yang utama, telah lebih dahulu menyatakan
iman. Kemudian baik seketika masih di Makkah atau setelah berpindah ke
Madinah, menyatakan iman pula beberapa orang Yahudi, sebagaiAbdullahbin
salam. Ubai bin Ka'ab dan lain-lain. orang-orang Nasranipun menyatakan pula
iman kepada Allah dan Hari Akhirat yang diikuti dengan amal yang shalih,
seumpama Tamim ad-Dari. Adibin Hatim atau Kaisar Habsyi (Negus) sendiri
dan beberapa lagiyang lain. cuma yang tidak terdengar riwayatnya ialahorang
Shabi'in. satman al-Flrisi pun berpindah dari agama Majusi, lalu memeluk
Nasrani dan kemudian menyatakan iman kepada Allah dan HariAkhirat dan
mengikutinya dengan amal yang shalih. Maka semua orang-orang yang telah
menyatakan iman dan mengikuti dengan bukti ini, hilanglah dari mereka rasa
takut, cemas dan dukacita.
Apa sebab?
Apabila orang telah berkumpul dalam suasana iman, dengan sendirinya
sengketa akan hiling dan kebenaran akan dapat dicapai. Yang menimbulkan
."-1. dan takut di dalam dunia ini ialah apabila pengakuan hanya dalam mulut,
aku mu'min, aku Yahudi, aku Nasrani, aku Shabi'in, tetapi tidak pernah
diamalkan.
Maka terjadilah perkelahian karena agama telah menjadigolongan, bukan
lagi da'wah kebenaran. Yang betul hanya aku saja, orang lain salah belaka.
Oiang tadinya mengharap agama akan membawa ketenteraman bagi jiwa,
numun kenyataannya hanyalah membawa onar dan peperangan, karena masing-masing pemeluk agama itu tidak ada yang beramal dengan amalan yang
baik, hanya amal mau menang sendiri.
Kesan pertama yang dibawa oleh ayat ini ialah perdamaian dan hidup
berdampingan secara damai di antara pemeluk sekalian agama dalam dunia ini.
Janganlih hunya semata-mata mengaku Islam, Yahudi atau Nasrani atau
Shabi'in; pengakuan yang hanya di lidah dan karena keturunan. lalu marah
kepada orang kalau dituduh kafir, padahallman kepada Allah dan HariAkhirat
tidak dipupuk, dan amal shalih yang berfaedah tidak dikerjakan.
Kalau pemeluk sekalian agama telah bertindak zahir dan batin di dalam
kehidupan menurut syarat-syarat itu tidaklah akan ada silang-sengketa didunia
ini tersebab agama. Tidak akan ada fanatik buta, sikap benci dan dendam
kepada pemeluk agama yang lain. Nabi Muhammad sendiri meninggalkan
contoh teladan yang amat baik dalam pergaulan antara agama. Beliau bertetangga dengan orang Yahudi, lalu beliau beramal shalih terhadap kepada
mereka. Pernah beliau menyembelih binatang ternaknya, lalu disuruhnya lekas.
lekas antarkan sebagian daging sembelihannya itu ke rumah tetangganya orang
Yahudi.
Seketika datang utusan Najran Nasrani menghadap beliau ke Madinah,
seketika utusan-utusan itu hendak menghadap di waktu yang ditentukan,
semuanya memakai pakaian-pakaian kebesaran agama mereka (sebagaimana
yang kita lihat pada pendeta-pendeta Katholik sekarang ini), sehingga merekg
terlalu terikat dengan protokol-protokol yang memberatkan dan kurang bebas
berkata-kata, lalu beliau suruh tanggalkan saja pakaian itu dan maribercakap
lebih bebas. Yahudidan Nasraniitu beliau ucapkan dengan kata hormat: "Yo
Ahlal-Kitob": Wahai orang-orang yang telah menerima Kitab-kitab Suci.
Dalam kehidupan kita di zaman modenpun begitu pula. Timbulrasa cemas
di dalam hidup apabila telah ada diantara pemeluk agama yang fanatik. Yang
kadang-kadang saking fanatiknya, maka imannya bertukar dengan cemburu:
"Orang yang tidak seagama dengan kita, adalah musuh kita." Dan ada lagiyang
bersikap agresif, menyerang, menghina, dan menyiarkan propaganda agama
mereka dan kepercayaan yang tidak sesuai ke dalanr daerah negeri yang telah
memeluk suatu agama.
Ayat ini sudah jelas menganjurkan persatuan agama, jangan agama dipertahankan sebagai suatu golongan, melainkan hendaklah selalu menyiapkan
jiwa mencari dengan otak dingin, manakah dia hakikat kebenaran. Iman kepada
Allah dan HariAkhirat, diikuti oleh amal yang shalih.
Kita tidak akan bertemu suatu ayat yang begini penuh dengan toleransidan
lapang dada, hanyalah dalam al-Quran! Suatu hal yang amat perlu dalam dunia
moden. Kalau nafsu loba manusia di zaman moden telah menyebabkan timbul
perang-perang besar dan senjata-senjata pemusnah, maka kaum agama hen.
daklah mencipta perdamaian dengan mencari dasar kepercayaan kepada Allah
dan Hari Akhirat, serta membuktikannya dengan amal yang shalih. Bukan amal
merusak.
Kerapkali menjadi kemusykilan bagiorang yang membaca ayat ini, karena
disebut yang pertarna sekali ialah orang-orang yang telah beriman. Kemudiannya baru disusuli dengan Yahudi, Nasranidan Shabi'in. Setelah itu disebutkan
bahwa semuanya akan diberi ganjaran oleh Tuhan, apabila mereka beriman
kepada Allah dan Hari Akhirat, lalu beramal yang shalih. Mengapa orang yang
beriman disyaratkan beriman lagi?
Setengah ahli tafsir mengatakan, bahwa yang dimaksud di sini barulah iman
pengakuan saja. Misalnya mereka telah mengucapkan Dua Kalimat Syahadat,
mereka telah mengaku dengan mulut, bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah
dan Muhammad adalah Utusan Allah. Tetapi pengakuan itu baru pengakuan
saja, belum diikuti oleh amalan, belum mengerjakan Rukun Islam yang lima
perkara. Maka iman mereka itu masih sama saja dengan iman Yahudi, Nasrani
dan Shabi'in. Apatah lagiorang lslampefo bumisaja atau Islam turunan. Maka
Islam yang semacam itu masih sama saja dengan Yahudi, Nasranidan Shabi'in.
Barulah keempatnya itu berkumpul menjadi satu, apabila semuanya memperbaharui iman kembali kepada Allah dan Hari Akhirat, serta mengikutinya
dengan perbuatan dan pelaksanaan.
Apabila telah bersatu mencarikebenaran dan kepercayaan, maka pemeluk
segala agama itu akhir kelaknya pastibertemu pada satu titik kebenaran. Ciri
yang khas dari titik kebenaran itu ialah menyerah diridengan penuh keikhlasan
kepada Allah yang Satu; itulah Tauhid, itulah lkhlds, dan itulah Islam! Maka
dengan demikian, orang yang telah memeluk lslam sendiripun hendaklah
menjadi lslam yang sebenarnya.
Untuk lebih difahamkan lagi maksud ayat ini, hendaklah kita perhatikan
berapa banyaknya orang-orang yang tadinya memeluk Yahudiatau Nasranidi
zaman moden ini, lalu pindah ke Islam. Mereka yang memeluk Islam itu bukan
sembarang orang, bukan orang awam. Seumpama Leopold Weiss, seorang
wartawan dan pengarang ternama dari Austria; dahulunya dia beragama
Yahudi, lalu masuk Islam. Pengetahuannya tentang Islam, pandangan hidup
dan keyakinannya ditulisnya dalam berbagai buku. Di antara buku yang
ditulisnya itu terpaksa ke dalam bahasa Arab, untuk diketahuioleh orang-orang
lslam sendiri dinegeriArab, yang telah Islam sejak turun-temurun. Bahkan di
waktu dia menyatakan pendapatnya tentang Dajjaldidalam suatu majlis yang
dihadiri oleh Mufti Besar Kerajaan SaudiArabia, Syaikh Abdullah bin Bulaihid,
maka beliau ini telah menyatakan kagumnya dan mengakui kebenarannya.
Namanya setelah Islam ialah Mohammad Asad.
Pada bulan Mei 1966 seorang ahli ruang angkasa Amerika Serikat bernama
Dr. Clark telah menyatakan dirinya masuk Islam, lalu memakai nama Dr.
Ibrahim Clark. Apa yang menarik hatinya memeluk Islam, kebetulan setelah dia
tiba di Indonesia pula? lalah sebagai seorang ahli ruang angkasa dia bergaul
dengan beberapa sarjana Indonesia, beliau mendapat suatu pendirian hidup
yang baru dikenalnya, yang tidak didapatnya di Barat. Yaitu bahwa sarjanasarjana beragama lslam itu, yang berkecimpung di dalam bidangnya masingrnasing, selalu berpadu satu antara pendapat akal dan ilmu (Science)nya
dengan kejiwaan. Kesan inilah yang memikat minatnya untuk menyelamilslam,
sehingga bertemulah dia dengan hakikat yang sebenarnya; memang begitulah
ajaran Islam. Akhirnya dengan segenap kesadaran hati, dia memilih Islam
sebagai agamanya dengan meninggalkan agama Kristen (Protestan).
Dalam minggu pertama dalam bulan Mei itu juga datang lagi seorang
sarjana perempuan bangsa Austria, pergi beri'tikaf ke dalam Mesjid Agung AlAzhar selama tiga hari tiga malam, sambilberdoa kepada Allah Subhanahu waTa'ala moga-moga tercapailah perdamaian di dunia ini, dan berdamailah kiranya perang Vietnam. Dia bersembahyang dengan khusyu'nya, dan dia mengatakan bahwa dia telah memeluk Islam sejak 7 tahun, dan telah tujuh kali
mengerjakan puasa Ramadhan. Namanya Dr. Barbara Ployer.
Kita kemukakan ketiga contoh inidi samping beratus-ratus contoh yang
lain, sebagai Malcolm X, Negro dari Amerika dan lain-lain di seluruh perjuangan
dunia ini.
Menurut sabda Nabi s.a.w. kepada sahabat beliau Amr bin al-'Ash, seketika beliau ini yang tadinya amat benci kepada Nabis.a.w., lalu masuk Islam
dan memintamaaf kepada beliau ataskesalahan-kesalahan yang telah lalu, Nabi
s.a.w. telah bersabda kepadanya: "Hai Amr, Islam itu menghapuskan dosadosa yang telah lalu." Artinya, mulai dia memeluk Islam itu, habislah segala
kesalahan yang lama, dimulailah hidup baru.
Kalau setelah mereka memeluk Islam, mereka lanjutkan studi mereka, dan
mereka perdalam iman kepada Allah dan Rasul, mereka insafi akan Hari
Akhirat, lalu mereka ikuti dengan amal yang shalih, niscaya tinggilah martabat
mereka di sisi Tuhan daripada orang-orang yang Islam sejak kecil, lslam karena
keturunan, tetapi tidak tahu dan tidak mau tahu hakikat lslam. Tidak menyelidiki terus-menerus dan tidak memperdalam.
Telah bertahun-tahun penulis ini mencoba mencari tafsir dari ayat ini,
namun hasilnya belumlah memuaskan hati penafsir sendiri, apatah lagi yang
mendengarnya. Tetapi setelah bertemu suatu riwayat yang dibawakan oleh
Ibnu Abi Hatim daripada Salman al-Farisi, barulah terasa puas dan tafsir yang
telah kita tafsirkan iniadalah berdasar kepada riwayat itu.
"Telah meriwayatkan lbnu Abi Hatim daripada Salman, berkata Salman
bahwasanya aku telah bertanya kepada Rasulullah s.a.w. darihal pemelukpemeluk agama yang telah pernah aku masuki,lalu aku uraikan kepada beliau
bagaimana cara sembahyang mereka masing-masing dan cara ibadat mereka
masing-masing. Lalu aku minta kepada beliau manakah yang benar. Maka
beliau jawablah pertanyaanku itu dengan ayat: Innalladzina omanu wal-ladzina hadu dan seterusnya itu".
Artinya ialah bahwa perlainan cara sembahyang atau cara ibadat adalah hal
yang lumrah bagi berbagai ragam pemeluk agama, karena syariat berubah
sebab perubahan zaman. Tetapi manusia tidak boleh membeku disatu tempat,
dengan tidak mau menambah penyelidikannya, sehingga bertemu dengan
hakikat yang sejati, lalu menyerah kepada Tuhan dengan sebulat hati. Menyerah dengan hati puas. Itulah dia Islam.
Lantaran itu tidaklah penulis tafsir ini dapat menerima saja suatu keterangan yang diriwayatkan oleh lbnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim yang mereka
terima dari tbnu Abbas, bahwa ayat initelah monsukh, tidak berlaku lagi. Sebab
dia telah dinosikhkon oleh ayat 58 daripada Surat ali Imran yang berbunyi:
Dan barangsiapa yangmencan selain dari Islam meniodi Agamo, sekolikali tidoklah akan diterima daipdanya. Dan dia di Hari Akhirat.okon
termasuk orang-orang yang rugi." (ali Imran: 85)
Ayat ini bukanlah menghapuskan (nasikh) ayat yang sedang kita tafsirkan
ini melainkan memperkuatnya. Sebab hakikat Islam ialah percaya kepada Allah
dan Hari Akhirat. Percaya kepada Allah, artinya percaya kepada segala firmanNya, segala RasulNya dengan tidak terkecuali. Termasuk percaya kepada Nabi
Muhammad s.a.w. dan hendaklah iman itu diikuti oleh amal yang shalih.
Kalau dikatakan bahwa ayat inidinasikhkan oleh ayat 8$Surat alilmran itu,
yang akan tumbuh ialah fanatik; mengakui diri Islam, walaupun tidak pernah
mengamalkannya. Dan syurga itu hanya diiamin untuk kita saja. Tetapikalau
kita flhamkan bahwa di antara kedua ayat iniadalah lengkap melengkapi, maka
pintu da'wah senantiasa terbuka, dan kedudukan Islam tetap menjadi agama
hthrah, tetapi dalam kemurniannya, sesuai dengan jiwa asli manusia.
Nabi s.a.w. menegaskan menurut sebuah Hadis yang dirawikan oleh
Muslim daripada Abu Musa al-Asy'ari:
3(\' J(-3$,,:t,ii! i-obt5 klii$v y $ u
"Berkata Rosululloh s.o.ur..' Demi Allah, yang diriku ada dolam genggam'
on tongonNy a, tidaklah mendengar dori hol aku ini seseoron gpun don ummat
sekorong ini. Yahudi, dan tidak pulo Nosroni, kemudian tidak mereka mau
beriman kepadoku, melainkan masuklah dia ke dalam neraka."
Dengan Hadis ini jelaslah bahwa kedatangan Nabi Muhammad s-a.w.
sebagai penutup sekalian Nabi (Khatimil-Anbiyaa) membawa al-Quran sebagai
penutup sekalian Wahyu, bahwa kesatuan ummat manusia dengan kesatuan
ujurun Allah digenap dan disempurnakan. Dan kedatangan lslam bukanlah
sebagai musuh dari Yahudi dan tidak dari Nasrani, melainkan melanjutkan
ajaran yang belum selesai. Maka orang yang mengaku beriman kepada Allah,
pasti tidak menolak kedatangan Nabi dan Rasul penutup itu dan tidak pula
menolak Wahyu yang dia bawa. Yahudi dan Nasrani sudah sepatutnya terlebih
dahulu percaya kepada kerasulan Muhammad apabila keterangan tentang diri
beliau telah mereka terima. Dan dengan demikian mereka namanya telah
benar-benar menyerph (Muslim) kepada Tuhan. Tetapikalau keterangan telah
sampai, namun mereka menolak juga, niscaya nerakalah tempat mereka kelak.Sebab iman mereka kepada Allah tidak sempurna, mereka menolak kebenaran
seorang daripada Nabi Allah.
Janganlah orang mengira bahwa ancaman masuk neraka itu suatu paksaan
di dunia ini, karena itu adalah bergantung kepada kepercayaan. Dan neraka
bukanlah lobang-lobang api yang disediakan didunia inibagisiapa yang tidak
mau masuk Islam, sebagaimana yang disediakan oleh Dzi Nuwas Raja Yahudidi
Yaman Selatan, yang memaksa penduduk Najran memeluk agama Yahudi,
padahal mereka telah memegang agama Tauhid, lalu digalikan lobang (Ukhdud)
dan diunggunkan api di dalamnya dan dibakar orang-orang yang ingkar itu,
sampai 20,000 orang banyaknya.* Neraka adalah ancaman di hariAkhirat esok,
karena menolak kebenaran.
Agama Islam telah berkembang luas selama 14 abad, tetapipihak kepala
gereja-gereja Yahudi dan Nasrani sendiri berusaha besar-besaran menghambat
perhatian pemeluknya terhadap Nabi Muhammad s.a.w. dan Agama lslam,
membuat berbagai kata bohong, lalu dinamai llmioh, sehingga terjadilah batas
jurang yang dalam di antara mereka dengan Islam, dan selalu menganggap
bahwa Islam itu musuhnya. Padahal Islam selalu membahasakan mereka
dengan hormat, yaitu Ahlu/-Kitab
-
pemegang kitab-kitab suci; dan kedatangan mereka senantiasa ditunggu. Bukan dengan paksaan, sebagaimana
kelak akan dijelaskan didalam ayat256 Surat al-Baqarah ini. (Permulaan Juzu'
3), melainkan dengan fikiran jernih dan akal yang terbuka.**
Dengan sebab itu pula maka Bani Israil dengan rentetan ayat-ayat ini tidak
terlepas dari seruan da'wah, agar mereka berfikir.
"Dan (ingatlah) tatkala telah Kami ambil perjanjian dengan kamu, dan
telah Komi angkatkon gunung di ofos kamu: Peganglah apa yang telah Kami
benkan kepada kamu dengan sungguh-sungguh." (pangkal ayat 63).
Diperingatkan lagi janji yang telah diikat diantara mereka denganTuhan,
bahwa mereka akan beriman kepada Allah Yang Tunggal, tidak mempersekutukan dan tidak membuat berhala, hormat kepada kedua ibu-bapa, jangan
berzina dan mencuri. Lalu diangkatkan gunung ke atas kepala mereka. Setengah ahli Tafsir mengatakan bahwa benar-benar gunung itu diangkat. Tetapi
setengah penafsiran lagi menolak penafsiran demikian. Karena Allah Maha
Kuasa berbuat demikian, dan itu tidak mustahilbagiAllah; namun yang begitu
adalah berisi paksaan. Tentu saja paksaan begitu akan hilang bekasnya kalau
gunung itu tidak terangkat lagi. Tetapi ayat yang lain, yaitu ayat 170 dari Surat
al-A'raf (Surat 7), memberikan kejelasan apa arti gunung diangkat ai atas
mereka itu.Don (ingatlah) tatkala Kami angkot gunung itu di atas mereka, seakanakan suatu penudung dan mereka songko bahwa dia akan jatuh ke atas
me r e ka : Amb illah ap a y a ng K ami d a t angk an ka mu, da n inga tlah apa y a ng ada
padanya, supaya kamu terpelihara." (al-A'raf: 170)
Ayat ini telah menafsirkan ayat yang tengah kita perkatakan ini. Yaitu
bahwa mereka berdiam di dekat gunung yang tinggi, yang selalu mereka lihat
seakan-akan menudungi mereka dan sewaktu-waktu rasa-rasakan jatuh juga
menimpa mereka. Mungkin dari gunung itu selalulah menguap asap, tandanya
dia berapi. Menjadi peringatan kepada mereka, demikianpun kepada kita
ummat manusia yang tinggal di lereng-lereng gunung berapi, bahwa ancaman
Allah selalu ada. Sebab itu peganglah agama yang didatangkan Allah dengan
teguh. Ketahuilah bahwa alam ini selalu mempunyai rahasia-rahasia dan pesawat, yang setiap waktu dapat menghancurkan manusia:
"Dan ingatlah kamu apo yang ada di dalomnyo." Yaitu syariat yang
tersebut di dalam Kitab Taurat itu;" supoya kamu semuonya takwa." (ujung
ayat 63). Yakni terpelihara dari bahaya.
Pendeknya, asal betul-betul kamu pegang isi Taurat, pastilah tidak akan
ada selisihmu dengan ajaran Muhammad s.a.w. ini.
Peganglah apa yang Kami berikan kepadamu itu dengan sungguh-sungguh,
dengan bersemangat dan dengan hati hati. Jangan sebagai menggenggam bara
panas, terasa hangat dilepaskan. Pegang benar-benar dari hati sanubari,jangan
hanya pegangan mulut. Ingat baik-baik apa yang tertulis di dalamnya; jangan
hanya mengaku beragama, padahal isi agama tidak diamalkan. Dengan demikian barulah ada faedahnya beragama. Bdrulah mereka akan menjadi orang
yang terpelihara atau orang yang takwa.
Ayat ini bagi kaum Muslimin yang telah 14 abad lamanya berjarak dengan
Rasulullah s.a.w. pun dapatlah diambil bandingan. Jangan kita sebagai Bani
Israil di zaman Muhammad s.a.w. mendakwakan diri pengikut Musa, tetapi isi
kitab Musa tidak dipegang sungguh-sungguh. Ada janji dengan Tuhan, tetapi
janji itu tidak ditepati. Bukankah kitapun pernah jatuh hina sehingga tanahair
kaum Muslimin dijajah oleh bangsa lain, karena kita tidak lagimemegang isialQuran dengan sungguh-sungguh. Sehingga ada orang yang lancang menuduh
bahwa kemunduran hidup kita adalah karena kita masih saja memegang agama
kita. Padahal setelah dia tidak kita pegang sungguh-sungguh lagibaru kita jatuh
hina.
Ayat ini dilanjutkan kepada Bani Israil:
"Kemudian kamupun berpaling sesudoh ifu." (pangkal ayat 64). Janjimu
dengan Tuhan telah kamu lupakan. Kesungguhan telah kamu ganti dengan
main-main. Agama hanya menjadi permainan mulut, tidak berurat ke hati.
"Maka kalau bukanlah karena kurnia Allah danbelas-kasihonN3u ofos kamu,
sesungguhn ya teloh jadilah kamu dari orang-orang yang merugi-" (ujungayat
64). Belas-kasihan dan kurnia Tuhanlah yang menyebabkan kamu masih ada
sekarang, masih ada anak-cucu yang akan melanjutkan kefurunan- Kahutidak
sudah lamalah kamu hancur. Maka selama kamu sebagai anak-cucu masih ada,
keadaan yang telah hancur karena kesia-siaan nenek-moyangmu itu masih
dapat kamu perbaiki. Yaitu dengan mengakui kebenaran yang dibaua oleh
Muhammad s.a.w.
Sejarah berjalan terus. Undang-undang Tuhan berlaku terus buat ummat
manusia. Di saat kini kaum Bani Israil itu telah dapat mendirikan kembali
Kerajaannya di tengah-tengah Tanah Arab, di Palestina yang telah dipunyai oleh
orang Arab Islam sejak 1,400 tahun, dan beratus-ratus tahun sebelum itu telah
dikuasai negeri itu oleh orang Romawi dan Yurnni. Sudah lebih dari 2,000 tahun
tidak lagi orang Yahudi mempunyai negeri itu. Tetapi dengan uang dan pengaruh, mereka menguasai pendapat dunia untuk tidak mengakui negeri Islam
itu. Tujuh Negara Arab, hanya satu yang tidak resmi negara Islam, yaitu Negara
Libanon. Ketujuh Ne gara Islam itu kalah berperang dengan mereka ( 1948), dan
langsung juga negeri Israel berdiri.
Maka setelah ditanyai orang kepada Presiden negeri Mesir, (Ketika itu
Republik Arab Persatuan). Jamal Abdel Nasser, apa sebab tujuh Negara Arab
dapat kalah oleh satu Negara Israel, Nasser meniawab: 'Kami kalah iahh
karena kami pecah jadi tujuh, sedang mereka hanya satu-"
Pada tahun 1948, peperangan hebat di antara orang Islam Arab dengan
Yahudi itu, yang menyebabkan kekalahan Arab, negara-negara Arab baru tujuh
buah. Kemudian, tengah buku "Tafsir Al-Azhar" ini masih dalam cetakan yang
pertama (Juni 1967), Negara Arab tidak lagi tujuh, melainkan telah menjadi
tigabelas. Waktu itu sekali lagi Israel mengadakan serbuan besar-besaranSehingga dalam enam hari saja lumpuhlah kekuatan Arab Islam, hancur
segenap kekuatannya. Beratus buah pesawat terbang kepunyaan Republik
Arab Mesir dihancurkan sebelum sempat naik ke udara. Belum pemah negerinegeri Arab khususnya dan ummat Islam umumnya menderita kekalahan
sebesar ini, walaupun dibandingkan dengan masuknya tentara kaum Salib dari
Eropa, sampai dapat mendirikan Kerajaan Palestina Keristen selama 92 tahun,
sepuluh abad yang lalu.
Maka dikaji oranglah apa sebab sampai demikian?
Setengah orang mengatakan karena persenjataan Israel lebih lengkap, dan
lebih moden. Setengah orang mengatakan bahwa bantuan dari negara-negara
Barat terlalu besar kepada Israel, sedang Republik Arab Mesir sangat mengharap bantuan Rusia. Tetapi di saat datangnya penyerangan besar Israel itu, tidak
datang bantuan Rusia itu.
Setengahnya mengatakan bahwa Amerika dan Rusia menasihati Republik
Arab Mesir agar jangan menyerang lebih dahulu; kalau sudah diserang baru
membalas. Tetapi Israellah yang memang menyerans lebih dahulu, sedang
pihak Arab telah taat kepada anjuran Rusia dan Amerika itu.Tetapi segala analisa itu tidaklah kena-mengena akan jadi sebab-musabab
kekalahan. Kalau dikatakan persenjataan Israel lebih lengkap, senjata Republik
Arab Mesir tidak kurang lengkapnya. Kalau bukan lengkap persenjataan Mesir,
tentu Presilen Jarnal AMel Nasser dan terompet-terornpetnya di radio tidak
akan b€rani nrengatakan batrua kalau mereka telah menyerang lsrael pagi-pagi,
sore harinp mereka sudah bisa mmduduki Tel Aviv.
Kalau dikatakan bahwa orang Yahudi Israel itu lebih cerdas dan pintar,
rnaka sejarah dunia sejak zannn Romawi sampai zaman Arab menunjukkan
bahura bangsa yang lebih cerdas kerapkali dapat dikalahkan oleh yang masih
belum cerdas. Bangsa Jerman yang waktu itu masih biadab, telah dapat
mengalahkan Ronnwi. Bangsa Arab yang dikatakan belum cerdas waktu itu,
telah dapat menaklukkan Kerajaan Romawi dan Persia.
Sebab yang utama bukari itu. Yang terang ialah karena orang Arab
khususnya dan Islam umumnya telah lama meninggalkan senjata batin yang jadi
sumber dari kekuatannya. Orang-orang Arab yang berperang menangkis
serangan Israel atau ingin merebut Palestina sebelum tahun 1967 itu, tidak lagi
menyebut-nyebut Islam. Islam telah mereka tukar dengan Nosionolisme Jahili'
yoh, atau Sosrlalisme ilmiah ala Marx. Bagaimana akan menang orang Arab
yang sumber kekuatannya ialah imannya, lalu meninggalkan iman itu, malahan
barangsiapa yang masih mempertahankan ideologi Islam, dituduh Reaksioner.
Nama Nabi Muhammad sebagai pemimpin dan pembangun dari bangsa Arab
telah lama ditinggalkan, lalu ditonjolkan nama Karl Marx, seorang Yahudi. Jadi
untuk melawan Yahudi mereka buangkan pemimpin mereka sendiri, dan
mereka kemukakan pemimpin Yahudi. Dalam pada itu kesatuan akidah kaum
Muslimin telah dikucar-kacirkan oleh ideologi ideologi lain, terutama mementingkan bangsa sendiri. Sehingga dengan tidak bertimbang rasa, dilndonesia
sendiri, di saat orang Arab bersedih karena kekalahan, Negara Republik
Indonesia yang penduduknya 907, pemeluk Islam, tidaklah mengirimkan utusan
pemerintah buat mengobat hati negara-negara itu, melainkan mengundang
Kaisar Haile Selassie, seorang Kaisar Keristen yang berjuang dengan gigihnya
menghapuskan Islam dari Negaranya.
Ahliahli Fikir Islam moden telah sainpai kepada kesimpulan bahwasanya
Palestina dan Tanah Suci Baitul-Maqdis, tidaklah akan dapat diambilkembali
dari rampasan Yahudi (Zionis) itu, sebelum orang Arab khususnya dan orangorang Islam seluruh dunia umumnya, mengembalikan pangkalan fikirannya
kepada Islam- Sebab, baik Yahudi dengan Zionisnya, atau negara-negara
Kapitalis dengan Christianismenya, yang membantu dengan moril dan materiel
berdirinya Negara Israel itu, keduanya bergabung jadi satu melanjutkan Perang
Salib secara moden, bukan untuk menantang Arab karena dia Arab, melainkan
rnenantang Arab karena dia Islam.
"Don sesungg uhnya teloh kamu ketahui orang'orong yang melanggar
printah pada ha'i Sobtu." (pangkal ayat 65).
Diperingatkan lagi bagaimana sekumpulan Bani Israil melanggar perintah
memuliakan hari Sabtu. Memuliakan hariSabtu, istirahat bekerja pada hariitudan sediakan dia buat beribadat. Memuliakan hariSabtu adalah salah satu janji
mereka dengan Tuhan. Tetapi mereka mencari helah, memutarhukumdengan
cerdik sekali. Kata setengah ahli tafsir, kejadian iniialah didanau Thabriah, kata
setengah di Ailah dan kata setengah di Madiyan. Dimanapun tempat kejadian
tidaklah penting, sebab perangai begini bisa saja terjadi di mana-mana karena
hendak menghelah-helah (memutar-mutar) hukum. Menurut ahli tafsir mereka
tinggal di tepi pantai. Mereka dilarang mengail atau memukat di hariSabtu.
Segala pekerjaan mesti dihentikan di hari itu. Mereka dapat akalburuk; mereka
pasang lukah hari Jum'at petang hari, lalu mereka bangkitkan pada hariAhad
pagi. Sabtu itu sangat banyak ikan keluar. Rupanya ikan sudah mempunyai
naluri bahwa mereka tidak akan dipancing dan dipukat pada hari Sabtu.
Mereka merasa bangga sebab telah dapat rnempermainkan Allah. Tetapi
mereka tidak tahu bahwa mereka telah celaka besar lantaran itu. "Maka Kami
firmankan: Jadilah kamu kera-kera yang dibenci." (ujung ayat 65).
Berkata pula ahli tafsir, mereka dikutuk ruhan sehingga menjadikera atau
jadi beruk semua. Kata setengah penafsir pula, ada yang jadi babi. Kata
setengah penafsir pula, ada yang jadi keledai. Tetapi kalau kita lanjutkan
merenungkan ayat itu, iika mereka dikutuk Tuhan menjadi kera, monyet, beruk
atau babi dan keledai, bukan berarti bahwa mesti mereka bertukar bulu,
berubah rupa. Tetapi perangai merekalah yang telah berubah menjadi perangai
binatang. Rupa, masih rupa manusia, tetapi perangai, perangai beruk, adalah
lebih hina daripada disumpah menjadi beruk langsung. sebab kalau beruk
berperangai beruk, tidaklah heran dan bukanlah azab. Yang azab ialah jika
manusia berperangai beruk. orang tidak benci kepada beruk berperangai
beruk, yang orang benci ialah manusia beruk.
Adakah anda pernah melihat "orang jadi beruk". Seorang Muballigh Islam
di Minangkabau, saudara Duski Samad pernah membuat misal: "Beruk tua
terpaut". Kebiasaan di Minangkabau orang menurunkan buah kelapa dengan
mempergunakan beruk. Setelah beruk itu tua, dipautkan dia oleh yang empunya di sudut rumah. Apa kerjanya? Akan disuruh memanjat kembali, dia
tidak kuat lagi. Dan dia belum juga mati. Maka kerjanya setiap hari hanya
mencabuti bulunya sendiri, sehingga tinggal kulit licin seperti baju kaos. Tiap
orang yang lalulintas, walau orang itu Engku Imam atau Engku Lebai sekalipun,
selalu dicibirkannya. Kalau diberi makanan, cepat sekali disambutnya. Kalau
tidak diberi dia menjijir. Berapapun diberikan, disambutnya, meskipun perutnya telah kenyang. Namun makanan itu disimpannya terus dalam lehernya
sampai gembung, dan dia masih saja meminta.
"Moka Kami jadikanlah dianya sebogoi suatu teladan bogi mereka yang
semoso dengannya dan bagi yang di belakangnya." (pangkal ayat 66). Itulah
orang-orang yang merasa bangga karena telah banyak mendapat keuntungan,
tetapi tidak insaf bahwa mereka telah tersisih dari masyarakat manusia yang
berbudi. Yang mereka ingat hanya keuntungan sebentar itu saja. Budi mereka
menjadi kasar. Semua orang yang berakal budi dan memegang agama dengan
baik, tidak mau lagi mendekati mereka. Sebab perangai orang yang demikian
tidak ubahnya dengan kera dan beruk. Kawan sendiripun kalau dapat dimakan-nya, akan dimakannya juga. Diisinya lehernya banyak-banyak dan penuhplnuh dengan persediaan makanan walaupun bentuk hidupnya sudah menjemukan dan membencikan orang. Ini menjadi pengajaran bagi ummat yang
-hidup
di zaman mereka, dan menjadipengajaran juga bagi ummat yang datang
di belakang, sebab di mana-mana jika ada orang demikian, tidak ubahnya
mereka dengan beruk dan kera, menjemukan dan menimbulkan muak. 'Don
pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa." (ujung ayat 65). Karena bagi
orung yung bertakwa biarlah sedikit mendapat, asal halal. Asaljangan menghelah-helah agama dengan cerdik beruk.
Sebab itu maka penafsir ini tidaklah berpegang pada setengah ahli tafsir
yang menafsirkan bahwa mereka disumpah Tuhan, sehingga langsung bertukar
jadi beruk, jalan dengan kaki empat, gigiberganti dengan saing. Tetapilebih 'hebatlah
azab itu; tubuh tetap tubuh.manusia tetapi perangai sudah menjadi
perangai beruk dan kera. Dia datang berkelompok-kelompok ke ladang orang.
bukan saja hasil ladang itu dimakannya sekenyang perut sampaiberlebih dalam
lehernya, tetapi batang-batang pisang, ketela, jagung yang bertemu mereka
rusakkan dan patahkan. Sesudah hasil mereka ambil, dasar yang tinggal
mereka rusakkan pula, sehingga tidak bisa tumbuh lagi. Kalau dikejar merekapun lari, dan dari tempat jauh mereka menjijir dan mencibir kepada orang-orang
yang mengejarnya.
Mereka lari dan hilang bersembunyi ke hutan dengan perut kenyang
dengan harta dicuri, lehernya gembung menyimpan makanan yang dirarnpok,
dan orang yang empunya kebun tinggallah mengutuk dan menyumpah, karena
mereka ditinggalkan dengan dua kerugian; kerugian hasil ladangnya yang
dirampas dan kerugian bekas yang telah hancur rusak' padahal sudah berbulan-bulan dipelihara karena mengharapkan hasilnya. Bukankah perangai
beruk itu menimbulkan benci?
Ada beberapa riwayat penafsiran tentang Bani Israil yang dikutuk Tuhan
menjadi kera atau monYet itu.
Menurut riwayat dari Ibnu Ishak, Ibnu Jarir dan lbnu Abbas, semua mereka
itu dikutuk sehingga berubah rupa menjadi monyet. Tetapi setelah mereka
menjadi monyet itu, mereka tidak bisa makan dan tidak bisa minum, sehingga
tidak sampai tiga hari sesudah perubahan rupa itu, merekapun mati semua'
Satu riwayat pula dari Ibnul Mundzir, katanya dari Ibnu Abbas juga, bahwa
segala monyet dan segala babi yang ada sekarang ini adalah dari keturunan
mereka. Tetapi pada riwayat Ibnul Mundzir yang diterimanya dari al-Hasan,
keturunan meieka terputus. Sebab itu menurut pendapat al-Hasan ini, kera dan
babi yang ada sekarang tidaklah dari keturunan mereka.
Di dalam riwayat yang lain dari Ibnul Mundzir juga disertai riwayat dari
Ibnul Abi Hatim, yang mereka terima dari Mujahid: "Yang disumpah Tuhan
sehingga menjadi kera dan monyet itu ialah hati mereka, bukan badan mereka."
Kejadian ini adalah sebagai suatu perumpamaan sebagaimana tersebut dalam
ayat:
Laksana keledqi memikul kitab-kitab." (al-Jum'ah:5)
Maka penafsiran Mujahid yang diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir inilah yang
lebih dekat kepada faham saya sebagai penafsiran sekarang ini-
(67) Dan (ingatlah) seketika berkata
Musa kepada kaumnya: Sesungguhnya Allah memerintahkan
kamu menyembelih seekor lembu
betina. Mereka berkata: Apakah
akan engkau ambil kami ini jadi
permainan? Dia berkata: Berlindung aku kepada Allah, daripada
jadi seorang di antara orang-orang
yang bodoh.
(68) Mereka berkata: Serulah untuk
kami kepada Tuhan engkau, supaya diterangkanNya, bagaimana
lembu itu? Berkata dia: Sesungguhnya Dia bersabda, bahwa dia
(69) Mereka berkata: Serulah untuk
kami kepada Tuhan engkau, supaya Dia jelaskan kepada kami,
bagaimana warnanya: Berkata
dia: Sesungguhnya Dia bersabda,
bahwa dianya ialah seekor lembu
betina yang kuning, berkilau warnanya, menyenangkan mereka
yang melihat.
(70) Mereka berkata: Serulah untuk
kami kepada Tuhan engkau, supaya Dia jelaskan (lagi)kepada kami,
karena sesungguhnya lembu-lemhendaklah lembu betina yang y
l"JU T:,L"ffi.iil#:T :x?:il @ i'Zi 6i-;G a:r.6'3r;
itu; maka kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu itu.
bu itu sempa-serupa atas kami,
dan sesungguhnya kami, InsYa
Allah, akan dapat petunjuk.
217
(71) Dia berkata: SesungguhnYa dia
mengatakan bahwa dia itu hendaklah lembu betina Yang tidak
digunakan pembajak tanah, dan
tidak perancah sawah, tidak bercacat, tidak ada belang PadanYa.
Mereka berkata: Sekarang engkau telah datang membawa kebenaran! Maka mereka sembelihlah dia, dan nyarislah mereka itu
tidak sanggup mengerjakan.
(721 Dan (insatlah) seketika kamu
membunuh satu diri, maka bersitolak-tolakkan kamu padanya,
dan Allah mengeluarkan apa yang
kamu telah sembunyikan.
(73) Dan Kami katakan: Pukullah olehmu dengan sebagian dariPadanYa!
Demikianlah Allah menghiduPkan
yang telah mati dan memPerlihatkan ayat-ayatNYa, suPaYa kamu
berfikir.
(74) Kemudian telah kesat hati kamu
sesudah itu, maka adalah dia laksana batu atau lebih keras. Dan
sesungguhnya dariPada batu kadang-kadang terPancarlah daripadanya sungai-sungai, dan sesungguhnya setengah dariPadanya ada yang belah, maka keluarlah air dari dalamnYa. Dansesungguhnya dari setengahnYa Pula ada
yang runtuh dari takutnYa kePada
Allah, Dan tidaklah Allah lengah
dari apa yang kamu Perbuat.
Menyembelih Lembu Betina
Setelah menerangkan beberapa nikmat yang telah dikumiakan kepada
Bani lsrail itu, dan beberapa pula pelanggaran mereka akan janji dengan Tuhan,
sesudah itu beberapa kali pula mereka telah dihukum karena pelanggaran janji,
dan berapa kali pula Allah telah memberi kesempatan bagimereka buat hidup
untuk memperbaiki diri dan menempuh jalan yang benar, sekarang Tuhan
mengemukakan lagi suatu kisah yang kejadian pada mereka, yaitu urusan
menyembelih lembu betina.
Asal-usul maka timbul perintah menyembelih lembu betina ialah karena
terjadi suatu pembunuhan gelap, tidak terang siapa pembunuhnya. Maka untuk
menghabiskan perselisihan yang bisa menimbulkan huruhara di antara satu
suku dengan suku yang lain, atau satu kampung dengan kampung yang lain,
Nabi Musa memerintahkan menyembelih seekor lembu betina.
" Dan (ingatlah) seketika berkata Musa kepada kaumnya : Sesungguhnyo
Allah memerintahkan kamu menyembelih seekor lembu betina." (pangkal ayat
67). Perintah itu sudah jelas menyembelih lembu betina. Dan kalau mereka
tidak keras kepala, niscaya perintah itu dapat dilaksanakan sebentar itu juga.
Sebab lembu betina itu banyak berkeliaran di padang rumput mereka. Tetapi
mereka ingin bertukar fikiran atau memandang enteng juga kepada pemimpin
dan Rasul mereka. "Mereka berkata: Apakah akan engkau ambil kami ini jadi
permainan?" Perintah itu telah mereka pandang sebagai mempermain-mainkan
mereka saja. Mungkin hati mereka yang kesat itu berkata, kita sekarang ini
tengah mencari penyelesaian pembunuhan, tahu-tahu lembu betina yang disuruh sembelih. Mendengar sambutan mereka yang demikian. "Dia berkata:
berlindung aku kepada Allah daripada jadi seorang di antara orang-orang
yang bodoh. " (ujung ayat 67).
Dengan jawaban demikian Musa telah menjelaskan bahwa dia tidak memberikan perintah main-main. Sebab menjatuhkan perintah hanya untuk bersenda gurau, bukanlah perbuatan orang yang berakal budi, melainkan perbuatan
orang yang bodoh. Apatah lagidia adalah seorang RasulAllah. Aku berlindung
kepada Tuhan daripada perangai demikian.
"Mereka berkata: Serukonlah untuk kami kepodaTuhan engkau, supayo
diterangkanNyo, bogofmana lembu ifu?" (pangkal ayat 68). Lembu betina
banyak berkeliaran di padang rumput. Kami mau jelas yang bagaimana macamnya lembu itu. Menjatuhkan perintah hendaklah yang terang! Cobalah tanyakan kembali kepada Tuhanmu itu, lembu betina yang macam mana dikehendaki. 'lBerkata dio: Sesungguhnya, Dia bersabda, bahwo dia hendaklah
lembu betina yang belum tua benor dan tidak sangat mudo, pertengahanlah di
antaro itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu ifu. " (ujung
ayat 68).
Kesombongan mereka dan cara mereka bertanya, sebenarnya telah mempersulit mereka sendiri. Dengan jawaban Nabi Musa yang demikian, menyuruhbmencari lembu betina yang belum tua, tetapi tidak pula muda lagi, supaya dicari
yang pertengahan di antara tua dan muda, mereka telah mempersulit diri.
- Gain,ulika mereka tangkap saja sembarang lembu betina, entah muda
entah tua, perintah itu telah terlaksana dengan baik. TetapidglSan perintah
yang sekaring ini, mereka sudah mesti menyaring benar terlebih dahulu dan
-"*k"ir umur lembu-lembu betina yang hendak disembelih itu, NabiMusa
memerintahkan lekas-lekaslah laksanakan perintah itu, dengan maksud supaya
mereka jangan bertanya lagi. Tetapimereka tidak mau mengerti. Mereka masih
bertanya juga:
"Mereka berkata: Seruloh untuk kami kepada Tuhan engkau'" (pangkal
ayat 69). Cobalah tanyakan kembali kepada Tuhanmu itu: "Supoyo Dio
jitaskon kepada kami. Bagaimana u)arnanyo7" Sekarang warnanya pula yang
mereka tanyakan kepada beliau. Padahalkalau tidak mereka tanyakan warna,
sembarang wamapun ja di. "Berkatadio: Sesungguhnya Dia bersabda, bahwa
dianya ialah seekor lembu betina yang kuning, berkilat warnanya, menyenang'
kan mereka yang melihaf. " (ujung ayat 69).
JawabanNabiMusa ini mempergandakan kesulitan mereka. Tadi sudah
diperintahkan agar segera perintah itu laksanakan. Tetapikarena ingin hendak
mlnunjukkan bihwa mereka orang ahli bertanya semua, sekarang mereka
minta penjelasan warnanya. Dan telah dijawab oleh Nabi Musa, hendaklah
kuningnya bukan sembarang kuning, hendaklah kuning kilau kemilau' senang
mata memandangnya. Belum juga mereka insaf rupanya bahwa mencari lembu
betina yang demikian warnanya, demikian pula umurnya bukanlah perkara
ya.,g , rdah lagi; sedang urusan pembunuhan belum lagi diselesaikan. Dan
itrp'un belum juga memuaskan mereka; mereka masih juga bertanya: "Mereka
berkata: serulah untuk kami kepada Tuhan engkau, supaya Dia ielaskan
(losi) kepada kami, kareno sesungguh nya lembu-lembu itu serup'serupa atas
koiri."(pangkalayat 70). Lembu itu banyak,lantaran banyaknya kamijadiragu.
'Don sesungg uhnya kami,lnsya Allah, akon dapat petuniuk' " (ujung ayat 70)'
Mudah.mudihan kamikelak diberi petunjuk Allah mencarinya, sehingga dapat
yang kita cari itu.
,,Dia berkata: sesungguhnya Dia mengatakan bahwa dia itu hendaklah
lembu betino yang tidak (pernah) digunakan pembaiok tanah, dan tidak
perancah saw,ah, tidak bercacat, dan tidak ada belang padanya'" (pangkal
ayat 71). Dengan jawaban Nabi Musa seperti ini bertambah kesukaran mencari
lembu betina yang tidak muda lagi, belum tua benar, kuning warnanya, berkilaukilau dan belum pernah diambilpenarik bajak membuka tanah atau membajak
sawah dan tidak ada cacat, tidak ada luka atau parut, dan tidak ada belangnya.
Benar-benar seekor sapi pingitan'
Tetapi bagaimana mereka atas jawaban yang terakhir itu'
Mereka bangga dan "Mereko berkato: sekorong engkau telah datang
membawa kebenaran!" Kalau begitu barulah kami percaya bahwa engkau
sungguh-sungguh seorang Nabi yang diutus Allah membawa kebenaran "Moka
^"ii1, r"-Oe[t dio," yaitu sesudah bekerja keras berharihari lamanya
mencari lembu betina dengan syarat-syarat yang demikian. Alangkah susahnya; bertemu lembu betina berkilau-kilau warnanya, sayang bukan kuning.
Bertemu kuning berkilau-kilau, tetapiada cacat bekas luka. Bertemu yang tidak
luka, sayang ada belangnya. Ada lembu betina yang bagus, sayang masih terlalu
muda. Ada yang belum diambil menenggala atau membuka sawah, sayang
sudah agak tua. Dan bermacam-macam kesukaran yang lain, sehingga: ,.Don
nyarislah mereka itu tidak songgup mengerjakan." (ujung ayat 7l).
Maka panjanglah, keterangan ahli-ahli tafsir tentang cara mencari rembu
betina itu, sehingga dengan kisah tambahan ahli tafsir, maka kisah aslidarialQuran ditambahi bumbu di sana sini sehingga menjadi semacam romonsampai
ada yang mengatakan bertemu juga akhirnya lembu betina dengan cukup
segala syarat itu tetapi harus dibayar harganya dengan uang emas sepuluh kulit
lembu itu. oleh karena tambahan, tidak berdasar Hadis yang shahih, maafkanlah kita jika tidak kita bawakan. Bahkan berkata Imam as-syaukani di dalam
tafsirnya Fathul'Qadir. "Hal ini telah diriwayatkan dengan kisah macam-ma.
cam, yang tidak ada hubungannya dengan pokok, dan tidak banyak faedahnya."
sekarang barulah dijelaskan sebab-sebab perintah menyemberih lembu
betina itu.
"Dan (ingatloh) seketika kamu membunuh satu diri, maka bersitolaktolakkon kamu po.danya, don Allah mengeluarkan aW yang kamu sembunyikon." (ayat 721.
Kedapatan orang mati terbunuh, tetapi tidak terang siapa pembunuhnya.
Maka timbul tolak menolak, tuduh menuduh. Maka disembelihlah lembu betina
itu, yang akan digunakan pencari siapa pembunuhnya: "Dan Kami kotakon:
Pukullah olehmu dengan sebogri.an doripadanya." (pangkal ayat 73). Apakah
bangkai orang yang telah mati itu dipukul dari sebagian tubuh lembu betina
yang telah dipotong itu? Atar-r apakah kuburnya? Atau dengan bagian dalam
sapi yang mana dipukul? Kata setengah ahli tafsir dengan ekor lembu betina itu.
Kata yang lain dengan tunjang kakinya, dan kata yang setengah dengan
lidahnya. Yang mana yang benar, tidaklah penting. Sebab kalau al-euran sudah
menyatakan sebagian daripada tubuhnya, sampailah dia kepada puncak kecukupan. Yang penting diperhatikan ialah lanjutan sabda Tuhan: "Demikianlah Allah menghidupkon yang telah mati, dan memperlihotkan ayat ayatNya
supayo kamu berfikir." (ujung ayat 73).
Patut juga kita ketahui serba sedikit penafsiran tentang ini.
Menurut yang diriwayatkan oleh Abd bin Humaid, Ibnu Jarir,lbnul
Mundzir, Ibnu Abi Hatim dan al-Baihaqi dalam Sunnahnya yang riwayatnya
diterima dari Ubaidah as-Salmani, dipukulkan bagian badan lembu betina itu ke
kubur orang yang mati terbunuh itu,lalu dia bangkit daridalam kuburnya, terus
bercakap: "Yang membunuh aku ialah anak saudaraku, karena mengharapkan
warisanku, sebab aku tidak beranak, maka dialah yang berhak menerima waris.
sebab itulah aku dibunuhnya." sehabis bercakap itu dia jatuh kembali dalam
keadaan semula, yaitu bangkai dan langsung dikuburkan ke.mbali. Karena
mendengar keterangan sejelas itu, maka anak saudaranya itu ditangkap dan
dijalankanlah hukum qishosh atas dirinya.
Dengan jalan penafsiran seperti inilah difahamkan ujung ayat tadi' bahwa
Tuhan Allah telah memperlihatkan kekuasaannya, ayat'ayatNya; orang yang
telah mati dapat dihidupkan kembali.
Dan Ibnu Abid-Dunya menyalinkan pula riwayat ini dalam kitabnya yang
bernama Man'aasya ba'dal moufi (orang yang hidup sesudah mati), dari lbnu
Abbas. Tetapi kedua ayat ini dan riwayat yang lain, walaupun disalin oleh Imam
as-syaukani dalam tafsir beliau, beliau katakan tidak banyak faedahnya.
Sebagai tadi kita salinkan.
sekarang kita nuqilkan lagi penafsiran syaikh Muhammad Abduh untuk
kita perbandingkan penafsiran yang lebih disandarkan kepada pengumpulan
riwayat, dengan penafsiran yang lebih mempergunakandirayat yaitu analisa.
syaikh Muhammad Abduh menurut yang diriwayatkan oleh muridnya
Sayid Rasyid Ridha di dalam Talsir al Monor berkata: "Telah aku katakan
kepada tuan-tuan bukan sekali dua, bahwa wajiblah kita awas benar dengan
kisah-kisah Bani Israil ini dan kisah-kisah Nabi-nabi yang lain dan jangan lekas
percaya dari apa yang ditambah-tambahkan atas al-Quran dari kata-kata ahli
ahli tarikh dan ahli-ahli tafsir. Orang-orang yang berminat besar kepada penyelidikan sejarah dan ilmu pengetahuan di zaman kinisependapat dengan kita,
bahwa tidak boleh dipercaya saja barang sesuatu dari tarikh zaman-zaman
lampau itu yang mereka namai Zaman Gelap,melainkan sesudah penyelidikan
yang mendalam dan membongkar bekas-bekas kuno yang terpendam. Tetapi
kita dapat memberi maaf ahli-ahli tafsir yang membumbui kitab-kitab tafsir
dengan kisah-kisah yang tidak dapat dipercayaiitu, karena maksud merekapun
baik juga. Tetapi kita tidak boleh berpegang saja kepadanya, bahkan kita larang
keras. Cukup jika kita berpegang saja dengan nash-nash yang seterang itu
dalam al-Quran dan tidak pula kita lampaui lebih dari itu.
Kita hanya suka mengambil untuk pdnjelasan, jika penjelasan itu sesuai
dengan bunyi al-Quran, apabila shahih riwayatnya.
Demikian keterangan Syaikh Muhammad Abduh.
Dengan jalan fikiran yang seperti ini niscaya kita hendak tahu bagaimana
cara mereka menafsirkan ayat ini. Yaitu bahwa orang yang mati dihidupkan
kembali dan Allah memperlihatkan ayat-ayatNya, artinya tanda kekuasaanNya.
Saiyid Rasyid Ridha dalam tafsirnya menilik kembalihubungan kisah lembu
betina ini dari Kitab Taurat yang ada sekarang, karena Islampun mengakui
bahwa tidak seluruhnya Kitab Taurat yang ada sekarang ini sudah bikinan
tangan manusia semua. Masih banyak terselip yang harus iadi perhatian
kitapun, cari sekedar untuk menjadidasar belaka daripada kisah lembu'betina
itu.
Maka bertemulah dalam Kitab Ulangan, Fasal2l tentang Peraturan Bani
Isroil kalau terjadi pembunuhan gelap dengan menyembelih lembu betina.
Kitab Ulangan Fasal2l:
1. sebermula, maka apabila didapati akan seorang yang kena tikam dalam
negeri, yang akan dikurniakan Tuhan Allahmu kepadamu akan milikmu pu-saka, maka orang mati itu terhantar di padang tiada ketahuan siapa yang
membunuh dia.
2. Maka hendaklah segala tua-tua dan hakim kamu keluar pergimengukur
jarak negeri-negeri, yang keliling tempat orang yang dibunuh itu.
3. Maka jikalau telah tentu mana negeri yang terdekat dengan tempat
orang dibunuh itu, maka hendaklah diambil oleh segala tua-tua negeri itu akan
seekor lembu betina daripada kawan lembu, yang belum tahu dipikai kepada
pekerjaan dan yang belum tahu dikenakan kok. Pasangan yang dikenakan pada
leher sapi atau kerbau untuk menarik gerobak atau membajak.
4. Dan hendaklah segala tua-tua negeri itu menghantar akan rembu muda
itu kepada anak-sungai yang selain mengalir airnya dan yang tanahnya belum
tahu ditanami atau ditaburi, maka di sana hendaklah mereka itu menyembelihkan anak lembu itu dalam anak sungai.
5. Lalu hendaklah datang hampir segala imam, yaitu anak-anak Levi,
karena dipilih Tuhan Allahmu akan mereka ikut, supaya mereka itu berbuat
bakti kepadaNya dan memberi berkat dengan nama Tuhan, dan atas hukum
mereka itupun putuslah segala perkara perbantahan dan perdakwaan.
6. Maka segala tua-tua negeri yang terdekat dengan tempat orang yang
dibunuh itu hendaklah membasuhkan tangannya di atas rembu mudi yan!
disembelih dalam anak sungai itu.
7. Sambil kata mereka itu demikian: "Bukannya tangan kami menumpahkan darah inidan mata kamipun tiada melihatnya."
8. Adakan apakah ghafirat atas ummatmu Israil, yang telah kau tebus, ya
Tuhan! Jangan apalah kau tanggungkan darah orang yang tiada bersalah di
tengah-tengah ummatmu Israil. Maka demikianlah diadakan ghafirat atas mereka itu daripada darah itu.
9. Dan kamupun akan menghapuskan darah orang yang tiada bersalah itu
dari tanganmu, iikalau kamu telah berbuat barang yang benar kepada pemandangan Tuhan.
Dengan salinan Taurat bahasa Indonesia ini sudah terang duduk perkara.
Jika terdapat orang mati terbunuh, tidak terang siapa pembunuhnya, maka
menurut peraturan hendaklah ukur jarak tempat bangkai orang itu dengan
kampung terdekat. sembelih lembu betina disungai. orang tua-tua negeriying
terdekat hendaklah membasuh tangannya di atas lembu itu sambil-"-bu.i
bacaan semacam sumpah. Mana yang berani membasuh tangan di sana,
selamatlah dan mana yang tidak mau, tandanya dia bersalah. Hukumpun
dilakukan, hutang nyawa bayar nyawa. Dengan berjalannya aturan kisah ini,
artinya telah dihidupkan orang yang mati. Itulah ayat-ayat Allah;artinya supaya
kamu pergunakan fikiranmu menyelidik rahasia hukum llahidan menerimanya
dengan segala kepatuhan.
Dengan penafsiran secara inidijelaskan bahwa menghidupkan orang yang
mati bukanlah artinya bahwa orang itu bangun dari kubur memberiketerangan
bahwa dia dibunuh anak saudaranya, tetapidengn berlakunya hukum qishash,
artinya orang yang telah matidihidupkan kembali, menurut ayatLTg dariSurat
ini yang akan ditafsirkan kelak, Insya Allah.
)Celaan kera9 pada ayat-ayat tersebut ini, terutama tentang ceritera penyembelihan lembu betina itu meninggalkan kesan mendalan dihatikita kaum
Muslimin, bahwa Tuhan Allah menurunkan suatu perintah dengan perantaraan
RasutNya adalah dengan terang, jitu dan ringkas. Agama tidakhh untuk
mempersukar manusia. Sebab itu dilarang keraslah bersibanyak tanya, yang
kelak akan menyebabkan itu menjadi berat. Bukanlah perintah agama yang
tidak cukup, sebab itu jalankanlah sebagaimana yang diperintahkan.
Dirawikan oleh lbnu Jarir at-Thabaridalam tafsirnya, dengan riwayat yang
shahih dari Ibnu Abbas:
"Kalau mereka sembelih saio sembaranglembubetina yang mana mereka
kehendaki, sudohlah diterima. Tetapi mereka mempersukar atas diri mereka
sendiri, sebob .itu Allah pun mempersukor. "
Dan ada lagi Hadis shahih yang lain, nasihat buat kita kaum Muslimin:
)VAti'r{;J};s\t1vYJU:,Y,q'|K-;
"Dan dibenci pada kamu konon khabarnya don kata si onu, dan membuang-buong harta dan bersibanyak tanya."
Agama mudah dijalankan, yang menukarkannya ialah apabila banyak
"kalau begini, kalau begitu".
,,Kemudian teloh kesat hati kamu sesudoh itu, maka adalah dia loksno
batu atau lebih keros." (pangkal ayat 74).
Lebih keras daripada batu, sebab tidak ada pengajaran yang bisa masuk ke
dalam. "Don sesungguhnya danpodo botu kadang'kadang terpancarloh doripadanyasungOi-sungoi. " Artinya daripada batu yang dikatakan keras itu masih
jusu udu faedah yang diharap; dia dapat memancarkan sungai. Tapi hati yang
keras tak dapat memancarkan faedah apa'apa.
,.Don seiungg uhnya setengah daripadanya ada yang belah, maka keluar'
loh oir dari dalimnyo." Dapatlah meniadi minuman orang; berfaedah juga.
'Don sesunggurhnya dari setenglhnyo pula ada yang runtuh dari takutnya
kepada Atloh' Mika kalau hatimu dimisalkan sekeras batu, padahaldaripada
baiu masih banyak faedah yang diharapkan dan dari batu yang runtuh karena
takutnya kepada Allah dan tunduk sujudnya kepada Tuhan, apakah lagimisal
yang layak bagi hatimu yang kesat lagi keras itu? sungguhpun demikian:"Dan
iiain"n Ailai lensah dari apa yong kamu perbuat." (uiung ayat 74)'
Tidaklah Allah akan lengah. Tidaklah kamu lepas dari titikan Tuhan. Pasti
datang masanya kamu akan membayar sendiridengan- mahal segala kejahatan
hatiml itu. Jii<a pengajaran yang lunak tidak berbekas kepada hatimu,
karena lebih keras dari batu, maka palu godam azablah yang akan menimpa
dirimu kelak. Waktunya akan datang.
Sayangnya hal yang dimisalkan kepada orang Yahudiini, lama kelamaan
telah bertemu pula pada orang Islam sendiri. Masalahnya tidak ada, lalu
diadakan. Hal ini terdapat dalam kitab-kitab Fiqh Mutaakhirin (zaman terkemudian). Panjang lebar membicarakan hukum istinjo', rukun bersuci dan
panjang lebar memperkatakan niat sembahyang. Sehingga kadang timbulyang
luculucu.
Dengan cara sangat sederhana Nabi Muhammad s.a.w. mengajarkan dan
memberi contoh dengan perbuatan beliau sendiri, yaitu memulai sembahyang
hendaklah dengan membaca Takbir: Allahu Akbar. Semua orang dapatlah
memahamkannya, walaupun anak kecil atau orang tua, orang awam atau
ulama. Tetapi datanglah beberapa pembahasan dalam setengah Kitab Fiqh,
bahwa hendaklah membaca Takbir itu serentak sekalidengan niat. Hendaklah
penuh niat di dalam huruf yang delapan dari Takbir itu. Penuhnya ialah
mengandung qoshad, yaitu sengaja hati. Artinya hendaklah mengerjakannya
itu sejak awal permulaan dengan takbir dan akhir penutupan dengan salam
seketika mengucapkan takbir yang pertama (Takbiratul lhram) itu, dan hendaklah ta'yiin, yaitu jelas benar ditentukan sembahyang yang mana yang akan
didirikan itu, sembahyang wajibkah? Kalau wajib, apakah Zuhur atau Asar dan
sebagainya. Dan kalau sembahyang Nawafil (sembahyang sunnat), hendaklah
ta'yiin, sembahyang qabliyahkah atau bo'diyoh? Dhuhakah atau tahajju&
Setelah disyarati begitu dia jadi sukar. Padahal kalau dikerjakan saja,
sebentar sudah selesai.
Misalnya pula bagaimana hukumnya kalau seorang perempuan berjanggut
dan tebal janggutnya itu, apakah wajib juga baginya menyampaikan air ke urat
janggutnya itu: Falihi Qaulani. Dalam hal ini ada dua kata!
Kata setengah Ulama wajiblah baginya menyampaikan air ke urat janggut
itu, sebab itulah yang sebenarnya anggota wudhu', sebab janggut bukanlah asal
baginya. Berkata yang setengah lagi, tidaklah mengapa jika tidak sampaiair ke
urat janggut, sebab masyaqqat baginya.
Maka berkata orang zaman sekarang: "Di antara 300 juta perempuan Islam
di dunia ini di zaman sekarang, barangkali tidak akan ada barang 3 orang yang
berjanggut. Perlu apa masalah ini diadakan? Dan kalau dia perempuan cantik
lebih baik dicukurnya saja, habis perkara!"
Dan berpanjang-panjang pula dalam soal ta'liq dalam talak: bagaimana
kalau seorang laki-laki menta liq isterinya; kalau engkau naik ke loteng, jatuh
talakku, kalau engkau turun ke bawah jatuh pula talakku; bagaimana perempuan-perempuan itu harus mengelak supaya talak itu jangan jatuh? Maka berbagai pulalah qaul tentang itu. Katanya setengahnya, turun saja dari jendela!
Datang orang zaman sekarang berkata: "Talak itu tidak akan jatuh samasekali,
sebab otak laki-lakiyang menta'liq itu wajib dioperasi."
Padahal Saiyidina Umar bin Khathab, kalau orang datang bertanya suatu
masalah, selalu beliau bertanya pula: Yang engkau tanyakan itu pernah kejadian atau tidak? Kalau tidak, disuruhnya orang itu berhenti bertanya, karena
tidak ada gunanya.
Apakah kamu ingin benar agar
mereka percaya kepada kamu,
padahal sesungguhnya telah ada
segolongan dari mereka yang
merdengar Kalam Allah, kemudian mereka obah-obah dia sesudah mereka mengerti, padahal
mereka mengetahui?
(76) Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman,
merekapun berkata: Kami telah
beriman! Dan apabila bersendiri
sebagian mereka dengan yang sebagian, berkatalah mereka: Apakah akan kamu ceriterakan kepada mereka apa yang telah dibukakan Allah kepada kamu, supaya nanti mereka mendakwa kamu di hadapan Tuhan kamu?
Apakah kamu tidak mengerti? .
(77) Apakah tidak mereka tahu bahwasanya Allah mengetahuiapa yang
mereka rahasiakan dan apa yang
mereka nyatakan?
(78) Dan setengah darimereka adalah
yang tidak kenal tulisan, tidak mereka ketahuiakan al-Kitab, kecuali dongeng-dongeng, dan tidak ada
mereka selain bersangka-sangka.
(79) Maka celakalah bagi orang.orang
yang menulis kitab dengan tangan
mereka, kemudian mereka katakan: Iniadalah dari sisi Allah, karena mereka hendak menjualnya
dengan harga yangsedikit. Celaka
bagi mereka dari apa yang ditulis
oleh tangan mereka, dan celaka
bagi mereka lantaran penghasilan
mereka.
Melakukan da'wah kepada orang-orang Yahudi itu adalah dalam rangka
wajib juga. Tetapijangan terlalu diharapkan bahwa lantaran mereka telah diberi
da'wah, mereka akan masuk berbondong ke dalam Islam.
Memang pokok-pokok yang akan memungkinkan mereka memeluk lslam
banyak. Terutama karena dasar yang satu di antara ajaran mereka dengan
Islam, yaitu teguh pada Tauhid. Tetapi itu jangan terlalu diharapkan. Karena
ada sebab yang lain-lain yang menghalangi, yaitu dasar tidak jujur mereka.
"Apakah kamu ingin benar agar mereka percaya kepado kamu? Padahal
sesungguhnya telah ada segolongan dari mereka yang mendengor Kalam
Allah, kemudian mereka obah-oboh dia sesudah mereka mengerti." (pangkal
ayat 75). Halinidiperingatkan kepada NabiMuhammad s.a.w. dan ummatnya,
khusus kepada sahabat-sahabat beliau yang hidup ketika ayat diturunkan, yang
sangat mengharap moga-moga lantaran selalu mendapat seruan, orangYahudi
itu akan berbondong masuk Islam. Ayat ini memperingatkan jangan terlalu
diharap, sebab mengubah-ubah ayat atau isi maksud ayat, dan menafsirkannya
secara lain, sudahlah menjadi kebiasaan mereka, bahkan sudah sejak zaman
Musa lagisudah demikian. Mereka dengar KalamAllah. SabdaTaurat. Mereka
akui itu memang Kalam Allah, tetapi kemudian mana yang terasa berat mereka
obah dengan sengaja. Bahkan ini telah terasa sendiri oleh Nabi Musa, ketika
beliau masih hidup dan telah dekat kepada ajalnya, sehingga diperintahkannya
menulis segala isi Taurat untuk diingat oleh anak-cucu. Namun demikian,
seketika dia dipanggil menghadap oleh Allah Ta'ala bersama Yusya' yang akan
meneruskan pimpinannya atas Bani Israiljika beliau meninggal, Tuhanpun telah
memperingatkan kepada Musa, bahwa sepeninggal Musa kelak kaumnya ini
akan menyembah dewa-dewa dan meninggalkan Allah.* Sebab itu, meskipun
seketika Taurat tertulis lengkap, lagi berani mereka mengubah maksudnya menurut kehendak mereka, apatah lagi Taurat yang ditulis di zaman Nabis.a.w.,
sampai ke zaman kita sekarang, bukan lagi Taurat yang ditulis di zaman Musa
ilu."Padahal mereka mengetahui". (ujung ayat 75). Bunyiayat inimemperjelas
lagi bahwa penafsiran yang salah, atau menyalahkan penafsiran adalah mereka
lakukan dengan sengaja dan dengan sadar.
Sedangkan sebelum timbul Nabi Muhammad s.a.w. dan belum timbul
gerakan Islam ini di Madinah, mengubah isi Kalam Allah menurut kemauan
mereka dan untuk menjaga martabat mereka, mereka lagi mau, apatah lagi
setelah kekuatan Nabi Muhammad s.a.w. sudah bangkit demikian rupa dan
mereka mulai terdesak. Niscaya mengubah-ngubah maksud itu akan kejadian
lagi.
" Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orong yang telah beriman,
mereka pun berkata: Kami telah beriman." (pangkal ayat 76).
Di sini jelas jiwa yang mulai lemah dan ragu. Kebenaran lslam dengan
semangat yang baru itu tidak dapat dihalangi lagi, tetapi mereka berat melepaskan yang lama. Sebab itu terpaksa mereka bermuka manis, kepada orangorang yang telah beriman kepada Muhammad s.a.w., dan mereka mengaku
beriman pula, untuk menjaga diriatau melihat angin. Sebab tenaga buat menghalanginya tidak ada lagi. "Don apabila bersendiri sebagian mereka dengan sebagian, berkataloh mereka: Apkah akan kamu ceriterakan kepada mereka
apa yr,ng telah dibukakan Allah kepada mereka?" Timbullah bisik-bisik,
namun meskipun di antara kita telah ada yang mengaku beriman pula untuk
menjaga diri, sekali-kali jangan dibukakan kepada mereka isi kitab kita yang
sebenarnya, yang telah dibukakan Tuhan Allah kepada kita sejak dahulu,
bahwa memang akan ada Nabi Akhir Zaman, yang kita telah berjanjidengan
Tuhan akan mematuhi syariat Nabi itu jika dia datang.
Apakah rahasia itu akan kamu sampaikan kepada mereka? "Supya nanti
mereka mendakwa kamu di hadapn Tuhan kamu? Apakah kamu tidak
mengerti?" (ujung ayat 76). Bagaimanapun rapat pergaulan orang-orang yang
menganut keimanan baru, pengikut Muhammad itu, namun rahasia kitab kita
jangan dibuka. Karena kalau mereka tahu hal itu tentu berkata kepada kita:
Kalau sudah seterang itu tersebut didalam Kitab kamu, mengapa kamu tidak
juga benar-benar percaya? Sebab itu hendaklah kamu awas benar, bila berdebat dengan Muhammad dan pengikut-pengikutnya itu. Apakah kamu tidak
mengertibahwa kalau rahasia itu terbuka, akan membawa celaka bagi kita dan
meruntuhkan kedaulatan agama kita? Pusaka turun-temurun nenek-moyang
kita?
Tetapi bagi mereka hal itu dipandang rahasia. BagiTuhan tidak ada yang
dapat mereka rahasiakan.
"Apakah tidak mereka tahu bahwasanya Allah mengetohui ow yang
mereka rahasiakan don apa ynng mereka nyatakan." (ayat 77).
Banyak haldapat kita simpulkan dariayat ini. Pertama menjaditeranglah
bahwa memang Nabi kita dan sahabat-sahabatnya tidak pernah terlebih dahulu
membaca Kitab Taurat, sebagaimana yang didakwakan oleh setengah kaum
Orientalis, di antaranya Goldziher, seorang Orientalis Yahudi. Maka pengetahuan Nabi Muhammad bahwa dirinya ada tersebut dalam Taurat, adalah
semata-mata dari Wahyu. Dan kesan yang lain ialah bahwa rahasia kecurangan
itu dengan ayat ini telah buka. Inilah rahasia yang dibuat jadi rahasia oleh Ahbar
dan Ruhban mereka, yang terus disingkirkan oleh ayat, sehingga mereka mesti
berhitung benar-benar terlebih dahulu sebelum terus-menerus berbuat curang.
Lain pula halnya dengan para pengikut mereka. Yaitu yang keras fanatik
mempertahankan pendirian, tetapi tidak mengerti apa sebenarnya isi Kitab
yang mereka pertahankan itu. Mereka disebut pada ayat seterusnya.
"Dan setengah dari mereka adalah yang tidak kenal tulisan, tidak mereko
ketohui akan al-Kitab, kecuali dongeng-dongengdan tidak ada mereka selain
bersongko-sangka." (ayat 78).Mereka hanya taqlid kepada guru. Apa kata guru, itulah yang benar.
Menyelidik dan memakai fikiran sendiri tidak sanggup, Bahkan menulis dan
membacapun tidak bisa, apatah lagi akan membaca Kitab Taurat itu. Yang
mereka pegang hanya apa yang diterangkan guru. Maka penuhlah mereka
dengan dongeng-dongeng, khayal, pelajaran yang tidak-tidak dan tklak dekat
sedikit juga dengan kebenaran. Kalau diajak membicarakan yang sekarang,
mereka hanya sanggup menceriterakan yang dahulu. Kalau diaiak kepada
kenyataan, mereka lari ke dalam angan-angan. Agama rnereka hanya sangkasangka, entah ia entah tidak. Tetapi bagi mereka angan-angan itu adalah
pegangan teguh. Dan mereka tidak boleh ditegur atas kesalahan rnereka. Telah
membatu dan membeku faham mereka. Dalam ketaatan mereka pegang apa
yang diajarkan oleh guru dengan tidak memakai fikiran, mereka berhati sempit
dan benci kepada orang lain.
Demikianlah keadaan kaum Bani Israilatau Yahudi seketika syiriat Islam
mulai bangkit, agama yang telah tinggal dalam sebutan lidah belaka. Dan
beginilah suasana beragama pada segala zatnan, apabila kebebasan berfikir
telah dibendung dan ditutup oleh orang-orang yang disebut pemimpin agamir
sendiri.
Sebab itu bila membaca ayat yang seperti ini, seyogianya kita umrnat Islam
yang telah 14 abad jaraknya dari zaman NabiMuhammad s.a.w. berfikir kalaukalau kita telah ditimpa pula oleh penyakit seperti ini. Syukurlah agama kita
Islam tidak mempunyai kependetaon, yaitu pemqka-pemuka agama yang waiib
dipatuhi, walaupun telah jauh terpesong daripada yang telah digariskan Allah.
Sungguhpun demikian dalam peredaran zarrErn, gejala-gejala s€perti ini pernah
juga kejadian.
Salah satu dari sebab kerusakan yang menimpa Bani lsrail itu disebutkan
pada ayat yang selanjutnya.
"Maka celakaloh bagi orang-orang yang menulis kitab dergan targan
mereka, kemudion mereka katakan: "lni adalah dori sisi Allah." Karena
mereka hendak menjualnya dengon harga yang sedikit. " (pangkal ayat 79)-
Padahal Kitab Taurat mereka sendiri sudah ada. Sekarang mereka tambah
lagi dengan penafsiran sendiri, membuat hukum ushul dan /uru' pokok dan
ranting. Setelah pekerjaan membuat kitab itu selesai, mereka berkata bahwa ini
adalah dari Tuhan. Disamakan dengan wahyu llahi yang tidak boleh diSanggugugat lagi. Orang yang bodoh, yang ummi, tak tahu tulis baca sebagai tersebut
tadi, menerimalah apa yang beliau-beliau tulis itu sebagai wahyu llahi, kata srrci
yang tidak boleh dibantah. Orang-orang yang mencari keuntungan untuk diri
berbesar hatilah dan maulah membayar. Dibayar dengan uang berbilang atau
dengan pangkat, kedudukan, kebesaran duniawi. Berapapun besar jumhhnya,
atau berapapun tinggi pangkat yang didapat, semuanya adalah harga yang
sedikit; atau lebih tegas lagi tidak ada harganya. "Celaka fugi nrereka da'i ap
yang ditulis oleh tangan mereka."Karena yang ditulis itu adalah palsu. Karern
mereka akan bertanggungjawab di hadapan Allah karena berbohong dan
rnenipu rnanirsia: "Don celoka bqgi nereka lantaron perglwsilan mereka."
(uiung ayat 79).
Mernang orang Yahudi rnempunyai lagi di samping Taurat kitab agama
yang bernarna Talmud.
Akin berapalah larnanga penghasilan harga yang sedikit itu akan mereka
rasai? Padahal mereka telah memutar-balik kebenaran? Akan berapa lamakah
kepalsuan bisa berlaku? Akan berapa larnakah manusia bisa diperbodoh?
Perneluk agama yang manapun yang memimpinnya sudah sampai kepada
taraf jual-beli agarna seperti ini, namun kutuk Tuhan mesti memakan mereka.
Kecelakaan tidak dapat dielakkan. Oleh sebab itu ayat ini yang sebab turunnya
iahh Bani lsrail di zaman Rasul, namun kita kaum Muslimin haruslah mengoreksi diri sendiri dengan dia. Sebab tersebut dalam sebuah Hadis yang shahih,
saMa Rasulullah s.a.w.:
*yyV33*+W'$?;t;r,l+#
"Sesungguhnya akan kamu ikuti jejok orangyvng*belumkomu, sejengkal.demi *jengkol dan sehasta demi *hasta."
Ketika menafsirkan ayat ini, janganlah kita tersenyum-senyum membaca
kejahatan Yahudi di zaman Nabi s.a.w., dan kita lupa kelalaian kita di zaman
sekarang. Karena suasana yang sudah sampaike tingkat inilah maka kita telah
dapat dijajah oleh bangsa-bangsa yang berlainan agama dengan kita lebih dari
ilX) tahun lamanya.
(80) Dan mereka berkata: Sekali-kali
tidak kami akan disentuh oleh apineraka kecuali berbilang hari saja.
Katakanlah: Apakah kamu telah
membuat ianjidi sisiAllah? (Kalau
demikian). Maka tidaklah Allah
akan rnemungkiri janjiNya, atau
apakah kamu mengatakan terhadap Allah barang yang tidak kamu
ketahui?
c
./z );3/ lt-l 2 a - z 3zz zo2zz
!re.rr,. tt_l )l rUI Ui J l:16-r
'11i**t|-wlry|friS
z lz;z zz z- 1.2 2 lz>l f.r.
@jrJ t)V 8l J' ajt; gt ;oV
(81) TirJak begitu! Barangsiapa yang',i{lhi.n U;fr^{$;Ct
berusaha jahat, sedang dosanya ' z '> '
telah meliputinya, maka *"r"ku z t z, .,
Er. ) zotz ,zolt
itu adalah penghuni neraka, mere- @ OrSrE d :UI .-B"l.i[[U
Dan orang-orang yang'beriman
dan beramal yang shalih-shalih,
mereka itu adalah penghuni syurga; merekapun akan kekal di dalamnya.
(83) Dan (ingatlah) tatkala Kamimembuat janjidengan Bani Israil, supaya jangan mereka menyembah
melainkan kepada Allah, dan terhadap kedua ibu-bapa hendaklah
berbuat baik, dan (juga) kepada
keluarga yang hampir, dan anakanak yatim dan orang-orang miskin, dan hendaklah mengucapkan
perkataan yang baik kepada manusia, dan dirikanlah sembahyang
dan keluarkanlah zakat. Kemudian berpaling kamu, kecuali sedikit, padahal kamu tidak memperdulikan.
z-a<l z i.o)zzc)z z i.z .lL:bl cjr["ajl l* vY, ;r-)l t
z ) . . .)Er..- ) zt7. j;.r)= E r'" L.ll.-Yt
t ) 2.t-2._
=a,
/ z z z>zf> t
djr-dU,-;rfrlr4uj;l{r
z. )n- z/ zn ,a .u. .zz - i
g..,i\ 6,> eU bl yJrJ lrn T)1
,,t i o2lz (Jrwij;r4{.;t;#r;
z),L212.2-/zi orf ittt)t{U
'{;7 ryt}tii4",YAtw
Sekarang disingkapkan lagi salah satu p'enyakit kesombongan mereka;
"Dan mereka berkata: Sekolikoli tidak kami akan disentuh oleh api-neraka,
melainkan berbilang hari saja." (pangkal ayat 80). Mereka merasa demikian
istimewa di sisi Tuhan. Kalau mereka dimasukkan ke neraka esok, hanya
sebentar saja. Kata yang setengah kalau dimasukkan ke neraka orang Bani
Israil, hanya selama empatpuluh hari saja, yaitu selama mereka menyembah
berhala anak-sapi, seketika ditinggalkan oleh Nabi Musa empatpuluh hari.
Demikian riwayat yang dibawakan oleh lbnu Jarir. Dan satu riwayat lagi
dibawakan oleh Ibnu Jarir juga, dan lbnu Ishaq, dan lbnulMundzir dan lbnu Abi
Hatim dari lbnu Abbas, bahwa: Menurut kepercayaan orang Yahudi umur
dunia kita ini adalah 7,000 tahun. Maka mana yang berdosa diantara mereka
akan diazab dalam neraka sehari dalam 1,000 tahun. Menjadi hanya tujuh hari
saja mereka di neraka, kemudian dikeluarkan dan dipindahkan ke syurga.
Menurut Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Bukhari, seketika
memerangi Khaibar, benteng pertahanan orang Yahudi yang terakhir, Nabi
s.a.w. menanyakan kepada mereka, siapa ahli neraka? Mereka menjawab
bahwa kami hanya akan masuk neraka sebentar, sesudah itu keluar. Inilah
menurut setengah riwayat asal turunnya ayat ini.
"Katokanloh: Apkah kamu telah membuat janji di sisi Allah?" Kalau janji
itu memang ada cobalah tunjukkan bukti, difasal mana dalam Tauratmu ada
tertulis. "Atau apakah kamu mengatakan terhadap Allah barang yang tidak
komu ketahui? (ujung ayat 80). Atau itu hanya kata-kata ahbar-ahbar dan
pendeta-pendeta kamu saja?
Perkataan yang mereka karang-karangkan itu menyebabkan agama di'
peringan-ringan oleh pengikut mereka. Kalau hanya beberapa hari saja di
neraka, apa salahnya kalau dibuat dosa banyak-banyak, didurhakaiAllah dan
dikhianati manusia? Bantahan Allah adalah keras:
"Tidak begitu!" (pangkal ayat 81). Tetapi yang sebenarnya ialah: "Barang'
siapa yang berusaha jahat, sedong doxnya telah meliputinya." Orang yang
usahanya selalu jahat, tidak ada lagi nilaiyang baik, dan dosa telah mencengkeram mereka meliputi mereka, sehingga tidak ada lagi upaya mereka melepaskan diri daripadanya . "Mako mereko itu adolah penghuni neroka." Peraturan
itu berlaku sekalian manusia, sebab dikatakan borongsiopo. Tidak perduli
apakah dia mengaku Yahudi, Nasrani atau lslam. "Mereka akon kekal di
dalamnya." (ujung ayat 81). Keadilan dan hukum llahi berlaku buat semua
orang. Di sini disebut dua hal yang menyebabkan kekal di neraka. Pertama
kejahatan sudah menjadi usaha, kedua kesalahan itu sudah mengepung dan
meliputi diri. Tidak ada kekerasan hati lagi buat membebaskan diri dari
kepungan kejahatan. Dan puncak dari segala kejahatan ialah mempersekutukan Tuhan dengan yang lain. Segala dosa pangkalnya ialah karena mempersekutukan Tuhan. Di antaranya ialah mempersekutukan Tuhan dengan hawanafsu dan dengan syaitan.
Sebaliknya dari itu: "Dan orang-orang yong beriman dan beramol sholihsholih, mereka itu adalah penghuni syurgo; merekapun okan kekal di dalamnyo." (ayat 82). Tidak pandang apakah dia Yahudi, atau Nasraniatau Islam
sebagai yang telah diterangkan pada ayat 62 yang lalu.
Dapatkah agaknya kita kaum Muslimin tertegun sejenak memikirkan ayat
ini? Yang sebab turunnya ialah Bani Israil di Madinah, tetapi ayatnya telah
terlukis tetap di dalam al-Quran? Siapa yirng membaca ayat ini sekarang,
apakah kita atau Bani Israil?
Bagaimana orang yang mengaku dirinya lslam atau keturunan Islam, tetapi
seluruh usaha hidupnya dipengaruhi oleh ndfsu-nafsu jahat? Dan dia tidak Iagi
dapat membebaskan diridarikepungan dosa? Bagaimana dengan orang yang
berkeyakinan apabila dia membaca Qrl -
Huallahu Ahod 1,000 kali atau
rnembaca Syahadat 10,000 kali, atau membaca Surof Yosin malam Jum'at atau
membaca Ayot Kursi seketika akan tidur, dijamin pasti masuk syurga?
Kelak kita akan berjumpa dengan ayat 274 dari Surat al-Baqarah ini yang
berkata bahwa kamu jangan mengira-ngira mudah saja masuk ke dalam syurga,
sebelum kamu sanggup menderita sebagai yang diderita oleh orang'orangyang
dahulu-dahulu; ditimpa oleh berbagai kesulitan, kesukaran, kemelaratan dan
sampai digoncangkan oleh berbagai cobaan, sehingga Rasuldan orang-orang
yang beriman
-
saking hebatnya goncangan itu
-
sampai mengeluh memohon
kepada Tuhan, mana pertolongan yang telah dijanjikan. Dengan demikian
orang diuji, dan jika lulus ujian itu baru masuk syurga. Mengapa kamu sangka
masuk syurga hanya dengan membaca Qul-Huallahu Ahad sekian ratus kali?
Bahkan ada pula yang berkata, bahwa kita orang Islam tidak akan lanradahm
neraka; persis sebagai kata orang Yahudi itu. Apakah sudah ada janji kita
dengan Tuhan dalam perkara inr? Atau apakah kita bercakap densan tidak
berpengalaman, dan membicarakan soal Allah tidak dengan pengetahuan?
Kemudian diingatkan lagi janji Bani Israil dengan Allah yang sehendaknya
mereka pegang teguh, tetapi telah mereka mungkiri. Adapun ayat ini sudah
khusus dihadapkan kepada Rasulullah s.a.w. sendiri, untuk mengetahuibetapa
janji itu telah diikat dengan mereka, supaya Rasulullah s.a.w. lebih mengetahui
lagi betapa telah jauhnya mereka sekarang daripada janji itu.
"Dan (ingatlah) tatkala Kami membuat ianji dengan Bolni Isroil, supaw
jangan mereka menyembah melainkan kepda Allah. "(pangkal ayat 83). Inilah
pokok pertama janji, dipusatkan kepada Tauhid, yang sampai sekarang rnasih
terpancang dengan teguhnya dalam yang dinamai Hukum Sepuluh di dalam
Taurat. "Dan terhadap keduo ibu-bopa hendaklah berbuat fuik." Inilah janji
yang kedua; yakni sesudah menyembah Allah hendaklah berkhidmat, berbuat
baik kepada kedua ibu-bapa. Karena dengan rahmat dan kumia Allah, kedua
ibu-bapa telah menumpahkan kasih kepada anak, mendidik dan mengasuh.
Terutama di waktu belum dewasa, tidaklah sanggup si anak menempuh hidup
dalam dunia ini kalau tidaklah kasih-sayang dianugerahkan Allah kepada ayah
dan bunda. "Dan juga kepodo keluarga yanghampir."Yaitu saudara, parnan,
saudara ayah dan saudara ibu, nenek lakilaki dan nenek perempuan, pendeknya semua yang bertali darah. Dibawah perlindungan Allah, seoranganak telah
hidup dalam asuhan ibu-bapa, di dalam rumahtangga yang berbahagia. Dan
rumahtangga itu tali-bertali dengan keluarga yang lain, sehingga timbullah
kekeluargaan besar, yang berupa suku, kabilah dan kaum. Maka tidaklah bisa
seorang hidup sendiridan hidup hanya dengan ibu-bapa atau dengan anak dan
isteri saja. Semua ada pertaliannya. Itulah yang membentuk masyarakat besar,
berupa negeri dan negara. Maka memelihara hubungan yang baik dengan
keluarga itupun menjadi salah satu janii penting Bani Israil dengan Tuhan. "Dan
anak-anak yatim dan orang-orang miskin. " Anak yatim, yakni anak yang telah
kematian ayah di waktu ia masih kecil, hendaklah pula dikasihi, diperlakukan
dengan baik, diasuh dan dididik. Karena dengan kematian ayahnya, tidaklah
sanggup ibunya saja mengasuhnya sendiri, apatah lagibila ibu itu telah bersuami
yang lain pula. Seorang yang beragama hendaklah turut memikirkan anak
yatim, turut memelihara dan mendidiknya. Kalau dia menerima waris kekayaan
besar dari ayahnya, maka tolonglah pelihara sehingga kekayaan pusakanya itu
dapat dipergunakannya dengan baik setelah dia dewasa. Apatah lagi kalau dia
miskin; sudilah berkurban buat dia, orang miskinpun janganlah sampaidibiarkan melarat. Hendaklah yang kaya memikirkan nasibnya, menolongnya. Tolonglah usahakan dan carikan jalan supaya dia dapat berusaha pula mehpaskan
dirinya dari kemiskinan.
"Dan hendaklah mengucapkan perkataan yang baik kepda sesomo
manusia." Maka selain daripada sikap baik kepada ibu-bapa, kaum keluarga,arnk-yatim dan fakir-miskin, bercakaplah yang baik kepada sesama manusia.
Bercakap yang baik bukanlah berartibermulut manis saja. Itulah sebagian dari
yang baik. Tetapi yang baik adalah lebih sangat luas dari itu. Hendaklah
rnenanam jasa kepada sesama manusia, memberi nasihat dan pengaiaran; amar
rna'ruf, nahi munkar. Menyuruh berbuat baik, melarang berbuat munkar,
tnenegur mana yang salah. Kalau sudah nampak perbuatan yang salah, jangan
didiamkan saja, tetapitegurlah dengan pantas. Yang berpengalaman hendaklah
rnengajar yang bodoh. Yang kurang ilmu hendaklah menuntut kepada yang
pandai. Sehingga bersama-sama mencapai masyarakat yang lebih baik. "Don
dirikanlah *mbahyarg." Untuk merapatkan hubungan dengan Tuhan A|lah
yang disembah itu, sebab sembahyang adalah ibadat. Sembahyang adalah satu
usaha rnematuhkan diri mendekati Tuhan, dan dengan sebab sembahyang
rnaka segala janii-janji yang tersebut tadi dapatlah dipegang teguh: 'Don
kefuarkanlah zakat." Jangan bakhil. Sebab zakat artinya ialah pembersihan.
Membersihkan hati sanubari daripada penyakit bakhil, membersihkan jiwa
daripada diperbudak harta, dan membersihkan hubungan diantara yang kaya
dengan yang miskin, sehingga timbul kasih-sayang yang mampu atas yang
miskin dan timbul pula kasih-sayang dan cinta yang miskin kepada yang
mampu- Hapus rasa bencidari sikaya dan hilang rasa dendam dari simiskin.
Semua itulah janii yang telah diikat di antara Allah dengan Bani Israil,
tercatat di dalam Kitab Taurat, diperingatkan berulang-ulang oleh Nabi Musa
dan Harun sebelum mereka meninggal dan diteruskan memperingatkannya
oleh NabiYusya' seketika dia telah dilantikTuhan meneruskan pimpinan Bani
Israil setehh kedua Nabi yang beriasa itu meninggal. Tetapi "kemudian berpalirgkomu. "satu demi satu janji itu kamu mungkiri. Perintah Allah dilanggar.
Da dipersekutukan dengan yang lain, kadang-kadang dengan harta dan kekayaan, pangkat dan kedudukan. Anak-anak telah banyak yang mendurhakai
orang tua, kaum keluarga dekat sudah tidak diperdulikan, sehingga silaturrahmi menjadi putus. Anak yatim dibiarkan terlantar, fakir-miskin dibiarkan
kelaparan, nasihat-menasihati di antara sesama manusia tidak diperdulikan lagi,
sehingga maksiat memuncak, sembahyang dilalaikan, zakat tidak keluar. "Kecwti sedikit di antara kamu." Artinya sebagai juga terdapat dalam setiap
agatfil, di antara gQng durhaka masih ada yang insaf, tetapisedikit. Katanya tak
di{engar orang lagi, malahan kadang-kadang dicemuhkan karena tidak pandai
rnenyesuaikan diri; "po.dahal kamu tidak memperdulikon." (ujung ayat 83).
Sehingga kebesaran agatna itu telah hilang, hanya tinggal namanya'
Inilah yang diperingatkan Tuhan kepada Nabikita Muhammad s.a.w', yaitu
pada dasarnya agama yang dibawa Nabi Musa kepada Bani Israilitu adalah
agama yang murni dan baik. Tuhan tidak menyia'nyiakan mereka, segala yang
patut dikerjakan sudah dibuat meniadi janji. Maka jika sekarang, yaitu di zaman
ayat turun, Bani Israil itu banyak yang ingkar, bukanlah karena agama mereka
yang tidak lengkap, tetapi merekalah yang telah meninggalkan segala janji itu.
Niscaya ayat inipun menjadi kesan pulalah bagikita ummat Muhammad.
Sebab janji Tuhan dengan Bani Israil itu, janji itu juga yang diulang kembali
dengan kita. Intisari Agama Islam pun adalah itu; menyembah Allah YangTunggal, menghormati ibu-bapa, membela keluarga, membela anak-yatim dan
fakir-miskin, bersikap baik kepada sesama manusia, sembahyang dan berzakat. Dapatlah kiranya kita membanding-banding dengan hidup kita sendiri;
sudahkah agaknya peringatan Tuhan tentang Bani Israil ini patut dijadikan
peringatan bagi kita? Apakah bukan kita telah berpaling? Dan hanya tinggal
sedikit yang setia memegang janji?
Marilah kita camkan. Supaya jangan seenaknya saja membawanya untuk
Bani Israil, padahal ayatnya tinggal menjadi pusaka pedoman hidup kita.
(84) Dan (ingatlah) tatkala Kamiperbuat perjanjian dengan kamu:
Tidak boleh kamu menumpahkan
darah kamu, dan tidak boleh
kamu mengeluarkan diri-diri kamu darikampung halaman kamu.
Kemudian telah ikrar kamu, dan
kamupun menyaksikan.
(85) Kemudian, kamu, merekapun, kamu bunuh diri kamu dan kamu
keluarkan sebagian daripada kamu. dari kampung halaman mereka, berbantu-bantuan kamu atas
mencelakakan mereka dengan
dosa dan permusuhan; padahaljika mereka datang kepada kamu
sebagai orang-orang tawanan,
kamu tebus mereka, padahaltelah
diharamkan atas kamu mengeluarkan mereka. Apakah kamu
mempercayai sebagian kitab dan
kamu kafir dengan yang sebagian?
Maka tidaklah ada ganjaran buat
orang-orang yang berbuat demikian daripada kamu, melainkan
kehinaan dalam kehidupan dunia
ini, dan pada harikiamatakan di.
kembalikan mereka kepada sesangat-sangat azab. Dan tidaklah
Allah lengah dari apa yang kamu
kerjakan.
Mereka itulah orang-orang yang
membeli kehidupan dunia dmgan
akhirat, maka tidaklah akan diringhnkan dari mereka siksaan itu,
dan tidaklah mereka akan ditolong.
Q'at;;t
235
l.;t\ ,rI'+l;\
I zz>. ))>z )az) zz
...,uJl r1;9 J;4)tI
Iz
#Y'\
@.1-rr"-.3)-1
Dibuka lagi suatu pemungkiran janji dari Bani Israil, yaitu janji mereka
dengan Tuhan sebagai pelaksanaan dari janji yang tersebut tadi. Janji hidup
rukun sekeluarga dan sekaum. Kalau terjadi selisih hendaklah diselesaikan dan
didamaikan dengan baik:
"Dan (ingatlah) tatkala Kami perbuat wrianiian dengan kamu: Tidak
boleh kamu menumphkan dorah kamu." (pangkal ayat 84).
Demikian padatnya janji itu, sehingga jika ada darah tertumpah karena
aniaya, tidak adalah darah kamu juga. Darah saudaramu adalah darah kamu
sendiri, tidak boleh kamu tumpahkan, tidak boleh kamu bunuh. "dan tidak
boleh kamu mengeluarkan diri- diri kamu dari kampung halaman komu. " Jika
timbul sengketa dan permusuhan, sehingga ada anak saudaramu yang kamu
usir, itu adalah diri kamu sendirijuga. Demikianlah janiiyang telah mereka ikat
dengan sepengetahuan kesaksian Tuhan sendiri: "Kemudian telah ikrar kamu. " Artinya janji itu telah kamu ikrarkan akan dipegang teguh'teguh tidak
akan diubah-ubah lagi; "dan kamupun menyaksikon. " (ujung ayat 84). Artinya
pemuka-pemuka yang ada waktu itu turut menyaksikan ketika janjidiperbuat.
Untuk mengetahui bunyi perjanjian-perjanjian ini, pokok dan uraiannya
bertemu di dalam Kitab Perjanjian Lama yang bernama Kitab Ulangan. Seluruh
isi perjanjian itu ada termaktub didalamnya. Terutama peringatan-peringatan
agar mereka sesama mereka hidup bersatu dan berdamaian, agar kuatmereka
menghadapi musuh-musuh pada negeri yang akan mereka diami sesudah
keluar dari Mesir itu.
Janji termaktub dalam kitab mereka, tetapi sebagaijanji yang di atas tadi
juga. Termaktub dalam kitab, mereka akui kebenarannya, tetapi mereka
langgar dengan semena-mena; ini dijelaskan dalam ayat selanjutnya:"Kemudi'
an itu komu, merekapun." (pangkal ayat 85). Artinya di antara golongan
mereka yang telah berpecah-belah dan bermusuhan . "Komu bunuh diri-diri
kamu dan kamu keluarkan sebagian daripada kamu dari kampung halaman
mereka." lnilah yang menjadi kenyataan di antara Bani lsrail sendiri di zaman
Rasulullah di negeri Madinah itu.
Bani Qainuqa Yahudi membuat perjanjianpersahabatandengan suku Aus
dari Arab Madinah. Bani Quraizhah membuat pula perianjian persahabatan
dengan suku Khazraj. Bani Nadhir akhimya mengikat persahabatan pula
dengan suku Khazraj.
oleh karena di antara Aus dengan Khazrajdi zaman jahiliyah bermusuhan,
sampai berperang-perangan, maka pihak Yahudi yang berpecah itu mengambil
persahabatan dengan masing-masing pihak untuk menghantam lawannya.
setelah Agama Islam datang, Aus dan Khazraj bersatu kembali di bawah
pimpinan Rasulullah, namun Bani Israil tetap berpecah. setelah di zaman
jahiliyah itu pernah terjadi peperangan, maka terjadilah tawan-menawan, dan
terjadi pengusiran dari kampung halaman. Terjadilah bunuh-membunuh sesama keturunan, itu sebab disebut kamu bunuh dirikamu; karena membunuh
teman sedarah sama dengan membunuh diri sendiri. " Berbantu-bantuan kamu
atos mencelakakan mereka dengan doso dan permusuhan " Maka kalau
orang lain berbantu-bantuan atas berbuat kebajikan dan takwa, kamu berbantu-bantuan pula, tetapi atas dosa dan permusuhan. Maka janji yang telah
kamu ikrarkan di muka Allah dan dengan penuh kesaksian itu tetah kamu injakinjak sendiri. "Padahal jika mereka datang kepada kamu sebogoiorang-orang
towanan, kamu tebus mereka." Setelah terjadi peperangan Bani euraizha[
dengan Bani Qainuqa' yang kedua-belah pihaknya bersekutu dengan kabilah
Arab yang bermusuhan pula, yaitu Aus dan Khazraj, kalau ada orang Bani Israil
tertawan oleh pihak Arab, segera kamu tebus mereka daridalam tawanan. Jika
ditanya mengapa ditebus? Kamu jawab, tidaklah pantas seorang keturunan
darah Bani Israil menjadi tawanan. Sebab yang demikian itu sangat hina dalam
pandangan Taurat. Itulah maksud ayat: "Padahal telah diharamkan atas kamu
mengeluarkan mereka." Artinya, mengapa dalam hal menebus mereka dari
tawanan itu kamu kembali memegang isi Taurat? Padahal mengeluarkan
mereka dari kampung halaman mereka dan memerangi merekapun diharamkan atas kamu oleh Kitab raurat itu juga? seketika menebus kamu berpegang
teguh pada Taurat, tetapi sebab-sebab mengapa mereka tertawan, yaitu peypecahan di antara kamu tidak kamu ingat. Hendaknya tutuplah pangkal
perpecahan sesama sendiri ini sejak bermula, jangan hanya di ujung saja
memegang Taurat, sedang di pangkal telah bocor. "Apakah kamu mempercoyai sebagian Kitob dan kamu kalir dengan yang sebagian (tasl?"
Kamu tebus saudaramu dari tawanan, karena beriman kepada sebagian
daripada isi kitab; sedang yang sebagian lagi, yaitu supaya jangan bunuhmembunuh dan usir-mengusir tidak kamu jalankan. Kemudian dijelaskan Tuhanlah akibat kecelakaan bagi mereka karena memegang isi kitab dengan
timpang itu: "Maka tidaklah ada ganjaran bagi orang-orang yang berbuat
demikian daripada komu, melainkan kehinaan dalam kehidupan di dunia ini."
sebab isi kitab tidak lagi kamu pegang dengan sungguh-sungguh dan janji
dengan Tuhan telah kamu permurah-murah. Kehinaan akan menimpa kamu di
dunia ini, sebab kesatuanmu telah pecah. Tuhan mempunyai undang-undang
sendiri terhadap pergaulan manusia didunia ini. Masyarakat yang sudah seperti
demikian.tidak diharap akan dapat mengangkat muka lagi. Mereka akan jatuh
hina. Dan dalam masa sepuluh tahun Nabi kita s.a.w. diMadinah, memang satu
demi satu hancur kekuatan Bani Israil itu karena salah mereka sendiri. yang
sedianya tidak akan kejadian kalau bukan kerusakan-kerusakan jiwa di kalangan mereka: "Dan pada hari kiomat akon dikembalikan mereka kepda
sesongot-songat azab." karena segala janiidimungkiri, KitabSucidiubah-ubah,
perintahNya tidak dijalankan dan di antara sesama sendiri bermusuh-musuhan.
"Dan tidaklah Allah lengah daripada aw yang komu keriakon'" (uiung ayat
8s).
Peringatan di ujung ayat iniadalah bayangan dariTuhan terhadap mereka
tentang nasib yang akan mereka terima lantaran segala kesalahan itu. Bani
Nadhir kesudahannya diusir habis (Surat al-Hasyr), Bani Quraizhah disap