bilangan ulangan 15


 antu orang yang dibunuh, melainkan untuk meme-

nuhi tuntutan hukum dan keadilan dari suatu bangsa, dan 

sebagai peringatan bagi semua orang lain untuk tidak berbuat 

serupa. Dikatakan di sini, dan sangat patut diperhatikan oleh 

semua pemimpin dan pemerintah, bahwa darah mencemarkan 

bukan hanya hati nurani si pembunuh, yang dengan demikian 

terbukti tidak memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya 

(1Yoh. 3:15), melainkan juga negeri tempat darah itu ditum-

pahkan. Betapa pembunuhan sangat menyulut murka Tuhan  

dan semua orang baik, dan merupakan kejahatan yang paling 

buruk. Dan ditambahkan bahwa bagi negeri itu tidak dapat 

diadakan pendamaian oleh sebab  darah orang yang dibunuh, 

kecuali dengan darah si pembunuh (ay. 33). Jika para pem-

bunuh luput dari hukuman manusia, orang-orang yang mem-

biarkan mereka luput akan dimintai banyak pertanggung-

jawaban, dan meskipun demikian Tuhan  tidak akan membiar-

kan mereka luput dari penghakiman-penghakiman-Nya yang 

benar. Atas dasar pegangan yang sama, ditetapkan bahwa 

uang tebusan bagi nyawa seorang pembunuh tidak boleh 

diterima (ay. 31): Sekalipun orang memberi segala harta benda 

rumahnya kepada hakim, kepada negerinya, atau kepada 

penuntut darah, untuk menebus kejahatannya, ia pasti akan 

di hina.  Harga tebusan nyawa begitu mahal, hingga hal itu 

tidak dapat diperoleh melalui banyaknya kekayaan (Mzm. 49:7 

-9). Ada kemungkinan bahwa bacaan Mazmur itu merujuk 

pada hukum ini. Sebuah aturan hukum muncul di sini (yang 

Kitab Bilangan 35:9-34 

 507 

merupakan aturan hukum kita (hukum Inggris – pen.) dalam 

perkara pengkhianatan saja), bahwa tidak ada seorang pun 

boleh dihukum mati atas kesaksian satu orang saja, namun  

harus ada dua orang saksi (ay. 30). Hukum ini ditetapkan 

untuk semua perkara hukuman mati (Ul. 17:6; 19:15). Dan, 

yang terakhir, bukan hanya penuntutan, melainkan juga 

pelaksanaan hukuman, bagi si pembunuh diserahkan kepada 

keluarga terdekat orang yang dibunuh. Sama seperti ia harus 

menebus harta kerabatnya jika harta itu digadaikan, demikian 

pula ia harus menjadi penuntut darah kerabatnya jika kerabat-

nya itu dibunuh (ay. 19):  Penuntut darahlah yang harus mem-

bunuh pembunuh itu, jika pembunuh itu dinyatakan bersalah 

berdasar  bukti yang tidak dapat disangkal, dan dia tidak 

perlu lagi meminta bantuan melalui jalur hukum ke badan 

pengadilan. namun  jika tidak pasti siapa pembunuhnya, dan 

buktinya meragukan, kita tidak bisa tidak pasti berpikir bah-

wa kecurigaan dari si penuntut darah itu, atau dugaannya 

semata-mata, akan memberinya kuasa untuk melakukan apa 

yang tidak dapat dilakukan oleh para hakim sendiri kecuali 

berdasar  keterangan dari dua orang saksi. Hanya jika 

kenyataannya sudah jelaslah maka ahli waris dari orang yang 

dibunuh, dalam kemarahan yang wajar, dapat membunuh si 

pembunuh di mana saja ia menjumpainya. Sebagian penfsir 

berpendapat bahwa ini harus dipahami sebagai tindakan yang 

didasarkan atas putusan hakim, dan dengan demikian Alkitab 

terjemahan bahasa Aram mengatakan, “Si penuntut darah 

harus membunuhnya, saat  orang itu dinyatakan terhukum 

baginya oleh pengadilan.”  namun  tampak bahwa, berdasar  

ayat 24, para hakim menengahi hanya dalam suatu perkara 

yang meragukan, dan bahwa jika orang yang kepadanya si 

penuntut darah menuntut balas memang yaitu  si pembu-

nuh, dan membunuh dengan sengaja, maka si penuntut darah 

itu tidak bersalah (ay. 27). Hanya saja, jika ternyata tidak 

demikian, maka penuntut darah itu sendiri yang akan me-

nanggung akibatnya. Hukum kita mengizinkan banding diaju-

kan melawan seorang pembunuh oleh janda, atau kerabat 

dekat, dari orang yang dibunuh, bahkan sekalipun si pem-

bunuh telah dibebaskan dari dakwaan. Dan, jika si pembunuh 

didapati bersalah berdasar  banding itu, maka hukuman 


 508

akan dilaksanakan atas gugatan si pemohon, yang secara 

tepat dapat disebut sebagai  penuntut darah. 

2. Akan namun , jika pembunuhan itu tidak disengaja, tidak pula 

direncanakan, dan jika pembunuhan itu dilakukan dengan 

tidak ada perasaan permusuhan, atau sekonyong-konyong 

dengan tidak sengaja (ay. 22), kurang ingat berbuat sesuatu 

kepada orang itu atau tidak mengikhtiarkan celakanya (ay. 23), 

yang oleh hukum kita disebut pembunuhan sebab  kebetulan 

dan kesembronoan, atau pembunuhan per infortunium – kare-

na kecelakaan, maka dalam hal ini disediakan kota-kota per-

lindungan bagi si pembunuh untuk melarikan diri. Menurut 

hukum kita, pembunuhan yang demikian akan dikenakan 

penyitaan harta benda, namun  pengampunan akan tentu diberi-

kan Sesudah  ditemukan suatu hal yang khusus. Mengenai kota-

kota perlindungan, hukum yang berlaku yaitu :  

(1) Bahwa, jika seseorang membunuh orang lain, maka di da-

lam kota-kota perlindungan ini dia aman, dan berada di 

bawah perlindungan hukum, sampai ia diadili di hadap-

an rapat umat, yaitu, di hadapan para hakim dalam peng-

adilan terbuka. Jika dia lalai untuk menyerahkan diri 

seperti itu, maka dia sendiri yang akan menanggung akibat-

nya. Jika penuntut darah berjumpa dengannya di tempat 

lain, atau berhasil menyusulnya saat  ia sedang berjalan 

santai menuju kota perlindungan, lalu membunuhnya, maka 

darah orang itu ditanggungkan ke atas kepalanya sendiri, 

sebab dia tidak memanfaatkan keamanan yang telah 

disediakan Tuhan  baginya.  

(2) Jika, sesudah diadili, pembunuhan itu didapati sebagai 

pembunuhan dengan sengaja, maka kota perlindungan 

tidak akan lagi menjadi tempat perlindungan baginya. Hal 

itu sudah ditetapkan: Engkau harus mengambil orang itu 

dari mezbah-Ku, supaya ia mati dibunuh (Kel. 21:14).  

(3) namun  jika pembunuhan itu didapati sebagai kesalahan 

atau kecelakaan, dan bahwa pukulan yang diberikan itu 

tanpa maksud untuk menghilangkan nyawa orang yang 

terbunuh atau nyawa siapa pun juga, maka si pembunuh 

dapat terus aman di dalam kota perlindungan, dan si 

penuntut darah tidak boleh mengusiknya (ay. 25). Di sana 

dia harus tetap tinggal dalam pembuangan dari rumahnya 

Kitab Bilangan 35:9-34 

 509 

sendiri dan dari harta warisan orangtuanya sampai mati-

nya imam besar. Dan, jika saat -waktu dia keluar dari 

kota perlindungan itu atau dari batas-batasnya, maka dia 

mengeluarkan dirinya sendiri dari perlindungan hukum, 

dan si penuntut darah, jika berjumpa dengannya, dapat 

membunuhnya (ay. 26-28). Nah,  

[1] Dengan dilindunginya nyawa si pembunuh ini, Tuhan  

hendak mengajar kita bahwa manusia tidak boleh men-

derita sebab  apa yang lebih merupakan kemalangannya 

dibandingkan  kejahatannya, yang lebih merupakan tindakan 

Penyelenggaraan Tuhan  dibandingkan  tindakannya sendiri, 

sebab tangannya ditentukan Tuhan  melakukan itu (Kel. 

21:13).  

[2] Dengan dibuangnya si pembunuh dari kotanya sendiri, 

dan dikurungnya dia di kota perlindungan, di mana dia 

dalam arti tertentu merupakan seorang tahanan, Tuhan  

hendak mengajar kita untuk merasa takut dan ngeri 

akan kesalahan sebab  pertumpahan darah, dan untuk 

sangat berhati-hati memelihara kehidupan, dan selalu 

berjaga-jaga supaya jangan sampai sebab  kekhilafan 

atau kelalaian kita menyebabkan kematian seseorang.  

[3] Dengan dibatasinya waktu pembuangan si pembunuh 

sampai dengan matinya imam besar, suatu kehormatan 

diberikan kepada jabatan yang suci itu. Imam besar 

harus dipandang sebagai berkat yang begitu besar bagi 

negerinya sehingga pada waktu matinya, dukacita umat 

atas kematiannya itu akan menelan habis semua ke-

bencian yang lain. sebab  kota-kota perlindungan ada-

lah semuanya kota suku Lewi, dan imam besar yaitu  

kepala dari suku itu, dan sebagai akibatnya memiliki 

kekuasaan istimewa atas kota-kota ini, maka orang-

orang yang dikurung di dalamnya secara tepat dapat di-

pandang sebagai para tahanannya. Dan dengan begitu, 

kematiannya haruslah menjadi pembebasan bagi mere-

ka. Seolah-olah di dalam pakaian imam besarlah si 

penjahat dikurung, dan sebab  itu pada kematian sang 

imam besar, pakaian itu ditanggalkan. Actio moritur cum 

persona – Jas dilepas Sesudah  pesta berakhir. Ainsworth 

(seorang tokoh rohani Inggris abad ke-17 – pen.) memi-


 510

liki pendapat lain tentang hal itu, bahwa seperti halnya 

para imam besar, saat  masih hidup, melalui ibadah 

dan korban yang mereka persembahkan, mengadakan 

pendamaian untuk dosa, yang di dalamnya mereka 

memperlambangkan korban penebusan Kristus, demi-

kian pula, Sesudah  mereka mati, dilepaskanlah orang-

orang yang sebelumnya dibuang sebab  pembunuhan 

yang tidak disengaja, yang melambangkan penebusan di 

Israel.  

[4] Dengan diserahkannya tahanan itu kepada si penuntut 

darah, kalau ia keluar dari batas-batas kota perlindung-

an, umat Israel diajar untuk berpegang pada tata cara 

yang telah ditetapkan oleh Hikmat yang Tak Terbatas 

untuk membuat mereka aman. Demi kehormatan hu-

kum yang menyembuhkanlah hal itu harus dijalankan 

secara ketat. Bagaimana kita bisa berharap untuk di-

selamatkan jika kita menyia-nyiakan keselamatan, yang 

sungguh-sungguh merupakan keselamatan besar!  

II. Di sini banyak terkandung Injil yang baik yang diungkapkan 

dalam perlambang dan gambaran kota-kota perlindungan. Dan 

rasul Paulus tampak merujuk pada kota-kota perlindungan itu 

saat  dia berbicara tentang  mencari perlindungan untuk menjang-

kau pengharapan yang terletak di depan kita (Ibr. 6:18), dan 

tentang berada dalam Kristus (Flp. 3:9). Kita tidak pernah mem-

baca dalam sejarah Perjanjian Lama bahwa kota-kota perlindung-

an ini pernah dipergunakan, seperti halnya dengan ketetapan-

ketetapan lain yang sejenisnya, yang sekalipun begitu, tidak dira-

gukan lagi, dipergunakan pada saat-saat yang diperlukan sesuai 

dengan maksud dan tujuannya. Hanya saja kita membaca tentang 

orang-orang yang, dalam keadaan-keadaan yang berbahaya, me-

megang tanduk-tanduk mezbah (1Raj. 1:50; 2:28). Sebab mezbah, 

di mana pun didirikan, yaitu  seolah-olah seperti ibu kota perlin-

dungan.  namun  hukum tentang kota-kota perlindungan ini diran-

cang untuk mengangkat dan juga membesarkan pengharapan 

orang-orang yang menantikan penebusan di Israel. Demikianlah 

yang seharusnya dirasakan oleh mereka yang sadar telah berbuat 

dosa, dan dilanda kengerian sebab nya, seperti yang dirasakan 

orang pembunuh terhadap kota-kota perlindungan. Amatilah:  

Kitab Bilangan 35:9-34 

 511 

1. Ada beberapa  kota perlindungan, dan kota-kota itu ditetapkan 

demikian di beberapa  wilayah di negeri itu, supaya orang pem-

bunuh, di mana pun dia tinggal di tanah Israel, dapat sampai 

di salah satu kota itu dalam waktu setengah hari. Demikian 

pula halnya, walaupun hanya ada satu Kristus yang ditetap-

kan sebagai tempat perlindungan bagi kita, namun, di mana 

pun kita berada, Ia yaitu  tempat perlindungan yang dekat, 

Penolong yang sangat terbukti, sebab Firman itu dekat kepada 

kita, dan Kristus yaitu  Firman itu.  

2. Orang pembunuh pasti aman di dalam salah satu kota perlin-

dungan ini. Demikian pula halnya, di dalam Kristus orang-

orang percaya yang berlari kepada-Nya, dan tinggal di dalam 

Dia, dilindungi dari murka Tuhan  dan kutuk hukum Taurat. 

Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka 

yang ada di dalam Kristus Yesus (Rm. 8:1). Siapakah yang 

akan menghukum orang-orang yang terlindungi seperti itu?  

3. Kota-kota perlindungan itu semuanya kota suku Lewi. yaitu  

kebaikan yang diberikan kepada tahanan yang malang itu 

bahwa walaupun dia tidak dapat naik ke tempat di mana tabut 

Tuhan berada, namun dia berada di tengah-tengah suku Lewi, 

yang akan mengajarinya pengetahuan yang baik tentang 

Tuhan, dan mengarahkannya bagaimana memanfaatkan pe-

nyelenggaraan ilahi yang sedang dialaminya sekarang. Dapat 

juga diharapkan bahwa suku Lewi akan menghibur dan me-

nguatkan dia, dan menyambutnya dengan baik. Demikian 

pula halnya, sudah menjadi pekerjaan para pelayan Injil untuk 

menyambut orang-orang berdosa yang malang kepada Kristus, 

dan membantu serta menasihati orang-orang yang oleh anuge-

rah sudah berada di dalam Dia.  

4. Bahkan orang-orang asing dan para pendatang, meskipun bu-

kan penduduk asli Israel, dapat mengambil manfaat dari kota-

kota perlindungan ini (ay. 15). Demikian pula halnya, di dalam 

Kristus tidak ada perbedaan antara orang Yunani dan orang 

Yahudi. Bahkan anak-anak orang asing yang dengan iman 

berlari kepada Kristus akan aman di dalam Dia.  

5. Bahkan daerah-daerah pinggir atau perbatasan kota merupa-

kan tempat yang cukup aman bagi si pelanggar hukum (ay. 

26-27). Demikian pula halnya, ada kuasa bahkan di jumbai 

jubah Kristus untuk menyembuhkan dan menyelamatkan 


 512

orang-orang berdosa yang malang. Jika kita tidak dapat me-

raih jaminan yang penuh, kita dapat menghibur diri dengan 

pengharapan yang baik melalui anugerah.  

6. Perlindungan yang didapat oleh orang pembunuh di dalam 

kota perlindungan itu bukanlah berkat kekuatan tembok-tem-

boknya, atau pintu-pintu gerbangnya, atau palang-palangnya, 

melainkan semata-mata berkat ketetapan ilahi. Demikian pula 

halnya, firman Injillah yang memberi jiwa-jiwa keamanan di 

dalam Kristus, sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Tuhan , 

dengan meterai-Nya.  

7. jika  si pelanggar hukum tertangkap basah hendak kabur 

dari perbatasan kota perlindungannya, atau pergi menyelinap 

ke rumahnya lagi, maka dia telah kehilangan jaminan perlin-

dungannya, dan membuat dirinya terbuka untuk diserang oleh 

si penuntut darah. Demikian pula orang-orang yang ada di 

dalam Kristus harus tinggal di dalam Dia, sebab mereka sen-

dirilah yang akan menanggung akibatnya jika mereka mening-

galkan Dia dan pergi menjauh dari-Nya. Mengundurkan diri 

berarti menuju pada kebinasaan.  

 

 

 

 

  

PASAL 36  

alam pasal ini kita mendapati penyelesaian atas masalah lain 

yang muncul terkait perkara anak-anak perempuan Zelafehad. 

Tuhan  telah menetapkan bahwa anak-anak perempuan Zelafehad 

harus mewarisi milik pusaka ayah mereka (27:7). Sekarang di sini, 

I. Suatu kesulitan diperkirakan akan terjadi, andai kata anak-

anak perempuan Zelafehad menikah dengan salah seorang 

dari suku lain (ay. 1-4). 

II. Hal itu dicegah oleh ketetapan ilahi yang menyatakan bahwa 

anak-anak perempuan harus menikah dengan lelaki dari 

suku dan kaum mereka sendiri (ay. 5-7), dan ini ditetapkan 

sebagai hukum untuk perkara-perkara serupa (ay. 8-9). 

Mereka pun lalu  sesuai dengan ketetapan itu menikah 

dengan lelaki dari kaum mereka sendiri (ay. 10-12), dan 

dengan ini kitab ini ditutup (ay. 13). 

Hukum Mengenai Milik Pusaka 

(36:1-4) 

1 Mendekatlah kepala-kepala puak dari kaum bani Gilead bin Makhir bin 

Manasye, salah satu dari kaum-kaum keturunan Yusuf, dan berbicara di 

depan Musa dan pemimpin-pemimpin, kepala-kepala suku orang Israel, 

2 kata mereka: “TUHAN telah memerintahkan tuanku untuk memberi  

tanah itu kepada orang Israel sebagai milik pusaka dengan membuang undi, 

dan oleh TUHAN telah diperintahkan kepada tuanku untuk memberi  

milik pusaka Zelafehad, saudara kami, kepada anak-anaknya yang perem-

puan. 3 namun  seandainya mereka kawin dengan salah seorang anak laki-laki 

dari suku lain di antara orang Israel, maka milik pusaka perempuan itu akan 

dikurangkan dari milik pusaka bapa-bapa kami dan akan ditambahkan ke-

pada milik pusaka suku yang akan dimasukinya, jadi akan dikurangkan dari 

milik pusaka yang diundikan kepada kami. 4 Maka jika  tiba tahun 

Yobel bagi orang Israel, milik pusaka perempuan itu akan ditambahkan 


 514

kepada milik pusaka suku yang akan dimasukinya dan akan dikurangkan 

dari milik pusaka suku nenek moyang kami.” 

Kita mendapati di sini permohonan yang penuh kerendahan hati 

yang disampaikan kepala-kepala puak suku Manasye kepada Musa 

dan para pemimpin, mengenai perintah yang belum lama ini dibuat 

perihal anak-anak perempuan Zelafehad. Kaum mereka termasuk 

bagian dari suku Manasye yang setengah, yang masih belum meneri-

ma milik pusaka yang diundikan kepada mereka di sebelah barat 

sungai Yordan, bukan suku Manasye yang setengah lagi yang telah 

menetap. Namun demikian, mereka berbicara tentang tanah milik 

mereka, dan warisan nenek moyang mereka, dengan sangat yakin 

seolah-olah mereka telah memilikinya dalam genggaman, sebab  

mereka tahu siapa yang telah mereka percaya. Dalam permohonan 

mereka amatilah, 

1. Mereka mengucapkan kembali dengan baik perintah yang dibuat 

sebelumnya mengenai perkara ini, dan tidak melakukan gerakan 

supaya perintah itu dibatalkan, namun  justru sangat ingin mema-

tuhinya (ay. 2): Oleh TUHAN telah diperintahkan untuk memberi-

kan milik pusaka Zelafehad kepada anak-anaknya yang perempu-

an. Mereka sangat senang bahwa demikianlah yang harus terjadi, 

tanpa mereka mengetahui bahwa hal itu bisa saja akan menjadi 

perkara keluarga mereka sendiri, dan pada saat itu anak-anak 

perempuan mereka akan menikmati keuntungan dari hukum ini. 

2. Mereka menggambarkan kesulitan yang mungkin akan timbul 

dari hal ini, jika  anak-anak perempuan Zelafehad memiliki  

alasan untuk menikah dengan lelaki dari suku lain (ay. 3). Ada 

kemungkinan bahwa ini bukan sekadar sangkaan atau anggapan 

semata-mata, namun  bahwa mereka tahu, pada saat ini, rayuan-

rayuan manis telah diberikan oleh beberapa anak lelaki dari 

suku-suku lain terhadap anak-anak perempuan Zelafehad, 

sebab  anak-anak perempuan Zelafehad merupakan ahli waris, 

agar para anak lelaki itu dapat memperoleh kedudukan di dalam 

suku Manasye, dan dengan demikian memperbesar milik pusaka 

mereka sendiri. Sungguh, inilah yang kerap kali menjadi tujuan 

pernikahan lebih dibandingkan  yang semestinya, yaitu  bukan kelayak-

an pribadi sang pasangan, melainkan kelayakan harta bendanya, 

untuk menyerobot rumah demi rumah dan mencekau ladang demi 

ladang. Hikmat memang sama baiknya dengan warisan, namun  apa 

Kitab Bilangan 36:1-4 

 515 

baiknya warisan dalam hubungan pernikahan tanpa hikmat? 

namun  di sini, dapat kita duga, sifat terpuji dari anak-anak perem-

puan Zelafehad ini membuat mereka layak sama seperti kekayaan 

mereka. Namun demikian, para kepala suku Manasye melihat 

kesulitan yang akan timbul Sesudah nya, dan membawa perkara itu 

kepada Musa, agar Musa dapat meminta petunjuk Tuhan  tentang-

nya. Kesulitan yang mereka cetuskan itu bisa saja dihindarkan 

dan ditangani oleh Tuhan  dalam perintah yang sudah diberikan 

sebelumnya mengenai perkara ini. namun  untuk mengajar kita 

bahwa, dalam perkara-perkara kita, kita tidak hanya harus 

mengikuti penyelenggaraan Tuhan , namun  juga menggunakan akal 

budi kita sendiri, Tuhan  tidak turun tangan hingga para kepala 

suku Manasye sendiri yang berkepentingan dalam perkara itu 

melihat dengan bijak kesulitan yang akan timbul, dan dengan 

rendah hati menghadap Musa untuk meminta kepastian akan hal 

itu. Sebab meskipun mereka merupakan kepala-kepala puak dari 

kaum mereka masing-masing, dan bisa saja menggunakan kuasa 

untuk menolak memberi  bagian yang ditentukan untuk anak-

anak perempuan Zelafehad ini, terutama sebab  bapak anak-anak 

perempuan itu telah mati dan kepentingan umum suku Manasye 

terlibat di dalamnya, namun mereka lebih memilih untuk me-

nanyakan perkara itu kepada Musa, dan hal itu berakhir dengan 

baik. Janganlah kita ingin menjadi hakim dalam perkara kita 

sendiri, sebab  akan sulit bagi kita untuk tidak bersikap berat 

sebelah. Dalam banyak perkara, lebih mudah untuk menerima 

saran yang baik dibandingkan  memberi nya, dan sungguh puas jika 

kita bertindak di bawah arahan. Ada dua hal yang mereka tuju 

dalam penjelasan mereka ini: 

(1) Untuk memelihara ketetapan ilahi mengenai milik pusaka. 

Mereka menegaskan perintah (ay. 2), bahwa tanah itu harus 

diberikan kepada masing-masing suku sebagai milik pusaka 

dengan membuang undi. Dan mereka menegaskan bahwa jika 

sebab  pernikahan anak-anak perempuan Zelafehad bagian 

undi milik suku Manasye yang begitu besar harus berpindah 

tangan ke suku lain, maka hal itu merupakan pelanggaran ter-

hadap ketetapan ilahi, sebab  tanah hasil undi akan disebut 

menurut suku bapak, bukan suku ibu. Ini memang tidak akan 

mengurangi bagian orang perseorangan dalam suku Manasye, 

tiap-tiap orang masih akan memiliki bagiannya sendiri, namun  


 516

ini akan mengurangi bagian suku Manasye secara umum, dan 

membuatnya lebih lemah dan kurang diperhitungkan. Oleh 

sebab  itu, mereka merasa khawatir akan nama baik suku 

mereka, dan mungkin menjadi semakin giat memperjuangkan-

nya sebab  suku Manasye sudah sangat diperlemah oleh 

menetapnya setengah dari suku itu di seberang timur sungai 

Yordan. 

(2) Untuk mencegah perseteruan dan pertikaian di antara ketu-

runan mereka. Jika ada beberapa  orang dari suku-suku lain 

yang masuk ke tengah-tengah mereka, hal itu mungkin akan 

menimbulkan sedikit banyak perseteruan. Mereka akan cen-

derung menimbulkan dan mendapatkan gangguan, dan hak 

mereka mungkin lambat laun akan dipertanyakan. Betapa be-

sarnya masalah yang akan disulut oleh api ini! yaitu  hikmat 

dan kewajiban bagi orang-orang yang memiliki  harta benda 

di dunia untuk membereskannya, dan mengurusnya, sehingga 

tidak akan timbul pertengkaran dan perbantahan tentangnya 

di antara anak cucu mereka nanti. 

Mengenai Keturunan Zelafehad 

(36:5-13) 

5 Lalu Musa memerintahkan kepada orang Israel sesuai dengan titah TUHAN: 

“Perkataan suku keturunan Yusuf itu benar. 6 Inilah firman yang diperintah-

kan TUHAN mengenai anak-anak perempuan Zelafehad, bunyinya: Mereka 

boleh kawin dengan siapa saja yang suka kepada mereka, asal mereka kawin 

di lingkungan salah satu kaum dari suku ayah mereka. 7 Sebab milik pu-

saka orang Israel tidak boleh beralih dari suku ke suku, namun  orang Israel 

haruslah masing-masing memegang milik pusaka suku nenek moyang-

nya. 8 Jadi setiap anak perempuan di antara suku-suku orang Israel yang 

telah mewarisi milik pusaka, haruslah kawin dengan seorang dari salah satu 

kaum yang termasuk suku ayahnya, supaya setiap orang Israel mewarisi 

milik pusaka nenek moyangnya. 9 Sebab milik pusaka itu tidak boleh beralih 

dari suku ke suku, namun  suku-suku orang Israel haruslah masing-masing 

memegang milik pusakanya sendiri.” 10 Seperti yang diperintahkan TUHAN 

kepada Musa, demikianlah diperbuat anak-anak perempuan Zelafehad. 

11 Maka Mahla, Tirza, Hogla, Milka dan Noa, anak-anak perempuan Zelafe-

had, kawin dengan anak-anak lelaki dari pihak saudara-saudara ayah me-

reka; 12 mereka kawin dengan laki-laki dari kaum-kaum bani Manasye bin 

Yusuf, sehingga milik pusaka mereka tetap tinggal pada suku kaum ayah-

nya. 13 Itulah perintah dan peraturan yang diperintahkan TUHAN kepada 

orang Israel dengan perantaraan Musa  di dataran Moab di tepi sungai 

Yordan dekat Yerikho. 

 

Kitab Bilangan 36:5-13 

 517 

Dalam perikop ini, 

I. Permasalahan antara anak-anak perempuan Zelafehad dan orang-

orang lain dari suku Manasye diselesaikan melalui perintah yang 

jelas dari Tuhan . Permohonan kepala-kepala puak itu disetujui, 

dan diambil tindakan yang perlu untuk mencegah kesulitan yang 

ditakutkan: Perkataan suku keturunan Yusuf itu benar (ay. 5). 

Demikianlah, orang-orang yang meminta petunjuk kepada Tuhan  

tentang kepastian milik pusaka sorgawi mereka tidak hanya akan 

diberi petunjuk mengenai apa yang harus diperbuat, namun  juga 

permintaan-permintaan mereka akan diterima dengan penuh 

rahmat. Dan kepada mereka tidak hanya akan dikatakan baik 

sekali, namun  juga tepat sekali, hamba-Ku yang baik dan setia. 

Nah, permasalahan itu diselesaikan seperti ini: anak-anak perem-

puan yang merupakan para ahli waris itu diwajibkan untuk meni-

kah, bukan hanya dengan lelaki dari suku mereka sendiri, yaitu 

suku Manasye, melainkan juga dengan lelaki yang berasal dari 

kaum Hefer secara khusus, kaum mereka sendiri. 

1. Anak-anak perempuan Zelafehad tidak harus menikah dengan 

laki-laki tertentu. Ada cukup banyak pilihan dalam kaum ayah 

mereka: Mereka boleh kawin dengan siapa saja yang suka 

kepada mereka (ay. 6; KJV: Biarlah mereka menikah dengan 

siapa saja yang menurut mereka terbaik bagi mereka). Seperti 

halnya anak-anak harus menghormati wewenang orangtua 

mereka, dan tidak menikah dengan orang yang tidak dikehen-

daki orangtua mereka, demikian pula orangtua harus memper-

hitungkan perasaan anak-anak mereka dalam mengatur me-

reka, dan tidak memaksa mereka untuk menikah dengan 

orang yang tidak mereka cintai. Kawin paksa kemungkinan 

tidak akan membawa berkat.  

2. Namun demikian, pilihan mereka dibatasi pada kaum kerabat 

mereka sendiri, supaya milik pusaka mereka tidak jatuh ke 

tangan kaum lain. Tuhan  ingin mereka mengetahui bahwa ka-

rena tanah itu harus dibagi menurut undi, maka hasilnya ber-

asal dari Tuhan. Mereka tidak dapat mengubah, dan sebab  

itu tidak boleh mengganti, ketetapan-Nya itu. Milik pusaka 

mereka tidak boleh beralih dari suku ke suku (ay. 7), supaya 

jangan ada kebingungan di antara mereka, sehingga harta 

milik mereka menjadi kacau, dan silsilah mereka menjadi 


 518

berantakan. Tuhan  tidak mau satu suku diperkaya dengan me-

nyusahkan dan memiskinkan suku yang lain, sebab  mereka 

semua sama-sama keturunan Abraham, sahabat-Nya. 

II. Hukum itu, dalam perkara yang khusus ini, dibuat berlaku 

selama-lamaya, dan harus dipatuhi jika  perkara serupa terjadi 

di masa yang akan datang (ay. 8). Anak-anak perempuan yang 

bukan merupakan ahli waris boleh menikah dengan laki-laki dari 

suku mana pun yang mereka sukai walaupun kita dapat meng-

anggap bahwa, biasanya, mereka tetap menikah dengan laki-laki 

dari suku yang sama. namun  anak-anak perempuan yang merupa-

kan ahli waris harus memilih untuk mencopot hak waris mereka 

atau menikah dengan laki-laki dari kaum mereka sendiri, agar 

masing-masing suku tetap menjaga milik pusakanya sendiri, dan 

suku yang satu tidak melanggar batas suku yang lain. Dengan 

begitu, batas-batas tanah yang lama yang sudah ditetapkan, 

bukan oleh nenek moyang mereka, melainkan oleh Tuhan  nenek 

moyang mereka, akan tetap terjaga secara turun-temurun dan 

tidak dapat dipindahkan.  

III. Kepatuhan anak-anak perempuan Zelafehad terhadap ketetapan 

ini. Bagaimana mungkin pernikahan mereka tidak akan baik dan 

memuaskan, saat  Tuhan  sendirilah yang mengarahkan mereka? 

Mereka menikah dengan anak laki-laki dari pihak saudara-

saudara ayah mereka (ay. 10-12). Melalui hal ini tampak, 

1. Bahwa pernikahan antar sepupu bukanlah pernikahan yang 

dengan sendirinya tidak diperbolehkan, atau dalam tingkat 

tertentu dilarang, sebab  seandainya demikian Tuhan  tidak 

akan mengizinkan pernikahan ini. Akan namun , 

2. Bahwa pernikahan ini biasanya tidak dianjurkan. Sebab, sean-

dainya tidak ada alasan tertentu untuk menjalani pernikahan 

itu, yang sekarang tidak dapat berlaku dalam perkara apa 

pun, sebab  milik pusaka tidak dibagikan seperti dulu melalui 

ketetapan khusus dari Sorga, maka mereka tidak akan me-

nikah dengan kerabat dekat seperti itu. Dunia ini luas, dan 

siapa berjalan dengan tegak akan berusaha untuk berjalan 

dengan yakin. 

Kitab Bilangan 36:5-13 

 519 

IV. Penutup dari seluruh kitab ini, dengan merujuk pada bagian 

terakhir darinya: Itulah peraturan yang diperintahkan TUHAN di 

dataran Moab (ay. 13), semua peraturan yang sudah disampaikan 

sebelumnya, mulai dari pasal 26, yang sebagian besarnya terkait 

dengan pemukiman orang Israel di Kanaan, yang sedang mereka 

masuki sekarang. Setiap kali Tuhan , melalui penyelenggaraan-Nya, 

membawa kita ke dalam keadaan baru, kita harus memohon 

kepada-Nya untuk mengajari kita tentang kewajiban yang harus 

kita lakukan dalam keadaan baru itu, dan untuk memampukan 

kita melakukannya, agar kita dapat mengerjakan pekerjaan sesuai 

dengan waktu dan tempatnya.  

 

 

 

  

  

 

 

 

 

 

 

T A F S I R A N  M A T T H E W  H E N R Y  

Kitab 

ULangAN  

   

 

  

 

 

 

 

 

 

Tafsiran  

Kitab Ulangan  

Disertai Renungan Praktis  

itab ini yaitu  pengulangan dari banyak sejarah maupun hu-

kum-hukum yang termuat dalam ketiga kitab sebelumnya. Peng-

ulangan itu disampaikan Musa kepada Israel (baik secara lisan, 

supaya dapat membuat hati tergerak, maupun secara tulisan, supaya 

bisa tetap ada) tidak lama sebelum kematiannya. Tidak ada sejarah 

baru di dalamnya selain tentang kematian Musa pada pasal terakhir. 

Juga tidak ada pewahyuan baru kepada Musa, sejauh yang tampak, 

dan sebab  itu gaya penulisannya di sini tidak diawali dengan, seper-

ti sebelumnya, Tuhan berfirman kepada Musa. Sebaliknya, hukum-

hukum sebelumnya diulangi dan ditafsirkan, dijelaskan dan diper-

luas, dan beberapa perintah tertentu ditambahkan kepadanya, de-

ngan berbagai macam alasan untuk menegaskannya. Dalam hal ini 

Musa ini mendapat ilham dan pertolongan ilahi, sehingga ini benar-

benar merupakan firman Tuhan melalui Musa, sama seperti apa yang 

dikatakan kepadanya dengan suara yang terdengar dari dalam 

Kemah Pertemuan (Im. 1:1). Para penafsir Yunani menyebutnya Deu-

teronomy, yang berarti hukum kedua, atau cetakan kedua dari hukum 

Taurat, tanpa perubahan, sebab tidak perlu ada perubahan apa pun, 

namun  dengan penambahan-penambahan, untuk membimbing umat 

lebih jauh lagi dalam berbagai macam persoalan yang tidak disebut-

kan sebelumnya. Nah,  

I.   Terutama untuk menghormati hukum ilahilah bahwa hukum itu 

diulangi dalam kitab ini. Betapa besar perkara-perkara hukum 


 524

yang diajarkan di sini, dan betapa tidak dapat dimaafkan orang-

orang yang menganggapnya sebagai sesuatu yang asing! (Hos. 

8:12).  

II.  Pastilah ada alasan tertentu untuk menyebut kembali hukum itu 

sekarang. Angkatan yang pertama kali hukum itu diberikan su-

dah mati semuanya. Dan kini angkatan yang baru telah muncul, 

dan kepada mereka Tuhan  ingin supaya hukum itu diulangi oleh 

Musa sendiri, supaya, sedapat mungkin tertanam dalam diri 

mereka selamanya. Sekarang mereka hendak mengambil alih 

kepemilikan tanah Kanaan, jadi Musa harus membacakan butir-

butir kesepakatan kepada mereka, supaya mereka tahu dengan 

syarat dan ketentuan apa mereka harus menduduki dan menik-

mati tanah itu. Dan juga, supaya mereka memahami bagaimana 

harus hidup di sana.  

III. Akan sangat bermanfaat bagi angkatan yang baru muncul itu jika 

bagian-bagian hukum yang langsung berkaitan dengan hidup dan 

tata perilaku mereka dikumpulkan jadi satu. Sebab hukum-

hukum yang menyangkut para imam dan orang-orang Lewi, dan 

pelaksanaan jabatan-jabatan mereka, tidak diulangi. Bagi mereka 

hukum-hukum imamat itu cukup disampaikan satu kali. namun , 

dalam belas kasihan terhadap kelemahan umat itu, hukum-

hukum yang lebih menyangkut kepentingan umum disampaikan 

dua kali. Harus diberikan perintah demi perintah, dan aturan demi 

aturan (Yes. 28:10, KJV). Kebenaran-kebenaran Injil yang agung 

dan yang sangat diperlukan itu harus sering ditekankan kepada 

jemaat oleh hamba-hamba Kristus. Menuliskan hal ini lagi kepada-

mu, kata rasul Paulus, (Flp. 3:1) tidaklah berat bagiku dan mem-

beri kepastian kepadamu. Apa yang sudah difirmankan Tuhan  satu 

kali, perlu kita dengar dua kali, perlu kita dengar berkali-kali. 

Dan sungguh baik jika, sesudah semuanya itu, firman itu di-

pahami dan diindahkan sebagaimana mestinya. Dalam tiga hal 

Kitab Ulangan ini diagungkan dan dibuat menjadi terhormat:  

1.  Raja yang diangkat atas mereka akan menuliskan salinannya 

dengan tangannya sendiri, dan membaca isinya seumur hidup-

nya (ps. 17-19).  

2. Hukum itu harus ditulis di atas batu-batu besar yang dikapur, 

pada saat mereka menyeberangi sungai Yordan (27:2-3).  

 Tafsiran Kitab Ulangan Disertai Renungan Praktis 

 525 

3. Hukum itu harus dibaca di depan semua orang setiap tahun 

ketujuh, pada hari raya Pondok Daun, oleh para imam, dengan 

didengar oleh seluruh orang Israel (31:9, dst.). Injil yaitu  

sejenis Kitab Ulangan, hukum kedua, hukum penyembuh, hu-

kum rohani, hukum iman. Melalui Injil kita berada di bawah 

hukum Kristus, dan Injil yaitu  hukum yang menyempurna-

kan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya. 

Kitab Ulangan ini dimulai dengan sebuah ulangan singkat tentang 

peristiwa-peristiwa yang paling luar biasa yang terjadi di antara orang 

Israel sejak mereka datang dari gunung Sinai. Dalam pasal keempat 

kita mendapati ajakan yang penuh kesungguhan hati untuk berlaku 

taat. Dalam pasal kedua belas, dan seterusnya sampai pasal kedua 

puluh tujuh, diulangi banyak hukum tertentu, yang ditegaskan (ps. 

27 dan 28) dengan janji-janji dan ancaman-ancaman, berkat-berkat 

dan kutuk-kutuk, yang disatukan menjadi sebuah perjanjian (ps. 29 

dan 30). Semua hal ini diusahakan agar diingat terus di antara 

bangsa itu (ps. 31), khususnya melalui sebuah lagu (ps. 32), lalu 

Musa menutup dengan sebuah berkat (ps. 33). Semuanya ini disam-

paikan oleh Musa kepada orang Israel dalam bulan terakhir hidup-

nya. Seluruh kitab ini hanya memuat sejarah selama dua bulan. 

Bandingkan pasal 1:3 dengan Yosua 4:19, di mana kita dapati hari-

hari terakhir dari masa dua bulan ini bangsa Israel berkabung bagi 

Musa. Lihatlah betapa sibuknya orang besar dan baik itu berusaha 

berbuat baik saat  ia tahu bahwa waktunya sudah singkat. Betapa 

cepat langkahnya saat  ia sudah mendekati tempat peristirahat-

annya. Demikian pula halnya, kita memiliki  lebih banyak catatan 

tentang apa yang dikatakan dan dilakukan oleh Juruselamat kita 

yang terpuji dalam minggu terakhir hidup-Nya dibandingkan  dalam 

waktu-waktu lain. Kata-kata terakhir dari orang-orang yang terkemu-

ka menimbulkan, atau akan menimbulkan, kesan-kesan yang men-

dalam. Amatilah, bagi kehormatan kitab ini, bahwa saat  Jurusela-

mat kita menjawab godaan-godaan Iblis dengan perkatan Ada tertulis, 

Ia mengambil semua kutipan-Nya dari kitab ini (Mat. 4:4, 7, 10).  

  

 

 

 

 

 

 

PASAL  1  

agian pertama dari khotbah perpisahan Musa kepada Israel di-

mulai dari pasal ini, dan dilanjutkan sampai bagian akhir pasal 

keempat. Dalam lima ayat pertama dari pasal ini, kita mendapati 

kapan khotbah itu disampaikan, tempat penyampaiannya (ay. 1-2, 5), 

dan waktu penyampaiannya (ay. 3-4). Cerita dalam pasal ini meng-

ingatkan bangsa Israel,  

I. Akan janji yang dibuat Tuhan  kepada mereka tentang tanah 

Kanaan (ay. 6-8).  

II. Akan ketentuan yang dibuat tentang hakim-hakim untuk 

mereka (ay. 9-18).  

III. Akan ketidakpercayaan dan sungut-sungut mereka saat  

mendengar laporan para pengintai (ay. 19-33).  

IV. Akan hukuman yang dijatuhkan ke atas mereka sebab nya, 

dan isi dari hukuman itu (ay. 34, dst.). 

Sejarah Israel Diulangi 

(1:1-8)  

1 Inilah perkataan-perkataan yang diucapkan Musa kepada seluruh orang 

Israel di seberang sungai Yordan, di padang gurun, di Araba-Yordan, di ten-

tangan Suf, antara Paran dengan Tofel, Laban, Hazerot dan Di-Zahab.  

2 Sebelas hari perjalanan jauhnya dari Horeb sampai Kadesh-Barnea, melalui 

jalan pegunungan Seir. 3 Pada tanggal satu bulan sebelas tahun keempat 

puluh berbicaralah Musa kepada orang Israel sesuai dengan segala yang di-

perintahkan TUHAN kepadanya demi mereka, 4 Sesudah  ia memukul kalah 

Sihon, raja orang Amori, yang diam di Hesybon, dan Og, raja negeri Basan, 

yang diam di Asytarot, dekat Edrei. 5 Di seberang sungai Yordan, di tanah 

Moab, mulailah Musa menguraikan hukum Taurat ini, katanya: 6 “TUHAN, 

Tuhan  kita, telah berfirman kepada kita di Horeb, demikian: Telah cukup lama 

kamu tinggal di gunung ini. 7 Majulah, berangkatlah, pergilah ke pegunungan 

orang Amori dan kepada semua tetangga mereka di Araba-Yordan, di Pegu-

nungan, di Daerah Bukit, di Tanah Negeb dan di tepi pantai laut, yaitu  


 528

negeri orang Kanaan, dan ke gunung Libanon sampai Efrat, sungai besar itu. 

8 Ketahuilah, Aku telah menyerahkan negeri itu kepadamu; masukilah, du-

dukilah negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek mo-

yangmu, yaitu  Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberi nya kepada 

mereka dan kepada keturunannya.” 

Kita mendapati di sini,  

I. Khotbah ini disampaikan Musa kepada umat Israel. Tidak diragu-

kan lagi, ia memiliki  pendengar yang sangat banyak, sebanyak 

yang dapat berkerumun untuk mendengarkannya, dan terutama 

semua tua-tua dan para pemimpin, wakil-wakil umat. Ada ke-

mungkinan, pada hari Sabatlah ia menyampaikan khotbah ini ke-

pada mereka.  

1.  Tempat mereka berkemah sekarang yaitu  di tentangan Suf, di 

tanah Moab (ay. 1, 5), di mana mereka siap sedia untuk mema-

suki Kanaan, dan terlibat dalam peperangan melawan orang 

Kanaan. Namun demikian Musa tidak berbicara kepada me-

reka tentang perkara-perkara peperangan, kemahiran-kema-

hiran dan siasat-siasat perang, melainkan tentang kewajiban 

mereka kepada Tuhan . Sebab, jika mereka tetap takut akan Dia 

dan tetap berkenan kepada-Nya, maka Ia akan menjamin 

bahwa mereka akan menaklukkan negeri itu. Agama mereka 

merupakan siasat yang terbaik untuk mereka.  

2. Waktu penyampaian khotbah itu yaitu  menjelang akhir 

tahun keempat puluh sejak mereka keluar dari Mesir. Sedemi-

kian lamanya Tuhan  telah bersabar terhadap tingkah laku 

mereka, dan sebegitu lamanya juga mereka menanggung aki-

bat kesalahan mereka sendiri (Bil. 14:34). Dan sebab  seka-

rang pemandangan yang baru dan lebih menyenangkan akan 

diperlihatkan kepada mereka, sebagai tanda kebaikan, maka 

Musa mengulangi hukum Taurat kepada mereka. Demikian-

lah, Sesudah  perseteruan Tuhan  dengan mereka sebab  peristiwa 

anak lembu emas itu, tanda yang pertama dan paling pasti 

bahwa Tuhan  telah berdamai dengan mereka yaitu  diperbaha-

ruinya loh-loh batu. Tidak ada bukti dan tanda yang lebih baik 

akan perkenanan Tuhan  selain kebaikan-Nya dalam menaruh 

hukum-Nya dalam hati kita (Mzm. 147:19-20). 

II. Isi pesan khotbahnya. Secara umum, Musa mengatakan kepada 

mereka segala yang diperintahkan TUHAN kepadanya (ay. 3). Ini 

Kitab Ulangan 1:1-8 

 529 

menyiratkan, bukan hanya bahwa apa yang disampaikannya se-

karang pada intinya sama dengan apa yang sebelumnya telah 

diperintahkan kepada mereka, melainkan juga bahwa itu yaitu  

apa yang sekarang diperintahkan Tuhan  kepadanya untuk di-

ulangi. Ia memberi mereka pengulangan dan nasihat ini semata-

mata melalui pimpinan ilahi. Tuhan  menetapkan dia untuk me-

ninggalkan pusaka ini kepada jemaat. Musa memulai pesannya 

dengan peristiwa keberangkatan mereka dari gunung Sinai (ay. 6), 

dan menyinggung di sini,  

1. Perintah-perintah yang diberikan Tuhan  kepada mereka untuk 

membongkar kemah, dan melanjutkan perjalanan mereka (ay. 

6-7): Telah cukup lama kamu tinggal di gunung ini. Ini yaitu  

gunung dengan api yang menyala-nyala (Ibr. 12:18), dan yang 

melahirkan anak-anak perbudakan (Gal. 4:24). Ke sanalah 

Tuhan  membawa mereka untuk merendahkan mereka, dan 

melalui kengerian-kengerian hukum Taurat, Ia mempersiap-

kan mereka bagi tanah perjanjian. Di sanalah Ia membiarkan 

mereka tinggal selama sekitar satu tahun, dan lalu  mem-

beri tahu mereka bahwa mereka sudah cukup lama tinggal di 

sana, dan harus maju lagi. Walaupun Tuhan  membawa umat-

Nya ke dalam kesusahan dan penderitaan, ke dalam kesusah-

an rohani dan penderitaan jiwa, namun Ia tahu bilamana me-

reka sudah tinggal cukup lama di dalamnya. Dan Ia pasti akan 

menemukan waktu, waktu yang paling tepat, untuk meng-

angkat mereka dari kengerian-kengerian roh perbudakan. Lihat 

Roma 8:15.  

2. Pengharapan yang diberikan Tuhan  kepada mereka bahwa 

mereka akan menetap di Kanaan dengan bahagia tidak lama 

lagi: Pergilah ke negeri orang Kanaan (ay. 7). Masuk dan du-

dukilah negeri itu, semua itu milikmu. Ketahuilah, Aku telah 

menyerahkan negeri itu kepadamu (ay. 8, KJV: Aku telah mem-

perhadapkan negeri itu kepadamu). saat  Tuhan  memerin-

tahkan kita untuk maju dalam kehidupan Kristiani kita, Ia 

memperhadapkan Kanaan sorgawi kepada kita untuk menye-

mangati kita. 


 530

Perintah kepada para Hakim 

(1:9-18)  

9 “Pada waktu itu aku berkata kepadamu, demikian: Seorang diri aku tidak 

dapat memikul tanggung jawab atas kamu. 10 TUHAN, Tuhan mu, telah mem-

buat kamu banyak dan sebetulnya , sekarang kamu sudah seperti bin-

tang-bintang di langit banyaknya. 11 TUHAN, Tuhan  nenek moyangmu, kiranya 

menambahi kamu seribu kali lagi dari jumlahmu sekarang dan memberkati 

kamu seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu. 12 namun  bagaimana seorang 

diri aku dapat memikul tanggung jawab atas kesusahanmu, atas bebanmu 

dan perkaramu? 13 Kemukakanlah dari suku-sukumu orang-orang yang bi-

jaksana, berakal budi dan berpengalaman, maka aku akan mengangkat me-

reka menjadi kepala atas kamu. 14 Lalu kamu menjawab aku: Memang baik 

apa yang kauanjurkan untuk dilakukan itu. 15 lalu  aku mengambil 

kepala-kepala sukumu, yaitu  orang-orang yang bijaksana dan berpengala-

man, lalu aku mengangkat mereka menjadi pemimpin atas kamu, yaitu  se-

bagai kepala pasukan seribu, kepala pasukan seratus, kepala pasukan lima 

puluh dan kepala pasukan sepuluh dan sebagai pengatur pasukan bagi 

suku-sukumu. 16 Dan pada waktu itu aku memerintahkan kepada para ha-

kimmu, demikian: Berilah perhatian kepada perkara-perkara di antara sau-

dara-saudaramu dan berilah keputusan yang adil di dalam perkara-perkara 

antara seseorang dengan saudaranya atau dengan orang asing yang ada 

padanya. 17 Dalam mengadili jangan pandang bulu. Baik perkara orang kecil 

maupun perkara orang besar harus kamu dengarkan. Jangan gentar ter-

hadap siapa pun, sebab pengadilan yaitu  kepunyaan Tuhan . namun  perkara 

yang terlalu sukar bagimu, harus kamu hadapkan kepadaku, supaya aku 

mendengarnya. 18 Demikianlah aku pada waktu itu memerintahkan kepada-

mu segala hal yang harus kamu lakukan.” 

Musa di sini mengingatkan mereka akan hukum dan peraturan yang 

diletakkan sebagai dasar dalam mengatur kehidupan bangsa mereka. 

Tata aturan ini dapat menciptakan keamanan dan ketenangan bagi 

mereka, kalau mereka mau menjalaninya. saat  hukum-hukum 

yang baik diberikan kepada mereka, orang-orang baik juga dipercaya-

kan untuk melaksanakannya. Hal ini merupakan tindakan dari ke-

baikan Tuhan  terhadap mereka, dan juga merupakan kepedulian Musa 

terhadap mereka. Dari apa yang tampak, Musa menyebutkannya di 

sini untuk membuat mereka percaya, bahwa dengan tulus hati ia 

mengusahakan kesejahteraan mereka. Dan dengan begitu ia mem-

buka jalan untuk apa yang hendak dikatakannya kepada mereka, 

yang di dalamnya ia tidak memiliki  tujuan apa-apa selain kebaik-

an mereka sendiri. Dalam bagian ceritanya ini, ia menjelaskan ke-

pada mereka, 

I. Bahwa ia sangat bersukacita dalam pertambahan jumlah mereka. 

Ia mengakui digenapinya janji Tuhan  kepada Abraham (ay. 10): 

Kamu sudah seperti bintang-bintang di langit banyaknya. Dan ia

Kitab Ulangan 1:9-18 

 531 

 berdoa supaya janji itu digenapi lebih jauh (ay. 11): Tuhan  menam-

bahi kamu seribu kali lagi. Doa ini diselipkannya sebagai tambah-

an, dan doa yang diselipkan secara bijak dalam suatu perkataan 

tentang perkara-perkara ilahi tidak bisa dipandang sebagai sesua-

tu yang tidak pada tempatnya. Tidak pula seruan saleh yang tiba-

tiba melompat keluar akan merusak perkataan itu, namun  justru 

akan menguatkan dan menghiasinya. Lepas dari itu, kita melihat 

betapa semakin besar keinginan Musa untuk berdoa supaya 

mereka dibuat seribu kali lebih banyak dari jumlah mereka pada 

waktu itu! Kita tidak dibatasi untuk mengalami kuasa dan ke-

baikan Tuhan , jadi mengapa kita membatasi iman dan pengharap-

an kita sendiri, yang seharusnya seluas janji Tuhan  sendiri? Dari 

janji Tuhan  itulah Musa di sini memberi ukuran pada doanya: 

TUHAN memberkati kamu seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu. 

Tidak ada salahnya ia berharap supaya mereka menjadi seribu 

kali lebih banyak dibandingkan  sekarang, saat  sekarang mereka se-

puluh ribu kali lebih banyak dibandingkan  saat  mereka masuk ke 

Mesir, sekitar 250 tahun yang lalu. Cermatilah, saat  mereka ada 

di bawah pemerintahan Firaun, pertambahan jumlah mereka me-

nimbulkan iri hati, dan dikeluhkan sebagai sesuatu yang menyu-

sahkan (Kel. 1:9). namun  sekarang, di bawah pemerintahan Musa, 

pertambahan jumlah itu membawa sukacita, dan didoakan seba-

gai sebuah berkat. Mempertimbangkan hal ini dapat memberi me-

reka kesempatan untuk merenungkan kebodohan mereka sendiri 

dengan rasa malu, saat  mereka berbicara tentang mengangkat 

seorang kepala pasukan dan kembali ke Mesir. 

II. Bahwa Musa tidak berhasrat untuk mengambil kehormatan me-

merintah bagi dirinya seorang diri saja, dan untuk memimpin 

bangsa itu sendirian. Ia tidak mau berlaku sebagai seorang raja 

yang berkuasa penuh atas apa saja (ay. 9). Meskipun ia yaitu  

seorang yang sangat layak mendapat kehormatan itu, dan juga 

sangat memenuhi syarat untuk tugas itu, namun ia berkeinginan 

supaya orang lain juga dilibatkan sebagai para pendampingnya 

dalam tugas itu, dan dengan begitu turut berbagi bersamanya 

dalam kehormatan itu: Seorang diri aku tidak dapat memikul tang-

gung jawab atas bebanmu (ay. 12). Menjadi hakim yaitu  sebuah 

beban. Musa sendiri, meskipun luar biasa berbakat untuk itu, 

mendapati tugas seorang hakim membebani pundaknya dengan 


 532

berat. Dan memang, hakim-hakim terbaik biasanya paling menge-

luhkan beban itu, dan sangat ingin mendapat pertolongan, sebab  

takut jangan sampai berlaku di luar batas kemampuan mereka.  

III. Bahwa Musa tidak ingin mengangkat orang-orangnya sendiri, 

atau mereka yang ada di bawah kendalinya. sebab  itu ia menye-

rahkan kepada bangsa itu untuk memilih hakim-hakim, dan ia 

akan menahbiskan mereka sebagai hakim. Jadi ia tidak meng-

angkat mereka durant bene placito – sesuai kehendaknya, melain-

kan quam diu se bene gesserint – selama mereka membuktikan diri 

mereka setia. Kemukakanlah dari suku-sukumu orang-orang yang 

bijaksana, dan berpengalaman, maka aku akan mengangkat mere-

ka menjadi kepala (ay. 13). Demikian pula para rasul meminta 

jemaat untuk memilih penilik-penilik untuk membantu kaum 

miskin, dan lalu  mereka menahbiskan para penilik itu (Kis. 

6:3, 6). Musa mengarahkan bangsa itu untuk mengambil orang-

orang yang bijaksana dan berakal budi, yang keutamaan pribadi-

nya akan membuat mereka layak. Kemunculan dan asal-usul 

bangsa ini belum begitu lama, sehingga tak seorang pun dari 

mereka dapat mengaku-ngaku berasal dari suku bangsa yang su-

dah ada dari zaman dahulu kala, atau yang berasal dari keturun-

an bangsawan, dan melebihi saudara-saudara mereka yang lain. 

Selain itu, sebab  belum lama ini mereka baru keluar dari per-

budakan di Mesir, ada kemungkinan bahwa satu keluarga tidak 

jauh lebih kaya dibandingkan  keluarga yang lain. Dengan begitu, 

pilihan mereka harus diarahkan semata-mata berdasar  hik-

mat, pengalaman, dan kelurusan hati. “Pilihlah orang-orang,” kata 

Musa, “yang terpuji di antara suku-sukumu, dan dengan sepenuh 

hati aku akan mengangkat mereka menjadi kepala.” Kita tidak 

boleh menggerutu jika pekerjaan Tuhan  dilakukan oleh tangan-

tangan lain dan bukan oleh tangan kita, jika pekerjaan itu dilaku-

kan oleh tangan-tangan yang baik. 

IV. Bahwa Musa dalam hal ini sangat ingin menyenangkan hati umat. 

Dan, meskipun ia dalam hal apa pun tidak bertujuan untuk men-

dapatkan pujian mereka, namun dalam hal semacam ini ia tidak 

akan bertindak tanpa persetujuan mereka. Dan mereka menyetu-

jui usulan ini : Memang baik apa yang kauanjurkan untuk 

dilakukan itu (ay. 14). Hal ini disebutkannya untuk mengingatkan 

Kitab Ulangan 1:9-18 

 533 

betapa besar dosa mereka jika mereka sampai memberontak 

sebab  merasa tidak puas sesudah ini. Jika mereka berseteru 

nanti dengan para pemimpin, mereka harus ingat bahwa orang-

orang itulah yang sudah mereka sepakati sendiri. Musa ingin agar 

mereka merasa senang. 

V. Bahwa Musa bertujuan untuk membangun mereka dan juga me-

muaskan mereka. Sebab, 

1. Ia menunjuk orang-orang yang bertabiat baik (ay. 15), orang-

orang yang bijaksana dan berpengalaman, orang-orang yang 

mau setia pada kepercayaan yang mereka terima dan pada 

kepentingan orang banyak. 

2. Ia memberi mereka perintah yang baik (ay. 16-17). Orang-

orang yang diangkat pada jabatan yang terhormat harus tahu 

bahwa mereka diberi perintah untuk melakukan suatu peker-

jaan, dan harus memberi  pertanggungjawaban atas peker-

jaan yang diperintahkan kepada mereka itu pada suatu hari 

kelak.  

(1) Ia memerintahkan mereka supaya tekun dan sabar: Berilah 

perhatian kepada perkara-perkara. Dengarkanlah kedua 

belah pihak yang beperkara, dengarkanlah mereka baik-

baik, dengarkanlah mereka dengan saksama. Sebab alam 

telah memberi kita dua telinga, dan jikalau seseorang mem-

beri jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kece-

laannya. Telinga seorang murid itu penting untuk lidah 

seorang murid (Yes. 50:4).  

(2) Musa memerintahkan mereka supaya adil dan tidak berat 

sebelah: Berilah keputusan yang adil. Penghakiman harus 

diberikan sesuai dengan benar tidaknya perkara, tanpa 

mengindahkan kedudukan para pihak. Penduduk asli tidak 

boleh dibiarkan memperlakukan orang asing dengan se-

mena-semana, seperti juga orang asing tidak boleh meng-

hina penduduk asli atau menyerobot kepunyaan mereka. 

Yang besar tidak boleh dibiarkan menindas yang kecil, atau 

meremukkan mereka, seperti juga yang kecil tidak boleh 

merampok yang besar, atau menghina mereka. Mengadili 

tidak boleh pandang bulu, namun  keadilan yang tanpa suap 


 534

dan tanpa prasangka haruslah selalu mendasari putusan 

hukuman.  

(3) Musa memerintahkan mereka untuk tegas dan berani: “Ja-

ngan gentar terhadap siapa pun. Bila tindakanmu tidak me-

nyenangkan suatu pihak, jangan digentarkan oleh teriakan-

teriakan khalayak ramai maupun oleh ancaman-ancaman 

orang yang memegang kekuasaan.” Dan ia memberi mereka 

alasan yang baik untuk menegaskan perintah ini: “Sebab 

pengadilan yaitu  kepunyaan Tuhan . Engkau yaitu  utusan-

utusan Tuhan , engkau bertindak untuk Dia, dan sebab  itu 

harus bertindak seperti Dia. Engkau yaitu  yaitu  wakil-

wakil-Nya, namun  jika engkau tidak menghakimi dengan 

benar, maka engkau tidak mewakili Dia dengan jalan yang 

tidak benar. Penghakiman yaitu  milik-Nya, dan sebab  

itu Ia akan melindungimu dalam berbuat benar, dan pasti 

akan mengadakan perhitungan denganmu jika engkau ber-

buat salah.” 

3. Musa mengizinkan mereka untuk membawa semua perkara 

yang sulit kepadanya, dan ia akan selalu siap untuk men-

dengar dan memutuskan, dan membuat para hakim maupun 

umat merasa tenang. Berbahagialah engkau, hai Israel!, seperti 

yang dilantunkan Musa.  

Dosa Israel di Kadesh 

(1:19-46)  

19 “lalu  kita berangkat dari Horeb dan berjalan melalui segenap padang 

gurun yang besar dan dahsyat yang telah kamu lihat itu, ke arah pegunung-

an orang Amori, seperti yang diperintahkan kepada kita oleh TUHAN, Tuhan  

kita; lalu kita sampai ke Kadesh-Barnea. 20 saat  itu aku berkata kepadamu: 

Kamu sudah sampai ke pegunungan orang Amori, yang diberikan kepada 

kita oleh TUHAN, Tuhan  kita. 21 Ketahuilah, TUHAN, Tuhan mu, telah menyerah-

kan negeri itu kepadamu. Majulah, dudukilah, seperti yang difirmankan ke-

padamu oleh TUHAN, Tuhan  nenek moyangmu. Janganlah takut dan jangan-

lah patah hati. 22 Lalu kamu sekalian mendekati aku dan berkata: Marilah 

kita menyuruh beberapa orang mendahului kita untuk menyelidiki negeri itu 

bagi kita dan membawa kabar kepada kita tentang jalan yang akan kita lalui, 

dan tentang kota-kota yang akan kita datangi. 23 Hal itu kupandang baik. 

Jadi aku memilih dari padamu dua belas orang, dari tiap-tiap suku seorang. 

24 Mereka pergi dan berjalan ke arah pegunungan, lalu sampai ke lembah 

Eskol, lalu  menyelidiki negeri itu. 25 Maka mereka mengambil buah-

buahan negeri itu dan membawanya kepada kita. Pula mereka membawa 

kabar kepada kita, demikian: Negeri yang diberikan TUHAN, Tuhan  kita, ke-

pada kita itu baik. 26 namun  kamu tidak mau berjalan ke sana, kamu menen-

Kitab Ulangan 1:19-46 

 535 

tang titah TUHAN, Tuhan mu. 27 Kamu menggerutu di dalam kemahmu serta 

berkata: sebab  TUHAN membenci kita, maka Ia membawa kita keluar dari 

tanah Mesir untuk menyerahkan kita ke dalam tangan orang Amori, supaya 

dimusnahkan. 28 Ke manakah pula kita maju? Saudara-saudara kita telah 

membuat hati kita tawar dengan mengatakan: Orang-orang itu lebih besar 

dan lebih tinggi dari pada kita, kota-kota di sana besar dan kubu-kubunya 

sampai ke langit, lagipula kami melihat orang-orang Enak di sana. 29 saat  

itu aku berkata kepadamu: Janganlah gemetar, janganlah takut kepada me-

reka; 30 TUHAN, Tuhan mu, yang berjalan di depanmu, Dialah yang akan ber-

perang untukmu sama seperti yang dilakukan-Nya bagimu di Mesir, di depan 

matamu, 31 dan di padang gurun, di mana engkau melihat bahwa TUHAN, 

Tuhan mu, mendukung engkau, seperti seseorang mendukung anaknya, se-

panjang jalan yang kamu tempuh, sampai kamu tiba di tempat ini.  

32 namun  walaupun demikian, kamu tidak percaya kepada TUHAN, Tuhan mu, 

33 yang berjalan di depanmu di perjalanan untuk mencari tempat bagimu, di 

mana kamu dapat berkemah: dengan api pada waktu malam dan dengan 

awan pada waktu siang, untuk memperlihatkan kepadamu jalan yang harus 

kamu tempuh.” 34 “saat  TUHAN mendengar gerutumu itu, Ia menjadi 

murka dan bersumpah: 35 Tidak seorang pun dari orang-orang ini, angkatan 

yang jahat ini, akan melihat negeri yang baik, yang dengan sumpah Kujanji-

kan untuk memberi nya kepada nenek moyangmu, 36 kecuali Kaleb bin 

Yefune. Dialah yang akan melihat negeri itu dan kepadanya dan kepada 

anak-anaknya akan Kuberikan negeri yang diinjaknya itu, sebab  dengan 

sepenuh hati ia mengikuti TUHAN. 37 Juga kepadaku TUHAN murka oleh 

sebab  kamu, dan Ia berfirman: Juga engkau tidak akan masuk ke sana. 38 

Yosua bin Nun, pelayanmu, dialah yang akan masuk ke sana. Berilah kepa-

danya semangat, sebab dialah yang akan memimpin orang Israel sampai 

mereka memiliki negeri itu. 39 Dan anak-anakmu yang kecil, yang kamu kata-

kan akan menjadi rampasan, dan anak-anakmu yang sekarang ini yang be-

lum mengetahui tentang yang baik dan yang jahat, merekalah yang akan 

masuk ke sana dan kepada merekalah Aku akan memberi nya, dan mere-

kalah yang akan memilikinya. 40 namun  kamu ini, baliklah, berangkatlah ke 

padang gurun, ke arah Laut Teberau.” 41 “Lalu kamu menjawab, katamu ke-

padaku: Kami berbuat dosa kepada TUHAN. Kami mau maju berperang, me-

nurut segala yang diperintahkan kepada kami oleh TUHAN, Tuhan  kita. Dan 

setiap orang dari padamu menyandang senjata perangnya, sebab kamu 

menganggap mudah untuk berjalan maju ke arah pegunungan. 42 namun  

TUHAN berfirman kepadaku: Katakanlah kepada mereka: Janganlah kamu 

maju dan janganlah kamu berperang, sebab Aku tidak ada di tengah-tengah-

mu, nanti kamu terpukul kalah oleh musuhmu. 43 Dan aku berbicara ke-

padamu namun  kamu tidak mendengarkan, kamu menentang titah TUHAN; 

kamu berlaku terlalu berani dan maju ke arah pegunungan. 44 lalu  

orang Amori yang diam di pegunungan itu keluar menyerbu kamu, dan me-

reka mengejar kamu seperti lebah dan mengalahkan kamu dari Seir sampai 

Horma. 45 Lalu kamu pulang dan menangis di hadapan TUHAN; namun  

TUHAN tidak mendengarkan tangisanmu dan tidak memberi telinga kepada 

suaramu. 46 Demikianlah kamu lama tinggal di Kadesh, yaitu  sepanjang 

waktu kamu tinggal di sana.”      

Musa di sini membuat pengulangan yang panjang lebar tentang ba-

gaimana urusan-urusan mereka dikacaukan oleh dosa-dosa mereka 

sendiri, dan murka Tuhan . Tepat di perbatasan Kanaan, saat  mereka 

mendapat kehormatan untuk menaklukkan negeri itu, dan kesenang-


 536

an untuk memilikinya, seluruh angkatan itu dipukul mundur dan 

lari berhamburan ke padang gurun, dan mayat-mayat mereka berge-

limpangan di sana. Ini merupakan sebuah cerita yang tak terlupakan. 

Kita membacanya dalam Bilangan 13 dan 14, namun  berbagai keada-

an yang tidak diceritakan dalam Kitab Bilangan itu ditemukan di sini. 

I. Musa mengingatkan mereka tentang perjalanan mereka dari Horeb 

ke Kadesh-Barnea (ay. 19), melalui padang gurun yang besar dan 

dahsyat itu. Hal ini ditekankan olehnya, 

1. Untuk membuat mereka sadar akan kebaikan Tuhan  yang besar 

terhadap mereka, dalam membimbing mereka melewati pa-

dang gurun yang begitu luas, dan dalam melindungi mereka 

dari kejahatan-kejahatan yang mengelilingi mereka di padang 

gurun yang mengerikan seperti itu. Dengan mengingat bahaya-

bahaya yang telah kita lalui sebelumnya, kita dapat dibuat 

bersyukur atas pembebasan-pembebasan yang kita alami.  

2. Untuk menegaskan kebodohan orang-orang yang, dalam ke-

tidakpuasan mereka, ingin kembali ke Mesir melalui padang 

gurun, meskipun mereka telah kehilangan bimbingan ilahi dan 

tidak memiliki  alasan untuk mengharapkannya lagi. 

II.  Musa menunjukkan kepada mereka betapa besar peluang mereka 

untuk menduduki Kanaan pada waktu itu (ay. 20-21). Ia berkata 

kepada mereka dengan sorak kemenangan, negeri itu diserahkan 

kepadamu, majulah dan dudukilah negeri itu. Ia memperlihatkan 

kepada mereka betapa dekatnya mereka dengan tempat kediaman 

yang membahagiakan itu saat  mereka menaruh penghalang di 

pintu mereka sendiri. Dengan dengan demikian, semakin tampak 

betapa luar biasanya dosa mereka saat itu. Demikian jugalah, 

kebinasaan kekal orang-orang munafik sungguh sangat menye-

sakkan hati, padahal mereka sebenarnya tidak jauh dari Kerajaan 

Tuhan , namun gagal untuk sampai ke sana (Mrk. 12:34). 

III. Musa menyalahkan mereka atas pengiriman para pengintai, yang 

tidak tampak dalam Kitab Bilangan. Dalam Kitab Bilangan dikata-

kan (Bil. 13:1-2), bahwa Tuhan mengarahkan pengiriman para 

pengintai itu, namun  di sini kita mendapati bahwa bangsa itu yang 

terlebih dahulu menginginkannya, dan Tuhan , dengan mengizin-

kannya, menyerahkan mereka kepada rancangan-rancangan me-

Kitab Ulangan 1:19-46 

 537 

reka sendiri: Kamu berkata: Marilah kita menyuruh beberapa orang 

mendahului kita (ay. 22). Musa telah menyampaikan firman Tuhan  

kepada mereka (ay. 20-21), namun  tidak ada tempat dalam hati 

mereka untuk mengandalkan firman Tuhan  itu. Mereka lebih 

percaya pada cara dan kepintaran manusia dibandingkan  hikmat ilahi. 

Mereka lebih memilih nyala lilin dibandingkan  sinar matahari. Seolah-

olah Tuhan  yang sudah berjalan di depan mereka tidaklah cukup 

untuk meyakinkan hati mereka, jadi mereka merasa perlu untuk 

mengirimkan orang lagi untuk mendahului mereka. 

IV. Musa mengulangi laporan yang dibawa para pengintai tentang 

baiknya tanah yang mereka intai itu (ay. 24-25). Berkat-berkat 

yang telah dijanjikan Tuhan  benar-benar berharga dan menarik 

hati, bahkan menurut penilaian orang-orang yang tidak beriman 

kepada-Nya sekalipun. Siapa saja yang telah menyelidiki tanah 

suci, ia pasti mengakuinya sebagai tanah yang baik. Namun demi-

kian, para pengintai menggambarkan kesulitan-kesulitan untuk 

menaklukkannya sebagai kesulitan yang tidak dapat diatasi (ay. 

28). Seolah-olah sia-sia saja berpikir untuk menyerang mereka 

dengan pertempuran, “sebab orang-orangnya lebih tinggi dibandingkan  

kita,” ataupun dengan pengepungan, “sebab kota-kotanya ber-

kubu sampai ke langit.” Namun ini pernyataan yang terlalu ber-

lebihan, yang mereka pakai untuk memenuhi tujuan jahat me-

reka, yaitu untuk mengecilkan hati umat. Dan mungkin mereka 

bermaksud untuk menghina Tuhan  sorgawi sendiri, seolah-olah 

penduduk negeri itu dapat melawan Dia, seperti para pembangun 

menara Babel, yang puncak menaranya sampai ke langit (Kej. 

11:4). Tempat-tempat yang berkubu sampai ke langit hanyalah 

tempat-tempat yang dikelilingi oleh perkenanan Tuhan  sebagai  

perisainya. 

V. Musa memberi tahu mereka betapa ia bersusah payah untuk 

membesarkan hati mereka, saat  saudara-saudara mereka sudah 

begitu mengecilkan hati mereka (ay. 29): saat  itu aku berkata 

kepadamu: Janganlah gemetar. Banyak nasihat yang diberikannya 

untuk menenangkan gejolak bangsa itu, dan berusaha mengarah-

kan wajah mereka untuk tetap tertuju pada Kanaan. Ia meyakin-

kan mereka bahwa Tuhan  hadir bersama mereka, dan menjadi 

pemimpin mereka, dan pasti akan berperang untuk mereka (ay. 


 538

30). Dan untuk menunjukkan bukti kuasa-Nya atas musuh-musuh 

mereka, Musa meminta mereka mengingat lagi apa yang sudah 

Tuhan  lakukan di Mesir, di mana musuh-musuh mereka dibuat 

tunduk dan dipaksa menyerah, sekalipun musuh-musuh itu 

memiliki  segala keuntungan untuk mengalahkan mereka (ay. 

30). Dan sebagai bukti dari itikad baik Tuhan  terhadap mereka, 

dan kebaikan nyata yang berniat diberikan-Nya kepada mereka, 

Musa merujuk mereka pada apa yang telah mereka lihat di 

padang gurun (ay. 31, 33). Mereka sudah dipimpin untuk mele-

wati padang gurun itu oleh mata hikmat ilahi dalam tiang awan 

dan tiang api (yang menuntun mereka untuk berangkat dan ber-

istirahat). Dan mereka digendong dalam pelukan anugerah ilahi, 

sepenuh perhatian dan kelembutan, seperti layaknya seorang 

anak diasuh oleh ayahnya sendiri. Jadi masakan ada ruang yang 

tersisa untuk tidak mempercayai Tuhan  ini? Ataukah mereka ini 

memang bangsa yang paling tidak tahu terima kasih di seantero 

dunia ini, sebab Sesudah  menyaksikan bukti-bukti kebaikan ilahi 

yang demikian, masih juga mengeraskan hati mereka pada waktu 

pencobaan? Musa pernah mengeluh, mengapa Tuhan  menyuruh-

nya membawa bangsa ini seperti pak pengasuh memangku anak 

yang menyusu (Bil. 11:12). namun  di sini ia mengakui bahwa 

Tuhan lah yang membawa mereka seperti itu, dan mungkin inilah 

yang dirujuk dalam Kisah Para Rasul 13:18, di mana Tuhan  dikata-

kan bersabar terhadap mereka, atau sabar terhadap tingkah laku 

mereka. 

VI. Musa mendakwa mereka dengan dosa yang menjadi kesalahan 

mereka dalam kesempatan ini. Meskipun orang-orang yang se-

dang berhadapan dengan dia sekarang ini yaitu  angkatan baru, 

namun ia menimpakan kesalahan itu ke atas mereka: Kamu me-

nentang, dan kamu menggerutu. Sebab, banyak dari antara ang-

katan ini sudah ada pada waktu itu, meskipun mereka berusia di 

bawah dua puluh tahun, dan mungkin terlibat dalam kerusuhan 

itu. Selain itu, yang lainnya mewarisi keburukan-keburukan 

nenek moyang mereka, dan menderita sebab nya. Amatilah dak-

waan apa yang ditimpakannya ke atas mereka. 

1. Ketidaktaatan dan pemberontakan melawan hukum Tuhan : 

Kamu tidak mau berjalan ke sana, kamu menentang (ay. 26). 

Kitab Ulangan 1:19-46 

 539 

Menolak perkenanan-perkenanan Tuhan  yaitu  benar-benar 

memberontak terhadap wewenang-Nya.  

2. Penghinaan-penghinaan yang menyakitkan terhadap kebaikan 

Tuhan . Mereka dengan hina menyangka: sebab  TUHAN mem-

benci kita, maka Ia membawa kita keluar dari tanah Mesir (ay. 

27). Apa lagi yang lebih tidak masuk akal, lebih jahat, dan 

lebih mencela Tuhan  selain perbuatan ini?  

3. Hati yang tidak percaya yang mendasari semuanya ini: Kamu 

tidak percaya kepada TUHAN, Tuhan mu (ay. 32). Semua keti-

daktaatanmu pada hukum-hukum Tuhan , dan ketidakpercaya-

anmu akan kuasa dan kebaikan-Nya, mengalir dari ketidak-

percayaanmu terhadap firman-Nya. Sungguh menyedihkan ke-

adaan kita, jika  Tuhan  yang Mahabenar dan kekal tidak da-

pat kita percayai. 

VII. Musa mengulangi hukuman yang dijatuhkan ke atas mereka ka-

rena dosa ini, yang sekarang sudah mereka lihat pelaksanaannya. 

1. Mereka semua dihukum untuk mati di padang gurun, dan tak 

seorang pun dari mereka boleh dibiarkan memasuki Kanaan 

kecuali Kaleb dan Yosua (ay 34-38). Begitu lama mereka harus 

melanjutkan pengembaraan-pengembaraan mereka di padang 

gurun hingga sebagian besar dari mereka gugur di tengah 

jalan, dan yang termuda dari mereka menjadi binasa. Demi-

kianlah mereka tidak dapat masuk sebab  ketidaktaatan 

mereka (KJV: sebab  ketidakpercayaan mereka). Bukan pelang-

garan terhadap suatu perintah hukum Taurat yang menutup 

Kanaan bagi mereka, bukan pula sebab  anak lembu emas itu, 

melainkan sebab  ketidakpercayaan mereka terhadap janji 

yang merupakan perlambang dari anugerah Injili. Ini untuk 

menunjukkan bahwa tidak ada dosa yang akan menghancur-

kan kita kecuali ketidakpercayaan, yang merupakan dosa me-

lawan obat penawar.  

2. Musa sendiri sesudahnya jatuh tertimpa murka Tuhan  akibat 

perkataan yang sembrono dikeluarkannya saat  mereka me-

nyulut amarahnya: Kepadaku TUHAN murka oleh sebab  kamu 

(ay. 37). sebab  semua angkatan yang lama harus pergi, maka 

Musa sendiri tidak boleh tetap tinggal. Ketidakpercayaan mere-

ka membiarkan maut masuk ke dalam perkemahan, dan se-

telah masuk, bahkan Musa pun gugur dalam tugasnya.  


 540

3. Namun di sini belas kasihan bercampur dengan murka.  

(1) Bahwa, meskipun Musa tidak dapat membawa mereka ke 

Kanaan, Yosua akan membawa mereka ke sana (ay. 38): 

Berilah kepadanya semangat, jangan sampai ia berkecil 

hati untuk menggantikan Musa memerintah bangsa itu, se-

sudah ia melihat Musa sendiri jatuh di bawah beban yang 

berat. namun  hendaklah ia diyakinkan bahwa ia akan me-

nyelesaikan tujuan yang untuknya ia telah dididik selama 

ini: Dialah yang akan memimpin orang Israel sampai mereka 

memiliki negeri itu. Demikianlah, apa yang tidak mungkin 

dilakukan hukum Taurat sebab  tak berdaya, dilakukan 

Yesus, Yosua kita, dengan membawa harapan yang lebih 

baik.  

(2) Bahwa, meskipun angkatan ini tidak akan masuk ke Kana-

an, angkatan berikutnya akan masuk ke sana (ay. 39). 

Sama seperti mereka telah dipilih oleh sebab  nenek mo-

yang mereka, demikian pula anak-anak mereka bisa saja 

ditolak oleh sebab  mereka sendiri. namun  belas kasihan 

menang atas penghakiman. 

VIII. Musa mengingatkan mereka akan upaya mereka yang bodoh dan 

sia-sia untuk membatalkan hukuman ini saat  semuanya sudah 

terlambat. 

1. Mereka mencobanya melalui pembaharuan diri. Kalau sebe-

lumnya mereka menolak untuk maju melawan orang Kanaan, 

sekarang mereka mau maju, ya, itu mau mereka lakukan, dan 

dengan sesegera mungkin. Lalu mereka pun mengenakan 

senjata-senjata perang dan maju melawan orang Kanaan (ay. 

41). Demikianlah, saat  pintu ditutup, dan masa anugerah 

berakhir, akan ditemukan orang-orang yang berdiri di luar dan 

mengetuk pintu. namun  hal ini, yang tampak seperti pembaha-

ruan diri, terbukti hanyalah pemberontakan yang lebih jauh. 

Tuhan , melalui Musa, melarang upaya itu (ay. 42): namun mere-

ka berlaku terlalu berani dan maju ke arah pegunungan (ay. 

43). Sekarang mereka bertindak dengan menentang ancaman, 

seperti sebelumnya mereka bertindak dengan menentang janji, 

seolah-olah mereka dipimpin oleh roh pertentangan. Maka 

terjadilah sebagaimana akibatnya (ay. 44): mereka dikejar dan 

Kitab Ulangan 1:19-46 

 541 

dibinasakan. Dan, melalui kekalahan yang mereka alami ini, 

saat  mereka menggusarkan hati Tuhan  untuk meninggalkan 

mereka, mereka diajar bahwa mereka dapat berhasil sepanjang 

mereka dapat tetap menjaga diri dalam kasih-Nya.  

2. Mereka mencoba dengan doa-doa dan air mata untuk mem-

batalkan hukuman itu: Mereka pulang dan menangis di hadap-

an TUHAN (ay. 45). saat  mereka sedang marah-marah dan 

berselisih, dikatakan (Bil. 14:1) Mereka menangis pada malam 

itu. Air mata dalam Kitab Bilangan itu yaitu  air mata pem-

berontakan melawan Tuhan , sedang  air mata di sini yaitu  

air mata pertobatan dan perendahan diri di hadapan Tuhan . 

Perhatikanlah, air mata ketidakpuasan pasti akan tumpah 

lagi. Dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian, dan 

harus disesali. Tidak demikian halnya dengan dukacita menu-

rut kehendak Tuhan , dukacita itu akan berakhir dengan suka-

cita. namun  tangisan mereka itu tidak ada gunanya sama 

sekali. TUHAN tidak mendengarkan tangisanmu, sebab engkau 

tidak mau mendengarkan suara-Nya. Keputusan sudah dija-

tuhkan, dan, seperti Esau, mereka tidak menemukan tempat 

untuk bertobat, meskipun mereka mencarinya sepenuh hati 

dengan air mata berlinang-linang.  

 

 

 

  

  

 

 

 

 

 

 

PASAL  2  

usa, dalam pasal ini, terus mengisahkan kembali segala penye-

lenggaraan Tuhan  terhadap bangsa Israel dalam perjalanan me-

reka menuju Kanaan. Namun ia tidak menyimpan catatan tentang 

apa saja yang terjadi selama perjalanan mereka yang melelahkan 

kembali ke Laut Teberau. Dalam perjalanan itu mereka merasa kele-

lahan selama hampir tiga puluh delapan tahun. Sebaliknya, ia ber-

diam diri dan melewati bagian peristiwa itu sebagai suatu masa yang 

gelap, dan memulai kembali ceritanya saat  mereka sedang menuju 

Kanaan (ay. 1-3), dan berjalan mendekati negeri-negeri yang berpen-

duduk. Mengenai hal itu Tuhan  di sini memberi mereka petunjuk,  

I. Bangsa-bangsa apa saja yang tidak boleh mereka ganggu 

sama sekali. 

1. Mereka tidak boleh mengganggu orang Edom (ay. 4-8).  

2. Mereka tidak boleh mengganggu orang Moab (ay. 9), yang 

asal-usulnya, bersama asal-usul bangsa Edom, diberikan 

gambarannya sedikit oleh Musa (ay. 10-12). Dan di sini 

diselipkan gambaran tentang perjalanan mereka melewati 

sungai Zered (ay. 13-16).  

3. Mereka tidak boleh mengganggu orang Amon, yang ten-

tang negerinya diberikan sedikit gambaran di sini (ay. 17-

23).  

II. Negeri-negeri apa saja yang harus mereka serang dan takluk-

kan. Mereka harus memulai dengan Sihon, raja orang Amori 

(ay. 24-25), sehingga,  

1. Mereka pun berseteru dengannya (ay. 26-32).  

2. Tuhan  memberi mereka kemenangan seutuhnya atas sang 

raja (ay. 33, dst.). 


 544

Keturunan Esau dan Lot Dibiarkan Hidup 

(2:1-7)  

1 “lalu  kita balik dan berangkat ke padang gurun, ke arah Laut Tebe-

rau, seperti yang difirmankan TUHAN kepadaku. Lama kita berjalan keliling 

pegunungan Seir. 2 Lalu berfirmanlah TUHAN kepadaku, demikian: 3 Telah 

cukup lamanya kamu berjalan keliling pegunungan ini, beloklah sekarang ke 

utara. 4 Perintahkanlah kepada bangsa itu, demikian: Sebentar lagi kamu 

akan berjalan melalui daerah saudara-saudaramu, bani Esau, yang diam di 

Seir; mereka akan takut kepadamu. namun  hati-hatilah sekali; 5 janganlah 

menyerang mereka, sebab Aku tidak akan memberi  kepadamu setapak 

kaki dari negeri mereka, sebab  kepada Esau telah Kuberikan pegunungan 

Seir menjadi miliknya. 6 Makanan haruslah kamu beli dari mereka dengan 

uang, supaya kamu dapat makan; juga air haruslah kamu beli dari mereka 

dengan uang, supaya kamu dapat minum. 7 Sebab TUHAN, Tuhan mu, mem-

berkati engkau dalam segala pekerjaan tanganmu. Ia memperhatikan perja-

lananmu melalui padang gurun yang besar ini; keempat puluh tahun ini 

TUHAN, Tuhan mu, menyertai engkau, dan engkau tidak kekurangan apa pun. 

Di sini ada,  

I. Gambaran singkat tentang lamanya bangsa Israel tinggal di pa-

dang gurun: Lama kita berjalan keliling pegunungan Seir (ay. 1). 

Hampir tiga puluh delapan tahun mereka mengembara di padang 

pasir Seir. Mungkin di beberapa tempat perhentian mereka tinggal 

selama beberapa tahun, dan tidak pernah beranjak. Tuhan  melalui 

peristiwa ini tidak hanya menghajar mereka sebab  sungut-

sungut dan ketidakpercayaan mereka, namun  juga,  

1. Mempersiapkan mereka untuk Kanaan, dengan merendahkan 

mereka sebab  dosa, dan mengajar mereka untuk mematikan 

hawa nafsu mereka, untuk mengikuti Tuhan , dan untuk meng-

hibur diri mereka di dalam Dia. Membuat jiwa layak untuk 

sorga yaitu  pekerjaan yang membutuhkan waktu, dan itu 

harus dilakukan melalui sederet latihan iman yang lama.  

2. Tuhan  mempersiapkan orang Kanaan untuk kehancuran. Se-

lama ini takaran kejahatan mereka berangsur-angsur penuh. 

Dan, meskipun hal itu bisa saja dimanfaatkan oleh mereka 

sebagai kesempatan untuk bertobat, namun mereka menya-

lahgunakannya untuk mengeraskan hati mereka. sebab  seka-

rang pasukan Israel pernah sekali terpukul mundur, dan sete-

lah itu begitu lama terjerat dan tampak tersesat di padang 

gurun, maka orang Kanaan merasa aman, dan menyangka 

bahwa bahaya sudah berakhir. Perasaan aman-aman mereka 

Kitab Ulangan 2:1-7 

 545 

ini membuat upaya Israel untuk menyerang mereka menjadi 

lebih mematikan. 

II.  Diberikan perintah-perintah kepada bangsa Israel untuk berbelok 

menuju Kanaan. Meskipun Tuhan  berbantah untuk waktu yang 

lama, namun Ia tidak akan berbantah untuk selama-lamanya. 

Walaupun Israel bisa saja dibiarkan menunggu lama untuk dibe-

baskan atau dilegakan, namun itu akan datang juga pada akhir-

nya: Penglihatan itu masih menanti saatnya, namun  ia bersegera 

menuju kesudahannya dengan tidak menipu. 

III. Sebuah perintah diberikan kepada mereka untuk tidak meng-

ganggu orang Edom. 

1. Mereka tidak boleh menunjukkan permusuhan kepada orang 

Edom: Janganlah menyerang mereka (ay. 4-5).  

(1) Mereka tidak boleh mengambil keuntungan atas orang 

Edom, dengan memanfaatkan rasa takut yang akan meng-

hinggapi orang Edom saat  melihat bangsa Israel datang 

mendekat: “Mereka takut kepadamu, sebab  mengetahui 

kekuatan dan jumlahmu, dan sebab  kuasa Tuhan  yang di-

kerahkan untukmu. namun  janganlah berpikir bahwa, ka-

rena ketakutan, mereka bisa menjadi mangsa yang empuk, 

sehingga kamu boleh memangsa mereka. Tidak, hati-hati-

lah sekali.” Roh kita perlu dijaga dengan sangat hati-hati 

dan dikuasai dengan ketat, untuk mencegah kita melukai 

orang-orang yang atasnya kita memiliki  keuntungan. 

Atau peringatan ini diberikan kepada para pemimpin. Bu-

kan saja mereka tidak boleh berurusan orang Edom, namun  

juga tidak boleh mengizinkan seorang pun dari prajurit-

prajurit untuk mengganggu mereka.  

(2) Mereka tidak boleh membalas dendam kepada orang Edom 

yang sebelumnya telah menghina mereka dengan tidak 

mengizinkan mereka melewati negeri Edom (Bil. 20:21). 

Demikianlah, sebelum Tuhan  membawa Israel untuk meng-

hancurkan musuh-musuh mereka di Kanaan, Ia mengajar 

mereka untuk mengampuni musuh-musuh mereka di Edom.  

(3) Mereka tidak boleh berharap akan mendapat suatu bagian 

dari tanah orang Edom, yang telah diberikan kepada mere-


 546

ka sebagai milik. Pegunungan Seir sudah ditetapkan untuk 

orang Edom, dan sebab  itu orang Israel tidak boleh, 

dengan dalih kovenan dan pimpinan Tuhan , berpikir untuk 

merebut segala sesuatu yang dapat mereka raih. Kekua-

saan tidak dibangun berdasar  anugerah. Israel milik 

Tuhan  akan ditempatkan di tempat yang baik, namun  tidak 

boleh berharap untuk tinggal sendirian di dalam negeri 

(Yes. 5:8). 

2. Mereka harus berjual beli dengan orang Edom sebagai sesama, 

membeli makanan dan minuman dari orang Edom, dan mem-

bayar untuk apa yang mereka beli (ay. 6). Agama tidak boleh 

dijadikan jubah untuk menutupi ketidakadilan. Alasan yang 

diberikan (ay. 7) yaitu , “Tuhan  telah memberkati engkau, dan 

sampai sekarang engkau tidak kekurangan apa-apa. Dan 

sebab  itu,”  

(1) “Engkau tidak perlu mengemis. Jangan sudi berutang budi 

kepada orang Edom, saat  engkau memiliki  Tuhan  yang 

maha mencukupi yang kepada-Nya engkau dapat bergan-

tung. Engkau memiliki  persediaan yang diperlukan 

untuk membayar apa yang engkau butuhkan; syukur atas 

berkat ilahi! Oleh sebab itu, gunakanlah apa yang engkau 

punya, gunakanlah itu dengan riang hati, dan jangan me-

minta-minta kepada orang Edom.”  

(2) “sebab  itu engkau tidak boleh mencuri. Engkau telah 

mengalami bagaimana dengan penuh rasa sayang Tuhan  

telah memelihara engkau. sebab  itu, yakinlah akan pe-

nyelenggaran ilahi di masa depan, dan percayalah sungguh 

akan kecukupan yang disediakan terus. Janganlah sekali-

kali mencari jalan pendek untuk mencukupi kebutuhan-

mu. Hiduplah dengan iman, dan bukan dengan pedang.” 

Keturunan Esau dan Lot Dibiarkan Hidup  

(2:8-23) 

8 lalu  kita berjalan terus, meninggalkan daerah saudara-saudara kita, 

bani Esau yang diam di Seir, meninggalkan jalan dari Araba-Yordan, yaitu  

dari Elat dan Ezion-Geber. Sesudah itu kita belok dan berjalan terus ke arah 

padang gurun Moab. 9 Lalu berfirmanlah TUHAN kepadaku: Janganlah mela-

wan Moab dan janganlah menyerang mereka, sebab Aku tidak akan mem-

berikan kepadamu apa pun dari negerinya menjadi milikmu, sebab  Ar telah

Kitab Ulangan 2:8-23 

 547 

Kuberikan kepada bani Lot menjadi miliknya. 10 Dahulu orang Emim diam di 

sana, suatu bangsa yang besar dan banyak jumlahnya, tinggi seperti orang 

Enak. 11 Mereka itu pun dikira orang Refaim, seperti juga orang Enak, namun  

orang Moab menyebut mereka orang Emim. 12 Dan dahulu di Seir diam orang 

Hori, namun  bani Esau telah menduduki daerah mereka, memunahkan me-

reka dari hadapannya, lalu menetap di sana menggantikan mereka, seperti 

yang dilakukan orang Israel dengan negeri miliknya yang diberikan TUHAN 

kepada mereka. 13 Jadi sekarang bersiaplah kamu dan seberangilah sungai 

Zered. Lalu kita menyeberangi sungai Zered. 14 Lamanya kita berjalan sejak 

dari Kadesh-Barnea sampai kita ada di seberang sungai Zered, ada tiga puluh 

delapan tahun, sampai seluruh angkatan itu, yaitu  prajurit, habis binasa 

dari perkemahan, seperti yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada 

mereka; 15 dan tangan TUHAN juga melawan mereka untuk menghamburkan 

mereka dari perkemahan, sampai mereka habis binasa. 16 Maka saat  dari 

bangsa itu telah habis binasa semua prajurit, 17 berfirmanlah TUHAN ke-

padaku: 18 Pada hari ini engkau akan berjalan melintasi perbatasan Moab, 

yaitu  Ar, 19 maka engkau sampai ke dekat bani Amon. Janganlah melawan 

mereka dan janganlah menyerang mereka, sebab Aku tidak akan memberi-

kan kepadamu apa pun dari negeri bani Amon itu menjadi milikmu, sebab  

Aku telah memberi nya kepada bani Lot menjadi miliknya. 20 – Negeri ini 

pun dikira orang negeri orang Refaim. Dahulu orang Refaim diam di sana, 

namun  orang Amon menyebut mereka orang Zamzumim, 21 suatu bangsa yang 

besar dan banyak jumlahnya, tinggi seperti orang Enak, namun  TUHAN telah 

memunahkan mereka dari hadapan bani Amon, sehingga orang-orang ini 

menduduki daerah mereka dan menetap di sana menggantikan mereka;  

22 seperti yang dilakukan TUHAN bagi bani Esau yang di