• coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

  • kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label ibrani wahyu 7. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ibrani wahyu 7. Tampilkan semua postingan

ibrani wahyu 7

 


engerian-kengerian maut, 

melucuti sengatnya, dan dengan gembira mengucapkan se-

lamat tinggal kepada dunia ini beserta segala penghiburan 

dan salibnya. Inilah tindakan-tindakan iman mereka. Seka-

rang amatilah, 

3.  Upah yang besar dan penuh rahmat dari iman mereka: Tuhan  

tidak malu disebut Tuhan  mereka, sebab  Ia telah mempersiap-

kan sebuah kota bagi mereka (ay. 16). Perhatikanlah,  

(1) Tuhan  yaitu  Tuhan  dari semua orang percaya yang sung-

guh-sungguh. Iman membuat mereka mendapat bagian di 

dalam Tuhan , dan dalam segala kepenuhan-Nya.  

(2) Ia disebut sebagai Tuhan  mereka. Ia menyebut diri-Nya demi-

kian: Akulah Tuhan  Abraham, Tuhan  Ishak dan Tuhan  Yakub. Ia 

memperbolehkan mereka untuk menyebut-Nya demikian. Ia 

juga memberi mereka Roh yang menjadikan mereka anak, 

sehingga mereka dapat berseru, “ya Abba, ya Bapa!” 

(3) Kendati dengan kehinaan mereka secara alami, kekejian 

mereka sebab  dosa, dan kemiskinan keadaan lahiriah me-

reka, Tuhan  tidak malu disebut sebagai Tuhan  mereka. Demi-

kianlah perendahan diri-Nya, demikianlah kasih-Nya ter-

hadap mereka. Oleh sebab itu, janganlah pernah mereka 

malu disebut sebagai umat-Nya. Jangalah malu siapa saja 

dari antara mereka yang sungguh-sungguh merupakan 

umat-Nya, betapapun terhinanya mereka di dunia. Lebih 

dari semua itu, hendaklah mereka memperhatikan supaya 

mereka tidak menjadi aib dan cela bagi Tuhan  mereka, yang 

dapat menyebabkan Dia malu terhadap mereka. namun  

hendaklah mereka bertindak sedemikian rupa sehingga 

menjadi ternama, terpuji, dan terhormat bagi-Nya.  

(4) Sebagai bukti dari hal ini, Tuhan  telah menyediakan bagi 

mereka sebuah kota, kebahagiaan yang disesuaikan de-

ngan hubungan yang kini terjalin antara Tuhan  dan mereka. 


 206

Sebab tidak ada suatu apa pun di dunia ini yang sepadan 

dengan kasih-Nya dengan menjadi Tuhan  bagi umat-Nya. 

Seandainya Tuhan  tidak bisa dan juga tidak mau memberi-

kan kepada umat-Nya apa saja yang lebih baik dibandingkan  

yang dapat ditawarkan dunia ini, maka Ia akan malu dise-

but sebagai Tuhan  mereka. Jika Ia membawa mereka ke 

dalam hubungan seperti itu dengan diri-Nya sendiri, maka 

Ia akan memberi mereka persediaan yang sesuai dengan 

hubungan itu. Jika Ia mengambil bagi diri-Nya gelar seba-

gai Tuhan  mereka, maka Ia akan sepenuhnya memenuhi 

gelar itu, dan bertindak sesuai dengan tindakan-Nya itu. Ia 

telah menyediakan bagi mereka apa yang akan sepenuhnya 

menggenapi sifat dan hubungan ini, sehingga tidak akan 

pernah dikatakan, bagi cela dan hinaan kepada Tuhan , bah-

wa Ia telah mengangkat sebuah umat untuk menjadi anak-

anak-Nya sendiri, namun  kemudian tidak memberi perhatian 

untuk menyiapkan perbekalan yang sesuai untuk mereka. 

Permenungan akan hal ini seharusnya mengobarkan pera-

saan, memperluas keinginan-keinginan, dan menggugah 

usaha-usaha yang tekun dari umat Tuhan  terhadap kota 

yang telah dipersiapkan-Nya untuk mereka ini. 

VII. sesudah  memberi  uraian tentang iman orang-orang lain, 

selain Abraham, sekarang Rasul Paulus kembali kepada Abra-

ham, dan memberi kita sebuah contoh tentang ujian dan tindak-

an iman terbesar yang tercatat dalam kisah bapa orang beriman 

atau kisah siapa saja dari keturunan rohaninya. Kisah ini 

yaitu  tentang dipersembahkannya Ishak oleh Abraham: sebab  

iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan 

Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan 

anaknya yang tunggal (ay. 17). Dalam contoh yang agung ini 

amatilah, 

1. Pencobaan dan ujian bagi iman Abraham. Ia sungguh-sung-

guh diuji. Dikatakan dalam Kejadian 22:1, dalam hal ini Tuhan  

mencoba Abraham. Bukan untuk berbuat dosa, sebab Tuhan  

tidak pernah mencobai manusia seperti itu, namun  hanya 

menguji iman dan ketaatannya demi suatu tujuan. Sebelum-

nya Tuhan  sudah mencobai atau menguji iman Abraham, 

saat  Ia memanggilnya untuk meninggalkan negerinya dan 

Surat Ibrani 11:4-31 

 207 

keluarga bapaknya, saat  sebab  bencana kelaparan Abra-

ham terpaksa meninggalkan Kanaan dan pergi ke Mesir, keti-

ka Abraham terpaksa melawan lima raja untuk menyelamat-

kan Lot, saat  Sara diambil darinya oleh Abimelekh, dan 

dalam banyak contoh lain. namun  ujian ini lebih besar dari itu 

semua. Ia diperintahkan untuk mempersembahkan anaknya 

Ishak. Bacalah cerita mengenai hal ini dalam Kejaidan 22:2. 

Di sana kita akan mendapati bahwa setiap kata yang diucap-

kan yaitu  ujian: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang 

engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan 

persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada 

salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu. Ambil-

lah anakmu, bukan salah satu dari ternak atau hambamu, 

melainkan anak tunggalmu dari Sara, Ishak tawamu, anak 

yang membawa sukacita dan kegembiraan bagimu, yang 

engkau kasihi seperti jiwamu sendiri. Bawalah ia ke tempat 

yang jauh, tiga hari perjalanan lamanya, ke tanah Moria. Dan 

jangan hanya meninggalkan dia di sana, namun  persembah-

kanlah dia sebagai korban bakaran.” Tidak ada ujian yang 

lebih berat yang pernah diberikan kepada makhluk mana 

pun. Rasul Paulus di sini menyebutkan beberapa hal yang 

semakin menambah beratnya ujian ini. 

(1) Abraham mendapat ujian sesudah  menerima janji-janji, 

bahwa Ishak ini akan membangun keluarga baginya, bah-

wa keturunan dari Ishaklah yang akan disebut keturun-

annya (ay. 18), dan bahwa Ishak akan menjadi salah se-

orang nenek moyang dari Mesias, dan semua bangsa diber-

kati di dalam Dia. Sehingga, dengan dipanggil untuk mem-

persembahkan Ishak, ia tampak dipanggil untuk meng-

hancurkan dan memutuskan garis keturunannya sendiri, 

membatalkan janji-janji Tuhan , menghalang-halangi keda-

tangan Kristus, menghancurkan seluruh dunia, mengor-

bankan jiwanya sendiri dan harapan-harapannya akan ke-

selamatan, dan meruntuhkan jemaat Tuhan  dalam sekali 

pukul. Sungguh pencobaan yang amat mengerikan!  

(2) Bahwa Ishak ini yaitu  anak tunggalnya dari Sara istri-

nya, satu-satunya anak yang dia miliki dari Sara, dan 

satu-satunya anak yang akan menjadi anak dan ahli wa-

ris janji itu. Ismael sudah dibiarkan pergi dengan kebesar-


 208

an duniawi. namun  janji keturunan, dan kedatangan Me-

sias, harus dipenuhi melalui Ishak, anak ini, atau tidak 

sama sekali. Sehingga, selain kasih sayangnya yang ter-

amat lembut terhadap anaknya ini, semua harapannya 

sudah tertumpu pada dia, dan jika anaknya itu binasa, ia 

harus binasa bersamanya. Bahkan seandainya Abraham 

memiliki begitu banyak anak, Ishak yaitu  satu-satunya 

anak yang dapat menyampaikan berkat yang dijanjikan 

kepada semua bangsa. Anak yang sudah dinanti-nanti-

kannya begitu lama, yang disambutnya dengan begitu 

luar biasa, dan yang pada dia hatinya terpatri. Dan seka-

rang ia harus menyerahkan anak ini sebagai korban per-

sembahan, dan dengan tangannya sendiri pula. Ujian se-

perti ini pasti akan menggoncangkan perasaan orang yang 

memiliki  pikiran paling tenang dan paling kuat yang 

pernah ada sekalipun. 

2. Tindakan-tindakan iman Abraham dalam ujian yang begitu 

besar. Ia taat. Ia mempersembahkan Ishak. Dengan sadar Ia 

menyerahkan Ishak dengan jiwa yang tunduk kepada Tuhan , 

dan siap untuk benar-benar melakukannya, sesuai perintah 

Tuhan . Dalam hal ini ia bertindak sejauh sampai pada saat-

saat paling menentukan, dan pasti akan terus melanjutkan-

nya seandainya Tuhan  tidak mencegah dia. Tidak ada yang 

lebih lembut dan menyentuh perasaan dibandingkan  kata-kata 

Ishak itu: “Bapa, di sini sudah ada api dan kayu, namun  di 

manakah anak domba untuk korban bakaran itu?” Tak sedikit 

pun tebersit dalam pikiran Ishak bahwa dialah yang akan 

menjadi anak dombanya. Abraham mengetahuinya, namun ia 

tetap melanjutkan rancangan besar itu.  

3. Apa yang menyokong iman Abraham. Yang menyokong iman-

nya pasti sesuatu yang sangat besar, sesuai dengan besarnya 

ujian itu: Ia berpikir, bahwa Tuhan  berkuasa membangkitkan 

orang-orang sekalipun dari antara orang mati (ay. 19). Iman-

nya disokong oleh kepekaannya terhadap kemahakuasaan 

Tuhan , yang mampu membangkitkan orang mati. Demikianlah 

ia berpikir dalam hatinya, dan dengan begitu ia menghilang-

kan semua keraguannya. Tidak tampak bahwa Abraham ber-

harap perintah itu akan dibatalkan, dan ia akan dihalang-

halangi untuk mempersembahkan anaknya. Harapan seperti 

Surat Ibrani 11:4-31 

 209 

itu akan merusak ujian, dan sebab  itu menghancurkan ke-

menangan dari imannya. namun  ia tahu bahwa Tuhan  dapat 

membangkitkan Ishak dari antara orang mati, dan ia percaya 

bahwa Tuhan  akan melakukannya, sebab  perkara-perkara 

besar seperti itu bergantung pada anaknya, yang pasti akan 

gagal terlaksana seandainya Ishak tidak terus dibiarkan 

hidup. Perhatikanlah,  

(1)  Tuhan  sanggup membangkitkan orang mati, membangkit-

kan tubuh-tubuh yang mati, dan membangkitkan jiwa-

jiwa yang mati.  

(2)  Keyakinan akan hal ini akan membawa kita melewati se-

gala kesulitan dan ujian terbesar yang dapat kita hadapi.  

(3) Sudah menjadi kewajiban kita untuk berusaha mengha-

pus keraguan dan ketakutan kita, dengan merenungkan 

kemahakuasaan Tuhan . 

4. Upah bagi imannya dalam ujian yang besar ini (ay. 19): ia 

menerima kembali anaknya dari antara orang mati secara 

kiasan, dalam perumpamaan.  

(1) Ia menerima anaknya kembali. Ia sudah menyerahkan 

anaknya kepada Tuhan , namun Tuhan  menyerahkannya 

kembali kepada dia. Cara terbaik untuk menikmati peng-

hiburan-penghiburan kita dengan perasaan terhibur ada-

lah dengan menyerahkannya kepada Tuhan . Dengan begi-

tu, Ia akan mengembalikannya lagi, jika tidak dalam ben-

tuk yang sama, maka dalam kebaikan. 

(2) Ia menerima anaknya dari antara orang mati, sebab ia 

menyerahkannya sebagai orang mati. Ishak sudah seperti 

anak yang mati bagi dia, dan kembalinya Ishak kepada-

nya tidak kurang dari kebangkitan.  

(3) Ini merupakan perlambang atau perumpamaan tentang 

sesuatu yang lebih jauh. Itu perlambang dari korban dan 

kebangkitan Kristus, yang dilambangkan oleh Ishak. Itu 

perlambang dan tanda kebangkitan yang mulia dari se-

mua orang percaya yang sungguh-sungguh, yang hidup-

nya tidak musnah, namun  tersembunyi bersama dengan 

Kristus di dalam Tuhan . Sekarang kita sampai pada iman 

dari orang-orang kudus lain dalam Perjanjian Lama, yang 


 210

disebutkan namanya, dan juga ujian-ujian serta tindak-

an-tindakan imannya secara khusus. 

VIII. Uraian tentang iman Ishak (ay. 20). Beberapa hal tentang Ishak 

sudah kita lihat sebelumnya terselip dalam kisah Abraham. Di 

sini kita mendapati sesuatu yang berbeda sifatnya, yaitu bahwa 

sebab  iman Ishak memberkati kedua putranya, Yakub dan 

Esau, sambil memandang jauh ke depan. Di sini amatilah, 

1.  Tindakan-tindakan imannya: Ia, sambil memandang jauh ke 

depan, memberi  berkatnya kepada Yakub dan Esau. Ia 

memberkati mereka, yaitu menyerahkan mereka kepada 

Tuhan  dalam perjanjian. Ia menyarankan supaya mereka de-

kat dengan Tuhan  dan agama. Ia berdoa untuk mereka, dan 

bernubuat mengenai mereka, apa yang akan terjadi pada 

mereka, dan keturunan mereka. Kita mendapati cerita ini 

dalam Kejadian 27. Perhatikanlah,  

(1) Baik Yakub maupun Esau diberkati sebagai anak-anak 

Ishak, setidak-tidaknya berkenaan dengan kebaikan-ke-

baikan jasmaniah. Sungguh suatu hak istimewa yang 

besar bila menjadi keturunan orangtua yang baik, dan se-

ring kali anak-anak jahat dari orangtua yang baik berna-

sib lebih baik di dunia ini oleh sebab  orangtua mereka, 

sebab perkara-perkara yang ada sekarang termasuk da-

lam perjanjian. namun  itu bukanlah hal-hal yang terbaik, 

dan tidak ada orang mengenal apa itu kasih atau kebenci-

an dengan memiliki  atau kekurangan hal-hal seperti itu.  

(2) Yakub lebih diutamakan dan mendapat berkat utama, 

yang menunjukkan bahwa anugerah dan kelahiran baru-

lah yang meninggikan seseorang di atas teman-teman me-

reka, dan membuat mereka memenuhi syarat untuk 

mendapat berkat-berkat terbaik. Hal itu juga menunjuk-

kan bahwa sebab  anugerah Tuhan  yang berdaulat dan 

cuma-cumalah maka di dalam keluarga yang sama anak 

yang satu dibawa dan yang lain ditinggal, yang satu di-

kasihi dan yang lain dibenci, sebab seluruh bangsa ketu-

runan Adam pada hakikatnya pantas dimurkai Tuhan . 

Bahwa jika seseorang mendapat bagiannya di dunia ini, 

dan orang lain di dunia yang lebih baik, maka Tuhan lah 

Surat Ibrani 11:4-31 

 211 

yang membuat perbedaan itu. Sebab bahkan penghibur-

an-penghiburan dalam kehidupan ini sudah lebih banyak 

dan lebih baik dibandingkan  yang pantas didapatkan anak-

anak manusia. 

2. Kesulitan-kesulitan yang digumuli iman Ishak.  

(1) Ia tampak lupa bagaimana Tuhan  sudah menentukan per-

karanya pada saat kelahiran anak-anaknya ini (Kej. 

25:23). Ini seharusnya menjadi pedoman yang dia pegang 

selama ini, namun ia lebih tergoyahkan oleh kasih sayang 

alami dan kebiasan umum, yang memberi  kehormat-

an, kasih sayang, dan keuntungan dua kali lipat kepada 

anak sulung.  

(2) Ia bertindak dengan berat hati dalam hal ini. saat  hen-

dak mengucapkan berkat, terkejutlah Ishak dengan sangat 

(Kej. 27:33). Dan ia menuduh Yakub telah merampas ber-

kat Esau dengan licik (Kej. 27:33, 35). namun  , ken-

dati dengan semua ini, iman Ishak kembali lagi, dan ia 

mengesahkan berkat itu: Aku telah memberkati dia; dan 

dia akan tetap orang yang diberkati. Ribka dan Yakub 

tidak dapat dibenarkan dalam memakai cara sembunyi-

sembunyi untuk memperoleh berkat ini, namun  Tuhan  akan 

dibenarkan dalam kuasa-Nya atas dosa-dosa manusia 

untuk dipakai-Nya dalam melayani tujuan-tujuan kemu-

liaan-Nya. Sekarang, sebab  iman Ishak itu sudah me-

nang atas ketidakpercayaannya, maka Tuhan  Ishak ber-

kenan memaklumi kelemahan imannya, memuji ketu-

lusan imannya, dan mencatatnya di antara para penatua, 

yang mendapat suatu kesaksian yang baik sebab  iman. 

Sekarang kita melanjutkan kepada, 

IX. Iman Yakub (ay. 21), yang saat  hampir waktunya akan mati, 

memberkati kedua anak Yusuf, lalu menyembah sambil bersandar 

pada kepala tongkatnya. Ada banyak contoh tentang iman Yakub 

yang besar. Hidupnya yaitu  hidup iman, dan imannya mendapat 

ujian yang besar. namun  Tuhan  telah berkenan untuk berbicara 

secara khusus tentang dua dari banyak contoh iman bapa leluhur 

ini, selain apa yang sudah disebutkan dalam kisah Abraham. Di 

sini amatilah, 


 212

1. Ada dua tindakan imannya yang disebutkan di sini: 

(1) Ia memberkati kedua anak Yusuf, Efraim dan Manasye. Ia 

mengangkat mereka sebagai bagian dari anak-anaknya sen-

diri, dan dengan demikian bagian dari jemaat Israel, meski-

pun mereka lahir di Mesir. Tidak diragukan lagi bahwa 

merupakan berkat besar untuk dimasukkan ke dalam je-

maat Tuhan  di bumi ini, dengan mendapat pengakuan dan 

hak istimewa, namun  terlebih lagi jika kita masuk ke dalam 

jemaat-Nya dalam roh dan kebenaran.  

[1] Yakub menjadikan keduanya sebagai kepala dari suku-

suku yang berbeda, seolah-olah mereka yaitu  anak-

anak kandungnya sendiri.  

[2] Yakub berdoa bagi mereka, supaya mereka berdua di-

berkati Tuhan .  

[3] Yakub bernubuat bahwa mereka akan diberkati. namun , 

seperti yang dilakukan Ishak sebelumnya, demikian 

pula sekarang Yakub lebih memilih yang lebih muda, 

Efraim. Dan meskipun Yusuf sudah menempatkan me-

reka sedemikian rupa supaya tangan kanan ayahnya di-

tumpangkan atas Manasye, yang lebih tua, Yakub 

dengan bijak meletakkannya pada Efraim. Ini terjadi 

dengan pimpinan ilahi, sebab Yakub tidak dapat meli-

hat. Hal ini untuk menunjukkan bahwa jemaat bukan 

Yahudi, yang lebih muda, akan mendapat berkat yang 

lebih berlimpah dibandingkan  jemaat Yahudi, yang lebih tua. 

(2) Ia menyembah sambil bersandar pada kepala tongkatnya. 

Yaitu, ia memuji Tuhan  atas apa yang sudah dilakukan-Nya 

untuk dia, dan atas pengharapan akan keterberkatan yang 

sudah mendekat. Ia berdoa untuk orang-orang yang ia 

tinggalkan, supaya agama dapat terjaga dalam keluarganya 

saat  ia sudah tiada. Ia melakukan ini sambil bersandar 

pada kepala tongkatnya. Ia melakukan hal ini, bukan 

seperti yang diimpikan sebagian orang, bahwa ia menyem-

bah semacam gambar Tuhan  yang terukir pada kepala tong-

katnya, namun  ini mengisyaratkan kepada kita betapa 

sangat lemah tubuhnya, bahwa ia tidak mampu bangun 

dan duduk di tempat tidur tanpa tongkat, dan walaupun 

begitu ia tidak mau memakai alasan ini untuk mengabai-

Surat Ibrani 11:4-31 

 213 

kan ibadah kepada Tuhan . Ia ingin melakukan ibadah sem-

bahnya itu sebaik mungkin dengan tubuhnya, dan juga 

dengan rohnya, meskipun ia tidak bisa melakukannya se-

baik seperti yang diinginkannya. Dengan ini ia menunjuk-

kan kebergantungannya pada Tuhan , dan memberi kesak-

sian tentang keadaannya di sini sebagai peziarah dengan 

tongkatnya, tentang kelelahannya pada dunia, dan kemau-

annya untuk beristirahat.  

2.  Waktu saat  Yakub menjalankan imannya dengan cara 

seperti ini: saat  hampir waktunya akan mati. Ia hidup oleh 

iman, dan meninggal oleh iman dan di dalam iman. Perhati-

kanlah, meskipun anugerah iman selalu berguna sepanjang 

hidup kita, anugerah itu terutama berguna saat  hampir tiba 

waktunya kita akan mati. Iman mendapatkan manfaat terbe-

sarnya di saat-saat terakhir, untuk menolong orang-orang per-

caya menyelesaikan dengan baik, mati bagi Tuhan dengan 

cara yang menghormati Dia, dengan kesabaran, harapan, dan 

sukacita. Ini akan meninggalkan kesaksian akan kebenaran 

firman Tuhan  dan keluhuran jalan-jalan-Nya, guna meyakinkan 

dan meneguhkan semua orang yang menemani mereka di saat 

ajal menjemput mereka. Cara terbaik orangtua menyelesaikan 

hidup mereka yaitu  dengan memberkati keluarga-keluarga 

mereka dan menyembah Tuhan . Sekarang kita sampai pada, 

X.  Iman Yusuf (ay. 22). Dan di sini juga kita melihat, 

1. Apa yang dia lakukan dengan imannya: Ia memberitakan ten-

tang keluarnya orang-orang Israel dan memberi pesan tentang 

tulang-belulangnya. Bacaan ini diambil dari Kejadian 50:24-25. 

Yusuf terkenal dengan imannya, meskipun ia tidak menikmati 

pertolongan-pertolongan sebab  imannya itu seperti yang di-

nikmati oleh semua saudaranya yang lain. Ia dijual ke Mesir. Ia 

dicobai oleh godaan-godaan, oleh dosa, dan oleh penganiayaan 

sebab  tetap mempertahankan kejujurannya. Ia dicobai oleh 

pangkat dan kekuasaan di istana Firaun, namun imannya tetap 

teguh dan membawa dia melewati semuanya pada akhirnya.  

(1) Dengan iman ia memberitakan tentang keluarnya orang-

orang Israel, bahwa akan tiba saatnya saat  mereka dibe-

baskan dari Mesir. Ia memberitakan hal ini untuk memper-


 214

ingatkan mereka supaya mereka tidak berpikir untuk me-

netap di Mesir, yang pada saat itu merupakan tempat pe-

nuh kelimpahan dan kenyamanan bagi mereka. Dan juga 

untuk menjaga mereka supaya tidak tenggelam di bawah 

bencana-bencana dan kesusahan-kesusahan yang sudah 

dilihatnya akan menimpa mereka di sana. Ia juga melaku-

kannya untuk menghibur dirinya sendiri, bahwa meskipun 

tidak akan hidup untuk melihat pembebasan mereka, ia 

bisa mati dengan mengimaninya.  

(2) Ia memberi pesan tentang tulang-belulangnya, supaya me-

reka tetap menjaganya untuk tidak dikuburkan di Mesir, 

sampai Tuhan  membebaskan mereka dari negeri perbudak-

an itu, dan supaya pada saat itu mereka harus membawa 

tulang-belulangnya bersama mereka ke Kanaan dan me-

nguburkannya di sana. Meskipun orang percaya memberi 

perhatian utama pada jiwa mereka, namun juga mereka 

tidak bisa sepenuhnya mengabaikan tubuh mereka, seba-

gai anggota Kristus dan bagian dari diri mereka sendiri, 

yang pada akhirnya akan dibangkitkan, dan menjadi ka-

wan yang bahagia bagi jiwa mereka yang sudah dimuliakan 

sampai selama-lamanya. Nah, Yusuf memberi  pesan ini 

bukan sebab  ia berpikir bahwa dengan dimakamkan di 

Mesir maka itu akan membahayakan jiwanya atau meng-

halang-halangi kebangkitan tubuhnya (seperti khayalan 

sebagian rabi bahwa semua orang Yahudi yang dimakam-

kan di luar Kanaan harus dibawa ke Kanaan supaya mere-

ka dapat bangkit kembali), melainkan untuk memberi  

kesaksian,  

[1] Bahwa meskipun sudah hidup dan mati di Mesir, Yusuf 

tidak hidup dan mati sebagai orang Mesir, melainkan 

sebagai orang Israel.  

[2] Bahwa ia lebih memilih pemakaman yang berarti di Ka-

naan dibandingkan  pemakaman yang megah di Mesir. 

[3] Bahwa ia akan pergi bersama bangsanya sejauh yang dia 

bisa, meskipun ia tidak bisa pergi sejauh yang ia mau.  

[4] Bahwa ia percaya akan kebangkitan tubuh, dan per-

sekutuan yang akan segera dimiliki jiwanya dengan 

orang-orang kudus yang sudah berpulang, seperti juga 

yang dialami tubuhnya dengan jasad-jasad mereka.  

Surat Ibrani 11:4-31 

 215 

[5] Untuk meyakinkan mereka bahwa Tuhan  akan bersama 

mereka di Mesir, dan membebaskan mereka dari situ 

pada saat-Nya dan dengan jalan-Nya sendiri. 

2.  Kapan iman Yusuf bertindak dengan cara seperti ini. Yaitu, 

seperti halnya Yakub, saat  hampir waktunya akan mati. 

Tuhan  sering kali memberi umat-Nya penghiburan-penghiburan 

yang menghidupkan pada saat-saat kematian. Dan jika  Ia 

memberi nya, maka sudah menjadi kewajiban mereka, 

sedapat mungkin, untuk memberitahukannya kepada orang-

orang di sekitar mereka, demi kemuliaan Tuhan , demi kehor-

matan agama, dan demi kebaikan saudara-saudara dan te-

man-teman mereka. Sekarang kita melanjutkan dengan, 

XI. Iman orangtua Musa, yang dikutip dari Keluaran 2:3, dst. Di sini 

amatilah,  

1. Tindakan iman mereka. Mereka menyembunyikan anak mere-

ka ini selama tiga bulan. Meskipun hanya ibu Musa yang dise-

butkan dalam sejarah, namun dari apa yang dikatakan di sini, 

tampaknya ayahnya pun tidak hanya menyetujuinya, namun  

juga terlibat di dalamnya. Sungguh membahagiakan jika  

pasangan sepenanggungan bekerja sama di dalam kuk iman, 

sebagai ahli-ahli waris dari anugerah Tuhan . Dan alangkah 

bahagianya juga jika  mereka melakukan hal ini dalam 

kepedulian rohani bagi kebaikan anak-anak mereka, untuk 

menjaga mereka dari orang-orang yang tidak hanya akan 

menghancurkan hidup mereka, namun  juga merusak pikiran 

mereka. Cermatilah, Musa sudah dianiaya sejak dari awal, dan 

terpaksa disembunyikan. Dalam hal ini ia merupakan 

perlambang Kristus, yang dianiaya hampir segera sesudah  Ia 

lahir, dan orangtua-Nya terpaksa melarikan diri bersama Dia 

ke Mesir untuk melindungi Dia. Sungguh suatu rahmat yang 

besar jika kita terbebas dari hukum dan maklumat yang jahat. 

namun  , jika tidak, kita harus menggunakan segala cara 

yang sah untuk melindungi diri. Iman orangtua Musa ini 

bercampur dengan ketidakpercayaan, namun  Tuhan  berkenan 

mengabaikannya.  

2. Alasan-alasan mengapa mereka berbuat demikian. Tidak di-

ragukan lagi, kasih sayang alami sudah pasti menggerakkan 


 216

mereka. namun  ada hal yang lebih jauh lagi. Mereka melihat 

bahwa anak itu bagus, anak itu cantik (Kel. 2:2), sangat elok, 

seperti dalam Kisah Para Rasul 7:20, asteios tō Theō – 

venustus Deo – elok di mata Tuhan . Pada dirinya tampak ada 

sesuatu yang tidak biasa. Keindahan Tuhan berdiam di dalam 

dirinya, sebagai pertanda bahwa ia dilahirkan untuk melaku-

kan perkara-perkara besar, dan bahwa saat  berbicara de-

ngan Tuhan  wajahnya akan bersinar (Kel. 34:29). Betapa cemer-

lang dan termasyhurnya perbuatan-perbuatan yang harus ia 

lakukan untuk membebaskan Israel, dan betapa namanya 

akan bersinar terang dalam tulisan-tulisan suci. Adakalanya, 

namun tidak selalu, wajah menunjukkan pikiran.  

3.  Menangnya iman mereka atas ketakutan mereka. Mereka tidak 

takut terhadap perintah raja (Kel. 1:22). Sungguh suatu mak-

lumat yang jahat dan kejam, bahwa semua bayi laki-laki Israel 

harus dimusnahkan, supaya nama Israel punah dari muka 

bumi. namun  mereka tidak begitu takut sampai-sampai ber-

sedia menyerahkan anak mereka. Mereka mempertimbangkan 

bahwa, jika tidak ada laki-laki yang bertahan, maka habis dan 

hancur sudah jemaat Tuhan  dan agama yang benar. Dan bahwa 

meskipun dalam keadaan mereka yang diperbudak dan ditin-

das saat ini orang akan lebih memilih mati dibandingkan  hidup, 

namun mereka percaya bahwa Tuhan  akan memelihara umat-

Nya, dan bahwa akan tiba saatnya saat  ada faedahnya orang 

Israel hidup. Sebagian orang harus membahayakan nyawa 

mereka sendiri untuk mempertahankan anak-anak mereka, 

dan mereka bertekad untuk melakukannya. Mereka tahu 

bahwa perintah raja itu jahat dengan sendirinya, bertentangan 

dengan hukum-hukum Tuhan  dan alam, dan sebab  itu tidak 

memiliki  kewenangan dan tidak pula menuntut kewajiban. 

Iman yaitu  penawar ampuh melawan ketakutan yang mem-

perbudak terhadap manusia, sebab  iman menghadirkan Tuhan  

di hadapan jiwa, dan menunjukkan sia-sianya makhluk cipta-

an dan tunduknya ia pada kehendak dan kuasa Tuhan . Beri-

kutnya Rasul Paulus melanjutkan dengan, 

XII. Iman Musa sendiri (ay. 24-25, dst.). Di sini amatilah, 

1. Contoh imannya dalam menaklukkan dunia. 

Surat Ibrani 11:4-31 

 217 

(1) Ia menolak disebut anak puteri Firaun, yang memungut dia 

dan menjadikan dia sebagai anak kesayangannya. Puteri 

Firaun sudah mengangkat Musa sebagai anaknya, namun  

Musa menolak disebut anaknya. Amatilah,  

[1] Betapa besarnya godaan yang dialami Musa. Puteri Fir-

aun dikatakan sebagai satu-satunya anak Firaun, dan 

puteri Firaun sendiri tidak memiliki  anak. sesudah  

menemukan Musa, dan menyelamatkan dia, puteri 

Firaun bertekad untuk membawanya dan mengasuhnya 

sebagai anak. Dengan demikian, Musa mendapat ke-

sempatan baik untuk menjadi raja Mesir pada waktu-

nya, dan dengan begitu ia bisa berguna bagi Israel. Ia 

berutang nyawa terhadap puteri Firaun ini. Dan meno-

lak kebaikan seperti itu dari puteri Firaun tidak hanya 

tampak seperti tidak tahu berterima kasih, namun  juga 

mengabaikan Pemeliharaan ilahi, yang tampak bermak-

sud untuk mengangkat hidupnya dan memberi keun-

tungan bagi saudara-saudaranya.  

[2] Betapa mulianya kemenangan imannya dalam pencoba-

an yang begitu besar. Ia menolak disebut anak puteri 

Firaun, supaya jangan sampai ia tidak menghargai ke-

hormatan yang lebih sejati sebagai anak Abraham, bapa 

orang beriman. Ia menolak disebut anak puteri Firaun, 

supaya jangan hal itu tampak seperti ia menyangkal 

agamanya dan juga hubungannya dengan Israel. Dan 

tidak diragukan lagi bahwa kedua hal itu akan terjadi 

seandainya ia menerima kehormatan ini. Oleh sebab 

itulah dengan anggun ia menolaknya. 

(2) Ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Tuhan  dari 

pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa (ay. 

25). Ia rela mengambil bagian bersama umat Tuhan  di sini, 

meskipun bagian itu yaitu  penderitaan. Ini supaya ia 

mendapat bagian bersama mereka di dunia nanti, dibandingkan  

menikmati semua kesenangan ragawi yang berdosa di 

istana Firaun, yang hanya untuk sementara waktu, lalu 

sesudah itu dihukum dengan kesengsaraan kekal. Dalam 

hal ini Musa bertindak masuk akal dan juga saleh, dan ia 

menaklukkan godaan terhadap kesenangan duniawi seperti 


 218

sebelumnya ia menaklukkan godaan terhadap kedudukan 

duniawi. Di sini perhatikanlah,  

[1] Kesenangan-kesenangan dosa hanya berlangsung se-

saat. Kesenangan-kesenangan itu pasti akan segera ber-

akhir entah dengan pertobatan atau kehancuran.  

[2] Kesenangan-kesenangan dunia ini, terutama kesenang-

an-kesenangan istana, sangat sering merupakan kese-

nangan-kesenangan dosa. Dan selalu demikian jika kita 

tidak dapat menikmatinya tanpa meninggalkan Tuhan  

dan umat-Nya. Orang percaya yang sungguh-sungguh 

akan memandang rendah kesenangan-kesenangan itu 

jika  ditawarkan dengan syarat-syarat ini .  

[3]  Penderitaan, dan bukan dosa, itulah yang harus dipilih, 

sebab  ada lebih banyak kejahatan dalam dosa terkecil 

dibandingkan  yang mungkin ada dalam penderitaan terbesar.  

[4] Jahatnya penderitaan akan jauh berkurang jika  kita 

menderita bersama umat Tuhan , berada dalam kepen-

tingan yang sama dan digerakkan oleh Roh yang sama. 

(3) Musa menganggap penghinaan sebab  Kristus sebagai ke-

kayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir (ay. 

26). Lihatlah bagaimana Musa menimbang-nimbang per-

kara: pada satu sisi ia menempatkan apa yang terburuk 

dari agama, yaitu penghinaan sebab  Kristus, dan pada sisi 

lain apa yang terbaik dari dunia, yaitu harta Mesir. Dalam 

penilaiannya, yang dipimpin oleh iman, apa yang terburuk 

dari agama lebih berbobot dibandingkan  apa yang terbaik dari 

dunia. Penghinaan-penghinaan terhadap jemaat Tuhan  ada-

lah penghinaan sebab  Kristus, yang yaitu , dan selalu 

menjadi, Kepala jemaat. Di sini Musa menaklukkan keka-

yaan dunia, seperti sebelumnya ia telah menaklukkan ke-

hormatan dan kesenangan dunia. Umat Tuhan  yaitu , dan 

selalu menjadi, umat yang mendapat cela. Kristus meng-

anggap diri-Nya dicela dalam penghinaan-penghinaan ter-

hadap mereka. Dan, sementara Ia mengambil bagian dalam 

penghinaan-penghinaan terhadap mereka, penghinaan-

penghinaan itu menjadi kekayaan, dan kekayaan itu lebih 

baik dibandingkan  harta karun kerajaan terkaya di dunia seka-

lipun. Sebab Kristus akan memberi mereka upah berupa 

Surat Ibrani 11:4-31 

 219 

mahkota kemuliaan yang tidak akan pernah pudar. Iman 

paham akan hal ini, dan menentukan serta bertindak se-

suai dengannya. 

2. Disebutkan di sini waktu saat  Musa oleh imannya memper-

oleh kemenangan atas dunia, dengan segala kehormatan, ke-

senangan, dan harta bendanya: sesudah  dewasa (ay. 24). Bu-

kan hanya dewasa dalam kebijaksanaan, melainkan juga da-

lam pengalaman, di usia empat puluh tahun, yaitu  sesudah  ia 

menjadi orang besar, atau sudah menjadi matang. Sebagian 

orang akan melihat ini sebagai hal yang mengurangi keme-

nangannya, bahwa begitu terlambat ia mendapat kemenangan 

itu, dan bahwa ia tidak membuat pilihan ini lebih awal. namun  

lebih tepatnya ini lebih memperbesar kehormatan baginya atas 

penyangkalan diri dan kemenangannya atas dunia, bahwa ia 

membuat pilihan ini saat  sudah dewasa untuk menilai dan 

menikmati, mampu mengetahui apa yang dia lakukan dan 

mengapa ia melakukannya. Itu bukan tindakan seorang anak, 

yang lebih suka mainan dibandingkan  emas, namun  sebaliknya, apa 

yang dilakukannya timbul dari pertimbangan matang dengan 

sengaja dan sadar. Sungguh hebat jika orang yang sungguh-

sungguh saleh saat  tengah menjalani urusan dan kenikmatan 

duniawi, justru memandang rendah dunia padahal mereka se-

dang mampu-mampunya untuk mengecap dan menikmatinya.  

3. Apa yang menyokong dan menguatkan iman Musa sampai 

sedemikian rupa sehingga memampukan dia untuk mendapat 

kemenangan atas dunia seperti itu: Pandangannya ia arahkan 

kepada upah, yaitu menurut sebagian orang, pembebasan dari 

Mesir. namun  tidak diragukan ada makna yang lebih jauh 

dibandingkan  itu, yaitu upah yang mulia atas iman dan kebahagia-

an di dunia lain. Amatilah di sini, 

(1) Sorga yaitu  upah yang besar, yang melampaui bukan 

hanya semua hal yang pantas kita dapatkan, melainkan 

juga semua hal yang dapat kita bayangkan. Sorga yaitu  

upah yang sepadan dengan harga yang dibayar untuknya, 

yaitu darah Kristus. Upah sorga sepadan dengan kesem-

purnaan-kesempurnaan Tuhan , dan sepenuhnya mengge-

napi semua janji-Nya. Sorga yaitu  upah, sebab  diberikan 

oleh Hakim yang adil demi kebenaran Kristus kepada 


 220

orang-orang benar, sesuai dengan aturan yang benar dari 

perjanjian anugerah. 

(2) Orang-orang percaya boleh dan harus memberi perhatian 

terhadap ganjaran yang berupa upah ini. Mereka harus 

mengetahuinya dengan baik, menyetujuinya, dan hidup 

dengan mengharapkannya setiap hari dengan penuh suka-

cita. Dengan demikian upah itu akan menjadi petunjuk 

untuk membimbing langkah mereka, menjadi magnet untuk 

menarik hati mereka, pedang untuk menaklukkan musuh-

musuh mereka, pemacu bagi mereka untuk melaksanakan 

kewajiban, dan minuman untuk menyegarkan mereka di 

bawah semua kesulitan dalam melakukan pekerjaan. 

4.  Kita mendapati contoh lain dari iman Musa, yaitu dalam me-

ninggalkan Mesir: sebab  iman maka ia telah meninggalkan Me-

sir dengan tidak takut akan murka raja (ay. 27). Amatilah di sini,  

(1) Hasil dari imannya: Ia meninggalkan Mesir, dan semua 

kekuasaan serta kesenangannya, dan memimpin Israel 

keluar dari situ. Dua kali Musa meninggalkan Mesir: 

[1] Sebagai tersangka penjahat, saat  murka sang raja 

membara terhadapnya sebab  sudah membunuh orang 

Mesir (Kel. 2:14-15). Di situ dikatakan bahwa ia menjadi 

takut, bukan takut dalam arti kecut hati, namun  takut 

sehingga ia mengambil langkah bijak, untuk menyela-

matkan nyawanya.  

[2] Sebagai panglima dan penguasa di Yesyurun, sesudah  

Tuhan  menyuruh dia untuk mempermalukan Firaun dan 

membuatnya bersedia membiarkan orang-orang Israel 

pergi.  

(2) Kemenangan imannya. Imannya mengangkat dia mengatasi 

ketakutan terhadap murka raja. Meskipun ia tahu bahwa 

murka raja amat besar, dan ditujukan kepada dirinya 

secara khusus, dan murka itu memimpin banyak pasukan 

untuk mengejar-ngejar dia, namun ia tidak kecut hati, dan 

ia berkata kepada Israel, janganlah takut (Kel. 14:13). 

Mereka yang meninggalkan Mesir harus bersiap-siap meng-

hadapi murka manusia. namun  mereka tidak perlu takut, 

sebab mereka berada di bawah pimpinan Tuhan  yang sang-

Surat Ibrani 11:4-31 

 221 

gup membuat murka manusia menjadi pujian bagi-Nya, 

dan menahan sisa-sisanya.  

(3) Pedoman yang mendasari tindakannya dalam apa yang 

dilakukannya ini: Ia bertahan sama seperti ia melihat apa 

yang tidak kelihatan. Ia bertahan dengan keberanian yang 

pantang menyerah dalam semua bahaya, dan menanggung 

segala keletihan yang amat sangat dalam usahanya. Hal ini 

dia lakukan dengan melihat Tuhan  yang tidak kelihatan. 

Perhatikanlah, 

[1] Tuhan  yang dengan-Nya kita berhadapan yaitu  Tuhan  

yang tidak kelihatan. Ia tidak kelihatan oleh pancaindra 

kita, oleh mata jasmani. Ini menunjukkan kebodohan 

orang-orang yang berlagak membuat gambar-gambar 

Tuhan , padahal Tuhan  tidak pernah dan tidak dapat 

dilihat oleh siapa pun.  

[2] Dengan iman kita dapat melihat Tuhan  yang tidak keli-

hatan ini. Kita dapat sepenuhnya yakin akan keberada-

an-Nya, akan pemeliharaan-Nya, dan akan hadirat-Nya 

yang penuh rahmat dan penuh kuasa bersama kita.  

[3]  Memandang Tuhan  seperti itu akan memampukan orang-

orang percaya untuk bertahan sampai pada akhirnya, 

apa pun yang akan mereka hadapi di tengah jalan. 

5.  Kita masih memiliki  contoh lain dari iman Musa, yaitu da-

lam mengadakan Paskah dan pemercikan darah (ay. 28). 

Uraian tentang ini kita dapati dalam Keluaran 12:13-23. 

Meskipun seluruh umat Israel mengadakan Paskah ini, namun 

melalui Musalah Tuhan  menyampaikan ketetapan penyeleng-

garaannya. Dan meskipun itu merupakan rahasia agung, 

Musa dengan iman menyampaikannya kepada umat dan juga 

mengadakannya sendiri di malam itu di tempat ia tinggal. 

Paskah yaitu  salah satu ketetapan yang paling khidmat dari 

Perjanjian Lama, dan merupakan perlambang Kristus yang 

sangat penting. Apa yang pertama-tama menyebabkan peng-

adaan Paskah itu sungguh luar biasa: di malam yang sama 

Tuhan  membunuh semua anak sulung Mesir. Meskipun orang-

orang Israel tinggal di antara orang-orang Mesir, namun malai-

kat pembinasa melewati rumah-rumah mereka, dan mem-

biarkan orang-orang Israel beserta anak-anak mereka hidup. 

Nah, supaya mereka berhak atas perkenanan yang istimewa 


 222

ini, dan untuk menandakan bahwa mereka akan memperoleh 

perkenanan itu, seekor kambing domba harus disembelih. Da-

rahnya harus dipercikkan dengan seikat hisop pada ambang 

atas pintu, dan pada kedua tiang pintu. Daging kambing dom-

ba itu harus dipanggang dengan api. Semua dagingnya harus 

dimakan pada malam itu juga dengan sayur pahit, dalam 

sikap tubuh seperti orang hendak bepergian, pinggang berikat, 

kasut pada kaki, dan tongkat di tangan. Hal ini dilakukan 

sesuai yang diperintahkan, dan malaikat pembinasa pun mele-

wati mereka, dan membunuh anak-anak sulung Mesir. Peris-

tiwa ini membuka jalan bagi kembalinya keturunan Abraham 

ke tanah perjanjian. Memahami perlambang ini tidaklah sulit.  

(1) Kristus yaitu  Anak Domba itu, Dialah Paskah kita, Dia 

dikorbankan bagi kita.  

(2) Darah-Nya harus dipercikkan. Darah-Nya harus diberikan 

kepada orang-orang yang mendapat keuntungan yang 

menyelamatkan darinya.  

(3) Darah ini dipercikkan kepada orang-orang Israel, umat 

pilihan Tuhan , dengan membawa hasil.  

(4) Bukan sebab  kebajikan dalam diri kita atau perbuatan-

perbuatan kita yang terbaik kita diselamatkan dari murka 

Tuhan , melainkan sebab  darah Kristus dan kebenaran-Nya 

yang dikenakan pada kita. Jika dari keluarga Israel ada 

yang mengabaikan pemercikan darah ini pada pintu 

mereka, maka meskipun mereka berdoa sepanjang malam, 

malaikat pembinasa akan mendobrak masuk ke rumah 

mereka, dan membunuh anak sulung mereka.  

(5) Di mana pun darah ini diberlakukan, jiwa menerima Kris-

tus secara keseluruhan melalui iman, dan hidup di dalam 

Dia.  

(6) Iman yang benar ini membuat dosa terasa pahit bagi jiwa, 

bahkan di saat ia menerima pengampunan dan penebusan.  

(7) Semua hak istimewa rohani kita di bumi haruslah meng-

gugah kita untuk berangkat pagi-pagi, dan terus maju, di 

jalan menuju sorga.  

(8) Orang-orang yang sudah ditandai harus senantiasa meng-

ingat dan mengakui anugerah yang cuma-cuma dan isti-

mewa ini. 

Surat Ibrani 11:4-31 

 223 

XIII. Contoh iman berikutnya yaitu  iman orang-orang Israel yang 

melewati Laut Merah di bawah pimpinan Musa (ay. 29). Kisah 

ini kita dapati dalam Keluaran 14. Amatilah, 

1. Orang-orang Israel terlindungi dan aman saat  melewati 

Laut Merah, saat  tidak ada jalan lain untuk menghindar 

dari Firaun dan bala tentaranya, yang sudah dekat menge-

jar-ngejar mereka. Di sini kita dapat mengamati,  

(1) Bahaya yang mengintai Israel sangat besar. Di belakang 

mereka ada musuh yang geram dengan kereta-kereta dan 

para penunggang kuda. Di sebelah kanan kiri mereka 

ada bebatuan terjal dan pegunungan, dan di hadapan 

mereka terhampar Laut Merah.  

(2) Pembebasan mereka sangatlah mulia. Dengan iman me-

reka melewati Laut Merah seperti berjalan di atas tanah 

kering. Anugerah iman akan membantu kita melewati 

semua bahaya yang kita jumpai di jalan menuju sorga. 

2. Kehancuran orang-orang Mesir. Mereka, yang dengan cong-

kaknya berusaha memburu Israel melewati Laut Merah, 

sebab  sudah dibutakan dan dikeraskan bagi kehancuran 

mereka sendiri, semuanya tenggelam. Mereka sangat gega-

bah, dan kehancuran mereka pun mengenaskan. jika  

Tuhan  menghakimi, Ia akan berhasil. Jelas bahwa kehancur-

an para pendosa terjadi sebab  diri mereka sendiri. 

XIV. Contoh iman selanjutnya yaitu  iman orang-orang Israel, di 

bawah pimpinan Yosua, di hadapan tembok-tembok Yerikho. 

Kisahnya kita dapati dalam Yosua 6:5, dst. Di sini amatilah,  

1. Sarana yang ditetapkan Tuhan  untuk meruntuhkan tembok-

tembok Yerikho. Diperintahkan bahwa mereka harus menge-

lilingi tembok-tembok itu satu kali sehari selama tujuh hari, 

dan sebanyak tujuh kali di hari terakhir. Bahwa imam-imam 

harus membawa tabut saat  mengelilingi tembok-tembok 

itu, dan harus meniup sangkakala yang terbuat dari tanduk 

domba, dan terakhir kali membunyikannya lebih lama dari 

sebelumnya. Lalu semua orang harus berteriak, maka 

tembok-tembok Yerikho itu akan runtuh di hadapan mereka. 

Di sini ada ujian besar terhadap iman mereka. Cara yang 

ditetapkan tampak sangat tidak mungkin untuk mencapai 


 224

tujuan seperti itu, dan tidak diragukan lagi pasti akan 

mengundang olok-olok dari musuh mereka setiap hari. Tabut 

Tuhan  tampaknya berada dalam bahaya. namun  inilah cara 

yang diperintahkan Tuhan  kepada mereka, dan Ia senang 

melakukan perkara-perkara besar melalui cara-cara yang 

sepele dan hina, supaya tangan-Nya bisa terlihat jelas.  

2. Keberhasilan yang dahsyat dari sarana yang sudah ditetap-

kan itu. Tembok-tembok Yerikho runtuh di hadapan mereka. 

Yerikho yaitu  kota perbatasan di tanah Kanaan, kota per-

tama yang berdiri menentang orang-orang Israel. Dalam cara 

yang luar biasa ini Tuhan  berkenan meremehkan dan melucuti 

kota itu, untuk memuliakan diri-Nya, menakut-nakuti orang 

Kanaan, dan menguatkan iman orang-orang Israel, dan 

supaya tidak ada seorang pun yang bisa bermegah. Tuhan  

dapat, dan pada saat dan dengan jalan-Nya sendiri akan, 

meruntuhkan semua perlawanan kuat yang dibuat melawan 

kepentingan dan kemuliaan-Nya. Dan melalui Tuhan , anuge-

rah iman itu dahsyat untuk merobohkan benteng-benteng. Ia 

akan membuat Babel runtuh di hadapan iman umat-Nya. 

jika  Ia hendak melakukan suatu hal yang besar untuk 

lakukan, Ia akan menumbuhkan iman yang besar dan kuat 

dalam diri mereka. 

XV. Teladan berikutnya yaitu  iman Rahab (ay. 31). Di antara pa-

sukan mulia yang terdiri atas orang-orang terhormat, yang 

dengan berani dijajarkan oleh Rasul Paulus, Rahab muncul di 

barisan belakang, untuk menunjukkan bahwa Tuhan  tidak mem-

bedakan orang. Di sini perhatikanlah, 

1. Siapa Rahab ini.  

(1) Dia yaitu  seorang Kanaan, tidak termasuk kewargaan 

Israel, dan hanya tersedia sedikit pertolongan baginya un-

tuk beriman. Namun demikian ia seorang percaya. Kuasa 

anugerah ilahi tampak besar saat  ia bekerja tanpa 

sarana anugerah yang biasa.  

(2) Dia yaitu  seorang pelacur, dan hidup di jalan dosa. Ia 

bukan hanya penjaga rumah hiburan, melainkan juga 

wanita milik seluruh kota. Namun ia percaya bahwa 

besarnya dosa, jika kita benar-benar bertobat darinya,

Surat Ibrani 11:32-40 

 225 

tidak akan menjadi penghalang bagi belas kasihan Tuhan  

yang mengampuni. Kristus telah menyelamatkan yang 

paling berdosa dari antara orang-orang berdosa. Di mana 

dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi 

berlimpah-limpah. 

2.  Apa yang dilakukan Rahab dengan imannya: Ia telah 

menyambut pengintai-pengintai itu dengan baik, orang-orang 

yang diutus Yosua untuk mengintai Yerikho (Yos. 2:6-7). Ia 

tidak hanya menyambut mereka, namun  juga menyembunyi-

kan mereka dari musuh-musuh yang berusaha membunuh 

mereka, dan ia membuat pengakuan mulia akan imannya 

(Yos. 2:9-11). Ia mengajak mereka untuk mengadakan per-

janjian dengannya agar mereka berbaik hati kepada dia dan 

keluarganya, jika  Tuhan  berbaik hati kepada mereka, dan 

agar mereka memberinya tanda. Tanda ini memang mereka 

berikan, yaitu tali dari benang kirmizi, yang harus dia ikat-

kan pada jendela. Ia menyuruh mereka pergi dengan nasihat 

yang bijaksana dan bersahabat. Dari sini pelajarilah,  

(1) Iman yang benar akan menunjukkan dirinya dalam per-

buatan-perbuatan baik, terutama terhadap umat Tuhan .  

(2) Iman akan menempuhi semua bahaya demi kepentingan 

Tuhan  dan umat-Nya. Orang yang sungguh-sungguh per-

caya akan lebih memilih membahayakan dirinya sendiri 

dibandingkan  kepentingan Tuhan  dan umat-Nya.  

(3) Orang yang sungguh-sungguh percaya akan berkeinginan 

bukan hanya untuk mengikat perjanjian dengan Tuhan , 

namun  juga untuk bersekutu dengan umat Tuhan , dan 

bersedia mengambil bagian bersama mereka, dan senasib 

sepenanggungan dengan mereka. 

Teladan-teladan Iman 

(11:32-40)  

32 Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan wak-

tu, jika  aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, 

Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi, 33 yang sebab  iman telah menakluk-

kan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang 

dijanjikan, menutup mulut singa-singa, 34 memadamkan api yang dahsyat. 

Mereka telah luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kele-

mahan, telah menjadi kuat dalam peperangan dan telah memukul mundur 


 226

pasukan-pasukan tentara asing. 35 Ibu-ibu telah menerima kembali orang-

orangnya yang telah mati, sebab dibangkitkan. namun  orang-orang lain 

membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima pembebasan, supaya 

mereka beroleh kebangkitan yang lebih baik. 36 Ada pula yang diejek dan 

didera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan. 37 Mereka dilempari, 

digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian 

kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan 

siksaan. 38 Dunia ini tidak layak bagi mereka. Mereka mengembara di padang 

gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua dan celah-celah gunung. 39 Dan 

mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman 

mereka telah memberi  kepada mereka suatu kesaksian yang baik. 40 

Sebab Tuhan  telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita 

mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan.  

Rasul Paulus, sesudah  memberi kita sederet orang beriman yang 

tersohor, yang namanya disebutkan dan ujian serta tindakan 

imannya dicatat secara khusus, sekarang menutup ceritanya dengan 

satu lagi uraian ringkas tentang sekelompok orang percaya lain. Di 

sini tindakan-tindakan dari orang-orang tetentu tidak disebutkan se-

cara khusus, namun  dibiarkan untuk diterapkan sendiri oleh mereka 

yang mengenal baik kisah suci mengenai orang-orang ini . Dan, 

seperti layaknya seorang ahli pidato yang ilahi, Rasul Paulus 

mendahului uraiannya dengan kata-kata elok untuk meyakinkan 

para pendengarnya: Apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku 

akan kekurangan waktu. Seolah-olah ia berkata, “Sia-sia saja 

mencoba membicarakan masalah ini sampai habis. Kalau tidak me-

nahan penaku, aku akan menulis melebihi batas-batas surat kera-

sulan. Oleh sebab  itu aku hanya akan menyebutkan beberapa orang 

lagi, dan biarlah kamu sendiri yang mengembangkannya.” Amatilah,  

1. sesudah  semua yang kita lakukan untuk menyelidiki Kitab Suci, 

masih ada hal-hal lain yang harus dipelajari darinya.  

2. Dalam perkara-perkara ilahi, kita harus mempertimbangkan 

dengan baik apa yang harus kita katakan, dan sedapat mungkin 

melihat apakah waktunya tepat.  

3. Kita harus senang memikirkan betapa banyaknya jumlah orang 

percaya di bawah Perjanjian Lama, dan betapa kuatnya iman me-

reka, meskipun apa yang mereka imani waktu itu belum sepenuh-

nya disingkapkan. Dan,  

4. Kita harus meratap, bahwa sekarang, pada zaman Injil, saat  

kaidah iman sudah lebih jelas dan sempurna, jumlah orang 

percaya sedemikian kecil dan iman mereka sedemikian lemah. 

Surat Ibrani 11:32-40 

 227 

I.  Dalam uraian ringkas ini Rasul Paulus menyebutkan, 

1. Gideon, yang ceritanya kita dapati dalam Hakim-hakim 6:11, 

dst. Ia merupakan alat tersohor yang dibangkitkan Tuhan  

untuk membebaskan umat-Nya dari penindasan orang Midian. 

Ia yaitu  orang yang berasal dari suku dan keluarga seder-

hana, dipanggil dari pekerjaan sederhana (mengirik gandum), 

dan diberi salam oleh malaikat TUHAN dengan cara yang 

mengejutkan ini, TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang 

gagah berani. Pada awalnya Gideon tidak bisa menerima 

penghormatan-penghormatan seperti itu, namun  dengan rendah 

hati memberi  alasan kepada sang malaikat tentang keada-

an orang Israel yang lesu dan tertekan. Malaikat TUHAN 

memberinya mandat, dan meyakinkan dia akan keberhasilan-

nya, sambil meneguhkan mandat itu dengan api yang keluar 

dari batu. Gideon diminta mempersembahkan korban, dan 

sesudah  diberi tahu apa kewajibannya, ia pergi berperang mela-

wan orang-orang Midian, meskipun pasukannya berkurang 

dari tiga puluh dua ribu menjadi tiga ratus. Namun melalui 

mereka ini, dengan suluh dan buyung mereka, Tuhan  membuat 

seluruh pasukan Midian kebingungan dan hancur. Iman yang 

sama yang memberi Gideon keberanian dan kehormatan yang 

begitu besar memampukan dia untuk bertindak dengan sangat 

lemah lembut dan rendah hati terhadap saudara-saudaranya 

sesudah itu. yaitu  keunggulan anugerah iman bahwa, se-

mentara iman membantu orang melakukan perkara-perkara 

besar, iman juga mencegah mereka untuk berbesar kepala dan 

tinggi hati.  

2.  Barak, alat lain yang dibangkitkan untuk membebaskan Israel 

dari tangan Yabin, raja Kanaan, (Hak. 4), yang di dalamnya 

kita membaca,  

(1) Meskipun seorang prajurit, Barak menerima mandat dan 

perintah dari Debora, seorang nabiah Tuhan. Barak ber-

teguh memegang sabda ilahi ini bersamanya dalam tugas 

perjalanannya menyerang Kanaan.  

(2) Dengan imannya, Barak mendapat kemenangan besar atas 

seluruh pasukan Sisera.  

(3) Imannya mengajar dia untuk mengembalikan segala pujian 

dan kemuliaan kepada Tuhan . Inilah hakikat iman. Iman 


 228

akan kembali kepada Tuhan  dalam segala bahaya dan kesu-

litan, kemudian memberi  ucapan syukur kepada Tuhan  

atas segala belas kasihan dan pembebasan. 

3.  Simson, alat lain yang dibangkitkan Tuhan  untuk membebas-

kan Israel dari orang Filistin. Kisahnya bisa kita lihat dalam 

Hakim-hakim 13, 14, 15, dan 16. Dari situ kita belajar bahwa 

anugerah iman yaitu  kekuatan jiwa untuk melakukan pela-

yanan yang besar. Seandainya Simson tidak memiliki iman 

serta lengan yang kuat, ia tidak akan pernah melakukan per-

buatan-perbuatan yang berani seperti itu. Amatilah,  

(1) sebab  iman, hamba-hamba Tuhan  akan mengalahkan 

singa yang mengaum sekalipun.  

(2) Iman yang benar diakui dan diterima, sekalipun bercampur 

baur dengan banyak kegagalan.  

(3)  Iman orang percaya bertahan sampai akhir, dan saat  tiba 

waktunya mereka akan mati, memberinya kemenangan 

atas kematian dan semua musuhnya yang mematikan. 

Penaklukannya yang terbesar diperolehnya dengan mati. 

4. Yefta, yang kisahnya bisa kita lihat dalam Hakim-hakim 11, 

sebelum kisah Simson. Yefta dibesarkan untuk membebaskan 

Israel dari orang Amon. Seiring musuh-musuh yang baru dan 

beraneka ragam bangkit melawan umat Tuhan , dibangkitkan 

pula pembebas-pembebas baru dan beraneka ragam untuk 

mereka. Dalam kisah Yefta ini perhatikanlah, 

(1) Anugerah Tuhan  sering kali menemukan, dan terpatri pada, 

orang-orang yang paling tidak layak, bahkan yang layak 

mendapatkan hal sebaliknya, untuk melakukan perkara-

perkara besar bagi mereka dan oleh mereka. Yefta yaitu  

anak seorang wanita  sundal. 

(2) Anugerah iman, di mana pun itu, akan membuat orang 

mengakui Tuhan  dalam segala jalan mereka (Hak. 11:11): 

Yefta membawa seluruh perkaranya itu ke hadapan TUHAN, 

di Mizpa.  

(3) Anugerah iman akan membuat orang berani mengambil 

risiko untuk tujuan baik.  

(4) Iman tidak hanya akan membuat orang bernazar kepada 

Tuhan , namun  juga memenuhi nazar mereka sesudah  mereka 

menerima rahmat. Bahkan, sekalipun nazar mereka itu 

Surat Ibrani 11:32-40 

 229 

hanya membawa kesedihan, kesakitan, dan kehilangan 

yang besar, seperti yang terjadi pada Yefta dan putrinya. 

5.  Daud, orang besar yang berkenan di hati Tuhan . Sedikit saja 

orang yang pernah mendapat ujian-ujian sebesar yang didapat 

Daud, dan sedikit saja orang yang pernah menyingkapkan 

iman yang sedemikian hidup seperti imannya. Kemunculannya 

yang pertama di panggung dunia yaitu  bukti besar dari 

imannya. sesudah  pada waktu muda membunuh singa dan 

beruang, imannya kepada Tuhan  mendorongnya untuk meng-

hadapi Goliat yang besar, dan membantunya menang atas 

Goliat. Iman yang sama memampukan dia untuk bersabar 

menanggung kebencian Saul dan orang-orang kesayangannya 

yang tidak tahu berterima kasih, dan menunggu sampai Tuhan  

membuat dia memiliki kuasa dan martabat yang dijanjikan. 

Iman yang sama menjadikannya seorang raja yang sangat 

berhasil dan berkemenangan. Dan sesudah  hidup panjang da-

lam kebajikan dan kehormatan (meskipun bukannya tanpa 

noda-noda busuk dari dosa), ia meninggal dalam iman, dengan 

mengandalkan perjanjian kekal yang telah diadakan Tuhan  

dengan dia dan keturunannya, yang tertata dan pasti dalam 

semua hal. Ia juga telah meninggalkan kenangan-kenangan 

baik tentang ujian-ujian dan tindakan-tindakan iman dalam 

Kitab Mazmur yang sedemikian rupa sehingga akan dinilai 

tinggi dan sangat bermanfaat bagi umat Tuhan .  

6. Samuel, yang dibangkitkan menjadi nabi Tuhan paling ter-

kemuka bagi Israel, dan juga penguasa atas mereka. Tuhan  me-

nyatakan diri-Nya kepada Samuel saat  ia masih anak-anak, 

dan terus berbuat demikian sampai ia mati. Dalam kisahnya 

perhatikanlah,  

(1) Orang-orang yang kemungkinan bertumbuh menjadi besar 

dalam iman yaitu  mereka yang sejak dini mulai menjalan-

kannya.  

(2) Orang-orang yang pekerjaannya menyingkapkan pikiran 

dan kehendak Tuhan  kepada orang lain perlu mantap dalam 

keyakinannya sendiri akan hal itu. 

7. Selain Samuel, Rasul Paulus menambahkan, dan para nabi, 

yang merupakan hamba-hamba Tuhan yang luar biasa dari 

jemaat Perjanjian Lama, yang kadang-kadang dipakai Tuhan  


 230

untuk menyatakan penghakiman, di waktu lain untuk men-

janjikan rahmat, dan selalu untuk menegur dosa. Adakalanya 

mereka menubuatkan peristiwa-peristiwa yang luar biasa, 

yang hanya diketahui Tuhan , terutama untuk memberitahukan 

tentang Mesias, kedatangan-Nya, pribadi-Nya, dan pekerjaan-

pekerjaan-Nya. sebab  di dalam Dialah berpusat para nabi 

dan juga hukum Taurat. Nah, iman yang benar dan kuat itu 

yaitu  hal yang dituntut untuk melakukan pekerjaan seperti 

itu dengan benar. 

II. sesudah  menyebutkan nama orang-orang tertentu, Rasul Paulus 

melanjutkan dengan memberi tahu kita apa saja hal-hal yang 

sudah dilakukan dengan iman mereka. Ia menyebutkan beberapa 

hal yang dengan mudah dapat diterapkan pada satu atau lain 

orang dari mereka yang disebutkan. namun  ia juga menyebutkan 

hal-hal lain yang tidak begitu mudah untuk disesuaikan dengan 

siapa saja yang disebutkan di sini, dan harus dibiarkan untuk 

diduga-duga atau disesuaikan secara umum. 

1.  sebab  iman mereka telah menaklukkan kerajaan-kerajaan (ay. 

33). Demikianlah yang dilakukan Daud, Yosua, dan banyak 

hakim. Dari sini pelajarilah,  

(1) Kepentingan-kepentingan dan kekuasaan para raja dan 

kerajaan sering kali ditegakkan melawan Tuhan  dan umat-

Nya.  

(2) Tuhan  dapat dengan mudah menaklukkan semua raja dan 

kerajaan yang hendak melawan Dia.  

(3) Iman yaitu  persyaratan yang sesuai dan luhur bagi orang-

orang yang berjuang di jalan-jalan Tuhan. Iman membuat 

mereka adil, berani, dan bijak. 

2. Mereka mengamalkan kebenaran, baik dalam tugas-tugas me-

reka yang menjangkau orang banyak maupun yang pribadi 

sifatnya. Mereka membuat banyak orang berpaling dari ber-

hala ke jalan kebenaran. Mereka percaya Tuhan , dan hal itu di-

perhitungkan sebagai kebenaran bagi mereka. Mereka berjalan 

dan bertindak dengan benar terhadap Tuhan  dan manusia. 

Melakukan kebenaran yaitu  kehormatan dan kebahagiaan 

yang lebih besar dibandingkan  mengadakan muzijat. Iman yaitu  

Surat Ibrani 11:32-40 

 231 

azas untuk mengerjakan kebenaran di mana saja dan terha-

dap siapa saja.  

3.  Mereka memperoleh apa yang dijanjikan, baik yang umum 

maupun yang khusus. Imanlah yang memberi kita bagian da-

lam janji-janji itu. sebab  imanlah kita mendapat penghiburan 

dari janji-janji itu. Dan sebab  imanlah kita dipersiapkan un-

tuk menantikan janji-janji itu, dan pada saatnya akan mene-

rimanya.  

4. Mereka menutup mulut singa-singa. Demikianlah yang dilaku-

kan Simson (Hak. 14:5-6), Daud (1Sam. 17:34-35), dan Daniel 

(Dan. 6:23). Di sini pelajarilah,  

(1) Kuasa Tuhan  mengatasi kuasa makhluk ciptaan.  

(2) Iman membuat Tuhan  mengerahkan kuasa-Nya bagi umat-

Nya, jika itu demi kemuliaan-Nya, untuk menaklukkan 

binatang-bintang buas dan juga manusia-manusia buas. 

5. Mereka memadamkan api yang dahsyat (ay. 34). Demikianlah 

Musa, dengan doa iman, memadamkan api murka Tuhan  yang 

telah bangkit melawan orang Israel (Bil. 11:1-2). Demikian 

pula yang dilakukan ketiga anak, atau lebih tepatnya jawara-

jawara yang sangat kuat (Dan. 3:17-27). Iman mereka kepada 

Tuhan, dengan menolak menyembah patung emas, membuat 

mereka terancam dibakar dalam perapian yang menyala-nyala 

yang telah dipersiapkan Nebukadnezar untuk mereka. Dan 

iman mereka mengundang kuasa dan hadirat Tuhan  yang me-

madamkan dahsyatnya api di dalam tungku perapian, se-

hingga tak sedikit pun baunya menyentuh mereka. Tidak per-

nah anugerah iman diuji sekeras itu, tidak pernah dikerjakan 

dengan sedemikian mulia, tidak pernah pula diberi upah 

dengan gemilang seperti iman mereka. 

6.  Mereka telah luput dari mata pedang. Demikianlah Daud luput 

dari pedang Goliat dan Saul, juga Mordekhai dan orang-orang 

Yahudi luput dari pedang Haman. Pedang-pedang manusia 

ada dalam genggaman Tuhan . Ia dapat menumpulkan mata 

pedang itu, dan menjauhkannya dari umat-Nya sehingga ber-

balik melawan musuh-musuh mereka sesuai kehendak-Nya. 

Iman menggenggam tangan Tuhan , yang berkuasa menggeng-

gam pedang-pedang manusia. Tuhan  sering kali membiarkan 


 232

diri-Nya menuruti apa yang diminta umat-Nya dengan iman 

mereka.  

7. Mereka telah beroleh kekuatan dalam kelemahan. Dalam kele-

mahan sebagai bangsa, yang ke dalamnya orang-orang Yahudi 

sering kali jatuh sebab  ketidakpercayaan mereka. saat  

iman mereka bangkit kembali, semua kepentingan dan urusan 

mereka kembali hidup dan berkembang. Dalam kelemahan 

tubuh. Demikianlah Hizkia, dengan percaya pada firman Tuhan , 

pulih kembali dari kepedihan yang berat, dan ia memandang 

pemulihan ini sebagai janji dan kuasa Tuhan  (Yes. 38:15-16), 

apakah yang akan kukatakan dan kuucapkan kepada TUHAN; 

bukankah Dia yang telah melakukannya? Ya Tuhan, sebab  

inilah hatiku mengharapkan Engkau; tenangkanlah rohku. Anu-

gerah iman yang sama inilah yang membantu orang pulih dari 

kelemahan rohani dan memperbaharui kekuatan mereka.  

8. Mereka telah menjadi kuat dalam peperangan. Begitulah Yo-

sua, para hakim, dan Daud. Iman yang benar memberi  ke-

beranian dan kesabaran sejati, sebab iman memahami kekuat-

an Tuhan , dan dengan demikian kelemahan semua musuh-Nya. 

Mereka tidak hanya berani, namun  juga berhasil. Tuhan , sebagai 

upah dan pendorong iman mereka, telah memukul mundur 

pasukan-pasukan tentara asing, tentara asing bagi negeri per-

semakmuran mereka, dan musuh-musuh bagi agama mereka. 

Tuhan  telah membuat mereka lari dan tersungkur di hadapan 

hamba-hamba-Nya yang setia. Panglima-panglima yang per-

caya dan berdoa, yang mengepalai pasukan yang percaya dan 

berdoa, telah diakui dan dihormati Tuhan  sedemikian rupa 

sehingga tidak ada yang sanggup berdiri melawan mereka.  

9. Ibu-ibu telah menerima kembali orang-orangnya yang telah mati, 

sebab dibangkitkan (ay. 35). Begitulah yang terjadi pada si janda 

di Sarfat (1Raj. 17:23), dan si wanita  Sunem (2Raj. 4:36).  

(1) Di dalam Kristus tidak ada laki-laki atau wanita . Ba-

nyak dari antara kaum hawa yang dianggap lemah ternyata 

kuat dalam iman.  

(2) Meskipun perjanjian anugerah mengikutsertakan anak-

anak orang percaya, tetap saja anak-anak mereka itu akan 

mengalami kematian alami.  

Surat Ibrani 11:32-40 

 233 

(3) Ibu yang malang enggan melepaskan perhatiannya terha-

dap anak-anaknya, meskipun kematian telah membawa 

mereka pergi.  

(4) Adakalanya Tuhan  menuruti perasaan terdalam seorang 

wanita  yang berduka, sampai-sampai Ia menghidup-

kan kembali anak-anak mereka yang sudah mati. Demikian 

pulalah Kristus berbelas kasihan kepada si janda dari Nain 

(Luk. 7:12, dst).  

(5) Hal ini harus menguatkan iman kita kepada kebangkitan 

semua orang. 

III. Rasul Paulus memberi tahu kita apa saja yang sudah ditanggung 

oleh orang-orang percaya ini dengan iman.  

1. Mereka membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima 

pembebasan (ay. 35). Mereka disiksa di tiang siksaan, supaya 

meninggalkan Tuhan  mereka, Juruselamat mereka, dan agama 

mereka. Mereka menanggung siksaan itu, dan tidak mau dibe-

baskan dengan syarat-syarat keji seperti itu. Yang mendorong 

mereka untuk menderita seperti itu yaitu  harapan mereka 

untuk beroleh kebangkitan yang lebih baik, dan dibebaskan 

dengan syarat-syarat yang lebih terhormat. Hal ini mungkin 

merujuk pada cerita yang tak terlupakan itu (2Mak. 7, dst).  

2. Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan 

dipenjarakan (ay. 36). Mereka dianiaya dengan cara nama baik 

mereka diejek, yang terasa kejam bagi orang yang berjiwa 

mulia. Pribadi mereka dianiaya dengan didera, hukuman bagi 

para budak. Kebebasan mereka dianiaya dengan dibelenggu 

dan dipenjarakan. Amatilah betapa sudah berurat akarnya 

kebencian orang-orang fasik terhadap orang benar, seberapa 

jauh kebencian itu dilampiaskan, dan betapa beragamnya ke-

kejaman yang akan diciptakan dan dilaksanakan oleh kebenci-

an itu terhadap orang-orang yang tidak memiliki  alasan 

untuk berseteru dengan mereka, kecuali dalam perkara-

perkara mengenai Tuhan  mereka.  

3. Mereka dihukum mati dengan cara yang paling kejam. Seba-

gian orang dilempari batu, seperti Zakharia (2Taw. 24:21), di-

gergaji, seperti Yesaya oleh Manasye. Mereka dicobai. Sebagian 

orang membacanya, dibakar (2Mak. 7:5). Mereka dibunuh 

dengan pedang. Segala macam kematian dipersiapkan untuk 


 234

mereka. Musuh-musuh mereka mendandani kematian dengan 

segala kekejaman dan kengerian, namun mereka dengan 

berani menghadapi dan menanggungnya.  

4. Mereka yang lolos dari maut diperlakukan dengan begitu bu-

ruk sehingga maut tampak lebih baik dibandingkan  hidup seperti 

itu. Musuh-musuh mereka membiarkan mereka hidup, hanya 

untuk memperpanjang penderitaan mereka, dan menghabis-

kan semua kesabaran mereka. Sebab mereka dipaksa untuk 

mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing 

sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan. Mereka 

mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-

gua dan celah-celah gunung (ay. 37-38). Mereka dilucuti dari 

kenyamanan hidup, dan diusir dari rumah dan tempat 

berteduh. Mereka tidak mengenakan pakaian, namun  terpaksa 

menutupi tubuh dengan kulit binatang yang dibunuh. Mereka 

diusir dari semua masyarakat manusia, dan terpaksa bergaul 

dengan binatang-binatang di padang, bersembunyi di dalam 

gua-gua dan celah-celah gunung, dan berkeluh kesah kepada 

bebatuan dan sungai, yang tegar dan keras seperti musuh-

musuh mereka. Penderitaan-penderitaan seperti yang mereka 

alami ini yaitu  sebab  iman mereka. Mereka bertahan seperti 

itu sebab  kuasa anugerah iman. Dan, mana yang paling kita 

kagumi, kefasikan kodrat manusia, yang mampu melakukan 

kekejaman-kekejaman seperti itu terhadap sesama makhluk, 

atau keluhuran anugerah ilahi, yang mampu menopang orang 

beriman di bawah kekejaman-kekejaman seperti itu, dan mem-

bawa mereka melewati semuanya dengan selamat? 

IV. Apa yang mereka peroleh dengan iman mereka.  

1.  Sifat yang amat terhormat dan pujian dari Tuhan , Hakim yang 

sejati dan sumber kehormatan – bahwa dunia ini tidak layak 

bagi orang-orang seperti itu. Dunia tidak layak mendapatkan 

berkat-berkat seperti itu. Dunia tidak tahu bagaimana meng-

hargai mereka, atau memanfaatkan mereka. Sungguh orang-

orang yang fasik! Orang benar tidak layak hidup di dunia ini, 

dan Tuhan  menyatakan bahwa dunia tidak layak bagi mereka. 

Meskipun sangat berbeda-beda dalam penilaian, mereka setu-

ju dalam hal ini, bahwa tidak pantas orang baik menjadikan 

dunia ini sebagai tempat perhentian. Oleh sebab  itu, Tuhan  

Surat Ibrani 11:32-40 

 235 

menerima mereka keluar dari dunia ini, dan menyambut mere-

ka ke dalam dunia yang pantas bagi mereka, namun yang jauh 

melebihi jasa dari semua pelayanan dan penderitaan mereka.  

2. Mereka mendapat suatu kesaksian yang baik (ay. 39) dari 

semua orang baik, dan dari kebenaran itu sendiri. Mereka juga 

mendapat kehormatan untuk disebutkan dalam daftar suci 

orang-orang mulia dari Perjanjian Lama, saksi-saksi Tuhan . 

Bahkan, mereka memberi  kesaksian dalam hati nurani 

musuh-musuh mereka, yang sementara melecehkan mereka, 

dikutuk oleh hati nurani mereka sendiri, sebab  sudah 

menganiaya orang-orang yang lebih benar dibandingkan  mereka.  

3. Mereka mendapat bagian dalam janji-janji itu, meskipun be-

lum memilikinya secara penuh. Mereka berhak atas janji-janji 

itu, meskipun mereka tidak menerima hal-hal besar yang 

dijanjikan. Yang dimaksudkan di sini bukan kebahagiaan 

sorgawi, sebab hal ini memang mereka terima, saat  mereka 

meninggal, dalam ukuran tertentu, jadi satu bagian dengan 

diri mereka, yaitu bagian yang jauh lebih baik. namun  yang 

dimaksudkan yaitu  kebahagiaan masa penyelenggaraan Injil. 

Pada mereka ada perlambang, namun  bukan yang diperlam-

bangkan. Pada mereka ada bayangan, namun  mereka belum 

melihat benda aslinya. Sekalipun begitu, di bawah masa pe-

nyelenggaraan Perjanjian Lama yang tidak sempurna itu, me-

reka menemukan iman yang berharga ini. Hal ini ditekankan 

oleh Rasul Paulus supaya iman mereka itu tampak lebih 

gemilang lagi, dan untuk memancing rasa cemburu orang-

orang Kristen supaya meniru iman mereka dengan maksud 

yang kudus. Juga, supaya orang Kristen, dalam mengerjakan 

iman mereka, jangan mau dikalahkan oleh orang-orang dari 

masa Perjanjian Lama itu, yang jauh kurang dari mereka 

dalam hal pertolongan dan keuntungan yang tersedia bagi 

orang percaya. Rasul Paulus berkata kepada orang-orang 

Ibrani bahwa Tuhan  telah menyediakan sesuatu yang lebih baik 

bagi mereka (ay. 40), dan sebab  itu mereka bisa yakin bahwa 

setidak-tidaknya Tuhan  mengharapkan hal-hal yang baik juga 

dari mereka. Dan bahwa sebab  Injil yaitu  tujuan dan 

kesempurnaan Perjanjian Lama yang tidak memiliki keluhuran 

sendiri kecuali bahwa ia merujuk kepada Kristus dan Injil, 

maka diharapkan bahwa iman orang-orang Ibrani itu harus 


 236

jauh lebih sempurna dibandingkan  iman para kudus dalam Per-

janjian Lama. Sebab keadaan dan masa penyelenggaraan yang 

mereka alami lebih sempurna dibandingkan  yang dialami orang-

orang kudus sebelumnya saat Perjanjian Lama, dan juga 

sebab  keadaan dan masa mereka itu memang merupakan 

kesempurnaan dan penggenapan dari Perjanjian Lama. Sebab 

tanpa jemaat Injil, jemaat Yahudi akan tetap tinggal dalam 

keadaan tidak utuh dan tidak sempurna. Alasan ini kuat, dan 

seharusnya diterima oleh kita semua. 

PASAL 12  

i dalam pasal ini, Rasul Paulus menerapkan apa yang telah 

dijelaskannya dalam pasal sebelumnya, dan memanfaatkannya 

sebagai pendorong bagi orang Kristen supaya bersabar dan bertekun 

di dalam iman dan keadaan Kristen. Ia mendorong mereka menekan-

kan alasannya,  

I.  berdasar  sebuah teladan yang jauh lebih besar dibandingkan  

yang telah dikemukakannya sebelumnya, dan teladan itu 

yaitu  Kristus sendiri (ay. 1-3).  

II. berdasar  sifat dari penderitaan-penderitaan yang telah 

mereka alami dalam kehidupan Kristen mereka, yang mulia 

dan penuh rahmat (ay. 4-17).  

III. berdasar  persekutuan dan kesesuaian di antara keadaan 

jemaat Injil di bumi serta jemaat yang berkemenangan di sor-

ga (ay. 18-29). 

Kristus Sang Teladan Agung 

(12:1-3) 

1 sebab  kita memiliki  banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi 

kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merin-

tangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan 

bagi kita. 2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada 

Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu 

kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul 

salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di 

sebelah kanan takhta Tuhan . 3 Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menang-

gung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang 

berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.  

 


 238

Amatilah di sini kewajiban agung yang ditekankan Rasul Paulus 

kepada orang-orang Ibrani, dan yang betapa ia inginkan agar mereka 

melakukannya. Yaitu, untuk menanggalkan semua beban dan dosa 

yang begitu merintangi mereka, dan berlomba dengan tekun dalam 

perlombaan yang diwajibkan bagi mereka. Kewajiban ini terdiri atas 

dua bagian, yaitu bagian persiapan, dan bagian penyelesaian. 

I.   Bagian persiapan: menanggalkan semua beban dan dosa, dst. 

1. Semua beban, artinya semua kecintaan serta perhatian yang 

berlebihan terhadap tubuh jasmani, kehidupan sekarang ini, 

dan hal-hal duniawi. Perhatian berlebihan atau kegemaran 

terhadap kehidupan sekarang ini, merupakan beban berat bagi 

jiwa, dan yang menyeret turun jiwa saat  ia seharusnya naik, 

serta menariknya mundur saat  ia seharusnya maju. Beban 

ini membuat tugas kewajiban dan kesukaran terasa lebih 

parah dan berat dibandingkan  sebenarnya. 

2. Dosa yang begitu merintangi kita. Yakni dosa yang sangat me-

lawan kita dengan memakai keadaan di sekitar kita, keadaan 

jasmani kita, dan teman-teman kita. Hal ini bisa saja berarti 

dosa ketidakpercayaan yang merugikan ataupun dosa kesuka-

an orang Yahudi, yakni kecintaan berlebihan terhadap hukum 

Taurat mereka. Marilah kita menanggalkan semua rintangan 

luar dalam. 

II.  Penyelesaian: Mari kita berlomba dengan tekun dalam perlombaan 

yang diwajibkan bagi kita. Rasul Paulus memakai kegiatan olah-

raga sebagai kiasan, diambil dari pertandingan Olmpiade dan 

olahraga lainnya. 

1. Orang-orang Kristen punya perlombaan untuk dijalani, yakni 

perlombaan untuk melayani dan perlombaan untuk menderita, 

yang merupakan tindakan ketaatan yang aktif dan pasif. 

2. Perlombaan ini diwajibkan bagi mereka. Perlombaan yang 

sudah ditentukan dan dipilih bagi mereka, baik melalui firman 

Tuhan  maupun melalui berbagai teladan para hamba Tuhan  yang 

setia, yang merupakan banyak saksi bagaikan awan yang 

mengelilingi mereka. Perlombaan ini ditetapkan dengan batas-

batas serta petunjuk-petunjuk yang sesuai. Sasaran yang

Surat Ibrani 12:1-3 

 239 

 mereka tuju dan hadiah yang mereka harapkan dinyatakan 

bagi mereka. 

3. Perlombaan ini harus dijalani dengan kesabaran dan ketekun-

an. Dibutuhkan kesabaran untuk menghadapi kesukaran-ke-

sukaran yang menghadang kita, juga ketekunan untuk mela-

wan semua godaan untuk berhenti berlari atau berbelok arah. 

Iman dan kesabaran merupakan anugerah yang menaklukkan, 

dan oleh sebab itu harus senantiasa dipelihara dan dilatih. 

4. Orang-orang Kristen memiliki teladan yang lebih agung untuk 

menghidupkan dan menyemangati mereka dalam perjalanan 

kehidupan Kristen mereka, dibanding apa pun atau semua 

orang yang telah disebutkan sebelum ini, dan teladan itu 

yaitu  Tuhan Yesus Kristus: dengan mata yang tertuju kepada 

Yesus, yang memimpin kita dalam iman (ay. 2). Amatilah di 

sini, 

(1) Siapa sebenarnya Tuhan Yesus bagi umat-Nya: Dialah yang 

membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yaitu awal, 

penyempurna, dan pemberi hadiahnya. 

[1] Dia yaitu  sumber iman mereka, bukan saja sebagai tu-

juan, melainkan sumbernya. Ia yaitu  pemimpin agung 

dan teladan bagi iman kita, Ia menaruh harapan-Nya 

pada Tuhan . Dialah yang menebus dan mendapatkan 

Roh iman itu, memberitakan peraturan iman, alasan 

utama dari kasih karunia iman, dan dalam segala hal 

merupakan sumber