• coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

  • kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label daniel obaja 25. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label daniel obaja 25. Tampilkan semua postingan

daniel obaja 25

 an 


 dengan mereka. saat  

semuanya ini dibuat menjadi sunyi sepi, maka mereka akan lihat 

sendiri dosa dan kebodohan mereka dalam hukuman mereka.  

(2) Keluarga kerajaan akan tenggelam terlebih dahulu, sebagai pertanda 

kehancuran seluruh kerajaan: Aku akan bangkit melawan keluarga 

Yerobeam, Yerobeam kedua, yang sekarang menjadi raja dari 

sepuluh suku. Keluarganya dibasmi melalui putranya Zakharia, yang 

dibunuh dengan pedang di hadapan rakyatnya, oleh Salum yang ber-

sekongkol melawan dia (2Raj. 15:10). Betapa pun tidak benarnya 

alatnya, Tuhan   tetap benar, dan melalui mereka Tuhan   bangkit mela-

wan keluarga penyembah berhala itu. Bahkan kaum keluarga raja 

tidak akan terlindungi dari pedang murka Tuhan  .  

Kitab Amos 7:1-9 

 

805 

Tuduhan Amazia terhadap Amos;  

Kebinasaan Amazia  

(7:10-17) 

10 Lalu Amazia, imam di Betel, menyuruh orang menghadap Yerobeam, raja Israel, dengan 

pesan: “Amos telah mengadakan persepakatan melawan tuanku di tengah-tengah kaum 

Israel; negeri ini tidak dapat lagi menahan segala perkataannya. 11 Sebab beginilah 

dikatakan Amos: Yerobeam akan mati terbunuh oleh pedang dan Israel pasti pergi dari 

tanahnya sebagai orang buangan.” 12 Lalu berkatalah Amazia kepada Amos: “Pelihat, 

pergilah, enyahlah ke tanah Yehuda! Carilah makananmu di sana dan bernubuatlah di 

sana!  

13 namun  jangan lagi bernubuat di Betel, sebab inilah tempat kudus raja, inilah bait suci 

kerajaan.” 14 Jawab Amos kepada Amazia: “Aku ini bukan nabi dan aku ini tidak termasuk 

golongan nabi, melainkan aku ini seorang peternak dan pemungut buah ara hutan. 15 

namun  TUHAN mengambil aku dari pekerjaan menggiring kambing domba, dan TUHAN 

berfirman kepadaku: Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku Israel. 16 Maka sekarang, 

dengarlah firman TUHAN! Engkau berkata: Janganlah bernubuat menentang Israel, dan 

janganlah ucapkan perkataan menentang keturunan Ishak. 17 Sebab itu beginilah firman 

TUHAN: Isterimu akan bersundal di kota, dan anak-anakmu laki-laki dan wanita  akan 

tewas oleh pedang; tanahmu akan dibagi-bagikan dengan memakai tali pengukur, engkau 

sendiri akan mati di tanah yang najis, dan Israel pasti pergi dari tanahnya sebagai orang 

buangan.” 

Orang akan berharap,  

1. Bahwa apa yang kita temui di dalam bagian awal pasal ini akan 

menggerakkan umat Israel kepada pertobatan, saat  mereka melihat bahwa 

hukuman mereka ditangguhkan agar mereka memiliki kesempatan untuk 

bertobat, dan bahwa mereka tidak dapat beroleh pengampunan kecuali 

mereka benar-benar bertobat.  

2. Bahwa mereka akan menyayangi Nabi Amos, yang tidak hanya bermaksud 

baik kepada mereka dengan berdoa menentang hukuman yang mengancam 

mereka, namun  juga telah berhasil menyingkirkan hukuman ini . Jika 

mereka memiliki rasa syukur, seharusnya mereka mengasihi dia. Akan 

namun , yang terjadi sama sekali bukan seperti itu. Mereka tetap tidak mau 

bertobat, dan kabar selanjutnya yang kita dengar tentang Amos yaitu  

bahwa ia dianiaya. Perhatikanlah, sama seperti merupakan pujian bagi 

orang-orang saleh bahwa mereka berdoa bagi orang-orang yang memusuhi 

mereka, demikian pula menjadi aib bagi banyak pendosa besar bahwa 

mereka memusuhi orang-orang yang mendoakan mereka (Mzm. 35:13, 15; 

109:4). Kita mendapati dalam perikop di atas,  

I. Kabar jahat yang dibawa kepada raja tentang Nabi Amos (ay. 10-11). Pelapor 

itu yaitu  Amazia, imam di Betel, kepala para imam yang melayani patung 

lembu emas di kerajaan Israel, pemimpin Betel (demikian dibaca oleh 

sebagian orang), yang menguasai urusan rakyat di sana. Ia mengeluh tentang 


 

806 

Amos, tidak hanya sebab  Amos bernubuat tanpa wewenang darinya, namun  

juga sebab  Amos bernubuat melawan mezbahnya, yang akan segera 

ditinggalkan dan dimusnahkan jika kabar yang dibawa Amos dipercayai oleh 

rakyat. Seperti itu pula para pembuat patung di Efesus membenci Paulus, 

sebab  khotbahnya bisa merusakkan usaha dagang mereka. Perhatikanlah, 

para penipu yang berpura-pura hidup kudus biasanya merupakan musuh 

terburuk bagi mereka yang sungguh-sungguh telah dikuduskan. Para imam 

selama ini merupakan penganiaya yang paling mendatangkan kepahitan. 

Amazia membawa kabar yang menentang Amos kepada Yerobeam. 

Amatilah,  

1. Kejahatan yang dituduhkannya kepada Amos yaitu  pengkhianatan: 

“Amos telah mengadakan persepakatan melawan engkau, untuk 

menurunkan dan membunuh engkau. Ia bermaksud supaya engkau 

digantikan, dan sebab nya berusaha melemahkan engkau. Ia menabur 

benih hasutan di dalam hati rakyat yang setia, supaya mereka merasa 

tidak puas terhadap raja dan pemerintahannya, sehingga pelan-pelan 

menarik kesetiaan mereka dari raja. Akibat perbuatan Amos ini, negeri 

tidak dapat lagi menahan segala perkataannya.” Dengan licik dihasutkan 

kepada raja bahwa seluruh negeri sudah tidak tahan lagi terhadap Amos. 

Rakyat tidak bisa menerima pemberitaannya, dan tidak tahan lagi. 

Tuduhan itu menyatakan pengkhianatan Amos yang berani dan 

pengaruh buruk yang ditimbulkan kepada negeri, dan bahwa dia 

bersekongkol melawan raja di antara kaum Israel. Perhatikanlah, 

bukanlah hal baru bagi para penuduh saudara-saudaranya untuk 

menjelek-jelekkan mereka sebagai musuh raja dan kerajaan, sebagai 

pengkhianat bagi raja dan pembuat onar negeri, padahal sesungguhnya 

saudara-saudara yang difitnah itu yaitu  sahabat terbaik bagi raja dan 

negeri. Dan biasa juga bagi para perancang kejahatan untuk menyatakan 

bahwa rakyat yang merasakan pengkhianatan itu, padahal kenyataannya 

tidak begitu. Dan seperti di sini juga, saya meragukan kebenarannya 

bahwa rakyat tidak tahan lagi terhadap sang nabi seperti imam-imam 

itu.  

2. Hasutan Amazia untuk mendukung tuduhannya ini (ay. 11): beginilah 

dikatakan Amos (dan mereka pasti menyiapkan saksi-saksinya juga): 

Yerobeam akan mati terbunuh oleh pedang dan Israel pasti pergi dari 

tanahnya sebagai orang buangan. Dengan demikian mereka 

menyimpulkan bahwa dia yaitu  seorang musuh bagi rajanya dan 

negerinya, dan tidak dapat dibiarkan. Lihatlah kelicikan Amazia. Ia tidak 

memberi tahu sang raja bagaimana Amos telah berdoa bagi Israel, dan 

Kitab Amos 7:1-9 

 

807 

melalui doanya hukuman yang pertama telah disingkirkan, dan yang 

lainnya, dan tidak menghentikan doanya sampai dia melihat ketetapan 

dikeluarkan. Amazia tidak memberi tahu raja bahwa ancaman ini 

bersyarat, dan bahwa Amos sudah sering menjamin Israel bahwa jika 

mereka mau bertobat dan mereformasi diri, maka kehancuran akan 

dicegah. Bahkan, tidaklah benar seperti yang dikatakan Amazia, bahwa 

Yerobeam akan mati terbunuh oleh pedang, atau dia mati demikian (2Raj. 

14:28), melainkan bahwa Tuhan   akan bangkit melawan keluarga 

Yerobeam dengan pedang (ay. 9). Nabi-nabi dan para pelayan Tuhan   telah 

sering mengalami apa yang dikeluhkan Daud (Mzm. 56:6), Sepanjang 

hari mereka mengacaukan perkaraku. Masakan pengawas menara 

dituduh melakukan kejahatan, saat  dia melihat pedang datang, dan 

memberi peringatan kepada orang-orang supaya mengamankan diri? 

Atau sang tabib untuk memberi tahu pasien tentang bahaya penyakitnya, 

supaya dia dapat menggunakan segala sarana bagi kesembuhannya? 

Betapa orang bodoh menjadi musuh bagi diri mereka sendiri, bagi 

kedamaiannya sendiri, bagi teman-teman terbaiknya! Tidaklah tampak 

bahwa Yerobeam memedulikan keterangan ini. Mungkin dia 

menghormati seorang nabi, dan menghormati otoritas ilahi ketimbang 

Amazia imamnya.  

II. Cara yang digunakan Amazia untuk membujuk Amos menarik diri dan 

keluar dari negeri Israel (ay. 12-13). saat  dia tidak mencapai maksudnya 

dengan sang raja untuk memenjarakan Amos, membuang atau menghukum 

mati dia, atau setidaknya membuatnya gentar dan tutup mulut atau 

melarikan diri, dia mengupayakan sedapat mungkin melalui sarana halus 

untuk mengusir Amos. Ia langsung menemui Amos, dan dengan segala bujuk 

rayu menyuruhnya pergi dan bernubuat di tanah Yehuda, dan bukan di Betel. 

Ia mengakui Amos sebagai seorang pelihat, dan tidak berpura-pura 

memintanya diam, melainkan memberi  saran kepada dia, 

1. Bahwa Betel bukanlah suatu tempat yang cocok baginya untuk 

menjalankan pelayanannya, sebab itu yaitu  tempat kudus raja, atau bait 

suci kerajaan, di mana raja memiliki berhalanya dan mezbah serta para 

imam mereka. Dan itu yaitu  puri raja, atau rumah kerajaan, di mana 

keluarga kerajaan berdiam dan di mana takhta pengadilan berada. 

sebab  itu jangan bernubuat lagi di sini. Dan mengapa begitu? 

(1) sebab  Amos yaitu  seorang pengkhotbah yang terlalu polos dan 

bodoh bagi kerajaan dan tempat suci raja. Hanya orang-orang yang 


 

808 

mengenakan pakaian sutera yang halus, dan berbicara dengan sopan 

dan halus, yang cocok bagi istana raja.  

(2) sebab  ibadah yang dilakukan di tempat suci raja akan menjadi 

gangguan terus-menerus dan kesulitan bagi Amos. Jadi lebih baik ia 

pergi jauh-jauh dari sana, supaya mata tidak melihat dan hati tidak 

bersedih.  

(3) sebab  tidaklah pantas jika sang raja dan keluarganya harus ditegur 

di istana dan tempat suci mereka dengan berbagai teguran dan 

ancaman yang terus-menerus Amos lancarkan atas nama Tuhan  . 

Seakan-akan merupakan hak istimewa raja dan para pejabat untuk 

tidak diberi tahu tentang bahaya saat  mereka sedang berlari 

kencang menuju tepi jurang.  

(4) Sebab Amos tidak dapat berharap akan mendapat sokongan atau 

dorongan apa pun di sana, malah sebaliknya, diolok-olok dan diejek 

oleh sebagian orang dan diancam serta dikata-katai oleh sebagian 

lainnya. Bagaimanapun, ia jangan berpikir dapat membuat orang 

bertobat di sana, atau membujuk orang meninggalkan penyembahan 

berhala yang didukung oleh otoritas dan teladan sang raja. Pendek-

nya, memberitakan ajarannya di sana hanyalah ibarat mem-

benturkan kepala ke tembok. Dan sebab  itu janganlah bernubuat 

lagi di sana. Sebagai gantinya, 

2. Amazia membujuk Amos bahwa tanah Yehuda yaitu  tempat yang 

paling cocok baginya untuk melayani: Enyahlah ke sana segera, 

dan carilah makananmu di sana, dan bernubuatlah di sana. Di sana 

engkau akan aman. Di sana engkau akan disambut. Istana dan tempat 

suci raja di sana ada di pihakmu. Nabi-nabi di sana akan mendukungmu. 

Para imam dan raja di sana akan mendengarkan engkau, dan 

memberi mu tunjangan hidup yang terhormat. Lihatlah di sini,  

(1) Betapa teganya orang-orang fasik berusaha mengusir orang-orang 

yang setia dalam menegur mereka, dan betapa teganya mereka 

sampai berkata kepada pelihat, “Jangan lihat,” atau “Jangan 

bernubuat untuk kami.” Kedua nabi yang menjadi saksi itu telah 

menjadi siksaan bagi semua orang yang diam di atas bumi (Why. 

11:10), dan sungguh kasihan bahwa orang-orang harus disiksa 

sebelum waktunya, namun  hal ini dimaksudkan untuk mencegah 

siksaan kekal.  

(2) Betapa seringnya orang-orang duniawi mengukur orang lain dengan 

dirinya sendiri. Amazia, sebagai seorang imam, tidak bermaksud lain 

Kitab Amos 7:1-9 

 

809 

selain mencari keuntungan melalui jabatannya, dan dia menganggap 

Amos, sebagai seorang nabi, juga memiliki pandangan yang sama, 

dan sebab nya menasihati dia untuk bernubuat di tempat di mana 

dia dapat mencari makanannya, di mana dia merasa pasti dapat 

memperoleh sebanyak yang dikehendakinya. Padahal Amos harus 

bernubuat di tempat yang ditunjukkan Tuhan   kepadanya, dan di 

tempat yang paling membutuhkan dirinya, bukan di tempat dia akan 

mendapatkan banyak uang. Perhatikanlah, orang yang mencari 

untung melalui kesalehannya, dan dikuasai oleh pengharapan untuk 

memperoleh kekayaan dan kedudukan dari situ, selalu menyangka 

orang lain juga bersikap seperti itu.  

III. Jawaban yang diberikan oleh Amos terhadap saran-saran dari Amazia. Ia 

tidak minta pertimbangan manusia, dan ia tidak bermaksud memperkaya 

diri, namun  menunaikan tugas pelayanannya. Ia hanya ingin didapati setia 

dalam menjalankan pelayanannya, tidak melarikan diri dari bahaya, namun  

tetap setia. sebab  itu dia bertekad untuk menjalankan tugasnya, dan dalam 

menjawab Amazia, 

1. Ia membela dirinya mengapa ia harus tetap setia pada pekerjaan dan 

tugasnya (ay. 14-15). Dan yang menyebabkan dia tetap berdiri teguh 

yaitu  bahwa dia diutus dan ditugaskan oleh Tuhan  : “Aku ini bukan nabi 

dan aku ini tidak termasuk golongan nabi, juga tidak dilahirkan atau 

dibesarkan bagi jabatan ini , tidak dirancang dari awalnya untuk 

menjadi seorang nabi, seperti Samuel dan Yeremia, tidak dididik dalam 

sekolah nabi, seperti banyak yang lain. namun  aku ini seorang 

peternak, seorang penjaga ternak, dan seorang pemungut buah ara 

hutan.” Buah ara di tempat itu memiliki buah yang dikumpulkan oleh 

Amos untuk ternaknya atau untuk dirinya sendiri dan keluarganya, atau 

untuk dijual. Ia hanyalah orang kampung biasa, dibesarkan dan 

mengerjakan pekerjaan kampung dan biasa hidup di kampung. Ia 

menggiring kambing domba dan juga kawanan ternak, dan dari sana 

Tuhan   mengambilnya, dan memintanya pergi dan bernubuat kepada umat-

Nya Israel,  menyampaikan kepada mereka pesan yang selalu dari waktu 

ke waktu diterima dari TUHAN. Tuhan   menjadikannya seorang nabi, dan 

seorang nabi bagi mereka, menetapkan baginya suatu tugas dan 

memberi  jabatan kepadanya. Oleh sebab  itu, dia tidak boleh 

berdiam diri, sebab,  


 

810 

(1) Ia mengemban sebuah tugas ilahi atas apa yang ia lakukan. Ia tidak 

melarikan diri sebelum diutus, melainkan memohon, seperti Paulus, 

supaya dia dipanggil untuk menjadi seorang rasul. Dan celakalah 

orang-orang yang menentang dan melawan siapa saja yang datang 

atas nama Tuhan  , dengan berkata kepada pelihat-Nya, “Jangan 

bernubuat, atau menutup mulut mereka yang telah disuruh-Nya ber-

bicara.” Orang yang berbuat demikian berarti melawan Tuhan  . Peng-

hinaan yang dilakukan terhadap seorang duta yaitu  penghinaan 

kepada raja yang mengutusnya. Orang-orang yang memiliki jaminan 

dari Tuhan   tidak boleh takut terhadap manusia.  

(2) Karakter Amos sebagai seorang kampung yang rendah sebelum ia 

menerima tugas panggilannya menguatkan perutusannya, dan sama 

sekali tidak melemahkannya.  

[1] Ia tidak punya pikiran sedikit pun untuk menjadi seorang nabi, 

dan sebab nya pekerjaan bernubuatnya itu tidaklah mungkin 

muncul sebab  keinginan yang mengada-ada, melainkan murni 

sebagai dorongan Ilahi.  

[2] Ia tidak dididik atau dibimbing dalam keahlian bernubuat, dan 

sebab nya dia memiliki kemampuan untuk bernubuat langsung 

dari Tuhan  , yang merupakan bukti tidak terbantahakn bahwa dia 

mendapat tugas panggilan dari Dia. Rasul-rasul, yang aslinya 

yaitu  orang-orang yang tidak terpelajar dan tidak punya penge-

tahuan, membuktikan bahwa mereka mendapatkan pengetahuan 

sebab  mereka yaitu  pengikut Yesus (Kis. 4:13). saat  harta 

karun disimpan di dalam bejana-bejana tanah liat yang demikian, 

maka tampak jelaslah bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu 

berasal dari Tuhan  , bukan dari diri manusia (2Kor. 4:7).  

[3] Ia melakukan tugas panggilannya dengan jujur, yang melaluinya 

dia dapat dengan nyaman memelihara dirinya dan keluarganya. 

Dan sebab nya ia tidak perlu bernubuat untuk mendapatkan 

makanan, seperti yang disarankan Amazia (ay. 12). Ia tidak 

menerima panggilannya itu sebagai suatu pekerjaan untuk 

mencari nafkah, melainkan sebagai suatu kepercayaan yang 

dipercayakan kepadanya untuk memuliakan Tuhan   dan melaku-

kan kebaikan.  

[4] Ia menjalani semua harinya dengan kehidupan keluarga yang 

sederhana dan hidup di antara para peternak miskin, dan tidak 

pernah terpengaruh oleh kesenangan dan makanan enak. sebab  

itu ia tidak akan mendekatkan dirinya dengan istana dan tempat 

Kitab Amos 7:1-9 

 

811 

suci raja jika urusan yang ditugaskan Tuhan   kepadanya tidak 

menyuruhnya ke sana.  

[5] sebab  dibesarkan dalam keadaan yang rendah seperti itu, maka 

tentu saja ia tidak punya keberanian untuk berbicara kepada raja 

dan para pejabat, apalagi untuk membicarakan hal-hal yang 

keras dan menimbulkan panas hati, jika ia tidak digerakkan oleh 

roh yang lebih besar dibandingkan  rohnya sendiri. Jika Tuhan  , yang 

mengutusnya, tidak menguatkannya, maka dia tidak dapat 

meneguhkan hati seperti keteguhan gunung batu (Yes. 50:7). 

Perhatikanlah, Tuhan   sering memilih yang lemah dan bodoh bagi 

dunia untuk memalukan orang-orang yang berhikmat dan kuat. 

Dan begitulah seorang peternak dari Tekoa membuat malu 

seorang imam dari Betel, saat  ia menerima kuasa dan 

kemampuan dari Tuhan   untuk bertindak bagi-Nya.  

2. Amos mengecam Amazia sebab  perlawanannya dan menyatakan 

hukuman Tuhan   terhadapnya, bukan sebab  kebencian atau balas 

dendam pribadi, melainkan atas nama TUHAN dan oleh kuasa dari Dia 

(ay. 16-17). Amazia tidak mau membiarkan Amos berkhotbah sama 

sekali, dan sebab nya secara khusus Amos diperintahkan untuk 

berkhotbah kepadanya: Maka sekarang dengarlah firman TUHAN, 

dengarlah dan gemetarlah. Orang yang tidak tahan terhadap celaka yang 

menimpa semua orang bersiap-siap menantikan celaka bagi dirinya 

sendiri. Dosa yang dituduhkan kepadanya yaitu  melarang Amos untuk 

bernubuat. Kita tidak mendapati bahwa dia memukul Amos, atau 

memenjarakannya, melainkan hanya memintanya untuk diam: Janganlah 

bernubuat menentang Israel, dan janganlah ucapkan perkataan 

menentang keturunan Ishak. Amos tidak boleh mengguntur melawan 

mereka, bahkan mengucapkan sepatah kata melawan mereka pun 

jangan. Amazia tidak dapat tahan, tidak, bahkan tetesan air hujan yang 

lembut pun, tetesan hujan yang kecil. sebab  itu, biarlah dia mendengar 

hukumannya.  

(1) sebab  perlawanan yang diperbuatnya terhadap Amos, Tuhan   akan 

membawa kehancuran ke atas dirinya dan keluarganya. Inilah dosa 

yang memenuhi takaran kejahatannya.  

[1] Ia tidak akan mendapatkan penghiburan dalam keluarganya, 

melainkan akan mengalami duka sebab  malapetaka yang 

menimpa kerabat-kerabat dekatnya. Istrimu akan bersundal di 

kota. Entah ia dengan paksa akan diperkosa oleh para prajurit, 


 

812 

seperti gundik orang Lewi oleh laki-laki dari Gibea (mereka 

memperkosa wanita-wanita dari Sion, Rat. 5:11), atau dia sendiri 

secara keji menjadi pelacur. Ini merupakan dosa wanita itu, dosa 

besarnya, namun  sesungguhnya menjadi derita dan celaan hebat 

serta hukuman yang adil bagi Amazia, sebab  ia mendukung 

persundalan rohani. Kadang-kadang dosa kaum kerabat kita 

harus dipandang sebagai hukuman Tuhan   atas diri kita. Anak-

anaknya, kendati mereka tetap hidup jujur, namun tidak akan 

tetap hidup: Anak-anakmu laki-laki dan wanita  akan tewas 

oleh pedang peperangan, dan Amazia sendiri akan hidup untuk 

melihatnya. Ia telah melatih mereka dalam berbuat jahat, dan 

sebab nya Tuhan   akan membinasakan mereka di dalam 

kejahatan.  

[2] Ia akan dilucuti dari semua harta kekayaannya. Kekayaannya 

akan jatuh ke dalam tangan musuh, dan dibagi-bagikan dengan 

memakai tali pengukur, melalui undian, di antara para tentara. 

Apa yang diperoleh dengan jahat tidak akan bertahan lama.  

[3] Amazia sendiri akan binasa di sebuah negeri asing, bukan di 

tanah Israel, yang telah menjadi kudus bagi TUHAN, melainkan di 

sebuah tanah yang najis, di sebuah negeri orang fasik, tempat 

yang paling cocok bagi seorang fasik seperti ini untuk 

mengakhiri hari-hari hidupnya, yang membenci dan 

membungkam nabi-nabi Tuhan   dan turut terlibat begitu besar 

dalam menajiskan tanahnya sendiri dengan penyembahan 

berhala. 

(2) Kendati Amazia terus berusaha menentang Amos, Tuhan   tetap 

membawa kehancuran ke atas tanah dan bangsa itu. Amos dituduh 

mengatakan Israel pasti pergi dari tanahnya sebagai orang 

buangan (ay. 11), namun  ia memegang perkataan itu, dan 

mengulanginya. Sebab ketidakpercayaan orang tidak akan membuat 

firman Tuhan   tidak berlaku. Beban firman TUHAN dapat dilawan, 

namun  tidak dapat diguncangkan. Biarlah Amazia murka, dan resah, 

dan mengatakan yang berlawanan semau hatinya, namun  tetap saja 

Israel pasti pergi dari tanahnya sebagai orang buangan. 

Perhatikanlah, tidak ada gunanya untuk melawan hukuman Tuhan  . 

Sebab saat  Tuhan   menghukum, Ia akan menang. Menghentikan 

mulut pelayan Tuhan   tidak akan menghentikan laju firman Tuhan  , 

sebab ia tidak akan kembali dengan sia-sia.  

PASAL  8  

i sini, masa-masa penuh dosa diiringi dengan masa-masa penuh kepedihan, 

keduanya pasti selalu berhubungan. Dalam pasal ini, berkali-kali 

diancamkan bahwa gelak tawa akan berubah menjadi ratap tangis. 

I. Penglihatan tentang sebakul buah-buahan musim kemarau 

menandakan bahwa kemusnahan yang dinubuatkan akan datang 

segera (ay. 1-3) dan itu pasti akan mengubah nada tawa orang Israel. 

II. Para penindas dipanggil untuk bertanggung jawab atas perbuatan 

semena-mena mereka terhadap orang miskin. Dan kehancuran mereka 

dinubuatkan, yang akan membuat mereka berkabung (ay. 4-10). 

III. Kelaparan akan firman Tuhan   menjadi hukuman bagi umat yang pergi 

bersundal dengan ilah-ilah lain (ay. 11-14). Namun, mereka tidak 

berkabung sebab nya, meskipun ini yaitu  hukuman paling 

menyedihkan di antara semuanya. 

Kehancuran Israel Dinubuatkan  

(8:1-3) 

1 Inilah yang diperlihatkan Tuhan Tuhan   kepadaku: Tampak sebuah bakul berisi buah-

buahan musim kemarau. 2 Lalu berfirmanlah Ia: “Apakah yang kaulihat, Amos?” Jawabku: 

“Sebuah bakul berisi buah-buahan musim kemarau.” Berfirmanlah TUHAN kepadaku: 

“Kesudahan telah datang bagi umat-Ku Israel. Aku tidak akan memaafkannya lagi. 3 

Nyanyian-nyanyian di tempat suci akan menjadi ratapan pada hari itu,” demikianlah 

firman Tuhan Tuhan  . “Ada banyak bangkai: ke mana-mana orang melemparkannya 

dengan diam-diam.” 

Alasan utama orang-orang berdosa menunda pertobatan mereka de die in diem – 

dari hari ke hari, ialah sebab  mereka pikir Tuhan   juga menunda penghukuman-

Nya. Mereka meninabobokan diri dengan nyanyian, “Tuanku tidak datang-

datang.” Oleh sebab itu, lewat para nabi-Nya, Tuhan   berulang kali menyampaikan 

kepada Israel bahwa murka-Nya tidak hanya benar-benar adil dan pasti, namun  


 

816 

juga sungguh sangat dekat dan segera datang. Itu juga yang diperingatkan-Nya 

dalam ayat-ayat di atas. 

I. Mendekatnya kemusnahan yang diancamkan itu digambarkan dengan 

sebakul buah-buahan musim kemarau yang dilihat Amos dalam suatu 

penglihatan. Tuhan memperlihatkan itu kepadanya (ay. 1) dan menyuruh dia 

memperhatikannya (ay. 2), “Apakah yang kaulihat, Amos?” Perhatikanlah, 

kita wajib bertanya apakah kita sungguh-sungguh melihat apa yang Tuhan   

berkenan perlihatkan kepada kita, dan mendengar apa yang Ia berkenan 

perdengarkan kepada kita, sebab  banyak hal yang Tuhan   sampaikan, Tuhan   

berfirman dengan satu dua cara, namun  orang tidak memperhatikannya. 

Apakah kita tengah melihat sesuatu dari Yang Mahakuasa? Marilah kita 

merenungkan yang kita lihat. Amos melihat sebakul buah-buahan musim 

panas dikumpulkan dan siap dimakan, yang maksudnya yaitu  bahwa, 

1. Umat Israel sudah matang untuk dihancurkan, terlalu matang sampai 

busuk, sehingga sudah tiba waktunya Tuhan   mengayunkan sabit 

penghakiman-Nya untuk memangkas mereka. Hal ini bahkan sudah 

dikerjakan, dan mereka tergeletak, siap dimakan habis. 

2. Tahun kesabaran Tuhan   sudah mendekati akhirnya. Ibaratnya sudah 

musim gugur bagi mereka, dan tahun mereka akan segera memasuki 

musim dingin yang suram. 

3. Yang disebut buah-buah musim kemarau yaitu  buah-buahan yang tidak 

disimpan hingga musim dingin, namun  harus dihabiskan segera. Itu 

melambangkan umat Israel yang tidak teguh dan mudah berubah. 

II. Maksud dan makna penglihatan ini  tidak lain yaitu  ini: menandakan 

bahwa kesudahan telah datang bagi umat-Ku Israel. Kata “kesudahan” dalam 

bahasa aslinya yaitu  ketz, sangat dekat dengan kata kitz, yang artinya buah 

musim kemarau. Sudah lama Tuhan   membiarkan mereka dan bersabar 

terhadap mereka, namun  sekarang kesabaran-Nya habis. Mereka memang 

umat-Nya, Israel, namun  kesudahan mereka, kesudahan akhir yang telah 

sering diperingatkan namun  lama terlupakan, kini telah tiba. Perhatikanlah, 

jika orang berdosa tidak menyudahi dosanya, Tuhan   akan menyudahi mereka, 

sekalipun mereka yaitu  Israel, umat-Nya sendiri. Yang dikatakan dalam 

pasal 7:8 diulang kembali di sini sebagai keputusan Tuhan   yang sudah tetap, 

“Aku tidak akan memaafkannya lagi. Mereka tidak akan dibiarkan seperti 

yang sudah-sudah, dan penghakiman yang sedang mendekat tidak akan 

dibatalkan. 

Kitab Amos 8:1-3 

 

817 

III. Akibatnya yaitu  penghancuran menyeluruh (ay. 3): saat  kesudahan itu 

tiba, perkabungan dan maut akan berjaya. Keduanya biasa datang bersama-

sama, dan pada akhirnya nanti akan pergi bersama-sama, yaitu di sorga, di 

mana maut dan perkabungan tidak akan ada lagi (Why. 21:4). Namun, di 

dunia yang berdosa ini, di tengah bangsa yang berdosa, 

1. Perkabungan berkuasa, berkuasa begitu rupa hingga nyanyian-nyanyian di 

tempat suci akan menjadi ratapan, yakni nyanyian di Bait Tuhan   di 

Yerusalem, atau justru di kuil-kuil berhala, di mana mereka biasa makan 

dan minum, kemudian bangun dan bersukaria untuk berbakti kepada 

patung anak lembu emas. Barangkali mereka biasa bergembira ria 

dengan lagu-lagu yang najis, maka pastilah cepat atau lambat semua itu 

akan diubah menjadi ratapan. Atau, barangkali mereka menyuarakan 

serta menunjukkan kesalehan agamawi, namun  sebab  tidak lahir dari 

hati dan tidak dinyanyikan bagi kemuliaan Tuhan  , Dia pun tidak 

menghargainya dan demi keadilan, Ia akan mengubahnya menjadi 

ratapan. Perhatikanlah, ratapan akan mengikuti keriaan yang berdosa, 

dan juga keriaan agamawi, jika tidak dilakukan dengan tulus. saat  

penghukuman Tuhan   terjadi, dalam sekejap sukacita terceria mereka 

akan berubah menjadi kesedihan mendalam. Nyanyian-nyanyian di 

tempat suci yang biasanya terdengar amat menyenangkan pun berubah, 

bukan hanya menjadi keluhan dan erangan, namun  juga lolongan nyaring 

yang memilukan. Mereka akan datang ke tempat suci, dan saat 

melihatnya telah menjadi reruntuhan, mereka meraung-raung dengan 

pahitnya. 

2. Maut berkuasa, berkuasa begitu rupa sehingga mayat-mayat ber-

gelimpangan di mana-mana (Mzm. 110:6). Mereka terbunuh oleh pedang 

atau penyakit sampar, terlalu banyak sehingga orang-orang yang masih 

hidup tidak dapat menguburkan mereka dengan upacara pemakaman 

yang megah dan terhormat seperti biasanya. Tidak akan dibunyikan 

lonceng bagi mereka, namun  orang akan melemparkannya dengan diam-

diam, menguburkan mereka di tengah keheningan malam buta dan 

menyuruh semua orang di sekelilingnya diam dan memperhatikan, 

entah sebab  mereka tidak sanggup menanggung biaya pemakaman, 

atau sebab  penyakit yang membunuhnya itu sangat menular sehingga 

tiada seorang pun mau mendekat, atau sebab  takut musuh mereka 

mengamuk jika tahu mereka meratapi orang yang terbunuh. Atau, 

dengan diam-diam mereka menuntut diri dan sesama untuk tunduk 

kepada tangan Tuhan   dalam hukuman yang membinasakan ini, supaya 

mereka jangan mengeluh dan berbantah dengan Dia. Atau, barangkali 


 

818 

“diam-diam” ini bukan diartikan sebagai diam bersabar, melainkan diam 

cemberut sebab  jengkel. Hati mereka mengeras sehingga semua 

hukuman itu sama sekali tidak membuat mereka mengakui kebenaran 

Tuhan   maupun kefasikan mereka sendiri. 

Dosa dan Kehancuran Para Penindas 

(8:4-10) 

4 Dengarlah ini, kamu yang menginjak-injak orang miskin, dan yang membinasakan orang 

sengsara di negeri ini 5 dan berpikir: “Bilakah bulan baru berlalu, supaya kita boleh 

menjual gandum dan bilakah hari Sabat berlalu, supaya kita boleh menawarkan terigu 

dengan mengecilkan efa, membesarkan syikal, berbuat curang dengan neraca palsu, 6 

supaya kita membeli orang lemah sebab  uang dan orang yang miskin sebab  sepasang 

kasut; dan menjual terigu rosokan?” 7 TUHAN telah bersumpah demi kebanggaan Yakub: 

“Bahwasanya Aku tidak akan melupakan untuk seterusnya segala perbuatan mereka! 8 

Tidakkah akan gemetar bumi sebab  hal itu, sehingga setiap penduduknya berkabung? 

Tidakkah itu seluruhnya akan naik seperti sungai Nil, diombang-ambingkan dan surut 

seperti sungai Mesir?” 9 “Pada hari itu akan terjadi,” demikianlah firman Tuhan Tuhan  , 

“Aku akan membuat matahari terbenam di siang hari dan membuat bumi gelap pada hari 

cerah. 10 Aku akan mengubah perayaan-perayaanmu menjadi perkabungan, dan segala 

nyanyianmu menjadi ratapan. Aku akan mengenakan kain kabung pada setiap pinggang 

dan menjadikan gundul setiap kepala. Aku akan membuatnya sebagai perkabungan 

sebab  kematian anak tunggal, sehingga akhirnya menjadi seperti hari yang pahit pedih.” 

Dalam ayat-ayat di atas, Tuhan   menantang para penindas yang congkak serta 

menunjukkan kepada mereka,  

I. Betapa jijiknya dosa mereka. Singkatnya, mereka memiliki watak seperti 

hakim yang lalim (Luk. 18:2) yang tidak takut akan Tuhan   dan tidak 

menghormati seorang pun. 

1. Amatilah mereka dalam ibadahnya, maka engkau akan melihat bahwa 

mereka tidak punya rasa hormat kepada Tuhan  . Namun demikian, 

meskipun jahat, mereka tetap menampakkan perilaku luar yang saleh. 

Mereka memelihara hari Sabat dan bulan baru. Mereka membedakan 

hari-hari ini  dari hari biasa, namun  sebentar saja mereka jemu dan 

tidak menyukainya sama sekali, sebab hati mereka sepenuhnya tertuju 

pada dunia dan hal-hal duniawi. Betapa menyedihkannya watak orang-

orang itu, sampai-sampai mereka berkata, “Bilakah hari Sabat berlalu, 

supaya kita boleh menjual gandum?” Sayangnya, begitu jugalah watak 

banyak orang yang mengaku Kristen.  

(1) Mereka jemu akan hari-hari Sabat. “Kapan hari ini berlalu?” Mereka 

jemu akan batasan-batasan hari Sabat dan bulan baru, sebab  saat 

itu mereka tidak boleh melakukan pekerjaan berat. Mereka bosan 

Kitab Amos 8:1-3 

 

819 

akan pekerjaan atau urusan pada hari Sabat dan bulan baru, muak 

akan hal itu (Mal. 1:13), dan seperti Doeg, tertahan untuk melayani 

Tuhan (1Sam. 21:7, KJV). Mereka lebih suka berada di mana saja asal 

bukan di sekitar mezbah Tuhan  . Perhatikanlah, hari Sabat dan tugas-

tugasnya akan menjadi beban bagi hati yang duniawi, yang selalu 

enggan berbuat banyak bagi Tuhan   dan kekekalan. Adakah cara yang 

lebih baik untuk memakai waktu kita selain bergaul dengan Tuhan  ? 

Namun, berapa banyak waktu yang kita pakai untuk bersenang-

senang dengan dunia? Bukankah hari Sabat akan berlalu jika kita 

melakukan tugas-tugasnya dan menuai berkatnya? Lantas, mengapa 

kita begitu ingin cepat-cepat berpisah darinya?  

(2) Mereka menyukai hari-hari kerja. Mereka menunggu-nunggu 

saatnya menjual gandum dan menawarkan terigu. Saat bekerja dalam 

pelayanan ibadah, mereka memikirkan usaha dagang mereka. Hati 

mereka mengejar keuntungan yang haram (Yeh. 33:31), dan dengan 

demikian menjadikan rumah Bapa-Ku sebagai tempat jual beli, 

bahkan sarang penyamun! Mereka muak dengan segala kewajiban 

kudus sebab  urusan duniawi menguasai mereka. Dalam urusan 

duniawi itu mereka nyaman seperti di rumah sendiri, namun  di 

tempat kudus Tuhan  , mereka menggelepar-gelepar seperti ikan 

terdampar di tanah kering. Perhatikanlah, barang siapa lebih 

mencintai hari kerja dibandingkan  hari Sabat dan lebih suka menjual 

gandum dibandingkan  menyembah Tuhan  , ia orang asing bagi Tuhan   dan 

musuh bagi dirinya sendiri. 

2. Amatilah mereka saat  sedang berbicara, maka engkau akan melihat 

bahwa mereka tidak menghargai seorang pun. Memang seperti inilah 

biasanya orang yang tidak berlaku saleh. Orang yang telah kehilangan 

rasa kesalehen tidak lama lagi akan kehilangan rasa kejujuran. Mereka 

tidak berlaku adil dan mencintai kesetiaan.  

(1) Para penindas itu menipu orang-orang yang berurusan dengan 

mereka. Sewaktu menjual gandum, mereka memeras pembelinya, 

baik dengan mengurangi barang yang dibeli maupun menaikkan 

harganya. Mereka menakar gandum dengan neraca palsu dan 

berpura-pura memberi  sesuai jumlah yang disepakati, namun  

mereka mengecilkan efa. Takarannya kurang, tidak sesuai ukuran 

yang verlaku umum, sehingga dengan begitu mereka menipu 

pembeli. Saat menerima uang, mereka mengukurnya dengan tim-

bangan yang dibuat sendiri, batu timbangan mereka sendiri, 


 

820 

sehingga syikal yang ditimbang melebihi standar. Mereka 

membesarkan syikal, sehingga jika uang yang ditimbang didapati 

terlalu ringan, pembeli harus menambahnya. Dengan cara itu, 

mereka menipu juga. Semua itu dilakukan dengan topeng kejujuran, 

berpura-pura melakukan dengan teliti supaya adil. Dengan perbuat-

an jahat ini , mereka menunjukkan sifat ketamakan dunia, cinta 

akan diri sendiri, penghinaan terhadap umat manusia secara umum 

dan khususnya kepada orang-orang yang berurusan dengan mereka. 

Mereka menista hukum keadilan yang kudus, sehingga membuktikan 

bahwa dalam hati mereka tidak ada takut dan kasih kepada Tuhan   

yang telah mengatakan jelas-jelas bahwa batu timbangan palsu dan 

neraca serong yaitu  kekejian bagi-Nya. Bukti kecurangan mereka 

yang lainnya ialah menjual terigu rosokan. Dengan memanfaatkan 

ketidaktahuan sesamanya atau sebab  memang terpaksa harus 

dibeli orang sebab  sangat membutuhkan. Mereka membuat pembeli 

terpaksa membeli terigu buruk dengan harga yang sama seperti 

gandum yang terbaik.  

(2) Mereka kejam dan tidak berbelaskasihan kepada orang miskin: 

Mereka menginjak-injak orang miskin, dan membinasakan orang 

sengsara.  

[1] Mereka menilai diri sendiri begitu tinggi berdasar  kekayaan 

sehingga memandang rendah orang yang miskin dengan 

kejijikan begitu rupa. Mereka membenci orang miskin, tidak 

tahan terhadapnya, mereka membuang orang-orang miskin itu 

sehingga mau melakukan apa saja untuk melenyapkannya, bukan 

dengan melepaskan mereka dari kemiskinan, namun  dengan me-

nyingkirkan dan menghancurkan mereka sehingga orang-orang 

itu tidak ada lagi, setidaknya di negeri mereka. Namun, siapa 

mengolok-olok orang miskin, menghina Penciptanya, yang 

membuat orang kaya dan orang miskin bertemu.  

[2] Mereka sangat ingin meningkatkan kekayaan dan menam-

bahkannya lebih banyak lagi hingga merampas orang miskin 

untuk memperkaya diri. Mereka mengintai orang miskin untuk 

memangsa mereka, sebab orang miskin tidak mampu menuntut 

ganti rugi atau melawan atau pun membalas dendam atas 

kekerasan yang diperbuat para penindas mereka. Harta 

kekayaan yang didapat dengan mencelakakan orang miskin akan 

mendatangkan kecelakaan terhadap orang yang mendapatkan-

nya. Para penindas itu menelan orang miskin dengan memberi 

Kitab Amos 8:1-3 

 

821 

tawaran yang berat, lalu menipu mereka dalam jual beli ini , 

supaya mereka dapat berbuat curang dengan neraca palsu. 

Tujuannya bukan hanya untuk memperkaya diri, memiliki uang 

sebanyak mungkin agar dengan begitu mereka dapat memegang 

kendali atas segala sesuatu (sangka mereka), namun  juga untuk 

memiskinkan orang lain di sekeliling mereka, memelaratkan 

mereka begitu rupa sehingga dapat dipaksa menjadi budak. 

Begitu orang miskin itu sudah diperas sampai tidak punya apa-

apa, mereka bisa dipekerjakan tanpa upah, atau nyaris tanpa 

upah. Demikianlah para penindas membeli orang lemah sebab  

uang. Mereka membawa orang miskin dan anak-anak mereka 

menjadi budak, sebab mereka tidak mampu membayar gandum 

yang dibeli (lih. Neh. 5:2-5). Dan sebab  begitu banyaknya orang 

jatuh miskin hingga menjadi budak, maka harga mereka pun 

menjadi sangat rendah, dan para penindas menekannya sehingga 

orang yang miskin bisa dibeli untuk menjadi budak dengan 

bayaran sepasang kasut. Mula-mula hak milik direbut, 

selanjutnya kebebasan diambil. Begitulah caranya para penindas, 

pertama-tama membuat orang menjadi pengemis, lalu men-

jadikan mereka budak belian. Demikianlah martabat manusia 

hilang dalam kesengsaraan orang yang terinjak, dan kelemah-

lembutan hilang dalam dosa orang yang menginjak-injak mereka. 

II. Beratnya hukuman yang akan ditimpakan kepada mereka sebab  dosa 

ini . saat  orang miskin dilukai, mereka berseru kepada Tuhan  , dan Dia 

akan mendengar seruan mereka serta mengadakan perhitungan dengan 

orang yang mencelakakan mereka. sebab  orang miskin itu milik Tuhan  , 

maka segala ketidakadilan yang dilakukan kepada mereka dianggap-Nya 

sama seperti dilakukan terhadap diri-Nya sendiri (Kel. 22:23-24). 

1. Tuhan   akan mengingat dosa para penindas terhadap orang miskin itu: 

TUHAN telah bersumpah demi kebanggaan Yakub (ay. 7), yaitu demi diri-

Nya, sebab Ia tidak dapat bersumpah lagi demi yang lain, sebab  tiada 

yang lebih tinggi lagi dari-Nya. Dan siapa lagi kalau bukan Dia, yang 

menjadi keagungan dan kebanggaan Yakub? Ia telah bersumpah demi 

hadirat-Nya di tengah mereka dan perkenanan-Nya kepada mereka, 

yang sudah dinajiskan dan disalahgunakan oleh mereka. Mereka mela-

kukan segala yang mungkin untuk membuat diri mereka menjijikkan 

bagi-Nya, sebab dikatakan bahwa Ia jijik kepada kecongkakan Yakub (6:8, 

KJV). Ia bersumpah dalam murka-Nya, bersumpah demi nama-Nya 


 

822 

sendiri, nama yang sangat termasyhur dan besar di Israel. Ia bersumpah, 

“Bahwasanya Aku tidak akan melupakan untuk seterusnya segala 

perbuatan mereka.” Dalam tiap keadaan, kesalahan mereka akan diingat, 

sebab lebih banyak yang tersirat dibandingkan  yang dinyatakan. Aku tidak 

akan melupakan untuk seterusnya sama dengan mengatakan Aku tidak 

akan pernah mengampuni mereka. Dengan demikian, nasib orang jahat 

yang tidak berbelaskasihan itu sungguh menyedihkan, mengenaskan 

selama-lamanya. Celaka, seribu celaka, bagi orang yang disingkirkan 

Tuhan   dengan bersumpah, bahwa Ia tidak akan memberi nya belas 

kasihan dan pengampunan. Penghakiman yang tak berbelas kasihan akan 

berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. 

2. Tuhan   akan mengacaukan dan menghancurkan mereka sama sekali. 

Dalam ayat ini digambarkan dengan berbagai penekanan bahwa, jikalau 

sekiranya mungkin, mereka akan dibuat ketakutan sehingga benar-

benar bertobat dan berubah. 

(1) Akan ada kengerian dan kekejutan di segala tempat: Tidakkah akan 

gemetar bumi sebab  hal itu (ay. 8), negeri ini, yang darinya kamu 

hendak menyingkirkan orang miskin? Tidakkah setiap penduduknya 

akan berkabung? Pasti. Perhatikanlah, barang siapa tidak gemetar 

dan berkabung sebagaimana mestinya atas dosa bangsanya, ia akan 

dibuat gemetar dan berkabung sebab  penghukuman atas bangsa-

nya. Barang siapa tidak peduli melihat dosa para penindas yang 

seharusnya membuat mereka gemetar, dan juga tidak peduli pada 

kesengsaraan orang tertindas yang seharusnya membuat mereka 

berkabung, maka Tuhan   akan memakai cara lain hingga mereka 

gemetar sebab  keganasan orang yang menindas mereka, serta 

membuat mereka berkabung sebab  kerugian dan penderitaan yang 

mereka alami sendiri. 

(2) Akan ada banjir dan kerusakan di segala tempat. saat  Tuhan   datang 

melanda mereka, banjir persoalan dan malapetaka akan naik seperti 

sungai Nil, membeludak sewaktu dibendung, dan dalam sekejap 

merendam tepiannya. Segala sesuatu akan menentang mereka. Apa 

yang mereka pakai untuk menghentikan kelangsungan 

penghukuman Tuhan   hanya akan membuatnya semakin parah. Peng-

hakiman akan menerobos paksa seperti air menerobos. Seluruh 

negeri akan diombang-ambingkan dan tenggelam (KJV) dan terendam 

air, seperti tanah Mesir setiap tahunnya terendam banjir dari sungai 

Nil. Ayat ini bisa juga berbicara tentang suatu penghakiman Tuhan   

sebelumnya. Kehancuran mereka seluruhnya akan naik seperti sungai 

Kitab Amos 8:1-3 

 

823 

Nil, atau seperti air bah Nuh yang meliputi seluruh dunia, demikian-

lah negeri Israel dibanjiri seluruhnya. Negeri itu akan diombang-

ambingkan dan tenggelam seperti sungai Mesir, seperti Firaun dan 

tentara Mesirnya terkubur di Laut Teberau, peristiwa yang mereka 

sebut sebagai banjir Mesir. Baik air bah Nuh maupun banjir Mesir 

merupakan hukuman atas kekerasan dan penindasan, seperti juga 

hukuman yang diancamkan dalam ayat ini, sebab Tuhan pasti mem-

balaskan kekerasan dan penindasan itu. 

3. Hukuman itu akan mengejutkan mereka dan datang melanda tanpa 

disangka-sangka (ay. 9): “Aku akan membuat matahari terbenam di siang 

hari, saat  terik dan sinarnya sedang cerah-cerahnya, saat  mereka 

yakin siang hari pasti panjang dan berpikir masih ada setengah hari 

indah lagi yang tersisa. Bumi akan menjadi gelap pada hari cerah, saat  

segala sesuatu tampak menyenangkan dan menjanjikan.” Demikianlah 

betapa tidak pastinya segala penghiburan dan kenikmatan jasmani, 

bahkan hidup itu sendiri. Kesehatan terbaik dan kekayaan terbesar pun 

acapkali berganti menjadi penyakit dan kesengsaraan dalam sekejap. 

Ayub mengalami matahari terbenam di siang hari. Banyak orang diambil 

di tengah-tengah puncak hidup mereka, dan matahari mereka terbenam 

di siang hari. Di tengah kehidupan, sesungguhnya kita berada dalam 

kematian. Begitulah dahsyatnya penghakiman Tuhan   terhadap mereka 

yang terbuai dalam rasa aman. Bagi mereka, penghakiman itu bagaikan 

matahari terbenam di siang hari. Semakin tidak terduga, semakin panik. 

jika  mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman, maka tiba-tiba 

mereka ditimpa oleh kebinasaan, yang datang seperti perangkap (Luk. 

21:35). 

4. Hukuman itu akan mengubah nada nyanyian mereka, dan merusak 

kegembiraan mereka (ay. 10): Aku akan mengubah perayaan-

perayaanmu menjadi perkabungan, seperti juga (ay. 3) nyanyian-

nyanyian di tempat suci akan menjadi ratapan. Perhatikanlah, akhir dari 

keriangan dan kegembiraan orang berdosa ialah kesusahan. Seperti 

halnya dalam gelap terbit terang bagi orang benar yang memberi mereka 

minyak untuk pesta ganti kain kabung, demikian juga bagi orang fasik ke-

gelapan turun di tengah siang, mengubah tawamu kamu ganti dengan 

ratap dan sukacitamu dengan dukacita. Kedukaan itu begitu besar, begitu 

menyeluruh, sehingga kain kabung akan dikenakan pada setiap pinggang 

dan setiap kepala akan digundul sebagai ganti selampit rambut dan 

pakaian indah yang biasa mereka kenakan. Ratapan pada hari itu akan 

sehebat perkabungan sebab  kematian anak tunggal, yang merupakan 


 

824 

tangisan paling pahit dan paling lama. Namun, tidakkah ada harapan 

bahwa mereka akan berubah saat  mengalami keadaan terburuk dan 

bahwa terang akan datang pada waktu malam? Tidak, bahkan akhirnya 

menjadi seperti hari yang pahit pedih. Keadaan orang berdosa yang tidak 

mau bertobat akan memburuk dan terus memburuk, dan bagian 

akhirnya akan menjadi yang terburuk. Oleh tangan-Kulah hal itu akan 

terjadi atasmu; kamu akan berbaring di tempat siksaan. 

Ancaman Hukuman 

(8:11-14) 

11 “Sesungguhnya, waktu akan datang,” demikianlah firman Tuhan Tuhan  , “Aku akan 

mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan 

kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN. 12 Mereka akan 

mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman 

TUHAN, namun  tidak mendapatnya.  

13 Pada hari itu akan rebah lesu anak-anak dara yang cantik dan anak-anak teruna sebab  

haus; 14 mereka yang bersumpah demi Asima, dewi Samaria dan yang berkata: Demi 

Tuhan  mu yang hidup, hai Dan! serta: Demi dewa kekasihmu yang hidup, hai Bersyeba! 

mereka itu akan rebah dan tidak akan bangkit-bangkit lagi.” 

Dalam ayat-ayat di atas diancamkan, 

I. Penghukuman berupa kelaparan rohani sedang mengancam seantero negeri, 

kelaparan akan firman Tuhan  , kegagalan peramal-peramal dan kekurangan 

pengajaran yang baik. Hukuman ini diucapkan sebagai sesuatu yang masih 

jauh: Waktu akan datang. Artinya, hari itu akan datang selanjutnya, jsesudah  

kegelapan yang lain menimpa negeri terang itu. Selama Amos bernubuat dan 

untuk waktu yang lama jsesudah nya, Israel memiliki banyak nabi, kesempatan 

berlimpah untuk mendengarkan firman Tuhan dalam situasi baik maupun 

buruk. Pada mereka ada petunjuk demi petunjuk, nasihat demi nasihat. 

Nubuatan menjadi makanan mereka sehari-hari, dan kemungkinan mereka 

muak akan hal itu, seperti Israel muak akan manna. Oleh sebab  itu, Tuhan   

mengancam bahwa jsesudah  ini Ia akan mengambil hak istimewa itu dari 

mereka. Barangkali, mendekati masa kehancuran mereka, nabi di negeri 

Israel tidak sebanyak di Yehuda, dan saat  sepuluh suku pergi ke 

pembuangan, tanda-tanda tidak mereka lihat, tidak ada lagi nabi, dan tidak 

ada yang memberitahukan berapa lama lagi (Mzm. 74:9). jsesudah  Maleakhi, 

umat Yahudi tidak memiliki  nabi selama beberapa abad. Namun sebagian 

penafsir beranggapan bahwa ancaman kelaparan firman Tuhan ini mengacu 

lebih jauh lagi, yaitu pada kebutaan yang sebagian telah terjadi pada Israel 

pada zaman Mesias, serta selubung yang menutupi hati orang Yahudi yang 

Kitab Amos 8:1-3 

 

825 

tidak percaya. Mereka menolak Injil dan para pemberita yang Tuhan   utus 

kepada mereka, dan menginginkan nabi-nabi mereka sendiri, seperti bapa-

bapa leluhur, namun  mereka tidak akan mendapatkannya, sebab  Kerajaan 

Tuhan   diambil dari pada mereka dan akan diberikan kepada bangsa-bangsa 

lain. Amatilah di sini, 

1. Penghukuman yang diancamkan, yaitu kelaparan, kelangkaan, bukan 

makanan dan air (yang merupakan bahan penting penunjang kehidupan 

jasmani yang jika kekurangan akan sangat memedihkan), namun  lebih 

parah lagi, kelaparan akan mendengarkan firman Tuhan. Tidak akan ada 

lagi perkumpulan jemaat di mana para pelayan bisa berkhotbah, tidak 

pula ada pengajar yang akan berkhotbah, dan tidak ada petunjuk serta 

kemampuan yang diberikan kepada orang-orang tertentu agar mereka 

dimampukan untuk menjadi pengkhotbah. Firman Tuhan menjadi jarang 

dan langka, penglihatan-penglihatan tidak ada (1Sam. 3:1). Mereka tetap 

memiliki  firman tertulis, kitab-kitab untuk dibaca, namun  tidak ada 

pelayan Tuhan menjelaskan dan menerapkannya pada keadaan mereka, 

ibarat ada air di sumur, namun  tiada alat untuk menimbanya. Ada janji 

rahmat (Yes. 30:20) bahwa sekalipun kekurangan makanan, mereka 

akan memiliki sarana anugerah berlimpah-limpah. Tuhan   akan memberi 

mereka roti dan air serba sedikit, namun  mata mereka akan memandang 

pengajar mereka. Di kalangan kaum Puritan ada pepatah bahwa roti 

gandum utuh dan Injil sama-sama makanan yang baik. Namun, dalam 

ayat ini diberikan ancaman sebaliknya, yakni mereka akan memiliki 

cukup banyak roti dan air, namun  para pengajar firman akan disingkir-

kan. Nah,  

(1) Dengan demikian, sebagian besar kemuliaan mereka pergi dari 

negeri. Bangsa mereka besar dan luhur sebab  kepada merekalah 

dipercayakan firman Tuhan  . Namun, saat  firman itu diambil dari 

mereka, keindahan mereka ternoda dan kehormatan mereka pun 

terbaring dalam debu.  

(2) Ini merupakan tanda kemarahan Tuhan   yang teramat sangat atas 

mereka. Tentulah Ia benar-benar marah kepada umat-Nya saat  Ia 

tidak lagi mau berbicara kepada mereka dan membiarkan mereka 

menjadi reruntuhan, saat  Ia tidak lagi memberi mereka jalan 

pertobatan.  

(3) Tidak adanya nabi untuk mengajar dan menghibur mereka dengan 

firman Tuhan   dan memberi  pengharapan akan membuat semua 

malapetaka lain yang menimpa mereka benar-benar terasa 


 

826 

menyedihkan. Dalam kesempatan apa pun, dan di tengah masa 

kesukaran, kelaparan akan firman Tuhan   merupakan kelaparan yang 

paling menyakitkan, penghukuman yang paling berat. 

2. Akibat dari hukuman ini  (ay. 12): Mereka akan mengembara dari 

laut ke laut, dari Danau Tiberias hingga ke Laut Besar, dari perbatasan 

negeri sebelah sini ke perbatasan sebelah sana, untuk mencari kalau-

kalau ada nabi utusan Tuhan   dari negeri lain, entah datang lewat jalan 

darat atau laut. sebab  tidak ada nabi di antara mereka sendiri, umat itu 

akan pergi dari utara ke timur. Bila satu tempat mengecewakan, mereka 

mencoba tempat lainnya, mereka menjelajah kian kemari (KJV) seperti 

orang tersesat untuk mencari firman Tuhan, untuk bertanya-tanya 

adakah nabi, nubuatan, atau pesan dari Tuhan  , namun  mereka tidak 

mendapatnya.  

(1) Meskipun bagi banyak orang hal ini bukanlah merupakan 

penderitaan sama sekali, namun  sebagian orang akan merasakannya 

sebagai dukacita besar, dan dengan senang hati rela bepergian jauh 

untuk mendengar pengajaran yang baik. Namun, mereka akan sangat 

merasakan hilangnya kemurahan ini  yang ditolak orang 

dengan bodohnya. 

(2) saat  nabi sudah tidak ada, orang-orang yang meremehkan nabi 

selagi masih ada nabi pun akan mengharap-harapkannya seperti 

Saul mengharapkan Samuel. Banyak orang tidak menyadari betapa 

berharganya belas kasihan Tuhan   sebelum mereka merasakan 

kekurangan hal itu. Atau, ayat ini dapat diartikan, sekalipun mereka 

mengembara dari laut ke laut untuk mencari firman Tuhan  , mereka 

tetap tidak akan menemukannya. Perhatikanlah, sarana anugerah 

yaitu  sesuatu yang dapat berpindah. saat  kita pikir kaki dian kita 

berdiri teguh, ia dapat diambil dari tempatnya (Why. 2:5). Dan 

barang siapa sekarang mengabaikan hari-hari Anak Manusia, kelak ia 

akan berharap melihatnya, namun  sia-sia. Pada hari kelaparan itu 

akan rebah lesu anak-anak dara yang cantik dan anak-anak teruna 

sebab  haus (ay. 13). Siapa yang dianggap cukup kuat menanggung 

beban ini  akan tenggelam di dalamnya. Sebagian penafsir 

berpikir bahwa yang dimaksud dengan anak-anak dara dan teruna 

yaitu  umat Yahudi dan pemimpin-pemimpin rumah ibadat mereka. 

Orang-orang inilah yang akan kehilangan firman Tuhan dan 

pewahyuan ilahi, dan mereka akan rebah pingsan sebab  

kekurangan wahyu, akan kehilangan seluruh kekuatan dan 

Kitab Amos 8:1-3 

 

827 

keindahan. Sejumlah penafsir lain mengartikan anak-anak dara yang 

cantik dan anak-anak teruna terpilih sebagai orang-orang yang 

mengandalkan jasa dan kebenarannya sendiri, dan merasa tidak 

memerlukan Kristus. Mereka ini akan rebah sebab  haus, sementara 

yang lapar dan haus akan kebenaran Kristus akan dipuaskan dan 

dikenyangkan dengan limpahnya. 

II. Kebinasaan orang-orang yang memelopori atau memimpin penyembahan 

berhala (ay. 14). Amatilah, 

1. Dosa yang didakwakan atas mereka: Mereka bersumpah demi Asima, 

dewi Samaria, berhala yang disembah di Betel, tidak jauh dari Samaria. 

Demikianlah mereka bermegah dalam aib, dan bersumpah demi dewa 

ini  sebagai ilah mereka, padahal itulah kekejian mereka. Mereka 

pikir berhala itu sanggup menolong mereka, padahal kenyataannya 

itulah yang akan menghancurkan mereka. Mereka memberi  penghor-

matan tertinggi kepada yang seharusnya dipandang paling menjijikkan 

dan najis. Kata mereka, “Demi Tuhan  mu yang hidup, hai Dan!” Itu yaitu  

patung anak lembu emas yang satunya, berhala bisu dan tuli, namun  

mereka mengasihi dan memujinya seolah itu Tuhan   yang benar dan 

hidup. Kata mereka, “Demi dewa kekasihmu yang hidup, hai Bersyeba!” 

Mereka bersumpah demi agama Bersyeba, tata cara ibadah yang dipakai 

di sana, yang mereka pandang sakral, sehingga mereka memakainya 

untuk bersumpah dan menjadikannya hakim pengambil keputusan 

dalam perkara. 

2. Ancaman kehancuran kepada mereka. Orang yang memberi kehormatan 

kepada berhala-berhala, yang seharusnya mereka berikan kepada Tuhan  , 

akan mendapati bahwa Tuhan   yang mereka nista akan menjadi musuh 

mereka. Dan mereka akan rebah, sedangkan ilah-ilah yang mereka 

sembah tidak mampu menolong mereka, dan mereka tidak akan bangkit-

bangkit lagi. Mereka akan mendapati Tuhan   itu cemburu dan membenci 

penghinaan terhadap diri-Nya, dan Dia pasti menang dan sia-sia saja 

melawan-Nya. 

 

 

 

PASAL  9  

Dalam pasal ini kita mendapati,  

I. Hukuman diancamkan, yang tidak dapat dihindari oleh orang-orang 

berdosa (ay. 1-4), yang akan ditimpakan oleh kekuatan Yang 

Mahakuasa (ay. 5-6), yang pantas diterima oleh bangsa Israel yang 

berdosa (ay. 7-8). namun  hal itu bukan merupakan kehancuran total 

bagi bangsa mereka (ay. 8), sebab suatu sisa dari orang-orang baik 

akan terluput (ay. 9). namun  orang-orang jahat akan binasa (ay. 10).  

II. Belas kasih dijanjikan, yang akan dicurahkan di hari-hari terakhir (ay. 

11-15), seperti yang tampak melalui penggenapannya pada hari-hari 

Mesias (Kis. 15:16). Dan dengan janji-janji yang menghibur ini , 

jsesudah  semua hardikan dan ancaman sebelumnya, Kitab Amos ini pun 

berakhir.  

Kepastian Kebinasaan Orang Berdosa 

(9:1-10) 

1 Kulihat Tuhan berdiri dekat mezbah, dan Ia berfirman: “Pukullah hulu tiang dengan 

keras, sehingga ambang-ambang bergoncang, dan runtuhkanlah itu ke atas kepala semua 

orang, dan sisa-sisa mereka akan Kubunuh dengan pedang; tidak seorang pun dari 

mereka akan dapat melarikan diri, dan tidak seorang pun dari mereka akan dapat 

meluputkan diri. 2 Sekalipun mereka menembus sampai ke dunia orang mati, tangan-Ku 

akan mengambil mereka dari sana; sekalipun mereka naik ke langit, Aku akan 

menurunkan mereka dari sana. 3 Sekalipun mereka bersembunyi di puncak gunung 

Karmel, Aku akan mengusut dan mengambil mereka dari sana; sekalipun mereka me-

nyembunyikan diri terhadap mata-Ku di dasar laut, Aku akan memerintahkan ular untuk 

memagut mereka di sana. 4 Sekalipun mereka berjalan di depan musuhnya sebagai orang 

tawanan, Aku akan memerintahkan pedang untuk membunuh mereka di sana. Aku akan 

mengarahkan mata-Ku kepada mereka untuk kecelakaan dan bukan untuk 

keberuntungan mereka.” 5 Tuhan Tuhan   semesta alamlah yang menyentuh bumi, 

sehingga bergoyang, dan semua penduduknya berkabung, dan seluruhnya naik seperti 

sungai Nil, dan surut seperti sungai Mesir; 6 yang mendirikan anjung-Nya di langit dan 

mendasarkan kubah-Nya di atas bumi; yang memanggil air laut dan mencurahkannya ke 

atas permukaan bumi – TUHAN itulah nama-Nya. 7 “Bukankah kamu sama seperti orang 


 

832 

Etiopia bagi-Ku, hai orang Israel?” demikianlah firman TUHAN. “Bukankah Aku telah 

menuntun orang Israel keluar dari tanah Mesir, orang Filistin dari Kaftor, dan orang Aram 

dari Kir? 8 Sesungguhnya, TUHAN Tuhan   sudah mengamat-amati kerajaan yang berdosa 

ini: Aku akan memunahkannya dari muka bumi! namun  Aku tidak akan memunahkan 

keturunan Yakub sama sekali,” demikianlah firman TUHAN. 9 “Sebab sesungguhnya, Aku 

memberi perintah, dan Aku mengiraikan kaum Israel di antara segala bangsa, seperti 

orang mengiraikan ayak, dan sebiji batu kecil pun tidak akan jatuh ke tanah. 10 Oleh 

pedang akan mati terbunuh semua orang berdosa di antara umat-Ku yang mengatakan: 

Malapetaka itu tidak akan menyusul dan tidak akan mencapai kami.” 

Kita di sini mendapati keadilan Tuhan   menjatuhkan hukuman ke atas suatu 

bangsa yang menyulut murka-Nya. Dan amatilah,  

I. Dengan sungguh-sungguh hukuman disampaikan. Sang nabi melihat dalam 

penglihatan TUHAN berdiri dekat mezbah  (ay. 1), mezbah korban bakaran. 

Sebab TUHAN menerima suatu persembahan, dan orang banyak harus jatuh 

sebagai korban bagi keadilan-Nya. Ia disingkirkan dari tutup pendamaian di 

antara kerubim, dan berdiri dekat mezbah,  kursi pengadilan, yang ke atasnya 

api Tuhan   biasanya turun, untuk memakan habis korban. Ia berdiri dekat 

mezbah, untuk menunjukkan bahwa dasar permusuhan-Nya dengan bangsa 

ini yaitu  perbuatan mereka yang menajiskan hal-hal kudus-Nya. Di sini Ia 

berdiri untuk membalas perkara mezbah-Nya, dan juga untuk menunjukkan 

bahwa dosa kaum Israel, seperti dosa keluarga Eli, tidak akan dihapuskan 

dengan korban sembelihan atau dengan korban sajian untuk selamanya  

(1Sam. 3:14). Ia berdiri dekat mezbah, untuk melarang korban per-

sembahan. Dan perintah pun diberikan, pukullah hulu tiang Bait Suci, ujung 

penopang, pukullah dengan keras sehingga ambang-ambang bergoncang, 

dan runtuhkanlah, jatuhkan ke atas kepala semua orang. Runtuhkanlah 

pintu-pintu rumah Tuhan  , atau pelataran dari rumah-Nya, sebagai tanda 

bahwa Ia hendak keluar darinya, dan menggoncangkannya, dan kemudian 

semua hukuman ditimpakan ke atasnya. Atau hal ini menunjukkan 

kehancuran yang pertama-tama akan menimpa orang-orang yang 

seharusnya berlaku seperti tiang-tiang pintu bagi bangsa itu, yaitu sebagai 

pertahanannya, sehingga saat  mereka runtuh, maka bangsa itu pun 

menjadi seperti sebuah kota tanpa pintu gerbang dan tiang 

penyangga. “Pukullah sang raja, yang seperti tiang pintu, sehingga para 

pejabat, yang merupakan ambang pintu, akan bergoncang. Runtuhkanlah ke 

atas kepala, belahlah, semuanya, seperti kayu untuk api. Dan sisa-sisa mereka 

akan Kubunuh dengan pedang, yaitu keturunan mereka, mereka dan 

keluarga mereka. Atau, sisa-sisa mereka akan Kubunuh dengan pedang. Aku 

akan membunuh mereka semua, mereka dan semua yang tersisa dari 

mereka, sampai orang yang terakhir. Pembunuhan akan terjadi di mana-

Kitab Amos 9:1-10 

 

833 

mana.” Tidak ada yang hidup dari mereka yang telah dikatakan oleh Tuhan  , 

mereka akan Kubunuh, tidak ada yang dapat berdiri di hadapan pedang-Nya.  

II. Kehati-hatian begitu dijaga sehingga tak seorang pun dapat luput dari 

sasaran hukuman ini. Hal ini dijelaskan panjang lebar dan dimaksudkan 

sebagai peringatan bagi semua orang yang menimbulkan cemburu TUHAN. 

Kiranya orang-orang berdosa memperhatikannya dan gemetar. Sama seperti 

tidak ada yang dapat menang melawan Tuhan  , demikian pula tidak ada yang 

dapat melarikan diri dari Dia. Hukuman-Nya, saat  dikirim dengan tugas, 

akan mengalahkan yang terkuat yang berpikir dapat mengalahkan 

hukuman-Nya, dan demikian pula hukuman-Nya akan mengejar yang 

tercepat yang berpikir dapat lari darinya (ay. 2). Orang yang melarikan diri 

dengan tunggang-langgang akan segera kehilangan napas, dan tidak akan 

dapat lari jauh dari jangkauan bahaya. Sebab, seperti kadang-kadang orang 

fasik lari, walaupun tidak ada yang mengejarnya, demikian pula dia tidak 

dapat melarikan diri saat  Tuhan   mengejar, kendati dia dengan cepat harus 

melepaskan diri dari kuasa-Nya. Bahkan, ia yang luput, yang berpikir telah 

aman, tidak akan terlepas. Kejahatan mengejar orang-orang berdosa, dan 

akan menangkap mereka. Hal ini dipertegas dengan menunjukkan bahwa ke 

mana pun orang berdosa melarikan diri untuk berlindung dari keadilan 

Tuhan  , hukuman akan tetap mengejar mereka, dan perlindungan akan 

terbukti hanya sebagai suatu perlindungan bohong. Apa yang dikatakan Daud 

tentang Tuhan   yang Mahahadir (Mzm. 139:7-10) di sini dikatakan bahwa 

kuasa dan keadilan-Nya juga ada di mana-mana.  

(1) Neraka itu sendiri, kendati namanya dalam bahasa Inggris berasal dari 

timbunan (Ing. hilled), atau tertutup, atau tersembunyi, tetap saja tidak 

dapat tersembunyi dari kuasa dan keadilan-Nya (ay. 2): “Kendati mereka 

menembus sampai ke dunia orang mati, ke dalam pusat bumi, atau ke 

tempat yang paling gelap dalam bumi, namun tangan-Ku akan 

mengambil mereka dari sana, dan membawa mereka keluar untuk dijadi-

kan tugu peringatan akan keadilan ilahi.” Kuburan yaitu  sebuah tempat 

bersembunyi bagi orang benar dari kejahatan dunia (Ayb. 3:17), namun  ia 

tidak akan menjadi tempat bersembunyi bagi orang benar dari keadilan 

Tuhan  . Dari sana tangan Tuhan   akan mengambil mereka, saat  mereka 

akan bangkit di hari besar itu untuk mengalami kehinaan dan kengerian 

kekal.  

(2) Langit, kendati ia mendapat nama dari kata ditinggikan (Ing. 

heaved), tidak akan mengangkat mereka tinggi dari jangkauan hukuman 

Tuhan  . Seperti neraka tidak dapat menyembunyikan mereka, demikian 


 

834 

pula langit tidak. Sekalipun mereka naik ke langit untuk bersembunyi, 

namun Aku akan menurunkan mereka dari sana. Orang-orang yang Tuhan   

bawa ke sorga melalui anugerah-Nya tidak akan pernah dibawa turun. 

namun  mereka yang naik sendiri ke sana, dengan kelancangan mereka 

sendiri, dan kepercayaan diri sendiri, akan dibawa turun dan dipenuhi 

dengan rasa malu. 

(3) Puncak gunung Karmel, salah satu bagian tertinggi dari dunia di negeri 

ini , tidak akan melindungi mereka: “Sekalipun mereka bersembunyi 

ke sana, di mana mereka menyangka tidak ada orang yang akan mencari 

mereka, Aku akan mengusut dan mengambil mereka dari sana. Semak 

belukar yang tebal maupun gua yang gelap pekat di puncak gunung 

Karmel tidak akan dapat menyembunyikan mereka.” 

(4) Dasar laut pun tidak akan dapat menyembunyikan mereka. Sekalipun 

mereka berpikir dapat bersembunyi di sana, bahkan ke sana pun 

hukuman Tuhan   akan menarik mereka keluar, dan menimpa mereka: Aku 

akan memerintahkan ular untuk memagut mereka di sana, ular yang 

melingkar, bahkan ular naga yang di laut (Yes. 27:1). Mereka akan 

menemui tulah dan kematian di mana mereka berharap mendapatkan 

naungan dan perlindungan. Menyelam tidak akan ada gunanya bagi 

mereka dibandingkan  mendaki.  

(5) Negeri yang jauh tidak akan bersahabat dengan mereka, dan hukuman 

yang lebih kecil tidak akan meluputkan mereka dari hukuman yang lebih 

besar (ay. 4): Sekalipun mereka berjalan di depan musuhnya sebagi orang 

tawanan, yang membawa mereka ke tempat yang sangat jauh, dan 

mencampur mereka dengan orang-orang di sana, sehingga tampaknya 

mereka terhilang di antara orang-orang itu, namun hal itu pun tidak 

dapat melindungi mereka: Aku akan memerintahkan pedang untuk 

membunuh mereka di sana, pedang musuh, atau pedang orang lain. 

saat  Tuhan   menghukum Ia akan menang. Apa yang mengikat semuanya 

ini, yang membuat pelarian mereka tidak mungkin dan kehancuran 

mereka tidak dapat dihindari yaitu  bahwa Tuhan   akan mengarahkan 

mata-Nya kepada mereka untuk kecelakaan dan bukan untuk 

keberuntungan mereka. Mata-Nya ada di setiap tempat, atas semua orang 

dan atas semua jalan mereka, atas sebagian orang untuk kebaikan, untuk 

memperlihatkan kekuatan diri-Nya, namun  ke atas yang lain untuk 

kejahatan, untuk memperhatikan dosa-dosa mereka (Ayb. 13:27) dan 

mengambil semua kesempatan untuk menghukum mereka sebab  dosa-

dosa mereka. Benar-benar menyengsarakan perkara orang yang 

Kitab Amos 9:1-10 

 

835 

ditangani tindakan penyelenggaraan Tuhan  , sebab  semua tindakan-Nya 

melawan mereka dan bekerja untuk mencelakakan mereka.  

3. Betapa besar dan perkasanya Tuhan   yang menimpakan hukuman ini ke 

atas mereka dan akan melaksanakannya dengan tangan-Nya sendiri. 

Ancaman biasanya lebih atau kurang dahsyat sesuai dengan besarnya 

kuasa orang yang mengancam. Kita menertawakan murka yang tak 

berdaya. namun  murka Tuhan   tidaklah demikian. Murka Tuhan   yaitu  

murka yang Mahadahsyat. Siapakah yang mengetahui kekuatan murka-

Nya? Apa yang dikatakan-Nya sebelumnya pasti akan dilakukan-Nya 

(8:8) dan di sini diulangi bahwa Ia akan menyentuh bumi dan 

membuatnya gemetar serta semua penduduknya berkabung, bahwa 

hukuman akan naik seperti sungai Nil, dan negeri akan tenggelam, serta 

berada di bawah air, seperti dilanda banjir sungai Mesir (ay. 5). namun  

apakah Ia sanggup membuat perkataan-Nya terwujud? Ya, tentu Dia 

sanggup. Ia melakukannya hanya dengan menyentuh bumi, sehingga ber-

goyang, menyentuh gunung-gunung dan semuanya mengepul. Ia dapat 

melakukannya dengan sangat mudah, sebab,  

(1) Ia yaitu  TUHAN, Tuhan   semesta alam, yang hendak melakukannya, 

Tuhan   yang memiliki segala kuasa di dalam tangan-Nya, dan semua 

ciptaan ada di bawah kendali dan perintah-Nya, Ia yang telah 

menjadikan mereka semua dan memberinya kemampuan, dan dapat 

menggunakan mereka dengan segala kekuatan mereka sesuai 

kehendak-Nya. Sangat menyengsarakan orang yang dilawan oleh 

TUHAN, sebab segenap alam semesta menentang mereka, seluruh 

ciptaan berperang melawan mereka.  

(2) Ia yaitu  Pencipta dan penguasa dunia atas: Ia yang mendirikan 

anjung-Nya di langit, bola langit atau cakrawala, satu di atas yang 

lain, seperti banyak tangga di dalam istana kerajaan yang tinggi. 

Semuanya milik Dia, sebab Dia membangun semuanya itu mula-

mula, saat  Dia berkata, Jadilah cakrawala di tengah segala air 

untuk memisahkan air dari air. Dan Ia masih membangun semuanya 

itu, terus membangunnya, bukan sebab  mereka butuh perbaikan, 

namun  oleh penyelenggaraan-Nya Ia terus menopangnya. Kekuatan-

Nya yaitu  tiang-tiang langit, yang menegakkannya. Nah, Ia yang 

memberi  perintah kepada tangga-tangga langit tentu harus 

ditakuti, sebab dari sana, seperti dari sebuah puri, Ia dapat 

mengirimkan api ke atas musuh-musuh-Nya, atau melempari mereka 

dengan hujan batu es, seperti ke atas orang-orang Kanaan, atau 

membuat bintang-bintang dalam lintasannya, perlengkapan tangga-


 

836 

tangga langit ini , untuk melawan mereka, seperti melawan 

Sisera.  

(3) Ia juga yang mengatur dan memerintah dunia bawah ini, di mana kita 

tinggal, bola bumi, bumi dan air, sehingga, ke mana pun musuh-Nya 

melarikan diri, Ia akan mendapati mereka, atau kalau mereka 

membuat perlawanan, Ia akan menandingi mereka. Apakah mereka 

berpikir ingin melakukan sebuah peperangan di darat? Ia telah 

menyiapkan tentara-Nya di bumi (ay. 6, KJV), para tentara penjaga-

Nya, yang ada di dalam perintah-Nya, dan mempergunakannya bagi 

perlindungan warga-Nya dan hukuman bagi para musuh-Nya. Semua 

makhluk ciptaan di bumi bergabung dalam sebuah tabung anak 

panah, yang diambil-Nya seperti yang dikehendaki-Nya untuk 

dilesatkan kepada para penganiaya (Mzm. 7:14). Mereka semua 

yaitu  satu bala tentara, satu tubuh, begitu erat mereka terhubung, 

begitu harmoni dan begitu kompak mereka bertindak untuk men-

capai tujuan Pencipta mereka. Apakah orang-orang berdosa berpikir 

untuk melakukan suatu perang di laut? Ia akan terlalu sukar bagi 

mereka di sana, sebab Ia juga yang memerintahkan semua air di 

lautan. Bahkan gelombangnya, air bergelombang yang paling garang 

pun menaati Dia. Ia memanggil air laut berdasar  

penyelenggaraan umum-Nya, menaikkan kabut keluar darinya, dan 

mencurahkannya dalam bentuk hujan, hujan rintik-rintik dan hujan 

deras dari kekuatan-Nya, ke atas permukaan bumi. Hal ini disebut 

sebelumnya sebagai suatu alasan mengapa kita harus mencari 

TUHAN (5:8) dan menjadikan-Nya sebagai sahabat kita, seperti di 

sini dijadikan alasan mengapa kita harus takut kepada-Nya dan 

merasa ngeri mendapati-Nya sebagai musuh kita.  

4. Betapa adilnya Tuhan   menimpakan hukuman ini ke atas umat Israel. Ia 

tidak membinasakan mereka dengan suatu tindakan yang berdaulat, 

melainkan dengan suatu tindakan kebenaran. Sebab (ay. 8), Israel yaitu  

kerajaan yang berdosa, dan mata TUHAN ada di atasnya, mendapatinya 

demikian. Ia melihat betapa jahatnya dosanya dan sebab nya Ia akan 

memunahkannya dari muka bumi. Perhatikanlah, saat  kerajaan-keraja-

an yang menurut nama dan pengakuannya yaitu  kerajaan yang kudus, 

dan kerajaan imamat, seperti Israel, menjadi kerajaan yang berdosa, 

maka tidak ada hal lain yang dapat diharapkan selain bahwa mereka 

harus dipunahkan dan dicampakkan. Kiranya kerajaan yang berdosa, 

dan keluarga yang berdosa, serta orang-orang yang berdosa, melihat 

mata TUHAN ada di atas mereka, mengamati semua kejahatan mereka, 

Kitab Amos 9:1-10 

 

837 

dan menuntutnya nanti pada hari pertanggungjawaban dan pembalasan. 

sebab  berdosa, lihatlah, betapa Tuhan   memandang hina kerajaan Israel 

ini (ay. 7). 

(1) Akan hubungan-Nya dengan Israel: Bukankah kamu sama seperti 

orang Etiopia bagi-Ku, hai orang Israel? Suatu perubahan yang 

menyedihkan! Anak-anak Israel menjadi seperti anak-anak Etiopia!  

[1] Mereka memang demikian seperti itu. Itulah dosa mereka. 

Sungguh sangat diratapi bahwa anak-anak Israel sering 

berperilaku seperti anak-anak Etiopia. Anak-anak dari orangtua 

yang saleh telah merosot dan menjadi kebalikan dari orangtua 

mereka yang hidup sebelum mereka. Orang-orang yang telah 

terdidik dengan baik dan dibesarkan dengan baik di dalam 

pengetahuan dan takut akan Tuhan   dan memulai dengan baik 

serta menjanjikan, membuang iman mereka dan menjadi sama 

buruknya seperti bangsa-bangsa yang terburuk. Bagaimanakah 

emas itu menjadi pudar!  

[2] Mereka memang hina di hadapan Tuhan   dan itu yaitu  hukuman 

mereka. Ia tidak menghargai mereka lagi, kendati mereka yaitu  

anak-anak Israel. Mereka tidak lebih tinggi dibandingkan  sebagai 

anak-anak Etiopia. Kita membaca tentang seseorang Kush di 

dalam judul Mazmur 7 (seorang Etiopia, sebagaimana dipahami 

oleh sebagian orang) namun seorang Benyamin. Orang yang oleh 

kelahiran dan pengakuan yaitu  anak-anak Israel, jika akhlaknya 

merosot, dan menjadi jahat serta cemar, maka bagi Tuhan   ia tidak 

lebih dibandingkan  anak-anak Etiopia. Ini menunjukkan penolakan 

terhadap orang-orang Yahudi yang tidak percaya di masa Mesias. 

sebab  mereka tidak mau memeluk ajaran Kristus, maka 

kerajaan Tuhan   diambil dari mereka, mereka tidak lagi menjadi 

jemaat, dan keluar dari kovenan, menjadi seperti anak-anak 

Etiopia, dan demikianlah mereka adanya sampai hari ini. Dan hal 

ini juga benar tentang mereka yang disebut orang Kristen, namun  

tidak hidup sesuai dengan nama dan pengakuan iman mereka, 

yang mengenakan baju pada kesalehan, namun  hidup di bawah 

kuasa kejahatan yang bertakhta di hati mereka. Orang-orang 

Kristen yang seperti ini di mata Tuhan   yaitu  seperti anak-anak 

Etiopia. Ia menolak mereka dengan segala ibadah mereka.  

(2) Lihatlah betapa Tuhan   memandang remeh segala kebaikan yang Ia 

telah karuniakan kepada orang Israel. Mereka menyangka Ia tidak 


 

838 

akan dan tidak dapat membuang mereka, dan mensejajarkan mereka 

dengan bangsa-bangsa lain, sebab  Ia telah melakukan bagi mereka 

yang tidak dilakukan-Nya bagi bangsa-bangsa lain. sebab  itu 

mereka berpikir Ia terikat dengan mereka, sehingga tidak akan 

pernah meninggalkan mereka. “Tidak,” katanya, “Semua kebaikan 

yang Aku telah tunjukkan kepadamu sama sekali tidaklah luar biasa 

seperti yang engkau bayangkan: Bukankah Aku telah menuntun 

orang Israel keluar dari tanah Mesir?” Memang benar demikian. 

namun  Aku juga membawa keluar orang Filistin dari Kaftor, atau  

Kapadokia, di mana mereka yaitu  penduduk asli, atau tawanan, 

atau keduanya. Mereka disebut sisa orang yang datang dari pulau 

Kaftor (Yer. 47:4), dan orang Filistin berkerabat dengan orang Kaftor 

(Kej. 10:14). Demikian pula orang Aram dibawa keluar dari Kir 

saat  mereka dibawa ke sana (2Raj. 16:9). Perhatikanlah, jika Israel 

kehilangan kekudusan mereka, maka mereka juga kehilangan semua 

keistimewaan mereka. Dan apa yang dirancang sebagai suatu per-

kenan anugerah yang istimewa akan diubah dalam terang yang lain, 

ciri-cirinya berubah, dan menjadi suatu bentuk penyelenggaraan 

umum yang biasa saja. Jika orang percaya menyamakan diri dengan 

dunia, maka Tuhan   akan menyamakan kedudukan mereka dengan 

dunia. Jika kita mengalami kasih setia Tuhan   dan tidak hidup dengan 

semestinya, maka kita akan kehilangan kehormatan dan 

penghiburannya.  

5. Betapa dengan murah hatinya Tuhan   akan memisahkan antara yang 

berh