ak, pasal ini
berisi ketetapan-ketetapan ibadah, dan menetapkan bahwa sekarang,
saat mereka sudah di ujung jalan memasuki Kanaan, mereka harus
memastikan untuk membawa agama mereka bersama mereka, dan
tidak melupakannya, dalam menjalankan peperangan mereka (ay. 1-
2). Di sini diulangi dan diringkas hukum-hukum tentang korban-kor-
ban yang harus dipersembahkan,
I. Setiap hari (ay. 3-8).
II. Setiap minggu (ay. 9-10).
III. Setiap bulan (ay. 11-15).
IV. Setiap tahun.
1. Pada hari raya Paskah (ay. 16-25).
2. Pada hari raya Pentakosta (ay. 26-31). Dan pasal berikut-
nya membahas tentang upacara-upacara pada bulan ketu-
juh setiap tahun.
Hukum-hukum tentang Berbagai Korban
(28:1-8)
1 TUHAN berfirman kepada Musa: 2 “Perintahkanlah kepada orang Israel dan
katakanlah kepada mereka: Dengan setia dan pada waktu yang ditetapkan
haruslah kamu mempersembahkan persembahan-persembahan kepada-Ku
sebagai santapan-Ku, berupa korban api-apian yang baunya menyenangkan
bagi-Ku. 3 Katakanlah kepada mereka: Inilah korban api-apian yang harus
kamu persembahkan kepada TUHAN: dua ekor domba berumur setahun
yang tidak bercela setiap hari sebagai korban bakaran yang tetap; 4 domba
yang satu haruslah kauolah pada waktu pagi, domba yang lain haruslah
kauolah pada waktu senja. 5 Juga sepersepuluh efa tepung yang terbaik
untuk korban sajian, diolah dengan seperempat hin minyak tumbuk. 6 Itulah
korban bakaran yang tetap yang diolah pertama kali di atas gunung Sinai
menjadi bau yang menyenangkan, suatu korban api-apian bagi TUHAN.
7 Dan korban curahannya ialah seperempat hin untuk setiap domba; curah-
kanlah minuman yang memabukkan sebagai korban curahan bagi TUHAN di
tempat kudus. 8 Dan domba yang lain haruslah kauolah pada waktu senja;
sama seperti korban sajian pada waktu pagi dan sama seperti korban
curahannya haruslah engkau mengolahnya sebagai korban api-apian yang
baunya menyenangkan bagi TUHAN.”
Di sini,
I. Diberikan perintah umum tentang persembahan-persembahan
kepada Tuhan, yang harus dibawa pada waktu yang ditetapkan
(ay. 2). Hukum-hukum ini diberikan lagi di sini, bukan sebab
hukum-hukum itu tidak dilaksanakan sama sekali selama bangsa
Israel mengembara tiga puluh delapan tahun di padang gurun.
Kita tidak bisa berpikir bahwa mereka, untuk waktu yang begitu
lama, tidak melakukan ibadah umum sama sekali, namun setidak-
tidaknya seekor domba dipersembahkan setiap hari pada pagi dan
petang, dan dua kali lipat pada hari Sabat. Demikian uskup
Patrick menduganya. namun bahwa banyak dari korban-korban
itu dihapuskan pada waktu itu jelas tersirat (Am. 5:25), dan diku-
tip oleh Stefanus (Kis. 7:42). Apakah kamu mempersembahkan
kepada-Ku korban sembelihan dan persembahan selama empat
puluh tahun di padang gurun itu, hai kaum Israel? Tersirat di sini,
“Tidak, kamu tidak melakukannya.” namun , apakah jalannya kor-
ban-korban itu sudah terganggu atau tidak, Tuhan memandangnya
pantas untuk mengulangi hukum tentang korban-korban itu
sekarang,
1. Sebab yang hidup sekarang yaitu angkatan baru, dan sebagi-
an besar dari mereka belum lahir saat hukum-hukum yang
dulu diberikan. Oleh sebab itu, supaya mereka tidak dapat
berdalih, hukum-hukum itu tidak hanya ditulis bagi mereka,
untuk mereka baca, namun juga diulangi lagi oleh Tuhan sendiri,
dan dibuat dalam cakupan yang lebih kecil dan cara yang
lebih sederhana.
2. Sebab sekarang mereka akan memasuki peperangan, dan bisa
jadi tergoda untuk berpikir bahwa selama mereka terlibat di
Kitab Bilangan 28:1-8
dalamnya, mereka harus dibebaskan dari kewajiban memper-
sembahkan korban-korban. Inter arma silent leges – hukum
tidak begitu dianggap di tengah-tengah benturan senjata.
Tidak, firman Tuhan , kamu harus mempersembahkan dengan
setia persembahan-persembahan kepada-Ku sebagai santapan-
Ku bahkan sekarang, dan persembahan itu harus kamu laku-
kan pada waktu yang ditetapkan. Mereka terutama berkepen-
tingan untuk tetap berdamai dengan Tuhan saat mereka se-
dang berperang melawan musuh-musuh mereka. Selama ber-
ada di padang gurun mereka sendirian, dan betul-betul ter-
pisah dari semua bangsa lain, dan sebab itu di sana mereka
tidak begitu memerlukan lencana-lencana yang membedakan
mereka dari bangsa lain. Juga, selama di gurun itu, mereka
tidak begitu dicela orang saat tidak mempersembahkan
korban-korban kepada Tuhan, namun sekarang mereka harus
melakukannya saat masuk ke Kanaan, saat mereka harus
bercampur-baur dengan bangsa lain.
3. Sebab sekarang mereka akan diberi hak milik atas tanah
perjanjian, tanah yang berlimpah-limpah susu dan madunya,
di mana mereka akan mendapatkan kelimpahan dari segala
sesuatu yang baik. “Sekarang” (firman Tuhan ), “saat kamu
sedang berpesta, janganlah lupa untuk mempersembahkan
korban santapan kepada Tuhan mu.” Kanaan diberikan kepada
mereka dengan syarat ini, bahwa mereka harus mengikuti
ketetapan Tuhan (Mzm. 105:44-45).
II. Hukum khusus tentang korban harian, seekor anak domba pada
pagi hari dan seekor anak domba pada petang hari, yang disebut
sebagai korban bakaran yang tetap (ay. 3), sebab korban itu selalu
dipersembahkan begitu hari berganti. Ini menyiratkan bahwa
saat kita diperintahkan untuk selalu berdoa, dan tetap berdoa,
dimaksudkan bahwa setidak-tidaknya setiap pagi dan setiap
petang kita mempersembahkan doa-doa dan puji-pujian kita yang
khidmat kepada Tuhan . Korban ini dikatakan diolah pertama kali di
atas gunung Sinai (ay. 6, KJV: ditetapkan di atas gunung Sinai),
saat hukum-hukum lain diberikan. Penetapannya kita dapati
dalam Keluaran 29:38. Tidak ada hal lain yang ditambahkan di
sini dalam pengulangan hukum itu, selain bahwa anggur yang
dipakai untuk dicurahkan dalam korban curahan haruslah mi-
numan yang memabukkan (ay. 7, KJV: anggur yang kuat), anggur
yang paling kaya dan terbaik rasanya. Meskipun anggur itu harus
dicurahkan di atas mezbah dan tidak diminum (dan sebab itu
mereka bisa berpikir untuk memakai anggur yang terburuk saja
sebab harus dibuang), namun Tuhan menuntut anggur yang ter-
baik. Hal ini untuk mengajar kita supaya melayani Tuhan dengan
yang terbaik yang kita miliki. Anggur itu harus kuat (menurut
Ainsworth), sebab anggur itu yaitu perlambang dari darah
Kristus, yang peringatan tentangnya masih dipegang oleh jemaat
sampai sekarang dalam rupa anggur. Anggur itu juga merupakan
perlambang dari darah para martir, yang dicurahkan seperti kor-
ban curahan di atas korban dan ibadah iman kita (Flp. 2:17).
Penetapan Korban-korban pada Hari Sabat
(28:9-15)
9 “Pada hari Sabat: dua ekor domba berumur setahun yang tidak bercela, dan
dua persepuluh efa tepung yang terbaik sebagai korban sajian, diolah dengan
minyak, serta dengan korban curahannya. 10 Itulah korban bakaran Sabat
pada tiap-tiap Sabat, di samping korban bakaran yang tetap dan korban cu-
rahannya. 11 Pada bulan barumu haruslah kamu mempersembahkan sebagai
korban bakaran kepada TUHAN: dua ekor lembu jantan muda, seekor domba
jantan, tujuh ekor domba berumur setahun yang tidak bercela, 12 dan juga
tiga persepuluh efa tepung yang terbaik sebagai korban sajian, diolah dengan
minyak, untuk tiap-tiap lembu jantan, serta dua persepuluh efa tepung yang
terbaik sebagai korban sajian, diolah dengan minyak, untuk domba jantan
yang seekor itu, 13 serta sepersepuluh efa tepung yang terbaik sebagai korban
sajian, diolah dengan minyak, untuk tiap-tiap domba; itulah suatu korban
bakaran, bau yang menyenangkan, suatu korban api-apian bagi TUHAN.
14 Dan korban-korban curahannya haruslah untuk seekor lembu jantan se-
tengah hin anggur, untuk seekor domba jantan sepertiga hin dan untuk
seekor domba seperempat hin. Itulah korban bakaran pada setiap bulan baru
dalam setahun. 15 Dan seekor kambing jantan haruslah diolah menjadi
korban penghapus dosa bagi TUHAN, serta dengan korban curahannya, di
samping korban bakaran yang tetap.”
Bulan-bulan baru dan hari-hari Sabat sering kali dibicarakan secara
bersama-sama, sebagai hari-hari perayaan besar dalam jemaat Ya-
hudi, yang sangat menghibur bagi orang-orang kudus pada waktu
itu, dan merupakan perlambang dari anugerah Injil. Sekarang kita
mendapati di sini korban-korban itu ditetapkan,
1. Untuk hari-hari Sabat. Pada setiap hari Sabat, persembahan itu
harus dua kali lipat banyaknya. Selain dua ekor domba yang di-
persembahkan untuk korban bakaran harian, harus ada dua ekor
Kitab Bilangan 28:9-15
domba lagi yang dipersembahkan, satu ekor (ada kemungkinan)
ditambahkan pada korban pagi, dan satu ekor lagi pada korban
petang (ay. 9-10). Ini mengajar kita untuk melipatgandakan
ibadah-ibadah kita pada hari Sabat, sebab demikianlah yang
dituntut dari kewajiban pada hari itu. Perhentian Sabat harus di-
patuhi, supaya kita dapat melakukan pekerjaan Sabat dengan
lebih khusyuk, yang harus mengisi waktu Sabat. Pada ibadah di
Bait Suci yang dilayani oleh imam Yehezkiel, yang menunjuk pada
masa-masa Injil, persembahan-persembahan Sabat haruslah be-
rupa enam ekor domba dan seekor domba jantan, dengan korban-
korban sajian dan korban-korban curahannya (Yeh. 46:4-5). Hal
ini untuk menyiratkan bukan hanya kelanjutan, melainkan juga
pengutamaan, dari pengudusan hari Sabat pada zaman Mesias.
Ini yaitu korban bakaran Sabat pada hari Sabat-Nya, demikian
dalam bahasa aslinya (ay. 10). Kita harus melakukan pekerjaan
setiap hari Sabat pada hari itu juga, berusaha mengisi setiap
menit pada waktu Sabat sebagai orang yang percaya bahwa Sabat
itu mulia. Dan kita tidak boleh berpikir untuk menunda-nunda
satu pekerjaan Sabat ke hari Sabat berikutnya, sebab pekerjaan
pada setiap hari Sabat cukuplah untuk hari itu saja.
2. Untuk bulan-bulan baru. Sebagian orang berpendapat bahwa,
sama seperti hari Sabat dipelihara dengan pandangan yang ter-
tuju pada penciptaan dunia, demikian pula bulan-bulan baru di-
kuduskan dengan pandangan yang tertuju pada penyelenggaraan
ilahi. Penyelenggaraan ilahi membuat bulan menjadi penentu
waktu, membimbing peredaran-peredaran waktu melalui per-
ubahan-perubahannya, dan mengatur benda-benda angkasa (se-
perti menurut banyak orang) melalui pengaruh-pengaruhnya.
Meskipun kita tidak menjalankan suatu perayaan bulan-bulan
baru, namun kita tidak boleh lupa untuk memuliakan Tuhan atas
segala sesuatu yang berharga yang diberikan oleh bulan, yang
telah ditetapkan-Nya selama-lamanya, suatu saksi yang setia di
awan-awan (Mzm. 89:38). Persembahan-persembahan pada bu-
lan-bulan baru sangatlah besar, dua ekor lembu jantan, seekor
domba jantan, dan tujuh ekor domba, dengan korban-korban
sajian dan korban-korban curahan yang harus menyertainya (ay.
11, dst.), selain korban penghapus dosa (ay. 15). Sebab, saat
kita memuliakan Tuhan dengan mengakui belas kasihan-Nya, kita
juga harus memuliakan Dia dengan mengakui dosa-dosa kita sen-
diri. Dan, saat kita bersukacita dalam pemberian-pemberian
dari penyelenggaraan ilahi secara umum, kita harus menjadikan
korban Kristus, pemberian yang agung dari anugerah yang istime-
wa itu, sebagai pusat dan sumber dari sukacita kita. Sebagian
orang mempertanyakan apakah bulan-bulan baru harus diserta-
kan di antara perayaan-perayaan mereka. Mengapa tidak? Sebab,
selain korban-korban istimewa yang harus dipersembahkan pada
waktu itu, mereka juga perlu beristirahat dari pekerjaan-peker-
jaan berat (Am. 8:5), meniup nafiri (10:10), dan pergi kepada para
nabi untuk mendengar firman (2Raj. 4:23). Selain itu, ibadah yang
dilak-sanakan pada bulan-bulan baru dijadikan sebagai perlam-
bang dari upacara-upacara Injili (Yes. 66:23).
Penetapan Korban-korban Paskah
(28:16-31)
16 “Dalam bulan yang pertama, pada hari yang keempat belas bulan itu, ada
Paskah bagi TUHAN. 17 Pada hari yang kelima belas bulan itu ada hari raya;
tujuh hari lamanya harus dimakan roti yang tidak beragi. 18 Pada hari yang
pertama ada pertemuan kudus, maka tidak boleh kamu melakukan sesuatu
pekerjaan berat, 19 dan haruslah kamu mempersembahkan kepada TUHAN
sebagai korban api-apian, sebagai korban bakaran: dua ekor lembu jantan
muda, seekor domba jantan dan tujuh ekor domba berumur setahun; harus-
lah kamu ambil yang tidak bercela. 20 Sebagai korban sajiannya haruslah
kamu olah tepung yang terbaik diolah dengan minyak, yaitu tiga persepuluh
efa untuk seekor lembu jantan dan dua persepuluh efa untuk seekor domba
jantan; 21 sepersepuluh efa harus kauolah untuk setiap domba dari ketujuh
ekor domba itu. 22 Selanjutnya seekor kambing jantan sebagai korban peng-
hapus dosa untuk mengadakan pendamaian bagimu; 23 selain dari korban
bakaran pagi yang termasuk korban bakaran yang tetap haruslah kamu
mengolah semuanya itu. 24 Secara demikian haruslah setiap hari selama tu-
juh hari kamu olah santapan berupa korban api-apian yang baunya menye-
nangkan bagi TUHAN; di samping korban bakaran yang tetap haruslah itu
diolah, serta dengan korban curahannya. 25 Dan pada hari yang ketujuh ha-
ruslah kamu mengadakan pertemuan yang kudus, maka tidak boleh kamu
melakukan sesuatu pekerjaan berat. 26 Pada hari hulu hasil, pada waktu
kamu mempersembahkan korban sajian baru kepada TUHAN, pada hari raya
lepas tujuh minggu, haruslah kamu mengadakan pertemuan kudus, maka
tidak boleh kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat. 27 Pada waktu itu ha-
ruslah kamu mempersembahkan sebagai korban bakaran menjadi bau yang
menyenangkan bagi TUHAN: dua ekor lembu jantan muda, seekor domba
jantan, tujuh ekor domba berumur setahun; 28 juga sebagai korban sajian-
nya: tepung yang terbaik, diolah dengan minyak, yaitu tiga persepuluh efa
untuk setiap ekor lembu jantan, dua persepuluh efa untuk domba jantan
yang seekor itu, 29 sepersepuluh efa untuk setiap domba dari ketujuh ekor
domba itu; 30 seekor kambing jantan untuk mengadakan pendamaian bagi-
mu. 31 Selain dari korban bakaran yang tetap dan korban sajiannya, haruslah
Kitab Bilangan 28:16-31
kamu mengolah semuanya itu, serta dengan korban-korban curahannya.
Haruslah kamu ambil yang tidak bercela.
Di sini ada,
1. Penetapan korban-korban Paskah. Yang utama bukanlah anak
domba Paskah (petunjuk-petunjuk yang cukup sudah diberikan
sebelumnya mengenai korban itu), melainkan korban-korban yang
harus dipersembahkan pada perayaan roti tidak beragi selama
tujuh hari, yang mengikuti perayaan Paskah (ay. 17-25). Hari
pertama dan hari terakhir dari ketujuh hari itu harus dikuduskan
sebagai hari-hari Sabat, dengan perhentian kudus dan pertemuan
kudus. Dan pada tiap-tiap hari dari ketujuh hari itu mereka harus
bermurah hati dalam mempersembahkan korban-korban mereka,
sebagai tanda syukur yang besar dan terus-menerus atas pembe-
basan mereka dari Mesir: Dua ekor lembu jantan, seekor domba
jantan, dan tujuh ekor domba. Perilaku hidup Injili, dalam rasa
syukur atas Kristus domba Paskah kita yang dikorbankan, disebut
memelihara perayaan ini (1Kor. 5:8, KJV). Sebab tidaklah cukup
bagi kita untuk membuang roti beragi, yaitu keburukan dan keja-
hatan, namun juga kita harus mempersembahkan santapan Tuhan
kita, yaitu korban syukur kepada Tuhan , senantiasa, dan terus me-
lakukannya sampai akhir.
2. Juga ditetapkan korban-korban yang harus dipersembahkan pada
hari raya Pentakosta, yang di sini disebut hari hulu hasil (ay. 26).
Pada hari raya roti tidak beragi, mereka mempersembahkan seber-
kas hasil pertama dari jelai, yang bagi mereka yaitu hulu hasil,
kepada imam, sebagai pembuka bagi masa panen (Im. 23:10).
namun sekarang, sekitar tujuh minggu sesudahnya, mereka harus
mempersembahkan korban sajian baru kepada TUHAN, pada
akhir panen, dalam rasa syukur kepada Tuhan , yang bukan saja
sudah memberi hasil-hasil bumi yang baik, namun juga menjaga
kegunaannya, sehingga pada waktunya mereka benar-benar
menikmatinya. Pada waktu perayaan inilah Roh dicurahkan (Kis.
2:1, dst.), dan ribuan orang dipertobatkan oleh pemberitaan para
rasul, dan dipersembahkan kepada Kristus, untuk menjadi anak
sulung di antara semua ciptaan-Nya. Korban yang harus diper-
sembahkan bersama bakul-bakul hasil pertama ditetapkan (Im.
23:18). namun selain itu, di samping korban itu dan korban-kor-
ban harian, mereka harus mempersembahkan dua ekor lembu
jantan, seekor domba jantan, dan tujuh ekor domba, dengan seekor
kambing jantan untuk korban penghapus dosa (ay. 27-30). Bila
Tuhan menabur dengan berlimpah pada kita, Ia berharap untuk
menuai dengan berlimpah juga dari kita. Uskup Patrick mencer-
mati bahwa tidak ada korban keselamatan yang ditetapkan dalam
pasal ini, yang terutama untuk keuntungan orang-orang yang
mempersembahkan. Dan sebab itu, untuk korban keselamatan,
mereka lebih dibiarkan untuk mempersembahkannya sendiri.
namun korban bakaran yaitu semata-mata untuk kehormatan
Tuhan , sebagai pengakuan akan kekuasaan-Nya, dan melambang-
kan kesalehan dan ketaatan Injili, yang melaluinya jiwa dengan
sepenuhnya dipersembahkan kepada Tuhan dalam kobaran api
kasih yang kudus. Dan korban penghapus dosa melambangkan
korban Kristus akan diri-Nya sendiri, yang melaluinya kita dan
ibadah-ibadah kita disempurnakan dan dikuduskan.
PASAL 29
asal ini menetapkan korban api-apian yang harus dipersembah-
kan kepada Tuhan dalam tiga perayaan besar pada bulan ketu-
juh.
I. Pada perayaan meniup serunai pada hari pertama bulan itu
(ay. 1-6).
II. Pada hari pendamaian pada hari kesepuluh (ay. 7-11).
III. Pada hari raya Pondok Daun pada hari kelima belas dan
tujuh hari berikutnya (ay. 12-38). Dan lalu penutup
dari ketetapan-ketetapan ini (ay. 39-40).
Perayaan-perayaan pada Bulan Ketujuh
(29:1-11)
1 Pada bulan yang ketujuh, pada tanggal satu bulan itu, haruslah kamu
mengadakan pertemuan yang kudus, maka tidak boleh kamu melakukan
sesuatu pekerjaan berat; itulah hari peniupan serunai bagimu. 2 Pada waktu
itu haruslah kamu mengolah sebagai korban bakaran menjadi bau yang me-
nyenangkan bagi TUHAN: seekor lembu jantan muda, seekor domba jantan,
tujuh ekor domba berumur setahun yang tidak bercela; 3 juga sebagai korban
sajiannya: tepung yang terbaik, diolah dengan minyak, yaitu tiga persepuluh
efa untuk lembu jantan itu, dua persepuluh efa untuk domba jantan itu
4 dan sepersepuluh efa untuk setiap domba dari ketujuh ekor domba itu; 5
dan seekor kambing jantan sebagai korban penghapus dosa untuk mengada-
kan pendamaian bagimu, 6 selain dari korban bakaran bulan baru serta de-
ngan korban sajiannya, dan korban bakaran yang tetap serta dengan korban
sajiannya dan korban-korban curahannya, sesuai dengan peraturannya,
menjadi bau yang menyenangkan, suatu korban api-apian bagi TUHAN. 7
Pada hari yang kesepuluh bulan yang ketujuh itu haruslah kamu mengada-
kan pertemuan yang kudus dan merendahkan dirimu dengan berpuasa,
maka tidak boleh kamu melakukan sesuatu pekerjaan. 8 Pada waktu itu
haruslah kamu mempersembahkan sebagai korban bakaran kepada TUHAN,
sebagai bau yang menyenangkan: seekor lembu jantan muda, seekor domba
jantan, tujuh ekor domba berumur setahun; haruslah tidak bercela semua-
nya itu; 9 juga sebagai korban sajiannya: tepung yang terbaik, diolah dengan
minyak, yaitu tiga persepuluh efa untuk lembu jantan itu, dua persepuluh
efa untuk domba jantan yang seekor itu, 10 sepersepuluh efa untuk setiap
domba dari ketujuh ekor domba itu; 11 dan seekor kambing jantan sebagai
korban penghapus dosa, selain dari pada korban penghapus dosa pembawa
pendamaian dan korban bakaran yang tetap serta dengan korban sajiannya
dan korban-korban curahannya.
Ada lebih banyak perayaan suci pada bulan ketujuh dibandingkan
pada bulan-bulan lain dalam setahun. Bukan hanya sebab bulan itu
telah menjadi bulan yang pertama sampai pada waktu pembebasan
Israel dari Mesir, yang, sebab jatuh pada bulan Abib, menjadikan-
nya sebagai awal bulan dalam semua penghitungan gerejawi mulai
saat itu, melainkan juga sebab bulan itu masih tetap menjadi bulan
pertama dalam penghitungan-penghitungan umat tentang tahun-
tahun Yobel dan tahun-tahun penghapusan utang. Dan juga sebab
bulan itu yaitu waktu liburan antara masa panen dan masa me-
nabur, saat mereka memiliki paling banyak waktu luang untuk
hadir di tempat kudus. Hal ini menyiratkan bahwa, walaupun Tuhan
bersedia meniadakan korban-korban dengan mempertimbangkan pe-
kerjaan-pekerjaan yang penting dan penuh belas kasihan, namun
semakin banyak waktu luang yang kita miliki dari kejadian-kejadian
hidup ini yang menekan, semakin banyak waktu yang harus kita
habiskan untuk melayani Tuhan secara langsung.
1. Kita mendapati di sini penetapan korban-korban yang harus di-
persembahkan pada hari pertama bulan itu, yaitu hari peniupan
serunai. Hari ini merupakan persiapan bagi dua perayaan besar,
yaitu perkabungan kudus pada hari pendamaian dan sukacita
kudus pada hari raya Pondok Daun. Maksud dari ketetapan-
ketetapan ilahi dipenuhi dengan baik saat satu ibadah mem-
bantu membuat kita layak untuk ibadah lain, dan semuanya
membantu membuat kita layak untuk sorga. Peniupan serunai
ditetapkan (Im. 23:24). Di sini umat diberi petunjuk tentang kor-
ban-korban apa yang harus dipersembahkan pada hari itu, yang
pada waktu itu belum ada satu korban pun yang disebutkan.
Perhatikanlah, orang-orang yang mau mengetahui pikiran Tuhan
dalam Kitab Suci harus membandingkan satu bagian Kitab Suci
dengan bagian lain, dan menempatkan bersama-sama bagian-
bagian yang merujuk pada hal yang sama. Sebab penyingkapan-
penyingkapan terang ilahi pada zaman belakangan menerangkan
apa yang gelap dan mengisi apa yang kurang dalam penyingkap-
Kitab Bilangan 29:1-11
an-penyingkapan pada zaman sebelumnya, supaya tiap-tiap ma-
nusia kepunyaan Tuhan bisa menjadi sempurna. Korban-korban
yang harus dipersembahkan pada hari itu diperintahkan secara
khusus di sini (ay. 2-6), dan diberi perhatian supaya korban-
korban ini tidak menggantikan korban harian dan korban pada
bulan baru. Dengan ini tersirat bahwa kita tidak boleh mencari-
cari kesempatan untuk mengendorkan semangat kita dalam
melayani Tuhan , atau suka mencari alasan untuk menghilangkan
suatu kewajiban yang baik. Sebaliknya, kita harus bersukacita
saat mendapat kesempatan untuk berbuat lebih banyak lagi
dan melakukan apa yang lebih dari biasanya dalam beribadah.
Jika kita melaksanakan ibadah keluarga, janganlah kita memakai
ibadah ini sebagai alasan untuk tidak melakukan ibadah-ibadah
pribadi. Begitu pula, kalau kita biasa pergi beribadah umum
dalam jemaat, itu tidak berarti kita tidak perlu lagi menyembah
Tuhan secara pribadi dan dengan keluarga kita. Sebaliknya, kita
harus giat selalu dalam pekerjaan Tuhan.
2. Pada hari pendamaian. Selain semua ibadah pada hari itu, yang
ketetapannya kita dapati dalam Imamat 16, dan yang, orang akan
berpikir, menuntut cukup banyak perhatian dan biaya, di sini ada
korban-korban bakaran yang diperintahkan untuk dipersembah-
kan (ay. 8-10). Sebab dalam iman dan pertobatan kita, yaitu
kedua anugerah Injil yang besar itu, yang diperlambangkan oleh
ibadah-ibadah pada hari pendamaian itu, kita harus mengarah-
kan pandangan kepada kemuliaan dan kehormatan Tuhan , yang
sepenuhnya menjadi tujuan dalam korban-korban bakaran itu.
Ada juga seekor kambing jantan sebagai korban penghapus dosa,
selain dari pada korban penghapus dosa pembawa pendamaian
(ay. 11). Hal ini menyiratkan bahwa ada begitu banyak cacat cela
dan kesalahan, bahkan dalam tindakan-tindakan dan ungkapan-
ungkapan pertobatan kita, sehingga kita perlu menaruh bagian
kita dalam sebuah korban, untuk menebus kesalahan bahkan
dari hal-hal kudus yang kita lakukan. Meskipun kita tidak boleh
menyesal bahwa kita telah bertobat, namun kita harus menyesal
bahwa kita tidak bertobat dengan lebih baik. Hal ini juga menyi-
ratkan ketidaksempurnaan dari korban-korban hukum Taurat,
dan ketidakcukupannya untuk menghapus dosa, sehingga tepat
pada hari korban penghapus dosa pembawa pendamaian diper-
sembahkan, masih harus ada korban penghapus dosa yang lain.
namun apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat sebab
tak berdaya, itulah yang telah dilakukan Kristus.
Perayaan-perayaan pada Bulan Ketujuh
(29:12-40)
12 Pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh itu haruslah kamu meng-
adakan pertemuan yang kudus, maka tidak boleh kamu melakukan sesuatu
pekerjaan berat; haruslah kamu mengadakan perayaan bagi TUHAN, tujuh
hari lamanya. 13 Pada waktu itu haruslah kamu mempersembahkan sebagai
korban bakaran, sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi
TUHAN: tiga belas ekor lembu jantan muda, dua ekor domba jantan, empat
belas ekor domba berumur setahun; haruslah tidak bercela semuanya itu;
14 juga sebagai korban sajiannya: tepung yang terbaik, diolah dengan minyak,
yaitu tiga persepuluh efa untuk setiap lembu dari ketiga belas ekor lembu
jantan itu, dua persepuluh efa untuk setiap domba dari kedua ekor domba
jantan itu, 15 dan sepersepuluh efa untuk setiap domba dari keempat belas
ekor domba itu; 16 dan seekor kambing jantan sebagai korban penghapus
dosa, selain dari korban bakaran yang tetap dengan korban sajiannya dan
korban curahannya. 17 Pada hari yang kedua: dua belas ekor lembu jantan
muda, dua ekor domba jantan, empat belas ekor domba berumur setahun
yang tidak bercela, 18 serta dengan korban sajiannya dan korban-korban cu-
rahannya, yaitu untuk lembu-lembu jantan, untuk domba-domba jantan dan
untuk domba-domba muda itu, menurut jumlah yang sesuai dengan per-
aturan; 19 dan seekor kambing jantan sebagai korban penghapus dosa, selain
dari korban bakaran yang tetap serta dengan korban sajiannya dan korban-
korban curahannya. 20 Pada hari yang ketiga: sebelas ekor lembu jantan, dua
ekor domba jantan, empat belas ekor domba berumur setahun yang tidak
bercela, 21 serta dengan korban sajiannya dan korban-korban curahannya,
yaitu untuk lembu-lembu jantan, untuk domba-domba jantan dan untuk
domba-domba muda itu, menurut jumlah yang sesuai dengan peraturan;
22 dan seekor kambing jantan sebagai korban penghapus dosa, selain dari
korban bakaran yang tetap serta dengan korban sajiannya dan korban
curahannya. 23 Pada hari yang keempat: sepuluh ekor lembu jantan, dua
ekor domba jantan, empat belas ekor domba berumur setahun yang tidak
bercela, 24 serta dengan korban sajiannya dan korban-korban curahannya,
yaitu untuk lembu-lembu jantan, untuk domba-domba jantan dan untuk
domba-domba muda itu, menurut jumlah yang sesuai dengan peraturan;
25 dan seekor kambing jantan sebagai korban penghapus dosa, selain dari
korban bakaran yang tetap dengan korban sajiannya dan korban curahan-
nya. 26 Pada hari yang kelima: sembilan ekor lembu jantan, dua ekor domba
jantan, empat belas ekor domba berumur setahun yang tidak bercela, 27 serta
dengan korban sajiannya dan korban-korban curahannya, yaitu untuk
lembu-lembu jantan, untuk domba-domba jantan dan untuk domba-domba
muda itu, menurut jumlah yang sesuai dengan peraturan; 28 dan seekor
kambing jantan sebagai korban penghapus dosa, selain dari korban bakaran
yang tetap serta dengan korban sajiannya dan korban curahannya. 29 Pada
hari yang keenam: delapan ekor lembu jantan, dua ekor domba jantan,
empat belas ekor domba berumur setahun yang tidak bercela, 30 serta dengan
korban sajiannya dan korban-korban curahannya, yaitu untuk lembu-lembu
jantan, untuk domba-domba jantan dan untuk domba-domba muda itu, me-
nurut jumlah yang sesuai dengan peraturan; 31 dan seekor kambing jantan
sebagai korban penghapus dosa, selain dari korban bakaran yang tetap de-
Kitab Bilangan 29:12-40
ngan korban sajiannya dan korban-korban curahannya. 32 Pada hari yang
ketujuh: tujuh ekor lembu jantan, dua ekor domba jantan, empat belas ekor
domba berumur setahun yang tidak bercela, 33 serta dengan korban sajian-
nya, dan korban-korban curahannya, yaitu untuk lembu-lembu jantan, un-
tuk domba-domba jantan dan untuk domba-domba muda itu, menurut jum-
lah yang sesuai dengan peraturannya; 34 dan seekor kambing jantan sebagai
korban penghapus dosa, selain dari korban bakaran yang tetap dengan kor-
ban sajiannya dan korban curahannya. 35 Pada hari yang kedelapan haruslah
kamu mengadakan perkumpulan raya, maka tidak boleh kamu melakukan
sesuatu pekerjaan berat. 36 Pada waktu itu haruslah kamu mempersembah-
kan sebagai korban bakaran, sebagai korban api-apian yang baunya menye-
nangkan bagi TUHAN: seekor lembu jantan, seekor domba jantan, tujuh ekor
domba berumur setahun yang tidak bercela, 37 dengan korban sajiannya dan
korban-korban curahannya, yaitu untuk lembu-lembu jantan, untuk domba-
domba jantan dan untuk domba-domba muda itu, menurut jumlah yang
sesuai dengan peraturan; 38 dan seekor kambing jantan sebagai korban peng-
hapus dosa, selain dari korban bakaran yang tetap serta dengan korban saji-
annya dan korban curahannya. 39 Itulah semuanya yang harus kamu olah
bagi TUHAN pada hari-hari rayamu sebagai korban-korban bakaranmu, kor-
ban-korban sajianmu, korban-korban curahanmu dan korban-korban kesela-
matanmu, selain dari korban-korban nazarmu dan korban-korban sukarela-
mu.” 40 Lalu berbicaralah Musa kepada orang Israel sesuai dengan segala
yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.
Segera Sesudah hari pendamaian, hari di mana orang harus meren-
dahkan diri dengan berpuasa, menyusul hari raya Pondok Daun,
dimana mereka bersukacita di hadapan Tuhan. Sebab orang-orang
yang menabur dengan mencucurkan air mata akan segera menuai
dengan bersorak-sorai. Ke dalam hukum-hukum sebelumnya tentang
perayaan ini, yang kita dapati dalam Imamat 23:34, dst., sekarang
ditambahkan juga petunjuk-petunjuk mengenai segala korban api-
apian, yang harus mereka persembahkan kepada Tuhan selama tujuh
hari perayaan itu (Im. 23:36). Amatilah di sini,
1. Hari-hari mereka untuk bersukacita haruslah menjadi hari-hari
untuk mempersembahkan korban. Keinginan untuk bergembira
tidaklah membahayakan kita, tidak pula merupakan suatu gejala
buruk, jika keinginan itu sama sekali tidak membuat kita
tidak layak untuk mengerjakan kewajiban-kewajiban melayani
Tuhan , namun justru mendorong dan melapangkan hati kita dalam
menjalaninya.
2. Selama hari-hari saat mereka tinggal di pondok daun, mereka
harus mempersembahkan korban-korban. Selama kita ada di sini
dalam keadaan berkemah, sudah menjadi kepentingan dan juga
kewajiban kita untuk senantiasa menjaga persekutuan dengan
Tuhan . Keadaan lahiriah kita yang tak menetap bukanlah alasan
untuk mengabaikan kewajiban-kewajiban kita untuk menyembah
Tuhan .
3. Korban-korban untuk tiap-tiap hari dari ketujuh hari itu, meski-
pun tidak berbeda dalam hal apa pun kecuali dalam jumlah lem-
bu jantan, ditetapkan beberapa kali dan secara khusus, yang se-
kalipun begitu bukanlah pengulangan yang tanpa tujuan. Sebab
Tuhan dengan begitu hendak mengajar mereka untuk melaksana-
kannya dengan sangat tepat, dan untuk mengarahkan mata iman
semata-mata hanya pada ketetapan itu dalam pekerjaan sehari-
hari. Hal itu juga menyiratkan bahwa pengulangan ibadah-ibadah
yang sama, jika dilaksanakan dengan hati yang lurus, dan dengan
api kesalehan dan ketakwaan yang terus menyala, tidaklah mem-
buat Tuhan jemu. Dan sebab itu kita tidak boleh memadamkan
api itu, atau berkata, lihat, alangkah susah payahnya!
4. Jumlah lembu jantan, yang merupakan bagian korban yang
paling mahal, berkurang setiap hari. Pada hari pertama dari pera-
yaan itu, mereka harus mempersembahkan tiga belas ekor lembu
jantan, pada hari kedua hanya dua belas, pada hari ketiga sebe-
las, dst. Jadi pada hari ketujuh, mereka mempersembahkan tujuh
ekor lembu jantan. Dan pada hari terakhir, meskipun itu yaitu
hari besar dari perayaan itu, dan dirayakan dengan sebuah perte-
muan kudus, mereka hanya mempersembahkan satu ekor lembu
jantan. Dan, sementara pada semua hari lain mereka memper-
sembahkan dua ekor domba jantan dan empat belas ekor domba,
pada hari terakhir itu mereka hanya mempersembahkan seekor
domba jantan dan tujuh ekor domba. Seperti itulah kehendak
sang Pembuat hukum, dan ada alasan yang cukup untuk hukum
itu. Sebagian penafsir berpendapat bahwa Tuhan dalam hal ini
mempertimbangkan kelemahan daging, yang cenderung mengge-
rutu saat harus mengeluarkan banyak ongkos dan biaya dalam
ibadah agama. Oleh sebab itu, diperintahkan supaya jumlah kor-
ban itu makin hari makin berkurang, agar mereka tidak mengeluh
seolah-olah Tuhan telah memberati mereka dengan menuntut kor-
ban sajian (Yes. 43:23). Atau dengan ini diisyaratkan kepada
mereka, bahwa tata aturan hukum Taurat akan menjadi usang,
dan pada akhirnya lenyap. Dan banyaknya korban mereka akan
berakhir dalam satu korban agung, yang tak terhingga jauh lebih
layak dibandingkan semua korban itu. Pada hari terakhir perayaan
itulah, Sesudah semua korban ini diperintahkan untuk dipersem-
Kitab Bilangan 29:12-40
bahkan, Yesus Tuhan kita berdiri dan berseru kepada orang-
orang yang masih haus akan kebenaran sebab Ia sadar akan
ketidakcukupan korban-korban ini untuk membenarkan mereka
untuk datang kepada-Nya dan minum (Yoh. 7:37).
5. Korban-korban sajian dan korban-korban curahan menyertai se-
mua korban itu, menurut jumlah yang sesuai dengan peraturan.
Sekalipun ada begitu banyak daging, bukan pesta namanya kalau
tidak ada makanan dan minuman. Dan sebab itu makanan dan
minuman tidak boleh dihilangkan di mezbah Tuhan , yang yaitu
meja-Nya. Janganlah kita menyangka, bahwa banyaknya perbuatan
ibadah agama akan membuat kita mendapat perkenanan Tuhan . Ia
tidak akan berkenan, jika kita tidak melakukannya dengan baik,
dan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan-Nya.
6. Setiap hari harus ada korban penghapus dosa yang dipersembah-
kan, seperti yang kita amati dalam perayaan-perayaan lain. Kor-
ban-korban bakaran puji-pujian kita tidak akan diterima oleh
Tuhan kecuali kita memiliki kepentingan dalam korban agung
pendamaian, yang dipersembahkan Kristus saat Ia menjadikan
diri-Nya korban penghapus dosa bagi kita.
7. Bahkan meskipun semua korban ini dipersembahkan, korban ba-
karan yang tetap tidak boleh dihilangkan pada pagi atau pun
petang hari. Sebaliknya, korban bakaran ini harus dipersembah-
kan setiap hari, pertama-tama pada pagi hari dan terakhir pada
petang hari. Perayaan-perayaan luar biasa apa pun tidak boleh
menggeser ibadah-ibadah kita yang sudah ditetapkan.
8. Meskipun semua korban ini dituntut untuk dipersembahkan oleh
tubuh jemaat, atas biaya bersama, namun, selain korban-korban
ini, orang perorangan harus memuliakan Tuhan dengan korban-
korban nazar mereka dan korban-korban sukarela mereka (ay.
39). saat Tuhan memerintahkan bahwa hal ini harus mereka
lakukan, Ia menyisakan ruang bagi mereka untuk bermurah hati
dalam ibadah mereka. Ada lebih banyak hal lagi yang boleh
mereka lakukan, bukan dengan menciptakan ibadah-ibadah lain,
namun dengan melaksanakan ibadah-ibadah ini secara berlimpah,
seperti dalam 2 Tawarikh 30:23-24. Petunjuk-petunjuk yang pan-
jang lebar sudah diberikan dalam kitab Imamat mengenai segala
macam persembahan yang harus dibawa oleh orang perorangan
sesuai dengan penyelenggaraan Tuhan menyangkut mereka, dan
anugerah-anugerah Tuhan dalam diri mereka. Meskipun setiap
orang Israel memiliki kepentingan dalam korban-korban ber-
sama ini, namun mereka tidak boleh berpikir bahwa korban-kor-
ban ini dapat menggantikan korban-korban nazar dan korban-kor-
ban sukarela orang per orang. Demikianlah, saat hamba-hamba
Tuhan telah berdoa bersama kita dan untuk kita, itu tidak menjadi
alasan bagi kita untuk tidak berdoa bagi diri kita sendiri.
PASAL 30
alam pasal ini kita mendapati sebuah hukum mengenai nazar,
yang sudah disebutkan pada penutup pasal sebelumnya.
I. Di sini diletakkan peraturan umum bahwa semua nazar
harus dilaksanakan dengan hati-hati (ay. 1-2).
II. Beberapa pengecualian tertentu terhadap peraturan ini.
1. Bahwa nazar anak perempuan tidaklah mengikat kecuali
atas seizin ayahnya (ay. 3-5). Tidak pula,
2. Nazar seorang istri kecuali atas seizin suaminya (ay. 6, dst.).
Mengenai Nazar Seorang Laki-laki
(30:1-2)
1 Musa berkata kepada kepala-kepala suku Israel, demikian: “Inilah yang di-
perintahkan TUHAN. 2 jika seorang laki-laki bernazar atau bersumpah
kepada TUHAN, sehingga ia mengikat dirinya kepada suatu janji, maka
janganlah ia melanggar perkataannya itu; haruslah ia berbuat tepat seperti
yang diucapkannya.
Hukum ini disampaikan kepada kepala-kepala suku supaya mereka
dapat mengajar orang-orang yang menjadi tanggung jawab mereka,
menjelaskan hukum itu kepada mereka, dan memberi peringatan-
peringatan yang diperlukan. Dan, jika sampai terjadi, memanggil
mereka untuk bertanggung jawab atas pelanggaran terhadap nazar-
nazar mereka. Mungkin kepala-kepala suku itu sudah meminta pe-
tunjuk kepada Musa, saat terjadi suatu keadaan darurat semacam
ini, dan ingin mengetahui kehendak Tuhan melalui Musa. Dan di sini
mereka diberi tahu tentangnya: Inilah yang diperintahkan TUHAN
tentang nazar, dan perintah ini masih berlaku.
D
1. Anggapan dasar hukum ini yaitu bahwa ada orang yang ber-
nazar kepada Tuhan, dengan menjadikan Tuhan sebagai pihak
yang berkepentingan dalam janji itu, dan melibatkan kehormatan
dan kemuliaan-Nya dalam nazar itu. Isi nazar itu haruslah
mengenai sesuatu yang diperbolehkan. Tak seorang pun boleh
mengikat diri, dengan janjinya, untuk melakukan apa yang sudah
dilarang oleh perintah ilahi untuk dia lakukan. Namun isi nazar
itu seharusnya merupakan sesuatu yang, pada tingkat tertentu,
bukan merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan sebe-
lum nazar itu dibuat. Orang boleh bernazar untuk membawa kor-
ban ini dan itu pada waktu-waktu tertentu, untuk memberi
sekian banyak uang atau barang sebagai amal, untuk tidak
makan makanan tertentu dan minum minuman tertentu yang
halal hukumnya, untuk berpuasa dan merendahkan diri, ang di-
bicarakan secara khusus dalam ayat 13, pada waktu-waktu lain
selain pada hari pendamaian. Banyak nazar serupa bisa saja
dibuat dalam semangat kudus yang berkobar-kobar secara luar
biasa. Atau saat orang merendahkan diri sebab suatu dosa
yang diperbuat, atau untuk mencegah dosa. Atau dalam usaha
untuk memperoleh suatu belas kasihan yang diinginkan, atau
dalam ucapan syukur atas suatu belas kasih yang diterima. Besar
manfaatnya untuk membuat nazar-nazar seperti ini, asalkan
nazar-nazar itu dibuat dalam ketulusan hati dan dengan berhati-
hati seperti yang seharusnya. Menurut para ahli Yahudi nazar
yaitu pagar pemisah, yaitu pagar agama. Orang yang bernazar di
sini dikatakan mengikat dirinya kepada suatu janji. Itu yaitu
nazar kepada Tuhan , yang yaitu Roh, dan kepada-Nyalah jiwa,
dengan segenap kekuatannya, harus diikat. Janji kepada manusia
yaitu suatu ikatan yang berlaku pada harta benda, namun janji
kepada Tuhan mengikat jiwa. Nazar-nazar untuk melaksanakan
sakramen-sakramen, yang olehnya kita terikat kepada apa yang
sebelumnya tidak lebih dari kewajiban kita, dan yang tidak dapat
dibatalkan oleh ayah ataupun suami, yaitu pengikat jiwa.
Dengan nazar-nazar itu kita harus merasa diri diikat untuk men-
jauhkan segala dosa dan diikat kepada seluruh kehendak Tuhan .
Nazar kita saat -waktu tentang sesuatu yang sebelumnya ada
dalam kuasa kita sendiri (Kis. 5:4), saat nazar itu dibuat, yaitu
pengikat jiwa juga.
Kitab Bilangan 30:3-16
2. Perintah yang diberikan yaitu supaya nazar-nazar ini dilaksana-
kan dengan kesadaran hati nurani: Maka janganlah ia melanggar
perkataannya itu. Sesudah bernazar, orang dapat saja berubah
pikiran, namun ia harus berbuat sesuai dengan apa yang sudah
ia katakan. Dalam tafsiran yang agak luas, janganlah ia mence-
markan perkataannya. Bernazar yaitu suatu ketetapan ibadah
dari Tuhan . Jika kita bernazar dalam kemunafikan, kita mence-
markan ketetapan-Nya itu. Ditentukan dengan jelas, lebih baik
engkau tidak bernazar dari pada bernazar namun tidak menepati-
nya (Pkh. 5:4). Jangan sesat! Tuhan tidak membiarkan diri-Nya di-
permainkan. Janji-janji-Nya kepada kita yaitu ya dan Amin, jadi
janganlah janji-janji kita kepada-Nya ya dan tidak.
Mengenai Nazar Seorang Perempuan
(30:3-16)
3 namun jika seorang perempuan bernazar kepada TUHAN dan mengikat
dirinya kepada suatu janji di rumah ayahnya, yaitu pada waktu ia masih
gadis, 4 dan ayahnya mendengar nazar dan janji yang mengikat diri anaknya
itu, namun ayahnya tidak berkata apa-apa kepadanya, maka segala nazarnya
itu akan tetap berlaku dan setiap janji mengikat dirinya akan tetap berlaku
juga. 5 namun jika ayahnya melarang dia pada waktu mendengar itu, maka
segala nazar dan janji yang mengikat diri anaknya itu tidak akan berlaku;
dan TUHAN akan mengampuni perempuan itu, sebab ayahnya telah mela-
rang dia. 6 namun jika perempuan itu bersuami, dan ia masih berhutang ka-
rena salah satu nazar atau salah satu janji yang diucapkan begitu saja dan
yang mengikat dirinya, 7 dan suaminya mendengar tentang hal itu, namun ti-
dak berkata apa-apa kepadanya pada waktu mendengarnya, maka nazarnya
itu akan tetap berlaku dan janji yang mengikat dirinya akan tetap berlaku
juga. 8 namun jika suaminya itu, pada waktu mendengarnya, melarang
dia, maka ia telah membatalkan nazar yang menjadi hutang isterinya dan
janji yang diucapkan begitu saja dan yang mengikat isterinya; dan TUHAN
akan mengampuni isterinya itu. 9 Mengenai nazar seorang janda atau se-
orang perempuan yang diceraikan, segala apa yang mengikat dirinya akan
tetap berlaku baginya. 10 Jika seorang perempuan di rumah suaminya ber-
nazar atau mengikat dirinya kepada suatu janji dengan bersumpah, 11 dan
suaminya mendengarnya, namun tidak berkata apa-apa kepadanya dan tidak
melarang dia, maka segala nazar perempuan itu akan tetap berlaku, dan se-
tiap janji yang mengikat diri perempuan itu akan tetap berlaku juga. 12 namun
jika suaminya itu membatalkannya dengan tegas pada waktu mendengarnya,
maka ucapan apa pun yang keluar dari mulutnya, baik nazar maupun janji,
tidak akan berlaku; suaminya telah membatalkannya, dan TUHAN akan
mengampuni isterinya itu. 13 Setiap nazar dan setiap janji sumpah perem-
puan itu untuk merendahkan diri dengan berpuasa, dapat dinyatakan ber-
laku oleh suaminya atau dapat dibatalkan oleh suaminya. 14 namun jika
suaminya sama sekali tidak berkata apa-apa kepadanya dari hari ke hari,
maka dengan demikian ia telah menyatakan berlaku segala nazar isterinya
atau segala ikatan janji yang menjadi hutang isterinya; ia telah menyata-
kannya berlaku, sebab ia tidak berkata apa-apa kepadanya pada waktu
mendengarnya. 15 namun jika ia baru membatalkannya beberapa lama Sesudah
didengarnya, maka ia akan menanggung akibat kesalahan isterinya.“ 16 Itu-
lah ketetapan-ketetapan yang diperintahkan TUHAN kepada Musa, yaitu
antara seorang suami dengan isterinya, dan antara seorang ayah dengan
anaknya perempuan pada waktu ia masih gadis di rumah ayahnya.
Pandangan dasar yang dipegang di sini yaitu bahwa setiap orang
sui juris – berhak penuh atas dirinya sendiri, dan juga berakal sehat
dan memiliki ingatan yang baik, dan sebab itu terikat untuk
melaksanakan apa yang ia nazarkan, yang diperbolehkan dan yang
memungkinkan bagi dia. Akan namun , jika orang yang bernazar itu
berada di bawah kekuasaan dan kepengurusan orang lain, maka
perkaranya berbeda. Dua perkara yang sangat serupa diajukan dan
ditetapkan di sini:
I. Perkara seorang anak perempuan di rumah ayahnya. Dan sebagi-
an penafsir berpendapat, mungkin dengan alasan yang cukup,
bahwa perkara itu dapat diperluas kepada anak laki-laki juga, se-
waktu ia tinggal di rumah ayahnya, atau masih berada di bawah
bimbingan pembimbing dan pimpinan tuannya. Apakah penge-
cualian itu bisa diperluas seperti itu, tidak bisa saya katakan. Non
est distinguendum, ubi lex non distinguit – Kita tidak diizinkan
membuat pembedaan-pembedaan yang tidak dibuat oleh hukum.
Aturan itu bersifat umum, jika seorang laki-laki bernazar, maka ia
harus menepatinya. namun untuk anak perempuan, aturannya
jelas: sumpahnya tidak berlaku atau ditangguhkan sampai ayah-
nya mengetahui nazar itu, yang umumnya diketahuinya dari
anaknya. Sebab, saat nazar itu sudah diketahuinya, ia berkuasa
untuk memberlakukannya ataupun membatalkannya. namun
berkenaan dengan nazar itu,
1. Bahkan diamnya sang ayah sudah cukup untuk memberlaku-
kan nazar itu: Jika ayahnya tidak berkata apa-apa kepadanya,
maka segala nazarnya itu akan tetap berlaku (ay. 4). Qui tacet,
consentire videtur – Diam berarti setuju. Dengan ini ia memberi
anak perempuannya kemerdekaan yang telah dipergunakan-
nya. Dan, selama ia tidak mengatakan apa pun melawan nazar
anak perempuannya, maka anak perempuannya akan terikat
oleh nazar itu. Akan namun ,
Kitab Bilangan 30:3-16
2. Keberatannya terhadap nazar itu membatalkannya seluruh-
nya, sebab ada kemungkinan bahwa nazar semacam itu da-
pat merugikan urusan-urusan keluarga, menghancurkan ren-
cana atau pekerjaan ayahnya, atau mengacaukan persediaan
yang dibuat untuk mejanya jika nazar itu berhubungan de-
ngan makanan. Atau nazar itu dapat mengurangi persediaan
yang dibuat untuk anak-anaknya jika nazar itu lebih mahal
dibandingkan yang sanggup dibayarnya. Apa pun itu, sudah pasti
bahwa nazar itu merupakan pelanggaran terhadap wewenang-
nya atas anaknya, dan sebab itu, jika ia melarangnya, maka
anak perempuannya itu dibebaskan dari nazarnya itu, dan
TUHAN akan mengampuni perempuan itu. Yaitu, ia tidak akan
didakwa dengan kesalahan melanggar nazarnya. Ia sudah me-
nunjukkan itikad baiknya dalam membuat nazar itu, dan, jika
niat-niatnya dalam nazar itu tulus, maka itu akan diperhi-
tungkan kepadanya sebagai sesuatu yang lebih baik dibandingkan
korban. Ini menunjukkan betapa besar penghormatan yang
harus diberikan anak-anak kepada orangtua mereka, dan
betapa mereka harus menghormati dan mematuhi orangtua
mereka. Demi kepentingan warga lah wewenang orangtua
disokong. Sebab, jika anak-anak dibiarkan tidak patuh ke-
pada orangtua mereka, seperti yang terjadi oleh adat istiadat
nenek moyang, (Mat. 15:5-6), maka mereka akan segera men-
jadi orang-orang dursila dalam hal-hal lain. Jika hukum ini
tidak diperluas untuk mengatur anak-anak yang menikah
tanpa persetujuan orangtua, sehingga mengakibatkan orang-
tua tidak berkuasa untuk membatalkan pernikahan itu dan
merampas kewajibannya, maka pastilah bahwa per-nikahan
semacam itu tidaklah benar. Dan anak-anak yang sudah ber-
buat bodoh seperti itu wajib bertobat dan merendahkan diri
mereka di hadapan Tuhan dan orangtua mereka.
II. Perkara seorang istri juga banyak samanya. Adapun seorang pe-
rempuan yang menjadi janda atau bercerai, ia tidak memiliki
ayah atau suami untuk mengaturnya lagi. Dengan begitu, nazar
apa saja yang dengannya ia mengikat jiwanya, nazar itu akan
tetap berlaku baginya (ay. 9). Ia sendiri yang terancam bahaya jika
ia mundur. namun seorang istri, yang tidak memiliki apa-apa
yang benar-benar dapat dikatakannya sebagai miliknya sendiri,
kecuali dengan izin suaminya, ia tidak bisa, tanpa izin suaminya
itu, membuat nazar seperti itu.
1. Hukumnya jelas dalam perkara seorang istri yang terus ber-
utang atas suatu nazar, lama sesudah nazar itu dibuat. Jika
suaminya mengizinkan nazarnya, meski hanya dengan diam,
maka nazar itu harus berlaku (ay. 6-7). Jika suaminya me-
larangnya, sebab kewajibannya pada apa yang sudah ia nazar-
kan timbul semata-mata dari tindakannya sendiri, dan bukan
dari suatu perintah Tuhan sebelumnya, maka kewajibannya ter-
hadap suaminya akan menggantikan kewajibannya pada nazar
itu. Sebab kepada suaminyalah ia harus tunduk seperti ke-
pada Tuhan. Dan sekarang ia sama sekali tidak wajib meme-
nuhi nazarnya, sebaliknya, ia justru akan berdosa jika tidak
mematuhi suaminya, yang persetujuannya mungkin seharus-
nya ia minta terlebih dahulu sebelum membuat nazar itu.
Itulah sebabnya ia memerlukan pengampunan (ay. 8).
2. Hukumnya sama dalam perkara seorang istri yang segera se-
sudah bernazar menjadi janda, atau diceraikan. Jika ia kem-
bali ke rumah ayahnya, tidak dengan sendirinya ia kembali
berada di bawah wewenangnya hingga ayahnya berkuasa un-
tuk membatalkan nazar-nazarnya (ay. 9). Walaupun begitu,
jika nazar itu dibuat saat ia tinggal di rumah suaminya,
dan suaminya melarangnya, maka nazar itu dibatalkan dan
tidak berlaku untuk selama-lamanya. Dan ia tidak kembali
berada di bawah hukum nazarnya saat ia dilepaskan dari
hukum suaminya. Inilah tampaknya maksud yang berbeda
dari ayat 10-14, yang jika tidak demikian hanya akan menjadi
pengulangan dari ayat 6-8. namun ditambahkan (ay. 15) bah-
wa, jika sang suami membatalkan nazar-nazar istrinya, maka
suaminya akan menanggung akibat kesalahan isterinya. Yaitu,
jika sesuatu yang sudah ia nazarkan sungguh-sungguh baik,
demi kehormatan Tuhan dan kesejahteraan jiwanya sendiri, dan
suaminya melarang nazar itu sebab ketamakan, atau sebab
main-main, atau sekadar untuk menunjukkan wewenangnya,
maka meskipun ia dibebaskan dari kewajiban nazarnya, na-
mun suaminya akan dimintai pertanggungjawaban yang besar.
Nah, di sini sangat jelas terlihat betapa hukum ilahi secara
hati-hati memperhitungkan tata aturan keluarga, dan menjaga
kekuasaan orang-orang yang ada di atas, namun juga melin-
Kitab Bilangan 30:3-16
dungi kewajiban dan kehormatan orang-orang yang ada di
bawah yang lebih rendah tingkatannya dalam keluarga. Sudah
sepantasnya setiap laki-laki harus menjadi kepala dalam ru-
mah tangganya, dan membuat istri dan anak-anaknya patuh
dengan segala kesungguhan. Dan dibandingkan aturan yang agung
ini dihancurkan, atau orang yang lebih rendah tingkatannya
merasa diberi peluang untuk menghancurkan aturan keluarga
itu, maka Tuhan sendiri bersedia untuk tidak menuntut hak-
Nya sendiri atas nazar, dan melepaskan segala kewajiban si
pembuat nazar itu terhadap nazar yang telah dibuatnya
dengan khidmat. Demikian besarnya agama memperkuat tali-
tali semua hubungan, dan melindungi kesejahteraan seluruh
warga , supaya di dalamnya semua keluarga di muka
bumi mendapat berkat.
PASAL 3 1
asal ini termasuk dalam “kitab peperangan TUHAN,” dan kemung-
kinan diselipkan di dalamnya. Pasal ini mengisahkan sejarah
perang suci, perang melawan orang Midian. Di sini kita mendapati,
I. Perintah ilahi untuk mengadakan perang itu (ay. 1-2).
II. Jalannya peperangan (ay. 3-6).
III. Keberhasilan yang gemilang dari peperangan itu (ay. 7-12).
IV. Kepulangan para prajurit yang penuh kemenangan dari medan
perang.
1. Penghormatan yang diberikan Musa terhadap para praju-
rit (ay. 13).
2. Teguran yang diberikan Musa terhadap para prajurit ka-
rena telah membiarkan perempuan-perempuan Midian
tetap hidup (ay. 14-18).
3. Petunjuk-petunjuk yang diberikan Musa kepada para pra-
jurit untuk menahirkan diri mereka dan barang-barang
mereka (ay. 19-24).
4. Pembagian rampasan yang telah mereka peroleh, sete-
ngah untuk para prajurit, setengah lagi untuk umat, serta
upeti bagi Tuhan dari tiap-tiap rampasan (ay. 25-47).
5. Persembahan sukarela dari para pemimpin tentara (ay.
48, dst.)
Pembantaian terhadap Orang Midian
(31:1-6)
1 TUHAN berfirman kepada Musa: 2 “Lakukanlah pembalasan orang Israel ke-
pada orang Midian; lalu engkau akan dikumpulkan kepada kaum lelu-
hurmu.” 3 Lalu berkatalah Musa kepada bangsa itu: “Baiklah beberapa orang
dari antaramu mempersenjatai diri untuk berperang, supaya mereka mela-
wan Midian untuk menjalankan pembalasan TUHAN terhadap Midian. 4 Dari
setiap suku di antara segala suku Israel haruslah kamu menyuruh seribu
orang untuk berperang.” 5 Demikianlah diserahkan dari kaum-kaum Israel
seribu orang dari tiap-tiap suku, jadi dua belas ribu orang bersenjata untuk
berperang. 6 Lalu Musa menyuruh mereka untuk berperang, seribu orang
dari tiap-tiap suku, bersama-sama dengan Pinehas, anak imam Eleazar,
untuk berperang, dengan membawa perkakas tempat kudus dan nafiri-nafiri
pemberi tanda semboyan.
Dalam perikop ini,
I. Tuhan atas segala bala tentara memerintahkan Musa untuk
mengadakan perang melawan orang Midian, dan tidak diragukan
lagi bahwa penugasan-Nya membenarkan perang ini, meskipun
kita tidak dapat membenarkan perang serupa tanpa penugasan
seperti itu. Orang Midian yaitu keturunan Abraham melalui
Ketura (Kej. 25:2). Sebagian dari mereka menetap di sebelah selat-
an Kanaan, dan di antara merekalah Yitro tinggal, dan mereka
tetap menyembah Tuhan yang benar. namun orang-orang Midian
dalam kisah ini menetap di sebelah timur Kanaan, dan telah jatuh
ke dalam penyembahan berhala. Mereka yaitu tetangga dan se-
kutu orang Moab. Negeri mereka tidak dimaksudkan untuk diberi-
kan kepada Israel, dan orang Israel sendiri tidak akan berperkara
dengan mereka andai saja mereka tidak membuat diri mereka
sangat dibenci Israel, dengan mengirimkan para perempuan me-
reka yang tidak baik ke tengah-tengah orang Israel, untuk menarik
orang Israel ke dalam perzinahan dan penyembahan berhala. Ini-
lah pemicu peperangan itu, inilah sumber pertikaiannya. sebab
itu, firman Tuhan , lakukanlah pembalasan orang Israel kepada
orang Midian (ay. 2).
1. Tuhan hendak membuat orang Midian dihajar, melalui serangan
yang diadakan ke bagian negeri mereka yang terletak di sebe-
lah perkemahan Israel, dan yang mungkin lebih memiliki
andil dalam kejahatan itu dibandingkan dengan orang Moab,
yang sebab itu tidak turut diserang. Tuhan ingin supaya kita
menganggap orang-orang yang menyeret kita ke dalam dosa
sebagai musuh-musuh terbesar kita, dan supaya kita meng-
hindari mereka. Oleh sebab tiap-tiap orang dicobai oleh ke-
inginannya sendiri sebab ia diseret olehnya, dan ini yaitu
orang-orang Midian yang menjerat kita dengan tipu daya mere-
ka, maka kepada merekalah kita harus menuntut balas. Kita
Kitab Bilangan 31:1-6
461
bukan saja tidak boleh bersekutu dengan mereka, namun juga
harus memerangi mereka dengan hidup menyangkal diri. Tuhan
telah menuntut balas kepada umat-Nya sendiri sebab menye-
rah pada godaan-godaan orang Midian. Sekarang orang Mi-
dian, yang memberi godaan itu, harus dimintai perhitung-
an, sebab Dialah yang menguasai baik orang yang tersesat
maupun orang yang menyesatkan (Ayb. 12:16), dan kedua-
duanya harus memberi pertanggungjawaban di hadapan
pengadilan-Nya. Meskipun penghakiman dimulai pada rumah
Tuhan sendiri, penghakiman itu tidak berhenti sampai di sana
(1Ptr. 4:17). Akan tiba harinya saat pembalasan dituntut
atas orang-orang yang telah membawa kesesatan dan kebo-
brokan ke dalam jemaat, dan Iblis yang menyesatkan manusia
akan dilemparkan ke dalam lautan api. Pertikaian orang Israel
dengan orang Amalek, yang berperang melawan mereka,
tidaklah dibalaskan sampai lama Sesudah nya. namun pertikaian
orang Israel dengan orang Midian, yang membuat bejat orang
Israel, dibalaskan dengan segera, sebab orang Midian dipan-
dang sebagai seteru yang jauh lebih berbahaya dan jahat.
2. Tuhan ingin supaya pembalasan itu dilakukan oleh Musa, pada
masa hidupnya, agar Musa yang begitu sakit hati atas kejahat-
an itu dapat memperoleh kepuasan dengan menyaksikan pem-
balasannya. “Pastikan bahwa pembalasan ini dilaksanakan
atas musuh-musuh Tuhan dan Israel, dan lalu engkau
akan dikumpulkan kepada kaum leluhurmu.” Ini yaitu satu-
satunya pelayanan dengan jenis ini yang harus dikerjakan
Musa lebih lanjut, dan barulah sesudah itu ia, sebagai orang
upahan, dapat menikmati harinya, dan akan mendapat quietus
– masuk ke tempat peristirahatan. Sampai di sini saja jasanya
terpakai, jangan lewat. Peperangan dengan orang Kanaan
harus dilanjutkan oleh tangan lain. Perhatikanlah, Tuhan terka-
dang memanggil pulang orang-orang yang berguna, saat
kita berpikir bahwa mereka bisa saja dijauhkan dari maut. Te-
tapi ini haruslah membuat kita terhibur, bahwa mereka tidak
pernah dipanggil pulang oleh Tuhan sebelum mereka menyele-
saikan pekerjaan yang ditetapkan untuk mereka.
II. Musa memerintahkan orang Israel untuk mempersiapkan diri bagi
peperangan ini (ay. 3). Ia tidak mau membuat gempar seluruh isi
462
perkemahan, namun beberapa orang dari antara mereka harus
mempersenjatai diri untuk berperang, yaitu orang-orang yang
paling layak atau paling bersemangat, dan menjalankan pembalas-
an TUHAN terhadap Midian. Tuhan berfirman, lakukanlah pem-
balasan orang Israel, sementara Musa berkata, lakukanlah pem-
balasan Tuhan. Sebab kepentingan Tuhan dan kepentingan Israel
itu menyatu, dan perkara keduanya yaitu satu dan sama. Dan
jika Tuhan , dalam apa yang diperbuat-Nya, menunjukkan diri-Nya
bergiat bagi kemuliaan Israel, tentulah Israel, dalam apa yang
mereka perbuat, harus menunjukkan diri mereka bergiat bagi ke-
muliaan Tuhan . Kita dapat membenarkan pembalasan kita sendiri,
hanya kalau pembalasan Tuhanlah yang sebetulnya kita laku-
kan. Bahkan, itulah sebabnya kita dilarang untuk menuntut ba-
las bagi diri kita sendiri, sebab Tuhan telah berfirman, pembalas-
an itu yaitu hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan.
III. Satu pasukan dihimpun untuk tugas ini seperti yang seharusnya,
seribu orang dari tiap-tiap suku, jadi semuanya dua belas ribu,
jumlah yang kecil jika dibandingkan dengan jumlah yang bisa saja
mereka kirimkan. Dan ada kemungkinan bahwa itu yaitu jum-
lah yang kecil jika dibandingkan dengan jumlah musuh yang ha-
rus mereka hadapi. Akan namun , Tuhan hendak mengajar mereka
bahwa bagi-Nya sama saja, menolong baik dengan banyak orang
maupun dengan sedikit orang (1Sam. 14:6).
IV. Pinehas, anak imam Eleazar, diutus beserta pasukan Israel.
Sungguh aneh bahwa Yosua tidak disebutkan dalam serangan
yang besar ini. Jika Yosua yaitu panglima dari pasukan-pasuk-
an ini, mengapa kita tidak mendapatinya memimpin mereka ber-
perang? Kalaupun Yosua tinggal di rumah, mengapa kita tidak
mendapatinya menemui mereka bersama Musa pada waktu me-
reka kembali? Ada kemungkinan bahwa, sebab setiap suku me-
miliki kepala pasukan seribunya sendiri, maka tidak ada pang-
lima, namun mereka maju sesuai dengan urutan saat mereka me-
lintasi padang gurun, dengan Yehuda sebagai yang pertama, dan
semua yang lain di tempat mereka sendiri, di bawah komando ke-
pala pasukan mereka masing-masing, seperti yang dikatakan
dalam ayat 48. Akan namun , sebab perang ini merupakan perang
suci, maka Pinehaslah yang menjadi pemimpin mereka bersama,
Kitab Bilangan 31:7-12
463
bukan untuk menggantikan tempat seorang panglima, melainkan,
melalui bimbingan Tuhan , untuk memutuskan berbagai hal terkait
perang, yang akan disepakati oleh semua kepala pasukan seribu
orang, dan yang akan mereka laksanakan bersama-sama sesuai
dengan kesepakatan itu. Itulah sebabnya Pinehas membawa ser-
ta berbagai perkakas atau perabotan kudus, mungkin tutup dada
pernyataan keputusan, yang melaluinya Tuhan dapat dimintai
petunjuk dalam keadaan darurat. Meskipun belum menjadi imam
besar, Pinehas dapat dilimpahi wewenang pro hac vice – untuk
kesempatan khusus ini, untuk mengenakan Urim dan Tumim,
seperti dalam 1 Samuel 23:6. Dan ada alasan khusus untuk
mengutus Pinehas sebagai pemimpin peperangan ini. Ia telah
menunjukkan kesungguhannya dalam melawan orang Midian dan
tipu muslihat mereka yang terkutuk untuk menjerat Israel saat
ia membunuh Kozbi, anak perempuan seorang kepala kaum di
Midian, sebab kelancangannya dalam hal Peor (1 Sam. 25:15). Ia
yang telah menggunakan pedang keadilan dengan begitu piawai
untuk melawan seorang penjahat, yaitu orang yang paling layak
untuk memandu pedang perang melawan satu bangsa. Engkau
telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, Aku
akan memberi kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang
besar.
Pembantaian terhadap Orang Midian
(31:7-12)
7 lalu berperanglah mereka melawan Midian, seperti yang diperintah-
kan TUHAN kepada Musa, lalu membunuh semua laki-laki mereka. 8 Selain
dari orang-orang yang mati terbunuh itu, merekapun membunuh juga raja-
raja Midian, yaitu Ewi, Rekem, Zur, Hur dan Reba, kelima raja Midian, juga
Bileam bin Beor dibunuh mereka dengan pedang. 9 lalu Israel menawan
perempuan-perempuan Midian dan anak-anak mereka; juga segala hewan,
segala ternak dan segenap kekayaan mereka dijarah, 10 dan segala kota ke-
diaman serta segala tempat perkemahan mereka dibakar. 11 lalu di-
ambillah seluruh jarahan dan seluruh rampasan berupa manusia dan
hewan itu, 12 dan dibawalah orang-orang tawanan, rampasan dan jarahan itu
kepada Musa dan imam Eleazar dan kepada umat Israel, ke tempat per-
kemahan di dataran Moab yang di tepi sungai Yordan dekat Yerikho.
Di sini kita mendapati,
1. Serangan yang dilancarkan oleh pasukan Israel yang kecil ini, di
bawah mandat, pimpinan, dan perintah ilahi, terhadap negeri
464
Midian. Berperanglah mereka melawan Midian. Besar kemungkin-
an bahwa mereka terlebih dahulu mengumumkan pernyataan me-
reka, dengan menjabarkan alasan-alasan mereka untuk berpe-
rang, dan meminta orang Midian untuk menyerahkan para biang
keladi kejahatan untuk diadili. Sebab seperti itulah hukum yang
ditegakkan sesudahnya (Ul. 20:10), dan seperti itulah pelaksana-
annya (Hak. 20:12-13). Akan namun , sebab orang Midian mem-
benarkan apa yang telah mereka lakukan, dan membela orang-
orang yang telah melakukannya, maka orang Israel menyerang
mereka dengan api dan pedang, dan dengan segala kegeraman
kudus yang dikobarkan oleh semangat mereka untuk membela
Tuhan dan bangsa mereka.
2. Pelaksanaan hukuman mati, dalam keadaan perang, yang mereka
lakukan dalam serangan ini.
(1) Mereka membunuh semua laki-laki Midian (ay. 7), yaitu , semua
laki-laki Midian yang mereka jumpai sejauh mereka berperang.
Mereka menebas semua laki-laki itu dengan pedang, tanpa
ampun. namun pasti bahwa mereka tidak membunuh semua
laki-laki bangsa itu, sebab kita mendapati orang Midian se-
bagai musuh Israel yang kuat dan tangguh bagi Israel di
zaman Gideon. Dan mereka yaitu orang-orang Midian yang
berasal dari negeri pada kisah ini, sebab mereka dihitung
bersama dengan orang-orang dari sebelah timur (Hak. 6:3).
(2) Mereka membunuh raja-raja Midian, orang-orang yang sama
yang disebut sebagai para tua-tua Midian (22:4), dan raja-raja
bawahan Sihon (Yos. 13:21). Lima dari raja-raja ini disebutkan
di sini, salah satunya yaitu Zur, mungkin Zur yang sama
yang memiliki anak perempuan bernama Kozbi (25:15).
(3) Mereka membunuh Bileam. Ada banyak dugaan mengenai apa
yang membawa Bileam ke tengah-tengah orang Midian pada
saat itu. Ada kemungkinan bahwa orang Midian, Sesudah me-
ngetahui kedatangan pasukan Israel ini untuk melawan me-
reka, menyewa Bileam untuk datang dan membantu mereka
dengan mantera-manteranya. Dengan begitu, jika Bileam tidak
dapat menyerang bangsa Israel bagi mereka, dengan cara me-
ngutuk pasukan Israel, maka ia dapat bertindak dengan mem-
bela diri, dengan memberkati negeri Midian. Apa pun alasan
yang membuat Bileam hadir di sana, penyelenggaraan Tuhan
yang mengatasi segala tindakan manusia telah membawanya
Kitab Bilangan 31:13-24
465
ke sana, dan di sanalah pembalasan Tuhan yang adil menda-
patkannya. Andaikan Bileam sendiri meyakini apa yang sudah
dikatakannya tentang keadaan Israel yang bahagia, tentu ia
tidak akan berkumpul dengan para seteru Israel seperti itu.
namun sudah sepantasnyalah ia mati seperti matinya orang
fasik, meskipun ia berlagak ingin mati seperti matinya orang
benar, dan turun dan berbaring bersama orang-orang yang
tidak bersunat, sebab ia telah memberontak seperti itu mela-
wan teguran-teguran hati nuraninya sendiri. Tipu daya orang
Midian yaitu rancangan Bileam, oleh sebab itu pantaslah ia
binasa bersama mereka (Hos. 4:5). Sekarang nyatalah kebo-
dohan Bileam di depan semua orang, yang meramalkan nasib
orang lain, namun tidak mengetahui nasibnya sendiri.
(4) Mereka menawan perempuan-perempuan Midian dan anak-
anak mereka (ay. 9).
(5) Mereka membakar segala kota kediaman serta segala tempat
perkemahan orang Midian (ay. 10), sebab mereka tidak beren-
cana untuk menempatinya sendiri (negeri itu berada di luar
ketentuan mereka). namun dengan begitu mereka mencegah
orang-orang yang berhasil melarikan diri untuk berlindung di
negeri mereka sendiri dan bermukim kembali di sana. Seba-
gian penafsir memahaminya sebagai kuil-kuil pemujaan ber-
hala orang Midian, sehingga pantaslah tempat-tempat itu tu-
rut merasakan pembalasan ini.
(6) Mereka menjarah negeri itu, dan membawa semua hewan serta
barang-barang berharga, dan dengan begitu kembali ke perke-
mahan Israel dengan rampasan yang sangat berlimpah (ay. 9,
11-12). Demikianlah (seperti saat keluar dari Mesir), mereka
diperkaya dengan rampasan dari musuh-musuh mereka, dan
diperlengkapi dengan persediaan untuk memasuki negeri yang
baik yang ke dalamnya Tuhan sedang membawa mereka.
Kemenangan Israel Atas Midian
(31:13-24)
13 Lalu pergilah Musa dan imam Eleazar dan semua pemimpin umat itu
sampai ke luar tempat perkemahan untuk menyongsong mereka. 14 Maka
gusarlah Musa kepada para pemimpin tentara itu, kepada para kepala pasukan
seribu dan para kepala pasukan seratus, yang pulang dari peperangan, 15 dan
Musa berkata kepada mereka: “Kamu biarkankah semua perempuan hi-
466
dup? 16 Bukankah perempuan-perempuan ini, atas nasihat Bileam, menjadi
sebabnya orang Israel berubah setia terhadap TUHAN dalam hal Peor, sehingga
tulah turun ke antara umat TUHAN. 17 Maka sekarang bunuhlah semua laki-
laki di antara anak-anak mereka, dan juga semua perempuan yang pernah
bersetubuh dengan laki-laki haruslah kamu bunuh. 18 namun semua orang
muda di antara perempuan yang belum pernah bersetubuh dengan laki-laki
haruslah kamu biarkan hidup bagimu. 19 namun kamu ini, berkemahlah
tujuh hari lamanya di luar tempat perkemahan; setiap orang yang telah
membunuh orang dan setiap orang yang kena kepada orang yang mati
terbunuh haruslah menghapus dosa dari dirinya pada hari yang ketiga dan
pada hari yang ketujuh, kamu sendiri dan orang-orang tawananmu; 20 juga
setiap pakaian dan setiap barang kulit dan setiap barang yang dibuat dari
bulu kambing dan setiap barang kayu haruslah disucikan.” 21 Lalu berkata-
lah imam Eleazar kepada para prajurit, yang telah pergi bertempur itu:
“Inilah ketetapan hukum yang diperintahkan TUHAN kepada Musa. 22 Hanya
emas dan perak, tembaga, besi, timah putih dan timah hitam, 23 segala yang
tahan api, haruslah kamu lakukan dari api, supaya menjadi tahir; namun
semuanya itu haruslah juga disucikan dengan air penyuci; dan segala yang
tidak tahan api haruslah kamu lalukan dari air. 24 Lagipula kamu harus
mencuci pakaianmu pada hari yang ketujuh, supaya kamu tahir, dan kemu-
dian bolehlah kamu masuk ke tempat perkemahan.”
Kita mendapati dalam perikop ini kepulangan pasukan Israel dengan
membawa kemenangan dari perang melawan Midian, dan di sini,
I. Mereka disongsong dengan penghormatan yang besar (ay. 13).
Musa sendiri, tanpa memandang usia dan kedudukannya, ber-
jalan keluar dari perkemahan untuk mengucapkan selamat ke-
pada mereka atas keberhasilan mereka, dan untuk menghormati
kekhidmatan dari kemenangan-kemenangan mereka. Keberhasil-
an-keberhasilan bagi orang banyak haruslah diberi pengakuan di
depan orang banyak pula, bagi kemuliaan Tuhan , dan untuk mem-
besarkan hati orang-orang yang telah mempertaruhkan hidup
mereka demi kepentingan negeri mereka.
II. Mereka ditegur dengan keras sebab telah membiarkan para pe-
rempuan Midian tetap hidup. Besar kemungkinan bahwa Musa
telah memerintahkan mereka untuk membunuh kaum perem-
puan, setidak-tidaknya hal ini tersirat dalam perintah umum un-
tuk melakukan pembalasan Israel terhadap orang Midian. sebab
pelaksanaan hukuman itu merujuk pada kejahatan itu, yaitu
ditariknya orang Israel oleh perempuan-perempuan Midian ke
dalam pemujaan berhala di Peor, maka mudah disimpulkan bah-
wa para perempuan itu, yang merupakan para penjahat utama-
nya, tidak boleh dibiarkan hidup. Apa? seru Musa, kamu biarkan-
Kitab Bilangan 31:13-24
467
kah semua perempuan hidup? (ay. 15). Musa digerakkan oleh ke-
marahan yang kudus saat melihat mereka. Perempuan-perem-
puan ini menjadi sebabnya orang Israel berubah setia terhadap
TUHAN, dan sebab itu,
1. Adillah bagi mereka untuk mati. Hukum yang berlaku dalam
perkara perzinahan yaitu , pastilah keduanya dihukum mati,
baik laki-laki maupun perempuan yang berzinah itu. Tuhan telah
menghukum mati para laki-laki Israel yang berzinah oleh
tulah, dan sekarang pantaslah bagi para perempuan Midian
yang berzinah untuk dihukum mati oleh pedang, terutama
sebab merekalah yang telah menggoda para laki-laki Israel.
2. “Berbahaya jika mereka dibiarkan hidup. Mereka masih
akan menggoda orang-orang Israel pada kecemaran, dan de-
ngan begitu tawananmu akan menjadi penaklukmu, dan men-
jadi penghancurmu untuk kedua kalinya.” Oleh sebab itu,
perintah-perintah keras diberikan bahwa semua perempuan
dewasa harus dibunuh tanpa belas kasihan, dan hanya anak-
anak perempuan yang dibiarkan hidup.
III. Mereka diwajibkan untuk menahirkan diri, menurut tata upacara
hukum Taurat, dan tinggal di luar perkemahan selama tujuh hari,
sampai penahiran mereka betul-betul selesai. Sebab,
1. Mereka telah melumuri tangan mereka dengan darah, sehing-
ga meskipun mereka tidak bersalah atas pelanggaran moral
apa pun, mengingat perang itu dibenarkan dan diperbolehkan
menurut hukum, namun mereka menjadi najis dan tidak
boleh mengikuti suatu upacara ibadah. Hal ini membuat mere-
ka tidak layak untuk mendekat ke Kemah Suci sampai mereka
menjadi tahir. Demikianlah Tuhan hendak menanamkan dalam
pikiran mereka kengerian dan kebencian terhadap pembunuh-
an. Daud tidak boleh mendirikan Bait Tuhan sebab ia merupa-
kan seorang prajurit, dan telah menumpahkan darah (1Taw.
28:3).
2. Mereka tidak bisa tidak pasti telah menyentuh mayat, yang
membuat mereka cemar, sehingga mereka harus disucikan
dengan air penyuci (ay. 19-20, 24).
468
IV. Mereka juga harus menyucikan rampasan yang telah mereka
peroleh, orang-orang tawanan (ay. 19) dan segala barang (ay. 21-
23). Segala yang tahan api harus disucikan melalui api, dan apa
yang tidak tahan api harus dicuci dengan air. Barang-barang ini
telah dipergunakan oleh orang Midian, dan, sebab sekarang telah
berpindah tangan menjadi milik orang Israel, sudah selayaknya
barang-barang itu disucikan untuk dipergunakan oleh bangsa
yang kudus itu dan bagi kehormatan Tuhan mereka yang kudus.
Bagi kita sekarang, segala sesuatu disucikan melalui firman dan
doa, jika kita disucikan oleh Roh, yang dibandingkan baik dengan
api maupun air. Bagi orang suci semuanya suci.
Pembagian Hasil Rampasan
(31:25-47)
25 TUHAN berfirman kepada Musa: 26 “Hitunglah jumlah rampasan yang telah
diangkut, yang berupa manusia dan hewan – engkau ini dan imam Eleazar
serta kepala-kepala puak umat itu. 27 Lalu bagi dualah rampasan itu, kepada
pasukan bersenjata yang telah keluar berperang, dan kepada segenap umat
yang lain. 28 Dan engkau harus mengkhususkan upeti bagi TUHAN dari para
prajurit yang keluar bertempur itu, yaitu satu dari setiap lima ratus, baik
dari manusia, baik dari lembu, dari keledai dan dari kambing domba; 29 dari
yang setengah yang telah didapat mereka haruslah engkau mengambilnya,
lalu menyerahkannya kepada imam Eleazar, sebagai persembahan khusus
bagi TUHAN. 30 namun dari yang setengah lagi yang untuk orang Israel lain
haruslah engkau mengambil satu ambilan dari setiap lima puluh, baik dari
manusia, baik dari lembu, dari keledai dan dari kambing domba, jadi dari
segala hewan, lalu menyerahkan semuanya kepada orang Lewi yang meme-
lihara Kemah Suci TUHAN.” 31 lalu Musa dan imam Eleazar melakukan
seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa. 32 Adapun rampasan, yaitu
yang masih tinggal dari apa yang telah dijarah laskar itu berjumlah: enam
ratus tujuh puluh lima ribu ekor kambing domba 33 dan tujuh puluh dua
ribu ekor lembu, 34 dan enam puluh satu ribu ekor keledai, 35 selanjutnya
orang-orang, yaitu perempuan-perempuan yang belum pernah bersetubuh
dengan laki-laki, seluruhnya tiga puluh dua ribu orang. 36 Yang setengah
yang menjadi bagian orang-orang yang telah keluar berperang itu jumlahnya
tiga ratus tiga puluh tujuh ribu lima ratus ekor kambing domba, 37 jadi upeti
bagi TUHAN dari kambing domba itu ada enam ratus tujuh puluh lima
ekor; 38 lembu-lembu tiga puluh enam ribu ekor, jadi upetinya bagi TUHAN
ada tujuh puluh dua ekor; 39 keledai-keledai tiga puluh ribu lima ratus ekor,
jadi upetinya bagi TUHAN ada enam puluh satu ekor; 40 dan orang-orang enam
belas ribu orang, jadi upetinya bagi TUHAN tiga puluh dua orang. 41 Lalu Musa
menyerahkan upeti yang dikhususkan bagi TUHAN itu kepada imam Eleazar,
seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa. 42 Yang setengah lagi yang
menjadi bagian orang Israel lain, yang dipisahkan Musa dari bagian orang-
orang yang telah berperang itu, 43 yaitu yang setengah yang menjadi bagian
umat yang lain itu: domba-domba tiga ratus tiga puluh tujuh ribu lima ratus
ekor, 44 lembu-lembu tiga puluh enam ribu ekor, 45 keledai-keledai tiga puluh
ribu lima ratus ekor, 46 dan orang-orang enam belas ribu orang. 47 Lalu Musa
Kitab Bilangan 31:25-47
469
mengambil dari yang setengah yang menjadi bagian orang Israel lain itu satu
ambilan dari setiap lima puluh, baik dari manusia baik dari hewan, kemu-
dian menyerahkan semuanya kepada orang Lewi yang memelihara Kemah
Suci, seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.
Kita mendapati di sini pembagian hasil rampasan yang diperoleh dari
peperangan melawan Midian ini. Tuhan sendiri yang mengarahkan
bagaimana hasil rampasan itu harus dibagi-bagi, dan Musa serta
Eleazar membaginya menurut petunjuk-petunjuk Tuhan . Dengan de-
mikian, pertikaian-pertikaian yang tidak membahagiakan di antara
mereka dapat dicegah, dan kemenangan yang sudah diperoleh itu di-
ubah menjadi kebaikan bersama. Sudah selayaknya bahwa Ia yang
memberi mereka jarahan harus memerintahkan pembagiannya. Se-
gala sesuatu yang kita miliki berasal dari Tuhan , dan sebab itu harus
ditundukkan pada kehendak-Nya.
I. Hasil rampasan itu diperintahkan untuk dibagi menjadi dua
bagian, satu bagian untuk dua belas ribu prajurit yang berperang,
sementara bagian lainnya untuk jemaah Israel. Rampasan yang
dibagi-bagikan itu tampaknya hanyalah orang-orang tawanan dan
hewan ternak, sementara lempengan, perhiasan, dan barang-
barang lain tetap dipegang oleh siapa saja yang mengambilnya,
seperti yang tersirat (ay. 50-53). Rampasan yang dibagikan hanya-
lah apa yang akan diperlukan sebagai persediaan di negeri yang
baik yang sedang mereka tuju itu. Sekarang amatilah,
1. Bahwa separuh dari rampasan itu diberikan kepada seluruh
jemaah Israel. Musa membagikan kepada tiap suku bagian
mereka masing-masing, lalu menyerahkan kepada kepala-ke-
pala suku untuk membagikan bagian mereka masing-masing
di antara mereka sendiri, menurut kaum-kaum mereka. Pe-
rang itu dilaksanakan atas nama seluruh jemaah Israel. Me-
reka semua pasti siap untuk datang membantu Tuhan sebagai
pahlawan, seandainya mereka diperintahkan demikian, dan
mereka memang membantu, ada kemungkinan, melalui doa-
doa mereka. Dan sebab itu Tuhan menetapkan bahwa orang-
orang yang tinggal di rumah harus membagi-bagi jarahan
(Mzm. 68:13). Daud, pada masanya, membuat ketetapan dan
peraturan bagi orang Israel, bahwa, bagian orang yang tinggal
di dekat barang-barang yaitu sama seperti bagian orang yang
pergi berperang (1Sam. 30:24-25). Orang-orang yang diberi
470
kepercayaan untuk melayani warga tidak boleh berpikir
untuk meraup keuntungan hanya bagi diri mereka sendiri me-
lalui jerih payah mereka, namun harus mengusahakan ke-
baikan warga .
2. Bahwa sekalipun begitu, kedua belas ribu prajurit yang pergi
berperang mendapat bagian yang sama banyaknya dengan
seluruh jemaah Israel (yang jumlahnya lima puluh kali lipat
lebih banyak). Dengan begitu, masing-masing prajurit men-
dapat bagian yang jauh lebih baik dibandingkan saudara-saudara
mereka yang tinggal di rumah. Dan mereka memang pantas
mendapatkannya. Semakin besar penderitaan yang kita rasa-
kan, dan semakin besar bahaya yang kita hadapi, dalam mela-
yani Tuhan dan angkatan kita, semakin besar pula imbalan
yang akan kita peroleh pada akhirnya. Sebab Tuhan bukan
tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaan dan kasih kita.
II. Tuhan harus mendapat upeti dari rampasan itu, sebagai pengaku-
an terhadap kedaulatan-Nya atas bangsa Israel secara umum, dan
bahwa Ia yaitu Raja mereka yang berhak menerima pajak. Upeti
itu juga merupakan pengakuan khususnya terhadap kepentingan
Tuhan dalam perang ini serta rampasan-rampasan yang diperoleh
darinya, sebab Dialah yang telah memberi kemenangan bagi
mereka. Dan supaya para imam, yaitu orang-orang yang mene-
rima upeti bagi Tuhan, dapat memperoleh tambahan bagi perse-
diaan yang dibu