• coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

  • kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label falak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label falak. Tampilkan semua postingan

falak



Ilmu falak mengalami perkembangan yaitu mulai dari tahap  pra Islam 
(Babilonia, Mesir Kuno, Mesopotamia, Cina, India, Prancis, dan 
Yunani) kemudian merambah ke dalam tahap  Islam. Ilmu falak sudah 
dikenal sejak bangsa Babilonia (Irak kuno) dengan mengamati rasi-rasi 
bintang. Nabi Idris yaitu  nabi yang pertama kali mengkaji ilmu 
hitung berdasarkan kitab al-bidāyah. Studi ini merupakan literatur 
                                                           
analisis yang berdasar kepada kajian kitab-kitab karya ulama klasik. 
Beberapa literatur seperti kitab al-khulāṣah al-wafiyyah karya KH. Zubair 
Umar al-Jailany dan mukhtaṣar mahāżab karya Syekh Muhammad Yasin 
al-Fadani menyatakan bahwa waḍi’ ilmu falak yaitu  Nabi Idris as. 
Kitab sabāik al-żahāb fī ma’rifat al-qabāil al-‘arab karya al-Suwaidi 
menyebutkan bahwa Nabi Unusy yaitu  penemu ilmu falak, 
sedang  Nabi Idris yaitu  penemu ilmu astrologi. 
 

 Ilmu falak dalam haiahnya membahas tentang 
pergerakan bumi, bulan, manzilah qamar, bintang-bintang, 
pergerakan planet serta kedudukan terbit dan terbenamnya dari 
bumi. Pembahasan ilmu falak mengenai alam menurut sejarah 
yang berkembang dan sampai kepada kita yaitu  dibawa oleh 
Nabi Idris sebagai pencetus pertamanya. Kitab suci dan mitologi 
menyatakan bahwa Nabi Idrislah penemu ilmu falak dengan 
berbagai versi penyebutan atau laqab Nabi Idris as. Salah satu 
tulisan yang menyatakan bahwa Unusy yaitu  penemu pertama 
ilmu falak yaitu  kitab sabāik al-żahāb fī ma’rifat qabāil al-‘arab 
karya al-Suwaidi. Jika melihat kepada sejarah, Unusy 
merupakan orang pertama yang mengetahui hal ihwal falak, 
namun ia tidak mengajarkannya kepada kaumnya. Adapun 
Nabi Idris ia memahami dan mengajarkan kepada kaumnya 
sehingga ilmu yang ia miliki dapat terjaga ketersambungannya. 
Dengan kata lain, Nabi Idrislah yang pertama kali menemukan 
ilmu falak karena yang sampai kepada kita yaitu  ilmu yang 
dahulu tentu diajarkan dari masa ke masa. 
Al-Suwaidi dalam karyanya sabāik al-żahāb fī ma’rifat 
qabāil al-‘arab mengatakan bahwa Nabi Unusy yaitu  penemu 
ilmu falak, sedang  Nabi Idris yaitu  penemu ilmu astrologi. 
Masa hidup Nabi Idris dengan Nabi Unusy lebih dahulu Nabi 
Unusy sehingga wajar dikatakan demikian, karena astrologi 
tidak akan muncul kecuali sesudah  ilmu astronomi, dalam hal ini 
yaitu  ilmu falak. Nabi Unusy yaitu  keturunan kedua Nabi 
Adam sedang  Nabi Idris yaitu  keturunan ke tujuh dari 
Nabi Adam as. Selanjutnya, Nabi Idris banyak disebutkan dalam 
kitab-kitab terdahulu dengan nama-nama yang beragam. 
 
 
menurut KH. Zubair Umar al-Jailany, penemu pertama 
ilmu falak yaitu  Nabi Idris as. Allah SWT telah 
memberikan ilmu hikmah kepadanya dengan jalan 
memberikan pengetahuan tentang rahasia-rahasia peredaran 
bintang dan susunan titik perkumpulan bintang-bintang di 
jagad raya. 1  Pernyataan ini menunjukkan bahwa ilmu falak 
sudah barang tentu telah ada pada masa itu atau bahkan 
sebelum Nabi Idris as.  
Pembahasan ilmu falak yang memiliki kecenderungan 
perihal persoalan ibadah tidaklah merupakan suatu 
problematika, akan tetapi ilmu falak yang telah ada sebelum 
Islam ini apakah juga membahas persoalan ibadah umat Islam 
atau lebih luas cakupannya mengingat Nabi Idrislah yang 
dinobatkan sebagai penemu ilmu falak walaupun masih perlu 
adanya penelitian. Ilmu falak memiliki manfaat yang sangat 
banyak bagi manusia. Namun, apakah kita pernah berpikir 
untuk melacak siapakah sesungguhnya penemu pertama ilmu 
falak hingga sekarang masih bisa dirasakan manfaatnya yang 
teramat penting ini. Apakah Nabi Idris ahli astronomi ataukah 
astrologi atau kedua-duanya? Ini merupakan masalah 
pemahaman teks makna sesuai dengan yang memaknai. 
                                                            0 
Astronomi dan astrologi dahulu merupakan kesatuan ilmu, 
akan tetapi seiring berjalannya waktu keduanya dipisah menjadi 
disiplin ilmu masing-masing. 
 
Ilmu falak selama ini dikenal dengan ilmu pengetahuan 
eksak yang objek kajiannya yaitu  Bumi, Bulan, Matahari dan 
benda-benda langit lainnya. Kajian-kajian yang ada di dalamnya 
termasuk theoritical astronomy atau ilmu falak ‘ilmy. Penyempitan 
ruang lingkup pembahasan yang ada di dalam ilmu falak berupa 
perhitungan awal waktu salat, menghitung azimuth kiblat, 
menghitung awal bulan kamariah, dan menghitung kapan 
terjadinya gerhana yaitu  kajian terkait ibadah-ibadah tertentu 
dalam ajaran agama Islam. 
Empat kajian ilmu falak di atas termasuk practical 
astronomy/ observational astronomy atau ilmu falak ‘amaly. Ilmu 
falak banyak dinamai dengan berbagai nama, antara lain: 
1. Ilmu falak, dinamai ilmu falak karena falak berarti orbit 
atau lintasan benda-benda langit ( ). Muhammad 
Abdul Karim menyatakan: ilmu falak yaitu  ilmu yang 
khusus membahas perhitungan pergerakan Matahari, 
Bulan, planet, dan bintang. Ilmu falak juga menentukan 
posisi bintang dan mempelajari karakteristiknya serta 
menafsirkan peristiwa alam dengan tafsiran atau 
penjelasan ilmiah. 
2. Ilmu hisab, artinya menghitung. 
3. Ilmu raṣd, yang artinya mengamati. Masyarakat dahulu 
yang terkenal dalam pengamatan benda-benda langit 
yaitu  mereka yang tinggal di daerah Mesopotamia 
(daerah antara sungai Eufrat dan Tigris) seperti bangsa 
Babylonia dan Assyria. Mereka meninggalkan catatan 
astronomi dari sekitar 3000 SM.2 
Ilmu falak memiliki berberapa cabang ilmu yang 
dengannya kita bisa menyimpulkan bahwa ilmu falak pada 
masa kejayaan Islam sama seperti ilmu astronomi pada saat 
sekarang ini, bahkan lebih luas lagi cakupannya. Meteorologi, 
klimatologi, geofisika, geografi, navigasi, dan pelayaran 
termasuk ke dalam satu induk ilmu, yaitu ilmu falak. Ilmu falak 
Arab dan Islam yang disebut-sebut oleh orang Arab dan 
cendekiawan muslim pada masa dinasti Abbasiyah di bidang 
ilmu falak yaitu  berupa kajian-kajian dan pembahasan yang 
lebih luas karena mencapai masa kejayaan ilmu pengetahuan. Di 
antara pembahasannya yaitu  tentang dasar-dasar ilmu haiah, 
sistem penanggalan bangsa-bangsa terdahulu, hisab segitiga 
bola, lingkaran bola langit dan tata koordinatnya, irtifā’ al-syams, 
bujur dan lintang suatu daerah, jarak titik pusat bumi ke 
permukaan suatu daerah, jarak antara dua tempat, arah kiblat, 
pergerakan Matahari dan bulan, parallax, konjungsi Matahari 
dan bulan, gerhana, hisab rukyah hilal, hisab manzilah qamar, 
manzilah bintang-bintang, pergerakan planet, dan sebagainya. 
Obyek kajiannya tentang perhitungan bintang-bintang dan 
kedudukannya di langit. Adapun pembahasan yang lain yaitu  
tentang ilmu nujum dan proses penciptaan alam semesta.3 Al-
Battani mengatakan bahwa apa yang diperoleh dari ilmu falak 
merupakan anugerah penalaran dan pemikiran. Ilmu falak 
dapat menjadi media untuk menetapkan tauhid kepada Allah 
SWT, mengetahui keagungan-Nya, kebesaran dan keluasan 
hikmah-Nya.
                                                            
Menurut bangsa Babilonia, bintang-bintang yaitu  
petunjuk Tuhan yang harus dipecahkan. Mereka menggunakan 
rasi bintang untuk meramal kehidupan sehari-hari. Ini 
menunjukkan bahwa ilmu astrologi lebih diminati dan lebih 
maju, akan tetapi tidak menutup kemungkinan mereka tetap 
menggunakan ilmu astronomi dalam hal penentuan musim, 
pergantian hari, bulan, dan penunjukkan arah. Pada masa itu, 
mereka sudah bisa menentukan kapan terjadinya gerhana 
Matahari dan Bulan dengan menggunakan rasi bintang. Adanya 
penyebutan satu jam sama dengan 60 menit, 1 menit sama 
dengan 60 detik dikenal dengan hukum sittiny atau sudus 
menurut masyarakat Babilonia. 5  Menurut riwayat, Nabi Idris 
diutus ke bangsa Babilonia, maka kemungkinan ada 
hubungannya antara bangsa Babilonia dengan Nabi Idris 
mengenai kajian terhadap penemu ilmu falak, karena keduanya 
sama-sama pada awal munculnya ilmu falak. 
 
Penemu Ilmu Falak dalam Beberapa Versi 
a. KH. Zubaer Umar al-Jaelany menyatakan penemunya 
yaitu  Nabi Idris dengan adanya maqālah yang ada di dalam 
kitab al-khulāṣah al-wafiyyah,  
 
b. Syekh Yasin al-Fadani, yang menyatakan Nabi Idris dan 
Nabi Adam. 
.  . Adanya pernyataan 
bahwa Nabi Adam sebagai penemu ilmu falak karena Nabi 
Adam yaitu  manusia pertama yang diturunkan ke bumi 
                                                           
dan menjadi khalifah di muka bumi. Nabi Adam sebagai 
khalifah pertama di bumi tentu ia dibekali dengan 
pengetahuan-pengetahuan tentang segala sesuatu, 
sebagaimana dalam surat al-Baqarah 31-32. Lafaz kullahā di 
dalamnya bisa bermakna kullun ataukah kulliyatun. Jika 
kullun maka masih memungkinkan adanya iṡtanayat, 
sedang  jika kulliyatun maka mencakup semuanya tanpa 
istiṡnā’. Menurut surat al-Baqarah, disebutkan bahwa dalam 
hal ini Nabi Adam hanyalah diberi pengetahuan bukan ilmu, 
jadi walaupun beliau diberi pengetahuan tentang ilmu falak, 
akan tetapi hanyalah sebatas ta’rīf, bukan ‘ilm. 
c. A E. Roy dan D. Clarke dalam bukunya Astronomy: Principle 
and Practice mengatakan bahwa kami tidak tahu siapa 
astronom pertama, akan tetapi kami hanya tahu bahwa ilmu 
falak atau astronomi berkembang maju pada pertengahan 
milenium ketiga (3000 SM) di bagian Eropa dan orang-orang 
China memiliki sekolah astronomi sejak 2000 SM. Di segala 
masa, sejak pertama kali berkembangnya kecerdasan 
manusia, telah ada orang yang terpesona pada langit dan 
ada  aspek perubahan pada mereka. Sejauh lingkungan 
budaya, telah memungkinkan mereka mencoba 
merumuskan kosmologi. Sekarang kita tidak berbeda 
dengan mereka”.6 Mereka berdua tidak menyatakan siapa 
penemu pertama ilmu falak.  
d. Dr. Ahsin Sakho Muhammad dan Dr. H. A. Sayuti Anshari 
Nasution, M.A.  dalam Atlas Alquran: Amaākin Aqwām 
A’lam, menyatakan bahwa Nabi Idris yaitu  manusia 
pertama yang mengeluarkan kata-kata hikmah dan ilmu 
astronomi.
e. Nur Hidayatullah Al-Banjary, penulis buku penemu ilmu 
falak lebih setuju jika Nabi Idris yaitu  orang pertama yang 
mengetahui astrologi, bukan astronomi.8
 
Muhammad Amīn al-Bagdadī atau dikenal dengan sebutan Al-
Suwaidi dalam kitab sabāik al-żahāb fī ma’rifat al-qabāil al-’arab, 
ia menyatakan bahwa: 
Unusy yaitu  pewaris ayahnya yang bernama Syit, anak 
dari Nabi Syit. Ketika ayahnya wafat, ia menggantikan posisi 
ayahnya memimpin politik kerajaan dan mengaturnya di bawah 
pantauannya. Ia yaitu  orang yang pertama kali mengenal 
tulisan, ilmu hisab, hisab bulan, dan hisab tahun. ia yaitu  orang 
yan pertama kali menanam pohon kelapa dan berbicara dengan 
hikmah, padanya dialihkan cahaya kenabian. Kelahirannya 
sesudah  umur ayahnya melebihi dari 650 tahun sebagaimana 
dikatakan dalam Taurat. Unusy hidup selama 966 tahun. 
wallahu a’lam.9 
Jika dilihat dari maqālah ini, Nabi Unusy yaitu  penemu 
pertama ilmu falak berdasarkan pada keterangan bahwa ia 
orang pertama yang mengenal ilmu hisab, baik hisab bulan 
maupun hisab Matahari. Ilmu yang membahas tentang bulan 
dan Matahari tak lain yaitu  ilmu falak. 
                                                             
Rahimsyah mengatakan bahwa Akhnukh yaitu  orang 
pertama yang pandai membaca, menulis dengan pena, dan 
berhitung.1 0 Generasi ke tujuh dari Nabi Adam yaitu seorang 
anak yang bernama Akhnukh bin Yarid bin Mahlail bin Qainan 
bin Unusy bin Syit bin Adam as. Akhnukh inilah Nabi Idris as 
yang merupakan satu garis nasab dengan Rasulullah saw.1 1 
Al-Suwaidi memaparkan perihal Nabi Idris as dalam 
kitabnya sebagai berikut: 
Berdasarkan keterangan di atas, bahwa al-Suwaidi 
menyatakan bahwa Akhnukh (Nabi Idris as). Ia yaitu  seorang 
nabi, raja, dan hakim. Ia disebut sebagai Harmas al-Haramisah 
atau Asad al-Usud. Adapun ia dinamai Idris karena 
kegemarannya membaca kitab-kitab terkhusus ṣuhuf Nabi 
Adam dan Nabi Syit. Ia yaitu  orang pertama yang 
mempopulerkan ilmu hikmah, ilmu nujum, ilmu riyaḍiyat atau 
matematika, dan rahasia-rahasia falak. Ia juga diberi sebutan 
muṡallaṡ karena ia nabi sekaligus penguasa yang bijaksana, ia 
orang pertama yang menulis dengan pena. Ada sekitar 180 kota 
                                                            
yang dibangun pada masa Nabi Idris as. Allah mengangkatnya 
ketika ia berusia 350 tahun. 
Orang Yunani dan Mesir menamai Nabi Idris dengan 
Hurmus, ada juga yang menamainya Ṭuṭ. 1 3 Dewa Ṭuṭ berati 
“pemikiran” dan “waktu” dalam mitologi Mesir Kuno. Ia yaitu  
dewa kebijaksanaan dan sihir. Dewa Ṭuṭ diyakini sebagai 
penemu tulisan, astronomi, dan bidang seni lainnya. Biasanya 
dewa Thoth berkepala burung ibis, kepalanya ada di Khemennu 
tempat suci. Ia memimpin suatu masyarakat lalu ia berganti 
nama menjadi Hermopolis oleh orang-orang Yunani. Dewa Ṭuṭ 
terkadang juga digambarkan sebagai seorang babon (kera 
besar).1 4 Dalam kamus munjid dijelaskan bahwa yang dimaksud 
dengan Ṭuṭ h yaitu “ilāh al-‘ulum wa al-ādab fī miṣr al-qadīmah. 
Huwa Hermes al-Yunān. Haikaluhu fī al-asymunain”. (Dewa 
pengetahuan dan peradaban pada masa Mesir kuno. Ia yaitu  
Hermes Yunani).1 5 Tulisan hieroglif dipercaya oleh bangsa Mesir 
kuno sebagai tulisan yang berasal dari Ṭuṭ.1 6  
Ṭuṭ inilah yang dimaksud dengan Nabi Idris dalam 
mitologi Mesir kuno. Huruf hieroglif yaitu  tulisan pertama 
yang dikenal dan ditemukan di muka bumi. Tulisan ini muncul 
pada masyarakat Mesir kuno. Oleh karena itu Nabi Idris dijuluki 
dengan sebutan Hermes al-Miṣry atau Hermes al-Bābily. 
ada  pernyataan yang menjelaskan bahwa Nabi Idris 
naik ke garis edar (falak) Zuhal (Saturnus). Ia berkeliling di 
daerah tersebut selama 30 tahun sebelum ia turun ke bumi, 
kemudian mengajarkan ilmu perbintangan. Keterangan ini 
                                                            
ada  di rasail/risalah-risalah Ikhwan al-Ṣofa.1 7 Keluar dari 
perdebatan bahwa Nabi Idris as atau Hermes dinisbatkan 
sebagai penemu ilmu perbintangan atau astrologi, bahkan Abu 
al-Basyar wa al-Anbiya’ (Nabi Adam as) juga dinisbatkan 
sebagai penemu ilmu falak. Mereka mengatakan bahwa Allah 
sawt menurunkan Adam dan Ia mengajarkan segala sesuatu 
ilmu kepadanya, termasuk kedokteran dan perbintangan. 1 8 
Berdasarkan perdebatan di atas, kita dapat memahami bahwa 
ada yang menyatakan bahwa penemu ilmu falak dinisbatkan 
kepada Nabi Unusy, Nabi Idris as, dan Nabi Adam as. 
 
Biografi Nabi Idris 
Nabi Idris dikenal dengan sebutan 
Enoch/Henoch (Penemu). Banyak ilmu-ilmu yang ditemukan 
oleh Nabi Idris a.s. termasuk menemukan bentuk huruf, tulisan 
dan alat tulis, pena. Nabi Idris yaitu  orang pertama yang 
mengetahui tentang ilmu perbintangan, berhitung, menulis, dan 
menjahit pakaian. 1 9 Ditemukan juga alat jahit dan cara 
menjahitnya, obat-obatan (medis). Banyak penemuan pada masa 
Nabi Idris, a.s. karena beliau yaitu  orang yang suka belajar 
(pembelajar). 
Nabi Idris as dijuluki dengan Harmas al-
Haramisah (Bahasa Mesir, yang artinya ahli perbintangan atau 
ahli Astronomi), Hermes (Bahasa Yunani, artinya ahli tafsir 
(Mufasir)), Drisa atau Driska (Bahasa Aramia, artinya orang 
yang berpengetahuan tinggi, banyak pengetahuannya, 
intelektual, terpelajar), Idris (dalam al-Qur’an) berasal dari kata 
“darasa–yadrusu–darsan”, artinya belajar, orangnya disebut Idris. 
Nabi Idris (4533-4188 SM) pertama kali diberikan tugas 
untuk menyampaikan risalah kepada kaumnya. Ia ditugaskna 
                                                            
sesudah  Nabi Adam dan Nabi Syit. Nabi Idris lahir dan tinggal di 
Babil, Irak. Ia ditugaskan berdakwah kepada kaumnya yang 
bernama bani Qabil dan Memphis. Ada juga yang menyebutkan 
ia lahir di daerah Munaf, Mesir. Nama Nabi Idris disebutkan 
dalam al-Qur’an sebanyak dua kali. Ia memiliki nama asli 
Khanukh (Akhnukh). Adapun Idris yaitu  laqab karena 
kegemarannya mempelajari mushaf-mushaf Nabi Adam dan 
Nabi Syit. 
Sayyid Quṭub menduga bahwa Nabi Idris yaitu  Uzuris 
yaitu salah satu tokoh Mesir kuno. Idris menurutnya yaitu  
berdasarkan lidah Arab seperti pelafalan Yahya bagi Yohanes. 
Uzuris dipercaya sebagai tokoh yang naik ke langit dan hidup di 
sana. Namun, Sayyid Quṭub belumlah memastikan mengenai 
hal ini walaupun ia tidak menolaknya.2 0 
Di dalam Qaṣaṣ al-Anbiyā’ disebutkan bahwa para ahli 
berbeda pendapat mengenai lokasi Nabi Idris dilahirkan dan 
dibesarkan. Sebagian berpendapat, beliau dilahirkan di Mesir, 
tepatnya di Manaf (Memphis) dan mereka menamakannya 
dengan Harmas al-Haramisah. Sebagian ahli yang lain 
berpendapat bahwa beliau dilahirkan dan dibesarkan di Babylon. 
Dalam bahasa Suryani "Babil" berarti sungai. Nabi Idris lalu 
memerintahkan seluruh pengikutnya untuk berpindah ke Mesir. 
Menurut az-Zamakhsyari, kata Idris bukan berasal dari bahasa 
Arab. Adapun di kisah lain, ia dijuluki harmasu al-haramisah 
(ahlinya perbintangan) dalam kitab tārikh al-ḥukamā. Nabi Idris 
meninggal di langit ke-4 (surga). Allah swt memuji Nabi Idris 
dengan sifat kenabian dan kebenarannya.2 1 Al-Qur’an menyebut 
Nabi Idris dalam surat Maryam ayat 56 – 57: 
                                                            
“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris 
(yang tersebut) di dalam al-quran. Sesungguhnya ia yaitu  
seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan, kami 
telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.”2 2 (QS. Maryam 
[19]: 56 – 57). 
Firman Allah yang menyatakan bahwa Nabi Idris 
diangkat ke martabat yang tinggi dalam arti diangkat ke 
kedudukan yang tinggi. Ulama yang memahaminya dalam arti 
hakiki yaitu Allah mengangkat Nabi Idris ke langit. 
Sebagaimana dalam perjanjian lama (Kejadian V: 24) disebutkan  
bahwa Henokh hidup bergaul dengan Allah lalu ia tidak ada lagi 
sebab ia telah diangkat oleh Allah.
Nabi Idris yaitu  salah satu nabi dengan berbagai 
keistimewaan. Banyak riwayat yang menyatakan bahwa ia 
yaitu  nabi yang sangat pintar, orang pertama kali yang 
menciptakan tulisan dan menemukan alat tulis, pandai 
menggambar, menjahit, juga ahli dalam bidang astronomi 
(perbintangan). Ia juga dijuluki sebagai asad al-usud, singa dari 
segala singa karena keberanian dan kegagahannya. 
Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa Nabi Idris 
tidak hanya pandai dan menguasai ilmu astronomi, akan tetapi 
juga ilmu astrologi. Sejarah yaitu  fakta yang dimaknai, maka 
akan menjadi berbeda penafsiran orang satu dengan yang lain 
sehingga banyak pemaknaan yang didapat. Seperti halnya 
cerita-cerita israiliyyat yang lebih ke fantasi. Nabi Idris dan Nabi 
Unusy yang menjadi perdebatan perihal peletak pertama ilmu 
falak, secara penemuan ilmiah maka Nabi Idrislah yang bisa 
diakui sebagai penemu ilmu falak yang pertama karena beliau 
                                                             
mencatat dengan pena dan mengajarkan ilmunya kepada 
umatnya, sedang  Unusy memang menemukan ilmu falak, 
akan tetapi ilmu tersebut hanya untuk dirinya sendiri dan tidak 
diajarkan kepada umatnya. 
 
Bukti Sejarah Nabi Idris sebagai Penemu Ilmu Falak 
Salah satu temuan pada masa Nabi Idris yaitu  arah 
utara, yaitu dengan dibuktikan adanya salah satu piramida yang 
dibangun konon zaman Nabi Idris sisinya mengarah ke arah 
empat mata angin. Ini menunjukkan bahwa Nabi Idris yaitu  
ahli astronomi, karena pada masa itu kompas belum ditemukan. 
Ilmu falak dimitoskan bisa meramalkan kapan mati seseorang, 
sesungguhnya itu sudah terjadi pada masa Nabi Idris yaitu 
ketika beliau akan dicabut nyawanya oleh Malaikat Izrail. 
Nabi Idris rajin mengobservasi bintang dan 
mengembangkan ilmu astronomi yang kemudian oleh ahli 
nujum disimpangkan dalam ilmu horoskop dan astrologi, serta 
banyak dimanfaatkan oleh penyihir-penyihir pada zamannya 
yang berguru pada Hārut-Mārut. Dikisahkan, Nabi Idris juga 
bisa menangkap isyarat akan adanya banjir hebat melalui tanda 
langit. Karena itulah beliau memerintahkan untuk membangun 
piramid dalam bentuk limas demi melindungi kitab-kitab ilmu. 
Bangsa Mesir kuno meninggalkan kita catatan-catatan dalam 
bentuk lukisan yang menceritakan sejarah Mesir sejak 4000-an 
tahun lalu, segala sesuatu mengenai sejarah mereka, namun 
tidak ada secuil-pun catatan mengenai piramid Giza. Tiga 
piramida Giza (salah satunya Khufu) memiliki jarak 
antarpiramida yang sangat akurat terhadap posisi 3 bintang 
sabuk Orion (bintang alnitak, almilam, dan mintaka). Akurasi 
sudut hanya meleset 0,1364 derajat. 
Nabi Idris yaitu  pelopor matematika setidaknya tahun 
3000 SM. Ia juga pelopor ilmu astronomi, yaitu penggunaan 
bintang waluku sebagai penunjuk musim dan rasi bintang orion. 
Kedua rasi bintang ini digunakan para nelayan atau musafir 
dahulu sebagai penunjuk jalan. Menurut riwayat Ibnu Kaṡīr, 
Nabi Idris yaitu  orang pertama yang menjahit bajunya sendiri. 
 
Nabi Idris dinobatkan sebagai peletak batu pertama ilmu falak 
berdasarkan beberapa faktor, yaitu:
1. Nama Nabi Idris disebutkan dalam al-Qur’an sebanyak 
dua kali. sedang  orang Islam senantiasa membaca al-
Qur’an, sedang  Unusy hanya disebutkan dalam 
kitab-kitab sejarah yang berkaitan dengan nasab. 
Adapun Nabi Adam sangat jarang ditemukan yang 
menyatakan bahwa ia penemu ilmu falak. 
2. Nabi Idris yaitu  pencetus pertama astrologi. Ia juga 
mengajarkannya kepada umatnya. Unusy memahami 
ilmu falak tanpa mengajarkannya kepada banyak orang, 
sehingga Nabi Idris lebih populer disebut sebagai 
penemu ilmu falak. 
3. Nabi Idris merupakan orang yang pertama-tama menulis 
dengan pena. Nabi Idris melalui tulisan, ia dapat 
membuat catatan dan bisa dibaca serta dipahami oleh 
orang-orang generasi berikutnya. Unusy juga orang 
pertama menulis namun tidak dengan pena yang 
menyebabkan tulisannya tidak dikenal oleh banyak 
orang karena tidak awetnya tulisan tanpa pena. 
4. Penobatan Nabi Idris sebagai penemu ilmu astronomi 
karena ia pernah mengalami pertentangan oleh kaumnya 
sehingga ia memberikan peringatan kepada mereka 
dengan adanya malapetaka jika mereka membangkang. 
Ancaman itu benar terjadi adanya, oleh karena itu 
peringatan tersebut oleh umatnya disebut sebagai 
                                                             
ramalan karena menginformasikan hal yang akan datang. 
Hal ini berkaitan dengan pengetahuan astrologi.