SURAT IBRANI
PASAL 1 7
I. Hukum Taurat dan Injil Diperbandingkan;
Keluhuran dan Kemuliaan Kristus (1:1-3) 7
II. Keluhuran Kristus (1:4-14) 13
PASAL 2 27
I. Bahaya Penyia-nyiaan (2:1-4) 27
II. Tujuan Penderitaan Kristus (2:5-9) 34
III. Tujuan Penderitaan Kristus (2:10-13) 38
IV. Inkarnasi Kristus (2:14-18) 43
PASAL 3 49
I. Perhatian yang Sepantasnya Diberikan kepada Kristus
(3:1-6) 49
II. Peringatan-peringatan terhadap Kemurtadan (3:7-19) 55
PASAL 4 63
I. Keistimewaan Injil; Peringatan terhadap Kemurtadan
(4:1-10) 63
II. Nasihat yang Sungguh-sungguh; Keimaman Kristus
(4:11-16) 70
PASAL 5 81
I. Keimaman Kristus (5:1-9) 81
II. Keimaman Kristus (5:10-14) 89
PASAL 6 93
I. Bertumbuh dalam Kekudusan; Asas-asas Pertama
(6:1-8) 93
II. Peringatan terhadap Kemurtadan; Janji dan
Sumpah Ilahi (6:9-20) 101
PASAL 7 111
I. Imamat Melkisedek (7:1-10) 111
II. Melkisedek dan Kristus Diperbandingkan (7:11-28) 117
PASAL 8 127
I. Imamat Kristus (8:1-5) 127
II. Perjanjian Lama dan Baru (8:6-13) 130
PASAL 9 137
I. Perkakas Kemah Suci (9:1-7) 137
II. Imamat Kristus (9:8-14) 144
III. Imamat Kristus (9:15-22) 150
IV. Imamat Kristus; Kedatangan Kristus yang Kedua Kali
(9:23-28) 153
PASAL 10 159
I. Imamat Kristus (10:1-6) 159
II. Imamat Kristus (10:7-18) 162
III. Jalan yang Disucikan; Peringatan terhadap Kemurtadan;
Ketekunan Ditanamkan (10:19-39) 167
PASAL 11 185
I. Sifat Iman (11:1-3) 185
II. Teladan-teladan Iman (11:4-31) 188
III. Teladan-teladan Iman (11:32-40) 225
PASAL 12 237
I. Kristus Sang Teladan Agung (12:1-3) 237
II. Manfaat dan Penggunaan Penderitaan;
Peringatan terhadap Kemurtadan (12:4-17) 242
III. Hakikat Aturan Kristen (12:18-29) 254
PASAL 13 263
I. Berbagai-bagai Kewajiban (13:1-17) 263
II. Penutup (13:18-25) 278
SURAT YAKOBUS
Tafsiran Surat Yakobus Disertai Renungan Praktis 285
PASAL 1 287
I. Salam Pembuka (1:1) 287
II. Pentingnya Iman dan Ketekunan; Buruknya
Kebimbangan (1:2-12) 290
III. Cara Kerja Dosa dan Akibat-akibatnya (1:13-18) 299
IV. Menekan Sifat-sifat yang Bobrok; Kewajiban
Pendengar; Ibadah dalam Perbuatan Nyata (1:19-27) 305
PASAL 2 319
I. Sikap Hormat terhadap orang Kristen yang Miskin;
Teguran terhadap Sikap Membeda-bedakan (2:1-7) 319
II. Hukum Kristen (2:8-13) 326
III. Iman dan Perbuatan (2:14-26) 332
PASAL 3 345
I. Mengendalikan Lidah (3:1-12) 345
II. Ciri-ciri Hikmat (3:13-18) 352
PASAL 4 359
I. Asal Mula Sengketa dan Pertengkaran;
Melawan Kesombongan; Tunduk kepada Tuhan (4:1-10) 359
II. Peringatan terhadap Fitnah dan Kelancangan
(4:11-17) 370
PASAL 5 379
I. Peringatan kepada Orang Kaya;
Alasan untuk Bersabar di bawah Penderitaan (5:1-11) 379
II. Peringatan terhadap Bersumpah; Pengakuan dan
Doa (5:12-20) 390
SURAT 1 PETRUS
Tafsiran Surat 1 Petrus Disertai Renungan Praktis 405
PASAL 1 407
I. Salam Pembuka (1:1-2) 407
II. Hak-hak Istimewa Orang Kristen (1:3-5) 415
III. Hak-hak Istimewa Orang Kristen (1:6-9) 421
IV. Hak-hak Istimewa Orang Kristen (1:10-12) 427
V. Kewaspadaan dan Kekudusan; Nasihat untuk
Menjalin Kasih Persaudaraan (1:13-23) 433
VI. Sia-sianya Manusia Duniawi (1:24-25) 444
PASAL 2 447
I. Peringatan terhadap Kejahatan dan Kemunafikan
(2:1-3) 447
II. Batu yang Hidup; Peringatan terhadap Hawa Nafsu
(2:4-12) 451
III. Perihal Warga Negara; Sikap sebagai Hamba (2:13-25) 463
PASAL 3 475
I. Kewajiban-kewajiban Suami Istri (3:1-7) 475
II. Kewajiban-kewajiban terhadap Kawan dan Lawan
(3:8-15) 482
III. Hati Nurani yang Murni dan Hidup yang Saleh
(3:16-17) 488
IV. Penderitaan-penderitaan Kristus (3:18-20) 490
V. Baptisan Kristiani (3:21-22) 493
PASAL 4 497
I. Mematikan Keinginan Dosa (4:1-3) 497
II. Penghiburan bagi Hamba-hamba Tuhan (4:4-6) 501
III. Penguasaan Diri, Ketekunan dalam Doa, dan Kasih;
Pemanfaatan Karunia (4:7-11) 503
IV. Ketabahan dan Sikap Hati-hati; Nasihat kepada Orang-
orang Kristen yang Menderita (4:12-19) 508
PASAL 5 517
I. Nasihat bagi Para Penatua (5:1-4) 517
II. Nasihat untuk Merendahkan Hati (5:5-7) 521
III. Perintah mengenai Penguasaan Diri dan Kewaspadaan
(5:8-9) 524
IV. Doa Rasul Petrus (5:10-14) 526
SURAT 2 PETRUS
Tafsiran Surat 2 Petrus Disertai Renungan Praktis 533
PASAL 1 535
I. Pendahuluan (1:1-4) 535
II. Ketekunan Rohani; Meningkat dalam Kekudusan
(1:5-11) 541
III. Perjuangan Rohani (1:12-15) 549
IV. Kesaksian dari Injil (1:16-18) 552
V. Pengilhaman Kitab Suci (1:19-21) 556
PASAL 2 563
I. Nabi-nabi Palsu dan Para Pemimpin yang Bejat (2:1-3a) 563
II. Penghakiman Ilahi (2:3b-6) 566
III. Penghakiman Ilahi (2:7-9) 569
IV. Guru-guru Palsu (2:10-22) 571
PASAL 3 583
I. Berpegang pada Perkataan Para Nabi dan
Perintah Para Rasul (3:1-2) 583
II. Cemoohan Orang-orang Kafir; Kehancuran Dunia
(3:3-7) 585
III. Pikiran tentang Kekekalan (3:8) 593
IV. Kehancuran Dunia (3:9-10) 594
V. Nasihat-nasihat yang Khidmat (3:11-18) 598
SURAT 1 YOHANES
Tafsiran Surat 1 Yohanes Disertai Renungan Praktis 613
PASAL 1 617
I. Kesaksian Rasuli (1:1-4) 617
II. Kesaksian Rasuli (1:5-7) 625
III. Pengakuan dan Pengampunan (1:8-10) 628
PASAL 2 633
I. Pendamaian Kristus (2:1-2) 633
II. Tugas Orang Percaya (2:3-6) 637
III. Hukum Kasih (2:7-11) 640
IV. Larangan Mengasihi Dunia (2:12-17) 644
V. Mengenai Antikristus (2:18-19) 650
VI. Mengenai Antikristus (2:20-27) 653
VII. Kedatangan Kristus yang Kedua (2:28-29) 660
PASAL 3 663
I. Diangkat sebagai Anak (3:1-3) 663
II. Tanda Anak-anak Tuhan (3:4-10) 668
III. Kasih Persaudaraan (3:11-13) 674
IV. Kasih Persaudaraan (3:14-19) 676
V. Kesaksian Hati Nurani (3:20-22) 682
VI. Perintah-perintah Tuhan (3:23-24) 685
PASAL 4 689
I. Mengenai Antikristus (4:1-3) 689
II. Marabahaya Roh Antikristen (4:4-6) 692
III. Kasih Persaudaraan (4:7-13) 694
IV. Kasih Ilahi (4:14-16) 699
V. Kasih Ilahi (4:17-21) 703
PASAL 5 709
I. Kasih dan Iman (5:1-5) 709
II. Saksi-saksi di Sorga dan di Bumi (5:6-9) 715
III. Hak Istimewa Orang Percaya (5:10-13) 731
IV. Dosa yang Mendatangkan Maut (5:14-17) 735
V. Hak-hak Istimewa Orang Percaya (5:18-21) 740
SURAT 2 YOHANES
Tafsiran Surat 2 Yohanes Disertai Renungan Praktis 747
PASAL 1 749
I. Salam Pembuka (1:1-4) 749
II. Kasih Kristiani (1:5-6) 754
III. Para Penyesat Dikecam (1:7-9) 756
IV. Peringatan terhadap Para Penyesat (1:10-11) 759
V. Penutup dan Salam (1:12-13) 761
SURAT 3 YOHANES
Tafsiran Surat 3 Yohanes Disertai Renungan Praktis 765
PASAL 1 767
I. Salam Dan Doa (1:1-2) 767
II. Sifat Gayus (1:3-8) 769
III. Sifat Diotrefes (1:9-11) 773
IV. Sifat Demetrius; Kesimpulan dan Salam (1:12-15) 776
SURAT YUDAS
Tafsiran Surat Yudas Disertai Renungan Praktis 781
PASAL 1 783
I. Berkat Kerasulan (1:1-2) 784
II. Keselamatan Bersama; Tugu Peringatan akan
Penghakiman (1:3-7) 789
III. Orang-orang Percaya yang Bebal (1:8-15) 799
IV. Nasihat kepada Orang-orang Percaya (1:16-25) 810
KITAB WAHYU
Tafsiran Kitab Wahyu Disertai Renungan Praktis 821
PASAL 1 823
I. Wahyu Yesus Kristus (1:1-2) 823
II. Berkat Kerasulan (1:3-8) 824
III. Penglihatan yang Diterima oleh Rasul Yohanes (1:9-20) 826
PASAL 2 829
I. Surat kepada Jemaat di Efesus (2:1-7) 829
II. Surat kepada Jemaat di Smirna (2:8-11) 832
III. Surat kepada Jemaat di Pergamus (2:12-17) 834
IV. Surat kepada Jemaat di Tiatira (2:18-28) 836
PASAL 3 839
I. Surat kepada Jemaat di Sardis (3:1-6) 839
II. Surat kepada Jemaat di Filadelfia (3:7-13) 842
III. Surat kepada Jemaat di Laodikia (3:14-22) 845
PASAL 4 849
I. Penglihatan akan Takhta Sorgawi (4:1-8a) 849
II. Nyanyian Puji-pujian Sorgawi (4:8b-11) 851
PASAL 5 853
I. Gulungan Kitab dengan Ketujuh Meterainya (5:1-5) 853
II. Anak Domba Menerima Gulungan Kitab Itu (5:6-14) 855
PASAL 6 859
I. Meterai Pertama Dibuka (6:1-2) 859
II. Meterai Kedua, Ketiga, dan Keempat Dibuka (6:3-8) 860
III. Meterai Kelima dan Keenam Dibuka (6:9-17) 862
PASAL 7 865
I. Ditahannya Empat Mata Angin; Hamba-hamba Tuhan
Dimeteraikan; Nyanyian Para Malaikat dan
Orang Kudus (7:1-12) 865
II. Kebahagiaan Orang-orang yang Setia Melayani Kristus
(7:13-17) 867
PASAL 8 871
I. Meterai Ketujuh Dibuka (8:1-6) 871
II. Dibunyikannya Empat Sangkakala (8:7-13) 872
PASAL 9 875
I. Sangkakala Kelima Dibunyikan (9:1-12) 875
II. Sangkakala Keenam Dibunyikan (9:13-21) 877
PASAL 10 879
I. Malaikat dengan Gulungan Kitab Kecil yang Terbuka
(10:1-7) 879
II. Perintah untuk Bernubuat (10:8-11) 880
PASAL 11 883
I. Perintah untuk Mengukur Bait Suci (11:1-2) 883
II. Dua Saksi Tuhan (11:3-13) 884
III. Sangkakala Ketujuh Dibunyikan (11:14-19) 886
PASAL 12 889
I. Peperangan di Langit (12:1-11) 889
II. Peperangan di Bumi (12:12-17) 892
PASAL 13 893
I. Binatang yang Keluar dari dalam Laut (12:18-13:10) 893
II. Binatang yang Keluar dari dalam Bumi (13:11-18) 895
PASAL 14 897
I. Tuhan Yesus sebagai Kepala dari Para Pengikut-Nya
yang Setia (14:1-5) 897
II. Tiga Malaikat Pembawa Pesan Kejatuhan Babel
(14:6-12) 898
III. Penglihatan mengenai Penuaian (14:13-20) 899
PASAL 15 903
I. Tujuh Malaikat dengan Tujuh Malapetaka (15:1-4) 903
II. Kemunculan Ketujuh Malaikat;
Perlengkapan Ketujuh Malaikat (15:5-8) 904
PASAL 16 905
I. Penumpahan Cawan Murka (16:1-7) 905
II. Penumpahan Cawan Murka (16:8-11) 907
III. Penumpahan Cawan Murka (16:12-16) 907
IV. Penumpahan Cawan Murka (16:17-21) 908
PASAL 17 911
I. Penglihatan akan si Pelacur Besar (17:1-6) 911
II. Rahasia tentang Binatang Berkepala Tujuh
dan Bertanduk Sepuluh (17:7-13) 912
III. Anak Domba akan Mengalahkan Binatang Itu
(17:14-18) 913
PASAL 18 915
I. Kejatuhan Babel (18:1-8) 915
II. Ratapan Para Sahabat Babel; Sorak-sorai atas
Keruntuhan Babel (18:9-24) 916
PASAL 19 919
I. Nyanyian Kemenangan Sorga atas Keruntuhan Babel
(19:1-4) 919
II. Nyanyian Perkawinan antara Kristus dan Jemaat
(19:5-10) 920
III. Sang Penunggang Kuda Putih (19:11-21) 921
PASAL 20 923
I. Masa Seribu Tahun;
Peperangan dengan Gog dan Magog (20:1-10) 923
II. Takhta Pengadilan Kristus (20:11-15) 925
PASAL 21 927
I. Penglihatan mengenai Yerusalem Baru (21:1-8) 927
II. Penglihatan mengenai Yerusalem Baru (21:9-27) 929
PASAL 22 935
I. Keadaan Jemaat Sorgawi (22:1-5) 935
II. Peneguhan akan Kebenaran Kitab Ini (22:6-19) 936
III. Penutup (22:20-21) 938
buku yang sedang Anda pegang ini yaitu salah satu bagian dari
Tafsiran Alkitab dari Matthew Henry yang secara lengkap men-
cakup Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Untuk edisi bahasa In-
donesianya, tafsiran ini diterbitkan dalam bentuk kitab per kitab.
Khusus dalam artikel ini, ada beberapa surat dan sebuah kitab dalam
Perjanjian Baru yang disajikan: Surat Ibrani, Yakobus, 1 dan 2
Petrus, 1-3 Yohanes, Yudas, dan terakhir, Kitab Wahyu.
Matthew Henry (1662-1714) yaitu seorang Inggris yang mulai
menulis Tafsiran Alkitab yang terkenal ini pada usia 21 tahun. Karya-
nya ini dianggap sebagai tafsiran Alkitab yang sarat makna dan sa-
ngat terkenal di dunia.
Kekuatan terutama terletak pada nasihat
praktis dan saran pastoralnya. Tafsirannya mengandung banyak mu-
tiara kebenaran yang segar dan sangat tepat. Walaupun ada cukup ba-
nyak kecaman di dalamnya, ia sendiri sebenarnya tidak pernah berniat
menuliskan tafsiran yang demikian, seperti yang berulang kali ditekan-
kannya sendiri. Beberapa pakar theologi seperti Whitefield dan Spurge-
on selalu menggunakan tafsirannya ini dan merekomendasikannya ke-
pada orang-orang untuk mereka baca. Whitefield membaca seluruh
tafsirannya sampai empat kali; kali terakhir sambil berlutut. Spurgeon
berkata, “Setiap hamba Tuhan harus membaca seluruh tafsiran ini
dengan saksama, paling sedikit satu kali.”
Sejak kecil Matthew sudah terbiasa menulis renungan atau ke-
simpulan Firman Tuhan di atas kertas kecil. Namun, baru pada ta-
hun 1704 ia mulai sungguh-sungguh menulis dengan maksud me-
nerbitkan tafsiran ini . Terutama menjelang akhir hidupnya, ia
mengabdikan diri untuk menyusun tafsiran itu.
artikel pertama tentang Kitab Kejadian diterbitkan pada tahun
1708 dan tafsiran tentang keempat Injil diterbitkan pada tahun 1710.
Sebelum meninggal, ia sempat menyelesaikan tafsiran Kisah Para Ra-
sul. sesudah kematiannya, Surat-surat dan Wahyu diselesaikan oleh
13 orang pendeta berdasar catatan-catatan Matthew Henry yang
telah disiapkannya sebelum meninggal. Edisi total seluruh kitab-ki-
tab diterbitkan pada tahun 1811.
berulang kali direvisi dan dicetak ulang.
artikel itu juga telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa seperti
bahasa Belanda, Arab, Rusia, dan kini sedang diterjemahkan ke da-
lam bahasa Telugu dan Ivrit, yaitu bahasa Ibrani modern.
Riwayat Hidup Matthew Henry
Matthew Henry lahir pada tahun 1662 di Inggris. saat itu gereja
Anglikan menjalin hubungan baik dengan gereja Roma Katolik. Yang
memerintah pada masa itu yaitu Raja Karel II, yang secara resmi di-
angkat sebagai kepala gereja. Raja Karel II ingin memulihkan kekua-
saan gereja Anglikan sehingga orang Kristen Protestan lainnya sangat
dianiaya. Mereka disebut dissenter, orang yang memisahkan diri dari
gereja resmi.
Puncak penganiayaan itu terjadi saat pada 24 Agustus 1662
lebih dari dua ribu pendeta gereja Presbiterian dilarang berkhotbah
lagi. Mereka dipecat dan jabatan mereka dianggap tidak sah.
Pada masa yang sulit itu lahirlah Matthew Henry. Ayahnya,
Philip Henry, yaitu seorang pendeta dari golongan Puritan, sedang-
kan ibunya, Katherine Matthewes, seorang keturunan bangsawan.
sebab Katherine berasal dari keluarga kaya, sepanjang hidupnya
Philip Henry tak perlu memikirkan uang atau bersusah payah men-
cari nafkah bagi keluarganya, sehingga ia dapat dengan sepenuh hati
mengabdikan diri untuk pelayanannya sebagai hamba Tuhan.
Matthew yaitu anak kedua. Kakaknya, John, meninggal pada usia 6
tahun sebab penyakit campak. saat masih balita, Matthew sendiri
juga terserang penyakit itu dan nyaris direnggut maut.
Dari kecilnya Matthew sudah tampak memiliki bermacam-ma-
cam bakat, sangat cerdas, dan pintar. namun yang lebih penting lagi,
sejak kecil ia sudah mengasihi Tuhan Yesus dengan segenap hati dan
mengakui-Nya sebagai Juruselamatnya. Usianya baru tiga tahun ke-
tika ia sudah mampu membaca satu pasal dari Alkitab lalu memberi-
kan keterangan dan pesan tentang apa yang dibacanya.
Dengan demikian Matthew sudah menyiapkan diri untuk tugas-
nya di kemudian hari, yaitu tugas pelayanan sebagai pendeta.
Sejak masa kecilnya Matthew sudah diajarkan bahasa Ibrani,
Yunani, dan Latin oleh ayahnya, sehingga walaupun masih sangat
muda, ia sudah pandai membaca Alkitab dalam bahasa aslinya.
Pada tahun 1685, saat berusia 23 tahun, Matthew pindah ke
London, ibu kota Inggris, untuk belajar hukum di Universitas London.
Matthew tidak berniat untuk menjadi ahli hukum, ia hanya menuruti
saran ayahnya dan orang lain yang berpendapat bahwa studi itu
akan memberi manfaat besar baginya sebab keadaan di Inggris
pada masa itu tidak menentu bagi orang Kristen, khususnya kaum
Puritan.
Beberapa tahun kemudian Matthew kembali ke kampung hala-
mannya. Dalam hatinya ia merasa terpanggil menjadi pendeta. Kemu-
dian, ia diperbolehkan berkhotbah kepada beberapa jemaat di sekitar
Broad Oak. Ia menyampaikan Firman Tuhan dengan penuh kuasa. Ti-
dak lama sesudah itu, ia dipanggil oleh dua jemaat, satu di London dan
satu lagi jemaat kecil di wilayah pedalaman, yaitu Chester. sesudah ber-
doa dengan tekun dan meminta petunjuk Tuhan, ia akhirnya memilih
jemaat Chester, dan pada tanggal 9 Mei 1687 ia diteguhkan sebagai
pendeta di jemaat ini . Waktu itu Matthew berusia 25 tahun.
Di Chester, Matthew Henry bertemu dengan Katharine Hard-
ware. Mereka menikah pada tanggal 19 Juli 1687. Pernikahan itu sa-
ngat harmonis dan baik sebab didasarkan atas cinta dan iman ke-
pada Tuhan. Namun pernikahan itu hanya berlangsung selama satu
setengah tahun. Katharine yang sedang hamil terkena penyakit cacar.
Segera sesudah melahirkan seorang anak wanita , ia meninggal
pada usia 25 tahun. Matthew sangat terpukul oleh dukacita ini. Anak
Matthew dan Katherine dibaptis oleh kakeknya, yaitu Pendeta Philip,
ayah Matthew.
Tuhan menguatkan Matthew dalam dukacita yang melandanya.
sesudah satu tahun lebih telah berlalu, mertuanya menganjurkannya
untuk menikah lagi. Pada Juli 1690, Matthew menikah dengan Mary
Warburton. Tahun berikutnya, mereka diberkati dengan seorang bayi,
yang diberi nama Elisabeth. Namun, saat baru berumur satu sete-
ngah tahun, ia meninggal sebab demam tinggi dan penyakit batuk
rejan. Setahun kemudian mereka mendapat seorang anak wanita
lagi. Dan bayi ini pun meninggal, tiga minggu kemudian. Betapa be-
rat dan pedih penderitaan orangtuanya. Sesudah peristiwa ini,
Matthew memeriksa diri dengan sangat teliti apakah ada dosa dalam
hidup atau hatinya yang menyebabkan kematian anak-anaknya. Ia
mengakhiri catatannya sebagai berikut, “Ingatlah bahwa anak-anak
itu diambil dari dunia yang jahat dan dibawa ke sorga. Mereka tidak
lahir percuma dan sekarang mereka telah boleh menghuni kota Yeru-
salem yang di sorga.”
Beberapa waktu kemudian mereka mendapat seorang anak pe-
rempuan yang bertahan hidup. Demikianlah suka dan duka silih ber-
ganti dalam kehidupan Matthew Henry. Secara keseluruhan, Matthew
Henry mendapat 10 anak, termasuk seorang putri dari pernikahan
pertama.
Selama 25 tahun Matthew Henry melayani jemaatnya di Chester.
Ia sering mendapat panggilan dari jemaat-jemaat di London untuk
melayani di sana, namun berulang kali ia menolak panggilan ini
sebab merasa terlalu terikat kepada jemaat di Chester. Namun
akhirnya, ia yakin bahwa Tuhan sendiri telah memanggilnya untuk
menjadi hamba Tuhan di London, dan sebab itu ia menyerah kepada
kehendak Tuhan .
Pada akhir hidupnya, Matthew Henry terkena penyakit diabetes,
sehingga sering merasa letih dan lemah. Sejak masa muda, ia bekerja
dari pagi buta sampai larut malam, namun menjelang akhir hayatnya
ia tidak mampu lagi. Ia sering mengeluh sebab kesehatannya yang
semakin menurun.
Pada bulan Juni 1714 ia berkhotbah satu kali lagi di Chester,
tempat pelayanannya yang dulu. Ia berkhotbah tentang Ibrani 4:9,
“Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat
Tuhan .” Ia seolah-olah menyadari bahwa hari Minggu itu merupakan
hari Minggu terakhir baginya di dunia ini. Secara khusus ia mene-
kankan hal perhentian di sorga supaya anak-anak Tuhan dapat me-
nikmati kebersamaan dengan Tuhan.
Sekembalinya ke London, ia merasa kurang sehat. Malam itu ia
sulit tidur dan menyadari bahwa ajalnya sudah dekat. Ia dipenuhi
rasa damai dan menulis pesan terakhirnya: “Kehidupan orang yang
mengabdikan diri bagi pelayanan Tuhan merupakan hidup yang pa-
ling menyenangkan dan penuh penghiburan.” Ia mengembuskan
nafas terakhir pada tanggal 22 Juni 1714, dan dimakamkan tiga hari
kemudian di Chester. Nas dalam kebaktian pemakamannya diambil
dari Matius 25:21, “Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali
perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah se-
tia dalam perkara kecil, aku akan memberi kepadamu tanggung
jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam keba-
hagiaan tuanmu.”
SURAT Ibrani
engenai surat kerasulan ini kita harus mengadakan penyelidik-
an atas,
I. Otoritas ilahi dari surat ini, sebab ada beberapa orang yang mem-
pertanyakannya, yaitu orang-orang yang merasa pandangan me-
reka terganggu sebab tidak sanggup menahan terang yang ter-
pancar dari surat ini , atau orang-orang yang merasa bahwa
pernyataan-pernyataan mereka yang salah terbukti dapat diban-
tah oleh surat ini. Termasuk di dalamnya orang-orang seperti para
pengikut Arianisme (diajarkan oleh Arius pada akhir abad ketiga
dan awal abad keempat – pen.), yang menyangkal keilahian dan
keberadaan Kristus oleh diri-Nya sendiri, dan juga kaum pengikut
Socinianisme (diajarkan oleh Faustus Socinus pada abad kelima
belas dan keenam belas untuk menyerang pengajaran Trinitas –
pen.) yang menyangkal karya penebusan dosa oleh Kristus.
Namun, bagaimanapun juga, sekalipun adanya upaya-upaya
orang-orang seperti itu untuk meremehkan surat kerasulan ini,
sumber keilahian dari surat ini tetap saja memancarkan cahaya
yang berkas-berkas sinarnya demikian kuat dan terang sehingga
dengan membaca sepintas saja orang dapat memahami bahwa
surat ini merupakan bagian dari kanon kitab suci. Keilahian dari
isi surat, keagungan gaya penulisan, kemuliaan rancangannya,
keserasian isi surat ini dengan bagian-bagian lain kitab suci, dan
penerimaan umum dari jemaat-jemaat Tuhan di segala abad,
semua ini membuktikan adanya otoritas ilahi di dalam surat ini.
II. Mengenai siapa yang menyalin atau menulis surat ini, kita tidak
begitu pasti. Surat ini tidak mencantumkan nama siapa pun di
bagian depannya, sebagaimana biasanya di dalam surat-surat ke-
rasulan lainnya, dan ada perbedaan pendapat di antara para cen-
dekiawan Alkitab mengenai siapa yang dapat dianggap sebagai
penulisnya. Beberapa orang menunjuk kepada Clemens dari
Roma, yang lain menunjuk kepada Lukas, dan banyak juga yang
menunjuk kepada Barnabas, mengingat bahwa gaya dan cara
pengungkapannya sangat cocok dengan temperamen Barnabas
yang penuh semangat, meyakinkan, dan penuh kasih sayang,
seperti yang dicatat mengenai dirinya di dalam Kitab Kisah Para
Rasul. Selain itu, ada seorang bapa gereja di zaman dulu yang
mengutip suatu pernyataan dari surat kerasulan ini dan menye-
butnya sebagai kata-kata Barnabas. Namun, secara umum ba-
nyak yang menunjuk kepada Rasul Paulus sebagai penulis surat
ini, dan beberapa salinan naskah dan terjemahan yang muncul
kemudian memang mencantumkan nama Paulus pada bagian
judulnya. Di zaman gereja mula-mula, biasanya yang di-
anggap sebagai penulis surat ini yaitu Rasul Paulus, mengingat
akan gaya penulisan dan ruang lingkupnya yang sangat cocok
dengan semangatnya, yang berpikiran jernih dan berhati hangat,
yang tujuan dan upaya utamanya yaitu untuk memuliakan
Kristus. Beberapa orang berpendapat bahwa Rasul Petrus meru-
juk kepada surat kerasulan ini, dan membuktikan bahwa Paulus
yaitu penulis surat ini, dengan memberitahukan kepada orang-
orang Ibrani di dalam suratnya kepada mereka, bahwa Paulus
pernah juga menulis kepada mereka (2Ptr. 3:15). Kita membaca
bahwa tidak ada lagi surat kerasulan lain yang pernah Paulus
tulis kepada mereka selain surat ini. Banyak pihak yang merasa
keberatan mengenai hal ini, sebab biasanya Rasul Paulus selalu
mencantumkan namanya di dalam semua surat kerasulannya
yang lain, jadi tentunya dia tidak akan menghilangkannya di da-
lam surat ini. Namun, ada pihak-pihak lain yang menjawab kebe-
ratan itu dengan baik, dan menyatakan bahwa sebab Rasul Pau-
lus yaitu rasul bagi bangsa-bangsa lain, yang sangat dibenci
oleh orang-orang Yahudi, maka akan sangat bijaksana untuk me-
nyembunyikan namanya, supaya jangan sampai prasangka me-
reka kepada Rasul Paulus akan membuat mereka enggan mem-
bacanya dan tidak mau mempertimbangkan isi surat itu sebagai
sesuatu yang harus mereka lakukan.
III. Mengenai ruang lingkup dan rancangan surat kerasulan ini,
sangat jelas bahwa surat ini memberitahukan dengan terus terang
pemikiran-pemikiran, dan dengan yakin menegaskan pertimbang-
annya kepada orang-orang Ibrani mengenai keunggulan luar biasa
dari Injil di atas hukum Taurat. Dan selanjutnya, untuk membe-
baskan mereka dari kewajiban-kewajiban upacara hukum Taurat
yang begitu menambat hati mereka, dan yang begitu mereka
sukai dan bahkan sayangi. Orang-orang Ibrani yang telah menjadi
Kristen ternyata masih menyimpan terlampau banyak ragi lama,
dan mereka perlu dibersihkan dari ragi itu. Rancangan surat
kerasulan ini yaitu untuk mengajak dan mendesak orang-orang
Ibrani yang sudah mengaku percaya supaya tetap melekat erat
kepada iman Kristen, dan tetap bertekun di dalamnya, walaupun
harus menghadapi banyak penderitaan saat menjalankan kebe-
naran itu. Untuk mencapai maksud itu, Rasul Paulus banyak
berbicara tentang keunggulan Sang Pengarang Injil ini, yakni
Yesus yang Mulia, yang kemuliaan-Nya dia tinggikan, dan dia uta-
makan melebihi siapa pun, dengan menunjukkan bahwa Dia
menjadi segalanya, dan hal ini dilakukan dengan gaya penulisan
yang menakjubkan dalam bahasa indah yang kudus. Harus di-
akui bahwa ada banyak hal yang sulit dimengerti di dalam surat
kerasulan ini, namun kemanisan yang akan kita temukan di
dalamnya akan membuat kita memperoleh ganti rugi yang ber-
limpah-limpah atas semua usaha yang kita lakukan untuk mema-
haminya. Dan sesungguhnya, jika kita membandingkan semua
surat kerasulan di dalam Perjanjian Baru, kita tidak akan dapat
menemukan surat lain yang lebih dilengkapi dengan pokok-pokok
yang bersifat ilahi dan sorgawi dibandingkan dengan surat kepada
orang-orang Ibrani ini.
PASAL 1
i dalam pasal ini kita mendapati sebuah perbandingan yang
menyatakan perbedaan antara dua pokok, yaitu
I. Antara masa penyelenggaraan Injil dan masa penyelenggara-
an hukum Taurat. Dan keunggulan Injil melebihi keunggulan
Taurat dinyatakan dan dibuktikan (ay. 1-3).
II. Antara kemuliaan Kristus dan kemuliaan ciptaan-ciptaan ter-
tinggi, yaitu para malaikat, di mana keunggulan dengan se-
pantasnya hanya diberikan kepada Tuhan Yesus Kristus, dan
ditunjukkan dengan jelas bahwa itu yaitu milik-Nya (ay. 4,
sampai dengan terakhir).
Hukum Taurat dan Injil Diperbandingkan;
Keluhuran dan Kemuliaan Kristus
(1:1-3)
1 sesudah pada zaman dahulu Tuhan berulang kali dan dalam pelbagai cara
berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, 2 maka
pada zaman akhir ini ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan
Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang
ada. Oleh Dia Tuhan telah menjadikan alam semesta. 3 Ia yaitu cahaya ke-
muliaan Tuhan dan gambar wujud Tuhan dan menopang segala yang ada de-
ngan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan sesudah Ia selesai mengadakan
penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang
tinggi,
Di sini Rasul Paulus memulai dengan sebuah pernyataan umum me-
ngenai keunggulan masa penyelenggaraan Injil di atas masa penye-
lenggaraan hukum Taurat, yang ditunjukkannya melalui gambaran
bagaimana dengan cara dan jalan berbeda Tuhan menyatakan diri,
pikiran, dan kehendak-Nya di dalam masa yang satu dan yang
lainnya. Kedua masa penyelenggaraan itu berasal dari Tuhan , dan
keduanya sangat baik, namun ada perbedaan besar dalam cara keda-
tangan masing-masing dari Tuhan . Amatilah,
I. Cara Tuhan menyatakan Diri dan kehendak-Nya di bawah Perjanji-
an Lama. Di sini kita memperoleh penjelasan,
1. Mengenai orang-orang yang melalui mereka Tuhan menyampai-
kan pikiran-Nya di bawah Perjanjian Lama. Mereka yaitu
nabi-nabi, yaitu orang-orang yang dipilih Tuhan dan dilayakkan
oleh-Nya, untuk menjalankan tugas menyingkapkan kehendak
Tuhan kepada manusia. Tidak seorang pun dapat mengambil
kehormatan ini bagi dirinya sendiri, kecuali dipanggil oleh-
Nya. Dan barangsiapa yang dipanggil oleh Tuhan akan dilayak-
kan oleh-Nya.
2. Mengenai orang-orang yang kepada mereka Tuhan berbicara
melalui nabi-nabi itu, yaitu kepada nenek moyang kita, kepada
semua orang-orang kudus Perjanjian Lama yang ada di bawah
masa penyelenggaraan itu. Tuhan berkenan dan menghormati
mereka dengan terang yang lebih cemerlang dari pada terang
alam semesta, yang di bawahnya seluruh isi dunia selebihnya
berada.
3. Mengenai cara Tuhan berbicara kepada umat manusia pada
masa-masa lalu yang berlangsung sebelum Injil: Ia berbicara
kepada umat-Nya berulang kali dan dalam pelbagai cara.
(1) Berulang kali atau dengan beberapa bagian, sebagaimana
dimaksudkan oleh kata itu, yang dapat merujuk kepada
beberapa zaman di dalam masa penyelenggaraan Perjanjian
Lama, yaitu zaman bapa-bapa leluhur, hukum Musa, dan
nubuat nabi-nabi, atau kepada penyingkapan pemikiran-
Nya secara berangsur-angsur mengenai Sang Juruselamat,
yaitu kepada Adam, bahwa Sang Mesias harus datang dari
keturunan wanita itu, lalu kepada Abraham, bahwa
Dia harus berasal dari padanya, dan selanjutnya kepada
Yakub, bahwa Dia harus berasal dari suku Yehuda, kepada
Daud, bahwa Dia harus berasal dari keluarganya, lalu ke-
pada Mikha, bahwa Dia harus dilahirkan di Betlehem, dan
kepada Yesaya, bahwa Dia harus dilahirkan oleh seorang
perawan.
Surat Ibrani 1:1-3
(2) Dalam pelbagai cara, sesuai dengan cara-cara berbeda yang
dianggap baik oleh Tuhan untuk menyampaikan pikiran-Nya
kepada nabi-nabi-Nya. Kadang-kadang melalui pencurahan-
pencurahan Roh-Nya, kadang-kadang melalui mimpi-mimpi,
kadang-kadang melalui penglihatan-penglihatan, kadang-
kadang melalui suara yang dapat didengar, kadang-kadang
melalui huruf-huruf tulisan jari-jari tangan-Nya sendiri
yang dapat dibaca, seperti saat Dia menuliskan kesepu-
luh Firman di atas loh-loh batu. Beberapa cara-cara yang
berbeda ini dijelaskan sendiri oleh Tuhan di dalam Kitab
Bilangan 12:6-8, Jika di antara kamu ada seorang nabi,
maka Aku, TUHAN menyatakan diri-Ku kepadanya dalam
penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi. Bukan
demikian hamba-Ku Musa, seorang yang setia dalam sege-
nap rumah-Ku. Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan
dia, terus terang, bukan dengan teka-teki.
II. Cara Tuhan menyampaikan pikiran dan kehendak-Nya pada masa
penyelenggaraan Perjanjian Baru, atau yang dinamai pada zaman
akhir, yaitu menjelang akhir dunia ini atau akhir dari negara
bangsa Yahudi. Masa-masa Injil yaitu zaman akhir, di mana
pewahyuan Injil merupakan hal terakhir yang harus kita nantikan
dari Tuhan . Pada mulanya ada pernyataan atau pewahyuan melalui
alam semesta, kemudian kepada bapa-bapa leluhur melalui mim-
pi-mimpi, penglihatan-penglihatan, dan suara-suara. Sesudah itu
pewahyuan melalui hukum Musa di dalam Taurat yang diberikan
dan dituliskan. Kemudian pernyataan melalui nubuat-nubuat,
untuk menjelaskan hukum Taurat itu, dan lebih menjelaskan
penyingkapan mengenai Kristus. Sekarang kita tidak boleh lagi
menantikan wahyu baru, namun harus lebih menantikan Roh
Kristus untuk membantu kita memahami dengan lebih baik apa
yang telah disingkapkan Tuhan . Nah, keunggulan dari pernyataan
atau pewahyuan melalui Injil dibandingkan dengan pernyataan
sebelumnya terdiri atas dua hal:
1. Pernyataan Injil merupakan yang terakhir, pernyataan penu-
tup, diberikan pada zaman akhir dari masa pernyataan atau
pewahyuan ilahi, yang kepadanya tidak ditambahkan pernya-
taan lain lagi, dan sebab itu kanon Kitab Suci dengan demi-
kian ditetapkan dan dimeteraikan, sehingga sekarang pikiran-
pikiran manusia tidak lagi harus menanti-nantikan dalam ke-
adaan cemas pengungkapan-pengungkapan baru, namun ber-
sukacita di dalam pernyataan kehendak Tuhan yang lengkap,
baik yang bersifat perintah maupun pemeliharaan, yang perlu
bagi mereka sebagai tuntunan dan penghiburan. Sebab Injil
meliputi pengungkapan peristiwa-peristiwa besar yang akan
menimpa jemaat Tuhan sampai pada akhir dunia ini.
2. Pernyataan Injil yaitu pewahyuan yang dibuat Tuhan melalui
Anak-Nya, Sang Pembawa Kabar paling ulung yang pernah di-
utus ke dunia ini, jauh lebih unggul dari pada bapa-bapa lelu-
hur dan nabi-nabi purbakala, yang dipakai Tuhan untuk me-
nyampaikan kehendak-Nya kepada umat-Nya pada masa-masa
sebelumnya. Dan di sini kita mendapati penggambaran yang
luar biasa mengenai kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.
(1) Kemuliaan jabatan-Nya, di dalam tiga hal:
[1] Tuhan telah menetapkan Dia sebagai pewaris dari segala
yang ada. Sebagai Tuhan Dia setara dengan Bapa, namun
sebagai Tuhan -Manusia dan Pengantara, Ia ditetapkan
oleh Bapa sebagai yang berhak menerima segala yang
ada, Tuhan yang berdaulat atas segala sesuatu, yang
berhak mutlak menetapkan segala sesuatu, yang me-
ngendalikan, dan yang memerintah semua manusia dan
segala sesuatu (Mzm. 2:6-7). Kepada-Nya telah diberi-
kan segala kuasa di sorga dan di bumi, penghakiman
seluruhnya telah diserahkan kepada-Nya (Mat. 28:18;
Yoh. 5:22).
[2] Oleh Dia Tuhan telah menjadikan alam semesta, baik
yang dapat dilihat maupun yang tidak dapat dilihat,
langit dan bumi. Dia tidak berperan sebagai penyebab,
namun sebagai firman dan hikmat-Nya yang hakiki.
Oleh-Nya Tuhan menjadikan ciptaan yang lama, oleh-Nya
juga Tuhan menciptakan makhluk yang baru, dan oleh-
Nya Tuhan menguasai dan memerintah keduanya.
[3] Dia menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang
penuh kuasa. Ia memelihara dunia dari kehancuran.
Segala sesuatu ada di dalam Dia. Bobot seluruh ciptaan
dibebankan di atas Kristus. Dia mendukung keseluruh-
annya dan semua bagian-bagiannya. saat dunia ini
Surat Ibrani 1:1-3
hancur berkeping-keping sebab murka dan kutukan
Tuhan akibat kemurtadan, Anak Tuhan melaksanakan pe-
kerjaan penebusan, menyatukannya kembali, dan mem-
bangunnya dengan kekuatan dan kebaikan-Nya yang
Mahakuasa. Tidak seorang pun dari nabi-nabi purba-
kala yang pernah mengemban jabatan seperti ini, tidak
ada yang cukup layak untuk itu.
(2) Oleh sebab itu Rasul Paulus mengalihkan pandangannya
kepada kemuliaan pribadi Kristus, yang sanggup melak-
sanakan jabatan seperti itu, Ia yaitu cahaya kemuliaan
Tuhan dan gambar wujud Tuhan (ay. 3). Ini yaitu sebuah
gambaran yang luhur dan mulia mengenai Sang Juruse-
lamat yang agung. Inilah uraian mengenai keluhuran Pri-
badi-Nya.
[1] Secara pribadi Dia yaitu Anak Tuhan , Anak Tuhan yang
tunggal, dan dengan demikian Dia pasti memiliki sifat
dasar atau kodrat yang sama. Pencirian pribadi seperti
ini selalu mengharuskan adanya satu kodrat atau sifat
dan sifat yang sama. Setiap anak manusia yaitu ma-
nusia, dan jika kodratnya tidak sama, maka keturunan-
nya akan sangat mengerikan.
[2] Pribadi Anak yaitu kemuliaan Bapa, bersinar terang
dengan kemegahan yang sangat ilahi. Sebagaimana
berkas-berkas cahaya merupakan pancaran cahaya
matahari, demikianlah permulaan dan sumber terang,
di dalam pribadi-Nya, Yesus Kristus yaitu wujud Tuhan
di dalam daging, Terang dari segala terang, Shekinah
(wujud hadirat Tuhan – pen.) yang sejati.
[3] Pribadi Anak yaitu gambar dan sifat sebenarnya dari
Bapa. sebab kodratnya sama, maka Dia pasti menyan-
dang gambar dan kesamaan yang sama. Dalam meman-
dang kuasa, hikmat, dan kebaikan Tuhan Yesus, kita
melihat kuasa, hikmat, dan kebaikan Bapa, sebab Dia
memiliki kodrat dan kesempurnaan Tuhan di dalam Diri-
Nya. Barangsiapa telah melihat Anak, ia telah melihat
Bapa, artinya, ia telah melihat Sang Wujud yang sama.
Barangsiapa mengenal Anak, juga mengenal Bapa (Yoh.
14:7-9). Sebab Anak ada di dalam Bapa, dan Bapa ada
di dalam Anak. Pembedaan pribadi itu tetap memperta-
hankan persatuan sifat atau kodrat. Inilah kemuliaan
pribadi Kristus, tempat kepenuhan ke-Tuhan an berdiam,
bukan sebagai perlambang, melainkan sungguh-sung-
guh di dalam Dia.
(3) sesudah berbicara mengenai kemuliaan pribadi Kristus, Ra-
sul Paulus meneruskan dengan menyebut kemuliaan kasih
karunia-Nya. Perendahan diri-Nya sendiri merupakan se-
suatu yang sungguh-sungguh sangat mulia. Penderitaan-
penderitaan Kristus mengandung kehormatan agung ini di
dalamnya, menjadi pelunasan penuh bagi dosa-dosa umat-
Nya. Ia sendiri mengadakan penyucian dosa, yaitu, melalui
jasa kematian dan pencurahan darah-Nya yang sah dan
tepat, oleh nilai hakikinya yang tidak terbatas. sebab itu
yaitu penderitaan-penderitaan-Nya sendiri, Dia telah
membuat pendamaian bagi dosa. Dia sendiri, kemuliaan
pribadi dan kodrat-Nya, telah membuat penderitaan-pende-
ritaan-Nya menjadi layak, cukup untuk memulihkan kehor-
matan bagi Tuhan , yang telah menderita kerugian dan peng-
hinaan tak terkatakan akibat dosa umat manusia.
(4) Dari kemuliaan penderitaan-penderitaan-Nya, pada akhir-
nya kita dibawa untuk merenungkan keagungan peninggi-
an-Nya. Dan sesudah Ia selesai mengadakan penyucian
dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tem-
pat yang tinggi, di sebelah kanan Bapa-Nya. Sebagai Peng-
antara dan Penebus, Ia telah diberi kehormatan, kekuasa-
an, dan amanah demi kebaikan umat-Nya. Sekarang Bapa
melakukan segala sesuatu melalui-Nya, dan menerima
segala pelayanan umat-Nya dari Dia. Sesudah menanggung
kodrat kita dan menderita dalam kodrat itu di atas bumi
ini, Dia membawa serta kodrat kita itu bersama-Nya ke
dalam sorga, dan di sanalah kodrat manusia itu mendapat
kehormatan tertinggi berada di sebelah Tuhan , dan inilah
upah dari kerendahan diri-Nya.
Nah, melalui seorang Pribadi yang luar biasa seperti inilah Tuhan
berbicara kepada manusia pada zaman akhir ini. Dan sebab kelu-
huran Sang Pembawa Berita itu memberi kuasa dan kemuliaan
kepada pesan yang disampaikan-Nya, maka pantas saja jika masa-
Surat Ibrani 1:4-14
masa penyelenggaraan Injil itu sungguh melampaui, sangat jauh
melampaui masa penyelenggaraan hukum Taurat.
Keluhuran Kristus
(1:4-14)
4 jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang
dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka. 5 sebab
kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: “Anak-
Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?” dan “Aku akan
menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?” 6 Dan saat Ia membawa
pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: “Semua malaikat Tuhan
harus menyembah Dia.” 7 Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: “Yang
membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya
menjadi nyala api.” 8 namun tentang Anak Ia berkata: “Takhta-Mu, ya Tuhan ,
tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu yaitu
tongkat kebenaran. 9 Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan;
sebab itu Tuhan , Tuhan -Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai
tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu.” 10 Dan: “Pada mulanya,
ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit yaitu buatan
tangan-Mu. 11 Semuanya itu akan binasa, namun Engkau tetap ada, dan
semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian 12 seperti jubah akan
Engkau gulungkan mereka, dan seperti persalinan mereka akan diubah,
namun Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan.” 13 Dan
kepada siapakah di antara malaikat itu pernah Ia berkata: “Duduklah di
sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan
kaki-Mu?” 14 Bukankah mereka semua yaitu roh-roh yang melayani, yang
diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan?
Sesudah Rasul Paulus membuktikan keunggulan Injil di atas hukum
Taurat melalui keunggulan Tuhan Yesus Kristus di atas nabi-nabi,
sekarang ia meneruskannya dengan menunjukkan bahwa Dia tidak
saja jauh lebih tinggi dari para nabi, namun juga dari malaikat-malai-
kat itu sendiri. Dalam hal ini ia berusaha menangkis keberatan yang
siap diajukan oleh orang-orang Yahudi fanatik, yang menyatakan
bahwa hukum Taurat itu tidak saja disampaikan dengan perantaraan
manusia, namun disampaikan dengan perantaraan malaikat-malaikat
(Gal. 3:19), yang hadir pada saat pemberian hukum Taurat itu,
pasukan bala tentara sorga diturunkan untuk mengiringi TUHAN
Yehova pada peristiwa yang dahsyat itu. Adapun malaikat-malaikat
itu yaitu makhluk-makhluk yang sangat mulia, jauh lebih mulia
dan unggul dari pada manusia. Kitab Suci senantiasa menggam-
barkan malaikat-malaikat itu sebagai yang paling unggul dari semua
ciptaan, dan kita tahu bahwa tidak ada keberadaan selain Tuhan
sendiri yang lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat. Jadi, itulah
sebabnya hukum Taurat yang disampaikan dengan perantaraan
malaikat-malaikat itu harus dijunjung tinggi. Untuk mengalahkan
kekuatan alasan ini, sang penulis surat kerasulan ini melanjutkan
dengan menyatakan perbandingan antara Yesus Kristus dan malai-
kat-malaikat yang kudus itu, baik di dalam hal kodrat maupun
jabatan, dan membuktikan bahwa Yesus Kristus jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan malaikat-malaikat itu sendiri, ditempatkan jauh
lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang
dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.
Amatilah di sini,
I. Kodrat Kristus yang lebih unggul dibuktikan dari nama-Nya yang
lebih unggul. Kitab Suci tidak pernah memberi gelar-gelar
yang tinggi dan mulia tanpa dasar dan alasan yang nyata. sebab
itu, hal-hal yang sedemikian agungnya mengenai Tuhan Yesus
Kristus tidak akan disebutkan jika Ia tidak seagung dan seunggul
seperti yang dikatakan mengenai Dia. saat dikatakan bahwa
Kristus ditempatkan jauh lebih tinggi dibandingkan malaikat-malaikat,
kita tidak boleh membayangkan bahwa Dia yaitu makhluk
ciptaan belaka seperti halnya malaikat-malaikat. Kata genomenos
kalau dihubungkan dengan sebuah kata sifat, di mana pun juga
tidak dapat diterjemahkan sebagai yang diciptakan, dan di sini
akan sangat tepat jika dibaca sebagai menjadi lebih unggul seperti
yang ada dalam versi bahasa Aram. Kita membaca ginesthē
ho Theos alēthēs – Tuhan yaitu benar, tidak dijadikan seperti itu,
namun diakui seperti itu adanya.
II. Keunggulan nama dan kodrat Kristus di atas malaikat-malaikat
dinyatakan di dalam kitab Suci dan oleh sebab itu disimpulkan
seperti itu. Tanpa Alkitab, kita hanya memiliki sedikit atau
bahkan tidak memiliki sama sekali pengetahuan tentang Kristus
atau malaikat-malaikat, dan oleh sebab itu kita harus dibatasi
oleh Alkitab di dalam pengertian kita tentang yang satu dan yang
lainnya. Nah, berikut ini yaitu beberapa bagian kutipan Alkitab,
yang di dalamnya dikatakan tentang Kristus yang tidak pernah
dikatakan mengenai malaikat-malaikat.
1. Mengenai Kristus dikatakan, Anak-Ku engkau! Engkau telah
Kuperanakkan pada hari ini (Mzm. 2:7), yang dapat merujuk
kepada keberadaan-Nya di dalam kekekalan, atau kebangkit-
an-Nya, atau pelantikan-Nya ke dalam kerajaan kemuliaan-
Surat Ibrani 1:4-14
Nya pada hari kenaikan-Nya dan saat didudukkan-Nya di se-
belah kanan Bapa. Nah, hal seperti ini tidak pernah dikatakan
mengenai malaikat-malaikat, dan itulah sebabnya secara ketu-
runan Ia memiliki kodrat dan nama yang lebih unggul dari
pada mereka.
2. Mengenai Kristus ada dikatakan, namun tidak pernah mengenai
malaikat-malaikat, Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan
menjadi anak-Ku, yang diambil dari 2 Samuel 7:14. Tidak saja,
“Aku yaitu Bapa-Nya, dan Dia yaitu Anak-Ku, menurut
kodrat dan asal-usul-Nya di dalam kekekalan,” namun juga,
“Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Dia akan menjadi Anak-Ku,
melalui proses memperanakkan yang sangat indah, dan kedu-
dukan-Nya sebagai Anak ini akan menjadi sumber dan dasar
dari setiap hubungan rahmat antara Aku dan manusia yang
telah jatuh di dalam dosa.”
3. Mengenai Kristus dikatakan, dan saat Ia membawa pula
Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: “Semua malaikat
Tuhan harus menyembah Dia,” artinya, saat Dia dibawa ke
dalam dunia yang lebih rendah ini pada saat kelahiran-Nya,
biarlah semua malaikat hadir dan menghormati-Nya. Atau
saat Ia dibawa naik ke dalam dunia atas, pada hari kenaik-
an-Nya, untuk memasuki kerajaan kepengantaraan-Nya, atau
saat Tuhan membawa-Nya kembali ke dalam dunia untuk
menghakimi dunia ini, maka biarlah makhluk-makhluk ter-
tinggi itu menyembah Dia. Tuhan tidak akan mengizinkan satu
malaikat pun tetap tinggal di sorga jika tidak mau tunduk
kepada Kristus dan menyembah-Nya. Dan pada akhirnya Ia
akan membuat malaikat-malaikat yang telah jatuh di dalam
dosa dan orang-orang fasik mengakui kuasa dan wewenang
ilahi-Nya, dan tersungkur di hadapan-Nya. Barangsiapa tidak
mau Dia memerintah, akan dihadapkan kepada-Nya dan dibi-
nasakan di hadapan-Nya. Bukti mengenai hal ini diambil dari
Kitab Mazmur 97:7, sembah sujudlah kepada-Nya hai kamu
segala Tuhan , artinya, “Hai kamu semua yang lebih tinggi dari
pada manusia, akuilah dirimua lebih rendah dibandingkan Kristus
dalam kodrat dan kuasa.”
4. Tuhan telah berfirman mengenai Kristus, Takhta-Mu, ya Tuhan ,
tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan seterusnya (ay. 8-
12). namun mengenai malaikat-malaikat, Tuhan hanya berfirman
bahwa Dia membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan
pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api (ay. 7). Nah, sesudah
membandingkan apa yang Tuhan katakan mengenai malaikat-
malaikat dengan apa yang Dia katakan mengenai Kristus,
maka tampak jelas betapa sangat rendahnya malaikat-malai-
kat itu dibandingkan Kristus.
(1) Apa yang Tuhan firmankan di sini mengenai malaikat-malai-
kat? Dia membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai
dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api. Ayat ini ter-
tulis di dalam Kitab Mazmur 104:4, yang tampaknya lebih
langsung berbicara mengenai angin dan nyala api, namun di
sini diterapkan kepada malaikat-malaikat, yang di dalam
menjalankan Penyelenggaraan ilahi menggunakan angin,
badai, dan kilat. Perhatikan baik-baik,
[1] Jabatan malaikat-malaikat: mereka yaitu para hamba
atau pejabat-pejabat Tuhan , atau pelayan-pelayan untuk
melakukan kehendak-Nya. Merupakan suatu kemuliaan
Tuhan bahwa Ia memiliki pelayan-pelayan seperti itu,
namun lebih mulia lagi Ia bahwa walaupun demikian Ia
tidak membutuhkan mereka.
[2] Bagaimana malaikat-malaikat ini memiliki kecakapan
untuk pelayanan ini. Dia membuat mereka menjadi ba-
dai dan nyala api, artinya, Ia menganugerahkan terang
dan semangat kepada mereka, kegiatan dan kemampu-
an, kesiapan dan ketetapan hati untuk melakukan ke-
hendak-Nya. Mereka menjadi tidak lebih dari pada yang
telah ditetapkan Tuhan bagi mereka, dan mereka yaitu
pelayan-pelayan Sang Anak juga sama seperti kepada
Bapa. namun amatilah,
(2) Betapa banyak hal-hal yang lebih agung mengenai Kristus
yang dikatakan oleh Bapa. Di sini ada dua bagian
Kitab Suci yang dikutip,
[1] Salah satunya yaitu dari Kitab Mazmur 45:7-8, di mana
Tuhan menyatakan tentang Kristus,
Pertama, mengenai keilahian-Nya yang sejati dan
yang sebenarnya, yang difirmankan dengan penuh suka-
cita dan kasih sayang, tanpa merasa iri terhadap kemu-
liaan-Nya itu: Takhta-Mu, ya Tuhan . Di sini satu Pribadi
Surat Ibrani 1:4-14
menyebut Pribadi Tuhan lainnya dengan sebutan, ya
Tuhan . Dan jika Tuhan Bapa menyatakan Dia yaitu se-
perti itu, maka Ia pasti benar-benar dan sungguh-sung-
guh seperti itu. Sebab Tuhan menyebut pribadi-pribadi
dan hal-hal lain sebagaimana adanya. Dan sekarang,
biarlah mereka yang menyangkal Dia sebagai Tuhan
menanggung risiko mereka sendiri, namun marilah kita
mengakui dan menghormatinya sebagai Tuhan . Sebab,
jika Ia bukan Tuhan , Dia tidak akan pernah mampu
menyelesaikan pekerjaan sebagai Pengantara, dan juga
tidak akan pernah mengenakan mahkota Pengantara.
Kedua, Tuhan menyatakan kewibawaan dan kekuasa-
an Sang Anak, sebagai pemilik sebuah mahkota, sebuah
kerajaan, dan tongkat kerajaan itu. Dia memiliki semua
hak, pemerintahan, kewenangan, dan kekuasaan, baik
sebagai Tuhan semesta alam, kasih karunia, dan kemu-
liaan, maupun sebagai Pengantara. Dengan demikian
Dia layak dan sanggup sepenuhnya dalam melaksana-
kan semua maksud dan tujuan dari kerajaan yang ada
dalam kepengentaraan-Nya.
Ketiga, Tuhan menyatakan kekekalan dari kekuasaan
dan kemuliaan Kristus yang dibangun di atas keilahian
Pribadi-Nya: Takhta-Mu, ya Tuhan , tetap untuk seterus-
nya dan selamanya, dari kekekalan sampai kekekalan,
melewati semua zaman waktu, meskipun segala upaya
bumi dan neraka ingin menghancurkan dan meroboh-
kannya, dan melewati segala zaman kekekalan yang
tidak pernah berkesudahan, saat waktu sudah tidak
ada lagi. Hal ini menunjukkan dengan jelas perbedaan
antara takhta Kristus dari semua takhta duniawi yang
goyah dan pada akhirnya tumbang terguling-guling,
namun takhta Kristus akan ada sepanjang hari-hari di
sorga.
Keempat, mengenai Kristus, Tuhan menyatakan ke-
sempurnaan keadilan pemerintahan-Nya, dan tentang
penggunaan kekuasaan-Nya meliputi semua bagian pe-
merintahan-Nya: dan tongkat kerajaan-Mu yaitu tong-
kat kebenaran (ay. 8). Ia menerima tongkat kerajaan itu
dengan adil, dan Dia menggunakannya dalam keadilan
yang sempurna. Keadilan pemerintahan-Nya berasal dari
keadilan Pribadi-Nya, datang dari kasih akan keadilan
kekal yang sudah menjadi kodrat-Nya dan kebencian
akan ketidakadilan, tidak sekadar berasal dari pertim-
bangan-pertimbangan mengenai kebijaksanaan atau ke-
pentingan, namun datang dari asas-asas yang bersifat
rohani dan tidak tergoyahkan: Engkau mencintai keadilan
dan membenci kefasikan (ay. 9). Kristus datang untuk
menggenapi semua keadilan, membawa masuk suatu
keadilan yang abadi, dan Dia adil dalam segala jalan-
Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.
Ia telah membawa keadilan kepada umat manusia, dan
memulihkannya di antara mereka, sebagai suatu hal
yang paling mulia dan menyenangkan. Dia datang un-
tuk mengakhiri pelanggaran, dan mengakhiri dosa seba-
gai suatu hal yang dibenci dan yang merugikan.
Kelima, mengenai Kristus, Tuhan menyatakan bagai-
mana Dia layak untuk mengemban jabatan Pengantara,
dan bagaimana Dia dilantik dan dikukuhkan dalam
jabatan itu, sebab itu Tuhan , Tuhan -Mu telah mengurapi
Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, mele-
bihi teman-teman sekutu-Mu (ay. 9).
1. Kristus menyandang nama Sang Mesias sejak Dia
diurapi. Pengurapan Tuhan atas Kristus menunjuk-
kan baik kelayakan-Nya untuk memangku jabatan
sebagai Pengantara dengan Roh Kudus dan semua
kasih karunia-Nya, maupun juga pelantikan-Nya ke
dalam jabatan itu, sebagaimana nabi-nabi, imam-
imam, dan raja-raja yang dilantik melalui pengurap-
an. Tuhan , Tuhan -Mu, berarti peneguhan Kristus dalam
jabatan Pengantara oleh perjanjian penebusan dan
pendamaian, yang dibuat antara Bapa dan Anak.
Tuhan yaitu Tuhan Kristus, sebagaimana Kristus
yaitu manusia dan Pengantara.
2. Pengurapan Kristus dilakukan dengan minyak seba-
gai tanda kesukaan, yang menunjukkan kesukaan
dan sukacita yang dengannya Kristus melaksanakan
dan menjalani jabatan sebagai Pengantara (men-
dapati diri-Nya layak sepenuhnya untuk itu), mau-
Surat Ibrani 1:4-14
pun sukacita yang diletakkan di hadapan-Nya seba-
gai hadiah atas pelayanan dan penderitaan-Nya,
yaitu mahkota kemuliaan dan kesukaan yang pasti
Ia kenakan selamanya sesudah menderita kematian.
3. Pengurapan Kristus melebihi pengurapan teman-
teman sekutu-Nya: Tuhan , Tuhan -Mu telah mengurapi
Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan,
melebihi teman-teman sekutu-Mu. Siapakah teman-
teman sekutu Kristus? Adakah yang setara dengan-
Nya? Sebagai Tuhan , tidak ada yang setara dengan-
Nya, kecuali Bapa dan Roh Kudus, namun bukan ini
yang dimaksudkan di sini. Namun, sebagai manusia
dan sebagai orang yang diurapi Ia memiliki teman-
teman sekutu, namun pengurapan-Nya melebihi me-
reka semua.
(1) Di atas malaikat-malaikat, yang dapat dikatakan
sebagai teman-teman sekutu-Nya, sebab mereka
yaitu anak-anak Tuhan melalui penciptaan, dan
sebagai utusan-utusan Tuhan yang Dia gunakan
di dalam pelayanan-Nya.
(2) Di atas semua nabi-nabi, imam-imam, dan raja-
raja, yang pernah diurapi dengan minyak, untuk
dipekerjakan di dalam pelayanan Tuhan di atas
muka bumi.
(3) Di atas semua orang-orang kudus, yang yaitu
saudara-saudara-Nya, anak-anak dari Bapa yang
sama, sebab Dia turut mengambil bagian ber-
sama mereka di dalam daging dan darah.
(4) Di atas semua orang yang berkaitan dengan Diri-
Nya sebagai manusia, di atas semua keluarga
Daud, seluruh suku Yehuda, semua saudara-sau-
dara-Nya dan sanak saudara-Nya di dalam daging.
Semua orang lainnya yang diurapi Tuhan hanya
memiliki Roh dalam ukuran tertentu, sedang
Kristus memiliki-Nya berlimpah-limpah, tanpa
ada pembatasan. Oleh sebab itu, tidak seorang
pun menjalani pekerjaannya sebagaimana yang
dilakukan oleh Kristus, tidak seorang pun yang
begitu bergemar akan pekerjaannya seperti yang
dilakukan oleh Kristus, sebab Dia diurapi dengan
minyak kesukaan melebihi teman-teman sekutu-
Nya.
[2] Bagian Kitab Suci lainnya yang menyatakan keunggulan
Kristus di atas malaikat-malaikat, diambil dari Kitab
Mazmur 102:26-28, yang dikutip di dalam Ibrani 1:10-
12, di mana kemahakuasaan Tuhan Yesus Kristus dinya-
takan sebagaimana yang tampak baik di dalam pencipta-
an dunia maupun di dalam perubahannya.
Pertama, di dalam penciptaan dunia (ay. 10), dan
pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan
dasar bumi, dan langit yaitu buatan tangan-Mu. Tuhan
Kristus memiliki hak mula-mula untuk memerintah
dunia ini, sebab pada mulanya Dia menciptakan dunia
ini. Hak-Nya sebagai Pengantara, berasal dari penugas-
an Bapa. Hak-Nya, sebagai Tuhan bersama Bapa, meru-
pakan hak yang mutlak, sebab Dia memiliki kuasa
untuk mencipta. Kuasa ini Ia miliki sebelum permulaan
dunia ini, dan Dia menggunakannya untuk memberi
suatu awal dan wujud kepada dunia. sebab itu Dia
pasti tidak menjadi bagian dari dunia ini, sebab kalau
begitu adanya, maka Dia harus memberi suatu
permulaan bagi diri-Nya sendiri. Dia yaitu pro pantōn
– ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala
sesuatu ada di dalam Dia (Kol. 1:17). Dia tidak saja
berada di atas segala sesuatu dalam kedudukan, namun
sudah ada terlebih dahulu sebelum segala sesuatu itu
ada, dan oleh sebab itu sudah pasti Dia yaitu Tuhan
dan yang ada oleh diri-Nya sendiri. Dia telah meletak-
kan dasar bumi, tidak saja memperkenalkan bentuk-
bentuk baru kepada benda sebelum ada, namun juga
menciptakan dasar bumi dari yang tidak ada, primordia
rerum – asas-asas pertama dari segala sesuatu. Dia
tidak saja meletakkan dasar bumi, namun langit yaitu
juga buatan tangan-Nya, baik tempat kediaman mau-
pun penghuni-penghuninya, bala tentara langit, malai-
kat-malaikat itu sendiri. Dan oleh sebab itu Dia pasti
mutlak lebih unggul dari pada mereka.
Surat Ibrani 1:4-14
Kedua, di dalam mengubah dunia yang Ia ciptakan.
Di sini ketidak-tetapan dunia ini digunakan untuk meng-
gambarkan ketidak-berubahan dari Kristus. Amatilah,
1. Dunia ini dapat berubah, begitu juga semua alam
ciptaan ini. Dunia ini telah mengalami banyak per-
ubahan, dan masih akan melalui banyak perubahan
lagi. Semua perubahan ini terjadi seizin dan di ba-
wah arahan Kristus, yang menciptakan dunia itu
(ay. 11-12): Semuanya itu akan binasa, namun Eng-
kau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi
usang seperti pakaian; seperti jubah akan Engkau
gulungkan mereka, dan seperti persalinan mereka
akan diubah, namun Engkau tetap sama, dan tahun-
tahun-Mu tidak berkesudahan. Dunia kita yang
dapat dilihat ini (baik bumi maupun langit yang
dapat dilihat) sedang berubah menjadi usang. Tidak
saja umat manusia, binatang-binatang, dan pepo-
honan yang menjadi tua, namun dunia ini sendiri
juga menjadi tua, dan dengan cepat menuju kehan-
curan. Dunia ini berubah ibarat pakaian yang telah
kehilangan banyak keindahan dan kekuatannya. Ia
menjadi usang sebelum waktunya pada kemurtadan
pertama, dan sejak itu bertambah menjadi lebih
usang dan lebih lemah. Ia memperlihatkan tanda-
tanda sebuah dunia yang sedang sekarat. namun ke-
hancurannya yang akan datang kemudian bukanlah
kehancuran yang mutlak, hanya perubahannya
belaka. Kristus akan menggulung dunia ini seperti
sepotong pakaian, supaya tidak disalahgunakan lagi,
dan tidak lagi digunakan seperti sebelumnya. Kare-
na itu, janganlah kita mengarahkan hati kita kepada
hal-hal yang sebenarnya bukan seperti yang kita
harapkan dan yang akan tidak lagi menjadi seperti
adanya sekarang ini. Dosa telah membuat perubah-
an besar di dalam dunia ini menjadi lebih buruk,
dan Kristus akan membuat perubahan besar di da-
lamnya untuk menjadi lebih baik. Kita menantikan
langit yang baru dan bumi yang baru, di mana
ada kebenaran. Biarlah pemikiran mengenai hal
ini memisahkan kita dari dunia sekarang ini, dan
membuat kita menanti-nantikan dengan tekun dan
penuh hasrat akan dunia yang lebih baik itu, dan
marilah kita menanti-nantikan Kristus untuk meng-
ubah kita menjadi layak bagi dunia baru yang se-
dang mendekat itu. Kita tidak akan dapat mema-
sukinya kalau kita belum menjadi ciptaan-ciptaan
yang baru.
2. Kristus tidak dapat berubah. Demikianlah Sang
Bapa bersaksi tentang Dia, Engkau tetap sama, dan
tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan. Di dalam diri-
Nya Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari
ini dan sampai selama-lamanya, dan akan tetap
sama bagi umat-Nya di dalam segala perubahan
waktu. Hal ini dapat menguatkan semua orang yang
memiliki bagian di dalam Kristus, saat mereka me-
lihat diri mereka mengalami setiap perubahan di du-
nia ini, dan yang mereka rasakan di dalam diri mere-
ka sendiri. Kristus tidak dapat berubah dan tidak
dapat mati, tahun-tahun-Nya tidak berkesudahan.
Hal ini dapat menghibur kita yang mengalami segala
kerusakan dan kebusukan alam, yang dapat kita
amati di dalam diri kita sendiri atau di dalam diri
sahabat-sahabat kita, meskipun tubuh dan hati kita
menjadi lemah dan hari-hari kita segera berakhir.
Kristus tetap hidup untuk menjaga kita sementara
kita hidup, dan juga menjaga semua milik kita
saat kita meninggal dunia, dan hal ini harus
membangkitkan kita semua untuk membuat bagian
kita di dalam Dia menjadi jelas dan pasti, supaya
kehidupan rohani dan kehidupan kekal kita dapat
tersembunyi bersama Kristus di dalam Tuhan .
III. Keunggulan Kristus di atas malaikat-malaikat tampak dalam hal
ini, bahwa Tuhan tidak pernah berkata kepada malaikat-malaikat
mengenai apa yang telah Ia katakan kepada Kristus (ay. 13-14).
1. Apa yang telah Tuhan katakan kepada Kristus? Ia telah berfir-
man, “Duduklah di sebelah kanan-Ku sampai Kubuat musuh-
musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu (Mzm. 110:1). Terimalah
Surat Ibrani 1:4-14
kemuliaan, kekuasaan, dan beristirahatlah Engkau, dan tetap-
lah pegang pemerintahan kerajaan pengantaraan-Mu itu sam-
pai musuh-musuh-Mu dijadikan sahabat-sahabat-Mu melalui
pertobatan atau menjadi tumpuan kaki-Mu.” Perhatikan baik-
baik,
(1) Kristus Yesus memiliki musuh-musuh-Nya (adakah
orang yang pernah memikirkan hal itu?), bahkan musuh-
musuh di antara umat manusia, yaitu musuh-musuh yang
menentang kedaulatan-Nya, tujuan-Nya, umat-Nya. Mu-
suh-musuh seperti ini tidak ingin Dia memerintah atas
mereka. Janganlah kita merasa heran jika kemudian kita
juga memiliki musuh-musuh. Kristus tidak pernah melaku-
kan sesuatu untuk membuat umat manusia menjadi
musuh-musuh-Nya, Dia telah melakukan banyak hal un-
tuk membuat mereka semua menjadi sahabat-sahabat-Nya
dan juga sahabat-sahabat Bapa-Nya, namun tetap saja Ia
memiliki musuh.
(2) Semua musuh Kristus akan dijadikan tumpuan kaki-Nya,
baik melalui penyerahan diri dengan kerendahan hati dan
ketaatan sepenuhnya kepada kehendak-Nya dengan ter-
sungkur di bawah kaki-Nya, atau melalui penghancuran
sepenuhnya. Ia akan menginjak-injak orang-orang yang
terus-menerus mengeraskan hati, dan memijakkan kaki-
Nya di atas mereka.
(3) Tuhan Bapa telah melakukan hal ini, dan Kristus akan meli-
hat hal itu dilakukan, ya, Dia akan melakukannya sendiri.
Dan meskipun hal itu masih belum dilakukan pada saat
sekarang, hal itu pasti akan dilakukan, dan Kristus me-
nanti-nantikan saat itu. Demikian juga orang-orang Kristen
harus menunggu-nunggu sampai Tuhan mengerjakan semua
pekerjaan mereka di dalam mereka, untuk mereka, dan
melalui mereka.
(4) Kristus akan terus menguasai dan memerintah sampai hal
ini digenapi. Dia tidak akan meninggalkan sesuatu pun
dari rancangan-rancangan besar-Nya tidak terselesaikan. Ia
akan terus melakukan penaklukan dan menaklukkan. Dan
pantaslah bagi umat-Nya untuk terus melanjutkan kewa-
jiban mereka, menjadi seperti yang dikehendaki-Nya, mela-
kukan apa yang Dia inginkan mereka lakukan, menjauh-
kan diri dari apa yang Ia haruskan mereka jauhi, menang-
gung apa yang Ia haruskan mereka tanggung, sampai Dia
membuat mereka menjadi pemenang-pemenang bahkan
lebih dari pemenang-pemenang atas semua musuh-musuh
rohani mereka.
2. Apa yang telah Tuhan katakan kepada malaikat-malaikat? Dia
tidak pernah berkata kepada mereka seperti yang sudah Ia
katakan kepada Kristus, Duduklah di sebelah kanan-Ku, namun
di sini Dia telah berkata mengenai mereka bahwa mereka se-
mua yaitu roh-roh yang melayani, yang diutus untuk mela-
yani mereka yang harus memperoleh keselamatan. Perhatikan
baik-baik,
(1) Apakah malaikat-malaikat itu menurut sifat dasar atau
kodrat mereka: mereka yaitu roh-roh, tanpa tubuh atau
kecenderungan terhadap tubuh, namun mereka dapat me-
ngenakan tubuh dan tampil di dalam tubuh, saat Tuhan
menghendaki. Mereka yaitu roh-roh, tidak berbadan,
cerdas, giat, berwujud. Mereka unggul di dalam hikmat dan
kekuatan.
(2) Apakah malaikat-malaikat itu menurut jabatan mereka:
mereka yaitu roh-roh yang melayani. Sebagai Pengantara,
Kristus yaitu Pelayan Agung Tuhan di dalam pekerjaan
besar penebusan. Roh Kudus yaitu Pelayan Agung Tuhan
dan Kristus dalam pelaksanaan penebusan ini. Malaikat-
malaikat yaitu roh-roh yang melayani di bawah Sang
Tritunggal yang terpuji itu, untuk melaksanakan kehendak
dan perkenan ilahi. Mereka yaitu pelayan-pelayan dari
Sang Pemelihara ilahi.
(3) Malaikat-malaikat diutus untuk tujuan ini, yaitu untuk
melayani untuk melayani mereka yang harus memperoleh
keselamatan atau orang-orang yang akan mewarisi kesela-
matan. Amatilah di sini,
[1] Gambaran yang diberikan mengenai orang-orang ku-
dus. Mereka yaitu ahli waris keselamatan. Pada saat
sekarang mereka masih di bawah umur, ahli waris,
bukan pemberi warisan. Mereka menjadi ahli waris
sebab mereka yaitu anak-anak Tuhan , jika anak-anak,
maka juga yaitu ahli waris. Marilah kita memastikan
Surat Ibrani 1:4-14
bahwa kita yaitu anak-anak oleh pengangkatan dan
kelahiran baru, yang telah membuat perjanjian diri
yang tulus ikhlas kepada Tuhan , dan berjalan di hadap-
an-Nya di dalam tingkah laku yang sesuai dengan Injil,
supaya dengan begitu kita yaitu ahli waris Tuhan , dan
menjadi ahli waris bersama-sama dengan Kristus.
[2] Kemuliaan dan hak istimewa orang-orang kudus. Malai-
kat-malaikat diutus untuk melayani mereka. Dengan
demikian malaikat-malaikat itu telah melaksanakannya
dalam menjaga dan bertindak pada saat pemberiaan
hukum, ikut berperang pada pertempuran-pertempuran
orang-orang kudus, dalam menghancurkan musuh-mu-
suh mereka. Malaikat-malaikat itu masih tetap mela-
yani mereka dalam melawan kejahatan dan kuasa roh-
roh jahat, dalam melindungi dan menjaga tubuh-tubuh
mereka, memasang kemah-kemah mereka di sekeliling
mereka, mengajar, menghidupkan, dan menghibur jiwa-
jiwa mereka di bawah Kristus dan Roh Kudus. Dan
demikian juga yang akan mereka perbuat dalam me-
ngumpulkan semua orang kudus bersama-sama pada
hari terakhir itu. Terpujilah Tuhan untuk pelayanan
malaikat-malaikat itu, tetaplah berada di jalan Tuhan ,
dan terimalah penghiburan dari janji ini, bahwa Dia
akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya kepadamu,
untuk menjaga engkau di segala jalanmu. Mereka akan
menatang engkau di atas tangannya, supaya kakinya
jangan terantuk kepada batu (Mzm. 91:11-12).
PASAL 2
Di dalam pasal ini, Rasul Paulus,
I. Menerapkan pengajaran yang tercantum di dalam pasal sebe-
lumnya perihal keunggulan Pribadi Kristus, baik melalui
nasihat maupun pernyataan (ay. 1-4).
II. Menguraikan lebih lanjut perihal kelebihan Kristus di atas
para malaikat (ay. 5-9).
III. Melanjutkan uraian untuk menghapus aib salib (ay. 10-15).
IV. Menegaskan penjelmaan Kristus yang tidak mengambil rupa
atau kodrat malaikat namun rupa keturunan Abraham, dan
menyatakan alasannya (ay. 16-18).
Bahaya Penyia-nyiaan
(2:1-4)
1 sebab itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar,
supaya kita jangan hanyut dibawa arus. 2 Sebab kalau firman yang dikata-
kan dengan perantaraan malaikat-malaikat tetap berlaku, dan setiap pelang-
garan dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal, 3 bagaimanakah
kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu,
yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah men-
dengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat dipercayai, sedang 4
Tuhan meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat
dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan sebab Roh Kudus, yang
dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya.
Melalui surat ini Rasul Paulus melanjutkan dengan menggunakan
cara yang sederhana dan jelas namun bermanfaat dalam memberi
pengajaran, alasan, dan penggunaan. Di sini kita melihat penerapan
kebenaran-kebenaran yang sebelumnya telah dinyatakan dan di-
buktikan. Hal ini dapat dilihat dari kata sambung sebab itu, yang
mengawali pasal ini dan yang menunjukkan hubungannya dengan
pasal sebelumnya. Di pasal sebelumnya Rasul Paulus telah membuk-
tikan bahwa Kristus lebih unggul di atas para malaikat yang oleh
pelayanan mereka hukum Taurat diberikan, sehingga sebab itu
masa penyelenggaraan Injil pastilah lebih unggul dibandingkan masa
penyelenggaraan hukum Taurat. Nah sesudah membuktikan hal ini,
sekarang Rasul Paulus hendak menerapkan pengajaran ini, baik
melalui nasihat maupun pernyataan.
I. Melalui nasihat: sebab itu harus lebih teliti kita memperhatikan
apa yang telah kita dengar (ay. 1). Inilah cara pertama bagaimana
kita harus menunjukkan rasa hormat kita terhadap Kristus dan
Injil. Sungguh menjadi kepedulian setiap orang yang ada di bawah
Injil untuk benar-benar memperhatikan semua penyingkapan dan
pengarahan Injil, untuk menjunjung tinggi dan menilai kedua hal
itu sebagai urusan yang teramat penting, untuk menyimaknya
dengan tekun dalam setiap kesempatan yang diperolehnya untuk
tujuan itu, untuk sering membacanya, untuk merenungkannya
dengan cermat, serta untuk menyatukan iman kita dengannya.
Kita harus memelihara semua penyingkapan dan arahan Injil itu
di dalam hati dan perasaan kita, menyimpannya dalam ingatan
kita, dan akhirnya menyesuaikan perkataan serta perbuatan kita
dengannya.
II. Melalui pernyataan, ia menambahkan alasan-alasan yang kuat
untuk menekankan nasihat itu.
1. Kita akan mengalami kerugian besar jika tidak menaruh
perhatian penuh kepada hal-hal yang telah kita dengar: kare-
na kita dapat hanyut dibawa arus. Semua itu akan lolos dari
ingatan, bibir, serta hidup kita, sehingga kita akan menjadi
orang-orang yang rugi sebab kelalaian kita itu. Belajarlah
bahwa,
(1) sesudah menerima kebenaran-kebenaran Injil di dalam akal
budi kita, kita ada dalam bahaya melupakannya. Pikiran
dan ingatan kita mirip dengan bejana bocor, yang jika
tidak dipelihara dengan baik, tidak dapat menyimpan apa
yang dituang ke dalamnya. Hal ini terjadi sebab sifat ce-
mar yang ada di dalam diri kita, rasa benci serta kelicikan
Iblis (yang mencuri firman), sebab belitan dan jerat dunia,
Surat Ibrani 2:1-4
serta semak duri yang mengimpit benih firman yang baik
itu.
(2) Orang-orang yang melupakan kebenaran-kebenaran Injil
yang telah mereka terima, akan menghadapi kerugian yang
tidak terbayangkan. Mereka kehilangan harta yang jauh
lebih berharga dibandingkan ribuan emas dan perak. Benih fir-
man itu hilang, waktu dan jerih payah yang telah mereka
habiskan untuk mendengarkan firman itu juga ikut sia-sia,
dan pengharapan untuk memperoleh hasil tuaian yang ba-
nyak juga lenyap. Segalanya hilang jika Injil itu hilang.
(3) Pertimbangan mengenai hal ini sudah seharusnya menjadi
alasan kuat bagi kita untuk memperhatikan dan menjaga
Injil. Sungguh, jika kita tidak memperhatikannya de-
ngan baik, firman Tuhan tidak akan tersimpan lama di
dalam hati kita. Pendengar yang tidak menyimak dengan
baik akan segera melupakan apa yang didengarnya.
2. Pernyataan lain diajukan berdasar hukuman mengerikan
yang akan kita alami jika kita tidak melaksanakan kewajiban
ini, suatu hukuman yang lebih mengerikan dibandingkan yang
diterima mereka yang melalaikan dan tidak menaati hukum
Taurat (ay. 2-3). Amatilah di sini,
(1) Bagaimana hukum Taurat digambarkan: sebagai firman
yang dikatakan dengan perantaraan malaikat-malaikat dan
tetap berlaku. Firman itu disampaikan oleh malaikat mela-
lui pelayanan mereka dengan meniup sangkakala, dan
mungkin dengan mengucapkan kata-kata sesuai pengarah-
an Tuhan . Sebagai hakim, Tuhan akan memakai para malai-
kat untuk meniup sangkakala itu kedua kalinya dan meng-
himpun semua orang ke hadapan pengadilan-Nya guna
menerima hukuman sesuai ketaatan ataupun ketidaktaat-
an mereka pada hukum Taurat. Hukum Taurat ini dinyata-
kan tetap berlaku. Hal ini serupa dengan janji yang berkata
ya dan amin. Hal ini benar dan tetap demikian, serta tetap
berlaku, entah manusia menaatinya atau tidak. Sebab
setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan
yang setimpal. Jika manusia bermain-main dengan hukum
Tuhan , hukum itu tidak akan bermain-main dengan mereka.
Hukum Taurat telah mencengkeram orang-orang berdosa
pada zaman dahulu, dan akan mencengkeram orang-orang
berdosa dari semua zaman. Sebagai penguasa dan hakim
yang adil yang telah memberi hukum itu, Tuhan tidak
akan membiarkan mereka yang memandang rendah dan
melanggar hukum itu lolos dari hukuman. Sebaliknya, dari
zaman ke zaman, Ia telah mengadakan perhitungan dengan
para pelanggarnya, serta membalas mereka dengan setim-
pal, sesuai sifat dan tingkat keparahan ketidaktaatan mere-
ka. Amatilah, hukuman terberat yang pernah dijatuhkan
Tuhan ke atas orang berdosa tidak lebih dari yang pantas
diterima dosanya: suatu balasan yang setimpal. Hukuman
yang diberikan senantiasa adil dan setimpal dengan dosa,
sama seperti pahala juga sepadan dengan ketaatan. Bah-
kan, balasan atas ketaatan lebih dibandingkan pahala.
(2) Bagaimana Injil digambarkan. Injil yaitu keselamatan.
Keselamatan yang agung. Begitu agungnya, hingga ti