TAFSIF AL ATZAR 6


  disebutkan dalam ayat ini. Dalam Surat al-A'raf

(Surat 7, ayat 23), bertemulah kalimat yang diajarkan Tuhan itu:Ya Tuhan kami! Kami telah menganiaya diri kami, maka iika tidaklah

Engkau beri ampun kami, dan Engkau beri rahmat kami,sesungguhn ya iadilah

kami orang-orang yang rugi."

HambaNya Adam dan Hawa merasa menyesal, tetapi tidak tahu dengan

susun kata apa untuk menyampaikan permohonan ampun, lalu diajarkanNya.

Dan meminta ampun dan diampuniNya. Adakah lagi satu kasih yang melebihi

ini? Sungguh, Dia sedia selalu memberi ampun, Dia kasih selalu dan sayang

selalu.

Setelah Adam dan isterinya diberi ampun, barulah mereka disuruh ber￾angkat:

"Kami firmankan: Turunlah kamu sekolion dari taman ini. " (pangkalayat

38). Berangkatlah dan tinggalkanlah tempat ini. Pergilah ke bumiyang telah Aku

sediakan buat kamu itu. Setelah kamu sampai di sana kelak, tidaklah akan Aku

biarkan saja kamu, melainkan akan Aku kirimkan kepada kamu petunjukKu

kelak. "Moka barangsiapa yang menurut petunjukKu, tidaklah akan ada

ketakutan atas mereka dan tidaklah mereka akan berdukacita." (ujung ayat

38).

sungguh terharu kita membaca ayat ini, apatah lagi kalau dalam aslibahasa

al-Quran.

Benar Adam telah salah melanggar larangan, tetapi karena rayuan, bujuk

dan cumbu iblis. Dan dia menyesal, lalu memohonkan ampun. oleh Allah

Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang telah diberi ampun. Maksud

pertama dari Adam bukanlah berbuat salah, dasar isi jiwa manusia adalah baik,

bukan iahat. Dia disuruh pindah ke bumi, karena akan diberi tugas yaitu apapun

kesenangan di tempat itu, di taman atau di syurga, namun tidak layak lagi

baginya. Dan disuruh pindah ke bumi, karena akan diberi tugas, yaitu menu￾runkan ummat manusia. Mengumpulkan bekal di bumi, yang akan dibawa

kembali menghadap Allah. Memang dia telah berdosa, tetapi dosanya telah

diampuni. sekarang dia harus berani menempuh hidup di bumi itu. Jangan ke

sana dengan hati iba dan dukacita. Hidup di bumi berketurunan beranak-cucu.

Tuhan berjanji akan selalu mengiriminya tuntunan, petunjuk dan bimbingan.

Lantaran iiu, betapapun hebat permusuhannya dengan syaitan iblis, dengan

adanya tuntunan Tuhan itu, asal dipegangnya teguh, dipegang tegUh pula oleh

anak-cucu di belakang hari, mereka akan selamat dari rayuan syaitan iblis.

Mereka tidak akan diserang oleh rasa takut dan tidak pula akan ditimpa

penyakit dukacita.

Apabila saudara-saudara kaum Muslimin telah merenungkan ayat-ayat ini

dapatlah saudara-saudara melihat perbedaan dan persimpangan jalan diantara

kepercayaan kita kaum Muslimin dengan pemeluk agama Nasrani. Keduanya

sama mengaku bahwa Adam telah berdosa melanggar larangan. Tetapi kita

kaum Muslimin percaya bahwa dosa itu telah diampuni. Dia tidak usah takut

dan dukacita lagi. Adam bukanlah diusir dari syurga, tetapi diberi tugas

menegakkan kebenaran dalam bumi dan diberi tuntunan. Orang Nasrani

mengatakan bahwa dosa Adam itu telah menjadi doso tloris turun temurun

kepada segala anak-cucunya, dan naiknya Isa Almasih ke atas kayu saliblah

yang menebus dosa warisan Adam itu. Kita mengakui bahwa kejadian dari

manusia, gabungan akal dan nafsu, pertentangan cita-cita mulia dengan ke￾hendak-kehendak kebinatangan berperang dalam dirikita. Kalau kita berbuat

dosa, bukanlah itu karena dosa yang kita warisi dariAdam, dan kita sendiri￾sendiri, bisa meminta ampun dengan sungguh,sungguh kepada Tuhan, niscaya

akan diampuni, karena Tuhan itu pengasih dan penyayang. Tidak masuk dalam

akal murni kita bahwa Allah menurunkan dosa waris Adam kepada anak￾cucunya dan mengutus lsa Almasih ke dunia untuk naik ke atas kayu palang,

buat mati di sana bagi menebus dosa waris manusia tadi. Padahal dikatakan

pula bahwa Isa Almasih itu adalah Allah sendirimenjelma ke dalam tubuh Gadis

suci Maryam, kemudian menjelma menjadi putera. Inilah yang dijadikan dasar

kepercayaan, yaitu Allah Ta ala sendiri menjelma menjadi anakNya, yaitu

Kristus.

Islam mengajarkan bahwa dosa bukanlah timbul karena warisan, melain

kan karena gejala-gejala pertentangan yang ada dalam batin manusia itu sendiri.

Adam sendiri terlanjur memakan buah yang terlarang, karena pertentangan

hebat yang ada dalam jiwa, sehingga ciri mulia kalah oleh hawanafsu keinginan.

Tetapi, sebagai terdapat pada tiap-tiap manusia kemudiannya, bila telah lepas

dari berbuat dosa itu, sesalpun timbul. Adam memohon ampun kepada Tuhan

dengan sungguh-sungguh lalu dia diampuni. Lalu dianjurkan tiap-tiap manusia

mengikuti imannya kepada Allah dengan amal yang shalih. Sehingga kalahlah

timbangan yang jahat oleh timbangan yang baik. Dengan tidak perlu membuat

gelisah jiwa sendiri, dengan merasa berdosa terus menerus, karena dosa itu

diwarisi.

Alamat kasih Tuhan akan hambaNya, bukanlah dengan cara dia sendiri

menjelma ke dalam tubuh perawan suci, lalu lahir ke dunia menjadi anak.

Melainkan Tuhan dari masa ke masa mengutus Rasul-rasulNya, yaitu di antara

manusia-manusia sendiri yang Dia pilih, untuk menyampaikan WahyuNya

kepada seluruh manusia. Barangsiapa yang menurut tuntunan wahyu itu

selamatlah dia dalam perjalanan hidupnya, dan barangsiapa yang tidak mem￾perdulikannya, celakalah dia. Diantara Rasul yang diutus itu, termasuklah Isa

Almasih sendiri.

Ada juga perbincangan di antara Ulama-ulama Tafsir tentang jonnah

tempat kediaman Adam dan Hawa itu. sebagaimana dimaklumi, arti yang asal

dari jannah ialah taman atau kebun, yang di sana terdapat kembang-kembang,

bunga'bunga, air mengalir dan penuh keindahan. Dan diberiartidalam bahasa

kita Indonesia, dengan suarga atau syurga. Yang menjadi perbincangan, apa￾kah ini sudah jannah yang selalu dijanjikan akan menjadi tempat istirahatnya

orang-orang yang beriman dan beramal shalih di hariakhirat? Apakah inisudah

Darul Qarar (negeri tempat menetap) dan Dorul Jaza' (negeri tempat me￾nerima balas jasa). Ataukah Jannah yangdimaksud disinibaru menurut artinya

yang asli saja, yaitu suatu taman yang indah di dalam dunia ini?Kata setengah ahli tafsir, memang ini sudah syurga yang dijanjikan itu

terletak di luar dunia ini, di suatu tempat yang tinggi. OIeh sebab itu setelah

Adam, Hawa dan lblis disuruh keluar dari dalamnya, disebut lhbifhu, yang

berarti turunlaht Atau ke bawahlah!

Tetapi setengah penafsir lagi mengatakan bahwa tempat itu bukantah

syurga yang dijanjikan di akhirat esok. Salah seorang yang berpendapat

demikian ialah Abul Manshur al-Maturidi, pelopor llmulKalam yang terkenal.

Beliau berkata di dalam Tafsirnya at-Ta'wilaot: "Kami mempunyai keper￾cayaan bahwasanya jannah yang dimaksud di sini ialah suatu taman diantara

berbagai taman yang ada di dunia ini, yang di sana Adam dan isterinya

mengecap nikmat llahi. Tetapi tidaklah ada perlunya atas kita menyelidikidan

mencari kejelasan di mana letaknya taman itu. Inilah Mazhab Salaf. Dan

tidaklah ada dalil yang kuat, bagi orang-orang yang menentukan di mana

tempatnya itu, baik dari Ahlus Sunnah atau dari yang lain-lain."

Inipun dapat kita fahamkan, sebagaimana dikemukakan oleh setengah ahli

tafsir. Kata mereka bagi menguatkan bahwa itu belum syurga yang dijanjikan di

hari depan ialah karena di syurga yang disebutkan ini masih ada lagimakanan

yang dilarang memakannya, sebagaimana dapat kita |ihat pada ayat-ayat yang

menyatakan sifat-sifat dan keadaan syurga; malahan khamar yang istimewa dari

fabrik syurgapun boleh diminum di sana. Yang kedua, kalau itu sudah syurga

yang dijanjikan, tidaklah mungkin roh jahat sebagai iblis itu dapat masuk ke

dalamnya.

Maka mengaji di mana letak jannah itu, iannah duniakah atau jannah yang

telah dijanjikan, demikianlah halnya. Menunjukkan betapa bebasnya Ulima￾ulama dahulu berfikir. Dan kita tidak mendapat alasan kuat pula buat me.

ngatakan bahwa yang satu lebih kuat dari yang lain.

Kemudian itu tersebut pula dalam riwayat yang dibawakan oleh lbnu Jarir

dalam tafsirnya. dan dibawakan pula oleh lbnu AbiHatim yang katanya diterima

dari sahabat Rasulullah s.a.w., Abdullah bin Mas'ud dan beberapa sahabat yang

lain, bahwa iblis hendak masuk ke dalam syurga itu, tetapidi pintu dihambai

oleh Khazanahnya. Yaitu Malaikat pengawal syurga, akhirnya dia tak dapat

masuk, lalu dirayunya seekor ular, dimintanya menumpang dalam mulut ular

itu. Disebut pula di situ bahwa ular pada masa itu masih berkakiempat. Ular itu

tidak keberatan, maka masuklah iblis ke dalam mulutnya dan menyelundup

masuk ke dalam syurga, tidak diketahuioleh Malaikat pengawal tadi, sehingga

dia leluasa dapat bertemu dengan NabiAdam. Dengan bercakap melaluimulut

ular, sehingga oleh Nabi Adam dikira bahwa illar itulah yang berbicara, mulailah

iblis melakukan rayu dan cumbunya, agar Adam dan Hawa memakan buah

yang terlarang itu. Tetapi Adam tidak mau percaya, lalu lblis keluar dari

persembunyiannya, lalu merayu dengan berterus"terang sampai Hawa tertipu,

dan kemudian Adam menurut.

Riwayat semacam ini bolehlah kita masukkan juga ke dalam lsrailiyat, kisah

Taurat yang didengar oleh Abdullah bin Mas'ud dan beberapa sahabat lain dari

orang Yahudi, dikutipnya dari dalam Taurat, sebagaimana diingatkan olehAbu

Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukhari yang telah kita salinkan cli atas tadi,yang tidak boleh lekas ditelan, dibenarkan semuanya dan tidak boleh didusta￾kan semuanya.

Yang penting ialah bahwa didalam al-Quran sendiritidak ada ceritera iblis

numpang dalam mulut ular itu, yang bagaimana kita membacanya, mestilah

meninggalkan kesan bahwa Malaikat Khazanah syurga telah dapat ditipu oleh

iblis, sehingga derajat Malaikat sudah sama saja dengan manusia biasa, dapat

dikicuh. Mempercayai ceritera semacam ini agaknya sama saja dengan mem￾percayai bahwa kalau ada perempuan dalam bunting (hamil), hendaklah di￾pakukan ladam kuda di muka pintu rumah, supaya hantu-hantu iahat jangan

berani masuk, sebab ada ladam itu.

Menurut satu riwayat dari lbnu Abi Hatim, yang katanya diterimanya dari

Abdullah bin Umar. bahwa Adam turun ke dunia di Bukit Shafa dan Hawa

turun di Bukit Marwah. Dan riwayat lain dari lbnu Abi Hatim juga, katanya

diterimanya dari Ibnu Umar juga; Adam turun di bumidi antara neieriMakkah

dengan Thaif.

Ada pula riwayat lbnu Asakir yang katanya diceriterakan dari lbnu Abbas,

bahwa Nabi Adam turun di Hindustan dan Hawa turun diJeddah.

Kata orang itulah sebabnya maka Jiddah bernama Jeddah (Jiddah), karena

arti Jiddah ialah nenek-perempuan.

Dan ada pula satu riwayat yang mengatakan bahwa tempat turunnya Nabi

Adam bukan di Makkah, bukan di Hindustan, tetapi di Pulau Serendib.

Di mana Pulau Serendib?

Syaikh Yusuf Tajul Khalwati dalam surat-suratnya yang dikirimkan dari

Sailan (Ceylon) kepada murid-muridnya di Makassar dan Banten pada akhir

abad ketujuhbelas, sebelum beliau dipindahkan ke Afrika Selatan, selalu me￾nyebutkan bahwa beliau bersyukur karena di pulau pengasingan ini, pulau

Serendib, tempat turunnya nenek kita Nabi Adam, dan beliau masih dapat

beribadat kepada Tuhan. Maka Syaikh Yusuf dengan demikian memegang

pendapat yang umum pada waktu itu bahwa Pulau Serendib ialah Pulau ceylon

(sekarang Sri Lanka).

Tetapi dalam penyelidikan ahli.ahli terakhir menunjukkan bukti-bukti pula

bahwa Pulau Serendib bukanlah Ceylon, melainkan Pulau Sumatera' Sebab

nama Serendib adalah bahasa Sanskerta yang ditulis dengan huruf Arab.

Aslinya ialah Pulau Swarno-Dwipo, yaitu nama Sumatera di zaman dahulu,

sebagaijuga Jawa Dwipa nama dari Pulau Jawa.

Kita salinkan segala riwayat ini, sudahlah nyata bahwa kita tidak berpegang

kepada salah satu daripadanya. Sedangkan yang diriwayatkan oleh lbnu Abi

Hatim dari lbnu Umar, lagidua macam, yang mengatakan Adam turun diBukit

Shafa dan yang satu lagi mengatakan Nabi Adam turun di antara Makkah

dengan Thaif.

Ditambah lagi dengan riwayat yang mengatakan turun di Hindustan,

ditambah lagi dengan riwayat yang mengatakan turun di pulau Ceylon, dan

Sumatera, sehingga penafsir ini bisa pula berbangga, bahwa asal seluruh

manusia yang ada di atas dunia iniadalah dariPulau Sumatera, sebabSerendib

adalah Swarnadwipa, dan Swarnadwipa adalah Sumatera, semuanya itu tidaklah ada sebuah juga yang dapat dipertanggungiawabkan menurut bahan-bahan

sejarah. Dan riwayat-riwayat semacam inipun tidak ada yang dikuatkan oleh

Hadis yang shahih, walaupun sebuah.

Dahulu kalau kita naik haji, seorang penunjuk jalan akan membawa kita

ziarah ke kuburan yang dinamai kuburan Siti Hawa diJiddah itu; panjangnya

sampai seperempat kilometer atau lebih. Dan di Ceylon pun kita bisa dibawa

orang ke atas puncak gunung yang dinamai "Talapak Nabi Adam".

semuanya ini adalah ceritera bagus-bagus untuk khayal, tetapiakal yang

terlatih di bawah bimbingan al-Quran dan Hadis Rasulullah tidaklah akan dapai

menelan saja ceritera-ceritera semacam ini, walaupun ada disuntingkan pada

setengah tafsir.

Sebagai kunci dari sabda-sabda mengenai Adam dan isterinya ini, maka

berfirmanlah Tuhan selanjutnya.

"Dan orang-orong yong kalir, dan mendustakan oyot.oyot Komi."(pang

kal ayat 39). Yaitu yang tidak mau memperdulikan pesan-pesan yang telah

diberikan Allah kepada Adam dan isterinya seketika mereka dilepas dari

Jannah itu ke dalam dunia ini, sehingga orang-orang itu jatuh ke dalam

perangkap syaitan iblis yang menjadi musuhnya turun-temurun.

"Mereka ituloh penghuni nerako, yang mereka di dalamnya okon kekat."

( ujung ayat 39). Dengan ayat ini sebagai pengunci kisah, terbentanglah di

hadapan kita suatu petunjuk bahwa kita tidak akan berhenti berjihad, ber

sungguh-sungguh, bekerja keras, bersemangat di dalam dunia ini. Kita sebagai

turunan Adam telah diangkat menjadi Khalifah Allah, menyambung tugas

nenek-moyang kita. Dan kita menghadapi satu kenyataan, yaitu di dalam

melaksanakan tugas itu kita selalu diganggu dan diperdayakan oleh syaitan iblis.

Di sini pula kita mendapat suatu kesan yang mendalam tentang ajaran

agama di dalam menentukan musuh kita. Kaum yang tidak bertuhan, atau

kaum yang hendak mempertahankan kekuasaan kezaliman, selalu membesar￾besarkan bahaya musuh dari luar, supaya rakyat lupa atau dipalingkan per￾hatian mereka dari kelemahan pemerintahnya. Lalu dikatakan bahwa musuh

yang besar itu ialah Kapitalis, lmperialis dan Kolonialis. sampai-sampaikalau

rakyat tadi telah lapar, habis dihisap darahnya oleh pemerintahnya sendiri,

dikatakan juga bahwa sebab-sebab kesengsaraan rakyat itu ialah kaum kapitalis

dari luar.

Tetapi di dalam kehidupan beragama, diajarkan dan dititik-beratkan sejak

zaman dahulu bahwa musuh besar turun-temurun itu ialah iblis, atau syaitan.

Yang kadang-kadang menjalar atau mengalir di dalam tubuh anak Adam,

sebagaimana menjalar dan mengalirnya darahnya sendiri. Oleh sebab itu di

dalam agama orang diperintahkan menilik musuh terlebih dahulu di dalam

dirinya sendiri, sebelum mengadakan propaganda besar-besaran menipu orang

banyak, supaya menghadapkan perhatian ke luar diri0)

Talsir Al-Azhar (Juzu' 1)

Wahai Bani Israil: Ingatlah nikmat'

Ku yang telah Aku kurniakan

kepada kamu dan penuhilah janji'

mu, agar Aku penuhi (pula).janji￾Ku, dan semata-mata kepadaKu

saialah kamu takut.

(41) Dan percayalah kepada apa yang

Aku turunkan, yang bersetuju

dengan apa yang ada sertamu,

dan janganlah kamu jadi orang'

yang mula sekali mengkufurinya.

Dan janganlah kamu jual ayat￾ayatKu dengan harga yang sedikit;

dan semata-mata kepadaKu saja￾lah kamu bertakwa.

(42) Dan janganlah kamu campur￾adukkan yang benar dengan yang

batil dan kamu sembunyikan ke￾benaran, padahal kamu menge￾tahui.

(43) Dan dirikanlah sembahyang dan

berikanlah zakat, dan ruku'lah

bersama orang-orang yang ruku'.

(t14) Apakah kamu suruh manusia ber￾buat kebajikan, akan kamu lupa￾kan dirimu (sendiri) padahalkamu

membaca kitab; apakah tidak

kamu fikirkan?

(45) Dan mohonlah pertolongan

dengan sabar dan sembahyang.

Dan sesungguhnya hal itu me￾mang amat berat, kecuali atas

orang-orang yang khusyu'.


Yaitu) orang-orang yang sungguh

percaya, bahwasanya mereka

akan bertemu dengan Tuhan

mereka, dan bahwasanya mereka

akan kembali kepadaNya.

>2itz,-,. l zL )'-lz 2lz z a.

(\t ff.r lriJr F:l jib- ,,r-Jt

t).u.

C$ O-r^-rj !l

Do'wah Kepoda Bani Israil

Sebagai telah kita maklumi pada keterangan-keterangan di atas selain

dari persukuan Arab Bani Aus dan Bani Khazraj, maka ada pula penduduk

Madinah dari pemeluk agama Yahudi. Mereka bukanlah bangsa Arab ke￾turunan Qahthan atau Adnan. Tetapi mereka adalah keturunan dari Nabi

Ya'kub alaihis-salam. Ya'kub putera darilshak dan Ishak putera dari lbrahim,

semuanya adalah Rasul Allah. Beliau beranak laki-laki 12 orang, di anfaranya

Nabi Yusuf a.s. Maka berkembang-biaklah anak keturunan Nabi Ya'kub yang

12 orang ini. Gelar kehormatan yang diberikan Tuhan kepada Nabi Ya'kub

ialah Israil. II diujung itu ialah bahasa Ibraniyang artinya Allah. Israilkononnya

berarti Amir pejuang bersama Allah.

Bani Israil menerima Taurat dari Musa. Lama-lama timbullah pada mereka

kesan bahwasanya agama yang mereka pusakai dari nenek-moyang mereka itu

yang dirumuskan dalam Taurat Nabi Musa dan Nabi-nabi yang lain sesudah

Musa, adalah khusus buat mereka belaka. Di antara 12 suku Bani Israil itu, yang

terbesar adalah keturunan suku anak yang kedua, yaitu Yahuda. Lama ke￾lamaan menjadi kebiasaanlah mereka menyebut diri Yahudi dan agama mereka

agama Yahudi, yang dibangsakan kepada Yahuda itu. Padahalyang lebih tepat,

supaya semuanya tercakup ialah kalau disebutkan Bani Israil.

Maka selain dari da'wah untuk orang Arab, Qahthan dan Adnan, Nabi

Muhamrnad s.a.w. diperintahkan Tuhan menyampaikan da'wah kepada Bani

Israil. Persukuan mereka yang besar diMadinah ketika itu adalah Bani Nadhir,

Bani Qainuqa', Bani Quraizhah dan lain-lain persukuan yang kecil-kecil. De￾ngan pindahnya Nabi Muhammad s.a.w. ke Madinah, rapatlah pergaulan

dengan mereka. Apatah lagi ketika itu kegiatan perdagangan ada di tangan

mereka. Mereka selalu bertemu di pasar. Dan telah dibuat perjanjian akan

hidup berdampingan secara damai. Maka diperintahkan kepada Rasulullah

supaya menyampaikan da'wah pula kepada mereka.

"Wahai Bani lsrail! lngatlah nikmatKu yang telah Aku kurniakan kepada

kamu dan penuhilah janjimu agar Aku penuhi ( pula) janjKu, don se mata- mat a

kepadaKu sajalah kamu takut " (ayat 40).

Dihadapkanlah seruan kepada mereka, karena patutlah mereka yang

terlebih dahulu menerima kebenaran yang dibawa Muhammad s.a.w. meng￾ingat nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepada mereka. Diantara bangsa bangsa yang sezaman dengan mereka dahulunya, kepada merekalah dikhusus￾kan Tuhan nikmat wahyu. Sampaimereka dilepaskan dari perbudakan Fir'aun

dan diberi tanah istimewa pusaka nenek-moyang mereka lbrahim dan Ishak,

dan berpuluh-puluh banyaknya Nabi dan Rasul dibangkitkan dalam kalangan

mereka. Patutlah mereka mengingat nikmat itu dan dari sebab itu patut pulalah

mereka yang dahulu sekali menyatakan percaya pada Muhammad s.a.w. Di

samping itu disuruh mereka mengingat kembali janji khusus mereka dengan

Allah. Meskipun kitab Taurat sudah tidak ada aslinya lagi, namun janjiitu masih

bertemu, yaitu bahwa mereka tidak akan mempersekutukan yang lain dengan

Allah. Dan supaya beriman kepada Rasul-rasul Allah yang datang menegakkan

kepercayaan kepada Allah Yang Maha Esa itu. Dan dijanjikan pula kelak

kemudian hari akan diutus pula seorang Rasul dari antara saudara mereka,

yaitu Bani Ismail. Itulah Nabi Muhammad s.a.w. Sekarang Nabiitu telah datang

membawa ajaran persis ajaran yang telah mereka janjikan dengan Allah itu pula,

yaitu Tauhid mengesakan Tuhan. Patutlah mereka ingat janji itu kembali. Dan

Tuhanpun telah berjanji pula dengan mereka, akan memberi mereka kemuliaan

di antara manusia dan bangsa-bangsa. Asal mereka tetap setia akan janji itu,

Tuhanpun akan memenuhi janjiNya pula. Dan kataTuhan selanjutnya, kepada￾Ku sajalah takut! Jangan takut kepada yang lain. Jangan segan menyatakan

iman kepada Muhammad karena ancaman dari ketua-ketua mereka, rabbi￾rabbi dan ahbar (pendeta-pendeta) mereka. Dan jangan segan menyatakan

iman, karena takut akan kalah pengaruh.

Kemudian dijelaskan lagi oleh Tuhan:

"Dan percayalah kamu kepada apa yong Aku turunkan. " (pangkal ayat

41). Yaitu al-Quran yang diturunkan kepada Muhammad s.a.w. Yong bersetuju

dengan apa yang ada sertamu.", yaitu kitab Taurat.

Jika kamu tilik kembali isi Taurat, yang memerintahkan kamu percaya

kepada Allah Ta'ala atau Allah Yang Esa, jangan membuat berhala untukNya,

dan hendaklah hormat kepada ibu bapamu, jangan berzina, jangan mencuri,

jangan naik saksi dusta, niscaya kamu akan mengakui kebenaran al-Quran

yang memang itu pulalah pokok ajaran yang dibawanya. "Dan janganloh

kamu menjadi orang-orang yong mula-mula mengkufurkannya."Karena kalau

kamu kufuri, kamu tolak dan kamu tentang al-Quran itu, berarti kamu menen￾tang Kitab yang ada dalam tanganmu sendiri: "Dan janganlah kamu jual ayat￾ayatKu dengan harga yang sedikit." Artinya, karena mengharapkan kemega￾han, lalu kamu dustakan kebenaran ayat Allah. Berapapun pangkat yang kamu

dapat lantaran mendustakan kebenaran, namun itu masihlah harga yang sedikit

jika dibandingkan dengan kerugian rohani yang kamu dapat. "Dan semata￾mata kqadaKu sajalah kamu bertaktua." (ujung ayat 41). Artinya semata￾mata perhubungan dengan Allahlah yang patut kamu pelihara dan perbesarlah

perasaan tanggungjawabmu dengan Tuhan. Karena kesegananmu menerima

kebenaran, lain tidak hanyalah karena kamu hendak memelihara perhubungan

dengan kepala-kepala dan ketua-ketua kamu, padahal kepala-kepala dan ketua￾ketua itu tidak akan dapat melepaskan kamu daripada bahaya yang akan

ditimpakan Allah kepada kamu.

'Dut iznganlah kuru cortpur-adukkan yang benar dengan yangbattl dan

komu sqnbunyikan kebenaran, pdahal kamu mengetahui." (ayat 42).

Di dalam catatan Kitab Taurat telah diperingatkan bahwa seorang Rasul

akan datang dari kalangan saudara sepupu mereka Bani Ismail. Tanda-tanda￾nya sudah jelas dan sekarang tanda itu sudah bertemu. Tetapi pemuka-pemuka

agama mereka melarang pengikut mereka percaya kepada Rasul s.a.w. karena

kata mereka dalam Kitab-kitab Nabi-nabimereka itu tersebut juga bahwa akan

ada Nabi-nabipalsu. Lalu mereka katakan kepada pengikut-pengikut itu bahwa

ini adalah Nabi palsu. Bukan Nabiyang dijanjikan itu. Kalau pengikut mereka

datang bertanya, mereka sembunyikan kebenaran, dan kitab mereka sendiri

mereka tafsirkan lain dari maksudnya semula, padahal mereka telah mengeta￾hui bahwa memang Muhammad s.a.w. itulah Nabi dari Bani Ismail yang

ditunggu-tunggu itu. Untuk mempertahankan kedudukan, mereka telah se￾ngaja mencampur-adukkan yang benar dengan yang salah, dan menyembunyi￾kan yang sebenarnya.

Ayat 41 untuk peringatan bagi orang-orang awam mereka dan ayat 42

untuk peringatan bagi pemuka-pemuka agama mereka.

"Dan dirikanlah sembahyang dan berikanlah zakat, dan ruku'lah ber￾srrma-src,ma orang-orang yang ruku'-" (ayat 43).

Setelah diperingatkan kepada mereka kesalahan-kesalahan dan kecura￾ngan mereka yang telah lalu itu, sekarang mereka diajak membersihkan jiwa

dan mengadakan ibadat tertentu kepada Allah, dengan mengerjakan sembah￾yang, dan mengeluarkan zakat. Dengan sembahyang, hati terhadap Allah

menjadi bersih dan khusyu'dan dengan mengeluarkan zakat, penyakit bakhil

menjadi hilang dan timbullah hubungan batin yang baik dengan masyarakat,

terutama orang-orang fakir-miskin, yang selama ini hanya mereka peras tenaga￾nya, dan mana yang terdesak mereka pinjami uang dengan memungut riba.

Apabila Tuhan Allah telah memerintahkan supaya iman kepada keesaan

Allah itu lebih didalamkan dengan mengerjakan sembahyang, kemudian de￾ngan mengeluarkan zakat, maka akan tumbuhlah iman itu dengan suburnya.

Karena ada juga orang yang telah mengaku beriman kepada Allah tetapi dia

malas sembahyang. Berbahayalah bagi iman itu, karena kian lama dia akan

runtuh kembali. Dan hendaklah dididik diri bermurah hati dengan mengeluar￾kan zakat; karena bakhil adalah musuh yang terbesar dari iman. Apabila

berperangai bakhil, nyatalah orang itu tidak beriman!

Kemudian mengapa disuruh lagi ruku' bersama dengan orang yang ruku'?

Tidakkah cukup dengan perintah sembahyang saja? Apakah ini bukan kata

berulang?

Bukan! Ada juga orang yang berfaham bahwa asal aku sudah sembahyang

sendiri di rumahku, tidak perlu lagi aku bercampur dengan orang lain. Itulahyang salah! Sembahyang sendiripun belum sempurna, tetapi ruku'lah bersama￾sama dengan orang yang ruku', bawalah diri ke tengah masyarakat. Pergilah

berjamaah!

Maksud yang kedua, arti ruku' ialah khusyu'. Jangan hanya sembahyang

asal sembahyang, sembahyang mencukupi kebiasoon sehari-hari saja, tidak

dijiwai oleh rasa khusyu'dan ketundukan.

Inilah yang diserukan kepada Bani Israil itu yakni agar mereka teruskan

saja agama yang diajarkan Musa kepada lanjutannya, yaitu yang diteruskan

oleh Muhammad s.a.w. agar mereka menjadi Muslirn, menyerah diri kepada

Tuhan, dan hiduplah sebagai Muslim yarrg sejati.

Kemudian itu Allah meneruskan lagisabdaNya kepada Bani Israildengan

mengingatkan kesalahan selama ini:. "Apakah kamu suruh manusia berbuat

kebajikan dan kamu lupakan dirimu (sendiri), padahal kamu membaca Kitab;

apakah kamu tidak fikirkan?" (ayat 44).

Tegurarr keras ini adalah kepada pemuka-pemuka dan pendeta-pendeta

mereka. Bukan main keras larangan mereka: "lni haram!". Bukan main keras

perintah mereka: "lni wajib", seakan-akan merekalah yang empunya agama itu,

padahal diri mereka sendiri mereka lupakan. Hanya mr-rlut mereka yang keras

mempertahankan agama untuk dipakai oleh orang lain, adapun untuk diri

mereka sendiri, tidak usahlah dipersoalkan; Padahal mereka nrembaca Kitab,

hafal nomor ayatnya, ingat fasalnya, bahkan salah titik dan salah baris sedikit

saja, mereka tahu. Tetapi apa isi dan intisari dari Kitab itu, apa maksudnya yang

sejati, tidakiah mereka mau mengetahui dan tidak mereka fikirkan.

Inilah penyakit pemuka-pemuka atau yang disebut pendeta atau ohbqr

mereka pada waktr-r itr"r. Dengan keras mengoyak mulut rnempertahankan apa

yang mereka katakan agama, padahal sudah tinggal hanya rnempertahankan

l<ata (textbook), tetapi tidak ada faham mereka samasekali akan maksud.

Faham menjadi sempit dan fanatik, takut akan perubahan, dan gentar rnen￾dengar pendapat baru. Maka dartanglah teglrran: Apakah tidak kanru fikirkan?

Atau lebih tegas lagi; Apakah kamur tidak mempergunakan akalmu?

Dengan ini Tuhan telah memberikan teguran bahwa iman yang sebenar￾nya, melainkan iman yang tumbuh dari hati sanubari. Sebab itu jika ayat ini

tertentu kepada pemuka Yahudi pada mulanya, namun dia telah direkanr dalam

al-Quran untuk ingatan kita. Jangan sampai kita membacanya, lalu Yahudi yang

terbayang di hadapan kita, tidak diingat bahwa Islam sendiripun akan runtuh

dari dalam, kalau iman sudah hanya jadi hafalan rnulut, tidak rurnpunar.r jiwa..

"Dan mohonlah pertolongan dengan sabor dan sembqhyong." (pangkal

ayat 45). Dipesankan dalam rangka nasihat kepada pemuka-pemuka Yahudi,

sebagai merangkul mereka ke dalam suasana Islam, supaya meminta tolong

kepada Tuhan, pertama dengan sabar, tabah, tahan hati dan teguh, sehingga

tidak berkucak bila datang gelombang kesulitan. Maka adalah sabar sebagai

benteng. Dengan sembahyang, supaya jiwa itu selalu dekat dan lekat kepadaTuhan. Orang yang berpadu di antara sabarnya dengan sembahyangnya, akan

jernihlah hatinya dan besar jiwanya dan tidak dia akan rintang dengan perkara￾perkara kecil dan tetek bengek.

Percobaan yang harus kita tempuh dalam menyeberangi kehidupan ini

kadang-kadang sangatlah besarnya. Sehingga jiwa harus kuat dan pendirian

harus kokoh. Sebab itu untuk memintakan agar selalu mendapat pertolongan

dari Tuhan, agar kita dikuatkan menghadapi kesulitan itu, tidaklah boleh

terpisah di antara keduanya ini: Sabar dan Shalat yaitu membuat hati iadi tabah

dan selalu mengerjakatr sembahyang.

Ingatlah betapapun menyabarkan hati, kadang-kadang karena beratnya

yang dihadapi, jiwa bisa bergoncang juga. Maka dengan sembahyang khusyu'

sekura.,g-kurangnya 5 waktu sehari semalam, hati yang tadinya nyaris lemah,

niscaya akan kuat kembali. Maka sabar dan sembahyang itulah alat pengokoh'

kan peribadi bagi orang lslam. sebab selalu terjadididalam kehidupan, suatu

marabahaya yang kita hadapi sangatlah sakitnya, kadang-kadang tidak tertang￾gung, padahal kemudian, setelah marabahaya itu lepas, barulah kita ketahui

bahwa bahaya yang kita lalui itu adalah mengakibatkan suatu nikmat yangamat

besar bagi diri kita sendiri. Yang saya katakan ini adalah pengalaman berkali

kali, baik bagi diri saya ataupun diri tuan. Dalam ceritera Nabi Ibrahim (kelak

pacla ayat 124 Surat ini) kita akan bertemu kenyataan itu. Beliau diuji dengan

|erbagai ujian, dan setelah dengan segala kesabaran ditempuhnya ujian itu dan

diseberanginya, diapun diangkat menjadi IMAM. Kehidupan Nabi nabi adalah

contoh teladan yang harus dianlbil orang yang beriman.

Tetapi ayat selanjutnya mengatakan: "Don sesungguhnya hal itu memang

berof . " Yang dimaksud ialah sembahyang; bahwa mengerjakan sembahyang itu

amat berat. Orang disuruh sabar, padahal hatinya sedang susah. Lalu dia

disuruh sembahyang; maka dengan kesalnya dia menjawab: "Hati saya sedang

susah, saya tidak bisa sembahyang." Mengapa dia merasa berat sembahyang?

Sebab jiwanya masih gelap, sukarlah menerima nasihat supaya sabar dan

sembahyang. Kalau nasihat yang benar itu ditolaknya, tidaklah dia akan

terlepas dari kesukaran yang tengah dihadapinya. Lalu datang penutup ayat:

"Kecuali bogi orang'orang yang khusyu' (ujung ayat 45)'

Khusyut artinya tunduk, rendah hati dan insaf bahwa kita iniadalah hamba

Allah. Dan Allah itu cinta kasih kepada kita. NikmatNya lebih banyak daripada

cobaanNya. Saat kita menerima nikmat lebih banyak daripada saat menerima

susah. Lantaran yang demikian itu, jika diajak supaya sabar dan sembahyang,

orang yang khusyu' itu tidak bertingkah lagi. Sebab dia insaf !9hwa memang

keseiamatan jiwanya amat bergantung kepada belas kasihan Tuhannya. Jika

datang percobaan Tuhan, bukanlah dia menjauhi Tuhan, tetapi bertambah

mendekatiNya.

Dan siapakah orang yang bisa menjadi khusyu'?

.(Yaitu) orang-orang yang sungguh percaya, bahwasanya mereka akan

bertemu dengan Tuhan mereka, dan bahwasanya kepadaNya mereka okan

kembali." (Ayat 46).Untuk menambahkan khusyu' hendaklah kita ingat, sampai menjadi ke￾yakinan, bahwasanya kita ini datang ke dunia atas kehendak Tuhan dan akan

kembali ke akhirat dan akan bertemu dengan Tuhan. DihadapanTuhan akan

kita pertanggungjawabkan semua amal dan usaha kita selama di dunia. Maka

dari sekarang hendaklah kita latih dirimendekatiTuhan. Ibaratnya ialah sebagai

apa yang disebut di zaman sekarang dengan kalimat relosi (relation). Datang

tiba-tiba saja kita berhadapan dengan Tuhan, padahal ma'rifat terlebih dahulu

tidak ada, dan hubungan kontak jarang sekali, tentu akan membuat bingung,

karena tidak ada persiapan. Sampailah Imam Ghazali mengatakan bahwa jika

kamu berdirisembahyang hendaklah sebelum kamu takbir kamu ingatseakan￾akan itulah sembahyangmu yang terakhir. Mungkin nanti engkau akan mati,

sebab itu engkau khusyu'kan hatimu menghadap Tuhan.

Inilah beberapa seruan kepada Bani Israil, untuk mengembalikan mereka

kepada pangkalan agama yang sejati. Sebab inti agama yang mereka peluk

selama ini itulah dia inti Islam dan marilah menjadi Islam. Kamulah yang lebih

patut mula-mula menyambutnya.

Dalam ayat ini bertemu kalimat yazhunnuuno, yang kita arrtikan:_"Mereka

yang sungguh percaya". Pokok ambilan kalimat iilutr rt',onn( ilL ), yang

menurut arti asalnya ialah berat fikiran kepada satu jurusan dan belum yakin

benar. Hasil ijtihad di dalam seorang mujtahid menetapkan suatu hukum

tidaklah ada yang yakin, melainkan zhann saja. Kalau yazhunnuuno dalam

ayat ini kita artikan: "Orang-orang yang telah berat sangkanya bahwa dia akan

berjumpa dengan Tuhannya", niscaya tidaklah kena maksud iman. Sebab

seorang mu'min wajiblah yakin bahwa hari akan kiamat dan dia akan mem￾pertanggunglawabkan amalnya di hadapan Tuhan. Di dalam ayat 4 daripada

Surat 2, al-Baqarah dijelaskan sifat-sifat orang yang takwa, yaitu orang yang

yakin akan hari akhirat.

Oleh sebab itu maka kebanyakan Ulama Tafsir memberi arli Yazhunnuu￾no, dengan "mereka yang sungguh-sungguh percaya." Bukan menurut artinya

yang asal, yaitu "orang-orang yang berat sangkanya".

Ibnu Jarir menegaskan dalam tafsirnya: "Orang Arab kadang-kadang

menamai yokin itu dengan zhann, sebagaimana juga mereka pernah menamai

gelap dengan sodat'ah dan terang dinamainya juga sodoloh. Orang yang

menyeru meminta tolong mereka namai shaarikh, dan orang tempat me￾mohonkan pertolongan itu kadang-kadang mereka namai shaarikhjuga. Dan

ada lagi beberapa perumpamaan pemakaian nama-nama yang lain, yaitu me￾namai sesuatu keadaan dengan lawannya." Sekian kata Ibnu Jarir.

Memang terdapat dua tiga kali di dalam al-Quran, kata zhannartinya yokrn.

Di antaranya terdapat dalam Surat 59, al-Haqqah ayat 20. Dan pemah juga

terdapat dua ayat berdampingan, keduanya memakai kalimat zhann; ayat yang

pertama berarti berat sangko saja. Dan ayat yang kedua berarti srliya yakin.

Yaitu jelas tertulis di dalam Surat 17, alJsra'ayat 101 dan 102, menerangkan

dialog bertukar-kata di antara Fir'aun dengan Musa. Di ayat 101 Fir'aun

menyatakan perasaannya bahwa dia menyangko Nabi Musa seorang fukang

sihir. Sedang di ayat 102 Musa membalas, menyatakan bahwa dio yokin bahwa

Fir'aunlah yang akan kena bencana kemurkaan Tuhan.

185

(47) Wahai Bani IsraiMngatlah olehmu

akan nikmatKu yang telah Aku

kurniakan kepadamu, dan se￾sungguhnya Aku telah Pernah me￾muliakan kamu atas bangsa￾bangsa.

(rt8) Dan takutlah kamu akan hari,

yang tidak akan daPat melePas￾kan satu diri sesuatu aPaPun dari

diri yang lain, dan tidak akan di￾terima daripadanya Permohonan

dan tidak diambil dariPadanYa Pe￾nebusan dan tidak mereka akan

ditolong.

(49) Dan (insatlah) tatkala Kami se￾lamatkan kamu daripada kaum

Fir'aun, yang telah menindas

kamu dengan seburuk-buruk sik￾saan; mereka sembelih anak-anak

(50) Dan (insatlah) tatkala Kamibelah￾kan lautan untuk kamu, maka

Kami selamatkan kamu dan Kami

tenggelamkan kaum Fir'aun Pada￾hal kamu melihat sendiri'

,;ie\ d.\,?;t,1.;rL*.

- zz ,)1.a, -i, ,rr2/

-'iJ-Jf .rtc SA-bt 1V 

*

y',2 ,a , 9., .z a y'>zl )3<' qet,_*6FYVJ,{rFrr

J-tt

zn ) zr, ..llz zz z; )zr2 zz

vtlYrLEB.hav,

. i, )., ,-

@ jt,a".d Y,

,lzl 2z z.z, .. Lt'i",/

-*y-r'-iylJY,"f l#rlr

- t,.r/zr2- -zrf z 2tz) zzo2 -2

i2.>,n e f '. lal V+ -) iAl it￾H"'#I'#,1r#::"* [til @ * 1,]t*; y9iq; l;4

dan pada yang demikian itu adalah

bencana yang besar dariPada

Tuhan kamu


Wahai Banilsrail!" (pangkal ayat47\. Mereka dipanggil lagi dengan nama

yang terhormat itu. Dengan menyebut nama nenek-moyang mereka yang mulia

itu, nama kehormatan yangdianugerahkanTuhan kepada Ya'kub Amir Pahla'

wan Allah, -ogu--ogu meieka sadar kembali. Memang Tuhan mengaiarkan


enad-a .RasulNya agar memanggil orang dengan nama yang Dia senangi.

Apatah lagidengan memanggilmereka dengan nama itu, terca-kuprah -erefa jadi satu semua, tidak ada lagi bagi kabilah ini dan kabilah itu yang iasa tersisih.

"lngatlah olehmu akan nikmatKu yang telah Aku kurniokan kepadamu,

don sesungguhnya Aku telah pernah memuliakan kamu atasbongso-bongso. "

(ujungayat 47).

Diperingatkan hal ini, bahwa kemuliaan yang telah dianugerahkan Ailah

kepada mereka itu, bukanlah karena darah keturunan mereka lebih tinggi dari

darah keturunan yang lain. sekali-kalitidaklah ruhan mengajarkan perbedaun

suku (ras), tinggi itu rendah ini. Mereka pernah dimuliakan melebihibangsa dan

suku yang lain, sebab merekalah penerima waris ajaran nenek-moyang mereka

Ibrahim, Ishak dan Ya'kub tentang percaya kepada Allah yang Maha Esa.

selama Tauhid itu mereka pegang teguh, kemuliaan itu tidaklah akan dihilang￾kan atau dicabut dari mereka. Jadi mereka diberi kemuliaan ialah kareni

kemuliaan pendirian. Adapun kalau Tauhidnya telah hilang, dan yang mereka

pertahankan telah tinggal kemegahan saja menyebut-nyebut kebesaran yang

lampau, hinalah mereka dan bangsa lain yang menerima dan menjunjun!

Tauhid itu pulalah yang akan dimuliakan Tuhan.

"Dqn takutlah kamu akan hari, yang tidak akan dopat melepaskan suatu

diri sesuatu opapun dari satu diri yang loin. "(pangkalayat48). Inilah salah satu

pokok ajaran Islam. Jangan sampai anak-cucu merasa bahwa mereka akan

terlepas dari tanggungjawab di akhirat, semata-mata dengan membanggakan

bahwa mereka turunan si anu, anak-cucu si fulan. Bani Israil jangan sampai

mendabik dada mengatakan kami ini keturunan Ya'kub dan yusuf; karena

kalau telah datang waktu perhitungan di akhirat kelak Ya'kub dan yusuf

tidaklah dapat mereka pergunakan. "Dan tidak akan diterima daripadanya

permohonan " Yakni semua memohon grosi atau ampunan karena kesalahan

yang telah lalu, yang dimintakan oleh orang lain. Memohon kepada Tuhan

supaya si anu yang bersalah dibebaskan saja. "Don tidak diambil daripadonya

pen'ebusan-" Secara jelasnya, tidaklah ada harta walaupun emas sebesar

gunung untuk dijadikan uang jaminon. Karena harta untuk menjamin itu tidak

ada samasekali kepunyaan manusia. Semuanya Allah yang empunya. "Don

tidak mereka okan ditolong." (ujung ayat 48). Karena yang akan dapat meno￾long ketika itu lain tidak hanyalah usaha sendiri yang disiapkan darisekarang.

Hal ini diperingatkan kepada Bani Israil, supaya pendirian yang salah ini

segera mereka buang.

Mereka menutup hati buat menerima petunjuk walaupun dari mana da￾tangnya, sebab mereka merasa merekalah sya'bullah al-Mukhtar, yakni bang￾sa kepunyaan Allah yang telah dipilih. Penyakit kebanggaan yang seperti ini

kalau dibasmi akan menimbulkan permusuhan dengan bangsa atau golongan

yang lain. Bahkan penyakit ini telah berlarut-larut, yang menyebabkan beratus

tahun lamanya bangsa-bangsa Eropa memandang kaum Yahudi itu manusia

terkutuk yang harus disisihkan dari pergaulan hidup mereka. sehingga kam￾

pung kediaman mereka dinamai Ghetto. Bahkan sebelum Agama Islam masuk

ke negeri spanyol, sangatlah hinanya mereka dipandang oleh orang Nasrani.

Barulah nasib mereka berubah setelah Islam datang ke spanyol. Tetapi

kebencian kepada mereka menjadi turun-temurun, berkali-kali mencapai pun￾cak, dan puncak yang terakhir di zaman kita ialah kekejaman Jerman Nazidan

Hitler memusnahkan berjuta-juta orang Yahudi di Eropa. Dan dijelaskanlah

dalam ayat 48 ini memperingatkan kepada mereka bahwa kemuliaan mereka di

zaman dahulu itu memang diakui bukan karena darah mereka istimewa dalam

alam, tetapi karena mereka mempunyai pegangan agama yang benar, yaitu

Tauhid, dan nenek-moyang mereka mengamalkannya dan memperjuangkan￾nya dengan sungguh'sungguh.

Dari ayat-ayat ini kita melihat teguran yang jelas sekali dariTuhan kepada

Bani Israil, atau kaum Yahudi yang ada di Madinah pada masa itu. Tuhan

mengakui, bahwa di zaman dahulu memang mereka diberi kemuliaan oldh

Tuhan, melebihi segala bangsa-bangsa yang ada dikeliling bangsa-bangsa te￾tangga mereka adalah penyembah berhala. Tetapi setelah Nabi Muhammad

datang, Tauhid hanya tinggal menjadi sebutan. Yang penting bagi mereka

ketika itu ialah mengumpulkan kekayaan. Faham agama menjadi membeku.

Merasa diri lebih tinggi dan lebih ungguldari golongan lain. Arab di Madinah

mereka pandang hina dan rendah. Penyakit merasa diri lebih ini menghinggapi

juga bangsa-bangsa yang lain. Nabi Muhammad s.a.w. pernah mengatakan

bahwa bangsa Arabpun adalah semulia-mulia bangsa. Yang dimaksud Nabi

bukanlah bahwa darah Arab itu istimewa dari darah bangsa-bangsa yang lain,

melainkan karena Tuhan menurunkan wahyu ke dunia ini dengan memakai

bahasa Arab sehingga mulialah orang Arab, sebab mereka yang terlebih dahulu

dapat memahami wahyu. Tetapi kalau orang Arab lalu bangga dan mendabik

dada lantaran wahyu itu padahal tidak menjunjung dan mengamalkan, dengan

sendirinya kemudian yang mereka terima itu tidak ada lagi.

Kita ummat Islampun dengan terusterang harus kita akui, kadang-kadang

ditimpa juga oleh penyakit Yahudi ini. Tuhan telah pernah menganugerahi

kemuliaan dan kurnia kepada kaum Muslimin berabad-abad lamanya, sampai

menaklukkan Dunia Barat dan Timur. Tetapi satu waktu pamor Muslimin

menjadi muram dan negerinya dijajah oleh bangsa-bangsa lain, dan rnereka

mundur dalam lapangan politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan, sehingga

yang dapat dibanggakan oleh anak-cucu yang datang di belakang, tidak lain

hanyalah pusaka nenek-moyang yang dahulu. Dengan tidak sadar si anak-cucu

tadi membanggakan kemuliaan nenek'moyang, tetapi tidak mau insaf dan tidak

mau membina kemuliaan yang baru, atau sambungan, karena menyeleweng

jauh dari garis agama yang diajarkan Rasul. Maka samalah keadaan kita dengan

Yahudi.

,,Dan (ingatlqh) tatkala Kami selamatkan kamu doripado kaum Fir',aun

yang telah menindas kamu dengan seburuk-buruk siksqon; mereka sembelih

onqk-anak laki-laki kamu dqn merekq hidupi perempuan-perempuan kamu,dan pada yang demikian itu adalah bencana gang besar daripada Tuhan

kamu." (ayat 49).

Seketika mereka sampai ke puncak kemegahan yang menimburkan ke￾sombongan, merasa diri istimewa daripada bangsa yang lain, diingatkanlah

betapa mereka hidup dalam tindasan dan siksaan dinegeriMesir. Menjadilebih

hina daripada budak. Empatratus tahun lamanya Bani Israil hidup di negeri

Mesir itu sejak Nabi Yusuf menjadi Raja Muda Kerajaan Mesir dan ayahnya

Nabi Ya'kub datang dari dusun atas undangan Nabi yusuf. Duabelas orang

bersaudara laki-laki keturunan Ya'kub itu pada mula kedatangan ke Mesii

masih hidup dengan baik dan sederhana. Tetapi sesudah ya'kub dan yusuf

meninggal, penduduk Mesir asli membenci mereka, karena mereka kian lama

kian kembang. Kedudukan mereka di negeri Mesir dipandang membahayakan.

Tetapi mereka tidak diusir melainkan diperbudak. Disuruh mengerjakan

pekerjaan yang berat-berat. Mereka ditindas dengan kejam sekali. Di antara

kekejaman itu ialah rencana Fir'aun (raja Mesir) memusnahkan anak laki-laki.

sehingga diperintahkan kepada bidan-bidan agar segera membunuhnya kalau

perempuan Bani Israil melahirkan anak laki laki. Dan anak perempuan diting￾galkan hidup. Tetapi dengan demikian pada perhitungan Fir'aun, Banilsrailitu

akan musnah. Kalau perempuan saja yang banyak, borehlah perempuan￾perempuan itu dijadikan isteri kedua atau hambasahaya dari kaum Fir'aun

sendiri, anak laki-laki dari perhubungan itu tentu menjadi orang eibthi, suku

Fir'aun. Itulah bencana besar bagi mereka di waktu itu.

Ini disuruh-ingatkan kepada mereka, agar mereka tahu bahwa mereka

bukanlah datang mulia saja. Empatratus tahun lamanya mereka hina, rendah

dan tertindas. Kemudian mereka dimuliakan Tuhan. Karena sudah menjadi

Sunnah dariTuhan (sunnatullah) bahwa orang atau kaum yangsudahdianiaya

demikian rupa, akhirnya akan dibangkitkan kembali. Dahulu hal ini berlaku,

dan kemudian pun berlaku:

'\i,-i\'|tG j,-.i9 j.S;'rzutiit*'#31:--j;

(o 

',e.e),\ W"ViW.J

" Dan Kami hendak menunjukkan jasa atas mereka yang ditindas di bumi,

dan Kami hendak menjadikan mereka pemimpin-pemimpin, dan Kami hendak

menjadikan mereka pewaris (bumi)." (al-Qashash: 5)

Kamu memang mulia, sebab kamu manusia. Tetapi kamu telah dihinakan

oleh Fir'aun dan kaumnya, tidak dianggap sebagai manusia lagi. Maka di￾bangkitkan Tuhan kamu daripada kehinaan itu. Diutus Tuhan Musa dan

dibantu oleh Harun, dari kalangan kaummu sendiri. Ingatlah itu!

" Don (ingatlah) tatkala Kami belahkan lautan untuk kamu.,, (pangkal ayat

50). Yaitu tatkala telah berpuluh tahun Musa dan Harun, Utusan Kimiberjuang

membangkitkan kamu dari dalam lembah kehinaan dan perbudakan, dan ingin

membawa kamu ke tanah pusaka nenek-moyang kamu yangkayadengansusu

dan modu, Fir'aun menahan kamu tidak boleh pergi, karena kalau kamu pergi

Fir'aun kehilangan 600,000 manusia yang telah diperbudak dan diperas tenaga￾nya. Lalu dengin bimbingan Utusan Kami, Musa dan Harun kamu tinggalkan

nlgeri itu, tetapi terhalang oleh laut. Maka laut itupun Kamibelah, supaya kamu

12iuku Bani Israil selamat sampai ke seberang ."MakaKami selamatkankamu

dan Kami tenggelamkan kaum Fir'aun, padahal kamu melihaf sendiri. " (ujung

ayat 50).

Janganlah kamu salah mengartikan ini. Kamu diseberangkan dengan

selamat, bukan karena kamu orang istimewa, tetapi karena telah 400 tahun

kamu dihinakan. Alangkah besarnya pertolongan Tuhan kepada kamu. sampai

lautan dibelah dan kamu dapat berjalan selamat di dasar laut itu. Ketika kamu

menyeberangi itu, bersibak laut jadi dua, laksana gunung yang besar layaknya.

Suatu hal yang cuma sekali terjadi selama dunia terkembang. Selamat kamu

sampai ke seb-rang. Tetapi kamu dikejar oleh Fir'aun dan tentaranya; mereka

tempuh jalan yang hanya dibukakan Tuhan buat kamu. Setelah mereka sampai

di pertengahan laut, lautan Kami pertemukan kembali, dan merekapun teng￾geLmlah aidalamnya. Kamu sendirimelihat kejadian itu dengan mata kepala￾iru sendiri dari seberang, dari tempat yang kamu telah sampai ke sana dengan

selamat.

Apa yang patut kamu lakukan terhadap Tuhan lantaran pertolongan itu?

Dari bangsa budak kamu telah dimerdekakan? Bukankah sudah patut kamu

bersyukui selalu bila mengingat hal itu? Dan tidak patut kamu menyombong

bertinggihati, dan tidak patut kamu bersikap angkuh menerima kedatangan

Utusan Tuhan, sedang kaji yang dibawanya adalah menggenapkan kaji yang

diajarkan kepada kamu jua.

Allah membelah laut sebagai mu'jizat di zaman Musa, bukanlah suatu

dongeng. Tetapi disaksikan oleh 600,000 orang pengungsi Banilsrail. Disaksi￾ku. prla oleh sisa yang tinggal dari kaum Fir'aun yang tinggal di Mesir, dan

-"njudi kenangan dari bangsa-bangsa sekeliling lautan Qulzum itu masa derhi

masa. sehinggi manusia-manusia yang tidak percaya kepada mu'jizat kekuasa￾an Allah, ada yang mencoba mengatakan bahwa hal itu bukanlah mu'jizat,

tetapi "pasang turun 

pasang naik". Ketika Bani Israil menyeberang 600,000

orang, pasang sedang surut, dan setelah Fir'aun dan tentaranya masuk ke sana,

purungprn niik. Puduhal sampai sekarang Lautan Qulzum tempat penyebe-

,ungu.,-Mura dan Bani Israil itu masih ada, sudah 4,000 tahun lebih kejadian

yung h"but itu terjadi, belumlah ada berita bahwa pernah pasang surut,

sehinggu ada orang dapat menyeberang di tempat itu, atau pasang naik

sehinsga ada orang terbenam. Hendaknya kalau yang ingkar dari mu jizat itu

hendak mempertahankan pendirian yang demikian, seyogianyalah mereka

mengadakan suatu ekspedisi ilmiah ke tempat itu. Tetapi kalau ekspedisi itu

ada, niscaya mereka akan pulang dengan pengakuan akan adanya mu'jizat juga.

Sebab menurut ilmu pengetahuan, hanyutnya atau pasir dibawa air hujan

ke laut, menyebabkan kian lima kian dangkalnya pinggir laut, tegasnya kiandangkallah sekarang Lautan Qulzum itu dibandingkan dengan 4,000 tahun

yang lalu. Namun demikian, belum pernah kita mendengar bahwa di zaman

sekarang ada pasang surut, yang menyebabkan di tempat penyeberangan Nabi

Musa dengan Bani Israil itu dapat dilalui orang ketika pasang surut itu.

(51) Dan (ingatlah) tatkala Kami janji'

kan kepada Musa empatpuluh

malam, kemudian kamu ambil

anak lembu sepeninggalnya; dan

adalah kamu orang-orang yang

aniaya.

(52) Kemudian telah Kami beri maaf

kamu sesudah itu, supaya kamu

bersyukur.

(53) Dan (ingatlah) seketika Kami

datangkan kepada Musa akan

Kitab itu dan Pemisahan; supaya

kamu beroleh petunjuk.

(54) Dan (ingatlah) seketika berkata

Musa kepada kaumnya: Wahai

kaumku! Sesungguhnya kamu

. telah menganiaya diri kamu (sen'

diri) dengan kamu mengambil

anak lembu itu; maka taubatlah

kamu kepada Maha Penciptamu,

dan bunuhlah diri kamu. Itulah

yang lebih baik buat kamu Pada

sisi Maha Penciptamu, niscaya

akan diberiNya taubat atas kamu;

sesungguhnya Dia adalah Maha

Pengampun lagi Penyayang.

(55) Dan (ingatlah) tatkala kamu ber￾kata kepada Musa: Hai Musa!

Tidaklah kami mau percaya ke-

pada engkau, sehingga kami lihat

Allah itu dengan terang! Maka di￾timpalah kamu oleh gemPa, dan

kamupun melihat sendiri.

(56) Kemudian Kamibangkitkan kamu

sesudah kamu mati, suPaYa kamu

bersyukur.

Surat Al-Baqaroh (AYat 51'52)

)t a -

i.a^kll

)l >t zlz Sjj;u

191

/zrt zz, zz

or+> .)lt 6j

,2 izz

-(l^J

z 2) z>)tz

@ odi::glr

., ,. 2zl - ,lzozz 7,2 *.v Y.c F+ f

'r;is

,,Dan (ingotlah) tatkala Kami janiikan kepada Muso emp.atp.uluh malam,

kemudian kimu ambil anak lembu sepeninggolnya; dan odalah kamu orang￾orang yang oniaya." ( aYat 51).

Ingatlah tatkala telah selamat kamu diseberangkan, dilepaskan dari'pe￾nindasan dan kehinaan, Tuhan Allah telah memanggilMusa menghadap Allah,

atau bersunyi diri membuat hubungan jiwa dengan Allah, di lembah Thuwa di

f"grnrngun Thur! Sebab apabila kamu telah selamat diseberangkan, ke￾i,"nauf Tuhan ialah supaya kamu diberi pimpinan. Sebab kemerdekaan saia

belumlah cukup. Yang iebih penting ialah, apakah yang harus kamu kerjakan

sesudah *"rd"'ku. Mana jalan yang akan kamu tuju, apa peraturan yang waiib

kamu pakai. Sebab itu Tuhan memanggillvlusa menghadap, empatpuluh hari

lamanya; supaya diterimanya perintah-frrintah Tuhan untuk keselamatan

kamr. Dan iisrruhnya kamu menunggu dia pulang kembalidengan sabar, di

bawah pimpinan Haiun. Tetapi apa yang telah kamu perbuat setelah Musa

pergi? Kamu telah berbuat suatu perbuatan yang sangat jahat; kamu ambil

p"rf,iu*n emas perempuan-perempuan kamu, lalu kamu lebur menjadi sebuah

patung anak lembu, kamu sembah itu dan kamu katakan bahwa itulah Tuhan!

Alangkah jahatnya perbuatanmu itu, hai Bani lsrail! Padahal kamu telah

dibebaskln daii kehinaan, karena Fir'aun itu sendiri menganggap dirinya jadi

iutun. Dan kamu berbuat kejahatan besar itu belum lama sesudah Kami

dibebaskan. Mehunjukkan bahwa kamu tidak juga mengerti guna apa kamu

dibebaskan.

,,Kemudian telah Kami beri maaf komu sesudah itu, supaya kamu ber￾syukur." ( ayat 52)'

Kamu diberi maaf sesudah berbuat kesalahan besar itu, bukan pula karena

kamu ummat yang istimewa atau suku pilihan Allah, melainkan karena ke'

bodohan kamu, belum Allah hendak menghancurkan kamu seluruhnya. Ka'

i"* t 

"juaiun 

iiu ialah sebelum Musa pulang membawa Hukum.Taurat dan

,v"ri", ,r,* kamu. supaya kamu bersyukur kepada Tuhan, sebab kepadamu

masih diberikan kesempatan buat memperbaiki diri

Dengan peringatan-peringatan begini, patutlah insaf Bani lsrail yang kena

peringatan di zaman Rasulullah itu bahwa memang sejak bermula mereka telah

keras kepala, sombong tetapi bodoh, tinggi hati tetapi goblok.

"Dan (ingatlah) seketiko Kami datangkan kepada Musa akan Kitab itu

dan Pemisahan; supaya kamu beroleh petuniuk." (ayat 53).

lngatlah olehmu hai Bani Israil, bahwa setelah Nabi Musa a.s. menghadap

Tuhannya 40 hari lamanya, diapun pulang kembali kepadamu. Dia telah

membawa Kitab itu, yaitu Kitab Taurat disertai dengan al-Furqan, ialah per'

aturan-peraturan dan beberapa perundangan yang harus kamu jalankan, sam'

pai kepada peraturan puasa, kurban dan sebagainya. Gunanya ialah untuk

pimpinan bagikamu, dan untuk petunjuk yang wajib kamu jalankan. Al-Furqan

yang berarti pemisahan, juga menjadi nama dari al-Quran. Juga menjadi nama

dari akal. Sebab dia pemisah diantara yang hak dengan yang batil.

Menurut keterangan Mujahid, yang diriwayatkan oleh Abd bin Humaid dan

Ibnu Jarir, al-Furqan ialah keempat kumpulan Kitab Suci: Taurat, Zabur,lniil

dan ol-Quron.

"Dan (ingatlah) seketika berkata Musa kepoda kaumnya: Wahai kaum￾kul Sesungguhnya kamu telah menganiaya diri kamu (sendiri) dengan kamu

mengambil anak lembu ifu." (pangkal ayat 54) menjadiTuhan. Kamu telah di

beri maaf, karena mungkin kamu belum mengerti benar-benar perbedaan aga￾ma kita yang diturunkan Tuhan dengan faham-faham yang dianut oleh orang

Mesir dengan Fir'aunnya itu, sehingga kamu sangka bahwaTuhan Allah kita se￾rupa juga dengan berhala yang disembah kaum Fir'aun. Kamu lihat orang Mesir

menyembah berhala anak lembu yang bernama Apis; lalu itu hendak kamu tiru

pula. Sekarang aku telah datang membawa Kitab dan Pemisahan, ajaran pokok

dasar dan ajaran peraturan hidup sehari-hari. Dan kamu telah faham siapa Dia

Tuhan kita yang sebenarnya. Setelah kamu faham akan hakikat pegangan dan

anutan kita, niscaya mengertilah kamu bahwa kamu yang memuja berhala anak

lembu itu telah bersalah besar. Dan kalau telah insaf bahwa bersalah, niscaya

tidak ada lain jalan melainkan bertaubat; mintalah ampun kepada Allah. Dan

oleh karena kamu sendiripun telah mengerti bahwa kesalahanmu ini sangat

besar, maka taubatnyapun bukan sembarang taubat. Taubatnya ialah dengan

membunuh dirimu sendiri. Siapa yang merasa bersalah, turut campur membuat

berhala anak lembu, dan menyembahnya menjadikannya Tuhan, hendaklah dia

bersedia membunuh dirinya sendiri. Dengan demikian barulah benar taubatmu:

"Maka taubatlah kamu kepada Maho Penciptamu, dan bunuhlah diri kamu.

Ituloh yang lebih baik buat kamu podo sisi Maha Penciptamu, niscaya akon

diberiNyo taubat atas kamu." Kalau hanya taubat-taubatan begitu saja, kamu

anggap ringanlah perkara ini. Kamu telah dibebaskan dariMesir karena kita

tidak suka penyembahan berhala, padahal setelah keluar dari Mesir kamu

membuat berhala. Obat buat membersihkan ini tidak lain hanya taubat dengan

mencabut nyawa sendiri. Hidup karena ini tidak berguna lagi. Kalau sudahbegitu, barulah taubat kamu benar-benar taubat: "Sesungguh nya Dia adalah

Moha Pengampun,lagi Penyayang." (ujung ayat 54).

Memang beginilah pimpinan yang harus diberikan Musa pada waktu itu.

Agar menjadi i'tibar buat selanjutnya. Kesalahan yang lain mungkin akan

banyak timbul, namun kesalahan mempersekutukan yang lain dengan Allah,

tidaklah habis dengan minta rnaaf saja. Tuhanpun telah memberi maaf, sebagai

tersebut pada ayat 52 tadi. Tetapi kalau maaf Allah itu diterima demikian saja,

ummat itu akan lupa lagi.

Dengan begini barulah sepadan pemaaf Allah dengan taubat nashuha

hambaNya. Di dalam Kitab Taurat yang ada sekarang (Keluaran Fasal32, ayat

28), bahwa yang membunuh diri karena taubat itu adalah sebanyak 3,000 orang.

Di dalam beberapa Tafsir al-Quran, diantaranya dalam Talsir Jalolain, dikata￾kan 70,000 orang. Sedang al-Quran sendiri tidaklah menyebut berapa jumlah

itu, sebab yang penting bukan jumlah orang yang mati melainkan betapa hebat

dan kerasnya pimpinan Musa dalam melakukan taubat.

Keterangan yang lebih luas tentang mereka menyembah berhala anak

lembu itu adalah dalam Surat al-Araf dan Surat Thaha, yang keduanya telah

terlebih dahulu diturunkan di Makkah. Dalam susunan ayat-ayat Surat al￾Baqarah sekarang ini, hanya sebagaimengingatkan hal itu kepada Bani Israil.

Taubat dengan membunuh diri dalam syariat Musa ini adalah berlaku

sebagai hukuman. Dengan demikian bukan berarti bahwa seorang yang merasa

dirinya bersalah besar, dibolehkan membunuh dirinya dengan kehendak sen￾diri. Terutama dalam syariat Nabi Muhammad s.a.w.

Di zaman dahulu kita kenal hakim-hakim Yunani memutuskan hukuman

atas diri Socrates, dengan diperintah minuman racun. Dan di dalam ceritera￾ceritera Yunani dan Romawi Kuno, kita dapati catatan bahwa raja-raja meng￾hukum orang besarnya yang bersalah dengan diperintahkan membunuh diri

sendiri, meminum racun atau memotong.urat nadinya dengan pisau saja,

sehingga darahnya habis.

Pada pendapat saya, di zaman kita sekarangpun kalau hakim memutuskan

hukuman bunuh bagi seseorang lalu orang itu diperintah membunuh dirinya

sendiri, sebagai pelaksanaan hukuman, tidaklah orang itu berdosa karena

membunuh diri. Yang berdosa ialah membunuh dirisendiridi luar keputusan

hukum. Karena itu namanya menjadi hakim sendiri.

Menurut riwayat lbnu Jarir dari lbnu Abbas, berkata dia bahwa Musa

memerintahkan kaumnya itu, sebagai pelaksanaan perintah Allah, agar mereka

membunuh diri. Maka menekurlah segala orang yang menyembah ITil itu

dengan bertekuk lutut. Lalu datanglah mana yang tidak turut menyembah

membawa pedangnya masing-masing, menikam, menyembelih dan membacok.

Lalu turunlah suasana yang gelap-gulita, diwaktu itulah berlaku penyembelihan

besar-besaran itu.

Menurut riwayat Ibnu Abi Hatim dari Ali bin Abu Thalib, kata beliau, kaum

itu bertanya kepada Nabi Musa: "Bagaimana caranya kami taubat?" NabiMusa

menjawab: "Yang setengah kamu, yaitu yang tidak bersalah, membunuh yang

bersalah." Maka mereka ambillah pisau-pisau, lalu saudara membunuh sau￾daranya, ayahnya dan anaknya, sehingga matilah sampai 70,000 orang dengan

tidak ambil pusing lagi siapa yang terbunuh. Setelah itu datanglah wahyu

kepada NabiMusa menyuruh berhenti, sebab kewajiban itu telah selesai, yang

bersalah telah mati, dan yang tinggal sudah diberi taubat.

Berdasar kepada riwayat yang dua ini, lebih jelas lagi bahwasanya bunuhlah

diri-diri kamu berarti bapak membunuh anak, anak membunuh bapak, saudara

membunuh saudara. Artinya sama dengan membunuh diri sendiri, sebab yang

dibunuh itu ialah dirimu juga, belahan diri, satu darah, satu turunan.

"Dan (ingatlah) tatkala kamu berkata kepado Musa: WahaiMusa! Tidak￾lah komi mau percaya kepada engkau, sehinggo kami lihat Allah itu dengan

terang." (pangkal ayat 55).

Ingatlah hai Bani Israil, bahwa setelah nenek-moyang kamu itu membuat

berhala anak lembu sampaidisuruh taubat dengan membunuh diri, janganlah

kamu sangka bahwa mereka telah berhenti hingga itu saja. Patutlah hal itu

menjadi peringatan bagi yang lain. Tetapi tidak! Kesalahan yang lain berulang

lagi; ada pula yang berani berkata kepada Nabi Musa, tidak beberapa lama

sesudah itu, bahwa mereka belum hendak percaya kepada apa yang diperintah￾kan oleh Musa, sebelum Musa memperlihatkan Allah itu terang-terang kepada

mereka.

Apakah lantaran mereka tidak juga percaya bahwa Allah Ta'ala itu ada?

Mereka telah percaya, tetapi kepada Musalah mereka tidak mau percaya kalau

Musa tidak mau mempertemukan mereka pula dengan Allah, sebagaimana

Musa sendiri telah bertemu. Mengapa Musa dan Harun saja yang boleh

bertemu dengan Allah dan bercakap dengan Allah terang-terangan? Bukankah

nikmat Allah itu harus rata? Semua kita ini keturunan Israil, dari lshak dan dari

Ibrahim; mengapa maka Musa dan Harun saja harus lebih? Kamipun berhak,

sebagai keturunan lbrahim, Ishak dan Ya'kub untuk melihat Allah terang￾terangan.

Perkataan ini mereka nyatakan lagi setelah Nabi Harun meninggal dan

hanya tinggal Nabi Musa menghadapi mereka. Akhirnya tentu kamu masih

ingat, hai Bani Israil, bahwa moyang-moyangmu yang beraniberkata demikian

mendapat hukum setimpal dari Allah: "Maka ditimpalah kamu oleh gempa,

don kamupun melihat sendiri." (ujung ayat 55).

Di dalam Kitab mereka (Kitab Bilangan, Fasal 15) disebutkan, bahwa

setelah mereka mengucapkan kata demikian, murka Allah turun, bumipun

belah, maka tenggelamlah orang-orang yang ingin melihat Allah itu ke dalam

belahan bumi itu, dan menyalalah apidarisudut yang lain, nyala apiitu menjilati

kaimah dan banyaklah pula yang mati terbakar. Yang lain, yang tidak turut

dalam gerak yang jahat itu menyaksikan sendiri segala kejadian itu.

Kemudian Kami bangkitkan kamu sesudoh moti, supaya komu bersyu￾kur." (ayat 56).

Ada riwayat setengah ahli tafsir bahwa orang-orang matidihaitam gempa

atau nyala api yang timbul dari dalam bumi itu dihidupkan kembali; maka

bersyukurlah mereka, lantaran mereka dihidupkan kembali. Ada lagi tafsir

mengatakan, bahwa mereka matibetul-betul, tetapi sudah hampir mau mati,

mungkin karena kontak listrik yang timbul dari bumi yang menimbulkan

gempa dahsyat itu. Maka setelah gempa berhenti, merekapun berangsur

dibangunkan, dan bersyukur kepada Tuhan mereka dihidupkan untuk ber￾taubat kembali.

Dalam Surat al-A'raf (Surat 17 ayat 142), terkisah bahwa setelah Tuhan

Tajalli di puncak gunung, rhaka Nabi Musa pingsan.

$* ,i,YY')tb;*;:;;

"Tersungkurlah Musa dalom keadaan pingson. "

(al-A'raf: 142)

Di ayat itu tertulis sha'iqan, Musa pingsan. Di ayat yang tengah kita

tafsirkan ini, orang-orang yang ingin hendak melihat Tuhan dengan terang

itupun kena sho'iqon, jadi pingsan. Jadi setengah mati. Berdasar kepada

pengertian itu 

kata ahli tafsir itu 

teranglah bahwa mereka bukan terus

mati. Setelah hilang geseran listrik dari sebab gempa itu, merekapun siuman

bangun kembali.

Dan ada lagi tafsir bahwa yang mati karena ditimpa gempa itu telah terus

mati. Mereka musnah. Dan kebanyakan ialah orang-orang yang telah berumur.

Banyak orang mati seketika membunuh diri sebagai taubat karena me￾nyembah berhala anak lembu, dan banyak pula yang matikarena dihancurkan

gempa karena meminta hendak melihat Allah itu, sehingga terancamlah mereka

dengan kemusnahan. Tetapi Bani Israil dihidupkan kembali, tidak sampai

musnah, karena anak-cucu mereka berkembang. Angkatan baru mengganti￾kan angkatan yang lama, untuk melanjutkan hidup mereka sebagai kaum.

Dengan sebab demikian, patutlah mereka bersyukur kepada Allah.

Yang tua-tua telah habis mati. Ada matisampaiumur, ada matikarena azab

Tuhan, tetapi kehidupan diteruskan oleh anak-cucu, sehingga di zaman Nabi

Muhammad mereka masih ada, sebagai Bani lsrail. Mereka ini patutlah bersyu￾kur kepada Tuhan, sebab dapat melanjutkan hidup nenek-moyang mereka. Itu

pula sebabnya maka mereka semua dipanggil dengan nama yang mulia, nama

yang tetap hidup sampai kepada anak-cucu mereka: "Hai Bani lsrail!"

Itulah maksudnya, kata setengah ahli tafsir itu, bahwa mereka dihidupkan

kembalisesudah mati.

Dan (ingatlah) seketika Kamiber￾kata: Masuklah kamu ke dalam

negeri ini, maka makanlah dari￾padanya bagaimana yang kamu

kehendaki dengan puas, dan ma￾sukilah pintu itu dengan meren￾dah diri, dan ucapkanlah kata per￾mohonan ampun, niscaya akan

Kami ampuni kesalahan-kesalah￾an kamu, dan akanKami tambah

(nikmat) kepada orang-orang

yang berbuat baik.

(59) Maka menggantilah orang-orang

yang durhaka dengan kata-kata

yang tidak diperintahkan kePada

mereka, lalu Kami turunkan atas

orang-orang yang zalim itu siksa￾an dari langit, oleh karena mereka

melanggar perintah.

(60) Dan (insatlah) seketika Musa me'

mohonkan air untuk kaumnYa,

lalu Kami katakan: Pukullah de'

ngan tongkatmu itu akan batu!

Maka memancarlah dariPadanYa

duabelas mata air, Yang sesung￾guhrrya telah tahu tiap'tiap golo￾ngan tempat minum mereka; ma'

kanlah dan minumlah dari kurnia

Allah, dan janganlah kamu menga'

cau dan membuat kerusakan di

bumi.


1) Dan (ingatlah) seketika kamu ber￾kata: Wahai Musa, tidaklah kami

akan tahan atas makanan hanya

s€macam. Sebab itu mohonkan￾lah untuk kami kepada Tuhan

engkau, supaya dikeluarkan un￾tuk kami dari apa yang ditumbuh￾kan bumi, dari sayur-sayurannya,

dan mentimunnya, dan bawang￾putihnya, dan kacangnya dan ba￾wang-merahnya. Berkata dia:

Adakah hendak kamu tukar yang

amat hina denganyangamat baik?

Pergilah ke satu kota besar, maka

sesungguhnya di sana akandapat￾lah apa yang kamu minta itu!Dan

dipukulkanlah atas mereka kehi

naan dan kerendahan, dan sudah

layaklah mereka ditimpa kemur￾kaan dariAllah. Yangdemikian itu

ialah karena mereka kufur kepada

perintah-perintah Allah dan me￾reka bunuh Nabi-nabi dengan

tidak patut. Yang demikian itu ia￾lah karena mereka telah durhaka

dan mereka telah melewati batas.

*i'{i'*J,;;"ii

E

l+J4'.t

f Fi p+i4r7; .sj!

I

>l.lt ;JL

I

E.

-t? + *- *t r'

t ?, a ,2 . :) zit tz2o.t .'

ryqU C*$.:LJr:u-t-e

aa.az)zt-a..r.?)>lt.

VutVttW.tV.c'ir)l

6:,i;*fioj"+;\ te

)z z- >z>22'-.-) >zz >z 2 z -{,r-..Jb.lllE* *f,

L

Wi\a.t gIiv4'i;;

,Ht:'jZ.;it +g3;"L.

. )z-7 o zz . . ,

lyKr 1J,., k ell'i

a-

z )z-z

@ or*',-

Kemudian diperingatkan Tuhan pula nikmat lain yang telah diberikan

kepada mereka:

" Dan teloh Kami teduhi atas kamu dengan awan don telah Kami turunkan

kepoda kamu manna dan solwa." (pangkal ayat 57).

Empatpuluh tahun lamanya mereka tertahan di padang fih, sebagai hu￾kuman karena mereka tidak berani masuk ke negeri yang dijanjikan itu,

sebagaimana kelak akan ada lagi ayat lain menjelaskannya. Tetapisungguhpun

tlO tahun di padang belantara kering itu, mereka selalu ditudungi dengan awan.

Kalau tidaklah ada tudungan awan niscaya habis matilah mereka karena

teriknya panas di padang pasir. lnilah suatu rahmat Tuhan lagi yang mereka

terima, meskipun mereka di padang lih itu sedang dihukum. Patutlah mereka

mensyukurinya. Kemudian di masa itu juga mereka diberi makanan yang

bernama manna dan soluro. Menilik arti saia, manna ialah kurnia, solua boleh

diartikan penawar hati. Tetapiyangdimaksud ialah dua macam makanan enak

yang dianugerahkan Tuhan kepada mereka. Menurut riwayat lbnulMundzir

dan lbnu Abi Hatim dari lbnu Abbas, beliau berkata bahwa monno adalah suatu

makanan manis, berwarna putih yang mereka dapati tiap-tiap pagi telah me￾lekat pada batu-batu dan daun-daun kayu. Rasanya manis dan enak; semanis

madu, sehingga ada penafsir yang memberinya arti madu. Apabila maknan itu

mereka makan, mereka kenyang. Mereka boleh membawa keranjang setiap

pagi untuk memungutinya. Adapun solu.,o ialah burung putih sebesar burung

puyuh. Terbang berbondong-bondong dan mudah mereka tangkap. Dagingnya

gurih dan empuk. Sewaktu-waktu burung itu datang berbondong, sehingga

mereka tidak kekurangan daging.

"Makonloh dori yong boik-boik yang telah Kami anugerahkan kepda

komu."Artinya semuanya itu dianugerahkan Allah dengan penuh rasa rahmat,

sebab itu memakannyapun haruslah dengan baik. "Don tidaklah mereka

yang menganiaya Komi, akan tetapi odalah mereka mengoniaya diri mereko

*ndiri" (ujung ayat 57). Tegasnya, jika Allah Ta'ala mendatangkan suatu

perintah dan menurunkan Agama, bukanlah Tuhan menyia-nyiakan jaminan

hidup bagi manusia, bahkan diberiNya perlindungan dan makanan cukup.

Maka sebagai tanda syukur kepada llahi, patutlah mereka beribadat kepada￾Nya. Kalau nikmat Tuhan tidak disyukuri, sengsaralah yang akan menimpa.

Maka kalau sengsara menimpa, .ianganlah Tuhan disesali, tetapi sesalilah diri

sendiri. Dan Tuhan tidaklah akan teraniaya oleh perbuatan manusia. Misalnya

jikapun manusia durhaka kepada Allah, tidaklah Allah akan celaka lantaran

kedurhakaan manusia itu, melainkan manusialah yang mencelakakan dirinya.

"Dan (ingatlah) seketiko Kami berkato: Masuklah komu ke dalam negeri

ini, mako makanlah dariwdanya sebagainnna yang kamu kehendaki dengon

puas, dan masukilah pintu itu dengan merendah diri dan ucapkanlah kata

permohonan ampun, niscaya akan Kami ampuni kesalahan-kesalahan kamu,

dan akan Kami tambah (nikmat) kepda orang-orang yong berbuat baik."

(ayat 58).

Setelah mereka dikeluarkan dari tempat perhambaan di Mesir itu dan

dijanjikan kepada mereka tanah-tanah pusaka nenek-moyang mereka, yaitu

bumi Kanaan atau tanah-tanah Mesopotamia yang sekarang ini: Palestina,

sekeliling Sungai Yordania.

Tetapi masuk ke sana itu tidaklah secara melenggang saja, melainkan

dengan perjuangan. Kepada mereka diberikan perintah bagaimana cara me￾naklukkan sebuah negeri; hasil bumi negeri itu boleh dimakan, sebab sudah

menjadi hak mereka. Sebab itu boleh kamu makan dia dengan puas dan

gembira. Dan ketika masuk ke dalam negeri itu hendaklah dengan budiyang

baik, dengan sikap yang runduk, jangan menyombong, jangan membangkitkan

sakit hatipada orang lain, dan bersyukurlah kepada Allah atas nikmat yang

telah dikumiakanNya dan kemenangan yang telah diberikanNya, dan ucapkan￾lah perkataan yang mengandung semangat mohon ampun kepada llahi. Kalau

perintah ini mereka turuti, niscaya jikapun ada kesalahan mereka dalam

peperangan atau dalam hal yang lain akan diampuni oleh Tuhan, dan kepada

orang-orang yang sudi berbuat baik akan dilipatgandakan Tuhan nikmatNya.

Untuk melihat contoh teladan tentang menaklukkan dan memasukinegeri

musuh dengan jalan begini, ialah teladan Nabi Muhammad sendiri seketika

beliau memerlukan Makkah, setelah 10 tahun beliau diusir dari negeri itu. Beliau

masuk dengan muka tunduk, sampai tercecah kepala beliau kdpada leher

untanya yang bernama al-Qashwa' itu, tidak ada sikap angkuh dan sombong.

"Maka menggantilah orang-orang yang durhaka dengon kata-kata yang

tidak diperintahkan kepada mereka."(pangkal ayat 59). Maka kataHiththah

yang berarti permohonan ampun kepada llahi, mereka ganti dengan kata lain,

yaitu hinthoh yang berarti minta gandum kepada llahi. Artinya bukanlah

mereka merundukkan kepala dengan segala kerendahan hati kepada Tuhan,

sebab negeri itu telah dapat ditaklukkan, melainkan hanya mengingat berapa

puluh karung gandumkah yang akan mereka dapat dengan merampas ke￾kayaan penduduk yang ditaklukkan.

Meskipun memang demikian ditulis oleh setengah penafsir, tetapi yang

terang ialah bahwa tidak mereka lakukan sebagai yang diperintahkan melain

kan mereka obah perintah Tuhan sekehendak hati, tidak sebenar-benar patuh

jiwa mereka kepada disiplin Tuhan. Ada rupanya yang membuat langkah￾lan:;kah dan cara yang lain. "Lalu Kami turunkanlah otos orong-orang yang

zalim itu siksoon dari longit, oleh koreno mereka melonggar perintah." (ujung

ayat 59).

Maksud ayat ini sudah tegas, yaitu ada dalam kalangan mereka yang tidak

setia menjalankan apa yang diperintahkan. Tidak menurut sebagaimana yang

diinstruksikan. Disuruh tunduk, mereka menyombong. Disuruh memakai kata￾kata yang berisi memohon ampun, mereka minta gandum. Disuruh makan

baik-baik mereka makan dengan rakus. Padahal itulah pantang besar dalam

periuangan. Karena tentara adalah alat semata-mata dari panglima yang me￾megang komando. Oleh karena mereka merubah-rubah perintah. maka mana

yang merubah itu atau yang zalim itu mendapatlah siksaan dari langit. Dengan

memperingatkan ini kembali kepada Bani Israil di zaman Nabi, terbukalah

rahasia kebiasaan mereka, yaitu tidak tulus menialankan perintah, dan bagi

Nabi s.a.w. sendiripun menjadi peringatan bahwa keras kepala adalah bawaan

mereka sejak darinenek-moyang mereka. Kalau kita lihat catatan sejarah Bani

Israil ketika dibawa dan dibimbing Nabi Musa itu, ia sendiripun kerapkali

mencela mereka dengan memberikan cap keras kepala, keras tengkuk dan

sebagainya. Dan siksaan yang datangpun sudah bermacam-tnacam terhadap

yang salah.

Kadang-kadang ditenggelamkan, kadang-kadang disapu oleh bahaya sam￾par.

"Dan (ingotlah) seketika Musa memohonkan air untuk kaumnya,lalu

Kami katakan: Pukullah dengan tongkatmu itu akan bofu. " (pangkal ayat 60).

Dalam perjalanan jauh itu tentu bertemu juga dengan padang belantara yang

kering dariair. Kalau berjumpa dengan keadaan yang demikian, Bani Israilitu

sudah ribut, mengomel dan melepaskan kata-kata yang menunjukkan jiwa yang

kecil kepada Nabi Musa. Tiba di tempat yang kering kurang air, mereka

mengomel, mengapa kami dibawa ke tempat ini. Mengapa kehidupan kami

yang senang cukup air di Mesir disuruh meninggalkannya dan dibawa ke tempat

yang kering ini. Apa kamidisuruh mati? Musapun memohonlah kepada Tuhan

agar mereka diberi air. Maka disuruh Tuhan kepada Musa memukul batu

dengan tongkat: "Maka memancarlah daripadanya duabelas mata air," se￾banyak suku-suku Bani Israil, "yang sesungguhnya telah tahu tiap-tiap golo

ngan akan tempat minum mereka." Dan sebagaimana rahmat turunnya manno

dan saluro, disuruhkan juga kepada mereka agar nikmat ini diterima dengan

syukur. Kalau bukanlah dengan mu'jizat dan kumia Ilahitidaklah mereka akan

mendapat air di tempat sekering itu, padang pasir yang tandus. Sebab itu Tuhan

bersabda: "Makanlah dan minumlah dari kurnia Allah, dan janganloh kamu

mengacau dan membuot kerusakon di bumi." (ujung ayat 60).

Ini diingatkan kembali kepada Bani Israil, demikian besar nikmat Tuhan

atas mereka. Dan diperingatkan juga kepada manusia umumnya, janganlah

sampai setelah nikmat bertimpa-timpa datang, lalu lupa kepada yang memberi￾kan nikmat, lalu berbuat kekacauan dan kerusakan. Jangan hanya mengomel

menggerutu ketika kekeringan nikmat, lalu mengacau dan menyombong se￾telah nikmat ada.

" Dan (ingatlah) seketika kamu berkata: W ahai Musa, tidakloh kami akan

tahan atas makanan honya semacam." (pangkal ayat 61).

Ini juga menunjukkan kekecilan jiwa dan kemanjaan. Mereka telah diberi

jaminan makanan yang baik, monno dan solu.,o. Manna yang semanis madu dan

daging burung, salwa yang empuk lezat. Dengan demikian mereka tidak usah

menyusahkan lagi makanan lain pada tanah kering dan tidak subur dan tidak

dapat ditanami itu. Tetapi mereka tidak tahan. Masih mereka lupa darisebab

apa mereka dipindahkan dari Mesir. Manakah perjuangan menuju tempat

bahagia yang tidak ditebus dengan kesusahan? Lalu mereka mengeluh: "Sebob

itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhan engkou, supaya dikeluarkan

untuk kami dari apa yang ditumbuhkan bumi." Kamitelah terlalu ingin

perubahan makanan, jangan dari manna ke manna, dari salwa ke salwa saja.

Kami ingin "dari sayur mayurnya, dan mentimunnya dan bawong putihnya

dan kacangnyo dan bawang merahnya." Mendengar permintaan yang me￾nunjukkan jiwa kecil dan kerdil itu, Nabi Musa jawab: "krkata dia: Adalah

hendak kamu tukar dengan yang omot hina barang yang amot baik?"

Mengapa Nabi Musa menyambut demikian? Memang, mereka meminta

sayur-sayur yang demikian, ialah karena mereka teringat akan makanan me￾reka tatkala masih tinggal di Mesir; ada mentimun, ada bawang merah, ada

kacang, ada bawang putih. Tetapidalam suasana apakah niereka diwaktu itu?

Ialah suasana perbudakan dan kehinaan. Sekarang mereka berpindah me￾ninggalkan negeri itu, karena Allah hendak membebaskan mereka, tetapi

karena tujuan terakhir belum tercapai, yaitu merebut tanah yang dijanjikan

dengan keperkasaan, karena pengecut mereka iuga, ditahanlah mereka di

pading Tih 40 tahun. Makanan dijamin, "Ransum" disediakan. Itupun bukan

runar- sembarang ransum. Nabi Musa mengatakan tegas, bahwa makanan

yang mereka minta itu adalah makanan hina, makanan zaman pcrbudakan.

ban makanan yang mereka tidak tahan lagi itu adalah.makanan zaman

p"-U"Ui*". tvtakaian karena cita.cita. Un!u\ misal yang dekat kepada kitq,

"J"t"t keluhan orang tua-tua yang biasa hidup senang di zaman penjajgh

gelanau dahulu, mengeluh karena liesukaran di zaman perjuangan Kemerde￾kaan. Mereka selalu ieringat zaman itu yang mereka namai zaman normal.

Dengan uang satu rupiah iu-an itu sudah dapat beli.baju dan lebihnya dapat

dibaia pulang untuk Belanja makan minum.Tetapisekarang setelah merdeka,

triaup ja'ai rur"uh. Sampaiada yang berkata: "Bila akan berhentimerdeka ini!" 

-

Lalu'Musa berkata: "Pergilah ke kota besar. Makasesungguhnya di sana akan

kamu dapatkan apa ying kamu minta itu." lnilah satu teguran yang keras,

kalau mereka sudi memihamkan. Pergilah ke salah satu kota besar, apa

artinya? Ialah keluar darikelompok dan menyediakan diri jadibudak kembali.

Atau- melepaskan cita-cita. La'ksana pengalaman kita bangsa Indonesia di

zaman perjuangan bersenjata dahulu yang makanan tidak cukup, kediaman di

hutan. Munu yur,g kita tidak tahan menderita, silahkan masuk kota. Di kota ada

mentega dan adiroti, coklat dan kopi susu. Tetapi artinya ialah meninggalkan

perjuangan, menghentikan sejarah diri sendiri dalam membina perjuangan.

kalimat lhbithu iishran yang berarti pergilah ke kota besar, kalau menurut

qiraat (bacaan) al-Hasan dan Aban bin Taghlib dan Thalhah bin Mushrif

ialah lhbithu mishra dengan tidak memakaitanwin (baris dua). Menurut qiraat

ini artinya ialah: "Pergilah kamu pulang kembali ke Mesir, di sana akan

kamu dapati apa yang kamu minta itu!" Dengan demikian maka perkataan Nabi

Musa menjaaiUUifr keras lagi. Segala yang kamu minta itu hanya ada diMesir.

Kalau kamu ingin juga, pulanglah ke sana kembali menjadiorang yang hina,

diperbudak kembali.

Akhirnya bersabdalah Tuhan tentang keadaan jiwa mereka: "DQn dipukul￾kanlah atai mereka kehinaan dan kerendahan, dan sudoh layaklah mereka

ditimp kemurkaan dari Alloh." Kehinaan ialah hina akhlak dan hina jiwa, tidak

aJa cita.clta tinggi. Jatuh harga diri, padam kehormatan diri, jatuh moial. Itulah

yang dikenal dengan jiwa budak (slavengeest). Apabila dirisudah hina, niscaya

ienJahlah martabat, menjadimiskin. Mata kuyu kehilangan sinar. Ukuran cita￾cita hanya sehingga asal perut akan berisisaia, payah dibawa naik. Atau malas

berjuang karena ingin makanan yan enak-enak saja. Dengan demikian tentu

tidak lain yang akan mereka terima hanyalah kemurkaan Allah. Lalu disebutnya

sebabnyayan! utama: "Yang demikian itu, ialah karena mereka kulur kewda

perintoh-perintah Allah, dan mereka bunuh Nobi-nobi dengan tidak patut."

sedangkan membunuh sesama manusia biasa lagitidak patut, apakah lagikalau

sudahLrani mengangkat senjata membunuh Nabi-nabi yang menunjukime￾reka jalan yang benar. Menurut riwayat selama riwayat Bani Israil, tidak kurang

dari 70 Nabi yang telah mereka bunuh. Itulah akibat dari jiwa yang telah jahat,

karena meninggalkan iman. "Yang demikian itu ialoh karena mereka telah

durhaka don adalah mereka meliwati bofos. " (ujung ayat 61).

Tersebab jiwa yang telah hina dan rendah, kerdil dan miskin, yang ber￾pangkal daripada kufur kepada kebenaran, segala pekerjaan yang keji dan hina,

membunuh Nabi, menipu dan ingkar akan seruan kebenaran berturutlah

terjadi. Maka penuhlah riwayat Bani lsrail dengan itu, yang anak-cucu mereka

tidak akan dapat memungkiri kejadian itu. Sebab telah menggenang di dalam

mata sejarah. Durhaka dan meliwati batas. Durhaka menjadimaksiat;dosapun

banyak diperbuat. Meliwati batas, melanggar hukum. Sehingga peraturan￾peraturan dalam Taurat NabiMusa tidak berjalan lagi, meskipun disebut-sebut

juga dengan mulut.

(52) Sesungguhnya orang-orang yang

beriman dan orang-orang yang

jadi Yahudi dan Nasrani dan

Shabi'in, barangsiapa yang ber￾iman kepada Allah dan Hari

Kemudian dan beramal yang

shalih, maka untuk mereka adalah

ganjaran di sisi Tuhan mereka,

dan tidak ada ketakutan atas

mereka dan tidaklah mereka akan

berdukacita.

(63) Dan (ingatlah) tatkala telah Kami

ambil perjanjian dengan kamu,

dan telah Kami angkatkan gunung

di atas kamu; Peganglah apa yang

telah Kami berikan kepada kamu

dengan sungguh-sungguh, dan

ingatlah olehmu apa yang ada di

dalamnya, supaya kamu semua￾nya takwa.

(64) Kemudian kamupun berpaling se￾sudah itu. Maka kalau bukanlah

kurnia Allah dan belas-kasihan￾Nya atas kamu, sesungguhnyalah

telah jadilah kamu dari orang￾orang yang merugi.

(65) Dan sesungguhnya telah Kamike￾tahui orang-orang yang melanggarperintah pada hari Sabtu, maka

Kami firmankan: Jadilah kamu

kera-kera yang dibenci!

(65) Maka Kami jadikanlah dianva se'

bagai suatu teladan bagi mereka

yang semasa dengannYa dan bagi

yang di belakangnya, dan Penga￾jaran bagi orang-orang Yang ber￾takwa.

, .)zz o))->)z- zs)t ':*";;r;i;f,; Liii

-.. . 

J/ Jr I

WwCiG.6$tuQra

z i2>./t ,..

O.ij*ll'^Y?rt

"sesungguh nya orang'orang yang benman'" (pangkal a.v3t p2) Yang di￾maksud denian orangbeimo, diiiniialah orang yang memeluk Agama Islam,

yang telah menyatakin percaya kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan akan

i"tapUn meniadipengikuinya sampai Hari Kiamat : "Dan orang'orong yang jodi

Yahudi donNasroni danShobi'fn"; yaitu tiga golongan beragama yang percaya

r"s" ["pidu Tuhan tetapi telah dikenal dengan nama'nama yang demikian;

',,iarangsiapo yangberimankepoda Allah". Yaitu yang mengaku adanya Allah

VunS ltiutru Esa, dlngun sebenar-benar pengakuan, mengikut suruhanNyadan

menlhentikan larantanNya "dan Hori Kemudian dan beramal yang sholih,"

Vuitu-nuri Akhirat, k"p"r.uyuun yang telah tertanam kepada Tuhan dan Hari

k"mrdian itu, mereka buktikan pula dengan mempertinggi mutu diri mereka'

"Maka untuk mereka adalah ganiaran di sisi Tuhon mereka".lnilah janiian

yang adil dariTuhan kepada seluruh manusia, tidak pandang dalam agama yang

*a,iu -ereka hidup, atau merk apa yang diletakkan kepada dirimereka, namun

mereka masing-masing akan mendapat ganjaran atau pahala di sisi Tuhan'

sepadan dengan iman dan amal shalih yang telah mereka kerjakan itu. 'Don

tidak ada kitakutan atas mereka dan tidakloh mereka okon berdukacito'"

(ujung avat62).

Di dalam ayat ini terdapatlah nama dariempat golongan:

1. Orang-orang yang beriman.

2. Orang-orang yang jadi Yahudi'

3. Orang'orang Nasrani'

4. Orang-orang Shabi'in.

Golongan pertama, yang disebut orang-orang yang telah beriman, ialah

oruns-"rin; yang telah ierteUitr dahulu menyatakan percaya kepada segala

ajarai Vung iiUu*u oleh Nabi Muhammad s.a.w. yaitu mereka-mereka yang

telah berjuing karena imannya, berdiri rapat di sekeliling Rasul s.a.w' sama'

*.u ,n"n"gikkun ajaran utu-a seketika beliau hidup. Di dalam ayat ini

mereka dimisukkan dalam kedudukan yang pertama dan utama


Yang kedua ialah- orang-orang yang jadi yahudi, atau pemeluk agama

Yahudi. Sebagaimana kita ketahui, nama yahudi itu dibangsai<an atau diambil

dari nama Yahuda, yaitu anak tertua atau anak kedua dariNabiya.kub. oleh

sebab itu merekapun disebut juga Bani Israil. Dengan jalan demikian, maka

nama agama Yahudi lebih merupakan agama "keluarga"daripadaagama untuk

manusia pada umumnya.

Yang ketiga, yaitu Nashara, dan lebih banyak ragi disebut Nasrani. Di￾bangsakan kepada desa tempat Nabi Isa Almasih dilahirkan, yaitu desa Nazaret (dalam bahasa lbrani) atau Nashirah (dalam bahasa Arab). Menurut riwayat

lbnu Jarir, Qatadah berpendapat bahwa Nasrani itu memang diambil dari nama

desa Nashirah. Ibnu Abbas pun mentafsirkan demikian.

Yang keempat shabi'in; kalau menurutasalartikata maknanya, ialah orang

yang keluar dari agamanya yang asal, dan masuk ke dalam ugu,nu lain, samf juga dengan arti asalnya ialah murtad. sebab itu ketika Nabi Muhammad

mencela-cela agama nenek-moyangnya yang menyembah berhala, lalu me￾negakkan faham Tauhid, oleh orang euraisy, Nabi Muhammad s.a.w. itu

dituduh telah shobi'dari agama nenek-moyangnya. Menurut riwayat ahli-ahli

tafsir, golongan shabi'in itu memanglah satu gorongan dari orang-erang yang

pada mulanya memeluk agama Nasrani, lalu mendirikun ugurnu-sendiri. Me￾nurut penyelidikan, mereka masih berpegang teguh pada -inta kasih ajaran

Almasih, tetapi di samping itu merekapun mulaihenyembah Malaikat. Kata

setengah orang pula, mereka percaya akan pengarlh bintu.g-bintang. tni

menunjukkan pula bahwa agama menyembah bintang-bintang pusaka yunani

mempengaruhi pula perkembangan shabi'in ini. Di zaman sek-arang penganut

Shabi'in itu masih terdapat sisa-sisanya di negeri lrak. Mereka -"njuairrlrgu￾negara yang baik dalam Republik lrak.

_ Di dalam ayat ini dikumpulkanlah keempat golongan ini menjadi satu.

Bahwa mereka semuanya tidak merasai ketakutan dan dukacita asal saja

mereka sudi beriman kepada Allah dan HariAkhirat. Lalu iman kepada Allah

dan Hari Akhirat itu diikuti oleh amal yang shalih. Dan keempat-empat go￾longan itu akan mendapat ganjaran di sisi Tuhan mereka.

Ayat ini adalah suatu tuntunan bagi menegakkan jiwa, untuk seluruh orang

yang percaya kepada Allah. Baik dia bernama mu'min, atau muslim pemeluk

lsgma Islam, yang telah mengakui kerasulan Muhammad s.a.w. atau orang

Yahudi, Nasranidan shabi'in. Di sini kita bertemu syarat yang mutlak.

syarat pertama iman kepada Allah dan Hari pembalasa-n, sebagai inti

ajaran dari sekalian agama. syarat pertama itu belum cukup,'kalautelum

dipenuhi dengan syarat yang kedua, yaitu beramal yang shaliir, atau berbuat

pekerjaan-pekerjaan yang baik, yang berfaedah dan bermanfaat Laik untuk diri

sendiri ataupun untuk masyarakat.

Mafhrun atau sebaliknya dari yang tertulis adalah demikian: "Meskipun dia

telah mengakui beriman kepada Allah (golongan pertama), mengaku beriman

mulutnya kepada NabiMuhammad, maka kalau iman itu tidak d-ibuktikannya

{9nsan amalnya yang shalih, tidak ada pekerjaannya yang utama, tidaklah akin

diberi ganjaran oleh Tuhan."

Demikian juga orang Yahudi, walaupun mulutnya telah mengakuidirinya

Yahudi, penganut ajaran Taurat, padahal tidak diikutinya dengan qlarat per￾tama imin sungguh-sungguh kepada Allah dan Hari Akhirat, dan tidak dibukti￾kannya dengan amal yang shalih, perbuatan yang baik, berfaedah dan ber￾manfaat bagi peri-kemanusiaan, tidaklah dia akan mendapat ganjaran dari

Tuhan.

Begitu juga orang Nasrani dan Shabi'in. Hendaklah pengakuan bahwa diri

orung Nuttuni atau Shabi'in itu dijadikan kenyataan dalam perbuatan yang baik.

Iman kepada Allah dan Hari Akhirat! Inilah pokok pertama, sehingga

pengakuan beriman yang pertama bagiorang lslam, pengakuan Yahudi bagi

orang Yahudi, pengakuan Nasranibagiorang Nasrani, pengakuan shabi'in bagi

pemJuk shabi'in, belumlah samasekali berarti apa-apa sebelum dijadikan

kesadaran dan keyakinan dan diikuti dengan amal yang shalih.

Beriman kepada Allah niscaya menyebabkan iman pula kepada segala

wahyu yang diturunkan Allah kepada para RasulNya; tidak membeda-bedakan

di antaia situ Rasutdengan Rasul yang lain, percaya kepada keempat Kitab

y'ang diturunkan. - -oi dalam sejarah Rasul s.a.w. berjumpalah hal ini. Abu Bakar, umar,

Usman, Ali dan sahabat-sahabat