• coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

  • kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label ibrani wahyu 1. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ibrani wahyu 1. Tampilkan semua postingan

ibrani wahyu 1

 



SURAT IBRANI  


PASAL 1  7 

I. Hukum Taurat dan Injil Diperbandingkan;  

Keluhuran dan Kemuliaan Kristus (1:1-3) 7 

II. Keluhuran Kristus (1:4-14) 13 

PASAL 2  27 

I. Bahaya Penyia-nyiaan (2:1-4) 27 

II. Tujuan Penderitaan Kristus (2:5-9) 34 

III. Tujuan Penderitaan Kristus (2:10-13) 38 

IV. Inkarnasi Kristus (2:14-18) 43 

PASAL 3   49 

I. Perhatian yang Sepantasnya Diberikan kepada Kristus  

(3:1-6) 49 

II. Peringatan-peringatan terhadap Kemurtadan (3:7-19) 55 

PASAL 4  63 

I. Keistimewaan Injil; Peringatan terhadap Kemurtadan 

(4:1-10) 63 

II. Nasihat yang Sungguh-sungguh; Keimaman Kristus  

(4:11-16) 70 

PASAL 5  81 

I. Keimaman Kristus (5:1-9) 81 

II. Keimaman Kristus (5:10-14) 89 


 

PASAL 6  93 

I.  Bertumbuh dalam Kekudusan; Asas-asas Pertama 

(6:1-8) 93 

II. Peringatan terhadap Kemurtadan; Janji dan  

Sumpah Ilahi (6:9-20) 101 

PASAL 7  111 

I. Imamat Melkisedek (7:1-10) 111 

II. Melkisedek dan Kristus Diperbandingkan (7:11-28) 117 

PASAL 8  127 

I. Imamat Kristus (8:1-5) 127 

II. Perjanjian Lama dan Baru (8:6-13) 130 

PASAL 9  137 

I. Perkakas Kemah Suci (9:1-7) 137 

II. Imamat Kristus (9:8-14) 144 

III. Imamat Kristus (9:15-22) 150 

IV. Imamat Kristus; Kedatangan Kristus yang Kedua Kali 

 (9:23-28) 153 

PASAL 10 159 

I. Imamat Kristus (10:1-6) 159 

II. Imamat Kristus (10:7-18) 162 

III. Jalan yang Disucikan; Peringatan terhadap Kemurtadan; 

 Ketekunan Ditanamkan (10:19-39) 167 

PASAL 11  185 

I. Sifat Iman (11:1-3) 185 

II. Teladan-teladan Iman (11:4-31) 188 

III. Teladan-teladan Iman (11:32-40) 225 

PASAL 12 237 

I. Kristus Sang Teladan Agung (12:1-3) 237 

II. Manfaat dan Penggunaan Penderitaan;  

 Peringatan terhadap Kemurtadan (12:4-17) 242 

III. Hakikat Aturan Kristen (12:18-29) 254 

PASAL 13  263 

I. Berbagai-bagai Kewajiban (13:1-17) 263 

II. Penutup (13:18-25) 278 


SURAT YAKOBUS  

Tafsiran Surat Yakobus Disertai Renungan Praktis 285  

PASAL 1  287 

I. Salam Pembuka (1:1) 287 

II. Pentingnya Iman dan Ketekunan; Buruknya  

Kebimbangan (1:2-12) 290 

III. Cara Kerja Dosa dan Akibat-akibatnya (1:13-18) 299 

IV. Menekan Sifat-sifat yang Bobrok; Kewajiban 

Pendengar; Ibadah dalam Perbuatan Nyata (1:19-27) 305 

PASAL 2  319 

I. Sikap Hormat terhadap orang Kristen yang Miskin; 

 Teguran terhadap Sikap Membeda-bedakan (2:1-7) 319 

II. Hukum Kristen (2:8-13) 326 

III. Iman dan Perbuatan (2:14-26) 332  

PASAL 3  345 

I. Mengendalikan Lidah (3:1-12) 345 

II. Ciri-ciri Hikmat (3:13-18) 352  

PASAL 4  359 

I. Asal Mula Sengketa dan Pertengkaran;  

 Melawan Kesombongan; Tunduk kepada Tuhan  (4:1-10) 359 

II. Peringatan terhadap Fitnah dan Kelancangan 

(4:11-17) 370 

PASAL 5  379 

I. Peringatan kepada Orang Kaya;  

Alasan untuk Bersabar di bawah Penderitaan (5:1-11) 379 

II. Peringatan terhadap Bersumpah; Pengakuan dan  

Doa (5:12-20) 390 

SURAT 1 PETRUS  

Tafsiran Surat 1 Petrus Disertai Renungan Praktis 405 

PASAL 1  407 

I. Salam Pembuka (1:1-2) 407 

II. Hak-hak Istimewa Orang Kristen (1:3-5) 415  

III. Hak-hak Istimewa Orang Kristen (1:6-9) 421  


 

IV. Hak-hak Istimewa Orang Kristen (1:10-12) 427 

V. Kewaspadaan dan Kekudusan; Nasihat untuk  

Menjalin Kasih Persaudaraan (1:13-23) 433 

VI. Sia-sianya Manusia Duniawi (1:24-25) 444  

PASAL 2  447 

I. Peringatan terhadap Kejahatan dan Kemunafikan  

(2:1-3) 447  

II. Batu yang Hidup; Peringatan terhadap Hawa Nafsu  

(2:4-12) 451 

III. Perihal Warga Negara; Sikap sebagai Hamba (2:13-25) 463 

PASAL 3  475 

I. Kewajiban-kewajiban Suami Istri (3:1-7) 475 

II. Kewajiban-kewajiban terhadap Kawan dan Lawan 

(3:8-15) 482 

III. Hati Nurani yang Murni dan Hidup yang Saleh  

(3:16-17) 488 

IV. Penderitaan-penderitaan Kristus (3:18-20) 490 

V. Baptisan Kristiani (3:21-22) 493  

PASAL 4  497 

I. Mematikan Keinginan Dosa (4:1-3) 497 

II. Penghiburan bagi Hamba-hamba Tuhan  (4:4-6) 501 

III. Penguasaan Diri, Ketekunan dalam Doa, dan Kasih; 

Pemanfaatan Karunia (4:7-11) 503 

IV. Ketabahan dan Sikap Hati-hati; Nasihat kepada Orang-

orang Kristen yang Menderita (4:12-19) 508 

PASAL 5  517 

I. Nasihat bagi Para Penatua (5:1-4) 517  

II. Nasihat untuk Merendahkan Hati (5:5-7) 521  

III. Perintah mengenai Penguasaan Diri dan Kewaspadaan 

 (5:8-9) 524 

IV. Doa Rasul Petrus (5:10-14) 526 

SURAT 2 PETRUS  

Tafsiran Surat 2 Petrus Disertai Renungan Praktis 533  

PASAL 1  535  


I. Pendahuluan (1:1-4) 535  

II. Ketekunan Rohani; Meningkat dalam Kekudusan  

(1:5-11)  541 

III. Perjuangan Rohani (1:12-15) 549  

IV. Kesaksian dari Injil (1:16-18)  552 

V. Pengilhaman Kitab Suci (1:19-21) 556 

PASAL 2  563 

I. Nabi-nabi Palsu dan Para Pemimpin yang Bejat (2:1-3a) 563 

II. Penghakiman Ilahi (2:3b-6) 566 

III. Penghakiman Ilahi (2:7-9) 569  

IV. Guru-guru Palsu (2:10-22) 571 

PASAL 3  583 

I. Berpegang pada Perkataan Para Nabi dan  

 Perintah Para Rasul (3:1-2) 583 

II. Cemoohan Orang-orang Kafir; Kehancuran Dunia  

(3:3-7) 585 

III. Pikiran tentang Kekekalan (3:8) 593 

IV. Kehancuran Dunia (3:9-10) 594 

V. Nasihat-nasihat yang Khidmat (3:11-18) 598 

SURAT 1 YOHANES  

Tafsiran Surat 1 Yohanes Disertai Renungan Praktis 613  

PASAL 1  617 

I. Kesaksian Rasuli (1:1-4)  617  

II. Kesaksian Rasuli (1:5-7) 625 

III. Pengakuan dan Pengampunan (1:8-10) 628  

PASAL 2  633 

I. Pendamaian Kristus (2:1-2) 633 

II. Tugas Orang Percaya (2:3-6) 637 

III. Hukum Kasih (2:7-11) 640  

IV. Larangan Mengasihi Dunia (2:12-17) 644  

V. Mengenai Antikristus (2:18-19) 650 

VI. Mengenai Antikristus (2:20-27) 653 

VII. Kedatangan Kristus yang Kedua (2:28-29) 660 

PASAL 3  663 



I. Diangkat sebagai Anak (3:1-3)  663  

II. Tanda Anak-anak Tuhan  (3:4-10) 668 

III. Kasih Persaudaraan (3:11-13) 674 

IV. Kasih Persaudaraan (3:14-19)  676 

V. Kesaksian Hati Nurani (3:20-22) 682 

VI. Perintah-perintah Tuhan  (3:23-24) 685 

PASAL 4  689 

I. Mengenai Antikristus (4:1-3) 689 

II. Marabahaya Roh Antikristen (4:4-6) 692  

III. Kasih Persaudaraan (4:7-13) 694 

IV. Kasih Ilahi (4:14-16) 699 

V. Kasih Ilahi (4:17-21) 703 

PASAL 5  709 

I. Kasih dan Iman (5:1-5) 709  

II. Saksi-saksi di Sorga dan di Bumi (5:6-9) 715 

III. Hak Istimewa Orang Percaya (5:10-13) 731 

IV. Dosa yang Mendatangkan Maut (5:14-17) 735 

V. Hak-hak Istimewa Orang Percaya (5:18-21) 740 

SURAT 2 YOHANES  

Tafsiran Surat 2 Yohanes Disertai Renungan Praktis 747  

PASAL 1  749  

I. Salam Pembuka (1:1-4) 749  

II. Kasih Kristiani (1:5-6) 754 

III. Para Penyesat Dikecam (1:7-9) 756  

IV. Peringatan terhadap Para Penyesat (1:10-11) 759 

V. Penutup dan Salam (1:12-13) 761 

SURAT 3 YOHANES  

Tafsiran Surat 3 Yohanes Disertai Renungan Praktis 765  

PASAL 1  767 

I. Salam Dan Doa (1:1-2) 767 

II. Sifat Gayus (1:3-8)  769 

III. Sifat Diotrefes (1:9-11) 773 

IV. Sifat Demetrius; Kesimpulan dan Salam (1:12-15) 776  


SURAT YUDAS  

Tafsiran Surat Yudas Disertai Renungan Praktis 781  

PASAL 1  783 

I. Berkat Kerasulan (1:1-2) 784 

II. Keselamatan Bersama; Tugu Peringatan akan  

Penghakiman (1:3-7) 789  

III. Orang-orang Percaya yang Bebal (1:8-15) 799 

IV. Nasihat kepada Orang-orang Percaya (1:16-25) 810 

KITAB WAHYU   

Tafsiran Kitab Wahyu Disertai Renungan Praktis 821   

PASAL 1  823 

I. Wahyu Yesus Kristus (1:1-2) 823 

II. Berkat Kerasulan (1:3-8) 824 

III. Penglihatan yang Diterima oleh Rasul Yohanes (1:9-20) 826 

PASAL 2  829 

I. Surat kepada Jemaat di Efesus (2:1-7)  829 

II. Surat kepada Jemaat di Smirna (2:8-11) 832 

III. Surat kepada Jemaat di Pergamus (2:12-17) 834 

IV. Surat kepada Jemaat di Tiatira (2:18-28) 836 

PASAL 3  839 

I. Surat kepada Jemaat di Sardis (3:1-6) 839 

II. Surat kepada Jemaat di Filadelfia (3:7-13) 842 

III. Surat kepada Jemaat di Laodikia (3:14-22) 845 

PASAL 4  849 

I. Penglihatan akan Takhta Sorgawi (4:1-8a)  849 

II. Nyanyian Puji-pujian Sorgawi (4:8b-11) 851 

PASAL 5  853  

I. Gulungan Kitab dengan Ketujuh Meterainya (5:1-5) 853 

II. Anak Domba Menerima Gulungan Kitab Itu (5:6-14) 855 

PASAL 6  859 

I. Meterai Pertama Dibuka (6:1-2) 859  

II. Meterai Kedua, Ketiga, dan Keempat Dibuka (6:3-8) 860 

III. Meterai Kelima dan Keenam Dibuka (6:9-17) 862 


 

PASAL 7  865 

I. Ditahannya Empat Mata Angin; Hamba-hamba Tuhan  

Dimeteraikan; Nyanyian Para Malaikat dan  

Orang Kudus (7:1-12) 865 

II. Kebahagiaan Orang-orang yang Setia Melayani Kristus 

 (7:13-17) 867 

PASAL 8  871 

I. Meterai Ketujuh Dibuka (8:1-6) 871 

II. Dibunyikannya Empat Sangkakala (8:7-13) 872 

PASAL 9  875 

I. Sangkakala Kelima Dibunyikan (9:1-12)  875 

II. Sangkakala Keenam Dibunyikan (9:13-21) 877 

PASAL 10 879 

I. Malaikat dengan Gulungan Kitab Kecil yang Terbuka  

 (10:1-7) 879 

II. Perintah untuk Bernubuat (10:8-11) 880 

PASAL 11  883 

I. Perintah untuk Mengukur Bait Suci (11:1-2) 883 

II. Dua Saksi Tuhan  (11:3-13) 884 

III. Sangkakala Ketujuh Dibunyikan (11:14-19) 886 

PASAL 12 889 

I. Peperangan di Langit (12:1-11) 889 

II. Peperangan di Bumi (12:12-17) 892 

PASAL 13  893 

I. Binatang yang Keluar dari dalam Laut (12:18-13:10) 893 

II. Binatang yang Keluar dari dalam Bumi (13:11-18) 895 

PASAL 14  897 

I. Tuhan Yesus sebagai Kepala dari Para Pengikut-Nya  

 yang Setia (14:1-5) 897 

II. Tiga Malaikat Pembawa Pesan Kejatuhan Babel  

 (14:6-12) 898 

III. Penglihatan mengenai Penuaian (14:13-20) 899 



PASAL 15  903 

I. Tujuh Malaikat dengan Tujuh Malapetaka (15:1-4) 903 

II. Kemunculan Ketujuh Malaikat;  

 Perlengkapan Ketujuh Malaikat (15:5-8) 904 

PASAL 16  905 

I. Penumpahan Cawan Murka (16:1-7) 905 

II. Penumpahan Cawan Murka (16:8-11) 907 

III. Penumpahan Cawan Murka (16:12-16) 907 

IV. Penumpahan Cawan Murka (16:17-21) 908 

PASAL 17  911 

I. Penglihatan akan si Pelacur Besar (17:1-6) 911 

II. Rahasia tentang Binatang Berkepala Tujuh 

 dan Bertanduk Sepuluh (17:7-13) 912 

III. Anak Domba akan Mengalahkan Binatang Itu  

(17:14-18) 913 

PASAL 18  915 

I. Kejatuhan Babel (18:1-8) 915 

II. Ratapan Para Sahabat Babel; Sorak-sorai atas  

Keruntuhan Babel (18:9-24) 916 

PASAL 19  919 

I. Nyanyian Kemenangan Sorga atas Keruntuhan Babel 

 (19:1-4) 919 

II. Nyanyian Perkawinan antara Kristus dan Jemaat 

 (19:5-10) 920 

III. Sang Penunggang Kuda Putih (19:11-21) 921 

PASAL 20 923 

I. Masa Seribu Tahun;  

 Peperangan dengan Gog dan Magog  (20:1-10) 923 

II. Takhta Pengadilan Kristus (20:11-15) 925 

PASAL 21 927 

I. Penglihatan mengenai Yerusalem Baru (21:1-8) 927 

II. Penglihatan mengenai Yerusalem Baru (21:9-27) 929 


 

PASAL 22 935 

I. Keadaan Jemaat Sorgawi (22:1-5) 935 

II. Peneguhan akan Kebenaran Kitab Ini (22:6-19) 936 

III. Penutup (22:20-21) 938 





  

buku yang sedang Anda pegang ini yaitu  salah satu bagian dari 

Tafsiran Alkitab dari Matthew Henry yang secara lengkap men-

cakup Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Untuk edisi bahasa In-

donesianya, tafsiran ini  diterbitkan dalam bentuk kitab per kitab. 

Khusus dalam artikel  ini, ada beberapa  surat dan sebuah kitab dalam 

Perjanjian Baru yang disajikan: Surat Ibrani, Yakobus, 1 dan 2 

Petrus, 1-3 Yohanes, Yudas, dan terakhir, Kitab Wahyu.   

Matthew Henry (1662-1714) yaitu  seorang Inggris yang mulai 

menulis Tafsiran Alkitab yang terkenal ini pada usia 21 tahun. Karya-

nya ini dianggap sebagai tafsiran Alkitab yang sarat makna dan sa-

ngat terkenal di dunia. 

Kekuatan terutama terletak pada nasihat 

praktis dan saran pastoralnya. Tafsirannya mengandung banyak mu-

tiara kebenaran yang segar dan sangat tepat. Walaupun ada cukup ba-

nyak kecaman di dalamnya, ia sendiri sebenarnya tidak pernah berniat 

menuliskan tafsiran yang demikian, seperti yang berulang kali ditekan-

kannya sendiri. Beberapa pakar theologi seperti Whitefield dan Spurge-

on selalu menggunakan tafsirannya ini dan merekomendasikannya ke-

pada orang-orang untuk mereka baca. Whitefield membaca seluruh 

tafsirannya sampai empat kali; kali terakhir sambil berlutut. Spurgeon 

berkata, “Setiap hamba Tuhan harus membaca seluruh tafsiran ini 

dengan saksama, paling sedikit satu kali.” 

Sejak kecil Matthew sudah terbiasa menulis renungan atau ke-

simpulan Firman Tuhan di atas kertas kecil. Namun, baru pada ta-

hun 1704 ia mulai sungguh-sungguh menulis dengan maksud me-

nerbitkan tafsiran ini . Terutama menjelang akhir hidupnya, ia 

mengabdikan diri untuk menyusun tafsiran itu.  

artikel  pertama tentang Kitab Kejadian diterbitkan pada tahun 

1708 dan tafsiran tentang keempat Injil diterbitkan pada tahun 1710. 

Sebelum meninggal, ia sempat menyelesaikan tafsiran Kisah Para Ra-

sul. sesudah  kematiannya, Surat-surat dan Wahyu diselesaikan oleh 

13 orang pendeta berdasar  catatan-catatan Matthew Henry yang 

telah disiapkannya sebelum meninggal. Edisi total seluruh kitab-ki-

tab diterbitkan pada tahun 1811.    

berulang kali direvisi dan dicetak ulang. 

artikel  itu juga telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa seperti 

bahasa Belanda, Arab, Rusia, dan kini sedang diterjemahkan ke da-

lam bahasa Telugu dan Ivrit, yaitu bahasa Ibrani modern.  

Riwayat Hidup Matthew Henry 

Matthew Henry lahir pada tahun 1662 di Inggris. saat  itu gereja 

Anglikan menjalin hubungan baik dengan gereja Roma Katolik. Yang 

memerintah pada masa itu yaitu  Raja Karel II, yang secara resmi di-

angkat sebagai kepala gereja. Raja Karel II ingin memulihkan kekua-

saan gereja Anglikan sehingga orang Kristen Protestan lainnya sangat 

dianiaya. Mereka disebut dissenter, orang yang memisahkan diri dari 

gereja resmi. 

Puncak penganiayaan itu terjadi saat  pada 24 Agustus 1662 

lebih dari dua ribu pendeta gereja Presbiterian dilarang berkhotbah 

lagi. Mereka dipecat dan jabatan mereka dianggap tidak sah.  

Pada masa yang sulit itu lahirlah Matthew Henry. Ayahnya, 

Philip Henry, yaitu  seorang pendeta dari golongan Puritan, sedang-

kan ibunya, Katherine Matthewes, seorang keturunan bangsawan. 

sebab  Katherine berasal dari keluarga kaya, sepanjang hidupnya 

Philip Henry tak perlu memikirkan uang atau bersusah payah men-

cari nafkah bagi keluarganya, sehingga ia dapat dengan sepenuh hati 

mengabdikan diri untuk pelayanannya sebagai hamba Tuhan. 

Matthew yaitu  anak kedua. Kakaknya, John, meninggal pada usia 6 

tahun sebab  penyakit campak. saat  masih balita, Matthew sendiri 

juga terserang penyakit itu dan nyaris direnggut maut. 

Dari kecilnya Matthew sudah tampak memiliki bermacam-ma-

cam bakat, sangat cerdas, dan pintar. namun  yang lebih penting lagi, 

sejak kecil ia sudah mengasihi Tuhan Yesus dengan segenap hati dan 

mengakui-Nya sebagai Juruselamatnya. Usianya baru tiga tahun ke-

tika ia sudah mampu membaca satu pasal dari Alkitab lalu memberi-

kan keterangan dan pesan tentang apa yang dibacanya.  

Dengan demikian Matthew sudah menyiapkan diri untuk tugas-

nya di kemudian hari, yaitu tugas pelayanan sebagai pendeta.  

Sejak masa kecilnya Matthew sudah diajarkan bahasa Ibrani, 

Yunani, dan Latin oleh ayahnya, sehingga walaupun masih sangat 

muda, ia sudah pandai membaca Alkitab dalam bahasa aslinya. 

Pada tahun 1685, saat  berusia 23 tahun, Matthew pindah ke 

London, ibu kota Inggris, untuk belajar hukum di Universitas London. 

Matthew tidak berniat untuk menjadi ahli hukum, ia hanya menuruti 

saran ayahnya dan orang lain yang berpendapat bahwa studi itu 

akan memberi  manfaat besar baginya sebab  keadaan di Inggris 

pada masa itu tidak menentu bagi orang Kristen, khususnya kaum 

Puritan. 

Beberapa tahun kemudian Matthew kembali ke kampung hala-

mannya. Dalam hatinya ia merasa terpanggil menjadi pendeta. Kemu-

dian, ia diperbolehkan berkhotbah kepada beberapa jemaat di sekitar 

Broad Oak. Ia menyampaikan Firman Tuhan dengan penuh kuasa. Ti-

dak lama sesudah  itu, ia dipanggil oleh dua jemaat, satu di London dan 

satu lagi jemaat kecil di wilayah pedalaman, yaitu Chester. sesudah  ber-

doa dengan tekun dan meminta petunjuk Tuhan, ia akhirnya memilih 

jemaat Chester, dan pada tanggal 9 Mei 1687 ia diteguhkan sebagai 

pendeta di jemaat ini . Waktu itu Matthew berusia 25 tahun. 

Di Chester, Matthew Henry bertemu dengan Katharine Hard-

ware. Mereka menikah pada tanggal 19 Juli 1687. Pernikahan itu sa-

ngat harmonis dan baik sebab  didasarkan atas cinta dan iman ke-

pada Tuhan. Namun pernikahan itu hanya berlangsung selama satu 

setengah tahun. Katharine yang sedang hamil terkena penyakit cacar. 

Segera sesudah  melahirkan seorang anak wanita , ia meninggal 

pada usia 25 tahun. Matthew sangat terpukul oleh dukacita ini. Anak 

Matthew dan Katherine dibaptis oleh kakeknya, yaitu Pendeta Philip, 

ayah Matthew. 

Tuhan  menguatkan Matthew dalam dukacita yang melandanya. 

sesudah  satu tahun lebih telah berlalu, mertuanya menganjurkannya 

untuk menikah lagi. Pada Juli 1690, Matthew menikah dengan Mary 

Warburton. Tahun berikutnya, mereka diberkati dengan seorang bayi, 

yang diberi nama Elisabeth. Namun, saat baru berumur satu sete-

ngah tahun, ia meninggal sebab  demam tinggi dan penyakit batuk 

rejan. Setahun kemudian mereka mendapat seorang anak wanita  

lagi. Dan bayi ini pun meninggal, tiga minggu kemudian. Betapa be-

rat dan pedih penderitaan orangtuanya. Sesudah peristiwa ini, 

Matthew memeriksa diri dengan sangat teliti apakah ada dosa dalam 

hidup atau hatinya yang menyebabkan kematian anak-anaknya. Ia 

mengakhiri catatannya sebagai berikut, “Ingatlah bahwa anak-anak 

itu diambil dari dunia yang jahat dan dibawa ke sorga. Mereka tidak 

lahir percuma dan sekarang mereka telah boleh menghuni kota Yeru-

salem yang di sorga.” 

Beberapa waktu kemudian mereka mendapat seorang anak pe-

rempuan yang bertahan hidup. Demikianlah suka dan duka silih ber-

ganti dalam kehidupan Matthew Henry. Secara keseluruhan, Matthew 

Henry mendapat 10 anak, termasuk seorang putri dari pernikahan 

pertama. 

Selama 25 tahun Matthew Henry melayani jemaatnya di Chester. 

Ia sering mendapat panggilan dari jemaat-jemaat di London untuk 

melayani di sana, namun  berulang kali ia menolak panggilan ini  

sebab  merasa terlalu terikat kepada jemaat di Chester. Namun 

akhirnya, ia yakin bahwa Tuhan  sendiri telah memanggilnya untuk 

menjadi hamba Tuhan di London, dan sebab  itu ia menyerah kepada 

kehendak Tuhan .  

Pada akhir hidupnya, Matthew Henry terkena penyakit diabetes, 

sehingga sering merasa letih dan lemah. Sejak masa muda, ia bekerja 

dari pagi buta sampai larut malam, namun  menjelang akhir hayatnya 

ia tidak mampu lagi. Ia sering mengeluh sebab  kesehatannya yang 

semakin menurun. 

Pada bulan Juni 1714 ia berkhotbah satu kali lagi di Chester, 

tempat pelayanannya yang dulu. Ia berkhotbah tentang Ibrani 4:9, 

“Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat 

Tuhan .” Ia seolah-olah menyadari bahwa hari Minggu itu merupakan 

hari Minggu terakhir baginya di dunia ini. Secara khusus ia mene-

kankan hal perhentian di sorga supaya anak-anak Tuhan  dapat me-

nikmati kebersamaan dengan Tuhan.  

Sekembalinya ke London, ia merasa kurang sehat. Malam itu ia 

sulit tidur dan menyadari bahwa ajalnya sudah dekat. Ia dipenuhi 

rasa damai dan menulis pesan terakhirnya: “Kehidupan orang yang 

mengabdikan diri bagi pelayanan Tuhan merupakan hidup yang pa-

ling menyenangkan dan penuh penghiburan.” Ia mengembuskan 

nafas terakhir pada tanggal 22 Juni 1714, dan dimakamkan tiga hari 

kemudian di Chester. Nas dalam kebaktian pemakamannya diambil 

dari Matius 25:21, “Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali 

perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah se-

tia dalam perkara kecil, aku akan memberi  kepadamu tanggung 

jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam keba-

hagiaan tuanmu.” 

  

 

SURAT Ibrani  


engenai surat kerasulan ini kita harus mengadakan penyelidik-

an atas, 

I.  Otoritas ilahi dari surat ini, sebab ada beberapa orang yang mem-

pertanyakannya, yaitu orang-orang yang merasa pandangan me-

reka terganggu sebab  tidak sanggup menahan terang yang ter-

pancar dari surat ini , atau orang-orang yang merasa bahwa 

pernyataan-pernyataan mereka yang salah terbukti dapat diban-

tah oleh surat ini. Termasuk di dalamnya orang-orang seperti para 

pengikut Arianisme (diajarkan oleh Arius pada akhir abad ketiga 

dan awal abad keempat – pen.), yang menyangkal keilahian dan 

keberadaan Kristus oleh diri-Nya sendiri, dan juga kaum pengikut 

Socinianisme (diajarkan oleh Faustus Socinus pada abad kelima 

belas dan keenam belas untuk menyerang pengajaran Trinitas – 

pen.) yang menyangkal karya penebusan dosa oleh Kristus. 

Namun, bagaimanapun juga, sekalipun adanya upaya-upaya 

orang-orang seperti itu untuk meremehkan surat kerasulan ini, 

sumber keilahian dari surat ini tetap saja memancarkan cahaya 

yang berkas-berkas sinarnya demikian kuat dan terang sehingga 

dengan membaca sepintas saja orang dapat memahami bahwa 

surat ini merupakan bagian dari kanon kitab suci. Keilahian dari 

isi surat, keagungan gaya penulisan, kemuliaan rancangannya, 

keserasian isi surat ini dengan bagian-bagian lain kitab suci, dan 

penerimaan umum dari jemaat-jemaat Tuhan  di segala abad, 

semua ini membuktikan adanya otoritas ilahi di dalam surat ini.  

II. Mengenai siapa yang menyalin atau menulis surat ini, kita tidak 

begitu pasti. Surat ini tidak mencantumkan nama siapa pun di 

bagian depannya, sebagaimana biasanya di dalam surat-surat ke-

rasulan lainnya, dan ada perbedaan pendapat di antara para cen-

dekiawan Alkitab mengenai siapa yang dapat dianggap sebagai 

penulisnya. Beberapa orang menunjuk kepada Clemens dari 

Roma, yang lain menunjuk kepada Lukas, dan banyak juga yang 

menunjuk kepada Barnabas, mengingat bahwa gaya dan cara 

pengungkapannya sangat cocok dengan temperamen Barnabas 

yang penuh semangat, meyakinkan, dan penuh kasih sayang, 

seperti yang dicatat mengenai dirinya di dalam Kitab Kisah Para 

Rasul. Selain itu, ada seorang bapa gereja di zaman dulu yang 

mengutip suatu pernyataan dari surat kerasulan ini dan menye-

butnya sebagai kata-kata Barnabas. Namun, secara umum ba-

nyak yang menunjuk kepada Rasul Paulus sebagai penulis surat 

ini, dan beberapa salinan naskah dan terjemahan yang muncul 

kemudian memang mencantumkan nama Paulus pada bagian 

judulnya. Di zaman gereja mula-mula, biasanya  yang di-

anggap sebagai penulis surat ini yaitu  Rasul Paulus, mengingat 

akan gaya penulisan dan ruang lingkupnya yang sangat cocok 

dengan semangatnya, yang berpikiran jernih dan berhati hangat, 

yang tujuan dan upaya utamanya yaitu  untuk memuliakan 

Kristus. Beberapa orang berpendapat bahwa Rasul Petrus meru-

juk kepada surat kerasulan ini, dan membuktikan bahwa Paulus 

yaitu  penulis surat ini, dengan memberitahukan kepada orang-

orang Ibrani di dalam suratnya kepada mereka, bahwa Paulus 

pernah juga menulis kepada mereka (2Ptr. 3:15). Kita membaca 

bahwa tidak ada lagi surat kerasulan lain yang pernah Paulus 

tulis kepada mereka selain surat ini. Banyak pihak yang merasa 

keberatan mengenai hal ini, sebab  biasanya Rasul Paulus selalu 

mencantumkan namanya di dalam semua surat kerasulannya 

yang lain, jadi tentunya dia tidak akan menghilangkannya di da-

lam surat ini. Namun, ada pihak-pihak lain yang menjawab kebe-

ratan itu dengan baik, dan menyatakan bahwa sebab  Rasul Pau-

lus yaitu  rasul bagi bangsa-bangsa lain, yang sangat dibenci 

oleh orang-orang Yahudi, maka akan sangat bijaksana untuk me-

nyembunyikan namanya, supaya jangan sampai prasangka me-

reka kepada Rasul Paulus akan membuat mereka enggan mem-

bacanya dan tidak mau mempertimbangkan isi surat itu sebagai 

sesuatu yang harus mereka lakukan.  

III. Mengenai ruang lingkup dan rancangan surat kerasulan ini, 

sangat jelas bahwa surat ini memberitahukan dengan terus terang 

pemikiran-pemikiran, dan dengan yakin menegaskan pertimbang-

annya kepada orang-orang Ibrani mengenai keunggulan luar biasa 

dari Injil di atas hukum Taurat. Dan selanjutnya, untuk membe-

baskan mereka dari kewajiban-kewajiban upacara hukum Taurat 

yang begitu menambat hati mereka, dan yang begitu mereka 

sukai dan bahkan sayangi. Orang-orang Ibrani yang telah menjadi 

Kristen ternyata masih menyimpan terlampau banyak ragi lama, 

dan mereka perlu dibersihkan dari ragi itu. Rancangan surat 

kerasulan ini yaitu  untuk mengajak dan mendesak orang-orang 

Ibrani yang sudah mengaku percaya supaya tetap melekat erat 

kepada iman Kristen, dan tetap bertekun di dalamnya, walaupun 

harus menghadapi banyak penderitaan saat  menjalankan kebe-

naran itu. Untuk mencapai maksud itu, Rasul Paulus banyak 

berbicara tentang keunggulan Sang Pengarang Injil ini, yakni 

Yesus yang Mulia, yang kemuliaan-Nya dia tinggikan, dan dia uta-

makan melebihi siapa pun, dengan menunjukkan bahwa Dia 

menjadi segalanya, dan hal ini dilakukan dengan gaya penulisan 

yang menakjubkan dalam bahasa indah yang kudus. Harus di-

akui bahwa ada banyak hal yang sulit dimengerti di dalam surat 

kerasulan ini, namun kemanisan yang akan kita temukan di 

dalamnya akan membuat kita memperoleh ganti rugi yang ber-

limpah-limpah atas semua usaha yang kita lakukan untuk mema-

haminya. Dan sesungguhnya, jika kita membandingkan semua 

surat kerasulan di dalam Perjanjian Baru, kita tidak akan dapat 

menemukan surat lain yang lebih dilengkapi dengan pokok-pokok 

yang bersifat ilahi dan sorgawi dibandingkan dengan surat kepada 

orang-orang Ibrani ini.  

 


 

PASAL  1  

i dalam pasal ini kita mendapati sebuah perbandingan yang 

menyatakan perbedaan antara dua pokok, yaitu 

I. Antara masa penyelenggaraan Injil dan masa penyelenggara-

an hukum Taurat. Dan keunggulan Injil melebihi keunggulan 

Taurat dinyatakan dan dibuktikan  (ay. 1-3). 

II. Antara kemuliaan Kristus dan kemuliaan ciptaan-ciptaan ter-

tinggi, yaitu para malaikat, di mana keunggulan dengan se-

pantasnya hanya diberikan kepada Tuhan Yesus Kristus, dan 

ditunjukkan dengan jelas bahwa itu yaitu  milik-Nya (ay. 4, 

sampai dengan terakhir). 

Hukum Taurat dan Injil Diperbandingkan;  

Keluhuran dan Kemuliaan Kristus  

(1:1-3)  

1 sesudah  pada zaman dahulu Tuhan  berulang kali dan dalam pelbagai cara 

berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, 2 maka 

pada zaman akhir ini ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan 

Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang 

ada. Oleh Dia Tuhan  telah menjadikan alam semesta. 3 Ia yaitu  cahaya ke-

muliaan Tuhan  dan gambar wujud Tuhan  dan menopang segala yang ada de-

ngan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan sesudah  Ia selesai mengadakan 

penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang 

tinggi, 

Di sini Rasul Paulus memulai dengan sebuah pernyataan umum me-

ngenai keunggulan masa penyelenggaraan Injil di atas masa penye-

lenggaraan hukum Taurat, yang ditunjukkannya melalui gambaran 

bagaimana dengan cara dan jalan berbeda Tuhan  menyatakan diri, 

pikiran, dan kehendak-Nya di dalam masa yang satu dan yang 

lainnya. Kedua masa penyelenggaraan itu berasal dari Tuhan , dan 

keduanya sangat baik, namun ada perbedaan besar dalam cara keda-

tangan masing-masing dari Tuhan . Amatilah, 

I. Cara Tuhan  menyatakan Diri dan kehendak-Nya di bawah Perjanji-

an Lama. Di sini kita memperoleh penjelasan, 

1. Mengenai orang-orang yang melalui mereka Tuhan  menyampai-

kan pikiran-Nya di bawah Perjanjian Lama. Mereka yaitu  

nabi-nabi, yaitu orang-orang yang dipilih Tuhan  dan dilayakkan 

oleh-Nya, untuk menjalankan tugas menyingkapkan kehendak 

Tuhan  kepada manusia. Tidak seorang pun dapat mengambil 

kehormatan ini bagi dirinya sendiri, kecuali dipanggil oleh-

Nya. Dan barangsiapa yang dipanggil oleh Tuhan  akan dilayak-

kan oleh-Nya.  

2. Mengenai orang-orang yang kepada mereka Tuhan  berbicara 

melalui nabi-nabi itu, yaitu kepada nenek moyang kita, kepada 

semua orang-orang kudus Perjanjian Lama yang ada di bawah 

masa penyelenggaraan itu. Tuhan  berkenan dan menghormati 

mereka dengan terang yang lebih cemerlang dari pada terang 

alam semesta, yang di bawahnya seluruh isi dunia selebihnya 

berada.  

3. Mengenai cara Tuhan  berbicara kepada umat manusia pada 

masa-masa lalu yang berlangsung sebelum Injil: Ia berbicara 

kepada umat-Nya berulang kali dan dalam pelbagai cara.  

(1) Berulang kali atau dengan beberapa bagian, sebagaimana 

dimaksudkan oleh kata itu, yang dapat merujuk kepada 

beberapa zaman di dalam masa penyelenggaraan Perjanjian 

Lama, yaitu zaman bapa-bapa leluhur, hukum Musa, dan 

nubuat nabi-nabi, atau kepada penyingkapan pemikiran-

Nya secara berangsur-angsur mengenai Sang Juruselamat, 

yaitu kepada Adam, bahwa Sang Mesias harus datang dari 

keturunan wanita  itu, lalu kepada Abraham, bahwa 

Dia harus berasal dari padanya, dan selanjutnya kepada 

Yakub, bahwa Dia harus berasal dari suku Yehuda, kepada 

Daud, bahwa Dia harus berasal dari keluarganya, lalu ke-

pada Mikha, bahwa Dia harus dilahirkan di Betlehem, dan 

kepada Yesaya, bahwa Dia harus dilahirkan oleh seorang 

perawan. 

Surat Ibrani 1:1-3 

(2) Dalam pelbagai cara, sesuai dengan cara-cara berbeda yang 

dianggap baik oleh Tuhan  untuk menyampaikan pikiran-Nya 

kepada nabi-nabi-Nya. Kadang-kadang melalui pencurahan-

pencurahan Roh-Nya, kadang-kadang melalui mimpi-mimpi, 

kadang-kadang melalui penglihatan-penglihatan, kadang-

kadang melalui suara yang dapat didengar, kadang-kadang 

melalui huruf-huruf tulisan jari-jari tangan-Nya sendiri 

yang dapat dibaca, seperti saat  Dia menuliskan kesepu-

luh Firman di atas loh-loh batu. Beberapa cara-cara yang 

berbeda ini dijelaskan sendiri oleh Tuhan  di dalam Kitab 

Bilangan 12:6-8, Jika di antara kamu ada seorang nabi, 

maka Aku, TUHAN menyatakan diri-Ku kepadanya dalam 

penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi. Bukan 

demikian hamba-Ku Musa, seorang yang setia dalam sege-

nap rumah-Ku. Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan 

dia, terus terang, bukan dengan teka-teki.  

II. Cara Tuhan  menyampaikan pikiran dan kehendak-Nya pada masa 

penyelenggaraan Perjanjian Baru, atau yang dinamai pada zaman 

akhir, yaitu menjelang akhir dunia ini atau akhir dari negara 

bangsa Yahudi. Masa-masa Injil yaitu  zaman akhir, di mana 

pewahyuan Injil merupakan hal terakhir yang harus kita nantikan 

dari Tuhan . Pada mulanya ada pernyataan atau pewahyuan melalui 

alam semesta, kemudian kepada bapa-bapa leluhur melalui mim-

pi-mimpi, penglihatan-penglihatan, dan suara-suara. Sesudah itu 

pewahyuan melalui hukum Musa di dalam Taurat yang diberikan 

dan dituliskan. Kemudian pernyataan melalui nubuat-nubuat, 

untuk menjelaskan hukum Taurat itu, dan lebih menjelaskan 

penyingkapan mengenai Kristus. Sekarang kita tidak boleh lagi 

menantikan wahyu baru, namun  harus lebih menantikan Roh 

Kristus untuk membantu kita memahami dengan lebih baik apa 

yang telah disingkapkan Tuhan . Nah, keunggulan dari pernyataan 

atau pewahyuan melalui Injil dibandingkan dengan pernyataan 

sebelumnya terdiri atas dua hal:   

1. Pernyataan Injil merupakan yang terakhir, pernyataan penu-

tup, diberikan pada zaman akhir dari masa pernyataan atau 

pewahyuan ilahi, yang kepadanya tidak ditambahkan pernya-

taan lain lagi, dan sebab  itu kanon Kitab Suci dengan demi-

kian ditetapkan dan dimeteraikan, sehingga sekarang pikiran-

pikiran manusia tidak lagi harus menanti-nantikan dalam ke-

adaan cemas pengungkapan-pengungkapan baru, namun  ber-

sukacita di dalam pernyataan kehendak Tuhan  yang lengkap, 

baik yang bersifat perintah maupun pemeliharaan, yang perlu 

bagi mereka sebagai tuntunan dan penghiburan. Sebab Injil 

meliputi pengungkapan peristiwa-peristiwa besar yang akan 

menimpa jemaat Tuhan  sampai pada akhir dunia ini.  

2. Pernyataan Injil yaitu  pewahyuan yang dibuat Tuhan  melalui 

Anak-Nya, Sang Pembawa Kabar paling ulung yang pernah di-

utus ke dunia ini, jauh lebih unggul dari pada bapa-bapa lelu-

hur dan nabi-nabi purbakala, yang dipakai Tuhan  untuk me-

nyampaikan kehendak-Nya kepada umat-Nya pada masa-masa 

sebelumnya. Dan di sini kita mendapati penggambaran yang 

luar biasa mengenai kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus. 

(1) Kemuliaan jabatan-Nya, di dalam tiga hal:   

[1] Tuhan  telah menetapkan Dia sebagai pewaris dari segala 

yang ada. Sebagai Tuhan  Dia setara dengan Bapa, namun  

sebagai Tuhan -Manusia dan Pengantara, Ia ditetapkan 

oleh Bapa sebagai yang berhak menerima segala yang 

ada, Tuhan yang berdaulat atas segala sesuatu, yang 

berhak mutlak menetapkan segala sesuatu, yang me-

ngendalikan, dan yang memerintah semua manusia dan 

segala sesuatu (Mzm. 2:6-7). Kepada-Nya telah diberi-

kan segala kuasa di sorga dan di bumi, penghakiman 

seluruhnya telah diserahkan kepada-Nya (Mat. 28:18; 

Yoh. 5:22).  

[2] Oleh Dia Tuhan  telah menjadikan alam semesta, baik 

yang dapat dilihat maupun yang tidak dapat dilihat, 

langit dan bumi. Dia tidak berperan sebagai penyebab, 

namun  sebagai firman dan hikmat-Nya yang hakiki. 

Oleh-Nya Tuhan  menjadikan ciptaan yang lama, oleh-Nya 

juga Tuhan  menciptakan makhluk yang baru, dan oleh-

Nya Tuhan  menguasai dan memerintah keduanya.  

[3] Dia menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang 

penuh kuasa. Ia memelihara dunia dari kehancuran. 

Segala sesuatu ada di dalam Dia. Bobot seluruh ciptaan 

dibebankan di atas Kristus. Dia mendukung keseluruh-

annya dan semua bagian-bagiannya. saat  dunia ini 

Surat Ibrani 1:1-3 

hancur berkeping-keping sebab  murka dan kutukan 

Tuhan  akibat kemurtadan, Anak Tuhan  melaksanakan pe-

kerjaan penebusan, menyatukannya kembali, dan mem-

bangunnya dengan kekuatan dan kebaikan-Nya yang 

Mahakuasa. Tidak seorang pun dari nabi-nabi purba-

kala yang pernah mengemban jabatan seperti ini, tidak 

ada yang cukup layak untuk itu.  

(2) Oleh sebab  itu Rasul Paulus mengalihkan pandangannya 

kepada kemuliaan pribadi Kristus, yang sanggup melak-

sanakan jabatan seperti itu, Ia yaitu  cahaya kemuliaan 

Tuhan  dan gambar wujud Tuhan  (ay. 3). Ini yaitu  sebuah 

gambaran yang luhur dan mulia mengenai Sang Juruse-

lamat yang agung. Inilah uraian mengenai keluhuran Pri-

badi-Nya. 

[1] Secara pribadi Dia yaitu  Anak Tuhan , Anak Tuhan  yang 

tunggal, dan dengan demikian Dia pasti memiliki sifat 

dasar atau kodrat yang sama. Pencirian pribadi seperti 

ini selalu mengharuskan adanya satu kodrat atau sifat 

dan sifat yang sama. Setiap anak manusia yaitu  ma-

nusia, dan jika kodratnya tidak sama, maka keturunan-

nya akan sangat mengerikan.  

[2] Pribadi Anak yaitu  kemuliaan Bapa, bersinar terang 

dengan kemegahan yang sangat ilahi. Sebagaimana 

berkas-berkas cahaya merupakan pancaran cahaya 

matahari, demikianlah permulaan dan sumber terang, 

di dalam pribadi-Nya, Yesus Kristus yaitu  wujud Tuhan  

di dalam daging, Terang dari segala terang, Shekinah 

(wujud hadirat Tuhan  – pen.) yang sejati.  

[3] Pribadi Anak yaitu  gambar dan sifat sebenarnya dari 

Bapa. sebab  kodratnya sama, maka Dia pasti menyan-

dang gambar dan kesamaan yang sama. Dalam meman-

dang kuasa, hikmat, dan kebaikan Tuhan Yesus, kita 

melihat kuasa, hikmat, dan kebaikan Bapa, sebab Dia 

memiliki kodrat dan kesempurnaan Tuhan  di dalam Diri-

Nya. Barangsiapa telah melihat Anak, ia telah melihat 

Bapa, artinya, ia telah melihat Sang Wujud yang sama. 

Barangsiapa mengenal Anak, juga mengenal Bapa (Yoh. 

14:7-9). Sebab Anak ada di dalam Bapa, dan Bapa ada 

di dalam Anak. Pembedaan pribadi itu tetap memperta-

hankan persatuan sifat atau kodrat. Inilah kemuliaan 

pribadi Kristus, tempat kepenuhan ke-Tuhan an berdiam, 

bukan sebagai perlambang, melainkan sungguh-sung-

guh di dalam Dia. 

(3) sesudah  berbicara mengenai kemuliaan pribadi Kristus, Ra-

sul Paulus meneruskan dengan menyebut kemuliaan kasih 

karunia-Nya. Perendahan diri-Nya sendiri merupakan se-

suatu yang sungguh-sungguh sangat mulia. Penderitaan-

penderitaan Kristus mengandung kehormatan agung ini di 

dalamnya, menjadi pelunasan penuh bagi dosa-dosa umat-

Nya. Ia sendiri mengadakan penyucian dosa, yaitu, melalui 

jasa kematian dan pencurahan darah-Nya yang sah dan 

tepat, oleh nilai hakikinya yang tidak terbatas. sebab  itu 

yaitu  penderitaan-penderitaan-Nya sendiri, Dia telah 

membuat pendamaian bagi dosa. Dia sendiri, kemuliaan 

pribadi dan kodrat-Nya, telah membuat penderitaan-pende-

ritaan-Nya menjadi layak, cukup untuk memulihkan kehor-

matan bagi Tuhan , yang telah menderita kerugian dan peng-

hinaan tak terkatakan akibat dosa umat manusia.  

(4) Dari kemuliaan penderitaan-penderitaan-Nya, pada akhir-

nya kita dibawa untuk merenungkan keagungan peninggi-

an-Nya. Dan sesudah  Ia selesai mengadakan penyucian 

dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tem-

pat yang tinggi, di sebelah kanan Bapa-Nya. Sebagai Peng-

antara dan Penebus, Ia telah diberi kehormatan, kekuasa-

an, dan amanah demi kebaikan umat-Nya. Sekarang Bapa 

melakukan segala sesuatu melalui-Nya, dan menerima 

segala pelayanan umat-Nya dari Dia. Sesudah menanggung 

kodrat kita dan menderita dalam kodrat itu di atas bumi 

ini, Dia membawa serta kodrat kita itu bersama-Nya ke 

dalam sorga, dan di sanalah kodrat manusia itu mendapat 

kehormatan tertinggi berada di sebelah Tuhan , dan inilah 

upah dari kerendahan diri-Nya.  

Nah, melalui seorang Pribadi yang luar biasa seperti inilah Tuhan  

berbicara kepada manusia pada zaman akhir ini. Dan sebab  kelu-

huran Sang Pembawa Berita itu memberi  kuasa dan kemuliaan 

kepada pesan yang disampaikan-Nya, maka pantas saja jika masa-

Surat Ibrani 1:4-14 

masa penyelenggaraan Injil itu sungguh melampaui, sangat jauh 

melampaui masa penyelenggaraan hukum Taurat. 

Keluhuran Kristus 

(1:4-14)  

4 jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang 

dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka. 5 sebab  

kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: “Anak-

Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?” dan “Aku akan 

menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?” 6 Dan saat  Ia membawa 

pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: “Semua malaikat Tuhan  

harus menyembah Dia.” 7 Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: “Yang 

membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya 

menjadi nyala api.” 8 namun  tentang Anak Ia berkata: “Takhta-Mu, ya Tuhan , 

tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu yaitu  

tongkat kebenaran. 9 Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; 

sebab itu Tuhan , Tuhan -Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai 

tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu.” 10 Dan: “Pada mulanya, 

ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit yaitu  buatan 

tangan-Mu. 11 Semuanya itu akan binasa, namun  Engkau tetap ada, dan 

semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian 12 seperti jubah akan 

Engkau gulungkan mereka, dan seperti persalinan mereka akan diubah, 

namun  Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan.” 13 Dan 

kepada siapakah di antara malaikat itu pernah Ia berkata: “Duduklah di 

sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan 

kaki-Mu?” 14 Bukankah mereka semua yaitu  roh-roh yang melayani, yang 

diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan? 

Sesudah Rasul Paulus membuktikan keunggulan Injil di atas hukum 

Taurat melalui keunggulan Tuhan Yesus Kristus di atas nabi-nabi, 

sekarang ia meneruskannya dengan menunjukkan bahwa Dia tidak 

saja jauh lebih tinggi dari para nabi, namun  juga dari malaikat-malai-

kat itu sendiri. Dalam hal ini ia berusaha menangkis keberatan yang 

siap diajukan oleh orang-orang Yahudi fanatik, yang menyatakan 

bahwa hukum Taurat itu tidak saja disampaikan dengan perantaraan 

manusia, namun  disampaikan dengan perantaraan malaikat-malaikat 

(Gal. 3:19), yang hadir pada saat pemberian hukum Taurat itu, 

pasukan bala tentara sorga diturunkan untuk mengiringi TUHAN 

Yehova pada peristiwa yang dahsyat itu. Adapun malaikat-malaikat 

itu yaitu  makhluk-makhluk yang sangat mulia, jauh lebih mulia 

dan unggul dari pada manusia. Kitab Suci senantiasa menggam-

barkan malaikat-malaikat itu sebagai yang paling unggul dari semua 

ciptaan, dan kita tahu bahwa tidak ada keberadaan selain Tuhan  

sendiri yang lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat. Jadi, itulah 

sebabnya hukum Taurat yang disampaikan dengan perantaraan 

malaikat-malaikat itu harus dijunjung tinggi. Untuk mengalahkan 

kekuatan alasan ini, sang penulis surat kerasulan ini melanjutkan 

dengan menyatakan perbandingan antara Yesus Kristus dan malai-

kat-malaikat yang kudus itu, baik di dalam hal kodrat maupun 

jabatan, dan membuktikan bahwa Yesus Kristus jauh lebih tinggi 

dibandingkan dengan malaikat-malaikat itu sendiri, ditempatkan jauh 

lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang 

dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka. 

Amatilah di sini,  

I. Kodrat Kristus yang lebih unggul dibuktikan dari nama-Nya yang 

lebih unggul. Kitab Suci tidak pernah memberi  gelar-gelar 

yang tinggi dan mulia tanpa dasar dan alasan yang nyata. sebab  

itu, hal-hal yang sedemikian agungnya mengenai Tuhan Yesus 

Kristus tidak akan disebutkan jika Ia tidak seagung dan seunggul 

seperti yang dikatakan mengenai Dia. saat  dikatakan bahwa 

Kristus ditempatkan jauh lebih tinggi dibandingkan  malaikat-malaikat, 

kita tidak boleh membayangkan bahwa Dia yaitu  makhluk 

ciptaan belaka seperti halnya malaikat-malaikat. Kata genomenos 

kalau dihubungkan dengan sebuah kata sifat, di mana pun juga 

tidak dapat diterjemahkan sebagai yang diciptakan, dan di sini 

akan sangat tepat jika dibaca sebagai menjadi lebih unggul seperti 

yang ada  dalam versi bahasa Aram. Kita membaca ginesthē 

ho Theos alēthēs – Tuhan  yaitu  benar, tidak dijadikan seperti itu, 

namun  diakui seperti itu adanya.  

II. Keunggulan nama dan kodrat Kristus di atas malaikat-malaikat 

dinyatakan di dalam kitab Suci dan oleh sebab  itu disimpulkan 

seperti itu. Tanpa Alkitab, kita hanya memiliki sedikit atau 

bahkan tidak memiliki sama sekali pengetahuan tentang Kristus 

atau malaikat-malaikat, dan oleh sebab  itu kita harus dibatasi 

oleh Alkitab di dalam pengertian kita tentang yang satu dan yang 

lainnya. Nah, berikut ini yaitu  beberapa bagian kutipan Alkitab, 

yang di dalamnya dikatakan tentang Kristus yang tidak pernah 

dikatakan mengenai malaikat-malaikat. 

1. Mengenai Kristus dikatakan, Anak-Ku engkau! Engkau telah 

Kuperanakkan pada hari ini (Mzm. 2:7), yang dapat merujuk 

kepada keberadaan-Nya di dalam kekekalan, atau kebangkit-

an-Nya, atau pelantikan-Nya ke dalam kerajaan kemuliaan-

Surat Ibrani 1:4-14 

Nya pada hari kenaikan-Nya dan saat didudukkan-Nya di se-

belah kanan Bapa. Nah, hal seperti ini tidak pernah dikatakan 

mengenai malaikat-malaikat, dan itulah sebabnya secara ketu-

runan Ia memiliki kodrat dan nama yang lebih unggul dari 

pada mereka.  

2. Mengenai Kristus ada dikatakan, namun  tidak pernah mengenai 

malaikat-malaikat, Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan 

menjadi anak-Ku, yang diambil dari 2 Samuel 7:14. Tidak saja, 

“Aku yaitu  Bapa-Nya, dan Dia yaitu  Anak-Ku, menurut 

kodrat dan asal-usul-Nya di dalam kekekalan,” namun  juga, 

“Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Dia akan menjadi Anak-Ku, 

melalui proses memperanakkan yang sangat indah, dan kedu-

dukan-Nya sebagai Anak ini akan menjadi sumber dan dasar 

dari setiap hubungan rahmat antara Aku dan manusia yang 

telah jatuh di dalam dosa.” 

3. Mengenai Kristus dikatakan, dan saat  Ia membawa pula 

Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: “Semua malaikat 

Tuhan  harus menyembah Dia,” artinya, saat  Dia dibawa ke 

dalam dunia yang lebih rendah ini pada saat kelahiran-Nya, 

biarlah semua malaikat hadir dan menghormati-Nya. Atau 

saat  Ia dibawa naik ke dalam dunia atas, pada hari kenaik-

an-Nya, untuk memasuki kerajaan kepengantaraan-Nya, atau 

saat  Tuhan  membawa-Nya kembali ke dalam dunia untuk 

menghakimi dunia ini, maka biarlah makhluk-makhluk ter-

tinggi itu menyembah Dia. Tuhan  tidak akan mengizinkan satu 

malaikat pun tetap tinggal di sorga jika tidak mau tunduk 

kepada Kristus dan menyembah-Nya. Dan pada akhirnya Ia 

akan membuat malaikat-malaikat yang telah jatuh di dalam 

dosa dan orang-orang fasik mengakui kuasa dan wewenang 

ilahi-Nya, dan tersungkur di hadapan-Nya. Barangsiapa tidak 

mau Dia memerintah, akan dihadapkan kepada-Nya dan dibi-

nasakan di hadapan-Nya. Bukti mengenai hal ini diambil dari 

Kitab Mazmur 97:7, sembah sujudlah kepada-Nya hai kamu 

segala Tuhan , artinya, “Hai kamu semua yang lebih tinggi dari 

pada manusia, akuilah dirimua lebih rendah dibandingkan  Kristus 

dalam kodrat dan kuasa.”   

4. Tuhan  telah berfirman mengenai Kristus, Takhta-Mu, ya Tuhan , 

tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan seterusnya (ay. 8-

12). namun  mengenai malaikat-malaikat, Tuhan  hanya berfirman 

bahwa Dia membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan 

pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api (ay. 7). Nah, sesudah 

membandingkan apa yang Tuhan  katakan mengenai malaikat-

malaikat dengan apa yang Dia katakan mengenai Kristus, 

maka tampak jelas betapa sangat rendahnya malaikat-malai-

kat itu dibandingkan Kristus.  

(1) Apa yang Tuhan  firmankan di sini mengenai malaikat-malai-

kat? Dia membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai 

dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api. Ayat ini ter-

tulis di dalam Kitab Mazmur 104:4, yang tampaknya lebih 

langsung berbicara mengenai angin dan nyala api, namun  di 

sini diterapkan kepada malaikat-malaikat, yang di dalam 

menjalankan Penyelenggaraan ilahi menggunakan angin, 

badai, dan kilat. Perhatikan baik-baik,  

[1] Jabatan malaikat-malaikat: mereka yaitu  para hamba 

atau pejabat-pejabat Tuhan , atau pelayan-pelayan untuk 

melakukan kehendak-Nya. Merupakan suatu kemuliaan 

Tuhan  bahwa Ia memiliki pelayan-pelayan seperti itu, 

namun  lebih mulia lagi Ia bahwa walaupun demikian Ia 

tidak membutuhkan mereka.  

[2] Bagaimana malaikat-malaikat ini memiliki kecakapan 

untuk pelayanan ini. Dia membuat mereka menjadi ba-

dai dan nyala api, artinya, Ia menganugerahkan terang 

dan semangat kepada mereka, kegiatan dan kemampu-

an, kesiapan dan ketetapan hati untuk melakukan ke-

hendak-Nya. Mereka menjadi tidak lebih dari pada yang 

telah ditetapkan Tuhan  bagi mereka, dan mereka yaitu  

pelayan-pelayan Sang Anak juga sama seperti kepada 

Bapa. namun  amatilah,  

(2) Betapa banyak hal-hal yang lebih agung mengenai Kristus 

yang dikatakan oleh Bapa. Di sini ada  dua bagian 

Kitab Suci yang dikutip,  

[1] Salah satunya yaitu  dari Kitab Mazmur 45:7-8, di mana 

Tuhan  menyatakan tentang Kristus, 

Pertama, mengenai keilahian-Nya yang sejati dan 

yang sebenarnya, yang difirmankan dengan penuh suka-

cita dan kasih sayang, tanpa merasa iri terhadap kemu-

liaan-Nya itu: Takhta-Mu, ya Tuhan . Di sini satu Pribadi 

Surat Ibrani 1:4-14 

menyebut Pribadi Tuhan  lainnya dengan sebutan, ya 

Tuhan . Dan jika Tuhan  Bapa menyatakan Dia yaitu  se-

perti itu, maka Ia pasti benar-benar dan sungguh-sung-

guh seperti itu. Sebab Tuhan  menyebut pribadi-pribadi 

dan hal-hal lain sebagaimana adanya. Dan sekarang, 

biarlah mereka yang menyangkal Dia sebagai Tuhan  

menanggung risiko mereka sendiri, namun  marilah kita 

mengakui dan menghormatinya sebagai Tuhan . Sebab, 

jika Ia bukan Tuhan , Dia tidak akan pernah mampu 

menyelesaikan pekerjaan sebagai Pengantara, dan juga 

tidak akan pernah mengenakan mahkota Pengantara.  

Kedua, Tuhan  menyatakan kewibawaan dan kekuasa-

an Sang Anak, sebagai pemilik sebuah mahkota, sebuah 

kerajaan, dan tongkat kerajaan itu. Dia memiliki semua 

hak, pemerintahan, kewenangan, dan kekuasaan, baik 

sebagai Tuhan  semesta alam, kasih karunia, dan kemu-

liaan, maupun sebagai Pengantara. Dengan demikian 

Dia layak dan sanggup sepenuhnya dalam melaksana-

kan semua maksud dan tujuan dari kerajaan yang ada 

dalam kepengentaraan-Nya.  

Ketiga, Tuhan  menyatakan kekekalan dari kekuasaan 

dan kemuliaan Kristus yang dibangun di atas keilahian 

Pribadi-Nya: Takhta-Mu, ya Tuhan , tetap untuk seterus-

nya dan selamanya, dari kekekalan sampai kekekalan, 

melewati semua zaman waktu, meskipun segala upaya 

bumi dan neraka ingin menghancurkan dan meroboh-

kannya, dan melewati segala zaman kekekalan yang 

tidak pernah berkesudahan, saat  waktu sudah tidak 

ada lagi. Hal ini menunjukkan dengan jelas perbedaan 

antara takhta Kristus dari semua takhta duniawi yang 

goyah dan pada akhirnya tumbang terguling-guling, 

namun  takhta Kristus akan ada sepanjang hari-hari di 

sorga.  

Keempat, mengenai Kristus, Tuhan  menyatakan ke-

sempurnaan keadilan pemerintahan-Nya, dan tentang 

penggunaan kekuasaan-Nya meliputi semua bagian pe-

merintahan-Nya: dan tongkat kerajaan-Mu yaitu  tong-

kat kebenaran (ay. 8). Ia menerima tongkat kerajaan itu 

dengan adil, dan Dia menggunakannya dalam keadilan 

yang sempurna. Keadilan pemerintahan-Nya berasal dari 

keadilan Pribadi-Nya, datang dari kasih akan keadilan 

kekal yang sudah menjadi kodrat-Nya dan kebencian 

akan ketidakadilan, tidak sekadar berasal dari pertim-

bangan-pertimbangan mengenai kebijaksanaan atau ke-

pentingan, namun  datang dari asas-asas yang bersifat 

rohani dan tidak tergoyahkan: Engkau mencintai keadilan 

dan membenci kefasikan (ay. 9). Kristus datang untuk 

menggenapi semua keadilan, membawa masuk suatu 

keadilan yang abadi, dan Dia adil dalam segala jalan-

Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. 

Ia telah membawa keadilan kepada umat manusia, dan 

memulihkannya di antara mereka, sebagai suatu hal 

yang paling mulia dan menyenangkan. Dia datang un-

tuk mengakhiri pelanggaran, dan mengakhiri dosa seba-

gai suatu hal yang dibenci dan  yang merugikan.  

Kelima, mengenai Kristus, Tuhan  menyatakan bagai-

mana Dia layak untuk mengemban jabatan Pengantara, 

dan bagaimana Dia dilantik dan dikukuhkan dalam 

jabatan itu, sebab itu Tuhan , Tuhan -Mu telah mengurapi 

Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, mele-

bihi teman-teman sekutu-Mu (ay. 9).  

1. Kristus menyandang nama Sang Mesias sejak Dia 

diurapi. Pengurapan Tuhan  atas Kristus menunjuk-

kan baik kelayakan-Nya untuk memangku jabatan 

sebagai Pengantara dengan Roh Kudus dan semua 

kasih karunia-Nya, maupun juga pelantikan-Nya ke 

dalam jabatan itu, sebagaimana nabi-nabi, imam-

imam, dan raja-raja yang dilantik melalui pengurap-

an. Tuhan , Tuhan -Mu, berarti peneguhan Kristus dalam 

jabatan Pengantara oleh perjanjian penebusan dan 

pendamaian, yang dibuat antara Bapa dan Anak. 

Tuhan  yaitu  Tuhan  Kristus, sebagaimana Kristus 

yaitu  manusia dan Pengantara. 

2. Pengurapan Kristus dilakukan dengan minyak seba-

gai tanda kesukaan, yang menunjukkan kesukaan 

dan sukacita yang dengannya Kristus melaksanakan 

dan menjalani jabatan sebagai Pengantara (men-

dapati diri-Nya layak sepenuhnya untuk itu), mau-

Surat Ibrani 1:4-14 

pun sukacita yang diletakkan di hadapan-Nya seba-

gai hadiah atas pelayanan dan penderitaan-Nya, 

yaitu mahkota kemuliaan dan kesukaan yang pasti 

Ia kenakan selamanya sesudah menderita kematian.  

3. Pengurapan Kristus melebihi pengurapan teman-

teman sekutu-Nya: Tuhan , Tuhan -Mu telah mengurapi 

Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, 

melebihi teman-teman sekutu-Mu. Siapakah teman-

teman sekutu Kristus? Adakah yang setara dengan-

Nya? Sebagai Tuhan , tidak ada yang setara dengan-

Nya, kecuali Bapa dan Roh Kudus, namun  bukan ini 

yang dimaksudkan di sini. Namun, sebagai manusia 

dan sebagai orang yang diurapi Ia memiliki teman-

teman sekutu, namun  pengurapan-Nya melebihi me-

reka semua.  

(1) Di atas malaikat-malaikat, yang dapat dikatakan 

sebagai teman-teman sekutu-Nya, sebab  mereka 

yaitu  anak-anak Tuhan  melalui penciptaan, dan 

sebagai utusan-utusan Tuhan  yang Dia gunakan 

di dalam pelayanan-Nya.  

(2) Di atas semua nabi-nabi, imam-imam, dan raja-

raja, yang pernah diurapi dengan minyak, untuk 

dipekerjakan di dalam pelayanan Tuhan  di atas 

muka bumi.  

(3) Di atas semua orang-orang kudus, yang yaitu  

saudara-saudara-Nya, anak-anak dari Bapa yang 

sama, sebab  Dia turut mengambil bagian ber-

sama mereka di dalam daging dan darah.  

(4) Di atas semua orang yang berkaitan dengan Diri-

Nya sebagai manusia, di atas semua keluarga 

Daud, seluruh suku Yehuda, semua saudara-sau-

dara-Nya dan sanak saudara-Nya di dalam daging. 

Semua orang lainnya yang diurapi Tuhan  hanya 

memiliki Roh dalam ukuran tertentu, sedang  

Kristus memiliki-Nya berlimpah-limpah, tanpa 

ada pembatasan. Oleh sebab  itu, tidak seorang 

pun menjalani pekerjaannya sebagaimana yang 

dilakukan oleh Kristus, tidak seorang pun yang 

begitu bergemar akan pekerjaannya seperti yang 

dilakukan oleh Kristus, sebab Dia diurapi dengan 

minyak kesukaan melebihi teman-teman sekutu-

Nya.  

[2] Bagian Kitab Suci lainnya yang menyatakan keunggulan 

Kristus di atas malaikat-malaikat, diambil dari Kitab 

Mazmur 102:26-28, yang dikutip di dalam Ibrani 1:10-

12, di mana kemahakuasaan Tuhan Yesus Kristus dinya-

takan sebagaimana yang tampak baik di dalam pencipta-

an dunia maupun di dalam perubahannya. 

Pertama, di dalam penciptaan dunia (ay. 10), dan 

pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan 

dasar bumi, dan langit yaitu  buatan tangan-Mu. Tuhan 

Kristus memiliki hak mula-mula untuk memerintah 

dunia ini, sebab  pada mulanya Dia menciptakan dunia 

ini. Hak-Nya sebagai Pengantara, berasal dari penugas-

an Bapa. Hak-Nya, sebagai Tuhan  bersama Bapa, meru-

pakan hak yang mutlak, sebab  Dia memiliki kuasa 

untuk mencipta. Kuasa ini Ia miliki sebelum permulaan 

dunia ini, dan Dia menggunakannya untuk memberi  

suatu awal dan wujud kepada dunia. sebab  itu Dia 

pasti tidak menjadi bagian dari dunia ini, sebab kalau 

begitu adanya, maka Dia harus memberi  suatu 

permulaan bagi diri-Nya sendiri. Dia yaitu  pro pantōn 

– ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala 

sesuatu ada di dalam Dia (Kol. 1:17). Dia tidak saja 

berada di atas segala sesuatu dalam kedudukan, namun  

sudah ada terlebih dahulu sebelum segala sesuatu itu 

ada, dan oleh sebab  itu sudah pasti Dia yaitu  Tuhan  

dan yang ada oleh diri-Nya sendiri. Dia telah meletak-

kan dasar bumi, tidak saja memperkenalkan bentuk-

bentuk baru kepada benda sebelum ada, namun  juga 

menciptakan dasar bumi dari yang tidak ada, primordia 

rerum – asas-asas pertama dari segala sesuatu. Dia 

tidak saja meletakkan dasar bumi, namun  langit yaitu  

juga buatan tangan-Nya, baik tempat kediaman mau-

pun penghuni-penghuninya, bala tentara langit, malai-

kat-malaikat itu sendiri. Dan oleh sebab  itu Dia pasti 

mutlak lebih unggul dari pada mereka.  

Surat Ibrani 1:4-14 

Kedua, di dalam mengubah dunia yang Ia ciptakan. 

Di sini ketidak-tetapan dunia ini digunakan untuk meng-

gambarkan ketidak-berubahan dari Kristus. Amatilah,  

1.  Dunia ini dapat berubah, begitu juga semua alam 

ciptaan ini. Dunia ini telah mengalami banyak per-

ubahan, dan masih akan melalui banyak perubahan 

lagi. Semua perubahan ini terjadi seizin dan di ba-

wah arahan Kristus, yang menciptakan dunia itu 

(ay. 11-12): Semuanya itu akan binasa, namun  Eng-

kau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi 

usang seperti pakaian; seperti jubah akan Engkau 

gulungkan mereka, dan seperti persalinan mereka 

akan diubah, namun  Engkau tetap sama, dan tahun-

tahun-Mu tidak berkesudahan. Dunia kita yang 

dapat dilihat ini (baik bumi maupun langit yang 

dapat dilihat) sedang berubah menjadi usang. Tidak 

saja umat manusia, binatang-binatang, dan pepo-

honan yang menjadi tua, namun  dunia ini sendiri 

juga menjadi tua, dan dengan cepat menuju kehan-

curan. Dunia ini berubah ibarat pakaian yang telah 

kehilangan banyak keindahan dan kekuatannya. Ia 

menjadi usang sebelum waktunya pada kemurtadan 

pertama, dan sejak itu bertambah menjadi lebih 

usang dan lebih lemah. Ia memperlihatkan tanda-

tanda sebuah dunia yang sedang sekarat. namun  ke-

hancurannya yang akan datang kemudian bukanlah 

kehancuran yang mutlak, hanya perubahannya 

belaka. Kristus akan menggulung dunia ini seperti 

sepotong pakaian, supaya tidak disalahgunakan lagi, 

dan tidak lagi digunakan seperti sebelumnya. Kare-

na itu, janganlah kita mengarahkan hati kita kepada 

hal-hal yang sebenarnya bukan seperti yang kita 

harapkan dan yang akan tidak lagi menjadi seperti 

adanya sekarang ini. Dosa telah membuat perubah-

an besar di dalam dunia ini menjadi lebih buruk, 

dan Kristus akan membuat perubahan besar di da-

lamnya untuk menjadi lebih baik. Kita menantikan 

langit yang baru dan bumi yang baru, di mana 

ada  kebenaran. Biarlah pemikiran mengenai hal 

ini memisahkan kita dari dunia sekarang ini, dan 

membuat kita menanti-nantikan dengan tekun dan 

penuh hasrat akan dunia yang lebih baik itu, dan 

marilah kita menanti-nantikan Kristus untuk meng-

ubah kita menjadi layak bagi dunia baru yang se-

dang mendekat itu. Kita tidak akan dapat mema-

sukinya kalau kita belum menjadi ciptaan-ciptaan 

yang baru.  

2.  Kristus tidak dapat berubah. Demikianlah Sang 

Bapa bersaksi tentang Dia, Engkau tetap sama, dan 

tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan. Di dalam diri-

Nya Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari 

ini dan sampai selama-lamanya, dan akan tetap 

sama bagi umat-Nya di dalam segala perubahan 

waktu. Hal ini dapat menguatkan semua orang yang 

memiliki bagian di dalam Kristus, saat mereka me-

lihat diri mereka mengalami setiap perubahan di du-

nia ini, dan yang mereka rasakan di dalam diri mere-

ka sendiri. Kristus tidak dapat berubah dan tidak 

dapat mati, tahun-tahun-Nya tidak berkesudahan. 

Hal ini dapat menghibur kita yang mengalami segala 

kerusakan dan kebusukan alam, yang dapat kita 

amati di dalam diri kita sendiri atau di dalam diri 

sahabat-sahabat kita, meskipun tubuh dan hati kita 

menjadi lemah dan hari-hari kita segera berakhir. 

Kristus tetap hidup untuk menjaga kita sementara 

kita hidup, dan juga menjaga semua milik kita 

saat  kita meninggal dunia, dan hal ini harus 

membangkitkan kita semua untuk membuat bagian 

kita di dalam Dia menjadi jelas dan pasti, supaya 

kehidupan rohani dan kehidupan kekal kita dapat 

tersembunyi bersama Kristus di dalam Tuhan .  

III. Keunggulan Kristus di atas malaikat-malaikat tampak dalam hal 

ini, bahwa Tuhan  tidak pernah berkata kepada malaikat-malaikat 

mengenai apa yang telah Ia katakan kepada Kristus (ay. 13-14). 

1. Apa yang telah Tuhan  katakan kepada Kristus? Ia telah berfir-

man, “Duduklah di sebelah kanan-Ku sampai Kubuat musuh-

musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu (Mzm. 110:1). Terimalah 

Surat Ibrani 1:4-14 

kemuliaan, kekuasaan, dan beristirahatlah Engkau, dan tetap-

lah pegang pemerintahan kerajaan pengantaraan-Mu itu sam-

pai musuh-musuh-Mu dijadikan sahabat-sahabat-Mu melalui 

pertobatan atau menjadi tumpuan kaki-Mu.” Perhatikan baik-

baik, 

(1) Kristus Yesus memiliki  musuh-musuh-Nya (adakah 

orang yang pernah memikirkan hal itu?), bahkan musuh-

musuh di antara umat manusia, yaitu musuh-musuh yang 

menentang kedaulatan-Nya, tujuan-Nya, umat-Nya. Mu-

suh-musuh seperti ini tidak ingin Dia memerintah atas 

mereka. Janganlah kita merasa heran jika kemudian kita 

juga memiliki musuh-musuh. Kristus tidak pernah melaku-

kan sesuatu untuk membuat umat manusia menjadi 

musuh-musuh-Nya, Dia telah melakukan banyak hal un-

tuk membuat mereka semua menjadi sahabat-sahabat-Nya 

dan juga sahabat-sahabat Bapa-Nya, namun tetap saja Ia 

memiliki  musuh. 

(2) Semua musuh Kristus akan dijadikan tumpuan kaki-Nya, 

baik melalui penyerahan diri dengan kerendahan hati dan 

ketaatan sepenuhnya kepada kehendak-Nya dengan ter-

sungkur di bawah kaki-Nya, atau melalui penghancuran 

sepenuhnya. Ia akan menginjak-injak orang-orang yang 

terus-menerus mengeraskan hati, dan memijakkan kaki-

Nya di atas mereka.  

(3) Tuhan  Bapa telah melakukan hal ini, dan Kristus akan meli-

hat hal itu dilakukan, ya, Dia akan melakukannya sendiri. 

Dan meskipun hal itu masih belum dilakukan pada saat 

sekarang, hal itu pasti akan dilakukan, dan Kristus me-

nanti-nantikan saat itu. Demikian juga orang-orang Kristen 

harus menunggu-nunggu sampai Tuhan  mengerjakan semua 

pekerjaan mereka di dalam mereka, untuk mereka, dan 

melalui mereka.  

(4) Kristus akan terus menguasai dan memerintah sampai hal 

ini digenapi. Dia tidak akan meninggalkan sesuatu pun 

dari rancangan-rancangan besar-Nya tidak terselesaikan. Ia 

akan terus melakukan penaklukan dan menaklukkan. Dan 

pantaslah bagi umat-Nya untuk terus melanjutkan kewa-

jiban mereka, menjadi seperti yang dikehendaki-Nya, mela-

kukan apa yang Dia inginkan mereka lakukan, menjauh-

kan diri dari apa yang Ia haruskan mereka jauhi, menang-

gung apa yang Ia haruskan mereka tanggung, sampai Dia 

membuat mereka menjadi pemenang-pemenang bahkan 

lebih dari pemenang-pemenang atas semua musuh-musuh 

rohani mereka.  

2. Apa yang telah Tuhan  katakan kepada malaikat-malaikat? Dia 

tidak pernah berkata kepada mereka seperti yang sudah Ia 

katakan kepada Kristus, Duduklah di sebelah kanan-Ku, namun  

di sini Dia telah berkata mengenai mereka bahwa mereka se-

mua yaitu  roh-roh yang melayani, yang diutus untuk mela-

yani mereka yang harus memperoleh keselamatan. Perhatikan 

baik-baik,  

(1) Apakah malaikat-malaikat itu menurut sifat dasar atau 

kodrat mereka: mereka yaitu  roh-roh, tanpa tubuh atau 

kecenderungan terhadap tubuh, namun mereka dapat me-

ngenakan tubuh dan tampil di dalam tubuh, saat  Tuhan  

menghendaki. Mereka yaitu  roh-roh, tidak berbadan, 

cerdas, giat, berwujud. Mereka unggul di dalam hikmat dan 

kekuatan.  

(2) Apakah malaikat-malaikat itu menurut jabatan mereka: 

mereka yaitu  roh-roh yang melayani. Sebagai Pengantara, 

Kristus yaitu  Pelayan Agung Tuhan  di dalam pekerjaan 

besar penebusan. Roh Kudus yaitu  Pelayan Agung Tuhan  

dan Kristus dalam pelaksanaan penebusan ini. Malaikat-

malaikat yaitu  roh-roh yang melayani di bawah Sang 

Tritunggal yang terpuji itu, untuk melaksanakan kehendak 

dan perkenan ilahi. Mereka yaitu  pelayan-pelayan dari 

Sang Pemelihara ilahi. 

(3) Malaikat-malaikat diutus untuk tujuan ini, yaitu untuk 

melayani untuk melayani mereka yang harus memperoleh 

keselamatan atau orang-orang yang akan mewarisi kesela-

matan. Amatilah di sini,  

[1] Gambaran yang diberikan mengenai orang-orang ku-

dus. Mereka yaitu  ahli waris keselamatan. Pada saat 

sekarang mereka masih di bawah umur, ahli waris, 

bukan pemberi warisan. Mereka menjadi ahli waris 

sebab  mereka yaitu  anak-anak Tuhan , jika anak-anak, 

maka juga yaitu  ahli waris. Marilah kita memastikan 

Surat Ibrani 1:4-14 

bahwa kita yaitu  anak-anak oleh pengangkatan dan 

kelahiran baru, yang telah membuat perjanjian diri 

yang tulus ikhlas kepada Tuhan , dan berjalan di hadap-

an-Nya di dalam tingkah laku yang sesuai dengan Injil, 

supaya dengan begitu kita yaitu  ahli waris Tuhan , dan 

menjadi ahli waris bersama-sama dengan Kristus.  

[2] Kemuliaan dan hak istimewa orang-orang kudus. Malai-

kat-malaikat diutus untuk melayani mereka. Dengan 

demikian malaikat-malaikat itu telah melaksanakannya 

dalam menjaga dan bertindak pada saat pemberiaan 

hukum, ikut berperang pada pertempuran-pertempuran 

orang-orang kudus, dalam menghancurkan musuh-mu-

suh mereka. Malaikat-malaikat itu masih tetap mela-

yani mereka dalam melawan kejahatan dan kuasa roh-

roh jahat, dalam melindungi dan menjaga tubuh-tubuh 

mereka, memasang kemah-kemah mereka di sekeliling 

mereka, mengajar, menghidupkan, dan menghibur jiwa-

jiwa mereka di bawah Kristus dan Roh Kudus. Dan 

demikian juga yang akan mereka perbuat dalam me-

ngumpulkan semua orang kudus bersama-sama pada 

hari terakhir itu. Terpujilah Tuhan  untuk pelayanan 

malaikat-malaikat itu, tetaplah berada di jalan Tuhan , 

dan terimalah penghiburan dari janji ini, bahwa Dia 

akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya kepadamu, 

untuk menjaga engkau di segala jalanmu. Mereka akan 

menatang engkau di atas tangannya, supaya kakinya 

jangan terantuk kepada batu (Mzm. 91:11-12). 

  


 

 

PASAL  2  

Di dalam pasal ini, Rasul Paulus,  

I.  Menerapkan pengajaran yang tercantum di dalam pasal sebe-

lumnya perihal keunggulan Pribadi Kristus, baik melalui 

nasihat maupun pernyataan (ay. 1-4).  

II.  Menguraikan lebih lanjut perihal kelebihan Kristus di atas 

para malaikat (ay. 5-9).  

III.  Melanjutkan uraian untuk menghapus aib salib (ay. 10-15).  

IV. Menegaskan penjelmaan Kristus yang tidak mengambil rupa 

atau kodrat malaikat namun  rupa keturunan Abraham, dan 

menyatakan alasannya (ay. 16-18). 

Bahaya Penyia-nyiaan 

(2:1-4) 

1 sebab  itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, 

supaya kita jangan hanyut dibawa arus. 2 Sebab kalau firman yang dikata-

kan dengan perantaraan malaikat-malaikat tetap berlaku, dan setiap pelang-

garan dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal, 3 bagaimanakah 

kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, 

yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah men-

dengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat dipercayai, sedang  4 

Tuhan  meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat 

dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan sebab  Roh Kudus, yang 

dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya.  

Melalui surat ini Rasul Paulus melanjutkan dengan menggunakan 

cara yang sederhana dan jelas namun bermanfaat dalam memberi  

pengajaran, alasan, dan penggunaan. Di sini kita melihat penerapan 

kebenaran-kebenaran yang sebelumnya telah dinyatakan dan di-

buktikan. Hal ini dapat dilihat dari kata sambung sebab  itu, yang 

mengawali pasal ini dan yang menunjukkan hubungannya dengan 

pasal sebelumnya. Di pasal sebelumnya Rasul Paulus telah membuk-

tikan bahwa Kristus lebih unggul di atas para malaikat yang oleh 

pelayanan mereka hukum Taurat diberikan, sehingga sebab  itu 

masa penyelenggaraan Injil pastilah lebih unggul dibandingkan  masa 

penyelenggaraan hukum Taurat. Nah sesudah  membuktikan hal ini, 

sekarang Rasul Paulus hendak menerapkan pengajaran ini, baik 

melalui nasihat maupun pernyataan.  

I.  Melalui nasihat: sebab  itu harus lebih teliti kita memperhatikan 

apa yang telah kita dengar (ay. 1). Inilah cara pertama bagaimana 

kita harus menunjukkan rasa hormat kita terhadap Kristus dan 

Injil. Sungguh menjadi kepedulian setiap orang yang ada di bawah 

Injil untuk benar-benar memperhatikan semua penyingkapan dan 

pengarahan Injil, untuk menjunjung tinggi dan menilai kedua hal 

itu sebagai urusan yang teramat penting, untuk menyimaknya 

dengan tekun dalam setiap kesempatan yang diperolehnya untuk 

tujuan itu, untuk sering membacanya, untuk merenungkannya 

dengan cermat, serta untuk menyatukan iman kita dengannya. 

Kita harus memelihara semua penyingkapan dan arahan Injil itu 

di dalam hati dan perasaan kita, menyimpannya dalam ingatan 

kita, dan akhirnya menyesuaikan perkataan serta perbuatan kita 

dengannya. 

II. Melalui pernyataan, ia menambahkan alasan-alasan yang kuat 

untuk menekankan nasihat itu. 

1. Kita akan mengalami kerugian besar jika  tidak menaruh 

perhatian penuh kepada hal-hal yang telah kita dengar: kare-

na kita dapat hanyut dibawa arus. Semua itu akan lolos dari 

ingatan, bibir, serta hidup kita, sehingga kita akan menjadi 

orang-orang yang rugi sebab  kelalaian kita itu. Belajarlah 

bahwa, 

(1) sesudah  menerima kebenaran-kebenaran Injil di dalam akal 

budi kita, kita ada dalam bahaya melupakannya. Pikiran 

dan ingatan kita mirip dengan bejana bocor, yang jika  

tidak dipelihara dengan baik, tidak dapat menyimpan apa 

yang dituang ke dalamnya. Hal ini terjadi sebab  sifat ce-

mar yang ada di dalam diri kita, rasa benci serta kelicikan 

Iblis (yang mencuri firman), sebab  belitan dan jerat dunia,

Surat Ibrani 2:1-4 

 serta semak duri yang mengimpit benih firman yang baik 

itu. 

(2) Orang-orang yang melupakan kebenaran-kebenaran Injil 

yang telah mereka terima, akan menghadapi kerugian yang 

tidak terbayangkan. Mereka kehilangan harta yang jauh 

lebih berharga dibandingkan  ribuan emas dan perak. Benih fir-

man itu hilang, waktu dan jerih payah yang telah mereka 

habiskan untuk mendengarkan firman itu juga ikut sia-sia, 

dan pengharapan untuk memperoleh hasil tuaian yang ba-

nyak juga lenyap. Segalanya hilang jika  Injil itu hilang. 

(3) Pertimbangan mengenai hal ini sudah seharusnya menjadi 

alasan kuat bagi kita untuk memperhatikan dan menjaga 

Injil. Sungguh, jika  kita tidak memperhatikannya de-

ngan baik, firman Tuhan  tidak akan tersimpan lama di 

dalam hati kita. Pendengar yang tidak menyimak dengan 

baik akan segera melupakan apa yang didengarnya.  

2.  Pernyataan lain diajukan berdasar  hukuman mengerikan 

yang akan kita alami jika kita tidak melaksanakan kewajiban 

ini, suatu hukuman yang lebih mengerikan dibandingkan  yang 

diterima mereka yang melalaikan dan tidak menaati hukum 

Taurat (ay. 2-3). Amatilah di sini, 

(1) Bagaimana hukum Taurat digambarkan: sebagai firman 

yang dikatakan dengan perantaraan malaikat-malaikat  dan 

tetap berlaku. Firman itu disampaikan oleh malaikat mela-

lui pelayanan mereka dengan meniup sangkakala, dan 

mungkin dengan mengucapkan kata-kata sesuai pengarah-

an Tuhan . Sebagai hakim, Tuhan  akan memakai para malai-

kat untuk meniup sangkakala itu kedua kalinya dan meng-

himpun semua orang ke hadapan pengadilan-Nya guna 

menerima hukuman sesuai ketaatan ataupun ketidaktaat-

an mereka pada hukum Taurat. Hukum Taurat ini dinyata-

kan tetap berlaku. Hal ini serupa dengan janji yang berkata 

ya dan amin. Hal ini benar dan tetap demikian, serta tetap 

berlaku, entah manusia menaatinya atau tidak. Sebab 

setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan 

yang setimpal. Jika manusia bermain-main dengan hukum 

Tuhan , hukum itu tidak akan bermain-main dengan mereka. 

Hukum Taurat telah mencengkeram orang-orang berdosa 

pada zaman dahulu, dan akan mencengkeram orang-orang 

berdosa dari semua zaman. Sebagai penguasa dan hakim 

yang adil yang telah memberi  hukum itu, Tuhan  tidak 

akan membiarkan mereka yang memandang rendah dan 

melanggar hukum itu lolos dari hukuman. Sebaliknya, dari 

zaman ke zaman, Ia telah mengadakan perhitungan dengan 

para pelanggarnya, serta membalas mereka dengan setim-

pal, sesuai sifat dan tingkat keparahan ketidaktaatan mere-

ka. Amatilah, hukuman terberat yang pernah dijatuhkan 

Tuhan  ke atas orang berdosa tidak lebih dari yang pantas 

diterima dosanya: suatu balasan yang setimpal. Hukuman 

yang diberikan senantiasa adil dan setimpal dengan dosa, 

sama seperti pahala juga sepadan dengan ketaatan. Bah-

kan, balasan atas ketaatan lebih dibandingkan  pahala. 

(2) Bagaimana Injil digambarkan. Injil yaitu  keselamatan. 

Keselamatan yang agung. Begitu agungnya, hingga ti