebaikan anaknya itu, dan sebab  ia mengasihi 

anaknya, demikian pula TUHAN, Tuhan mu, mengajari engkau. 

Tuhan  yaitu  Bapa yang penuh kasih dan lemah-lembut terha-

dap semua anak-Nya, namun kalau diperlukan, mereka akan 

merasakan sakitnya tongkat hajaran. Israel merasakannya: 

mereka dihajar supaya tidak dihukum, dihajar dengan rotan 

yang dipakai orang. Bukan seperti orang yang melukai dan 

membunuh musuh-musuhnya, yang kehancurannya ia ingini, 

melainkan seperti orang yang menghajar anaknya, yang keba-

hagiaan dan kesejahteraannya ia rancangkan. Demikian pula 

Tuhan  mereka menghajar mereka. Ia menghajar dan mengajar 

mereka (Mzm. 94:12). Mereka harus insaf akan hal ini, yaitu, 

mereka harus mengakuinya berdasar  pengalaman mereka 

sendiri bahwa Tuhan  telah menghajar mereka dengan kasih 

sayang seorang bapak. Dan untuk itu mereka harus memba-

las-Nya dengan penghormatan dan kepatuhan seorang anak. 

sebab  Tuhan  telah menghajar engkau sebagai seorang bapak, 

oleh sebab itu (ay. 6) haruslah engkau berpegang pada perin-

tah-Nya. Semua penderitaan kita haruslah kita manfaatkan 

seperti ini. Melalui penderitaan-penderitaan itu, hendaklah kita 

tergugah dan terpacu untuk melakukan kewajiban kita. Demi-

kianlah mereka diarahkan untuk melihat kembali ke padang 

gurun. 

II. Musa mengarahkan mereka untuk melihat ke depan ke negeri 

Kanaan. Ke sanalah Tuhan  sedang membawa mereka sekarang. Ke 

mana pun kita melihat, baik ke belakang maupun ke depan, ada 

banyak alasan bagi kita untuk berlaku taat. Amatilah, 

1. Negeri yang sekarang akan mereka duduki di sini digambarkan 

sebagai negeri yang sangat baik, sebab  di dalamnya ada sega-

la sesuatu yang diinginkan (ay. 7-9). 

(1) Negeri itu banyak airnya, seperti Eden, taman Tuhan. Itu 

yaitu  suatu negeri dengan sungai, mata air dan danau, 

yang menjadikan tanahnya subur. Mungkin ada lebih ba-

nyak air di sana pada waktu itu dibandingkan pada zaman 

Abraham, sebab orang Kanaan telah menemukan dan meng-

gali sumur-sumur. Dengan begitu, Israel menuai buah dari 

ketekunan mereka dan juga dari kemurahan Tuhan .  

(2) Tanahnya menghasilkan segala sesuatu yang baik dengan 

sangat berlimpah, bukan hanya untuk kebutuhan pokok, 

melainkan juga untuk kenyamanan dan penghiburan hi-

dup manusia. Di negeri nenek moyang mereka, mereka 

memiliki  roti yang cukup. Itu yaitu  negeri jagung, 

negeri gandum dan jelai, di mana, dengan perawatan dan 

usaha bersama dari para petani, mereka dapat makan roti 

tanpa harus berhemat. Itu yaitu  negeri yang subur, yang 

tidak pernah berubah menjadi tandus kecuali sebab  ke-

durjanaan orang-orang yang tinggal di dalamnya. Mereka 

tidak hanya memiliki  cukup air untuk memuaskan da-

haga mereka, namun  juga pohon anggur, yang buahnya dite-

tapkan untuk menyukakan hati. Dan, jika mereka meng-

inginkan makanan-makanan yang lezat, mereka tidak perlu 

menyuruh orang lain untuk mendapatkannya dari negeri-

negeri yang jauh, sebab negeri mereka sendiri memiliki  

begitu banyak persediaan pohon ara, pohon delima, pohon-

pohon zaitun dari jenis yang terbaik, dan madu, atau pohon 

Kitab Ulangan 8:1-9 

kurma, begitulah ayat itu harus dibaca menurut sebagian 

orang.  

(3) Bahkan isi perut buminya pun sangat kaya, meskipun tam-

paknya emas dan perak tidak ada pada mereka. namun , 

raja-raja dari Syeba akan membawa persembahan-persem-

bahan emas dan perak kepada mereka (Mzm. 72:10, 15). 

Namun, mereka memiliki  banyak jenis logam yang lebih 

bermanfaat, yaitu besi dan tembaga. Batu besi dan tam-

bang tembaga ditemukan di perbukitan mereka. Lihat Ayub 

28:2. 

2. Hal-hal ini disebutkan,  

(1) Untuk menunjukkan perbedaan besar antara padang gu-

run yang melaluinya Tuhan  telah memimpin mereka dan 

negeri yang baik yang ke dalamnya Ia sedang membawa 

mereka. Perhatikanlah, orang-orang yang menanggung rasa 

tidak nyaman dalam penderitaan dengan sabar dan pasrah, 

yang direndahkan hatinya oleh penderitaan itu dan berha-

sil menanggungnya, merekalah yang paling siap untuk 

mengalami keadaan-keadaan yang lebih baik.  

(2) Untuk menunjukkan kewajiban-kewajiban apa yang meng-

ikat mereka untuk berpegang pada perintah-perintah Tuhan , 

baik dalam rasa syukur atas perkenanan-perkenanan-Nya 

kepada mereka maupun dalam kepedulian terhadap kepen-

tingan mereka sendiri, supaya perkenanan-perkenanan itu 

berlanjut. Satu-satunya cara untuk tetap menduduki nege-

ri yang baik ini yaitu  tetap berada di jalan kewajiban 

mereka. 

(3) Untuk menunjukkan betapa negeri itu merupakan perlam-

bang dari hal-hal baik yang akan datang. Apa pun yang di-

lihat orang lain, ada kemungkinan bahwa Musa melihat di 

dalamnya sebuah perlambang dari negeri yang lebih baik. 

Jemaat Injili yaitu  Kanaan Perjanjian Baru, yang disirami 

dengan Roh dalam karunia-karunia dan anugerah-anuge-

rah-Nya, dan ditanami dengan pohon-pohon kebenaran, 

yang menghasilkan buah-buah kebenaran. Sorga yaitu  

negeri yang baik, yang di dalamnya tidak ada kekurangan 

apa pun, dan di mana ada sukacita yang penuh. 

Peringatan-peringatan Berkenaan  

dengan Kemakmuran Duniawi 

(8:10-20)  

10 Dan engkau akan makan dan akan kenyang, maka engkau akan memuji 

TUHAN, Tuhan mu, sebab  negeri yang baik yang diberikan-Nya kepadamu itu. 

11 Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Tuhan mu, dengan 

tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusam-

paikan kepadamu pada hari ini; 12 dan supaya, jika  engkau sudah makan 

dan kenyang, mendirikan rumah-rumah yang baik serta mendiaminya, 13 dan 

jika  lembu sapimu dan kambing dombamu bertambah banyak dan emas 

serta perakmu bertambah banyak, dan segala yang ada padamu bertambah 

banyak, 14 jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN, 

Tuhan mu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah per-

budakan, 15 dan yang memimpin engkau melalui padang gurun yang besar 

dan dahsyat itu, dengan ular-ular yang ganas serta kalajengkingnya dan ta-

nahnya yang gersang, yang tidak ada air. Dia yang membuat air keluar 

bagimu dari gunung batu yang keras, 16 dan yang di padang gurun memberi 

engkau makan manna, yang tidak dikenal oleh nenek moyangmu, supaya 

direndahkan-Nya hatimu dan dicobai-Nya engkau, hanya untuk berbuat baik 

kepadamu akhirnya. 17 Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasa-

anku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan 

ini. 18 namun  haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Tuhan mu, sebab Dialah 

yang memberi  kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan 

maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah ke-

pada nenek moyangmu, seperti sekarang ini. 19 namun  jika engkau sama se-

kali melupakan TUHAN, Tuhan mu, dan mengikuti Tuhan  lain, beribadah kepa-

danya dan sujud menyembah kepadanya, aku memperingatkan kepadamu 

hari ini, bahwa kamu pasti binasa; 20 seperti bangsa-bangsa, yang dibinasa-

kan TUHAN di hadapanmu, kamu pun akan binasa, sebab kamu tidak mau 

mendengarkan suara TUHAN, Tuhan mu.”      

Sesudah  menyebutkan banyak kelimpahan yang akan mereka dapati 

di negeri Kanaan, Musa merasa perlu untuk memperingatkan mereka 

terhadap penyalahgunaan kelimpahan itu. Ini merupakan dosa yang 

akan lebih condong mereka lakukan sebab  saat ini mereka sedang 

berjalan memasuki kebun anggur Tuhan yang melimpah itu, lang-

sung keluar dari padang gurun yang tandus. 

I. Musa mengarahkan mereka pada kewajiban yang harus mereka 

jalani saat hidup dalam keadaan makmur (ay. 10). Mereka diper-

bolehkan makan bahkan sampai kenyang, asal jangan terlalu 

kenyang dan berlebihan. Namun, mereka harus mengingat Sang 

Pemberi yang menyediakan semua itu bagi mereka. Mereka harus 

ingat Sang Penyelenggara pesta mereka, dan jangan sekali-kali 

lalai mengucap syukur Sesudah  makan: Maka engkau akan memuji 

TUHAN, Tuhan mu. 

Kitab Ulangan 8:10-20 

1. Mereka harus berjaga-jaga supaya tidak makan atau minum 

berlebihan sampai merasa enggan untuk melakukan kewajiban 

memuji Tuhan  ini. Sebaliknya, dalam makan dan minum, mereka 

harus berusaha beribadah kepada Tuhan  dengan hati yang jauh 

lebih riang dan lapang.  

2. Mereka tidak boleh bersekutu dengan orang-orang yang, keti-

ka sudah makan dan kenyang, memuji Tuhan -Tuhan  palsu, se-

perti yang dahulu dilakukan orang-orang Israel sendiri dengan 

menyembah anak lembu emas (Kel. 32:6).  

3. Apa saja yang menjadi penghiburan mereka, Tuhan  haruslah 

mendapat kemuliaan darinya. Sama seperti Juruselamat kita 

sudah mengajar kita untuk mengucap syukur sebelum makan 

(Mat. 14:19-20), demikian pula kita di sini diajar untuk meng-

ucap syukur sesudah makan. Mengucap syukur sebelum 

makan yaitu  Hosana kita – Tuhan  memberkati, dan mengucap 

syukur sesudah makan yaitu  Haleluya kita – Terpujilah 

Tuhan . Mengucap syukurlah dalam segala hal. Dari hukum ini, 

orang-orang Yahudi yang saleh menciptakan kebiasaan yang 

terpuji untuk memuji Tuhan , bukan hanya pada waktu makan, 

melainkan juga dalam kesempatan-kesempatan lain. Jika 

mereka minum secawan anggur, mereka mengangkat tangan 

dan berkata, terpujilah Dia yang menciptakan buah dari pohon 

anggur untuk menyukakan hati. Saat hanya mencium wangi 

bunga, mereka berkata, terpujilah Dia yang membuat bunga ini 

menjadi manis.  

4. saat  mereka mengucap syukur atas hasil-hasil negeri, mere-

ka juga harus mengucap syukur atas negeri itu sendiri, yang 

diberikan kepada mereka melalui janji. saat  kita merasakan 

kesenangan dan penghiburan, kita harus memanfaatkan 

kesempatan itu untuk bersyukur kepada Tuhan  atas penghi-

dupan yang menyukakan hati. Dan saya tidak tahu hal lain 

selain bahwa kita dari bangsa ini memiliki  banyak alasan 

seperti mereka untuk mengucap syukur atas negeri kita yang 

baik. 

II. Musa mempersenjatai mereka melawan godaan-godaan dari ke-

adaan makmur, dan menyuruh mereka untuk berjaga-jaga ter-

hadapnya: “jika  engkau sudah menetap di rumah-rumah yang 

bagus yang engkau bangun sendiri,” (ay. 12) sebab meskipun 

Tuhan  memberi mereka rumah-rumah yang tidak mereka bangun 

(6:10), namun rumah-rumah ini tidak akan cukup untuk mereka. 

Mereka perlu rumah yang lebih besar dan lebih bagus. “Dan 

jika  engkau sudah menjadi sangat kaya, banyak ternak, perak 

dan emasnya (ay. 13), seperti Abraham (Kej. 13:2), jika  segala 

yang ada padamu bertambah banyak,” 

1. “Maka berjaga-jagalah terhadap kesombongan. Waspyaitu  

supaya jangan engkau tinggi hati” (ay. 14). saat  harta benda 

bertambah, pikiran cenderung terangkat bersamanya, dalam 

keangkuhan diri, kepuasan diri, dan kepercayaan diri. Oleh 

sebab itu, marilah kita berusaha untuk tetap menjaga roh kita 

tetap rendah dalam keadaan yang tinggi. Kerendahan hati ada-

lah ketenangan dan juga perhiasan dari kemakmuran. Waspa-

dalah supaya engkau tidak mengucapkan, sekalipun itu dalam 

hatimu, kata-kata yang sombong itu, kekuasaanku dan ke-

kuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan 

ini (ay. 17). Perhatikanlah, kita tidak boleh mengambil pujian 

atas kemakmuran kita untuk diri kita sendiri, atau mengait-

kannya dengan kepintaran atau ketekunan kita. Sebab roti 

tidak selalu untuk yang berhikmat, dan kekayaan bukan untuk 

yang cerdas (Pkh. 9:11). Mempersembahkan korban untuk 

pukat kita sendiri (Hab. 1:16) yaitu  penyembahan berhala 

secara rohani.  

2. “Maka berjaga-jagalah supaya engkau tidak melupakan Tuhan .” 

Hal ini mengikuti tinggi hati. Sebab dengan batang hidungnya 

yang ke ataslah orang fasik tidak mencari Tuhan  (Mzm. 10:4). 

Orang-orang yang mengagumi diri mereka sendiri memandang 

rendah Tuhan .  

(1) “Jangan lupakan kewajibanmu terhadap Tuhan ” (ay. 11). 

Kita melupakan Tuhan  jika kita tidak berpegang pada perin-

tah-perintah-Nya. Kita melupakan wewenang-Nya atas diri 

kita, dan kewajiban-kewajiban serta harapan-harapan kita 

terhadap-Nya, jika kita tidak patuh pada hukum-hukum-

Nya. saat  orang bertambah kaya, mereka tergoda untuk 

berpikir bahwa agama yaitu  hal yang tidak perlu. Mereka 

bahagia tanpa agama, dan menganggap agama sebagai se-

suatu yang ada di bawah mereka dan terlalu keras untuk 

mereka. Martabat mereka melarang mereka untuk mem-

Kitab Ulangan 8:10-20 

 643 

bungkuk, dan kebebasan mereka melarang mereka untuk 

melayani. namun  kita sungguh teramat sangat tidak tahu 

berterima kasih jika semakin baik Tuhan  terhadap kita, 

semakin buruklah kita terhadap-Nya.  

(2) “Jangan lupakan bagaimana perlakuan-perlakuan Tuhan  

yang dulu terhadapmu. Pembebasanmu dari Mesir (ay. 14), 

dan persediaan yang dibuat-Nya untukmu di padang 

gurun, padang gurun yang besar dan dahsyat itu.” Jangan 

sekali-kali mereka melupakan segala kengerian padang 

gurun yang tertanam dalam diri mereka. Di Yeremia 2:6 

padang gurun itu disebut tanah yang gelap (KJV: bayang-

bayang kematian). Di sana Tuhan  melindungi mereka se-

hingga mereka tidak dibinasakan oleh ular-ular ganas dan 

kalajengking, meskipun ada kalanya Ia memakai ular dan 

kalajengking untuk menghajar mereka. Di sana Ia meme-

lihara mereka sehingga mereka tidak binasa sebab  keku-

rangan air. Ia melimpahi mereka dengan air yang keluar 

dari gunung batu (ay. 15), yang (menurut Uskup Patrick) 

sangka orang akan keluar api darinya. Di sana Ia memberi 

mereka makan manna, yang sudah diceritakan sebelumnya 

(ay. 3), dengan memberi perhatian untuk membuat mereka 

tetap hidup, supaya Ia dapat berbuat baik kepada mereka 

akhirnya (ay. 16). Perhatikanlah, Tuhan  menyimpan yang 

terbaik untuk diberikan pada saat terakhir bagi Israel 

milik-Nya. Betapa pun Ia tampak memperlakukan mereka 

dengan keras di jalan, Ia tidak akan gagal untuk berbuat 

baik kepada mereka pada akhirnya.  

(3) “Jangan lupakan tangan Tuhan  dalam kemakmuran yang 

engkau rasakan pada saat ini (ay. 18). Ingat bahwa Dialah 

yang memberimu kekayaan, sebab Dia memberi  kepada-

mu kekuatan untuk memperoleh kekayaan.” Lihatlah di sini 

bagaimana pemberian Tuhan  dan berkat yang kita terima 

diselaraskan, dan coba terapkan itu pada kekayaan rohani. 

yaitu  kewajiban kita untuk memperoleh hikmat, dan jika 

kita memperoleh pengertian, maka itu mengungguli semua 

hal yang kita peroleh. Meskipun demikian, anugerah Tuhan -

lah yang memberi  hikmat. Dan saat  kita sudah mem-

perolehnya, kita tidak boleh berkata, kekuatan tangan kita-

lah yang mengusahakannya. Sebaliknya, kita harus meng-

akui bahwa Tuhan lah yang memberi kita kekuatan untuk 

mendapatkannya. Dan sebab  itu, kepada-Nyalah kita 

harus memberi  pujian dan menguduskan penggunaan-

nya. Berkat Tuhan di tangan orang rajin menjadikan kaya, 

baik untuk dunia ini maupun untuk dunia lain. Ia mem-

berikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, 

bukan untuk memuaskanmu, dan membuatmu nyaman, 

melainkan terlebih supaya Ia dapat meneguhkan kovenan-

Nya. Semua karunia Tuhan  diberikan untuk memenuhi 

janji-janji-Nya. 

III. Musa mengulangi peringatan yang baik yang sering diberikannya 

kepada mereka tentang akibat-akibat yang mematikan dari ke-

murtadan mereka terhadap Tuhan  (ay. 19-20). Amatilah, 

1. Bagaimana Musa menggambarkan dosa kemurtadan itu. Ke-

murtadan yaitu  melupakan Tuhan , dan lalu  menyem-

bah Tuhan -Tuhan  lain. Orang pasti akan jatuh ke dalam kefasik-

an, jika mereka membuang pemikiran-pemikiran tentang Tuhan  

dari pikiran mereka. Dan, begitu perasaan-perasaan terputus 

dari Tuhan , maka perasaan-perasaan itu pun akan terarah 

pada berhala yang sia-sia.  

2. Bagaimana Musa menyatakan murka dan kehancuran atas 

mereka sebab  kemurtadan itu: “Jika kamu melakukannya, 

kamu pasti binasa, dan kekuasaan serta kekuatan tanganmu, 

yang begitu engkau bangga-banggakan, tidak dapat menolong-

mu. Bahkan, kamu akan binasa seperti bangsa-bangsa yang 

dihalau dari hadapanmu. Tuhan  tidak akan lagi mengindahkan 

kamu, kendati dengan kovenan-Nya denganmu dan hubung-

anmu dengan-Nya, sama seperti Ia tidak mengindahkan bang-

sa-bangsa lain, jika kamu tidak mau taat dan setia kepada-

Nya.” Siapa yang mengikuti orang lain dalam dosa, pasti akan 

ikut binasa bersama mereka. Jika kita berbuat seperti yang 

diperbuat para pendosa, maka bersiap-siaplah untuk meng-

alami nasib yang sama seperti para pendosa.  

 

 

 

 

PASAL  9  

ancangan Musa dalam pasal ini yaitu  untuk meyakinkan umat 

Israel bahwa mereka sama sekali tidak layak untuk menerima 

dari Tuhan  perkenanan-perkenanan luar biasa yang sekarang akan 

dianugerahkan ke atas mereka, dengan menuliskan perkataan beri-

kut ini, seolah-olah dalam huruf besar sebagai butir pokok piagam 

mereka, “Bukan sebab  kamu, ketahuilah itu” (Yeh. 36:32).  

I. Musa meyakinkan mereka akan kemenangan atas musuh-

musuh mereka (ay. 1-3).  

II. Musa memperingatkan mereka untuk tidak menganggap ke-

berhasilan mereka terjadi berkat jasa mereka sendiri, melain-

kan berkat keadilan Tuhan , yang dinyatakan melawan musuh-

musuh mereka, dan berkat kesetiaan-Nya, yang dinyatakan 

kepada nenek moyang mereka (ay. 4-6).  

III. Untuk membuat jelas bahwa mereka tidak beralasan untuk 

memegahkan jasa-jasa mereka sendiri, Musa menyebutkan 

kesalahan-kesalahan mereka, dan menunjukkan kepada umat 

Israel pelanggaran-pelanggaran mereka, dan kepada kaum 

keturunan Yakub dosa-dosa mereka. Secara umum, dari se-

mula mereka sudah menjadi umat yang menyulut murka Tuhan  

(ay. 7-24). Secara khusus,  

1. Dalam perkara anak lembu tuangan, yang kisahnya di-

ceritakan Musa secara panjang lebar (ay. 8-21).  

2. Musa menyebutkan beberapa contoh lain dari pemberon-

takan mereka (ay. 22-23). Dan,  

3. Musa kembali, pada ayat 25, berbicara tentang dirinya 

yang sudah menjadi pengantara bagi mereka di Horeb, un-

tuk mencegah mereka dibinasakan sebab  peristiwa anak 

lembu tuangan.  

R

Kemenangan Dijanjikan  

(9:1-6) 

1 “Dengarlah, hai orang Israel! Engkau akan menyeberangi sungai Yordan 

pada hari ini untuk memasuki serta menduduki daerah bangsa-bangsa yang 

lebih besar dan lebih kuat dari padamu, yaitu  kota-kota besar yang kubu-

kubunya sampai ke langit – 2 suatu bangsa yang besar dan tinggi, orang 

Enak, yang kaukenal dan yang tentangnya kaudengar orang berkata: Siapa-

kah yang dapat bertahan menghadapi orang Enak? 3 Maka ketahuilah pada 

hari ini, bahwa TUHAN, Tuhan mu, Dialah yang berjalan di depanmu laksana 

api yang menghanguskan; Dia akan memunahkan mereka dan Dia akan 

menundukkan mereka di hadapanmu. Demikianlah engkau akan menghalau 

dan membinasakan mereka dengan segera, seperti yang dijanjikan kepadamu 

oleh TUHAN. 4 Janganlah engkau berkata dalam hatimu, jika  TUHAN, 

Tuhan mu, telah mengusir mereka dari hadapanmu: sebab  jasa-jasakulah 

TUHAN membawa aku masuk menduduki negeri ini; padahal sebab  ke-

fasikan bangsa-bangsa itulah TUHAN menghalau mereka dari hadapanmu.  

5 Bukan sebab  jasa-jasamu atau sebab  kebenaran hatimu engkau masuk 

menduduki negeri mereka, namun  sebab  kefasikan bangsa-bangsa itulah, 

TUHAN, Tuhan mu, menghalau mereka dari hadapanmu, dan supaya TUHAN 

menepati janji yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyang-

mu, yaitu  Abraham, Ishak dan Yakub. 6 Jadi ketahuilah, bahwa bukan kare-

na jasa-jasamu TUHAN, Tuhan mu, memberi  kepadamu negeri yang baik 

itu untuk diduduki. sebetulnya  engkau bangsa yang tegar tengkuk!” 

Adanya seruan untuk meminta perhatian (ay. 1), dengarlah, hai orang 

Israel, menyatakan bahwa ini yaitu  khotbah yang baru, yang disam-

paikan beberapa waktu lama sesudah khotbah sebelumnya, mungkin 

pada hari Sabat berikutnya.  

I. Musa menggambarkan kepada umat Israel kekuatan yang mena-

kutkan dari para musuh yang sekarang harus mereka hadapi (ay. 

1). Bangsa-bangsa yang harus mereka halau itu lebih kuat dari-

pada mereka, bukan gerombolan orang yang kasar dan tidak tahu 

aturan,  yang mudah dijadikan mangsa. Sebaliknya, saat  mere-

ka berhasil mengepung bangsa-bangsa itu, mereka akan menda-

pati bahwa kota-kota mereka dibentengi dengan kuat, menurut 

ukuran ilmu perbentengan pada waktu itu. saat  mereka meng-

hadapi bangsa-bangsa itu di medang perang, mereka akan men-

dapati bahwa bangsa-bangsa itu besar dan tinggi, dan tentang 

mereka tersiar kabar bahwa tidak ada yang dapat bertahan meng-

hadapi mereka (ay. 2). Gambaran ini hampir sama dengan gam-

baran yang sudah dibuat oleh para pengintai yang jahat (Bil. 

13:28, 33), namun  itu dibuat dengan maksud yang sangat berbeda. 

Gambaran yang dibuat oleh para pengintai jahat itu dimaksudkan 

untuk menjauhkan bangsa Israel dari Tuhan  dan mengecilkan 

Kitab Ulangan 9:1-6 

harapan mereka kepada-Nya. sedang  gambaran yang dibuat 

Musa ini yaitu  untuk mendorong mereka datang kepada Tuhan  

dan menumbuhkan harapan mereka kepada-Nya, sebab tidak ada 

kuasa yang kurang dari yang mahakuasa yang dapat membuat 

mereka aman dan menang. 

II. Musa meyakinkan mereka akan kemenangan, melalui hadirat 

Tuhan  bersama mereka, kendati dengan besarnya kekuatan musuh 

(ay. 3). “Oleh sebab  itu, pahamilah apa yang harus engkau per-

caya agar berhasil, dan jalan mana yang harus engkau tempuh. 

Tuhan Tuhan mulah yang pergi mendahuluimu, bukan hanya seba-

gai pemimpinmu, atau panglima besarmu, untuk memberi  

arahan, melainkan juga sebagai api yang menghanguskan, untuk 

melaksanakan penghukuman di antara musuh-musuh. Camkan-

lah, Tuhan  akan menghancurkan mereka, dan pada saat itu eng-

kau akan menghalau mereka. Engkau tidak dapat menghalau 

mereka, kecuali Tuhan  membinasakan dan menundukkan mereka. 

namun  Ia tidak akan membinasakan dan menundukkan mereka, 

kecuali engkau menetapkan hatimu dengan sungguh-sungguh 

untuk menghalau mereka.” Kita harus melakukan usaha kita 

dengan bergantung pada anugerah Tuhan , dan kita akan beroleh 

anugerah itu jika kita melakukan usaha kita.  

III. Musa memperingatkan mereka untuk tidak membiarkan adanya 

pemikiran sekecil apa pun bahwa mereka berjasa, seolah-olah 

jasa mereka itu membuat mereka mendapat perkenanan ini dari 

tangan Tuhan : “Janganlah engkau berkata, sebab  jasa-jasakulah, 

entah berkenaan dengan tabiat baikku atau sebagai imbalan 

untuk suatu pelayanan yang baik, TUHAN membawa aku masuk 

menduduki negeri ini (ay. 4). Janganlah pernah berpikir bahwa  itu 

terjadi sebab  jasa-jasamu atau kebenaran hatimu, bahwa itu 

terjadi dengan mempertimbangkan perilakumu yang baik atau 

kecenderungan hatimu yang baik” (ay. 5). Hal itu ditegaskan 

sekali lagi (ay. 6), sebab  sukar menyadarkan orang dari kesom-

bongan atas jasa mereka sendiri. Walaupun begitu hal itu sangat 

perlu dilakukan: “Ketahuilah yaitu pahamilah, percayailah, dan 

pertimbangkanlah, bahwa bukan sebab  jasa-jasamu TUHAN, 

Tuhan mu, memberi  kepadamu negeri ini. Seandainya engkau 

harus mendapatkan negeri ini dengan syarat itu, maka engkau 


 648

tidak akan pernah dapat memasukinya untuk selama-lamanya, 

sebab sebetulnya  engkau bangsa yang tegar tengkuk.” Perhati-

kanlah, sama seperti diperolehnya Kanaan sorgawi oleh kita harus 

dikaitkan dengan kuasa Tuhan  dan bukan dengan kekuatan kita 

sendiri, demikian pula hal itu harus dikaitkan dengan anugerah 

Tuhan  dan bukan dengan jasa kita sendiri. Di dalam Kristuslah 

kita memiliki baik kebenaran maupun kekuatan. Oleh sebab itu, 

di dalam Dialah kita harus bermegah, dan bukan di dalam diri 

kita sendiri, atau suatu kemampuan kita sendiri. 

IV. Musa menyiratkan kepada mereka alasan-alasan yang sebenarnya 

mengapa Tuhan  mau mengambil negeri yang baik ini dari tangan 

orang Kanaan, dan memberi nya kepada Israel. Alasan-alasan 

itu bersumber dari kehormatan-Nya sendiri, bukan dari apa yang 

pantas didapatkan Israel.  

1. Tuhan  akan dihormati dalam kehancuran para penyembah ber-

hala. Penyembah-penyembah berhala itu sudah selayaknya 

dipandang sebagai para pembenci Tuhan , dan sebab nya Ia 

akan membalaskan kesalahan mereka kepada diri mereka sen-

diri. sebab  kefasikan bangsa-bangsa itulah Tuhan  menghalau 

mereka (ay. 4), dan lagi (ay. 5). Semua yang ditolak Tuhan , 

ditolak sebab  kefasikan mereka sendiri. namun  tak satu pun 

dari orang-orang yang diterima-Nya, diterima sebab  jasa-jasa 

mereka sendiri.  

2. Tuhan  akan dihormati dalam penggenapan janji-Nya kepada 

orang-orang yang mengikat perjanjian dengan-Nya. Tuhan  telah 

bersumpah kepada para bapak leluhur, yang mengasihi-Nya 

dan meninggalkan semuanya untuk mengikuti Dia, bahwa Ia 

akan memberi  negeri ini kepada keturunan mereka. Oleh 

sebab  itu, Ia akan meneguhkan kasih setia yang dijanjikan itu 

kepada beribu-ribu orang yang kasih kepada-Nya dan berpe-

gang pada perintah-Nya. Ia tidak akan membiarkan janji-Nya 

gagal. Demi nenek moyang merekalah mereka dikasihi (Rm. 

11:28). Dengan demikian, tidak ada tempat untuk bermegah 

untuk selama-lamanya. Lihat Efesus 1:9, 11. 

 

Kitab Ulangan 9:7-29 

 649 

Israel Diperingatkan akan  

Pemberontakan-pemberontakan mereka  

(9:7-29) 

7 “Ingatlah, janganlah lupa, bahwa engkau sudah membuat TUHAN, Tuhan mu, 

gusar di padang gurun. Sejak engkau keluar dari tanah Mesir sampai kamu 

tiba di tempat ini, kamu menentang TUHAN.8 Di Horeb kamu sudah mem-

buat TUHAN gusar, bahkan TUHAN begitu murka kepadamu, hingga Ia mau 

memunahkan kamu. 9 Sesudah  aku mendaki gunung untuk menerima loh-loh 

batu, loh-loh perjanjian yang diikat TUHAN dengan kamu, maka aku tinggal 

empat puluh hari empat puluh malam lamanya di gunung itu; roti tidak 

kumakan dan air tidak kuminum. 10 TUHAN memberi  kepadaku kedua 

loh batu, yang ditulisi jari Tuhan , di mana ada segala firman yang diucapkan 

TUHAN kepadamu di gunung itu dari tengah-tengah api, pada hari perkum-

pulan. 11 Sesudah lewat empat puluh hari empat puluh malam itu, maka 

TUHAN memberi  kepadaku kedua loh batu, loh-loh perjanjian itu. 12 Lalu 

berfirmanlah TUHAN kepadaku: Bangunlah, turunlah dengan segera dari 

sini, sebab bangsamu, yang kaubawa keluar dari Mesir, telah berlaku busuk; 

mereka segera menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; 

mereka telah membuat patung tuangan. 13 Lagi TUHAN berfirman kepadaku: 

Telah Kulihat bangsa ini dan sebetulnya  mereka yaitu  bangsa yang 

tegar tengkuk. 14 Biarkanlah Aku, maka Aku akan memunahkan mereka dan 

menghapuskan nama mereka dari kolong langit; namun  dari padamu akan 

Kubuat suatu bangsa yang lebih berkuasa dan lebih banyak dari pada 

bangsa ini. 15 Sesudah  itu berpalinglah aku, lalu turun dari gunung yang se-

dang menyala itu dengan kedua loh perjanjian di kedua tanganku. 16 Lalu 

aku menyaksikan, bahwa sebetulnya  kamu telah berbuat dosa terhadap 

TUHAN, Tuhan mu: kamu telah membuat suatu anak lembu tuangan, kamu 

telah segera menyimpang dari jalan yang diperintahkan TUHAN kepadamu.  

17 Maka kupeganglah kuat-kuat kedua loh itu, kulemparkan dari kedua 

tanganku, kupecahkan di depan matamu. 18 Sesudah itu aku sujud di ha-

dapan TUHAN, empat puluh hari empat puluh malam lamanya, seperti yang 

pertama kali – roti tidak kumakan dan air tidak kuminum – sebab  segala 

dosa yang telah kamu perbuat, yaitu  kamu melakukan apa yang jahat di 

mata TUHAN, sehingga kamu menimbulkan sakit hati-Nya. 19 Sebab aku gen-

tar sebab  murka dan kepanasan amarah yang ditimpakan TUHAN kepada-

mu, sampai Ia mau memunahkan kamu. namun  sekali ini pun TUHAN men-

dengarkan aku. 20 Juga kepada Harun TUHAN begitu murka, hingga Ia mau 

membinasakannya; maka pada waktu itu aku berdoa untuk Harun juga.  

21 namun  hasil perbuatanmu yang berdosa, yaitu  anak lembu itu, kuambil, 

kubakar, kuhancurkan dan kugiling baik-baik sampai halus, menjadi abu, 

lalu abunya kulemparkan ke dalam sungai yang mengalir turun dari gunung. 

22 Juga di Tabera, di Masa dan di Kibrot-Taawa, kamu selalu membuat 

TUHAN gusar. 23 Dan saat  TUHAN menyuruh kamu pergi dari Kadesh-

Barnea dengan berfirman: Majulah dan dudukilah negeri yang Kuberikan ke-

padamu itu, maka kamu menentang titah TUHAN, Tuhan mu; kamu tidak per-

caya kepada-Nya dan tidak mendengarkan suara-Nya. 24 Bahkan kamu 

menentang TUHAN, sejak aku mengenal kamu. 25 Maka aku sujud di hadap-

an TUHAN – empat puluh hari empat puluh malam lamanya aku sujud –, ka-

rena TUHAN telah berfirman akan memunahkan kamu, 26 dan aku berdoa 

kepada TUHAN, kataku: Ya, Tuhan Tuhan , janganlah musnahkan umat 

milik-Mu sendiri, yang Kautebus dengan kebesaran-Mu, dan yang Kaubawa 

keluar dari Mesir dengan tangan yang kuat. 27 Ingatlah kepada hamba-

hamba-Mu, kepada Abraham, Ishak dan Yakub; janganlah perhatikan kete-

garan bangsa ini ataupun kefasikannya dan dosanya, 28 supaya negeri, dari 


 650

mana Engkau membawa kami keluar, jangan berkata: Sebab TUHAN tidak 

dapat membawa mereka masuk ke negeri yang dijanjikan-Nya kepada me-

reka, dan sebab benci-Nya kepada mereka, maka Ia membawa mereka keluar 

untuk membunuh mereka di padang gurun. 29 Bukankah mereka itu umat 

milik-Mu sendiri, yang Kaubawa keluar dengan kekuatan-Mu yang besar dan 

dengan lengan-Mu yang teracung?” 

Supaya bangsa Israel tidak memiliki  alasan untuk berpikir bahwa 

Tuhan  membawa mereka ke Kanaan sebab  jasa-jasa mereka, Musa di 

sini menunjukkan kepada mereka betapa merupakan keajaiban belas 

kasihan bahwa mereka tidak dibinasakan sejak dulu di padang 

gurun: “Ingatlah, janganlah lupa, bahwa engkau sudah membuat 

TUHAN, Tuhan mu, gusar (ay. 7). Bukannya mengejar perkenanan-Nya, 

engkau malah sudah berkali-kali membiarkan dirimu terbuka untuk 

ditimpa murka-Nya.” Tindakan-tindakan nenek moyang mereka yang 

menyulut murka Tuhan  di sini didakwakan kepada mereka. Sebab, 

seandainya Tuhan  memperlakukan nenek moyang mereka sesuai 

dengan apa yang pantas mereka dapatkan, maka angkatan ini tidak 

akan pernah ada, apalagi sampai memasuki tanah Kanaan. Kita cen-

derung melupakan tindakan-tindakan kita yang menyulut murka, 

terutama saat  sakitnya pukulan tongkat telah berlalu. Kita perlu 

sering diingatkan akan tindakan-tindakan kita itu, supaya kita tidak 

sekali-kali menyombongkan jasa-jasa kita sendiri. Dengan alasan 

yang kuat, yaitu kesalahan yang meliputi seluruh umat manusia, 

Paulus menyatakan bahwa kita tidak dapat dibenarkan di hadapan 

Tuhan  dengan perbuatan-perbuatan kita sendiri (Rm. 3:19-20). Jika 

perbuatan-perbuatan kita menghukum kita, maka perbuatan-per-

buatan itu tidak akan membenarkan kita. Amatilah:  

1. Mereka telah menjadi umat yang membuat Tuhan  gusar sejak 

mereka keluar dari Mesir (ay. 7). Empat puluh tahun, dari awal 

sampai akhir, Tuhan  dan Musa merasa jemu kepada mereka. Sa-

ngat menyedihkan tabiat yang digambarkan Musa tentang mereka 

sekarang saat  hendak berpisah: Bahkan kamu menentang 

TUHAN, sejak aku mengenal kamu (ay. 24). Tidak lama Sesudah  

mereka dibentuk menjadi sebuah umat, segera muncul perpecah-

an di antara mereka, yang dalam setiap kesempatan maju menen-

tang Tuhan  dan pemerintahan-Nya. Meskipun sejarah Musa hanya 

mencatat sedikit kejadian di luar kejadian-kejadian pada tahun 

pertama dan tahun terakhir dari empat puluh tahun itu, namun 

tampak melalui gambaran umum ini bahwa tahun-tahun selebih-

Kitab Ulangan 9:7-29 

 651 

nya tidak jauh lebih baik, melainkan satu tindakan yang menyu-

lut murka secara berkelanjutan.  

2. Bahkan di Horeb mereka membuat patung anak lembu dan me-

nyembahnya (ay. 8, dst.). Itu yaitu  dosa yang begitu keji, dan 

beberapa  hal yang memperberatnya membuat dosa itu menjadi luar 

biasa berdosa, sehingga mereka pantas ditegur sebab nya dalam 

setiap kesempatan. Dosa itu dilakukan tepat di mana diberikan 

hukum yang secara jelas melarang mereka untuk menyembah Tuhan  

melalui patung-patung, dan saat  gunung Horeb masih menyala 

di depan mata mereka, dan Musa telah naik ke atas untuk meng-

ambil bagi mereka loh batu yang bertuliskan hukum Tuhan . Mereka 

telah segera menyimpang (ay. 16).  

3. Tuhan  sangat murka terhadap mereka sebab  dosa mereka. Ja-

nganlah kiranya mereka berpikir bahwa Tuhan  mengabaikan kesa-

lahan yang telah mereka lakukan, dan memberi mereka tanah 

Kanaan sebab  apa yang baik dalam diri mereka. Tidak! Tuhan  

sudah mau memunahkan mereka (ay. 8), dapat dengan mudah 

melakukannya, dan tidak akan dirugikan sedikit pun olehnya. Ia 

bahkan ingin agar Musa membiarkan-Nya melakukan itu (ay. 13-

14). Melalui hal ini tampaklah betapa kejinya dosa mereka, sebab 

Tuhan  tidak pernah murka terhadap siapa pun melebihi alasan 

yang pantas untuk itu, seperti yang sering dilakukan manusia. 

Musa sendiri, sekalipun seorang sahabat dan orang kesayangan 

Tuhan , gemetar terhadap murka Tuhan  yang dinyatakan dari sorga 

atas kefasikan dan kelaliman mereka (ay. 19): Aku gentar sebab  

murka TUHAN, gentar mungkin bukan hanya untuk mereka saja, 

melainkan juga untuk dirinya sendiri (Mzm. 119:120). 

4. sebab  dosa mereka, mereka telah melanggar kovenan dengan 

Tuhan , dan telah kehilangan semua hak istimewa dari kovenan itu, 

yang ditandakan Musa kepada mereka dengan memecahkan kedua 

loh itu (ay. 17). Surat cerai diberikan kepada mereka, dan untuk 

seterusnya mereka dengan wajar dapat ditinggalkan untuk 

selamanya, sehingga mulut mereka pasti terkatup dan tidak dapat 

menyerukan jasa-jasa mereka sendiri. Tuhan , pada dasarnya, telah 

menyangkal mereka, saat  Ia berkata kepada Musa (ay. 12), 

“Mereka yaitu  bangsamu, mereka bukan umat-Ku, tidak pula 

akan diperlakukan sebagai umat-Ku.”  

5. Harun sendiri tertimpa murka Tuhan  sebab  dosa itu, meskipun 

dia yaitu  orang kudus Tuhan, dan hanya sebab  kegegabahan 


 652

atau ketakutan ia terbawa ke dalam persekongkolan dengan me-

reka dalam dosa itu: Juga kepada Harun TUHAN begitu murka (ay. 

20). Kedudukan atau tabiat manusia yang bagaimana pun tidak 

dapat melindunginya dari murka Tuhan , jika dia turut mengambil 

bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuah-

kan apa-apa. Harun sendiri, yang seharusnya mengadakan kor-

ban pendamaian bagi mereka jika memang kejahatan itu dapat 

dibersihkan melalui korban dan persembahan, malah tertimpa 

murka Tuhan . Betapa mereka tidak mempertimbangkan apa yang 

mereka lakukan saat  menyeretnya ke dalam dosa itu. 

6. Dengan susah payah dan kehadiran yang sangat lamalah Musa 

sendiri pada akhirnya berhasil meredakan murka Tuhan , dan men-

cegah mereka dari kehancuran yang sehabis-habisnya. Ia ber-

puasa dan berdoa selama empat puluh hari empat puluh malam 

penuh sebelum dapat memperoleh pengampunan bagi mereka (ay. 

18). Menurut sebagian penafsir, dua kali empat puluh hari (ay. 

25), sebab dikatakan aku sujud pertama kali (KJV), sementara ke-

perluannya pada empat puluh hari pertama bukanlah keperluan 

semacam itu. Sebagian penafsir yang lain berpendapat bahwa itu 

hanya satu kali empat puluh hari, meskipun disebutkan dua kali, 

seperti yang disebutkan juga dalam pasal 10:10. namun  ini sudah 

cukup untuk membuat mereka merasakan betapa besar murka 

Tuhan  terhadap mereka, dan betapa sempit jalan keluar yang dapat 

mereka lewati untuk menyelamatkan hidup mereka. Dalam hal ini 

tampaklah besarnya murka Tuhan  terhadap seluruh umat manu-

sia, sehingga tidak ada pribadi yang kurang dari Anak-Nya, dan 

tidak ada harga yang kurang dari darah Anak-Nya sendiri, yang 

dapat meredakan murka itu. Musa di sini memberi tahu mereka 

inti dari doa syafaatnya bagi mereka. Ia terpaksa mengakui kete-

garan, kefasikan, dan dosa mereka (ay. 27). Sungguh buruk tabiat 

mereka jika  orang yang tampil sebagai pembela mereka tidak 

dapat menggambarkan hal yang baik tentang mereka, dan tidak 

memiliki  hal lain untuk dikatakan atas nama mereka selain 

bahwa Tuhan  telah melakukan perkara-perkara besar bagi mereka, 

yang benar-benar hanya memperberat kejahatan mereka (ay. 26). 

Bahwa mereka yaitu  keturunan dari nenek moyang yang baik 

(ay. 27), yang bisa juga dibuat berbalik melawan Musa, sebagai 

sesuatu yang membuat masalahnya menjadi lebih buruk, dan 

bukan lebih baik. Dan bahwa orang Mesir akan dapat mencela 

Kitab Ulangan 9:7-29 

 653 

Tuhan , jika Ia sampai membinasakan mereka, sebab  tidak sang-

gup menyempurnakan apa yang telah dikerjakan-Nya bagi mereka 

(ay. 28). Seruan ini dapat dijawab dengan mudah saja: tidak 

peduli apa yang dikatakan orang Mesir, selama langit mencerita-

kan kebenaran Tuhan . Dengan begitu, diselamatkannya mereka 

dari kehancuran pada waktu itu yaitu  semata-mata berkat belas 

kasihan Tuhan , dan desakan Musa, bukan sebab  jasa-jasa apa 

pun dari mereka, yang dapat dipersembahkan bahkan sekadar 

untuk meringankan pelanggaran mereka.  

7. Untuk membuat mereka merasa lebih terenyuh oleh kehancuran 

yang hampir menimpa mereka pada waktu itu, Musa menjelaskan 

secara sangat terperinci tentang kehancuran patung anak lembu 

yang telah mereka buat (ay. 21). Ia menyebutnya sebagai dosa 

mereka. Mungkin bukan hanya sebab  patung anak lembu itu 

merupakan pokok dosa mereka, melainkan juga sebab  kehan-

curannya dimaksudkan sebagai kesaksian melawan dosa mereka, 

dan suatu petunjuk bagi mereka tentang apa yang benar-benar 

pantas didapatkan oleh para pendosa itu sendiri. Orang-orang 

yang membuatnya menjadi seperti apa yang mereka buat. Tidak 

ada kejahatan yang diperbuat terhadap mereka kalaupun mereka 

dihancurleburkan menjadi abu, dibakar hangus, dan diserakkan, 

dan tak seorang pun tersisa dari mereka. Berkat belas kasihan 

yang tak terhinggalah maka berhala yang dihancurkan, dan bu-

kan para penyembah berhalanya.  

8. Bahkan Sesudah  mereka diluputkan dengan baik seperti ini, dalam 

banyak perkara lain mereka tetap menyulut murka Tuhan  berkali-

kali. Musa hanya perlu menyebutkan tempat-tempat kejadiannya, 

sebab tempat-tempat itu membawa serta ingatan akan dosa atau 

hukuman dalam nama-namanya (ay. 22): di Tabera, yang berarti 

terbakar, di mana Tuhan  membakar mereka sebab  sungut-sungut 

mereka. Di Masa, yang berarti pencobaan, di mana mereka me-

nantang Tuhan  yang maha kuasa untuk menolong mereka. Dan di 

Kibrot-Taawa, kuburan orang-orang yang rakus, di mana makanan 

lezat yang mereka damba-dambakan menjadi racun bagi mereka. 

Sesudah  semuanya ini, ketidakpercayaan dan kesangsian mereka 

di Kadesh-Barnea, yang telah diceritakan oleh Musa kepada 

mereka sebelumnya (ps. 1), dan yang disebutkannya lagi di sini 

(ay. 23), pasti akan melengkapi kehancuran mereka seandainya 

mereka diperlakukan sesuai dengan apa yang mereka perbuat.  


 654

Sekarang, biarlah mereka membentangkan semuanya ini ber-

sama-sama, maka akan tampak bahwa perkenanan apa pun yang 

akan ditunjukkan Tuhan  kepada mereka sesudah ini, dalam menun-

dukkan musuh-musuh mereka dan membuat mereka menduduki 

tanah Kanaan, itu bukanlah sebab  jasa-jasa mereka. Sungguh 

baik bagi kita untuk sering mengingat-ingat, dengan dukacita dan 

rasa malu, dosa-dosa kita yang dahulu, sebagai teguran terhadap 

diri kita sendiri, dan untuk melihat kembali catatan yang tersimpan 

dalam hati nurani tentang semuanya itu. Dengan begitu, kita da-

pat melihat betapa kita berutang budi pada anugerah yang cuma-

cuma, dan dengan rendah hati dapat mengakui bahwa kita tidak 

pernah pantas mendapatkan apa pun dari tangan Tuhan  selain 

murka dan kutukan.  

 

 

 

PASAL 10  

alam pasal sebelumnya Musa mengingatkan bangsa Israel akan 

dosa mereka, sebagai alasan mengapa mereka tidak boleh meng-

andalkan kebenaran mereka sendiri. Dalam pasal ini ia membentang-

kan di hadapan mereka belas kasih Tuhan  yang besar terhadap me-

reka, kendati dengan tindakan-tindakan mereka yang menyulut 

murka-Nya, sebagai alasan mengapa mereka harus lebih taat lagi 

untuk masa mendatang. 

I. Musa menyebutkan berbagai tanda dari berkenan dan ber-

damainya Tuhan  dengan mereka, yang tidak pernah boleh di-

lupakan. 

1. Diperbaharuinya loh-loh batu kovenan (ay. 1-5). 

2. Diberikannya perintah untuk meneruskan perjalanan 

mereka menuju Kanaan (ay. 6-7). 

3. Dipilihnya suku Lewi sebagai suku milik Tuhan sendiri 

(ay. 8-9). 

4. Dilanjutkannya jabatan imam sesudah kematian Harun 

(ay. 6). 

5. Diakui dan diterimanya doa syafaat Musa bagi mereka 

(ay. 10-11). 

II. Dari sini Musa menyimpulkan kewajiban-kewajiban yang 

mengikat mereka untuk takut kepada Tuhan , untuk mengasihi-

Nya, dan melayani-Nya, yang ditekankannya kepada mereka 

dengan banyak alasan yang menguatkan (ay. 12, dst.). 


 656

Kebaikan Tuhan  yang Besar terhadap Israel  

(10:1-11) 

1 “Pada waktu itu berfirmanlah TUHAN kepadaku: Pahatlah dua loh batu 

yang serupa dengan yang mula-mula, naiklah kepada-Ku ke atas gunung, 

dan buatlah sebuah tabut dari kayu; 2 maka Aku akan menuliskan pada loh 

itu firman-firman yang ada pada loh yang mula-mula yang telah kaupecah-

kan itu, lalu  letakkanlah kedua loh ke dalam tabut itu. 3 Maka aku 

membuat sebuah tabut dari kayu penaga dan memahat dua loh batu yang 

serupa dengan yang mula-mula; lalu  aku mendaki gunung dengan 

kedua loh itu di tanganku. 4 Dan pada loh itu Ia menuliskan, sama dengan 

tulisan yang mula-mula, Kesepuluh Firman yang telah diucapkan TUHAN 

kepadamu di atas gunung dari tengah-tengah api pada hari kamu berkum-

pul; sesudah itu TUHAN memberi nya kepadaku. 5 Lalu aku turun kem-

bali dari atas gunung, dan aku meletakkan loh-loh itu ke dalam tabut yang 

telah kubuat; dan di situlah tempatnya, seperti yang diperintahkan TUHAN 

kepadaku. 6 Maka orang Israel berangkat dari Beerot Bene-Yaakan ke Mo-

sera; di sanalah Harun mati dan dikuburkan; lalu Eleazar, anaknya, menjadi 

imam menggantikan dia. 7 Dari sana mereka berangkat ke Gudgod, dan dari 

Gudgod ke Yotbata, suatu daerah yang banyak sungainya. 8 Pada waktu itu 

TUHAN menunjuk suku Lewi untuk mengangkut tabut perjanjian TUHAN, 

untuk bertugas melayani TUHAN dan untuk memberi berkat demi nama-Nya, 

sampai sekarang. 9 Sebab itu suku Lewi tidak memiliki  bagian milik 

pusaka bersama-sama dengan saudara-saudaranya; Tuhanlah milik pusaka-

nya, seperti yang difirmankan kepadanya oleh TUHAN, Tuhan mu. 10 Maka aku 

ini berdiri di atas gunung seperti yang pertama kali, empat puluh hari empat 

puluh malam lamanya, dan sekali ini pun TUHAN mendengarkan aku: TUHAN 

tidak mau memusnahkan engkau. 11 Lalu berfirmanlah TUHAN kepadaku: 

Bersiaplah, pergilah berjalan di depan bangsa itu, supaya mereka memasuki 

dan menduduki negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada nenek moyang 

mereka untuk memberi nya kepada mereka.” 

Ada empat hal yang di dalamnya, dan melaluinya, Tuhan  menunjuk-

kan diri-Nya sudah berdamai dengan Israel dan membuat bangsa itu 

sungguh-sungguh besar dan bahagia. Dan dalam keempat hal itu, 

kebaikan Tuhan  mengambil kesempatan dari kejahatan mereka untuk 

membuat-Nya semakin dikagumi dan dihargai. 

I. Tuhan  memberi mereka hukum-Nya, memberi nya kepada mere-

ka dalam bentuk tulisan, sebagai tanda tetap dari perkenanan-

Nya. Meskipun loh-loh batu yang ditulis pertama sudah pecah, 

sebab  Israel telah melanggar perintah-perintah-Nya, dan Tuhan  

bisa saja secara adil membatalkan kovenan itu, namun saat  

murka-Nya sudah reda, loh-loh batu itu diperbaharui (ay. 1-2). 

Perhatikanlah, jika Tuhan  memberi  hukum-Nya kepada kita, 

maka itu berarti kita telah diperdamaikan dengan Tuhan , dan itu 

merupakan jaminan terbaik akan kebahagiaan kita di dalam Dia. 

Musa diperintahkan untuk memahat dua loh batu. Sebab hukum 

Kitab Ulangan 10:1-11 

 657 

Taurat mempersiapkan hati untuk menyambut anugerah Tuhan  

dengan menyadarkan hati akan kesalahannya dan mempermalu-

kan hati sebab  kesalahannya itu. namun  hanya anugerah itulah 

yang menuliskan hukum di dalam hati sesudah hati disadarkan 

dan dipermalukan seperti itu. Musa membuat sebuah tabut dari 

kayu penaga (ay. 3), sebuah peti sederhana, yang saya duga sama 

dengan peti tempat menyimpan kedua loh batu itu di lalu  

hari. namun  dikatakan bahwa Bezaleel membuat tabut itu (Kel. 

37:1), sebab ia lalu  merampungkan tabut itu dan melapisi-

nya dengan emas. Atau Musa dikatakan membuat tabut itu ka-

rena, saat  ia naik gunung kedua kalinya, ia memerintahkan 

agar tabut itu dibuat oleh Bezaleel, kalau-kalau ia tidak turun 

dari gunung. Bisa dilihat bahwa untuk alasan inilah tabut meru-

pakan hal pertama yang tentangnya Tuhan  memberi  perintah 

(Kel. 25:10). Hal ini menjadi jaminan bagi jemaah bahwa kedua 

loh batu itu tidak akan gagal diberikan untuk kali kedua ini, se-

perti yang telah terjadi pada kali pertama. Tuhan  akan mengirim-

kan hukum dan Injil-Nya kepada orang-orang yang hatinya siap 

untuk menerimanya seperti tabut. Kristus yaitu  tabut yang di 

dalamnya keselamatan kita tersimpan dengan aman sekarang, 

supaya keselamatan itu tidak hilang sebagaimana yang terjadi 

dengan Adam pertama, saat  ia menggenggamnya dalam tangan-

nya sendiri. Amatilah,  

1. Apa yang ditulis Tuhan  pada kedua loh batu itu, yaitu Kese-

puluh Firman (ay. 4), atau sepuluh kalimat, yang menyiratkan 

betapa kecil batasan yang menampung perintah-perintah itu. 

Isinya bukanlah sepuluh jilid, melainkan sepuluh kalimat saja.