• coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

  • kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label ibrani wahyu 20. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ibrani wahyu 20. Tampilkan semua postingan

ibrani wahyu 20


 a merupakan sa-

rana yang memisahkan kita dari dosa dan menyatukan kita 

dengan Anak Tuhan  (Yoh. 15:3-4). Anak merupakan peran-

tara atau Pengantara yang menyatukan kita dengan Bapa. 


 658

Oleh sebab  itu, betapa kita harus menjunjung tinggi kebe-

naran Injil!  

(2) Dengan demikian mereka mengamankan janji akan kehi-

dupan kekal: Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya 

sendiri (yaitu Tuhan  Bapa, 5:11) kepada kita, yaitu hidup 

yang kekal (ay. 25). Agunglah janji yang dibuat Tuhan  itu 

bagi para pengikut-Nya yang setia. Agungnya janji-Nya itu 

sejalan dengan keagungan, kuasa, dan kebaikan-Nya sen-

diri. Janji itu yaitu  tentang hidup yang kekal, yang hanya 

dapat diberikan oleh Tuhan . Tuhan  yang terpuji sangat meng-

hargai Anak-Nya dan kebenaran yang berkaitan dengan-

Nya, saat  Ia berkenan berjanji kepada orang-orang yang 

tetap bertahan di dalam kebenaran itu (di bawah terang, 

kuasa, dan pengaruhnya), yakni hidup yang kekal. Kemu-

dian, nasihat yang disebutkan sebelum ini dikuatkan, 

2.  Rasul Yohanes menulis surat kepada mereka dengan suatu 

tujuan tertentu. Surat ini ditulis untuk membentengi mereka 

terhadap para penyesat zaman itu: “Semua itu kutulis kepada-

mu, yaitu mengenai orang-orang yang berusaha menyesatkan 

kamu (ay. 26), dan oleh sebab itu, jika kamu tidak terus 

berlanjut di dalam apa yang telah kamu dengar dari mulanya, 

maka surat dan pelayananku akan sia-sia saja.” Kita harus 

berjaga-jaga supaya surat-surat para rasul, bahkan, seluruh 

Kitab Suci Tuhan , jangan sampai menjadi tidak penting dan sia-

sia bagi kita. Sekalipun Kutuliskan baginya banyak pengajar-

an-Ku (dan Injil-Ku juga), itu akan dianggap mereka sebagai 

sesuatu yang asing (Hos. 8:12). 

3.  Berkat yang berupa nasihat ini mereka terima dari sorga: Se-

bab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu 

terima dari pada-Nya (ay. 27). Orang-orang Kristen sejati me-

miliki penegasan batiniah akan kebenaran ilahi yang telah 

mereka reguk: Roh Kudus telah menanamkannya pada pikiran 

dan hati mereka. Sungguh layak jika  Tuhan Yesus senan-

tiasa memiliki kesaksian di hati murid-murid-Nya. Pengurap-

an, yakni pencurahan kasih karunia ke atas murid-murid yang 

bersungguh-sungguh, merupakan meterai bagi kebenaran dan 

ajaran Kristus, sebab tidak ada yang bisa memberi  meterai 

itu selain Tuhan . Sebab Dia yang telah meneguhkan kami ber-

sama-sama dengan kamu (dan kamu bersama-sama kami) di 

Surat 1 Yohanes 2:20-27 

 659 

dalam Kristus, yaitu  Tuhan  yang telah mengurapi (kita) (2Kor. 

1:21). Pengurapan ilahi ini sangat dipuji sebab  alasan-alasan 

berikut: 

(1) Sifatnya bertahan dan kekal. Minyak atau pengurapan tidak 

cepat kering sebagaimana halnya air: di dalam diri kamu 

tetap ada pengurapan (ay. 27). Supaya dapat memberi  

penegasan, pencerahan ilahi harus berlangsung terus-me-

nerus. Godaan, jerat, dan penyesatan bermunculan. Peng-

urapan itu harus tetap ada. 

(2) Pengurapan itu lebih baik dibandingkan  pengajaran yang 

diberikan manusia: “sebab  itu tidak perlu kamu diajar oleh 

orang lain (ay. 27). Namun, bukan berarti bahwa pengurap-

an ini akan mengajarmu tanpa pelayanan yang telah diten-

tukan. Hal ini memang bisa terjadi jika  Tuhan  berkenan, 

namun  tidak demikian halnya, meskipun urapan itu mampu 

mengajarimu lebih baik dibandingkan  kami: sebab  itu tidak 

perlu kamu diajar oleh orang lain (ay. 27). Kamu telah me-

nerima nasihat kami sebelum kamu diurapi, namun  seka-

rang pengajaran kami bukan apa-apa dibandingkan dengan 

hal itu. Siapakah guru seperti Dia?” (Ayb. 36:22). Urapan 

ilahi tidak menggantikan pengajaran dari para hamba 

Tuhan, namun  melebihinya. 

(3) Pengurapan merupakan bukti pasti akan kebenaran, dan 

semua yang diajarkannya merupakan kebenaran sempurna 

yang tidak bisa salah: namun  sebagaimana pengurapan-Nya 

mengajar kamu tentang segala sesuatu – dan pengajaran-

Nya itu benar, tidak dusta (ay. 27). Roh Kudus pastilah Roh 

Kebenaran, sebagaimana Ia disebut (Yoh. 14:17). Pengajar-

an dan pencerahan yang diberikan-Nya pastilah di dalam 

dan dari kebenaran. Roh Kebenaran tidak akan berdusta. 

Ia mengajarkan segala hal, yakni semua hal di dalam tatan-

an sekarang ini, semua hal yang kita perlukan untuk me-

ngenal Tuhan  di dalam Kristus dan kemuliaannya di dalam 

Injil. Dan, 

(4) Pengurapan itu mengandung pengaruh atau kuasa yang 

penuh pemeliharaan. Ia akan melindungi mereka yang ting-

gal di dalamnya terhadap para penyesat dan penyesatan 

mereka: “Dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, 

demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia 


 660

(ay. 27). Pengurapan itu mengajarmu untuk tetap tinggal di 

dalam Kristus, dan sementara mengajarmu, ia juga meng-

amankanmu. Pengurapan mengendalikan pikiran dan hati-

mu, supaya kamu tidak memberontak dari-Nya. Sebab Dia 

yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu 

di dalam Kristus, yaitu  Tuhan  yang telah mengurapi, meme-

teraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberi  

Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua 

yang telah disediakan untuk kita” (2Kor. 1:21-22). 

Kedatangan Kristus yang Kedua 

(2:28-29) 

28 Maka sekarang, anak-anakku, tinggTuhan  di dalam Kristus, supaya jika  

Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah 

malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya. 29 Jikalau kamu tahu, bahwa 

Ia yaitu  benar, kamu harus tahu juga, bahwa setiap orang, yang berbuat 

kebenaran, lahir dari pada-Nya. 

Sesudah berbicara mengenai berkat pengurapan kudus, Rasul Yoha-

nes melanjutkan saran dan nasihatnya supaya jemaat tetap di dalam 

dan bersama Kristus: Maka sekarang, anak-anakku, tinggTuhan  di 

dalam Kristus (ay. 28). Rasul Yohanes mengulangi sapaannya yang 

ramah: anak-anakku, yang menurut saya tidak begitu menunjukkan 

arti pengecilan dibanding rasa kasih sayangnya. Oleh sebab  itu, 

saya menilai bahwa panggilan itu juga bisa diterjemahkan dengan 

anak-anak yang kukasihi. Ia lebih suka membujuk dengan kasih, dan 

memenangkan orang dengan menunjukkan rasa kasih dan juga 

pertimbangan akal. “Bukan hanya kasih kepada Kristus, melainkan 

kasih kepadamu juga, yang mendesak kami untuk menasihati kamu 

untuk bertekun, dan supaya kamu tinggal di dalam Kristus, dalam 

kebenaran menyangkut pribadi-Nya, dan di dalam penyatuanmu 

dengan-Nya serta kesetiaanmu terhadap-Nya.” Hak-hak istimewa Injil 

sungguh wajib bagi tugas-tugas Injil. Orang-orang yang diurapi oleh 

Tuhan Yesus sangat wajib tinggal di dalam-Nya dalam menentang 

musuh-musuh apa pun. Tugas untuk tetap bertekun dan berdiri 

teguh di tengah masa-masa pencobaan sangat ditekankan berdasar-

kan pertimbangan-pertimbangan berikut: 

1.  Oleh pertimbangan bahwa Ia akan kembali pada hari penghakim-

an yang agung itu: supaya jika  Ia menyatakan diri-Nya, kita

Surat 1 Yohanes 2:28-29 

 661 

 beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia 

pada hari kedatangan-Nya (ay. 28). Di sini diterima benar dengan 

sendirinya bahwa Tuhan Yesus akan datang kembali. Ini merupa-

kan bagian kebenaran yang telah mereka dengar dari mulanya. 

Kemudian, jika  Ia akan datang lagi, Ia akan tampil di depan 

umum untuk menyatakan diri kepada semua orang. Sebagai per-

bandingan, saat  berada di bumi sebelum ini, Ia datang secara 

pribadi. Ia lahir dari rahim, dan diperkenalkan di sebuah kan-

dang. Namun, saat  datang kembali, Ia akan datang dari langit 

yang terbuka, dan setiap mata akan melihat-Nya. Mereka yang 

tetap bersama-Nya melalui semua pencobaan akan beroleh kebe-

ranian, jaminan, dan sukacita saat melihat Dia. Mereka akan 

menengadah dengan sukacita penuh kemenangan tidak terkata-

kan, sebab  tahu bahwa penebusan sempurna mereka datang 

bersama-Nya. Sebaliknya, orang-orang yang telah meninggalkan-

Nya akan malu terhadap Dia. Mereka akan malu dengan diri 

sendiri, malu sebab  ketidakpercayaan, sikap pengecut, rasa tidak 

berterima kasih, sikap gegabah, dan kebodohan mereka, sebab  

telah meninggalkan Penebus yang begitu agung. Mereka akan me-

rasa malu sebab  pengharapan, sangkaan, dan sikap berpura-

pura mereka, serta malu sebab  semua upah ketidakbenaran 

yang menyebabkan mereka meninggalkan Dia: Supaya kita ber-

oleh keberanian percaya dan tidak usah malu. Rasul Yohanes me-

masukkan dirinya di dalam kelompok itu. “Janganlah kita malu 

sebab  kamu,” dan juga, “kamu tidak akan malu terhadap diri 

sendiri.” Atau juga mē aischynthōmen ap’ autou, supaya kita tidak 

malu (dibuat malu, atau dipermalukan) oleh Dia pada hari keda-

tangan-Nya. Saat tampil di depan umum kelak, Ia akan memper-

malukan semua orang yang telah meninggalkan-Nya. Ia akan 

menyangkal bahwa Ia mengenal mereka, membungkus mereka 

dengan rasa malu dan bingung, meninggalkan mereka untuk di-

serahkan kepada kegelapan, setan-setan, dan keputusasaan tan-

pa akhir, dengan mengakui di depan manusia dan malaikat bah-

wa Ia malu dengan mereka (Mrk. 8:38). Rasul Yohanes lalu melan-

jutkan dengan saran dan nasihat yang sama, 

2.  berdasar  pertimbangan akan martabat orang-orang yang setia 

mengikuti Kristus dan pengajaran-Nya: Jikalau kamu tahu, bahwa 

Ia yaitu  benar, kamu harus tahu juga, bahwa setiap orang, yang 

berbuat kebenaran, lahir dari pada-Nya (ay. 29). Kata sambung 


 662

yang di sini diterjemahkan dengan jikalau, sepertinya bukanlah 

vox dubitantis, melainkan concedentis. Ini bukanlah kata sambung 

yang menyatakan suatu persyaratan, melainkan anggapan, jika 

saya boleh menyebutnya demikian, yang menyatakan sesuatu 

akan terjadi, sehingga dengan demikian sepertinya memiliki mak-

na sama dengan istilah sebab , atau mengingat bahwa, atau 

berhubung. Dengan demikian, artinya akan menjadi lebih jelas: 

Berhubung kamu tahu, bahwa Ia yaitu  benar, kamu harus tahu 

juga, bahwa setiap orang, yang berbuat kebenaran, lahir dari 

pada-Nya. Di sini, orang yang berbuat benar dapat dianggap seba-

gai orang yang tinggal di dalam Kristus. Sebab orang yang tinggal 

di dalam Kristus, juga tinggal di dalam hukum serta kasih Kris-

tus, sehingga taat dan patuh kepada-Nya juga. Dengan demikian, 

ia harus melakukan, mengerjakan, atau menjalankan kebenaran 

ataupun bagian-bagian kekudusan Injil. Orang seperti itu pasti 

lahir dari pada-Nya. Ia diperbarui oleh Roh Kristus, menurut 

gambar Kristus, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan 

pekerjaan baik, yang dipersiapkan Tuhan  sebelumnya. Ia mau, 

supaya kita hidup di dalamnya (Ef. 2:10). “Berhubung kamu tahu, 

bahwa Kristus Tuhan yaitu  benar (benar di dalam sifat dan 

kecakapan, Tuhan kebenaran kita, dan Tuhan yang mengudus-

kan atau pengudusan kita (1Kor. 1:30), kamu tidak bisa tidak 

tentu mengetahuinya” (atau ketahuilah bahwa ini yaitu  untuk 

dipikirkan dan dipertimbangkan olehmu) “bahwa barang siapa 

yang tinggal di dalam Dia dengan terus menjalankan ajaran Kris-

ten, ia lahir dari-Nya.” Kodrat rohani yang baru diperoleh dari 

Kristus Tuhan. Orang yang tetap menjalankan iman di tengah 

masa-masa kesukaran, memberi  bukti nyata bahwa ia lahir 

dari atas, dari Kristus Tuhan. Kristus Tuhan yaitu  Bapa yang 

kekal. Sungguh merupakan hak istimewa dan martabat yang 

luhur untuk lahir dari-Nya. Mereka yang seperti ini yaitu  anak-

anak Tuhan . Semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa 

supaya menjadi anak-anak Tuhan  (Yoh. 1:12). Dan hal ini menjadi 

pengantar bagi pasal selanjutnya. 

 

PASAL  3  

asul Yohanes di sini mengagungkan kasih Tuhan  dalam mengang-

kat kita sebagai anak (ay. 1-2). Lalu ia menegaskan pentingnya 

kekudusan (ay. 3) dan menentang dosa (ay. 4-19). Ia menekankan 

kasih persaudaraan (ay. 11-18), bagaimana menenangkan hati kita di 

hadapan Tuhan  (ay. 19-22), perintah untuk percaya (ay. 23), dan 

baiknya ketaatan (ay. 24). 

Diangkat sebagai Anak 

(3:1-3)  

1 Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, 

sehingga kita disebut anak-anak Tuhan , dan memang kita yaitu  anak-anak 

Tuhan . sebab  itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal 

Dia. 2 Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita yaitu  anak-anak 

Tuhan , namun  belum nyata apa keadaan kita kelak; namun   kita tahu, 

bahwa jika  Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti 

Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. 3 

Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri 

sama seperti Dia yang yaitu  suci.  

sesudah  memperlihatkan martabat para pengikut Kristus yang setia, 

bahwa mereka lahir dari Dia dan dengan demikian bersekutu erat 

dengan Tuhan , Rasul Yohanes di sini, 

I.  Meluap dalam pemujaan terhadap anugerah yang merupakan 

sumber dari pemberian yang sedemikian menakjubkan itu: 

Lihatlah (perhatikan, cermatilah) betapa besarnya kasih, betapa 

agungnya kasih, yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga 

kita disebut, dan benar-benar dijadikan, anak-anak Tuhan ! (Dia 

yang membuat apa yang tidak ada menjadi ada, menjadikan me-

reka sebagai apa yang sebelumnya bukan mereka). Bapa meng-


 664

angkat sebagai anak semua anak dari Sang Anak. Sang Anak me-

mang memanggil mereka, dan menjadikan mereka sebagai sau-

dara-saudara-Nya. Dan dengan begitu Ia menganugerahkan ke-

pada mereka kuasa dan martabat sebagai anak-anak Tuhan . Sung-

guh suatu kasih yang penuh kerendahan diri dan menakjubkan 

dari Bapa yang kekal, bahwa makhluk seperti kita ini sampai 

dijadikan dan disebut sebagai anak-anak-Nya. Padahal kita ini 

yang secara kodrat merupakan pewaris dosa, kesalahan, dan 

kutukan Tuhan . Kita yang dalam perbuatan merupakan anak-anak 

yang bejat, tidak taat, dan tidak tahu berterima kasih! Sungguh 

mengherankan, bahwa Tuhan  yang kudus tidak malu disebut 

sebagai Bapa kita, dan menyebut kita sebagai anak-anak-Nya! 

Dari sini Rasul Yohanes, 

II. Menyimpulkan kehormatan orang-orang percaya melebihi apa 

yang dapat diketahui oleh dunia. Orang-orang kafir tahu sedikit 

saja tentang mereka. sebab  itu (atau oleh sebab itu, untuk 

alasan ini) dunia tidak mengenal kita (ay. 1). Betapa sedikit saja 

dunia memahami tingginya kedudukan dan kebahagiaan para 

pengikut Kristus yang sejati. Mereka di sini rentan terhadap 

bencana-bencana dunia dan zaman yang menimpa semuanya. 

Segala sesuatu menimpa mereka sama seperti menimpa orang 

lain, atau lebih tepatnya mereka rentan terhadap dukacita yang 

lebih besar, sebab  sering kali mereka memiliki  alasan untuk 

berkata, jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh peng-

harapan pada Kristus, maka kita yaitu  orang-orang yang paling 

malang dari segala manusia (1Kor. 15:19). Oleh sebab  itu, dunia 

yang bukan Kristen ini, yang hidup mengandalkan penglihatan, 

tidak mengetahui martabat mereka, hak-hak istimewa mereka, 

kesenangan-kesenangan yang mereka nikmati, atau apa yang 

berhak mereka dapatkan. Betapa sedikit saja dunia mengira bah-

wa orang-orang yang malang, rendah hati, dan hina ini sebenar-

nya merupakan orang-orang kesayangan sorga, dan akan segera 

menjadi para penghuni di sana. namun  mereka dapat menanggung 

perkara mereka itu dengan lebih baik sebab  Tuhan mereka juga 

tidak dikenal di sini seperti halnya mereka: Sebab dunia tidak 

mengenal Dia (ay. 1). Betapa sedikit saja dunia mengira betapa 

agungnya seorang Pribadi yang pernah tinggal untuk sementara di 

sini, bahwa Pencipta dunia pernah menjadi penghuninya. Betapa

Surat 1 Yohanes 3:1-3 

 665 

 sedikit saja dunia Yahudi mengira bahwa Tuhan  Abraham, Ishak, 

dan Yakub yaitu  sedarah dengan mereka, dan berdiam di negeri 

mereka. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, namun  orang-

orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Ia datang kepada 

milik kepunyaan-Nya, namun  orang-orang kepunyaan-Nya itu me-

nyalibkan Dia. namun  pasti, kalau sekiranya mereka mengenal-

Nya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia (1Kor. 2:8). 

Hendaklah para pengikut Kristus menerima beban hidup yang 

berat di sini, sebab mereka ada di negeri orang asing, di antara 

orang-orang yang sedikit saja mengenal mereka, dan Tuhan 

mereka pun diperlakukan demikian sebelum mereka. Lalu dari 

sini Rasul Yohanes, 

III. Meninggikan murid-murid yang bertekun ini, sebab  ia melihat 

penyingkapan yang pasti tentang keadaan dan martabat mereka. 

Di sini,  

1. Hubungan mereka yang terhormat pada saat ini ditegaskan: 

Saudara-saudaraku yang kekasih (kalian bisa menjadi sau-

dara-saudara yang kami kasihi, sebab kalian dikasihi Tuhan ), 

sekarang kita yaitu  anak-anak Tuhan  (ay. 2). Kita memiliki 

kodrat anak melalui pembaharuan hidup kita. Kita memiliki 

gelar, roh, dan hak untuk mendapat warisan sebagai anak me-

lalui pengangkatan kita sebagai anak. Kehormatan ini dimiliki 

oleh semua orang kudus.  

2. Kebahagiaan yang selayaknya didapat dari hubungan ini be-

lum disingkapkan: namun  belum nyata apa keadaan kita kelak 

(ay. 2). Kemuliaan yang berkaitan dengan kedudukan kita 

sebagai anak dan pengangkatan sebagai anak ditunda dan 

disimpan untuk dunia lain. Jika hal itu disingkapkan di sini, 

maka itu akan menghentikan jalannya perkara-perkara yang 

harus terus berlanjut untuk saat ini. Anak-anak Tuhan  harus 

berjalan dengan iman, dan hidup dengan pengharapan.  

3. Waktu bagi penyingkapan anak-anak Tuhan  dalam keadaan 

dan kemuliaan mereka yang sebenarnya sudah ditentukan. 

Dan waktunya yaitu  saat  Saudara sulung mereka datang 

untuk memanggil dan mengumpulkan mereka semua ber-

sama-sama: namun   kita tahu, bahwa jika  Kristus 

menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia. Kata 

ean, yang biasanya diterjemahkan dengan jika, di sini dengan 


 666

baik diartikan dengan jika . Sebab kata Ibrani am (yang di-

anggap berpadanan dengan kata ean) memang berarti demi-

kian, seperti yang dicatat oleh Dr. Whitby di sini. Dan bukan 

saja ean kadang-kadang digunakan untuk hotan, namun  juga 

beberapa naskah bahkan menggunakan kata hotan, jika . 

Oleh sebab  itu tepatlah jika kita mengartikannya demikian 

dalam Yohanes 14:3, di mana kita membacanya (dalam ter-

jemahan KJV – pen.), dan jika Aku pergi, dan mempersiapkan 

tempat. namun  secara lebih wajar dan tepat, jika  Aku telah 

pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan 

datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, atau 

paralēpsomai – Aku akan membawa kamu bersama-Ku, supaya 

di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada. jika  Sang 

Kepala jemaat, Anak Tunggal Bapa, menyatakan diri, maka 

anggota-anggota-Nya, anak-anak yang diangkat anak oleh 

Tuhan , akan ikut menyatakan diri dan dinyatakan bersama-

sama dengan Dia. Oleh sebab itu mereka hendaklah dalam 

iman, harapan, dan keinginan yang sungguh-sungguh menan-

tikan saat-saat penyataan Tuhan Yesus itu. sebab  bahkan 

makhluk ciptaan sendiri menantikan penyempurnaan mereka, 

dan saat anak-anak Tuhan  dinyatakan (Rm. 8:19). Anak-anak 

Tuhan  akan diketahui dan dinyatakan melalui keserupaan me-

reka dengan Kepala mereka: Mereka akan menjadi sama seper-

ti Dia – seperti Dia dalam kehormatan, kuasa, dan kemuliaan. 

Tubuh-tubuh hina mereka akan dijadikan serupa seperti 

tubuh-Nya yang mulia. Mereka akan dipenuhi dengan hidup, 

terang, dan kebahagiaan dari Dia. jika  Kristus, yang ada-

lah hidup mereka, menyatakan diri kelak, mereka pun akan 

menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan (Kol. 

3:4). Lalu dari sini, 

4. Keserupaan mereka dengan-Nya ditegaskan berdasar  ba-

gaimana mereka akan melihat Dia: Kita akan menjadi sama 

seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya 

yang sebenarnya. Keserupaan mereka akan menjadi penyebab 

mereka melihat Dia. Memang, semua orang akan melihat Dia, 

namun  tidak seperti mereka melihat Dia. Tidak melihat Dia 

dalam keadaan-Nya yang sebenarnya, yaitu seperti yang dili-

hat mereka yang diam di sorga. Orang-orang fasik akan meli-

hat Dia dalam kernyit dahi-Nya, dalam kengerian kebesaran-

Surat 1 Yohanes 3:1-3 

 667 

Nya, dan semarak kesempurnaan-kesempurnaan-Nya yang 

menuntut balas. namun  anak-anak Tuhan  ini akan melihat Dia 

dalam senyum dan keindahan wajah-Nya, dalam kemuliaan-

Nya yang ramah dan menyenangkan, dalam keselarasan dan 

keserasian kesempurnaan-kesempurnaan-Nya yang membawa 

kebahagiaan sorgawi. Keserupaan mereka akan memampukan 

mereka untuk melihat Dia seperti orang-orang yang terberkati 

melihat Dia di sorga. Atau dengan melihat Dia, itu akan men-

jadikan mereka serupa dengan-Nya. Penglihatan itu akan mem-

bawa perubahan menyeluruh. Mereka akan diubah ke dalam 

rupa yang penuh dengan kebahagiaan sorgawi yang sama saat  

mereka memandang Dia dalam keadaan demikian. Lalu Rasul 

Yohanes, 

IV. Menekankan kepada anak-anak Tuhan  ini supaya menjalankan 

kekudusan: Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-

Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang yaitu  suci (ay. 3). 

Anak-anak Tuhan  tahu bahwa Tuhan mereka yaitu  kudus dan 

suci. Hati dan mata-Nya sedemikian suci sehingga kecemaran dan 

kenajisan tidak diakui untuk berdiam bersama-sama dengan Dia. 

Maka dari itu, orang-orang yang berharap untuk hidup bersama-

sama dengan Dia harus mengusahakan kesucian yang setinggi-

tingginya mengatasi dunia, daging, dan dosa. Mereka harus ber-

tumbuh dalam anugerah dan kekudusan. Bukan saja Tuhan me-

reka memerintahkan mereka untuk menyucikan diri, namun  juga 

kodrat baru mereka mencondongkan mereka untuk berbuat 

demikian. Ya, pengharapan mereka akan sorga akan menyuruh 

dan mengendalikan mereka untuk menyucikan diri. Mereka tahu 

bahwa Imam Besar mereka saleh, tanpa salah, dan tanpa noda. 

Mereka tahu bahwa Tuhan  dan Bapa mereka yaitu  Yang Maha-

tinggi dan Kudus, bahwa seluruh perkumpulan mereka murni 

dan kudus, dan bahwa warisan mereka yaitu  warisan orang-

orang kudus di dalam terang. Akan bertentangan dengan harapan 

yang demikian jika mereka memanjakan diri dalam dosa dan 

kecemaran. Oleh sebab  itu, sama seperti kita dikuduskan me-

lalui iman, demikian pula kita harus dikuduskan melalui harap-

an. Supaya kita diselamatkan melalui harapan, kita harus disuci-

kan melalui harapan. Harapan orang-orang munafiklah, dan bu-


 668

kan harapan anak-anak Tuhan , yang membolehkan pemuasan ter-

hadap keinginan-keinginan dan nafsu-nafsu yang najis. 

Tanda Anak-anak Tuhan  

(3:4-10) 

4 Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Tuhan , sebab dosa 

ialah pelanggaran hukum Tuhan . 5 Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyata-

kan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada 

dosa. 6 sebab  itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat 

dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak me-

ngenal Dia. 7 Anak-anakku, janganlah membiarkan seorang pun menyesat-

kan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran yaitu  benar, sama seperti 

Kristus yaitu  benar; 8 barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari 

Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Tuhan  menya-

takan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu. 

9 Setiap orang yang lahir dari Tuhan , tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi 

tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, sebab  ia lahir dari 

Tuhan . 10 Inilah tandanya anak-anak Tuhan  dan anak-anak Iblis: setiap orang 

yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Tuhan , demikian juga ba-

rangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya. 

sesudah  menyatakan kewajiban orang percaya untuk hidup suci ber-

dasarkan pengharapannya akan sorga, dan persekutuan dengan 

Kristus di dalam kemuliaan pada saat Ia menyatakan diri nanti, 

Rasul Yohanes sekarang melanjutkan dengan memenuhi mulutnya 

sendiri dan pikiran orang percaya dengan sanggahan-sanggahan yang 

berlipat ganda melawan dosa, dan melawan segala persekutuan de-

ngan pekerjaan-pekerjaan kegelapan yang cemar dan tidak berbuah. 

Maka ia memberi  alasan dan penjelasan, 

I.  berdasar  sifat dosa dan kejahatannya yang dikandungnya. 

Dosa yaitu  pertentangan dengan hukum ilahi: Setiap orang yang 

berbuat dosa, melanggar juga (atau bahkan melanggar) hukum 

Tuhan  (atau, setiap orang yang berbuat dosa bahkan melakukan 

pelanggaran besar-besaran, atau menyimpang dari hukum, atau 

dari hukum Tuhan ). Sebab dosa ialah pelanggaran hukum Tuhan , 

atau perbuatan melanggar hukum (ay. 4). Dosa yaitu  ketidak-

punyaan atau ketiadaan kesepadanan dan kesesuaian dengan 

hukum ilahi, hukum yang merupakan catatan atau rekaman yang 

berisi hakikat dan kesucian ilahi. Catatan ini berisi kehendak-Nya 

untuk mengatur dunia, yang sesuai dengan akal budi, dan yang 

dibuat untuk kebaikan dunia. Catatan ini menunjukkan kepada

Surat 1 Yohanes 3:4-10 

 669 

 manusia jalan menuju kebahagiaan dan kedamaian, dan memim-

pinnya kepada Sang Pencipta kodratnya dan Sang Pencipta hu-

kum. Jadi perbuatan dosa berarti penolakan terhadap hukum 

ilahi, dan ini merupakan penolakan terhadap kewenangan ilahi, 

dan sebab  itu terhadap Tuhan  sendiri. 

II. berdasar  rancangan dan kepentingan Tuhan Yesus di dalam 

dan untuk dunia ini, yaitu untuk menyingkirkan dosa: Dan kamu 

tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus 

segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa (ay. 5). Anak Tuhan  

tampak dan dikenal di dalam kodrat kita. Ia datang untuk mem-

benarkan dan meninggikan hukum ilahi, dan itu dilakukan de-

ngan patuh terhadap perintah, dan dengan menundukkan diri 

dan menderita di bawah sanksi hukum, di bawah kutukannya. 

sebab  itu Ia datang untuk menghapus dosa-dosa kita, untuk 

menghapus kesalahan dosa melalui pengorbanan diri-Nya, untuk 

menghapus perbuatan dosa dengan menanamkan kodrat baru 

dalam diri kita (sebab kita dikuduskan oleh kuasa kematian-Nya), 

dan untuk menjauhkan dan menyelamatkan kita dari dosa mela-

lui teladan-Nya sendiri, dan (atau sebab ) di dalam Dia tidak ada 

dosa. Atau, Ia menghapus segala dosa, supaya Ia bisa menjadikan 

kita serupa dengan diri-Nya sendiri, dan di dalam Dia tidak ada 

dosa. Siapa yang mengharapkan persekutuan dengan Kristus di 

dunia di atas, ia harus mengusahakan persekutuan dengan Dia di 

bawah sini dengan hidup suci semurni-murninya. Semua orang 

Kristen harus mengetahui dan merenungkan maksud agung keda-

tangan Anak Tuhan  ke dunia sini, yaitu untuk menghapus dosa-

dosa kita: Dan kamu tahu (dan pengetahuan ini haruslah men-

dalam dan berpengaruh nyata) bahwa Ia telah menyatakan diri-

Nya, supaya Ia menghapus segala dosa. 

III. berdasar  pertentangan antara dosa dan kesatuan atau mele-

katnya kita secara nyata dengan Kristus Tuhan: sebab  itu setiap 

orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi (ay. 

6). Berdosa di sini (dalam terjemahan KJV – pen.) sama saja de-

ngan berbuat dosa (ayat 8 dan 9), dan berbuat dosa berarti mela-

kukan dosa. Orang yang berada di dalam Kristus berhenti mela-

kukan dosa. Seperti halnya persatuan yang hidup dengan Tuhan 

Yesus mematahkan kuasa dosa di dalam hati dan kodrat kita, 


 670

demikian pula terus berbuat dosa akan menghalang-halangi 

bertakhta dan merajanya Kristus dalam hidup dan perilaku kita. 

Atau ungkapan negatif di sini diartikan sebagai hal positif: ia tidak 

berbuat dosa lagi, yaitu ia taat, ia menjalankan perintah-perintah 

(dengan tulus hati, dan dalam hidup sehari-hari) dan berbuat apa 

yang berkenan kepada-Nya, seperti yang dikatakan dalam ayat 

22. Orang yang berada di dalam Kristus berada di dalam perjanji-

an mereka dengan-Nya, dan sebab  itu waspada tehadap dosa 

yang bertentangan dengan perjanjian itu. Mereka tinggal di dalam 

terang yang kuat dan pengenalan yang mendalam akan Dia. Oleh 

sebab  itu dapat disimpulkan bahwa setiap orang yang tetap 

berbuat dosa (tinggal dalam perbuatan dosa yang meraja) tidak 

melihat Dia (pikirannya tidak dicerahkan oleh pemahaman yang 

baik dan bersifat Injil akan Dia), dan tidak mengenal Dia, tidak 

mengenal Dia dari pengalaman. Menolak berbuat dosa yaitu  

bukti besar dari kesatuan rohani dengan, dan keberlanjutan di 

dalam, pengenalan yang menyelamatkan akan Kristus Tuhan. 

IV. berdasar  hubungan antara melakukan kebenaran dan ada 

dalam keadaan benar, yang menyiratkan bahwa perbuatan dosa 

dan keadaan dibenarkan itu tidak sejalan atau bertentangan. Hal 

ini didahului dengan anggapan bahwa apa saja yang bertentangan 

jelas-jelas merupakan suatu tipuan: “Anak-anakku, anak-anakku 

yang terkasih, dan kalian sebagai anak-anak, dalam hal ini ja-

nganlah membiarkan seorang pun menyesatkan kamu. Akan ada 

orang-orang yang membesar-besarkan terang baru dan penerima-

anmu terhadap Kekristenan, yang akan membuat kamu percaya 

bahwa pengetahuanmu, pengakuanmu, dan baptisanmu mem-

berimu alasan untuk tidak perlu memperhatikan dengan saksama 

kehidupan kristianimu. namun  waspyaitu  terhadap tipuan seper-

ti itu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran yaitu  benar.” Di be-

berapa tempat dalam Kitab Suci tampak bahwa kebenaran de-

ngan tepat diartikan sebagai agama, seperti dalam Matius 5:10, 

Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, yaitu 

sebab  agama. 1 Petrus 3:14, namun  sekalipun kamu harus men-

derita juga sebab  kebenaran (sebab  agama), kamu akan berba-

hagia. Dan 2 Timotius 3:16, Segala tulisan, atau seluruh Kitab 

Suci, yang diilhamkan Tuhan  memang bermanfaat untuk mengajar – 

dan untuk mendidik orang dalam kebenaran, yaitu dalam hakikat 

Surat 1 Yohanes 3:4-10 

 671 

dan perkara-perkara agama. Jadi berbuat kebenaran itu, teruta-

ma sebagai lawan dari berbuat, melakukan, dan menjalankan 

dosa, yaitu  menjalankan agama. Nah, orang yang menjalankan 

agama yaitu  benar. Ia orang benar dalam segala hal. Ia tulus 

dan lurus di hadapan Tuhan . Menjalankan agama tidak bisa dila-

kukan tanpa kaidah kejujuran dan hati nurani. Ia memiliki kebe-

naran yang terdiri atas pengampunan dosa dan hak untuk hidup, 

yang didasarkan pada kebenaran Sang Pengantara yang diper-

hitungkan kepadanya. Ia berhak mendapat mahkota kebenaran, 

yang akan dikaruniakan oleh Hakim yang adil, sesuai dengan kove-

nan (perjanjian) dan janji-Nya, kepada semua orang yang merindu-

kan kedatangan-Nya (2Tim. 4:8). Ia bersekutu dengan Kristus, pa-

tuh terhadap hukum ilahi, dan dalam kadar tertentu benar dalam 

perbuatannya sebagaimana Kristus itu benar. Ia bersekutu dengan 

Kristus dalam keadaan yang dibenarkan, sebab  sekarang ia bisa 

dikatakan sebagai orang benar bersama-sama dengan Kristus. 

V.  berdasar  hubungan antara orang berdosa dan Iblis, dan dari 

situ berdasar  rancangan dan pekerjaan Kristus Tuhan mela-

wan Iblis.  

1.  berdasar  hubungan antara orang berdosa dan Iblis. Seper-

ti halnya di tempat-tempat lain dalam Kitab Suci orang ber-

dosa dan orang kudus dibedakan (meskipun orang kudus 

yaitu  sebagian besar orang yang bisa juga disebut sebagai 

orang berdosa), demikian pula berbuat dosa di sini berarti 

melakukan dosa sebagaimana para pendosa melakukannya, 

yaitu hidup di bawah kuasa dan perintah dosa, dan ini ber-

beda dari orang-orang kudus. Orang yang berbuat dosa demi-

kian berasal dari Iblis. Sifat berdosanya diilhami oleh Iblis, dan 

sesuai serta menyenangkan bagi Iblis. Ia merupakan milik 

pihak, kepentingan, dan kerajaan Iblis. Dialah penyebab dan 

penyokong dosa, dan sudah sejak dulu ia menjadi pelaku 

dosa, penggoda dan penghasut orang-orang supaya berdosa, 

bahkan sejak dari awal mula dunia. Dari sini kita harus meli-

hat bagaimana Rasul Yohanes memberi  alasan,  

2.  berdasar  rancangan dan pekerjaan Kristus Tuhan mela-

wan Iblis: Untuk inilah Anak Tuhan  menyatakan diri-Nya, yaitu 

supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu (ay. 8). 

Iblis telah merancang dan berusaha untuk menghancurkan 


 672

pekerjaan Tuhan  di dunia ini. Anak Tuhan  telah menjalankan pe-

rang suci melawannya. Ia datang ke dunia kita, dan menjelma 

dalam daging seperti kita, supaya Ia menaklukkan Iblis dan 

menghancurleburkan pekerjaan-pekerjaannya. Dosa akan le-

bih dan lebih lagi Ia hancurleburkan, sampai Ia memusnah-

kannya sama sekali pada akhirnya. Maka janganlah kita 

melayani atau memanjakan apa yang ingin dihancurkan Anak 

Tuhan  dengan kedatangan-Nya itu. 

VI. berdasar  hubungan antara pembaharuan diri dan penghapus-

an dosa: Setiap orang yang lahir dari Tuhan , tidak berbuat dosa 

lagi. Lahir dari Tuhan  berarti diperbaharui secara batiniah, dan 

dikembalikan pada keutuhan yang kudus atau kodrat yang 

diluruskan oleh kuasa Roh Tuhan . Orang seperti itu tidak berbuat 

dosa lagi, tidak melakukan kejahatan atau berbuat tidak taat, 

yang bertentangan dengan kodrat barunya dan tabiat rohnya yang 

sudah diperbaharui. Sebab, seperti yang ditambahkan oleh Rasul 

Yohanes, benih ilahi tetap ada di dalam dia, apakah itu firman 

Tuhan  dalam terang dan kuasanya tetap ada di dalam dia (seperti 

dalam 1Ptr. 1:23, sebab  kamu telah dilahirkan kembali bukan 

dari benih yang fana, namun  dari benih yang tidak fana, oleh firman 

Tuhan , yang hidup dan yang kekal), atau apa yang dilahirkan dari 

Roh, yaitu  roh. Benih kekudusan yang bersifat rohani ada di 

dalam dia dan bertumbuh. Anugerah yang memperbaharui yaitu  

benih yang akan tetap ada. Agama, dalam kemunculannya, 

bukanlah suatu keahlian, suatu ketangkasan dan keterampilan 

yang dipelajari, melainkan suatu kodrat baru. Sebagai dampak-

nya, orang yang sudah diperbaharui tidak dapat berbuat dosa. 

Bahwa ia tidak dapat melakukan tindakan dosa, saya pikir tidak 

ada penafsir bijaksana yang memahaminya. Ini akan bertentang-

an dengan pasal 1:9, di mana sudah menjadi kewajiban kita 

untuk mengakui dosa-dosa kita, dan di situ dianggap bahwa hak 

istimewa kita dalam hal itu yaitu  mendapat pengampunan bagi 

dosa-dosa kita. Oleh sebab  itu, ia tidak dapat berdosa di sini 

(KJV) harus dipahami dalam arti saat  Rasul Yohanes berkata, ia 

tidak dapat berbuat dosa. Ia tidak dapat terus hidup di jalan dosa 

dan perbuatan dosa. Ia tidak dapat berbuat dosa sehingga disebut 

pendosa, sebagai lawan dari orang kudus atau hamba Tuhan . Dan 

juga, ia tidak dapat berbuat dosa seperti dulu, seperti yang dila-

Surat 1 Yohanes 3:4-10 

 673 

kukannya sebelum ia lahir dari Tuhan , dan seperti yang dilakukan 

oleh orang lain yang tidak lahir dari Tuhan . Alasannya yaitu  

sebab  ia lahir dari Tuhan , yang akan membuatnya mengekang dan 

menahan diri dari semua dosa ini.  

1.  Ada terang dalam akal budinya yang menunjukkan kepada dia 

kejahatan dan keburukan dosa.  

2.  Ada kecenderungan dalam hatinya yang mencondongkan dia 

untuk merasa jijik dan membenci dosa.  

3. Ada benih atau kecenderungan rohani yang tumbuh dan ber-

kembang, dan menghancurkan kekuatan dan kuasa dari per-

buatan-perbuatan dosa. Perbuatan-perbuatan dosa tidak me-

luap dengan hebat dalam diri mereka oleh sebab  kuasa kebe-

jatan seperti yang terjadi pada orang lain. Perbuatan-perbuat-

an dosa juga tidak mendapat hati, roh, dan persetujuan 

sepenuh-penuhnya pada diri mereka seperti yang terjadi pada 

diri orang lain. Keinginan Roh berlawanan dengan keinginan 

daging. Oleh sebab  itu, berkenaan dengan kecenderungan 

dosa seperti itu di dalam diri orang-orang kudus, dapat dikata-

kan, bukan aku lagi yang memperbuatnya, namun  dosa yang 

ada di dalam aku. Kecenderungan itu tidak diperhitungkan 

sebagai dosa bagi orang yang bersangkutan dalam pandangan 

Injil, sebab  kecenderungan dan sikap pikiran dan rohnya 

menentang dosa. Lalu,  

4. Ada kecenderungan untuk merendah diri dan bertobat atas 

dosa, sesudah  dosa diperbuat. Setiap orang yang lahir dari Tuhan  

tidak dapat berbuat dosa. Di sini kita dapat mengingat kembali 

pembedaan yang biasa dibuat antara ketidakmampuan alami 

dan ketidakmampuan moral. Orang yang belum diperbaharui 

tidak mampu secara moral untuk melakukan apa yang baik 

dalam agama. Sementara orang yang sudah diperbaharui 

secara membahagiakan dibuat tidak mampu untuk berdosa. 

Ada penghalang, atau bisa dikatakan larangan, yang menge-

kang kekuatan-kekuatannya untuk berdosa. Akan bertentang-

an dengan dia untuk berbuat dosa dengan tenang dan sengaja. 

Biasanya kita berkata tentang orang yang hidupnya terkenal 

lurus, “Ia tidak bisa berbohong, ia tidak bisa berbuat curang, 

dan melakukan kejahatan-kejahatan besar lain.” Bagaimana-

kah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan 

berbuat dosa terhadap Tuhan ? (Kej. 39:9). Dengan demikian, 


 674

mereka yang bersikeras hidup di dalam dosa cukup menun-

jukkan bahwa mereka tidak lahir dari Tuhan . 

VII. berdasar  pembedaan antara anak-anak Tuhan  dan anak-anak 

Iblis. Mereka memiliki ciri-ciri sendiri yang berbeda. Inilah tanda-

nya anak-anak Tuhan  dan anak-anak Iblis (ay. 10). Di dalam 

dunia (menurut pembedaan yang sudah dibuat sejak dulu kala) 

ada keturunan Tuhan  dan keturunan ular. Nah, keturunan ular 

ini dikenal dengan dua tanda ini:  

1. Mengabaikan agama: Setiap orang yang tidak berbuat kebe-

naran (yang meniadakan dan tidak mengacuhkan hak-hak 

Tuhan  dan apa saja yang selayaknya menjadi milik Dia. Sebab 

pada intinya agama merupakan kebenaran kita di hadapan 

Tuhan , atau memberi  kepada Dia apa yang selayaknya Ia 

dapatkan, dan siapa saja yang tidak melakukan hal ini 

dengan kesadaran hati nurani) tidak berasal dari Tuhan , namun  

sebaliknya, berasal dari Iblis. Iblis yaitu  bapa dari jiwa-jiwa 

yang tidak benar atau tidak saleh. Dan,  

2. Membenci saudara seiman: Demikian juga barangsiapa yang 

tidak mengasihi saudaranya (ay. 10). Orang-orang Kristen 

sejati harus dikasihi demi Tuhan  dan demi Kristus. Barang-

siapa yang tidak mengasihi mereka dengan cara demikian, 

namun  sebaliknya merendahkan, membenci, dan menganiaya 

mereka, memiliki sifat ular yang tetap ada dalam diri mereka. 

Kasih Persaudaraan 

(3:11-13) 

11 Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita 

harus saling mengasihi; 12 bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan 

yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab 

segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar. 13 Janganlah kamu 

heran, saudara-saudara, jika  dunia membenci kamu. 

sesudah  menunjukkan bahwa salah satu tanda dari anak-anak Iblis 

yaitu  membenci saudara seiman, Rasul Yohanes mengambil kesem-

patan dari situ, 

I. Untuk menganjurkan kasih persaudaraan Kristen, dan itu berda-

sarkan keluhuran, atau keberadaan yang sudah sejak dulu kala,

Surat 1 Yohanes 3:11-13 

 675 

 atau keutamaan dari perintah yang berkaitan dengannya: Sebab 

inilah berita (tugas atau perintah) yang telah kamu dengar dari 

mulanya (ini merupakan bagian-bagian utama dari Kekristenan 

yang terwujud dalam perbuatan nyata), yaitu bahwa kita harus 

saling mengasihi (ay. 11). Kita harus mengasihi Tuhan Yesus, dan 

menghargai kasih-Nya, dan sejalan dengan itu kita harus menga-

sihi semua yang dikasihi-Nya, dan itu berarti semua saudara kita 

di dalam Kristus. 

II. Untuk menjauhkan apa yang bertentangan dengannya, yaitu se-

mua kehendak jahat terhadap saudara, dan itu disampaikan me-

lalui contoh Kain. Iri hati dan kebenciannya haruslah mencegah 

kita supaya jangan memendam amarah yang serupa, dan itu 

didasarkan pada alasan-alasan berikut ini:  

1. Kehendak jahat menunjukkan bahwa ia seperti anak sulung 

keturunan ular. Bahkan dia, anak sulung dari manusia per-

tama, berasal dari si jahat. Ia meniru dan menyerupai si jahat 

yang pertama, Iblis.  

2. Kehendak jahatnya tidak mengenal batas. Kehendak jahat itu 

berlanjut sedemikian jauh sampai merancangkan dan men-

jalankan pembunuhan, dan itu yaitu  pembunuhan terhadap 

saudara kandung, dan itu terjadi di awal mula dunia, saat  

hanya ada sedikit orang yang memenuhi bumi. Ia membunuh 

adiknya (ay. 12). Dosa, jika dituruti, tidak mengenal batas. 

Dan,  

3. Kehendak jahat itu berlanjut sedemikian jauh, dan di dalam-

nya terkandung begitu banyak kejahatan, sampai ia membu-

nuh adiknya sebab  agama. Ia kesal dengan pelayanan Habel 

yang lebih unggul, dan iri hati sebab  perkenanan dan peneri-

maan Tuhan  terhadapnya. Dan sebab  alasan-alasan ini, ia 

menghabisi nyawa adiknya. Dan apakah sebabnya ia membu-

nuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan 

adiknya benar (ay. 12). Kehendak jahat akan mengajar kita 

untuk membenci dan membalas dendam terhadap apa yang 

seharusnya kita kagumi dan teladani. Lalu Rasul Yohanes 

mengambil kesempatan dari situ, 

III. Untuk menyimpulkan bahwa tidak mengherankan jika orang baik 

bernasib demikian sekarang: Janganlah kamu heran, saudara-


 676

saudara, jika  dunia membenci kamu (ay. 13). Sifat ular masih 

tetap ada di dunia. Ular besar itu sendiri bertakhta sebagai ilah 

dunia ini. Jadi jangan heran jika dunia yang bersifat seperti ular 

ini membenci dan mendesis padamu yang merupakan keturunan 

si wanita  yang akan meremukkan kepala si ular. 

Kasih Persaudaraan 

(3:14-19) 

14 Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, 

yaitu sebab  kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia 

tetap di dalam maut. 15 Setiap orang yang membenci saudaranya, yaitu  

seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang 

pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya. 16 

Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan 

nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk 

saudara-saudara kita. 17 Barangsiapa memiliki  harta duniawi dan melihat 

saudaranya menderita kekurangan namun  menutup pintu hatinya terhadap 

saudaranya itu, bagaimanakah kasih Tuhan  dapat tetap di dalam dirinya? 18 

Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan 

lidah, namun  dengan perbuatan dan dalam kebenaran. 19 Demikianlah kita 

ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran. Demikian pula kita boleh 

menenangkan hati kita di hadapan Tuhan . 

Rasul Yohanes yang terkasih hampir tidak bisa menyebutkan kasih 

suci tanpa berbicara panjang lebar tentang pengamalannya, seperti 

yang dilakukannya di sini melalui berbagai macam alasan dan 

dorongan, seperti, 

I.  Bahwa kasih suci itu merupakan tanda pembenaran Injil kita, 

tanda perpindahan kita ke dalam hidup: Kita tahu, bahwa kita 

sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu sebab  

kita mengasihi saudara kita (ay. 14). Secara kodrat, kita yaitu  

anak-anak yang harus dimurkai dan ahli waris maut. Oleh Injil 

(perjanjian atau kovenan Injil) keadaan kita di dunia lain diganti 

dan diubah. Kita berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, dari 

kesalahan yang membawa maut ke dalam hak untuk hidup. 

Peralihan ini terjadi saat  kita percaya pada Tuhan Yesus: 

Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, 

dan siapa yang tidak percaya murka Tuhan  tetap ada di atasnya 

(Yoh. 3:36). Nah, perubahan yang membahagiakan ini dapat kita 

yakini kebenarannya: Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari 

dalam maut ke dalam hidup. Kita dapat mengetahuinya melalui

Surat 1 Yohanes 3:14-19 

 677 

 bukti-bukti iman kita kepada Kristus, dan kasih kepada saudara-

saudara kita ini yaitu  salah satu buktinya, yang menuntun kita 

untuk mencirikan kasih ini sebagai tanda bahwa kita ada dalam 

keadaan dibenarkan. Bukan semangat yang menggebu-gebu un-

tuk membela suatu golongan dalam agama yang sama, atau rasa 

senang terhadap mereka yang berasal dari aliran yang sama dan 

yang sehati sepikiran dengan kita, atau tindakan yang dibuat-

buat untuk meniru mereka. Sebaliknya kasih ini,  

1. Pada dasarnya mencakup kasih yang umum terhadap umat 

manusia: hukum kasih kristiani, dalam komunitas Kristen, 

didasarkan pada hukum yang berlaku di mana-mana, di da-

lam masyarakat umat manusia, kasihilah sesamamu manusia 

seperti dirimu sendiri. Umat manusia harus dikasihi terutama 

sebab  dua alasan ini:  

(1) Sebagai karya Tuhan  yang luhur, yang diciptakan oleh-Nya, 

dan secara menakjubkan dijadikan serupa dengan-Nya. 

Alasan mengapa Tuhan  menentukan suatu hukuman bagi 

pembunuh yaitu  alasan yang melawan kebencian kita 

terhadap saudara-saudara dari sesama umat manusia, dan 

sebab  itu merupakan alasan supaya kita mengasihi 

mereka: sebab Tuhan  membuat manusia itu menurut gambar-

Nya sendiri (Kej. 9:6).  

(2) Sebagai yang, dalam kadar tertentu, dikasihi Kristus. Selu-

ruh umat manusia – gens humana, harus dianggap sebagai 

bangsa yang sudah ditebus, yang berbeda dari malaikat-

malaikat yang telah jatuh. Sebagai makhluk yang memiliki 

Sang Penebus ilahi yang direncanakan, dipersiapkan, dan 

diberikan kepada mereka. sebab  begitu besar kasih Tuhan  

akan dunia ini, bahkan dunia ini, sehingga Ia telah menga-

runiakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang 

percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup 

yang kekal (Yoh. 3:16). Dunia yang begitu dikasihi Tuhan  

seharusnya juga kita kasihi. Kasih ini akan menunjukkan 

dirinya dalam keinginan-keinginan, doa-doa, dan upaya 

yang sungguh-sungguh untuk pertobatan dan keselamatan 

dunia yang belum terpanggil dan dibutakan ini. Keinginan 

hatiku dan doaku kepada Tuhan ialah, supaya mereka 

diselamatkan. Maka barulah kasih ini akan mencakup 


 678

semua kasih yang semestinya diberikan bahkan kepada 

musuh-musuh sendiri.  

2. Kasih kristiani mencakup kasih khusus terhadap kumpulan 

orang Kristen, kepada jemaat yang am, dan itu demi Kepala-

nya, sebagai tubuh-Nya, sebagai yang ditebus, dibenarkan, 

dan dikuduskan di dalam dan oleh Dia. Kasih ini terutama 

bekerja dan tertuju kepada orang-orang dari jemaat yang am 

itu, di mana kita punya kesempatan untuk mengenal mereka 

secara pribadi atau tahu betul keadaan mereka. Mereka 

dikasihi bukan sebab  diri mereka sendiri, melainkan terlebih 

sebab  Tuhan  dan Kristus, yang telah mengasihi mereka. Tuhan  

dan Kristuslah, atau lebih tepatnya, kasih Tuhan  dan anugerah 

Kristuslah yang dikasihi dan dihargai dalam diri mereka dan 

terhadap mereka. Jadi inilah hasil dari iman kepada Kristus, 

dan dari situ terlihat perpindahan kita dari dalam maut ke 

dalam hidup.  

II.  Kebencian terhadap saudara-saudara kita, sebaliknya, merupa-

kan tanda dari keadaan kita yang mati, tanda bahwa kita terus 

hidup di bawah hukuman maut: Barangsiapa tidak mengasihi 

saudaranya (saudaranya di dalam Kristus), ia tetap di dalam maut 

(ay. 14). Ia sedang berdiri di bawah kutukan dan hukuman. Hal 

ini ditegaskan oleh Rasul Yohanes melalui penalaran yang jelas: 

“Kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap 

memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya. Nah, kalau orang 

yang membenci saudaranya yaitu  pembunuh, dan maka pasti-

lah orang yang membenci saudaranya tidak memiliki hidup yang 

kekal di dalam dirinya” (ay. 15). Atau, ia tetap di dalam maut, se-

perti yang diungkapkan dalam ayat 14, setiap orang yang mem-

benci saudaranya, yaitu  seorang pembunuh manusia. Sebab ke-

bencian terhadap orang yaitu , bila terus berlangsung, kebencian 

terhadap hidup dan kesejahteraan, dan secara alami cenderung 

pada keinginan untuk memusnahkan hidup itu. Kain membenci, 

dan kemudian membunuh, saudaranya. Kebencian akan menu-

tup pintu belas kasihan terhadap saudara-saudara yang malang, 

dan dengan begitu membukakan mereka pada segala dukacita 

maut. Sudah jelas bahwa kebencian terhadap saudara-saudara di 

segala zaman membuat orang menggambarkan saudara-saudara 

dengan nama-nama yang buruk, sifat-sifat yang menjijikkan, dan 

Surat 1 Yohanes 3:14-19 

 679 

fitnah-fitnah, dan menghadapkan mereka pada penganiayaan dan 

pedang. Maka tidak mengherankan bahwa orang yang sangat 

mengenal hati manusia, atau yang diajar oleh Dia yang sepenuh-

nya mengenalnya, yang mengetahui kecenderungan alami dan 

akhir dari amarah-amarah yang hina dan keji, dan bersama itu 

pula mengetahui kegenapan hukum ilahi, menyatakan bahwa 

orang yang membenci saudaranya yaitu  pembunuh. Nah, orang 

yang memiliki sikap dan kecenderungan hati sebagai pembunuh 

tidak dapat memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya. Sebab 

orang seperti itu pasti mengutamakan keinginan daging, dan 

keinginan daging yaitu  maut (Rm. 8:6). Rasul Yohanes, melalui 

ungkapan memiliki hidup yang kekal di dalam kita, tampaknya 

bermaksud mengatakan mengenai memiliki kaidah hidup kekal di 

dalam batin, sesuai dengan kaidah Sang Juruselamat, barang-

siapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan 

haus untuk selama-lamanya, tidak akan pernah sepenuhnya 

kekurangan air. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, 

akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus 

memancar sampai kepada hidup yang kekal (Yoh. 4:14). Dari sini 

sebagian orang mungkin akan menganggap bahwa peralihan dari 

dalam maut ke dalam hidup (ay. 14) tidak menandakan perubah-

an sementara dalam hidup yang dibenarkan, melainkan perubah-

an nyata dalam pembaharuan diri untuk hidup. Dengan demi-

kian, tinggal di dalam maut seperti yang sudah disebutkan dalam 

ayat 14 berarti tetap tinggal dalam kematian rohani, seperti yang 

biasa disebut, atau tinggal dalam sifat alami yang bobrok dan 

mematikan. namun  sebab  ayat-ayat di atas ini secara lebih wajar 

menggambarkan keadaan seseorang, entah diputuskan untuk 

hidup atau mati, maka perubahan dari dalam maut ke dalam 

hidup bisa dibuktikan atau dibantah dengan dimiliki atau tidak 

dimilikinya kaidah hidup kekal di dalam batin, sebab  membasuh 

diri dari kesalahan dosa tak terpisahkan dengan membasuh diri 

dari kecemaran dan kuasa dosa. namun  kamu telah memberi 

dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan 

dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Tuhan  kita (1Kor. 

6:11). 

III. Teladan dari Tuhan  dan Kristus haruslah mengobarkan kasih yang 

kudus ini dalam hati kita: Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, 


 680

yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita 

pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita 

(ay. 16). Tuhan  yang besar telah memberi  Anak-Nya untuk mati 

bagi kita. namun  sebab  rasul ini telah menyatakan bahwa Firman 

itu yaitu  Tuhan , dan bahwa Ia telah menjadi manusia untuk kita, 

saya tidak melihat alasan mengapa kita tidak dapat menafsirkan 

ini sebagai Tuhan  Firman. Inilah kasih Tuhan  sendiri, kasih Dia 

yang secara pribadi yaitu  Tuhan , meskipun bukan Bapa, bahwa 

Ia mengenakan hidup, supaya Ia dapat menyerahkannya bagi 

kita! Inilah perendahan diri, keajaiban, dan rahasia kasih ilahi, 

bahwa Tuhan  berkenan menebus jemaat dengan darah-Nya sendiri! 

Sudah pasti bahwa kita harus mengasihi mereka yang sudah 

dikasihi Tuhan , dan dikasihi seperti itu. Dan kita pasti akan 

mengasihi mereka jika memang kita memiliki kasih kepada Tuhan . 

IV. sesudah  mengajukan contoh kasih yang menyala dan mendesak 

kita untuk menyerahkan diri ini, dan memberi  dorongan 

untuk memiliki kasih seperti itu, Rasul Yohanes melanjutkan 

dengan menunjukkan kepada kita apa yang seharusnya menjadi 

sifat dan dampak dari kasih kristiani kita ini. Dan,  

1. Kasih itu haruslah, pada tingkat tertinggi, sedemikian kuat 

sehingga membuat kita rela menderita bahkan sampai mati 

demi kebaikan jemaat, demi keamanan dan keselamatan sau-

dara-saudara yang terkasih: Jadi kita pun wajib menyerahkan 

nyawa kita untuk saudara-saudara kita (ay. 16), yaitu dalam 

pelayanan-pelayanan kita terhadap mereka (namun  sekalipun 

darahku dicurahkan pada korban dan ibadah imanmu, aku 

bersukacita dan aku bersukacita dengan kamu sekalian – aku 

akan bersuka sebab  kebahagiaanmu, Flp. 2:17), atau berse-

dia menempuh bahaya, jika  kita dipanggil untuk itu, demi 

keselamatan dan kelangsungan hidup orang-orang yang, di-

bandingkan dengan kita, lebih berguna bagi kemuliaan Tuhan  

dan untuk membangun jemaat. Mereka telah mempertaruhkan 

nyawanya untuk hidupku. Kepada mereka bukan aku saja 

yang berterima kasih, namun  juga semua jemaat bukan Yahudi 

(Rm. 16:4). Betapa seharusnya orang Kristen mati terhadap 

kehidupan ini! Betapa mereka seharusnya siap untuk berpisah 

dengannya! Dan betapa mereka seharusnya yakin betul akan 

kehidupan yang lebih baik!  

Surat 1 Yohanes 3:14-19 

 681 

2.  Kasih itu haruslah, pada tingkat berikutnya, penyayang, mu-

rah hati, dan peka terhadap kebutuhan saudara-saudara: Ba-

rangsiapa memiliki  harta duniawi dan melihat saudaranya 

menderita kekurangan namun  menutup pintu hatinya terhadap 

saudaranya itu, bagaimanakah kasih Tuhan  dapat tetap di 

dalam dirinya? (ay. 17). Tuhan  berkenan membiarkan sebagian 

saudara seiman untuk miskin, supaya orang-orang yang kaya 

dapat beramal dan mengasihi mereka. Tuhan  yang sama juga 

berkenan memberi  harta duniawi kepada sebagian saudara 

seiman, supaya mereka dapat mengamalkan anugerah yang 

mereka miliki kepada orang-orang kudus yang miskin. Mereka 

yang memiliki harta duniawi harus lebih lagi mengasihi Tuhan  

yang baik, dan saudara-saudara mereka yang baik, dan harus 

bersedia membagikannya demi mereka. Tampak di sini bahwa 

kasih terhadap saudara-saudara ini didasarkan pada kasih 

kepada Tuhan , sebab demikianlah kasih itu disebut di sini oleh 

Rasul Yohanes: Bagaimanakah kasih Tuhan  dapat tetap di da-

lam dirinya? Kasih kepada saudara-saudara ini yaitu  kasih 

kepada Tuhan  di dalam diri saudara-saudara itu. jika  tidak 

ada kasih kepada mereka ini, maka tidak ada kasih yang sejati 

kepada Tuhan  sama sekali.  

3. Tadinya saya ingin menunjukkan tingkat ketiga dan terendah 

dalam ayat berikutnya. namun  Rasul Yohanes mencegah saya, 

dengan menyiratkan bahwa kasih yang terakhir itu, yang ber-

hubungan dengan amal dan perbuatan memberi, pada orang-

orang yang mampu, yaitu  kasih yang terendah yang bisa ada 

dalam kasih terhadap Tuhan . namun  mungkin ada buah-buah 

lain dari kasih ini. Dan sebab  itu Rasul Yohanes mengingin-

kan supaya dalam segala hal kasih itu tidak dibuat-buat dan 

betul-betul bekerja, bila keadaan memungkinkan: Anak-anak-

ku (anak-anakku yang terkasih di dalam Kristus), marilah kita 

mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, namun  

dengan perbuatan dan dalam kebenaran (ay. 18). Pujian dan 

sanjungan tidaklah pantas bagi orang-orang Kristen. Yang pan-

tas yaitu  ungkapan-ungkapan yang tulus dari perasaan yang 

kudus, dan pelayanan-pelayanan atau pekerjaan-pekerjaan 

kasih. Maka, 


 682

V. Kasih ini akan membuktikan ketulusan kita dalam beragama, dan 

memberi kita harapan di hadapan Tuhan : Demikianlah kita ketahui, 

bahwa kita berasal dari kebenaran. Demikian pula kita boleh 

menenangkan hati kita di hadapan Tuhan  (ay. 19). Suatu kebaha-

giaan besar jika kita bisa yakin akan kejujuran kita dalam ber-

agama. Orang-orang yang diyakinkan seperti itu bisa berani dan 

percaya diri, dengan hati yang kudus, di hadapan Tuhan . Mereka 

dapat berseru kepada-Nya untuk membela mereka dari celaan-

celaan dan penghukuman dunia. Jalan untuk mengetahui kebe-

naran dan kelurusan hati kita dalam iman Kristen, dan untuk 

menjaga kedamaian di dalam batin kita, yaitu  dengan berlim-

pah-limpah di dalam kasih dan di dalam pekerjaan-pekerjaan ka-

sih terhadap saudara-saudara seiman. 

Kesaksian Hati Nurani 

(3:20-22) 

20 sebab jika kita dituduh olehnya, Tuhan  yaitu  lebih besar dari pada hati 

kita serta mengetahui segala sesuatu. 21 Saudara-saudaraku yang kekasih, 

jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita memiliki  keberanian per-

caya untuk mendekati Tuhan , 22 dan apa saja yang kita minta, kita memper-

olehnya dari pada-Nya, sebab  kita menuruti segala perintah-Nya dan 

berbuat apa yang berkenan kepada-Nya. 

sesudah  menyiratkan bahwa bisa saja ada, bahkan di antara kita, hak 

istimewa seperti jaminan atau keyakinan hati yang benar di hadapan 

Tuhan , Rasul Yohanes melanjutkan di sini, 

I.  Untuk menegakkan pengadilan hati nurani, dan menegaskan 

kewenangannya: Sebab jika kita dituduh olehnya, Tuhan  yaitu  

lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui segala sesuatu 

(ay. 20). Hati kita di sini yaitu  kekuatan kita untuk memberi 

penilaian dengan bercermin pada diri sendiri. Kemampuan yang 

luhur dan mulia yang dengannya kita dapat mengenal diri kita 

sendiri, roh kita, kecenderungan-kecenderungan kita, dan tindak-

an-tindakan kita, dan sesuai dengan pengenalan itu kita dapat 

menjatuhkan penghakiman atas keadaan kita di hadapan Tuhan . 

Sama pula halnya dengan hati nurani, atau kekuatan moral dari 

kesadaran diri. Kekuatan ini dapat bertindak sebagai saksi, ha-

kim, dan pelaksana hukum. Kekuatan itu entah menuduh atau 

membela, menghukum atau membenarkan. Kekuatan itu diatur

Surat 1 Yohanes 3:20-22 

 683 

 dan ditempatkan untuk melakukan pekerjaan ini oleh Tuhan  sen-

diri: roh manusia, dengan dimampukan dan diberdayakan seperti 

itu, yaitu  pelita TUHAN, terang yang dinyalakan dan ditempat-

kan oleh Tuhan, yang menyelidiki seluruh lubuk hatinya, meme-

riksa dan mengamati bagian penetralia – relung-relung hati dan 

rahasia-rahasia manusia batiniah (Ams. 20:27). Hati nurani ada-

lah wakil Tuhan , menegakkan pengadilan dalam nama-Nya, dan 

bertindak untuk Dia. Memohonkan hati nurani yang baik kepada 

Tuhan  (1Ptr. 3:21). Tuhan  yaitu  Hakim Utama dari pengadilan itu: 

Jika kita dituduh olehnya, Tuhan  yaitu  lebih besar dari pada hati 

kita, lebih tinggi kedudukan-Nya dibandingkan  hati dan nurani kita 

dalam kuasa dan penghakiman. sebab  itulah tindakan dan kepu-

tusan pengadilan hati nurani merupakan tindakan dan keputusan 

Tuhan . sebab ,  

1.  Jika hati nurani menghukum kita, maka Tuhan  juga demikian: 

Sebab jika kita dituduh olehnya, Tuhan  yaitu  lebih besar dari 

pada hati kita serta mengetahui segala sesuatu (ay. 20). Tuhan  

yaitu  saksi yang lebih besar dibandingkan  hati nurani kita, dan 

lebih mengetahui sesuatu yang menentang kita dibandingkan  hati 

nurani kita: Ia mengetahui segala sesuatu. Ia Hakim yang lebih 

besar dibandingkan  hati nurani. Sebab, sebagai yang tertinggi, 

penghakiman-Nya akan tetap, dan akan terlaksana pada 

akhirnya dan sepenuhnya. Tampak bahwa ini merupakan ran-

cangan dari seorang rasul lain saat  ia berkata, sebab me-

mang aku tidak sadar akan sesuatu, yaitu dalam hal di mana 

aku dikecam oleh sebagian orang. “Aku tidak sadar akan tipu 

muslihat apa pun, tidak pula membiarkan diri berlaku tidak 

setia dalam pekerjaan mengurus dan melayani jemaat. namun  

bukan sebab  itulah aku dibenarkan. Bukan oleh hati nurani-

ku sendiri aku harus berdiri atau jatuh pada akhirnya. Pem-

benaran atau keputusan yang membenarkan dari suara hati 

nuraniku, atau kesadaran diriku, tidak akan menentukan per-

selisihan antara kamu dan aku. Sama seperti kamu tidak 

bersandar pada penilaian hati nurani, demikian pula kamu 

tidak akan ditentukan oleh keputusannya. Dia, yang mengha-

kimi aku (yang menghakimi aku pada akhirnya dan dengan 

kuasa tertinggi), dan yang penghakiman-Nya akan menentu-

kan kamu dan aku, ialah Tuhan” (1Kor. 4:4). Atau,  


 684

2.  Jika hati nurani membebaskan kita, maka Tuhan  pun demi-

kian: Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak 

menuduh kita, maka kita memiliki  keberanian percaya untuk 

mendekati Tuhan  (ay. 21), maka kita mendapat jaminan bahwa 

Ia menerima kita sekarang, dan akan membebaskan kita pada 

hari penghakiman terakhir. namun  , mungkin ada jiwa 

yang lancang akan berkata di sini, “Aku senang dengan hal ini. 

Hatiku tidak menuduhku, dan sebab  itu aku dapat menyim-

pulkan bahwa Tuhan  juga tidak.” Seperti juga, sebaliknya, 

dalam ayat sebelumnya, mungkin ada jiwa yang saleh dan 

gemetar akan segera berteriak, “Semoga saja ini tidak benar! 

namun  hati nuraniku menuduhku, dan kalau begitu apakah 

sudah pasti aku harus menantikan penghukuman Tuhan ?” Te-

tapi hendaklah orang-orang seperti itu tahu bahwa kekeliruan-

kekeliruan saksi tidak diperhitungkan di sini sebagai tindakan 

pengadilan. Kebodohan, kekeliruan, prasangka, keberpihakan, 

dan kelancangan dapat dikatakan sebagai kesalahan-kesalah-

an para petugas pengadilan, atau para pelayan hakim (seperti 

pikiran, kehendak, nafsu, amarah, keinginan daging, atau otak 

yang kacau), atau hal-hal demikian dari juri, yang memberi  

putusan keliru, dan bukan kesalahan hakim itu sendiri. Hati 

nurani – syneidēsis sepantasnya yaitu  kesadaran diri. Tin-

dakan-tindakan yang bodoh dan salah bukanlah tindakan-tin-

dakan kesadaran diri, melainkan tindakan dari suatu kekuat-

an yang salah. Pengadilan hati nurani di sini dijelaskan dalam 

prosesnya, sesuai dengan pendiriannya pada awal mula oleh 

Tuhan  sendiri. Dan sesuai dengan proses itu, apa yang terikat 

dalam hati nurani terikat juga di sorga. Oleh sebab itu, hen-

daklah hati nurani didengar, berhikmat, dan diperhatikan 

dengan sungguh-sungguh. 

II.  Untuk menunjukkan hak istimewa orang-orang yang memiliki 

hati nurani yang baik di hadapan Tuhan . Mereka memiliki kepen-

tingan di sorga dan di pengadilan yang di atas. Tuntutan-tuntutan 

mereka didengar di sana: Dan apa saja yang kita minta, kita 

memperolehnya dari pada-Nya (ay. 22). Di sini dianggap bahwa 

orang-orang yang memohon tidak menginginkan, atau tidak ber-

niat menginginkan, apa saja yang bertentangan dengan kehormat-

an dan kemuliaan pengadilan yang di atas itu, atau kebaikan

Surat 1 Yohanes 3:23-24 

 685 

 rohani yang mereka niatkan sendiri. sebab  itu mereka bisa yakin 

akan menerima hal-hal baik yang mereka minta. Anggapan ini 

sangat tepat berlaku bagi orang-orang yang memohon itu, atau 

bahwa mereka dianggap pasti akan menerima hal-hal baik yang 

mereka minta, mengingat bahwa mereka memenuhi syarat dan 

telah melakukan perbuatan baik: sebab  kita menuruti segala 

perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya (ay. 22). 

Jiwa-jiwa yang patuh dipersiapkan untuk menerima berkat, dan 

mereka dijanjikan akan didengar. namun , siapa yang melakukan 

hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan  tidak bisa berharap 

bahwa Tuhan  akan menyenangkan mereka dengan mendengar dan 

menjawab doa-doa mereka (Mzm. 66:18; Ams. 28:9). 

Perintah-perintah Tuhan  

(3:23-24) 

23 Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kris-

tus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah 

yang diberikan Kristus kepada kita. 24 Barangsiapa menuruti segala perintah-

Nya, ia diam di dalam Tuhan  dan Tuhan  di dalam dia. Dan demikianlah kita 

ketahui, bahwa Tuhan  ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan 

kepada kita.  

sesudah  menyebutkan perihal menuruti perintah-perintah dan ber-

buat sesuatu yang berkenan kepada Tuhan , sebagai syarat dikabul-

kannya permohonan kita di dalam dan dengan Sorga, Rasul Yohanes 

di sini dengan sesuai melanjutkan, 

I.   Dengan menjelaskan kepada kita apa perintah-perintah itu secara 

utama dan ringkas: perintah-perintah itu terangkum dalam dua 

perintah ini: Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan 

nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi 

sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita (ay. 

23). Percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, berarti,  

1. Mengenal siapa Dia, sesuai dengan nama-Nya, memahami de-

ngan akal budi pribadi dan jabatan-Nya, sebagai Anak Tuhan  dan 

Juruselamat dunia yang diurapi. Supaya setiap orang, yang 

melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang 

kekal (Yoh. 6:40).  

2. Mengakui Dia dalam penilaian dan hati nurani, dalam keya-

kinan dan kesadaran diri akan keadaan kita, sebagai Pribadi 


 686

yang secara bijak dan menakjubkan dipersiapkan dan dise-

suaikan untuk mengerjakan seluruh karya keselamatan kekal.  

3.  Sepakat dengan Dia, dan berserah pada-Nya, sebagai Penebus 

kita dan yang memulihkan kita kepada Tuhan . 

4. Percaya kepada-Nya, dan bergantung pada-Nya, untuk melak-

sanakan dengan sepenuhnya dan sampai akhir pekerjaan-Nya 

yang menyelamatkan. Orang yang mengenal nama-Mu percaya 

kepada-Mu (Mzm. 9:11). Aku tahu kepada siapa aku percaya 

dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang 

telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan 

(2Tim. 1:12). Iman ini yaitu  syarat yang diperlukan bagi 

mereka yang ingin permohonannya kepada Tuhan  dikabulkan, 

sebab  melalui Anaklah kita harus datang kepada Bapa. 

Melalui anugerah dan kebenaran-Nya, kita pasti diterima atau 

berkenan pada Bapa (Ef. 1:6), melalui karya penebusan-Nya, 

semua berkat yang kita inginkan pasti datang, dan melalui 

kepengantaraan-Nya, doa-doa kita pasti didengar dan dikabul-

kan. Ini yaitu  bagian pertama dari perintah yang harus dilak-

sanakan oleh para penyembah Tuhan  yang mendapat perkenan-

an-Nya. Bagian yang kedua yaitu  supaya kita saling menga-

sihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita 

(ay. 23). Perintah Kristus haruslah senantiasa ada di hadapan 

kita. Kasih kristiani harus menguasai jiwa kita saat  kita 

menghadap Tuhan  di dalam doa. Untuk tujuan itu kita harus 

ingat bahwa Tuhan kita mewajibkan kita,  

(1)  Untuk mengampuni orang-orang yang bersalah kepada kita 

(Mat. 6:14), dan  

(2) Untuk berdamai dengan orang-orang yang telah kita sakiti 

(Mat. 5:23-24). Seperti halnya kehendak baik untuk manu-

sia dinyatakan dari sorga, demikian pula kehendak baik 

untuk manusia, khususnya untuk saudara-saudara, harus 

ada di dalam hati orang-orang yang sedang menghadap 

Tuhan  dan sorga. 

II. Rasul Yohanes melanjutkan dengan menggambarkan kepada 

kita keterberkatan yang akan diperoleh dengan mematuhi 

perintah-perintah ini. Orang yang patuh menikmati perseku-

tuan dengan Tuhan : Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, 

khususnya perintah-perintah yang berhubungan dengan iman 

Surat 1 Yohanes 3:23-24 

 687 

dan kasih, ia diam di dalam Tuhan  dan Tuhan  di dalam dia (ay. 

24). Kita diam di dalam Tuhan  melalui hubungan yang mem-

bahagiakan dengan-Nya, dan melalui kesatuan rohani dengan-

Nya, melalui Anak-Nya, dan melalui pergaulan yang kudus 

dengan-Nya. Dan Tuhan  diam di dalam kita melalui firman-Nya, 

dan iman kita terpancang pada-Nya dan melalui pekerjaan-

pekerjaan Roh-Nya. Lalu ada ujian untuk mengetahui apakah 

Ia berdiam di dalam kita: Dan demikianlah kita ketahui, bahwa 

Tuhan  ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan 

kepada kita (ay. 24), yaitu melalui kecenderungan dan sikap 

jiwa yang kudus yang telah dianugerahkan-Nya kepada kita, 

yang sebagai roh iman yang percaya kepada Tuhan  dan Kristus, 

dan sebagai roh kasih terhadap Tuhan  dan manusia. Hal demi-

kian tampak sebagai berasal dari Tuhan .  

  

 

 

 

 

 

 

PASAL  4  

alam pasal ini Rasul Yohanes menasihati untuk menguji roh-

roh (ay. 1), memberi  penjelasan bagaimana menguji roh-roh 

ini  (ay. 2-3), menunjukkan siapa yang berasal dari dunia dan 

siapa yang berasal dari Tuhan  (ay. 4-6), mendorong kasih Kristen 

dengan berbagai pertimbangan (ay. 7-16), menggambarkan kasih kita 

terhadap Tuhan , dan dampaknya (ay. 17-21).  

Mengenai Antikristus 

(4:1-3) 

1 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, namun  

ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Tuhan ; sebab banyak nabi-nabi 

palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. 2 Demikianlah kita 

mengenal Roh Tuhan : setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah 

datang sebagai manusia, berasal dari Tuhan , 3 dan setiap roh, yang tidak 

mengaku Yesus, tidak berasal dari Tuhan . Roh itu yaitu  roh antikristus dan 

tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia 

sudah ada di dalam dunia. 

sesudah  mengatakan bahwa kita dapat mengetahui kalau Tuhan  ber-

diam dan bersama kita melalui Roh yang telah Ia karuniakan kepada 

kita, Rasul Yohanes memberitahukan bahwa Roh itu dapat dikenali 

dan dibedakan dari roh-roh lainnya yang muncul di dunia ini. Jadi di 

sini, 

I. Dia mengimbau para murid, yang ditulisinya surat ini, supaya 

bersikap waspada dan cermat terhadap roh-roh dan para pemeluk 

agama yang kini telah muncul.  

1. Bersikap waspada: “Saudara-saudaraku yang kekasih, jangan-

lah percaya akan setiap roh. Jangan pedulikan, jangan per-

caya, jangan mengikuti, setiap roh yang berpura-pura sebagai 


 690

Roh Tuhan , atau setiap orang yang mengaku mendapat peng-

lihatan, ilham, pewahyuan dari Tuhan .” Kebenaran bisa ditiru 

dan dipalsukan. Telah ada penyampaian nyata dari Roh ilahi, 

dan sebab  itu ada roh-roh lainnya yang berpura-pura begitu 

juga. Tuhan  akan menjaga hikmat dan kebaikan-Nya sendiri, 

meskipun bisa disalahgunakan. Dia sudah mengutus para 

pengajar yang diilhami-Nya ke dunia ini, dan memberi kita pe-

wahyuan adikodrati, meskipun orang-orang lain bisa sedemi-

kian jahat dan lancangnya untuk berpura-pura seperti itu. 

sebab  itu, setiap orang yang mengaku-ngaku menerima Roh 

atau ilham, atau pencerahan luar biasa yang ilahi, tidak boleh 

dipercaya. Ada saatnya saat  orang yang penuh roh (orang 

yang memiliki Roh, yang menggembar-gemborkan dan meme-

gahkan diri tentang Roh) yaitu  orang gila (Hos. 9:7).   

2. Bersikap cermat, menguji pengakuan-pengakuan yang dibuat 

terkait dengan Roh: namun  ujilah roh-roh itu, apakah mereka 

berasal dari Tuhan  (ay. 1). Tuhan  sudah memberi  Roh-Nya di 

zaman-zaman dunia belakangan ini, namun  tidak kepada se-

mua yang mengaku diperlengkapi dengan Roh itu. Para murid 

diperbolehkan melakukan pertimbangan berhikmat, berkaitan 

dengan roh-roh yang harus diimani dan dipercayai dalam 

urusan kerohanian. Sebuah alasan diberikan untuk menguji 

roh-roh ini: sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul 

dan pergi ke seluruh dunia (ay. 1). sebab  di masa sekitar 

kemunculan Juruselamat kita di dunia ini, ada banyak harap-

an di antara orang-orang Yahudi mengenai seorang Penebus 

bagi Israel, dan sebab  kesederhanaan, perubahan rohani, ser-

ta penderitaan Sang Juruselamat dipakai sebagai prasangka 

untuk melawan-Nya, akibatnya ada orang-orang menampilkan 

diri dan mengaku-ngaku sebagai nabi dan mesias bagi Israel, 

dan ini sesuai dengan nubuatan Sang Juruselamat (Mat. 

24:23-24). Seharusnya kita tidak perlu heran kalau para guru 

palsu bermunculan dalam jemaat, sebab  hal ini juga terjadi di 

zaman para rasul. Roh kesesatan sangat mencelakakan, dan 

menyedihkan sekali bahwa manusia membual sebagai nabi 

dan guru-guru yang terilhami, padahal tidak demikian!   

II. Rasul Yohanes memberi  pedoman bagaimana para murid da-

pat menguji roh-roh palsu ini . Roh-roh itu menampilkan diri

Surat 1 Yohanes 4:1-3 

 691 

sebagai nabi, ahli agama, atau penguasa dalam agama, jadi mere-

ka harus diuji melalui pengajaran mereka. Dan pengujian di masa 

itu, atau di wilayah tempat Rasul Yohanes tinggal saat itu (sebab 

dalam beragam musim, dan dalam beragam jemaat, pengujiannya 

berbeda-beda) yaitu  demikian: Demikianlah kita mengenal Roh 

Tuhan : setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang 

seba