• coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

  • kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label teologi 13. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label teologi 13. Tampilkan semua postingan

teologi 13

  


Okultisme yaitu  kepercayaan mengenai kuasa-kuasa gelap yaitu kekuatan gaib di luar 
kekuatan Tuhan.Jenis praktik okultisme yang ada  pada masyarakat ialah kepercayaan terhadap roh 
orang mati, jimat yang dianggap memiliki kesaktian untuk menjaga badan, dan ilmu kekebalan yang 
diberikan oleh nenek moyang kepada keturunannya, sehingga membuat keturunannya menderita karena 
sering manifestasi dan dirasuki oleh roh-roh jahat. Artikel ini mengkaji persoalan tadi.Teori mengenai 
pelayanan eksorsis oleh Graham H.Twelftree dalam bingkai teoritis meneropong permasalahan 
ini .Metode penelitian yang penulis lakukan untuk menulis artikel ini yaitu  keterlibatan langsung 
melihat, melayani dan interview kepada mereka yang terlibat kuasa okultisme. Penelitian ini dilakukan di 
STT Abdi sabda Medan, Tiga hal yang menjadi temuan penelitian: Pertama, yang menyebabkan orang 
terlibat dengan praktik okultisme yaitu  karena diturunkan oleh nenek moyang yang melakukan praktik 
okultisme. Kedua, akibat praktik okultisme baik terhadap orang yang melakukan dan terhadap 
keturunannya yaitu  memiliki dampak negatif, mereka akan sering mengalami manifestasi roh-roh jahat 
juga tertekan secara fisik, psikologis dan secara rohani. Ketiga, Upaya yang dapat dilakukan untuk 
menyembuhkan dan memulihkan seseorang agar terlepas dari kuasa okultisme yaitu  melalui pelayanan 
eksorsis.  
Dalam praktiknya, okultisme yaitu praktik-
praktik yang dilakukan denganrahasia dan latar 
belakang di luar logika manusia dengan peristiwa 
yang gaib dan aneh. Pelaku okultisme mengarah 
kepada sebuah hasrat untuk memiliki atau mengua-
sai atau menginginkan sesuatu atau juga merupakan 
praktik akibat takut terhadap sesuatu kutukan 
sehingga melakukan tindakan okultisme. Banyak 
tindakan olkultisme yang kesemuanya ini pada 
umumnya yaitu  warisan dari nenek moyang turun-
temurun. Jika ditanya kenapa timbul kepercayaan 
terhadap kuasa kegelapan atau okultisme di ka-
langan masyarakat sekarang? Hal ini memiliki 
hubungan dengan kepercayaan akan okultisme itu di 
kalangan masyarakat suku primitif (manusia pada 
zaman sebelum sekarang). 
Jenis praktik okultisme yang ada  pada 
masyarakat sekarang ini ialah spiritisme, ilmu ramal 
atau tenung, ilmu sihir/magi, ilmu hitam (black 
magic), ilmu putih (white magic), jimat-jimat yaitu 
barang atau sesuatu benda yang mereka percayai 
memiliki kuasa atau mengandung kesaktian dan di-
anggap berjiwa dan pada umumnya jimat ini dipakai 
untuk penjagaan diri, pencapaian cita-cita atau pe-
nangkal/penakluk terhadap lawan. Tentu masih ba-
nyak lagi praktik-praktik okultisme yang sering di-
lakukan oleh orang walaupun dalam konteks masya-
rakat zaman modern sekarang ini khususnya juga di 
kalangan masyarakat yang tinggal di desa. Kuasa 
kegelapan bekerja dan memanifestasikan pengaruh 
dalam berbagai bentuk, dari yang sederhana sampai 
kepada yang luar biasa yang membuat orang terhe-
ran-heran dan terpikat, dari cara yang kuno sampai 
kepada cara yang modern, yang membuat kuasa ke-
gelapan memasuki semua jenis lapisan masyarakat, 
mulai dari yang primitif sampai kepada golongan 
intelektual (para pejabat). Kuasa kegelapan juga me-
manifestasikan diri dalam berbagai nama, misalnya: 
Jin, roh halus, hantu dan lain sebagainya. Dan hadir 
diberbagai tempat dan bisa ditemukan diberbagai 
media, benda-benda, binatang bahkan melalui ma-
nusia yang mengakibatkan manusia tertipu. Ada 
anggapan bahwa berhubungan dengan roh tertentu 
bukan sesuatu yang salah.
Hal ini juga yang sering penulis temui, 
bahkan sejak ambil bagian dalam Tim Pelayanan 
Pelepasan(Deliverence Ministry Team)selama 7 
tahun lebih, sering atau bahkan banyak menemukan 
kasus-kasus yang demikian. Secara khusus ketika 
kami melakukan pelayanan pelepasan setiap tahun di 
STT Abdi Sabda tempat ketika penulis dulu menye-
lesaikan studi Sarjana (S-1). Setiap tahun dalam pe-
layanan pelepasan untuk mahasiswa baru ada ba-
nyak mahasiswa yang mengalami manifestasi dalam 
pelayanan pelepasan ini  dan mereka yang 
mengalami manifestasi biasanya ada yang saling 
beradu atau saling serang satu dengan yang lain, ada 
yang melompat-lompat sampai ke atas dan menja-
tuhkan dirinya sehingga tidak jarang fasilitas seperti 
kursi plastik akan pecah atau hancur, ada juga yang 
muntah-muntah, berteriak-teriak, menyiksa dirinya 
sendiri bahkan melakukan serangan terhadap tim 
yang melayaninya itulah sebabnya untuk melayani 
seorang yang kena manifestasi dibutuhkan tim se-
banyak tiga atau empat orang dimana sebahagian 
dari tim memeganginya dan sebahagian mendoa-
kannya. 
Tujuan penelitian ini yaitu  1) untuk me-
nemukan faktor yang menyebabkan orang terlibat 
dengan praktik okultisme atau kuasa kegelapan; 2) 
untuk mengetahui dampak atau akibat yang di-
timbulkan dari praktik okultisme terhadap seseorang 
yang melakukannya dan terhadap keturunannya; 3) 
untuk memaparkan upaya yang dapat dilakukan 
untuk menyembuhkan atau memulihkan seseorang 
agar terlepas dari praktik okultisme.   
Penelitian ini dilakukan di STT Abdi sabda 
Medan, metode penelitian ini yaitu  kualitatif 
dengan cara melakukan analisa terhadap data-data 
hasil penelitian serta studi literatur terkait. Teknik 
pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian 
ini yaitu  pengamatan dengan keterlibatan langsung 
melihat, melayani mereka yang terlibat kuasa ke-
gelapan. Selain itu juga penelitian ini melalui studi 
kepustakaan yakni dengan cara penulis mencari dan 
mengambil data-data dari buku, artikel dan tulisan-
tulisan yang berkaitan dengan artikel ini. 
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, 
istilah okultisme berarti kepercayaan kepada ke-
kuatan gaib yang dapat dikuasai manusia (Alwi, 
1987, p. 795). Pondsius dan Susanna Takaliung 
mengatakan okultisme berasal dari kata Occult dan 
Isme. Occult artinya gelap dan isme: artinya paham 
atau ajaran. Jadi okultisme berarti paham atau keper-
cayaan mengenai kuasa-kuasa gelap, kekuatan gaib 
diluar kuasa Tuhan (Pondsius & Takaliung, n.d. p, 
8). Dalam Handbook of today’s Religion okultisme 
dijelaskan sebagai hal-hal yang bersangkut paut 
dengan hal-hal yang rahasia (things secret or 
hidden) dan supranatural dan ditandai dengan keha-
diran kuasa jahat (the presence of demonic forces). 
Jadi Okultisme dapat diartikan sebagai kepercayaan 
kepada roh-roh di alam ini yang bisa menolong, 
memberkati, menyakiti bahkan membunuh, memberi 
keberuntungan, menyebabkan ketakutan, yang mem-
pengaruhi manusia untuk memujanya. Praktik okul-
tisme itu yaitu  sesuatu yang rahasia (secret) atau 
hidden from ordinary people (tersembunyi dari 
manusia biasa). Okultisme juga sesuatu yang ma-
gical and mysterious (magis dan misteri). 
 
Latar Belakang Praktik Okultisme dan Teori 
Mengenai Okultisme 
Salah satu bentuk kepercayaan agama suku 
yang masih mempunyai pengaruh yang besar sampai 
hari ini yaitu  kepercayaan terhadap roh orang yang 
sudah mati. Herbet Spenser (1820-1903) seorang 
filsuf dan sosiolog asal Inggris menegaskan bahwa 
agama-agama pada mulanya berasal dari kultus 
penghormatan kepada leluhur (Spencer, 2009, p. 
19). Pada umumnya di setiap agama suku ada ke-
percayaan bahwa roh orang yang mati masih berada 
di dunia ini dan masih mempunyai hubungan dengan 
orang yang hidup. Khususnya kepercayaan bahwa 
roh nenek moyang (leluhur) masih mempunyai hu-
bungan dengan keturunannya yang masih hidup 
dalam berbagai manifestasi, yang akan memberi 
berkat (fortune) jika dihormati dan mengakibatkan 
malapetaka (misfortune) jika diabaikan. Juga adanya 
kepercayaan bahwa roh yang sudah mati ada yang 
menjadi roh yang baik yang diyakini dapat meme-
nuhi keinginan misalnya: memberi keberuntungan, 
kesuburan, melindungi dari bahaya dan roh nenek 
moyang diyakini sebagai roh yang baik yang mem-
perdulikan kesejahteraan keturunannya. Dan roh 
yang jahat yang diyakini mendatangkan bahaya, 
bencana, penyakit, wabah, kerasukan dan kema-
tian.(Wulfhost, 2005, p. 19). Hal ini mengakibatkan 
adanya sikap ketakutan terhadap roh yang jahat dan 
berusaha mendapatkan perlindungan melalui dukun 
(medium), dan terhadap roh yang baik memelihara 
sikap hormat dan berterima kasih yang dinyatakan 
dengan berbagai cara. 
Seperti yang dijelaskan Krisnando dkk da-
lam konteks agama suku Batak yang mempunyai 
pengaruh besar sampai saat ini yaitu  adanya 
kepercayaan bahwa roh orang mati khususnya roh 
nenek moyang yang sudah menjadi falsafah orang 
Batak yaitu, Hagabeon (banyak keturunan), Hamo-
raon (kekayaan) dan Hasangapon (kemuliaan), 
berubah menjadi sumangot (suatu kekuatan atau 
kuasa yang bisa melakukan sesuatu) kepada ketu-
runannya yang masih hidup. Keyakinan ini diung-
kapkan dengan istilah martondi namangolu marsu-
mangot namate artinya yang hidup mempunyai roh 
dan sesudah mati rohnya berubah menjadi sumangot 
dan juga menjadi begu (hantu). Hal ini dijelaskan 
karena orang Batak percaya bahwa jika seseorang 
telah meninggal, maka “daging gabe tano, hosa 
gabe alogo, tondi gabe begu” yang artinya daging 
jadi tanah, nafas jadi angin, roh jadi hantu. 
juga mengatakan 
sebahagian orang Batak sampai saat ini masih 
mempercayai roh-roh nenek moyang mempunyai 
kuasa atau kekuatan untuk dapat menolong, melin-
dungi, memberikan berkat bagi keturunannya karena 
itu tidak jarang jika orang Batak ziarah ke makam 
leluhur atau nenek moyangnya maka akan memba-
wakan sesajen berupa sirih, makanan kesukaan 
nenek moyangnya atau makanan khas suku Batak, 
memberikan rokok dan benda-benda lain dikuburan 
nenek moyang dengan alasan bahwa agar roh nenek 
moyang itu merokok, makan sirih dan makan-ma-
kanan yang diletakkan dikuburannya, menggali tu-
lang belulang dan mendirikan tugu-tugu kuburan 
serta membuat pesta tugu ini  karena takut jika 
tidak dilakukan demikian maka roh nenek moyang  
yang sudah meninggal akan marah. Selain itu orang 
Batak memiliki pemahaman dengan melakukan hal 
ini  maka roh nenek moyang ini  dapat 
memberikan berkat kepada keluarga dan keturunan-
nya. Hutapea dalam bukunya juga mengatakan ma-
sih jelas terlihat sebahagian orang Batak masih sa-
ngat terikat terhadap roh orang yang sudah me-
ninggal, itu sebabnya masih gampang iblis menipu 
orang Batak dengan cara kesurupan, banyak orang 
percaya bahwa yang kesurupan itu yaitu  roh orang 
yang sudah meninggal. Sesungguhnya iblis yang 
menyamar dengan menggunakan cara dan ciri orang 
yang meninggal, tetapi hal demikian sangat kental 
dipercaya oleh sebahagian orang Batak Kristen 
Hutapea juga dalam bukunya mengatakan 
bahwa faktor-faktor yang menyebabkan orang ter-
libat dengan praktik okultisme yaitu  Pertama, 
untuk menghormati orang tua karena alasan meng-
hormati dan taat kepada orang tua maka menerima 
pusaka dan jimat-jimat yang diberikan orang tua 
untuk perlindungan. Kedua, karena takut roh orang 
yang sudah meninggal marah, biasanya karena takut 
pada roh orang yang meninggal marah maka sering 
melayani dengan memberikan dan melakukan se-
suatu kepada orang yang sudah meninggal melalui 
pemberian sesajen dan berdoa dikuburan untuk me-
minta supaya roh yang sudah meninggal itu tidak 
mengganggu dan tidak marah, karena jika roh orang 
yang sudah meninggal itu marah menurut mereka 
dapat menimbulkan berbagai masalah dan wabah 
penyakit. Ketiga, karena dukun memakai hal-hal 
yang rohani, dukun juga sering memakai hal-hal 
atau benda-benda rohani yang justru biasanya digu-
nakan untuk pelayanan rohani seperti Alkitab, salib, 
lilin, roti dan anggur perjamuan kudus sehinga hal 
ini mengakibatkan banyak orang beranggapan bah-
wa hal itu berasal dari Tuhan. Keempat karena men-
datangkan keuntungan dan pertolongan. Kelima, 
karena tuntutan adat istiadat, sebab adat istiadat 
sering bercampur dengan praktik okultisme dan 
dipakai Iblis untuk menipu manusia. Keenam, ka-
rena ada bukti-bukti yang meyakinkan, dan Ketujuh, 
karena didorong oleh ketakutan yaitu mereka meng-
gunakan jasa kuasa kegelapan karena takut setan 
mengganggu hidupnya segingga mencari pertolong-
an dari kuasa kegelapan ,
Surya Kusuma dalam bukunya “Okultisme : 
Antara Budaya vs Iman Kristen”, menuliskan bebe-
rapa alasan yang mempengaruhi seseorang melaku-
kan praktik okultisme ialah pertama, pemahaman 
yang salah tentang Allah. Konsep-konsep yang salah 
tentang eksistensi, jati diri, kuasa Allah yang tran-
senden sulit dipahami penuh misteri dan tidak ter-
selami sehingga mendorong manusia berupaya men-
cari dan berkomunikasi dengan Allah melalui ber-
bagai cara yaitu tirakat, belajar berbagai mantera, 
spiritisme, dan mempersonifikasikan Allah menjadi 
mahluk, materi atau benda-benda ciptaan untuk di-
sembah dan dipuja. Kedua, perasaan tidak berdaya 
ditengah alam semesta. Manusia menyadari dirinya 
terbatas, lemah, dan tak berdaya di tengah alam 
semesta yang penuh misteri dan aneka ragam 
permasalahan kehidupan sehingga membawa manu-
sia untuk mencari dan menemukan kuasa yang dapat 
menjamin, melindungi dan menanggulagi berbagai 
kondisi yang ditemui dalam kehidupan di alam 
semesta, hal inilah yang mendorong manusia untuk 
mencari kesaktian, berbagai jimat, mantera serta ra-
malan dan berbagai ilmu penolak bala. Ketiga, usaha 
manusia untuk memperoleh hidup aman, tenang dan 
damai. Di tengah-tengah hidup yang penuh dengan 
kesulitan, bencana, musibah, tragedi dan aneka 
ragam bahaya untuk mengantisipasi semua permasa-
lahan ini  manusia mendalami berbagai hal se-
perti ilmu ramal, horoskop, astrologi, pitungan, garis 
tangan dan hal lainnya, tujuannya agar mereka ter-
hindar dari ancaman-ancaman yang sewaktu-waktu 
menimpa hidup mereka. Keempat, kehendak hidup 
sehat, awet muda, dan panjang umur. Kehendak hi-
dup sehat, awet muda dan panjang umur yang 
membuat seseorang menggunakan susuk yang juga 
yaitu  bagian dari praktik okultisme. Kelima, per-
saingan, musuh dan bahaya.negatif. Perjuangan un-
tuk mengalahkan dan menghancurkan para pesaing, 
musuh-musuh dan bahaya menarik orang-orang 
terlibat ke dunia okultisme seperti tenung, santet, 
dan magi untuk melindungi diri atau menyerang 
orang lain. Keenam, nafsu memperoleh kekayaan 
dan materi berlimpah. Ketujuh, peningkatan daya 
pesona dan pemuasan nafsu. Ilmu tenung dan sihir 
dimanfaatkan oleh orang tertentu agar mereka 
memiliki daya pesona, daya rangsang dan kepuasan 
seksual baik bagi dirinya maupun bagi orang yang 
mencarinya ,
 Dampak dari mereka yang melakukan prak-
tik okultisme yaitu  secara fisik yaitu urat-urat sya-
raf terganggu. Secara psikologi yaitu mengalami de-
presi, ketakutan yang tidak normal dan memiliki pi-
kiran-pikiran najis. Secara rohani yaitu mati secara 
rohani dan sikap tertutup terhadap Firman Tuhan, 
malas berdoa, ragu terhadap Firman Tuhan dan ingin 
menghujat nama Tuhan. Dampak bagi keturunan 
yaitu keturunannya akan menjadi terkutuk,Alkitab 
menyaksikan itu sampai keturunan ketiga dan ke-
empat (Keluaran 20), kutuk dari Allah akan meng-
akibatkan berbagai hal buruk, seperti munculnya 
berbagai kesulitan dan penyakit serta penderitaan 
bagi keturunan. Dampak kepada kekekalan yaitu 
seperti dalam Firman Tuhan di Galatia 5:20-21 maka 
tidak akan dapat bagian dalam kerajaan Allah jika 
tidak mengalami pertobatan., 
Selanjutnya menurut Hutapea untuk memu-
lihkan dan menyembuhkan mereka dari kuasa okul-
tisme karena praktik-praktik okultisme yang dila-
kukan yaitu  dengan melakukan pelayanan pele-
pasan dan mengusir roh-roh jahat dari mereka yang 
terikat kuasa okultisme. Pelayanan pelepasan yaitu  
salah satu amanat agung Yesus Kristus (Mat.10:8, 
Mrk.6:7), pelayanan pelepasan sangat penting dalam 
pelayanan gereja Tuhan di dunia ini. Hanya melalui 
pelayanan pelepasan orang yang terikat kuasa okul-
tisme dapat dibebaskan, mengalami kesembuhan dan 
menikmati pertumbuhan di dalam Tuhan ,
 Pondsius dan Takaliung dalam bukunya me-
ngenai “Antara Kuasa Gelap dan KuasaTerang” juga 
mengatakan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan 
orang terlibat praktik okultisme yaitu  Pertama, 
karena menghormati orang tua supaya panjang 
umur, iblis sering menggunakan ayat Firman Tuhan 
dalam Keluaran 20:12 yang mengatakan hormatilah 
ayah dan ibumu, supaya lanjut umurmu, kita 
memang wajib menghormati orang tua namun kita 
harus menolak permintaan atau desakan mereka 
untuk memegang jimat dan membawa kita ke dukun 
dan menduakan Tuhan. Kedua, karena takut kepada 
amarah orang yang sudah meninggal, orang melaku-
kan praktik okultisme yaitu  untuk melayani orang 
mati baik roh orang tua maupun roh nenek moyang 
supaya mereka tidak marah terhadap anak-anak dan 
cucu-cucunya yang masih hidup. Ketiga, karena du-
kun memakai hal-hal rohani dan benda-benda 
rohani, dukun juga memakai hal-hal rohani seperti 
Alkitab, salib, lilin, sisa roti dan sisa anggur maka 
banyak orang yang menyangka bahwa hal itu berasal 
dari Tuhan padahal hal ini  merupakan tipu 
muslihat. Keempat, kerena mendatangkan perto-
longan yang menguntungkan, orang menghalalkan 
praktik okultisme karena mendatangkan keuntungan 
besar baik uang, harta, kedudukan, kekuasaan mau-
pun kesembuhan dan sukses serta mujizat yang 
spektakuler dan yang lain-lainnya namun seharusnya 
tidak boleh tertipu karena keuntungan dari iblis pada 
hakikatnya yaitu  bencana besar, iblis tidak pernah 
memberikan pertolongan yang cuma-cuma, dia me-
minta bayaran yaitu jiwa. Kelima, karena tuntutan 
adat istiadat, yaitu adat istiadat yang melawan Fir-
man Allah dan adat istiadat kafir yang dicampur 
dengan Firman Allah 
 Selanjutnya Pondsius dan  Takaliung juga 
mengatakan akibat bagi yang melakukan praktik 
okultisme yaitu  Pertama, akibat secara rohani yaitu 
tertutup keras terhadap Firman Allah.Kedua, akibat 
secara psikologi atau mental yaitu depresi, adanya 
ketakutan yang tidak normal, kemarahan yang tidak 
normal.Ketiga, akibat secara fisik yaitu urat syaraf 
sakit karena mempraktikkan okultisme secara aktif 
dan kematian yang tidak wajar. Keempat, akibat 
dalam keluarga yaitu kekacauan terjadi dalam ke-
luarga karena roh pengacau diberi tempat dalam 
keluarga sehingga semuanya menjadi kacau dan 
berantakan. Kelima, akibat untuk keturunan berikut-
nya yaitu keturunan menjadi kacau dan terkutuk, 
tidak normal, cacat, sial dan mendapat hukuman 
turun-temurun (Kel. 20:4-5). Keenam, akibat untuk 
kekekalan yaitu orang yang terlibat okultisme tidak 
akan mewarisi kerajaan Allah (Gal. 5:20-21). 
 upaya 
yang dapat dilakukan untuk memulihkan mereka 
agar tidak terikat dengan kuasa okultisme yaitu me-
lalui pelayanan pelepasan dari belenggu okultisme 
sehingga mereka yang terikat okultisme dibebaskan 
secara tuntas dan benar-benar pulih , Jadi apa yang dikatakan oleh 
Hutapea mengenai faktor-faktor orang melakukan 
praktik okultisme, dampak atau akibat praktik okul-
tisme dan upaya yang dilakukan untuk memulihkan 
atau melepaskan mereka dari kuasa okultisme sama 
dengan apa yang dikatakan oleh Pondsius dan Taka-
liung dalam bukunya.   
Alkitab menandaskan ada dua kuasa yang 
sedang bekerja di dunia yaitu : kuasa terang (Allah) 
dan kuasa kegelapan (Iblis) dalam segala manifesta-
sinya (1 Yoh.1:5-6, Yoh.8:12, Ef.5:8, 1 Pet.2:9). 
Maka dapat dikatakan bahwa segala sesuatu yang 
berada dalam kekuasaan Allah “Kerajaan Allah atau 
kuasa terang” dan segala sesuatu yang di bawah 
kekuasaan Iblis yaitu  “kerajaan Iblis atau kuasa 
kegelapan”, di mana iblis yang menjadi raja atau 
penghulunya , Kuasa Allah 
(terang) telah mengalahkan kerajaan iblis (gelap), 
namun iblis masih berkuasa dan berusaha dengan 
berbagai strateginya untuk menghambat orang di 
dalam kerajaannya (kegelapan) untuk masuk dalam 
kerajaan Allah (terang) dan berusaha memerangi 
orang yang sudah berada dalam kerajaan Allah 
(orang yang sudah percaya). Itulah sebabnya orang 
yang sudah percaya menghadapi peperangan rohani 
yaitu berperang dengan Iblis dengan segala antek-
anteknya yang disebut kuasa kegelapan, roh-roh 
jahat, penghulu-penghulu dunia yang gelap (Ef.6:12, 
1 Pet.5:8). Iblis tidak hanya menggoda dan menye-
satkan orang tetapi juga merasuk, menyiksa atau 
menyakiti dengan berbagai tipu dayanya, dengan 
menawarkan berbagai pertolongan yang membuat 
manusia tidak berdaya melepaskan dirinya dari 
kuasa kegelapan atau iblis ,
Banyak contoh-contoh kita temukan di dalam 
Alkitab di mana orang-orang yang dirasuk setan dan 
yang terikat dengan kuasa kegelapan mengalami 
berbagai penderitaan. Ketidakpercayaan atau keti-
daktahuan tentang pekerjaan iblis, membuat banyak 
orang termasuk orang kristen tertipu, dirasuk dan 
terikat dengan kuasa kegelapan 
 Dari sebuah artikel yang berisikan hasil pe-
nelitian oleh Ward, dan Beaubrun mengenai The 
Psycodynamic of Demon Possesion di Afrika tepat-
nya bagi masyarakat Trinidad yang menyebabkan 
orang terikat dengan kuasa okultisme yaitu  karena 
masyarakat di sana masih banyak melakukan pe-
nyembahan terhadap nenek moyang, selain itu ke-
lompok masyarakat di Trinidad masih sering pergi 
ke peramal yang disebut lookermen dan looker-
women (peramal laki-laki dan perempuan) untuk 
mengetahui masa depan mereka. Mereka juga ber-
konsultasi kepada dukun (obeahmen) untuk menda-
patkan perlindungan, memperoleh jimat, menyem-
buhkan orang atau melakukan pembalasan dendam. 
Dan masih banyak diantara masyarakat di Trinidad 
jika sakit pergi ke dukun untuk berobat, walaupun 
setelah berobat ke dukun mereka hanya mengalami 
kesembuhan sementara dan setelah itu penyakit 
mereka akan kambuh lagi dan semakin parah bahkan 
sering mengalami manifestasi. Ada empat kasus di 
Afrika didapat dari hasil penelitian dalam sebuah 
artikel yang mengatakan bahwa ke keempat kasus 
ini  ketika mengalami sakit dan kerasukan 
mereka pergi berobat ke dukun yang disebut 
obeahman dan obeahwomen, setelah berobat ke 
obeahman dan obeahwomen biasanya mereka sem-
buh namun hanya sementara saja dan justru aki-
batnya setelah mereka berobat ke dukun yaitu  
mereka kembali mengalami kerasukan yang lebih 
parah. Upaya yang dilakukan untuk memulihkan 
mereka yaitu  degan membawa mereka ke gereja 
pentakosta di Trinidad dan dilayani di gereja ter-
sebut melalui pelayanan eksorsis, ada yang dilayani 
sampai 32 kali, 100 kali, dan 3 kali pelayanan eksor-
sis. Di gereja pentakosta ini  mereka mengalami 
mujizat pemulihan melalui pelayanan pelepasan atau 
eksorsis. Di mana gereja pentakosta ini sangat ber-
pegang pada teologi dasar Kristen dan secara khusus 
memiliki khotbah yang penuh semangat dan kepe-
nuhan Roh Kudus 
Kasus Mahasiswa Yang Terikat Kuasa 
Okultisme di STT Abdi Sabda Medan dan Upaya 
Pemulihannya 
Ada beberapa penelitian terhadap mahasis-
wa di STT Abdi Sabda yang sudah dilayani melalui 
pelayanan pelepasandan akhirnya pulih dari kuasa 
okultisme. Kesaksian ini menceritakan tentang apa 
yang menyebabkan mereka terlibat dengan praktik 
okultisme dan apa dampak atau akibat yang ditim-
bulkan bagi mereka yang melakukan praktik okul-
tisme terhadap dirinya dan terhadap keturunannya 
serta bagaimana upaya untuk menyembuhkan atau 
memulihkan seseorang agar terlepas dari praktik 
okultisme ini . 
Pengalaman dan kesaksian Jefri Hamonang-
an Damanik yang dituliskan dalam buku “Pelayanan 
Pelepasan dan Dampak Positifnya”, Jefri yaitu  
salah seorang mahasiswa STT Abdi Saba Medan 
angkatan 2012 yang pada saat itu juga dilayani da-
lam pelayanan pelepasan oleh tim pelayanan di STT 
Abdi Sabda Medan. Yang menyebabkan jefri meng-
alami keterikatan kuasa roh jahat yaitu  karena 
keterikatan dengan keturunan dari desa sokkur, per-
nah pergi ke dukun, dan juga ompung (nenek mo-
yang) nya ada keterikatan dengan kuasa gelap. 
Sehingga hal itulah yang melatarbelakangi kenapa 
Jefri Damanik terikat pada kuasa kegelapan artinya 
walaupun ompung (Nenek moyang) yang melakukan 
tapi berdampak bagi dia sebagai pahompu (cucu) 
nya. Pada Februari tahun 2013 diadakan pelepasan 
bagi mahasiswa baru yang dilayani oleh tim pela-
yanan pelepasan dan dipimpin oleh Pendeta Jaha-
raianson Saragih. Ini pertama kalinya Jefri Damanik 
mengikuti ibadah pelepasan. Pada saat itu Pendeta 
Jaharianson dan anggota tim pelayanan membuka 
pelayanan  dengan ibadah . Namun saat mahasiswa 
baru dituntun dalam bernyanyi maka Jefri Damanik 
mengalami manifestasi yang sangat parah. Dia tidak 
dapat menguasai dirinya sehingga tubuhnya dikuasai 
oleh kuasa Iblis dan berlangsung selama tiga jam 
lebih. Tim yang menyaksikannya melihat saat Jefri 
mengalami manifestasi ada roh yang bermanifestasi 
dalam tubuhnya.Yang pertama yaitu  roh gorilla, 
pada saat itu tubuhnya menunjukkan tubuh gorilla. 
Yang kedua yaitu  roh harimau, pada saat itu Jefri 
Damanik mencakar-cakar seperti harimau, melom-
pat-lompat layaknya suara dan gerakan harimau.Roh 
yang ketiga yaitu roh orang yang sudah meninggal 
yang mengaku sebagai ompung (Nenek moyang) 
dari Sokkur. Saat itu tim pelayanan pelepasan ber-
nyanyi dan berdoa serta memimpin melakukan doa 
pemutusan dan menengking roh jahat yang ada di 
dalam diri Jefri dan setelah dilayani kurang lebih 
selama tiga jam akhirnya roh jahat yang ada di da-
lam diri Jefri pergi walaupun demikian Jefri belum 
pulih dan perlu pelayanan lanjutan kepadanya. 
Setelah dilayani dalam pelayanan pelepasan, 
Jefri sangat sering mengalami manifestasi dengan 
berbagai bentuk roh jahat yang ada ditubuhnya, bah-
kan hampir setiap hari dia mengalami manifestasi.Ini 
berakibat buruk pada dirinya,  selain untuk kese-
hatannya juga nilai semesternya sangat rendah. IPK 
nya hanya 2,4. Itu disebabkan karena hampir setiap 
malam  ia mengalami manifestasi sehingga waktu 
belajarpun sangat kurang. Ketika mengikuti ret-reat 
Deliverence Ministry Team di Ret-reat Center 
GBKP pada bulan Maret tahun 2013 Jefri dilayani 
secara khusus dan setelah dilayani pada saat itu Jefri 
mengalami pemulihan total, walaupun melalui pro-
ses yang lama sampai kurang lebih 3 jam. Setelah 
pemulihan total itu Jefri tidak pernah lagi mengalami 
manifestasi. Ia sudah merasa lebih tenang dan damai 
karena tidak pernah lagi diganggu roh jahat. Bahkan 
studinya pun sudah dapat dilakukan dengan baik 
serta nilai-nilai kuliahnya juga meningkat.Setelah 
pulih Jefri terbeban untuk melayani orang-orang 
yang juga terlibat kuasa okultisme. Dia bergabung di 
tim pelayanan pelepasan yang ada di Abdi Sabda, 
selama dua periode yaitu tahun 2014 dan 2015 dan 
menjadi ketua tim pelayanan pelepasan (Deliverence 
ministry team) di STT Abdi Sabda Medan. Setelah 
pulih Ia juga fokus mendoakan orang tuanya dan 
keluarganya agar dilayani dan dilakukan doa pe-
mutusan. Setelah 2 tahun Jefri berdoa dan bergumul 
akhirnya tahun 2015 pada bulan Mei keluarganya di-
layani dan didoakan sehingga keluarga Jefri sudah 
putus dari kuasa okultisme. Sampai saat ini Jefri 
aktif terlibat dalam pelayanan pelepasan dan mela-
yani banyak orang yang terikat okultisme ,
Insan Sinurat yaitu  mahasiswa STT Abdi 
Sabda angkatan 2007. Awalnya ia tidak percaya 
akan keberadaan roh jahat dan pengaruh roh jahat 
terhadap kehidupan manusia. Namun setelah ia 
sendiri mengalaminya maka ia percaya bahwa hal itu 
benar ada. Pertama kali Insan Sinurat merasakan 
pengaruh roh jahat yaitu  pada bulan pertama kuliah 
di STT Abdi Sabda Medan. Setiap kali ia berdoa, 
bernyanyi, dan membaca Alkitab baik dikebaktian 
umum, renungan pagi dan malam kepalanya se-
pertinya berat, tangan terasa menjadi besar juga 
berat, badan sepertinya bergerak-gerak dan ba-
yangan hitam berbentuk kepala manusia sepertinya 
mau menimpanya. Ia juga mendengar suara-suara  
yang memanggil-manggil namanya. Sehingga mulai 
pada saat itu Insan sinurat menjadi takut untuk 
berdoa, bernyanyi dan membaca Alkitab. 
Keadaan Insan menjadi bertambah buruk, 
pada tengah malam di kost tiba-tiba ia terbangun 
dari tidur dan memukuli teman-teman satu kostnya.  
Kejadian ini terjadi berulang-ulang sehingga teman 
satu kostnya menjadi heran dan takut karena tin-
dakannya yang aneh dan suka memukuli. Ia sering 
tidak bisa mengendalikan emosinya bahkan ketika 
mereka makan tiba-tiba saja ia menendang makanan 
yang ada didepannya, ketika mandi ia juga meme-
cahkan gayung dan ember. Sejak saat itu emosinya 
benar-benar tidak dapat dikendalikan, ia ingin ma-
rah-marah dan ingin memukul teman-teman tanpa 
alasan. Tidak tahan dengan tindakan Insan tadi maka 
teman satu kostnya membawanya ke rumah dosen 
yaitu Jaharianson Saragih untuk didoakan. Dalam 
perjalanan ke rumah dosen tiba-tiba Insan tidak bisa 
bicara dan bisu. Di rumah dosen Insan langsung 
meronta-ronta dan tidak terkendali, kekuatan ber-
tambah sangat kuat sehingga 5 orang temannya yang 
memegangi tidak sanggup. Kurang lebih 3 jam di-
doakan akhirnya Insan sadarkan diri dan sudah bisa 
bicara. 
Beberapa hari setelah itu saat belajar mata 
kuliah psikologi yang diampu oleh dosen yang sama 
yaitu  Jaharianson Saragih tiba-tiba tanpa ada sebab 
Insan marah dan memukul teman disebelahnya. 
Dosen yang mengajar dan teman-teman sekelas 
terkejut dan ketakutan lalu dosen dan teman-teman 
sekelas mendoakannya dan setelah didoakan akhir-
nya dia sadar kembali. Setelah kejadian itu walau-
pun sudah beberapakali didoakan kondisi Insan be-
lum pulih. Setiap kali akan berdoa, bernyanyi dan 
membaca Alkitab tubuhnya meronta dan memukuli 
teman-teman satu kost. Teman satu kost membawa 
Insan ke tim pelayanan pelepasan yang ada di Abdi 
Sabda. Di ruangan kelas Insan mulai didoakan oleh 
tim untuk dilayani , namun baru  mulai berdoa tiba-
tiba Insan melompat sejauh kurang lebih 2 meter ke 
atas dan memecahkan kursi yang didudukinya. Insan 
meronta-ronta dan ingin memukuli semua tim. Ham-
pir 4 jam Insan meronta-ronta dan didoakan akhir-
nya sadar kembali. Namun Insan belum juga mera-
sakan kelepasan, gangguan demi gangguan terus ter-
jadi. Gangguan itu seperti suara memanggil-manggil 
namanya, sehingga membuatnya tidak bisa berdoa, 
tidak bisa bernyanyi dan tidak bisa membaca Al-
kitab. Tubuhnya sangat tertekan, ia menyadari na-
mun tidak dapat melawan. Insan seperti diikat de-
ngan rantai yang besar dan tidak dapat berbuat apa-
apa. Ia benar-benar mengalami kelelahan dan se-
luruh badannya sakit karena sering manifestasi dan 
meronta-ronta. Itulah bentuk-bentuk pengaruh roh 
jahat yang ada dalam dirinya, roh jahat mempenga-
ruhi pikirannya, hati dan tindakan sehingga berpe-
rilaku demikian. 
Kelepasan  dari pengaruh roh jahat atau kuasa 
okultisme dialami oleh Insan ketika kebaktian pela-
yanan pelepasan di Aula STT Abdi Sabda Medan. 
Dalam kebaktian itu Insan merasakan jamahan Tu-
han dalam hidupnya. Dalam ibadah pelayanan pele-
pasan itu dia dilayani kembali dan dia juga berjuang 
untuk melepaskannya sehingga pada saat itu dia 
benar-benar lepas dari kuasa roh jahat.Insan mera-
sakan tubuhnya menjadi ringan seperti sudah me-
nanggalkan beban yang berat. Pikiran dan hatinya 
tenang dan hal ini belum pernah ia rasakan sebe-
lumnya. Mulai saat itulah ia dapat berdoa, bernyanyi 
dan membaca Alkitab dengan tenang tanpa gang-
guan. Insan percaya kuasa Yesus mengalir dalam hi-
dupnya dengan mengeluarkan roh jahat dalam diri-
nya dan menggantikannya dengan Roh Kudus.Sejak 
saat itu Insan tidak pernah lagi dikuasai oleh Roh 
Jahat. 
Setelah mengalami kelepasan Insan tertarik 
untuk mencari tahu dan mempelajari mengapa ia 
mengalami kerasukan, meronta-ronta, tidak bisa 
bicara dan bahkan didatangi bayangan gelap serta 
ada suara yang memanggil-manggilnya dan sampai 
ia sering memukul teman-teman. Setelah diselidiki 
ternyata kakek Insan melakukan ritual meminta 
kesembuhan penyakit dengan bantuan dukun, mem-
berikan makanan kepada anak cucunya yang sudah 
dipersembahkan kepada roh nenek moyang. Ayah 
dari Insan juga pernah meminta jimat kepada dukun 
berupa kulit harimau sebagai penjaga badan. Se-
hingga keterikatan dengan roh jahat, mulai dari 
kakek, ayah dan sampai kepada Insan dan itulah 
yang mengendalikan Insan selama ini.Hal Inilah 
yang melatarbelakangi Insan selama ini dipengaruhi 
oleh roh jahat, namun Insan beryukur akhirnya di-
pulihkan dan tidak lagi mengalami keterikatan de-
ngan kuasa roh jahat. 
Orang yang dipengaruhi oleh kuasa okul-
tisme atau roh jahat  akan susah mengalami pertum-
buhan iman dalam Kristus karena roh jahat yang 
mengendalikannya dan itu jugalah yang dialami Ins-
an sehingga ia susah berdoa, bernyayi dan membaca 
Alkitab. Namun sejak Insan lepas dari kuasa roh 
jahat ia sudah bisa menikmati ibadah, berdoa, ber-
nyanyi dan membaca Alkitab. Setelah pulih Insan 
bergabung dalam tim pelayanan pelepasan dan ia 
menjadi ketua tim pada tahun 2011 dan sampai saat 
ini Insan aktif melayani dibidang pelayanan pele-
pasan 
Martin Pangambatan Munthe yaitu  mahas-
iswa Abdi Sabda angkatan 2008. Pada saat pela-
yanan pelepasan dilakukan oleh tim pelayanan pe-
lepasan di Aula STT Abdi Sabda, Martin mengalami 
manifestasi. Namun doa pelayanan pelepasan yang 
dilakukan pada saat ia dilayani dalam pelayanan 
pelepasan secara massal tidak memulihkannya, ka-
rena masih ada roh jahat di dalam dirinya. Martin 
dilayani sebanyak 6 kali untuk menuntaskan dan 
membersihkanroh-roh jahat yang mempengaruhinya.  
Setelah bergabung dengan tim pelayanan 
pelepasan pada bulan September 2008 maka diada-
kan doa pelepasan bagi anggota tim yang baru dan  
Martin salah satu yang dilayani oleh tim dan dosen 
pembimbing tim yaitu Jaharianson Saragih. Inilah 
yang pertama kali Martin mengalami doa pelepasan. 
Saat itu ia benar-benar menyerahkan dirinya sepe-
nuhnya untuk didoakan agar menjadi milik Tuhan 
dan menutup pintu bagi iblis. Pendeta Jaharianson 
dan tim pelayanan menuntun Martin untuk mengaku 
dosa-dosa  baik dosa yang berhubungan dengan kua-
sa gelap dan dosa moral yang selama ini tertanam di 
dalam hidupnya. Pada saat berdoa Martin menga-
lami manifestasi. Martin melihat apa yang terjadi 
tetapi ia tidak bisa menguasai dirinya sehingga tu-
buhnya dikuasai roh jahat dan mengalami mani-
festasi selama 2 jam. Menurut anggota tim yang 
menyaksikan, saat mengalami manifestasi ada 3 roh 
yang bermanifestasi dalam tubuhnya yaitu yang 
pertama roh ular, tangannya menunjukkan tubuh ular 
dan suara mendesis. Yang kedua, yaitu  roh hari-
mau, mengaum-ngaum dan mencakar-cakar seperti 
harimau dan melompat-lompat layaknya suara dan 
gerakan harimau. Kemudian ada juga roh yang 
ketiga yaitu roh orang yang sudah meninggal yang 
mengaku sebagai ompung (Nenek moyang) Gumbal 
Munthe.Ompung Gumbal Munthe yaitu  Ompung 
kandungnya yaitu orang tua laki-laki dari ayahnya. 
Tim pelayanan ada yang bernyanyi dan 
berdoa dan Martinpun dituntun dalam doa pemu-
tusan dan doa pengusiran roh jahat. Martin merasa 
imannya yang mulai bertumbuh di dalam Tuhan 
dipertaruhkan dengan keadaan yang ia alami. Dua 
hari setelah doa pelayanan pelepasan setiap hari 
sekitar pukul 13.00 siang dan pukul 18.00 Martin 
merasakan perutnya semakin membesar layaknya 
perempuan yang sedang mengandung bayi. Martin 
bingung dengan keadaannya dan ia berpikir bahwa 
itu yaitu  suatu penyakit yang aneh. Setelah di-
selidiki ternyata ia belum pulih total dan masih me-
miliki keterikatan dengan okultisme. Kondisi itu 
membuat Martin minder baik di asrama dan di kam-
pus dan ia juga harus memakai jacket jika keluar 
kamar asrama . Keinginan untuk sembuh membuat 
Martin terus berdoa, bahkan mulai berpuasa.  
Melihat keadaan Martin akhirnya tim pe-
layanan kembali melakukan pelayanan pelepasan 
kepadanya dan dilakukanlah doa pelepasan yang ke 
dua. Seperti doa pelepasan yang pertama, Martin 
juga mengalami manifestasi dengan gerakan ular 
dan berjalan seperti ular dan roh iblis yang menya-
mar sebagai Ompung Gumbal Munthe juga masih 
merasukinya. Pelayanan kedua ini berlangsung sam-
pai pukul 00.30 dini hari namun Martin belum juga 
pulih, dan melihat fisik Martin yang lemah pela-
yanan selesai dan dilanjutkan pada hari berikutnya. 
Doa pelepasan yang ke 3 yaitu terjadi di ka-
mar Asrama STT Abdi Sabda Meda. Saat itu Martin 
merasa sangat tidak nyaman karena perutnya mem-
besar dan ia sama sekali tidak dapat berdoa. Ia 
dilayani oleh 8 orang tim namun pada saat itu Marti 
belum pulih juga. Pelayanan yang ke 4 terjadi di 
ruangan kantor direktur Pasca Sarjana STT Abdi 
Sabda Medan yang dipimpin oleh pembimbing tim  
yaitu Jaharianson Saragih. Doa berlangsung selama 
2 jam. Setelah doa pelepasan yang keempat ia me-
rasakan ada perubahan yang lebih baik dari se-
belumnya. Doa pelepasan yang kelima pada tahun 
2009 saat itu Martin kembali mengalami manifest-
tasi. Waktu itu ia melompat-lompat dan berguling-
guling dengan jarak 3 meter, manifestasi ini tidak 
berlangsung lama karena sudah didorong pertum-
buhan rohani dan kerinduan serta perjuangan untuk 
pulih sehingga Martin berusaha melawan kuasa iblis 
dan hal ini membuat iblis tidak dapat  menguasai 
dirinya sepenuhnya. Setelah 5 kali mengadakan pe-
layanan pelepasan Martin mulai menyelidiki menga-
pa setiap kali didoakan ia mengalami manifestasi 
padahal ia sendiri tidak pernah melakukan praktik 
okultisme seperti perdukunan dan lain sebagainya.  
Setelah diselidiki ternyata ompung (nenek 
moyang) Martin pernah melakukan praktik perdu-
kunan sehingga hal itu berdampak pada keturunan-
nya yaitu keluarga Martin. Pada bulan September 
2019 Martin membawa orang tuanya untuk dilayani 
dan didoakan oleh tim pelayanan.  Ketika orang tua 
Martin didoakan saat itu juga ia mengalami mani-
festasi. Waktu itu orang tuanya menyaksikan Martin 
mengalami manifestasi dan mereka menangis me-
nyaksikan anaknya kesurupan. Namun saat itu Mar-
tin merasakan seperti berbeda dari sebelumnya, pe-
lepasan kali ini seperti ada kekuatan yang mem-
bantunya untuk bebas dan ia percaya itu berasal dari 
Tuhan. Saat itu Martin dilayani beberapa jam oleh 
tim dan saat itulah ia benar-benar lepas dan pulih 
dari kuasa okultisme. Ia merasakan tubuhnya terasa 
sangat ringan dan ia benar-benar merasakan suka-
cita. Saat itu jugalah kondisinya dan keluarganya 
benar-benar pulih dari kuasa kegelapan. Dan akhir-
nya Martin bergabung dalam tim pelayanan pele-
pasan dan terbeban melayani orang-orang yang teri-
kat kuasa okultisme. Dan ia juga pernah menjadi 
ketua tim pelayanan pelepasan di STT Abdi sabda 
Medan 
Faktorpemicu  Keterlibatan Praktik Okultisme 
Dari tiga penelitian terhadap studi kasus 
ini  maka dapat dilihat apa yang menyebabkan 
mereka terlibat dengan praktik okultisme atau kuasa 
kegelapan. Faktornya yaitu  untuk kasus Jefri ka-
rena diturunkan atau diwariskan dari ompungnya 
sehingga berakibat ke cucu nya yaitu Jefri. Demi-
kian juga dengan Insan Sinurat karena kakek atau 
nenek moyangnya dan juga ayahnya terlibat praktik 
okultisme yaitu memakan makanan yang sudah di 
persembahkan kepada nenek moyang juga ayahnya 
meminta jimat dari seorang dukun untuk menjaga 
badan yang terbuat dari kulit harimau. Demikian 
juga dengan Martin Munthe dikarenakan oleh nenek 
moyangnya yang waktu itu juga terlibat dengan 
kuasa kegelapan atau okultisme. Sehingga melalui 
ini terlihat jelas bahwa okultisme itu dapat berdam-
pak bagi keturunan dan berakibat sangat fatal dan 
menyusahkan keturunan. Namun Jefri Damanik, 
Insan Sinurat dan Martin pangambatan Munthe 
bersyukur karena pada akhirnya mereka dapat pulih 
melaui doa pelayanan pelepasan yang dilakukan ber-
ulang-ulang kali. Martin sampai kurang lebih satu 
tahun dan enam kali dilayani baru pulih. Demikian 
juga dengan Jefri setelah beberapa kali dilayani da-
lam doa pelayananan pelepasan oleh tim maka ba-
rulah ia pulih bulan Maret 2013. Hal yang sama juga 
dialami oleh Insan Sinurat setelah beberapa kali 
dilayani selama kurang lebih satu tahun barulah ia 
pulih dari kuasa roh jahat yang menyiksanya. 
Faktor pertama yaitu  karena faktor ketu-
runan, yang menyebabkan Jefri Damanik, Insan Si-
nurat dan Martin terikat dengan kuasa okultisme 
yaitu   karena faktor keturunan, yang dimaksud fak-
tor keturunan disini yaitu  dampak dari nenek mo-
yang dan orang tua mereka yang melakukan praktik 
okultisme itu sendiri seperti memakai jimat yang 
diminta dari dukun, memakan makanan yang sudah 
dipersembahkan kepada berhala, menurunkan secara 
sengaja kekuatan-kekuatan gaib untuk menjaga 
badan mereka. Hal inilah yang membuat mereka 
terikat oleh kuasa okultisme yang memberikan dam-
pak negatif bagi diri mereka sendiri. Dan tentunya 
hal ini tidak terjadi hanya bagi mereka bertiga, na-
mun setiap orang dapat mengalaminya jika memang 
nenek moyang maupun orang tua pernah melakukan 
praktik-praktik okultisme ini  jika tidak dipu-
tuskan maka akan terus berdampak kepada keturun-
an selanjutnya.  
Faktor kedua yaitu  budaya, Hutapea me-
nyatakan bahwa budaya atau adat-istiadat dapat 
membuat seseorang terlibat dengan kuasa kegelapan. 
Sebenarnya dalam Alkitab sering sekali disinggung 
adat-istiadat yang bertentangan dengan Firman 
Tuhan (Kis.16:21), di Korintus Paulus menegur adat 
istiadat yang bertentangan dengan kehendak Allah 
(1 Kor.11:2-16). Hal ini menunjukkan bahwa iblis 
bisa juga memakai adat-istiadat untuk memutar-
balikkan arti Firman Tuhan. Adat-istiadat dapat 
menjadi tempat persembunyian setan untuk menipu 
manusia, karena itu harus peka melihat mana adat 
istiadat yang harus diterangi oleh Firman Tuhan dan 
mana adat-istiadat yang harus terus diturunkan ke 
generasi berikutnya (Hutapea, 2019, p. 102). Dari 
ketiga studi kasus ini  juga dapat dilihat bagai-
mana konteks budaya sangat mempengaruhi nenek 
moyang mereka untuk melakukan praktik okultisme. 
Secara langsung mereka bertiga tidak melakukannya 
namun justru orang tua dan nenek moyang mereka 
yang melakukannya. Budaya menyembah roh nenek 
moyang, budaya menurunkan kekuatan untuk penja-
ga badan, meminum dan memakan makanan yang 
sudah dipersembahkan kepada berhala, mempersem-
bahkan korban sajian kepada roh nenek moyang. 
Hal-hal demikian masih melekat di dalam kehidupan 
secara khusus untuk konteks masyarakat Batak .Hal 
itu juga yang dilakukan oleh orang tua, nenek mo-
yang mereka bertiga. Selain itu orang tua mereka ju-
ga masih terlibat dengan perdukunan karena di-
kalangan Batak perdukunan masih sangat kuat, 
contohnya dalam sebuah temuan dari penelitian 
Jakardo Damanik pada tahun 2010 bahwa dalam se-
buah kecamatan di Simalungun ada  50 dukun 
maka jika dirata-ratakan dalam 31 kecamatan di 
Kabupaten itu maka ada  1550 dukun bahkan un-
tuk wilayah Simalungun mereka memiliki ikatan 
persatuan datu (dukun) Simalungun. Itu berarti prak-
tik okultisme dalam bentuk perdukunan masih kuat 
dikalangan suku Simalungun.
 Sebenarnya tidak ada yang salah dengan 
budaya atau adat istiadat. Namun sering sekali bu-
daya itu sendiri menjadi jalan untuk mempercayai 
dan melakukan praktik-praktik okultisme.Bahkan 
kalangan Batak secara khusus masih ada yang me-
lakukan praktik-praktik okultisme dengan meng-
atasnamakan bahwa hal itu yaitu  budaya, se-
harusnya sebagai orang Kristen sudah dapat me-
milah mana budaya yang benar-benar murni sebagai 
budaya dan mana budaya yang sudah bercampur 
dengan praktik-praktik okultisme dan kepercayaan-
kepercayaan terhadap roh nenek moyang yang dapat 
memberkati keturunannya.Oleh karena itu budaya 
harus diterangi oleh Firman Tuhan. 
Faktor ketiga yaitu karena takut kepada roh 
nenek moyang yang sudah meninggal. Misalnya, ta-
kut tidak akan dilindungi roh nenek moyang, atau ju-
ga tidak diberikan berkat oleh roh nenek moyang. 
Sehingga membuat keturunannya menghormati roh 
nenek moyang dengan melakukan penyembahan-
penyembahan dan ritual-ritual yang salah dan ber-
tentangan dengan iman Kristen. Dan mereka tidak 
menyadari bahwa hal ini  memberikan dampak 
dan akibat yang tidak baik bagi dirinya sendiri.  Jadi 
hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh 
Takaliung bahwa seseorang melakukan praktik okul-
tisme salah satu alasannya yaitu karena takut kepada 
amarah orang yang sudah meninggal baik itu roh 
nenek moyang maupun roh orang tua supaya roh 
yang sudah meninggal itu tidak marah terhadap anak 
dan cucu-cucunya yang masih hidup, tentu hal ini 
bertentangan dengan iman Kristen tidak seharusnya 
orang Kristen percaya dan melakukan hal-hal yang 
demikian sebab perlindungan ataupun berkat hanya 
berasal dari Allah bukan dari roh-roh orang yang 
sudah mati.  
Dari apa yang mereka alami sebelum merek 
pulih terlihat jelas bagaimana menderitanya mereka 
ketika hidup mereka dikuasai oleh siiblis, bukan saja 
spiritualitas mereka tetapi berpengaruh juga kepada 
fisik, psikologi dan mental yang tersiksa tetapi juga 
study mereka. Dari hal inilah kita melihat betapa 
mengerikannya dampak atau akibat dari kuasaa ke-
gelapan ini  bagi kehidupan yang melakukan 
maupun bagi keturunannya.  
 
Dampak atau Akibat Praktik Okultisme Terhadap 
Yang Melakukan dan Terhadap Keturunannya 
Dampak atau akibat yang ditimbulkan dari 
praktik okultisme baik terhadap orang yang me-
lakukannya secara langsung maupun terhadap ke-
turunannya yaitu  memiliki dampak negatif yang 
merugikan dirinya sendiri dan keturunannya.Hal itu 
terjadi terhadap Jefri Damanik, Insan Sinurat dan 
Martin Munthe. Nenek moyang dan orang tua 
mereka yang melakukan praktik okultisme namun 
memberi dampak negatif bagi mereka akhirnya 
mereka mengalami penderitaan melalui sering 
mengalami manifestasi roh jahat, dihantui oleh roh-
roh jahat, menyiksa diri sendiri bahkan orang lain 
dengan cara memukuli orang lain, malas berdoa, ti-
dak tahan mendengar lagu-lagu rohani, depresi, 
memiliki karakter pemarah, dendam, hidup di dalam 
ketakutan, kegelisahan, kekuatiran, tidak ada damai 
bahkan berdampak sampai kepada study mereka ka-
rena tidak lagi dapat fokus mengerjakan study. 
Bahkan tidak jarang orang yang melakukan praktik 
okultisme berdampak lebih fatal kepada keturunan-
nya yaitu meminta tumbal dalam berbagai bentuk, 
sakit yang aneh, cacat dan gila. 
Jadi benar seperti yang dikatakan oleh 
Hutapea bahwa setiap orang yang terlibat dengan 
praktik okultisme, cepat atau lambat pasti akan 
mengalami berbagai dampak dan akibat yang sangat 
buruk. Karena jika seseorang terlibat dengan kuasa 
gelap sesungguhnya orang ini  sedang menye-
rahkan hidupnya dikuasai oleh Iblis (Yoh.8:44). 
Setiap orang yang terlibat praktik okultisme akan se-
lalu dirong-rong oleh kuasa Okultisme. Dampak dari 
praktik okultisme mempengaruhi Pertama, secara 
Fisik yaitu syaraf-syaraf terganggu dan fisik tersiksa. 
Kedua secara Psikologi yaitu dapat mengalami 
depresi, ketakutan yang tidak normal, pikiran-pi-
kiran najis, kemarahan yang tidak normal.Ketiga 
secara rohani yaitu mati secara rohani/ sikap tertutup 
terhadap Firman Tuhan, ragu-ragu terhadap Firman 
Allah dan ingin menghujat nama Tuhan. Keempat 
yaitu dampak bagi keturunan, akibat dari praktik 
okultisme bukan hanya terjadi kepada orang yang 
melakukannya tetapi sampai kepada keturunannya, 
keturunan juga akan menjadi terkutuk. Alkitab 
menyaksikan keturunan itu sampai kepada keturunan 
ketiga dan keempat (Kel.20).Kelima yaitu dampak 
bagi kekekalan, orang yang terlibat praktik 
okultisme tidak akan mendapat bagian dalam 
kekekalan. Firman Tuhan dalam Galatia 5:20-21 
“Penyembahan berhala, sihir..ia tidak akan dapat ba-
gian dalam kerajaan Allah”. Allah memperingatkan 
kepada setiap umat Allah yang menduakan Tuhan 
akan terkutuk dan tidak berkenan kepada Allah 
(Ul.28:15-26).
Manifestasi roh jahat itu dapat hadir dalam 
berbagai bentuk kehidupan orang percaya, sehingga 
perlu ditinjau bagaimana kira-kira manifestasi roh 
jahat itu dalam kehidupan manusia. Hal ini tentu 
sama seperti yang dikatakan oleh Annacondia bahwa 
manifestasi roh jahat itu terlihat berbeda dalam 
orang yang berbeda, seperti orang yang tertekan, 
orang yang kerasukan, dan orang gila.(Annacondia, 
2005, p. 59). Itulah sebabnya setiap orang percaya 
harus dapat melihat dan memilah dengan jelas 
pekerjaan-pekerjaan iblis didalam kehidupan orang 
percaya. Dan satu hal yang pasti bahwa ketika se-
seorang melakukan praktik okultisme maka akan 
berakibat buruk terhadap dirinya sendiri dan ter-
hadap keturunannya dan akibat buruk itu dapat pulih 
jika mereka mau memutuskan keterikatan dengan 
kuasa okultisme ini .  
 
Upaya Yang Dapat Dilakukan Untuk 
Menyembuhkan dan Memulihkan Seseorang Agar 
Terlepas dari Kuasa Okultisme 
 Apa yang dipaparkan diatas yaitu  hal yang 
dialami juga oleh Jefri, Insan dan Martin. Mereka 
tertekan secara psikologis, secara fisik juga secara 
rohani, akibat dari kuasa okultisme itu membuat 
mereka sangat menderita namun mereka akhirnya 
pulih atau sembuh setelah dilayani melalui doa pe-
layanan pelepasan oleh tim doa pelepasan. Disinilah 
dapat dilihat bahwa pelayanan pelepasan bagi 
mereka yang berada dibawah kuasa okultisme baik 
itu karena faktor keturunan atau yang diwarisi oleh 
nenek moyang maupun karena keterlibatan langsung 
penting untuk serius ditangani melalui pelayanan pe-
lepasan atau yang lebih sering disebut dengan 
eksorsisme. Kasus yang terjadi di Afrika yang di-
alami oleh empat orang ini  juga berkaitan 
dengan kasus-kasus kerasukan psikodinamik dan 
akhirnya mereka juga dilayani melalui pelayanan 
eksorsisme di gereja Pentakosta Trinidad. Bahkan 
mereka ada yang dilayani sampai beberapa kali, se-
perti Sonia dilayani melalui pelayanan eksorsis se-
lama 32 kali, Salina 100 kali, Phil sebanyak tiga kali 
dalam tiga bulan, dan Nan sebanyak 3 kali dalam 
waktu dua bulan. 
Seperti yang dikatakan oleh Twelftree bah-
wa pelayanan eksorsisme yaitu  penyembuhan yang 
dilakukan ketika setan atau roh jahat masuk dalam 
tubuh seseorang, dan eksorsisme merupakan sebuah 
upaya untuk mengontrol atau mengusir roh jahat  
yang mendiami seseorang ini . maka dari itu jelas bahwa ketika seseorang 
terikat dengan kuasa okultisme seharusnya upaya 
yang dilakukan yaitu  melakukan pelayanan 
eksorsisme supaya mereka yang terikat dengan ku-
asa okultisme dapat pulih dan tidak lagi mengalami 
penderitaan karena dampak dari okultisme ini .  
Selain itu ketika pelayanan eksorsisme di-
lakukan bagi seseorang yang terikat okultisme dan 
mengalami pemulihan, hal itu juga sebagai pertanda 
hadirnya kerajaan Allah. Itu berarti eksorsisme men-
jadi pembuktian bahwa kerajaan Allah telah hadir 
atau sedang hadir di bumi. Pengusiran setan-setan 
menunjukkan bahwa misi Yesus sedang terjadi, ter-
aktualisasi, dan digenapi. Sehingga eksorsisme yang 
dilakukan Yesus bukan hanya menyembuhkan dan 
mengusir kuasa setan dari diri manusia tetapi juga 
menunjukkan bahwa kerajaan Allah sedang ber-
operasi , Dan Twelftree 
juga menyebut dengan kata lain pelayanan 
eksorsisme berarti mendemonstrasikan bagi kita 
bahwa eskatologi sudah hadir di dalam diri Yesus. 
Demikian juga dengan pengusiran Setan/ iblis dalam 
diri manusia memiliki makna bahwa zaman Mesias 
sudah hadir.Oleh karena itu dengan eksorsisme yang 
diperlihatkan Yesus membuktikan bahwa Dialah 
Mesias sesungguhnya yang dinubuatkan dalam per-
janjian Lama. 
Jadi pelayanan eksorsisme yang dilakukan 
Yesus bukan bermaksud hanya untuk mengusir, 
mendesak setan keluar dari diri manusia melainkan 
dengan eksorsisme itu sendiri Yesus sedang mem-
proklamasikan kerajaan Allah atau kerajaan sorga 
sudah hadir di tengah-tengah mereka. Pemaknaan 
seperti ini tidak ditemukan dalam pelaksaan 
eksorsisme lainnya, kitab Matius jelas menyebutnya: 
“Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh 
Allah, maka sesungguhnya kerajaan Allah sudah da-
tang kepadamu”(Mat.12:28, Luk.11:20). Dari pe-
maknaan ini nyata eksorsisme yang dilakukan Yesus 
memiliki makna yang jauh lebih dalam dari 
eksorsisme lainnya.  
Jadi ketika Yesus melakukan eksorsisme, 
orang yang dirasuk setan berhadapan secara lang-
sung dengan kekuatan (power ecounter)  Dan dalam Kehidupan orang Yahudi 
untuk mengusir roh jahat masih bergantung dengan 
pelaksanaan ritual misalnya dengan menggunakan 
sarana membakar hati dan jantung ikan. Sementara 
Yesus secara langsung menghardik Iblis , misalnya 
dengan mengatakan: “Diam, keluarlah dari padanya” 
(Mrk.1:25). “Hai engkau roh jahat, keluarlah dari 
orang ini” (Mrk.5:8, 9:25), bahkan Yesus juga me-
nanyakan namanya: “Siapakah namamu, jawabnya: 
namaku: Legion, karena kami banyak” (Mrk.5:9). 
 Pelayanan pelepasan atau eksorsisme tidak 
hanya bertujuan supaya manusia mengalami ke-
lahiran kembali atau menerima kerajaan surga. 
Pelayanan pelepasan juga akan membuat manusia 
mengalami pemulihan secara fisik. Pelayanan pele-
pasan juga akan menyembuhkan penyakit fisik 
akibat okultisme, menghilangkan rasa takut dan juga 
meningkatkan kehidupan rohani setiap orang yang 
telah menikmati pelayanan pelepasan ini  
Doa dan pelayanan pelepasan yaitu  cara 
yang efektif untuk membantu mereka yang terlibat 
dengan kuasa okultisme. Banyak yang sudah di-
layani melalui doa pelayanan pelepasan akhirnya pu-
lih dari kuasa okultisme dan tidak lagi berada di-
bawah kuasa okultisme. Namun perlu dipahami bu-
kan pelayanan pelepasannya yang berkuasa namun 
kuasa di dalam nama Tuhan Yesus itu yang me-
mulihkan dan membebaskan mereka yang terlibat 
kuasa okultisme menjadi pulih. Jika ditanya, meng-
apa doa pelayanan pelepasan dapat memutuskan ku-
asa okultisme terhadap seseorang? Tentu jawaban-
nya ialah karena doa itu dilakukan di dalam nama 
Tuhan Yesus yang memiliki kuasa yang besar untuk 
memutuskan kuasa okultisme dari seseorang yang 
berada dibawah kuasa ini . 
Dalam pelayanan pelepasan itu, orang yang 
melayani sebaiknya tidak hanya melakukan peng-
usiran setan-setan melainkan juga berusaha mem-
buat analisis kehidupan konseli tentang bagaimana 
latarbelakang keterikatan konseli itu terhadap okul-
tisme, setelah itu dilakukan follow up untuk mem-
bimbing klien semakin intim dengan Tuhan. 
(Simanjuntak, 2008, p. 69) Dengan cara demikian 
maka klien akan mengalami pertumbuhan iman di-
dalam Tuhan dan benar-benar mengalami pemulih-
an.  
Yesus sendiri melakukan pelayanan ek-
sorsisme untuk menolong orang-orang yang terikat 
kuasa okultisme pada saat itu untuk pulih, sebab 
pada saat itu mereka yang terikat kuasa okultisme 
tidak hanya menderita secara psikologi tetapi juga 
secara fisik. Contoh dua praktik eksorsis yang di-
lakukan oleh Tuhan Yesus yaitu  penyembuhan 
putri dari perempuan Siro-Fenesia (Mat.15:12-28 
dan Mrk. 7:24-30) dan juga perempuan yang pung-
gungnya bengkok (Luk.13:11-13). Menurut Matius 
putri dari perempuan Siro-Fenesia itu dirasuk setan 
dan Markus juga mengatakan catatan mengenai se-
tan yang satu itu dan menyebutnya roh jahat, dan hal 
inilah satu-satunya mengenai kisah eksorsis dalam 
jarak jauh. Dan Yesus digambarkan dalam kitab Injil 
sebagai eksorsis sejati.
Dalam Perjanjian Baru juga  banyak data yang men-
catat tentang pengusiran setan, sehingga peristiwa 
yang berkaitan dengan pengusiran setan atau 
eksorsisme seperti yang dilakukan Yesus dan para 
murid dalam Perjanjian Baru dapat diambil sebagai 
dasar dari pelayanan pelepasan.
Dalam sebuah artikel mengenai “Okultisme dalam 
Pelayanan Pelepasan” dikatakan bahwa pelayanan 
penggembalaan dikalangan gereja-gereja seringkali 
kurang memperhatikan pelayanan pelepasan dari 
kuasa-kuasa roh jahat.Sementara jemaat Tuhan juga 
tidak mengerti atau tidak tahu bahwa ada roh jahat 
sedang bekerja diantara mereka. Itulah sebabnya 
pelayanan okultisme dalam pelayanan peng-
gembalaan sangat penting dilakukan dan hamba-
hamba Tuhan harus siap membela umat Tuhan deng-
an melawan iblis dengan iman yang teguh sehingga 
umat-umat Tuhan bisa lepas dari kuasa iblis yang 
membelenggunya.(Juld & Enoh, 2013, p. 189) Prak-
tik pengusiran setan merupakan hal yang alkitabiah 
dan masih terus dapat dipraktikkan dalam kehidupan 
bergereja sampai saat ini. Alkitab menyatakan bah-
wa Allah memberikan kuasa kepada gereja-Nya 
untuk menaklukkan kuasa iblis melalui berbagai 
bentuk pelayanan termasuk dalam pengusiran setan. 
Lukas 4:31-37 dengan sangat jelas menyatakan 
bagaimana Yesus melakukan pelayanan pengusiran 
setan kepada para murid dan semua orang per-
caya.
Masalah okultisme bukanlah merupakan 
pengajaran yang baru bagi orang Kristen, karena 
Alkitab jelas menyatakan pekerjaan Iblis dalam ber-
bagai manifestasi dan salah-satunya yaitu  praktik 
okultisme. Pekerjaan Iblis tidak hanya menggoda 
dan menyesatkan manusia tetapi menawarkan per-
tolongan sesuai yang dinginkan manusia dengan 
cara yang tersembunyi sehingga banyak orang yang 
tidak menyadari bahwa mereka telah diperdaya dan 
diikat oleh kuasa iblis karena iblis tidak pernah me-
nolong tanpa merongrong atau menuntut imbalan. 
Ini yaitu  tugas gereja dan orang percaya untuk 
membuka diri terlibat di dalam pelayanan pelepasan 
atau eksorsisme dan sekaligus memperlengkapi diri 
dengan pemahaman tentang okultisme, sehingga 
siap untuk melakukan peperangan rohani dan me-
lakukan pelayanan pelepasan kepada jemaat yang 
masih terlibat dengan kuasa kegelapan atau 
okultisme. 
Orang percaya sebagai murid Kristus pen-
ting meneladani Yesus Kristus dalam melakukan 
pelayanan terhadap mereka yang terlibat kuasa okul-
tisme atau kuasa Iblis. Dalam kehidupan pelayanan-
Nya Tuhan Yesus tidak hanya mengajar tentang 
Firman Allah pada saat itu, tetapi ia juga men-
yembuhkan banyak orang sakit baik mereka yang sa-
kit secara fisik maupun mereka yang sakit secara ro-
hani. Yesus menyembuhkan banyak orang dan 
mengusir setan-setan dari orang-orang yang di rasuk 
oleh roh jahat, kapan dan dimanapun bahkan di ru-
mah ibadat sekalipun Yesus mengusir setan pada 
saat itu (Mark.1:34,35). Namun Yesus tidak hanya 
menghentikan kuasa itu pada diri-Nya tetapi Yesus 
juga memperlengkapi dua belas murid dan mengutus 
mereka serta memberi kuasa kepada mereka untuk 
mengusir setan dalam nama-Nya (Mark.3:14-15). 
Bahkan setiap orang yang percaya kepada Kristus 
sesungguhnya dapat mengusir setan di dalam nama-
Nya, “Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang 
percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi 
nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-
bahasa yang baru bagi mereka”. 
Jefri Damanik dari hasil penelitiannya ter-
hadap 15 orang mahasiswa Abdi Sabda yang terikat 
okultisme dan sudah dilayani dalam pelayanan pele-
pasan mengatakan bahwa setelah mahasiswa di-
layani melalui pelayanan pelepasan dan dilakukan 
follow up untuk memperhatikan kerohaniannya 
maka dampak positif dari pelayanan pelepasan itu 
yaitu  spiritualitas mahasiswa ini  menjadi 
sangat baik dan bertumbuh, setelah dilayani mereka 
menjadi rajin saat teduh, berdoa dan membaca 
Alkitab. Bahkan mereka akhirnya tergabung dalam 
tim pelayanan pelepasan di Abdi Sabda untuk mela-
yani orang-orang yang terikat okultisme sama se-
perti mereka sebelumnya.,
Jadi pelayanan pelepasan sangat penting dilakukan 
kepada orang-orang yang terlibat dalam kuasa okul-
tisme atau kegelepan dengan berbagai mani-
festasinya, karena jika tidak dilakukan maka roh ja-
hat atau kuasa-kuasa iblis itu akan membawa se-
seorang semakin jauh dari Tuhan dan menjadi budak 
iblis. Seperti pelayanan yang sudah dilakukan oleh 
STT Abdi Sabda Medan, dimana setiap tahun di-
adakan pelayanan pelepasan bagi mahasiswa baru 
baik juga bagi mahasiswa lama yang mau dilayani 
termasuk jemaat atau orang dari luar kampus yang 
bersedia untuk dilayani. Tentu apa yang sudah di-
lakukan oleh STT Abdi Sabda ini  yaitu  se-
buah awal yang baik untuk dilihat oleh berbagai ge-
reja atau para pelayan Tuhan. Sebab pelayanan 
pelepasan yaitu  upaya yang dapat dilakukan untuk 
menyembuhkan atau memulihkan seseorang agar 
terlepas dari praktik okultisme. 
 
Jawaban dari hasil penelitian ini yaitu  ada 
tiga faktor yang menyebabkan orang terikat dengan 
okultisme yaitu faktor keturunan, budaya dan karena 
takut terhadap roh nenek moyang yang sudah me-
ninggal. Dan akibat keterikatan terhadap okultisme 
ini  membuat mereka menderita baik secara fi-
sik, psikologi bahkan study. Namun mereka dapat 
pulih setelah dilakukan pelayanan eksorsisme be-
berapa kali dan juga  follow up untuk menolong 
mereka agar benar-benar pulih dan mengalami per-
tumbuhan iman kepada Tuhan.  
Orang Kristen dan lembaga gereja juga 
harus benar-benar serius menolong orang yang ter-
ikat okultisme dengan cara melakukan pelayanan 
eksorsisme kepada mereka. Gereja harus melihat dan 
meneladani Yesus Kristus sang kepala gereja yang 
juga melakukan pelayanan eksorsisme kepada 
orang-orang yang dirasuk roh jahat pada saat itu. 
Dengan melakukan pelayanan eksorsisme maka ge-
reja juga sedang menghadirkan kerajaan Allah di 
dunia ini.  
Karena itu saran penulis sebaiknya lembaga 
Gereja, Sekolah Tinggi Teologi (STT), juga 
universitas Kristen yang memiliki Fakultas Teologi 
dapat meneladani STT Abdi Sabda yang memberi 
perhatian khusus bagi mereka yang terikat dengan 
kuasa okultisme. STT Abdi sabda sendiri bahkan 
membentuk tim pelayanan khusus yang fokus 
melayani orang-orang yang terikat dengan kuasa 
okultisme baik didalam kampus maupun diluar 
kampus. Dan sebaiknya kampus maupun lembaga 
Gereja juga memberi perhatian terhadap orang-orang 
yang terikat dengan kuasa okultisme dengan cara 
membentuk tim pelayanan khusus, selain itu kampus 
dan gereja juga sebaiknya memberikan pemahaman 
mengenai okultisme, dampak dari okultisme dan 
bagaimana upaya yang dilakukan untuk memulihkan 
orang yang terikat dengan kuasa okultisme. 
Pemahaman ini dapat dilakukan melalui seminar-
seminar yang dilakukan kampus maupun Gereja 
dengan tujuan agar semakin banyak orang yang 
memahami dampak dari okultisme ini  sehingga 
mereka tidak lagi terlibat terhadap praktik-praktik 
okultisme.