• coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

  • kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label daniel obaja 13. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label daniel obaja 13. Tampilkan semua postingan

daniel obaja 13

 


a masing-masing dari mereka, bahkan yang 

paling hina sekalipun, dengan perasaan yang sama senangnya 

seperti dulu Ia berkata kepada ribuan orang Israel, umat-Ku engkau. 

Ia mengundang serta mendorong masing-masing dari mereka untuk 

berkata, Engkau yaitu  Tuhan  ku, dan untuk bersorak penuh 

kemenangan di dalamnya, seperti yang dilakukan oleh Musa dan 

seluruh Israel. Ia Tuhan  ku, dan Tuhan   bapaku (Kel. 15:2). 

 

 

 

 

 

PASAL  3  

elalui Nabi Hosea, Tuhan   masih terus menanamkan ajaran yang sama pada 

umat yang tak peduli ini, dan dengan cara yang hampir sama seperti 

sebelumnya, yaitu melalui perlambang atau tanda, berupa perlakuan seorang 

suami terhadap istrinya yang berzinah. Dalam pasal ini kita mendapati, 

I. Tabiat buruk yang sekarang dimiliki bangsa Israel. Seperti yang 

dikatakan tentang warga Atena (Kis. 17:16), Israel pun “penuh dengan 

patung-patung berhala” (ay. 1). 

II. Keadaan terpuruk yang akan dialami bangsa Israel sebab  pem-

buangan mereka, dan akibat-akibat lain dari perseteruan Tuhan   dengan 

mereka (ay. 2-4). 

III. Reformasi yang penuh berkat yang pada akhirnya akan dikerjakan 

dalam diri mereka pada hari-hari terakhir (ay. 5). 

Israel Menyembah Berhala; Teguran Keras Nabi Hosea;  

Janji bagi yang Bertobat  

(3:1-5) 

1 Berfirmanlah TUHAN kepadaku: “Pergilah lagi, cintailah wanita  yang suka 

bersundal dan berzinah, seperti TUHAN juga mencintai orang Israel, sekalipun mereka 

berpaling kepada Tuhan  -Tuhan   lain dan menyukai kue kismis.” 2 Lalu aku membeli dia 

bagiku dengan bayaran lima belas syikal perak dan satu setengah homer jelai. 3 Aku 

berkata kepadanya: “Lama engkau harus diam padaku dengan tidak bersundal dan 

dengan tidak menjadi kepunyaan seorang laki-laki; juga aku ini tidak akan bersetubuh 

dengan engkau.” 4 Sebab lama orang Israel akan diam dengan tidak ada raja, tiada 

pemimpin, tiada korban, tiada tugu berhala dan tiada efod dan terafim. 5 Sesudah itu 

orang Israel akan berbalik dan akan mencari TUHAN, Tuhan   mereka, dan Daud, raja 

mereka. Mereka akan datang dengan gementar kepada TUHAN dan kepada kebaikan-Nya 

pada hari-hari yang terakhir. 

Sebagian penafsir beranggapan bahwa pasal ini merujuk pada kerajaan Yehuda 

yang terdiri dari dua suku, sama seperti wanita  sundal yang dikawini Nabi 


Hosea (1:3) menggambarkan sepuluh suku Israel. Sebab wanita  ini tidak 

boleh diceraikan, tidak seperti kesepuluh suku, namun  harus ditinggalkan sendiri 

untuk waktu yang lama hingga akhirnya kembali, sebagaimana yang dilakukan 

kedua suku. Namun, orang-orang ini disebut orang Israel, yaitu kesepuluh suku. 

Jadi, lebih besar kemungkinannya bahwa merekalah yang dimaksud dalam 

perumpamaan ini, seperti juga dalam perumpamaan sebelumnya. Pergilah, 

firman Tuhan   kepada Nabi Hosea, dan lakukanlah sekali lagi. Pergilah lagi. 

Perhatikanlah, untuk menyadarkan orang berdosa dan merendahkan hati 

mereka, harus diberikan petunjuk demi petunjuk, dan nasihat demi nasihat. Jika 

mereka tidak mau mempercayai tanda yang satu, maka cobalah tanda yang lain 

(Kel. 4:8-9). Nah, 

I. Dalam perumpamaan ini, kita dapat mencermati, 

1. Kebaikan Tuhan   dan kejahatan Israel yang secara mengherankan 

dijadikan pembanding satu sama lain (ay. 1). Israel ibarat wanita  

yang dikasihi temannya (ay. 1, KJV), yaitu entah orang yang telah 

menikahinya atau orang yang hanya merayunya, namun  ia suka bersundal 

dan berzinah. Seperti itulah perkara antara Tuhan   dan Israel. saat  dua 

anak manusia saling mencintai, orang menyebut cinta mereka tidak 

bertepuk sebelah tangan. Namun, di sini kita mendapati kasih yang 

begitu besar bahkan dari Tuhan   sendiri tersia-siakan dan terbuang per-

cuma pada umat yang tidak layak dan tidak tahu berterima kasih. Tuhan   

Israel menyimpan kasih yang sangat besar bagi orang Israel, meskipun 

mereka yaitu  angkatan yang jahat dan tidak setia. Tertegunlah atas hal 

itu, hai langit, dan terheran-heranlah, hai bumi!  

(1) Bahwa kebaikan Tuhan   tidak juga menghentikan kejahatan mereka. 

Tuhan mengasihi Israel, berbaik hati kepada mereka, dan senantiasa 

menunjukkan kebaikan kepada mereka. Mereka mengetahuinya, 

mereka tidak bisa tidak pasti mengakuinya, bahwa Dia telah menjadi 

sahabat sekaligus Bapa bagi mereka. Namun demikian, mereka 

berpaling kepada Tuhan  -Tuhan   lain, Tuhan  -Tuhan   yang dapat mereka lihat, 

dan yang menimbulkan cinta dalam diri mereka melalui pandangan 

mata. Mereka memandang Tuhan  -Tuhan   itu dengan penuh pemujaan. 

Mereka mempersembahkan seluruh bakti kepada Tuhan  -Tuhan   

ini , dan dengan penuh kebergantungan. Mereka mengharapkan 

segala penghiburan dari Tuhan  -Tuhan   itu. Mereka memang dilarang 

bersujud kepada para berhala, namun mereka menatap berhala-ber-

hala itu dengan pandangan yang penuh cinta, dan mata mereka 

penuh nafsu zinah rohani itu. Bangsa Israel juga menyukai kue kismis 

(KJV: guci-guci anggur). Mereka turut bergabung dengan para 

penyembah berhala sebab mereka bisa bersenang-senang dan 

minum-minum. Mereka menyukai Tuhan  -Tuhan   lain demi anggur baik 

yang berlimpah, yang dengannya mereka terkadang dijamu di kuil-

kuil berhala. Penyembahan berhala dan percabulan biasanya ber-

jalan beriringan. Barang siapa mendewakan perutnya, seperti para 

pemabuk, akan dengan mudah dibuat mendewakan hal-hal lain. 

Imam-imam Tuhan   dilarang minum anggur saat  mereka sedang 

bertugas, dan orang-orang nazir-Nya bahkan tidak boleh minum 

anggur sama sekali. namun  , para penyembah Tuhan  -Tuhan   lain 

minum anggur dari bokor. Bahkan, yang kurang dari guci-guci anggur 

tidak dapat memuaskan mereka.  

(2) Bahwa kejahatan mereka tidak menghentikan aliran perkenanan 

Tuhan   terhadap mereka. Sungguh, inilah keajaiban belas kasihan, 

bahwa Israel dicintai oleh temannya seperti itu, walaupun ia suka 

bersundal dan berzinah. Seperti itulah TUHAN mencintai orang Israel. 

“Pergilah,” firman Tuhan  , “cintailah wanita  macam itu. Lihatlah 

apakah hatimu sanggup melakukannya. Tidak, engkau tidak sanggup, 

hati lelaki tidak akan mau mencintai seperti itu. Namun, demikianlah 

Aku mencintai orang Israel. Ini yaitu  cinta kepada orang yang tidak 

punya cinta, kepada orang yang tidak patut dicintai, dan kepada 

orang yang telah beribu-ribu kali kehilangan cinta akibat perbuatan 

mereka sendiri.” Perhatikanlah, dalam kehendak baik Tuhan   terhadap 

orang-orang berdosa yang malang, rancangan dan jalan-Nya secara 

tak terhingga jauh melampaui rancangan dan jalan kita, dan cinta-

Nya lebih merendah dan berbelas kasihan dibandingkan  cinta kita, 

sebesar apa pun cinta kita itu. Dalam hal ini, seperti juga dalam hal-

hal lain, Dia itu Tuhan   dan bukan manusia (11:9). 

2. Cara yang ditemukan untuk mempersatukan kembali Tuhan   yang begitu 

baik dengan umat yang begitu jahat. Inilah hal yang dituju, dan apa yang 

dituju Tuhan   pasti akan dicapai-Nya. Dan yang sangat mengejutkan bagi 

kita, kita mendapati bahwa jurang pemisah yang seluas samudra itu 

dapat direkatkan kembali secara sempurna. Mujizat tidaklah berhenti 

selama belas kasihan ilahi tidak berhenti. Cermatilah di sini,  

(1) Cara yang diambil Tuhan   untuk merendahkan umat-Nya dan 

membuat mereka mengenal diri mereka sendiri (ay. 2): Aku membeli 

dia bagiku dengan bayaran lima belas syikal perak dan satu setengah 

homer jelai. Artinya, aku membujuknya untuk berdamai, untuk 

meninggalkan jalannya yang jahat, dan kembali kepada suaminya 

yang pertama seperti dalam pasal 2:13. Aku membujuk dia, dan 

berbicara menenangkan hatinya. Sama seperti seorang Lewi yang per-

gi menyusul gundiknya yang telah berlaku serong terhadap dia, dan 

kabur dengan lelaki lain, lalu membujuk wanita  itu (Hak. 19:3, 

KJV). namun  di sini hadiah yang dibawa sang nabi untuk mengambil 

hati wanita itu terlihat sangat kecil nilainya. Namun, memang hanya 

itulah yang disediakan untuk membiayai hidupnya secara terpisah. 

Dalam hal ini uang belanjanya dipangkas, dan untuk menghukum dia 

sebab  keangkuhannya, ia dibuat tampak sangat hina. saat  Simson 

hendak berdamai dengan istri yang telah mengkhianatinya, ia 

mengunjungi isterinya, dengan membawa seekor anak kambing (Hak. 

15:1), suatu persembahan yang bernilai. Namun, sang nabi di sini 

mengunjungi istrinya dengan lima belas syikal perak, jumlah yang 

kecil, dan sekalipun demikian wanita itu harus mencukupkan diri 

dengan jumlah sekian untuk waktu yang lama, begitu lama sampai 

suaminya berkenan mengembalikan dia pada harta miliknya yang 

semula. Ia juga akan mendapat satu setengah homer jelai untuk 

membuat roti. Hanya itulah yang boleh diharapkannya sampai ia 

cukup rendah hati dan, dengan diuji oleh waktu, memberi  bukti 

yang memuaskan bahwa ia benar-benar sudah berubah. Hendaklah 

wanita  itu sadar bahwa suaminya membujuk dia bukan sebab  

dia layak. Sebab sedikit saja nilai yang diberikan suaminya untuk 

menghargai dia. Harga seorang budak yaitu  tiga puluh syikal (Kel. 

21:32), sedangkan yang diberikan Hosea hanya setengahnya. Namun, 

hendaknya wanita  itu sadar bahwa nilai itu pun masih terlalu 

tinggi baginya. Tuhan   pernah menebus Israel dengan Mesir, begitu 

berharganya mereka dalam pandangan-Nya pada waktu itu, dan 

begitu terhormat (Yes. 43:3-4). Namun, sebab  sekarang mereka 

telah berzinah dari-Nya, maka Dia hanya akan memberi  lima 

belas syikal perak sebagai nilai tukar mereka. Betapa nilai mereka 

banyak berkurang sebab  kejahatan mereka. Perhatikanlah, saat  

Tuhan   merancangkan kehormatan dan penghiburan bagi manusia, Ia 

mula-mula menyadarkan mereka akan ketidaklayakan mereka 

sendiri, dan membuat mereka mengakui, bersama si anak hilang, aku 

tidak layak lagi disebutkan anak bapa. Dahulu pernah Israel 

dikenyangkan dengan gandum yang terbaik, namun  mereka berlaku 

serong, dan menyukai guci-guci anggur. Oleh sebab  itu, untuk 

merendahkan dan mengecilkan diri mereka, mereka harus dibawa ke 

negeri pembuangan dan makan roti jelai di sana. Mereka harus 

bersyukur bisa mendapatkannya dan harus memakannya dengan 

penuh perhitungan, padahal mereka tidak terbiasa berhemat-hemat. 

Perhatikanlah, kemiskinan dan kehinaan terkadang terbukti menjadi 

cara yang membahagiakan untuk membuat pendosa besar benar-

benar bertobat.  

(2) Syarat-syarat baru yang dengannya Tuhan   bersedia menerima mereka 

(ay. 3): “Lama engkau harus diam padaku dengan tidak menjadi 

kepunyaan seorang laki-laki; juga aku ini tidak akan bersetubuh 

dengan engkau.” Ia bisa saja dengan adil memberi mereka surat 

cerai, dan menetapkan hati untuk tidak mau lagi berurusan dengan 

mereka. namun  , Dia bersedia menunjukkan kebaikan kepada 

mereka dan menyelesaikan perkara itu dengan damai. Ia tidak mem-

perlakukan mereka dengan keadilan yang keras, berdasar  hukum 

yang ketat, melainkan menurut kasih setia-Nya yang besar. Hal ini 

menggambarkan tindakan Tuhan   yang penuh rahmat dalam 

menghadapi umat manusia yang murtad, yang telah berlaku serong 

dari-Nya. Dia sungguh-sungguh menebus mereka dengan harga yang 

tidak ternilai, bukan demi kehormatan mereka, melainkan demi 

kehormatan keadilan-Nya sendiri. Dan sekarang inilah tawaran yang 

diberikan-Nya kepada umat manusia, kovenan anugerah yang 

bersedia diikat-Nya dengan mereka. Mereka harus menjadi umat 

bagi-Nya, dan Dia akan menjadi Tuhan   bagi mereka, tawaran yang 

sama dengan yang diberikan kepada Israel di sini.  

[1] Mereka harus menanggung sendiri aib dari kemurtadan mereka 

terhadap-Nya, harus tunduk dan menerima hukuman atas 

pelanggaran mereka. Lama engkau harus diam padaku dalam 

kesendirian dan kesunyian, layaknya janda yang ditinggalkan dan 

berduka. Mereka harus menanggalkan perhiasan-perhiasan 

mereka, dan menanti dengan sabar dan pasrah untuk 

mengetahui apa yang hendak diperbuat Tuhan   terhadap mereka, 

dan apakah Dia akan berkenan menerima kembali orang-orang 

celaka yang tidak layak seperti itu, seperti yang telah mereka 

perbuat sebelumnya (Kel. 33:4-5). Bapa mereka, suami mereka, 

telah meludahi muka mereka (seperti yang difirmankan Tuhan   

tentang Miryam), telah menempatkan mereka di bawah tanda-

tanda murka-Nya. Oleh sebab  itu, seperti Miryam, mereka juga 

harus mendapat malu selama tujuh hari dan dikucilkan ke luar 

tempat perkemahan (Bil. 12:14), sampai hati mereka yang tidak 

bersunat itu telah tunduk (Im. 26:41). Biarlah mereka duduk 

sendirian dan berdiam diri menantikan pertolongan TUHAN, dan 

sementara itu biarlah mereka memikul kuk ini  (Rat. 3:26-

28). Janganlah mereka berharap bahwa Tuhan   akan segera 

kembali berbelaskasihan kepada mereka. Tidak, biarlah mereka 

hidup tanpa belas kasihan itu, biarlah mereka mendambakannya 

untuk waktu yang lama, sepanjang masa pembuangan mereka, 

sehingga saat  belas kasihan itu datang pada akhirnya, mereka 

akan menganggapnya sebagai mujizat belas kasihan yang sangat 

layak dinantikan. Perhatikanlah, jika  Tuhan   merencanakan 

belas kasihan atas seseorang, Ia akan terlebih dahulu 

merendahkan orang itu dan membuatnya menilai tinggi segala 

perkenanan-Nya.  

[2] Mereka sama sekali tidak boleh kembali kepada kebodohan. 

Itulah syaratnya Tuhan   akan berbicara tentang damai kepada 

umat-Nya dan kepada orang-orang yang dikasihi-Nya (Mzm. 

85:9), dan bukan dengan syarat lain. “Engkau harus diam padaku 

dengan tidak bersundal. Engkau tidak boleh menyembah berhala-

berhala di negeri pembuangan, selama engkau berada di sana 

untuk dijauhkan sebab  kenajisan.” Perhatikanlah, tidaklah 

cukup hanya menanggung aib atas dosa-dosa yang telah kita 

perbuat dan membenarkan tindakan Tuhan   dalam menghajar kita 

sebab  dosa-dosa itu. Lebih dari itu, kita juga harus bertekad, 

dengan kekuatan anugerah Tuhan  , untuk tidak melakukan 

pelanggaran lagi, untuk tidak lagi bersundal dari Tuhan   dengan 

mengikuti dunia dan kedagingan. Terpujilah Tuhan  , sekalipun hu-

kum kovenan menyatakan bahwa kita tidak boleh berbuat salah 

dalam hal apa pun, namun itu bukanlah syarat dari kovenan itu: 

“namun  engkau harus diam padaku dengan tidak bersundal. 

Engkau tidak boleh berbakti kepada Tuhan  -Tuhan   lain, tidak 

menjadi kepunyaan seorang laki-laki.” Di negeri pembuangan, 

mereka akan dibujuk menyembah berhala-berhala bangsa itu. 

Hal itu akan menjadi ujian bagi mereka, ujian yang lama, ber-

tahun-tahun. “namun  , jika engkau tetap bertahan dan 

berpegang teguh pada kelurusan hatimu, jika, jika  segala hal 

ini berlaku atasmu, engkau tidak menadahkan tanganmu kepada 

Tuhan   lain, maka engkau akan dilayakkan untuk menerima 

kembalinya perkenanan-perkenanan Tuhan  .” Perhatikanlah, 

jika  kita dijaga oleh anugerah Tuhan   untuk tidak kalah oleh 

pencobaan-pencobaan di tengah penderitaan, maka itulah tanda 

yang pasti bahwa penderitaan kita merupakan sarana untuk 

mendatangkan kebaikan yang besar bagi kita, dan pertanda akan 

kebaikan yang lebih banyak lagi.  

[3] Dengan syarat-syarat ini, Pencipta mereka akan kembali menjadi 

suami mereka: Maka aku pun akan demikian bagimu (ay. 3, KJV). 

Inilah kovenan antara Tuhan   dengan orang-orang berdosa yang 

bertobat, bahwa, jika mereka mau menyerahkan diri kepada-Nya 

untuk melayani Dia, maka Dia akan memberi diri bagi mereka 

untuk menyelamatkan mereka. Hendaklah mereka menolak dan 

menyingkirkan segala sesuatu yang bersaing dengan Tuhan   untuk 

menduduki takhta di dalam hati mereka, dan membaktikan diri 

sepenuhnya kepada Dia, dan hanya kepada Dia, maka Dia akan 

menjadi Tuhan   yang maha mencukupi bagi mereka. Bila kita setia 

kepada Tuhan   dan siap sedia dalam menjalankan kewajiban, dan 

tidak pernah meninggalkan ataupun mengabaikan-Nya, maka Dia 

pun akan berlaku demikian kepada kita di jalan belas kasih, dan 

tidak akan meninggalkan ataupun mengabaikan kita. Tiada 

tawaran yang lebih baik dibandingkan  ini. 

II. Dalam dua ayat terakhir, kita mendapati arti dari perumpamaan ini  

dan penerapannya bagi Israel. 

1. Mereka harus lama tinggal sebagai janda, dilucuti dari segala sukacita 

dan kehormatan mereka (Rat. 4:1-2). Orang Israel akan diam dengan 

tidak ada raja, tiada pemimpin. Dan suatu bangsa dalam keadaan seperti 

itu memang sepantasnya disebut sebagai janda. Mereka tidak mendapat 

berkat berupa  

(1) Pemerintahan atas rakyat: Mereka akan diam dengan tidak ada raja, 

tiada pemimpin dari bangsa mereka sendiri. Ada para raja dan 

pemimpin yang berkuasa atas mereka untuk menindas dan 

memerintah dengan tangan besi, namun  pada mereka tiada raja atau 

pemimpin untuk melindungi mereka, untuk memimpin pertempuran 

bagi mereka, untuk menegakkan keadilan atas mereka, dan untuk 

memelihara keamanan dan kesejahteraan mereka bersama. Perhati-

kanlah, lembaga peradilan merupakan berkat yang sangat besar bagi 

suatu bangsa, dan sungguh penghakiman yang pedih dan 

menyakitkan jika  lembaga itu tidak ada.  

(2) Ibadah berjamaah: Orang Israel akan diam dengan tiada korban, 

tiada tugu berhala atau patung, atau tiang. Kata “tugu” yang dipakai 

itu mengacu pada tugu-tugu yang didirikan Yakub, (Kej. 28:18; 

31:45; 35:20), dan tiada efod dan terafim. sebab  di sini terafim 

disebutkan bersama-sama dengan efod, sebagian penafsir 

berpendapat bahwa yang dimaksud yaitu  urim dan tumim pada 

tutup dada pakaian imam besar. Artinya yaitu  bahwa selama di 

dalam pembuangan, orang-orang Israel bukan hanya tidak akan 

memperlihatkan rupa sebagai suatu bangsa, namun  juga tidak akan 

memperlihatkan rupa sebagai suatu jemaah. Menurut seorang pakar 

Alkitab, mereka tidak akan mendapat kebebasan untuk menganut 

agama atau menjalankan ibadah-ibadah agama di depan umum, 

sesuai pilihan mereka sendiri, entah benar ataupun salah. Mereka 

akan diam dengan tiada korban atau mezbah (demikian dalam kitab 

Septuaginta). Jadi, sebab  tidak ada mezbah, maka tidak ada korban. 

Mereka akan diam dengan tiada efod dan terafim, tiada imamat yang 

sah, tiada cara untuk mengetahui kehendak Tuhan  , dan tiada 

penasihat yang bisa dimintai petunjuk mengenai perkara-perkara 

yang meragukan. Semuanya akan tinggal dalam kegelapan. 

Perhatikanlah, sungguh menyedihkan keadan orang-orang yang 

kehilangan segala kesempatan untuk beribadah kepada Tuhan   di 

depan umum. Seperti itulah keadaan orang Yahudi dalam 

pembuangan. Dan keadaan orang-orang Yahudi yang tersebar pada 

saat ini juga sedemikian rupa hingga, meskipun mereka memiliki 

sinagoge, tidak ada ibadah di bait suci. Sungguh hampa keadaan 

orang-orang yang dijauhkan dari persekutuan dengan Tuhan  , yang 

tidak memiliki  kesempatan untuk menghunjukkan permohonan-

permohonan mereka melalui korban dan mezbah, dan menerima pe-

tunjuk dari-Nya melalui efod dan terafim. 

2. Pada akhirnya, orang Israel akan diterima kembali sebagai istri (ay. 5): 

Sesudah itu, seiring berjalannya waktu, jsesudah  mereka melewati hajaran 

ini, orang Israel akan berbalik. Artinya, mereka akan bertobat dari 

penyembahan berhala dan meninggalkannya. Mereka akan datang kepada 

Tuhan   dan berpaut kepada-Nya, dan dengan berbuat demikian mereka akan 

diterima oleh-Nya. Ada dua hal yang dijanjikan di sini sebagai wujud perto-

batan mereka, dan langkah-langkah menuju diterimanya mereka oleh 

Tuhan   saat mereka berbalik:  

(1) Pencarian mereka akan Tuhan  : Mereka akan mencari TUHAN, Tuhan   

mereka, dan Daud, raja mereka. Perhatikanlah, barang siapa ingin 

menemukan Tuhan   dan mendapat perkenanan-Nya harus mencari 

Dia, harus menanyakan Dia, mendambakan pengenalan akan Dia, 

rindu untuk diperdamaikan dengan-Nya, mengarahkan cinta mereka 

kepada-Nya, dan bersungguh-sungguh melakukan semua itu agar 

diterima oleh-Nya. Pencarian mereka akan Tuhan   itu menyiratkan 

bahwa mereka telah kehilangan Dia, bahwa mereka sedang meratapi 

kehilangan yang mereka alami, dan bahwa mereka ingin sekali 

mendapatkan kembali apa yang telah hilang dari mereka. Mereka 

akan mencari Dia sebagai Tuhan   mereka, sebab bukankah suatu 

bangsa patut meminta petunjuk kepada Tuhan  nya? Mereka juga akan 

mencari Daud, raja mereka, yang tidak lain yaitu  Mesias, Tuhan kita 

Yesus Kristus, Anak Daud, tunas dan keturunan Daud, yang oleh Daud 

sendiri disebut tuannya (Mzm. 110:1), dan yang kepada-Nya Tuhan   

mengaruniakan takhta Daud, bapa leluhur-Nya (Luk. 1:32). Alkitab 

bahasa Aram menafsirkannya demikian, “Mereka akan rindu untuk 

mengabdi kepada Tuhan, Tuhan   mereka, dan akan menaati Mesias, 

Anak Daud raja mereka.” Bandingkan ini dengan Yeremia 30:9, Ye-

hezkiel 34:23, 37:25. Perhatikanlah, barang siapa hendak mencari 

Tuhan sampai menemukan-Nya, haruslah datang kepada Yesus 

Kristus, dan harus mencari Dia sebagai Raja mereka, harus menjadi 

umat-Nya yang merelakan diri dan bersumpah setia kepada-Nya.  

(2) Penghormatan yang akan mereka berikan kepada Tuhan  : Mereka akan 

datang dengan gementar kepada TUHAN dan kepada kebaikan-Nya. 

Kata “kebaikan-Nya” ini dipahami oleh sebagian penafsir sebagai Bait 

Suci, yang akan menjadi kiblat mereka dalam menyembah Tuhan  . 

Orang Yahudi mengatakan bahwa ada tiga hal yang dibuang oleh 

Israel pada zaman Rehabeam, yakni kerajaan sorga, keluarga Daud, 

dan Bait Suci. Dan keadaan mereka tidak akan pernah baik-baik saja 

sebelum mereka bertobat dan mencari ketiga hal itu, seperti yang 

dijanjikan dalam ayat ini. Mereka akan mencari kerajaan sorga pada 

Tuhan, Tuhan   mereka, keluarga kerajaan pada Daud, raja mereka, dan 

Bait Suci pada kebaikan Tuhan. Sebagian penafsir lain memaknai 

kata “kebaikan-Nya” sebagai Kristus, sama dengan Daud, raja 

mereka. namun  , kata “kebaikan” ini lebih tepat dipahami sebagai 

sifat Tuhan   yang ditunjukkan-Nya sebagai kemuliaan-Nya, dan yang 

dengannya Ia menyatakan nama-Nya. Perhatikanlah, bukan hanya 

Tuhan dan kebesaran-Nya yang harus kita takuti, melainkan juga 

Tuhan dan kebaikan-Nya, bukan hanya keagungan-Nya, melainkan 

juga kemurahan-Nya. Mereka akan berlari sebab  takut kepada 

Tuhan dan kebaikan-Nya (demikian sebagian penafsir mema-

haminya), akan berlari menghampiri kebaikan-Nya sebagai kota 

perlindungan mereka. Kita harus takut akan kebaikan Tuhan  , artinya 

kita harus mengaguminya, takjub terhadapnya, harus memujanya, 

dan sujud menyembah seperti yang dilakukan Musa saat nama Tuhan   

ini diserukan (Kel. 34:6). Kita harus takut melanggar kebaikan-Nya, 

takut bersikap tidak tahu berterima kasih atas kebaikan itu, dan 

dengan demikian kehilangan kebaikan ini . Pada-Mu ada 

pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang (Mzm. 130:4). Kita 

harus bersukaria dengan gemetar dalam kebaikan Tuhan  , tidak boleh 

sombong, namun  takutlah! Sekarang, janji ini telah tergenapi saat  

sejumlah besar orang, baik itu orang Yahudi maupun orang bukan 

Yahudi, dibawa kembali kepada Tuhan   melalui Injil Kristus dan diper-

satukan di dalam jemaat Perjanjian Baru. Mereka semua melayani 

Tuhan   di dalam Kristus dengan rasa takut, layaknya seorang anak, 

akan anugerah ilahi, dan diterima oleh Tuhan   sebagai Israel milik-Nya. 

Sebagian penafsir berpendapat bahwa janji ini masih akan digenapi 

lebih jauh dengan bertobatnya orang-orang Yahudi yang kini masih 

belum percaya kepada Kristus, saat mereka kelak mencari Mesias 

sebagai raja mereka. Dan oleh Dia seluruh Israel akan diselamatkan, 

saat  jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk. 

Dahulu mereka pernah berupaya menghukum mati Dia, sembari 

berkata, “Kami tidak memiliki  raja selain dari pada Kaisar!” 

Namun, akan tiba waktunya mereka mencari Dia untuk mengangkat 

dia sebagai pemimpin mereka, dan menundukkan diri di bawah kuk-

Nya. Dia yang di sini telah berjanji bahwa mereka akan melakukan 

itu, pasti akan memampukan mereka untuk melakukannya. Dia akan 

mewujudkan perkara besar itu dengan cara dan waktu-Nya sendiri, 

pada hari-hari yang terakhir di zaman akhir, yaitu zaman Mesias. 

Namun, sayang sekali! Siapa yang akan hidup saat  Tuhan   melakukan 

semuanya ini? Saya tidak bisa mengatakan berapa lama kita harus 

menantikan pertobatan bangsa Israel secara keseluruhan, namun  saya 

yakin bahwa kita harus berdoa agar orang Yahudi bertobat. 

 

 

PASAL  4  

abi diutus untuk menjadi penegur, untuk memberi tahu umat akan 

kesalahan-kesalahan mereka, dan untuk memperingatkan mereka akan 

penghakiman-penghakiman Tuhan  , yang rentan menimpa mereka sebab  dosa. 

Untuk itulah Nabi Hosea dipakai dalam pasal ini dan pasal-pasal berikutnya. 

Hosea di sini, sebagai pengacara bagi Raja segala raja, memulai dakwaan 

terhadap umat Israel, dan berusaha meyakinkan mereka akan dosa, dan akan 

kesengsaraan serta bahaya yang diakibatkan oleh dosa, supaya dia dapat 

membuat mereka bertobat dan berubah. 

I. Hosea menunjukkan kepada mereka apa alasan Tuhan   beperkara 

dengan mereka, yaitu sebab  merajalelanya kekejian dan kecemaran 

(ay. 1-2), sebab  umat tidak mengenal Tuhan   dan melupakan-Nya (ay. 6-

7), sebab  para imam berpikiran duniawi (ay. 8), sebab  kemabukan 

dan kenajisan (ay. 11), penggunaan tenung dan sihir (ay. 12), 

persembahan korban di atas bukit-bukit (ay. 13), persundalan (ay. 14, 

18), dan suap di antara para pemimpin (ay. 18). 

II. Hosea memperlihatkan kepada mereka apa yang akan menjadi 

dampak-dampak dari perseteruan mereka dengan Tuhan  . Tuhan   akan 

menghukum mereka atas hal-hal ini (ay. 9). Seluruh negeri itu akan 

menjadi reruntuhan (ay. 3), banyak orang dari segala kalangan akan 

dibinasakan (ay. 5), kemuliaan mereka akan hilang (ay. 7), 

penghiburan-penghiburan yang mereka nikmati dari makhluk ciptaan 

tidak akan memberi kepuasan (ay. 10), dan mereka sendiri akan 

dipermalukan (ay. 19). Dan, yang disebutkan beberapa kali di sini 

sebagai hukuman paling pedih di antara semua hukuman yang lain, 

mereka akan dibiarkan dalam dosa-dosa mereka (ay. 17), mereka tidak 

akan menegur satu sama lain (ay. 4), Tuhan   tidak akan menghukum 

mereka (ay. 14), bahkan, Ia akan membiarkan mereka hidup makmur 

(ay. 16). 


III. Hosea memperingatkan Yehuda agar tidak mengikuti jejak langkah 

orang Israel, sebab orang Yehuda melihat langkah-langkah orang Israel 

turun menuju neraka (ay. 15). 

Keberdosaan Orang Israel 

(4:1-5) 

1 Dengarlah firman TUHAN, hai orang Israel, sebab TUHAN memiliki  perkara dengan 

penduduk negeri ini, sebab tidak ada kesetiaan dan tidak ada kasih, dan tidak ada 

pengenalan akan Tuhan   di negeri ini. 2 Hanya mengutuk, berbohong, membunuh, mencuri, 

berzinah, melakukan kekerasan dan penumpahan darah menyusul penumpahan darah. 3 

Sebab itu negeri ini akan berkabung, dan seluruh penduduknya akan merana; juga 

binatang-binatang di padang dan burung-burung di udara, bahkan ikan-ikan di laut akan 

mati lenyap. 4 Hanya janganlah ada orang mengadu, dan janganlah ada orang menegor, 

sebab terhadap engkaulah pengaduan-Ku itu, hai imam! 5 Engkau akan tergelincir jatuh 

pada siang hari, juga nabi akan tergelincir jatuh bersama-sama engkau pada malam hari; 

dan Aku akan membinasakan ibumu. 

Dalam perikop ini, 

I. Sidang digelar, dan para hadirin diminta memberi perhatian: “Dengarlah 

firman TUHAN, hai orang Israel, sebab kepadamulah pernyataan bersalah ini 

ditujukan, entah engkau mau mendengarkan atau tidak.” Siapa lagi yang 

dapat diharapkan Tuhan   untuk mendengar-Nya dengan baik, dan menerima 

peringatan yang tegas dari-Nya, kalau bukan orang Israel, yang mengaku 

sebagai umat-Nya sendiri? Tentu saja mereka siap mendengarkan saat Tuhan   

berbicara untuk menenangkan hati mereka, namun  apakah mereka mau 

mendengarkan saat  Tuhan   beperkara dengan mereka? Benar, mereka harus 

mendengarkan Dia saat Dia menggugat mereka, saat ada dakwaan yang 

hendak diajukan-Nya terhadap mereka: TUHAN memiliki  perkara dengan 

penduduk negeri, negeri ini, negeri yang kudus ini. Perhatikanlah, dosa 

yaitu  si pembuat kejahatan besar. Dosa menabur perselisihan antara Tuhan   

dan Israel. Tuhan   melihat dosa dalam umat-Nya sendiri, dan Ia melakukan 

tindakan yang baik dengan melawan mereka sebab  dosa itu. Beberapa 

tindakan lebih khusus diambil untuk melawan umat-Nya sendiri, namun  tidak 

untuk melawan para pendosa lain. Tuhan   beperkara dengan mereka sebab  

mereka melanggar kovenan dengan-Nya, sebab  mereka mendatangkan cela 

atas-Nya, dan sebab  mereka membalas segala perkenanan-Nya dengan 

sikap tidak tahu terima kasih. Tuhan   akan mengajukan gugatan atas perkara-

Nya, akan menggugat melalui penghakiman-penghakiman mulut-Nya, 

sebelum menggugat melalui penghakiman-penghakiman tangan-Nya, supaya 

Ia ternyata benar dalam segala yang dilakukan-Nya dan dapat menunjukkan 

bahwa Ia tidak berkenan pada kematian orang berdosa. Gugatan Tuhan   harus 

diperhatikan, sebab, cepat atau lambat, gugatan itu akan dibawa ke 

persidangan. 

II. Dakwaan dibacakan, dan seluruh bangsa dituntut atas kejahatan-kejahatan 

yang keji, yang sangat menyulut murka Tuhan  . 

1. Mereka dituntut bahwa, sebagai bangsa, mereka telah mengabaikan 

kewajiban-kewajiban yang terutama: Tidak ada kesetiaan dan tidak ada 

kasih, tidak ada keadilan dan kemurahan hati, hal-hal yang terpenting 

dalam hukum Taurat, sebagaimana Juruselamat kita menjelaskannya 

(Mat. 23:23), yakni keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Orang-

orang Israel pada umumnya tampak tidak memiliki kesadaran sama 

sekali akan sesuatu yang disebut kejujuran. Mereka tidak berkata-kata 

dan berbuat menurut tuntutan hati nurani, sekalipun itu begitu 

bertentangan dengan kebenaran dan mencelakakan sesama. Apalagi rasa 

belas kasihan, mereka lebih tidak memilikinya, atau kesadaran akan 

kewajiban yang mengikat mereka untuk berbelas kasihan dan menolong 

orang miskin. Tidaklah mengherankan bahwa tidak ada kesetiaan dan 

tidak ada kasih, sebab tidak ada pengenalan akan Tuhan   di negeri itu. 

Kebaikan apa yang dapat diharapkan jika  tidak ada pengenalan akan 

Tuhan  ? Padahal, negeri itu mendapat hak istimewa, bahwa di Israel Tuhan   

terkenal dan nama-Nya masyhur (Mzm. 76:2). Hal inilah yang 

memperberat dosa mereka, bahwa mereka tidak mengenal Dia. 

2. sebab  mereka mengabaikan kewajiban-kewajiban yang terutama, maka 

seluruh bangsa melakukan dosa-dosa yang amat besar melawan loh batu 

yang pertama maupun loh batu yang kedua dari hukum Tuhan  , sebab 

mereka sama sekali tidak mengindahkan keduanya. Mengutuk, 

berbohong, membunuh, mencuri, dan berzinah, pelanggaran terhadap 

perintah ketiga, kesembilan, keenam, kedelapan, dan ketujuh, terjadi di 

setiap sudut negeri itu, dan di segala lapisan dan golongan masyarakat 

(ay. 2). Kebobrokan terjadi di mana-mana. Beberapa orang benar yang 

ada di antara mereka entah terhilang atau tersembunyi, atau mereka 

menyembunyikan diri. Dengan segala perbuatan ini  mereka 

melakukan kekerasan, artinya, mereka melanggar semua batasan akal 

budi dan hati nurani, dan hukum ilahi. Mereka berlaku congkak (Ayb. 

36:9). Mereka terlalu fasik (Pkh. 7:17). Mereka membiarkan segala 

kebobrokan mereka tumpah ruah. Mereka sendiri menggilas dan 

menerobos semua yang menghalangi jalan mereka, dan yang ingin 

menghentikan mereka dalam berbuat dosa, seperti terjangan air

membanjiri tepian sungai. Perhatikanlah, dosa itu hal yang keras dan 

kuasanya luar biasa besar. jika  hati manusia penuh niat untuk 

berbuat jahat (Pkh. 8:11), apa yang tidak akan dapat terlaksana? (Kej. 

11:6). Saat mereka melakukan kekerasan seperti itu, terjadilah 

penumpahan darah menyusul penumpahan darah, artinya banyak sekali 

pembunuhan dilakukan di seluruh penjuru negeri, dan, seperti yang tam-

pak dalam penggambarannya, itu terjadi secara berantai dan beruntun. 

Cædes aliæ aliis sunt contiguæ – Pembunuhan menyusul pembunuhan. 

Lautan darah mengalir di antara mereka, bahkan darah keturunan raja. 

Di sekitar waktu inilah terjadi begitu banyak penumpahan darah dalam 

perebutan takhta. Salum membunuh Zakharia, Menahem membunuh 

Salum, Pekah membunuh Pekahya, dan Hosea bin Ela membunuh Pekah. 

Dan penumpahan darah yang serupa, ada kemungkinan, terjadi di antara 

orang-orang lain yang berseteru, sehingga negeri itu cemar oleh hutang 

darah (Mzm. 106:38). Negeri itu dipenuhi darah dari ujung ke ujung 

(2Raj. 21:16). 

III. Hukuman dijatuhkan atas negeri yang bersalah dan cemar ini (ay. 3). Negeri 

itu akan dihancurkan dan diporak-porandakan sepenuhnya. Seluruh negeri 

terjangkit dosa, maka seluruh negeri akan berkabung di bawah 

penghakiman-penghakiman Tuhan   yang pedih, akan duduk berkabung, 

sebab  dilucuti dari segala kekayaan dan keelokannya. Sama seperti lembah-

lembah dikatakan bersorak-sorai dan bernyanyi-nyanyi saat ada kelimpahan 

dan kedamaian, demikian pula di sini lembah-lembah itu dikatakan berka-

bung saat perang dan kelaparan membuatnya sunyi sepi. Seluruh tanahnya 

akan hangus oleh belerang dan garam, seperti yang diancamkan dalam 

hukum Taurat (Ul. 29:23). Mereka telah melanggar semua perintah Tuhan  , 

jadi sekarang Tuhan   mengancam akan mengambil semua penghiburan 

mereka. Negeri berkabung saat tidak ada rumput bagi hewan dan tumbuh-

tumbuhan untuk diusahakan manusia. Lantas seluruh penduduknya akan 

merana sebab  tidak ada makanan yang enak-enak untuk menunjang hidup 

mereka yang boros, dan mereka akan bersusah hati sebab  tidak ada lagi 

sedap-sedapan seperti biasa untuk mereka nikmati. Binatang di padang akan 

merana (Yer. 14:5-6, terjemahan bebas). Bahkan, musnahnya hasil bumi 

akan begitu hebat sampai-sampai tidak ada lagi yang dapat dipetik oleh 

burung-burung di udara untuk bertahan hidup. Burung-burung itu akan 

menderita bersama manusia. Matinya atau kurusnya burung-burung itu 

akan menjadi hukuman bagi orang-orang yang terbiasa memenuhi meja 

makan mereka dengan burung-burung dari alam bebas. Bahkan, ikan-ikan di 

laut akan mati lenyap, atau dikumpulkan, agar mereka dapat pergi 

bergerombol ke suatu pesisir pantai lain, dan dengan demikian usaha 

penangkapan ikan akan sia-sia. Dari sudut pandang itu, kehancuran ini lebih 

menyeluruh dibandingkan kehancuran oleh air bah Nuh, sebab air bah tidak 

memengaruhi ikan-ikan di laut, sedangkan kehancuran ini memengaruhinya. 

Disebutkan sebagai bagian dari salah satu tulah Mesir bahwa Tuhan   

mematikan ikan-ikan mereka (Mzm. 105:29). saat  air menjadi kering, ikan-

ikannya mati (Yes. 50:2, Zef. 1:2-3). Perhatikanlah, saat  manusia menjadi 

tidak taat kepada Tuhan  , sudah sepantasnya makhluk-makhluk ciptaan yang 

lebih rendah dibuat tidak berguna bagi manusia. Oh betapa besar alasan bagi 

kita untuk mengagumi kesabaran dan belas kasihan Tuhan   pada negeri kita, 

bahwa meskipun di dalamnya ada begitu banyak orang yang mengutuk, 

berbohong, membunuh, mencuri, dan berzinah, namun masih banyak 

daging, ikan, dan burung, di meja makan kita! 

IV. Sebuah perintah pengadilan bahwa tidak boleh ada upaya dilakukan untuk 

membuat penjahat yang dihukum itu bertobat, beserta alasan untuk 

perintah itu. Amatilah, 

1. Perintah itu sendiri (ay. 4): Hanya janganlah ada orang mengadu, dan 

janganlah ada orang menegor. Janganlah menggunakan sarana apa pun 

untuk merendahkan hati mereka atau membuat mereka berbalik. 

Biarlah tabib-tabib mereka menyerah dengan menganggap mereka tidak 

memiliki harapan dan tidak dapat disembuhkan lagi. Hal ini menyiratkan 

bahwa selama masih ada harapan, kita harus menegur orang-orang ber-

dosa atas dosa-dosa mereka. Sudah menjadi kewajiban kita untuk 

memberi dan menerima teguran satu sama lain. Menegur yaitu  salah 

satu hukum Musa, engkau harus berterus terang menegor orang 

sesamamu (Im. 19:17). Menegur termasuk kasih terhadap sesama 

saudara. Ada kalanya kita perlu menegur dengan keras, bukan sekadar 

mengingatkan, namun  juga berbantah, sebab orang begitu enggan me-

ninggalkan dosanya. namun  , inilah tanda bahwa orang atau bangsa 

telah diserahkan pada kebinasaan, yaitu jika  Tuhan   berkata, janganlah 

mereka ditegur. Namun, hal ini harus dipahami sebagai perintah Tuhan   

yang kadang-kadang diberikan kepada para nabi agar tidak berdoa untuk 

mereka, dan kendati demikian para nabi itu tetap berdoa untuk mereka. 

namun  arti dari pernyataan itu yaitu  bahwa mereka sudah begitu me-

ngeraskan hati dalam dosa, dan begitu matang bagi kehancuran, 

sehingga tidak ada gunanya lagi berurusan dengan mereka atau 

berurusan dengan Tuhan   demi mereka. Perhatikanlah, suatu pertanda 

buruk bagi sebuah bangsa jika  para penegur dibungkam, dan jika  

orang-orang yang seharusnya bersaksi menentang dosa pada zaman itu 

malah menyingkir dan menyerah (Lihat  2Taw. 25:16).  

2. Alasan-alasan untuk perintah ini. Janganlah mereka menegur satu sama 

lain. Sebab, 

(1) Mereka sudah menetapkan hati untuk bertekun dalam dosa, sehingga 

tidak ada teguran yang dapat menyembuhkan mereka darinya: 

Bangsamu itu seperti orang yang berbantah-bantah dengan para 

imam (ay. 4, KJV). Mereka sudah sangat kurang ajar dalam berbuat 

dosa, sudah sangat lancang, dan tidak mau ditegur, sehingga seorang 

imam sendiri pun akan mereka tentang jika dia menegur mereka 

sedikit saja, tanpa memedulikan jabatan dan tugasnya. Jadi, 

bagaimana mungkin orang dapat berpikir bahwa mereka mau 

menerima teguran dari orang biasa? Perhatikanlah, hati orang 

berdosa sudah mengeras dengan jahat jika  mereka berbantah 

dengan hamba-hamba Tuhan sebab  sudah menegur mereka secara 

apa adanya. Dan orang-orang yang memberontak terhadap teguran 

seorang hamba Tuhan, yang melakukan ketetapan Tuhan   untuk me-

reformasi mereka, juga telah kehilangan keuntungan dari teguran 

seorang saudara. Mungkin ini merujuk pada kefasikan yang belum 

lama ini dilakukan oleh Yoas, raja Yehuda, dan rakyatnya, yang 

merajam Zakharia, anak Yoyada, sebab  menyampaikan pesan dari 

Tuhan   kepada mereka (2Taw. 24:21). Zakharia yaitu  seorang imam, 

yang dengannya mereka berbantah saat  ia sedang melakukan 

tugasnya di antara tempat kudus dan mezbah. Menurut pendapat Dr. 

Lightfoot, Nabi Hosea menyinggung perkara Zakharia ini saat ia 

berbicara (ay. 2) tentang penumpahan darah menyusul penumpahan 

darah. Darah orang yang mempersembahkan korban dicampur 

dengan darah korban, hal itulah, menurut Dr. Lightfoot, yang menjadi 

puncak kejahatan mereka. Dari sanalah waktu kehancuran mereka 

dimulai (Mat. 23:35), sebagaimana orang-orang di sini telah 

mencapai puncak kejahatan mereka sebab  sudah tidak dapat 

diperbaiki lagi, bahwa mereka seperti orang yang berbantah-bantah 

dengan imam. Oleh sebab  itu, janganlah ada orang yang menegur 

mereka. Sebab, 

(2) Tuhan   juga sudah menetapkan hati untuk meneruskan pembinasaan 

terhadap mereka (ay. 5): “sebab  engkau tidak mau menerima 

teguran, atau nasihat, maka engkau akan tergelincir jatuh, dan sia-sia 

saja orang mencoba untuk mencegahnya, sebab titah telah 

dikeluarkan. Engkau akan tergelincir dan jatuh pada siang hari, juga 

nabi, nabi palsu yang membuai dan menyanjungmu, akan tergelincir 

jatuh bersama-sama engkau pada malam hari. Engkau dan nabimu 

akan tergelincir jatuh siang malam, akan terus-menerus tergelincir 

dari satu malapetaka ke malapetaka lainnya. Kegelapan malam tidak 

akan membantu menutupimu dari kesulitan, begitu pula cahaya 

siang tidak akan membantumu melarikan diri darinya.” Nabi-nabi 

mereka itu yaitu  para pemimpin yang buta, dan umat yaitu  para 

pengikut yang buta. Dan bagi orang buta, siang dan malam sama saja, 

jadi entah itu siang atau malam, pasti keduanya jatuh ke dalam 

lobang. “Engkau akan tergelincir jatuh pada siang hari, saat engkau 

sendiri tidak menyangka akan jatuh dan merasa sangat aman. Dan 

itu terjadi pada siang hari, saat  kejatuhanmu akan dilihat dan 

diperhatikan oleh orang lain, dan dijadikan sebagai hal yang paling 

mempermalukanmu. Nabimu pun akan tergelincir jatuh pada malam 

hari, saat yang paling mengerikan bagi dirinya sendiri.” Per-

hatikanlah, kehancuran orang-orang yang telah mengakibatkan 

kehancuran orang lain, dengan cara yang khusus, akan tidak 

tertanggungkan. Adakah anak-anak mengira bahwa, saat  mereka 

hampir terjatuh, ibu mereka akan menolong mereka? Sia-sia saja 

mengharapkan hal itu, sebab Aku akan membinasakan ibumu, 

Samaria, kota induk itu, seluruh negeri itu, atau kerajaan itu, yang 

menjadi seperti ibu bagi setiap penjuru negeri. Seluruh negeri akan 

dibungkam. Perhatikanlah, jika  semua terlibat dalam kesalahan, 

tidak mungkin mengharapkan yang lebih ringan selain bahwa semua 

akan dilibatkan dalam pembinasaan. 

Alasan-alasan Perseteruan Tuhan   dengan Israel;  

Dosa-dosa Para Imam dan Umat  

(4:6-11) 

6 Umat-Ku binasa sebab  tidak mengenal Tuhan  ; sebab  engkaulah yang menolak 

pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan sebab  engkau 

melupakan pengajaran Tuhan  mu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu. 7 Makin 

bertambah banyak mereka, makin berdosa mereka kepada-Ku, kemuliaan mereka akan 

Kutukar dengan kehinaan. 8 Mereka mendapat rezeki dari dosa umat-Ku dan 

mengharapkan umat-Ku itu berbuat salah. 9 Maka seperti nasib rakyat demikianlah nasib 

imam: Aku akan menghukum dia sebab  tindakan-tindakannya dan Aku akan 

membalaskan perbuatan-perbuatannya kepadanya. 10 Mereka akan makan, namun  tidak 

menjadi kenyang, mereka akan bersundal, namun  tidak menjadi banyak, sebab mereka telah 

meninggalkan TUHAN untuk berpegang kepada sundal. 11 Anggur dan air anggur 

menghilangkan daya pikir. 

Tuhan   dalam perikop ini meneruskan perseteruan-Nya baik dengan para imam 

maupun dengan umat. Bangsamu itu seperti orang yang berbantah-bantah 

dengan para imam (ay. 4, KJV), saat mereka memiliki imam-imam yang 

menjalankan tugas mereka. namun  , sebagian besar imam melalaikan tugas 

mereka, dan di sini ada firman untuk para imam itu, dan untuk bangsa yang 

menyukai hal yang demikian (Yer. 5:31). Dapat dicermati di sini bagaimana 

hukuman itu sesuai dengan dosanya, dan bagaimana, untuk membenarkan tin-

dakan-Nya, Tuhan   mempertentangkan hukuman dengan dosanya. 

I. Bangsa itu berbantah-bantah dengan para imam yang seharusnya mengajar 

mereka pengenalan akan Tuhan  . Oleh sebab  itu, pantaslah jika mereka 

binasa sebab  tidak mengenal Tuhan   (ay. 6). Perhatikanlah, orang-orang yang 

memberontak terhadap terang tidak bisa mengharapkan hal lain selain 

binasa dalam kegelapan. Atau, itu merupakan dakwaan terhadap para imam, 

yang seharusnya tetap mengajarkan pengetahuan kepada umat (Pkh. 12:9), 

namun  mereka tidak melakukannya. Atau, mereka melakukannya dengan 

cara yang sedemikian rupa seolah-olah mereka tidak melakukannya sama 

sekali, sehingga tidak ada pengenalan akan Tuhan   di negeri. Dan sebab  tidak 

ada wahyu, atau tidak ada penglihatan untuk tujuan apa pun, maka binasalah 

umat (Ams. 29:18). Perhatikanlah, kebodohan sama sekali bukan merupakan 

akar ketaatan, melainkan justru akar kehancuran. Tidak adanya penge-

tahuan akan menghancurkan siapa saja atau bangsa mana saja. Umat-Kulah 

yang dibinasakan dengan cara demikian. Hubungan mereka dengan Tuhan   

sebagai umat-Nya memperberat dosa mereka, sebab  mereka tidak 

berupaya mendapatkan pengenalan akan Tuhan   yang di bawah perintah-Nya 

mereka hidup dan yang dengan-Nya mereka terikat kovenan. Hal itu juga 

memperberat dosa orang-orang yang seharusnya mengajar mereka. Tuhan   

mengirim anak-anak-Nya untuk belajar kepada para imam, namun para 

imam itu tidak pernah memperhatikan mereka atau ambil pusing dengan 

mereka. 

II. Baik para imam maupun umat menolak pengenalan akan Tuhan  , maka 

pantaslah jika Tuhan   menolak mereka. Alasan umat tidak belajar, dan para 

imam tidak mengajar, bukanlah sebab  tidak ada terang, melainkan sebab  

mereka membencinya. Bukan sebab  mereka tidak memiliki sarana untuk 

mendapat pengenalan akan Tuhan   dan menyampaikannya, melainkan sebab  

mereka tidak memiliki  hati untuk mendapatkannya. Mereka menolaknya. 

Mereka tidak suka mengetahui jalan-jalan Tuhan  , namun  menjauhkannya dari 

mereka, dan menutup mata mereka terhadap terang. Oleh sebab  itu, “Aku 

menolak engkau. Aku akan menolak mengenal engkau dan mengakui engkau 

sebagai milik-Ku. Engkau tidak mau mengenal-Ku, namun  menyuruh-Ku 

enyah. Oleh sebab  itu, Aku akan berkata, enyahlah dari pada-Ku, Aku tidak 

pernah mengenal kamu. Aku menolak engkau menjadi imam-Ku.” 

1. Para imam itu tidak akan lagi mendapat hak-hak istimewa imamat, atau 

melaksanakan tugas-tugas imam, tidak pula mereka akan pernah 

diterima lagi, seperti yang kita dapati (Yeh. 44:13). Perhatikanlah, 

hamba-hamba Tuhan yang menolak pengenalan akan Tuhan  , yang 

bersikap masa bodoh dan mendatangkan aib, tidak boleh diakui sebagai 

hamba-hamba Tuhan. Sebaliknya, apa yang mereka anggap ada pada 

mereka akan diambil (Luk. 8:18, KJV). 

2. Bangsa itu tidak akan lagi menjadi seperti dahulu, sebuah kerajaan 

imam, imamat yang rajani (Kel. 19:6). Umat Tuhan  , dengan menolak 

pengenalan akan Tuhan  , kehilangan kehormatan mereka dan menajiskan 

mahkota mereka sendiri. 

III. Mereka melupakan pengajaran Tuhan  , tidak ingin ataupun berusaha untuk 

tetap mengingatnya, tidak pula meneruskan ingatan terhadap pengajaran itu 

kepada keturunan mereka. Oleh sebab  itu, pantaslah jika Tuhan   akan 

melupakan mereka dan anak-anak mereka, anak-anak bangsa itu. Mereka 

tidak mendidik anak-anak mereka, seperti yang seharusnya mereka lakukan, 

dalam pengenalan akan Tuhan   dan kewajiban mereka terhadap-Nya. Oleh ka-

rena itu Tuhan   akan menyangkal mereka, sebagai orang-orang yang tidak 

memiliki kovenan dengan-Nya. Perhatikanlah, jika orangtua tidak mengajar 

anak-anak mereka, di saat mereka masih muda, untuk mengingat Pencipta 

mereka, maka mereka tidak dapat berharap bahwa Pencipta mereka akan 

mengingat anak-anak itu. Atau, bisa juga yang dimaksudkan yaitu  anak-

anak imam. Mereka tidak akan meneruskan orangtua mereka dalam tugas 

keimaman, namun  akan jatuh miskin, seperti yang diancamkan terhadap 

keluarga Eli (1Sam. 2:27 -36). 

IV. Mereka tidak menghormati Tuhan   dengan apa yang menjadi kehormatan 

mereka, maka pantaslah jika Tuhan   akan melucuti kehormatan itu dari 

mereka (ay. 7). Suatu kehormatan bagi mereka bahwa mereka bertambah 

besar dalam jumlah, kekayaan, kuasa, dan martabat. Bangsa mereka awalnya 

kecil, namun  dengan berjalannya waktu mereka bertambah sangat banyak 

dan bertumbuh sangat pesat. Keluarga para imam bertambah banyak secara 

luar biasa. namun  , makin bertambah banyak mereka, makin berdosa 

mereka kepada Tuhan  . Semakin padat penduduk bangsa itu, semakin banyak 


 

412 

dosa yang dilakukan, dan semakin cemar mereka. Kekayaan, kehormatan, 

dan kekuasaan mereka hanya membuat mereka semakin lancang dalam 

berbuat dosa. Oleh sebab  itu, Tuhan   berfirman, kemuliaan mereka akan 

Kutukar dengan kehinaan. Adakah jumlah mereka menjadi kemuliaan me-

reka? Tuhan   akan mengurangi jumlah mereka dan menjadikan mereka 

sedikit. Adakah kekayaan mereka menjadi kemuliaan mereka? Tuhan   akan 

membuat mereka menjadi miskin dan merendahkan mereka. Dengan begitu, 

mereka sendiri merasa malu akan hal-hal yang dahulu mereka megahkan. 

Imam-imam mereka akan dibuat menjadi hina dan rendah (Mal. 2:9). 

Perhatikanlah, apa yang menjadi kehormatan kita, jika kita tidak 

menghormati Tuhan   dengan hal itu, cepat atau lambat akan diubah menjadi 

kehinaan kita. Sebab siapa yang menghina Tuhan  , akan dipandang rendah 

(1Sam. 2:30). 

V. Para imam mendapat rezeki dari dosa umat Tuhan  , dan sebab  itu mereka 

akan makan, namun  tidak menjadi kenyang. 

1. Mereka menyalahgunakan tunjangan yang disediakan untuk para imam, 

yaitu para imam dari keluarga Harun, berdasar  hukum Tuhan  , dan 

para imam palsu yang menyembah patung anak lembu, berdasar  

ketetapan mereka sendiri (ay. 8): Mereka mendapat rezeki dari dosa 

umat-Ku, yaitu dari korban penghapus dosa mereka. Jika yang dimaksud 

yaitu  imam-imam patung anak lembu, hal ini menyiratkan bahwa 

mereka merampas bagian yang bukan hak mereka. Mereka merebut 

pendapatan para imam, walaupun mereka bukan imam. Jika yang 

dimaksud yaitu  imam-imam yang sah, hal ini menyiratkan keserakahan 

mereka akan keuntungan dan penghasilan tambahan dari jabatan 

mereka, padahal mereka sama sekali tidak ambil peduli untuk 

melakukan tugas jabatan mereka. Mereka berpesta pora dengan bagian 

yang mereka terima dari persembahan-persembahan kepada Tuhan, 

namun  melupakan pekerjaan yang untuknya mereka dibayar dengan 

begitu baik. Mereka mengharapkan umat itu berbuat salah. Mereka 

mengangkat jiwa mereka kepada umat, artinya, mereka senang umat 

melakukan kesalahan, supaya umat itu wajib membawa persembahan 

untuk menebusnya, dan mereka pasti akan mendapat bagian dari 

persembahan itu. Semakin banyak dosa, semakin banyak korban. Oleh 

sebab  itu, mereka tidak peduli seberapa banyak dosa yang dilakukan 

umat itu. Bukannya memperingatkan umat akan dosa, dengan 

menimbang korban-korban yang harus dibawa, yang menunjukkan 

betapa dosa merupakan pelanggaran besar terhadap Tuhan  , sebab  me-

merlukan penebusan seperti itu, para imam itu malah membuat umat 

berani dan terdorong untuk berbuat dosa, sebab  penebusan dosa dapat 

dibuat dengan begitu mudah. Demikianlah mereka mengenyangkan diri 

dengan dosa-dosa umat, dan membantu mempertahankan apa yang 

seharusnya mereka tumpas. Perhatikanlah, sungguh jahat jika  kita 

merasa senang dengan dosa-dosa orang lain sebab , dengan satu atau 

lain cara, hal itu akan memberi kita keuntungan. 

2. Oleh sebab  itu, Tuhan   akan menahan berkat-Nya atas barang-barang 

untuk pemeliharaan mereka (ay. 10): Mereka akan makan, namun  tidak 

menjadi kenyang. Walaupun mereka mendapat sangat banyak dari 

melimpahnya korban yang masuk, namun mereka tidak akan mendapat 

kepuasan di dalamnya. Entah makanan mereka tidak akan memberi  

gizi yang baik atau nafsu serakah mereka tidak akan dipuaskan dengan 

makanan itu. Perhatikanlah, sesuatu yang diperoleh dengan cara tidak 

halal tidak bisa dimanfaatkan dengan nyaman, tidak bisa, begitu pula 

dengan sesuatu yang diincar di luar batas kewajaran. Sudah sepantasnya 

keinginan yang tak terpuaskan tidak akan pernah dipuaskan. Dan biarlah 

tidak pernah merasa cukup orang-orang yang tidak pernah sadar bahwa 

mereka sudah berkecukupan (Lihat Mi. 6:14; Hag. 1:6). 

VI. Makin bertambah banyak mereka, makin berdosa mereka (ay. 7). Oleh 

sebab  itu, walaupun mereka bersundal, walaupun mereka memakai cara-

cara yang paling keji untuk memperbanyak bangsa mereka, namun mereka 

tidak menjadi banyak. Walaupun mereka memiliki  banyak istri dan 

gundik, seperti Salomo, namun mereka tidak akan dapat membangun 

keluarga besar dengan banyak keturunan, sama seperti Salomo. 

Perhatikanlah, orang-orang yang berharap dapat bertambah besar dengan 

cara yang melanggar hukum pasti akan dikecewakan. Inilah alasannya Tuhan   

akan menggagalkan semua rencana mereka, sebab mereka telah mening-

galkan TUHAN. Dahulu mereka memberi  sedikit banyak perhatian pada 

Tuhan  , dan pada wewenang-Nya serta kepentingan-Nya dalam diri mereka. 

namun  , mereka telah meninggalkan semuanya itu. Mereka tidak 

mengindahkan baik firman-Nya maupun penyelenggaraan-Nya. Mereka 

tidak memandang Dia dalam kedua hal itu. Mereka meninggalkan-Nya, 

dengan berhenti mengindahkan-Nya. Mereka sudah begitu murtad sampai-

sampai tidak peduli sedikit pun terhadap Tuhan  , namun  sepenuhnya tanpa 

Tuhan   di dalam dunia. Perhatikanlah, orang-orang yang meninggalkan Tuhan 

dengan berhenti mengindahkan-Nya, meninggalkan segala sesuatu yang 

baik, dan tidak dapat mengharapkan hal lain selain bahwa segala kebaikan 

akan meninggalkan mereka. 

VII. Umat dan para imam benar-benar mengeraskan satu sama lain dalam dosa. 

Oleh sebab itu, pantaslah jika mereka akan sama-sama mendapat hukuman 

(ay. 9): Seperti nasib rakyat demikianlah nasib imam. Mereka serupa dalam 

tabiat. Umat dan imam sama-sama bebal dan cemar, tidak memedulikan 

Tuhan   dan kewajiban mereka, dan kecanduan menyembah berhala. Oleh ka-

rena itu, keadaan mereka pun akan serupa. Tuhan   akan mendatangkan 

penghakiman-penghakiman atas mereka, yang akan menjadi kehancuran 

baik bagi imam maupun bagi umat. Kelaparan yang membuat umat 

kekurangan makanan akan membuat para imam kekurangan korban sajian 

(Yl. 1:9). Memang sudah menjadi gambaran dari penghancuran secara 

menyeluruh bahwa seperti nasib rakyat demikianlah nasib imam (Yes. 24:2). 

Penghakiman-penghakiman Tuhan  , jika  datang untuk menjalankan 

perintah, tidak akan memandang muka. Perhatikanlah, orang-orang yang 

bersama-sama berbuat dosa harus bersiap untuk mengalami kehancuran 

bersama-sama. Demikianlah Tuhan   akan menghukum mereka sebab  

tindakan-tindakan mereka, dan akan membalaskan perbuatan-perbuatan 

mereka kepada mereka. Tuhan   akan membuat perbuatan-perbuatan mereka 

berbalik kepada mereka (demikianlah dalam bahasa aslinya). saat  dosa 

diperbuat, si pendosa mengira bahwa dosa itu telah hilang, dan ia tidak akan 

mendengar lagi tentangnya. namun  , ia akan mendapati dosa itu disebut 

kembali, dan dibuat berbalik, entah untuk mempermalukannya atau untuk 

menghukumnya. 

VIII. Mereka memanjakan diri dalam kenikmatan-kenikmatan indrawi, untuk 

menyukakan hati mereka. namun  , mereka akan mendapati bahwa 

kenikmatan itu menghilangkan daya pikir mereka: Anggur dan air anggur 

menghilangkan daya pikir (ay. 11). Beberapa penafsir menggabungkan 

kalimat ini dengan kalimat sebelumnya. Mereka telah meninggalkan 

TUHAN, untuk berpegang kepada sundal, anggur, dan anggur baru. Atau, 

sundal dan anggur ini telah menghilangkan daya pikir mereka. Kesenangan-

kesenangan indrawi telah menjauhkan mereka dari ibadah mereka dan 

menenggelamkan segala sesuatu yang baik dalam diri mereka. Atau, kita 

dapat melihatnya sebagai kalimat tersendiri, yang mengandung kebenaran 

agung yang kita lihat benar-benar terjadi dalam pengalaman sehari-hari, 

bahwa kemabukan dan kenajisan merupakan dosa yang membuat orang 

menjadi dungu dan tidak berpikir waras, yang membuat mereka lemah dan 

rapuh. Kemabukan dan kenajisan menghilangkan pengertian dan juga 

keberanian. 

Dosa-dosa Imam dan Umat;  

Peringatan bagi Yehuda 

(4:12-19) 

12 Umat-Ku bertanya kepada pohonnya, dan tongkatnya akan memberitahu kepadanya, 

sebab roh perzinahan menyesatkan mereka, dan mereka berzinah meninggalkan Tuhan   

mereka. 13 Mereka mempersembahkan korban di puncak gunung-gunung dan membakar 

korban di atas bukit-bukit, di bawah pohon besar dan pohon hawar dan pohon rimbun, 

sebab naungannya baik. Itulah sebabnya anak-anakmu wanita  berzinah dan 

menantu-menantumu wanita  bersundal. 14 Aku tidak akan menghukum anak-anak 

wanita mu sekalipun mereka berzinah, atau menantu-menantumu wanita , 

sekalipun mereka bersundal; sebab mereka sendiri mengasingkan diri bersama-sama 

dengan wanita -wanita  sundal dan mempersembahkan korban bersama-sama 

dengan sundal-sundal bakti, dan umat yang tidak berpengertian akan runtuh. 15 Jika 

engkau ini berzinah, hai Israel, janganlah Yehuda turut bersalah! Janganlah pergi ke 

Gilgal, dan janganlah naik ke Bet-Awen, dan janganlah bersumpah: “Demi TUHAN yang 

hidup!” 16 Sebab Israel degil seperti lembu yang degil, masakan sekarang TUHAN 

menggembalakan mereka, seperti domba di tanah lapang? 17 Efraim bersekutu dengan 

berhala-berhala, biarkanlah dia! 18 Persepakatan para pemabuk! mereka menyerahkan 

diri habis-habisan kepada persundalan; mereka lebih mencintai kehinaan dari pada 

kemasyhuran mereka. 19 Angin melingkupi mereka dalam sayap-sayapnya, dan mereka 

akan mendapat malu sebab  korban-korban mereka. 

Dalam perikop ini kita mendapati, seperti sebelumnya, 

I. Dosa-dosa yang didakwakan atas umat Israel, yang menjadi alasan mengapa 

Tuhan   beperkara dengan mereka. Dosa-dosa itu meliputi, 

1. Perzinahan rohani, atau penyembahan berhala. Roh perzinahan ada di 

dalam diri mereka, yakni kecenderungan yang kuat pada dosa itu. Hati 

mereka condong ke arah sana. Kejahatan itu yaitu  perbuatan mereka 

sendiri. Mereka ditarik pada dosa itu dengan kekerasan yang tidak 

terjelaskan, dan hal ini membuat mereka tersesat. Perhatikanlah, 

kesesatan dan kesalahan dalam menilai biasanya merupakan akibat dari 

rasa kasih yang bobrok. Itulah alasannya manusia melihat dosa sebagai 

hal yang baik, sebab hati mereka cenderung ke sana. sebab  memiliki 

gagasan yang demikian keliru tentang berhala, dan kecenderungan yang 

demikian menggebu-gebu terhadapnya, maka tidak mengherankan jika 

dengan pikiran dan hati yang seperti itu mereka berzinah meninggalkan 

Tuhan   mereka (ay. 12). Mereka seharusnya tunduk kepada-Nya sebagai 

kepala dan suami mereka, seharusnya mengikuti tuntunan dan perintah-

Nya, namun  mereka memberontak dan berubah setia, dan menempatkan 

diri mereka di bawah tuntunan dan perlindungan Tuhan  -Tuhan   palsu. 

Demikianlah, Israel berzinah (ay. 15). Perilaku mereka dalam menyembah 

berhala seperti perilaku seorang pezinah, penuh hawa nafsu dan tidak 

tahu malu. Dan Israel degil seperti lembu yang degil (ay. 16), seperti 

lembu liar (demikian menurut sebagian penafsir), atau seperti lembu 

yang membangkang dan susah diatur (demikian menurut sebagian yang 

lain), seperti lembu lepas kandang yang berlari ke sana ke mari di 

padang rumput. Atau, jika dipasangi kuk (yang tampaknya dimaksudkan 

di sini), lembu itu akan mundur dan bukan maju, akan berusaha 

melepaskan kuk dari lehernya dan alur bajak dari kakinya. Begitu susah 

diatur, tidak bisa dikendalikan, dan tidak penurutnya orang Israel itu. 

Mereka sudah mulai mengenakan kuk ketetapan Tuhan  , namun  kemudian 

mereka mundur, seperti orang-orang dursila, yang tidak mau memikul 

kuk. Saat para nabi diutus dengan membawa galah teguran, untuk 

mendorong mereka maju, mereka malah menendang ke galah rangsang, 

dan berlari mundur. Kesimpulan dari semua ini yaitu  (ay. 17), Efraim 

bersekutu dengan berhala-berhala, benar-benar menikah dengannya. 

Rasa kasih mereka melekat pada berhala-berhala itu, dan hati mereka 

berpaut kepada mereka. Ada dua perbuatan yang diberikan sebagai 

contoh dari perzinahan rohani mereka. Dalam kedua perbuatan itu, 

mereka memberi  kemuliaan kepada berhala-berhala mereka, yang 

seharusnya diberikan kepada Tuhan   saja: 

(1) Mereka meminta petunjuk kepada berhala-berhala itu sebagai sabda 

ilahi, dan menggunakan ilmu tenung yang mereka pelajari dari 

imam-imam berhala mereka (ay. 12): Umat-Ku bertanya kepada 

pohonnya, Tuhan   mereka yang terbuat dari kayu. Mereka datang 

kepadanya untuk meminta nasihat dan arahan mengenai tindakan 

yang harus mereka perbuat, serta keterangan tentang peristiwa yang 

akan terjadi. Mereka berkata kepada sepotong kayu: Engkaulah 

bapaku (Yer. 2:27). Dan, jika kayu itu memang bapa mereka, maka 

layaklah ia menerima kehormatan ini. Namun, perbuatan ini 

merupakan penghinaan yang besar terhadap Tuhan  , Bapa mereka 

yang sebenarnya, dan yang sabda-Nya ada di tengah-tengah mereka, 

yang dapat dengan bebas mereka mintai petunjuk setiap saat. 

Mereka juga berharap bahwa tongkat mereka akan memberitahu 

mereka jalan yang harus mereka ambil dan bagaimana nanti 

hasilnya. Ada kemungkinan bahwa ayat ini mengacu pada sejumlah 

cara tenung yang keji yang digunakan di antara bangsa-bangsa lain, 

dan yang dipelajari oleh orang Yahudi dari mereka, melalui sepotong 

kayu, atau melalui tongkat, seperti Nebukadnezar yang melakukan 

tenungan melalui panahnya (Yeh. 21:21). Perhatikanlah, orang-orang 

yang meninggalkan sabda Tuhan  , untuk mencari petunjuk dari dunia 

dan kedagingan, pada dasarnya bertanya kepada pohon dan tongkat 

mereka.  

(2) Mereka mempersembahkan korban kepada berhala itu sebagai Tuhan  , 

yang perkenanannya mereka harapkan dan yang murkanya mereka 

takuti dan hindari (ay. 13): Mereka mempersembahkan korban 

kepada berhala itu, untuk mendamaikan dan menenangkannya, dan 

membakar korban baginya, untuk menyenangkan dan memuaskan-

nya, dan berharap bahwa dengan kedua perbuatan ini  mereka 

akan mendapat perkenanannya. Tuhan   telah memilih tempat di mana 

Dia ingin nama-Nya disebut. namun   mereka, jsesudah  

mengabaikan tempat itu, memilih tempat-tempat lain untuk 

upacara-upacara ibadah mereka yang penuh kedurhakaan, yang 

menyenangkan khayalan mereka sendiri. Mereka memilih, 

[1] Tempat-tempat yang tinggi, di puncak gunung-gunung dan di atas 

bukit-bukit. Dengan bodohnya, mereka membayangkan bahwa 

ketinggian suatu tempat memberi mereka suatu keuntungan 

dalam mendekati sorga. 

[2] Tempat-tempat yang rindang, di bawah pohon besar dan pohon 

hawar dan pohon rimbun, sebab naungannya menyenangkan bagi 

mereka, terutama di negeri yang panas itu. Itulah sebabnya 

mereka berpikir bahwa hal itu pun menyenangkan bagi Tuhan  -

Tuhan   mereka. Atau, mereka berkhayal bahwa naungan yang 

rindang itu cocok untuk bermenung, dan memenuhi pikiran 

dengan kekaguman dan kegentaran, dan sebab  itu sesuai untuk 

penyembahan. 

2. Persundalan jasmani juga merupakan kejahatan lain yang dituduhkan 

kepada mereka di sini: Mereka menyerahkan diri habis-habisan kepada 

persundalan (ay. 18). Mereka memperdagangkan kenajisan. Perbuatan 

itu tidak dilakukan hanya sesekali, namun  terus-menerus, seperti banyak 

orang yang matanya penuh nafsu zinah dan tidak pernah jemu berbuat 

dosa zinah itu (2Ptr. 2:14). Nah, kenajisan dan kemesuman yang men-

jijikkan yang didapati di Israel itu dibicarakan di sini, 

(1) Sebagai sesuatu yang mengiringi penyembahan berhala mereka. 

Ilah-ilah palsu mereka menarik mereka ke dalamnya. Sebab Iblis 

yang mereka sembah, walaupun merupakan roh, yaitu  roh najis. 

Orang-orang yang menyembah berhala mengasingkan diri bersama-

sama dengan wanita -wanita  sundal, dan mereka 

mempersembahkan korban bersama-sama dengan sundal-sundal 

bakti. Oleh sebab  mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Tuhan  , 

namun  malah mempermalukan-Nya, maka Tuhan   menyerahkan mereka 

kepada hawa nafsu yang memalukan. Dan dengan memanjakan diri 

dalam hawa nafsu itu, mereka mempermalukan diri mereka sendiri 

(Rm. 1:24, 28, terjemahan bebas). 

(2) Sebagai hukuman atas penyembahan berhala itu. Orang-orang yang 

menyembah berhala mengasingkan diri bersama-sama dengan 

wanita -wanita  sundal yang melayani upacara penyembahan 

berhala itu, seperti dalam penyembahan Baal-Peor (Bil. 25:1-2). 

Untuk menghukum mereka atas perbuatan itu, Tuhan   menyerahkan 

istri dan anak wanita  mereka ke dalam hawa nafsu memalukan 

yang serupa: Mereka berzinah dan bersundal (ay. 13), yang tidak bisa 

tidak pasti sangat mendukakan dan mempermalukan suami dan 

orangtua mereka. Sebab orang yang dengan sendirinya tidak 

memelihara kekudusan ingin agar istri dan anak wanita nya 

memelihara kekudusan. Namun, biarlah mereka menyadari dosa 

mereka saat  melihat hukuman mereka, seperti perzinahan Daud 

yang dihukum dengan pencemaran terhadap istri-istri Daud oleh 

anaknya sendiri (2Sam. 12:11). Perhatikanlah, jika  dosa yang 

sama yang dilakukan orang lain membuat seseorang berduka dan 

menderita, yakni dosa yang ia sendiri lakukan juga, maka ia harus 

mengakui bahwa Tuhan itu adil.  

3. Penyelewengan keadilan (ay. 18). Penguasa mereka (biarlah hal ini 

dikatakan untuk mempermalukan mereka) sangat menyukai pemberian 

(KJV). Artinya, mereka sangat menyukai suap, dan mulut mereka selalu 

mengatakan, berilah, berilah. Mereka ketagihan keuntungan yang 

memalukan. Setiap orang yang berurusan dengan mereka harus bersiap 

untuk ditanya, “Apa yang akan kauberikan?” Walaupun, sebagai 

penguasa, mereka terikat kewajiban untuk menegakkan keadilan, namun 

tidak ada orang yang bisa memperoleh keadilan tanpa membayar. Dan 

sudah pasti bahwa mereka akan melakukan ketidakadilan demi bayaran. 

Perhatikanlah, cinta akan uang menghancurkan keadilan dan merupakan 

akar segala kejahatan. namun  , dari semua orang, sungguh 

memalukan bagi para penguasa untuk mencintai pemberian, padahal 

mereka seharusnya merupakan orang-orang yang takut akan Tuhan   dan 

benci kepada pengejaran suap. Mungkin inilah yang dimaksudkan dalam 

bagian dari dakwaan di sini, minuman mereka menjadi asam, minuman 

mereka tidak berguna, sudah basi (ay. 18, KJV). Keadilan, jika  

ditegakkan sebagaimana mestinya, sungguh menyegarkan, seperti 

minuman bagi orang yang haus, namun  jika  diselewengkan, dan para 

penguasa menerima imbalan untuk membenarkan yang bersalah atau 

menghukum yang tidak bersalah, maka minuman itu menjadi asam. 

Mereka mengubah keadilan menjadi ipuh (Am. 5:7). Atau, ayat ini 

mungkin secara umum mengacu pada kebejatan akhlak seluruh bangsa. 

Mereka telah kehilangan segala hidup dan roh mereka, dan sama 

menjijikkannya bagi Tuhan   seperti minuman yang basi atau asam bagi 

kita (Lihat Ul. 32:32-33). 

II. Tanda-tanda murka Tuhan   terhadap mereka sebab  dosa-dosa mereka.  

1. Istri dan anak wanita  mereka tidak akan dihukum atas celaka dan 

aib yang mereka timpakan kepada keluarga mereka (ay. 14): Aku tidak 

akan menghukum anak-anak wanita mu. Dan, sebab  tidak dihukum 

atas dosa-dosa mereka, mereka akan terus melakukannya. 

Perhatikanlah, diluputkannya seorang pendosa dari hukuman 

adakalanya menjadi hukuman bagi pendosa lain. Atau, “Aku tidak akan 

menghukum mereka seperti Aku menghukum engkau. Sebab engkau 

harus mengakui, seperti yang diakui Yehuda mengenai menantu perem-

puannya, bahwa mereka lebih benar dibandingkan  engkau,” (Kej. 38:26). 

2. Mereka sendiri akan mengalami kemakmuran untuk sementara waktu, 

namun  kemakmuran mereka akan membantu menghancurkan mereka. 

Kemakmuran itu datang sebagai tanda murka Tuhan   (ay. 16): TUHAN 

menggembalakan mereka seperti domba di tanah lapang. Mereka akan 

memiliki padang rumput yang subur dan luas, tempat mereka akan 

diberi makan hingga kenyang, dan mendapat makanan yang terbaik. 

namun  semua itu hanya untuk menyiapkan mereka untuk disembelih, 

seperti domba yang diberi makan dengan cara demikian. Jika mereka 

menjadi gemuk dan menendang ke belakang, sebenarnya mereka hanya 

menjadi gemuk untuk penyembelih. namun  , sebagian penafsir 

mengartikan bahwa mereka akan diberi makan seperti domba di tempat 

umum, memang tempat yang luas, namun  rumputnya pendek dan 

tempatnya tidak aman. Gembala Israel akan membawa mereka keluar 

baik dari padang rumput-Nya maupun dari perlindungan-Nya. 

3. Tidak boleh ada tindakan yang dilakukan untuk membuat mereka 

bertobat (ay. 17): “Efraim bersekutu dengan berhala-berhala, jatuh cinta 

kepada mereka dan kecanduan mereka, sebab  itu biarkanlah dia, 

seperti dalam ayat 4, janganlah ada orang menegor dia. Biarkanlah dia 

dalam kedegilan hatinya, dan berjalan mengikuti rencananya sendiri. 

Kami tadinya mau menyembuhkan dia, namun  dia tidak mau disembuhkan, 

sebab  itu tinggalkanlah dia.” Lihatlah bagaimana kesudahan mereka (Ul. 

32:20). Perhatikanlah, sungguh penghakiman yang menyedihkan dan 

pedih bagi siapa saja jika dia dibiarkan sendiri dalam dosa, jika Tuhan   

berkata tentang seorang berdosa, “Dia bersekutu dengan berhala-

berhalanya, dunia, dan kedagingan. Dia tidak dapat dipulihkan lagi dari 

kesombongan, ketamakan, atau kecemaran. Dia seorang pemabuk atau 

pezinah yang tidak tersembuhkan. Biarkanlah dia. Hati nurani, 

biarkanlah dia. Hamba Tuhan, biarkanlah dia. Penyelenggaraan Tuhan  , 

biarkanlah dia. Janganlah ada yang menyadarkan dia hingga api neraka 

menyadarkannya.” Sang ayah tidak lagi menegur si anak pemberontak 

saat  dia memutuskan untuk mencabut hak warisnya. “Orang yang 

tidak merasa terusik dalam berbuat dosa akan dihancurkan sebab  

dosanya.” 

4. Mereka akan dihempaskan jauh-jauh oleh kehancuran yang sangat cepat 

dan memalukan (ay. 19): Angin melingkupi mereka dalam sayap-

sayapnya, untuk membawa mereka pergi ke pembuangan, secara tiba-

tiba, dengan keras, dan tanpa terelakkan. Tuhan   akan melanda mereka 

dengan angin ribut (Mzm. 58:10, KJV). Dan dengan demikian mereka akan 

mendapat malu sebab  korban-korban mereka, malu sebab  dosa mereka 

dalam mempersembahkan korban kepada berhala. Mereka juga akan 

malu sebab  kebodohan mereka dalam membuat diri mereka membayar 

harga yang semahal itu untuk para Tuhan   yang tidak memiliki kuasa 

untuk menolong mereka, dan dengan demikian menjadikan Tuhan   

sebagai musuh mereka, padahal Ia memiliki kekuatan yang maha kuasa 

untuk menghancurkan mereka. Perhatikanlah, ada korban-korban yang 

pada suatu hari nanti akan membuat manusia malu. Orang-orang yang 

telah mengorbankan waktu, kekuatan, kehormatan, dan segala 

penghiburan mereka untuk dunia dan kedagingan, akan segera merasa 

malu akan hal itu. Begitu pula halnya dengan orang-orang yang 

membawa kepada Tuhan   korban-korban yang buta, timpang, dan tanpa 

kesungguhan hati. 

III. Peringatan yang diberikan kepada Yehuda untuk tidak melakukan dosa 

dengan cara yang sama seperti pelanggaran Israel. Dikatakan pada bagian 

penutup ayat 14, umat yang tidak berpengertian akan runtuh. Pasti akan 

jatuh orang-orang yang tidak mengerti bagaimana cara menghindari, atau 

melewati, batu sandungan yang mereka jumpai. Sebab itu siapa yang 

menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh, 

khususnya kedua suku itu: Jika engkau ini berzinah, hai Israel, janganlah 

Yehuda turut bersalah. Walaupun Israel terjerat dalam penyembahan 

berhala (ay. 15), namun janganlah Yehuda tertular. Nah, 

1. Peringatan ini sangatlah penting. Orang Israel bersaudara dan 

bertetangga dekat dengan orang Yehuda. Israel lebih banyak jumlahnya, 

dan pada saat ini berada dalam keadaan yang makmur. Oleh sebab  itu, 

ada bahaya jangan-jangan orang Yehuda akan meniru cara hidup orang 

Israel sehingga mendatangkan jerat bagi jiwa mereka. Perhatikanlah, 

semakin dekat kita dengan sumber penularan dosa, semakin perlu kita 

berjaga-jaga. 

2. Peringatan ini sangatlah masuk akal: “Biarkanlah Israel berzinah, namun  

janganlah Yehuda turut serta. Sebab Yehuda memiliki sarana-sarana 

pengetahuan yang lebih besar dibandingkan Israel, memiliki Bait Tuhan   

dan imamat, dan seorang raja dari keturunan Daud. Dari Yehudalah, Silo 

akan datang. Dan untuk Yehudalah, Tuhan   mempersiapkan berkat-berkat 

yang besar. Oleh sebab  itu, janganlah Yehuda turut bersalah, sebab ada 

lebih banyak hal yang diharapkan dari mereka dibandingkan dari orang 

Israel. Ada lebih banyak yang harus mereka pertanggungjawabkan bila 

mereka turut bersalah, dan Tuhan   akan menindak mereka dengan lebih 

keras. Jika Israel berzinah, janganlah Yehuda turut serta, sebab 

seandainya demikian maka Tuhan   tidak lagi memiliki umat yang 

mengakui-Nya di dunia.” Tuhan   berbicara kepada orang Yehuda di sini, 

seperti Kristus berbicara kep