• coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

  • kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label bilangan ulangan 16. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bilangan ulangan 16. Tampilkan semua postingan

bilangan ulangan 16

 


am di Seir, saat  Ia 

memunahkan orang Hori dari hadapan mereka, sehingga mereka menduduki 

daerah orang Hori itu dan menetap di sana menggantikan orang-orang itu 

sampai sekarang. 23 Juga orang Awi yang diam di kampung-kampung sampai 

Gaza, dipunahkan oleh orang Kaftor yang berasal dari Kaftor, lalu orang 

Kaftor itu menetap di sana menggantikan mereka. – 

Kita dapat mengamati di sini bagaimana Musa, saat  berbicara ten-

tang orang Edom (ay. 8), menyebut mereka, “saudara-saudara kita, 

bani Esau.” Meskipun mereka sudah berlaku tidak baik kepada 

Israel, dengan menolak orang Israel melewati negeri mereka dengan 

damai, namun ia menyebut mereka saudara. Sebab, meskipun sau-

dara-saudara kita gagal dalam menjalankan kewajiban mereka terha-

dap kita, kita harus tetap memelihara rasa persaudaraan, dan tidak 

lalai dalam menjalankan kewajiban kita terhadap mereka, bilamana 

ada kesempatan. Nah, dalam ayat-ayat ini kita mendapati, 

I.   Gambaran yang diberikan Musa tentang asal-usul bangsa-bangsa 

yang sempat dibicarakannya di sini, yaitu orang Moab, orang 

Edom, dan orang Amon. Kita tahu betul, dari bagian-bagian lain 

dari cerita Musa, keturunan siapa mereka itu. namun  di sini ia 

memberi tahu kita bagaimana mereka bisa sampai di negeri-


 548

negeri yang di dalamnya Israel mendapati mereka. Mereka bukan 

penduduk asli, atau penghuni pertama. namun , 

1. Orang Moab tinggal di sebuah negeri yang sudah menjadi milik 

banyak bangsa raksasa, yang disebut Emim yaitu, orang-orang 

yang mengerikan, yang perawakannya setinggi orang Enak, 

dan mungkin lebih ganas (ay. 10-11).  

2. Orang Edom dengan cara serupa mengambil alih pegunungan 

Seir dari orang Hori, dan merebut negeri mereka (ay. 12. dan 

lagi ay. 22), yang tentangnya kita baca dalam Kejadian 36:20.  

3. Orang Amon juga menduduki negeri yang sebelumnya telah 

dihuni oleh para raksasa, yang disebut Zamzumim, orang-

orang licik, atau orang-orang fasik (ay. 20-21), mungkin orang-

orang yang sama dengan yang disebut Zuzim (Kej. 14:5). Pen-

jelasan Musa mengenai bangsa-bangsa ini lebih tua dibandingkan  

penjelasan mana pun. Orang Kaftorim (yang berkerabat dengan 

orang Filistin, Kej. 10:14) menghalau orang Awi dari negeri 

mereka, dan mendudukinya (ay. 23). Cendekiawan Uskup 

Patrick menduga bahwa orang Awi ini, sesudah dihalau dari 

sini, menetap di Asyur, dan merupakan orang yang sama de-

ngan orang yang disebut dengan nama itu, yang kita baca da-

lam 2 Raja-raja 17:31. Nah, pergolakan-pergolakan ini dicatat,  

(1) Untuk menunjukkan seberapa cepat dunia dipadati manu-

sia Sesudah  air bah. Begitu padat hingga, saat  sebuah 

keluarga bertambah banyak, mereka tidak bisa menemu-

kan tempat untuk menetap, setidak-tidaknya di bagian 

dunia itu pada saat itu. Akibatnya, mereka harus mengusir 

keluar orang-orang yang sudah menetap terlebih dahulu.  

(2) Untuk menunjukkan bahwa kemenangan perlombaan bu-

kan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan 

untuk yang kuat. Orang-orang bertubuh raksasa diusir 

oleh orang-orang yang berperawakan biasa saja. Sebab ada 

kemungkinan bahwa raksasa-raksasa ini, seperti raksasa-

raksasa sebelum air bah (Kej. 6:4), terkenal dengan kedur-

hakaan dan penindasannya, yang mendatangkan pengha-

kiman-penghakiman Tuhan  ke atas mereka. Dan kekuatan 

mereka yang besar tidak bisa dijadikan tameng untuk me-

lawan penghakiman-penghakiman Tuhan  itu.  

Kitab Ulangan 2:8-23 

 549 

(3) Untuk menunjukkan betapa harta duniawi yaitu  barang 

milik yang tak pasti, dan betapa sering barang itu berganti-

ganti pemilik. Demikianlah keadaannya sejak dulu, dan 

akan selalu demikian. Pengaruh keluarga-keluarga berku-

rang, dan dari mereka harta benda diserahkan kepada ke-

luarga-keluarga yang bertambah banyak. Betapa barang-

barang ini tidak menetap dan berlanjut.  

(4) Untuk menyemangati orang Israel, yang sekarang hendak 

menduduki Kanaan, melawan kesulitan-kesulitan yang 

akan mereka hadapi. Dan untuk menunjukkan ketidakper-

cayaan orang-orang yang takut kepada keturunan orang 

Enak. Orang Enak ini dibandingkan dengan raksasa-raksasa 

yang di sini dikatakan ditaklukkan (ay. 11, 21). Jika 

penyelenggaraan Tuhan  telah melakukan ini untuk orang 

Moab dan orang Amon, jauh terlebih lagi janji-Nya akan 

melakukannya untuk Israel umat kesayangan-Nya. 

II. Perjalanan-perjalanan yang ditempuh Israel untuk maju menuju 

Kanaan. Mereka berjalan terus ke arah padang gurun Moab (ay. 8), 

dan lalu  melintasi sungai atau lembah Zered (ay. 13). Dan 

di sana Musa memberi perhatian terhadap digenapinya firman 

yang sudah diucapkan Tuhan  mengenai mereka, bahwa tak satu 

pun dari orang Israel yang tercatat di gunung Sinai akan melihat 

negeri yang sudah dijanjikan Tuhan  (Bil. 14:23). Sesuai dengan 

hukuman itu, sebab  sekarang mereka mulai mengarahkan wajah 

pada Kanaan, dan melihat negeri itu di mata mereka, maka dite-

kankan bagaimana semua orang yang tercatat di gunung Sinai itu 

dihancurkan dan dibinasakan, dan tak tersisa seorang laki-laki 

pun dari mereka (ay. 14). Penyelenggaraan Tuhan  yang berlangsung 

secara alamiah, seperti yang dapat kita amati, dalam kurun waktu 

sekitar tiga puluh delapan tahun, biasanya pasti memunculkan 

sebuah angkatan baru, dan seharusnya pada saat itu hanya 

sedikit orang yang tersisa dari angkatan lama. Akan namun , 

kebalikan dari kebiasaan ini, di sini ada sebuah angkatan yang 

sama sekali baru seluruhnya, dan tak tersisa seorang pun dari 

angkatan lama kecuali Kaleb dan Yosua: sebab tangan TUHAN 

juga melawan mereka (ay. 15). Tidak bisa tidak, orang-orang pasti 

akan berkurang, sampai mereka habis, jika tangan Tuhan  melawan 

mereka. Amatilah, Israel tidak dipanggil untuk berperang mela-


 550

wan orang Kanaan sampai semua orang perkasa, yaitu para 

prajurit kawakan, yang sudah terbiasa dengan kesusahan, dan 

sudah mempelajari kemahiran berperang dari orang Mesir, telah 

habis binasa dari bangsa itu (ay. 16). Dengan begitu, saat  

Kanaan ditaklukkan oleh pasukan yang baru muncul, yang ter-

latih di padang gurun, maka keunggulan kekuatannya tampak le-

bih jelas berasal dari Tuhan  dan bukan dari manusia. 

III. Peringatan diberikan kepada bangsa Israel untuk tidak meng-

ganggu orang Moab atau orang Amon. Mereka tidak boleh men-

duduki negeri-negeri itu, bahkan tidak boleh mengganggu harta 

miliknya: Janganlah melawan Moab dan janganlah menyerang 

mereka (ay. 9). Meskipun orang Moab berusaha menghancurkan 

orang Israel (Bil. 22:6), namun orang Israel tidak boleh berusaha 

menghancurkan mereka. Jika orang lain merancang kejahatan ke-

pada kita, hal ini tidak boleh membenarkan kita untuk meran-

cang kejahatan kepada mereka. namun  mengapa orang Moab dan 

orang Amon tidak boleh diganggu?  

1. Sebab mereka yaitu  anak-anak Lot (ay. 9, 19), orang benar 

itu, yang menjaga kelurusan hatinya di Sodom. Perhatikanlah, 

anak-anak sering kali bernasib lebih baik di dunia ini sebab  

kesalehan nenek moyang mereka. Meskipun keturunan orang 

benar merosot, namun mereka diberkati dengan hal-hal yang 

baik dari dunia ini.  

2. Sebab negeri yang mereka miliki yaitu  apa yang diberikan 

Tuhan  kepada mereka, dan Ia tidak merancangkannya untuk 

Israel. Bahkan orang-orang fasik berhak atas harta duniawi 

mereka, dan tidak boleh dijahati. Lalang diberi tempat di ladang, 

dan tidak boleh dicabut dari akarnya sampai panen tiba. Tuhan  

memberi  dan mempertahankan berkat-berkat lahiriah ke-

pada orang-orang fasik, untuk menunjukkan bahwa berkat-

berkat lahiriah ini bukanlah hal yang terbaik, dan Ia menyedia-

kan sesuatu yang lebih baik untuk anak-anak-Nya sendiri. 

Sejarah Orang Moab 

(2:24-37)  

24 Bersiaplah kamu, berangkatlah dan seberangilah sungai Arnon. Ketahui-

lah, Aku menyerahkan Sihon, raja Hesybon, orang Amori itu, beserta negeri-

Kitab Ulangan 2:24-37 

 551 

nya ke dalam tanganmu; mulailah menduduki negerinya dan seranglah 

Sihon. 25 Pada hari ini Aku mulai mendatangkan ke atas bangsa-bangsa di 

seluruh kolong langit keseganan dan ketakutan terhadap kamu, sehingga 

mereka menggigil dan gemetar sebab  engkau, jika  mereka mendengar 

tentang kamu.” 26 “lalu  aku menyuruh utusan dari padang gurun 

Kedemot kepada Sihon, raja Hesybon, menyampaikan pesan perdamaian, 

bunyinya: 27 Izinkanlah aku berjalan melalui negerimu. Aku akan tetap ber-

jalan mengikuti jalan raya, dengan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri. 

28 JuTuhan  makanan kepadaku dengan bayaran uang, supaya aku dapat 

makan, dan berikanlah air kepadaku ganti uang, supaya aku dapat minum; 

hanya izinkanlah aku lewat dengan berjalan kaki – 29 seperti yang diperbuat 

kepadaku oleh bani Esau yang diam di Seir dan oleh orang Moab yang diam 

di Ar – sampai aku menyeberangi sungai Yordan pergi ke negeri yang diberi-

kan kepada kami oleh TUHAN, Tuhan  kami. 30 namun  Sihon, raja Hesybon, 

tidak mau memberi kita berjalan melalui daerahnya, sebab TUHAN, Tuhan mu, 

membuat dia keras kepala dan tegar hati, dengan maksud menyerahkan dia 

ke dalam tanganmu, seperti yang terjadi sekarang ini. 31 Lalu TUHAN berfir-

man kepadaku: Ketahuilah, Aku mulai menyerahkan Sihon dan negerinya 

kepadamu. Mulailah menduduki negerinya supaya menjadi milikmu. 32 Kemu-

dian Sihon dan seluruh tentaranya maju mendatangi kita, untuk berperang 

dekat Yahas, 33 namun  TUHAN, Tuhan  kita, menyerahkan dia kepada kita, se-

hingga kita mengalahkan dia dengan anak-anaknya dan seluruh tentaranya. 

34 Pada waktu itu kita merebut segala kotanya dan menumpas penduduk 

setiap kota: laki-laki dan perempuan serta anak-anak. Tidak ada seorang pun 

yang kita biarkan terluput; 35 hanya hewan kita rampas bagi kita sendiri, 

seperti juga jarahan dari kota-kota yang telah kita rebut. 36 Mulai dari Aroër, 

di tepi sungai Arnon, dan kota di lembah itu, sampai Gilead tidak ada kota 

yang bentengnya terlalu kuat bagi kita; sebab TUHAN, Tuhan  kita, menyerah-

kan semuanya kepada kita. 37 Hanya negeri bani Amon tidak engkau dekati, 

baik sungai Yabok sepanjang tepinya maupun kota-kota di pegunungan, 

tepat seperti yang dilarang TUHAN, Tuhan  kita.” 

Tuhan  sudah menguji umat-Nya untuk menyangkal diri, dengan mela-

rang mereka mengganggu orang Moab dan orang Amon. Mereka ber-

hasil melewati negeri-negeri yang kaya itu dengan tenang, walaupun 

jumlah mereka jauh lebih banyak. Mereka tidak mengadakan serang-

an apa pun terhadap bangsa-bangsa itu. Oleh sebab itu, di sini Tuhan  

membalas ketaatan mereka dengan memberi  negeri Sihon, raja 

orang Amori, sebagai milik mereka. Jika kita menahan diri dari apa 

yang dilarang Tuhan , maka kita akan menerima apa yang Dia janjikan. 

Kita tidak akan merugi pada akhirnya sebab  ketaatan kita, meski-

pun pada saat ini bisa saja itu tampak merugikan kita. Jangan ber-

buat jahat kepada orang lain, maka Tuhan  akan membenarkan engkau. 

I.   Tuhan  memberi mereka perintah untuk merebut negeri Sihon raja 

Hesybon (ay. 24-25). Inilah cara Tuhan  pada waktu itu untuk 

menumbangkan kerajaan-kerajaan, namun  pada masa kini izin-izin 

khusus seperti itu tidak dapat diharapkan ataupun diaku-akui 


 552

begitu saja sebagai alasan untuk menyerang negeri lain. Dalam 

perintah ini amatilah,  

1. Walaupun Tuhan  meyakinkan mereka bahwa negeri itu akan 

menjadi milik mereka, namun mereka harus bangkit bergerak 

sendiri, dan bertempur melawan musuh. Apa yang diberikan 

Tuhan  haruslah berusaha kita dapatkan.  

2. Tuhan  berjanji bahwa saat  mereka berperang, Ia akan ber-

perang untuk mereka. Mulailah menduduki negerinya, dan Aku 

akan mulai mendatangkan ketakutan terhadap kamu ke atas 

mereka. Tuhan  akan mengecilkan hati musuh, dan dengan demi-

kian menghancurkan mereka. Ia akan mengagungkan Israel, 

dan dengan demikian membuat ngeri semua orang yang dipe-

rangi mereka atas perintah Tuhan . Lihat Keluaran 15:14. 

II.  Musa mengirimkan pesan perdamaian kepada Sihon, dan hanya 

memohon supaya boleh melewati negerinya. Ia berjanji untuk 

tidak mengganggu negerinya, namun  justru akan menguntungkan 

negerinya dengan perdagangan, sebab  orang Israel yang akan 

membeli dari mereka sangat besar jumlahnya (ay. 26-29). Dengan 

memohon seperti ini Musa bukannya tidak menaati Tuhan , yang 

meminta dia untuk bertempur melawan Sihon dan tidak perlu 

bertindak bertele-tele dengan Sihon. namun  tak diragukan lagi 

bahwa oleh pimpinan ilahilah ia melakukannya, supaya Sihon 

tidak perlu diampuni, meskipun Tuhan  mengeraskan hatinya. Hal 

ini dapat menggambarkan cara Tuhan  berhadapan dengan orang-

orang yang kepada mereka Ia memberi  Injil-Nya, namun  tidak 

memberi  anugerah kepada mereka untuk mempercayainya. 

III. Sihon memulai peperangan itu (ay. 32), sebab Tuhan  telah mem-

buat dia tegar hati, dan telah menyembunyikan dari matanya apa 

yang perlu untuk damai sejahteranya (ay. 30), supaya Ia dapat 

menyerahkannya ke tangan Israel. Orang-orang yang mengganggu 

umat Tuhan , mereka itu mencari penyakit sendiri. Dan ada kalanya 

Tuhan  menghancurkan musuh-musuh-Nya melalui ketetapan-kete-

tapan hati mereka sendiri. Lihat Mikha 4:11-13 dan Wahyu 16:14. 

Kitab Ulangan 2:24-37 

 553 

IV. Israel berkemenangan.  

1. Mereka menumpas semua orang Amori dengan pedang, laki-

laki, perempuan, dan anak-anak (ay. 33-34). Hal ini mereka 

lakukan sebagai para pelaksana murka Tuhan . Sekarang ukur-

an kedurjanaan orang Amori sudah penuh (Kej. 15:16), dan 

semakin lama penuhnya, semakin pedih perhitungannya pada 

akhirnya. Ini yaitu  salah satu bangsa yang dipersembahkan 

bagi Israel. Mereka mati, bukan sebagai musuh-musuh Israel, 

melainkan sebagai korban-korban untuk keadilan ilahi. Dalam 

mempersembahkan korban-korban itu, Israel dipakai sebagai 

imamat yang rajani. Perkara ini merupakan suatu hal yang 

luar biasa, dan sebab  itu tidak boleh dijadikan alasan untuk 

melancarkan serangan militer terhadap bangsa lain, yang bia-

sanya dilakukan tanpa mengenal ampun. Penghakiman yang 

tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak 

berbelas kasihan. 

2. Mereka menduduki semua yang dimiliki orang Amori, kota-

kota mereka (ay. 34), barang-barang mereka (ay. 35), dan ta-

nah mereka (ay. 36). Kekayaan orang berdosa disimpan untuk 

orang benar. Betapa Israel sekarang memasuki dunia yang 

baru! Sebagian besar dari mereka lahir, dan selama ini hidup, 

di padang gurun yang luas dan ganas, di mana mereka tidak 

tahu apa itu ladang atau kota. Mereka tidak memiliki  ru-

mah untuk tinggal, dan tidak menabur ataupun menuai. Seka-

rang mereka tiba-tiba menjadi penguasa atas negeri yang 

dibangun dengan begitu baik, dan dikelola dengan begitu baik. 

Hal ini membayar kerugian atas penantian mereka yang lama, 

dan sekalipun begitu ini barulah tanda dari hal-hal yang jauh 

lebih besar lagi. Akan ada sukacita besar yang dialami oleh 

jiwa-jiwa yang kudus, saat  mereka keluar dari padang gurun 

dunia ini ke dalam tanah air yang lebih baik, yaitu tanah air 

sorgawi, ke kota yang memiliki  dasar.  

  

 

 

 

 

 

 

PASAL  3  

Musa, dalam pasal ini, mengisahkan tentang, 

I. Penaklukan atas Og, raja Basan, dan perampasan negerinya 

(ay. 1-11). 

II. Pembagian wilayah-wilayah yang baru ditaklukkan ini ke-

pada dua setengah suku (ay. 12-17), dengan beberapa  syarat 

dan batasan tertentu (ay. 18-20). 

III. Semangat yang diberikan kepada Yosua untuk melanjutkan 

perang yang telah diawali dengan begitu gilang-gemilang (ay. 

21-22). 

IV. Permohonan Musa untuk menyeberang ke tanah Kanaan (ay. 

23-25), dan ditolaknya permohonan itu, namun  dikabulkannya 

hal yang sepadan dengan itu (ay. 26, dst.) 

Raja Sihon dan Raja Og Ditundukkan 

(3:1-11) 

1 “lalu  beloklah kita dan maju ke arah Basan. Dan Og, raja Basan, dengan 

seluruh tentaranya maju mendatangi kita, untuk berperang di Edrei. 2 namun  

TUHAN berfirman kepadaku: Janganlah takut kepadanya, sebab Aku menye-

rahkan dia ke dalam tanganmu beserta seluruh tentaranya dan negerinya, 

dan perlakukanlah dia seperti yang kaulakukan terhadap Sihon, raja orang 

Amori, yang diam di Hesybon. 3 Dan TUHAN, Tuhan  kita, menyerahkan juga 

Og, raja Basan, beserta seluruh tentaranya ke dalam tangan kita dan kita 

mengalahkan dia, sehingga tidak seorang pun luput. 4 Pada waktu itu kita 

merebut segala kotanya; tidak ada kota yang tidak kita rampas dari pada 

mereka: enam puluh kota, seluruh wilayah Argob, kerajaan Og di Ba-

san. 5 Semuanya itu yaitu  kota berkubu, dengan tembok yang tinggi-tinggi, 

dengan pintu-pintu gerbang dan palang-palangnya; lain dari pada itu sangat 

banyak kota yang tidak berkubu. 6 Kita menumpas seluruh penduduknya, 

seperti yang kita lakukan terhadap Sihon, raja Hesybon, dengan menum-

pas penduduk setiap kota: laki-laki, perempuan dan anak-anak. 7 namun  

segala hewan dan jarahan dari kota-kota itu kita rampas bagi kita sen-

diri. 8 Jadi pada waktu itu dari tangan kedua raja orang Amori itu kita me-


 556

rampas negeri yang di seberang sungai Yordan, mulai dari sungai Arnon sam-

pai gunung Hermon 9 – orang Sidon menyebut Hermon itu Siryon dan orang 

Amori menyebutnya Senir –, 10 segala kota di dataran tinggi, seluruh Gilead 

dan seluruh Basan sampai Salkha dan Edrei, kota-kota kerajaan Og di 

Basan. 11 Hanya Og, raja Basan, yang tinggal hidup dari sisa-sisa orang 

Refaim. sebetulnya , ranjangnya yaitu  ranjang dari besi; bukankah itu 

masih ada di kota Raba bani Amon? Sembilan hasta panjangnya dan empat 

hasta lebarnya, menurut hasta biasa.” 

Kita mendapati di sini sebuah negeri lain yang gagah berani,  yang 

diserahkan ke dalam tangan Israel, yaitu  negeri Basan. Penaklukan 

atas Sihon kerap disebut bersama-sama dengan penaklukan atas Og, 

dalam pujian kepada Tuhan , terlebih lagi sebab  dalam penaklukan 

keduanyalah kemenangan-kemenangan Israel dimulai (Mzm. 135:11, 

136:19-20). Lihatlah, 

I. Bagaimana mereka mengalahkan Og, seorang raja yang sangat 

menakutkan. 

1. Og yaitu  seorang raja yang sangat perkasa, sebab  ia me-

rupakan keturunan orang Refaim, yaitu  para raksasa, yang 

masih tersisa (ay. 11). Kekuatan raganya begitu luar biasa, 

dan tugu peringatan akan kekuatannya itu diabadikan oleh 

orang Amon dalam bentuk ranjangnya, yang dipamerkan se-

bagai barang langka di kota utama mereka. Kita dapat mengi-

ra-ngira bobot tubuhnya melalui bahan pembuat ranjangnya, 

yaitu  besi, seolah-olah ranjang kayu terlalu rapuh baginya 

untuk ia yakini dapat menyangga tubuhnya. Kita juga dapat 

mengira-ngira tinggi badannya melalui ukuran ranjangnya, 

yang panjangnya sembilan hasta dan lebarnya empat hasta. 

Atau, dengan menganggap satu hasta hanya sama dengan 

empat puluh lima sentimeter, dan beberapa cendekiawan su-

dah membuatnya tampak sedikit lebih panjang dibandingkan  itu, 

ranjang itu panjangnya empat meter dan lebarnya hampir dua 

meter. Dan jika kita menganggap bahwa ranjangnya dua hasta 

lebih panjang dibandingkan  badannya, dan sebanyak itu sajalah 

yang bisa kita perkirakan, maka tinggi raja Og yaitu  tiga 

meter, dua kali lipat tinggi manusia biasa, dan dengan pera-

wakan yang selaras dalam segala hal, namun demikian orang 

Israel mengalahkannya (ay. 3). Perhatikanlah, saat  Tuhan  

membela perkara umat-Nya, Ia dapat menangani para raksasa 

seperti layaknya belalang. Tak ada kekuatan manusia yang 

Kitab Ulangan 3:1-11 

 557 

dapat melindungi dirinya melawan Yang Mahakuasa. Pasukan 

Raja Og sangatlah tangguh, sebab  ia mengepalai enam puluh 

kota berkubu, di samping kota-kota lain yang tidak berkubu 

(ay. 5). Namun demikian, semuanya ini tak berarti apa-apa di 

hadapan Israel milik Tuhan , saat  mereka datang dengan 

amanat untuk menumpas Raja Og. 

2. Raja Og sangat berani dan nekat. Ia maju mendatangi Israel 

untuk berperang (ay. 1). Sungguh mengherankan bahwa ia 

tidak mengambil pelajaran dari kehancuran Sihon, dan meng-

utus orang untuk meminta syarat-syarat perdamaian. namun  ia 

malah mengandalkan kekuatannya sendiri, dan dengan begitu 

hatinya mengeras bagi kehancurannya sendiri. Perhatikanlah, 

orang-orang yang tidak dibuat insaf oleh penghakiman-peng-

hakiman Tuhan  atas orang lain, namun  malah bersikeras mem-

bangkang melawan sorga, sedang mempercepat penghakiman-

penghakiman yang serupa atas diri mereka sendiri (Yer. 3:8). 

Tuhan  menyuruh Musa untuk tidak takut kepada raja Og (ay. 

2). Kalaupun Musa sendiri begitu kuat imannya hingga tidak 

memerlukan peringatan itu, namun ada kemungkinan bahwa 

umat memerlukannya, dan bagi merekalah jaminan-jaminan 

yang baru ini dimaksudkan, “Aku menyerahkan dia ke dalam 

tanganmu. Aku tidak hanya akan melepaskanmu dari tangan-

nya, supaya ia tidak membinasakanmu, namun  juga akan me-

nyerahkan dia ke dalam tanganmu, supaya engkau membina-

sakannya, dan membuatnya membayar mahal atas upaya 

jahatnya.” Tuhan  menambahkan, perlakukanlah dia seperti yang 

kaulakukan terhadap Sihon. Hal ini menyiratkan bahwa, melalui 

kemenangan yang mereka peroleh sebelumnya, mereka harus 

dikuatkan untuk mempercayai Tuhan  akan kemenangan berikut-

nya, sebab  Dia yaitu  Tuhan , dan tidak berubah. 

II. Bagaimana orang Israel menduduki Basan, suatu negeri yang 

sangat diidam-idamkan. Mereka merebut semua kotanya (ay. 4), 

dan merampas segala jarahan dari kota-kota itu (ay. 7). Mereka 

membuat semua kota itu menjadi milik mereka sendiri (ay. 10). 

Dengan demikian, sekarang seluruh negeri yang subur yang 

terletak di sebelah timur sungai Yordan itu ada dalam genggaman 

mereka, mulai dari sungai Arnon sampai gunung Hermon (ay. 8). 

Ditaklukkan dan didudukinya negeri-negeri ini oleh mereka di-


 558

maksudkan, bukan hanya untuk menguatkan semangat orang 

Israel dalam peperangan merebut tanah Kanaan, melainkan juga 

untuk memberi  kepuasan kepada Musa sebelum kematian-

nya. Oleh sebab  Musa tidak diizinkan hidup untuk menyaksikan 

tuntasnya kemenangan dan pendudukan bangsa Israel, maka 

Tuhan  memberinya contoh seperti itu akan kemenangan dan pen-

dudukan itu. Demikian pula Roh Kudus diberikan kepada orang-

orang percaya sebagai jaminan bagian mereka, sampai mereka 

memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan mere-

ka milik Tuhan . 

Pembagian Negeri-negeri yang Ditaklukkan 

(3:12-20) 

12 “Adapun negeri itu telah kita duduki pada waktu itu; mulai dari Aroer yang 

di tepi sungai Arnon, beserta setengah dari pegunungan Gilead dengan kota-

kotanya aku berikan kepada orang Ruben dan orang Gad; 13 dan yang masih 

tinggal dari Gilead beserta seluruh Basan, kerajaan Og, yaitu  seluruh wila-

yah Argob, aku berikan kepada suku Manasye yang setengah itu. – Seluruh 

Basan ini disebut negeri orang Refaim. – 14 Yair, anak Manasye, mengambil 

seluruh wilayah Argob sampai daerah orang Gesur dan orang Maakha, dan 

menamai daerah itu, yaitu  Basan, menurut namanya sendiri: Hawot-Yair, 

sampai sekarang. 15 Kepada Makhir kuberikan Gilead. 16 Kepada orang Ruben 

dan kepada orang Gad kuberikan sebagian dari Gilead, sebelah sini sampai 

sungai Arnon, yaitu  setengah dari sungai itu dengan daerah pinggirnya, dan 

sebelah sana sampai sungai Yabok, batas daerah bani Amon; 17 selanjutnya 

Araba-Yordan dan sungai Yordan dengan daerah pinggirnya, mulai dari 

Kineret sampai ke Laut Araba, yaitu  Laut Asin di kaki lereng gunung Pisga 

ke arah timur. 18 Pada waktu itu aku memerintahkan kepadamu, demikian: 

TUHAN, Tuhan mu, telah memberi  negeri ini kepadamu untuk dimiliki; 

namun kamu, yaitu  semua orang yang gagah perkasa, harus menyeberang 

dengan bersenjata di depan saudara-saudaramu, orang Israel. 19 Hanya is-

teri dan anak-anakmu serta ternak-ternakmu – aku tahu ada banyak ternak 

padamu – boleh tinggal di kota-kota yang telah kuberikan kepadamu, 20 sampai 

TUHAN mengaruniakan keamanan kepada saudara-saudaramu seperti kepa-

damu, dan merekapun memiliki negeri, yang diberikan TUHAN, Tuhan mu, ke-

pada mereka di seberang sungai Yordan. Sesudah itu bolehlah kamu pulang, 

masing-masing ke tanah miliknya yang telah kuberikan kepadamu.  

Sesudah  menunjukkan bagaimana negeri tempat mereka berada seka-

rang ditaklukkan, Musa dalam ayat-ayat ini memperlihatkan bagai-

mana negeri itu dibagi-bagikan kepada orang Ruben, orang Gad, dan 

setengah suku Manasye, yang kisahnya telah kita dapati sebelumnya 

(Bil. 32). Di sini ada pengulangan dari kisah itu. 

 

Kitab Ulangan 3:12-20 

 559 

1. Musa memerinci wilayah-wilayah tertentu dari negeri itu yang 

dibagikan kepada tiap-tiap suku, terutama pembagian undi untuk 

suku Manasye yang setengah. Jelas terlihat bahwa suku ini di-

pecah ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil. Suku Yusuf dibagi 

menjadi suku Efraim dan suku Manasye. Suku Manasye dibagi 

menjadi setengah yang mendiami sebelah timur sungai Yordan, 

dan setengah yang mendiami sebelah barat sungai Yordan. Suku 

Manasye yang mendiami sebelah timur sungai Yordan dibagi lagi 

menjadi dua kaum besar, yang masing-masing mendapat bagian-

nya sendiri, yaitu  Yair (ay. 14) dan Makhir (ay. 15). Mungkin nu-

buatan Yakub tentang kedudukan suku Manasye yang lebih kecil 

digenapi sekarang dalam pembagian dan pemecahan ini. Perhati-

kan bahwa Basan di sini disebut sebagai negeri orang Refaim (KJV: 

negeri para raksasa), sebab  negeri itu memang dahulu didiami 

oleh para raksasa, namun  Og yaitu  orang terakhir dari mereka. 

Para raksasa ini, tampaknya, telah kehilangan negeri mereka, dan 

dihalau darinya lebih cepat dibandingkan  bangsa-bangsa lain di 

sekitar mereka. Sebab mereka yang tangannya melawan tiap-tiap 

orang, dengan menyombongkan kekuatan dan perawakan mereka, 

pastilah tangan tiap-tiap orang akan melawan mereka. Mereka 

akan mati terbunuh dan turun ke liang kubur, meskipun dulu 

ketakutan terhadap mereka meliputi dunia orang-orang hidup. 

2. Musa menceritakan kembali syarat pengabulan permintaan orang 

Israel yang telah mereka setujui (ay. 18-20). Yaitu bahwa mereka 

harus mengirim satu pasukan yang kuat untuk menyeberangi 

sungai Yordan dan memimpin barisan depan orang Israel dalam 

menaklukkan tanah Kanaan. Pasukan itu tidak boleh kembali 

kepada keluarga mereka, setidak-tidaknya bukan untuk tinggal 

tetap (meskipun selama beberapa waktu mereka boleh kembali ke 

markas-markas musim dingin, pada akhir sebuah serangan), 

sampai mereka melihat saudara-saudara mereka memiliki penuh 

negeri yang menjadi bagiannya masing-masing, seperti halnya 

mereka sekarang memiliki bagian mereka. Mereka dengan ini ha-

rus diajar untuk tidak hanya memperhatikan kepentingan mereka 

sendiri, namun  kepentingan orang lain juga (Flp. 2:4). Tidak sepan-

tasnya seorang Israel hanya memikirkan diri sendiri, dan lebih 

mengutamakan kepentingannya sendiri dibandingkan  kesejahteraan 

warga . jika  kita hidup tenteram, kita harus berkeinginan 

untuk melihat saudara-saudara kita hidup tenteram juga, dan 


 560

harus siap melakukan apa yang dapat kita lakukan untuk mewu-

judkannya. Sebab kita tidak terlahir untuk diri kita sendiri, namun  

merupakan anggota satu dengan yang lain. Seorang insan yang 

baik tidak dapat banyak bersukacita atas ketenteraman keluarga-

nya, kecuali bersamaan dengan itu ia turut melihat damai sejahte-

ra atas Israel (Mzm. 128:6). 

Yosua Ditunjuk sebagai Penerus Musa 

(3:21-29) 

21 Dan kepada Yosua kuperintahkan pada waktu itu, demikian: Matamu sen-

dirilah yang melihat segala yang dilakukan TUHAN, Tuhan mu, terhadap kedua 

raja itu. Demikianlah akan dilakukan TUHAN terhadap segala kerajaan, ke 

mana engkau pergi. 22 Janganlah takut kepada mereka, sebab TUHAN, Tuhan -

mu, Dialah yang berperang untukmu.” 23 “Juga pada waktu itu aku mohon kasih 

karunia dari pada TUHAN, demikian: 24 Ya, Tuhan Tuhan , Engkau telah 

mulai memperlihatkan kepada hamba-Mu ini kebesaran-Mu dan tangan-Mu 

yang kuat; sebab Tuhan  manakah di langit dan di bumi, yang dapat melaku-

kan perbuatan perkasa seperti Engkau? 25 Biarlah aku menyeberang dan me-

lihat negeri yang baik yang di seberang sungai Yordan, tanah pegunungan 

yang baik itu, dan gunung Libanon. 26 namun  TUHAN murka terhadap aku 

oleh sebab  kamu dan tidaklah mendengarkan permohonanku. TUHAN ber-

firman kepadaku: Cukup! Jangan lagi bicarakan perkara itu dengan 

Aku. 27 Naiklah ke puncak gunung Pisga dan layangkanlah pandangmu ke 

barat, ke utara, ke selatan dan ke timur dan lihatlah baik-baik, sebab sungai 

Yordan ini tidak akan kauseberangi. 28 Dan berilah perintah kepada Yosua, 

kuatkan dan teguhkanlah hatinya, sebab dialah yang akan menyeberang di 

depan bangsa ini dan dialah yang akan memimpin mereka sampai mereka 

memiliki negeri yang akan kaulihat itu. 29 Demikianlah kita tinggal di lembah di 

tentangan Bet-Peor.” 

Dalam perikop ini kita mendapati, 

I. Semangat yang diberikan Musa kepada Yosua, yang akan mene-

ruskan kepemimpinannya (ay. 21-22). Musa memerintahkan 

Yosua supaya tidak takut. Inilah yang harus dilakukan sebisa 

mungkin oleh orang yang sudah menua dan banyak makan asam 

garam dalam melayani Tuhan  untuk menguatkan mereka yang 

masih muda, dan baru akan menjalani kehidupan beragama. Ada 

dua hal yang diinginkan Musa supaya direnungkan Yosua, untuk 

membesarkan hatinya: 

1. Apa yang telah diperbuat Tuhan . Yosua telah menyaksikan 

kekalahan telak yang diberikan Tuhan  kepada kedua raja ini 

melalui tentara Israel, sehingga Yosua dapat dengan mudah 

menyimpulkan, demikianlah akan dilakukan TUHAN terhadap

Kitab Ulangan 3:21-29 

 561 

 segala kerajaan yang akan kita perangi. Yosua tidak hanya 

harus menyimpulkan dari sini bahwa Tuhan mampu berbuat 

demikian kepada semua kerajaan itu, sebab  tangan-Nya ti-

daklah kurang panjang, namun  juga bahwa Ia akan berbuat de-

mikian, sebab  keputusan-Nya tidaklah berubah. Ia yang telah 

memulai akan menyelesaikan. Adapun Tuhan , pekerjaan-Nya 

sempurna. Yosua telah menyaksikannya dengan matanya sen-

diri. Dan semakin banyak kita menyaksikan karya-karya dari 

hikmat, kuasa, dan kebaikan ilahi, semakin kita tidak punya 

alasan untuk takut terhadap apa yang dapat dilakukan ma-

nusia terhadap kita.  

2. Apa yang telah dijanjikan Tuhan . TUHAN, Tuhan mu, Dialah yang 

berperang untukmu. Dan perkara yang diperjuangkan oleh 

Tuhan semesta alam tidak bisa tidak pasti akan memperoleh 

kemenangan. Jika Tuhan  di pihak kita, siapakah yang akan 

melawan kita? Kita mencela pemimpin kita jika kita mengikuti-

nya dengan gemetar. 

II. Doa yang dipanjatkan Musa bagi dirinya sendiri, dan jawaban 

yang diberikan Tuhan  terhadap doa itu. 

1. Doanya yaitu  bahwa, jika memang Tuhan  berkehendak, ia 

diperbolehkan untuk pergi di hadapan bangsa Israel menyebe-

rangi sungai Yordan menuju tanah Kanaan. Pada saat itu, 

saat  Musa sedang menguatkan Yosua untuk menjalankan 

peperangan Israel, dengan menganggap begitu saja bahwa 

Yosua harus menjadi pemimpin mereka, Musa tersentuh oleh 

suatu keinginan yang mendalam untuk pergi juga ke tanah 

Kanaan. Musa tidak mengungkapkan keinginannya ini dengan 

keluh kesah yang meluap-luap dan mendesak-desak, atau 

dengan mengungkit-ungkit hukuman yang sedang diterima-

nya, melainkan dalam doa-doa yang penuh kerendahan hati 

kepada Tuhan  agar Ia dengan penuh rahmat berkenan mem-

batalkan hukuman itu. Aku mohon kasih karunia dari pada 

TUHAN. Perhatikanlah, janganlah kita membiarkan adanya 

keinginan dalam hati kita, yang dalam iman tidak dapat kita 

unjukkan kepada Tuhan  melalui doa. Dan hendaklah setiap ke-

inginan kita yang murni, kita persembahkan kepada Tuhan . 

Kita tidak memperoleh apa-apa, sebab  kita tidak berdoa. Cer-

matilah, 


 562

(1) Apa yang diserukan Musa di sini. Ada dua hal: 

[1] Pengalaman besar yang telah dialaminya akan kebaikan 

Tuhan  terhadap dirinya, dalam apa yang sudah dilaku-

kan-Nya bagi Israel: “Engkau telah mulai memperlihat-

kan kepada hamba-Mu ini kebesaran-Mu. Tuhan, sem-

purnakanlah apa yang telah Engkau mulai. Engkau 

telah mengizinkanku menyaksikan kemuliaan-Mu da-

lam penaklukan atas kedua raja ini, dan dengan me-

nyaksikannya, aku dipenuhi dengan kekaguman dan 

puji syukur. Oh, izinkanlah aku menyaksikan lebih ba-

nyak lagi perbuatan-perbuatan Tuhan ku, dan Rajaku! 

Pekerjaan yang besar ini, tidak diragukan lagi, akan di-

lanjutkan dan dituntaskan. Biarlah aku mendapat ke-

puasan untuk menyaksikannya.” Perhatikanlah, semakin 

banyak kita menyaksikan kemuliaan Tuhan  dalam per-

buatan-perbuatan-Nya, semakin banyak lagi perbuatan-

Nya yang ingin kita saksikan. Besar perbuatan-perbuatan 

Tuhan, dan sebab  itu diselidiki lebih dalam dan lebih 

dalam lagi oleh semua orang yang menyukainya. 

[2] Kesan-kesan baik yang ditimbulkan dalam hati Musa 

oleh apa yang telah disaksikannya: Sebab Tuhan  mana-

kah di langit dan di bumi, yang dapat melakukan per-

buatan perkasa seperti Engkau? Semakin kita tersentuh 

oleh apa yang kita saksikan dari Tuhan , dari hikmat, 

kuasa, dan kebaikan-Nya, semakin kita dipersiapkan 

untuk diberi penyingkapan-penyingkapan yang lebih 

jauh. Orang-orang yang akan melihat perbuatan-per-

buatan Tuhan  yaitu  mereka yang mengagumi Tuhan  

dalam perbuatan-perbuatan-Nya itu. Musa telah meng-

ungkapkan perasaannya seperti itu tentang Tuhan  dan 

perbuatan-perbuatan-Nya jauh sebelumnya (Kel. 15:11), 

dan ia tetap berpikiran sama, bahwa tidak ada perbuat-

an yang layak dibandingkan dengan perbuatan-perbuat-

an Tuhan  (Mzm. 86:8). 

(2) Apa yang dimohonkan Musa: Biarlah aku menyeberang (ay. 

25). Tuhan  telah berfirman bahwa Musa tidak boleh menye-

berang. Namun demikian, ia tetap berdoa supaya diizinkan 

untuk menyeberang, tanpa mengetahui bahwa ancaman itu 

Kitab Ulangan 3:21-29 

 563 

bersyarat, sebab  ancaman itu tidak diteguhkan dengan 

sumpah, seperti ancaman yang berlaku bagi umat pada 

waktu dulu, bahwa mereka tidak boleh memasuki tanah 

Kanaan. Demikian pula Hizkia berdoa bagi nyawanya, dan 

Daud berdoa bagi nyawa anaknya, Sesudah  keduanya jelas-

jelas terancam. Dan doa Hizkia terkabul, walaupun doa 

Daud tidak. Musa ingat akan saat saat  ia, melalui doa, 

berhasil meyakinkan Tuhan  untuk mencabut kembali per-

nyataan-pernyataan yang telah dibuat-Nya tentang murka-

Nya terhadap Israel (Kel. 32:14). Jadi mengapa ia tidak 

dapat berharap bahwa doanya bagi dirinya sendiri akan 

dikabulkan dengan cara serupa? Biarlah aku menyeberang 

dan melihat negeri yang baik itu. Ia tidak berkata, “Biarlah 

aku menyeberang dan menjadi seorang pemimpin dan 

penguasa di sana.” Ia tidak mencari kehormatan bagi diri-

nya sendiri, dan dengan senang hati menyerahkan tampuk 

kepemimpinan kepada Yosua. namun  ia berkata, “Biarlah 

aku pergi untuk menjadi saksi kebaikan-Mu terhadap 

Israel, untuk menyaksikan apa yang kupercayai mengenai 

kebaikan Tanah Perjanjian.” Betapa dengan hati yang sedih 

Musa berbicara tentang Kanaan, negeri yang baik itu, 

tanah pegunungan yang baik itu! Perhatikanlah, orang-

orang yang dapat berharap akan memperoleh dan menik-

mati perkenanan-perkenanan Tuhan  yaitu  mereka yang 

tahu bagaimana menghargai perkenanan-perkenanan-Nya 

itu. Yang dimaksud oleh Musa dengan tanah pegunungan 

yang baik itu dapat kita pelajari dari Kitab Mazmur 78:54, 

yang di dalamnya dikatakan tentang Israel milik Tuhan  bah-

wa Tuhan  membawa mereka ke tanah-Nya yang kudus, 

yaitu  pegunungan ini, yang diperoleh tangan kanan-Nya. Ini 

harus dipahami dengan jelas sebagai seluruh negeri Ka-

naan, namun dengan pandangan yang tertuju pada tempat 

kudus, yang menjadi kemuliaan negeri itu. 

2. Jawaban Tuhan  atas doa ini mengandung belas kasihan yang 

bercampur dengan penghakiman, agar Musa dapat bernyanyi 

tentang kedua-duanya bagi Tuhan . 

(1) Ada penghakiman dalam penolakan Tuhan  terhadap permo-

honan Musa, dan ada pula sedikit murka: TUHAN murka 


 564

terhadap aku oleh sebab  kamu (ay. 26). Tuhan  tidak hanya 

melihat dosa dalam diri umat-Nya, namun  juga sangat mur-

ka sebab nya. Bahkan orang-orang yang diselamatkan dari 

murka yang akan datang bisa saja terbaring di bawah 

tanda-tanda murka Tuhan  di dunia ini, dan tidak mendapat 

suatu perkenanan tertentu yang amat didambakan hati 

mereka. Tuhan  yaitu  Bapa yang penuh rahmat, lembut dan 

penyayang. namun  Ia marah kepada anak-anak-Nya jika  

mereka berbuat salah, dan menolak memberi mereka ba-

nyak hal yang mereka inginkan yang siap mereka mohon-

kan dengan merengek-rengek. namun  bagaimana Ia murka 

kepada Musa oleh sebab  Israel? Bisa jadi, 

[1] sebab  dosa yang diperbuatnya itu, saat  bangsa Israel 

memahitkan hatinya. Lihat Mazmur 106:32-33. Atau, 

[2] Dipanggilnya Musa untuk berpulang pada waktu itu, 

saat  ia bisa saja dihindarkan dari kematian, merupa-

kan teguran kepada seluruh Israel, dan hukuman atas 

dosa mereka. Atau, 

[3] Tuhan  murka kepada Musa oleh sebab  mereka, agar 

menjadi peringatan bagi mereka untuk berjaga-jaga 

supaya tidak menyulut murka Tuhan  melalui berbagai 

ucapan yang penuh amarah dan ketidakpercayaan yang 

diucapkan saat -waktu, serupa dengan pelanggaran 

Musa. Sebab, jikalau orang berbuat demikian dengan 

kayu hidup, apakah yang akan terjadi dengan kayu 

kering? Musa mengakui bahwa Tuhan  tidak akan men-

dengarkannya. Tuhan  sudah sering kali mendengarkan 

Musa demi Israel, namun demikian Ia tidak mau men-

dengarkan Musa demi dirinya sendiri. yaitu  hak isti-

mewa Kristus, Sang Pengantara Agung, untuk selalu di-

dengar Tuhan . Meskipun demikian, mengenai diri-Nya 

musuh-musuh-Nya berkata, orang lain Ia selamatkan, 

namun  diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan. Orang 

Yahudi tidak akan mencela Kristus dengan perkataan 

ini andai saja mereka ingat bahwa Musa, nabi besar 

mereka, berhasil memperjuangkan orang lain, namun  

tidak dirinya sendiri. Meskipun Musa, yang merupakan 

salah satu keturunan Yakub yang bergulat dengan 

Tuhan , tidak mencari dengan sia-sia, namun ia tidak 

Kitab Ulangan 3:21-29 

 565 

mendapatkan apa yang dicarinya. Tuhan  bisa saja mene-

rima doa-doa kita, namun tidak mengabulkan hal ter-

tentu yang justru kita minta. 

(2) Di sini kita mendapati belas kasihan yang bercampur de-

ngan murka ini dalam beberapa  hal:  

[1] Tuhan  menenangkan jiwa Musa dengan satu ketetapan 

yang keluar melalui perkataan ini (ay. 26), Cukup! 

Dengan kata ini, tidak diragukan lagi, suatu kuasa ilahi 

bergerak untuk mendamaikan Musa dengan kehendak 

Tuhan , dan membuatnya menerima kehendak itu. Kalau-

pun Tuhan  tidak memberi kita apa yang kita inginkan 

melalui penyelenggaraan-Nya, namun, jika melalui anu-

gerah-Nya Ia membuat kita merasa cukup tanpanya, 

maka itu sama baiknya. “Cukuplah bagimu memiliki  

Tuhan  sebagai Bapamu, dan sorga sebagai bagianmu, 

meskipun engkau tidak memiliki segala sesuatu yang 

engkau inginkan di dunia ini. Puaslah dengan hal ini, 

bahwa Tuhan  itu maha mencukupi.”  

[2] Tuhan  memberi  penghormatan atas doa Musa dengan 

mengarahkannya untuk tidak bersikeras dengan per-

mohonan ini: Jangan lagi bicarakan perkara itu dengan 

Aku. Ini menyiratkan bahwa apa yang dipandang Tuhan  

tidak layak untuk dikabulkan, janganlah kita pandang 

layak untuk dimohonkan. Dan bahwa Tuhan  begitu se-

nang dengan doa orang benar, sehingga Ia sama sekali 

tidak senang, dalam hal apa pun, untuk tidak menga-

bulkannya. 

[3] Tuhan  berjanji kepada Musa bahwa ia akan melihat pe-

mandangan tanah Kanaan dari puncak gunung Pisga 

(ay. 27). Meskipun Musa tidak boleh memiliki tanah 

Kanaan, ia diperbolehkan untuk melihat pemandangan-

nya. Hal ini bukan untuk membuat Musa merasa ter-

giur, namun  memandang tanah Kanaan seperti itu akan 

memberinya kepuasan yang sejati, dan akan memam-

pukannya membentuk gagasan yang sangat jelas dan 

menyenangkan tentang tanah perjanjian itu. Mungkin 

pandangan Musa tidak hanya dipelihara untuk tujuan-

tujuan lain, namun  juga sangat diperluas untuk tujuan 


 566

ini. Sebab, seandainya Musa tidak memandang tanah 

Kanaan sebagaimana orang lain tidak dapat meman-

dangnya dari tempat yang sama, maka itu bukanlah 

suatu perkenanan khusus bagi Musa, bukan pula 

sesuatu yang layak dijanjikan. Bahkan orang-orang per-

caya yang terkemuka sekalipun, dalam kehidupan yang 

sekarang ini, hanya dapat melihat sorga dari jauh. 

[4] Tuhan  menyediakan seorang penerus bagi Musa, sese-

orang yang akan menjunjung kehormatan Musa dan 

melanjutkan serta menuntaskan pekerjaan mulia yang 

begitu menjadi perhatian Musa, yaitu  membawa orang 

Israel ke tanah Kanaan, dan membuat mereka ber-

mukim di sana (ay. 28): Berilah perintah kepada Yosua, 

kuatkan dan teguhkanlah hatinya dalam pekerjaan ini. 

Orang-orang yang diberi perintah oleh Tuhan , pasti akan 

dikuatkan dan diteguhkan-Nya. Dan menjadi penghibur-

an bagi sahabat-sahabat jemaat, saat  mereka sedang 

sekarat dan menghadapi ajal, untuk melihat pekerjaan 

Tuhan  akan dilanjutkan oleh tangan-tangan lain, saat  

mereka sudah membisu di dalam debu.  

 

 

 

PASAL  4  

Dalam pasal ini kita mendapati, 

I. Nasihat yang disampaikan dengan penuh kesungguhan dan 

permohonan untuk taat, baik dalam perkara-perkara umum 

maupun beberapa perkara khusus. Nasihat itu didukung 

oleh berbagai macam anjuran yang sangat mendesak, yang 

diulang berkali-kali, dan dipaparkan di hadapan bangsa 

Israel dengan cara yang teramat menggugah hati dan penuh 

kasih yang dapat dibayangkan (ay. 1-40). 

II. Ditetapkannya kota-kota perlindungan di seberang sungai 

Yordan (ay. 41-43). 

III. Gambaran khusus mengenai tempat di mana Musa menyam-

paikan pengulangan hukum Taurat berikut ini (ay. 44, dst.). 

Nasihat dan Anjuran 

(4:1-40) 

1 “Maka sekarang, hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang 

kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki 

serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Tuhan  nenek 

moyangmu. 2 Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepada-

mu dan janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu berpegang 

pada perintah TUHAN, Tuhan mu, yang kusampaikan kepadamu. 3 Matamu 

sendiri telah melihat apa yang diperbuat TUHAN mengenai Baal-Peor, sebab 

TUHAN, Tuhan mu, telah memunahkan dari tengah-tengahmu semua orang 

yang mengikuti Baal-Peor, 4 sedang  kamu sekalian yang berpaut pada 

TUHAN, Tuhan mu, masih hidup pada hari ini. 5 Ingatlah, aku telah mengajar-

kan ketetapan dan peraturan kepadamu, seperti yang diperintahkan kepada-

ku oleh TUHAN, Tuhan ku, supaya kamu melakukan yang demikian di dalam 

negeri, yang akan kamu masuki untuk mendudukinya. 6 Lakukanlah itu de-

ngan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaanmu dan akal budi-

mu di mata bangsa-bangsa yang pada waktu mendengar segala ketetapan ini 

akan berkata: Memang bangsa yang besar ini yaitu  umat yang bijaksana 

dan berakal budi. 7 Sebab bangsa besar manakah yang memiliki  Tuhan  


 568

yang demikian dekat kepadanya seperti TUHAN, Tuhan  kita, setiap kali kita 

memanggil kepada-Nya? 8 Dan bangsa besar manakah yang memiliki  kete-

tapan dan peraturan demikian adil seperti seluruh hukum ini, yang kuben-

tangkan kepadamu pada hari ini? 9 namun  waspyaitu  dan berhati-hatilah, 

supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri 

itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidup-

mu. Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semua-

nya itu, 10 yaitu  hari itu saat  engkau berdiri di hadapan TUHAN, Tuhan mu, 

di Horeb, waktu TUHAN berfirman kepadaku: Suruhlah bangsa itu berkum-

pul kepada-Ku, maka Aku akan memberi mereka mendengar segala perkata-

an-Ku, sehingga mereka takut kepada-Ku selama mereka hidup di muka 

bumi dan mengajarkan demikian kepada anak-anak mereka. 11 Lalu kamu 

mendekat dan berdiri di kaki gunung itu, sedang gunung itu menyala sampai 

ke pusar langit dalam gelap gulita, awan dan kegelapan. 12 Lalu berfirmanlah 

TUHAN kepadamu dari tengah-tengah api; suara kata-kata kamu dengar, 

namun  suatu rupa tidak kamu lihat, hanya ada suara. 13 Dan Ia memberitahu-

kan kepadamu perjanjian, yang diperintahkan-Nya kepadamu untuk dilaku-

kan, yaitu  Kesepuluh Firman dan Ia menuliskannya pada dua loh batu.  

14 Dan pada waktu itu aku diperintahkan TUHAN untuk mengajarkan kepa-

damu ketetapan dan peraturan, supaya kamu melakukannya di negeri, ke 

mana kamu pergi untuk mendudukinya. 15 Hati-hatilah sekali –sebab kamu 

tidak melihat sesuatu rupa pada hari TUHAN berfirman kepadamu di Horeb 

dari tengah-tengah api – 16 supaya jangan kamu berlaku busuk dengan mem-

buat bagimu patung yang menyerupai berhala apapun: yang berbentuk laki-

laki atau perempuan; 17 yang berbentuk binatang yang di bumi, atau berben-

tuk burung bersayap yang terbang di udara, 18 atau berbentuk binatang yang 

merayap di muka bumi, atau berbentuk ikan yang ada di dalam air di bawah 

bumi; 19 dan juga supaya jangan engkau mengarahkan matamu ke langit, se-

hingga jika  engkau melihat matahari, bulan dan bintang, segenap tentara 

langit, engkau disesatkan untuk sujud menyembah dan beribadah kepada 

sekaliannya itu, yang justru diberikan TUHAN, Tuhan mu, kepada segala 

bangsa di seluruh kolong langit sebagai bagian mereka, 20 sedang  TUHAN 

telah mengambil kamu dan membawa kamu keluar dari dapur peleburan 

besi, dari Mesir, untuk menjadi umat milik-Nya sendiri, seperti yang terjadi 

sekarang ini. 21 namun  TUHAN menjadi murka terhadap aku oleh sebab  

kamu, dan Ia bersumpah, bahwa aku tidak akan menyeberangi sungai 

Yordan dan tidak akan masuk ke dalam negeri yang baik, yang diberikan 

TUHAN, Tuhan mu, kepadamu menjadi milik pusakamu. 22 Sebab aku akan 

mati di negeri ini dan tidak akan menyeberangi sungai Yordan, namun  kamu 

akan menyeberanginya dan menduduki negeri yang baik itu. 23 Hati-hatilah, 

supaya jangan kamu melupakan perjanjian TUHAN, Tuhan mu, yang telah 

diikat-Nya dengan kamu dan membuat bagimu patung yang menyerupai apa-

pun yang oleh TUHAN, Tuhan mu, dilarang kauperbuat. 24 Sebab TUHAN, 

Tuhan mu, yaitu  api yang menghanguskan, Tuhan  yang cemburu. 25 jika  

kamu beranak cucu dan kamu telah tua di negeri itu lalu kamu berlaku 

busuk dengan membuat patung yang menyerupai apapun juga, dan melaku-

kan apa yang jahat di mata TUHAN, Tuhan mu, sehingga kamu menimbulkan 

sakit hati-Nya, 26 maka aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi ter-

hadap kamu pada hari ini, bahwa pastilah kamu habis binasa dengan segera 

dari negeri ke mana kamu menyeberangi sungai Yordan untuk menduduki-

nya; tidak akan lanjut umurmu di sana, namun  pastilah kamu punah.  

27 TUHAN akan menyerakkan kamu di antara bangsa-bangsa dan hanya 

dengan jumlah yang sedikit kamu akan tinggal di antara bangsa-bangsa, ke 

mana TUHAN akan menyingkirkan kamu. 28 Maka di sana kamu akan ber-

ibadah kepada Tuhan , buatan tangan manusia, dari kayu dan batu, yang tidak 

dapat melihat, tidak dapat mendengar, tidak dapat makan dan tidak dapat 

Kitab Ulangan 4:1-40 

 569 

mencium. 29 Dan baru di sana engkau mencari TUHAN, Tuhan mu, dan mene-

mukan-Nya, asal engkau menanyakan Dia dengan segenap hatimu dan 

dengan segenap jiwamu. 30 jika  engkau dalam keadaan terdesak dan se-

gala hal ini menimpa engkau di lalu  hari, maka engkau akan kembali 

kepada TUHAN, Tuhan mu, dan mendengarkan suara-Nya. 31 Sebab TUHAN, 

Tuhan mu, yaitu  Tuhan  Penyayang, Ia tidak akan meninggalkan atau memus-

nahkan engkau dan Ia tidak akan melupakan perjanjian yang diikrarkan-Nya 

dengan sumpah kepada nenek moyangmu. 32 Sebab cobalah tanyakan, dari 

ujung langit ke ujung langit, tentang zaman dahulu, yang ada sebelum 

engkau, sejak waktu Tuhan  menciptakan manusia di atas bumi, apakah ada 

pernah terjadi sesuatu hal yang demikian besar atau apakah ada pernah 

terdengar sesuatu seperti itu. 33 Pernahkah suatu bangsa mendengar suara 

ilahi, yang berbicara dari tengah-tengah api, seperti yang kaudengar dan 

tetap hidup? 34 Atau pernahkah suatu Tuhan  mencoba datang untuk meng-

ambil baginya suatu bangsa dari tengah-tengah bangsa yang lain, dengan 

cobaan-cobaan, tanda-tanda serta mujizat-mujizat dan peperangan, dengan 

tangan yang kuat dan lengan yang teracung dan dengan kedahsyatan-

kedahsyatan yang besar, seperti yang dilakukan TUHAN, Tuhan mu, bagimu di 

Mesir, di depan matamu? 35 Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, 

bahwa Tuhanlah Tuhan , tidak ada yang lain kecuali Dia. 36 Dari langit Ia mem-

biarkan engkau mendengar suara-Nya untuk mengajari engkau, di bumi Ia 

membiarkan engkau melihat api-Nya yang besar, dan segala perkataan-Nya 

kaudengar dari tengah-tengah api. 37 sebab  Ia mengasihi nenek moyangmu 

dan memilih keturunan mereka, maka Ia sendiri telah membawa engkau ke-

luar dari Mesir dengan kekuatan-Nya yang besar, 38 untuk menghalau dari 

hadapanmu bangsa-bangsa yang lebih besar dan lebih kuat dari padamu, 

untuk membawa engkau masuk ke dalam negeri mereka dan memberi nya 

kepadamu menjadi milik pusakamu, seperti yang terjadi sekarang ini. 39 

Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa Tuhanlah Tuhan  

yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain. 40 Ber-

peganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu 

pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang ke-

mudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, 

Tuhan mu, kepadamu untuk selamanya. 

Khotbah yang teramat hidup dan berbobot ini begitu menyeluruh, 

dan bagian-bagian tertentu yang terdapat di dalamnya begitu sering 

diulangi, sehingga kita harus mengambil keseluruhannya saat  

menguraikannya, dan berupaya untuk mengintisarikannya ke dalam 

butir-butir yang sesuai, sebab  kita tidak dapat membaginya ke 

dalam beberapa alinea. 

I. Secara garis besar, khotbah ini merupakan pembelajaran dan 

penerapan dari sejarah yang telah dilalui bangsa Israel sebelum-

nya. Khotbah ini dibuka dengan kesimpulan dari sejarah itu: 

Maka sekarang, hai orang Israel, dengarlah (ay. 1). Pembelajaran 

seperti ini haruslah kita ambil saat  melihat kembali penyeleng-

garaan Tuhan  terhadap kita, dan olehnya kita harus tergerak dan 

terdorong untuk mengerjakan kewajiban dan berlaku taat. Seja-


 570

rah tentang tahun-tahun pada zaman purbakala haruslah kita 

manfaatkan dengan cara serupa. 

II. Maksud dan tujuan khotbah Musa yaitu  untuk meyakinkan 

orang Israel agar tetap dekat dengan Tuhan  dan melayani-Nya, dan 

tidak meninggalkan Dia demi Tuhan  lain, tidak pula dalam hal apa 

pun menolak melakukan kewajiban mereka kepada-Nya. Seka-

rang cermatilah apa yang dikatakan Musa kepada mereka, dengan 

kefasihan berbicara yang banyak menekankan perkara-perkara 

ilahi, baik dengan cara memberi  nasihat maupun petunjuk, 

dan juga dorongan maupun alasan untuk menguatkan nasihat-

nasihatnya.  

1. Lihatlah di sini bagaimana Musa menyuruh dan memerintah 

mereka, dan menunjukkan kepada mereka apa yang baik, dan 

apa yang dituntut Tuhan dari pada mereka. 

(1) Musa menuntut agar mereka dengan tekun memperhatikan 

firman Tuhan , dan ketetapan serta peraturan yang diajarkan 

kepada mereka: Hai orang Israel, dengarlah. Yang dimak-

sud oleh Musa yaitu , bukan hanya bahwa mereka harus 

mendengarkannya sekarang, melainkan juga bahwa setiap 

kali kitab Taurat dibacakan kepada mereka, atau dibaca 

oleh mereka, mereka harus menyimaknya baik-baik. “De-

ngarkanlah ketetapan-ketetapan ini, sebab  di dalamnya 

terkandung perintah-perintah yang agung dari Tuhan  dan 

hal-hal yang penting menyangkut jiwamu sendiri, dan yang 

sebab  itu menuntutmu untuk memberi  perhatian yang 

sungguh-sungguh.” Di gunung Horeb, Tuhan  memberi mere-

ka mendengar segala perkataan-Nya (ay. 10), mendengarnya 

dengan seorang saksi. Perhatian mereka pada waktu itu 

terbatasi oleh keadaan-keadaan yang mengiringi penyam-

paian perkataan-Nya. namun  sesudahnya, perhatian mereka 

haruslah tercurah oleh keunggulan dari hal-hal yang di-

katakan itu sendiri. Satu kali Tuhan  berfirman, dua hal yang 

harus kita dengar, dan harus sering-sering kita dengar. 

(2) Musa memerintahkan mereka untuk menjaga kemurnian 

dan keutuhan hukum ilahi di antara mereka (ay. 2). Jaga-

lah kemurniannya, dan jangan menambahinya, jagalah ke-

utuhannya, dan jangan menguranginya. Jangan menambahi 

Kitab Ulangan 4:1-40 

 571 

dan menguranginya dalam perbuatan, demikian menurut se-

bagian penafsir: “Janganlah engkau menambahinya dengan 

melakukan perbuatan jahat yang dilarang hukum Taurat, 

atau menguranginya dengan menghilangkan perbuatan baik 

yang dituntut hukum Taurat.” Jangan menambahi dan me-

nguranginya dalam pemikiran, demikian menurut sebagian 

yang lain: “Janganlah engkau menambahkan karangan-

karanganmu sendiri, seolah-olah ketetapan-ketetapan ilahi 

itu bercacat cela, ataupun memperkenalkan, apalagi mem-

bebankan, tata cara ibadah apa pun selain apa yang sudah 

ditetapkan Tuhan . Jangan pula engkau menghilangkan, atau 

mengesampingkan, apa pun yang telah ditetapkan, sebagai 

sesuatu yang tidak perlu atau berlebihan.” Karya Tuhan  itu 

sempurna, tidak ada sesuatu yang dapat ditambahkan ke-

padanya, ataupun dikurangkan dibandingkan nya, tanpa mem-

buatnya menjadi lebih buruk. Lihat Pengkhotbah 3:14. 

Orang Yahudi memahami perintah ini sebagai larangan 

untuk mengubah naskah atau huruf dalam hukum Taurat, 

meskipun hanya satu iota atau satu titik. Dan pada kehati-

hatian serta ketelitian merekalah kita sangat berutang 

budi, di bawah Tuhan , atas kemurnian dan keutuhan kitab 

Taurat dalam bahasa Ibrani. Kita mendapati pagar per-

ingatan seperti ini dibuat di sekeliling Perjanjian Baru pada 

bagian penutupnya (Why. 22:18-19). 

(3) Musa memerintahkan mereka untuk berpegang pada pe-

rintah Tuhan  (ay. 2), untuk melakukannya (ay. 5, 14), untuk 

melakukannya dengan setia (ay. 6), dan untuk melakukan 

perjanjian (ay. 13). Pendengaran harus diberikan dengan 

tujuan untuk berbuat, dan pengetahuan harus diperoleh 

dengan tujuan untuk bertindak. Perintah-perintah Tuhan  

merupakan jalan yang harus terus mereka tempuh, dan 

pedoman yang harus mereka pegang. Mereka harus me-

ngendalikan diri mereka dengan aturan-aturan moral, men-

jalankan ibadah menurut tata upacara ilahi, dan menegak-

kan keadilan menurut hukum peradilan. Musa menutup 

khotbahnya (ay. 40) dengan mengulangi amanat ini: Ber-

peganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusam-

paikan kepadamu. Untuk apa hukum diciptakan, kalau 

bukan untuk dilaksanakan dan dipatuhi? 


 572

(4) Musa memerintahkan mereka untuk melaksanakan hukum 

Taurat dengan sangat ketat dan hati-hati (ay. 9): namun  

waspyaitu  dan berhati-hatilah, dan (ay. 15), hati-hatilah 

sekali, dan lagi (ay. 23), hati-hatilah. Orang yang ingin taat 

beragama harus sangat berhati-hati, dan memperhatikan 

dengan saksama bagaimana mereka hidup. Mengingat be-

tapa banyaknya godaan yang melingkupi kita, dan betapa 

bobroknya kecondongan yang ada dalam hati kita, kita 

sangat perlu waspada terhadap segala sesuatu yang ada di 

sekitar kita, dan menjaga hati kita dengan seawas mung-

kin. Orang yang berjalan dengan ceroboh dan sembarangan 

tidak dapat berjalan dengan benar. 

(5) Musa memerintahkan mereka secara khusus untuk ber-

jaga-jaga terhadap dosa penyembahan berhala. Dari semua 

dosa lain, dosa inilah yang paling menggoda mereka oleh 

sebab  kebiasaan bangsa-bangsa lain, dosa yang paling 

membuat mereka kecanduan oleh sebab  kebusukan hati 

mereka, dan dosa yang paling menyulut murka Tuhan  serta 

membawa dampak-dampak yang paling merugikan bagi diri 

mereka sendiri: Hati-hatilah sekali, supaya jangan kamu 

berlaku busuk dalam perkara ini (ay. 15-16). Musa mem-

peringatkan mereka akan dua jenis penyembahan berhala: 

[1] Penyembahan patung, sekalipun melaluinya mereka 

bermaksud menyembah Tuhan  yang benar, seperti yang 

telah mereka perbuat dalam perkara anak lembu tuang-

an, dan dengan begitu mereka menggantikan kebenaran 

Tuhan  dengan dusta dan kemuliaan-Nya menjadi noda. 

Perintah Tuhan  yang kedua dengan tegas ditujukan un-

tuk melarang perkara ini, dan perintah itu di sini diper-

jelas lebih lanjut (ay. 15-18). “Hati-hatilah sekali supaya 

jangan kamu berlaku busuk,” yaitu, “supaya jangan 

kamu menjadi bejat.” Sebab orang-orang yang berpikir 

untuk membuat patung Tuhan , membentuk dalam pikir-

an mereka gagasan-gagasan tentang-Nya yang begitu 

rupa, hingga pasti menjadi pintu masuk bagi segala 

rupa kedurhakaan. Dan tersirat bahwa penyembahan 

berhala yaitu  perzinahan rohani. “Dan berhati-hatilah 

supaya jangan engkau menghancurkan dirimu sendiri. 

Jika ada perkara yang dapat menghancurkanmu, inilah 

Kitab Ulangan 4:1-40 

 573 

perkara itu. Apa pun yang engkau perbuat, jangan per-

nah membuat patung yang dianggap menyerupai Tuhan , 

baik itu dalam bentuk manusia, laki-laki atau perem-

puan, ataupun dalam bentuk binatang atau burung 

bersayap, ular atau ikan.” Sebab bangsa-bangsa yang 

tidak mengenal Tuhan  menyembah dewa-dewa mereka 

melalui patung-patung yang berbentuk manusia dan 

segala jenis binatang ini, entah sebab  mereka tidak 

mampu membuat, atau tidak mau mengakui, pernyata-

an yang jelas terbukti kebenarannnya itu, yang kita 

dapati dalam Hosea 8:6: Itu dibuat oleh tukang, dan itu 

bukan Tuhan . Menggambarkan Roh yang tak terhingga 

dalam rupa patung, dan sang Pencipta yang agung da-

lam rupa makhluk ciptaan, yaitu  penghinaan terbesar 

yang dapat kita perbuat terhadap Tuhan , dan penipuan 

terbesar yang dapat kita lakukan terhadap diri kita 

sendiri. Sebagai alasan untuk melarang mereka mem-

buat patung-patung yang dianggap menyerupai Tuhan , 

Musa menegaskan dengan sangat keras kepada mereka 

bahwa saat  Tuhan  menyatakan diri-Nya kepada mereka 

di gunung Horeb, Ia melakukannya melalui suara kata-

kata yang terdengar di telinga mereka, untuk mengajar 

mereka bahwa iman timbul dari pendengaran, dan bah-

wa Tuhan  di dalam firman dekat dengan kita. namun  

tidak ada rupa yang ditampakkan kepada mereka, kare-

na memandang Tuhan  sebagaimana adanya Dia disedia-

kan untuk kebahagiaan kita di dunia lain, dan meman-

dang Tuhan  bukan sebagaimana adanya Dia akan men-

celakakan kita dan tidak bermanfaat bagi kita di dunia 

ini. Kamu tidak melihat suatu rupa (ay. 12), sesuatu 

rupa (ay. 15). Mungkin mereka berharap akan melihat 

suatu rupa, sebab  mereka sudah siap menembus men-

dapatkan TUHAN hendak melihat-lihat (Kel. 19:21). 

namun  yang mereka saksikan hanyalah terang dan api, 

dan bukan sesuatu yang dapat mereka buat menjadi 

patung, sebab Tuhan  Sang Hikmat Tak Terhingga meng-

atur penyataan diri-Nya dengan cara demikian oleh 

sebab  adanya bahaya penyembahan berhala. Memang 

dikatakan tentang Musa bahwa ia memandang rupa 

TUHAN (Bil. 12:8). Tuhan  mengizinkan Musa untuk men-

dapat perkenanan itu sebab  Musa yaitu  orang yang 

tidak akan tergoda untuk menyembah berhala. namun  

bagi bangsa yang belum lama ini mengagumi berhala-

berhala Mesir, mereka tidak boleh melihat rupa apa pun 

yang menggambarkan Tuhan , supaya jangan sampai me-

reka berlagak membuat salinannya, dan dengan demi-

kian menerima perintah Tuhan  yang kedua dengan sia-

sia. “Sebab,” menurut Uskup Patrick, “mereka bisa saja 

berpikir bahwa perintah ini hanya melarang mereka un-

tuk membuat gambar Tuhan  selain dari apa yang ditam-

pakkan-Nya kepada mereka, sehingga mereka akan me-

nyimpulkan bahwa sah-sah saja membuat gambar 

Tuhan .” Biarlah ini menjadi peringatan bagi kita untuk 

berjaga-jaga supaya tidak membuat gambar-gambar 

Tuhan  dalam khayalan dan bayangan kita saat  kita se-

dang menyembah-Nya, supaya jangan sampai kita ber-

laku busuk. Bisa jadi ada berhala di dalam hati, sekali-

pun tidak ada berhala di tempat kudus. 

[2] Penyembahan terhadap matahari, bulan, dan bintang, 

merupakan bentuk penyembahan berhala lain yang 

diperingatkan kepada mereka (ay. 19). Ini merupakan 

jenis penyembahan berhala yang paling kuno dan paling 

masuk akal, dengan menumbuhkan pemujaan terhadap 

ciptaan-ciptaan yang tidak hanya terletak di atas kita, 

namun  juga yang kelihatannya paling mulia dalam diri-

nya sendiri dan paling berguna secara umum bagi du-

nia. Dan alasan-alasan yang masuk akal ini justru 

membuatnya semakin berbahaya. Disiratkan di sini, 

pertama, betapa kuatnya godaan bagi pancaindra kita. 

Sebab bunyi peringatannya yaitu , supaya jangan eng-

kau disesatkan untuk sujud menyembah kepada sekali-

annya itu oleh dorongan kuat dari pikiran yang sia-sia 

dan arus deras adat-istiadat bangsa-bangsa lain. Hati 

dipandang berjalan menuruti pandangan mata, dan da-

lam keadaan kita yang bobrok dan merosot, hati me-

mang sangat condong berjalan menuruti pandangan 

mata. “jika  engkau melihat matahari, bulan dan bin-

tang, engkau akan begitu mengagumi tingginya dan te-

Kitab Ulangan 4:1-40 


rangnya, pergerakannya yang teratur dan pengaruhnya 

yang  sangat kuat, sehingga engkau akan sangat ter-

goda untuk memberi  kemuliaan bagi semuanya itu, 

yang seharusnya diberikan kepada Dia yang mencipta-

kannya, dan yang menjadikannya sebagaimana adanya 

benda-benda itu bagi kita. Dia membuat semuanya itu 

ada, dan menjadikannya sebagai berkat bagi seluruh 

dunia.” Tampaknya dibutuhkan keteguhan hati yang 

kuat untuk mempersenjatai mereka melawan godaan ini, 

sebab  begitu lemahnya iman mereka kepada Tuhan  yang 

tidak terlihat dan dunia yang tidak terlihat. Kedua, na-

mun demikian, Musa menunjukkan betapa tidak ber-

dayanya godaan itu bagi orang-orang yang mau meng-

gunakan akal budi mereka. Sebab dewa-dewa palsu ini, 

matahari, bulan, dan bintang, hanyalah berkat-berkat 

yang telah diberikan Tuhan Tuhan  mereka, yang wajib 

mereka sembah, kepada segala bangsa. Sungguh tidak 

masuk akal menyembah benda-benda itu, sebab  

semuanya itu merupakan pelayan manusia, diciptakan 

dan ditetapkan untuk menerangi bumi. Masakan kita 

melayani benda-benda yang telah diciptakan untuk 

melayani kita? Matahari dalam bahasa Ibrani disebut 

shemesh, yang berarti pelayan, sebab  matahari yaitu  

kepala pelayan dari dunia yang kelihatan ini, dan me-

megang pelita bagi seluruh umat manusia. Jadi jangan-

lah matahari disembah seperti seorang tuan. Lagi pula, 

matahari, bulan, dan bintang yaitu  pemberian-pem-

berian Tuhan . Ia telah memberi  semuanya itu. Keun-

tungan apa pun yang kita dapatkan darinya, kita ber-

utang budi kepada Tuhan  untuk itu. Oleh sebab  itu, 

sungguh menyakiti hati-Nya jika  kita memberi  

kepada matahari, bulan, dan bintang, kehormatan dan 

pujian yang seharusnya diberikan kepada-Nya saja. 

(6) Musa memerintahkan mereka untuk mengajari anak-anak 

mereka melaksanakan hukum-hukum Tuhan : Beritahukan-

lah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semua-

nya itu (ay. 9), sehingga mereka mengajarkan demikian ke-

pada anak-anak mereka (ay. 10). 

[1] Harus diberikan perhatian secara umum untuk men-

jaga warisan agama di antara mereka, dan untuk mene-

ruskan pengetahuan tentang Tuhan  dan penyembahan 

terhadap-Nya kepada keturunan yang akan datang. Se-

bab kerajaan Tuhan  di dalam Israel dirancang untuk ber-

langsung selama-lamanya, kalau saja mereka tidak ke-

hilangan hak istimewa itu sebab  perbuatan mereka 

sendiri. 

[2] Para orangtua haruslah, supaya semuanya ini terjadi, 

memberi perhatian secara khusus untuk mengajari 

anak-anak mereka takut akan Tuhan , dan untuk men-

didik mereka dalam menjalankan semua perintah-Nya. 

(7) Musa memerintahkan mereka agar jangan pernah melupa-

kan kewajiban mereka: Hati-hatilah, supaya jangan kamu 

melupakan perjanjian TUHAN, Tuhan mu (ay. 23). Meskipun 

Tuhan  selalu ingat akan kovenan-Nya, kita cenderung melu-

pakannya, dan inilah yang mendasari segala kemurtadan 

kita dari Tuhan . Oleh sebab  itu, kita perlu mewaspadai 

segala sesuatu yang akan menghilangkan kovenan itu dari 

ingatan kita, dan untuk menjaga hati kita sendiri, supaya 

jangan sampai kita sekali-kali membiarkannya lepas. Demi-

kian pula kita harus berjaga-jaga supaya jangan sekali-kali 

kita melupakan agama kita, agar jangan sampai kita kehi-

langan agama kita atau meninggalkannya. Perhatian dan 

kewaspadaan, dan kesiapsiagaan yang kudus, merupakan 

penolong yang terbaik melawan ingatan yang buruk. Inilah 

petunjuk dan perintah yang diberikan Musa kepada bangsa 

Israel. 

2. Marilah kita lihat sekarang apa saja dorongan dan alasan yang 

dipakai Musa untuk menguatkan nasihat-nasihat ini. Bagai-

mana ia memaparkan perkara itu di hadapan mereka, dan me-

menuhi mulutnya dengan kata-kata pembelaan! Ada banyak 

hal yang harus disampaikannya atas nama Tuhan . Beberapa 

pokok bahasan yang diutarakannya memang khusus disam-

paikan untuk orang Israel, namun bisa juga diterapkan ke-

pada kita. Akan namun , secara keseluruhan, jelas bahwa agama 

memiliki akal budi yang mendukungnya, dan orang-orang 

Kitab Ulangan 4:1-40 

yang tidak beragama sengaja menutup telinga mereka ter-

hadap pesona-pesonanya yang kuat. 

(1) Musa menegaskan kebesaran, kemuliaan, dan kebaikan 

Tuhan . Kalau saja kita menyadari seperti apa Tuhan  yang de-

ngan-Nya kita harus berhadapan, tentu kita akan melak-

sanakan kewajiban kita kepada-Nya dengan kesadaran hati 

nurani, dan tidak berani berdosa melawan Dia. Musa 

mengingatkan bangsa Israel di sini, 

[1] Bahwa Tuhan Yahweh yaitu  satu-satunya Tuhan  yang 

hidup dan yang benar. Hal ini harus mereka ketahui dan 

camkan (ay. 39). Ada banyak hal yang kita ketahui, 

namun  itu tidak membuat kita lebih baik, sebab  kita 

tidak mencamkannya, tidak menerapkannya kepada diri 

kita sendiri, tidak pula menarik kesimpulan-kesimpulan 

yang benar darinya. Ini yaitu  kebenaran yang begitu 

nyata hingga tidak bisa tidak pasti diketahui, dan 

kebenaran yang begitu berpengaruh hingga, kalau saja 

dicamkan sebagaimana mestinya, pasti akan memper-

baharui dunia. Bahwa Tuhan Yahwelah Tuhan , wujud 

yang tak terbatas dan kekal, yang ada dari diri-Nya 

sendiri dan maha mencukupi oleh diri-Nya sendiri, dan 

sumber dari segala yang ada, segala kuasa, dan segala 

pergerakan. Bahwa Dialah Tuhan  yang di langit di atas, 

yang berselubungkan segala kemuliaan dan Tuhan 

segenap bala tentara di dunia atas. Dan bahwa Dialah 

Tuhan  di bumi di bawah, yang meskipun jauh dari takhta 

kemuliaan-Nya, tidaklah jauh dari jangkauan pandang-

an atau kuasa-Nya, dan meskipun rendah dan hina, 

tidaklah berada di luar perhatian dan pengetahuan-Nya. 

Dan tidak ada yang lain, tidak ada Tuhan  lain yang benar 

dan yang hidup selain Dia. Semua dewa bangsa-bangsa 

kafir yaitu  penipu dan perampas kuasa. Dan tidak ada 

satu pun dari dewa-dewa itu yang bahkan mengaku-

ngaku sebagai penguasa seluruh langit dan bumi, 

melainkan hanya dewa-dewa setempat. Orang Israel, 

yang tidak menyembah yang lain selain Numen – Ilah 

tertinggi, selama-lamanya tidak dapat dimaafkan jika 

mereka menukarkan Tuhan  mereka atau mengabaikan-

Nya. 

[2] Bahwa Dia yaitu  api yang menghanguskan, Tuhan  yang 

cemburu (ay. 24). Berhati-hatilah agar tidak menyakiti 

hati-Nya, sebab , pertama, Ia memiliki mata yang cem-

buru untuk melihat dengan tajam adanya penghinaan. 

Ia harus mendapatkan kasih sayang dan pemujaanmu 

sepenuhnya, dan sama sekali tidak akan membiarkan 

adanya pesaing. Kecemburuan Tuhan  atas diri kita meru-

pakan alasan yang baik bagi kita untuk mengembang-

kan kecemburuan yang penuh kesalehan atas diri kita 

sendiri. Kedua, tangan-Nya berat untuk menghukum 

sebuah penghinaan, terutama dalam penyembahan 

kepada-Nya, sebab  dalam hal inilah Ia cemburu secara 

khusus. Dia yaitu  api yang menghanguskan, seperti 

itulah murka-Nya terhadap para pendosa. Murka-Nya 

mengerikan dan menghancurkan, suatu api yang dah-

syat yang akan menghanguskan semua orang durhaka 

(Ibr. 10:27). Api hanya melalap apa yang dapat dibakar-

nya, demikian pula murka Tuhan  hanya terpancang pada 

orang-orang yang, sebab  dosa mereka sendiri, telah 

membuat diri mereka pantas dihancurkan (1Kor. 3:13, 

Yes. 27:4). Bahkan dalam Perjanjian Baru kita men-

dapati penjelasan yang sama ditegaskan kepada kita 

sebagai alasan mengapa kita harus beribadah kepada 

Tuhan  dengan hormat (Ibr. 12:28-29). Sebab meskipun 

Dia yaitu  Tuhan  kita, dan terang yang menimbulkan 

sukacita bagi mereka yang setia melayani-Nya, namun 

Ia yaitu  api yang menghanguskan bagi mereka yang 

main-main dengan-Nya. Ketiga, bahwa sekalipun demi-

kian Dia yaitu  Tuhan  Penyayang (ay. 31). Hal ini di-

tuliskan di sini sebagai dorongan untuk bertobat, namun  

bisa juga menjadi penyemangat untuk taat, dan bahan 

pertimbangan yang layak untuk mencegah kemurtadan 

mereka. Masakan kita meninggalkan Tuhan  yang penya-

yang, yang tidak akan pernah meninggalkan kita, seper-

ti yang dikatakan selanjutnya di sini, jika kita setia 

kepada-Nya? Kemanakah kita dapat pergi untuk mem-

buat diri kita menjadi lebih baik? Masakan kita melupa-

Kitab Ulangan 4:1-40 

 


kan kovenan dengan Tuhan  kita, yang tidak akan me-

lupakan perjanjian-Nya dengan nenek moyang kita? 

Hendaklah kita diikat pada kewajiban kita oleh ikatan-

ikatan kasih, dan diyakinkan oleh rahmat-rahmat Tuhan  

untuk tetap melekat kepada-Nya.  

(2) Musa menegaskan hubungan mereka dengan Tuhan  ini, we-

wenang-Nya atas mereka dan kewajiban-kewajiban mereka 

kepada-Nya. “Perintah-perintah yang harus engkau pegang 

dan jalankan ini bukanlah perintahku,” kata Musa, “bukan 

karanganku, bukan peraturanku, melainkan perintah dari 

Tuhan, yang disusun oleh hikmat yang tiada terhingga, dan 

ditegakkan oleh kuasa yang berdaulat. Dia yaitu  TUHAN, 

Tuhan  nenek moyangmu (ay. 1), sehingga dengan demikian 

engkau yaitu  milik pusaka-Nya: nenek moyangmu yaitu  

kepunyaan-Nya, dan engkau lahir di dalam rumah-Nya. Dia 

yaitu  TUHAN, Tuhan mu (ay. 2), sehingga dengan demikian 

engkau yaitu  milik-Nya dengan persetujuanmu sendiri. 

Dia yaitu  TUHAN, Tuhan ku (ay. 5), sehingga dengan demi-

kian aku berurusan denganmu sebagai wakil dan duta-

Nya.” Dan di dalam nama-Nya Musa menyampaikan kepa-

da mereka segala perintah yang telah diterimanya dari 

Tuhan, dan hanya itu saja. 

(3) Musa menegaskan kebijaksanaan dari hidup beragama: Se-

bab itulah yang akan menjadi kebijaksanaanmu di mata 

bangsa-bangsa (ay. 6). Dengan menjalankan perintah-

perintah Tuhan , 

[1] Mereka akan bertindak dengan bijaksana bagi diri me-

reka sendiri. Itulah yang akan menjadi kebijaksanaan-

mu. Menjalankan perintah-perintah Tuhan  itu tidak ha-

nya sesuai dengan akal sehat, namun  juga sangat me-

nunjang kepentingan kita yang sebetulnya . Inilah 

salah satu pepatah yang paling mula-mula dan paling 

tua dari wahyu ilahi. Takut akan Tuhan, itulah hikmat 

(Ayb. 28:28). 

[2] Mereka akan memenuhi harapan bangsa-bangsa di se-

keliling mereka, yang, saat  membaca atau mendengar 

ketetapan-ketetapan hukum yang diberikan kepada 

mereka, akan berkesimpulan bahwa umat yang diatur 

oleh hukum ini pasti merupakan umat yang bijaksana 

dan berakal budi. Perkara-perkara besar sudah selayak-

nya diharapkan dari orang-orang yang dibimbing oleh 

wahyu ilahi, dan yang kepada mereka dipercayakan 

firman Tuhan . Mereka haruslah lebih bijaksana dan lebih 

baik dibandingkan  orang lain. Dan memang begitulah mere-

ka jika mereka diatur oleh aturan-aturan yang diberi-

kan kepada mereka. Dan jika tidak, meskipun agama 

yang mereka anut bisa jadi dicela oleh sebab  ulah me-

reka, namun pada akhirnya cela itu pasti akan berbalik 

menimpa diri mereka sendiri, yang akan mempermalu-

kan mereka untuk selama-lamanya. Orang-orang yang 

menikmati keuntungan dari terang dan hukum-hukum 

ilahi haruslah berperilaku sedemikian rupa hingga me-

nyokong nama baik mereka sendiri sebagai orang-orang 

yang berhikmat dan terhormat, lihat Pengkhotbah 10:1, 

agar Tuhan  dengan demikian dapat dimuliakan. 

(4) Musa menegaskan keuntungan-keuntungan istimewa yang 

mereka nikmati berkat pemerintahan yang membahagiakan 

yang di bawahnya mereka berada (ay. 7-8). Persekutuan 

kita dengan Tuhan  (yang merupakan kehormatan dan keba-

hagiaan tertinggi yang mampu kita peroleh di dunia ini) 

tetap terjaga melalui firman dan doa. Dalam kedua hal ini-

lah orang Israel berbahagia melebihi segala bangsa lain di 

bawah kolong langit. 

[1] Tidak pernah suatu bangsa diberi hak yang begitu isti-

mewa untuk berbicara dengan Tuhan  (ay. 7). Ia dekat de-

ngan mereka setiap kali mereka perlu memanggil-Nya. 

Ia siap menjawab segala pertanyaan mereka dan menye-

lesaikannya dengan petunjuk-Nya, siap menjawab se-

gala permohonan mereka dan mengabulkannya melalui 

penyelenggaraan ilahi secara khusus. saat  mereka 

berteriak kepada Tuhan  untuk meminta roti, meminta 

air, meminta kesembuhan, mereka mendapati-Nya 

dekat dengan mereka, untuk menolong dan melegakan 

mereka, penolong yang sangat terbukti, dan berada di 

tengah-tengah mereka (Mzm. 46:2, 6). Telinga-Nya ter-

buka untuk mendengarkan doa-doa mereka. Cermati-

Kitab Ulangan 4:1-40 


lah, pertama, inilah ciri Israel kepunyaan Tuhan , bahwa 

dalam segala kesempatan mereka berseru kepada-Nya, 

dan dalam segala hal mereka memberitahukan permo-

honan mereka kepada Tuhan . Mereka tidak melakukan 

hal lain selain apa yang mereka tanyakan kepada-Nya, 

dan mereka tidak menginginkan hal lain selain apa 

yang mereka mohonkan kepada-Nya. Kedua, orang yang 

berseru kepada Tuhan  pasti akan mendapati-Nya men-

dengar seruan itu, dan siap memberi  jawaban damai 

atas setiap doa yang dipanjatkan dengan iman. Lihat 

Yesaya 58:9, “Engkau akan berteriak minta tolong, seperti 

seorang anak kepada pengasuhnya, dan Ia akan ber-

kata: Ini Aku! Ada apa anak-Ku sayang berteriak minta 

tolong?” Ketiga, dapat berbicara dengan Tuhan  yaitu   

hak istimewa yang membuat Israel kepunyaan Tuhan  

sungguh-sungguh besar dan terhormat. Apa lagi yang 

lebih dapat mengagungkan suatu umat atau seseorang 

dibandingkan  hal ini? Adakah nama lain yang lebih ter-

masyhur dibandingkan  Israel, seorang raja di hadapan Tuhan . 

Bangsa manakah yang sebesar ini? Bangsa-bangsa lain 

bisa saja menyombongkan jumlah mereka yang lebih 

besar, daerah kekuasaan mereka yang lebih luas, dan 

usia negeri kesatuan mereka yang lebih tua. namun  

tidak ada satu pun yang dapat bermegah atas pengaruh 

yang begitu besar di sorga seperti yang dimiliki Israel. 

Bangsa-bangsa lain memiliki dewa-dewa mereka sen-

diri, namun  dewa-dewa itu tidaklah begitu dekat dengan 

mereka seperti Tuhan nya Israel. Dewa-dewa itu tidak 

mampu menolong mereka di kala sedang dibutuhkan, 

seperti dalam 1 Raja-raja 18:27. 

[2] Tidak pernah suatu bangsa mendapat hak istimewa yang 

begitu besar untuk mendengar dari Tuhan , melalui ke-

tetapan dan peraturan yang dibentangkan di hadapan 

mereka (ay. 8). Hal ini juga merupakan keagungan bang-

sa Israel di atas bangsa lain. Bangsa besar manakah 

yang memiliki  ketetapan dan peraturan demikian adil? 

Cermatilah, Pertama, bahwa semua ketetapan dan per-

aturan dari hukum ilahi ini adil dan benar secara tak 

terhingga, melampaui ketetapan dan peraturan bangsa-

bangsa lain. Hukum Tuhan  jauh lebih unggul dibandingkan  

hukum bangsa-bangsa. Tidak ada hukum yang begitu 

sesuai dengan keadilan yang hakiki dan pemikiran akal 

budi yang tidak berat sebelah, yang begitu selaras de-

ngan dirinya sendiri dalam semua bagiannya, dan begitu 

bermanfaat bagi kesejahteraan dan kepentingan umat 

manusia, seperti hukum Kitab Suci (Mzm. 119:128). 

Kedua, dibentangkannya segala ketetapan dan peraturan 

ini di hadapan umat Israel merupakan kebesaran yang 

sejati dan jauh mengatasi segala sesuatu bagi bangsa 

atau umat mana pun. Lihat Mazmur 147:19-20. Suatu 

kehormatan bagi kita bahwa kita memiliki Alkitab yang 

dijunjung tinggi dan berkuasa di tengah-tengah kita. 

Hal ini merupakan bukti bahwa sebuah bangsa men-

dapat perkenanan yang sangat besar dari Tuhan , dan 

merupakan sarana untuk membuat bangsa itu terpan-

dang di antara bangsa-bangsa lain. Orang-orang yang 

mengagungkan hukum Tuhan  akan diagungkan oleh 

hukum itu. 

(5) Musa menegaskan penampakan-penampakan Tuhan  yang 

mulia kepada mereka di gunung Sinai, saat  Ia menurun-

kan hukum ini kepada mereka. Hal ini sangat ditekankan 

Musa. Berhati-hatilah supaya jangan engkau melupakan 

hari itu saat  engkau berdiri di hadapan TUHAN, Tuhan mu, 

di Horeb (ay. 10). Sebagian dari orang-orang yang dapat 

mengingatnya masih hidup pada saat itu, meskipun saat  

terjadi penampakan-penampakan Tuhan  itu mereka berusia 

di bawah dua puluh tahun. Sementara yang lainnya dapat 

dikatakan berdiri di sana dalam tubuh nenek moyang me-

reka, yang menerima hukum Taurat dan mengikat kovenan 

dengan Tuhan  di sana. Nenek moyang mereka melakukan-

nya bukan untuk diri mereka sendiri, melainkan untuk 

anak-anak mereka, yang kepadanya Tuhan  mengarahkan 

pandangan secara khusus dalam memberi  hukum itu, 

agar mereka mengajarkannya kepada anak-anak mereka. 

Ada dua hal yang harus mereka ingat, dan yang, orang 

akan berpikir, tidak akan pernah dapat mereka lupakan: 

Kitab Ulangan 4:1-40 

[1] Apa yang mereka saksikan di gunung Sinai (ay. 11). 

Mereka menyaksikan perpaduan yang mengherankan 

antara api dan kegelapan, yang kedua-duanya mena-

kutkan dan sangat mengerikan. Api dan kegelapan itu 

pasti menjadi pembanding yang bertentangan satu de-

ngan yang lain. Kegelapan itu membuat api yang berada 

di tengah-tengahnya tampak lebih menakutkan. Semen-

tara api yang berkobar di malam hari yaitu  api yang 

paling mengerikan, dan api itu membuat kegelapan 

yang menyelimutinya tampak lebih menyeramkan. Se-

bab kegelapan itu pasti sangat pekat sehingga api se-

perti itu tidak mampu membuyarkannya. Dengan meru-

juk pada penampakan di atas gunung Sinai ini, Tuhan  

dikatakan menampakkan diri bagi umat-Nya, dan mela-

wan musuh-musuh-Nya serta musuh-musuh umat-Nya, 

dalam api dan kegelapan secara bersama-sama (Mzm. 

18:9-10). Musa menceritakan kembali kepada mereka 

(ay. 36) apa yang mereka saksikan, sebab ia ingin agar 

mere