ruh di
hadapan-Nya kesengsaraan-kesengsaraan bangsanya. Dan tepat juga
sekarang bagi Dia untuk melihat kepada kovenan Tuhan , sebab sekarang
ia hendak menuntut penggenapan sebuah janji. Perhatikanlah, kita
harus, dalam doa, melihat baik kepada kebesaran Tuhan maupun
kebaikan-Nya, keagungan-Nya maupun belas kasihan-Nya, sebagai dua
hal yang beriringan.
II. Di sini ada pengakuan dosa yang penuh rasa tobat, pengakuan atas dosa
yang telah menjadi penyebab timbulnya semua malapetaka yang di
bawahnya bangsanya sudah merintih selama bertahun-tahun lamanya (ay.
5-6). saat kita datang kepada Tuhan untuk meminta belas kasihan bagi
bangsa kita, kita harus merendahkan diri kita di hadapan-Nya atas dosa-dosa
bangsa kita. Inilah dosa-dosa yang diratapi Daniel di sini. Dan di sini kita
dapat mengamati keragaman kata-kata yang dipakainya untuk mengemu-
kakan hebatnya tindakan-tindakan mereka yang menyulut murka Tuhan ,
sebab sudah sepatunya orang-orang yang bertobat menimpakan beban pada
diri mereka sendiri: Kami telah berbuat dosa dalam banyak hal tertentu,
bahkan, kami telah berbuat salah, kami telah menempuh jalan dosa, kami
telah berlaku fasik dengan keras hati dan tegar tengkuk. Dan dengan berbuat
begitu kami telah memberontak, telah mengangkat senjata melawan Raja
segala raja, melawan mahkota dan martabat-Nya. Dua hal yang
memperparah dosa-dosa mereka:
1. Bahwa mereka telah melanggar hukum-hukum yang telah diberikan
Tuhan dengan jelas kepada mereka melalui Musa: “Kami telah
menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu, dan tidak mematuhinya.
Dan (ay. 10) kami tidak mendengarkan suara TUHAN, Tuhan kami.” Itulah
perbuatan yang menyatakan sifat dosa, bahwa dosa yaitu pelanggaran
hukum, yang cukup jelas menyatakan kejahatannya. Jika dosa dibuat
tampak sebagai dosa, maka tidak ada lagi yang lebih buruk dibandingkan itu.
Keberdosaannya yaitu hal terbesar yang membuatnya dibenci (Rm.
7:13). Tuhan telah menetapkan hukum-hukum-Nya di hadapan kita
dengan jelas dan utuh, sebagai contoh yang harus kita ikuti, namun kita
tidak berjalan di dalamnya, namun menyimpang, atau berpaling.
2. Bahwa mereka telah meremehkan peringatan-peringatan yang baik yang
telah diberikan Tuhan kepada mereka melalui para nabi, yang di setiap
zaman telah diutus-Nya kepada mereka, berulang-ulang mengirim pesan
melalui utusan-utusan-Nya. “Kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu,
para nabi (ay. 6), yang telah mengingatkan kami akan hukum-hukum-
Mu, dan akan hukuman-hukumannya. Meskipun mereka berbicara atas
nama-Mu, kami tidak mengindahkan mereka. Walaupun mereka
menyampaikan pesan mereka dengan setia, namun kami tidak taat
kepada mereka, atau mendengarkan mereka, atau memperhatikan
mereka, atau mematuhi mereka. Mereka menyampaikan pesan mereka
dengan hormat terhadap semua orang dari berbagai kalangan dan
kedudukan, kepada raja-raja kami dan pemimpin-pemimpin kami, yang
mereka tegur dengan berani dan percaya diri, kepada bapa-bapa kami
dan kepada segenap rakyat negeri, yang mereka tegur dengan sikap
merendah dan kasih sayang.” Mengolok-olok para utusan Tuhan ,
memandang rendah firman-Nya, yaitu dosa-dosa Yerusalem yang
memenuhi takaran (2Taw. 36:16). Pengakuan dosa ini diulangi lagi di
sini, dan banyak ditegaskan. Orang-orang yang bertobat harus
mendakwa dan mencela diri mereka sendiri berkali-kali sampai mereka
mendapati hati mereka sepenuhnya hancur. Segenap orang Israel telah
melanggar hukum-Mu (ay. 11). Israel-lah yang melakukannya, umat yang
mengaku sebagai umat Tuhan , yang sudah tahu apa yang lebih baik, dan
yang dari mereka diharapkan apa yang lebih baik. Israel, umat
kesayangan Tuhan , yang telah dikelilingi-Nya dengan perkenanan-
perkenanan-Nya. Bukan hanya satu orang di sana sini, melainkan
segenap orang Israel, mereka pada umumnya, tubuh bangsa itu, yang
telah melanggar dengan menyimpang dan keluar jalur, sehingga mereka
tidak mendengar, dan dengan begitu tidak mematuhi, suara-Mu. Ketidak-
taatan ini yaitu apa yang dengan sangat sadar didakwakan oleh semua
petobat sejati terhadap diri mereka sendiri (ay. 14): Kami tidak
mendengarkan suara-Nya, dan (ay. 15) kami telah berbuat dosa, kami
telah berlaku fasik. Orang-orang yang ingin beroleh belas kasih harus
mengakui dosa-dosa mereka dengan cara seperti itu.
III. Di sini ada pengakuan dengan penuh kerendahan diri akan kebenaran Tuhan
dalam semua penghakiman yang didatangkan ke atas mereka. Orang yang
benar-benar bertobat senantiasa membenarkan Tuhan seperti itu, bahwa Ia
bersih saat menghakimi, dan bahwa pendosa menanggung semua
kesalahannya.
1. Daniel mengakui bahwa dosalah yang menjerumuskan mereka dalam
semua kesusahan ini. Israel terserak di segala negeri sekitar, dan menjadi
begitu lemah, miskin, dan rentan bahaya. Tangan Tuhan telah membuang
mereka ke sana kemari, sebagian ke tempat yang dekat, di mana mereka
dikenal dan sebab itu lebih dipermalukan, dan sebagian yang lain ke
tempat yang jauh, di mana mereka tidak dikenal dan sebab itu lebih di-
tinggalkan. Dan itu terjadi oleh sebab mereka berlaku murtad (ay. 7).
Mereka bercampur baur dengan bangsa-bangsa lain supaya mereka
dibuat bejat oleh bangsa-bangsa itu, dan sekarang Tuhan membuat
mereka bercampur baur dengan bangsa-bangsa lain supaya mereka
dilucuti oleh bangsa-bangsa itu.
2. Daniel mengakui kebenaran Tuhan di dalam semua malapetaka itu, bahwa
Ia tidak berbuat jahat terhadap mereka dalam semua yang ditimpakan-
Nya ke atas mereka, namun sudah memperlakukan mereka sesuai yang
pantas mereka dapatkan (ay. 7): “Ya Tuhan, Engkaulah yang benar. Kami
tidak mendapati kesalahan dalam penyelenggaraan-Mu, tidak ada penge-
cualian yang harus dibuat untuk penghakiman-penghakiman-Mu. Sebab
(ay. 14) TUHAN, Tuhan kami, yaitu adil dalam segala perbuatan yang
dilakukan-Nya, bahkan dalam malapetaka-malapetaka yang pedih yang
tengah menindih kami, sebab kami tidak mendengarkan suara-Nya, dan
sebab itu dengan adil merasakan berat tangan-Nya.” Perkataan ini tam-
paknya dipinjam dari Ratapan 1:18.
3. Daniel memperhatikan penggenapan Kitab Suci dalam apa yang
didatangkan ke atas mereka. Engkau telah menindas aku dalam
kesetiaan, sebab hal itu sesuai dengan firman yang telah diucapkan-Nya.
Telah dicurahkan ke atas kami kutuk dan sumpah, yaitu, kutuk yang
disahkan oleh sumpah dalam kitab Taurat Musa (ay. 11). Hal ini semakin
membenarkan Tuhan dalam kesusahan-kesusahan mereka, bahwa Ia
hanya menimpakan hukuman sesuai dengan hukum, yang sudah diberi-
tahukan-Nya kepada mereka dengan baik. Untuk menjaga kehormatan
dari kebenaran perkataan Tuhan , dan menyelamatkan pemerintahan-Nya
dari penghinaan, penting untuk melaksanakan ancaman-ancamam
firman-Nya, sebab jika tidak, ancaman-ancaman itu hanya terlihat
seperti gertakan, bahkan, tampak tidak menakutkan sama sekali. Oleh
sebab itu, telah ditetapkan-Nya firman-Nya yang diucapkan-Nya terhadap
kami, sebab kami melanggar hukum-hukum-Nya, dan terhadap orang-
orang yang telah memerintah kami, sebab mereka tidak menghukum
pelanggaran terhadap hukum-hukum Tuhan sesuai dengan tugas jabatan
mereka. Ia memberi tahu mereka berkali-kali bahwa jika mereka tidak
menegakkan keadilan, sebagai kengerian bagi para pelaku kejahatan, Ia
harus dan akan mengambil pekerjaan itu ke dalam tangan-Nya sendiri.
Dan sekarang Ia telah menetapkan apa yang Dia katakan dengan
didatangkan-Nya kepada kami malapetaka yang besar, yang di dalamnya
para raja dan hakim sendiri banyak ikut berbagi. Perhatikanlah, sangat
membantu kita untuk mengambil manfaat dari penghukuman-
penghukuman tangan Tuhan jika kita mengamati bagaimana tepatnya
penghukuman-penghukuman tangan-Nya sesuai dengan penghukuman-
penghukuman yang diucapkan-Nya.
4. Daniel lebih menegaskan hebatnya malapetaka-malapetaka yang tengah
meliputi mereka, supaya jangan sampai mereka, sebab sudah lama
terbiasa dengannya, tampak menganggap remeh malapetaka-
malapetaka itu, dan dengan demikian kehilangan manfaat dari hajaran
Tuhan. “Bukan beberapa kesusahan hidup yang biasa dialami yang
sedang kami keluhkan, melainkan apa yang di dalamnya terkandung
beberapa tanda khusus kemurkaan ilahi. Sebab belum pernah terjadi di
bawah semesta langit, seperti di Yerusalem” (ay. 12). Inilah ratapan
Yeremia atas nama jemaat, apakah ada kesedihan seperti kesedihanku?,
yang pasti mengandaikan pertanyaan lain yang serupa, apakah ada dosa
seperti dosaku?
5. Daniel mengungkapkan rasa malu atas seluruh bangsa itu, dari yang
tertinggi sampai yang terendah. Dan jika mereka mau berkata Amin
untuk doanya, seperti yang pantas mereka lakukan jika mereka mau ikut
berbagi dalam keuntungannya, maka mereka semua harus menutup
mulut mereka dengan tangan mereka, dan menaruh mulut mereka di
dalam debu: “Patutlah kami malu seperti pada hari ini (ay. 7). Kami
terbaring di bawah aib penghukuman atas kejahatan kami, sebab aiblah
yang pantas kami dapatkan.” Seandainya Israel mempertahankan tabiat
mereka, dan terus menjadi bangsa yang kudus, mereka akan terangkat di
atas segala bangsa untuk menjadi terpuji, ternama, dan terhormat (Ul.
26:19). namun sebab sekarang mereka telah berbuat dosa dan berlaku
fasik, maka pantaslah mereka mendapat malu dan kehinaan. Pantas juga
itu didapatkan orang-orang Yehuda dan penduduk kota Yerusalem,
penduduk negeri maupun kota, sebab mereka semua sama bersalahnya
di hadapan Tuhan . Pantaslah itu didapatkan segenap orang Israel, baik
kedua suku, yang dekat, di tepi sungai-sungai Babel, maupun sepuluh
suku, yang jauh, di negeri Asyur. “Rasa malu pantas didapatkan bukan
hanya rakyat biasa dari negeri kami, melainkan juga raja-raja kami,
pemimpin-pemimpin kami, dan bapa-bapa kami (ay. 8), yang seharusnya
memberi contoh yang baik, dan menggunakan wewenang dan
pengaruh mereka untuk menahan arus kekejian dan kedurhakaan yang
mengancam.”
6. Daniel menganggap bahwa terus berlanjutnya penghukuman itu
disebabkan oleh sikap mereka yang tidak dapat diperbaiki di bawah
penghukuman itu (ay. 13-14): “Segala malapetaka ini telah menimpa
kami, dan sudah lama menindih kami, namun kami tidak memohon belas
kasihan TUHAN, Tuhan kami, tidak dengan cara yang benar, seperti yang
seharusnya kami lakukan, dengan hati yang merendah, tunduk, bertobat,
dan patuh. Kami telah dipukul, namun belum kembali kepada Dia yang
telah memukul kami. Kami tidak memohonkan wajah Tuhan Tuhan kami”
(demikian kata yang dipakai). “Kami tidak ambil peduli untuk berdamai
dengan Tuhan dan berbaikan dengan-Nya.” Daniel memberi teladan
yang baik kepada saudara-saudaranya dengan berdoa senantiasa, namun
ia bersedih hati melihat betapa sedikitnya orang yang mengikuti
teladannya. Dalam penderitaan mereka, mereka diharapkan lekas-lekas
mencari Tuhan , namun mereka tidak mencari-Nya, supaya mereka berbalik
dari segala kesalahan mereka dan memperhatikan kebenaran yang dari
pada-Nya. Tugas yang dibawa oleh penderitaan-penderitaan itu yaitu
untuk membuat orang berbalik dari segala kesalahan mereka dan
memperhatikan kebenaran yang dari pada Tuhan . Demikianlah Elihu men-
jelaskannya (Ayb. 36:10). Melalui penderitaan-penderitaan itu Tuhan
membukakan telinga mereka bagi ajaran dan menyuruh mereka berbalik
dari kejahatan. Dan jika orang dibuat memperhatikan dengan benar
kebenaran yang dari pada Tuhan , dan tunduk pada kuasa dan
wewenangnya, maka mereka akan berbalik dari kesalahan jalan-jalan
mereka. Nah, langkah pertama menuju ke arah itu yaitu dengan
memohon belas kasihan TUHAN, Tuhan kita, supaya penderitaan itu
disucikan sebelum dihilangkan, dan supaya anugerah Tuhan menyertai
penyelenggaraan Tuhan itu, untuk membuat penyelenggaraan itu meme-
nuhi tujuannya. Orang-orang yang dalam penderitaan mereka tidak
memohon belas kasihan Tuhan , yang tidak berteriak minta tolong kalau
mereka dibelenggu-Nya, tidak mungkin akan berbalik dari segala
kesalahan mereka atau memperhatikan kebenaran yang dari pada-Nya.
“Oleh sebab itu, sebab kita belum memanfaatkan penderitaan itu
dengan baik, TUHAN bersiap dengan malapetaka itu, seperti hakim yang
memastikan agar pelaksanaan hukuman dijalankan sesuai dengan hu-
kumannya. sebab kita belum meleleh, maka Ia tetap membuat kita
berada di dalam tungku, dan mengawasinya, untuk membuat panasnya
lebih menyengat lagi.” Sebab jika Tuhan menghakimi, Ia akan berhasil,
dan akan dibenarkan dalam semua tindakan yang diambil-Nya.
IV. Di sini ada seruan memohon belas kasihan Tuhan dengan penuh percaya,
serta juga memohon tanda-tanda perkenanan-Nya kepada Israel yang sudah
ada sejak dahulu kala. Seruan ini juga memohon agar Ia peduli dengan
kemuliaan-Nya sendiri dalam kepentingan-kepentingan mereka.
1. Suatu penghiburan bagi mereka (dan itu tidak sedikit) bahwa Tuhan
selalu siap untuk mengampuni dosa (ay. 9): Pada Tuhan, Tuhan kami, ada
kesayangan dan keampunan. Ini merujuk pada pernyataan nama-Nya itu
(Kel. 34:6-7), TUHAN, Tuhan penyayang dan pengasih, mengampuni
kesalahan. Perhatikanlah, sangat membesarkan hati para pendosa yang
malang untuk mengingat bahwa pada Tuhan ada kesayangan. Hal ini sama
seperti saat mereka insyaf dan merendahkan diri dengan mengingat
bahwa pada-Nya ada kebenaran. sebab itu, barang siapa memuliakan
Dia atas kebenaran-Nya, ia dapat mengambil bagi dirinya penghiburan
dari belas kasih-Nya (Mzm. 62:13). Pada Tuhan ada belas kasih yang
melimpah, dan bukan hanya pengampunan melainkan juga
pengampunan-pengampunan. Ia yaitu Tuhan yang sudi mengampuni
(Neh. 9:17, tafsiran yang agak luas). Ia memberi pengampunan dengan
limpahnya (Yes. 55:7). Walaupun kami telah memberontak terhadap Dia,
namun pada-Nya ada belas kasihan, belas kasih yang mengampuni, bah-
kan untuk pemberontak.
2. Begitu pula merupakan dukungan bagi mereka untuk berpikir bahwa
Tuhan telah memuliakan diri-Nya sebelumnya dengan membebaskan
mereka dari Mesir. Sejauh itulah Daniel melihat ke belakang untuk
mendorong imannya (ay. 15): “Engkau sebelumnya telah membawa
umat-Mu keluar dari tanah Mesir dengan tangan yang kuat, dan tidakkah
sekarang Engkau dengan tangan kuat yang sama akan membawa mereka
keluar dari Babel? Bukankah pada waktu itu mereka dibentuk menjadi
sebuah bangsa, dan tidakkah sekarang mereka akan dibentuk kembali
dan dibentuk secara baru? Apakah mereka sekarang berdosa dan tidak
layak, sedangkan pada waktu itu mereka tidak? Apakah penindas-
penindas mereka sekarang kuat dan angkuh, sedangkan saat itu tidak?
Dan bukankah Tuhan pernah berkata bahwa pembebasan mereka dari
Babel akan lebih cemerlang dibandingkan pembebasan mereka dari Mesir?”
(Yer. 16:14-15). Kekuatan seruan ini ada pada pernyataan ini,
“Engkau sudah memasyhurkan nama-Mu, sudah membuat diri-Mu
mendapat nama” (demikian kata yang dipakai) “seperti pada hari ini,
bahkan sampai pada hari ini, dengan membawa kami keluar dari Mesir.
Dan tidakkah Engkau akan kehilangan nama baik-Mu itu dengan mem-
biarkan kami binasa di Babel? Bukankah Engkau menjadi termasyhur
oleh pembebasan yang sudah begitu sering kami peringati, dan
bukankah sekarang Engkau akan memasyhurkan nama-Mu dengan
pembebasan ini yang sudah begitu sering kami doakan, dan begitu lama
kami nanti-nantikan?”
V. Di sini ada keluhan yang memilukan tentang cela yang menindih umat Tuhan ,
dan reruntuhan yang di atasnya tempat kudus Tuhan terhampar. Cela dan
reruntuhan itu banyak mendatangkan penghinaan terhadap Tuhan dan
membuat orang mengecilkan nama dan kemasyhuran yang sudah diperoleh
Tuhan dengan membawa mereka keluar dari Mesir.
1. Umat Tuhan yang kudus dipandang rendah. Oleh sebab dosa mereka dan
oleh sebab kesalahan nenek moyang mereka, mereka telah menajiskan
mahkota mereka dan membuat diri mereka sendiri hina. Dan kemudian
meskipun mereka, berdasar nama dan pengakuan, yaitu umat Tuhan ,
dan sebab alasan itu benar-benar besar dan terhormat, namun mereka
menjadi cela bagi semua orang yang di sekeliling mereka. Tetangga-
tetangga mereka menertawakan mereka dengan cemoohan, dan
bersorak-sorak atas kehinaan mereka. Perhatikanlah, dosa yaitu cela
bagi bangsa mana saja, namun terutama bagi umat Tuhan , yang diawasi
oleh lebih banyak pasang mata dan yang akan kehilangan kehormatan
yang lebih besar dibandingkan bangsa lain.
2. Tempat kudus Tuhan menjadi musnah. Yerusalem, kota kudus, menjadi
cela (ay. 16) saat ia terhampar dalam reruntuhan. Kota itu menjadi
kengerian dan sasaran suitan bagi semua orang yang lewat. Tempat
kudus, rumah yang kudus, menjadi musnah (ay. 17), mezbah-mezbah
dirobohkan, dan semua bangunan diruntuhkan dalam debu.
Perhatikanlah, timbunan puing tempat kudus yaitu kesedihan bagi
semua orang kudus, yang menganggap semua penghiburan mereka di
dunia ini terkubur di dalam reruntuhan tempat kudus.
VI. Di sini ada permintaan yang mendesak kepada Tuhan untuk memulihkan para
tawanan Yahudi yang malang kembali kepada kenikmatan-kenikmatan
mereka yang dulu lagi. Permohonannya sangat mendesak, sebab Tuhan
mengizinkan kita untuk bergumul dengan-Nya dalam doa: “Ya Tuhan, aku
memohon kepada-Mu (ay. 16, KJV). Sekiranya Engkau mau melakukan apa
saja untukku, lakukanlah ini. Inilah keinginan hati dan doaku. Oleh sebab itu,
dengarkanlah, ya Tuhan kami, doa hamba-Mu ini dan permohonannya (ay. 17),
dan berilah jawaban damai.” Nah, apa saja permohonan-permohonannya?
Apa saja permintaan-permintaannya?
1. Supaya Tuhan mau memalingkan murka-Nya dari mereka. Itulah yang
ditakuti dan ingin dielakkan oleh semua orang kudus lebih dari apa pun:
Oh, kiranya murka-Mu berlalu dari Yerusalem, kota-Mu, gunung-Mu yang
kudus! (ay. 16). Ia tidak berdoa bagi pemulihan mereka kembali dari
pembuangan mereka (biarlah Tuhan berbuat kepada mereka seperti
yang tampak baik di mata-Nya), namun Ia pertama-tama berdoa bagi
berlalunya murka Tuhan . Singkirkan penyebabnya, maka akibatnya akan
berhenti.
2. Supaya Ia mau menyinari cahaya wajah-Nya kepada mereka (ay. 17):
“Sinarilah tempat kudus-Mu yang telah musnah ini dengan wajah-Mu.
Kembalilah dalam belas kasihan-Mu kepada kami, dan tunjukkanlah
bahwa Engkau berdamai dengan kami, maka semuanya akan menjadi
baik.” Perhatikanlah, bersinarnya wajah Tuhan atas timbunan puing
tempat kudus secara keseluruhan akan mengarah pada perbaikannya.
Dan di atas dasar itulah tempat kudus harus dibangun kembali. Oleh
sebab itu, jika sahabat-sahabatnya ingin memulai pekerjaan mereka
dengan tujuan yang benar, mereka pertama-tama harus bersungguh-
sungguh dengan Tuhan dalam doa memohon perkenanan-Nya, dan
memohonkan senyuman-Nya bagi tempat kudus-Nya. Buatlah wajah-Mu
bersinar, maka kami akan selamat (Mzm. 80:4).
3. Supaya Ia mau mengampuni dosa-dosa mereka, dan kemudian bergegas
membebaskan mereka (ay. 19): Ya Tuhan, dengarlah! Ya, Tuhan,
ampunilah! “Supaya belas kasih yang didoakan bisa diberikan dalam
belas kasih, hendaklah dosa yang mengancam akan menghalangi kita
dan disingkirkan: Ya Tuhan, perhatikanlah dan bertindaklah. Jangan
hanya memperhatikan dan berbicara, namun juga perhatikan dan
bertindaklah. Lakukanlah bagi kami apa yang tidak bisa dilakukan orang
lain, dan lakukanlah itu dengan segera, dengan tidak bertangguh, ya
Tuhan ku!” sebab sekarang ia melihat bahwa hari yang ditetapkan sudah
dekat, maka ia dalam iman bisa berdoa supaya Tuhan bergegas
mendatangi mereka dan tidak menunda-nunda. Daud sering berdoa:
TUHAN, segeralah menolong aku.
VII. Di sini ada sejumlah seruan dan alasan untuk menguatkan permohonan-
permohonan itu. Tuhan mengizinkan kita tidak hanya untuk berdoa, namun
juga untuk mengemukakan alasan-alasan kita kepada-Nya, yang bukan
untuk membuat-Nya tergerak (Ia sendiri tahu apa yang akan dilakukan-
Nya), melainkan untuk membuat diri kita sendiri tergerak, untuk
mengobarkan semangat kita dan membesarkan iman kita.
1. Mereka enggan bergantung pada kebenaran-kebenaran atau jasa-jasa
diri sendiri. Mereka tidak berlagak pantas mendapat apa pun dari tangan
Tuhan selain murka dan kutukan (ay. 18): “Kami menyampaikan doa
permohonan kami ke hadapan-Mu dengan harapan akan berhasil, bukan
berdasar jasa-jasa kami, seolah-olah kami layak menerima
perkenanan-Mu atas suatu kebaikan dalam diri kami, atau kebaikan yang
kami lakukan, atau seolah-olah kami bisa menuntut apa saja sebagai
utang. Kami tidak bisa menuntut bahwa kami layak, tidak, meskipun
dulu kami lebih layak dibandingkan sekarang. Bahkan, meskipun kami tidak
mengetahui kesalahan apa pun dalam diri kami, namun hal itu pun tidak
membuat diri kami benar. Tidak pula kami akan membantah, namun kami
hanya bisa memohon belas kasihan kepada yang mendakwa kami .” Musa
sudah memberi tahu Israel jauh sebelum itu, bahwa apa saja yang
dilakukan Tuhan bagi mereka, itu bukan sebab jasa-jasa mereka (Ul. 9:4-
5). Dan Yehezkiel belakangan ini memberi tahu mereka bahwa
kembalinya mereka dari Babel bukan sebab mereka (Yeh. 36:22, 32).
Perhatikanlah, setiap kali kita datang kepada Tuhan untuk meminta belas
kasihan, kita harus menyingkirkan segala kesombongan, dan keyakinan,
bahwa kita berhak meminta sebab jasa-jasa kita.
2. Mereka mendapat dorongan untuk berdoa hanya dari Tuhan , sebab
mereka tahu bahwa alasan-alasan-Nya untuk memberi belas kasihan
timbul dari dalam diri-Nya sendiri. Oleh sebab itu, segala seruan kita
untuk meminta belas kasihan harus didasarkan pada diri-Nya, dan
dengan demikian kita memberi kehormatan kepada-Nya saat kita
sedang menuntut anugerah dan belas kasih dari-Nya.
(1) “Lakukanlah itu oleh sebab Engkau sendiri (ay. 19), untuk
menggenapi putusan hikmat-Mu sendiri, untuk memenuhi janji-Mu
sendiri, dan untuk menyatakan kemuliaan-Mu sendiri.”
Perhatikanlah, Tuhan akan melakukan pekerjaan-Nya sendiri, bukan
hanya dengan cara dan waktu-Nya sendiri, melainkan juga demi diri-
Nya sendiri, dan demikianlah kita harus memandangnya.
(2) “Lakukanlah itu demi Tuhan sendiri, yaitu, demi Tuhan Kristus,” demi
Mesias yang dijanjikan, yang yaitu Tuhan (demikianlah yang
dipahami oleh kebanyakan penafsir Kristen yang terbaik). Demi
Adonai, demikianlah Daud menyebut Mesias (Mzm. 110:1), dan belas
kasih didoakan bagi jemaat demi Anak Manusia (Mzm. 80:18), dan
oleh sebab firman-Mu, yang yaitu Tuhan dari semua orang. Demi
Dialah Tuhan membuat wajah-Nya bersinar atas orang-orang berdosa
saat mereka bertobat dan berbalik kepada-Nya, sebab korban
pemuasan yang telah diberikan-Nya. Oleh sebab itu, dalam semua
doa kita, korban itulah yang harus menjadi seruan kita. Kita harus
memasyhurkan hanya keadilan-Nya saja (Mzm. 71:16). Pandanglah
wajah orang yang Kauurapi. Ia sendiri sudah memerintahkan kita
untuk meminta dalam nama-Nya.
(3) “Lakukan sesuai dengan belas kasihan-Mu (ay. 16. KJV: sesuai dengan
segala kebenaran-Mu), yaitu, berserulah bagi kami melawan para
penganiaya dan penindas kami sesuai dengan kebenaran-Mu.
Meskipun kami sendiri tidak benar di hadapan Tuhan , namun kami ini
punya hak untuk kami tuntut terhadap para penganiaya dan
penindas kami itu, kami memiliki perkara yang benar, yang kami
serahkan kepada Tuhan yang benar supaya Ia tampil membela per-
kara kami itu.” Atau, lebih tepatnya, yang dimaksud dengan sesuai
dengan kebenaran Tuhan di sini yaitu kesetiaan-Nya terhadap janji-
Nya. Tuhan sudah, sesuai dengan kebenaran-Nya, melaksanakan
ancaman dari janji itu (ay. 11). “Sekarang, Tuhan, tidakkah Engkau
akan berbuat sesuai dengan segala kebenaran-Mu? Tidakkah Engkau
akan setia kepada janji-janji-Mu seperti Engkau sudah setia terhadap
ancaman-ancaman-Mu dan menggenapinya juga?”
(4) “Lakukanlah itu berdasar kasih sayang-Mu yang berlimpah-
limpah (ay. 18), untuk memperlihatkan bahwa Engkau memang
Tuhan yang penyayang.” Hal-hal baik yang kita minta dari Tuhan , kita
sebut belas kasihan, sebab kita mengharapkannya dari belas
kasihan Tuhan semata-mata. Dan, sebab kesengsaraan yaitu
sasaran yang tepat untuk belas kasihan, sang nabi sini membeberkan
keadaan jemaat yang mengenaskan di hadapan Tuhan , seolah-olah
untuk menggugah belas kasihan-Nya: “Bukalah mata-Mu dan lihatlah
kebinasaan kami, terutama kebinasaan tempat kudus. Oh, lihatlah
dengan rasa kasihan keadaan yang mengibakan ini!” Perhatikanlah,
kebinasaan-kebinasaan jemaat harus dibeberkan dalam doa di
hadapan Tuhan dan kemudian ditinggalkan bersama-Nya.
(5) “Lakukanlah itu demi hubungan yang kami miliki dengan-Mu.
Tempat kudus yang musnah itu yaitu tempat kudus-Mu (ay. 17),
diabdikan bagi kehormatan-Mu, dipakai untuk melayani-Mu, dan
tempat kediaman-Mu. Yerusalem yaitu kota-Mu dan gunung-Mu
yang kudus (ay. 16). Yerusalem yaitu kota yang disebut dengan
nama-Mu” (ay. 18). Yerusalem yaitu kota yang dipilih Tuhan dari
antara segala suku Israel untuk membuat nama-Nya tinggal di sana.
“Orang-orang yang telah menjadi cela yaitu umat-Mu, dan nama-Mu
ikut tercela dalam cela yang dilontarkan kepada mereka (ay. 16).
Mereka disebut dengan nama-Mu (ay. 19). Tuhan, Engkau
memiliki harta milik dalam diri mereka, dan oleh sebab itu
berkepentingan dalam kepentingan-kepentingan mereka. Tidakkah
Engkau akan menyediakan pertolongan bagi milik-Mu sendiri, bagi
anggota-anggota keluarga-Mu sendiri? Mereka itu kepunyaan-Mu,
selamatkanlah mereka” (Mzm. 119:94).
Doa Daniel Dijawab,
Kehancuran Yerusalem Dinubuatkan
(9:20-27)
20 Sementara aku berbicara dan berdoa dan mengaku dosaku dan dosa bangsaku, bangsa
Israel, dan menyampaikan ke hadapan TUHAN, Tuhan ku, permohonanku bagi gunung
kudus Tuhan ku, 21 sementara aku berbicara dalam doa, terbanglah dengan cepat ke arahku
Gabriel, dia yang telah kulihat dalam penglihatan yang dahulu itu pada waktu
persembahan korban petang hari. 22 Lalu ia mengajari aku dan berbicara dengan aku:
“Daniel, sekarang aku datang untuk memberi akal budi kepadamu untuk mengerti. 23
saat engkau mulai menyampaikan permohonan keluarlah suatu firman, maka aku
datang untuk memberitahukannya kepadamu, sebab engkau sangat dikasihi. Jadi
camkanlah firman itu dan perhatikanlah penglihatan itu! 24 Tujuh puluh kali tujuh masa
telah ditetapkan atas bangsamu dan atas kotamu yang kudus, untuk melenyapkan
kefasikan, untuk mengakhiri dosa, untuk menghapuskan kesalahan, untuk mendatangkan
keadilan yang kekal, untuk menggenapkan penglihatan dan nabi, dan untuk mengurapi
yang maha kudus. 25 Maka ketahuilah dan pahamilah: dari saat firman itu keluar, yakni
bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali, sampai pada kedatangan
seorang yang diurapi, seorang raja, ada tujuh kali tujuh masa; dan enam puluh dua kali
tujuh masa lamanya kota itu akan dibangun kembali dengan tanah lapang dan paritnya,
namun di tengah-tengah kesulitan. 26 Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu akan
disingkirkan seorang yang telah diurapi, padahal tidak ada salahnya apa-apa. Maka
datanglah rakyat seorang raja memusnahkan kota dan tempat kudus itu, namun raja itu
akan menemui ajalnya dalam air bah; dan sampai pada akhir zaman akan ada peperangan
dan pemusnahan, seperti yang telah ditetapkan. 27 Raja itu akan membuat perjanjian itu
menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh
masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas
sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah
ditetapkan menimpa yang membinasakan itu.”
Kita mendapati di sini jawaban yang segera dikirim untuk doa Daniel, dan itu
jawaban yang sangat pantas diingat, sebab di dalamnya termuat nubuatan yang
paling terkenal tentang Kristus dan anugerah Injil yang ada di seluruh Perjanjian
Lama. Jika Yohanes Pembaptis yaitu bintang fajar, maka nubuatan ini yaitu
fajar menyongsong Surya kebenaran, Surya pagi dari tempat yang tinggi. Di sini
ada,
I. Waktu saat jawaban ini diberikan.
1. Jawaban itu diberikan sewaktu Daniel sedang berdoa. Hal ini diamatinya
dan ditekankannya dengan kuat: Sementara aku berbicara (ay. 20), ya,
sementara aku berbicara dalam doa (ay. 21), sebelum ia bangkit berdiri
dari keadaan berlutut, dan sewaktu masih ada lagi yang berniat
dikatakannya.
(1) Ia menyebutkan dua hal pokok yang terutama terus dimintanya
dalam doa, dan yang mungkin berniat dikembangkannya lebih jauh.
[1] Ia sedang mengaku dosa dan meratapinya, “baik dosaku maupun
dosa bangsaku, bangsa Israel.” Daniel yaitu seorang yang sangat
luar biasa dan baik budinya, namun ia menemukan dosanya
sendiri untuk diakui di hadapan Tuhan dan siap mengakuinya.
Sebab di bumi tidak ada orang yang saleh: yang berbuat baik dan
tak pernah berbuat dosa. Tidak ada pula orang yang berdosa dan
tidak bertobat. Rasul Yohanes menempatkan dirinya ke dalam
bilangan orang-orang yang menipu diri sendiri jika mereka
berkata bahwa mereka tidak berdosa, dan yang sebab itu
mengakui dosa-dosa mereka (1Yoh. 1:8). Orang-orang baik akan
dilegakan hati nuraninya jika mereka mencurahkan keluhan-ke-
luhan mereka di hadapan Tuhan melawan diri mereka sendiri.
Dan itulah yang disebut mengaku dosa. Ia juga mengakui dosa
bangsanya, dan meratapinya. Orang-orang yang peduli dengan
sepenuh hati terhadap kemuliaan Tuhan , kesejahteraan jemaat,
dan jiwa-jiwa manusia, akan meratapi dosa-dosa orang lain dan
juga dosa-dosa mereka sendiri.
[2] Ia sedang menyampaikan ke hadapan TUHAN, Tuhan nya,
permohonannya, dan mengemukakannya di hadapan-Nya
sebagai pengantara bagi Israel. Dan dalam doa ini, yang menjadi
kepeduliannya yaitu gunung kudus Tuhan nya, gunung Sion.
Timbunan puing tempat kudus lebih melekat di hatinya dibandingkan
timbunan puing kota dan negeri ini . Dan perbaikan tempat
kudus, serta didirikanya kembali tempat ibadah umum untuk
Tuhan Israel, yaitu dua hal yang ada dalam pandangannya, dalam
pembebasan yang bersiap-siap disambutnya, lebih dibandingkan
ditegakkannya kembali kepentingan-kepentingan pemerintahan
duniawi mereka. Nah,
(2) Sewaktu Daniel sedang sepenuhnya terbenam dalam doa seperti itu,
[1] Permohonannya untuk mendapat belas kasihan yang
didoakannya dikabulkan. Perhatikanlah, Tuhan sangat siap untuk
mendengar doa dan memberi jawaban damai. Sekarang
digenapilah apa yang telah dikatakan Tuhan (Yes. 65:24), saat
mereka sedang berbicara, Aku sudah mendengarkannya. Daniel
menjadi sangat bersemangat dalam doa, dan perasaan-
perasaannya menjadi sangat kuat (ay. 18-19). Dan, sementara ia
berbicara dengan bersemangat dan berkobar-kobar seperti itu,
seorang malaikat datang kepadanya dengan jawaban yang penuh
rahmat. Tuhan sangat senang dengan ibadah-ibadah yang hidup.
Kita sekarang tidak bisa berharap bahwa Tuhan akan
mengirimkan jawaban untuk doa kita melalui malaikat, namun ,
jika kita mendoakan dengan sungguh-sungguh apa yang telah
dijanjikan Tuhan , kita dengan iman dapat mengambil janji itu
sebagai jawaban langsung bagi doa kita. Sebab Ia, yang
menjanjikannya, setia.
[2] Kepadanya disingkapkan tentang penebusan yang jauh lebih
besar dan mulia yang akan dikerjakan Tuhan bagi jemaat-Nya
pada akhir zaman. Perhatikanlah, orang-orang yang mau dibuat
mengenal Kristus dan anugerah-Nya harus banyak berdoa.
2. Jawaban itu diberikan pada waktu persembahan korban petang hari (ay.
21). Mezbah terhampar dalam reruntuhan, dan tidak ada persembahan
khusus yang dipersembahkan di atasnya, namun , dari apa yang tampak,
orang-orang Yahudi yang saleh dalam pembuangan mereka setiap hari
memikirkan waktu saat persembahan khusus itu seharusnya diper-
sembahkan, dan pada jam itu ingin menangis rasanya saat mengingat-
nya. Mereka berkeinginan dan berharap supaya doa mereka menjadi
bagi Tuhan seperti persembahan ukupan, dan tangan mereka yang
terangkat, dan hati mereka bersama tangan mereka, dapat diterima di
hadapan-Nya seperti persembahan korban pada waktu petang (Mzm.
141:2). Persembahan khusus pada waktu petang yaitu perlambang dari
korban agung yang akan dipersembahkan Kristus pada waktu petang
dunia ini, dan berkat korban itulah doa Daniel diterima saat ia berdoa
demi Tuhan. Dan demi korban itulah penyingkapan yang mulia tentang
kasih yang menebus ini diberikan kepadanya. Anak Domba membuka
meterai berkat darah-Nya sendiri.
II. Utusan yang melaluinya jawaban ini dikirimkan. Jawaban itu tidak diberikan
kepadanya dalam sebuah mimpi, tidak pula oleh suara dari sorga, melainkan,
supaya lebih pasti dan khidmat, seorang malaikat sengaja diutus, tampil
dalam rupa manusia, untuk memberi jawaban ini kepada Daniel.
Amatilah,
1. Siapa malaikat, atau utusan ini. Dia yaitu Gabriel (KJV: manusia Gabriel).
Jika Mikhael penghulu malaikat yaitu , seperti yang diduga banyak
orang, tidak lain Yesus Kristus sendiri, Gabriel ini yaitu satu-satunya
malaikat ciptaan yang namanya disebutkan dalam Kitab Suci. Gabriel
berarti yang perkasa dari Tuhan . Sebab para malaikat itu amat kuat dan
berkuasa (2Ptr. 2:11). Dialah yang telah kulihat dalam penglihatan yang
dahulu itu. Daniel mendengar nama malaikat itu disebut, dan dari situ ia
mengetahui namanya (8:16). Dan, meskipun pada waktu itu ia gemetar
saat malaikat itu datang mendekat, namun ia mengamatinya dengan
begitu penuh perhatian sehingga sekarang ia mengenalinya lagi,
mengenalinya sebagai sosok yang sama yang telah dilihatnya pada
awalnya. Dan, sebab sudah agak mengenalnya dengan lebih baik,
sekarang ia tidak begitu ketakutan saat melihatnya seperti pada waktu
pertama kali. saat malaikat ini berkata kepada Zakharia, akulah
Gabriel (Luk. 1:19), ia dengan demikian bermaksud mengingatkan
Zakharia akan pemberitahuan yang telah disampaikannya kepada Daniel
tentang kedatangan Mesias sewaktu penggenapannya masih jauh, untuk
meneguhkan imannya terhadap pemberitahuan yang hendak disampai-
kannya tentang kedatangan itu sewaktu penggenapannya sudah di
ambang pintu.
2. Petunjuk-petunjuk yang diterima oleh utusan ini dari Bapa segala terang,
yang kepada-Nya Daniel berdoa (ay. 23): saat engkau mulai
menyampaikan permohonan keluarlah suatu firman, suatu perintah, dari
Tuhan . Diberikan pemberitahuan kepada para malaikat di sorga tentang
putusan hikmat Tuhan ini, yang ingin mereka ketahui. Dan diberikan
perintah-perintah kepada Gabriel untuk segera pergi dan
menyampaikan pemberitahuan itu kepada Daniel. Dengan ini tampak
bahwa bukan suatu hal yang dikatakan Daniel yang membuat Tuhan
tergerak, sebab jawabannya diberikan begitu ia mulai berdoa. namun
Tuhan sangat senang dengan tindakannya yang menjalankan kewajiban
dengan sungguh-sungguh dan khidmat. Dan, sebagai pertanda dari
kesenangan-Nya itu, Ia mengirimkan kepadanya pesan yang penuh
rahmat ini. Atau mungkin saat Daniel mulai menyampaikan
permohonan, firman atau perintah Koresh keluar, yakni bahwa Yerusalem
akan dipulihkan dan dibangun kembali, perintah yang dibicarakan dalam
ayat 25 itu. “Hal itu dilakukan hari ini juga. Maklumat pembebasan
orang-orang Yahudi ditandatangani pagi hari ini, tepat saat engkau
sedang mendoakannya.” Dan sekarang, pada akhir hari puasa ini, Daniel
diberi tahu tentangnya, seperti, pada akhir hari pendamaian, bunyi
sangkakala diperdengarkan untuk memaklumkan pembebasan.
3. Bagaimana sang malaikat bergegas untuk menyampaikan pesannya. Ia
terbanglah dengan cepat (ay. 21, KJV: dibuat terbang dengan cepat). Para
malaikat yaitu utusan-utusan yang bersayap, cepat dalam gerakan
mereka, dan tidak menunda-nunda waktu untuk melaksanakan
perintah-perintah yang mereka terima. Mereka terbang ke sana ke mari
seperti kilat (Yeh. 1:14). namun , dari apa yang tampak, kadang-kadang
mereka lebih cepat dibandingkan di waktu-waktu lain, dan menghantarkan
kiriman dengan lebih cepat, seperti di sini sang malaikat dibuat terbang
dengan cepat. Yaitu, ia diperintahkan dan dimampukan untuk terbang
cepat. Para malaikat melakukan pekerjaan mereka dalam ketaatan
terhadap perintah ilahi dan dalam kebergantungan pada kekuatan ilahi.
Meskipun mereka unggul dalam kebijaksanaan, mereka terbang lebih
cepat atau lebih lambat sesuai perintah Tuhan . Dan, walaupun mereka
unggul dalam kekuatan, mereka terbang hanya sebagaimana Tuhan
membuat mereka terbang. Para malaikat sendiri menjadi bagi kita
sebagaimana Tuhan menjadikan mereka. Mereka yaitu pejabat-pejabat-
Nya yang melakukan kehendak-Nya (Mzm. 103:21).
4. Pengantar atau pendahuluan bagi pesannya.
(1) Sang malaikat itu menyentuhnya (ay. 21, KJV), seperti sebelumnya
(8:18), bukan untuk membangunkan dia dari tidurnya seperti
sebelumnya, melainkan untuk memberinya isyarat supaya
menghentikan doanya dan memperhatikan apa yang hendak
dikatakannya sebagai jawaban terhadap doa itu. Perhatikanlah,
untuk menjaga persekutuan kita dengan Tuhan , kita tidak hanya
harus tergerak untuk berbicara dengan Tuhan , namun juga tergerak
untuk mendengarkan apa yang hendak dikatakan-Nya kepada kita.
jika kita sudah berdoa, kita harus melihat ke atas, harus meng-
awasi doa-doa kita, harus siap berjaga-jaga di menara jaga.
(2) Sang malaikat berbicara dengan dia (ay. 22), berbicara secara akrab
dengannya, seperti seorang teman berbicara dengan teman yang
lain, supaya kedahsyatannya tidak mengejutkan dia. Ia memberi tahu
Daniel untuk tugas apa ia datang, bahwa ia sengaja diutus dari sorga
dengan membawa pesan yang baik untuknya: “Aku datang untuk
memberitahukannya kepadamu (ay. 23), untuk memberi tahu kamu
apa yang tidak kamu ketahui sebelumnya.” Ia telah menunjukkan
kepadanya kesusahan-kesusahan jemaat di bawah Antiokhos, dan
akhir dari kesusahan-kesusahan itu (8:19). namun sekarang ia
memiliki hal-hal yang lebih besar untuk ditunjukkan kepadanya,
sebab orang yang setia dalam perkara kecil akan dipercayai dengan
lebih banyak perkara. “Bahkan, sekarang aku datang untuk memberi
akal budi kepadamu untuk mengerti (ay. 22), tidak hanya untuk
menunjukkan kepadamu hal-hal ini, namun juga untuk membuatmu
memahaminya.”
(3) Sang malaikat meyakinkan Daniel bahwa ia yaitu kesayangan
sorga, sebab kalau tidak, kepadanya tidak akan dikirimkan utusan
ini. sebab itu ia harus memandangnya sebagai suatu kebaikan
baginya. “Aku datang untuk memberitahukannya kepadamu, sebab
engkau sangat dikasihi. Engkau yaitu seorang yang diingini, yang
berkenan kepada Tuhan , dan yang mendapat perkenanan-Nya.”
Perhatikanlah, meskipun Tuhan mengasihi semua anak-Nya, namun
ada sebagian yang lebih dikasihi dibandingkan yang lain. Kristus memiliki
satu murid yang bersandar dekat kepada-Nya. Dan murid yang
dikasihi itulah yang dipercayai dengan penglihatan-penglihatan
nubuatan dari Perjanjian Baru, seperti Daniel dipercayai dengan
penglihatan-penglihatan nubuatan dari Perjanjian Lama. Sebab
tanda apa lagi yang lebih besar akan perkenanan Tuhan terhadap
manusia dibandingkan rahasia-rahasia Tuhan yang dipercayakan kepada-
nya? Abraham yaitu sahabat Tuhan . Oleh sebab itu, apakah Aku akan
menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan? (Kej.
18:17). Perhatikanlah, orang-orang yang kepada mereka, dan dalam
diri mereka Tuhan menyatakan Anak-Nya, mereka itu dapat
menganggap diri mereka sangat dikasihi. Sebagian orang mengamati
bahwa sebutan yang diberikan malaikat Gabriel ini kepada Perawan
Maria yaitu banyak sama dengan sebutan yang diberikannya di sini
kepada Daniel, seolah-olah ia bermaksud mengingatkan Maria akan
sebutan itu, hai engkau yang dikaruniai. Seperti Daniel, sangat
dikasihi.
(4) Sang malaikat menuntut perhatian yang sungguh-sungguh dari
Daniel terhadap penyingkapan yang hendak diberikannya sekarang
kepadanya. Jadi camkanlah firman itu dan perhatikanlah penglihatan
itu (ay. 23). Ini menyiratkan bahwa penyingkapan itu yaitu hal
yang layak dia perhatikan, di atas penglihatan-penglihatan lain yang
sebelumnya berkenan diberikan kepadanya. Perhatikanlah, orang-
orang yang ingin memahami perkara-perkara tentang Tuhan harus
menimbang-nimbang perkara itu, harus memusatkan pikiran
mereka terhadapnya, merenungkannya, dan membandingkan hal-hal
rohani dengan hal-hal rohani. Alasan mengapa kita berada dalam
kegelapan yang begitu pekat tentang kehendak Tuhan yang
dinyatakan kepada kita, dan keliru memahaminya, yaitu sebab
tidak adanya pertimbangan. Penglihatan ini menuntut untuk
dipertimbangkan dan juga layak dipertimbangkan.
III. Pesan itu sendiri. Pesan itu disampaikan dengan sangat khidmat, tidak
diragukan lagi diterima dengan perhatian yang besar, dan dicatat dengan
sangat tepat. namun di dalamnya, seperti yang biasa terjadi dalam nubuatan-
nubuatan, ada hal-hal yang gelap dan sulit dipahami. Daniel, yang dari Kitab
Yeremia memahami berakhirnya tujuh puluh tahun pembuangan, sekarang
dipakai dengan terhormat untuk memberitahukan kepada jemaat tentang
pembebasan lain yang lebih mulia, dan pembuangan tujuh puluh tahun
hanyalah bayangan darinya, yang juga terjadi pada akhir tujuh puluh, bukan
tahun, melainkan masa (berminggu-minggu tahun). Ia mendoakan nubuatan
itu, dan menerima ini sebagai jawaban terhadap doa itu. Ia sudah berdoa
untuk bangsanya dan kota kudus, supaya mereka dibebaskan, supaya kota itu
dibangun kembali. namun Tuhan menjawabnya jauh lebih banyak dari pada
yang dia doakan atau pikirkan. Tuhan tidak hanya memberi , namun juga
bertindak melampaui, keinginan orang-orang yang takut akan Dia (Mzm.
21:5).
1. Waktu-waktu yang ditetapkan di sini agak sulit dipahami. Secara umum,
waktu itu yaitu tujuh puluh kali tujuh masa, yang tepat berjumlah 490
tahun. Perkara-perkara besar yang masih akan datang menyangkut
bangsa Israel, dan kota Yerusalem, akan terjadi dalam kurun waktu ini.
(1) Tahun-tahun ini digambarkan dalam hitungan minggu (KJV),
[1] Sesuai dengan gaya nubuatan, yang sebagian besarnya sulit
dimengerti, dan di luar kebiasaan berbicara pada umumnya,
supaya hal-hal yang dinubuatkan tidak terlalu jelas.
[2] Untuk memberi kehormatan kepada pembagian waktu
berdasar minggu, yang murni dibuat menurut hari Sabat, dan
untuk menandakan bahwa pembagian waktu itu harus dipakai
untuk seterusnya.
[3] Dengan merujuk pada tujuh puluh tahun pembuangan. sebab
mereka sudah begitu lama dibuat tidak memiliki tanah mereka
sendiri, maka, sebab sekarang mereka dikembalikan kepadanya,
mereka harus dibuat memilikinya selama tujuh kali lipat.
Sedemikian lebih sukanya Tuhan dalam menunjukkan belas
kasihan dibandingkan menghukum. Tanah itu telah menikmati tahun-
tahun sabatnya, dalam pengertian yang sedih, selama tujuh puluh
tahun (Im. 26:34). namun sekarang umat Tuhan, dalam
pengertian yang menghibur, akan menikmati tahun-tahun sabat
mereka selama tujuh puluh kali tujuh masa, dan di dalamnya
mereka akan menikmati tujuh puluh tahun sabat, yang
menghasilkan sepuluh tahun Yobel. Demikianlah pembagian-
pembagian yang ada dalam tindakan pembuangan Sang
Penyelenggara, supaya kita bisa melihat dan mengagumi hikmat
dari Dia yang telah menentukan musim-musim bagi mereka.
(2) Kesulitan-kesulitan yang muncul mengenai tujuh puluh kali tujuh
masa ini,
[1] Mengenai waktu dimulainya dan dari mana harus dihitung.
Masa-masa itu di sini dihitung dari saat firman itu keluar, yakni
bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali (ay. 25).
Saya sangat cenderung memahami ini sebagai maklumat dari
Koresh yang disebutkan dalam Ezra 1:1, sebab oleh maklumat itu
orang-orang Yahudi dipulihkan. Dan, walaupun tidak disebutkan
dengan jelas di sana tentang membangun Yerusalem, namun hal
itu seyogianya mengenai membangun Bait Suci, dan dinubuatkan
akan dilakukan oleh Koresh (Yes. 44:28). Ia akan mengatakan
tentang Yerusalem: Baiklah ia dibangun. Maklumat itu yaitu ,
baik dalam nubuatan maupun sejarah, maklumat yang paling
terkenal untuk membangun Yerusalem. Bahkan, dari apa yang
tampak, keluarnya perintah ini (yang mungkin dimaksudkan
sebagai perintah Tuhan tentang perintah dari Koresh) yaitu
sama dengan keluarnya perintah yang disebutkan dalam ayat 23,
yang terjadi pada permulaan permohonan Daniel. Terlihat sangat
selaras bahwa tujuh puluh masa itu dimulai segera jsesudah
berakhirnya tujuh puluh tahun pembuangan. Dan tidak ada
keberatan yang harus diajukan untuk hal ini, namun bahwa
menurut penghitungan ini kerajaan Persia, dari mulai direbutnya
Babel oleh Koresh sampai dengan penaklukan Aleksander atas
Darius, berlangsung hanya selama 130 tahun. Sedangkan,
menurut penjelasan tertentu yang diberikan tentang
berkuasanya kaisar-kaisar Persia, terhitung bahwa kekuasaan itu
berlanjut selama 230 tahun. Demikianlah yang dihitung oleh
Thukidides, Xenofon, dll. Orang-orang yang menetapkan penghi-
tungan mereka pada maklumat yang pertama itu mengesam-
pingkan penghitungan-penghitungan para sejarawan kafir ini
sebagai penghitungan yang tidak pasti dan tidak dapat
diandalkan. namun sebagian yang lain, sebab bersedia untuk
mencocokkannya, memulai 490 tahun bukan pada maklumat
Koresh (Ezr. 1:1), melainkan pada maklumat kedua untuk
membangun Yerusalem, yang dikeluarkan oleh Darius Nothus
lebih dari 100 tahun sesudahnya, yang disebutkan dalam Ezra 6.
Yang lain lagi menetapkan penghitungan mereka pada tahun
ketujuh pemerintahan Artahsasta Mnemon, yang mengutus Ezra
dengan sebuah penugasan (Ezr. 7:8-12). Seorang sarjana, Tuan
Poole, dalam artikel nya Synopsis dalam bahasa Latin, memiliki
kumpulan yang luas dan panjang lebar tentang apa yang sudah
dikatakan orang, baik yang mendukung maupun yang menyang-
gah, tentang permulaan yang berbeda-beda dari masa-masa ini,
masing-masing sarjana dengan kesukaannya sendiri-sendiri.
[2] Mengenai akhir dari masa-masa itu. Dan mengenai hal ini para
penafsir juga tidak sependapat. Sebagian orang memandang
masa-masa itu berakhir pada kematian Kristus, dan berpikir
bahwa kata-kata yang jelas dari nubuat yang terkenal ini akan
membenarkan kita untuk menyimpulkan bahwa mulai dari saat
saat Gabriel berbicara kepada Daniel, pada waktu persem-
bahan petang, sampai pada saat Kristus mati, yang juga terjadi
menjelang petang, tepat berjumlah 490 tahun. Dan saya cukup
bersedia untuk mengikuti pendapat itu. namun sebagian yang
lain berpikir, sebab dikatakan bahwa pada pertengahan tujuh
masa (yaitu akhir dari tujuh puluh kali tujuh masa) ia akan
menghentikan korban sembelihan dan korban santapan, maka
masa-masa itu berakhir tiga tahun setengah jsesudah kematian
Kristus, saat orang-orang Yahudi telah menolak Injil, dan para
rasul berpaling kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi. namun
orang-orang yang memandang masa-masa itu berakhir tepat
pada kematian Kristus membaca ayat tadi demikian, “Ia akan
menguatkan perjanjian itu dengan banyak orang. Tujuh tahun
terakhir, atau masa terakhir, ya, setengah dari tujuh tahun itu, atau
setengah dari masa itu (yaitu paruh kedua, tiga tahun setengah
yang dihabiskan Kristus dalam pelayanan-Nya kepada orang
banyak), akan menghentikan korban sembelihan dan korban
santapan.” Yang lain lagi berpendapat bahwa 490 tahun ini
berakhir pada waktu kehancuran Yerusalem, sekitar 37 tahun
jsesudah kematian Kristus, sebab ketujuh puluh kali tujuh masa
ini dikatakan ditetapkan atas bangsa Yahudi dan atas kota yang
kudus. Dan banyak yang dikatakan di sini mengenai kehancuran
kota dan tempat kudus itu.
[3] Mengenai pembagian masa itu ke dalam tujuh kali tujuh masa,
enam puluh dua kali tujuh masa, dan satu kali masa. Dan alasan
untuk ini sama sulit untuk dijelaskan seperti hal-hal lainnya.
Pada tujuh kali tujuh masa pertama, atau empat puluh sembilan
tahun, Bait Suci dan kota dibangun. Dan pada satu masa terakhir
Kristus memberitakan Injil-Nya, yang olehnya penyelenggaraan
jemaat Yahudi diruntuhkan, dan diletakkanlah dasar-dasar bagi
kota dan Bait Suci Injil, yang akan dibangun di atas reruntuhan
jemaat Yahudi.
(3) namun , walaupun kita dilanda ketidakpastian tentang
penetapan waktu ini, namun ada cukup kejelasan dan kepastian
untuk menjawab dua tujuan besar mengapa ada pembagian masa-
masa seperti itu.
[1] Penetapan masa-masa seperti itu benar-benar bermanfaat untuk
mengangkat dan menyokong harapan-harapan orang percaya.
Ada janji-janji umum tentang kedatangan Mesias yang diucapkan
kepada para bapa leluhur. Para nabi sebelum-sebelumnya sudah
sering kali berbicara tentang Dia sebagai Dia yang akan datang,
namun belum pernah ditetapkan waktu kedatangan-Nya sampai
sekarang. Dan, meskipun mungkin ada begitu banyak keraguan
tentang penanggalan perhitungan ini hingga mereka tidak bisa
memastikan bahwa satu masa sama dengan satu tahun, namun
melalui terang nubuatan ini mereka diarahkan kapan kira-kira
mereka harus menantikan Dia. Dan kita mendapati, sesuai de-
ngan penghitungan itu, bahwa saat Kristus datang, Ia pada
umumnya dinantikan sebagai penghiburan bagi Israel, dan
kelepasan untuk Yerusalem oleh-Nya (Luk. 2:25, 38). Ada orang-
orang yang sebab alasan ini menyangka bahwa Kerajaan Tuhan
akan segera kelihatan (Luk. 19:11), dan sebagian yang lain
berpikir bahwa inilah yang membawa kumpulan orang yang
lebih banyak dibandingkan biasanya ke Yerusalem (Kis. 2:5).
[2] Penetapan waktu itu benar-benar masih bermanfaat untuk
menyangkal dan membungkam harapan-harapan orang yang
tidak percaya, yang tidak mau mengakui bahwa Yesus yaitu Dia
yang akan datang itu, dan masih menantikan orang lain.
Nubuatan ini harus membungkam mereka, dan akan
menghukum mereka. Sebab, dari mana pun kita ingin
menghitung tujuh puluh tujuh kali masa ini, yang darinya keluar
perintah untuk membangun Yerusalem, sudah pasti bahwa masa
itu telah berakhir lebih dari 1.500 tahun yang lalu. Dengan
begitu, orang-orang Yahudi yang tidak mau mengakui bahwa
Mesias sudah datang selama-lamanya tidak dapat berdalih, sebab
mereka sudah menghitung terlalu jauh melampaui penghitungan
yang paling jauh untuk kedatangan-Nya. namun dengan ini kita
diteguhkan dalam kepercayaan kita akan Mesias yang sudah
datang, dan bahwa Yesus kitalah Mesias itu, bahwa Ia datang
tepat pada waktu yang ditentukan sebelumnya, waktu yang layak
diingat untuk selama-lamanya.
2. Peristiwa-peristiwa yang dinubuatkan di sini lebih jelas dan mudah
dipahami, setidak-tidaknya bagi kita sekarang. Cermatilah apa yang
dinubuatkan di sini,
(1) Mengenai kembalinya orang-orang Yahudi dengan segera ke negeri
mereka sendiri, dan menetapnya mereka di sana lagi, yang menjadi
pokok doa Daniel saat itu. Namun, hal itu hanya disinggung sebentar
di sini dalam jawaban terhadap doanya. Biarlah ini menjadi
penghiburan bagi orang-orang Yahudi yang saleh, bahwa saat firman
itu keluar, yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun
kembali (ay. 25). Dan perintah itu tidak akan sia-sia. Sebab meskipun
waktunya akan sangat menyusahkan, dan pekerjaan yang baik ini
akan menghadapi perlawanan yang besar, namun pekerjaan itu akan
diteruskan, dan dibawa pada kesempurnaan pada akhirnya. Kota itu
akan dibangun kembali, seluas dan semegah dulu, dan dengan tanah
lapang dan paritnya, namun di tengah-tengah kesulitan (KJV: bahkan di
masa-masa sulit). Perhatikanlah, selama kita berada di sini di dunia
ini, kita harus siap bahwa masa-masa sulit pasti akan datang, sebab
satu dan lain alasan. Bahkan saat kita mengalami masa-masa yang
penuh sukacita, kita harus bersukacita dengan gemetar. Itu hanya
pancaran cahaya, hanya waktu jeda yang cerah yang penuh
kedamaian dan kemakmuran. Awan-awan akan datang kembali
sesudah hujan. saat orang-orang Yahudi dipulihkan dalam
kemenangan ke tanah mereka sendiri, di sana pun mereka harus
menantikan masa-masa sulit, dan bersiap-siap menghadapinya.
namun ini yaitu penghiburan kita, bahwa Tuhan akan meneruskan
pekerjaan-Nya sendiri, akan membangun Yerusalem-Nya, akan
memperindahnya, akan membentenginya, bahkan di masa-masa
sulit. Bahkan, sulitnya masa-masa bisa saja oleh anugerah Tuhan
dibuat membantu memajukan jemaat. Semakin jemaat ditimpa
kesusahan, semakin ia berlipat ganda.
(2) Mengenai Mesias dan pekerjaan-Nya. Orang-orang Yahudi yang
bersifat kedagingan menantikan Mesias yang dapat membebaskan
mereka dari penindasan Romawi dan memberi mereka kekuasaan
dan kekayaan duniawi. Sedangkan di sini mereka diberi tahu bahwa
Mesias akan datang untuk tugas lain, yang sifatnya rohani semata-
mata, dan sebab alasan itu seharusnya lebih disambut.
[1] Kristus datang untuk menghapus dosa, dan untuk menghilang-
kannya. Dosa telah menciptakan perseteruan antara Tuhan dan
manusia, telah mengasingkan manusia dari Tuhan , dan menyulut
murka Tuhan terhadap manusia. Inilah yang memberi
penghinaan kepada Tuhan dan mendatangkan kesengsaraan atas
umat manusia. Inilah si pembuat kejahatan yang besar. Orang
yang ingin benar-benar melayani Tuhan , dan yang ingin benar-
benar berbuat baik kepada manusia, haruslah menjadi
penghancur dosa ini. Kristus bekerja untuk menjadi orang
seperti itu, dan untuk inilah Ia menyatakan diri-Nya, yaitu supaya
Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis. Ia tidak berkata
untuk melenyapkan kefasikan-kefasikanmu dan dosa-dosamu,
melainkan kefasikan dan dosa secara umum, sebab Dia yaitu
propisiasi bukan hanya untuk dosa-dosa kita, yang merupakan
orang-orang Yahudi, melainkan juga untuk dosa seluruh dunia. Ia
datang,
Pertama-tama, untuk melenyapkan kefasikan, untuk
menahannya (demikian menurut sebagian orang), untuk
mematahkan kuasanya, untuk meremukkan kepala ular yang
telah melakukan begitu banyak kejahatan, untuk mengambil ke-
kuasaan yang dirampas dari si penguasa lalim itu, dan untuk
mendirikan kerajaan kekudusan dan kasih dalam hati manusia,
di atas reruntuhan kerajaan Iblis di sana. Supaya, di mana dosa
dan maut telah berkuasa, di situ kebenaran dan hidup melalui
anugerah dapat berkuasa. saat Ia mati, Ia berkata, sudah
selesai. Dosa sekarang mendapat luka yang mematikan, seperti
luka Simson, biarlah kiranya aku mati bersama-sama orang
Filistin ini. Animamque in vulnere ponit – Ia menimbulkan luka
dan mati.
Kedua, untuk mengakhiri dosa, untuk menghilangkannya,
supaya dosa tidak bangkit dalam penghakiman melawan kita,
untuk memperoleh pengampunan terhadap dosa, supaya dosa
tidak menghancurkan kita. Untuk memeteraikan dosa-dosa
(demikian yang dibaca dalam tafsiran yang agak luas), supaya
dosa-dosa itu tidak tampil atau meledak melawan kita, untuk
mendakwa dan menghukum kita, seperti, saat Kristus melem-
parkan Iblis ke dalam jurang maut, Ia memeteraikannya di
atasnya (Why. 20:3). saat dosa diampuni, dosa itu dicari dan
tidak didapat, seperti sesuatu yang dimeteraikan.
Ketiga, untuk menghapuskan kesalahan, seperti oleh korban,
untuk membayar lunas tuntutan keadilan Tuhan dan dengan
demikian mengadakan perdamaian, dan menyatukan Tuhan dan
manusia bersama-sama. Bukan hanya sebagai pelerai, atau wasit,
yang hanya membuat pihak-pihak yang berselisih memahami
dengan baik satu sama lain, melainkan juga sebagai penanggung,
atau pengurus, bagi kita. Ia tidak hanya pembuat damai,
melainkan juga damai itu sendiri. Ia yaitu pendamaian.
[2] Ia datang untuk mendatangkan keadilan yang kekal. Tuhan bisa
saja dengan adil mengakhiri dosa dengan mengakhiri si pendosa.
namun Kristus menemukan cara lain, dan mengakhiri dosa
dengan begitu rupa hingga menyelamatkan orang berdosa
darinya, dengan menyediakan kebenaran untuknya. Kita semua
bersalah di hadapan Tuhan , dan akan dihukum sebagai orang yang
bersalah, jika kita tidak memiliki kebenaran yang di dalamnya
kita tampil di hadapan-Nya. Seandainya kita tetap berdiri,
ketidakbersalahan kita akan menjadi kebenaran kita, namun ,
sebab sudah jatuh, kita harus memiliki sesuatu yang lain untuk
diserukan sebagai pembelaan. Dan Kristus telah menyediakan
sebuah seruan pembelaan bagi kita. Jasa dari korban yang diper-
sembahkan-Nya yaitu kebenaran kita. Dengan kebenaran ini
kita memenuhi semua tuntutan hukum Taurat. Kristus Yesus
telah mati, bahkan lebih lagi, telah bangkit. Dengan demikian
Kristus yaitu TUHAN keadilan kita, sebab Ia dijadikan
kebenaran bagi kita oleh Tuhan , supaya dalam Dia kita dibenarkan
oleh Tuhan . Dengan iman kita menerapkan ini kepada diri kita
sendiri dan menyerukannya kepada Tuhan , dan iman kita
diperhitungkan menjadi kebenaran (Rm. 4:3, 5). Ini yaitu
kebenaran yang kekal, sebab Kristus, yang yaitu kebenaran kita,
dan Raja damai kita, yaitu Bapa yang kekal. Kebenaran itu
berasal dari keputusan hikmat yang kekal, dan akan
menghasilkan buah-buah yang kekal. Penerapannya sudah sejak
dari semula, sebab Kristus yaitu Anak Domba yang telah
disembelih sejak dunia dijadikan. Dan akan demikianlah sampai
pada akhirnya, sebab Ia sanggup menyelamatkan dengan sem-
purna. Kebenaran itu kekal dalam sifatnya (Ibr. 10:12).
Kebenaran itu yaitu batu karang rohani yang mengikuti kita ke
Kanaan.
[3] Ia datang untuk menggenapkan penglihatan dan nabi, semua
penglihatan nubuatan dari Perjanjian Lama, yang merujuk pada
Mesias. Ia memeteraikannya, yaitu, Ia menggenapinya,
memenuhinya sebagai hak. Segala sesuatu yang tertulis dalam
hukum Taurat, para nabi, dan mazmur-mazmur mengenai
Mesias, digenapi dalam diri-Nya. Demikianlah Ia mengukuhkan
kebenaran dari semuanya itu, serta tugas perutusan-Nya sendiri.
Ia memeteraikannya, yaitu, Ia mengakhiri cara Tuhan untuk
menyingkapkan pikiran dan kehendak-Nya, dan mengambil cara
lain dengan melengkapi kanon kitab dalam Perjanjian Baru, yang
merupakan firman nubuatan yang lebih pasti dibandingkan melalui
penglihatan (2Ptr. 1:19; Ibr. 1:1).
[4] Ia datang untuk mengurapi yang maha kudus, yaitu diri-Nya
sendiri, Yang Kudus, yang diurapi (yaitu ditunjuk untuk
melakukan pekerjaan-Nya dan memenuhi syarat untuk itu) oleh
Roh Kudus, minyak kesukaan yang Ia terima tanpa batas itu,
melebihi teman-teman sekutu-Nya. Atau untuk mengurapi
jemaat Injil, Bait Suci rohani-Nya, atau tempat kudus, untuk
menguduskan dan membersihkannya, dan melayakkannya bagi
diri-Nya sendiri (Ef. 5:26). Atau untuk menguduskan bagi kita
jalan yang baru dan yang hidup ke tempat maha kudus, oleh
darah-Nya sendiri (Ibr. 10:20), seperti tempat kudus diurapi (Kel.
30:25, dst.). Ia disebut Mesias (ay. 25-26), yang berarti Kristus –
Yang Diurapi (Yoh. 1:41), sebab Ia menerima pengurapan baik
untuk diri-Nya sendiri maupun untuk semua orang yang menjadi
milik-Nya.
[5] Supaya semuanya ini terjadi, Mesias harus disingkirkan, harus
menderita kematian yang kejam, dan dengan demikian terputus
dari negeri orang-orang hidup, seperti yang sudah dinubuatkan
(Yes. 53:8). Oleh sebab itulah, saat Paulus memberitakan
kematian Kristus, ia berkata bahwa ia tidak memberitakan apa-
apa selain yang sebelumnya telah diberitahukan oleh para nabi
(Kis. 26:22-23). Dan dengan demikian, Mesias harus menderita. Ia
harus disingkirkan, padahal tidak ada salahnya apa-apa, bukan
sebab dosa-Nya sendiri, melainkan, seperti yang dinubuatkan
Kayafas, Ia harus mati untuk seluruh bangsa, sebagai ganti kita
dan demi kebaikan kita. Itu bukan untuk keuntungan-Nya sendiri
(kemuliaan yang diperoleh-Nya bagi diri-Nya sendiri tidak lebih
dibandingkan kemuliaan yang sudah dimiliki-Nya sebelumnya, Yoh.
17:4-5). Tidak. Untuk menebus dosa-dosa kitalah, dan untuk
memperoleh hidup bagi kita, Ia disingkirkan.
[6] Ia harus membuat perjanjian itu bagi banyak orang (KJV:
meneguhkan kovenan itu dengan banyak orang). Ia akan
memperkenalkan kovenan yang baru antara Tuhan dan manusia,
kovenan anugerah, sebab sudah mustahil bagi kita untuk
diselamatkan oleh kovenan yang berdasar perbuatan tidak
bersalah. Kovenan ini akan diteguhkan-Nya dengan ajaran dan
mujizat-mujizat-Nya, dengan kematian dan kebangkitan-Nya,
dengan ketetapan upacara pembaptisan dan perjamuan Tuhan,
yang merupakan meterai-meterai Perjanjian Baru, yang
meyakinkan kita bahwa Tuhan bersedia menerima kita dengan
syarat-syarat Injili. Kematian-Nya membuat wasiat-Nya berlaku,
dan memungkinkan kita untuk menuntut apa yang diwariskan
darinya. Ia meneguhkan kovenan itu kepada banyak orang,
kepada orang-orang biasa. Kaum miskin diinjili, saat para
pemimpin dan orang-orang Farisi tidak percaya kepada-Nya.
Atau, Ia meneguhkannya dengan banyak orang, dengan bangsa-
bangsa bukan Yahudi. Perjanjian Baru tidak dibatasi (seperti
Perjanjian Lama) pada jemaat Yahudi, namun dipercayakan
kepada semua bangsa. Kristus memberi hidup-Nya menjadi
tebusan bagi banyak orang.
[7] Ia harus menghentikan korban sembelihan dan korban santapan.
Dengan mempersembahkan diri-Nya sebagai korban satu kali
untuk selama-lamanya, Ia akan mengakhiri semua korban kaum
Lewi, akan menggantikannya dan menyingkirkannya. jika
wujud yang sebenarnya sudah datang, maka bayang-bayangnya
pun hilanglah. Ia menghentikan semua korban keselamatan
jsesudah mengadakan perdamaian dengan darah salib-Nya, dan
dengan darah itu Ia meneguhkan perjanjian keselamatan dan
perdamaian. Dengan pemberitaan Injil-Nya ke seluruh dunia,
yang dipercayakan kepada para rasul, Ia membuat orang
berhenti berharap mendapat pengampunan dengan darah lembu
dan kambing, dan dengan demikian Ia menghentikan korban
sembelihan dan korban santapan. Sang rasul dalam suratnya
kepada orang Ibrani menunjukkan betapa sekarang kita
memiliki imamat, mezbah, dan korban yang lebih baik
dibandingkan yang mereka miliki di bawah hukum Taurat, sebagai
alasan mengapa kita harus teguh berpegang pada pengakuan
iman kita.
(3) Mengenai kehancuran Yerusalem yang sehabis-habisnya, dan
kehancuran jemaat dan bangsa Yahudi. Ini terjadi segera jsesudah
disingkirkannya Mesias, bukan hanya sebab itu merupakan
hukuman yang adil untuk orang-orang yang membunuh-Nya, suatu
dosa yang memenuhi takaran kejahatan mereka dan yang
mendatangkan kehancuran atas mereka, melainkan juga sebab ,
menimbang segala sesuatunya, hal itu perlu untuk menyempurnakan
salah satu maksud agung dari kematian-Nya. Ia mati untuk meng-
hapuskan hukum keupacaraan, betul-betul menghilangkan hukum
Taurat dengan segala perintahnya, dan untuk mengosongkan
kewajibannya. namun orang-orang Yahudi tidak mau diyakinkan
untuk meninggalkannya. Tetap saja mereka memeliharanya dengan
semangat yang lebih besar dibandingkan sebelumnya. Mereka tidak mau
mendengar pembicaraan apa pun untuk berpisah darinya. Mereka
merajam Stefanus (martir Kristen yang pertama) sebab ia berkata
bahwa Yesus harus mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh
Musa kepada mereka (Kis. 6:14). Dengan begitu, tidak ada cara untuk
menghapuskan penyelenggaraan hukum Musa selain dengan meng-
hancurkan Bait Suci, kota suci, dan imamat Lewi, dan seluruh bangsa
yang begitu menyayanginya tanpa bisa disembuhkan. Hal ini tuntas
dilakukan dalam waktu kurang dari empat puluh tahun jsesudah
kematian Kristus, dan itu merupakan kehancuran yang tidak pernah
bisa diperbaiki sampai hari ini. Dan hal inilah yang dinubuatkan
secara panjang lebar di sini, supaya orang-orang Yahudi yang
kembali dari pembuangan tidak terlalu terangkat hatinya dengan
pembangunan kembali kota dan Bait Suci mereka, sebab pada
waktunya nanti keduanya akan dihancurkan pada akhirnya, dan
tidak seperti saat itu hanya berlangsung selama tujuh puluh tahun.
namun supaya mereka terlebih bersukacita dalam pengharapan akan
kedatangan Mesias, dan didirikannya kerajaan rohani-Nya di dunia,
yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya. Sekarang,
[1] Di sini dinubuatkan bahwa rakyat seorang raja akan datang,
akan menjadi alat-alat bagi kehancuran ini, yaitu tentara
Romawi, yang menjadi bagian dari kerajaan yang akan datang
(Kristus yaitu raja yang akan datang, dan mereka dipekerjakan
oleh-Nya dalam pelayanan ini. Mereka yaitu pasukan-Nya, Mat.
22:7). Atau bangsa-bangsa bukan Yahudi (yang, meskipun seka-
rang yaitu orang asing, akan menjadi rakyat Mesias) akan
menghancurkan orang-orang Yahudi.
[2] Bahwa kehancuran itu akan terjadi oleh peperangan, dan akhir
dari perang itu yaitu pemusnahan seperti yang telah ditetapkan
ini. Peperangan bangsa Yahudi dengan bangsa Romawi, oleh
sikap keras kepala bangsa Yahudi sendiri, dibuat sangat lama
dan berdarah-darah, dan pada akhirnya mengakibatkan
kemusnahan yang sehabis-habisnya dari bangsa itu.
[3] Bahwa kota dan tempat kudus akan dimusnahkan dengan cara
tertentu, dan diporak-porandakan. Titus, jenderal Romawi,
dengan senang hati mau menyelamatkan Bait Suci, namun
prajurit-prajuritnya begitu geram terhadap orang-orang Yahudi
hingga ia tidak bisa menahan mereka membakar Bait Suci
sampai rata dengan tanah, supaya nubuatan ini digenapi.
[4] Bahwa semua perlawanan yang akan diadakan untuk mencegah
kehancuran ini akan sia-sia: Raja itu akan menemui ajalnya
dalam air bah (KJV: akhir dari kehancuran itu yaitu air bah). Itu
akan menjadi air bah kehancuran, seperti air bah yang menyapu
bersih dunia lama, dan yang tidak akan bisa dilawan.
[5] Bahwa dengan ini korban sembelihan dan korban santapan akan
dihentikan. Dan korban itu perlu dihentikan saat keluarga para
imam dimusnahkan seperti itu, dan silsilahnya begitu kacau
balau, sehingga (kata mereka) tak seorang pun di dunia ini dapat
membuktikan bahwa ia berasal dari keturunan Harun.
[6] Bahwa di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan,
kebobrokan bangsa Yahudi pada umumnya dan berlimpah-
limpahnya kejahatan di antara mereka, yang sebab nya bangsa itu
akan dibuat binasa (1Tes. 2:16). Atau itu lebih tepat dipahami
sebagai tentara Romawi, yang merupakan kekejian bagi orang
Yahudi (mereka tidak tahan dengan tentara Romawi), yang me-
nyebar mengelilingi bangsa itu, dan yang olehnya bangsa itu
dibuat binasa. Sebab ini yaitu kata-kata yang dirujuk oleh
Kristus (Mat. 24:15-16), jika kamu melihat Pembinasa keji
berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh
nabi Daniel, maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan
diri, yang dijelaskan dalam Lukas 21:20, jika kamu melihat
Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, bahwa keruntuhannya
sudah dekat (terjemahan bebas: jika kamu melihat Yerusalem
dikepung oleh tentara-tentara, harus melarikan diri).
[7] Bahwa kehancuran itu akan terjadi dengan sepenuhnya dan
sehabis-habisnya: Di atas sayap kekejian akan datang yang
membinasakan sampai pemusnahan, yaitu, ia akan membuat
bangsa Yahudi musnah sama sekali. Itu yaitu pemusnahan yang
telah ditetapkan, dan pemusnahan itu akan dilaksanakan sehabis-
habisnya. Dan saat bangsa itu dibuat musnah, dari apa yang
tampak, ada satu hal lagi yang ditentukan yang akan menimpa
yang membinasakan itu (ay. 27). Dan apa itu kalau bukan roh yang
membuat mereka tidur nyenyak (Rm. 11:8, 25), kebutaan yang
telah menimpa Israel, sampai jumlah yang penuh dari bangsa-
bangsa lain telah masuk? Lalu pada saat itulah seluruh Israel akan
diselamatkan.
PASAL 10
asal ini dan dua pasal berikutnya, yang menutup kitab ini, keseluruhannya
merupakan satu penglihatan dan nubuatan yang utuh, yang disampaikan
kepada Daniel untuk dipakai oleh jemaat, bukan melalui tanda-tanda dan
perlambang-perlambang, seperti sebelumnya (ps. 7-8), melainkan melalui kata-
kata yang jelas. Dan penglihatan ini terjadi sekitar dua tahun jsesudah penglihatan
dalam pasal sebelumnya. Daniel berdoa setiap hari, namun hanya mendapat
penglihatan sewaktu-waktu saja. Dalam pasal ini, kita mendapati beberapa hal
yang mengawali nubuatannya, sedangkan dalam pasal sebelas ada
nubuatan-nubuatan untuk hal-hal khusus, dan dalam pasal 12 penutupnya. Pasal
ini menunjukkan kepada kita,
I. Puasa dan perendahan diri dijalankan oleh Daniel secara khidmat,
sebelum ia mendapat penglihatan ini (ay. 1-3).
II. Penampakan yang mulia dari Anak Tuhan kepadanya, dan kesan
mendalam yang ditimbulkan oleh penampakan itu pada dirinya (ay. 4-
9).
III. Dorongan yang diberikan kepadanya untuk siap menantikan
penyingkapan tentang peristiwa-peristiwa hebat yang akan terjadi di
masa depan yang akan memuaskan hatinya dan berguna baik bagi
orang lain maupun dirinya sendiri. Dan bahwa ia akan dimampukan
untuk memahami arti dari penyingkapan ini, meskipun sulit, dan juga
dimampukan untuk tahan menghadapi kemilaunya, meskipun
menyilaukan dan menakutkan (ay. 10-21).
Penglihatan di Dekat Sungai Tigris
(10:1-9)
1 Pada tahun ketiga pemerintahan Koresh, raja orang Persia, suatu firman dinyatakan
kepada Daniel yang diberi nama Beltsazar; firman itu benar dan mengenai kesusahan
yang besar. Maka dicamkannyalah firman itu dan diperhatikannyalah penglihatan itu. 2
Pada waktu itu aku, Daniel, berkabung tiga minggu penuh: 3 makanan yang sedap tidak
kumakan, daging dan anggur tidak masuk ke dalam mulutku dan aku tidak berurap
sampai berlalu tiga minggu penuh. 4 Pada hari kedua puluh empat bulan pertama, saat
aku ada di tepi sungai besar, yakni sungai Tigris, 5 kuangkat mukaku, lalu kulihat, tampak
seorang yang berpakaian kain lenan dan berikat pinggang emas dari ufas. 6 Tubuhnya
seperti permata Tarsis dan wajahnya seperti cahaya kilat; matanya seperti suluh yang
menyala-nyala, lengan dan kakinya seperti kilau tembaga yang digilap, dan suara
ucapannya seperti gaduh orang banyak. 7 Hanya aku, Daniel, melihat penglihatan itu,
namun orang-orang yang bersama-sama dengan aku, tidak melihatnya; namun mereka
ditimpa oleh ketakutan yang besar, sehingga mereka lari bersembunyi; 8 demikianlah aku
tinggal seorang diri. saat aku melihat penglihatan yang besar itu, hilanglah kekuatanku;
aku menjadi pucat sama sekali, dan tidak ada lagi kekuatan padaku. 9 Lalu kudengar suara
ucapannya, dan saat aku mendengar suara ucapannya itu, jatuh pingsanlah aku
tertelungkup dengan mukaku ke tanah.
Penglihatan ini tertanggal pada tahun ketiga pemerintahan Koresh, yaitu,
pemerintahannya jsesudah penaklukan Babel, tahun ketiganya sejak Daniel
mengenal dia dan menjadi bawahannya. Di sini ada,
I. Gambaran umum tenta