• coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

  • kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label bilangan ulangan 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bilangan ulangan 3. Tampilkan semua postingan

bilangan ulangan 3

 


, dan menetapkan hati untuk menjalani kehidupan 

menyangkal diri dan bermati raga. Mefiboset, dalam duka-

citanya, tidak memelihara janggutnya (2Sam. 19:24).  

(2) Sebagian orang mengamati bahwa rambut panjang dikata-

kan sebagai lambang tunduk (1Kor. 11:5, dst.). Dengan 

demikian, rambut panjang orang-orang nazir menandakan 

bahwa mereka tunduk kepada Tuhan , dan menempatkan 

diri di bawah kekuasaan-Nya.  

(3) Dengan rambut panjang ini mereka dikenal sebagai orang-

orang nazir oleh semua orang yang bertemu dengan mere-

ka, dan dengan demikian rambut panjang itu menuntut 

penghormatan. Rambut panjang itu membuat mereka tam-

pak hebat tanpa dibuat-buat. Itu yaitu  mahkota alam 

untuk kepala, dan sebuah kesaksian bagi mereka bahwa 

mereka telah menjaga kemurnian mereka. Sebab, jika me-

reka telah tercemar, rambut mereka pasti dipotong (ay. 9). 

Lihat Yeremia 7:29. 

3. Mereka tidak boleh berada di dekat mayat (ay. 6-7). Orang lain 

boleh menyentuh mayat, dan hanya menjadi najis olehnya 

selama beberapa waktu menurut hukum keupacaraan. Seba-

gian orang harus menyentuh mayat, sebab kalau tidak, orang 

mati tidak dapat dikubur. namun , orang-orang nazir tidak bo-

leh melakukannya, sebab  terancam kehilangan semua kehor-

matan kenaziran mereka. Mereka tidak boleh menghadiri pe-

makaman saudara-saudara mereka, tidak, sekalipun itu pe-

makaman ayah atau ibu mereka, sama seperti imam besar 

sendiri, sebab  tanda kenaziran bagi Tuhan nya ada di atas 

Kitab Bilangan 6:1-21 

 71

kepalanya. Orang-orang yang mengkhususkan diri bagi Tuhan  

harus belajar,  

(1) Untuk membedakan diri mereka, dan berbuat lebih dari-

pada orang lain.  

(2) Untuk menjaga hati nurani mereka tetap murni dari per-

buatan yang sia-sia, dan tidak menyentuh barang yang 

najis. Semakin kita mengaku beragama, dan semakin kita 

terlihat menonjol, dan semakin kita harus berhati-hati un-

tuk menghindari segala dosa, sebab kita memiliki  kehor-

matan yang jauh lebih besar yang akan hilang sebab nya.  

(3) Untuk memperlunak kasih sayang mereka bahkan kepada 

saudara-saudara dekat mereka, supaya jangan sampai 

dukacita mereka akibat kehilangan saudara-saudara mere-

ka mengganggu sukacita mereka di dalam Tuhan  dan tun-

duknya mereka pada kehendak-Nya. Lihat Matius 8:21-22. 

4. Selama waktu kenazirannya ia harus kudus bagi TUHAN (ay. 

8). Kekudusan inilah yang dimaksudkan oleh ibadah-ibadah 

lahiriah itu, dan tanpanya ibadah-ibadah itu tidak ada nilai-

nya. Orang-orang nazir harus mengabdi kepada Tuhan , bekerja 

untuk-Nya, dan pikiran mereka harus terpatri pada-Nya. 

Mereka harus menjaga diri mereka tetap murni dalam hati dan 

hidup, dan dalam segala sesuatu harus menjadi serupa 

dengan gambar dan kehendak ilahi. Inilah yang dimaksudkan 

dengan menjadi kudus, inilah yang dimaksudkan dengan men-

jadi orang nazir yang sejati. 

III. Ketentuan yang dibuat untuk mentahirkan orang nazir, jika ia ke-

betulan, tanpa terelakkan, menjadi cemar menurut hukum ke-

upacaraan sebab  menyentuh mayat orang. Tidak ada hukuman 

yang diperintahkan oleh hukum ini atas pelanggaran yang sengaja 

dilakukan terhadap hukum-hukum yang sudah disebutkan. Se-

bab, tak terpikirkan bahwa orang yang begitu saleh hingga mau 

bernazar itu sampai hati berani melanggar nazarnya sendiri. Juga 

tak terpikirkan bahwa ia sampai minum anggur, atau mencukur 

rambutnya, kecuali sebab  kesalahannya sendiri. namun  semata-

mata oleh penyelenggaraan Tuhan , tanpa kesalahannya sendiri, ia 

bisa saja berada di dekat mayat, dan itulah permasalahan yang 

diajukan (ay. 9): jika  seseorang mati di dekatnya dengan 


 72

sangat tiba-tiba, ia menajiskan rambut kenazirannya. Perhatikan-

lah, kematian kadang-kadang membawa pergi orang dengan sa-

ngat tiba-tiba, dan tanpa peringatan sebelumnya. Orang bisa jadi 

baik-baik saja dan lalu  meninggal dalam waktu yang begitu 

singkat, hingga orang nazir yang paling berhati-hati sekalipun 

tidak dapat terhindar dari kecemaran akibat menyentuh mayat. 

Begitu pendeknya kadang-kadang langkah itu, dan begitu cepat 

langkah itu diambil, dari waktu ke kekekalan. Semoga Tuhan  mem-

persiapkan kita untuk menghadapi kematian yang mendadak! 

Dalam hal ini,  

1. Ia harus ditahirkan dari kenajisan menurut hukum yang telah 

ditetapkan, seperti yang harus dilakukan orang lain juga, pada 

hari ketujuh (ay. 9). Bahkan, lebih banyak yang dituntut un-

tuk mentahirkan orang nazir dibandingkan  untuk mentahirkan 

orang lain yang telah menyentuh mayat. Ia harus membawa 

korban penghapus dosa dan korban bakaran, dan pendamaian 

harus diadakan untuknya (ay. 10-11). Ini mengajar kita bahwa 

dosa-dosa sebab  kelemahan, dan kesalahan-kesalahan yang 

kita lakukan secara tiba-tiba, harus kita tinggalkan dengan 

bertobat secara sungguh-sungguh. Dan bahwa kuasa dari 

korban Kristus harus diterapkan pada jiwa kita supaya segala 

dosa dan kesalahan kita diampuni setiap hari (1Yoh. 2:1-2). 

Hal itu juga mengajar kita bahwa, jika orang-orang yang ter-

kenal mengaku beragama melakukan sesuatu yang menodai 

nama baik pengakuan mereka, maka lebih banyak yang ditun-

tut dari mereka dibandingkan dari orang lain untuk menda-

patkan kembali kedamaian mereka dan kehormatan mereka.  

2. Ia harus memulai waktu kenazirannya lagi dari awal. Sebab 

semua yang dilakukan sebelum ia menjadi najis sudah hilang, 

dan tidak diperhitungkan kepadanya, meskipun sudah begitu 

dekat dengan akhir kenazirannya (ay. 12). Hal ini mewajibkan 

mereka untuk sangat berhati-hati supaya tidak menajiskan 

diri dengan menyentuh orang mati, sebab itulah satu-satunya 

hal yang membuat mereka kehilangan waktu kenaziran me-

reka. Dan ini mengajar kita bahwa jika orang benar berpaling 

dari kebenarannya, dan menajiskan dirinya dengan perbuatan 

yang sia-sia, maka semua kebenaran yang telah dia lakukan 

akan hilang darinya (Yeh. 33:13). Semuanya hilang, semuanya 

Kitab Bilangan 6:1-21 

 73

sia-sia, jika ia tidak bertekun (Gal. 3:4). Ia harus memulai lagi, 

dan melakukan lagi apa yang semula ia lakukan.  

IV. Hukum untuk membebaskan orang nazir dengan khidmat dari 

nazarnya, Sesudah  ia menyelesaikan waktu yang dia tetapkan bagi 

dirinya sendiri. Sebelum berakhirnya jangka waktu itu, ia tidak 

dapat dibebaskan. Sebelum bernazar, ia bebas, namun  sudah 

terlambat Sesudah  ia bernazar. Orang-orang Yahudi berkata bahwa 

waktu nazar orang nazir tidak boleh kurang dari tiga puluh hari. 

Dan jika seseorang berkata, “Aku akan menjadi orang nazir hanya 

untuk dua hari,” ia tetap saja terikat selama tiga puluh hari. 

namun  dari apa yang tampak, nazar Rasul Paulus hanya untuk 

tujuh hari (Kis. 21:27). Atau, lebih tepatnya, pada waktu itu ia 

melaksanakan upacara penyelesaian nazar kenaziran yang dari-

nya, sebab  berada jauh dari Bait Suci, ia telah membebaskan 

dirinya beberapa tahun sebelumnya di Kengkrea, hanya dengan 

upacara pencukuran rambut (Kis. 18:18). saat  waktu kenaziran 

sudah habis, orang nazir harus dibebaskan,  

1. Di depan umum, di pintu Kemah Pertemuan (ay. 13), supaya 

semua orang dapat melihat bahwa nazarnya sudah digenapi, 

dan tidak ada orang yang akan tersandung jika mereka se-

karang melihatnya minum anggur, yang tidak dilakukannya 

selama beberapa waktu belakangan ini.  

2. Pembebasan itu harus dilakukan dengan korban-korban (ay. 

14). Supaya jangan sampai ia berpikir bahwa dengan sepotong 

ibadah yang istimewa ini ia telah membuat Tuhan  berutang 

kepadanya, maka ia ditetapkan, bahkan Sesudah  menyelesai-

kan nazarnya, untuk membawa persembahan kepada Tuhan . 

Sebab, walaupun kita sudah melakukan kewajiban kita de-

ngan sebaik-baiknya kepada Tuhan , tetap saja kita harus meng-

akui bahwa masih ada yang perlu kita lakukan bagi Dia. Ia 

harus membawa satu dari tiap-tiap jenis persembahan yang 

ditetapkan.  

(1) Korban bakaran, sebagai pengakuan terhadap kekuasaan 

Tuhan  yang berdaulat atas dirinya dan atas segala sesuatu 

yang masih dimilikinya, kendati dengan pembebasannya 

dari nazar khusus ini.  


 74

(2) Korban penghapus dosa. Korban ini, meskipun disebutkan 

dalam urutan kedua (ay. 14), namun tampaknya sudah 

dipersembahkan terlebih dahulu (ay. 16), sebab pendamai-

an harus diadakan untuk dosa-dosa kita sebelum korban-

korban kita dapat diterima. Dan dapat diamati dengan 

sangat jelas bahwa bahkan orang nazir sekalipun, yang di 

mata manusia lebih bersih dari salju dan lebih putih dari 

susu, tidak berani menunjukkan diri di hadapan Tuhan  yang 

kudus tanpa korban penghapus dosa. Meskipun ia sudah 

memenuhi nazar kenazirannya tanpa tercemar sedikit pun, 

namun ia harus membawa korban untuk menghapus dosa. 

Sebab ada kesalahan yang tanpa sadar dilakukan oleh 

orang-orang terbaik sekalipun, bahkan dalam perbuatan-

perbuatan terbaik mereka. Ada suatu kebaikan yang dihi-

langkan, suatu kejahatan yang dibiarkan, yang, jika kita 

dihakimi menurut keadilan yang ketat, akan menjadi ke-

hancuran kita. Dan oleh sebab itu penting bagi kita untuk 

menerima pendamaian, dan memohon agar dibenarkan 

oleh Tuhan  di hadapan-Nya.  

(3) Korban keselamatan, untuk mengucap syukur kepada 

Tuhan  yang telah memampukannya untuk memenuhi nazar-

nya, dan untuk memohon anugerah kepada Tuhan  untuk 

menjaganya dari tindakan apa saja yang tidak patut dilaku-

kannya sebagai seorang nazir. Juga, supaya ingat terus 

ingat bahwa, meskipun sekarang ia dibebaskan dari ikat-

an-ikatan nazarnya, ia tetap berada di bawah ikatan-ikatan 

hukum ilahi.  

(4) Kepada semuanya ini ditambahkan korban sajian dan kor-

ban curahan, sesuai dengan cara yang ditetapkan (ay. 15, 

17), sebab korban-korban ini selalu menyertai korban bakar-

an dan korban keselamatan. Dan, selain korban-korban ini, 

ada juga sebakul roti bundar dan roti tipis yang tidak beragi.  

(5) Bagian dari korban keselamatan, dengan roti bundar dan 

roti tipis, harus diunjukkan sebagai persembahan unjukan 

(ay. 19-20). Dan ini merupakan imbalan bagi sang imam, 

atas jerih payahnya, Sesudah  bagian dari korban itu terlebih 

dahulu dipersembahkan kepada Tuhan .  

(6) Selain semuanya ini, orang nazir itu dapat membawa kor-

ban-korban sukarelanya, apa yang ia mampu mempersem-

Kitab Bilangan 6:22-27 

 75

bahkan di samping itu (ay. 21). Lebih dari ini boleh ia bawa, 

namun  tidak kurang dari itu. Dan, untuk menyemarakkan 

khidmatnya upacara itu, pada kesempatan ini mereka 

biasa meminta teman-teman mereka untuk menanggung 

biaya mereka (Kis. 21:24). Terakhir, satu upacara lagi dite-

tapkan, yaitu seperti yang dilakukan orang untuk memba-

talkan ikatan janji saat  syaratnya sudah dipenuhi, yaitu 

upacara mencukur rambutnya, yang sudah dibiarkan tum-

buh selama ia menjadi orang nazir. Dan rambut itu dibakar 

dalam api yang di atasnya korban-korban keselamatan se-

dang dimasak (ay. 18). Ini menyiratkan bahwa pemenuhan 

nazarnya diterima oleh Tuhan  di dalam Kristus sang Korban 

Agung, dan tidak dengan cara lain. Belajarlah dari sini 

untuk bernazar dan menepatinya kepada Tuhan Tuhan  kita, 

sebab  Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. 

Suatu Bentuk Pemberkatan Ditetapkan 

(6:22-27) 

22 TUHAN berfirman kepada Musa: 23 “Berbicaralah kepada Harun dan anak-

anaknya: Beginilah harus kamu memberkati orang Israel, katakanlah kepada 

mereka: 24 TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; 25 TUHAN 

menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;  

26 TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai 

sejahtera. 27 Demikianlah harus mereka meletakkan nama-Ku atas orang 

Israel, maka Aku akan memberkati mereka.”  

Di sini,  

I.  Para imam, selain pekerjaan-pekerjaan baik lain yang harus 

mereka lakukan, juga ditunjuk dengan khidmat untuk member-

kati umat dalam nama Tuhan (ay. 23). Itu yaitu  bagian dari 

pekerjaan mereka (Ul. 21:5). Dengan ini Tuhan  memberi  kehor-

matan kepada para imam, sebab yang lebih rendah diberkati oleh 

yang lebih tinggi. Dan dengan ini pula Ia memberi  penghibur-

an dan kepuasan yang besar kepada umat-Nya, yang memandang 

sang imam sebagai juru bicara Tuhan  kepada mereka. Meskipun 

para imam, dari diri mereka sendiri, tidak dapat berbuat lebih 

selain memohon berkat saja, namun sebab  pekerjaan mereka 

yaitu  menjadi perantara, dan melakukannya dalam nama Dia 

yang memerintahkan berkat, maka doa mereka itu membawa 


 76

serta sebuah janji. Dan ia mengucapkannya sebagai orang yang 

berwenang, dengan tangan yang terangkat dan wajah menghadap 

umat. Nah, 

1. Ini yaitu  perlambang dari tugas Kristus saat  datang ke 

dalam dunia, yaitu untuk memberkati kita (Kis. 3:26), sebagai 

Imam Besar yang kita akui. Hal terakhir yang Ia lakukan di 

bumi yaitu  memberkati murid-murid-Nya dengan tangan ter-

angkat (Luk. 24:50-51). Cendekiawan Uskup Pearson, meng-

amati sebagai kebiasaan orang-orang Yahudi bahwa para 

imam memberkati umat hanya pada penutup korban pagi, 

bukan pada penutup korban petang hari. Ini untuk menunjuk-

kan bahwa pada akhir zaman, zaman Mesias, yang merupakan 

seolah-olah petang hari dunia, pemberkatan hukum Taurat itu 

telah berhenti, dan berkat Kristus menggantikannya.  

2. Pemberkatan itu yaitu  contoh bagi para pelayan Injil, para 

pemimpin ibadah bersama, untuk menyudahi ibadah bersama 

dengan pemberkatan. Orang yang sama yang menjadi juru 

bicara Tuhan  kepada umat-Nya, untuk mengajar dan memerin-

tah mereka, juga menjadi juru bicara Tuhan  untuk memberkati 

mereka. Dan orang-orang yang menerima hukum akan mene-

rima berkat. Para ahli agama Yahudi memperingatkan umat 

supaya mereka tidak berkata, “Apa gunanya berkat dari imam 

yang miskin dan sederhana ini?” “Sebab,” kata mereka, “pene-

rimaan berkat itu bergantung, bukan pada sang imam, melain-

kan pada Tuhan  yang kudus dan penuh berkat.” 

II. Suatu bentuk pemberkatan ditetapkan di sini untuk mereka. 

Dalam ibadah-ibadah mereka yang lain, tidak ada suatu bentuk 

yang ditetapkan, namun  sebab  ini yaitu  perintah Tuhan  menyang-

kut pemberkatan, maka supaya pemberkatan itu tidak terlihat 

seperti pemberkatan mereka sendiri, maka Ia menaruh kata-kata-

nya sendiri ke dalam mulut mereka (ay. 24-26). Di sini amatilah,  

1. Bahwa berkat itu diperintahkan atas tiap-tiap orang secara 

khusus: TUHAN memberkati engkau. Tiap-tiap dari mereka 

harus mempersiapkan diri untuk menerima berkat itu, supaya 

mereka boleh mengalami kebahagiaan dalam berkat itu. 

Diberkatilah engkau (Ul. 28:3). Jika kita menerapkan hukum 

Kitab Bilangan 6:22-27 

 77

itu pada diri kita sendiri, maka kita juga dapat menerima ber-

kat itu, seolah-olah nama kita dimasukkan di dalamnya.  

2. Bahwa nama Yehova diulang sebanyak tiga kali dalam pem-

berkatan itu. Dan, seperti yang diamati oleh para penafsir Alki-

tab, masing-masing dengan nada suara yang berbeda dalam 

bahasa aslinya. Orang-orang Yahudi sendiri berpikir bahwa 

ada suatu misteri dalam hal ini, dan kita tahu apa misteri itu, 

sebab  Perjanjian Baru sudah menjelaskannya. Yaitu, kita di-

arahkan untuk menantikan berkat dari kasih karunia Tuhan 

Yesus Kristus, kasih Bapa, dan persekutuan Roh Kudus. Tiap-

tiap pribadi itu yaitu  Yehova, namun mereka “bukan tiga 

Tuhan, melainkan satu Tuhan” (2Kor. 13:14).  

3. Bahwa perkenanan Tuhan  yaitu  segala-galanya dalam berkat 

ini, sebab perkenanan-Nya merupakan sumber dari semua 

kebaikan.  

(1) TUHAN memberkati engkau! saat  kita memuji-muji Tuhan , 

kita hanya berkata-kata baik tentang-Nya. namun  saat  Ia 

memberkati kita, Ia berbuat baik kepada kita. Orang-orang 

yang diberkati-Nya, sungguh-sungguh terberkati.  

(2) TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya, yang merujuk 

pada bersinarnya matahari atas bumi, untuk meneranginya 

dan membuatnya nyaman, dan untuk memperbaharui muka 

bumi. “Tuhan mengasihi engkau dan membuat engkau me-

ngetahui bahwa Ia mengasihi engkau.” Kita tidak bisa tidak 

pasti berbahagia jika kita memiliki kasih Tuhan . Dan kita 

tidak bisa tidak pasti merasa tenang jika kita mengetahui 

bahwa kita mengalami kasih-Nya.  

(3) TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu. Ini mempu-

nyai tujuan yang sama dengan sebelumnya, dan tampak 

merujuk pada senyuman-senyuman seorang ayah kepada 

anaknya, atau senyuman seseorang kepada teman yang 

disenanginya. Jika Tuhan  memberi kita jaminan bahwa Ia 

berkenan dan menerima kita secara istimewa, maka ini 

akan memberi  sukacita kepada kita (Mzm. 4:8-9).  

4. Bahwa buah-buah dari perkenanan yang diberikan oleh berkat 

ini yaitu  perlindungan, pengampunan, dan kedamaian.  

(1) Perlindungan dari kejahatan (ay. 24). TUHAN melindungi 

engkau, sebab Dialah yang menjaga Israel, dan Ia tidak 


 78

terlelap dan tidak tertidur (Mzm. 121:4), dan semua orang 

percaya dipelihara dalam kekuatan Tuhan .  

(2) Pengampunan dosa (ay. 25). TUHAN memberi kasih karunia, 

atau memberi rahmat, kepadamu.  

(3) Kedamaian (ay. 26), termasuk segala sesuatu yang baik 

yang bersama-sama menghasilkan kebahagiaan utuh. 

III. Tuhan  di sini berjanji untuk mengesahkan dan meneguhkan berkat 

itu: Demikianlah harus mereka meletakkan nama-Ku atas orang 

Israel (ay. 27). Tuhan  mengizinkan para imam untuk menggunakan 

nama-Nya dalam memberkati umat, dan untuk memberkati 

mereka sebagai umat-Nya, yang dipanggil dengan nama-Nya. Ini 

mencakup semua berkat yang dapat mereka ucapkan atas umat, 

untuk menandai mereka sebagai umat kesayangan Tuhan , umat 

yang dipilih dan dikasihi-Nya. Nama Tuhan  atas mereka yaitu  

kehormatan mereka, penghiburan mereka, keamanan mereka, 

dan pembela mereka. Nama-Mu diserukan di atas kami; janganlah 

tinggalkan kami. Ditambahkan, maka Aku akan memberkati mere-

ka. Perhatikanlah, berkat ilahi menyertai ketetapan-ketetapan 

ilahi, dan memberi  kuasa dan keberhasilan ke dalamnya. Apa 

yang dikatakan Kristus tentang damai sejahtera sungguh merupa-

kan berkat, “Damai sejahtera bagi jemaat ini.” Jika orang-orang 

yang layak menerima damai sejahtera dan ahli-ahli waris berkat 

ada di sana, maka damai sejahtera, dan berkat, akan tinggal atas 

mereka (Luk. 10:5-6). Sebab pada setiap tempat yang ditentukan 

Tuhan  menjadi tempat peringatan bagi nama-Nya, di sana Ia akan 

datang dan memberkati mereka.  

PASAL  7  

arena Tuhan  telah mendirikan rumah, seperti yang tampak dalam 

penggambarannya, di tengah-tengah perkemahan Israel, maka 

para pemimpin Israel dalam pasal ini datang berkunjung dengan 

membawa persembahan-persembahan mereka, seperti penyewa ta-

nah datang menghadap tuan tanah, atas nama suku mereka masing-

masing. 

I. Mereka membawa persembahan-persembahan, 

1. Pada saat penahbisan Kemah Suci, supaya persembahan-

persembahan itu dapat dipergunakan untuk pekerjaan di 

dalamnya (ay. 1-9). 

2. Pada saat penahbisan mezbah, supaya persembahan-per-

sembahan itu dapat digunakan untuk keperluan mezbah 

(ay. 10-88). Dan, 

II. Tuhan  dengan penuh rahmat menunjukkan perkenanan-Nya 

atas persembahan-persembahan mereka (ay. 89). Dua pasal 

sebelumnya merupakan catatan tentang hukum-hukum tam-

bahan yang diberikan Tuhan  kepada bangsa Israel, sementara 

pasal ini merupakan riwayat tentang ibadah-ibadah tambah-

an yang dilakukan bangsa Israel kepada Tuhan . 

Persembahan-persembahan  

para Pemimpin Israel 

(7:1-9) 

1 Pada waktu Musa selesai mendirikan Kemah Suci, diurapinya dan dikudus-

kannyalah itu dengan segala perabotannya, juga mezbah dengan segala per-

kakasnya; dan Sesudah  diurapi dan dikuduskannya semuanya itu, 2 maka 

para pemimpin Israel, para kepala suku mereka, mempersembahkan persem-


 80

bahan. Mereka itu ialah para pemimpin suku yang bertanggung jawab atas 

pencatatan itu. 3 Sebagai persembahan dibawa mereka ke hadapan TUHAN: 

enam kereta beratap dengan dua belas ekor lembu; satu kereta untuk dua 

orang pemimpin dan satu ekor lembu untuk satu orang pemimpin, lalu me-

reka membawa semuanya itu ke depan Kemah Suci. 4 lalu  TUHAN ber-

firman kepada Musa: 5 “Terimalah semuanya itu dari mereka, supaya dipergu-

nakan untuk pekerjaan pada Kemah Pertemuan; berikanlah semuanya itu 

kepada orang Lewi, sesuai dengan keperluan pekerjaan masing-masing.” 6 Lalu 

Musa menerima kereta-kereta dan lembu-lembu itu dan memberi nya ke-

pada orang Lewi; 7 dua kereta dengan empat ekor lembu diberikannya kepada 

bani Gerson, sesuai dengan keperluan pekerjaan mereka, 8 dan empat kereta 

dengan delapan ekor lembu diberikannya kepada bani Merari, sesuai dengan 

keperluan pekerjaan mereka di bawah pimpinan Itamar, anak imam Harun 

itu. 9 namun  kepada bani Kehat tidak diberikannya apa-apa, sebab  pekerjaan 

mereka ialah mengurus barang-barang kudus, yang harus diangkat di atas 

bahunya. 

Dalam perikop ini ada persembahan dari para pemimpin Israel, 

supaya dipergunakan untuk pekerjaan di Kemah Suci. Cermatilah, 

I. Kapan persembahan-persembahan itu dipersembahkan. Persem-

bahan-persembahan itu tidak dipersembahkan sampai Sesudah  

Kemah Suci selesai didirikan (ay. 1). saat  segala sesuatu baik 

menyangkut Kemah Suci itu sendiri maupun perkemahan Israel 

yang mengelilinginya telah dilakukan, menurut petunjuk-petun-

juk yang sudah diberikan, pada saat itulah mereka mulai mem-

persembahkan persembahan-persembahan mereka, mungkin se-

kitar hari kedelapan pada bulan kedua. Perhatikanlah, kewajiban-

kewajiban yang perlu dilakukan haruslah selalu diutamakan di 

atas persembahan-persembahan sukarela: pertama-tama kewajiban-

kewajiban itu dahulu, baru lalu  persembahan-persembahan 

sukarela.  

II. Siapa yang memberi  persembahan-persembahan: Para pemim-

pin Israel, para kepala suku mereka (ay. 2). Perhatikanlah, orang-

orang yang memiliki  kekuasaan dan martabat yang lebih tinggi 

dibandingkan  orang lain haruslah selalu berbuat mendahului orang 

lain, dan berupaya untuk melampaui orang lain, dalam segala ke-

baikan. Semakin orang diangkat, semakin banyak yang diharap-

kan dari mereka, mengingat kesempatan mereka yang lebih besar 

untuk melayani Tuhan  dan angkatan mereka. Apa gunanya keka-

yaan dan wewenang, selain untuk memampukan orang untuk 

berbuat kebaikan yang jauh lebih besar lagi di dunia? 

Kitab Bilangan 7:1-9 

 81

III. Apa saja yang dipersembahkan: enam kereta beratap, yang ma-

sing-masing ditarik oleh sepasang lembu (ay. 3). Tidak diragukan 

lagi, kereta-kereta beratap ini sesuai dengan semua perabotan 

yang lain dari Kemah Suci beserta perlengkapan-perlengkapan-

nya. Kereta-kereta beratap ini yaitu  kereta dari jenis yang ter-

baik, seperti kereta-kereta yang digunakan para pemimpin besar 

saat  sedang melakukan perarakan. Sebagian penafsir berpenda-

pat bahwa Tuhan , melalui Musa, memberi  isyarat kepada para 

pemimpin Israel tentang persembahan apa yang harus mereka 

bawa. Atau mungkin pertimbangan mereka sendirilah yang men-

dorong mereka untuk membawa pemberian ini. Meskipun hikmat 

Tuhan  sudah menetapkan semua hal pokok mengenai Kemah Suci, 

namun tampaknya hal-hal sampingan ini dibiarkan untuk diurus 

oleh kebijaksanaan mereka sendiri, yaitu untuk mengatur apa 

yang masih perlu diatur (Tit. 1:5). Dan kereta-kereta beratap ini 

tidak ditolak, meskipun tidak ada contoh kereta yang ditunjukkan 

kepada Musa di atas gunung. Perhatikanlah, kita tidak boleh ber-

harap bahwa ketetapan-ketetapan ilahi yang sudah ditentukan 

akan turun untuk mengikuti segala keadaan yang dapat ditentu-

kan, dan yang pantas dibiarkan untuk diubah, oleh hikmat ma-

nusia, hikmat yang bermanfaat untuk mengarahkan itu. Amati-

lah, begitu Kemah Suci selesai didirikan, ketentuan ini dibuat 

untuk mengurus pemindahannya. Perhatikanlah, bahkan saat  

kita baru saja hidup tenang di dunia, dan berpikir bahwa kita 

mulai berakar di dalamnya, kita harus bersiap-siap untuk meng-

hadapi pelbagai perubahan dan perpindahan, terutama perubah-

an yang besar itu. Selama kita berada di dunia ini, segala se-

suatunya harus disesuaikan dengan keadaan berperang dan me-

ngembara. saat  Kemah Suci sedang didirikan, para pemimpin 

Israel sangat bermurah hati dalam memberi  persembahan-

persembahan mereka, sebab pada waktu itu mereka membawa 

permata krisopras dan permata tatahan (Kel. 35:27), dan sekali-

pun begitu mereka sekarang membawa persembahan-persembah-

an yang lebih banyak. Perhatikanlah, orang-orang yang sudah 

berbuat kebaikan harus berusaha untuk berbuat kebaikan 

dengan lebih melimpah dan melimpah lagi, dan tidak jemu-jemu 

berbuat baik. 


 82

IV. Bagaimana persembahan itu dibagi-bagikan, dan untuk keperlu-

an apa saja persembahan itu. Semua kereta beratap dan lembu 

diberikan kepada orang Lewi, agar dipakai untuk membawa Ke-

mah Suci. Ini demi kenyamanan mereka (sebab  Tuhan  tidak 

menghendaki hamba-hamba-Nya terlalu dibebani oleh pekerjaan), 

dan juga supaya beberapa bagian dari Kemah Suci dapat dibawa 

dengan lebih aman dan lebih benar. Dan cara yang paling baik 

yaitu  bagian-bagian itu tetap dikumpulkan bersama-sama, dan 

dilindungi dari cuaca, di dalam kereta-kereta. 

1. Bani Gerson, yang bertugas membawa barang bawaan yang 

ringan, yaitu  tirai-tirai dan layar-layar, hanya diberi dua 

kereta dan dua pasang lembu (ay. 7). Seusai menaikkan 

barang-barang ini ke dalam kereta, mereka harus mengangkut 

sisanya, jika memang masih ada, di atas bahu mereka. 

2. Bani Merari, yang bertugas membawa barang bawaan yang 

berat, dan yang paling susah dipindahkan, yaitu  papan, tiang, 

alas dan lain-lain, diberi empat kereta dan empat pasang 

lembu (ay. 8). Dan sekalipun begitu, jika mereka tidak mem-

punyai lebih banyak kereta sendiri, mereka akan diwajibkan 

untuk memanggul barang-barang yang sangat berat di atas 

punggung mereka juga, sebab alas-alas perak saja beratnya 

seratus talenta, yaitu lebih dari empat ton. Dan itu sudah 

cukup untuk memuati empat kereta, yang masing-masing 

ditarik oleh sepasang lembu. namun  sebab  satu alas beratnya 

satu talenta, yaitu berat yang kira-kira cukup untuk dibawa 

oleh satu orang (seperti yang tampak dalam 2Raj. 5:23), ada 

kemungkinan mereka memanggul alas-alas itu di punggung 

mereka, dan menempatkan papan-papan serta tiang-tiang di 

dalam beberapa  kereta. Amatilah di sini, bagaimana Tuhan  

dengan bijak dan penuh rahmat memberi  kekuatan ter-

besar kepada orang-orang yang memiliki  pekerjaan terbe-

sar. Tiap-tiap kaum diberi kereta-kereta yang sesuai dengan 

keperluan pekerjaan mereka. Beban apa saja yang ditimpakan 

Tuhan  dalam penyelenggaraan-Nya ke atas kita, Ia dengan 

anugerah-Nya yang mencukupi akan memberi kita kekuatan 

yang sepadan untuk memikul beban itu (1Kor. 10:13). 

3. Bani Kehat, yang bertugas membawa barang bawaan yang 

paling kudus, tidak diberi kereta sama sekali, sebab  mereka 

harus memanggul barang-barang mereka di atas punggung

Kitab Bilangan 7:10-89 

 83

 mereka (ay. 9), dengan sangat hati-hati dan penuh penghor-

matan. saat  pada zaman Daud orang Israel membawa tabut 

Tuhan  di dalam kereta, Tuhan  membuat mereka mengetahui bagi 

kengerian mereka, melalui kematian Uza, bahwa mereka tidak 

meminta petunjuk-Nya seperti seharusnya (1Taw. 15:13). 

Para Pemimpin Mempersembahkan Persembahan 

(7:10-89) 

10 Lagi para pemimpin mempersembahkan persembahan pentahbisan mez-

bah, pada hari mezbah itu diurapi; para pemimpin membawa persembahan 

mereka ke depan mezbah itu. 11 TUHAN berfirman kepada Musa: “Satu pe-

mimpin setiap hari haruslah mempersembahkan persembahannya untuk 

mentahbiskan mezbah itu.” 12 Yang mempersembahkan persembahannya 

pada hari pertama ialah Nahason bin Aminadab, dari suku Yehuda. 13 Per-

sembahannya ialah satu pinggan perak, seratus tiga puluh syikal timbang-

annya, dan satu bokor penyiraman dari perak tujuh puluh syikal beratnya, 

ditimbang menurut syikal kudus, keduanya berisi tepung yang terbaik, diolah 

dengan minyak, untuk korban sajian; 14 satu cawan sepuluh syikal emas berat-

nya, berisi ukupan; 15 seekor lembu jantan muda, seekor domba jantan dan 

seekor domba berumur setahun, untuk korban bakaran; 16 seekor kambing 

jantan, untuk korban penghapus dosa; 17 dan untuk korban keselamat-

an dua ekor lembu, lima ekor domba jantan, lima ekor kambing jantan dan 

lima ekor domba berumur setahun. Itulah persembahan Nahason bin 

Aminadab. 18 Pada hari kedua Netaneel bin Zuar, pemimpin suku Isakhar, 

mempersembahkan persembahan. 19 Sebagai persembahannya dipersembah-

kannya satu pinggan perak, seratus tiga puluh syikal timbangannya, dan 

satu bokor penyiraman dari perak, tujuh puluh syikal beratnya, ditimbang 

menurut syikal kudus, keduanya berisi tepung yang terbaik, diolah dengan 

minyak, untuk korban sajian; 20 satu cawan, sepuluh syikal emas beratnya, 

berisi ukupan; 21 seekor lembu jantan muda, seekor domba jantan dan 

seekor domba berumur setahun, untuk korban bakaran; 22 seekor kambing 

jantan untuk korban penghapus dosa; 23 dan untuk korban keselamatan dua 

ekor lembu, lima ekor domba jantan, lima ekor kambing jantan dan lima ekor 

domba berumur setahun. Itulah persembahan Netaneel bin Zuar. 24 Pada 

hari ketiga: pemimpin bani Zebulon, Eliab bin Helon. 25 Persembahannya 

ialah satu pinggan perak, seratus tiga puluh syikal timbangannya, dan satu 

bokor penyiraman dari perak tujuh puluh syikal beratnya, ditimbang 

menurut syikal kudus, keduanya berisi tepung yang terbaik, diolah dengan 

minyak, untuk korban sajian; 26 satu cawan, sepuluh syikal emas beratnya, 

berisi ukupan; 27 seekor lembu jantan muda, seekor domba jantan dan 

seekor domba berumur setahun, untuk korban bakaran; 28 seekor kambing 

jantan untuk korban penghapus dosa; 29 dan untuk korban keselamatan dua 

ekor lembu, lima ekor domba jantan, lima ekor kambing jantan dan lima ekor 

domba berumur setahun. Itulah persembahan Eliab bin Helon. 30 Pada hari 

keempat: pemimpin bani Ruben, Elizur bin Syedeur. 31 Persembahannya 

ialah satu pinggan perak, seratus tiga puluh syikal timbangannya, dan satu 

bokor penyiraman dari perak, tujuh puluh syikal beratnya, ditimbang 

menurut syikal kudus, keduanya berisi tepung yang terbaik diolah dengan 

minyak, untuk korban sajian; 32 satu cawan, sepuluh syikal emas beratnya, 

berisi ukupan; 33 seekor lembu jantan muda, seekor domba jantan dan 


 84

seekor domba berumur setahun, untuk korban bakaran; 34 seekor kambing 

jantan untuk korban penghapus dosa; 35 dan untuk korban keselamatan dua 

ekor lembu, lima ekor domba jantan, lima ekor kambing jantan dan lima ekor 

domba berumur setahun. Itulah persembahan Elizur bin Syedeur. 36 Pada 

hari kelima: pemimpin bani Simeon, Selumiel bin Zurisyadai. 37 Persembah-

annya ialah satu pinggan perak, seratus tiga puluh syikal timbangannya, dan 

satu bokor penyiraman dari perak, tujuh puluh syikal beratnya, ditimbang 

menurut syikal kudus, keduanya berisi tepung yang terbaik, diolah dengan 

minyak, untuk korban sajian; 38 satu cawan, sepuluh syikal emas beratnya, 

berisi ukupan; 39 seekor lembu jantan muda, seekor domba jantan dan 

seekor domba berumur setahun, untuk korban bakaran; 40 seekor kambing 

jantan untuk korban penghapus dosa; 41 dan untuk korban keselamatan dua 

ekor lembu, lima ekor domba jantan, lima ekor kambing jantan dan lima ekor 

domba berumur setahun. Itulah persembahan Selumiel bin Zurisya-

dai. 42 Pada hari keenam: pemimpin bani Gad, Elyasaf bin Rehuel. 43 Persem-

bahannya ialah satu pinggan perak, seratus tiga puluh syikal timbangannya, 

dan satu bokor penyiraman dari perak, tujuh puluh syikal beratnya, ditim-

bang menurut syikal kudus, keduanya berisi tepung yang terbaik, diolah 

dengan minyak, untuk korban sajian; 44 satu cawan, sepuluh syikal emas 

beratnya, berisi ukupan; 45 seekor lembu jantan muda, seekor domba jantan 

dan seekor domba berumur setahun, untuk korban bakaran; 46 seekor kam-

bing jantan untuk korban penghapus dosa; 47 dan untuk korban keselamatan 

dua ekor lembu, lima ekor domba jantan, lima ekor kambing jantan dan lima 

ekor domba berumur setahun. Itulah persembahan Elyasaf bin Rehuel. 48 Pada 

hari ketujuh: pemimpin bani Efraim, Elisama bin Amihud. 49 Persembahannya 

ialah satu pinggan perak, seratus tiga puluh syikal timbangannya, dan satu 

bokor penyiraman dari perak, tujuh puluh syikal beratnya, ditimbang 

menurut syikal kudus, keduanya berisi tepung yang terbaik, diolah dengan 

minyak, untuk korban sajian; 50 satu cawan, sepuluh syikal emas beratnya, 

berisi ukupan; 51 seekor lembu jantan muda, seekor domba jantan dan 

seekor domba berumur setahun, untuk korban bakaran; 52 seekor kambing 

jantan untuk korban penghapus dosa; 53 dan untuk korban keselamatan dua 

ekor lembu, lima ekor domba jantan, lima ekor kambing jantan dan lima ekor 

domba berumur setahun. Itulah persembahan Elisama bin Amihud. 54 Pada 

hari kedelapan: pemimpin bani Manasye, Gamaliel bin Pedazur. 55 Persem-

bahannya ialah satu pinggan perak, seratus tiga puluh syikal timbangannya, 

dan satu bokor penyiraman dari perak, tujuh puluh syikal beratnya, 

ditimbang menurut syikal kudus, keduanya berisi tepung yang terbaik, 

diolah dengan minyak, untuk korban sajian; 56 satu cawan, sepuluh syikal 

emas beratnya, berisi ukupan; 57 seekor lembu jantan muda, seekor domba 

jantan dan seekor domba berumur setahun, untuk korban bakaran; 58 seekor 

kambing jantan untuk korban penghapus dosa; 59 dan untuk korban kesela-

matan dua ekor lembu, lima ekor domba jantan, lima ekor kambing jantan 

dan lima ekor domba berumur setahun. Itulah persembahan Gamaliel bin 

Pedazur. 60 Pada hari kesembilan: pemimpin bani Benyamin, Abidan bin Gi-

deoni. 61 Persembahannya ialah satu pinggan perak, seratus tiga puluh syikal 

timbangannya, dan satu bokor penyiraman dari perak, tujuh puluh syikal 

beratnya, ditimbang menurut syikal kudus, keduanya berisi tepung yang 

terbaik, diolah dengan minyak, untuk korban sajian; 62 satu cawan, sepuluh 

syikal emas beratnya, berisi ukupan; 63 seekor lembu jantan muda, seekor 

domba jantan dan seekor domba berumur setahun, untuk korban bakar-

an; 64 seekor kambing jantan untuk korban penghapus dosa; 65 dan untuk 

korban keselamatan dua ekor lembu, lima ekor domba jantan, lima ekor 

kambing jantan dan lima ekor domba berumur setahun. Itulah persembahan 

Abidan bin Gideoni. 66 Pada hari kesepuluh: pemimpin bani Dan, Ahiezer bin 

Amisyadai. 67 Persembahannya ialah satu pinggan perak, seratus tiga puluh 

Kitab Bilangan 7:10-89 

 85

syikal timbangannya, dan satu bokor penyiraman dari perak, tujuh puluh 

syikal beratnya, ditimbang menurut syikal kudus, keduanya berisi tepung 

yang terbaik, diolah dengan minyak, untuk korban sajian; 68 satu cawan, 

sepuluh syikal emas beratnya, berisi ukupan; 69 seekor lembu jantan muda, 

seekor domba jantan dan seekor domba berumur setahun, untuk korban 

bakaran; 70 seekor kambing jantan untuk korban penghapus dosa; 71 dan 

untuk korban keselamatan dua ekor lembu, lima ekor domba jantan, lima 

ekor kambing jantan dan lima ekor domba berumur setahun. Itulah 

persembahan Ahiezer bin Amisyadai. 72 Pada hari kesebelas: pemimpin bani 

Asyer, Pagiel bin Okhran. 73 Persembahannya ialah satu pinggan perak, 

seratus tiga puluh syikal timbangannya, dan satu bokor penyiraman dari 

perak, tujuh puluh syikal beratnya, ditimbang menurut syikal kudus, 

keduanya berisi tepung yang terbaik, diolah dengan minyak, untuk korban 

sajian; 74 satu cawan, sepuluh syikal emas beratnya, berisi ukupan; 75 seekor 

lembu jantan muda, seekor domba jantan dan seekor domba berumur 

setahun, untuk korban bakaran; 76 seekor kambing jantan untuk korban 

penghapus dosa; 77 dan untuk korban keselamatan dua ekor lembu, lima 

ekor domba jantan, lima ekor kambing jantan dan lima ekor domba berumur 

setahun. Itulah persembahan Pagiel bin Okhran. 78 Pada hari kedua belas: 

pemimpin bani Naftali, Ahira bin Enan. 79 Persembahannya ialah satu ping-

gan perak, seratus tiga puluh syikal timbangannya, dan satu bokor penyi-

raman dari perak, tujuh puluh syikal beratnya, ditimbang menurut syikal 

kudus, keduanya berisi tepung yang terbaik, diolah dengan minyak, untuk 

korban sajian; 80 satu cawan, sepuluh syikal emas beratnya, berisi ukup-

an; 81 seekor lembu jantan muda, seekor domba jantan dan seekor domba 

berumur setahun, untuk korban bakaran; 82 seekor kambing jantan untuk 

korban penghapus dosa; 83 dan untuk korban keselamatan dua ekor lembu, 

lima ekor domba jantan, lima ekor kambing jantan dan lima ekor domba 

berumur setahun. Itulah persembahan Ahira bin Enan. 84 Itulah persembah-

an pentahbisan mezbah pada hari mezbah itu diurapi, dari pihak para 

pemimpin Israel, yaitu dua belas pinggan perak, dua belas bokor penyiraman 

dari perak, dua belas cawan emas. 85 Beratnya tiap-tiap pinggan yaitu  sera-

tus tiga puluh syikal perak, dan beratnya tiap-tiap bokor penyiraman yaitu  

tujuh puluh syikal; segala perak perkakas-perkakas itu ada dua ribu empat 

ratus syikal beratnya, ditimbang menurut syikal kudus. 86 Selanjutnya dua 

belas cawan emas berisi ukupan, tiap-tiap cawan sepuluh syikal beratnya, 

ditimbang menurut syikal kudus; segala emas cawan itu ada seratus dua 

puluh syikal beratnya. 87 Segala hewan untuk korban bakaran itu ialah dua 

belas ekor lembu jantan, dua belas ekor domba jantan, dua belas ekor domba 

berumur setahun, dengan korban sajiannya; juga dua belas ekor kambing 

jantan untuk korban penghapus dosa. 88 Segala hewan korban keselamat-

an itu ialah dua puluh empat ekor lembu jantan, enam puluh ekor dom-

ba jantan, enam puluh ekor kambing jantan, enam puluh ekor domba ber-

umur setahun. Itulah persembahan pentahbisan mezbah, sesudah mezbah 

itu diurapi. 89 jika  Musa masuk ke dalam Kemah Pertemuan untuk ber-

bicara dengan Dia, maka ia mendengar suara yang berfirman kepadanya dari 

atas tutup pendamaian, yang di atas tabut hukum Tuhan , dari antara kedua 

kerub itu; demikianlah Ia berfirman kepadanya. 

Kita mendapati di sini gambaran tentang upacara agung penahbisan 

mezbah-mezbah, baik itu mezbah korban bakaran maupun mezbah 

ukupan. Mezbah-mezbah itu sudah dikuduskan sebelumnya, saat  

diurapi (Im. 8:10-11), namun  sekarang mezbah-mezbah itu dipakai 


 86

untuk pertama kali, seperti yang tampak dalam penggambarannya, 

oleh para pemimpin Israel, dengan persembahan-persembahan suka-

rela mereka. Mereka memulai penggunaan mezbah-mezbah itu 

dengan pemberian-pemberian yang berlimpah, ungkapan-ungkapan 

yang besar akan sukacita dan kegembiraan, dan penghormatan yang 

luar biasa terhadap tanda-tanda dari hadirat Tuhan  di tengah-tengah 

mereka. Sekarang, amatilah di sini, 

I. Bahwa para pemimpin dan pembesar menjadi yang pertama dan 

terdepan dalam melayani Tuhan . Orang-orang yang berhak men-

duduki tempat kehormatan haruslah menjadi yang terlebih da-

hulu dalam melakukan pekerjan-pekerjaan baik, dan itulah ke-

hormatan yang sejati. Di sini ada contoh bagi para bangsawan 

dan kaum terpandang, yaitu orang-orang yang berwenang dan 

berkedudukan tinggi di negeri mereka. Mereka harus memanfaat-

kan kehormatan dan kekuasaan mereka, serta harta milik dan 

pengaruh mereka, untuk memajukan agama, dan untuk melayani 

Tuhan , di tempat-tempat mereka berada. Sudah sewajarnya diha-

rapkan bahwa orang-orang yang memiliki  lebih banyak dari-

pada orang lain harus berbuat kebaikan yang lebih besar dari-

pada orang lain dengan apa yang mereka miliki. Sebab jika tidak, 

mereka merupakan pelayan-pelayan yang tidak setia, dan tidak 

akan memberi  pertanggungjawaban mereka dengan gembira. 

Bahkan, orang-orang besar tidak hanya harus membantu dan 

melindungi orang-orang yang melayani Tuhan  dengan kekayaan 

dan kekuasaan mereka, namun  juga mereka sendiri, dengan kesa-

daran hati nurani, harus berusaha untuk taat beragama, dan 

mengerjakan perbuatan-perbuatan kesalehan. Hal ini akan sangat 

mendatangkan kehormatan bagi Tuhan  (Mzm. 138:4-5), dan akan 

berpengaruh baik atas orang lain, yang akan lebih mudah diya-

kinkan untuk menjalankan ibadah-ibadah agama saat  mereka 

melihat orang-orang besar itu mendapat nama baik seperti itu. 

Sudah pasti bahwa manusia yang paling hebat sekalipun masih 

lebih kecil dibandingkan dengan yang terkecil dari ketetapan-

ketetapan Tuhan . Dan ibadah-ibadah agama yang paling rendah 

sekalipun tidaklah menjadi suatu penghinaan bagi orang-orang 

yang paling berpengaruh di dunia.  

Kitab Bilangan 7:10-89 

 87

II. Persembahan-persembahan yang mereka bawa sangatlah mahal 

dan berharga, begitu mahal hingga sebagian penafsir berpendapat 

bahwa tidak ada perbedaan yang begitu besar dalam harta milik 

di antara mereka. Dengan begitu, mereka mampu menanggung 

sendiri biaya persembahan-persembahan itu. namun  para kepala 

dari tiap-tiap suku turut menyumbang untuk persembahan yang 

dibawa oleh pemimpin mereka. 

1. Mereka membawa beberapa barang untuk terus dipergunakan 

dalam ibadah tetap, yaitu  dua belas pinggan perak yang lebar, 

yang beratnya masing-masing sekitar dua kilogram, dan dua 

belas piala perak yang lebar, atau bokor penyiraman dari 

perak, yang beratnya masing-masing sekitar satu kilogram. 

Pinggan-pinggan perak akan digunakan untuk korban sajian, 

sementara bokor-bokor perak untuk korban curahan. Pinggan-

pinggan perak akan dipergunakan untuk menaruh daging-

daging korban, sementara bokor-bokor perak untuk menam-

pung darahnya. Bokor perak ini yaitu  meja Tuhan  (seperti 

yang tampak dalam penggambarannya), dan pantaslah bila 

Raja yang begitu agung harus dilayani dengan pinggan. 

Cawan-cawan emas yang diisi dengan ukupan itu dimaksud-

kan, ada kemungkinan, untuk ibadah di mezbah emas, sebab  

kedua mezbah itu diurapi pada saat yang bersamaan. Perhati-

kanlah, dalam pekerjaan-pekerjaan kesalehan dan amal, kita 

harus bermurah hati menurut kemampuan kita. Dia yang ter-

baik harus dilayani dengan yang terbaik yang kita miliki. 

Orang-orang Israel sejati rela berpisah dengan emas dan perak 

mereka yang berlimpah demi melayani tempat kudus, sebab 

mereka tidak memerlukannya untuk membeli makanan dan 

membekali perkemahan mereka, sebab  mereka diberi makan 

setiap hari oleh roti dari sorga. Tidak pula mereka memerlu-

kannya untuk membeli tanah, atau mengupah tentara mereka, 

sebab  tidak lama lagi mereka akan dibuat menduduki tanah 

Kanaan.  

2. Mereka membawa beberapa barang untuk dipergunakan de-

ngan segera, yaitu  bermacam-macam korban, seperti korban-

korban bakaran, korban-korban penghapus dosa, dan banyak 

sekali korban keselamatan (yang dengan sebagian dari korban 

ini mereka akan berpesta dengan teman-teman mereka), serta 

korban-korban sajian yang akan ditambahkan kepada korban-


 88

korban itu. Dengan ini mereka menunjukkan bahwa mereka 

menerima dengan penuh syukur, dan patuh dengan riang hati, 

kepada semua hukum tentang korban-korban yang belum 

lama ini telah disampaikan Tuhan  kepada mereka melalui 

Musa. Dan, walaupun ini yaitu  saat bersukacita dan bergem-

bira, namun dapat diamati bahwa di tengah-tengah berbagai 

korban mereka, tetap saja kita mendapati korban penghapus 

dosa. Oleh sebab  dalam ibadah-ibadah kita yang terbaik se-

kalipun kita menyadari bahwa ada dosa yang ikut tercampur, 

maka pantaslah bahwa bahkan dalam ibadah-ibadah kita yang 

paling menggembirakan sekalipun pertobatan harus diikutser-

takan. Setiap kali kita datang kepada Tuhan , kita dengan iman 

harus mengarahkan pandangan kepada Kristus sebagai kor-

ban agung penghapus dosa, dan menyebutkan nama-Nya. 

3. Mereka membawa persembahan-persembahan mereka masing-

masing di hari yang berbeda, sesuai urutan yang belum lama 

ini sudah ditentukan, sehingga upacara itu berlangsung se-

lama dua belas hari. Demikianlah Tuhan  menetapkan (ay. 11): 

Satu pemimpin setiap hari haruslah mempersembahkan persem-

bahannya, dan demikianlah yang mereka lakukan. Satu hari 

Sabat pasti jatuh dalam dua belas hari itu, jika bukan dua, 

namun  dari apa yang tampak, mereka tidak berhenti pada hari 

Sabat, sebab  ini yaitu  pekerjaan yang kudus, pantas untuk 

hari yang kudus. Tuhan  menetapkan bahwa persembahan itu 

harus dilakukan selama beberapa hari seperti itu, 

(1) Agar upacara itu dapat berlangsung lama, dan dengan begitu 

dapat diperhatikan oleh seluruh umat Israel, dan ingatan 

akan upacara itu dapat terpelihara dengan lebih baik. 

(2) Agar kehormatan yang sama dengan demikian dapat diberi-

kan kepada tiap-tiap suku. Pada tutup dada Harun, tiap-

tiap suku memiliki batu permatanya sendiri, demikian pula 

dalam persembahan ini, tiap-tiap suku memiliki harinya 

sendiri. 

(3) Dengan demikian, persembahan itu akan dilakukan secara 

tertib dan teratur. Pekerjaan Tuhan  tidak boleh dilakukan 

secara kacau-balau, dan dengan tergesa-gesa. Ambillah 

waktu, maka kita akan melakukannya dengan lebih cepat, 

atau setidak-tidaknya kita akan melakukannya dengan 

lebih baik. 

Kitab Bilangan 7:10-89 

 89

(4) Tuhan  dengan ini menunjukkan betapa Ia sangat senang, 

dan betapa kita harus senang, dengan kegiatan-kegiatan 

kesalehan dan ibadah. Diulanginya kegiatan-kegiatan itu 

haruslah membawa kegembiraan yang terus-menerus bagi 

kita, dan kita tidak boleh jemu berbuat baik. Jika suatu 

pekerjaan yang luar biasa diminta untuk dilakukan selama 

dua belas hari penuh, kita tidak boleh undur dibandingkan nya, 

atau menyebutnya sebagai tugas berat dan beban. 

(5) Para imam dan orang-orang Lewi diberi kesempatan untuk 

mempersembahkan korban-korban yang sama, dan seba-

gian dari tiap-tiap jenis korban, setiap hari, selama berhari-

hari lamanya. Dengan begitu, mereka akan menjadi mahir 

dalam melakukannya, dan akan benar-benar memahami 

hukum-hukum yang berkenaan dengan korban-korban itu. 

(6) Korban-korban keselamatan harus dimakan semuanya 

pada hari yang sama korban-korban itu dipersembahkan. 

Dua ekor lembu jantan, lima ekor domba jantan, lima ekor 

kambing jantan, dan lima ekor domba berumur setahun 

sudah cukup untuk satu hari perayaan. Seandainya lebih, 

terutama jika semuanya dibawa dalam satu hari, bisa jadi 

akan ada bahaya kelebihan. Sifat menahan diri tidak boleh 

ditinggalkan, dengan dalih perayaan agama.       

4. Semua persembahan mereka persis sama, tanpa suatu kera-

gaman, meskipun ada kemungkinan bahwa para pemimpin 

ataupun anggota-anggota suku tidak memiliki kekayaan yang 

setara. namun  dengan demikian tersirat bahwa semua suku 

Israel mendapat bagian yang sama rata dalam mezbah, dan 

kepentingan yang sama rata dalam korban-korban yang akan 

dipersembahkan di atas mezbah itu. Meskipun satu suku 

ditempatkan secara lebih terhormat dalam perkemahan dari-

pada suku lain, namun mereka dan semua ibadah mereka 

sama berkenannya bagi Tuhan . Kita pun tidak boleh beriman 

kepada Yesus Kristus, Tuhan kita, dengan memandang muka 

(Yak. 2:1).  

5. Nahason, pemimpin suku Yehuda, memberi  persembahan 

pertama-tama, sebab  Tuhan  telah memberi  kepada suku 

itu tempat kehormatan yang pertama dalam perkemahan. Dan 

suku-suku yang lain menyetujuinya, dan memberi  persem-

bahan dalam urutan yang sama yang telah ditetapkan Tuhan  


 90

bagi mereka untuk berkemah. Yehuda, yang dari suku itu 

Kristus berasal, memberi  persembahan pertama-tama, dan 

lalu  suku-suku yang lain. Demikian pula halnya, dalam 

mempersembahkan jiwa-jiwa kepada Tuhan , tiap-tiap orang 

dipersembahkan menurut urutannya, dengan Kristus sebagai 

buah sulung (1Kor. 15:23). Sebagian penafsir mengamati bah-

wa Nahason yaitu  satu-satunya orang yang tidak disebut 

secara tegas sebagai pemimpin (ay. 12). Orang-orang Yahudi 

memberi  penjelasan ini tentangnya: Nahason tidak disebut 

sebagai pemimpin, agar ia tidak menjadi sombong sebab  

menjadi yang pertama yang mempersembahkan persembahan. 

Dan semua yang lain disebut sebagai pemimpin sebab  

mereka patuh (meskipun sebagian dari mereka berasal dari 

kaum yang lebih tua), dan mempersembahkan persembahan 

Sesudah  Nahason. Atau, sebab  gelar pemimpin Yehuda benar-

benar lebih pantas menjadi milik Kristus, sebab  kepada-Nya 

akan takluk bangsa-bangsa. 

6. Meskipun semua persembahan itu sama, namun gambaran 

tentang persembahan-persembahan itu diulangi secara pan-

jang lebar untuk tiap-tiap suku, dalam kata-kata yang sama. 

Kita yakin bahwa tidak ada pengulangan yang sia-sia dalam 

Kitab Suci. Lantas bagaimana kita harus memandang peng-

ulangan-pengulangan ini? Bukankah sudah cukup untuk di-

katakan tentang kumpulan orang yang mulia ini bahwa per-

sembahan yang sama yang dibawa oleh pemimpin satu suku 

pada harinya, dibawa juga oleh pemimpin-pemimpin suku 

yang lain pada hari mereka? Tidak, Tuhan  ingin merincikannya 

untuk tiap-tiap suku. Dan mengapa demikian? 

(1) Untuk membesarkan hati para pemimpin ini, dan suku 

mereka masing-masing, bahwa sebab  tiap-tiap persem-

bahan mereka dicatat secara panjang lebar, maka persem-

bahan-persembahan itu tidak tampak diremehkan. Sebab 

yang kaya dan yang miskin bertemu bersama-sama di 

hadapan Tuhan . 

(2) Untuk mendorong segala perbuatan saleh dan amal yang 

penuh kemurahan hati, dengan membiarkan kita tahu bah-

wa apa yang telah diberikan dengan cara itu, dipinjamkan 

kepada Tuhan. Dan Ia mencatatnya secara hati-hati, 

dengan membubuhkan nama setiap orang pada pemberian-

Kitab Bilangan 7:10-89 

 91

Nya, sebab  apa yang telah diberikan dengan cara itu, akan 

dibayar-Nya kembali. Bahkan air sejuk secangkir saja akan 

mendapatkan upahnya sendiri. Sebab Tuhan  bukan tidak 

adil, sehingga Ia lupa akan biaya ataupun pekerjaan kasih 

(Ibr. 6:10). Kita mendapati bahwa Kristus memberi  

perhatian khusus terhadap apa yang dimasukkan ke dalam 

peti persembahan (Mrk. 12:41). Meskipun apa yang diper-

sembahkan sedikit saja, meskipun itu sumbangan untuk 

didermakan kepada orang lain, namun jika itu sesuai 

dengan kemampuan kita, maka itu akan dicatat, agar bisa 

dibalas pada hari kebangkitan orang-orang benar. 

7. Jumlah keseluruhannya diberikan pada bagian akhir dari catat-

an ini (ay. 84-88), untuk menunjukkan betapa Tuhan  berkenan 

dengan disebutkannya persembahan-persembahan sukarela 

bagi-Nya, dan betapa banyaknya persembahan-persembahan itu 

secara keseluruhan, saat  setiap pemimpin membawa bagian-

nya masing-masing! Betapa tempat kudus Tuhan  akan sangat 

diperkaya dan diperindah jika semua orang, di tempat mereka 

masing-masing, mau mengerjakan bagian mereka untuk tu-

juan itu, dengan memberi  teladan dalam kemurnian dan 

ketaatan, kemurahan hati dalam beramal, dan kebergunaan 

dalam segala hal! 

8. Tuhan  menunjukkan perkenanan-Nya yang penuh rahmat ter-

hadap persembahan-persembahan yang dibawa kepada-Nya 

ini, dengan berbicara secara akrab dengan Musa, seperti orang 

berbincang-bincang dengan sahabatnya, dari atas tutup pen-

damaian (ay. 89, 12:8). Dan dengan berbicara kepada Musa, Ia 

pada dasarnya berbicara kepada seluruh umat Israel, dengan 

menunjukkan kepada mereka tanda kebaikan ini (Mzm. 

103:7). Perhatikanlah, melalui hal ini kita dapat mengetahui 

bahwa Tuhan  mendengar dan menerima doa-doa kita jika Ia 

memberi kita anugerah untuk mendengarkan dan menerima 

firman-Nya, sebab  dengan demikian persekutuan kita de-

ngan-Nya terpelihara dan terjaga. Saya tidak menemukan alas-

an mengapa kita tidak dapat menduga bahwa pada tiap-tiap 

hari saat  persembahan-persembahan ini dibawa, mungkin 

saat  para imam dan pembawa persembahan sedang ber-

pesta makan dari korban-korban keselamatan, Musa berada di 

dalam Kemah Suci, sedang menerima beberapa hukum dan 


 92

perintah yang telah kita jumpai dalam kitab ini dan kitab sebe-

lumnya. Dan di sini yang mulia uskup Patrick mencermati 

bahwa Tuhan  berbicara kepada Musa dengan suara yang ter-

dengar dan jelas, seakan-akan Ia terbalut dalam tubuh yang 

kudus. Hal ini dapat dipandang sebagai tanda dari penjelmaan 

Anak Tuhan  dalam kegenapan waktu, saat  Firman akan men-

jadi daging, dan berbicara dalam bahasa anak-anak manusia. 

Sebab, meskipun Tuhan  pada zaman dahulu berulang kali dan 

dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita, 

pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan 

perantaraan Anak-Nya. Dan banyak tokoh kuno secara saleh 

menduga bahwa Dia yang sekarang sedang berbicara kepada 

Musa, sebagai syekinah atau Keagungan ilahi, dari antara dua 

kerub, yaitu  sang Firman kekal, pribadi kedua dalam Tri-

tunggal. Sebab segala persekutuan Tuhan  dengan manusia ber-

langsung melalui Anak-Nya, yang oleh-Nya Tuhan  telah men-

jadikan dunia, dan memimpin jemaat, dan yang tetap sama, 

baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.  

 

 

PASAL  8  

asal ini membahas tentang lampu-lampu atau penerangan-pene-

rangan bagi tempat kudus,  

I. Lampu-lampu yang menyala di kandil, yang perawatannya 

ditugaskan kepada para imamat (ay. 1-4).  

II. Lampu-lampu hidup, kalau saya boleh menyebut mereka 

demikian, yaitu  orang-orang Lewi, yang sebagai para pelayan 

merupakan terang-terang yang menyala dan bersinar. Penah-

bisan imam-imam sudah kita dapati gambarannya dalam 

Imamat 8. Dalam pasal ini kita mendapati gambaran menge-

nai penahbisan orang-orang Lewi, kaum imamat yang lebih 

rendah.  

1. Bagaimana mereka ditahirkan (ay. 5-8). 

2. Bagaimana mereka dipisahkan dan dilepaskan oleh umat 

(ay. 9-10). 

3. Bagaimana mereka dipersembahkan kepada Tuhan  sebagai 

pengganti anak-anak sulung (ay. 11-18). 

4. Bagaimana mereka diserahkan kepada Harun dan anak-

anaknya, untuk menjadi pelayan-pelayan mereka (ay. 19). 

5. Bagaimana semua perintah ini dijalankan sebagaimana 

mestinya (ay. 20-22). Dan, yang terakhir, usia yang dite-

tapkan untuk pelayanan mereka (ay. 23, dan seterusnya).  

Penerangan-penerangan di Tempat Kudus 

(8:1-4)  

1 TUHAN berfirman kepada Musa: 2 “Berbicaralah kepada Harun dan kata-

kanlah kepadanya: jika  engkau memasang lampu-lampu itu, haruslah 

ketujuh lampu itu menerangi yang di sebelah depan kandil.” 3 Demikianlah 

diperbuat Harun. Di sebelah depan kandil dipasangnyalah lampu-lampunya, 


 94

seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa. 4 Dan beginilah kandil itu 

dibuat: dari emas tempaan; kandil itu tempaan, baik kakinya maupun 

kembangnya; sesuai dengan apa yang telah diperlihatkan TUHAN kepada 

Musa, demikianlah kandil itu dibuatnya. 

Petunjuk-petunjuk untuk membuat kandil emas telah diberikan jauh 

sebelum ini (Kel. 25:31), dan kandil itu dibuat sesuai dengan contoh 

yang ditunjukkan kepada Musa di atas gunung (Kel. 25:40). namun  

baru sekaranglah lampu-lampu itu pertama kali diperintahkan untuk 

dinyalakan, saat  barang-barang lain mulai digunakan. Amatilah,  

1. Siapa yang harus memasang lampu-lampu itu. Harun sendiri, ia 

memasang lampu-lampu itu (ay. 3). Sebagai wakil umat kepada 

Tuhan , ia dengan demikian menjalankan pekerjaan seorang pela-

yan di rumah Tuhan , menyalakan lilin Tuannya. Dan sebagai wakil 

Tuhan  kepada umat, ia dengan demikian memberi mereka petun-

juk-petunjuk tentang kehendak dan perkenanan Tuhan , yang 

diungkapkan seperti ini (Mzm. 18:29), Engkaulah yang membuat 

pelitaku bercahaya. Dan demikian pula halnya Harun sendiri 

belum lama ini diperintahkan untuk memberkati umat, TUHAN 

menyinari engkau dengan wajah-Nya (6:25). Perintah itu yaitu  

pelita (Ams. 6:23). Kitab Suci yaitu  pelita yang bercahaya di 

tempat yang gelap (2Ptr. 1:19). Dan bahkan jemaat akan menjadi 

tempat yang sungguh gelap tanpanya, seperti Kemah Pertemuan 

yang di dalamnya tidak ada jendela, tanpa lampu-lampu itu. Nah, 

pekerjaan hamba-hamba Tuhan yaitu  menyalakan lampu-lampu 

ini, dengan cara menerangkan dan menerapkan firman Tuhan . 

Sang imam menyalakan lampu tengah dengan mengambil api dari 

mezbah, sedang  lampu-lampu selebihnya ia nyalakan dengan 

mengambil api dari satu lampu ke lampu lain. Menurut Tuan 

Ainsworth (seorang rohaniwan Inggris abad ke-17 – pen.), hal ini 

menunjukkan bahwa sumber dari semua terang dan pengetahuan 

ada di dalam Kristus, yang memiliki tujuh Roh Tuhan , yang dilam-

bangkan dengan tujuh obor menyala-nyala (Why. 4:5). namun  

dalam menerangkan Kitab Suci, satu bagian harus meminjam 

terang dari bagian lain. Tuan Ainsworth juga menduga bahwa, 

sebab  tujuh yaitu  angka kesempurnaan, maka melalui tujuh 

cabang kandil itu ditunjukkan kesempurnan yang penuh dari 

Kitab Suci, yang dapat memberi hikmat kepada kita dan menun-

tun kita kepada keselamatan.  

Kitab Bilangan 8:5-28 

 95

2. Apa tujuan lampu-lampu itu dipasang, yaitu supaya lampu-lampu 

itu menerangi yang di sebelah depan kandil, yaitu  bagian Kemah 

Suci tempat meja berdiri, dengan roti sajian di atasnya, di sebelah 

depan kandil. Lampu-lampu itu tidak dinyalakan seperti lilin-lilin 

kecil dan panjang di dalam pasu, supaya habis terbakar sendiri, 

namun  untuk menerangi sisi lain dari Kemah Suci, sebab untuk 

itulah pelita-pelita dinyalakan (Mat. 5:15). Perhatikanlah, terang-

terang dunia, terang-terang jemaat, haruslah bersinar seperti 

terang. Itulah sebabnya kita memiliki terang, supaya kita dapat 

memberi  terang.  

Penahbisan Orang-orang Lewi 

(8:5-28) 

5 TUHAN berfirman kepada Musa: 6 “Ambillah orang Lewi dari tengah-tengah 

orang Israel dan tahirkanlah mereka. 7 Beginilah harus kaulakukan kepada 

mereka untuk mentahirkan mereka: percikkanlah kepada mereka air 

penghapus dosa, lalu  haruslah mereka mencukur seluruh tubuhnya 

dan mencuci pakaiannya dan dengan demikian mentahirkan dirinya. 8 Sesu-

dah itu haruslah mereka mengambil seekor lembu jantan muda dengan 

korban sajiannya dari tepung yang terbaik, diolah dengan minyak, juga 

seekor lembu jantan muda yang lain haruslah kauambil untuk korban 

penghapus dosa. 9 Selanjutnya haruslah kausuruh orang Lewi mendekat ke 

depan Kemah Pertemuan, dan kaupanggil berkumpul segenap umat Israel.  

10 jika  engkau telah menyuruh orang Lewi mendekat ke hadapan TUHAN, 

maka haruslah orang Israel meletakkan tangannya atas orang Lewi itu,  

11 dan Harun harus mengunjukkan orang Lewi itu sebagai persembahan 

unjukan dari antara orang Israel di hadapan TUHAN, dan demikianlah 

mereka diuntukkan melakukan pekerjaan jabatannya bagi TUHAN. 12 Sesudah  

orang Lewi meletakkan tangannya atas kepala lembu-lembu jantan muda itu, 

maka haruslah yang seekor diolah sebagai korban penghapus dosa dan yang 

lain sebagai korban bakaran bagi TUHAN untuk mengadakan pendamaian 

bagi orang Lewi. 13 Maka haruslah engkau menghadapkan orang Lewi kepada 

Harun dengan anak-anaknya dan mengunjukkan mereka sebagai persem-

bahan unjukan bagi TUHAN. 14 Demikianlah harus engkau mentahirkan me-

reka dari tengah-tengah orang Israel, supaya orang Lewi itu menjadi kepu-

nyaan-Ku. 15 Barulah sesudah itu orang Lewi boleh masuk untuk melakukan 

pekerjaan jabatannya pada Kemah Pertemuan, sesudah engkau mentahirkan 

mereka dan mengunjukkan mereka sebagai persembahan unjukan. 16 Sebab 

mereka harus diserahkan dengan sepenuhnya kepada-Ku dari tengah-tengah 

orang Israel; ganti semua yang terdahulu lahir dari kandungan, yaitu  semua 

anak sulung yang ada pada orang Israel, telah Kuambil mereka bagi-Ku.  

17 Sebab semua anak sulung yang ada pada orang Israel, baik dari manusia 

maupun dari hewan, yaitu  kepunyaan-Ku; pada waktu Aku membunuh 

semua anak sulung di tanah Mesir, Aku telah menguduskan semuanya bagi-

Ku. 18 Maka Aku mengambil orang Lewi ganti semua anak sulung yang ada 

pada orang Israel, 19 dan Aku menyerahkan orang Lewi dari tengah-tengah 

orang Israel sebagai pemberian kepada Harun dan anak-anaknya untuk 

melakukan segala pekerjaan jabatan bagi orang Israel di Kemah Pertemuan, 


 96

dan untuk mengadakan pendamaian bagi orang Israel, supaya orang Israel 

jangan kena tulah jika  mereka mendekat ke tempat kudus.” 20 Lalu Musa, 

Harun dan segenap umat Israel melakukan yang demikian kepada orang 

Lewi; tepat seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa mengenai orang 

Lewi, demikianlah dilakukan orang Israel kepada mereka. 21 Orang Lewi itu 

menghapus dosa dari dirinya dan mencuci pakaian mereka, lalu  Harun 

mengunjukkan mereka sebagai persembahan unjukan di hadapan TUHAN, 

dan mengadakan pendamaian bagi mereka sambil mentahirkan mereka.  

22 Sesudah itu masuklah orang Lewi untuk melakukan pekerjaan jabatan 

mereka di Kemah Pertemuan, di bawah pengawasan Harun dan anak-

anaknya. Seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa mengenai orang 

Lewi, demikianlah dilakukan kepada mereka. 23 TUHAN berfirman kepada 

Musa: 24 “Inilah yang berlaku bagi orang Lewi: setiap orang yang berumur 

dua puluh lima tahun ke atas wajib bertugas, supaya ia bekerja pada Kemah 

Pertemuan, 25 namun  jika ia berumur lima puluh tahun haruslah ia dibebas-

kan dari pekerjaan itu, sehingga tak usah ia bekerja lebih lama lagi. 26 Ia 

boleh membantu saudara-saudaranya di Kemah Pertemuan dalam menjalan-

kan tugas mereka, namun  tidak usah lagi ia menjabat pekerjaan itu. Demi-

kianlah harus kaulakukan kepada orang Lewi mengenai tugas mereka.” 

Sebelumnya kita telah membaca mengenai dipisahkannya orang-

orang Lewi dari antara orang Israel saat  mereka dihitung, dan 

penghitungan terhadap mereka oleh mereka sendiri (3:6, 15), supaya 

mereka dapat dipekerjakan untuk melayani di Kemah Suci. Sekarang 

di sini kita mendapati petunjuk-petunjuk yang diberikan untuk 

penahbisan mereka yang khidmat (ay. 6), dan pelaksanaannya (ay. 

20). Semua orang Israel harus tahu bahwa orang-orang Lewi tidak 

mengambil kehormatan ini bagi diri mereka sendiri, namun  dipanggil 

oleh Tuhan  untuk itu. Juga tidak cukup bahwa mereka dibedakan dari 

sesama mereka, namun  mereka harus diabdikan secara sungguh-

sungguh bagi Tuhan . Perhatikanlah, semua orang yang dipekerjakan 

bagi Tuhan  harus diabdikan kepada-Nya, sesuai dengan jenis pekerja-

annya. Orang-orang Kristen harus dibaptis, hamba-hamba Tuhan ha-

rus diahbiskan. Kita pertama-tama harus menyerahkan diri kita ke-

pada Tuhan, dan lalu  pelayanan-pelayanan kita. Amatilah ba-

gaimana cara penahbisan ini dilaksanakan:  

I. Orang-orang Lewi itu harus ditahirkan, dan memang demikian. 

Tata ibadah dan upacara-upacara pentahiran mereka harus dilak-

sanakan, 

1. Oleh mereka sendiri. Mereka harus mencuci pakaian mereka, 

dan bukan hanya mandi, namun  juga harus mencukur seluruh 

tubuh mereka, seperti yang harus dilakukan oleh orang yang 

sakit kusta saat  ia ditahirkan (Im. 14:8). Mereka harus mem-

Kitab Bilangan 8:5-28 

 97

buat pisau cukur lalu di seluruh tubuh mereka, untuk member-

sihkan diri mereka dari pencemaran yang tidak dapat dibasuh. 

Yakub, yang dikasihi Tuhan , berkulit licin. Esaulah yang ber-

bulu badannya. Susah payah yang besar ini untuk membuat 

diri mereka menjadi tahir mengajarkan semua orang Kristen, 

dan hamba-hamba Tuhan secara khusus, melalui pertobatan 

dan pengendalian hawa nafsu, untuk menyucikan diri mereka 

dari semua pencemaran jasmani dan rohani, supaya mereka 

dapat menyempurnakan kekudusan. Orang-orang yang meng-

angkat perkakas rumah TUHAN haruslah suci.  

2. Oleh Musa. Ia harus memercikkan air penghapus dosa kepada 

mereka, yang telah dipersiapkan dengan petunjuk ilahi. Hal ini 

melambangkan diterapkannya darah Kristus kepada jiwa kita 

melalui iman, untuk membersihkan kita dari hati nurani yang 

jahat, supaya kita layak untuk melayani Tuhan  yang hidup. 

Sudah menjadi tugas kita untuk mentahirkan diri kita sendiri, 

dan sudah menjadi janji Tuhan  bahwa Ia akan mentahirkan 

kita.  

II. Orang-orang Lewi, Sesudah  dipersiapkan seperti itu, harus disuruh 

mendekat ke hadapan Tuhan dalam perkumpulan kudus segenap 

umat Israel, dan orang Israel harus meletakkan tangannya atas 

orang Lewi itu (ay. 10). Dengan begitu, orang Israel mengalihkan 

kepentingan mereka dalam orang Lewi dan dalam pelayanan me-

reka kepada Tuhan  dan tempat kudus-Nya. Seluruh bangsa Israel 

berhak atas pelayanan orang Lewi, sebagai bagian dari tubuh 

bangsa itu. Orang Israel mempersembahkan orang Lewi kepada 

Tuhan  sebagai  persembahan yang hidup, yang kudus dan yang 

berkenan, untuk menjalankan ibadah yang sejati. Dan sebab  itu, 

seperti yang dilakukan oleh para pembawa persembahan dalam 

semua perkara lain, orang Israel meletakkan tangannya atas orang 

Lewi. Mereka menginginkan agar pelayanan orang Lewi diterima 

sebagai pengganti kehadiran seluruh jemaat, khususnya anak-

anak sulung, yang mereka akui bisa saja dituntut Tuhan . Hal ini 

tidak dapat dipakai untuk membuktikan adanya wewenang dalam 

umat untuk menahbiskan hamba-hamba Tuhan. Sebab penum-

pangan tangan oleh orang Israel atas orang Lewi ini tidak mem-

buat orang Lewi menjadi pelayan-pelayan tempat kudus, namun  

hanya menandakan berpisahnya umat dengan suku itu dari 


 98

pasukan perang mereka, dan dari kumpulan-kumpulan masyara-

kat, supaya orang Lewi dapat dijadikan pelayan-pelayan oleh Ha-

run, yang harus mempersembahkan mereka di hadapan Tuhan. 

Segenap jemaah Israel tidak dapat meletakkan tangan atas me-

reka, namun  ada kemungkinan bahwa para pemimpin dan tua-tua 

melakukannya sebagai perwakilan dari seluruh bangsa. Sebagian 

penafsir berpendapat bahwa anak-anak sulunglah yang meletak-

kan tangan, sebab orang-orang Lewi ditahbiskan kepada Tuhan  se-

bagai pengganti mereka. Apa pun yang Tuhan  minta dari kita 

untuk dipakai untuk melayani kemuliaan-Nya, haruslah kita se-

rahkan dengan riang hati. Dan kita harus meletakkan tangan kita 

ke atasnya, bukan untuk menahannya, melainkan untuk menye-

rahkannya, dan melepaskannya kepada Dia yang berhak atasnya.  

III. Korban-korban harus dipersembahkan bagi orang Lewi, pertama-

tama korban penghapus dosa (ay. 12), dan lalu  korban 

bakaran, untuk mengadakan pendamaian bagi orang Lewi, yang, 

sebagai pihak yang berkepentingan, harus meletakkan tangan 

mereka atas kepala korban-korban itu. Lihatlah di sini, 

1. Bahwa kita semua sama sekali tidak layak dan tidak pantas 

untuk diperbolehkan dan dipekerjakan untuk melayani Tuhan , 

sebelum diadakan pendamaian untuk dosa, dan dengan demi-

kian kita didamaikan dengan Tuhan . Awan penghalang itu 

harus diserakkan terlebih dahulu sebelum bisa ditetapkan 

suatu persekutuan yang menghibur antara Tuhan  dan jiwa kita.  

2. Bahwa oleh korban, oleh Kristus sang Korban Agung, kita di-

damaikan dengan Tuhan , dan dibuat layak untuk dipersembah-

kan kepada-Nya. Oleh Dialah orang-orang Kristen dikuduskan 

untuk mengerjakan hidup Kekristenan mereka, dan para ham-

ba Tuhan untuk mengerjakan pelayanan mereka. Pendapat 

cendekiawan Uskup Patrick (seorang rohaniwan Irlandia abad 

ke-17 – pen.) tentang korban yang dipersembahkan oleh orang 

Lewi itu yaitu  bahwa orang-orang Lewi sendiri dianggap 

sebagai korban penebus dosa, sebab mereka diberikan untuk 

mengadakan pendamaian bagi orang Israel (ay. 19). Dan seka-

lipun begitu, sebab  mereka tidak dipersembahkan kepada 

maut, sama seperti anak-anak sulung, maka kedua korban ini 

dijadikan sebagai pengganti mereka. Itulah sebabnya mereka 

harus meletakkan tangan ke atas kedua korban itu, supaya 

Kitab Bilangan 8:5-28 

 99

dosa yang diletakkan orang Israel ke atas mereka (ay. 10) 

dapat dialihkan kepada binatang-binatang ini.  

IV. Orang-orang Lewi itu sendiri dipersembahkan di hadapan TUHAN 

sebagai persembahan unjukan dari antara orang Israel (ay. 11). 

Harun menyerahkan mereka kepada Tuhan , Sesudah  mereka per-

tama-tama diserahkan oleh diri mereka sendiri, dan oleh orang 

Israel. Kata dalam bahasa aslinya berarti persembahan unjukan. 

Bukan berarti bahwa mereka benar-benar diunjukkan, namun  me-

reka dipersembahkan kepada Tuhan  sebagai Tuhan  di sorga, dan 

Tuhan atas seluruh bumi, seperti persembahan unjukan. Dan 

dengan menyebut mereka sebagai persembahan unjukan, disirat-

kan kepada mereka bahwa mereka harus terus-menerus meng-

angkat diri mereka kepada Tuhan  dalam melayani-Nya, meng-

angkat mata mereka, mengangkat hati mereka, dan harus siap 

bergerak ke sana kemari dalam mengerjakan pekerjaan mereka. 

Mereka tidak ditahbiskan untuk bermalas-malasan, namun  untuk 

giat bekerja dan bangkit bergerak.  

V. Tuhan  di sini menyatakan perkenanan-Nya atas mereka: Supaya 

orang Lewi itu menjadi kepunyaan-Ku (ay. 14). Tuhan  mengambil 

mereka sebagai ganti semua anak sulung (ay. 16-18), yang ten-

tangnya sudah kita dapati sebelumnya (3:41). Perhatikanlah, apa 

yang dipersembahkan kepada Tuhan  dengan penuh ketulusan, 

akan diakui dan diterima oleh-Nya dengan penuh rahmat. Dan 

hamba-hamba-Nya yang telah memperoleh belas kasih dari-Nya 

untuk tetap setia, diberi tanda-tanda perkenanan dan kehormat-

an secara khusus: Mereka akan menjadi kepunyaan-Ku, dan ke-

mudian (ay. 15) mereka akan masuk untuk melakukan pekerjaan 

jabatan pada Kemah Pertemuan. Tuhan  menerima mereka sebagai 

milik-Nya, supaya mereka dapat melayani Dia. Semua orang yang 

berharap untuk berbagi dalam hak-hak istimewa dari Kemah Per-

temuan harus bertekad untuk melakukan pekerjaan pada Kemah 

Pertemuan. Sama seperti, pada satu sisi, tak satu pun dari 

makhluk-makhluk ciptaan Tuhan  merupakan hamba-hamba-Nya 

yang diperlukan-Nya sebab  Ia tidak membutuhkan pelayanan 

siapa pun dari mereka, demikian pula, pada sisi lain, tak satu 

pun dari mereka yang diambil hanya sebagai pelayan kehormatan 

belaka, untuk tidak berbuat apa-apa. Semua yang dimiliki Tuhan , 


 100

Ia pekerjakan. Para malaikat sendiri memiliki tugas mereka 

masing-masing.  

VI. Orang-orang Lewi pada saat itu diserahkan sebagai pemberian 

kepada Harun dan anak-anaknya (ay. 19), namun supaya men-

datangkan keuntungan bagi orang Israel. 

1. Orang-orang Lewi harus bertindak di bawah para imam seba-

gai pelayan mereka, dan pendamping mereka, dalam pekerjaan 

di tempat kudus. Harun mempersembahkan mereka kepada 

Tuhan  (ay. 11), dan lalu  Tuhan  menyerahkan mereka kem-

bali kepada Harun (ay. 19). Perhatikanlah, apa saja yang kita 

serahkan kepada Tuhan , akan Ia berikan kembali kepada kita 

bagi keuntungan kita yang tak terkira. Hati kita, anak-anak 

kita, harta milik kita, tidak pernah menjadi lebih milik kita, 

milik kita secara lebih sungguh-sungguh, dan secara lebih 

menghibur, dibandingkan  kalau kita mempersembahkan mereka 

kepada Tuhan .  

2. Orang-orang Lewi harus bertindak bagi umat. Mereka diserah-

kan untuk melakukan segala pekerjaan jabatan bagi orang 

Israel, yaitu, tidak hanya pekerjaan yang harus mereka laku-

kan, namun  juga melayani kepentingan-kepentingan orang Is-

rael, dan melakukan apa yang akan benar-benar membawa ke-

hormatan, keselamatan, dan kesejahteraan bagi seluruh bang-

sa. Perhatikanlah, orang-orang yang melaksanakan pekerjaan 

Tuhan  dengan setia, melakukan salah satu dari pekerjaan-

pekerjaan terbaik yang dapat dilakukan bagi warga . 

Selama hamba-hamba Tuhan tetap berada dalam ruang ling-

kup pekerjaan mereka, dan melaksanakan kewajiban dari 

pekerjaan itu dengan kesadaran hati nurani, mereka harus 

dipandang sebagai sebagian dari hamba-hamba yang paling 

berguna di negeri mereka. Orang-orang Israel tidak dapat 

menyisihkan suku Lewi sama seperti suku-suku mereka yang 

lain. namun  pelayanan apa yang mereka lakukan bagi orang 

Israel? Dikatakan selanjutnya, untuk mengadakan pendamaian 

bagi orang Israel, supaya orang Israel jangan kena tulah. 

yaitu  pekerjaan para imam untuk mengadakan pendamaian 

dengan korban, namun  orang-orang Lewi mengadakan penda-

maian dengan kehadiran mereka, dan memelihara perdamaian 

dengan sorga, yang dibuat dengan korban. Seandainya pe-

Kitab Bilangan 8:5-28 

 101 

kerjaan para imam di dalam Kemah Suci itu diserahkan ke-

pada semua anak sulung Israel secara sembarangan, maka pe-

kerjaan itu akan menjadi terbengkalai, atau dikerjakan secara 

tidak terampil dan tidak hormat. Sebab pekerjaan itu dikerja-

kan oleh orang-orang yang tidak begitu terkait erat dengannya, 

atau yang begitu terlatih dengan tekun untuknya, atau yang 

begitu terbiasa dengannya dan terus-menerus melakukannya, 

seperti orang-orang Lewi. Dan hal ini akan mendatangkan 

tulah atas orang Israel, yang artinya, mungkin, kematian bagi 

anak-anak sulung sendiri, yang merupakan tulah terakhir dan 

terbesar dari tulah-tulah Mesir. Untuk mencegah tulah ini, 

dan untuk memelihara pendamaian itu, orang-orang Lewi dite-

tapkan untuk melakukan pekerjaan ini. Mereka harus dididik 

sejak kecil di bawah orangtua mereka untuk melakukan pe-

kerjaan itu, dan sebab  itu mereka akan benar-benar mema-

hami pekerjaan itu. Dengan begitu, orang-orang Israel, yaitu 

anak-anak sulung, tidak perlu datang mendekat ke tempat ku-

dus. Atau, jika ada orang Israel yang memiliki  keperluan, 

orang-orang Lewi akan siap mengajar mereka, dan memper-

kenalkan mereka pada pekerjaan itu, dan dengan demikian 

mencegah suatu kesalahan atau kekeliruan yang mematikan. 

Perhatikanlah, yaitu  suatu kebaikan yang sangat besar bagi 

jemaat bahwa hamba-hamba Tuhan ditetapkan untuk pergi 

mendahului jemaat dalam perkara-perkara tentang Tuhan , se-

bagai pembimbing, pengawas, dan pemimpin dalam ibadah, 

dan untuk menjadikannya sebagai pekerjaan mereka. saat  

Kristus naik ke tempat tinggi, Ia memberi  pemberian-pem-

berian ini (Ef. 4:8, 11-12).  

VII. Masa bakti mereka ditetapkan. 

1. Mereka wajib bertugas pada usia dua puluh lima tahun (ay. 

24). Mereka tidak diberi tugas untuk mengusung Kemah Suci 

dan perabotannya sampai mereka berumur tiga puluh tahun 

(4:3). namun  mereka diwajibkan bertugas untuk menjadi ber-

guna dalam hal lain pada usia dua puluh lima tahun, usia 

yang sangat baik bagi hamba-hamba Tuhan untuk memulai 

pekerjaan mereka berhadapan dengan orang banyak. Peker-

jaan pada usia dua puluh lima tahun menuntut kekuatan jas-

mani, dan pekerjaan pada usia tiga puluh tahun menuntut 


 102

kematangan dalam menilai dan kemantapan perilaku, yang 

jarang dicapai orang sebelum menginjak usia tiga puluh 

tahunan. Dan para pemula akan terancam bahaya bila men-

jadi sombong.  

2. Mereka harus dibebaskan dari pekerjaan pada usia lima puluh 

tahun. Pada waktu itu mereka harus kembali dari peperangan, 

sebagaimana yang diungkapkan (ay. 25). Mereka tidak dipecat 

secara tidak hormat, namun  lebih diminta untuk beristirahat 

sesuai dengan tuntutan umur mereka, untuk dianugerahi 

dengan kehormatan-kehormatan dari pekerjaan mereka, se-

perti halnya sampai saat ini mereka telah dibebani dengan 

beban-beban pekerjaan mereka. Mereka akan membantu sau-

dara-saudaranya di Kemah Pertemuan, untuk mengarahkan 

orang-orang Lewi yang masih muda, dan memantapkan mere-

ka dalam pekerjaan itu. Dan mereka akan tetap mengawasi, 

sebagai para penjaga di jalan-jalan menuju Kemah Suci, untuk 

memastikan supaya tidak ada orang asing yang menyerobot 

masuk, atau seseorang yang najis. namun  mereka tidak boleh 

melakukan suatu pekerjaan yang dapat membuat mereka 

kelelahan. Jika anugerah Tuhan  menetapkan bahwa manusia 

akan memiliki kemampuan sesuai dengan pekerjaan mereka, 

maka kebijaksanaan manusia harus memberi perhatian su-

paya orang bekerja hanya sesuai dengan kemampuan mereka. 

Orang-orang yang sudah lanjut usia paling cocok untuk diberi 

kepercayaan, dan melakukan pengawasan, sedang  orang-

orang yang lebih muda paling cocok untuk bekerja, dan men-

jalankan pelayanan. Orang-orang yang sudah melayani dengan 

baik, beroleh kedudukan yang baik (1Tim. 3:13). Namun, karu-

nia-karunia memang tidak terikat dengan umur (Ayb. 32:9), 

namun  semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang 

sama. Demikianlah perkara orang-orang Lewi ditetapkan.   

 

 

 

PASAL  9  

Pasal ini membahas, 

I.  Mengenai ketetapan agung Paskah.  

1. Diberikan perintah-perintah untuk merayakan Paskah, 

pada pergantian tahun (ay. 1-5). 

2. Ditambahkan ketentuan-ketentuan mengenai orang-orang 

yang dianggap najis dan tidak boleh mengikuti upacara 

ibadah, atau yang dianggap berhalangan, saat  Paskah 

akan dirayakan (ay. 6-14). 

II. Mengenai berkat yang besar berupa tiang awan, yang menjadi 

penuntun bagi orang Israel melalui padang gurun (ay. 15, dst.). 

Hukum Paskah 

(9:1-14) 

1 TUHAN berfirman kepada Musa di padang gurun Sinai, pada bulan yang 

pertama tahun yang kedua sesudah mereka keluar dari tanah Mesir: 2 “Orang 

Israel harus merayakan Paskah pada waktunya; 3 pada hari yang keempat 

belas bulan ini, pada waktu senja, haruslah kamu merayakannya pada waktu 

yang ditetapkan, menurut segala ketetapan dan peraturannya haruslah 

kamu merayakannya.” 4 Lalu Musa menyuruh orang Israel merayakan Pas-

kah. 5 Maka mereka merayakan Paskah pada bulan yang pertama, pada hari 

yang keempat belas bulan itu, pada waktu senja, di padang gurun Sinai; te-

pat seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa, demikianlah dilakukan 

orang Israel. 6 namun  ada beberapa orang yang najis oleh sebab  ma-

yat, sehingga tidak dapat merayakan Paskah pada hari itu. Mereka datang 

menghadap Musa dan Harun pada hari itu juga, 7 lalu berkata kepadanya: 

“Sungguhpun kami najis oleh sebab  mayat, dengan dasar apakah kami di-

cegah mempersembahkan persembahan bagi TUHAN di tengah-tengah orang 

Israel pada waktu yang ditetapkan?” 8 Lalu jawab Musa kepada mereka: 

“Tunggulah dahulu, aku hendak mendengar apa yang akan diperintahkan 

TUHAN mengenai kamu.” 9 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: 10 “Kata-

kanlah kepada orang Israel: jika  salah seorang di antara kamu atau ketu-


 104

runanmu najis oleh sebab  mayat, atau berada dalam perjalanan jauh, maka 

ia harus juga merayakan Paskah bagi TUHAN. 11 Pada bulan yang kedua, pada 

hari yang keempat belas, pada waktu senja, haruslah orang-orang itu mera-

yakannya; beserta roti yang tidak beragi dan sayur pahit haruslah mereka 

memakannya. 12 Janganlah mereka meninggalkan sebagian dari padanya 

sampai pagi, dan satu tulangpun tidak boleh dipatahkan mereka. Menurut 

segala ketetapan Paskah haruslah mereka merayakannya. 13 Sebaliknya 

orang yang tidak najis, dan tidak dalam perjalanan, namun  lalai merayakan 

Paskah, orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsa-

nya, sebab ia tidak mempersembahkan persemba