daniel obaja 8

 


ruh di 

hadapan-Nya kesengsaraan-kesengsaraan bangsanya. Dan tepat juga 

sekarang bagi Dia untuk melihat kepada kovenan Tuhan  , sebab sekarang

ia hendak menuntut penggenapan sebuah janji. Perhatikanlah, kita 

harus, dalam doa, melihat baik kepada kebesaran Tuhan   maupun 

kebaikan-Nya, keagungan-Nya maupun belas kasihan-Nya, sebagai dua 

hal yang beriringan. 

II. Di sini ada pengakuan dosa yang penuh rasa tobat, pengakuan atas dosa 

yang telah menjadi penyebab timbulnya semua malapetaka yang di 

bawahnya bangsanya sudah merintih selama bertahun-tahun lamanya (ay. 

5-6). saat  kita datang kepada Tuhan   untuk meminta belas kasihan bagi 

bangsa kita, kita harus merendahkan diri kita di hadapan-Nya atas dosa-dosa 

bangsa kita. Inilah dosa-dosa yang diratapi Daniel di sini. Dan di sini kita 

dapat mengamati keragaman kata-kata yang dipakainya untuk mengemu-

kakan hebatnya tindakan-tindakan mereka yang menyulut murka Tuhan  , 

sebab sudah sepatunya orang-orang yang bertobat menimpakan beban pada 

diri mereka sendiri: Kami telah berbuat dosa dalam banyak hal tertentu, 

bahkan, kami telah berbuat salah, kami telah menempuh jalan dosa, kami 

telah berlaku fasik dengan keras hati dan tegar tengkuk. Dan dengan berbuat 

begitu kami telah memberontak, telah mengangkat senjata melawan Raja 

segala raja, melawan mahkota dan martabat-Nya. Dua hal yang 

memperparah dosa-dosa mereka:  

1. Bahwa mereka telah melanggar hukum-hukum yang telah diberikan 

Tuhan   dengan jelas kepada mereka melalui Musa: “Kami telah 

menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu, dan tidak mematuhinya. 

Dan (ay. 10) kami tidak mendengarkan suara TUHAN, Tuhan   kami.” Itulah 

perbuatan yang menyatakan sifat dosa, bahwa dosa yaitu  pelanggaran 

hukum, yang cukup jelas menyatakan kejahatannya. Jika dosa dibuat 

tampak sebagai dosa, maka tidak ada lagi yang lebih buruk dibandingkan  itu. 

Keberdosaannya yaitu  hal terbesar yang membuatnya dibenci (Rm. 

7:13). Tuhan   telah menetapkan hukum-hukum-Nya di hadapan kita 

dengan jelas dan utuh, sebagai contoh yang harus kita ikuti, namun kita 

tidak berjalan di dalamnya, namun  menyimpang, atau berpaling. 

2. Bahwa mereka telah meremehkan peringatan-peringatan yang baik yang 

telah diberikan Tuhan   kepada mereka melalui para nabi, yang di setiap 

zaman telah diutus-Nya kepada mereka, berulang-ulang mengirim pesan 

melalui utusan-utusan-Nya. “Kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, 

para nabi (ay. 6), yang telah mengingatkan kami akan hukum-hukum-

Mu, dan akan hukuman-hukumannya. Meskipun mereka berbicara atas 

nama-Mu, kami tidak mengindahkan mereka. Walaupun mereka 

menyampaikan pesan mereka dengan setia, namun kami tidak taat 

kepada mereka, atau mendengarkan mereka, atau memperhatikan 

mereka, atau mematuhi mereka. Mereka menyampaikan pesan mereka 

dengan hormat terhadap semua orang dari berbagai kalangan dan 

kedudukan, kepada raja-raja kami dan pemimpin-pemimpin kami, yang 

mereka tegur dengan berani dan percaya diri, kepada bapa-bapa kami 

dan kepada segenap rakyat negeri, yang mereka tegur dengan sikap 

merendah dan kasih sayang.” Mengolok-olok para utusan Tuhan  , 

memandang rendah firman-Nya, yaitu  dosa-dosa Yerusalem yang 

memenuhi takaran (2Taw. 36:16). Pengakuan dosa ini diulangi lagi di 

sini, dan banyak ditegaskan. Orang-orang yang bertobat harus 

mendakwa dan mencela diri mereka sendiri berkali-kali sampai mereka 

mendapati hati mereka sepenuhnya hancur. Segenap orang Israel telah 

melanggar hukum-Mu (ay. 11). Israel-lah yang melakukannya, umat yang 

mengaku sebagai umat Tuhan  , yang sudah tahu apa yang lebih baik, dan 

yang dari mereka diharapkan apa yang lebih baik. Israel, umat 

kesayangan Tuhan  , yang telah dikelilingi-Nya dengan perkenanan-

perkenanan-Nya. Bukan hanya satu orang di sana sini, melainkan 

segenap orang Israel, mereka pada umumnya, tubuh bangsa itu, yang 

telah melanggar dengan menyimpang dan keluar jalur, sehingga mereka 

tidak mendengar, dan dengan begitu tidak mematuhi, suara-Mu. Ketidak-

taatan ini yaitu  apa yang dengan sangat sadar didakwakan oleh semua 

petobat sejati terhadap diri mereka sendiri (ay. 14): Kami tidak 

mendengarkan suara-Nya, dan (ay. 15) kami telah berbuat dosa, kami 

telah berlaku fasik. Orang-orang yang ingin beroleh belas kasih harus 

mengakui dosa-dosa mereka dengan cara seperti itu. 

III. Di sini ada pengakuan dengan penuh kerendahan diri akan kebenaran Tuhan   

dalam semua penghakiman yang didatangkan ke atas mereka. Orang yang 

benar-benar bertobat senantiasa membenarkan Tuhan   seperti itu, bahwa Ia 

bersih saat  menghakimi, dan bahwa pendosa menanggung semua 

kesalahannya.  

1. Daniel mengakui bahwa dosalah yang menjerumuskan mereka dalam 

semua kesusahan ini. Israel terserak di segala negeri sekitar, dan menjadi 

begitu lemah, miskin, dan rentan bahaya. Tangan Tuhan   telah membuang 

mereka ke sana kemari, sebagian ke tempat yang dekat, di mana mereka 

dikenal dan sebab  itu lebih dipermalukan, dan sebagian yang lain ke 

tempat yang jauh, di mana mereka tidak dikenal dan sebab  itu lebih di-

tinggalkan. Dan itu terjadi oleh sebab  mereka berlaku murtad (ay. 7). 

Mereka bercampur baur dengan bangsa-bangsa lain supaya mereka 

dibuat bejat oleh bangsa-bangsa itu, dan sekarang Tuhan   membuat 

mereka bercampur baur dengan bangsa-bangsa lain supaya mereka 

dilucuti oleh bangsa-bangsa itu.  

2. Daniel mengakui kebenaran Tuhan   di dalam semua malapetaka itu, bahwa 

Ia tidak berbuat jahat terhadap mereka dalam semua yang ditimpakan-

Nya ke atas mereka, namun  sudah memperlakukan mereka sesuai yang 

pantas mereka dapatkan (ay. 7): “Ya Tuhan, Engkaulah yang benar. Kami 

tidak mendapati kesalahan dalam penyelenggaraan-Mu, tidak ada penge-

cualian yang harus dibuat untuk penghakiman-penghakiman-Mu. Sebab 

(ay. 14) TUHAN, Tuhan   kami, yaitu  adil dalam segala perbuatan yang 

dilakukan-Nya, bahkan dalam malapetaka-malapetaka yang pedih yang 

tengah menindih kami, sebab kami tidak mendengarkan suara-Nya, dan 

sebab  itu dengan adil merasakan berat tangan-Nya.” Perkataan ini tam-

paknya dipinjam dari Ratapan 1:18.  

3. Daniel memperhatikan penggenapan Kitab Suci dalam apa yang 

didatangkan ke atas mereka. Engkau telah menindas aku dalam 

kesetiaan, sebab hal itu sesuai dengan firman yang telah diucapkan-Nya. 

Telah dicurahkan ke atas kami kutuk dan sumpah, yaitu, kutuk yang 

disahkan oleh sumpah dalam kitab Taurat Musa (ay. 11). Hal ini semakin 

membenarkan Tuhan   dalam kesusahan-kesusahan mereka, bahwa Ia 

hanya menimpakan hukuman sesuai dengan hukum, yang sudah diberi-

tahukan-Nya kepada mereka dengan baik. Untuk menjaga kehormatan 

dari kebenaran perkataan Tuhan  , dan menyelamatkan pemerintahan-Nya 

dari penghinaan, penting untuk melaksanakan ancaman-ancamam 

firman-Nya, sebab jika tidak, ancaman-ancaman itu hanya terlihat 

seperti gertakan, bahkan, tampak tidak menakutkan sama sekali. Oleh 

sebab itu, telah ditetapkan-Nya firman-Nya yang diucapkan-Nya terhadap 

kami, sebab  kami melanggar hukum-hukum-Nya, dan terhadap orang-

orang yang telah memerintah kami, sebab  mereka tidak menghukum 

pelanggaran terhadap hukum-hukum Tuhan   sesuai dengan tugas jabatan 

mereka. Ia memberi tahu mereka berkali-kali bahwa jika mereka tidak 

menegakkan keadilan, sebagai kengerian bagi para pelaku kejahatan, Ia 

harus dan akan mengambil pekerjaan itu ke dalam tangan-Nya sendiri. 

Dan sekarang Ia telah menetapkan apa yang Dia katakan dengan 

didatangkan-Nya kepada kami malapetaka yang besar, yang di dalamnya 

para raja dan hakim sendiri banyak ikut berbagi. Perhatikanlah, sangat 

membantu kita untuk mengambil manfaat dari penghukuman-

penghukuman tangan Tuhan   jika kita mengamati bagaimana tepatnya 

penghukuman-penghukuman tangan-Nya sesuai dengan penghukuman-

penghukuman yang diucapkan-Nya.  

4. Daniel lebih menegaskan hebatnya malapetaka-malapetaka yang tengah 

meliputi mereka, supaya jangan sampai mereka, sebab  sudah lama 

terbiasa dengannya, tampak menganggap remeh malapetaka-

malapetaka itu, dan dengan demikian kehilangan manfaat dari hajaran 

Tuhan. “Bukan beberapa kesusahan hidup yang biasa dialami yang 

sedang kami keluhkan, melainkan apa yang di dalamnya terkandung 

beberapa tanda khusus kemurkaan ilahi. Sebab belum pernah terjadi di 

bawah semesta langit, seperti di Yerusalem” (ay. 12). Inilah ratapan 

Yeremia atas nama jemaat, apakah ada kesedihan seperti kesedihanku?, 

yang pasti mengandaikan pertanyaan lain yang serupa, apakah ada dosa 

seperti dosaku?  

5. Daniel mengungkapkan rasa malu atas seluruh bangsa itu, dari yang 

tertinggi sampai yang terendah. Dan jika mereka mau berkata Amin 

untuk doanya, seperti yang pantas mereka lakukan jika mereka mau ikut 

berbagi dalam keuntungannya, maka mereka semua harus menutup 

mulut mereka dengan tangan mereka, dan menaruh mulut mereka di 

dalam debu: “Patutlah kami malu seperti pada hari ini (ay. 7). Kami 

terbaring di bawah aib penghukuman atas kejahatan kami, sebab aiblah 

yang pantas kami dapatkan.” Seandainya Israel mempertahankan tabiat 

mereka, dan terus menjadi bangsa yang kudus, mereka akan terangkat di 

atas segala bangsa untuk menjadi terpuji, ternama, dan terhormat (Ul. 

26:19). namun  sebab  sekarang mereka telah berbuat dosa dan berlaku 

fasik, maka pantaslah mereka mendapat malu dan kehinaan. Pantas juga 

itu didapatkan orang-orang Yehuda dan penduduk kota Yerusalem, 

penduduk negeri maupun kota, sebab mereka semua sama bersalahnya 

di hadapan Tuhan  . Pantaslah itu didapatkan segenap orang Israel, baik 

kedua suku, yang dekat, di tepi sungai-sungai Babel, maupun sepuluh 

suku, yang jauh, di negeri Asyur. “Rasa malu pantas didapatkan bukan 

hanya rakyat biasa dari negeri kami, melainkan juga raja-raja kami, 

pemimpin-pemimpin kami, dan bapa-bapa kami (ay. 8), yang seharusnya 

memberi  contoh yang baik, dan menggunakan wewenang dan 

pengaruh mereka untuk menahan arus kekejian dan kedurhakaan yang 

mengancam.”  

6. Daniel menganggap bahwa terus berlanjutnya penghukuman itu 

disebabkan oleh sikap mereka yang tidak dapat diperbaiki di bawah 

penghukuman itu (ay. 13-14): “Segala malapetaka ini telah menimpa 

kami, dan sudah lama menindih kami, namun  kami tidak memohon belas 

kasihan TUHAN, Tuhan   kami, tidak dengan cara yang benar, seperti yang 

seharusnya kami lakukan, dengan hati yang merendah, tunduk, bertobat, 

dan patuh. Kami telah dipukul, namun  belum kembali kepada Dia yang 

telah memukul kami. Kami tidak memohonkan wajah Tuhan Tuhan   kami” 

(demikian kata yang dipakai). “Kami tidak ambil peduli untuk berdamai 

dengan Tuhan   dan berbaikan dengan-Nya.” Daniel memberi  teladan 

yang baik kepada saudara-saudaranya dengan berdoa senantiasa, namun  

ia bersedih hati melihat betapa sedikitnya orang yang mengikuti 

teladannya. Dalam penderitaan mereka, mereka diharapkan lekas-lekas 

mencari Tuhan  , namun  mereka tidak mencari-Nya, supaya mereka berbalik 

dari segala kesalahan mereka dan memperhatikan kebenaran yang dari 

pada-Nya. Tugas yang dibawa oleh penderitaan-penderitaan itu yaitu  

untuk membuat orang berbalik dari segala kesalahan mereka dan 

memperhatikan kebenaran yang dari pada Tuhan  . Demikianlah Elihu men-

jelaskannya (Ayb. 36:10). Melalui penderitaan-penderitaan itu Tuhan   

membukakan telinga mereka bagi ajaran dan menyuruh mereka berbalik 

dari kejahatan. Dan jika orang dibuat memperhatikan dengan benar 

kebenaran yang dari pada Tuhan  , dan tunduk pada kuasa dan 

wewenangnya, maka mereka akan berbalik dari kesalahan jalan-jalan 

mereka. Nah, langkah pertama menuju ke arah itu yaitu  dengan 

memohon belas kasihan TUHAN, Tuhan   kita, supaya penderitaan itu 

disucikan sebelum dihilangkan, dan supaya anugerah Tuhan   menyertai 

penyelenggaraan Tuhan   itu, untuk membuat penyelenggaraan itu meme-

nuhi tujuannya. Orang-orang yang dalam penderitaan mereka tidak 

memohon belas kasihan Tuhan  , yang tidak berteriak minta tolong kalau 

mereka dibelenggu-Nya, tidak mungkin akan berbalik dari segala 

kesalahan mereka atau memperhatikan kebenaran yang dari pada-Nya. 

“Oleh sebab itu, sebab  kita belum memanfaatkan penderitaan itu 

dengan baik, TUHAN bersiap dengan malapetaka itu, seperti hakim yang 

memastikan agar pelaksanaan hukuman dijalankan sesuai dengan hu-

kumannya. sebab  kita belum meleleh, maka Ia tetap membuat kita 

berada di dalam tungku, dan mengawasinya, untuk membuat panasnya 

lebih menyengat lagi.” Sebab jika  Tuhan   menghakimi, Ia akan berhasil, 

dan akan dibenarkan dalam semua tindakan yang diambil-Nya. 

IV. Di sini ada seruan memohon belas kasihan Tuhan   dengan penuh percaya, 

serta juga memohon tanda-tanda perkenanan-Nya kepada Israel yang sudah 

ada sejak dahulu kala. Seruan ini juga memohon agar Ia peduli dengan 

kemuliaan-Nya sendiri dalam kepentingan-kepentingan mereka. 

1. Suatu penghiburan bagi mereka (dan itu tidak sedikit) bahwa Tuhan   

selalu siap untuk mengampuni dosa (ay. 9): Pada Tuhan, Tuhan   kami, ada 

kesayangan dan keampunan. Ini merujuk pada pernyataan nama-Nya itu 

(Kel. 34:6-7), TUHAN, Tuhan   penyayang dan pengasih, mengampuni 

kesalahan. Perhatikanlah, sangat membesarkan hati para pendosa yang 

malang untuk mengingat bahwa pada Tuhan   ada kesayangan. Hal ini sama 

seperti saat  mereka insyaf dan merendahkan diri dengan mengingat 

bahwa pada-Nya ada kebenaran. sebab  itu, barang siapa memuliakan 

Dia atas kebenaran-Nya, ia dapat mengambil bagi dirinya penghiburan 

dari belas kasih-Nya (Mzm. 62:13). Pada Tuhan   ada belas kasih yang 

melimpah, dan bukan hanya pengampunan melainkan juga 

pengampunan-pengampunan. Ia yaitu  Tuhan   yang sudi mengampuni 

(Neh. 9:17, tafsiran yang agak luas). Ia memberi pengampunan dengan 

limpahnya (Yes. 55:7). Walaupun kami telah memberontak terhadap Dia, 

namun pada-Nya ada belas kasihan, belas kasih yang mengampuni, bah-

kan untuk pemberontak.  

2. Begitu pula merupakan dukungan bagi mereka untuk berpikir bahwa 

Tuhan   telah memuliakan diri-Nya sebelumnya dengan membebaskan 

mereka dari Mesir. Sejauh itulah Daniel melihat ke belakang untuk 

mendorong imannya (ay. 15): “Engkau sebelumnya telah membawa 

umat-Mu keluar dari tanah Mesir dengan tangan yang kuat, dan tidakkah 

sekarang Engkau dengan tangan kuat yang sama akan membawa mereka 

keluar dari Babel? Bukankah pada waktu itu mereka dibentuk menjadi 

sebuah bangsa, dan tidakkah sekarang mereka akan dibentuk kembali 

dan dibentuk secara baru? Apakah mereka sekarang berdosa dan tidak 

layak, sedangkan pada waktu itu mereka tidak? Apakah penindas-

penindas mereka sekarang kuat dan angkuh, sedangkan saat itu tidak? 

Dan bukankah Tuhan   pernah berkata bahwa pembebasan mereka dari 

Babel akan lebih cemerlang dibandingkan  pembebasan mereka dari Mesir?” 

(Yer. 16:14-15). Kekuatan seruan ini ada  pada pernyataan ini, 

“Engkau sudah memasyhurkan nama-Mu, sudah membuat diri-Mu 

mendapat nama” (demikian kata yang dipakai) “seperti pada hari ini, 

bahkan sampai pada hari ini, dengan membawa kami keluar dari Mesir. 

Dan tidakkah Engkau akan kehilangan nama baik-Mu itu dengan mem-

biarkan kami binasa di Babel? Bukankah Engkau menjadi termasyhur 

oleh pembebasan yang sudah begitu sering kami peringati, dan 

bukankah sekarang Engkau akan memasyhurkan nama-Mu dengan 

pembebasan ini yang sudah begitu sering kami doakan, dan begitu lama 

kami nanti-nantikan?” 

V. Di sini ada keluhan yang memilukan tentang cela yang menindih umat Tuhan  , 

dan reruntuhan yang di atasnya tempat kudus Tuhan   terhampar. Cela dan 

reruntuhan itu banyak mendatangkan penghinaan terhadap Tuhan   dan 

membuat orang mengecilkan nama dan kemasyhuran yang sudah diperoleh 

Tuhan   dengan membawa mereka keluar dari Mesir.  

1. Umat Tuhan   yang kudus dipandang rendah. Oleh sebab  dosa mereka dan 

oleh sebab  kesalahan nenek moyang mereka, mereka telah menajiskan 

mahkota mereka dan membuat diri mereka sendiri hina. Dan kemudian 

meskipun mereka, berdasar  nama dan pengakuan, yaitu  umat Tuhan  , 

dan sebab  alasan itu benar-benar besar dan terhormat, namun mereka 

menjadi cela bagi semua orang yang di sekeliling mereka. Tetangga-

tetangga mereka menertawakan mereka dengan cemoohan, dan 

bersorak-sorak atas kehinaan mereka. Perhatikanlah, dosa yaitu  cela 

bagi bangsa mana saja, namun  terutama bagi umat Tuhan  , yang diawasi 

oleh lebih banyak pasang mata dan yang akan kehilangan kehormatan 

yang lebih besar dibandingkan  bangsa lain.  

2. Tempat kudus Tuhan   menjadi musnah. Yerusalem, kota kudus, menjadi 

cela (ay. 16) saat  ia terhampar dalam reruntuhan. Kota itu menjadi 

kengerian dan sasaran suitan bagi semua orang yang lewat. Tempat 

kudus, rumah yang kudus, menjadi musnah (ay. 17), mezbah-mezbah 

dirobohkan, dan semua bangunan diruntuhkan dalam debu. 

Perhatikanlah, timbunan puing tempat kudus yaitu  kesedihan bagi 

semua orang kudus, yang menganggap semua penghiburan mereka di 

dunia ini terkubur di dalam reruntuhan tempat kudus. 

VI. Di sini ada permintaan yang mendesak kepada Tuhan   untuk memulihkan para 

tawanan Yahudi yang malang kembali kepada kenikmatan-kenikmatan 

mereka yang dulu lagi. Permohonannya sangat mendesak, sebab Tuhan   

mengizinkan kita untuk bergumul dengan-Nya dalam doa: “Ya Tuhan, aku 

memohon kepada-Mu (ay. 16, KJV). Sekiranya Engkau mau melakukan apa 

saja untukku, lakukanlah ini. Inilah keinginan hati dan doaku. Oleh sebab itu, 

dengarkanlah, ya Tuhan   kami, doa hamba-Mu ini dan permohonannya (ay. 17), 

dan berilah jawaban damai.” Nah, apa saja permohonan-permohonannya? 

Apa saja permintaan-permintaannya?  

1. Supaya Tuhan   mau memalingkan murka-Nya dari mereka. Itulah yang 

ditakuti dan ingin dielakkan oleh semua orang kudus lebih dari apa pun: 

Oh, kiranya murka-Mu berlalu dari Yerusalem, kota-Mu, gunung-Mu yang 

kudus! (ay. 16). Ia tidak berdoa bagi pemulihan mereka kembali dari 

pembuangan mereka (biarlah Tuhan berbuat kepada mereka seperti 

yang tampak baik di mata-Nya), namun  Ia pertama-tama berdoa bagi 

berlalunya murka Tuhan  . Singkirkan penyebabnya, maka akibatnya akan 

berhenti.  

2. Supaya Ia mau menyinari cahaya wajah-Nya kepada mereka (ay. 17): 

“Sinarilah tempat kudus-Mu yang telah musnah ini dengan wajah-Mu. 

Kembalilah dalam belas kasihan-Mu kepada kami, dan tunjukkanlah 

bahwa Engkau berdamai dengan kami, maka semuanya akan menjadi 

baik.” Perhatikanlah, bersinarnya wajah Tuhan   atas timbunan puing 

tempat kudus secara keseluruhan akan mengarah pada perbaikannya. 

Dan di atas dasar itulah tempat kudus harus dibangun kembali. Oleh 

sebab itu, jika sahabat-sahabatnya ingin memulai pekerjaan mereka 

dengan tujuan yang benar, mereka pertama-tama harus bersungguh-

sungguh dengan Tuhan   dalam doa memohon perkenanan-Nya, dan 

memohonkan senyuman-Nya bagi tempat kudus-Nya. Buatlah wajah-Mu 

bersinar, maka kami akan selamat (Mzm. 80:4).  

3. Supaya Ia mau mengampuni dosa-dosa mereka, dan kemudian bergegas 

membebaskan mereka (ay. 19): Ya Tuhan, dengarlah! Ya, Tuhan, 

ampunilah! “Supaya belas kasih yang didoakan bisa diberikan dalam 

belas kasih, hendaklah dosa yang mengancam akan menghalangi kita 

dan disingkirkan: Ya Tuhan, perhatikanlah dan bertindaklah. Jangan 

hanya memperhatikan dan berbicara, namun  juga perhatikan dan 

bertindaklah. Lakukanlah bagi kami apa yang tidak bisa dilakukan orang 

lain, dan lakukanlah itu dengan segera, dengan tidak bertangguh, ya 

Tuhan  ku!” sebab  sekarang ia melihat bahwa hari yang ditetapkan sudah 

dekat, maka ia dalam iman bisa berdoa supaya Tuhan   bergegas 

mendatangi mereka dan tidak menunda-nunda. Daud sering berdoa: 

TUHAN, segeralah menolong aku. 

VII. Di sini ada sejumlah seruan dan alasan untuk menguatkan permohonan-

permohonan itu. Tuhan   mengizinkan kita tidak hanya untuk berdoa, namun  

juga untuk mengemukakan alasan-alasan kita kepada-Nya, yang bukan 

untuk membuat-Nya tergerak (Ia sendiri tahu apa yang akan dilakukan-

Nya), melainkan untuk membuat diri kita sendiri tergerak, untuk 

mengobarkan semangat kita dan membesarkan iman kita.  

1. Mereka enggan bergantung pada kebenaran-kebenaran atau jasa-jasa 

diri sendiri. Mereka tidak berlagak pantas mendapat apa pun dari tangan 

Tuhan   selain murka dan kutukan (ay. 18): “Kami menyampaikan doa 

permohonan kami ke hadapan-Mu dengan harapan akan berhasil, bukan 

berdasar  jasa-jasa kami, seolah-olah kami layak menerima 

perkenanan-Mu atas suatu kebaikan dalam diri kami, atau kebaikan yang 

kami lakukan, atau seolah-olah kami bisa menuntut apa saja sebagai 

utang. Kami tidak bisa menuntut bahwa kami layak, tidak, meskipun 

dulu kami lebih layak dibandingkan  sekarang. Bahkan, meskipun kami tidak 

mengetahui kesalahan apa pun dalam diri kami, namun hal itu pun tidak 

membuat diri kami benar. Tidak pula kami akan membantah, namun  kami 

hanya bisa memohon belas kasihan kepada yang mendakwa kami .” Musa 

sudah memberi tahu Israel jauh sebelum itu, bahwa apa saja yang 

dilakukan Tuhan   bagi mereka, itu bukan sebab  jasa-jasa mereka (Ul. 9:4-

5). Dan Yehezkiel belakangan ini memberi tahu mereka bahwa 

kembalinya mereka dari Babel bukan sebab  mereka (Yeh. 36:22, 32). 

Perhatikanlah, setiap kali kita datang kepada Tuhan   untuk meminta belas 

kasihan, kita harus menyingkirkan segala kesombongan, dan keyakinan, 

bahwa kita berhak meminta sebab  jasa-jasa kita. 

2. Mereka mendapat dorongan untuk berdoa hanya dari Tuhan  , sebab  

mereka tahu bahwa alasan-alasan-Nya untuk memberi  belas kasihan 

timbul dari dalam diri-Nya sendiri. Oleh sebab  itu, segala seruan kita 

untuk meminta belas kasihan harus didasarkan pada diri-Nya, dan 

dengan demikian kita memberi  kehormatan kepada-Nya saat  kita 

sedang menuntut anugerah dan belas kasih dari-Nya.  

(1) “Lakukanlah itu oleh sebab  Engkau sendiri (ay. 19), untuk 

menggenapi putusan hikmat-Mu sendiri, untuk memenuhi janji-Mu 

sendiri, dan untuk menyatakan kemuliaan-Mu sendiri.” 

Perhatikanlah, Tuhan   akan melakukan pekerjaan-Nya sendiri, bukan 

hanya dengan cara dan waktu-Nya sendiri, melainkan juga demi diri-

Nya sendiri, dan demikianlah kita harus memandangnya. 

(2) “Lakukanlah itu demi Tuhan sendiri, yaitu, demi Tuhan Kristus,” demi 

Mesias yang dijanjikan, yang yaitu  Tuhan (demikianlah yang 

dipahami oleh kebanyakan penafsir Kristen yang terbaik). Demi 

Adonai, demikianlah Daud menyebut Mesias (Mzm. 110:1), dan belas 

kasih didoakan bagi jemaat demi Anak Manusia (Mzm. 80:18), dan 

oleh sebab  firman-Mu, yang yaitu  Tuhan dari semua orang. Demi 

Dialah Tuhan   membuat wajah-Nya bersinar atas orang-orang berdosa 

saat  mereka bertobat dan berbalik kepada-Nya, sebab  korban 

pemuasan yang telah diberikan-Nya. Oleh sebab itu, dalam semua 

doa kita, korban itulah yang harus menjadi seruan kita. Kita harus 

memasyhurkan hanya keadilan-Nya saja (Mzm. 71:16). Pandanglah 

wajah orang yang Kauurapi. Ia sendiri sudah memerintahkan kita 

untuk meminta dalam nama-Nya.  

(3) “Lakukan sesuai dengan belas kasihan-Mu (ay. 16. KJV: sesuai dengan 

segala kebenaran-Mu), yaitu, berserulah bagi kami melawan para 

penganiaya dan penindas kami sesuai dengan kebenaran-Mu. 

Meskipun kami sendiri tidak benar di hadapan Tuhan  , namun kami ini 

punya hak untuk kami tuntut terhadap para penganiaya dan 

penindas kami itu, kami memiliki  perkara yang benar, yang kami 

serahkan kepada Tuhan   yang benar supaya Ia tampil membela per-

kara kami itu.” Atau, lebih tepatnya, yang dimaksud dengan sesuai 

dengan kebenaran Tuhan   di sini yaitu  kesetiaan-Nya terhadap janji-

Nya. Tuhan   sudah, sesuai dengan kebenaran-Nya, melaksanakan 

ancaman dari janji itu (ay. 11). “Sekarang, Tuhan, tidakkah Engkau 

akan berbuat sesuai dengan segala kebenaran-Mu? Tidakkah Engkau 

akan setia kepada janji-janji-Mu seperti Engkau sudah setia terhadap 

ancaman-ancaman-Mu dan menggenapinya juga?”  

(4) “Lakukanlah itu berdasar  kasih sayang-Mu yang berlimpah-

limpah (ay. 18), untuk memperlihatkan bahwa Engkau memang 

Tuhan   yang penyayang.” Hal-hal baik yang kita minta dari Tuhan  , kita 

sebut belas kasihan, sebab  kita mengharapkannya dari belas 

kasihan Tuhan   semata-mata. Dan, sebab  kesengsaraan yaitu  

sasaran yang tepat untuk belas kasihan, sang nabi sini membeberkan 

keadaan jemaat yang mengenaskan di hadapan Tuhan  , seolah-olah 

untuk menggugah belas kasihan-Nya: “Bukalah mata-Mu dan lihatlah 

kebinasaan kami, terutama kebinasaan tempat kudus. Oh, lihatlah 

dengan rasa kasihan keadaan yang mengibakan ini!” Perhatikanlah, 

kebinasaan-kebinasaan jemaat harus dibeberkan dalam doa di 

hadapan Tuhan   dan kemudian ditinggalkan bersama-Nya. 

(5) “Lakukanlah itu demi hubungan yang kami miliki dengan-Mu. 

Tempat kudus yang musnah itu yaitu  tempat kudus-Mu (ay. 17), 

diabdikan bagi kehormatan-Mu, dipakai untuk melayani-Mu, dan 

tempat kediaman-Mu. Yerusalem yaitu  kota-Mu dan gunung-Mu 

yang kudus (ay. 16). Yerusalem yaitu  kota yang disebut dengan 

nama-Mu” (ay. 18). Yerusalem yaitu  kota yang dipilih Tuhan   dari 

antara segala suku Israel untuk membuat nama-Nya tinggal di sana. 

“Orang-orang yang telah menjadi cela yaitu  umat-Mu, dan nama-Mu 

ikut tercela dalam cela yang dilontarkan kepada mereka (ay. 16). 

Mereka disebut dengan nama-Mu (ay. 19). Tuhan, Engkau 

memiliki  harta milik dalam diri mereka, dan oleh sebab  itu 

berkepentingan dalam kepentingan-kepentingan mereka. Tidakkah 

Engkau akan menyediakan pertolongan bagi milik-Mu sendiri, bagi 

anggota-anggota keluarga-Mu sendiri? Mereka itu kepunyaan-Mu, 

selamatkanlah mereka” (Mzm. 119:94). 

Doa Daniel Dijawab,  

Kehancuran Yerusalem Dinubuatkan  

(9:20-27)  

20 Sementara aku berbicara dan berdoa dan mengaku dosaku dan dosa bangsaku, bangsa 

Israel, dan menyampaikan ke hadapan TUHAN, Tuhan  ku, permohonanku bagi gunung 

kudus Tuhan  ku, 21 sementara aku berbicara dalam doa, terbanglah dengan cepat ke arahku 

Gabriel, dia yang telah kulihat dalam penglihatan yang dahulu itu pada waktu 

persembahan korban petang hari. 22 Lalu ia mengajari aku dan berbicara dengan aku: 

“Daniel, sekarang aku datang untuk memberi akal budi kepadamu untuk mengerti. 23 

saat  engkau mulai menyampaikan permohonan keluarlah suatu firman, maka aku 

datang untuk memberitahukannya kepadamu, sebab engkau sangat dikasihi. Jadi 

camkanlah firman itu dan perhatikanlah penglihatan itu! 24 Tujuh puluh kali tujuh masa 

telah ditetapkan atas bangsamu dan atas kotamu yang kudus, untuk melenyapkan 

kefasikan, untuk mengakhiri dosa, untuk menghapuskan kesalahan, untuk mendatangkan 

keadilan yang kekal, untuk menggenapkan penglihatan dan nabi, dan untuk mengurapi 

yang maha kudus. 25 Maka ketahuilah dan pahamilah: dari saat firman itu keluar, yakni 

bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali, sampai pada kedatangan 

seorang yang diurapi, seorang raja, ada tujuh kali tujuh masa; dan enam puluh dua kali 

tujuh masa lamanya kota itu akan dibangun kembali dengan tanah lapang dan paritnya, 

namun  di tengah-tengah kesulitan. 26 Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu akan 

disingkirkan seorang yang telah diurapi, padahal tidak ada salahnya apa-apa. Maka 

datanglah rakyat seorang raja memusnahkan kota dan tempat kudus itu, namun  raja itu 

akan menemui ajalnya dalam air bah; dan sampai pada akhir zaman akan ada peperangan 

dan pemusnahan, seperti yang telah ditetapkan. 27 Raja itu akan membuat perjanjian itu 

menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh 

masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas 

sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah 

ditetapkan menimpa yang membinasakan itu.” 

Kita mendapati di sini jawaban yang segera dikirim untuk doa Daniel, dan itu 

jawaban yang sangat pantas diingat, sebab di dalamnya termuat nubuatan yang 

paling terkenal tentang Kristus dan anugerah Injil yang ada di seluruh Perjanjian 

Lama. Jika Yohanes Pembaptis yaitu  bintang fajar, maka nubuatan ini yaitu  

fajar menyongsong Surya kebenaran, Surya pagi dari tempat yang tinggi. Di sini 

ada, 

I. Waktu saat  jawaban ini diberikan. 

1. Jawaban itu diberikan sewaktu Daniel sedang berdoa. Hal ini diamatinya 

dan ditekankannya dengan kuat: Sementara aku berbicara (ay. 20), ya, 

sementara aku berbicara dalam doa (ay. 21), sebelum ia bangkit berdiri 

dari keadaan berlutut, dan sewaktu masih ada lagi yang berniat 

dikatakannya. 

(1) Ia menyebutkan dua hal pokok yang terutama terus dimintanya 

dalam doa, dan yang mungkin berniat dikembangkannya lebih jauh.  

[1] Ia sedang mengaku dosa dan meratapinya, “baik dosaku maupun 

dosa bangsaku, bangsa Israel.” Daniel yaitu  seorang yang sangat 

luar biasa dan baik budinya, namun ia menemukan dosanya 

sendiri untuk diakui di hadapan Tuhan   dan siap mengakuinya. 

Sebab di bumi tidak ada orang yang saleh: yang berbuat baik dan 

tak pernah berbuat dosa. Tidak ada pula orang yang berdosa dan 

tidak bertobat. Rasul Yohanes menempatkan dirinya ke dalam 

bilangan orang-orang yang menipu diri sendiri jika mereka 

berkata bahwa mereka tidak berdosa, dan yang sebab  itu 

mengakui dosa-dosa mereka (1Yoh. 1:8). Orang-orang baik akan 

dilegakan hati nuraninya jika mereka mencurahkan keluhan-ke-

luhan mereka di hadapan Tuhan melawan diri mereka sendiri. 

Dan itulah yang disebut mengaku dosa. Ia juga mengakui dosa 

bangsanya, dan meratapinya. Orang-orang yang peduli dengan 

sepenuh hati terhadap kemuliaan Tuhan  , kesejahteraan jemaat, 

dan jiwa-jiwa manusia, akan meratapi dosa-dosa orang lain dan 

juga dosa-dosa mereka sendiri.  

[2] Ia sedang menyampaikan ke hadapan TUHAN, Tuhan  nya, 

permohonannya, dan mengemukakannya di hadapan-Nya 

sebagai pengantara bagi Israel. Dan dalam doa ini, yang menjadi 

kepeduliannya yaitu  gunung kudus Tuhan  nya, gunung Sion. 

Timbunan puing tempat kudus lebih melekat di hatinya dibandingkan  

timbunan puing kota dan negeri ini . Dan perbaikan tempat 

kudus, serta didirikanya kembali tempat ibadah umum untuk 

Tuhan   Israel, yaitu  dua hal yang ada dalam pandangannya, dalam 

pembebasan yang bersiap-siap disambutnya, lebih dibandingkan  

ditegakkannya kembali kepentingan-kepentingan pemerintahan 

duniawi mereka. Nah, 

(2) Sewaktu Daniel sedang sepenuhnya terbenam dalam doa seperti itu,  

[1] Permohonannya untuk mendapat belas kasihan yang 

didoakannya dikabulkan. Perhatikanlah, Tuhan   sangat siap untuk 

mendengar doa dan memberi  jawaban damai. Sekarang 

digenapilah apa yang telah dikatakan Tuhan   (Yes. 65:24), saat  

mereka sedang berbicara, Aku sudah mendengarkannya. Daniel

menjadi sangat bersemangat dalam doa, dan perasaan-

perasaannya menjadi sangat kuat (ay. 18-19). Dan, sementara ia 

berbicara dengan bersemangat dan berkobar-kobar seperti itu, 

seorang malaikat datang kepadanya dengan jawaban yang penuh 

rahmat. Tuhan   sangat senang dengan ibadah-ibadah yang hidup. 

Kita sekarang tidak bisa berharap bahwa Tuhan   akan 

mengirimkan jawaban untuk doa kita melalui malaikat, namun , 

jika kita mendoakan dengan sungguh-sungguh apa yang telah 

dijanjikan Tuhan  , kita dengan iman dapat mengambil janji itu 

sebagai jawaban langsung bagi doa kita. Sebab Ia, yang 

menjanjikannya, setia.  

[2] Kepadanya disingkapkan tentang penebusan yang jauh lebih 

besar dan mulia yang akan dikerjakan Tuhan   bagi jemaat-Nya 

pada akhir zaman. Perhatikanlah, orang-orang yang mau dibuat 

mengenal Kristus dan anugerah-Nya harus banyak berdoa. 

2. Jawaban itu diberikan pada waktu persembahan korban petang hari (ay. 

21). Mezbah terhampar dalam reruntuhan, dan tidak ada persembahan 

khusus yang dipersembahkan di atasnya, namun , dari apa yang tampak, 

orang-orang Yahudi yang saleh dalam pembuangan mereka setiap hari 

memikirkan waktu saat  persembahan khusus itu seharusnya diper-

sembahkan, dan pada jam itu ingin menangis rasanya saat  mengingat-

nya. Mereka berkeinginan dan berharap supaya doa mereka menjadi 

bagi Tuhan   seperti persembahan ukupan, dan tangan mereka yang 

terangkat, dan hati mereka bersama tangan mereka, dapat diterima di 

hadapan-Nya seperti persembahan korban pada waktu petang (Mzm. 

141:2). Persembahan khusus pada waktu petang yaitu  perlambang dari 

korban agung yang akan dipersembahkan Kristus pada waktu petang 

dunia ini, dan berkat korban itulah doa Daniel diterima saat  ia berdoa 

demi Tuhan. Dan demi korban itulah penyingkapan yang mulia tentang 

kasih yang menebus ini diberikan kepadanya. Anak Domba membuka 

meterai berkat darah-Nya sendiri. 

II. Utusan yang melaluinya jawaban ini dikirimkan. Jawaban itu tidak diberikan 

kepadanya dalam sebuah mimpi, tidak pula oleh suara dari sorga, melainkan, 

supaya lebih pasti dan khidmat, seorang malaikat sengaja diutus, tampil 

dalam rupa manusia, untuk memberi  jawaban ini kepada Daniel. 

Amatilah, 

1. Siapa malaikat, atau utusan ini. Dia yaitu  Gabriel (KJV: manusia Gabriel). 

Jika Mikhael penghulu malaikat yaitu , seperti yang diduga banyak 

orang, tidak lain Yesus Kristus sendiri, Gabriel ini yaitu  satu-satunya 

malaikat ciptaan yang namanya disebutkan dalam Kitab Suci. Gabriel 

berarti yang perkasa dari Tuhan  . Sebab para malaikat itu amat kuat dan 

berkuasa (2Ptr. 2:11). Dialah yang telah kulihat dalam penglihatan yang 

dahulu itu. Daniel mendengar nama malaikat itu disebut, dan dari situ ia 

mengetahui namanya (8:16). Dan, meskipun pada waktu itu ia gemetar 

saat  malaikat itu datang mendekat, namun ia mengamatinya dengan 

begitu penuh perhatian sehingga sekarang ia mengenalinya lagi, 

mengenalinya sebagai sosok yang sama yang telah dilihatnya pada 

awalnya. Dan, sebab  sudah agak mengenalnya dengan lebih baik, 

sekarang ia tidak begitu ketakutan saat  melihatnya seperti pada waktu 

pertama kali. saat  malaikat ini berkata kepada Zakharia, akulah 

Gabriel (Luk. 1:19), ia dengan demikian bermaksud mengingatkan 

Zakharia akan pemberitahuan yang telah disampaikannya kepada Daniel 

tentang kedatangan Mesias sewaktu penggenapannya masih jauh, untuk 

meneguhkan imannya terhadap pemberitahuan yang hendak disampai-

kannya tentang kedatangan itu sewaktu penggenapannya sudah di 

ambang pintu.  

2. Petunjuk-petunjuk yang diterima oleh utusan ini dari Bapa segala terang, 

yang kepada-Nya Daniel berdoa (ay. 23): saat  engkau mulai 

menyampaikan permohonan keluarlah suatu firman, suatu perintah, dari 

Tuhan  . Diberikan pemberitahuan kepada para malaikat di sorga tentang 

putusan hikmat Tuhan   ini, yang ingin mereka ketahui. Dan diberikan 

perintah-perintah kepada Gabriel untuk segera pergi dan 

menyampaikan pemberitahuan itu kepada Daniel. Dengan ini tampak 

bahwa bukan suatu hal yang dikatakan Daniel yang membuat Tuhan   

tergerak, sebab jawabannya diberikan begitu ia mulai berdoa. namun  

Tuhan   sangat senang dengan tindakannya yang menjalankan kewajiban 

dengan sungguh-sungguh dan khidmat. Dan, sebagai pertanda dari 

kesenangan-Nya itu, Ia mengirimkan kepadanya pesan yang penuh 

rahmat ini. Atau mungkin saat  Daniel mulai menyampaikan 

permohonan, firman atau perintah Koresh keluar, yakni bahwa Yerusalem 

akan dipulihkan dan dibangun kembali, perintah yang dibicarakan dalam 

ayat 25 itu. “Hal itu dilakukan hari ini juga. Maklumat pembebasan 

orang-orang Yahudi ditandatangani pagi hari ini, tepat saat  engkau 

sedang mendoakannya.” Dan sekarang, pada akhir hari puasa ini, Daniel 

diberi tahu tentangnya, seperti, pada akhir hari pendamaian, bunyi 

sangkakala diperdengarkan untuk memaklumkan pembebasan. 

3. Bagaimana sang malaikat bergegas untuk menyampaikan pesannya. Ia 

terbanglah dengan cepat (ay. 21, KJV: dibuat terbang dengan cepat). Para 

malaikat yaitu  utusan-utusan yang bersayap, cepat dalam gerakan 

mereka, dan tidak menunda-nunda waktu untuk melaksanakan 

perintah-perintah yang mereka terima. Mereka terbang ke sana ke mari 

seperti kilat (Yeh. 1:14). namun , dari apa yang tampak, kadang-kadang 

mereka lebih cepat dibandingkan  di waktu-waktu lain, dan menghantarkan 

kiriman dengan lebih cepat, seperti di sini sang malaikat dibuat terbang 

dengan cepat. Yaitu, ia diperintahkan dan dimampukan untuk terbang 

cepat. Para malaikat melakukan pekerjaan mereka dalam ketaatan 

terhadap perintah ilahi dan dalam kebergantungan pada kekuatan ilahi. 

Meskipun mereka unggul dalam kebijaksanaan, mereka terbang lebih 

cepat atau lebih lambat sesuai perintah Tuhan  . Dan, walaupun mereka 

unggul dalam kekuatan, mereka terbang hanya sebagaimana Tuhan   

membuat mereka terbang. Para malaikat sendiri menjadi bagi kita 

sebagaimana Tuhan   menjadikan mereka. Mereka yaitu  pejabat-pejabat-

Nya yang melakukan kehendak-Nya (Mzm. 103:21). 

4. Pengantar atau pendahuluan bagi pesannya.  

(1) Sang malaikat itu menyentuhnya (ay. 21, KJV), seperti sebelumnya 

(8:18), bukan untuk membangunkan dia dari tidurnya seperti 

sebelumnya, melainkan untuk memberinya isyarat supaya 

menghentikan doanya dan memperhatikan apa yang hendak 

dikatakannya sebagai jawaban terhadap doa itu. Perhatikanlah, 

untuk menjaga persekutuan kita dengan Tuhan  , kita tidak hanya 

harus tergerak untuk berbicara dengan Tuhan  , namun  juga tergerak 

untuk mendengarkan apa yang hendak dikatakan-Nya kepada kita. 

jika  kita sudah berdoa, kita harus melihat ke atas, harus meng-

awasi doa-doa kita, harus siap berjaga-jaga di menara jaga.  

(2) Sang malaikat berbicara dengan dia (ay. 22), berbicara secara akrab 

dengannya, seperti seorang teman berbicara dengan teman yang 

lain, supaya kedahsyatannya tidak mengejutkan dia. Ia memberi tahu 

Daniel untuk tugas apa ia datang, bahwa ia sengaja diutus dari sorga 

dengan membawa pesan yang baik untuknya: “Aku datang untuk 

memberitahukannya kepadamu (ay. 23), untuk memberi tahu kamu 

apa yang tidak kamu ketahui sebelumnya.” Ia telah menunjukkan 

kepadanya kesusahan-kesusahan jemaat di bawah Antiokhos, dan 

akhir dari kesusahan-kesusahan itu (8:19). namun  sekarang ia 

memiliki  hal-hal yang lebih besar untuk ditunjukkan kepadanya, 

sebab orang yang setia dalam perkara kecil akan dipercayai dengan 

lebih banyak perkara. “Bahkan, sekarang aku datang untuk memberi 

akal budi kepadamu untuk mengerti (ay. 22), tidak hanya untuk 

menunjukkan kepadamu hal-hal ini, namun  juga untuk membuatmu 

memahaminya.” 

(3) Sang malaikat meyakinkan Daniel bahwa ia yaitu  kesayangan 

sorga, sebab kalau tidak, kepadanya tidak akan dikirimkan utusan 

ini. sebab  itu ia harus memandangnya sebagai suatu kebaikan 

baginya. “Aku datang untuk memberitahukannya kepadamu, sebab 

engkau sangat dikasihi. Engkau yaitu  seorang yang diingini, yang 

berkenan kepada Tuhan  , dan yang mendapat perkenanan-Nya.” 

Perhatikanlah, meskipun Tuhan   mengasihi semua anak-Nya, namun 

ada sebagian yang lebih dikasihi dibandingkan  yang lain. Kristus memiliki 

satu murid yang bersandar dekat kepada-Nya. Dan murid yang 

dikasihi itulah yang dipercayai dengan penglihatan-penglihatan 

nubuatan dari Perjanjian Baru, seperti Daniel dipercayai dengan 

penglihatan-penglihatan nubuatan dari Perjanjian Lama. Sebab 

tanda apa lagi yang lebih besar akan perkenanan Tuhan   terhadap 

manusia dibandingkan  rahasia-rahasia Tuhan yang dipercayakan kepada-

nya? Abraham yaitu  sahabat Tuhan  . Oleh sebab itu, apakah Aku akan 

menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan? (Kej. 

18:17). Perhatikanlah, orang-orang yang kepada mereka, dan dalam 

diri mereka Tuhan   menyatakan Anak-Nya, mereka itu dapat 

menganggap diri mereka sangat dikasihi. Sebagian orang mengamati 

bahwa sebutan yang diberikan malaikat Gabriel ini kepada Perawan 

Maria yaitu  banyak sama dengan sebutan yang diberikannya di sini 

kepada Daniel, seolah-olah ia bermaksud mengingatkan Maria akan 

sebutan itu, hai engkau yang dikaruniai. Seperti Daniel, sangat 

dikasihi.  

(4) Sang malaikat menuntut perhatian yang sungguh-sungguh dari 

Daniel terhadap penyingkapan yang hendak diberikannya sekarang 

kepadanya. Jadi camkanlah firman itu dan perhatikanlah penglihatan 

itu (ay. 23). Ini menyiratkan bahwa penyingkapan itu yaitu  hal 

yang layak dia perhatikan, di atas penglihatan-penglihatan lain yang 

sebelumnya berkenan diberikan kepadanya. Perhatikanlah, orang-

orang yang ingin memahami perkara-perkara tentang Tuhan   harus 

menimbang-nimbang perkara itu, harus memusatkan pikiran 

mereka terhadapnya, merenungkannya, dan membandingkan hal-hal 

rohani dengan hal-hal rohani. Alasan mengapa kita berada dalam 

kegelapan yang begitu pekat tentang kehendak Tuhan   yang 

dinyatakan kepada kita, dan keliru memahaminya, yaitu  sebab  

tidak adanya pertimbangan. Penglihatan ini menuntut untuk 

dipertimbangkan dan juga layak dipertimbangkan.  

III. Pesan itu sendiri. Pesan itu disampaikan dengan sangat khidmat, tidak 

diragukan lagi diterima dengan perhatian yang besar, dan dicatat dengan 

sangat tepat. namun  di dalamnya, seperti yang biasa terjadi dalam nubuatan-

nubuatan, ada hal-hal yang gelap dan sulit dipahami. Daniel, yang dari Kitab 

Yeremia memahami berakhirnya tujuh puluh tahun pembuangan, sekarang 

dipakai dengan terhormat untuk memberitahukan kepada jemaat tentang 

pembebasan lain yang lebih mulia, dan pembuangan tujuh puluh tahun 

hanyalah bayangan darinya, yang juga terjadi pada akhir tujuh puluh, bukan 

tahun, melainkan masa (berminggu-minggu tahun). Ia mendoakan nubuatan 

itu, dan menerima ini sebagai jawaban terhadap doa itu. Ia sudah berdoa 

untuk bangsanya dan kota kudus, supaya mereka dibebaskan, supaya kota itu 

dibangun kembali. namun  Tuhan   menjawabnya jauh lebih banyak dari pada 

yang dia doakan atau pikirkan. Tuhan   tidak hanya memberi , namun  juga 

bertindak melampaui, keinginan orang-orang yang takut akan Dia (Mzm. 

21:5). 

1. Waktu-waktu yang ditetapkan di sini agak sulit dipahami. Secara umum, 

waktu itu yaitu  tujuh puluh kali tujuh masa, yang tepat berjumlah 490 

tahun. Perkara-perkara besar yang masih akan datang menyangkut 

bangsa Israel, dan kota Yerusalem, akan terjadi dalam kurun waktu ini. 

(1) Tahun-tahun ini digambarkan dalam hitungan minggu (KJV),  

[1] Sesuai dengan gaya nubuatan, yang sebagian besarnya sulit 

dimengerti, dan di luar kebiasaan berbicara pada umumnya, 

supaya hal-hal yang dinubuatkan tidak terlalu jelas.  

[2] Untuk memberi  kehormatan kepada pembagian waktu 

berdasar  minggu, yang murni dibuat menurut hari Sabat, dan 

untuk menandakan bahwa pembagian waktu itu harus dipakai 

untuk seterusnya.  

[3] Dengan merujuk pada tujuh puluh tahun pembuangan. sebab  

mereka sudah begitu lama dibuat tidak memiliki tanah mereka 

sendiri, maka, sebab  sekarang mereka dikembalikan kepadanya, 

mereka harus dibuat memilikinya selama tujuh kali lipat. 

Sedemikian lebih sukanya Tuhan   dalam menunjukkan belas 

kasihan dibandingkan  menghukum. Tanah itu telah menikmati tahun-

tahun sabatnya, dalam pengertian yang sedih, selama tujuh puluh 

tahun (Im. 26:34). namun  sekarang umat Tuhan, dalam 

pengertian yang menghibur, akan menikmati tahun-tahun sabat 

mereka selama tujuh puluh kali tujuh masa, dan di dalamnya 

mereka akan menikmati tujuh puluh tahun sabat, yang 

menghasilkan sepuluh tahun Yobel. Demikianlah pembagian-

pembagian yang ada dalam tindakan pembuangan Sang 

Penyelenggara, supaya kita bisa melihat dan mengagumi hikmat 

dari Dia yang telah menentukan musim-musim bagi mereka. 

(2) Kesulitan-kesulitan yang muncul mengenai tujuh puluh kali tujuh 

masa ini,  

[1] Mengenai waktu dimulainya dan dari mana harus dihitung. 

Masa-masa itu di sini dihitung dari saat firman itu keluar, yakni 

bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali (ay. 25). 

Saya sangat cenderung memahami ini sebagai maklumat dari 

Koresh yang disebutkan dalam Ezra 1:1, sebab oleh maklumat itu 

orang-orang Yahudi dipulihkan. Dan, walaupun tidak disebutkan 

dengan jelas di sana tentang membangun Yerusalem, namun hal 

itu seyogianya mengenai membangun Bait Suci, dan dinubuatkan 

akan dilakukan oleh Koresh (Yes. 44:28). Ia akan mengatakan 

tentang Yerusalem: Baiklah ia dibangun. Maklumat itu yaitu , 

baik dalam nubuatan maupun sejarah, maklumat yang paling 

terkenal untuk membangun Yerusalem. Bahkan, dari apa yang 

tampak, keluarnya perintah ini (yang mungkin dimaksudkan 

sebagai perintah Tuhan   tentang perintah dari Koresh) yaitu  

sama dengan keluarnya perintah yang disebutkan dalam ayat 23, 

yang terjadi pada permulaan permohonan Daniel. Terlihat sangat 

selaras bahwa tujuh puluh masa itu dimulai segera jsesudah  

berakhirnya tujuh puluh tahun pembuangan. Dan tidak ada 

keberatan yang harus diajukan untuk hal ini, namun  bahwa 

menurut penghitungan ini kerajaan Persia, dari mulai direbutnya 

Babel oleh Koresh sampai dengan penaklukan Aleksander atas 

Darius, berlangsung hanya selama 130 tahun. Sedangkan, 

menurut penjelasan tertentu yang diberikan tentang 

berkuasanya kaisar-kaisar Persia, terhitung bahwa kekuasaan itu 

berlanjut selama 230 tahun. Demikianlah yang dihitung oleh 

Thukidides, Xenofon, dll. Orang-orang yang menetapkan penghi-

tungan mereka pada maklumat yang pertama itu mengesam-

pingkan penghitungan-penghitungan para sejarawan kafir ini 

sebagai penghitungan yang tidak pasti dan tidak dapat 

diandalkan. namun  sebagian yang lain, sebab  bersedia untuk 

mencocokkannya, memulai 490 tahun bukan pada maklumat 

Koresh (Ezr. 1:1), melainkan pada maklumat kedua untuk 

membangun Yerusalem, yang dikeluarkan oleh Darius Nothus 

lebih dari 100 tahun sesudahnya, yang disebutkan dalam Ezra 6. 

Yang lain lagi menetapkan penghitungan mereka pada tahun 

ketujuh pemerintahan Artahsasta Mnemon, yang mengutus Ezra 

dengan sebuah penugasan (Ezr. 7:8-12). Seorang sarjana, Tuan 

Poole, dalam artikel nya Synopsis dalam bahasa Latin, memiliki  

kumpulan yang luas dan panjang lebar tentang apa yang sudah 

dikatakan orang, baik yang mendukung maupun yang menyang-

gah, tentang permulaan yang berbeda-beda dari masa-masa ini, 

masing-masing sarjana dengan kesukaannya sendiri-sendiri.  

[2] Mengenai akhir dari masa-masa itu. Dan mengenai hal ini para 

penafsir juga tidak sependapat. Sebagian orang memandang 

masa-masa itu berakhir pada kematian Kristus, dan berpikir 

bahwa kata-kata yang jelas dari nubuat yang terkenal ini akan 

membenarkan kita untuk menyimpulkan bahwa mulai dari saat 

saat  Gabriel berbicara kepada Daniel, pada waktu persem-

bahan petang, sampai pada saat Kristus mati, yang juga terjadi 

menjelang petang, tepat berjumlah 490 tahun. Dan saya cukup 

bersedia untuk mengikuti pendapat itu. namun  sebagian yang 

lain berpikir, sebab  dikatakan bahwa pada pertengahan tujuh 

masa (yaitu akhir dari tujuh puluh kali tujuh masa) ia akan 

menghentikan korban sembelihan dan korban santapan, maka 

masa-masa itu berakhir tiga tahun setengah jsesudah  kematian 

Kristus, saat  orang-orang Yahudi telah menolak Injil, dan para 

rasul berpaling kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi. namun  

orang-orang yang memandang masa-masa itu berakhir tepat 

pada kematian Kristus membaca ayat tadi demikian, “Ia akan 

menguatkan perjanjian itu dengan banyak orang. Tujuh tahun 

terakhir, atau masa terakhir, ya, setengah dari tujuh tahun itu, atau 

setengah dari masa itu (yaitu paruh kedua, tiga tahun setengah 

yang dihabiskan Kristus dalam pelayanan-Nya kepada orang 

banyak), akan menghentikan korban sembelihan dan korban 

santapan.” Yang lain lagi berpendapat bahwa 490 tahun ini 

berakhir pada waktu kehancuran Yerusalem, sekitar 37 tahun 

jsesudah  kematian Kristus, sebab  ketujuh puluh kali tujuh masa 

ini dikatakan ditetapkan atas bangsa Yahudi dan atas kota yang 

kudus. Dan banyak yang dikatakan di sini mengenai kehancuran 

kota dan tempat kudus itu.  

[3] Mengenai pembagian masa itu ke dalam tujuh kali tujuh masa, 

enam puluh dua kali tujuh masa, dan satu kali masa. Dan alasan 

untuk ini sama sulit untuk dijelaskan seperti hal-hal lainnya. 

Pada tujuh kali tujuh masa pertama, atau empat puluh sembilan 

tahun, Bait Suci dan kota dibangun. Dan pada satu masa terakhir 

Kristus memberitakan Injil-Nya, yang olehnya penyelenggaraan 

jemaat Yahudi diruntuhkan, dan diletakkanlah dasar-dasar bagi 

kota dan Bait Suci Injil, yang akan dibangun di atas reruntuhan 

jemaat Yahudi. 

(3) namun  , walaupun kita dilanda ketidakpastian tentang 

penetapan waktu ini, namun ada cukup kejelasan dan kepastian 

untuk menjawab dua tujuan besar mengapa ada pembagian masa-

masa seperti itu. 

[1] Penetapan masa-masa seperti itu benar-benar bermanfaat untuk 

mengangkat dan menyokong harapan-harapan orang percaya. 

Ada janji-janji umum tentang kedatangan Mesias yang diucapkan 

kepada para bapa leluhur. Para nabi sebelum-sebelumnya sudah 

sering kali berbicara tentang Dia sebagai Dia yang akan datang, 

namun  belum pernah ditetapkan waktu kedatangan-Nya sampai 

sekarang. Dan, meskipun mungkin ada begitu banyak keraguan 

tentang penanggalan perhitungan ini hingga mereka tidak bisa 

memastikan bahwa satu masa sama dengan satu tahun, namun 

melalui terang nubuatan ini mereka diarahkan kapan kira-kira 

mereka harus menantikan Dia. Dan kita mendapati, sesuai de-

ngan penghitungan itu, bahwa saat  Kristus datang, Ia pada 

umumnya dinantikan sebagai penghiburan bagi Israel, dan 

kelepasan untuk Yerusalem oleh-Nya (Luk. 2:25, 38). Ada orang-

orang yang sebab  alasan ini menyangka bahwa Kerajaan Tuhan   

akan segera kelihatan (Luk. 19:11), dan sebagian yang lain 

berpikir bahwa inilah yang membawa kumpulan orang yang 

lebih banyak dibandingkan  biasanya ke Yerusalem (Kis. 2:5).  

[2] Penetapan waktu itu benar-benar masih bermanfaat untuk 

menyangkal dan membungkam harapan-harapan orang yang  

tidak percaya, yang tidak mau mengakui bahwa Yesus yaitu  Dia 

yang akan datang itu, dan masih menantikan orang lain. 

Nubuatan ini harus membungkam mereka, dan akan 

menghukum mereka. Sebab, dari mana pun kita ingin 

menghitung tujuh puluh tujuh kali masa ini, yang darinya keluar 

perintah untuk membangun Yerusalem, sudah pasti bahwa masa 

itu telah berakhir lebih dari 1.500 tahun yang lalu. Dengan 

begitu, orang-orang Yahudi yang tidak mau mengakui bahwa 

Mesias sudah datang selama-lamanya tidak dapat berdalih, sebab 

mereka sudah menghitung terlalu jauh melampaui penghitungan 

yang paling jauh untuk kedatangan-Nya. namun  dengan ini kita 

diteguhkan dalam kepercayaan kita akan Mesias yang sudah 

datang, dan bahwa Yesus kitalah Mesias itu, bahwa Ia datang 

tepat pada waktu yang ditentukan sebelumnya, waktu yang layak 

diingat untuk selama-lamanya. 

2. Peristiwa-peristiwa yang dinubuatkan di sini lebih jelas dan mudah 

dipahami, setidak-tidaknya bagi kita sekarang. Cermatilah apa yang 

dinubuatkan di sini, 

(1) Mengenai kembalinya orang-orang Yahudi dengan segera ke negeri 

mereka sendiri, dan menetapnya mereka di sana lagi, yang menjadi 

pokok doa Daniel saat itu. Namun, hal itu hanya disinggung sebentar 

di sini dalam jawaban terhadap doanya. Biarlah ini menjadi 

penghiburan bagi orang-orang Yahudi yang saleh, bahwa saat firman 

itu keluar, yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun 

kembali (ay. 25). Dan perintah itu tidak akan sia-sia. Sebab meskipun 

waktunya akan sangat menyusahkan, dan pekerjaan yang baik ini 

akan menghadapi perlawanan yang besar, namun pekerjaan itu akan 

diteruskan, dan dibawa pada kesempurnaan pada akhirnya. Kota itu 

akan dibangun kembali, seluas dan semegah dulu, dan dengan tanah 

lapang dan paritnya, namun  di tengah-tengah kesulitan (KJV: bahkan di 

masa-masa sulit). Perhatikanlah, selama kita berada di sini di dunia 

ini, kita harus siap bahwa masa-masa sulit pasti akan datang, sebab  

satu dan lain alasan. Bahkan saat  kita mengalami masa-masa yang 

penuh sukacita, kita harus bersukacita dengan gemetar. Itu hanya 

pancaran cahaya, hanya waktu jeda yang cerah yang penuh 

kedamaian dan kemakmuran. Awan-awan akan datang kembali 

sesudah hujan. saat  orang-orang Yahudi dipulihkan dalam 

kemenangan ke tanah mereka sendiri, di sana pun mereka harus 

menantikan masa-masa sulit, dan bersiap-siap menghadapinya. 

namun  ini yaitu  penghiburan kita, bahwa Tuhan   akan meneruskan 

pekerjaan-Nya sendiri, akan membangun Yerusalem-Nya, akan 

memperindahnya, akan membentenginya, bahkan di masa-masa 

sulit. Bahkan, sulitnya masa-masa bisa saja oleh anugerah Tuhan   

dibuat membantu memajukan jemaat. Semakin jemaat ditimpa 

kesusahan, semakin ia berlipat ganda. 

(2) Mengenai Mesias dan pekerjaan-Nya. Orang-orang Yahudi yang 

bersifat kedagingan menantikan Mesias yang dapat membebaskan 

mereka dari penindasan Romawi dan memberi mereka kekuasaan 

dan kekayaan duniawi. Sedangkan di sini mereka diberi tahu bahwa 

Mesias akan datang untuk tugas lain, yang sifatnya rohani semata-

mata, dan sebab  alasan itu seharusnya lebih disambut.  

[1] Kristus datang untuk menghapus dosa, dan untuk menghilang-

kannya. Dosa telah menciptakan perseteruan antara Tuhan   dan 

manusia, telah mengasingkan manusia dari Tuhan  , dan menyulut 

murka Tuhan   terhadap manusia. Inilah yang memberi  

penghinaan kepada Tuhan   dan mendatangkan kesengsaraan atas 

umat manusia. Inilah si pembuat kejahatan yang besar. Orang 

yang ingin benar-benar melayani Tuhan  , dan yang ingin benar-

benar berbuat baik kepada manusia, haruslah menjadi 

penghancur dosa ini. Kristus bekerja untuk menjadi orang 

seperti itu, dan untuk inilah Ia menyatakan diri-Nya, yaitu supaya 

Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis. Ia tidak berkata 

untuk melenyapkan kefasikan-kefasikanmu dan dosa-dosamu, 

melainkan kefasikan dan dosa secara umum, sebab Dia yaitu  

propisiasi bukan hanya untuk dosa-dosa kita, yang merupakan 

orang-orang Yahudi, melainkan juga untuk dosa seluruh dunia. Ia 

datang,  

Pertama-tama, untuk melenyapkan kefasikan, untuk 

menahannya (demikian menurut sebagian orang), untuk 

mematahkan kuasanya, untuk meremukkan kepala ular yang 

telah melakukan begitu banyak kejahatan, untuk mengambil ke-

kuasaan yang dirampas dari si penguasa lalim itu, dan untuk 

mendirikan kerajaan kekudusan dan kasih dalam hati manusia, 

di atas reruntuhan kerajaan Iblis di sana. Supaya, di mana dosa 

dan maut telah berkuasa, di situ kebenaran dan hidup melalui 

anugerah dapat berkuasa. saat  Ia mati, Ia berkata, sudah 

selesai. Dosa sekarang mendapat luka yang mematikan, seperti 

luka Simson, biarlah kiranya aku mati bersama-sama orang 

Filistin ini. Animamque in vulnere ponit – Ia menimbulkan luka 

dan mati.  

Kedua, untuk mengakhiri dosa, untuk menghilangkannya, 

supaya dosa tidak bangkit dalam penghakiman melawan kita, 

untuk memperoleh pengampunan terhadap dosa, supaya dosa 

tidak menghancurkan kita. Untuk memeteraikan dosa-dosa 

(demikian yang dibaca dalam tafsiran yang agak luas), supaya 

dosa-dosa itu tidak tampil atau meledak melawan kita, untuk 

mendakwa dan menghukum kita, seperti, saat  Kristus melem-

parkan Iblis ke dalam jurang maut, Ia memeteraikannya di 

atasnya (Why. 20:3). saat  dosa diampuni, dosa itu dicari dan 

tidak didapat, seperti sesuatu yang dimeteraikan.  

Ketiga, untuk menghapuskan kesalahan, seperti oleh korban, 

untuk membayar lunas tuntutan keadilan Tuhan   dan dengan 

demikian mengadakan perdamaian, dan menyatukan Tuhan   dan 

manusia bersama-sama. Bukan hanya sebagai pelerai, atau wasit, 

yang hanya membuat pihak-pihak yang berselisih memahami 

dengan baik satu sama lain, melainkan juga sebagai penanggung, 

atau pengurus, bagi kita. Ia tidak hanya pembuat damai, 

melainkan juga damai itu sendiri. Ia yaitu  pendamaian.  

[2] Ia datang untuk mendatangkan keadilan yang kekal. Tuhan   bisa 

saja dengan adil mengakhiri dosa dengan mengakhiri si pendosa. 

namun  Kristus menemukan cara lain, dan mengakhiri dosa 

dengan begitu rupa hingga menyelamatkan orang berdosa 

darinya, dengan menyediakan kebenaran untuknya. Kita semua 

bersalah di hadapan Tuhan  , dan akan dihukum sebagai orang yang 

bersalah, jika kita tidak memiliki kebenaran yang di dalamnya 

kita tampil di hadapan-Nya. Seandainya kita tetap berdiri, 

ketidakbersalahan kita akan menjadi kebenaran kita, namun , 

sebab  sudah jatuh, kita harus memiliki sesuatu yang lain untuk 

diserukan sebagai pembelaan. Dan Kristus telah menyediakan 

sebuah seruan pembelaan bagi kita. Jasa dari korban yang diper-

sembahkan-Nya yaitu  kebenaran kita. Dengan kebenaran ini 

kita memenuhi semua tuntutan hukum Taurat. Kristus Yesus 

telah mati, bahkan lebih lagi, telah bangkit. Dengan demikian 

Kristus yaitu  TUHAN keadilan kita, sebab Ia dijadikan 

kebenaran bagi kita oleh Tuhan  , supaya dalam Dia kita dibenarkan 

oleh Tuhan  . Dengan iman kita menerapkan ini kepada diri kita 

sendiri dan menyerukannya kepada Tuhan  , dan iman kita 

diperhitungkan menjadi kebenaran (Rm. 4:3, 5). Ini yaitu  

kebenaran yang kekal, sebab Kristus, yang yaitu  kebenaran kita, 

dan Raja damai kita, yaitu  Bapa yang kekal. Kebenaran itu 

berasal dari keputusan hikmat yang kekal, dan akan 

menghasilkan buah-buah yang kekal. Penerapannya sudah sejak 

dari semula, sebab Kristus yaitu  Anak Domba yang telah 

disembelih sejak dunia dijadikan. Dan akan demikianlah sampai 

pada akhirnya, sebab Ia sanggup menyelamatkan dengan sem-

purna. Kebenaran itu kekal dalam sifatnya (Ibr. 10:12). 

Kebenaran itu yaitu  batu karang rohani yang mengikuti kita ke 

Kanaan.  

[3] Ia datang untuk menggenapkan penglihatan dan nabi, semua 

penglihatan nubuatan dari Perjanjian Lama, yang merujuk pada 

Mesias. Ia memeteraikannya, yaitu, Ia menggenapinya, 

memenuhinya sebagai hak. Segala sesuatu yang tertulis dalam 

hukum Taurat, para nabi, dan mazmur-mazmur mengenai 

Mesias, digenapi dalam diri-Nya. Demikianlah Ia mengukuhkan 

kebenaran dari semuanya itu, serta tugas perutusan-Nya sendiri. 

Ia memeteraikannya, yaitu, Ia mengakhiri cara Tuhan   untuk 

menyingkapkan pikiran dan kehendak-Nya, dan mengambil cara 

lain dengan melengkapi kanon kitab dalam Perjanjian Baru, yang 

merupakan firman nubuatan yang lebih pasti dibandingkan  melalui 

penglihatan (2Ptr. 1:19; Ibr. 1:1).  

[4] Ia datang untuk mengurapi yang maha kudus, yaitu diri-Nya 

sendiri, Yang Kudus, yang diurapi (yaitu ditunjuk untuk 

melakukan pekerjaan-Nya dan memenuhi syarat untuk itu) oleh 

Roh Kudus, minyak kesukaan yang Ia terima tanpa batas itu, 

melebihi teman-teman sekutu-Nya. Atau untuk mengurapi 

jemaat Injil, Bait Suci rohani-Nya, atau tempat kudus, untuk 

menguduskan dan membersihkannya, dan melayakkannya bagi 

diri-Nya sendiri (Ef. 5:26). Atau untuk menguduskan bagi kita 

jalan yang baru dan yang hidup ke tempat maha kudus, oleh 

darah-Nya sendiri (Ibr. 10:20), seperti tempat kudus diurapi (Kel. 

30:25, dst.). Ia disebut Mesias (ay. 25-26), yang berarti Kristus – 

Yang Diurapi (Yoh. 1:41), sebab Ia menerima pengurapan baik 

untuk diri-Nya sendiri maupun untuk semua orang yang menjadi 

milik-Nya. 

[5] Supaya semuanya ini terjadi, Mesias harus disingkirkan, harus 

menderita kematian yang kejam, dan dengan demikian terputus 

dari negeri orang-orang hidup, seperti yang sudah dinubuatkan 

(Yes. 53:8). Oleh sebab itulah, saat  Paulus memberitakan 

kematian Kristus, ia berkata bahwa ia tidak memberitakan apa-

apa selain yang sebelumnya telah diberitahukan oleh para nabi 

(Kis. 26:22-23). Dan dengan demikian, Mesias harus menderita. Ia 

harus disingkirkan, padahal tidak ada salahnya apa-apa, bukan 

sebab  dosa-Nya sendiri, melainkan, seperti yang dinubuatkan 

Kayafas, Ia harus mati untuk seluruh bangsa, sebagai ganti kita 

dan demi kebaikan kita. Itu bukan untuk keuntungan-Nya sendiri 

(kemuliaan yang diperoleh-Nya bagi diri-Nya sendiri tidak lebih 

dibandingkan  kemuliaan yang sudah dimiliki-Nya sebelumnya, Yoh. 

17:4-5). Tidak. Untuk menebus dosa-dosa kitalah, dan untuk 

memperoleh hidup bagi kita, Ia disingkirkan.  

[6] Ia harus membuat perjanjian itu bagi banyak orang (KJV: 

meneguhkan kovenan itu dengan banyak orang). Ia akan 

memperkenalkan kovenan yang baru antara Tuhan   dan manusia, 

kovenan anugerah, sebab  sudah mustahil bagi kita untuk 

diselamatkan oleh kovenan yang berdasar  perbuatan tidak 

bersalah. Kovenan ini akan diteguhkan-Nya dengan ajaran dan 

mujizat-mujizat-Nya, dengan kematian dan kebangkitan-Nya, 

dengan ketetapan upacara pembaptisan dan perjamuan Tuhan, 

yang merupakan meterai-meterai Perjanjian Baru, yang 

meyakinkan kita bahwa Tuhan   bersedia menerima kita dengan 

syarat-syarat Injili. Kematian-Nya membuat wasiat-Nya berlaku, 

dan memungkinkan kita untuk menuntut apa yang diwariskan 

darinya. Ia meneguhkan kovenan itu kepada banyak orang, 

kepada orang-orang biasa. Kaum miskin diinjili, saat  para 

pemimpin dan orang-orang Farisi tidak percaya kepada-Nya. 

Atau, Ia meneguhkannya dengan banyak orang, dengan bangsa-

bangsa bukan Yahudi. Perjanjian Baru tidak dibatasi (seperti 

Perjanjian Lama) pada jemaat Yahudi, namun  dipercayakan 

kepada semua bangsa. Kristus memberi  hidup-Nya menjadi 

tebusan bagi banyak orang. 

[7] Ia harus menghentikan korban sembelihan dan korban santapan. 

Dengan mempersembahkan diri-Nya sebagai korban satu kali 

untuk selama-lamanya, Ia akan mengakhiri semua korban kaum 

Lewi, akan menggantikannya dan menyingkirkannya. jika  

wujud yang sebenarnya sudah datang, maka bayang-bayangnya 

pun hilanglah. Ia menghentikan semua korban keselamatan 

jsesudah  mengadakan perdamaian dengan darah salib-Nya, dan 

dengan darah itu Ia meneguhkan perjanjian keselamatan dan 

perdamaian. Dengan pemberitaan Injil-Nya ke seluruh dunia, 

yang dipercayakan kepada para rasul, Ia membuat orang 

berhenti berharap mendapat pengampunan dengan darah lembu 

dan kambing, dan dengan demikian Ia menghentikan korban 

sembelihan dan korban santapan. Sang rasul dalam suratnya 

kepada orang Ibrani menunjukkan betapa sekarang kita 

memiliki  imamat, mezbah, dan korban yang lebih baik 

dibandingkan  yang mereka miliki di bawah hukum Taurat, sebagai 

alasan mengapa kita harus teguh berpegang pada pengakuan 

iman kita. 

(3) Mengenai kehancuran Yerusalem yang sehabis-habisnya, dan 

kehancuran jemaat dan bangsa Yahudi. Ini terjadi segera jsesudah  

disingkirkannya Mesias, bukan hanya sebab  itu merupakan 

hukuman yang adil untuk orang-orang yang membunuh-Nya, suatu 

dosa yang memenuhi takaran kejahatan mereka dan yang 

mendatangkan kehancuran atas mereka, melainkan juga sebab , 

menimbang segala sesuatunya, hal itu perlu untuk menyempurnakan 

salah satu maksud agung dari kematian-Nya. Ia mati untuk meng-

hapuskan hukum keupacaraan, betul-betul menghilangkan hukum 

Taurat dengan segala perintahnya, dan untuk mengosongkan 

kewajibannya. namun  orang-orang Yahudi tidak mau diyakinkan 

untuk meninggalkannya. Tetap saja mereka memeliharanya dengan 

semangat yang lebih besar dibandingkan  sebelumnya. Mereka tidak mau 

mendengar pembicaraan apa pun untuk berpisah darinya. Mereka 

merajam Stefanus (martir Kristen yang pertama) sebab  ia berkata 

bahwa Yesus harus mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh 

Musa kepada mereka (Kis. 6:14). Dengan begitu, tidak ada cara untuk 

menghapuskan penyelenggaraan hukum Musa selain dengan meng-

hancurkan Bait Suci, kota suci, dan imamat Lewi, dan seluruh bangsa 

yang begitu menyayanginya tanpa bisa disembuhkan. Hal ini tuntas 

dilakukan dalam waktu kurang dari empat puluh tahun jsesudah  

kematian Kristus, dan itu merupakan kehancuran yang tidak pernah 

bisa diperbaiki sampai hari ini. Dan hal inilah yang dinubuatkan 

secara panjang lebar di sini, supaya orang-orang Yahudi yang 

kembali dari pembuangan tidak terlalu terangkat hatinya dengan 

pembangunan kembali kota dan Bait Suci mereka, sebab  pada 

waktunya nanti keduanya akan dihancurkan pada akhirnya, dan 

tidak seperti saat itu hanya berlangsung selama tujuh puluh tahun. 

namun  supaya mereka terlebih bersukacita dalam pengharapan akan 

kedatangan Mesias, dan didirikannya kerajaan rohani-Nya di dunia, 

yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya. Sekarang,  

[1] Di sini dinubuatkan bahwa rakyat seorang raja akan datang, 

akan menjadi alat-alat bagi kehancuran ini, yaitu tentara 

Romawi, yang menjadi bagian dari kerajaan yang akan datang 

(Kristus yaitu  raja yang akan datang, dan mereka dipekerjakan 

oleh-Nya dalam pelayanan ini. Mereka yaitu  pasukan-Nya, Mat. 

22:7). Atau bangsa-bangsa bukan Yahudi (yang, meskipun seka-

rang yaitu  orang asing, akan menjadi rakyat Mesias) akan 

menghancurkan orang-orang Yahudi. 

[2] Bahwa kehancuran itu akan terjadi oleh peperangan, dan akhir 

dari perang itu yaitu  pemusnahan seperti yang telah ditetapkan 

ini. Peperangan bangsa Yahudi dengan bangsa Romawi, oleh 

sikap keras kepala bangsa Yahudi sendiri, dibuat sangat lama 

dan berdarah-darah, dan pada akhirnya mengakibatkan 

kemusnahan yang sehabis-habisnya dari bangsa itu.  

[3] Bahwa kota dan tempat kudus akan dimusnahkan dengan cara 

tertentu, dan diporak-porandakan. Titus, jenderal Romawi, 

dengan senang hati mau menyelamatkan Bait Suci, namun  

prajurit-prajuritnya begitu geram terhadap orang-orang Yahudi 

hingga ia tidak bisa menahan mereka membakar Bait Suci 

sampai rata dengan tanah, supaya nubuatan ini digenapi.  

[4] Bahwa semua perlawanan yang akan diadakan untuk mencegah 

kehancuran ini akan sia-sia: Raja itu akan menemui ajalnya 

dalam air bah (KJV: akhir dari kehancuran itu yaitu  air bah). Itu 

akan menjadi air bah kehancuran, seperti air bah yang menyapu 

bersih dunia lama, dan yang tidak akan bisa dilawan.  

[5] Bahwa dengan ini korban sembelihan dan korban santapan akan 

dihentikan. Dan korban itu perlu dihentikan saat  keluarga para 

imam dimusnahkan seperti itu, dan silsilahnya begitu kacau 

balau, sehingga (kata mereka) tak seorang pun di dunia ini dapat 

membuktikan bahwa ia berasal dari keturunan Harun.  

[6] Bahwa di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, 

kebobrokan bangsa Yahudi pada umumnya dan berlimpah-

limpahnya kejahatan di antara mereka, yang sebab nya bangsa itu 

akan dibuat binasa (1Tes. 2:16). Atau itu lebih tepat dipahami 

sebagai tentara Romawi, yang merupakan kekejian bagi orang 

Yahudi (mereka tidak tahan dengan tentara Romawi), yang me-

nyebar mengelilingi bangsa itu, dan yang olehnya bangsa itu 

dibuat binasa. Sebab ini yaitu  kata-kata yang dirujuk oleh 

Kristus (Mat. 24:15-16), jika  kamu melihat Pembinasa keji 

berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh 

nabi Daniel, maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan 

diri, yang dijelaskan dalam Lukas 21:20, jika  kamu melihat 

Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, bahwa keruntuhannya 

sudah dekat (terjemahan bebas: jika  kamu melihat Yerusalem 

dikepung oleh tentara-tentara, harus melarikan diri).  

[7] Bahwa kehancuran itu akan terjadi dengan sepenuhnya dan 

sehabis-habisnya: Di atas sayap kekejian akan datang yang 

membinasakan sampai pemusnahan, yaitu, ia akan membuat 

bangsa Yahudi musnah sama sekali. Itu yaitu  pemusnahan yang 

telah ditetapkan, dan pemusnahan itu akan dilaksanakan sehabis-

habisnya. Dan saat  bangsa itu dibuat musnah, dari apa yang 

tampak, ada satu hal lagi yang ditentukan yang akan menimpa 

yang membinasakan itu (ay. 27). Dan apa itu kalau bukan roh yang 

membuat mereka tidur nyenyak (Rm. 11:8, 25), kebutaan yang 

telah menimpa Israel, sampai jumlah yang penuh dari bangsa-

bangsa lain telah masuk? Lalu pada saat itulah seluruh Israel akan 

diselamatkan. 

 

PASAL  10  

asal ini dan dua pasal berikutnya, yang menutup kitab ini, keseluruhannya 

merupakan satu penglihatan dan nubuatan yang utuh, yang disampaikan 

kepada Daniel untuk dipakai oleh jemaat, bukan melalui tanda-tanda dan 

perlambang-perlambang, seperti sebelumnya (ps. 7-8), melainkan melalui kata-

kata yang jelas. Dan penglihatan ini terjadi sekitar dua tahun jsesudah  penglihatan 

dalam pasal sebelumnya. Daniel berdoa setiap hari, namun  hanya mendapat 

penglihatan sewaktu-waktu saja. Dalam pasal ini, kita mendapati beberapa hal 

yang mengawali nubuatannya, sedangkan dalam pasal sebelas ada  

nubuatan-nubuatan untuk hal-hal khusus, dan dalam pasal 12 penutupnya. Pasal 

ini menunjukkan kepada kita,  

I. Puasa dan perendahan diri dijalankan oleh Daniel secara khidmat, 

sebelum ia mendapat penglihatan ini (ay. 1-3).  

II. Penampakan yang mulia dari Anak Tuhan   kepadanya, dan kesan 

mendalam yang ditimbulkan oleh penampakan itu pada dirinya (ay. 4-

9).  

III. Dorongan yang diberikan kepadanya untuk siap menantikan 

penyingkapan tentang peristiwa-peristiwa hebat yang akan terjadi di 

masa depan yang akan memuaskan hatinya dan berguna baik bagi 

orang lain maupun dirinya sendiri. Dan bahwa ia akan dimampukan 

untuk memahami arti dari penyingkapan ini, meskipun sulit, dan juga 

dimampukan untuk tahan menghadapi kemilaunya, meskipun 

menyilaukan dan menakutkan (ay. 10-21). 

Penglihatan di Dekat Sungai Tigris  

(10:1-9)  

1 Pada tahun ketiga pemerintahan Koresh, raja orang Persia, suatu firman dinyatakan 

kepada Daniel yang diberi nama Beltsazar; firman itu benar dan mengenai kesusahan 

yang besar. Maka dicamkannyalah firman itu dan diperhatikannyalah penglihatan itu. 2 

Pada waktu itu aku, Daniel, berkabung tiga minggu penuh: 3 makanan yang sedap tidak 

kumakan, daging dan anggur tidak masuk ke dalam mulutku dan aku tidak berurap 

sampai berlalu tiga minggu penuh. 4 Pada hari kedua puluh empat bulan pertama, saat  

aku ada di tepi sungai besar, yakni sungai Tigris, 5 kuangkat mukaku, lalu kulihat, tampak 

seorang yang berpakaian kain lenan dan berikat pinggang emas dari ufas. 6 Tubuhnya 

seperti permata Tarsis dan wajahnya seperti cahaya kilat; matanya seperti suluh yang 

menyala-nyala, lengan dan kakinya seperti kilau tembaga yang digilap, dan suara 

ucapannya seperti gaduh orang banyak. 7 Hanya aku, Daniel, melihat penglihatan itu, 

namun  orang-orang yang bersama-sama dengan aku, tidak melihatnya; namun  mereka 

ditimpa oleh ketakutan yang besar, sehingga mereka lari bersembunyi; 8 demikianlah aku 

tinggal seorang diri. saat  aku melihat penglihatan yang besar itu, hilanglah kekuatanku; 

aku menjadi pucat sama sekali, dan tidak ada lagi kekuatan padaku. 9 Lalu kudengar suara 

ucapannya, dan saat  aku mendengar suara ucapannya itu, jatuh pingsanlah aku 

tertelungkup dengan mukaku ke tanah. 

Penglihatan ini tertanggal pada tahun ketiga pemerintahan Koresh, yaitu, 

pemerintahannya jsesudah  penaklukan Babel, tahun ketiganya sejak Daniel 

mengenal dia dan menjadi bawahannya. Di sini ada, 

I. Gambaran umum tenta