• coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

  • kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label bilangan ulangan 25. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bilangan ulangan 25. Tampilkan semua postingan

bilangan ulangan 25


 begitu baik untuk keperluan ini, namun jika para 

hakim di bawahnya, para menteri, dan para kepala rumah 

tangga, tidak menjalankan tugas mereka di tempat mereka 

masing-masing, maka kekuasaan tertinggi itu tidak akan ba-

nyak berpengaruh.  

2. Amanat ini ditekankan kepada umat dengan semendesak mung-

kin. Musa dan para tua-tua Israel menekankannya kepada 

umat dengan teramat sungguh-sungguh (ay. 9-10): Diamlah dan 

dengarlah, hai orang Israel. Ini yaitu  sesuatu yang menuntut 

dan layak mendapatkan perhatian dan kewaspadaan yang 

sebesar-besarnya. Mereka memberi tahu umat akan hak isti-

mewa dan kehormatan mereka: “Pada hari ini engkau telah 

menjadi umat TUHAN, Tuhan mu, sebab Tuhan telah mengakui 

engkau sebagai kepunyaan-Nya sendiri, dan sekarang hendak 

membawa engkau untuk menduduki Kanaan yang telah lama 

dijanjikan-Nya sebagai Tuhan mu (Kej. 17:7-8). Seandainya Ia 

gagal menggenapinya pada waktunya, Ia akan malu disebut 

Tuhan mu (Ibr. 11:16). Sekarang engkau yaitu  umat-Nya lebih 

dibandingkan  sebelumnya, sebab  itu dengarkanlah suara-Nya.” Hak-

hak istimewa harus dimanfaatkan sebagai dorongan untuk 

melaksanakan kewajiban. Bukankah suatu umat harus diperin-

tah oleh Tuhan  mereka?  

II. Sebuah arahan khusus yang disampaikan kepada mereka dengan 

sangat khidmat untuk menuliskan segala perkataan hukum Tau-

rat ini, segera sesudah mereka memasuki Kanaan. Hal itu harus 

dilaksanakan hanya satu kali, dan pada saat mereka memasuki 

tanah perjanjian, sebagai tanda bahwa mereka mendudukinya 

dengan beberapa  syarat dan ketentuan yang terkandung dalam 

hukum ini. Kovenan antara Tuhan  dan Israel di gunung Sinai di-

sahkan dengan upacara yang khidmat, saat  sebuah mezbah di-

dirikan, dengan dua belas tugu, dan kitab kovenan diambil dan 

dibacakan (Kel. 24:4). Apa yang ditetapkan di sini yaitu  upacara 

khidmat yang serupa.  

1. Mereka harus mendirikan sebuah tugu peringatan untuk menu-

liskan segala perkataan hukum Taurat ini.  

(1) Tugu peringatan itu sendiri haruslah seadanya saja, hanya 

batu kasar yang tidak dipahat, dan lalu dikapuri. Batu itu 

tidak terbuat dari marmer atau pualam yang dipoles, atau 

kepingan-kepingan kuningan, melainkan batu biasa yang 

dikapur (ay. 2). Perintah itu diulangi lagi (ay. 4), dan diberi-

kan pesan-pesan supaya batu itu ditulis, bukan dengan 

sangat indah, untuk dikagumi oleh orang-orang yang ingin 

tahu, melainkan dengan sangat jelas, supaya orang sambil 

lalu dapat membacanya (Hab. 2:2). Firman Tuhan  tidak per-

lu diperindah oleh keahlian manusia atau dihiasi dengan 

kata-kata hikmat yang meyakinkan. Akan namun ,  

(2) Batu tulis itu haruslah sangat besar: Segala perkataan hu-

kum Taurat ini (ay. 3), dan lagi (ay. 8). Sebagian penafsir 

memahaminya hanya tentang kovenan antara Tuhan  dan 

Israel, yang disebutkan dalam pasal 26:17-18. Hendaklah 

batu tulis ini didirikan sebagai sebuah kesaksian, seperti 

tugu kovenan antara Laban dan Yakub, yang tidak lebih 

dari sekadar tumpukan batu yang disusun seadanya, yang 

di atasnya mereka makan bersama-sama sebagai tanda 

persahabatan (Kej. 31:46-47), dan seperti batu yang didiri-

kan Yosua (Yos. 24:26). Sebagian yang lain berpendapat 

bahwa kutuk-kutuk kovenan yang tercantum dalam pasal 

ini ditulis pada tugu peringatan ini, terlebih lagi sebab  

tugu itu ditegakkan di gunung Ebal (ay. 4). Sebagian yang 

lain lagi berpendapat bahwa seluruh Kitab Ulangan ditulis 

pada tugu peringatan ini, atau setidak-tidaknya segala ke-

tetapan dan peraturan dari pasal 12 hingga akhir pasal 26. 

Dan bukan tidak mungkin bahwa tumpukan batu ini  

sedemikian besar hingga, dengan mengikutsertakan semua 

Kitab Ulangan 27:1-10 

sisinya, dapat memuat tulisan yang begitu banyak, kecuali 

kita menganggap (seperti anggapan beberapa orang) bahwa 

hanya sepuluh perintah Tuhan  saja yang ditulis di sini, se-

bagai salinan dari gulungan-gulungan kitab yang tertutup 

yang tersimpan di dalam tabut perjanjian. Mereka harus 

menuliskan segala perkataan hukum Taurat ini saat  su-

dah tiba di Kanaan, namun  sekalipun begitu Musa berkata 

(ay. 3), “Tuliskanlah supaya engkau masuk,” yaitu, “supaya 

engkau masuk dengan nyaman, dan dengan jaminan akan 

berhasil dan menetap di sana, sebab jika tidak, sebaiknya 

engkau tidak usah masuk sama sekali. Tuliskanlah itu 

sebagai syarat engkau masuk, dan akuilah bahwa engkau 

masuk dengan syarat-syarat ini dan bukan dengan syarat-

syarat lain: oleh sebab  Kanaan diberikan berdasar  

janji, maka Kanaan harus digenggam dengan ketaatan.” 

2. Mereka harus pula mendirikan sebuah mezbah. Melalui perka-

taan hukum Taurat yang telah dituliskan di atas batu berka-

pur, Tuhan  berbicara kepada mereka. Melalui mezbah, dan kor-

ban-korban yang dipersembahkan di atasnya, mereka berbi-

cara kepada Tuhan . Dengan demikian persekutuan antara me-

reka dan Tuhan  tetap terjaga. Firman dan doa harus berjalan 

beriringan. Meskipun mereka tidak boleh, atas keinginan me-

reka sendiri, mendirikan mezbah apa saja di samping mezbah 

yang ada di Kemah Suci, namun, atas ketetapan Tuhan , mereka 

boleh mendirikannya pada suatu kesempatan khusus. Elia 

membangun sebuah mezbah sementara dari dua belas batu 

yang tidak dipahat, yang mirip dengan batu ini, saat  dia 

membawa Israel kembali kepada kovenan yang sekarang se-

dang dibuat (1Raj. 18:31-32). Nah,  

(1) Mezbah ini harus dibuat dari batu-batu yang mereka 

dapati tersedia di lapangan, bukan yang baru dipotong dari 

bukit, apalagi yang sengaja dibentuk: Tidak boleh kauolah 

batu itu dengan perkakas besi (ay. 5). Kristus, mezbah kita, 

yaitu  batu yang terungkit lepas tanpa perbuatan tangan 

manusia (Dan. 2:34-35), dan sebab nya dibuang oleh tu-

kang-tukang bangunan, sebab Ia tidak tampan dan sema-

raknya pun tidak ada. Namun Ia telah diterima oleh Tuhan  

Bapa, dan dijadikan sebagai batu penjuru. 

(2) Korban bakaran dan korban keselamatan harus dipersem-

bahkan di atas mezbah ini (ay. 6-7), supaya melalui kor-

ban-korban itu mereka dapat memuliakan Tuhan  dan men-

dapatkan perkenanan-Nya. Di mana hukum ditulis, di de-

katnya sebuah mezbah didirikan, untuk menandakan bah-

wa kita tidak dapat melihat hukum Taurat dengan hati 

yang terhibur, sebab  sadar bahwa kita telah melanggar-

nya, seandainya tidak ada korban agung yang melaluinya 

penebusan dosa diadakan. Dan mezbah didirikan di atas 

gunung Ebal, gunung tempat kedua belas suku Israel itu 

berdiri dan mengucapkan amin untuk menyetujui kutuk-

kutuk hukum Taurat, untuk menyiratkan bahwa melalui 

Kristus kita telah ditebus dari kutuk hukum Taurat. Dalam 

Perjanjian Lama, perkataan hukum Taurat dituliskan be-

serta kutukannya, yang akan membuat kita diliputi dengan 

kengerian dan kekejutan seandainya kita tidak mendapati 

dalam Perjanjian Baru yang terjalin dengan Perjanjian 

Lama, sebuah mezbah yang didirikan di dekat hukum itu, 

yang memberi kita penghiburan abadi.  

(3) Mereka harus makan di sana, dan bersukaria di hadapan 

TUHAN, Tuhan  mereka (ay. 7). Hal ini menandakan,  

[1] Persetujuan yang mereka berikan kepada kovenan itu. 

Sebab pihak-pihak yang berkepentingan dalam kovenan 

mengesahkan perjanjian itu dengan mengadakan per-

jamuan bersama. Mereka yaitu  orang-orang yang ikut 

ambil bagian dalam mezbah itu, yang merupakan meja 

Tuhan , sebagai hamba dan penyewa lahan-Nya, dan 

mereka memang mengakui diri mereka sebagai orang-

orang seperti itu. Dan, sebab  sudah dibuat menduduki 

tanah yang baik ini, mereka mengikat diri untuk mem-

bayar uang sewa dan melakukan pekerjaan-pekerjaan 

yang telah disediakan oleh pemilik kerajaan.  

[2] Penghiburan yang mereka dapatkan dalam kovenan itu. 

Beralasan bagi mereka untuk bersukaria dalam hukum 

Taurat, sebab mereka memiliki sebuah mezbah, yaitu 

hukum yang menyembuhkan, yang begitu dekat dengan 

hukum Taurat itu. Sungguh sebuah perkenanan yang 

besar bagi mereka, dan sebuah pertanda yang baik, 

bahwa Tuhan  memberi mereka ketetapan-ketetapan-Nya.

Kitab Ulangan 27:11-26 

 Dan bahwa mereka diakui sebagai umat Tuhan , dan 

anak-anak perjanjian, yaitu  alasan yang membuat me-

reka bersukaria, walaupun, saat  upacara ini hendak 

dilaksanakan, mereka belumlah secara penuh menduduki 

Kanaan. namun  Tuhan  telah berfirman di tempat kudus-

Nya, dan lalu  berkata, Aku hendak beria-ria, Gilead 

punya-Ku, Manasye punya-Ku. Semuanya punya-Ku. 

Kutukan-kutukan dari Gunung Ebal 

(27:11-26) 

11 Pada hari itu Musa memberi perintah kepada bangsa itu: 12 “Sesudah 

kamu menyeberangi sungai Yordan, maka mereka inilah yang harus berdiri 

di gunung Gerizim untuk memberkati bangsa itu, yaitu  suku Simeon, Lewi, 

Yehuda, Isakhar, Yusuf dan Benyamin. 13 Dan mereka inilah yang harus ber-

diri di gunung Ebal untuk mengutuki, yaitu  suku Ruben, Gad, Asyer, Zebu-

lon, Dan serta Naftali. 14 Maka haruslah orang-orang Lewi mulai bicara dan 

mengatakan kepada seluruh orang Israel dengan suara nyaring: 15 Terkutuk-

lah orang yang membuat patung pahatan atau patung tuangan, suatu ke-

kejian bagi TUHAN, buatan tangan seorang tukang, dan yang mendirikannya 

dengan tersembunyi. Dan seluruh bangsa itu haruslah menjawab: Amin!  

16 Terkutuklah orang yang memandang rendah ibu dan bapanya. Dan 

seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin! 17 Terkutuklah orang yang meng-

geser batas tanah sesamanya manusia. Dan seluruh bangsa itu haruslah 

berkata: Amin! 18 Terkutuklah orang yang membawa seorang buta ke jalan 

yang sesat. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin! 19 Terkutuklah 

orang yang memperkosa hak orang asing, anak yatim dan janda. Dan seluruh 

bangsa itu haruslah berkata: Amin! 20 Terkutuklah orang yang tidur dengan 

isteri ayahnya, sebab ia telah menyingkapkan punca kain ayahnya. Dan 

seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin! 21 Terkutuklah orang yang tidur 

dengan binatang apa pun. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!  

22 Terkutuklah orang yang tidur dengan saudaranya perempuan, anak ayah 

atau anak ibunya. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin! 23 Ter-

kutuklah orang yang tidur dengan mertuanya perempuan. Dan seluruh 

bangsa itu haruslah berkata: Amin! 24 Terkutuklah orang yang membunuh 

sesamanya manusia dengan tersembunyi. Dan seluruh bangsa itu haruslah 

berkata: Amin! 25 Terkutuklah orang yang menerima suap untuk membunuh 

seseorang yang tidak bersalah. Dan seluruh bangsa itu harus berkata: Amin! 

26 Terkutuklah orang yang tidak menepati perkataan hukum Taurat ini 

dengan perbuatan. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!” 

Pada waktu hukum Taurat ditulis, untuk dilihat dan dibaca oleh semua 

orang, ganjaran-ganjaran darinya harus diberitahukan. Dan untuk me-

lengkapi khidmatnya upacara ikatan kovenan mereka dengan Tuhan , 

mereka harus menyatakan persetujuan mereka atas ganjaran-ganjar-

an itu dengan penuh kesungguhan. Hal ini sudah diperintahkan un-

tuk mereka lakukan sebelumnya (11:29-30), dan sebab nya ketetap-

an itu di sini dimulai dengan agak tiba-tiba (ay. 12). Sepertinya di 

Kanaan, yaitu bagian yang selanjutnya jatuh menjadi milik pusaka 

Efraim (suku Yosua), ada dua gunung yang letaknya berdekatan, 

dengan sebuah lembah di antaranya, yang satu disebut Gerizim dan 

yang lain Ebal. Pada sisi kedua gunung ini, yang saling berhadapan, 

semua suku harus dipanggil untuk berbaris, enam suku di sisi yang 

satu dan enam suku lagi di sisi yang lain, sehingga di lembah itu, di 

kaki masing-masing gunung, mereka berkumpul bersama secara 

sangat berdekatan, begitu dekat sehingga para imam yang berdiri di 

antara mereka dapat didengar oleh orang-orang yang berada di sebe-

lah mereka pada kedua sisi. Lalu saat  semua orang disuruh diam, 

dan memberi perhatian, salah satu dari para imam, atau mungkin 

lebih dari satu imam yang berjarak cukup jauh satu sama lain, me-

nyerukan dengan suara lantang salah satu kutukan yang disebutkan 

selanjutnya di sini. Dan seluruh umat yang berdiri pada sisi dan kaki 

gunung Ebal berkata: Amin. Orang-orang yang berdiri lebih jauh me-

lihat tanda dari orang-orang yang berdiri lebih dekat dan dapat men-

dengar seruan itu. Lalu berkat yang berlawanan dengan kutuk itu di-

serukan, “Diberkatilah orang yang tidak melakukan ini dan itu,” dan 

lalu  orang-orang yang berdiri pada sisi dan kaki gunung Geri-

zim berkata: Amin. Hal ini tidak bisa tidak pasti membuat mereka 

sangat tergerak dengan segala berkat dan kutukan, janji dan ancam-

an, dari hukum Taurat, dan tidak hanya membuat seluruh umat me-

ngenal semuanya itu, namun  juga mengajar mereka untuk menerap-

kannya pada diri mereka sendiri.  

I. Menyangkut upacara ini, ada sesuatu yang harus dilaksanakan, 

secara umum, dan itu harus dilaksanakan hanya sekali dan tidak 

boleh diulangi, namun  akan terus dibicarakan hingga kepada ketu-

runan-keturunan yang akan datang.  

1. Tuhan  telah menetapkan suku-suku mana yang harus berdiri di 

atas gunung Gerizim dan suku-suku mana di gunung Ebal (ay. 

12-13), untuk mencegah pertengkaran yang bisa saja timbul 

seandainya mereka dibiarkan mengaturnya sendiri. Enam suku 

yang ditunjuk untuk mengucapkan berkat yaitu  semuanya 

anak-anak dari perempuan merdeka, sebab kepada merekalah 

janji itu diberikan (Gal. 4:31). Lewi di sini ditempatkan di 

antara semua suku yang lain, untuk mengajar para hamba Tu-

han agar mereka menerapkan pada diri mereka sendiri berkat 

Kitab Ulangan 27:11-26 

 

885 

dan kutuk yang mereka khotbahkan kepada orang lain, dan 

agar dengan iman mengucapkan amin juga untuk menyetujui-

nya.  

2. Tentang suku-suku yang harus berkata amin untuk menyetu-

jui berkat-berkat itu dikatakan, mereka berdiri untuk member-

kati bangsa itu, namun  tentang suku-suku yang lain dikatakan, 

mereka berdiri untuk mengutuki, tanpa menyebutkan bangsa 

itu, sebab  enggan menduga bahwa siapa saja dari bangsa ini, 

yang telah diambil Tuhan  sebagai milik-Nya sendiri, akan ter-

timpa kutukan itu. Atau mungkin, cara pengungkapan yang 

berbeda itu menyiratkan bahwa hanya ada satu berkat yang 

harus diserukan secara umum atas bangsa Israel, sebagai 

bangsa yang berbahagia, dan bahwa keadaannya akan selalu 

demikian, jika mereka menurut. Dan untuk menyetujui berkat 

ini suku-suku yang ada di atas gunung Gerizim harus ber-

kata: Amin. “Berbahagialah engkau, hai Israel, dan kiranya 

engkau selamanya demikian.” namun  lalu  kutukan-ku-

tukan masuk sebagai pengecualian dari aturan umum, dan 

kita tahu bahwa exceptio firmat regulam – pengecualian mem-

buktikan adanya aturan. Israel yaitu  suatu umat yang diber-

kati, namun , jika bahkan di antara mereka ada orang-orang ter-

tentu yang berbuat hal-hal yang dilarang seperti yang disebut-

kan, hendaklah mereka tahu bahwa tidak ada bagian atau hak 

mereka dalam perkara ini, namun  bahwa mereka berada di ba-

wah kutuk. Hal ini menunjukkan betapa siapnya Tuhan  untuk 

menganugerahkan berkat. Jika ada yang jatuh di bawah ku-

tukan, itu salah mereka sendiri, mereka menimpakannya ke 

atas kepala mereka sendiri.  

3. Kaum Lewi dan para imam, yaitu orang-orang dari mereka 

yang telah ditunjuk untuk keperluan itu, harus menyerukan 

segala kutukan dan juga berkat ini . Mereka ditahbiskan 

untuk memberkati (10:8), dan para imam melakukannya se-

tiap hari (Bil. 6:23). namun  mereka harus memisahkan antara 

yang berharga dan yang hina. Mereka tidak boleh memberi  

berkat itu secara sembarangan, namun  harus menyatakannya 

kepada orang-orang yang berhak mendapatkannya, supaya 

jangan sampai mereka yang tidak berhak atasnya berpikir 

bahwa mereka ikut berbagi di dalam berkat itu sebab  berada 

di dalam kerumunan umat. Perhatikanlah, hamba-hamba Tu-


 

886

han harus memberitakan kengerian-kengerian hukum Taurat 

seperti juga penghiburan-penghiburan Injil. Mereka tidak bo-

leh hanya memikat umat untuk melakukan kewajiban mereka 

dengan janji-janji berkat, namun  juga harus membuat umat 

ngeri dengan ancaman-ancaman kutukan, hingga umat mau 

melakukan kewajiban mereka.  

4. Kutukan-kutukan itu dinyatakan di sini, namun  berkat-berkat-

nya tidak. Sebab barangsiapa ada di bawah hukum Taurat 

berada di bawah kutukan, namun  suatu kehormatan yang di-

sediakan bagi Kristuslah untuk memberkati kita, dan dengan 

begitu melakukan bagi kita apa yang tidak mungkin dilakukan 

hukum Taurat sebab  tak berdaya. Dalam khotbah Kristus di 

bukit, yang merupakan gunung Gerizim yang sebetulnya , 

kita hanya mendapatkan berkat-berkat saja (Mat. 5:3, dst.).  

5. Untuk tiap-tiap kutukan itu umat harus berkata: Amin. Mudah 

untuk memahami arti dari kata amin bagi berkat. Orang Yahudi 

memiliki suatu pepatah untuk mendorong orang mengucap-

kan amin bagi doa-doa yang bersifat umum, barangsiapa men-

jawab amin kepada orang yang memberkati, maka dia menjadi 

seperti orang yang memberkati. namun  bagaimana mereka dapat 

berkata amin untuk kutukan-kutukan itu?  

(1) Jawaban amin itu yaitu  pengakuan iman mereka akan 

kebenaran dari kutukan-kutukan itu, bahwa kutukan-

kutukan ini dan kutukan-kutukan serupa bukanlah hantu 

jadi-jadian untuk menakut-nakuti anak-anak dan orang 

bodoh, melainkan pernyataan yang sungguh-sungguh akan 

murka Tuhan  atas segala kefasikan dan kelaliman manusia. 

Dan tidak satu iota pun dari kutukan-kutukan itu akan 

jatuh sia-sia ke tanah.  

(2) Jawaban amin itu yaitu  pengakuan akan adilnya kutuk-

an-kutukan ini. saat  mereka berkata amin, mereka pada 

dasarnya berkata, bukan hanya, sudah pasti akan terjadi 

demikian, melainkan juga, memang adil bahwa demikian-

lah yang harus terjadi. Orang-orang yang melakukan hal-

hal seperti itu pantas untuk jatuh dan terbaring di bawah 

kutuk.  

(3) Jawaban amin itu merupakan laknat yang begitu kuat atas 

diri mereka sendiri hingga mengharuskan mereka untuk 

tidak berurusan dengan perbuatan-perbuatan jahat yang 

Kitab Ulangan 27:11-26 

atasnya kutukan itu di sini ditimpakan. “Kiranya murka 

Tuhan  jatuh menimpa kami jika kami sampai berbuat hal-hal 

yang demikian.” Kita membaca tentang orang-orang yang 

bersumpah kutuk dan bagi kita hal itu merupakan bentuk 

biasa dari sumpah yang khidmat untuk hidup menurut hu-

kum Tuhan  (Neh. 10:29). Bahkan, orang Yahudi berkata 

(seperti yang dikutip oleh cendekiawan Uskup Patrick), “Se-

luruh umat, dengan mengucapkan  amin ini, menjadi ter-

ikat bagi satu sama lain, bahwa mereka akan berpegang 

pada hukum-hukum Tuhan . Melalui ikatan ini setiap orang 

diwajibkan, sebisa mungkin, untuk mencegah sesamanya 

melanggar hukum-hukum ini, dan untuk menegur orang-

orang yang telah melanggar, supaya jangan sampai mereka 

menanggung dosa dan kutuk untuk orang-orang itu.” 

II. Sekarang mari kita cermati dosa-dosa tertentu apakah yang ter-

hadapnya kutukan-kutukan dinyatakan di sini. 

1. Dosa-dosa yang melanggar perintah kedua. Pedang yang ber-

nyala-nyala ini disiapkan pertama-tama untuk menjaga perin-

tah ini  (ay. 15). Di sini terkutuklah orang-orang yang 

tidak hanya menyembah patung-patung, namun  juga yang 

membuat dan menyimpannya, jika patung-patung itu yaitu  

seperti yang digunakan para penyembah berhala dalam ber-

ibadah kepada dewa-dewi mereka. Entah patung pahatan atau 

patung tuangan, semuanya sama saja, itu yaitu  suatu ke-

kejian bagi TUHAN, meskipun patung itu tidak didirikan di 

tempat umum, melainkan di suatu tempat yang tersembunyi, 

meskipun patung itu tidak sungguh-sungguh disembah, tidak 

pula dikatakan dirancang untuk disembah, namun  disimpan di 

sana dengan hormat dan dengan demikian menjadi godaan 

terus-menerus. Orang yang berbuat demikian mungkin saja 

dapat terhindar dari hukuman manusia, namun  dia tidak dapat 

luput dari kutukan Tuhan .  

2. Dosa-dosa yang melanggar perintah kelima (ay. 16). Penghina-

an terhadap orangtua yaitu  dosa yang begitu keji hingga di-

tempatkan sesudah penghinaan terhadap Tuhan  sendiri. Jika 

seseorang melecehkan orangtuanya, entah dengan perkataan 

atau perbuatan, dia bisa terkena hukuman seorang hakim, 

dan harus dihukum mati (Kel. 21:15, 17). namun  menghina 

mereka di dalam hatinya yaitu  hal yang tidak dapat diketa-

hui oleh sang hakim, dan sebab nya hal ini  di sini ditem-

patkan di bawah kutuk Tuhan , yang mengenal hati. Terkutuk-

lah anak-anak yang suka mencemooh dan berperilaku kurang 

ajar terhadap orangtua mereka. 

3. Dosa-dosa yang melanggar perintah kedelapan. Kutuk Tuhan  di 

sini dikenakan,  

(1) Kepada seorang tetangga yang tidak adil yang menggeser 

batas tanah sesamanya (ay. 17 dan 19:14).  

(2) Kepada seorang penasihat yang jahat, yang, saat  diminta 

nasihatnya, dengan maksud jahat mengarahkan temannya ke 

tempat yang dia ketahui akan berbahaya baginya, yang berarti 

membawa seorang buta ke jalan yang sesat, dengan berpura-

pura menunjukkan jalan yang benar. Tidak ada hal lain 

yang lebih biadab atau lebih khianat dibandingkan  perbuatan 

itu (ay. 18). Barangsiapa menggoda orang lain untuk me-

ninggalkan jalan Tuhan  dengan menjauhi perintah-perintah-

Nya, dan membujuk mereka kepada dosa, mendatangkan 

kutukan ini ke atas diri mereka sendiri, seperti yang telah 

dijelaskan oleh Juruselamat kita, jika orang buta menuntun 

orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lobang (Mat. 

15:14). 

(3) Kepada seorang hakim yang tidak adil, yang memperkosa 

hak orang asing, anak yatim dan janda, yang seharusnya 

dilindungi dan dibelanya (ay. 19). Orang-orang ini dianggap 

miskin dan tanpa teman, tidak ada untungnya berbuat 

baik kepada mereka, juga tidak ada ruginya mengabaikan 

mereka, dan sebab nya para hakim bisa saja tergoda untuk 

berpihak kepada lawan-lawan mereka dengan melanggar 

kebenaran dan keadilan. namun  terkutuklah hakim-hakim 

yang demikian.  

4. Dosa-dosa yang melanggar perintah ketujuh. Perzinahan an-

tara sesama anggota keluarga yaitu  dosa yang terkutuk, de-

ngan saudara perempuan, isteri ayah, atau mertua perempuan 

(ay. 20, 22-23). Kejahatan-kejahahatan ini tidak hanya mem-

perhadapkan orang kepada pedang hakim (Im. 20:11), namun  

juga, yang lebih mengerikan lagi, kepada murka Tuhan . Demi-

kian pula dengan tidur dengan binatang (ay. 21). 

Kitab Ulangan 27:11-26 


5. Dosa-dosa yang melanggar perintah keenam. Dua macam pem-

bunuhan yang paling kejam disebutkan secara khusus di sini:  

(1) Pembunuhan yang tidak terlihat, yaitu saat  seseorang 

menyerang sesamanya bukan sebagai musuh yang seim-

bang, dengan memberinya kesempatan untuk membela 

diri, namun  membunuhnya dengan tersembunyi (ay. 24), se-

perti dengan diracun atau dengan cara lain, saat  sesa-

manya tidak melihat siapa yang melukai dirinya. Lihat 

Mazmur 10:8-9. Meskipun pembunuhan-pembunuhan yang 

tersembunyi seperti itu bisa jadi tidak pernah terungkap 

dan dijatuhi hukuman, namun kutuk Tuhan  akan terus me-

ngejarnya.  

(2) Pembunuhan dengan dalih hukum, yang merupakan peng-

hinaan terbesar kepada Tuhan , sebab hal yang demikian 

membuat ketetapan-Nya menjadi pelindung bagi para pen-

jahat yang paling keji, dan merupakan kejahatan terbesar 

terhadap sesama kita, sebab hal ini  menghancurkan 

kehormatannya dan juga hidupnya. Oleh sebab  itu, terku-

tuklah orang yang mau diupah atau disuap untuk menu-

duh, atau menyatakan bersalah, atau menghukum, dan 

dengan begitu untuk membunuh seseorang yang tidak 

bersalah (ay. 25 dan Mzm. 15:5). 

6. Upacara itu diakhiri dengan sebuah kutukan umum atas orang 

yang tidak menepati, atau, bisa juga dibaca, yang tidak melak-

sanakan, perkataan hukum Taurat ini dengan perbuatan (ay. 26). 

Melalui ketaatan kita kepada hukum, kita menempelkan mete-

rai kita kepada hukum itu, dan dengan begitu meneguhkan-

nya, sama seperti melalui ketidaktaatan kita, kita memanfaat-

kan apa yang ada dalam diri kita untuk membuat hukum itu 

tidak berlaku (Mzm. 119:126). Rasul Paulus, dengan mengikuti 

semua Alkitab kuno, menulis, “Terkutuklah orang yang tidak 

setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hu-

kum Taurat” (Gal. 3:10). Supaya jangan sampai orang-orang 

yang bersalah atas dosa-dosa lain, yang tidak disebutkan 

dalam kutukan ini, menyangka bahwa mereka aman dari ku-

tukan, maka kutukan yang terakhir ini menjangkau semua 

orang. Yaitu, bukan hanya orang-orang yang melakukan keja-

hatan yang dilarang oleh hukum Taurat, melainkan juga orang

orang yang melalaikan kebaikan yang dituntut oleh hukum 

Taurat. Untuk hal ini kita semua harus berkata: Amin, dengan 

mengakui diri kita berada di bawah kutuk, dan pantas meneri-

manya, dan bahwa kita pasti binasa untuk selamanya di bawah 

kutuk itu, seandainya Kristus tidak menebus kita dari kutuk 

hukum Taurat, dengan jalan menjadi kutuk sebab  kita.  

 

 

 

 

PASAL  28  

asal ini yaitu  penjabaran yang sangat panjang untuk dua kata 

yang disebutkan dalam pasal sebelumnya, yaitu berkat dan 

kutuk. Orang-orang yang dinyatakan diberkati secara umum yaitu  

mereka yang taat, sedang  orang-orang yang terkutuk yaitu  

mereka yang tidak taat. Akan namun , sebab  hal-hal yang umum tidak 

begitu membuat hati tergerak, Musa di sini masuk lebih dalam lagi 

pada rincian-rinciannya. Ia menggambarkan berkat dan kutuk itu. 

Bukan dari sumbernya yang tidak tampak di mata, dan sebab  itu 

yang paling penting, namun paling tidak dipertimbangkan, yaitu 

perkenanan Tuhan  sebagai sumber segala berkat, dan murka Tuhan  

sebagai sumber segala kutuk, melainkan dari aliran-aliran sungai-

nya, yaitu dampak-dampak dari berkat dan kutuk itu yang dapat 

dirasakan oleh pancaindra, sebab berkat dan kutuk itu nyata dan 

dampak-dampaknya pun nyata. 

I. Musa menggambarkan berkat-berkat yang akan datang ke-

pada mereka jika  mereka taat, berkat-berkat untuk mere-

ka sendiri, keluarga mereka, dan terutama bangsa mereka, 

sebab dalam kedudukan mereka sebagai bangsalah mereka 

terutama diperlakukan di sini (ay. 1-14). 

II. Musa menggambarkan secara lebih panjang lebar tentang 

kutuk-kutuk yang akan menimpa mereka jika  mereka 

tidak taat. Kutuk-kutuk itu begitu rupa hingga akan, 

1. Menyusahkan mereka secara luar biasa (ay. 15-44). 

2. Menghancurkan dan membinasakan mereka dengan sepe-

nuh-penuhnya pada akhirnya (ay. 45-68). 

Pasal ini bertujuan hampir sama dengan Imamat 26, 

yang menghadapkan kepada mereka kehidupan dan ke-


matian, kebaikan, dan kejahatan. Selain itu, janji tentang 

dipulihkannya mereka jika  mereka bertobat, dalam 

bagian penutup Imamat 26 itu, dalam Kitab Ulangan ini 

pun diulangi dengan lebih panjang lebar (ps. 30). Dengan 

demikian, sama seperti ada perintah demi perintah pada 

mereka dalam pengulangan hukum Taurat, begitu pula 

ada baris demi baris dalam pengulangan semua janji dan 

ancaman. Janji dan ancaman ini disampaikan, baik da-

lam Imamat 26 maupun dalam pasal ini, bukan hanya se-

bagai ganjaran-ganjaran hukum Taurat, apa yang akan 

terjadi sesuai perilaku mereka, melainkan juga sebagai 

nubuatan-nubuatan tentang suatu peristiwa, apa yang 

pasti akan terjadi, bahwa selama beberapa waktu bangsa 

Israel akan bahagia dalam ketaatan mereka, namun  pada 

akhirnya mereka akan dibinasakan oleh ketidaktaatan 

mereka. Oleh sebab itu dikatakan (30:1) bahwa segala hal 

itu akan berlaku atas mereka, baik berkat maupun kutuk. 

Janji-janji 

(28:1-14) 

1 “Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Tuhan mu, dan mela-

kukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada 

hari ini, maka TUHAN, Tuhan mu, akan mengangkat engkau di atas segala 

bangsa di bumi. 2 Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagi-

anmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Tuhan mu: 3 Diberkatilah 

engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang. 4 Diberkatilah buah kan-

dunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yaitu  anak lembu sapimu 

dan kandungan kambing dombamu. 5 Diberkatilah bakulmu dan tempat adon-

anmu. 6 Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau 

pada waktu keluar. 7 TUHAN akan membiarkan musuhmu yang maju ber-

perang melawan engkau, terpukul kalah olehmu. Bersatu jalan mereka akan 

menyerangi engkau, namun  bertujuh jalan mereka akan lari dari depanmu.  

8 TUHAN akan memerintahkan berkat ke atasmu di dalam lumbungmu dan 

di dalam segala usahamu; Ia akan memberkati engkau di negeri yang diberi-

kan kepadamu oleh TUHAN, Tuhan mu. 9 TUHAN akan menetapkan engkau 

sebagai umat-Nya yang kudus, seperti yang dijanjikan-Nya dengan sumpah 

kepadamu, jika engkau berpegang pada perintah TUHAN, Tuhan mu, dan 

hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. 10 Maka segala bangsa di bumi 

akan melihat, bahwa nama TUHAN telah disebut atasmu, dan mereka akan 

takut kepadamu. 11 Juga TUHAN akan melimpahi engkau dengan kebaikan 

dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan dalam hasil bumimu 

– di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu 

untuk memberi nya kepadamu. 12 TUHAN akan membuka bagimu perben-

daharaan-Nya yang melimpah, yaitu  langit, untuk memberi hujan bagi ta-

nahmu pada masanya dan memberkati segala pekerjaanmu, sehingga engkau 

Kitab Ulangan 28:1-14 

memberi pinjaman kepada banyak bangsa, namun  engkau sendiri tidak me-

minta pinjaman. 13 TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bu-

kan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, jika  engkau 

mendengarkan perintah TUHAN, Tuhan mu, yang kusampaikan pada hari ini 

kaulakukan dengan setia,  14 dan jika  engkau tidak menyimpang ke ka-

nan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini, 

dengan mengikuti Tuhan  lain dan beribadah kepadanya.” 

Di sini berkat-berkat ditempatkan sebelum kutuk-kutuk, untuk me-

nyiratkan,  

1. Bahwa Tuhan  itu panjang sabar, namun  cepat menunjukkan belas 

kasihan. Dia telah berfirman, dan telah bersumpah, bahwa Dia 

jauh lebih suka jika kita taat dan hidup, dibandingkan  berdosa dan 

mati. yaitu  kesukaan-Nya untuk memberkati. 

2. Bahwa meskipun janji-janji maupun ancaman-ancaman itu diran-

cang untuk membawa kita pada kewajiban kita dan tetap setia 

melakukannya, namun lebih baik jika kita terpikat pada apa yang 

baik sebab  pengharapan sebagai anak untuk mendapatkan per-

kenanan Tuhan  dibandingkan  sebab  ketakutan sebagai budak akan 

mendapat murka-Nya. Ketaatan yang paling berkenan yaitu  ke-

taatan yang berasal dari kesukaan akan kebaikan Tuhan . Nah,  

I. Kita mendapati di sini syarat-syarat yang atasnya berkat itu dijan-

jikan. 

1. Berkat itu dijanjikan dengan syarat bahwa mereka harus baik-

baik mendengarkan suara Tuhan  (ay. 1-2), bahwa mereka harus 

mendengar Tuhan  berbicara kepada mereka melalui firman-Nya, 

dan berusaha sebaik-baiknya untuk mengetahui kehendak-

Nya (ay. 13). 

2. Berkat itu dijanjikan dengan syarat bahwa mereka harus mela-

kukan dengan setia segala perintah-Nya. Dan supaya taat, me-

reka perlu melakukan dengan setia, dan mereka harus berpe-

gang pada perintah Tuhan  (ay. 9) dan hidup menurut jalan yang 

ditunjukkan-Nya. Mereka tidak boleh hanya melakukan perin-

tah-Nya satu kali, namun  juga harus berpegang padanya selama-

lamanya. Mereka tidak boleh hanya memulai di jalan-jalan-

Nya, namun  juga harus berjalan di dalamnya sampai pada 

akhirnya.  

3. Berkat itu dijanjikan dengan syarat bahwa mereka tidak me-

nyimpang ke kanan atau ke kiri, entah pada takhayul di satu 

sisi, atau pada kedurhakaan di sisi lain. Dan khususnya bah-

wa mereka tidak boleh mengikuti Tuhan  lain (ay. 14), yaitu dosa 

yang paling cenderung mereka lakukan di atas semua dosa 

lain, dan dosa yang akan membuat Tuhan  paling tidak senang. 

Hendaklah mereka berusaha untuk tetap memelihara agama, 

baik dalam ibadah lahiriahnya maupun dalam kuasanya, di 

dalam keluarga dan bangsa mereka, maka Tuhan  tidak akan 

gagal untuk memberkati mereka. 

II. Rincian-rincian dari berkat ini. 

1. Dijanjikan bahwa penyelenggaraan Tuhan  akan membuat me-

reka sejahtera dalam semua urusan lahiriah mereka. Berkat-

berkat ini dikatakan akan menjadi bagian mereka (ay. 2, KJV: 

mengejar mereka). Orang-orang baik terkadang, sebab  merasa 

tidak layak, sudah bersiap-siap untuk lari dari berkat dan 

menarik kesimpulan bahwa berkat itu bukan bagian mereka. 

namun  berkat itu akan mendapati mereka dan mengikuti me-

reka kendati dengan perasaan mereka itu. Demikian pula pada 

hari penghakiman agung, berkat akan mengejar orang benar 

yang berkata, Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar 

dan kami memberi Engkau makan? (Mat. 25:37). Amatilah,  

(1) Disebutkan beberapa  hal yang di dalamnya Tuhan  akan 

memberkati mereka melalui penyelenggaraan-Nya: 

[1] Mereka akan merasa aman dan tenang. Berkat akan 

tinggal atas diri mereka di mana pun mereka berada, di 

kota, atau di ladang (ay. 3). Entah tempat tinggal mere-

ka di kota atau di desa, entah mereka petani atau 

pedagang, entah usaha mereka membuat mereka harus 

pergi ke kota atau ke ladang, mereka akan dilindungi 

dari segala bahaya dan akan mendapat segala peng-

hiburan dari keadaan mereka. Berkat ini akan menyer-

tai mereka dalam perjalanan-perjalanan mereka, pada 

waktu keluar dan pada waktu masuk (ay. 6). Diri mere-

ka akan dilindungi, dan urusan yang mereka kerjakan 

akan berhasil dengan baik. Amatilah di sini, betapa kita 

bergantung pada Tuhan  secara mutlak dan terus-mene-

rus, baik untuk kelanjutan maupun penghiburan hidup 

ini. Kita membutuhkan Dia dalam setiap kesempatan, 

Kitab Ulangan 28:1-14 

dalam segala gejolak kehidupan. Kita tidak akan aman 

bila Dia menarik perlindungan-Nya, tidak pula tenang 

bila Dia menghentikan perkenanan-Nya. Sebaliknya, 

bila Dia memberkati kita, ke mana saja kita ingin pergi, 

kita akan baik-baik saja.  

[2] Keluarga mereka akan dibangun dengan banyaknya 

keturunan: diberkatilah buah kandunganmu (ay. 4). Dan 

dalam buah kandunganmu itu Tuhan akan melimpahi 

engkau dengan kebaikan (ay. 11), sebagai penggenapan 

dari janji yang dibuat-Nya kepada Abraham, bahwa 

keturunannya akan menjadi seperti bintang-bintang di 

langit banyaknya, dan bahwa Tuhan  akan menjadi Tuhan  

mereka. Tidak ada berkat yang lebih besar, dan lebih 

menyeluruh, yang dapat diturunkan kepada buah kan-

dungan mereka dibandingkan  memiliki Tuhan  sebagai Tuhan  

mereka. Lihat Yesaya 61:9. 

[3] Mereka akan menjadi kaya, dan berlimpah dengan se-

gala sesuatu yang baik dalam hidup ini. Menurut Uskup 

Patrick Semuanya itu dijanjikan kepada mereka, bukan 

hanya supaya mereka mendapat kesenangan untuk 

menikmatinya, melainkan juga supaya mereka memiliki 

sarana untuk memuliakan Tuhan , dan dapat ditolong 

dan didorong untuk melayani-Nya dengan riang hati 

dan terus bertekun dalam ketaatan kepada-Nya. Berkat 

dijanjikan, pertama, pada segala sesuatu yang mereka 

miliki di luar rumah, seperti gandum dan ternak di 

padang (ay. 4, 11), khususnya lembu sapi dan kambing 

domba mereka, yang akan diberkati demi pemiliknya, 

dan akan dijadikan berkat bagi mereka. Supaya semua-

nya ini terjadi, dijanjikan bahwa Tuhan  akan memberi 

mereka hujan pada masanya, yang disebut sebagai per-

bendaharaan-Nya yang melimpah (ay. 12), sebab  de-

ngan batang air Tuhan  ini bumi menjadi kaya (Mzm. 

65:10). Persediaan-persediaan yang senantiasa mencu-

kupi kebutuhan kita haruslah kita lihat datang dari per-

bendaharaan Tuhan  yang melimpah, dan kita harus 

mengakui kewajiban-kewajiban kita kepada-Nya oleh 

sebab  persediaan-persediaan itu. Bila Dia menahan 

hujan-Nya, baik hasil bumi maupun hasil ternak akan 

segera musnah. Kedua, pada segala sesuatu yang mere-

ka miliki di dalam rumah, seperti bakul dan tempat 

adonan (ay. 5), lumbung atau gudang gandum (ay. 8). 

saat  hasil tuaian dibawa pulang, Tuhan  akan member-

katinya, dan tidak menghembuskannya seperti yang ter-

kadang dilakukan-Nya (Hag. 1:6, 9). Kita bergantung 

pada Tuhan  dan berkat-Nya, bukan hanya untuk hasil 

gandum dari ladang kita setiap tahunnya, melainkan 

juga untuk makanan kita sehari-hari dari bakul dan 

tempat adonan kita, dan sebab  itu kita diajar untuk 

memintanya dalam doa setiap hari.  

[4] Mereka akan berhasil dalam segala pekerjaan mereka, 

yang akan senantiasa memberi  kepuasan bagi mere-

ka: “TUHAN akan memerintahkan berkat.  Hanya Dialah 

yang dapat memerintahkannya ke atasmu, bukan ha-

nya dalam segala sesuatu yang engkau miliki, melain-

kan juga dalam segala sesuatu yang engkau lakukan, di 

dalam segala usahamu” (ay. 8). Ayat ini menyiratkan 

bahwa bahkan sekalipun mereka kaya, mereka tidak 

boleh bermalas-malasan, namun  harus mencari satu 

atau lain pekerjaan yang baik untuk dikerjakan tangan 

mereka, dan dengan begitu Tuhan  akan mengakui kete-

kunan mereka, serta memberkati pekerjaan mereka (ay. 

12). Sebab apa yang menjadikan kaya, dan menjaganya 

tetap demikian, yaitu  berkat TUHAN atas tangan orang 

rajin (Ams. 10: 4, 22). 

[5]  Mereka akan mendapat kehormatan di antara bangsa-

bangsa sekeliling mereka (ay. 1): TUHAN, Tuhan mu, akan 

mengangkat engkau di atas segala bangsa. Dia memang 

membuat mereka terangkat, dengan memasukkan mere-

ka ke dalam kovenan dengan diri-Nya sendiri (26:19). 

Dan Dia akan membuat mereka makin lama makin ter-

angkat melalui kesejahteraan lahiriah mereka, kalau 

saja mereka tidak merendahkan diri mereka sendiri ka-

rena dosa. Ada dua hal yang akan membantu membuat 

mereka menjadi besar di antara bangsa-bangsa: Per-

tama, kekayaan mereka (ay. 12): “Engkau akan memberi 

pinjaman kepada banyak bangsa dengan memungut 

bunga” yang boleh mereka ambil dari bangsa-bangsa 

Kitab Ulangan 28:1-14 

sekitar, “namun  engkau tidak akan perlu meminjam.” Hal 

ini akan membuat mereka berpengaruh besar terhadap 

semua yang ada di sekitar mereka. Sebab yang berhu-

tang menjadi budak dari yang menghutangi. Mungkin 

yang dimaksud di sini yaitu  perdagangan dan pernia-

gaan, bahwa mereka akan lebih banyak menjual barang 

ke luar dengan berlimpah dibandingkan  mengambil barang 

dari luar, yang akan membuat keuntungan tetap berada 

di pihak mereka. Kedua, kekuatan mereka (ay. 13): 

“TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala, un-

tuk menetapkan hukum bagi semua yang ada di sekeli-

lingmu, menarik upeti, dan menengahi segala pertikai-

an.” Setiap berkas gandum akan sujud menyembah 

kepada berkas gandum mereka, yang akan membuat 

mereka menjadi begitu besar hingga segala bangsa di 

bumi akan takut kepada mereka (ay. 10), artinya, akan 

menghormati keagungan mereka yang sungguh-sung-

guh, dan akan merasa ngeri jika dimusuhi oleh mereka. 

Berkembangnya agama di tengah-tengah mereka, dan 

berkat Tuhan  atas mereka, akan membuat mereka men-

jadi tangguh bagi semua bangsa di sekitar mereka, dah-

syat seperti bala tentara dengan panji-panjinya. 

[6] Mereka akan menang atas musuh-musuh mereka, dan 

berhasil dalam segala peperangan mereka. jika  ada 

yang begitu berani bangkit melawan mereka untuk me-

nindas mereka, atau mengusik mereka, musuh itu sen-

diri yang akan menanggung akibatnya, dan pasti akan 

jatuh tersungkur di hadapan mereka (ay. 7). Pasukan-

pasukan musuh, sekalipun dikerahkan seluruhnya un-

tuk menghadang mereka dari satu jalan, akan dikalah-

kan sampai sehabis-habisnya, dan akan lari tunggang-

langgang dari hadapan mereka ke tujuh jalan, masing-

masing berusaha mencari jalan terbaik bagi dirinya 

sendiri. 

(2) Dari seluruh perikop ini kita dapat belajar, walaupun akan 

sangat baik bila orang mau mempercayainya, bahwa agama 

dan kesalehan yaitu  sahabat terbaik bagi kesejahteraan 

lahiriah. Meskipun berkat-berkat duniawi tidak terlalu ba-

nyak dijanjikan dalam Perjanjian Baru seperti yang dijanji-

kan dalam Perjanjian Lama, namun cukup bahwa Yesus 

Tuhan kita telah memberi  firman-Nya kepada kita dan 

tentu saja kita dapat memegang perkataan-Nya, bahwa bila 

kita mencari dahulu Kerajaan Tuhan , dan kebenarannya, 

maka semuanya itu akan ditambahkan kepada kita, sejauh 

yang dipandang baik oleh Sang Hikmat yang Tidak Terba-

tas. Dan siapakah yang menginginkan lebih dibandingkan  itu? 

(Mat. 6:33).  

2. Selain itu dijanjikan pula bahwa anugerah Tuhan  akan mene-

tapkan mereka sebagai umat-Nya yang kudus (ay. 9). Sesudah  

mengikat mereka ke dalam kovenan dengan diri-Nya, Tuhan  

akan menjaga mereka tetap dalam kovenan itu. Dan, asalkan 

mereka menggunakan sarana-sarana untuk membuat mereka 

tetap teguh, Dia akan memberi mereka anugerah untuk tetap 

teguh, supaya mereka tidak meninggalkan-Nya. Perhatikanlah, 

orang-orang yang tulus dalam kekudusan akan ditetapkan 

Tuhan  dalam kekudusan. Dan Dia berkuasa melakukannya 

(Rm. 16:25). Barangsiapa kudus akan tetap kudus. Dan orang-

orang yang ditetapkan Tuhan  dalam kekudusan, dengan begitu 

ditetapkan-Nya sebagai umat kepunyaan-Nya sendiri, sebab 

selama kita tetap dekat kepada Tuhan , Dia tidak akan pernah 

meninggalkan kita. Ditetapkannya agama mereka ini berarti 

juga ditetapkannya nama baik mereka (ay. 10): Segala bangsa 

di bumi akan melihat, dan mengakui, bahwa nama TUHAN 

telah disebut atasmu, artinya, “bahwa engkau yaitu  bangsa 

yang paling unggul dan mulia, yang hidup di bawah perhatian 

dan perkenanan khusus dari Tuhan  yang agung. Mereka akan 

melihat bahwa bangsa yang disebut atas nama Yahweh yaitu  

tidak diragukan lagi bangsa yang paling bahagia di bawah 

matahari, bahkan menurut penilaian musuh-musuh mereka 

sendiri.” Orang-orang kesayangan Sorga memang benar-benar 

besar, dan, sekarang atau nanti, akan diperlihatkan bahwa 

mereka memang demikian. Jika itu tidak terjadi di dunia ini, 

pasti akan terjadi nanti pada hari saat  orang-orang yang 

mengakui Kristus sekarang akan diakui oleh-Nya di hadapan 

manusia dan malaikat, sebagai orang-orang yang dipermulia-

kan-Nya dengan senang hati.  

 

Kitab Ulangan 28:15-44 


Ancaman-ancaman 

(28:15-44) 

15 “namun  jika engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Tuhan mu, dan tidak 

melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapan-Nya, yang kusampai-

kan kepadamu pada hari ini, maka segala kutuk ini akan datang kepadamu 

dan mencapai engkau: 16 Terkutuklah engkau di kota dan terkutuklah eng-

kau di ladang. 17 Terkutuklah bakulmu dan tempat adonanmu. 18 Terkutuk-

lah buah kandunganmu, hasil bumimu, anak lembu sapimu dan kandungan 

kambing dombamu. 19 Terkutuklah engkau pada waktu masuk dan terkutuk-

lah engkau pada waktu keluar. 20 TUHAN akan mendatangkan kutuk, huru-

hara dan penghajaran ke antaramu dalam segala usaha yang kaukerjakan, 

sampai engkau punah dan binasa dengan segera sebab  jahat perbuatanmu, 

sebab engkau telah meninggalkan Aku. 21 TUHAN akan melekatkan penyakit 

sampar kepadamu, sampai dihabiskannya engkau dari tanah, ke mana eng-

kau pergi untuk mendudukinya. 22 TUHAN akan menghajar engkau dengan 

batuk kering, demam, demam kepialu, sakit radang, kekeringan, hama dan 

penyakit gandum; semuanya itu akan memburu engkau sampai engkau 

binasa. 23 Juga langit yang di atas kepalamu akan menjadi tembaga dan ta-

nah yang di bawah pun menjadi besi. 24 TUHAN akan menurunkan hujan 

abu dan debu ke atas negerimu; dari langit akan turun semuanya itu ke 

atasmu, sampai engkau punah. 25 TUHAN akan membiarkan engkau terpu-

kul kalah oleh musuhmu. Bersatu jalan engkau akan keluar menyerang me-

reka, namun  bertujuh jalan engkau akan lari dari depan mereka, sehingga 

engkau menjadi kengerian bagi segala kerajaan di bumi. 26 Mayatmu akan 

menjadi makanan segala burung di udara serta binatang-binatang di bumi, 

dengan tidak ada yang mengganggunya. 27 TUHAN akan menghajar engkau 

dengan barah Mesir, dengan borok, dengan kedal dan kudis, yang dari pada-

nya engkau tidak dapat sembuh. 28 TUHAN akan menghajar engkau dengan 

kegilaan, kebutaan dan kehilangan akal, 29 sehingga engkau meraba-raba 

pada waktu tengah hari, seperti seorang buta meraba-raba di dalam gelap; 

perjalananmu tidak akan beruntung, namun  engkau selalu diperas dan diram-

pasi, dengan tidak ada seorang yang datang menolong. 30 Engkau akan ber-

tunangan dengan seorang perempuan, namun  orang lain akan menidurinya. 

Engkau akan mendirikan rumah, namun  tidak akan mendiaminya. Engkau 

akan membuat kebun anggur, namun  tidak akan mengecap hasilnya. 31 Lem-

bumu akan disembelih orang di depan matamu, namun  engkau tidak akan 

memakan dagingnya. Keledaimu akan dirampas dari depanmu, dan tidak 

akan dikembalikan kepadamu. Kambing dombamu akan diberikan kepada 

musuhmu dengan tidak ada orang yang datang menolong engkau. 32 Anak-

anakmu lelaki dan anak-anakmu perempuan akan diserahkan kepada 

bangsa lain, sedang engkau melihatnya dengan matamu sendiri, dan sehari-

harian engkau rindu kepada mereka, dengan tidak dapat berbuat apa-apa.  

33 Suatu bangsa yang tidak kaukenal akan memakan hasil bumimu dan 

segala hasil jerih payahmu; engkau akan selalu ditindas dan diinjak. 34 Eng-

kau akan menjadi gila sebab  apa yang dilihat matamu. 35 TUHAN akan 

menghajar engkau dengan barah jahat, yang dari padanya engkau tidak 

dapat sembuh, pada lutut dan pahamu, bahkan dari telapak kakimu sampai 

kepada batu kepalamu. 36 TUHAN akan membawa engkau dengan raja yang 

kauangkat atasmu itu kepada suatu bangsa yang tidak dikenal olehmu 

ataupun oleh nenek moyangmu; di sanalah engkau akan beribadah kepada 

Tuhan  lain, kepada kayu dan batu. 37 Engkau akan menjadi kedahsyatan, 

kiasan dan sindiran di antara segala bangsa, ke mana TUHAN akan menying-

kirkan engkau. 38 Banyak benih yang akan kaubawa ke ladang, namun  sedikit 

hasil yang akan kaukumpulkan, sebab belalang akan menghabiskannya.  

39 Kebun-kebun anggur akan kaubuat dan kauusahakan, namun  engkau tidak 

akan meminum atau menyimpan anggur, sebab ulat akan memakannya.  

40 Pohon-pohon zaitun akan kaupunyai di seluruh daerahmu, namun  engkau 

tidak akan berurap dengan minyaknya; sebab buah zaitunmu akan gugur.  

41 Engkau akan mendapat anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan, 

namun  mereka bukan bagi dirimu, sebab mereka akan menjadi tawanan.  

42 Segala pohon-pohonmu dan hasil bumimu akan diduduki oleh kawanan 

belalang. 43 Orang asing yang ada di tengah-tengahmu akan menjadi makin 

tinggi mengatasi engkau, namun  engkau menjadi makin rendah. 44 Ia akan 

memberi pinjaman kepadamu, namun  engkau tidak akan memberi pinjaman 

kepadanya; ia akan menjadi kepala, namun  engkau akan menjadi ekor. 

Sesudah  melihat sisi awan yang cerah, yang menghadap kepada 

orang-orang yang taat, sekarang kita diperlihatkan sisi awan yang 

gelap, yang menghadap kepada orang-orang yang tidak taat. Bila kita 

tidak berpegang pada perintah-perintah Tuhan , kita tidak hanya gagal 

mencapai berkat yang dijanjikan, namun  juga kita menempatkan diri 

kita di bawah kutuk, yang mencakup segala kesengsaraan, sama 

halnya seperti berkat mencakup segala kebahagiaan. Amatilah, 

I. Adilnya kutuk ini. Ini bukanlah kutuk tanpa penyebab, bukan 

juga sebab  penyebab yang sepele. Tuhan  tidak mencari gara-gara 

dengan kita, tidak pula Dia suka bertengkar dengan kita. Hal-hal 

yang disebutkan di sini akan mendatangkan kutuk yaitu , 

1. Memandang rendah Tuhan , menolak untuk mendengarkan sua-

ra-Nya (ay. 15), yang menunjukkan penghinaan terbesar yang 

dapat dibayangkan, seolah-olah apa yang dikatakan-Nya tidak 

layak diindahkan, atau kita tidak terikat kewajiban apa-apa 

kepada-Nya. 

2. Tidak taat kepada-Nya, tidak melakukan segala perintah-Nya, 

atau tidak melakukannya dengan setia. Tidak ada orang yang 

terkena kutuk-Nya selain orang-orang yang memberontak ter-

hadap perintah-Nya.  

3. Meninggalkan Dia. “Kutuk itu ditimpakan sebab  jahat per-

buatanmu, dan engkau dengan begitu tidak hanya telah mere-

mehkan Aku, namun  juga dengan begitu engkau telah mening-

galkan Aku” (ay. 20). Tuhan  tidak pernah membuang kita kalau 

bukan kita yang terlebih dahulu membuang Dia. Hal ini me-

nyiratkan bahwa penyembahan berhala mereka, yang melalui-

nya mereka meninggalkan Tuhan  yang benar untuk mengikuti 

Tuhan -Tuhan  palsu, akan menjadi dosa yang menghancurkan 

mereka lebih dibandingkan  semua dosa lain. 

Kitab Ulangan 28:15-44 

II. Jangkauan dan keampuhan kutuk ini. 

1. Secara umum dinyatakan, “Segala kutuk ini akan datang ke-

padamu dari atas, dan mencapai engkau. Sekalipun engkau 

berusaha meloloskan diri darinya, tidak ada gunanya usaha-

mu itu. Segala kutuk ini akan mengikutimu ke mana pun 

engkau pergi, akan menyergapmu, mencapaimu, dan menyu-

sulmu” (ay. 15). Dikatakan tentang orang berdosa, saat murka 

Tuhan  mengejarnya, bahwa dengan cepat ia harus melepaskan 

diri dari kuasa-Nya (Ayb. 27:22), namun ia tidak bisa. Walau-

pun ia meluputkan diri terhadap senjata besi, namun panah 

tembaga akan mencapai dia dan menembus dia. Tidak ada 

orang yang bisa lari dari Tuhan  kecuali dengan berlari kepada-

Nya. Tidak ada orang yang bisa lari dari keadilan-Nya kecuali 

dengan berlari kepada belas kasihan-Nya. Lihat Mazmur 21:8-

9. 

(1) Ke mana pun orang berdosa pergi, kutuk Tuhan  mengikuti-

nya. Di mana pun ia berada, kutuk Tuhan  berdiam atasnya. 

Dia terkutuk di kota dan di ladang (ay. 16). Kokohnya kota 

tidak dapat melindunginya dari kutuk itu, dan sejuknya 

udara desa tidak dapat memagarinya dari uap yang me-

ngandung wabah penyakit ini. Dia terkutuk (ay. 19) pada 

waktu masuk, sebab  kutuk itu ada di dalam rumah orang 

fasik (Ams. 3:33), dan ia terkutuk pada waktu keluar, ka-

rena ia tidak dapat meninggalkan kutuk itu, ataupun me-

nyingkirkannya. Kutuk itu telah merembes ke dalam isi 

perutnya seperti air, dan ke dalam tulang-tulangnya seperti 

minyak.  

(2) Apa pun yang dimilikinya berada di bawah kutuk: Terku-

tuklah tanah sebab  dia, dan segala sesuatu yang ada di 

atasnya, atau yang dihasilkan darinya, dan dengan begitu 

ia pun terkutuk dari tanah itu, seperti Kain (Kej. 4:11). 

Bakul dan tempat adonannya pun terkutuk (ay. 17-18). Ka-

rena segala sesuatu yang memberinya kesenangan diambil 

darinya, maka semuanya itu menjadi terlarang untuknya, 

sebagai benda-benda yang terkutuk, yang tidak berhak 

dimilikinya. Bagi orang-orang yang akal dan suara hatinya 

najis, segala sesuatu yang lain pun menjadi najis (Tit. 

1:15). Semuanya itu terasa pahit baginya. Dia tidak bisa 

memperoleh penghiburan yang sungguh-sungguh di dalam-

nya, sebab  murka Tuhan  bercampur dengan semua hal itu. 

Dan, ia sama sekali tidak dapat menjamin bahwa semua-

nya itu akan terus ada, justru bisa saja, saat ia membuka 

matanya, ia melihat semuanya itu dikutuk dan siap diambil 

paksa. Dan bersama dengan musnahnya semua itu, mus-

nah pulalah segala sukacita dan pengharapannya untuk 

selamanya. 

(3) Apa pun yang dilakukannya berada di bawah kutuk juga. 

Kutuk itu ada dalam segala usaha yang dia kerjakan (ay. 

20.), yang akan menimbulkan kekecewaan terus menerus. 

Kekecewaan ini rentan dialami oleh orang-orang yang hati-

nya terpatri pada dunia, dan berharap untuk mendapatkan 

kebahagiaan di dalamnya, yang tidak bisa tidak pasti akan 

menimbulkan kekesalan terus menerus. Kutuk ini persis 

merupakan kebalikan dari berkat yang disebutkan dalam 

bagian awal dari pasal ini. Dengan demikian, kebahagiaan 

apa pun yang ada di sorga, kebahagiaan itu bukan hanya 

tidak ada di neraka, namun  juga kebalikan dari kebahagiaan 

itu ada di sana. Hamba-hamba-Ku akan makan, namun  

kamu akan menderita kelaparan (Yes. 65:13). 

2. Banyak hukuman tertentu disebutkan di sini, yang akan 

menjadi dampak dari kutuk itu, dan yang akan dipakai Tuhan  

untuk menghukum bangsa Israel atas kemurtadan dan keti-

daktaatan mereka. Hukuman-hukuman yang diancamkan di 

sini ada berbagai macam, sebab Tuhan  memiliki banyak anak 

panah dalam tabung-Nya, empat hukuman yang berat-berat 

(Yeh. 14:21), dan masih banyak lagi. Hukuman-hukuman itu 

digambarkan sebagai hukuman yang sangat mengerikan, dan 

penjabarannya begitu hidup dan menggerakkan hati, supaya 

manusia, Sesudah  mengetahui kengerian-kengerian dari Tuhan 

ini, sekiranya mungkin, akan bertobat. Ancaman-ancaman 

dari hukuman yang sama diulangi beberapa kali, supaya dapat 

menimbulkan kesan-kesan yang lebih mendalam dan bertahan 

lama, dan untuk menyiratkan bahwa, jika orang bersikeras 

dalam ketidaktaatan mereka, maka hukuman yang mereka 

sangka sudah berakhir, dan yang tentangnya mereka berkata, 

“sebetulnya , kepahitannya telah lewat,” hukuman itu akan 

Kitab Ulangan 28:15-44 

kembali dengan kekuatan dua kali lipat. Sebab saat  Tuhan  

menghakimi, Dia akan menang.  

(1) Penyakit-penyakit jasmani diancamkan di sini, bahwa pe-

nyakit-penyakit itu akan mewabah di negeri mereka. Pe-

nyakit-penyakit ini adakalanya dipergunakan Tuhan  untuk 

menghajar dan memperbaiki umat-Nya sendiri. Tuhan, dia 

yang Engkau kasihi, sakit. namun  di sini penyakit-penyakit 

itu diancamkan akan ditimpakan kepada musuh-musuh-

Nya sebagai tanda murka-Nya, dan dirancangkan untuk 

menghancurkan mereka. Dengan begitu, tergantung keada-

an roh kita, saat  kita sakit, penyakit itu bisa menjadi bagi 

kita suatu berkat atau kutuk. Akan namun , sebagai apa pun 

penyakit itu bagi seseorang, sudah pasti bahwa wabah-

wabah penyakit yang mengamuk di tengah-tengah sebuah 

bangsa yaitu  hukuman bagi bangsa itu, dan harus dipan-

dang demikian. Tuhan  di sini mengancamkan, 

[1] Penyakit-penyakit yang pedih (ay. 35), barah jahat, mu-

lai dari paha dan lutut, namun  menyebar, seperti barah 

Ayub, dari telapak kaki sampai ke batu kepala. 

[2] Penyakit-penyakit yang memalukan (ay. 27), barah Me-

sir seperti tulah barah dan bisul yang ditimpakan ke-

pada orang Mesir, saat  Tuhan  membawa orang Israel 

keluar dari tengah-tengah mereka, serta borok dan 

kedal, penyakit-penyakit yang menjijikkan, hukuman 

yang adil bagi orang-orang yang telah menjadikan diri 

mereka menjijikkan sebab  dosa. 

[3] Penyakit-penyakit yang mematikan, penyakit sampar (ay. 

21), batuk kering yang menunjuk pada semua penyakit 

yang sudah berurat akar, dan demam, yang menunjuk 

pada semua penyakit  gawat, (ay. 22 dan Im. 26:16). Dan 

semuanya tidak dapat disembuhkan (ay. 27). 

(2) Kelaparan dan kelangkaan makanan. Dan hal ini terjadi, 

[1] Akibat hujan tidak turun (ay. 23-24): Langit yang di 

atas kepalamu, yaitu bagian langit yang menaungi 

negerimu, akan menjadi kering seperti tembaga, semen-

tara langit yang menaungi negeri-negeri lain akan tetap 

meneteskan embunnya. Dan, jika  langit menjadi 

seperti tembaga, tanah di bawahnya tentu saja akan 

menjadi seperti besi, begitu keras dan tandus. Bukan-

nya hujan, malah debu akan diterbangkan dari jalan 

raya ke ladang, dan merusak sedikit hasil bumi yang 

ada. 

[2] Akibat serangga-serangga yang memusnahkan. Belalang 

akan memusnahkan gandum, sehingga mereka bahkan 

tidak akan memiliki benih lagi (ay. 38, 42). Hasil pohon 

anggur, yang seharusnya menyukakan hati mereka, 

akan dimakan ulat semuanya (ay. 39). Dan pohon zaitun, 

dengan satu atau lain cara, akan dibuat menggugurkan 

buahnya (ay. 40). Bangsa-bangsa kafir menjalankan ke-

biasaan-kebiasaan yang penuh takhayul untuk meng-

hormati berhala-berhala sesembahan mereka agar me-

lindungi hasil-hasil bumi. namun  Musa memberi tahu 

bangsa Israel bahwa satu-satunya cara agar hasil bumi 

mereka terjaga yaitu  dengan berpegang pada perintah-

perintah Tuhan . Sebab Dia yaitu  Tuhan  yang tidak akan 

membiarkan diri-Nya dipermainkan, seperti berhala-

berhala bangsa kafir, namun  ingin disembah dalam roh 

dan kebenaran. Ancaman ini kita dapati digenapi di 

Israel (1Raj. 17:1, Yer. 14:1, dst., Yl. 1:4). 

(3) Bahwa mereka akan terpukul kalah di hadapan musuh-

musuh mereka dalam perang, yang, ada kemungkinan, 

akan bertindak lebih kejam terhadap mereka, saat  mu-

suh-musuh itu sudah menguasai mereka sepenuhnya. Hal 

ini disebabkan oleh kerasnya perlakuan Israel terhadap 

bangsa-bangsa Kanaan, yang pasti akan cenderung diingat 

oleh bangsa-bangsa sekitar Israel untuk melawan Israel 

pada masa-masa sesudahnya (ay. 25). Larinya bangsa 

Israel akan lebih memalukan, dan lebih menyakitkan, se-

bab mereka bisa saja menang atas musuh-musuh mereka 

seandainya mereka setia kepada Tuhan  mereka. Mayat 

orang-orang yang terbunuh dalam perang, atau mati dalam 

pembuangan di antara orang-orang asing, akan menjadi 

makanan segala burung (ay. 26). Dan seorang Israel, sete-

lah kehilangan perkenanan Tuhan nya akibat perbuatannya 

sendiri, tidak akan mendapat perlakuan manusiawi sedikit 

pun, sampai-sampai tidak ada orang yang mengganggu bu-

Kitab Ulangan 28:15-44 

rung-burung itu. Betapa kutuk Tuhan  akan membuat orang 

Israel begitu menjijikkan bagi seluruh umat manusia. 

(4) Bahwa mereka akan dibuat hilang akal dalam semua ran-

cangan mereka, sehingga mereka tidak bisa melihat apa 

yang baik untuk diri mereka sendiri, atau mewujudkan apa 

pun untuk kebaikan bersama: Tuhan akan menghajar eng-

kau dengan kegilaan dan kebutaan (ay. 28-29). Perhatikan-

lah, penghakiman-penghakiman Tuhan  dapat menjangkau 

pikiran manusia dan memenuhinya dengan kegelapan dan 

kengerian, seperti juga dapat menjangkau tubuh dan harta 

benda mereka. Dan yang paling berat dari semua hukuman 

yaitu  hukuman yang membuat manusia menjadi kengeri-

an bagi dirinya sendiri, dan penghancur dirinya sendiri. 

Apa yang berusaha mereka buat untuk mengamankan diri 

mereka akan tetap berbalik membahayakan mereka. Demi-

kianlah kita sering mendapati bahwa sekutu-sekutu yang 

mereka andalkan bukan membantu mereka, melainkan me-

nyesakkan mereka (2Taw. 28:20). Orang-orang yang tidak 

mau berjalan dalam rancangan-rancangan Tuhan  sudah 

sepantasnya dibiarkan binasa oleh rancangan-rancangan 

mereka sendiri. Dan orang-orang yang sengaja buta akan 

kewajiban mereka pantas dibuat menjadi buta akan apa 

yang baik untuk mereka. Dan sebab  mereka lebih menyu-

kai kegelapan dari pada terang, biarlah mereka meraba-

raba pada waktu tengah hari seperti di dalam kegelapan.  

(5) Bahwa segala kesenangan mereka akan dirampas dari me-

reka, semuanya akan dilucuti oleh penakluk yang congkak 

dan berlagak berkuasa, seperti yang dilakukan Benhadad 

terhadap Ahab (1Raj. 20:5-6). Bukan hanya rumah dan 

kebun anggur mereka yang akan dirampas dari mereka, 

melainkan juga istri dan anak-anak mereka (ay. 30, 32). 

Penghiburan-penghiburan terbesar mereka, yang paling 

mereka sukai, dan paling mereka harapkan, akan menjadi 

hiburan dan kemenangan musuh-musuh mereka. Sama 

seperti mereka telah menempati rumah-rumah yang tidak 

mereka dirikan, dan makan dari kebun-kebun anggur yang 

tidak mereka tanami (6:10-11), demikian pula yang akan 

dilakukan orang lain kepada mereka. Lembu, keledai, dan 

kambing domba mereka, seperti milik Ayub, akan dirampas 

di depan mata mereka, dan mereka tidak akan dapat meng-

ambilnya kembali (ay. 31). Dan semua hasil bumi serta 

hasil jerih payah mereka akan dimakan habis oleh musuh 

mereka. Dengan demikian, mereka dan keluarga mereka 

akan kekurangan kebutuhan-kebutuhan pokok, sementara 

musuh-musuh mereka berpesta pora dengan hasil kerja 

keras mereka.  

(6) Bahwa mereka akan diangkut sebagai tawanan ke suatu 

negeri yang jauh, bahkan, ke segala kerajaan di bumi (ay. 

25). Anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan mereka, 

yang mereka harapkan dapat memberi penghiburan bagi 

mereka, akan dibawa ke dalam pembuangan (ay. 41), begi-

tu pula dengan mereka sendiri pada akhirnya, beserta raja 

mereka yang mereka harapkan dapat memberi mereka ke-

amanan dan ketenteraman (ay. 36). Ancaman ini digenapi 

secara penuh saat  sepuluh suku pertama-tama diangkut 

sebagai tawanan ke Asyur (2Raj. 17:6), dan tidak lama 

lalu  dua suku lagi dibawa ke Babel, beserta dua raja 

mereka (2Raj. 24:14-15; 25:7, 21). Apa yang disebutkan 

sebagai hal yang memberatkan pembuangan mereka ada-

lah bahwa mereka akan pergi ke suatu negeri yang tidak 

dikenal, yang bahasa dan adat istiadatnya sangat tidak 

beradab, dan perlakuan bangsa itu kepada mereka sangat 

biadab. Dan di sana mereka akan beribadah kepada Tuhan  

lain, yaitu, akan dipaksa berbuat demikian oleh musuh-

musuh mereka, sebagaimana yang terjadi pada mereka di 

Babel (Dan. 3:6). Perhatikanlah, Tuhan  sering kali membuat 

dosa manusia menjadi hukuman bagi mereka, dan memilih 

untuk menuruti kesesatan-kesesatan mereka. Engkau akan 

beribadah kepada Tuhan  lain, artinya, “Engkau akan melayani 

orang-orang yang beribadah kepada Tuhan -Tuhan  itu.” Suatu 

bangsa sering kali di dalam Kitab Suci disebut dengan 

nama Tuhan -Tuhan nya, seperti dalam Yeremia 48:7. Mereka 

telah membuat para penyembah berhala menjadi teman-

teman mereka, dan sekarang Tuhan  membuat para penyem-

bah berhala menjadi penindas mereka. 

(7) Bahwa orang-orang yang masih tertinggal akan dihina dan 

ditindas oleh orang asing (ay. 43-44). Begitulah yang di-

alami kesepuluh suku oleh para penjajah yang dikirim raja

Kitab Ulangan 28:45-68 

 Asyur untuk menduduki negeri mereka (2Raj. 17:24). Atau 

mungkin yang dimaksudkan di sini yaitu  penyerobotan 

secara perlahan-lahan yang akan dilakukan oleh orang-

orang asing di dalam gerbang mereka kepada mereka, se-

hingga tanpa terasa orang-orang asing itu telah menggero-

goti harta benda mereka. Kita membaca tentang pengge-

napan perkataan ini dalam Hosea 7:9, orang-orang luar 

memakan habis kekuatannya. Orang-orang asing merebut 

makanan dari mulut orang Israel asli, dan itu menjadi 

hajaran yang sepantasnya bagi orang Israel sebab  telah 

membawa masuk Tuhan -Tuhan  asing. 

(8) Bahwa nama baik mereka di antara bangsa-bangsa sekeli-

ling mereka akan sangat jatuh, dan orang-orang yang dulu 

ternama dan terpuji akan menjadi kedahsyatan, kiasan, 

dan sindiran (ay. 37). Sebagian penafsir telah melihat peng-

genapan dari ancaman ini dalam keadaan mereka seka-

rang. Sebab, saat  kita ingin menggambarkan perlakuan 

yang paling khianat dan biadab, kita berkata, hanya orang 

Yahudi yang akan berbuat demikian. Demikianlah, dosa 

yaitu  cela bagi bangsa mana saja. 

(9) Untuk melengkapi penderitaan mereka, diancamkan bahwa 

mereka akan kehilangan kewarasan sebab  semua kesu-

sahan ini (ay. 34): Engkau akan menjadi gila sebab  apa 

yang dilihat matamu, yaitu, akan betul-betul kehilangan 

segala penghiburan dan pengharapan, dan dibiarkan dalam 

keputusasaan yang sepenuh-penuhnya. Orang-orang yang 

hidup sebab  melihat, dan bukan sebab  percaya, teran-

cam bahaya akan kehilangan akal sehat itu sendiri, saat  

segala sesuatu di sekeliling mereka tampak menakutkan. 

Dan sungguh menyedihkan keadaan orang-orang yang 

menjadi gila sebab  apa yang dilihat mata mereka. 

Ancaman-ancaman 

(28:45-68) 

45 Segala kutuk itu akan datang ke atasmu, memburu engkau dan mencapai 

engkau, sampai engkau punah, sebab  engkau tidak mendengarkan suara 

TUHAN, Tuhan mu dan tidak berpegang pada perintah dan ketetapan yang 

diperintahkan-Nya kepadamu; 46 semuanya itu akan menjadi tanda dan mu-

jizat di antaramu dan di antara keturunanmu untuk selamanya.” 47 “sebab  

engkau tidak mau menjadi hamba kepada TUHAN, Tuhan mu, dengan sukacita 

dan gembira hati walaupun kelimpahan akan segala-galanya, 48 maka dengan 

menanggung lapar dan haus, dengan telanjang dan kekurangan akan segala-

galanya engkau akan menjadi hamba kepada musuh yang akan disuruh 

TUHAN melawan engkau. Ia akan membebankan kuk besi ke atas tengkuk-

mu, sampai engkau dipunahkan-Nya. 49 TUHAN akan mendatangkan kepada-

mu suatu bangsa dari jauh, dari ujung bumi, seperti rajawali yang datang 

menyambar; suatu bangsa yang bahasanya engkau tidak mengerti, 50 suatu 

bangsa yang garang mukanya, yang tidak menghiraukan orang tua-tua dan 

tidak merasa kasihan kepada anak-anak; 51 yang akan memakan habis hasil 

ternakmu dan hasil bumimu, sampai engkau punah; yang tidak akan me-

ninggalkan bagimu gandum, air anggur atau minyak, ataupun anak lembu 

sapimu atau anak kambing dombamu, sampai engkau dibinasakannya.  

52 Engkau akan ditekannya di segala tempatmu, sampai runtuh tembok-tem-

bokmu yang tinggi dan berkubu, yang kaupercayai itu di seluruh negerimu, 

bahkan engkau akan ditekan di dalam segala tempatmu, di seluruh negeri 

yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, Tuhan mu. 53 Dan engkau akan 

memakan buah kandunganmu, yaitu  daging anak-anakmu lelaki dan anak-

anakmu perempuan yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Tuhan mu, – da-

lam keadaan susah dan sulit yang ditimbulkan musuhmu kepadamu. 54 Dan 

orang laki-laki yang paling lemah dan paling manja di antaramu akan kesal 

terhadap saudaranya atau terhadap isterinya sendiri atau terhadap anak-

anaknya yang masih tinggal padanya, 55 sehingga kepada salah seorang dari 

mereka itu ia tidak mau memberi  sedikit pun dari daging anak-anaknya 

yang dimakannya, sebab  tidak ada lagi sesuatu yang ditinggalkan baginya, 

dalam keadaan susah dan sulit yang ditimbulkan musuhmu kepadamu di 

segala tempatmu. 56 Perempuan yang lemah dan manja di antaramu, yang 

tidak pernah mencoba menjejakkan telapak kakinya ke tanah sebab  sifatnya 

yang manja dan lemah itu, akan kesal terhadap suaminya sendiri atau ter-

hadap anaknya laki-laki atau anaknya perempuan, 57 sebab  uri yang keluar 

dari kandungannya ataupun sebab  anak-anak yang dilahirkannya; sebab 

sebab  kekurangan segala-galanya ia akan memakannya dengan sembunyi-

sembunyi, dalam keadaan susah dan sulit yang ditimbulkan musuhmu 

kepadamu di dalam tempatmu. 58 Jika engkau tidak melakukan dengan setia 

segala perkataan hukum Taurat yang tertulis dalam kitab ini, dan engkau 

tidak takut akan Nama yang mulia dan dahsyat ini, yaitu  akan TUHAN, 

Tuhan mu, 59 maka TUHAN akan menimpakan pukulan-pukulan yang ajaib 

kepadamu, dan kepada keturunanmu, yaitu  pukulan-pukulan yang keras 

lagi lama dan penyakit-penyakit yang jahat lagi lama. 60 Ia akan mendatang-

kan pula segala wabah Mesir yang kautakuti itu kepadamu, sehingga semua-

nya itu melekat padamu. 61 Juga berbagai-bagai penyakit dan pukulan, yang 

tidak tertulis dalam kitab Taurat ini, akan ditimbulkan TUHAN menimpa eng-

kau, sampai engkau punah. 62 Dari pada kamu hanya sedikit orang yang ter-

tinggal, padahal kamu dahulu seperti bintang-bintang di langit banyaknya – 

sebab  engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Tuhan mu. 63 Seperti 

TUHAN bergirang sebab  kamu untuk berbuat baik kepadamu dan membuat 

kamu banyak, demikianlah TUHAN akan bergirang sebab  kamu untuk 

membinasakan dan memunahkan kamu, dan kamu akan dicabut dari tanah, 

ke mana engkau pergi untuk mendudukinya. 64 TUHAN akan menyerakkan 

engkau ke antara segala bangsa dari ujung bumi ke ujung bumi; di sanalah 

engkau akan beribadah kepada Tuhan  lain yang tidak dikenal olehmu ataupun 

oleh nenek moyangmu, yaitu  kepada kayu dan batu. 65 Engkau tidak akan 

mendapat ketenteraman di antara bangsa-bangsa itu dan tidak akan ada 

tempat berjejak bagi telapak kakimu; TUHAN akan memberi  di sana 

kepadamu hati yang gelisah, mata yang penuh rindu dan jiwa yang merana.   

66 Hidupmu akan terkatung-katung, siang dan malam engkau akan terkejut 

Kitab Ulangan 28:45-68 


dan kuatir akan hidupmu. 67 Pada waktu pagi engkau akan berkata: Ah, ka-

lau malam sekarang! dan pada waktu malam engkau akan berkata: Ah, kalau 

pagi sekarang! sebab  kejut memenuhi hatimu, dan sebab  apa yang dilihat 

matamu. 68 TUHAN akan membawa engkau kembali ke Mesir dengan kapal, 

melalui jalan yang telah Kukatakan kepadamu: Engkau tidak akan melihat-

nya lagi, dan di sana kamu akan menawarkan diri kepada musuhmu sebagai 

budak lelaki dan budak perempuan, namun  tidak ada pembeli.” 

Orang akan mengira bahwa apa yang telah dikatakan sudah cukup 

untuk memenuhi bangsa Israel dengan kengerian akan murka Tuhan  

yang dinyatakan dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman 

manusia itu. namun  untuk menunjukkan betapa dalamnya kutukan-

kutukan yang terpendam dari murka itu, dan bahwa masih ada yang 

lebih dalam dan lebih buruk lagi, Musa, saat  orang mengira bahwa 

dia sudah menutup pokok pembicaraan yang suram ini, memulai 

lagi, dan menambahkan ke dalam gulungan kutuk ini banyak per-

kataan yang serupa, seperti yang dilakukan Yeremia pada gulungan 

kitabnya (Yer. 36:32). Tampak bahwa pada bagian awal dari ancaman 

ini Musa menubuatkan pembuangan mereka ke Babel, dan mala-

petaka-malapetaka yang mengawali dan menyertai pembuangan itu. 

Oleh malapetaka-malapetaka itu, bahkan Sesudah  kepulangan mere-

ka, mereka dibuat jatuh ke dalam keadaan yang rendah dan miskin, 

seperti yang dijelaskan dalam ayat 44, bahwa musuh-musuh mereka 

akan menjadi kepala, dan mereka akan menjadi ekor. Namun di sini, 

pada bagian akhir ini, Musa menubuatkan penghancuran mereka 

yang terakhir oleh orang Roma dan terseraknya mereka Sesudah nya. 

Dan keadaan bangsa Yahudi yang memprihatinkan pada saat ini, 

serta semua orang yang telah bersekutu dengan mereka, dengan me-

meluk agama mereka, betul-betul menggenapi nubuatan dalam ayat-

ayat ini secara penuh dan tepat, sehingga itu menjadi bukti yang 

tidak terbantahkan akan kebenaran nubuatan, dan sebab  itu akan 

wewenang ilahi dari Kitab Suci. Dan, sebab  kehancuran yang ter-

akhir ini di sini digambarkan sebagai kehancuran yang lebih menge-

rikan dibandingkan  kehancuran sebelumnya, ini menunjukkan bahwa 

dosa mereka, dalam menolak Kristus dan Injil-Nya, lebih keji dan 

lebih membangkitkan murka Tuhan  dibandingkan  penyembahan berhala 

itu sendiri, dan semakin meninggalkan mereka di bawah kuasa Iblis. 

Sebab pembuangan mereka di Babel berhasil menyembuhkan mereka 

dari penyembahan berhala mereka dalam waktu tujuh puluh tahun. 

namun  di bawah kehancuran terakhir ini, sekarang sudah lebih dari 

1.600 tahun dan mereka masih terus menolak Tuhan Yesus tanpa 

dapat disembuhkan. Amatilah, 

I. Apa yang di sini dikatakan secara umum mengenai murka Tuhan , 

yang akan menyala dan menimpa mereka sebab  dosa-dosa mereka. 

1.  Bahwa, jika  mereka tidak mau diatur oleh perintah-perintah 

Tuhan , mereka pasti akan dihancurkan oleh kutuk-Nya (ay. 45, 

46). Oleh sebab  engkau tidak berpegang pada perintah-Nya 

yaitu terutama perintah untuk mendengarkan dan mematuhi 

sang Nabi besar, maka segala kutuk ini akan datang ke atas-

mu, seolah-olah ke atas suatu bangsa yang ditetapkan bagi 

kehancuran, bangsa yang kena murka Tuhan . Dan segala kutuk 

itu akan menjadi tanda dan mujizat. Sungguh mencengangkan 

jika direnungkan bahwa suatu bangsa yang begitu lama men-

jadi kesayangan Sorga sampai betul-betul ditinggalkan dan di-

buang seperti itu, bahwa suatu bangsa yang dipersatukan 

dengan begitu erat sampai diserakkan dengan begitu jauh ke 

seluruh muka bumi. Dan sekalipun demikian, bangsa yang 

begitu terserak di segala bangsa itu menjaga diri mereka tetap 

berbeda dan tidak bercampur dengan bangsa mana pun, namun  

seperti Kain menjadi pelarian dan pengembara, namun diberi 

tanda agar dikenali. 

2.  Bahwa, jika  mereka tidak mau menjadi hamba kepada 

Tuhan  dengan riang hati, mereka akan dipaksa untuk menjadi 

hamba kepada musuh mereka (ay. 47-48), supaya mereka tahu 

perbedaannya (2Taw. 12:8). Menurut sebagian penafsir, inilah 

yang dimaksudkan dalam Yehezkiel 20:24-25, oleh sebab  me-

reka menolak ketetapan-ketetapan-Ku, Aku memberi kepada 

mereka ketetapan-ketetapan yang tidak baik. Amatilah di sini, 

(1) Sudah sepantasnya diharapkan dari orang-orang yang di-

beri Tuhan  kelimpahan akan segala sesuatu yang baik da-

lam hidup ini bahwa mereka harus melayani Dia. Untuk 

apa Dia memelihara kita kalau bukan supaya kita dapat 

melakukan pekerjaan-Nya, dan dengan suatu cara dapat 

bermanfaat bagi kehormatan-Nya?  

(2) Semakin banyak yang diberikan Tuhan  kepada kita, semakin 

kita harus melayani-Nya dengan riang hati. Kelimpahan 

kita haruslah menjadi minyak bagi roda-roda ketaatan kita. 

Kitab Ulangan 28:45-68 

Tuhan  yaitu  Tuan yang ingin dilayani dengan gembira hati, 

dan senang mendengar kita bernyanyi saat bekerja.  

(3) Jika, saat  menerima pemberian-pemberian dari kemurah-

an Tuhan , kita tidak melayani-Nya sama sekali atau melayani-

Nya dengan berat hati, maka Ia bertindak benar jika  Ia 

membuat kita mengetahui beratnya kekurangan makanan 

dan perhambaan. Orang-orang yang mengeluh tanpa alasan 

pantas diberi alasan untuk mengeluh. Tristis es et felix – 

Bahagia, namun tidak nyaman! Malulah atas kebodohanmu 

sendiri dan sikapmu yang tidak tahu berterima kasih. 

3. Bahwa, jika  mereka tidak mau memuliakan Tuhan  melalui 

ketaatan yang penuh rasa hormat, maka Dia akan mendapat-

kan kehormatan bagi diri-Nya atas mereka melalui pukulan-

pukulan yang ajaib (ay. 58-59). Perhatikanlah, 

(1) Sudah selayaknya Tuhan  mengharapkan agar kita takut 

akan nama-Nya yang dahsyat. Dan, yang mengherankan, 

nama yang diketengahkan di sini sebagai nama yang harus 

kita takuti yaitu , TUHAN Tuhan MU, yang sangat tepat 

ditulis dalam Alkitab kita (KJV) di sini dengan huruf besar. 

Sebab tidak ada nama lain yang bisa sungguh-sungguh 

terdengar lebih agung. Sama seperti tidak ada yang lebih 

menghibur, begitu pula tidak ada yang lebih mengundang 

kegentaran, dibandingkan  hal ini, bahwa Dia yang berurusan 

dengan kita yaitu  Yahweh, Wujud yang sempurna dan 

terpuji secara tak terhingga, dan Pencipta segala makhluk. 

Dan bahwa Dia yaitu  Tuhan  kita, Tuhan dan Pemilik kita 

yang sah, yang dari-Nya kita harus menerima hukum-

hukum, dan kepada-Nya kita harus memberi  pertang-

gungjawaban. Besarlah hal ini, dan sangat layak ditakuti. 

(2) Sudah selayaknya kita bersiap-siap menantikan dari Tuhan  

bahwa, jika  kita tidak takut akan nama-Nya yang dah-

syat, kita akan merasakan pukulan-pukulan-Nya yang dah-

syat. Sebab dengan satu atau lain cara Tuhan  akan ditakuti. 

Semua pukulan Tuhan  itu mengerikan, namun beberapa di 

antaranya ajaib, membawa serta tanda-tanda yang luar 

biasa dari kuasa dan keadilan ilahi, sehingga manusia, 

pada saat pertama kali melihatnya, akan berkata, sesung-

guhnya ada Tuhan  yang memberi keadilan di bumi. 

II. Bagaimana kehancuran yang diancamkan ini digambarkan. Musa 

di sini menyampaikan pokok pembicaraan yang sama menyedih-

kannya dengan yang dibicarakan Juruselamat kita kepada murid-

murid-Nya dalam khotbah perpisahan-Nya (Mat. 24), yaitu kehan-

curan Yerusalem dan bangsa Yahudi. Amatilah, 

1. Ada lima hal yang dinubuatkan di sini sebagai langkah-lang-

kah menuju kehancuran mereka: 

(1) Bahwa mereka akan diserang oleh musuh asing (ay. 49, 

50): Suatu bangsa dari jauh, yaitu orang Roma, seperti raja-

wali yang datang menyambar, bergegas menuju mangsa-

nya. Juruselamat kita memakai perumpamaan yang sama 

dalam menubuatkan kehancuran ini, bahwa di mana ada 

bangkai, di situ burung nazar berkerumun (Mat. 24:28, KJV: 

di situ burung rajawali berkerumun). Dan Uskup Patrick 

mencermati bahwa panji tentara Roma yaitu  seekor bu-

rung rajawali untuk membuat penggenapannya lebih me-

nakjubkan. Bangsa ini dikatakan bermuka garang, yang 

menandakan perangai yang garang, bengis dan keras, yang 

tidak akan merasa iba dengan kelemahan dan kerapuhan 

anak-anak kecil ataupun orang-orang tua. 

(2) Bahwa negeri itu akan menjadi reruntuhan, dan semua 

hasilnya akan dimakan habis oleh tentara asing ini, yang 

merupakan akibat lazim dari suatu serangan, terutama jika 

itu dilakukan, seperti yang dilakukan oleh orang Roma ini, 

untuk menghajar para pemberontak: Ia akan memakan 

habis hasil ternakmu dan hasil bumimu (ay. 51), sehingga 

penduduknya akan kelaparan, sementara para penyerang 

makan sampai kenyang. 

(3) Bahwa kota-kota mereka akan dikepung, dan bahwa orang-

orang yang dikepung akan begitu berkeras hati, dan para 

pengepungnya begitu gencar, hingga mereka akan men-

capai keadaan yang luar biasa parah, dan pada akhirnya 

jatuh ke tangan musuh (ay. 52). Tidak ada tempat yang 

akan terluput, meskipun berkubu begitu kuat, bahkan Ye-

rusalem sendiri, walaupun kota itu bertahan untuk waktu 

yang lama. Dua akibat yang lazim dari pengepungan yang 

lama di sini dinubuatkan: 

Kitab Ulangan 28:45-68 

[1] Kelaparan yang menyengsarakan, yang akan terjadi 

begitu hebatnya sampai-sampai, sebab  tidak ada ma-

kanan, mereka akan membunuh dan memakan anak-

anak mereka sendiri (ay. 53). Kaum laki-laki akan ber-

buat demikian, kendati dengan ketangguhan mereka, 

dan kemampuan mereka untuk menahan lapar. Dan, 

walaupun diwajibkan oleh hukum alam untuk memberi 

nafkah bagi keluarga mereka, namun mereka akan me-

nolak untuk membagi daging anak yang sudah dibantai 

secara biadab itu dengan istri dan anak-anak mereka 

yang kelaparan (ay. 54-55). Bahkan, kaum perempuan, 

wanita-wanita yang bermartabat, kendati dengan sifat 

mereka yang biasanya suka pilih-pilih makanan, dan 

kasih sayang mereka secara kodrati terhadap anak-

anak mereka, namun, sebab  tidak ada makanan, akan 

melupakan segala perikemanusiaan sampai begitu jauh 

hingga mereka tega membunuh dan memakan anak-

anak mereka (ay. 56-57). Marilah kita cermati juga di 

sini, betapa nasib yang menimpa mereka ini pasti akan 

menyusahkan bagi kaum wanita yang lemah dan man-

ja. Dan marilah kita belajar untuk tidak memanjakan 

diri dalam kelemahan dan kemanjaan, sebab kita tidak 

pernah tahu nasib buruk apa yang bisa saja menimpa 

kita sebelum kita mati. Semakin manja kita, semakin 

berat bagi kita untuk menanggung kekurangan, dan se-

makin besar bahaya yang akan mengintai kita untuk 

mengorbankan akal sehat, agama, dan kasih sayang 

kodrati itu sendiri kepada tuntutan dan desakan hawa 

nafsu yang belum dimatikan dan dikuasai. Ancaman ini 

digenapi dalam arti yang sebetulnya , lebih dari satu 

kali, dan menjadi cela yang kekal bagi bangsa Yahudi. 

Tidak pernah hal yang seperti ini dilakukan oleh orang 

Yunani ataupun orang Barbar, namun dalam penge-

pungan Samaria, seorang wanita memasak anaknya 

sendiri (2Raj. 6:28-29). Dan hal itu dibicarakan sebagai 

sesuatu yang biasa dilakukan di antara mereka dalam 

pengepungan Yerusalem oleh orang Babel (Rat. 4:10). 

Selain itu, dalam pengepungan terakhir oleh orang 

Roma, Yosefus (