• coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

  • kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label daniel obaja 15. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label daniel obaja 15. Tampilkan semua postingan

daniel obaja 15


 rintah manusia 

layaknya mereka sendiri, dan kebaikan yang disampaikan 

olehnya tidak lebih berharga dibandingkan  kebaikan manusia biasa. 

Ada sesuatu yang sakral dan mengikat dalam wasiat dari 

manusia (seperti yang ditunjukkan Rasul Paulus, Gal. 3:15), 

namun  jauh terlebih lagi dalam kovenan dari Tuhan  , yang 

sekalipun demikian mereka anggap remeh. Dan di sana dalam 

kovenan itu, mereka telah berkhianat, menjanjikan hal yang baik, 

namun tidak melaksanakan apa pun. Berlaku curang terhadap 

Tuhan   di sini (ay. 7, KJV) disebut berkhianat terhadap-Nya, sebab 

tindakan itu merupakan penghinaan sekaligus permusuhan. 

Pembelot yaitu  pengkhianat, dan akan diperlakukan sebagai 

pengkhianat. Hati yang membangkang yaitu  hati yang 

memberontak. 

(2) Beberapa contoh tertentu dari pengkhianatan mereka diberikan di 

sini: Di sana mereka telah berkhianat terhadap Aku, yaitu di tempat-

tempat yang disebutkan berikut ini. 

[1] Lihatlah ke seberang sungai Yordan, ke daerah yang paling 

rentan diserang bangsa-bangsa sekitar, sehingga penduduknya 

harus tetap menjaga diri di bawah perlindungan ilahi. Akan 

namun , justru di sanalah diperbuat tindakan-tindakan yang paling 

menyulut murka Yang Mahaagung (ay. 8). Gilead, yang terletak di 

wilayah Gad dan setengah suku Manasye, yaitu  kota para 

penjahat. Kefasikan menjadi kegiatan yang hidup di sana. Gilead 

yaitu  nama daerah, namun  seluruhnya disebut kota, sebab  

semua penduduknya seolah bergabung dalam satu kumpulan 


 

456 

pemberontak melawan Tuhan  . Atau (seperti menurut sebagian 

besar penafsir), Ramot-Gileadlah kota yang dimaksudkan di sini, 

satu dari tiga kota perlindungan di daerah seberang sungai 

Yordan sekaligus kota milik orang Lewi. Para penduduknya, 

sekalipun berasal dari suku yang dikuduskan, yaitu  para pen-

jahat, merancang kejahatan, dan melakukan kejahatan. 

Perhatikanlah, sungguh buruk jika  kota Lewi menjadi kota 

para penjahat, jika  mereka yang semestinya mengajarkan 

ajaran yang baik justru menjalani kehidupan yang buruk. Secara 

khusus, kota itu penuh dengan jejak darah, seolah itulah dosa 

yang secara khusus menjadi kesalahan orang-orang Lewi yang 

fasik itu. Di negara-negara dengan agama palsu, kaum rohaniwan 

mereka dikenal sebagai para penganiaya yang paling kejam. 

Atau, sebagai kota perlindungan, Gilead menjadi penuh dengan 

jejak darah sebab  menyalahgunakan kekuasaannya untuk men-

jatuhkan hukuman atas perkara pembunuhan. Demi suap, 

mereka mau melindungi orang-orang yang bersalah sebab  

membunuh dengan sengaja, yang seharusnya mereka hukum 

mati. Sebaliknya, orang yang membunuh tanpa sengaja akan 

mereka serahkan kepada penuntut darah, jika orang itu miskin 

dan tidak bisa menyuap mereka. Dan dengan kedua cara itu me-

reka menjadi penuh dengan jejak darah. Perhatikanlah, darah 

menajiskan tanah tempat darah itu tertumpah, dan jika  di 

situ tidak dilakukan penyelidikan atau pembalasan terhadapnya. 

Lihatlah betapa ketetapan-ketetapan terbaik, yang dirancang 

dengan begitu baik untuk menjaga keseimbangan antara ke-

adilan dan belas kasihan, bisa disalahgunakan dan di-

selewengkan hingga justru merusak dan melanggar keduanya.  

[2] Lihatlah di antara orang-orang yang bertugas melayani dengan 

barang-barang kudus. Mereka sama jahatnya dengan yang paling 

jahat dan sama kejinya dengan yang paling keji (ay. 9): 

Demikianlah persekutuan para imam, bukan satu atau dua orang 

di sana sini yang menjadi aib bagi jabatan imam, melainkan 

seluruh jajaran dan kumpulan imam. Para imam melangkah ke 

satu arah semuanya atas kesepakatan bersama, dengan bahu-

membahu (demikian dalam bahasa aslinya), setiap orang tanpa 

kecuali. Mereka menjerumuskan satu sama lain menjadi lebih 

jahat, lebih lancang, lebih gencar, dan lebih kurang ajar dalam 

berdosa. Mereka semakin licik dan keji. Persekutuan para imam 

Kitab Hosea 6:1-3 

 

457 

akan mengatakan dan melakukan sesuatu dalam 

persekongkolan, namun tak satu pun dari mereka akan berani 

mengatakan atau melakukannya seorang diri. Persekutuan para 

imam itu seperti gerombolan perampok, penggarong, atau ka-

wanan begal yang menggorok leher orang untuk merampas 

uangnya.  

Pertama, mereka kejam dan haus darah. Para imam itu 

membunuh siapa saja yang membuat mereka sakit hati, atau yang 

menghalangi jalan mereka. Hanya dengan begitulah mereka 

merasa puas.  

Kedua, mereka licik. Para imam itu menghadang orang, 

supaya mereka bisa mendapat kesempatan baik untuk 

menjalankan rencana mereka yang jahat dan penuh kebencian. 

Demikian pula persekutuan para imam menghadang Kristus 

untuk menangkap-Nya, dengan berkataa, “Jangan pada waktu 

perayaan.”  

Ketiga, mereka berpadu dengan satu suara bulat. Mereka 

membunuh di jalan, di jalan raya, tempat yang semestinya aman 

bagi orang-orang yang bepergian. Di sana mereka bersekongkol 

membunuh, membantu dan menghasut satu sama lain dalam 

melaksanakannya. Lihatlah betapa kompaknya orang-orang fasik 

dalam berbuat jahat. Jadi, bukankah demikian juga seharusnya 

orang-orang saleh dalam berbuat baik? Mereka membunuh di 

jalan ke Sikhem (demikian dalam tafsiran yang agak luas, dengan 

mengartikannya sebagai nama tempat), jalan yang dilalui orang 

banyak menuju Yerusalem untuk beribadah sebab Sikhem terle-

tak di jalan menuju ke sana. Atau menurut sebagian penafsir, di 

jalan ke Sikhem artinya dengan cara yang sama seperti Lewi, 

leluhur mereka, bersama Simeon saudaranya, membunuh warga 

kota Sikhem (Kej. 34), yaitu dengan kecurangan dan tipu daya. 

Dan sebagian penafsir yang lain mengartikannya sebagai 

tindakan para imam dalam membinasakan jiwa orang banyak 

dengan menyeret mereka kepada dosa.  

Keempat, para imam itu melakukannya secara terencana. 

Mereka melakukan perbuatan mesum. Kata yang dipakai di sini 

mengandung makna kejahatan yang dilakukan secara sengaja, 

dan dengan maksud jahat, seperti kita biasa berkata. Semakin 

terancang dan terencana suatu dosa, semakin buruklah dosa itu.  


 

458 

[3] Lihatlah kumpulan bangsa itu, pandanglah seluruh kaum Israel, 

mereka semua sama (ay. 10): Di antara kaum Israel telah Kulihat 

hal-hal yang mengerikan. Sekalipun mereka mengaturnya dengan 

begitu cerdik, Tuhan   membuatnya tersingkap, dan akan menying-

kapkannya kepada mereka. Siapakah yang dapat menyangkal apa 

yang Tuhan   katakan telah dilihat-Nya? Di sana ada Efraim 

bersundal, baik secara jasmani maupun rohani. Hal itu terlalu 

jelas untuk disangkal. Perhatikanlah, dosa para pendosa, 

khususnya para pendosa dari kaum Israel, sudah cukup untuk 

membuat mereka gemetar, sebab dosa itu sangat mengerikan. 

Dosa itu mencengangkan dan menakutkan, cukup untuk mem-

permalukan mereka, sebab olehnya Israel menjadi najis dan 

dipandang jijik di mata Tuhan  .  

[4] Lihatlah Yehuda, maka akan kaudapati mereka turut berbuat 

jahat bersama Israel (ay. 11): Juga bagimu, hai Yehuda, telah 

ditentukan penuaian. Engkau akan dimintai perhitungan juga 

seperti Efraim. Engkau sudah matang bagi kehancuran juga, dan 

waktu, yaitu waktu yang telah ditentukan, bagi kehancuranmu 

sudah dekat. Engkau telah membajak kejahatan dan menabur ke-

susahan, maka engkau akan menuainya juga. Penghakiman atas 

umat manusia secara umum diibaratkan waktu menuai (Mat. 

13:39), demikian juga dengan penghakiman-penghakiman secara 

khusus (Yl. 3:13; Why. 14:15). Aku telah menetapkan suatu 

waktu untuk mengadakan perhitungan denganmu, yaitu jika  

Aku memulihkan keadaan umat-Ku. Maksudnya, saat  tawanan 

Yehuda yang diangkut oleh orang Israel dipulangkan, dengan 

mematuhi perintah Tuhan   yang disampaikan kepada mereka 

lewat Nabi Oded (2Taw. 28:8-15). saat  Tuhan   meluputkan 

mereka dari waktu itu, Ia menentukan penuaian bagi mereka, 

artinya Ia berencana mengadakan perhitungan dengan mereka 

semuanya pada lain waktu. Perhatikanlah, bila saat ini kita dile-

paskan dari penghakiman, namun  tidak memanfaatkan 

kesempatan itu dengan baik, maka kita akan menerima 

penghakiman yang lebih besar di kemudian hari. 

 

PASAL  7  

Dalam pasal ini kita dapati, 

I. Sebuah dakwaan umum yang ditujukan terhadap Israel atas segala 

kejahatan besar dan perilaku buruk mereka yang telah menghalangi 

datangnya perkenanan Tuhan   kepada mereka (ay. 1-2). 

II. Tuduhan khusus, 

1. Terhadap pihak istana: raja, para pemuka, dan para hakim (ay. 3-

7). 

2. Terhadap seluruh negeri. Efraim di sini didakwa telah berbaur 

dengan bangsa-bangsa lain (ay. 8), bersikap bebal dan bodoh di 

bawah penghakiman-penghakiman Tuhan   (ay. 9-11), tidak tahu 

berterima kasih terhadap Tuhan   atas segala belas kasihan-Nya (ay. 

13), tidak mau berubah di bawah penghakiman-penghakiman-Nya 

(ay. 14), memandang hina Tuhan   (ay. 15), dan berlaku munafik 

dengan verpura-pura kembali kepada-Nya (ay. 16). Mereka juga di-

ancam dengan hukuman keras yang akan merendahkan mereka 

(ay. 12). Bila itu tidak berhasil, maka mereka akan dibinasakan 

sepenuhnya (ay. 13), terutama para pemuka mereka (ay. 16). 

Dakwaan Diajukan terhadap Israel;  

Kejahatan Para Pemuka  

(7:1-7) 

1 jika  Aku menyembuhkan Israel, maka tersingkaplah kesalahan Efraim dan 

kejahatan-kejahatan Samaria: sebab mereka melakukan penipuan: pencuri mendobrak 

masuk, gerombolan merampas di luar. 2 Dan tidak terpikir mereka bahwa Aku mengingat 

segala kejahatan mereka. Sekarang pun perbuatan-perbuatan mereka mengepung 

mereka, semuanya ada di hadapan wajah-Ku. 3 Mereka menyukakan raja dengan 

kejahatan mereka, dan para pemuka dengan kebohongan mereka. 4 Sekaliannya mereka 

orang-orang berzinah, bagaikan dapur perapian yang menyala terus, saat  tukang bakar 

roti berhenti membesarkan apinya, sementara ia meremas adonan sampai menjadi muai 


 

464 

oleh ragi. 5 Pada pesta raja kita mereka membuat sakit para pemuka dengan anggur yang 

menghangatkan; ia bersekutu dengan para pencemooh. 6 Batin mereka seperti dapur 

perapian; hati mereka menyala-nyala; semalam-malaman murka mereka surut, pada 

waktu pagi menyala kembali seperti api yang menjilat. 7 Mereka semua sudah panas 

seperti dapur perapian, dan memakan habis para hakim mereka. Semua raja mereka 

sudah tewas, tidak ada seorang di antara mereka yang berseru kepada-Ku. 

Dalam sejumlah terjemahan lain, kalimat terakhir pada pasal sebelumnya 

dijadikan sebagai permulaan pasal ini: “jika  Aku memulihkan, atau hendak 

memulihkan, keadaan umat-Ku, jika  Aku hendak menghampiri mereka 

dengan belas kasihan, yaitu jika  Aku menyembuhkan Israel, maka 

tersingkaplah kesalahan Efraim (yakni negeri serta rakyatnya) dan kejahatan-

kejahatan Samaria (yakni istana raja dan kota utamanya).” Sekarang, dalam 

ayat-ayat di atas, bisa kita cermati, 

I. Gambaran umum yang diberikan tentang keadaan Israel pada saat itu (ay. 1-

2). Lihatlah bagaimana perkara mereka sekarang. 

1. Tuhan   dengan penuh rahmat hendak berbuat baik bagi mereka: “Aku 

menyembuhkan Israel.” Israel sedang lara dan terluka. Penyakit mereka 

berbahaya, ganas, dan ada kemungkinan akan mematikan (Yes. 1:6). 

Namun, Tuhan   menawarkan diri untuk menjadi tabib mereka, untuk 

mengadakan penyembuhan, dan di Gilead ada balsam yang cukup untuk 

memulihkan kesehatan putri bangsa-Nya. Penyakit mereka parah, namun  

bukan tanpa harapan, bahkan penuh pengharapan, jika  Tuhan   hendak 

menyembuhkan Israel.  

(1) Ia hendak mereformasi mereka, hendak memisahkan mereka dari 

dosa-dosa mereka, hendak membersihkan kebusukan yang ada di 

antara mereka, melalui hukum-hukum-Nya dan para nabi-Nya.  

(2) Ia hendak melepaskan mereka dari kesesakan mereka, dan me-

mulihkan kedamaian serta kemakmuran mereka. Sejumlah usaha 

penyembuhan sudah dilakukan, dan terkadang tampak ada harapan 

bahwa keadaan mereka yang merosot akan segera pulih. namun  , 

kebodohan mereka sendiri membuat mereka terpuruk lagi. 

Perhatikanlah, jika  jiwa yang berdosa dan sengsara tidak sembuh 

dan tertolong, namun  malah binasa dalam dosa dan kesengsaraannya, 

Tuhan   tidak dapat disalahkan, sebab Dia sanggup dan juga mau 

menyembuhkan mereka. Ia menawarkan diri untuk mengatasi 

kehancuran mereka. Ada masa-masa tertentu saat  Tuhan   

menyatakan kesiapan-Nya untuk menyembuhkan jemaat dan bangsa 

yang sakit. Walaupun penyakit itu gawat, namun masih tersisa 

Kitab Hosea 7:1-7 

 

465 

secercah harapan. Dan, jika harapan itu dijaga dengan hati-hati dan 

dimanfaatkan dengan baik, maka sekalipun keadaannya sangat 

parah, jemaat dan bangsa itu bisa hidup dan sehat. 

2. Mereka melewatkan kesempatan yang ada pada mereka dan menutup 

jalan mereka sendiri. saat  Tuhan   mau menyembuhkan mereka, saat  

mereka hampir melakukan reformasi dan memperoleh damai sejahtera, 

tersingkaplah kesalahan dan kejahatan-kejahatan mereka, yang 

menghentikan aliran perkenanan Tuhan   dan membatalkan semuanya.  

(1) Pada saat itu, saat  penyakit mereka diselidiki dan diperiksa guna 

menyembuhkannya, kefasikan yang selama ini ditutup-tutupi dan 

dianggap enteng pun tersingkap. Bukan berarti semuanya itu pernah 

tersembunyi dari Tuhan  , namun  Ia berbicara dengan gaya bicara 

manusia. Seorang tabib, sewaktu mengorek luka untuk mengobati-

nya, dan mendapati bahwa luka itu sudah mengenai bagian tubuh 

yang penting dan tidak dapat disembuhkan, tidak akan bertindak 

lebih jauh untuk menyembuhkannya. Begitu juga halnya saat  Tuhan   

turun untuk melihat keadaan Israel, sebagaimana ungkapan yang 

dipakai dalam Kejadian 18:21, dengan maksud baik terhadap 

mereka. Ia mendapati kejahatan mereka amatlah mencolok, dan 

mereka sendiri begitu berkeras hati di dalamnya, begitu kurang ajar 

dan tidak mau bertobat, hingga Ia tidak dapat secara terhormat 

menunjukkan kepada mereka perkenanan yang direncanakan-Nya 

bagi mereka. Perhatikanlah, jika  orang berdosa tidak 

disembuhkan, itu sebab  mereka sendiri tidak mau disembuhkan. 

Kristus rindu mengumpulkan mereka, namun  mereka tidak mau.  

(2) Pada saat itu, saat  dilakukan sejumlah upaya untuk mereformasi 

mereka dan membuat mereka berbalik, kejahatan yang telah mereka 

tahan dan kekang pun menyeruak. Dan langkah-langkah yang diambil 

Tuhan   untuk menyembuhkan mereka, justru mereka manfaatkan 

untuk melakukan tindakan yang jauh lebih membangkitkan murka-

Nya. saat  berbagai cara dipakai untuk mereformasi mereka, 

kejahatan mereka justru semakin menggebu-gebu, semakin ganas, 

dan menanjak semakin tinggi, seperti sungai saat  dibendung. Saat 

mulai makmur, mereka menjadi semakin sombong, liar, dan merasa 

aman, dan dengan demikian menghentikan gerak laju pemulihan 

mereka. Perhatikanlah, dosalah yang menjauhkan hal-hal yang baik 

dari kita, saat  semuanya itu sedang datang menghampiri kita. Dan 

sungguh suatu kebodohan dan kehancuran banyak orang bahwa, 


 

466 

saat  Tuhan   hendak berbuat baik kepada mereka, mereka malah 

mencelakakan diri mereka sendiri. Lantas, apakah yang 

menyebabkan kekacauan terhadap Israel ini? Singkatnya, mereka 

melakukan penipuan. Mereka menyembah berhala (demikian 

menurut sebagian penafsir), memperdaya satu sama lain (demikian 

menurut sebagian yang lain). Atau lebih tepatnya, mereka berpura-

pura kepada Tuhan   saat  mengaku bertobat dan mengindahkan Dia. 

Mereka berkata bahwa mereka rindu dipulihkan oleh Dia, dan untuk 

itu, mereka bersedia dipimpin oleh-Nya. Namun, mereka 

memperdaya Dia dengan mulut mereka, dan dengan lidahnya mereka 

membohongi Dia. 

3. Akar segala kejahatan mereka yaitu  bahwa mereka bertindak dengan 

dilandasi ketidakpercayaan akan kemahatahuan Tuhan   dan 

pemerintahan-Nya (ay. 2): “Tidak terpikir mereka, tidak pernah mereka 

berkata dalam hati mereka, dan tidak pernah terlintas di benak mereka, 

bahwa Aku mengingat segala kejahatan mereka.” Seolah-olah Tuhan   tidak 

dapat melihat kejahatan mereka, padahal Dia Maha melihat, atau tidak 

menghiraukannya, padahal nama-Nya yaitu  Tuhan   yang cemburu. 

Seolah-olah Tuhan   sudah melupakan kejahatan itu, padahal pikiran-Nya 

kekal dan tidak akan pernah lupa, atau tidak akan memperhitungkannya, 

padahal Dialah Hakim langit dan bumi. Seperti itulah pola pikir orang 

berdosa, yang pada dasarnya menyangkal keberadaan Tuhan  . 

Beranggapan bahwa Tuhan   tidak tahu atau lupa sama saja dengan 

mengatakan bahwa tidak ada Tuhan  . Dan berpikir bahwa Dia tidak 

mengingat hal-hal yang akan dihakimi-Nya sama saja dengan 

mengatakan bahwa tidak ada yang menghakimi di bumi. Penghinaan 

besarlah yang mereka berikan terhadap Tuhan  , dan tipuan yang mem-

binasakanlah yang mereka berikan terhadap diri mereka sendiri. Mereka 

berkata, “TUHAN tidak melihatnya” (Mzm. 94:7). Mereka tidak bisa tidak 

tahu bahwa Tuhan   mengingat segala perbuatan mereka, sebab mereka 

sudah diberi tahu tentangnya berkali-kali. Bahkan, jika ditanya, mereka 

tidak bisa tidak mengakuinya. Namun, hal itu tidak terpikir oleh mereka. 

Mereka tidak memikirkannya padahal seharusnya mereka 

memikirkannya, dengan menerapkannya pada diri mereka dan 

perbuatan mereka sendiri. Sebab seandainya mereka berpikir, tentu 

mereka tidak akan, dan tidak berani, melakukan apa yang mereka 

perbuat itu. Namun, akan tiba saatnya saat  orang-orang yang menipu 

diri sendiri seperti itu akan terbuka matanya: “Sekarang pun perbuatan-

perbuatan mereka mengepung mereka. Artinya, mereka pada akhirnya 

Kitab Hosea 7:1-7 

 

467 

sudah sampai pada puncak kejahatan yang sedemikian rupa, hingga 

dosa-dosa mereka tampak dari segala segi. Semua orang di sekeliling 

mereka bisa melihat betapa jahatnya mereka. Masakan mereka berpikir 

bahwa Tuhan   tidak melihatnya?” Atau lebih tepatnya, “Hukuman atas 

perbuatan-perbuatan mereka telah mengepung mereka. Mereka 

dilingkupi dan dipermalukan oleh banyak kesusahan, hingga mereka 

tidak dapat melepaskan diri. Melalui hal ini tampaklah bahwa dosa-dosa 

yang sebab nya mereka menderita ada di hadapan wajah-Ku. Bukan saja 

Aku telah melihatnya, namun  juga Aku murka terhadapnya.” Sebab, 

sebelum Tuhan   mengampuni dan melemparkan segala dosa kita jauh dari 

hadapan-Nya, semua dosa itu masih ada di hadapan wajah-Nya. 

Perhatikanlah, cepat atau lambat, Tuhan   akan menyadarkan setiap orang 

yang saat ini abai bahwa Dia mengingat segala perbuatan mereka. 

4. Tuhan   telah mulai beperkara dengan mereka melalui penghakiman-

penghakiman-Nya, sebagai pertanda akan apa yang terjadi selanjutnya: 

Pencuri mendobrak masuk, gerombolan merampas di luar. Sebagian 

penafsir mengartikan kalimat ini sebagai contoh kejahatan mereka, 

bahwa mereka saling merampok dan merampas sesama. Nec hospes ab 

hospite tutus – Tuan rumah dan tamu merasa takut satu sama lain. namun  

tampaknya itu lebih merupakan hukuman atas dosa mereka. Mereka 

diserbu oleh pencuri-pencuri terselubung dari kalangan mereka sendiri, 

yang merampok rumah-rumah dan tempat-tempat berjualan mereka, 

dan mencopet barang-barang bawaan mereka. Mereka juga diserbu oleh 

gerombolan, yaitu para penyerang dari bangsa asing, yang merampas di 

luar dengan kekerasan secara terang-terangan. Israel sama sekali jauh 

dari pulih, mereka justru mengalami luka-luka baru setiap harinya 

akibat para pencuri dan perampas. Dan semuanya itu merupakan akibat 

dari dosa, yang bertujuan untuk menghukum mereka sebab  telah 

menipu Tuhan   (Yes. 42:24; Mal. 3:8, 11). 

II. Penjelasan khusus tentang dosa-dosa keluarga kerajaan, sang raja beserta 

para pemuka, dan orang-orang di sekeliling mereka, serta tanda-tanda 

murka Tuhan   yang menimpa mereka sebab nya. 

1. Raja dan para pemuka senang dengan kejahatan dan kecemaran rakyat 

mereka, sehingga rakyat pun berani untuk berbuat jauh lebih jahat (ay. 

3): Mereka menyukakan raja dan para pemuka dengan kejahatan mereka. 

Raja dan para pemuka itu senang melihat rakyat mengikuti hukum-

hukum mereka yang jahat dan teladan mereka yang buruk, dalam 

penyembahan berhala, serta bentuk-bentuk kedurhakaan dan kebejatan 


 

468 

lainnya. Raja dan para pemuka itu juga senang mendengar rakyat 

menyanjung dan mengelu-elukan mereka di jalan-jalan mereka yang 

jahat. saat  Herodes melihat bahwa kejahatannya menyenangkan hati 

rakyat, ia melanjutkan perbuatannya itu (Kis. 12:3). Terlebih lagi rakyat, 

mereka akan berbuat demikian saat  melihat bahwa kejahatan mereka 

menyenangkan hati pemimpin mereka. Secara khusus, mereka menyuka-

kan raja dan para pemuka dengan kebohongan mereka, yakni dengan 

puji-pujian dusta yang mereka berikan kepada orang-orang kesayangan 

raja, dan dengan fitnah serta kecaman palsu untuk menjelek-jelekkan 

orang-orang yang mereka ketahui dibenci oleh para pemuka. Barang 

siapa menunjukkan dirinya senang dengan fitnah dan cerita-cerita 

buruk, pasti akan selalu dikelilingi oleh orang-orang yang suka 

menceritakan hal-hal seperti itu. Kalau pemerintah memperhatikan 

kebohongan, semua pegawainya menjadi fasik (Ams. 29:12), dan akan 

menyenangkan hatinya dengan kebohongan-kebohongan mereka. 

2. Kemabukan dan pesta pora banyak terjadi di istana kerajaan (ay. 5). 

Pesta raja kita yaitu  hari yang meriah yang dihabiskan bersama dengan 

para pemuka, entah ulang tahun sang raja atau peringatan hari 

pelantikannya, yang kemungkinan mereka rayakan setiap tahun. Atau 

barangkali itu merupakan suatu hari besar yang ditetapkan sang raja, 

sehingga disebut pesta raja kita. Pada hari itulah para pemuka berkum-

pul untuk minum-minum dan bersulang mendoakan kejayaan sang raja. 

Mereka membuatnya bergembira ria di tengah-tengah mereka, 

dan membuatnya sakit dengan anggur yang menghangatkan. Tampaknya 

sang raja tidak biasa minum secara verlebihan. Namun, pada suatu pesta 

ia berhasil dibujuk untuk melakukannya oleh kelicikan para pemuka, 

atau merasa tergoda oleh kehangatan anggur, keriangan perkumpulan 

itu, atau oleh sulang yang mereka desakkan. Dan betapa sang raja tidak 

terbiasa minum-minum sehingga anggur itu membuatnya sakit. Orang-

orang yang memperdaya raja dan membuatnya sakit itu layak didakwa 

dengan sebuah tindak kejahatan, dengan crimen læsæ majestatis – peng-

khianatan. Pesta raja mereka tidaklah bisa dijadikan alasan, namun  justru 

memperberat kejahatan ini , sebab saat  mereka berpura-pura 

memuliakan dia, mereka malah mempermalukannya dengan sejadi-

jadinya. Jika membuat rakyat biasa mabuk saja sudah merupakan 

penghinaan dan celaka besar (Hab. 2:15), jauh terlebih lagi bagi raja 

yang bermahkota. Sebab semakin tinggi derajat seseorang, semakin 

besarlah aibnya jika ia mabuk. Tidaklah pantas bagi raja, hai Lemuel, 

tidaklah pantas bagi raja meminum anggur (Ams. 31:4-5). Lihatlah 

Kitab Hosea 7:1-7 

 

469 

betapa merugikannya dosa kemabukan untuk seorang manusia, untuk 

seorang raja. 

(1) Bagi kesehatannya. Mabuk membuatnya sakit. Kemabukan itu 

melawan keadaan alamiah. Dan sungguh aneh oleh pesona apa 

manusia, yang sebenarnya makhluk berakal, dapat dibuat tertarik 

pada kemabukan, sesuatu yang selain menista Tuhan   sekaligus 

membahayakan kesejahteraan rohani dan keselamatan kekal 

mereka, juga merusak dan membuat sakit tubuh mereka sendiri 

pada saat ini.  

(2) Bagi kehormatannya. Sebab, pada saat mabuk seperti itu, sang raja 

bersekutu dengan para pencemooh. Dengan demikian, ia yang 

mendapat kepercayaan untuk memerintah kerajaan justru 

kehilangan pemerintahan atas dirinya sendiri, dan sungguh 

melupakan,  

[1] Martabatnya sebagai raja, hingga ia membiarkan dirinya bergaul 

akrab dengan orang-orang bodoh dan konyol, dan yang tidak 

pantas ia temani.  

[2] Kewajibannya sebagai seorang raja, hingga ia bersekutu dengan 

orang-orang yang menyangkal keberadaan Tuhan   dan 

mencemooh agama, yang seharusnya ia bungkam dan 

permalukan. Ia duduk dalam kumpulan pencemooh, kumpulan 

orang yang sudah mencapai puncak kedurhakaan. Ia berbaur 

dengan mereka, berkata-kata seperti mereka, berbuat seperti 

mereka, mengerahkan kekuasaannya, dan mengulurkan tangan 

pemerintahannya, dalam kesepakatan dengan mereka. Kebaikan 

dan orang-orang baik sering kali menjadi buah bibir peminum-

peminum (Mzm. 69:13; 35:16). namun  , celakalah wahai 

engkau tanah, kalau rajamu seorang yang begitu kanak-kanak 

hingga ia bersekutu dengan orang-orang yang menjadikannya 

pemabuk (Pkh. 10:16). 

3. Perzinahan dan kenajisan merajalela di kalangan pejabat istana. Hal itu 

dikatakan dalam ayat 4, 6-7, dan tuduhan kemabukan terselip di tengah-

tengahnya. Sebab anggur bagaikan minyak yang memicu api hawa nafsu 

(Ams. 23:33). Orang yang berkobar-kobar dengan hawa nafsu 

kedagingan, yang merupakan pezinah (ay. 4), di sini berulang kali 

diibaratkan dapur perapian yang dipanaskan oleh tukang bakar roti (ay. 

4): Batin mereka seperti dapur perapian, hati mereka menyala-nyala (ay. 


 

470 

6). Mereka semua sudah panas seperti dapur perapian (ay. 7). 

Perhatikanlah,  

(1) Hati yang cemar itu seperti dapur perapian yang dipanaskan, dan 

hawa nafsu yang najis dari dalam hati itu ibarat bahan bakar yang 

memanaskannya. Hawa nafsu itu merupakan api di dalam batin, 

yang tetap menjaga panasnya sendiri. Demikianlah para pezinah dan 

orang-orang cabul diam-diam menyala-nyala dalam berahi, seperti 

yang diungkapkan dalam Roma 1:27. Panasnya dapur perapian itu 

sangat hebat menyengat, terutama seperti yang digambarkan dalam 

ayat-ayat ini. Orang yang memanaskannya menyalakan api, dan tidak 

berhenti membesarkan apinya hingga adonan yang sudah diremas 

dan muai oleh ragi siap dimasukkan. Semua itu hanya menunjukkan 

bahwa mereka seperti dapur perapian saat  sedang panas-panas-

nya. Bahkan, seperti dapur perapian saat  terlalu panas bagi tukang 

bakar roti (demikian menurut cendekiawan Dr. Pocock), saat  

dapur itu lebih panas dibandingkan  yang dikehendakinya, sehingga orang 

berhenti membesarkan api selama adonan yang sudah diremas 

sedang menjadi muai oleh ragi, supaya suhu perapian itu sedikit 

turun. Seperti itulah panasnya hawa nafsu dalam hati yang cemar.  

(2) Orang yang najis menantikan kesempatan untuk memenuhi 

keinginan-keinginan mereka yang jahat. jsesudah  memanaskan hati 

seperti dapur perapian, mereka menghadang untuk menangkap 

mangsa mereka. Orang yang berzinah menunggu senja (Ayb. 24:15). 

Semalam-malaman tukang bakar itu terlelap, pada waktu pagi dapur 

itu menyala seperti api yang menjilat (KJV). Sama seperti si tukang ba-

kar, jsesudah  menyalakan api di dapur perapian dan menaruh cukup 

bahan bakar di dalamnya, lalu pergi tidur, terlelap sepanjang malam, 

dan pagi-pagi mendapati dapur perapiannya sudah panas dan siap 

dipakai, demikian pula halnya dengan orang-orang jahat itu. jsesudah  

menyusun suatu rancangan jahat, dan membuat rencana untuk me-

muaskan suatu hawa nafsu yang penuh dengan ketamakan, hasrat 

untuk berkuasa, dendam kesumat, atau kenajisan, hati mereka begitu 

siap untuk berbuat jahat sehingga, walaupun mereka bisa saja 

menahannya untuk sementara waktu, namun api keinginan yang 

bobrok tetap membara dalam diri mereka. Dan, begitu ada 

kesempatan, rancangan-rancangan yang telah mereka susun dan 

angankan tadi segera terwujud dalam tindakan nyata, bagaikan api 

langsung menjilat saat  ada jalan udara. Demikianlah mereka semua 

sudah panas seperti dapur perapian. Perhatikanlah, hawa nafsu di 

Kitab Hosea 7:1-7 

 

471 

dalam hati seumpama api di dalam tungku, yang membuatnya panas. 

Namun, akan tiba saatnya saat  orang-orang yang menjadikan diri 

mereka seperti kobaran dapur perapian oleh nafsu jahat, jika api itu 

tidak dipadamkan oleh anugerah ilahi, akan dijadikan seperti dapur 

perapian murka ilahi yang menyala-nyala (Mzm. 21:10), saat  

datang hari yang menyala seperti perapian (Mal. 4:1). 

4. Bangsa itu menolak cara-cara yang patut untuk mereformasi dan 

memperbaiki diri: Mereka telah memakan habis para hakim mereka, 

yakni sejumlah kecil hakim yang saleh di antara mereka, yang hendak 

memadamkan api kejahatan yang memanaskan mereka itu. Mereka 

memusuhi para hakim, dan tidak mau membiarkan para hakim itu 

menegakkan keadilan. Sebaliknya, mereka justru siap merajam para 

hakim itu, dan mungkin malah sudah melakukannya. Atau, seperti 

menurut sebagian penafsir, mereka menyulut murka Tuhan   hingga Ia 

mencabut berkat berupa penegak hukum dari mereka, dan membiarkan 

mereka semua dalam kekacauan. Semua raja mereka sudah tewas satu 

demi satu, beserta keluarga mereka, sehingga kerajaan itu pasti goncang, 

pecah menjadi kelompok-kelompok yang saling bertikai, dan 

menimbulkan banyak pertumpahan darah. Ada hati yang membara di 

antara mereka. Mereka semua sudah panas seperti dapur perapian, 

menyala dengan angkara dan kebencian satu sama lain, dan hal ini mem-

buat para hakim mereka dimakan habis dan raja-raja mereka tewas. 

sebab  pemberontakan negeri banyaklah penguasa-penguasanya (Ams. 

28:2). namun  , di tengah segala persoalan dan kekacauan itu, tidak 

ada seorang di antara mereka yang berseru kepada Tuhan  , yang 

menyadari bahwa tangan-Nya terulur melawan mereka dalam peng-

hakiman-penghakiman ini, dan yang berusaha menjauhkan hantaman-

hantaman tangan-Nya itu. Tiada seorang pun, atau hampir tak ada satu 

pun, yang bangkit untuk berpegang kepada Tuhan   (Yes. 64:7). 

Perhatikanlah, jika  orang tetap menjalankan hidup tanpa berdoa 

walaupun sedang dirundung masalah dan tekanan, orang itu bukan 

hanya dipanaskan oleh dosa, namun  juga sudah mengeras dalam dosa. 

Kejahatan Rakyat;  

Efraim Berkeras dalam Pemberontakan  

(7:8-16) 

8 Efraim mencampurkan dirinya di antara bangsa-bangsa, Efraim telah menjadi roti 

bundar yang tidak dibalik. 9 Orang-orang luar memakan habis kekuatannya, namun  ia 


 

472 

sendiri tidak mengetahuinya; juga ia sudah banyak beruban, namun  ia sendiri tidak 

mengetahuinya. 10 Kecongkakan Israel menjadi saksi terhadap dirinya, namun mereka 

tidak berbalik kepada TUHAN, Tuhan   mereka, dan tidak mencari Dia kendati semuanya ini. 

11 Efraim telah menjadi merpati tolol, tidak berakal, dengan memanggil kepada Mesir, 

dengan pergi kepada Asyur. 12 jika  mereka pergi, Aku akan membentangkan jaring-Ku 

ke atas mereka; Aku akan menurunkan mereka seperti burung-burung di udara, Aku akan 

menghajar mereka sebab  kejahatan-kejahatan mereka.  

13 Celakalah mereka, sebab mereka melarikan diri dari pada-Ku! Binasalah mereka, sebab 

mereka memberontak terhadap Aku! Aku ini mau menebus mereka, namun  mereka 

berdusta terhadap Aku. 14 Seruan mereka kepada-Ku tidak keluar dari hatinya, namun  

mereka meratap di pembaringan mereka. Mereka menoreh-noreh diri sebab  gandum 

dan anggur, dan mereka berontak terhadap Aku. 15 Sekalipun Aku telah melatih dan 

menguatkan lengan-lengan mereka, namun mereka merancang kejahatan terhadap Aku. 16 

Mereka berbalik kepada Baal, mereka yaitu  seperti busur tipu; pemuka-pemuka mereka 

akan tewas oleh pedang sebab  ucapan mereka yang kasar. Inilah yang akan menjadi 

olok-olok kepada mereka di tanah Mesir. 

jsesudah  melihat betapa keji dan bobroknya para pejabat istana, sekarang kita 

akan mencari tahu bagaimana keadaan negeri, dan ternyata tidak lebih baik. 

Tidak heran jika penyakit yang telah menyerang kepala kini juga memengaruhi 

seluruh bagian tubuh, sehingga tidak ada yang sehat padanya. Tersingkap sudah 

kesalahan Efraim, seperti juga kejahatan-kejahatan Samaria, baik rakyatnya 

maupun para pemukanya, dan berikut ini yaitu  beragam contoh kejahatan 

mereka. 

I. Efraim tidak membedakan diri dan memberi diri seutuhnya kepada Tuhan  , 

seperti yang seharusnya mereka lakukan (ay. 8). 

1. Mereka tidak memisahkan diri dari bangsa-bangsa kafir, sebagaimana 

Tuhan   telah memisahkan mereka dari bangsa-bangsa itu: Efraim 

mencampurkan dirinya di antara bangsa-bangsa, bersekutu dengan 

mereka, dan menjadi serupa dengan mereka. Efraim boleh dikatakan 

telah bercampur lebur dengan mereka dan kehilangan jati dirinya di 

antara mereka. Tuhan   telah berfirman bahwa umat itu yaitu  suatu 

bangsa yang diam tersendiri (Bil. 23:9), namun  mereka bercampur baur 

dengan bangsa-bangsa, dan belajar cara-cara mereka bekerja (Mzm. 

106:35). Efraim pergi ke sana kemari di antara bangsa-bangsa kafir, 

untuk meminta pertolongan dari salah satu negeri untuk melawan 

negeri lainnya (demikian menurut sejumlah penafsir). Padahal, 

seandainya tetap melekat kepada Tuhan  , mereka tidak akan sampai 

membutuhkan pertolongan bangsa mana pun. 

2. Mereka tidak berbakti sepenuhnya kepada Tuhan  : Efraim telah menjadi 

roti bundar yang tidak dibalik, dan dengan demikian satu sisinya gosong 

sedangkan sisi lainnya mentah, sehingga kedua sisinya tidak berguna 

sama sekali. Sama seperti pada zaman Ahab, demikian pula sekarang 

Kitab Hosea 7:1-7 

 

473 

mereka berlaku timpang dan bercabang hati antara Tuhan   dan Baal. 

Terkadang mereka tampak bersungguh-sungguh bagi Tuhan  , namun  pada 

lain waktu mereka sama gigihnya bagi Baal. Perhatikanlah, sungguh 

menyedihkan memikirkan betapa banyak orang yang mengaku-ngaku 

beragama, namun hidup berlawanan dan tidak sesuai dengan ajaran 

agama. Mereka itu seperti roti bundar yang tidak dibalik, terus-menerus 

ada pertentangan dalam diri mereka sendiri, dan selalu berlebihan pada 

satu atau lain pihak. 

II. Efraim secara mengherankan tidak peka terhadap penghakiman-

penghakiman Tuhan   yang tengah menimpa mereka dan mengancam 

kebinasaan mereka (ay. 9). Amatilah, 

1. Keadaan bangsa itu. Dalam penghakiman-penghakiman-Nya, Tuhan   tidak 

berlaku seperti ngengat dan belatung terhadap mereka. Tanpa 

kegaduhan dan secara perlahan-lahan, mereka semakin dekat pada 

kehancuran negeri mereka, sebagian disebab kan bangsa-bangsa asing 

yang terus mengusik mereka: Orang-orang luar memakan habis 

kekuatannya dan melahap mereka. Orang-orang luar itu menghabiskan 

harta kekayaan Efraim, mengurangi jumlah penduduknya, dan menelan 

hasil buminya. Sebagian bangsa memakan habis mereka melalui perang 

secara terang-terangan (seperti dalam 2 Raja-raja 13:7, saat  raja Aram 

meniupkan mereka seperti abu pengirikan). Sebagian yang lain 

melakukannya dengan jalan berpura-pura mengadakan perjanjian damai 

dan persahabatan, lalu mengeruk kekayaan berlimpah dari Efraim, dan 

membuat mereka membayar mahal untuk sesuatu yang sama sekali 

tidak bermanfaat bagi mereka, namun  yang di kemudian hari harus me-

reka bayar lebih mahal lagi (seperti dalam 2 Raja-raja 16:9). Itulah yang 

dialami Efraim akibat berbaur dengan bangsa-bangsa kafir, dan 

membiarkan mereka berbaur dengannya. Mereka memakan habis apa 

yang menjadi sandaran dan sokongannya. Perhatikanlah, barangsiapa 

tidak menjadikan Tuhan   sebagai kekuatannya (Mzm. 52:9), maka apa 

yang dijadikan sebagai sumber kekuatannya akan segera dimakan habis 

oleh orang-orang luar. Efraim juga terpuruk seperti itu sebab  mereka 

tidak bisa mengurus diri mereka sendiri: Ia sudah banyak beruban (uban 

bertaburan di atasnya, demikian dalam bahasa aslinya), yang merupakan 

gejala menyedihkan dari keadaan yang sudah rusak dan merosot, yaitu 

menjadi tua dan telah dekat kepada kemusnahannya, dan juga dampak 

dari kesesakan dan kesusahan. Cura facit canos – Kekhawatiran me-

nyebabkan rambut beruban. Pohon badam belum lagi berbunga, namun  


 

474 

warnanya mulai berubah, seolah-olah menyerukan tibanya hari-hari 

yang malang dan tahun-tahun yang ia katakan: “Tak ada kesenangan 

bagiku di dalamnya!” (Pkh. 12:1, 5).  

2. Sikap mereka yang tak acuh terhadap peringatan-peringatan ini : Ia 

sendiri tidak mengetahuinya. Efraim tidak menyadari tangan Tuhan   yang 

teracung menentangnya. Tangan itu dinaikkan, namun  ia tidak melihatnya 

(Yes. 26:11). Ia tidak tahu betapa dekat kehancurannya, dan tidak 

berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Perhatikanlah, kebodohan dalam 

menghadapi hukuman ringan merupakan pertanda datangnya hukuman 

yang lebih berat. 

III. Efraim dengan membangkang tetap melanjutkan jalannya yang jahat, dan 

tidak dibuat bertobat oleh teguran-teguran yang tengah menimpanya (ay. 

10): Kecongkakan Israel akan menjadi saksi terhadap dirinya, seperti yang 

telah terjadi sebelumnya (5:5). Di bawah tindakan-tindakan Tuhan   yang 

merendahkan, hati mereka tetap tidak merendah, hawa nafsu mereka tidak 

mati. Dan dengan batang hidung ke atas, mereka berkata bahwa mereka 

tidak akan mencari Tuhan   (Mzm. 10:4, KJV). Mereka tidak berbalik kepada 

TUHAN, Tuhan   mereka, melalui pertobatan dan reformasi, tidak pula mencari 

Dia melalui iman dan doa, kendati semuanya ini. Meskipun mereka 

menderita sebab  menyimpang dari-Nya, walaupun keadaan mereka tidak 

akan pernah baik sebelum mereka berbalik kepada-Nya, dan sekalipun sia-

sia saja usaha mereka mencari kelegaan dari pihak-pihak lain, namun 

mereka tidak berpikir untuk datang kepada Tuhan  . 

IV. Mereka menjadi hilang akal sehat dalam rencana-rencana mereka, dan 

mengambil langkah-langkah yang salah besar di tengah kesesakan (ay. 11-

12): Efraim telah menjadi merpati tolol, tidak berakal. Menjadi jinak seperti 

merpati, tanpa pernah menyakiti, dan tidak mencelakakan atau melukai 

orang lain, yaitu  sifat yang terpuji. Namun, menjadi tolol seperti merpati, 

tidak berakal, tidak tahu cara melindungi dan menyelamatkan diri, yaitu  

hal yang memalukan. 

1. Ketololan merpati ini antara lain,  

(1) Bahwa ia tidak meratapi kehilangan anak-anaknya yang dirampas 

darinya, namun  lagi-lagi membuat sarang di tempat yang sama. 

Demikian pula Efraim membiarkan rakyatnya diangkut tertawan 

oleh musuh, dan tidak tergerak olehnya, namun  malah tetap 

Kitab Hosea 7:1-7 

 

475 

melanjutkan hubungannya dengan bangsa-bangsa yang 

memperlakukan dirinya secara biadab.  

(2) Bahwa ia mudah dijebak dengan umpan dan masuk perangkap. Ia 

tidak berakal, tidak punya pengertian untuk mengenali bahaya, 

seperti yang dikenali oleh banyak jenis burung lainnya (Ams. 1:17). 

Ia dengan cepat menuju perangkap, dengan tidak sadar, bahwa 

hidupnya terancam (Ams. 7:23). Demikian pula Efraim tertarik 

mengadakan persekutuan dengan negeri-negeri tetangga yang akan 

menjadi kehancurannya.  

(3) Bahwa, saat  sedang ketakutan, merpati tidak berani tinggal diam 

di dalam kandang, di mana ia aman dan berada dalam perlindungan 

pemiliknya. Ia justru berkepak-kepak dan terbang berputar-putar, 

mencari perlindungan dari satu tempat ke tempat lain, sehingga 

justru semakin memperhadapkan dirinya pada bahaya. Demikian 

pula umat Efraim ini. Di tengah kesesakan, mereka tidak mencari 

Tuhan  , tidak seperti burung merpati terbang ke pintu kandangnya di 

mana ia akan aman dari segala burung pemangsa yang mengejarnya, 

namun  justru melepaskan diri dari perlindungan Tuhan  . Lalu mereka 

memanggil kepada Mesir untuk meminta pertolongan, dan dengan 

tergesa-gesa pergi kepada Asyur untuk meminta bantuan yang sia-sia 

saja. Padahal, dengan pertobatan dan doa, mereka bisa mendapatkan 

bantuan itu di tempat yang lebih dekat, yaitu di dalam Tuhan   mereka. 

Perhatikanlah, sungguh tolol dan bodoh jika  orang-orang yang 

memiliki Tuhan   di sorga mengharapkan perlindungan dan kelegaan 

dari makhluk-makhluk ciptaan, yang hanya dapat diperoleh dari Dia 

saja. Barang siapa melakukan itu, mereka yaitu  bangsa yang tidak 

berakal budi, mereka tidak berpengertian. Sekarang, 

2. Lihatlah apa jadinya merpati tolol ini (ay. 12): jika  mereka pergi ke 

Mesir dan Asyur, Aku akan membentangkan jaring-Ku ke atas mereka. 

Perhatikanlah, barang siapa tidak mau tinggal dalam belas kasihan Tuhan  , 

harus bersiap untuk dikejar oleh keadilan Tuhan  . Di sini,  

(1) Efraim dijerat: “Aku akan membentangkan jaring-Ku ke atas mereka, 

membawa mereka ke dalam kesukaran, supaya mereka melihat 

kebodohan mereka dan berpikir untuk kembali.” Ingatlah, orang yang 

pergi meninggalkan Tuhan   biasanya justru mendapati perangkap di 

mana mereka mengharapkan perlindungan.  

(2) Efraim direndahkan. Mereka membubung tinggi, bangga akan 

persekutuan mereka dengan bangsa-bangsa asing dan 


 

476 

mengandalkan persekutuan itu. Namun, Aku akan menurunkan 

mereka, setinggi apa pun mereka terbang, seperti burung-burung di 

udara yang ditembak jatuh. Perhatikanlah, Tuhan   dapat dan akan 

menurunkan orang-orang yang terbang tinggi seperti burung rajawali 

(Ob. 1:3-4).  

(3) Efraim dibuat menderita sebab  kebodohannya: Aku akan menghajar 

mereka. Perhatikanlah, saat kita dikecewakan oleh sesama makhluk 

ciptaan yang kita andalkan, itu merupakan hajaran atau teguran yang 

perlu agar kita belajar lebih bijaksana di kemudian hari.  

(4) Dalam semuanya itu Kitab Suci tergenapi. Hajaran itu seperti yang 

telah didengar oleh umat (ay. 12, KJV). Mereka sudah berkali-kali 

diperingatkan oleh firman Tuhan   yang dibacakan, dikhotbahkan, dan 

dinyanyikan dalam pertemuan-pertemuan ibadah mereka, bahwa 

sia-sia penyelamatan dari manusia, bahwa anak manusia tidak dapat 

memberi  keselamatan. Baik dari hukum Taurat maupun para 

nabi, mereka telah mendengar penghakiman-penghakiman apa yang 

akan ditimpakan Tuhan   atas mereka sebab  kejahatan mereka. Dan 

seperti yang telah mereka dengar, itulah yang sekarang akan mereka 

lihat, yang akan mereka rasakan. Perhatikanlah, sudah menjadi 

kepentingan kita untuk memperhatikan firman Tuhan   yang 

senantiasa kita dengar dalam jemaat, dan untuk memberi diri dipim-

pin oleh firman itu, sebab kita akan segera dihakimi olehnya. Dalam 

penghukuman orang-orang berdosa, Tuhan   akan dibenarkan, dan 

penghukuman mereka akan diperberat, sebab mereka telah jelas-

jelas diperingatkan tentangnya di hadapan umum. Mereka telah 

mendengarnya berkali-kali dalam kumpulan jemaat, namun  mereka 

tidak mau mengindahkan peringatannya. “Anak, ingatlah bahwa 

engkau sudah diberi tahu apa akibatnya kelak. Dan sekarang kaulihat 

bahwa semua itu bukan omong kosong belaka” (Lihat Za. 1:6). 

V. Efraim memberontak dan membangkang terhadap Tuhan  , sekalipun Ia telah 

berusaha membuat mereka tetap setia dengan berbagai cara (ay. 13-15). Di 

sini amatilah, 

1. Betapa Tuhan   telah memperlakukan mereka dengan baik dan lembut, 

layaknya seorang raja yang murah hati terhadap rakyat yang 

dikasihinya, dan yang kesejahteraannya ia pikirkan. Ia telah menebus 

mereka (ay. 13), membawa mereka keluar pertama-tama dari tanah 

Mesir, dan sejak saat itu melepaskan mereka dari banyak kesesakan. Ia 

telah melatih dan menguatkan lengan-lengan mereka (ay. 15). Sewaktu 

Kitab Hosea 7:1-7 

 

477 

kekuatan mereka melemah, seperti lengan yang patah atau terkilir, Tuhan   

meluruskannya lagi, dan membalutnya, seperti tabib mengobati tulang 

yang patah supaya tersambung kembali. Tuhan   telah memberi Israel 

kemenangan-kemenangan atas orang Aram (2Raj. 13:16-17), telah 

mengembalikan daerah Israel (2Raj. 14: 25-26), dan telah mengikat 

pinggang mereka dengan keperkasaan untuk berperang (Mzm. 18:40). 

“Sekalipun Aku telah menghajar mereka” (demikian dalam terjemahan 

yang agak luas), “terkadang menghajar mereka sebab  kesalahan mereka 

dan dengan begitu memberi mereka pelajaran, dan pada kesempatan 

lain menguatkan lengan-lengan mereka dan melegakan mereka, meski 

sudah Kupakai cara-cara yang halus maupun yang keras untuk 

membentuk mereka, namun semuanya sia-sia. Umat itu kebal terhadap 

belas kasihan maupun hukuman.” 

2. Betapa kurang ajarnya sikap mereka selama ini terhadap-Nya sekalipun 

Dia sudah berbuat baik. Hal ini  digambarkan di sini untuk 

menyatakan kesalahan dan merendahkan hati semua orang yang terus 

berbuat jahat, supaya mereka melihat betapa besarnya dosa mereka, 

betapa kejinya dosa itu, dan bagaimana Tuhan   di sorga memandangnya, 

bagaimana Ia membencinya.  

(1) Ia telah menarik mereka kepada diri-Nya, dan mengadakan kovenan 

dengan mereka. namun  , mereka melarikan diri dari pada-Nya 

seolah-olah Ia yaitu  musuh mereka yang berbahaya, padahal Dia 

telah senantiasa membuktikan diri-Nya sebagai sahabat setia 

mereka. Mereka menyimpang dari-Nya, seperti merpati tolol 

meninggalkan sarangnya, sebab barang siapa pergi meninggalkan 

Tuhan  , ia tidak akan mendapat tempat persinggahan ataupun 

perhentian pada makhluk-makhluk ciptaan, namun  akan mengembara 

selamanya. Mereka melarikan diri dari Tuhan   saat  mereka 

mengabaikan ibadah kepada-Nya, tidak mau lagi melayani-Nya, dan 

menarik diri dari sumpah setia terhadap-Nya.  

(2) Ia telah memberi mereka hukum-hukum-Nya, yang semuanya kudus, 

adil, dan baik, hukum yang dirancang-Nya untuk menjaga mereka 

tetap di jalan yang benar. namun  mereka memberontak terhadap Dia. 

Mereka berbuat dosa dengan tangan teracung dan tegar tengkuk, 

dengan sengaja dan lancang (demikian arti kata-kata itu). Mereka 

menerobos pagar hukum ilahi, dan dengan begitu menghalang-

halangi rancangan kasih ilahi.  

(3) Ia telah menyatakan kebenaran-Nya kepada mereka, dan memberi 

mereka segala bukti yang memungkinkan akan tulusnya maksud 


 

478 

baik-Nya terhadap mereka, namun  mereka berdusta terhadap Dia. 

Mereka menegakkan ilah-ilah palsu untuk menyaingi-Nya. Mereka 

menyangkal penyelenggaraan dan kuasa-Nya. Demikianlah mereka 

memungkiri TUHAN  (Yer. 5:12). Mereka menolak sabda-sabda-Nya 

yang dikirimkan kepada mereka melalui para nabi-Nya, dan me-

ngatakan bahwa mereka akan beroleh damai, walaupun mereka 

terus berbuat dosa, bertentangan langsung dengan apa yang telah 

difirmankan-Nya. Dalam pengakuan iman mereka yang penuh 

kemunafikan, tindakan-tindakan ibadah secara lahiriah, dan janji-

janji untuk memperbaiki diri, mereka memungkiri Tuhan, yang 

dipandang-Nya sebagai dusta terhadap-Nya.  

(4) Dialah Tuhan dan Raja mereka yang sah, dan senantiasa memerintah 

atas Yakub dengan keadilan, serta demi kebaikan umat. Namun, 

mereka berontak terhadap Dia (ay. 14). Mereka tidak hanya 

meninggalkan Dia, namun  juga mengangkat senjata melawan Dia. 

Seandainya bisa, mereka bahkan mau menggulingkan Dia dan 

mengangkat raja lain. 

(5) Ia merancang kebaikan bagi mereka, namun  mereka merancang 

kejahatan terhadap Dia (ay. 15). Dosa yaitu  suatu hal yang jahat, 

suatu kejahatan terhadap Tuhan  , sebab dosa berarti pengkhianatan 

terhadap mahkota kehormatan dan kemuliaan-Nya. Bukan berarti 

bahwa para pendosa bisa berbuat sesuatu yang dapat melukai 

Pencipta mereka (sebagaimana yang dicermati oleh salah satu ahli 

tafsir kuno terhadap ayat ini), namun  apa yang bisa mereka lakukan, 

itu akan mereka lakukan. Jauh lebih buruk lagi bila dosa itu bukan 

diperbuat dengan tidak sengaja, atau sebab  kelalaian, melainkan 

dengan sengaja dan terencana. Ada sebuah pepatah di antara orang 

Yahudi, yang dikutip oleh Dr. Pocock di sini, niat untuk melakukan 

pelanggaran yaitu  lebih jahat dibandingkan  tindakan pelanggaran itu 

sendiri. Di mata Tuhan  , merencanakan kejahatan sama saja dengan 

melakukannya. Merencanakan dan membayangkan kematian raja 

merupakan perbuatan makar menurut hukum Inggris. Barang siapa 

merancangkan hal yang jahat, sekalipun itu ternyata sia-sia saja 

(Mzm. 2:1), akan dimintai perhitungan atas pikiran jahatnya itu. 

3. Bagaimana mereka akan dihukum sebab  kejahatan itu (ay. 13): 

Celakalah mereka, sebab mereka melarikan diri dari pada-Ku! 

Perhatikanlah, barangbsiapa melarikan diri dari Tuhan  , celaka akan 

mengejarnya, dan tanpa diragukan lagi ia berada dalam keadaan celaka. 

Murka Tuhan   dinyatakan dari sorga melawan mereka. Firman-Nya 

Kitab Hosea 7:1-7 

 

479 

berbunyi, “Celakalah mereka!” Dan perhatikan apa yang selanjutnya 

langsung terjadi, “Binasalah mereka!” Camkanlah, segala celaka yang 

diancamkan firman Tuhan   menimbulkan akibat-akibat yang nyata. 

Kebinasaan mewujudkan segala celaka itu. Penghakiman tangan-Nya 

menegaskan penghakiman dari mulut-Nya. Barang siapa dikutuk-Nya 

dan disebut-Nya celaka, sungguh terkutuklah mereka, sungguh celakalah 

mereka. 

VI. Ibadah dan reformasi yang mereka perlihatkan hanyalah pertunjukan 

belaka, dan dalam perbuatan ini  mereka tak ubahnya mengolok-olok 

Tuhan  . 

1. Mereka berpura-pura beribadah, namun itu tidaklah tulus (ay. 14). 

saat  tangan Tuhan   telah menghajar mereka, mereka boleh dikatakan 

datang kepada-Nya. jika  Ia membunuh mereka, maka mereka mencari 

Dia. Ya TUHAN, dalam kesesakan mereka mencari Engkau. Namun, 

semuanya itu hanya kemunafikan.  

(1) Saat menghadapi persoalan pribadi, dan diam-diam berseru kepada 

Tuhan  , mereka tidak melakukannya dengan tulus: Seruan mereka 

kepada-Ku tidak keluar dari hatinya, saat  mereka meratap di 

pembaringan mereka. saat  mereka ditegur dengan penderitaan di 

tempat tidur mereka, dan berkobar terus-menerus bentrokan dalam 

tulang-tulang mereka, mungkin kesakitan akibat luka-luka perang, 

mereka berseru, mengerang, dan mengeluh dalam doa. Dan 

barangkali juga mereka mengucapkan untaian kata-kata yang indah, 

yang sesuai dengan keadaan mereka. Mereka berseru, “Ya Tuhan  , 

tolonglah kami,” dan “Tuhan, lihatlah kami.” namun  , seruan 

mereka tidak keluar dari hati, itu sebabnya Tuhan   tidak 

menganggapnya sebagai seruan kepada-Nya. Musa dikatakan 

berseru-seru kepada TUHAN (Kel. 14:15), padahal ia tidak 

mengucapkan sepatah kata pun, hanya berdoa dalam hati dengan 

iman dan kesungguhan. Sebaliknya, orang-orang Israel ini sangat 

gaduh dan banyak cakap, namun  mereka tidak berseru kepada Tuhan  , 

sebab  hati mereka tidak tetap pada Dia, tidak tunduk pada 

kehendak-Nya, tidak mengejar kehormatan-Nya, dan tidak pula ber-

bakti melayani Dia. Berdoa yaitu  mengangkat jiwa kepada Tuhan  , 

itulah hakikat doa. Bila hal ini  tidak dilakukan, maka ucapan 

hanyalah omong kosong, seindah apa pun kata-kata yang dipilih. 

Sebaliknya, bila kita mengangkat jiwa kepada-Nya, maka doa kita 


 

480 

diterima, walaupun dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan 

Perhatikanlah, barang siapa tidak berdoa dalam roh, ia tidak berdoa 

kepada Tuhan   sama sekali. Bahkan, Tuhan   sama sekali tidak berkenan 

pada doa mereka dan tidak menerimanya, namun  justru menyebutnya 

raungan belaka (ay. 14, KJV). Sebagian penafsir berpendapat bahwa 

kata ini  menyiratkan kegaduhan doa-doa mereka (mereka 

berseru kepada Tuhan   seperti mereka dulu berseru kepada Baal, yang 

mereka anggap harus dibangunkan), atau semangat membabi buta 

yang mereka lampiaskan dalam doa-doa mereka. Mereka 

menggeram saat  dirajam, dan meraung-raung saat dicambuk, 

namun  tidak mengindahkan tangan yang menghukum mereka. Atau 

kata raungan tadi berarti bahwa doa-doa mereka yang penuh 

kemunafikan itu sama sekali tidak berkenan pada Tuhan  , namun  justru 

menyebalkan bagi-Nya. Tuhan   murka terhadap doa-doa mereka. 

Nyanyian-nyanyian di tempat suci akan menjadi raungan (Am. 8:3, 

KJV). Tuhan   tidak akan mengasihani mereka sama sekali, namun  justru 

dengan sepantasnya akan menertawakan celaka mereka, sebab 

mereka sudah begitu sering menertawakan wewenang-Nya.  

(2) Saat mereka tengah menghadapi persoalan bangsa, dan berkumpul 

bersama untuk memohon perkenanan Tuhan  , dalam hal itu pun 

mereka berlaku munafik. Mereka berhimpun sebab  kebiasaan 

semata-mata (ay. 14, KJV), sebab memaklumkan perkumpulan raya 

yaitu  hal yang biasa dilakukan saat ada perkabungan di seluruh 

negeri (Zef. 2:1). Namun, mereka datang hanya untuk berdoa 

meminta gandum dan anggur, yang merupakan barang-barang yang 

mereka inginkan. Dan mereka takut kekurangan bahan pangan itu 

sebab  tidak ada hujan, bentuk hukuman yang tengah menimpa 

mereka saat ini. Mereka tidak berdoa meminta perkenanan atau 

anugerah Tuhan  , yaitu agar Tuhan   mengaruniakan pertobatan kepada 

mereka, mengampuni dosa-dosa mereka, dan menyingkirkan murka-

Nya dari mereka, namun  hanya agar Ia jangan mengambil gandum dan 

anggur mereka. Perhatikanlah, hati yang penuh nafsu kedagingan, 

dalam doa-doanya kepada Tuhan  , hanya mengingini belas kasihan 

duniawi dan takut pada hukuman-hukuman yang fana, serta ingin 

menjauhkan hukuman-hukuman itu saja, sebab ia tidak dapat 

memahami adanya hukuman lain. 

2. Mereka berpura-pura mengadakan reformasi, namun  itu pun tidak tulus 

(ay. 16). Dalam ayat ini kita dapati,  

Kitab Hosea 7:1-7 

 

481 

(1) Dosa Israel: Mereka berbalik, artinya mereka berlaku seolah-olah 

hendak berbalik. Mereka mengaku bertobat dan memperbaiki 

perilaku mereka, namun  mereka tidak versungguh-sungguh 

melakukannya. Mereka tidak berbalik kepada Tuhan   ataupun kembali 

setia kepada-Nya, padahal Tuhan   verfirman (Yer. 4:1), “Jika engkau 

mau kembali, hai Israel, kembalilah engkau kepada-Ku. Jangan hanya 

berpaling menghadap Aku, namun  kembalilah kepada-Ku.” Kepura-

puraan mereka itu membuat mereka seperti busur tipu, yang kelihat-

annya bisa berfungsi dengan benar, dan dengan demikian 

dilengkungkan dan ditarik sebagaimana mestinya. namun  , 

saat  ditarik sekuat tenaga, patahlah busur itu atau putus tali 

senarnya, sehingga anak panahnya jatuh ke kaki si pemanah, 

bukannya melesat ke sasaran. Seperti itulah upaya-upaya mereka 

untuk bertobat dan mereformasi diri.  

(2) Dosa para pemuka Israel. Dakwaan atas mereka yaitu  ucapan 

mereka yang kasar, berbantah dengan Tuhan   dan penyelenggaraan-

Nya, dan dengan semua orang di sekeliling mereka saat  mereka 

marah. Para pemuka itu beranggapan bahwa mereka dapat 

mengucapkan apa pun yang mereka mau, dan sudah menjadi hak 

istimewa mereka untuk membentak dan mengamuk, mengutuk dan 

mengumpat, serta mencemooh sesuka hati. Namun, ketahuilah 

bahwa ada Tuhan   di atas mereka yang akan mengadakan perhitungan 

dengan mereka sebab  ucapan mereka yang kasar, dan akan 

membuat mereka tergelincir sebab  lidah mereka.  

(3) Hukuman atas Israel dan para pemukanya sebab  dosa mereka. 

Adapun para pemuka, mereka akan tewas oleh pedang musuh 

mereka ataupún pedang rakyat mereka sendiri, sebagian oleh 

pedang musuh, sebagian yang lain oleh pedang rakyat. dan inilah 

yang akan menjadi olok-olok kepada mereka, inilah alasan mereka 

akan diolok-olok di tanah Mesir, saat  mereka berlari kepada orang 

Mesir untuk meminta bantuan (ay. 11). Dosa dan hukuman mereka 

itu akan menjadikan mereka bahan tertawaan bagi semua bangsa di 

sekeliling mereka. Perhatikanlah, barang siapa berkhianat dan 

berlaku penuh tipu daya terhadap Tuhan  , serta penuh kemarahan dan 

kegeraman terhadap sesama manusia, dengan sepantasnya akan 

dijadikan olok-olok bagi orang-orang di sekitarnya, sebab  ia 

menjadikan dirinya sendiri bahan cemoohan. 

PASAL  8  

asal ini, seperti pasal sebelumnya, terbagi atas dosa dan hukuman Israel. 

Setiap ayat hampir menyatakan kedua-duanya, dan semuanya dimaksudkan 

untuk membawa mereka pada pertobatan. saat  mereka melihat sifat jahat dari 

dosa mereka, di dalam gambarannya, mereka tentu sadar betapa sudah menjadi 

kewajiban mereka untuk bertobat dari suatu hal yang memang begitu jahat 

dengan sendirinya. Dan saat  mereka melihat akibat-akibat yang merusak dari 

dosa mereka, di dalam nubuatan tentangnya, mereka tentu memahami betapa 

sudah menjadi kepentingan mereka untuk bertobat guna mencegahnya.  

I. Dosa Israel di sini dikemukakan,  

1. Dalam banyak ungkapan umum (ay. 1, 3, 12, 14).  

2. Dalam banyak contoh khusus, yaitu mengangkat raja tanpa 

persetujuan Tuhan   (ay. 4), menegakkan berhala-berhala untuk 

melawan Tuhan   (ay. 4-6, 11), dan mengadakan persekutuan dengan 

bangsa-bengsa tetangga (ay. 8-10).  

3. Dalam hal berikut yang memperberat dosa itu, bahwa mereka 

masih tetap mengaku beragama dan berhubungan dengan Tuhan   

(ay. 2, 13-14).  

II. Hukuman atas Israel di sini dikemukakan sebagai sesuatu yang sesuai 

dengan dosa yang diperbuat. Tuhan   akan mendatangkan seorang musuh 

kepada mereka (ay. 1, 3). Semua rencana mereka akan dihancurkan 

(ay. 7). Keyakinan yang mereka andalkan pada semua berhala dan 

persekutuan mereka dengan bangsa asing akan mengecewakan mereka 

(ay. 6, 8, 10). Kekuatan mereka di dalam negeri sendiri akan runtuh 

(ay. 14). Korban-korban mereka tidak akan diperhitungkan, sedangkan 

dosa-dosa mereka justru akan diperhitungkan (ay. 13). 


 

486 

Dosa dan Hukuman Israel;  

Kejahatan-kejahatan Didakwakan atas Israel 

(8:1-7) 

1 Tiuplah sangkakala! Serangan laksana rajawali atas rumah TUHAN! Oleh sebab  mereka 

telah melangkahi perjanjian-Ku dan telah mendurhaka terhadap pengajaran-Ku. 2 

Kepada-Ku mereka berseru-seru: “Ya Tuhan  ku, kami, Israel mengenal Engkau!” 3 Israel 

telah menolak yang baik – biarlah musuh mengejar dia! 4 Mereka telah mengangkat raja, 

namun  tanpa persetujuan-Ku; mereka mengangkat pemuka, namun  dengan tidak setahu-Ku. 

Dari emas dan peraknya mereka membuat berhala-berhala bagi dirinya sendiri, sehingga 

mereka dilenyapkan. 5 Aku menolak anak lembumu, hai Samaria; murka-Ku menyala 

terhadap mereka! Sampai berapa lama tidak dapat disucikan,  

6 orang-orang Israel itu? Itu dibuat oleh tukang, dan itu bukan Tuhan  ! Sungguh, akan 

menjadi serpih anak lembu Samaria itu! 7 Sebab mereka menabur angin, maka mereka 

akan menuai puting beliung; gandum yang belum menguning tidak ada pada mereka; 

tumbuh-tumbuhan itu tidak menghasilkan tepung; dan jika memberi hasil, maka orang-

orang lain menelannya. 

Teguran dan ancaman diperkenalkan di sini dengan sebuah perintah kepada 

Nabi Hosea untuk meniup sangkakala (ay. 1), dan dengan demikian untuk 

memaklumkan perkumpulan raya, supaya semua orang dapat memperhatikan 

apa yang hendak disampaikannya dan menerima peringatan darinya. Ia harus 

membunyikan tanda bahaya, harus menyatakan perang di dalam nama Tuhan   

terhadap bangsa yang memberontak ini. Seorang musuh akan datang dengan 

segera dan penuh kegeraman untuk merebut negeri mereka, dan Nabi Hosea 

harus menyadarkan mereka agar bersiap-siap menghadapinya. Demikianlah 

sang nabi harus melakukan bagian tugas dari seorang penjaga, yaitu 

membunyikan sangkakala untuk memanggil orang-orang yang terkepung agar 

mengangkat senjata, saat  dia melihat para pengepung sedang melakukan 

serangan (Yeh. 33:3). Sang nabi harus menyaringkan suara bagaikan sangkakala 

(Yes. 58:1), dan umat harus memperhatikan bunyi sangkakala itu (Yer. 6:17). 

Sekarang, 

I. Inilah dakwaan umum yang ditujukan terhadap mereka sebagai orang-orang 

berdosa, sebagai pemberontak dan pengkhianat melawan Tuhan mereka 

yang berdaulat.  

1. Mereka telah melangkahi perjanjian-Ku (ay. 1). Mereka tidak hanya sudah 

melanggar perintah (setiap dosa memang melanggar perintah), namun  

juga telah melangkahi perjanjian. Mereka telah bersalah atas dosa-dosa 

yang begitu rupa hingga memutuskan perjanjian mula-mula. Mereka 

telah memberontak dari sumpah setia mereka, dan melanggar kovenan 

pernikahan melalui persundalan rohani mereka. Mereka, pada dasarnya, 

telah menyatakan bahwa mereka tidak akan lagi menjadi umat Tuhan  , 

Kitab Hosea 8:1-7 

 

487 

atau menerima Dia sebagai Tuhan   mereka. Itulah yang disebut 

melangkahi perjanjian. Mereka tidak hanya telah berlaku bodoh, namun  

juga telah berlaku curang.  

2. Mereka telah mendurhaka terhadap pengajaran-Ku di dalam banyak hal. 

Hukum Tuhan   yaitu  pedoman untuk menuntun hidup kita. Dan inilah 

kejahatan dari dosa, bahwa dosa melanggar batasan-batasan yang 

ditetapkan bagi kita melalui hukum ini .  

3. Mereka telah menolak yang baik. Mereka telah menyingkirkan dan 

menampik kebaikan, yaitu Tuhan   sendiri. Demikianlah pemahaman 

sebagian penafsir, dan itu memang sangat tepat. Tuhan   itu baik, dan 

melakukan kebaikan, serta merupakan kebaikan kita. Tak seorang pun 

yang baik selain dari pada Tuhan   saja, sumber segala kebaikan. Mereka 

telah menolak Dia, sebab  tidak ingin lagi berurusan dengan-Nya. Tuhan   

telah meninggalkan mereka pada kehancuran, dan di sini memberi  

alasannya. Perhatikanlah, Tuhan   tidak pernah menolak siapa pun sebelum 

mereka terlebih dahulu menolak-Nya. Atau, sebagaimana kita 

membacanya, mereka telah menolak hal yang baik. Mereka telah 

menolak pelayanan dan ibadah kepada Tuhan  , yang pada dasarnya sama 

saja dengan menolak Tuhan  . Mereka telah menolak apa yang membuat 

manusia dinyatakan baik. Mereka telah menolak rasa takut akan Tuhan  , 

rasa hormat terhadap manusia, serta segala kesadaran akan kebajikan 

dan kejujuran. Cermatilah, mereka telah melangkahi perjanjian-Ku. 

Beginilah akhirnya, sebab mereka telah mendurhaka terhadap 

pengajaran-Ku. Pelanggaran terhadap perintah membuka jalan bagi 

pelanggaran terhadap kovenan. Dan itulah yang mereka lakukan, sebab 

mereka telah menolak yang baik. Itulah awal mulanya. Mereka berhenti 

berlaku bijaksana dan berbuat baik, maka kemudian perbuatan mereka 

semua menjadi sia-sia (Mzm. 36:4). Lihatlah bagaimana terjadinya 

kemurtadan. Manusia pertama-tama menolak yang baik, lalu penolakan 

terhadap yang baik ini  membuka jalan bagi perbuatan yang tidak 

baik. Dan seringnya pelanggaran terhadap hukum Tuhan   membawa 

manusia pada akhirnya kepada kebiasaan menolak kovenan-Nya. saat  

manusia menolak berdoa, mendengar firman, menguduskan hari Sabat, 

dan hal-hal lain yang baik, maka mereka berada di jalur cepat menuju 

penolakan terhadap Tuhan   sepenuhnya.  

II. Inilah ancaman-ancaman umum tentang murka dan kehancuran akibat dosa 

mereka: Musuh akan datang menyerang laksana rajawali atas rumah 

TUHAN, dan (ay. 3) akan mengejar Israel. Jika rumah TUHAN kita pahami 


 

488 

sebagai Bait Tuhan   di Yerusalem, maka rajawali yang datang menyerangnya 

harus kita duga entah Sanherib atau Nebukadnezar. Sanherib telah 

menduduki segala kota berkubu di Yehuda, dan mengepung Yerusalem dan 

tak diragukan lagi mengincar rumah TUHAN, untuk memorak-

porandakannya, seperti yang telah dilakukannya terhadap kuil-kuil berhala 

dari bangsa-bangsa lain. Sementara Nebukadnezar telah membakar Bait 

Tuhan   dan menjarah semua perabot di dalamnya. namun  , jika kita 

memahaminya sebagai sesuatu yang menunjuk pada penghancuran kerajaan 

sepuluh suku oleh raja Asyur, maka kita harus memahaminya sebagai 

kumpulan seluruh bangsa itu. Sebagai orang-orang Israel, mereka telah 

diangkat menjadi anak, dan menerima kemuliaan, dan perjanjian-perjanjian, 

dan di sini mereka disebut sebagai rumah TUHAN. Mereka menyangka 

bahwa kedudukan mereka yang demikian akan menjadi perlindungan 

mereka. namun  sang nabi diperintahkan untuk memberi tahu mereka bahwa 

sekarang mereka telah kehilangan hidup dan semangat dari agama mereka, 

kendati nama dan bentuk lahiriahnya masih mereka pertahankan. Mereka 

hanyalah seperti mayat tempat burung elang dan burung-burung pemangsa 

lainnya berkumpul. Sang musuh akan mengejar mereka laksana rajawali, 

dengan sedemikian cepatnya, sedemikian kuatnya, dan sedemikian geram-

nya. Perhatikanlah, orang-orang yang memutuskan kovenan persahabatan 

mereka dengan Tuhan   memperhadapkan diri mereka sendiri pada 

permusuhan semua orang di sekitar mereka, sehingga mereka menjadi 

mangsa yang empuk dan gampang bagi musuh-musuh itu. Kedudukan 

mereka sebagai rumah TUHAN, dan Bait-Nya yang hidup, tidak akan bisa 

menjadi dalih ataupun perlindungan bagi mereka (Lihat Am. 3:2). 

III. Di sini bangsa Israel dengan penuh kemunafikan mengaku-ngaku 

memiliki  hubungan dengan Tuhan  , saat  mereka sedang kesulitan dan 

kesusahan (ay. 2): Israel akan berseru-seru kepada-Ku. Pada waktu mereka 

diancam dengan hukuman-hukuman ini, dan hendak memohon supaya 

diluputkan darinya, atau saat  hukuman-hukuman itu sedang ditimpakan 

ke atas mereka dan mereka datang kepada Tuhan   untuk meminta kelepasan, 

sambil mengeluh dalam doa saat  hajaran Tuhan   menimpa mereka, mereka 

akan berseru bahwa di antara mereka Tuhan   terkenal dan nama-Nya masyhur 

(Mzm. 76:2). Dan dalam masa susah, mereka akan mengaku-ngaku mengenal 

jalan-jalan Tuhan  , yang dalam masa senang tidak mereka inginkan, namun  

mereka pandang rendah. Maka pada saat itu mereka akan berseru-seru 

kepada Tuhan  , akan menyebut-Nya sebagai Tuhan   mereka, dan, seperti 

pengemis yang kurang ajar, akan memberi tahu Dia bahwa mereka sudah 

Kitab Hosea 8:1-7 

 

489 

mengenal-Nya dengan baik, dan telah lama akrab dengan-Nya. Per-

hatikanlah, ada banyak orang yang dalam perbuatan menyangkal Tuhan   dan 

tidak mengakui-Nya, namun demi memenuhi tujuan tertentu, akan mengaku 

bahwa mereka mengenal Dia, bahwa mereka lebih mengenal Dia dibandingkan  

para tetangga mereka. namun  apa gunanya seseorang bisa berkata, “Tuhan  ku, 

aku mengenal Engkau,” jika  dia tidak dapat berkata, “Tuhan  ku, aku menga-

sihi Engkau,” dan “Tuhan  ku, aku melayani Engkau dan berpaut kepada-Mu 

saja?”  

IV. Inilah peringatan Nabi Hosea kepada mereka, di dalam nama Tuhan   (ay. 

5): Sampai berapa lama tidak dapat disucikan, orang-orang Israel itu? Yang 

dimaksud bukanlah kesucian mutlak (orang yang bersalah tidak akan 

pernah dapat mencapainya), melainkan berapa lama lagi mereka akan 

bertobat dan mereformasi diri, menjadi suci dalam perkara ini, dan bebas 

dari dosa penyembahan berhala? Mereka telah melekat pada berhala-

berhala mereka. Sampai berapa lama lagi mereka bisa disapih dari berhala-

berhala itu, bisa dilepaskan darinya? Demikianlah ayat itu bisa diartikan. Hal 

ini menunjukkan bahwa kebiasaan berdosa membuat orang sangat sukar 

meninggalkannya. Sulit untuk bersih dari kotoran, entah yang menyangkut 

hal kedagingan atau roh, yang di dalamnya kita telah lama berkubang. namun  

Tuhan   berbicara seakan-akan Ia berpikir bahwa butuh waktu lama bagi 

orang-orang berdosa untuk menyingkirkan kesalahan mereka dan menjalani 

kehidupan yang baru. Ia mengeluhkan perilaku mereka yang keras kepala. 

Inilah yang menyebabkan murka-Nya kepada mereka tetap menyala, yang 

bisa saja segera dipadamkan jika mereka dapat disucikan dari dosa-dosa 

yang telah menyalakannya. Mereka berseru dalam kesusahan, sampai berapa 

lama lagi Tuhan   akan kembali kepada kita di jalan belas kasihan? namun  

mereka tidak mendengar Ia bertanya, sampai berapa lama lagi mereka akan 

kembali kepada Tuhan   di jalan kewajiban?  

V. Inilah beberapa dosa khusus yang didakwakan kepada mereka. Mereka 

dibuat sadar akan kebodohan dari dosa-dosa itu, dan diperingatkan akan 

akibat-akibatnya yang mematikan. Dan sebab  dosa-dosa itulah murka Tuhan   

menyala terhadap mereka. 

1. Dalam perkara-perkara yang menyangkut pemerintahan. Mereka telah 

mengangkat raja tanpa persetujuan Tuhan  , dan dalam penghinaan 

terhadap-Nya (ay. 4). Demikianlah yang mereka lakukan saat  mereka 

menolak Samuel, yang di dalam dirinya Tuhan menjadi raja mereka, dan 

memilih Saul, supaya mereka dapat menjadi seperti bangsa-bangsa lain. 


 

490 

Demikian pulalah yang mereka lakukan saat  mereka memberontak 

dari sumpah setia mereka kepada keluarga Daud, dan mengangkat Yero-

beam. Dengan berbuat demikian, kendati mereka menggenapi rancangan 

Tuhan   yang tersembunyi, namun mereka tidak mengejar kemuliaan-Nya, 

tidak pula mencari petunjuk dari sabda-Nya, atau datang kepada Dia 

melalui doa untuk meminta bimbingan, atau mengindahkan 

penyelenggaraan-Nya. Sebaliknya, mereka dihanyutkan oleh keinginan 

mereka sendiri dan diburu oleh desakan nafsu mereka. Demikian pula 

yang mereka lakukan sekarang pada masa Hosea bernubuat, saat  

tampaknya sudah menjadi kebiasaan untuk mengangkat raja dan 

menggulingkannya kembali, tergantung kepandaian orang dalam 

merebut mahkota (2Raj. 15:8, dst.). Perhatikanlah, kita tidak dapat 

mengharapkan penghiburan dan keberhasilan di dalam urusan kita 

jika  kita mengusahakannya, dan meneruskannya, tanpa meminta 

petunjuk kepada Tuhan   dan mengakui-Nya dalam segala jalan kita: 

“Mereka telah mengangkat raja, namun  dengan tidak setahu-Ku. Yaitu, 

Aku tidak mengetahuinya dari mereka, mereka tidak meminta keputusan-

Ku, apakah mereka boleh atau memang sebaiknya melakukannya, 

kendati pada mereka ada nabi-nabi dan sabda-sabda ilahi yang dapat 

menjadi petunjuk bagi mereka.” Mereka tidak memandang kepada Yang 

Mahakudus, Tuhan   Israel (Yes. 31:1). Tidak pula raja-raja melakukan 

seperti yang dilakukan oleh Yefta, yang sebelum naik takhta membawa 

seluruh perkaranya ke hadapan TUHAN, di Mizpa (Hak. 11:11). Perhati-

kanlah, orang-orang yang dipercaya mengurus kepentingan umum, dan 

khususnya pemilihan dan pengangkatan para pemimpin, harus 

menyertakan Tuhan   bersama mereka dalam menjalankannya, dengan 

meminta arahan-Nya dan mengejar kehormatan-Nya.  

2. Dalam hal-hal keagamaan mereka berbuat jauh lebih buruk lagi. Sebab 

mereka mendirikan patung anak lembu melawan Tuhan  , untuk menyaingi 

dan menentang-Nya. “Dari emas dan perak mereka yang telah diberikan 

Tuhan   kepada mereka, dan dilipatgandakan-Nya bagi mereka, supaya 

mereka dapat melayani dan memuliakan Dia dengannya, mereka telah 

membuat berhala-berhala.” Mereka menyebutnya Tuhan   , hai Israel, lihat-

lah sekarang Tuhan  -Tuhan  mu! (1Raj. 12:28) namun  Tuhan   menyebutnya 

berhala. Kata yang dipakai dalam bahasa aslinya berarti kesedihan, atau 

masalah, sebab berhala-berhala itu menjijikkan bagi Tuhan   dan akan 

menghancurkan orang-orang yang menyembah mereka. Dari emas dan 

peraknya mereka membuat berhala-berhala bagi dirinya sendiri. 

Demikianlah kata-kata yang dipakai, dengan merujuk terutama kepada 

Kitab Hosea 8:1-7 

 

491 

patung-patung berhala mereka, yang mereka buat dari emas dan perak, 

terutama anak lembu emas di Dan dan Betel. Para penyembah berhala 

tidak berhemat-hemat dalam menyembah berhala mereka. namun  kata-

kata itu sangat dapat diterapkan pada penyembahan berhala rohani yang 

dilakukan orang tamak: Emas dan perak mereka yaitu  berhala-berhala 

yang mereka anggap dapat membahagiakan mereka, yang padanya hati 

mereka terpatri, yang kepadanya mereka memberi  penghormatan, 

dan yang mereka andalkan. Sekarang, untuk menunjukkan kepada 

mereka kebodohan dari penyembahan berhala mereka, Tuhan   memberi 

tahu mereka,  

(1) Dari mana Tuhan  -Tuhan   mereka berasal. Lacaklah asal-usul para Tuhan   

itu, maka para Tuhan   itu akan didapati sebagai makhluk ciptaan 

khayalan mereka sendiri dan pekerjaan tangan mereka sendiri (ay. 

6). Anak lembu yang mereka sembah di sini disebut anak lembu 

Samaria, sebab  ada kemungkinan saat  Samaria, pada zaman Ahab, 

menjadi ibu kota kerajaan, sebuah patung anak lembu didirikan di 

sana di dekat istana, di samping patung-patung yang sudah ada di 

Dan dan Betel, atau mungkin salah satu dari antaranya dipindahkan 

ke sana. Sebab orang-orang yang senang mencari Tuhan  -Tuhan   baru, 

pasti akan terus mencari Tuhan  -Tuhan   yang lebih baru lagi. Sekarang 

hendaklah mereka renungkan apa yang membuat Tuhan   mereka ini 

muncul dan ada.  

[1] Temuan dan buatan mereka sendiri: Dari orang-orang Israellah 

asalnya. Bukan dari Tuhan   Israel (Ia dengan tegas melarangnya), 

melainkan dari Israel. Berhala ini  yaitu  rancangan 

mereka sendiri (menurut seb