am di Seir, saat Ia
memunahkan orang Hori dari hadapan mereka, sehingga mereka menduduki
daerah orang Hori itu dan menetap di sana menggantikan orang-orang itu
sampai sekarang. 23 Juga orang Awi yang diam di kampung-kampung sampai
Gaza, dipunahkan oleh orang Kaftor yang berasal dari Kaftor, lalu orang
Kaftor itu menetap di sana menggantikan mereka. –
Kita dapat mengamati di sini bagaimana Musa, saat berbicara ten-
tang orang Edom (ay. 8), menyebut mereka, “saudara-saudara kita,
bani Esau.” Meskipun mereka sudah berlaku tidak baik kepada
Israel, dengan menolak orang Israel melewati negeri mereka dengan
damai, namun ia menyebut mereka saudara. Sebab, meskipun sau-
dara-saudara kita gagal dalam menjalankan kewajiban mereka terha-
dap kita, kita harus tetap memelihara rasa persaudaraan, dan tidak
lalai dalam menjalankan kewajiban kita terhadap mereka, bilamana
ada kesempatan. Nah, dalam ayat-ayat ini kita mendapati,
I. Gambaran yang diberikan Musa tentang asal-usul bangsa-bangsa
yang sempat dibicarakannya di sini, yaitu orang Moab, orang
Edom, dan orang Amon. Kita tahu betul, dari bagian-bagian lain
dari cerita Musa, keturunan siapa mereka itu. namun di sini ia
memberi tahu kita bagaimana mereka bisa sampai di negeri-
548
negeri yang di dalamnya Israel mendapati mereka. Mereka bukan
penduduk asli, atau penghuni pertama. namun ,
1. Orang Moab tinggal di sebuah negeri yang sudah menjadi milik
banyak bangsa raksasa, yang disebut Emim yaitu, orang-orang
yang mengerikan, yang perawakannya setinggi orang Enak,
dan mungkin lebih ganas (ay. 10-11).
2. Orang Edom dengan cara serupa mengambil alih pegunungan
Seir dari orang Hori, dan merebut negeri mereka (ay. 12. dan
lagi ay. 22), yang tentangnya kita baca dalam Kejadian 36:20.
3. Orang Amon juga menduduki negeri yang sebelumnya telah
dihuni oleh para raksasa, yang disebut Zamzumim, orang-
orang licik, atau orang-orang fasik (ay. 20-21), mungkin orang-
orang yang sama dengan yang disebut Zuzim (Kej. 14:5). Pen-
jelasan Musa mengenai bangsa-bangsa ini lebih tua dibandingkan
penjelasan mana pun. Orang Kaftorim (yang berkerabat dengan
orang Filistin, Kej. 10:14) menghalau orang Awi dari negeri
mereka, dan mendudukinya (ay. 23). Cendekiawan Uskup
Patrick menduga bahwa orang Awi ini, sesudah dihalau dari
sini, menetap di Asyur, dan merupakan orang yang sama de-
ngan orang yang disebut dengan nama itu, yang kita baca da-
lam 2 Raja-raja 17:31. Nah, pergolakan-pergolakan ini dicatat,
(1) Untuk menunjukkan seberapa cepat dunia dipadati manu-
sia Sesudah air bah. Begitu padat hingga, saat sebuah
keluarga bertambah banyak, mereka tidak bisa menemu-
kan tempat untuk menetap, setidak-tidaknya di bagian
dunia itu pada saat itu. Akibatnya, mereka harus mengusir
keluar orang-orang yang sudah menetap terlebih dahulu.
(2) Untuk menunjukkan bahwa kemenangan perlombaan bu-
kan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan
untuk yang kuat. Orang-orang bertubuh raksasa diusir
oleh orang-orang yang berperawakan biasa saja. Sebab ada
kemungkinan bahwa raksasa-raksasa ini, seperti raksasa-
raksasa sebelum air bah (Kej. 6:4), terkenal dengan kedur-
hakaan dan penindasannya, yang mendatangkan pengha-
kiman-penghakiman Tuhan ke atas mereka. Dan kekuatan
mereka yang besar tidak bisa dijadikan tameng untuk me-
lawan penghakiman-penghakiman Tuhan itu.
Kitab Ulangan 2:8-23
549
(3) Untuk menunjukkan betapa harta duniawi yaitu barang
milik yang tak pasti, dan betapa sering barang itu berganti-
ganti pemilik. Demikianlah keadaannya sejak dulu, dan
akan selalu demikian. Pengaruh keluarga-keluarga berku-
rang, dan dari mereka harta benda diserahkan kepada ke-
luarga-keluarga yang bertambah banyak. Betapa barang-
barang ini tidak menetap dan berlanjut.
(4) Untuk menyemangati orang Israel, yang sekarang hendak
menduduki Kanaan, melawan kesulitan-kesulitan yang
akan mereka hadapi. Dan untuk menunjukkan ketidakper-
cayaan orang-orang yang takut kepada keturunan orang
Enak. Orang Enak ini dibandingkan dengan raksasa-raksasa
yang di sini dikatakan ditaklukkan (ay. 11, 21). Jika
penyelenggaraan Tuhan telah melakukan ini untuk orang
Moab dan orang Amon, jauh terlebih lagi janji-Nya akan
melakukannya untuk Israel umat kesayangan-Nya.
II. Perjalanan-perjalanan yang ditempuh Israel untuk maju menuju
Kanaan. Mereka berjalan terus ke arah padang gurun Moab (ay. 8),
dan lalu melintasi sungai atau lembah Zered (ay. 13). Dan
di sana Musa memberi perhatian terhadap digenapinya firman
yang sudah diucapkan Tuhan mengenai mereka, bahwa tak satu
pun dari orang Israel yang tercatat di gunung Sinai akan melihat
negeri yang sudah dijanjikan Tuhan (Bil. 14:23). Sesuai dengan
hukuman itu, sebab sekarang mereka mulai mengarahkan wajah
pada Kanaan, dan melihat negeri itu di mata mereka, maka dite-
kankan bagaimana semua orang yang tercatat di gunung Sinai itu
dihancurkan dan dibinasakan, dan tak tersisa seorang laki-laki
pun dari mereka (ay. 14). Penyelenggaraan Tuhan yang berlangsung
secara alamiah, seperti yang dapat kita amati, dalam kurun waktu
sekitar tiga puluh delapan tahun, biasanya pasti memunculkan
sebuah angkatan baru, dan seharusnya pada saat itu hanya
sedikit orang yang tersisa dari angkatan lama. Akan namun ,
kebalikan dari kebiasaan ini, di sini ada sebuah angkatan yang
sama sekali baru seluruhnya, dan tak tersisa seorang pun dari
angkatan lama kecuali Kaleb dan Yosua: sebab tangan TUHAN
juga melawan mereka (ay. 15). Tidak bisa tidak, orang-orang pasti
akan berkurang, sampai mereka habis, jika tangan Tuhan melawan
mereka. Amatilah, Israel tidak dipanggil untuk berperang mela-
550
wan orang Kanaan sampai semua orang perkasa, yaitu para
prajurit kawakan, yang sudah terbiasa dengan kesusahan, dan
sudah mempelajari kemahiran berperang dari orang Mesir, telah
habis binasa dari bangsa itu (ay. 16). Dengan begitu, saat
Kanaan ditaklukkan oleh pasukan yang baru muncul, yang ter-
latih di padang gurun, maka keunggulan kekuatannya tampak le-
bih jelas berasal dari Tuhan dan bukan dari manusia.
III. Peringatan diberikan kepada bangsa Israel untuk tidak meng-
ganggu orang Moab atau orang Amon. Mereka tidak boleh men-
duduki negeri-negeri itu, bahkan tidak boleh mengganggu harta
miliknya: Janganlah melawan Moab dan janganlah menyerang
mereka (ay. 9). Meskipun orang Moab berusaha menghancurkan
orang Israel (Bil. 22:6), namun orang Israel tidak boleh berusaha
menghancurkan mereka. Jika orang lain merancang kejahatan ke-
pada kita, hal ini tidak boleh membenarkan kita untuk meran-
cang kejahatan kepada mereka. namun mengapa orang Moab dan
orang Amon tidak boleh diganggu?
1. Sebab mereka yaitu anak-anak Lot (ay. 9, 19), orang benar
itu, yang menjaga kelurusan hatinya di Sodom. Perhatikanlah,
anak-anak sering kali bernasib lebih baik di dunia ini sebab
kesalehan nenek moyang mereka. Meskipun keturunan orang
benar merosot, namun mereka diberkati dengan hal-hal yang
baik dari dunia ini.
2. Sebab negeri yang mereka miliki yaitu apa yang diberikan
Tuhan kepada mereka, dan Ia tidak merancangkannya untuk
Israel. Bahkan orang-orang fasik berhak atas harta duniawi
mereka, dan tidak boleh dijahati. Lalang diberi tempat di ladang,
dan tidak boleh dicabut dari akarnya sampai panen tiba. Tuhan
memberi dan mempertahankan berkat-berkat lahiriah ke-
pada orang-orang fasik, untuk menunjukkan bahwa berkat-
berkat lahiriah ini bukanlah hal yang terbaik, dan Ia menyedia-
kan sesuatu yang lebih baik untuk anak-anak-Nya sendiri.
Sejarah Orang Moab
(2:24-37)
24 Bersiaplah kamu, berangkatlah dan seberangilah sungai Arnon. Ketahui-
lah, Aku menyerahkan Sihon, raja Hesybon, orang Amori itu, beserta negeri-
Kitab Ulangan 2:24-37
551
nya ke dalam tanganmu; mulailah menduduki negerinya dan seranglah
Sihon. 25 Pada hari ini Aku mulai mendatangkan ke atas bangsa-bangsa di
seluruh kolong langit keseganan dan ketakutan terhadap kamu, sehingga
mereka menggigil dan gemetar sebab engkau, jika mereka mendengar
tentang kamu.” 26 “lalu aku menyuruh utusan dari padang gurun
Kedemot kepada Sihon, raja Hesybon, menyampaikan pesan perdamaian,
bunyinya: 27 Izinkanlah aku berjalan melalui negerimu. Aku akan tetap ber-
jalan mengikuti jalan raya, dengan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri.
28 JuTuhan makanan kepadaku dengan bayaran uang, supaya aku dapat
makan, dan berikanlah air kepadaku ganti uang, supaya aku dapat minum;
hanya izinkanlah aku lewat dengan berjalan kaki – 29 seperti yang diperbuat
kepadaku oleh bani Esau yang diam di Seir dan oleh orang Moab yang diam
di Ar – sampai aku menyeberangi sungai Yordan pergi ke negeri yang diberi-
kan kepada kami oleh TUHAN, Tuhan kami. 30 namun Sihon, raja Hesybon,
tidak mau memberi kita berjalan melalui daerahnya, sebab TUHAN, Tuhan mu,
membuat dia keras kepala dan tegar hati, dengan maksud menyerahkan dia
ke dalam tanganmu, seperti yang terjadi sekarang ini. 31 Lalu TUHAN berfir-
man kepadaku: Ketahuilah, Aku mulai menyerahkan Sihon dan negerinya
kepadamu. Mulailah menduduki negerinya supaya menjadi milikmu. 32 Kemu-
dian Sihon dan seluruh tentaranya maju mendatangi kita, untuk berperang
dekat Yahas, 33 namun TUHAN, Tuhan kita, menyerahkan dia kepada kita, se-
hingga kita mengalahkan dia dengan anak-anaknya dan seluruh tentaranya.
34 Pada waktu itu kita merebut segala kotanya dan menumpas penduduk
setiap kota: laki-laki dan perempuan serta anak-anak. Tidak ada seorang pun
yang kita biarkan terluput; 35 hanya hewan kita rampas bagi kita sendiri,
seperti juga jarahan dari kota-kota yang telah kita rebut. 36 Mulai dari Aroër,
di tepi sungai Arnon, dan kota di lembah itu, sampai Gilead tidak ada kota
yang bentengnya terlalu kuat bagi kita; sebab TUHAN, Tuhan kita, menyerah-
kan semuanya kepada kita. 37 Hanya negeri bani Amon tidak engkau dekati,
baik sungai Yabok sepanjang tepinya maupun kota-kota di pegunungan,
tepat seperti yang dilarang TUHAN, Tuhan kita.”
Tuhan sudah menguji umat-Nya untuk menyangkal diri, dengan mela-
rang mereka mengganggu orang Moab dan orang Amon. Mereka ber-
hasil melewati negeri-negeri yang kaya itu dengan tenang, walaupun
jumlah mereka jauh lebih banyak. Mereka tidak mengadakan serang-
an apa pun terhadap bangsa-bangsa itu. Oleh sebab itu, di sini Tuhan
membalas ketaatan mereka dengan memberi negeri Sihon, raja
orang Amori, sebagai milik mereka. Jika kita menahan diri dari apa
yang dilarang Tuhan , maka kita akan menerima apa yang Dia janjikan.
Kita tidak akan merugi pada akhirnya sebab ketaatan kita, meski-
pun pada saat ini bisa saja itu tampak merugikan kita. Jangan ber-
buat jahat kepada orang lain, maka Tuhan akan membenarkan engkau.
I. Tuhan memberi mereka perintah untuk merebut negeri Sihon raja
Hesybon (ay. 24-25). Inilah cara Tuhan pada waktu itu untuk
menumbangkan kerajaan-kerajaan, namun pada masa kini izin-izin
khusus seperti itu tidak dapat diharapkan ataupun diaku-akui
552
begitu saja sebagai alasan untuk menyerang negeri lain. Dalam
perintah ini amatilah,
1. Walaupun Tuhan meyakinkan mereka bahwa negeri itu akan
menjadi milik mereka, namun mereka harus bangkit bergerak
sendiri, dan bertempur melawan musuh. Apa yang diberikan
Tuhan haruslah berusaha kita dapatkan.
2. Tuhan berjanji bahwa saat mereka berperang, Ia akan ber-
perang untuk mereka. Mulailah menduduki negerinya, dan Aku
akan mulai mendatangkan ketakutan terhadap kamu ke atas
mereka. Tuhan akan mengecilkan hati musuh, dan dengan demi-
kian menghancurkan mereka. Ia akan mengagungkan Israel,
dan dengan demikian membuat ngeri semua orang yang dipe-
rangi mereka atas perintah Tuhan . Lihat Keluaran 15:14.
II. Musa mengirimkan pesan perdamaian kepada Sihon, dan hanya
memohon supaya boleh melewati negerinya. Ia berjanji untuk
tidak mengganggu negerinya, namun justru akan menguntungkan
negerinya dengan perdagangan, sebab orang Israel yang akan
membeli dari mereka sangat besar jumlahnya (ay. 26-29). Dengan
memohon seperti ini Musa bukannya tidak menaati Tuhan , yang
meminta dia untuk bertempur melawan Sihon dan tidak perlu
bertindak bertele-tele dengan Sihon. namun tak diragukan lagi
bahwa oleh pimpinan ilahilah ia melakukannya, supaya Sihon
tidak perlu diampuni, meskipun Tuhan mengeraskan hatinya. Hal
ini dapat menggambarkan cara Tuhan berhadapan dengan orang-
orang yang kepada mereka Ia memberi Injil-Nya, namun tidak
memberi anugerah kepada mereka untuk mempercayainya.
III. Sihon memulai peperangan itu (ay. 32), sebab Tuhan telah mem-
buat dia tegar hati, dan telah menyembunyikan dari matanya apa
yang perlu untuk damai sejahteranya (ay. 30), supaya Ia dapat
menyerahkannya ke tangan Israel. Orang-orang yang mengganggu
umat Tuhan , mereka itu mencari penyakit sendiri. Dan ada kalanya
Tuhan menghancurkan musuh-musuh-Nya melalui ketetapan-kete-
tapan hati mereka sendiri. Lihat Mikha 4:11-13 dan Wahyu 16:14.
Kitab Ulangan 2:24-37
553
IV. Israel berkemenangan.
1. Mereka menumpas semua orang Amori dengan pedang, laki-
laki, perempuan, dan anak-anak (ay. 33-34). Hal ini mereka
lakukan sebagai para pelaksana murka Tuhan . Sekarang ukur-
an kedurjanaan orang Amori sudah penuh (Kej. 15:16), dan
semakin lama penuhnya, semakin pedih perhitungannya pada
akhirnya. Ini yaitu salah satu bangsa yang dipersembahkan
bagi Israel. Mereka mati, bukan sebagai musuh-musuh Israel,
melainkan sebagai korban-korban untuk keadilan ilahi. Dalam
mempersembahkan korban-korban itu, Israel dipakai sebagai
imamat yang rajani. Perkara ini merupakan suatu hal yang
luar biasa, dan sebab itu tidak boleh dijadikan alasan untuk
melancarkan serangan militer terhadap bangsa lain, yang bia-
sanya dilakukan tanpa mengenal ampun. Penghakiman yang
tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak
berbelas kasihan.
2. Mereka menduduki semua yang dimiliki orang Amori, kota-
kota mereka (ay. 34), barang-barang mereka (ay. 35), dan ta-
nah mereka (ay. 36). Kekayaan orang berdosa disimpan untuk
orang benar. Betapa Israel sekarang memasuki dunia yang
baru! Sebagian besar dari mereka lahir, dan selama ini hidup,
di padang gurun yang luas dan ganas, di mana mereka tidak
tahu apa itu ladang atau kota. Mereka tidak memiliki ru-
mah untuk tinggal, dan tidak menabur ataupun menuai. Seka-
rang mereka tiba-tiba menjadi penguasa atas negeri yang
dibangun dengan begitu baik, dan dikelola dengan begitu baik.
Hal ini membayar kerugian atas penantian mereka yang lama,
dan sekalipun begitu ini barulah tanda dari hal-hal yang jauh
lebih besar lagi. Akan ada sukacita besar yang dialami oleh
jiwa-jiwa yang kudus, saat mereka keluar dari padang gurun
dunia ini ke dalam tanah air yang lebih baik, yaitu tanah air
sorgawi, ke kota yang memiliki dasar.
PASAL 3
Musa, dalam pasal ini, mengisahkan tentang,
I. Penaklukan atas Og, raja Basan, dan perampasan negerinya
(ay. 1-11).
II. Pembagian wilayah-wilayah yang baru ditaklukkan ini ke-
pada dua setengah suku (ay. 12-17), dengan beberapa syarat
dan batasan tertentu (ay. 18-20).
III. Semangat yang diberikan kepada Yosua untuk melanjutkan
perang yang telah diawali dengan begitu gilang-gemilang (ay.
21-22).
IV. Permohonan Musa untuk menyeberang ke tanah Kanaan (ay.
23-25), dan ditolaknya permohonan itu, namun dikabulkannya
hal yang sepadan dengan itu (ay. 26, dst.)
Raja Sihon dan Raja Og Ditundukkan
(3:1-11)
1 “lalu beloklah kita dan maju ke arah Basan. Dan Og, raja Basan, dengan
seluruh tentaranya maju mendatangi kita, untuk berperang di Edrei. 2 namun
TUHAN berfirman kepadaku: Janganlah takut kepadanya, sebab Aku menye-
rahkan dia ke dalam tanganmu beserta seluruh tentaranya dan negerinya,
dan perlakukanlah dia seperti yang kaulakukan terhadap Sihon, raja orang
Amori, yang diam di Hesybon. 3 Dan TUHAN, Tuhan kita, menyerahkan juga
Og, raja Basan, beserta seluruh tentaranya ke dalam tangan kita dan kita
mengalahkan dia, sehingga tidak seorang pun luput. 4 Pada waktu itu kita
merebut segala kotanya; tidak ada kota yang tidak kita rampas dari pada
mereka: enam puluh kota, seluruh wilayah Argob, kerajaan Og di Ba-
san. 5 Semuanya itu yaitu kota berkubu, dengan tembok yang tinggi-tinggi,
dengan pintu-pintu gerbang dan palang-palangnya; lain dari pada itu sangat
banyak kota yang tidak berkubu. 6 Kita menumpas seluruh penduduknya,
seperti yang kita lakukan terhadap Sihon, raja Hesybon, dengan menum-
pas penduduk setiap kota: laki-laki, perempuan dan anak-anak. 7 namun
segala hewan dan jarahan dari kota-kota itu kita rampas bagi kita sen-
diri. 8 Jadi pada waktu itu dari tangan kedua raja orang Amori itu kita me-
556
rampas negeri yang di seberang sungai Yordan, mulai dari sungai Arnon sam-
pai gunung Hermon 9 – orang Sidon menyebut Hermon itu Siryon dan orang
Amori menyebutnya Senir –, 10 segala kota di dataran tinggi, seluruh Gilead
dan seluruh Basan sampai Salkha dan Edrei, kota-kota kerajaan Og di
Basan. 11 Hanya Og, raja Basan, yang tinggal hidup dari sisa-sisa orang
Refaim. sebetulnya , ranjangnya yaitu ranjang dari besi; bukankah itu
masih ada di kota Raba bani Amon? Sembilan hasta panjangnya dan empat
hasta lebarnya, menurut hasta biasa.”
Kita mendapati di sini sebuah negeri lain yang gagah berani, yang
diserahkan ke dalam tangan Israel, yaitu negeri Basan. Penaklukan
atas Sihon kerap disebut bersama-sama dengan penaklukan atas Og,
dalam pujian kepada Tuhan , terlebih lagi sebab dalam penaklukan
keduanyalah kemenangan-kemenangan Israel dimulai (Mzm. 135:11,
136:19-20). Lihatlah,
I. Bagaimana mereka mengalahkan Og, seorang raja yang sangat
menakutkan.
1. Og yaitu seorang raja yang sangat perkasa, sebab ia me-
rupakan keturunan orang Refaim, yaitu para raksasa, yang
masih tersisa (ay. 11). Kekuatan raganya begitu luar biasa,
dan tugu peringatan akan kekuatannya itu diabadikan oleh
orang Amon dalam bentuk ranjangnya, yang dipamerkan se-
bagai barang langka di kota utama mereka. Kita dapat mengi-
ra-ngira bobot tubuhnya melalui bahan pembuat ranjangnya,
yaitu besi, seolah-olah ranjang kayu terlalu rapuh baginya
untuk ia yakini dapat menyangga tubuhnya. Kita juga dapat
mengira-ngira tinggi badannya melalui ukuran ranjangnya,
yang panjangnya sembilan hasta dan lebarnya empat hasta.
Atau, dengan menganggap satu hasta hanya sama dengan
empat puluh lima sentimeter, dan beberapa cendekiawan su-
dah membuatnya tampak sedikit lebih panjang dibandingkan itu,
ranjang itu panjangnya empat meter dan lebarnya hampir dua
meter. Dan jika kita menganggap bahwa ranjangnya dua hasta
lebih panjang dibandingkan badannya, dan sebanyak itu sajalah
yang bisa kita perkirakan, maka tinggi raja Og yaitu tiga
meter, dua kali lipat tinggi manusia biasa, dan dengan pera-
wakan yang selaras dalam segala hal, namun demikian orang
Israel mengalahkannya (ay. 3). Perhatikanlah, saat Tuhan
membela perkara umat-Nya, Ia dapat menangani para raksasa
seperti layaknya belalang. Tak ada kekuatan manusia yang
Kitab Ulangan 3:1-11
557
dapat melindungi dirinya melawan Yang Mahakuasa. Pasukan
Raja Og sangatlah tangguh, sebab ia mengepalai enam puluh
kota berkubu, di samping kota-kota lain yang tidak berkubu
(ay. 5). Namun demikian, semuanya ini tak berarti apa-apa di
hadapan Israel milik Tuhan , saat mereka datang dengan
amanat untuk menumpas Raja Og.
2. Raja Og sangat berani dan nekat. Ia maju mendatangi Israel
untuk berperang (ay. 1). Sungguh mengherankan bahwa ia
tidak mengambil pelajaran dari kehancuran Sihon, dan meng-
utus orang untuk meminta syarat-syarat perdamaian. namun ia
malah mengandalkan kekuatannya sendiri, dan dengan begitu
hatinya mengeras bagi kehancurannya sendiri. Perhatikanlah,
orang-orang yang tidak dibuat insaf oleh penghakiman-peng-
hakiman Tuhan atas orang lain, namun malah bersikeras mem-
bangkang melawan sorga, sedang mempercepat penghakiman-
penghakiman yang serupa atas diri mereka sendiri (Yer. 3:8).
Tuhan menyuruh Musa untuk tidak takut kepada raja Og (ay.
2). Kalaupun Musa sendiri begitu kuat imannya hingga tidak
memerlukan peringatan itu, namun ada kemungkinan bahwa
umat memerlukannya, dan bagi merekalah jaminan-jaminan
yang baru ini dimaksudkan, “Aku menyerahkan dia ke dalam
tanganmu. Aku tidak hanya akan melepaskanmu dari tangan-
nya, supaya ia tidak membinasakanmu, namun juga akan me-
nyerahkan dia ke dalam tanganmu, supaya engkau membina-
sakannya, dan membuatnya membayar mahal atas upaya
jahatnya.” Tuhan menambahkan, perlakukanlah dia seperti yang
kaulakukan terhadap Sihon. Hal ini menyiratkan bahwa, melalui
kemenangan yang mereka peroleh sebelumnya, mereka harus
dikuatkan untuk mempercayai Tuhan akan kemenangan berikut-
nya, sebab Dia yaitu Tuhan , dan tidak berubah.
II. Bagaimana orang Israel menduduki Basan, suatu negeri yang
sangat diidam-idamkan. Mereka merebut semua kotanya (ay. 4),
dan merampas segala jarahan dari kota-kota itu (ay. 7). Mereka
membuat semua kota itu menjadi milik mereka sendiri (ay. 10).
Dengan demikian, sekarang seluruh negeri yang subur yang
terletak di sebelah timur sungai Yordan itu ada dalam genggaman
mereka, mulai dari sungai Arnon sampai gunung Hermon (ay. 8).
Ditaklukkan dan didudukinya negeri-negeri ini oleh mereka di-
558
maksudkan, bukan hanya untuk menguatkan semangat orang
Israel dalam peperangan merebut tanah Kanaan, melainkan juga
untuk memberi kepuasan kepada Musa sebelum kematian-
nya. Oleh sebab Musa tidak diizinkan hidup untuk menyaksikan
tuntasnya kemenangan dan pendudukan bangsa Israel, maka
Tuhan memberinya contoh seperti itu akan kemenangan dan pen-
dudukan itu. Demikian pula Roh Kudus diberikan kepada orang-
orang percaya sebagai jaminan bagian mereka, sampai mereka
memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan mere-
ka milik Tuhan .
Pembagian Negeri-negeri yang Ditaklukkan
(3:12-20)
12 “Adapun negeri itu telah kita duduki pada waktu itu; mulai dari Aroer yang
di tepi sungai Arnon, beserta setengah dari pegunungan Gilead dengan kota-
kotanya aku berikan kepada orang Ruben dan orang Gad; 13 dan yang masih
tinggal dari Gilead beserta seluruh Basan, kerajaan Og, yaitu seluruh wila-
yah Argob, aku berikan kepada suku Manasye yang setengah itu. – Seluruh
Basan ini disebut negeri orang Refaim. – 14 Yair, anak Manasye, mengambil
seluruh wilayah Argob sampai daerah orang Gesur dan orang Maakha, dan
menamai daerah itu, yaitu Basan, menurut namanya sendiri: Hawot-Yair,
sampai sekarang. 15 Kepada Makhir kuberikan Gilead. 16 Kepada orang Ruben
dan kepada orang Gad kuberikan sebagian dari Gilead, sebelah sini sampai
sungai Arnon, yaitu setengah dari sungai itu dengan daerah pinggirnya, dan
sebelah sana sampai sungai Yabok, batas daerah bani Amon; 17 selanjutnya
Araba-Yordan dan sungai Yordan dengan daerah pinggirnya, mulai dari
Kineret sampai ke Laut Araba, yaitu Laut Asin di kaki lereng gunung Pisga
ke arah timur. 18 Pada waktu itu aku memerintahkan kepadamu, demikian:
TUHAN, Tuhan mu, telah memberi negeri ini kepadamu untuk dimiliki;
namun kamu, yaitu semua orang yang gagah perkasa, harus menyeberang
dengan bersenjata di depan saudara-saudaramu, orang Israel. 19 Hanya is-
teri dan anak-anakmu serta ternak-ternakmu – aku tahu ada banyak ternak
padamu – boleh tinggal di kota-kota yang telah kuberikan kepadamu, 20 sampai
TUHAN mengaruniakan keamanan kepada saudara-saudaramu seperti kepa-
damu, dan merekapun memiliki negeri, yang diberikan TUHAN, Tuhan mu, ke-
pada mereka di seberang sungai Yordan. Sesudah itu bolehlah kamu pulang,
masing-masing ke tanah miliknya yang telah kuberikan kepadamu.
Sesudah menunjukkan bagaimana negeri tempat mereka berada seka-
rang ditaklukkan, Musa dalam ayat-ayat ini memperlihatkan bagai-
mana negeri itu dibagi-bagikan kepada orang Ruben, orang Gad, dan
setengah suku Manasye, yang kisahnya telah kita dapati sebelumnya
(Bil. 32). Di sini ada pengulangan dari kisah itu.
Kitab Ulangan 3:12-20
559
1. Musa memerinci wilayah-wilayah tertentu dari negeri itu yang
dibagikan kepada tiap-tiap suku, terutama pembagian undi untuk
suku Manasye yang setengah. Jelas terlihat bahwa suku ini di-
pecah ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil. Suku Yusuf dibagi
menjadi suku Efraim dan suku Manasye. Suku Manasye dibagi
menjadi setengah yang mendiami sebelah timur sungai Yordan,
dan setengah yang mendiami sebelah barat sungai Yordan. Suku
Manasye yang mendiami sebelah timur sungai Yordan dibagi lagi
menjadi dua kaum besar, yang masing-masing mendapat bagian-
nya sendiri, yaitu Yair (ay. 14) dan Makhir (ay. 15). Mungkin nu-
buatan Yakub tentang kedudukan suku Manasye yang lebih kecil
digenapi sekarang dalam pembagian dan pemecahan ini. Perhati-
kan bahwa Basan di sini disebut sebagai negeri orang Refaim (KJV:
negeri para raksasa), sebab negeri itu memang dahulu didiami
oleh para raksasa, namun Og yaitu orang terakhir dari mereka.
Para raksasa ini, tampaknya, telah kehilangan negeri mereka, dan
dihalau darinya lebih cepat dibandingkan bangsa-bangsa lain di
sekitar mereka. Sebab mereka yang tangannya melawan tiap-tiap
orang, dengan menyombongkan kekuatan dan perawakan mereka,
pastilah tangan tiap-tiap orang akan melawan mereka. Mereka
akan mati terbunuh dan turun ke liang kubur, meskipun dulu
ketakutan terhadap mereka meliputi dunia orang-orang hidup.
2. Musa menceritakan kembali syarat pengabulan permintaan orang
Israel yang telah mereka setujui (ay. 18-20). Yaitu bahwa mereka
harus mengirim satu pasukan yang kuat untuk menyeberangi
sungai Yordan dan memimpin barisan depan orang Israel dalam
menaklukkan tanah Kanaan. Pasukan itu tidak boleh kembali
kepada keluarga mereka, setidak-tidaknya bukan untuk tinggal
tetap (meskipun selama beberapa waktu mereka boleh kembali ke
markas-markas musim dingin, pada akhir sebuah serangan),
sampai mereka melihat saudara-saudara mereka memiliki penuh
negeri yang menjadi bagiannya masing-masing, seperti halnya
mereka sekarang memiliki bagian mereka. Mereka dengan ini ha-
rus diajar untuk tidak hanya memperhatikan kepentingan mereka
sendiri, namun kepentingan orang lain juga (Flp. 2:4). Tidak sepan-
tasnya seorang Israel hanya memikirkan diri sendiri, dan lebih
mengutamakan kepentingannya sendiri dibandingkan kesejahteraan
warga . jika kita hidup tenteram, kita harus berkeinginan
untuk melihat saudara-saudara kita hidup tenteram juga, dan
560
harus siap melakukan apa yang dapat kita lakukan untuk mewu-
judkannya. Sebab kita tidak terlahir untuk diri kita sendiri, namun
merupakan anggota satu dengan yang lain. Seorang insan yang
baik tidak dapat banyak bersukacita atas ketenteraman keluarga-
nya, kecuali bersamaan dengan itu ia turut melihat damai sejahte-
ra atas Israel (Mzm. 128:6).
Yosua Ditunjuk sebagai Penerus Musa
(3:21-29)
21 Dan kepada Yosua kuperintahkan pada waktu itu, demikian: Matamu sen-
dirilah yang melihat segala yang dilakukan TUHAN, Tuhan mu, terhadap kedua
raja itu. Demikianlah akan dilakukan TUHAN terhadap segala kerajaan, ke
mana engkau pergi. 22 Janganlah takut kepada mereka, sebab TUHAN, Tuhan -
mu, Dialah yang berperang untukmu.” 23 “Juga pada waktu itu aku mohon kasih
karunia dari pada TUHAN, demikian: 24 Ya, Tuhan Tuhan , Engkau telah
mulai memperlihatkan kepada hamba-Mu ini kebesaran-Mu dan tangan-Mu
yang kuat; sebab Tuhan manakah di langit dan di bumi, yang dapat melaku-
kan perbuatan perkasa seperti Engkau? 25 Biarlah aku menyeberang dan me-
lihat negeri yang baik yang di seberang sungai Yordan, tanah pegunungan
yang baik itu, dan gunung Libanon. 26 namun TUHAN murka terhadap aku
oleh sebab kamu dan tidaklah mendengarkan permohonanku. TUHAN ber-
firman kepadaku: Cukup! Jangan lagi bicarakan perkara itu dengan
Aku. 27 Naiklah ke puncak gunung Pisga dan layangkanlah pandangmu ke
barat, ke utara, ke selatan dan ke timur dan lihatlah baik-baik, sebab sungai
Yordan ini tidak akan kauseberangi. 28 Dan berilah perintah kepada Yosua,
kuatkan dan teguhkanlah hatinya, sebab dialah yang akan menyeberang di
depan bangsa ini dan dialah yang akan memimpin mereka sampai mereka
memiliki negeri yang akan kaulihat itu. 29 Demikianlah kita tinggal di lembah di
tentangan Bet-Peor.”
Dalam perikop ini kita mendapati,
I. Semangat yang diberikan Musa kepada Yosua, yang akan mene-
ruskan kepemimpinannya (ay. 21-22). Musa memerintahkan
Yosua supaya tidak takut. Inilah yang harus dilakukan sebisa
mungkin oleh orang yang sudah menua dan banyak makan asam
garam dalam melayani Tuhan untuk menguatkan mereka yang
masih muda, dan baru akan menjalani kehidupan beragama. Ada
dua hal yang diinginkan Musa supaya direnungkan Yosua, untuk
membesarkan hatinya:
1. Apa yang telah diperbuat Tuhan . Yosua telah menyaksikan
kekalahan telak yang diberikan Tuhan kepada kedua raja ini
melalui tentara Israel, sehingga Yosua dapat dengan mudah
menyimpulkan, demikianlah akan dilakukan TUHAN terhadap
Kitab Ulangan 3:21-29
561
segala kerajaan yang akan kita perangi. Yosua tidak hanya
harus menyimpulkan dari sini bahwa Tuhan mampu berbuat
demikian kepada semua kerajaan itu, sebab tangan-Nya ti-
daklah kurang panjang, namun juga bahwa Ia akan berbuat de-
mikian, sebab keputusan-Nya tidaklah berubah. Ia yang telah
memulai akan menyelesaikan. Adapun Tuhan , pekerjaan-Nya
sempurna. Yosua telah menyaksikannya dengan matanya sen-
diri. Dan semakin banyak kita menyaksikan karya-karya dari
hikmat, kuasa, dan kebaikan ilahi, semakin kita tidak punya
alasan untuk takut terhadap apa yang dapat dilakukan ma-
nusia terhadap kita.
2. Apa yang telah dijanjikan Tuhan . TUHAN, Tuhan mu, Dialah yang
berperang untukmu. Dan perkara yang diperjuangkan oleh
Tuhan semesta alam tidak bisa tidak pasti akan memperoleh
kemenangan. Jika Tuhan di pihak kita, siapakah yang akan
melawan kita? Kita mencela pemimpin kita jika kita mengikuti-
nya dengan gemetar.
II. Doa yang dipanjatkan Musa bagi dirinya sendiri, dan jawaban
yang diberikan Tuhan terhadap doa itu.
1. Doanya yaitu bahwa, jika memang Tuhan berkehendak, ia
diperbolehkan untuk pergi di hadapan bangsa Israel menyebe-
rangi sungai Yordan menuju tanah Kanaan. Pada saat itu,
saat Musa sedang menguatkan Yosua untuk menjalankan
peperangan Israel, dengan menganggap begitu saja bahwa
Yosua harus menjadi pemimpin mereka, Musa tersentuh oleh
suatu keinginan yang mendalam untuk pergi juga ke tanah
Kanaan. Musa tidak mengungkapkan keinginannya ini dengan
keluh kesah yang meluap-luap dan mendesak-desak, atau
dengan mengungkit-ungkit hukuman yang sedang diterima-
nya, melainkan dalam doa-doa yang penuh kerendahan hati
kepada Tuhan agar Ia dengan penuh rahmat berkenan mem-
batalkan hukuman itu. Aku mohon kasih karunia dari pada
TUHAN. Perhatikanlah, janganlah kita membiarkan adanya
keinginan dalam hati kita, yang dalam iman tidak dapat kita
unjukkan kepada Tuhan melalui doa. Dan hendaklah setiap ke-
inginan kita yang murni, kita persembahkan kepada Tuhan .
Kita tidak memperoleh apa-apa, sebab kita tidak berdoa. Cer-
matilah,
562
(1) Apa yang diserukan Musa di sini. Ada dua hal:
[1] Pengalaman besar yang telah dialaminya akan kebaikan
Tuhan terhadap dirinya, dalam apa yang sudah dilaku-
kan-Nya bagi Israel: “Engkau telah mulai memperlihat-
kan kepada hamba-Mu ini kebesaran-Mu. Tuhan, sem-
purnakanlah apa yang telah Engkau mulai. Engkau
telah mengizinkanku menyaksikan kemuliaan-Mu da-
lam penaklukan atas kedua raja ini, dan dengan me-
nyaksikannya, aku dipenuhi dengan kekaguman dan
puji syukur. Oh, izinkanlah aku menyaksikan lebih ba-
nyak lagi perbuatan-perbuatan Tuhan ku, dan Rajaku!
Pekerjaan yang besar ini, tidak diragukan lagi, akan di-
lanjutkan dan dituntaskan. Biarlah aku mendapat ke-
puasan untuk menyaksikannya.” Perhatikanlah, semakin
banyak kita menyaksikan kemuliaan Tuhan dalam per-
buatan-perbuatan-Nya, semakin banyak lagi perbuatan-
Nya yang ingin kita saksikan. Besar perbuatan-perbuatan
Tuhan, dan sebab itu diselidiki lebih dalam dan lebih
dalam lagi oleh semua orang yang menyukainya.
[2] Kesan-kesan baik yang ditimbulkan dalam hati Musa
oleh apa yang telah disaksikannya: Sebab Tuhan mana-
kah di langit dan di bumi, yang dapat melakukan per-
buatan perkasa seperti Engkau? Semakin kita tersentuh
oleh apa yang kita saksikan dari Tuhan , dari hikmat,
kuasa, dan kebaikan-Nya, semakin kita dipersiapkan
untuk diberi penyingkapan-penyingkapan yang lebih
jauh. Orang-orang yang akan melihat perbuatan-per-
buatan Tuhan yaitu mereka yang mengagumi Tuhan
dalam perbuatan-perbuatan-Nya itu. Musa telah meng-
ungkapkan perasaannya seperti itu tentang Tuhan dan
perbuatan-perbuatan-Nya jauh sebelumnya (Kel. 15:11),
dan ia tetap berpikiran sama, bahwa tidak ada perbuat-
an yang layak dibandingkan dengan perbuatan-perbuat-
an Tuhan (Mzm. 86:8).
(2) Apa yang dimohonkan Musa: Biarlah aku menyeberang (ay.
25). Tuhan telah berfirman bahwa Musa tidak boleh menye-
berang. Namun demikian, ia tetap berdoa supaya diizinkan
untuk menyeberang, tanpa mengetahui bahwa ancaman itu
Kitab Ulangan 3:21-29
563
bersyarat, sebab ancaman itu tidak diteguhkan dengan
sumpah, seperti ancaman yang berlaku bagi umat pada
waktu dulu, bahwa mereka tidak boleh memasuki tanah
Kanaan. Demikian pula Hizkia berdoa bagi nyawanya, dan
Daud berdoa bagi nyawa anaknya, Sesudah keduanya jelas-
jelas terancam. Dan doa Hizkia terkabul, walaupun doa
Daud tidak. Musa ingat akan saat saat ia, melalui doa,
berhasil meyakinkan Tuhan untuk mencabut kembali per-
nyataan-pernyataan yang telah dibuat-Nya tentang murka-
Nya terhadap Israel (Kel. 32:14). Jadi mengapa ia tidak
dapat berharap bahwa doanya bagi dirinya sendiri akan
dikabulkan dengan cara serupa? Biarlah aku menyeberang
dan melihat negeri yang baik itu. Ia tidak berkata, “Biarlah
aku menyeberang dan menjadi seorang pemimpin dan
penguasa di sana.” Ia tidak mencari kehormatan bagi diri-
nya sendiri, dan dengan senang hati menyerahkan tampuk
kepemimpinan kepada Yosua. namun ia berkata, “Biarlah
aku pergi untuk menjadi saksi kebaikan-Mu terhadap
Israel, untuk menyaksikan apa yang kupercayai mengenai
kebaikan Tanah Perjanjian.” Betapa dengan hati yang sedih
Musa berbicara tentang Kanaan, negeri yang baik itu,
tanah pegunungan yang baik itu! Perhatikanlah, orang-
orang yang dapat berharap akan memperoleh dan menik-
mati perkenanan-perkenanan Tuhan yaitu mereka yang
tahu bagaimana menghargai perkenanan-perkenanan-Nya
itu. Yang dimaksud oleh Musa dengan tanah pegunungan
yang baik itu dapat kita pelajari dari Kitab Mazmur 78:54,
yang di dalamnya dikatakan tentang Israel milik Tuhan bah-
wa Tuhan membawa mereka ke tanah-Nya yang kudus,
yaitu pegunungan ini, yang diperoleh tangan kanan-Nya. Ini
harus dipahami dengan jelas sebagai seluruh negeri Ka-
naan, namun dengan pandangan yang tertuju pada tempat
kudus, yang menjadi kemuliaan negeri itu.
2. Jawaban Tuhan atas doa ini mengandung belas kasihan yang
bercampur dengan penghakiman, agar Musa dapat bernyanyi
tentang kedua-duanya bagi Tuhan .
(1) Ada penghakiman dalam penolakan Tuhan terhadap permo-
honan Musa, dan ada pula sedikit murka: TUHAN murka
564
terhadap aku oleh sebab kamu (ay. 26). Tuhan tidak hanya
melihat dosa dalam diri umat-Nya, namun juga sangat mur-
ka sebab nya. Bahkan orang-orang yang diselamatkan dari
murka yang akan datang bisa saja terbaring di bawah
tanda-tanda murka Tuhan di dunia ini, dan tidak mendapat
suatu perkenanan tertentu yang amat didambakan hati
mereka. Tuhan yaitu Bapa yang penuh rahmat, lembut dan
penyayang. namun Ia marah kepada anak-anak-Nya jika
mereka berbuat salah, dan menolak memberi mereka ba-
nyak hal yang mereka inginkan yang siap mereka mohon-
kan dengan merengek-rengek. namun bagaimana Ia murka
kepada Musa oleh sebab Israel? Bisa jadi,
[1] sebab dosa yang diperbuatnya itu, saat bangsa Israel
memahitkan hatinya. Lihat Mazmur 106:32-33. Atau,
[2] Dipanggilnya Musa untuk berpulang pada waktu itu,
saat ia bisa saja dihindarkan dari kematian, merupa-
kan teguran kepada seluruh Israel, dan hukuman atas
dosa mereka. Atau,
[3] Tuhan murka kepada Musa oleh sebab mereka, agar
menjadi peringatan bagi mereka untuk berjaga-jaga
supaya tidak menyulut murka Tuhan melalui berbagai
ucapan yang penuh amarah dan ketidakpercayaan yang
diucapkan saat -waktu, serupa dengan pelanggaran
Musa. Sebab, jikalau orang berbuat demikian dengan
kayu hidup, apakah yang akan terjadi dengan kayu
kering? Musa mengakui bahwa Tuhan tidak akan men-
dengarkannya. Tuhan sudah sering kali mendengarkan
Musa demi Israel, namun demikian Ia tidak mau men-
dengarkan Musa demi dirinya sendiri. yaitu hak isti-
mewa Kristus, Sang Pengantara Agung, untuk selalu di-
dengar Tuhan . Meskipun demikian, mengenai diri-Nya
musuh-musuh-Nya berkata, orang lain Ia selamatkan,
namun diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan. Orang
Yahudi tidak akan mencela Kristus dengan perkataan
ini andai saja mereka ingat bahwa Musa, nabi besar
mereka, berhasil memperjuangkan orang lain, namun
tidak dirinya sendiri. Meskipun Musa, yang merupakan
salah satu keturunan Yakub yang bergulat dengan
Tuhan , tidak mencari dengan sia-sia, namun ia tidak
Kitab Ulangan 3:21-29
565
mendapatkan apa yang dicarinya. Tuhan bisa saja mene-
rima doa-doa kita, namun tidak mengabulkan hal ter-
tentu yang justru kita minta.
(2) Di sini kita mendapati belas kasihan yang bercampur de-
ngan murka ini dalam beberapa hal:
[1] Tuhan menenangkan jiwa Musa dengan satu ketetapan
yang keluar melalui perkataan ini (ay. 26), Cukup!
Dengan kata ini, tidak diragukan lagi, suatu kuasa ilahi
bergerak untuk mendamaikan Musa dengan kehendak
Tuhan , dan membuatnya menerima kehendak itu. Kalau-
pun Tuhan tidak memberi kita apa yang kita inginkan
melalui penyelenggaraan-Nya, namun, jika melalui anu-
gerah-Nya Ia membuat kita merasa cukup tanpanya,
maka itu sama baiknya. “Cukuplah bagimu memiliki
Tuhan sebagai Bapamu, dan sorga sebagai bagianmu,
meskipun engkau tidak memiliki segala sesuatu yang
engkau inginkan di dunia ini. Puaslah dengan hal ini,
bahwa Tuhan itu maha mencukupi.”
[2] Tuhan memberi penghormatan atas doa Musa dengan
mengarahkannya untuk tidak bersikeras dengan per-
mohonan ini: Jangan lagi bicarakan perkara itu dengan
Aku. Ini menyiratkan bahwa apa yang dipandang Tuhan
tidak layak untuk dikabulkan, janganlah kita pandang
layak untuk dimohonkan. Dan bahwa Tuhan begitu se-
nang dengan doa orang benar, sehingga Ia sama sekali
tidak senang, dalam hal apa pun, untuk tidak menga-
bulkannya.
[3] Tuhan berjanji kepada Musa bahwa ia akan melihat pe-
mandangan tanah Kanaan dari puncak gunung Pisga
(ay. 27). Meskipun Musa tidak boleh memiliki tanah
Kanaan, ia diperbolehkan untuk melihat pemandangan-
nya. Hal ini bukan untuk membuat Musa merasa ter-
giur, namun memandang tanah Kanaan seperti itu akan
memberinya kepuasan yang sejati, dan akan memam-
pukannya membentuk gagasan yang sangat jelas dan
menyenangkan tentang tanah perjanjian itu. Mungkin
pandangan Musa tidak hanya dipelihara untuk tujuan-
tujuan lain, namun juga sangat diperluas untuk tujuan
566
ini. Sebab, seandainya Musa tidak memandang tanah
Kanaan sebagaimana orang lain tidak dapat meman-
dangnya dari tempat yang sama, maka itu bukanlah
suatu perkenanan khusus bagi Musa, bukan pula
sesuatu yang layak dijanjikan. Bahkan orang-orang per-
caya yang terkemuka sekalipun, dalam kehidupan yang
sekarang ini, hanya dapat melihat sorga dari jauh.
[4] Tuhan menyediakan seorang penerus bagi Musa, sese-
orang yang akan menjunjung kehormatan Musa dan
melanjutkan serta menuntaskan pekerjaan mulia yang
begitu menjadi perhatian Musa, yaitu membawa orang
Israel ke tanah Kanaan, dan membuat mereka ber-
mukim di sana (ay. 28): Berilah perintah kepada Yosua,
kuatkan dan teguhkanlah hatinya dalam pekerjaan ini.
Orang-orang yang diberi perintah oleh Tuhan , pasti akan
dikuatkan dan diteguhkan-Nya. Dan menjadi penghibur-
an bagi sahabat-sahabat jemaat, saat mereka sedang
sekarat dan menghadapi ajal, untuk melihat pekerjaan
Tuhan akan dilanjutkan oleh tangan-tangan lain, saat
mereka sudah membisu di dalam debu.
PASAL 4
Dalam pasal ini kita mendapati,
I. Nasihat yang disampaikan dengan penuh kesungguhan dan
permohonan untuk taat, baik dalam perkara-perkara umum
maupun beberapa perkara khusus. Nasihat itu didukung
oleh berbagai macam anjuran yang sangat mendesak, yang
diulang berkali-kali, dan dipaparkan di hadapan bangsa
Israel dengan cara yang teramat menggugah hati dan penuh
kasih yang dapat dibayangkan (ay. 1-40).
II. Ditetapkannya kota-kota perlindungan di seberang sungai
Yordan (ay. 41-43).
III. Gambaran khusus mengenai tempat di mana Musa menyam-
paikan pengulangan hukum Taurat berikut ini (ay. 44, dst.).
Nasihat dan Anjuran
(4:1-40)
1 “Maka sekarang, hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang
kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki
serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Tuhan nenek
moyangmu. 2 Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepada-
mu dan janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu berpegang
pada perintah TUHAN, Tuhan mu, yang kusampaikan kepadamu. 3 Matamu
sendiri telah melihat apa yang diperbuat TUHAN mengenai Baal-Peor, sebab
TUHAN, Tuhan mu, telah memunahkan dari tengah-tengahmu semua orang
yang mengikuti Baal-Peor, 4 sedang kamu sekalian yang berpaut pada
TUHAN, Tuhan mu, masih hidup pada hari ini. 5 Ingatlah, aku telah mengajar-
kan ketetapan dan peraturan kepadamu, seperti yang diperintahkan kepada-
ku oleh TUHAN, Tuhan ku, supaya kamu melakukan yang demikian di dalam
negeri, yang akan kamu masuki untuk mendudukinya. 6 Lakukanlah itu de-
ngan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaanmu dan akal budi-
mu di mata bangsa-bangsa yang pada waktu mendengar segala ketetapan ini
akan berkata: Memang bangsa yang besar ini yaitu umat yang bijaksana
dan berakal budi. 7 Sebab bangsa besar manakah yang memiliki Tuhan
568
yang demikian dekat kepadanya seperti TUHAN, Tuhan kita, setiap kali kita
memanggil kepada-Nya? 8 Dan bangsa besar manakah yang memiliki kete-
tapan dan peraturan demikian adil seperti seluruh hukum ini, yang kuben-
tangkan kepadamu pada hari ini? 9 namun waspyaitu dan berhati-hatilah,
supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri
itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidup-
mu. Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semua-
nya itu, 10 yaitu hari itu saat engkau berdiri di hadapan TUHAN, Tuhan mu,
di Horeb, waktu TUHAN berfirman kepadaku: Suruhlah bangsa itu berkum-
pul kepada-Ku, maka Aku akan memberi mereka mendengar segala perkata-
an-Ku, sehingga mereka takut kepada-Ku selama mereka hidup di muka
bumi dan mengajarkan demikian kepada anak-anak mereka. 11 Lalu kamu
mendekat dan berdiri di kaki gunung itu, sedang gunung itu menyala sampai
ke pusar langit dalam gelap gulita, awan dan kegelapan. 12 Lalu berfirmanlah
TUHAN kepadamu dari tengah-tengah api; suara kata-kata kamu dengar,
namun suatu rupa tidak kamu lihat, hanya ada suara. 13 Dan Ia memberitahu-
kan kepadamu perjanjian, yang diperintahkan-Nya kepadamu untuk dilaku-
kan, yaitu Kesepuluh Firman dan Ia menuliskannya pada dua loh batu.
14 Dan pada waktu itu aku diperintahkan TUHAN untuk mengajarkan kepa-
damu ketetapan dan peraturan, supaya kamu melakukannya di negeri, ke
mana kamu pergi untuk mendudukinya. 15 Hati-hatilah sekali –sebab kamu
tidak melihat sesuatu rupa pada hari TUHAN berfirman kepadamu di Horeb
dari tengah-tengah api – 16 supaya jangan kamu berlaku busuk dengan mem-
buat bagimu patung yang menyerupai berhala apapun: yang berbentuk laki-
laki atau perempuan; 17 yang berbentuk binatang yang di bumi, atau berben-
tuk burung bersayap yang terbang di udara, 18 atau berbentuk binatang yang
merayap di muka bumi, atau berbentuk ikan yang ada di dalam air di bawah
bumi; 19 dan juga supaya jangan engkau mengarahkan matamu ke langit, se-
hingga jika engkau melihat matahari, bulan dan bintang, segenap tentara
langit, engkau disesatkan untuk sujud menyembah dan beribadah kepada
sekaliannya itu, yang justru diberikan TUHAN, Tuhan mu, kepada segala
bangsa di seluruh kolong langit sebagai bagian mereka, 20 sedang TUHAN
telah mengambil kamu dan membawa kamu keluar dari dapur peleburan
besi, dari Mesir, untuk menjadi umat milik-Nya sendiri, seperti yang terjadi
sekarang ini. 21 namun TUHAN menjadi murka terhadap aku oleh sebab
kamu, dan Ia bersumpah, bahwa aku tidak akan menyeberangi sungai
Yordan dan tidak akan masuk ke dalam negeri yang baik, yang diberikan
TUHAN, Tuhan mu, kepadamu menjadi milik pusakamu. 22 Sebab aku akan
mati di negeri ini dan tidak akan menyeberangi sungai Yordan, namun kamu
akan menyeberanginya dan menduduki negeri yang baik itu. 23 Hati-hatilah,
supaya jangan kamu melupakan perjanjian TUHAN, Tuhan mu, yang telah
diikat-Nya dengan kamu dan membuat bagimu patung yang menyerupai apa-
pun yang oleh TUHAN, Tuhan mu, dilarang kauperbuat. 24 Sebab TUHAN,
Tuhan mu, yaitu api yang menghanguskan, Tuhan yang cemburu. 25 jika
kamu beranak cucu dan kamu telah tua di negeri itu lalu kamu berlaku
busuk dengan membuat patung yang menyerupai apapun juga, dan melaku-
kan apa yang jahat di mata TUHAN, Tuhan mu, sehingga kamu menimbulkan
sakit hati-Nya, 26 maka aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi ter-
hadap kamu pada hari ini, bahwa pastilah kamu habis binasa dengan segera
dari negeri ke mana kamu menyeberangi sungai Yordan untuk menduduki-
nya; tidak akan lanjut umurmu di sana, namun pastilah kamu punah.
27 TUHAN akan menyerakkan kamu di antara bangsa-bangsa dan hanya
dengan jumlah yang sedikit kamu akan tinggal di antara bangsa-bangsa, ke
mana TUHAN akan menyingkirkan kamu. 28 Maka di sana kamu akan ber-
ibadah kepada Tuhan , buatan tangan manusia, dari kayu dan batu, yang tidak
dapat melihat, tidak dapat mendengar, tidak dapat makan dan tidak dapat
Kitab Ulangan 4:1-40
569
mencium. 29 Dan baru di sana engkau mencari TUHAN, Tuhan mu, dan mene-
mukan-Nya, asal engkau menanyakan Dia dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu. 30 jika engkau dalam keadaan terdesak dan se-
gala hal ini menimpa engkau di lalu hari, maka engkau akan kembali
kepada TUHAN, Tuhan mu, dan mendengarkan suara-Nya. 31 Sebab TUHAN,
Tuhan mu, yaitu Tuhan Penyayang, Ia tidak akan meninggalkan atau memus-
nahkan engkau dan Ia tidak akan melupakan perjanjian yang diikrarkan-Nya
dengan sumpah kepada nenek moyangmu. 32 Sebab cobalah tanyakan, dari
ujung langit ke ujung langit, tentang zaman dahulu, yang ada sebelum
engkau, sejak waktu Tuhan menciptakan manusia di atas bumi, apakah ada
pernah terjadi sesuatu hal yang demikian besar atau apakah ada pernah
terdengar sesuatu seperti itu. 33 Pernahkah suatu bangsa mendengar suara
ilahi, yang berbicara dari tengah-tengah api, seperti yang kaudengar dan
tetap hidup? 34 Atau pernahkah suatu Tuhan mencoba datang untuk meng-
ambil baginya suatu bangsa dari tengah-tengah bangsa yang lain, dengan
cobaan-cobaan, tanda-tanda serta mujizat-mujizat dan peperangan, dengan
tangan yang kuat dan lengan yang teracung dan dengan kedahsyatan-
kedahsyatan yang besar, seperti yang dilakukan TUHAN, Tuhan mu, bagimu di
Mesir, di depan matamu? 35 Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui,
bahwa Tuhanlah Tuhan , tidak ada yang lain kecuali Dia. 36 Dari langit Ia mem-
biarkan engkau mendengar suara-Nya untuk mengajari engkau, di bumi Ia
membiarkan engkau melihat api-Nya yang besar, dan segala perkataan-Nya
kaudengar dari tengah-tengah api. 37 sebab Ia mengasihi nenek moyangmu
dan memilih keturunan mereka, maka Ia sendiri telah membawa engkau ke-
luar dari Mesir dengan kekuatan-Nya yang besar, 38 untuk menghalau dari
hadapanmu bangsa-bangsa yang lebih besar dan lebih kuat dari padamu,
untuk membawa engkau masuk ke dalam negeri mereka dan memberi nya
kepadamu menjadi milik pusakamu, seperti yang terjadi sekarang ini. 39
Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa Tuhanlah Tuhan
yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain. 40 Ber-
peganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu
pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang ke-
mudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN,
Tuhan mu, kepadamu untuk selamanya.
Khotbah yang teramat hidup dan berbobot ini begitu menyeluruh,
dan bagian-bagian tertentu yang terdapat di dalamnya begitu sering
diulangi, sehingga kita harus mengambil keseluruhannya saat
menguraikannya, dan berupaya untuk mengintisarikannya ke dalam
butir-butir yang sesuai, sebab kita tidak dapat membaginya ke
dalam beberapa alinea.
I. Secara garis besar, khotbah ini merupakan pembelajaran dan
penerapan dari sejarah yang telah dilalui bangsa Israel sebelum-
nya. Khotbah ini dibuka dengan kesimpulan dari sejarah itu:
Maka sekarang, hai orang Israel, dengarlah (ay. 1). Pembelajaran
seperti ini haruslah kita ambil saat melihat kembali penyeleng-
garaan Tuhan terhadap kita, dan olehnya kita harus tergerak dan
terdorong untuk mengerjakan kewajiban dan berlaku taat. Seja-
570
rah tentang tahun-tahun pada zaman purbakala haruslah kita
manfaatkan dengan cara serupa.
II. Maksud dan tujuan khotbah Musa yaitu untuk meyakinkan
orang Israel agar tetap dekat dengan Tuhan dan melayani-Nya, dan
tidak meninggalkan Dia demi Tuhan lain, tidak pula dalam hal apa
pun menolak melakukan kewajiban mereka kepada-Nya. Seka-
rang cermatilah apa yang dikatakan Musa kepada mereka, dengan
kefasihan berbicara yang banyak menekankan perkara-perkara
ilahi, baik dengan cara memberi nasihat maupun petunjuk,
dan juga dorongan maupun alasan untuk menguatkan nasihat-
nasihatnya.
1. Lihatlah di sini bagaimana Musa menyuruh dan memerintah
mereka, dan menunjukkan kepada mereka apa yang baik, dan
apa yang dituntut Tuhan dari pada mereka.
(1) Musa menuntut agar mereka dengan tekun memperhatikan
firman Tuhan , dan ketetapan serta peraturan yang diajarkan
kepada mereka: Hai orang Israel, dengarlah. Yang dimak-
sud oleh Musa yaitu , bukan hanya bahwa mereka harus
mendengarkannya sekarang, melainkan juga bahwa setiap
kali kitab Taurat dibacakan kepada mereka, atau dibaca
oleh mereka, mereka harus menyimaknya baik-baik. “De-
ngarkanlah ketetapan-ketetapan ini, sebab di dalamnya
terkandung perintah-perintah yang agung dari Tuhan dan
hal-hal yang penting menyangkut jiwamu sendiri, dan yang
sebab itu menuntutmu untuk memberi perhatian yang
sungguh-sungguh.” Di gunung Horeb, Tuhan memberi mere-
ka mendengar segala perkataan-Nya (ay. 10), mendengarnya
dengan seorang saksi. Perhatian mereka pada waktu itu
terbatasi oleh keadaan-keadaan yang mengiringi penyam-
paian perkataan-Nya. namun sesudahnya, perhatian mereka
haruslah tercurah oleh keunggulan dari hal-hal yang di-
katakan itu sendiri. Satu kali Tuhan berfirman, dua hal yang
harus kita dengar, dan harus sering-sering kita dengar.
(2) Musa memerintahkan mereka untuk menjaga kemurnian
dan keutuhan hukum ilahi di antara mereka (ay. 2). Jaga-
lah kemurniannya, dan jangan menambahinya, jagalah ke-
utuhannya, dan jangan menguranginya. Jangan menambahi
Kitab Ulangan 4:1-40
571
dan menguranginya dalam perbuatan, demikian menurut se-
bagian penafsir: “Janganlah engkau menambahinya dengan
melakukan perbuatan jahat yang dilarang hukum Taurat,
atau menguranginya dengan menghilangkan perbuatan baik
yang dituntut hukum Taurat.” Jangan menambahi dan me-
nguranginya dalam pemikiran, demikian menurut sebagian
yang lain: “Janganlah engkau menambahkan karangan-
karanganmu sendiri, seolah-olah ketetapan-ketetapan ilahi
itu bercacat cela, ataupun memperkenalkan, apalagi mem-
bebankan, tata cara ibadah apa pun selain apa yang sudah
ditetapkan Tuhan . Jangan pula engkau menghilangkan, atau
mengesampingkan, apa pun yang telah ditetapkan, sebagai
sesuatu yang tidak perlu atau berlebihan.” Karya Tuhan itu
sempurna, tidak ada sesuatu yang dapat ditambahkan ke-
padanya, ataupun dikurangkan dibandingkan nya, tanpa mem-
buatnya menjadi lebih buruk. Lihat Pengkhotbah 3:14.
Orang Yahudi memahami perintah ini sebagai larangan
untuk mengubah naskah atau huruf dalam hukum Taurat,
meskipun hanya satu iota atau satu titik. Dan pada kehati-
hatian serta ketelitian merekalah kita sangat berutang
budi, di bawah Tuhan , atas kemurnian dan keutuhan kitab
Taurat dalam bahasa Ibrani. Kita mendapati pagar per-
ingatan seperti ini dibuat di sekeliling Perjanjian Baru pada
bagian penutupnya (Why. 22:18-19).
(3) Musa memerintahkan mereka untuk berpegang pada pe-
rintah Tuhan (ay. 2), untuk melakukannya (ay. 5, 14), untuk
melakukannya dengan setia (ay. 6), dan untuk melakukan
perjanjian (ay. 13). Pendengaran harus diberikan dengan
tujuan untuk berbuat, dan pengetahuan harus diperoleh
dengan tujuan untuk bertindak. Perintah-perintah Tuhan
merupakan jalan yang harus terus mereka tempuh, dan
pedoman yang harus mereka pegang. Mereka harus me-
ngendalikan diri mereka dengan aturan-aturan moral, men-
jalankan ibadah menurut tata upacara ilahi, dan menegak-
kan keadilan menurut hukum peradilan. Musa menutup
khotbahnya (ay. 40) dengan mengulangi amanat ini: Ber-
peganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusam-
paikan kepadamu. Untuk apa hukum diciptakan, kalau
bukan untuk dilaksanakan dan dipatuhi?
572
(4) Musa memerintahkan mereka untuk melaksanakan hukum
Taurat dengan sangat ketat dan hati-hati (ay. 9): namun
waspyaitu dan berhati-hatilah, dan (ay. 15), hati-hatilah
sekali, dan lagi (ay. 23), hati-hatilah. Orang yang ingin taat
beragama harus sangat berhati-hati, dan memperhatikan
dengan saksama bagaimana mereka hidup. Mengingat be-
tapa banyaknya godaan yang melingkupi kita, dan betapa
bobroknya kecondongan yang ada dalam hati kita, kita
sangat perlu waspada terhadap segala sesuatu yang ada di
sekitar kita, dan menjaga hati kita dengan seawas mung-
kin. Orang yang berjalan dengan ceroboh dan sembarangan
tidak dapat berjalan dengan benar.
(5) Musa memerintahkan mereka secara khusus untuk ber-
jaga-jaga terhadap dosa penyembahan berhala. Dari semua
dosa lain, dosa inilah yang paling menggoda mereka oleh
sebab kebiasaan bangsa-bangsa lain, dosa yang paling
membuat mereka kecanduan oleh sebab kebusukan hati
mereka, dan dosa yang paling menyulut murka Tuhan serta
membawa dampak-dampak yang paling merugikan bagi diri
mereka sendiri: Hati-hatilah sekali, supaya jangan kamu
berlaku busuk dalam perkara ini (ay. 15-16). Musa mem-
peringatkan mereka akan dua jenis penyembahan berhala:
[1] Penyembahan patung, sekalipun melaluinya mereka
bermaksud menyembah Tuhan yang benar, seperti yang
telah mereka perbuat dalam perkara anak lembu tuang-
an, dan dengan begitu mereka menggantikan kebenaran
Tuhan dengan dusta dan kemuliaan-Nya menjadi noda.
Perintah Tuhan yang kedua dengan tegas ditujukan un-
tuk melarang perkara ini, dan perintah itu di sini diper-
jelas lebih lanjut (ay. 15-18). “Hati-hatilah sekali supaya
jangan kamu berlaku busuk,” yaitu, “supaya jangan
kamu menjadi bejat.” Sebab orang-orang yang berpikir
untuk membuat patung Tuhan , membentuk dalam pikir-
an mereka gagasan-gagasan tentang-Nya yang begitu
rupa, hingga pasti menjadi pintu masuk bagi segala
rupa kedurhakaan. Dan tersirat bahwa penyembahan
berhala yaitu perzinahan rohani. “Dan berhati-hatilah
supaya jangan engkau menghancurkan dirimu sendiri.
Jika ada perkara yang dapat menghancurkanmu, inilah
Kitab Ulangan 4:1-40
573
perkara itu. Apa pun yang engkau perbuat, jangan per-
nah membuat patung yang dianggap menyerupai Tuhan ,
baik itu dalam bentuk manusia, laki-laki atau perem-
puan, ataupun dalam bentuk binatang atau burung
bersayap, ular atau ikan.” Sebab bangsa-bangsa yang
tidak mengenal Tuhan menyembah dewa-dewa mereka
melalui patung-patung yang berbentuk manusia dan
segala jenis binatang ini, entah sebab mereka tidak
mampu membuat, atau tidak mau mengakui, pernyata-
an yang jelas terbukti kebenarannnya itu, yang kita
dapati dalam Hosea 8:6: Itu dibuat oleh tukang, dan itu
bukan Tuhan . Menggambarkan Roh yang tak terhingga
dalam rupa patung, dan sang Pencipta yang agung da-
lam rupa makhluk ciptaan, yaitu penghinaan terbesar
yang dapat kita perbuat terhadap Tuhan , dan penipuan
terbesar yang dapat kita lakukan terhadap diri kita
sendiri. Sebagai alasan untuk melarang mereka mem-
buat patung-patung yang dianggap menyerupai Tuhan ,
Musa menegaskan dengan sangat keras kepada mereka
bahwa saat Tuhan menyatakan diri-Nya kepada mereka
di gunung Horeb, Ia melakukannya melalui suara kata-
kata yang terdengar di telinga mereka, untuk mengajar
mereka bahwa iman timbul dari pendengaran, dan bah-
wa Tuhan di dalam firman dekat dengan kita. namun
tidak ada rupa yang ditampakkan kepada mereka, kare-
na memandang Tuhan sebagaimana adanya Dia disedia-
kan untuk kebahagiaan kita di dunia lain, dan meman-
dang Tuhan bukan sebagaimana adanya Dia akan men-
celakakan kita dan tidak bermanfaat bagi kita di dunia
ini. Kamu tidak melihat suatu rupa (ay. 12), sesuatu
rupa (ay. 15). Mungkin mereka berharap akan melihat
suatu rupa, sebab mereka sudah siap menembus men-
dapatkan TUHAN hendak melihat-lihat (Kel. 19:21).
namun yang mereka saksikan hanyalah terang dan api,
dan bukan sesuatu yang dapat mereka buat menjadi
patung, sebab Tuhan Sang Hikmat Tak Terhingga meng-
atur penyataan diri-Nya dengan cara demikian oleh
sebab adanya bahaya penyembahan berhala. Memang
dikatakan tentang Musa bahwa ia memandang rupa
TUHAN (Bil. 12:8). Tuhan mengizinkan Musa untuk men-
dapat perkenanan itu sebab Musa yaitu orang yang
tidak akan tergoda untuk menyembah berhala. namun
bagi bangsa yang belum lama ini mengagumi berhala-
berhala Mesir, mereka tidak boleh melihat rupa apa pun
yang menggambarkan Tuhan , supaya jangan sampai me-
reka berlagak membuat salinannya, dan dengan demi-
kian menerima perintah Tuhan yang kedua dengan sia-
sia. “Sebab,” menurut Uskup Patrick, “mereka bisa saja
berpikir bahwa perintah ini hanya melarang mereka un-
tuk membuat gambar Tuhan selain dari apa yang ditam-
pakkan-Nya kepada mereka, sehingga mereka akan me-
nyimpulkan bahwa sah-sah saja membuat gambar
Tuhan .” Biarlah ini menjadi peringatan bagi kita untuk
berjaga-jaga supaya tidak membuat gambar-gambar
Tuhan dalam khayalan dan bayangan kita saat kita se-
dang menyembah-Nya, supaya jangan sampai kita ber-
laku busuk. Bisa jadi ada berhala di dalam hati, sekali-
pun tidak ada berhala di tempat kudus.
[2] Penyembahan terhadap matahari, bulan, dan bintang,
merupakan bentuk penyembahan berhala lain yang
diperingatkan kepada mereka (ay. 19). Ini merupakan
jenis penyembahan berhala yang paling kuno dan paling
masuk akal, dengan menumbuhkan pemujaan terhadap
ciptaan-ciptaan yang tidak hanya terletak di atas kita,
namun juga yang kelihatannya paling mulia dalam diri-
nya sendiri dan paling berguna secara umum bagi du-
nia. Dan alasan-alasan yang masuk akal ini justru
membuatnya semakin berbahaya. Disiratkan di sini,
pertama, betapa kuatnya godaan bagi pancaindra kita.
Sebab bunyi peringatannya yaitu , supaya jangan eng-
kau disesatkan untuk sujud menyembah kepada sekali-
annya itu oleh dorongan kuat dari pikiran yang sia-sia
dan arus deras adat-istiadat bangsa-bangsa lain. Hati
dipandang berjalan menuruti pandangan mata, dan da-
lam keadaan kita yang bobrok dan merosot, hati me-
mang sangat condong berjalan menuruti pandangan
mata. “jika engkau melihat matahari, bulan dan bin-
tang, engkau akan begitu mengagumi tingginya dan te-
Kitab Ulangan 4:1-40
rangnya, pergerakannya yang teratur dan pengaruhnya
yang sangat kuat, sehingga engkau akan sangat ter-
goda untuk memberi kemuliaan bagi semuanya itu,
yang seharusnya diberikan kepada Dia yang mencipta-
kannya, dan yang menjadikannya sebagaimana adanya
benda-benda itu bagi kita. Dia membuat semuanya itu
ada, dan menjadikannya sebagai berkat bagi seluruh
dunia.” Tampaknya dibutuhkan keteguhan hati yang
kuat untuk mempersenjatai mereka melawan godaan ini,
sebab begitu lemahnya iman mereka kepada Tuhan yang
tidak terlihat dan dunia yang tidak terlihat. Kedua, na-
mun demikian, Musa menunjukkan betapa tidak ber-
dayanya godaan itu bagi orang-orang yang mau meng-
gunakan akal budi mereka. Sebab dewa-dewa palsu ini,
matahari, bulan, dan bintang, hanyalah berkat-berkat
yang telah diberikan Tuhan Tuhan mereka, yang wajib
mereka sembah, kepada segala bangsa. Sungguh tidak
masuk akal menyembah benda-benda itu, sebab
semuanya itu merupakan pelayan manusia, diciptakan
dan ditetapkan untuk menerangi bumi. Masakan kita
melayani benda-benda yang telah diciptakan untuk
melayani kita? Matahari dalam bahasa Ibrani disebut
shemesh, yang berarti pelayan, sebab matahari yaitu
kepala pelayan dari dunia yang kelihatan ini, dan me-
megang pelita bagi seluruh umat manusia. Jadi jangan-
lah matahari disembah seperti seorang tuan. Lagi pula,
matahari, bulan, dan bintang yaitu pemberian-pem-
berian Tuhan . Ia telah memberi semuanya itu. Keun-
tungan apa pun yang kita dapatkan darinya, kita ber-
utang budi kepada Tuhan untuk itu. Oleh sebab itu,
sungguh menyakiti hati-Nya jika kita memberi
kepada matahari, bulan, dan bintang, kehormatan dan
pujian yang seharusnya diberikan kepada-Nya saja.
(6) Musa memerintahkan mereka untuk mengajari anak-anak
mereka melaksanakan hukum-hukum Tuhan : Beritahukan-
lah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semua-
nya itu (ay. 9), sehingga mereka mengajarkan demikian ke-
pada anak-anak mereka (ay. 10).
[1] Harus diberikan perhatian secara umum untuk men-
jaga warisan agama di antara mereka, dan untuk mene-
ruskan pengetahuan tentang Tuhan dan penyembahan
terhadap-Nya kepada keturunan yang akan datang. Se-
bab kerajaan Tuhan di dalam Israel dirancang untuk ber-
langsung selama-lamanya, kalau saja mereka tidak ke-
hilangan hak istimewa itu sebab perbuatan mereka
sendiri.
[2] Para orangtua haruslah, supaya semuanya ini terjadi,
memberi perhatian secara khusus untuk mengajari
anak-anak mereka takut akan Tuhan , dan untuk men-
didik mereka dalam menjalankan semua perintah-Nya.
(7) Musa memerintahkan mereka agar jangan pernah melupa-
kan kewajiban mereka: Hati-hatilah, supaya jangan kamu
melupakan perjanjian TUHAN, Tuhan mu (ay. 23). Meskipun
Tuhan selalu ingat akan kovenan-Nya, kita cenderung melu-
pakannya, dan inilah yang mendasari segala kemurtadan
kita dari Tuhan . Oleh sebab itu, kita perlu mewaspadai
segala sesuatu yang akan menghilangkan kovenan itu dari
ingatan kita, dan untuk menjaga hati kita sendiri, supaya
jangan sampai kita sekali-kali membiarkannya lepas. Demi-
kian pula kita harus berjaga-jaga supaya jangan sekali-kali
kita melupakan agama kita, agar jangan sampai kita kehi-
langan agama kita atau meninggalkannya. Perhatian dan
kewaspadaan, dan kesiapsiagaan yang kudus, merupakan
penolong yang terbaik melawan ingatan yang buruk. Inilah
petunjuk dan perintah yang diberikan Musa kepada bangsa
Israel.
2. Marilah kita lihat sekarang apa saja dorongan dan alasan yang
dipakai Musa untuk menguatkan nasihat-nasihat ini. Bagai-
mana ia memaparkan perkara itu di hadapan mereka, dan me-
menuhi mulutnya dengan kata-kata pembelaan! Ada banyak
hal yang harus disampaikannya atas nama Tuhan . Beberapa
pokok bahasan yang diutarakannya memang khusus disam-
paikan untuk orang Israel, namun bisa juga diterapkan ke-
pada kita. Akan namun , secara keseluruhan, jelas bahwa agama
memiliki akal budi yang mendukungnya, dan orang-orang
Kitab Ulangan 4:1-40
yang tidak beragama sengaja menutup telinga mereka ter-
hadap pesona-pesonanya yang kuat.
(1) Musa menegaskan kebesaran, kemuliaan, dan kebaikan
Tuhan . Kalau saja kita menyadari seperti apa Tuhan yang de-
ngan-Nya kita harus berhadapan, tentu kita akan melak-
sanakan kewajiban kita kepada-Nya dengan kesadaran hati
nurani, dan tidak berani berdosa melawan Dia. Musa
mengingatkan bangsa Israel di sini,
[1] Bahwa Tuhan Yahweh yaitu satu-satunya Tuhan yang
hidup dan yang benar. Hal ini harus mereka ketahui dan
camkan (ay. 39). Ada banyak hal yang kita ketahui,
namun itu tidak membuat kita lebih baik, sebab kita
tidak mencamkannya, tidak menerapkannya kepada diri
kita sendiri, tidak pula menarik kesimpulan-kesimpulan
yang benar darinya. Ini yaitu kebenaran yang begitu
nyata hingga tidak bisa tidak pasti diketahui, dan
kebenaran yang begitu berpengaruh hingga, kalau saja
dicamkan sebagaimana mestinya, pasti akan memper-
baharui dunia. Bahwa Tuhan Yahwelah Tuhan , wujud
yang tak terbatas dan kekal, yang ada dari diri-Nya
sendiri dan maha mencukupi oleh diri-Nya sendiri, dan
sumber dari segala yang ada, segala kuasa, dan segala
pergerakan. Bahwa Dialah Tuhan yang di langit di atas,
yang berselubungkan segala kemuliaan dan Tuhan
segenap bala tentara di dunia atas. Dan bahwa Dialah
Tuhan di bumi di bawah, yang meskipun jauh dari takhta
kemuliaan-Nya, tidaklah jauh dari jangkauan pandang-
an atau kuasa-Nya, dan meskipun rendah dan hina,
tidaklah berada di luar perhatian dan pengetahuan-Nya.
Dan tidak ada yang lain, tidak ada Tuhan lain yang benar
dan yang hidup selain Dia. Semua dewa bangsa-bangsa
kafir yaitu penipu dan perampas kuasa. Dan tidak ada
satu pun dari dewa-dewa itu yang bahkan mengaku-
ngaku sebagai penguasa seluruh langit dan bumi,
melainkan hanya dewa-dewa setempat. Orang Israel,
yang tidak menyembah yang lain selain Numen – Ilah
tertinggi, selama-lamanya tidak dapat dimaafkan jika
mereka menukarkan Tuhan mereka atau mengabaikan-
Nya.
[2] Bahwa Dia yaitu api yang menghanguskan, Tuhan yang
cemburu (ay. 24). Berhati-hatilah agar tidak menyakiti
hati-Nya, sebab , pertama, Ia memiliki mata yang cem-
buru untuk melihat dengan tajam adanya penghinaan.
Ia harus mendapatkan kasih sayang dan pemujaanmu
sepenuhnya, dan sama sekali tidak akan membiarkan
adanya pesaing. Kecemburuan Tuhan atas diri kita meru-
pakan alasan yang baik bagi kita untuk mengembang-
kan kecemburuan yang penuh kesalehan atas diri kita
sendiri. Kedua, tangan-Nya berat untuk menghukum
sebuah penghinaan, terutama dalam penyembahan
kepada-Nya, sebab dalam hal inilah Ia cemburu secara
khusus. Dia yaitu api yang menghanguskan, seperti
itulah murka-Nya terhadap para pendosa. Murka-Nya
mengerikan dan menghancurkan, suatu api yang dah-
syat yang akan menghanguskan semua orang durhaka
(Ibr. 10:27). Api hanya melalap apa yang dapat dibakar-
nya, demikian pula murka Tuhan hanya terpancang pada
orang-orang yang, sebab dosa mereka sendiri, telah
membuat diri mereka pantas dihancurkan (1Kor. 3:13,
Yes. 27:4). Bahkan dalam Perjanjian Baru kita men-
dapati penjelasan yang sama ditegaskan kepada kita
sebagai alasan mengapa kita harus beribadah kepada
Tuhan dengan hormat (Ibr. 12:28-29). Sebab meskipun
Dia yaitu Tuhan kita, dan terang yang menimbulkan
sukacita bagi mereka yang setia melayani-Nya, namun
Ia yaitu api yang menghanguskan bagi mereka yang
main-main dengan-Nya. Ketiga, bahwa sekalipun demi-
kian Dia yaitu Tuhan Penyayang (ay. 31). Hal ini di-
tuliskan di sini sebagai dorongan untuk bertobat, namun
bisa juga menjadi penyemangat untuk taat, dan bahan
pertimbangan yang layak untuk mencegah kemurtadan
mereka. Masakan kita meninggalkan Tuhan yang penya-
yang, yang tidak akan pernah meninggalkan kita, seper-
ti yang dikatakan selanjutnya di sini, jika kita setia
kepada-Nya? Kemanakah kita dapat pergi untuk mem-
buat diri kita menjadi lebih baik? Masakan kita melupa-
Kitab Ulangan 4:1-40
kan kovenan dengan Tuhan kita, yang tidak akan me-
lupakan perjanjian-Nya dengan nenek moyang kita?
Hendaklah kita diikat pada kewajiban kita oleh ikatan-
ikatan kasih, dan diyakinkan oleh rahmat-rahmat Tuhan
untuk tetap melekat kepada-Nya.
(2) Musa menegaskan hubungan mereka dengan Tuhan ini, we-
wenang-Nya atas mereka dan kewajiban-kewajiban mereka
kepada-Nya. “Perintah-perintah yang harus engkau pegang
dan jalankan ini bukanlah perintahku,” kata Musa, “bukan
karanganku, bukan peraturanku, melainkan perintah dari
Tuhan, yang disusun oleh hikmat yang tiada terhingga, dan
ditegakkan oleh kuasa yang berdaulat. Dia yaitu TUHAN,
Tuhan nenek moyangmu (ay. 1), sehingga dengan demikian
engkau yaitu milik pusaka-Nya: nenek moyangmu yaitu
kepunyaan-Nya, dan engkau lahir di dalam rumah-Nya. Dia
yaitu TUHAN, Tuhan mu (ay. 2), sehingga dengan demikian
engkau yaitu milik-Nya dengan persetujuanmu sendiri.
Dia yaitu TUHAN, Tuhan ku (ay. 5), sehingga dengan demi-
kian aku berurusan denganmu sebagai wakil dan duta-
Nya.” Dan di dalam nama-Nya Musa menyampaikan kepa-
da mereka segala perintah yang telah diterimanya dari
Tuhan, dan hanya itu saja.
(3) Musa menegaskan kebijaksanaan dari hidup beragama: Se-
bab itulah yang akan menjadi kebijaksanaanmu di mata
bangsa-bangsa (ay. 6). Dengan menjalankan perintah-
perintah Tuhan ,
[1] Mereka akan bertindak dengan bijaksana bagi diri me-
reka sendiri. Itulah yang akan menjadi kebijaksanaan-
mu. Menjalankan perintah-perintah Tuhan itu tidak ha-
nya sesuai dengan akal sehat, namun juga sangat me-
nunjang kepentingan kita yang sebetulnya . Inilah
salah satu pepatah yang paling mula-mula dan paling
tua dari wahyu ilahi. Takut akan Tuhan, itulah hikmat
(Ayb. 28:28).
[2] Mereka akan memenuhi harapan bangsa-bangsa di se-
keliling mereka, yang, saat membaca atau mendengar
ketetapan-ketetapan hukum yang diberikan kepada
mereka, akan berkesimpulan bahwa umat yang diatur
oleh hukum ini pasti merupakan umat yang bijaksana
dan berakal budi. Perkara-perkara besar sudah selayak-
nya diharapkan dari orang-orang yang dibimbing oleh
wahyu ilahi, dan yang kepada mereka dipercayakan
firman Tuhan . Mereka haruslah lebih bijaksana dan lebih
baik dibandingkan orang lain. Dan memang begitulah mere-
ka jika mereka diatur oleh aturan-aturan yang diberi-
kan kepada mereka. Dan jika tidak, meskipun agama
yang mereka anut bisa jadi dicela oleh sebab ulah me-
reka, namun pada akhirnya cela itu pasti akan berbalik
menimpa diri mereka sendiri, yang akan mempermalu-
kan mereka untuk selama-lamanya. Orang-orang yang
menikmati keuntungan dari terang dan hukum-hukum
ilahi haruslah berperilaku sedemikian rupa hingga me-
nyokong nama baik mereka sendiri sebagai orang-orang
yang berhikmat dan terhormat, lihat Pengkhotbah 10:1,
agar Tuhan dengan demikian dapat dimuliakan.
(4) Musa menegaskan keuntungan-keuntungan istimewa yang
mereka nikmati berkat pemerintahan yang membahagiakan
yang di bawahnya mereka berada (ay. 7-8). Persekutuan
kita dengan Tuhan (yang merupakan kehormatan dan keba-
hagiaan tertinggi yang mampu kita peroleh di dunia ini)
tetap terjaga melalui firman dan doa. Dalam kedua hal ini-
lah orang Israel berbahagia melebihi segala bangsa lain di
bawah kolong langit.
[1] Tidak pernah suatu bangsa diberi hak yang begitu isti-
mewa untuk berbicara dengan Tuhan (ay. 7). Ia dekat de-
ngan mereka setiap kali mereka perlu memanggil-Nya.
Ia siap menjawab segala pertanyaan mereka dan menye-
lesaikannya dengan petunjuk-Nya, siap menjawab se-
gala permohonan mereka dan mengabulkannya melalui
penyelenggaraan ilahi secara khusus. saat mereka
berteriak kepada Tuhan untuk meminta roti, meminta
air, meminta kesembuhan, mereka mendapati-Nya
dekat dengan mereka, untuk menolong dan melegakan
mereka, penolong yang sangat terbukti, dan berada di
tengah-tengah mereka (Mzm. 46:2, 6). Telinga-Nya ter-
buka untuk mendengarkan doa-doa mereka. Cermati-
Kitab Ulangan 4:1-40
lah, pertama, inilah ciri Israel kepunyaan Tuhan , bahwa
dalam segala kesempatan mereka berseru kepada-Nya,
dan dalam segala hal mereka memberitahukan permo-
honan mereka kepada Tuhan . Mereka tidak melakukan
hal lain selain apa yang mereka tanyakan kepada-Nya,
dan mereka tidak menginginkan hal lain selain apa
yang mereka mohonkan kepada-Nya. Kedua, orang yang
berseru kepada Tuhan pasti akan mendapati-Nya men-
dengar seruan itu, dan siap memberi jawaban damai
atas setiap doa yang dipanjatkan dengan iman. Lihat
Yesaya 58:9, “Engkau akan berteriak minta tolong, seperti
seorang anak kepada pengasuhnya, dan Ia akan ber-
kata: Ini Aku! Ada apa anak-Ku sayang berteriak minta
tolong?” Ketiga, dapat berbicara dengan Tuhan yaitu
hak istimewa yang membuat Israel kepunyaan Tuhan
sungguh-sungguh besar dan terhormat. Apa lagi yang
lebih dapat mengagungkan suatu umat atau seseorang
dibandingkan hal ini? Adakah nama lain yang lebih ter-
masyhur dibandingkan Israel, seorang raja di hadapan Tuhan .
Bangsa manakah yang sebesar ini? Bangsa-bangsa lain
bisa saja menyombongkan jumlah mereka yang lebih
besar, daerah kekuasaan mereka yang lebih luas, dan
usia negeri kesatuan mereka yang lebih tua. namun
tidak ada satu pun yang dapat bermegah atas pengaruh
yang begitu besar di sorga seperti yang dimiliki Israel.
Bangsa-bangsa lain memiliki dewa-dewa mereka sen-
diri, namun dewa-dewa itu tidaklah begitu dekat dengan
mereka seperti Tuhan nya Israel. Dewa-dewa itu tidak
mampu menolong mereka di kala sedang dibutuhkan,
seperti dalam 1 Raja-raja 18:27.
[2] Tidak pernah suatu bangsa mendapat hak istimewa yang
begitu besar untuk mendengar dari Tuhan , melalui ke-
tetapan dan peraturan yang dibentangkan di hadapan
mereka (ay. 8). Hal ini juga merupakan keagungan bang-
sa Israel di atas bangsa lain. Bangsa besar manakah
yang memiliki ketetapan dan peraturan demikian adil?
Cermatilah, Pertama, bahwa semua ketetapan dan per-
aturan dari hukum ilahi ini adil dan benar secara tak
terhingga, melampaui ketetapan dan peraturan bangsa-
bangsa lain. Hukum Tuhan jauh lebih unggul dibandingkan
hukum bangsa-bangsa. Tidak ada hukum yang begitu
sesuai dengan keadilan yang hakiki dan pemikiran akal
budi yang tidak berat sebelah, yang begitu selaras de-
ngan dirinya sendiri dalam semua bagiannya, dan begitu
bermanfaat bagi kesejahteraan dan kepentingan umat
manusia, seperti hukum Kitab Suci (Mzm. 119:128).
Kedua, dibentangkannya segala ketetapan dan peraturan
ini di hadapan umat Israel merupakan kebesaran yang
sejati dan jauh mengatasi segala sesuatu bagi bangsa
atau umat mana pun. Lihat Mazmur 147:19-20. Suatu
kehormatan bagi kita bahwa kita memiliki Alkitab yang
dijunjung tinggi dan berkuasa di tengah-tengah kita.
Hal ini merupakan bukti bahwa sebuah bangsa men-
dapat perkenanan yang sangat besar dari Tuhan , dan
merupakan sarana untuk membuat bangsa itu terpan-
dang di antara bangsa-bangsa lain. Orang-orang yang
mengagungkan hukum Tuhan akan diagungkan oleh
hukum itu.
(5) Musa menegaskan penampakan-penampakan Tuhan yang
mulia kepada mereka di gunung Sinai, saat Ia menurun-
kan hukum ini kepada mereka. Hal ini sangat ditekankan
Musa. Berhati-hatilah supaya jangan engkau melupakan
hari itu saat engkau berdiri di hadapan TUHAN, Tuhan mu,
di Horeb (ay. 10). Sebagian dari orang-orang yang dapat
mengingatnya masih hidup pada saat itu, meskipun saat
terjadi penampakan-penampakan Tuhan itu mereka berusia
di bawah dua puluh tahun. Sementara yang lainnya dapat
dikatakan berdiri di sana dalam tubuh nenek moyang me-
reka, yang menerima hukum Taurat dan mengikat kovenan
dengan Tuhan di sana. Nenek moyang mereka melakukan-
nya bukan untuk diri mereka sendiri, melainkan untuk
anak-anak mereka, yang kepadanya Tuhan mengarahkan
pandangan secara khusus dalam memberi hukum itu,
agar mereka mengajarkannya kepada anak-anak mereka.
Ada dua hal yang harus mereka ingat, dan yang, orang
akan berpikir, tidak akan pernah dapat mereka lupakan:
Kitab Ulangan 4:1-40
[1] Apa yang mereka saksikan di gunung Sinai (ay. 11).
Mereka menyaksikan perpaduan yang mengherankan
antara api dan kegelapan, yang kedua-duanya mena-
kutkan dan sangat mengerikan. Api dan kegelapan itu
pasti menjadi pembanding yang bertentangan satu de-
ngan yang lain. Kegelapan itu membuat api yang berada
di tengah-tengahnya tampak lebih menakutkan. Semen-
tara api yang berkobar di malam hari yaitu api yang
paling mengerikan, dan api itu membuat kegelapan
yang menyelimutinya tampak lebih menyeramkan. Se-
bab kegelapan itu pasti sangat pekat sehingga api se-
perti itu tidak mampu membuyarkannya. Dengan meru-
juk pada penampakan di atas gunung Sinai ini, Tuhan
dikatakan menampakkan diri bagi umat-Nya, dan mela-
wan musuh-musuh-Nya serta musuh-musuh umat-Nya,
dalam api dan kegelapan secara bersama-sama (Mzm.
18:9-10). Musa menceritakan kembali kepada mereka
(ay. 36) apa yang mereka saksikan, sebab ia ingin agar
mere