• coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

  • kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label daniel obaja 14. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label daniel obaja 14. Tampilkan semua postingan

daniel obaja 14


 ada kedua belas murid-Nya, saat  banyak 

orang berbalik meninggalkan Dia, apakah kamu tidak mau pergi juga? 

(Yoh. 6:67). Perhatikanlah, orang-orang yang sampai saat ini tetap hidup 

lurus haruslah, sebab  alasan itu, tetap menjaganya baik-baik, bahkan 

saat  kemurtadan terjadi di mana-mana. Nah, untuk mencegah agar 

Yehuda tidak turut bersalah seperti Israel, ada dua pedoman yang 

diberikan di sini: 

(1) Agar mereka tidak bersalah atas penyembahan berhala, mereka 

harus menjaga jarak dari tempat-tempat penyembahan berhala: 

Janganlah pergi ke Gilgal, tempat segala kejahatan mereka terjadi 

(9:15; 12:11). Di sanalah mereka memperhebat perbuatan jahat (Am. 

4:4). Mungkin mereka memiliki rasa pemujaan terhadap tempat itu 

sebab di situlah dikatakan kepada Yosua, tempat engkau berdiri itu 

kudus (Yos. 5:15). Itulah sebabnya mereka dilarang pergi ke Gilgal 

(Am. 5:5). Untuk alasan yang sama, mereka tidak boleh naik ke Betel, 

yang di sini disebut sebagai rumah kesia-siaan, sebab demikianlah 

arti kata Bet-Awen, bukan rumah Tuhan  , sebagaimana arti kata Betel. 

Perhatikanlah, orang yang ingin menjaga diri dari dosa, dan tidak 

jatuh ke dalam tangan Iblis, harus bersungguh-sungguh berusaha 

menghindari peluang-peluang terjadinya dosa dan tidak pergi ke 

tempat Iblis.  

(2) Agar mereka tidak bersalah atas penyembahan berhala, mereka 

harus berjaga-jaga terhadap kecemaran, dan tidak bersumpah: “Demi 

TUHAN yang hidup!” Mereka diperintahkan untuk bersumpah, demi 

TUHAN yang hidup dalam kesetiaan dan dalam kebenaran (Yer. 4:2). 

Jadi, yang dilarang di sini yaitu  bersumpah demi nama TUHAN 

dalam ketidaksetiaan dan ketidakbenaran, bersumpah dengan gega-

bah dan menganggap enteng, atau bersumpah palsu dan menipu, 

atau bersumpah demi Tuhan dan demi berhala (Zef. 1:5). 

Perhatikanlah, orang yang ingin berpegang teguh kepada Tuhan   harus 

memenuhi dirinya dengan rasa kagum dan hormat akan Tuhan  , dan 

selalu berbicara tentang Dia dengan kekhidmatan dan kesungguhan. 

Sebab orang-orang yang bisa menjadikan Tuhan   yang benar sebagai 

bahan lelucon akan membuat apa saja menjadi Tuhan  . 

 

 

PASAL  5  

aksud dari pasal ini sama seperti pasal sebelumnya, yaitu untuk 

menyingkapkan dosa Israel dan juga Yehuda, serta menyatakan 

penghakiman-penghakiman Tuhan   atas mereka. 

I. Mereka dipanggil untuk mendengarkan tuntutan (ay. 1, 8). 

II. Mereka didakwa atas banyak dosa, yang diperberat di sini. 

1. Penganiayaan (ay. 1-2). 

2. Perzinahan rohani (ay. 3-4). 

3. Kecongkakan (ay. 5). 

4. Kemurtadan terhadap Tuhan   (ay. 7). 

5. Kelaliman para pemuka dan kesediaan rakyat untuk tunduk begitu 

saja (ay. 10-11). 

III. Mereka diancam dengan murka Tuhan   atas dosa-dosa mereka. Dia 

mengetahui segala kefasikan mereka (ay. 3) dan menyatakan murka-

Nya terhadap mereka sebab  kefasikan itu (ay. 9). 

1. Mereka akan tergelincir jatuh oleh kesalahan mereka sendiri (ay. 

5). 

2. Tuhan   akan meninggalkan mereka (ay. 6). 

3. Ladang mereka akan dimakan habis (ay. 7). 

4. Tuhan   akan menegur mereka, dan mencurahkan murka-Nya atas 

mereka (ay. 9-10). 

5. Mereka akan ditindas (ay. 11). 

6. Tuhan   akan berlaku seperti ngengat bagi mereka dengan 

menghukum secara diam-diam (ay. 12) dan seperti singa dengan 

menghukum secara terang-terangan (ay. 14). 

IV. Mereka dicela atas tindakan keliru yang mereka ambil saat 

menghadapi kesusahan (ay. 13). 

V. Tersirat bahwa pada akhirnya mereka akan memilih jalan yang benar 

(ay. 15). 

Semakin umum cara penyampaian dosa dan hukuman itu, semakin 

umum manfaatnya sebagai pembelajaran bagi kita, dan terutama 

sebagai peringatan bagi kita. 

Dakwaan terhadap Israel dan Yehuda; 

Penghakiman-penghakiman Diancamkan 

(5:1-7) 

1 Dengarlah ini, hai para imam, perhatikanlah, hai kaum Israel, dan pasanglah telinga, hai 

keluarga raja! Sebab mengenai kamulah penghukuman itu, sebab  kamu telah menjadi 

perangkap bagi Mizpa, dan jaring yang dikembangkan di atas gunung Tabor, 2 dan lobang 

yang dikeruk di lembah Sitim, maka Aku ini akan menghajar mereka sekalian. 3 Aku ini 

mengenal Efraim, dan Israel tidaklah tersembunyi bagi-Ku, sebab engkau telah berzinah, 

hai Efraim; dan Israel telah menajiskan diri. 4 Perbuatan-perbuatan mereka tidak 

mengizinkan mereka berbalik kepada Tuhan   mereka, sebab roh perzinahan ada di antara 

mereka, dan mereka tidak mengenal TUHAN. 5 Kecongkakan Israel menjadi saksi 

terhadap dirinya sendiri; Efraim akan tergelincir jatuh oleh kesalahannya sendiri, dan 

bersama-sama mereka juga Yehuda. 6 Dengan korban kambing domba dan lembu sapinya 

mereka akan pergi untuk mencari TUHAN, namun  tidak akan menjumpai Dia; Ia telah 

menarik diri dari mereka. 7 Mereka telah berkhianat terhadap TUHAN, sebab mereka 

telah memperanakkan anak-anak yang tidak sah; sekarang pembinasa akan memakan 

habis mereka dan ladang mereka. 

 

Dalam ayat-ayat di atas, 

I. Seluruh golongan dan lapisan masyarakat dipanggil untuk mendengar dan 

menjawab hal-hal yang hendak didakwakan terhadap mereka (ay. 1): 

“Dengarlah ini, hai para imam!” Para imam yang dimaksud bisa meliputi 

golongan imamat yang kudus ataupun golongan imamat yang palsu. Imamat 

yang kudus ada di Yehuda, dan kemungkinan ada banyak di Israel juga, sebab 

di dalam wilayah sepuluh suku ada beragam kota para imam dan orang 

Lewi. Ada kemungkinan bahwa para imam dan orang Lewi ini tetap tinggal 

di tanah milik mereka sendiri jsesudah  pemberontakan sepuluh suku, dan 

berbuat sebisa mungkin untuk melakukan tugas imam saat  berada jauh 

dari Bait Suci. Sedangkan imamat yang palsu yaitu  imam-imam berhala 

anak lembu emas, yang menurut sebagian penafsir juga turut dipanggil di 

sini. “Perhatikanlah, hai kaum Israel, yaitu rakyat biasa, dan pasanglah 

telinga, hai keluarga raja!” Hendaklah mereka semua memberi perhatian, 

sebab semua orang ikut terlibat dalam dosa seluruh bangsa, dan mereka 

semua akan sama-sama menerima penghakiman atas seluruh bangsa. 

Perhatikanlah, jika kekudusan para imam ataupun martabat keluarga 


kerajaan tidak mampu menjauhkan dosa, jangan harap bahwa mereka akan 

mampu menjauhkan murka. Jika para imam dan keluarga raja, meskipun 

menyandang citra diri yang luhur seperti itu, berdosa seperti orang-orang 

lain, maka citra diri mereka yang luhur itu tidak akan dapat meluputkan me-

reka. Sebaliknya, mereka harus menderita seperti orang-orang lain. 

Demikian juga kaum Israel tidak dapat membela diri bahwa mereka 

disesatkan oleh para imam dan pemimpin mereka. Sebaliknya, mereka juga 

akan turut menerima hukuman bersama-sama dengan para imam dan 

pemimpin mereka. Hinanya kedudukan mereka ataupun banyaknya jumlah 

mereka tidak dapat meluputkan mereka. 

II. Saksi yang menentang mereka dipanggil. Satu saksi sebagai ganti seribu 

saksi, yaitu kemahatahuan Tuhan   (ay. 3): Aku ini mengenal Efraim, dan Israel 

tidaklah tersembunyi bagi-Ku. Mereka tidak mengenal TUHAN (ay. 4), namun  

Tuhan mengenal mereka. Dia mengenal watak asli mereka, betapapun itu 

disamarkan, dan mengetahui kefasikan mereka yang tersembunyi, 

betapapun itu ditutup-tutupi. Perhatikanlah, sekalipun manusia menolak 

pengenalan akan Tuhan  , itu tidak akan membuat mereka aman dari pengenal-

an-Nya atas mereka. Dan saat  Tuhan   beperkara dengan mereka, Dia akan 

menunjukkan dosa-dosa mereka kepada mereka melalui pengetahuan-Nya 

sendiri, sehingga sia-sia saja mereka mengaku tidak bersalah. 

III. Hal-hal yang sangat jahat didakwakan kepada mereka. 

1. Mereka sudah dengan sangat licik dan sangat gigih menyeret orang ke 

dalam dosa atau kesusahan: Kamu telah menjadi perangkap bagi Mizpa, 

dan jaring yang dikembangkan di atas gunung Tabor (ay. 1). Maksudnya, 

mereka telah menjadi perangkap dan jaring seperti yang dipasang oleh 

para pemburu di atas kedua gunung itu untuk menangkap buruan 

mereka. saat  penyembahan berhala lembu emas ditegakkan di Israel, 

para pendukung dan penganutnya berupaya dengan segala tipu daya 

untuk menyeret orang ke dalamnya. Dan orang-orang yang pada 

awalnya takut terhadap penyembahan berhala, sekarang dibuat mau 

menerimanya. Perhatikanlah, barang siapa membujuk dan menggoda 

orang untuk berbuat dosa, sekalipun dengan dalih persahabatan dan 

maksud baik, haruslah dipandang sebagai perangkap dan jaring, dan 

tangan mereka yaitu  belenggu (Pkh. 7:26, terjemahan bebas). Namun, 

terhadap orang-orang yang tidak dapat dibujuk untuk berdosa, mereka 

ibarat jaring dan perangkap yang menyeret orang-orang itu ke dalam 

kesusahan. Sebagian penafsir berpendapat bahwa para penyembah 


 

428 

berhala itu biasa menempatkan mata-mata di jalanan, khususnya di atas 

gunung Mizpa dan gunung Tabor, pada masa-masa perayaan di 

Yerusalem. Mata-mata itu mengamat-amati apakah ada sejumlah orang 

yang saleh dari antara rakyat pergi ke sana, lalu menakut-nakuti bahwa 

mereka akan dituntut sebab nya. Demikianlah mereka melakukan 

pekerjaan Iblis, yang meresahkan orang-orang yang tidak dapat 

disesatkannya. 

2. Di samping sangat licik, mereka juga sangat kejam dalam melaksanakan 

rancangan-rancangan mereka (ay. 2, KJV): Para pemberontak giat 

mengadakan pembantaian. Perhatikanlah, orang-orang yang dengan 

sendirinya telah murtad dari jalan kebenaran Tuhan   sering kali menjadi 

orang yang paling lihai dan biadab dalam menganiaya orang lain yang 

masih berpegang pada kebenaran Tuhan  . Tiada yang dapat memuaskan 

mereka selain pembantaian sebab  mereka haus akan darah orang-orang 

kudus. Dan selain mematok seperti ular beludak, mereka juga berkepala 

ular. Mereka giat melakukannya. Alangkah dalamnya seluk-beluk Iblis, 

kefasikan antek-anteknya, dan mereka yang sudah meninggalkan Tuhan 

jauh-jauh! (Yes. 31:6). Nah, apa yang memperberat kejahatan mereka ini 

yaitu  banyaknya teguran dan peringatan yang telah diberikan kepada 

mereka: “Aku ini telah menegur mereka sekalian” (ay. 2, KJV). Nabi Hosea 

pun telah berbuat demikian, sebab tugasnya memang sebagai penegur. 

Sudah berkali-kali ia memperingatkan mereka akan jalan dan perilaku 

mereka yang jahat. Ia telah menegur mereka sekalian dengan terus 

terang, dan tidak mengecualikan para imam ataupun keluarga raja. Tuhan   

sendiri telah menghajar mereka sekalian lewat hati nurani mereka dan 

tindakan-tindakan penyelenggaraan-Nya. Perhatikanlah, melawan 

teguran membuat kita berdosa dua kali lipat (Ams. 29:1). 

3. Mereka telah berzinah, telah menajiskan tubuh mereka sendiri dengan 

hawa nafsu kedagingan, dan telah menajiskan jiwa mereka sendiri 

dengan penyembahan berhala (ay. 3). Tuhan  -lah yang menjadi saksi akan 

hal ini, sekalipun dosa-dosa itu dilakukan secara diam-diam dan dikecil-

kecilkan dengan cerdiknya. Bahkan, mata Tuhan   yang tajam melihat roh 

perzinahan yang ada di antara mereka, kecondongan dan kecenderungan 

hati mereka yang tersembunyi terhadap dosa-dosa itu, kecintaan mereka 

akan dosa-dosa mereka, dan belenggu dosa-dosa itu atas diri mereka. 

Betapa mereka dikuasai oleh roh perzinahan, akar pahit yang 

menghasilkan segala ipuh dan racun itu, dan mata air yang rusak dan 

beracun itu. 

Kitab Hosea 5:1-7 

 

429 

4. Mereka sama sekali tidak tertarik untuk mengenal dan bersekutu dengan 

Tuhan  . Roh perzinahan, sebab  telah menyebabkan mereka tersesat dari 

Dia, kini membuat mereka terus menyimpang (ay. 4).  

(1) Mereka tidak mengenal TUHAN dan tidak pula rindu untuk 

mengenal-Nya, namun  malah menolak bahkan takut mengenal Dia, 

sebab pengenalan itu akan mengganggu mereka di jalan mereka 

yang berdosa.  

(2) Itulah sebabnya perbuatan-perbuatan mereka tidak mengizinkan 

mereka berbalik kepada Tuhan   mereka. Dari sini tampaklah bahwa 

mereka tidak mengenal-Nya dengan benar. Hal itu menunjukkan 

betapa tegar tengkuk mereka dalam kemurtadan terhadap Tuhan  . 

Mereka tidak mau berbalik kepada Tuhan  , sekalipun Dia itu Tuhan   

mereka, kepunyaan mereka berdasar  ikatan kovenan, yang nama-

Nya diserukan atas mereka, dan yang wajib mereka layani. Mereka 

tidak mau kembali menyembah Dia, ibadah yang telah mereka 

tinggalkan. Bahkan, perbuatan-perbuatan mereka tidak mengizinkan 

mereka berbalik kepada Tuhan  . Mereka tidak mau merenungkan jalan 

mereka, atau berusaha untuk bersikap sungguh-sungguh, atau 

mencurahkan segenap pikiran mereka untuk memikirkan hal-hal 

yang dapat mendekatkan diri mereka kepada Tuhan  . Memang benar 

bahwa kita tidak dapat berbalik kepada Dia dengan kekuatan kita 

sendiri, tanpa anugerah khusus dari Tuhan  . Namun, dengan 

memperbaiki akal budi kita sebagaimana mestinya dan melalui 

pertolongan Roh-Nya seperti biasa, kita dapat menata perbuatan-

perbuatan kita untuk berbalik kepada-Nya. Orang-orang yang tidak 

mau melakukan ini, yang tidak tekun mencari Tuhan (2Taw. 12:14), 

harus menyalahkan diri mereka sendiri jika mereka tidak berbalik. 

Mereka binasa sebab mereka mau binasa. namun  bagi orang-orang 

yang mau mencari Tuhan, anugerah lebih lanjut pasti akan diberikan. 

5. Mereka bersalah atas keangkuhan yang sudah diketahui oleh semua 

orang, dan kekurangajaran dalam dosa (ay. 5): Kecongkakan Israel 

menjadi saksi terhadap dirinya sendiri, benar-benar bersaksi melawan 

dirinya bahwa ia seorang pemberontak terhadap Tuhan   dan 

pemerintahan-Nya. Roh perzinahan yang ada di antara mereka 

memperlihatkan diri lewat keriangan dan keriuhan pemujaan mereka, 

seperti seorang wanita  sundal dikenal lewat pakaiannya (Ams. 

7:10). Gaya berpakaiannya yang tidak senonoh menjadi saksi terhadap 

dirinya bahwa ia bukan wanita baik-baik. Atau, kesombongan mereka 


 

430 

dalam menentang para nabi yang diutus Tuhan   dan pesan yang mereka 

sampaikan (Yer. 43:2), serta sikap mereka yang angkuh dan memandang 

rendah saudara-saudara mereka dan orang-orang yang ada di bawah 

mereka, menjadi saksi melawan mereka bahwa mereka bukanlah umat 

Tuhan  , dan membenarkan Tuhan   dalam menimpakan kepada mereka 

segala penghakiman yang merendahkan mereka. Kecongkakannya 

tampak di wajahnya, demikian menurut sebagian penafsir, seperti kata 

Yesaya 3:9, air muka mereka menyatakan kejahatan mereka. Mereka 

memiliki mata sombong yang dibenci TUHAN itu. 

6. Mereka berpaling dari Tuhan   kepada berhala-berhala palsu, dan 

memperanakkan keturunan mereka dalam penyembahan berhala (ay. 

7): Mereka telah berkhianat terhadap TUHAN, ibarat istri yang menista 

kovenan pernikahan dengan meninggalkan suaminya dan hidup dalam 

persundalan dengan lelaki lain. Demikian pula orang-orang yang 

bersalah atas penyembahan berhala rohani, yang mendewakan uang dan 

hawa nafsu, berkhianat terhadap TUHAN. Mereka melanggar ikatan 

mereka dengan-Nya dan mengecewakan harapan-harapan-Nya atas me-

reka. Perhatikanlah, orang yang berbuat dosa dengan sengaja yaitu  

pengkhianat. Mereka telah memperanakkan anak-anak yang tidak sah, 

artinya, anak-anak yang telah mereka lahirkan itu terasing dari Tuhan   dan 

terdidik dalam cara ibadah yang palsu. Mereka yaitu  anak haram yang 

dilahirkan dari zinah (Yoh. 8:41), yang tidak akan diakui Tuhan  . Perhati-

kanlah, sungguh berkhianat terhadap Tuhan   orang-orang yang tidak 

hanya dengan sendirinya berpaling dari-Nya, namun  juga yang mengajar 

anak-anak mereka di jalan yang fasik. 

IV. Hal-hal yang sangat menyedihkan dijadikan sebagai hukuman mereka. 

Secara umum (ay. 1), “Mengenai kamulah penghukuman itu. Tuhan   tampil 

untuk beperkara denganmu, dan untuk menunjukkan murka-Nya 

terhadapmu sebab  dosa-dosamu.” saat  penghakiman ditujukan kepada 

kita, itulah waktunya untuk mendengarkan. Secara khusus, 

1. Mereka akan tergelincir jatuh oleh kesalahan mereka sendiri. Ini 

merupakan akibat dari kecongkakan mereka yang menjadi saksi 

terhadap diri mereka sendiri (ay. 5). Efraim dan Israel akan tergelincir 

jatuh oleh kesalahan mereka sendiri. Perhatikanlah, kecongkakan pasti 

akan menemui kejatuhan. Kecongkakan merupakan pertanda yang pasti 

akan kejatuhan, dan mendahuluinya. Barang siapa meninggikan diri 

akan direndahkan. Wajah yang menampakkan keangkuhan akan dipe-

nuhi dengan rasa malu. Mereka tidak hanya akan jatuh, namun  juga jatuh 

Kitab Hosea 5:1-7 

 

431 

oleh kesalahan mereka sendiri, kejatuhan paling menyedihkan yang 

menimpa siapa saja. Kesombongan mereka membuat mereka tidak mau 

bertobat dari kesalahan mereka, itulah sebabnya mereka akan 

tergelincir jatuh olehnya. Perhatikanlah, barang siapa tidak 

merendahkan diri sebab  dosa-dosanya, besar kemungkinan ia akan 

binasa selamanya dalam dosa-dosa itu. Ditambahkan bahwa Yehuda juga 

akan tergelincir jatuh bersama-sama mereka oleh kesalahannya. Sama 

seperti kesepuluh suku diangkut sebagai tawanan ke Asyur sebab  

penyembahan berhala, demikian juga kedua suku yang lain, seiring 

berjalannya waktu, dibuang ke Babel sebab  mengikuti contoh buruk 

mereka. namun  , kesepuluh suku tergelincir jatuh lalu benar-benar 

tergeletak, sedangkan kedua suku lain tergelincir jatuh lalu bangkit 

kembali. Yehuda memiliki Bait Suci dan imamat, namun semua itu pun 

tidak dapat membuat mereka aman. Sebaliknya, jika mereka berdosa 

seperti Israel dan Efraim, maka Yehuda pun akan jatuh bersama 

keduanya. 

2. Mereka tidak akan mendapat perkenanan Tuhan   saat  mereka mengaku 

mencarinya (ay. 6): Dengan korban kambing domba dan lembu sapinya 

mereka akan pergi untuk mencari TUHAN, namun  sia-sia saja. Mereka 

tidak akan menjumpai Dia. Perkataan ini tampaknya ditujukan terutama 

kepada Yehuda saat  mereka tergelincir jatuh ke dalam kesalahan 

mereka, dan oleh kesalahan mereka.  

(1) saat  mereka tergelincir jatuh ke dalam kesalahan mereka, mereka 

mencari TUHAN. Namun, bukan hanya Dia yang mereka cari, dan 

sebab  itu Dia tidak berkenan ditemui oleh mereka. saat  mereka 

menyembah ilah-ilah asing, mereka tetap mempertahankan ibadah 

kepada Tuhan   yang benar secara lahiriah semata-mata. Seperti biasa, 

mereka pergi pada perayaan-perayaan ibadah dengan korban 

kambing domba dan lembu sapinya untuk mencari TUHAN. Namun, 

mereka tidak lurus hati terhadap Dia, sebab  mereka tidak 

menyerahkan diri dengan sepenuhnya kepada-Nya. Oleh sebab itu, 

Dia tidak mau menerima mereka. Kita hanya dapat menemukan-Nya 

jika  kita mencari Dia dengan segenap hati, tidak terbagi antara 

Tuhan   dan Baal (Yeh. 14:3).  

(2) saat  mereka jatuh oleh kesalahan mereka, atau mendapati diri 

mereka jatuh olehnya, mereka mencari TUHAN. Namun, mereka 

tidak mencari-Nya dengan segera (ay. 15, KJV). Oleh sebab  itu, Dia 

tidak berkenan ditemui oleh mereka. Mereka akan melihat 

kehancuran datang menimpa mereka, dan pada saat itulah, di tengah 


 

432 

kesesakan, mereka akan berlari kepada Tuhan  , dan hendak berdamai 

dengan-Nya melalui korban bakaran dan persembahan. namun  , 

sudah sangat terlambat untuk menjauhkan murka-Nya saat  titah 

dikeluarkan. Bahkan reformasi yang dilakukan Yosia pun tidak 

berhasil mengalihkan murka TUHAN (2Raj. 23:25-26, terjemahan 

bebas). Orang-orang yang mencari Tuhan hanya dengan korban 

kambing domba dan lembu sapi, bukan dengan hati dan jiwa mereka, 

tidak dapat berharap akan menemukan Dia, sebab perkenanan-Nya 

tidak dapat dibeli dengan ribuan domba jantan. Orang-orang yang 

tidak mencari Tuhan selama Ia berkenan ditemui juga tidak akan 

berhasil menemukan Dia, sebab ada waktunya saat  Dia tidak 

berkenan ditemui. Mereka tidak akan menemukan-Nya, sebab Ia 

telah menarik diri. Ia tidak mau dicari oleh mereka, namun  akan 

menutup telinga-Nya terhadap korban persembahan mereka. 

Lihatlah betapa perlunya kita mencari Tuhan   dengan segera, sekarang 

selama waktu perkenanan dan hari penyelamatan masih ada. 

3. Mereka dan ladang mereka akan dilahap habis seluruhnya. Mereka telah 

berkhianat terhadap TUHAN, dan telah mencoba untuk memperkuat diri 

mereka dalam pengkhianatan itu melalui persekutuan dengan orang-

orang asing. Namun, sekarang pembinasa akan memakan habis mereka 

dan ladang mereka, yaitu harta benda dan milik pusaka mereka, segala 

sesuatu yang telah mereka peroleh dan mereka pandang sebagai bagian 

mereka. Atau mungkin yang dimaksud dengan bagian mereka (KJV) 

yaitu  berhala-berhala mereka, yang mereka pilih sebagai bagian 

mereka ganti Tuhan  . Perhatikanlah, orang-orang yang memberhalakan 

dunia, dengan memilihnya sebagai bagian mereka, mereka sendiri akan 

binasa bersamanya. Pembinasa akan memakan habis mereka (KJV: dalam 

sebulan mereka akan dimakan habis). Suatu rentang waktu telah ditetap-

kan, dan itu waktu yang singkat. saat  penghakiman-penghakiman 

Tuhan   mulai bekerja atas mereka, segala penghakiman itu akan 

menghabisi mereka dengan segera. Satu bulan saja sudah cukup. Betapa 

tubuh dapat melemah oleh satu bulan penyakit, atau sebuah kerajaan 

porak-poranda oleh satu bulan peperangan! Dalam satu bulan (firman 

Tuhan  ) aku melenyapkan ketiga gembala itu (Za. 11:8). Perhatikanlah, 

penghakiman-penghakiman Tuhan   terkadang bekerja dengan cepat atas 

sebuah bangsa yang berdosa. Satu bulan saja dapat menghabisi banyak 

hal, dan lebih banyak hal lagi, sehingga waktu selama bertahun-tahun 

belum tentu dapat memperbaikinya. 

Kitab Hosea 5:1-7 

 

433 

Ancaman-ancaman Penghakiman 

(5:8-15) 

8 Tiuplah sangkakala di Gibea, dan nafiri di Rama. Berteriaklah di Bet-Awen, gemetarlah, 

hai Benyamin! 9 Efraim akan menjadi tandus, pada hari penghukuman; mengenai suku-

suku Israel Aku memberitahu apa yang pasti. 10 Para pemuka Yehuda yaitu  seperti 

orang-orang yang menggeser batas; ke atas mereka akan Kucurahkan gemas-Ku seperti 

air. 11 Efraim tertindas, diremukkan oleh hukuman, sebab ia berkeras untuk berjalan 

mengikuti kesia-siaan. 12 Sebab itu Aku ini akan seperti ngengat bagi Efraim dan seperti 

belatung bagi kaum Yehuda. 13 saat  Efraim melihat penyakitnya, dan Yehuda melihat 

bisulnya, maka pergilah Efraim ke Asyur dan mengutus orang kepada Raja ‘Agung’. namun  

ia pun tidak dapat menyembuhkan kamu dan tidak dapat melenyapkan bisul itu dari 

padamu. 14 Sebab Aku ini seperti singa bagi Efraim, dan seperti singa muda bagi kaum 

Yehuda. Aku, Aku ini akan menerkam, lalu pergi, Aku akan membawa lari dan tidak ada 

yang melepaskan.  

15 Aku akan pergi pulang ke tempat-Ku, sampai mereka mengaku bersalah dan mencari 

wajah-Ku. Dalam kesesakannya mereka akan merindukan Aku. 

Dalam ayat-ayat di atas kita mendapati, 

I. Tanda bahaya yang keras dibunyikan, untuk memberi tahu tentang 

datangnya penghakiman (ay. 8): Tiuplah sangkakala di Gibea, dan nafiri di 

Rama, dua kota yang saling berdekatan di perbatasan kerajaan Yehuda dan 

kerajaan Israel. Gibea yaitu  kota perbatasan di kerajaan Yehuda, sedangkan 

Rama di Israel. Jadi, peringatan itu dikirimkan kepada kedua kerajaan. 

Berteriaklah di Bet-Awen, atau Betel, kota yang tampaknya telah diduduki 

oleh pihak musuh, dan sebab  itu tidak ditiup sangkakala di sana, namun  ter-

dengar teriakan para penindas bercampur dengan jeritan orang-orang yang 

kalah. Biarlah mereka berteriak, “Gemetarlah, hai Benyamin! Musuh telah 

datang. Suku Efraim sudah ditaklukkan, dan musuh akan mengejar engkau, 

hai Benyamin! Giliranmu sebentar lagi tiba. Cawan kegentaran akan 

diedarkan.” Hosea sebelumnya telah menggambarkan pertikaian Tuhan   

dengan mereka sebagai perkara pengadilan (4:1). Di sini, ia 

menggambarkannya sebagai perkara pertempuran. Dan dalam hal ini juga 

jika  Tuhan   menghakimi, Ia akan menang. Oleh sebab itu, hendaklah semua 

orang bersiap untuk bertemu Tuhan   mereka. Sebelumnya Hosea telah 

mengatakan bahwa penghakiman-penghakiman itu pasti. Sekarang, ia 

menyatakan bahwa penghakiman-penghakiman itu sudah dekat. Dan, saat  

orang menyadari bahwa penghakiman itu sudah di ambang pintu, maka 

penghakiman itu sangat mengejutkan dan menyadarkan mereka. Peniupan 

sangkakala ini dijelaskan di sini (ay. 9). Mengenai suku-suku Israel Aku 

memberitahu apa yang pasti, yakni apa yang benar atau sudah tentu, 

demikian dalam bahasa aslinya. Perhatikanlah, kehancuran orang-orang 

berdosa yang tidak mau bertobat yaitu  hal yang pasti. Itu bukanlah omong 


 

434 

kosong untuk sekadar menakut-nakuti mereka, melainkan sebuah putusan 

yang tak dapat dibatalkan. Dan sungguh merupakan belas kasihan bagi kita 

bahwa kehancuran orang berdosa itu diberitahukan kepada kita, sehingga 

kita mendapat peringatan dini tentangnya, supaya kita bisa melarikan diri 

dari murka yang akan datang. Sudah menjadi hak istimewa suku-suku Israel 

bahwa, sebagaimana mereka diberi tahu apa kewajiban mereka, demikian 

pula mereka diberi tahu apa bahaya yang mengancam mereka, melalui 

sabda-sabda Tuhan   yang disampaikan kepada mereka. 

II. Alasan perseteruan Tuhan   dengan mereka. 

1. Dia bertikai dengan para pemuka Yehuda sebab  mereka yaitu  para 

pemimpin yang lancang dalam berbuat dosa (ay. 10). Mereka seperti 

orang-orang yang menggeser batas, atau batas tanah yang sudah lama. 

Tuhan   telah memberi  hukum-Nya kepada mereka, untuk menjadi 

pagar yang mengelilingi tanah milik-Nya sendiri. namun  , mereka 

dengan lancang telah melanggarnya, dan merobohkannya. Mereka 

bahkan telah melanggar hak-hak Tuhan  , telah menginjak-injak 

pembedaan antara yang baik dan yang jahat, serta segala kewajiban 

luhur yang selaras dengan akal budi dan keadilan. Mereka merasa bisa 

melakukan apa saja sebab  mereka yaitu  para pemuka. Quicquid libet, 

licet – Kehendak mereka menjadi hukum. Atau ayat itu dapat dipahami 

sebagai tindakan mereka yang melanggar kebebasan dan hak milik 

rakyat demi mengedepankan hak istimewa mereka sendiri, yang sama 

saja seperti menggeser batas tanah yang sudah lama. Sebagian penafsir 

mencermati bahwa para pemuka Yehuda itu memegang kekuasaan yang 

lebih mutlak dan sewenang-wenang dibandingkan  para pemuka Israel. Nah, 

sebab  perkara itulah Tuhan   berseteru dengan mereka: Ke atas mereka 

akan Kucurahkan gemas-Ku seperti air, yang berlimpah-limpah, seperti 

air bah, yang dicurahkan ke atas orang-orang raksasa yang ada di bumi 

purba, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka (Kej. 

6:13). Perhatikanlah, ada batas-batas yang tidak boleh digeser bahkan 

oleh para pemuka sekalipun, yaitu batas-batas agama dan keadilan yang 

mengikat mereka. Dan, bila mereka melanggarnya, ketahuilah bahwa ada 

Tuhan   di atas mereka yang akan mengadakan perhitungan dengan 

mereka sebab nya. 

2. Dia bertikai dengan orang Efraim sebab  mereka secara diam-diam ikut 

berdosa (ay. 11): Ia berkeras untuk berjalan mengikuti kesia-siaan, yaitu 

mengikuti perintah Yerobeam dan raja-raja Israel penerusnya, yang 

mewajibkan seluruh rakyat mereka untuk menyembah patung-patung 

Kitab Hosea 5:1-7 

 

435 

lembu emas di Dan dan Betel, serta melarang mereka pergi beribadah ke 

Yerusalem. Inilah perintah yang dimaksud. Perintah itu menjadi hukum 

negeri dan disokong oleh alasan-alasan pemerintahan. Dan rakyat 

mematuhinya bukan hanya dengan ketaatan buta pada pemerintah, 

melainkan juga dengan sukarela, walaupun mereka diam-diam 

menyimpan kebencian terhadap penyembahan berhala. Perhatikanlah, 

menuruti begitu saja perintah manusia yang bertentangan dengan 

perintah Tuhan   yaitu  salah satu hal yang membuat sebuah bangsa 

matang bagi kehancuran. Dan hukuman atas ketidaktaatan yang 

menghamba itu (kalau boleh saya menyebutnya demikian) sesuai 

dengan dosa yang diperbuat. Oleh sebab  dosa itulah Efraim tertindas 

dan diremukkan oleh hukuman, dan semua hak kewargaan serta 

kebebasannya dilanggar dan diinjak-injak. Namun demikian,  

(1) Tuhan   adil dalam mengizinkan semuanya itu, supaya orang-orang 

yang mengkhianati milik Tuhan   akan kehilangan milik mereka sendiri, 

dan supaya orang-orang yang membiarkan hati nurani mereka 

tunduk pada hakim yang lalim, dan pemimpin yang sewenang-

wenang, akan merasa muak terhadap keduanya.  

(2) Hukuman yang menimpa mereka itu memang sudah sepantasnya 

terjadi. Orang-orang yang berkeras untuk berjalan mengikuti kesia-

siaan, sekalipun hal itu bertentangan dengan perintah Tuhan  , akan 

mendapati bahwa kesia-siaan yang diikutinya itu melanggar hak-

haknya. Dan semakin besar kuasa yang diberikan kepada kesia-siaan 

itu, semakin banyaklah tuntutannya. Perhatikanlah, hal yang paling 

menguntungkan bagi pemimpin lalim yang bengis dan ganas seperti 

serigala yaitu  rakyat yang penurut seperti anak anjing, yang suka 

menjilat dan menyanjung. Demikianlah Efraim tertindas dan 

diremukkan oleh hukuman, artinya, ia ditindas dengan topeng dan 

dalih kebenaran. Perhatikanlah, sungguh hukuman yang 

menyedihkan dan menyakitkan bagi suatu bangsa untuk ditindas 

dengan dalih ditindak dengan adil. Hal itu menjelaskan ancaman 

dalam ayat 9, Efraim akan menjadi tandus, pada hari penghukuman. 

Perhatikanlah, para pendosa yang lancang harus bersiap menantikan 

datangnya hari penghukuman, hari penghukuman yang akan 

membuat mereka menjadi tandus, yang akan membuat mereka 

kehilangan segala penghiburan dari semua yang mereka miliki dan 

semua yang mereka harapkan. 


 

436 

III. Cara-cara berbeda yang akan diambil Tuhan   dalam menangani Yehuda dan 

Efraim, terkadang cara yang satu, dan terkadang cara yang lain, dan 

adakalanya kedua cara sekaligus. Atau lebih tepatnya, pertama-tama melalui 

cara yang satu, dan kemudian melalui cara yang lain, Ia akan bergerak maju 

menuju kehancuran mereka sepenuhnya. 

1. Dia akan memulai dengan penghukuman kecil, yang terkadang akan 

berjalan secara diam-diam dan tidak terasa (ay. 12): Aku ini (maksudnya 

penyelenggaraan-Ku) akan seperti ngengat bagi Efraim. Bahkan (seperti 

yang sebaiknya ditambahkan), tindakan-Ku seperti ngengat bagi Efraim, 

sebab Aku akan menimbulkan penyakit seperti yang sekarang dilihat 

Efraim (ay. 13). Perhatikanlah, penghakiman Tuhan   terhadap orang ber-

dosa adakalanya seperti ngengat dan belatung, atau ulat. Ngengat me-

rupakan serangga kecil yang berkembang biak di kain, sedangkan 

belatung di kayu. Sama seperti binatang-binatang ini melahap kain dan 

kayu, demikian pula penghakiman-penghakiman Tuhan   akan melahap 

mereka,  

(1) Secara diam-diam, tanpa huru-hara di dunia, bahkan mereka sendiri 

tidak akan merasakannya. Mereka akan merasa diri mereka aman 

dan makmur, namun  saat  melihat keadaan mereka lebih dekat, 

mereka akan mendapati diri mereka merosot dan membusuk.  

(2) Secara perlahan-lahan, dan dengan penangguhan serta selang waktu 

yang lama, supaya Ia dapat memberi mereka waktu untuk bertobat. 

Banyak bangsa, dan juga banyak orang, pada puncak kejayaan 

mereka mati akibat penyakit yang menggerogotinya.  

(3) Secara bertahap. Tuhan   menghajar orang-orang berdosa dengan 

penghakiman-penghakiman kecil, untuk menghindarkan 

penghakiman yang lebih besar, jika mereka mau bertindak bijaksana 

dan belajar dari peringatan. Dia melanda mereka sedikit demi 

sedikit, untuk menunjukkan bahwa Ia tidak ingin mereka binasa.  

(4) Ngengat berkembang biak pada kain, dan ulat atau belatung pada 

kayu. Demikian pula orang-orang berdosa dilalap habis oleh api yang 

mereka nyalakan sendiri. 

2. saat  penghakiman kecil tampaknya tidak menyadarkan mereka, maka 

Tuhan akan melanda mereka dengan penghakiman yang lebih besar (ay. 

14): Aku ini seperti singa bagi Efraim, dan seperti singa muda bagi kaum 

Yehuda, sekalipun Yehuda sendiri, dalam berkat yang diucapkan Yakub, 

yaitu  anak singa. Supaya jangan sampai ada orang yang menyangka 

bahwa kuasa-Nya melemah, sebab Tuhan   dikatakan menjadi seperti 

Kitab Hosea 5:1-7 

 

437 

ngengat bagi mereka, maka Ia berkata bahwa sekarang Ia akan menjadi 

seperti singa bagi mereka, bukan hanya untuk menggentarkan mereka 

dengan auman-Nya, namun  juga untuk mencabik-cabik mereka. 

Perhatikanlah, bila penghakiman kecil tidak berhasil, dapat diduga 

bahwa Tuhan   akan mendatangkan penghakiman yang lebih besar. Kristus 

adakalanya menjadi singa dari Yehuda, namun  dalam hal ini Dia menjadi 

singa melawan suku ini . Lihatlah apa yang akan diperbuat Tuhan   

terhadap bangsa yang merasa aman dalam dosa: Aku ini akan menerkam. 

Ia tampak bermegah dalam hak istimewa-Nya untuk membinasakan, 

sebagai satu-satunya Pembuat hukum (Yak. 4:12, KJV). “Aku, Aku ini, akan 

melaksanakan pekerjaan itu dengan tangan-Ku sendiri. Aku yang menga-

takannya, Aku juga yang akan melakukannya.” Tuhan   bekerja secara lebih 

langsung dalam sebagian penghakiman dibandingkan  dalam sebagian 

penghakiman yang lain. Aku ini akan menerkam, lalu pergi. Dia akan 

pergi,  

(1) Tanpa takut terhadap mereka. Dia akan pergi dengan gagah, dan 

dengan wajah yang agung, seperti singa pergi dari mangsanya.  

(2) Tanpa menolong mereka. Kalau memang Tuhan   menerkam kita 

melalui penyelenggaraan-Nya yang menyusahkan, namun  tetap 

beserta kita melalui segala anugerah dan penghiburan-Nya, maka 

baiklah itu. Namun, sungguh menyedihkan keadaan kita jika Ia 

menerkam lalu pergi, jika jsesudah  Dia merenggut segala penghiburan 

yang kita dapatkan dari makhluk ciptaan, Ia sendiri lalu pergi dari 

kita. saat  Tuhan   pergi, Dia akan membawa serta segala sesuatu yang 

bernilai dan berharga, sebab saat  Tuhan   pergi, segala kebaikan 

turut pergi bersama-Nya. Dia akan membawa lari dan tidak ada yang 

melepaskan, seperti seekor mangsa tidak dapat dilepaskan dari 

mulut singa (Mi. 5:7). Perhatikanlah, tiada seorang pun dapat 

dilepaskan dari tangan keadilan Tuhan   kecuali orang-orang yang telah 

diserahkan ke dalam tangan anugerah-Nya. Percuma saja manusia 

berbantah dengan Penciptanya. 

IV. Dampak-dampak yang berbeda dari cara yang berbeda-beda itu. 

1. saat  Tuhan   melanda mereka dengan penghakiman-penghakiman kecil, 

mereka mengabaikan-Nya, dan malah mencari pertolongan dari 

makhluk ciptaan lain, namun  sia-sia belaka (ay. 13). Saat Tuhan   menjadi 

seperti ngengat dan belatung bagi mereka, mereka menyadari penyakit 

dan bisul mereka. Beberapa waktu kemudian, saat  mereka tersadar 


 

438 

bahwa keadaan mereka terus menurun, urusan-urusan mereka 

tertinggal, dan harta benda mereka terlihat jelas menyusut, pada saat 

itulah mereka mengirim utusan ke Asyur agar datang membantu mereka, 

dan memohon kepada Raja ‘Agung’, yang menurut sebagian penafsir 

merupakan salah satu nama Pul, atau Tiglat-Pileser, raja Asyur. Kepada 

dialah baik Israel maupun Yehuda datang meminta pertolongan dalam 

kesusahan mereka, dengan berharap bahwa melalui persekutuan dengan 

Asyur mereka dapat memperbaiki dan menegakkan kembali pengaruh-

pengaruh mereka yang menurun. Perhatikanlah, di tengah kesusahan, 

orang-orang yang berhati degil bisa melihat penyakit dan bisul mereka, 

namun  tidak bisa melihat dosa yang menjadi penyebabnya. Tidak pula 

mereka akan mengakui dosa ini , atau mengakui tangan Tuhan  , 

tangan-Nya yang perkasa, apalagi tangan-Nya yang adil, dalam 

kesusahan mereka. Itulah sebabnya, bukannya menempuh jalan terdekat 

kepada sang Pencipta yang sanggup menolong mereka, mereka malah 

bersusah payah menempuh jalan jauh untuk menghampiri sesama 

makhluk ciptaan yang sama sekali tidak mampu membantu mereka. 

Orang-orang yang tidak menyesal bahwa mereka telah menyakiti hati 

Tuhan   dengan dosa-dosa mereka, enggan meminta pertolongan kepada-

Nya dalam penderitaan, namun  lebih suka mencari pertolongan dari mana 

saja selain dari Dia. Dan apa akibatnya? namun  ia pun tidak dapat me-

nyembuhkan kamu dan tidak dapat melenyapkan bisul itu dari padamu. 

Perhatikanlah, orang-orang yang mengabaikan Tuhan   dan mencari 

pertolongan dari makhluk ciptaan pasti akan kecewa. Orang yang 

bergantung pada sesama makhluk ciptaan sebagai penopang, akan 

mendapati bahwa mereka bukanlah dasar yang teguh, melainkan buluh 

yang patah terkulai. Orang yang bergantung pada makhluk ciptaan untuk 

memberi  persediaan, akan mendapati bahwa mereka bukanlah mata 

air, melainkan kolam yang bocor. Orang yang bergantung pada makhluk 

ciptaan untuk penghiburan dan kesembuhan akan mendapati bahwa 

mereka yaitu  penghibur sialan dan tabib palsu. Raja Asyur, yang 

diharap-harapkan oleh Yehuda dan Israel, justru bukan membantu dia, 

melainkan menyesakkannya (2Taw. 28:20). Sebagian penafsir 

berpendapat bahwa Raja Yareb ini (KJV) berarti raja yang agung, kuat, 

atau hebat, sebab orang banyak mengandalkan kekuasaannya. Sebagian 

yang lain mengartikannya sebagai raja yang akan membela, atau yang 

harus membela, sebab orang banyak mengandalkan hikmat dan 

kepandaiannya berbicara, dan menginginkan agar dia membela perkara-

perkara mereka. Orang Israel telah membawa persembahan kepada raja 

Kitab Hosea 5:1-7 

 

439 

Asyur ini (10:6), sebuah pemberian yang bernilai. Dan, sebab  mereka 

sudah membayarnya demikian untuk menjadi pembimbing mereka, 

maka mereka tidak ragu akan kesetiaannya kepada mereka. Namun, raja 

Asyur memperdaya mereka, seperti tangan manusia mengecewakan 

orang-orang yang mengandalkannya (Yer. 17:5, 6). 

2. saat  Tuhan   mendatangkan penghakiman yang lebih besar untuk 

menyadarkan orang Yehuda dan Israel akan kebodohan mereka, mereka 

pun pada akhirnya terpaksa mencari Dia (ay. 15). jsesudah  menerkam 

seperti singa,  

(1) Dia akan meninggalkan mereka. Aku akan pergi pulang ke tempat-Ku, 

ke sorga, atau ke tutup pendamaian, takhta anugerah, yang yaitu  

kemuliaan-Nya. saat  menghukum orang berdosa, Tuhan   keluar dari 

tempat-Nya (Yes. 26:21). Namun, saat  merancangkan kebaikan 

bagi mereka, Dia pulang ke tempat-Nya, dan di sana Ia menanti-

nantikan saatnya untuk menaruh kasihan, jika  mereka mau tun-

duk. Atau, Dia akan pulang ke tempat-Nya jsesudah  menghajar mereka, 

tanpa mengindahkan mereka, dengan menyembunyikan wajah-Nya 

dari mereka, dan tidak memperhatikan persoalan mereka ataupun 

doa mereka. Hal itu dilakukan-Nya untuk merendahkan mereka lebih 

jauh lagi, hingga mereka pada tingkat tertentu dilayakkan untuk 

menerima kembalinya perkenanan-perkenanan-Nya.  

(2) Tuhan   pada akhirnya akan bekerja dalam diri mereka, dan membawa 

mereka kembali kepada-Nya, melalui penderitaan-penderitaan 

mereka, suatu hal yang memang dinantikan-Nya. Dan pada saat itu Ia 

tidak akan lagi menarik diri-Nya dari mereka. Dua hal disebutkan di 

sini sebagai tanda-tanda dari kembalinya mereka:  

[1] Mereka mengaku dosa dengan penuh penyesalan: Sampai 

mereka mengaku bersalah. Sampai mereka bersalah, demikian 

dalam tafsiran yang agak luas, artinya, sampai mereka 

menyadari kesalahan mereka dan mau mengakuinya, serta 

merendahkan diri di hadapan Tuhan   sebab nya. Perhatikanlah, 

saat  manusia mulai mengeluh lebih sebab  dosa-dosa mereka 

dibandingkan  sebab  penderitaan-penderitaan mereka, pada saat 

itulah mulai ada secercah harapan bagi mereka. Dan inilah yang 

dituntut Tuhan   dari kita, saat  kita sedang menerima hajaran 

tangan-Nya, yaitu bahwa kita mengaku bersalah dan mengakui 

keadilan-Nya dalam menghajar kita.  


 

440 

[2] Mereka memohon perkenanan Tuhan   dengan rendah hati: Sampai 

mereka mencari wajah-Ku, yang bisa diharapkan akan mereka 

lakukan saat  keadaan mereka sudah luar biasa parah, dan 

mereka telah mencoba para penolong lain dengan sia-sia. Dalam 

kesesakannya mereka akan merindukan Aku, artinya akan 

mencari Dia dengan tekun dan sungguh-sungguh, dan dengan sa-

ngat mendesak. Bila mereka mencari-Nya seperti itu, dan 

melakukannya dengan tulus hati, maka tidak ada kata terlambat, 

sekalipun dapat dikatakan sudah terlambat sebab butuh waktu 

lama bagi mereka untuk mau mencari Dia. Bahkan, Tuhan   

berkenan menyebutnya mencari Dia dengan segera (KJV), betapa 

Dia bersedia membuat dugaan yang sebaik-baiknya tentang para 

petobat yang kembali kepada-Nya. Perhatikanlah, saat  kita 

tersadar akan dosa dan mendapat hajaran tongkat ilahi, tugas 

kita yaitu  mencari wajah Tuhan  . Kita harus merindukan 

pengetahuan dan pengenalan akan Dia, supaya Ia menyatakan 

diri-Nya kepada kita, dan bagi kita, sebagai tanda bahwa Ia 

berdamai dengan kita. Dan dapat diharapkan secara masuk akal 

bahwa penderitaan akan membawa kepada Tuhan   orang-orang 

yang telah lama menyimpang dan menjauh dari-Nya. Itulah 

sebabnya Tuhan   berpaling dari kita untuk sementara waktu, yaitu 

supaya Dia memalingkan kita kepada-Nya, dan kemudian kembali 

pada kita. Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, 

baiklah ia berdoa! 

 

 

 

PASAL  6  

ata-kata penutup pada pasal sebelumnya memberi kita secercah harapan 

bahwa Tuhan   dan Israel milik-Nya, kendati dengan dosa-dosa mereka dan 

murka-Nya, dapat dipersatukan kembali secara membahagiakan, bahwa mereka 

akan mencari-Nya dan Ia akan berkenan ditemui oleh mereka. Nah, pasal ini 

membawa perkara ini  lebih jauh. Sebagian penafsir menggabungkan awal 

kalimat pasal ini dengan akhir kalimat pasal sebelumnya, “Dalam kesesakannya 

mereka akan merindukan Aku,” sambil berkata, “Mari, kita akan berbalik kepada 

TUHAN.” namun  , Tuhan   sekali lagi mengeluhkan kefasikan umat ini. Sebab, 

meskipun sebagian orang memang bertobat dan berubah, sebagian besar 

lainnya tetap tegar tengkuk. Cermatilah, 

I. Tekad mereka untuk kembali kepada Tuhan  , dan penghiburan-

penghiburan yang dengannya mereka menguatkan diri dalam 

kembalinya mereka kepada-Nya (ay. 1-3). 

II. Kegoyahan banyak orang dari mereka dalam pengakuan dan janji tobat 

yang mereka ucapkan, dan tindakan keras yang sebab  itu diambil 

Tuhan   terhadap mereka (ay. 4-5). 

III. Kovenan yang diadakan Tuhan   dengan mereka, dan apa yang 

diharapkan-Nya dari mereka (ay. 6). Bagaimana mereka melanggar 

kovenan itu dan mengecewakan segala harapan-Nya (ay. 7-11). 

Tekad untuk Bertobat; Janji-janji 

(6:1-3) 

1 “Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab Dialah yang telah menerkam dan yang 

akan menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita. 2 Ia akan 

menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita,  

dan kita akan hidup di hadapan-Nya. 3 Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-

sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita 

seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.” 


 

444 

Ucapan di atas dapat dipandang sebagai kata-kata Hosea kepada umat, guna 

memanggil mereka untuk bertobat, atau sebagai perkataan umat satu terhadap 

yang lain, untuk saling menggugah dan menguatkan agar mencari Tuhan dan 

merendahkan diri di hadapan-Nya, dengan harapan bisa mendapatkan belas 

kasihan-Nya. Sebelumnya Tuhan   telah berkata, “Dalam kesesakannya mereka akan 

merindukan Aku.” Sekarang, Nabi Hosea beserta kawan-kawannya, yaitu umat 

yang saleh, hendak bertindak selagi mereka sedang semangat-semangatnya, dan 

memulai dengan keinsafan yang tampak dirasakan oleh saudara-saudara 

mereka. Perhatikanlah, orang-orang yang dengan sendirinya condong untuk 

berbalik kepada Tuhan   harus berbuat semampu mungkin untuk menggugah, 

mengajak, dan mendorong orang-orang lain untuk kembali kepada-Nya. 

Amatilah, 

I. Apa isi ajakan mereka: “Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN (ay. 1). 

Jangan lagi kita pergi kepada orang Asyur, atau mengirim utusan kepada 

Raja ‘Agung’. Cukup sudah, kita muak dengan itu. namun  marilah kita 

berbalik kepada TUHAN, berbalik menyembah Dia dan meninggalkan 

penyembahan berhala kita, dan kembali berharap kepada Dia dengan tidak 

lagi mengandalkan makhluk ciptaan.” Perhatikanlah, sudah menjadi 

kepentingan orang-orang yang telah memberontak terhadap Tuhan   untuk 

kembali kepada-Nya. Dan orang-orang yang telah meninggalkan Dia atas 

kesepakatan bersama, dan dalam satu kumpulan, dengan menyeret satu 

sama lain untuk berdosa, haruslah atas kesepatakan bersama, dan dalam 

satu kumpulan, kembali kepada-Nya. Hal itu akan mempermuliakan Dia dan 

membangun iman mereka bersama. 

II. Bujukan dan dorongan apa yang mereka tekankan untuk menggerakkan satu 

sama lain agar berbalik kepada Tuhan. 

1. Pengalaman yang telah mereka lalui akan murka-Nya: “Mari kita 

berbalik kepada-Nya, sebab Dia telah menerkam, Dia telah memukul. Kita 

telah diterkam, dan Dialah yang menerkam kita. Kita telah dipukul, dan 

Dialah yang memukul kita. Oleh sebab  itu, marilah kita berbalik kepada-

Nya, sebab atas pemberontakan kitalah Dia telah menerkam dan 

memukul kita dalam murka-Nya. Dan kita tidak dapat berharap bahwa 

Dia akan berdamai dengan kita sebelum kita berbalik kepada-Nya. Untuk 

tujuan inilah Dia telah menyengsarakan kita seperti itu, yakni supaya 

kita dapat tergugah untuk kembali kepada-Nya. Tangan-Nya akan tetap 

teracung menentang kita jika umat tidak kembali kepada Dia yang 

menghajarnya (Yes. 9:11-12). Perhatikanlah, merenungkan penghakiman-

Kitab Hosea 6:1-3 

 

445 

penghakiman Tuhan   atas diri kita dan negeri kita, terutama jika  itu 

penghakiman-penghakiman yang menerkam, haruslah menyadarkan 

kita untuk berbalik kepada Tuhan   dengan pertobatan, doa, dan reformasi. 

2. Pengharapan yang mereka miliki akan perkenanan-Nya: “Dia yang telah 

menerkam akan menyembuhkan kita, Dia yang telah memukul akan 

membalut kita,” seperti tabib andal dengan tangan piawai membalut 

tulang yang patah atau luka yang berdarah. Perhatikanlah, 

penyelenggaraan Tuhan   yang sama yang menyesakkan umat-Nya, akan 

melegakan mereka juga, dan Roh Tuhan   yang sama yang menyadarkan 

orang-orang kudus akan dosa mereka, akan menghibur mereka juga. 

Yang mula-mula merupakan roh perbudakan, pada akhirnya merupakan 

Roh yang menjadikan kita anak Tuhan  . Ucapan itu merupakan pengakuan 

atas kuasa Tuhan   (Dia sanggup menyembuhkan walaupun kita telah 

diterkam begitu parah), dan atas belas kasihan-Nya (Dia akan 

menyembuhkan). Bahkan, Dia menerkam supaya dapat menyembuhkan. 

Sebagian penafsir berpendapat bahwa ayat ini secara khusus mengacu 

pada kembalinya orang Yahudi dari Babel, saat  mereka mencari Tuhan 

dan melekatkan diri kepada-Nya, dengan keyakinan bahwa Ia akan 

kembali dengan penuh rahmat kepada mereka dalam belas kasihan-Nya. 

Perhatikanlah, tetap meyakini bahwa Tuhan   itu baik dan bahwa Ia 

memiliki maksud dan rancangan yang baik terhadap kita akan sangat 

berguna bagi kita, baik untuk menopang kita dalam kesesakan maupun 

untuk mendorong kita agar bertobat. 

Nah, perkenanan Tuhan   yang mereka harapkan di sini digambarkan 

dalam sejumlah hal: 

(1) Mereka meyakinkan diri sendiri bahwa kelepasan mereka dari 

kesusahan akan menjadi seperti hidup dari antara orang mati (ay. 2): 

“Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari (artinya dalam waktu 

singkat, dalam satu atau dua hari), dan pada hari yang ketiga, saat  

jasad orang mati diperkirakan sudah membusuk dan rusak, dan 

dikuburkan supaya tidak dilihat orang, pada hari itulah Ia akan mem-

bangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya. Kita akan 

memandang wajah-Nya dengan penuh penghiburan, dan wajah-Nya 

itu akan menghidupkan kita. Walaupun hanya sesaat lamanya Dia 

meninggalkan kita, namun  dalam kasih setia abadi Dia akan 

mengambil kita kembali.” Perhatikanlah, umat Tuhan   bisa saja bukan 

hanya diterkam dan dipukul, namun  juga dibiarkan mati, bahkan 

untuk waktu yang lama. Namun, mereka tidak akan selalu tergeletak 

seperti itu, tidak pula akan terbaring selamanya. Hanya sesaat saja 


 

446 

Tuhan   akan menghidupkan mereka kembali. Dan jaminan 

kebangkitan yang diberikan kepada mereka itu haruslah menggugah 

mereka untuk berbalik dan berpaut kepada-Nya. namun  , ayat ini 

tampak merujuk lebih jauh pada kebangkitan Yesus Kristus. Batas 

waktu yang disebutkan pun dua hari dan hari yang ketiga, supaya 

bisa menjadi perlambang dan gambaran dari kebangkitan Kristus 

pada hari yang ketiga, yang dikatakan dilakukan-Nya sesuai dengan 

Kitab Suci, sesuai dengan nas Kitab Suci ini. Sebab seluruh nabi 

bersaksi tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan 

tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu. Marilah kita 

melihat dan mengagumi hikmat serta kebaikan Tuhan   dalam 

menyusun perkataan Nabi Hosea dengan begitu rupa, sehingga 

saat  ia bernubuat tentang kelepasan jemaat dari kesusahan, pada 

saat yang sama ia juga menunjukkan karya keselamatan Kristus bagi 

kita, yang merupakan pokok pangkal segala keselamatan lainnya. 

Dan, sekalipun mereka mungkin tidak menyadari rahasia ini dalam 

perkataan ini , namun sebab  sekarang perkataan itu digenapi 

secara harfiah dalam kebangkitan Kristus, maka hal ini meneguhkan 

iman kita bahwa Dialah yang akan datang itu, dan kita tidak perlu 

menantikan orang lain. Dan sungguh tepatlah bahwa nubuatan 

tentang kebangkitan Kristus diungkapkan seperti demikian, “Ia akan 

membangkitkan kita, dan kita akan hidup,” sebab Kristus bangkit 

sebagai buah sulung, dan kita dibangkitkan bersama Dia, kita hidup 

melalui Dia. Kristus bangkit untuk membenarkan kita, dan semua 

orang percaya dikatakan akan dibangkitkan bersama dengan Kristus 

(Lihat Yes. 26:19). Kebangkitan itu akan berguna sebagai penghibur 

bagi jemaat pada masa itu, dan jaminan bahwa Tuhan   akan 

mengangkat mereka dari keterpurukan, sebab saat  sudah genap 

waktunya, Dia akan membangkitkan Anak-Nya dari lubang kubur, 

dan Anak-Nya itu akan menjadi kehidupan dan kemuliaan bagi umat-

Nya, Israel. Perhatikanlah, perhatian yang penuh iman kepada 

Kristus yang bangkit merupakan penopang kuat bagi orang Kristen 

yang tengah menderita, dan memberi  dorongan besar bagi orang 

berdosa yang kembali dan bertobat. sebab  Dia telah berkata, “Sebab 

Aku hidup dan kamu pun akan hidup.” 

(2) Bahwa pada saat itu mereka akan bertumbuh dalam pengenalan 

akan Tuhan   (ay. 3): Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-

sungguh mengenal TUHAN. Saat itu, saat  Tuhan   kembali kepada 

umat-Nya dalam belas kasihan dan merancang perkenanan bagi 

Kitab Hosea 6:1-3 

 

447 

mereka, Dia akan memberi mereka pengenalan yang lebih dalam 

akan diri-Nya, sebagai tanda dan buah dari perkenanan-Nya 

ini . Seluruh bumi akan penuh dengan pengenalan akan TUHAN 

(Yes. 11:9). Pengetahuan akan bertambah (Dan. 12:4). Semua orang 

akan mengenal Tuhan   (Yer. 31:34). Kita akan mengenal, kita akan 

berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN (demikian dalam 

bahasa aslinya). Kita tidak hanya akan memiliki  lebih banyak cara 

untuk mengenal Tuhan, namun  juga akan memperoleh anugerah 

untuk memperdalam pengenalan kita lewat cara-cara ini . Hal 

itu dapat dipandang sebagai buah dari kebangkitan Kristus dan 

hidup yang kita jalani di hadapan Tuhan   melalui Kristus. 

Perhatikanlah, saat  Tuhan   merancangkan belas kasihan bagi suatu 

umat, Dia akan memberi mereka suatu hati untuk mengenal-Nya (Yer. 

24:7). Orang-orang yang telah dibangkitkan bersama dengan Kristus 

menerima roh hikmat dan wahyu. Dan jika hidup di hadapan-Nya itu 

kita pahami, sebagaimana kitab terjamahan bahasa Aram mema-

haminya, sebagai hari kebangkitan orang mati, maka tepatlah jika 

selanjutnya dikatakan, kita akan mengenal dan berusaha sungguh-

sungguh mengenal TUHAN. Sebab pada hari itu kita akan melihat Dia 

dengan sempurna, dan sekalipun begitu terus bertambah mengenal-

Nya sampai selama-lamanya. Atau, bila kita memahami ayat ini seba-

gaimana kita membacanya, jika kita berusaha sungguh-sungguh 

mengenal TUHAN, maka kita mendapati di sini,  

[1] Janji tentang suatu berkat yang berharga: Kita akan mengenal, 

akan mengenal TUHAN, saat  kita berbalik kepada Tuhan  . Barang 

siapa datang kepada Tuhan   akan dibuat mengenal-Nya. Bila kita 

dirancang untuk hidup di hadapan-Nya, maka Dia akan membuat 

kita mengenal-Nya. Sebab inilah hidup yang kekal itu, yaitu me-

ngenal Tuhan   (Yoh. 17:3).  

[2] Cara dan jalan untuk memperoleh berkat ini . Kita harus 

berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN. Kita harus 

menjunjung dan menghargai pengenalan akan Tuhan   sebagai 

pengetahuan yang termulia. Kita harus berseru kepada 

pengertian dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam 

(Ams. 2:3-4), harus mencari dan mengulik segala hikmat (Ams. 

18:1, KJV), harus terus mencari pengetahuan ini dan berupaya 

memperdalamnya. Dan, jika kita melakukan kewajiban yang 

telah ditentukan, maka beralasan bagi kita untuk mengharapkan 

belas kasihan yang telah dijanjikan, yaitu bahwa kita akan 


 

448 

semakin mengenal Tuhan   dan pada akhirnya akan mencapai 

kesempurnaan dalam pengetahuan ini. 

(3) Bahwa pada saat itu mereka akan mendapat penghiburan ilahi yang 

melimpah. Ia pasti muncul seperti fajar. Artinya, segala perkenanan 

yang telah ditarik-Nya dari kita, saat  Dia pergi pulang ke tempat-

Nya, akan kembali. Kemunculan-Nya kembali dipersiapkan dan 

disediakan bagi kita dengan pasti, sama seperti kembalinya fajar 

jsesudah  malam gelap. Kita pun menantikannya bagaikan pengawal 

mengharapkan pagi jsesudah  melalui malam yang panjang, dan kita 

yakin bahwa fajar akan datang pada waktu yang telah ditetapkan 

tanpa menemui kegagalan. Cahaya wajah-Nya akan kita sambut 

dengan senang hati dan akan kian bertambah terang sampai 

rembang tengah hari, seperti halnya cahaya fajar. Ia akan datang 

kepada kita, dan kita akan menyambut-Nya, seperti hujan, seperti 

hujan pada akhir musim yang mengairi bumi, yang menyegarkan dan 

menyuburkannya. Nah, nubuatan ini menunjuk lebih jauh dibandingkan  

kebebasan Israel dari pembuangan, dan tidak diragukan lagi akan 

digenapi secara sempurna dalam Kristus serta anugerah Injil. Orang-

orang kudus pada zaman Perjanjian Lama berusaha sungguh-

sungguh mengenal Dia, giat menantikan penebusan di Yerusalem. 

Dan pada akhirnya curahan anugerah ilahi di dalam Kristus, dengan 

kedatangan-Nya untuk melawat dunia ini, ibarat  

[1] Pagi yang menyinari bumi ini saat  gelap, sebab Dia datang 

sebagai surya kebenaran, dan di dalam Dialah Surya pagi dari 

tempat yang tinggi datang melawat kita. Ia pasti muncul seperti 

fajar, sebab  Ia datang saat  sudah genap waktunya. Yohanes 

Pembaptis membuka jalan bagi-Nya, bahkan Dia sendiri yaitu  

bintang timur yang gilang-gemilang.  

[2] Hujan yang mengairi bumi ini saat  kering. Ia seperti hujan yang 

turun ke atas padang rumput (Mzm. 72:6). Di dalam Dia, hujan 

berkat turun ke atas dunia ini, untuk memberi  benih kepada 

penabur dan roti kepada orang yang mau makan (Yes. 55:10). 

Dan perkenanan Tuhan   dalam Kristus itu seperti apa yang 

dikatakan orang tentang perkenanan raja, yakni seperti awan 

hujan musim semi (Ams. 16:15). Anugerah Tuhan   dalam Kristus 

itu seperti hujan awal dan hujan akhir, sebab melalui anugerah 

itulah pekerjaan baik kita yang menghasilkan buah dimulai dan 

dilanjutkan. 

Kitab Hosea 6:1-3 

 

449 

Janji dan Peringatan; Kejahatan Umat  

(6:4-11) 

4 Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim? Apakah yang akan Kulakukan 

kepadamu, hai Yehuda? Kasih setiamu seperti kabut pagi, dan seperti embun yang hilang 

pagi-pagi benar. 5 Sebab itu Aku telah meremukkan mereka dengan perantaraan nabi-

nabi, Aku telah membunuh mereka dengan perkataan mulut-Ku, dan hukum-Ku keluar 

seperti terang. 6 Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan 

menyukai pengenalan akan Tuhan  , lebih dari pada korban-korban bakaran. 7 namun  me-

reka itu telah melangkahi perjanjian di Adam, di sana mereka telah berkhianat terhadap 

Aku. 8 Gilead yaitu  kota para penjahat, penuh dengan jejak darah. 9 Seperti gerombolan 

menghadang demikianlah persekutuan para imam; mereka membunuh di jalan ke Sikhem, 

sungguh, mereka melakukan perbuatan mesum. 10 Di antara kaum Israel telah Kulihat hal-

hal yang mengerikan; di sana ada Efraim bersundal dan Israel telah menajiskan diri.  

11 Juga bagimu, hai Yehuda, telah ditentukan penuaian: jika  Aku memulihkan keadaan 

umat-Ku. 

Dalam ayat-ayat di atas ada dua hal, dua hal yang jahat, yang didakwakan dan 

dituduhkan dengan sepantasnya baik terhadap Yehuda maupun Efraim: 

I. Bahwa mereka tidak teguh dalam pertobatan mereka, namun  goyah, membual 

sebagai air (ay. 4-5). Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim? 

Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Yehuda? Ini ungkapan yang 

aneh. Adakah Sang Hikmat Tak Terhingga tidak tahu apa yang harus 

dilakukan-Nya? Adakah Dia bingung, atau terbeban untuk mengambil 

langkah-langkah baru? Sama sekali tidak. namun  Tuhan   di sini berbicara 

dengan gaya bahasa manusia, untuk menunjukkan betapa janggal dan tidak 

masuk akalnya Efraim dan Yehuda, dan betapa adil tindakan yang diambil-

Nya melawan mereka. Janganlah mereka mengeluh bahwa Tuhan   bertindak 

keras dan kejam dalam menerkam mereka, dan memukul mereka, seperti 

yang telah diperbuat-Nya, sebab apa lagi yang harus dilakukan-Nya? Jalan 

lain apa yang bisa diambil-Nya untuk menghadapi mereka? Tuhan   telah 

mencoba berbagai macam cara terhadap umat-Nya (Apatah lagi yang harus 

diperbuat untuk kebun anggur-Nya itu, yang belum diperbuat-Nya 

kepadanya? Yes. 5:4), dan betapa Ia enggan membiarkan segala sesuatunya 

menjadi terlalu parah. Ia berbicara kepada diri-Nya sendiri seperti dalam 

pasal 11:8, masakan Aku membiarkan engkau, hai Efraim? Tuhan   hendak 

berbuat baik terhadap mereka, namun  mereka tidak layak untuk itu: “Apakah 

yang akan Kulakukan kepadamu? Apa lagi yang bisa Kulakukan selain mem-

buangmu, jsesudah  Aku tidak bisa lagi menyelamatkanmu secara terhormat?” 

Perhatikanlah, Tuhan   tidak pernah dapat membinasakan orang-orang 

berdosa sebelum Ia melihat bahwa tidak ada cara lain yang dapat diperbuat 

terhadap mereka. Lihatlah di sini, 


 

450 

1. Bagaimana perilaku mereka terhadap Tuhan  : Kasih setia mereka, atau 

kebaikan mereka, seperti kabut pagi. Sejumlah penafsir memahaminya 

sebagai kebaikan mereka terhadap diri dan jiwa mereka sendiri, dalam 

pertobatan mereka. Memang, bertobat dari dosa-dosa kita yaitu  

kebaikan bagi diri kita sendiri. Namun, mereka segera saja menarik 

kembali kebaikan itu, membatalkannya, dan mencelakakan jiwa mereka 

sendiri seperti sediakala. namun  , kasih setia ini lebih tepat dipahami 

sebagai kesalehan dan hidup keagamaan mereka. Kebaikan yang tampak 

pada mereka selama beberapa waktu segera lenyap dan hilang kembali, 

seperti kabut pagi dan embun pagi. Seperti itulah kebaikan Israel pada 

zaman Yehu, dan kebaikan Yehuda pada zaman Hizkia dan Yosia. 

Kebaikan itu lenyap dalam sekejap. Pada masa kekeringan, kabut pagi 

menjanjikan hujan, dan embun pagi menghadirkan kesegaran bagi bumi. 

Namun, awan itu terserak dan orang-orang munafik diibaratkan seperti 

awan yang tak berair (Yud. 1:12), dan embun tidak meresap ke dalam 

tanah, namun  menguap kembali ke udara, sehingga bumi pun tetap 

kering. Apakah yang akan diperbuat-Nya terhadap mereka? Akankah Dia 

menerima kebaikan mereka? Tidak, sebab kebaikan itu hilang berlalu. 

Factum non dicitur quod non perseverat – sesuatu yang tidak terus 

dikerjakan tidak dapat dikatakan sudah selesai. Perhatikanlah, kebaikan 

yang seperti kabut dan embun pagi tidak akan pernah berkenan pada 

Tuhan   ataupun bermanfaat bagi diri kita sendiri. jika  manusia 

menjanjikan kebaikan namun tidak bertindak, jika  mereka memulai 

dengan baik dalam agama namun tidak bertahan, jika  mereka me-

ninggalkan kasih dan perbuatan mereka yang mula-mula, atau meskipun 

tidak sepenuhnya menyingkirkan agama namun mereka goyah, tidak 

teguh, dan tidak setia di dalamnya, maka pada saat itulah kasih setia 

mereka seperti kabut pagi dan embun pagi.  

2. Apa tindakan yang diambil Tuhan   terhadap mereka (ay. 5): “Sebab itu, 

sebab  mereka begitu keras dan bengkok, Aku telah meremukkan mereka 

dengan perantaraan nabi-nabi, seperti kayu balok atau batu diremukkan 

agar berguna, dan Aku telah membunuh mereka dengan perkataan mulut-

Ku.” Apa yang dilakukan para nabi dikerjakan oleh firman Tuhan   dalam 

mulut mereka, yang tidak pernah kembali dengan sia-sia. Oleh firman itu 

umat merasa telah dibunuh, sudah bersiap-siap untuk berkata bahwa 

para nabi membunuh mereka, atau menghunjam jantung mereka saat  

nabi-nabi itu berlaku jujur terhadap mereka.  

(1) Para nabi meremukkan mereka dengan meyakinkan mereka akan 

dosa mereka, dan berusaha memutus pelanggaran mereka. Mereka 

Kitab Hosea 6:1-3 

 

451 

tidak teguh dalam agama (ay. 4), itu sebabnya Tuhan   meremukkan 

mereka. Hati orang-orang berdosa bukan hanya seperti batu, namun  

juga seperti batu yang sangat keras, sehingga perlu tenaga amat 

besar untuk memahatnya. Atau seperti balok kayu yang hanya bisa 

dipahat dengan susah payah. Tugas hamba-hamba Tuhan ialah 

meremukkan mereka, dan Tuhan   lewat para hamba-Nya meremukkan 

mereka, sebab terhadap orang yang bengkok Ia berlaku belat-belit. 

Ada orang-orang yang harus ditegur dengan keras oleh hamba 

Tuhan. Setiap kata harus mengena, dan meskipun serpihan kayu 

mengenai wajah sang pekerja, walaupun orang yang ditegur 

melawan orang yang menegur, dan menganggapnya sebagai musuh 

sebab  ia mengatakan yang sebenarnya, namun ia tetap melanjutkan 

pekerjaannya.  

(2) Para nabi membunuh umat melalui pernyataan-pernyataan murka 

Tuhan  , dengan menubuatkan bahwa mereka akan dibunuh, seperti 

Nabi Yehezkiel dikatakan menghancurkan kota saat  ia 

menubuatkan kehancuran kota ini  (Yeh. 43:3, KJV). Dan Tuhan   

pun menggenapi apa yang telah dinubuatkan: “Aku telah membunuh 

mereka dengan penghakiman-penghakiman-Ku, yang sesuai dengan 

perkataan mulut-Ku.” Perhatikanlah, firman Tuhan   akan menjadi ke-

binasaan baik bagi dosa maupun si pendosa, menjadi bau kehidupan 

yang menghidupkan atau bau kematian yang mematikan. Sebagian 

penafsir membacanya, “Aku telah meremukkan para nabi, dan 

membunuh mereka dengan perkataan mulut-Ku.” Artinya, Aku telah 

memberi mereka tugas berat demi kebaikan umat, tugas yang telah 

menghabiskan tenaga mereka. Mereka telah mengorbankan diri, dan 

membuat seluruh jiwa mereka remuk dalam pekerjaan mereka dan 

pelayanan yang berbahaya, yang telah merenggut nyawa banyak 

orang dari antara mereka.” Perhatikanlah, para hamba Tuhan yaitu  

alat yang dipakai Tuhan   untuk menyadarkan umat. Dan, walaupun 

banyak dari mereka bekerja sia-sia, namun Tuhan   pasti akan memper-

hitungkan jerih payah alat-alat-Nya itu.  

(3) Tuhan   dengan demikian dibenarkan dalam tindakan-tindakan keras 

yang diambil-Nya terhadap umat Israel sesudahnya. Nabi-nabi-Nya 

telah berjerih lelah bagi mereka, telah menegur mereka akan dosa 

mereka dan memperingatkan mereka akan bahaya yang mengancam 

mereka, namun  sarana yang digunakan tidak memberi  hasil yang 

diharapkan. Mungkin ada kesan baik yang muncul sesaat, namun  

kesan itu kemudian sirna dan pudar seperti kabut pagi. Jadi, 


 

452 

sekarang mereka tidak bisa menuduh Tuhan   bertindak kejam bila Dia 

mendatangkan kepada mereka kesengsaraan yang sudah 

diancamkan. Nabi Hosea berpaling kepada Tuhan   dan mengakui, 

hukum-Mu keluar seperti terang, jelas terbukti adil dan benar. 

Perhatikanlah, meskipun orang-orang berdosa tidak dibuat bertobat 

oleh jerih payah yang dikeluarkan para hamba Tuhan terhadap me-

reka, namun Tuhan   dengan demikian akan terbukti adil dalam 

putusan-Nya, dan bersih dalam penghukuman-Nya (Lihat Mat. 11:17-

19). 

II. Bahwa mereka tidak setia pada kovenan Tuhan   dengan mereka (ay. 6-7). Di 

sini amatilah, 

1. Kovenan apa yang diadakan Tuhan   dengan mereka, dan dengan syarat-

syarat apa mereka akan memperoleh perkenanan-Nya dan diterima 

oleh-Nya (ay. 6): Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan 

(maksudnya, lebih dibandingkan  korban sembelihan), dan menuntut 

pengenalan akan Tuhan  , lebih dari pada korban-korban bakaran.” Kasih 

setia dalam ayat ini yaitu  kata yang sama yang dalam ayat 4 diartikan 

sebagai kebaikan, yaitu khesed – kesalehan, kekudusan. Inilah hal yang 

terutama dalam seluruh perilaku beragama. Kata ini juga sama dengan 

kata kasih dalam Perjanjian Baru, kasih terhadap Tuhan   dan sesama yang 

bertakhta di dalam hati. Kasih ini diiringi oleh dan mengalir dari 

pengenalan akan Tuhan  , sebagaimana Ia menyatakan diri-Nya dalam 

firman-Nya. Yaitu kepercayaan yang teguh bahwa Dia ada, dan bahwa Ia 

memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia, rasa 

cinta terhadap perkara-perkara ilahi dengan dituntun oleh pemahaman 

yang baik, yang tidak bisa tidak pasti menghasilkan perilaku yang sangat 

baik pula. Inilah yang dituntut oleh Tuhan   melalui kovenan-Nya, bukan 

korban sembelihan dan korban bakaran. Hal ini dijelaskan dengan 

lengkap dalam Yeremia 7:22-23, “Aku tidak mengatakan atau memerin-

tahkan kepada nenek moyangmu sesuatu tentang korban bakaran dan 

korban sembelihan (itu perkara paling kecil yang Kufirmankan kepada 

mereka, dan yang paling sedikit ditekankan), hanya yang berikut inilah 

yang telah Kuperintahkan kepada mereka: Dengarkanlah suara-Ku” (Mi. 

6:6-8). Mengasihi Tuhan   dan sesama kita itu jauh lebih utama dari pada 

semua korban bakaran dan korban sembelihan (Mrk. 12:33; Mzm. 51:18-

19). Korban bakaran dan korban sembelihan itu memang dituntut, wajib 

dibayarkan, dan memiliki kegunaannya sendiri. Dan, jika  disertai 

dengan belas kasih dan pengenalan akan Tuhan  , korban itu berkenan 

Kitab Hosea 6:1-3 

 

453 

kepada-Nya. Namun, tanpa belas kasih dan pengenalan ini , Tuhan   

tidak mengindahkannya, Ia memandang rendah korban-korban itu (Yes. 

1:10-11). Mungkin hal ini disebutkan di sini untuk menunjukkan 

perbedaan antara Tuhan   yang telah mereka tinggalkan dan para ilah yang 

mereka datangi. Tuhan   yang benar hanya bertujuan agar mereka menjadi 

manusia yang baik, menjalani kehidupan yang baik demi kebaikan 

mereka sendiri. Dan upacara ibadah untuk menghormati-Nya dengan 

korban persembahan hanyalah salah satu dari perkara-perkara paling 

kecil dalam hukum-Nya. Sebaliknya, ilah-ilah palsu hanya menuntut 

korban persembahan. Asal ada jamuan korban persembahan bagi para 

imam dan mezbah-mezbah mereka, umat boleh hidup sesuka hati. Jadi, 

betapa bodohnya mereka yang meninggalkan Tuhan   yang berkehendak 

memberi  hidup baru kepada para penyembah-Nya, demi ilah lain 

yang hanya berkehendak untuk memperbesar namanya sendiri! Masalah 

korban persembahan ini juga disebut untuk menunjukkan bahwa 

perseteruan Tuhan   dengan umat-Nya bukanlah sebab  mereka tidak 

memberi  korban persembahan mereka, Bukan sebab  korban sembe-

lihanmu Aku menghukum engkau (Mzm. 50:8), melainkan sebab  tidak 

adanya kesetiaan, kasih, dan pengenalan akan Tuhan   di antara mereka 

(4:1). Perkara itu juga disebutkan untuk mengajar kita bahwa kekuatan 

ibadah yang hakiki yaitu  hal utama yang dipandang dan dituntut oleh 

Tuhan  . Tanpa itu, percuma saja menjalankan ibadah secara lahiriah. 

Hanya satu saja yang perlu, kesalehan yang sungguh-sungguh di dalam 

hati dan hidup. Terlepas dari itu, ibadah-ibadah lahiriah, sebaik apa pun, 

semahal apa pun, tiada artinya. Juruselamat kita mengutip ayat 6 ini 

untuk menunjukkan bahwa kewajiban moral harus lebih diutamakan 

dibandingkan  upacara ibadah saat  keduanya berbenturan. Dengan ayat ini 

pula, Ia membenarkan tindakan-Nya makan bersama-sama dengan 

pemungut cukai dan orang berdosa, sebab hal itu dilakukan-Nya dalam 

belas kasihan terhadap jiwa manusia, juga perbuatan-Nya menyembuh-

kan pada hari Sabat, sebab hal itu dilakukannya dalam belas kasihan 

terhadap tubuh manusia. Peraturan makan secara terpisah dan istirahat 

pada hari Sabat harus mengalah kepada hukum belas kasihan (Mat. 9:13; 

12:7). 

2. Betapa umat memandang remeh kovenan ini, meskipun kovenan itu 

teratur dalam segala-galanya, walaupun mereka sendirilah, dan bukan 

Tuhan  , yang akan diuntungkan olehnya. Lihatlah di sini apa akibatnya.  

(1) Secara umum, mereka menyeleweng terhadap Tuhan   dan terbukti 

serong. Harta yang indah telah dipercayakan-Nya kepada mereka 


 

454 

untuk mereka pelihara, yakni perhiasan belas kasihan, kesalehan, 

dan pengenalan akan Tuhan  , yang tersimpan dalam kotak korban 

sembelihan dan korban bakaran. Namun, mereka mengkhianati 

kepercayaan itu. Mereka menyimpan kotaknya, namun  menggadaikan 

perhiasannya demi memuaskan hawa nafsu rendahan. Itulah 

sebabnya Tuhan   dengan adil beperkara dengan mereka (ay. 7): 

Mereka itu telah melangkahi perjanjian di Adam, yaitu kovenan yang 

diadakan Tuhan   dengan mereka. Mereka telah melanggar syarat-

syaratnya, maka mereka kehilangan manfaat darinya. Dengan 

membuang kasih setia, pengenalan akan Tuhan  , dan contoh-contoh 

ketidaktaatan lainnya,  

[1] Mereka menjadi bersalah atas sumpah palsu dan pelanggaran 

kovenan. Mereka seperti manusia yang melanggar kovenan, yang 

padanya mereka telah mengikatkan diri dengan sumpah, sesuatu 

yang dicela oleh seluruh dunia. Orang yang telah berbuat 

demikian tidak pantas lagi dihargai, dipercaya, atau didekati. “Di 

sana, dalam hal itu, mereka telah berkhianat terhadap Aku. 

Mereka telah menjadi anak-anak durhaka, rendah, dan palsu. 

Mereka yaitu  anak-anak yang tidak memiliki  kesetiaan, 

padahal Aku menginginkan mereka menjadi anak-anak yang 

tidak akan berlaku curang.”  

[2] Dalam hal ini mereka hanya berlaku sebagaimana adanya 

mereka, seperti manusia, yang pada umumnya ingkar dan suka 

berubah-ubah. Sifat alamiah manusia yang sudah bobrok yaitu  

berkhianat. Semua manusia pembohong, mereka semua telah 

menyeleweng (Mzm. 14:2-3). Mereka itu telah melangkahi 

perjanjian seperti Adam (KJV: seperti manusia) seperti bangsa-

bangsa bukan Yahudi yang melanggar kovenan asal dan seperti 

orang-orang hina (kata yang dipakai dalam ayat ini kadang-

kadang diartikan orang-orang rendahan). Mereka berlaku 

curang, seperti manusia rendahan yang tidak memiliki nilai 

kehormatan.  

[3] Dalam hal ini mereka mengikuti jejak nenek moyang kita yang 

pertama: Mereka itu telah melangkahi perjanjian seperti Adam 

(demikian ayat itu dapat dibaca dengan sangat tepat). 

Sebagaimana Adam melanggar kovenan hidup dalam keadaan 

tanpa dosa, demikian pula orang Israel melanggar kovenan 

anugerah, dengan penuh pengkhianatan, dengan begitu bodoh. 

Di sana di taman Firdaus, Adam melanggar ikatan kovenannya 

Kitab Hosea 6:1-3 

 

455 

dengan Tuhan  , dan di sana di tanah Kanaan, Firdaus kedua, orang 

Israel juga melanggar ikatan kovenan mereka. Dan melalui 

pengkhianatan itu mereka, seperti Adam, telah menghancurkan 

diri mereka sendiri dan keluarga mereka. Perhatikanlah, 

semakin buruklah suatu dosa jika  semakin sama seperti yang 

telah dibuat oleh Adam (Rm. 5:14).  

[4] Akar dari semua pelanggaran itu ialah memandang rendah Tuhan  , 

kewenangan-Nya, dan perkenanan-Nya. Sebab demikianlah 

sebagian penafsir mengartikannya: Mereka itu telah melanggar 

perjanjian, layaknya perjanjian yang berasal dari manusia, 

seolah-olah itu hanyalah perjanjian manusia, yang berdiri sama 

tinggi dengan mereka, seolah-olah perintah-perintah dalam 

perjanjian ini  hanyalah seperti perintah-pe