• coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

  • kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label TAFSIF AL ATZAR 7. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label TAFSIF AL ATZAR 7. Tampilkan semua postingan

TAFSIF AL ATZAR 7

 


yang utama, telah lebih dahulu menyatakan

iman. Kemudian baik seketika masih di Makkah atau setelah berpindah ke

Madinah, menyatakan iman pula beberapa orang Yahudi, sebagaiAbdullahbin

salam. Ubai bin Ka'ab dan lain-lain. orang-orang Nasranipun menyatakan pula

iman kepada Allah dan Hari Akhirat yang diikuti dengan amal yang shalih,

seumpama Tamim ad-Dari. Adibin Hatim atau Kaisar Habsyi (Negus) sendiri

dan beberapa lagiyang lain. cuma yang tidak terdengar riwayatnya ialahorang

Shabi'in. satman al-Flrisi pun berpindah dari agama Majusi, lalu memeluk

Nasrani dan kemudian menyatakan iman kepada Allah dan HariAkhirat dan

mengikutinya dengan amal yang shalih. Maka semua orang-orang yang telah

menyatakan iman dan mengikuti dengan bukti ini, hilanglah dari mereka rasa

takut, cemas dan dukacita.

Apa sebab?

Apabila orang telah berkumpul dalam suasana iman, dengan sendirinya

sengketa akan hiling dan kebenaran akan dapat dicapai. Yang menimbulkan

."-1. dan takut di dalam dunia ini ialah apabila pengakuan hanya dalam mulut,

aku mu'min, aku Yahudi, aku Nasrani, aku Shabi'in, tetapi tidak pernah

diamalkan.

Maka terjadilah perkelahian karena agama telah menjadigolongan, bukan

lagi da'wah kebenaran. Yang betul hanya aku saja, orang lain salah belaka.

Oiang tadinya mengharap agama akan membawa ketenteraman bagi jiwa,

numun kenyataannya hanyalah membawa onar dan peperangan, karena ma￾sing-masing pemeluk agama itu tidak ada yang beramal dengan amalan yang

baik, hanya amal mau menang sendiri.

Kesan pertama yang dibawa oleh ayat ini ialah perdamaian dan hidup

berdampingan secara damai di antara pemeluk sekalian agama dalam dunia ini.

Janganlih hunya semata-mata mengaku Islam, Yahudi atau Nasrani atau

Shabi'in; pengakuan yang hanya di lidah dan karena keturunan. lalu marah

kepada orang kalau dituduh kafir, padahallman kepada Allah dan HariAkhirat

tidak dipupuk, dan amal shalih yang berfaedah tidak dikerjakan.

Kalau pemeluk sekalian agama telah bertindak zahir dan batin di dalam

kehidupan menurut syarat-syarat itu tidaklah akan ada silang-sengketa didunia

ini tersebab agama. Tidak akan ada fanatik buta, sikap benci dan dendam

kepada pemeluk agama yang lain. Nabi Muhammad sendiri meninggalkan

contoh teladan yang amat baik dalam pergaulan antara agama. Beliau ber￾tetangga dengan orang Yahudi, lalu beliau beramal shalih terhadap kepada

mereka. Pernah beliau menyembelih binatang ternaknya, lalu disuruhnya lekas.

lekas antarkan sebagian daging sembelihannya itu ke rumah tetangganya orang

Yahudi.

Seketika datang utusan Najran Nasrani menghadap beliau ke Madinah,

seketika utusan-utusan itu hendak menghadap di waktu yang ditentukan,

semuanya memakai pakaian-pakaian kebesaran agama mereka (sebagaimana

yang kita lihat pada pendeta-pendeta Katholik sekarang ini), sehingga merekg

terlalu terikat dengan protokol-protokol yang memberatkan dan kurang bebas

berkata-kata, lalu beliau suruh tanggalkan saja pakaian itu dan maribercakap

lebih bebas. Yahudidan Nasraniitu beliau ucapkan dengan kata hormat: "Yo

Ahlal-Kitob": Wahai orang-orang yang telah menerima Kitab-kitab Suci.

Dalam kehidupan kita di zaman modenpun begitu pula. Timbulrasa cemas

di dalam hidup apabila telah ada diantara pemeluk agama yang fanatik. Yang

kadang-kadang saking fanatiknya, maka imannya bertukar dengan cemburu:

"Orang yang tidak seagama dengan kita, adalah musuh kita." Dan ada lagiyang

bersikap agresif, menyerang, menghina, dan menyiarkan propaganda agama

mereka dan kepercayaan yang tidak sesuai ke dalanr daerah negeri yang telah

memeluk suatu agama.

Ayat ini sudah jelas menganjurkan persatuan agama, jangan agama di￾pertahankan sebagai suatu golongan, melainkan hendaklah selalu menyiapkan

jiwa mencari dengan otak dingin, manakah dia hakikat kebenaran. Iman kepada

Allah dan HariAkhirat, diikuti oleh amal yang shalih.

Kita tidak akan bertemu suatu ayat yang begini penuh dengan toleransidan

lapang dada, hanyalah dalam al-Quran! Suatu hal yang amat perlu dalam dunia

moden. Kalau nafsu loba manusia di zaman moden telah menyebabkan timbul

perang-perang besar dan senjata-senjata pemusnah, maka kaum agama hen.

daklah mencipta perdamaian dengan mencari dasar kepercayaan kepada Allah

dan Hari Akhirat, serta membuktikannya dengan amal yang shalih. Bukan amal

merusak.

Kerapkali menjadi kemusykilan bagiorang yang membaca ayat ini, karena

disebut yang pertarna sekali ialah orang-orang yang telah beriman. Kemudian￾nya baru disusuli dengan Yahudi, Nasranidan Shabi'in. Setelah itu disebutkan

bahwa semuanya akan diberi ganjaran oleh Tuhan, apabila mereka beriman

kepada Allah dan Hari Akhirat, lalu beramal yang shalih. Mengapa orang yang

beriman disyaratkan beriman lagi?

Setengah ahli tafsir mengatakan, bahwa yang dimaksud di sini barulah iman

pengakuan saja. Misalnya mereka telah mengucapkan Dua Kalimat Syahadat,

mereka telah mengaku dengan mulut, bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah

dan Muhammad adalah Utusan Allah. Tetapi pengakuan itu baru pengakuan

saja, belum diikuti oleh amalan, belum mengerjakan Rukun Islam yang lima

perkara. Maka iman mereka itu masih sama saja dengan iman Yahudi, Nasrani

dan Shabi'in. Apatah lagiorang lslampefo bumisaja atau Islam turunan. Maka

Islam yang semacam itu masih sama saja dengan Yahudi, Nasranidan Shabi'in.

Barulah keempatnya itu berkumpul menjadi satu, apabila semuanya mem￾perbaharui iman kembali kepada Allah dan Hari Akhirat, serta mengikutinya

dengan perbuatan dan pelaksanaan.

Apabila telah bersatu mencarikebenaran dan kepercayaan, maka pemeluk

segala agama itu akhir kelaknya pastibertemu pada satu titik kebenaran. Ciri

yang khas dari titik kebenaran itu ialah menyerah diridengan penuh keikhlasan

kepada Allah yang Satu; itulah Tauhid, itulah lkhlds, dan itulah Islam! Maka

dengan demikian, orang yang telah memeluk lslam sendiripun hendaklah

menjadi lslam yang sebenarnya.

Untuk lebih difahamkan lagi maksud ayat ini, hendaklah kita perhatikan

berapa banyaknya orang-orang yang tadinya memeluk Yahudiatau Nasranidi

zaman moden ini, lalu pindah ke Islam. Mereka yang memeluk Islam itu bukan

sembarang orang, bukan orang awam. Seumpama Leopold Weiss, seorang

wartawan dan pengarang ternama dari Austria; dahulunya dia beragama

Yahudi, lalu masuk Islam. Pengetahuannya tentang Islam, pandangan hidup

dan keyakinannya ditulisnya dalam berbagai buku. Di antara buku yang

ditulisnya itu terpaksa ke dalam bahasa Arab, untuk diketahuioleh orang-orang

lslam sendiri dinegeriArab, yang telah Islam sejak turun-temurun. Bahkan di

waktu dia menyatakan pendapatnya tentang Dajjaldidalam suatu majlis yang

dihadiri oleh Mufti Besar Kerajaan SaudiArabia, Syaikh Abdullah bin Bulaihid,

maka beliau ini telah menyatakan kagumnya dan mengakui kebenarannya.

Namanya setelah Islam ialah Mohammad Asad.

Pada bulan Mei 1966 seorang ahli ruang angkasa Amerika Serikat bernama

Dr. Clark telah menyatakan dirinya masuk Islam, lalu memakai nama Dr.

Ibrahim Clark. Apa yang menarik hatinya memeluk Islam, kebetulan setelah dia

tiba di Indonesia pula? lalah sebagai seorang ahli ruang angkasa dia bergaul

dengan beberapa sarjana Indonesia, beliau mendapat suatu pendirian hidup

yang baru dikenalnya, yang tidak didapatnya di Barat. Yaitu bahwa sarjana￾sarjana beragama lslam itu, yang berkecimpung di dalam bidangnya masing￾rnasing, selalu berpadu satu antara pendapat akal dan ilmu (Science)nya

dengan kejiwaan. Kesan inilah yang memikat minatnya untuk menyelamilslam,

sehingga bertemulah dia dengan hakikat yang sebenarnya; memang begitulah

ajaran Islam. Akhirnya dengan segenap kesadaran hati, dia memilih Islam

sebagai agamanya dengan meninggalkan agama Kristen (Protestan).

Dalam minggu pertama dalam bulan Mei itu juga datang lagi seorang

sarjana perempuan bangsa Austria, pergi beri'tikaf ke dalam Mesjid Agung Al￾Azhar selama tiga hari tiga malam, sambilberdoa kepada Allah Subhanahu waTa'ala moga-moga tercapailah perdamaian di dunia ini, dan berdamailah kira￾nya perang Vietnam. Dia bersembahyang dengan khusyu'nya, dan dia me￾ngatakan bahwa dia telah memeluk Islam sejak 7 tahun, dan telah tujuh kali

mengerjakan puasa Ramadhan. Namanya Dr. Barbara Ployer.

Kita kemukakan ketiga contoh inidi samping beratus-ratus contoh yang

lain, sebagai Malcolm X, Negro dari Amerika dan lain-lain di seluruh perjuangan

dunia ini.

Menurut sabda Nabi s.a.w. kepada sahabat beliau Amr bin al-'Ash, se￾ketika beliau ini yang tadinya amat benci kepada Nabis.a.w., lalu masuk Islam

dan memintamaaf kepada beliau ataskesalahan-kesalahan yang telah lalu, Nabi

s.a.w. telah bersabda kepadanya: "Hai Amr, Islam itu menghapuskan dosa￾dosa yang telah lalu." Artinya, mulai dia memeluk Islam itu, habislah segala

kesalahan yang lama, dimulailah hidup baru.

Kalau setelah mereka memeluk Islam, mereka lanjutkan studi mereka, dan

mereka perdalam iman kepada Allah dan Rasul, mereka insafi akan Hari

Akhirat, lalu mereka ikuti dengan amal yang shalih, niscaya tinggilah martabat

mereka di sisi Tuhan daripada orang-orang yang Islam sejak kecil, lslam karena

keturunan, tetapi tidak tahu dan tidak mau tahu hakikat lslam. Tidak menye￾lidiki terus-menerus dan tidak memperdalam.

Telah bertahun-tahun penulis ini mencoba mencari tafsir dari ayat ini,

namun hasilnya belumlah memuaskan hati penafsir sendiri, apatah lagi yang

mendengarnya. Tetapi setelah bertemu suatu riwayat yang dibawakan oleh

Ibnu Abi Hatim daripada Salman al-Farisi, barulah terasa puas dan tafsir yang

telah kita tafsirkan iniadalah berdasar kepada riwayat itu.

"Telah meriwayatkan lbnu Abi Hatim daripada Salman, berkata Salman

bahwasanya aku telah bertanya kepada Rasulullah s.a.w. darihal pemeluk￾pemeluk agama yang telah pernah aku masuki,lalu aku uraikan kepada beliau

bagaimana cara sembahyang mereka masing-masing dan cara ibadat mereka

masing-masing. Lalu aku minta kepada beliau manakah yang benar. Maka

beliau jawablah pertanyaanku itu dengan ayat: Innalladzina omanu wal-lad￾zina hadu dan seterusnya itu".

Artinya ialah bahwa perlainan cara sembahyang atau cara ibadat adalah hal

yang lumrah bagi berbagai ragam pemeluk agama, karena syariat berubah

sebab perubahan zaman. Tetapi manusia tidak boleh membeku disatu tempat,

dengan tidak mau menambah penyelidikannya, sehingga bertemu dengan

hakikat yang sejati, lalu menyerah kepada Tuhan dengan sebulat hati. Me￾nyerah dengan hati puas. Itulah dia Islam.

Lantaran itu tidaklah penulis tafsir ini dapat menerima saja suatu ke￾terangan yang diriwayatkan oleh lbnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim yang mereka

terima dari tbnu Abbas, bahwa ayat initelah monsukh, tidak berlaku lagi. Sebab

dia telah dinosikhkon oleh ayat 58 daripada Surat ali Imran yang berbunyi:

Dan barangsiapa yangmencan selain dari Islam meniodi Agamo, sekoli￾kali tidoklah akan diterima daipdanya. Dan dia di Hari Akhirat.okon

termasuk orang-orang yang rugi." (ali Imran: 85)

Ayat ini bukanlah menghapuskan (nasikh) ayat yang sedang kita tafsirkan

ini melainkan memperkuatnya. Sebab hakikat Islam ialah percaya kepada Allah

dan Hari Akhirat. Percaya kepada Allah, artinya percaya kepada segala firman￾Nya, segala RasulNya dengan tidak terkecuali. Termasuk percaya kepada Nabi

Muhammad s.a.w. dan hendaklah iman itu diikuti oleh amal yang shalih.

Kalau dikatakan bahwa ayat inidinasikhkan oleh ayat 8$Surat alilmran itu,

yang akan tumbuh ialah fanatik; mengakui diri Islam, walaupun tidak pernah

mengamalkannya. Dan syurga itu hanya diiamin untuk kita saja. Tetapikalau

kita flhamkan bahwa di antara kedua ayat iniadalah lengkap melengkapi, maka

pintu da'wah senantiasa terbuka, dan kedudukan Islam tetap menjadi agama

hthrah, tetapi dalam kemurniannya, sesuai dengan jiwa asli manusia.

Nabi s.a.w. menegaskan menurut sebuah Hadis yang dirawikan oleh

Muslim daripada Abu Musa al-Asy'ari:

3(\' J(-3$,,:t,ii! i-obt5 klii$v y $ u

"Berkata Rosululloh s.o.ur..' Demi Allah, yang diriku ada dolam genggam'

on tongonNy a, tidaklah mendengar dori hol aku ini seseoron gpun don ummat

sekorong ini. Yahudi, dan tidak pulo Nosroni, kemudian tidak mereka mau

beriman kepadoku, melainkan masuklah dia ke dalam neraka."

Dengan Hadis ini jelaslah bahwa kedatangan Nabi Muhammad s-a.w.

sebagai penutup sekalian Nabi (Khatimil-Anbiyaa) membawa al-Quran sebagai

penutup sekalian Wahyu, bahwa kesatuan ummat manusia dengan kesatuan

ujurun Allah digenap dan disempurnakan. Dan kedatangan lslam bukanlah

sebagai musuh dari Yahudi dan tidak dari Nasrani, melainkan melanjutkan

ajaran yang belum selesai. Maka orang yang mengaku beriman kepada Allah,

pasti tidak menolak kedatangan Nabi dan Rasul penutup itu dan tidak pula

menolak Wahyu yang dia bawa. Yahudi dan Nasrani sudah sepatutnya terlebih

dahulu percaya kepada kerasulan Muhammad apabila keterangan tentang diri

beliau telah mereka terima. Dan dengan demikian mereka namanya telah

benar-benar menyerph (Muslim) kepada Tuhan. Tetapikalau keterangan telah

sampai, namun mereka menolak juga, niscaya nerakalah tempat mereka kelak.Sebab iman mereka kepada Allah tidak sempurna, mereka menolak kebenaran

seorang daripada Nabi Allah.

Janganlah orang mengira bahwa ancaman masuk neraka itu suatu paksaan

di dunia ini, karena itu adalah bergantung kepada kepercayaan. Dan neraka

bukanlah lobang-lobang api yang disediakan didunia inibagisiapa yang tidak

mau masuk Islam, sebagaimana yang disediakan oleh Dzi Nuwas Raja Yahudidi

Yaman Selatan, yang memaksa penduduk Najran memeluk agama Yahudi,

padahal mereka telah memegang agama Tauhid, lalu digalikan lobang (Ukhdud)

dan diunggunkan api di dalamnya dan dibakar orang-orang yang ingkar itu,

sampai 20,000 orang banyaknya.* Neraka adalah ancaman di hariAkhirat esok,

karena menolak kebenaran.

Agama Islam telah berkembang luas selama 14 abad, tetapipihak kepala

gereja-gereja Yahudi dan Nasrani sendiri berusaha besar-besaran menghambat

perhatian pemeluknya terhadap Nabi Muhammad s.a.w. dan Agama lslam,

membuat berbagai kata bohong, lalu dinamai llmioh, sehingga terjadilah batas

jurang yang dalam di antara mereka dengan Islam, dan selalu menganggap

bahwa Islam itu musuhnya. Padahal Islam selalu membahasakan mereka

dengan hormat, yaitu Ahlu/-Kitab 

pemegang kitab-kitab suci; dan ke￾datangan mereka senantiasa ditunggu. Bukan dengan paksaan, sebagaimana

kelak akan dijelaskan didalam ayat256 Surat al-Baqarah ini. (Permulaan Juzu'

3), melainkan dengan fikiran jernih dan akal yang terbuka.**

Dengan sebab itu pula maka Bani Israil dengan rentetan ayat-ayat ini tidak

terlepas dari seruan da'wah, agar mereka berfikir.

"Dan (ingatlah) tatkala telah Kami ambil perjanjian dengan kamu, dan

telah Komi angkatkon gunung di ofos kamu: Peganglah apa yang telah Kami

benkan kepada kamu dengan sungguh-sungguh." (pangkal ayat 63).

Diperingatkan lagi janji yang telah diikat diantara mereka denganTuhan,

bahwa mereka akan beriman kepada Allah Yang Tunggal, tidak memperse￾kutukan dan tidak membuat berhala, hormat kepada kedua ibu-bapa, jangan

berzina dan mencuri. Lalu diangkatkan gunung ke atas kepala mereka. Se￾tengah ahli Tafsir mengatakan bahwa benar-benar gunung itu diangkat. Tetapi

setengah penafsiran lagi menolak penafsiran demikian. Karena Allah Maha

Kuasa berbuat demikian, dan itu tidak mustahilbagiAllah; namun yang begitu

adalah berisi paksaan. Tentu saja paksaan begitu akan hilang bekasnya kalau

gunung itu tidak terangkat lagi. Tetapi ayat yang lain, yaitu ayat 170 dari Surat

al-A'raf (Surat 7), memberikan kejelasan apa arti gunung diangkat ai atas

mereka itu.Don (ingatlah) tatkala Kami angkot gunung itu di atas mereka, seakan￾akan suatu penudung dan mereka songko bahwa dia akan jatuh ke atas

me r e ka : Amb illah ap a y a ng K ami d a t angk an ka mu, da n inga tlah apa y a ng ada

padanya, supaya kamu terpelihara." (al-A'raf: 170)

Ayat ini telah menafsirkan ayat yang tengah kita perkatakan ini. Yaitu

bahwa mereka berdiam di dekat gunung yang tinggi, yang selalu mereka lihat

seakan-akan menudungi mereka dan sewaktu-waktu rasa-rasakan jatuh juga

menimpa mereka. Mungkin dari gunung itu selalulah menguap asap, tandanya

dia berapi. Menjadi peringatan kepada mereka, demikianpun kepada kita

ummat manusia yang tinggal di lereng-lereng gunung berapi, bahwa ancaman

Allah selalu ada. Sebab itu peganglah agama yang didatangkan Allah dengan

teguh. Ketahuilah bahwa alam ini selalu mempunyai rahasia-rahasia dan pesa￾wat, yang setiap waktu dapat menghancurkan manusia:

"Dan ingatlah kamu apo yang ada di dalomnyo." Yaitu syariat yang

tersebut di dalam Kitab Taurat itu;" supoya kamu semuonya takwa." (ujung

ayat 63). Yakni terpelihara dari bahaya.

Pendeknya, asal betul-betul kamu pegang isi Taurat, pastilah tidak akan

ada selisihmu dengan ajaran Muhammad s.a.w. ini.

Peganglah apa yang Kami berikan kepadamu itu dengan sungguh-sungguh,

dengan bersemangat dan dengan hati hati. Jangan sebagai menggenggam bara

panas, terasa hangat dilepaskan. Pegang benar-benar dari hati sanubari,jangan

hanya pegangan mulut. Ingat baik-baik apa yang tertulis di dalamnya; jangan

hanya mengaku beragama, padahal isi agama tidak diamalkan. Dengan demi￾kian barulah ada faedahnya beragama. Bdrulah mereka akan menjadi orang

yang terpelihara atau orang yang takwa.

Ayat ini bagi kaum Muslimin yang telah 14 abad lamanya berjarak dengan

Rasulullah s.a.w. pun dapatlah diambil bandingan. Jangan kita sebagai Bani

Israil di zaman Muhammad s.a.w. mendakwakan diri pengikut Musa, tetapi isi

kitab Musa tidak dipegang sungguh-sungguh. Ada janji dengan Tuhan, tetapi

janji itu tidak ditepati. Bukankah kitapun pernah jatuh hina sehingga tanahair

kaum Muslimin dijajah oleh bangsa lain, karena kita tidak lagimemegang isial￾Quran dengan sungguh-sungguh. Sehingga ada orang yang lancang menuduh

bahwa kemunduran hidup kita adalah karena kita masih saja memegang agama

kita. Padahal setelah dia tidak kita pegang sungguh-sungguh lagibaru kita jatuh

hina.

Ayat ini dilanjutkan kepada Bani Israil:

"Kemudian kamupun berpaling sesudoh ifu." (pangkal ayat 64). Janjimu

dengan Tuhan telah kamu lupakan. Kesungguhan telah kamu ganti dengan

main-main. Agama hanya menjadi permainan mulut, tidak berurat ke hati.

"Maka kalau bukanlah karena kurnia Allah danbelas-kasihonN3u ofos kamu,

sesungguhn ya teloh jadilah kamu dari orang-orang yang merugi-" (ujungayat

64). Belas-kasihan dan kurnia Tuhanlah yang menyebabkan kamu masih ada

sekarang, masih ada anak-cucu yang akan melanjutkan kefurunan- Kahutidak

sudah lamalah kamu hancur. Maka selama kamu sebagai anak-cucu masih ada,

keadaan yang telah hancur karena kesia-siaan nenek-moyangmu itu masih

dapat kamu perbaiki. Yaitu dengan mengakui kebenaran yang dibaua oleh

Muhammad s.a.w.

Sejarah berjalan terus. Undang-undang Tuhan berlaku terus buat ummat

manusia. Di saat kini kaum Bani Israil itu telah dapat mendirikan kembali

Kerajaannya di tengah-tengah Tanah Arab, di Palestina yang telah dipunyai oleh

orang Arab Islam sejak 1,400 tahun, dan beratus-ratus tahun sebelum itu telah

dikuasai negeri itu oleh orang Romawi dan Yurnni. Sudah lebih dari 2,000 tahun

tidak lagi orang Yahudi mempunyai negeri itu. Tetapi dengan uang dan pe￾ngaruh, mereka menguasai pendapat dunia untuk tidak mengakui negeri Islam

itu. Tujuh Negara Arab, hanya satu yang tidak resmi negara Islam, yaitu Negara

Libanon. Ketujuh Ne gara Islam itu kalah berperang dengan mereka ( 1948), dan

langsung juga negeri Israel berdiri.

Maka setelah ditanyai orang kepada Presiden negeri Mesir, (Ketika itu

Republik Arab Persatuan). Jamal Abdel Nasser, apa sebab tujuh Negara Arab

dapat kalah oleh satu Negara Israel, Nasser meniawab: 'Kami kalah iahh

karena kami pecah jadi tujuh, sedang mereka hanya satu-"

Pada tahun 1948, peperangan hebat di antara orang Islam Arab dengan

Yahudi itu, yang menyebabkan kekalahan Arab, negara-negara Arab baru tujuh

buah. Kemudian, tengah buku "Tafsir Al-Azhar" ini masih dalam cetakan yang

pertama (Juni 1967), Negara Arab tidak lagi tujuh, melainkan telah menjadi

tigabelas. Waktu itu sekali lagi Israel mengadakan serbuan besar-besaran￾Sehingga dalam enam hari saja lumpuhlah kekuatan Arab Islam, hancur

segenap kekuatannya. Beratus buah pesawat terbang kepunyaan Republik

Arab Mesir dihancurkan sebelum sempat naik ke udara. Belum pemah negeri￾negeri Arab khususnya dan ummat Islam umumnya menderita kekalahan

sebesar ini, walaupun dibandingkan dengan masuknya tentara kaum Salib dari

Eropa, sampai dapat mendirikan Kerajaan Palestina Keristen selama 92 tahun,

sepuluh abad yang lalu.

Maka dikaji oranglah apa sebab sampai demikian?

Setengah orang mengatakan karena persenjataan Israel lebih lengkap, dan

lebih moden. Setengah orang mengatakan bahwa bantuan dari negara-negara

Barat terlalu besar kepada Israel, sedang Republik Arab Mesir sangat mengha￾rap bantuan Rusia. Tetapi di saat datangnya penyerangan besar Israel itu, tidak

datang bantuan Rusia itu.

Setengahnya mengatakan bahwa Amerika dan Rusia menasihati Republik

Arab Mesir agar jangan menyerang lebih dahulu; kalau sudah diserang baru

membalas. Tetapi Israellah yang memang menyerans lebih dahulu, sedang

pihak Arab telah taat kepada anjuran Rusia dan Amerika itu.Tetapi segala analisa itu tidaklah kena-mengena akan jadi sebab-musabab

kekalahan. Kalau dikatakan persenjataan Israel lebih lengkap, senjata Republik

Arab Mesir tidak kurang lengkapnya. Kalau bukan lengkap persenjataan Mesir,

tentu Presilen Jarnal AMel Nasser dan terompet-terornpetnya di radio tidak

akan b€rani nrengatakan batrua kalau mereka telah menyerang lsrael pagi-pagi,

sore harinp mereka sudah bisa mmduduki Tel Aviv.

Kalau dikatakan bahwa orang Yahudi Israel itu lebih cerdas dan pintar,

rnaka sejarah dunia sejak zannn Romawi sampai zaman Arab menunjukkan

bahura bangsa yang lebih cerdas kerapkali dapat dikalahkan oleh yang masih

belum cerdas. Bangsa Jerman yang waktu itu masih biadab, telah dapat

mengalahkan Ronnwi. Bangsa Arab yang dikatakan belum cerdas waktu itu,

telah dapat menaklukkan Kerajaan Romawi dan Persia.

Sebab yang utama bukari itu. Yang terang ialah karena orang Arab

khususnya dan Islam umumnya telah lama meninggalkan senjata batin yang jadi

sumber dari kekuatannya. Orang-orang Arab yang berperang menangkis

serangan Israel atau ingin merebut Palestina sebelum tahun 1967 itu, tidak lagi

menyebut-nyebut Islam. Islam telah mereka tukar dengan Nosionolisme Jahili'

yoh, atau Sosrlalisme ilmiah ala Marx. Bagaimana akan menang orang Arab

yang sumber kekuatannya ialah imannya, lalu meninggalkan iman itu, malahan

barangsiapa yang masih mempertahankan ideologi Islam, dituduh Reaksioner.

Nama Nabi Muhammad sebagai pemimpin dan pembangun dari bangsa Arab

telah lama ditinggalkan, lalu ditonjolkan nama Karl Marx, seorang Yahudi. Jadi

untuk melawan Yahudi mereka buangkan pemimpin mereka sendiri, dan

mereka kemukakan pemimpin Yahudi. Dalam pada itu kesatuan akidah kaum

Muslimin telah dikucar-kacirkan oleh ideologi ideologi lain, terutama memen￾tingkan bangsa sendiri. Sehingga dengan tidak bertimbang rasa, dilndonesia

sendiri, di saat orang Arab bersedih karena kekalahan, Negara Republik

Indonesia yang penduduknya 907, pemeluk Islam, tidaklah mengirimkan utusan

pemerintah buat mengobat hati negara-negara itu, melainkan mengundang

Kaisar Haile Selassie, seorang Kaisar Keristen yang berjuang dengan gigihnya

menghapuskan Islam dari Negaranya.

Ahliahli Fikir Islam moden telah sainpai kepada kesimpulan bahwasanya

Palestina dan Tanah Suci Baitul-Maqdis, tidaklah akan dapat diambilkembali

dari rampasan Yahudi (Zionis) itu, sebelum orang Arab khususnya dan orang￾orang Islam seluruh dunia umumnya, mengembalikan pangkalan fikirannya

kepada Islam- Sebab, baik Yahudi dengan Zionisnya, atau negara-negara

Kapitalis dengan Christianismenya, yang membantu dengan moril dan materiel

berdirinya Negara Israel itu, keduanya bergabung jadi satu melanjutkan Perang

Salib secara moden, bukan untuk menantang Arab karena dia Arab, melainkan

rnenantang Arab karena dia Islam.

"Don sesungg uhnya teloh kamu ketahui orang'orong yang melanggar

printah pada ha'i Sobtu." (pangkal ayat 65).

Diperingatkan lagi bagaimana sekumpulan Bani Israil melanggar perintah

memuliakan hari Sabtu. Memuliakan hariSabtu, istirahat bekerja pada hariitudan sediakan dia buat beribadat. Memuliakan hariSabtu adalah salah satu janji

mereka dengan Tuhan. Tetapi mereka mencari helah, memutarhukumdengan

cerdik sekali. Kata setengah ahli tafsir, kejadian iniialah didanau Thabriah, kata

setengah di Ailah dan kata setengah di Madiyan. Dimanapun tempat kejadian

tidaklah penting, sebab perangai begini bisa saja terjadi di mana-mana karena

hendak menghelah-helah (memutar-mutar) hukum. Menurut ahli tafsir mereka

tinggal di tepi pantai. Mereka dilarang mengail atau memukat di hariSabtu.

Segala pekerjaan mesti dihentikan di hari itu. Mereka dapat akalburuk; mereka

pasang lukah hari Jum'at petang hari, lalu mereka bangkitkan pada hariAhad

pagi. Sabtu itu sangat banyak ikan keluar. Rupanya ikan sudah mempunyai

naluri bahwa mereka tidak akan dipancing dan dipukat pada hari Sabtu.

Mereka merasa bangga sebab telah dapat rnempermainkan Allah. Tetapi

mereka tidak tahu bahwa mereka telah celaka besar lantaran itu. "Maka Kami

firmankan: Jadilah kamu kera-kera yang dibenci." (ujung ayat 65).

Berkata pula ahli tafsir, mereka dikutuk ruhan sehingga menjadikera atau

jadi beruk semua. Kata setengah penafsir pula, ada yang jadi babi. Kata

setengah penafsir pula, ada yang jadi keledai. Tetapi kalau kita lanjutkan

merenungkan ayat itu, iika mereka dikutuk Tuhan menjadi kera, monyet, beruk

atau babi dan keledai, bukan berarti bahwa mesti mereka bertukar bulu,

berubah rupa. Tetapi perangai merekalah yang telah berubah menjadi perangai

binatang. Rupa, masih rupa manusia, tetapi perangai, perangai beruk, adalah

lebih hina daripada disumpah menjadi beruk langsung. sebab kalau beruk

berperangai beruk, tidaklah heran dan bukanlah azab. Yang azab ialah jika

manusia berperangai beruk. orang tidak benci kepada beruk berperangai

beruk, yang orang benci ialah manusia beruk.

Adakah anda pernah melihat "orang jadi beruk". Seorang Muballigh Islam

di Minangkabau, saudara Duski Samad pernah membuat misal: "Beruk tua

terpaut". Kebiasaan di Minangkabau orang menurunkan buah kelapa dengan

mempergunakan beruk. Setelah beruk itu tua, dipautkan dia oleh yang em￾punya di sudut rumah. Apa kerjanya? Akan disuruh memanjat kembali, dia

tidak kuat lagi. Dan dia belum juga mati. Maka kerjanya setiap hari hanya

mencabuti bulunya sendiri, sehingga tinggal kulit licin seperti baju kaos. Tiap

orang yang lalulintas, walau orang itu Engku Imam atau Engku Lebai sekalipun,

selalu dicibirkannya. Kalau diberi makanan, cepat sekali disambutnya. Kalau

tidak diberi dia menjijir. Berapapun diberikan, disambutnya, meskipun perut￾nya telah kenyang. Namun makanan itu disimpannya terus dalam lehernya

sampai gembung, dan dia masih saja meminta.

"Moka Kami jadikanlah dianya sebogoi suatu teladan bogi mereka yang

semoso dengannya dan bagi yang di belakangnya." (pangkal ayat 66). Itulah

orang-orang yang merasa bangga karena telah banyak mendapat keuntungan,

tetapi tidak insaf bahwa mereka telah tersisih dari masyarakat manusia yang

berbudi. Yang mereka ingat hanya keuntungan sebentar itu saja. Budi mereka

menjadi kasar. Semua orang yang berakal budi dan memegang agama dengan

baik, tidak mau lagi mendekati mereka. Sebab perangai orang yang demikian

tidak ubahnya dengan kera dan beruk. Kawan sendiripun kalau dapat dimakan-nya, akan dimakannya juga. Diisinya lehernya banyak-banyak dan penuh￾plnuh dengan persediaan makanan walaupun bentuk hidupnya sudah men￾jemukan dan membencikan orang. Ini menjadi pengajaran bagi ummat yang

-hidup 

di zaman mereka, dan menjadipengajaran juga bagi ummat yang datang

di belakang, sebab di mana-mana jika ada orang demikian, tidak ubahnya

mereka dengan beruk dan kera, menjemukan dan menimbulkan muak. 'Don

pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa." (ujung ayat 65). Karena bagi

orung yung bertakwa biarlah sedikit mendapat, asal halal. Asaljangan meng￾helah-helah agama dengan cerdik beruk.

Sebab itu maka penafsir ini tidaklah berpegang pada setengah ahli tafsir

yang menafsirkan bahwa mereka disumpah Tuhan, sehingga langsung bertukar

jadi beruk, jalan dengan kaki empat, gigiberganti dengan saing. Tetapilebih 'hebatlah 

azab itu; tubuh tetap tubuh.manusia tetapi perangai sudah menjadi

perangai beruk dan kera. Dia datang berkelompok-kelompok ke ladang orang.

bukan saja hasil ladang itu dimakannya sekenyang perut sampaiberlebih dalam

lehernya, tetapi batang-batang pisang, ketela, jagung yang bertemu mereka

rusakkan dan patahkan. Sesudah hasil mereka ambil, dasar yang tinggal

mereka rusakkan pula, sehingga tidak bisa tumbuh lagi. Kalau dikejar mereka￾pun lari, dan dari tempat jauh mereka menjijir dan mencibir kepada orang-orang

yang mengejarnya.

Mereka lari dan hilang bersembunyi ke hutan dengan perut kenyang

dengan harta dicuri, lehernya gembung menyimpan makanan yang dirarnpok,

dan orang yang empunya kebun tinggallah mengutuk dan menyumpah, karena

mereka ditinggalkan dengan dua kerugian; kerugian hasil ladangnya yang

dirampas dan kerugian bekas yang telah hancur rusak' padahal sudah ber￾bulan-bulan dipelihara karena mengharapkan hasilnya. Bukankah perangai

beruk itu menimbulkan benci?

Ada beberapa riwayat penafsiran tentang Bani Israil yang dikutuk Tuhan

menjadi kera atau monYet itu.

Menurut riwayat dari Ibnu Ishak, Ibnu Jarir dan lbnu Abbas, semua mereka

itu dikutuk sehingga berubah rupa menjadi monyet. Tetapi setelah mereka

menjadi monyet itu, mereka tidak bisa makan dan tidak bisa minum, sehingga

tidak sampai tiga hari sesudah perubahan rupa itu, merekapun mati semua'

Satu riwayat pula dari Ibnul Mundzir, katanya dari Ibnu Abbas juga, bahwa

segala monyet dan segala babi yang ada sekarang ini adalah dari keturunan

mereka. Tetapi pada riwayat Ibnul Mundzir yang diterimanya dari al-Hasan,

keturunan meieka terputus. Sebab itu menurut pendapat al-Hasan ini, kera dan

babi yang ada sekarang tidaklah dari keturunan mereka.

Di dalam riwayat yang lain dari Ibnul Mundzir juga disertai riwayat dari

Ibnul Abi Hatim, yang mereka terima dari Mujahid: "Yang disumpah Tuhan

sehingga menjadi kera dan monyet itu ialah hati mereka, bukan badan mereka."

Kejadian ini adalah sebagai suatu perumpamaan sebagaimana tersebut dalam

ayat:

Laksana keledqi memikul kitab-kitab." (al-Jum'ah:5)

Maka penafsiran Mujahid yang diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir inilah yang

lebih dekat kepada faham saya sebagai penafsiran sekarang ini-

(67) Dan (ingatlah) seketika berkata

Musa kepada kaumnya: Sesung￾guhnya Allah memerintahkan

kamu menyembelih seekor lembu

betina. Mereka berkata: Apakah

akan engkau ambil kami ini jadi

permainan? Dia berkata: Berlin￾dung aku kepada Allah, daripada

jadi seorang di antara orang-orang

yang bodoh.

(68) Mereka berkata: Serulah untuk

kami kepada Tuhan engkau, su￾paya diterangkanNya, bagaimana

lembu itu? Berkata dia: Sesung￾guhnya Dia bersabda, bahwa dia

(69) Mereka berkata: Serulah untuk

kami kepada Tuhan engkau, su￾paya Dia jelaskan kepada kami,

bagaimana warnanya: Berkata

dia: Sesungguhnya Dia bersabda,

bahwa dianya ialah seekor lembu

betina yang kuning, berkilau war￾nanya, menyenangkan mereka

yang melihat.

(70) Mereka berkata: Serulah untuk

kami kepada Tuhan engkau, supa￾ya Dia jelaskan (lagi)kepada kami,

karena sesungguhnya lembu-lem￾hendaklah lembu betina yang y

l"JU T:,L"ffi.iil#:T :x?:il @ i'Zi 6i-;G a:r.6'3r;

itu; maka kerjakanlah apa yang

diperintahkan kepadamu itu.

bu itu sempa-serupa atas kami,

dan sesungguhnya kami, InsYa

Allah, akan dapat petunjuk.

217

(71) Dia berkata: SesungguhnYa dia

mengatakan bahwa dia itu hen￾daklah lembu betina Yang tidak

digunakan pembajak tanah, dan

tidak perancah sawah, tidak ber￾cacat, tidak ada belang PadanYa.

Mereka berkata: Sekarang eng￾kau telah datang membawa ke￾benaran! Maka mereka sembelih￾lah dia, dan nyarislah mereka itu

tidak sanggup mengerjakan.

(721 Dan (insatlah) seketika kamu

membunuh satu diri, maka bersi￾tolak-tolakkan kamu padanya,

dan Allah mengeluarkan apa yang

kamu telah sembunyikan.

(73) Dan Kami katakan: Pukullah oleh￾mu dengan sebagian dariPadanYa!

Demikianlah Allah menghiduPkan

yang telah mati dan memPerlihat￾kan ayat-ayatNYa, suPaYa kamu

berfikir.

(74) Kemudian telah kesat hati kamu

sesudah itu, maka adalah dia lak￾sana batu atau lebih keras. Dan

sesungguhnya dariPada batu ka￾dang-kadang terPancarlah dari￾padanya sungai-sungai, dan se￾sungguhnya setengah dariPada￾nya ada yang belah, maka keluar￾lah air dari dalamnYa. Dansesung￾guhnya dari setengahnYa Pula ada

yang runtuh dari takutnYa kePada

Allah, Dan tidaklah Allah lengah

dari apa yang kamu Perbuat.

Menyembelih Lembu Betina

Setelah menerangkan beberapa nikmat yang telah dikumiakan kepada

Bani lsrail itu, dan beberapa pula pelanggaran mereka akan janji dengan Tuhan,

sesudah itu beberapa kali pula mereka telah dihukum karena pelanggaran janji,

dan berapa kali pula Allah telah memberi kesempatan bagimereka buat hidup

untuk memperbaiki diri dan menempuh jalan yang benar, sekarang Tuhan

mengemukakan lagi suatu kisah yang kejadian pada mereka, yaitu urusan

menyembelih lembu betina.

Asal-usul maka timbul perintah menyembelih lembu betina ialah karena

terjadi suatu pembunuhan gelap, tidak terang siapa pembunuhnya. Maka untuk

menghabiskan perselisihan yang bisa menimbulkan huruhara di antara satu

suku dengan suku yang lain, atau satu kampung dengan kampung yang lain,

Nabi Musa memerintahkan menyembelih seekor lembu betina.

" Dan (ingatlah) seketika berkata Musa kepada kaumnya : Sesungguhnyo

Allah memerintahkan kamu menyembelih seekor lembu betina." (pangkal ayat

67). Perintah itu sudah jelas menyembelih lembu betina. Dan kalau mereka

tidak keras kepala, niscaya perintah itu dapat dilaksanakan sebentar itu juga.

Sebab lembu betina itu banyak berkeliaran di padang rumput mereka. Tetapi

mereka ingin bertukar fikiran atau memandang enteng juga kepada pemimpin

dan Rasul mereka. "Mereka berkata: Apakah akan engkau ambil kami ini jadi

permainan?" Perintah itu telah mereka pandang sebagai mempermain-mainkan

mereka saja. Mungkin hati mereka yang kesat itu berkata, kita sekarang ini

tengah mencari penyelesaian pembunuhan, tahu-tahu lembu betina yang di￾suruh sembelih. Mendengar sambutan mereka yang demikian. "Dia berkata:

berlindung aku kepada Allah daripada jadi seorang di antara orang-orang

yang bodoh. " (ujung ayat 67).

Dengan jawaban demikian Musa telah menjelaskan bahwa dia tidak mem￾berikan perintah main-main. Sebab menjatuhkan perintah hanya untuk bersen￾da gurau, bukanlah perbuatan orang yang berakal budi, melainkan perbuatan

orang yang bodoh. Apatah lagidia adalah seorang RasulAllah. Aku berlindung

kepada Tuhan daripada perangai demikian.

"Mereka berkata: Serukonlah untuk kami kepodaTuhan engkau, supayo

diterangkanNyo, bogofmana lembu ifu?" (pangkal ayat 68). Lembu betina

banyak berkeliaran di padang rumput. Kami mau jelas yang bagaimana macam￾nya lembu itu. Menjatuhkan perintah hendaklah yang terang! Cobalah tanya￾kan kembali kepada Tuhanmu itu, lembu betina yang macam mana dike￾hendaki. 'lBerkata dio: Sesungguhnya, Dia bersabda, bahwo dia hendaklah

lembu betina yang belum tua benor dan tidak sangat mudo, pertengahanlah di

antaro itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu ifu. " (ujung

ayat 68).

Kesombongan mereka dan cara mereka bertanya, sebenarnya telah mem￾persulit mereka sendiri. Dengan jawaban Nabi Musa yang demikian, menyuruhbmencari lembu betina yang belum tua, tetapi tidak pula muda lagi, supaya dicari

yang pertengahan di antara tua dan muda, mereka telah mempersulit diri.

- Gain,ulika mereka tangkap saja sembarang lembu betina, entah muda

entah tua, perintah itu telah terlaksana dengan baik. TetapidglSan perintah

yang sekaring ini, mereka sudah mesti menyaring benar terlebih dahulu dan

-"*k"ir umur lembu-lembu betina yang hendak disembelih itu, NabiMusa

memerintahkan lekas-lekaslah laksanakan perintah itu, dengan maksud supaya

mereka jangan bertanya lagi. Tetapimereka tidak mau mengerti. Mereka masih

bertanya juga:

"Mereka berkata: Seruloh untuk kami kepada Tuhan engkau'" (pangkal

ayat 69). Cobalah tanyakan kembali kepada Tuhanmu itu: "Supoyo Dio

jitaskon kepada kami. Bagaimana u)arnanyo7" Sekarang warnanya pula yang

mereka tanyakan kepada beliau. Padahalkalau tidak mereka tanyakan warna,

sembarang wamapun ja di. "Berkatadio: Sesungguhnya Dia bersabda, bahwa

dianya ialah seekor lembu betina yang kuning, berkilat warnanya, menyenang'

kan mereka yang melihaf. " (ujung ayat 69).

JawabanNabiMusa ini mempergandakan kesulitan mereka. Tadi sudah

diperintahkan agar segera perintah itu laksanakan. Tetapikarena ingin hendak

mlnunjukkan bihwa mereka orang ahli bertanya semua, sekarang mereka

minta penjelasan warnanya. Dan telah dijawab oleh Nabi Musa, hendaklah

kuningnya bukan sembarang kuning, hendaklah kuning kilau kemilau' senang

mata memandangnya. Belum juga mereka insaf rupanya bahwa mencari lembu

betina yang demikian warnanya, demikian pula umurnya bukanlah perkara

ya.,g , rdah lagi; sedang urusan pembunuhan belum lagi diselesaikan. Dan

itrp'un belum juga memuaskan mereka; mereka masih juga bertanya: "Mereka

berkata: serulah untuk kami kepada Tuhan engkau, supaya Dia ielaskan

(losi) kepada kami, kareno sesungguh nya lembu-lembu itu serup'serupa atas

koiri."(pangkalayat 70). Lembu itu banyak,lantaran banyaknya kamijadiragu.

'Don sesungg uhnya kami,lnsya Allah, akon dapat petuniuk' " (ujung ayat 70)'

Mudah.mudihan kamikelak diberi petunjuk Allah mencarinya, sehingga dapat

yang kita cari itu.

,,Dia berkata: sesungguhnya Dia mengatakan bahwa dia itu hendaklah

lembu betino yang tidak (pernah) digunakan pembaiok tanah, dan tidak

perancah saw,ah, tidak bercacat, dan tidak ada belang padanya'" (pangkal

ayat 71). Dengan jawaban Nabi Musa seperti ini bertambah kesukaran mencari

lembu betina yang tidak muda lagi, belum tua benar, kuning warnanya, berkilau￾kilau dan belum pernah diambilpenarik bajak membuka tanah atau membajak

sawah dan tidak ada cacat, tidak ada luka atau parut, dan tidak ada belangnya.

Benar-benar seekor sapi pingitan'

Tetapi bagaimana mereka atas jawaban yang terakhir itu'

Mereka bangga dan "Mereko berkato: sekorong engkau telah datang

membawa kebenaran!" Kalau begitu barulah kami percaya bahwa engkau

sungguh-sungguh seorang Nabi yang diutus Allah membawa kebenaran "Moka

^"ii1, r"-Oe[t dio," yaitu sesudah bekerja keras berharihari lamanya

mencari lembu betina dengan syarat-syarat yang demikian. Alangkah susah￾nya; bertemu lembu betina berkilau-kilau warnanya, sayang bukan kuning.

Bertemu kuning berkilau-kilau, tetapiada cacat bekas luka. Bertemu yang tidak

luka, sayang ada belangnya. Ada lembu betina yang bagus, sayang masih terlalu

muda. Ada yang belum diambil menenggala atau membuka sawah, sayang

sudah agak tua. Dan bermacam-macam kesukaran yang lain, sehingga: ,.Don

nyarislah mereka itu tidak songgup mengerjakan." (ujung ayat 7l).

Maka panjanglah, keterangan ahli-ahli tafsir tentang cara mencari rembu

betina itu, sehingga dengan kisah tambahan ahli tafsir, maka kisah aslidarial￾Quran ditambahi bumbu di sana sini sehingga menjadi semacam romonsampai

ada yang mengatakan bertemu juga akhirnya lembu betina dengan cukup

segala syarat itu tetapi harus dibayar harganya dengan uang emas sepuluh kulit

lembu itu. oleh karena tambahan, tidak berdasar Hadis yang shahih, maafkan￾lah kita jika tidak kita bawakan. Bahkan berkata Imam as-syaukani di dalam

tafsirnya Fathul'Qadir. "Hal ini telah diriwayatkan dengan kisah macam-ma.

cam, yang tidak ada hubungannya dengan pokok, dan tidak banyak faedah￾nya."

sekarang barulah dijelaskan sebab-sebab perintah menyemberih lembu

betina itu.

"Dan (ingatloh) seketika kamu membunuh satu diri, maka bersitolak￾tolakkon kamu po.danya, don Allah mengeluarkan aW yang kamu sem￾bunyikon." (ayat 721.

Kedapatan orang mati terbunuh, tetapi tidak terang siapa pembunuhnya.

Maka timbul tolak menolak, tuduh menuduh. Maka disembelihlah lembu betina

itu, yang akan digunakan pencari siapa pembunuhnya: "Dan Kami kotakon:

Pukullah olehmu dengan sebogri.an doripadanya." (pangkal ayat 73). Apakah

bangkai orang yang telah mati itu dipukul dari sebagian tubuh lembu betina

yang telah dipotong itu? Atar-r apakah kuburnya? Atau dengan bagian dalam

sapi yang mana dipukul? Kata setengah ahli tafsir dengan ekor lembu betina itu.

Kata yang lain dengan tunjang kakinya, dan kata yang setengah dengan

lidahnya. Yang mana yang benar, tidaklah penting. Sebab kalau al-euran sudah

menyatakan sebagian daripada tubuhnya, sampailah dia kepada puncak ke￾cukupan. Yang penting diperhatikan ialah lanjutan sabda Tuhan: "Demikian￾lah Allah menghidupkon yang telah mati, dan memperlihotkan ayat ayatNya

supayo kamu berfikir." (ujung ayat 73).

Patut juga kita ketahui serba sedikit penafsiran tentang ini.

Menurut yang diriwayatkan oleh Abd bin Humaid, Ibnu Jarir,lbnul

Mundzir, Ibnu Abi Hatim dan al-Baihaqi dalam Sunnahnya yang riwayatnya

diterima dari Ubaidah as-Salmani, dipukulkan bagian badan lembu betina itu ke

kubur orang yang mati terbunuh itu,lalu dia bangkit daridalam kuburnya, terus

bercakap: "Yang membunuh aku ialah anak saudaraku, karena mengharapkan

warisanku, sebab aku tidak beranak, maka dialah yang berhak menerima waris.

sebab itulah aku dibunuhnya." sehabis bercakap itu dia jatuh kembali dalam

keadaan semula, yaitu bangkai dan langsung dikuburkan ke.mbali. Karena

mendengar keterangan sejelas itu, maka anak saudaranya itu ditangkap dan

dijalankanlah hukum qishosh atas dirinya.

Dengan jalan penafsiran seperti inilah difahamkan ujung ayat tadi' bahwa

Tuhan Allah telah memperlihatkan kekuasaannya, ayat'ayatNya; orang yang

telah mati dapat dihidupkan kembali.

Dan Ibnu Abid-Dunya menyalinkan pula riwayat ini dalam kitabnya yang

bernama Man'aasya ba'dal moufi (orang yang hidup sesudah mati), dari lbnu

Abbas. Tetapi kedua ayat ini dan riwayat yang lain, walaupun disalin oleh Imam

as-syaukani dalam tafsir beliau, beliau katakan tidak banyak faedahnya.

Sebagai tadi kita salinkan.

sekarang kita nuqilkan lagi penafsiran syaikh Muhammad Abduh untuk

kita perbandingkan penafsiran yang lebih disandarkan kepada pengumpulan

riwayat, dengan penafsiran yang lebih mempergunakandirayat yaitu analisa.

syaikh Muhammad Abduh menurut yang diriwayatkan oleh muridnya

Sayid Rasyid Ridha di dalam Talsir al Monor berkata: "Telah aku katakan

kepada tuan-tuan bukan sekali dua, bahwa wajiblah kita awas benar dengan

kisah-kisah Bani Israil ini dan kisah-kisah Nabi-nabi yang lain dan jangan lekas

percaya dari apa yang ditambah-tambahkan atas al-Quran dari kata-kata ahli

ahli tarikh dan ahli-ahli tafsir. Orang-orang yang berminat besar kepada pe￾nyelidikan sejarah dan ilmu pengetahuan di zaman kinisependapat dengan kita,

bahwa tidak boleh dipercaya saja barang sesuatu dari tarikh zaman-zaman

lampau itu yang mereka namai Zaman Gelap,melainkan sesudah penyelidikan

yang mendalam dan membongkar bekas-bekas kuno yang terpendam. Tetapi

kita dapat memberi maaf ahli-ahli tafsir yang membumbui kitab-kitab tafsir

dengan kisah-kisah yang tidak dapat dipercayaiitu, karena maksud merekapun

baik juga. Tetapi kita tidak boleh berpegang saja kepadanya, bahkan kita larang

keras. Cukup jika kita berpegang saja dengan nash-nash yang seterang itu

dalam al-Quran dan tidak pula kita lampaui lebih dari itu.

Kita hanya suka mengambil untuk pdnjelasan, jika penjelasan itu sesuai

dengan bunyi al-Quran, apabila shahih riwayatnya.

Demikian keterangan Syaikh Muhammad Abduh.

Dengan jalan fikiran yang seperti ini niscaya kita hendak tahu bagaimana

cara mereka menafsirkan ayat ini. Yaitu bahwa orang yang mati dihidupkan

kembali dan Allah memperlihatkan ayat-ayatNya, artinya tanda kekuasaanNya.

Saiyid Rasyid Ridha dalam tafsirnya menilik kembalihubungan kisah lembu

betina ini dari Kitab Taurat yang ada sekarang, karena Islampun mengakui

bahwa tidak seluruhnya Kitab Taurat yang ada sekarang ini sudah bikinan

tangan manusia semua. Masih banyak terselip yang harus iadi perhatian

kitapun, cari sekedar untuk menjadidasar belaka daripada kisah lembu'betina

itu.

Maka bertemulah dalam Kitab Ulangan, Fasal2l tentang Peraturan Bani

Isroil kalau terjadi pembunuhan gelap dengan menyembelih lembu betina.

Kitab Ulangan Fasal2l:

1. sebermula, maka apabila didapati akan seorang yang kena tikam dalam

negeri, yang akan dikurniakan Tuhan Allahmu kepadamu akan milikmu pu-saka, maka orang mati itu terhantar di padang tiada ketahuan siapa yang

membunuh dia.

2. Maka hendaklah segala tua-tua dan hakim kamu keluar pergimengukur

jarak negeri-negeri, yang keliling tempat orang yang dibunuh itu.

3. Maka jikalau telah tentu mana negeri yang terdekat dengan tempat

orang dibunuh itu, maka hendaklah diambil oleh segala tua-tua negeri itu akan

seekor lembu betina daripada kawan lembu, yang belum tahu dipikai kepada

pekerjaan dan yang belum tahu dikenakan kok. Pasangan yang dikenakan pada

leher sapi atau kerbau untuk menarik gerobak atau membajak.

4. Dan hendaklah segala tua-tua negeri itu menghantar akan rembu muda

itu kepada anak-sungai yang selain mengalir airnya dan yang tanahnya belum

tahu ditanami atau ditaburi, maka di sana hendaklah mereka itu menyembelih￾kan anak lembu itu dalam anak sungai.

5. Lalu hendaklah datang hampir segala imam, yaitu anak-anak Levi,

karena dipilih Tuhan Allahmu akan mereka ikut, supaya mereka itu berbuat

bakti kepadaNya dan memberi berkat dengan nama Tuhan, dan atas hukum

mereka itupun putuslah segala perkara perbantahan dan perdakwaan.

6. Maka segala tua-tua negeri yang terdekat dengan tempat orang yang

dibunuh itu hendaklah membasuhkan tangannya di atas rembu mudi yan!

disembelih dalam anak sungai itu.

7. Sambil kata mereka itu demikian: "Bukannya tangan kami menumpah￾kan darah inidan mata kamipun tiada melihatnya."

8. Adakan apakah ghafirat atas ummatmu Israil, yang telah kau tebus, ya

Tuhan! Jangan apalah kau tanggungkan darah orang yang tiada bersalah di

tengah-tengah ummatmu Israil. Maka demikianlah diadakan ghafirat atas me￾reka itu daripada darah itu.

9. Dan kamupun akan menghapuskan darah orang yang tiada bersalah itu

dari tanganmu, iikalau kamu telah berbuat barang yang benar kepada pe￾mandangan Tuhan.

Dengan salinan Taurat bahasa Indonesia ini sudah terang duduk perkara.

Jika terdapat orang mati terbunuh, tidak terang siapa pembunuhnya, maka

menurut peraturan hendaklah ukur jarak tempat bangkai orang itu dengan

kampung terdekat. sembelih lembu betina disungai. orang tua-tua negeriying

terdekat hendaklah membasuh tangannya di atas lembu itu sambil-"-bu.i

bacaan semacam sumpah. Mana yang berani membasuh tangan di sana,

selamatlah dan mana yang tidak mau, tandanya dia bersalah. Hukumpun

dilakukan, hutang nyawa bayar nyawa. Dengan berjalannya aturan kisah ini,

artinya telah dihidupkan orang yang mati. Itulah ayat-ayat Allah;artinya supaya

kamu pergunakan fikiranmu menyelidik rahasia hukum llahidan menerimanya

dengan segala kepatuhan.

Dengan penafsiran secara inidijelaskan bahwa menghidupkan orang yang

mati bukanlah artinya bahwa orang itu bangun dari kubur memberiketerangan

bahwa dia dibunuh anak saudaranya, tetapidengn berlakunya hukum qishash,

artinya orang yang telah matidihidupkan kembali, menurut ayatLTg dariSurat

ini yang akan ditafsirkan kelak, Insya Allah.

)Celaan kera9 pada ayat-ayat tersebut ini, terutama tentang ceritera pe￾nyembelihan lembu betina itu meninggalkan kesan mendalan dihatikita kaum

Muslimin, bahwa Tuhan Allah menurunkan suatu perintah dengan perantaraan

RasutNya adalah dengan terang, jitu dan ringkas. Agama tidakhh untuk

mempersukar manusia. Sebab itu dilarang keraslah bersibanyak tanya, yang

kelak akan menyebabkan itu menjadi berat. Bukanlah perintah agama yang

tidak cukup, sebab itu jalankanlah sebagaimana yang diperintahkan.

Dirawikan oleh lbnu Jarir at-Thabaridalam tafsirnya, dengan riwayat yang

shahih dari Ibnu Abbas:

"Kalau mereka sembelih saio sembaranglembubetina yang mana mereka

kehendaki, sudohlah diterima. Tetapi mereka mempersukar atas diri mereka

sendiri, sebob .itu Allah pun mempersukor. "

Dan ada lagi Hadis shahih yang lain, nasihat buat kita kaum Muslimin:

)VAti'r{;J};s\t1vYJU:,Y,q'|K-;

"Dan dibenci pada kamu konon khabarnya don kata si onu, dan mem￾buang-buong harta dan bersibanyak tanya."

Agama mudah dijalankan, yang menukarkannya ialah apabila banyak

"kalau begini, kalau begitu".

,,Kemudian teloh kesat hati kamu sesudoh itu, maka adalah dia loksno

batu atau lebih keros." (pangkal ayat 74).

Lebih keras daripada batu, sebab tidak ada pengajaran yang bisa masuk ke

dalam. "Don sesungguhnya danpodo botu kadang'kadang terpancarloh dori￾padanyasungOi-sungoi. " Artinya daripada batu yang dikatakan keras itu masih

jusu udu faedah yang diharap; dia dapat memancarkan sungai. Tapi hati yang

keras tak dapat memancarkan faedah apa'apa.

,.Don seiungg uhnya setengah daripadanya ada yang belah, maka keluar'

loh oir dari dalimnyo." Dapatlah meniadi minuman orang; berfaedah juga.

'Don sesunggurhnya dari setenglhnyo pula ada yang runtuh dari takutnya

kepada Atloh' Mika kalau hatimu dimisalkan sekeras batu, padahaldaripada

baiu masih banyak faedah yang diharapkan dan dari batu yang runtuh karena

takutnya kepada Allah dan tunduk sujudnya kepada Tuhan, apakah lagimisal

yang layak bagi hatimu yang kesat lagi keras itu? sungguhpun demikian:"Dan

iiain"n Ailai lensah dari apa yong kamu perbuat." (uiung ayat 74)'

Tidaklah Allah akan lengah. Tidaklah kamu lepas dari titikan Tuhan. Pasti

datang masanya kamu akan membayar sendiridengan- mahal segala kejahatan

hatiml itu. Jii<a pengajaran yang lunak tidak berbekas kepada hatimu,

karena lebih keras dari batu, maka palu godam azablah yang akan menimpa

dirimu kelak. Waktunya akan datang.


Sayangnya hal yang dimisalkan kepada orang Yahudiini, lama kelamaan

telah bertemu pula pada orang Islam sendiri. Masalahnya tidak ada, lalu

diadakan. Hal ini terdapat dalam kitab-kitab Fiqh Mutaakhirin (zaman ter￾kemudian). Panjang lebar membicarakan hukum istinjo', rukun bersuci dan

panjang lebar memperkatakan niat sembahyang. Sehingga kadang timbulyang

luculucu.

Dengan cara sangat sederhana Nabi Muhammad s.a.w. mengajarkan dan

memberi contoh dengan perbuatan beliau sendiri, yaitu memulai sembahyang

hendaklah dengan membaca Takbir: Allahu Akbar. Semua orang dapatlah

memahamkannya, walaupun anak kecil atau orang tua, orang awam atau

ulama. Tetapi datanglah beberapa pembahasan dalam setengah Kitab Fiqh,

bahwa hendaklah membaca Takbir itu serentak sekalidengan niat. Hendaklah

penuh niat di dalam huruf yang delapan dari Takbir itu. Penuhnya ialah

mengandung qoshad, yaitu sengaja hati. Artinya hendaklah mengerjakannya

itu sejak awal permulaan dengan takbir dan akhir penutupan dengan salam

seketika mengucapkan takbir yang pertama (Takbiratul lhram) itu, dan hen￾daklah ta'yiin, yaitu jelas benar ditentukan sembahyang yang mana yang akan

didirikan itu, sembahyang wajibkah? Kalau wajib, apakah Zuhur atau Asar dan

sebagainya. Dan kalau sembahyang Nawafil (sembahyang sunnat), hendaklah

ta'yiin, sembahyang qabliyahkah atau bo'diyoh? Dhuhakah atau tahajju&

Setelah disyarati begitu dia jadi sukar. Padahal kalau dikerjakan saja,

sebentar sudah selesai.

Misalnya pula bagaimana hukumnya kalau seorang perempuan berjanggut

dan tebal janggutnya itu, apakah wajib juga baginya menyampaikan air ke urat

janggutnya itu: Falihi Qaulani. Dalam hal ini ada dua kata!

Kata setengah Ulama wajiblah baginya menyampaikan air ke urat janggut

itu, sebab itulah yang sebenarnya anggota wudhu', sebab janggut bukanlah asal

baginya. Berkata yang setengah lagi, tidaklah mengapa jika tidak sampaiair ke

urat janggut, sebab masyaqqat baginya.

Maka berkata orang zaman sekarang: "Di antara 300 juta perempuan Islam

di dunia ini di zaman sekarang, barangkali tidak akan ada barang 3 orang yang

berjanggut. Perlu apa masalah ini diadakan? Dan kalau dia perempuan cantik

lebih baik dicukurnya saja, habis perkara!"

Dan berpanjang-panjang pula dalam soal ta'liq dalam talak: bagaimana

kalau seorang laki-laki menta liq isterinya; kalau engkau naik ke loteng, jatuh

talakku, kalau engkau turun ke bawah jatuh pula talakku; bagaimana perem￾puan-perempuan itu harus mengelak supaya talak itu jangan jatuh? Maka ber￾bagai pulalah qaul tentang itu. Katanya setengahnya, turun saja dari jendela!

Datang orang zaman sekarang berkata: "Talak itu tidak akan jatuh samasekali,

sebab otak laki-lakiyang menta'liq itu wajib dioperasi."

Padahal Saiyidina Umar bin Khathab, kalau orang datang bertanya suatu

masalah, selalu beliau bertanya pula: Yang engkau tanyakan itu pernah ke￾jadian atau tidak? Kalau tidak, disuruhnya orang itu berhenti bertanya, karena

tidak ada gunanya.

Apakah kamu ingin benar agar

mereka percaya kepada kamu,

padahal sesungguhnya telah ada

segolongan dari mereka yang

merdengar Kalam Allah, kemu￾dian mereka obah-obah dia sesu￾dah mereka mengerti, padahal

mereka mengetahui?

(76) Dan apabila mereka berjumpa de￾ngan orang-orang yang beriman,

merekapun berkata: Kami telah

beriman! Dan apabila bersendiri

sebagian mereka dengan yang se￾bagian, berkatalah mereka: Apa￾kah akan kamu ceriterakan ke￾pada mereka apa yang telah di￾bukakan Allah kepada kamu, su￾paya nanti mereka mendakwa ka￾mu di hadapan Tuhan kamu?

Apakah kamu tidak mengerti? .

(77) Apakah tidak mereka tahu bahwa￾sanya Allah mengetahuiapa yang

mereka rahasiakan dan apa yang

mereka nyatakan?

(78) Dan setengah darimereka adalah

yang tidak kenal tulisan, tidak me￾reka ketahuiakan al-Kitab, kecua￾li dongeng-dongeng, dan tidak ada

mereka selain bersangka-sangka.

(79) Maka celakalah bagi orang.orang

yang menulis kitab dengan tangan

mereka, kemudian mereka kata￾kan: Iniadalah dari sisi Allah, ka￾rena mereka hendak menjualnya

dengan harga yangsedikit. Celaka

bagi mereka dari apa yang ditulis

oleh tangan mereka, dan celaka

bagi mereka lantaran penghasilan

mereka.

Melakukan da'wah kepada orang-orang Yahudi itu adalah dalam rangka

wajib juga. Tetapijangan terlalu diharapkan bahwa lantaran mereka telah diberi

da'wah, mereka akan masuk berbondong ke dalam Islam.

Memang pokok-pokok yang akan memungkinkan mereka memeluk lslam

banyak. Terutama karena dasar yang satu di antara ajaran mereka dengan

Islam, yaitu teguh pada Tauhid. Tetapi itu jangan terlalu diharapkan. Karena

ada sebab yang lain-lain yang menghalangi, yaitu dasar tidak jujur mereka.

"Apakah kamu ingin benar agar mereka percaya kepado kamu? Padahal

sesungguhnya telah ada segolongan dari mereka yang mendengor Kalam

Allah, kemudian mereka obah-oboh dia sesudah mereka mengerti." (pangkal

ayat 75). Halinidiperingatkan kepada NabiMuhammad s.a.w. dan ummatnya,

khusus kepada sahabat-sahabat beliau yang hidup ketika ayat diturunkan, yang

sangat mengharap moga-moga lantaran selalu mendapat seruan, orangYahudi

itu akan berbondong masuk Islam. Ayat ini memperingatkan jangan terlalu

diharap, sebab mengubah-ubah ayat atau isi maksud ayat, dan menafsirkannya

secara lain, sudahlah menjadi kebiasaan mereka, bahkan sudah sejak zaman

Musa lagisudah demikian. Mereka dengar KalamAllah. SabdaTaurat. Mereka

akui itu memang Kalam Allah, tetapi kemudian mana yang terasa berat mereka

obah dengan sengaja. Bahkan ini telah terasa sendiri oleh Nabi Musa, ketika

beliau masih hidup dan telah dekat kepada ajalnya, sehingga diperintahkannya

menulis segala isi Taurat untuk diingat oleh anak-cucu. Namun demikian,

seketika dia dipanggil menghadap oleh Allah Ta'ala bersama Yusya' yang akan

meneruskan pimpinannya atas Bani Israiljika beliau meninggal, Tuhanpun telah

memperingatkan kepada Musa, bahwa sepeninggal Musa kelak kaumnya ini

akan menyembah dewa-dewa dan meninggalkan Allah.* Sebab itu, meskipun

seketika Taurat tertulis lengkap, lagi berani mereka mengubah maksudnya me￾nurut kehendak mereka, apatah lagi Taurat yang ditulis di zaman Nabis.a.w.,

sampai ke zaman kita sekarang, bukan lagi Taurat yang ditulis di zaman Musa

ilu."Padahal mereka mengetahui". (ujung ayat 75). Bunyiayat inimemperjelas

lagi bahwa penafsiran yang salah, atau menyalahkan penafsiran adalah mereka

lakukan dengan sengaja dan dengan sadar.

Sedangkan sebelum timbul Nabi Muhammad s.a.w. dan belum timbul

gerakan Islam ini di Madinah, mengubah isi Kalam Allah menurut kemauan

mereka dan untuk menjaga martabat mereka, mereka lagi mau, apatah lagi

setelah kekuatan Nabi Muhammad s.a.w. sudah bangkit demikian rupa dan

mereka mulai terdesak. Niscaya mengubah-ngubah maksud itu akan kejadian

lagi.

" Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orong yang telah beriman,

mereka pun berkata: Kami telah beriman." (pangkal ayat 76).


Di sini jelas jiwa yang mulai lemah dan ragu. Kebenaran lslam dengan

semangat yang baru itu tidak dapat dihalangi lagi, tetapi mereka berat melepas￾kan yang lama. Sebab itu terpaksa mereka bermuka manis, kepada orang￾orang yang telah beriman kepada Muhammad s.a.w., dan mereka mengaku

beriman pula, untuk menjaga diriatau melihat angin. Sebab tenaga buat meng￾halanginya tidak ada lagi. "Don apabila bersendiri sebagian mereka dengan se￾bagian, berkataloh mereka: Apkah akan kamu ceriterakan kepada mereka

apa yr,ng telah dibukakan Allah kepada mereka?" Timbullah bisik-bisik,

namun meskipun di antara kita telah ada yang mengaku beriman pula untuk

menjaga diri, sekali-kali jangan dibukakan kepada mereka isi kitab kita yang

sebenarnya, yang telah dibukakan Tuhan Allah kepada kita sejak dahulu,

bahwa memang akan ada Nabi Akhir Zaman, yang kita telah berjanjidengan

Tuhan akan mematuhi syariat Nabi itu jika dia datang.

Apakah rahasia itu akan kamu sampaikan kepada mereka? "Supya nanti

mereka mendakwa kamu di hadapn Tuhan kamu? Apakah kamu tidak

mengerti?" (ujung ayat 76). Bagaimanapun rapat pergaulan orang-orang yang

menganut keimanan baru, pengikut Muhammad itu, namun rahasia kitab kita

jangan dibuka. Karena kalau mereka tahu hal itu tentu berkata kepada kita:

Kalau sudah seterang itu tersebut didalam Kitab kamu, mengapa kamu tidak

juga benar-benar percaya? Sebab itu hendaklah kamu awas benar, bila ber￾debat dengan Muhammad dan pengikut-pengikutnya itu. Apakah kamu tidak

mengertibahwa kalau rahasia itu terbuka, akan membawa celaka bagi kita dan

meruntuhkan kedaulatan agama kita? Pusaka turun-temurun nenek-moyang

kita?

Tetapi bagi mereka hal itu dipandang rahasia. BagiTuhan tidak ada yang

dapat mereka rahasiakan.

"Apakah tidak mereka tahu bahwasanya Allah mengetohui ow yang

mereka rahasiakan don apa ynng mereka nyatakan." (ayat 77).

Banyak haldapat kita simpulkan dariayat ini. Pertama menjaditeranglah

bahwa memang Nabi kita dan sahabat-sahabatnya tidak pernah terlebih dahulu

membaca Kitab Taurat, sebagaimana yang didakwakan oleh setengah kaum

Orientalis, di antaranya Goldziher, seorang Orientalis Yahudi. Maka penge￾tahuan Nabi Muhammad bahwa dirinya ada tersebut dalam Taurat, adalah

semata-mata dari Wahyu. Dan kesan yang lain ialah bahwa rahasia kecurangan

itu dengan ayat ini telah buka. Inilah rahasia yang dibuat jadi rahasia oleh Ahbar

dan Ruhban mereka, yang terus disingkirkan oleh ayat, sehingga mereka mesti

berhitung benar-benar terlebih dahulu sebelum terus-menerus berbuat curang.

Lain pula halnya dengan para pengikut mereka. Yaitu yang keras fanatik

mempertahankan pendirian, tetapi tidak mengerti apa sebenarnya isi Kitab

yang mereka pertahankan itu. Mereka disebut pada ayat seterusnya.

"Dan setengah dari mereka adalah yang tidak kenal tulisan, tidak mereko

ketohui akan al-Kitab, kecuali dongeng-dongengdan tidak ada mereka selain

bersongko-sangka." (ayat 78).Mereka hanya taqlid kepada guru. Apa kata guru, itulah yang benar.

Menyelidik dan memakai fikiran sendiri tidak sanggup, Bahkan menulis dan

membacapun tidak bisa, apatah lagi akan membaca Kitab Taurat itu. Yang

mereka pegang hanya apa yang diterangkan guru. Maka penuhlah mereka

dengan dongeng-dongeng, khayal, pelajaran yang tidak-tidak dan tklak dekat

sedikit juga dengan kebenaran. Kalau diajak membicarakan yang sekarang,

mereka hanya sanggup menceriterakan yang dahulu. Kalau diaiak kepada

kenyataan, mereka lari ke dalam angan-angan. Agama rnereka hanya sangka￾sangka, entah ia entah tidak. Tetapi bagi mereka angan-angan itu adalah

pegangan teguh. Dan mereka tidak boleh ditegur atas kesalahan rnereka. Telah

membatu dan membeku faham mereka. Dalam ketaatan mereka pegang apa

yang diajarkan oleh guru dengan tidak memakai fikiran, mereka berhati sempit

dan benci kepada orang lain.

Demikianlah keadaan kaum Bani Israilatau Yahudi seketika syiriat Islam

mulai bangkit, agama yang telah tinggal dalam sebutan lidah belaka. Dan

beginilah suasana beragama pada segala zatnan, apabila kebebasan berfikir

telah dibendung dan ditutup oleh orang-orang yang disebut pemimpin agamir

sendiri.

Sebab itu bila membaca ayat yang seperti ini, seyogianya kita umrnat Islam

yang telah 14 abad jaraknya dari zaman NabiMuhammad s.a.w. berfikir kalau￾kalau kita telah ditimpa pula oleh penyakit seperti ini. Syukurlah agama kita

Islam tidak mempunyai kependetaon, yaitu pemqka-pemuka agama yang waiib

dipatuhi, walaupun telah jauh terpesong daripada yang telah digariskan Allah.

Sungguhpun demikian dalam peredaran zarrErn, gejala-gejala s€perti ini pernah

juga kejadian.

Salah satu dari sebab kerusakan yang menimpa Bani lsrail itu disebutkan

pada ayat yang selanjutnya.

"Maka celakaloh bagi orang-orang yang menulis kitab dergan targan

mereka, kemudion mereka katakan: "lni adalah dori sisi Allah." Karena

mereka hendak menjualnya dengon harga yang sedikit. " (pangkal ayat 79)-

Padahal Kitab Taurat mereka sendiri sudah ada. Sekarang mereka tambah

lagi dengan penafsiran sendiri, membuat hukum ushul dan /uru' pokok dan

ranting. Setelah pekerjaan membuat kitab itu selesai, mereka berkata bahwa ini

adalah dari Tuhan. Disamakan dengan wahyu llahi yang tidak boleh diSanggu￾gugat lagi. Orang yang bodoh, yang ummi, tak tahu tulis baca sebagai tersebut

tadi, menerimalah apa yang beliau-beliau tulis itu sebagai wahyu llahi, kata srrci

yang tidak boleh dibantah. Orang-orang yang mencari keuntungan untuk diri

berbesar hatilah dan maulah membayar. Dibayar dengan uang berbilang atau

dengan pangkat, kedudukan, kebesaran duniawi. Berapapun besar jumhhnya,

atau berapapun tinggi pangkat yang didapat, semuanya adalah harga yang

sedikit; atau lebih tegas lagi tidak ada harganya. "Celaka fugi nrereka da'i ap

yang ditulis oleh tangan mereka."Karena yang ditulis itu adalah palsu. Karern

mereka akan bertanggungjawab di hadapan Allah karena berbohong dan

rnenipu rnanirsia: "Don celoka bqgi nereka lantaron perglwsilan mereka."

(uiung ayat 79).

Mernang orang Yahudi rnempunyai lagi di samping Taurat kitab agama

yang bernarna Talmud.

Akin berapalah larnanga penghasilan harga yang sedikit itu akan mereka

rasai? Padahal mereka telah memutar-balik kebenaran? Akan berapa lamakah

kepalsuan bisa berlaku? Akan berapa larnakah manusia bisa diperbodoh?

Perneluk agama yang manapun yang memimpinnya sudah sampai kepada

taraf jual-beli agarna seperti ini, namun kutuk Tuhan mesti memakan mereka.

Kecelakaan tidak dapat dielakkan. Oleh sebab itu ayat ini yang sebab turunnya

iahh Bani lsrail di zaman Rasul, namun kita kaum Muslimin haruslah mengo￾reksi diri sendiri dengan dia. Sebab tersebut dalam sebuah Hadis yang shahih,

saMa Rasulullah s.a.w.:

*yyV33*+W'$?;t;r,l+#

"Sesungguhnya akan kamu ikuti jejok orangyvng*belumkomu, sejeng￾kal.demi *jengkol dan sehasta demi *hasta."

Ketika menafsirkan ayat ini, janganlah kita tersenyum-senyum membaca

kejahatan Yahudi di zaman Nabi s.a.w., dan kita lupa kelalaian kita di zaman

sekarang. Karena suasana yang sudah sampaike tingkat inilah maka kita telah

dapat dijajah oleh bangsa-bangsa yang berlainan agama dengan kita lebih dari

ilX) tahun lamanya.

(80) Dan mereka berkata: Sekali-kali

tidak kami akan disentuh oleh api￾neraka kecuali berbilang hari saja.

Katakanlah: Apakah kamu telah

membuat ianjidi sisiAllah? (Kalau

demikian). Maka tidaklah Allah

akan rnemungkiri janjiNya, atau

apakah kamu mengatakan terha￾dap Allah barang yang tidak kamu

ketahui?

c

./z );3/ lt-l 2 a - z 3zz zo2zz

!re.rr,. tt_l )l rUI Ui J l:16-r

'11i**t|-wlry|friS

z lz;z zz z- 1.2 2 lz>l f.r.

@jrJ t)V 8l J' ajt; gt ;oV

(81) TirJak begitu! Barangsiapa yang',i{lhi.n U;fr^{$;Ct

berusaha jahat, sedang dosanya ' z '> '

telah meliputinya, maka *"r"ku z t z, ., 

Er. ) zotz ,zolt

itu adalah penghuni neraka, mere- @ OrSrE d :UI .-B"l.i[[U


Dan orang-orang yang'beriman

dan beramal yang shalih-shalih,

mereka itu adalah penghuni syur￾ga; merekapun akan kekal di da￾lamnya.

(83) Dan (ingatlah) tatkala Kamimem￾buat janjidengan Bani Israil, supa￾ya jangan mereka menyembah

melainkan kepada Allah, dan ter￾hadap kedua ibu-bapa hendaklah

berbuat baik, dan (juga) kepada

keluarga yang hampir, dan anak￾anak yatim dan orang-orang mis￾kin, dan hendaklah mengucapkan

perkataan yang baik kepada ma￾nusia, dan dirikanlah sembahyang

dan keluarkanlah zakat. Kemudi￾an berpaling kamu, kecuali sedi￾kit, padahal kamu tidak memper￾dulikan.

z-a<l z i.o)zzc)z z i.z .lL:bl cjr["ajl l* vY, ;r-)l t

z ) . . .)Er..- ) zt7. j;.r)= E r'" L.ll.-Yt

t ) 2.t-2._ 

=a, 

/ z z z>zf> t

djr-dU,-;rfrlr4uj;l{r

z. )n- z/ zn ,a .u. .zz - i

g..,i\ 6,> eU bl yJrJ lrn T)1

,,t i o2lz (Jrwij;r4{.;t;#r;

z),L212.2-/zi orf ittt)t{U

'{;7 ryt}tii4",YAtw

Sekarang disingkapkan lagi salah satu p'enyakit kesombongan mereka;

"Dan mereka berkata: Sekolikoli tidak kami akan disentuh oleh api-neraka,

melainkan berbilang hari saja." (pangkal ayat 80). Mereka merasa demikian

istimewa di sisi Tuhan. Kalau mereka dimasukkan ke neraka esok, hanya

sebentar saja. Kata yang setengah kalau dimasukkan ke neraka orang Bani

Israil, hanya selama empatpuluh hari saja, yaitu selama mereka menyembah

berhala anak-sapi, seketika ditinggalkan oleh Nabi Musa empatpuluh hari.

Demikian riwayat yang dibawakan oleh lbnu Jarir. Dan satu riwayat lagi

dibawakan oleh Ibnu Jarir juga, dan lbnu Ishaq, dan lbnulMundzir dan lbnu Abi

Hatim dari lbnu Abbas, bahwa: Menurut kepercayaan orang Yahudi umur

dunia kita ini adalah 7,000 tahun. Maka mana yang berdosa diantara mereka

akan diazab dalam neraka sehari dalam 1,000 tahun. Menjadi hanya tujuh hari

saja mereka di neraka, kemudian dikeluarkan dan dipindahkan ke syurga.

Menurut Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Bukhari, seketika

memerangi Khaibar, benteng pertahanan orang Yahudi yang terakhir, Nabi

s.a.w. menanyakan kepada mereka, siapa ahli neraka? Mereka menjawab

bahwa kami hanya akan masuk neraka sebentar, sesudah itu keluar. Inilah

menurut setengah riwayat asal turunnya ayat ini.

"Katokanloh: Apkah kamu telah membuat janji di sisi Allah?" Kalau janji

itu memang ada cobalah tunjukkan bukti, difasal mana dalam Tauratmu ada

tertulis. "Atau apakah kamu mengatakan terhadap Allah barang yang tidak

komu ketahui? (ujung ayat 80). Atau itu hanya kata-kata ahbar-ahbar dan

pendeta-pendeta kamu saja?

Perkataan yang mereka karang-karangkan itu menyebabkan agama di'

peringan-ringan oleh pengikut mereka. Kalau hanya beberapa hari saja di

neraka, apa salahnya kalau dibuat dosa banyak-banyak, didurhakaiAllah dan

dikhianati manusia? Bantahan Allah adalah keras:

"Tidak begitu!" (pangkal ayat 81). Tetapi yang sebenarnya ialah: "Barang'

siapa yang berusaha jahat, sedong doxnya telah meliputinya." Orang yang

usahanya selalu jahat, tidak ada lagi nilaiyang baik, dan dosa telah menceng￾keram mereka meliputi mereka, sehingga tidak ada lagi upaya mereka melepas￾kan diri daripadanya . "Mako mereko itu adolah penghuni neroka." Peraturan

itu berlaku sekalian manusia, sebab dikatakan borongsiopo. Tidak perduli

apakah dia mengaku Yahudi, Nasrani atau lslam. "Mereka akon kekal di

dalamnya." (ujung ayat 81). Keadilan dan hukum llahi berlaku buat semua

orang. Di sini disebut dua hal yang menyebabkan kekal di neraka. Pertama

kejahatan sudah menjadi usaha, kedua kesalahan itu sudah mengepung dan

meliputi diri. Tidak ada kekerasan hati lagi buat membebaskan diri dari

kepungan kejahatan. Dan puncak dari segala kejahatan ialah mempersekutu￾kan Tuhan dengan yang lain. Segala dosa pangkalnya ialah karena memperse￾kutukan Tuhan. Di antaranya ialah mempersekutukan Tuhan dengan hawa￾nafsu dan dengan syaitan.

Sebaliknya dari itu: "Dan orang-orang yong beriman dan beramol sholih￾sholih, mereka itu adalah penghuni syurgo; merekapun okan kekal di dalam￾nyo." (ayat 82). Tidak pandang apakah dia Yahudi, atau Nasraniatau Islam

sebagai yang telah diterangkan pada ayat 62 yang lalu.

Dapatkah agaknya kita kaum Muslimin tertegun sejenak memikirkan ayat

ini? Yang sebab turunnya ialah Bani Israil di Madinah, tetapi ayatnya telah

terlukis tetap di dalam al-Quran? Siapa yirng membaca ayat ini sekarang,

apakah kita atau Bani Israil?

Bagaimana orang yang mengaku dirinya lslam atau keturunan Islam, tetapi

seluruh usaha hidupnya dipengaruhi oleh ndfsu-nafsu jahat? Dan dia tidak Iagi

dapat membebaskan diridarikepungan dosa? Bagaimana dengan orang yang

berkeyakinan apabila dia membaca Qrl - 

Huallahu Ahod 1,000 kali atau

rnembaca Syahadat 10,000 kali, atau membaca Surof Yosin malam Jum'at atau

membaca Ayot Kursi seketika akan tidur, dijamin pasti masuk syurga?

Kelak kita akan berjumpa dengan ayat 274 dari Surat al-Baqarah ini yang

berkata bahwa kamu jangan mengira-ngira mudah saja masuk ke dalam syurga,

sebelum kamu sanggup menderita sebagai yang diderita oleh orang'orangyang

dahulu-dahulu; ditimpa oleh berbagai kesulitan, kesukaran, kemelaratan dan

sampai digoncangkan oleh berbagai cobaan, sehingga Rasuldan orang-orang

yang beriman 

saking hebatnya goncangan itu 

sampai mengeluh memohon

kepada Tuhan, mana pertolongan yang telah dijanjikan. Dengan demikian

orang diuji, dan jika lulus ujian itu baru masuk syurga. Mengapa kamu sangka

masuk syurga hanya dengan membaca Qul-Huallahu Ahad sekian ratus kali?

Bahkan ada pula yang berkata, bahwa kita orang Islam tidak akan lanradahm

neraka; persis sebagai kata orang Yahudi itu. Apakah sudah ada janji kita

dengan Tuhan dalam perkara inr? Atau apakah kita bercakap densan tidak

berpengalaman, dan membicarakan soal Allah tidak dengan pengetahuan?

Kemudian diingatkan lagi janji Bani Israil dengan Allah yang sehendaknya

mereka pegang teguh, tetapi telah mereka mungkiri. Adapun ayat ini sudah

khusus dihadapkan kepada Rasulullah s.a.w. sendiri, untuk mengetahuibetapa

janji itu telah diikat dengan mereka, supaya Rasulullah s.a.w. lebih mengetahui

lagi betapa telah jauhnya mereka sekarang daripada janji itu.

"Dan (ingatlah) tatkala Kami membuat ianji dengan Bolni Isroil, supaw

jangan mereka menyembah melainkan kepda Allah. "(pangkal ayat 83). Inilah

pokok pertama janji, dipusatkan kepada Tauhid, yang sampai sekarang rnasih

terpancang dengan teguhnya dalam yang dinamai Hukum Sepuluh di dalam

Taurat. "Dan terhadap keduo ibu-bopa hendaklah berbuat fuik." Inilah janji

yang kedua; yakni sesudah menyembah Allah hendaklah berkhidmat, berbuat

baik kepada kedua ibu-bapa. Karena dengan rahmat dan kumia Allah, kedua

ibu-bapa telah menumpahkan kasih kepada anak, mendidik dan mengasuh.

Terutama di waktu belum dewasa, tidaklah sanggup si anak menempuh hidup

dalam dunia ini kalau tidaklah kasih-sayang dianugerahkan Allah kepada ayah

dan bunda. "Dan juga kepodo keluarga yanghampir."Yaitu saudara, parnan,

saudara ayah dan saudara ibu, nenek lakilaki dan nenek perempuan, pendek￾nya semua yang bertali darah. Dibawah perlindungan Allah, seoranganak telah

hidup dalam asuhan ibu-bapa, di dalam rumahtangga yang berbahagia. Dan

rumahtangga itu tali-bertali dengan keluarga yang lain, sehingga timbullah

kekeluargaan besar, yang berupa suku, kabilah dan kaum. Maka tidaklah bisa

seorang hidup sendiridan hidup hanya dengan ibu-bapa atau dengan anak dan

isteri saja. Semua ada pertaliannya. Itulah yang membentuk masyarakat besar,

berupa negeri dan negara. Maka memelihara hubungan yang baik dengan

keluarga itupun menjadi salah satu janii penting Bani Israil dengan Tuhan. "Dan

anak-anak yatim dan orang-orang miskin. " Anak yatim, yakni anak yang telah

kematian ayah di waktu ia masih kecil, hendaklah pula dikasihi, diperlakukan

dengan baik, diasuh dan dididik. Karena dengan kematian ayahnya, tidaklah

sanggup ibunya saja mengasuhnya sendiri, apatah lagibila ibu itu telah bersuami

yang lain pula. Seorang yang beragama hendaklah turut memikirkan anak

yatim, turut memelihara dan mendidiknya. Kalau dia menerima waris kekayaan

besar dari ayahnya, maka tolonglah pelihara sehingga kekayaan pusakanya itu

dapat dipergunakannya dengan baik setelah dia dewasa. Apatah lagi kalau dia

miskin; sudilah berkurban buat dia, orang miskinpun janganlah sampaidibiar￾kan melarat. Hendaklah yang kaya memikirkan nasibnya, menolongnya. To￾longlah usahakan dan carikan jalan supaya dia dapat berusaha pula mehpaskan

dirinya dari kemiskinan.

"Dan hendaklah mengucapkan perkataan yang baik kepda sesomo

manusia." Maka selain daripada sikap baik kepada ibu-bapa, kaum keluarga,arnk-yatim dan fakir-miskin, bercakaplah yang baik kepada sesama manusia.

Bercakap yang baik bukanlah berartibermulut manis saja. Itulah sebagian dari

yang baik. Tetapi yang baik adalah lebih sangat luas dari itu. Hendaklah

rnenanam jasa kepada sesama manusia, memberi nasihat dan pengaiaran; amar

rna'ruf, nahi munkar. Menyuruh berbuat baik, melarang berbuat munkar,

tnenegur mana yang salah. Kalau sudah nampak perbuatan yang salah, jangan

didiamkan saja, tetapitegurlah dengan pantas. Yang berpengalaman hendaklah

rnengajar yang bodoh. Yang kurang ilmu hendaklah menuntut kepada yang

pandai. Sehingga bersama-sama mencapai masyarakat yang lebih baik. "Don

dirikanlah *mbahyarg." Untuk merapatkan hubungan dengan Tuhan A|lah

yang disembah itu, sebab sembahyang adalah ibadat. Sembahyang adalah satu

usaha rnematuhkan diri mendekati Tuhan, dan dengan sebab sembahyang

rnaka segala janii-janji yang tersebut tadi dapatlah dipegang teguh: 'Don

kefuarkanlah zakat." Jangan bakhil. Sebab zakat artinya ialah pembersihan.

Membersihkan hati sanubari daripada penyakit bakhil, membersihkan jiwa

daripada diperbudak harta, dan membersihkan hubungan diantara yang kaya

dengan yang miskin, sehingga timbul kasih-sayang yang mampu atas yang

miskin dan timbul pula kasih-sayang dan cinta yang miskin kepada yang

mampu- Hapus rasa bencidari sikaya dan hilang rasa dendam dari simiskin.

Semua itulah janii yang telah diikat di antara Allah dengan Bani Israil,

tercatat di dalam Kitab Taurat, diperingatkan berulang-ulang oleh Nabi Musa

dan Harun sebelum mereka meninggal dan diteruskan memperingatkannya

oleh NabiYusya' seketika dia telah dilantikTuhan meneruskan pimpinan Bani

Israil setehh kedua Nabi yang beriasa itu meninggal. Tetapi "kemudian ber￾palirgkomu. "satu demi satu janji itu kamu mungkiri. Perintah Allah dilanggar.

Da dipersekutukan dengan yang lain, kadang-kadang dengan harta dan keka￾yaan, pangkat dan kedudukan. Anak-anak telah banyak yang mendurhakai

orang tua, kaum keluarga dekat sudah tidak diperdulikan, sehingga silatur￾rahmi menjadi putus. Anak yatim dibiarkan terlantar, fakir-miskin dibiarkan

kelaparan, nasihat-menasihati di antara sesama manusia tidak diperdulikan lagi,

sehingga maksiat memuncak, sembahyang dilalaikan, zakat tidak keluar. "Ke￾cwti sedikit di antara kamu." Artinya sebagai juga terdapat dalam setiap

agatfil, di antara gQng durhaka masih ada yang insaf, tetapisedikit. Katanya tak

di{engar orang lagi, malahan kadang-kadang dicemuhkan karena tidak pandai

rnenyesuaikan diri; "po.dahal kamu tidak memperdulikon." (ujung ayat 83).

Sehingga kebesaran agatna itu telah hilang, hanya tinggal namanya'

Inilah yang diperingatkan Tuhan kepada Nabikita Muhammad s.a.w', yaitu

pada dasarnya agama yang dibawa Nabi Musa kepada Bani Israilitu adalah

agama yang murni dan baik. Tuhan tidak menyia'nyiakan mereka, segala yang

patut dikerjakan sudah dibuat meniadi janji. Maka jika sekarang, yaitu di zaman

ayat turun, Bani Israil itu banyak yang ingkar, bukanlah karena agama mereka

yang tidak lengkap, tetapi merekalah yang telah meninggalkan segala janji itu.

Niscaya ayat inipun menjadi kesan pulalah bagikita ummat Muhammad.

Sebab janji Tuhan dengan Bani Israil itu, janji itu juga yang diulang kembali

dengan kita. Intisari Agama Islam pun adalah itu; menyembah Allah YangTunggal, menghormati ibu-bapa, membela keluarga, membela anak-yatim dan

fakir-miskin, bersikap baik kepada sesama manusia, sembahyang dan ber￾zakat. Dapatlah kiranya kita membanding-banding dengan hidup kita sendiri;

sudahkah agaknya peringatan Tuhan tentang Bani Israil ini patut dijadikan

peringatan bagi kita? Apakah bukan kita telah berpaling? Dan hanya tinggal

sedikit yang setia memegang janji?

Marilah kita camkan. Supaya jangan seenaknya saja membawanya untuk

Bani Israil, padahal ayatnya tinggal menjadi pusaka pedoman hidup kita.

(84) Dan (ingatlah) tatkala Kamiper￾buat perjanjian dengan kamu:

Tidak boleh kamu menumpahkan

darah kamu, dan tidak boleh

kamu mengeluarkan diri-diri ka￾mu darikampung halaman kamu.

Kemudian telah ikrar kamu, dan

kamupun menyaksikan.

(85) Kemudian, kamu, merekapun, ka￾mu bunuh diri kamu dan kamu

keluarkan sebagian daripada ka￾mu. dari kampung halaman mere￾ka, berbantu-bantuan kamu atas

mencelakakan mereka dengan

dosa dan permusuhan; padahalji￾ka mereka datang kepada kamu

sebagai orang-orang tawanan,

kamu tebus mereka, padahaltelah

diharamkan atas kamu mengelu￾arkan mereka. Apakah kamu

mempercayai sebagian kitab dan

kamu kafir dengan yang sebagian?

Maka tidaklah ada ganjaran buat

orang-orang yang berbuat demi￾kian daripada kamu, melainkan

kehinaan dalam kehidupan dunia

ini, dan pada harikiamatakan di.

kembalikan mereka kepada se￾sangat-sangat azab. Dan tidaklah

Allah lengah dari apa yang kamu

kerjakan.

Mereka itulah orang-orang yang

membeli kehidupan dunia dmgan

akhirat, maka tidaklah akan diri￾nghnkan dari mereka siksaan itu,

dan tidaklah mereka akan dito￾long.

Q'at;;t

235

l.;t\ ,rI'+l;\

I zz>. ))>z )az) zz

...,uJl r1;9 J;4)tI

Iz

#Y'\

@.1-rr"-.3)-1

Dibuka lagi suatu pemungkiran janji dari Bani Israil, yaitu janji mereka

dengan Tuhan sebagai pelaksanaan dari janji yang tersebut tadi. Janji hidup

rukun sekeluarga dan sekaum. Kalau terjadi selisih hendaklah diselesaikan dan

didamaikan dengan baik:

"Dan (ingatlah) tatkala Kami perbuat wrianiian dengan kamu: Tidak

boleh kamu menumphkan dorah kamu." (pangkal ayat 84).

Demikian padatnya janji itu, sehingga jika ada darah tertumpah karena

aniaya, tidak adalah darah kamu juga. Darah saudaramu adalah darah kamu

sendiri, tidak boleh kamu tumpahkan, tidak boleh kamu bunuh. "dan tidak

boleh kamu mengeluarkan diri- diri kamu dari kampung halaman komu. " Jika

timbul sengketa dan permusuhan, sehingga ada anak saudaramu yang kamu

usir, itu adalah diri kamu sendirijuga. Demikianlah janiiyang telah mereka ikat

dengan sepengetahuan kesaksian Tuhan sendiri: "Kemudian telah ikrar ka￾mu. " Artinya janji itu telah kamu ikrarkan akan dipegang teguh'teguh tidak

akan diubah-ubah lagi; "dan kamupun menyaksikon. " (ujung ayat 84). Artinya

pemuka-pemuka yang ada waktu itu turut menyaksikan ketika janjidiperbuat.

Untuk mengetahui bunyi perjanjian-perjanjian ini, pokok dan uraiannya

bertemu di dalam Kitab Perjanjian Lama yang bernama Kitab Ulangan. Seluruh

isi perjanjian itu ada termaktub didalamnya. Terutama peringatan-peringatan

agar mereka sesama mereka hidup bersatu dan berdamaian, agar kuatmereka

menghadapi musuh-musuh pada negeri yang akan mereka diami sesudah

keluar dari Mesir itu.

Janji termaktub dalam kitab mereka, tetapi sebagaijanji yang di atas tadi

juga. Termaktub dalam kitab, mereka akui kebenarannya, tetapi mereka

langgar dengan semena-mena; ini dijelaskan dalam ayat selanjutnya:"Kemudi'

an itu komu, merekapun." (pangkal ayat 85). Artinya di antara golongan

mereka yang telah berpecah-belah dan bermusuhan . "Komu bunuh diri-diri

kamu dan kamu keluarkan sebagian daripada kamu dari kampung halaman

mereka." lnilah yang menjadi kenyataan di antara Bani lsrail sendiri di zaman

Rasulullah di negeri Madinah itu.

Bani Qainuqa Yahudi membuat perjanjianpersahabatandengan suku Aus

dari Arab Madinah. Bani Quraizhah membuat pula perianjian persahabatan

dengan suku Khazraj. Bani Nadhir akhimya mengikat persahabatan pula

dengan suku Khazraj.

oleh karena di antara Aus dengan Khazrajdi zaman jahiliyah bermusuhan,

sampai berperang-perangan, maka pihak Yahudi yang berpecah itu mengambil

persahabatan dengan masing-masing pihak untuk menghantam lawannya.

setelah Agama Islam datang, Aus dan Khazraj bersatu kembali di bawah

pimpinan Rasulullah, namun Bani Israil tetap berpecah. setelah di zaman

jahiliyah itu pernah terjadi peperangan, maka terjadilah tawan-menawan, dan

terjadi pengusiran dari kampung halaman. Terjadilah bunuh-membunuh se￾sama keturunan, itu sebab disebut kamu bunuh dirikamu; karena membunuh

teman sedarah sama dengan membunuh diri sendiri. " Berbantu-bantuan kamu

atos mencelakakan mereka dengan doso dan permusuhan " Maka kalau

orang lain berbantu-bantuan atas berbuat kebajikan dan takwa, kamu ber￾bantu-bantuan pula, tetapi atas dosa dan permusuhan. Maka janji yang telah

kamu ikrarkan di muka Allah dan dengan penuh kesaksian itu tetah kamu injak￾injak sendiri. "Padahal jika mereka datang kepada kamu sebogoiorang-orang

towanan, kamu tebus mereka." Setelah terjadi peperangan Bani euraizha[

dengan Bani Qainuqa' yang kedua-belah pihaknya bersekutu dengan kabilah

Arab yang bermusuhan pula, yaitu Aus dan Khazraj, kalau ada orang Bani Israil

tertawan oleh pihak Arab, segera kamu tebus mereka daridalam tawanan. Jika

ditanya mengapa ditebus? Kamu jawab, tidaklah pantas seorang keturunan

darah Bani Israil menjadi tawanan. Sebab yang demikian itu sangat hina dalam

pandangan Taurat. Itulah maksud ayat: "Padahal telah diharamkan atas kamu

mengeluarkan mereka." Artinya, mengapa dalam hal menebus mereka dari

tawanan itu kamu kembali memegang isi Taurat? Padahal mengeluarkan

mereka dari kampung halaman mereka dan memerangi merekapun diharam￾kan atas kamu oleh Kitab raurat itu juga? seketika menebus kamu berpegang

teguh pada Taurat, tetapi sebab-sebab mengapa mereka tertawan, yaitu pey￾pecahan di antara kamu tidak kamu ingat. Hendaknya tutuplah pangkal

perpecahan sesama sendiri ini sejak bermula, jangan hanya di ujung saja

memegang Taurat, sedang di pangkal telah bocor. "Apakah kamu memperco￾yai sebagian Kitob dan kamu kalir dengan yang sebagian (tasl?"

Kamu tebus saudaramu dari tawanan, karena beriman kepada sebagian

daripada isi kitab; sedang yang sebagian lagi, yaitu supaya jangan bunuh￾membunuh dan usir-mengusir tidak kamu jalankan. Kemudian dijelaskan Tu￾hanlah akibat kecelakaan bagi mereka karena memegang isi kitab dengan

timpang itu: "Maka tidaklah ada ganjaran bagi orang-orang yang berbuat

demikian daripada komu, melainkan kehinaan dalam kehidupan di dunia ini."

sebab isi kitab tidak lagi kamu pegang dengan sungguh-sungguh dan janji

dengan Tuhan telah kamu permurah-murah. Kehinaan akan menimpa kamu di

dunia ini, sebab kesatuanmu telah pecah. Tuhan mempunyai undang-undang

sendiri terhadap pergaulan manusia didunia ini. Masyarakat yang sudah seperti

demikian.tidak diharap akan dapat mengangkat muka lagi. Mereka akan jatuh

hina. Dan dalam masa sepuluh tahun Nabi kita s.a.w. diMadinah, memang satu

demi satu hancur kekuatan Bani Israil itu karena salah mereka sendiri. yang

sedianya tidak akan kejadian kalau bukan kerusakan-kerusakan jiwa di kala￾ngan mereka: "Dan pada hari kiomat akon dikembalikan mereka kepda

sesongot-songat azab." karena segala janiidimungkiri, KitabSucidiubah-ubah,

perintahNya tidak dijalankan dan di antara sesama sendiri bermusuh-musuhan.

"Dan tidaklah Allah lengah daripada aw yang komu keriakon'" (uiung ayat

8s).

Peringatan di ujung ayat iniadalah bayangan dariTuhan terhadap mereka

tentang nasib yang akan mereka terima lantaran segala kesalahan itu. Bani

Nadhir kesudahannya diusir habis (Surat al-Hasyr), Bani Quraizhah disap