ada kedua belas murid-Nya, saat banyak
orang berbalik meninggalkan Dia, apakah kamu tidak mau pergi juga?
(Yoh. 6:67). Perhatikanlah, orang-orang yang sampai saat ini tetap hidup
lurus haruslah, sebab alasan itu, tetap menjaganya baik-baik, bahkan
saat kemurtadan terjadi di mana-mana. Nah, untuk mencegah agar
Yehuda tidak turut bersalah seperti Israel, ada dua pedoman yang
diberikan di sini:
(1) Agar mereka tidak bersalah atas penyembahan berhala, mereka
harus menjaga jarak dari tempat-tempat penyembahan berhala:
Janganlah pergi ke Gilgal, tempat segala kejahatan mereka terjadi
(9:15; 12:11). Di sanalah mereka memperhebat perbuatan jahat (Am.
4:4). Mungkin mereka memiliki rasa pemujaan terhadap tempat itu
sebab di situlah dikatakan kepada Yosua, tempat engkau berdiri itu
kudus (Yos. 5:15). Itulah sebabnya mereka dilarang pergi ke Gilgal
(Am. 5:5). Untuk alasan yang sama, mereka tidak boleh naik ke Betel,
yang di sini disebut sebagai rumah kesia-siaan, sebab demikianlah
arti kata Bet-Awen, bukan rumah Tuhan , sebagaimana arti kata Betel.
Perhatikanlah, orang yang ingin menjaga diri dari dosa, dan tidak
jatuh ke dalam tangan Iblis, harus bersungguh-sungguh berusaha
menghindari peluang-peluang terjadinya dosa dan tidak pergi ke
tempat Iblis.
(2) Agar mereka tidak bersalah atas penyembahan berhala, mereka
harus berjaga-jaga terhadap kecemaran, dan tidak bersumpah: “Demi
TUHAN yang hidup!” Mereka diperintahkan untuk bersumpah, demi
TUHAN yang hidup dalam kesetiaan dan dalam kebenaran (Yer. 4:2).
Jadi, yang dilarang di sini yaitu bersumpah demi nama TUHAN
dalam ketidaksetiaan dan ketidakbenaran, bersumpah dengan gega-
bah dan menganggap enteng, atau bersumpah palsu dan menipu,
atau bersumpah demi Tuhan dan demi berhala (Zef. 1:5).
Perhatikanlah, orang yang ingin berpegang teguh kepada Tuhan harus
memenuhi dirinya dengan rasa kagum dan hormat akan Tuhan , dan
selalu berbicara tentang Dia dengan kekhidmatan dan kesungguhan.
Sebab orang-orang yang bisa menjadikan Tuhan yang benar sebagai
bahan lelucon akan membuat apa saja menjadi Tuhan .
PASAL 5
aksud dari pasal ini sama seperti pasal sebelumnya, yaitu untuk
menyingkapkan dosa Israel dan juga Yehuda, serta menyatakan
penghakiman-penghakiman Tuhan atas mereka.
I. Mereka dipanggil untuk mendengarkan tuntutan (ay. 1, 8).
II. Mereka didakwa atas banyak dosa, yang diperberat di sini.
1. Penganiayaan (ay. 1-2).
2. Perzinahan rohani (ay. 3-4).
3. Kecongkakan (ay. 5).
4. Kemurtadan terhadap Tuhan (ay. 7).
5. Kelaliman para pemuka dan kesediaan rakyat untuk tunduk begitu
saja (ay. 10-11).
III. Mereka diancam dengan murka Tuhan atas dosa-dosa mereka. Dia
mengetahui segala kefasikan mereka (ay. 3) dan menyatakan murka-
Nya terhadap mereka sebab kefasikan itu (ay. 9).
1. Mereka akan tergelincir jatuh oleh kesalahan mereka sendiri (ay.
5).
2. Tuhan akan meninggalkan mereka (ay. 6).
3. Ladang mereka akan dimakan habis (ay. 7).
4. Tuhan akan menegur mereka, dan mencurahkan murka-Nya atas
mereka (ay. 9-10).
5. Mereka akan ditindas (ay. 11).
6. Tuhan akan berlaku seperti ngengat bagi mereka dengan
menghukum secara diam-diam (ay. 12) dan seperti singa dengan
menghukum secara terang-terangan (ay. 14).
IV. Mereka dicela atas tindakan keliru yang mereka ambil saat
menghadapi kesusahan (ay. 13).
V. Tersirat bahwa pada akhirnya mereka akan memilih jalan yang benar
(ay. 15).
Semakin umum cara penyampaian dosa dan hukuman itu, semakin
umum manfaatnya sebagai pembelajaran bagi kita, dan terutama
sebagai peringatan bagi kita.
Dakwaan terhadap Israel dan Yehuda;
Penghakiman-penghakiman Diancamkan
(5:1-7)
1 Dengarlah ini, hai para imam, perhatikanlah, hai kaum Israel, dan pasanglah telinga, hai
keluarga raja! Sebab mengenai kamulah penghukuman itu, sebab kamu telah menjadi
perangkap bagi Mizpa, dan jaring yang dikembangkan di atas gunung Tabor, 2 dan lobang
yang dikeruk di lembah Sitim, maka Aku ini akan menghajar mereka sekalian. 3 Aku ini
mengenal Efraim, dan Israel tidaklah tersembunyi bagi-Ku, sebab engkau telah berzinah,
hai Efraim; dan Israel telah menajiskan diri. 4 Perbuatan-perbuatan mereka tidak
mengizinkan mereka berbalik kepada Tuhan mereka, sebab roh perzinahan ada di antara
mereka, dan mereka tidak mengenal TUHAN. 5 Kecongkakan Israel menjadi saksi
terhadap dirinya sendiri; Efraim akan tergelincir jatuh oleh kesalahannya sendiri, dan
bersama-sama mereka juga Yehuda. 6 Dengan korban kambing domba dan lembu sapinya
mereka akan pergi untuk mencari TUHAN, namun tidak akan menjumpai Dia; Ia telah
menarik diri dari mereka. 7 Mereka telah berkhianat terhadap TUHAN, sebab mereka
telah memperanakkan anak-anak yang tidak sah; sekarang pembinasa akan memakan
habis mereka dan ladang mereka.
Dalam ayat-ayat di atas,
I. Seluruh golongan dan lapisan masyarakat dipanggil untuk mendengar dan
menjawab hal-hal yang hendak didakwakan terhadap mereka (ay. 1):
“Dengarlah ini, hai para imam!” Para imam yang dimaksud bisa meliputi
golongan imamat yang kudus ataupun golongan imamat yang palsu. Imamat
yang kudus ada di Yehuda, dan kemungkinan ada banyak di Israel juga, sebab
di dalam wilayah sepuluh suku ada beragam kota para imam dan orang
Lewi. Ada kemungkinan bahwa para imam dan orang Lewi ini tetap tinggal
di tanah milik mereka sendiri jsesudah pemberontakan sepuluh suku, dan
berbuat sebisa mungkin untuk melakukan tugas imam saat berada jauh
dari Bait Suci. Sedangkan imamat yang palsu yaitu imam-imam berhala
anak lembu emas, yang menurut sebagian penafsir juga turut dipanggil di
sini. “Perhatikanlah, hai kaum Israel, yaitu rakyat biasa, dan pasanglah
telinga, hai keluarga raja!” Hendaklah mereka semua memberi perhatian,
sebab semua orang ikut terlibat dalam dosa seluruh bangsa, dan mereka
semua akan sama-sama menerima penghakiman atas seluruh bangsa.
Perhatikanlah, jika kekudusan para imam ataupun martabat keluarga
kerajaan tidak mampu menjauhkan dosa, jangan harap bahwa mereka akan
mampu menjauhkan murka. Jika para imam dan keluarga raja, meskipun
menyandang citra diri yang luhur seperti itu, berdosa seperti orang-orang
lain, maka citra diri mereka yang luhur itu tidak akan dapat meluputkan me-
reka. Sebaliknya, mereka harus menderita seperti orang-orang lain.
Demikian juga kaum Israel tidak dapat membela diri bahwa mereka
disesatkan oleh para imam dan pemimpin mereka. Sebaliknya, mereka juga
akan turut menerima hukuman bersama-sama dengan para imam dan
pemimpin mereka. Hinanya kedudukan mereka ataupun banyaknya jumlah
mereka tidak dapat meluputkan mereka.
II. Saksi yang menentang mereka dipanggil. Satu saksi sebagai ganti seribu
saksi, yaitu kemahatahuan Tuhan (ay. 3): Aku ini mengenal Efraim, dan Israel
tidaklah tersembunyi bagi-Ku. Mereka tidak mengenal TUHAN (ay. 4), namun
Tuhan mengenal mereka. Dia mengenal watak asli mereka, betapapun itu
disamarkan, dan mengetahui kefasikan mereka yang tersembunyi,
betapapun itu ditutup-tutupi. Perhatikanlah, sekalipun manusia menolak
pengenalan akan Tuhan , itu tidak akan membuat mereka aman dari pengenal-
an-Nya atas mereka. Dan saat Tuhan beperkara dengan mereka, Dia akan
menunjukkan dosa-dosa mereka kepada mereka melalui pengetahuan-Nya
sendiri, sehingga sia-sia saja mereka mengaku tidak bersalah.
III. Hal-hal yang sangat jahat didakwakan kepada mereka.
1. Mereka sudah dengan sangat licik dan sangat gigih menyeret orang ke
dalam dosa atau kesusahan: Kamu telah menjadi perangkap bagi Mizpa,
dan jaring yang dikembangkan di atas gunung Tabor (ay. 1). Maksudnya,
mereka telah menjadi perangkap dan jaring seperti yang dipasang oleh
para pemburu di atas kedua gunung itu untuk menangkap buruan
mereka. saat penyembahan berhala lembu emas ditegakkan di Israel,
para pendukung dan penganutnya berupaya dengan segala tipu daya
untuk menyeret orang ke dalamnya. Dan orang-orang yang pada
awalnya takut terhadap penyembahan berhala, sekarang dibuat mau
menerimanya. Perhatikanlah, barang siapa membujuk dan menggoda
orang untuk berbuat dosa, sekalipun dengan dalih persahabatan dan
maksud baik, haruslah dipandang sebagai perangkap dan jaring, dan
tangan mereka yaitu belenggu (Pkh. 7:26, terjemahan bebas). Namun,
terhadap orang-orang yang tidak dapat dibujuk untuk berdosa, mereka
ibarat jaring dan perangkap yang menyeret orang-orang itu ke dalam
kesusahan. Sebagian penafsir berpendapat bahwa para penyembah
428
berhala itu biasa menempatkan mata-mata di jalanan, khususnya di atas
gunung Mizpa dan gunung Tabor, pada masa-masa perayaan di
Yerusalem. Mata-mata itu mengamat-amati apakah ada sejumlah orang
yang saleh dari antara rakyat pergi ke sana, lalu menakut-nakuti bahwa
mereka akan dituntut sebab nya. Demikianlah mereka melakukan
pekerjaan Iblis, yang meresahkan orang-orang yang tidak dapat
disesatkannya.
2. Di samping sangat licik, mereka juga sangat kejam dalam melaksanakan
rancangan-rancangan mereka (ay. 2, KJV): Para pemberontak giat
mengadakan pembantaian. Perhatikanlah, orang-orang yang dengan
sendirinya telah murtad dari jalan kebenaran Tuhan sering kali menjadi
orang yang paling lihai dan biadab dalam menganiaya orang lain yang
masih berpegang pada kebenaran Tuhan . Tiada yang dapat memuaskan
mereka selain pembantaian sebab mereka haus akan darah orang-orang
kudus. Dan selain mematok seperti ular beludak, mereka juga berkepala
ular. Mereka giat melakukannya. Alangkah dalamnya seluk-beluk Iblis,
kefasikan antek-anteknya, dan mereka yang sudah meninggalkan Tuhan
jauh-jauh! (Yes. 31:6). Nah, apa yang memperberat kejahatan mereka ini
yaitu banyaknya teguran dan peringatan yang telah diberikan kepada
mereka: “Aku ini telah menegur mereka sekalian” (ay. 2, KJV). Nabi Hosea
pun telah berbuat demikian, sebab tugasnya memang sebagai penegur.
Sudah berkali-kali ia memperingatkan mereka akan jalan dan perilaku
mereka yang jahat. Ia telah menegur mereka sekalian dengan terus
terang, dan tidak mengecualikan para imam ataupun keluarga raja. Tuhan
sendiri telah menghajar mereka sekalian lewat hati nurani mereka dan
tindakan-tindakan penyelenggaraan-Nya. Perhatikanlah, melawan
teguran membuat kita berdosa dua kali lipat (Ams. 29:1).
3. Mereka telah berzinah, telah menajiskan tubuh mereka sendiri dengan
hawa nafsu kedagingan, dan telah menajiskan jiwa mereka sendiri
dengan penyembahan berhala (ay. 3). Tuhan -lah yang menjadi saksi akan
hal ini, sekalipun dosa-dosa itu dilakukan secara diam-diam dan dikecil-
kecilkan dengan cerdiknya. Bahkan, mata Tuhan yang tajam melihat roh
perzinahan yang ada di antara mereka, kecondongan dan kecenderungan
hati mereka yang tersembunyi terhadap dosa-dosa itu, kecintaan mereka
akan dosa-dosa mereka, dan belenggu dosa-dosa itu atas diri mereka.
Betapa mereka dikuasai oleh roh perzinahan, akar pahit yang
menghasilkan segala ipuh dan racun itu, dan mata air yang rusak dan
beracun itu.
Kitab Hosea 5:1-7
429
4. Mereka sama sekali tidak tertarik untuk mengenal dan bersekutu dengan
Tuhan . Roh perzinahan, sebab telah menyebabkan mereka tersesat dari
Dia, kini membuat mereka terus menyimpang (ay. 4).
(1) Mereka tidak mengenal TUHAN dan tidak pula rindu untuk
mengenal-Nya, namun malah menolak bahkan takut mengenal Dia,
sebab pengenalan itu akan mengganggu mereka di jalan mereka
yang berdosa.
(2) Itulah sebabnya perbuatan-perbuatan mereka tidak mengizinkan
mereka berbalik kepada Tuhan mereka. Dari sini tampaklah bahwa
mereka tidak mengenal-Nya dengan benar. Hal itu menunjukkan
betapa tegar tengkuk mereka dalam kemurtadan terhadap Tuhan .
Mereka tidak mau berbalik kepada Tuhan , sekalipun Dia itu Tuhan
mereka, kepunyaan mereka berdasar ikatan kovenan, yang nama-
Nya diserukan atas mereka, dan yang wajib mereka layani. Mereka
tidak mau kembali menyembah Dia, ibadah yang telah mereka
tinggalkan. Bahkan, perbuatan-perbuatan mereka tidak mengizinkan
mereka berbalik kepada Tuhan . Mereka tidak mau merenungkan jalan
mereka, atau berusaha untuk bersikap sungguh-sungguh, atau
mencurahkan segenap pikiran mereka untuk memikirkan hal-hal
yang dapat mendekatkan diri mereka kepada Tuhan . Memang benar
bahwa kita tidak dapat berbalik kepada Dia dengan kekuatan kita
sendiri, tanpa anugerah khusus dari Tuhan . Namun, dengan
memperbaiki akal budi kita sebagaimana mestinya dan melalui
pertolongan Roh-Nya seperti biasa, kita dapat menata perbuatan-
perbuatan kita untuk berbalik kepada-Nya. Orang-orang yang tidak
mau melakukan ini, yang tidak tekun mencari Tuhan (2Taw. 12:14),
harus menyalahkan diri mereka sendiri jika mereka tidak berbalik.
Mereka binasa sebab mereka mau binasa. namun bagi orang-orang
yang mau mencari Tuhan, anugerah lebih lanjut pasti akan diberikan.
5. Mereka bersalah atas keangkuhan yang sudah diketahui oleh semua
orang, dan kekurangajaran dalam dosa (ay. 5): Kecongkakan Israel
menjadi saksi terhadap dirinya sendiri, benar-benar bersaksi melawan
dirinya bahwa ia seorang pemberontak terhadap Tuhan dan
pemerintahan-Nya. Roh perzinahan yang ada di antara mereka
memperlihatkan diri lewat keriangan dan keriuhan pemujaan mereka,
seperti seorang wanita sundal dikenal lewat pakaiannya (Ams.
7:10). Gaya berpakaiannya yang tidak senonoh menjadi saksi terhadap
dirinya bahwa ia bukan wanita baik-baik. Atau, kesombongan mereka
430
dalam menentang para nabi yang diutus Tuhan dan pesan yang mereka
sampaikan (Yer. 43:2), serta sikap mereka yang angkuh dan memandang
rendah saudara-saudara mereka dan orang-orang yang ada di bawah
mereka, menjadi saksi melawan mereka bahwa mereka bukanlah umat
Tuhan , dan membenarkan Tuhan dalam menimpakan kepada mereka
segala penghakiman yang merendahkan mereka. Kecongkakannya
tampak di wajahnya, demikian menurut sebagian penafsir, seperti kata
Yesaya 3:9, air muka mereka menyatakan kejahatan mereka. Mereka
memiliki mata sombong yang dibenci TUHAN itu.
6. Mereka berpaling dari Tuhan kepada berhala-berhala palsu, dan
memperanakkan keturunan mereka dalam penyembahan berhala (ay.
7): Mereka telah berkhianat terhadap TUHAN, ibarat istri yang menista
kovenan pernikahan dengan meninggalkan suaminya dan hidup dalam
persundalan dengan lelaki lain. Demikian pula orang-orang yang
bersalah atas penyembahan berhala rohani, yang mendewakan uang dan
hawa nafsu, berkhianat terhadap TUHAN. Mereka melanggar ikatan
mereka dengan-Nya dan mengecewakan harapan-harapan-Nya atas me-
reka. Perhatikanlah, orang yang berbuat dosa dengan sengaja yaitu
pengkhianat. Mereka telah memperanakkan anak-anak yang tidak sah,
artinya, anak-anak yang telah mereka lahirkan itu terasing dari Tuhan dan
terdidik dalam cara ibadah yang palsu. Mereka yaitu anak haram yang
dilahirkan dari zinah (Yoh. 8:41), yang tidak akan diakui Tuhan . Perhati-
kanlah, sungguh berkhianat terhadap Tuhan orang-orang yang tidak
hanya dengan sendirinya berpaling dari-Nya, namun juga yang mengajar
anak-anak mereka di jalan yang fasik.
IV. Hal-hal yang sangat menyedihkan dijadikan sebagai hukuman mereka.
Secara umum (ay. 1), “Mengenai kamulah penghukuman itu. Tuhan tampil
untuk beperkara denganmu, dan untuk menunjukkan murka-Nya
terhadapmu sebab dosa-dosamu.” saat penghakiman ditujukan kepada
kita, itulah waktunya untuk mendengarkan. Secara khusus,
1. Mereka akan tergelincir jatuh oleh kesalahan mereka sendiri. Ini
merupakan akibat dari kecongkakan mereka yang menjadi saksi
terhadap diri mereka sendiri (ay. 5). Efraim dan Israel akan tergelincir
jatuh oleh kesalahan mereka sendiri. Perhatikanlah, kecongkakan pasti
akan menemui kejatuhan. Kecongkakan merupakan pertanda yang pasti
akan kejatuhan, dan mendahuluinya. Barang siapa meninggikan diri
akan direndahkan. Wajah yang menampakkan keangkuhan akan dipe-
nuhi dengan rasa malu. Mereka tidak hanya akan jatuh, namun juga jatuh
Kitab Hosea 5:1-7
431
oleh kesalahan mereka sendiri, kejatuhan paling menyedihkan yang
menimpa siapa saja. Kesombongan mereka membuat mereka tidak mau
bertobat dari kesalahan mereka, itulah sebabnya mereka akan
tergelincir jatuh olehnya. Perhatikanlah, barang siapa tidak
merendahkan diri sebab dosa-dosanya, besar kemungkinan ia akan
binasa selamanya dalam dosa-dosa itu. Ditambahkan bahwa Yehuda juga
akan tergelincir jatuh bersama-sama mereka oleh kesalahannya. Sama
seperti kesepuluh suku diangkut sebagai tawanan ke Asyur sebab
penyembahan berhala, demikian juga kedua suku yang lain, seiring
berjalannya waktu, dibuang ke Babel sebab mengikuti contoh buruk
mereka. namun , kesepuluh suku tergelincir jatuh lalu benar-benar
tergeletak, sedangkan kedua suku lain tergelincir jatuh lalu bangkit
kembali. Yehuda memiliki Bait Suci dan imamat, namun semua itu pun
tidak dapat membuat mereka aman. Sebaliknya, jika mereka berdosa
seperti Israel dan Efraim, maka Yehuda pun akan jatuh bersama
keduanya.
2. Mereka tidak akan mendapat perkenanan Tuhan saat mereka mengaku
mencarinya (ay. 6): Dengan korban kambing domba dan lembu sapinya
mereka akan pergi untuk mencari TUHAN, namun sia-sia saja. Mereka
tidak akan menjumpai Dia. Perkataan ini tampaknya ditujukan terutama
kepada Yehuda saat mereka tergelincir jatuh ke dalam kesalahan
mereka, dan oleh kesalahan mereka.
(1) saat mereka tergelincir jatuh ke dalam kesalahan mereka, mereka
mencari TUHAN. Namun, bukan hanya Dia yang mereka cari, dan
sebab itu Dia tidak berkenan ditemui oleh mereka. saat mereka
menyembah ilah-ilah asing, mereka tetap mempertahankan ibadah
kepada Tuhan yang benar secara lahiriah semata-mata. Seperti biasa,
mereka pergi pada perayaan-perayaan ibadah dengan korban
kambing domba dan lembu sapinya untuk mencari TUHAN. Namun,
mereka tidak lurus hati terhadap Dia, sebab mereka tidak
menyerahkan diri dengan sepenuhnya kepada-Nya. Oleh sebab itu,
Dia tidak mau menerima mereka. Kita hanya dapat menemukan-Nya
jika kita mencari Dia dengan segenap hati, tidak terbagi antara
Tuhan dan Baal (Yeh. 14:3).
(2) saat mereka jatuh oleh kesalahan mereka, atau mendapati diri
mereka jatuh olehnya, mereka mencari TUHAN. Namun, mereka
tidak mencari-Nya dengan segera (ay. 15, KJV). Oleh sebab itu, Dia
tidak berkenan ditemui oleh mereka. Mereka akan melihat
kehancuran datang menimpa mereka, dan pada saat itulah, di tengah
432
kesesakan, mereka akan berlari kepada Tuhan , dan hendak berdamai
dengan-Nya melalui korban bakaran dan persembahan. namun ,
sudah sangat terlambat untuk menjauhkan murka-Nya saat titah
dikeluarkan. Bahkan reformasi yang dilakukan Yosia pun tidak
berhasil mengalihkan murka TUHAN (2Raj. 23:25-26, terjemahan
bebas). Orang-orang yang mencari Tuhan hanya dengan korban
kambing domba dan lembu sapi, bukan dengan hati dan jiwa mereka,
tidak dapat berharap akan menemukan Dia, sebab perkenanan-Nya
tidak dapat dibeli dengan ribuan domba jantan. Orang-orang yang
tidak mencari Tuhan selama Ia berkenan ditemui juga tidak akan
berhasil menemukan Dia, sebab ada waktunya saat Dia tidak
berkenan ditemui. Mereka tidak akan menemukan-Nya, sebab Ia
telah menarik diri. Ia tidak mau dicari oleh mereka, namun akan
menutup telinga-Nya terhadap korban persembahan mereka.
Lihatlah betapa perlunya kita mencari Tuhan dengan segera, sekarang
selama waktu perkenanan dan hari penyelamatan masih ada.
3. Mereka dan ladang mereka akan dilahap habis seluruhnya. Mereka telah
berkhianat terhadap TUHAN, dan telah mencoba untuk memperkuat diri
mereka dalam pengkhianatan itu melalui persekutuan dengan orang-
orang asing. Namun, sekarang pembinasa akan memakan habis mereka
dan ladang mereka, yaitu harta benda dan milik pusaka mereka, segala
sesuatu yang telah mereka peroleh dan mereka pandang sebagai bagian
mereka. Atau mungkin yang dimaksud dengan bagian mereka (KJV)
yaitu berhala-berhala mereka, yang mereka pilih sebagai bagian
mereka ganti Tuhan . Perhatikanlah, orang-orang yang memberhalakan
dunia, dengan memilihnya sebagai bagian mereka, mereka sendiri akan
binasa bersamanya. Pembinasa akan memakan habis mereka (KJV: dalam
sebulan mereka akan dimakan habis). Suatu rentang waktu telah ditetap-
kan, dan itu waktu yang singkat. saat penghakiman-penghakiman
Tuhan mulai bekerja atas mereka, segala penghakiman itu akan
menghabisi mereka dengan segera. Satu bulan saja sudah cukup. Betapa
tubuh dapat melemah oleh satu bulan penyakit, atau sebuah kerajaan
porak-poranda oleh satu bulan peperangan! Dalam satu bulan (firman
Tuhan ) aku melenyapkan ketiga gembala itu (Za. 11:8). Perhatikanlah,
penghakiman-penghakiman Tuhan terkadang bekerja dengan cepat atas
sebuah bangsa yang berdosa. Satu bulan saja dapat menghabisi banyak
hal, dan lebih banyak hal lagi, sehingga waktu selama bertahun-tahun
belum tentu dapat memperbaikinya.
Kitab Hosea 5:1-7
433
Ancaman-ancaman Penghakiman
(5:8-15)
8 Tiuplah sangkakala di Gibea, dan nafiri di Rama. Berteriaklah di Bet-Awen, gemetarlah,
hai Benyamin! 9 Efraim akan menjadi tandus, pada hari penghukuman; mengenai suku-
suku Israel Aku memberitahu apa yang pasti. 10 Para pemuka Yehuda yaitu seperti
orang-orang yang menggeser batas; ke atas mereka akan Kucurahkan gemas-Ku seperti
air. 11 Efraim tertindas, diremukkan oleh hukuman, sebab ia berkeras untuk berjalan
mengikuti kesia-siaan. 12 Sebab itu Aku ini akan seperti ngengat bagi Efraim dan seperti
belatung bagi kaum Yehuda. 13 saat Efraim melihat penyakitnya, dan Yehuda melihat
bisulnya, maka pergilah Efraim ke Asyur dan mengutus orang kepada Raja ‘Agung’. namun
ia pun tidak dapat menyembuhkan kamu dan tidak dapat melenyapkan bisul itu dari
padamu. 14 Sebab Aku ini seperti singa bagi Efraim, dan seperti singa muda bagi kaum
Yehuda. Aku, Aku ini akan menerkam, lalu pergi, Aku akan membawa lari dan tidak ada
yang melepaskan.
15 Aku akan pergi pulang ke tempat-Ku, sampai mereka mengaku bersalah dan mencari
wajah-Ku. Dalam kesesakannya mereka akan merindukan Aku.
Dalam ayat-ayat di atas kita mendapati,
I. Tanda bahaya yang keras dibunyikan, untuk memberi tahu tentang
datangnya penghakiman (ay. 8): Tiuplah sangkakala di Gibea, dan nafiri di
Rama, dua kota yang saling berdekatan di perbatasan kerajaan Yehuda dan
kerajaan Israel. Gibea yaitu kota perbatasan di kerajaan Yehuda, sedangkan
Rama di Israel. Jadi, peringatan itu dikirimkan kepada kedua kerajaan.
Berteriaklah di Bet-Awen, atau Betel, kota yang tampaknya telah diduduki
oleh pihak musuh, dan sebab itu tidak ditiup sangkakala di sana, namun ter-
dengar teriakan para penindas bercampur dengan jeritan orang-orang yang
kalah. Biarlah mereka berteriak, “Gemetarlah, hai Benyamin! Musuh telah
datang. Suku Efraim sudah ditaklukkan, dan musuh akan mengejar engkau,
hai Benyamin! Giliranmu sebentar lagi tiba. Cawan kegentaran akan
diedarkan.” Hosea sebelumnya telah menggambarkan pertikaian Tuhan
dengan mereka sebagai perkara pengadilan (4:1). Di sini, ia
menggambarkannya sebagai perkara pertempuran. Dan dalam hal ini juga
jika Tuhan menghakimi, Ia akan menang. Oleh sebab itu, hendaklah semua
orang bersiap untuk bertemu Tuhan mereka. Sebelumnya Hosea telah
mengatakan bahwa penghakiman-penghakiman itu pasti. Sekarang, ia
menyatakan bahwa penghakiman-penghakiman itu sudah dekat. Dan, saat
orang menyadari bahwa penghakiman itu sudah di ambang pintu, maka
penghakiman itu sangat mengejutkan dan menyadarkan mereka. Peniupan
sangkakala ini dijelaskan di sini (ay. 9). Mengenai suku-suku Israel Aku
memberitahu apa yang pasti, yakni apa yang benar atau sudah tentu,
demikian dalam bahasa aslinya. Perhatikanlah, kehancuran orang-orang
berdosa yang tidak mau bertobat yaitu hal yang pasti. Itu bukanlah omong
434
kosong untuk sekadar menakut-nakuti mereka, melainkan sebuah putusan
yang tak dapat dibatalkan. Dan sungguh merupakan belas kasihan bagi kita
bahwa kehancuran orang berdosa itu diberitahukan kepada kita, sehingga
kita mendapat peringatan dini tentangnya, supaya kita bisa melarikan diri
dari murka yang akan datang. Sudah menjadi hak istimewa suku-suku Israel
bahwa, sebagaimana mereka diberi tahu apa kewajiban mereka, demikian
pula mereka diberi tahu apa bahaya yang mengancam mereka, melalui
sabda-sabda Tuhan yang disampaikan kepada mereka.
II. Alasan perseteruan Tuhan dengan mereka.
1. Dia bertikai dengan para pemuka Yehuda sebab mereka yaitu para
pemimpin yang lancang dalam berbuat dosa (ay. 10). Mereka seperti
orang-orang yang menggeser batas, atau batas tanah yang sudah lama.
Tuhan telah memberi hukum-Nya kepada mereka, untuk menjadi
pagar yang mengelilingi tanah milik-Nya sendiri. namun , mereka
dengan lancang telah melanggarnya, dan merobohkannya. Mereka
bahkan telah melanggar hak-hak Tuhan , telah menginjak-injak
pembedaan antara yang baik dan yang jahat, serta segala kewajiban
luhur yang selaras dengan akal budi dan keadilan. Mereka merasa bisa
melakukan apa saja sebab mereka yaitu para pemuka. Quicquid libet,
licet – Kehendak mereka menjadi hukum. Atau ayat itu dapat dipahami
sebagai tindakan mereka yang melanggar kebebasan dan hak milik
rakyat demi mengedepankan hak istimewa mereka sendiri, yang sama
saja seperti menggeser batas tanah yang sudah lama. Sebagian penafsir
mencermati bahwa para pemuka Yehuda itu memegang kekuasaan yang
lebih mutlak dan sewenang-wenang dibandingkan para pemuka Israel. Nah,
sebab perkara itulah Tuhan berseteru dengan mereka: Ke atas mereka
akan Kucurahkan gemas-Ku seperti air, yang berlimpah-limpah, seperti
air bah, yang dicurahkan ke atas orang-orang raksasa yang ada di bumi
purba, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka (Kej.
6:13). Perhatikanlah, ada batas-batas yang tidak boleh digeser bahkan
oleh para pemuka sekalipun, yaitu batas-batas agama dan keadilan yang
mengikat mereka. Dan, bila mereka melanggarnya, ketahuilah bahwa ada
Tuhan di atas mereka yang akan mengadakan perhitungan dengan
mereka sebab nya.
2. Dia bertikai dengan orang Efraim sebab mereka secara diam-diam ikut
berdosa (ay. 11): Ia berkeras untuk berjalan mengikuti kesia-siaan, yaitu
mengikuti perintah Yerobeam dan raja-raja Israel penerusnya, yang
mewajibkan seluruh rakyat mereka untuk menyembah patung-patung
Kitab Hosea 5:1-7
435
lembu emas di Dan dan Betel, serta melarang mereka pergi beribadah ke
Yerusalem. Inilah perintah yang dimaksud. Perintah itu menjadi hukum
negeri dan disokong oleh alasan-alasan pemerintahan. Dan rakyat
mematuhinya bukan hanya dengan ketaatan buta pada pemerintah,
melainkan juga dengan sukarela, walaupun mereka diam-diam
menyimpan kebencian terhadap penyembahan berhala. Perhatikanlah,
menuruti begitu saja perintah manusia yang bertentangan dengan
perintah Tuhan yaitu salah satu hal yang membuat sebuah bangsa
matang bagi kehancuran. Dan hukuman atas ketidaktaatan yang
menghamba itu (kalau boleh saya menyebutnya demikian) sesuai
dengan dosa yang diperbuat. Oleh sebab dosa itulah Efraim tertindas
dan diremukkan oleh hukuman, dan semua hak kewargaan serta
kebebasannya dilanggar dan diinjak-injak. Namun demikian,
(1) Tuhan adil dalam mengizinkan semuanya itu, supaya orang-orang
yang mengkhianati milik Tuhan akan kehilangan milik mereka sendiri,
dan supaya orang-orang yang membiarkan hati nurani mereka
tunduk pada hakim yang lalim, dan pemimpin yang sewenang-
wenang, akan merasa muak terhadap keduanya.
(2) Hukuman yang menimpa mereka itu memang sudah sepantasnya
terjadi. Orang-orang yang berkeras untuk berjalan mengikuti kesia-
siaan, sekalipun hal itu bertentangan dengan perintah Tuhan , akan
mendapati bahwa kesia-siaan yang diikutinya itu melanggar hak-
haknya. Dan semakin besar kuasa yang diberikan kepada kesia-siaan
itu, semakin banyaklah tuntutannya. Perhatikanlah, hal yang paling
menguntungkan bagi pemimpin lalim yang bengis dan ganas seperti
serigala yaitu rakyat yang penurut seperti anak anjing, yang suka
menjilat dan menyanjung. Demikianlah Efraim tertindas dan
diremukkan oleh hukuman, artinya, ia ditindas dengan topeng dan
dalih kebenaran. Perhatikanlah, sungguh hukuman yang
menyedihkan dan menyakitkan bagi suatu bangsa untuk ditindas
dengan dalih ditindak dengan adil. Hal itu menjelaskan ancaman
dalam ayat 9, Efraim akan menjadi tandus, pada hari penghukuman.
Perhatikanlah, para pendosa yang lancang harus bersiap menantikan
datangnya hari penghukuman, hari penghukuman yang akan
membuat mereka menjadi tandus, yang akan membuat mereka
kehilangan segala penghiburan dari semua yang mereka miliki dan
semua yang mereka harapkan.
436
III. Cara-cara berbeda yang akan diambil Tuhan dalam menangani Yehuda dan
Efraim, terkadang cara yang satu, dan terkadang cara yang lain, dan
adakalanya kedua cara sekaligus. Atau lebih tepatnya, pertama-tama melalui
cara yang satu, dan kemudian melalui cara yang lain, Ia akan bergerak maju
menuju kehancuran mereka sepenuhnya.
1. Dia akan memulai dengan penghukuman kecil, yang terkadang akan
berjalan secara diam-diam dan tidak terasa (ay. 12): Aku ini (maksudnya
penyelenggaraan-Ku) akan seperti ngengat bagi Efraim. Bahkan (seperti
yang sebaiknya ditambahkan), tindakan-Ku seperti ngengat bagi Efraim,
sebab Aku akan menimbulkan penyakit seperti yang sekarang dilihat
Efraim (ay. 13). Perhatikanlah, penghakiman Tuhan terhadap orang ber-
dosa adakalanya seperti ngengat dan belatung, atau ulat. Ngengat me-
rupakan serangga kecil yang berkembang biak di kain, sedangkan
belatung di kayu. Sama seperti binatang-binatang ini melahap kain dan
kayu, demikian pula penghakiman-penghakiman Tuhan akan melahap
mereka,
(1) Secara diam-diam, tanpa huru-hara di dunia, bahkan mereka sendiri
tidak akan merasakannya. Mereka akan merasa diri mereka aman
dan makmur, namun saat melihat keadaan mereka lebih dekat,
mereka akan mendapati diri mereka merosot dan membusuk.
(2) Secara perlahan-lahan, dan dengan penangguhan serta selang waktu
yang lama, supaya Ia dapat memberi mereka waktu untuk bertobat.
Banyak bangsa, dan juga banyak orang, pada puncak kejayaan
mereka mati akibat penyakit yang menggerogotinya.
(3) Secara bertahap. Tuhan menghajar orang-orang berdosa dengan
penghakiman-penghakiman kecil, untuk menghindarkan
penghakiman yang lebih besar, jika mereka mau bertindak bijaksana
dan belajar dari peringatan. Dia melanda mereka sedikit demi
sedikit, untuk menunjukkan bahwa Ia tidak ingin mereka binasa.
(4) Ngengat berkembang biak pada kain, dan ulat atau belatung pada
kayu. Demikian pula orang-orang berdosa dilalap habis oleh api yang
mereka nyalakan sendiri.
2. saat penghakiman kecil tampaknya tidak menyadarkan mereka, maka
Tuhan akan melanda mereka dengan penghakiman yang lebih besar (ay.
14): Aku ini seperti singa bagi Efraim, dan seperti singa muda bagi kaum
Yehuda, sekalipun Yehuda sendiri, dalam berkat yang diucapkan Yakub,
yaitu anak singa. Supaya jangan sampai ada orang yang menyangka
bahwa kuasa-Nya melemah, sebab Tuhan dikatakan menjadi seperti
Kitab Hosea 5:1-7
437
ngengat bagi mereka, maka Ia berkata bahwa sekarang Ia akan menjadi
seperti singa bagi mereka, bukan hanya untuk menggentarkan mereka
dengan auman-Nya, namun juga untuk mencabik-cabik mereka.
Perhatikanlah, bila penghakiman kecil tidak berhasil, dapat diduga
bahwa Tuhan akan mendatangkan penghakiman yang lebih besar. Kristus
adakalanya menjadi singa dari Yehuda, namun dalam hal ini Dia menjadi
singa melawan suku ini . Lihatlah apa yang akan diperbuat Tuhan
terhadap bangsa yang merasa aman dalam dosa: Aku ini akan menerkam.
Ia tampak bermegah dalam hak istimewa-Nya untuk membinasakan,
sebagai satu-satunya Pembuat hukum (Yak. 4:12, KJV). “Aku, Aku ini, akan
melaksanakan pekerjaan itu dengan tangan-Ku sendiri. Aku yang menga-
takannya, Aku juga yang akan melakukannya.” Tuhan bekerja secara lebih
langsung dalam sebagian penghakiman dibandingkan dalam sebagian
penghakiman yang lain. Aku ini akan menerkam, lalu pergi. Dia akan
pergi,
(1) Tanpa takut terhadap mereka. Dia akan pergi dengan gagah, dan
dengan wajah yang agung, seperti singa pergi dari mangsanya.
(2) Tanpa menolong mereka. Kalau memang Tuhan menerkam kita
melalui penyelenggaraan-Nya yang menyusahkan, namun tetap
beserta kita melalui segala anugerah dan penghiburan-Nya, maka
baiklah itu. Namun, sungguh menyedihkan keadaan kita jika Ia
menerkam lalu pergi, jika jsesudah Dia merenggut segala penghiburan
yang kita dapatkan dari makhluk ciptaan, Ia sendiri lalu pergi dari
kita. saat Tuhan pergi, Dia akan membawa serta segala sesuatu yang
bernilai dan berharga, sebab saat Tuhan pergi, segala kebaikan
turut pergi bersama-Nya. Dia akan membawa lari dan tidak ada yang
melepaskan, seperti seekor mangsa tidak dapat dilepaskan dari
mulut singa (Mi. 5:7). Perhatikanlah, tiada seorang pun dapat
dilepaskan dari tangan keadilan Tuhan kecuali orang-orang yang telah
diserahkan ke dalam tangan anugerah-Nya. Percuma saja manusia
berbantah dengan Penciptanya.
IV. Dampak-dampak yang berbeda dari cara yang berbeda-beda itu.
1. saat Tuhan melanda mereka dengan penghakiman-penghakiman kecil,
mereka mengabaikan-Nya, dan malah mencari pertolongan dari
makhluk ciptaan lain, namun sia-sia belaka (ay. 13). Saat Tuhan menjadi
seperti ngengat dan belatung bagi mereka, mereka menyadari penyakit
dan bisul mereka. Beberapa waktu kemudian, saat mereka tersadar
438
bahwa keadaan mereka terus menurun, urusan-urusan mereka
tertinggal, dan harta benda mereka terlihat jelas menyusut, pada saat
itulah mereka mengirim utusan ke Asyur agar datang membantu mereka,
dan memohon kepada Raja ‘Agung’, yang menurut sebagian penafsir
merupakan salah satu nama Pul, atau Tiglat-Pileser, raja Asyur. Kepada
dialah baik Israel maupun Yehuda datang meminta pertolongan dalam
kesusahan mereka, dengan berharap bahwa melalui persekutuan dengan
Asyur mereka dapat memperbaiki dan menegakkan kembali pengaruh-
pengaruh mereka yang menurun. Perhatikanlah, di tengah kesusahan,
orang-orang yang berhati degil bisa melihat penyakit dan bisul mereka,
namun tidak bisa melihat dosa yang menjadi penyebabnya. Tidak pula
mereka akan mengakui dosa ini , atau mengakui tangan Tuhan ,
tangan-Nya yang perkasa, apalagi tangan-Nya yang adil, dalam
kesusahan mereka. Itulah sebabnya, bukannya menempuh jalan terdekat
kepada sang Pencipta yang sanggup menolong mereka, mereka malah
bersusah payah menempuh jalan jauh untuk menghampiri sesama
makhluk ciptaan yang sama sekali tidak mampu membantu mereka.
Orang-orang yang tidak menyesal bahwa mereka telah menyakiti hati
Tuhan dengan dosa-dosa mereka, enggan meminta pertolongan kepada-
Nya dalam penderitaan, namun lebih suka mencari pertolongan dari mana
saja selain dari Dia. Dan apa akibatnya? namun ia pun tidak dapat me-
nyembuhkan kamu dan tidak dapat melenyapkan bisul itu dari padamu.
Perhatikanlah, orang-orang yang mengabaikan Tuhan dan mencari
pertolongan dari makhluk ciptaan pasti akan kecewa. Orang yang
bergantung pada sesama makhluk ciptaan sebagai penopang, akan
mendapati bahwa mereka bukanlah dasar yang teguh, melainkan buluh
yang patah terkulai. Orang yang bergantung pada makhluk ciptaan untuk
memberi persediaan, akan mendapati bahwa mereka bukanlah mata
air, melainkan kolam yang bocor. Orang yang bergantung pada makhluk
ciptaan untuk penghiburan dan kesembuhan akan mendapati bahwa
mereka yaitu penghibur sialan dan tabib palsu. Raja Asyur, yang
diharap-harapkan oleh Yehuda dan Israel, justru bukan membantu dia,
melainkan menyesakkannya (2Taw. 28:20). Sebagian penafsir
berpendapat bahwa Raja Yareb ini (KJV) berarti raja yang agung, kuat,
atau hebat, sebab orang banyak mengandalkan kekuasaannya. Sebagian
yang lain mengartikannya sebagai raja yang akan membela, atau yang
harus membela, sebab orang banyak mengandalkan hikmat dan
kepandaiannya berbicara, dan menginginkan agar dia membela perkara-
perkara mereka. Orang Israel telah membawa persembahan kepada raja
Kitab Hosea 5:1-7
439
Asyur ini (10:6), sebuah pemberian yang bernilai. Dan, sebab mereka
sudah membayarnya demikian untuk menjadi pembimbing mereka,
maka mereka tidak ragu akan kesetiaannya kepada mereka. Namun, raja
Asyur memperdaya mereka, seperti tangan manusia mengecewakan
orang-orang yang mengandalkannya (Yer. 17:5, 6).
2. saat Tuhan mendatangkan penghakiman yang lebih besar untuk
menyadarkan orang Yehuda dan Israel akan kebodohan mereka, mereka
pun pada akhirnya terpaksa mencari Dia (ay. 15). jsesudah menerkam
seperti singa,
(1) Dia akan meninggalkan mereka. Aku akan pergi pulang ke tempat-Ku,
ke sorga, atau ke tutup pendamaian, takhta anugerah, yang yaitu
kemuliaan-Nya. saat menghukum orang berdosa, Tuhan keluar dari
tempat-Nya (Yes. 26:21). Namun, saat merancangkan kebaikan
bagi mereka, Dia pulang ke tempat-Nya, dan di sana Ia menanti-
nantikan saatnya untuk menaruh kasihan, jika mereka mau tun-
duk. Atau, Dia akan pulang ke tempat-Nya jsesudah menghajar mereka,
tanpa mengindahkan mereka, dengan menyembunyikan wajah-Nya
dari mereka, dan tidak memperhatikan persoalan mereka ataupun
doa mereka. Hal itu dilakukan-Nya untuk merendahkan mereka lebih
jauh lagi, hingga mereka pada tingkat tertentu dilayakkan untuk
menerima kembalinya perkenanan-perkenanan-Nya.
(2) Tuhan pada akhirnya akan bekerja dalam diri mereka, dan membawa
mereka kembali kepada-Nya, melalui penderitaan-penderitaan
mereka, suatu hal yang memang dinantikan-Nya. Dan pada saat itu Ia
tidak akan lagi menarik diri-Nya dari mereka. Dua hal disebutkan di
sini sebagai tanda-tanda dari kembalinya mereka:
[1] Mereka mengaku dosa dengan penuh penyesalan: Sampai
mereka mengaku bersalah. Sampai mereka bersalah, demikian
dalam tafsiran yang agak luas, artinya, sampai mereka
menyadari kesalahan mereka dan mau mengakuinya, serta
merendahkan diri di hadapan Tuhan sebab nya. Perhatikanlah,
saat manusia mulai mengeluh lebih sebab dosa-dosa mereka
dibandingkan sebab penderitaan-penderitaan mereka, pada saat
itulah mulai ada secercah harapan bagi mereka. Dan inilah yang
dituntut Tuhan dari kita, saat kita sedang menerima hajaran
tangan-Nya, yaitu bahwa kita mengaku bersalah dan mengakui
keadilan-Nya dalam menghajar kita.
440
[2] Mereka memohon perkenanan Tuhan dengan rendah hati: Sampai
mereka mencari wajah-Ku, yang bisa diharapkan akan mereka
lakukan saat keadaan mereka sudah luar biasa parah, dan
mereka telah mencoba para penolong lain dengan sia-sia. Dalam
kesesakannya mereka akan merindukan Aku, artinya akan
mencari Dia dengan tekun dan sungguh-sungguh, dan dengan sa-
ngat mendesak. Bila mereka mencari-Nya seperti itu, dan
melakukannya dengan tulus hati, maka tidak ada kata terlambat,
sekalipun dapat dikatakan sudah terlambat sebab butuh waktu
lama bagi mereka untuk mau mencari Dia. Bahkan, Tuhan
berkenan menyebutnya mencari Dia dengan segera (KJV), betapa
Dia bersedia membuat dugaan yang sebaik-baiknya tentang para
petobat yang kembali kepada-Nya. Perhatikanlah, saat kita
tersadar akan dosa dan mendapat hajaran tongkat ilahi, tugas
kita yaitu mencari wajah Tuhan . Kita harus merindukan
pengetahuan dan pengenalan akan Dia, supaya Ia menyatakan
diri-Nya kepada kita, dan bagi kita, sebagai tanda bahwa Ia
berdamai dengan kita. Dan dapat diharapkan secara masuk akal
bahwa penderitaan akan membawa kepada Tuhan orang-orang
yang telah lama menyimpang dan menjauh dari-Nya. Itulah
sebabnya Tuhan berpaling dari kita untuk sementara waktu, yaitu
supaya Dia memalingkan kita kepada-Nya, dan kemudian kembali
pada kita. Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita,
baiklah ia berdoa!
PASAL 6
ata-kata penutup pada pasal sebelumnya memberi kita secercah harapan
bahwa Tuhan dan Israel milik-Nya, kendati dengan dosa-dosa mereka dan
murka-Nya, dapat dipersatukan kembali secara membahagiakan, bahwa mereka
akan mencari-Nya dan Ia akan berkenan ditemui oleh mereka. Nah, pasal ini
membawa perkara ini lebih jauh. Sebagian penafsir menggabungkan awal
kalimat pasal ini dengan akhir kalimat pasal sebelumnya, “Dalam kesesakannya
mereka akan merindukan Aku,” sambil berkata, “Mari, kita akan berbalik kepada
TUHAN.” namun , Tuhan sekali lagi mengeluhkan kefasikan umat ini. Sebab,
meskipun sebagian orang memang bertobat dan berubah, sebagian besar
lainnya tetap tegar tengkuk. Cermatilah,
I. Tekad mereka untuk kembali kepada Tuhan , dan penghiburan-
penghiburan yang dengannya mereka menguatkan diri dalam
kembalinya mereka kepada-Nya (ay. 1-3).
II. Kegoyahan banyak orang dari mereka dalam pengakuan dan janji tobat
yang mereka ucapkan, dan tindakan keras yang sebab itu diambil
Tuhan terhadap mereka (ay. 4-5).
III. Kovenan yang diadakan Tuhan dengan mereka, dan apa yang
diharapkan-Nya dari mereka (ay. 6). Bagaimana mereka melanggar
kovenan itu dan mengecewakan segala harapan-Nya (ay. 7-11).
Tekad untuk Bertobat; Janji-janji
(6:1-3)
1 “Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab Dialah yang telah menerkam dan yang
akan menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita. 2 Ia akan
menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita,
dan kita akan hidup di hadapan-Nya. 3 Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-
sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita
seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.”
K
444
Ucapan di atas dapat dipandang sebagai kata-kata Hosea kepada umat, guna
memanggil mereka untuk bertobat, atau sebagai perkataan umat satu terhadap
yang lain, untuk saling menggugah dan menguatkan agar mencari Tuhan dan
merendahkan diri di hadapan-Nya, dengan harapan bisa mendapatkan belas
kasihan-Nya. Sebelumnya Tuhan telah berkata, “Dalam kesesakannya mereka akan
merindukan Aku.” Sekarang, Nabi Hosea beserta kawan-kawannya, yaitu umat
yang saleh, hendak bertindak selagi mereka sedang semangat-semangatnya, dan
memulai dengan keinsafan yang tampak dirasakan oleh saudara-saudara
mereka. Perhatikanlah, orang-orang yang dengan sendirinya condong untuk
berbalik kepada Tuhan harus berbuat semampu mungkin untuk menggugah,
mengajak, dan mendorong orang-orang lain untuk kembali kepada-Nya.
Amatilah,
I. Apa isi ajakan mereka: “Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN (ay. 1).
Jangan lagi kita pergi kepada orang Asyur, atau mengirim utusan kepada
Raja ‘Agung’. Cukup sudah, kita muak dengan itu. namun marilah kita
berbalik kepada TUHAN, berbalik menyembah Dia dan meninggalkan
penyembahan berhala kita, dan kembali berharap kepada Dia dengan tidak
lagi mengandalkan makhluk ciptaan.” Perhatikanlah, sudah menjadi
kepentingan orang-orang yang telah memberontak terhadap Tuhan untuk
kembali kepada-Nya. Dan orang-orang yang telah meninggalkan Dia atas
kesepakatan bersama, dan dalam satu kumpulan, dengan menyeret satu
sama lain untuk berdosa, haruslah atas kesepatakan bersama, dan dalam
satu kumpulan, kembali kepada-Nya. Hal itu akan mempermuliakan Dia dan
membangun iman mereka bersama.
II. Bujukan dan dorongan apa yang mereka tekankan untuk menggerakkan satu
sama lain agar berbalik kepada Tuhan.
1. Pengalaman yang telah mereka lalui akan murka-Nya: “Mari kita
berbalik kepada-Nya, sebab Dia telah menerkam, Dia telah memukul. Kita
telah diterkam, dan Dialah yang menerkam kita. Kita telah dipukul, dan
Dialah yang memukul kita. Oleh sebab itu, marilah kita berbalik kepada-
Nya, sebab atas pemberontakan kitalah Dia telah menerkam dan
memukul kita dalam murka-Nya. Dan kita tidak dapat berharap bahwa
Dia akan berdamai dengan kita sebelum kita berbalik kepada-Nya. Untuk
tujuan inilah Dia telah menyengsarakan kita seperti itu, yakni supaya
kita dapat tergugah untuk kembali kepada-Nya. Tangan-Nya akan tetap
teracung menentang kita jika umat tidak kembali kepada Dia yang
menghajarnya (Yes. 9:11-12). Perhatikanlah, merenungkan penghakiman-
Kitab Hosea 6:1-3
445
penghakiman Tuhan atas diri kita dan negeri kita, terutama jika itu
penghakiman-penghakiman yang menerkam, haruslah menyadarkan
kita untuk berbalik kepada Tuhan dengan pertobatan, doa, dan reformasi.
2. Pengharapan yang mereka miliki akan perkenanan-Nya: “Dia yang telah
menerkam akan menyembuhkan kita, Dia yang telah memukul akan
membalut kita,” seperti tabib andal dengan tangan piawai membalut
tulang yang patah atau luka yang berdarah. Perhatikanlah,
penyelenggaraan Tuhan yang sama yang menyesakkan umat-Nya, akan
melegakan mereka juga, dan Roh Tuhan yang sama yang menyadarkan
orang-orang kudus akan dosa mereka, akan menghibur mereka juga.
Yang mula-mula merupakan roh perbudakan, pada akhirnya merupakan
Roh yang menjadikan kita anak Tuhan . Ucapan itu merupakan pengakuan
atas kuasa Tuhan (Dia sanggup menyembuhkan walaupun kita telah
diterkam begitu parah), dan atas belas kasihan-Nya (Dia akan
menyembuhkan). Bahkan, Dia menerkam supaya dapat menyembuhkan.
Sebagian penafsir berpendapat bahwa ayat ini secara khusus mengacu
pada kembalinya orang Yahudi dari Babel, saat mereka mencari Tuhan
dan melekatkan diri kepada-Nya, dengan keyakinan bahwa Ia akan
kembali dengan penuh rahmat kepada mereka dalam belas kasihan-Nya.
Perhatikanlah, tetap meyakini bahwa Tuhan itu baik dan bahwa Ia
memiliki maksud dan rancangan yang baik terhadap kita akan sangat
berguna bagi kita, baik untuk menopang kita dalam kesesakan maupun
untuk mendorong kita agar bertobat.
Nah, perkenanan Tuhan yang mereka harapkan di sini digambarkan
dalam sejumlah hal:
(1) Mereka meyakinkan diri sendiri bahwa kelepasan mereka dari
kesusahan akan menjadi seperti hidup dari antara orang mati (ay. 2):
“Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari (artinya dalam waktu
singkat, dalam satu atau dua hari), dan pada hari yang ketiga, saat
jasad orang mati diperkirakan sudah membusuk dan rusak, dan
dikuburkan supaya tidak dilihat orang, pada hari itulah Ia akan mem-
bangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya. Kita akan
memandang wajah-Nya dengan penuh penghiburan, dan wajah-Nya
itu akan menghidupkan kita. Walaupun hanya sesaat lamanya Dia
meninggalkan kita, namun dalam kasih setia abadi Dia akan
mengambil kita kembali.” Perhatikanlah, umat Tuhan bisa saja bukan
hanya diterkam dan dipukul, namun juga dibiarkan mati, bahkan
untuk waktu yang lama. Namun, mereka tidak akan selalu tergeletak
seperti itu, tidak pula akan terbaring selamanya. Hanya sesaat saja
446
Tuhan akan menghidupkan mereka kembali. Dan jaminan
kebangkitan yang diberikan kepada mereka itu haruslah menggugah
mereka untuk berbalik dan berpaut kepada-Nya. namun , ayat ini
tampak merujuk lebih jauh pada kebangkitan Yesus Kristus. Batas
waktu yang disebutkan pun dua hari dan hari yang ketiga, supaya
bisa menjadi perlambang dan gambaran dari kebangkitan Kristus
pada hari yang ketiga, yang dikatakan dilakukan-Nya sesuai dengan
Kitab Suci, sesuai dengan nas Kitab Suci ini. Sebab seluruh nabi
bersaksi tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan
tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu. Marilah kita
melihat dan mengagumi hikmat serta kebaikan Tuhan dalam
menyusun perkataan Nabi Hosea dengan begitu rupa, sehingga
saat ia bernubuat tentang kelepasan jemaat dari kesusahan, pada
saat yang sama ia juga menunjukkan karya keselamatan Kristus bagi
kita, yang merupakan pokok pangkal segala keselamatan lainnya.
Dan, sekalipun mereka mungkin tidak menyadari rahasia ini dalam
perkataan ini , namun sebab sekarang perkataan itu digenapi
secara harfiah dalam kebangkitan Kristus, maka hal ini meneguhkan
iman kita bahwa Dialah yang akan datang itu, dan kita tidak perlu
menantikan orang lain. Dan sungguh tepatlah bahwa nubuatan
tentang kebangkitan Kristus diungkapkan seperti demikian, “Ia akan
membangkitkan kita, dan kita akan hidup,” sebab Kristus bangkit
sebagai buah sulung, dan kita dibangkitkan bersama Dia, kita hidup
melalui Dia. Kristus bangkit untuk membenarkan kita, dan semua
orang percaya dikatakan akan dibangkitkan bersama dengan Kristus
(Lihat Yes. 26:19). Kebangkitan itu akan berguna sebagai penghibur
bagi jemaat pada masa itu, dan jaminan bahwa Tuhan akan
mengangkat mereka dari keterpurukan, sebab saat sudah genap
waktunya, Dia akan membangkitkan Anak-Nya dari lubang kubur,
dan Anak-Nya itu akan menjadi kehidupan dan kemuliaan bagi umat-
Nya, Israel. Perhatikanlah, perhatian yang penuh iman kepada
Kristus yang bangkit merupakan penopang kuat bagi orang Kristen
yang tengah menderita, dan memberi dorongan besar bagi orang
berdosa yang kembali dan bertobat. sebab Dia telah berkata, “Sebab
Aku hidup dan kamu pun akan hidup.”
(2) Bahwa pada saat itu mereka akan bertumbuh dalam pengenalan
akan Tuhan (ay. 3): Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-
sungguh mengenal TUHAN. Saat itu, saat Tuhan kembali kepada
umat-Nya dalam belas kasihan dan merancang perkenanan bagi
Kitab Hosea 6:1-3
447
mereka, Dia akan memberi mereka pengenalan yang lebih dalam
akan diri-Nya, sebagai tanda dan buah dari perkenanan-Nya
ini . Seluruh bumi akan penuh dengan pengenalan akan TUHAN
(Yes. 11:9). Pengetahuan akan bertambah (Dan. 12:4). Semua orang
akan mengenal Tuhan (Yer. 31:34). Kita akan mengenal, kita akan
berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN (demikian dalam
bahasa aslinya). Kita tidak hanya akan memiliki lebih banyak cara
untuk mengenal Tuhan, namun juga akan memperoleh anugerah
untuk memperdalam pengenalan kita lewat cara-cara ini . Hal
itu dapat dipandang sebagai buah dari kebangkitan Kristus dan
hidup yang kita jalani di hadapan Tuhan melalui Kristus.
Perhatikanlah, saat Tuhan merancangkan belas kasihan bagi suatu
umat, Dia akan memberi mereka suatu hati untuk mengenal-Nya (Yer.
24:7). Orang-orang yang telah dibangkitkan bersama dengan Kristus
menerima roh hikmat dan wahyu. Dan jika hidup di hadapan-Nya itu
kita pahami, sebagaimana kitab terjamahan bahasa Aram mema-
haminya, sebagai hari kebangkitan orang mati, maka tepatlah jika
selanjutnya dikatakan, kita akan mengenal dan berusaha sungguh-
sungguh mengenal TUHAN. Sebab pada hari itu kita akan melihat Dia
dengan sempurna, dan sekalipun begitu terus bertambah mengenal-
Nya sampai selama-lamanya. Atau, bila kita memahami ayat ini seba-
gaimana kita membacanya, jika kita berusaha sungguh-sungguh
mengenal TUHAN, maka kita mendapati di sini,
[1] Janji tentang suatu berkat yang berharga: Kita akan mengenal,
akan mengenal TUHAN, saat kita berbalik kepada Tuhan . Barang
siapa datang kepada Tuhan akan dibuat mengenal-Nya. Bila kita
dirancang untuk hidup di hadapan-Nya, maka Dia akan membuat
kita mengenal-Nya. Sebab inilah hidup yang kekal itu, yaitu me-
ngenal Tuhan (Yoh. 17:3).
[2] Cara dan jalan untuk memperoleh berkat ini . Kita harus
berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN. Kita harus
menjunjung dan menghargai pengenalan akan Tuhan sebagai
pengetahuan yang termulia. Kita harus berseru kepada
pengertian dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam
(Ams. 2:3-4), harus mencari dan mengulik segala hikmat (Ams.
18:1, KJV), harus terus mencari pengetahuan ini dan berupaya
memperdalamnya. Dan, jika kita melakukan kewajiban yang
telah ditentukan, maka beralasan bagi kita untuk mengharapkan
belas kasihan yang telah dijanjikan, yaitu bahwa kita akan
448
semakin mengenal Tuhan dan pada akhirnya akan mencapai
kesempurnaan dalam pengetahuan ini.
(3) Bahwa pada saat itu mereka akan mendapat penghiburan ilahi yang
melimpah. Ia pasti muncul seperti fajar. Artinya, segala perkenanan
yang telah ditarik-Nya dari kita, saat Dia pergi pulang ke tempat-
Nya, akan kembali. Kemunculan-Nya kembali dipersiapkan dan
disediakan bagi kita dengan pasti, sama seperti kembalinya fajar
jsesudah malam gelap. Kita pun menantikannya bagaikan pengawal
mengharapkan pagi jsesudah melalui malam yang panjang, dan kita
yakin bahwa fajar akan datang pada waktu yang telah ditetapkan
tanpa menemui kegagalan. Cahaya wajah-Nya akan kita sambut
dengan senang hati dan akan kian bertambah terang sampai
rembang tengah hari, seperti halnya cahaya fajar. Ia akan datang
kepada kita, dan kita akan menyambut-Nya, seperti hujan, seperti
hujan pada akhir musim yang mengairi bumi, yang menyegarkan dan
menyuburkannya. Nah, nubuatan ini menunjuk lebih jauh dibandingkan
kebebasan Israel dari pembuangan, dan tidak diragukan lagi akan
digenapi secara sempurna dalam Kristus serta anugerah Injil. Orang-
orang kudus pada zaman Perjanjian Lama berusaha sungguh-
sungguh mengenal Dia, giat menantikan penebusan di Yerusalem.
Dan pada akhirnya curahan anugerah ilahi di dalam Kristus, dengan
kedatangan-Nya untuk melawat dunia ini, ibarat
[1] Pagi yang menyinari bumi ini saat gelap, sebab Dia datang
sebagai surya kebenaran, dan di dalam Dialah Surya pagi dari
tempat yang tinggi datang melawat kita. Ia pasti muncul seperti
fajar, sebab Ia datang saat sudah genap waktunya. Yohanes
Pembaptis membuka jalan bagi-Nya, bahkan Dia sendiri yaitu
bintang timur yang gilang-gemilang.
[2] Hujan yang mengairi bumi ini saat kering. Ia seperti hujan yang
turun ke atas padang rumput (Mzm. 72:6). Di dalam Dia, hujan
berkat turun ke atas dunia ini, untuk memberi benih kepada
penabur dan roti kepada orang yang mau makan (Yes. 55:10).
Dan perkenanan Tuhan dalam Kristus itu seperti apa yang
dikatakan orang tentang perkenanan raja, yakni seperti awan
hujan musim semi (Ams. 16:15). Anugerah Tuhan dalam Kristus
itu seperti hujan awal dan hujan akhir, sebab melalui anugerah
itulah pekerjaan baik kita yang menghasilkan buah dimulai dan
dilanjutkan.
Kitab Hosea 6:1-3
449
Janji dan Peringatan; Kejahatan Umat
(6:4-11)
4 Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim? Apakah yang akan Kulakukan
kepadamu, hai Yehuda? Kasih setiamu seperti kabut pagi, dan seperti embun yang hilang
pagi-pagi benar. 5 Sebab itu Aku telah meremukkan mereka dengan perantaraan nabi-
nabi, Aku telah membunuh mereka dengan perkataan mulut-Ku, dan hukum-Ku keluar
seperti terang. 6 Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan
menyukai pengenalan akan Tuhan , lebih dari pada korban-korban bakaran. 7 namun me-
reka itu telah melangkahi perjanjian di Adam, di sana mereka telah berkhianat terhadap
Aku. 8 Gilead yaitu kota para penjahat, penuh dengan jejak darah. 9 Seperti gerombolan
menghadang demikianlah persekutuan para imam; mereka membunuh di jalan ke Sikhem,
sungguh, mereka melakukan perbuatan mesum. 10 Di antara kaum Israel telah Kulihat hal-
hal yang mengerikan; di sana ada Efraim bersundal dan Israel telah menajiskan diri.
11 Juga bagimu, hai Yehuda, telah ditentukan penuaian: jika Aku memulihkan keadaan
umat-Ku.
Dalam ayat-ayat di atas ada dua hal, dua hal yang jahat, yang didakwakan dan
dituduhkan dengan sepantasnya baik terhadap Yehuda maupun Efraim:
I. Bahwa mereka tidak teguh dalam pertobatan mereka, namun goyah, membual
sebagai air (ay. 4-5). Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim?
Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Yehuda? Ini ungkapan yang
aneh. Adakah Sang Hikmat Tak Terhingga tidak tahu apa yang harus
dilakukan-Nya? Adakah Dia bingung, atau terbeban untuk mengambil
langkah-langkah baru? Sama sekali tidak. namun Tuhan di sini berbicara
dengan gaya bahasa manusia, untuk menunjukkan betapa janggal dan tidak
masuk akalnya Efraim dan Yehuda, dan betapa adil tindakan yang diambil-
Nya melawan mereka. Janganlah mereka mengeluh bahwa Tuhan bertindak
keras dan kejam dalam menerkam mereka, dan memukul mereka, seperti
yang telah diperbuat-Nya, sebab apa lagi yang harus dilakukan-Nya? Jalan
lain apa yang bisa diambil-Nya untuk menghadapi mereka? Tuhan telah
mencoba berbagai macam cara terhadap umat-Nya (Apatah lagi yang harus
diperbuat untuk kebun anggur-Nya itu, yang belum diperbuat-Nya
kepadanya? Yes. 5:4), dan betapa Ia enggan membiarkan segala sesuatunya
menjadi terlalu parah. Ia berbicara kepada diri-Nya sendiri seperti dalam
pasal 11:8, masakan Aku membiarkan engkau, hai Efraim? Tuhan hendak
berbuat baik terhadap mereka, namun mereka tidak layak untuk itu: “Apakah
yang akan Kulakukan kepadamu? Apa lagi yang bisa Kulakukan selain mem-
buangmu, jsesudah Aku tidak bisa lagi menyelamatkanmu secara terhormat?”
Perhatikanlah, Tuhan tidak pernah dapat membinasakan orang-orang
berdosa sebelum Ia melihat bahwa tidak ada cara lain yang dapat diperbuat
terhadap mereka. Lihatlah di sini,
450
1. Bagaimana perilaku mereka terhadap Tuhan : Kasih setia mereka, atau
kebaikan mereka, seperti kabut pagi. Sejumlah penafsir memahaminya
sebagai kebaikan mereka terhadap diri dan jiwa mereka sendiri, dalam
pertobatan mereka. Memang, bertobat dari dosa-dosa kita yaitu
kebaikan bagi diri kita sendiri. Namun, mereka segera saja menarik
kembali kebaikan itu, membatalkannya, dan mencelakakan jiwa mereka
sendiri seperti sediakala. namun , kasih setia ini lebih tepat dipahami
sebagai kesalehan dan hidup keagamaan mereka. Kebaikan yang tampak
pada mereka selama beberapa waktu segera lenyap dan hilang kembali,
seperti kabut pagi dan embun pagi. Seperti itulah kebaikan Israel pada
zaman Yehu, dan kebaikan Yehuda pada zaman Hizkia dan Yosia.
Kebaikan itu lenyap dalam sekejap. Pada masa kekeringan, kabut pagi
menjanjikan hujan, dan embun pagi menghadirkan kesegaran bagi bumi.
Namun, awan itu terserak dan orang-orang munafik diibaratkan seperti
awan yang tak berair (Yud. 1:12), dan embun tidak meresap ke dalam
tanah, namun menguap kembali ke udara, sehingga bumi pun tetap
kering. Apakah yang akan diperbuat-Nya terhadap mereka? Akankah Dia
menerima kebaikan mereka? Tidak, sebab kebaikan itu hilang berlalu.
Factum non dicitur quod non perseverat – sesuatu yang tidak terus
dikerjakan tidak dapat dikatakan sudah selesai. Perhatikanlah, kebaikan
yang seperti kabut dan embun pagi tidak akan pernah berkenan pada
Tuhan ataupun bermanfaat bagi diri kita sendiri. jika manusia
menjanjikan kebaikan namun tidak bertindak, jika mereka memulai
dengan baik dalam agama namun tidak bertahan, jika mereka me-
ninggalkan kasih dan perbuatan mereka yang mula-mula, atau meskipun
tidak sepenuhnya menyingkirkan agama namun mereka goyah, tidak
teguh, dan tidak setia di dalamnya, maka pada saat itulah kasih setia
mereka seperti kabut pagi dan embun pagi.
2. Apa tindakan yang diambil Tuhan terhadap mereka (ay. 5): “Sebab itu,
sebab mereka begitu keras dan bengkok, Aku telah meremukkan mereka
dengan perantaraan nabi-nabi, seperti kayu balok atau batu diremukkan
agar berguna, dan Aku telah membunuh mereka dengan perkataan mulut-
Ku.” Apa yang dilakukan para nabi dikerjakan oleh firman Tuhan dalam
mulut mereka, yang tidak pernah kembali dengan sia-sia. Oleh firman itu
umat merasa telah dibunuh, sudah bersiap-siap untuk berkata bahwa
para nabi membunuh mereka, atau menghunjam jantung mereka saat
nabi-nabi itu berlaku jujur terhadap mereka.
(1) Para nabi meremukkan mereka dengan meyakinkan mereka akan
dosa mereka, dan berusaha memutus pelanggaran mereka. Mereka
Kitab Hosea 6:1-3
451
tidak teguh dalam agama (ay. 4), itu sebabnya Tuhan meremukkan
mereka. Hati orang-orang berdosa bukan hanya seperti batu, namun
juga seperti batu yang sangat keras, sehingga perlu tenaga amat
besar untuk memahatnya. Atau seperti balok kayu yang hanya bisa
dipahat dengan susah payah. Tugas hamba-hamba Tuhan ialah
meremukkan mereka, dan Tuhan lewat para hamba-Nya meremukkan
mereka, sebab terhadap orang yang bengkok Ia berlaku belat-belit.
Ada orang-orang yang harus ditegur dengan keras oleh hamba
Tuhan. Setiap kata harus mengena, dan meskipun serpihan kayu
mengenai wajah sang pekerja, walaupun orang yang ditegur
melawan orang yang menegur, dan menganggapnya sebagai musuh
sebab ia mengatakan yang sebenarnya, namun ia tetap melanjutkan
pekerjaannya.
(2) Para nabi membunuh umat melalui pernyataan-pernyataan murka
Tuhan , dengan menubuatkan bahwa mereka akan dibunuh, seperti
Nabi Yehezkiel dikatakan menghancurkan kota saat ia
menubuatkan kehancuran kota ini (Yeh. 43:3, KJV). Dan Tuhan
pun menggenapi apa yang telah dinubuatkan: “Aku telah membunuh
mereka dengan penghakiman-penghakiman-Ku, yang sesuai dengan
perkataan mulut-Ku.” Perhatikanlah, firman Tuhan akan menjadi ke-
binasaan baik bagi dosa maupun si pendosa, menjadi bau kehidupan
yang menghidupkan atau bau kematian yang mematikan. Sebagian
penafsir membacanya, “Aku telah meremukkan para nabi, dan
membunuh mereka dengan perkataan mulut-Ku.” Artinya, Aku telah
memberi mereka tugas berat demi kebaikan umat, tugas yang telah
menghabiskan tenaga mereka. Mereka telah mengorbankan diri, dan
membuat seluruh jiwa mereka remuk dalam pekerjaan mereka dan
pelayanan yang berbahaya, yang telah merenggut nyawa banyak
orang dari antara mereka.” Perhatikanlah, para hamba Tuhan yaitu
alat yang dipakai Tuhan untuk menyadarkan umat. Dan, walaupun
banyak dari mereka bekerja sia-sia, namun Tuhan pasti akan memper-
hitungkan jerih payah alat-alat-Nya itu.
(3) Tuhan dengan demikian dibenarkan dalam tindakan-tindakan keras
yang diambil-Nya terhadap umat Israel sesudahnya. Nabi-nabi-Nya
telah berjerih lelah bagi mereka, telah menegur mereka akan dosa
mereka dan memperingatkan mereka akan bahaya yang mengancam
mereka, namun sarana yang digunakan tidak memberi hasil yang
diharapkan. Mungkin ada kesan baik yang muncul sesaat, namun
kesan itu kemudian sirna dan pudar seperti kabut pagi. Jadi,
452
sekarang mereka tidak bisa menuduh Tuhan bertindak kejam bila Dia
mendatangkan kepada mereka kesengsaraan yang sudah
diancamkan. Nabi Hosea berpaling kepada Tuhan dan mengakui,
hukum-Mu keluar seperti terang, jelas terbukti adil dan benar.
Perhatikanlah, meskipun orang-orang berdosa tidak dibuat bertobat
oleh jerih payah yang dikeluarkan para hamba Tuhan terhadap me-
reka, namun Tuhan dengan demikian akan terbukti adil dalam
putusan-Nya, dan bersih dalam penghukuman-Nya (Lihat Mat. 11:17-
19).
II. Bahwa mereka tidak setia pada kovenan Tuhan dengan mereka (ay. 6-7). Di
sini amatilah,
1. Kovenan apa yang diadakan Tuhan dengan mereka, dan dengan syarat-
syarat apa mereka akan memperoleh perkenanan-Nya dan diterima
oleh-Nya (ay. 6): Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan
(maksudnya, lebih dibandingkan korban sembelihan), dan menuntut
pengenalan akan Tuhan , lebih dari pada korban-korban bakaran.” Kasih
setia dalam ayat ini yaitu kata yang sama yang dalam ayat 4 diartikan
sebagai kebaikan, yaitu khesed – kesalehan, kekudusan. Inilah hal yang
terutama dalam seluruh perilaku beragama. Kata ini juga sama dengan
kata kasih dalam Perjanjian Baru, kasih terhadap Tuhan dan sesama yang
bertakhta di dalam hati. Kasih ini diiringi oleh dan mengalir dari
pengenalan akan Tuhan , sebagaimana Ia menyatakan diri-Nya dalam
firman-Nya. Yaitu kepercayaan yang teguh bahwa Dia ada, dan bahwa Ia
memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia, rasa
cinta terhadap perkara-perkara ilahi dengan dituntun oleh pemahaman
yang baik, yang tidak bisa tidak pasti menghasilkan perilaku yang sangat
baik pula. Inilah yang dituntut oleh Tuhan melalui kovenan-Nya, bukan
korban sembelihan dan korban bakaran. Hal ini dijelaskan dengan
lengkap dalam Yeremia 7:22-23, “Aku tidak mengatakan atau memerin-
tahkan kepada nenek moyangmu sesuatu tentang korban bakaran dan
korban sembelihan (itu perkara paling kecil yang Kufirmankan kepada
mereka, dan yang paling sedikit ditekankan), hanya yang berikut inilah
yang telah Kuperintahkan kepada mereka: Dengarkanlah suara-Ku” (Mi.
6:6-8). Mengasihi Tuhan dan sesama kita itu jauh lebih utama dari pada
semua korban bakaran dan korban sembelihan (Mrk. 12:33; Mzm. 51:18-
19). Korban bakaran dan korban sembelihan itu memang dituntut, wajib
dibayarkan, dan memiliki kegunaannya sendiri. Dan, jika disertai
dengan belas kasih dan pengenalan akan Tuhan , korban itu berkenan
Kitab Hosea 6:1-3
453
kepada-Nya. Namun, tanpa belas kasih dan pengenalan ini , Tuhan
tidak mengindahkannya, Ia memandang rendah korban-korban itu (Yes.
1:10-11). Mungkin hal ini disebutkan di sini untuk menunjukkan
perbedaan antara Tuhan yang telah mereka tinggalkan dan para ilah yang
mereka datangi. Tuhan yang benar hanya bertujuan agar mereka menjadi
manusia yang baik, menjalani kehidupan yang baik demi kebaikan
mereka sendiri. Dan upacara ibadah untuk menghormati-Nya dengan
korban persembahan hanyalah salah satu dari perkara-perkara paling
kecil dalam hukum-Nya. Sebaliknya, ilah-ilah palsu hanya menuntut
korban persembahan. Asal ada jamuan korban persembahan bagi para
imam dan mezbah-mezbah mereka, umat boleh hidup sesuka hati. Jadi,
betapa bodohnya mereka yang meninggalkan Tuhan yang berkehendak
memberi hidup baru kepada para penyembah-Nya, demi ilah lain
yang hanya berkehendak untuk memperbesar namanya sendiri! Masalah
korban persembahan ini juga disebut untuk menunjukkan bahwa
perseteruan Tuhan dengan umat-Nya bukanlah sebab mereka tidak
memberi korban persembahan mereka, Bukan sebab korban sembe-
lihanmu Aku menghukum engkau (Mzm. 50:8), melainkan sebab tidak
adanya kesetiaan, kasih, dan pengenalan akan Tuhan di antara mereka
(4:1). Perkara itu juga disebutkan untuk mengajar kita bahwa kekuatan
ibadah yang hakiki yaitu hal utama yang dipandang dan dituntut oleh
Tuhan . Tanpa itu, percuma saja menjalankan ibadah secara lahiriah.
Hanya satu saja yang perlu, kesalehan yang sungguh-sungguh di dalam
hati dan hidup. Terlepas dari itu, ibadah-ibadah lahiriah, sebaik apa pun,
semahal apa pun, tiada artinya. Juruselamat kita mengutip ayat 6 ini
untuk menunjukkan bahwa kewajiban moral harus lebih diutamakan
dibandingkan upacara ibadah saat keduanya berbenturan. Dengan ayat ini
pula, Ia membenarkan tindakan-Nya makan bersama-sama dengan
pemungut cukai dan orang berdosa, sebab hal itu dilakukan-Nya dalam
belas kasihan terhadap jiwa manusia, juga perbuatan-Nya menyembuh-
kan pada hari Sabat, sebab hal itu dilakukannya dalam belas kasihan
terhadap tubuh manusia. Peraturan makan secara terpisah dan istirahat
pada hari Sabat harus mengalah kepada hukum belas kasihan (Mat. 9:13;
12:7).
2. Betapa umat memandang remeh kovenan ini, meskipun kovenan itu
teratur dalam segala-galanya, walaupun mereka sendirilah, dan bukan
Tuhan , yang akan diuntungkan olehnya. Lihatlah di sini apa akibatnya.
(1) Secara umum, mereka menyeleweng terhadap Tuhan dan terbukti
serong. Harta yang indah telah dipercayakan-Nya kepada mereka
454
untuk mereka pelihara, yakni perhiasan belas kasihan, kesalehan,
dan pengenalan akan Tuhan , yang tersimpan dalam kotak korban
sembelihan dan korban bakaran. Namun, mereka mengkhianati
kepercayaan itu. Mereka menyimpan kotaknya, namun menggadaikan
perhiasannya demi memuaskan hawa nafsu rendahan. Itulah
sebabnya Tuhan dengan adil beperkara dengan mereka (ay. 7):
Mereka itu telah melangkahi perjanjian di Adam, yaitu kovenan yang
diadakan Tuhan dengan mereka. Mereka telah melanggar syarat-
syaratnya, maka mereka kehilangan manfaat darinya. Dengan
membuang kasih setia, pengenalan akan Tuhan , dan contoh-contoh
ketidaktaatan lainnya,
[1] Mereka menjadi bersalah atas sumpah palsu dan pelanggaran
kovenan. Mereka seperti manusia yang melanggar kovenan, yang
padanya mereka telah mengikatkan diri dengan sumpah, sesuatu
yang dicela oleh seluruh dunia. Orang yang telah berbuat
demikian tidak pantas lagi dihargai, dipercaya, atau didekati. “Di
sana, dalam hal itu, mereka telah berkhianat terhadap Aku.
Mereka telah menjadi anak-anak durhaka, rendah, dan palsu.
Mereka yaitu anak-anak yang tidak memiliki kesetiaan,
padahal Aku menginginkan mereka menjadi anak-anak yang
tidak akan berlaku curang.”
[2] Dalam hal ini mereka hanya berlaku sebagaimana adanya
mereka, seperti manusia, yang pada umumnya ingkar dan suka
berubah-ubah. Sifat alamiah manusia yang sudah bobrok yaitu
berkhianat. Semua manusia pembohong, mereka semua telah
menyeleweng (Mzm. 14:2-3). Mereka itu telah melangkahi
perjanjian seperti Adam (KJV: seperti manusia) seperti bangsa-
bangsa bukan Yahudi yang melanggar kovenan asal dan seperti
orang-orang hina (kata yang dipakai dalam ayat ini kadang-
kadang diartikan orang-orang rendahan). Mereka berlaku
curang, seperti manusia rendahan yang tidak memiliki nilai
kehormatan.
[3] Dalam hal ini mereka mengikuti jejak nenek moyang kita yang
pertama: Mereka itu telah melangkahi perjanjian seperti Adam
(demikian ayat itu dapat dibaca dengan sangat tepat).
Sebagaimana Adam melanggar kovenan hidup dalam keadaan
tanpa dosa, demikian pula orang Israel melanggar kovenan
anugerah, dengan penuh pengkhianatan, dengan begitu bodoh.
Di sana di taman Firdaus, Adam melanggar ikatan kovenannya
Kitab Hosea 6:1-3
455
dengan Tuhan , dan di sana di tanah Kanaan, Firdaus kedua, orang
Israel juga melanggar ikatan kovenan mereka. Dan melalui
pengkhianatan itu mereka, seperti Adam, telah menghancurkan
diri mereka sendiri dan keluarga mereka. Perhatikanlah,
semakin buruklah suatu dosa jika semakin sama seperti yang
telah dibuat oleh Adam (Rm. 5:14).
[4] Akar dari semua pelanggaran itu ialah memandang rendah Tuhan ,
kewenangan-Nya, dan perkenanan-Nya. Sebab demikianlah
sebagian penafsir mengartikannya: Mereka itu telah melanggar
perjanjian, layaknya perjanjian yang berasal dari manusia,
seolah-olah itu hanyalah perjanjian manusia, yang berdiri sama
tinggi dengan mereka, seolah-olah perintah-perintah dalam
perjanjian ini hanyalah seperti perintah-pe