begitu baik untuk keperluan ini, namun jika para
hakim di bawahnya, para menteri, dan para kepala rumah
tangga, tidak menjalankan tugas mereka di tempat mereka
masing-masing, maka kekuasaan tertinggi itu tidak akan ba-
nyak berpengaruh.
2. Amanat ini ditekankan kepada umat dengan semendesak mung-
kin. Musa dan para tua-tua Israel menekankannya kepada
umat dengan teramat sungguh-sungguh (ay. 9-10): Diamlah dan
dengarlah, hai orang Israel. Ini yaitu sesuatu yang menuntut
dan layak mendapatkan perhatian dan kewaspadaan yang
sebesar-besarnya. Mereka memberi tahu umat akan hak isti-
mewa dan kehormatan mereka: “Pada hari ini engkau telah
menjadi umat TUHAN, Tuhan mu, sebab Tuhan telah mengakui
engkau sebagai kepunyaan-Nya sendiri, dan sekarang hendak
membawa engkau untuk menduduki Kanaan yang telah lama
dijanjikan-Nya sebagai Tuhan mu (Kej. 17:7-8). Seandainya Ia
gagal menggenapinya pada waktunya, Ia akan malu disebut
Tuhan mu (Ibr. 11:16). Sekarang engkau yaitu umat-Nya lebih
dibandingkan sebelumnya, sebab itu dengarkanlah suara-Nya.” Hak-
hak istimewa harus dimanfaatkan sebagai dorongan untuk
melaksanakan kewajiban. Bukankah suatu umat harus diperin-
tah oleh Tuhan mereka?
II. Sebuah arahan khusus yang disampaikan kepada mereka dengan
sangat khidmat untuk menuliskan segala perkataan hukum Tau-
rat ini, segera sesudah mereka memasuki Kanaan. Hal itu harus
dilaksanakan hanya satu kali, dan pada saat mereka memasuki
tanah perjanjian, sebagai tanda bahwa mereka mendudukinya
dengan beberapa syarat dan ketentuan yang terkandung dalam
hukum ini. Kovenan antara Tuhan dan Israel di gunung Sinai di-
sahkan dengan upacara yang khidmat, saat sebuah mezbah di-
dirikan, dengan dua belas tugu, dan kitab kovenan diambil dan
dibacakan (Kel. 24:4). Apa yang ditetapkan di sini yaitu upacara
khidmat yang serupa.
1. Mereka harus mendirikan sebuah tugu peringatan untuk menu-
liskan segala perkataan hukum Taurat ini.
(1) Tugu peringatan itu sendiri haruslah seadanya saja, hanya
batu kasar yang tidak dipahat, dan lalu dikapuri. Batu itu
tidak terbuat dari marmer atau pualam yang dipoles, atau
kepingan-kepingan kuningan, melainkan batu biasa yang
dikapur (ay. 2). Perintah itu diulangi lagi (ay. 4), dan diberi-
kan pesan-pesan supaya batu itu ditulis, bukan dengan
sangat indah, untuk dikagumi oleh orang-orang yang ingin
tahu, melainkan dengan sangat jelas, supaya orang sambil
lalu dapat membacanya (Hab. 2:2). Firman Tuhan tidak per-
lu diperindah oleh keahlian manusia atau dihiasi dengan
kata-kata hikmat yang meyakinkan. Akan namun ,
(2) Batu tulis itu haruslah sangat besar: Segala perkataan hu-
kum Taurat ini (ay. 3), dan lagi (ay. 8). Sebagian penafsir
memahaminya hanya tentang kovenan antara Tuhan dan
Israel, yang disebutkan dalam pasal 26:17-18. Hendaklah
batu tulis ini didirikan sebagai sebuah kesaksian, seperti
tugu kovenan antara Laban dan Yakub, yang tidak lebih
dari sekadar tumpukan batu yang disusun seadanya, yang
di atasnya mereka makan bersama-sama sebagai tanda
persahabatan (Kej. 31:46-47), dan seperti batu yang didiri-
kan Yosua (Yos. 24:26). Sebagian yang lain berpendapat
bahwa kutuk-kutuk kovenan yang tercantum dalam pasal
ini ditulis pada tugu peringatan ini, terlebih lagi sebab
tugu itu ditegakkan di gunung Ebal (ay. 4). Sebagian yang
lain lagi berpendapat bahwa seluruh Kitab Ulangan ditulis
pada tugu peringatan ini, atau setidak-tidaknya segala ke-
tetapan dan peraturan dari pasal 12 hingga akhir pasal 26.
Dan bukan tidak mungkin bahwa tumpukan batu ini
sedemikian besar hingga, dengan mengikutsertakan semua
Kitab Ulangan 27:1-10
sisinya, dapat memuat tulisan yang begitu banyak, kecuali
kita menganggap (seperti anggapan beberapa orang) bahwa
hanya sepuluh perintah Tuhan saja yang ditulis di sini, se-
bagai salinan dari gulungan-gulungan kitab yang tertutup
yang tersimpan di dalam tabut perjanjian. Mereka harus
menuliskan segala perkataan hukum Taurat ini saat su-
dah tiba di Kanaan, namun sekalipun begitu Musa berkata
(ay. 3), “Tuliskanlah supaya engkau masuk,” yaitu, “supaya
engkau masuk dengan nyaman, dan dengan jaminan akan
berhasil dan menetap di sana, sebab jika tidak, sebaiknya
engkau tidak usah masuk sama sekali. Tuliskanlah itu
sebagai syarat engkau masuk, dan akuilah bahwa engkau
masuk dengan syarat-syarat ini dan bukan dengan syarat-
syarat lain: oleh sebab Kanaan diberikan berdasar
janji, maka Kanaan harus digenggam dengan ketaatan.”
2. Mereka harus pula mendirikan sebuah mezbah. Melalui perka-
taan hukum Taurat yang telah dituliskan di atas batu berka-
pur, Tuhan berbicara kepada mereka. Melalui mezbah, dan kor-
ban-korban yang dipersembahkan di atasnya, mereka berbi-
cara kepada Tuhan . Dengan demikian persekutuan antara me-
reka dan Tuhan tetap terjaga. Firman dan doa harus berjalan
beriringan. Meskipun mereka tidak boleh, atas keinginan me-
reka sendiri, mendirikan mezbah apa saja di samping mezbah
yang ada di Kemah Suci, namun, atas ketetapan Tuhan , mereka
boleh mendirikannya pada suatu kesempatan khusus. Elia
membangun sebuah mezbah sementara dari dua belas batu
yang tidak dipahat, yang mirip dengan batu ini, saat dia
membawa Israel kembali kepada kovenan yang sekarang se-
dang dibuat (1Raj. 18:31-32). Nah,
(1) Mezbah ini harus dibuat dari batu-batu yang mereka
dapati tersedia di lapangan, bukan yang baru dipotong dari
bukit, apalagi yang sengaja dibentuk: Tidak boleh kauolah
batu itu dengan perkakas besi (ay. 5). Kristus, mezbah kita,
yaitu batu yang terungkit lepas tanpa perbuatan tangan
manusia (Dan. 2:34-35), dan sebab nya dibuang oleh tu-
kang-tukang bangunan, sebab Ia tidak tampan dan sema-
raknya pun tidak ada. Namun Ia telah diterima oleh Tuhan
Bapa, dan dijadikan sebagai batu penjuru.
(2) Korban bakaran dan korban keselamatan harus dipersem-
bahkan di atas mezbah ini (ay. 6-7), supaya melalui kor-
ban-korban itu mereka dapat memuliakan Tuhan dan men-
dapatkan perkenanan-Nya. Di mana hukum ditulis, di de-
katnya sebuah mezbah didirikan, untuk menandakan bah-
wa kita tidak dapat melihat hukum Taurat dengan hati
yang terhibur, sebab sadar bahwa kita telah melanggar-
nya, seandainya tidak ada korban agung yang melaluinya
penebusan dosa diadakan. Dan mezbah didirikan di atas
gunung Ebal, gunung tempat kedua belas suku Israel itu
berdiri dan mengucapkan amin untuk menyetujui kutuk-
kutuk hukum Taurat, untuk menyiratkan bahwa melalui
Kristus kita telah ditebus dari kutuk hukum Taurat. Dalam
Perjanjian Lama, perkataan hukum Taurat dituliskan be-
serta kutukannya, yang akan membuat kita diliputi dengan
kengerian dan kekejutan seandainya kita tidak mendapati
dalam Perjanjian Baru yang terjalin dengan Perjanjian
Lama, sebuah mezbah yang didirikan di dekat hukum itu,
yang memberi kita penghiburan abadi.
(3) Mereka harus makan di sana, dan bersukaria di hadapan
TUHAN, Tuhan mereka (ay. 7). Hal ini menandakan,
[1] Persetujuan yang mereka berikan kepada kovenan itu.
Sebab pihak-pihak yang berkepentingan dalam kovenan
mengesahkan perjanjian itu dengan mengadakan per-
jamuan bersama. Mereka yaitu orang-orang yang ikut
ambil bagian dalam mezbah itu, yang merupakan meja
Tuhan , sebagai hamba dan penyewa lahan-Nya, dan
mereka memang mengakui diri mereka sebagai orang-
orang seperti itu. Dan, sebab sudah dibuat menduduki
tanah yang baik ini, mereka mengikat diri untuk mem-
bayar uang sewa dan melakukan pekerjaan-pekerjaan
yang telah disediakan oleh pemilik kerajaan.
[2] Penghiburan yang mereka dapatkan dalam kovenan itu.
Beralasan bagi mereka untuk bersukaria dalam hukum
Taurat, sebab mereka memiliki sebuah mezbah, yaitu
hukum yang menyembuhkan, yang begitu dekat dengan
hukum Taurat itu. Sungguh sebuah perkenanan yang
besar bagi mereka, dan sebuah pertanda yang baik,
bahwa Tuhan memberi mereka ketetapan-ketetapan-Nya.
Kitab Ulangan 27:11-26
Dan bahwa mereka diakui sebagai umat Tuhan , dan
anak-anak perjanjian, yaitu alasan yang membuat me-
reka bersukaria, walaupun, saat upacara ini hendak
dilaksanakan, mereka belumlah secara penuh menduduki
Kanaan. namun Tuhan telah berfirman di tempat kudus-
Nya, dan lalu berkata, Aku hendak beria-ria, Gilead
punya-Ku, Manasye punya-Ku. Semuanya punya-Ku.
Kutukan-kutukan dari Gunung Ebal
(27:11-26)
11 Pada hari itu Musa memberi perintah kepada bangsa itu: 12 “Sesudah
kamu menyeberangi sungai Yordan, maka mereka inilah yang harus berdiri
di gunung Gerizim untuk memberkati bangsa itu, yaitu suku Simeon, Lewi,
Yehuda, Isakhar, Yusuf dan Benyamin. 13 Dan mereka inilah yang harus ber-
diri di gunung Ebal untuk mengutuki, yaitu suku Ruben, Gad, Asyer, Zebu-
lon, Dan serta Naftali. 14 Maka haruslah orang-orang Lewi mulai bicara dan
mengatakan kepada seluruh orang Israel dengan suara nyaring: 15 Terkutuk-
lah orang yang membuat patung pahatan atau patung tuangan, suatu ke-
kejian bagi TUHAN, buatan tangan seorang tukang, dan yang mendirikannya
dengan tersembunyi. Dan seluruh bangsa itu haruslah menjawab: Amin!
16 Terkutuklah orang yang memandang rendah ibu dan bapanya. Dan
seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin! 17 Terkutuklah orang yang meng-
geser batas tanah sesamanya manusia. Dan seluruh bangsa itu haruslah
berkata: Amin! 18 Terkutuklah orang yang membawa seorang buta ke jalan
yang sesat. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin! 19 Terkutuklah
orang yang memperkosa hak orang asing, anak yatim dan janda. Dan seluruh
bangsa itu haruslah berkata: Amin! 20 Terkutuklah orang yang tidur dengan
isteri ayahnya, sebab ia telah menyingkapkan punca kain ayahnya. Dan
seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin! 21 Terkutuklah orang yang tidur
dengan binatang apa pun. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!
22 Terkutuklah orang yang tidur dengan saudaranya perempuan, anak ayah
atau anak ibunya. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin! 23 Ter-
kutuklah orang yang tidur dengan mertuanya perempuan. Dan seluruh
bangsa itu haruslah berkata: Amin! 24 Terkutuklah orang yang membunuh
sesamanya manusia dengan tersembunyi. Dan seluruh bangsa itu haruslah
berkata: Amin! 25 Terkutuklah orang yang menerima suap untuk membunuh
seseorang yang tidak bersalah. Dan seluruh bangsa itu harus berkata: Amin!
26 Terkutuklah orang yang tidak menepati perkataan hukum Taurat ini
dengan perbuatan. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!”
Pada waktu hukum Taurat ditulis, untuk dilihat dan dibaca oleh semua
orang, ganjaran-ganjaran darinya harus diberitahukan. Dan untuk me-
lengkapi khidmatnya upacara ikatan kovenan mereka dengan Tuhan ,
mereka harus menyatakan persetujuan mereka atas ganjaran-ganjar-
an itu dengan penuh kesungguhan. Hal ini sudah diperintahkan un-
tuk mereka lakukan sebelumnya (11:29-30), dan sebab nya ketetap-
an itu di sini dimulai dengan agak tiba-tiba (ay. 12). Sepertinya di
Kanaan, yaitu bagian yang selanjutnya jatuh menjadi milik pusaka
Efraim (suku Yosua), ada dua gunung yang letaknya berdekatan,
dengan sebuah lembah di antaranya, yang satu disebut Gerizim dan
yang lain Ebal. Pada sisi kedua gunung ini, yang saling berhadapan,
semua suku harus dipanggil untuk berbaris, enam suku di sisi yang
satu dan enam suku lagi di sisi yang lain, sehingga di lembah itu, di
kaki masing-masing gunung, mereka berkumpul bersama secara
sangat berdekatan, begitu dekat sehingga para imam yang berdiri di
antara mereka dapat didengar oleh orang-orang yang berada di sebe-
lah mereka pada kedua sisi. Lalu saat semua orang disuruh diam,
dan memberi perhatian, salah satu dari para imam, atau mungkin
lebih dari satu imam yang berjarak cukup jauh satu sama lain, me-
nyerukan dengan suara lantang salah satu kutukan yang disebutkan
selanjutnya di sini. Dan seluruh umat yang berdiri pada sisi dan kaki
gunung Ebal berkata: Amin. Orang-orang yang berdiri lebih jauh me-
lihat tanda dari orang-orang yang berdiri lebih dekat dan dapat men-
dengar seruan itu. Lalu berkat yang berlawanan dengan kutuk itu di-
serukan, “Diberkatilah orang yang tidak melakukan ini dan itu,” dan
lalu orang-orang yang berdiri pada sisi dan kaki gunung Geri-
zim berkata: Amin. Hal ini tidak bisa tidak pasti membuat mereka
sangat tergerak dengan segala berkat dan kutukan, janji dan ancam-
an, dari hukum Taurat, dan tidak hanya membuat seluruh umat me-
ngenal semuanya itu, namun juga mengajar mereka untuk menerap-
kannya pada diri mereka sendiri.
I. Menyangkut upacara ini, ada sesuatu yang harus dilaksanakan,
secara umum, dan itu harus dilaksanakan hanya sekali dan tidak
boleh diulangi, namun akan terus dibicarakan hingga kepada ketu-
runan-keturunan yang akan datang.
1. Tuhan telah menetapkan suku-suku mana yang harus berdiri di
atas gunung Gerizim dan suku-suku mana di gunung Ebal (ay.
12-13), untuk mencegah pertengkaran yang bisa saja timbul
seandainya mereka dibiarkan mengaturnya sendiri. Enam suku
yang ditunjuk untuk mengucapkan berkat yaitu semuanya
anak-anak dari perempuan merdeka, sebab kepada merekalah
janji itu diberikan (Gal. 4:31). Lewi di sini ditempatkan di
antara semua suku yang lain, untuk mengajar para hamba Tu-
han agar mereka menerapkan pada diri mereka sendiri berkat
Kitab Ulangan 27:11-26
885
dan kutuk yang mereka khotbahkan kepada orang lain, dan
agar dengan iman mengucapkan amin juga untuk menyetujui-
nya.
2. Tentang suku-suku yang harus berkata amin untuk menyetu-
jui berkat-berkat itu dikatakan, mereka berdiri untuk member-
kati bangsa itu, namun tentang suku-suku yang lain dikatakan,
mereka berdiri untuk mengutuki, tanpa menyebutkan bangsa
itu, sebab enggan menduga bahwa siapa saja dari bangsa ini,
yang telah diambil Tuhan sebagai milik-Nya sendiri, akan ter-
timpa kutukan itu. Atau mungkin, cara pengungkapan yang
berbeda itu menyiratkan bahwa hanya ada satu berkat yang
harus diserukan secara umum atas bangsa Israel, sebagai
bangsa yang berbahagia, dan bahwa keadaannya akan selalu
demikian, jika mereka menurut. Dan untuk menyetujui berkat
ini suku-suku yang ada di atas gunung Gerizim harus ber-
kata: Amin. “Berbahagialah engkau, hai Israel, dan kiranya
engkau selamanya demikian.” namun lalu kutukan-ku-
tukan masuk sebagai pengecualian dari aturan umum, dan
kita tahu bahwa exceptio firmat regulam – pengecualian mem-
buktikan adanya aturan. Israel yaitu suatu umat yang diber-
kati, namun , jika bahkan di antara mereka ada orang-orang ter-
tentu yang berbuat hal-hal yang dilarang seperti yang disebut-
kan, hendaklah mereka tahu bahwa tidak ada bagian atau hak
mereka dalam perkara ini, namun bahwa mereka berada di ba-
wah kutuk. Hal ini menunjukkan betapa siapnya Tuhan untuk
menganugerahkan berkat. Jika ada yang jatuh di bawah ku-
tukan, itu salah mereka sendiri, mereka menimpakannya ke
atas kepala mereka sendiri.
3. Kaum Lewi dan para imam, yaitu orang-orang dari mereka
yang telah ditunjuk untuk keperluan itu, harus menyerukan
segala kutukan dan juga berkat ini . Mereka ditahbiskan
untuk memberkati (10:8), dan para imam melakukannya se-
tiap hari (Bil. 6:23). namun mereka harus memisahkan antara
yang berharga dan yang hina. Mereka tidak boleh memberi
berkat itu secara sembarangan, namun harus menyatakannya
kepada orang-orang yang berhak mendapatkannya, supaya
jangan sampai mereka yang tidak berhak atasnya berpikir
bahwa mereka ikut berbagi di dalam berkat itu sebab berada
di dalam kerumunan umat. Perhatikanlah, hamba-hamba Tu-
886
han harus memberitakan kengerian-kengerian hukum Taurat
seperti juga penghiburan-penghiburan Injil. Mereka tidak bo-
leh hanya memikat umat untuk melakukan kewajiban mereka
dengan janji-janji berkat, namun juga harus membuat umat
ngeri dengan ancaman-ancaman kutukan, hingga umat mau
melakukan kewajiban mereka.
4. Kutukan-kutukan itu dinyatakan di sini, namun berkat-berkat-
nya tidak. Sebab barangsiapa ada di bawah hukum Taurat
berada di bawah kutukan, namun suatu kehormatan yang di-
sediakan bagi Kristuslah untuk memberkati kita, dan dengan
begitu melakukan bagi kita apa yang tidak mungkin dilakukan
hukum Taurat sebab tak berdaya. Dalam khotbah Kristus di
bukit, yang merupakan gunung Gerizim yang sebetulnya ,
kita hanya mendapatkan berkat-berkat saja (Mat. 5:3, dst.).
5. Untuk tiap-tiap kutukan itu umat harus berkata: Amin. Mudah
untuk memahami arti dari kata amin bagi berkat. Orang Yahudi
memiliki suatu pepatah untuk mendorong orang mengucap-
kan amin bagi doa-doa yang bersifat umum, barangsiapa men-
jawab amin kepada orang yang memberkati, maka dia menjadi
seperti orang yang memberkati. namun bagaimana mereka dapat
berkata amin untuk kutukan-kutukan itu?
(1) Jawaban amin itu yaitu pengakuan iman mereka akan
kebenaran dari kutukan-kutukan itu, bahwa kutukan-
kutukan ini dan kutukan-kutukan serupa bukanlah hantu
jadi-jadian untuk menakut-nakuti anak-anak dan orang
bodoh, melainkan pernyataan yang sungguh-sungguh akan
murka Tuhan atas segala kefasikan dan kelaliman manusia.
Dan tidak satu iota pun dari kutukan-kutukan itu akan
jatuh sia-sia ke tanah.
(2) Jawaban amin itu yaitu pengakuan akan adilnya kutuk-
an-kutukan ini. saat mereka berkata amin, mereka pada
dasarnya berkata, bukan hanya, sudah pasti akan terjadi
demikian, melainkan juga, memang adil bahwa demikian-
lah yang harus terjadi. Orang-orang yang melakukan hal-
hal seperti itu pantas untuk jatuh dan terbaring di bawah
kutuk.
(3) Jawaban amin itu merupakan laknat yang begitu kuat atas
diri mereka sendiri hingga mengharuskan mereka untuk
tidak berurusan dengan perbuatan-perbuatan jahat yang
Kitab Ulangan 27:11-26
atasnya kutukan itu di sini ditimpakan. “Kiranya murka
Tuhan jatuh menimpa kami jika kami sampai berbuat hal-hal
yang demikian.” Kita membaca tentang orang-orang yang
bersumpah kutuk dan bagi kita hal itu merupakan bentuk
biasa dari sumpah yang khidmat untuk hidup menurut hu-
kum Tuhan (Neh. 10:29). Bahkan, orang Yahudi berkata
(seperti yang dikutip oleh cendekiawan Uskup Patrick), “Se-
luruh umat, dengan mengucapkan amin ini, menjadi ter-
ikat bagi satu sama lain, bahwa mereka akan berpegang
pada hukum-hukum Tuhan . Melalui ikatan ini setiap orang
diwajibkan, sebisa mungkin, untuk mencegah sesamanya
melanggar hukum-hukum ini, dan untuk menegur orang-
orang yang telah melanggar, supaya jangan sampai mereka
menanggung dosa dan kutuk untuk orang-orang itu.”
II. Sekarang mari kita cermati dosa-dosa tertentu apakah yang ter-
hadapnya kutukan-kutukan dinyatakan di sini.
1. Dosa-dosa yang melanggar perintah kedua. Pedang yang ber-
nyala-nyala ini disiapkan pertama-tama untuk menjaga perin-
tah ini (ay. 15). Di sini terkutuklah orang-orang yang
tidak hanya menyembah patung-patung, namun juga yang
membuat dan menyimpannya, jika patung-patung itu yaitu
seperti yang digunakan para penyembah berhala dalam ber-
ibadah kepada dewa-dewi mereka. Entah patung pahatan atau
patung tuangan, semuanya sama saja, itu yaitu suatu ke-
kejian bagi TUHAN, meskipun patung itu tidak didirikan di
tempat umum, melainkan di suatu tempat yang tersembunyi,
meskipun patung itu tidak sungguh-sungguh disembah, tidak
pula dikatakan dirancang untuk disembah, namun disimpan di
sana dengan hormat dan dengan demikian menjadi godaan
terus-menerus. Orang yang berbuat demikian mungkin saja
dapat terhindar dari hukuman manusia, namun dia tidak dapat
luput dari kutukan Tuhan .
2. Dosa-dosa yang melanggar perintah kelima (ay. 16). Penghina-
an terhadap orangtua yaitu dosa yang begitu keji hingga di-
tempatkan sesudah penghinaan terhadap Tuhan sendiri. Jika
seseorang melecehkan orangtuanya, entah dengan perkataan
atau perbuatan, dia bisa terkena hukuman seorang hakim,
dan harus dihukum mati (Kel. 21:15, 17). namun menghina
mereka di dalam hatinya yaitu hal yang tidak dapat diketa-
hui oleh sang hakim, dan sebab nya hal ini di sini ditem-
patkan di bawah kutuk Tuhan , yang mengenal hati. Terkutuk-
lah anak-anak yang suka mencemooh dan berperilaku kurang
ajar terhadap orangtua mereka.
3. Dosa-dosa yang melanggar perintah kedelapan. Kutuk Tuhan di
sini dikenakan,
(1) Kepada seorang tetangga yang tidak adil yang menggeser
batas tanah sesamanya (ay. 17 dan 19:14).
(2) Kepada seorang penasihat yang jahat, yang, saat diminta
nasihatnya, dengan maksud jahat mengarahkan temannya ke
tempat yang dia ketahui akan berbahaya baginya, yang berarti
membawa seorang buta ke jalan yang sesat, dengan berpura-
pura menunjukkan jalan yang benar. Tidak ada hal lain
yang lebih biadab atau lebih khianat dibandingkan perbuatan
itu (ay. 18). Barangsiapa menggoda orang lain untuk me-
ninggalkan jalan Tuhan dengan menjauhi perintah-perintah-
Nya, dan membujuk mereka kepada dosa, mendatangkan
kutukan ini ke atas diri mereka sendiri, seperti yang telah
dijelaskan oleh Juruselamat kita, jika orang buta menuntun
orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lobang (Mat.
15:14).
(3) Kepada seorang hakim yang tidak adil, yang memperkosa
hak orang asing, anak yatim dan janda, yang seharusnya
dilindungi dan dibelanya (ay. 19). Orang-orang ini dianggap
miskin dan tanpa teman, tidak ada untungnya berbuat
baik kepada mereka, juga tidak ada ruginya mengabaikan
mereka, dan sebab nya para hakim bisa saja tergoda untuk
berpihak kepada lawan-lawan mereka dengan melanggar
kebenaran dan keadilan. namun terkutuklah hakim-hakim
yang demikian.
4. Dosa-dosa yang melanggar perintah ketujuh. Perzinahan an-
tara sesama anggota keluarga yaitu dosa yang terkutuk, de-
ngan saudara perempuan, isteri ayah, atau mertua perempuan
(ay. 20, 22-23). Kejahatan-kejahahatan ini tidak hanya mem-
perhadapkan orang kepada pedang hakim (Im. 20:11), namun
juga, yang lebih mengerikan lagi, kepada murka Tuhan . Demi-
kian pula dengan tidur dengan binatang (ay. 21).
Kitab Ulangan 27:11-26
5. Dosa-dosa yang melanggar perintah keenam. Dua macam pem-
bunuhan yang paling kejam disebutkan secara khusus di sini:
(1) Pembunuhan yang tidak terlihat, yaitu saat seseorang
menyerang sesamanya bukan sebagai musuh yang seim-
bang, dengan memberinya kesempatan untuk membela
diri, namun membunuhnya dengan tersembunyi (ay. 24), se-
perti dengan diracun atau dengan cara lain, saat sesa-
manya tidak melihat siapa yang melukai dirinya. Lihat
Mazmur 10:8-9. Meskipun pembunuhan-pembunuhan yang
tersembunyi seperti itu bisa jadi tidak pernah terungkap
dan dijatuhi hukuman, namun kutuk Tuhan akan terus me-
ngejarnya.
(2) Pembunuhan dengan dalih hukum, yang merupakan peng-
hinaan terbesar kepada Tuhan , sebab hal yang demikian
membuat ketetapan-Nya menjadi pelindung bagi para pen-
jahat yang paling keji, dan merupakan kejahatan terbesar
terhadap sesama kita, sebab hal ini menghancurkan
kehormatannya dan juga hidupnya. Oleh sebab itu, terku-
tuklah orang yang mau diupah atau disuap untuk menu-
duh, atau menyatakan bersalah, atau menghukum, dan
dengan begitu untuk membunuh seseorang yang tidak
bersalah (ay. 25 dan Mzm. 15:5).
6. Upacara itu diakhiri dengan sebuah kutukan umum atas orang
yang tidak menepati, atau, bisa juga dibaca, yang tidak melak-
sanakan, perkataan hukum Taurat ini dengan perbuatan (ay. 26).
Melalui ketaatan kita kepada hukum, kita menempelkan mete-
rai kita kepada hukum itu, dan dengan begitu meneguhkan-
nya, sama seperti melalui ketidaktaatan kita, kita memanfaat-
kan apa yang ada dalam diri kita untuk membuat hukum itu
tidak berlaku (Mzm. 119:126). Rasul Paulus, dengan mengikuti
semua Alkitab kuno, menulis, “Terkutuklah orang yang tidak
setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hu-
kum Taurat” (Gal. 3:10). Supaya jangan sampai orang-orang
yang bersalah atas dosa-dosa lain, yang tidak disebutkan
dalam kutukan ini, menyangka bahwa mereka aman dari ku-
tukan, maka kutukan yang terakhir ini menjangkau semua
orang. Yaitu, bukan hanya orang-orang yang melakukan keja-
hatan yang dilarang oleh hukum Taurat, melainkan juga orang
orang yang melalaikan kebaikan yang dituntut oleh hukum
Taurat. Untuk hal ini kita semua harus berkata: Amin, dengan
mengakui diri kita berada di bawah kutuk, dan pantas meneri-
manya, dan bahwa kita pasti binasa untuk selamanya di bawah
kutuk itu, seandainya Kristus tidak menebus kita dari kutuk
hukum Taurat, dengan jalan menjadi kutuk sebab kita.
PASAL 28
asal ini yaitu penjabaran yang sangat panjang untuk dua kata
yang disebutkan dalam pasal sebelumnya, yaitu berkat dan
kutuk. Orang-orang yang dinyatakan diberkati secara umum yaitu
mereka yang taat, sedang orang-orang yang terkutuk yaitu
mereka yang tidak taat. Akan namun , sebab hal-hal yang umum tidak
begitu membuat hati tergerak, Musa di sini masuk lebih dalam lagi
pada rincian-rinciannya. Ia menggambarkan berkat dan kutuk itu.
Bukan dari sumbernya yang tidak tampak di mata, dan sebab itu
yang paling penting, namun paling tidak dipertimbangkan, yaitu
perkenanan Tuhan sebagai sumber segala berkat, dan murka Tuhan
sebagai sumber segala kutuk, melainkan dari aliran-aliran sungai-
nya, yaitu dampak-dampak dari berkat dan kutuk itu yang dapat
dirasakan oleh pancaindra, sebab berkat dan kutuk itu nyata dan
dampak-dampaknya pun nyata.
I. Musa menggambarkan berkat-berkat yang akan datang ke-
pada mereka jika mereka taat, berkat-berkat untuk mere-
ka sendiri, keluarga mereka, dan terutama bangsa mereka,
sebab dalam kedudukan mereka sebagai bangsalah mereka
terutama diperlakukan di sini (ay. 1-14).
II. Musa menggambarkan secara lebih panjang lebar tentang
kutuk-kutuk yang akan menimpa mereka jika mereka
tidak taat. Kutuk-kutuk itu begitu rupa hingga akan,
1. Menyusahkan mereka secara luar biasa (ay. 15-44).
2. Menghancurkan dan membinasakan mereka dengan sepe-
nuh-penuhnya pada akhirnya (ay. 45-68).
Pasal ini bertujuan hampir sama dengan Imamat 26,
yang menghadapkan kepada mereka kehidupan dan ke-
P
matian, kebaikan, dan kejahatan. Selain itu, janji tentang
dipulihkannya mereka jika mereka bertobat, dalam
bagian penutup Imamat 26 itu, dalam Kitab Ulangan ini
pun diulangi dengan lebih panjang lebar (ps. 30). Dengan
demikian, sama seperti ada perintah demi perintah pada
mereka dalam pengulangan hukum Taurat, begitu pula
ada baris demi baris dalam pengulangan semua janji dan
ancaman. Janji dan ancaman ini disampaikan, baik da-
lam Imamat 26 maupun dalam pasal ini, bukan hanya se-
bagai ganjaran-ganjaran hukum Taurat, apa yang akan
terjadi sesuai perilaku mereka, melainkan juga sebagai
nubuatan-nubuatan tentang suatu peristiwa, apa yang
pasti akan terjadi, bahwa selama beberapa waktu bangsa
Israel akan bahagia dalam ketaatan mereka, namun pada
akhirnya mereka akan dibinasakan oleh ketidaktaatan
mereka. Oleh sebab itu dikatakan (30:1) bahwa segala hal
itu akan berlaku atas mereka, baik berkat maupun kutuk.
Janji-janji
(28:1-14)
1 “Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Tuhan mu, dan mela-
kukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada
hari ini, maka TUHAN, Tuhan mu, akan mengangkat engkau di atas segala
bangsa di bumi. 2 Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagi-
anmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Tuhan mu: 3 Diberkatilah
engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang. 4 Diberkatilah buah kan-
dunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yaitu anak lembu sapimu
dan kandungan kambing dombamu. 5 Diberkatilah bakulmu dan tempat adon-
anmu. 6 Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau
pada waktu keluar. 7 TUHAN akan membiarkan musuhmu yang maju ber-
perang melawan engkau, terpukul kalah olehmu. Bersatu jalan mereka akan
menyerangi engkau, namun bertujuh jalan mereka akan lari dari depanmu.
8 TUHAN akan memerintahkan berkat ke atasmu di dalam lumbungmu dan
di dalam segala usahamu; Ia akan memberkati engkau di negeri yang diberi-
kan kepadamu oleh TUHAN, Tuhan mu. 9 TUHAN akan menetapkan engkau
sebagai umat-Nya yang kudus, seperti yang dijanjikan-Nya dengan sumpah
kepadamu, jika engkau berpegang pada perintah TUHAN, Tuhan mu, dan
hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. 10 Maka segala bangsa di bumi
akan melihat, bahwa nama TUHAN telah disebut atasmu, dan mereka akan
takut kepadamu. 11 Juga TUHAN akan melimpahi engkau dengan kebaikan
dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan dalam hasil bumimu
– di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu
untuk memberi nya kepadamu. 12 TUHAN akan membuka bagimu perben-
daharaan-Nya yang melimpah, yaitu langit, untuk memberi hujan bagi ta-
nahmu pada masanya dan memberkati segala pekerjaanmu, sehingga engkau
Kitab Ulangan 28:1-14
memberi pinjaman kepada banyak bangsa, namun engkau sendiri tidak me-
minta pinjaman. 13 TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bu-
kan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, jika engkau
mendengarkan perintah TUHAN, Tuhan mu, yang kusampaikan pada hari ini
kaulakukan dengan setia, 14 dan jika engkau tidak menyimpang ke ka-
nan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini,
dengan mengikuti Tuhan lain dan beribadah kepadanya.”
Di sini berkat-berkat ditempatkan sebelum kutuk-kutuk, untuk me-
nyiratkan,
1. Bahwa Tuhan itu panjang sabar, namun cepat menunjukkan belas
kasihan. Dia telah berfirman, dan telah bersumpah, bahwa Dia
jauh lebih suka jika kita taat dan hidup, dibandingkan berdosa dan
mati. yaitu kesukaan-Nya untuk memberkati.
2. Bahwa meskipun janji-janji maupun ancaman-ancaman itu diran-
cang untuk membawa kita pada kewajiban kita dan tetap setia
melakukannya, namun lebih baik jika kita terpikat pada apa yang
baik sebab pengharapan sebagai anak untuk mendapatkan per-
kenanan Tuhan dibandingkan sebab ketakutan sebagai budak akan
mendapat murka-Nya. Ketaatan yang paling berkenan yaitu ke-
taatan yang berasal dari kesukaan akan kebaikan Tuhan . Nah,
I. Kita mendapati di sini syarat-syarat yang atasnya berkat itu dijan-
jikan.
1. Berkat itu dijanjikan dengan syarat bahwa mereka harus baik-
baik mendengarkan suara Tuhan (ay. 1-2), bahwa mereka harus
mendengar Tuhan berbicara kepada mereka melalui firman-Nya,
dan berusaha sebaik-baiknya untuk mengetahui kehendak-
Nya (ay. 13).
2. Berkat itu dijanjikan dengan syarat bahwa mereka harus mela-
kukan dengan setia segala perintah-Nya. Dan supaya taat, me-
reka perlu melakukan dengan setia, dan mereka harus berpe-
gang pada perintah Tuhan (ay. 9) dan hidup menurut jalan yang
ditunjukkan-Nya. Mereka tidak boleh hanya melakukan perin-
tah-Nya satu kali, namun juga harus berpegang padanya selama-
lamanya. Mereka tidak boleh hanya memulai di jalan-jalan-
Nya, namun juga harus berjalan di dalamnya sampai pada
akhirnya.
3. Berkat itu dijanjikan dengan syarat bahwa mereka tidak me-
nyimpang ke kanan atau ke kiri, entah pada takhayul di satu
sisi, atau pada kedurhakaan di sisi lain. Dan khususnya bah-
wa mereka tidak boleh mengikuti Tuhan lain (ay. 14), yaitu dosa
yang paling cenderung mereka lakukan di atas semua dosa
lain, dan dosa yang akan membuat Tuhan paling tidak senang.
Hendaklah mereka berusaha untuk tetap memelihara agama,
baik dalam ibadah lahiriahnya maupun dalam kuasanya, di
dalam keluarga dan bangsa mereka, maka Tuhan tidak akan
gagal untuk memberkati mereka.
II. Rincian-rincian dari berkat ini.
1. Dijanjikan bahwa penyelenggaraan Tuhan akan membuat me-
reka sejahtera dalam semua urusan lahiriah mereka. Berkat-
berkat ini dikatakan akan menjadi bagian mereka (ay. 2, KJV:
mengejar mereka). Orang-orang baik terkadang, sebab merasa
tidak layak, sudah bersiap-siap untuk lari dari berkat dan
menarik kesimpulan bahwa berkat itu bukan bagian mereka.
namun berkat itu akan mendapati mereka dan mengikuti me-
reka kendati dengan perasaan mereka itu. Demikian pula pada
hari penghakiman agung, berkat akan mengejar orang benar
yang berkata, Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar
dan kami memberi Engkau makan? (Mat. 25:37). Amatilah,
(1) Disebutkan beberapa hal yang di dalamnya Tuhan akan
memberkati mereka melalui penyelenggaraan-Nya:
[1] Mereka akan merasa aman dan tenang. Berkat akan
tinggal atas diri mereka di mana pun mereka berada, di
kota, atau di ladang (ay. 3). Entah tempat tinggal mere-
ka di kota atau di desa, entah mereka petani atau
pedagang, entah usaha mereka membuat mereka harus
pergi ke kota atau ke ladang, mereka akan dilindungi
dari segala bahaya dan akan mendapat segala peng-
hiburan dari keadaan mereka. Berkat ini akan menyer-
tai mereka dalam perjalanan-perjalanan mereka, pada
waktu keluar dan pada waktu masuk (ay. 6). Diri mere-
ka akan dilindungi, dan urusan yang mereka kerjakan
akan berhasil dengan baik. Amatilah di sini, betapa kita
bergantung pada Tuhan secara mutlak dan terus-mene-
rus, baik untuk kelanjutan maupun penghiburan hidup
ini. Kita membutuhkan Dia dalam setiap kesempatan,
Kitab Ulangan 28:1-14
dalam segala gejolak kehidupan. Kita tidak akan aman
bila Dia menarik perlindungan-Nya, tidak pula tenang
bila Dia menghentikan perkenanan-Nya. Sebaliknya,
bila Dia memberkati kita, ke mana saja kita ingin pergi,
kita akan baik-baik saja.
[2] Keluarga mereka akan dibangun dengan banyaknya
keturunan: diberkatilah buah kandunganmu (ay. 4). Dan
dalam buah kandunganmu itu Tuhan akan melimpahi
engkau dengan kebaikan (ay. 11), sebagai penggenapan
dari janji yang dibuat-Nya kepada Abraham, bahwa
keturunannya akan menjadi seperti bintang-bintang di
langit banyaknya, dan bahwa Tuhan akan menjadi Tuhan
mereka. Tidak ada berkat yang lebih besar, dan lebih
menyeluruh, yang dapat diturunkan kepada buah kan-
dungan mereka dibandingkan memiliki Tuhan sebagai Tuhan
mereka. Lihat Yesaya 61:9.
[3] Mereka akan menjadi kaya, dan berlimpah dengan se-
gala sesuatu yang baik dalam hidup ini. Menurut Uskup
Patrick Semuanya itu dijanjikan kepada mereka, bukan
hanya supaya mereka mendapat kesenangan untuk
menikmatinya, melainkan juga supaya mereka memiliki
sarana untuk memuliakan Tuhan , dan dapat ditolong
dan didorong untuk melayani-Nya dengan riang hati
dan terus bertekun dalam ketaatan kepada-Nya. Berkat
dijanjikan, pertama, pada segala sesuatu yang mereka
miliki di luar rumah, seperti gandum dan ternak di
padang (ay. 4, 11), khususnya lembu sapi dan kambing
domba mereka, yang akan diberkati demi pemiliknya,
dan akan dijadikan berkat bagi mereka. Supaya semua-
nya ini terjadi, dijanjikan bahwa Tuhan akan memberi
mereka hujan pada masanya, yang disebut sebagai per-
bendaharaan-Nya yang melimpah (ay. 12), sebab de-
ngan batang air Tuhan ini bumi menjadi kaya (Mzm.
65:10). Persediaan-persediaan yang senantiasa mencu-
kupi kebutuhan kita haruslah kita lihat datang dari per-
bendaharaan Tuhan yang melimpah, dan kita harus
mengakui kewajiban-kewajiban kita kepada-Nya oleh
sebab persediaan-persediaan itu. Bila Dia menahan
hujan-Nya, baik hasil bumi maupun hasil ternak akan
segera musnah. Kedua, pada segala sesuatu yang mere-
ka miliki di dalam rumah, seperti bakul dan tempat
adonan (ay. 5), lumbung atau gudang gandum (ay. 8).
saat hasil tuaian dibawa pulang, Tuhan akan member-
katinya, dan tidak menghembuskannya seperti yang ter-
kadang dilakukan-Nya (Hag. 1:6, 9). Kita bergantung
pada Tuhan dan berkat-Nya, bukan hanya untuk hasil
gandum dari ladang kita setiap tahunnya, melainkan
juga untuk makanan kita sehari-hari dari bakul dan
tempat adonan kita, dan sebab itu kita diajar untuk
memintanya dalam doa setiap hari.
[4] Mereka akan berhasil dalam segala pekerjaan mereka,
yang akan senantiasa memberi kepuasan bagi mere-
ka: “TUHAN akan memerintahkan berkat. Hanya Dialah
yang dapat memerintahkannya ke atasmu, bukan ha-
nya dalam segala sesuatu yang engkau miliki, melain-
kan juga dalam segala sesuatu yang engkau lakukan, di
dalam segala usahamu” (ay. 8). Ayat ini menyiratkan
bahwa bahkan sekalipun mereka kaya, mereka tidak
boleh bermalas-malasan, namun harus mencari satu
atau lain pekerjaan yang baik untuk dikerjakan tangan
mereka, dan dengan begitu Tuhan akan mengakui kete-
kunan mereka, serta memberkati pekerjaan mereka (ay.
12). Sebab apa yang menjadikan kaya, dan menjaganya
tetap demikian, yaitu berkat TUHAN atas tangan orang
rajin (Ams. 10: 4, 22).
[5] Mereka akan mendapat kehormatan di antara bangsa-
bangsa sekeliling mereka (ay. 1): TUHAN, Tuhan mu, akan
mengangkat engkau di atas segala bangsa. Dia memang
membuat mereka terangkat, dengan memasukkan mere-
ka ke dalam kovenan dengan diri-Nya sendiri (26:19).
Dan Dia akan membuat mereka makin lama makin ter-
angkat melalui kesejahteraan lahiriah mereka, kalau
saja mereka tidak merendahkan diri mereka sendiri ka-
rena dosa. Ada dua hal yang akan membantu membuat
mereka menjadi besar di antara bangsa-bangsa: Per-
tama, kekayaan mereka (ay. 12): “Engkau akan memberi
pinjaman kepada banyak bangsa dengan memungut
bunga” yang boleh mereka ambil dari bangsa-bangsa
Kitab Ulangan 28:1-14
sekitar, “namun engkau tidak akan perlu meminjam.” Hal
ini akan membuat mereka berpengaruh besar terhadap
semua yang ada di sekitar mereka. Sebab yang berhu-
tang menjadi budak dari yang menghutangi. Mungkin
yang dimaksud di sini yaitu perdagangan dan pernia-
gaan, bahwa mereka akan lebih banyak menjual barang
ke luar dengan berlimpah dibandingkan mengambil barang
dari luar, yang akan membuat keuntungan tetap berada
di pihak mereka. Kedua, kekuatan mereka (ay. 13):
“TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala, un-
tuk menetapkan hukum bagi semua yang ada di sekeli-
lingmu, menarik upeti, dan menengahi segala pertikai-
an.” Setiap berkas gandum akan sujud menyembah
kepada berkas gandum mereka, yang akan membuat
mereka menjadi begitu besar hingga segala bangsa di
bumi akan takut kepada mereka (ay. 10), artinya, akan
menghormati keagungan mereka yang sungguh-sung-
guh, dan akan merasa ngeri jika dimusuhi oleh mereka.
Berkembangnya agama di tengah-tengah mereka, dan
berkat Tuhan atas mereka, akan membuat mereka men-
jadi tangguh bagi semua bangsa di sekitar mereka, dah-
syat seperti bala tentara dengan panji-panjinya.
[6] Mereka akan menang atas musuh-musuh mereka, dan
berhasil dalam segala peperangan mereka. jika ada
yang begitu berani bangkit melawan mereka untuk me-
nindas mereka, atau mengusik mereka, musuh itu sen-
diri yang akan menanggung akibatnya, dan pasti akan
jatuh tersungkur di hadapan mereka (ay. 7). Pasukan-
pasukan musuh, sekalipun dikerahkan seluruhnya un-
tuk menghadang mereka dari satu jalan, akan dikalah-
kan sampai sehabis-habisnya, dan akan lari tunggang-
langgang dari hadapan mereka ke tujuh jalan, masing-
masing berusaha mencari jalan terbaik bagi dirinya
sendiri.
(2) Dari seluruh perikop ini kita dapat belajar, walaupun akan
sangat baik bila orang mau mempercayainya, bahwa agama
dan kesalehan yaitu sahabat terbaik bagi kesejahteraan
lahiriah. Meskipun berkat-berkat duniawi tidak terlalu ba-
nyak dijanjikan dalam Perjanjian Baru seperti yang dijanji-
kan dalam Perjanjian Lama, namun cukup bahwa Yesus
Tuhan kita telah memberi firman-Nya kepada kita dan
tentu saja kita dapat memegang perkataan-Nya, bahwa bila
kita mencari dahulu Kerajaan Tuhan , dan kebenarannya,
maka semuanya itu akan ditambahkan kepada kita, sejauh
yang dipandang baik oleh Sang Hikmat yang Tidak Terba-
tas. Dan siapakah yang menginginkan lebih dibandingkan itu?
(Mat. 6:33).
2. Selain itu dijanjikan pula bahwa anugerah Tuhan akan mene-
tapkan mereka sebagai umat-Nya yang kudus (ay. 9). Sesudah
mengikat mereka ke dalam kovenan dengan diri-Nya, Tuhan
akan menjaga mereka tetap dalam kovenan itu. Dan, asalkan
mereka menggunakan sarana-sarana untuk membuat mereka
tetap teguh, Dia akan memberi mereka anugerah untuk tetap
teguh, supaya mereka tidak meninggalkan-Nya. Perhatikanlah,
orang-orang yang tulus dalam kekudusan akan ditetapkan
Tuhan dalam kekudusan. Dan Dia berkuasa melakukannya
(Rm. 16:25). Barangsiapa kudus akan tetap kudus. Dan orang-
orang yang ditetapkan Tuhan dalam kekudusan, dengan begitu
ditetapkan-Nya sebagai umat kepunyaan-Nya sendiri, sebab
selama kita tetap dekat kepada Tuhan , Dia tidak akan pernah
meninggalkan kita. Ditetapkannya agama mereka ini berarti
juga ditetapkannya nama baik mereka (ay. 10): Segala bangsa
di bumi akan melihat, dan mengakui, bahwa nama TUHAN
telah disebut atasmu, artinya, “bahwa engkau yaitu bangsa
yang paling unggul dan mulia, yang hidup di bawah perhatian
dan perkenanan khusus dari Tuhan yang agung. Mereka akan
melihat bahwa bangsa yang disebut atas nama Yahweh yaitu
tidak diragukan lagi bangsa yang paling bahagia di bawah
matahari, bahkan menurut penilaian musuh-musuh mereka
sendiri.” Orang-orang kesayangan Sorga memang benar-benar
besar, dan, sekarang atau nanti, akan diperlihatkan bahwa
mereka memang demikian. Jika itu tidak terjadi di dunia ini,
pasti akan terjadi nanti pada hari saat orang-orang yang
mengakui Kristus sekarang akan diakui oleh-Nya di hadapan
manusia dan malaikat, sebagai orang-orang yang dipermulia-
kan-Nya dengan senang hati.
Kitab Ulangan 28:15-44
Ancaman-ancaman
(28:15-44)
15 “namun jika engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Tuhan mu, dan tidak
melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapan-Nya, yang kusampai-
kan kepadamu pada hari ini, maka segala kutuk ini akan datang kepadamu
dan mencapai engkau: 16 Terkutuklah engkau di kota dan terkutuklah eng-
kau di ladang. 17 Terkutuklah bakulmu dan tempat adonanmu. 18 Terkutuk-
lah buah kandunganmu, hasil bumimu, anak lembu sapimu dan kandungan
kambing dombamu. 19 Terkutuklah engkau pada waktu masuk dan terkutuk-
lah engkau pada waktu keluar. 20 TUHAN akan mendatangkan kutuk, huru-
hara dan penghajaran ke antaramu dalam segala usaha yang kaukerjakan,
sampai engkau punah dan binasa dengan segera sebab jahat perbuatanmu,
sebab engkau telah meninggalkan Aku. 21 TUHAN akan melekatkan penyakit
sampar kepadamu, sampai dihabiskannya engkau dari tanah, ke mana eng-
kau pergi untuk mendudukinya. 22 TUHAN akan menghajar engkau dengan
batuk kering, demam, demam kepialu, sakit radang, kekeringan, hama dan
penyakit gandum; semuanya itu akan memburu engkau sampai engkau
binasa. 23 Juga langit yang di atas kepalamu akan menjadi tembaga dan ta-
nah yang di bawah pun menjadi besi. 24 TUHAN akan menurunkan hujan
abu dan debu ke atas negerimu; dari langit akan turun semuanya itu ke
atasmu, sampai engkau punah. 25 TUHAN akan membiarkan engkau terpu-
kul kalah oleh musuhmu. Bersatu jalan engkau akan keluar menyerang me-
reka, namun bertujuh jalan engkau akan lari dari depan mereka, sehingga
engkau menjadi kengerian bagi segala kerajaan di bumi. 26 Mayatmu akan
menjadi makanan segala burung di udara serta binatang-binatang di bumi,
dengan tidak ada yang mengganggunya. 27 TUHAN akan menghajar engkau
dengan barah Mesir, dengan borok, dengan kedal dan kudis, yang dari pada-
nya engkau tidak dapat sembuh. 28 TUHAN akan menghajar engkau dengan
kegilaan, kebutaan dan kehilangan akal, 29 sehingga engkau meraba-raba
pada waktu tengah hari, seperti seorang buta meraba-raba di dalam gelap;
perjalananmu tidak akan beruntung, namun engkau selalu diperas dan diram-
pasi, dengan tidak ada seorang yang datang menolong. 30 Engkau akan ber-
tunangan dengan seorang perempuan, namun orang lain akan menidurinya.
Engkau akan mendirikan rumah, namun tidak akan mendiaminya. Engkau
akan membuat kebun anggur, namun tidak akan mengecap hasilnya. 31 Lem-
bumu akan disembelih orang di depan matamu, namun engkau tidak akan
memakan dagingnya. Keledaimu akan dirampas dari depanmu, dan tidak
akan dikembalikan kepadamu. Kambing dombamu akan diberikan kepada
musuhmu dengan tidak ada orang yang datang menolong engkau. 32 Anak-
anakmu lelaki dan anak-anakmu perempuan akan diserahkan kepada
bangsa lain, sedang engkau melihatnya dengan matamu sendiri, dan sehari-
harian engkau rindu kepada mereka, dengan tidak dapat berbuat apa-apa.
33 Suatu bangsa yang tidak kaukenal akan memakan hasil bumimu dan
segala hasil jerih payahmu; engkau akan selalu ditindas dan diinjak. 34 Eng-
kau akan menjadi gila sebab apa yang dilihat matamu. 35 TUHAN akan
menghajar engkau dengan barah jahat, yang dari padanya engkau tidak
dapat sembuh, pada lutut dan pahamu, bahkan dari telapak kakimu sampai
kepada batu kepalamu. 36 TUHAN akan membawa engkau dengan raja yang
kauangkat atasmu itu kepada suatu bangsa yang tidak dikenal olehmu
ataupun oleh nenek moyangmu; di sanalah engkau akan beribadah kepada
Tuhan lain, kepada kayu dan batu. 37 Engkau akan menjadi kedahsyatan,
kiasan dan sindiran di antara segala bangsa, ke mana TUHAN akan menying-
kirkan engkau. 38 Banyak benih yang akan kaubawa ke ladang, namun sedikit
hasil yang akan kaukumpulkan, sebab belalang akan menghabiskannya.
39 Kebun-kebun anggur akan kaubuat dan kauusahakan, namun engkau tidak
akan meminum atau menyimpan anggur, sebab ulat akan memakannya.
40 Pohon-pohon zaitun akan kaupunyai di seluruh daerahmu, namun engkau
tidak akan berurap dengan minyaknya; sebab buah zaitunmu akan gugur.
41 Engkau akan mendapat anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan,
namun mereka bukan bagi dirimu, sebab mereka akan menjadi tawanan.
42 Segala pohon-pohonmu dan hasil bumimu akan diduduki oleh kawanan
belalang. 43 Orang asing yang ada di tengah-tengahmu akan menjadi makin
tinggi mengatasi engkau, namun engkau menjadi makin rendah. 44 Ia akan
memberi pinjaman kepadamu, namun engkau tidak akan memberi pinjaman
kepadanya; ia akan menjadi kepala, namun engkau akan menjadi ekor.
Sesudah melihat sisi awan yang cerah, yang menghadap kepada
orang-orang yang taat, sekarang kita diperlihatkan sisi awan yang
gelap, yang menghadap kepada orang-orang yang tidak taat. Bila kita
tidak berpegang pada perintah-perintah Tuhan , kita tidak hanya gagal
mencapai berkat yang dijanjikan, namun juga kita menempatkan diri
kita di bawah kutuk, yang mencakup segala kesengsaraan, sama
halnya seperti berkat mencakup segala kebahagiaan. Amatilah,
I. Adilnya kutuk ini. Ini bukanlah kutuk tanpa penyebab, bukan
juga sebab penyebab yang sepele. Tuhan tidak mencari gara-gara
dengan kita, tidak pula Dia suka bertengkar dengan kita. Hal-hal
yang disebutkan di sini akan mendatangkan kutuk yaitu ,
1. Memandang rendah Tuhan , menolak untuk mendengarkan sua-
ra-Nya (ay. 15), yang menunjukkan penghinaan terbesar yang
dapat dibayangkan, seolah-olah apa yang dikatakan-Nya tidak
layak diindahkan, atau kita tidak terikat kewajiban apa-apa
kepada-Nya.
2. Tidak taat kepada-Nya, tidak melakukan segala perintah-Nya,
atau tidak melakukannya dengan setia. Tidak ada orang yang
terkena kutuk-Nya selain orang-orang yang memberontak ter-
hadap perintah-Nya.
3. Meninggalkan Dia. “Kutuk itu ditimpakan sebab jahat per-
buatanmu, dan engkau dengan begitu tidak hanya telah mere-
mehkan Aku, namun juga dengan begitu engkau telah mening-
galkan Aku” (ay. 20). Tuhan tidak pernah membuang kita kalau
bukan kita yang terlebih dahulu membuang Dia. Hal ini me-
nyiratkan bahwa penyembahan berhala mereka, yang melalui-
nya mereka meninggalkan Tuhan yang benar untuk mengikuti
Tuhan -Tuhan palsu, akan menjadi dosa yang menghancurkan
mereka lebih dibandingkan semua dosa lain.
Kitab Ulangan 28:15-44
II. Jangkauan dan keampuhan kutuk ini.
1. Secara umum dinyatakan, “Segala kutuk ini akan datang ke-
padamu dari atas, dan mencapai engkau. Sekalipun engkau
berusaha meloloskan diri darinya, tidak ada gunanya usaha-
mu itu. Segala kutuk ini akan mengikutimu ke mana pun
engkau pergi, akan menyergapmu, mencapaimu, dan menyu-
sulmu” (ay. 15). Dikatakan tentang orang berdosa, saat murka
Tuhan mengejarnya, bahwa dengan cepat ia harus melepaskan
diri dari kuasa-Nya (Ayb. 27:22), namun ia tidak bisa. Walau-
pun ia meluputkan diri terhadap senjata besi, namun panah
tembaga akan mencapai dia dan menembus dia. Tidak ada
orang yang bisa lari dari Tuhan kecuali dengan berlari kepada-
Nya. Tidak ada orang yang bisa lari dari keadilan-Nya kecuali
dengan berlari kepada belas kasihan-Nya. Lihat Mazmur 21:8-
9.
(1) Ke mana pun orang berdosa pergi, kutuk Tuhan mengikuti-
nya. Di mana pun ia berada, kutuk Tuhan berdiam atasnya.
Dia terkutuk di kota dan di ladang (ay. 16). Kokohnya kota
tidak dapat melindunginya dari kutuk itu, dan sejuknya
udara desa tidak dapat memagarinya dari uap yang me-
ngandung wabah penyakit ini. Dia terkutuk (ay. 19) pada
waktu masuk, sebab kutuk itu ada di dalam rumah orang
fasik (Ams. 3:33), dan ia terkutuk pada waktu keluar, ka-
rena ia tidak dapat meninggalkan kutuk itu, ataupun me-
nyingkirkannya. Kutuk itu telah merembes ke dalam isi
perutnya seperti air, dan ke dalam tulang-tulangnya seperti
minyak.
(2) Apa pun yang dimilikinya berada di bawah kutuk: Terku-
tuklah tanah sebab dia, dan segala sesuatu yang ada di
atasnya, atau yang dihasilkan darinya, dan dengan begitu
ia pun terkutuk dari tanah itu, seperti Kain (Kej. 4:11).
Bakul dan tempat adonannya pun terkutuk (ay. 17-18). Ka-
rena segala sesuatu yang memberinya kesenangan diambil
darinya, maka semuanya itu menjadi terlarang untuknya,
sebagai benda-benda yang terkutuk, yang tidak berhak
dimilikinya. Bagi orang-orang yang akal dan suara hatinya
najis, segala sesuatu yang lain pun menjadi najis (Tit.
1:15). Semuanya itu terasa pahit baginya. Dia tidak bisa
memperoleh penghiburan yang sungguh-sungguh di dalam-
nya, sebab murka Tuhan bercampur dengan semua hal itu.
Dan, ia sama sekali tidak dapat menjamin bahwa semua-
nya itu akan terus ada, justru bisa saja, saat ia membuka
matanya, ia melihat semuanya itu dikutuk dan siap diambil
paksa. Dan bersama dengan musnahnya semua itu, mus-
nah pulalah segala sukacita dan pengharapannya untuk
selamanya.
(3) Apa pun yang dilakukannya berada di bawah kutuk juga.
Kutuk itu ada dalam segala usaha yang dia kerjakan (ay.
20.), yang akan menimbulkan kekecewaan terus menerus.
Kekecewaan ini rentan dialami oleh orang-orang yang hati-
nya terpatri pada dunia, dan berharap untuk mendapatkan
kebahagiaan di dalamnya, yang tidak bisa tidak pasti akan
menimbulkan kekesalan terus menerus. Kutuk ini persis
merupakan kebalikan dari berkat yang disebutkan dalam
bagian awal dari pasal ini. Dengan demikian, kebahagiaan
apa pun yang ada di sorga, kebahagiaan itu bukan hanya
tidak ada di neraka, namun juga kebalikan dari kebahagiaan
itu ada di sana. Hamba-hamba-Ku akan makan, namun
kamu akan menderita kelaparan (Yes. 65:13).
2. Banyak hukuman tertentu disebutkan di sini, yang akan
menjadi dampak dari kutuk itu, dan yang akan dipakai Tuhan
untuk menghukum bangsa Israel atas kemurtadan dan keti-
daktaatan mereka. Hukuman-hukuman yang diancamkan di
sini ada berbagai macam, sebab Tuhan memiliki banyak anak
panah dalam tabung-Nya, empat hukuman yang berat-berat
(Yeh. 14:21), dan masih banyak lagi. Hukuman-hukuman itu
digambarkan sebagai hukuman yang sangat mengerikan, dan
penjabarannya begitu hidup dan menggerakkan hati, supaya
manusia, Sesudah mengetahui kengerian-kengerian dari Tuhan
ini, sekiranya mungkin, akan bertobat. Ancaman-ancaman
dari hukuman yang sama diulangi beberapa kali, supaya dapat
menimbulkan kesan-kesan yang lebih mendalam dan bertahan
lama, dan untuk menyiratkan bahwa, jika orang bersikeras
dalam ketidaktaatan mereka, maka hukuman yang mereka
sangka sudah berakhir, dan yang tentangnya mereka berkata,
“sebetulnya , kepahitannya telah lewat,” hukuman itu akan
Kitab Ulangan 28:15-44
kembali dengan kekuatan dua kali lipat. Sebab saat Tuhan
menghakimi, Dia akan menang.
(1) Penyakit-penyakit jasmani diancamkan di sini, bahwa pe-
nyakit-penyakit itu akan mewabah di negeri mereka. Pe-
nyakit-penyakit ini adakalanya dipergunakan Tuhan untuk
menghajar dan memperbaiki umat-Nya sendiri. Tuhan, dia
yang Engkau kasihi, sakit. namun di sini penyakit-penyakit
itu diancamkan akan ditimpakan kepada musuh-musuh-
Nya sebagai tanda murka-Nya, dan dirancangkan untuk
menghancurkan mereka. Dengan begitu, tergantung keada-
an roh kita, saat kita sakit, penyakit itu bisa menjadi bagi
kita suatu berkat atau kutuk. Akan namun , sebagai apa pun
penyakit itu bagi seseorang, sudah pasti bahwa wabah-
wabah penyakit yang mengamuk di tengah-tengah sebuah
bangsa yaitu hukuman bagi bangsa itu, dan harus dipan-
dang demikian. Tuhan di sini mengancamkan,
[1] Penyakit-penyakit yang pedih (ay. 35), barah jahat, mu-
lai dari paha dan lutut, namun menyebar, seperti barah
Ayub, dari telapak kaki sampai ke batu kepala.
[2] Penyakit-penyakit yang memalukan (ay. 27), barah Me-
sir seperti tulah barah dan bisul yang ditimpakan ke-
pada orang Mesir, saat Tuhan membawa orang Israel
keluar dari tengah-tengah mereka, serta borok dan
kedal, penyakit-penyakit yang menjijikkan, hukuman
yang adil bagi orang-orang yang telah menjadikan diri
mereka menjijikkan sebab dosa.
[3] Penyakit-penyakit yang mematikan, penyakit sampar (ay.
21), batuk kering yang menunjuk pada semua penyakit
yang sudah berurat akar, dan demam, yang menunjuk
pada semua penyakit gawat, (ay. 22 dan Im. 26:16). Dan
semuanya tidak dapat disembuhkan (ay. 27).
(2) Kelaparan dan kelangkaan makanan. Dan hal ini terjadi,
[1] Akibat hujan tidak turun (ay. 23-24): Langit yang di
atas kepalamu, yaitu bagian langit yang menaungi
negerimu, akan menjadi kering seperti tembaga, semen-
tara langit yang menaungi negeri-negeri lain akan tetap
meneteskan embunnya. Dan, jika langit menjadi
seperti tembaga, tanah di bawahnya tentu saja akan
menjadi seperti besi, begitu keras dan tandus. Bukan-
nya hujan, malah debu akan diterbangkan dari jalan
raya ke ladang, dan merusak sedikit hasil bumi yang
ada.
[2] Akibat serangga-serangga yang memusnahkan. Belalang
akan memusnahkan gandum, sehingga mereka bahkan
tidak akan memiliki benih lagi (ay. 38, 42). Hasil pohon
anggur, yang seharusnya menyukakan hati mereka,
akan dimakan ulat semuanya (ay. 39). Dan pohon zaitun,
dengan satu atau lain cara, akan dibuat menggugurkan
buahnya (ay. 40). Bangsa-bangsa kafir menjalankan ke-
biasaan-kebiasaan yang penuh takhayul untuk meng-
hormati berhala-berhala sesembahan mereka agar me-
lindungi hasil-hasil bumi. namun Musa memberi tahu
bangsa Israel bahwa satu-satunya cara agar hasil bumi
mereka terjaga yaitu dengan berpegang pada perintah-
perintah Tuhan . Sebab Dia yaitu Tuhan yang tidak akan
membiarkan diri-Nya dipermainkan, seperti berhala-
berhala bangsa kafir, namun ingin disembah dalam roh
dan kebenaran. Ancaman ini kita dapati digenapi di
Israel (1Raj. 17:1, Yer. 14:1, dst., Yl. 1:4).
(3) Bahwa mereka akan terpukul kalah di hadapan musuh-
musuh mereka dalam perang, yang, ada kemungkinan,
akan bertindak lebih kejam terhadap mereka, saat mu-
suh-musuh itu sudah menguasai mereka sepenuhnya. Hal
ini disebabkan oleh kerasnya perlakuan Israel terhadap
bangsa-bangsa Kanaan, yang pasti akan cenderung diingat
oleh bangsa-bangsa sekitar Israel untuk melawan Israel
pada masa-masa sesudahnya (ay. 25). Larinya bangsa
Israel akan lebih memalukan, dan lebih menyakitkan, se-
bab mereka bisa saja menang atas musuh-musuh mereka
seandainya mereka setia kepada Tuhan mereka. Mayat
orang-orang yang terbunuh dalam perang, atau mati dalam
pembuangan di antara orang-orang asing, akan menjadi
makanan segala burung (ay. 26). Dan seorang Israel, sete-
lah kehilangan perkenanan Tuhan nya akibat perbuatannya
sendiri, tidak akan mendapat perlakuan manusiawi sedikit
pun, sampai-sampai tidak ada orang yang mengganggu bu-
Kitab Ulangan 28:15-44
rung-burung itu. Betapa kutuk Tuhan akan membuat orang
Israel begitu menjijikkan bagi seluruh umat manusia.
(4) Bahwa mereka akan dibuat hilang akal dalam semua ran-
cangan mereka, sehingga mereka tidak bisa melihat apa
yang baik untuk diri mereka sendiri, atau mewujudkan apa
pun untuk kebaikan bersama: Tuhan akan menghajar eng-
kau dengan kegilaan dan kebutaan (ay. 28-29). Perhatikan-
lah, penghakiman-penghakiman Tuhan dapat menjangkau
pikiran manusia dan memenuhinya dengan kegelapan dan
kengerian, seperti juga dapat menjangkau tubuh dan harta
benda mereka. Dan yang paling berat dari semua hukuman
yaitu hukuman yang membuat manusia menjadi kengeri-
an bagi dirinya sendiri, dan penghancur dirinya sendiri.
Apa yang berusaha mereka buat untuk mengamankan diri
mereka akan tetap berbalik membahayakan mereka. Demi-
kianlah kita sering mendapati bahwa sekutu-sekutu yang
mereka andalkan bukan membantu mereka, melainkan me-
nyesakkan mereka (2Taw. 28:20). Orang-orang yang tidak
mau berjalan dalam rancangan-rancangan Tuhan sudah
sepantasnya dibiarkan binasa oleh rancangan-rancangan
mereka sendiri. Dan orang-orang yang sengaja buta akan
kewajiban mereka pantas dibuat menjadi buta akan apa
yang baik untuk mereka. Dan sebab mereka lebih menyu-
kai kegelapan dari pada terang, biarlah mereka meraba-
raba pada waktu tengah hari seperti di dalam kegelapan.
(5) Bahwa segala kesenangan mereka akan dirampas dari me-
reka, semuanya akan dilucuti oleh penakluk yang congkak
dan berlagak berkuasa, seperti yang dilakukan Benhadad
terhadap Ahab (1Raj. 20:5-6). Bukan hanya rumah dan
kebun anggur mereka yang akan dirampas dari mereka,
melainkan juga istri dan anak-anak mereka (ay. 30, 32).
Penghiburan-penghiburan terbesar mereka, yang paling
mereka sukai, dan paling mereka harapkan, akan menjadi
hiburan dan kemenangan musuh-musuh mereka. Sama
seperti mereka telah menempati rumah-rumah yang tidak
mereka dirikan, dan makan dari kebun-kebun anggur yang
tidak mereka tanami (6:10-11), demikian pula yang akan
dilakukan orang lain kepada mereka. Lembu, keledai, dan
kambing domba mereka, seperti milik Ayub, akan dirampas
di depan mata mereka, dan mereka tidak akan dapat meng-
ambilnya kembali (ay. 31). Dan semua hasil bumi serta
hasil jerih payah mereka akan dimakan habis oleh musuh
mereka. Dengan demikian, mereka dan keluarga mereka
akan kekurangan kebutuhan-kebutuhan pokok, sementara
musuh-musuh mereka berpesta pora dengan hasil kerja
keras mereka.
(6) Bahwa mereka akan diangkut sebagai tawanan ke suatu
negeri yang jauh, bahkan, ke segala kerajaan di bumi (ay.
25). Anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan mereka,
yang mereka harapkan dapat memberi penghiburan bagi
mereka, akan dibawa ke dalam pembuangan (ay. 41), begi-
tu pula dengan mereka sendiri pada akhirnya, beserta raja
mereka yang mereka harapkan dapat memberi mereka ke-
amanan dan ketenteraman (ay. 36). Ancaman ini digenapi
secara penuh saat sepuluh suku pertama-tama diangkut
sebagai tawanan ke Asyur (2Raj. 17:6), dan tidak lama
lalu dua suku lagi dibawa ke Babel, beserta dua raja
mereka (2Raj. 24:14-15; 25:7, 21). Apa yang disebutkan
sebagai hal yang memberatkan pembuangan mereka ada-
lah bahwa mereka akan pergi ke suatu negeri yang tidak
dikenal, yang bahasa dan adat istiadatnya sangat tidak
beradab, dan perlakuan bangsa itu kepada mereka sangat
biadab. Dan di sana mereka akan beribadah kepada Tuhan
lain, yaitu, akan dipaksa berbuat demikian oleh musuh-
musuh mereka, sebagaimana yang terjadi pada mereka di
Babel (Dan. 3:6). Perhatikanlah, Tuhan sering kali membuat
dosa manusia menjadi hukuman bagi mereka, dan memilih
untuk menuruti kesesatan-kesesatan mereka. Engkau akan
beribadah kepada Tuhan lain, artinya, “Engkau akan melayani
orang-orang yang beribadah kepada Tuhan -Tuhan itu.” Suatu
bangsa sering kali di dalam Kitab Suci disebut dengan
nama Tuhan -Tuhan nya, seperti dalam Yeremia 48:7. Mereka
telah membuat para penyembah berhala menjadi teman-
teman mereka, dan sekarang Tuhan membuat para penyem-
bah berhala menjadi penindas mereka.
(7) Bahwa orang-orang yang masih tertinggal akan dihina dan
ditindas oleh orang asing (ay. 43-44). Begitulah yang di-
alami kesepuluh suku oleh para penjajah yang dikirim raja
Kitab Ulangan 28:45-68
Asyur untuk menduduki negeri mereka (2Raj. 17:24). Atau
mungkin yang dimaksudkan di sini yaitu penyerobotan
secara perlahan-lahan yang akan dilakukan oleh orang-
orang asing di dalam gerbang mereka kepada mereka, se-
hingga tanpa terasa orang-orang asing itu telah menggero-
goti harta benda mereka. Kita membaca tentang pengge-
napan perkataan ini dalam Hosea 7:9, orang-orang luar
memakan habis kekuatannya. Orang-orang asing merebut
makanan dari mulut orang Israel asli, dan itu menjadi
hajaran yang sepantasnya bagi orang Israel sebab telah
membawa masuk Tuhan -Tuhan asing.
(8) Bahwa nama baik mereka di antara bangsa-bangsa sekeli-
ling mereka akan sangat jatuh, dan orang-orang yang dulu
ternama dan terpuji akan menjadi kedahsyatan, kiasan,
dan sindiran (ay. 37). Sebagian penafsir telah melihat peng-
genapan dari ancaman ini dalam keadaan mereka seka-
rang. Sebab, saat kita ingin menggambarkan perlakuan
yang paling khianat dan biadab, kita berkata, hanya orang
Yahudi yang akan berbuat demikian. Demikianlah, dosa
yaitu cela bagi bangsa mana saja.
(9) Untuk melengkapi penderitaan mereka, diancamkan bahwa
mereka akan kehilangan kewarasan sebab semua kesu-
sahan ini (ay. 34): Engkau akan menjadi gila sebab apa
yang dilihat matamu, yaitu, akan betul-betul kehilangan
segala penghiburan dan pengharapan, dan dibiarkan dalam
keputusasaan yang sepenuh-penuhnya. Orang-orang yang
hidup sebab melihat, dan bukan sebab percaya, teran-
cam bahaya akan kehilangan akal sehat itu sendiri, saat
segala sesuatu di sekeliling mereka tampak menakutkan.
Dan sungguh menyedihkan keadaan orang-orang yang
menjadi gila sebab apa yang dilihat mata mereka.
Ancaman-ancaman
(28:45-68)
45 Segala kutuk itu akan datang ke atasmu, memburu engkau dan mencapai
engkau, sampai engkau punah, sebab engkau tidak mendengarkan suara
TUHAN, Tuhan mu dan tidak berpegang pada perintah dan ketetapan yang
diperintahkan-Nya kepadamu; 46 semuanya itu akan menjadi tanda dan mu-
jizat di antaramu dan di antara keturunanmu untuk selamanya.” 47 “sebab
engkau tidak mau menjadi hamba kepada TUHAN, Tuhan mu, dengan sukacita
dan gembira hati walaupun kelimpahan akan segala-galanya, 48 maka dengan
menanggung lapar dan haus, dengan telanjang dan kekurangan akan segala-
galanya engkau akan menjadi hamba kepada musuh yang akan disuruh
TUHAN melawan engkau. Ia akan membebankan kuk besi ke atas tengkuk-
mu, sampai engkau dipunahkan-Nya. 49 TUHAN akan mendatangkan kepada-
mu suatu bangsa dari jauh, dari ujung bumi, seperti rajawali yang datang
menyambar; suatu bangsa yang bahasanya engkau tidak mengerti, 50 suatu
bangsa yang garang mukanya, yang tidak menghiraukan orang tua-tua dan
tidak merasa kasihan kepada anak-anak; 51 yang akan memakan habis hasil
ternakmu dan hasil bumimu, sampai engkau punah; yang tidak akan me-
ninggalkan bagimu gandum, air anggur atau minyak, ataupun anak lembu
sapimu atau anak kambing dombamu, sampai engkau dibinasakannya.
52 Engkau akan ditekannya di segala tempatmu, sampai runtuh tembok-tem-
bokmu yang tinggi dan berkubu, yang kaupercayai itu di seluruh negerimu,
bahkan engkau akan ditekan di dalam segala tempatmu, di seluruh negeri
yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, Tuhan mu. 53 Dan engkau akan
memakan buah kandunganmu, yaitu daging anak-anakmu lelaki dan anak-
anakmu perempuan yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Tuhan mu, – da-
lam keadaan susah dan sulit yang ditimbulkan musuhmu kepadamu. 54 Dan
orang laki-laki yang paling lemah dan paling manja di antaramu akan kesal
terhadap saudaranya atau terhadap isterinya sendiri atau terhadap anak-
anaknya yang masih tinggal padanya, 55 sehingga kepada salah seorang dari
mereka itu ia tidak mau memberi sedikit pun dari daging anak-anaknya
yang dimakannya, sebab tidak ada lagi sesuatu yang ditinggalkan baginya,
dalam keadaan susah dan sulit yang ditimbulkan musuhmu kepadamu di
segala tempatmu. 56 Perempuan yang lemah dan manja di antaramu, yang
tidak pernah mencoba menjejakkan telapak kakinya ke tanah sebab sifatnya
yang manja dan lemah itu, akan kesal terhadap suaminya sendiri atau ter-
hadap anaknya laki-laki atau anaknya perempuan, 57 sebab uri yang keluar
dari kandungannya ataupun sebab anak-anak yang dilahirkannya; sebab
sebab kekurangan segala-galanya ia akan memakannya dengan sembunyi-
sembunyi, dalam keadaan susah dan sulit yang ditimbulkan musuhmu
kepadamu di dalam tempatmu. 58 Jika engkau tidak melakukan dengan setia
segala perkataan hukum Taurat yang tertulis dalam kitab ini, dan engkau
tidak takut akan Nama yang mulia dan dahsyat ini, yaitu akan TUHAN,
Tuhan mu, 59 maka TUHAN akan menimpakan pukulan-pukulan yang ajaib
kepadamu, dan kepada keturunanmu, yaitu pukulan-pukulan yang keras
lagi lama dan penyakit-penyakit yang jahat lagi lama. 60 Ia akan mendatang-
kan pula segala wabah Mesir yang kautakuti itu kepadamu, sehingga semua-
nya itu melekat padamu. 61 Juga berbagai-bagai penyakit dan pukulan, yang
tidak tertulis dalam kitab Taurat ini, akan ditimbulkan TUHAN menimpa eng-
kau, sampai engkau punah. 62 Dari pada kamu hanya sedikit orang yang ter-
tinggal, padahal kamu dahulu seperti bintang-bintang di langit banyaknya –
sebab engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Tuhan mu. 63 Seperti
TUHAN bergirang sebab kamu untuk berbuat baik kepadamu dan membuat
kamu banyak, demikianlah TUHAN akan bergirang sebab kamu untuk
membinasakan dan memunahkan kamu, dan kamu akan dicabut dari tanah,
ke mana engkau pergi untuk mendudukinya. 64 TUHAN akan menyerakkan
engkau ke antara segala bangsa dari ujung bumi ke ujung bumi; di sanalah
engkau akan beribadah kepada Tuhan lain yang tidak dikenal olehmu ataupun
oleh nenek moyangmu, yaitu kepada kayu dan batu. 65 Engkau tidak akan
mendapat ketenteraman di antara bangsa-bangsa itu dan tidak akan ada
tempat berjejak bagi telapak kakimu; TUHAN akan memberi di sana
kepadamu hati yang gelisah, mata yang penuh rindu dan jiwa yang merana.
66 Hidupmu akan terkatung-katung, siang dan malam engkau akan terkejut
Kitab Ulangan 28:45-68
dan kuatir akan hidupmu. 67 Pada waktu pagi engkau akan berkata: Ah, ka-
lau malam sekarang! dan pada waktu malam engkau akan berkata: Ah, kalau
pagi sekarang! sebab kejut memenuhi hatimu, dan sebab apa yang dilihat
matamu. 68 TUHAN akan membawa engkau kembali ke Mesir dengan kapal,
melalui jalan yang telah Kukatakan kepadamu: Engkau tidak akan melihat-
nya lagi, dan di sana kamu akan menawarkan diri kepada musuhmu sebagai
budak lelaki dan budak perempuan, namun tidak ada pembeli.”
Orang akan mengira bahwa apa yang telah dikatakan sudah cukup
untuk memenuhi bangsa Israel dengan kengerian akan murka Tuhan
yang dinyatakan dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman
manusia itu. namun untuk menunjukkan betapa dalamnya kutukan-
kutukan yang terpendam dari murka itu, dan bahwa masih ada yang
lebih dalam dan lebih buruk lagi, Musa, saat orang mengira bahwa
dia sudah menutup pokok pembicaraan yang suram ini, memulai
lagi, dan menambahkan ke dalam gulungan kutuk ini banyak per-
kataan yang serupa, seperti yang dilakukan Yeremia pada gulungan
kitabnya (Yer. 36:32). Tampak bahwa pada bagian awal dari ancaman
ini Musa menubuatkan pembuangan mereka ke Babel, dan mala-
petaka-malapetaka yang mengawali dan menyertai pembuangan itu.
Oleh malapetaka-malapetaka itu, bahkan Sesudah kepulangan mere-
ka, mereka dibuat jatuh ke dalam keadaan yang rendah dan miskin,
seperti yang dijelaskan dalam ayat 44, bahwa musuh-musuh mereka
akan menjadi kepala, dan mereka akan menjadi ekor. Namun di sini,
pada bagian akhir ini, Musa menubuatkan penghancuran mereka
yang terakhir oleh orang Roma dan terseraknya mereka Sesudah nya.
Dan keadaan bangsa Yahudi yang memprihatinkan pada saat ini,
serta semua orang yang telah bersekutu dengan mereka, dengan me-
meluk agama mereka, betul-betul menggenapi nubuatan dalam ayat-
ayat ini secara penuh dan tepat, sehingga itu menjadi bukti yang
tidak terbantahkan akan kebenaran nubuatan, dan sebab itu akan
wewenang ilahi dari Kitab Suci. Dan, sebab kehancuran yang ter-
akhir ini di sini digambarkan sebagai kehancuran yang lebih menge-
rikan dibandingkan kehancuran sebelumnya, ini menunjukkan bahwa
dosa mereka, dalam menolak Kristus dan Injil-Nya, lebih keji dan
lebih membangkitkan murka Tuhan dibandingkan penyembahan berhala
itu sendiri, dan semakin meninggalkan mereka di bawah kuasa Iblis.
Sebab pembuangan mereka di Babel berhasil menyembuhkan mereka
dari penyembahan berhala mereka dalam waktu tujuh puluh tahun.
namun di bawah kehancuran terakhir ini, sekarang sudah lebih dari
1.600 tahun dan mereka masih terus menolak Tuhan Yesus tanpa
dapat disembuhkan. Amatilah,
I. Apa yang di sini dikatakan secara umum mengenai murka Tuhan ,
yang akan menyala dan menimpa mereka sebab dosa-dosa mereka.
1. Bahwa, jika mereka tidak mau diatur oleh perintah-perintah
Tuhan , mereka pasti akan dihancurkan oleh kutuk-Nya (ay. 45,
46). Oleh sebab engkau tidak berpegang pada perintah-Nya
yaitu terutama perintah untuk mendengarkan dan mematuhi
sang Nabi besar, maka segala kutuk ini akan datang ke atas-
mu, seolah-olah ke atas suatu bangsa yang ditetapkan bagi
kehancuran, bangsa yang kena murka Tuhan . Dan segala kutuk
itu akan menjadi tanda dan mujizat. Sungguh mencengangkan
jika direnungkan bahwa suatu bangsa yang begitu lama men-
jadi kesayangan Sorga sampai betul-betul ditinggalkan dan di-
buang seperti itu, bahwa suatu bangsa yang dipersatukan
dengan begitu erat sampai diserakkan dengan begitu jauh ke
seluruh muka bumi. Dan sekalipun demikian, bangsa yang
begitu terserak di segala bangsa itu menjaga diri mereka tetap
berbeda dan tidak bercampur dengan bangsa mana pun, namun
seperti Kain menjadi pelarian dan pengembara, namun diberi
tanda agar dikenali.
2. Bahwa, jika mereka tidak mau menjadi hamba kepada
Tuhan dengan riang hati, mereka akan dipaksa untuk menjadi
hamba kepada musuh mereka (ay. 47-48), supaya mereka tahu
perbedaannya (2Taw. 12:8). Menurut sebagian penafsir, inilah
yang dimaksudkan dalam Yehezkiel 20:24-25, oleh sebab me-
reka menolak ketetapan-ketetapan-Ku, Aku memberi kepada
mereka ketetapan-ketetapan yang tidak baik. Amatilah di sini,
(1) Sudah sepantasnya diharapkan dari orang-orang yang di-
beri Tuhan kelimpahan akan segala sesuatu yang baik da-
lam hidup ini bahwa mereka harus melayani Dia. Untuk
apa Dia memelihara kita kalau bukan supaya kita dapat
melakukan pekerjaan-Nya, dan dengan suatu cara dapat
bermanfaat bagi kehormatan-Nya?
(2) Semakin banyak yang diberikan Tuhan kepada kita, semakin
kita harus melayani-Nya dengan riang hati. Kelimpahan
kita haruslah menjadi minyak bagi roda-roda ketaatan kita.
Kitab Ulangan 28:45-68
Tuhan yaitu Tuan yang ingin dilayani dengan gembira hati,
dan senang mendengar kita bernyanyi saat bekerja.
(3) Jika, saat menerima pemberian-pemberian dari kemurah-
an Tuhan , kita tidak melayani-Nya sama sekali atau melayani-
Nya dengan berat hati, maka Ia bertindak benar jika Ia
membuat kita mengetahui beratnya kekurangan makanan
dan perhambaan. Orang-orang yang mengeluh tanpa alasan
pantas diberi alasan untuk mengeluh. Tristis es et felix –
Bahagia, namun tidak nyaman! Malulah atas kebodohanmu
sendiri dan sikapmu yang tidak tahu berterima kasih.
3. Bahwa, jika mereka tidak mau memuliakan Tuhan melalui
ketaatan yang penuh rasa hormat, maka Dia akan mendapat-
kan kehormatan bagi diri-Nya atas mereka melalui pukulan-
pukulan yang ajaib (ay. 58-59). Perhatikanlah,
(1) Sudah selayaknya Tuhan mengharapkan agar kita takut
akan nama-Nya yang dahsyat. Dan, yang mengherankan,
nama yang diketengahkan di sini sebagai nama yang harus
kita takuti yaitu , TUHAN Tuhan MU, yang sangat tepat
ditulis dalam Alkitab kita (KJV) di sini dengan huruf besar.
Sebab tidak ada nama lain yang bisa sungguh-sungguh
terdengar lebih agung. Sama seperti tidak ada yang lebih
menghibur, begitu pula tidak ada yang lebih mengundang
kegentaran, dibandingkan hal ini, bahwa Dia yang berurusan
dengan kita yaitu Yahweh, Wujud yang sempurna dan
terpuji secara tak terhingga, dan Pencipta segala makhluk.
Dan bahwa Dia yaitu Tuhan kita, Tuhan dan Pemilik kita
yang sah, yang dari-Nya kita harus menerima hukum-
hukum, dan kepada-Nya kita harus memberi pertang-
gungjawaban. Besarlah hal ini, dan sangat layak ditakuti.
(2) Sudah selayaknya kita bersiap-siap menantikan dari Tuhan
bahwa, jika kita tidak takut akan nama-Nya yang dah-
syat, kita akan merasakan pukulan-pukulan-Nya yang dah-
syat. Sebab dengan satu atau lain cara Tuhan akan ditakuti.
Semua pukulan Tuhan itu mengerikan, namun beberapa di
antaranya ajaib, membawa serta tanda-tanda yang luar
biasa dari kuasa dan keadilan ilahi, sehingga manusia,
pada saat pertama kali melihatnya, akan berkata, sesung-
guhnya ada Tuhan yang memberi keadilan di bumi.
II. Bagaimana kehancuran yang diancamkan ini digambarkan. Musa
di sini menyampaikan pokok pembicaraan yang sama menyedih-
kannya dengan yang dibicarakan Juruselamat kita kepada murid-
murid-Nya dalam khotbah perpisahan-Nya (Mat. 24), yaitu kehan-
curan Yerusalem dan bangsa Yahudi. Amatilah,
1. Ada lima hal yang dinubuatkan di sini sebagai langkah-lang-
kah menuju kehancuran mereka:
(1) Bahwa mereka akan diserang oleh musuh asing (ay. 49,
50): Suatu bangsa dari jauh, yaitu orang Roma, seperti raja-
wali yang datang menyambar, bergegas menuju mangsa-
nya. Juruselamat kita memakai perumpamaan yang sama
dalam menubuatkan kehancuran ini, bahwa di mana ada
bangkai, di situ burung nazar berkerumun (Mat. 24:28, KJV:
di situ burung rajawali berkerumun). Dan Uskup Patrick
mencermati bahwa panji tentara Roma yaitu seekor bu-
rung rajawali untuk membuat penggenapannya lebih me-
nakjubkan. Bangsa ini dikatakan bermuka garang, yang
menandakan perangai yang garang, bengis dan keras, yang
tidak akan merasa iba dengan kelemahan dan kerapuhan
anak-anak kecil ataupun orang-orang tua.
(2) Bahwa negeri itu akan menjadi reruntuhan, dan semua
hasilnya akan dimakan habis oleh tentara asing ini, yang
merupakan akibat lazim dari suatu serangan, terutama jika
itu dilakukan, seperti yang dilakukan oleh orang Roma ini,
untuk menghajar para pemberontak: Ia akan memakan
habis hasil ternakmu dan hasil bumimu (ay. 51), sehingga
penduduknya akan kelaparan, sementara para penyerang
makan sampai kenyang.
(3) Bahwa kota-kota mereka akan dikepung, dan bahwa orang-
orang yang dikepung akan begitu berkeras hati, dan para
pengepungnya begitu gencar, hingga mereka akan men-
capai keadaan yang luar biasa parah, dan pada akhirnya
jatuh ke tangan musuh (ay. 52). Tidak ada tempat yang
akan terluput, meskipun berkubu begitu kuat, bahkan Ye-
rusalem sendiri, walaupun kota itu bertahan untuk waktu
yang lama. Dua akibat yang lazim dari pengepungan yang
lama di sini dinubuatkan:
Kitab Ulangan 28:45-68
[1] Kelaparan yang menyengsarakan, yang akan terjadi
begitu hebatnya sampai-sampai, sebab tidak ada ma-
kanan, mereka akan membunuh dan memakan anak-
anak mereka sendiri (ay. 53). Kaum laki-laki akan ber-
buat demikian, kendati dengan ketangguhan mereka,
dan kemampuan mereka untuk menahan lapar. Dan,
walaupun diwajibkan oleh hukum alam untuk memberi
nafkah bagi keluarga mereka, namun mereka akan me-
nolak untuk membagi daging anak yang sudah dibantai
secara biadab itu dengan istri dan anak-anak mereka
yang kelaparan (ay. 54-55). Bahkan, kaum perempuan,
wanita-wanita yang bermartabat, kendati dengan sifat
mereka yang biasanya suka pilih-pilih makanan, dan
kasih sayang mereka secara kodrati terhadap anak-
anak mereka, namun, sebab tidak ada makanan, akan
melupakan segala perikemanusiaan sampai begitu jauh
hingga mereka tega membunuh dan memakan anak-
anak mereka (ay. 56-57). Marilah kita cermati juga di
sini, betapa nasib yang menimpa mereka ini pasti akan
menyusahkan bagi kaum wanita yang lemah dan man-
ja. Dan marilah kita belajar untuk tidak memanjakan
diri dalam kelemahan dan kemanjaan, sebab kita tidak
pernah tahu nasib buruk apa yang bisa saja menimpa
kita sebelum kita mati. Semakin manja kita, semakin
berat bagi kita untuk menanggung kekurangan, dan se-
makin besar bahaya yang akan mengintai kita untuk
mengorbankan akal sehat, agama, dan kasih sayang
kodrati itu sendiri kepada tuntutan dan desakan hawa
nafsu yang belum dimatikan dan dikuasai. Ancaman ini
digenapi dalam arti yang sebetulnya , lebih dari satu
kali, dan menjadi cela yang kekal bagi bangsa Yahudi.
Tidak pernah hal yang seperti ini dilakukan oleh orang
Yunani ataupun orang Barbar, namun dalam penge-
pungan Samaria, seorang wanita memasak anaknya
sendiri (2Raj. 6:28-29). Dan hal itu dibicarakan sebagai
sesuatu yang biasa dilakukan di antara mereka dalam
pengepungan Yerusalem oleh orang Babel (Rat. 4:10).
Selain itu, dalam pengepungan terakhir oleh orang
Roma, Yosefus (